BAB II TINJAUAN PUSTAKA. II.1 Pengertian Pedoman Investasi di Pasar Modal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. II.1 Pengertian Pedoman Investasi di Pasar Modal"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Pedoman Investasi di Pasar Modal Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), mereka mendefiniskan investasi sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Semakin maju dan berkembangnya suatu peradaban masyarakat, maka objek objek investasi dalam hal jenis maupun kecanggihan semakin berkembang. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan tertentu agar aktivitas investasi dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pasar Modal merupakan pasar yang memfasilitasi perdagangan surat berharga jangka panjang, baik dalam bentuk utang (obligasi), maupun modal sendiri (saham). Dalam melakukan investasi pada saham, ada beberapa pedoman yang perlu dicermati, di antaranya: Tentukan tujuan investasi Tujuan investasi ini akan mempengaruhi perilaku dalam melakukan investasi. Pada dasarnya tujuan investasi pada saham adalah untuk memperoleh capital gain (yaitu apresiasi dari nilai aset yang dibeli) dan dividen. Jika capital gain menjadi tujuan investasi, biasanya investor akan menjadi cenderung agresif dengan mengambil posisi jual atau beli yang cukup sering di pasar. Di lain pihak, jika dividen menjadi tujuan utama, investor akan cenderung menjadi pasif dan sangat berhati hati dalam memilih saham yang dapat memberikan dividen yang paling besar. 6

2 Ketahui Kemampuan Sumber Daya yang Dimiliki Sebaiknya dana dana yang di investasikan adalah dana dana yang tidak mempengaruhi kondisi likuiditas perusahaan atau dana dana yang menganggur (idle fund). Dengan mengetahui kemapuan sumber daya yang dimiliki, maka tujuan utama yang ingin dicapai adalah agar dalam mengambil posisi jual atau beli di pasar adalah tidak melebihi sumber daya yang dimiliki. Jika pedoman ini dilanggar, sama artinya dengan menghadapkan perusahaan pada risiko yang lebih besar dan ini bertentangan dengan tujuan investasi semula, serta cenderung menjadi spekulasi yang dapat membahayakan kondisi likuiditas perusahaan. Tentukan jangka waktu investasi Jangka waktu investasi juga dapat mempengaruhi perilaku pengambilan posisi di pasar. Semakin pendek jangka waktu, akan semakin mendorong perilaku yang agresif dalam mengambil posisi jual dan beli di pasar. Pada dasarnya, jangka waktu investasi dapat dibedakan menjadi investasi dalam jangka pendek (short term), jangka menengah (medium term), dan jangka panjang (long term). Pahami risiko investasi pada saham Investasi pada saham bukanlah investasi yang sifatnya bebas dari risiko (risk free). Ada beberapa risiko yang memang menjadi karakteristik dibandingkan instrumen investasi lainnya. Risiko investasi pada saham adalah kemungkinan mengalami kerugian modal (capital loss), kehilangan kesempatan melakukan investasi instrumen lain (opportunity loss), dan adanya kemungkinan emiten akan dilikuidasi. 7

3 Kemungkinan investor mengalami kerugian timbul karena adanya fluktuasi harga saham. Fluktuasi harga sama dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya adalah kinerja dari emiten yang bersangkutan, kondisi makro ekonomi, kekuatan pasar, dan faktor faktor lain yang tidak dapat dijelaskan. Kondisi makro ekonomi yang secara tidak langsung mempengaruhi harga saham adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan kondisi politik di dalam negeri. Sebagai contoh, tingkat inflasi yang tinggi akan menyebabkan pasar modal menjadi lesu dan tidak bergairah. Inflasi adalah suatu kondisi di mana harga barang barang pada umumnya menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Inflasi dapat berasal dari sektor riil maupun sektor moneter. Inflasi yang berkaitan dengan pasar modal adalah inflasi yang berasal dari sektor moneter. Inflasi yang berkaitan dengan pasar modal adalah inflasi yang berasal dari sektor moneter. Hal ini karena inflasi berkaitan langsung dengan tingkat suku bunga di pasar. Jika tingkat inflasi meningkat, maka tingkat suku bunga juga akan meningkat. Jika suku bunga tidak ditingkatkan maka tidak ada orang yang mau menabung uangnya di bank pada saat tingkat suku bunga sama dengan tingkat inflasi. Dampaknya adalah suku bunga akan meningkat sebagai upaya untuk menarik minta masyarakat menabung di bank. Di sisi lain, jumlah bank yang cukup banyak menyebabkan persaingan suku bunga antar bank menjadi ketat, sehingga bank akan berlomba lomba memberikan suku bunga yang tinggi agar masyarakat menyimpan uang di bank tersebut. Kondisi ini menyebabkan suku bunga tabunga akan menjadi lebih tinggi dari biasanya dan melebihi tingkat pengembalian hasil investasi di pasar modal. Akibatnya, investasi di pasar modal menjadi tidak menarik lagi, dan 8

4 investor akan berduyun duyun mengalihkan dananya dari pasar modal ke tabungan dan memberikan tingkat pengembalian hasil yang lebih tinggi dan risiko lebih rendah. Kenali jenis jenis saham Hal ini penting, karena masing masing saham memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik ini perlu dikenali karena akan mempengaruhi tingkat pengembalian hasil yang diperoleh. Tentukan strategi investasi. Strategi investasi merupakan cara untuk mencapai tujuan investasi yang dilakukan. Hal hal yang perlu diperhatikan dan dicermati dalam menentukan strategi investasi adalah proporsi portfolio (pasar uang, saham dan obligasi), jenis saham yang dimasukkan dalam portfolio, pemilihan sektor bisnis yang potensial, mengutamakan saham saham perusahaan dengan arus kas yang sehat dan neraca yang solid, dan perkembangan tingkat suku bunga. Pada dasarnya, strategi investasi pada saham dapat dibagi menjadi dua, yaitu strategi aktif dan strategi pasif. Strategi aktif adalah strategi berpindah dari satu saham ke saham lain, mengambil posisi beli dan jual saham secara bertahap, dan membeli saham di pasar perdana dan menjualnya di pasar sekunder. Strategi pasif adalah membeli saham yang telah ditentukan dan menyimpannya dalam jangka panjang dan mengharapkan keuntungan dari pembagian dividen saja. Manfaatkan jasa Profesional Jika waktu untuk melakukan penelitian terhadap saham saham yang prospektif merupakan kendala, jangan enggan untuk memanfaatkan jasa profesional. Jasa 9

5 yang diberikan meliputi jasa analis sekuritas (security anlalyst) dan jasa pengelolaan dana (fund manager). Security analyst adalah profesional pasar modal yang memberikan rekomendasi saham saham yang memiliki prospek pertumbuhan baik dan menentukan kapan saat yang tepat untuk menjual dan membeli saham saham tersebut. Sedangkan fund manager adalah institusi atau perusahaan yang memberikan jasa pengelolaan dana untuk kemudian diinvestasikan di pasar uang dan pasar modal. Namun, biaya, untuk menyewa fund manager relatif besar, yaitu ditetapkan berdasarkan persentase dari total dana yang dikelola. Jika biaya menjadi kendala,maka seorang investor dapat menggunakan alternatif lain, misalnya reksa dana. Reksa dana adalah unit penyertaan pada investasi yang dilakukan oleh fund manager. Sebenarnya, reksa dana ini lebih ditujukan kepada investor individu maupun ritel, karena dengan jumlah dana investasi yang kecil dapat memanfaat kan jasa pengelolaan investasi yang profesional dari fund manager. Biaya fund manager ini ditanggung bersama sama oleh seluruh pemegang unit penyertaan, sehingga menjadi relatif lebih rendah. Ikuti perkembangan informasi yang terjadi secara terus menerus Hal ini penting agar investor tetap berhubungan (keep in touch) dengan isu terakhir yang terjadi di pasar modal. Hal tersebut juga dimaksudkan agar para investor dapat mengambil tindakan secara cepat jika terjadi perkembangan yang tidak diinginkan di pasar modal guna meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi dan memanfaatkan setiap momen positif semaksimal mungkin. 10

6 II.2 Konsep Dasar Penggabungan Saham Menjadi Portofolio Teori portofolio dan teori pasar modal sebelumnya hanya merupakan konsumsi kaum akademik, sedangkan manajer keuangan tidak memiliki minat atau tidak menyadari keberadaan teori tersebut. Namun situasi ini telah berubah seiring dengan bertambahnya sarjana yang memasuki profesi pengelolaan uang. Saat ini, manajer keuangan bersifat terbuka terhadap teori ini dan sering kali memberikan kontribusi pemikiran bagi teori tersebut. III.2.1 Portofolio yang Efisien dan Optimal Menurut Graham (2003) (h.120) dalam pembentukan portofolio, investor berusaha memaksimalkan pengembalian yang diharapkan dari investasi dengan tingkat risiko tertentu yang dapat diterima. Portofolio yang dapat mencapai tujuan di atas disebut dengan portofolio yang efisien. Konsep pengembalian yang diharapkan dan risiko akan dijelaskan lebih khusus pada bab berikutnya. Untuk membentuk portofolio yang efisien, perlu dibuat beberapa asumsi mengenai perilaku investor dalam membuat keputusan investasi. Asumi yang wajar adalahh investor cenderung menghindari risiko (risk averse). Investor penghindar risiko adalah investor yang jika dihadapkan pada dua investasi dengan pengembalian yang diharapkan yang sama dan risiko yang berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah. Jika investor memilih beberapa pilihan portofolio yang efisien, maka portofolio yang optimal yang akan dipilihnya. 11

7 III.2.2 Aktiva Berisiko Versus Aktiva Bebas Risiko Aktiva berisiko merupakan aktiva dimana pengembalian yang akan diterima di masa depan bersifat tidak pasti. Sebagai contoh, seorang investor membeli saham GM hari ini dan bermaksud untuk memegang saham tersebut hingga 1 tahun. Pada saat dilakukan pembelian saham, investor tidak mengetahui besar pengembalian yang akan diterimanya. Pengembalian yang diterima akan tergantung dari harga saham GM satu tahun mendatang dan pendapatan yang diperoleh investor selama 1 tahun. Maka, dapat disimpulkan saham merupakan aktiva berisiko. Bahkan sekuritas yang diterbitkan oleh pemerintah (obligasi) merupakan aktiva berisiko. Contohnya, obligasi yang jatuh tempo 30 tahun, investor tidak mengetahui berapa besar pengembalian yang diterimanya jika obligasi ini hanya disimpan selama 1 tahun. Hal ini terjadi karena perubahan suku bunga akan mempengaruhi pengembalian investasi pada obligasi tersebut selama satu tahun. Aktiva bebas risiko, aktiva yang pengembalian masa depannya dapat diketahui dengan pasti. Aktiva bebas risiko umumnya merupakan kewajiban jangka pendek dari pemerintah. Sebagai contoh, jika investor membeli sekuritas pemerintah dengan jangka jatuh tempo 1 tahun dan berniat untuk menyimpan sekuritas tersebut hingga saat jatuh temponya, maka besar pengembalian satu tahun mendatang akan diketahui dengan pasti. II.3 Rasio Profitabilitas II.3.1 Pengertian ROE (Return On Equity) Return on Equity (ROE), yaitu indikator kemampuan suatu unit usaha dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih. ROE dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total ekuitas (Net Income dibagi Total Equity). 12

8 II.3.2 Pengertian ROA (Return On Asset) Return on Assets (ROA), yaitu indikator kemampuan sebuah unit usaha untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut. ROA dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total aktiva (Net Income dibagi Total Assets). II.3.3 Pengertian ROI (Return On Investment) ROI adalah alat ukur yang sangat umum digunakan untuk mengukur kinerja sebuah pusat investasi. Rumus untuk menghitung ROI menurut Munawir (1998) (h.105) adalah laba bersih dibagi dengan jumlah aktiva selama satu periode. ROI lebih baik daripada earnings karena laba dari kegiatan operasi perusahaan saja yang dipertimbangkan. ROI umumnya digunakan sebagai pedoman manajemen dalam menerima sebuah project baru. Hanya project dengan rate of return lebih besar daripada ROI suatu divisi atau perusahaan yang akan diterima. Dengan adanya hal ini, manajemen didorong untuk mengambil investasi-investasi yang akan meningkatkan rate of return perusahaan. II.3.4 Pengertian tentang ROIC (Return On Invested Capital) Bragg (2003) mendefinisikan Return on invested capital (ROIC) sebagai sebuah ukuran tentang kinerja keuangan dan salah satu alat prediksi kinerja keuangan yang telah dipakai beberapa analis. Para analis mempercayai bahwa dengan melihat dari pendapatan ekonomi arus kas bebas atau return on invested capital dikurangi biaya penggunaan dari capital tersebut akan menghasilkan penilaian yang lebih baik sisi ekonomi dan nilai dari sebuah perusahaan daripada melihat dari perkembangan 13

9 pendapatan. Dikarenakan perkembangan pendapatan dapat dilihat dari berbagai harga dan berbagai contoh apakah itu investasi dari modal kerja, fixed assets atau penerbitan saham untuk akuisisi bisnis lain. Return on invested capital lebih kurang sama dengan return on equity (ROE), tetapi lebih berkembang. Return on equity ( pendapatan bersih dibagi dengan rata rata modal pemegang saham yang digunakan pada periode yang sedang berlangsung) hanya memakai penyebut dalam net asset yang dipakai oleh perusahaan. Salah satu masalah utama dengan penyebut ini adalah beberapa liabilitas yang diharuskan oleh GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) menurunkan jumlah pengurangan pada perhitungan ROE. Tergantung dengan keadaannya, liabilitas tersebut seharusnya tidak dihitung sebagai bagian dari pengurangan modal kerja untuk kepentingan pemegang saham. Liabilitas tersebut seharusnya dihitung sebagai tambahan modal yang digunakan oleh para pemegang saham. Oleh karena itu, apabila pemindahan sejumlah penyebut dari liabilitas ke modal pemilik seperlunya meningkatkan penyebut dari perhitungan ROE dan oleh karena itu juga menurunkan laba perusahaan terhadap modal. Kita lihat contoh neraca dibawah ini: Total Passiva $ 3,000 Hutang Lancar $ 200 Beban Kompensasi yang Masih Harus Dibayar $ 200 Hutang Jangka Panjang Jatuh Tempo $ 100 Hutang Jangka Panjang $ 1,750 Total Liabilitas $ 2, 250 Ekuitas Pemegang Saham $

10 Sebuah perusahaan yang menghasilkan pendapatan sebesar $ sepanjang tahun fiskal akan menghasilkan return of equity sebesar 15%. Seorang investor mungkin akan sangat senang dengan performa tersebut. Kita lihat dengan cara lain, coba bandingkan dnegan semua modal yang di investasikan di bisnis tersebut, termasuk semua modal jangka panjang dan jangka pendek dengan kata lain, ekuitas pemilik dan semua hutang. Oleh karena itu, kita dapat menghitung modal yang di investasikan sama dengan semua modal yang berasal dari keuangan yang ada. Kita juga dapat melihat modal yang di investasikan tersebut dari sisi passiva. Pada kasus diatas, kita mengurangi dari total passiva $ 3,000 dengan kewajiban lancar tanpa bunga $ 400. Liabilitas dari hutang lancar dan beban kompensasi yang masih harus dibayar tidak mewakili dari modal yang di investasikan. Sepanjang sebuah perusahaan membayar pemasok sesuai dengan perjanjian yang disepakati, hutang lancar adalah kewajiban lancar tanpa bunga. Untuk beban kompensasi yang masih harus dibayar, perusahaan manapun yang tidak membayar gaji berdasarkan sistem harian tetap akan beroperasi dengan menggunakan jumlah rata rata dari kewajiban ini sepanjang tahun. Nilai dari hasil kerja seorang karyawan ditentukan dari apa yang ditemukan di inventori, jika perusahaan tersebut adalah perusahaan manufaktur. Dengan cara apapun melihat modal yang di investasikan tersebut, sekarang kita mempunyai $ 2,600 untuk modal yang di investasikan. Sekarang kita tinggal menyesuaikan tingkat pengembalian sebelum membaginya untuk menghitung ROIC. Jumlah pendapatan bersih yang digunakan dalam perhitungan ROE tidak secara langsung mempunyai arti yang sama dengan return dalam ROIC. Hal tersebut dikarenakan ROE dikaitkan dengan pengembalian dari ekuitas setelah semua 15

11 pembiayaan keuangan telah diperhitungkan. Sedangkan kita ingin mengukur penghasilan yang dihasilkan oleh perusahaan sebelum memperhitungkan semua biaya dari penggunaan modal tersebut. Dengan cara ini,kita melihat pada kekuatan murni dari sebuah perusahaan untuk memberikan penghasilan sebelum mempertimbangkan keputusan yang dibuat untuk membiayai lagi perusahaan tersebut. Sebagai gambaran dari tujuan ROIC sebelumnya, dibawah ini contoh laporan laba rugi: Pendapatan $ 1,875 Harga Pokok Penjualan $ 1,200 Laba Kotor $ 675 Beban Operasional $ Laba Operasional $ Beban Bunga Netto $ Pendapatan sebelum $ pajak Beban Pajak $ Pendapatan bersih $ Komponen pajak adalah salah satu komponen yang tidak dapat dihindari oleh sebuah unit usaha, walaupun terkadang dapat melindungi laba operasional dengan menggunakan hutang. Kita ingin melihat kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan dan bukan inefisiensi dari perencanaan pajaknya. Tujuannnya adalah dengan melihat pendapatan operasional setelah pajak. Jadi, pada contoh diatas, pendapatan operasional adalah $ dan pendapatan operasional setelah pajak sama dengan 65% dari [1 tarif pajak], yaitu $ Dengan dasar $2,600 pada modal yang di 16

12 investasikan, ROIC dari perusahaan tersebut adalah $ dibagi dengan $2,600, atau sama dengan 9.4%. Penyebut dari ROIC adalah invested capital. Invested capital = Assets Non interest bearing debt. Penulis memulai dengan total ast karena berada pada sisi kiri dari neraca dan sesuai dengan definisinya maka sama jumlahnya dengan semua yang berada pada sisi kanan neraca. Tetapi pada sisi kanan neraca terdapat banyak akun yang bukan invested capital. Jadi penulis mengurangi akun yang bukan invested capital.pada umumnya, current liabilites terdapat interest-bearing liabilities (current portion of long-term debt) dan non interest-bearing debt. Kesimpulannya, menurut Graham (2003) rumus dari ROIC adalah: Operating Pr ofit Tax ROIC = x100% TotalAssets CurrentLiabilities II.4 Pengukuran Kinerja Indeks LQ45 Mengacu pada pendapat Pratomo dan Nugraha (2001) alasan memilih indeks LQ45 sebagai pembanding karena terdapat beberapa indeks yang sering digunakan sebagai pembanding indeks LQ45. Pengukuran kinerja indeks LQ45 dan 39 saham yang telah terpilih akan diawali dengan perhitungan tingkat laba harian yaitu laba yang diperoleh setiap hari akibat pergerakan harga saham di bursa. Perhitungan berdasarkan tingkat laba harian yaitu laba yang diperoleh setiap hari akibat pergerakan harga saham di bursa. Perhitungan berdasarkan tingkat laba harian dilakukan untuk mengetahui berapa besarnya laba yang diperoleh dari fluktuasi harga saham dengan jangka waktu 17

13 harian. Adapun rumus yang digunakan juga memakai logaritma normal. Menurut Hull (2005) (h.97), rumus logaritma normal adalah: Rm i LQ45 = Ln LQ45t t 1 x100% Dimana, Rm i LQ45 t = tingkat laba harian dari LQ45 = Nilai indeks pada hari ke-t LQ45 t-1 = Nilai indeks pada hari t-1 II.4.1 Mengukur Tingkat Laba Rata rata Indeks LQ45 Tingkat laba yang dihasilkan oleh saham saham yang tergolong dalam indeks LQ 45 sama dengan market return. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui jumlah laba yang akan diperoleh investor yang berinvestasi langsung pada periode tertentu. Untuk menghitung rata rata dari dari tingkat laba dalam suatu periode dapat dihitung berdasarkan rata rata Aritmatika atau Artihmatic Average Return (AAR). Menurut Fabozzi yang diterjemahkan oleh tim penerjemah Salemba Empat (2000) (h.57), rata rata aritmatika dapat dihitung dengan rumus : AAR = R + R R n n Dimana, AAR R n n = Arithmatic Average Return / Rata rata aritmatika = pengembalian untuk periode ke-n = jumlah hari 18

14 II.4.2 Mengukur Tingkat Risiko Indeks LQ45 Pengukuran kinerja saham saham yang terdapat dalam indeks LQ45 bukan hanya dilihat dari tingkat laba saja tetapi juga harus dilihat dari tingkat risiko karena suatu investasi tidak akan lepas dari risiko. Perhitungan ini dilakukan untuk menentukan besarnya risiko yang akan ditanggung oleh invesotr atas kepemilikan sutatu saham. Tingkat laba dan resiko memiliki hubungan yang positif dimana semakin besar risiko, akan semakin besar pula tingkat laba yang dihasilkan. Beberapa metode yang digunakan untuk mengukur tingkat risiko untuk saham saham yang terdapat dalam indeks LQ45 ialah: 1. Menurut Gitman (2006), Deviasi standar dapati dihitung dengan rumus: σ = ( R) R i n 1 2 Dimana, σ R i R n = deviasi standar = Tingkat Laba Indeks LQ45 ke - i = Rata rata tingkat laba indeks LQ45 = jumlah data 2. Halim (2005) menjelaskan bahwa, Indeks Sharpe merupakan metode yang mengukur kinerja portofolio dengan cara membandingkan antara premi risiko portofolio (yaitu selisih rata-rata tingkat pengembalian portofolio dengan rata-rata tingkat bunga bebas risiko) dengan risiko portofolio yang dinyatakan dalam dengan standar deviasi (total risiko). (h.69). Sharpe Ratio = R p - R f 19

15 Keterangan simbol: σ p Sharpe ratio = kemiringan garis yang menghubungkan portofolio yang berisiko dengan bunga bebas risiko R p R f σ p R pi R f = rata-rata tingkat pengembalian portofolio = rata-rata atas bunga investasi bebas risiko = standar deviasi dari tingkat pengembalian portofolio i = premi risiko portofolio II.5 Mengukur dan Mengklarifikasi Korelasi Pada bagian ini akan dibahas mengenai cara pengukuran korelasi, pengklasifikasian dan dan langkah selanjutnya ialah pengukuran korelasi tersebut. II.5.1 Mengukur Korelasi Koefisien korelasi menunjukkan korelasi antara 2 variabel. Penulis menggunakan perhitungan korelasi untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara saham saham yang sudah terpilih. Menurut Supranto (2000), koefisien korelasi dapat dihitung dengan rumus: r = n n X iyi X iyi X i X i ) n Yi ( ( i Y ) 2 Kemudian Supranto (2000), Koefisien determinasi atau Koefisien Penentu yaitu suatu nilai untuk mengukur besarnya variasi Y yang dipengaruhi oleh variasi X (h.205). Rumusnya ialah: 20

16 KP = r 2 II.5.2 Mengklasifikasi Korelasi Menurut Supranto (2000), nilai koefisien korelsi dapat diklasifikasikan berkisar antara -1 hingga +1. Jika r = koefisien korelasi maka r dapat dinyatakan sebagai berikut -1 r 1, artinya: Jika r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1,yaitu hubungan sangat kuat dan positif Jika r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, maka hubungan sangat kuat dan negatif) Jika r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan (h.152) Contoh: Apabila nilai koefisien korelasi 0.77 artinya memiliki hubungan kuat dan positif (tingkat pengembalian dua saham tesebut umumnya bergerak dengan harga yang sama) Apabila nilai koefisien korelasi artinya memiliki hubungan kuat dan negatif (tingkat pengembalian dua saham umumnya bergerah dalam arah yang berlawanan) Apabila nilai koefisien korelasi sama dengan 0 artinya tingkat pengembalian dari 2 saham tidak berkolerasi II.6 Linear Programming 21

17 Linear Programming (pemrograman linier) merupakan teknik matematik yang didesain untuk membantu manajer dalam perencanaan dan pengambilan keputusan penggunaan sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Aplikasi di bidang marketing: pemilihan media periklanan riset pemasaran dan distribusi produk dari gudang perusahaan ke berbagai pasar. Aplikasi bidang produksi/operasi: kombinasi produk yang akan diproduksi penjadualan proses produksi penjadualan tugas karyawan, dan lain-lain. Aplikasi bidang keuangan: pemilihan portfolio investasi. financial decision making. Aplikasi persoalan ekonomi makro: untuk menganalisis pengaruh kebijakan pemerintah dan perubahan pasar pada sektor ekonomi. II.6.1 Karakteristik Linear Programming. Semua permasalahan linear programming memiliki tujuan (objective function) untuk memaksimumkan atau meminimumkan sesuatu (kuantitas), seperti profit atau biaya. Permasalahan linear programming memiliki restriksi (constrain) yang membatasi tingkatan pencapaian tujuan (objective function). 22

18 Adanya beberapa alternatif tindakan yang bisa dipilih. Sebagai contoh, kalau suatu perusahaan menghasilkan tiga produk maka alternatif solusinya adalah apakah ia akan mengalokasikan semua sumber daya untuk satu produk, membagi rata resources untuk ketiga produk, atau mendistribusikannya dengan cara yang lainnya. Fungsi tujuan dan kendala (constrain) dalam permasalahan linear programming diekspresikan dalam bentuk persamaan atau pertidaksamaan linier. II.7 Solver Simplex method adalah salah satu cara perhitungan aljabar untuk menyelesaikan masalah masalah dalam linear programming. Apabila perhitungan ini sudah dimengerti, maka hanya diperlukan perhitungan aritmatik untuk memproses hitungan untuk jawaban sebuah masalah, dan akhirnya penggunaan pola grafik untuk menentukan titik titik dalam suatu daerah tertentu dalam grafik sebagai jawaban dalam pencarian point tidak diperlukan lagi. Perhitungan ini dikembangkan oleh George Dantzig pada saat Perang Dunia II dan telah bertahan hingga saat ini walaupun dengan adanya perkembangan metode metode baru seperti : barrier atau interior points method Alur perhitungan dimulai dengan merubah persamaan yang ingin dicari jawabannya kedalam bentuk tabel, dan kemudian melakukan perhitungan dengan tabel tersebut untuk menghasilkan tabel yang baru lagi yang mendekati hasil optimal sampai kondisi optimal benar benar tercapai. 23

19 Penggunaan Solver digunakan untuk menentukan nilai maksimum atau minimum dari satu denominator dengan mengganti denominator lain sebagai contoh, penulis dapat merubah denominator jumlah dari perencanaan atau penalokasian dana dan melihat perubahan dari denominator jumlah laba yang diperkirakan. Solver ada sebuah spreadsheet optimizer dan goal seeking yang merupakan program add in dalam Microsoft Excel. Dalam Solver terdapat beberapa tahap (Hesse, 1997) yaitu: Goal seeking, pada tahap ini Solver berfungsi untuk mendapatkan suatu nilai dalam target cell yang harus sama dengan suatu nilai tertentu. Aplikasinya berupa penyelesaian terhadap permasalahan dalam break even analysis atau internal rate of return atau persamaan simultan. Unconstrained optimalization, pada tahap ini Solver berfungsi untuk mendapatkan nilai dalam suatu target cell untuk dimaksimalkan dan diminimalkan. Aplikasinya berupa penyelesaian terhadap permasalahan dalam inventory problem. Constrained optimalization, pada tahap ini Solver memperbolehkan penetapan beberapa constraint bersama sama dengan satu target cell untuk dioptimumkan nilainya. Menurut Hesse (1997) terdapat 2 metode dalam Solver untuk mendapatkan solusi, yaitu: Gradient Search, metode ini bekerja dengan cara menelusuri nilai yang lebih besar atau lebih kecil disekitar nilai awal berdasarkan atas batasan yang telah ditentukan, jika semua arah perubahan nilai sudah tidak dapat memperbaiki pencapaian objective function maka prosedur perhitungan akan dihentikan. Ahli matematik ini menyebutkan hasil dari metode ini dengan istilah local optimum, suatu titik yang 24

20 mempunyai nilai lebih optimum dibandingkan dengan titik lainnya disekitarnya. Hanya metode ini yang dapat digunakan dalam permasalahan non linear. Simplex Algorithmn, metode ini merupakan suatu perhitungan yang sangat cepat untuk permasalahan linear dengan menggunakan algoritma matematika yang memungkinkan Solver untuk mencari solusi optimum hanya dengan melihat beberapa kemungkinan. Metode ini hanya dipergunakan untuk permasalahan dengan linear constraints dan linear objective function. Gambar dibawah ini memperlihatkan tampilan menu Solver parameters untuk menentukan lokasi target cell, objective function (max, min, equal with/value of), sel referensi yang boleh dirubah nilainya serta berbagai constraint yang hendak diberlakukan. Tersedia pula menu Solver option untuk merubah berbagai parameter optimasi sebagaimana terlihat pada gambar Gambar IV.1 Menu input Solver Parameter dan Solver Option dalam Microsoft Excel Berikut penjelasan dari masing masing opsi: Max Time, batas waktu untuk mendapatkan solusi optimum (default 100 seconds) 25

21 Iterations, batas pengulangan perhitungan untuk mendapatkan solusi (default 100 iretations) Precision, mengatur tingkat presisi solusi (0,0001 lebih tinggi dari 0,01) Tolerance, opsi ini hanya digunakan dalam integer programming yang menyatakan persentase nilai solusi optimum pada target cell seberapa besar menyimpang dari interger constraint (default 5% dari nilai optimum) Assume Linear Model, jika bagian ini dipilih dapat mempercepat proses mendapatkan solusi, hanya jika semua hubungan dalam model adalah linear dan yang hendak dicari solusinya adalah permasalah optimasi linear Assume Non Negative, jika bagian ini dipilih Solver menggunakan asumsi batas bawah nilai sel yang boleh dirubah adalah 0 (selain sel yang belum ditentukan batas bawah dalam constraint). Show Iteration Results, jika bagian ini dipilih setiap proses pengulangan akan dihentikan oleh Solver untuk memberikan kesempatan melihat hasil sementara. Use Automatic Scalling, digunakan jika terdapat perbedaan yang besar antara input dan output Estimate Tangent, metode estimasi awal menggunakan linear extrapolation dari suatu tangent vector Estimate Quadratic, metode estimasi awal menggunakan quadratic extrapolation, yang dapat meningkatkan kualitas hasil pada permasalahan non linear. Derivatives Forward, digunakan jika perubahan nilai constraint relatif lebih lambat. Derivatives Central, digunakan jika perubahan nilai constraint relatif lebih cepat, terutama di sekitar batas (limit). 26

22 Search Newton, menggunakan metode quasi Newton yang membutuhkan memori lebih besar namun jumlah pengulangan (iterasi) lebih sedikit. Search Conjugate, menggunakan metode yang membutuhkan memori lebih sedikit namun jumlah pengulangan (iterasi) lebih besar, digunakan untuk permasalahan yang besar dan ketersediaan memory yang terbatas. Load Model, menampilkan referensi model yang pernah disimpan. Save Model, menyimpan referensi model, dilakukan jika ingin menyimpan lebih dari satu model dalam suatu worksheet. Gambar IV.2 memperlihatkan menu change constraint untuk merubah persyaratan sel referensi, pilihan yang tersedia adalah (,, =, integer dan binary). Setelah semua menu telah terisi dan tombol Solve ditekan, maka jika proses optimasi berhasil akan muncul menu sebagaimana terlihat pada gambar yaitu informasi bahwa Solver telah berhasil mendapatkan solusi yang paling optimum dan semua constraint terpenuhi. Gambar IV.2 Menu Input Solver Constraint dan Solver Results dalam Microsoft Excel 27

OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN ROIC PERIODE DESEMBER 2007 JANUARI Abstrak

OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN ROIC PERIODE DESEMBER 2007 JANUARI Abstrak OPTIMALISASI PORTOFOLIO DENGAN ROIC PERIODE DESEMBER 2007 JANUARI 2008 Abstrak Salah satu indikator indeks bursa adalah LQ45 yang terdiri dari 45 saham unggulan. Penelitian ini bertujuan untuk maksimalisasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktur Modal Teori struktur modal berkaitan dengan bagaimana modal dialokasikan dalam aktivitas investasi aktiva riil perusahaan, yaitu dengan cara menentukan struktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan laba. Jenis Investasi sangat beragam, dengan banyaknya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Asuransi 2.1.1 Pengertian Asuransi Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keputusan Investasi Pada Saham Secara umum beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seorang investor sebelum melakukan suatu investasi di pasar modal khususnya pada saham antara

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan

Lebih terperinci

OPTIMASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL DENGAN MENGGUNAKAN SPREADSHEET

OPTIMASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL DENGAN MENGGUNAKAN SPREADSHEET OPTIMASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL DENGAN MENGGUNAKAN SPREADSHEET Henny Sutjiono 1, Rudy Setiawan 2 ABSTRAK : Salah satu kendala dalam perhitungan kinerja simpang bersinyal baik secara manual maupun dengan

Lebih terperinci

KALIBRASI MODEL SEBARAN PERGERAKAN (GRAVITY MODEL) MENGGUNAKAN ADD-IN MICROSOFT EXCEL (SOLVER) Rudy Setiawan 1

KALIBRASI MODEL SEBARAN PERGERAKAN (GRAVITY MODEL) MENGGUNAKAN ADD-IN MICROSOFT EXCEL (SOLVER) Rudy Setiawan 1 KALIBRASI MODEL SEBARAN PERGERAKAN (GRAVITY MODEL) MENGGUNAKAN ADD-IN MICROSOFT EXCEL (SOLVER) Rudy Setiawan 1 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra, Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan penghubung antara investor (pihak yang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan penghubung antara investor (pihak yang memiliki BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pasar Modal dan Saham Pasar modal merupakan penghubung antara investor (pihak yang memiliki dana) dengan perusahaan (pihak yang memerlukan dana jangka panjang) ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor industri rata-rata 8 persen per tahun untuk perioda 2005 2009. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu untuk tumbuh menjadi lebih besar sesuai dengan kebutuhan ekspansi yang akan dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era globalisasi yang semakin kompetitif, banyak perusahaan melakukan strategi dengan melakukan investasi tambahan melalui penjualan saham

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini berdasarkan atas penelitian-penelitian yang terdahulu, natara lain : 1.1.1 Penelitian Raja Lambas (2005) Telah melakukan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan kinerja keuangan telah banyak dilakukan, antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS KEUANGAN. o o ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Dibawah ini ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan sektor industri di suatu negara sangat berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi negara tesebut, sehingga secara langsung maupun tidak langung perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat menghasilkan laba dan juga mengalami kerugian dalam aktivitasnya. Laba yang diperoleh perusahaan ada dalam dua bentuk yaitu diinvestasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal pada dasarnya berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber dana internal berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoretis 1. Rasio Profitabilitas Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Akan tetapi, ada juga perusahaan yang tujuannya bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai salah satu sarana penghimpun dana dari masyarakat sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang terhimpun digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi suatu perusahaan untuk memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal menjadi alternatif bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini perusahaan sangat bergantung pada pendanaan atau permodalan. Sumber pendanaan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal sebagai sumber alternatif lain karena mempunyai peran sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti saham, reksadana, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya era perdagangan bebas atau globalisasi. Dalam menghadapi era perdagangan bebas tersebut,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan BAB I PENDAHULUAN 1.6 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi lebih produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, dunia mengalami kemajuan yang pesat. Sama dalam dunia perekonomian seiring dengan perkembangannya perekonomian suatu perusahaan akan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada hakekatnya adalah hasil dari proses akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi berterima

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Saham dan Pasar Modal Saham adalah bukti penyertaan modal pada sebuah perusahaan. untuk digunakan pihak manajemen dalam membiayai kegiatan operasional. Imbal hasil investasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN Modul ke: ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id ANALISIS KEUANGAN (ANALISIS RASIO) Rasio dapat dihitung berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tujuan utama dari pendirian sebuah perusahaan adalah mendapatkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba (Sartono,2002).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Investasi Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada waktu sekarang dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Pihak yang menanamkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi dunia bisnis yang semakin ketat dan situasi ekonomi yang tidak menentu pada saat sekarang ini mendorong perusahaan untuk terus

Lebih terperinci

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini pasar modal memegang peranan penting bagi keberlangsungan perusahaan, baik perusahaan perbankan maupun perusahaan non bank. Munculnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Menanamkan uang sekarang, berarti uang tersebut seharusnya dapat dikonsumsi namun karena kegiatan investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengingat bahwa hasil operasi yang ditanamkan kembali dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mengingat bahwa hasil operasi yang ditanamkan kembali dalam perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan deviden merupakan salah satu kebijakan dalam perusahaan yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama. Dalam kebijakan deviden ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. a 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signaling Theory) Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi akuntansi memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraannya yaitu dengan mengharapkan pengembalian dalam bentuk deviden maupun capital gain. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN 1. Pentingnya Analisis Laporan Keuangan Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan (financial) suatu perusahaan kita perlu mengadakan interpretasi atau analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Profitabilitas 2.1.1. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dengan total aktiva, penjualan, maupun hutang jangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting agar perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya. Namun, aktivitas investasi merupakan aktivitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Keuangan Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas suatu organisasi dalam setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan didirikan adalah mendapatkan laba yang maksimal khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan memanfaatkan seluruh sumber

Lebih terperinci

Manajemen Modal Kerja

Manajemen Modal Kerja Development Manajemen Modal Kerja Oleh: Evada El Ummah Khoiro, S.AB., M.AB. Analysis Concept Testing Memahami pengertian modal kerja, Memahami bentuk-bentuk modal kerja, Memahami permasalahanpermasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PERBANKAN. /

ANALISIS KINERJA PERBANKAN. / ANALISIS KINERJA PERBANKAN Tujuan fundamental bisnis perbankan adalah memperoleh keuntungan optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Bagi pemilik saham menanamkan modalnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja usahanya. Peluang untuk meningkatkan kinerja usaha dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Pasar modal juga menjadi sumber dana bagi pelaku dunia usaha dimana sumber dana

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN. ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id 1. LAPORAN KEUANGAN Ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan yaitu: A. Neraca B. Laporan laba-rugi C. Laporan aliran kas a. neraca Neraca menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator minat dari calon investor untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu indikator penentu kemajuan perekonomian suatu negara, di karenakan pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan dengan menguji pengaruh Penilaian Kinerja

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan dengan menguji pengaruh Penilaian Kinerja BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan menguji pengaruh Penilaian Kinerja Keuangan melalui variable Debt to Equity Ratio (DER), Earnings Per Share (EPS), Return On Equity

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk melihat sehat tidaknya suatu perusahaan tidak hanya dapat dinilai dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan dana yang lebih besar. Sumber pendanaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu asset atau lebih, selama periode tertentu dengan harapan dapat

Lebih terperinci