BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini dahulu dipakai untuk upacara adat (Ikagemi, 1997). Menurut Siahaan (1982), tuak tangkasan berasal dari mayang bagot yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini dahulu dipakai untuk upacara adat (Ikagemi, 1997). Menurut Siahaan (1982), tuak tangkasan berasal dari mayang bagot yang"

Transkripsi

1 2.1. Kebiasaan Mengkonsumsi Tuak Tuak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tuak adah minuman beralkohol khas Batak, yang terbuat dari batang kelapa atau batang aren yang di ambil airnya kemudian dicampurkan dengan raru. Ada juga tuak yang tidak dicampur dengan raru atau yang disebut dengan tuak tangkasan, tuak ini dahulu dipakai untuk upacara adat (Ikagemi, 1997). Menurut Siahaan (1982), tuak tangkasan berasal dari mayang bagot yang mana pohon bagot ini dulunya berasal dari seorang putri yang bernama Putri si boru Sorbajati yang dipaksa orang tuanya kawin dengan seorang laki-laki cacat yang tidak disukainya. Tetapi karena tekanan orang tua yang sudah menerima uang mahar, si boru Sorbajati meminta agar dibunyikan gendang dimana dia menari dan akan menentukan sikap. Sewaktu menari di rumah, tiba-tiba dia melompat ke halaman sehingga terbenam ke dalam tanah. Kemudian dia menjelma tumbuh sebagai pohon bagot, sehingga tuak itu disebut aek (air) Sorbajati. Karena perbuatan bunuh diri itu dianggap sebagai perbuatan terlarang, maka tuak tidak dimasukkan pada sajian untuk Dewata. Tuak hanya menjadi sajian untuk roh-roh nenek moyang. Dahulu tuak bukanlah sebuah minuman yang dapat diperdagangkan tetapi hanya untuk diminum sendiri, sesudah zaman nomensen maka perubahan terjadi dimana tuak sudah mulai diperdagangkan. Laki laki batak pada masa lampau sesudah bekerja di sawah ataupun diladang mereka kemudian berkumpul melepaskan lelah sambil bercerita-cerita. Saat itu dari pihak keluarga ada saja yang menyuguhkan tuak,

2 percakapan mereka dapat melingkupi hal-hal yang berhubungan dengan adat, politik, keluarga, agama, masalah pertanian, maupun masalah-masalah lainnya,serta sekaligus tempat untuk menanamkan pengetahuan terhadap budaya Batak. Dalam perkembangan selanjutnya terasa bahwa tempat-tempat berkumpul orang Batak sudah tidak ideal lagi, serta lingkungan sudah tidak lagi mendukung untuk memberikan tuak secara gratis kepada masyarakat, maka timbullah istilah lapo yang berasal dari kata lepau dan yang berarti kedai tempat berjualan dan yang mana kedai ini lebih terkenal dengan istilah lapo tuak, di lapo inilah orang batak biasanya bertemu selepas pulang bekerja untuk bersantai sambil bercerita,bernyanyi dan sambil menikmati tuak dan tambul diantaranya daging babi, anjing, biawak dan ular. Tambul ini disajikan oleh pemilik lapo atau dibawa sendiri oleh peminum yang datang ke lapo tersebut Arti Tuak bagi Suku Batak Tuak adalah minuman penting di kawasan Tapanuli Utara diminum waktu santai, pesta, kelahiran anak, perkawinan, kematian, musyawarah dan juga sebagai obat. Orang yang baru pulang bekerja terutama kaum laki-laki biasanya akan singgah terlebih dahulu di lapo tuak, sambil bersantai dan berbincang bincang dengan rekan kerjanya. Biasanya Suku Batak dalam sebuah pesta akan menghadirkan tuak, menurut mereka seandainya orang minum tuak akan semakin lancar dalam berbicara dan orang tersebut akan dapat mengungkapkan apapun yang ada dalam perasaannya.

3 Tuak mempunyai arti yang khusus bagi Suku Batak karena tuak dapat digunakan sebagai sarana keakraban, sebagai pengungkapan rasa terima kasih dan juga minuman persahabatan. Pada masa lampau, ibu-ibu yang sedang hamil atau baru melahirkan akan diberikan tuak untuk diminum dengan harapan ASI (Air Susu Ibu) dapat keluar dengan banyak. Hal ini akan menyebabkan anak yang dilahirkan menjadi kuat karena tidak kehabisan ASI sebelum waktunya. Selain itu ibu-ibu yang baru melahirkan juga diberi makanan berupa ayam cincang yang dicampur dengan tuak, makanan tersebut diberi nama bangun-bangun, manfaatnya agar ibu-ibu yang baru melahirkan menjadi pulih kembali kekuatannya. Namun sekarang sudah tidak diberi lagi, dengan alasan meminum tuak dapat mengakibatkan perasaan pening pada ibu-ibu yang mengkonsumsinya Proses Pembuatan Tuak Proses pembuatan tuak dibagi menjadi dua yaitu ada tuak yang terbuat dari batang aren dan batang kelapa, masing-masing pembuat tuak atau yang disebut dengan paragat mempunyai resep masing-masing dalam membuat tuak, biasanya resep ini akan turun-temurun kepada anak-anak pembuat tuak tersebut. Tuak yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Tapanuli Utara adalah tuak yang terbuat dari batang aren atau dalam bahasa bataknya bagot. Tuak merupakan sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren (Arenga pinnata). Kalau dalam bahasa Indonesia, sadapan dari enau atau aren disebut nira. Komponen utama nira adalah air (88,85 %), karbohidrat dalam bentuk sukrosa (10,02%), protein (0,23%),

4 lemak (0,02%), dan mineral (0,03%) yaitu kalsium dan fosfor. Kerusakan nira disebabkan akibat aktivitas bakteri (Acetobacter sp) dan khamir (Saccharomyces sp) yang dapat memfermentasi sukrosa menjadi alkohol (Halim, 2008). Tuak yang ditampung pagi hari dikumpulkan, setelah uji coba rasanya, paragat memasukkan ke dalam bak tuak sejenis kulit kayu yang disebut raru supaya cocok rasanya. Kadar alkohol dalam tuak yang dibiarkan lama sebanyak 10 % (Mustafa,1983), sedangkan menurut Sunanto (1993) kadar alkohol (etanol) dalam tuak yang diperdagangkan dan dikonsumsi di Sumatera Utara rata- rata 4 %. Komposisi zat gizi setiap satu gelas tuak adalah energi (110,0 kkal), protein (1,3 gr), alkohol (10,3 gr), lemak (0,52 gr), kalsium (10,4 mg) dan fosfor (83,2 mg). Sedangkan untuk alkohol dapat menghasilkan 7,1 kkal/ gr alkohol dalam setiap oksidasinya Alkohol Alkohol adalah zat yang diperoleh atas peragian atau fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut akan diperoleh alkohol mencapai 15% tetapi dengan proses penyulingan atau destilasi dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100% (Joewana,1989). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86/Menkes/Per/IV/77 tentang minuman keras, minuman beralkohol dikategorikan sebagai minuman keras dan dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan persentase kandungan etanol volume per volume pada suhu 20 0 C. Minuman dengan kadar etanol 1-5 % dikategorikan sebagai minuman keras golongan A, minuman dengan kadar etanol lebih dari 5 % sampai

5 dengan 20 % tergolong minuman keras golongan B sedangkan minuman dengan kadar etanol golongan C mengandung etanol lebih dari 20 % sampai 55 %. Substansi alkohol yang biasa diminum adalah golongan etanol atau etil alkohol dengan rumus kimia CH 3 CH 2 OH. Etanol merupakan cairan yang jernih tidak berwarna, terasa membakar pada mulut dan tenggorokan bila ditelan. Etanol mudah sekali larut dalam air dan sangat potensial untuk menghambat sistem saraf pusat (Darmono, 2008). Menurut Sipahutar (2009) yang mengutip pendapat Neinstein, etanol adalah bentuk molekul sederhana dari alkohol yang sangat mudah diserap dalam saluran pencernaan mulai dari mulut, esofagus, lambung, sampai usus halus. Daerah saluran pencernaan yang paling banyak menyerap alkohol adalah bagian proksimal usus halus, disini juga diserap vitamin B yang larut dalam air, kemudian dengan cepat beredar dalam darah. Minum minuman beralkohol berarti mengkonsumsi antara gram etanol. Mengkomsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan ketergantungan dan toleransi terhadap jumlah dari alkohol yang dikomsumsi. Konsumsi alkohol dalam jangka yang lama dan jumlah yang berlebihan bisa merusak berbagai organ di tubuh terutama hati, ginjal, otak dan jantung. Alkohol cenderung menyebabkan toleransi, teratur minum lebih dari 2 gelas alkohol per hari, bisa mengkomsumsi alkohol lebih banyak dari non-alkoholik tanpa mengalami intoksikasi (Arnold, 1985).

6 Kebiasaan Konsumsi Tuak Sejauh ini belum ada ketentuan atau standar yang menegaskan tentang tingkat keamanan peminum alkohol, namun Woteki dan Thomas (1992) mengelompokkan peminum alkohol secara sederhana dalam 3 kelompok : 1. Kelompok pertama adalah peminum ringan (linght drinker) yaitu mereka yang mengkomsumsi antara 0,28 s/d 5,9 gram atau ekuivalen dengan minum 1 botol bir atau kurang. 2. Kelompok kedua adalah peminum menengah (moderate drink). Kelompok ini mengkomsumsi antara 6,2 s/d 27,7 gram alkohol atau setara dengan 1 s/d 4 botol bir per hari. 3. Kelompok ketiga adalah peminum berat (heavy drinker) yang mengkomsumsi lebih dari 28 gram alkohol per hari atau lebih dari 4 botol bir sehari. Di daerah Tapanuli Utara, biasanya laki-laki yang telah menyelesaikan kerjanya berkumpul di lapo tuak pada sore hari. Mereka berbincang-bincang, menyanyi, bermain kartu, bermain catur sambil minum tuak. Pada umumnya seorang petani bisa minum tuak beberapa gelas sehari. Menurut Joewana (1989), alkohol yang terdapat dalam tuak, sejak di mulut sudah diabsorbsi oleh selaput lendir. Karena mudah menguap, alkohol juga masuk kedalam tubuh melalui paru-paru walaupun dalam jumlah yang kecil. Alkohol diabsorpsi melalui dinding gastrointestinal, terutama bila kondisi lambung kosong. Tetapi lokasi yang paling efektif dalam penyerapan alkohol pada usus kecil. Kondisi lambung dalam keadaan kosong dan terisi sangat penting dalam pengaturan absorpsi alkohol. Pada lambung keadaan kosong, absorpsi sempurna terjadi dalam waktu 1

7 atau 2 jam, tetapi pada lambung keadaan berisi penuh makanan absorpsi terjadi sampai 6 jam. Setelah diabsorpsi, alkohol akan didistribusikan ke semua jaringan dan cairan tubuh. Kecepatan alkohol sampai pada aliran darah bergantung pada beberapa faktor antara lain, banyak dan macamnya makanan yang ada dilambung, jenis dan kadar alkohol dalam tuak tersebut dan situasi di mana tuak diminum. Setelah masuk aliran darah, alkohol akan diedarkan ke seluruh tubuh, mencapai semua jaringan sel manusia. Oleh karena alkohol larut dalam air, maka jaringan yang mengandung banyak air akan mendapat bagian alkohol yang banyak pula. Alkohol dimetabolisir dalam hepar menjadi karbon dioksida, air dan asetaldehida yang selanjutnya menjadi asetat. Sebanyak 10% alkohol yang dikonsumsi manusia akan diekresikan melalui urin dan paru-paru tanpa mengalami perubahan, sedangkan yang lain dioksidasi menghasilkan energi dan panas (Joewana, 1989). Alkohol sangat berpengaruh terhadap makhluk hidup, terutama karena peranannya sebagai pelarut lipida. Kemampuannya melarutkan lipida yang terdapat dalam membran sel memungkinkannya dengan cepat masuk ke dalam sel-sel dan menghancurkan struktur sel tersebut. Oleh karena itu, alkohol dianggap toksik atau racun, sama halnya dengan alkohol yang terkandung dalam tuak (Almatsier, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Breslow dan Smothers peneliti dari Institutes of Health's National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism (NIAAA), Amerika Serikat, pada tahun 2005 menemukan bahwa pria dan wanita yang mengonsumsi minuman beralkohol dalam kuantitas sedikit dan teratur (1 kali per hari dalam 3-7 hari per minggu) memiliki IMT terendah bisa termasuk kategori normal atau kurus,

8 sedangkan mereka yang meminum minuman beralkohol dalam kuantitas banyak dan tidak teratur memiliki IMT tertinggi yang termasuk kategori kelebihan berat badan tingkat ringan atau berat (gemuk). Hal ini berarti IMT seseorang yang terbiasa mengkonsumsi minuman beralkohol diduga berhubungan dengan seberapa banyak dan seberapa sering mereka meminumnya. Menurut Breslow (2005), pengaruh mengkonsumsi minuman beralkohol terhadap IMT seseorang didasari atas dua faktor, yaitu jumlah konsumsi minuman beralkohol sehari dan frekuensi konsumsi minuman beralkohol sehari. Berdasarkan IMT tersebut maka dapat dikategorikan status gizi seseorang yang menkonsumsi alkohol Pengaruh Tuak (alkohol) terhadap Saluran Cerna Para peminum berat dalam jangka panjang berisiko terkena peradangan kronis pada saluran pencernaannya, khususnya lambung. Pasien yang sering meminum alkohol akan dengan mudah ditemui kelainan pada lambungnya. Peradangan kronis yang terjadi pada saluran pencernaan akan membentuk erosi sampai tukak usus dan menyebabkan perubahan struktur dalam usus sampai akhirnya berubah menjadi sel-sel ganas (kanker). Peradangan kronis juga sering kali berlanjut menjadi penciutan hati (sirosis). Komplikasi lanjutannya bisa bermacam-macam, seperti pembengkakan pada perut, perdarahan pada saluran cerna sampai kanker usus besar ( Syam, 2012). Berdasarkan penelitian oleh Palmer yang dikutip oleh Siregar (2000), menunjukkan terjadinya hiperemi mukosa lambung dan erosi di dalam perut pasien dewasa muda yang secara akut mengalami intoksikasi oleh olkohol, terjadi penurunan

9 pengosongan isi lambung, nausea dan vomitus. Juga dapat terjadi perdarahan berat pada lambung yang dapat mengacam jiwa pasien. Efek kronis menunjukkan hubungan perubahan fungsional pada usus diinduksi oleh konsumsi etanol yang mengakibatkan keracunan. Hal ini terdapat pada lebih dari sepertiga kelompok alkoholik. Juga terdapat malabsorbsi glukosa, lemak, asam amino, dan vitamin B12. Alkohol yang terdapat dalam tuak secara akut mempengaruhi motilitas esofagus, memperburuk refluks esofagus sehingga dapat terjadi pneumonia karena aspirasi. Sejauh ini tidak ada bukti bahwa bahwa alkohol mempengaruhi sekresi asam lambung, tetapi alkohol jelas merusak selaput lendir lambung sehingga dapat menimbulkan gastritis dan pendarahan lambung. Alkohol secara akut maupun kronis mengubah morfologi dan struktur intraseluler saluran pencernaan sehingga memperburuk fungsi usus halus untuk menyerap sari makanan sehingga mengakibatkan kondisi kurang gizi. Perubahan struktur intraseluler itu juga dapat menyebabkan diare (Joewana, 1989). Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare yaitu gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Rangsangan yang menyebabkan gangguan sekresi adalah akibat perubahan intraseluler pada usus yang mengkonsumsi alkohol. Gangguan motilitas usus juga merupakan mekanisme penyebab diare, hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare (Prastowo, 2009).

10 Dari mekanisme tersebut dapat menyebabkan kehilangan air dan elektrolit atau terjadi dehidrasi, semakin lama ini berlangsung maka dapat menurunkan secara drastis berat badan penderita. Ketika diare nafsu makan akan berkurang sehingga masukan makanan kurang sedangkan pengeluaran terus bertambah, hal ini dapat mengakibatkan kondisi kurang gizi karena kelaparan. Kemudian diperparah dengan mual dan muntah, apa pun yang dimakan akan dimuntahkan sebelum zat-zat gizi diserap tubuh, nutrisi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi sehingga mempengaruhi status gizi (Joewana, 1989) Kaitan Kebiasaan Konsumsi Tuak dengan Status Gizi Sebuah penelitian di Inggris tahun 2003 dari 7608 laki-laki telah menemukan bahwa peminum alkohol berat dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas. Alkohol dikaitkan dengan perkembangan kejadian obesitas untuk sejumlah alasan. Minuman beralkohol adalah energi padat dan tidak dapat menggantikan makanan melainkan ditambahkan ke total asupan energi harian. Selain itu, penghambatan oksidasi karbohidrat dan lemak berpotensi meningkatkan penyimpanan lemak, oleh sebab itu dapat meningkatkan risiko obesitas (gemuk). Berdasarkan penelitaian tersebut dapat diketahui bahwa konsumsi alkohol dengan kuantitas yang banyak secara positif mempengaruhi status gizi peminumnya ( Tolstrup, et al, 2008) Frekuensi dan kuantitas konsumsi tuak (alkohol) sangat mempengaruhi metabolisme dan toksisitas alkohol terhadap tubuh manusia. Para ahli banyak berpendapat mengenai akibat yang ditimbulkan etanol, diantaranya bahwa etanol akan menekan sistem saraf pusat secara tidak teratur tergantung dari jumlah yang dicerna, dikatakan pula bahwa etanol secara akut akan menimbulkan oedema pada

11 otak serta oedema pada saluran gastrointestinal (Hernawati, 2011). Setelah alkohol diabsorbsi maka akan terjadi ganguan atau kerusakan pada sel-sel jaringan tubuh manusia. Menurut Syam, spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dampak buruk dari kebiasaan minum alkohol akan mengenai berbagai organ di dalam tubuh, mulai dari otak, mulut, saluran cerna, sampai ke usus besar. Selain itu, penggunaan alkohol dalam waktu singkat dan berlebihan bisa menyebabkan terjadinya keracunan alkohol atau intoksikasi alkohol yang bisa membahayakan nyawa. Intoksikasi terjadi jika jumlah alkohol yang dikonsumsi di atas ambang batas toleransi orang tersebut sehingga memicu gangguan fisik dan mental. Gangguan-gangguan yang terjadi dalam sistem pencernaan akibat konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu proses percenaan makanan dalam tubuh sehingga zat-zat gizi yang seharusnya diserap tubuh tidak sesuai dengan yang dikonsumsi. Para pemabuk berat biasanya kurang memperhatikan lagi asupan gizi yang masuk ke tubuhnya atau mengganggu jadwal makan yang normal, disebabkan nafsu makan yang berkurang. Hal ini lah yang juga memperburuk kondisi tubuh mereka, asupan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi sehingga semakin lama hal itu terus berlangsung terjadilah masalah gizi yaitu kurang gizi (kurus). Sedangkan penikmat tuak yang pada dasarnya kurang gizi disertai dengan penyakit semakin memperparah keadaannya dan berujung pada kematian.

12 Jika para pecandu tuak tetap mengkonsumsi tuak dengan frekuensi dan kuantitas tinggi serta telah dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, pastinya akan mempengaruhi status gizi pecandu alkohol tersebut, dan dapat mengakibatkan terjadinya penyakit-penyakit kronis lain yang dapat mengganggu proses metabolisme dalam tubuh dan akhirnya dapat menurunkan fungsi organ tubuh Pola Makan Orang Dewasa Menu makan untuk orang dewasa yakni dengan komposisi atau jenis makanan yang hendaknya dikonsumsi dalam sehari yakni : 1. Makanan yang bervariasi dengan sekurang-kurangnya 1 piring nasi dengan ½ mangkok sayuran dan ¾ buah, untuk memenuhi semua zat gizi yang diperlukan hendaknya memilih makanan-makanan yang berbeda dari setiap kelompok makanan. 2. Memilih makanan dengan lemak tidak melebihi 30%kkal, mengurangi makanan yang mengandung lemak. Selain menu makanan, perlu juga diperhatikan dan diterapkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Dalam PUGS susunan makanan yang dianjurkan adalah menjamin keseimbangan zat gizi. Hal ini dapat dicapai dengan mengonsumsi beraneka ragam makanan tiap hari, tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat gizi yang di masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi yang baik dan kesehatan yang optimal. Ketiga belas pesan dasar tersebut adalah sebagai berikut :

13 1. Makanlah aneka ragam makanan. Sebagai sumber zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh setiap harinya. 2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi. Energi diperlukan untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melekukan aktifitas fisik. 3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengan dari kebutuhan energi. Karbohidrat merupakan energi utama bagi manusia. 4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi. Untuk mengurangi terjadinya penimbunan lemak dalam tubuh. 5. Gunakan garam beryodium. Yang berguna untuk mengatur perkembangan dan pertumbuhan. 6. Makanlah makanan sumber zat besi. Berguna sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel. 7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur 4 bulan. 8. Biasakan makan pagi. Sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah, sebagai sumber energi. 9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya. 10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur. 11. Hindari minuman beralkohol. Dapat menyebabkan penyakit kanker dan jantung. 12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Makanan yang terhindar dari bahan pencemar, racun, dan bahan berbahaya lainnya. 13. Bacalah label pada makanan yang dikemas. Menghindari makanan yang telah lewat tanggal kadaluarsa (Almatsier, 2004).

14 2.5. Tambul Tambul adalah istilah yang digunakan oleh masyarakat suku Batak Toba sebagai makanan penyerta pada waktu minum tuak. Jenis tambul yang sering dikonsumsi adalah berupa daging hewan yang direbus atau digoreng. Tambul ini bisa saja disajikan oleh pemilik lapo tuak atau dibawa sendiri oleh peminum. Jenis tambul yang biasa dikonsumsi oleh pria dewasa Desa Suka Maju adalah daging ular, biawak, dan babi. Ketiga jenis binatang ini mengandung protein yang tinggi, sehingga binatang ini dapat dijadikan sebagai sumber protein bagi sebagian orang. Selain sebagai tambul, daging ular dan biawak diyakini oleh masyarakat di Makassar dapat meningkatkan libido pria, vitalitas dan sebagai obat kulit. Memakan daging ular dan biawak juga mempunyai kebanggan tersendiri bagi penikmatnya (Sutomo, 2004) Penilaian Status Gizi Menurut Supariasa (2002), status gizi adalah suatu keadaan seseorang sebagai akibat dari keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan penggunaan zat-zat tersebut oleh tubuh untuk pertambahan produksi energi dan proses tubuh. Status gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang, gizi baik atau normal maupun gizi lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan konsekuensi berupa penyakit defisiensi. Bila kekurangan dalam batas marginal dapat menimbulkan gangguan yang sifatnya lebih ringan atau menurunkan kemampuan fungsional,

15 misalnya kekurang vitamin B1 dapat menyebabkan badan cepat merasa lelah. Kekurangan zat besi dapat menurunkan prestasi kerja dan prestasi belajar, selain turunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Karena itu untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal mutlak diperlukan sejumlah zat gizi yang harus didapatkan dari makanan dalam jumlah sesuai dengan yang dianjurkan setiap hari. Untuk dapat memenuhi kebutuhan akan zat gizi, diperlukan konsumsi makanan yang seimbang baik jumlah maupun kualitasnya. Faktor gaya hidup dan pola makan yang terlanjur salah merupakan penyebab defisiensi unsur gizi tertentu yang sering terjadi. Minum minuman keras adalah faktor lain yang memepengaruhi penyerapan zat gizi dalam tubuh. Peran dan kedudukan penilaian status gizi adalah untuk mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu atau masyarakat. Karena terjadinya kesakitan dan kematian terkait dengan status gizi maka dengan melakukan PSG pada individu atau masyarakat kita akan dapat mengetahui kelainan tersebut. Penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung Indeks Massa Tubuh (IMT) Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia diatas 18 tahun) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko penyakit penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah mempertahankan berat badan yang ideal atau normal.

16 Berat badan yang berada dibawah batas minimum dinyatakan sebagai under weight atau kekurusan, dan berat badan yang berada diatas batas maksimum dinyatakan sebagai over weight atau kegemukan. Orang-orang yang berada di bawah ukuran berat normal mempunyai risiko terhadap penyakit infeksi, sementara yang berada diatas ukuran normal mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit degeneratif. Di Indonesia batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan IMT. IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut : IMT = Berat Badan (kg) Tinggi badan (m) Tinggi badan (m) Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang normal laki-laki adalah 20,1 25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7 23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defisiensi energi atau kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki

17 untuk kategori kurus tingkat berat dan menggukan ambang batas pada perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat. Tabel 2.1. Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia Kategori IMT Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 18,5 Normal >18,5 25,0 Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0 Sumber : Supariasa, 2002

18 2.7. Kerangka Konsep Kerangka konsep gambaran kebiasaan konsumsi tuak dan status gizi pada pria dewasa di Desa Suka Maju dapat dilihat pada skema berikut: Kebiasaan Konsumsi Tuak : - Frekuensi Konsumsi Tuak - Kuantitas Konsumsi Tuak - Waktu Konsumsi Tuak Kuantitas Konsumsi Energi dan Protein Status Gizi pada Pria Dewasa Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Dari kerangka konsep di atas ingin dilihat bagaimana kebiasaan konsumsi tuak yaitu frekuensi dan kuantitas tuak yang dikonsumsi serta waktu pria dewasa mengkonsumsi tuak dan menggambarkan konsumsi energi dan protein, selain itu ingin mengetahui status gizi pria dewasa yang memiliki kebiasaan konsumsi tuak tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tubuh seseorang, sehingga dapat terjadi kurang gizi dan gizi lebih,

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tubuh seseorang, sehingga dapat terjadi kurang gizi dan gizi lebih, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Status gizi yang diartikan sebagai keadaan kesehatan fisik seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuranukuran gizi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar

Lebih terperinci

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P. Pola Makan Sehat Oleh: Rika Hardani, S.P. Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-2, Dengan Tema: ' Menjadi Ratu Dapur Profesional: Mengawal kesehatan keluarga melalui pemilihan dan pengolahan

Lebih terperinci

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes GIZI DAUR HIDUP Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id Pengantar United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19

Lebih terperinci

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG 12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG Makanlah Aneka Ragam Makanan Kecuali bayi diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya Triguna makanan; - zat tenaga; beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

Dr. Ir. Ch. Wariyah,M.P.

Dr. Ir. Ch. Wariyah,M.P. Dr. Ir. Ch. Wariyah,M.P. SILABUS Pada kuliah ini akan dibahas mengenai kebutuhan dan kecukupan gizi termasuk kecukupan gizi berbagai kelompok fisiologis sesuai dengan daur kehidupan. Faktor-faktor yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menyusui merupakan aspek yang sangat penting untuk kelangsungan hidup bayi guna mencapai tumbuh kembang bayi atau anak yang optimal. Sejak lahir bayi hanya diberikan ASI hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. begitu pula dengan permasalahan kardiovaskuler dan DM (Marliyanti, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. begitu pula dengan permasalahan kardiovaskuler dan DM (Marliyanti, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus (DM). Permasalahan obesitas sekarang ini semakin banyak begitu pula

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan pustaka Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai Aplikasi Informasi Diet Berdasarkan Golongan Darah, aplikasi ini dirancang untuk dapat membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1 GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1 OLEH : KELOMPOK 15 D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU Pengertian Gizi ibu hamil Zat gizi adalah : Ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 tahun, sarapan berfungsi sumber energi dan zat gizi agar dapat berpikir, belajar dan melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Prevalensi anemia di Indonesia cukup tinggi pada periode tahun 2012 mencapai 50-63% yang terjadi pada ibu hamil, survei yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Indonesia,

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi

Lebih terperinci

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan THP FTP UB Menu France : daftar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya dapat bertahan selama beberapa hari tanpa air. Air merupakan komponen utama dari semua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Penyakit Hiperurisemia 1. Pengertian Penyakit Hiperurisemia Penyakit hiperurisemian adalah jenis rematik yang sangat menyakitkan yang disebabkan oleh penumpukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam

Lebih terperinci

GIZI DAUR HIDUP: Gizi Orang Dewasa

GIZI DAUR HIDUP: Gizi Orang Dewasa GIZI DAUR HIDUP: Gizi Orang Dewasa By Suyatno,, Ir., MKes. Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp Telp: : 08122815730 / 024-70251915 Dewasa: Karakteristik Usia

Lebih terperinci

LAMPIRAN A: Kartu Konsultasi Bimbingan Tugas Akhir

LAMPIRAN A: Kartu Konsultasi Bimbingan Tugas Akhir LAMPIRAN A: Kartu Konsultasi Bimbingan Tugas Akhir xxi LAMPIRAN B: Data-data xxii xxiii xxiv LAMPIRAN C: Transkrip wawancara - Bapak Rifqi selaku Tokoh Agama T: konten dari buku saya sebaiknya gimana ya

Lebih terperinci

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang di nyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia umumnya digunakan untuk menggambarkan makanan yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan, melebihi diet sehat normal yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Makanan Sehat "Makanan Kesehatan" dihubungkan dengan

Lebih terperinci

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes Introduction Gizi sec. Umum zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan memperbaiki jaringan tubuh. Gizi (nutrisi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam. Salah satu ibadah dalam agama Islam adalah shoum atau berpuasa, menahan lapar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Alkohol Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) alkohol merupakan zat cair

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Alkohol Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) alkohol merupakan zat cair BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alkohol Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) alkohol merupakan zat cair yang tidak berwarna, mudah menguap dan terbakar, dipakai dalam bidang industri, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asupan Gizi Ibu Hamil 1. Kebutuhan Gizi Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan

PENDAHULUAN. Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan PENDAHULUAN Latar Belakang Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan bunga jantan tanaman penghasil nira seperti aren, kelapa, tebu, bit, sagu, kurma, nipah, siwalan, mapel,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola menu empat sehat lima sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Pola menu ini diperkenalkan

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 1 GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 2 PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunankesehatan Tdk sekaligus meningkat kan mutu kehidupan terlihat dari meningkatnya angka kematian orang dewasa karena penyakit degeneratif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hiperurisemia telah dikenal sejak abad ke-5 SM. Penyakit ini lebih banyak menyerang pria daripada perempuan, karena pria memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi daripada perempuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia bahkan diseluruh dunia adalah gagal ginjal. Gagal ginjal terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia bahkan diseluruh dunia adalah gagal ginjal. Gagal ginjal terjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan yang cukup serius dalam kehidupan modern saat ini baik di Indonesia bahkan diseluruh dunia adalah gagal ginjal. Gagal ginjal terjadi secara akut (kambuhan)

Lebih terperinci

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Apa latarbelakang perlunya KADARZI? Apa itu KADARZI? Mengapa sasarannya keluarga? Beberapa contoh perilaku SADAR GIZI Mewujudkan keluarga cerdas dan mandiri Mengapa perlu

Lebih terperinci

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menjadi salah satu penyebab sindrom dispepsia (Anggita, 2012).

BAB V PEMBAHASAN. menjadi salah satu penyebab sindrom dispepsia (Anggita, 2012). BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden (51 orang) adalah perempuan. Perempuan lebih mudah merasakan adanya serangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit akibat infeksi dan sisi yang lain banyak ditemukan masalah

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang

Lebih terperinci

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR Hendrayati 1, Sitti Sahariah Rowa 1, Hj. Sumarny Mappeboki 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gizi Kurang Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur

Lebih terperinci

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id Manfaat utama : Sumber energi untuk seluruh aktivitas dan metabolisme tubuh. (Lihat Tabel I : Sumber Makanan) Akibat bagi kesehatan Kelebihan :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh, maka resiko terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak SD (sekolah dasar) yaitu anak yang berada pada usia 6-12 tahun, memiliki fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan balita, mempunyai sifat individual dalam banyak

Lebih terperinci

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

Lebih terperinci

7 Manfaat Daun Singkong

7 Manfaat Daun Singkong 7 Manfaat Daun Singkong Manfaat Daun Singkong Penduduk asli negara Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan pohon singkong. Pohon singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam

Lebih terperinci

BISNIS BEKATUL KAYA MANFAAT

BISNIS BEKATUL KAYA MANFAAT KARYA ILMIAH BISNIS BEKATUL KAYA MANFAAT MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Nama : Asmorojati Kridatmaja NIM : 10.11.3641 Kelas : SI-TI 2B SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI. Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc

KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI. Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc Tujuan Pembelajaran Mengetahui ruang lingkup gizi Mengetahui hubungan gizi dengan kesehatan Mengetahui Pengelompokan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak. Menumbuhkan Minat Baca Anak. Mendidik Anak Di Era Digital

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak. Menumbuhkan Minat Baca Anak. Mendidik Anak Di Era Digital KATA PENGANTAR Pada tahun anggaran 2016 PP-PAUD dan DIKMAS Jawa Barat melaksanakan Pengembangan Kemitraan Keluarga dengan Sekolah Dasar yang diujicobakan di dua lokasi labsite bagi para orangtua dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan Kehamilan pada ibu akan terjadi apabila terjadi pembuahan yaitu bertemunya sel telur (ovum) dan spermatozoa. Yang secara normal akan terjadi di tuba uterina. Selanjutnya

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

Syarat makanan untuk bayi dan anak :

Syarat makanan untuk bayi dan anak : DIET ORANG SEHAT GOLONGAN ORANG SEHAT 1. BAYI DAN ANAK v masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat v ASI merupakan makanan ideal bagi bayi v Usia > 4 bulan perlu makanan tambahan v Perlu pengaturan

Lebih terperinci

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan kadar gula secara alami ini dapat anda lakukan secara mandiri. Namun akan lebih baik lagi apabila anda bekerja sama dengan keluarga anda. Selain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmhg dan tekanan diastolik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan satu dari empat masalah gizi yang ada di indonesia disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah gangguan akibat kurangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Untuk hidup dan meingkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan Mineral) dalam jumlah yang cukup,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat

Lebih terperinci

AWAL YANG SEGAR: KIAT-KIAT POLA MAKAN YANG SEHAT

AWAL YANG SEGAR: KIAT-KIAT POLA MAKAN YANG SEHAT AWAL YANG SEGAR: KIAT-KIAT POLA MAKAN YANG SEHAT Ingin menerapkan pola makan yang sehat tapi tidak tahu harus memulai dari mana? Artikel ini adalah panduan mudah untuk mengiring anda ke arah yang tepat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan dewasa yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan dewasa yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia pada Remaja Putri Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan dewasa yaitu antara usia 12 sampai 21 tahun. Mengingat pengertian remaja menunjukkan ke masa

Lebih terperinci

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri) kekurangan energi kronik (pada remaja puteri) BAB I PENDAHALUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi masih merupakan beban berat bagi bangsa, hakekatnya berpangkal dari keadaan ekonomi dan pengetahuan masyarakat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia defisiensi besi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara berkembang dan negara miskin,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa keluhan nyeri, perasaan tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan seperti rasa penuh

Lebih terperinci

3. Apakah anda pernah menderita gastritis (sakit maag)? ( ) Pernah ( ) Tidak Pernah

3. Apakah anda pernah menderita gastritis (sakit maag)? ( ) Pernah ( ) Tidak Pernah 104 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCEGAHAN PENYAKIT GASTRITIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2015 A. Karateristik 1. Umur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambahan jumlah lansia di beberapa negara, salah satunya Indonesia, telah mengubah profil kependudukan baik nasional maupun dunia. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi buruk, gizi kurang, dan gizi lebih.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyelenggaraan Makanan Penyelenggaraan makanan merupakan suatu kegiatan atau proses menyediakan makanan dalam jumlah yang banyak atau dalam jumlah yang besar. Pada institusi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun. BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah Seluruh responden pada penelitian ini memiliki rentang usia 45-65 tahun di posyandu Lansia RW 18 dan RW 19 Kelurahan Jebres,

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS. Susilowati, SKM, MKM.

PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS. Susilowati, SKM, MKM. 1 PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS Susilowati, SKM, MKM. 2 Masih ingat pebasket internasional Earvin Johnson? Pemain NBA tersohor itu membuat berita mengejutkan dalam karier bermain basketnya. Bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun. Usia ini merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, yaitu remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang sedang kita hadapi saat ini dalam pembangunan kesehatan adalah beban ganda penyakit, yaitu disatu pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etanol disebut juga etil alkohol atau alkohol yang merupakan sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, dan tak berwarna. Etanol merupakan jenis alkohol yang

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan

Lebih terperinci

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Konsumsi Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa otot-otot tubuh. Penurunan fungsi organ tubuh pada lansia akibat. dari berkurangnya jumlah dan kemampuan sel tubuh, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. berupa otot-otot tubuh. Penurunan fungsi organ tubuh pada lansia akibat. dari berkurangnya jumlah dan kemampuan sel tubuh, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Lansia merupakan proses penuaan dengan bertambahnya usia individu yang ditandai dengan penurunan fungsi organ tubuh seperti otak, jantung, hati dan ginjal serta peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak ada obat lain yang dipelajari sebanyak alkohol. Alkohol merupakan suatu senyawa kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi tubuh berperan dalam media transportasi dan eliminasi produk sisa metabolisme.

BAB I PENDAHULUAN. gizi tubuh berperan dalam media transportasi dan eliminasi produk sisa metabolisme. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurangnya konsumsi cairan merupakan masalah penting di bidang kesehatan karena sel tubuh manusia memerlukan air dalam proses metabolisme. Air sebagai zat gizi tubuh

Lebih terperinci

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Apa itu Nutrisi???? Defenisi Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan Setiap anak mempunyai

Lebih terperinci

USIA REMAJA. Merupakan jalan panjang yg menjembatani priode Kehidupan anak dan dewasa. Berawal tahun dan berakhir usia 18 tahun

USIA REMAJA. Merupakan jalan panjang yg menjembatani priode Kehidupan anak dan dewasa. Berawal tahun dan berakhir usia 18 tahun USIA REMAJA Merupakan jalan panjang yg menjembatani priode Kehidupan anak dan dewasa. Berawal 10 12 tahun dan berakhir usia 18 tahun Karateristik: Masa pertumbuhan yg cepat, Perkembangan seksual, perubahan

Lebih terperinci

ENERGI. Universitas Gadjah Mada

ENERGI. Universitas Gadjah Mada ENERGI Energi Bahan Pangan Energi adalah kapasitas untuk mengerjakan sesuatu untuk mengerjakan sesuatu kegiatan dan dalam hal ini energi mengalami transformasi menjadi jenis energi yang sesuai dengan jenis

Lebih terperinci

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi Bab 1: Mengenal Hipertensi Daftar Isi Pengantar... vii Bab 1. Mengenal Hipertensi... 1 Bab 2. Faktor Risiko... 11 Bab 3. Diagnosis... 17 Bab 4. Komplikasi Hipertensi... 27 Kiat Menghindari Stroke... 33

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Menurut WHO menetapkan bahwa tekanan darah seseorang adalah tinggi bila tekanan sistolik (sewaktu bilik jantung mengerut) melewati batas lebih

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosial Ekonomi Sampel dalam penelitian ini adalah wanita dewasa dengan rentang usia 20-55 tahun. Menurut Hurlock (2004) rentang usia sampel penelitian ini dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang lebih modern. Dimana saat ini telah berkembang berbagai teknologi canggih yang dapat membantu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk lanjut usia pria lebih rendah dibanding wanita. Terlihat dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi dan proyeksi

Lebih terperinci

30/09/2017. Kebutuhan dan Kecukupan Gizi Tenaga Kerja. Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan gizi seseorang

30/09/2017. Kebutuhan dan Kecukupan Gizi Tenaga Kerja. Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan gizi seseorang Kebutuhan dan Kecukupan Gizi Tenaga Kerja KEBUTUHAN ZAT GIZI MAKRO PEKERJA PERTEMUAN 4 NADIYAH, S.Gz., M.Si LARAS SITOAYU, S.Gz., MKM PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT Kebutuhan Gizi Minimal Sehari (MDR)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Berbagai jenis tumbuhan di Indonesia mempunyai banyak manfaat bagi. kelangsungan hidup manusia. Salah satunya adalah tanaman aren (Arenga

PENDAHULUAN. Berbagai jenis tumbuhan di Indonesia mempunyai banyak manfaat bagi. kelangsungan hidup manusia. Salah satunya adalah tanaman aren (Arenga PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam melimpah. Berbagai jenis tumbuhan di Indonesia mempunyai banyak manfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur pembangunan. Peningkatan kemajuan teknologi menuntut manusia untuk dapat beradaptasi dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Energi dan Protein 1. Kebutuhan Energi Energi digunakan untuk pertumbuhan, sebagian kecil lain digunakan untuk aktivitas, tetapi sebagian besar dimanfaatkan untuk metabolisme

Lebih terperinci

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak,

BAB I PENDAHULUAN. Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan protein. Protein dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan ataupun penggantian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus

Lebih terperinci