PEMBELAJARAN TIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE IMPROVE UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA. Artikel Ilmiah. Oleh: Hemi Kusnawan NIM:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBELAJARAN TIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE IMPROVE UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA. Artikel Ilmiah. Oleh: Hemi Kusnawan NIM:"

Transkripsi

1 PEMBELAJARAN TIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE IMPROVE UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Artikel Ilmiah Oleh: Hemi Kusnawan NIM: Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Agustus 2016

2

3

4

5

6 PEMBELAJARAN TIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE IMPROVE UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA 1.) Hemi kusnawan, 2.) Adriyanto Juliastomo GundoS.Si., M.Pd Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia 1.) 2.) Abstract The problem of this research was about the passive reaction and students dependency upon the teacher in resolving their problems so that the students could not develop their creativities. The purpose of this study is to train students creative way of thinking in Information and Communication Technology subject matter. This study was done using pre-experiment method and one-shot case study design. The approach used was called improve learning method. After applying improve learning method, the average of students creative thinking skill reached 75.38%, about 4 students begin to appear, 9 students began to be improved and 12 students already accustomed to think creatively. The use of improve method achieved a good reaction from the students. This conclusion is proved by 86,56% from the total percentage of student s response was on 81% - 100% of the total score. It was categorized as a very good category. In the end, the application of Improve method is able to train student s creative thinking skill. Keyword: Improve, Creative Thinking Abstrak Masalah dalam penelitian ini adalah pasif dan ketergantungan siswa terhadap guru untuk menyelesaikan masalah sehingga siswa sulit mengali kreatifitas yang ada pada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk melatih kemampuan berfikir kreatif siswa pada mata pelajaran TIK. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pre-experiment dengan one-shot case study design. Metode pembelajaran yang digunakan adalah improve. Setelah melakukan treatment metode pembelajaran improve, rata-rata kemampuan berfikir kreatif siswa menjadi hasil 75,38%, dan sebanyak 4 siswa mulai tampak, 9 siswa mulai berkembang dan 12 siswa membudaya dalam befikir kreatif. Penggunaan metode improve mendapat tanggapan yang baik dari siswa, hal ini dibuktikan dengan nilai Tanggapan siswa 86,56% yang berada pada 81% - 100% dengan kategori sangat baik. Penerapan metode improve mampu untuk melatih kemampuan befikir kreatif siswa. Kata Kunci :improve, berfikir kreatif Mahasiswa Fakultas Teknologi Informatika Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 1

7 1. Pendahuluan Peningkatan kemampuan berfikir siswa merupakan sesuatu hal yang sangat vital dalam dunia pendidikan. Karena dengan meningkatnya pola berfikir siswa yang kreatif maka akan berdampak pada hasil belajar siswa baik kognitif maupun afektif. Santrock (2008:366) kreativitas ialah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dan tak biasa dan menghasilkan solusi yang unik atas suatu problem. Sedangkan Berpikir kreatif dapat dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika seorang individu mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum pernah diwujudkan (Infinite Innovation Ltd, 2001). Berdasarkan hasil wawancara pada saat observasi awal dengan guru mata pelajaran sejarah kelas XI MIA 1 SMA islam Sudirman Ambarawa, guru masih banyak menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran dengan menerapkan metode ceramah. Guru lebih aktif dan siswa menjadi pasif dalam pembelajaran TIK dikelas dan suasana belajar terkesan kaku yang mengakibatkan proses belajar mengajar tidak berjalan secara optimal. Pelajaran TIK sangatlah menarik tetapi kadang siswa cenderung pasif dan bergantung kepada guru. Mereka malas mengali ide-ide yang sebenarnya mampu membuat atau menemukan hal baru. Selama proses pembelajaran TIK aktivitas siswa sangat beragam, seperti siswa kurang memperhatikan atau kurang serius mendengarkan pejelasan materi ajar dari guru, kurang mampu memikirkan cara untuk menyelesaikan persoalan, seperti beberapa siswa tidak mengerjakan tugas dari guru secara tepat waktu. Kondisi ini menunjukan bahwa kurangnya berfikir kreatif siswa dalam belajar mengajar rendah serta. Data tersebut didapat dari salah satu pengajar mata pelajaran TIK di SMA Islam Sudirman Ambarawa. Penerapan metode pembelajaran improve diharapkan sebagai solusi. Mengacu pada latar belakang masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut: Apakah pembelajaran metode IMPROVE dapat melatih kemampuan berfikir siswa utuk meningkatkan hasil belajar siswa?. Tujuan penelitian ini untuk melatih pemahaman serta akan menggali potensi berfikir mereka sendiri dan dengan metode improve di harapkan kreatifitas dari siswa akan senantiasa terasah hari demi hari. karena disini guru memancing dan tidak membatasi kreatifitas dari siswa untuk berfikir secara kritis, di harapkan dengan metode maka akan tercipta suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar. 2. Tinjauan Pustaka Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan dua penelitian yang revelan. Penelitian pertama yang dilakukan oleh Librani Livia P dkk Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Trigonometri Dengan Menggunakan Metode Improve di SMAN 50 Jakarta. 2

8 Penelitian yang dilakukan Anton David Prasetiyo dkk Berfikir Kreatif Siswa Dalam Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Matematika.. Persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu secara umum penelitian yang dilakukan oleh Librani Livia P, Sri Utami, Wardani Rahayu dan Anton David Prasetiyo dan Lailatul Mubarokah dengan penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan metode pembelajaran yang sama yaitu improve. serta penelitian ini menggunakan indikator yang sama seperti yang digunakan oleh Anton David Prasetiyo dan Lailatul Mubarokah yaitu berfikir kreatif. Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang terdahulu yaitu dalam penelitian yang dilakukan oleh Librani Livia P, Sri Utami, Wardani Rahayu dan Anton David Prasetiyo adalah pada metode penelitian yang dipakai yaitu metode penelitian tindakan kelas sedangkan penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian Anton David Prasetiyo dan Lailatul Mubarokah, pelajaran yang diambil adalah matematika sedangkan dalam penelitian ini kompetensi yang diambil adalah TIK. Sedangakan penelitian yang dilakukan oleh Anton David Prasetiyo dan Lailatul Mubarokah menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah sedangkan penelitian ini menggunakan metode improve. Berfikir kreatif sangat memungkinkan siswa untuk memecahkan sebuah masalah dengan lebih baik. Karena akan mengali kemampuan siswa dalam berfikir. Hal ini juga akan meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Munandar (1990) berpikir kreatif adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia dalam menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepat gunaan, dan keragaman jawaban. Untuk menilai kemampuan berpikir kreatif menggunakan acuan yang dibuat, Munandar (2009:192) yang mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kreatif dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan aspek aspek sebagai berikut: (1) Berpikir lancar (Fluent thinking; (2) Berpikir luwes (Flexible thinking); (3) Berpikir Orisinil (Original thinking); (4 Keterampilan mengelaborasi (Elaboration ability);. Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif antara lain meliputi : 1. Keterampilan berpikir lancar a. Menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan b. Menghasilkan motivasi belajar c. Arus pemikiran lancar 2. Keterampilan berpikir lentur (fleksibel) a. Menghasilkan gagasan-gagasan yang seragam b. Mampu mengubah cara atau pendekatan c. Arah pemikiran yang berbeda 3. Keterampilan berpikir orisinil a. Meberikan jawaban yang tidak lazim b. Memberkan jawaban yang lain daripada yang lain c. Memberikan jawaban yang jarang diberikan kebanyakan orang 3

9 4. Keterampilan berpikir terperinci(elaborasi) a. Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan b. Memperinci detail-detail c. Memperluas suatu gagasan [9] Improve Metode ini didesain oleh ilmuwan bernama Mevarech dan Kramarski. Aktivitas pembelajaran dengan metode IMPROVE ini dilakukan terhadap kelompok kelompok kecil pada kelas yang heterogen. IMPROVE merupakan sebuah akronim dari Introducing the new concepts, Metacognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulties, Obtaining mastery, Verification and Enrichment. Penjabaran dari akronim di atas mendeskripsikan tentang tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam kegiatan pembelajarannya. 1. Introducing the New Concept. Siswa diberikan suatu konsep baru oleh guru tanpa memberikan hasil akhir atau bentuk jadinya saja. Konsep ini diberikan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa terlibat secara aktif dan dapat menggali kemampuan diri mereka sendiri. 2. Meta-cognitive Questioning. Pertanyaan yang dapat diajukan guru kepada siswa meliputi pertanyaan pemahaman misalnya seorang guru memberikan permasalahan kepada siswa mengenai suatu materi, setelah itu guru bertanya kepada siswa, Apa masalah ini?, pertanyaan koneksi merupakan pertanyaan mengenai apa yang siswa dapat sekarang dengan apa yang telah didapatnya dahulu, misalnya, Apakah masalah sekarang sama atau berbeda dari pemecahan masalah yang telah Anda lakukan dimasa lalu?, Pertanyaan strategi berkaitan dengan solusi-solusi yang akan diajukan siswa untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya seperti Strategi apa yang cocok untuk memecahkan masalah tersebut? dan pertanyaan refleksi yang mendorong siswa untuk mempertimbangkan cara atau strategi yang telah diajukannya seperti Apakah strategi itu merupakan solusi yang masuk akal untuk memecahkan masalah ini?. 3. Practicing. Siswa diajak untuk berlatih memecahkan masalah secara langsung. Hal ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan penguasaan materi dan mengasah kemampuan serta keterampilan siswa. 4. Reviewing and Reducing Difficulties. Biasanya pada saat latihan langsung, siswa banyak mengalami kesulitan. Pada tahap ini guru mencoba untuk melakukan review terhadap kesalahan-kesalahan yang dihadapi siswa dalam memahami materi dan memecahkan permasalahan. 5. Obtaining Mastery. Siswa diberikan tes yang bertujuan untuk mengetahui penguasaan materi siswa. 6. Verification. Pada tahap ini, dilakukan identifikasi siswa mana yang telah mencapai batas kelulusan yang dikategorikan sebagai siswa yang sudah 4

10 menguasai materi dan siswa mana yang belum mencapai batas kelulusan yang dikategorikan sebagai siswa yang belum menguasai materi. 7. Enrichment. Pada tahap ini dilakukan pengayaan terhadap siswa yang belum menguasai materi dengan kegiatan remedial. [3] Pengaplikasian improve dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah ada 7 tahap yang harus dilakukan secara step by step [3],yaitu : Pada tahap pertama, guru memberikan konsep baru (Introducing the New Concept) terkait materi yang akan disampaikan menggunakan media pembelajaran dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggali kemampuan siswa sendiri seperti; tools-tools apa sajakah yang kalian ketahui utuk membuat logo?, bagaimana penggunaan tools tersebut? dan lain sebagainya. Selanjutnya, siswa dihadapkan pada suatu kasus mengenai materi yang terkait. Setelah itu guru memberikan pertanyaan-pertanyaan metakognitif (Meta-cognitive Questioning) terkait materi pembelajaran seperti; (1) Mengenai apa keseluruhan masalah yang di hadapi untuk menentukan pembuatan logo?, (2) Bagaimana cara untuk menyelesaikan pembuatan logo tersebut?, (3) apa perbedaan kasus ini dengan kasus yang telah dijelaskan sebelumnya? (Mevarech dan Kramarski) Kemudian siswa berlatih (Practicing) untuk menyelesaikan beberapa permasalahan yang diberikan oleh guru. Pada tahap ini guru berkeliling untuk memantau latihan yang dilakukan siswa serta memberikan bimbingan serta bantuan terhadap siswa yang mengalami kesulitan (Reviewing and Reducing Difficulties). Setelah latihan, siswa mencatat semua kegiatan yang telah dilakukan terkait materi pembelajaran. Terakhir siswa mengisi jurnal harian yang telah disiapkan oleh guru. Setelah melakukan pembelajaran, pada pertemuan berikutnya siswa diberikan tes (Obtaining Mastery) untuk mengetahui penguasaan materi siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Dari hasil tes tersebut guru melakukan verifikasi (Verification) untuk mengetahui siswa mana yang telah mencapai batas kelulusan dan siswa mana yang belum. Langkah selanjutnya adalah pengayaan (Enrichment) yang ditujukan jika ada siswa yang tuntas dalam proses pembelajaran. 3. Metode Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif, yaitu penelitian yang menjelaskan dan menceritakan berupa diskripsi tentang data kuantitatif yg telah dibuat, dengan kata lain mendiskripsikan data yang berupa angka menjadi kata-kata. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Ambarawa tahun ajaran 2015/16. Sampel yang diambil adalah satu kelas dimana dari jumlah keseluruhan kelas X yang berjumlah 4 kelas. Pemilihan sampel penelitian berdasarkan rekomendasi guru TIK di SMA Islam Sudirman Ambarawa. Sampel penelitian adalah sebagian populasi yang diambil sebagai sumber 5

11 data dan dapat mewakili seluruh poulasi, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode pre-experiment. Dalam penelitian ini kelas XI MIA 1 sebagai kelas eksperimen. Pemilihan kelas eksperimen dipilih atas rekomendasi guru TIK. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu oneshot case study design. One-shot case study design dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan pengukuran dan nilai ilmiah suatu desain penelitian. [4] terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Rancangan penelitian sebagai berikut: Tabel 3.1 One-shot case study design X Perlakuan terhadap variabel independen (Treatment of independent variable) Keterangan : O Pengamatan atau pengukuran terhadap variabel dependen (Observation or measurement of dependent variable) X : Kelompok yang akan diberi stimulus dalam eksperimen O : Kejadian pengukuran atau pengamatan. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam Prakikum adalah untuk mendapatkan nilai kemampuan berfikir kreatif siswa. Tahapan Penelitian, Penelitian ini dilakasanakan melalui tiga tahap, yaitu (1) Tahap persiapan, (2) Tahap pelaksanaan, (3) Tahap ahkir. Tabel 3.2. Tahapan penelitian [5] No Tahapan Penelitian Keterangan 1 Tahap persiapan - Studi pendahuluan - Perumusan masalah 2 Tahap pelaksanaan - Pemilihan desain penelitian - Penyusunan instrumen - Pengumpulan data 3 Pengolahan akhir - Analisis data - Perumusan kesimpulan - Penyusunan laporan Tahap pertama yaitu tahap persiapan terdiri dari beberapa proses, yaitu studi pendahuluan dan perumusan masalah. Studi pendahuluan merupakan kegiatan observasi proses pembelajaran TIK di sekolah (fenomena yang terjadi, serta penyebab masalah sehubungan dengan proses pembelajaran TIK). Gaya mengajar, serta kemampuan kreatif siswa juga menjadi bagian 6

12 dari studi pendahuluan ini. Pemahaman teori didapat dari studi pustaka berupa jurnal, dan buku (baik cetak maupun elektronik). Perumusan masalah penelitian menjadi kegiatan berikutnya setelah studi pendahuluan. Tahapan kedua yaitu pelaksanaan, terdiri dari pemilihan desain penelitian, penyusunan instrumen, dan pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah metode pre-experiment, menurut Sugiyono, 2011 dengan bentuk one-shot case study design. Penelitian dilakukan di SMA Islam Sudirman Ambarawa pada semester pertama tahun ajaran 2014/2015, dengan menggunakan satu. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA SMA Islam Sudirman Ambarawa, yaitu kelas XI MIA 1 sebagai kelas eksperimen. Penerapannya dilakukan pada mata pelajaran TIK, dengan standar kompetensi menggunakan perangkat lunak pembuat desain grafis. Kompetensi dasar yang dipelajari adalah membuat logo dengan perangkat lunak pembuat grafis. Penelitian difokuskan pada nilai kemampuan brfikir kreatif siswa dengan lembar penilaian praktikum. Lembar metode observasi bertujuan untuk mengamati proses pembelajaran TIK, serta perilaku kreatif siswa siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Metode lembar angket digunakan sebagai bukti pendukung keberhasilan penerapan gaya mengajar improve. Persepsi siswa tentang penggunaan gaya mengajar improve dapat diketahui dari hasil lembar angket. Aspek penilaian dalam lembar penilaian ketrampilan., dan penugasan yang diberikan oleh guru. Tahap terakhir adalah penyusunan laporan. Laporan disusun berdasarkan hasil dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Pembuktian teori dan konsep, penarikan kesimpulan, serta pemberian saran untuk penelitian selanjutnya menjadi bagian dari tahap ini. Sampel merupakan yaitu sebagian populasi yang akan di jadikan penelitian. Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan.sampel yang digunakan adalah XI MIA 1 dengan jumlah siswa 26 orang. Penelitian ini dilakukan selama tiga pertemuan pada mata pelajaran TIK dengan materi teknik shaping. Penerapan metode improve di kelas mengikuti tahapan yang di aplikasikan oleh Ni Nengah Dwi dan apriani [6] sebagai berikut: Tabel 3.3. Penerapan Metode improve [6] Guru memberikan konsep baru melalui pertanyaan-pertanyaan yang membangun pengetahuan siswa 7

13 Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan metakognitif kepada siswa terkait materi pembelajaran Siswa berlatih memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru Guru memberikan review terhadap kesalahan-kesalahan yang dihadapi siswa pada saat latihan Melakukan tes pada pertemuan berikutnya untuk mengetahui penguasaan materi siswa Melakukan verifikasi untuk mengetahui siswa mana yang mencapai batas kelulusan dan siswa mana yang belum mencapai batas kelulusan Pengayaan terhadap siswa yang belum mencapai batas kelulusan Metode ini didesain oleh ilmuwan bernama Mevarech dan Kramarski. Aktivitas pembelajaran dengan metode IMPROVE ini dilakukan terhadap kelompok kelompok kecil pada kelas yang heterogen. IMPROVE merupakan sebuah akronim dari Introducing the new concepts, Metacognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulties, Obtaining mastery, Verification and Enrichment. Penjabaran dari akronim di atas mendeskripsikan tentang tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam kegiatan pembelajarannya. Improve Guru Siswa Introducing Memberikan peta konsep tentang logo logo. tools-tools apa sajakah yang kalian ketahui utuk membuat logo?, bagaimana Bertanya tentang bagaimana cara membuat logo dan berfikir bagaimana cara-cara baru untuk menyelsaikan pembuatan logo. Aspek yang di nilai 8

14 penggunaan tools tersebut? Meta-cognitive Memberikan pertanyaan pemahaman kepada peserta didik berkaitan dengan contoh logo yng telah di berikan (1) apa keseluruhan masalah yang di hadapi untuk menentukan pembuatan logo?, (2) Bagaimana cara untuk menyelesaikan pembuatan logo tersebut?, (3) apa perbedaan kasus ini dengan kasus yang telah dijelaskan sebelumnya? Practicing Mengajak peserta didik berlatih memecahkan masalah tentang pembuatan logo dengan corel draw guru berkeliling untuk memantau latihan yang dilakukan siswa serta memberikan bimbingan serta bantuan terhadap siswa yang mengalami kesulitan Reviewing Memberikan review terhadap kesalahankesalahan yang yaitu berfikir orisinil pada indikator Pro-aktif Menjawab pertanyaan pemahaman yang diajukan oleh guru dengan mengembangkan dan memperkaya gagasan tentang pembuatan logo Aspek yang dinilai kemampuan mengelaborasi dengan indikator pro-aktif peserta didik berlatih memecahkan masalah tentang pembuatan logo dengan corel draw dengan memikirkan cara-cara yang berbeda. aspek yang dinilai yaitu berfikir luwes dengan indikator pro-aktif Bertanya jika ada materi yang belum bisa di pecahkan suatu masalah yang di dapat 9

15 Obtaining mastery dihadapi siswa. Memberikan kesempatan peserta didik untuk mempraktekan pembuatan logo pada coreldraw untuk membuat logo diri sendiri atau logo perusahaan. Verification Melakukan penilaian kepada peserta didik yang berpartisipasi dalam pembelajaran Enrichment Mengadakan remidial kepada peserta didik yang belum menguasai materi. Mempraktekan pembuatan logo objek pada corel draw untuk membuat logo nama sendiri atau perusahaan aspek yag dinilai berfikir lancar dengan indikator tanggung jawab ( siswa dengan cepat melihat kesalahan dan memperbaiki kesalahan tersebut) aspek yang dinilai berfikir lancar dengan indikator disiplin (siswa menyelasaikan tugas yang di dapat tepat waktu) aspek yang dinilai berfikir lancar dengan indikator jujur (siswa membuat logo dengan kemampuan diri sendiri) Menunujukan hasil pembuatan logo Mengikuti remidial bagi peserrta didik yang belum menguasai. 10

16 4. Hasil dan Pembahasan Perhitungan penilaian siswa untuk mengetahui perilaku kreatif siswa selama mengikuti proses pembelajaran TIK. Hal ini dilakukan dengan mengamati aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi. Mengacu pada indikator berfikir kreatif siswa. Pengamatan dilakukan dengan cara memberi nilai pada lembar observasi yang telah disediakan. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh guru mata pelajaran yang sudah mengetahui dan hafal dengan peserta didiknya supaya hasil yang diperoleh akurat. Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan aktivitas belajar siswa dilakukan pada kelas eksperimen. Hasil perhitungan lembar observasi akan dibandingkan antara pengunaan metode konvensional dengan metode improve. Tabel 4.1. lembar aspek penilaian siswa Aspek berpikir kreatif Pertemuan pertama Pertemuan kedua Aspek berpikir lancar dengan indikator relijius dengan kemampuan membaca dan mengikuti kegiatan doa bersama dengan baik dan benar pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua setelah treatment mendapatkan nilai 96 % di karenakan setiap awal pelajaran di mulai dengan bacaan doa. Aspek berpikir Lancar dan berfikir luwes pada indikator Tanggung jawab dengan kemampuan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi serta menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi mendapatkan nilai 59,60 % secara keseluruhan kemudian pada pertemuan kedua mendapatkan nilai 76,90 % setelah treatment. Aspek berpikir lancar dengan indikator disiplin dengan kemampuan siswa mampu menyelesaikan tugas tepat waktu mendapatkan nilai keseluruhan 59,60 % pada pertemuan pertama dan 78,80 % pada pertemuan kedua setelah treatment. 96% 96% 59,60% 76,90% 59,60% 78,80% Aspek berpikir Orisinil, Kemampuan mengelaborasi, Berfikir luwes, Berpikir lancar yang terdapat pada indikator pro aktif dengan kemampuan mempertanyakan cara-cara lama dan berusaha memikirkan cara-cara baru dalam membuat gambar atau desain, mengembangkan/memperkaya gagasan orang lain. menyelesaikan suatu masalah dengan memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya dan bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada siswa lain. 53,80% 62,50% 11

17 Mendapat nilai keseluruhan sebanyak 53,80 % pada pertemuan pertama dan 62,50% pada pertemuan kedua setelah treatment. Aspek berpikir lancar pada indikator jujur dengan kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan, mendapatkan nilai keseluruhan sebesar 96% dan 96% pada pertemuan kedua setelah treatment. 96% 96% Prosentase keseluruhan 66,54% 75,38% Hasil lembar observasi ini didukung dengan lembar penilian sikap siswa terkait berfikir keatif yang didapat dari pihak sekolah dan di modifikasi dengan guru terkait aspek berfikir kreatif. Terdiri dari 5 indikator yang setiap indikator terdapat beberapa aspek berfikir kreatif siswa. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut sebelum metode improve di terapkan nilai berfikir kreatif didapat hasil 66,54% sedangkan setelah treatment dilakukan di dapat hasil 75,38% Perhitungan melalui praktikum digunakan untuk mendapatkan nilai kemampuan berfikir kreatif siswa. Hal ini dilakukan untuk melihat hasil praktikum siswa untuk mengisi lembar kreatifitas yang dari SMA Islam Sudirman Ambarawa yang telah di modifikasi bersama pihak guru mata pelajaran TIK dan menggunakan indikator berfkir kreatif. Pengamatan dilakukan dengan cara mengisi checklist lembar penilaian praktikum yang telah disediakan. Pengisian lembar praktikum dilakukan oleh guru mata pelajaran yang sudah mengetahui dan hafal dengan peserta didiknya supaya hasil yang diperoleh akurat. Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tabel 4.2 Lembar Penilaian Observasi Pertemuan Kreatifitas BT MT MB MK Pertemuan 1 12 siswa 10 siswa 2 siswa 1 siswa Pertemuan 2 0 siswa 4 siswa 9 siswa 12 siswa Data yang di dapat dari checklist lembar penilaian ketrampilan siswa di SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA untuk mengetahui tingkat kreatifitas siswa dalam menyelesaikan tugas praktikum. Hasil ini diperoleh dari tugas membuat logo, dimana BT menunjukan belum tampak, MT menunjukan mulai tampak, MB menunjukan mulai berkembang dan MK menunjukan membudaya. Hasil yang diperoleh sebagai berikut: 12

18 Tabel 4.3 Lembar Penilaian Ketrampilan Pertemuan pertama Pertemuan kedua Amar Amrullah Amar amrulah mendapakan checklist pada kolom belum tampak (BT) dikarenakan siswa hanya menggunakan 1 indikator berfikir kreatif yaitu berfikir lancar yaitu dengan menggunakan hanya teknik shaping dalam pembuatan logo yang dibuat. Dan terlihat siswa masih terpaku pada apa yang guru ajarkan. Selanjutnya pada pertemuan kedua dengan menggunakan metode improve siswa mendapatkan checklist pada kolom mulai berkembang (MB) hal ini diperoleh dari siswa yang menggunakan 3 indikator berfikir kreatif siswa. yaitu berfikir lancar dengan menggunakan teknik shaping dalam pembuatan logo dan tidak terpaku lagi dari contoh yang diberikan oleh guru. Berfikir luwes karena siswa menggunakan tool lain selain shaping yaitu menggunakan drop shadow tool. Serta berfikir orisinil yaitu desain logo ini dibuat untuk pembuatan gambar pada kaos Hendra Mustika Hendra mustika mendapakan checklist pada kolom mulai tampak (MT) dikarenakan siswa menggunakan 2 indikator berfikir kreatif yaitu berfikir lancar dengan menggunakan teknik shaping dalam pembuatan logo yang dibuat. Berfikir luwes karena siswa menggunakan tool lain selain Selanjutnya pada pertemuan kedua dengan menggunakan metode improve siswa mendapatkan checklist pada kolom membudaya (MK) hal ini diperoleh dari siswa yang menggunakan 4 indikator berfikir kreatif siswa yaitu berfikir lancar dengan menggunakan teknik shaping dalam pembuatan logo yang dibuat. Berfikir luwes karena siswa menggunakan tool lain selain shaping yaitu menggunakan menggunakan fix text to path untuk membuat huruf 13

19 shaping yaitu menggunakan fix text to path untuk membuat huruf menjadi melengkung menjadi melengkung dan menggunakan powerclip untuk memasukan sebuah gambar. Berfikir orisinil logo yango yang dibuat ini akan digunakan untuk memberi identitas dari kelompoknya. Kemampuan mengelaborasi dengan memberi jawaban bahwa arti dari logo tersebut baster merupakan arti dari barisan siswa terminal, maho merupakan nama dari organisasi. 58 merupakan nomor identitas organisasi. Dan gambar tanggan mengengam piston artinya mereka gemar memodifikasi motor mereka. Rika Fitriani Rika fitriani mendapakan checklist pada kolom mulai berkembang (MB) dikarenakan siswa menggunakan 3 indikator berfikir kreatif yaitu berfikir lancar dengan menggunakan teknik shaping dalam pembuatan logo yang dibuat. Berfikir luwes dengan menggunakan tool lain yaitu drop shadow tool untuk memberi efek bayangan pada logo bayangan. Serta berfiki orisinil logo yang dibuat F untuk mengambarkan nama dari rika fitriani dengan artian warna hijau yang menggambarkan pribadi yang memiliki sebuah keinginan dan huruf balok yang menandakan keteguhan. Selanjutnya pada pertemuan kedua dengan menggunakan metode improve siswa mendapatkan checklist pada kolom membudaya (MK) hal ini diperoleh dari siswa yang menggunakan 4 indikator berfikir kreatif siswa yaitu berfikir lancar dengan menggunakan teknik shaping dalam pembuatan logo yang dibuat. Berfikir luwes mampu menggunakan tool lain yaitu artistic media tool untuk menambah brush bunga. Berfikir orisinil logo yang dibuat untuk memberi logo pada toko bunga. Serta kemampuan mengelaborasi dengan memberi jawaban arti dari logo tersebut F mewakili nama Fitriani, tulisan flower dan gambar bunga merupakan apa yang di jual dalam toko tersebut. Warna orange mengambarkan keramahan. Selanjutnya pada pertemuan kedua dengan menggunakan metode improve siswa mendapatkan checklist pada kolom membudaya (MK) hal ini diperoleh dari siswa yang menggunakan 4 indikator berfikir kreatif siswa yaitu berfikir lancar dengan menggunakan teknik shaping dalam 14

20 pembuatan logo yang dibuat. Berfikir luwes mampu menggunakan tool lain yaitu artistic media tool untuk menambah brush bunga. Berfikir orisinil logo yang dibuat untuk memberi logo pada toko bunga. Serta kemampuan mengelaborasi dengan memberi jawaban arti dari logo tersebut F mewakili nama Fitriani, tulisan flower dan gambar bunga merupakan apa yang di jual dalam toko tersebut. Warna orange mengambarkan keramahan. Eny Widiyastutik Eny widiyastutik mendapakan checklist pada kolom mulai berkembang (MB) dikarenakan siswa menggunakan 3 indikator berfikir kreatif yaitu berfikir lancar dengan menggunakan teknik shaping dalam pembuatan logo yang dibuat. Berfikir luwes dengan menggunakan tool lain yaitu menggunakan powerclip untuk memasukan huruf E kedalam lingkaran. Berfikir orisinil logo yang dibuat untuk memberi logo pada outlet miliknya. Kemampuan mengelaborasi dengan memberi jawaban arti dari logo tersebut E mewakili inisial nama eny, warna biru menggambarkan wawasan yang luas dan kesuksesan. Selanjutnya pada pertemuan kedua dengan menggunakan metode improve siswa mendapatkan checklist pada kolom membudaya (MK) hal ini diperoleh dari siswa yang menggunakan 4 indikator berfikir kreatif siswa yaitu berfikir lancar dengan menggunakan teknik shaping dalam pembuatan logo yang dibuat. Berfikir luwes mampu menggunakan tool lain yaitu artistic media tool untuk menambah brush bunga. Berfikir orisinil logo yang dibuat menggambarkan sosok dari eny. Serta kemampuan mengelaborasi dengan memberi jawaban arti dari logo tersebut enny w dengan huruf N ganda dan berwarna hitam menunjukan ketangguhan dan kekuatan. Sedangkan warna biru muda mengambarkan kepercayaan diri dan kesetiaan. Warna ungu mengambarkan harapan yang penuh. Bunga-bunga yang melambangkan keindahan. 15

21 Dilihat dari tingkat berfikir kreatif siswa, untuk mengetahui pengaruh pembelajaran yang telah diberikan, Jumlah siswa pada kelas eksperimen sejumlah 26 siswa. Pada kelas eksperimen setelah metode improve diterapkan kreatifitas siswa meningkat dengan 4 siswa mulai tampak kreatifitasnya, 9 siswa mulai berkembang kreatifitasnya dan 12 siswa membudaya kreatifitasnya. Dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajar menggunakan metode improve meningkat dari pembelajaran yang menggunakan metode konvensional yang biasa digunakan oleh guru yang berupa ceramah dan menggunakan media power point. Penelitian ini juga didukung oleh angket tanggapan siswa untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran menggunakan metode improve pada kelas eksperimen XI MIA 1. Skala pernyataan positif dan negatif mengacu pada skala likert[7]. Ada 10 pertanyaan, untuk pertanyaan positif pada nomor satu sampai lima dan pertanyaan negatif enam sampai sepuluh. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2. Hasil angket tanggapan siswa No. Pernyataan Prosentase 1. Materi pembelajaran TIK dapat saya pelajari dan dipahami dengan lebih 88,80% mudah melalui belajar dengan metode improve. 2. Saya lebih senang belajar dengan menggunakan metode improve 82,40% dibandingkan dengan cara belajar yang sebelumnya. 3. Belajar dengan menggunakan metode improve, ternyata belajar corel 90,40% draw itu menyenangkan. 4. Metode improve yang digunakan guru dalam mengajar sangat 83,20% membantu saya dalam melatih berfikir. 5. Saya ingin dalam setiap mengajar, guru menggunakan metode improve. 88% 6. Saya tidak paham materi corel draw pada pembelajaran dengan metode 44,80% improve. 7. Saya lebih suka cara belajar yang sebelumnya dari pada menggunakan 47,20% metode improve. 8. Belajar dengan metode improve.tidak menyenangkan. 48% 9. Metode improve.yang digunakan guru dalam mengajar tidak membantu 49,60% saya memahami materi. 10. Saya tidak menginginkan metode improve digunakan pada saat pelajaran. 43% Angket tanggapan siswa memperoleh total skor sebesar 829 dari skor maksimal 1250, terdapat dua tanggapan yaitu tanggapan positif dan negatif. Tanggapan positif terdapat pada tanggapan nomor satu sampai nomor lima dengan jumlah presentase sebesar 86,56%. Tanggapan negatif terdapat pada nomor enam sampai sepuluh dengan presentase sebesar 46,56%. Tanggapan positif dengan jumlah presentase 86,56 % terdapat pada kriteria sangat baik yaitu 81%-100%. Hal ini disebabkan karena siswa merasa senang jika pembelajaran TIK menggunakan metode pembelajaran improve. Berdasarkan pengamatan siswa lebih antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran TIK. Selanjutnya Tanggapan Negatif dengan jumlah presentase 46,56% terdapat pada kriteria cukup/netral yaitu 41%-60%. Hal ini disebabkan siswa mendukung digunakanya model 16

22 pembelajaran improve. Sesuai dengan hasil tanggapan siswa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran improve berbantuan memperoleh tanggapan yang baik dari siswa sesuai dengan kategori dan kriteria skor angket. Diskusi yang perlu di perhatikan dalam penggunaan metode IMPROVE ini adalah faktor kerja sama antar siswa yang saling membantu terhadap siswa yang malas berfikir. 5. Simpulan dan Saran Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran improve dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa dalam mata pelajaran TIK. Tingkat berfikir kreatif siswa pada kelas eksperimen setelah diberikan treatment mengalami peningkatan. Angket tanggapan siswa mendapatkan persentase sebesar 86,56% dan berada pada kategori sangat baik, itu berarti sesuai dengan tujuan penelitian yaitu penerapan metode improve dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa dalam mata pelajaran TIK. Bagi Peneliti selanjutnya, peneliti yang ingin meneliti dengan tema yang sama diharapkan dapat menerapkan pada mata pelajaran lain, apakah dengan menerapkan pada mata pelajaran lain dapat improve dapat digunakan secara efektif dan maksimal. Untuk mencoba membadingkan disarankan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas(ptk) karena dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen. 6. Daftar Pustaka [1] Anton David Prasetiyo, Lailatul Mubarokah. BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASAR MASALAH MATEMATIKA. Vol.2, No.1, Maret [2]Librani Livia P, Sri Utami, Wardani Rahayu, UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TRIGONOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE IMPROVE DI SMAN 50 JAKARTA. Vol.9 No [3] Mevarech, Z. R & Kramarski, B. Mathematical Modeling and Metacognitive Instruction. Bar-Ilan University, Ramat-Gan Israel. [Online]. Tersedia di: (13 April 2015) [4] Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. [5] Dawson, Catherine Metode Penelitian Praktis Sebuah Panduan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar [6] Apriani, Ni Nengah Dwi Penerapan Model Pembelajaran IMPROVE Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan 17

23 Komunikasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa. Vol. 1 No. 4. Budiningsih, Asri Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. [7] Solihatin, Entin & Raharjo, 2011, Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta: PT Bumi Aksara. [8] Uno, H. B Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Menjaga yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. [9] Munandar, Utami Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat.Jakarta : Rineka Cipta. 18

MENERAPKAN METODE IMPROVE DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIC PADA POKOK BAHASAN MATERI PELUANG

MENERAPKAN METODE IMPROVE DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIC PADA POKOK BAHASAN MATERI PELUANG MENERAPKAN METODE IMPROVE DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIC PADA POKOK BAHASAN MATERI PELUANG Kiki Setya Putra kikisetyaputra@ymail.com Prodi Pendidikan Matematika Universitas Nusantara PGRI Kediri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Belajar sering diartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh pengetahuan. Menurut Aunurrahman (2009: 38) Belajar adalah proses orang memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Data hasil belajar pada kondisi awal diperoleh dari pengamatan hasil ulangan harian pada kompetensi dasar operasi hitung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bilangan, (b) aljabar, (c) geometri dan pengukuran, (d) statistika dan peluang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bilangan, (b) aljabar, (c) geometri dan pengukuran, (d) statistika dan peluang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemahaman Konsep Matematika Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), disebutkan bahwa standar kompetensi mata pelajaran

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014 PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE IMPROVE PADA MATERI PERTIDAKSAMAAN DI KELAS X-B SMAN 1 KAUMAN TULUNGAGUNG Retnaning Putri Laksono Program Studi Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya Email:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian. kelas yang menggunakan metode pembelajaran Improve.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian. kelas yang menggunakan metode pembelajaran Improve. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian Hasil penelitian diperoleh dari data posttest yang telah dilakukan di kelas yang menggunakan metode pembelajaran Improve. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran matematika sebagai ilmu dasar memiliki nilai-nilai strategis dalam menumbuhkembangkan cara berfikir logis, bersikap kritis dan bertindak rasional. Peran

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN: BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASAR MASALAH MATEMATIKA (STUDENT S CREATIVE THINKING IN THE APPLICATION OF MATHEMATICAL PROBLEMS BASED LEARNING) Anton David Prasetiyo Lailatul

Lebih terperinci

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017, JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017, 86-92 86 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR HIDROLISIS GARAM SISWA KELAS XI IPA SMA

Lebih terperinci

*Keperluan korespondensi, HP: ,

*Keperluan korespondensi, HP: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 132-138 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT-NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT-NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING. ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT-NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING Ali Rifa i, Ila Rosilawati, Tasviri Efkar Pendidikan Kimia, Universitas Lampung ali_rifai@ymail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS, EFEKTIVITAS, DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

PENINGKATAN KREATIVITAS, EFEKTIVITAS, DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PENINGKATAN KREATIVITAS, EFEKTIVITAS, DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PENDAHULUAN Nina Fatmawati Universitas Suryakancana, Cianjur fnin.nina@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Cocroft (1982:1-5) mengatakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena,

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Cocroft (1982:1-5) mengatakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di setiap Negara. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED Dian Nopitasari Universitas Muhammadiyah Tangerang, Jl. Perintis Kemerdekaan 1/33, d_novietasari@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TERHADAP OPERASI PERKALIAN BILANGAN MELALUI MEDIA BENDA KONGKRIT SISWA KELAS IV SD NEGERI SLAWI KULON 06 KABUPATEN TEGAL Noviana Kusumawati

Lebih terperinci

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM Penerapan Model Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja Tahun Pelajaran 2011/2012 Oleh I Putu Budhi Sentosa, NIM 1015057117 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia modern seperti saat ini, diperlukan sikap dan kemampuan yang adaptif terhadap

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK ASAM BASA KELAS XI MIA SMAN 2 MAGETAN IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), informasi bukanlah suatu hal yang sulit untuk didapatkan. Tidak dicari pun,

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011): 106-110

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011): 106-110 ISSN: 1693-1246 Juli 2011 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011): 106-110 J P F I http://journal.unnes.ac.id PEMBELAJARAN SAINS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM (MASALAH TERBUKA) Fatimah 1*) 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 3, November 2015 PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG Sri Astuti

Lebih terperinci

Implementasi Model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Implementasi Model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SP-004-3 Sulistiawati & Sriyati. Implementasi model kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map Implementasi Model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mempersiapkan siswa menjadi manusia yang terampil dan profesional, dimulai dari siswa bisa memahami dan mengerti apa yang dipelajari di sekolah. Zaman

Lebih terperinci

Aydha Vadillah Kurniawati et al., Implementasi Kooperatif Learning NHT... Abstrak

Aydha Vadillah Kurniawati et al., Implementasi Kooperatif Learning NHT... Abstrak 10 Implementasi Pembelajaran Kooperatif NHT Menggunakan Media Hypertext Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Pencapaian Akademik Peserta Didik Mata Pelajaran Sejarah XI IPS di SMAN 1 Jenggawah (Implementation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menghadapi berbagai tantangan serta mampu bersaing.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL Oleh Rr. Laksmi Wulandari NIM 080210102002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI OLEH: YENNY PUTRI PRATIWI K4308128 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Kata kunci : kesulitan, kompetensi, pembuatan desain blus. Keywords : Difficulties, competency, make a design blouse

Kata kunci : kesulitan, kompetensi, pembuatan desain blus. Keywords : Difficulties, competency, make a design blouse Kesulitan Pencapaian Kompetensi (Anggarani Pribudi) 1 KESULITAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN DESAIN BLUS SISWA KELAS XI TATA BUSANA DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA Penulis 1: Anggarani Pribudi Penulis 2:

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: TAUFIK WIDHIYANTORO DWI SAPUTRO

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DENGAN MEMANFAATKAN SEARCH ENGINE

PENERAPAN METODE INKUIRI DENGAN MEMANFAATKAN SEARCH ENGINE PENERAPAN METODE INKUIRI DENGAN MEMANFAATKAN SEARCH ENGINE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN TIK KELAS XI IIS 2 DI SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA Artikel Ilmiah Oleh: Dika Adhi Yuniarko

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Spontaneous Group Discussion

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Spontaneous Group Discussion Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Spontaneous Group Discussion (SGD) Terhadap Keterampilan Berkomunikasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Petanahan Tahun Pelajaran 2014/2015 Rohmah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Berpikir Kreatif Kreativitas seringkali dianggap sebagai sesuatu keterampilan yang didasarkan pada bakat alam, dimana hanya mereka yang berbakat saja yang bisa menjadi

Lebih terperinci

Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPS Model Team Game Tournament SD Negeri 2 Kaligentong

Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPS Model Team Game Tournament SD Negeri 2 Kaligentong Wacana Akademika Volume 1 No 1 Tahun 2007 Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPS Model Team Game Tournament SD Negeri 2 Kaligentong Arga Ady Nattha¹ dan Nyoto Harjono², Program Studi Pendidikan Guru

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH STRATEGI IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH STRATEGI IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII ARTIKEL ILMIAH PENGARUH STRATEGI IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII OLEH SOLEHA NIM RRA1C210094 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Belajar adalah proses perubahan seseorang yang diperoleh dari pengalamannya sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA Orien Ratna Wuri, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL ON BUFFER

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pengembangan kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu fokus pembelajaran matematika. Melalui pembelajaran matematika,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Discovery learning, Image Media, and Learning Outcomes

ABSTRACT. Keywords: Discovery learning, Image Media, and Learning Outcomes 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMAN 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Yola Setria Nengsih 1, Nurhadi 2, Diana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir divergen) ialah memberikan macam-macam kemungkinan jawaban

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN METODE STUDI KASUS PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN METODE STUDI KASUS PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD 578 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 6 Tahun ke-6 2017 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN METODE STUDI KASUS PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD THE EFFORT TO INCREASE THE

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMAN 1 Bandar Sribhawono Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMAN 1 Bandar Sribhawono Kabupaten III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMAN 1 Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur pada bulan April 2015. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS X-2 SMAN 1 PAKUSARI JEMBER TAHUN 2014 1) Kiftiyah, 2) Sutarto,

Lebih terperinci

Christina Khaidir1, Rahmi1

Christina Khaidir1, Rahmi1 PENERAPAN STRATEGI PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 1 PARIANGAN Christina Khaidir1, Rahmi1 1 Jurusan Tadris

Lebih terperinci

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Mahesa Kale 1), Sri Astutik 2), Rif ati Dina 2) 1) Mahasiswa Program S1 Pendidikan Fisika FKIP Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN Zulfah Nurul Rahila Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH METODE IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA KONSEP BANGUN RUANG DI KELAS VIII SMP

PENGARUH METODE IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA KONSEP BANGUN RUANG DI KELAS VIII SMP EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 3, Oktober 2014, hlm 279-286 PENGARUH METODE IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA KONSEP BANGUN RUANG DI KELAS VIII SMP Hidayah

Lebih terperinci

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL Oleh Etik Khoirun Nisa NIM 090210102023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resti Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resti Fauziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum merupakan salah satu unsur sumberdaya pendidikan yang memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritik 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis a. Pengertian Berpikir Kreatif Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau terencana

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 Skripsi Oleh: EvitaRosiliaDewi X

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU Irene Zebue SMP Negri 5 Gunungsitoli, kota Gunungsitoli Abstract: This study aims to determine the application of inquiry learning

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR LANCAR PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR LANCAR PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING. ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR LANCAR PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING Kenia Mahargyani, Ila Rosilawati, Tasviri Efkar Pendidikan Kimia, Universitas Lampung kenianoi92@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika sejatinya dipandang sebagai alat untuk mengembangkan cara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika sejatinya dipandang sebagai alat untuk mengembangkan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika sejatinya dipandang sebagai alat untuk mengembangkan cara berfikir seseorang. Proses berfikir matematika dimulai dari hal-hal yang sederhana sampai

Lebih terperinci

Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar

Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar Amidi Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA UNNES

Lebih terperinci

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA STANDAR KOMPETENSI MENGOPERASIKAN SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK DI SMK RADEN PATAH MOJOKERTO Doni Antoko S1 Pendidikan

Lebih terperinci

Chandayu et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS...

Chandayu et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS... 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pokok Bahasan Kegiatan Ekonomi dalam Memanfaatkan Sumber Daya Alam SDN Tegal

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Pertidaksamaan Di Kelas X-C SMAN 1 Kauman Tulungagung Anisa Fatmawati

Penerapan Pendekatan Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Pertidaksamaan Di Kelas X-C SMAN 1 Kauman Tulungagung Anisa Fatmawati Penerapan Pendekatan Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Pertidaksamaan Di Kelas X-C SMAN 1 Kauman Tulungagung Anisa Fatmawati Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (Student Teams Achievement Division) PADA PEMBELAJARAN KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-B MTs. NEGERI 3 MATARAM TAHUN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI BEACH BALL PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMAN 22 SURABAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI BEACH BALL PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMAN 22 SURABAYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI BEACH BALL PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMAN 22 SURABAYA (IMPLEMENTATION OF CLASS DISCUSSION LEARNING MODEL WITH

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA UJME 2 (1) (2013) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Gilang Anjar Permatasari*, Rahayu

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE THE EFFECTIVENESS OF THE LABORATORY UTILIZATION TOWARD MOTIVATION AND LEARNING OUTCOMES

Lebih terperinci

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Pembelajaran Fisika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan 2 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan untuk maksud tertentu. Maksud yang dapat dicapai dalam

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang Agustin Eka Ariestari Universitas Negeri Malang Abstrak Hasil observasi

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS XI MIA SMAN 2 LEMBANG JAYA KABUPATEN SOLOK Welda*,

Lebih terperinci

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) DENGAN LKS INKUIRI PADA SISWA KELAS XI-TPHP SMK PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013 KETERAMPILAN BERPIKIR LEVEL C4, C5, & C6 REVISI TAKSONOMI BLOOM SISWA KELAS X-3 SMAN 1 SUMENEP PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT THE THINKING

Lebih terperinci

HAYATI

HAYATI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH HAYATI e-mail: hayati@student.unsil.ac.id

Lebih terperinci

Gunung Pati, Semarang. Diterima: 3 Maret Disetujui: 4 April Dipublikasikan: 30 Juli 2016 ABSTRACT

Gunung Pati, Semarang. Diterima: 3 Maret Disetujui: 4 April Dipublikasikan: 30 Juli 2016 ABSTRACT VANOS JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING EDUCATION http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/vanos ISSN 2528-2611, e-issn 2528-2700 Vol.1, No.1, Juli 2016, Hlm.23-27. PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Lebih terperinci

Unnes Physics Education Journal

Unnes Physics Education Journal UPEJ 3 (3) (2014) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII TKR 1 PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL DI SMK

Lebih terperinci

JURNAL. BUDI RACHMAT KURNIAWAN, HERNAWAN

JURNAL. BUDI RACHMAT KURNIAWAN, HERNAWAN PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE YANG DIBANTU MEDIA POWERPOINT DAN MEDIA SPESIMEN ASLI PADA SUB KONSEP STRUKTUR

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 09 SALATIGA

PENGARUH PENERAPAN CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 09 SALATIGA PENGARUH PENERAPAN CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 09 SALATIGA Yudo Ardiantoro 1, Tri Nova Hasti Yunianta 2, Inawati Budiono 3 Pendidikan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL Melinda Putri Mubarika Universitas Pasundan, Jl. Sumatera No. 41 Bandung 40117 E-mail: melput_keukeu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI Asmaul Husna Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Abstrak. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan

Abstrak. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan KORELASI KECERDASAN VISUAL SPASIAL DAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DI SMA NEGERI 1 KEJURUAN MUDA Ariyani Muljo IAIN Langsa, Langsa, Kota Langsa Ariyanimulyo41@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA Vol. 3, No. 3, pp. 81-86, September. 2014 PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA IMPLEMENTATION OF SNOWBALLING

Lebih terperinci

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika vol. 2 no. 1, pp. 29 34, Maret 2016 Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN NILAI TEMPAT (RATUSAN, PULUHAN, DAN SATUAN) DENGAN COOPERATIVE LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN NILAI TEMPAT (RATUSAN, PULUHAN, DAN SATUAN) DENGAN COOPERATIVE LEARNING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN NILAI TEMPAT (RATUSAN, PULUHAN, DAN SATUAN) DENGAN COOPERATIVE LEARNING Achmad Zainullah FKIP Universitas Terbuka UPBJJ Surabaya achmadz@ut.ac.id Abstrak Proses pembelajaran

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI LINGKARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH JURNAL. Oleh.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI LINGKARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH JURNAL. Oleh. MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI LINGKARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (Suatu Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 1 Tapa) JURNAL Oleh Nurhayati Lakare Nim.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh: NURHIDAYATI NIM F04209007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PMIPA

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R)

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R) HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R) DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak dituntut dalam menghafal rumus rumus fisika dan menyelesaiakan soal

BAB I PENDAHULUAN. banyak dituntut dalam menghafal rumus rumus fisika dan menyelesaiakan soal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembelajaran fisika, yang sering menjadi permasalahan adalah lemahnya proses pembelajaran di kelas. Dimana dalam pembelajaran siswa lebih banyak dituntut dalam

Lebih terperinci

Wika Silvia, Annika Maizeli, Novi

Wika Silvia, Annika Maizeli, Novi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING STARS WITH A QUESTION (LSQ) DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMAN 1 TANJUNGMUTIARA KABUPATEN AGAM Wika Silvia, Annika Maizeli,

Lebih terperinci

Ulpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Ulpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT DAN MEDIA YANG SEBENARNYA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (Studi Eksperimen pada Sub Konsep Mikroskop

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP IMPLEMENTATION INQUIRY LEARNING MODEL TO TRAIN STUDENT PROCESS SKILLS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu-ilmu dasar (basic science) yang perlu diberikan pada siswa. Hal ini tak lepas dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran 2015-2016 dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang yang terbagi atas 11

Lebih terperinci

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SISWA SD ATHIRAH KOTA MAKASSAR 1 Nurhadifah Amaliyah, 2 Waddi Fatimah,

Lebih terperinci

Key Words: creative thinking, open ended problems. Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 41

Key Words: creative thinking, open ended problems. Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 41 TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII DI SMP NEGERI 6 JEMBER, SMP AL FURQAN 1, SMP NEGERI 1 RAMBIPUJI, DAN SMP PGRI 1 RAMBIPUJI Nurul Hidayati Arifani 40, Sunardi 41, Susi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 8 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 8 PEKANBARU 1 PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 8 PEKANBARU Tika Febrina, Zulkarnain, Zuhri D. Email: tika.febrina16@yahoo.com, stoper65@yahoo.com,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO Nur Chanifah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Email: Hany_chacha@ymail.com

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MIND MAPS TERHADAP PEMAHAMAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA

SKRIPSI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MIND MAPS TERHADAP PEMAHAMAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SKRIPSI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MIND MAPS TERHADAP PEMAHAMAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA Oleh : DANIK WAHYUNINGSIH X 4307023 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci