BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Signal (Signalling Theory) Menurut Wolk dalam Reza (2013), teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan dari perusahaan tersebut memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi perusahaan dan dari pihak luar (investor ataupun kreditor). Kurangnya informasi dari pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satunya dengan cara memberikan sinyal kepada pihak luar berupa informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan mengurangi ketidakpastian akan kemungkinan dimasa mendatang. Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan yang berisi informasi mengenai laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan kenginan pemilik perusahaan. Sinyal dapat berupa promosi ataupun informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut dalam keadaan baik.

2 8 B. Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.(wikipedia.org) Menurut David (2013) yang disampaikan dalam laporan keuangan adalah mengenai kekuatan financial dan kinerja saat ini pada suatu perusahaan. Laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK No.01 paragraf 07 terdiri dari lima laporan utama yang menggambarkan sumber kekayaan (assets), kewajiban (liabilities), profitabilitas dan transaksi-transaksi yang menyebabkan arus-arus kas. Laporan keuangan tersebut meliputi : a. Neraca adalah laporan keuangan yang menunjukkan keadaaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki dan jumlah kewajiban perusahaan. Dalam neraca jumlah aktiva atau harta akan sama besar dengan passiva, dimana passiva terdiri dari dua yaitu hutang dan modal. Dalam pengertian

3 9 aktiva, selain barang dan jasa dan hak-hak yang dimiliki didalamnya termasuk juga biaya biaya yang belum dibebankan dalam periode yang bersangkutan, tetapi akan dibebankan pada periode-periode yang akan datang. b. Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatanpendapatan dan biaya-biaya dari satu unit usaha untuk suatu periode tertentu. c. Laporan perusahaan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan sebabsebab perusahaan ekuitas dari jumlah pada awal periode sampai jumlah pada akhir periode d. Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas juga kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut. e. Catatan atas laporan keuangan adalah catatan yang mengungkapkan dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih, informasi yang diwajibkan standar akuntansi keuangan tetapi tidak terdapat dalam neraca, laba rugi, perubahan ekuitas, dan laporan arus kas, dan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. C. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Pasar modal juga berfungsi sebagai lembaga perantara, peran pentingnya

4 10 dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana (Eduardus,2010:26). Pasar modal menurut Suad (2005:3) adalah Pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. D. Harga Saham 1. Pengertian Saham Menurut Suad (2005:275) saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka akan semakin besar pula kekuasaan di perusahaan tersebut. Nilai yang berhubungan dengan saham yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value), dan nilai intrinsik (intrinsic value). 2. Jenis-jenis Saham Menurut Riyanto (2001) dalam David (2013) saham dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 1). Saham biasa adalah saham yang pemegang sahamnya akan mendapatkan dividen pada akhir tahun jika perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan.

5 11 2). Saham preferen adalah saham yang pemegang sahamnya memiliki preferensi tertentu diatas pemegang saham biasa terutama dalam hal pembagian dividend dan pembagian keuntungan. 3. Pengertian Harga Saham Harga pasar modal ditentukan oleh kekuatan pasar, yang berarti harga saham tergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran. Harga saham adalah suatu nilai dimana orang bersedia membayar untuk setiap lembar saham. (Agus Sartono 2011:34) Harga saham menurut Jogiyanto (2011:8) adalah harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Harga saham pada pasar modal tidak selalu dalam keadaan tetap, melainkan selalu berfluktuasi sesuai dengan sifatnya yang selalu dipengaruhi demand dan supply pasar. Naik dan turunnya harga pasar sangat menarik calon investor ataupun yang telah memiliki saham baik itu untuk individu ataupun kelembagaan. Karena dapat memberikan keuntungan apabila investor dapat menilai harga wajar saham tersebut. E. Metode Analisis Saham 1. Analisis Fundamental Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan datadata fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan

6 12 perusahaan/ badan usaha tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi, dan sejenisnya. Dengan mempertimbangkan data-data seperti tersebut diatas, analisis fundamental menghasilkan berupa analisis penilaian badan usaha dengan kesimpulan apakah perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak. Jika nilainya mahal atau overvalued, saham tersebut dianggap nilainya lebih tinggi berdasarkan analisis fundamental melalui perbandingan harga yang berlaku di pasar. Dengan kata lain harganya sudah terlalu mahal jadi lebih baik tidak dibeli atau dijual jika memiliki sahamnya. Sementara jika yang terjadi sebaliknya, saham itu layak untuk dibeli dengan alasan harganya murah. Analisis ini memiliki horizon jangka panjang, karena selain menggunakan data historis (berupa laporan keuangan perusahaan) analisis ini juga menggunakan data masa depan berupa estimasi pertumbuhan perusahaan, estimasi perubahaan ekonomi di masa mendatang, dan berbagai jenis estimasi lainnya yang dianggap dapat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan usaha. Meskipun menggunakan pendekatan kuantitatif dalam proses analisisnya, banyak variabel ditentukan berdasarkan judgment, misalnya tingkat pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Akibatnya, meskipun beberapa orang menggunakan metode analisis fundamental dengan cara yang sama, hasilnya bisa jadi berbeda.

7 13 Analisis ini biasa digunakan untuk jangka panjang, tetapi permasalahannya yang seringkali dihadapi oleh investor adalah timing dan informasi. Karena tidak semua investor mendapatkan informasi yang lengkap sehingga jika hanya mengandalkan analisis fundamental, dapat terjadi kesalahan investasi akibat kurangnya informasi atau kesalahan waktu sehingga bisa jadi saham yang dibeli harganya sudah mahal. Untuk mengatasi masalah waktu tersebut dapat dilihat dari pergerakan bursa atau pergerakan saham tersebut melalui analisis teknikal untuk menentukan sinyal transaksi (sinyal beli/sinyal jual). Dengan menggunakan atau menggabung kedua analisis tersebut secara tepat, bertujuan untuk menghasilkan capital gain yang optimum. Menurut Arifin (2011:116) faktor faktor yang mempengaruhi harga saham adalah sebagai berikut : a. Kondisi fundamental emiten Faktor fundamental merupakan faktor yang erat kaitannya dengan kondisi perusahaan yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya manusia, kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Menurut Suad (2005:315) analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan : 1) Mengestimasi nilai faktor faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang.

8 14 2) Menetapkan hubungan variabel variabel tersebut sehingga di peroleh taksiran harga saham. Model ini sering disebut sebagai share price forecasting dan sering digunakan dalam berbagai pelatihan analisis sekuritas. Dalam model ini langkah yang paling penting adalah mengidentifikasi faktor faktor fundamental yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham. Faktor yang dianalisis merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan, yang meliputi kondisi manajemen, organisasi, sumber daya manusia, dan keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja perusahaan. Menurut Jogiyanto (2009:315) analisis fundamental merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan (sehingga disebut juga dengan analisis saham perusahaan). Pada umumnya, investor akan mengharapkan manfaat dari investasinya dalam bentuk laba per lembar saham, sebab earning per share (EPS) ini menggambarkan jumlah keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Sedangkan jumlah EPS yang akan didistribusikan kepada investor saham tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran deviden. EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham, sedangkan EPS yang rendah menandakan bahwa perusahaan gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

9 15 b. Hukum permintaan dan penawaran Setelah faktor fundamental faktor permintaan dan penawaran menjadi faktor kedua yang mempengaruhi harga saham. Dengan asumsi bahwa begitu investor mengetahui kondisi fundamental perusahaan mereka akan melakukan transaksi jual beli. Tranasaksi transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham. c. Tingkat suku bunga Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana investasi akan mengalami perubahan. Bunga yang tinggi akan berdampak pada alokasi dana investasi pada investor. Investor produk bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil resikonya jika dibandingkan dengan investasi dalam bentuk saham, karena investor akan menjual saham dan dananya akan ditempatkan dibank. d. Valuta asing Mata uang amerika ( Dollar) merupakan mata uang terkuat diantara mata uang yang lain. Apabila dolar naik maka investor asing akan menjual sahamnya dan ditempatkan dibank dalam bentuk dolar sehingga menyebabkan harga saham akan naik. e. Dana asing di Bursa Mengamati jumlah dana investasi asing merupakan hal yang penting, karena demikian besarnya dana yang ditanamkan, hal ini menandakan bahwa

10 16 kondisi investasi di Indonesia telah kondusif yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi negatif, yang tentu saja akan merangsang kemampuan emiten untuk mencetak laba. Sebaliknya jika investasi asing berkurang, ada pertimbagan bahwa mereka sedang ragu atas negeri ini, baik atas keadaan sosial politik maupun keamanannya. Jadi besar kecilnya investasi dana asing di bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau penurunan harga saham. f. Indeks harga saham Kenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu tertentu, tentunya mendatangkan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan baik. Sebaliknya jika turun berarti iklim investasi sedang buruk. Kondisi demikian akan mempengaruhi naik atau turunnya harga saham di pasar bursa. g. Berita and rumor Berita yang beredar di masyarakat yang menyangkut beberapa hal baik itu masalah ekonomi, sosial, politik keamanan, hingga berita seputar reshuffle kabinet. Dengan adanya berita tersebut, para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keamanan negeri ini sehingga kegiatan investasi dapat di laksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa. 2. Analisis Teknikal Analisa teknikal adalah salah satu analisa untuk mengevaluasi pergerakan suatu harga. Pergerakan harga yang terjadi pada periode yang lalu menjadi dasar analisa pergerakan harga di periode yang akan datang.

11 17 Menurut Amalia (2013:13) Analisis teknikal biasanya digunakan oleh investor yang memiliki karakteristik Short Time Investor, dimana investor tersebut menanamkan uangnya di bursa saham untuk jangka pendek dan sering melakukan jual beli saham dengan waktu yang relatif singkat. Mereka bisa disebut dengan trader. Dalam melakukan analisis teknikal, para trader menggunakan data atau catatan pasar yang telah di publikasikan agar dapat mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu atau pasar secara keseluruhan, seperti harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham gabungan dan individu, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Oleh karena itu pendekatan ini juga disebut analisis internal (internal analysis) dan analisis pasar (market analysis). Tiga asumsi atau anggapan dasar yang dipakai dalam analisis teknikal adalah (Sulistiawan dan Liliana,2007:5) : 1. Market price discounts everything Pengguna analisis ini percaya bahwa semua peristiwa bisa sangat berpengaruh terhadap harga saham. Kejadian atau peristiwa tersebut akan tercermin pada harga sahamnya secara seketika. Suatu pasar sekuritas dikatakan akan semakin efisien jika semua informasi semakin cepat diserap oleh pasar dan tidak ada halangan bagi semua pelaku pasar untuk mengakses informasi tersebut.

12 18 2. Price moves in trend Prinsip dasar berikutnya dalam penggunaan analisis teknikal adalah bahwa jangan pernah mengambil keputusan transaksi yang melawan tren harga yang sedang berlangsung. Karena pengguna analisis percaya bahwa semua informasi tercermin pada harga pasar saham, maka tren tersebut menunjukkan sikap para pelaku pasar atau investor atas suatu harga saham. Pahami tren yang ada terlebih dahulu dan ikuti ke mana tren tersebut akan bergerak agar bisa memanfaatkan pergerakan harga pasar tersebut untuk mening-katkan hasil investasi. 3. History repeats itself Data historis dapat digunakan untuk memprediksi data atau harga saham di masa mendatang. Hal ini diyakini oleh pengguna analisis teknikal mengingat adanya faktor psikologis para pelaku pasar yang secara umum bersifat konstan. Maksudnya adalah bahwa manusia cenderung bereaksi terhadap sesuatu dengan cara yang sama, sehingga segala sesuatu yang pernah terjadi pada masa lalu akan mempunyai dampak yang sama atas kejadian yang sama pada masa sekarang. Berdasarkan paparan teori-teori tersebut di atas, analisis fundamental dan analisis teknikal memiliki beberapa perbedaan. Seperti yang diungkapkan oleh Reilly and Brown (2005:365) dalam terdapat enam variabel yang dapat membedakan kedua analisis tersebut.

13 19 Tabel 2.1 Perbedaan Analisis Fundamental dan Teknikal No Variabel Analisis Fundamental Analisis Teknikal ) 1 Fokus perhatian harga Overvalued/undervalued Timing (upward/ downward) ) 2 Jangka waktu Jangka menengah dan Jangka pendek investasi panjang ) 3 Informasi utama Perusahaan atau emiten Psikologi investor 4) 4 Motif utama Dividen dan pertumbuhan Capital gain ) 5 Strategi utama Beli dan simpan Berpindah ) 6 Karakterisitik investor Menabung dan investasi Sumber : Reilly & Brown (2005:365) Perdagangan dan institusional F. Valuasi Harga Saham 1. Nilai Intrinsik dan Harga Pasar Saham Nilai intrinsik adalah nilai yang seharusnya dari suatu saham yang menjadi salah satu kunci investor untuk menentukan arah investasinya ke depan. Warren Buffet menyatakan bahwa nilai intrinsik (nilai wajar) suatu saham didefinisikan sebagai nilai saat ini dari aliran kas masuk yang akan didapatkan sepanjang umur hidup perusahaan tersebut. Sedangkan harga pasar saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung jika bursa tutup maka harga pasar saham tersebut adalah harga penutupnya (Rusdin,2008:68). Transaksi di sini sudah tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga pasar ini merupakan harga

14 20 jual dari investor yang satu dengan investor yang lain, dan disebut pasar sekunder. Menurut Suad (2005:282), pedoman yang dipergunakan dalam valuasi harga saham adalah sebagai berikut: a. Jika NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu rendah), dan karenanya seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki. b. Jika NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu mahal), dan karenanya seharusnya dijual. c. Jika NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan. 2. Pengertian Valuasi Saham Valuasi saham atau umumnya disebut dengan penilaian saham terdiri dari beberapa model dan teknik yang dapat digunakan oleh para analis. Model penilaian saham menurut Suad (2005:315) adalah sebagai berikut : Suatu mekanisme untuk merubah rangkaian variabel ekonomi atau variabel perubahan yang diramalkan menjadi perkiraan tentang harga saham. Model penilaian untuk kepentingan analisis pada dasarnya dibagi menjadi dua analisis yaitu teknikal dan fundamental. Melakukan penilaian (valuasi) saham adalah proses menentukan berapa harga yang wajar untuk suatu saham. Valuasi saham itu sendiri adalah tata cara atau metode (prosedur) untuk mendapatkan nilai atas saham dari suatu Perusahaan.

15 21 Menurut Eduardus (2010:301) dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu : 1. Nilai buku (book value) per lembar saham menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. 2. Nilai pasar (market value) adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. 3. Nilai intrinsik (intrinsic value) adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi. 3. Metode Valuasi Saham A. Pendekatan nilai sekarang (present value approach) Pendekatan ini juga disebut pendekatan kapitalisasi laba karena melibatkan nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang (Jogiyanto, 2005:89) atau perhitungan nilai saham dilakukan dengan menghitung nilai sekarang (present value) perusahaan (Po * ) semua aliran kas saham yang diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor. Keterangan : P O * = Arus Kas t=1 ( 1 + k ) t Po* = Nilai sekarang dari perusahaan

16 22 t = Periode waktu ke t dari t=1 sampai dengan k = Suku bunga diskonto atau tingkat pengembalian yang diinginkan Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham dengan pendekatan nilai sekarang adalah laba perusahaan, atau berupa earnings yang dibagikan dalam bentuk dividen. Jika menggunakan dividen sebagai arus kas yang diterima investor, maka dapat digunakan model diskonto dividen (Dividend Discount Model) sebagai pengganti model diskonto arus kas untuk menghitung nilai sekarang. Menurut Hendy (2008:53), DDM adalah suatu metode penilaian saham yang menggunakan nilai sekarang dari dividen yang diharapkan dimasa depan dan setiap perubahan dalam tingkat dividen yang diharapkan. Pada umumnya, terdapat tiga bentuk lain dari DDM, yaitu : 1). Dividen Konstan Tidak Bertumbuh (zero growth model) Menurut Jogiyanto (2009:93) dapat dituliskan dengan rumus : D D D Po * = (1+k) 1 (1+k) 2 (1+k) Dapat disederhanakan menjadi : Po * = D k

17 23 Keterangan: Po* = Nilai sekarang dari perusahaan (Nilai saham) D = Dividen yang dibayarkan konstan k = Suku bunga diskonto dengan tingkat pengembalian yang diinginkan Model ini berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan perusahaan tidak akan mengalami pertumbuhan (tetap dari waktu ke waktu). 2). Dividen Tidak Teratur Menurut Jogiyanto (2009) dividen tidak teratur yaitu perusahaan membayar dividen dengan tidak teratur, yaitu dividen tiap-tiap periode mempunyai pola yang jelas bahkan periode-periode tertentu tidak membayar dividen sama sekali (dalam periode masa rugi atau dalam periode kesulitan likuiditas). D t D t D t Po * = (1+k) 1 (1+k) 2 (1+k) 3). Model Pertumbuhan Konstan (Gordon Model) Digunakan untuk menentukan nilai saham yang pembayaran dividennya mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak terbatas dengan pertumbuhan sebesar g.

18 24 Persamaan model pertumbuhan konstan ini bisa dituliskan sebagai berikut: D 0(1+g) 1 D 0 (1+g) 2 D0 (1+g) Po* = (1+k) 1 (1+k) 2 (1+k) Rumus ini dapat disederhanakan menjadi : P o * = D 0 (1+g) (k-g) Keterangan : D 0 g k = dividen periode awal = tingkat pertumbuhan dividen = Suku bunga diskonto atau tingkat pengembalian yang diinginkan B. Pendekatan PER (P/E ratio approach) Pendekatan price earning ratio ini merupakan pendekatan yang cukup populer dipakai di kalangan analisis saham dan praktisi saham. Menurut Adler Haymans Manurung (2006:26), secara teknis PER adalah hasil bagi antara harga saham dan laba bersih per saham. Harga saham di pasar merupakan harga yang berlaku, sedangkan laba bersih merupakan laba bersih per saham proyeksi tahun berjalan.

19 25 Definisi price earning ratio menurut Made (2009:27) dalam Bhekti (2013) adalah sebagai berikut : Price Earning Ratio adalah rasio yang mengukur tentang bagaimana menilai prospek pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang dan terceminn pada harga saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap rupiah laba yang diperoleh perusahaan. Selanjutnya, menurut Adler Haymans Manurung (2006:27): PER dipergunakan oleh berbagai pihak atau investor untuk membeli saham. Investor akan membeli suatu saham perusahaan dengan PER yang kecil, karena PER yang kecil menggambarkan laba bersih per saham yang cukup tinggi dan harga yang rendah. Sedangkan Earning Per Share menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang perusahaan saham perusahaan(eduardus,2010:374). EPS = Laba bersih setelah bunga dan pajak Jumlah saham beredar PER menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings. Rasio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings. Misalkan saja pada nilai PER adalah 7, maka harga saham merupakan kelipatan dari 7 kali earnings perusahaan. Misalnya earnings yang digunakan adalah earnings tahunan dan semua earnings dibagikan dalam bentuk dividen, maka nilai PER sebesar 7 juga mengartikan

20 26 bahwa lama investasi pembelian saham akan kembali selama 7 tahun (Jogiyanto,2009:147 dalam Amalia,2013). PER = Harga Pasar Saham Per Lembar Saham Earning Per Share Rumus PER dapat dikembangkan dengan menggunakan model diskonto dividen dapat diketahui nilai wajar suatu saham (P 0 ) dan dapat diderivasi dengan membagi kedua sisi persamaan diatas dengan nilai E 1 (perkiraan EPS atau laba per saham berikutnya) dapat diketahui nilai intrinsiknya apabila EPS untuk tahun depan belum diketahui.(porman Tambunan,2008:246). P 0 D 1 /E 1 DPR P/E = = = E 1 k-g k-g Rumus diatas menunjukkan faktor-faktor yang menentukan besarnya PER, yaitu : 1. PER berhubungan positif dengan rasio pembayaran dividen terhadap earnings (D 1 /E 1 ) atau dividen payout ratio (DPR). 2. PER berhubungan negatif dengan tingkat pengembalian yang diinginkan (k). 3. PER berhubungan positif dengan tingkat pertumbuhan dividen (g). Rumus nilai intrinsik dapat ditulis sebagai berikut : P 0 = Estimasi EPS X PER (Eduardus:2010,377)

21 27 G. Capital Asset Pricing Model (CAPM) Kemampuan untuk mengestimasi return suatu individual sekuritas merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan oleh investor. Untuk dapat mengestimasi return suatu sekuritas dengan baik dan mudah diperlukan suatu model estimasi yaitu Capital Asset Pricing Model (Jogiyanto:2009). CAPM mengasumsikan : 1. Investor bergantung pada dua faktor dalam pembuatan keputusannya; pengembalian dan varians 2. Investor berpikir rasional,cenderung menghindari resiko dan memilih metode diversifikasi portofolio Markowitz 3. Investor melakukan investasi pada periode yang sama 4. Investor memiliki pengharapan yang sama terhadap aktiva 5. Ada investasi bebas resiko, investor dapat meminjam dan memberikan pinjaman pada tingkat suku bunga yang bebas risiko 6. Pasar modal memiliki persaingan sempurna dan tidak ada biaya transaksi maupun pungutan lain (frictionless) (Frank,1999:88). CAPM menyebutkan bahwa hanya ada satu faktor yang mempengaruhi pengembalian sekuritas pasar. Hubungannnya, terkadang disebut model pasar (model indeks pasar). Jika digunakan model indeks tunggal atau model pasar, Beta dapat dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut :

22 28 R it = α i + β i R Mt + it Keterangan : R it = Pengembalian aktiva i selama periode t R Mt = Pengembalian portofolio pasar saham periode t α i = Simbol yang menunjukkan komponen pengembalian bukan pasar aktiva i β i = Simbol yang menghubungkan perubahan pengembalian aktiva i terhadap perusahaan dalm portofolio pasar it = Simbol kesalahan acak yang merefleksikan risiko unik yang berhubungan dengan menanamkan modal suatu aktiva Model pasar menyatakan bahwa pengembalian sekuritas tergantung dari pengembalian portofolio pasar dan sampai sejauh mana daya tanggap sesuai yang diukur oleh beta (β i). Selain itu, pengembalian juga bergantung pada kondisi yang unik bagi perusahaan sebagaimana yang diukur oleh it. Menurut Abdul (2005:74) dalam teori CAPM tingkat pendapatan yang diharapkan dari suatu sekuritas dapat dihitung dengan menggunakan rumus : K = R f + β [ E(R m R f)] Keterangan : K = Required rate of return

23 29 Rf = Tingkat imbal hasil investasi bebas resiko β = Koefisien beta perusahaan Rm = Tingkat imbal hasil portofolio pasar H. Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) Dalam menghitung pendekatan Price Earning Share, salah satu yang penting adalah tingkat pertumbuhan dividen (g). Dan cara untuk mengestimasi tingkat dividen adalah dengan menggunakan laba perusahaan. Tingkat pertumbuhan berkelanjutan dividen adalah perkalian antara return on equity (ROE) dan rasio tingkat laba ditahan perusahaan (retention ratio). Rasio tingkat laba ditahan perusahaan dihitung dengan satu dikurangi dividend payout ratio (Eduardus,2010). I. Hipotesis Pasar Efisien Keganjilan yang diakibatkan oleh adanya efek kalender dalam pasar modal sangat berkaitan erat dengan hipotesis tentang pasar modal yang efisien. Efek ini akan mengakibatkan efisiensi itu mengalami gangguan. Pasar dikatakan efisien apabila harga-harga sekuritas yang ada mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia (Fama:1970). Efisiensi pasar berkaitan erat dengan alokasi dana dan pertumbuhan ekonomi. Pasar yang tidak efisien akan mengakibatkan adanya kesalahan dalam alokasi dana investasi pada aset-aset tertentu secara berlebihan atau berkekurangan. Sementara itu secara agregat kondisi ini akan berpengaruh

24 30 pada pertumbuhan ekonomi dimana pemerintah akan mengalami permasalahan dalam pengalokasian sumber daya akibat adanya kesalahan dalam pengalokasian modal (misalloacation of capital) dari para investor. Hipotesis mengenai pasar yang efisien merupakan suatu kerangka yang ideal dan diharapkan dapat terjadi di pasar modal, meskipun pada kenyataannya pasar tidak dapat efisien secara penuh. Kondisi ini dapat terjadi dikarenakan adanya biaya atas analisa dan pengumpulan informasi, biaya investasi, dan terbatasnya modal yang dimiliki oleh para investor (Singal,2008). Pengelompokan lain pasar efisien, yaitu : 1. Pasar efisien secara informasi (Informationally Efficient Market = IEM). Pasar efisien secara informasi : Bagaimana respon pelaku pasar terhadap informasi baru yang relevan masuk pasar. 2. Pasar efisien secara keputusan (Decisionally Efficient Market = DEM). Pasar efisien secara keputusan : Sejauhmana kemampuan pelaku pasar untuk memperoleh kandungan informasi baru yang relevan masuk pasar. Informasi yang dipublikasikan : memiliki tujuan dan maksud tertentu, sehingga perlu dilakukan analisis dan evaluasi untuk memperoleh kandungan informasi yang sebenarnya. a. Bentuk Pasar Efisien. Pasar efisien secara keputusan dibedakan dalam 3 bentuk (Suad,2005:251) dan ketiga bentuk tersebut berhubungan satu dengan yang lain yang dapat digambarkan sebagai berikut.

25 31 Pasar Efisien Pasar Efisien Pasar Efisien Bentuk Lemah Gambar 2.1 Bentuk Pasar Efisien (Suad,2008) 1) Pasar efisien dalam bentuk lemah (Weak Form). Pasar Efisien bentuk lemah harga sekuritas mencerminkan secara penuh (Fully reflect) informasi masa lalu. 2) Pasar efisien dalam bentuk setengan kuat (Semi Strong Form). Pasar Efisien bentuk setengah kuat harga sekuritas mencerminkan secara penuh (Fully reflect) seluruh informasi yang dipublikasikan (all publicly available information). 3) Pasar efisien dalam bentuk kuat (Strong Form). Pasar Efisien bentuk setengah kuat harga sekuritas mencerminkan secara penuh (Fully reflect) seluruh informasi yang dipublikasikan (all publicly available information) termasuk informasi privat.

26 32 b. Pengujian Pasar Efisien. 1) Bentuk Lemah (Weak Form). Pengujian sejauhmana informasi masa lalu dapat memprediksi imbal hasil (return) masa yang akan datang Run Test atau regresi linier. 2) Bentuk setengan kuat (Semi Strong Form). Pengujian seberapa cepat harga sekuritas merefleksikan informasi yang dipublikasikan Market model 3) Bentuk kuat (Strong Form). E( R i ) R. i i m i Pengujian untuk mengetahui apakah investor memiliki informasi privat yang tidak terefleksi pada harga sekuritas Analisis portofolio yang dibentuk. J. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham Menurut David (2013) Price Earning Ratio adalah rasio harga berbanding proyeksi keuntungan perusahaan. Dimana PER menggambarkan keadaan investor membayarkan suatu jumlah untuk setiap rupiah perolehan. Dalam PER menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings. Berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings. Misalkan saja pada nilai PER adalah 7, maka harga saham merupakan kelipatan dari 7 kali earnings perusahaan. Misalnya earnings yang

27 33 digunakan adalah earnings tahunan dan semua earnings dibagikan dalam bentuk dividen, maka nilai PER sebesar 7 juga mengartikan bahwa lama investasi pembelian saham akan kembali selama 7 tahun (Jogiyanto,2009:147 dalam Amalia,2013). Pada umumnya perusahaan yang tumbuh lebih cepat atau mempunyai resiko yang lebih kecil akan memiliki PER yang lebih tinggi daripada saham yang pertumbuhannya lebih lambat atau perusahaan dengan resiko lebih besar. Di dalam pasar sekunder PER biasanya dipakai untuk mengukur tingkat kewajaran harga saham. Karena pasar sekunder menawarkan likuiditas yang tinggi serta informasi memadai dan kontinu mengenai harga pasar, jumlah volume dan harga transaksi yang sudah terlaksana, jumlah volume serta harga penawaran dan permintaan yang belum terlaksana, serta informasi-informasi terbaru mengenai semua efek yang diperdagangkan. K. Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Tahun Peneliti Judul Hasil 2008 Nazwirman Penilaian Harga Saham Dengan Price Earning Ratio (PER) Dalam melakukan investasi di pasar modal, sebaiknya belilah saham yang harganya undervalued dan jual jikaovervalued.apabilamenggunakan metode Price Earning Ratio (PER) belilah saham perusahaan yang PERnya lebih kecil dari PER yang dihitung berdasarkan tingkat earning minimal yang diinginkan.

28 Budi, Arif, dan Renny 2012 Edward dan Yen 2012 Marmono Singgih Penentuan harga wajar saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan metode Gordon growth model. Penilaian harga wajar saham pada perusahaan yang berfundamental baik berdasarkan rekomendasi kontan periode 2011 Penilaian Kewajaran Harga Saham Sebagai Pertimbangan Investasi Di BEI 2013 Amalia Pengaruh Nilai Intrinsik Hasil Valuasi Saham Terhadap Harga Pasar Saham 2013 Irene Penilaian saham dengan menggunakan metode Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV) Berdasarkan metode Gordon growth model, maka investor layak untuk membeli dan menahan saham tersebut karena bersifat undervalued. Jika digabungkan hasil metode DDM dan PER, maka saham yang tergolong undervalued adalah INDF, PTBA, dan ITMG. Sedangkan saham yang tergolong overvalued adalah BBCA, BMRI, dan MYOR Bahwa growth rate of earning dan risiko sistematis (β) secara simultan mampu menjelaskan perubahan PER, disarankan kepada emiten dalam menetapkan kebijakan untuk lebih memfokuskan perhatian pada faktorfaktor fundamental lainnya. Berdasarkan metode Gordon growth model, maka investor layak untuk membeli dan menahan saham tersebut karena bersifat undervalued. Metode PER dengan membandingkan nilai intrinsik dengan harga pasar saham menunjukkan saham berada pada posisi undervalued. Sedangkan metode PBV dalam posisi overvalued. Sumber : Data diolah tahun 2013 L. Kerangkan Pemikiran Dalam era globalisasi dewasa ini hampir setiap negara menaruh perhatiannya yang besar terhadap eksistensi pasar modal, terutama mengingat peranannya yang strategis dalam penguatan ketahanan ekonomi suatu negara.

29 35 Terjadinya pelarian modal keluar negeri sesungguhnya bukan hanya akibat dari merostnya nilai rupiah (depresiasi) atau tingginya inflasi dengan tingkat suku bunga di suatu negara, akan tetapi juga sebagai akibat tidak tersedianya alternatif investasi yang menguntungkan dinegara bersangkutan dan atau pada saat yang sama investasi portofolio dibursa negara lain menjanjikan keuntungan yang jauh lebih tinggi dibandingkan negara sendiri. Menurut Amalia (2013) pada dasarnya harga pasar yang terbentuk di bursa tergantung pada mekanisme supply and demand dan persepsi masing-msing pelaku pasar. Hal itu menyebabkan adanya perbedaan selisih anta harga pasar saham dengan nilai fundamental perusahaan. Contoh kasus pada saham Astra International, Tbk yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan setelah mengalami pasang surut yang sangat rentan terhadap fluktuasi pergerakan rupiah terhadap dollar AS pada tahun ASII. Dengan segala macam strategi dan inovasi yang dilakukan perusahaan, akhirnya dapat menaikkan kepercayaan publik untuk menanamkan modalnya pada saham ASII kembali sampai saat ini. Oleh karena itu, dengan mengetahui nilai wajar saham melalui pendekatan metode PER diharapkan calon investor dapat mengetahui tingkat kewajaran saham dengan harga pasar saat ini. Agar saham yang dibeli atau akan dijual tidak undervalue ataupun overvalue. Dengan alasan itu maka sampel yang akan dipilih yaitu saham Blue Chip yang telah memiliki reputasi dan kinerja yang baik.

30 36 Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dijelaskan kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y) Nilai Intrinsik Saham Harga Saham

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 9 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Metode Analisis Saham 1. Analisis Fundamental Analisis Fundamental (fundamental analysis) menggunakan prospek laba dan dividen perusahaan, harapan tingkat bunga dimasa depan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2002.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pasar modal memiliki peran yang cukup penting dalam suatu perekonomian suatu negara. Dianggap demikian karena pasar modal dapat menjalankan dua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi

Lebih terperinci

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk) PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk) Oleh RUSLI KARYANA NPM. 083403153 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah: 2.1.1 Widayanti dan Haryanto (2013) Penelitian Widayanti dan Haryanto (2013)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu, dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan semakin bertumbuhnya

Lebih terperinci

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA BAB II TIMJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran arus instrumen keuangan jangka panjang, umumnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil objek perusahaan yang tergolong ke dalam sektor industri telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari perusahaan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia. Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini berbagai sektor korporasi melakukan ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Tandelilin (2001) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham. Untuk mengetahui laba yang diperoleh perusahaan dengan menghitung Laba Per Lembar saham (Earning Per Share)/EPS. EPS merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui utang maupun penjualan saham di lantai bursa (Riyanto, 2002). pembiayaan pembangunan nasional (Riyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. melalui utang maupun penjualan saham di lantai bursa (Riyanto, 2002). pembiayaan pembangunan nasional (Riyanto, 2002). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan operasional yang dilakukan suatu perusahaan, baik melalui pengembangan usaha maupun perluasan investasi tentunya membutuhkan dana dalam jumlah yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Saham dan Return Saham Pada sebuah perusahaan publik, tujuan dari manajemen adalah memaksimalkan harga saham perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return yang optimal yaitu melalui dividen dan capital gain. Selain memberikan return, risiko yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam menjaga stabilitasnya. Dengan pembangunan ekonomi yang tinggi, maka masyarakat suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Laporan Tahunan Perusahaan Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan keuangan emiten dalam jangka waktu satu tahun. Termasuk di dalam laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk kemudian digunakan ke sektor yang lebih produktif. Proses pembentukan modal

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Dibawah ini ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. a 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signaling Theory) Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi akuntansi memberikan

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2003-2005 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin meningkatnya kemajuan di bidang perdagangan dan perkembangan dalam era globalisasi, Indonesia dihadapkan pada perubahan berbagai aspek

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO UNTUK MENILAI KEWAJARAN HARGA SAHAM DAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang Listing Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan

Lebih terperinci

1/45 OVERVIEW

1/45 OVERVIEW http://www.deden08m.wordpress.com 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam menghadapi situasi perekonomian yang semakin terbuka, dimana teknologi berkembang dengan pesat.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Oleh karena itu investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui

Lebih terperinci

Total Ekuitas Nilai buku per lbr saham = Jumlah Saham Beredar

Total Ekuitas Nilai buku per lbr saham = Jumlah Saham Beredar PENILAIAN SAHAM Saham adalah bukti kepemilikan dalam suatu perusahaan Jenis saham : 1. Saham biasa (common stock) 2. Saham preferen Karakteristik Saham Preferen: a. Hak preferen terhadap deviden: hak menerima

Lebih terperinci

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR OVERVIEW 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan. NILAI INTRINSIK

Lebih terperinci

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu atau kelompok yang akan memulai usaha pasti membutuhkan modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan sebuah usaha. Menurut

Lebih terperinci

merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan maupun dari

merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan maupun dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana. Suatu perusahaan dalam pemenuhan keburuhan dananya berasal dari dua sumber, yaitu sumber intern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Pasar modal telah menjadi salah satu sumber

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Analisis sekuritas berdasarkan analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,

Lebih terperinci

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation)

Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Penilaian Nilai Intrinsik Saham (Valuation) Ada beragam cara yang digunakan manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Keberadaan pasar modal sangat dibutuhkan dalam membangun perekonomian suatu negara. Lembaga pasar modal merupakan sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan usaha dalam kegiatan perekonomian di Indonesia semakin ketat pada masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang menganut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia akan berdampak semakin meningkatnya perkembangan dunia usaha di Indonesia yang ditandai dengan banyaknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan laba. Jenis Investasi sangat beragam, dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pasar modal di negara Indonesia mengalami perkembangan yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin bertambah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penlitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian dianalisa menggunakan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham.

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum memulai untuk melakukan investasi dengan membeli saham di pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham. Hal ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk sarana mendapatkan dana dalam jumlah besar dari masyarakat pemodal (investor), baik dari dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara sederhana, investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu asset atau lebih, selama periode tertentu dengan harapan dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito dan Martono, 2005) mengemukakan terdapat beberapa tujuan berdirinya sebuah perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. URAIAN TEORITIS 1. Saham a. Pengertian saham Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada BABl PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan. Tujuan yang pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini mungkin disebabkan karena tingginya kesadaran penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini mungkin disebabkan karena tingginya kesadaran penduduk di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini, perusahaan perusahaan asuransi di negara maju, khususnya Amerika Serikat dan Kanada mempunyai peran yang besar dalam perekonomian di negara mereka. Hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, publik ( autoritas ) maupun perusahaan swasta. Pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, publik ( autoritas ) maupun perusahaan swasta. Pasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep-Konsep Dasar 2.1.1 Pasar Modal. Menurut Suad Husnan ( 1999 ) pasar modal didefinisikan sebagai suatu pasar untuk berbagai instrumen keuangan ( sekuritas ) jangka panjang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode penelitian 2007-2009 dengan objek penelitian Indeks LQ45. Kesimpulan dari penelitian

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik

Lebih terperinci

Nadya Destiyanti Putri

Nadya Destiyanti Putri PENENTUAN NILAI HARGA WAJAR SAHAM PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE TBK, DENGAN MENGGUNAKAN METODE GORDON GROWTH MODEL. Nadya Destiyanti Putri 26213293 Latar Belakang Masalah 1. Investasi saham merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana bagi kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana bagi kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, sebagai sarana untuk pendanaan bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Investor dan analis sekuritas memiliki cara-cara tersendiri untuk menentukan saham yang akan dibelinya, namun umumnya tidak terlepas dari analisis terhadap

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 http://www.deden08m.wordpress.com Estimasi nilai intrinsik saham Price Earning Ratio EPS dan laporan keuangan perusahaan Overview analisis perusahaan CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 Analisis perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih beberapa alternatif untuk menginvestasikan modalnya. Dana yang tersedia dapat disimpan dalam bentuk berbagai jenis

Lebih terperinci

PENILAIAN SAHAM. Nilai nominal Nilai nominal adalah nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum. Nilai yang tercantum dalam lembar saham.

PENILAIAN SAHAM. Nilai nominal Nilai nominal adalah nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum. Nilai yang tercantum dalam lembar saham. PENILAIAN SAHAM Tujuan penilaian saham Saham adalah aset finansial yang dapat dijadikan investasi Penilaian saham dilakukan untuk menentukan apakah saham yang akan dibeli/ jual akan memberikan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari perusahaan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan operasionalnya, dana tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, pertama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas negara dan menimbulkan persaingan ketat antara perusahaan. Persaingan bisnis di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belakangan ini persaingan dalam dunia ekonomi semakin meningkat karena munculnya berbagai pelaku usaha dalam berbagai segmen industri dengan sumber daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham Menurut Anoraga, Pakarti (2006:54) pengertian saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.  CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, pasar modal adalah tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2. 1.1. Penilaian Saham Modal atau efek yang diperjualbelikan di pasar modal Indonesia pada umumnya berbentuk saham dan obligasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah bursa saham di Jakarta yang merupakan bursa tempat dimana orang memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Sejak dahulu, manusia selalu mencari cara untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya. Salah satu cara sederhana yang biasanya dilakukan manusia adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Pengembalian Saham Pada dasarnya tujuan investasi adalah memperoleh imbalan atas dana yang ditanamkanya, imbalan ini sering disebut dengan tingkat pengembalian saham

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995 menyatakan bahwa Pasar

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995 menyatakan bahwa Pasar BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995 menyatakan bahwa Pasar Modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan

Lebih terperinci

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR MATERI 9 PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai buku. Nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia mendorong banyaknya analisis yang muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam bentuk aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan dipasar

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam bentuk aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan dipasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dalam bentuk aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan dipasar modal (capital market) merupakan salah satu bentuk investasi yang banyak diminati oleh para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di indonesia, alternatif untuk mendapatkan dana dapat diperoleh melalui pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Di indonesia, alternatif untuk mendapatkan dana dapat diperoleh melalui pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di indonesia, alternatif untuk mendapatkan dana dapat diperoleh melalui pasar modal (Sartono,2001:20). Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi keuangan

Lebih terperinci

ANALISA UNTUK INVESTOR

ANALISA UNTUK INVESTOR 1 Pertemuan 11 ANALISA UNTUK INVESTOR Salah satu keputusan yang harus diambil oleh para investor adalah keputusan portfolio pada sekuritas. Ada tiga tipe investor, yaitu investor jangka pendek, investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) 2.1.1.1 Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) Ketika suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Risk Averse Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut. Menurut Abdul Halim

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang

BAB II. Tinjauan Pustaka. memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang BAB II Tinjauan Pustaka A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Saham Seorang investor perlu melakukan analisis terlebih dahulu terhadap sahamsaham yang akan dipilihnya guna memprediksi apakah saham tersebut

Lebih terperinci