Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S."

Transkripsi

1 ANALISIS KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VIII MTS MIFTAHUL UMAM PONDOK LABU, CILANDAK, JAKARTA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh SOFIYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

2

3

4

5 ABSTRAK Sofiyah; , Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi Analisis Kalimat Efektif dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas VIII MTs. Miftahul Umam, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. Dalam menyusun karangan/tulisan sering penulis kurang memperhatikan penggunaan kalimat yang ditulisnya apakah sudah efektif atau belum. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan penggunaan kalimat siswa kelas VIII MTs. Miftahul Umam Pondok Labu dalam membuat karangan deskripsi ditinjau dari aspek keefektifan kalimat. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah bentuk-bentuk kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa kelas VIII MTs. Miftahul Umam, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014? Kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu menyampaikan pikiran atau gagasan penulisnya sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca. Kalimat efektif mampu membuat pendengar/pembaca memahami dan memaknai apa yang dimaksud penulis dalam menyampaikan informasinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan karangan siswa lalu menganalisis bentuk-bentuk kesalahannya. Data penelitian ini yaitu karangan deskripsi sebanyak 25 karangan. Bentuk penyajian data yang dilakukan adalah dalam bentuk tabel dan pengkodean nama siswa dengan menggunakan huruf abjad dan kesalahannya menggunakan angka. Hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi belum mengarah pada keefektifan kalimat, karena ketujuh syarat untuk mencapai kalimat yang efektif tidak terpenuhi. Dari 25 karangan deskripsi siswa, ditemukan banyak kesalahan. Yaitu ditemukan 31 kesalahan pada aspek kepaduan, 22 kesalahan pada aspek kehematan, 19 kesalahan pada aspek kesepadanan struktur, 12 kesalahan pada aspek kelogisan, 9 kesalahan pada aspek kecermatan, 2 kesalahan pada aspek keparalelan, dan 1 kesalahan pada aspek ketegasan. Kata kunci: Kalimat efektif, penggunaan kalimat efektif, dan karangan deskripsi.

6 ABSTRACT Sofiyah, , Indonesian Language and Literature Education Study Program, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Thesis title Analysis of Effective Sentences in Essay Description of Student MTS. Miftahul Umam grade VIII, Pondok Labu, Cilandak, South Jakarta academic year 2013/2014. In writing essay/article the writer often pay less attention to the use of written sentences whether it is already effective or not. In general this study is purposed to describe the error forms of the use of sentences student MTS. Miftahul Umam Pondok Labu grade VIII in writing essay description in review to the effectiveness of the sentences aspects. The problem formulation in this research is How is the error forms of effective sentence in essay description of Student MTS. Miftahul Umam grade VIII, Pondok Labu, Cilandak, South Jakarta academic year 2013/2014 Effective sentence is a sentence that able to express the writer ideas/ thoughts so it can be understand by the reader. Effective sentence can make the listener/reader understand and interpret what the writer means in communicate the information. The method that is used in this research is qualitative descriptive method. Data collection technique is performed by collecting student essays then analyzed the essay error forms. The data research is essay description as many as 25 essays. The form of data presentation is performed in the form of tables and encoding student s name by using alphabet and the errors using numbers. By the results of the research that is conducted, the writer concludes that the use of effective sentences in the essay description has not led to the effectiveness of the sentences, because the seven requirements to achieve the effective sentences largely not fulfilled. From the 25 students essay description, found many errors, it is found 31 errors in cohesion aspect, 22 errors in effectiveness aspect, 19 errors in equivalence structure, 12 errors in logicality aspect, 9 errors in the accuracy aspect, 2 errors in parallelism aspects, and 1 error in firmness aspect. Keywords: effective sentences and essay description. ii

7 KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik, dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kalimat Efektif dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas VIII MTs. Miftahul Umam, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa berbagai kesulitan penulis alami. Namun, berkat adanya dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil, kendala-kendala tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada: 1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Nurlena Rifai, M.A, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Didin Syafruddin, M.A., Ph. D., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Dra. Hindun, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd., selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Dindin Ridwanuddin, Ketua Pengelola Program Dual Mode Sistem UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Bapak dan Ibu dosen PBSI yang telah mengajar dan memberikan ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan berlangsung, semoga Allah SWT memberikan balasan dan pahala yang berlipat ganda atas ilmu yang diberikannya dengan ikhlas kepada kami. iii

8 8. Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi DMS Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. H. M. Nurkholily, S.Pd.I, kepala Madrasah Tsanawiyah Miftahul Umam beserta segenap guru dan karyawan serta siswa-siswi yang telah banyak membantu dan memberikan informasi dan data-data yang diperlukan penulis dalam penyusunan skripsi, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuannya pada saat penelitian. 10. Suami dan anak-anakku tercinta yang tiada henti memberikan dukungan, semangat, doa, kasih sayang, dan cintanya. 11. Sahabat-sahabatku yang senantiasa bersama dalam suka maupun duka: Bu Supriyatin, Bu Titin Nuryatin, Bu Sulastri, Bu Maryati, Bu Devi, dan semua angkatan 2011 khususnya kelas DMS PBSI. 12. Baba, Emak, Kakak, dan adikku yang selalu mendukung dan memberikan semangat dan doa yang tulus kepada penulis dalam menuntut ilmu. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT meridhoi dan mencatat sebagai ibadah di sisi-nya. Amin. Jakarta, 29 November 2014 Penulis Sofiyah NIM iv

9 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Pembatasan Masalah... 4 D. Perumusan Masalah... 5 E. Tujuan Penelitian... 5 F. Manfaat Penelitian... 5 KAJIAN TEORETIS A. Pengertian Kalimat Efektif Pengertian Kalimat Kalimat Efektif Ciri-ciri Kalimat Efektif... 9 B. Pengertian Mengarang Fungsi Mengarang Tujuan Mengarang Jenis-jenis Karangan C. Karangan Deskripsi D. Penelitian yang Relevan v

10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Metode Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Teknik Pengolahan Data F. Instrumen Penelitian G. Sumber Data H. Penyajian Data BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian B. Deskripsi Hasil Penelitian C. Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA UJI REFERENSI LAMPIRAN vi

11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang umum dalam masyarakat. Tidak ada masyarakat di mana pun mereka tinggal yang tidak memiliki bahasa. Bagaimanapun wujudnya setiap masyarakat memiliki bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan maksud, tujuan, maupun ide-ide yang terdapat dalam pikiran dan persaannya kepada orang lain dengan cara lisan maupun tulisan Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Bahasa yang baik dan benar, diperlukan dalam pendidikan dan pembelajaran bahasa. Pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada siswa di sekolah. Oleh karena itu, pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan kepada siswa pada setiap jenjang pendidikan, yakni dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai perguruan tinggi. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif. Menciptakan efek berkomunikasi yang baik diperlukan empat ranah keterampilan berbahasa yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Keterampilan membaca diperlukan dalam membuka cakrawala wawasan dan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan berbicara dan menyimak sangat diperlukan dalam membina komunikasi lisan dengan orang lain, sedangkan keterampilan menulis diperlukan dalam mengungkapkan dan mempublikasikan gagasan-gagasan serta ide pikiran dalam bentuk tulisan. 1

12 2 Salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dipelajari adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis berbeda dengan keterampilan berbahasa yang lain, karena menulis merupakan bentuk komunikasi yang satu arah. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang besar pengaruhnya dalam meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik, karena dengan menulis peserta didik akan mampu mmengungkapkan gagasan dan pemikirannya dalam suatu kerangka berpikir yang logis dan sistematis serta membantu peserta didik untuk berpikir sacara kritis. Menulis, seperti halnya ketiga keterampilan berbahasa lainnya, merupakan suatu proses perkembangan. Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilankhusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. 1 Dalam kehidupan modern ini, ketrampilan menulis sangat dibutuhkan karena tidak menutup kemungkinan menulis bisa memberikan keuntungan bagi para pelakunya. Dengan menghasilkan sebuah tulisan yang menarik maka siswa dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri kelak jika ia sudah menyelesaikan jenjang pendidikannya, terlebih lagi jika tulisannya tersebut dapat menguntungkan banyak pihak. Namun pelatihan menulis yang kurang diberikan oleh guru dan kebiasaan mencatat bahan pelajaran dari papan tulis yang tidak ditambahkan parafrase mengakibatkan siswa sulit untuk mengembangkan tulisannya. Salah satu yang sering kita temukan adalah susahnya memulai untuk menulis, mereka pun susah untuk menentukan topik tulisan karena selama ini hanya melihat contoh tanpa diberi kesempatan untuk melahirkan sebuah tulisan yang berkualitas. Perkembangan teknologi juga ikut berperan terhadap kendala siswa menulis dengan bahasa yang baik dan benar. Banyak siswa menggunakan bahasa yang tidak baku, menuliskan kata yang tidak hemat, mereka pun sering menggunakan bahasa dalam penulisan pesan singkat yang beredar dikalangan remaja. Kesalahan-kesalahan yang sering ditemukan adalah pilihan kata atau 1 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1982),hlm. 9.

13 3 diksi, kosa kata, dan kata depan. Kemalasan juga menjadi kendala yang besar saat seseorang mencoba untuk menulis. Siswa malas untuk berpikir dan mencari ideide baru yang dapat mereka tuangkan dalam tulisan. Salah satu bentuk keterampilan menulis yang penting dimiliki oleh peserta didik adalah keterampilan menulis kalimat efektif dalam karangan deskripsi. Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang mencoba menyusun dan menuangkan gagasan-gagasan seseorang secara terbuka untuk dikomunikasikan kepada orang lain. Kalimat yang benar haruslah memenuhi persyaratan gramatikal. Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat); memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat. Kalimat yang memiliki kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Dalam penggunaan bahasa tulis, kalimat efektif menjadi unsur pengungkap gagasan yang penting dan strategis. Kalimat efektif menjadi unsur yang berguna untuk menghindari kesalahan pemahaman pembaca. Sebab kesalahan pemahaman itu tidak dapat dikendalikan, karena pembaca tidak berhadapan dengan penulis, pembaca hanya dihadapkan dengan teks tulis. Hal ini dapat mengakibatkan apa yang ingin disampaikan oleh seseorang berbeda dengan apa yang diterima oleh pembaca atau pendengar. Berdasarkan hal tersebut sangatlah penting penggunaan kalimat efektif dalam karangan atau tulisan. Permasalahan yang sering timbul dalam proses pembelajaran di sekolah, terutama dalam pembelajaran mengarang atau menulis oleh siswa Madrasah Tsanawiyah yaitu, rendahnya pemahaman siswa mengenai kalimat efektif dan ciri-ciri kalimat efektif, kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi, rendahnya kemampuan siswa dalam menulis deskripsi, guru tidak variatif dalam mengajarkan paragraf deskripsi, dan sulitnya menggunakan kalimat yang efektif dalam menulis sebuah karangan. Padahal keterampilan mengarang merupakan bekal yang sangat berharga bagi siswa. Untuk bisa mengarang dengan baik, maka seseorang haruslah memahami kalimat yang efektif, karena kalimat

14 4 efektif dapat menunjang sebuah paragraf dalam karangan menjadi karangan yang baik, terutama dalam membuat karangan deskripsi. Deskripsi merupakan bentuk karangan yang hidup. Karangan deskripsi berhubungan dengan pengalaman pancaindra seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Karangan deskripsi bukanlah karangan yang asing lagi untuk siswa MTs, siswa sering mendengar, menjelaskan, atau diminta menggambarkan perasaan, wujud, rupa, rasa, bau, atau suara sesuatu hal secara hidup dan meyakinkan dalam bentuk tulisan. Namun ketidakpahaman dalam membuat kalimat yang efektif menjadi kendala dalam membuat karangan yang baik. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan penelitian dengan judul Analisis Kalimat Efektif dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas VIII MTs. Miftahul Umam, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah 1. Rendahnya pemahaman siswa mengenai kalimat efektif. 2. Rendahnya pemahaman siswa mengenai ciri-ciri kalimat efektif. 3. Kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa. 4. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis deskripsi. 5. Guru tidak variatif dalam mengajarkan paragraf deskriptif. C. Pembatasan Masalah Dari beberapa masalah yang timbul dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah yang akan dibahas pada penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi, yaitu hanya mencari kesalahan kalimat dalam karangan deskripsi dengan berpanduan pada syarat-syarat keefektifan kalimat, seperti kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan yang terdapat dalam karangan Deskripsi Siswa Kelas VIII MTs. Miftahul Umam, Pondok Labu, Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

15 5 D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan menjadi Bagaimanakah bentuk-bentuk kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa kelas VIII di MTs. Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk: Mengetahui bentuk-bentuk kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa kelas VIII di MTs. Miftahul, Umam Pondok Labu, Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Manfaat teoretis a. Untuk pengayaan keilmuwan bahasa terkait dengan kalimat efektif. b. Untuk menambah pengetahuan guru dalam ilmu menulis deskripsi. c. Untuk menambah khasanah tentang penyebab kesalahan kalimat efektif dalam karangan deskripsi. 2. Manfaat praktis a. Bagi guru Guru dapat lebih mengetahui bentuk-bentuk kesalahan penggunaan kalimat efektif yang paling sering dilakukan siswa, yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap penggunaan kalimat yang efektif dalam karangan deskripsi.

16 6 b. Bagi siswa Dapat memperdalam pemahaman penggunaan kalimat efektif sehingga dapat meminimalisasi kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi yang pada akhirnya siswa akan terbiasa berpikir logis dan sistematis. c. Bagi sekolah siswa. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengetahui kemampuan menulis d. Bagi peneliti Sebagai sumber informasi pengetahuan dalam bidang linguistik dan melakukan penelitian selanjutnya dalam bidang bahasa.

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang umum dalam masyarakat. Tidak ada masyarakat di mana pun mereka tinggal yang tidak memiliki bahasa. Bagaimanapun wujudnya setiap masyarakat memiliki bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan maksud, tujuan, maupun ide-ide yang terdapat dalam pikiran dan persaannya kepada orang lain dengan cara lisan maupun tulisan Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Bahasa yang baik dan benar, diperlukan dalam pendidikan dan pembelajaran bahasa. Pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada siswa di sekolah. Oleh karena itu, pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan kepada siswa pada setiap jenjang pendidikan, yakni dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai perguruan tinggi. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif. Menciptakan efek berkomunikasi yang baik diperlukan empat ranah keterampilan berbahasa yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Keterampilan membaca diperlukan dalam membuka cakrawala wawasan dan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan berbicara dan menyimak sangat diperlukan dalam membina komunikasi lisan dengan orang lain, sedangkan keterampilan menulis diperlukan dalam mengungkapkan dan mempublikasikan gagasan-gagasan serta ide pikiran dalam bentuk tulisan. 1

18 2 Salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dipelajari adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis berbeda dengan keterampilan berbahasa yang lain, karena menulis merupakan bentuk komunikasi yang satu arah. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang besar pengaruhnya dalam meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik, karena dengan menulis peserta didik akan mampu mmengungkapkan gagasan dan pemikirannya dalam suatu kerangka berpikir yang logis dan sistematis serta membantu peserta didik untuk berpikir sacara kritis. Menulis, seperti halnya ketiga keterampilan berbahasa lainnya, merupakan suatu proses perkembangan. Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilankhusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. 1 Dalam kehidupan modern ini, ketrampilan menulis sangat dibutuhkan karena tidak menutup kemungkinan menulis bisa memberikan keuntungan bagi para pelakunya. Dengan menghasilkan sebuah tulisan yang menarik maka siswa dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri kelak jika ia sudah menyelesaikan jenjang pendidikannya, terlebih lagi jika tulisannya tersebut dapat menguntungkan banyak pihak. Namun pelatihan menulis yang kurang diberikan oleh guru dan kebiasaan mencatat bahan pelajaran dari papan tulis yang tidak ditambahkan parafrase mengakibatkan siswa sulit untuk mengembangkan tulisannya. Salah satu yang sering kita temukan adalah susahnya memulai untuk menulis, mereka pun susah untuk menentukan topik tulisan karena selama ini hanya melihat contoh tanpa diberi kesempatan untuk melahirkan sebuah tulisan yang berkualitas. Perkembangan teknologi juga ikut berperan terhadap kendala siswa menulis dengan bahasa yang baik dan benar. Banyak siswa menggunakan bahasa yang tidak baku, menuliskan kata yang tidak hemat, mereka pun sering menggunakan bahasa dalam penulisan pesan singkat yang beredar dikalangan remaja. Kesalahan-kesalahan yang sering ditemukan adalah pilihan kata atau 1 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1982),hlm. 9.

19 3 diksi, kosa kata, dan kata depan. Kemalasan juga menjadi kendala yang besar saat seseorang mencoba untuk menulis. Siswa malas untuk berpikir dan mencari ideide baru yang dapat mereka tuangkan dalam tulisan. Salah satu bentuk keterampilan menulis yang penting dimiliki oleh peserta didik adalah keterampilan menulis kalimat efektif dalam karangan deskripsi. Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang mencoba menyusun dan menuangkan gagasan-gagasan seseorang secara terbuka untuk dikomunikasikan kepada orang lain. Kalimat yang benar haruslah memenuhi persyaratan gramatikal. Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat); memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat. Kalimat yang memiliki kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Dalam penggunaan bahasa tulis, kalimat efektif menjadi unsur pengungkap gagasan yang penting dan strategis. Kalimat efektif menjadi unsur yang berguna untuk menghindari kesalahan pemahaman pembaca. Sebab kesalahan pemahaman itu tidak dapat dikendalikan, karena pembaca tidak berhadapan dengan penulis, pembaca hanya dihadapkan dengan teks tulis. Hal ini dapat mengakibatkan apa yang ingin disampaikan oleh seseorang berbeda dengan apa yang diterima oleh pembaca atau pendengar. Berdasarkan hal tersebut sangatlah penting penggunaan kalimat efektif dalam karangan atau tulisan. Permasalahan yang sering timbul dalam proses pembelajaran di sekolah, terutama dalam pembelajaran mengarang atau menulis oleh siswa Madrasah Tsanawiyah yaitu, rendahnya pemahaman siswa mengenai kalimat efektif dan ciri-ciri kalimat efektif, kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi, rendahnya kemampuan siswa dalam menulis deskripsi, guru tidak variatif dalam mengajarkan paragraf deskripsi, dan sulitnya menggunakan kalimat yang efektif dalam menulis sebuah karangan. Padahal keterampilan mengarang merupakan bekal yang sangat berharga bagi siswa. Untuk bisa mengarang dengan baik, maka seseorang haruslah memahami kalimat yang efektif, karena kalimat

20 4 efektif dapat menunjang sebuah paragraf dalam karangan menjadi karangan yang baik, terutama dalam membuat karangan deskripsi. Deskripsi merupakan bentuk karangan yang hidup. Karangan deskripsi berhubungan dengan pengalaman pancaindra seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Karangan deskripsi bukanlah karangan yang asing lagi untuk siswa MTs, siswa sering mendengar, menjelaskan, atau diminta menggambarkan perasaan, wujud, rupa, rasa, bau, atau suara sesuatu hal secara hidup dan meyakinkan dalam bentuk tulisan. Namun ketidakpahaman dalam membuat kalimat yang efektif menjadi kendala dalam membuat karangan yang baik. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan penelitian dengan judul Analisis Kalimat Efektif dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas VIII MTs. Miftahul Umam, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah 1. Rendahnya pemahaman siswa mengenai kalimat efektif. 2. Rendahnya pemahaman siswa mengenai ciri-ciri kalimat efektif. 3. Kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa. 4. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis deskripsi. 5. Guru tidak variatif dalam mengajarkan paragraf deskriptif. C. Pembatasan Masalah Dari beberapa masalah yang timbul dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah yang akan dibahas pada penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi, yaitu hanya mencari kesalahan kalimat dalam karangan deskripsi dengan berpanduan pada syarat-syarat keefektifan kalimat, seperti kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan yang terdapat dalam karangan Deskripsi Siswa Kelas VIII MTs. Miftahul Umam, Pondok Labu, Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

21 5 D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan menjadi Bagaimanakah bentuk-bentuk kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa kelas VIII di MTs. Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk: Mengetahui bentuk-bentuk kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa kelas VIII di MTs. Miftahul, Umam Pondok Labu, Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Manfaat teoretis a. Untuk pengayaan keilmuwan bahasa terkait dengan kalimat efektif. b. Untuk menambah pengetahuan guru dalam ilmu menulis deskripsi. c. Untuk menambah khasanah tentang penyebab kesalahan kalimat efektif dalam karangan deskripsi. 2. Manfaat praktis a. Bagi guru Guru dapat lebih mengetahui bentuk-bentuk kesalahan penggunaan kalimat efektif yang paling sering dilakukan siswa, yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap penggunaan kalimat yang efektif dalam karangan deskripsi. b. Bagi siswa

22 6 Dapat memperdalam pemahaman penggunaan kalimat efektif sehingga dapat meminimalisasi kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi yang pada akhirnya siswa akan terbiasa berpikir logis dan sistematis. c. Bagi sekolah siswa. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengetahui kemampuan menulis d. Bagi peneliti Sebagai sumber informasi pengetahuan dalam bidang linguistik dan melakukan penelitian selanjutnya dalam bidang bahasa. BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengertian Kalimat Efektif

23 7 1. Pengertian Kalimat Berbicara tentang kalimat efektif sudah dapat dipastikan bahwa kita akan membahas tentang kalimat. Setiap orang mampu membuat kalimat, baik secara lisan maupun tulisan, terlepas dari pemahaman mereka mengenai makna kalimat itu sendiri. Namun, belum tentu kalimat yang mereka buat dapat dikatakan kalimat yang baik dan benar. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. 2 Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan. 3 Kalimat ialah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; atau satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. 4 Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan yang menyatakan makna lengkap. Dalam bahasa tulis biasanya diawali huruf besar (kapital) dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru; dalam bahasa lisan, kalimat dituturkan dengan pola lagu kalimat atau intonasi tertentu. 5 Kalimat disebut juga susunan kata-kata yang teratur yang dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik. 6 Dari pengertian-pengertian yang telah diungkapkan dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) 2 Zaenal Arifin dan Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2008), hlm R. Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakrta: Erlangga, 2010), hlm Pusat Pembinaan dan Pengembangan 7 Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), hlm Effendi, S, Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1999), hlm Abdul Chaer, Kajian Bahasa Struktur Internal, Pemakaian dan pembelajaran,(jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 14.

24 8 untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. 2. Kalimat Efektif Kalimat efektif dapat diartikan sebagai kalimat yang dapat mengkomunikasikan pikiran, perasaan penulis atau pembicara kepada pembaca atau pendengar secara tepat. Dengan kalimat efektif, komunikasi penulis dan pembaca atau pendengar tidak akan menghadapi keraguan atau salah komunikasi. Kalimat efektif adalah kalimat yang berisi gagasan yang dapat dipahami sama antara penulis dan pembacanya. 7 Sebuah kalimat yang efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat mewakili secara tepat isi dan pikiran atau perasaan pengarang, bagaimana ia dapat mewakilinya secara segar, dan sanggup menarik perhatian pembaca dan pendengar apa yang dibicarakan. 8 Dalam buku yang sama Gorys Keraf menyatakan pengertian kalimat efektif adalah: a. Kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. b. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis. 9 Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembaca atau penulis. 10 Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili ide pembicara/penulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan pikiran pendengar/pembaca. 11 Kalimat efektif adalah kalimat yang berisikan gagasan pembicara atau penulis 7 R. Kunjana, op. Cit., hlm Gorys Keraf, Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, (Ende Flores: Nusa Indah, 1994), hlm Ibid., hlm Dewi Kusumaningsih, dkk, Terampil Berbahasa Indonesia, (Yogyakarta: Andi, 2013), hlm Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A, Disiplin Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK Press, 2011), Hlm. 63.

25 9 secara singkat, jelas dan tepat. Jelas berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca, singkat berarti hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata, dan tepat berarti sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. 12 Dari keseluruhan pendapat tersebut dapat dilihat bahwa ketepatan informasi sebagai syarat mutlak sebuah kalimat efektif. Agar pembaca tertarik pada apa yang disampaikan, maka sebuah kalimat efektif harus disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang dapat menyampaikan gagasan atau pikiran secara tepat. Sebagai sarana komunikasi, setiap kalimat terlibat dalam proses penyampaian dan penerimaan. Kalimat dikatakan efektif jika mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan berlangsung sempurna. Pengertian-pengertian yang telah diungkapkan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengkomunikasikan pikiran penulis dan pendengar. Ada dua pihak yang terlibat dalam pembicaraan ini: pertama adalah penulis dan yang kedua adalah pembaca, maka maksud dari pembicaraan yang ingin kita sampaikan harus disusun sedemikian rupa agar tidak terjadi kesalahpahaman antara penulis dengan pembaca. Selain itu, fungsi kalimat sebagai alat komunikasi dapat terwujud. 3. Ciri-Ciri Kalimat Efektif Membicarakan tentang kalimat efektif tidak lepas dari ciri-ciri yang terdapat di dalamnya. Mengenai ciri-ciri kalimat efektif banyak batasan yang diberikan para ahli tentang ciri-ciri tersebut walau berbeda dalam perumusan namun secara prinsip tampak sejalan. R. Kunjana Rahardi menuliskan ciri-ciri kalimat efektif yaitu adanya kesepadanan struktur, kepararelan bentuk, ketegasan makna, dan kehematan kata. Prinsip kesepadananstruktur itu di antaranya terlihat dari (1) adanya kejelasan subjek, (2) tidak adanya subjek ganda, (3) tidak adanya kesalahan dalam pemanfaatan konjungsi intrakalimat dan konjungsi antarkalimat, dan (4) adanya 12 Y. Titik Lestariyati, Cerdas Menghafal Bahasa Indonesia SMA, (Tangerang: Scientific Press, 2011), Hlm. 80.

26 10 kejelasan predikat kalimat. 13 Keparalelan bentuk adalah kesejajaran atau kesamaan bentuk atau jenis kata yang digunakan di dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama dalam konstruksi beruntun menggunakan verba, maka bentuk yang kedua dan ketiga juga harus menggunakan verba. Ciri yang ketiga adalah adanya ketegasan makna. Kalimat efektif harus mengemban makna yang tegas supaya menjadi jelas. Dapat dilihat dari fakta perulangan bentuk kebahasaan yang dilakukan secara proporsional. Ciri yang keempat adalah kehematan kata. Kalimat efektif adalah kalimat yang hemat, kalimat yang tidak berbelit-belit, kalimat yang tidak rumit dan sulit untuk memahaminya. 14 Sementara menurut Zaenal Arifin dan Amran Tasai, sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa. 15 Dari kedua pendapat tersebut, ada persamaan pendapat tentang kalimat efektif yaitu: adanya kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, dan kehematan kata. Jadi dalam menyusun kalimat efektif harus memenuhi ciri-ciri atau prinsip-prinsip efektivitas kalimat. Berikut penjelasan masing-masing ciri kalimat efektif. a. Kesepadanan Kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. 16 Kesepadanan artinya hubungan timbal balik antara subjek dengan predikat, antara predikat dengan objek serta dengan keteranganketerangan yang menjelaskan unsur-unsur kalimat tadi. Kesepadanan artinya antara pikiran/perasaan (ide) sama dengan kalimat yang diucapkan atau ditulis. 17 Kesepadanan kalimat mempunyai beberapa ciri, sebagai berikut: 1). Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan 13 R Kunjana Rahardi, op. Cit., hlm Ibid, hlm Arifin dan Amran Tasai, op. Cit., hlm Dewi Kusumaningsih, loc. Cit. 17 Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A, op. Cit., hlm. 64.

27 11 dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek. Contoh: a. Di dalam pertemuan itu membicarakan kenakalan remaja. (salah) b. Pertemuan itu membicarakan kenakalan remaja. (benar) 2). Tidak terdapat subjek yang ganda. Contoh: Hasil rapat itu dia kurang memahami Untuk mengefektifkannya dibuat pola berikut a. Hasil rapat itu kurang dia pahami. b. Saya kurang memahami hasil rapat itu. 3). Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Contoh: a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. b. Kakaknya membeli sepeda motor Yamaha. Sedangkan dia membeli sepeda motor Honda. Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut. a. Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama. b. Kakaknya membeli sepeda motor Yamaha, sedangkan dia membeli sepeda motor Honda. Atau

28 12 Kakaknya membeli sepeda motor Yamaha. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Honda. 4). Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang. Contoh: Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. Kalimat di atas dapat diubah menjadi: Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. b. Keparalelan Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. 18 Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan unsur-unsur yang digunakan secara konsisten dalam satu kalimat. 19 Jika verba yang digunakan, unsur yang lain juga harus verba. Jika aktif yang digunakan, yang lain juga harus aktif. Kesejajaran membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam konstruksi yang sama. 20 Struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam komunikasi, tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya. Contoh: a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes. b. Tahap terakhir penyeleaian gedung itu adalah kegiatan pengecetan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tataruang. Kalimat a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari dua bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan.kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu. Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes. Kalimat b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang, pengujian, dan 18 Arifin dan Amran Tasai, op. Cit., hlm Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A, op. Cit., hlm Keraf, Komposisi, op. Cit., hlm. 47.

29 13 pengaturan. Kalimat itu akan baik jika diubah menjadi predikat yang nominal, sebagai berikut. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang. c. Ketegasan Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalmat. 21 Inti pikiran yang terkandung dalam tiap kalimat (gagasan utama) haruslah dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan. 22 Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain. Penekanan juga dapat dimunculkan dari bagian yang terpenting dalam kalimat dengan menempatkan bagian tersebut pada awal atau akhir kalimat. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat. 1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat). Contoh: Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. Penekanannya ialah harapan presiden. 2. Membuat urutan kata yang bertahap. Contoh: Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak yatim. Seharusnya: Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak yatim. 3. Melakukan pengulangan kata (repetisi). Contoh: Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mreka. 21 Arifin dan Amran Tasai, op. Cit., hlm Keraf, op. Cit., hlm. 41.

30 14 4. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan. Contoh: Anak itu tidak bodoh dan malas, tetapi pintar dan rajin. 5. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan). Contoh: Saudaralah yang harus bertanggung jawab. d. Kehematan Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. 23 Kalimat efektif harus memperhatikan kehematan kata yang digunakan, sehingga tidak ada kata yang mubajir atau tidak terpakai. Ada beberpa kriteria yang perlu diperhatikan. 1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek. Contoh: Jika penumpang berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat. Seharusnya: Jika berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat. 2. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata. Contoh: Ia memakai baju warna merah. Di mana engkau menangkap burung pipit itu? Kalimat itu dapat diubah menjadi: Ia memakai baju merah. Di mana engkau menangkap pipit itu? 3. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat. Kata naik bersinonim dengan ke atas. Contoh: Mereka naik ke atas menggunakan tangga. Seharusnya: Mereka naik menggunakan tangga. 4. tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. 23 Arifin dan Amran Tasai, op. Cit., hlm. 101.

31 15 Contoh: Para tamu-tamu itu sudah berdatangan. Seharusnya: Para tamu itu sudah berdatangan. e. Kecermatan Prinsip kecermatan berarti cermat dan tepat menggunakan diksi. 24 Kecermatan sangat diperlukan dalam membuat suatu kalimat, dengan cara menyusun kalimat dengan penuh kehati-hatian, sehingga hasilnya ttidak akan menimbulkan tafsir ganda. Contoh: a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. Kalimat a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atauperguruan tinggi. b. Yang diceritakan menceritakan tentang putri-putri raja, para hulubalang, danpara menteri. Kalimat b) salah pilihan katanya karena kedua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi: Yang diceritakan ialah putri-putri raja, para hulubalang, dan perdana menteri. f. Kepaduan Kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. 25 Kepaduan (koherensi) adalah hubungan yang padu (koheren) antar unsur kalimat. 26 Kepaduan antarunsur kalimat jelas sekali akan sangat berpengaruh terhadap makna atau maksud sebuah kalimat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kalimat efektif itu salah satunya harus memenuhi kepaduan bentuk dan kepaduan makna. Sebuah kalimat akan dikatakan padu apabila tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris. Contoh: 24 Niknik M. Kuntarto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010), hlm Arifin dan Amran Tasai, op. Cit., hlm Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A, op. Cit., hlm. 75.

32 16 Pembangunan desa daripada kita bertujuan untuk memakmurkan rakyat daripada desa, bukan untuk segelintir orang tersebut. Seharusnya: Pembangunan desa kita bertujuan untuk kemakmuran rakyat desa, bukan untuk segelintir orang. g. Kelogisan Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. 27 Kelogisan kalimat adalah kemampuan sebuah kalimat untuk menyatakan sesuatu sesuai dengan logika. 28 Kelogisan kalimat berhubungan dengan penalaran. Kalimat yang logis itu berarti kalimat yang bernalar. Contoh: a. Waktu dan tempat kami persilahkan. b. Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini. c. Taufik Hidayat meraih juara pertama Indonesia terbuka. Kalimat di atas tidak logis, yang logis adalah sebagai berikut. a. Bapak Menteri kami persilakan. b. Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini. c. Taufik Hidayat meraih gelar juara pertama Indonesia terbuka. Dari beberapa pendapat, dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif merupakan sarana komunikasi yang baik dan benar sehingga dapat diterima oleh pendengar yang disampaikan melalui informasi, gagasan dan ide secara sempurna. B. Pengertian Mengarang Kata mengarang sudah tidak asing lagi bagi siswa, ketika diminta untuk mengarang, pastilah mereka mulai berimajinasi untuk dituangkan dalam bentuk tulisan. Namun terkadang, siswa sudah memiliki rasa antipati untuk menulis sebuah karangan, karena mengarang adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Mengarang memerlukan waktu berpikir dan daya khayal yang luas. 27 Dewi Kusumaningsih, op. Cit., hlm Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A, op. Cit., hlm. 69.

33 17 Mengarang berasal dari kata dasar karang yang diberi imbuhan Me + Karang = Mengarang, artinya perbuatan atau pekerjaan mengarang (tulis menulis dsb); perihal mengarang. 29 Mengarang atau menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang-orang lain dapat membaca lambanglambang grafik tersebut. 30 Banyak orang menyamakan antara menulis dengan mengarang, namun demikian mengarang dengan menulis jelas mempunyai sudut pandang yang berbeda satu sama lain. Kata mengarang sangat melekat dengan sebuah tulisan yang berkaitan dengan fiksi dan bukan non fiksi, sementara menulis sendiri artinya lebih netral. Menulis merupakan suatu proses. Menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. 31 Artinya segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis dituangkan dalam bentuk tulisan. Mengarang sebenarnya juga menulis. Kalau tidak menulis apa yang dituangkan dalam kertas atau diketik di layar monitor komputer? Jadi seseorang yang sedang menulis cerita fiksi yang biasanya dikatakan mengarang juga melakukan kegiatan menulis, apalagi mereka yang sedang menulis karya ilmiah atau artikel. 1. Fungsi Mengarang Pada prinsipnya, fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. 32 Mengingat fungsi di atas maka seseorang penulis dituntut mampu berpikir secara kritis, merasakan dan menikmati hubungan-hubungan kalimat, memperdalam persepsi, membuat susunan dan gaya bahasa yang menarik sesuai dengan alur yang dikehendaki. Selanjutnya D Angelo 33 menyatakan bahwa penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat. Situasi yang harus 29 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, op. Cit., hlm Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1982), hlm Nuruddin, Dasar-dasar Penulisan, (Malang: UMM Press, 2010), hlm Guntur Tarigan, loc. Cit. 33 Ibid, hlm. 23.

34 18 diperhatikan dan dimanfaatkan itu adalah: 1) maksud dan tujuan sang penulis ( perubahan yang diharapkannya akan terjadi pada diri pembaca); 2) pembaca atau pemirsa (apakah pembaca itu orang tua, kenalan, atau teman sang penulis); 3) waktu atau kesempatan (keadaan-keadaan yang melibatkan berlangsungnya suatu kejadian tertentu, waktu, tempat, dan situasi yang menuntut perhatian langsung, masalah yang memerlukan pemecahan, pertanyaan yang menuntut jawaban, dan sebagainya). 2. Tujuan Mengarang Dalam melakukan suatu pekerjaan apapun, pasti harus memiliki tujuan, begitu juga dengan mengarang. Tujuan mengarang sekurang-kurangnya ada tiga tujuan mengarang, yakni: untuk tujuan komunikasi, tujuan ilmiah, dan untuk tujuan kesenangan. Mengarang untuk tujuan komunikasi misalnya: Surat menyurat, baik surat dinas (resmi) maupun surat kekeluargaan (tidak resmi). Mengarang untuk tujuan ilmiah seperti: membuat makalah, resume, menyusun laporan, skripsi, menyusun karangan yang bersifat menceritakan (narasi), menyusun karangan yang bersifat melukiskan (deskripsi), membuat karangan yang bersifat memaparkan (eksposisi), dan membuat karangan yang bersifat meyakinkan atau mempengaruhi sikap pembaca (argumentasi). Mengarang untuk tujuan kesenangan misalnya: mengubah syair, pantun, dan membuat dongeng. 3. Jenis-jenis Karangan Ada banyak jenis tulisan. Salah satunya bisa dilihat berdasarkan penggolongan dalam cara penyajian dan tujuan penyampaiannya. Dengan demikian, dilihat dari bentuknya, tulisan meliputi, deskripsi, eksposisi, narasi, dan persuasi. a. Deskripsi

35 19 Deskripsi adalah bentuk tulisan yang melukiskan objek yang sebenarnya dengan tujuan untuk memperluas pengalaman dan pengetahuan pembaca. 34 Deskripsi juga merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari obyek yang sedang dibicarakan. 35 Jadi, deskripsi adalah karangan yang menggambarkan sebuah objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu. b. Narasi Karangan narasi merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu agar pembaca terkesan. Contoh karangan narasi terdapat dalam cerita fiksi, misalnya cerita pendek atau novel. Jadi, narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolaholah mengalami kejadian yang diceritakan itu. c. Eksposisi (paparan) Eksposisi (pemaparan) adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut. 36 Jadi, karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Dikemukakan data dan fakta untuk memperjelas pemaparan. d. Argumentasi Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis. Jadi,argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu. Karangan argumentasi hampir sama dengan karangan eksposisi, namun karangan argumentasi diperkuat 34 Niknik M. Kuntarto, op. Cit., hlm Gorys Keraf, Eksposisi dan Deskripsi, (Ende Flores: Nusa Indah, 1982), hlm Ibid, hlm. 3.

36 20 dengan alasan dan bukti yang kuat untuk meyakinkan pembaca agar nenerima atau mengambil satu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu. e. Persuasi Persuasi adalah bentuk penyajian karangan yang bertujuan mengajak pembaca agar mau melakukan sesuatu yang disampaikan penulis setelah sebelumnya memberikan penjelasan yang meyakinkan. Jadi, persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca Melalui persuasi, seorang penulis mencoba mengubah pandangan pembaca tetntang sebuah permasalahan tertentu dengan didukung data-data sebagai penunjang. C. Karangan Deskripsi Kata deskripsi berasal dari kata latin discribere yang berarti menulis tentang, atau membeberakan sesuatu hal. Sebaliknya kata deskripsi dapat diterjemahkan menjadi pemerian, yang berasal dari kata peri-memerikan yang berarti melukiskan sesuatu hal. 37 Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya. Tujuannya adalah agar pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehingga seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri objek tersebut. Hal yang menonjol pada karangan deskripsi adalah aspek pelukis objek yang sebenarnya tentang ciri, sifat, atau hakikat sehingga pembaca dapat mengenal objek yang dimaksud oleh penulis. Melalui deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya kepada pembaca. Sesuatu yang dideskripsikan tidak hanya terbatas pada apa yang dilihat, didengar, dicium, dirasa, dan diraba, tetapi juga yang dapat dirasa oleh hati dan pikir, seperti rasa takut, cemas, tegang, jijik, kasih, dan haru. Begitu pula suasana yang timbul dari suatu peristiwa, seperti suasana mencekam, teriknya panas matahari, serta keromantisan purnama. Pendeknya, deskripsi merupakan suatu upaya untuk melukiskan sesuatu dengan kata-kata untuk menghidupkan kesan dan daya khayal mendalam pada pembaca. 37 Ibid, hlm. 93.

37 21 Ciri-ciri atau karakteristik karangan deskripsi adalah: a. Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu. b. Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar sendiri suatu objek yang dideskripsikan. c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu berupa tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan. d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis. Jadi, deskripsi adalah suatu karangan yang menggambarkan, melukiskan, atau memerikan benda, manusia, tempat atau suasana sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri. Sesuatu yang dideskripsikan itu berasal dari pengamatan dan kesan yang diperolehnya mengenai sifat, ciri, atau wujudnya, dan dituangkan ke dalam kata-kata. Untuk mencapai tujuan itu, penulis hendaknya memperhatikan penggunaan diksi dan nuansa yang dimilikinya, serta detail pendeskripsiannya. Semua daya upaya dipergunakan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan sebuah deskripsi. Upaya yang pertama-tama dapat digunakan adalah cara penyusunan detail-detail dari objek itu, kemudian pendekatan yang digunakan. Pendekatan deskripsi dibagi menjadi dua, yaitu pendekatan realistis dan pendekatan impresionis. a. Pendekatan yang realistis Dalam pendekatan yang realistis penulis berusaha agar deskripsi yang dibuatnya terhadap objek yang diamatinya itu harus dapat dilukiskan seobjektifobjektifnya, sesuai dengan keadaan yang nyata yang dapat dilihatnya. 38 Pendekatan yang realistis dapat disamakan dengan kerjanya sebuah alat kamera yang mampu membuat detail-detail, rincian-rincian secara orisinil, tidak dibuat-buat dan dirasakan oleh pembaca sebagai sesuatu yang wajar. 38 Ibid, hlm. 104.

38 22 Contoh: Lantai tiga kamar nomor tiga-nol-lima. Benar, ini dia kamar yang kucari; tanda pengenalnya tertera di pintu, agak ke atas. Tepat di depan mataku, masih di pintu itu, ada sebuah kotak kecil warna merah jambu. Sebuah note book kecil dijepitkan pada kotak itu, dengan sebuah perintah dalam bahasa Inggris, Write Your Massage! Pada note book itu kubaca pesan untukku, Masuk saja, Rat, kunci dalam kotak ini. Tunggu aku! D sebelah kiri pintu tergantung sebuah penanggalan dan sebuah cermin yang bertuliskan Anda Manis, Nona. Di bawahnya merapat sebuah meja belajar yang diberi alas kertas berbunga merah jambu, dan dilapisi lagi dengan plstik bening. Di atas meja ada sebuah tape recorder kecil, sebuah mesin ketik, jam beker, alat-alat tulis, beberapa helai kertas berserakan, dan buku-buku dalam keadaan terbuka. Pasti semalam dia habis mengerjakan paper, pikirku. b. Pendekatan yang Impresionis Pendekatan secara impresionis yaitu semacam pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif. 39 Pendekatan secara impresionis dapat diumpamakan atau bandingkan dengan gambar yang dibuat oleh para artis-pelukis yang bebas menginterpretasi bagian-bagian yang dilihatnya. Tulisan dsekriptif impresionis ini biasa digunakan dalam bentuk tulisan narasi yang menggambarkan sebuah keadaan dengan objek-objek di sekitarnya. Tujuannya, agar pembaca bisa ikut merasakan apa yang dirasakan penulisnya. Contoh: Jam dinding kamar menunjukkan pukul delapan lewat sembilan belas menit. Di luar hujan masih saja turun dengan derasnya. Angin yang menerobos masuk melalui kisi-kisi terasa dingin menusuk kulit. Piama yang melekat di tubuhku tidak banyak membantu menahan dingin, sehingga agar lebih hangat kupakai lagi jaket tebal. Agak menolong, memang. Namun, kantuk hebat datang, padahal besok ada ujian. Akhirnya, daripada melamun tidak menentu, kuputuskan akan melanjutkan membaca. Aku kembali ke meja belajar, kunyalakan kembali lampu belajar dan mulai membaca sambil duduk bersandar di kursi. Tiba-tiba kantuk hebat datang menyerang. Belum lagi selesai kalimat yang sedang kubaca, buku yang kupegang terlepas dari tangan. 39 Ibid, hlm. 108.

39 23 D. Penelitian yang Relevan Penelitian Rifanti yang berjudul Penggunaan kalimat efektif siswa SMEA PGRI V Jakarta dalam mengarang Tahun Pelajaran Penelitian yang dilakukan oleh Rifanti terbukti bahwa siswa yang dapat membuat atau mengguanakan kalimat efektif hanya 8,33 persen dan yang tidak dapat membuat atau menggunakan kalimat efektif sebanyak 91,67 persen. Berarti siswa SMEA PGRI V Jakarta masih banyak yang belum dapat membuat klimat efektif. Perbedaan penelitian Rifanti dengan penulis adalah subjek penelitian dan data yang ditelitinya. Subjek penelitian Rifanti adalah siswa SMEA PGRI V Jakarta dan data yang ditelitinya berupa hasil karangan siswa. Sedangkan subjek penelitian penulis adalah siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah dan data yang diteliti adalah karangan deskripsi siswa. Berikutnya penelitian yang dilakukan Yulis Widiarti yang berjudul Analisis Kesalahan Kalimat Efektif dalam Karangan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gamping Sleman, Yogyakarta Tahun Pelajaran 2006/2007. Dalam skripsinya ini, Yulis Widiarti menganalisis ketidakefektifan kalimat pada karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gamping, Sleman, Yogyakarta. Tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan kesalahan kalimat tidak efektif pada karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gamping, Sleman, Yogyakarta. Perbedaan penelitian Yulis Widiarti dengan penulis terletak pada luas analisisnya. Yulis menganalisis semua jenis karangan siswa kelas VIII, sedangkan penulis hanya menganalisis karangan deskripsi siswa kelas VIII MTs. Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan. Hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi belum mengarah pada keefektifan kalimat, karena ketujuh syarat untuk mencapai kalimat yang efektif sebagian besar tidak terpenuhi. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Nova Susanti Harahap, yang berjudul Analisis Kalimat Efektif Naskah Berita Siaran RRI Sibolga Pada Tahun Metode penelitian ini adalah metode simak dengan menggunakan teknik 40 Rifanti, Abstrak Skripsi: Penggunaan Kalimat Efektif Siswa SMEA PGRI V Jakarta dalam Mengarang, Tahun Pelajaran 1986, (Jakarta: Perpustakaan UIN, 1986)

40 24 cakap dan teknik pilah. Data penelitian ini dianalisis secara kualitatif. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran, penekanan dalam kalimat, kehematan dan kevariasian. Perbedaan penelitian Nova dengan penulis adalah perbedaan metode dalam menganalisisnya dan objek analisisnya. Nova menganalisis kalimat efektif dalam naskah berita menggunakan metode simak dengan teknik cakap dan teknik pilah, sedangkan penulis menganalisis kalimat efektif dalam karangan deskrisi siswa dengan menggunakan teknik dokumentasi, yaitu teknik tes tulis.

41 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni Tempat Penelitian dilaksanakan di kelas VIII MTs. Miftahul Umam, Jl. H. Kamang No. 25 Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan. B. Populasi dan Sampel Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. 41 Populasi adalah keseluruhan objek dari suatu penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas VIII MTs. Miftahul Umam Pndok Labu Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. 42 Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.1 MTs. Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dalam penelitian deskriptif kualitatif, peneliti dilibatkan dalam situasi dan fenomena yang sedang dipelajari. Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti berusaha menginterpretasikan fakta yang relevan secara menyeluruh. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif merupakan langkah kerja untuk mendeskripsikan suatu objek, fenomena, atau setting sosial terjewantah dalam suatu tulisan yang bersifat naratif. 43 Oleh karena itu, analisis kualitatif fokusnya pada penunjukkan 41 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm Ibid. 43 Djam an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm

42 26 makna, deskripsi, penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya masingmasing dan seringkali melukiskannya dalam bentuk kata-kata daripada dalam bentuk angka-angka. 44 Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan penggunaan kalimat dalam karangan deskripsi yang dibuat siswa kelas VIII MTs. Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan dengan mengacu pada syarat untuk mencapai keefektifan kalimat. Metode ini berusaha mendeskripsikan kesalahan penggunaan kalimat yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Dengan metode ini, pada akhirnya peneliti dapat menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang ditempuh dalam mengumpulkan data untuk menjawab permasalahan-permasalahan atau hipotesis penelitian. 45 Dalam penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data kualitataif, yaitu: 1) Wawancara, 2) Observasi, 3) Dokumentasi. Namun teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik tes tertulis. 1. Teknik Wawancara Wawancara atau Interview adalah cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan atau seorang autoritas (seorang ahli atau yang berwenang dalam suatu masalah). 46 Dalam penelitian ini data yang diambil adalah hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, 44 Mahsum, Metode Penelitian Bahasa: Strategi, Metode, dan Tekniknya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm Gorys Keraf, Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Ende Flores: Nusa Indah, 1994), hlm. 161.

43 27 lengger, agenda, dan sebagainya. 47 Dalam penelitian ini data yang dipakai untuk dokumentasi adalah teks karangan deskripsi siswa dan foto prmbelajaran menulis di kelas. 3. Teknik Observasi Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu objek yang akan diteliti. 48 Dalam penelitian ini data yang dipakai untuk observasi adalah profil sekolah, menentukan kelas. 4. Tes Tertulis Tes tertulis, yakni jenis tes di mana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawabannya juga secara tertulis. 49 Teknik tes di sini yaitu peneliti didampingi guru bahasa Indonesia masuk ke kelas yang dituju yaitu kelas VIII.1. Di dalam kelas peneliti memberikan pengarahan dan penjelasan singkat tentang maksud dan tujuan diadakannya penelitian. Setelah siswa paham, peneliti memberikan kertas HVS dan meminta kepada siswa kelas VIII.1 MTs. Miftahul Umam untuk menulis karangan deskripsi dengan tema gedung sekolahku, lalu karangan tersebut peneliti kumpulkan untuk dianalisis. E. Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data berdasarkan pengamatan dari data yang ada. Setelah data penelitian terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data. Data penelitian diolah melalui langkah-langkah sebagai berikut: 47 Arikunto, op. Cit., hlm Keraf, op. Cit., hlm Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 75.

44 28 1. Pengkodean karangan siswa. 2. Mentranskripsi data bentuk-bentuk kesalahan penggunaan kalimat efektif pada karangan deskripsi yang ditulis siswa kelas VIII.1 MTs. Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan. 3. Membaca secara berulang setiap karangan yang ditulis oleh siswa kelas VIII.1 MTs. Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan untuk menemukan penggunaan kalimat efektif dalam karangan tersebut. 4. Menemukan jenis kesalahan pada karangan siswa dengan cara menggarisbawahi dan memberi nomor pada kalimat yang salah. 5. Menyalin ketidakefektifan kalimat ke dalam tabel. 6. Data yang di dalam tabel, kemudian dijelaskan ketidakefektifan kalimat atau kesalahan penggunaan kalimat tersebut ke dalam ciri-ciri kalimat efektif dengan cara mendeskripsikannya. 7. Menginterpretasi data. 8. Menarik kesimpulan. F. Instrumen Penelitian Karena metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, jadi instrumen penelitian ini adalah manusia, yaitu peneliti. G. Sumber Data Data diperoleh dari karangan deskripsi siswa kelas VIII.1 MTs. Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan yang berjumlah 42 siswa terdiri dari laki-laki = 20 dan perempuan = 20. H. Penyajian Data Bentuk penyajian data yang dilakukan oleh peneliti adalah dalam bentuk tabel dan mendeskripsikan kesalahan-kesalahan penggunaan kalimat dalam karangan deskripsi siswa.

45 29 Kesepadanan Struktur Kode Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Siswa Keparalelan Kode Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Siswa Ketegasan Kode Kalimat yang salah Kalimat yang Benar Siswa Kehematan Kode Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Siswa Kecermatan Kode Kalimat yang salah Kalimat yang Benar Siswa Kepaduan Kode Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Siswa

46 30 Kelogisan Kode Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Siswa

47 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil MTs. Miftahul Umam Madrasah Tsanawiyah Miftahul Umam berdiri di bawah yayasan dengan nama yang sama di Jalan RS. Fatmawati Gg. H. Kamang No. 25 Pndok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Yayasan ini menyelenggarakan kegiatan dibidang pendidikan dan soaial. Bidang pendidikan mengelola lembaga Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah. Bidang sosial menyelenggarakan kegiatan santunan bagi anak yatim dan fakir miskin. Yayasan Miftahul Umam berdiri pada tanggal 5 Januari 1976 di atas tanah yang diwakafkan oleh Almarhum H. Mansyur. Para pendiri yayasan ini ialah putra-putra dari Almarhum yang merupakan tokoh masyarakat di Pondok Labu dan sekitarnya, mereka adalah Drs. H.M. Thoyyib Mansyur, H. Abdullah Mansyur, H. A. Zaidi Malik dan K.H. Abdul Hakim, serta H. Syamsudin, B.A. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga yang pertama kali didirikan, bukan saja dilingkungan yayasan tapi juga di wilayah Pondok Labu. Hal ini mendapat respon yang positif dari masyarakat, sehingga mereka tidak perlu lagi mencari sekolah yang sebelumnya berada pada jarak yang cukup jauh. Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Miftahul Umam sangat membantu masyarakat yang menginginkan putra putrinya mempelajari pelajaran agama sekaligus pelajaran umum. Dalam sejarah kepemimpinan MTs. Miftahul Umam telah terjadi beberapa pergantian kepemimpinan, seabagai berikut: 1. Tahun oleh Bapak K.H. Abdul Hakim. 2. Tahun leh Bapak Drs. H. Marzuki Dasuki. 3. Tahun oleh Ibu Dra. Hj. Mastanah AS. 4. Tahun oleh Ibu Dra Hj. Siti Nurbaiti, S. Pd. 5. Tahun 2013 Sekarang oleh Bapak H. Nurkholily, S. Pd.I. 2. Visi dan Misi MTs. Miftahul Umam Visi Beriman yang kuat, berilmu manfaat sehingga terwujudnya Madrasah Tsanawiyah yang unggul baik dibidang IPTEK maupun IMTAQnya. 31

48 32 Misi 1. Mewujudkan sistem pembelajaran yang efektif, kreatif, dan menyenangkan. 2. Mendorong dan membantu siswa mengenali dan menggali potensi yang ada pada dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal. 3. Memberi motivasi dan menumbuh kembangkan semangat penghayatan dan pengamalan ajaran Islam. 4. Meningkatkan strategi belajar mengajar sehingga diperoleh NEM yang tinggi. 5. Mendorong siswa untuk menguasai IPTEK dan IMTAQ. 3. Fasilitas Sekolah 1. Ruang Kelas 2. Perpustakaan 3. Laboratorium IPA 4. Laboratorium Komputer 5. Laboratorium Bahasa 6. Akses Internet 7. Ruang Pimpinan, Tata Usaha, dan Ruang guru 8. Ruang Konseling, UKS, dan Ruang OSIS 9. Musholla 10. Kantin 11. Lapangan Olah raga 4. Ekstrakulikuler sekolah 1. Kegiatan OSIS 2. Pramuka 3. Kelompok Ilmiah remaja (K.I.R) 4. Tari saman 5. Marawis 6. Futsal 7. Bola Volley 8. Paskibra 9. BIQ 10. Tilawah

49 33 5. Daftar Kepala sekolah, Guru, dan Siswa MTs. Miftahul Umam a. Kepala sekolah Kepala Sekolah MTs. Miftahul Umam adalah H. M. Nurkholily, S. Pd.I, yang memimpin sekolah dari tahun 2013 sampai sekarang. Tabel 1 Kepala sekolah MTS MIFTAHUL UMAM No Nama Kepala Sekolah Ijazah Jurusan tertinggi 1 H. M. Nurkholily, S. Pd.I S1 PAI b. Daftar Nama Guru Tenaga pengajar (guru) di MTs. Miftahul Umam Pondok Labu, Jakarta Selatan berjumlah 34 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2 Daftar guru MTS MIFTAHUL UMAM No Nama Guru Ijazah Tertinggi Mata Pelajaran yang diampu 1 H. M. Nurkholily, S. Pd.I S1 PAI Bahasa Inggris 2 Dra. Hj. Siti Nurbaiti, S. S1 Matematika Matematika Pd 3 Drs. H. Marzuki Dasuki S1 PKN PKN 4 Dra. Hj. Mastanah AS S1 Sastra Arab Bahasa Arab 5 Hj. Fatimah Bisyri, BA D3 Ushuludin Fiqih 6 Hj. Maronih, S. Ag S1 Sastra Arab Bahasa Arab 7 Hj. Asmanih, BA D3 Tarbiyah Fiqih 8 H. Tarmidzi Madrasah Aliyah Aqidah Akhlak 9 Wahab Abdi, S. Pd S1 BK Penjaskes 10 Dra. Masiti S1 Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia 11 Drs. Subhan S1 PAI Aqidah Akhlak 12 Drs. H. Mansyur S1 PAI Aqidah Akhlak

50 34 13 Dra. Hj. Muhibah S1 Sospol IPS 14 Mu min, S. Pd S1 Bahasa Indonesia TIK 15 Yose Rusdiana, S. Pd S1 Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia 16 Sofiyah Madrasah Aliyah SKI 17 Hasan Asy ari, S. Ag S1 Syari ah IPS 18 Dra. Arfah S1 Sospol PKN 19 Siti Maesaroh, SE S1 Ekonomi IPS 20 Siti Haeroh, S. Ag S1 Tafsir Hadits Al Quran Hadits 21 Siti Mariam, SP S1 Pertanian IPA 22 Hj. Suprihatini, S. Pd.I S1 Tarbiyah Seni Budaya 23 Muryadi Madrasah Aliyah Bahasa Inggris 24 Tuti Aliyah Ustuati, S. Si S1 MIPA Matematika 25 Sri Rahayu Lestari, S. Pd S1 Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia 26 H. Sukron Kurniawan, Lc S1 Ushuludin Bahasa Arab 27 H. Nasrullah, S. Kom S1 Man. Komputer IPA 28 Budi Sabenih, S. Pd S1 Olah Raga Penjaskes 29 Siti Fauzah, S. Pd S1 Bahasa Inggris Bahasa Inggris 30 Syarif Thoyyib, S. Ag S1 Syari ah TIK 31 Muh. Ayyub, S. Sos.I S1 Kom. Islam PLKJ 32 Hilman Farid, S. Pd.I S1 Bahasa Arab Bahasa Arab 33 Mas ud, S. Pd S1 Olah Raga Penjaskes 34 Khaerunnisa, S. Pd S1 Matematika IPA c. Daftar Siswa MTs. Miftahul Umam Jumlah siswa MTs. Miftahul Umam, Pondok Labu, Jakarta Selatan tahun pelajaran 2013/2014 adalah 530 siswa, terdiri dari 272 laki-laki dan 258 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel III berikut ini.

51 35 Tabel 3 Daftar Jumlah Siswa MTS MIFTAHUL UMAM PONDOK LABU No Kelas Banyak Kelas Ruang Kelas Banyak Siswa Laki-laki Banyak Siswa Perempuan 1. VII Jumlah 47 Siswa 45 Siswa 35 Siswa 36 Siswa 35 Siswa 2. VIII Siswa Siswa Siswa Siswa 3. IX Siswa 40 Siswa 42 Siswa 44 Siswa Jumlah Siswa B. Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi data pada penelitian ini adalah karangan deskripsi siswa kelas VIII MTs. Miftahul Umam, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Dari 42 siswa kelas VIII.1. karangan yang didapat hanya 25 karangan. Data tersebut peneliti analisis kalimatnya, dan mencari bentuk kesalahannya dengan berpanduan pada tujuh ciri kalimat efektif, yaitu kesepadanan, keparalelan, kehematan, kecermatan, ketegasan, kepaduan, dan kelogisan. Data tersebut diklasifikasikan ke dalam dua bentuk analisis. Pertama, analisis data berdasarkan jenis kesalahan dan menggunakan tabel. Kedua, analisis data dengan cara mendeskripsikan kesalahan yang terdapat pada tabel.

52 36 Di bawah ini terdapat daftar nama-nama siswa yang hasil karangannya peneliti analisis, yaitu sebagai berikut. KELAS : VIII.1 WALI KELAS : Siti Mariam, SP NO NAMA SISWA L/P 1 A L 2 B P 3 C P 4 D L 5 E L 6 F P 7 G P 8 H P 9 I L 10 J L 11 K P 12 L L 13 M P 14 N L 15 O P 16 P L 17 Q L 18 R L 19 S P 20 T P 21 U P 22 V P 23 W L 24 X L 25 Y L

53 37 C. Pembahasan Kode Nama Siswa Siswa Tabel 4 Kesepadanan Struktur Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar B Andini 2. Dilihat dari atas gunung, 2. Dari atas gunung, terlihat aktivitas alam, matahari terlihat aktivitas alam, yang terbit, para petani yang seperti matahari yang mulai bekerja, suara-suara terbit, para petani yang burung mulai bebas mulai bekerja, burung- berterbangan. burung yang berterbangan sambil mengeluarkan suarasuara. D Arizal 2. Di Curug itu juga banyak 2. Banyak sekali warga sekali warga yang yang memanfaatkan memanfaatkan tempat tersebut tempat tersebut untuk untuk berdagang di sekitar sana berdagang dan mereka dan mereka juga meyediakan juga menyediakan tikar tikar untuk bersantai. untuk bersantai. E Dimas 1. Sawah-sawah yang terletak di 1. Sawah-sawah terletak Zidane mana-mana. di mana-mana. Nabil G Dini 1. Di sana terdapat rumah 1. Rumah berlantai tiga Febriyanti berlantai tiga dengan cat dengan cat biru muda berwarna biru muda yang yang dipadukan dengan dipadukan dengan warna hijau, hijau, kuning, merah, kuning, merah bahkan oranye. dan oranye. H Erni 1. Dalam perjalanan mengikuti 1. Saat perjalanan Susilowati anak-anak SD, aku melihat mengikuti anak-anak

54 38 pemandangan yang sangat indah, SD, aku melihat ribuan hektar sawah hijau yang pemandangan yang mengapit jalan setapak yang aku sangat indah, ribuan lewati membuat aku berfikir hektar sawah hijau kapan di kota tempat tinggalku mengapit jalan setapak ada suasana seperti ini? yang aku lewati, membuat aku bertanya dalam hati kapan di kota tempat tinggalku ada suasana seperti ini? K Febri 1. Di sekolahku terdapat banyak 1. Sekolahku memiliki Utari sekali ruangan, ada ruangan banyak ruangan: ada Rahma. kepala sekolah, kelas yang ruang kepala sekolah, banyak, ruangan lab. Komputer, ruang kelas, ruang lab. ruang guru, dan kamar mandi. Komputer, ruang guru, dan kamar mandi. 2. Banyak siswa yang tidak 2. Banyak siswa yang mengerjakan PR. Sehingga tidak mengerjakan PR banyak yang dihukum. sehingga mereka dihukum. L Febro 1. Di luar rumah, aku melihat 1. Aku melihat warga Fathoni warga desa yang sudah desa sudah sibuk Farhan melakukan aktivitas dengan beraktivitas walau sibuknya walau matahari belum matahari belum terbit. terbit. M Fitriyah 1. Pada suatu pagi yang cerah, 1. Suatu pagi yang Mellyani matahari yang mulai tinggi dan cerah, terlihat matahari ayam yang sudah mulai yang mulai tinggi dan berkokok, itulah pertanda terdengar ayam jantan waktunya semua orang-orang sudah berkokok, itulah bangun untuk memulai pertanda waktunya

55 39 aktivitasnya. semua orang bangun dari tidurnya untuk beraktivitas. N Ilhamsyah 1. Aku merasakan angin yang 1. Aku merasakan angin menghembus diriku. menghembus diriku. 2. Sungainya masih terlihat 2. Sungainya masih bersih, airnya yang bening, terlihat bersih, airnya sehingga terlihat ikan-ikan yang bening, sehingga terlihat sedang berenang. ikan-ikan sedang berenang. Q Muh. 1.Di rumahku banyak terdapat 1. Rumahku memiliki Ilham berbagai macam ruangan ada banyak ruangan: ada Khatami ruang tamu, ada ruang keluarga, ruang tamu, ruang ada ruang makan dan ruang- keluarga, ruang makan, ruang lainnya. dan ruang lainnya. 2. Di rumahku terdapat 2. Rumahku juga pemandangan yang indah dan memiliki pemandangan banyak sekali alang-alang yang yang indah dan banyak menghiasi kebun di depan sekali alang-alang rumahku. menghiasi kebun di depan rumahku. T Nur 1. Matahari yang bersinar 1. Matahari bersinar Haibah A. dengan terang dan suasana pagi terang menyambut di desa yang nyaman, sunyi, dan suasana pagi di desa damai. yang nyaman, sunyi, dan damai. U Nur 2. Pada musim panen akan 2. Saat musim panen Meylawati banyak warga yang bergotong tiba, banyak warga royong untuk memanen hasil bergotong royong untuk ladangnya. memanen hasil ladangnya.

56 40 V Rahmah 1. Di desaku jam pagi 1. Pukul pagi Apriliani sudah banyak orang yang sudah banyak orang memulai aktivitasnya, dari mulai yang beraktivitas, ada lari pagi, menggembala sapi, yang lari pagi, hingga yang mulai berangkat menggembala sapi, sekolah ataupun kerja. hingga yang berangkat ke sekolah atau pun kerja. 2. Di desaku terdapat 2. Desaku memiliki pemandangan yang indah, pemandangan yang terdapat sawah yang indah, terdapat sawah membentang luas yang subur membentang luas yang dan ditumbuhi padi-padi yang subur dan ditumbuhi tumbuh berwarna hijau. padi-padi yang masih hijau. 3. Di desaku banyak anak kecil 3. Banyak anak kecil yang bermain pada sore hari. yang bermain di sore hari. W Rizky 1. Di pagi hari yang cerah di 1. Pagi hari yang cerah desa Cinangneng yang udaranya di desa Cinangneng sangat segar, banyak orang- udaranya sangat segar, orang yang berjalan kaki sedang banyak dimanfaatkan menikmati udara segar di luar para pejalan kaki untuk dan pemandangan yang indah, menikmati udara segar dan pula juga banyak burung- dan pemandangan burung berterbangan (berkicau). indah sambil melihat burung-burung berterbangan. Kesalahan kalimat 2 siswa B termasuk kesalahan pada aspek kesepadanan. Kalimat yang sepadan harus memiliki keseimbangan antara

57 41 pikiran dan struktur bahasa yang dipakai. Kalimat 2: Dilihat dari atas gunung, terlihat aktivitas alam, matahari yang terbit, para petani yang mulai bekerja, suara-suara burung mulai bebas berterbangan. Kalimat tersebut tidak memiliki kesatuan gagasan yang jelas sehingga kalimatnya tidak sepadan. Selain itu, penggunaan kata depan pada kata dilihat menyalahi salah satu ciri kesepadanan, yaitu penggunaan kata depan di- didepan subjek. Agar kalimat tersebut menjadi efektif, kata dilihat harus diganti. Kalimat yang benar: Dari atas gunung, terlihat aktivitas alam, seperti matahari yang terbit, para petani yang mulai bekerja, burung-burung yang berterbangan sambil mengeluarkan suara-suara. Kalimat tersebut sudah efektif, selain tidak menggunakan kata depan di- di depan subjek, kesatuan gagasannya pun jelas. Kalimat 2 siswa D termasuk kesalahan pada aspek kesepadanan. Kalimat yang sepadan harus memiliki keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kalimat 2 menyalahi salah satu ciri kesepadanan, yaitu kalimat harus mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Penggunaan kata depan di- di depan subjek pada kalimat: Di curug itu juga banyak sekali warga yang memanfaatkan tempat tersebut untuk berdagang di sekitar sana dan mereka juga menyediakan tikar untuk besantai, menyalahi salah satu ciri kesepadanan, kalimat tersebut menjadi tidak jelas subjeknya. Maka kata depan di- pada kalimat tersebut harus dihilangkan. Perbaikannya: Banyak sekali warga yang memanfaatkan tempat tersebut untuk berdagang dan mereka juga menyediakan tikar untuk bersantai. Kalimat tersebut efektif karena antara pikiran dan struktur bahasa yang dipakai seimbang sehingga mempunyai kesatuan gagasan dan tidak menyalahi salah satu ciri kesepadanan. Kesalahan kalimat 1 siswa E adalah adanya penggunaan kata yang di depan predikat (terletak). Ini menyalahi salah satu ciri kesepadanan struktur. Kalimat yang salah: Sawah-sawah yang terletak di mana-mana. Ka;limat tersebut akan lebih sepadan jika kata yang dihilangkan. Kalimat yang benarnya: Sawah-sawah terletak di mana-mana. Kalimat 1 siswa G termasuk kesalahan pada aspek kesepadanan. Kalimat yang sepadan harus memiliki keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.

58 42 Kalimat 1 menyalahi salah satu ciri kesepadanan, yaitu kalimat harus mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Penggunaan kata depan di- di depan subjek pada kalimat: Di sana terdapat rumah berlantai tiga dengan cat berwarna biru muda yang dipadukan dengan warna hijau, kuning, merah bahkan oranye, menyalahi salah satu ciri kesepadanan, kalimat tersebut menjadi tidak jelas subjeknya. Maka kata depan di- pada kalimat tersebut harus dihilangkan. Perbaikannya: Yaitu rumah berlantai tiga dengan cat biru muda yang dipadukan dengan hijau, kuning, merah, dan oranye. Kalimat tersebut efektif karena antara pikiran dan struktur bahasa yang dipakai seimbang sehingga mempunyai kesatuan gagasan dan tidak menyalahi salah satu ciri kesepadanan. Kesalahan kalimat 1 siswa H, yaitu adanya penggunaan kata depan dalam di depan subjek. Hal ini menyalahi salah satu ciri kesepadanan. Kalimat yang salah: Dalam perjalanan mengikuti anak-anak SD, aku melihat pemandangan yang sangat indah, ribuan hektar sawah hijau yang mengapit jalan setapak yang aku lewati membuat aku berpikir kapan di kota tempat tinggalku ada suasana seperti ini?. Kalimat tersebut harus diperbaiki, perbaikannya dengan cara mengganti kata dalam dengan kata saat. Kalimat yang benarnya: Saat perjalanan mengikuti anak-anak SD, aku melihat pemandangan yang sangat indah, ribuan hektar sawah hijau mengapit jalan setapak yang aku lewati, membuat aku bertanya dalam hati kapan di klota tempat tinggalku ada suasana seperti ini?. Kalimat 1 siswa K termasuk kesalahan pada aspek kesepadanan. Kalimat yang sepadan harus memiliki keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kalimat 1 menyalahi salah satu ciri kesepadanan, yaitu kalimat harus mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Penggunaan kata depan di- di depan subjek pada kalimat: Di sekolahku terdapat banyak sekali ruangan, ada ruangan kepala sekolah, kelas yang banyak, ruangan lab. Komputer, ruangan guru dan kamar mandi, menyalahi salah satu ciri kesepadanan, kalimat tersebut menjadi tidak jelas subjeknya. Maka kata depan di- pada kalimat tersebut harus dihilangkan. Perbaikannya:

59 43 Sekolahku memiliki banyak ruangan, ada ruang kepala sekolah, ruang kelas, ruang lab. Komputer, ruang guru, dan kamar mandi. Kalimat tersebut efektif karena antara pikiran dan struktur bahasa yang dipakai seimbang sehingga mempunyai kesatuan gagasan dan tidak menyalahi salah satu ciri kesepadanan. Kesalahan kalimat 2 siswa K, yaitu pemakaian kata penghubung intrakalimat pada kalimat tunggal. Kalimat yang salah: Banyak siswa yang tidak mengerjakan PR. Sehingga banyak yang dihukum. Kalimat 2 menjadi salah, karena kata penghubung sehingga digunakan dalam kalimat tunggal. Seharusnya kata penghubung sehingga digunakan dalam kalimat majemuk. Perbaikan kalimatnya dapat dilakukan dengan mengubah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan mengganti ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat. Kalimat yang benarnya: Banyak siswa yang tidak mengerjakan PR sehingga mereka dihukum. Kalimat 1 siswa L termasuk kesalahan pada aspek kesepadanan. Kalimat yang sepadan harus memiliki keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kalimat 1 menyalahi salah satu ciri kesepadanan, yaitu kalimat harus mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Penggunaan kata depan di- di depan subjek pada kalimat: Di luar rumah, aku melihat warga desa yang sudah melakukan aktivitas dengan sibuknya walau matahari belum terbit, menyalahi salah satu ciri kesepadanan, kalimat tersebut menjadi tidak jelas subjeknya. Maka kata depan di- pada kalimat tersebut harus dihilangkan. Perbaikannya: Lalu aku melihat warga desa sudah sibuk beraktivitas walau matahari belum terbit. Kalimat tersebut efektif karena antara pikiran dan struktur bahasa yang dipakai seimbang sehingga mempunyai kesatuan gagasan. Selain tidak sepadan kalimat 1 pun termasuk kalimat yang menyalahi aspek kehematan. Kalimat 1 siswa M termasuk kesalahan pada aspek kesepadanan. Kalimat yang sepadan harus memiliki keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kalimat 1 menyalahi salah satu ciri kesepadanan, yaitu kalimat harus mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Penggunaan kata depan pada di depan subjek pada kalimat: Pada suatu pagi

60 44 yang cerah, matahari yang mulai tinggi dan ayam yang sudah mulai berkokok, itulah pertanda waktunya semua orang-orang bangun untuk memulai aktivitasnya, menyalahi salah satu ciri kesepadanan, kalimat tersebut menjadi tidak jelas subjeknya. Maka kata depan pada dalam kalimat tersebut harus dihilangkan. Perbaikannya: Suatu pagi yang cerah, terlihat matahari yang mulai tnggi dan terdengar ayam jantan sudah berkokok, itulah pertanda waktunya semua orang bangun dari tidurnya untuk beraktivitas. Kalimat tersebut efektif karena antara pikiran dan struktur bahasa yang dipakai seimbang sehingga mempunyai kesatuan gagasan dan tidak menyalahi salah satu ciri kesepadanan. Selain itu, kalimat 1 pun termasuk pada kesalahan aspek kehematan. Selanjutnya kesalahan kalimat 1 dan 2 siswa N, yaitu adanya penggunaan kata yang di depan predikat. Hal ini menyalahi salah satu ciri kesepadanan. Supaya kalimat 1 dan 2 menjadi sepadan, kata yang harus dihilangkan. Kalimat 1 yang salah: Aku merasakan angin yang menghembus diriku. Kalimat yang benarnya: Aku merasakan angin menghembus diriku. Kalimat 2 yang salah: Sungainya masih terlihat bersih, airnya yang bening, sehingga terlihat ikan-ikan yang sedang berenang. Kalimat yang benarnya: Sungainya masih terlihat bersih, airnya bening, sehingga terlihat ikan-ikan sedang berenang. Kalimat 1 siswa Q termasuk kesalahan pada aspek kesepadanan. Kalimat yang sepadan harus memiliki keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kalimat 1 menyalahi salah satu ciri kesepadanan, yaitu adanya penggunaan kata depan di- di depan subjek. Kalimatnya: Di rumahku banyak terdapat berbagai macam ruangan, ada ruang tamu, ada ruang keluarga, ada ruang makan dan ruang-ruang lainnya, menyalahi salah satu ciri kesepadanan, kalimat tersebut menjadi tidak jelas subjeknya. Maka kata depan di- pada kalimat tersebut harus dihilangkan. Perbaikannya: Rumahku memiliki banyak ruangan, ada ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan dan ruang lainnya. Kalimat tersebut efektif karena

61 45 antara pikiran dan struktur bahasa yang dipakai seimbang sehingga mempunyai kesatuan gagasan. Kesalahan kalimat 2 siswa Q sama dengan kesalahan kalimat 1, mengenai penggunaan kata depan di- di depan subjek, namun terdapat juga kesalahan lain, yaitu penggunaan kata yang di depan predikat. Ciri lain kesepadanan adalah predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang. Kalimat 2: Di rumahku terdapat pemandangan yang indah dan banyak sekali alangalangyang menghiasi kebun di depan rumahku. Predikat kalimat adalah menghiasi, dan predikat didahului oleh kata yang sehingga kalimat tersebut menyalahi ciri kesepadanan. Maka kata yang harus dihilangkan. Perbaikannya: Rumahku juga memiliki pemandangan yang indah dan banyak sekali alangalang menghiasi kebun di depan rumahku. Kesalahan kalimat 1 siswa T, yaitu adanya penggunaan kata yang di depan predikat kalimat. Ini menyalahi salah satu ciri kesepadanan struktur. Kalimat yang salah: Matahari yang bersinar dengan terang dan suasana pagi di desa yang nyaman, sunyi, dan damai. Kalimat tersebut harus diperbaiki, perbaikannya dengan cara menghilangkan kata yang. Kalimat yang benarnya: Matahari bersinar terang menyambut suasana pagi di desa yang nyaman, sunyi, dan damai. Kalimat 2 siswa U termasuk kesalahan pada aspek kesepadanan, yaitu penggunaan kata depan pada di depan subjek pada kalimat: Pada musim panen akan banyak warga yang bergotong royong untuk memanen hasil ladangnya, menyalahi salah satu ciri kesepadanan, kalimat tersebut menjadi tidak jelas subjeknya. Maka kata depan pada dalam kalimat tersebut harus dihilangkan. Perbaikannya: Saat musim panen tiba, banyak warga bergotong royong untuk memanen hasil ladangnya. Kalimat tersebut efektif karena antara pikiran dan struktur bahasa yang dipakai seimbang sehingga mempunyai kesatuan gagasan dan tidak menyalahi salah satu ciri kesepadanan. Kesalahan kalimat 1, 2, dan 3 siswa V termasuk kesalahan pada aspek kesepadanan. Ketiga kalimat tersebut menyalahi salah satu ciri kesepadanan, yaitu adanya penggunaan kata depan di- di depan subjek. Kalimat tersebut

62 46 menjadi tidak jelas subjeknya. Maka kata depan di- pada kalimat tersebut harus dihilangkan. Kalimat 1: Di desaku jam pagi sudah banyak orang yang memulai aktivitasnya, dari mulai lari pagi, menggembala sapi, hingga yang mulai berangkat sekolah ataupun kerja. Perbaikannya: Pukul pagi sudah banyak orang yang beraktivitas, ada yang lari pagi, menggembala sapi, hingga yang berangkat ke sekolah ataupun kerja. Kalimat 2: Di desaku terdapat pemandangan yang indah, terdapat sawah yang membentang luas yang subur dan ditumbuhi padi-padi yang tumbuh berwarna hijau. Perbaikannya: Desaku memiliki pemandangan yang indah, terdapat sawah membentang luas yang subur dan ditumbuhi padi-padi yang masih hijau. Kalimat 3: Di desaku banyak anak kecil yang bermain pada sore hari. Perbaikannya: Banyak anak kecil yang bermain di sore hari.kalimat tersebut efektif karena antara pikiran dan struktur bahasa yang dipakai seimbang sehingga mempunyai kesatuan gagasan dan tidak menyalahi salah satu ciri kesepadanan. Kalimat 1 siswa W termasuk kesalahan pada aspek kesepadanan, yaitu penggunaan kata depan di- di depan subjek pada kalimat: Di pagi hari yang cerah di desa Cinangneng yang udaranya sangat segar, banyak orang-orang yang berjalan kaki sedang menikmati udara segar di luar dan pemandangan yang indah, dan pula juga banyak burung-burung berterbangan (berkicau). Selain itu, kalimat 1 terlalu panjang sehingga tidak jelas kesatuan gagasannya. Supaya kalimat tersebut menjadi sepadan, kalimatnya harus diperbaiki. Perbaikannya: Pagi hari yang cerah di desa Cinangneng udaranya sangat segar, banyak dimanfaatkan para pejalan kaki untuk menikmati udara yang segar dan pemandangan yang indah. Kalimat tersebut efektif karena antara pikiran dan struktur bahasa yang dipakai seimbang sehingga mempunyai kesatuan gagasan dan tidak menyalahi salah satu ciri kesepadanan.

63 47 Tabel 5 Keparalelan Kode Nama Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Siswa Siswa M Fitriyah 5. Setelah ditanyakan tugas 5. Para siswa membisu ketika Mellyani oleh gurunya anak-anak guru menanyakan tugas pun terdiam karena ada kepada mereka, karena di yang belum mengerjakan antara mereka ada yang tugas. belum mengerjakannya. O Indah 6. Mereka memanggang 6. Kepiting-kepiting itu Fitriyani kepiting-kepiting itu dan dipanggang dan diberikan memberikannya kepada ibu kepada ibu-ibu mereka untuk mereka untuk dimakan dimakan bersama-sama. bersama-sama. Kalimat 5 siswa M tidak efektif, karena tidak adanya kesamaan bentuk kata dalam kalimat itu. Kalimat 5 tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu ditanyakan dan mengerjakan. Kalimat yang salah: Setelah ditanyakan tugas oleh gurunya anak-anak pun terdiam karena ada yang belum mengerjakan tugas. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu. Kalimat yang benar: Para siswa membisu ketika guru menanyakan tugas kepada mereka, karena di antara mereka ada yang belum mengerjakannya. Kalimat 6 siswa O tidak efektif, karena tidak adanya kesamaan bentuk kata dalam kalimat itu. Kalimatnya: Mereka memanggang kepiting-kepiting itu dan memberikannya kepada ibu mereka untuk dimakan bersama-sama. Kalimat 6 tidak mempunyai kesejajaran karena tiga bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu memanggang, memberikannya, dan dimakan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan ketiga

64 48 bentuk itu. Kalimatnya: Kepiting-kepiting itu dipanggang dan diberikan kepada ibu-ibu mereka untuk dimakan bersama-sama. Tabel 6 Ketegasan Kode Siswa Nama Siswa Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar G Dini 2. Saat menginjakkan kaki 2. Saat menginjakkan kaki di Febriyanti di rumah itu pun, suasana rumah itu, suasana seni pun seni semakin terasa kental. semakin terasa kental. Kesalahan kalimat 2 siswa G termasuk kesalahan pada aspek ketegasan. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan, salah satunya menggunakan partikel penegas. Kalimat 2 sudah menggunakan partikel penegas. Kalimatnya: Saat menginjakkan kaki di rumah itu pun, suasana seni semakin terasa kental. Namun, penggunaan partikel tersebut kurang tepat, karena ide yang seharusnya ditonjolkan adalah ungkapan suasana seni semakin terasa kental. Oleh sebab itu, penggunaan partikel penegas pada kalimat 2 salah. Penggunaan partikel penegas yang benar seperti pada kalimat: Saat menginjakkan kaki di rumah itu, suasana seni pun semakin terasa kental.

65 49 Tabel 7 Kehematan Kode Siswa B Nama Siswa Andini Kalimat yang Salah 1. Pegunungan tak lengkap Kalimat yang Benar 1. Tak lengkap rasanya jika rasanya jika tanpa pegunungan tanpa pepohonan pepohonan yang yang rindang, suara burung- rindang,pegunungan tak burung dan sawah. lengkap bila tanpa suarasuara burung dan sawah E Dimas Z 3. Saat hari minggu tiba, 3. Setiap minggu banyak warga banyak warga desa yang desa bermain di sekitar air bermain-main di sekitar air terjun. terjun. F Dina W. 1. Tetapi walaupun matahari 1. Walaupun matahari sudah sudah terbit masih saja terbit, kabut tebal masih kabut tebal menyelimuti menyelimuti desa itu. desa itu. 4. Sesampainya di rumah 4. Sesampainya di rumah, aku aku pun langsung mandi, langsung mandi, setelah itu setelah itu aku pun bersantai bersantai di teras sambil di teras sambil menikmati menikmati secangkir teh secangkir teh hangat dan hangat dan melihat anak-anak sambil melihat anak-anak berumur 6 10 tahun berumur 6 10 tahun memainkan permainan sedang bermain permainan tradisional Jawa Barat. tradisional jawa barat. G Dini F. 1. Di sana terdapat rumah 1. Yaitu rumah berlantai tiga berlantai tiga dengan cat dengan cat biru muda yang berwarna biru muda yang dipadukan dengan hijau, dipadukan dengan warna kuning, merah dan oranye.

66 50 hijau, kuning, merah bahkan oranye. 3. Banyak lukisan-lukisan 3. Banyak lukisan abstrak yang abstrak yang terpajang terpajang di dinding ruangan diruang ruang ruangan itu. itu. H Erni S. 2. Sampai di sekolah anak- 2. Sampai di sekolah anak-anak anak itu, aku melihat itu, aku melihat bangunan bangunan sekolah yang sekolah yang tidak layak pakai. tidak layak pakai. Tetapi Tetapi mereka masih bisa anak-anak itu masih bisa tersenyum bahagia dengan tersenyum bahagia dengan kondisi yang seperti itu, dan kondisi yang seperti itu, belajar dengan semangat agar mereka belajar dengan tercapai cita-citanya. semangatnya agar tercapai cita-citanya. I Fandi 1. Banyak manfaat 1. Banyak manfaat dari udara Abdul sebagaimana antara lain yang segar terutama untuk Aziz membantu dalam kesehatan. kesehatan. 3. Keadaan yang begitu 3. Keadaan yang begitu tenang tenang terasa amat sangat sangat tentran, damai seakan tentram, terasa damai, terasa hidup tanpa beban. hidup bagaikan tanpa beban. L Febro 1. Di luar rumah, aku 1. Lalu aku melihat warga desa Fathoni melihat warga desa yang sudah sibuk beraktivitas walau sudah melakukan aktivitas matahari belum terbit. dengan sibuknya walau matahari belum terbit. M Fitriyah 1. Pada suatu pagi yang 1. Suatu pagi yang cerah, Meliani cerah, matahari yang mulai terlihat matahari yang mulai tinggi dan ayam yang sudah tinggi dan terdengar ayam mulai berkokok, itulah jantan sudah berkokok, itulah

67 51 pertanda waktunya semua pertanda waktunya semua orang-orang bangun untuk orang bangun dari tidurnya memulai aktivitasnya. untuk beraktivitas. O Indah 3. Mereka mengawali hari 3. Mereka mengawali hari Fitriani mereka dengan senyuman dengan senyuman yang yang menyejukkan hati, menyejukkan hati, sambil mereka membawa cangkul, membawa cangkul, caping dan caping, dan membawa minuman secukupnya. minuman secukupnya. 4. Para ibu-ibu yang sedang 4. Terlihat juga para ibu yang mencuci pakaian di sungai sedang mencuci pakaian di pun juga terlihat. sungai. P Lanang P. 1. Hanya saja ada sedikit 1. Hanya ada sedikit perbedaan. perbedaan. R Muh. 3. Kelasku berada di lantai 3. Kelasku berada di lantai dua, Taqiyudin dua, di sebelah kelasku ada yaitu kelas VIII.1 dan ruang guru, aku berada di disebelahnya ada ruang guru. kelas VIII.1. S Nadya 3. Kemudian kulewati dan 3. Kemudian kulewati Ihyana kulalui perkebunan teh yang perkebunan teh yang begitu membentang luas. membentang luas. 4. Begitu sangat 4. Begitu menggembirakan menggembirakan kegiatanku di desa yang indah kegiatanku di desa yang dan asri ini. begitu indah tersebut, dengan keindahan yang asri di dalamnya. U Nur 3. Walaupun sekarang 3. Walaupun sekarang Meyla suasana tidak sesejuk dulu udaranya tidak sesejuk dulu karena sudah mulai banyak karena sudah banyak kendaraan bermesin yang kendaraan bermotor yang lalu

68 52 lalu lalang, tetapi lalang, perbedaannya tidak perbedaannya tidak terlalu terlalu terasa, hal ini mencolok karena masih dikarenakan masih banyak banyak pohon-pohon pepohonan yang rindang rindang yang tumbuh subur tumbuh subur di sekitar jalan disekitar jalan dan rumah- dan rumah warga. rumah warga. 4. Jika aku ingin jalan-jalan 4. Jika aku ingin berjalan-jalan menikmati pemandangan menikmati pemandangan desaku dari atas gunung desaku dari atas gunung, aku maka, aku hanya tinggal hanya perlu mendaki, karena berjalan menaiki gunung desaku terletak di kaki gunung. karena desaku terletak di kaki gunung. 5. Jika aku melihat 5. Jika aku melihat pemandangan desaku dari pemandangan dari atas gunung, atas gunung maka, desaku deaku terlihat seperti lukisan akan terlihat seperti lukisan yang sangat indah. yang sangat indah. X Thoriq 1. Sebelah kanan kelasku 1. Sebelah kanan kelasku Aziz terdapat ruang guru, dan terdapat ruang guru, dan sebelah kiri kelasku terdapat sebelah kirinya terdapat banyak banyak kelas. kelas. Y Wahyu 1. Dari kejauhan tampak 1. dari kejauhan tampak sawah- Perman sawah-sawah milik petani sawah milik petani dan yang ditanami padi masih ditanami padi yang masih hijau berwarna hijau sangat sejuk, terlihat sangat indah. indah dan damai.

69 53 Kesalahan kalimat 1 siswa B termasuk kesalahan pada aspek kehematan. Kalimat: Pegunungan tak lengkap rasanya jika tanpa pepohonan yang rindang, pegunungan tak lengkap bila tanpa suara-suara burung dan sawah. Kalimat tersebut menyalahi aspek kehematan, karena terdapat subjek ganda, yaitu pegunungan. Agar kalimatnya benar, maka salah satu subjek harus dihilangkan. Kalimat yang benar: Tak lengkap rasanya jika pegunungan tanpa pepohonan yang rindang, suara burung-burung dan sawah-sawah. Kalimat tersebut menjadi efektif, karena tidak ada kata yang mubajir. Kesalahan kalimat 3 siswa E, yaitu adanya pemakaian superordinat pada hiponim kata dalam kalimat, contohnya: hari Minggu, bulan Januari, bunga mawar, dan warna hijau. Kalimat 4: Saat hari minggu tiba, banyak warga desa yang bermain-main di sekitar air terjun. Agar kalimat tersebut menjadi efektif, kata hari perlu dihilangkan. Karena jika sudah memakai nama hari, maka kata hari tidak perlu digunakan lagi. Jadi, kalimat yang benar adalah: Setiap Minggu banyak warga desa yang bermain di sekitar air terjun. Kesalahan kalimat 1 siswa F termasuk kesalahan pada aspek kehematan, yaitu adanya penggunaan sinonim dalam satu kalimat. Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung (konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat. Misalnya... agarsupaya..., jika..., maka..., meskipun..., tetapi..., dsb. inilah yang membuat kalimat 1 tidak efektif, karena adanya kata hubung bersinonim dalam satu kalimat, yaitu walaupun..., tetapi... seperti dalam kalimat: Teatapi walaupun matahari sudah terbit masih saja kabut tebal meyelimuti desa itu. Supaya efektif, peneliti menghilangkan kata hubung tetapi dalam kalimat tersebut. Perbaikan kalimatnya adalah: Walaupun matahari sudah terbit, kabut tebal masih menyelimuti desa itu. Selanjutnya kesalahan kalimat 4 siswa F termasuk kesalahan pada aspek kehematan, yaitu adanya penggunaan subjek yang ganda. Hal ini menyalahi ciri aspek kehematan. Kalimat yang salah: Sesampainya di rumah aku pun langsung mandi, setelah itu aku pun bersantai di teras sambil menikmati secangkir teh hangat dan sambil melihat anak-anak berumur 6 10

70 54 tahun sedang bermain permainan tradisional jawa barat. Kalimat tersebut memiliki subjek yang ganda, yaitu aku pun. Supaya kalimat tersebut tidak menyalahi ciri dari kehematan, salah satu subjeknya harus dihilangkan. Kalimat yang benar adalah: Sesampainya di rumah, aku langsung mandi, setelah itu bersantai di teras sambil menikmati secangkir teh hangat dan melihat anak-anak berumur 6 10 tahun memainkan permainan tradisional Jawa Barat. Kesalahan kalimat 1 siswa G termasuk kesalahan pada aspek kehematan, karena adanya pemakaian superordinat pada hiponim kata, yaitu kata warna yang mendahului kata biru muda, hijau, kuning, merah dan oranye. Kalimatnya: Di sana terdapat rumah berlantai tiga dengan cat berwarna biru muda yang dipadukan dengan warna hijau, kuning, merah, bahkan oranye. Padahal jika tidak memakai kata warna sebelum kata biru muda, hijau, kuning, merah dan oranye pun, sudah bisa dipahami kalau kata-kata tersebut menyebutkan macam-macam warna. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan kata warna. Kalimat 1 juga termasuk kesalahan pada aspek kesepadanan, karena adanya penggunaan kata depan di- di depan subjek, yaitu di sana terdapat rumah berlantai tiga. Oleh sebab itu, perbaikan kalimat 1 menjadi: Yaitu rumah berlantai tiga dengan cat biru muda yang dipadukan dengan hijau, kuning, merah dan oranye. Kesalahan kalimat 3 siswa G termasuk kesalahan pada aspek kehematan. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata yang sudah jamak. Kalimat 3 menjadi salah karena adanya penjamakkan kata yang sudah jamak, yaitu banyak lukisan-lukisan dalam kalimat: Banyak lukisan-lukisan abstrak yang terpajang di ruangan itu. Kata banyak sudah mewakili penjamakkan, sudah pasti lukisan tersebut lebih dari satu. Jadi, kata lukisan tidak perlu diulang. Kalimat yang benar: Banyak lukisan abstrak yang terpajang di dinding ruangan itu. Kalimat tersebut efektif, karena tidak adanya kata yang mubajir. Kesalahan kalimat 2 siswa H termasuk kesalahan pada aspek kehematan. Salah satu ciri kehematan yaitu, tidak boleh adanya penggunaan

71 55 subjek yang ganda. Kalimat 2 memiliki subjek yang ganda, yaitu anak-anak itu, subjek tersebut digunakan dua kali dalam satu kalimat. Kalimatnya: sampai di sekolah anak-anak itu, aku melihat bangunan sekolah yang tidak layak pakai. Tetapi, anak-anak itu masih bisa tersenyum bahagia dengan kondisi yang seperti itu, mereka belajar dengan semangatnya agar tercapai cita-citanya. Kalimat tersebut tidak efektif, agar menjadi kalimat yang efektif, salah satu subjek dalam kalimat itun harus dihilangkan. Perbaikannya: Sampai di sekolah anak-anak itu, aku melihat bangunan sekolah yang tidak layak pakai. Tetapi mereka masih bisa tersenyum bahagia dengan kondisi yang seperti itu, dan belajar dengan semangat agar tercapai cita-citanya. Kalimat yang seperti ini sudah memenuhi aspek kehematan, karena sudah tidak ada penggunaan subjek yang ganda. Kesalahan kalimat 1 siswa I yaitu, adanya penggunaan sinonim dalam satu kalimat, sehingga menyalahi salah satu ciri dari kehematan. Kata sebagaimana dan antara lain digunakan bersama dalam satu kalimat, hal ini membuat kalimat tidak efektif. Kalimat 1 yang salah: Banyak manfaat sebagaimana antara lain membantu dalam kesehatan. Perbaikan kalimatnya dengan cara menghilangkan kata sebagaimana dan antara lain, lalu menggantinya dengan kata yang lebih tepat. Kalimat yang benar: Banyak manfaat dari udara yang segar terutama untuk kesehatan. Kesalahan kalimat 3 sama dengan kesalahan kalimat 1, yaitu penggunaan sinonim dalam satu kalimat. Kata amat bersinonim sangat, jadi jika keduanya dipakai dalam satu kalimat sangat tidak efektif, karena ada kata yang mubajir atau tidak terpakai. Kata terasa kedua dan ketiga juga peneliti hilangkan, karena penggunaan kata terasa satu saja sudah mewakili yang lain. Kalimat 3 yang salah: Keadaan yang begitu tenang terasa amat sangat tentram, terasa damai, terasa hidup bagaikan tanpa beban. Perbaikan kalimat 3: Keadaan yang begitu tenang terasa sangat tentram, damai seakan hidup tanpa beban. Kesalahan kalimat 1 siswa L termasuk kesalahan pada aspek kehematan. Salah satu hal yang harus dihindarkan dalam kalimat yang hemat yaitu, penggunaan bentuk panjang yang salah. Kalimat 1: Di luar rumah, aku

72 56 melihat warga desa yang sudah melakukan aktivitas dengan sibuknya walau matahari belum terbit. Terdapat bentuk panjang yang salah, yaitu frase melakukan aktivitas. Frase melakukan aktivitas lebih hemat jika diganti dengan kata beraktivitas. Maka, kalimat yang benarnya adalah: Lalu aku melihat warga desa sudah sibuk beraktivitas walau matahari belum terbit. Kalimat tersebut menjadi efektif karena tidak menyalahi aspek kehematan. Kesalahan kalimat 1 siswa M sama dengan kesalahan kalimat 1 siswa L, yaitu termasuk kesalahan pada aspek kehematan. Namun, terdapat dua kesalahan pada kalimat 1 siswa M. Yang pertama, adanya penjamakkan kata yang sudah jamak, yaitu semua orang-orang dalam kalimat: Pada suatu pagi yang cerah, matahari yangmulai tinggi dan ayam yang sudah mulai berkokok, itulah pertanda waktunya semua orang-orang bangun untuk memulai aktivitasnya. Kata semua sudah meakili penjamakkan, sudah pasti lebih dari satu orang. Jadi, lebih tepat jika hanya ditulis semua orang. Kesalahan kedua, yaitu penggunaan bentuk panjang yang salah. Kalimat 1: Pada suatu pagi yang cerah, matahari yang mulai tinggi dan ayam yang sudah mulai berkokok, itulah pertanda waktunya semua orang-orang bangun untuk memulai aktivitasnya. Terdapat bentuk panjang yang salah, yaitu frase memulai aktivitas. Frase memulai aktivitas lebih hemat jika diganti dengan kata beraktivitas. Maka, kalimat yang benarnya adalah: Suatu pagi yang cerah, terlihat matahari yang mulai tinggi dan terdengar ayam jantan sudah berkokok, itulah pertanda waktunya semua orang bangun dari tidurnya untuk beraktivitas. Kalimat tersebut menjadi efektif karena tidak menyalahi aspek kehematan. Kesalahan kalimat 3 siswa O termasuk kesalahan pada aspek kehematan. Salah satu ciri kehematan yaitu, tidak boleh adanya penggunaan subjek yang ganda. Kalimat 3 memiliki subjek yang ganda, yaitu mereka, subjek tersebut digunakan dua kali dalam satu kalimat. Kalimatnya: Mdereka mengawali hari mereka dengan senyuman yang menyejukkan hati, mereka membawa cangkul, caping, dan membawa minuman secukupnya. Kalimat tersebut tidak efektif, agar menjadi kalimat yang efektif, salah satu subjek

73 57 dalam kalimat itu harus dihilangkan. Perbaikannya: Mereka mengawali hari dengan senyuman yang menyejukkan hati, sambil membawa cangkul, caping dan minuman secukupnya. Kalimat yang seperti ini sudah memenuhi aspek kehematan, karena sudah tidak ada penggunaan subjek yang ganda. Kesalahan kalimat 4 siswa O termasuk kesalahan pada aspek kehematan. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata yang sudah jamak. Kalimat 4 menjadi salah karena adanya penjamakkan kata yang sudah jamak, yaitu para ibu-ibu dalam kalimat: Para ibu-ibu yang sedang mencuci pakaian di sungai pun juga terlihat. Kata para sudah mewakili penjamakkan, sudah pasti lebih dari satu orang. Jadi, kata ibu tidak perlu diulang. Kalimat yang benar: Terlihat juga para ibu yang sedang mencuci pakaian di sungai. Kalimat tersebut efektif, karena tidak adanya kata yang mubajir. Kesalahan kalimat 1 siswa P, yaitu penggunaan sinonim dalam satu kalimat. Kata hanya bersinonim saja, jadi jika keduanya dipakai dalam satu kalimat sangat tidak efektif, karena ada kata yang mubajir atau tidak terpakai. Kalimat 1: Hanya saja ada sedikit perbedaan. Kalimat tersebut harus diperbaiki dengan cara menghilangkan kata saja pada kalimat. Perbaikannya adalah: Hanya ada sedikit perbedaan. Kesalahan kalimat 3 siswa R adalah adanya penggunaan subjek yang ganda. Kalimat 3 memiliki dua subjek dalam satu kalimat sehingga akan terlihat mubajir. Kalimatnya: Kelasku berada di lantai dua, disebelah kelasku ada ruang guru, aku berada di kelas VIII.1. maka untuk membuat kalimat 3 menjadi efektif, subjek kedua dihilangkan dan diganti dengan kata ganti nya. Kalimat yang benar: Kelasku berada di lantai dua, yaitu kelas VIII.1 dan disebelahnya ruang guru. Kesalahan kalimat 3 dan 4 siswa S, yaitu penggunaan sinonim dalam satu kalimat. Kata kulewati bersinonim kulalui, jika keduanya dipakai dalam satu kalimat sangat tidak efektif, karena ada kata yang mubajir atau tidak terpakai. Kalimat 3: Kemudian kulewati dan kulalui perkebunan teh yang begitu membentang luas. Kalimat tersebut harus diperbaiki dengan cara

74 58 menghilangkan kata kulalui pada kaliamat. Perbaikannya adalah: Kemudian kulewati perkebunan teh yang membentang luas. Kalimat 4: Begitu sangat menggembirakan kegiatanku di desa yang begitu indah tersebut, dengan keindahan yang asri di dalamnya. Kata begitu bersinonim sangat, jika keduanya dipakai dalam satu kalimat sangat tidak efektif, karena ada kata yang mubajir atau tidak terpakai. Perbaikannya dengan cara menghilangkan kata sangat. Kalimatnya: Begitu menggembirakan kegiatanku di desa yang indah dan asri ini. Kesalahan kalimat 3 siswa U termasuk kesalahan pada aspek kehematan, yaitu adanya penggunaan sinonim dalam satu kalimat. Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung (konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat. Misalnya... agar supaya..., jika..., maka..., meskipun..., tetapi... dsb. inilah yang membuat kalimat 4 tidak efektif, karena adanya kata hubung bersinonim dalam satu kalimat, yaitu walaupun..., tetapi... seperti dalam kalimat: walaupun sekarang suasana tidak sesejuk dulu karena sudah mulai banyak kendaraan bermesin yang lalu lalang, tetapi perbedaannya tidak terlalu mencolok karena masih banyak pohon-pohon rindang yang tumbuh subur di sekitar jalan dan rumah-rumah warga. Supaya efektif, peneliti menghilangkan kata hubung tetapi dalam kalimat tersebut. Perbaikan kalimatnya: Walaupun sekarang udaranya tidak sesejuk dulu karena sudah banyak kendaraan bermotor yang lalu lalang, perbedaannya tidak terlalu terasa, hal ini dikarenakan masih banyak pepohonan yang rindang tumbuh subur di sekitar jalan dan rumah warga. Kesalahan kalimat 4 dan 5 sama dengan kesalahan kalimat 3, adanya penggunaan sinonim dalam satu kalimat, yaitu penggunaan kata hubung (konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat. Kalimat 4, yaitu: Jika aku ingin jalan-jalan menikmati pemandangan desaku dari atas gunung maka, aku hanya tinggal berjalan menaiki gunung karena desaku terletak di kaki gunung. Kata hubung jika dan maka dalam kalimat 4digunakan dalam satu kalimat sehingga menyalahi aspek kehematan. Kalimat tersebut harus diperbaiki dengan cara menghilangkan kata hubung maka pada kalimat.

75 59 Kalimat yang benarnya adalah: Jika aku ingin berjalan-jalan menikmati pemandangan desaku dari atas gunung, aku hanya perlu mendaki, karena desaku terletak di kaki gunung. Kalimat 5: jika aku melihat pemandangan desaku dari atas gunung maka, desaku akan terlihat seperti lukisan yang sangat indah. Kata hubung maka harus dihilangkan sehingga perbaikan kalimatnya adalah: Jika aku melihat pemandangan dari atas gunung, dasaku terlihat seperti lukisan yang sangat indah. Kesalahan kalimat 1 siswa V termasuk kesalahan pada aspek kehematan, yaitu adanya penggunaan subjek yang ganda. Kalimat 1 memiliki subjek yang ganda, yaitu kelasku, subjek tersebut digunakan dua kali dalam satu kalimat. Kalimatnya: Sebelah kanan kelasku terdapat ruang guru, dan sebelah kiri kelasku terdapat banyak kelas. Kalimat tersebut menyalahi aspek kehematan, salah satu subjek dalam kalimat itu harus diganti dengan kata ganti nya. perbaikannya: Sebelah kanan kelasku terdapat ruang guru, dan sebelah kirinya terdapat banyak kelas. Kesalahan kalimat 1 siswa Y termasuk kesalahan pada aspek kehematan, karena adanya pemakaian superordinat pada hiponim kata, yaitu kata warna yang mendahului kata hijau. Kalimatnya: Dari kejauhan tampak sawah-sawah milik petani yang ditanami padi masih berwarna hijau sangat sejuk, indah, dan damai. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan kata warna. Kalimat yang benar adalah: Dari kejauhan tampak sawah-sawah milik petani dan ditanami padi yang masih hijau terlihat sangat indah.

76 60 Tabel 8 Kecermatan Kode Siswa Nama Siswa Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar F Dina W. K Febri Utari R. M Fitriyah Mellyani N Ilhamsah 3. Setelah merasakan 3. Setelah menikmati yang c secangkir susu dua potong singkong sapi murni, aku pun rebus dan secangkir susu langsung mengajak sapi murni, aku langsung pamanku untuk segera ke kebun dengan membawa peralatan pertanian. mengajak paman untuk segera ke kebun dan membawa peralatannya. 3. Sekolahku itu terdapat banyak siswa yang jumlahnya ada 42 siswa, dan teman-teman di 3. Jumlah siswa di sekolahku itu banyak kelasku ada 42 siswa sekali yang muridnya dan aku mempunyai lucu-lucu. 4. Ketika guru masuk teman yang lucu-lucu. 4. Ketika guru masuk ke anak-anak pun kelas, para siswa kebingungan karena kebingungan, karena bangku berantakan tidak banyak bangku yang beraturan di mana-mana posisinya tidak beraturan seperti itulah anak-anak di dan banyak sampah kelas, sampah berserakan berserakan. di mana-mana. 6. Bel istirahat berbunyi 6. Bel istirahat berbunyi, saatnya akan waktunya para siswa melaksanakan solat zuhur shalat zuhur berjamaah bersama. 4. Aku pun meminta izin dengan ibu petani untuk 4. Aku pun meminta izin kepada ibu petani untuk

77 61 beristirahat di sini. beristirahat di sini. O Indah F. 5. Anak-anak mereka 5. Anak-anak kecil yang masih kecil itu mereka asyik bermain sedang asyik-asyiknya air dan menangkap bermain air dan kepiting kecil di bawah menangkap kepiting kecil batu. di bawah batu. S Nadya Ihyana 2. Kusempatkan hari ini 2. Kuluangkan waktu Khalif M. hanya untuk melihat dan untuk melihat dan merasakan keindahan di merasakan keindahan dalam desaku ini. desa ini. U Nur 1. Matahari bersinar 1. Matahari bersinar Meylawati terang menghangati bukit- terang menyinari bukit- bukit dan desa tempat bukit dan desa tempat tinggalku. tinggalku. Y Wahyu 3. Dan sebelah kanan 3. Dan sebelah kanan Permana terdapat pohon rambutan terdapat pohon rambutan yang sangat manis yang rasa buahnya rasanya. sangat manis. Kesalahan kalimat 3 siswa F yaitu termasuk kesalahan pada aspek kecermatan, karena adanya pemilihan kata yang tidak tepat. Kalimat yang salah: Setelah merasakan yang cukup nikmat dengan dua buah singkong rebus dan secangkir susu sapi murni, aku pun langsung mengajak pamanku untuk segera ke kebun dengan membawa peralatan pertanian.perbaikan kalimatnya adalah: Setelah menikmati dua potong singkong rebus dan secangkir susu sapi murni, aku langsung mengajak Paman untuk segera kek kebun dan membawa peralatannya.

78 62 Kesalahan kalimat 3 siswa K termasuk kesalahan pada aspek kecermatan. Kalimat yang cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata. Kalimat yang salah: Sekolahku itu terdapat banyak siswa yang jumlahnya ada 42 siswa, dan teman-teman di sekolahku itu banyak sekali yang muridnya lucu-lucu. Kalimat 3 menimbulkantafsir ganda, bahwa si yang dimaksud lucu-lucu pada kalimat tersebut, teman-teman atau muridnya teman-teman. Maka, kalimat tersebut harus diperbaiki dengan cara memilih kata yang tepat. Kalimat yang benar: Jumlah siswa di kelasku ada 42 siswa dan aku mempunyai teman yang luculucu. Jika kalimatnya seperti ini, tidak akan menimbulkan tafsir ganda. Kesalahan kalimat 4 siswa M termasuk kesalahan pada aspek kecermatan. Kalimat yang cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata. Kalimat 4 salah, karena banyak pemilihan kata yang tidak tepat sehingga maksud yang terkandung dalam kalimat itu susah dipahami. Kalimat yang salah: Ketika guru masuk anak-anak pun kebingungan karena bangku berantakan tidak beraturan di mana-mana seperti itulah anak-anak di kelas, sampah berserakan di mana-mana. Perbaikan kalimatnya dengan cara mengganti kata-kata yang tidak tepat. Kalimat yang benar adalah: ketika guru masuk ke kelas, para siswa kebingungan, karena banyak bangku yang posisinya tidak beraturan dan banyak sampah berserakan. Kesalahan kalimat 6 siswa M sama dengan kesalahan kalimat 4, yaitu termasuk kesalahan pada aspek kecermatan. Kalimat 6 salah, karena ada pemilihan kata yang tidak tepat sehingga maksud yang terkandung dalam kalimat susah dipahami. Kalimat yang salah: Bel istirahat berbunyi saatnya akan melaksanakan solat zuhur bersama. Perbaikan kalimatnya dengan cara mengganti kata-kata yang tidak tepat. Kalimat yang benar adalah: Bel istirahat berbunyi, waktunya para siswa sholat zuhur berjamaah. Kesalahan kalimat 4 siswa N termasuk kesalahan pada aspek kecermatan. Kalimat yang cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata. Kalimat yang salah: Aku pun

79 63 meminta izin dengan ibu petani agar beristirahat di sini. Kalimat 1 menimbulkan tafsir ganda, bahwa si aku tidak jelas meminta izinnya kepada siapa dan pemakaian kata sambung dengan yang tidak tepat. Perbaikan kalimatnya dengan cara mengganti kata dengan menjadi kepada. Dan kata agar menjadi untuk. kalimat yang benar: Aku pun meminta izin kepada ibu petani untuk beristirahat disini. Pemilihan kata sambung yang tepat dapat mempengaruhi keefektifan kalimat. Kesalahan kalimat 5 siswa O termasuk kesalahan pada aspek kecermatan. Kalimat yang cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata. Kalimat yang salah: Ana-anak mereka yang masih kecil itu sedang asyik-asyiknya bermain air dan menangkap kepiting kecil di bawah batu. Kalimat 5 menimbulkan tafsir ganda, bahwa yang masih kecil itu mereka atau anak-anak. Kalimat tersebut harus diperbaiki agar tidak menimbulkan tafsir ganda. Perbaikan kalimatnya adalah: Anak-anak kecil mereka asyik bermain air dan menangkap kepiting kecil di bawah batu. Kesalahan kalimat 2 siswa S termasuk kesalahan pada aspek kecermatan, yaitu pemilihan kata yang tidak tepat. Kalimatnya: Kusempatkanhari ini hanya untuk melihat dan merasakan keindahan di dalam desaku ini. Kata yang tercetak miring tidak tepat digunakan dalam kalimat tersebut. Maka kalimat tersebut harus diperbaiki dengan cara mengganti kata kusempatkan hari ini dengan kata kuluangkan waktu. Kalimat yang benar adalah: kuluangkan waktu untuk melihat dan merasakan keindahan desa ini. Kesalahan kalimat 1 siswa U termasuk kesalahan pada aspek kecermatan, yaitu pemilihan kata yang tidak tepat. Kalimatnya: Matahari bersinar terang menghangati bukit-bukit dan desa tempat tinggalku. Kata yang tercetak miring tidak tepat digunakan dalam kalimat tersebut. Maka kalimat tersebut harus diperbaiki dengan cara mengganti kata menghangati dengan kata menyinari. Kalimat yang benar adalah: Matahari bersinar terang menyinari bukit-bukit dan desa tempat tinggalku.

80 64 Kesalahan kalimat 3 siswa Y termasuk kesalahan dalam aspek kecermatan. Kalimat yang cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata. Kalimat yang salah: Dan sebelah kanan terdapat pohon rambutan yang sangat manis rasanya. Kalimat 3 menimbulkan tafsir ganda, bahwa yang manis rasanya pohon atau buahnya. Yang dimaksud dalam kalimat tersebut adalah seharusnya rasa buahnya yang manis. Perbaikan kalimatnya dengan cara menambahkan kata buahnya pada kalimat 3. Kalimat yang benar: Dan sebelah kanan terdapat pohon rambutan yang rasa buahnya sangat manis. Tabel 9 Kepaduan Kode Siswa A D Nama Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Siswa Ahwadzi 4. Asrinya jalanjalannya yang masih Syafiq tempatnya sunyi dan senyap, tidak ada orang hilir mudik atau kendaraan yang berjalan di jalan ini semua seperti tidak ada aktivitas. Arizal 1. Di sana merupakan tempat wisata yang tepat karena di sana ada sebuah air terjun yang indah sekali. 3. Sampai sekarang Curug Seribu masih banyak sekali pengunjungnya yang 4. Jalanan yang masih sepi terlihat asri, tidak ada orang yang hilir mudik, apalagi kendaraan yang berlalu lalang di sini. 1. Desa tersebut merupakan tempat wisata, karena di sana ada sebuah air terjun yang indah sekali. 3. Sampai sekarang, banyak pengunjung yang datang ke Curug Seribu untuk berlibur.

81 65 datang berlibur. E Dimas 2. Air terjun utama 2. Ada dua air terjun, Zidane terdapat di tengah air terjun utama dan disebelah kiri terdapat di tengah, dan terdapat air terjun yang ukurannya lebih yang ukurannya lebih kecil ada di samping kecil. kirinya. 4. Letak air terjunnya 4. Letak air terjunnya pun tidak terlalu jauh pun tidak terlalu jauh dari pemukiman dari pemukiman warga, warga, jadi warga jadi warga bisa melihat dengan mudah untuk air terjun itu dengan melihat air terjun mudah. tersebut. F Dina W. 2. Tidak luput akan 2. Para petani bergegas mata pencahariannya menyiapkan alat warga desa itu mulai pertanian sebelum bergegas menyiapkan berangkat ke sawah alat pertanian untuk atau kebun mereka. segera beranjak ke perkebunan atau persawahan. 5. Matahari sudah 5. Matahari terbenam, terbenam dari ufuk rona merah mulai barat dan rona merah menghilang dan pun sudah mulai digantikan dengan menghilang yang gelapnya malam. digantikan dengan gelapnya malam. I Fandi 1. Banyak manfaat 1. Banyak manfaat dari Abdul A. sebagaimana antara udara yang segar

82 66 lain membantu dalam terutaman untuk kesehatan. kesehatan. 2. selain udara yang 2. Selain udaranya segar di pedesaan ini, yang segar, banyak begitu banyak panorama yang indah panorama alam yang dan menawan di desa indah dan menawan, ini. atau yang sering kita sebut dalam seharihari yaitu pemandangan alam yang sangat alami. 4. Persawahan yang 4. Sawah-sawah yang hijau mengelilingi hijau mengelilingi jalan seakan tidak jalan menambah lupa ikut serta dalam keindahan panorama menambah panorama di desa ini. di perdesaan ini. 5. Begitu indah, 5. Terdapat banyak begitu menawan tak pohon teh yang subur lupa juga disekeliling dan hijau mengelilingi bukit terdapat begitu bukit yang indah dan banyak tumbuhan teh menawan. yang subur dan hijau. J Fauzan 1. Jika kita datang 1. Jika kita datang dari Herma. dari barat dan barat dan berjalan bergerak dengan dengan tenang, kita tenang, jika kita dapat melihat melihat ke arah kiri pemandangan lepas dan kanan kita dapat kaki gunung salak di melihat sebelah kiri dan kanan.

83 67 pemandangan lepas kaki gunung salak. 2. Dan jika kita 2. Dan jika berjalan bergerak lurus ke lurus ke arah utara, lalu utara dan ke arah kiri melihat ke sebelah kiri, kita dapat melihat kita dapat melihat jurang dan bukit- jurang dan bukit-bukit bukit yang seram yang seram, tetapi tetapi mempunyai mempunyai nilai nilai keindahan. keindahan. 3.Dan melihat ke 3. Sebelah kanan arah kanan juga, terdapat pegunungan dapat melihat yang hijau karena pegunungan yang ditumbuhi pohon teh hijau karena dan terlihat sangat ditumbuhi tanaman indah. tea (kebun tea), yang tak kalah indahnuya. K Febri 4. Terdapat guru- 4. Guru-guru di Utari R. guru yang baik dan sekolahku baik dalam ada yang serius, ada mengajar, ada yang juga yang kurang serius, namun ada juga serius. yang kurang serius dalam mengajar. M Fitriyah 2. Pukul 06.45, 2. Pukul 06.45, seorang Mellyani seorang anak sudah anak berangkat ke bersiap berangkat ke sekolah untuk sekolah untuk menuntut ilmu dan menuntut ilmu, diantar oleh ayahnya berangkat ke sekolah yang ingin berangkat dengan diantar kerja.

84 68 ayahnya karena ayahnya sekalian berangkat kerja. 3. Ketika sudah 3. Ketika jam pelajaran mulai jam pelajaran dimulai banyak siswa siswa sangat berisik yang mengobrol dan karena banyak sekali bercanda sehingga yang mengobrol dan suasana kelas berisik. bercanda masingmasing. O Indah 1. Sinar matahari 1. Matahari yang Fitriyani yang bersinar dengan bersinar cerah dan cerah dan hembusan hembusan angin yang angin yang sejuk, sejuk, mengawali hari mengawali hari di di desa yang indah ini. desa yang indah ini. 2. Ayam-ayam jantan 2. Ayam-ayam jantan yang berkokok di yang berkokok di atas atas pagar rumah pagar rumah warga, warga, membangunkan warga membangunkan desa yang tertidur orang-orang yang lelap. sudah tertidur lelap. Q M. Ilham 3. Pemandangan 3. Pemandangan yang Khatami yang indah tersebut indah tersebut biasanya biasanya sering sering dijadikan objek sekali digunakan oleh foto oleh orang-orang orang-orang sekitar sekitar ketika pagi dan untuk menjadi objek siang hari, karena jika foto, tetapi daerah sudah menjelang sekitarku jika sudah malam daerahku sepi

85 69 mulai menjelang sekali. malam sudah sepi sekali. 4. Tetapi 4. Pagi harinya di kebalikannya jika sekitar rumahku ramai pagi hari di daerah sekali, orang-orang sekitar rumahku sudah mulai ramai dan mulai ada beraktivitas seperti kehidupan untuk biasanya, ada yang melakukan aktivitas berangkat ke sekolah yang seperti biasa atau pun berangkat dilakukan oleh kerja. orang-orang yang mau memulai dan berangkat sekolah/kerja. R Muh. 1. Lingkungan 1. Keadaan lingkungan Taqyudin sekolahku, berada di sekolahku, di samping sebelahnya ada jalan kanan terdapat jalan raya yang cukup raya yang cukup ramai, ramai, di depannya dan didepannya ada museum layang- terdapat museum layang yang selalu layang-layang yang ramai dikunjungi selalu ramai oleh pengunjung. pengunjung. 2. Sekolahku 2. Sekolahku berlantai mempunyai 5 kelas tiga dan mempunyai untuk kelas 7, 4 kelas kelas yang banyak, untuk kelas 2 dan 3, kelas VII ada lima mempunyai 3 lantai. kelas, kelas VIII dan IX ada empat kelas.

86 70 4. Isoma saatnya 4. Saat Isoma, kami ke kami ke lantai tiga lantai tiga untuk shalat, untuk shalat tetapi tetapi kami berwudhu wudhu terlebih terlebih dahulu di dahulu di belakang tempat wudhu yang kelasku ada tempat letaknya di belakang wudhu dan 2 kamar kelasku. mandi. 5. Setelah berwudhu 5. Setelah berwudhu, kami shalat dan kami shalat, berzikir, setelah shalat, dan ada kultum, setiap berzikir baru ada hari kultum dilakukan kultum, setiap secara bergiliran, setiap harinya pasti kultum kelas pasti dapat bergantian bergiliran giliran. perkelas pasti dapat bagian. T Nur 2. Dan orang-orang 2. Banyak orang sudah Haibah yang sudah siap siap untuk bekerja di untuk bekerja di sawah, ada para gadis sawah, para gadis yang bersiap untuk yang bersiap untuk mencuci pakaian di mencuci pakaian di sungai, dan para ibu sungai, ibu-ibu yang yang sedang memasak sedang memasak bekal untuk dibawa bekal untuk dibawa suaminya ke sawah. suaminya atau bapaknya yang akan bekerja di sawah.

87 71 V Rahmah 4. Pasar di desaku 4. Jika ingin ke pasar Apriliani letaknya harus harus menyebrangi menyebrang sungai sungai terlebih dahulu dahulu, jadi jarang sehingga keluargaku keluargaku untuk ke jarang pergi ke pasar. pasar. 5. Aku suka melihat 5. Aku suka sekali bagaimana indahnya melihat indahnya matahari saat matahari saat terbenam. terbenam. W Rizky 2. walaupun keringat 2. Walaupun keringat sudah bercucuran ia sudah bercucuran, ia tetap bersemangat tetap semangat bekerja, bekerja, lalu itu ia kemudian ia beristirahat sejenak beristirahat sejenak untuk berminum dan untuk minum dan makan. makan. 4. Saat sampai di 4. Saat sampai di rumah lelaki itu rumah, lelaki itu kelelahan dan kelelahan karena kecapean dalam bekerja, hari pun telah mengerjakan larut, ia tertidur lelap di pekerjaannya sendiri, balai depan rumahnya, hari larut malam ia dan besok ia akan tertidur terlelap di bekerja lagi. balai luar rumahnya karena besok ia akan bekerja lagi. X Thoriq 2. Suara murid yang 2. Suasana sekolah Aziz sedang bercanda dan menjadi ramai ketika suara guru yang guru sedang

88 72 sedang menerangkan membuat suasana sekolah semakin ramai. menerangkan dan ada murid yang bercanda dalam waktu yang bersamaan. Kesalahan kalimat 4 siswa A termasuk kesalahan pada aspek kepaduan. Tidak adanya hubungan yang padu antarunsur kalimat, selain itu banyak katakata yang tidak penting dalam kalimat 4. Kalimat yang salah: Asrinya jalanjalannya yang masih tempatnya sunyi dan senyap, tidak ada orang hilir mudik atau kendaraan yang berjalan ini semua seperti tidak ada aktivitas. Kalimat tersebut tidak padu karena adanya kata yang tidak perlu dan berteletele. Agar kalimat tersebut menjadi efektif, harus diperbaiki dengan cara menghilangkan kata yang tidak penting dan memperbaiki letak katanya dengan tepat sesuai fungsinya. Kalimat yang benar: Jalanan yang masih sepi terlihat asri, tidak ada orang yang hilir mudik, apalagi kendaraan yang berlalu lalang di sini. Kalimat tersebut lebih padu dan menjadi kalimat yang efektif. Kesalahan kalimat 3 siswa D termasuk kesalahan pada aspek kepaduan. Kalimat yang padu mempunyai hubungan yang koheren antarunsur kalimat. Satu unsur dengan unsur yang lain tidak boleh diselingi sebuah kata yang tidak penting dan letak kata dalam kalimat tidak boleh dipertukarkan. Kalimat 3 tidak padu, karena adanya letak kata yang tidak tepat sehingga menjadi tidak koheren. Kalimatnya: Sampai sekarang curug seribu masih banyak sekali pengunjungnya yang datang berlibur. Kalimat menjadi tidak jelas karena adanya letak kata yang dipertukarkan. Maka kalimat tersebut harus diperbaiki. Perbaikannya: Sampai sekarang, banyak pengunjung yang datang ke Curug Seribu untuk berlibur. Jika kalimatnya seperti ini akan mudah dipahami. Kalimat 2 siswa E tidak padu, karena adanya letak kata dalam kalimat tersebut yang tidak tepat. Maka peneliti mengkategorikan kesalahan kalimat 2 pada aspek kepaduan. Kalimat yang salah: Air terjun utama terdapat di

89 73 tengah dan disebelah kiri terdapat air terjun yang ukurannya lebih kecil. Perbaikannya dilakukan dengan cara memperbaiki letak kata yang kurang tepat. Kalimat yang benarnya: Ada dua air terjun, air terjun utama terdapat di tengah, dan yang ukurannya lebih kecil ada di samping kirinya. Begitu pula kalimat 4 siswa E adalah kalimat yang tidak padu, karena adanya letak kata yang kurag tepat. Kalimatnya: Letak air terjunnya pun tidak terlalu jauh dari pemukiman warga, jadi warga dengan mudah untuk melihat air terjun tersebut. Kata keterangan dengan mudah seharusnya diletakkan di akhir kalimat, selain itu kata untuk dalam kalimat tidak tepat penggunaannya, seharusnya diganti dengan kata bisa. Kalimat yang benarnya: Letak air terjunnya pun tidak terlalu jauh dari pemukiman warga, jadi warga bisa melihat air terjun itu dengan mudah. Kalimat tersebut benar dan padu, karena adanya hubungan yang padu (koheren) antarunsur kalimat. Kesalahan kalimat 2 siswa F termasuk kesalahan pada aspek kepaduan, karena banyak kata yang tidak penting menyelingi unsur-unsur kalimat sehingga membuat kalimat 2 tidak padu (koheren). Kalimat yang salah: tidak luput akan mata pencahariannya warga desa itu mulai bergegas menyiapkan alat pertanian untuk segera beranjak ke perkebunan atau persawahan. Perbaikan kalimatnya adalah: Para petani bergegas menyiapkan alat pertanian sebelum berangkat ke sawah atau ke kebun mereka. Kalimat tersebut lebih padu. Selanjutnya kesalahan kalimat 5 siswa F termasuk kesalahan pada aspek kepaduan. Banyak kata yang tidak penting dalam kalimat 5 sehingga kalimatnya tidak padu. Kalimat yang salah: Matahari sudah terbenam dari ufuk barat dan rona merah pun sudah mulai menghilang yang digantikan dengan gelapnya malam. Supaya kalimat tersebut padu, ada kata yang harus dihilangkan. Perbaikan kalimatnya adalah: Matahari terbenam, rona merah mulai menghilang dan digantikan dengan gelapnya malam. Kesalahan kalimat 1 siswa I, yaitu tidak adanya koherensi dalam kalimat karena banyak menggunakan kata yang tidak perlu, yakni sebagaimana dan antara lain. Kalimat yang salah: Banyak manfaat

90 74 sebagaimana antara lain membantu dalam kesehatan. Kalimat tersebut tidak koheren, untuk memperbaiki kalimat tersebut, maka peneliti menghilangkan kata sebagaimana dan antara lain, lalu menggantinya dengan kata yang lebih padu. Kalimat yang benar: Banyak manfaat dari udara yang segar terutama untuk kesehatan. Begitu pula, kalimat 2 siswa I sangat tidak padu, karena banyak kata yang tidak penting dalam setiap unsur kalimat yang satu dan lainnya. Kalimatnya: Selain udara yang segar di pedesaan ini, begitu banyak panorama alam yang indah dan menawan, atau yang sering kita sebut dalam sehari-hari yaitu pemandangan alam yang sangat alami. Banyak kata yang tidak penting dalam kalimat tersebut, maka peneliti menghilangkan kata-kata yang tidak pentingnya. Perbaikan kalimatnya: Selain udaranya yang segar, banyak panorama yang indah dan menawan di desa ini. Kesalahan kalimat 4 pun sama dengan kesalahan kalimat 2. Kalimat yang salah: Persawahan yang hijau mengelilingi jalan seakan tidak lupa ikut serta dalam menambah panorama di pedesaan ini. Agar kalimat lebih padu, penulis menghilangkan kata-kata yang tidak penting dalam kalimat. Kalimat yang benar: Sawah-sawah yang hijau mengelilingi jalan menambah keindahan panorama di desa ini. Selanjutnya, kalimat 5 pun tidak memiliki kepaduan (koherensi), karena ada kata yang tidak penting menyelingi satu unsur dengan unsur yang lain dan juga letak kata dalam kalimat yang kurang tepat. Kalimat 5 yang salah: Begitu indah, begitu menawan tak lupa juga disekeliling bukit terdapat begitu banyak tumbuhan teh yang subur dan hijau. Supaya kalimat tersebut padu, maka peneliti menghilangkan kata yang tidak penting dalam kalimat tersebut. Kalimat yang benar: Terdapat banyak pohon teh yang subur dan hijau mengelilingi bukit yang indah dan menawan. Kesalahan kalimat 1 siswa J termasuk kesalahan pada aspek kepaduan. Kalimat yang padu mempunyai hubungan yang koheren antarunsur kalimat. Kalimat 1 tidak padu, karena adanya letak kata yang tidak tepat sehingga menjadi tidak koheren. kalimat 1 yang salah: Jika kita datang dari barat dan

91 75 bergerak dengan tenang, jika kita melihat ke arah kiri dan kanan kita dapat melihat pemandangan lepas kaki gunung salak. Kalimat tersebut tidak jelas karena ada kata yang tidak penting dan letak kata yang kurang tepat. Maka kalimat tersebut harus diperbaiki. perbaikannya adalah: Jika kita datang dari barat dan berjalan dengan tenang, kita dapat melihat pemandangan lepas kaki gunung salak di sebelah kiri dan kanan. Jika kalimatnya seperti ini, maksud kalimatnya akan mudah dipahami. Kesalahan kalimat 2 siswa J sama dengan kalimat 1, yaitu kesalahan pada aspek kepaduan. Kalimat 2 tidak koheren karena tidak adanya hubungan yang padu antarunsur kalimat. Kalimat yang salah: Dan jika kita bergerak lurus ke utara dan ke arah kiri kita dapat melihat jurang dan bukit-bukit yang seram tetapi mempunyai nilai keindahan. Kalimat tersebut tidak jelas maksudnya, maka harus diperbaiki. Perbaikannya: Dan jika berjalan lurus ke arah utara, lalu melihat ke sebelah kiri, kita dapat melihat jurang dan bukitbukit yang seram, tetapi mempunyai nilai keindahan. Kesalahan kalimat 3 siswa J termasuk kesalahan pada aspek kepaduan. Kalimat 3 tidak padu, karena adanya kata yang tidak penting menyelingi antarunsur kalimat. Kalimat yang salah: Dan melihat ke arah kanan juga, dapat melihat pegunungan yang hijau karena ditumbuhi tanaman tea (kebun tea), yang tak kalah indahnya. Kalimat tersebut tidak efektif, karena tidak bisa dipahami maksudnya. Maka, kalimatnya harus diperbaiki dengan cara menghilangkan kata yang tidak penting. Kalimat yang benar: Sebelah kanan terdapat pegunungan yang hijau karena ditumbuhi pohon teh dan terlihat sangat indah. Kesalahan kalimat 4 siswa K termasuk kesalahan pada aspek kepaduan. Kalimat 4 menjadi tidak padu, karena adanya unsur kalimat yang tidak koheren dengan unsur kalimat lain. Kalimat 4: Terdapat guru-guru yang baik dan ada yang serius, ada juga yang kurang serius. Tidak ada hubungan antara kata baik dan serius. Kata baik diartikan sebagai kata sifat, sedangkan kata serius diartikan sebagai kemampuan seseorang. Jadi, kalimat tersebut tidak padu. Kalimat tersebut harus diperbaiki. Perbaikannya adalah: Guru-

92 76 guru di sekolahku baik dalam mengajar, ada yang serius, namun ada juga yang kurang serius dalam mengajar. Jika kalimatnya seperti ini, akan padu. Karena kata baik di sini sebagai kemampuan, bukan kata sifat. Kesalahan kalimat 2 siswa M termasuk kesalahan pada aspek kepaduan, karena banyak kata yang tidak penting menyelingi unsur-unsur kalimat sehingga membuat kalimat 2 tidak padu (koheren). Kalimat yang salah: Pukul seorang anak sudah bersiap berangkat ke sekolah untuk menuntut ilmu, berangkat ke sekolah dengan diantar ayahnya karena ayahnya sekalian berangkat kerja. Kata-kata yang tercetak miring harus dihilangkan, karena keberadaannya tidak penting. Perbaikan kalimatnya adalah: Pukul 06.45, seorang anak berangkat ke sekolah untuk menuntut ilmu dan diantar oleh ayahnya yang ingin berangkat kerja. Kalimat tersebut lebih padu. Kesalahan kalimat 3 siswa M sama dengan kesalahan kalimat 2. Kalimat 3: Ketika sudah mulai jam pelajaran siswa sangat berisik karena banyak sekali yang mengobrol dan bercanda masing-masing. Kalimat 3 tidak koheren karena adanya kata yang tidak perlu, yaitu kata sudah dan masingmasing. Akan lebih padu jika kalimatnya sepsrti ini: Ketika jam pelajaran dimulai banyak siswa yang mengobrol dan bercanda sehingga suasana kelas berisik. Kesalahan kalimat 1 siswa Otermasuk kesalahan pada aspek kepaduan, karena ada kata yang tidak penting menyelingi unsur-unsur kalimat sehingga membuat kalimat 1 tidak padu (koheren). Kalimat yang salah: Sinar matahari yang bersinar dengan cerah dan hembusan angin yang sejuk, mengawali hari di desa yang indah ini. Kata-kata yang bercetak miring harus dihilangkan, karena keberadaannya tidak penting. Perbaikan kalimatnya adalah: Matahari yang bersinar cerah dan hembusan angin yang sejuk mengawali hari di desa yang indah ini. Kesalahan kalimat 2 siswa O sama dengan kalimat 1, yaitu adanya kata yang tidak penting menyelingi unsur-unsur kalimat. Kalimat 2 tidak koheren, karena adanya kata yang tidak penting, yaitu kata sudah. Seperti pada kalimat: Ayam-ayam jantan yang berkokok di atas pagar rumah warga, membangunkan orang-orang yang sudah tertidur lelap. Agar kalimat

93 77 tersebut menjadi efektif, kata sudah harus dihilangkan. Perbaikan kalimatnya adalah: Ayam-ayam jantan yang berkokok di atas pagar rumah warga, membangunkan warga desa yang tertidur lelap. Kesalahan kalimat 3 siswa Q termasuk kesalahan pada aspek kepaduan. Kalimatnya: Pemandangan yang indah tersebut biasanya sering sekali digunakan oleh orang-orang sekitar untuk menjadi objek foto, tetapi daerah sekitarku jika sudah mulai menjelang malam sudah sepi sekali. Kalimat tersebut tidak padu, karena tidak adanya hubungan yang padu (koheren) antarunsur kalimat. Kalimat tersebut harus dibenarkan agar menjadi kalimat yang padu. Kalimat yang benar: Pemandangan yang indah tersebut biasanya sering dijadikan objek foto oleh orang-orang sekitar ketika pagi dan siang hari, karena jika sudah menjelang malam daerahku sepi sekali. Kesalahan kalimat 4 siswa Q termasuk kesalahan pada aspek kepaduan. Tidak adanya hubungan yang padu antarunsur kalimat, selain itu banyak katakata yang tidak penting dalam kalimat 4. Kalimat yang salah: Tetapi kebalikannya jika pagi hari di daerah sekitar rumahku ramai dan mulai ada kehidupan untuk melakukan aktivitas yang seperti biasa dilakukan oleh orang-orang yang mau memulai dan berangkat sekolah/kerja. Kalimat tersebut tidak padu karena adanya kata yang tidak perlu dan bertele-tele. Kalimat yang benar: Pagi harinya di sekitar rumahku ramai sekali, orangorang sudah mulai beraktivitas seperti biasanya, ada yang berangkat ke sekolah atau pun berangkat kerja. Kalimat tersebut lebih padu. Kesalahan kalimat 1, 2, 4 dan 5 siswa R juga termasuk kesalahan pada aspek kepaduan, karena banyak kata yang tidak penting menyelingi unsurunsur kalimat sehingga membuat kalimat tersebut tidak padu (koheren). Kalimat 1 yang salah: Lingkungan sekolahku, berada di sebelahnya ada jalan ramai dikunjungi pengunjung. Kalimat 1 tidakl padu, karena tidak adanya hubungan yang koheren antarunsur kalimat, maka kalimat 1 harus diperbaiki. Perbaikan kalimatnya adalah: keadaan lingkungan sekolahku, di samping kanan terdapat jalan raya yang cukup ramai, dan di depannya terdapat museum layang-layang yang selalu ramai oleh pengunjung.

94 78 Begitu juga kalimat 2 siswa R, kalimat tersebut tidak padu karena ada kata yang tidak penting menyelingi unsur kalimat dan letak kata yang kurang tepat. Kalimat 2 yang salah: Sekolahku mempunyai 5 kelas untuk kelas 7, 4 kelas untuk kelas 2 ndan 3, mempunyai 3 lantai. Perbaikannya dengan cara memperbaiki letak kata yang tidak tepat. Kalimat yang benarnya adalah: Sekolahku berlantai tiga dan mempunyai kelas yang banyak, kelas VII ada lima kelas, kelas VIII dan IX ada empat kelas. Selanjutnya kalimat 4 dan 5 siswa R pun tidak padu, maka peneliti harus memperbaikinya supaya kalimatnya memjadi padu. Kalimat 4 yang salah: Isoma saatnya kami ke lantai tiga untuk sholat tetapi wudhu terlebih dahulu di belakang kelasku ada tempat wudhu dan 2 kamar mandi. Perbaikan kalimat 4: Saat Isoma, kami ke lantai tiga untuk sholat, tetapi kami berwudhu terlebih dahulu di tempat wudhu yang letaknya di belakang kelasku. Kalimat 5 yang salah: Setelah berwudhu kami sholat, dan setelah sholat, berzikir baru ada kultum, setiap harinya pasti kultum bergantian bergiliran per kelas pasti dapat bagian. Perbaikan kalimat: Setelah berwudhu, kami sholat, berzikir, dan ada kultum, setiap hari kultum dilakukan secara bergiliran, setiap kelas pasti dapat giliran. Kesalahan kalimat 2 siswa T termasuk kesalahan pada aspek kepaduan. Kalimat 2 tidak padu, karena tidak adanya hubungan yang padu antarunsur kalimat, selain itu banyak kata-kata yang tidak penting dalam kalimat 2. Kalimat yang salah: Dan orang-orang yang sudah siap untuk bekerja di sawah, para gadis yang bersiap untuk mencuci pakaian di sungai, ibu-ibu yang sedang memasak bekal untuk dibawa suaminya atau bapaknya yang akan bekerja di sawah. Kalimat tersebut tidak koheren dengan kalimat sebelumnya. Maka kalimat tersebut harus diperbaiki dengan cara menghilangkan kata yang tidak penting pada kalimat itu. Kalimat yang benar adalah: Banyak orang sudah siap untuk bekerja di sawah, ada para gadis yang bersiap untuk mencuci pakaian di sungai, dan para ibu yang sedang memasak bekal untuk di bawa suaminya ke sawah. Kalimat tersebut sudahefektif, karena adanya hubungan antarunsur kalimat.

95 79 Kesalahan kalimat 7 siswa V termasuk kesalahan pada aspek kepaduan. Kalimat yang padu mempunyai hubungan yang koheren antarunsur kalimat. Kalimat 7 tidak padu, karena adanya letak kata yang tidak tepat sehingga menjadi tidak koheren. Kalimat 7 : Pasar di desaku letaknya harus menyebrang sungai dahulu, jadi jarang keluargaku untuk ke pasar. Kalimat tersebut tidak jelas karena ada kata yang tidak penting dan letak kata yang kurang tepat. Maka kalimat tersebut harus diperbaiki. Perbaikannya adalah: Jika ingin ke pasar harus menyebrangi sungai terlebih dahulu sehingga keluargaku jarang pergi ke pasar. Jika kalimatnya seperti ini, maksud kalimatnya akan mudah dipahami. Kesalahan kalimat 8 siswa V sama dengan kesalahan kalimat 7, yaitu tidak adanya hubungan yang koheren antarunsur kalimat dan kata yang tidak penting menyelingi unsur kalimat. Kalimat yang salah: Aku suka melihat bagaimana indahnya matahari saat terbenam. Kalimat tersebut tidak jelas maksudnya, karena ada kata yang tidak penting, yaitu bagaimana. Perbaikannya adalah: Aku suka sekali melihat indahnya matahari saat terbenam. Kesalahan kalimat 2 siswa W termasuk kesalahan pada aspek kepaduan. Kalimat 2 tidak padu, karena adanya kata yang tidak penting menyelingi antarunsur kalimat. Kalimat yang salah: Walaupun keringat sudah bercucuran ia tetap bersemangat bekerja, lalu itu ia beristirahat sejenak untuk berminum dan makan. Kalimat tersebut tidak efektif, karena adanya kata yang tidak penting, yaitu imbuhan ber- dan itu. Maka, kalimatnya harus diperbaiki dengan cara menghilangkan kata yang tidak penting. Kalimat yang benar, yaitu: Walaupun keringat sudah bercucuran, ia tetap semangat bekerja, kemudian ia beristirahat sejenak untuk minum dan makan. Jika kalimatnya seperti ini, akan mudah dipahami maksudnya. Kesalahan kalimat 4 siswa W termasuk kesalahan pada aspek kepaduan. Kalimat 4 tidak padu, karena adanya kata yang tidak penting menyelingi antarunsur kalimat. Kalimat yang salah: Saat sampai di rumah lelaki itu kelelahan dan kecapean dalam mengerjakan pekerjaannya sendiri,

96 80 hari larut malam ia tertidur terlelap di balai luar rumhnya karena besok ia akan bekerja lagi. Kalimat tersebut tidak efektif, karena ada kata yang tidak penting menyelingi unsur kalimatnya. Kalimatnya harus diperbaiki dengan cara menghilangkan kata yang dicetak miring. Kalimat yang benar: Saat sampai di rumah, lelaki itu kelelahan karena bekerja, hari pun telah larut, ia tertidur lelap di balai depan rumahnya, dan besok ia akan bekerja lagi. Jika kalimatnya seperti ini, akan mudah dipahami maksudnya. Kesalahan kalimat 2 siswa X termasuk kesalahan pada aspek kepaduan. Kalimat yang padu mempunyai hubungan yang koheren antarunsur kalimat. Kalimat 2 tidak padu, karena adanya letak kata yang tidak tepat sehingga menjadi tidak koheren. Kalimat 2: Suara murid yang sedang bercanda dan suara guru yang sedang menerangkan membuat suasana sekolah semakin ramai. Kalimat tersebut tidak jelas maksudnya karena ada kata yang tidak penting dan pilihan kata yang kurang tepat. Maka kalimat tersebut harus diperbaiki. Perbaikannya adalah: Suasana sekolah menjadi ramai ketika guru sedang menerangkan dan ada murid yang bercanda dalam waktu yang bersamaan. Tabel 10 Kelogisan Kode Siswa A Nama Kalimat yang Salah Kalimat yang Benar Siswa Ahwazi Syafiq hari berkokok menghangatkan desa. 2. Kebun-kebun buah masih basah layaknya seperti pagi. 3. Senja pun datang, disambut dengan berkokoknya ayam 1. Ayam yang setiap 1. Setiap hari ayamayam berkokok meramaikan suasana desa. 2. Kebun buah terlihat sangat hijau dan sejuk ketika pagi hari. 3. Sang surya pun terbit disambut dengan berkokoknya ayam

97 81 jantan, teriknya jantan, ini menandakan mentari di pagi hari bahwa pagi telah tiba. C Anggun 1. Bunyinya setiap 1. Bunyi kendaraan Febria kendaraan yang yang dibawa oleh siswa Utami dibawa setiap pelajar tidak terdengar lagi untuk mengantarkan ketika memasuki mereka ke lapangan sekolah. halamannya masingmasing. 2. Kadang terdengar 2. Kadang terdengar bising dari kejauhan suara siswa berlarian karena anak lari-larian dan bercanda dengan mencari hiburan, temannya ketika jam suara tawa canda di pelajaran berlangsung. kelas dan rasa bosan ketika belajar. E Dimas 5. Ada salah satu 5. Ada kegiatan yang Zidane kegiatan yang sangat sering dikerjakan oleh Nabil efektif dan bermanfaat warga, yaitu kerja bakti yaitu kerja bakti membersihkan membersihkan lingkungan dan juga lingkungan sekitar, memperhatikan tetapi juga keadaan jembatan- memperhatikan jembatan yang sering keadaan jembatan digunakan warga untuk yang banyak terdapat menyebrangi sungai. di desaku, karena desaku dilewati sungai. 6. Tetapi desaku, 6. Tetapi desaku tetaplah desa yang tetaplah desa yang

98 82 menjadi saksi menjadi saksi tempat perkembangan orang pertumbuhan orang tuaku, saat balita tuaku dari balita sampai sampai dewasa. dewasa. Q Muh. 3. Pemandangan yang 3. Pemandangan yang Ilham indah tersebut indah tersebut biasanya Khatam biasanya sering sekali sering dijadikan objek digunakan oleh orang- foto oleh orang-orang orang sekitar untuk sekitar ketika pagi dan menjadi objek foto, siang hari, karena jika tetapi daerah sekitarku sudah menjelang jika sudah mulai malam daerahku sepi menjelang malam sekali. sudah sepi sekali. S Nadya 1. Angin berhembus 1. angin berhembus Ihyana begitu kencang kencang seolah-olah seolah-olah tersenyum menyentuh tubuhku. pada diriku. T Nur 3. Siang hari anak- 3. Siang hari anak-anak Haibah anak bermain di bukit bermain di bukit yang Aulia yang hijau, di bukit hijau, di bukit tersebut tersebut terdapat terdapat bunga-bunga banyak bunga-bunga yang sedang yang sedang bermekaran dengan bermekaran dengan indah, warnanya sangat indah, bunga-bunga bagus, dan harumnya itu berwarna sangat pun semerbak sehingga mencolok mata dan banyak kupu-kupu dan harumnya dapat serangga menarik kupu-kupu menghinggapinya. dan hewan lainnya

99 83 yang sudah berada di sekitar bunga-bunga itu. W Rizky 3. Sambil menikmati 3. Ia makan di bawah makan di bawah pohon kelapa sambil pohon kelapa menikmati semilir datanglah angin dikit angin yang berhembus demi sedikit untuk di badannya. menghilangkan rasa keringat di tubuh lelaki itu. Y Wahyu 2. Pagi ini terlihat 2. Pagi ini semua orang Perman sangat sibuk di jalan- terlihat sangat sibuk, di jalan terlihat ibu-ibu sepanjang jalan terlihat yang sedang berjalan ibu-ibu yang berjalan menuju pasar untuk menuju pasar untuk berjualan sayur. berjualan sayuran. Kalimat 1 siswa A termasuk kesalahan pada aspek kelogisan, karena kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Kalimatnya: Ayam yang setiap hari berkokok menghangatkan desa. Frase yang bercetak miring kurang logis, karena tidak dapat diterima oleh akal. Suara ayam berkokok tidak mungkin menghangatkan desa. Maka frase menghangatkan desa harus diganti yang sesuai dengan fungsinya. Yang logis adalah: Setiap hari ayam-ayam berkokok meramaikan susana desa. Kalimat di atas dapat diterima oleh akal, karena unsur-unsur dalam kalimat tersebut membentuk kalimat sehingga mampu menyatakan sesuatu yang dimaksud. Kesalahan kalimat 2 siswa A sama dengan kalimat 1, yaitu termasuk kesalahan pada aspek kelogisan karena kalimat tersebut tidak logis (tidak masuk akal). Kalimatnya: Kebun-kebun buah masih basah layaknya seperti

100 84 pagi. Klausa yang bercetak miring kurang logis, karena maksud kalimat tersebut tidak jelas. Maka kalimat tersebut harus diperbaiki dengan cara mengganti klausa tersebut dengan klausa yang lebih tepat. Perbaikannya adalah: Kebun buah terlihat sangat hijau dan sejuk ketika pagi hari. Kalimat 3 tidak logis, karena adanya penggunaan kata yang kurang tepat sehingga maksud dari kalimat tersebut susah dipahami. Kalimat yang salah: senja pun datang, disambut dengan berkokoknya ayam jantan, teriknya mentari di pagi hari. Kata senja menandakan hari sudah sore, namun dalam kalimat tersebut dilanjutkan dengan klausa disambut berkokoknya ayam jantan dan teriknya mentari. Ayam jantan yang berkokok biasanya digunakan sebagai penanda waktu di pagi hari. Hal tersebut sangat tidak masuk akal. Maka kalimat tersebut harus diperbaiki. Perbaikannya dengan cara mengganti kata senja dengan kata yang lebih tepat, yaitu sang surya. Kalimat yang benar adalah: Sang surya pun terbit disambut dengan berkokoknya ayam jantan, ini menandakan bahwa pagi telah tida. Kesalahan kalimat 1 siswa C termasuk kesalahan pada aspek kelogisan. Kalimat 1: Bunyinya setiap kendaraan yang dibawa setiap pelajar untuk mengantarkan mereka ke halamannya masing-masing. Kalimat tersebut tidak dapat dipahami maksudnya atau tidak masuk akal. Kalimat tersebut bisa menjadi kalimat yang efektif jika letak dan pemilihan kata yang digunakan tepat. Kalimat yang benar: Bunyi kendaraan yang dibawa oleh siswa tidak terdengar lagi ketika memasuki lapangan sekolah. Jika kalimatnya seperti ini, dapat dipahami maksudnya. Kesalahan kalimat 2 siswa C termasuk kealahan pada aspek kelogisan. Kalimat 2: Kadang terdengar bising dari kejauhan karena anak lari-larian mencari hiburan, suara tawa canda di kelas dan rasa bosan ketika belajar. Kalimat tersebut tidak dapat dipahami maksudnyaatau tidak logis. Pemilihan kata dan letaknya tidak tepat. Mungkin maksud kalimat tersebut adalah Kadang terdengar suara siswa berlarian dan bercanda dengan temannya ketika jam pelajaran berlangsung. Jika kalimatnya seperti ini, mksud yang akan disampaikan bisa diterima oleh akal.

101 85 Kalimat 5 siswa E termasuk kesalahan pada aspek kelogisan, karena kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Kalimatnya: Ada salah satu kegiatan yang sangat efektif dan bermanfaat yaitu kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar, tetapi juga memperhatikan keadaan jembatan yang banyak terdapat di desaku, karena desaku dilewati sungai. Kata yang bercetak miring kurang logis, karena kalimatnya tidak dapat diterima oleh akal. Yang logis adalah: Ada kegiatan yang sering dikerjakan oleh warga, yaitu kerja bakti membersihkan lingkungan dan juga memperhatikan keadaan jembatan-jembatan yang sering digunakan warga untuk menyebrang sungai. Kalimat di atas dapat diteima oleh akal, karena unsur-unsur dalam kalimat tersebut membentuk kalimat sehingga mampu menyatakan sesuatu yang dimaksud. Kesalahan kalimat 6 siswa E termasuk kesalahan pada aspek kelogisan, karena ada kata yang tidak logis. Kalimatnya: Tetapi desaku, tetaplah desa yang menjadi saksi perkembangan orang tuaku, saat balita samapai dewasa. Kata yang bergaris miring (perkembangan) tidak tepat digunakan untuk menyatakan pertumbuhan pada manusia sehingga kalimat tersebut logis. Maka akan lebih logis jika kata perkembangan diganti dengan kata pertumbuhan. Jadi kalimat yang benar adalah: Tetapi desaku tetaplah desa yang menjadi saksi tempat pertumbuhan orang tuaku dari balita sampai dewasa. Kesalahan kalimat 3 siswa Q termasuk kesalahan pada aspek kelogisan. Kalimat: Pemandangan yang indah tersebut biasanya sering sekali digunakan oleh orang-orang sekitar untuk menjadi objek foto, tetapi daerah sekitarku jika sudah mulai menjelang malam sudah sepi sekali. Kalimat yang bercetak miring tidak logis dan pemakaian katanya tidak tepat. Pemandangan tidak bisa digunakan, karena pemandangan bukan benda yang bisa dipegang atau dipergunakan. Pada kalimat yang salah di atas, pemandangan seolah-olah benda hidup yang bisa dibawa atau dipakai. Kalimat yang digaris bawahi juga tidak tepat, namun kesalahannya termasuk kesalahan pada aspek kepaduan. Maka kalimatnya harus dibenarkan, pembenarannya adalah: Pemandangan

102 86 yang indah tersebut biasanya sering dijadikan objek foto oleh orang-orang sekitar ketika pagi dan siang hari, karena jika sudah menjelang malam daerahku sepi sekali. Kalimat 1 siswa S termasuk kesalahan pada aspek kelogisan, karena kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Kalimatnya: Angin berhembus begitu kencang seolah-olah tersenyum pada diriku. Hembusan angin yang kencang menggambarkan keadaan yang menakutkan, sedangkan pada kalimat menggambarkan keramahan, yaitu tersenyum. Kalimat tersebut tidak logis. Kalimat yang logis adalah: Angin berhembus kencang seolah-olah menyentuh tubuhku. Kalimat di atas dapat diterima oleh akal, karena pilihan katanya tepat. Kesalahan kalimat 3 siswa T termasuk kesalahan pada aspek kelogisan, karena ada unsur-unsur dalam kalimat yang tidak logis. Kalimatnya: Siang hari anak-anak bermain di bukit yang hijau, di bukit tersebut terdapat banyak bunga-bunga yang sedang bermekaran dengan indah, bunga-bunga itu berwarna sangat mencolok mata dan harumnya dapat menarik kupu-kupu dan hewan-hewan lainnya yang sudah berada di dekat bunga-bunga itu. Kata-kata yang bercetak miring tidak logis, tidak ada warna yang bisa mencolok mata, dan harum yang dapat menarik kupu-kupu. Pemilihan kata pada kalimat tersebut kurang tepat. Agar kalimat tersebut menjadi kalimat yang efektif, harus menggunakan pemilihan kata yang tepat. Kalimat yang benar adalah: Siang hari anak-anak bermain di bukit yang hijau, di bukit tersebut terdapat banyak bunga yang sedang bermekaran dengan indah, warnanya sangat bagus, dan harumnya pun semerbak sehingga banyak kupukupu dan serangga menghinggapinya. Jika kalimatnya seperti ini, maksud yang disampaikan dalam kalimat akan mudah dipahami pembaca. Kalimat 3 siswa W termasuk kesalahan pada aspek kelogisan, karena kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Kalimatnya: Sambil menikmati makan di bawah pohon kelapa datanglah angin dikit demi sedikit untuk menghilangkan rasa keringat di tubuh lelaki itu. Kalimat tersebut tidak bisa dipahami maksudnya, maka harus diperbaiki. Kalimat yang logis adalah: Ia

103 87 makan di bawah pohon kelapa sambil menikmati semilir angin yang berhembus di badannya. Kalimat di atas dapat diterima oleh akal, karena unsur-unsur dalam kalimat tersebut membentuk kalimat sehingga mampu menyatakan sesuatu yang dimaksud. Kesalahan kalimat 2 siswa Y termasuk kesalahan pada aspek kelogisan, karena ada unsur-unsur dalam kalimat yang tidak logis. Kalimatnya: Pagi ini terlihat sangat sibuk di jalan-jalan terlihat ibu-ibu yang sedang berjalan menuju pasar untuk berjualan sayur. Kata-kata yang bercetak miring tidak logis, kata sibuk tidak tepat digunakan untuk kata pagi. Pemilihan kata pada kalimat tersebut kurang tepat. Agar kalimat tersebut menjadi kalimat yang efektif, harus menggunakan pemilihan kata yang tepat. Kalimat yang benar adalah: Pagi ini semua orang terlihat sangat sibuk, di sepanjang jalan terlihat ibu-ibu yang berjalan menuju pasar untuk berjualan sayuran. Jika kalimatnya seperti ini, akan mudah dipahami maksudnya.

104 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka peneliti dapat mengemukakan simpulan dan saran. Bentuk-bentuk kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan deskripsi siswa kelas VIII MTs. Miftahul Umam belum mengarah pada keefektifan kalimat, karena ketujuh syarat untuk mencapai kalimat yang efektif tidak dimiliki. Dari 25 karangan deskripsi siswa, ditemukan banyak kesalahan. 31 kesalahan pada aspek kepaduan, 22 kesalahan pada aspek kehematan, 19 kesalahan pada aspek kesepadanan struktur, 12 kesalahan pada aspek kelogisan, 9 kesalahan pada aspek kecermatan, 2 kesalahan pada aspek keparalelan, dan 1 kesalahan pada aspek ketegasan. Hasil frekuensi kesalahan terbanyak ada pada penggunaan kepaduan dalam kalimat yang masih sangat rendah, siswa terlalu bertele-tele dalam mengungkapkan sebuah ide, banyak kata yang tidak penting menyelingi satu unsur dengan unsur lainnya, peletakkan kata dan kata hubung dalam kalimat yang kurang tepat. B. Saran Fakta yang ada menunjukkan bahwa kalimat yang ditulis siswa kelas VIII MTs. Miftahul Umam dalam karangan deskripsi belum mengarah pada keefektifan kalimat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengajukan pendapat atau saran berikut. 1. Guru Bahasa Indonesia lebih sering memberikan latihan menulis kepada siswa dengan menggunakan kalimat efektif, karena untuk menguasai pemahaman dalam membuat sebuah karangan deskripsi, ternyata tidak hanya mahir memahami teori, melainkan harus sering mencoba mengarang, latihan menulis berulang kali, memilih topik, menentukan tujuan, serta menata ideidenya secara runtut dengan bahasa yang baik. 88

105 89 2. Guru Bahasa Indonesia harus mampu memilih metode, teknik serta strategi pembelajaran yang tepat agar siswa mudah memahami materi tentang kalimat efektif.

106 DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zaenal., dan Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Cetakan ke-12, Jakarta: Akademika Pressindo, Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran. Cetakan ke-2, Bandung: Remaja Rosdakarya, Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 2010, Jakarta: Rineka Cipta, 201 Chaer, Abdul. Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-2, Cetakan ke-4, Jakarta: Balai Pustaka Effendi, S. Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Cetakan ke-7, Jakarta: Pustaka Jaya, Gani, Ramlan A., dan Mahmudah Fitriyah. Disiplin Berbahasa Indonesia, Cetakan ke-3, Jakarta: FITK Press, J. Moleang, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan ke 31, Bandung: Remaja Rosdakarya, Keraf, Gorys. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Cetakan ke-10, Ende Flores: Nusa Indah, 1994., Eksposisi dan deskripsi. Cetakan ke-2, Ende Flores: Nusa Indah, Kosasih, E., dkk. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SLTP. Edisi 2002, Bandung: Pustaka Setia, Kuntarto, Niknik M. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, Jakarta: Mitra Wacana Media, Kusumaningsih, Dewi., dkk. Terampil Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi, Lestariyati, Y. Titik. Cerdas Menghafal Bahasa Indonesia SMA. Tangerang: Scientific Press, Mahsum, M.S. Metode Penelitian Bahasa. Edisi Revisi, Jakarta: Rajawali Press,

107 91 Rahardi, R. Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga, Razak, Abdul. Kalimat Efektif Struktur, Gaya, dan Variasi. Cetakan ke-2, Jakarta: Gramedia, Satori, Djam an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan ke-5, Bandung: Alfabeta, Semi, M. Atar. Menulis Efektif. Padang: Etika Offset, 1989 Soedjito. Kalimat Efektif. Cetakan ke-4, Bandung: Remaja Rosdakarya, Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Cetakan ke 11, Yogyakarta: Bumi Aksara, Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Edisi Revisi, Bandung: Angkasa, 2008.

108

109

110 ag RENCANA PEIAKSANAAN PEMBEWARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester AlokasiWaktu Standar Kompetensi MTs. Miftahul Umam Bahasa lndonesia Vlll (delapan)/ll 2x4A menit Menulis karangan deskripsi dengan hal yang pernah dilihavdikunjungi sebagai media. Kompetensi Dasar : Menulis karangan deskripsi dengan kalimat yang tepat. 1. lndikator a. Mampu menjelaskan pengertian dan karakteristik karangan deskripsi. b. Mampu menulis karangan deskripsi. c. Mampu menulis karangan deskripsi dengan menggunakan kalimat yang tepat. 2. Tuiuan Pembelaiaran Setelah mengikuti pembelajaran ini a. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian dan karakteristik karangan deskripsi. b. Peserta didik dapat menulis karangan deskripsi c. Peserta didik dapat menulis karangan deskripsi dengan menggunakan kalimat yang tepat. o Kankter siswa yang diharapkan: Dapat d ipercaya ltr u stworthi nesl Rasa hormat dan perhatian {respect) Tekun (diligencel Tanggung jawab (res po n si bi lityl 3. Materi Pembelajaran Karangan deskripsi

111 4. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, Di scovery-i nq ui ry. 5. tangkah-langkah kegiatan pembelaiaran a. Kegiatan Awal Apersepsi: 1. Salam, doa, absensi, dan memeriksa kesiapan peserta didik. 2. Peserta didik mendengarkan karangan deskripsi dari nara sumber Motivasi Membuat contoh sebuah paragraf deskripsi dengan melihat benda yang ada ada di Sekelilingnya. b. Kegiatan lnti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1. Menjelaskan karangan deskripsi. 2. Mengajak peserta didik untuk mendeskripsikan beberapa benda dalam gambar. 3. Menjelaskan karakteristik karangan deskripsi. Elaborosi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1. Menjelaskan mengenai kalimat yang benar. 2. Menulis karangan deskripsi dengan kalimat yang benar. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1. Memberikan penguatan kepada peserta didik tentang materi yang telah dibahas. 2. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman Belajar yang telah dilakukan. 3. Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan c. Kegiatan Akhir Dalam kegiatan penutup, guru: 1. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/si mpulan pelajaran. 2. Melakukan penilaian dan refleksiterhadap kegiatan yang sudah Dilaksanakan secara konsisten dan terprogram 3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 5. Sumber Belaiar a. Gambar b. Buku teks Bahasa lndonesia c. Buku karangan deskripsi

112 w-- -.\ 7. Penilaian lndikator Pencapaian 1. Mampu menjelaskan pengertian dan karakteristik karangan deskripsi. 2. Mampu menulis karangan deskripsi dengan menggunakan kalimat yang tepat. Teknik Penilaian Lisan Tertulis B ntuk lnstrumen Menulis karangan Contoh lnstrumen 1. Apa yang dimaksud dengan karangan deskripsi? 2. Jelaskan karakteristik karangan deskripsi! 3. Tulislah karangan deskripsi dengan tema bebas menggunakan kalimat vans tepat! Jakarta, Aprll2014 6uru Bahasa lndonesia,r --/wtr Dra. Masiti Peneliti

113 KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat lndonesia FORM (FR) No. Dokumen : FITK-FR-LABF-402 Tgl. Terbit : 1 Maret 2010 No. Revisi: : 01 Hal SURAT KETERANGAN 1t1 No.Un.01/F1 /PP.001, 1 /DMS/201 4 Ketua Pengelola DualMode Sysfem (DMS) Fakultas llmu Tabiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkan bahwa: Nama :SOFIYAH NIM : Jurusan/Prodi : PBSI Semester : lx Tahun Akademik: Adalah mahasiswa yang telah lulus praktikum sbb,: No. Jenis Praktikum Dosen Pembimbing Nilai Angka Huruf 1. Qiroah Marhamah Saleh, Lc., MA. 87 A 2, lbadah Marhamah Saleh, Lc., MA, 82.2 A Demikian surat ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Jakarta, 20 September 2AM din, M.Pd

114 HASIL OBSERVASI Pada saat observasi, penulis mengamati proses pembelajaran di salah satu kelas Vlll di kelas Vlll.1 MTs. Miftahul umam, Pondok Labu, Jakarta Selatan untuk mengetahui perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung. Tingginya minat terhadap tepatnya Pelajaran Bahasa dan Sastra lndonesia, khususnya menulis, membuat siswa sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Berikut ini disajikan tabel pengamatan proses pembelajaran. Tabel Pengamatan Perilaku Siswa Selama Proses Pembelajaran No. t , Asoek vans diamati Perhatian terhadap pelaiaran vang disampaikan. Antusiasme peserta didik dalam bertanya mengenai materi pembelaiaran. Antusiasme Siswa dalam mengeriakan tugas. Kedisiplinan waktu. Jumlah siswa 30 Siswa 5 Siswa 30 siswa 7 Siswa Pada proses pembelajaran, dari 42 siswa kelas Vlll.1 yang memperhatikan pelajaran yang disampaikan dengan sungguh-sungguh sebanyak 30 siswa. Siswa yang lain terlihat tidak konsentrasi dalam mengikuti pelajaran. mereka melakukan aktivitas yang tidak mendukung proses pembelajaran, seperti mengobrol, bercanda dan mengerjakan pekerjaan pelajaran lain. Ada lima siswa yang berani mengemukakan pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dipahami, sedangkan siswa yang lain hanya diam, malu untuk bertanya, dan justru bertanya pada temannya sehingga suasana kelas menjadi kurang kondusif. Ada 30 siswa yang antusias dalam mengerjakan tugas, sedangkan siswa yang lain sedikit mengeluh saat mengerjakan tugas. Tujuh siswa tepat waktu dalam mengumpulkan tugas yang diberikan, sedangkan siswa yang lain tidak mengumpulkan tugas karena belum selesai. Dengan demikian, perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung sudah maksimal karena hanya sebagian siswa yang mengikuti pembelajaran tidak dengan sungguh-sungguh.

115 HASIL WAWANCAM Pewawancara Nara sumber Tempat 1. Peneliti Guru 2. Peneliti Guru 3. Peneliti Guru 4. Peneliti Guru Penulis Guru Bahasa dan Sastra lndonesia Ruang Kepala MTs. Miftahul Umam Jakarta Menurut lbu, bagaimana minat siswa dalam menulis? Menurut saya, siswa sangat berminat dalam menulis, hal initerlihat ketika mereka diberi tugas untuk menulis, mereka senang dan sangat antusias. Bagaimana minat siswa dalam membaca? Minat siawa dalam membaca cukup baik, mereka selalu mengisiwaktu luang untuk membaca baik di kelas maupun di perpustakaan. Bagaimana lbu menerangkan kalimat efektif kepada siswa? saya menerangkan kalimat efektif kepada siswa, pertama mejelaskan pengertian darikalimat efektil selanjutnya memberikan contoh kalimat yang tidak efektif, kemudian kalimat yang tidak efektif tersebut diubah menjadi kalimat yang efektif' Bagaimana lbu menjelaskan tentang karangan deskripsi? pertama menjelaskan pengertian karangan deskripsi, kemudian berijenis kan contoh karangan deskripsi. Setelah mereka melihat contoh karangan deskripsi, jelaskan bahwa karangan tersebut merupakan gambaran dari apa yang dilihat oleh seseorang, kemudian diuraikan 5. Peneliti dalam bentuktulisan. Media apa yang lbu gunakan ketika menjelskan tentang kalimat efektif dan karangan deskripsi? Guru 6. Peneliti Guru 7. Peneliti Guru 8. Peneliti Guru Selama ini, saya hanya menggunakan media yang ada di sekolah yaitu Papan tulis. Teks karangan deskripsi serta buku paket. Dalam satu kelas, berapa banyak siswa yang melakukan kesalahan ketika menulis karangan deskripsi dan kalimat yang efektif? Dalam satu kelas, siswa yang melakukan kesalahan dalam menulis karangan deskripsi dan' kalimat efektif sekitar 40 % Apakah lbu merasa kesulitan ketika menerangkan tentang kalimat efektif dan karangan deskripsi? Ya, kesulitan itu memang selalu ada pada setiap materi ajar, tetapi saya berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi kesulitan tersebut' Kendala apa yang lbu hadapi ketika mengajar di kelas, dan bagaimana Cara ibu mengatasinya? Kendala yang saya hadapiyaitu tidak semua siswa dapat mengikuti Pelajaran dengan baik, agar semua aktif dalam kegiatan tersebut, saya menggunakan belajar kelompok (diskusi) dan pemberian tugas'

116 Nan-a. Ahisada gu,f _ ttr,u4, 8.t A D usolu^ Jn4J /rtdoh la^ gagaha fing Purua-, dan lndo.h.teraapot gaogat A4nJ me.mb*ttap i"!,f^\ U4"Lf *1i,,/)-_rtlz (uag *::AW*,ty*^P1^r^?,,: l:r::g asi J{1g -rlna"urn )bsa.arahatm a?a.n Sun uj.(g.ll ><F<l'Ct 4.1 llqb "Le'L{l vt lvl-lqlll A, b*y, rnembua* p<*ta.ud.ul V44q L'-k;!d^ {,*ny j ru",. atkan d.qat " g{u-wlot da d^- S.btar R -. fenand.o<-?^n /^- fus^ e<%4tuh lnd.ah, ftt!,mbuaf *wnora?4-?y-@my^d ru^*y!'o'3 u*3 ry ^ry{e'' il *# ffltr -etr *- Anlat =f gun 4a$7 ktfh*(# l*egn,/a+ano r^..^^?"t:g^ "a bce-r,fr"ahafu-nua tah*an hannro t"f., tercltnuot rnnh*-r-n.' ;I* --:*7t-.al :?&^!,ln 41c,qa-vv1- e-r, fi"o t#,f h,':rlp,gr byr_u-,rrurr yq(rq ha,. b" ta?,:_&a t a p kaa fora atatt i t4c* temqo c, A p4,t1- -tan,,rl!rrr^-rar^at*urnir*.^ tlart,j fu;;" -b,,4 p"d^on g*y olq U &t '*?oh wyot-ae*ffiw $-d<-v'a,waan {.J q. keh3tsav,, lrc{aawqryr f-ww{@mna-e a&a 94a'al1 'lnrla/''

117 >* Andjni I'teavnot tt"k* B 8.t Setrotoh ln[atnngo nlouw?q[n*gr^ lvltt..nn f FlrhuL qm a^rl Pagunun 3".z. Aar;, q o.,t-a l*1 9elutr dd" atavn. A Lcr,,,t 3^\1. vay, i::y:.,:,?:^!yx&',,nan6a161ta lo.r.n, l.y,jbulrlnan atla^ n trttr Song rnclcrtn r Sqa{cnna yong ry$*-{.3 b.l}:. f*ra q-.t z,.,i qacwq *u h-.tiv'rta3 qlo"u'r, nn.bt^r,.,-, \rqt"f \payaaa tjrd.o. " QWgalg y)eatt.,a,.,,a4.. /)r wu pohrrnar^ u*e, _ r kr*,^ T-* ol**h**b;ql1rq h^;d#erx"-ffi_ r)-"*rvrw avv-rax saullal,1 un"*,u*ffi vno-mb<raf fi,u1al,to p.rsurlunl l. *; ww;: c-tt"v dt-o'tt ar^ -[<^"r+. rd^u -, [:- A^^ ala.,^ *airdc.r.k,r ryzrj^\^&^t g T^lt 6-,,o, AU^l^^{ ILA,^ / d"ryr^^ t;rff^ ^tr,tfunt^-r. Wlara^,gat* L luto,lnunutan e- \t-oyq^&^r^n,14* ]ky - ^! pesunw4an'

118 Dam,< ke/4 : 4^rzoL D $. / fan3gal :3 hfrr-( 2ot rl Oar"j 9or',ib" {ctr"tnrh rwmlklt ber-a-dt, di h-at/, sah./t. th; fu^y,1,!*3 sa*jat L^d"L, b*tgot rru,\;,xp* O{rt_ trruon 7uiur3 ta.glt c/cgo 9 *tai^ sa*' n3o " ^d*/"h t*gata rn, uar'r+ L-a-fz-a r,* J;,n'til#it* rryt X:il* ^"W q d-- u.a"h tfu ba"nglo"tl nq mlmqn t hou4 Izb(rt UrytslL*her,l^ri^ d,r- k-/t-t*ar ynru mlre-ha YTl0n ro,,lw x_:.,,ttkaa 37 rn-ongelgal# bw a se^fu; Untu(tt btta.",,nu n wuunlnq^ Vu\"roryo^ [, lefaduq*a d. \t 4e?ad^R^,^@"^ S#fi^Irfi-J" 3' Itx-yaduad,rc a@/,t ggn4a.t'^ knbu bq 4atq brntitur.

119 Nh'^q,ptrms Kqrlts,fi Aprfi- 2OH Zuon Nto,c Gros,g.L g T)n owu^.. Dsaxrt, desa gong rnosth ler&gq t(easrtc{nngo%oroh - Sa*uh cfrlnono-rnancl, Furnqhku dt desc bersebe-tahon 4r,;:r:::::--r -,!.4. + c9m nnqtr trrg[ "9:-41. -,... -, '*-'.- --"..._ de- " [9n9*&g "E"a =q,qg! *aggh *mgpgn-g511y rrernpuagq r barua k rnonsqo+ Con+oh nya ufttuk_ rnonc t, lnencuq?g&fm = I _Qe-tor.'o*ng" [glg"9_c_l p-1n] ru t"!sh_ - rg dl 1,.,, D, &sakl Juga let^dafb+ Otn *erjua Uang ndoh dcrn rrenqulan *e.&wl dr _sehe,loh H,PnJa^ % hgrr r!tnggu.tlor9o ttb61, rn- fnorn dr s tt+or- ary^ Uong orr -leryunnlu fun *dot *er: Jauh denr (krnuktrnon ug-g_q, f_gdluxtgg_-dery9n mudah -tnfg! melrhot all**, {$g {er161u eansa* ereb+r.*l r{b-grq3' -Lqgn hngkun@4 glt+on1{e+o ' -!-ugt* Y?119 EgrJq bak+r rrc.rbestht<or$ &n"botgl $ng boneop -lerdarz+ d1: c. flennts{hq-ttqn IS@gl f,ernbo&saf.ul,kcrren61 &mlu dtteqf+r SungOr.rnetthat keo&on {on d1rlltlkon lacrenq keneduftan ctlorgq rogor uorgq arnoh dan fembolqn hlu, FqIg..'Sro*nq d, cfesafcu r ffiung-fct n *ldolc SerciH -{qllulu, 4er:odlrPpl!-Je-19I ng1gq-11glqlp Oct bgnvgt k^rbohol Ygns *lcef- dj-{qlp49n'lqe! buh+, foton "9-qt49 bl$ dt 9u1q&onlpn! &n lqltgat be'" bens-kd^.nu-fs-qn {onoh!rcrn9 mudoh J-o-Qso,r :: lggrno* 9qo+ rrejet'uoh I t" k(s pa&auo^n 3 Vrtale,n^at L'tA *> W^arp4r tb..> [r-bs' so'

120 Wtttw 3't*1^ ='i)*,^, B.{ Wu,lrundat r boil^b-*,l* fu*e ItMn t, n, 0a 1lpn r. u t, rtll-* W b-nal" u *o, *, * hwt-%aur felal; ffiat"a ' W wo"{qq**9,,rlt r"+ Tou^* 44, WrNrr ilr"^ Pry, fura- Ua!* i gcu^etl e; I Anl*, {:-- &^^"',, 6 ),o +^-l^r* Vd*,+ --*** l&j. {argan ''i.k [s-hen*^&ael 3" ltxlewwar-a*t 3.r ;) Vqoe'ru"

121 t Atfl,yylrr (,.t + -bwggal ' Erni ktgtlorro-a,l. 8.t r3 l-zoq?ry, tfun ft l^*i g' De'n &^t*a r*" U-r**W ta*"^lp *t,,.1. *,Jr"E^^b,m rl^4 d Mi" ba^r, dl,,. U^ I-Ll, tils*-rrrr Hr? t-l"f A'fir. y.r^ l*orr.* *r-,a,,/l )"^hil^, (IrrLlnaJ. 7g,r,^11-aa,r, h4u Arv, W^t,@ &-1^,-- a.,r^r,l* w_l_tur,-l^-- *^$",L yffi?^k. M.dL Y^t Wt-a*rloau.:^ VdLaLall- u"{^i^ D^ UO; A- U-0j aa-" Wu"* ;r^l "r"j^ g"pr,,^* &a^ p ad,*- u^ll-t^ Y-^*^ k" S^r."1" i^-" ry ga^-^o* 'tt*)*lqil- hiltl^ *r"t ybk Q>"iuL\p A*'0"0 *Jbil b.,r-9"fr^l--,i^. HaH; d"^^ll be*lak^ p"^r^f^ "\!n"l^ (O'tt" W*{r-ba.{-t AA^ k ^*fq+ n^!^yg^a-1";t,lacttrt a*.^r.ht lerl,)^ tfr/ -"!^4CD,.A^'" Jie^ W*W"^,X,^ a,*^i, W"^* w11* W,V4" M mou^a-a,+a*x h(r^ vndrf,.lrj1r^^ *^;r"* ry* \^,fi^& t, Au.&-il,. rr"t^ cei^.r^^u11-."^q^t ta^r- Y";-X)-u^-K, tcprl{r-tt^^. *,t)^^r ww.ryy-,-#1$ S, at,l "&*Jturih^r ffi W &:i4 kffi Wu v^*;y h"'r""'^"1" btr pflw^ P.f: -ry\0,rr,-.e'f^{-^ [,f1 a)u^ a*e,.1ou"-;^+ltu^;u^^j -r W* _]fy* a"t",{"/r. W,,, -9ff?,T tr^t Wrv>ilf ry r*^r)rj,,^:--a4^^p* \r^v* larrr*t- lr* K*^t bf* h,&o-h ^h-, l- PaPp^ &o^o^ a, lroj+aww@yl v^ojla^,. e-^fl* &**K

122 \t)"* ={o,a; Ata.rl haz I/rt*, =8 I Q}J,oh{',t[S l'{ir.l"t'ul {onsgl'3 0Pril q-otq Urq, t Suosqnq?r+desqan ccroh, sqya &rqclq 6oh bgo., rnerghirup tr urdub wnlawoli eoii lht. ini!fa"." &g-ar *(-rti4yo( hal Targt,qlo\n (Aernbariu qn+ctnq da,lqn 6 inans Rgigg ^a^npaccl '[ar(ih.t'[ 9o*r.,h gfrs hiyu r Szgunugqn 9919 {i49gi Lrsi+u <}l*s dari bsauhan Pardesctarr inl*{1*d*n vqaq-lelilu &mal, hid tzrqso an!}t upq 'b rsaurok u i O Brqilu ind'ch, bu9'flrv10-r'tctwcrh fq/44-o1 dl [can hon l,.d*a efaah *M^ tbim**[:b*rrh*n T-q lig6[e,[i(inor u.rb.* *"ndqr.g:*9.g. 1rry4 394gqC-CI,q.nt '*E boqadsji_ pardg*_?n S!r--&"jiju'^ Songt{ ttnggi 4tggi soperli {idqa mo igryr{.i ini, fugupu ngan P49 son$t* rnqu ' mfrun{"1. ih* snf+q rnemver lndq} dqn tnwnpercan.l.; lc Wrdoyon \ni. derasng J --"J-! a.fllurg^(,r -5,ryg"i $ql1-9 ' r ler:rirrr dqrl +"_q*u" llrerr)-''rr bagtlu a[g rneng.t\lr garrc'vaih guarot a'ty- g^g rnerntt{'d iun;^b,rllqn h*.h Jqn, -lcrnpa di,91l93tl *l-lrltn919.t o\ch rnofqsc\ tgornan grrorror, guctrcr. cl+qu l"ahbqn Jcnang hirrg*r-bl4gay-* p.l-"+<-&. rind'tne pot.rei Udana. %pohon"n yo49.rny\?ung urta mtlttrr d, d*nlr^. ini fidol rusqt^ aqcur Sc'r.q -J ttrtndo_\^cun ':-- -,,r_,rl-*-,.,rin' tut, wo.1ib YYULTAJ'{3r{! mlra$icubnqq 8o^ luta L.daf,,f^'Pl Calr^ ffii ffio*#r-jt, 3*:yo8 [,],q,g. a' Atral" &r't

123 ?.s, lfurw^ MdQant lldl^,= G,T gah {&elek. W. lra7+rlu /- M Uryan- (^buto^ d; P^a^ tt.u,l otablratz s"d*h-rr-lr; fut'l@lrl fu\*= wryl:tq,w{-*f*^ orry':*- o.<gjv7r" k"tt^ tuda0" bn+mk L*ro Wrcan/^ m^s,n hkl rulb; ran4 kll$ I Ua t-,qnr,4a,t^ l*)"rt to"&, f h m-*,@fu ^aroh;.,'hotxp^do,.nan 2,)WVadua'a ltp{{n,ma,ta,^ "i.w^rol&h,^ 6.WqrnM*N elr,t-u. 72,$^",aafrn a aaau, /a.^ ltvlnexwu^ - n "rr^ - Y wt"a ksua't (r!.jaa' Lt"Lrt"n k-re^"*-q I &r {+""p"r"'""t'yry 1ru"',ro qlk*gryfl b4uaav a*'r'^ nnnt- r,.*' ba['*^ Itfi*z^o lob)rtpru^atq-4 qzrot nsy'ul - t&o% /m-ca-llgol ^

124 lfk' No^o. Relo"" " tfr, karis, 39"L i, a1ril,2o 1 $Aat, D'1TS bl if tahul urnqm?e*njrnnun 2nru Abq WX^bn nenapabi *"ol, pbv pun ftla*il Asri in;. jahno", in; r6en1l*up udorq yoj ylalonon u nenxinlattan bta gada bonpnry ffn3 *dr Lrt ber\&s Alrq wragb"lt 4nqin,on, ne*hc^lut olirit,. *iu1, don flenerwgbon Bl",^nbu. Abq brg"tr^ yq lswafi jenlntwt U"^9 Aonya ini ftn -1+daSnt S*g",@, nlaih nno's,ia Torkl,rl Bersll, Ar^ frrk t il^ifi" Grq ig u*^"g ful.,n hony, ud, iln, rhlrbo" frdq k*b,g - hrp]"o"1 don koat d, prg6ir Sr,mlai lfrzelut. Ab^^ a+*,' *i*4 rn'li6t fran; Yda 3",r,b7"h?.*donj "ltis")uf Yley.h,5"t **ol )en1an ber sebrtaf b,rasqnq y,on g sqaq Walau pun ltena,dwy^",)t Adiho t amb- anqb J"nl D",.^ Asjibnyo ftfiryfie tdq vrlild Lah" nqzbq rxt1 pu^j4i b,hn. frua -.amb yoa b"r;w,n /umpu, iln p"^n,boun l$ Sedrlty l'erinair L..rnpur. Wfu; 'fiekba pun,. km;n d; raml,; *oj petaat bontaa hbq 'Ter*ngum nel,,arl ffnarfurnlan /rcs+lv1 fhsin rqsor^)q Abe tb'4+ krnotn dra^q merebs- -f.h?; norytnyt A&q aljdk rne\uru@.n Arrqflu,k^b^li?f1 Janfr Ab" frb.a }-17nlan unt tl- $eli!"qt brddain *[r(ar, sanbil t4enib na$ pnanda$an *h'ior, Ab%{ krialan,r ri^ gr,rbtr& a{au )q^1 *r:^g,t' s"\ 9o*unWbu?rn memrntot irin )e-noan tbq De4qni aqr becistlrql^qt di Sint ' A"a Moovtba*o ^hrotb, rcnc^g lssteto;l donyn Agrn *t"l; Ad'T gamat*gan d.; Lotq arolb, W ^ Ja"1 tnnybnya ptus; dan lain-lq;^ gong ldab by u ALq s.tbot ffij" Yy bo:tiu? k btstng, Fht, epqt. kartpun.sornq3,n Soro fi.bferaco,uqbtlt Beylan kx;tu -p"l"n1 A *^yn fo,n1un,dq,n- Se?+ro L, rrnoi lrud"bu conlrl l,lenlc na{i?.matfuryaan diy, ini d: dor, hri.,> 3" \Lcu-nnor^"' 14

125 = tndatn pt+rcgani N&wto.. \t!.las 8. 1 {Vtrs. U^61il^ 3 mtft-lilrl ft?."0 LDu L"7?'\ q./ wilr"a'\ Wlrelrtpttrltn F.Vecortw6ak\ 6 Wqara\z\a'vt Drr*u Osrno. rnolqharr L{onq bensrnan denqan cenoh Fernbusan seju&, rnenq qu/al _+ig*at*i*h "ls yqlg kterel-d*g:. m.ffi *n:i ygtgg J}efl!3svJg31r3 :z- q:?g.*s* &ng "U*" J*, strcla\- q,9:r*gl-u-:ter##bterq &^q -".,sji***.** serq una *JE%- n.y"" LTg-iy nremborarq Totnurnarl mengat ha"r thete&o delgan nerq ba hla- a'bktt L' a?' 9 'et-{ H*j. 1 :-Pb..:Me}e&o t dc n - *culapnja' Hornp.an Saruoh &n peohonaq Ler$enbg Sn n3tg rnqbq weutab. B* pelonr gary beggon rhetecoabt BDgo'g berrnorn Lunptrr dr menoauro; ho"r scrt4)ah,chn murrd-rnuntc/- baro\ 6erLthol tersengu"n &n sudah qap^ - &rhhab. rron rrencucl ccrlclaq dt '"'"*-ll--*e borua de4gon me{bunalton a'r ^ f'le.ero rrencuc( l?rkoroq gg19 monh kerl e*u dmgt &n goreort ;Prnrl^1 3qr! tnn tcectl dtbt*6be.rnon arr &n-meng osre- ctst dfo* tb-u.;1bglgfrg*1 baft reka rnoro tr kepfllg ttu cbn nr tbd rrereaa }e.oth onoe-onap fnenekq gag berstul suqrq bunrlg-bo^utg - J goqqatkxh.duot lndaf"\ Uag erob.rn:*u" bqgttugpmlctaq',i*19"^13f bemr'l*rw mr '^'., K)( '' baht'q ksqn -tercb4gqr &n ':".-:, cfes :_ -'. d*ngat't'%ngattoh un6ue be^o9 deeq ga'lg ao",o, d,n dlp$ )bat{'ot mernmq'q, r+t)dctrl 6runJ- hrdop bohogu. ors^9tf19 btrygql dtbernlab ]Go?on^

126 fl ampc LononS RLlrs d.r fw. Panurqua.s fy)t f tc-,lnul vma)4^ Suo&nq d'(' fcluauajon W1w'u!fu &"^'tr<l fu1w nq/4 t'"'^*q t p'u{"r'. ShW m/' u{ara' =Jr' 1epc4t%q 4' W\ \qq$rrtq 'I' t",r^rtd \wk, 4'' ry d.,*..l''" i* Iu lsnl' ^Y^' Jrbo &ic*j, o'*-t Potran J@'14 laruau^^a't,7 r L",t*i m la m V"^'h; H.1,o., 'furttbu* v14t'l'\-ot't'n't*h l^r"t"*" e\ qyw +-0 'G'U& V+' on '( q;4 J"'Ty t<aa"-' tnt/l^;wtr 4 ' fu*" t* vnt tor1 d*! \ar/li,t^ 6at'arr* Polnta - C- L-,p 0.-?4) L"V' tu*t<* t< bty-,oatqa fu^^1,rx *A'"L - Xrb' Lu''clfr'\ vdd4/\ tq +qr-?.* hy L, dan^ n o, h 4aald -1-' tn'{ah PL(@ tcl'' tt i t' *' vr *J^U Wtt v,a t-,tr bqbq Wh'q W'< n'r ita'l JaaLl q.ro b''^ v'*a hnfu?' fr^l U'6 o /a*, h' &t*,,'.3 P*tn' k re'v</ {tu'^?/"4 &.r4/>l- &an4 f. rt Ac,ryQu-ru( pf*4d+da7c4 Sa.r,rr*6r',., t b,., hret-, 44*,tr, t"-n-4 - u\ P* Yr,:;'r="wJ.#;Y:*^ a;;v"t,tyhihr aian w3 *!fur* %o Y: h'v?*^'q(, oii^ r-3 e,r,^,i ai d/* [a.q4?t?q 4'' a/ar.t*1 v f,dod % aptrfi' "-*try e*.?1 ea^*/arr( otttt' l*7'.ry*n 4'6irn,, P"/^ I e4 -$44? ru@arui*i "+t'+dt l. WhPu^atara d,er4< k4_."1.

127 kotre,g opfi\,2o14 No*o=l'1 \L\-larq kho+ou \tntos =VS 9 e,.lah'! \t9. I\iprqhu & ur4an4 r Diamhbu O Dia,uahbu La rrflo k * e( AoPa) Qof doaqi rvta a vr AAa Jar4u, Ruan0 he l or&nllo MahVca "loosor' Digonalo;?olo,+e+aH Nhlam 4on9 injal" --=..- iaefh h AeVitqn Lh hffiru qgeridr(ehol; pul tt tenjd lrmula; uen\ l, L<+oD,LeLol,, ifr n " lwl*o"g^^ y.> bw? ad a,nan 9tr*t't'^'r e) 7-, tue4am4,4' 'V-slr>gtg en

128

129

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan KALIMAT EFEKTIF Kalimat Efektif Kalimat Efektif adalah kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Kalimat efektif memiliki kemampuan

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF. Karina Jayanti

KALIMAT EFEKTIF. Karina Jayanti KALIMAT EFEKTIF Karina Jayanti DEFINISI KALIMAT EFEKTIF kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Syarat-syarat Kalimat efektif

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM 10080234 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

Pengertian Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efektif MENULIS EFEKTIF Pengertian Kalimat Efektif Kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. 1 Syarat-syarat secara tepat mewakili

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia / MKPK 202 2SKS Deskripsi Singkat : Bahasa Indonesia menjadi salah satu instrumen pengembangan

Lebih terperinci

Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam

Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam kalimat berstruktur yang dibentuk oleh unsur subyek, predikat

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Kalimat Efektif. Sri Rahayu Handayani, SPd. MM. 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Kalimat Efektif. Sri Rahayu Handayani, SPd. MM. 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi Modul ke: 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis BAHASA INDONESIA Kalimat Efektif Sri Rahayu Handayani, SPd. MM Program Studi Akuntansi Kalimat Efektif kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pembicara/penulis

Lebih terperinci

Ilmu Komunikasi Sistem Komunikasi

Ilmu Komunikasi Sistem Komunikasi Bahasa Indonesia UMB Modul ke: Kalimat Efektif Fakultas Ilmu Komunikasi Kundari, S.Pd, M.Pd. Program Studi Sistem Komunikasi www.mercubuana.ac.id Standar Kompetensi : Pembaca dapat memahami dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi kepada orang lain. Kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa bisa berlangsung secara efektif

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : Bahasa Indonesia Kode Mata : DU 23111 Jurusan / Jenjang : D3 TEKNIK KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa

Lebih terperinci

Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF

Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF 1. Materi Kalimat Efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, ide, dan keinginan kepada orang lain. Bahasa juga merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom.

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Untuk STIKOM Bandung Tahun 2011-2012 Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Jadi, bila tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar pelajar

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF PADA AMANAT UPACARA GURU SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF PADA AMANAT UPACARA GURU SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF PADA AMANAT UPACARA GURU SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL KARMILA NIM 110388201058 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA PENELITIAN MINI MAHASISWA

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA PENELITIAN MINI MAHASISWA ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA PENELITIAN MINI MAHASISWA Eti Ramaniyar Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Pontianak, Jalan

Lebih terperinci

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X Oleh Linda Permasih Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. email: linda.permasih99@gmail.com Abstrac

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami Kalimat Efektif Kalimat Efektif Kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pembicara/penulis secara tepat, sehingga mudah dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. 1 Kesepadanan Struktur, 2 Keparalelan

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh FARINA DWI ASMARANI NIM

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh FARINA DWI ASMARANI NIM ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh FARINA DWI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel E-Jurnal Oleh DHARUL NIM 100388201252 PRODI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan 18 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa. Kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran wajib yang telah ditetapkan di setiap jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan

Lebih terperinci

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat Jurnal Pesona, Volume 3 No. 2, (2017), 156-162 ISSN Cetak : 2356-2080 ISSN Online : 2356-2072 DOI: https://doi.org/ 10.26638/jp.444.2080 Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun-temurun. Menyusun suatu gagasan menjadi rangkaian bahasa tulis yang teratur,

Lebih terperinci

KORELASI PENGUASAAN STRUKTUR KALIMAT DENGAN KEMAMPUAN MENGARANG NARASI SISWA KELAS X SMA BUDI MULIA CILEDUG. Evawani Elisa

KORELASI PENGUASAAN STRUKTUR KALIMAT DENGAN KEMAMPUAN MENGARANG NARASI SISWA KELAS X SMA BUDI MULIA CILEDUG. Evawani Elisa KORELASI PENGUASAAN STRUKTUR KALIMAT DENGAN KEMAMPUAN MENGARANG NARASI SISWA KELAS X SMA BUDI MULIA CILEDUG Evawani Elisa Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP- UHAMKA Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG Oleh: Mira Handriyani, Harris Effendi Thahar, Andria Catri Tamsin Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali. Walaupun tempatnya berada di tengah pedesaan, tetapi kualitasnya tidak jauh berbeda dengan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Anggota Kelompok A.Khoirul N. Khoirunnisa M. J. Fida Adib Musta in Sub Pokok Bahasan EYD DIKSI KEILMUAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting dimiliki seseorang. Menulis sendiri bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Artikel, esai, laporan,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG 218 KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG Suci Rahmadani 1, Suhartono 2, dan M. Arifin 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Nana Suriyana NIM 090388201211

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Kalimat Efektif dalam Teks Eksposisi Berdasarkan Kurikulum 2013 SMA/SMK Kelas X 2.1.1 Kompetensi Inti Pengembangan

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Ibu Suprihatiningsih

KALIMAT EFEKTIF. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Ibu Suprihatiningsih KALIMAT EFEKTIF Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Ibu Suprihatiningsih Disusun Oleh : Mukoyimah (1601016060) Laila Shoimatu N. R. (1601016061) Laeli Uzlifa

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN KALIMAT DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII MTs HIDAYATUL MUSLIHIN 2011/2012. Oleh

KEEFEKTIFAN KALIMAT DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII MTs HIDAYATUL MUSLIHIN 2011/2012. Oleh KEEFEKTIFAN KALIMAT DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII MTs HIDAYATUL MUSLIHIN 2011/2012 Oleh Sekar Wulandari Kahfie Nazaruddin Eka Sofia Agustina Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga memiliki peranan yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki peran sangat penting untuk diajarkan dalam kehidupan manusia. Dengan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Herman dan Nur Indah FKIP Universitas Jambi ABSTRACK Artikel ini memberikan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu bidang studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA. Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA. Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran 1. Pengantar Makalah ini merupakan salah satu upaya untuk membantu pemahaman mengenai kalimat dalam bahasa Indonesia, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Siti Sumarni (Sitisumarni27@gmail.com) Drs. Sanggup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia secara umum merupakan bahasa resmi negara Indonesia yang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting dalam dunia

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh JULIANA NIM

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh JULIANA NIM ANALISIS KEEFEKTIFAN KALIMAT KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG TAHUN AKADEMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis, hitung. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Nurul Fajarya Drs. Azhar Umar, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI PADANG Risa Marjuniati ), Marsis ), Hj. Syofiani ) ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ) Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

RISKI EKA AFRIANTI NIM

RISKI EKA AFRIANTI NIM ANALISIS KESALAHAN FRASE PADA KARANGAN NARASI MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI ARTIKEL E-JOURNAL diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dipahami oleh siswa sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak menarik, sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN RAGAM BAHASA BAKU PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 7 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

ANALISIS PENGGUNAAN RAGAM BAHASA BAKU PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 7 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN ANALISIS PENGGUNAAN RAGAM BAHASA BAKU PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 7 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh HANDICHA FAJAR ASMARA PUTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Pebrina Pakpahan A1B110064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia baik lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem lambang bunyi yang

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL TUTUT SAPUTRI NIM Oleh

ARTIKEL E-JOURNAL TUTUT SAPUTRI NIM Oleh KEMAMPUAN MENULIS SURAT PENGUMUMAN DENGAN MENGGUNAKAN KALIMAT EFEKTIF SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA HANG TUAH TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh TUTUT SAPUTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013 KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh FITRIANA AGUSTINA NIM 090388201105 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai

Lebih terperinci

Mencermati Kata, Kalimat dan Paragraf dalam Penulisan Ilmiah (part 2) By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep

Mencermati Kata, Kalimat dan Paragraf dalam Penulisan Ilmiah (part 2) By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep Mencermati Kata, Kalimat dan Paragraf dalam Penulisan Ilmiah (part 2) By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep Kalimat???? Kalimat Efektif??? KALIMAT EFEKTIF Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses penyampaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Membaca 1. Pengertian Membaca Membaca adalah satu dari empat aspek kemampuan bahasa pokok dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan (Tapubolon, 1990:5).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh. Mashuri NIM

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh. Mashuri NIM ANALISIS KESALAHAN TANDA BACA PADA KARANGAN NARASI MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG TAHUN AKADEMIK 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Mashuri NIM

Lebih terperinci

PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK

PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK 1 PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK Nofriani 1, Abdul Razak 2, Charlina 3 riaa111194@gmail.com Hp: 082173887766, encikabdulrazak25@gmail.com, charlinahadi@yahoo.com

Lebih terperinci

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2013

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2013 KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA SMP NUSANTARA BANDAR LAMPUNG Oleh Ari Mahendra 1 Nurlaksana Eko Rusminto 2 Eka Sofia Agustina 3 Abstract The problem in this research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI 1. Pendahuluan Bahasa

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo

Jurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Eksposisi Menggunakan Media Berita dalam Koran Siswa Kelas X Nautika B SMK Pelayaran Samudera Nusantara Utama Palopo Darmawati (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu gabungan huruf, kata, dan kalimat yang menghasilkan suatu tuturan atau ungkapan secara terpadu sehingga dapat dimengerti dan digunakan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS RESENSI NOVEL KARYA GOL A. GONG SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KETERAMPILAN MENULIS RESENSI NOVEL KARYA GOL A. GONG SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KETERAMPILAN MENULIS RESENSI NOVEL KARYA GOL A. GONG SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Zulfitrian NIM 100388201103 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR Enung Siti Nurjanah, Aan Kusdiana, Seni Apriliya Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI Oleh: Yesi Hebroni 1, Abdurahman 2, Ellya Ratna 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai dalam mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X SMK TARUNA BHAKTI MALANG TAHUN AJARAN 2008/2009. Oleh: Rovimiyanti SMK Taruna Bhakti Malang.

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X SMK TARUNA BHAKTI MALANG TAHUN AJARAN 2008/2009. Oleh: Rovimiyanti SMK Taruna Bhakti Malang. KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X SMK TARUNA BHAKTI MALANG TAHUN AJARAN 2008/2009 Oleh: Rovimiyanti SMK Taruna Bhakti Malang Abstrak Penelitian ini merupakan hasil penelaahan deskriptif analisis

Lebih terperinci

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh HINDUN NIM 090388201139

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keydwords: Writing skills, effective sentences, the research proposal

ABSTRACT. Keydwords: Writing skills, effective sentences, the research proposal KEEFEKTIFAN KALIMAT PADA PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN MAHASISWA ANGKATAN 2010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS BUNG HATTA 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 BINTAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 BINTAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 BINTAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh LINDA ROSITA NIM 090388201179 JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013 ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 merupakan suatu bentuk pembelajaran yang berbasis teks. Pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks ini menjadikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi, untuk menyampaikan pesan dari sesorang kepada orang lain, atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menyangkut bahasa yang digunakan oleh warga negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar warga, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci