SAKRALISASI IDEOLOGI MEMAKAN KORBAN. Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
|
|
- Utami Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SAKRALISASI IDEOLOGI MEMAKAN KORBAN Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok
2 Siapa yang berdiri di sini yang begitu busuk hingga tak menghargai kebenaran? Siapa yang berada di sini yang begitu hina hingga tak mencintai keadilan? untuk mereka, saudara kita, yang tertindas oleh kekuasaan
3 SAKRALISASI IDEOLOGI MEMAKAN KORBAN Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok KontraS Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Tim Penyusun: Ahmad Hambali Edwin Partogi Eko Dahana Ikravany Hilman Indria F Alphasonny M. Islah Munarman Munir Sri Suparyati Victor Da Costa Tim Editing, Desain Grafis dan Percetakan : Gian Moko Mouvty Makarim al-akhlaq Satrio Utomo Udi Islah Usman Hamid Foto cover : Harian Umum Sinar Harapan dok. Kontras/isl KontraS Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan April 2001
4 Kata Pengantar Prolog MISTERI YANG TAK PERNAH TERUNGKAP DIBALIK PERISTIWA TANJUNG PRIOK OLEH : YUSRON ZAINURI* Selang beberapa jam, setelah terjadinya penembakan yang dilakukan oleh aparat keamanan kepada massa yang menuntut pembebasan teman-teman kami, yang ditahan di Markas Kodim 0502 Jakarta Utara, Jenderal Beni Moerdani --Panglima ABRI pada waktu itu-- memberikan keterangan seputar terjadinya peristiwa tersebut. Dia menyatakan, bahwa massa yang beringas dan bersenjatakan parang, golok serta bambu runcing menyerang petugas keamanan. Akibatnya penembakan pun tidak bisa dihindari. Masih menurut Jendral Beni Moerdani yang didampingi oleh Mayor Jendral Tri Sutrisno selaku Pangdam Jaya pada waktu itu, dari peristiwa tersebut 9 orang meninggal dunia 36 orang luka-luka. Demikian keterangan Beni Moerdani yang disiarkan seluruh media massa dan TVRI. Dilanjutkan dengan safari Jendral Beni Moerdani keliling Pondok Pesantren yang diantar oleh KH. Abdurahman Wahid. Pernyataan pemerintah tentang tragedi Tanjung Priok tersebut menimbulkan reaksi dari tokoh-tokoh masyarakat, Letjen (Purn) Ali Sadikin, Mayjen (Purn) dr. Azis Saleh dan kawan-kawan yang tergabung dalam Forum Diskusi Keprihatinan dalam Berkonstitusi, atau yang lebih dikenal dengan Petisi 50, turun langsung ke lapangan berdialog dengan masyarakat Koja, tempat terpicunya peristiwa 12 September 1984, dengan provokasi Sersan Hermanu, Petugas Babinsa yang masuk ke dalam Mushola As-sa adah tanpa membuka sepatu. Setelah itu, Ali Sadikin dan kawankawan mengirim surat dan catatan hasil temuannya di Tanjung Priok kepada Presiden RI. Dan melahirkan buku putih tentang peristiwa Tanjung Priok yang bertentangan dengan pemerintah. Akibat dari itu, HR Dharsono mantan Pangdam Siliwangi serta Sekjen ASEAN, salah seorang penandatangan yang mengoreksi keterangan pemerintah, juga mengadakan pertemuan di kediaman AM Fatwa sekretaris petisi 50 bersama Erlangga tokoh HMI pada saat itu, ditangkap dan diadili yang kemudian divonis dengan hukuman yang sangat berat. Sangat misterius memang, peristiwa yang terjadi pada 12 September 1984 atau yang lebih dikenal dengan peristiwa Tanjung Priok. Ketika di Jalan Yos Sudarso pada malam itu, massa yang bergerak untuk meminta pembebasan 4 rekannya yang ditahan di Kodim Jakarta Utara setelah menghadiri Tabligh Akbar di Jalan Sindang, dihadang oleh aparat keamanan yang bersenjata lengkap dengan sikap siap menembak, iring-iringan massa pun berhenti 5 meter di hadapan petugas dan tak lama kemudian tanpa tembakan peringatan terlebih dahulu petugas memuntahkan pelurunya ke arah massa yang saat itu sedang bertakbir dan berteriak iv
5 Kata Pengantar Allahu Akbar sambil menunggu dibukakan jalan agar bisa sampai ke Markas Kodim Jakarta Utara yang jaraknya masih sekitar 5 KM lagi. Suasana dingin pada malam itu semakin menakutkan, lampu penerang jalan dimatikan, kilatan api terlihat dari moncong-moncong senjata yang dibarengi suara letusan senapan yang ditembakkan secara acak, juga dari atas truk yang melintas dari arah utara menuju selatan. Lebih menyeramkan lagi, ketika truk yang berisi tentara berhenti dan memeriksa orang-orang yang masih hidup, seseorang yang berada disamping saya, karena rasa ketakutan yang tak terhingga, membuat ia harus melarikan diri, namun nasib tak mengantarkannya untuk berlari ia dihabisi oleh tiga orang dengan berondongan peluru yang bertubi-tubi. Kejadian itu dengan sangat jelas terlihat oleh saya yang pada waktu itu juga sedang menahan rasa sakit dan takut. Dari jalan itu, kami dilempar ke atas truk dengan terlebih dahulu diseret dan diputar-putar di atas aspal serta menembakan senjatanya ke dekat bagian tubuh saya, kemudian kami dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Di sana kami mendapat perawatan dari para juru rawat Rumah Sakit itu. Setelah dianggap sudah agak membaik, kami dikirim ke Rumah Tahanan Militer Cimanggis. Setibanya di sana, ratusan orang yang ternyata juga telah lebih dahulu menghuni RTM tersebut, mereka terdiri dari para mubaligh yang yang sangat kritis pada waktu itu dan orang-orang yang hanya sekedar membicarakan kejadian pada malam itu serta anggota keluarga yang sedang mencari sanak familinya yang hilang pada saat malam 12 September Mereka ditahan dan disiksa, setelah itu banyak di antara mereka yang kemudian dilepaskan dengan terlebih dahulu harus menandatangani beberapa pernyataan dan dilanjutkan kewajiban absen satu minggu 2 kali kemarkas Kodim tempat tinggal mereka. Memang, setelah kejadian itu, Umat Islam diteror oleh TNI yang melakukan penangkapan tanpa prosedur hukum hanya karena dianggap ulama, ustad atau aktifis yang terlalu kritis kepada penguasa pada waktu itu. Bukan hanya masyarakat sipil yang merasakan teror tersebut. Beberapa orang dari kalangan militer yang sangat haus akan keislaman juga mendapat perlakuan yang sama. Mereka di penjarakan dan dipecat dari dinas kemiliterannya. Kami para korban, setelah melalui pemeriksaan yang berliku-liku, akhirnya kami dihadapkan kepada hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, dengan tuduhan yang dibuat berlapis dari pasal subversif sampai akhirnya Jaksa harus mengikuti apa yang pertama kali disampaikan oleh Panglima ABRI pada malam setelah kejadian yakni pasal 214 yang dikenakan pada kami. Ketika kami dihadapan majelis hakim, awalnya kami sangat penuh harap akan mendapat secercah keadilan dari para Majelis hakim yang mulia, karena tuduhan jaksa yang menyatakan bahwa kami menyerang petugas dengan sangat beringas telah v
6 Kata Pengantar membuat kami yang waktu itu harus mengalami luka-luka di badan, saat ini hati kami pun sangat terluka dengan tuduhan itu. Namun, ternyata majelis hakim tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi tekanan sang penguasa yang mengharuskan kami tetap dipenjara walau jaksa tidak bisa membuktikan tuduhannya. Inilah peristiwa yang hingga kini masih tetap meninggalkan misteri walau telah dilakukan Proses Islah antara aparat yang ditugaskan pada malam itu dengan para korban Tanjung Priok. Islah yang di Monumenkan dalam Piagam Ishlah tersebut tidak terlihat sedikit pun kebenaran yang diungkap. Apakah Islah dapat dilakukan tanpa ada sebuah pengakuan yang jujur. Nampaknya, proses pengadilan tak mungkin dihindari untuk bisa mengungkap kabut yang menutupi semua misteri itu. Semoga Buku yang diterbitkan dari hasil Investigasi ini, bisa menjadi sumber informasi bagi para pejuang HAM dan demokrasi. Jakarta, 12 Maret 2001 vi
7 daftar isi Daftar Isi Kata Pengantar...iv Daftar Isi...vii Bab I Pendahuluan...1 Bab II Gambaran Umum Gagasan Azas Tunggal Formalisasi Asas Tunggal...9 Bab III Gambaran Peristiwa...12 A. Gambaran Komunitas...12 B. Peristiwa As Sa adah dan Penangkapan...13 C. Upaya Pembebasan...14 D. Penghadangan dan Penembakan...15 E. Korban...17 F. Penangkapan Pasca Peristiwa G. Proses Peradilan...19 Bab IV Pola Pelanggaran HAM...21 A. Peristiwa dan Korban Pelaku...28 Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan Rekomendasi...35 Catatan...38 Lampiran...40 Epilog...48 vii
BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum yang. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 bertujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata kehidupan bangsa yang sejahtera, aman,
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3 Pelanggaran HAM Menurut Undang-Undang No.39 tahun 1999 pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang
Lebih terperinciProgres Report #1 Pengadilan HAM Tanjung Priok
Progres Report #1 Pengadilan HAM Tanjung Priok LEMBAGA STUDI DAN ADVOKASI MASYARAKAT () Jl. Siaga II No. 31 Pejaten Barat, Jakarta 12510 Indonesia Telp : (021) 7972662, 79192564 Fax : (021) 79192519 Website
Lebih terperinciJakarta, September xiv
SEKAPUR SIRIH Buku berjudul Reproduksi Ketidakadilan Masa Lalu: Catatan Perjalanan Membongkar Kejahatan HAM Tanjung Priok 1984 ini merupakan catatan dokumentasi KontraS terhadap pemantauan Pengadilan HAM
Lebih terperincipembentukan komisi kepresidenan
Keluarga korban pelanggaran HAM usul pembentukan komisi kepresidenan Setara dan keluarga korban mengatakan tidak ada rekonsiliasi tanpa pengungkapan kebenaran Published 3:47 PM, March 29, 2016 TUNTUT KEADILAN.
Lebih terperinciMelihat Tiga Tuntutan Jaksa Pengadilan HAM Tanjung Priok
PROGRES REPORT #7 MONITORING PENGADILAN TANJUNG PRIOK Melihat Tiga Tuntutan Jaksa Pengadilan HAM Tanjung Priok Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat Jalan siaga II No 31 Pejaten Barat Jakarta 12510 Indonesia
Lebih terperinciRefleksi Akhir Tahun Papua 2010: Meretas Jalan Damai Papua
Refleksi Akhir Tahun Papua 2010: Meretas Jalan Damai Papua Oleh Dr. Muridan S. Widjojo (Koordinator Tim Kajian Papua LIPI) Ballroom B Hotel Aryaduta Jakarta, Senin,13 Desember 2010 Refleksi: 1. catatan
Lebih terperinciDaftar Isi. Sekapur Sirih.i Prakata. ii. Bagian I. Konteks Peristiwa Tanjung Priok 1984; Formalisasi Asas Tunggal..1
1 Daftar Isi Sekapur Sirih.i Prakata. ii Bagian I. Konteks Peristiwa Tanjung Priok 1984; Formalisasi Asas Tunggal..1 Bagian II. Gambaran Peristiwa Tanjung Priok..10 A. Upaya Pembebasan..12 B. Penghadangan
Lebih terperinciPartai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar.
Partai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar. BY HANDOKO WIZAYA ON OCTOBER 4, 2017POLITIK https://seword.com/politik/partai-pdip-dan-pembasmian-pki-melalui-supersemar/ Menurut Sekretaris Jenderal
Lebih terperincipenjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.
BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum mempunyai berbagai cara dan daya upaya untuk menjaga ketertiban dan keamanan dimasyarakat demi terciptanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya
Lebih terperinciBuku Letjen (Pur) Sintong Panjaitan yang membikin heboh
Buku Letjen (Pur) Sintong Panjaitan yang membikin heboh Diterbitkannya buku Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando tentang berbagai pengalaman Letjen (Pur) Sintong Panjaitan,yang diluncurkan 11 Maret
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )
58 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan maka, dapat disimpulkan bahwa Proses Perjuangan Lettu CPM Suratno dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Panggungrejo
Lebih terperinciLAPORAN SINGKAT I. PENDAHULUAN
LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI (BIDANG : PERTAHANAN, LUAR NEGERI, TENTARA NASIONAL INDONESIA, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, DEWAN KETAHANAN NASIONAL, BADAN INTELIJEN NEGARA, LEMBAGA SANDI NEGARA, LEMBAGA
Lebih terperinciPENYULUHAN INFORMASI DARI BAGIAN KEJAHTAN BERAT
PENYULUHAN INFORMASI DARI BAGIAN KEJAHTAN BERAT TUNTUTAN KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN UNTUK MANTAN MENTERI PERTAHANAN INDONESIA, KOMANDAN MILITER TERTINGGI INDONESIA DAN GUBERNUR TIMOR LESTE Resolusi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk
Lebih terperinciDAFTAR ISTILAH. : International Criminal Tribunal for the. former Yugoslavia : Ikatan Keluarga Korban Tanjung Priok
ABRI : Angkatan Bersenjata Republik AD : Angkatan Darat ALM : Almarhum ARHANUD : Artileri Pertahanan Udara ASINTEL : Asistan Intelijen BA : Bachelor of Arts BABINKUM : Badan Pembinaan Hukum BABINSA : Badan
Lebih terperinciPOSISI KASUS; HAMBATAN DAN PERMASALAHAN
POSISI KASUS; HAMBATAN DAN PERMASALAHAN Kasus pelanggaran HAM Berat LATAR BELAKANG Paksa reformasi 1998, nilai nilai HAM dan kewajiban pemenuhan, penghormatan dan perlindungan HAM telah menjadi menjadi
Lebih terperinciMeninjau Kembali Pembantaian 50 Tahun Lalu
Wawancara dengan Soe Tjen: Meninjau Kembali Pembantaian 50 Tahun Lalu Tak ada yang memberitahu Soe Tjen tentang nasib ayahnya dan genosida anti-komunis. Sampai ia mendengar kisah itu dari ibunya, setelah
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
TATA-CARA PELAKSANAAN PIDANA MATI YANG DIJATUHKAN OLEH PENGADILAN DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM DAN MILITER (Penetapan Presiden Nomor 2 Tahun 1964 Tanggal 27 April 1964) Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciLetkol Inf Jansen Simanjuntak, Kapendam XVII Cendrawasih, Jayapura, Papua
Letkol Inf Jansen Simanjuntak, Kapendam XVII Cendrawasih, Jayapura, Papua Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus bergerak di Papua. Tidak hanya melakukan aktivitas politik tapi menggunakan kekerasan. Mereka
Lebih terperinciPENDAHULUAN. pluralis melihat media sebagai saluran yang bebas dan netral, semua pihak dapat
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Media dan berita yang diproduksi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Kaum pluralis melihat media sebagai saluran yang bebas dan netral, semua pihak dapat menyampaikan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.04/2017 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.04/2017 TENTANG PENGGUNAAN SENJATA API DINAS DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciRENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 -
Rengasdengklok hanyalah sebuah kota kecamatan kecil di wilayah kabupaten Karawang, Jawa Barat. Namun tanpa Rengasdengklok yang terletak di sebelah utara kota Karawang ini barangkali perjalanan sejarah
Lebih terperinciKronologi Pembubaran Diskusi Salihara
Kronologi Pembubaran Diskusi Salihara Diskusi peluncuran buku di Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan dibubarkan paksa oleh polisi setelah acara itu diprotes massa Front Pembela Islam, Jumat
Lebih terperinciHabibi Serahkan Dokumen Tragedi 98
Habibi Serahkan Dokumen Tragedi 98 Bakal Ada yang Kejang2 Jelang Pilpres 2019 Friday, May 12, 2017 https://www.detikmetro.com/2017/05/habibi-serahkan-dokumen-tragedi-98.html DETIK METRO - Presiden ke-3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Media massa menjadi salah satu kebutuhan bagi masyarakat di era modern. Media massa memerankan beberapa fungsi, yakni fungsi penyalur informasi, fungsi mendidik,
Lebih terperinci2017, No Penggunaan Senjata Api Dinas di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1996 te
No.1133, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penggunaan Senjata Api Dinas. Ditjen Bea dan Cukai. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.04/2017 TENTANG PENGGUNAAN SENJATA
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PERISTIWA TANJUNG PRIOK TAHUN A. Latar Belakang Terjadinya Peristiwa Tanjung Priok Tahun 1984
BAB III DESKRIPSI PERISTIWA TANJUNG PRIOK TAHUN 1984 A. Latar Belakang Terjadinya Peristiwa Tanjung Priok Tahun 1984 1. Pengerdilan Partai Politik Pada awal kekuasaannya, Presiden Soeharto berusaha meyakinkan
Lebih terperinciJURNAL BRIEF AKSI KOALISI MASYARAKAT SIPIL ANTIKORUPSI INDONESIA FEBRUARI 2015
JURNAL BRIEF AKSI KOALISI MASYARAKAT SIPIL ANTIKORUPSI INDONESIA FEBRUARI 2015 Pada tanggal 15 Januari 2015 beberapa kelompok aktifis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil dan Relawan Salam Dua
Lebih terperinciTuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah
Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah Rabu, 28 September 2016, Taryana Hassan, Direktur Riset Krisis dan Bencana di Lembaga Amnesty Internasional
Lebih terperinciMereka Bilang. Di Sini Tidak Ada. Tuhan. GagasMedia
Mereka Bilang Di Sini Tidak Ada Tuhan Suara Korban Tragedi Priok GagasMedia Mereka Bilang di Sini Tidak Ada Tuhan Suara Korban Tragedi Priok Editor: Subhan S.D. & FX Rudy Gunawan Desain sampul: Jeffri
Lebih terperinciBAB IV PEMODELAN DAN REKOMENDASI PENYELESAIAN KONFLIK PAPUA. 4.1 Pemodelan Konflik Papua (Matrik Payoff Konflik)
BAB IV PEMODELAN DAN REKOMENDASI PENYELESAIAN KONFLIK PAPUA 4.1 Pemodelan Konflik Papua (Matrik Payoff Konflik) Dilihat dari gambaran umum dan penyebab konflik, maka dapat diciptakan sebuah model 2x2 matriks
Lebih terperinciKEJAKSAAN AGUNG R I PENUNTUT UMUM AD HOC PERKARA PELANGGARAN HAM YANG BERAT DI TANJUNG PRIOK JAKARTA UTARA SURAT DAKWAAN
KEJAKSAAN AGUNG R I PENUNTUT UMUM AD HOC PERKARA PELANGGARAN HAM YANG BERAT DI TANJUNG PRIOK JAKARTA UTARA Untuk Keadilan SURAT DAKWAAN Nomor Reg. Perkara: 02/HAM/TJ.PRIOK/09/2003. ATAS NAMA TERDAKWA :
Lebih terperinciPembantaian di Gereja Suai
Pembantaian di Gereja Suai 836. Salah satu pembantaian yang paling buruk terjadi di Gereja Nossa Senhora do Rosario pada tanggal 6 September di Suai. Pembantaian ini adalah aksi pembunuhan massal yang
Lebih terperinciMembuka Ruang Kritis. Menolak Lupa
Membuka Ruang Kritis Menolak Lupa http://sorgemagz.com Membuka Ruang Kritis, Menolak Lupa Oleh: Daywin Prayogo 1 You never need an argument against the use of violence, you need an argument for it Noam
Lebih terperinci4 Penculik Jadi Jenderal Bintang Satu
Hanya di Indonesia, 4 Penculik Jadi Jenderal Bintang Satu Setelah Dipecat Dari Kedinasan http://atjehpress.com/2016/08/hanya-di-indonesia-4-penculik-jadi-jenderal-bintang-satu/ Oleh Redaksi pada Agustus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Buka Puasa Bersama Prajurit TNI dan Masyarakat Cipatat, 23 Agustus 2011 Selasa, 23 Agustus 2011
Sambutan Presiden RI pada Buka Puasa Bersama Prajurit TNI dan Masyarakat Cipatat, 23 Agustus 2011 Selasa, 23 Agustus 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA BUKA PUASA BERSAMA DAN SILATURAHMI
Lebih terperinciPantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011
Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.
Lebih terperinciTanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara
Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara Impunitas yaitu membiarkan para pemimpin politik dan militer yang diduga terlibat dalam kasus pelanggaran
Lebih terperinciBagian III MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP
Bagian III MENJARING TERI, MELEPAS KAKAP A. Pengantar Peran utama Jaksa Agung adalah menyidik dan menuntut pelaku pelanggaran HAM-berat. Jaksa Agung mewakili kepentingan masyarakat luas, khususnya para
Lebih terperinciBentrokan Aparat Polres Jeneponto Versus Warga Sipil Terkait Eksekusi Lahan 2 ha oleh PN Jeneponto
Kronik Bentrokan Aparat Polres Jeneponto Versus Warga Sipil Terkait Eksekusi Lahan 2 ha oleh PN Jeneponto Letak/Lokasi Kejadian: Dusun Belong, Desa Rumbia Kec. Rumbia Kab. Jeneponto Uraian Korban Polisi
Lebih terperinciKEJAKSAAN AGUNG R I PENUNTUT UMUM AD HOC PERKARA PELANGGARAN HAM YANG BERAT DI TANJUNG PRIOK JAKARTA UTARA SURAT DAKWAAN
KEJAKSAAN AGUNG R I PENUNTUT UMUM AD HOC PERKARA PELANGGARAN HAM YANG BERAT DI TANJUNG PRIOK JAKARTA UTARA Untuk Keadilan SURAT DAKWAAN Nomor Reg. Perkara: 01/HAM/TJ.PRIOK/08/2003. ATAS NAMA TERDAKWA :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berasal dari Tuhan, dan tidak dapat diganggu gugat oleh. Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan salah satu nilai dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, dan mempunyai derajat yang luhur sebagai manusia, mempunyai budi dan karsa yang merdeka sendiri. Semua
Lebih terperinciKEJAKSAAN AGUNG R I PENUNTUT UMUM AD HOC PERKARA PELANGGARAN HAM YANG BERAT DI TANJUNG PRIOK JAKARTA UTARA SURAT DAKWAAN
1 KEJAKSAAN AGUNG R I PENUNTUT UMUM AD HOC PERKARA PELANGGARAN HAM YANG BERAT DI TANJUNG PRIOK JAKARTA UTARA Untuk Keadilan SURAT DAKWAAN Nomor Reg. Perkara: 04/HAM/TJ.PRIOK/09/2003. ATAS NAMA TERDAKWA
Lebih terperinciApakah Anda melihat ada upaya pendiskreditan Islam dengan merebaknya kembali isu NII KW 9?
KH Athian Ali M Dai, Ketua Forum Ulama Umat Indonesia Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) telah mengeluarkan fatwa sesat terhadap gerakan NII KW9. Bahkan lembaga yang berpusat di Bandung, Jawa Barat itu
Lebih terperinciKINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.
KINEMATIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA 1 LAJU: Besaran Skalar. Bila benda memerlukan waktu t untuk menempuh jarak d, maka laju rata-rata
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa sebagai tindak
Lebih terperinciEmpat alumni Akmil Jurtek berturutturut menjadi Pangdam Sriwijaya era
Republika, Rabu, 30 Maret 2011 pukul 13:33:00 Empat alumni Akmil Jurtek berturutturut menjadi Pangdam Sriwijaya era 1979-1987. Entah sebuah kebetulan atau tidak, pada era 1979 hingga 1987, Kodam Sriwijaya
Lebih terperinciPreliminary Conclusive Report
Preliminary Conclusive Report Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc Kasus Tanjung Priok Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat [ELSAM] Jl Siaga II No 31 Pejatien Barat, Jakarta 12510 Telp (021) 7972662, 79192564
Lebih terperinciKINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.
KINEMATIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA 1 LAJU: Besaran Skalar. Bila benda memerlukan waktu t untuk menempuh jarak d, maka laju rata-rata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-
1 I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pringsewu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Indonesia. Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) yang bernama Margakaya
Lebih terperinciG30S dan Kejahatan Negara
Telah terbit Buku: G30S dan Kejahatan Negara Catatan Penyunting Pada tanggal 1 Oktober 1965, sekitar pukul 7 pagi, saya bermain catur dengan ayah saya, Siauw Giok Tjhan di beranda depan rumah. Sebuah kebiasaan
Lebih terperinciMencoba Berdamai dengan Sejarah Kelam
Mencoba Berdamai dengan Sejarah Kelam Ariel Heryanto, CNN Indonesia Rabu, 20/04/2016 08:09 WIB http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160420080959-21-125169/mencoba-berdamai-dengan-sejarah-kelam/ Ilustrasi.
Lebih terperinciPada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto:
Yusuf Budianto 0906636075 BAB 7-BAB 12 Adanya rencana pembuangan para tahanan Indonesia ke Tanah Merah membuat reputasi Belanda memburuk. Hal ini juga menimbulkan protes keras dari orang Indonesia, apalagi
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI KOTA BANJAR
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa hak beragama
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Latar belakang TNI sebagai kekuatan Sosial Politik
Lebih terperinciRESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 018/PUU-IV/2006 Perbaikan Permohonan Secara on the Spot Tanggal 09 Oktober 2006
RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 018/PUU-IV/2006 Perbaikan Permohonan Secara on the Spot Tanggal 09 Oktober 2006 I. PEMOHON : MAYOR JENDERAL (PURN) H. SUWARNA ABDUL FATAH bertindak selaku perorangan atas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang
168 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam bab sebelumnya. Terdapat
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang
Lebih terperinciDibubarkan Paksa, Ratusan Keluarga Korban HAM 65/66 Pingsan
Dibubarkan Paksa, Ratusan Keluarga Korban HAM 65/66 Pingsan http://harianterbit.com/national/read/2015/02/23/20235/25/25/dibubarkan-paksa-ratusan-keluarga-korban-ham-6566-pingsan Di Publish Pada Tanggal
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI JAWA BARAT
1 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa hak beragama adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan pertentangan antara warga setempat dengan perusahaan swasta terkait dengan akses dan kepemilikan lahan yang
Lebih terperinciDATA PELANGGARAN HAM DI INDONESIA 1. Kasus Pelanggaran HAM Masa Lalu yang Belum Tersentuh Proses Hukum
DATA PELANGGARAN HAM DI INDONESIA 1 Kasus Pelanggaran HAM Masa Lalu yang Belum Tersentuh Proses Hukum No Nama Kasus Th Jumlah Korban Keterangan 1 Pembantaian massal 1965 1965-1970 1.500.000 Korban sebagian
Lebih terperinciSambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014
Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERTEMUAN DENGAN VETERAN DAN PEJUANG PERANG
Lebih terperinciKorban Perkosaan Capai 168 Orang
Banjarmasin Post 14 Juli 1998 http://www.indomedia.com/bpost/9807/14/depan/depan6.htm Laporan Resmi Tim Relawan: Korban Perkosaan Capai 168 Orang JAKARTA - Setelah melakukan investigasi intensif sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pidana (KUHAP) adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tersangka menurut Pasal 1 ayat (14) Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti
Lebih terperinciSATYALANCANA PERISTIWA GERAKAN OPERASI MILITER VIII "DHARMA PHALA" Peraturan Pemerintah Nomor: 19 Tahun 1968 Tanggal: 25 Juni 1968
SATYALANCANA PERISTIWA GERAKAN OPERASI MILITER VIII "DHARMA PHALA" Peraturan Pemerintah Nomor: 19 Tahun 1968 Tanggal: 25 Juni 1968 Menimbang: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. Bahwa gerakan-gerakan operasi
Lebih terperinciBUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 27 TAHUN 2011 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG
BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 27 TAHUN 2011 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang : bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti yang kita ketahui dua figur tersebut pernah menjadi presiden Republik Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Orde Baru pada era tahun 1980-an menginginkan Pancasila sebagai satusatunya
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang berdasarkan Pancasila. Pemerintah Orde Baru pada era tahun 1980-an menginginkan Pancasila sebagai satusatunya ideologi di Indonesia
Lebih terperinciKronologi Bentrokan antara Petani vs TNI AU Dalam kasus Rumpin. 21 Januari 2007
Kronologi Bentrokan antara Petani vs TNI AU Dalam kasus Rumpin 21 Januari 2007 Pada tanggal 21 Januari 2007, pada jam 10.00 WIB TNI AU mulai memasuki lahan pertanian untuk melakukan penggusuran lahan petani
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.15/Menhut-II/2014 TENTANG PENGELOLAAN SENJATA API DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN, SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DAN BADAN USAHA MILIK
Lebih terperinciABU BAKAR ALIAS ABU BAKAR BAA SYIR BIN ABUD BAA SYIR ALIAS ABDUS SAMAD
Nomor : /SK/TPABB/XII/2003 Perihal : Laporan Pelanggaran HAM Berat Lampiran : 1 berkas Kepada Yth. Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Di Jakarta Dengan hormat, Untuk dan atas nama Klien Kami, Abu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Aung San Suu Kyi Dalam Memperjuangkan Demokrasi di Myanmar tahun 1988-2010. Kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Analisis Masalah PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). Partai Komunis Indonesia merupakan partai komunis terbesar ketiga di dunia
Lebih terperincipengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965
'Dicina-cinakan' di jalan: pengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965 Endang NurdinBBC Indonesia 27 Oktober 2017 http://www.bbc.com/indonesia/dunia-41738253?ocid=wsindonesia.chat-apps.in-app-msg.whatsapp.trial.link1_.auin
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berangkat dari hasil penelitian serta pembahasan dalam rumusan masalah penulisan ini.maka dapat disimpulkan. Bahwa; 1. Penyelesaian pelanggaran telah diatur secara
Lebih terperinciPerspektif Hukum Internasional atas Tragedi Kemanusiaan Etnis Rohingya Hikmahanto Juwana
Perspektif Hukum Internasional atas Tragedi Kemanusiaan Etnis Rohingya Hikmahanto Juwana Guru Besar Hukum Internasional Fakultas Hukum UI 1 Cycle of Violence Tragedi kemanusiaan atas etnis Rohingnya berulang
Lebih terperincidengan aparatnya demi tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Sejak berlakunya Undang-undang nomor 8 tahun 1981
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah merupakan negara hukum yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bukan berdasarkan atas kekuasaan semata. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi aktual terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York, Amerika Serikat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1970 TENTANG TATA CARA TINDAKAN KEPOLISIAN TERHADAP ANGGOTA-ANGGOTA/PIMPINAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG-ROYONG
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa anak merupakan amanah
Lebih terperinciMasyarakat Bersikap Masih Seperti 1965
Wawancara Khusus Agus Widjojo: Masyarakat Bersikap Masih Seperti 1965 Prima Gumilang & Suriyanto, CNN Indonesia Sabtu, 01/10/2016 20:55 WIB http://www.cnnindonesia.com/nasional/20161001191440-75-162627/agus-widjojo-masyarakat-bersikap-masih-seperti-1965/
Lebih terperinciBeberapa Gagasan tentang Sistem Perlindungan dan Dukungan terhadap Saksi dan Korban
Beberapa Gagasan tentang Sistem Perlindungan dan Dukungan Saksi dan Korban (diambil dari draft buku Perlindungan dan Dukungan Saksi dan Korban) SISTEM PERLINDUNGAN DAN DUKUNGAN TERHADAP SAKSI DAN KORBAN
Lebih terperinciAmabelle BooksABDULLA SECRET MISSION #2 : JIHAD KE NEGARA ISLAM SURIAH ADNAN ABDULLAH
Amabelle BooksABDULLA SECRET MISSION #2 : JIHAD KE NEGARA ISLAM SURIAH ADNAN ABDULLAH DAFTAR ISI Daftar Isi. 7 Bab I Pendahuluan.... 9 Bab II Ke Tanah Suci... 20 Bab III Umrah... 38 Bab IV Turki... 50
Lebih terperinciPEMBERHENTIAN DENGAN TIDAK HORMAT PRAJURIT TNI
1 PEMBERHENTIAN DENGAN TIDAK HORMAT PRAJURIT TNI Oleh : Kolonel Chk Hidayat Manao, SH Kadilmil II-09 Bandung Putusan Hakim tidaklah mungkin memuaskan semua pihak. Putusan Hakim juga bukan Putusan Tuhan,
Lebih terperinciWawancara Online Melalui Instagram Dengan Vincent Candra Sebagai Pengunggah Pertama Gambar Patung Harimau Cisewu
LAMPIRAN 92 Wawancara Online Melalui Instagram Dengan Vincent Candra Sebagai Pengunggah Pertama Gambar Patung Harimau Cisewu 93 94 95 96 97 Pemberitaan mengenai Patung Harimau Cisewu Jumat 17 Maret 2017,
Lebih terperinciJEJAK-JEJAK PEMIKIRAN
Nanang Wijaya JEJAK-JEJAK PEMIKIRAN Penerbit Jalan Pencerahan JEJAK-JEJAK PEMIKIRAN Oleh: (Nanang Wijaya) Copyright 2014 by (Nanang Wijaya) Penerbit Jalan Pencerahan (www.jalanpencerahan.wordpress.com)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan
Lebih terperinciSebuah Upaya Meluruskan Sejarah
Resensi buku Talangsari 1989, Kesaksian Korban Pelanggaran HAM Peristiwa Lampung (Dimuat di harian Lampung Post, Sabtu 28 April 2007) Sebuah Upaya Meluruskan Sejarah Judul buku : Talangsari 1989, Kesaksian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan
BAB V KESIMPULAN Ulama merupakan salah satu entitas yang penting dalam dinamika politik di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan pemerintah atau kerajaan dan mengkafirkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. PENGANTAR
Sebuah Laporan Investigasi Kasus Tanjung Priok BAB I PENDAHULUAN I. PENGANTAR 1. Maret 2000 lalu, setelah mendapat tekanan yang cukup serius dari masyarakat KOMNAS HAM mulai melakukan penyelidikan terhadap
Lebih terperinciSambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 2 September 2010 Kamis, 02 September 2010
Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 2 September 2010 Kamis, 02 September 2010 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET PARIPURNA DI KANTOR KEPRESIDENAN,
Lebih terperinciPENYELIDIKAN KOMNAS HAM TERHADAP PERISTIWA PELANGGARAN HAM YANG BERAT YANG BELUM DITINDAKLANJUTI JAKSA AGUNG
PENYELIDIKAN KOMNAS HAM TERHADAP PERISTIWA PELANGGARAN HAM YANG BERAT YANG BELUM DITINDAKLANJUTI JAKSA AGUNG NO PERISTIWA KESIMPULAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT KETERANGAN 1. Peristiwa Kerusuhan Mei 1998
Lebih terperinciSambutan Presiden RI Pd Peringatan HUT ke-80 GP Ansor, di Surabaya, tgl 4 Jan 2014 Sabtu, 04 Januari 2014
Sambutan Presiden RI Pd Peringatan HUT ke-80 GP Ansor, di Surabaya, tgl 4 Jan 2014 Sabtu, 04 Januari 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE- 80 GERAKAN PEMUDA ANSOR
Lebih terperinci