TINJAUAN PUSTAKA. Glycine max Varietas Edamame

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. Glycine max Varietas Edamame"

Transkripsi

1 4 TINJAUAN PUSTAKA Glycine max Varietas Edamame Asal-usul Tanaman Edamame merupakan salah satu varietas dari kedelai, dan kedelai merupakan anggota dari famili Fabaceae. Kedelai merupakan tanaman yang berasal dari China dan telah dibudidayakan sejak 2500 SM. Kemudian masuk ke Indonesia sejak abad ke-16 awalnya di pulau Jawa dan kemudian menyebar ke Bali, Nusa Tenggara dan pulau-pulau lainnya. Pada awalnya kedelai dikenal dengan nama botani Glycine soja dan Soja max, namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama ilmiah yang disepakati adalah Glycine max (Irwan 2006). Budidaya Kedelai Edamame Seperti halnya tanaman kedelai biji, pertumbuhan edamame sangat bergantung kepada faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi. Faktor-faktor eksternal tersebut adalah tanah dan iklim. Tanaman kedelai pada umumnya dapat tumbuh maksimal jika ditanam pada tanah bertekstur lempung berpasir atau liat berpasir (Irwan 2006) dan dengan keasaman (ph) tanah antara 5.8 sampai 7.0 (Nazaruddin 1993). Edamame sendiri merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan, menurut Nazaruddin (1993) edamame dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki iklim tropis maupun subtropis dengan curah hujan relatif tinggi yaitu sekitar 100 sampai 400 mm/bulan. Penyiapan Lahan. Lahan yang akan ditanami edamame harus bersih dari gulma, hama dan penyakit tanaman. Penanaman dapat dilakukan pada lahan sawah maupun lahan kering. Pada lahan kering, sebelumnya harus dibajak dua kali, digaruk dan diratakan (BPPP 2006). Sedangkan pada lahan sawah tidak perlu diolah, cukup dengan memotong tunggul jerami sekitar cm dari permukaan tanah untuk mencegah pertumbuhan tunas baru dan memudahkan penanaman kedelai serta menghalangi peletakkan telur hama lalat bibit. Selain itu jerami yang telah dipotong juga dapat digunakan sebagai mulsa (Atman 2006). Penggunaan

2 5 mulsa jerami dapat meningkakan kelimpahan total dari predator penghuni tanah seperti laba-laba serigala, laba-laba kate dan semut (Winasa 2001). Penanaman dan Jarak Tanam. Penanaman dilakukan dengan membuat lubang sedalam 1 sampai 1.5 cm menggunakan tugal, setiap lubang tanam diletakkan 1 atau 2 biji (Nazaruddin 1993). Kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah halus atau abu jerami. Jarak tanam yang dianjurkan sebesar 20 x 20 cm atau 25 x 25 cm (Irwan 2006). Pemeliharaan Tanaman. Pemupukan dilakukan 2 kali, pemupukan pertama dilakukan saat tanaman berumur 0 HST hingga 7 HST menggunakan Urea sebanyak 50 kg/ha, KCl 75 kg/ha, dan TSP 100 kg/ha sedangkan pada lahan yang memiliki tipologi masam menggunakan Urea sebanyak 50 kg/ha, KCl 100 kg/ha, dan TSP 100 kg/ha hal yang sama diberikan kepada tanah bergambut (BPPP 1997). Pupuk kandang digunakan bersamaan dengan persiapan lahan dan bedengan, pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang sapi atau ayam. Pemupukan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 21 HST sampai 28 HST menggunakan pupuk Urea dengan dosis 25 hingga 50 kg/ha (Nazaruddin 1993). Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 20 HST sampai 30 HST, dan penyiangan kedua dilakukan setelah tanaman berhenti berbunga. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma dengan menggunakan tangan atau kored (Irwan 2006). Panen dan Pasca Panen. Kedelai edamame dapat dipanen pada umur 63 HST sampai 68 HST untuk polong segar dan 90 HST untuk polong tua (BPPP 2005), namun menurut Nazaruddin (1993), edamame dapat dipanen sejak tanaman berumur 45 HST. Polong segar yang didapatkan bisa langsung dijual dalam kemasan dan untuk polong tua dapat dijadikan benih. Untuk memperoleh benih, polong tua disortir kemudian dikeringkan hingga kadar airnya mencapai 10 sampai 15 % (Irwan 2006). Hama Kedelai Edamame Keberadaan hama pada pertanaman kedelai merupakan kendala dalam memajukan usaha pertanian di Indonesia, khususnya kedelai (Tengkano et al., 1992). Menurut Meidyawati (2006), hama yang ditemukan menyerang edamame

3 6 adalah Ophiomyia phaseoli Tryon., Melanagromyza sp., Empoasca sp., Phaedonia inclusa Stal., Spodoptera litura Fabricius., Chrysodeixis chalcites Esper., Lamprosema indicata Fabricius., Helicoverpa armigera Huebner., Etiella zinckenella Treitschke., Nezara viridula Linnaeus., Piezodorus hybneri Gmelin., Riptortus linearis L., Aphis glycines Matsumura, dan Bemicia tabaci Gennadius. Hama Fase Vegetatif Hama penting yang menyerang tanaman pada fase vegetatif adalah P. inclusa (Coleoptera: Chrysomelidae), B. tabaci (Hemiptera: Aleyrodidae), S. litura (Lepidoptera: Noctuidae), C. chalcites (Lepidoptera: Noctuidae) dan L. indicata (Lepidoptera: Pyralidae). Bemisia tabaci Gennadius. Serangga ini termasuk famili Aleyrodidae dan ordo Hemiptera. Bersifat sebagai vektor dalam menyebarkan beberapa virus tanaman. Telur berwarna kuning terang, bertangkai dan umumnya diletakkan pada bagian bawah permukaan daun. Nimfa dan pupa berwarna keputih-putihan dan berukuran 0.7 mm. Serangga dewasa berwarna kuning dengan sayap berwarna putih, berukuran mm, dan hidup selama 6 hari. Serangga betina dapat meletakkan telur hingga 30 telur per ekor. Satu siklus hidup dari serangga ini memerlukan waktu hingga 2-3 minggu (Kalshoven 1981). Imago lebih menyukai daun yang telah terinfeksi oleh virus sebagai tempat untuk meletakkan telur daripada daun yang masih sehat (Tengkano 1985). Phaedonia inclusa Stal. Serangga ini termasuk famili Chrysomelidae dan ordo Coleoptera. Memiliki kepala berwarna coklat kemerahan dan pronotum berwarna hitam kebiruan dan memiliki tepi elitra berwarna coklat kekuningan. Menjadi hama penting pada tanaman kedelai di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Tengkano 1985). Namun Meidyawati (2006) melaporkan bahwa serangga ini juga menjadi hama penting pada kedelai edamame di Cisarua Bogor, Jawa Barat. Larva berwarna hitam dengan seta berwarna hitam dan abdomen yang menebal dan ukurannya mencapai 5 mm. Mereka membuat lubang pada daun pucuk, bunga dan polong muda. Pupa ditemukan pada bagian yang dekat dengan tanah. Imago memakan daun yang sudah tua. Tanaman kedelai yang terserang menjadi berlubang dan jika serangannya parah dapat menyebabkan gagal panen (Kalshoven 1981).

4 7 Aphis glycines Matsumura. Serangga ini termasuk famili Aphididae dan ordo Hemiptera. Beberapa spesies dari famili ini juga menyerang kedelai seperti Aphis gossypii. Yang membedakan adalah adanya sklerotisasi pada koksa dan trokanter dari A. gossypii, sedangkan pada A. glycines tidak ditemukan (Ragsdale et al 2004). Selain menyebabkan kerusakan langsung, serangga ini juga berperan dalam menyebarkan penyakit, terutama penyakit virus yang sangat spesifik (Bawden 1964). Menurut Burrows (2005), kejadian penyakit SMV meningkat hingga 80% setelah adanya perpindahan A. glycines ke tanaman. Serangga ini bereproduksi secara aseksual dengan partenogenesis, namun pada negara-negara beriklim sub-tropis serangga ini diketahui memiliki fase seksual. Pada akhir musim gugur serangga ini akan menghasilkan telur dan telur akan bertahan selama musim dingin kemudian menetas pada musim semi. Selanjutnya A. glycines akan berkembang biak secara partenogenesis (Ragsdale et al. 2004). Spodoptera litura Fabricius. Serangga ini termasuk famili Noctuidae dan ordo Lepidoptera. Larva memiliki dua ciri khas yaitu bulan sabit hitam pada ruas abdomen ke-4 dan ke-10 dan dikelilingi oleh garis kuning pada bagian lateral dan dorsalnya. Mereka menyukai tempat yang lembab dan biasanya ditemui bersembunyi di dalam tanah pada siang hari lalu menyerang tanaman pada malam hari. Larva terdiri atas lima instar. Instar yang sangat berbahaya bagi tanaman adalah instar III dan IV. Telur diletakkan dalam kelompok dan ditutupi oleh sutera. Ulat menetas setelah 3-5 hari dan pada awalnya hidup secara gregarious. Beberapa hari kemudian, tergantung ketersediaan makanan mereka menyebar menggunakan benang dibantu oleh angin dan agens pembawa lain. Mereka mencapai instar akhir dalam waktu dua minggu dengan panjang mencapai 50 mm. Larva instar akhir sangat rakus. Pupa terjadi di tanah dalam kepompong yang terbuat dari tanah. Ngengat memiliki rentang hidup yang pendek dan dapat meletakkan telur dalam 2-6 hari dan menghasilkan beberapa kelompok telur. S. litura dapat menghasilkan telur sebanyak ± butir (Kalshoven 1981). Ambang ekonomi dari S. litura dihitung berdasarkan populasi dari larva per 12 tanaman. Pengendalian perlu dilakukan jika populasi dari larva instar 1 mencapai 58 ekor atau larva instar 2 32 ekor atau larva instar 3 17 ekor per

5 8 12 tanaman (Direktorat Bina Perlindungan Tanaman 1992). Parasitoid telur Telenomus spodopterae yang dilepaskan belum berhasil mengendalikan serangan S. litura pada pertanaman (Kalshoven 1981). Penggunaan Metarrhizium anisopliae juga diketahui dapat mengendalikan serangan dari S. litura (Prayogo et al. 2005). Chrysodeixis chalcites Esper. Serangga ini termasuk famili Noctuidae dan ordo Lepidoptera. Diketahui dapat menyerang tanaman kentang dan kedelai di Jawa, ulatnya sangat rakus dan kadang muncul dalam jumlah banyak pada kedelai di Jawa (Kalshoven 1981). Telur serangga ini berbentuk bulat dan diletakkan satu persatu pada malam hari. Telur yang berumur satu hari berwarna putih kekuningkuningan, setelah dua hari berwarna kuning dan berbintik hitam. Larva mempunyai tiga pasang tungkai palsu. Lama stadium larva 23 hari dan terdiri dari lima instar. Larva akan berpupa di daun ditutupi oleh kokon, lama stadium pupa adalah 6-11 hari. Imago jantan berukuran lebih besar dari betina, dan lama hidupnya berkisar antara 5-12 hari (Harnoto 1986). Lamprosema indicata Fabricius. Serangga ini termasuk famili Pyralidae dan ordo Lepidoptera. Larva makan dengan cara melipat dan menggulung daun kemudian makan di dalamnya. Spesies ini tersebar di seluruh Indonesia dan dapat ditemui juga di India, Burma dan Filipina. Daun di jalin menjadi satu kemudian dimakan dari dalam dan menyisakan tulang daun saja (Kalshoven 1981). Larva berbentuk bulat panjang bila dilihat dari atas dan dari samping (Pranyoto 1980). Panjang larva instar akhir mencapai mm. Stadium larva berlangsung selama hari. Pupa dibentuk dalam gulungan daun dan stadium pupa berlangsung antara 6-7 hari (Pranyoto 1980; Pudjianto 1981). Imago dari serangga ini merupakan ngengat yang berukuran ramping, berwarna kuning krem sampai coklat muda dengan tungkai yang relatif panjang (Pranyoto 1980). Imago meletakkan telur pada permukaan bawah daun dan mampu menghasilkan telur antara butir (Pudjianto 1981). Hama Fase Generatif Hama penting yang menyerang tanaman pada fase generatif adalah N. viridula (Hemiptera: Pentatomidae), R. linearis (Hemiptera: Alydidae), P. hybneri

6 9 (Hemiptera: Pentatomidae), E. zinckenella dan E. hobsoni (Lepidoptera: Pyralidae), L. indicata (Lepidoptera: Pyralidae), H. armigera (Lepidoptera: Noctuidae) dan C. chalcites (Lepidoptera: Noctuidae). Nezara viridula Linnaeus. Serangga ini termasuk famili Pentatomidae dan ordo Hemiptera. Kepik ini bersifat polifag. Berwarna hijau dan berukuran sekitar 16 mm. Telur diletakkan berkelompok di bagian bawah permukaan daun sebanyak 10 sampai 90 butir telur per kelompok. Nimfanya berwarna terang. Perkembangan dari nimfa menjadi imago memerlukan waktu 4 sampai 8 minggu dan waktu yang diperlukan untuk mennyelesaikan satu siklus hidup berkisar antara 60 sampai 80 hari. Serangga betina mampu menghasilkan telur hingga 1100 butir (Kalshoven 1981). Riptortus linearis Linnaeus. Serangga ini termasuk famili Alydidae dan ordo Hemiptera. Hama ini menyerang polong muda dan tua sehingga polong dan biji menjadi kempis, polong gugur, biji keriput, hitam membusuk, berbercak hitam dan berlubang. Serangan hama penghisap polong pada biji menyebabkan daya tumbuh biji berkurang (Tengkano et al. 1992). Imago dari serangga ini memiliki warna coklat dengan garis kuning pada bagian lateral. Telur berwarna coklat tua, berbentuk silindris, dan diletakkan pada bagian bawah daun sebanyak 3-5 telur per kelompok telur. Nimfa terdiri dari lima instar yang berlangsung selama 19 hari, sedangkan imagonya hidup selama 25 hari (Kalshoven 1981). Ambang ekonomi dari R. linearis dihitung berdasarkan populasi dari nimfa per 12 tanaman. Pengendalian perlu dilakukan jika populasi dari nimfa instar 1 mencapai 58 ekor atau nimfa instar 2 32 ekor atau nimfa instar 3 17 ekor per 12 tanaman (Direktorat Bina Perlindungan Tanaman 1992). Penggunaan Verticilium lecanii isolat Probolinggo efektif dalam mengendalikan R. linearis dan hasilnya sebanding dengan penggunaan insektisida berbahan aktif deltametrin. Lebih lanjut diketahui bahwa penggunaan V. lecanii terhadap telur R. linearis terbukti lebih efektif dalam mengendalikan hama (Prayogo 2004). Etiella zinckenella Treitschke & E. hobsoni Butler. Kedua serangga ini termasuk famili Pyralidae dan ordo Lepidoptera. Serangga ini menyerang polong dan menyebabkan polong menjadi berlubang. Larva yang baru menetas langsung masuk ke dalam polong dan makan biji. Saat akan berpupa, larva akan berwarna

7 10 merah muda dan meninggalkan polong untuk berpupa di dalam tanah. Imago mudah dikenali karena adanya garis tipis berwarna kuning pada bagian tepi depan sayap depan (Kalshoven 1981). Helicoverpa armigera Huebner. Serangga ini termasuk famili Noctuidae dan ordo Lepidoptera. Jenis ini sangat polifag dan lebih suka masuk ke dalam buah dan makan di dalamnya. Larva yang baru menetas memiliki bintik-bintik gelap kecil dan kepalanya berwarna gelap. Kemudian larva yang lebih tua memiliki warna dan pola yang beragam. Tubuh ditumbuhi oleh seta. Saat larva siap berpupa mereka akan menjatuhkan diri ke tanah dan berpupa di tanah. Imago memakan nektar dan meletakkan telur satu per satu di permukaan atas tanaman (Kalshoven 1981). Musuh Alami Hama Kedelai Syrphidae. Serangga ini termasuk ke dalam ordo Diptera. Larva dari subfamili Syrphinae memiliki peran penting sebagai predator dari hama-hama penting seperti kutu daun, kutu tempurung, trips dan beberapa larva lepidoptera (Oesterbroek 1998). Lalat ini memiliki bercak kuning di atas tubuh yang berwarna hitam dan memiliki rambut-rambut yang tebal sehingga terlihat seperti lebah. Mereka mampu terbang dengan cepat dan diam di udara (Duke 2006). Imago betina meletakkan telur pada tanaman yang terserang kutu daun, larva yang menetas berwarna putih keabu-abuan berukuran besar dan agak pipih (Kalshoven 1981). Oesterbroek (1998) melaporkan bahwa terdapat 393 spesies dari Syrphidae yang telah diketahui. Beberapa spesies yang dikenal luas sebagai predator adalah Dideopsis (=Asarcina) aegrota (F.), Ischiodon scutellaris (F.), Episyrphus balteatus (Deg.) dan Eumerus flavicinctus de Meij. (Kalshoven 1981). Coccinellidae. Serangga ini termasuk ke dalam ordo Coleoptera. Terbagi menjadi 7 sub famili, yaitu Sticholotidinae, Chilocorinae, Scymninae, Coccidulinae, Ortalinae, Coccinellinae dan Epilachninae (Borror 1981, Dixon 2000). Coccinellidae berarti berpakaian karena memiliki warna dominan merah pada elitranya (Dixon 2000). Menurut Kalshoven (1981), berdasarkan jenis pakannya Coccinellidae terbagi menjadi empat kategori yaitu (1) memakan kutu tempurung, (2) memakan kutu daun, (3) memakan bermacam-macam material

8 11 seperti pollen, (4) memakan daun. Larva dari jenis ini memiliki warna yang mencolok (pada predator kutu) atau tertutupi oleh lilin (pada beberapa predator kutu tempurung), atau dengan duri yang bercabang (pada musuh alami Diaspididae dan Epilachna spp.). Stadium larva berlangsung dalam 4 instar dan hanya satu spesies Coccinellidae pemakan kutu tempurung saja yang stadium larvanya berlangsung dalam 3 instar (Dixon 2000). Imagonya memakan makanan yang sama dengan larvanya. Perkawinan terjadi segera setelah imago keluar dari pupa. Produksi telur sangat bergantung pada ketersediaan makanan. Beberapa spesies yang telah diketahui berperan sebagai predator adalah Scymnus apisciflavus (Mots.), Cryptolaemus montrouzieri Muls., Rodolia cardinalis Muls., Menochilus sexmaculatus (F.) dan Coccinella transversalis F. (Kalshoven 1981). Kemampuan setiap jenis Coccinellidae dalam memangsa kutu daun berbeda-beda, seperti pada Coccinella septempunctata mampu memangsa rata-rata kutu daun per hari, Chilomenes sexmaculata mampu memangsa rata-rata kutu daun per hari, dan Leis dimidiata mampu memangsa rata-rata kutu daun per hari (Adlakha & Sharma 1976 dalam Sudartha 1989). Paederus fuscipes Curtis. Serangga ini merupakan anggota dari famili Staphylinidae dan ordo Coleoptera. Larva yang baru menetas berukuran 1.5 mm. Tubuhnya ramping, memiliki 10 ruas abdomen dan dua ruas terakhirnya berwarna gelap serta ujungnya meruncing. Kepala berukuran besar dan memiliki warna yang lebih gelap dari warna tubuhnya serta meiliki antena yang beruas tiga. Pada ujung abdomen terdapat seta dan sersi. Pada larva instar-2 tubuhnya berwarna keputih-putihan dengan kutikula yang tipis dan ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan larva instar sebelumnya. Larva instar-2 makan dengan sangat rakus. Larva instar-3 memiliki ukuran tubuh lebih besar dan warna tubuh yang lebih terang, namun secara keseluruhan bentuk tubuhnya sama dengan larva instar-2. Menjelang masa prapupa, larva instar-3 tidak banyak bergerak. Stadium larva berlangsung dalam hari. P. fuscipes berpupa di dalam tanah. Stadium pupa berlangsung selama 3-4 hari (Suastika 2005). P. fuscipes mampu memangsa telur dan larva H. armigera, E. zinckenella dan larva S. litura (Taulu 2001). Wijayanti (2005) melaporkan, imago dari P. fuscipes mampu memangsa A. glycines sebanyak 6-7 ekor per hari.

PERKEMBANGAN POPULASI HAMA DAN MUSUH ALAMI KEDELAI EDAMAME (Glycine max VARIETAS EDAMAME) PADA FASE VEGETATIF DAN GENERATIF IBNU RAKHMAT RIDHAYAT

PERKEMBANGAN POPULASI HAMA DAN MUSUH ALAMI KEDELAI EDAMAME (Glycine max VARIETAS EDAMAME) PADA FASE VEGETATIF DAN GENERATIF IBNU RAKHMAT RIDHAYAT i PERKEMBANGAN POPULASI HAMA DAN MUSUH ALAMI KEDELAI EDAMAME (Glycine max VARIETAS EDAMAME) PADA FASE VEGETATIF DAN GENERATIF IBNU RAKHMAT RIDHAYAT DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaman Hama pada Pertanaman Edamame Hama Edamame pada Fase Vegetatif dan Generatif

HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaman Hama pada Pertanaman Edamame Hama Edamame pada Fase Vegetatif dan Generatif 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaman Hama pada Pertanaman Edamame Hama-hama yang ditemukan menyerang pertanaman kedelai edamame pada fase vegetatif umur 24 sampai 31 HST ada empat jenis, yaitu A. glycines,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kedelai (Glycines max L. Merril) Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman eksotik yang diperkirakan berasal dari Manshukuw (Cina) yang

Lebih terperinci

Hama Kedelai dan Kacang Hijau

Hama Kedelai dan Kacang Hijau Hama Kedelai dan Kacang Hijau Dr. Akhmad Rizali Hama Penting Kedelai dan Kacang Hijau Lalat bibit atau lalat kacang (Ophiomyia phaseoli) Ulat grayak (Spodoptera litura) Ulat penggulung daun (Lamprosema

Lebih terperinci

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN) AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN) HAMA Hama utama tanaman kedelai adalah: 1. Perusak bibit 2. Perusak daun 3. Perusak polong 4.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Serangga predator adalah jenis serangga yang memangsa serangga hama atau serangga lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan serangga predator sudah dikenal

Lebih terperinci

Lalat Bibit Kacang Ophiomya phaseoli Diptera: Agromyzidae

Lalat Bibit Kacang Ophiomya phaseoli Diptera: Agromyzidae Hama Kedelai Lalat Bibit Kacang Ophiomya phaseoli Diptera: Agromyzidae Menyerang tanaman awal muncul dr permukaan tanah hg umur 10 hr. Telur diletakkan pd tanaman muda baru tumbuh. Telur diletakkan di

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Arthropoda : Insecta

Lebih terperinci

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama Embriani BBPPTP Surabaya Pendahuluan Adanya suatu hewan dalam suatu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian secara ekonomis maka dalam pengertian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perkembangan Populasi Rhopalosiphum maidis Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kutu daun R. maidis mulai menyerang tanaman jagung dan membentuk koloni sejak tanaman berumur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L) Meriill) merupakan salah satu komoditi tanaman yang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L) Meriill) merupakan salah satu komoditi tanaman yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max (L) Meriill) merupakan salah satu komoditi tanaman yang penting dalam pertanian di Indonesia karena memiliki berbagai manfaat, baik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai TINJAUAN PUSTAKA Pentingnya predasi sebagai strategi eksploitasi dapat diringkas dalam empat kategori utama. Pertama, predator memainkan peran penting dalam aliran energi pada kumunitasnya. Kedua, predator

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah (S. coarctata) Secara umum tampak bahwa perkembangan populasi kepinding tanah terutama nimfa dan imago mengalami peningkatan dengan bertambahnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Permasalahan Hama kedelai Kutudaun Kedelai Aphis glycines

TINJAUAN PUSTAKA Permasalahan Hama kedelai Kutudaun Kedelai Aphis glycines 3 TINJAUAN PUSTAKA Permasalahan Hama kedelai Tanaman kedelai secara alami dapat terinfestasi oleh serangga hama selama pertumbuhan dan penyimpanan (Tengkano & Soehardjan 1993; Jackai et al. 1990). Secara

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Kedelai

Teknologi Produksi Kedelai Teknologi Produksi Kedelai untuk Lahan Sawah, Lahan Kering Masam, dan Lahan Pasang Surut Tipe C dan D Di lahan sawah, kedelai umumnya ditanam pada musim kemarau setelah pertanaman padi. Sedangkan di lahan

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT TEKNIK BUDIDAYA TOMAT 1. Syarat Tumbuh Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu

Lebih terperinci

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi Tim Pengkaji Pendahuluan Rata-rata produktivitas kedelai di NTB pada Tahun 2014 yaitu 1,29 ton/ha. (BPS. 2015) Dalam rangka meningkatkan produktivitas dan perluasan areal Pajale, BPTP bertugas menyediakan

Lebih terperinci

Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Pertanaman Kedelai di Kebun Percobaan Natar dan Tegineneng

Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Pertanaman Kedelai di Kebun Percobaan Natar dan Tegineneng Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung 24 Mei 2014 ISBN 978-602-70530-0-7 halaman: 225-230 Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Pertanaman Kedelai

Lebih terperinci

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep) HAMA PENGGEREK BATANG PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Status Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Berdasarkan luas serangan pada tahun 2006, hama penggerek

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Serangan O. furnacalis pada Tanaman Jagung Larva O. furnacalis merusak daun, bunga jantan dan menggerek batang jagung. Gejala serangan larva pada batang adalah ditandai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang mempunyai peran dan sumbangan besar bagi penduduk dunia. Di Indonesia, tanaman kedelai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Permasalahan Hama Kedelai Cara Pengendalian

TINJAUAN PUSTAKA Permasalahan Hama Kedelai Cara Pengendalian TINJAUAN PUSTAKA Permasalahan Hama Kedelai Seiring dengan berkembangnya industri makanan dan pakan ternak, permintaan terhadap komoditas kedelai meningkat pesat. Untuk memenuhi kebutuhan akan kedelai tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda 4.1.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kacang Panjang ( Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA Kacang Panjang ( Vigna sinensis L.) 4 TINJAUAN PUSTAKA Kacang Panjang ( Vigna sinensis L.) Kacang panjang adalah tanaman hortikultura yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia, baik sebagai sayuran maupun sebagai lalapan. Kacang

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya termasuk Divisio: Spermathopyta, Subdivisio: Species: Glycine max (L.) Merrill (Sumarno dan Harnoto, 1983).

I. TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya termasuk Divisio: Spermathopyta, Subdivisio: Species: Glycine max (L.) Merrill (Sumarno dan Harnoto, 1983). I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kedelai 1.1.1. Botani dan Morfologi Tanaman kedelai (Glycine max (L) Merril ) merupakan salah satu tanaman semusim yang sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Berdasarkan klasifikasinya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama 1. Penggerek Batang Berkilat Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan (1998) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

Lebih terperinci

Nimfa instar IV berwarna hijau, berbintik hitam dan putih. Nimfa mulai menyebar atau berpindah ke tanaman sekitarnya. Lama stadium nimfa instar IV rata-rata 4,5 hari dengan panjang tubuh 6,9 mm. Nimfa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya. TINJAUAN PUSTAKA Biologi Sycanus sp. (Hemiptera: Reduviidae) Telur Kelompok telur berwarna coklat dan biasanya tersusun dalam pola baris miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa

Lebih terperinci

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut portugal ke India

Lebih terperinci

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Brontispa sp di laboratorium. Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan. Tujuan Penelitian Untuk

Lebih terperinci

Manfaat NPV Mengendalikan Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)

Manfaat NPV Mengendalikan Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Manfaat NPV Mengendalikan Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Embriani BBPPTP Surabaya LATAR BELAKANG Serangan hama merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan produksi dan mutu tanaman. Berbagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis-Jenis Predator pada Tanaman Padi Hasil pengamatan predator pada semua agroekosistem yang diamati sebagai berikut: 1. Tetragnatha sp. Klas : Arachnida Ordo : Araneae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) TINJAUAN PUSTAKA Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Gambar 1. Telur C. sacchariphagus Bentuk telur oval, datar dan mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max L. Merril) merupakan salah satu komoditas pangan bergizi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max L. Merril) merupakan salah satu komoditas pangan bergizi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kedelai (Glycine max L. Merril) Kedelai (Glycine max L. Merril) merupakan salah satu komoditas pangan bergizi tinggi sebagai sumber protein nabati dan rendah kolesterol dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar

I. PENDAHULUAN. Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan seperti kecap, tahu, dan tempe. Kedelai merupakan sumber utama protein nabati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-September 2010 di Laboratorium Hama Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbiumbian (Balitkabi) Malang.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan 3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-Jenis Predator Pada Tanaman Jagung Jenis-jenis predator yang tertangkap pada tanaman jagung dengan sistem pola tanam monokultur dan tumpangsari adalah sama yakni sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4 TINJAUAN PUSTAKA Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) Biologi Siklus hidup S. litura berkisar antara 30 60 hari (lama stadium telur 2 4 hari, larva yang terdiri dari 6 instar : 20 26 hari, pupa 8

Lebih terperinci

Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Lahan Pertanaman Kedelai di Kecamatan Balong-Ponorogo

Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Lahan Pertanaman Kedelai di Kecamatan Balong-Ponorogo Perhimpunan Entomologi Indonesia J. Entomol. Indon., September 2010, Vol. 7, No. 2, 116-121 Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Lahan Pertanaman Kedelai di Kecamatan Balong-Ponorogo INDRIYA

Lebih terperinci

I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah )

I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah ) Tugas Pengendalian Hama Terpadu Harry Sugestiadi / 0806132041 I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah ) Ciri-ciri dari Ordo Hemiptera yaitu : Tipe mulut menusuk menghisap Mempunyai dua pasang sayap, tebal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) TINJAUAN PUSTAKA Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) Seekor imago betina dapat meletakkan telur sebanyak 282-376 butir dan diletakkan secara kelompok. Banyaknya telur dalam

Lebih terperinci

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat 1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat Wereng coklat, (Nilaparvata lugens Stal) ordo Homoptera famili Delphacidae. Tubuh berwarna coklat kekuningan - coklat tua, berbintik coklat gelap pd

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas

Lebih terperinci

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang Kehilangan hasil yang disebabkan gangguan oleh serangga hama pada usaha tani komoditas hortikultura khususnya kentang, merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanaman akan tumbuh subur dengan seizin Allah SWT. Jika Allah tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tanaman akan tumbuh subur dengan seizin Allah SWT. Jika Allah tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman akan tumbuh subur dengan seizin Allah SWT. Jika Allah tidak mengizinkan berbagai halangan bisa muncul yang menyebabkan tanaman itu tidak tumbuh subur, walaupun

Lebih terperinci

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum dan termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun

Lebih terperinci

Hama penghisap daun Aphis craccivora

Hama penghisap daun Aphis craccivora Hama Kacang tanah Hama penghisap daun Aphis craccivora Bioekologi Kecil, lunak, hitam. Sebagian besar tdk bersayap, bila populasi meningkat, sebagian bersayap bening. Imago yg bersayap pindah ke tanaman

Lebih terperinci

Gambar 1. Telur R. linearis Sumber: Foto langsung

Gambar 1. Telur R. linearis Sumber: Foto langsung TINJAUAN PUSTAKA Kepik Coklat (R.linearis Fabr.) Biologi Hama Hama ini sering dikenal dengan sebutan kepik penghisap polong kedelai karena hama ini menyerang polong kedelai. Menurut Wahyu (2010), klasifikasi

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

Pengorok Daun Manggis

Pengorok Daun Manggis Pengorok Daun Manggis Manggis (Garcinia mangostana Linn.) merupakan tanaman buah berpotensi ekspor yang termasuk famili Guttiferae. Tanaman manggis biasanya ditanam oleh masyarakat Indonesia di pertanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. buku pertama di atas pangkal batang. Akar seminal ini tumbuh pada saat biji

TINJAUAN PUSTAKA. buku pertama di atas pangkal batang. Akar seminal ini tumbuh pada saat biji TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Raven (1992) dalam taksonomi tumbuhan, tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisio Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Anthophyta : Monocotyledonae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai merupakan tanaman polong-polongan yang memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai merupakan tanaman polong-polongan yang memiliki II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Botani Tanaman Kedelai Tanaman kedelai merupakan tanaman polong-polongan yang memiliki beberapa nama botani yaitu Glycine max (kedelai kuning) dan Glycine soja

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur

TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur TINJAUAN PUSTAKA 1. Penggerek Batang Tebu Raksasa Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi penggerek batang tebu raksasa adalah sebagai berikut : Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus Spesies : Animalia :

Lebih terperinci

Hama penting tanaman kacang hijau.

Hama penting tanaman kacang hijau. Hama penting tanaman kacang hijau. 1. Lalat kacang (Agromyza phaseoli Coq) Gejala awal serangannya berupa bercak 2 pada keping biji (daun pertama). Bercak ini merupakan tempat dimana telur diletakkan.

Lebih terperinci

KELIMPAHAN HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA PERTANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) ADHIKA PRASETYA NUGRAHA

KELIMPAHAN HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA PERTANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) ADHIKA PRASETYA NUGRAHA KELIMPAHAN HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA PERTANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) ADHIKA PRASETYA NUGRAHA DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa Metamorfosis Kecoa 1. Stadium Telur Proses metamorfosis kecoa diawali dengan stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Pengamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Pengamatan Pengamatan hama dan penyakit dilakukan pada pertanaman bunga matahari milik petani binaan atau pemula di Desa Bojong Jengkol, Kecamatan Ciampea, Kabupaten

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga TINJAUAN PUSTAKA Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga hama utama pada tanaman kopi yang menyebabkan kerugian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kubis merupakan produk urutan ketiga sayuran yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kubis merupakan produk urutan ketiga sayuran yang dibutuhkan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kubis merupakan produk urutan ketiga sayuran yang dibutuhkan oleh hotel-hotel di Bali setelah tomat dan wortel. Prospek pengembangan budidaya kubis diperkirakan masih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Tanaman Sawi ke dalam : Menurut klasifikasi dalam tata nama (sistematika) tanaman, sawi termasuk Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan Allah SWT yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan Allah SWT yang banyak 3 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan Allah SWT yang banyak memberikan manfaat bagi makhluk hidup yang lain, baik manusia maupun hewan. Allah SWT menganugerahi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut : 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Arthropoda : Insekta :

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) bukanlah tanaman asli Indonesia. Kedelai diduga berasal dari daratan China Utara atau kawasan subtropis. Kedelai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Botani Tanaman Kedelai Berdasarkan taksonominya, tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Klas: Dicotyledonae,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi Acerophagus papayae merupakan endoparasitoid soliter nimfa kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus. Telur, larva dan pupa parasitoid A. papayae berkembang di dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi E. furcellata (Hemiptera : Pentatomidae) Menurut Kalshoven (1981) E. furcellata diklasifikasikan sebagai berikut : Phylum Klass Ordo Family Genus Spesies : Arthropoda

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran

TINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran TINJAUAN PUSTAKA Ulat kantong Metisa plana Walker Biologi Hama Menurut Borror (1996), adapun klasifikasi ulat kantong adalah sebagai berikut: Kingdom Phyllum Class Ordo Family Genus Species : Animalia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong TINJAUAN PUSTAKA Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Ngengat meletakkan telur di atas permukaan daun dan jarang meletakkan di bawah permukaan daun. Jumlah telur yang diletakkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Telur P. castanae Hubner. Bentuk telur oval dan dapat menghasilkan telur sebanyak butir perbetina.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Telur P. castanae Hubner. Bentuk telur oval dan dapat menghasilkan telur sebanyak butir perbetina. TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama 1. Penggerek Batang Tebu Raksasa Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi penggerek batang tebu raksasa adalah sebagai berikut : Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus Spesies

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Distribusi Peletakan Telur Kepik Coklat pada Gulma

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Distribusi Peletakan Telur Kepik Coklat pada Gulma BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Distribusi Peletakan Telur Kepik Coklat pada Gulma Hasil analisis varians menunjukkan bahwa umur tanaman kedelai tidak berpengaruh nyata terhadap distribusi peletakan telur,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wortel Taksonomi Tanaman Wortel Morfologi Tanaman Wortel

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wortel Taksonomi Tanaman Wortel Morfologi Tanaman Wortel 4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wortel Taksonomi Tanaman Wortel Dalam taksonomi tumbuhan, wortel diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan daun,

TINJAUAN PUSTAKA. berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan daun, TINJAUAN PUSTAKA Chilo sacchariphagus (Lepidoptera: Pyralidae) Biologi Telur penggerek batang tebu berbentuk oval, pipih dan diletakkan berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti yang dijelaskan Sudaryanto dan Swastika (2007), bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti yang dijelaskan Sudaryanto dan Swastika (2007), bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting bagi penduduk Indonesia. Seperti yang dijelaskan Sudaryanto dan Swastika (2007), bahwa kedelai merupakan sumber

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus : Animalia : Arthopoda : Insekta : Lepidoptera : Plutellidae : Plutella

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Asal dan kandungan gizi Tanaman Melon. menemukan benua Amerika pada tahun 1492 adalah seorang yang berjasa dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Asal dan kandungan gizi Tanaman Melon. menemukan benua Amerika pada tahun 1492 adalah seorang yang berjasa dalam 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Asal dan kandungan gizi Tanaman Melon Melon berasal dari lembah Persia, Mediterania. Melon menyebar ke seluruh dunia atas jasa para penjajah dunia. Christophorus Columbus yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) 2.1.1 Klasifikasi Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) Kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi),

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ulat Api (Setothosea asigna van Eecke) berikut: Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai Kingdom Pilum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia :

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus 12 HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus Telur Telur parasitoid B. lasus berbentuk agak lonjong dan melengkung seperti bulan sabit dengan ujung-ujung yang tumpul, transparan dan berwarna

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruangan Rata-rata suhu dan kelembaban ruangan selama penelitian pada pagi hari 22,4 0 C dan 78,6%, siang hari 27,4 0 C dan 55%, sore hari 25 0 C dan 75%. Hasil

Lebih terperinci

Keragaman Serangan Hama dan Penampilan Agronomik pada Varietas Kedelai Burangrang dan Anjasmoro

Keragaman Serangan Hama dan Penampilan Agronomik pada Varietas Kedelai Burangrang dan Anjasmoro Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 12 (2): 81-88 ISSN 1410-5020 Keragaman Serangan Hama dan Penampilan Agronomik pada Varietas Kedelai Burangrang dan Anjasmoro Insects Pest Diversity and Agronomic

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berikut adalah taksonomi pengisap polong kedelai (EOL, 2014):

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berikut adalah taksonomi pengisap polong kedelai (EOL, 2014): 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengisap Polong Kedelai (Riptortus linearis) Berikut adalah taksonomi pengisap polong kedelai (EOL, 2014): Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Hemiptera

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Hidup dan Morfologi

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Hidup dan Morfologi TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Attacus atlas Attacus atlas merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna (Chapman, 1969). Klasifikasi A. atlas menurut Peigler (1989) adalah sebagai berikut: Kelas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. enam instar dan berlangsung selama hari (Prayogo et al., 2005). Gambar 1 : telur Spodoptera litura

TINJAUAN PUSTAKA. enam instar dan berlangsung selama hari (Prayogo et al., 2005). Gambar 1 : telur Spodoptera litura S. litura (Lepidoptera: Noctuidae) Biologi TINJAUAN PUSTAKA Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat pada daun (kadangkadang tersusun 2 lapis), berwarna coklat kekuning-kuningan diletakkan

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV. Selama proses habituasi dan domestikasi Attacus atlas (F1-F2) dengan pemberian dua

BAB IV. Selama proses habituasi dan domestikasi Attacus atlas (F1-F2) dengan pemberian dua BAB IV Hasil Dari Aspek Biologi Ulat Sutera Liar Attacus atlas (Lepidoptera : Saturniidae) Selama Proses Habituasi dan Domestikasi Pada Pakan Daun Sirsak dan Teh 4.1. Perubahan tingkah laku Selama proses

Lebih terperinci

HAMA KUMBANG BIBIT Plesispa reichei PADA TANAMAN KELAPA. Amini Kanthi Rahayu, SP. POPT Ahli Pertama

HAMA KUMBANG BIBIT Plesispa reichei PADA TANAMAN KELAPA. Amini Kanthi Rahayu, SP. POPT Ahli Pertama HAMA KUMBANG BIBIT Plesispa reichei PADA TANAMAN KELAPA Amini Kanthi Rahayu, SP POPT Ahli Pertama Latar Belakang Berbagai hama serangga banyak yang menyerang tanaman kelapa, diantaranya kumbang badak Oryctes

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun TINJAUAN PUSTAKA 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) 1.1 Biologi Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun seperti atap genting (Gambar 1). Jumlah telur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang 5 TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Trichogrammatidae) Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang bersifatgeneralis. Ciri khas Trichogrammatidae terletak

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sawi B. juncea (L.) menyerbuk sendiri, umumnya tahan terhadap suhu

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sawi B. juncea (L.) menyerbuk sendiri, umumnya tahan terhadap suhu I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Tanaman Sawi Tanaman sawi B. juncea (L.) menyerbuk sendiri, umumnya tahan terhadap suhu rendah, juga dikenal luas sebagai sawi India, sawi coklat, atau sawi kuning. Klasifikasi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN ISBN :

KEMENTERIAN PERTANIAN ISBN : KEMENTERIAN PERTANIAN ISBN :978-979-8304-70-5 ISBN : 978-979-8304-70-5 Modul Pelatihan Budidaya Kentang Berdasarkan Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Modul 1 : Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo saccharipaghus Bojer (Lepidoptera: Pyralidae) mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam sebelum

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo saccharipaghus Bojer (Lepidoptera: Pyralidae) mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam sebelum TINJAUAN PUSTAKA Chilo saccharipaghus Bojer (Lepidoptera: Pyralidae) Biologi Telur diletakkan pada permukaan daun, berbentuk oval, datar dan mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci