BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas yang dijanjikan KAP kepada publik. Quality Control yang buruk

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kantor akuntan publik merupakan badan usaha yang telah mendapat ijin dari menteri keuangan sebagai tempat akuntan publik memberikan jasa. Jasa yang diberikan oleh kantor akuntan publik dapat dibagi menjadi dua, yaitu jasa atestasi dan non-atestasi. Jasa yang sering diberikan oleh auditor kepada perusahaan kliennya adalah jasa untuk mengaudit laporan keuangan historis, dalam pemberian jasa ini auditor bertugas untuk memberikan pernyataan tertulis apakah laporan keuangan perusahaan telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan Pemberian jasa berkualitas harus senantiasa menjadi tujuan utama dalam strategi bisnis KAP, tujuan ini perlu dikomunikasikan kepada semua staff di KAP secara teratur dan hasilnya dimonitor. Inilah peran kepemimpinan dan akuntabilitas yang dijanjikan KAP kepada publik. Quality Control yang buruk menimbulkan kesan tidak profesional, mendorong pemberian layanan yang buruk, berpotensi tuntutan hukum, sanksi regulator, dan di atas segala-galanya, kehilangan reputasi (Tuannakotta, 2014) Untuk memberikan sebuah layanan profesional, KAP harus mampu menyakinkan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mempunyai kredibilitas yang berguna bagi pihak-pihak pemakai laporan keuangan, seperti pihak investor, kreditor dan khususnya untuk pihak manajemen. Oleh karena itu dalam menilai laporan keuangan auditor harus bersikap obyektif dan independen 1

2 terhadap informasi yang disajikan. Satriantini (2014) menyatakan bahwa obyektifitas dan independensi ini dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan perusahaan sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat dan dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Auditor dalam menilai laporan keuangan perusahaan haruslah bersikap netral dan tidak memihak kepada siapapun. Auditor akan kehilangan independensinya apabila auditor terlalu dekat dengan klien sehingga hal tersebut akan dapat mengganggu sikap obyektif mereka dalam memberikan opini audit terhadap laporan keuangan klien. Untuk mencegah hal tersebut maka dibuatlah aturan pergantian KAP dan auditor secara mandatory (wajib), melalui Peraturan Pemerintah Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 yang diubah menjadi Undang-undang Republik Indonesia No 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik yang kemudian diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 yang mengharuskan agar perusahaan mengganti KAP yang telah mendapat penugasan audit selama lima tahun berturut-turut. Sesuai Undang-undang Republik Indonesia No 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik pasal 4 yang mengatur tentang Pembatasan Pemberian Jasa ayat 1 yang mengemukakan bahwa pemberian jasa audit oleh Akuntan Publik dan/atau KAP atas informasi keuangan historis suatu klien untuk tahun buku yang berturut-turut dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu, dan ayat 2 yang mengemukakan bahwa ketentuan mengenai pembatasan pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis diatur dalam Peraturan Pemerintah. Atas dasar Undang-undang Republik Indonesia No 5 Tahun 2011 maka disusunlah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 pasal 11 ayat 1 yang mengatur bahwa pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis terhadap suatu entitas oleh seorang akuntan publik dibatasi paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan pasal 11 ayat 4 mengatur bahwa akuntan publik dapat 2

3 memberikan kembali jasa audit atas informasi keuangan historis terhadap entitas setelah 2 (dua) tahun buku berturut-turut tidak memberikan jasa tersebut. Divianto (2011) menyatakan bahwa rotasi dan switching yang sering akan mengakibatkan peningkatan fee audit sebagai manfaat yang bisa diperoleh dari biaya yang lebih rendah berikutnya setelah tahun-tahun awal dari setiap audit tidak akan sepenuhnya direalisasikan. Auditor yang baru ditugaskan atas perusahaan klien, hal pertama yang harus dilakukan adalah memahami lingkungan kerja klien dan menentukan resiko audit. Bagi auditor yang sama sekali belum mengerti keadaan tersebut, maka auditor akan memerlukan biaya start-up yang lebih tinggi, yang akhirnya dapat menaikkan fee audit. Penelitian yang dilakukan Astuti dan Ramantha (2014) serta Pradhana dan Suputra (2015) menunjukkan adanya pengaruh audit fee pada pergantian auditor. Laporan keuangan yang telah diaudit dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap keandalan dan kewajaran laporan keuangan sebagai landasan untuk pengambilan keputusan. Akuntan publik yang ditunjuk untuk mengaudit laporan keuangan harus memiliki independensi yang tinggi dalam melakukan penugasan audit sehingga laporan keuangan auditan tidak menyesatkan investor dalam pengambilan keputusan (Laily, 2014). Dalam hal ini, investor sebagai pihak pemakai laporan keuangan cenderung lebih mempercayai laporan keuangan yang dihasilkan dari KAP yang memiliki reputasi baik. Untuk mendapatkan kepercayaan yang lebih dari para investor, perusahaan cenderung akan menggunakan jasa KAP bereputasi, contohnya KAP Big Four. Apabila suatu perusahaan telah memakai jasa KAP Big Four untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya, maka kemungkinan besar perusahaan tersebut tidak berganti KAP. Hasil penelitian yang dilakukan Pratitis (2012) dan 3

4 penelitian Setiawan (2014) berhasil membuktikan adanya pengaruh ukuran KAP terhadap Pergantian KAP. Financial distress adalah kondisi di mana perusahaan mengalami kesulitan dana untuk menutup kewajiban atau kesulitan likuiditas yang diawali dengan kesulitan ringan sampai pada kesulitan yang lebih serius, yaitu jika hutang lebih besar dibandingkan dengan aset. Hasil penelitian Pratitis (2012), Setyawan dan Aryani (2014), serta Astuti dan Ramantha (2014) menyatakan kebangkrutan tidak mempengaruhi pergantian auditor. Ukuran perusahaan klien merupakan suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan yang dihubungkan dengan financial perusahaan (Pradhana dan Suputra, 2015). Ukuran perusahaan klien yang besar memiliki operasional bisnis yang kompleks. Ukuran perusahaan ini akan membawa dampak pada pemilihan kantor akuntan publik yang sesuai dengan ukuran perusahaan klien (Suarjana, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Wijayani (2011) serta Pradhana dan Suputra (2015) tidak membuktikan adanya pengaruh ukuran perusahaan klien terhadap pergantian auditor. Manajemen merupakan proses pengorganisasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir dan sesuai dengan jadwal. Namun kadangkala pihak manajemen tidak mampu memenuhi target yang diinginkan perusahaan, hal itu dapat mengakibatkan menurunnya kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan sehingga perlu adanya pergantian manajemen untuk meningkatkan kepercayaan investor. Penelitian yang dilakukan oleh Wijayani (2011), Pratini dan Astika (2013), serta Pradhana dan Suputra (2015) membuktikan adanya pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian auditor. Sedangkan penelitian yang dilakukan Satriantini dan 4

5 Sirnawati (2014) membuktikan bahwa pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor. Atas dasar research gap yang terjadi pada penelitian-penelitian terdahulu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ulang dengan melakukan sintesa dari penelitian yang dilakukan oleh Pratitis (2012), Satriantini (2014) dan Astuti (2014). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Pratitis (2012) di mana penelitiannya menguji apakah ukuran KAP, ukuran perusahaan klien dan financial distress mempengaruhi pergantian auditor dengan total sampel sebanyak 45 perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003 sampai dengan Pada Penelitian Satriantini (2014) menguji apakah pergantian manajemen, opini audit dan ukuran KAP mempengaruhi pergantian auditor dengan total sampel sebanyak 44 perusahaan real estate dan properti yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 sampai dengan Sedangkan pada penelitian Astuti menguji apakah audit fee, opini going concern, financial distress dan ukuran perusahaan mempengaruhi pergantian auditor dengan total sample sebanyak 90 perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 sampai dengan Peneliti menguji kembali variabel audit fee, ukuran KAP, financial distress, ukuran perusahaan dan pergantian manajemen terhadap pergantian auditor. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah pemilihan objek yang dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pengamatan ( ) dan penambahan variabel penelitian yaitu pergantian manajemen. Alasan penulis memilih perusahaan perbankan adalah pada penelitian-penelitian sebelumnya banyak yang menggunakan objek perusahaan manufaktur, sehingga untuk perusahaan perbankan sendiri masih jarang diteliti. Selain itu, dengan penelitian yang 5

6 mengacu pada satu sektor perusahaan yaitu perbankan diharapkan dapat menunjukkan sejauh mana pengaruh variabel penelitian terhadap pergantian auditor. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH AUDIT FEE, UKURAN KAP, FINANCIAL DISTRESS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PERGANTIAN MANAJEMEN TERHADAP AUDITOR SWITCHING. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah yang dikembangkan adalah : 1. Apakah faktor audit fee berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI? 2. Apakah faktor ukuran KAP berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI? 3. Apakah faktor financial distress berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI? 4. Apakah faktor ukuran perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI? 5. Apakah faktor pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain : 1. Untuk mengetahui apakah audit fee berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. 6

7 2. Untuk mengetahui apakah ukuran KAP berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. 3. Untuk mengetahui apakah financial distress berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. 4. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. 5. Untuk mengetahui apakah pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Bagi Peneliti Diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh peneliti selama kuliah, mengaplikasikannya sesuai kondisi yang ada dan guna menambah pengetahuan serta wawasan bagi peneliti. 2. Bagi akademisi Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan pengembangan dan wawasan terhadap pengembangan mengenai pengauditan khususnya mengenai pergantian KAP. 3. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan sebagai bahan acuan penelitian yang sama di masa yang akan datang mengenai pergantian auditor yang diteliti pada penelitian ini. 1.5 Sistematika Penulisan 7

8 Penelitian skripsi ini dibagi dalam 5 bab dan setiap bab dibagi menjadi sub bab-sub bab, hal ini dimaksudkan agar lebih jelas dan mudah dipahami. Secara garis besar materi pembahasan dari masing-masing bab tersebut dijelaskan sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang landasan teori yang mendasari penelitian ini dan untuk penganalisaan masalah yang dibahas, penelitian terdahulu sebagai dasar dari penelitian yang akan dilakukan, pengembangan hipotesis dan kerangka teoritis dari penelitian ini. Bab III : Metode Penelitian Bab ini akan diuraikan mengenai variabel dan definisi operasional, penentuan populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data penelitian, metode pengumpulan data serta metode analisis data. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian, variabel dan analisis data serta pembahasan hasil penelitian. Bab V : Simpulan dan Saran Merupakan bab terakhir dari skripsi ini yang berisi simpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan, saran yang berguna bagi pihak terkait, implikasi dari hasil analisis data yang dibuat, serta keterbatasan yang mengemukakan kelemahan dari penelitian ini 8