BAB I PENDAHULUAN. sumber dana tetap yang cukup potensial untuk menunjang suksesnya. Jika diperhatikan proses terjadinya kemiskinan dalam suatu
|
|
- Widyawati Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat sebagai rukun Islam yang ketiga apabila dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab oleh umat Islam, maka ia dapat menjadi sumber dana tetap yang cukup potensial untuk menunjang suksesnya pembangunan nasional, khususnya untuk membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Karena salah satu tujuan berzakat adalah untuk menghapus kemiskinan. Jika diperhatikan proses terjadinya kemiskinan dalam suatu masyarakat selain dari faktor internal seperti malas, taraf pendidikan, kesempatan lapangan kerja, dan cita-cita hidupnya, 1 juga disebabkan karena tertahannya hak milik mereka ditangan orang-orang kaya. Dengan sikap orang kaya yang menahan zakat tersebut, maka modal dan kekayaan akan bertumpuk di lingkungan orang-orang kaya saja, sehingga tidak bisa merata. 2 و ف ي ا م و ال ه م ح ق للس اي ل و ا لم ح ر وم اريات: 19 ) (ا ذل Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak dapat bagian.(adz. Dzariyat:19). 1 Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah Kapita Selekta Hukum Islam, Jakarta: Toko Gunung Agung, Cet. Ke-10, 1997, hlm Abdurrahman Qodir, Zakat Dalam Dimensi Mahdlah dan Sosial, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. Ke,-2, hlm
2 2 Zakat merupakan bagian dari pendapatan masyarakat yang berkecukupan yang menjadi hak dan karena itu harus di berikan kepada yang berhak, yakni untuk memberantas kemiskinan dan penindasan. Dalam rukun zakat terdapat ketentuan bahwa zakat tidak boleh di berikan kepada mereka yang wajib zakat dan hukumnya haram, kecuali mereka yang sesuai dalam kriteria delapan asnaf. 3 Perlu dijelaskan bahwa kata infaq, shadaqah, dan hak, walaupun mempunyai kata yang berbeda tetapi sering disebut dengan kata yang sama yaitu dengan zakat karena mempunyai esensi yang sama. Bahkan zakat yang harus dibagikan kepada delapan asnaf, sebagaimana dinyatakan dalam surat At-Taubat ayat 60, 4 tidak memakai istilah zakat melainkan shadaqah : ا ن م ا الص د قات ل ل ف قر اء و ا لم س اك ي ن و ا لع ام ل ي ن ع لي ه ا و ا لم و ل فة ق لو ب ه م و ف ي الر قا ب و ا لغ ار م ي ن و في س ب ي ل االله و اب ن الس ب ي ل فر ي ض ة م ن االله و االله ع ل ي م ح ك ي م (التوبة: 60 ). Sesungguhnya shadaqah itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang di bujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang. Untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang di wajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dipergunakannya kata-kata tersebut dengan maksud zakat, 5 menurut Hafidhudin dalam bukunya zakat dalam perekonomian modern karena memiliki kaitan yang sangat kuat dengan zakat. Zakat disebut infak karena 3 Dawan Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. Ke-1, 1999, hlm Departemen Agama RI,Al-Qur an dan Terjemahanya,Yayasan Penyenggara Penterjemah Al-Qur an, Semarang: CV. Toha Putra, 1995, hlm Didin Hafiddudin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani Press, Cet-1, 2002, hlm.9.
3 3 hakikatnya zakat itu adalah penyerahan harta untuk kebajikan-kebajikan yang diperintahkan Allah SWT. Disebut sedekah karena memang salah satu tujuan utama zakat adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Zakat disebut hak oleh karena itu zakat merupakan ketetapan yang bersifat pasti dari Allah SWT yang harus diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya. Selain perintah Allah kepada umat Islam untuk membayarkan zakat, Islam juga mengatur dengan tegas dan jelas tentang pengelolaan harta zakat, manajemen zakat yang ditawarkan oleh Islam dapat memberikan kepastian keberhasilan dana zakat sebagai dana umat Islam. 6 Hal itu terlihat dalam Al- Qur an surat At-Taubat : 103, bahwa Allah memerintahkan Rasul SAW untuk memungut zakat. خ ذ م ن ام و ال ه م ص د ق ة ت طه ر ه م و ت ز كي ه م ب ه ا و ص ل ع لي ه م ا ن ص لات ك س كن له م و االله س م ي ع ع ل ي م (التوبة: 103 ). Ambillah zakat itu sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo alah untuk mereka. Sesungguhnya do a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Mendengar Lagi Maha Mengetahui. Dari keterangan ayat tersebut, jelas bahwa pengelolaan zakat, mulai dari memungut, menyimpan, dan tugas mendistribusikan harta zakat berada dibawah wewenang Rasul dan dalam konteks sekarang, zakat dikelola oleh suatu badan resmi baik yang langsung dikelola oleh pemerintah (BAZIS) maupun swasta (LAZIS). Penunjukan amil zakat memberikan pemahaman 6 Masdar F. Mas udi, et.al. Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS Menuju Efektifitas Zakat Infaq dan Sedekah, Jakarta: Cet ke-1, 2004, hlm. 15.
4 4 bahwa zakat bukan diurus oleh orang perorangan, tetapi dikelola secara profesional dan terorganisir. Amil yang mempunyai tanggung jawab terhadap tugasnya, adalah memungut, menyimpan dan mendistribusikan harta zakat kepada orang yang berhak menerimanya. 7 Karena zakat adalah suatu sistem perundang-undangan yang harus dijalankan oleh pemerintah Islam. Zakat bukanlah suatu sistem kebajikan individual atau sedekah yang bersifat sukarela dari para orang kaya, 8 karena hal itu tidak akan memberikan jaminan yang kuat dan pasti bagi para fakir miskin. Tetapi zakat merupakan suatu sistem tata sosial yang diatur oleh negara melalui pengurus atau badan amil zakat dan sudah tersusun semenjak zakat diwajibkan terhadap umat Islam. Dalam fikih juga telah ditetapkan secara jelas mengenai ketentuanketentuan tentang jenis-jenis harta zakat, nisab, haul, cara kerja amil, baitul mal, mustahik, dan lain-lain. 9 Agar menjadi sumber dana yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan, perlu adanya pengelolaan zakat secara profesional dan bertanggung jawab yang dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah. Karena pengelolaan atau manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar 7 Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, Pasal 9, ayat 1, hlm Yusuf Qardhawi, Kiat Islam Mengentaskan Keniskinan, Jakarta: Gema Insani Press, Cet. I, 1995, hlm Yusuf Qordawi, Hukum zakat, Terjemahan, Salman Harun, Didin Hafidhuddin, et.al., Bandung: Mizan, Cet-ke.4, 1993, hlm.88.
5 5 dilakukan dengan baik, tepat, dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran Islam 10 Tujuan pengelolaan zakat adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penilaian dan dalam pelayanan ibadah zakat, meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, serta meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat. 11 Namun dengan ketidakberhasilan mengumpulkan zakat, pelampiasannya seringkali lari kepada mencela terhadap sistem yang ada, yaitu karena belum terwujud sistem sosial dan ekonomi yang Islami, padahal hal tersebut belum pasti. Bisa juga ketidaksuksesan pengumpulan dan pendayagunaan zakat dikalangan umat Islam yang terjadi, diduga kuat karena disebabkan beberapa faktor. 12 Pertama, mungkin selama ini kurang menggunakan pendekatan atau metode yang tepat untuk memasyarakatkan ajaran zakat dikalangan masyarakat Islam yang berkewajiban membayar zakat. Kedua, mungkin juga pembagian zakat secara tradisional yang bersifat konsumtif sehingga tidak akan banyak membuahkan hasil, karena akan cepat habis di makan. Dengan demikian, tidak mustahil terwujudnya harta hasil dari zakat menjadi penyebab dan menstrukturkan kemalasan yang berarti mengabadikan kemiskinan. 10 Didin Hafiddudin, Menejemen Syari ah Dalam Praktek, Jakarta: Gema Insani Press, Cet. Ke-1, hlm Mohamad Daud Ali, Lembaga-lembaga Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. I, 1995, hlm A. Qodri Azizy, Membangun Fondasi Ekonomi Umat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. Ke-1, 2004, hlm
6 6 Pemikiran dan praktek zakat dikalangan umat Islam menurut Masdar Farid M. terdapat tiga kelemahan dasar yang saling terkait. 13 Pertama, kelemahan pada segi Filosofinya: yakni tiadanya pandangan sosial yang mendasari praktik zakat, zakat mereka tunaikan semata-mata untuk memenuhi kewajiban yang ditekankan dari atas yang haram ditolak perintahnya. Kedua, segi struktur dan kelembagaannya: yakni tata laksana zakat. Misalnya definisi operasional zakat, objek zakat, sasaran pembelanjaan zakat, dsb. Ketiga, Segi menejemen operasionalnya yakni dalam bidang per-amil-annya atau organisasi pengelolaannya. Akhir-akhir ini di Indonesia, selain ada Lembaga Amil Zakat yang dibentuk pemerintah seperti BAZIS mulai dari tingkat pusat sampai tingkat desa, juga ada lembaga formal yang dibentuk oleh organisasi kemasyarakatan seperti LAZIS. Di samping itu ada yang tidak secara eksplisit menyebutkan lembaga zakat tetapi diberi nama dengan nama lain seperti Dompet Dhuafa di Jakarta, Yayasan Dana Sosial Al-Falah di Surabaya, Yayasan Darurat Tauhid di Bandung, dan Yayasan Amil Zakat di Lampung. Bahkan sebagian yayasan tersebut sudah dapat menggalang dana umat secara professional dengan nominal yang sangat besar. Dan pendayagunaan zakat sudah diarahkan untuk pemberian modal kerja, penanggulangan korban bencana, dan pembangunan fasilitas umum umat Islam. Meskipun secara umum sudah diketahui bahwa zakat adalah salah satu rukun Islam yang ke lima, namun kita yakin bahwa hanya sebagian kecil 13 Masdar F. Mas udi, Menggagas ulang zakat Sebagai Etika Pajak dan Belanja Negara Untuk Rakyat, Bandung: Mizan, Cet. Ke-1, 2005, hlm.18.
7 7 orang yang mau membayar zakat. Dan jika dicermati, kesadaran yang cukup tinggi dalam hal mengeluarkan zakat pada umat Islam, baru tampak pada zakat fitrah. 14 Tapi meskipun demikian tidak berarti tidak semua Lembaga Amil Zakat akan tidak berhasil dalam mengumpulkan dan mengelola dana Zakat, Infaq, dan shadaqah (ZIS), semua itu tergantung bagaimana kita menerapkan sistem dan pensosialisasiannya. Selain lembaga-lembaga amil zakat yang telah penulis sebutkan di atas, yayasan amil zakat Muhajirin bisa juga dikatakan cukup baik. Yayasan tersebut berdiri ditingkat RW yang bertempat di RW V kelurahan ngaliyan kota Semarang. Pada umumnya seorang amil bertugas sebagaimana mestinya, yakni mengumpulkan dana ZIS dengan cara mendatangi kepada muzzaki. Namun berbeda dengan LAZIS Muhajirin, Pada LAZIS ini prosedur pengumpulannya berjalan dengan sendiri (sistem estafet), yakni buku daftar muzaki akan berjalan sendiri dari rumah ke rumah. Hal ini tentunya karena kesadaran para muzaki tentang perintah zakat. Sebagai contoh, muzaki A akan menyerahkan bukunya ke muzaki B kemudian muzaki B akan menyerahkan bukunya ke muzaki C dan begitu seterusnya sampai muzaki yang terakhir menyerahkan bukunya ke ketua RT masing-masing, kemudian ketua RT menyerahkannya kepada pengurus lazis Muhajirin dengan hasil dana ZIS yang telah terkumpul. 15 Tak jarang pula yayasan tersebut memberikan sebagian dananya kepada mustahiq yang membutuhkan yang berada diluar kelurahan atau kecamatan Ngaliyan. 14 M. Syukri Ghozali, et. al, Pedoman Zakat 9 seri, hlm Hasil wawancara dengan Bapak Darno, kepala LAZIS Muhajirin, di kantor Lazis, Tanggal 11 Januari 2006, Jam Wib.
8 8 Dari penjelasan yang telah penulis paparkan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana yayasan tersebut mensosialisasikan ZIS sehingga menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengeluarkan zakat dan bagaimana cara pengelolaannya, dengan judul: "STUDI ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS) PADA LAZIS MUHAJIRIN NGALIYAN SEMARANG" B. Pokok Permasalahan Bertitik tolak pada latar belakang di atas, maka penulis memutuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur pengumpulan zakat, infaq dan shadaqah yang dijalankan oleh LAZIS Al-Muhajirin Ngaliyan Semarang? 2. Bagaimana sistem pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah yang dijalankan LAZIS Al-Muhajirin? 3. Bagaimana cara yang ditempuh oleh LAZIS Al-Muhajirin dalam mensosialisasikan zakat, infaq dan shadaqah serta menyadarkan para muzaki? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui prosedur pengumpulan zakat, infaq dan shadaqah yang dijalankan di LAZIS Al- Muhajirin.
9 9 2. Untuk mengetahui sistem pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah yang dijalankan LAZIS Al-Muhajirin. 3. Untuk mengetahui cara pensosialisasian zakat, infaq dan shadaqah yang ditempuh oleh LAZIS Al- Muhajirin. D. Telaah Pustaka Dalam membahas masalah ini penulis melakukan penelaahan terhadap berbagai karya sarjana muslim untuk mengetahui lebih dalam mengenai persoalan yang penulis kaji. Kajian tentang keberhasilan lembaga amil Zakat dalam mengelola dana zakat masih menjadi pembahasan yang hangat, mengingat kesadaran masyarakat akan makna zakat masih tipis, sedangkan kemiskinan yang melanda umat Islam di sekitar kita masih begitu banyak. Berikut ini akan penulis ilustrasikan pendapat sarjana muslim yang membahas tentang zakat dan permasalahannya. Buku yang membahas tentang pengumpulan, pendayagunaan zakat dan usaha mengentaskan kemiskinan melalui dana zakat, dijelaskan oleh Masdar F. Mas udi et, al. dalam buku yang berjudul Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS Menuju Efektifitas Pemanfaatan Zakat, Infak dan Sedekah. Di dalamnya dibahas mengenai optimalisasi pendayagunaan zakat, interpretasi delapan asnaf dan pengelolaan zakat. Tujuan dari pengelolaan zakat dijelaskan untuk meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pelayanan ibadah zakat, meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam pelayanan ibadah zakat,
10 10 meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, serta meningkatnya hasil guna, dan daya guna zakat. Membangun Fondasi Ekonomi Umat karya A. Qodri Azizy, yang di dalamnya terdapat pembahasan tentang zakat adalah merupakan dana umat yang perlu diadakannya manajemen yang baik. Di sini didiskusikan mengenai zakat dari segi manajemen dalam pengertiannya sebagai seni, bukan sebagai ilmu. Untuk itu disamping konsep filosofisnya yang dibandingkan dengan konsep filosofis yang ada dalam ajaran selain Islam, di sini akan mencakup dua pembicaraan penting. Pertama, menggunakan manajemen sebagai pendekatan untuk mengumpulkan zakat. Kedua, membuat asumsi atau hipotesa untuk pendayagunaan zakat (untuk membuat sebuah perencanaan diperlukan banyak hal, seperti survai lapangan, human resources, jenis kerja, dan lain-lain). Anatomi Fiqh Zakat Potret dan Pemahaman Badan Amil Zaka Infaq dan Shadaqah Editor Suyitno dan Heri junaidi, menjelaskan tentang pemahaman hukum dan hikmah zakat, infaq, dan shadaqah, petunjuk praktis tentang penghitungan zakat Sumatera Selatan, dan membahas mengenai organisasi lembaga pengelola zakat. Buku karangan Yusuf Qardhawi yang mengkaji tentang keampuhan zakat untuk mengurangi kemiskinan adalah Konsep Hukum Islam Dalam Mengentaskan Kemiskinan. Dalam buku tersebut beliau mengisyaratkan
11 11 tentang kelebihan-kelebihan zakat Jika dikelola dengan manajemen yang professional untuk mengurangi angka kemiskinan. Buku yang berjudul "Pengelolaan Zakat Oleh Negara Untuk Memerangi Kemiskinan" karya Djamal Do'a, menjelaskan bahwa sudah semestinya zakat itu dikelola oleh negara baik dari sisi pengumpulan maupun pendistribusiannya. Sebab negara memiliki kewajiban dan wewenang besar untuk memberdayakan rakyat. Pengelolaan zakat di Indonesia yang masih "setengah hati" ini, harus segera ditata ulang. Itu kalau benar-benar ingin mewujudkan kemaslahatan zakat masyarakat secara nyata, yakni mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan ekonomi umat. Sementara itu, sepengetahuan penulis skripsi yang berjudul Analisis Zakat Mal (Studi Lapangan Pengelolaan Zakat Mal Bazis Desa Kepakisan Kec. Batur Kab. Banjarnegara)" yang disusun oleh Jamil, di dalamnya dibahas mengenai proses pengelolaan zakat mal yang terjadi di BAZIS Desa Kepakisan, dalam artian mulai dari proses pengumpulan zakat sampai pada pendistribusian serta penentuan asnaf yang berhak menerima. Skripsi yang berjudul "Pendayagunaan zakat di Desa Bandungan Kec. Tuntang Kab. Semarang", yang disusun oleh Rabi'atul Aadawiyah, yang menjelaskan mengenai pendayagunaan zakat baik dari zakat mal maupun zakat fitrah di Desa Bandungan. Adapun skripsi yang berjudul "Analisis Terhadap Penghitungan Nisab Zakat Penghasilan (Studi Analisis Ibadah Pelaksana Urusan Zakat Muhammadiyah (BAPELURZAM) PDM Kendal)", yang disusun oleh Ahmad Mustahal, didalamnya membahas mengenai
12 12 penentuan batasan nisab zakat penghasilan yang ditetapkan di BAPELURZAM dan ditinjau dari sisi hukum Islam. Karya-karya yang telah penulis paparkan di atas akan berbeda dengan skripsi yang penulis kaji, yang berjudul "Studi Analisis Terhadap Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) Pada LAZIS Al- Muhajirin Ngaliyan Semarang". Dalam skripsi ini penulis akan mengkaji dari bagaimana cara yang ditempuh LAZIS dalam mensosialisasikan zakat, infaq, dan shadaqah, sehingga dapat menumbuhkan kesadaran para muzaki untuk mengeluarkan zakat dan prosedur pengumpulan serta pendayagunaannya juga kendalakendala yang dihadapi dalam mewujudkan tujuannya. E. Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode penelitian, antara lain: 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang obyeknya mengenai gejala-gejala atau peristiwa yang terjadi pada masyarakat dan dipadukan dengan kepustakaan. Dalam hal ini mengenai pengelolaan LAZIS Al-Muhajirin Ngaliyan Semarang. 2. Metode Pengumpulan Data Dalam metode pengumpulan data ini dibagi menjadi dua, yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder.
13 13 a. Data Primer Adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan pengambilan data secara langsung pada subjek sebagai sumber informasi utama yang dicari. 16 Data ini diperoleh dengan menggunakan: 1) Wawancara Yaitu suatu percakapan, tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan kepada suatu masalah tertentu. 17 Dengan tujuan untuk memperoleh informasi faktual, untuk menaksir dan menilai kepribadian individu. 18 Metode ini penulis gunakan dalam melaksanakan wawancara dengan pengurus LAZIS Al- Muhajirin. 2) Dokumentasi Yaitu mencari data mengenai hal-hal yang ada hubungannya dengan masalah yang hendak penulis kaji, yang berupa catatan, notulen rapat, dan lain sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berupa dokumentasi di LAZIS Al-Muhajirin pada praktek pengumpulan dan pendistribusian dana zakat, dalam bentuk daftar muzakki, daftar mustahiq, dan laporan lainnya. 16 Syaifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I, 1998, hlm Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Research Sosial, Bandung: Mandar Maju, 1990, hlm Ibid.
14 14 b. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh lewat fihak lain, yakni tidak langsung diperoleh dari subjek penelitiannya. 19 Dalam hal ini data sekunder diperoleh dari sumber lain yang digunakan sebagai penunjang bagi data primer, di antaranya dari buku-buku literatur dan media lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini. Data ini diperoleh dengan menggunakan: 1). Wawancara kepada muzakki dan mustahiq Yaitu mengadakan tanya jawab dengan muzakki dan mustahiq yang pernah mendapatkan bantuan dana zakat dari LAZIS Al- Muhajirin. Wawancara ini untuk mengetahui realisasi dari program LAZIS. Ini digunakan sebagai penunjang data primer. 2). Dokumentasi literatur Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Ini digunakan sebagai pelengkap data primer Metode Analisis Data Dalam menganalisis skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis. Proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, dan dokumentasi. Kemudian mengadakan reduksi data yaitu data-data yang 19 Syaifuddin Azwar, op.cit., 20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet ke-12, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hlm. 236.
15 15 diperoleh di lapangan dirangkum dengan memilih hal-hal yang pokok serta disusun lebih sistematis sehingga menjadi data-data yang benar-benar terkait dengan permasalahan yang dibahas. 21 Deskriptif analitis yaitu mendeskripsikan pelaksanaan, dalam hal ini difokuskan pada sistem pengelolaan zakat yang dijalankan di LAZIS Al-Muhajirin Ngaliyan. Analisis ini akan digunakan pada bab IV. F. Sistematika Penulisan Skripsi Agar pembahasan ini lebih mengarah, maka penulis membagi pembahasan skripsi menjadi beberapa bab, tiap bab terdiri dari sub dengan maksud untuk mempermudah dalam mengetahui hal-hal yang dibahas dalam skripsi ini dan tersusun rapi serta terarah. Adapun susunan dari bab-bab tersebut adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Yang berisikan tentang latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan skripsi. BAB II : TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN ZAKAT Yang berisikan tentang manajemen pengelolaan zakat dalam perspektif fiqh, meliputi pengertian amil, hak dan kewajiban amil, tujuan dan fungsi amil. Dan pengelolaan zakat dalam perspektif hukum positif. 21 Hadari, Nawawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan, Yogyakarta; Gajah Mada University Press, 1996 hlm. 190.
16 16 BAB III : PENGELOLAAN LAZIS MUHAJIRIN NGALIYAN Yang berisikan sekilas tentang profil LAZIS Muhajirin Ngaliyan, prosedur pengumpulan dana dan pendistribusiannya, upaya dan kendala-kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. BAB IV : ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN LAZIS MUHAJIRIN NGALYAN Yang berisikan tentang analisis terhadap pengumpulan dan pendayagunaan zakat, analisis terhadap upaya dan kendala yang dihadapi dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. BAB V : PENUTUP Yang berisikan tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA A. Analisis Dari Segi Penerimaan Zakat Zakat melalui sms (short message service)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi: dimensi ḥāblūm mīnāllāh (vertikal) dan dimensi ḥāblūmmīnānnaas (horinzontal). Ibadah zakat bila ditunaikan dengan baik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baitul maal yang berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti rumah usaha. 1
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Baitul Maal Wattamwil (BMT) secara lughowi / harfiyah terdiri dari baitul maal yang berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti rumah usaha. 1 Kemudian secara istilah
Lebih terperinciFATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)
24 Penggunaan Dana Zakat Untuk Istitsmar (Inventasi) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi dari lima rukun Islam (Qardawi, 2007:3). Menunaikan zakat merupakan kewajiban bagi umat yang mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan ibadah yang mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi hablum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan ibadah yang mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi hablum minallah dan hablum minannas. Zakat dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat terutama
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI <AH (TABUNGAN HAJI) DI BANK BPRS BAKTI MAKMUR INDAH KRIAN
BAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan ibadah yang mengandung 2 dimensi, yaitu dimensi hablumminallah dan hablumminannas 1. Zakat dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat terutama
Lebih terperinciAnalisis Pengelolaan Zakat dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Mustahiq di Badan Amil Zakat Nasional Kota Cimahi
Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-6561 Analisis Pengelolaan Zakat dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Mustahiq di Badan Amil Zakat Nasional Kota Cimahi 1 Fatimah Rahmawati, 2 Asep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari segi bahasa, zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ditinjau dari segi bahasa, zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu keberkahan, al-namaa pertumbuhan dan perkembangan, ath-thaharatu kesucian, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam yang lima, keberadaan zakat disejajarkan dengan ibadah-ibadah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu rukun (termasuk rukun ketiga) dari rukun Islam yang lima, keberadaan zakat disejajarkan dengan ibadah-ibadah yang lain seperti sholat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern banyak terjadi ketimpangan-ketimpangan dan ketidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern banyak terjadi ketimpangan-ketimpangan dan ketidak merataan, terutama dalam masalah ekonomi sosial ekonomi.banyak orang-orang kaya yang semakin
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Persepsi Masyarakat Petani Desa Trembulrejo Tentang Zakat Pertanian Mencermati keterangan narasumber dari hasil wawancara dari 15 petani, banyak petani yang mengetahui
Lebih terperinci2,5 % ZAKAT 100 % manfaat
2,5 % ZAKAT 100 % manfaat OPTIMALISASI POTENSI DAN PEMBERDAYAA N FAISAL QOSIM ا نمحرلا هللا مسب ميحرل Keimanan dan Amal sholeh Beriman dan beramal shalih merupakan salah satu frase yang paling sering digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zakat tidak sekedar dimaknai sebagai sebuah ibadah semata yang diwajibkan kepada setiap umat Islam bagi yang sudah memenuhi syarat, akan tetapi lebih dari pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan sesama manusia atau hablun minannas. Hubungan manusia dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang berisi tuntunan dan tatanan hidup yang ditujukan kepada segenap umat manusia. Ajaran Islam dapat kita bagi menjadi dua bagian. Pertama,
Lebih terperinciZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN
23 ZAKAT PENGHASILAN Majelis Ulama Indonesia, setelah FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN MENIMBANG : a. bahwa kedudukan hukum zakat penghasilan, baik penghasilan
Lebih terperinciPERAN LEMBAGA AMIL ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH MUHAMMADIYAH (LAZISMU) BANYUMAS DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN KAUM DHUAFA
PERAN LEMBAGA AMIL ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH MUHAMMADIYAH (LAZISMU) BANYUMAS DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN KAUM DHUAFA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Memperoleh Derajat S-1 Oleh : Nama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang paling sempurna. Berbagai macam rezeki Allah dilimpahkan kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk Allah SWT yang diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna. Berbagai macam rezeki Allah dilimpahkan kepada manusia sebagai bekal kelangsungan
Lebih terperinciHAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI
HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana Hukum Islam jurusan Syariah pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta NAMA
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN
77 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Terhadap Praktik Penyaluran Zakat Fitrah di Masjid
Lebih terperinciAKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA
AKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN 2010 Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA A. DEFINISI 1. Amil adalah entitas pengelola zakat yang pembentukannya dan atau pengukuhannya diatur berdasarkan peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan antara manusia dengan manusia (Habluminannas) dan manusia dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini memiliki wewenang atas seluruh harta yang ada didalamnya. Tetapi manusia harus sadar bahwa Allah sebagai pemilik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan ibadah dan kewajiban sosial bagi para aghniya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan ibadah dan kewajiban sosial bagi para aghniya (hartawan) setelah kekayaannya memenuhi batas minimal (nisab) dan rentang waktu tertentu (haul). Tujuannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan pendapatan khususnya masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 : yang rukuk. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang di dalamnya terdapat unsur ibadah, sosial dan ekonomi, yang mana setiap orang muslim mempunyai kewajiban melaksanakan sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karunia dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Orang yang tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ajaran agama Islam, waktu yang tersedia hendaknya diisi dengan kegiatan melaksanakan ibadah kepada Allah dan kegiatan mencari rezeki, sebagai karunia dari
Lebih terperinciKONSEP PENGELOLAAN LAZIS
WORKSHOP FIQIH ZAKAT REMAS MASJID KAMPUS AINUL YAQIN UNISMA Tanggal, 13 Juni 2017 KONSEP PENGELOLAAN LAZIS Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. Mt. Haryono 193 Telp.
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:
SYARIAH - IBADAH KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi Syariah dan Rukun Islam Menganalisis fungsi masing-masing unsur dari Rukun Islam bagi kehidupan umat Islam INDIKATOR: Mendeskripsikan
Lebih terperinciالمضارع الماضي الا مر
Pelajaran 1 النهي dan الا مر, المضارع, الماضي Bentuk Untuk الفعل المزيد (Kata kerja Berimbuhan) Perhatikan Kalimat-kalimat berikut ini! Allah mengeluarkan manusia dari kehidupan yang االله ي خ ر ج الن
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Syariah Jurusan Muamalah.
TRADISI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT FITRAH KEPADA PARA USTADZ DAN KYAI SEBAGAI PRIORITAS PENERIMA ZAKAT FITRAH (Pelaksanaan Zakat Fitrah di Desa Pulokulon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan) SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah al-qur an merupakan kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantara Malaikat Jibril, sebagai kitab suci bagi umat Islam yang berisi pedoman
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT DESA PAGARBATU KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP TENTANG ZAKAT RUMPUT LAUT
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT DESA PAGARBATU KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP TENTANG ZAKAT RUMPUT LAUT A. Persepsi Masyarakat Desa Pagarbatu Kecamatan Saronggi Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu membayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat sebagai rukun Islam merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu membayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya dengan pengelolaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembiayaan pembangunan di Indonesia pajak merupakan sumber pendapataan yang terbesar. Pajak adalah iuran wajib kepada negara 1 yang terutang oleh orang pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu hal yang tidak dapat dihindari adalah setiap orang tentu akan meninggal, baik ia seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari bentuk kegiatan muamalah adalah utang-piutang untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu dari bentuk kegiatan muamalah adalah utang-piutang untuk menutup kebutuhan. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman ke arah yang lebih modern,
Lebih terperinciA. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel
ARTICLE REVIEW Oleh: Afifah Hasbi (Prodi Ekonomi Syariah Pps UIN Ar-Raniry) Judul artikel : Pendistribusian Zakat Produktif Dalam Perspektif Islam Penulis artikel: Siti Zalikha Penerbit : Jurnal Ilmiah
Lebih terperinciMas}laha<t atau kemaslahatan merupakan tujuan inti
62 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENENTUAN NOMINAL INFA>Q BAGI PNS DI BAZ KABUPATEN GRESIK A. Analisis Praktek Penentuan Nominal Infa>q Bagi Karyawan / Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UUD RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan
Lebih terperinciPada zaman modern banyak terjadi ketimpangan-ketimpangan dan. kaya yang semakin kaya dan tidak sedikit pula orang-orang miskin yang
A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern banyak terjadi ketimpangan-ketimpangan dan ketidakmerataan, terutama dalam masalah ekonomi sosial ekonomi.banyak orangorang kaya yang semakin kaya dan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghormati, saling menyayangi, tolong menolong, berzakat, berinfak, pemeluknya untuk memegang prinsip mulia yang disyariatkannya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang bisa memberikan rahmat kepada manusia di dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang hakiki.
Lebih terperinciBAB II DANA SOSIAL BANK SYARIAH, ZAKAT PRODUKTIF, DAN KONSEP KEBERHASILAN USAHA
BAB II DANA SOSIAL BANK SYARIAH, ZAKAT PRODUKTIF, DAN KONSEP KEBERHASILAN USAHA A. Dana Sosial Bank Syariah Fungsi sosial bank syariah yang dilakukan dengan penghimpunan dana sosial adalah pengumpulan
Lebih terperinciKHUTBAH ISTIQAMAH SERIAL KHUTBAH JUMAT MASJID ISTIQAMAH KANDANGAN KHUTBAH JUMAT OLEH MUHAMMAD DN
KHUTBAH ISTIQAMAH SERIAL KHUTBAH JUMAT MASJID ISTIQAMAH KANDANGAN KHUTBAH JUMAT OLEH MUHAMMAD DN PANTI ASUHAN AMANAH JALAN MUSYAWARAH KANDANGAN 71211 KALIMANTAN SELATAN Khutbah Istiqamah, Menapaki Sunnah
Lebih terperinciبسم هللا الرحمن الرحيم
1 بسم هللا الرحمن الرحيم Kebijakan Nasional Zakat dan Upaya Merealisasikan Potensi Zakat di Indonesia Oleh: Didin Hafidhuddin (Guru Besar IPB, Direktur Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan tantangan utama yang dihadapi negara-negara. Asia-Afrika. Jika menggunakan indikator Bank Dunia, yang mematok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan tantangan utama yang dihadapi negara-negara Asia-Afrika. Jika menggunakan indikator Bank Dunia, yang mematok penghasilan penduduk di bawah US$ 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan karena seiring dengan perkembangan zaman yang semakin
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai yang kita ketahui islam adalah agama dakwah yang menyerukan setiap umatnya untuk menyebarkan kepada sesamanya. Dan dalam rangka usaha penyebaran dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah fundamental yang tengah dihadapi oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika mendasar yang saat ini tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia akan lebih berpengetahuan luas dan menjadi lebih bijaksana dalam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDELEGASIAN PENGELOLAAN WAKAF DI PONDOK PESANTREN AL-MA UNAH CIREBON
BAB IV ANALISIS PENDELEGASIAN PENGELOLAAN WAKAF DI PONDOK PESANTREN AL-MA UNAH CIREBON A. Analisis tentang Pendelegasian Pengelolaan Wakaf di Pondok Pesantren al-ma unah Cirebon Dalam Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA A. Analisis terhadap Praktek Pengambilan Keuntungan pada Penjualan Onderdil di Bengkel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi di sebuah negara yang kaya dengan sumber daya alam dan mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Indonesia, merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan utama dari pembangunan nasional, dalam pelaksanaannya haruslah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mewujudkan kesejahteraan umum yang adil dan merata merupakan tujuan utama dari pembangunan nasional, dalam pelaksanaannya haruslah berkesinambungan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berlaku secara universal dengan dua ciri dimensi, yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia, dalam kehidupannya juga menempati tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdimensi sosial ekonomi dan dengan zakat, di samping ikrar tauhid (syahadat)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah salah satu rukun yang bercorak sosial ekonomi dari lima rukun Islam. Seorang mukmin diakui sebagai saudara seagama apabila telah menunaikan zakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berikannya sebuah kelebihan tersebut manusia tidak hanya diam. Akan tetapi. wajib melaksanakan segala perintah dan larangan Allah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna, karena memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Allah memberi sebuah kelebihan dengan memberi
Lebih terperinciب س م االله الر ح من الر ح ي م
FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL Nomor: 31/DSN-MUI/VI/2002 Tentang PENGALIHAN UTANG ب س م االله الر ح من الر ح ي م Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN LAZIS MUHAJIRIN NGALIYAN SEMARANG. masuk dari para muzakki, munfiq dan mushadiq. Menurut Saechul Hadi P.
BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN LAZIS MUHAJIRIN NGALIYAN SEMARANG A. Pengumpulan dan Pendayagunaan Zakat Selain Bazis sebagai badan yang berfungsi mengelola ZIS, Lazis juga merupakan suatu lembaga
Lebih terperincidan 3 ماضي juga dapat di-tashrif (diubah) berdasarkan kata ganti, baik dalam bentuk المزيد
Pelajaran 2 تصريف الا فعال المزيدة ا لى الضم اي ر Perubahan Kata kerja berimbuhan berdasarkan kata ganti Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini! 1. الس ح ر الن اس ن ي ع لم و الشياطين Setan-setan itu mengajarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet: 1, 2008, hlm 1. 1 Asnaini dan Zubaedi, Zakat Produktif dalam Perspektif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib dipenuhi oleh setiap muslim. Zakat memiliki hikmah yang dikategorikan dalam dua dimensi: dimensi vertikal dan
Lebih terperinciKONSEP PERHITUNGAN & PEMBUKUAN ZAKAT-PAJAK
WORKSHOP FIQIH ZAKAT REMAS MASJID KAMPUS AINUL YAQIN UNISMA TANGGAL, 27 JUNI 2015 KONSEP PERHITUNGAN & PEMBUKUAN ZAKAT-PAJAK Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. Mt.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Harta yang dimiliki manusia sesungguhnya hanyalah sebuah titipan dari Allah SWT. Manusia ditugaskan untuk mengelola dan memanfaatkan harta tersebut sesuai dengan ketentuannya.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari
BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari Kecamatan Genteng Surabaya Wadi< ah adalah suatu akad antara dua orang (pihak)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya, maka hasil analisis Tinjauan Hukum Islam Terhadap Ketentuan
Lebih terperinciProsiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:
Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-6561 Pengaruh Progam Umat Mandiri BANKIT (Bina Ekonomi Kecil Produktif) terhadap Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Mustahik Zakat (Miskin) di Pusat Zakat
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP ANCAMAN PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN DALAM PASAL 365 AYAT (4) KUHP
TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP ANCAMAN PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN DALAM PASAL 365 AYAT (4) KUHP (Studi analisis Hukum Responsif dan Progresif) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial dalam berbagai aktifitas kehidupannya, guna memenuhi kehidupan sehari-hari terkadang tidak dapat dicukupkan dengan harta benda yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menyalurkan harta bagi orang yang mampu kepada. orang yang membutuhkan, dalam Islam ada beberapa istilah yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menyalurkan harta bagi orang yang mampu kepada orang yang membutuhkan, dalam Islam ada beberapa istilah yaitu zakat, infa>q dan shadaqah. Kegiatan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesungguhnya seluruh kebutuhan manusia telah diciptakan Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu khawatir lagi tidak akan memperoleh bagian rezeki. Namun, pada
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA. A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat Dalam terjadinya hutang piutang dana zakat yang terjadi
Lebih terperinciHadits-hadits Shohih Tentang
Hadits-hadits Shohih Tentang KEUTAMAAN PERNIAGAAN DAN PENGUSAHA MUSLIM حفظو هللا Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc Publication : 1436 H_2015 M Hadits-hadits Shohih Tentang Keutamaan Perniagaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. posisi sangat penting, strategis dan menentukan bagi pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat adalah ibadah maliyah ijtimaiyyah (materi-sosial) yang memiliki posisi sangat penting, strategis dan menentukan bagi pembangunan kesejahteraan umat. Ajaran zakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk kepentingan sesuatu, pengeluaran sukarela yang tidak ditentukan jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infaq berasal dari kata انفك yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu, pengeluaran sukarela yang tidak ditentukan jumlah dan waktunya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak sederhana. Apa yang diisyaratkan oleh Al-qur an merupakan. kekayaan sesuai dengan proporsi yang telah ditentukan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran zakat dalam Islam secara normatif memiliki spirit sosial yang tidak sederhana. Apa yang diisyaratkan oleh Al-qur an merupakan petunjuk tuhan untuk memelihara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang hingga saat ini masih dihadapi oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk dicarikan solusinya karena sudah
Lebih terperinciTafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286
Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 286 ل ا ي ك ل ف الل ه ن ف س ا ا ل ا و س ع ه ا ل ه ا م ا ك س ب ت و ع ل ي ه ا م ا اك ت س ب ت ر ب ن ا ل ا ت و اخ ذ ن ا ا ن ن س ين ا ا و ا خ ط ا ن ا ر ب ن ا و ل ا ت ح
Lebih terperinciب س م االله الر ح من الر ح ي م
FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARI AH MUSYARAKAH ب س م االله الر ح من الر ح ي م Dewan Syari ah Nasional, setelah: Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. shalat dan puasa. Namun ada juga yang berdampak secara sosial, seperti halnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai agama yang sempurna, Islam mengajarkan cara ibadahnya dengan berbagai cara, ada ibadah yang berdampak secara personal atau individual, seperti shalat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di masa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan di masa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi oleh sektor pendidikan, sebab dengan bantuan pendidikan setiap individu berharap bisa maju
Lebih terperinciMATERI UJIAN KOMPREHENSIF: KOMPETENSI KHUSUS. Meliputi ujian tentang ayat dan hadis yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling
MATERI UJIAN KOMPREHENSIF: KOMPETENSI KHUSUS Meliputi ujian tentang ayat dan hadis yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling Ayat dan Hadis Tentang Bimbingan Dan Konseling Kelompok Mata Kuliah Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
61 BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN Analisis dalam bab ini berupaya untuk menjawab permasalahan bagaimana bentuk penjaminan yang dilaksanakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terhadap Tabungan
Lebih terperinciPENGELOLAAN ZAKAT UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PETANI BANGKIT DI LAZISMU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PENGELOLAAN ZAKAT UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PETANI BANGKIT DI LAZISMU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek
BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek Jual beli legen Sebagaimana telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka dapat ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir semua negara termasuk negara Indonesia, kemiskinan dianggap sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah terbesar yang cukup merisaukan di hampir semua negara termasuk negara Indonesia, kemiskinan dianggap sebagai musuh utama dalam program
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis dari Aspek Akadnya Sebagaimana yang telah penulis jelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan, arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak
Lebih terperinciBAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR
BAB 13 SALAT JAMAK DAN QASAR STANDAR KOMPETENSI 13. Memahami tatacara shalat jama dan qashar KOMPETENSI DASAR 13.1. Menjelaskan shalat jama dan qashar 13.2. Mempraktekkan shalat jama dan qashar A. Shalat
Lebih terperinciANALISIS FIQH SIYASAH TENTANG PERAN BADAN ANGGARAN DPRD KOTA SURABAYA DALAM MEREALISASIKAN FUNGSI BUDGETING
53 BAB IV ANALISIS FIQH SIYASAH TENTANG PERAN BADAN ANGGARAN DPRD KOTA SURABAYA DALAM MEREALISASIKAN FUNGSI BUDGETING A. Analisis Terhadap Peran Badan Anggaran Menurut UU No. 27 / 2009 Tentang Susunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah masalah ekonomi, termasuk negara Indonesia saat ini. Permasalahan ekonomi
Lebih terperinciAdab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.
ADAB ISLAMI : ADAB SEBELUM MAKAN Manusia tidak mungkin hidup tanpa makan. Dengan makan manusia dapat menjaga kesinambungan hidupnya, memelihara kesehatan, dan menjaga kekuatannya. Baik manusia tersebut
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:
TRILOGI - AQIDAH KOMPETENSI DASAR: Menganalisis trilogi ajaran Islam dan kedudukan aqidah dalam agama Islam Menganalisis unsur-unsur dan fungsi aqidah bagi kehidupan manusia (umat Islam) INDIKATOR: Mendeskripsikan
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah :... Kelas : VIII Mata Pelajaran : PAI Semester : 1 Standar (Al-Quran): 1. Menerapkan hukum bacaan qalqalah dan ra. Menjelaskan hukum bacaan qalqalah dan ra. Hukum bacaan qalqalah dan ra 1.
Lebih terperinciSecara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (ziyadah). Jika diucapkan, zaka al-zar artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah.
Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (ziyadah). Jika diucapkan, zaka al-zar artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah. Jika diucapakan zakat al-nafaqah, artinya nafkah tumbuh
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO
65 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO B. Analisis Terhadap Penerapan Akad Qard\\} Al-H\}asan Bi An-Naz ar di BMT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan (filantropi) dalam konteks masyarakat Muslim. Zakat merupakan kewajiban bagian dari setiap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mempelajari dan menelaah sejumlah literatur atau bahan pustaka baik berupa
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe dan Jenis Penelitian Pada dasarnya penelitian ini adalah dengan metode kepustakaan (Library research) yaitu penulis melakukan penggalian data dengan cara mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu dasar yang sering dikenal selalu berhubungan dengan ilmu di bidang lainnya. Dengan mempelajari Matematika, otak dilatih untuk berpikir
Lebih terperinci