TINJAUAN PUSTAKA. 1. Bagian yang dimainkan seorang pemain dalam suatu kegiatan film, sandiwara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. 1. Bagian yang dimainkan seorang pemain dalam suatu kegiatan film, sandiwara"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Peranan Secara etimologi, peranan berarti: 1. Bagian yang dimainkan seorang pemain dalam suatu kegiatan film, sandiwara dengan berusaha bermain baik dan secara aktif segala yang dibebankan kepadanya. 2. Tindakan atau perangkat tingkah seseorang atau pemain dengan memiliki sifat istimewa yang mampu menggerakkan suasana yang baik dalam suatu peristiwa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 2). Menurut Soerjono Soekanto (2002: 243) pengertian peranan sebagai berikut: Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan peranan. Peranan mencakup tiga hal yaitu: 1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. 2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai suatu proses. 3. Peranan juga dikatakan perilaku individu yang penting bagi stuktur sosial masyarakat. Berdasarkan pengertian tersebut disimpulkan pengertian peranan adalah bagian tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau pemain dalam suatu peristiwa, 13

2 dengan mengatur perilaku atau sifat yang dimiliki pemain. Sedangkan peranan koperasi karyawan ada dua peranan yang penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pertama adalah dalam bidang ekonomi, yaitu membantu mengatasi kesulitan ekonomi para pegawai berdasarkan asas dan prinsip koperasi. Kedua yaitu dalam bidang sosial, peranan ini mendidik anggotanya untuk memiliki semangat kerjasama berdasarkan asas dan prinsip koperasi. 2.2 Tinjauan Umum Tentang Kredit Definisi Kredit Istilah kredit bukan hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, sebab sering dijumpai pada masyarakat yang jual beli barang dengan kreditan. Masyarakat yang melakukan jual beli barang dengan kredit dan tidak dilakukan secara tunai, dapat mengangsur untuk pelunasan barang yang dibeli sesuai dengan jangka waktu yang disepakati. Dengan adanya kredit tersebut sehingga banyak masyarakat yang menerima kredit dari koperasi maupun bank untuk kebutuhannya. Pada saat bank memberikan pinjaman (kredit) uang kepada nasabah, bank tentu saja mengharapkan uang kembali atau pelunasan kredit tersebut sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin Credere yang berarti kepercayaan. Kepercayaan adalah unsur yang sangat penting dan utama dalam pergaulan hidup manusia. Seseorang yang memperoleh kredit berarti memperoleh kepercayaan, dengan demikian unsur kredit adalah kepercayaan. Dapat dikatakan bahwa kreditur mempunyai kepercayaan kepada debitur dalam waktu dan dengan 14

3 syarat-syarat yang telah disetujui bersama dapat membayar kembali kredit yang bersangkutan (Gatot Supramono, 2009: 28). Pengertian kredit untuk kegiatan perbankan di Indonesia telah dirumuskan dalam Undang-undang Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992 menyatakan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Dalam praktek sehari-hari pinjaman kredit dinyatakan dalam bentuk perjanjian tertulis baik dibawah tangan maupun secara materiil. Sebagai jaminan pengaman, pihak peminjam (debitur) akan memenuhi kewajiban dan menyerahkan jaminan baik bersifat kebendaan misalnya bangunan, tanah, kendaraan, perhiasan surat berharga dan lainnya maupun bukan kebendaan yaitu penanggungan misalnya jaminan perorangan Unsur-unsur Kredit Unsur-unsur kredit adalah (Gatot Supramono, 2009: 29): 1. Kepercayaan, yaitu adanya kepercayaan dan keyakinan dari pihak bank (kreditur) terhadap peminjam (debitur) atas janji kesanggupan pelunasan atau pembayaran kredit dan prestasi debitur baik dalam bentuk uang, barang atau jasa yang diterimanya kembali sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan atau disepekati. 15

4 2. Jangka waktu, yaitu adanya perbedaan jangka waktu yang harus ditepati saat penyerahan kredit oleh pihak bank (kreditur) dengan peminjam (debitur) dan saat pelunasan atau pembayaran kembali kredit yang diterima debitur, berdasarkan kesepakatan bersama. 3. Risiko, yaitu tingkat risiko yang kemungkinan akan dihadapi sebagai akibat dari perbedaan jangka waktu yang terjadi selama pemberian dan pelunasan kredit yang dilakukan oleh kreditur kepada debitur sehingga untuk mengamankannya dan menutup kemungkinan terjadinya wanprestasi dari debitur, maka diadakanlah pengikatan jaminan dan agunan. 4. Prestasi, yaitu suatu objek kredit tercapainya suatu kesepakatan atau persetujuan dalam perjanjian pihak bank memberikan kredit kepda debitur sesuai dengan jumlah kredit yang disepekati kemudian bank memperoleh prestasi pelunasan kredit berupa bunga atau imbalan Tujuan dan Fungsi Kredit Tujuan utama pemberian kredit (Kasmir, 2008: 105) adalah: 1. Mencari keuntungan Tujuan utama dari pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan yang diterima oleh pihak bank digunakan untuk transaksi usaha bank yang lain sehingga bank tersebut dapat bertahan lama atau untuk kelangsungan hidup bank tersebut. Hasil dari keuntungan yang diterima oleh pihak bank adalah dalam bentuk bunga sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. 16

5 2. Membantu usaha nasabah Tujuan utama pemberian kredit berikutnya adalah membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik untuk investasi maupun modal kerja. Dengan adanya tujuan pemberian kredit oleh pihak bank kepada nasabah tersebut maka nasabah memiliki semangat yang tinggi dan tingkat kegairahan yang tinggi dalam berusaha sehingga sekaligus meningkatkan jumlah produk yang diproduksi yang pada akhirnya akan meningkatkan laba usaha. 3. Membantu pemerintah Tujuan pemberian kredit lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang khusunya bidang ekonomi. Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak bank kepada nasabah maka semakin baik mengingat semakin banyak kredit adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sektor terutama sektor riil. Firdaus dan Ariyanti (2009: 5) menjabarkan fungsi-fungsi pemberian kredit sebagai berikut: a. Kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang-barang dan jasa. Artinya, misalnya suatu saat belum tersedia uang sebagai alat pembayaran maka dengan adanya kredit, lalu lintas pertukaran barang dan jasa dapat terus berlangsung. b. Kredit dapat mengaktifkan alat pembayaran yang idle. Artinya, kredit terjadi disebabkan adanya suatu golongan yang berlebihan uang dan golongan yang kekurangan uang, maka dari adanya golongan yang 17

6 berlebihan ini akan terkumpul sejumlah dana yang tidak digunakan (idle). Dana yang idle tersebut dapat dipindahkan atau dipinjamkan kepada golongan yang kekurangan uang maka dana tersebut akan berubah menjadi dana efektif. c. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran baru. Artinya, dalam hal ini salah satu jenis kredit yang ini diberikan oleh bank umum berupa kredit rekening koran. Dalam kredit rekening koran, begitu perjanjian kredit ditandatangani dan syarat kredit telah terpenuhi, maka pada saat itu telah beredar uang giral baru dimasyarakat sejumlah rekening koran tersebut. d. Kredit sebagai alat pengendalian harga. Artinya, apabila diperlukan adanya perluasan jumlah uang yang beredar pada masyarakat maka salah satu caranya ialah dengan mempermudah jalan dan mepermurah pemberian kredit perbankan kepada masyarakat Macam-macam Kredit Dalam Undang-undang Perbankan 1992 tidak menyinggung tentang macammacam kredit. Meskipun demikian dalam praktek perbankan kredit yang pernah diberikan kepada para nasabahnya dapat dilihat dari beberapa segi (Gatot Supramono, 2009: 30-31) yaitu: 1. Menurut jangka waktu, terdapat tiga macam kredit yaitu: a. Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang diberikan pihak bank kepada nasabah dengan perjanjian pengembaliannya berjangka waktu paling lama satu tahun. Jadi pemakaiannya tidak melebihi satu tahun. 18

7 b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang diterima oleh debitur dari kreditur dengan perjanjian pengembaliannya berjangka waktu antara satu tahun sampai dengan tiga tahun. c. Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang disalurkan oleh kreditur kepada debitur dengan perjanjian pengembaliannya berjangka waktu lebih dari tiga tahun. 2. Menurut kegunaannya, kredit ini digolongkan menjadi tiga macam yaitu: a. Kredit investasi, yaitu penanaman modal. Jadi kredit investasi ialah kredit yang diberikan kepada nasabah untuk keperluan penanaman modal yang bersifat ekspansi, modernisasi maupun rehabilitasi perusahaannya. Misalnya untuk membangun pabrik, membeli/mengganti mesin-mesin. b. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan untuk kepentingan kelancaran modal kerja nasabah dan untuk pembiayaan bahan baku produksi usaha nasabah. Sasarannya adalah membiayai biaya operasi usaha nasabahnya. c. Kredit profesi, yaitu kredit yang diberikan bank kepada nasabah sematamata untuk kepentingan profesinya, misalnya kredit yang diberikan kepada seorang dokter gigi untuk membeli seperangkat peralatan medis. 3. Menurut pemakaiannya, dapat digolongkan sebagai berikut: a. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk pembiayaan pembelian 19

8 barang-barang pribadi. Misalnya kredit pembelian kendaraan bermotor, pembelian rumah, perhiasan, dan pembelian barang elektronik. b. Kredit produktif, yaitu pembiayaan bank ditujukan untuk keperluan usaha nasabah agar produktifitas bertambah meningkat. Misalnya pembelian mesin-mesin pabrik Prinsip-prinsip Pemberian Kredit Ada beberapa prinsip yang harus diterapkan dan dipegang teguh bagi setiap bank dalam pemberian kredit (Munir Fuady, 2002: 113) adalah: 1. Prinsip 4P, Faktor-faktor dalam prinsip 4P sebagai berikut: a. Personality Dalam memberikan kredit pihak bank harus mencari data lengkap mengenai kepribadian pemohon kredit, mengenai riwayat hidupnya, hobinya, keadaan keluarga, pengalamannya dalam berusaha serta pergaulan dilingkungan sekitarnya. b. Purpose Faktor yang harus dilakukan pihak bank dalam menilai debitur harus mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit yang diterima dan apakah tujuan tersebut sesuai line of business kredit bank yang bersangkutan. c. Prospect Prinsip yang harus dilakukan oleh pihak bank dalam faktor untuk menilai debitur adalah prospect yang berarti harapan usaha debitur di masa yang 20

9 yang akan datang. Hal ini dapat diketahui dari perkembangan usaha debitur selama bulan berjalan atau tahun, perkembangan keuangan debitur di masa lalu dan perkiraan masa yang akan datang. d. Payment Dalam pemberian kredit, bank harus mengetahui dengan jelas mengenai kemampuan debitur dalam mengembalikan atau melunasi pinjaman (kredit) dalam jumlah dan jangka waktu yang ditentukan. Hal ini dapat diperoleh dari perhitungan tentang prospek kelancaran pendapatan debitur. 2. Prinsip 5C, Faktor-faktor dari debitur dalam prinsip 5C sebagai berikut: a. Character (watak/kepribadian) yaitu tabiat serta kemauan dari pemohon kredit dapat dipercaya untuk memenuhi kewajiban yang telah dijanjikan. Pihak bank harus meneliti pemohon kredit yaitu watak, moral, kebiasaan, sifat-sifat pribadi, gaya hidup yang baik dan semua itu harus dimiliki pemohon kredit. b. Capacity (kemampuan) yaitu kemampuan atau kesanggupan pemohon kredit untuk melunasi kewajiban pada waktu yang disepekati dari kegiatan usahanya yang dilakukan dari kredit bank dan mampu melihat prospektif masa depan untuk kegiatan usaha tersebut. c. Capital (modal) yaitu modal yang dimiliki oleh calon debitur pada saat mengajukan permohonan kredit pada bank. Dengan kesanggupan bahwa calon debitur memiliki modal untuk melunasi kredit tersebut. 21

10 d. Condition of Economy (kondisi ekonomi) yaitu situasi, kondisi sosial dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi keadaan ekonomi dan kelancaran usaha dari debitur dengan melihat kondisi ekonomi debitur untuk memperkecil risiko yang diakibatkan dari kondisi ekonomi. e. Collateral (jaminan) yaitu pihak bank sebagai pemberi kredit harus mengetahui dan melihat harta tetap atau surat-surat berharga, barangbarang yang diserahkan debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterima sesuai dengan kondisi ekonomi dan besarnya pinjaman nasabah. Barang jaminan diperlukan agar kredit tidak mengandung risiko. Berkaitan dengan prinsip diatas, maka bank memiliki pedoman kepada dua prinsip, yaitu: 1. Prinsip kepercayaan Dalam pemberian kredit harus ada kepercayaan dari kreditur (bank) bahwa dana yang diterima debitur (peminjam) sangat bermanfaat dan percaya kepada debitur mampu mengembalikan atau melunasi hutang kredit beserta bunga sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. 2. Prinsip kehati-hatian Pemberian kredit kepada debitur agar tidak macet, maka pihak kreditur harus berpedoman dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menganalisis dan mempertimbangkan semua faktor yang relevan dalam pemberian kredit. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan terhadap pemberian kredit tersebut. 22

11 Dalam permohonan kredit Koperasi Rumondang yang harus dilampirkan adalah: a. Slip daftar gaji (bulan terakhir). b. Surat rekomendasi pimpinan unit kerja. c. Jaminan sertifikat (Sertifikat hak milik tanah, BPKB, dan surat berharga lainnya) (Koperasi Karyawan Rumondang, 2013). Apabila permohonan kredit yang diajukan oleh anggota sesuai dengan persyaratan dari koperasi Rumondang dan permohonan tersebut telah diterima. Kemudian kredit tersebut telah diberikan atau dicairkan kepada nasabah maka kewajiban nasabah adalah membayar lunas kredit dengan cara mengangsur, besar angsuran tiap bulan oleh nasabah maksimal 60% dari penerimaan gaji. 2.3 Tinjauan Umum Tentang Koperasi Definisi Koperasi Secara umum istilah koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan arti seperti ini, segala bentuk pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama berdasarkan ketentuan dan tujuan tertentu pula. Berikut adalah dua pengertian koperasi, yaitu: Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan (Hatta dalam Kartasapoetra, 2003: 26). 23

12 Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis. Masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (Edilius dalam Rachmi, 2005: 5). Berdasarkan kedua definisi tersebut terdapat dua unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Pertama adalah unsur ekonomi dan kedua adalah unsur sosial. Keuntungan bukanlah tujuan utama koperasi. Koperasi didirikan untuk membantu orang yang memiliki ekonomi lemah dan yang lebih diutamakan koperasi adalah peningkatan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Agar tujuan koperasi tidak menyimpang, pembentukan dan pengelolaan koperasi harus dilakukan secara demokratis, serta berdasarkan kesukarelaan dan kemauan bersama dari para pendirinya. Bila dirinci beberapa pokok pikiran yang dapat ditarik mengenai pengertian koperasi adalah sebagai berikut (Revrisond Baswir, 2000: 3): 1. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang dimiliki kemampuan ekonomi terbatas yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka. 2. Bentuk kerjasama dalam koperasi bersifat sukarela. Setiap anggota koperasi saling bekerja sama atau saling tolong menolong untuk memberi dana terhadap anggota yang membutuhkan. Kerjasama ini harus bersifat sukarela 24

13 dengan tidak membebankan pihak yang tertolong tersebut karena setiap anggota tidak bisa hidup sendiri yang saling membutuhkan satu sama lain agar kelangsungan hidup lebih baik. 3. Masing-masing anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Dengan adanya hak yang sama pada masing-masing anggota koperasi untuk memperoleh kredit sesuai dengan yang diajukannya dan tidak ada perbedaan dalam memperoleh kredit. Anggota koperasi yang memperoleh kredit tersebut berkewajiban untuk membayar atau melunasi kredit yang diterima. 4. Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta mengawasi jalannya usaha koperasi. 5. Risiko yang ada dikoperasi dan keuntungan usaha koperasi ditanggung dan dibagi secara adil Koperasi di Indonesia Koperasi di Indonesia dalam undang-undang No. 25 tahun 1992, didefinisikan sebagai: Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan (Arifin, Sitio dan Halomoan Tamba, 2001: 18). Di Indonesia, prinsip koperasi telah dicantumkan dalam UU No.12 Tahun 1967 dan UU No.25 Tahun Prinsip koperasi di Indonesia kurang lebih sama 25

14 dengan prinsip yang diakui dunia internasional dengan adanya sedikit perbedaan dalam hal penjelasan mengenai SHU (Djarot Siwijatmo, 1982: 42) Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi 1. Landasan koperasi Indonesia adalah pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Sebagaimana dinyatakan dalam UU No.25/1992 tentang pokokpokok perkoperasian, sebagai berikut (Djarot Siwijatmo, 1982: 58): a. Landasan idiil, yaitu Pancasila. Pancasila adalah pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita koperasi. b. Landasan strukturil, yaitu UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) merupakan aturan pokok organisasi negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) menyebutkan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Kegiatan ekonomi yang sesuai dengan atas asas kekeluargaan yaitu koperasi. 2. Asas Koperasi UU No. 25/1992, pasal 2 menjelaskan koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam melakukan kegiatannya, koperasi harus mementingkan kebersamaan. Artinya, pengelolaan koperasi dilakukan oleh anggota, dari anggota untuk para anggota secara kekeluargaan. Kunci penting dalam asa kekeluargaan itu adalah kebersamaan dan gotong-royong dalam menjalankan kegiatan koperasi agar 26

15 para anggota dan pengurus dapat menciptakan keejahteraan bersama sesuai dengan kapasitasnya. 3. Tujuan koperasi Dalam pasal 3 UU No.25/1992, tujuan koperasi yaitu: Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Prinsip-prinsip Koperasi Berikut ini Prinsip-prinsip koperasi (Kartasapoetra, 2003: 45) yaitu: 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Keanggotaan koperasi harus bersifat sukarela dan anggota koperasi tidak dapat dipaksa serta bebas menentukan pilihannya. Sifat terbuka berarti dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan (diskriminasi) dalam bentuk apapun. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. Prinsip pengelolaan secara demokratis didasarkan pada kesamaan hak suara bagi setiap anggota dalam pengelolaan koperasi. Pemilihan para pengelola koperasi dilaksanakan pada saat rapat anggota. Di dalam rapat anggota yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi koperasi berlaku asas kesamaan derajat, setiap anggota memiliki hak satu suara. 3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Dalam koperasi, keuntungan yang diperoleh disebut 27

16 sisa hasil usaha (SHU) yaitu selisih antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan usaha. Pendapatan koperasi diperoleh dari pelayanan anggota dan masyarakat. Persentase SHU yang dibagikan kepada anggota ditentukan dalam rapat anggota. 4. Pembelian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Anggota adalah pemilik koperasi sekaligus pemodal dan pelanggan. Modal dalam koperasi dipergunakan untuk kemanfaatan anggota, bukan untuk sekedar mencari keuntungan. Apabila anggota menuntut pemberian tingkat suku bunga yang tinggi atas modal yang ditanamkan maka dapat membebani dirinya sendiri, karena bunga modal menjadi bagian dari biaya pelayanan koperasi terhadapnya. 5. Kemandirian Kemandirian koperasi dimaksudkan bahwa koperasi harus mampu berdiri sendiri dalam hal pengambilan keputusan usaha dan organisasi tidak bergantung pada pihak lain. 2.4 Tinjauan Umum Tentang Koperasi Karyawan Definisi Koperasi Karyawan Koperasi karyawan adalah koperasi yang anggotanya pegawai perusahaan tersebut baik pegawai tetap, kontrak dan pensiunan, koperasi berkembang sesuai dengan aspirasi di kalangan karyawan. Koperasi karyawan menghimpun anggota yang memiliki pendapatan rendah untuk meningkatkan kesejahteraan dari pendapatannya. Koperasi karyawan adalah suatu badan usaha yang dimiliki para 28

17 anggota dan mempunyai perhatian sosial, ekonomi terhadap kesejahteraan anggota koperasi, tetapi watak sosialnya baru menonjol bila badan usaha telah dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan surplus (Beddu Amang dalam Rachmi, 2005: 29). Koperasi karyawan Rumondang adalah koperasi yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk cabang Medan yang berlokasi dikantor BRI Putri Hijau Medan. Koperasi Rumondang melayani kegiatan koperasi serba usaha yaitu badan hukum koperasi yang menjalankan beberapa fungsi usaha penjualan dan usaha simpan pinjam. Kemajuan koperasi karyawan sangat tergantung dari peran aktif anggota koperasi. Anggota koperasi sebagai pemilik dan pengguna koperasi, diharapkan memiliki loyalitas yang tinggi atas kemajuan organisasinya Kekuatan Koperasi Karyawan Kekuatan disini adalah kemampuan yang dimiliki oleh koperasi karyawan, sehingga dapat tumbuh dan berkembang dalam mengembankan misinya untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Kekuatan yang dimiliki oleh koperasi karyawan Rumondang adalah: 1. Mudah mencari modal. 2. Angsuran potong gaji (Koperasi Karyawan Rumondang, 2013) Kelemahan Koperasi Karyawan Kelemahan koperasi karyawan Rumondang adalah: 1. Koperasi tidak dapat berkembang maksimal karena jumlah pinjaman dibatasi sesuai gaji anggota. 29

18 2. Koperasi ini hanya melayani kebutuhan pegawai saja, diluar anggota tidak dilayani. 3. Adanya pesaing koperasi yang lain di lingkungan BRI yaitu koperasi karyawan Karya Sejahtera (Koperasi Karyawan Rumondang, 2013) Tujuan Koperasi Karyawan Tujuan koperasi pada umumnya adalah untuk dapat menciptakan perbaikan sosial ekonomi anggotanya dan sekitar daerah kerjanya. Sebagai badan usaha, ciri khusus dasar falsafah koperasi tidak sama dengan bentuk usaha lain. Pancasila sebagai falsafah tidak lepas dari kinerja koperasi. Dalam pencapaian tujuannya, koperasi karyawan berdasar pada satu kesatuan mental yang dilandasi oleh solidaritas dan harga diri. Solidaritas tersebut sebagai alat perekat bagi mereka yang memiliki harga diri dan menyatukan diri untuk mencapai tujuan koperasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, kepentingan bersama diletakkan di atas kepentingan perorangan. Oleh karena itu, pelayanan menjadi sangat penting. Pelayanan kepada anggota yang dilakukan secara efisien sehingga tidak menimbulkan kerugian merupakan ciri khas koperasi. Maksud dan tujuan dari didirikannya koperasi karyawan Rumondang adalah: 1. Koperasi bermaksud menggalang kerjasama untuk memajukan kepentingan ekonomi anggota pada khususnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan. 2. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian 30

19 nasional dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggotanya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (Koperasi Karyawan Rumondang, 2013) Permodalan Koperasi Karyawan Banyak masalah yang sering dihadapi oleh koperasi karyawan salah satunya adalah pelayanan dan pemenuhan anggota yang maksimal seringkali tidak dapat tercapai dengan baik karena terbatasnya modal. Modal koperasi dapat terdiri dari beberapa sumber yaitu: 1. Modal yang berasal dari anggotanya, seperti berbagai simpanan, SHU yang tidak dibagikan. 2. Modal yang berasal dari koperasi sendiri, misalnya dana cadangan yang masih diputarkan. 3. Modal yang berasal dari bank, misalnya pinjaman untuk modal kerja, dan modal investasi. 4. Modal yang berasal dari pemerintah dalam bentuk hibah dan bantuan proyek. 5. Modal pinjaman dari luar anggota (Ima Suwandi, 1995: 52). Untuk membentuk koperasi karyawan, modal yang paling utama yaitu dari kekuatan anggota itu sendiri, hal ini penting untuk dapat memberikan rasa ikut memiliki bagi para anggota atas koperasinya. Koperasi karyawan tidak berbeda dengan berbagai jenis koperasi yang lain. Modal koperasi karyawan dibagi dalam tiga kelompok yaitu: 1. Simpanan pokok, yang dimaksud simpanan pokok adalah simpanan yang harus dilakukan oleh seseorang untuk menjadi anggota koperasi. 31

20 2. Simpanan wajib, yang dimaksud simpanan wajib adalah simpanan yang dilakukan oleh anggota koperasi dengan kegiatan atau usaha koperasi. 3. Simpanan sukarela, yang dimaksud simpanan sukarela adalah simpanan yang dilakukan oleh anggota koperasi pada saat koperasi merencanakan suatu proyek atau atas kerelaan anggota untuk menyimpan di koperasi (Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, 2001: 84). Bidang permodalan dalam koperasi karyawan Rumondang berasal dari (Koperasi Karyawan Rumondang, 2013): 1. Simpanan pokok anggota 2. Simpanan wajib anggota 3. Simpanan sukarela anggota 4. Simpanan khusus anggota Pembinaan Koperasi Karyawan Koperasi karyawan di Indonesia ada yang tumbuh atas inisiatif perusahaan dan ada pula atas inisiatif pemerintah. Koperasi karyawan dibina oleh berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kesejahteraan karyawan secara menyeluruh. Pembinaan koperasi di Indonesia dilaksanakan oleh pemerintah dasarnya adalah untuk memberikan contoh apabila didepan dan memberikan dorongan apabila berada di belakang. Pembinaan terhadap koperasi sangat penting karena untuk meningkatkan kualitas koperasi dan koperasi yang mampu berusaha sendiri. Pembinaan teknis organisasi koperasi, dilakukan oleh Departemen Tenaga Kerja sebagai berikut: 32

21 1. Memberikan penyuluhan kepada karyawan (organisasi karyawan) untuk lebih mendorong dan mempercepat proses penciptaan iklim yang lebih baik lagi pembentukan koperasi karyawan di perusahaan-perusahaan. 2. Mengusahakan agar pimpinan perusahaan yang bersangkutan membantu dan memberikan kesempatan kepada koperasi karyawan untuk dapat berkembang maju sejalan dengan kemajuan dan kelangsungan hidup perusahaan. 3. Memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan semua pengelola koperasi dan para anggota koperasi keterampilan teknis sesuai dengan bidangnya dan kewiraswastaan. 4. Mengusahakan agar para karyawan berperan serta secara aktif dalam mengembangkan usaha koperasi. 2.5 Tinjauan Umum Tentang Kesejahteraan Anggota Koperasi Definisi Kesejahteraan Dalam istilah umum, kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang berarti menunjukkan keadaan yang baik, aman, dan kondisi manusia di mana orangorangnya dalam keadaan makmur, sehat sentosa, selamat terlepas dari segala macam gangguan atau kesukaran dan damai (id.wikipedia.org/wiki/kesejahteraan). Kesejahteraan anggota koperasi adalah suatu keadaan kehidupan anggota koperasi yang terlepas dari kemiskinan dengan terciptanya rasa aman, sentosa, dan makmur serta terhindar dari kesukaran masalah ekonomi dan terpenuhi kebutuhan lahiriah dalam peningkatan pendapatan dan kekayaannya. 33

22 2.5.2 Ukuran Kesejahteraan Ukuran tingkat kesejahteraan yang umum dipergunakan (Komangbaliblog.blogspot.com) adalah: a. Mempunyai pendapatan, kekayaan dan pekerjaan. Ukuran tingkat sejahteraan menunjuk keadaan pendapatan, kekayaan dan pekerjaan yang lebih baik. Kebutuhan hidup terpenuhi dari pendapatan, kekayaan dan pekerjaan yang baik tersebut maka dapat melakukan transaksi ekonomi. b. Terpenuhinya pangan dan gizi. Dengan terpenuhinya pangan dan gizi seseorang maka ukuran kesejahteraan dimiliki. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia, dan dilengkapi dengan gizi sehingga seseorang itu tidak kelaparan dan tidak mudah terserang penyakit karena terpenuhinya gizi. c. Mempunyai rumah, dan cukup sandang. Ukuran kesejahteraan adalah mempunyai rumah, dan cukup sandang. dengan adanya pendapatan dan pekerjaan yang baik kebutuhan untuk mempunyai rumah harus dipenuhi karena kebutuhan utama manusia yaitu mempunyai rumah, dan cukup sandang. Masyarakat yang tidak mampu memenuhi ini maka tugas pemerintah untuk melindungi masyarakat dengan memberikan rumah, dan cukup sandang. d. Kesehatan baik. 34

23 Kesehatan merupakan faktor untuk mendapat pendapatan dan pendidikan. faktor kesehatan harus diutamakan pemerintah dengan meningkatkan pelayanan kesehatan yang baik, tidak dibatasi oleh jarak dan waktu. e. Pendidikan yang mudah. Ukuran tingkat kesejahteraan yang dimaksud yaitu pendidikan yang mudah untuk dijangkau. Pengertian mudah disini yaitu jarak dan nilai yang harus dibayarkan oleh masyarakat murah sehingga pendidikan setinggi-tingginya mudah diakses atau diraih. Dengan pendidikan tersebut kualitas sumber daya manusia meningkat dan kesempatan untuk mendapat pekerjaan dari pendidikan itu Faktor-faktor yang Mempengaruhi Upaya Koperasi dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pegawai Sampai saat ini citra koperasi dikalangan masyarakat tidak begitu baik, berbagai kasus negatif seperti korupsi, penyelewengan, dan tindakan lain yang dinilai tidak pantas dilakukan oleh koperasi dan diberitakan secara luas di surat kabar dan majalah. Berkaitan dengan hal tersebut ada faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi upaya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggota. 1) Faktor internal a. Kelangkaan sumber daya profesional yang baik untuk mengelola organisasi maupun usaha koperasi. b. Keterbatasan sumber daya kapital swadaya. c. Masih rendahnya kesadaran berkoperasi dikalangan anggota. 35

24 2) Faktor eksternal a. Persepsi tentang pentingnya koperasi dalam proses pembangunan masih belum sama. b. Perhatian lembaga keuangan masih sangat rendah. c. Iklim usaha yang kurang kondusif bagi kegiatan usaha koperasi. d. Aturan-aturan yang ada untuk koperasi terasa kaku, mempersulit ruang gerak koperasi seperti aturan modal dan wilayah kerja. 2.6 Penelitian Terdahulu Skripsi berjudul Upaya Koperasi dalam Peningkatan Kesejahteraan Anggota (Studi pada Koperasi Unit Desa Subur Kecamatan Kedungkandang Kota Malang). Zulia Nurul Rachmi (2005) menyatakan bahwa Upaya yang dilakukan Koperasi Subur dalam peningkatan kesejahteraan anggota belum maksimal karena keterbatasan sumber daya manusia, sarana, prasarana, maupun modal. Dan dibidang usaha hasil yang dicapai adalah adanya kemudahan-kemudahan yang didapatkan anggota untuk meningkatkan pendapatannya antara lain adanya kemudahan-kemudahan untuk mendapatkan kredit. Skripsi Ayu Niken T (2001) yang berjudul Efektivitas Koperasi Unit Desa Dalam Upaya Pengembalian Dana Kredit Usaha Tani (Studi Kasus pada Koperasi Unit Desa Kanigoro Blitar) menyimpulkan bahwa ada beberapa upaya yang telah dilakukan KUD dalam menagih kredit usaha tani bagi peminjam yaitu penagihan secara formil dan informal. Jurnal Khasan Setiaji (2006) yang berjudul Pengaruh Partisipasi Anggota dan Lingkungan Usaha Terhadap Keberhasilan Koperasi Republik Indonesia (KPRI) Kapas Kecamatan Banjarnegara menyimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan 36

25 antara partisipasi anggota dan lingkungan usaha terhadap keberhasila KPRI kapas kecamatan Banjarnegara. 2.7 Kerangka Pikir Keberadaan Koperasi Karyawan Rumondang Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Untuk anggota Anggota menerima kredit dari koperasi dengan ketentuan yang ada Kredit yang diterima digunakan Kesejahteraan anggota koperasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian 37

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Kata Prosedur Kredit terdiri dari 2 (dua) kata yaitu Prosedur dan Kredit. Menurut Ardiyos (2004:73) arti dari Prosedur adalah suatu bagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian atau langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap beberapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kuncoro (2002:68), Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2005:5) prosedur ialah urutan kegiatan klerikal biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Landasan, dan Jenis Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang Koperasi tahun 1967 No. 12 tentang Pokokpokok Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal II. TINJAUAN PUSTAKA A. Badan Usaha Koperasi 1. Pengertian dan Dasar Hukum Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal 1 Ayat 1, pengertian koperasi adalah badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia penuh dengan ketidakpastian. Ketidakpastian tersebut biasanya berhubungan dengan takdir dan nasib manusia itu sendiri yang telah ditentukan oleh Tuhan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dalam prosedur laporan pelaksanaan simpan pinjam yang

Lebih terperinci

PENGALOKASIAN DANA BANK

PENGALOKASIAN DANA BANK PENGALOKASIAN DANA BANK Alokasi Dana : menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Wujud dari pengalokasian dana adalah kredit atau aset yang dianggap menguntungkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Kredit 2.1.1. Pengertian Kredit Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai tempat meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki fungsi utama menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian Indonesia secara

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu defenisi koperasi adalah suatu perkumpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kredit Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan. Maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit, berarti mereka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Menurut UU No 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 mengatakan Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia modern seperti sekarang ini, banyak orang atau badan hukum yang memerlukan dana untuk mengembangkan usaha, bisnis, atau memenuhi kebutuhan keluarga (sandang,pangan,dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang bermacam-macam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus berusaha dengan cara bekerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu menunjukkan arah untuk menyatukan ekonomi global, regional ataupun lokal, 1 serta dampak terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, prosedur biasanya melibatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bank 1.2.1. Pengertian Bank Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang dipergunakan oleh bangkir untuk melayani kegiatan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetian Deposito Berjangka Dalam bahasa sehari-hari kata simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account dimana artinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan kegitan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah banyak mempengaruhi perkembangan ekonomi dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian dalam masyarakat. Salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang BAB II Kajian Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Dunia keuangan khususnya perbankan dari tahun ketahun telah mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini ditunjukkan dari jumlah

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman kebutuhan masyarakat terus meningkat dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi sehingga kredit menjadi salah satu alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk memulai investasi atau memperbesar usahanya. Untuk memperoleh dana tersebut perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan memerlukan sistem untuk menunjang kegiatan perusahaan dengan kata lain sistem merupakan rangkaian dari prosedur yang saling berkaitan dan secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Kata bank berasal dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah merupakan salah satu kebutuhan paling pokok dalam kehidupan manusia. Rumah sebagai tempat berlindung dari segala cuaca sekaligus sebagai tempat tumbuh kembang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kredit Macet 1. Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan, oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ekonomi tinggi, menengah dan rendah. hukum. Kehadiran berbagai lembaga pembiayaan membawa andil yang besar

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ekonomi tinggi, menengah dan rendah. hukum. Kehadiran berbagai lembaga pembiayaan membawa andil yang besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia sebagai negara berkembang juga turut memacu roda perekonomian masyarakat. Sayangnya pertumbuhan ekonomi tersebut tidak ditopang oleh pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga financial intermediary yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana serta sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Bank Bank adalah sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital.

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital. 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Dalam dunia modern ini, peranan perbankan dalam kemajuan perekonomian suatu Negara sangatlah besar.begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk

Lebih terperinci

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Materi 3 Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Subpokok bahasan : Pengertian Kredit & Pembiayaan (Produk Lending) Jenis-jenis kredit Prinsip-prinsip pemberian kredit Jenis-jenis pembebanan suku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung berhubungan dengan UMKM, antara lain: 1.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sejarah dan Definisi Koperasi 2.1.1 Sejarah Koperasi Menurut Amidipradja Talman (1985:22) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan koperasi adalah : Badan usaha yang berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2008:2) Bank merupakan Lembaga Keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Berbagai perkembangan yang terjadi dalam sektor perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peranan lembaga keuangan baik itu Lembaga Keuangna Bank

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992 PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kondisi ekonomi nasional semakin hari kian memasuki tahap perkembangan yang berarti. Ekonomi domestik indonesia pun cukup aman dari dampak buruk yang diakibatkan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai pengaruh faktor suku bunga kredit, dana pihak ketiga, nilai tukar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit secara umum, kredit adalah sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis pada saat sekarang ini atas dasar kepercayaan sebagai pengganti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kembali dana tersebut kemasyarakat

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dengan melihat uraian diatas maka penulis menyusun laporan kerja

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dengan melihat uraian diatas maka penulis menyusun laporan kerja BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dengan melihat uraian diatas maka penulis menyusun laporan kerja praktek dan menuangkannya dengan judul PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan dalam perjanjian kredit secara umum dapat diartikan sebagai penyerahan kekayaan dan pernyataan kesanggupan seseorang atau badan untuk menanggung pembayaran kembali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Subandi (2011) Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan kata lain berarti segala

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Dalam arti luas kredit diartikan sebagai sebagai kepercayaan. Begitu pula dengan bahasa latin kredit berarti credere yang

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Andrian Fauline Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bank dikenal sebagai sebuah tempat dimana kita menyimpan uang kita, tempat yang sangat identik dengan kata menabung. Orang tua kita selalu mengajari kita

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian bank Pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang didirikan sejak tahun 1895 merupakan salah satu bank yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang didirikan sejak tahun 1895 merupakan salah satu bank yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank Rakyat Indonesia (BRI) dikenal sebagai salah satu bank tertua di Indonesia yang didirikan sejak tahun 1895 merupakan salah satu bank yang konsisten dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Sebagai lembaga keuangan yang dipercaya masyarakat,bak merupakan perusahaan yang sangat penting yang dapat menunjang keseluruhan program pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Koperasi Bagi Indonesia koperasi merupakan suatu badan usaha yang menerapkan sifat gotong royong dan cara bekerjanya bersifat kekeluargaan. Kata koperasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki beberapa wilayah yang penduduknya tersebar dari Sabang sampai Merauke. Banyaknya penduduk menjadikan Indonesia harus

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Kata kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu credere yang artinya

BAB II URAIAN TEORITIS. Kata kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu credere yang artinya BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. KREDIT 2.1.1. Pengertian kredit Kata kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu credere yang artinya percaya (Prapto dan Achmad Anwari). Dalam arti luas, kredit diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan yang ada di masyarakat sangat beraneka ragam. selain kebutuhan sandang dan pangan, kebutuhan akan perumahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK 1. Pengaturan Perjanjian Kredit Pengertian perjanjian secara umum dapat dilihat dalam Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yaitu suatu perbuatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan BAB I PENDAHULUAN Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka masyarakat dan pemerintah sangat penting perannya. Perkembangan perekonomian nasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Tentang Perbankan Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengertian bank, fungsi bank, dan jenis jenis bank : 2.1.1 Pengertian Bank Di Indonesia terdapat banyak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dan menyalurkan dana dari dan kepda masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank a) Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia seperti sektor perdagangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

Bandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2

Bandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2 Pengertian,Asas dan prinsip-prinsip koperasi Bandung, 04 Maret 2010 Pertemuan ke - 2 Tujuan perkuliahan hari ini Setelah perkuliahan pada pertemuan ke 2 ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan kembali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi perekonomian tersebut tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI. Perikatan-Perikatan yang dilahirkan dari Kontrak atau Perjanjian,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI. Perikatan-Perikatan yang dilahirkan dari Kontrak atau Perjanjian, 23 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI 2.1 Pengertian Perjanjian Kredit Pasal 1313 KUHPerdata mengawali ketentuan yang diatur dalam Bab Kedua Buku III KUH Perdata, dibawah judul Tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu Kebutuhan Primer, Kebutuhan Sekunder, dan Kebutuhan Tersier. Kebutuhan Primer merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa latin yaitu coopere yang dalam bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari kata co dan operation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi berperan positif dalam pelaksanaan pembangunan nasional di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi diantaranya dalam peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu negara bisa dilihat dari minimalnya dua sisi, yaitu ciri perekonomian negara tersebut, seperti pertanian atau industri dengan sektor perbankan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk

Lebih terperinci