Chronotope Mikhail Bakhtin dalam Novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ Karya Boris Akunin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Chronotope Mikhail Bakhtin dalam Novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ Karya Boris Akunin"

Transkripsi

1 Chronotope Mikhail Bakhtin dalam Novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ Karya Boris Akunin Akbar Rizky Fithrawan, Mina Elfira Russian Studies, Faculty of Humanities, University of Indonesia, Depok, 16424, Indonesia Abstrak Artikel ini membahas konsep chronotope Mikhail Bakhtin pada novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ karya Boris Akunin. Dalam menganalisis novel tersebut penulis menggunakan metode deskriptif-analitis untuk membuktikan bahwa di dalam novel tersebut terdapat konsep chronotope. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya tiga chronotope yang membuat jalannya cerita. Chronotope yang muncul pada novel tersebut adalah Хронотоп Дороги /Chronotope Dorogi/, Гостиная-Салон /Gostinaya-Salon/, dan Хронотоп Порога /Chronotop Poroga/. Mikhail Bakhtin s Chronotope in Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ Novel by Boris Akunin Abstract This article disscused about Mikhail Bakhtin s concept of chronotope within the novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ by Boris Akunin. Analytical-descriptive method is used in this thesis in order to prove that the novel consists chronotopes that make the plot of the story. The outcome of this thesis shows that there are three chronotopes appear in this novel. Those chronotopes are Хронотоп Дороги /Chronotope Dorogi/, Гостиная- Салон /Gostinaya-Salon/, and Хронотоп Порога /Chronotop Poroga/. Keywords: Chronotope; Mikhail Bakhtin; Boris Akunin; Турецкий Гамбит Pendahuluan Karya sastra yang baik tentu saja memberikan kenikmatan bagi pembacanya, namun selain itu ia juga harus dapat bermanfaat bagi kehidupan. Untuk dapat memahami manfaat apa yang ada di dalam karya sastra, muncul studi yang menaruh perhatian pada analisis karya sastra. Tujuan utama analisis karya sastra ini adalah untuk dapat memahami secara lebih baik karya sastra yang bersangkutan. Jadi, analisis terhadap karya sastra merupakan sebuah sarana untuk memahami karya-karya kesusastraan itu sebagai satu kesatuan yang padu dan bermakna (Nurgiyantoro, 1995: 32). Dalam kajian kesusastraan, secara umum dikenal adanya analisis semiotik dan struktural. Analisis semiotik menekankan pada pemaknaan karya itu yang dipandang sebagai sistem tanda, sedangkan analisis struktural menekankan pada adanya fungsi dan hubungan antar 1

2 unsur (intrinsik) dalam sebuah karya sastra (Nurgiyantoro, 1995: 35). Kajian strukturalis sebenarnya dipelopori oleh kaum Formalis Rusia antara tahun (Teeuw, 1984: 128). Formalisme memperlakukan teks sastra sebagai objek studi yang otonom yang keberadaannya lepas dari faktor-faktor di luar dirinya sehingga sastra dipahami sebagai sistem yang tertutup, abstrak, formal, dan memenuhi dirinya sendiri. Marxisme yang berkembang di Rusia pada saat itu menentang pendapat kaum Formalisme. Marxisme dalam memahami karya sastra tak lepas dari pandangannya terhadap ideologi. Mereka menolak memperlakukan ideologi sebagai fenomena mental yang murni, melainkan muncul sebagai refleksi realitas substruktur sosial dan ekonomi (Selden, 2005: 39). Karena studi sastra merupakan salah satu cabang studi ideologis, maka Marxisme membangun dasar studi ideologisnya yang mencakup ideologi superstruktur, fungsinya dalam seluruh kehidupan sosial, serta hubungannya terhadap basis ekonomi (Bakhtin dalam Morris, 2002: 124). Dalam hal ini, sastra dipandang sebagai cermin pasif atas perkembangan struktur ekonomi yang digerakkan oleh konflik antarkelas. Melihat adanya pertentangan tersebut, seorang tokoh yang bernama Mikhail Bakhtin ( ) mencoba melihat kedua pandangan tersebut dalam satu kerangka yang baru. Ia menyatakan bahwa sastra merupakan objek studi yang terlalu kompleks dan terdiri dari berbagai aspek sehingga posisi studi sastra masih dianggap baru dalam bidang penelitian untuk dapat menciptakan suatu metode yang benar dalam kritik sastra (Brang dalam Strelka, 1973: 212). Salah satu konsep yang dicetuskan oleh Bakhtin dalam karya sastra yang erat kaitannya dengan kajian strukturalis adalah chronotope dan hubungannya dengan narasi. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu (Keraf, 1994: 135). Narasi di dalam prosa erat kaitannya dengan konsep chronotope yang dicetuskan oleh Bakhtin. Menurut Morson dan Emerson, chronotope adalah konsep narasi waktu yang menegaskan bahwa waktu tidak dapat dimengerti tanpa adanya dimensi ruang. Ekspresi chronotope yang paling paradigmatik dapat ditemukan di dalam teks sastra. Hal ini dapat dimengerti karena seorang penulis selalu berupaya memodelkan dunianya secara utuh ke dalam teks sastra sehingga ia seakan-akan dipaksa untuk menggunakan kategori pengorganisasian dunia yang sedang ia huni (Rudyansjah, 2009: 43-44). Untuk dapat menampilkan dunianya secara utuh, maka pengarang tidak dapat melupakan aspek ruang dan waktu yang disebut dengan chronotope ini. Di dalam setiap novel, 2

3 chronotope juga befungsi untuk membentuk suatu plot dalam jalannya cerita. Plot ini dibentuk oleh gabungan dari berbagai macam chronotope yang bergabung secara khusus. Oleh karena itu di dalam setiap novel kemunculan chronotope selalu berbeda-beda. Bakhtin menerapkan konsep chronotope ini di dalam novel-novel Eropa yang muncul mulai dari abad II sampai abad XIX. Namun penelitiannya mengenai chronotope terhenti sampai pada saat itu karena ia meninggal pada tahun Karena itulah penulis mencoba meneruskan penelitian Bakhtin terhadap jenis novel modern, yaitu novel yang berjudul Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ karya Boris Akunin. Elena V. Baraban menyatakan bahwa Boris Akunin adalah seorang penulis yang menggabungkan genre detektif dengan posmodernisme (2004: 396). Namun penulis berhipotesa bahwa di dalam novel modern seperti Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ juga dapat ditemukan chronotope yang menentukan genre sebuah novel seperti yang diteliti Bakhtin dalam novelnovel kuno Eropa. Oleh karena itu permasalahan yang muncul pada penelitian ini adalah bagaimana chronotope yang muncul dalam novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ karya Boris Akunin. Dalam penelitian ini penulis berusaha menganalisis novel tersebut dengan mendeskripsikan chronotope apa yang muncul dalam novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/. Chronotope Landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah konsep chronotope yang dicetuskan oleh Mikhail Bakhtin. Bakhtin menyatakan bahwa chronotope adalah suatu keterikatan intrinsik antara ruang dan waktu yang diekspresikan ke dalam karya sastra secara artistik. Istilah tersebut digunakan untuk menyatakan ketidakterpisahan antara ruang dan waktu. Chronotope sendiri merupakan suatu metode penelitian sastra secara formal seperti dalam kutipan di bawah ini. Существенную взаимосвязь временных и пространственных отношений, художественно освоенных в литературе, мы будем называть хронотопом (что значит в дословном переводе «времяпространство»). Нам важно выражение в нем неразрывности пространства и времени (время как четвертое измерение пространства). Хронотоп мы понимаем как формальносодержательную категорию литературы. (Бахтин, 1975: 234) /Suščestvennuju vzaimosvjaz vremennyx i prostranstvennyx otnošenij, xudožestvenno osvoennyx v literature, my budem nazyvat xronotopom (čto značit v doslovnom perevode «vremjaprostranstvo»). Nam važno vyraženie v nem nerazryvnosti prostranstva i vremeni (vremja kak četvertoe izmerenie prostranstva). Xronotop my ponimaem kak formal no-soderžatel nuju kategoriju literatury/ 3

4 Keterjalinan yang signifikan antara waktu dan ruang yang dikembangkan secara artistik di dalam karya sastra akan kita sebut sebagai Chronotope (secara harfiah berarti ruang-waktu). Istilah tersebut penting bagi kita pada ketidakterpisahan antara ruang dan waktu (waktu sebagai dimensi keempat dari ruang). Kita dapat memahami chronotope sebagai kategori formal dan substantif pada karya sastra. (Bakhtin, 1975: 234) Konsep dasar yang ada pada chronotope adalah ruang dan waktu tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain karena keduanya saling berkaitan. Hal tersebut sangat jelas terlihat pada teks sastra yang menggambarkan kejadian pada suatu ruang dan waktu tertentu. Ruang dan waktu tersebut melebur menjadi suatu bagian yang konkrit, seperti kutipan dibawah ini. В литературно-художественном хронотопе имеет место слияние пространственных и временных примет в осмысленном и конкретном целом. Время здесь сгущается, уплотняется, становится художественно-зримым; пространство же интенсифицируется, втягивается в движение времени, сюжета, истории. Приметы времени раскрываются в пространстве, и пространство осмысливается и измеряется временем. Этим пересечением рядов и слиянием примет характеризуется художественный хронотоп. (Бахтин, 1975: 235) /V literaturno-xudožestvennom xronotope imeet mesto slijanie prostranstvennyx i vremennyx primet v osmyslennom i konkretnom celom. Vremja zdes sguščaetsja, uplotnjaetsja, stanovitsja xudožestvennozrimym; prostranstvo že intensificiruetsja, vtjagivaetsja v dviženie vremeni, sjužeta, istorii. Primety vremeni raskryvajutsja v prostranstve, i prostranstvo osmyslivaetsja i izmerjaetsja vremenem. Etim peresečeniem rjadov i slijaniem primet xarakterizuetsja xudožestvennyj xronotop/ Pada chronotope sastra artistik ada tempat penyatuan indikator ruang dan waktu dalam kesatuan. Di sini waktu dikentalkan, dipadatkan, menjadi terlihat artistik. Ruang menjadi intensif dan digambarkan ke dalam pergerakan waktu, plot, sejarah. Tanda-tanda waktu diungkapkan di dalam ruang, sedangkan ruang dipahami dan diukur dengan waktu. Titik pertemuan dan peleburan indikator ini menandai chronotope artistik. (Bakhtin, 1975: 235) Konsep chronotope ini dapat digunakan dalam menentukan genre suatu novel. Bisa dikatakan genre dan variasi genre novel dapat dibedakan oleh chronotope (Bakhtin, 1975: 236). Di dalam sebuah novel, terdapat beberapa chronotope yang saling berkaitan antara satu sama lain. Dalam esainya Формы Времени и Хронотопа в Романе /Formy Vremeni i Chronotopa v Romane/ Bentuk Waktu dan Chronotope di dalam Novel/, Bakhtin memberi contoh analisis novel kuno mulai dari roman Yunani kuno sampai novel-novel abad XIX. Ia mengungkapkan bahwa ada tiga jenis novel umum, dan oleh karena itu pula terdapat tiga tipe chronotope umum yang ada pada masa itu. Ketiga jenis novel tersebut antara lain; Авантюрный Роман Испытания /Avantjurnyj Roman Ispytanija/ Novel Petualangan dengan Tantangan/, Авантюрно-бытовый Роман /Avantjurno-bytovyj Roman/ Novel Petualangan dengan Kehidupan Keseharian/, dan Биографический Роман /Biografičeskij Roman/ Novel Biografis/. Bakhtin menyatakan bahwa novel-novel tersebut terdiri dari chronotope minor yang terjalin secara khusus. Dalam bagian Заключительные Замечания /Zakljucitelnye Zamecanija/ 4

5 Catatan Penutup/ pada esainya Формы Времени и Хронотопа в Романе /Formy Vremeni i Chronotopa v Romane/, Bakhtin menyatakan setidaknya ada lima jenis chronotope minor yang ada pada novel. Di dalam chronotope tersebut ruang dan waktu digambarkan secara berbeda sehingga membentuk suatu plot. Kelima minor chronotope tersebut antara lain; 1. Хронотоп Дороги /Chronotope Dorogi/ Хронотоп Дороги /Chronotope Dorogi/ mempunyai hubungan dengan motif pertemuan. Pertemuan di dalam novel biasanya terjadi di jalan (дорогa /doroga/). Ini adalah suatu tempat yang baik untuk sebuah pertemuan yang tak terduga. Дорогa /Doroga/ merupakan jalannya ruang dan waktu dari berbagai orang yang merepresentasikan semua kelas sosial, asal, kebangsaan, dan umur merupakan titik perpotongan antara ruang dan waktu (Bakhtin 1981: 244). Di jalan (дорогa /doroga/), rangkaian ruang dan waktu menentukan nasib manusia dan kehidupan bersatu antara satu dan lainnya, bahkan dapat menjadi lebih rumit dan konkrit dengan hilangnya jarak sosial (Bakhtin, 1975: 245). Ia adalah titik awal sebuah pertemuan dan juga sebuah tempat untuk sebuah perpisahan. Dalam esainya Bakhtin menjelaskan bahwa di sini waktu dan ruang melebur menjadi satu membentuk membentuk jalan дорогa /doroga/. Hal ini membuat kesan дорогa /doroga/ menjadi sebuah tempat terjadinya perjalanan hidup (Bakhtin, 1975: 392). 2. Замок /Zamok/ Novel-novel dengan jenis ini berlatar pada masa kastil/kerajaan. Oleh karena itu di sana terdapat makna sejarah dan masa lampau. Kastil adalah tempat dimana raja tinggal dan juga merupakan tempat tinggal tokoh-tokoh bersejarah pada masa lalu. Oleh karena itu bentuk dan jejak-jejak sejarah dari masa berabad-abad silam terlihat jelas di sini. Lebih dari itu Bakhtin menjelaskan bahwa legenda dan tradisi menghiasi setiap sudut kastil dan lingkungannya sebagai pengingat kejadian masa lalu (Bakhtin, 1975: 394). Inilah yang membangun naratif yang menjadi ciri pada setiap novel jenis замок /zamok/. Sejarah masa-masa kerajaan memainkan peranan yang penting dalam novel ini. Jejak-jejak waktu di dalam замок /zamok/ mempunyai karakter yang kuno dan antik. Keterkaitan aspek ruang dan waktu di dalam kastil dan lingkungannya serta intensitas chronotope historis ini adalah faktor yang menentukan produktivitasnya sebagai sumber imajinasi di dalam perkembangan novel sejarah. 5

6 3. Гостиная-Салон /Gostinaya-Salon/ Гостиная-Салон /Gostinaya-Salon/ adalah sebuah tempat dimana terjadi pertemuan tetapi tidak lagi menekankan pada ketidaksengajaan seperti pada Хронотоп Дороги /Chronotope Dorogi/. Di sini jaringan dijalin, perpisahan terjadi dan di sini adalah tempat dimana berlangsungnya dialog, dan merupakan sesuatu yang mendapat tempat penting di dalam novel dimana diungkapkan ide-ide dan semangat para tokohnya. Hal yang terpenting di sisni adalah jalinan antara waktu sejarah (historical time) dan peristiwa sosial publik (everyday time) bersamaan dengan kehidupan pribadi seseorang (biographical time). Di sisni waktu yang terlihat secara kasat mata, yaitu waktu sejarah sebagaimana waktu biografis dan kehidupan keseharian pada saat itu mereka terjalin satu sama lian, menjadi satu penanda zaman (Bakhtin, 1975: 247). 4. Провинциальный Городок /Provincial nyj Gorodok/ Провинциальный Городок /Provincial nyj Gorodok/ adalah suatu tempat dimana berlangsungnya waktu keseharian (everyday time). Kota kecil dengan kehidupan yang stagnan merupakan latar yang paling umum pada novel-novel abad ke-19. Di sini tidak ada peristiwa, hanya perbuatan yang berulang secara konstan. Waktu tidak bergerak maju, melainkan bergerak dalam lingkaran yang sempit, yaitu lingkaran harian, lingkaran mingguan, dan lingkaran bulanan (Bakhtin, 1981: 247). Hari hanyalah sekedar hari, tahun hanya sekedar tahun, dan kehidupan hanya sekedar kehidupan. Hari-hari berlalu dengan semua aktivitas yang berulang, topik pembicaraan yang sama, dan lain-lain. Di sini waktu tanpa jejak sejarah, ia bergerak dalam lingkaran yang sempit, yaitu lingkaran harian, lingkaran mingguan, bulanan, lingkaran seluruh kehidupan. Contoh novel-novel seperti ini dapat kita temukan pada karya-karya Gogol, Turgenev, dan Chekov. Waktu disini ditandai tanpa adanya kejadian dan oleh karena itu terlihat hampir berhenti. Ia tidak bisa menjadi waktu utama di dalam novel. Ia dipakai sebagai waktu sampingan oleh penulis yang berhubungan dengan urutan kejadian yang bukan merupakan sebuah siklus harian (Bakhtin, 1981: 396). 5. Хронотоп Порога /Chronotop Poroga/ Хронотоп Порога /Chronotop Poroga/ pada dasarnya merupakan chronotope krisis dan titik puncak dari suatu kehidupan. Kata порог /porog/ sendiri sudah memiliki makna metafora 6

7 didalam pemakaiannya sehari-hari yang dihubungkan dengan titik perpecahan, momen krisis, serta adanya keputusan yang merubah seluruh kehidupan. Dalam karya sastra, Хронотоп Порога /Chronotop Poroga/ selalu bersifat metafora, simbolis dan bersifat implisit. Bakhtin menyatakan bahwa Хронотоп Порога /Chronotop Poroga/ sangat terlihat pada novel-novel karya Fyodor Dostoevsky. Di dalam novelnya Хронотоп Порога /Chronotop Poroga/ adalah tempat dimana berlangsungnya suatu peristiwa krisis, seperti kejatuhan, kebangkitan, dan pengambilan keputusan yang menentukan seluruh kehidupan manusia. Dalam chronotope ini, waktu pada dasarnya segera dan tidak memiliki durasi. Titik krisis ini memberikan kesan tanpa waktu (timelessness). Oleh karena itu di dalam Хронотоп Порога /Chronotop Poroga/ peran waktu adalah seketika itu juga (instantaneous) dan tanpa durasi. Pada saat itu subjek berada dalam ketakutan dan keraguan, kemudian mengambil keputusan yang sangat cepat sehingga waktu di sini terlihat berhenti, seperti pada kutipan di bawah. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode ini digunakan untuk meneliti gagasan atau pemikiran manusia yang telah tertuang dalam bentuk naskah primer maupun sekunder dengan melakukan studi krisis terhadapnya (Suriasumantri, 2001: 68). Metode deskriptif-analitis ini penulis lakukan dengan cara mendeskripsikan konsep chronotope yang dikemukakan oleh Bakhtin yang kemudian disusul dengan analisis chronotope yang muncul di dalam novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/. Chronotope dalam Novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ Karya Boris Akunin Setelah menganalisis novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ penulis menemukan tiga chronotope yang muncul. Chronotope tersebut adalah Хронотоп Дороги /Chronotope Dorogi/, Гостиная-Салон /Gostinaya-Salon/, dan Хронотоп Порога /Chronotop Poroga/. 1. Хронотоп Дороги /Chronotop Dorogi/ Bakhtin menyebutkan bahwa Хронотоп Дороги /Chronotop Dorogi/ mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motif pertemuan. Дорогa /Doroga/ adalah suatu tempat terbaik 7

8 untuk suatu pertemuan yang tak terduga. Orang yang terpisah oleh jarak, ruang dan waktu dapat dengan tidak sengaja bertemu dan nasib keduanya yang sangat berbeda bisa saja terbentur satu sama lain. Dalam novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ pertemuan antara kedua tokoh utama yaitu Varya dan Fandorin terjadi karena adanya persilangan antara ruang dan waktu dimana mereka berada di tempat dan waktu yang sama. Keduanya berada di sebuah bar di perbatasan Bulgaria di waktu yang sama, oleh karena itu terjadi pertemuan diantara keduanya. Pada saat itu Fandorin menghampiri Varya yang sedang duduk dan mengatakan kepadanya bahwa ia tidak seharusnya berada di tempat itu. Понурый, что сидел спиной, неспешно поднялся, подошел к Вариному столу и молча сел напротив. Она увидела бледное и, несмотря на седоватые виски, очень молодое, почти мальчишеское лицо с холодными голубыми глазами, тонкими усиками, неулыбчивым ртом. Странное было лицо, совсем не такое, как у остальных крестьян, хотя одет незнакомец был так же, как они. Но голубоглазый ни о чем спрашивать не стал. Удрученно вздохнул и, слегка заикаясь, сказал на чистом русском: Эх, мадемуазель, лучше дожидались бы жениха дома. Скверно могло закончиться. (Акунин, 1998: 11) /Ponuryj, čto sidel spinoj, nespešno podnjalsja, podošel k Varinomu stolu i molča sel naprotiv. Ona uvidela blednoe i, nesmotja na sedovatye viski, očen molodoe, počti mal čiskoe lico s xolodnymi golubymi glazami, tonkimi usikami, neulybčivym rtom. Strannoe bylo lico, sovsem ne takoe, kak u ostal nyx krest jan, xotja odet neznakomec byl tak že, kak oni. No goluboglaznyj ni o čem sprašivat ne stal. Udručenno vzdoxnul i, slegka zaikajas, skazal na čistom russkom: Ex, mademuazel, lučše dožidalis by ženixa doma. Skverno moglo zakončilas / Pria dengan wajah muram yang duduk membelakanginya itu bangkit dengan tenang, menghampiri meja Varya dan kemudian duduk diam dihadapannya. Varya melihat wajahnya yang pucat, meski tulang pelipisnya berwarna keabu-abuan, ia terlihat sangat muda, wajahnya seperti anak laki-laki dengan mata birunya yang dingin, kumis tipis dan tanpa senyuman di bibirnya. Wajahnya aneh, tidak seperti petani lainnya, meskipun orang yang tak dikenal itu berpakaian seperti mereka. Tetapi orang bermata biru itu tidak bertanya apa-apa. Ia menghela napas dengan sedih sambil berbicara dengan gagap dalam bahasa Rusia yang baik, Hei, nona, anda lebih baik menunggu tunangan anda di rumah. Di sini anda dapat berakhir dengan buruk. (Akunin, 1998: 11) Menurut Bakhtin sebuah pertemuan mungkin saja merupakan sesuatu yang dinginkan atau tidak diinginkan, menyenangkan atau menyedihkan, dan terkadang menakutkan (Bakhtin, 1981: 98). Dalam novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ pertemuan yang terjadi merupakan pertemuan yang menakutkan bagi Varya. Terlihat dari kutipan di bawah, bahwa Varya merasa asing dan takut dengan orang yang baru ditemuinya, yaitu Erast Fandorin. Ia memiliki pikiran buruk tentang orang yang ditemuinya itu. Ia merasa bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi padanya. На подошедшего хозяина голубоглазый даже не оглянулся, только пренебрежительно махнул, и грозный палач немедленно ретировался за стойку. Но спокойнее от этого Варе не стало. Наоборот, вот сейчас самое страшное и начнется. (Акунин, 1998: 11) 8

9 /Na podošedšego xozjaina goluboglaznyj daže ne ogljanulsja, tol ko prenebrežitel no maxnul, i groznyj palač nemedlenno retirovalsja za stojku. No spokojnee ot etogo Vare ne stalo. Naoborot, vot sejčas samoe strašnoe i načnetsja/ Bahkan orang bermata biru itu tidak melihat kepada pemilik bar yang sedang berjalan mendekat, ia hanya melambaikan tangan dengan enteng dan algojo yang menakutkan itu pun dengan segera kembali ke meja bar. Tetapi Varya tidak merasa lebih tenang karenanya. Sebaliknya, sesuatu yang buruk akan dimulai sekarang juga. (Akunin, 1998: 11) Di dalam novel, motif pertemuan diasumsikan sebagai suatu yang sangat penting karena pertemuan tersebut bukan hanya terjadi diantara dua orang individu melainkan juga pertemuan antara dua kebudayaan, dua karakter, dan dua takdir berbeda (Harry, 2005: 55). Дорогa /Doroga/ merepresentasikan semua kelas sosial, asal, agama, kebangsaan dan umur (Bakhtin, 1981: 224). Dalam novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ kedua tokoh utama tersebut berasal dari latar yang berbeda. Varya adalah anak dari seorang bangsawan dan ia merupakan seorang wanita yang pintar dan bahkan menjadi salah seorang telegrafer wanita pertama di Rusia. Ia juga merupakan wanita yang mandiri dan memberi perhatian besar pada pendidikan. Terlihat dari kutipan di bawah ini bahwa Varya pergi meninggalkan pekerjaannya sebagai telegrafer dan mengajar anak-anak petani di pedesaan. Стать одной из первых русских телеграфисток поначалу было лестно про Варю даже написали в «Петербургских ведомостях», однако служба оказалась невыносимо скучной и без каких-либо видов на будущее. И Варя уехала в тамбовское имение но не бездельничать, а учить и воспитывать крестьянских детей. (Акунин, 1998: 8) /Stat odnoj iz pervyx russkix telegrafistok ponačalu bylo lestno pro Varju daže napisali v «Peterburgskix vedomostjax», odnaku služba okazalas nevynosimo skučnoj i bez kakix-libo vidov na buduščee. I Varja uexala v tambovskoe imenie no ne bezdel ničat, a učit i vospityvat krest janskix detej/ Menjadi salah seorang telegrafer wanita pertama di Rusia membuat Varya dipuji-puji pada awalnya, bahkan kisahnya ditulis di surat kabar St. Petersburg, tetapi kewajiban tersebut ternyata sangat membosankan dan tidak memiliki prospek untuk masa depan. Oleh karena itu Varya pergi ke suatu perkebunan di Tambov. Tanpa membuang waktu ia mengajar dan mengasuh anak-anak petani. (Akunin, 1998: 8) Di sisi lain, Fandorin datang dari latar yang berbeda. Ia adalah seorang detektif yang menjadi relawan dalam perang Rusia melawan Turki. Pada saat itu ia sedang dalam perjalan menuju kota Bela. Sebelum menuju kesana ia sempat berada di penahanan Turki di Rumania selama beberapa bulan. Tetapi ia disana bukan sebagai tahanan melainkan sebagai tamu dari seorang gubernur salah satu provinsi di Rumania. Pada kutipan di bawah terlihat siapa Fandorin sebenarnya pada saat Varya bertanya padanya tentang asalnya. Вы кто? Вы откуда? Эраст Петрович Фандорин. Сербский волонтер. Возвращаюсь из турецкого плена. Это вас там мучили, да? 9

10 Никто меня не мучил. С утра до вечера поили кофеем и разговаривали исключительно пофранцузски. Жил на положении гостя у видинского каймакама. Видин это город на румынской границе. А каймакам губернатор. (Акунин, 1998: 13) /Vy kto? Vy otkuda? Erast Petrovič Fandorin. Serbskij volonter. Vozvraščajus iz tureckogo plena. Eto vas tam mučili, da? Nikto menja ne mučil. S utra do večera poili kofeem i razgovarivali isključitel no po-francuski. Žil na položenii gostja u vidinskogo kajmakama. Vidin eto gorod na rumynskoj granice. A kajmakam gubernator. Anda siapa? Anda dari mana? Erast Petrovich Fandorin. Relawan dari Serbia. Saya sedang dalam perjalanan pulang dari penahananturki. Apakah anda di sana disiksa? Tidak ada yang menyiksa saya. Dari pagi hingga petang saya dijamu dengan kopi dan kami hanya berbicara dalam bahasa Prancis. Saya tinggal sebagai tamu di kediaman Kaikam Vidin. Vidin adalah kota di perbatasan Rumania, sedangkan Kaimakam adalah gubernur. (Akunin, 1998: 13) Meski berasal dari latar yang berbeda, dengan adanya pertemuan tersebut perjalanan hidup mereka kemudian terjalin dan menjadi lebih rumit membentuk suatu perjalanan hidup yang baru. Ini adalah apa yang disebut dengan Хронотоп Дороги /Chronotop Dorogi/ yang dikonotasikan sebagai awal mula dari perjalanan hidup seseorang. Awal mula jalinan hidup kedua tokoh tersebut adalah pada saat Varya meminta Fandorin untuk mengantarkannya ke panglima militer tertinggi Rusia di Tsarevitsy. Setelah sampai di sana ternyata tunangan Varya, Petya, ditahan karena dianggap sebagai mata-mata Turki yang memanipulasi pesan rahasia sehingga kota Plevna dapat direbut Turki. Fandorin yang merupakan seorang detektif langsung berusaha memecahkan kasus tersebut. Karena mengetahui bahwa Fandorin sebenarnya adalah seorang detektif, maka Varya meminta Fandorin untuk menjadikannya sebagai asisten dalam menyelesaikan masalah tersebut agar Petya dapat dibebaskan. Pertemuannya dengan Fandorin, membawa nasib Varya menjadi berbeda daripada yang ia bayangkan sebelumnya. Tujuan awal Varya pergi Tsarevitsy adalah untuk bertemu dengan tunangannya, namun setelah adanya kasus mata-mata tersebut maka Varya bersama Fandorin akhirnya menjalin sebuah perjalanan hidup yang berbeda. Selain menjadi asisten Fandorin, banyak lagi kejadian yang mereka lalui bersama dan Varya tidak menyangka bahwa hal seperti itu akan terjadi di hidupnya. Varya mengalami banyak pengalaman baru, terutama pada saat ia diminta Fandorin untuk menyelidiki seseorang yang dianggap sebagai tersangka. Ia harus pergi ke Bukarest untuk menemui orang tersebut dan menyelidikinya demi terbongkarnya kasus mata-mata itu dan demi bebasnya Petya. Придется мне все-таки просить вас о помощи, хоть я и обещал... Да я что угодно! слишком поспешно воскликнула она и прибавила. Ради Петиного спасения. 10

11 И отлично. Фандорин испытующе посмотрел ей в глаза. Hо задание очень трудное и не из приятных. Я хочу, чтобы вы тоже отправились в Букарешт, разыскали там Лукана и попытались в нем разобраться. Допустим, попробуйте выяснить, действительно ли он так богат. Сыграйте на его тщеславии, хвастливости, глуповатости. Ведь он один раз уже сболтнул вам лишнее. (Акунин, 1998: 108) /Pridetsja mne vse-taki prosit vas o pomoši, xot ja i obešal... Da ja čto ugodno! sliškom pospešno voskliknula ona i pribavila. Radi Petinogo spasenija. I otlično. Fandorin ispytujušče posmotrel ej v glaza. No zadanie očen trudnoe i ne iz prijatnyx. Ja xoču, čtoby vy tože otpravilis v Bukarešt, razyskali tam Lukana i popytalis v nem razobrat sja. Dopustim, poprobujte vyjasnit, dejstvitel no li on tak bogat. Sygrajte na ego tščeslavii, xvalivosti, glupovatosti. Ved on odin ras uže sboltnul vam lišnee/ Aku terpaksa meminta pertolongan kepadamu, meskipun aku telah berjanji... Iya, apa saja! serunya dengan tergesa-gesa, kemudian ia menambahkan. Demi kebebasan Petya. Bagus sekali. Fandorin mencoba melihat kematanya. Tetapi tugas ini sangat sulit dan bukan sesuatu yang menyenangkan. Aku ingin supaya Anda pergi ke Bukarest, temukan Lukan disana dan coba selidiki ia. Coba selidiki apakah ia benar-benar kaya. Bermainlah dengan kesombongan, keangkuhan, dan kebodohannya. Ia sudah pernah sekali mengatakan rahasianya kepada Anda dengan berlebihan. (Akunin, 1998: 108) Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan di awal bahwa motif pertemuan erat kaitannya dengan motif lain seperti motif perpisahan, pelarian, kehilangan, dan cinta yang kesemuanya memiliki peran sangat besar dalam sebuah cerita. Begitu pula di dalam novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ pertemuan antara Varya dan Fandorin membuat jalan hidup mereka terjalin menjadi lebih rumit sehingga tumbuh benih cinta di hati Varya. Cinta Varya pada Fandorin terlihat jelas pada saat Varya harus berpisah dengannya. Perpisahan yang terjadi antara Varya dan Fandorin terjadi karena mereka memiliki tujuan masing-masing setelah berakhirnya perang tersebut. Saat mengetahui bahwa Fandorin akan pergi ke Jepang, Varya menangis karena ia mengetahui bahwa mereka tidak akan bertemu kembali. И вот пришел день, когда нужно было прощаться с Эрастом Петровичем. Фандорин оставался в Сан-Стефано с подписанием мира дипломатическая возня отнюдь не заканчивалась. Кончатся переговоры, и поеду из Константинополя в Порт-Саид, а оттуда пароходом в Японию. Назначен вторым секретарем посольства в Токио. В Японию? Слезы все-таки брызнули, и Варя яростно смахнула их перчаткой. (Акунин, 1998: 238) /I vot prišel den, kogda nužno bylo proščat sja s Erastom Petrovičem. Fandorin ostavalsja v San- Stefano s podpisaniem mira diplomatičeskaja voznja otnjud ne zakančivalas. Končatsja peregovory, i poedu is Konstantinopolja v Port-Said, a ottuda paroxodom v Japoniju. Naznačen vtorym sekretarem posol stva v Tokio. V Japoniju...? Slezy vse-taki bryznuli, i Varja jarostno smaxnula ix perčatkoj/ Dan sekarang datanglah hari dimana harus mengucapkan selamat tinggal pada Erast Petrovich. Fandorin tetap tinggal di San Stefano karena kesibukan diplomatik belum selesai meskipun perjanjian damai telah ditandatangani. 11

12 Setelah selesai perjanjian, aku akan pergi dari Konstantinopel ke Port-Said, dan dari sana pergi ke Jepang dengan kapal. Aku ditunjuk sebagai sekretaris kedua kedutaan besar di Tokyo. Ke Jepang...? Entah mengapa air mata Varya mengalir, dan ia dengan cepat menghapusnya dengan sarung tangannya. (Akunin, 1998: 238) Karena diawali pertemuanlah sehingga ada jalinan hidup antara Varya dengan Fandorin. Jalinan ini semakin rumit dengan adanya motif-motif lain yang membentuk plot dalam sebuah cerita. Motif-motif tersebut dapat berupa pertemuan, cinta, perpisahan, dan kehilangan yang menghiasi jalanannya hidup mereka. Inilah yang disebut oleh Bakhtin dengan Хронотоп Дороги /Chronotop Dorogi/ sebagai metafora jalannya kehidupan seseorang. Di sana ada pertemuan, perpisahan, cinta, dan kehilangan dan kesemuanya bergerak membentuk sebuah jalan bersama dengan aliran waktu. 2. Гостиная-Салон /Gostinaya-Salon/ Гостиная-Салон /Gostinaya-Salon/ adalah suatu tempat dimana berlangsungnya dialog dan merupakan tempat yang penting di dalam novel dimana ide-ide dan semangat para tokohnya diungkapkan. Dalam novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/, Гостиная-Салон /Gostinaya-Salon/ digambarkan sebagai sebuah klub, tempat dimana berlangsungnya dialog antara para wartawan dan petinggi perang yang bertemu dan berkumpul untuk menghabiskan waktu mereka. Di sana mereka bermain kartu, mengobrol, dan berbicara tentang banyak hal. Ini adalah tempat dimana semua kehidupan berlangsung sama dari hari ke hari dan perbuatan berulang secara konstan. Hari-hari berlalu dengan semua aktivitas yang berulang, topik pembicaraan yang sama, dan lain-lain. Klub tersebut merupakan tempat yang paling sering dikunjungi oleh semua tokoh di dalam novel ini. Klub wartawan tersebut merupakan perwujudan dari Гостиная-Салон /Gostinaya- Salon/ yang merupakan tempat dimana ide-ide para tokohnya diungkapkan. Pengungkapan ide-ide tersebut dilakukan di klub karena disanalah tempat mereka berkumpul menghabiskan waktu. Ide-ide filosofis yang mereka bicarakan berkisar seputar hubungan manusia dengan Tuhan. Pada saat itu Maklaflin membandingkan hubungan manusia dengan Tuhan dengan seperti hubungan anak-anak dengan orang tuanya. Ia mengatakan bahwa anak-anak mematuhi orang tua karena tahu bahwa mereka bergantung kepadanya, maka seperti itulah hubungan antara manusia dengan Yang Maha Kuasa. Здесь не может быть никакого взаимоуважения, горячо говорил Маклафлин, очевидно, отвечая на реплику д Эвре. 12

13 Отношения человека с Всевышним построены на заведомом признании неравенства. Не приходит же в голову детям претендовать на равенство с родителями! Ребенок безоговорочно признает превосходство родителя, свою зависимость от него, чувствует к нему благоговение и потому послушен для своего же блага. (Акунин, 1998: 62) /Zdes ne možet byt nikakogo vzaimouvaženija, gorjačo govoril Maklaflin, očevidno, otvečaja na repliku d Evre. Otnošenija čeloveka s Vsevyšnim postroeny na zavedomom priznanii neravenstva. Ne prixodit že v golovu detjam pretendovat na ravenstvo s roditeljami! Rebenok bezogovoročno priznaet prevosxodstvo roditelja, svoju zavisimost ot nego, čuvstvuet k nemu blagogovenie i potomu poslušen dlja svoego že blaga/ Di sini tidak mungkin ada sikap saling menghormati, Maklaflin berbicara dengan hangat, jelaslah ia menjawab isyarat d Evre. Hubungan manusia dengan Yang Maha Kuasa dibangun di atas pengetahuan yang buruk tentang ketidaksamaan. Tidaklah datang ke kepala anak-anak tuntutan atas persamaannya dengan orang tua! Anak-anak menerima keunggulan orang tua tanpa adanya syarat, yaitu karena kebergantungan terhadapnya, ia merasakan penghormatan padanya dan karena itulah ia mematuhinya, demi kebaikannya. (Akunin, 1998: 62) Bakhtin menjelaskan bahwa Гостиная-Салон /Gostinaya-Salon/ juga merupakan tempat dimana terjadinya jalinan antara sejarah dan peristiwa sosial publik dengan kehidupan pribadi seseorang. Di sini yang diutamakan adalah jalinan antara waktu historis (historical time) dan waktu biografis (biographical time) bersama dengan waktu keseharian (everyday time) (Bakhtin, 1981: 247). Di dalam novel ini, waktu biografis digambarkan sebagai kehidupan pribadi para tokohnya. Sedangkan waktu keseharian adalah sebuah dimensi waktu di suatu tempat dimana tidak ada peristiwa yang terjadi, yang ada hanyalah perbuatan yang terus berulang secara konstan. Di dalam novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ ketiga elemen tersebut muncul di dalam wujud sebuah klub. Waktu historis di dalam novel ini digambarkan dengan adanya perebutan kota Plevna oleh Turki. Karena Turki dapat mudah merebut Plevna, maka pertahanan Rusia akan menjadi semakin melemah. Pertempuran tersebut merupakan pertempuran yang sengit karena Rusia harus mempertahankan Plevna dengan jumlah pasukan yang lebih sedikit dibandingkan dengan Turki. Sebanyak tujuh ribu pasukan Rusia tidak dapat mengalahkan Turki yang ternyata jumlahnya lebih banyak. Banyak orang yang terluka pada pertempuran tersebut, dan tidak sedikit pula orang yang terbunuh. Sebanyak sepertiga dari pasukan Rusia gugur dan beberapa pemimin perangnya terluka parah. Pada saat itu Rusia mengalami kekalahan total dan akhirnya Plevna dapat direbut oleh Turki. Полный разгром. Генерал Шильдер-Шульднер шел напролом, без разведки, хотел опередить Осман-пашу. Наших было семь тысяч, турок много больше. Колонны атаковали в лоб и угодили под перекрестный огонь. Убит командир Архангелогородского полка Розенбом, смертельно ранен командир Костромского полка Клейнгауз, генерал-майора Кнорринга 13

14 принесли на носилках. Треть наших полегла. Прямо мясорубка. Вот вам и три табора. И турки какие-то другие, не те, что раньше. Дрались как черти. (Акунин, 1998: 86) /Pol nyj razgrom. General Šilder-Šul dner šel naprolom, bez razvedki, xotel operedit Osman-pašu. Naših bylo sem tysjač, turok mnogo bol še. Kolonny atakovali v lob i ugodili pod perekrestnyj ogon. Ubit komandir Arxangelogorodskogo polka Rozenbom, smertel no ranen komandir Kostromskogo polka Klejngauz, general-majora Knorringa prinesli na nosilkax. Tret našix polegla. Prjamo mjasorubka. Vot vam i tri tabora. I turki kakie-to drugie, ne te, čto ran še. Dralis kak čerti/ Kekalahan total. Jendral Shilder-Shundner datang tanpa pengintaian terlebih dahulu, ia ingin berada langsung di depan Osman-Pasha. Pasukan kita berjumlah orang, tetapi orang-orang Turki itu lebih banyak. Pasukan kita bertarung secara langsung dalam menghadapi baku tembak. Mereka membunuh Rozenbom, pemimpin resimen Arkhangelsk, Kleinhauz, komandan resimen Kostromkij terluka parah, mayor jendral Knorring membawanya ke usungan. Sepertiga dari kita tumbang. Pembunuhan besar-besaran secara langsung. Tiga batalion ini untuk anda. Tetapi Turki berbeda, tidak seperti pada awalnya. Mereka bertarung seperti iblis. (Akunin, 1998: 86) Waktu historis yang telah disampaikan di atas kemudian mempengaruhi kehidupan pribadi para tokohnya. Setelah terjadi perang besar-besaran dan perebutan Plevna, para perwira terlihat muram. Mereka terlihat kebingungan karena tidak menyangka bahwa Turki akan menyerang Plevna. Mereka menanggap bahwa Plevna adalah kota yang sangat mudah untuk ditaklukkan tetapi pada akhirnya dapat dengan mudah jatuh ke tangan Turki. Waktu biografis ini digambarkan dengan adanya penyesalan dari para tokohnya tentang kejadian tersebut. Oleh karena itu di sini sangat jelas terlihat Гостиная-Салон /Gostinaya-Salon/ yang menggabungkan elemen-elemen waktu tersebut. Pertempuran memperebutkan Plevna tersebut membuat semua orang yang terlibat dalam perang tersebut menjadi sedih. Tak luput juga Varya yang sangat sedih akan kejadian tersebut karena sangat banyak orang yang mati dan terluka. Varya kemudian menyalahkan para perwira itu karena setelah pertempuran Plevna mereka hanya duduk diam tanpa melakukan apa-apa. Terlihat pada kutipan di bawah saat Varya mengunjungi klub wartawan yang merupakan tempat berlangsungnya kehidupan keseharian (everyday time). Di sana semua orang sedang mengalami depresi akibat kekalahan. Namun tidak ada yang memperhatikan Varya. Ia kecewa dengan mereka karena hanya duduk diam tanpa melakukan apa-apa. Жизнь кипела лишь за карточным столом, где вторые сутки не прекращаясь шла игра. Бледный Зуров, дымя сигарой, быстро сдавал карты. Он ничего не ел, зато не переставая пил и при этом нисколько не пьянел. Напротив, ероша волосы, сидел обезумевший полковник Лукан. Фандорина в клубе не было, д Эвре тоже, а Соболев, окруженный офицерами, колдовал над трехверсткой и на Варю даже не взглянул. Уже жалея, что пришла, она сказала: Граф, вам не стыдно? Столько людей погибло. (Акунин, 1998: 87) /Žizn kipela liš za kartočnym stolom, gde vtorye sutki ne prekraščajas šla igra. Blednyj Zurov, dymja sigaroj, bystro sdaval karty. On ničego ne el, zato ne perestaval pil i pri etom niskol ko ne p janel. Naprotiv, eroša volosy, sidel obezumevšij polkovnik Lukan. Fandorina v klube ne bylo, d Evre tože, ne vzgljanul. Uže žaleja, čto prišla, ona skazala: Graf, vam ne stydno? Stol ko ljudej pogiblo/ 14

15 Tempat dimana kehidupan berlanjut hanya di meja kartu, dimana telah dua malam permainan berhenti. Zurov yang pucat dengan cepat membagikan kartu sambil menghisap cerutu. Ia belum makan sama sekali, tetapi tidak berhenti minum dan ia sama sekali tidak mabuk karenanya. Di hadapannya duduk kolonel Lukan yang putus asa yang mengacak-acak rambutnya. Fandorin tidak ada di klub, begitu pula dengan d Evre, sedangkan Sobolev yang dikelilingi para perwira sedang membaca peta berskala 3 mil bahkan tidak melihat Varya. Karena menyesal telah datang, ia berkata, Tuan, apakah anda tidak malu? Telah banyak orang yang mati. (Akunin, 1998: 87) Di sini jelas terlihat bahwa ada jalinan antara waktu historis (historical time) dengan waktu biografis (biographical time) para tokohnya. Tanggapan yang dilakukan tokoh-tokoh dalam menghadapi ini berbeda-beda. Varya melakukan tindakan yang ceroboh dengan langsung marah kepada setiap orang yang ditemuinya. Namun Fandorin berpikir lebih tenang dan mencoba mencari solusi yang terbaik agar perang tersebut dapat segera dihentikan. 3. Хронотоп Порога /Chronotop Poroga/ Dalam novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/, Хронотоп Порога /Chronotop Poroga/ digambarkan di sebuah ruangan dimana terjadi pertemuan antara para petinggi militer Rusia pada perang melawan Turki. Di tempat itulah terjadi krisis dalam kehidupan tokohnya yang menentukan seluruh kehidupannya. Setelah melakukan penyelidikan terhadap mata-mata bersama Varya, akhirnya Fandorin menemukan bukti-bukti yang menguatkan bahwa matamata yang sebenarnya adalah d Evre. Pada saat diadakan pertemuan antara perwira militer akhirnya Fandorin membongkar kedok d Evre yang berpura-pura menjadi seorang jurnalis untuk koran Revue Parisienne yang berasal dari Prancis. Sebenarnya ia adalah Anwar-Efendi yang berasal dari Turki yang bertugas sebagai mata-mata dalam perang tersebut. Pada saat Fandorin menyatakan bahwa d Evre adalah mata-mata yang selama ini mereka cari, banyak orang yang tidak percaya dengan Fandorin. Hal itu disebabkan karena selama ini d Evre dianggap sebagai orang yang baik diantara perwira militer dan teman-temannya sesama jurnalis. Pada akhirnya Fandorin dapat meyakinkan mereka bahwa d Evre adalah mata-mata yang sebenarnya dengan mengemukakan berbagai bukti yang telah disimpannya sendiri selama ini. Penjelasan pertamanya adalah mengenai nama d Evre yang mirip dengan sebuah nama kota kecil di Bosnia. Saat melihat artikel yang ditulis d Evre di koran Revue Parisienne, Fandorin melihat bahwa di sana tertulis nama d Hevrais. Pada saat itu ia langsung mengingat bahwa musuh mereka, Anwar-Efendi, dilahirkan di suatu kota kecil di Bosnia yang bernama Hevrais. Fandorin melihat bahwa nama d Evre adalah nama samaran yang diambil dari nama kota tersebut. 15

16 Стоило мне первый раз увидеть вашу подпись в «Ревю паризьен» d Hevrais, и я сразу вспомнил, что наш главный оппонент Анвар-эфенди, по некоторым сведениям, родился в боснийском городке Хевраис. D Hevrais, «Хевраисский» это, согласитесь, слишком уж прозрачный псевдоним. Это, конечно, могло оказаться случайным совпадением, но так или иначе выглядело подозрительно. (Акунин, 1998:219 ) /Stoilo mne pervyj raz uvidet vašu podpis v «Revju pariz en» d Hevrais, i ja srazu vspomnil, čto naš glavnyj oponent Anvar-efendi, po nekotorym svedenijam, rodilsja v bosnijskom gorodke Xevrais. D Hevrais, «Xevraisskij» eto, soglasites, sliškom už prozračnyj psevdonim. Eto, konečno, moglo okazat sja slučajnym sovpadaniem, to kak ili inače vygljadelo podozritel no/ Pertama kali aku melihat tanda tanganmu di koran Revue Parisienne adalah d Hevrais, aku langsung ingat bahwa musuh utama kami, Anwar-Efendi, menurut beberapa sumber, lahir di kota kecil di Bosnia yang bernama Hevrais. D Hevrais berasal dari Hevrais yang merupakan penyamaran yang sangat nyata. Itu tentu saja dapat membuktikan kebetulan yang tak disengaja, tetapi hal itu terlihat mencurigakan. (Akunin, 1998: 219) Setelah banyak bukti lain yang diungkapkan oleh Fandorin, maka akhirnya kedok d Evre sebagai seorang mata-mata terbongkar. Pada saat itu d Evre berada pada titik krisis di dalam hidupnya. Ini menunjukkan ciri Хронотоп Порога /Chronotop Poroga/ dimana terjadi titik krisis dan keputusan yang merubah suatu kehidupan. D Evre mengalami sebuah peristiwa yang akan menentukan seluruh kehidupannya, apakah ia akan ditangkap dan dijebloskan ke penjara atau bahkan dihukum mati. Namun ia juga dapat memilih untuk melarikan diri agar tidak mendapat hukuman tersebut. Oleh karena itu ia harus dengan cepat berpikir dan melakukan suatu tindakan yang menurutnya adalah jalan terbaik bagi hidupnya. Kemudian d Evre memutuskan untuk menyelamatkan dirinya dengan menyekap Varya dan mengancam akan membunuhnya. Ia mengeluarkan sebuah pistol dan menembakkannya dua kali ke udara. Kemudian ia menarik Varya yang ada di dekatnya dan dijadikan pelindung agar tidak ada yang berani melakukan penangkapan kepadanya. Setelah itu d Evre kemudian berjalan mundur dan masuk ke dalam sebuah gudang dimana d Evre menahan Varya. Saat berada di gudang tersebut, d Evre mengaku kepada Varya bahwa dirinya mengorbankan diri untuk menjadi mata-mata demi kemenangan Turki. Tujuannya menyekap Varya saat ini adalah untuk dapat memperpanjang waktu agar pasukan Turki memiliki waktu yang cukup untuk sampai ke Plevna dan dapat mengalahkan Rusia. Моя жизнь значит в этой партии не так уж мало. Моя жизнь это фигура, но я ценю ее выше, чем Османскую империю. Скажем так: империя это слон, а я это ферзь. Однако ради победы можно пожертвовать и ферзем во всяком случае, партию я уже не проиграл, ничья-то обеспечена! он возбужденно рассмеялся. Мне удалось продержать вашу армию под Плевной гораздо дольше, чем я надеялся. (Акунин, 1998: 231) /Moja žizn značit v etoj partii ne tak už malo. Moja žizn eto figura, no ja cenju ee vyše, čem Osmanskuju imperiju. Skažem tak: imperija eto slon, a ja eto ferz. Odnako radi pobedy možno požertvovat i ferzem... vo vsjakom slučae, partiju ja uže ne proigral, nič ja-to obespečena! on vozbuždenno rassmejalsja. Mne udalos proderžat vašu armiju pod Plevnoj gorazdo dol še, čem ja nadejalsja/ 16

17 Hidupku tidak berarti sedikit dalam permainan ini. Hidupku adalah biji catur, tetapi aku menghargainya lebih tinggi daripada Imperial Usmani. Bisa dibilang begini, imperial adalah sebuah gajah, dan aku adalah menteri. Akan tetapi demi sebuah kemenangan harus mengorbankan menteri...walau bagaimanapun, aku belum kalah dalam permainan ini! Aku bermaksud untuk menahan pasukan anda ke Plevna lebih lama lagi daripada yang kuharapkan. (Akunin, 1998: 231) Setelah perang berakhir, ternyata Rusia memenangkan peperangan tersebut. D Evre yang bermaksud memperpanjang waktu kedatangan pasukan Turki ke Plvena akhirnya gagal. Negara yang dicintainya itu kalah, dan ia mau tidak mau harus menerima kekalahan itu. Sekarang ia menyadari bahwa waktu hidupnya tidak lama lagi. Ia kemudian membuka pintu danmembebaskan Varya. Pada saat itu juga Sobolev masuk dan menembak mati d Evre. Di dalam novel ini krisis terhadap kehidupan d Evre terlihat jelas dan harus berakhir dengan kematian. Ia memilih untuk tidak menyerahkan diri dan pada akhirnya ia harus mengakhiri hidupnya di tangan Sobolev. Отступили! охрипшим после боя голосом объявил он. Потери ужасные, но ничего, скоро должен эшелон подойти. Кто это так славно выводит? Это ж «Лючия де Ламермур», обожаю! и генерал принялся подпевать приятным сипловатым баритоном. Del ciel clemente un riso, la vita a noi sara! прочувствованно допел он последнюю строфу, и тут за дверью раздался выстрел. (Акунин, 1998: 236) /Otstupili! oxripšim posle boja golosom ob javil on. Poteri užasnye, no ničego, skoro dolžen ešelon podojti. Kto eto tak slavno vyvodim? Eto ž «Ljučija de Lamermur», obožayu! i general prinjalsja podpevat prijatnym siplovatym baritonom. Del ciel clemente un riso, la vita a noi sara! Pročuvstvovanno dopel on poslednjuju strofu, i tut za dver ju razdalsja vystreli/ Mereka telah mundur! Ia mengumunkan dengan suara yang parau setelah berperang. Kerugian kita sangat mengerikan, tetapi tidak apa-apa, kita harus segera naik pangkat. Siapa itu yang bernyanyi dengan bagus? Itu adalah Lucia de Lamermur, aku menyukainya! dan jendral itu mulai bernyanyi dengan senang dengan suara bariton yang serak. Del ciel clemente un riso, la vita a noi sara! dengan sepenuh hati ia menyanyikan lagu tersebut sampai bait terakhir, dan kemudian dari balik pintu terdengar suara tembakan. (Akunin, 1998: 236) Di dalam novel ini terlihat bahwa Хронотоп Порога /Chronotop Poroga/ adalah titik krisis dimana berlangsungnya peristiwa yang menentukan seluruh kehidupan tokoh-tokonhya. Pada novel ini krisis yang dialami d Evre terlihat menentukan kehidupannya. Titik krisis ini memberikan kesan tanpa waktu (timelessness), karena pada saat itu ia berada dalam ketakutan dan keraguan, kemudian mengambil keputusan yang sangat cepat sehingga waktu di sini terlihat berhenti. Oleh karena itu di dalam novel ini juga terlihat Хронотоп Порога /Chronotop Poroga/ dimana peran waktu adalah seketika itu juga (instantaneous). Dari ketiga chronotope yang muncul dalam novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/, yang terlihat paling dominan adalah Хронотоп Дороги /Chronotop Dorogi/. Sedangkan kedua 17

18 chronotope lainnya, yaitu Гостиная-Салон /Gostinaya-Salon/ dan Хронотоп Порога /Chronotop Poroga/ merupakan chronotope pendukung dari Хронотоп Дороги /Chronotop Dorogi/. Di sini Гостиная-Салон /Gostinaya-Salon/ berperan sebagai pendukung berjalannya cerita dan Хронотоп Порога /Chronotop Poroga/ menjadi titik puncak dari jalinan hidup kedua tokoh utama di dalam novel tersebut. Hal ini berarti bahwa kedua chronotope tersebut berfungsi hanyan sebagai pendukung jalannya Хронотоп Дороги /Chronotop Dorogi/. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ bergenre Хронотоп Дороги /Chronotop Dorogi/. Kesimpulan Mikhail Bakhtin ( ) memiliki peran sangat besar dalam kehidupan kesusastraan Rusia pada abad XX. Ia menyatukan dua kritik sastra yang sangat berpengaruh pada masa itu, yaitu Formalisme dan Marxisme. Sebagai hasilnya ia mengungkapkan sebuah konsep yang disebut dengan poetica sosiologis. Konsep tersebut kemudian berkembang menjadi konsep dialogisme, karnaval dan juga chronotope. Chronotope adalah ide mengenai komposisi ruang dan waktu yang dituangkan di dalam karya sastra. Konsep chronotope Bakhtin inilah yang kemudian dijadikan dasar analisis oleh penulis dalam penelitian ini serta ditunjang dengan metode deskriptif-analitis dalam menganalisis novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ karya Boris Akunin. Bakhtin menyatakan bahwa ada tiga jenis novel yang ditulis mulai dari abad II sampai abad XIX. Ketiga jenis novel tersebut adalah Авантюрный Роман Испытания /Avantjurnyj Roman Ispytanija/ Novel Petualangan dengan Tantangan/, Авантюрно-бытовый Роман/ Novel Petualangan dengan Kehidupan Keseharian/ dan Биографический Роман /Biografičeskij Roman/ Novel Biografis/. Ketiga jenis novel tersebut tersusun atas beberapa chronotope minor yang saling berkaitan antara satu sama lain. Chronotope minor tersebut adalah Хронотоп Дороги /Chronotope Dorogi/, Готический /Goticheskij/, Гостиная- Салон /Gostinaya-Salon/, Провинциальный Городок /Provincial nyj Gorodok/ dan Хронотоп Порога /Chronotop Poroga/. Dari hasil analisa diketahui bahwa dalam novel Турецкий Гамбит /Tureckij Gambit/ ditemukan tiga jenis chronotope. Yang pertama adalah Хронотоп Дороги /Chronotope Dorogi/ yang diawali dengan pertemuan antara kedua tokoh utamanya, yaitu Varya dan 18

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

PERUBAHAN SEBAGAI PLOT DALAM NOVELET МOЯ ЖИЗНЪ KARYA ANTON P. CHEKHOV (Suatu Tinjauan Struktural Greimas)

PERUBAHAN SEBAGAI PLOT DALAM NOVELET МOЯ ЖИЗНЪ KARYA ANTON P. CHEKHOV (Suatu Tinjauan Struktural Greimas) PERUBAHAN SEBAGAI PLOT DALAM NOVELET МOЯ ЖИЗНЪ KARYA ANTON P. CHEKHOV (Suatu Tinjauan Struktural Greimas) KRISNA KRISTIAN H1G050032 ABSTRAK Skripsi ini berjudul Perubahan sebagai Plot dalam Novelet Kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com LUCKY_PP UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Oleh: Lucky_pp Copyright 2014 by Lucky_pp Desain Sampul: Ii dan friend Diterbitkan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) Disusun Oleh: JOANITA CITRA ISKANDAR - 13010113130115 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

#### Selamat Mengerjakan ####

#### Selamat Mengerjakan #### Apakah Anda Mahasiswa Fak. Psikolgi Unika? Ya / Bukan (Lingkari Salah Satu) Apakah Anda tinggal di rumah kos / kontrak? Ya / Tidak (Lingkari Salah Satu) Apakah saat ini Anda memiliki pacar? Ya / Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologis sastra atau sastera berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari akar kata Cas atau sas dan tra. Cas dalam bentuk kata kerja yang diturunkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang perjuangan seorang perempuan yang ingin memperjuangkan perempuan lain, agar mendapatkan haknya. Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. efikasi diri. Teori struktural digunakan untuk mengetahui unsur-unsur intrinsik cerpen

BAB IV KESIMPULAN. efikasi diri. Teori struktural digunakan untuk mengetahui unsur-unsur intrinsik cerpen BAB IV KESIMPULAN Cerpen Tomochan no Shiawase karya Yoshimoto Banana dianalisis menggunakan teori struktural dan teori kognitif sosial Albert Bandura mengenai efikasi diri. Teori struktural digunakan untuk

Lebih terperinci

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya. Keberanian Pagi itu di pedesan Kaliurang udara tampak sejuk dan embun pagi mulai pupus. Pada hari pahlawan 10 November tahun dimana kita mengingat perjuangan para pahlawan Indonesia. Ibu Malino sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

SINOPSIS. Universitas Darma Persada SINOPSIS Watanabe Toru adalah seorang pria berusia 37 tahun yang sedang menaiki pesawat Boeing 737 menuju ke bandara Hamburg, Jerman. Sesampainya di bandara, dia mendengar suara lantunan instrumentalia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal

Kecakapan Antar Personal Kecakapan Antar Personal Essay Sopan santun dalam Komunikasi Oleh : Andrian Ramadhan Febriana 10512318 Sistem Informasi 8 Berkomunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam melaksanakan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Haruki Murakami adalah seorang penulis, novelis, sastrawan, dan penerjemah yang berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. amanat, sudut pandang dan gaya bahasa yang saling berhubungan. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. amanat, sudut pandang dan gaya bahasa yang saling berhubungan. Dengan demikian, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak dapat dilihat hanya sebagai suatu sistem norma saja, karena karya sastra merupakan suatu sistem yang terdiri dari struktur, seperti tema, tokoh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai budaya terdapat di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai negara yang berbudaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Budaya tersebut memiliki fungsi

Lebih terperinci

KALIMAT MAJEMUK SUBORDINATIF DENGAN ANAK KALIMAT ATRIBUTIF DALAM BAHASA RUSIA (TINJAUAN SINTAKTIS) DWI PRASTUTI

KALIMAT MAJEMUK SUBORDINATIF DENGAN ANAK KALIMAT ATRIBUTIF DALAM BAHASA RUSIA (TINJAUAN SINTAKTIS) DWI PRASTUTI KALIMAT MAJEMUK SUBORDINATIF DENGAN ANAK KALIMAT ATRIBUTIF DALAM BAHASA RUSIA (TINJAUAN SINTAKTIS) DWI PRASTUTI 180710080002 PROGRAM STUDI SASTRA RUSIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS PADJADJARAN AGUSTUS,

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Secara umum, pendekatan penelitian atau disebut dengan paradigma penelitian yang cukup dominan adalah pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Seorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu karya sastra tercipta tidak dalam kekosongan sosial budaya. Artinya, pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian dengan elegannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Karya sastra adalah sebuah struktur yang kompleks. Oleh karena itu, untuk dapat memahaminya haruslah karya sastra dianalisis. Dalam analisis itu karya sastra diuraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

Kriteria Penilaian Skrip CVC

Kriteria Penilaian Skrip CVC Kriteria Penilaian Skrip CVC No Kriteria Nilai 1 Ide Cerita* Sedang ada 2 Cerita dasar* Sedang Ada 3 Penjelasan Karakter Ada Ada 4 Penjelasan lokasi Ada Ada 5 Plot/Alur Cerita* Sedang Ada 6 Outline/Storyline

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana terpenting dalam segala jenis komunikasi yang terjadi di dalam kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah,

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Siti Fatimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan sebuah karya seni berupa rangkaian gambar hidup yang diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai bentuk hiburan. Film

Lebih terperinci

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( ) ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( 09.12.3843 ) Copyright 2011 Reza Fahlevi All Right Reserved SINOPSIS adalah seorang anak laki-laki dari pasangan Yusaku Matsuda dan dari desa kecil bernama Chikuya di

Lebih terperinci

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com MEMBILAS PILU Oleh: Dipa Tri Wistapa Copyright 2014 by Dipa Tri Wistapa Penerbit Dipa Tri Wistapa Website dipoptikitiw@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata sastra diambil dari bahasa latin dan juga sansekerta yang secara harafiah keduanya diartikan sebagai tulisan. Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang selain dikenal sebagai negara maju dalam bidang industri di Asia, Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra prosa,

Lebih terperinci

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Pertama Kali Aku Mengenalnya 1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam ilmu multimedia, animasi merupakan hasil dari kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa melalui sebuah aplikasi multimedia sehingga menghasilkan gambar

Lebih terperinci

Keluarga 117. Bab 11. Keluarga

Keluarga 117. Bab 11. Keluarga Keluarga 117 Bab 11 Keluarga Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) menirukan dialog drama yang dibacakan guru; 2) menceritakan peristiwa yang pernah dialami; 3) membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Plato,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sejenis Penelitian lain yang membahas tentang Citra Perempuan adalah penelitian yang pertama dilakukan oleh Fitri Yuliastuti (2005) dalam penelitian yang berjudul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil cipta, kreasi, imajinasi manusia yang berbentuk tulisan, yang dibangun berdasarkan unsur ekstrinsik dan unsur instrinsik. Menurut Semi

Lebih terperinci

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Nama: ika Putri k Nim: 09.11.2577 Kelas: S1 TI 01 PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Pada suatu hari terjadi perang antara rakyat Indonesia dengan Malaysia dikarenakan Malaysia sering kali merebut wilayah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Citra tokoh..., Vidya Dwina Paramita, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Citra tokoh..., Vidya Dwina Paramita, FIB UI, 2009 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak dengan segala problematika yang melingkupinya merupakan salah satu topik yang tidak ada habisnya dibahas. Dalam diri seorang anak, melekat hak untuk mendapat

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra berfungsi sebagai penuangan ide penulis berdasarkan realita kehidupan atau imajinasi. Selain itu, karya sastra juga dapat diposisikan sebagai dokumentasi

Lebih terperinci

MENGUNGKAPKAN PERASAANMU (Semuanya, Sekitar Naik, Turun), 15 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Mengungkapkan Perasaanmu

MENGUNGKAPKAN PERASAANMU (Semuanya, Sekitar Naik, Turun), 15 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Mengungkapkan Perasaanmu Pelajaran 11 MENGUNGKAPKAN PERASAANMU Semuanya Sekitar, Naik, Turun 15 Desember 2012 1. Persiapan A. Sumber Matius 7:12 Yohanes 15:11 2 Samuel 6:14 Efesus 4:26-32 Yohanes 2:13-15 Matius 26:38 Mazmur 6:6,7

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Judul resensi Feromon Cinta

Judul resensi Feromon Cinta Judul resensi Feromon Cinta Judul novel : Imaji Dua Sisi Penulis : Saiful Anwar (biasa dipanggil Sayfullan) Penerbit : de TEENS Sampangan Gg. Perkutut no.325-b, Jl. Wonosari, Baturetno Banguntapan Jogjakarta

Lebih terperinci

Pelajaran 13 ANDA, SEORANG PAHLAWAN? Pentingnya Satu 29 Maret 2014

Pelajaran 13 ANDA, SEORANG PAHLAWAN? Pentingnya Satu 29 Maret 2014 Pelajaran 13 ANDA, SEORANG PAHLAWAN? Pentingnya Satu 29 Maret 2014 Pentingnya Satu (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?) Satu menciptakan perbedaan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

Lebih terperinci

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Karya satra merupakan hasil dokumentasi sosial budaya di setiap daerah. Hal ini berdasarkan sebuah pandangan bahwa karya sastra mencatat kenyataan sosial budaya

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya. Lelah menanti.. Cinta untukmu tak pernah berbalas. Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya. Lucu memang, aku masih saja merindukanmu.. Walau kutau hatimu

Lebih terperinci

Henny Riyah Tristanti / ABSTRAK

Henny Riyah Tristanti / ABSTRAK ANALISIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL БEДНЫE ЛЮДИ / BEDNYE LJUDI / ORANG - ORANG MALANG KARYA FYODOR MIKHAILOVICH DOSTOEVSKY : SEBUAH TINJAUAN EKSISTENSIALISME Henny Riyah Tristanti / 0906560185 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk

Lebih terperinci

Pepe juga yang membuat secret poison untuk membantu Avril memuaskan dendamnya pada lakilaki yang menorehkan luka dalam hidupnya.

Pepe juga yang membuat secret poison untuk membantu Avril memuaskan dendamnya pada lakilaki yang menorehkan luka dalam hidupnya. SERPIH hidup ini bagai serpih puzzle setiap serpihnya memiliki cerita tersendiri semuanya terberai dalam satu semesta kita membutuhkan waktu untuk merekatnya ASING. Semua serba asing. Wajah-wajah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain. Sastra adalah komunikasi. Bentuk rekaman atau karya sastra tadi harus dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi sosial memainkan peran dalam masyarakat individu atau kelompok. Interaksi diperlukan untuk berkomunikasi satu sama lain. Selain itu, masyarakat membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI. memuat serangkaian peristiwa yang dijalin dan disajikan secara kompleks. Novel

BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI. memuat serangkaian peristiwa yang dijalin dan disajikan secara kompleks. Novel BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Novel Tapol merupakan salah satu prosa fiksi atau cerita rekaan yang memuat serangkaian peristiwa yang dijalin dan disajikan secara kompleks. Novel ini sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada

BAB I PENDAHULUAN. Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada tahun 1911. Kumpulan surat tersebut pertama kali dibukukan oleh sahabat pena R.A Kartini yang

Lebih terperinci

Pelajaran 1 HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA SORGA Sulit Untuk bersembunyi 5 Januari 2013

Pelajaran 1 HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA SORGA Sulit Untuk bersembunyi 5 Januari 2013 Pelajaran 1 HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA SORGA Sulit Untuk bersembunyi 5 Januari 2013 Sulit Untuk Bersembunyi (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?) Pada1996

Lebih terperinci

Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan

Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan Mikhail Gorbachev: Uni Soviet dihancurkan oleh pengkhianatan 15 Desember 2016 http://www.bbc.com/indonesia/dunia-38311912 Image captionmikhail Gorbachev, 85 tahun, kini jarang tampil untuk wawancara. Mantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pada dasarnya setiap individu mempunyai pengalaman tentang suatu peristiwa. Pengalaman itu dapat berupa: kesenangan, kesedihan, keharuan, ketragiasan, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan karya sastra tidak dapat dilepaskan dari gejolak dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Karena itu, sastra merupakan gambaran kehidupan yang terjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih tetap ada sampai sekarang ini. Wanita Jepang memiliki citra sebagai seorang wanita yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada zaman Heian sangatlah sensitif terhadap perasaan pribadi terutama dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. pada zaman Heian sangatlah sensitif terhadap perasaan pribadi terutama dalam hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kesusastraan zaman Heian cerita yang bertemakan cinta sering kali diekspresikan dalam kata-kata yang dapat membangkitkan emosi dari pembaca. Masyarakat pada saat

Lebih terperinci

Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda, Almarhum Ayahanda dan Ani

Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda, Almarhum Ayahanda dan Ani Just remember, there's a right way and a wrong way to do everything and the wrong way is to keep trying to make everybody else do it the right way (Colonel Potter) Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibunda,

Lebih terperinci

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat Dahulu kala, dikota Persia, hidup 2 orang bersaudara yang bernama Kasim dan Alibaba. Alibaba adalah adik Kasim yang hidupnya miskin dan tinggal didaerah pegunungan. Ia mengandalkan hidupnya dari penjualan

Lebih terperinci

Karya Kreatif Tanah Air Beta

Karya Kreatif Tanah Air Beta Mulyanissa 1 Hapsari Athaya Mulyanissa Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 1 Desember 2011 Karya Kreatif Tanah Air Beta Bagian I: Tujuan Penulisan Tanah Air Beta adalah novel yang dibuat berdasarkan film

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sinopsis. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Sinopsis. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Sinopsis Seorang pengarang muda yang bernama Ishak mempunyai pacar atau tunangan yang bernama Satilawati. Namun, kisah cinta mereka sempat terputus. Yang menjadi sebab pertama ialah Ishak sang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah suatu hal yang yang tidak bisa lepas dari diri seorang manusia, dalam pribadi setiap manusia pasti memiliki rasa cinta atau rasa ingin tahu terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Film berperan sebagai komunikasi bahasa. Film mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Film berperan sebagai komunikasi bahasa. Film mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Film berperan sebagai komunikasi bahasa. Film mengungkapkan maksudnya melalui gambar-gambar yang disajikan, menyampaikan pesan pada penonton berhubungan dengannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan

Lebih terperinci

Ah sial aku selingkuh!

Ah sial aku selingkuh! PROLOG Dua tahun sudah perjalanan kisah kita, melangkahkan kaki kita menapaki setiap mimpi yang kita rajut demi masa depan bersama. Setiap detik yang kita lalui selalu tampak semakin nyata, menggapai apa

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2. Pengenalan. Klimaks. Komplikasi. Penyelesaian

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2. Pengenalan. Klimaks. Komplikasi. Penyelesaian SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2 1. Bacalah kutipan cepen berikut! Pagi hari ini adalah hari pertama di Kota Yogyakarta buat seorang Revanda. Dia dan keluarganya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

Yesaya Melihat Masa Depan

Yesaya Melihat Masa Depan Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yesaya Melihat Masa Depan Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Jonathan Hay Diterjemahkan oleh: Yohanis Mandik Disadur oleh: Mary-Anne S. Cerita 27 dari 60 www.m1914.org

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan

Lebih terperinci

5 KEY ELEMENT SERVICE

5 KEY ELEMENT SERVICE 5 KEY ELEMENT SERVICE 5 ELEMEN SERVICE TANGIBLE DAPAT DIRASAKAN OLEH PANCA INDRA Contoh : Sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, dicium (hirup), dan di raba ( Bangunan Fisik Dealer, showroom,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam buku Fiksi Populer: Teori dan Metode Kajian, sastra dalam bahasa Inggris literature sehingga popular literature dapat diterjemahkan sebagai sastra populer. Banyak

Lebih terperinci

PANDANGAN DUNIA FYODOR DOSTOYEVSKY TERHADAP KEADAAN SOSIAL MASYARAKAT RUSIA DALAM NOVEL ИГРОК (Suatu Tinjauan Strukturalisme Genetik)

PANDANGAN DUNIA FYODOR DOSTOYEVSKY TERHADAP KEADAAN SOSIAL MASYARAKAT RUSIA DALAM NOVEL ИГРОК (Suatu Tinjauan Strukturalisme Genetik) PANDANGAN DUNIA FYODOR DOSTOYEVSKY TERHADAP KEADAAN SOSIAL MASYARAKAT RUSIA DALAM NOVEL ИГРОК (Suatu Tinjauan Strukturalisme Genetik) NISA WENING ASIH SUTRISNO 180710080020 ABSTRACT This thesis is entitled

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perempuan menjadi pembicaraan yang sangat menarik. Terlebih lagi dengan

I. PENDAHULUAN. perempuan menjadi pembicaraan yang sangat menarik. Terlebih lagi dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membicarakan masalah perempuan tidak ada habisnya, sejak dulu wacana tentang perempuan menjadi pembicaraan yang sangat menarik. Terlebih lagi dengan munculnya

Lebih terperinci