Satriyo Krido Wahono dan Ervika Rahayu Novita Herawati *)
|
|
- Ivan Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENURUNAN KANDUNGAN ASAM LEMAK OMEGA 3 - DOCOHEXANOAT ACID ( DHA) DALAM IKAN TUNA PADA PROSES PRODUKSI UMKM ABON IKAN TUNA DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL - YOGYAKARTA Satriyo Krido Wahono dan Ervika Rahayu Novita Herawati *) UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Desa Gading Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta PO BOX 174 WNO Telp/fax : (0274) / Abstrak Saat ini, ekspor perikanan Indonesia masih didominasi udang dan tuna. Dua komoditas ini sebetulnya berpotensi untuk dikembangkan lagi, tetapi belum tergarap optimal. Oleh karena itu, di Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul dibentuklah sebuah UMKM Pengolahan Ikan Tuna menjadi produk abon dengan nama Abon Ikan Tuna Bu Hirto. UMKM tersebut merupakan industri skala rumah tangga dengan teknologi dan peralatan yang telah dimekanisasi melalui program IPTEKDA. Proses pembuatan abon ikan tuna melalui beberapa tahap proses produksi diantaranya adalah pengukusan dan penggorengan. Karena proses tersebut, kandungan asam lemak omega 3 - docohexanoat acid (DHA) dalam ikan tuna mengalami penurunan dari bahan mentah tuna sebesar 28,77 ppm menjadi abon ikan tuna sebesar 3,005 ppm atau mengalami penurunan hingga 10,43 % dari kadar DHA dalam bahan mentahnya. Kata kunci : Ikan tuna, Abon, Proses produksi, Omega 3 - Docohexanoat acid (DHA) DECREASE IN OMEGA 3 FATTY ACID - DOCOHEXANOAT ACID (DHA) CONTENT OF TUNA FISH IN THE PRODUCTION PROCESS TUNA ABON AT SMEs GUNUNGKIDUL - YOGYAKARTA Abstract Currently, export of Indonesian fishery is still dominated by shrimp and tuna. These commodities actually has the potential to be developed further, but untapped optimal. Therefore, at Baleharjo, Wonosari, Gunungkidul formed a tuna fish processing SMEs, Abon Ikan Tuna Bu Hirto, that producing tuna abon. The SMEs has been mechanized in technology and equipment through IPTEKDA program. The process of making tuna abon through several stages of production processes that using heat such as steaming and frying. Because of this process, the content of omega 3 fatty acids - docohexanoat acid (DHA) in tuna fish decreased from ppm to ppm as tuna abon or decreased to 10.43% based on the DHA content in tuna fish. Pendahuluan Keywords : Tuna, Abon, Production process, Omega 3 fatty acids - Docohexanoat acid (DHA) Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki berbagai potensi sumber daya laut dan perikanan yang sangat melimpah. Pada tahun 2006, total produksi perikanan 4,71 juta ton, dimana 75 % (3,5 juta ton) berasal dari tangkapan laut. Ekspor perikanan Indonesia masih didominasi udang (58 %) dan tuna (18 %), namun produk perikanan yang diekspor masih didominasi barang gelondongan (tanpa olah) ( 2005). Data statistik menunjukkan bahwa 49,99% pemanfaatan ikan laut adalah dalam bentuk produk tradisional (Husaeni, 2007). Dua komoditas utama tersebut berpotensi untuk dikembangkan lagi, tetapi belum optimal, sedangkan komoditas lain juga berkembang lambat karena kurang didukung penelitian dan pengembangan, perekayasaan, jaminan investasi, dan tata ruang budidaya ( 2005). *) Satriyo Krido Wahono, dna_tqim@yahoo.com, satr002@lipi.go.id F-07-1
2 Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta yang mempunyai panjang garis pantai sekitar 70 km ( sehingga memberikan gambaran besarnya potensi perikanan laut yang ada, khususnya potensi ikan tuna. Tuna adalah ikan laut yang terdiri dari beberapa spesies dari famili Scombridae, terutama genus Thunnus dengan nilai komersial yang tinggi ( Ikan tuna juga memiliki kandungan zat gizi yang mampu menyehatkan orang dewasa dan mencerdaskan anak-anak ( Kabupaten Gunungkidul juga didukung dengan adanya Pelabuhan Sadeng yang merupakan penghasil Ikan Tuna terbesar di propinsi D. I. Yogyakarta. Dengan melimpahnya potensi ikan tuna, maka diperoleh peluang untuk membentuk produk pangan baru melalui diversifikasi produk ikan tuna. Salah satu produk olahan ikan tradisional di Indonesia adalah dalam bentuk abon. Di Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul telah dibentuk sebuah UMKM pengolahan ikan tuna menjadi abon dengan nama Abon Ikan Tuna Bu Hirto. Permasalahan yang dihadapi dalam mengembangkan usaha abon tuna di Gunungkidul terdiri dari lemahnya jaminan mutu produk, kurangnya promosi, sarana produksi yang kurang memadai, teknik pengolahan yang kurang tepat, kontinyuitas ketersediaan bahan baku yang berkualitas dan kurangnya pengetahuan tentang standar keamanan pangan (Ditahardiyani dan Wahono, 2008). Untuk mengatasi masalah masalah tersebut, alternatif tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut secara berurutan adalah pelaksanaan cara produksi pangan yang baik, jaminan mutu produk, peningkatan promosi dan pelatihan (Ditahardiyani dan Wahono, 2008). Untuk mendukung pelaksanaan cara produksi pangan yang baik dan peningkatan promosi, proses produksi dan peralatan yang dipergunakan di UMKM tersebut telah dimekanisasi dengan menggunakan mesin untuk meningkatkan kualitas produk dan performa/kemasan dari produk yang difasilitasi melalui program IPTEKDA oleh UPT BPPTK LIPI Yogyakarta pada tahun 2008 (Wahono dan Ditahardiyani, 2008). Salah satu kandungan gizi yang memiliki fungsi penting sebagai peningkat kecerdasan dalam ikan tuna adalah Asam Lemak Omega 3 - Docohexanoat Acid (DHA). Asam lemak omega-3 adalah asam lemak yang memiliki ikatan rangkap lebih dari satu, ikatan rangkap pertama terletak pada atom karbon ketiga dihitung dari gugus metil paling ujung. Kadar DHA pada ikan yang telah diolah dapat berkurang disebabkan oleh reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi dapat dipercepat oleh pemanasan yang umumnya merupakan bagian dari proses pengolahan makanan, sehingga teknik pengolahan akan mempengaruhi kadar asam lemak omega-3. Melalui pemanasan akan terjadi kenaikan energi reaktan sehingga lebih mudah untuk mencapai energi aktivasi dan bereaksi menjadi senyawa lain (Kurniadi dkk., 2008). Atom hidrogen yang terikat pada atom karbon yang bersebelahan dengan ikatan rangkap dua paling mudah lepas dan membentuk radikal bebas asam lemak tak jenuh dan radikal hidogen dari asam lemak tak jenuh (De Man, 1997). Kandungan asam lemak omega 3 dalam keong mas selama proses pemanasan akan menurun karena rusaknya struktur akibat proses oksidasi yang terjadi, menyebabkan pembentukan radikal bebas (Perdana, 2005). Pada pengolahan ikan lele dumbo, pengolahan dengan cara dibakar dapat mengurangi resiko kehilangan DHA dibandingkan dengan yang diolah dengan cara digoreng (Kurniadi dkk., 2008). Oleh karena itu untuk mendukung dan meningkatkan jaminan mutu produk abon ikan tuna, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui penurunan kandungan asam lemak omega 3 - docohexanoat acid (DHA) dalam ikan tuna pada proses produksi UMKM abon ikan tuna di kabupaten Gunungkidul - Yogyakarta. Bahan dan Metode Penelitian Bahan Pada penelitian ini digunakan bahan baku berupa abon ikan tuna berasal dari UMKM abon ikan tuna Bu Hirto di Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul Yogyakarta. Pereaksi kimia yang digunakan adalah metanol, BF3 15%, n-heksana dan standar DHA. Alat Alat alat produksi pengolahan dan pengemasan abon ikan tuna di UMKM abon ikan tuna Bu Hirto di Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul Yogyakarta, peralatan gelas, pipet mikro 200 µl, neraca, satu set kromatografi gas (GC). Cara Kerja Sebanyak 0,1 g DHA standar ditimbang dan diesterifikasi, selanjutnya diinjeksikan ke GC untuk mengetahui waktu retensi DHA standar. Untuk analisa sampel dengan GC, sampel diambil 0,1 g ditransesterifikasi dengan BF3 metanol kemudian didinginkan dan dilarutkan dalam n-heksan lalu sampel diambil 2 μl disuntikan dalam injektor GC, hasil rekorder berupa kromatogram. Kromatogram yang muncul pada waktu retensi sama dengan waktu retensi DHA standar merupakan waktu retensi DHA yang ada dalam sampel. Berdasarkan tinggi puncak yang didapat dalam kromatogram sampel yang dibandingkan dengan kromatogram DHA standar dapat ditentukan kadar DHA dalam sampel. F-07-2
3 Hasil dan Pembahasan Abon merupakan produk pangan yang masuk dalam golongan makanan kering, biasanya berbahan dasar dari komoditi hewan maupun tumbuhan, tetapi pada umumnya abon yg dipasarkan berasal dari bahan dasar daging sapi, daging babi, dan ikan laut. Pengolahan abon ini hanya merupakan pengeringan bahan baku yang telah ditambahkan bumbu-bumbu untuk meningkatkan cita rasa dan memperpanjang masa simpan (Leksono dan Syahrul, 2001). Abon adalah sejenis makanan kering berbentuk serpihan, dibuat dari daging yang diberi bumbu kemudian digoreng (Margono, dkk, 1993). Pembuatan abon merupakan salah satu alternatif pengolahan ikan, untuk mengantisipasi kelimpahan produksi ataupun untuk penganekaragaman produk perikanan. Proses pembuatan abon ikan tuna di UMKM Abon Ikan Tuna Bu Hirto Gunungkidul seperti pada peta proses di gambar 1. Gambar 1. Peta Proses Pembuatan Abon Ikan Tuna di UMKM Abon Ikan Tuna Bu Hirto Dalam peta proses abon ikan tuna tersebut terdapat tiga bahan yang merupakan bahan proses yaitu ikan tuna sebagai bahan utama, bumbu sebagai bahan pendukung dan plastik/aluminium foil sebagai bahan pengemas. Bahan baku proses produksi abaon ikan tuna tersebut seperti pada gambar 2. Dalam proses pengolahan bahan ikan tuna terdapat proses pemanasan sehingga dapat memicu terjadinya reaksi oksidasi dan merubah senyawa DHA yang berarti menurunkan kadar DHA dalam produk olahan tuna tersebut. Proses yang menggunakan pemanasan pada bahan ikan tuna adalah pengukusan selama 60 menit yang diikuti proses pengepresan, pencampuran ikan tuna dan bumbu selama 90 menit (penggorengan) dan penggorengan tanpa minyak/sangrai selama 300 menit. Tahap tahap proses yang mempengaruhi terjadinya penurunan kadar DHA tersebut seperti pada gambar 3. F-07-3
4 (a) (b) (c) Gambar 2. Bahan baku proses produksi abon ikan tuna : (a) ikan tuna; (b) bumbu bumbu; (c) kemasan/produk jadi (a) (b) (c) Gambar 3. Tahap proses yang menurunkan kadar DHA dalam produksi abon ikan tuna: (a) pengukusan dan press; (b) pencampuran bumbu dan ikan; (c) penggorengan Berdasarkan hasil analisa kadar DHA pada abon ikan tuna hasil produksi UMKM Abon Ikan Tuna Bu Hirto diperoleh kadar DHA sebesar 3,005 ppm. Sedangkan kandungan komponen DHA yang terdapat pada daging ikan tuna mentah adalah mg/100 gr atau 28,77 ppm (Huda, 2002). Kandungan DHA pada ikan lele dumbo hasil penggorengan selama 20 menit akan menurunkan kadar DHA sebesar 0,0622 % atau 0,622 ppm (Kurniadi dkk., 2008). Berdasarkan data kadar DHA pada bahan mentah ikan tuna dan abon tuna serta hasil penelitian pada pengolahan lele dumbo dengan cara digoreng tersebut, dapat diperkirakan penurunan kadar DHA dalam setiap tahapan proses pengolahan abon ikan tuna. Pada proses penggorengan tanpa minyak/sangrai selama 300 menit, diperkirakan penurunan kadar DHA sebanyak 9,33 ppm. Pada proses pencampuran bumbu yang dapat diasumsikan hampir sama dengan metode penggorengan selama 90 menit, diperkirakan penurunan kadar DHA sebanyak 2,799 ppm. Oleh karena itu, penurunan kadar DHA pada proses pengukusan selama 60 menit terhadap bahan ikan tuna menyebabkan penurunan kadar DHA sebesar 13,636 ppm. Penurunan kadar DHA pada proses pengukusan yang cukup tinggi terjadi karena selain dilakukan pengukusan, dilanjutkan dengan pengepresan sehingga banyak terjadi pengeluaran minyak/lemak dari bahan mentah ikan tuna dalam jumlah besar. Pada pengolahan tepung ikan, minyak ikan diperoleh dengan cara memisahkan bagian minyak dari cairan hasil pengepresan, sedangkan pada proses pengalengan minyak ikan didapat dengan memisahkan dari cairan yang dikeluarkan selama tahap pengukusan pendahuluan (Irianto, 1993). Keluarnya minyak/lemak tersebut juga menyebabkan penurunan kadar DHA dalam jumlah besar karena DHA merupakan bagian dari kelompok minyak yang dapat terpisah dengan cara pengepresan dan pengukusan pendahuluan. Dari keseluruhan proses produksi abon ikan tuna tersebut, diperoleh penurunan kadar asam lemak omega 3 - docohexanoat acid (DHA) dari 28,77 ppm menjadi 3,005 ppm atau turun hingga 10,43 % dari kadar DHA awal dalam bahan mentahnya. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh penurunan kadar asam lemak omega 3 - docohexanoat acid (DHA) dalam produk olahan abon ikan tuna UMKM Abon Ikan Tuna Bu Hirto dari bahan mentah tuna sebesar 28,77 ppm menjadi abon ikan tuna sebesar 3,005 ppm atau mengalami penurunan hingga 10,43 % dari kadar DHA dalam bahan mentahnya. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung terselesaikannya penulisan ini, khususnya kepada Tim IPTEKDA Abon Ikan Tuna 2008 UPT BPPTK LIPI F-07-4
5 Yogyakarta terutama Ibu Prima Ditahardiyani, STP dan Bapak Ibu Suhirta atas kerjasamanya dalam kegiatan pembinaan UMKM Abon Ikan tuna Bu Hirto melalui program IPTEKDA tersebut. Daftar Pustaka Anonim, Potensi Daerah, Anonim, Tuna, Anonim, (2005), Pasar Ekspor Perikanan Indonesia Belum Tergarap Secara Optimal, KOMPAS edisi Jumat, 13 Mei 2005, Anonim, (2007), Cerdas Bersama Ikan Tuna, Harian Global edisi 23 Oktober 2007, Anonim, (2008), Abon Ikan Tuna Laris Manis, Koran Kedaulatan Rakyat edisi 28 Juni 2008, Yogyakarta DeMan, (1997), Kimia Makanan, ITB, Bandung. Ditahardiyani, Prima dan Satriyo Krido Wahono, (2008), Kerangka Pemecahan Masalah Usaha Abon Tuna Skala Industri Rumah Tangga di Gunungkidul, Prosiding Seminar BAPEDA DIY LIPI, Yogyakarta Huda, Nurul, (2002), Pembangunan Sumber Daya Manusia Melalui Sumber Daya Kelautan, disampaikan dalam Orasi Ilmiah pada Dies Natalis ke-21 Universitas Bung Hatta, 20 April 2002, Padang. Husaeni, M., (2007), Masalah dan Kebijakan Peningkatan Produk Perikanan untuk Pemenuhan Gizi Masyarakat, Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia Kamis, 21 November 2007 Irianto. H.E, (1993), Kemungkinan Pemanfaatan Minyak Ikan Indonesia untuk konsumsi manusia, Jurnal Fak. Perikanan, 2(2). Kurniadi, M., Zusfahair, Hartiwi, Dwi Ayu Nurmawanti, (2008), Pengaruh Pengolahan terhadap Kandungan Asam Lemak Omega 3- Docohexanoat Acid ( DHA) pada Ikan Lele Dumbo (Clarius Fuscus), Prosiding Seminar BAPEDA DIY LIPI, Yogyakarta Leksono, Tjipto dan Syahrul, (2001), Studi Mutu dan Penerimaan Konsumen Terhadap Abon Ikan, Jurnal Natur Indonesia III (2) Margono, Tri, Detty Suryati, Sri Hartinah, (1993), Abon Daging Campur Keluwih, Buku Panduan Teknologi Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation. Perdana, H, (2005), Analisis EPA dan DHA pada Telur Babi dan Uji Pengaruh Penambahan α-tokoferol terhadap Stabilitas Termal EPA dan DHA, Skripsi, Fakultas MIPA UGM, Yogyakarta. Wahono, Satriyo Krido dan Prima Ditahardiyani, (2008), Pengembangan Usaha Produksi Abon Ikan Tuna di Kabupaten Gunungkidul - Yogyakarta, disampaikan dalam Forum Komunikasi IPTEKDA LIPI 2008, 23 Oktober 2008, Solo F-07-5
I. PENDAHULUAN. keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan adalah salah satu hasil komoditi yang sangat potensial, karena keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat, suku, dan agama
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii PENDAHULUAN... 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA... 4 1.1 Ikan Teri Galer (Stolephorus indicus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hanya bisa didapatkan dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari (Rasyid, 2003;
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam lemak omega 3 termasuk dalam kelompok asam lemak essensial. Asam lemak ini disebut essensial karena tidak dapat dihasilkan oleh tubuh dan hanya bisa didapatkan dari
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Optimasi esterifikasi DHA Dilakukan dua metode esterifikasi DHA yakni prosedur Lepage dan Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir DHA
Lebih terperinciKERUPUK UDANG ATAU IKAN
KERUPUK UDANG ATAU IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan
Lebih terperinciSatriyo Krido Wahono, Andi Febrisiantosa, Roni Maryana
Pemanfaatan Teknologi Biogas Terintegrasi dengan Pengelolaaan UMKM Industri Tahu dan Peternakan Sapi di Gunungkidul Yogyakarta Satriyo Krido Wahono, Andi Febrisiantosa, Roni Maryana Staf peneliti UPT Balai
Lebih terperinciSUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN
SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat
Lebih terperinciKeywords : fermentation time, pomacea canaliculata sauce, consumer test
Teknologi dan Pangan ISBN : 979-498-467-1 PENGARUH WAKTU FERMENTASI TERHADAP UJI KESUKAAN KECAP KEONG EMAS (Pomacea canaliculata L.) (THE EFFECT OF FERMENTATION TIME TO POMACEA CANALICULATA SAUCE S CONSUMER
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa negara, penyedia lapangan kerja serta mendorong pengembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang memegang peranan cukup penting dalam perekonomian Indonesia, yakni sebagai penghasil devisa negara, penyedia
Lebih terperinciPERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES
PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES KARYA TULIS ILMIAH Disusun Oleh: Achmad Hambali NIM: 12 644 024 JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Lebih terperinciABON IKAN 1. PENDAHULUAN
ABON IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri
Lebih terperinci4 Pembahasan Degumming
4 Pembahasan Proses pengolahan biodiesel dari biji nyamplung hampir sama dengan pengolahan biodiesel dari minyak sawit, jarak pagar, dan jarak kepyar. Tetapi karena biji nyamplung mengandung zat ekstraktif
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Luas perairan laut Indonesia diperkirakan sebesar 5,8 juta km 2, panjang garis
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan alam laut yang banyak dan beranekaragam. Luas perairan laut Indonesia diperkirakan sebesar 5,8 juta km 2, panjang garis pantai 81.000 km,
Lebih terperinciPEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET
PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET Dwi Ardiana Setyawardhani*), Sperisa Distantina, Hayyu Henfiana, Anita Saktika Dewi Jurusan Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minyak dan Lemak Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang artinya lemak). Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air.
Lebih terperinciPRODUKSI KITOSAN GRADE FARMASI DARI KULIT BADAN UDANG MELALUI PROSES DEASETILASI DUA TAHAP
PRODUKSI KITOSAN GRADE FARMASI DARI KULIT BADAN UDANG MELALUI PROSES DEASETILASI DUA TAHAP Satriyo Krido Wahono, C. Dewi Poeloengasih, Hernawan, Suharto, M. Kismurtono *) UPT Balai Pengembangan Proses
Lebih terperinciGun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia
PENGARUH PEMANASAN TERHADAP PROFIL ASAM LEMAK TAK JENUH MINYAK BEKATUL Oleh: Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia Email:
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian, Kampus Penelitian Pertanian, Bogor. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis
Lebih terperinciIKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING
IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 5. Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Persentase konversi metil ester dari minyak jelantah pada sampel MEJ 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara maritim dengan ratusan pulau yang membentang dari ujung barat hingga ujung timur, Indonesia yang memiliki luas laut 3.257.483 km² menjadi negara yang potensial
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam negeri maupun ekspor. Hewan ini sangat digemari, terutama di negaranegara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katak merupakan komoditas yang sangat penting, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Hewan ini sangat digemari, terutama di negaranegara Eropa, Amerika dan beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state). Tiga perempat dari luas wilayah Indonesia atau sekitar 5.8 juta km² berupa laut. Garis
Lebih terperinciKinetika Reaksi Oksidasi Asam Miristat, Stearat, dan Oleat dalam Medium Minyak Kelapa, Minyak Kelapa Sawit, serta Tanpa Medium
Jurnal Penelitian Sains Volume 12 Nomer 1(C) 12107 Kinetika Reaksi Oksidasi Asam Miristat, Stearat, dan Oleat dalam Medium Minyak Kelapa, Minyak Kelapa Sawit, serta Tanpa Medium Desnelli dan Zainal Fanani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jalan beragam. Contoh yang paling sering ditemui adalah pecel lele dan gorengan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan di pinggir jalan telah menjadi bagian dari masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Keterbatasan waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri
Lebih terperinciKECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN
KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS II. 1 Tinjauan Pustaka II.1.1 Biodiesel dan green diesel Biodiesel dan green diesel merupakan bahan bakar untuk mesin diesel yang diperoleh dari minyak nabati
Lebih terperinciIKAN PINDANG AIR GARAM
IKAN PINDANG AIR GARAM 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I. Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang sangat luas, dengan luas laut yang dimiliki maka kekayaan hasil laut yang dimiliki juga berlimpah. Kekayaan laut
Lebih terperinciMolekul, Vol. 2. No. 1. Mei, 2007 : REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KACANG TANAH (Arahis hypogea. L) DAN METANOL DENGAN KATALIS KOH
REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KACANG TANAH (Arahis hypogea. L) DAN METANOL DENGAN KATALIS KOH Purwati, Hartiwi Diastuti Program Studi Kimia, Jurusan MIPA Unsoed Purwokerto ABSTRACT Oil and fat as part
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.8. Latar Belakang Indonesia mulai tahun 2007 dicatat sebagai produsen minyak nabati terbesar di dunia, mengungguli Malaysia, dengan proyeksi produksi minimal 17 juta ton/tahun di areal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Permintaan energi global sedang meningkat sebagai hasil dari prtumbuhan dari populasi, industri serta peningkatan penggunaan alat transportasi [1], Bahan bakar minyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. iklim dan aktivitas fisik (Almatsier 2004). pangan untuk dikonsumsi. Selain dari faktor pengetahuan dan faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energi dan zat-zat gizi. Kekurangan atau kelebihan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tidak ada sama sekali. Saat produksi ikan melimpah, belum seluruhnya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produksi komoditas perikanan tangkap sangat dipengaruhi oleh keadaan musim. Jumlah produksi di suatu saat tinggi, di saat lain rendah atau tidak ada sama sekali. Saat produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan bakar fosil telah banyak dilontarkan sebagai pemicu munculnya BBM alternatif sebagai pangganti BBM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Lemak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Lemak memiliki beberapa fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai sumber energi dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada
Lebih terperinciABSTRAK. POTENSI BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF BIODIESEL
ABSTRAK POTENSI BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF BIODIESEL Produksi minyak bumi mengalami penurunan berbanding terbalik dengan penggunaannya yang semakin meningkat setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan gorengan menjadi hal yang tidak terlepas dari konsumsi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Minyak merupakan bahan baku yang penting dalam rumah tangga maupun industri terkait dengan fungsinya sebagai media penggorengan. Makanan gorengan menjadi hal yang tidak
Lebih terperinciA. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK
8 LEMAK DAN MINYAK A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK Lipid berasal dari kata Lipos (bahasa Yunani) yang berarti lemak. Lipid didefinisikan
Lebih terperinciIKAN ASAP 1. PENDAHULUAN
IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang gurih. Selain itu ikan lele dumbo
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas utama yang dikembangkan di Indonesia. Dewasa ini, perkebunan kelapa sawit semakin meluas. Hal ini dikarenakan kelapa sawit dapat meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak jelantah merupakan salah satu bahan baku yang memiliki peluang untuk produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data statistik menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi
Lebih terperinciTELUR ASIN 1. PENDAHULUAN
TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Maksud Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Kerangka Pemikiran,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia selain sebagai negara maritim juga sekaligus sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Artinya bahwa Indonesia merupakan negara yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Minyak Jarak (castor oil) dihasilkan dari biji tanaman jarak (Ricinus Communis) yang dengan mudah tumbuh di daerah tropis dan sub tropis salah satunya seperti di
Lebih terperincilebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini bahan bakar minyak bumi merupakan sumber energi utama yang digunakan di berbagai negara. Tingkat kebutuhan manusia akan bahan bakar seiring meningkatnya
Lebih terperinciKAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI
KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI Qanytah dan Trie Reni Prastuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu menu makanan yang populer dan disenangi banyak kalangan. Hal ini karena ikan adalah produk strategis yaitu potensi produksi sangat besar,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung, Laboratorium
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia. Sektor Perikanan dan Kelautan adalah salah satu sektor andalan yang dijadikan pemerintah sebagai salah
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. Konsumsi daging telah dikenal dan menjadi pola hidup masyarakat sejak
PENGANTAR Latar Belakang Konsumsi daging telah dikenal dan menjadi pola hidup masyarakat sejak lama. Daging merupakan salah satu produk hasil ternak yang memiliki nilai gizi tinggi dan berguna bagi kesehatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini terdiri dari bahan utama yaitu biji kesambi yang diperoleh dari bantuan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
26 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Mutu Minyak Ikan Sebelum Ekstraksi dengan Fluida CO 2 Superkritik Minyak ikan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan minyak ikan hasil samping industri pengalengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat diperbarui, oleh sebab itu persediaan bahan bakar fosil di bumi semakin menipis dan apabila digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan protein hewani yang tinggi dan kesadaran masyarakat dalam pemenuhan gizi tenyata telah meninggkatkan permintaan akan daging. Beberapa alternative
Lebih terperinciI PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
1 I PEDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kekurangan konsumsi protein diduga sebagai salah satu penyebab gizi buruk di Indonesia. Hal ini yang diakibatkan oleh rendahnya taraf perekonomian sebagian besar masyarakat.
Lebih terperinciANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak
ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS Amalia Choirni, Atik Setiani, Erlangga Fitra, Ikhsan Fadhilah, Sri Lestari, Tri Budi Kelompok 12 Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciBAB II MENGKONSUMSI IKAN MENCEDASKAN MANUSIA
BAB II MENGKONSUMSI IKAN MENCEDASKAN MANUSIA 2.1 Ikan 2.1.1 Deskripsi Ikan Definisi ikan yang dapat dikutip dari FAO adalah makhluk hidup yang menghabiskan seluruh atau sebagian dari fase hidupnya didalam
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI Nur Asni dan Linda Yanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi ABSTRAK Pengkajian pengolahan minyak kelapa telah dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya
Lebih terperinciMenerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan
1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,
Lebih terperinciJurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VIII (2): ISSN:
Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VIII (2): 266-272 ISSN: 0853-6384 266 Full Paper PENGARUH PENGOLAHAN DENGAN MICROWAVE TERHADAP KANDUNGAN ASAM LEMAK OMEGA-3 FILET IKAN KEMBUNG THE EFFECTS OF COOKING BY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan fisik atau produktivitas kerja (Supariasa, 2001).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah menetapkan bahwa tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas manusia
Lebih terperinciPRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP
PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP Eka Kurniasih Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan km. 280 Buketrata Lhokseumawe Email: echakurniasih@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KARBON AKTIF TERHADAP REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN (Aleurites trisperma) YANG SUDAH DIPERLAKUKAN DENGAN KITOSAN
Tugas Akhir / 28 Januari 2014 PENGARUH PENAMBAHAN KARBON AKTIF TERHADAP REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN (Aleurites trisperma) YANG SUDAH DIPERLAKUKAN DENGAN KITOSAN IBNU MUHARIAWAN R. / 1409100046
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) REBUS PADA SUHU KAMAR
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) REBUS PADA SUHU KAMAR Sri Purwaningsih 1, Josephine W 2, Diana Sri Lestari 3 Abstrak Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan hasil laut yang
Lebih terperinciKINETIKA REAKSI DAN OPTIMASI PEMBENTUKAN BIODIESEL DARI CRUDE FISH OIL PENELITIAN
KINETIKA REAKSI DAN OPTIMASI PEMBENTUKAN BIODIESEL DARI CRUDE FISH OIL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Kimia Oleh : ENY PURWATI
Lebih terperinciESTABLISHMENT OF QUALITY ATTRIBUTES STANDARD OF RAMBAK CRACKER
ESTABLISHMENT OF QUALITY ATTRIBUTES STANDARD OF RAMBAK CRACKER Mas an Ibnu Zani Sutowo, Wahyu Supartono, Nafis Khuriyati Department og Agroindustrial Technology Faculty of Agricultural Technology Gadjah
Lebih terperinciMETANOLISIS MINYAK KOPRA (COPRA OIL) PADA PEMBUATAN BIODIESEL SECARA KONTINYU MENGGUNAKAN TRICKLE BED REACTOR
Jurnal Rekayasa Produk dan Proses Kimia JRPPK 2015,1/ISSN (dalam pengurusan) - Astriana, p.6-10. Berkas: 07-05-2015 Ditelaah: 19-05-2015 DITERIMA: 27-05-2015 Yulia Astriana 1 dan Rizka Afrilia 2 1 Jurusan
Lebih terperinciT E M P E 1. PENDAHULUAN
T E M P E 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGUKUSAN YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS PRESTO IKAN SEPAT SIAM (TRICHOGASTER PECTORALIS)
Hardianti, dkk: Pegaruh Waktu Pengukusan Yang Berbeda Terhadap PENGARUH WAKTU PENGUKUSAN YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS PRESTO IKAN SEPAT SIAM (TRICHOGASTER PECTORALIS) THE EFFECT OF DIFFERENT STEAMING
Lebih terperinciPenggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri
Penggolongan minyak Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Definisi Lemak adalah campuran trigliserida yang terdiri atas satu molekul gliserol yang berkaitan dengan tiga molekul asam lemak.
Lebih terperinciUJI PRIKSIMAT ABON IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI KECAMATAN RIMBO ULU KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI
UJI PRIKSIMAT ABON IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI KECAMATAN RIMBO ULU KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI Oleh : Nurkayati, Djunaidi, S.Pi., M.Si, Syafrialdi, S.Pi., M.Si nurimout16@yahoo.ci.id Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tropis seperti di pesisir pantai dan dataran tinggi seperti lereng gunung.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Pada umumnya tanaman kelapa dibudidayakan di daerah tropis seperti di pesisir pantai dan dataran
Lebih terperinci4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat
4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat castor oil + MeH Na-methylate H Me CH 4 (32.0) C 19 H 36 3 (312.5) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus karbonil
Lebih terperinciSatriyo Krido Wahono, Roni Maryana, M. Kismurtono
Peningkatan Kemurnian Metana dalam Biogas Menggunakan Larutan KOH di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta Satriyo Krido Wahono, Roni Maryana, M. Kismurtono Staf peneliti UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Penelitian penelitian pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan jenis penstabil katalis (K 3 PO 4, Na 3 PO 4, KOOCCH 3, NaOOCCH 3 ) yang
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIKO-KIMIA BIJI DAN MINYAK JARAK PAGAR Biji jarak pagar (Jatropha curcas L.) yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari PT. Rajawali Nusantara Indonesia di daerah
Lebih terperinciA. Sifat Fisik Kimia Produk
Minyak sawit terdiri dari gliserida campuran yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Dua jenis asam lemak yang paling dominan dalam minyak sawit yaitu asam palmitat, C16:0 (jenuh),
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Nopember 2012 sampai Januari 2013. Lokasi penelitian di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik
Lebih terperinciKAJIAN PEMBERIAN ASAM ASKORBAT (VITAMIN C) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP KETENGIKAN ABON IKAN LELE (Clarias batrachus)
KAJIAN PEMBERIAN ASAM ASKORBAT (VITAMIN C) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP KETENGIKAN ABON IKAN LELE (Clarias batrachus) THE STUDY OF ADDED ASCORBIC ACID WITH DIFFERENT CONCENTRATE ON FISH ABON
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) saat ini terus mengalami peningkatan, baik bensin (gasoline), minyak solar (diesel), maupun minyak mentah (kerosene). Peningkaan
Lebih terperinciLokakarya Fungsional Non Peneliti 997 Selain itu, nilai tambah produk olahan dan sisa produk olahan pada akhirnya akan bisa menaikkan pendapatan petan
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 997 TEKNIK PEMBUATAN SILASE IKAN Suharto Balai Penelitian Temak Ciawi, P.O. Box 22, Bogor 6002 PENDAHULUAN Sebagai negara yang belakangan ini dijuluki Benua Maritim, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan manusia akan bahan bakar semakin meningkat. Namun, peningkatan kebutuhan akan bahan bakar tersebut kurang
Lebih terperinciPERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN
PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN JAKARTA, 7 FEBRUARI 2012 OUTLINE I. Pendahuluan II. Peluang Pengembangan Industri Agro III. Hal-hal yang Perlu Dilakukan IV.Contoh Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa cadangan sumber energi fosil dunia sudah semakin menipis. Hal ini dapat berakibat pada krisis energi yang akan menyebabkan terganggunya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini gaya hidup serta pola konsumsi makanan pada masyarakat, terutama masyarakat perkotaan, terhadap selera produk pangan yang cenderung lebih menyukai sesuatu yang
Lebih terperinci