BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang LATAR BELAKANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang LATAR BELAKANG"

Transkripsi

1 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan salah satu unsur dari kesejahteraan masyarakat yang sangat menentukan ketahanan dari bangsa Indonesia. Sebagai landasan hukum dari penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Semarang adalah :. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : 574/Menkes/SK/IV/2 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2 2. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : 932/Menkes/SK/VIII/22 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi daerah (SIKDA). 3. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : 22/Menkes/SK/VII/23 tentang Indikator Indonesia sehat 2 dan Pedoman penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten Sehat. 4. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor : 74/Menkes/Per/VII/28 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. 5. Peraturan Presiden RI nomor : 72 Tahun 22 tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN). 6. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor : 92 Tahun 24 tentang Penyelenggaraan Komunikasi data dalam Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi. Dalam SKN disebutkan bahwa keberhasilan manajemen kesehatan sangat ditentukan antara lain oleh tersedianya data dan informasi kesehatan, dukungan kemajuan ilmu pengetahuan, dukungan hukum kesehatan serta administrasi kesehatan. Lebih lanjut disebutkan bahwa SKN terdiri dari 6 (enam) subsistem, yaitu ) Subsistem Upaya Kesehatan, 2)Subsistem Pembiayaan Kesehatan, 3) Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan, 4) Subsistem Obat dan Perbekalan Kesehatan, 5) Subsistem Pemberdayaan Masyarakat dan 6) Subsistem Manajemen Kesehatan. Untuk manajemen kesehatan tingkat keberhasilannya

2 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 sangat ditentukan oleh tersedianya data dan informasi dengan dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Unsur utama dalam manajemen kesehatan tersebut adalah informasi kesehatan. Dalam tatanan desentralisasi atau otonomi daerah di bidang kesehatan, kualitas dari informasi kesehatan nasional dengan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) sangat ditentukan dari Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA). Penataan kembali dan pengembangan lebih lanjut merupakan sesuatu yang sangat penting, disamping untuk kepentingan nasional juga merupakan sebuah sarana pemantauan dan evaluasi dari pembangunan di daerah. Dengan berlakunya Sistem Kesehatan Nasional tersebut, dilaksanakan pengumpulan data dan pengolahan data yang dibukukan dalam sebuah Profil Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 25. Sumber data dalam penyusunan Profil Kesehatan ini berasal dari berbagai program di lingkungan Dinas Kesehatan maupun lintas sektoral terkait yaitu Dispendukcapil, RSUD Ungaran, RSUD Ambarawa, RS Bina Kasih dan RS Ken Saras serta UPTD Puskesmas. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang adalah gambaran situasi kesehatan di Kabupaten Semarang yang diterbitkan setahun sekali. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang menyajikan data tentang kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan. Data yang ada ditampilkan secara sederhana dalam bentuk tabel dan grafik, dimana data yang disajikan mengacu pada Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 74/MENKES/PER/VII/28..2 SISTEMATIKA PENYAJIAN BAB I. PENDAHULUAN Secara ringkas bab ini menjelaskan maksud tujuan disusun dan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 25. BAB II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN SEMARANG Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Semarang. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga 2

3 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, perilaku dan lingkungan. BAB III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat. BAB IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten Semarang. BAB V. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. BAB VI. KESIMPULAN Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Tahun 25. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Lampiran Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian Kabupaten Semarang dan 92 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender. 3

4 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SEMARANG Kabupaten Semarang adalah salah satu Kabupaten otonom di Propinsi Jawa Tengah secara geografis terletak pada posisi º 4 54,75 - º 39 3 Bujur Timur dan 7º º 3 Lintang Selatan, dengan batas-batas administratif sebagai berikut :. Sebelah Utara : Kota Semarang dan Kabupaten Demak 2. Sebelah Timur : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Boyolali 3. Sebelah Selatan : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang 4. Sebelah Barat : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Kendal 5. Bagian Tengah : Terletak Kotamadia Salatiga Luas wilayah Kabupaten Semarang adalah 95.2,674 hektar atau sekitar 2,92% dari luas Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif wilayah Kabupaten Semarang terdiri dari 9 Kecamatan yang terdiri dari 28 desa dan 27 Kelurahan. Kabupaten Semarang diuntungkan secara geografis mengingat posisinya yang strategis terletak di jalur-jalur penghubung segitiga pusat perkembangan wilayah Jogjakarta, Solo dan Semarang (Joglosemar). Posisi strategis tersebut merupakan kekuatan yang dapat dijadikan sebagai modal pembangunan daerah. Berdasarkan data dari Dispendukcapil Kabupaten Semarang, pada akhir tahun 25, jumlah penduduk Kabupaten Semarang adalah jiwa, dengan perbandingan jumlah penduduk laki-laki sebesar jiwa dan perempuan sebesar jiwa. Dari data yang tersedia, dapat dilihat bahwa setiap tahun jumlah penduduk mengalami peningkatan. Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan menghasilkan perhitungan rasio jenis kelamin, yang didapat hasil rata-rata rasio jenis kelamin di Kabupaten Semarang tahun 25 adalah sebesar,36. Sedangkan perbandingan antara jumlah penduduk usia produktif (usia 5 64 ) tahun dengan usia non-produktif (usia 4 dan 65 + ) tahun menghasilkan Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) sebesar 4,99. Peningkatan jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk di Kabupaten Semarang dalam kurun waktu 2 25 dapat dilihat pada tabel berikut : 4

5 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 Tabel. Jumlah Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2 25 TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH Sumber : - BPS Kabupaten Semarang Tahun Dispendukcapil Kabupaten Semarang Tahun Tabel 2. Jumlah Rumah Tangga / Kepala Keluarga dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2-25 TAHUN KK KEPADATAN PENDUDUK PER KM Sumber : - BPS Kabupaten Semarang Tahun Dispendukcapil Kabupaten Semarang Tahun

6 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. ANGKA KEMATIAN ). Angka Kematian Neonatal Kematian Neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 28 hari. Angka Kematian Neonatal di Kabupaten Semarang tahun 25 sebesar 9,27 per. KH (3 kasus), dengan penyebab tertinggi adalah kelahiran dengan Berat Bayi Lahir Rendah/BBLR (62), asfiksia (33), tetanus () dan penyebab lainnya antara lain infeksi, kelainan kongenital dan lain-lain sebanyak (35). Angka Kematian Neonatal tahun 25 lebih tinggi dibandingkan tahun 24 (8,5 per. KH). Berbagai upaya yang telah dilaksanakan pada tahun 25 antara lain dengan adanya orientasi kunjungan neonatal, yang dilanjutkan dengan implementasi kunjungan neonatal bagi bidan, sosialisasi tata laksana neonatal bagi dokter serta sosialisasi tata laksana asfiksia dan BBLR. Dari pelaksanaan kegiatan diatas hasilnya belum optimal dalam menurunkan Angka Kematian Neonatal. 2). Angka Kematian Bayi (AKB) Kematian bayi adalah kematian yang terjadi pada bayi usia bulan, yang termasuk di dalamnya adalah kematian neonatus (usia 28 hari). Angka Kematian Bayi di Kabupaten Semarang tahun 25 meningkat bila dibandingkan tahun 24. Pada tahun 25, Angka Kematian Bayi sebesar,8 per. KH (58 kasus), sedangkan Angka Kematian Bayi tahun 24 sebesar,9 per. KH (42 kasus). Bila dilihat dari umur kematian bayi, kasus terbanyak terjadi pada usia 7 hari (2 bayi), usia 8 28 hari (9 bayi) dan usia 29 hari bulan (27 bayi). Pada tabel dibawah dapat dilihat bahwa penyebab terbesar AKB adalah BBLR (62), Asfiksi (33), dan sisanya (63) adalah karena infeksi, kelainan kongenital, aspirasi, tetanus dan lain-lain. 6

7 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 Tabel 3. Penyebab Kematian Bayi Kabupaten Semarang Tahun Penyakit Jumlah kasus Tahun 22 Tahun 23 Tahun 24 Tahun 25 BBLR Asfiksi Infeksi Aspirasi Kelainan Kongenital DBD Pneumonia Diare Ileus TN Gizi buruk Kelainan jantung Lain Jumlah Total Sumber : Seksi Kesga Gizi Tabel 4. Angka Kematian Bayi Kabupaten Semarang Tahun 2-25 Sumber : Seksi Kesga Gizi TAHUN AKB TARGET SPM 25 2,46 per kh 2 3,37 per kh 22 3,2 per kh 23,95 per kh 24,25 per kh 25,8 per kh 8, per kh Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan Angka Kematian Bayi (AKB) antara lain dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) agar tidak terlahir bayi dengan kondisi BBLR. 7 Selain itu juga dilaksanakan sosialisasi tentang cara perawatan bayi, sosialisasi konselor menyusui bagi dokter dan bidan, survei ASI eksklusif, sosialisasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas dalam tata laksana BBLR dan asfiksia serta pelatihan tata laksana neonatal bagi dokter, bidan dan perawat. Disamping kegiatan diatas, juga dibentuk Satgas Penurunan AKI, mengoptimalkan jejaring ibu dan bayi dan nomor telepon Call Center untuk rujukan dalam penanganan kasus kelahiran.

8 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 Tabel 5. Jumlah Kematian Bayi (AKB) di Puskesmas se Kabupaten Semarang Tahun 2-25 NO PUSKESMAS JUMLAH KEMATIAN BAYI GETASAN JETAK TENGARAN SUSUKAN KALIWUNGU SURUH DADAPAYAM 4 8 PABELAN SEMOWO TUNTANG GEDANGAN BANYUBIRU JAMBU SUMOWONO AMBARAWA DUREN JIMBARAN BAWEN BRINGIN BANCAK BERGAS PRINGAPUS UNGARAN LEREP LEYANGAN 26 KALONGAN JUMLAH Sumber : Seksi Kesga Gizi 3). Angka Kematian Balita (AKABA) Jika dilihat dari target yang ditetapkan, Angka Kematian Balita tahun 25 belum dapat mencapai target. Target tahun 25 adalah sebesar 9,5 per. KH, sedangkan realisasinya sebesar 2,46 per. KH. Angka Kematian Balita (2-59 bulan) ini meningkat bila dibandingkan tahun 24 yang sebesar,9 per. KH. Jumlah Penyebab kematian balita (usia 2-59 bulan) dapat dilihat pada tabel dibawah. 8

9 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 Tabel 6. Penyebab Kematian Balita (2-59 bulan) Kabupaten Semarang Tahun Penyakit ISPA / Pneumonia Diare Thalasemia HIV / AIDS Penyakit jantung bawaan Muntah + kejang Gibur + Down Syndrom Leukemia Kejang demam Tenggelam Kanker mata Gibur + Pneumonia Meningitis Kanker testis Aspirasi Lactose intolerance Tumor otak Haemathomega enchepalitis Kelainan aesophagus Febris Kejang Atresia bilier Kecelakaan Gizi buruk Kecelakaan lalu lintas Kanker lidah Colelitiasis Neoblastioma KEP Gagal ginjal Ilius Infeksi Lain2 Jumlah kasus Tahun 22 Tahun 23 Tahun 24 Tahun Jumlah Total

10 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk menekan Angka Kematian Balita (AKABA) antara lain dengan pelaksanaan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) untuk balita dan anak pra sekolah di TK dan PAUD, pelayanan balita dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), tata laksana perawatan bayi dan balita, kajian kasus kematian balita dan Audit Maternal Perinatal (AMP), peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas dalam tata laksana gizi buruk, pelatihan Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan Obstetric dan Neonatus (PPGDON), pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN), pelatihan Antenatal Care (ANC) terpadu, tata laksana neonatus dan bayi baru lahir, serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pemulihan bagi balita gizi buruk. Tabel 7. Angka Kematian Balita Kabupaten Semarang Tahun 2-25 TAHUN AKABA AKABA (2-59 bulan) (- 59 bulan) 2,5 per kh,96 per kh 2, per kh 4,5 per kh 22,28 per kh 4,47 per kh 23,49 per kh 3,44 per kh 24,65 per kh,9 per kh 25,27 per kh 2,46 per kh Sumber : Seksi Kesga Gizi Adapun jumlah kematian balita di Puskesmas se-kabupaten Semarang secara keseluruhan dari tahun 2 25 dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

11 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 Tabel 8. Jumlah Kematian Balita (AKABA) di Puskesmas se Kabupaten Semarang Tahun 2-25 NO PUSKESMAS JUMLAH KEMATIAN BALITA (2-59 bln) GETASAN JETAK 3 TENGARAN SUSUKAN 2 5 KALIWUNGU 6 SURUH DADAPAYAM 8 PABELAN 9 SEMOWO TUNTANG 3 GEDANGAN 2 BANYUBIRU 2 3 JAMBU 4 SUMOWONO 5 AMBARAWA 2 6 DUREN 7 JIMBARAN BAWEN BRINGIN BANCAK 2 BERGAS 2 22 PRINGAPUS UNGARAN 24 LEREP 2 25 LEYANGAN 26 KALONGAN JUMLAH Sumber : Seksi Kesga Gizi 4). Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu di Kabupaten Semarang tahun 25 mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 24. Bila di tahun 24 AKI sebesar 44,3 per. KH (2 kasus), maka di tahun 25 menjadi 2,34 per. KH (7 kasus). Meskipun mengalami penurunan namun belum dapat mencapai target sebesar 2 per. KH. Adapun penyebab kematian ibu dapat dilihat pada tabel dibawah.

12 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 Tabel 9. Penyebab Kematian Ibu Kabupaten Semarang Tahun Penyakit Perdarahan Pre-eklampsi / Eklampsi Emboli ketuban CRF / gagal ginjal Penyakit jantung Hipertensi Enchepalitis Cardiomiopathy post partum Sepsis Infeksi Kanker TB Paru & diare kronis Emboli Pulmonal Jumlah kasus Tahun 22 Tahun 23 Tahun 24 Tahun Jumlah Total Sumber : Seksi Kesga Gizi 2 Upaya yang telah dilakukan untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) anatara lain dengan melaksanakan Program Maternal and Infant Mortality Meeting (M3) dari tingkat desa sampai tingkat kabupaten, meningkatkan jejaring ibu bayi selamat dengan memperbaiki sistem rujukan, upaya deteksi dini ibu hamil dengan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan Antenatal Care (ANC) terintegrasi, serta peningkatan ketrampilan dan pengetahuan petugas dengan berbagai pelatihan termasuk Asuhan Persalinan Normal (APN) dan Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan Obstetric dan Neonatus (PPGDON) serta optimalisasi Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetric dan Neonatal Emergency Dasar). Selain itu juga dibentuk Satgas Penurunan AKI, mengoptimalkan jejaring dan nomor telepon Call Center untuk penanganan kasus kelahiran. Sebagai bahan pembanding, pada tabel berikut dapat dilihat AKI di Kabupaten Semarang sejak tahun Bila dibandingkan, tampak bahwa AKI tahun 25 belum dapat mencapai target SPM 25 yang sebesar 2 per. KH. 2

13 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 Tabel. Angka Kematian Ibu Kabupaten Semarang Tahun 2-25 TAHUN AKI TARGET SPM 25 2,92 per rb kh 2 46,2 per rb kh 22 78, per rb kh 23 2,22 per rb kh 24 44,3 per rb kh 25 2,34 per rb kh 2 per rb kh Sumber : Seksi Kesga Gizi Adapun jumlah kematian ibu seluruhnya di Puskesmas se-kabupaten Semarang selama 6 tahun terlihat dalam tabel berikut. Tabel. Jumlah Kematian Ibu di Puskesmas se Kabupaten Semarang Tahun 2-25 NO PUSKESMAS JUMLAH KEMATIAN IBU GETASAN 2 JETAK 3 TENGARAN 2 2 S 4 SUSUKAN 2 u 5 KALIWUNGU 2 2 m6 SURUH 3 b 7 DADAPAYAM 2 8 PABELAN 2 e 9 SEMOWO 2 r TUNTANG 3 2 GEDANGAN 2 2 BANYUBIRU 2 S 3 JAMBU u 4 SUMOWONO 3 2 m5 AMBARAWA 2 6 DUREN b 7 JIMBARAN 2 e 8 BAWEN r 9 BRINGIN 2 BANCAK 2 2 : 2 BERGAS PRINGAPUS 2 23 UNGARAN S 24 LEREP e 25 LEYANGAN k 26 KALONGAN S JUMLAH Sumber : Seksi Kesga Gizi 3

14 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 B. ANGKA KESAKITAN ). Penemuan dan Angka Kesembuhan Tuberculosis (TB) Jumlah keseluruhan kasus TB (Case Notification Rate/CNR) di Kabupaten Semarang sudah diatas 5 %. Namun demikian untuk penemuan kasus baru TB BTA + masih dibawah target nasional sebesar 7 %. Informasi terakhir dari Kementerian Kesehatan, untuk target penemuan kasus baru TB BTA + tidak dapat dijadikan target pencapaian oleh Kabupaten / Kota. Target yang harus dicapai oleh Kabupaten / Kota dalam kasus TB BTA + adalah CNR diatas 5 %. Masih rendahnya penemuan kasus baru TB BTA + disebabkan antara lain karena : () masih adanya stigma di masyarakat bahwa penyakit TB adalah penyakit kutukan, sehingga masyarakat malu ketika nanti ditemukan penyakitnya, (2) keterampilan petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan, pemeriksaan dan perawatan belum optimal, (3) jejaring penemuan kasus TB, baik internal kesehatan maupun eksternal belum optimal, (4) dari 26 puskesmas di Kabupaten Semarang, masih ada 2 (dua) puskesmas (Dadapayam dan Jetak) yang belum mempunyai tenaga analis kesehatan, sedangkan kepastian diagnosa TB BTA + adalah dari hasil pemeriksaan dahak di laboratorium. Kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka mengatasi masalah diatas adalah antara lain dengan : () melakukan penyuluhan kepada masyarakat bahwa penyakit TB bukanlah penyakit kutukan dan bisa disembuhkan dengan pengbatan teratur dan berkesinambungan, (2) melakukan pembinaan teknis kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam hal penyuluhan, pemeriksaan maupun perawatan pasien TB, (3) melakukan koordinasi untuk membentuk jejaring internal dan mengusulkan kepada Kementerian Kesehatan untuk bisa mendapatkan bantuan dukungan dari LSM sebagai mitra dalam pengendalian kasus TB, (4) mengusulkan untuk mendapatkan tambahan tenaga analis kesehatan di puskesmas yang belum memiliki. Angka kesembuhan dan pengobatan lengkap TB sudah diatas target nasional (85 %). Hal ini terkait adanya peningkatan kesadaran pasien penderita TB untuk periksa dan menjalani pengobatan sampai dengan tuntas, karena bila pengobatan TB tidak dilakukan secara tuntas dikuatirkan bahwa nantinya kuman akan kebal terhadap dosis obat TB yang telah diberikan sehingga untuk memulai pengobatan kembali dibutuhkan waktu yang lebih lama dengan dosis obat yang lebih besar, sehingga tentu saja dengan 4

15 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 efek samping obat yang keras. Petugas memberikan arahan kepada enderita TB bahwa mereka harus disiplin dalam minum obat dan periksa agar tidak menularkan penyakitnya kepada anggota keluarga yang lain juga masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Gambar. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+ di Kabupaten Semarang Tahun Cure Rate TB BTA Target Gambar 2. Penemuan Kasus TBC BTA + di Kabupaten Semarang Tahun ,48 26,32 26,2 24,42 22,7 24,95 5,44 7, CDR BTA + Linear (CDR BTA +) 2). Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani Cakupan penemuan dan penanganan kasus pneumonia di tahun 25 mengalami peningkatan meskipun hanya, % dibandingkan tahun 24. Dalam penemuan kasus pneumnia dalam pemeriksaan klinisnya butuh waktu lebih lama bila dilaksanakan sesuai dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), yaitu pemeriksaan 5

16 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 satu pasien butuh waktu ekitar 45 menit, sehngga sering mendapatkan keluhan dari masyarakat akibat lamanya waktu pemeriksaan. Untuk menangani kondisi diatas, petugas sudah sering melakukan penyuluhan kepada masyarakat bahwa dalam pemeriksaan pneumonia masyarakat harus lebih sabar karena pemeriksaannya harus dilakukan sesuai dengan standar. Selain itu, petugas juga diberikan tambahan keterampilan melalui bimbingan teknis tentang penemuan dan penanganan pneumonia. Gambar 3. Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita Tahun , ,29 5,5 3,56 23,6 27,5 27, ). Persentase Kasus HIV, AIDS dan Syphilis Ditangani Penemuan kasus HIV / AIDS adalah fenomena gunung es. Kasus yang ditemukan hanya sebagian kecil dari keseluruhan kasus yang belum ditemukan. Sampai dengan saat ini masih merupakan fase pencarian atau penemuan kasus. Di Kabupaten Semarang, jumlah penderita HIV / AIDS ditemukan pada tahun 25 jumlahnya meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 25, ditemukan sebanyak 8 kasus HIV dan 26 kasus AIDS, sedangkan pada tahun 24 ditemukan sebanyak 63 kasus HIV dan 9 kasus AIDS. Dengan seringnya dilakukan penyuluhan oleh petugas kesehatan diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk datang dan perisa ke klinik VCT, sehingga akan semakin banyak kasus HIV / AIDS yang ditemukan. Kondisi peningkatan 6

17 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 penemuan kasus ini juga berkat adanya dukungan dan kerjasama dengan LSM (PKBI) dan Global Fund (GF). Terhadap mereka yang sudah positif menderita HIV / AIDS juga tetap dilakukan penyuluhan dan pendampingan agar mereka teratur minum obat seumur hidup. Sedangkan bagi mereka dengan perilaku yang beresiko tertular HIV / AIDS juga dilakukan penyuluhan agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan mau memeriksakan diri ke klinik VCT terdekat. Syphilis merupakan salah satu jenis penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS). Pada tahun 25, tidak ditemukan kasus Syphilis di Kabupaten Semarang. Namun hal ini bukan berarti tidak ada kasus Syphilis di masyarakat, hal ini mungkin terjadi karena tidak adanya pasien dengan keluhan yang datang berobat di fasilitas kesehatan. Gambar 4. Kasus HIV/AIDS (secara kumulatif) di Kabupaten Semarang Tahun HIV AIDS Total HIV AIDS Total Jumlah penderita HIV / AIDS dalam 6 (enam) tahun terakhir dari tahun 2 25 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Jumlah Penderita HIV / AIDS di Kabupaten Semarang Tahun TAHUN HIV AIDS Sumber : Seksi P2PL 7

18 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 4). Persentase Kasus Diare Ditemukan dan Ditangani Kasus diare yang ditemukan di Kabupaten Semarang pada tahun 25 sudah melebihi dari target yang ditentukan. Dari estimasi sasaran sebesar kasus, dapat ditemukan sebanyak 9.25 kasus, yang berarti sebesar 9,3 %. Lebih besar dari target sebesar 6 %. Hasil ini dapat tercapai berkat meningkatnya kesadaran masyarakat untuk periksa dan berobat sedini mungkin agar lebih cepat tertangani dan lekas sembuh, karna apabila tidak segera ditangani akan berbahaya dan besar kemungkinan menyebabkan kematian, sehingga kewaspadaan dini dalam penemuan dan penanganan diare sangat dibutuhkan. Tabel 3. Kasus Diare di Kabupaten Semarang Tahun 2-25 Tahun Kasus Diare CFR Diare (%) Target CFR Diare Balita dengan diare ditangani (%) < per penduduk , ,6 Sumber : Seksi P2PL 5). Penemuan dan Angka Prevalensi Kusta Penemuan kasus baru kusta pada tahun 25 di Kabupaten Searang sebanyak 6 kasus (PB dan MB), sedangkan pada anak usia 4 tahun tidak ditemukan adanya kasus kusta. Angka cacat tingkat 2 juga tidak ditemukan. Kondisi ini menggambarkan bahwa di Kabupaten Semarang masih berpotensi ditemukan kasus kusta lainnya. Penularan penyakit kusta sangatlah spesifik yaitu dengan adanya sentuhan kulit dengan penderita yang terjadi berulang-ulang dan dalam waktu lama, baik sentuhan kulit langsung maupun lewat pakaian atau handuk yang digunakan bergantian oleh anggota keluarga maupun orang yang tinggal satu rumah. Oleh karena itu masyarakat selalu diberikan penyuluhan dan himbauan agar menerapkan Perilaku Hidup 8

19 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupannya sehari-hari untuk dapat mengurangi resiko penularan berbagai macam penyakit. Angka kesembuhan penderita kusta yang mencapai % menggambarkan adanya peningkatan kesadaran penderita yang kooperatif untuk melakukan pengobatan sampai tuntas. 6). Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita penyakit Acute Flaccid Paralysis (AFP) per. penduduk < 5 Tahun Penemuan kasus AFP (non polio) yang ditemukan di Kabupaten Semarang tahun 25 sebanyak 5 kasus atau AFP Rate 2,25 per. penduduk usia < 5 tahun, dengan target sebanyak 5 kasus atau AFP Rate > 2 per. penduduk usia < 5 tahun. Dengan demikian penemuan kasus AFP non polio tahun 25 telah dapat mencapai target. Tercapainya target penemuan kasus AFP ini juga karena adanya dukungan dari surveilans aktif Rumah Sakit dan Pusskesmas. Disamping hal tersebut sistem pelaporan dengan menggunakan SKDR ( Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon ), sehingga apabila ditemukan kasus AFP di masyarakat segera dilaporkan dan ditindaklanjuti dengan pengambilan sampel feces dalam waktu kuang dari 2 minggu, untuk diperiksa secara laboratorium di Laboratorium Biofarma Bandung. Pada tahun 25 sampel yang dikirim ke Laboratorium Biofarma semua dinyatakan adekuat (baik) dengan hasil pemeriksaan negatif polio. Gambar 5. Jumlah Kasus AFP pada Anak Usia < 5 Tahun Tahun ,46 2,6 2,68 2,25,78, Kasus AFP AFP Rate 9

20 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 7). Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Pada tahun 25 di kabupaten Semarang tidak ada kasus penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus non-neonatorum, Tetanus Neooonatorum, Polio dan Hepatitis B. Hal ini didukung oleh cakupan imunisasi DPT-HB-Hib dan imunisasi Polio yang tinggi. Namun, masih ditemukan penyakit Campak, meskipun cakupan imunisasi campaknya sudah tinggi, karena Program CBMS (Case Base Measles Surveilans) di Kabupaten Semarang aktif, sehingga semua kasus campak klinis dicatat dan ditindaklanjuti dengan pengambilan sampel untuk diperiksa secara laboratorium di BLK Yogyakarta. Dinas Kabupaten Semarang pada tahun 25 mengirim sampel campak sebanyak 87 sampel. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, semua sampel dinyatakan baik (dapat diperiksa) dan hasil pemeriksaan 4 sampel menunjukkan positif campak, 8 sampel positif rubella dan yang lainnya negatif campak dan rubella. Kegiatan CBMS ini dilaksanakan dalam rangka eliminasi campak dan sebagai bahan informasi analisis data penyakit campak beserta faktor resiko di setiap tingkat administrasi kesehatan. 8). Angka Kesakitan dan Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) per. penduduk Angka Kesakitan (Incidence Rate/IR) Demam Berdarah Dengue (DBD) per. penduduk di Kabupaten Semarang pada tahun 25 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. IR DBD tahun 25 sebesar 5,6 per. penduduk dari 54 kasus ditemukan dan ditangani. Sedangkan IR DBD tahun 24 sebesar 34, per. penduduk dari 337 kasus ditemukan dan ditangani. Jumlah kasus DBD pada tahun 25 mengalami peningkatan mengingat bahwa pada tahu 25 merupakan tahun siklus lima tahunan DBD yang disertai dengan musim penghujan yang relatif panjang. Selain itu masih adanya pola pikir masyarakat yang menganggap bahwa fogging merupakan cara untuk memberantas DBD sehingga mengesampingkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang sebenarnya merupakan cara yang paling efektif untuk memberantas DBD. Fogging hanya dilakukan pada kondisi dimana terjadi ledakan jumlah nyamuk dewasa, namun tidak dapat mematikan telur dan jentik nyamuk Aedes Agypti penyebab DBD. 2

21 2;,5 22;,6 2; 57 23; 3, 24; 34, 25; 5,6 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 Angka Kematian (Case Fatality Rate/CFR) DBD di Kabupaten Semarang tahun 25 sebesar,2 % (6 kasus), mengalami peningkatan dibandingkan tahun 24 yang sebesar,6 % (2 kasus). Peningkatan kasus kematian ini tejadi akibat adanya keterlambatan dalam berobat karena menganggap hanya penyakit flu biasa. Untuk mengubah pola pikir tersebut telah dilakukan penyuluhan mencegah penularan DBD dengan PSN dan pentingnya periksa sesegera mungkin ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila mendapati tanda-tanda terserang DBD. Gambar 6. Incident Rate DBD Di Kab.Semarang Tahun Target; 2 Incident Rate DBD Tabel 4. CFR DBD di Kabupaten Semarang Tahun 2-25 TAHUN JUMLAH KEMATIAN DBD CFR TARGET CFR DBD 2 6 org,4% < 2 % 2 2 org,85% 22 2 org,8% 23 3 org,% org 6 org,6%,2 % Sumber : Seksi P2PL 2

22 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 9). Angka Kesakitan dan Kematian Malaria per. penduduk Kasus malaria yang ditemukan di Kabupaten Semarang tahun 24 merupakan kasus yang awal mulai terjangkitnya didapat dari luar Kabupaten Semarang saat yang bersangkutan bekerja boro. Jumlah kasus malaria ditemukan tahun 25 sebanyak 6 kasus, yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Bringin (5 kasus) dan di wilayah Puskesmas Kalongan (satu) kasus. Angka Kesakitan (Annual Parasite Incidence/API) malaria di tahun 25 sebesar,622 per. penduduk. Bila dibandingkan dengan tahun 24 yang sebesar, per. penduduk, API tahun 25 mengalami peningkatan. Meskipun demikian, Kabupaten Semarang bukanlah daerah endemis malaria. Untuk Angka Kematian (Case Fatality Rate/CFR) malaria di Kabupaten Semarang tahun 25 sebesar %, karena tidak terjadi kasus kematian malaria. Tabel 5. Angka Kesakitan Malaria di Kabupaten Semarang Tahun 2-25 TAHUN Angka Kesakitan Malaria (per. pddk) 2,54 2,43 22,32 23,4 24, 25,622 Sumber : Seksi P2PL ). Kasus Penyakit Filariasis Ditangani Kasus Filariasis di Kabupaten Semarang tahun 25 sebanyak 6 kasus seluruhnya merupakan kasus lama dari tahun 25. Selama 3 (tiga) tahun terakhir ini tidak ada penambahan kasus. Namun, Kabupaten Semarang oleh Kementerian Kesehatan telah dinyatakan sebagai daerah endemis filariasis, sehingga terhadap penderita filariasis ini dipastikan sudah minum obat filariasis, sehingga memperkecil kemungkinan penularan penyakitnya terhadap warga sekitar. Terhadap warga masyararakat juga dilakukan penyuluhan terus - menerus karena filariasis dapat ditularkan lewat gigitan nyamuk. Penularan filariasis dapat ditekan dengan 22

23 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 meningkatan kesadaran masyarakat untuk menerapkan PHBS dalam kehidupan seharihari. ). Cakupan Pemeriksaan Penyakit Tidak Menular (PTM) Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang seringkali tidak terdeteksi karena tidak bergejala dan tidak ada keluhan. Biasanya ditemukan dalam tahap lanjut sehingga sulit disembuhkan dan berakhir dengan kecacatan atau kematian dini. PTM ini dapat dicegah melalui pengendalian faktor resiko seperti merokok, kurang aktifitas fisik, diet yang tidak sehat dan konsumsi alkohol. Peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap faktor resiko PTM sangat penting dalam pengendalian PTM. Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pengendalian PTM di puskesmas antara lain : a. Pengukuran tekanan darah Pada tahun 25 terdapat 3 puskesmas yang tidak mengirim data pengukuran tekanan darah yaitu Puskesmas Susukan, Bawen dan Leyangan. Dari 23 puskesmas yang mengirim data diperoleh gambaran sebagai berikut bahwa terdapat 3,7 % penduduk usia > 5 tahun dilakukan pengukuran tekanan darah. Adapun hasil pengukuran tekanan darah tinggi pada laki-laki sebanyak 8,8 %, sedangkan pad perempuan sebanyak,76 %. Dari hasil pengukuran terlihat bahwa tekanan darah tinggi / hipertensi lebih banyak diderita oleh laki laki, hal ini disebabkan antara lain oleh faktor resiko merokok, kurang istirahat dan stres. Apabila faktor resiko PTM tersebut terpantau secara dini / rutin, maka dapat diupayakan menjaga kondisi normal, atau jika berada dalam kondisi buruk faktor resiko tersebut dikendalikan supaya kembali pada kondisi normal, sehingga angka kesakitan dan kematian akibat hipertensi dapat dikendalikan. 23

24 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 b. Pemeriksaan obesitas Data pemeriksaan obesitas tahun 25 diperoleh dari 24 puskesmas yang melaporkan ( puskesmas yang tidak melaporkan data obesitas adalah puskesmas Jimbaran dan Ungaran ). Pemeriksaan obesitas dilaksanakan terhadap pengnjung yang berusia diatas 5 tahun yang datang ke puskesmas dan jaringannya. Pada tahun 25, terdapat orang berusia lebih dari 5 tahun yang dilakukan pemeriksaan obesitas, adapun hasilnya pada laki laki sebanyak 6,43 %, sedangkan pada perempuan sebanyak 8,2 %. Hasil pemeriksaan ini menunjukkan bahwa obesitas lebih banyak diderita oleh perempuan. c. Pemeriksaan IVA+ dan CBE Untuk tahun 25, puskesmas di Kabupaten Semarang belum melaksanakan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA dan deteksi dini kanker payudara dengan metode CBE (Clinical Breast Examination). Pelatihan IVA di tahun 25 baru diikuti oleh (satu) orang dokter dari Puskesmas Jimbaran dan (satu) orang bidan dari Puskesmas Tuntang. Diharapkan kedua puskesmas tersebut dapat mulai melaksanakan pemeriksaan IVA mulai awal tahun 26, sedangkan untuk pengembangan direncanakn pda tahun 26 diadakan kegiatan workshop deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara yang difasilitasi oleh Dinas Kesehtaan Provinsi Jawa Tengah, pelatihan IVA difasilitasi oleh Seksi SDM Dinas Kesehatn Kabupaten Semarang, sedangkan peralatan Crayo Therapy direncanakan dipenuhi melalui anggaran pengadaan peralatan kesehatan dari Sekai Yankesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang dengan harapan mulai tahun 26 petugas puskesmas sudah bisa melaksanakan kegiatan CBE dan IVA sehingga pencatatan dan pelaporan dapat dilaksanakan. Hal ini perlu komitmen bersama antara lintas sektor dan lintas program. 24

25 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 Tabel 6. Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular Tahun 2-25 NO KASUS Penyakit jantung dan pembuluh darah TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN Diabetes Melitus PPOM (penyakit paru obstruktif menahun) 4 Asma Bronkial Neoplasma (penyakit kanker) Psikosis Sumber : Seksi P3KLB dan RS 2). Cakupan Desa / Kelurahan Terkena KLB Ditangani < 24 Jam Jumlah KLB pada tahun 25 sebanyak 5 kasus, yang tersebar di 3 desa/kelurahan di Kabupaten Semarang. Dari 5 kasus KLB yang ada, 5 kasus merupakan kasus AFP,, (satu) kasus Rubella, 2 (dua) kasus KIPI, 2 (dua) kasus Campak, 3 kasus keracunan, dan 2 (dua) kasus suspect Mers Cough. Dengan menggunakan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan pelaporan yang cepat dari puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, maka seluruh kejadian KLB dapat ditangani dalam waktu kurang dari 24 jam. Demikian juga untuk KLB yang memerlukan pemeriksaan laboratorium, sampel daat diperoleh sesuai ketentuan, seperti contoh pada kasus AFP sampel dapat diambil dalam waktu kurang dari 5 hari, kasus Rubella/Campak sampel diambil dalam kurun waktu 4 28 hari sejak hari pertama timbulnya rash dan tidak lebih dari 7 hari sampel sudah sampai di laboratorium di Yogyakarta. Demikian juga untuk kasus keracunan, segera setelah kejadian dapat diambil sampelnya dan dikirim ke BLK Semarang. Untuk pemeriksaan sampel KLB dibiayai dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dengan melampirkan laporan W. 25

26 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN ). Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K- dan K-4 Cakupan kunjungan ibu hamil K adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja, yang digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. Bila pada tahun 24 persentase cakupan kunjungan ibu hamil K- di Kabupaten Semarang sebesar 98,2 %, maka persentase cakupan kunjungan ibu hamil K- pada tahun 25 mengalami peningkatan menjadi %. Cakupan ini sudah melampaui target sebesar 95 %. Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu satu kali pada trimester, satu kali pada trimester 2 dan dua kali pada trimester 3, yang digunakan untuk mengetahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap sesuai standar yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil serta menggambarkan kemampuan manajemen serta kelangsungan program Kesehatan Ibu dan Anak. Persentase cakupan kunjungan ibu hamil K-4 di Kabupaten Semarang tahun 25 sebesar 9,3 %, sedikit mengalami peningkatan dibanding tahun 24 sebesar 9 %. Namun belum dapat mencapai target sebesar 94 %. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang pentingnya pemantauan kesehatan ibu hamil pada trimester 3. Pada kehamilan di trimester 3 biasanya keluhan mual dan lemas yang dialami oleh ibu hamil sudah terlewati sehingga terkadang ibu hamil merasa tidak perlu lagi rutin memeriksakan kehamilannya. Selain itu, penyebab masih kurangnya cakupan kunjungan K-4 antara lain adalah tingginya mobilisasi ibu hamil di daerah industri. Sering kali terjadi ibu hamil trimester 3 pulang kampung untuk melahirkan di daerah asalnya. Sistem 26

27 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 pencatatan dan pelaporan (kohort) ibu hamil di desa juga masih perlu lebih dioptimalkan. Tabel 7. K & K4 Ibu Hamil di Kab. Semarang Tahun 2-25 TAHUN K K4 Target K4 SPM 2 97,64% 9,7% 94 % 2 95,9% 88,3% 22 98,5% 89,% 23 99,9 % 9,7 % 24 98,2 % 89,98 % 25 % 9,3 % Sumber : Seksi Kesga Gizi 2). Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan pada tahun 25 sebesar 99,9 %, sedikit meningkat dibanding tahun 24 yang sebesar 99,72 %. Cakupan ini sudah melampaui target sebesar 95 %. Hasil ini dapat tercapai berkat koordinasi dan dukungan dari berbagai pihak terkait. Saat ini jumlah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di Kabupaten Semarang sebanyak 62 orang terdiri dari orang dokter spesialis kebidanan dan kandungan serta 592 orang bidan. Selain itu, tercapaianya target ini juga disebabkan oleh telah meningkatnya kesadaran ibu hamil akan pentingnya melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan dan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sesuai dengan kompetensinya. Tabel 8. Persalinan oleh Nakes di Kab. Semarang Tahun 2 25 TAHUN Persalinan oleh Nakes 2 92,9% 2 92,% 22 94,3% 23 95,46% 24 99,72% 25 99,9 % Sumber : Seksi Kesga Gizi 27

28 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 3). Cakupan Pelayanan Nifas dan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu mulai 6 jam 42 hari setelah melahirkan. Kunjungan nifas (KF) minimal dilakukan sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu kunjungan nifas pertama (KF-) pada masa 6 jam 3 hari pasca persalinan, kunjungan nifas kedua (KF-2) dalam waktu 2 minggu (8-4 hari) setelah persalinan dan kunjungan nifas ketiga (KF-3) dalam waktu 6 minggu (36-42 hari) setelah persalinan. Cakupan pelayanan nifas tahun 25 sebesar 92,4 %, meningkat bila dibandingkan cakupan pelayanan nifas tahun 24 sebesar 85,5 %, namun masih kurang dari target yang ditetapkan sebesar 96 %. Sedangkan cakupan pemberian Vitamin A pada ibu nifas tahun 25 sebesar 97,45 %, meningkat dibandingkan tahun 24 sebesar 92,89 % dari target yang ditetapkan sebesar 96 %. Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan capaian kunjungan nifas antara lain dengan penyuluhan yang intensif kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan setelah melahirkan, walaupun belum dapat merubah stigma bahwa setelah melahirkan ibu belum boleh keluar rumah sebelum 4 hari. Selain itu juga dilakukan pembinaan kepada bidan desa dalam rangka mengoptimalkan pencatatan dan pelaporan (kohort) ibu hamil dan bidan desa bertanggung jawab melakukan kunjungan rumah pada ibu nifas. 4). Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil dan WUS Cakupan TT- dan TT-2 ibu hamil pada tahun 24 sebesar 26,6 % dan 3,8 %. Pada tahun 25, cakupan TT- dan TT-2 ibu hamil menurun menjadi 5,7 % dan 9,9 %. Hal ini terjadi karena peningkatan pelaksanaan program TT 5 dosis yang dihitung dari mulai pemberian TT hingga ibu hamil berstatus TT berikutnya. Selain itu diperlukan sosialisasi terus menerus pada ibu hamil agar lebih memahami dan menyadari pentingnya mendapatkan imunisasi TT. Imunisasi TT tidak hanya diberikan pada ibu hamil saja. Wanita dengan kisaran usia 5 39 tahun, atau sering disebut Wanita Usia Subur (WUS) juga merupakan sasaran pemberian imunisasi TT. Pemberian imunisasi TT pada WUS dimaksudkan untuk memperpanjang durasi kekebalan terhadap resiko penyakit tetanus sebagai upaya preventif mempersiapkan kehamilan. Namun dalam pelaksanaannya, cakupan 28

29 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 pemberian imunisasi TT pada WUS masih cukup rendah. Hal ini terjadi karena biasanya WUS hanya datang ke faskes (puskesmas / bidan desa) untuk imunisasi TT pada calon pengantin karena merupakan syarat wajib menikah pada pernikahan pertama. Persentase cakupan imunisasi TT pada WUS di Kabupaten Semarang tahun 25 juga menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Persentase cakupan TT- dan TT-2 adalah sebesar 2,7 % dan 2,4 %. sebesar 5,6 % dan 4,8 %. Sedangkan persentase cakupan tahun 24 adalah Tabel 9. Pemberian Imunisasi TT Bumil di Kabupaten Semarang Tahun 2-25 TAHUN TT TT2 2 83,94% 79,6% 2 79,3 % 75,9 % ,3% 42,29% 63,6% 43,72% 24 26,6% 3,8% 25 5,7 % 9,9 % Sumber : Seksi Kesga Gizi 5). Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe Pemberian tablet besi (Fe) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil dalam upaya meningkatkan kualitas kehamilannya dan mempersiapkan persalinan yang sehat dan aman. Tablet besi (Fe) diberikan 9 tablet selama masa kehamilan, setiap pemberian 3 tablet (Fe), 6 tablet (Fe2) dan 9 tablet (Fe3). Cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet besi pada tahun 25 sebesar 88,4 % (Fe) dan 87,25 % (Fe3). Bila dibandingkan data tahun 24 yang sebesar 87,3 % (Fe) dan 85,25 % (Fe3) dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan cakupan pada tahun 25. Peningkatan kesadaran ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet besi selama kehamilan merupakan salah satu faktor penting yang meningkatkan cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil disamping adanya pembinaan yang berkesinambungan kepada bidan desa untuk terus mengupayakan peningkatan pemberian tablet Fe pada ibu hamil. 29

30 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 Tabel 2. Pemberian tablet Fe di Kab. Semarang Tahun 2-25 TAHUN Fe Fe3 Target Fe3 SPM 2 93,42% 82,36% 2 9,82 % 85,3 % 22 89,63 % 82,47% 23 89,34 % 83,36% 24 87,3 % 85,25% 25 88,4 % 87,25% 86,5 % Sumber : Seksi Kesga Gizi 6). Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani pada tahun 25 telah mencapai target yang ditetapkan sebesar %. Jumlah kasus komplikasi kebidanan yang ditangani tahun 25 meningkat dibanding tahun 24 yaitu dari 3.27 kasus menjadi kasus. Seluruh kasus komplikasi kebidanan dapat tertangani %. Ibu hamil resiko tinggi tidak terlambat ditangani karena kegiatan deteksi dini ibu hamil resiko tinggi sudah berjalan dengan baik. Kegiatan deteksi dini yang dilakukan antara lain pelaksanaan kelas ibu hamil, pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), Antenatal Care (ANC) terintegrasi, pendampingan ibu hamil resiko tinggi dan pemantauan lewat Buku Kesehatan Ibu dan Anak. 7). Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani Neonatus dengan komplikasi yang ditangani pada tahun 25 sebesar 7,8 %. Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani sebanyak 3.528, melebihi jumlah estimasi sebanyak Capaian ini telah melebihi target kabupaten sebesar 95 %. Hasil ini tercapai berkat adanya kesadaran ibu dalam memeriksakan bayi (neonatus) ke tenaga kesehatan. Selain itu, tenaga kesehatan juga telah mendapatkan pelatihan serta sosialisasi dalam penatalaksanaan penanganan neonatus. 8). Persentase Peserta KB Baru dan KB Aktif Peserta KB baru di Kabupaten Semarang tahun 25 sebanyak orang (2,2 %) dari jumlah Pasangan Usia Subur/PUS sebanyak PUS. Sedangkan peserta 3

31 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 KB aktif sejumlah orang (83,2 %). Data cakupan peserta KB baru dan peserta KB aktif ini diperoleh Badan KB dan PP Kabupaten Semarang. Bila dibandingkan cakupan tahun 24, cakupan tahun 25 mengalami penurunan pada persentase peserta KB baru, sedangkan pada peserta KB aktif tidak menunjukan perubahan persentase. Peserta KB baru tahun 24 sebanyak orang (2,6 %) dari 86.2 PUS. Sedangkan jumlah peserta KB aktif tahun 24 sebanyak orang (83,2 %). Tabel 2. Persentase Peserta KB Baru & KB Aktif di Kab. Semarang Tahun 2 25 TAHUN Peserta KB Baru Peserta KB Aktif 2 4,8% 83,85% 2 4,2% 83,3% 22,3 % 78,7 % 23 3,79 % 87,2 % 24 2,6 % 83,2 % 25 2,2 % 83,2 % Sumber : Badan KBPP (2-2, 23-25) ; Seksi Kesga Gizi (22) 9). Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) ditangani Persentase BBLR ditangani pada tahun 25 sebesar 4,7 %, mengalami penurunan dibandingkan tahun 24 yang sebesaar 4,8 %. Di Kabupaten Semarang, BBLR masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian. Pengetahuan dan pola asuh ibu perlu ditingkatkan sebagai salah satu upaya memperkecil kasus BBLR. Hal ini dapat dilakukan dengan sosialisasi dan penyuluhan secara terus menerus mengenai gizi maupun kesehatan ibu dan anak. Namun demikian, seluruh kasus BBLR telah tertangani % dengan baik sehingga tidak berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Disamping itu, perlu diupayakan agar semua persalinan yang dicurigai BBLR dapat ditangani di sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas PONED, dan sebagainya). 3

32 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 Tabel 22.Cakupan BBLR ditangani di Kabupaten Semarang Tahun 2-25 TAHUN Kasus BBLR BBLR ditangani 2 4,76% % ,49 % 5,4 % % % 23 5,37% % 24 4,8% % 25 4,7 % % Sumber : Seksi Kesga Gizi ). Cakupan Kunjungan Neonatus Cakupan kunjungan neonatus (KN Lengkap) di Kabupaten Semarang tahun 25 sebesar 95,6 %. Cakupan ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu sebesar 94,32 %, sekaligus melebihi target sebesar 95%. Pencapaian ini merupakan hasil dari perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan serta adanya sosialisasi mengenai penggunaan register kohort persalinan. Tabel 23.Cakupan Kunjungan Neonatus di Kabupaten Semarang Tahun 2-25 TAHUN Kunjungan Neonatus (-28 hari) Target SPM ,89% 95 % 2 92,6% ,4% 95,49% 24 94,32% 25 95,6% Sumber : Seksi Kesga Gizi ). Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi karena kandungan zat gizinya yang lengkap dan paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pemberian ASI Eksklusif perlu diberikan pada bayi dari usia 6 bulan. Namun 32

33 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 pemberian ASI Eksklusif sering menemui berbagai kendala, diantaranya adalah karena ibu bekerja sehingga tidak bisa memberikan ASI Eksklusif secara optimal, kurangnya informasi, alasan kesibukan dan ASI yang tidak bisa keluar. Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Semarang tahun 25 sebesar 44,83 %, mengalami peningkatan dibanding tahun 24 yang sebesar 44,3 %. Pencapaian ini terjadi karena sosialisasi yang berkesinambungan mengenai pemberian ASI Eksklusif, baik melalui kegiatan sosialisasi motivator ASI maupun sosialisasi konselor menyusui. Selain itu ada beberapa kegiatan yang mendukung pemberian ASI Eksklusif seperti kegiatan kelas ibu dan penyediaan sarana prasarana seperti ruang menyusui yang disediakan di beberapa kantor maupun perusahaan, peningkatan penyebaran informasi tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif, dukungan regulasi berupa Perda Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Nomor 5 Tahun 24, serta adanya pemantauan dan pembinaan ke tempat penyelenggaraan kerja tentang Upaya Kesehatan Kerja / UKK. Tabel 24. Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Semarang Tahun 2-25 Tahun Pemberian ASI Eksklusif 2 27,6% 2 34,4 % ,4 % 36,29% 24 44,3% 25 44,8 % Sumber : Seksi Kesga Gizi 2). Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Kabupaten Semarang tahun 25 sebesar 83,7 %. Capaian ini belum dapat mencapai target sebesar 98 % dan mengalami penurunan dibandingkan tahun 24 yang sebesar 93,78 %. Hal ini disebabkan definisi operasional tentang pelaporan pelayanan kesehatan bayi belum dipahami dengan baik, selain belum optimalnya pencatatan dan pelaporan di bidan desa. 33

34 Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 25 Tabel 25.Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Semarang Tahun 2-25 TAHUN Kunjungan Bayi Target SPM 25 2,84% 98,2 % ,6 % 87, % 23 84,33% 24 93,78% 25 83,7 % Sumber : Seksi Kesga Gizi 3). Cakupan Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Dari tabel dibawah dapat dilihat bahwa dari tahun 23 25, seluruh desa / kelurahan di Kabupaten Semarang telah mencapai UCI desa / kelurahan sesuai dengan target % UCI desa / kelurahan. Target tersebut dapat tercapai karena semua hasil pelayanan imunisasi dicatat dalam kohort sehingga dapat dilihat kelengkapan / status imunisasinya. Apabila ditemukan bayi belum lengkap imunisasinya maka dilakukan sweping bayi / kunjungan rumah untuk melengkapi status imunisasinya sehingga mengurangi angka Drop Out (DO). Juga dilakukan monitoring evaluasi pencatatan / pelaporan secara berkala, dan manajemen logistik imunisasi sehingga cakupan pelayanan dan penggunaan vaksinnya dapat tercukupi dan terpantau. Tabel 26. Pencapaian UCI Kabupaten Semarang tahun 2-25 TAHUN UCI Desa Target SPM 2 % % 2 % 22 99,4 % 23 % 24 % 25 % Sumber : Seksi P3KLB 34

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG Profil Kesehatan Kabupaten Semarang 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan sektor kesehatan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan salah satu

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 Profil Kesehatan Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 2013 dapat

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA SEMARANG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA SEMARANG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 950.30 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 235 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 499,066

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Dinas Kesehatan Kab. Semarang 1. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Kab. Semarang Dinas Kesehatan Kab. Semarang (DKK Semarang) merupakan satuan perangkat daerah di Kab.

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 06 TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Meningkatkan Meningkatkan Upaya Upaya Kesehatan Kesehatan Masyarakat melalui program melalui Program Kesehatan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I 1 DERAJAT KESEHATAN (AHH, AKB DAN AKI) 2 STATUS GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA 3 JUMLAH RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPEMILIKAN DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015 Capaian Kinerja Capaian Kinerja Urusan Kesehatan diukur melalui beberapa indikator yang telah ditetapkan targetnya dalam RPJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016 sebagai berikut : Tabel Target dan Capaian

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA TEGAL TAHUN 2013 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KESEHATAN

PROFIL KESEHATAN KOTA TEGAL TAHUN 2013 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KESEHATAN PROFIL KESEHATAN KOTA TEGAL PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KESEHATAN Jl. Proklamasi No. 16 Tegal (0283) 353351 Website : http://dinkes.tegalkota.go.id PROFIL KESEHATAN KOTA TEGAL PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 3.538 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 135 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 128.162

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN

POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN ESELON II POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN ESELON III ESELON IV VISI MISI SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS NAMA PROGRAM SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SASARAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT TAHUN 2015 NO INDIKATOR

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) 222061 SUKABUMI KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 440/ 053 /DINKES/2016 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS KESEHATAN Jl. Pangeran Moehamad Amin Komplek Perkantoran Pemkab Musi Rawas Telp. 0733-4540076 Fax 0733-4540077 MUARA BELITI KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA I.Upaya Promosi Kesehatan A. Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat 1. Rumah Tangga : Rumah di Periksa : 1050 Target : 75 % x 1050 = 788 2. Institusi Pendidikan sekolah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Hidayah-Nya, Profil Kesehatan Kabupaten Madiun tahun 2013 ini dapat diselesaikan dan

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42 Desa/Kel

Lebih terperinci

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret Filosofi Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat UKM_Maret 2006 1 MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS Tujuan Pembangunan Millenium (MDG) yg meliputi : 1 Menghapuskan kemiskinan & kelaparan.

Lebih terperinci