KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN GUGUS KENDALI MUTU DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN GUGUS KENDALI MUTU DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN"

Transkripsi

1 KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN GUGUS KENDALI MUTU DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus di KFC Cabang Galeria Matahari Pasar Baru Jakarta) SKRIPSI RIANSYAH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2 KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN GUGUS KENDALI MUTU DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus di KFC Cabang Galeria Matahari Pasar Baru Jakarta) RIANSYAH D Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Petenakan Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

3 KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN GUGUS KENDALI MUTU DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus di KFC Cabang Galeria Matahari Pasar Baru Jakarta) Oleh RIANSYAH D Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 20 Februari 2006 Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Dr. Ir. Sri Mulatsih, MSc. Agr. Ir. Burhanuddin, MM NIP NIP Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Ronny R. Noor, MRur.Sc NIP

4 RINGKASAN RIANSYAH. D Kajian Terhadap Faktor-Faktor Pembentukan Gugus Kendali Mutu Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi Kasus di KFC Cabang Galeria Matahari Pasar Baru, Jakarta). Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor Pembimbing Utama : Dr. Ir. Sri Mulatsih, MSc.Agr. Pembimbing Anggota : Ir. Burhanuddin, MM Dalam menghadapi era globalisasi, modernisasi dan peningkatan mutu, perusahaan atau industri pangan sebagai salah satu pilar pertumbuhan perekonomian negara, harus mempunyai strategi dan keunggulan yang kompetitif untuk mempertahankan potensi dan posisinya. Dalam hal ini, manajemen mutu terpadu adalah sebuah pendekatan yang dapat diterapkan perusahaan untuk mengoptimumkan daya saingnya. Salah satu upaya untuk menerapkan sistem manejemen mutu terpadu diperlukan suatu bentuk organisasi pelaksana yang disebut dengan Gugus Kendali Mutu (GKM) yang berperan juga sebagai alat yang mampu mendorong terciptanya partisipasi aktif semua orang dalam perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari faktor-faktor yang akan menjamin kemungkinan bertahannya pembentukan dan pelaksanaan gugus kendali mutu dalam jangka panjang. Penelitian ini dilakukan di KFC cabang Galeria Matahari Pasar Baru Jakarta pada bulan Maret sampai April Penelitian ini menggunakan metode sensus dengan jumlah populasi sebanyak 23 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, uji korelasi Chi-Square dan uji korelasi Rank Spearman. Karyawan KFC cabang Galeria Pasar Baru Jakarta sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (56,52%) dengan usia berkisar antara tahun (52,17%). Seluruh karyawan merupakan tamatan sekolah menengah atas. Masa kerja karyawan sebagian besar berkisar 5-15 tahun (60,87%). Beberapa parameter penunjang dari faktor-faktor pembentukan GKM perlu mengalami perbaikan dan mendapat perhatian pihak manajemen seperti sikap saling percaya sesama teman sekerja dan tingkat inisiatif karyawan dalam menyumbang ide-ide untuk menyelesaikan masalah. Faktor yang dapat menghambat terbentuknya GKM di KFC yaitu faktor komunikasi yang dapat diperbaiki dengan memperhatikan situasi dan kondisi dalam berkomunikasi agar terjadi rasa saling pengertian antara pemberi dan penerima komunikasi. Karakteristik karyawan baik jenis kelamin, usia dan masa kerja karyawan tidak berhubungan dengan seluruh faktor pembentukan GKM. Hal ini berarti bahwa karakteristik karyawan tidak mempengaruhi kinerja karyawan dalam beraktivitas. Kata-kata kunci: manajemen mutu terpadu, gugus kendali mutu, faktor pembentukan gugus kendali mutu 4

5 ABSTRACT Study Concerning Shaper Factor of Quality Control Circle (QCC) in order to Improve Employees Performance (Case Study in KFC Galeria Matahari Pasar Baru, Jakarta) Riansyah, S. Mulatsih, and Burhanuddin Total Quality Management (TQM) is an approach to increase company product and service quality in order to optimize company competitiveness through continuous improvement at product, services, and human resources. One of components from TQM is Quality Control Cycle (QCC). Quality Control Cycle act as organizational executor in applying TQM at the company and also as a tool to make all employee's actively participate to improve the quality control. This research was conducted to identify the shaper factors of QCC which can make the QCC can be applied at the company. The implementation of QCC cannot be separated from employee's characteristic at the company such as age, sex, and education. From research result, implementation of QCC concept at KFC Galeria Matahari Pasar Baru need improvements, in particulars at employee's initiative to give idea in order to solve problem and to increase trust between employees. In general, company must give more attention in factor of QCC especially in communication factor that can hamper the implementation of QCC concept in the long terms. Keywords: Quality Control Cycle, Shaper Factors 5

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 06 April Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Arkani dan Maswani. Pendidikan penulis pertama kali dimulai dari SDN 04 Petang Jakarta yang diselesaikan pada tahun 1993, Sekolah Menengah Pertama Negeri 73 Jakarta diselesaikan pada tahun 1996 dan Sekolah Menengah Umum Negeri 37 Jakarta diselesaikan pada tahun Pada tahun 1999 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) dan terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dengan Minat Studi Ekonomi Perencanaan. Selama kuliah penulis menjadi anggota Organisasi Kemahasiswaan HIMASEIP (Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Industri Peternakan) dan ikut dalam kepanitiaan beberapa kegiatan kampus. 6

7 KATA PENGANTAR Aktivitas Gugus Kendali Mutu (GKM) yang merupakan salah satu komponen utama dalam manajemen mutu terpadu, telah memberi kesadaran bagi perusahaan akan pentingnya mutu, pentingnya memahami masalah dan upaya-upaya perbaikan. Namun, tidak semua perusahaan dapat berhasil menerapkan konsep GKM tersebut di dalam perusahaannya. Dalam hal ini, untuk dapat berhasil menerapkan konsep GKM, perusahaan harus dapat meneliti pendekatannya terhadap penerapan konsep GKM untuk menentukan tersedia-tidaknya faktor-faktor yang akan menjamin kemungkinan bertahannya GKM dalam jangka panjang agar kinerja karyawan dapat terus ditingkatkan. Skripsi ini disusun sebagai referensi dan informasi kepada perusahaan dalam mengambil keputusan maupun kebijaksanaan yang berhubungan dengan usaha peningkatan kinerja karyawan. Skripsi dengan judul Kajian Terhadap Faktor-Faktor Pembentukan Gugus Kendali Mutu dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Karyawan diharapkan dapat memberi manfaat bagi rekan mahasiswa serta memberi wacana baru bagi mereka. Penulisan skripsi ini tersusun setelah melalui pengamatan di KFC cabang Galeria Matahari Pasar Baru, pencarian informasi pustaka di perpustakaan, diskusi dengan dosen pembimbing dan melalui seminar hasil di depan mahasiswa. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode sensus kepada karyawan KFC. Analisis pengolahan data yang digunakan adalah amalisis dekriptif, alat kendali mutu, uji korelasi Chi-Square dan uji korelasi Rank Spearman. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusunan skripsi ini, semoga ALLAH SWT meridhoi tujuan kita. Bogor, Februari 2006 Penulis 7

8 DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN... i ABSTRACT... ii RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Perumusan Masalah... 3 Tujuan... 3 KERANGKA PEMIKIRAN... 4 TINJAUAN PUSTAKA... 6 Definisi Mutu... 6 Konsep Manajemen Mutu Terpadu... 6 Gugus Kendali Mutu... 9 Motivasi Kerja Kerjasama Semangat Kerja dan Tanggung Jawab Kepemimpinan Komunikasi Komitmen Manajemen Karakteristik Individu Definisi Fastfood Bisnis Waaralaba (Franchise) METODE Populasi dan Sampel Desain Penelitian Pengumpulan Data Data dan Instrumentasi Analisis Data Check Sheet Uji Korelasi Chi-Square Uji Korelasi Rank Spearman Definisi Istilah KEADAAN UMUM LOKASI

9 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Karyawan Faktor-faktor Pembentukan Gugus Kendali Mutu Kerjasama Semangat Kerja Tanggung Jawab Komitmen Manajemen Komunikasi Kepemimpinan Motivasi Karyawan Faktor yang Menjadi Penghambat dalam Pembentukan GKM Hubungan Karakteristik Karyawan dengan Faktor Pembentukan Gugus Kendali Mutu Jenis Kelamin dengan Faktor Pembentukan GKM Usia dengan Faktor Pembentukan GKM Masa Kerja dengan Faktor Pembentukan GKM KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

10 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Distribusi Karakteristik Karyawan KFC Galeria Pasar Baru Faktor Kerjasama Faktor Semangat Kerja Faktor Tanggung Jawab Faktor Komitmen Manajemen Faktor Komunikasi Faktor Kepemimpinan Faktor Motivasi Hasil Uji Korelasi antara Karakteristik Karyawan dengan Faktor Pembentuk Gugus Kendali Mutu

11 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Hubungan Antara Variabel dalam Penelitian Siklus PDCA (plan-do-check-action) Manfaat Manajemen Mutu Terpadu Ciri-ciri Orang Yang Termotivasi Struktur Organisasi Restoran KFC Diagram Histogram Faktor-Faktor Pembentukan GKM

12 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Karakteristik Karyawan KFC Galeria Pasar Baru Tabel Data Check Sheet Tabulasi Rataan Skor Tabulasi Jawaban Responden Hasil Uji Korelasi Chi-Square dan Rank Spearman Surat Izin Penelitian Lapangan

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan dunia saat ini menunjukkan perubahan global yang sangat pesat. Era persaingan global yang disertai dengan munculnya perdagangan bebas dunia, menyebabkan timbulnya suatu dorongan yang kuat bagi perusahaanperusahaan agar dapat menghadapi persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen atau pelanggan, serta berusaha memenuhi apa yang mereka harapkan dengan cara yang lebih memuaskan daripada yang dilakukan oleh para pesaingnya. Persaingan dalam perdagangan bebas dunia inipun hanya dapat dimenangkan oleh perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif, terutama perusahaan yang adaptif terhadap kebutuhan konsumen. Agar suatu perusahaan dapat memiliki keunggulan, maka perusahaan tersebut harus mampu melakukan setiap pekerjaan secara lebih baik dalam rangka menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas tinggi dengan produk yang bermutu, aman, dapat diterima oleh masyarakat serta dengan harga yang terjangkau, wajar dan bersaing. Hal ini merupakan peluang bagi pelaku bisnis di Indonesia termasuk bisnis waralaba yang menjalankan usahanya dengan sistem franchise. Bisnis makanan cepat dan siap saji (fastfood) yang termasuk dalam bisnis waralaba berkembang pesat di Indonesia sekitar tahun 1980-an. Terbentuknya restoran fastfood diawali dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan hidangan serba praktis, cepat dan bergizi. Hidangan fastfood mulai memasyarakat setelah beberapa restoran fastfood seperti KFC, Mc Donald s dan Pizza Hut membuka cabang di Indonesia. Pesatnya perkembangan bisnis fastfood ini menciptakan kondisi persaingan usaha yang semakin ketat, baik dalam harga, diferensiasi produk maupun persaingan mutu produk/jasa yang diperdagangkan. Mutu merupakan faktor dasar yang sangat mempengaruhi pilihan konsumen untuk membeli produk/jasa yang ditawarkan produsen. Salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu produk dan mutu pelayanan adalah melalui penerapan konsep manajemen mutu terpadu (MMT). Manajemen mutu terpadu merupakan suatu pendekatan dalam 13

14 menjalankan usaha yang mencoba untuk mengoptimumkan daya saing organisasi atau perusahaan melalui peningkatan secara terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya untuk memuaskan pelanggan (Tjiptono, 2002). Unsur pokok yang terdapat dalam manajemen mutu terpadu yaitu fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, peningkatan sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, kesatuan tujuan serta adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Menurut Ishikawa (1992), terdapat 5 komponen utama dalam menjalankan manajemen mutu terpadu, yaitu : (1) sistem manajemen; (2) mentalitas dasar; (3) gugus kendali mutu (GKM); (4) langkah-langkah pemecahan masalah; (5) alat kendali mutu. Gugus kendali mutu berperan sebagai organisasi pelaksana dalam penerapan manajemen mutu terpadu di perusahaan dan juga sebagai sebuah alat (tools) yang mampu mendorong terciptanya partisipasi aktif semua orang dalam organisasi atau perusahaan. Gugus kendali mutu adalah suatu kelompok kecil untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan kendali mutu secara sukarela dalam tempat kerja yang sama. Menurut Crocker et al. (2002), gugus kendali mutu merupakan mekanisme formal dan dilembagakan yang bertujuan untuk mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kreativitas diantara karyawan. Selain itu aktivitas gugus kendali mutu juga memberi kesadaran akan pentingnya mutu, pentingnya memahami masalah-masalah dan upaya-upaya perbaikan. Aktivitas ini membuat karyawan merasa dihargai dan diakui keberadaannya dan dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam perusahaan. KFC sebagai salah satu restoran yang bergerak dalam industri makanan siap saji (fastfood), telah menerapkan sistem manajemen mutu terpadu untuk mempertahankan posisinya dalam dunia industri. KFC menjamin bahwa semua karyawan harus dapat menyenangkan dan meyakinkan konsumen mendapat pengalaman yang berkualitas dan selalu konsisten selama kunjungannya di restoran KFC. 14

15 Perumusan Masalah Gugus kendali mutu sebagai sub sistem dari manajemen mutu terpadu saat ini telah diterapkan oleh banyak perusahaan di Indonesia, baik perusahaan swasta maupun perusahaan milik negara. Penerapan gugus kendali mutu sejalan dengan upaya pencapaian tujuan perusahaan. Namun, tidak semua perusahaan dapat berhasil menerapkan konsep gugus kendali mutu tersebut di dalam perusahaannya. Dalam hal ini, perusahaan harus dapat meneliti dengan baik pendekatannya terhadap penerapan konsep gugus kendali mutu ini untuk menentukan tersedia-tidaknya faktor-faktor yang akan menjamin kemungkinan bertahannya gugus kendali mutu dalam jangka panjang agar kinerja karyawan di dalam perusahaan dapat terus ditingkatkan. Dari uraian di atas, maka dalam penelitian ini masalah-masalah yang dapat dirumuskan adalah : 1. Parameter penunjang apa dari faktor-faktor pembentuk gugus kendali mutu yang menjadi permasalahan dalam upaya pembentukan dan pelaksanaan gugus kendali mutu tersebut di KFC Galeria Matahari Pasar Baru? 2. Faktor apa yang menjadi penghambat dalam pembentukan gugus kendali mutu di KFC Galeria Matahari Pasar Baru? 3. Bagaimana hubungan yang terjadi antara karakteristik karyawan dengan faktorfaktor pembentukan gugus kendali mutu di KFC Galeria Matahari Pasar Baru? Tujuan Penelitian Dengan melihat apa yang telah diuraikan dalam perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengevaluasi parameter penunjang yang menjadi permasalahan utama dalam upaya pembentukan dan pelaksanaan gugus kendali mutu di KFC Galeria Matahari Pasar Baru. 2. Mengidentifikasi faktor yang menjadi penghambat dalam pembentukan gugus kendali mutu di KFC Galeria Matahari Pasar Baru. 3. Mengidentifikasi hubungan antara karakteristik karyawan dengan faktor-faktor pembentukan gugus kendali mutu di KFC Galeria Matahari Pasar Baru. 15

16 KERANGKA PEMIKIRAN Gugus kendali mutu sebagai sub sistem dari manajemen mutu terpadu saat ini telah banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, baik perusahaan swasta maupun perusahaan milik negara. Pembentukan dan penerapan gugus kendali mutu ini memiliki maksud yang sejalan dengan upaya pencapaian tujuan perusahaan tersebut. Untuk dapat memenangkan persaingan, perusahaan harus dapat menjaga dan meningkatkan mutu dari produknya. Penerapan konsep gugus kendali mutu inipun tidak akan terlaksana jika tidak ditunjang oleh performans faktor-faktor pembentukan gugus kendali mutu yang baik antara lain kerjasama, semangat kerja, tanggung jawab, komitmen manajemen, komunikasi, kepemimpinan dan motivasi. Dalam setiap faktor pembentukan gugus kendali mutu tersebut terdapat beberapa parameter yang dapat menunjang pelaksanaan gugus kendali mutu untuk jangka panjang. Performans dari faktor-faktor pembentuk gugus kendali mutu tersebut juga ditentukan oleh karakteristik perilaku individu. Perilaku individu merupakan suatu fungsi dari integrasi antara individu dengan lingkungannya. Setiap individu memiliki karakteristik tertentu jika berada dalam suatu lingkungan. Selain itu, suatu organisasi juga memiliki karakteristik sendiri berupa aturan yang diwujudkan dalam susunan hierarki, pekerjaan ataupun tugas lainnya. Apabila karakteristik individu berinteraksi dengan karakteristik organisasi, maka akan terbentuk suatu perilaku individu dalam organisasi. Penelusuran tentang bagaimana hubungan karakteristik individu dengan faktor-faktor pembentukan gugus kendali mutu dalam menunjang penerapan konsep gugus kendali mutu dapat dilihat dalam Gambar 1. 16

17 17

18 Faktor Pembentukan Gugus Kendali Mutu: Karakteristik Individu: 1. Kerjasama 1. Jenis Kelamin 2. Semangat Kerja 2. Usia 3. Tanggung Jawab PENERAPAN 3. Pendidikan 4. Komitmen Manajemen GUGUS KENDALI MUTU 4. Masa Kerja 5. Komunikasi 6. Kepemimpinan 7. Motivasi Gambar 1. Hubungan Antara Variabel dalam Penelitian Keterangan : = Wilayah Penelitian = Bukan Wilayah Penelitian 18

19 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Mutu Secara konvensional, konsep mutu sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas mutu desain dan mutu kesesuaian. Mutu desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan mutu kesesuaian merupakan suatu ukuran seberapa jauh suatu produk memenuhi persyaratan atau spesifikasi mutu yang telah ditetapkan (Tjiptono dan Diana, 2002). Menurut Feigenbaum (1992), mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan, bukan oleh pemasaran atau manajemen umum. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan terhadap produk atau jasa, diukur berdasarkan persyaratan pelanggan tersebut. Mutu produk dan jasa merupakan keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapanharapan pelanggan. Menurut Bendell (1995), definisi mutu sebenarnya harus memenuhi kebutuhan para pelanggan. Meskipun tidak ada definisi mengenai mutu atau kualitas yang diterima secara universal, dari definisi-definisi yang ada terdapat beberapa kesamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut : (1) mutu meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan; (2) mutu mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan; (3) mutu merupakan kondisi yang selalu berubah. Berdasarkan elemen-elemen tersebut, Tjiptono dan Diana (2002) membuat definisi mutu sebagai suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Konsep Manajemen Mutu Terpadu Manajemen mutu terpadu merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi atau perusahaan melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya (Tjiptono dan Diana, 2002). Menurut Ariani (2002), manajemen mutu terpadu merupakan suatu penerapan metode kuantitatif dan sumber daya manusia untuk memperbaiki dalam penyediaan bahan baku maupun pelayanan bagi organisasi, semua proses dalam organisasi pada 19

20 tingkatan tertentu dimana kebutuhan pelanggan terpenuhi sekarang dan dimasa yang akan datang. Manajemen mutu terpadu lebih merupakan sikap dan perilaku berdasarkan kepuasan atas pekerjaannya dan kerja tim atau kelompoknya. Manajemen mutu terpadu menghendaki komitmen total dari manajemen sebagai pemimpin organisasi dimana komitmen ini harus disebar-luaskan pada seluruh karyawan dan pada semua level atau departemen dalam organisasi. Konsep manajemen mutu terpadu bukan merupakan tujuan akhir suatu perusahaan atau organisasi, melainkan merupakan suatu cara untuk mencapai sasaran organisasi dengan membuat segala sesuatu dengan baik sejak awal dan dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Manajemen mutu terpadu bukan suatu program, melainkan suatu pendekatan sistematik untuk mencapai level mutu atau kualitas tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan mengadakan perbaikan atau peningkatan yang tidak pernah berakhir. Menurut Nasution (2004), untuk menghubungkan antara operasi dengan kebutuhan pelanggan dan memfokuskan sumber daya semua bagian dalam perusahaan secara terpadu dan sinergi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, maka W. Edwards Deming mengembangkan suatu model perbaikan berkesinambungan yang terdiri atas empat komponen utama secara berurutan, seperti terlihat pada Gambar 2 berikut ini. ACT PLAN CHECK DO Gambar 2. Siklus PDCA (plan-do-check-action) Menurut Imai (1998), terdapat langkah-langkah standar dalam mengikuti pola siklus PDCA yaitu: (1) menetapkan tema; (2) latar belakang dan sasaran; (3) menentukan penyebab dengan malakukan analisis terhadap data guna menetapkan akar penyebab masalah; (4) menetapkan tindak penanggulangan berdasarkan pengkajian data; (5) menerapkan tindak penanggulangan; (6) memastikan hasil dan 20

21 dampak penanggulangan; (7) menetapkan atau mengubah standar yang ada guna mencegah terulangnya masalah; dan (8) evaluasi dan rencana lanjut. Langkah 1 sampai 4 merupakan perwujudan dari penyusunan rencana perbaikan (plan), langkah ke-5 berkaitan dengan langkah melaksanakan rencana (do), langkah ke-6 mengacu pada kegiatan pemeriksaan hasil yang dicapai (check), dan langkah 7 dan 8 berkaitan dengan tindakan penyesuaian bila diperlukan (act). Dasar pemikiran perlunya manajemen mutu terpadu sangatlah sederhana, yakni bahwa cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas atau mutu yang terbaik. Untuk menghasilkan mutu terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses dan lingkungan yaitu dengan menerapkan konsep manajemen mutu terpadu. P Harga yang E Memperbaiki lebih tinggi R posisi B persaingan Meningkatkan Manfaat A pangsa pasar Rute Pasar I K A Meningkatkan N penghasilan K U A L Meningkatkan I output yang Mengurangi Meningkatkan T bebas dari biaya-biaya laba A kerusakan operasi S Gambar 3. Manfaat Manajemen Mutu Terpadu Manfaat Rute Biaya Penerapan manajemen mutu terpadu dalam suatu perusahaan dapat memberikan beberapa manfaat utama yang pada gilirannya meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan. Dengan melakukan perbaikan mutu secara terus-menerus, maka perusahaan dapat meningkatkan labanya dengan dua rute (Gambar 3), yaitu : (1) rute pasar. Perusahaan dapat memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin besar dan harga jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya penghasilan sehingga laba 21

22 yang diperoleh juga semakin besar; (2) rute biaya. Perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas dari kerusakan melalui upaya perbaikan mutu atau kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi perusahaan berkurang dan akhirnya akan meningkatkan laba yang diperoleh. Gugus Kendali Mutu Gugus kendali mutu adalah suatu kelompok kerja kecil yang secara sukarela mengadakan kegiatan pengendalian mutu di dalam tempat kerja mereka sendiri. Tiap anggota kelompok kecil ini berpartisipasi sepenuhnya secara terus-menerus (berkesinambungan), sebagai bagian dari kegiatan kendali mutu menyeluruh perusahaan, mengembangkan diri serta pengembangan bersama, pengendalian dan perbaikan di dalam tempat kerja (Headquarters, 1991). Menurut Feigenbaum (1992), gugus kendali mutu adalah kelompok karyawan yang biasanya berasal dari satu bidang aktivitas perusahaan yang bertemu secara berkala dengan tujuan : (1) untuk menandai, memeriksa, dan menganalisis serta menyelesaikan masalah, seringkali tentang mutu tetapi juga tentang produktivitas, keamanan, hubungan kerja, biaya, dan lain-lain; (2) untuk meningkatkan komunikasi antara karyawan dan manajemen. Menurut Muchdarsyah (1995), gugus kendali mutu adalah sekelompok orang (biasanya terdiri dari 3 sampai dengan 8 orang) yang memiliki pekerjaan sejenis, membahas dan menyelesaikan persoalan kerja yang dihadapi dan mengadakan perbaikan secara terus-menerus. Menurut Ishikawa (1992), gugus kendali mutu adalah suatu kelompok kecil untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan kendali mutu secara sukarela dalam tempat kerja yang sama. Kelompok kecil ini melaksanakan secara terus-menerus sebagai bagian dari kegiatan-kegiatan pengendalian mutu perusahaan secara menyeluruh, pengembangan diri dan pengembangan bersama. Kegiatan gugus kendali mutu dilatarbelakangi oleh ide-ide dasar yaitu : (1) turut membantu perbaikan dan pengembangan perusahaan; (2) menghargai kemanusiaan dan membangun suasana kerja yang menyenangkan; (3) menggunakan kemampuan manusia sepenuhnya. Dalam melaksanakan kegiatan gugus kendali mutu, terdapat 10 hal yang sangat berguna yang perlu diperhatikan sebagai pedoman, yaitu : (1) pengembangan diri; (2) kesukarelaan; (3) kegiatan kelompok; (4) partisipasi seluruh karyawan; (5) 22

23 pemanfaatan teknik-teknik kendali mutu; (6) kegiatan-kegiatan yang berhubungan erat dengan tempat kerja; (7) vitalitas dan kesinambungan dalam kegiatan-kegiatan kendali mutu; (8) pengembangan bersama; (9) keaslian kreativitas; (10) kesadaran akan pentingnya mutu, masalah-masalah dan perbaikan. Kehadiran kelompok kerja yang secara sukarela mengadakan pertemuan dengan teratur untuk menemukan, menganalisis dan memecahkan persoalanpersoalan di bidang tugasnya, akan sangat menunjang keberhasilan program manajemen mutu terpadu. Menurut Mulyono (1993), kegiatan gugus kendali mutu bertujuan untuk : (1) meningkatkan mutu kerja dan hasil kerja dengan menggali dan mengembangkan kemampuan karyawan serta menciptakan suasana kerja secara kekeluargaan yang harmonis; (2) meningkatkan rasa tanggung jawab seluruh karyawan dengan memberikan kesempatan untuk berkembang; (3) menciptakan hubungan yang harmonis dan dinamis antara atasan dan bawahan serta menampung dan menyalurkan saran-saran positif dari karyawan. Motivasi Kerja Motivasi atau dorongan kerja karyawan adalah kemauan kerja karyawan yang timbul karena adanya dorongan dalam diri pribadi karyawan yang bersangkutan sebagai hasil integrasi keseluruhan daripada kebutuhan pribadi, pengaruh lingkungan fisik dan pengaruh lingkungan sosial dimana kekuatannya tergantung daripada proses pengintegrasian tersebut. Motivasi kerja merupakan gejala kejiwaan yang bersifat dinamis, majemuk dan spesifik untuk masing-masing karyawan. (Anoraga, 1997) Motivasi adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. (Muchdarsyah, 1995). Menurut Ravianto (1990), motivasi kerja adalah besar-kecilnya usaha yang diberikan seseorang untuk melaksanakan tugas-tugas pekerjaannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seorang karyawan antara lain adalah : atasan, rekan, sarana fisik, kebijaksanaan dan peraturan peruasahaan, imbalan jasa uang dan non-uang, jenis pekerjaan, tantangan dan kebutuhannya. Secara singkat menurut Arep (2003), manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara itu, 23

24 manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah : pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya, pekerjaan diselesaikan sesuai dengan standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang akan senang melakukan pekerjaannya. Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi yang mendorongnya akan membuat orang senang mengerjakannya. Orangpun akan merasa dihargai/diakui. Hal ini terjadi karena pekerjaannya itu betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi. Hal ini akan dimaklumi karena dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai target yang mereka tetapkan. Kinerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan. Semangat juangnya akan meningkat. Hal ini akan memberi suasana kerja yang bagus di semua bagian. bekerja sesuai standar senang bekerja Orang yang merasa berharga termotivasi bekerja keras sedikit pengawasan semangat juang tinggi Gambar 4. Ciri-ciri orang yang termotivasi Selain itu menurut Stoner (1994), sistem balas jasa atau sistem imbalan, organisasi memandu tindakan-tindakan yang umumnya mempunyai dampak yang sangat besar terhadap motivasi dan kinerja setiap karyawan. Kenaikan gaji, bonus dan promosi dapat menjadi motivator yang kuat bagi kinerja seseorang jika dikelola secara efektif. Kerjasama Mutu bukan hanya merupakan tanggung jawab bagian pengendalian mutu saja, melainkan semua individu dalam organisasi. Komunikasi, kerjasama dan koordinasi antar individu sangat diperlukan dalam menghasilkan produk berkualitas. Keterlibatan karyawan dapat berupa tim kerja yang mendiskusikan tentang cara pemecahan masalah ataupun perbaikan kualitas. 24

25 Semangat Kerja dan Tanggung Jawab Salah satu elemen organisasi adalah sumber daya manusia. Dibanding dengan elemen lain, maka manusia merupakan elemen yang paling dinamis dan kompleks. Kompleksitas dan kedinamisan itu dapat dilihat dari perilakunya yang terus berusaha untuk menanggapi lingkungannya dan mempertahankan eksistensinya. Perilaku manusia dalam organisasi dipengaruhi oleh banyak faktor yang pada prinsipnya berasal dari diri pekerja yang bersangkutan, lingkungan organisasi, serta situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu. Semangat kerja dan tanggung jawab karyawan juga sangat dipengaruhi oleh komitmen dari manajemen untuk mendukung dan memberikan dorongan kerja serta memberikan kesempatan kepada karyawan dengan melibatkannya dalam rencana kerja. Keterlibatan karyawan ditujukan untuk memperoleh manfaat dari kreativitas karyawan dan mendorong pemikiran dan inisiatif yang independen. Pemikiran dan inisiatif kreatif sebanyak mungkin karyawan akan memungkinkan adanya ide dan keputusan yang lebih baik, mutu yang lebih baik, produktivitas yang lebih tinggi, dan sebagai hasilnya daya saing yang semakin meningkat. Dasar pemikiran keterlibatan karyawan adalah bahwa keterlibatan karyawan merupakan cara terbaik untuk mangarahkan kreativitas dan inisiatif dari para karyawan terbaik ke arah peningkatan daya saing perusahaan. Keterlibatan karyawan merupakan kunci utama dalam motivasi dan produktivitas. Seorang karyawan yang merasa dirinya dihargai dan memiliki kontribusi akan berkembang secara pribadi dan profesional sehingga kontribusinya bagi organisasi dapat dimaksimalkan. Keterlibatan karyawan mengarahkan para karyawan untuk membantu dirinya sendiri, saling membantu, dan membantu perusahaan. Keterlibatan karyawan juga dapat menimbulkan rasa memiliki karyawan terhadap suatu pekerjaan yang pada gilirannya mengarah pada keinginan karyawan yang lebih besar dalam mengambil keputusan, menanggung resiko dalam usaha perbaikan dan menyampaikan ketidak-setujuannya. Menurut Ariani (2002), keterlibatan karyawan merupakan proses memberikan kewenangan kepada karyawan untuk membuat lebih banyak keputusan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Selain itu, pemimpin harus mau mengakui bahwa karyawan yang sedang melakukan pekerjaan tersebut 25

26 mengetahui bahwa mereka lebih baik daripada orang lain. Pemimpin sendiri juga harus memperlakukan karyawan dengan memberikan kepercayaan, kepedulian, pengakuan, memperlakukan sama, mau bekerjasama, rasa hormat. Karyawan yang merasa diberdayakan akan merasa bahwa pekerjaan tersebut adalah milik mereka, mereka juga mau bertanggung jawab dan memiliki kendali atas pekerjaan tersebut. Untuk memicu inisiatif karyawan dibutuhkan lingkungan dan kondisi yang kondusif. Agar lingkungan seperti itu dapat terbentuk, maka seorang pemimpin atau manajer perlu memperhatikan hal-hal berikut terhadap para karyawan yaitu : (1) mempercayai kemampuan mereka untuk mencapai keberhasilan; (2) bersifat sabar dan memberikan mereka waktu untuk belajar; (3) memberikan bimbingan dan struktur; (4) mengajarkan keterampilan baru kepada mereka; (5) mengajukan pertanyaan yang menantang mereka untuk berpikir dengan cara baru; (6) membagi informasi dengan mereka untuk menjalin hubungan; (7) memberikan umpan balik yang tepat waktu dan dapat dipahami dan membantu mereka selama proses belajar; (8) menawarkan cara alternatif untuk melaksanakan tugas; (9) menunjukkan perhatian terhadap karyawan; (10) berfokus pada hasil dan menghargai perbaikan pribadi. Kepemimpinan Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seorang pekerja adalah gaya kepemimpinan yang dipergunakan oleh pimpinan atau atasan dari pekerja yang bersangkutan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan (leadership style) akan sangat mempengaruhi performansi para pekerja bawahan (Siregar,1987). Menurut Tjiptono dan Diana (2002), kepemimpinan merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain (anak buahnya) agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus memiliki komitmen dan gaya kepemimpinan yang dapat membuat orang lain mengikuti apa yang dikehendaki pemimpin, yaitu pencapaian misi, tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan dengan melakukan perbaikan secara terus-menerus terhadap mutu produk dan pelayanan. 26

27 Komunikasi Untuk memelihara sikap para personil sesuai dengan yang diinginkan, organisasi dapat melakukannya melalui proses komunikasi. Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik, maka dalam melaksanakan komunikasi perlu dilandasi oleh rasa saling pengertian antara pemberi dan penerima komunikasi. Tanpa adanya komunikasi yang baik, maka instruksi-instruksi, petunjuk, saran-saran dan sebagainya akan menjadi tidak bermanfaat (Siregar, 1987). Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan berkenaan dengan masalah komunikasi, diantaranya adalah : (1) agar komunikasi yang disampaikan dapat efektif, maka proses komunikasi perlu memperhatikan situasi dan kondisi yang sebaik-baiknya; (2) evaluasi terhadap efektivitas komunikasi harus diadakan, agar dapat dilakukan perbaikan dalam proses komunikasinya; (3) hambatan dalam komunikasi harus bisa diketahui, agar organisasi dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan hambatan-hambatan tersebut; (4) salah satu landasan yang mendasar untuk malaksanakan komunikasi adalah adanya rasa saling percaya antara pemberi dan penerima komunikasi. Komitmen Manajemen Manajer dapat memotivasi karyawan dengan mengenal kebutuhan sosialnya dan membuat mereka merasa berguna dan penting. Untuk memanfaatkan keinginan dan kemampuan kerja bawahan mereka yang merupakan bawaan sejak lahir, para manajer hendaknya memberikan suatu iklim yang kondusif bagi perkembangan pribadi. Suatu kesimpulan menjelaskan bahwa para karyawan membutuhkan gaji yang cukup untuk memberi makan, tempat berteduh dan membela diri dan keluarganya secara memuaskan, juga lingkungan kerja yang nyaman harus diciptakan sebelum manajer menawarkan perangsang yang dirancang guna memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memperoleh harga diri, rasa memiliki, atau peluang untuk berkembang. Kebutuhan akan rasa nyaman membutuhkan keamanan kerja, bebas dari paksaan atau perlakuan sewenangwenang, dan peraturan yang ditetapkan secara jelas (Stoner, 1994). Menurut Stoner (1994), terdapat dua tipe kebutuhan akan penghargaan yaitu keinginan akan prestasi dan kemampuan serta keinginan akan status dan pengakuan. 27

28 Dalam suatu organisasi, orang ingin dianggap pandai dalam bekerja, juga ingin merasa bahwa mereka mencapai sesuatu yang penting ketika melakukan pekerjaannya. Seorang manajer haruslah mempunyai banyak cara untuk memenuhi kebutuhan akan penghargaan ini dengan memberikan penugasan pekerjaan yang menantang, umpan-balik prestasi, pengakuan prestasi, serta dorongan pribadi dan dengan melibatkan karyawan dalam penetapan tujuan dan pengambilan keputusan. Karakteristik Individu Karyawan (sumber daya manusia) selain merupakan aset yang paling dominan dalam organisasi atau perusahaan, juga sebagai pemasok internal yang sangat berperan dalam menghasilkan suatu barang atau jasa yang berkualitas. Menurut Robbins (1996), para karyawan mempunyai karakteristik kepribadian yang mantap yang secara nyata mempengaruhi sikap-sikap mereka terhadap budaya organisasi. Karakteristik individu merupakan ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki seorang individu yang ditampilkan melalui pola pikir, sikap dan tindakan terhadap lingkungan hidup tersebut. Karakteristik individu dapat dibedakan atas dasar usia, jenis kelamin, status kawin, pendidikan dan masa kerja dengan suatu organisasi dari karyawan itu (Robbins, 1996). Definisi Fastfood Fastfood dapat diartikan sebagai makanan yang dapat disiapkan untuk dihidangkan dan dikonsumsi dalam waktu cepat, yang biasanya merupakan makanan orang-orang yang memiliki waktu yang singkat untuk memasak atau menyediakan makanan. Perubahan pola konsumsi ke arah yang lebih beraneka ragam diakibatkan oleh kemajuan di bidang sosial ekonomi. Kecenderungan perubahan gaya hidup ini, dimana masyarakat semakin modern dan selalu ingin mencoba hal-hal yang baru merupakan faktor penyebab fastfood semakin populer (Mahanani, 2001). Rumah makan siap saji dioperasikan dengan sistem manajemen dan sistem mutu produk, pelayanan cepat dan kebersihan yang dikenal dengan motto QSCV (Quality, Service, Cleanliness, Value). Menu yang ditawarkan oleh rumah makan siap saji juga sangat beragam, seperti hamburger, ayam goreng, kentang goreng dan lain-lain. 28

29 Suatu restoran dapat dikatakan sebagai restoran makanan siap saji (fastfood) dan cocok dijalankan dengan sistem franchise, bila restoran siap saji tersebut memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) makanan disajikan dengan cepat dan memiliki standarisasi tertentu yang meliputi sistem mutu, pelayanan dan harga; (2) makanan disajikan dengan cepat, unik dan sudah terkenal; (3) makanan dijual di outlet tertentu dan memiliki ruangan untuk bersantap di tempat, baik dengan melayani sendiri (self service) maupun dengan pesanan; (4) restoran dioperasikan dalam skala tertentu dan makanannya diproduksi secara massal; (5) makanan yang dijual harus relatif menguntungkan dan kesuksesan harus terbukti minimal dua tahun. Bisnis Waralaba (Franchise) Kata franchise berasal dari bahasa Perancis yang berarti bebas dari belenggu (free from servitude). Menurut Karamoy (1996), secara hukum, waralaba berarti persetujuan legal atas pemberian hak atau keistimewaan untuk memasarkan suatu produk/jasa dari pemilik (pengwaralaba) kepada pihak lain (pewaralaba) yang diatur dalam suatu aturan permainan tertentu. Kata waralaba pertama kali diperkenalkan oleh Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (LPPM) sebagai padanan kata franchise. Berdasarkan substansi kemitraannya (Depperindag dalam Lidia, 2001), waralaba dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Produk dan merek dagang Pewaralaba boleh membuat produk (membuat turunannya/menggandakan aslinya, seperti kaset lagu) dan menggunakan merek dagang dari pengwaralaba serta mengedarkan atau menjual untuk wilayah tertentu. Pewaralaba juga bebas menggunakan cara-cara dalam mengedarkan, tetapi wajib memenuhi persyaratan mutu, desain dan kemasan produk serta bentuk huruf dan warna dari merek dagang. Contohnya: kaset lagu barat yang diedarkan di Indonesia, produk-produk sepatu Bata, tas dan ikat pinggang dengan merek-merek dari luar negeri. 2. Manufaktur (Manufacturing) Dalam hal ini, pewaralaba wajib mengikuti metode manufaktur yang ditetapkan oleh pengwaralaba. Contohnya Coca-Cola, Pepsi dan beberapa minyak wangi dari luar negeri. Biasanya pengwaralaba disebut sebagai botler. Bahan-bahan inti disuplai oleh pengwaralaba dan tidak diperkenankan dibuat oleh pewaralaba. 29

30 Pewaralaba berhak mengedarkan produk tersebut dengan menggunakan merek dagang dari pengwaralaba dan bebas dalam cara mengedarkannya. 3. Franchise Format Business (Business Format) Pada tipe ini pemberi waralaba menyediakan format waralaba yang lengkap, mulai dari pemanfaatan merek dagang barang dan jasa untuk dijual, perangkat manajemen, pengawasan mutu, jalur distribusi dan pelayanan lainnya. Tipe ini banyak disajikan di restoran cepat saji, agen penjualan mobil, agen penjualan rumah, salon dan jasa pelayanan lainnya. 30

31 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) cabang Galeria Matahari Pasar Baru Jakarta yaitu sebanyak 23 orang. Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai studi kasus (case study), yaitu penelitian secara mendalam yang dilakukan terhadap karyawan pada Restoran Kentucky Fried Chicken cabang Galeria Matahari Pasar Baru Jakarta. Pengumpulan Data Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Februari 2005 di Restoran KFC cabang Galeria Matahari Pasar Baru Jakarta. Data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada karyawan yang menjadi responden dalam penelitian. Data dan Instrumentasi Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan wawancara langsung dengan karyawan, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur dan informasi dari perusahaan. Instrumentasi Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner. Bentuk pertanyaan dalam kuesioner bersifat tertutup, sehingga responden hanya memilih diantara jawaban yang tersedia. Skala pengukuran yang digunakan untuk menilai jawaban yang diberikan adalah menurut aturan skala Likert untuk mengidentifikasi faktor dasar pembentukan gugus kendali mutu. Responden dihadapkan dengan sebuah pertanyaan dan jawabannya diberi skor 1 sampai 5, dimana skala nilai untuk 1 = buruk, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, dan 5 = sangat baik. 31

32 Analisis Data Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini bersifat analisis deskriptif, penggunaan alat kendali mutu, uji korelasi Chi-Square dan uji korelasi Rank Spearman. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisa data faktor-faktor pembentuk gugus kendali mutu dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya. 1. Check Sheet Check sheet merupakan alat yang digunakan untuk menghitung seberapa sering jawaban dari pertanyaan yang diajukan terjadi dalam pengumpulan dan pencatatan data. Data yang telah dikumpulkan dan diukur tersebut dimasukkan ke dalam tabel tabulasi rataan skor, kemudian disajikan dalam suatu diagram histogram dan dilakukan analisis deskriptif. Histogram merupakan suatu diagram yang dapat menggambarkan penyebaran atau variasi data pengukuran suatu proses. Data frekuensi yang diperoleh dari pengukuran menunjukkan suatu puncak pada suatu nilai tertentu. Angka yang menggambarkan frekuensi dalam bentuk batang disebut histograin. Histogram terutama digunakan untuk menentukan faktor yang dapat menjadi penghambat dari pembentukan gugus kendali mutu dengan memeriksa skor rata-rata yang terdapat dalam tabel tabulasi skor. 2. Uji Korelasi Chi-Square Hubungan antara karakteristik karyawan yaitu jenis kelamin karyawan dengan faktor-faktor pembentukan gugus kendali mutu dianalisis dengan uji korelasi Chi-Square dengan menggunakan program komputer SPSS 10.0 for Windows (Statistical Product and Service Solution). Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel pengaruh (jenis kelamin karyawan) dengan variabel terpengaruh (faktor-faktor pembentukan gugus kendali mutu). 3. Uji Korelasi Rank Spearman Hubungan antara karakteristik karyawan (jenis kelamin, usia dan masa kerja karyawan) dengan faktor-faktor pembentukan gugus kendali mutu dianalisis dengan 32

33 uji korelasi Rank Spearman dengan menggunakan program komputer SPSS 10.0 for Windows (Statistical Product and Service Solution). Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel pengaruh (jenis kelamin, usia dan masa kerja karyawan) dengan variabel terpengaruh (faktor-faktor pembentukan gugus kendali mutu). Definisi Istilah 1. Mutu adalah keseluruhan atau total dari produk atau jasa yang berhubungan dengan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan. Mutu mencirikan tingkatan dimana produk atau jasa dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen atau pelanggan. 2. Manajemen Mutu Terpadu adalah suatu konsep yang menitikberatkan pada perbaikan barang (produk/jasa) secara terus-menerus dan berkesinambungan, dengan melibatkan seluruh tingkatan manajemen dalam organisasi atau perusahaan agar produk yang dihasilkan dapat bersaing dengan produk lain. 3. Gugus Kendali Mutu adalah sekelompok pegawai (umumnya tidak lebih dari 10 orang) yang melakukan pekerjaan yang sama di tempat yang sama, yang mengadakan rapat secara berkala untuk mengenali, mempelajari dan mengatasi masalah-masalah yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan. 4. Motivasi Kerja adalah setiap kegiatan yang mendorong, meningkatkan gairah dan mengajak karyawan untuk bekerja giat dalam rangka pemenuhan kebutuhannya dan untuk mencapai tujuan perusahaan secara lebih efektif, serta meninggalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif. 5. Semangat Kerja adalah suatu keadaan yang berhubungan erat dengan kondisi mental seseorang. Semangat kerja merupakan sikap mental individu atau kelompok yang menunjukkan rasa kegairahan dalam bekerja. 6. Tanggung Jawab adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima wewenang dari atasan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan tertentu. 7. Komunikasi diartikan sebagai usaha untuk menyampaikan maksud tertentu kepada orang lain sehingga orang tersebut dapat memahami maksud yang disampaikan. Komunikasi dapat bersifat vertikal yang berlangsung dari atasan ke 33

34 bawahan (downward) maupun dari bawahan ke atasan (upward) dan lateral yang berlangsung antar unit dalam level kerja yang sama. 8. Kepemimpinan adalah proses pengaruh sosial dimana pemimpin mengupayakan partisipasi sukarela bawahannya dan pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan organisasi. 9. Komitmen Manajemen adalah peran serta dan dukungan, serta adanya keterlibatan dan teladan atasan atau pimpinan dalam pelaksanaan manajemen mutu terpadu. 34

35 KEADAAN UMUM LOKASI PT. Fastfood Indonesia Tbk. adalah satu-satunya pemegang hak waralaba restoran KFC di Indonesia yang didirikan oleh Kelompok Usaha Gelael pada tahun 1978, dan terdaftar sebagai perusahaan publik sejak tahun Restoran KFC pertama kali dibuka pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta. Keberhasilan restoran pertama ini selanjutnya diikuti dengan pembukaan restoran KFC di kota-kota besar lain di Indonesia. Keberhasilan yang terus berlanjut sampai saat ini telah menjadikan KFC sebagai pemimpin pasar hidangan cepat saji yang dominan di negeri ini. Restoran KFC cabang Galeria Matahari Pasar Baru yang beralamatkan di Jalan Raya Pasar Baru Kavling dan terletak tepat di bawah pusat perbelanjaan Matahari Departemen Store dibuka pada bulan Desember KFC menyajikan ayam goreng dengan cita rasa yang tinggi, disajikan dengan berbagai macam cara, dikombinasikan dengan berbagai hidangan serta makanan penutup sebagai pelengkap. Produk unggulan KFC yaitu Original Recipe dan Hot & Crispy Chicken, merupakan ayam goreng paling enak dan berkualitas tinggi yang dapat diterima dengan baik oleh konsumen di Indonesia, dimana konsumsi daging ayam jauh lebih tinggi dibanding daging jenis lain. Selain itu KFC juga menyediakan menu pilihan sebagai menu pendamping dari produk unggulan seperti perkedel, nasi, Mashed Potato & Gravy, sup dan jagung manis, serta produk-produk lain seperti Crispy Strips, Twister, Chicken Burger,Coleslaw dan Colonel s Spaghetti. Penerimaan produk unggulan KFC semakin baik dengan adanya dukungan menu kombinasi hemat dan bermutu. Promosi brand yang terus-menerus melalui pengenalan produk-produk baru, produk lanjutan dan promosi paket murah memberi kontribusi besar terhadap pertumbuhan KFC dan meningkatkan diferensiasi brand KFC yang semakin kompetitif. Struktur Organisasi Struktur organisasi untuk setiap restoran KFC telah tertata dengan baik seperti terlihat pada Gambar 5, dimana semua divisi mempunyai bagian dan tanggung jawab yang jelas dalam upaya mencapai tujuan dan target perusahaan. 35

36 Manajer Restoran Asisten Manajer Restoran Chief Cashier Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Cashier Back-Up Dining Cook Kitchen Gambar 5. Struktur Organisasi Restoran KFC Rincian tugas dan tanggung jawab karyawan operasional KFC sebagai berikut : 1. Manajer Restoran (RGM) : (a) bertanggung jawab atas pengembangan perawatan dan pengawasan produksi, pelayanan tamu dan administrasi umum di restoran KFC sesuai dengan standar, kebijaksanaan dan prosedur perusahaan; (b) menjamin semua catatan atau dokumen dan prosedur pelaporan serta pengawasan sebagaimana diwajibkan pada pengawas restoran, produksi, staf perawatan dan administrasi yang ditetapkan perusahaan; (c) menjamin pengawasan dan prosedur yang perlu untuk melindungi milik, bangunan dan nama perusahaan dipertahankan oleh semua karyawan dan menjamin bahwa keamanan restoran dijaga pada tingkat maksimum sesuai kebijaksanaan dan prosedur perusahaan; (d) melatih dan mengembangkan semua karyawan restoran sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dan menjamin semua staf mampu memenuhi standar unit kerja yang diwajibkan; (e) menetapkan dan mempertahankan penyelenggaraan efektif tenaga kerja di perusahaan, menjamin bahwa semua karyawan diberi tanggung jawab yang nyata dan melaksanakan fungsi mereka dalam batas jasa yang ditetapkan secara paling efektif; (f) secara kontinyu melaporkan ke Area Manager tentang kegiatan persaingan yang 36

KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN GUGUS KENDALI MUTU DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN GUGUS KENDALI MUTU DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN GUGUS KENDALI MUTU DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus di KFC Cabang Galeria Matahari Pasar Baru Jakarta) SKRIPSI RIANSYAH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia. Keberadaan waralaba yang semakin marak beberapa tahun terakhir ini tidak mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ( Kotler, 2009 : 6 ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ( Kotler, 2009 : 6 ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini, telah memicu suatu persaingan yang ketat dan sengit diantara perusahaan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini sangat sulit ditebak. Ini disebabkan oleh terjadinya perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini sangat sulit ditebak. Ini disebabkan oleh terjadinya perubahan di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian dalam era globalisasi dewasa ini sangat sulit ditebak. Ini disebabkan oleh terjadinya perubahan di dunia baik di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba di Indonesia kini semakin berkembang. mengembangkan jaringan bisnis dengan tidak menghilangkan karakter

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba di Indonesia kini semakin berkembang. mengembangkan jaringan bisnis dengan tidak menghilangkan karakter BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan usaha waralaba di Indonesia kini semakin berkembang. Keberadaan waralaba yang semakin marak beberapa tahun terakhir ini tidak mungkin dihindari lagi. Waralaba

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Promosi penjualan, periklanan dan minat beli konsumen.

ABSTRAK. Kata kunci : Promosi penjualan, periklanan dan minat beli konsumen. ABSTRAK KFC merupakan perusahaan perseroan yang memiliki hak waralaba dari Yum! Brands Inc. dan merupakan restoran dengan sistem unit terbesar di dunia. Produk unggulan Perseroan, Colonel s Original Recipe

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PENGHAYATAN BUDAYA PERUSAHAAN (Kasus di PT. Madu Pramuka, Cibubur - Jakarta Timur)

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PENGHAYATAN BUDAYA PERUSAHAAN (Kasus di PT. Madu Pramuka, Cibubur - Jakarta Timur) HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN PENGHAYATAN BUDAYA PERUSAHAAN (Kasus di PT. Madu Pramuka, Cibubur - Jakarta Timur) SKRIPSI DEWI SHINTA KOMALA SARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum PT Fastfood Indonesia, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum PT Fastfood Indonesia, Tbk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum PT Fastfood Indonesia, Tbk. PT Fastfood Indonesia Tbk adalah pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia, didirikan oleh Gelael pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki era globalisasi ini, perkembangan perekonomian khususnya di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas)

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) DENNY HARIANTO NIM : 1401026015123456798900- KELAS : XXXIII - D MATA KULIAH : MANAJEMEN OPERASIONAL MAGISTER MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada para konsumen, Sehingga perusahaan harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada para konsumen, Sehingga perusahaan harus lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan yang semakin tinggi akan memaksa perusahaan untuk berupaya mempertahakan, bahkan meningkatkan usaha pelayanan. Proses pelayanan yang terjadi dalam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini makanan bukan hanya kebutuhan melainkan juga menjadi bagian dari gaya hidup seseorang. Peningkatan minat masyarakat untuk mengunjungi restoran disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan lahan subur bagi pemasaran berbagi macam produk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan lahan subur bagi pemasaran berbagi macam produk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan lahan subur bagi pemasaran berbagi macam produk karena populasinya yang sangat besar dan beragam. Mulai dari pemasaran produk elektronik,

Lebih terperinci

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Abstract Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan adalah merupakan elemen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya implementasi TQM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken. banyak membidik target pasarnya kalangan keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken. banyak membidik target pasarnya kalangan keluarga. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di kota-kota besar di Indonesia semakin banyak kita jumpai restoran cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken (KFC), Texas Chicken,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus siap menghadapi situasi yang semakin bersaing. Perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. harus siap menghadapi situasi yang semakin bersaing. Perusahaan-perusahaan di BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini persaingan semakin ketat sehingga para pengusaha harus siap menghadapi situasi yang semakin bersaing. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap manusia. Pada umumnya kebutuhan makan dilakukan di rumah,

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap manusia. Pada umumnya kebutuhan makan dilakukan di rumah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan makan merupakan kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Pada umumnya kebutuhan makan dilakukan di rumah, namun seiring pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapai era persaingan global, setiap perusahaan harus menghadapi persaingan ketat dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia. Meningkatnya intensitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh negara lain mulai dari. ekonomi, globalisasi dapat diketahui dari satu pihak yang akan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh negara lain mulai dari. ekonomi, globalisasi dapat diketahui dari satu pihak yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi merupakan fenomena dimana masyarakat saat ini mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh negara lain mulai dari bidang politik, sosial, budaya, dan juga ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, kita telah dan akan menghadapi beberapa ciri perdagangan bebas internasional sebagaimana ditetapkan dalam Putaran Uruguay

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Fastfood Indonesia, Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC)

BAB I PENDAHULUAN. PT. Fastfood Indonesia, Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Profil Perusahaan PT. Fastfood Indonesia, Tbk PT. Fastfood Indonesia, Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat diantara restoran-restoran untuk menjadi yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat diantara restoran-restoran untuk menjadi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN BIDANG ATAU OBYEK KKP Semakin banyaknya restoran cepat saji di Indonesia menimbulkan persaingan yang sangat ketat diantara restoran-restoran untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa pelayanan yang dilakukan hampir di seluruh perusahaan dari tahun ke tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam situasi yang bergejolak, berubah sangat cepat, dan sulit untuk diprediksi. Keadaan ini merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan pasti menginginkan kesuksesan dalam usahanya agar dapat bertahan dalam ruang lingkup usaha yang dirintisnya dalam kurun waktu yang lama,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

II. TINJAUAN PUSTAKA.1 16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan adalah satu hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan adalah satu hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan adalah satu hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia. Manusia saling bersaing untuk menciptakan hidup yang lebih baik, persaingan terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini iklim kompetisi dalam dunia perdagangan semakin terasa.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini iklim kompetisi dalam dunia perdagangan semakin terasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini iklim kompetisi dalam dunia perdagangan semakin terasa. Perkembangan restoran cepat saji saat ini semakin pesat dengan laju arus globalisasi yang terus berjalan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti.

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Lampiran 1 Alat Ukur Iklim Kerja KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menempuh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) di Universitas Kristen Maranatha Bandung, saya membutuhkan beberapa informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 Berdasarkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK ) No. 45 paragraf I (2004), menyatakan bahwa : Pernyataan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MAKANAN SIAP SAJI DI KENTUCKY FRIED CHICKEN

ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MAKANAN SIAP SAJI DI KENTUCKY FRIED CHICKEN ANALISIS PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MAKANAN SIAP SAJI DI KENTUCKY FRIED CHICKEN CABANG PAJAJARAN, BOGOR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN Oleh YUGI RAMDHANI A.14101057 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mempertahankan dan merebut pasar.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mempertahankan dan merebut pasar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin tidak ada batasnya lagi, sehingga masyarakat akan semakin kritis dalam memilih dan memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PABRIK GULA WATOETOELIS SIDOARJO SKRIPSI Oleh : MOCHAMMAD DANI ADITYA 0613010043/FE/EA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG MAKALAH SEMINAR PEMASARAN TENTANG PENGARUH INOVASI PRODUK DAN STRATEGI PEMASARAN TERHADAP MINAT BELI PADA RESTORAN KENTUCKY FRIED CHICKEN DI KOTA PALEMBANG Dosen Pembimbing, Yth, Bapak Muhammad Wadud S.E

Lebih terperinci

GUGUS KENDALI MUTU. Oleh : SITTI MARLINA

GUGUS KENDALI MUTU. Oleh : SITTI MARLINA Tugas Makalah Manajemen Mutu Terpadu GUGUS KENDALI MUTU Oleh : SITTI MARLINA 21311153 JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI TIK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN MARLIA PRATIWI.

Lebih terperinci

CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI)

CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI) #8 CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI) Pengertian CPI erupakan sebuah pendekatan sistematis yang dapat digunakan untuk membuat perbaikan yang sifatnya berupa terobosan dan peningkatan pada proses yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan munculnya produk-produk baru. Cepat atau lambat, hampir semua produk yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. dan munculnya produk-produk baru. Cepat atau lambat, hampir semua produk yang ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir tidak ada perusahaan yang dapat luput dari pengaruh kemajuan teknologi dan munculnya produk-produk baru. Cepat atau lambat, hampir semua produk yang ada sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya tidak luput akan pentingnya peranan marketing public relations dalam

BAB I PENDAHULUAN. tentunya tidak luput akan pentingnya peranan marketing public relations dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin pesat dewasa ini untuk mendukung kemajuan perusahaan dalam memperkenalkan produk baru maupun brand baru tentunya tidak luput

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak aspek yang perlu menjadi pusat perhatian setiap perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. banyak aspek yang perlu menjadi pusat perhatian setiap perusahaan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba serta mampu bertahan dalam dunia bisnis. Tujuan ini hanya dapat dicapai dengan memiliki strategi bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas seperti saat sekarang. Persaingan global ini memberikan banyak pilihan kepada konsumen, dimana

Lebih terperinci

Definisi Taufiqur Rachman 1

Definisi Taufiqur Rachman 1 Total Quality Management By: Taufiqur Rachman Definisi Salah satu ilmu yang berorientasi pada kualitas dan merancang ulang sistem organisasi dalam mencapai tujuannya adalah Total Quality Management (TQM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia akan pangan selalu menjadi suatu kebutuhan utama. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan adanya permintaan

Lebih terperinci

"."-" -! ;"q'./ APLIKASI TEKNIK MANAJ PEMGENDALIAN MU PADA PERUSAHAAN MAKANA. b 3&6. Oleh WlTRl WULANDASI JURVSAN ILMU-1LMU SO3IP.L EKONOMI PERTANLAN

.- -! ;q'./ APLIKASI TEKNIK MANAJ PEMGENDALIAN MU PADA PERUSAHAAN MAKANA. b 3&6. Oleh WlTRl WULANDASI JURVSAN ILMU-1LMU SO3IP.L EKONOMI PERTANLAN "."-" -! ;"q'./ b 3&6 APLIKASI TEKNIK MANAJ PEMGENDALIAN MU PADA PERUSAHAAN MAKANA Oleh WlTRl WULANDASI A 27.0624 JURVSAN ILMU-1LMU SO3IP.L EKONOMI PERTANLAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditahun 2006-2007 ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang saling berusaha bersaing dengan perusahaan lainnya. Keadaan yang demikian menuntut pengelolaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Kasus Restoran Hot Cwie Mie Malang dan Roellie s Margonda Depok)

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Kasus Restoran Hot Cwie Mie Malang dan Roellie s Margonda Depok) HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Kasus Restoran Hot Cwie Mie Malang dan Roellie s Margonda Depok) SKRIPSI MUHAMMAD ZICO FADLY PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori

Lebih terperinci

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) SKRIPSI DISTI LASTRIANI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 29 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Setiap perusahaan atau organisasi memiliki visi dan misi tertentu. PD Pasar Jaya memiliki visi untuk memajukan perusahaan. Sebagai pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga diperlukan pemikiran yang lebih kritis atas pemanfaatan secara optimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) di Indonesia kini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) di Indonesia kini semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) di Indonesia kini semakin berkembang. Keberadaan waralaba yang semakin marak beberapa tahun terakhir ini tidak mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari perusahaan-perusahaan lain, situasi ekonomi, situasi politik dan lainnya. Untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SAMSUNG ELEKTRONIK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara berbagai macam perusahaan, baik perusahaan dalam bidang hiburan, jasa, ekspor

Lebih terperinci

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) SKRIPSI SETYO UTOMO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha menyadari suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi memaksimalkan kinerja

Lebih terperinci

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Genap 2104/2015. EMA503 - Manajemen Kualitas

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Genap 2104/2015. EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 EMA503 Manajemen Kualitas Detail Mata Kuliah 2 Kode EMA503 Nama Manajemen Kualitas Bobot 3 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Pokok Bahasan 3 Pengantar & Definisi Mutu TQM QFD Budaya Mutu Biaya Mutu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia. Keberadaan waralaba yang semakin marak beberapa tahun terakhir ini tidak dapat

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI EVA SUSANTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value

BAB I PENDAHULUAN. dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan global saat ini memberikan banyak pilihan kepada konsumen, dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value conscious) dalam

Lebih terperinci

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management)

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management) Zaenal. Sugiyanto TQM (Total Quality Management) Total Quality Management Slide 6-5 Total Quality Management Total Quality Management merupakan peningkatan secara terus menerus yang Dilakukan oleh setiap

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO

PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO S K R I P S I Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan restoran Kentucky Fried Chicken ( KFC ) pertama pada bulan Oktober 1979 di Jalan

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan restoran Kentucky Fried Chicken ( KFC ) pertama pada bulan Oktober 1979 di Jalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI 1.1.1 Profil PT Fastfood Indonesia Tbk PT. Fastfood Indonesia, Tbk. didirikan oleh kelompok usaha Galael pada tahun 1978, dan terdaftar sebagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan akan makanan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan akan makanan. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang makin meningkat setiap tahunnya sangat berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan akan makanan. Dengan adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara asal merupakan salah satu dampak globalisasi terhadap dunia bisnis. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. negara asal merupakan salah satu dampak globalisasi terhadap dunia bisnis. Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Restoran-restoran cepat saji yang membuka cabangnya di negara lain selain negara asal merupakan salah satu dampak globalisasi terhadap dunia bisnis. Jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, transportasi di Indonesia memegang peranan yang sangat penting sebagai sarana perhubungan yang dapat menunjang dan memperlancar kegiatan seluruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari kemajuan di bidang perekonomian adalah makin pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari kemajuan di bidang perekonomian adalah makin pesatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak dari kemajuan di bidang perekonomian adalah makin pesatnya persaingan di dunia usaha. Hal ini berarti bahwa eksistensi suatu perusahaan

Lebih terperinci

CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI) DAN GUGUS KENDALI MUTU (GKM)

CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI) DAN GUGUS KENDALI MUTU (GKM) #10 CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI) DAN GUGUS KENDALI MUTU (GKM) Pengertian CPI merupakan sebuah pendekatan sistematis yang dapat digunakan untuk membuat perbaikan yang sifatnya berupa terobosan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis dewasa ini yang tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien artinya dapat dengan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak Bab I Pendahuluan - 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang penelitian Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak mendapat perhatian oleh banyak pihak, yang ditandai dengan adanya kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC)

BAB I PENDAHULUAN. PT. Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI 1.1.1 PROFIL PT FASTFOOD INDONESIA TBK PT. Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) di Indonesia, didirikan

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Waralaba (franchise) merupakan suatu sistem bisnis yang telah lama dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Waralaba (franchise) merupakan suatu sistem bisnis yang telah lama dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waralaba (franchise) merupakan suatu sistem bisnis yang telah lama dikenal oleh dunia, untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh perusahaan mesin jahit Singer di Amerika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Total Quality Management 1. Pengertian Total Quality Management Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total Quality Management merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

Kuesioner. Dalam rangka penelitian ilmiah, saya memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya

Kuesioner. Dalam rangka penelitian ilmiah, saya memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya Kuesioner Perihal: Permohonan kesediaan menjadi responden Kepada Yth. Bapak/ Ibu Manajer Tingkat Atas/Menengah/Bawah.. Dengan hormat, Yang mengirim kuisioner ini: Nama Status : Adrianus Yanuar : Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bali yang ditetapkan sebagai pusat pariwisata di Indonesia bagian tengah merupakan daerah wisata yang terkenal dengan keramah tamahan penduduknya, adat istiadatnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang sangat pesat. Organisasi bisnis jasa yang mempunyai perhatian

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang sangat pesat. Organisasi bisnis jasa yang mempunyai perhatian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di zaman sekarang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat pesat. Organisasi bisnis jasa yang mempunyai perhatian besar

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU TERPADU

MANAJEMEN MUTU TERPADU MUTU? Expectation & Importance MANAJEMEN MUTU TERPADU Standard & Performance KONSEP MUTU Menurut Tjiptono dan Diana (2003): Unjuk kerja terhadap standar yang diharapkan pelanggan Menemukan kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR Oleh ASTRID WIANGGA DEWI H24103086 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian dimana di dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti dalam memilih penelitian ini yang dikemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik atau pelaku usaha seharusnya senantiasa melakukan riset dan pengembangan agar selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang terdiri dari beragam suku dan adat istiadat serta norma-norma yang dianut. Keragaman suku yang ada di Indonesia memiliki budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan laba yang optimal agar perusahaan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan laba yang optimal agar perusahaan tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, setiap perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan ataupun industri sejenisnya, pada umumnya mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba yang optimal

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini bermunculan usaha-usaha baru baik meniru usaha yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini bermunculan usaha-usaha baru baik meniru usaha yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini bermunculan usaha-usaha baru baik meniru usaha yang telah ada maupun menciptakan jenis usaha baru. Hal ini berdampak pada ketatnya

Lebih terperinci

PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU

PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU 1 PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU EMA503 Manajemen Kualitas Kontrak Perkuliahan 2 Kode Mata Kuliah : EMA-503 Nama Mata Kuliah : Manajemen Kualitas Kelas/Seksi : 01 & 10 Nama Dosen : Taufiqur Rachman E-mail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia perdagangan. Bahkan krisis ekonomi di Indonesia yang berkepanjangan membuat persaingan

Lebih terperinci

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 EMA503 Manajemen Kualitas Detail Mata Kuliah 2 Kode EMA503 Nama Manajemen Kualitas Bobot 3 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Deskripsi Mata Kuliah 3 Mata kuliah Manajemen Kualitas dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam dunia usaha modern terutama bidang usaha rumah makan dan restoran. Hal tersebut ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini persaingan dunia bisnis semakin ketat, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini persaingan dunia bisnis semakin ketat, dari sekian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini persaingan dunia bisnis semakin ketat, dari sekian banyak bidang bisnis yang ada, bisnis waralaba merupakan bisnis yang menjanjikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berorientasi pada kesenangan. Selain itu, kesibukan masyarakat di kota-kota

BAB I PENDAHULUAN. yang berorientasi pada kesenangan. Selain itu, kesibukan masyarakat di kota-kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi serta keadaan ekonomi yang semakin membaik dapat menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat. Masyarakat yang memiliki pendapatan yang

Lebih terperinci