PANDUAN PENDIDIKAN PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PANDUAN PENDIDIKAN PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA"

Transkripsi

1 PANDUAN PENDIDIKAN PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN Pendidikan Doktor Ilmu Hukum Universitas Airlangga dimulai pada Tahun 1976 dengan mendapat biaya dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui proyek Tim Manajemen Program Doktor (TMPD). Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor A.II.2883/Rektor/25a/UA/1979, tanggal 16 Maret 1979, Penyelenggaraan Program Administrasi Program Pendidikan Pascasarjana Universitas Airlangga dilakukan oleh Koordinator Program Pendidikan Pascasarjana Universitas Airlangga dibawah tanggung jawab Pembantu Rektor I (Bidang Akademik). Kegiatan akademik dilaksanakan oleh Ketua Program Pendidikan Pascasarjana atau Pimpinan di setiap Fakultas yang bersangkutan. Pada tahap ini cukup banyak peserta yang menyelesaikan program dan berhasil menyandang gelar Doktor Ilmu Hukum. Selain itu dijalin kerjasama dengan Belanda untuk mengikuti Sandwich Programme di Belanda dengan beasiswa Program Doktor yang dikelola Nederlandsche Stichting voor Juridisce Samenwerking tussen Indonesia en Nederland. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1982 tentang Susunan Organisasi Universitas Airlangga dan Surat Keputusan Rektor Universitas Airlangga Nomor 8897/PT.03.6/0/1982 tanggal 19 Oktober 1982 tentang Penetapan Pejabat Dekan Fakultas Pascasarjana Universitas Airlangga, maka pengelolaan program pendidikan Doktor dialihkan secara bertahap kepada Pejabat Dekan Fakultas Pascasarjana Universitas Airlangga dan diarahkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1980 tentang Pokok-Pokok Organisasi Universitas atau Institut Negeri. Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 23497/C/I./1983 tentang Pengangkatan Dekan Fakultas Pascasarjana Universitas Airlangga, tanggal 10 Maret 1983 mulai tanggal 1 April 1983 administrasi Program Doktor Pendidikan Pascasarjana sepenuhnya dikelola oleh Fakultas Pascasarjana, sehingga dapat dinyatakan sebagai tahun Program Studi mulai disenggarakan. Pendidikan Pascasarjana dengan program 1

2 TMPD tahun merupakan program tidak terjadwal. Sejak tahun 1983 dimulai program terjadwal dengan kurikulum dan jadwal akademik. Sebagai dasar hukum pengembangan dan penyelenggaraan Pendidikan Program Doktor diberlakukan SK Nomor 1443/PT.03.1/O/1984, tanggal 8 Maret Kemudian, sejak tahun 1987 berlaku SK.Mendikbud Nomor 0207/U/1987 tentang Pelaksanaan Pendidikan Doktor di Perguruan Tinggi. Berdasarkan Keputusan Dekan Fakultas Pascasarjana Universitas Airlangga Nomor 26212/PT.03.H 4.FPS/1/1988 tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan Program Doktor tanggal 1 September 1988, Pendidikan Program Doktor mulai ditata lebih seksama dengan mempersiapkan susunan kurikulum sesuai dengan masing-masing bidang ilmu yang ada termasuk bidang ilmu hukum. Lebih lanjut, penataan diatur dengan Keputusan Mendikbud Nomor 0311/O/1991 tentang Penutupan Fakultas Pascasarjana di Lingkungan Universitas dan Institut Negeri. Dengan berlakunya Keputusan Mendikbud Nomor 053/U/1993 tentang Pelaksanaan Pendidikan Doktor di Perguruan Tinggi, maka susunan kurikulum Program Studi Ilmu Hukum disempurnakan disertai penataan berbagai aspek kegiatan akademik dan diharapkan mampu memacu Peserta Didik untuk menyelesaikan studinya dalam batas waktu yang ditetapkan. Keabsahan Program Studi dikokohkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud Nomor 593/DIKTI/Kep./1993 tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Program Doktor (Lampiran A.1) dan Keputusan Mendiknas RI Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. Kegiatan akademik Program Studi Ilmu Hukum selama ini mengacu kepada Keputusan Rektor Universitas Airlangga No. 7844/J03/PP/2008 tentang Peraturan Pendidikan Program Doktor Program Pascasarjana Universitas Airlangga yang dilengkapi dengan Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum dan Silabus Program Doktor Program Studi Ilmu Hukum tahun 2007/2008. Pada Tahun 2009 pengelolaan penyelenggaraan pendidikan Program Doktor dialihkelolakan ke Fakultas Hukum berdasarkan Keputusan Rektor Nomor 1289/H3/KR/2009 tentang Pelimpahan Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan Program Doktor Ilmu Hukum dari Program Pasacasarjana ke Fakultas Hukum Universitas Airlangga dengan batasan terhadap penjaminan mutu dan Beasiswa Program Pascasarjana (BPPS) masih ditangani oleh Program Pascasarjana. Untuk mengatasi kekosongan hukum di bidang kurikulum, sambil 2

3 menunggu pengukuhan kurikulum oleh Rektor, maka sejak Tanggal 17 September 2009 diberlakukan kurikulum berdasarkan Peraturan Dekan No. 271.A/H3.J.3/KD/2009 Tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan Program Doktor Ilmu Hukum. Pada tahun 2012, diberlakukan Kurikulum 2012 dengan dikeluarkannya Peraturan Rektor Universitas Airlangga Nomor 9437/H3/KR/2012 tentang Penetapan Kurikulum Pada Program Studi Ilmu Hukum Jenjang Doktor pada Fakultas Hukum Universitas Airlanggga pada tanggal 30 Juli Pada tanggal 30 Mei tahun 2014, Rektor Universitas Airlangga mengeluarkan Peraturan Rektor Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pendidikan Universitas Airlangga. Kemudian disusul dikeluarkan Peraturan Rektor Universitas Airlangga Nomor 21 tahun 2014 tentang pedoman Pendidikan Program Doktor (S3) Universitas Airlangga, pada tanggal 30 Juni Berdasarkan kedua Peraturan Rektor tersebut, sambil menunggu Peraturan Rektor tentang pemberlakuan kurikulum Program Doktor (S3) Ilmu Hukum yang baru, maka dikeluarkan Peraturan Dekan Nomor 391/UN3.J3/2014 Tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan Program Doktor Ilmu Hukum. Peraturan Dekan Fakultas Hukum Universaitas Airlangga ini memberlakukan kurikulum sebagaimana dalam buku pedoman ini. Kurikulum ini berlaku untuk angkatan tahun 2014/2015. Sedangkan untuk angkatan sebelumnya tetap diberlakukan kurikukum sebelumnya yaitu kurikulum tahun 2012 Peraturan Rektor Universitas Airlangga Nomor 9437/H3/KR/2012 tentang Penetapan Kurikulum Pada Program Studi Ilmu Hukum Jenjang Doktor pada Fakultas Hukum Universitas Airlanggga pada tanggal 30 Juli BAB II KETENTUAN UMUM Dalam Buku Panduan ini yang dimasud dengan: 1. Program Doktor adalah program pendidikan strata 3 (S3) Ilmu Hukum yang ditujukan untuk memperoleh gelar Doktor Ilmu Hukum sebagai gelar akademik tertinggi. 2. Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas 16 (enam belas) sampai 19 (sembilan belas) minggu kuliah atau kegiatan terjadwal yang lain, berikut kegiatan iringannya, termasuk 2 (dua) sampai 3 (tiga) minggu kegiatan penilaian. 3

4 3. Sistem Kredir Smester (SKS) adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredir semester (SKS) untuk menyatakan beban studi Peserta Program, beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan program. 4. Satuan Kredit Smester selanjutnya disingkat SKS adalah satuan penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terstruktur per minggu sebanyak 1 (satu) jam/ tutorial perkuliahan atau 2 (dua) jam praktikum atau 4 (empat) jam kerja lapangan, dan 1 (satu) jam kegiatan terstruktur tidak terjadwal dan 1 (satu) jam kegiatan mandiri. Satu jam tatap muka setara dengan 50 (lima puluh) menit. 5. Kurikulum adalah sepersngkat rencana dan peraturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. 6. Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan ketrampilan tertentu. 7. Mata Kuliah Penunjang Disertasi (MKPD) adalah mata kuliah yang diperlukan oleh Calon Doktor untuk bahan pendalaman kajian Disertasi yang sedang diteliti dan digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah yang sedang diteliti untuk disertasi. 8. Mata Kuliah Pengembangan Keilmuan dan Keahliah (MKPKK) adalah mata kuliah di luar MKPD dan bersifat pilihan, yang diperlukan oleh Calon Doktor untuk bahan pendalaman kajian Disertasi yang sedang diteliti dan digunakan untuk lebih mempertajam keilmuan dan keahlian sesuai dengan masalah yang sedang diteliti untuk disertasi. 9. Kartu Rencana Studi (KRS) adalah kartu yang memuat rencana mata kuliah wajib danj pilihan yang yang akan diikuti oleh Peserta Program atau Calon Doktor. 10. Penelitian adalah kegiatan akademik taat kaidah yang menggunakan penalaran ilmiah dan memenuhi persyaratan metodologi disiplin ilmu yang bersangkutan. 11. Disertasi adalah tugas akhir hasil studi dan atau penelitian mendalam yang diakukan secara mandiri dan berisi sumbangan baru bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan atau menemukan jawaban baru bagi masalah-masalah yang sementara belum diketahui jawabannya atau mempertanyakan baru terhadap bagai hal yang dipandang telah mapan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang dilakukan oleh calon doktor di bawah bimbingan Promotr dan Kopromotor. 4

5 12. Dosen tetap adalah dosen tetap Universitas Airlangga yang memiliki NIDN, sebagai pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 13. Koordinator Program Studi (KPS) adalah tenaga akademik berjabatan Guru Besar dan Bergelar Doktor yang bertanggung jawab atas kurikulum, baku mutu pendidikan dan kelancaran proses belajar mengajar pada program studi. 14. Promotor adalah dosen tetap Universitas Airlangga, berpejabat Guru Besar/Profesor atau bergelar Doktor dengan Jabatan Lektor Kepala dan pernah sebagai penulis utama jurnal ilmiah internasional yang bereputasi, yang diberi tugas membimbing Calon Doktor dalam menyelesaikan studi. 15. Kopromotor adalah pendamping Promotor, berjabatan Guru Besar Emeritus atau Doktor dengan jabatan minimal Lektor, yang berasal dari dalam atau luar Universitas Airlangga, yang diberi tugas membimbing Calon Doktor dalam menyelesaikan studi. 16. Penasihat Akademik adalah dosen tetap Universitas Airlangga, berjabatan Guru Besar/Profesor atau gelar Doktor berjabatan minimal lektor dengan tugas dan tanggung jawab memberikan bimbingan kepada mahasiswa sampai penentuan promotor. 17. Konsultan adalah tenaga ahli di bidang keilmuan tertentu dan atau keterampilan khusus yang sangat diperlukan oleh mahasiswa untuk membantu perencanaan dan pelaksanaan disertasi dengan persetujuan promotor. 18. Peserta Program adalah mereka yang terdaftar dan mengikuti pendidikan Doktor di Fakultas Hukum Universitas Airlangga. 19. Calon Doktor adalah Peserta Program Doktor di Fakultas yang telah dinyatakan lulus ujian kualifikasi. 20. Promovendus adalah sebutan untuk Calon Doktor yang telah lulus ujian akhir tahap pertama (Ujian Tertutup). 21. Ujian Kualifikasi adalah ujian komprehensif untuk memperoleh status Calon Doktor. 22. Ujian Proposal adalah ujian naskah usulan penelitian disertasi. 23. Ujian Kelayakan adalah ujian naskah hasil penelitihan untuk dinilai kelayakannya sebagai disertasi. 24. Ujian Tertutup/Disertasi Tertutup (Tahap 1) adalah ujian naskah disertasi yang telah dinilai layak untuk dipromosikan sebagai promovendus. 5

6 25. Ujian Terbuka/Disertasi Terbuka (Tahap 2) adalah ujian penentu kelulusan promovendus menjadi dioktor setelah dinyatakan lulus Disertasi Tertutup (tahap1) dihadapan siding terbuka. 26. Proposal/usulan penelitian disertasi adalah kegiatan akademik yang direncanakan dan disusun menurut kaidah penelitian ilmiah agar dapat digunakan sebagai pedoman penelitian untuk disertasi. BAB III VISI, MISI, TUJUAN, KARAKTERISTIK DAN KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM II.1. Visi Menjadi pusat pendidikan Doktor Ilmu Hukum yang mandiri, inovatif, terkemuka di tingkat regional dan Internasional, pelopor dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan di bidang hukum, berdasarkan Moral dan Agama. II.2. Misi a. Menghasilkan lulusan Doktor Ilmu Hukum yang berilmu, memiliki kemampuan akademik tinggi, kreatif, dinamis, profesional dan berdaya saing tinggi. b. Menyelenggarakan penelitian hukum untuk menunjang pengembangan pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. c. Mendharmabaktikan keahlian dalam bidang hukum kepada masyarakat. d. Mengupayakan kemandirian dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui pengembangan kelembagaan manajemen yang berorientasi pada mutu dan kemampuan bersaing secara internasional. II.3. Tujuan Program Doktor Ilmu Hukum Program Doktor bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkualifikasi sebagai berikut: a. Mengembangkan konsep IPTEK baru di bidang hukum. b. Mengembangkan program penelitian dasar dan terapan di bidang Hukum. c. Mengembangkan pendekatan Interdisiplin. 6

7 II.5. Karakteristik Pendidikan Program Doktor Pendidikan Doktor berorientasi pada pencapaian dan pengendalian mutu (quality control) akademik yang tinggi, dan mempunyai landasan pengembangan instrumen proses pendidikan Doktor yang memiliki 3 (tiga) karakteristik utama, yaitu: a. Atribut lanjut (advanced) b. Atribut terfokus ( a discrete body of knowledge) c. Atribut kecendekiawanan ( kesujanaan = Scholarly ) II.4. Kompetensi Lulusan Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga mencakup proses yang menumbuhkembangkan afeksi sebagai berikut : a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan orisinal orang lain f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas. Lulusan Program Studi Pendidikan Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga mampu : 1. Mengembangkan pengetahuan baru di dalam bidang ilmu hukum atau praktik profesi hukum melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji 2. Memecahkan permasalahan di dalam bidang hukum melalui pendekatan inter, multi atau transdisipliner. 7

8 3. Mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset di bidang Ilmu Hukum yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat manusia agar mendapat pengakuan nasional maupun internasional BAB IV PENGELOLAAN PROGRAM III.1. Struktur Organisasi Program Doktor (1) Pengelolaan Program Doktor dilakukan oleh Pimpinan Fakultas. (2) Struktur organisasi Pimpinan Fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. Dekan; b. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan; c. Wakil Dekan Bidang Sumber Daya dan Keuangan; dan d. Wakil Dekan Bidang Kerjasama. Dalam melaksanakan fungsi pengelolaan Program Doktor, Pimpinan dibantu oleh Koordinator Program Studi (KPS) dan/atau unit lain yang ditetapkan oleh Rektor atas usul Dekan. III.2. Tugas dan Wewenang Pengelola Program Doktor A. Dekan (1) Dekan berwenang memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta membina Peserta Program, Dosen dan tenaga kependidikan. (2) Lingkup wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek akademik dan penandatanganan ijazah bersama Rektor. (3) Aspek akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi kurikulum, administrasi akademis, penyelenggaraan program studi, pengembangan program studi, dan penerbitan transkrip akademik. (4) Dalam menjalankan wewenangnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dekan wajib menyampaikan laporan pelaksanaan kepada Rektor. 8

9 B. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan (1) Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan bertugas membantu Dekan dalam memimpin Program Doktor dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pengembangan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepoada masyarakat dan sebagai pengendali pelaksanaan pendidikan Program Doktor. (2) Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan bertanggung jawab kepada Dekan. C. Wakil Dekan Bidang Sumber Daya dan Keuangan (1) Wakil Dekan Bidang Sumberdaya dan Keuangan bertugas membantu Dekan dalam memimpin Program Doktor dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dan pelayanan di bidang administrasi umum dan keuangan. (2) Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Wakil Dekan Bidang Sumber Daya dan Keuangan bertanggung jawab kepada Dekan. D. Wakil Dekan Bidang Kerjasama (1) Wakil Dekan Bidang Kerjasama bertugas membantu Dekan dalam memimpin Program Doktor dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kerjasama baik secara internal maupun eksternal demi kelancaran penyelenggaraan Program Doktor. (2) Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Wakil dekan Bidang Kerjasama bertanggung Jawab kepada Dekan. E. Koordinator Program Studi (KPS) (1) KPS bertugas sebagai koordinator dan pengendali pelaksanaan proses belajarmengajar. (2) Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPS bertanggung jawab kepada Dekan. 9

10 BAB V PENERIMAAN CALON PESERTA PROGRAM IV.1. Persyaratan Akademik Persyaratan akademik bagi calon Peserta Program Doktor Ilmu Hukum adalah: a. magister Ilmu Hukum dengan IPK lebih besar atau sama dengan 3,00 dari Program Studi yang terakreditasi; b. mempunyai karya tulis ilmiah hukum yang dipublikasikan lewat seminar/ majalah di bidang hukum; c. mempunyai konsep karya tulis ilmiah yang relevan dengan konsep rencana penelitian dalam rangka penulisan Disertasi; dan d. lulus ujian seleksi. IV.2. Persyaratan administratif 1. Calon Peserta Program wajib memenuhi persyaratan adminsitratif sebagai berikut: a. memperoleh izin atasan langsung bagi calon Peserta Program yang bekerja pada suatu instansi; b. memperoleh izin dari Rektor atau Pimpinan Institusi bagi calon Peserta Progran yang bekerja sebagai Dosen; c. mendapat rekomendasi dari atasan atau pakar di bidang Hukum yang menyatakan bahwa yang bersangkutan mempunyai kemampuan dan/atau integritas keilmuan serta mampu mengikuti Pendidikan Program Doktor; dan d. memiliki surat keterangan sehat yang diperoleh melalui tes kesehatan setelah calon Peserta Program lulus seleksi penerimaan. 2. Calon Peserta Program berkewarganegaraan asing wajib menempuh prosedur penerimaan sebagai berikut: a. menyerahkan formulir pendaftaran yang telah diisi dan ditandatangani serta lampiran yang dipersyaratkan. b. melamar langsung ke Universitas Airlangga; c. dengan pernyataan penerimaan dari Universitas Airlangga mengurus visa ke Kedutaan Besar Republik Indonesia di tempat asal ; 10

11 d. Atase Pendidikan dan Kebudayaan asal calon peserta melaporkan lamaran sebagaimana dimaksud pada huruf b kepada Sekretaris Jenderal dan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi; dan e. kesesuaian dengan persyaratan lain tentang izin tinggal bagi orang asing. IV.3. Status Peserta Program 1. Setiap calon Peserta Program yang dinyatakan diterima sebagai Peserta Program wajib: a. Menyatakan kepastian mengikuti pendidikan Program Doktor dengan cara mendaftarkan diri di Direktorat Pendidikan Universitas Airlangga sesuai prosedur dan jadwal yang ditetapkan. b. Melunasi pembayaran semua biaya pendidikan untuk 1 (satu) semester. 2. Sebutan Peserta Program Doktor terdiri atas: a. Peserta Program Doktor, yaitu mereka yang telah lulus seleksi penerimaan. b. Calon Doktor, yaitu Peserta Program Doktor yang telah dinyatakan lulus ujian kualifikasi. c. Promovendus, yaitu Calon Doktor yang telah dinyatakan lulus ujian akhir tahap pertama ( Ujian Tertutup). IV.4. Kartu Rencana Studi (1) Setiap Peserta Program Doktor wajib mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) yang disediakan oleh Fakultas selambat-lambatnya tiga minggu setelah perkuliahan dimulai secara resmi pada tiap awal semester dan mendaftar ulang pada tiap akhir semester untuk dapat mengikuti pendidikan semester berikutnya. (2) KRS Peserta Program Doktor disetujui oleh Penasihat Akademik (PA) dan diketahui oleh KPS. (3) Setiap Calon Doktor wajib mengisi KRS tentang MKPKK dan MKPD yang ditentukan dengan persetujuan Promotor dan diketahui KPS. (4) Peserta Program Doktor dan Calon Doktor yang tidak mengisi KRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) tidak diperkenankan mengikuti kegiatan akademik. 11

12 BAB VI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN BEBAN STUDI Penyelenggaraan pendidikan Program Doktor dilakukan sesuai dengan kalender akademik Universitas yang ditetapkan oleh Rektor yang terdiri atas semester gasal dan semester genap. 1. Pendidikan program Doktor merupakan pendidikan terstruktur yang: a. terdiri atas pendidikan kemampuan lanjut dan kekhususan serta penelitian mandiri; b. mengikuti SKS dengan beban studi yang diukur dengan SKS; dan c. kegiatannya diselenggarakan melalui perkuliahan, seminar, studi mandiri dan komunikasi ilmiah, penelitian dan penulisan karya ilmiah. V.1. Beban Studi Program Doktor Beban studi Program Doktor bagi peserta yang berpendidikan Magister (S2) Ilmu Hukum sekurang-kurangnya adalah 40 (empat puluh) sks yang dijadwalkan untuk 6 (enam) semester dan lama studi selama-lamanya 10 (sepuluh) semester. BAB VII KURIKULUM VI.1. Pengembangan Kurikulum 1. Pengembangan kurikulum ditetapkan melalui Rapat Pimpinan Fakultas, Koordinator Program Studi (KPS), Dosen Penanggungjawab Mata Kuliah (PJMK) dan dosendosen lain yang memenuhi kualifikasi guna menyesuaikan dengan perkembangan ilmu. 2. Dosen Penanggungjawab Mata Kuliah (PJMK) wajib membuat silabus mata kuliah yang diembannya. VI.2. Struktur Kurikulum 1. Struktur kurikulum dan tahapan kegiatan pembelajaran secara terinci adalah sebagai berikut: a. Semester I dengan beban studi 10 SKS meliputi mata kuliah : 12

13 1). Filsafat Hukum ( 2 SKS ). 2). Teori Hukum ( 4 SKS ). 3). Penelitian Hukum ( 4 SKS ). b. Semester II dengan kegiatan atau beban studi 12 SKS meliputi: 1) ujian Kualifikasi. 2) MKPKK ( 6 SKS). c. Semester III sampai maksimum semester X dengan beban studi 30 (tiga puluh) sks adalah penyusunan disertasi yang meliputi: 1) pembimbingan dan penelitian. 2) usulan Penelitian untuk Disertasi. 3) MKPD (6 sks) 4) penelitian dan penulisan naskah disertasi. 5) seminar penilaian naskah disertasi. 6) ujian akhir Tahap I (tertutup). 7) ujian akhir Tahap II (terbuka). d. Proposal disertasi yang bernilai 6 (enam) sks 2. Kurikulum yang disusun sebagaimana tersebut di atas ditetapkan dengan Keputusan Rektor. Tabel 7.1. Daftar Mata Kuliah Program Studi Doktor Ilmu Hukum N O KODE MATA AJARAN NAMA BEBAN STUDI (SKS) JENIS KOMPETENSI ELEMEN KOMPETEN- SI Semester I 1 PHH 801 Filsafat Hukum 2 U MKK 2 HKD 801 Teori Hukum 4 U MKK 3 PNH 801 Penelitian Hukum 4 U MKK Sub Jumlah Beban Studi Semester 1 10 SKS Semester 2 13

14 Mata Ajar Pilihan 4 HKD 802 Teori Hukum Islam 2 P MKK 5 HKD 803 Teori-teori Tanggung Jawab 2 P MKK Hukum dan Tanggung Gugat 6 HKD 804 Hukum dan Teori-Teori 2 P MKK Keadilan 7 HKD 805 Konstitusi Ekonomi 2 P MKK 8 HKA 801 Sengketa Kewenangan Lembaga- Lembaga Negara 9 HKA 802 Teori Penyelenggaran Negara 2 P MKK 2 P MKK 10 HKA 803 Good Governance dalam 2 P MKK Penyelesaian Pemerintahan di Indonesia 11 HKA 804 Dinamika Hukum 2 P MKK Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan 12 HKA 805 Hukum Agraria dalam P MKK Penataan dan Pengembangan Wilayah 13 HKI 801 Hukum Perlindungan 2 P MKK Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia 14 HKI 802 Hukum Pajak Internasional 2 P MKK 15 HKI 803 Hukum dalam Sistem Internasional 2 P MKK 14

15 16 HKI 804 Hukum HKI Internasional 2 P MKK 17 HKI 805 Hukum WTO (World Trade 2 P MKK Organization) 18 HKI 806 Hukum Pembangunan 2 P MKK Internasional 19 HKP 801 Kejahatan Transnasional 2 P MKK 20 HKP 802 Keadilan Restoratif 2 P MKK 21 HKP 803 Perlindungan Saksi dan 2 P MKK Korban 22 HKP 804 Pencarian Alat Bukti Secara 2 P MKK Melawan Hukum 23 HKP 805 Sistem Peradilan Pidana 2 P MKK Terpadu 24 HKT 801 Teori Hukum Perusahaan 2 P MKK 25 HKT 802 Teori tentang Penyelesaian Sengketa Bisnis 26 HKT 803 Ekonomi dan Moralitas Hukum 27 HKT 804 Perkembangan Hukum Kontrak 28 HKT 805 Perbandingan Hukum Perdata 29 HKT 806 HKI dalam Persaingan Sehat 2 P MKK 2 P MKK 2 P MKK 2 P MKK 2 P MKK Sub Jumlah Beban Studi Semester 2 6 SKS Semester 3 Mata Ajar Pilihan 30 PDH 801 Mata Kuliah Penunjang 4 P MKK Disertasi (MKPD). 31 PDH 802 Mata Kuliah Penunjang 3 P MKK 15

16 Disertasi (MKPD). 32 PDH 803 Mata Kuliah Penunjang Disertasi (MKPD) 33 PDH 804 Mata Kuliah Penunjang Disertasi (MKPD) 34 PDH 805 Mata Kuliah Penunjang Disertasi (MKPD) 35 PDH 806 Mata Kuliah Penunjang Disertasi (MKPD) Sub Jumlah Beban Studi Semester 3 3 P MKK 2 P MKK 2 P MKK 2 P MKK 6 SKS Semester 4 36 PNH899 Disertasi 28 SKS U MKK Sub Jumlah Beban Studi Semester 4 28 SKS Jumlah Beban Studi Prodi 50 SKS 16

17 Skema 7.1. DISERTASI MKPD I MKPD II MKPD III MKPKK UMUM MKPKK BIDANG PEMERINTAHAN/PERADILAN/INTERNASIONAL/BISNIS FILSAFAT HUKUM PENELITIAN HUKUM TEORI HUKUM CATATAN: 1. Calon Doktor wajib mengambil MKPKK 6 (enam) SKS terdiri dari 2 (dua) SKS MKPKK UMUM dan 4 (ampat) SKS MKPKK BIDANG 2. Calon Doktor wajib mengambil Mata Kuliah Penunjang Disertasi (MKPD) 6 SKS dengan jumlah mata kuliah sesuai dengan jumlah permasalahan Disertasi, dengan varian SKS sebagai berikut : a. 4 SKS + 2 SKS, b. 3 SKS + 3 SKS, atau c. 2 SKS+ 2 SKS + 2 SKS. 17

18 BAB VIII TATA LAKSANA PENDIDIKAN VII.1. Penasihat Akademik (1) Peserta Program wajib memiliki Penasihat Akademik dengan kualifikasi tertentu yang ditetapkan Keputusan Dekan berdasarkan kesediaan dosen yang bersangkutan. (2) Penasehat Akademik ditetapkan pada awal semester 1 (satu) atau bersamaan dengan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) semester 1 (satu). (3) Penasihat Akademik (PA) bertugas dan bertanggung jawab sebagai pendamping peserta program dalam mengikuti pelaksanaan pendidikan hingga Peserta Program lulus ujian kualifikasi dan mendapatkan status Calon Doktor. (4) Penasihat akademik hanya diperkenankan membimbing sebanyak-banyaknya 10 (sepuluh) orang Peserta Program secra kumulatif. (5) Peserta program wajib berkonsultasi kepada PA secara aktif dan teratur paling sedkiti 2 (dua) kali dalam setiap semester. Kegiatan konsultasi dilakukan dengan mengisi Buku Kegiatan Peserta Program dan diketahui oleh KPS. (6) Peserta Program dengan didampingi PA wajib menyusun pokok pikiran tertulis atau materi kualifikasi berisi ide dan ruang lingkup, yang merefleksikan kemampuan untuk mengkaji permasalahan secara komprehensif dalam upaya menghasilkan temuan ilmiah baru sebagai ide dasar materi ujian kualifikasi. (7) Peserta Program wajib membuat progress report setiap semester selama pendidikan. VII.2. Promotor, Ko-promotor dan Pembimbingan A. Promotor (1) Calon Doktor wajib segera mengusulkan calon Promotor dan Kopromotor kepada Dekan beserta pernyataan dari Fakultas tentang kesediaan membimbing dari calon Promotor, setelah mendapat pertimbangan dari KPS, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah dinyatakan lulus ujian kualifikasi. (2) Calon Promotor dan Kopromotor ditetapkan dengan Keputusan Dekan setelah menyatakan kesediaan secara tertulis untuk membimbing calon doktor. (3) Calon Promotor harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. dosen tetap Universitas Airlangga; 18

19 b. mempunyai jabatan professor; atau c. doktor dengan Jabatan Lektor Kepala dan pernah menjadi Kopromotor serta pernah sebagai penulis pada jurnal ilmiah internasional yang bereputasi; dan d. mempunyai keahlian sesuai dengan topik/materi disertasi. (4) Dalam hal Promotor berjabatan professor yang sedang dalam tugas pembimbingan memasuki usia pension, Rektor berwenang menetapkan yang bersangkutan untuk menyelesaikan tugas pembimbingan. (5) Promotor berasal dari luar Universitas Airlangga wajib didampingi sekurangkurangnya satu Kopromotor dari Universitas Airlangga. B. Ko-promotor (1) Promotor wajib mengusulkan seorang atau 2 (dua) orang calon Kopromotor kepada Dekan. (2) Calon Kopromotor wajib mengisi pernyataan kesediaannya untuk membimbing Calon Doktor untuk mendapatkan Keputusan Dekan. (3) Kriteria Kopromotor sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah sebagai berikut: a. bergelar Guru Besar atau Guru Besar Emiritus atau Doktor dengan jabatan minimal Lektor; b. mempunyai keahlian sesuai dengan topik/materi disertasi; dan c. dosen tetap Universitas Airlangga atau dosen (orang yang mempunyai jabatan akademik) dari perguruan tinggi lain sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh Fakultas; (4) Seorang Promotor dan/atau Kopromotor hanya diperkenankan membimbing sebanyak-banyaknya 10 (sepuluh) orang Calon Doktor secara kumulatif. C. Pembimbingan (1) Promotor dan Kopromotor bertugas membimbing Calon Doktor dan bertanggung jawab atas : a. orisinalitas penelitian dan sumbangan terhadap khasanah ilmu; b. ketepatan metodologi, penguasaan teori dan kedalaman penalaran; c. sistematika pemikiran dan simpulan penelitian Calon Doktor; dan d. pemilihan MKPKK, MKPD dan pemenuhan persyaratan akademik. 19

20 (2) Promotor dan Kopromotor secara berkala melakukan evaluasi kemajuan penelitian dan penulisan naskah Disertasi serta mencatat dalam buku Kegiatan Peserta Program. (3) Promotor dan Kopromotor wajib melaksanakan Ujian Penilaian Naskah Disertasi sebelum ujian akhir tahap pertama (tertutup) D. Penggantian Promotor dan/atau Kopromotor (1) Dalam hal Promotor dan/atau Kopromotor berhalangan tetap, Dekan secepatnya menetapkan pengganti Promotor dan/atau Kopromotor yang sesuai dengan bidang ilmunya dengan Promotor dan/atau Kopromotor sebelumnya, atas usul Calon Doktor dengan pertimbangan KPS. (2) Promotor dan/atau Kopromotor pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memperhatikan dan mengedepankan kelangsungan usulan penelitian yang telah disetujui oleh Panitia Penilai Usulan Penelitian untuk Disertasi. (3) Atas usul Calon Doktor, dengan pertimbangan KPS, Dekan dapat mengganti Promotor dan/atau Kopromotor apabila terdapat hambatan akademik pada hubungan Calon Doktor dengan Promotor dan/atau Kopromotor yang disebabkan oleh perkembangan keilmuan dalam rangka penelitian dan penulisan disertasi. (4) Atas usul Calon Doktor, dengan pertimbangan KPS, Dekan dapat mengganti Promotor dan/atau Kopromotor apabila terdapat hambatan akademik pada hubungan Calon Doktor dengan Promotor dan/atau Kopromotor yang disebabkan oleh perkembangan keilmuan dalam rangka penelitian dan penulisan disertasi. (5) Seorang Promotor dan/atau Kopromotor tidak dapat diganti dengan alasan sematamata disebabkan adanya hambatan akademik pada Calon Doktor. (6) Prosedur penggantian Promotor dan/atau Kopromotor ditetapkan dengan Peraturan Dekan. E. Kewajiban Melakukan Pembimbingan bagi Calon Doktor (1) Calon Doktor wajib mengikuti bimbingan Promotor dan/atau Kopromotor secara aktif dan teratur paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu semester. (2) Calon Doktor wajib menyusun usulan penelitian untuk Disertasi dengan bimbingan Promotor dan/atau Kopromotor, melakukan penelitian untuk Disertasi, serta menyusun penulisan Disertasi. 20

21 (3) Calon Doktor yang tidak dapat memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dikenai sanksi akademik. VII.3. Konsultan (1) Dalam menjalankan tugasnya, Promotor atas sepengetahuan KPS dapat mengusulkan seorang Konsultan kepada Dekan. (2) Konsultan bertugas mendampingi Promotor untuk memberikan materi di bidang keilmuan tertentu dalam rangka penelitian dan penulisan Disertasi yang diperlukan oleh Calon Doktor. (3) Pembiayaan Konsultan dibebankan kepada Calon Doktor selama sekurang-kurangnya satu semester. VII.4. Perkuliahan dan Ujian Perkuliahan (1) Materi perkuliahan pada pendidikan Program Doktor disusun berdasarkan tingkat kecanggihan dan kedalaman penalaran sesuai dengan jenjang pendidikan Doktor, berdasarkan kurikulum inti, MKPKK dan MKPD. (2) Materi MKPKK dan MKPD merupakan mata kuliah wajib bagi calon Doktor dalam rangka pendalaman kajian Disertasi. (3) MKPKK dilaksanakan pada Semester II atau paling lambat akhir semester IV, setelah Calon Doktor lulus ujian kualifikasi. (4) MKPD dilaksanakan pada Semester IV atau paling lambat akhir semester VI, setelah Calon Doktor lulus ujian Usulan Penelitian Disertasi (Proposal). A. Perkuliahan MKPKK (1) MKPKK ditetapkan oleh Promotor dan Calon Doktor yang selanjutnya dilaporkan kepada KPS dengan mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) perkuliahan MKPKK yang disediakan Fakultas. (2) MKPKK diselenggarakan secara terstruktur sebagaimana perkuliahan lainnya. (3) Materi MKPKK berbeda dengan materi perkuliahan pada semester I dan MKPD, terutama dalam keluasan cakupan dan atau kedalaman pemahaman serta diperlukan Calon Doktor untuk bahan pendalaman kajian Disertasi. 21

22 (4) Beban studi MKPKK adalah 6 (enam) SKS yang terdiri atas 3 (tiga) mata kuliah yang meliputi satu mata kuliah wajib (sesuai dengan bidang penelitian Disertasinya) dan 2 (dua) mata kuliah pilihan pada masing-masing minat, masing-masing setara dengan 2 (dua) SKS (5) Promotor atau Kopromotor dapat menjadi PJMK MKPKK untuk satu mata kuliah dengan persetujuan Dekan. (6) Jenis Mata Kuliah dan Prosedur perkuliahan MKPKK tiap-tiap angkatan ditetapkan dengan Keputusan Dekan. B. Perkuliahan MKPD (1) MKPD ditetapkan oleh Promotor, Kopromotor dan Calon Doktor yang selanjutnya dilaporkan kepada KPS dengan mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) perkuliahan MKPD yang disediakan Fakultas. (2) MKPD diselenggarakan secara terstruktur sebagaimana perkuliahan lainnya. (3) Materi MKPD berbeda dengan materi perkuliahan pada semester I dan MKPKK, terutama dalam keluasan cakupan dan atau kedalaman pemahaman serta diperlukan Calon Doktor untuk bahan pendalaman kajian Disertasi. (4) Beban studi MKPD adalah 6 (enam) SKS yang terdiri atas 2 (dua) atau 3 (tiga) mata kuliah wajib ( sesuai dengan permasalahan disertasi) masing-masing setara dengan 2 (dua) SKS atau 3 (tiga) SKS. (5) Promotor atau Kopromotor dapat menjadi PJMK MKPD untuk satu mata kuliah dengan persetujuan Dekan. C. Ujian MKPKK dan MKPD (1) Untuk dapat mengikuti ujian perkuliahan semester I, MKPKK dan MKPD Peserta Program wajib hadir kuliah atau konsultasi paling sedikit 75% (tujuh puluh lima prosen) dari jadwal perkuliahan yang dibuktikan dari hasil rekapitulasi presensi pada akhir semester oleh Fakultas. (2) Ujian perkuliahan diselenggarakan secara tertulis dan terjadwal oleh PJMK dan atau oleh Dosen Pengajar. 22

23 (3) Penilaian terhadap kegiatan dan kemajuan belajar Peserta Program dalam perkuliahan dilakukan secara berkala yang dapat berbentuk ujian atau pemberian tugas. (4) Ujian ulangan dapat dilakukan secara tertulis atau lisan. (5) Tugas pembuatan makalah berfungsi untuk menambah nilai ujian. D. Standar Peniliaian Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan nilai angka absolut seta nilai huruf A, AB, B, BC, D dan E dengan setaraan sebagai berikut: Nilai Huruf Nilai Angka Nilai Mutu A AB B BC C D E < < < <62 40-<54 < ,5 3 2, E. Persyaratan Nilai Lulus Ujian Perkuliahan (1) Nilai lulus ujian perkuliahan semester I adalah sama dengan atau lebih besar dari B. (2) Nilai lulus ujian perkuliahan MKPPK termasuk MKPD adalah sama dengan atau lebih besar dari B (3) Nilai lulus ujian proposal adalah sama dengan atau lebih besar dari nilai mutu 3 (tiga) atau nilai huruf B. (4) Nilai lulus ujian naskah disertasi adalah sama dengan atau lebih besar dari nilai mutu 3 (tiga) atau nilai huruf B. (5) Nilai lulus ujian tertutup (tahap pertama) adalah sama dengan atau lebih besar dari nilai mutu 3 (tiga) atau nilai huruf B. (6) Syarat kelulusan adalah : a. Lama studi tidak lebih dari 10 (sepuluh) semester; b. IPK minimal 3,00; dan c. Publikasi Internasional yang relevan dengan disertasi, sebagai penulis utama. F. Yudisium (1) Rapat yudisium diadakan pada akhir semester I. 23

24 (2) Rapat yudisium dipimpin oleh Dekan. (3) Rapat yudisium dilaksanakan untuk menetapkan Peserta Program: a. boleh ujian kualifikasi dengan syarat telah lulus ujian perkuliahan semester I dengan nilai sama dengan atau lebih besar dari nilai mutu 3 (tiga) atau nilai huruf B; b. tidak lulus dan wajib memperbaiki nilai mata kuliah yang belum lulus nilai sama dengan atau lebih besar dari nilai mutu 3 (tiga) atau nilai huruf B; c. dinyatakan gagal studi dan tidak memenuhi syarat untuk melanjutkan pendidikan Program Doktor apabila tidak memenuhi nilai sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b; d. apabila rapat yudisium sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menetapkan Peserta Program wajib memperbaiki nilai mata kuliah yang belum lulus, maka setelah lulus ujian perbaikan dengan nilai IPK nilai sama dengan atau lebih besar dari nilai mutu 3 (tiga) atau nilai huruf B, selanjutnya KPS dengan persetujuan Dekan memutuskan bahwa Peserta Program boleh ujian kualifikasi; atau e. apabila Peserta Program sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 huruf d setelah ujian perbaikan nilai IPKnya tetap kurang dari nilai mutu 3 (tiga) atau nilai huruf B, maka Peserta Program dinyatakan gagal studi. G. Ujian Perbaikan (1) Peserta Program wajib memperbaiki nilai mata kuliah yang dinyatakan belum lulus pada rapat yudisium tanpa mengikuti kuliah ulang. (2) Jika nilai IPK pada akhir semester I kurang dari nilai mutu 3 (tiga) atau nilai huruf B, Peserta Program diberi kesempatan memperbaiki nilai dengan menempuh ujian perbaikan 1 (satu) kali paling lambat pada semeter II. (3) Nilai ujian perbaikan setinggi-tingginya B. VII.5. Ujian Kualifikasi (1) Ujian kualifikasi diusulkan oleh Penasihat Akademik dengan melampirkan transkrip akademik semester I. (2) Ujian kualifikasi dijadwalkan pada semester II atau selambat-lambatnya pada awal semester III. 24

25 (3) Apabila sampai awal semester II ujian kualifikasi belum terlaksana, Dekan dapat menjadwalkan ujian tersebut dengan mengirimkan surat teguran/peringatan. (4) Peserta Program diminta untuk menyerahkan perkembangan studinya paling lambat 2 (dua) minggu setelah surat teguran diterima. (5) Apabila peserta program tidak menyerahkan laporan perkembangan studi, Peserta Program tersebut diusulkan oleh Dekan kepada Rektor sebagai Peserta Program gagal studi. (6) Ujian kualifikasi dilaksanakan oleh Panitia Ujian Kualifikasi yang terdiri atas 7 (tujuh) orang tanpa tenaga akademik dari Universitas Airlangga, terdiri atas Penasihat Akademik (PA) sebagai ketua, dosen dari bidang disiplin ilmu terkait yang salah satu anggota memahami metodologi penelitian dan Dosen pengajar mata kuliah terkait. Ujian kualifikasi dilaksanakan oleh Panitia Ujian Kualifikasi yang terdiri atas 7 (tujuh) orang, terdiri atas Penasihat Akademik (PA) sebagai ketua, 3 (tiga) dosen mata kuliah di semester 1 (satu) dan 3 (tiga) dosen dari bidang disiplin ilmu terkait (7) Ujian kualifikasi dapat dilaksanakan dan memberikan keputusan apabila dihadiri sekurang-kurangnya 5 (lima) orang Panitia Ujian Kualifikasi. (8) Dalam hal PA berhalangan, ujian kualifikasi dipimpin oleh salah seorang Panitia Ujian Kualifikasi yang hadir melalui kesepakatan bersama. (9) Materi ujian kualifikasi meliputi: a. penguasaan metodologi penelitian di bidang ilmunya; b. penguasaan materi (teori, substansi) bidang atau disiplin ilmunya, baik yang bersifat dasar maupun khusus; c. kemampuan penalaran, termasuk kemampuan untuk mengadakan abstraksi dan ekstrapolasi; dan d. kemampuan sistematisasi dan perumusan hasil pemikiran. (10 ) Untuk lulus ujian kualifikasi, Peserta Program harus memperoleh nilai sekurang-kurangnya setara dengan nilai mutu 3 (tiga) atau huruf B. (11 ) Peserta program yang lulus ujian kualifikasi memperoleh status Calon Doktor. (12 ) Peserta program yang gagal dalam ujian kualifikasi diberi kesempatan mengikuti ujian perbaikan 1 (satu) kali, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ujian kualifikasi pertama. 25

26 (13 ) Jika Peserta Program gagal dalam ujian perbaikan sebagaimana dimaksud pada point (12), yang bersangkutan dinyatakan gagal studi. VII.6. Usulan Penelitian Disertasi (Proposal) (1) Usulan Penelitian Disertasi (Proposal) disusun oleh Calon Doktor dengan bimbingan Promotor dan Kopromotor pada semester III. (2) Usulan Penelitian Disertasi (Proposal) yang telah disetujui dan ditandatangani oleh Promotor dan Kopromotor serta disahkan oleh KPS diajukan kepada Dekan untuk diproses lebih lanjut. (3) Untuk dapat menempuh Penelitian Disertasi (Proposal), setiap Calon Doktor wajib memiliki bukti kemampuan dalam 2 (dua) bahasa asing yang salah satunya adalah bahasa Inggris. (4) Bukti Kemampuan bahasa Inggris sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinyatakan dengan skor setara TOEFL/ELPT serendah-rendahnya 500 yang dinyatakan oleh Pimpinan Laboratorium Bahasa (PINLABS) Universitas Airlangga. atau perguruan tinggi negeri selain Universitas Airlangga. (5) Kemampuan untuk bahasa asing selain bahasa Inggris sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Dekan. A. Penilaian Usulan Penelitan Disertasi (Proposal) (1) Penilaian Penelitian Disertasi (Proposal) dilaksanakan selambat-lambatnya pada akhir semester IV, dengan syarat Calon Doktor telah lulus semua MKPKK dan MKPD. (2) Apabila sampai akhir semester IV Calon Doktor belum melaksanakan Penilaian Penelitian Disertasi (Proposal), Dekan akan memberikan Surat Peringatan. (3) Calon Doktor wajib menyerahkan laporan perkembangan studi dengan mengetahui KPS paling lambat 2 (dua) minggu setelah mendapatkan Surat Peringatan dari Dekan. (4) Apabila waktu 2 (dua) minggu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terlampaui ternyata Calon Doktor tidak melaksanakan kewajibannya, Dekan dapat mengajukan kepada Rektor sebagai Peserta Program gagal studi. (5) Penilaian Penelitian Disertasi (Proposal) dilaksanakan sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali. 26

27 B. Panitia Penelitian Disertasi (Proposal) (1) Panitia Penilai Penelitian Disertasi (Proposal) dipimpin oleh Promotor sebagai Ketua Penguji. (2) Panitia Penilai Penelitian Disertasi (Proposal) terdiri atas 7 (tujuh) orang tenaga akademik, termasuk Promotor dan Kopromotor, diusulkan oleh Promotor dan ditetapkan oleh Dekan setelah mendapat pertimbangan KPS. (3) Salah satu penguji Penelitian Disertasi (Proposal) adalah penguji eksternal Penguji yang berasal dari luar Universitas Airlangga yang tidak berstatus sebagai tenaga pengajar di Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga dan tidak berasal dari institusi Calon Doktor, dengan jabatan minimal Lektor Kepala (IVa) bergelar Doktor dan dilengkapi dengan curriculum vitae (4) Penilaian Penelitian Disertasi (Proposal) hanya dapat dilaksanakan dan memberi keputusan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 5 (lima) orang anggota Panitia Penilai, termasuk Promotor dan Kopromotor serta seorang penguji yang berasal dari luar Universitas Airlangga (penguji eksternal). C. Materi Penilaian Usulan Penelitian untuk Disertasi Materi penilaian Usulan Penelitian untuk Disertasi mencakup masalah yang akan diteliti (didahului oleh kerangka konseptual), tujuan penelitian, kerangka penulisan, pendekatan dan metodologi serta kepustakaan yang akan digunakan dan juga aspek fisibilitas pelaksanaan penelitian. C.1. Penilaian Usulan Penelitian Disertasi (Proposal) (1) Panitia Penilai Usulan Penelitian Disertasi (Proposal) menetapkan Usulan Penelitian diterima (dengan atau tanpa perbaikan) atau ditolak. (2) Dalam hal Usulan Penelitian Disertasi (Proposal) dinyatakan ditolak, kepada Calon Doktor diberi kesempatan 1 (satu) kali mengikuti penilaian kedua dengan batas waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah penilaian yang pertama. (3) Apabila batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dilampaui, Usulan Penelitian Disertasi (Proposal) dinyatakan batal atau ditolak dan Calon Doktor dinyatakan gagal studi. 27

28 (4) Dalam hal Usulan Penelitian Disertasi (Proposal) pada penilaian kedua dinyatakan tetap ditolak, Calon Doktor dinyatakan gagal studi. C.2. Naskah Usulan Penelitian Disertasi (Proposal) (1) Naskah Usulan Penelitian Disertasi (Proposal) wajib diserahkan kepada Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah diperbaiki dan disetujui/diterima oleh semua anggota Panitia Penilai serta disahkan oleh KPS. (2) Apabila batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampaui, Usulan Penelitian Disertasi (Proposal) dinyatakan batal atau ditolak dan Calon Doktor wajib mengikuti penilaian ulang yang merupakan kesempatan terakhir. (3) Naskah Usulan Penelitian Disertasi (Proposal) yang sudah disahkan dipakai sebagai acuan dalam menyusun Disertasi. (4) Dalam hal terdapat perubahan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), hal tersebut wajib mendapat persetujuan dari Promotor dan Kopromotor. (5) Persetujuan serta tanggal perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dinyatakan pada halaman depan Usulan Penelitian Disertasi (Proposal). (6) Usulan Penelitian Disertasi (Proposal) wajib dibawa oleh Calon Doktor pada setiap konsultasi dengan Promotor dan Kopromotor serta pada saat Calon Doktor mengikuti Usulan Penelitian Disertasi (Proposal) dan Ujian Akhir Tahap Pertama (tertutup). VII.7. Naskah Disertasi dan Seminar Penilaian Naskah Disertasi (1) Naskah Disertasi disusun menurut format penulisan yang ditetapkan oleh Fakultas, ditulis sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar serta tidak mengandung unsur plagiat dan atau replikasi. (2) Kejujuran akademik adalah krusial bagi kredibilitas dan harga diri setiap Calon Doktor, karena secara keseluruhan mencerminkan moral, harkat dan martabat Universitas Airlangga. (3) Plagiat merupakan salah satu bentuk ketidakjujuran akademik yang terjadi apabila: a. karya seseorang atau beberapa orang digunakan dan ditampilkan sebagai karya sendiri; atau 28

29 . b. sumber dari setiap kutipan atau bahan yang digunakan tidak diakui dengan cara membubuhkan acuan yang sesuai. (4) Replikasi merupakan salah satu bentuk ketidakjujuran akademik yang terjadi apabila karya seseorang ditiru seperti aslinya atau duplikat hasil karya seseorang terdahulu. (5) Sebelum ujian Penilaian Naskah Disertasi, Calon Doktor wajib membuat surat pernyataan bahwa konsep yang disusun untuk Disertasi adalah tulisan dan pemikiran asli dari Calon Doktor Sendiri. (6) Apabila tulisan dan pemikiran itu ternyata tidak asli, merupakan plagiat, replikasi atau duplikasi, maka Calon Doktor akan menerima sanksi sesuai dengan Peraturan Perundangundangan yang berlaku. A. Ujian Penilaian Naskah Disertasi (1) Ujian Penilaian Naskah Disertasi dapat dilaksanakan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan setelah Ujian Penilaian Usulan Penelitian Disertasi (Proposal). (2) Ujian Penilaian naskah Disertasi diselenggarakan selambat-lambatnya pada akhir semester VIII. (3) Apabila sampai dengan akhirsemester VIII Ujian Penilaian Naskah Disertasi belum dapat diselenggarakan, Fakultas akan memberikan surat peringatan. (4) Calon Doktor yang mendapatkan Surat Peringatan wajib menyerahkan Laporan Perkembangan Studi (progress reports) paling lambat 2 (dua) minggu sejak surat peringatan diterima. (5) Apabila waktu 2 (dua) minggu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilampaui Calon Doktor tidak menyerahkan Laporan Perkembangan Studi, Dekan dapat mengusulkan kepada Rektor untuk menetapkan Calon Doktor sebagai Peserta Program gagal studi. B. Panitia Ujian Penilian naskah Disertasi (1) Ujian Penilaian naskah Disertasi dilaksanakan oleh Panitia Penilai Naskah Disertasi yang terdiri atas 7 (tujuh) orang tenaga akademik, termasuk Promotor dan Kopromotor), yang diusulkan oleh Promotor dan ditetapkan oleh Dekan dengan pertimbangan KPS. 29

30 (2) Ujian penilaian Naskah Disertasi hanya dapat dilaksanakan dan memberi keputusan apabila dihadiri oleh sekuruang-kurangnya 5 (lima) orang Panitia Penilai Naskah Disertasi, termasuk Promotor dan Kopromotor. (3) Panitia Penilai Naskah Disertasi sedapat mungkin sama dengan Panitia Penilai Usulan Penelitian Disertasi (Proposal). (4) Panitia Penilai Disertasi bertugas memberikan koreksi, masukan dan penyempurnaan terhadap naskah Disertasi yang akan diajukan sebagai materi ujian akhir tahap pertama (tertutup) dengan memutuskan: a. dapat/tidak dapat diajukan untuk ujian Tahap I; atau b. diseminarkan kembali untuk perbaikan yang wajib dilaksanakan selambatlambatnya 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal seminar tahap pertama. C. Materi Ujian Penilaian Naskah Disertasi (1) Materi ujian Penilaian Naskah Disertasi mencakup substansi dan metodologi keilmuan. (2) Perbaikan yang telah dituangkan dalam Naskah Disertasi wajib mendapatkan persetujuan dari semua anggota Panitia Penilai Naskah Disertasi yang dibuktikan dengan mengisi lembar persetujuan perbaikan yang disediakan oleh Fakultas. (3) Promotor menandatangani lembar persetujuan sebagai hasil proses evaluasi ujian setelah Panitia Penguji Naskah Disertasi lainnya. (4) Berita acara perbaikan Seminar Penilaian Naskah Disertasi wajib dilampirkan pada permohonan ujian akhir tahap pertama (tertutup). VII.8. Ujian Akhir (1) Ujian akhir program doktor diselenggarakan dalam 2 (dua) tahap, yaitu: a. ujian akhir tahap pertama yang bersifat komprehensif dan tertutup; dan b. ujian akhir tahap kedua yang bersifat terbuka. (2) Ujian akhir tahap pertama (tertutup) diselenggarakan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Ujian Penilaian Naskah Disertasi atau pada akhir semester IX bagi mereka yang belum melaksanakan Ujian Penilaian Naskah Disertasi. 30

31 (3) Calon Doktor yang tidak dapat melaksanakan Ujian Akhir Tahap Pertama sebagaimana dilaksud pada ayat (2) akan mendapatkan surat peringatan dari Dekan. (4) Pelaksanaan Ujian Akhir Tahap Pertama (tertutup) ditetapkan oleh Dekan setelah mendapatkan masukan dari KPS. (1) Ujian akhir tahap pertama (tertutup) dipimpin oleh Ketua Penguji bukan promotor atau Kopromotor yang ditetapkan oleh Dekan. (2) Panitian Penguji Disertasi ujian akhir tahap pertama (tertutup) terdiri atas 8 (delapan) orang tenaga akademik dan seorang di antaranya berasal dari luar Universitas Airlangga (penguji eksternal) yang tidak berstatus sebagai tenaga pengajar di Fakultas Hukum Universitas Airlangga dan bukan dari institusi Calon Doktor, dengan jabatan sekurang-kurangnya Lektor Kepala dan bergelar Doktor yang diusulkan oleh Promotor dan dilengkapi dengan currikuculum vitae (CV). (3) Panitia Penguji Disertasi ujian akhir tahap pertama (tertutup) sedapat mungkin sama dengan Panitia Penilai Naskah Disertasi. (4) Ujian akhir tahap pertama (tertutup) hanya dapat dilaksanakan dan memberikan keputusan apabila dihadiri sekurang-kurangnya 6 (enam) orang Panitia Penguji Disertasi, termasuk Promotor dan Kopromotor serta seorang penguji eksternal yang salah satu Panitia Penguji Disertasi paham mengenai metodologi penelitian hukum. (5) Panitia Penguji Disertasi ujian akhir tahap pertama (tertutup) ditetapkan oleh Dekan dengan pertibangan KPS. A. Materi Ujian Akhir Tahap Pertama Materi ujian akhir tahap pertama (tertutup) mencakup kecermatan menyusun alur pikir ilmiah, identifikasi masalah, kesesuaian kajian pustaka dengan masalah penelitian, kemampuan argumentasi dalam ilmu yang ditekuni, kecanggihan metodologi terkait, originalitas dan sumbangan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. B. Penentuan Hasil Akhir Ujian Tahap Pertama (1) Hasil akhir ujian tahap pertama (tertutup) menyatakan Calon Doktor: a. lulus; b. lulus dengan perbaikan. atau c. tidak lulus. 31

32 (2) Calon Doktor yang dinyatakan lulus ujian akhir tahap pertama (tertutup) memperoleh status sebagai Promovendus. (1) Calon Doktor yang dinyatakan lulus dengan perbaikan wajib melaksanakan perbaikan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal ujian akhir tahap pertama (tertutup). Perbaikan naskah Disertasi meliputi substansi dan format Bahasa Indonesia. (2) Calon Doktor yang dinyatakan tidak lulus dalam ujian akhir tahap pertama (tertutup) diberikan kesempatan untuk mengulang satu kali ujian dan menyempurnakan naskah Disertasi yang dilaksanakan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal ujian akhir tahap pertama (tertutup). (3) Calon Doktor yang dinyatakan tidak lulus pada ujian ulangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) statusnya dinyatakan gagal studi. C. Perbaikan Naskah Disertasi (1) Perbaikan yang telah dituangkan dalam Naskah Disertasi wajib mendapat persetujuan dari semua anggota Panitia Penguji Naskah Disertasi tahap pertama yang dibuktikan dengan mengisi lembar persetujuan perbaikan yang disediakan oleh Fakultas Promotor menandatangani lembar persetjuan sebagai orang terakhir. (2) Naskah Disertasi yang telah diperbaiki dan mendapat persetujuan Promotor dapat diajukan sebagai materi ujian akhir tahap kedua (terbuka) disertai menyerahkan satu karya ilmiah yang merupakan sebagian dari disertasinya dengan format YURIDIKA. D. Ujian Akhir Tahap Kedua (Terbuka) (1) Ujian akhir tahap kedua (terbuka) dapat diselenggarakan dengan syarat mahasiswa menyerahkan bukti tulisan di jurnal ilmiah internasional yang bereputasi; (2) Ujian akhir tahap kedua (terbuka) diselenggarakan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah Promovendus dinyatakan lulus pada ujian akhir tahap pertama (tertutup). (3) Jika ujian akhir tahap kedua (terbuka) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dilaksanakan yang disebabkan ketidaksiapan Promovendus, hasil ujian akhir tahap pertama (tertutup) dinyatakan tidal berlaku lagi. 32

33 (4) Promovendus yang masih menginginkan menyelesaikan studinya wajib mengikuti kembali ujian akhir tahap pertama (tertutup) satu kali sebagai kesempatan terakhir selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak ditetapkan mengulang ujian tertutup. (5) Jika ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Promovendus dinyatakan tidak lulus, Promovendus dinyatakan gagal studi. (6) Jika ujian terbuka tidak dapat dilaksanakan dalam kurun waktu 2 (dua) semester setelah ujian tertutup yang disebabkan ketidaksiapan Promovendus, Dekan dapat mengusulkan Promovendus gagal studi kepada Rektor. E. Penguji dan Penyanggah dalam Ujian Akhir Tahap Kedua (Terbuka) (1) Ujian akhir tahap kedua (terbuka) merupakan forum penyanggahan terdiri atas sebanyak-banyaknya 10 (sepuluh) penguji atau Penyanggah dalam disiplin ilmu yang diuji, serta dapat diikuti oleh sebanyak-banyaknya 15 (lima belas) orang undangan akademik. (2) Ujian akhir tahap kedua (terbuka) dilaksanakan dengan Penguji atau Penyanggah yang diprioritaskan kepada tenaga akademik yang sesuai dengan bidang kajian Disertasi dengan memberi peluang kepada penguji atau penyanggah dari disiplin ilmu terkait. (3) Ujian akhir tahap kedua (terbuka) dipimpin oleh Ketua Sidang Penguji yang ditetapkan oleh Dekan. (4) Penguji atau penyanggah tamu ditetapkan dengan Keputusan Dekan. (5) Sanggahan merupakan pendapat berbeda dengan sudut pandang Promovendus. (6) Penguji atau penyanggah dapat memberikan pertanyaan atau sanggahan. (7) Ujian akhir tahap kedua (terbuka) hanya dapat dilaksanakan dan memberi keputusan jika dihadiri oleh sekurang-kurangnya 8 (delapan) orang penguji atau penyanggah. (8) Undangan akademik hanya dapat mengajukan pertanyaan atau sanggahan saja tetapi tidak memberikan penilaian. (9) Sikap ilmiah Promovendus dalam mempertahankan pendapatnya merupakan dasar penilaian yang mengedepankan obyektivitas kemampuan keilmuannya. F. Materi Ujian Akhir Tahap Kedua (Terbuka) (1) Materi ujian akhir tahap kedua (terbuka) mencakup: 33

34 a. alur pikir ilmiah Promovendus dalam mempertahankan Disertasi terhadap berbagai sanggahan, dan b. sumbangan terhadap bidang ilmu yang ditekuninya dan nilai penerapannya. (2) Materi ujian akhir tahap kedua (terbuka) mencakup perbaikan substansi dan tidak untuk analisis metodologi yang telah diputuskan pada ujian akhir tahap pertama (tertutup). VII.9. Penilaian Ujian Akhir dan Pemberian Gelar Doktor A. Penilaian Ujian Akhir (1) Penilaian ujian akhir tahap kedua meliputi: a. indeks Prestasi Akademik Kumulatif semester I dan semester II. b. hasil ujian akhir tahap pertama (tertutup) atau UTTP, dan c. hasil ujian akhir tahap kedua (terbuka) atau UTBK. (2) Pada ujian akhir tahap kedua, Penguji atau Penyanggah hanya memberi nilai 3 (tiga) sampai 4 (empat) untuk menetapkan predikat kelulusan. (3) Formulir Penilaian Ujian Akhir Tahap Kedua sesuai dengan Lampiran III dan menjadi satu kesatuan dengan Peraturan ini. (4) Penilaian ujian akhir tahap kedua didasarkan atas rumus: 1 x IPK + 3 x UTTP + 2 x UTBK 6 Dengan pengertian: IPK adalah indeks Prestasi Akademik Kumulatif semester I dan semester II. UTTP adalah nilai ujian akhir tahap pertama (tertutup) UTBK adalah nilai ujian akhir tahap kedua (terbuka). (5) Nilai yang didapat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) bersifat final dan mutlak. B. Pemberian Gelar Doktor (1) Promovendus yang berhasil mempertahankan disertasi dan dinyatakan lulus dalam ujian akhir tahap kedua (terbuka) berhak atas gelar Doktor (Dr.) (2) Pemberian gelar Doktor diberikan : a. dengan syarat kelulusan : 1) Lama studi tidak lebih dari 10 (sepuluh) semester; 2) IPK minimal 3,00; dan 34

35 3) Publikasi Internasional yang relevan dengan disertasi, sebagai penulis utama b. Predikat kelulusan : 1) memuaskan, apabila nilai akhir 3,00 3,40; 2) sangat memuaskan, apabila nilai akhir 3,41 3,74; 3) dengan pujian (cum laude), apabila nilai akhir 3,75 4,00, dengan memperhatikan batas studi maksimal 4 (empat) tahun, terhitung sampai Ujian Disertasi Terbuka, memenuhi syarat kelulusan ditambah dengan : a) Publikasi Internasional, atau b) Publikasi Nasional terakreditasi sejumlah 2 (dua) accepted. VII.10. Penyelesaian Administrasi Ijazah diserahkan kepada Doktor setelah yang bersangkutan memnuhi kewajiban sebagai berikut: a. memperbaiki Disertasi dengan mempertimbangkan masukan dan sanggahan pada ujian akhir tahap kedua; b. menyempurnakan Disertasi agar memnuhi persyaratan format penulisan yang berlaku di Fakultas Hukum dan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar; c. menyerahkan naskah Disertasi yang telah diperbaiki dan disetujui Tim Promotor kepada Fakultas Hukum secepatnya setelah uian akhir tahap kedua (terbuka); dan d. menyelesaikan semua ketentuan dan kewajiban administrasi Fakultas Hukum. BAB IX SANKSI AKADEMIK Sanksi akademik dikenakan Dekan kepada Peserta Program atau Calon Doktor yang melakukan: a. pelanggaran ketentuan akademik; b. plagiat; c. pelanggaran etika akademik; dan/atau d. pelanggaran hukum yang telah ditetapkan dengan keputusan Pengadilan. Tingkat dan jenis sanksi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. teguran secara tertulis; 35

36 b. pembatalan nilai mata kuliah (semester I, semester II, MKPKK dan MKPD); c. tidak diperkenankan mengikuti kegiatan akademik dalam jangka waktu 1 2 semester, atau d. dinyatakan gagal studi. Sanksi pelanggaran etika akademik ditentukan oleh Dewan Kehormatan Akademik Universitas Airlangga sesuai dengan Peraturan Universitas Airlangga tentang Etika Akademik yang berlaku. Pelanggaran hukum diselesaikan melalui prosedur hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB X CUTI AKADEMIK DAN GAGAL STUDI IX.1. Cuti Akademik Peserta Program atau calon Doktor dapat mengambil cutiakademikdengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan selama-lamanya 2 (dua) semester kumulatif dengan ketentuan: a. wajib membayarbiaya pendidikan selama cuti akademik; b. selama cuti akademik, masa studi tidakdiperhitungkan; c. telah mengikuti Program Doktor selama 2 (dua) semester; d. cuti akademik disetujui PA atau Promotor dan KPS serta ditetapkan dengan Keputusan Dekan; dan e. peraturan akademik tetap berlaku bagi yang bersangkutan. IX.2. Gagal studi (1) Gagal studi diputuskan oleh Dekan dan dikukuhkan dengan Keputusan Rektor. (2) Peserta Program, Calon doktor atau promovendus dinyatakan gagal studi apabila terbukti: a. Melanggar ketentuan administrasi, tidak mendaftar ulang, dan/atau tidak membayar biaya pendidikan 2 (dua) semester berturut-turut; atau b. Melanggar ketentuan akademik yang berlaku, dengan akibat gagal studi. 36

37 (3) Peserta Program, Calon doktor atau promovendus yang terancam dinyatakan gagal studi dapat mengajukan permohonan pengunduran diri dari Program Doktor kepada Dekan untuk dapat melanjutkan studi di Universitas lain. (4) Peserta Program, Calon doktor atau promovendus yang telah mengundurkan diri atau gagal studi karena melanggar ketentuan administrasi, melanggar ketentuan akademik dan etika akademik atau melewati batas masa studi pada Program Doktor dilarang mendaftarkan diri kembali BAB XI PERUBAHAN PANDUAN AKADEMIK Dekan dapat mengubah Buku Panduan Akademik setelah mendapat masukan dari Pengelola Program Studi Doktor Ilmu Hukum. BAB XII KETENTUAN PERALIHAN (1) Peraturan Dekan ini berlaku terhadap Peserta Program Doktor angkatan Tahun 2014 dan seterusnya. (2) Peserta program Doktor Angkatan 2013 dan sebelumnya, berlaku kurikulum berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Airlangga Nomor 9437/H3/KR/2012 tentang Penetapan Kurikulum Pada Program Studi Ilmu Hukum Jenjang Doktor pada Fakultas Hukum Universitas Airlanggga pada tanggal 30 Juli BAB XIII PENUTUP Hal-hal yang belum diatur dalam Buku Panduan ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur dalam ketentuan (Pedoman Prosedur) tersediri. Buku Panduan Pendidikan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. 37

38 LAMPIRAN 1 38

39 39

40 40

41 41

42 42

43 43

44 44

45 45

46 46

47 47

48 48

49 49

50 50

51 51

52 52

53 53

54 54

55 55

56 56

57 57

58 58

59 59

60 60

61 61

62 62

63 63

64 64

65 65

66 66

67 67

68 68

69 69

70 70

71 71

72 LAMPIRAN 2 72

73 73

74 74

75 75

76 76

77 77

78 78

79 79

80 80

81 81

82 82

83 LAMPIRAN 3 PERATURAN DEKAN FAKULTAS HUKUM NOMOR 391/UN3.J.3/2014 TENTANG PENGELOLAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM DEKAN FAKULTAS HUKUM Menimbang : a. bahwa pendidikan program doktor merupakan salah satu cara utama untuk menghasilkan ilmuwan yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; b. bahwa dalam rangka peningkatan mutu dan evektifitas pengelolaan penyelenggaraan Pendidikan Program Doktor Ilmu Hukum, Rektor telah melimpahkan aspek akademik dan penandatanganan ijazah kepada Dekan Fakultas Hukum; c. bahwa aspek akademik sebagaimana dimaksud pada huruf b meliputi kurikulum, administrasi akademis, penyelenggaraan program studi, dan penerbitan transkrip akademik; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c perlu ditetapkan Peraturan Dekan Fakultas Hukum. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanl (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1954 tentang Pendirian Universitas Airlangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 99; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 695) 3. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2014 tentang Statuta Universitas Airlanga ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik 83

84 Indonesia Nomor 5535). 4. Keputusan Dirjen Dikti Depdikbud Republik Indonesia Nomor 593/Dikti/Kep/1993 Tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Program Studi Magister dan Doktor di Universitas Airlangga. 5. Peraturan Majelis Wali Amanat Universitas Airlangga Nomor 12/P/MWA-UA/2008 tentang Anggaran Rumah Tangga Universitas Airlangga. 6. Peraturan Rektor Universitas Airlangga Nomor 318/J03/HK/2008 tentang Perubahan Struktur Organisasi Universitas Airlangga- Badan Hukum Milik negara. 7. Peraturan Rektor Universitas Airlangga Nomor 9437/H3/KR/2012 tentang Penetapan Kurikulum Pada Program Studi Ilmu Hukum Jenjang Doktor pada Fakultas Hukum Universitas Airlanggga. 8. Peraturan Rektor Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pendidikan Universitas Airlangga. 9. Peraturan Rektor Universitas Airlangga Nomor 21 tahun 2014 tentang pedoman Pendidikan Program Doktor (S3) Universitas Airlangga. 10. Keputusan Rektor Nomor 1289/H3/KR/2009 tentang Pelimpahan Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan Program Doktor Ilmu Hukum dari Program Pasacasarjana ke Fakultas Hukum Universitas Airlangga. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DEKAN TENTANG PENGELOLAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimasud dengan: 84

85 1. Program Doktor adalah program pendidikan strata 3 (S3) Ilmu Hukum yang ditujukan untuk memperoleh gelar Doktor Ilmu Hukum sebagai gelar akademik tertinggi. 2. Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas 16 (enam belas) sampai 19 (sembilan belas) minggu kuliah atau kegiatan terjadwal yang lain, berikut kegiatan iringannya, termasuk 2 (dua) sampai 3 (tiga) minggu kegiatan penilaian. 3. Sistem Kredit Semester (SKS) adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredir semester (SKS) untuk menyatakan beban studi Peserta Program, beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan program. 4. Satuan Kredit Smester selanjutnya disingkat SKS adalah satuan penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terstruktur per minggu sebanyak 1 (satu) jam/ tutorial perkuliahan atau 2 (dua) jam praktikum atau 4 (empat) jam kerja lapangan, dan 1 (satu) jam kegiatan terstruktur tidak terjadwal dan 1 (satu) jam kegiatan mandiri. Satu jam tatap muka setara dengan 50 (lima puluh) menit. 5. Kurikulum adalah sepersngkat rencana dan peraturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. 6. Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan ketrampilan tertentu. 7. Mata Kuliah Penunjang Disertasi (MKPD) adalah mata kuliah yang diperlukan oleh Calon Doktor untuk bahan pendalaman kajian Disertasi yang sedang diteliti dan digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah yang sedang diteliti untuk disertasi. 8. Mata Kuliah Pengembangan Keilmuan dan Keahliah (MKPKK) adalah mata kuliah di luar MKPD dan bersifat pilihan, yang diperlukan oleh Calon Doktor untuk bahan pendalaman kajian Disertasi yang sedang diteliti dan digunakan untuk lebih mempertajam keilmuan dan keahlian sesuai dengan masalah yang sedang diteliti untuk disertasi. 9. Kartu Rencana Studi (KRS) adalah kartu yang memuat rencana mata kuliah wajib danj pilihan yang yang akan diikuti oleh Peserta Program atau Calon Doktor. 10. Penelitian adalah kegiatan akademik taat kaidah yang menggunakan penalaran ilmiah dan memenuhi persyaratan metodologi disiplin ilmu yang bersangkutan. 85

86 11. Disertasi adalah tugas akhir hasil studi dan atau penelitian mendalam yang diakukan secara mandiri dan berisi sumbangan baru bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan atau menemukan jawaban baru bagi masalah-masalah yang sementara belum diketahui jawabannya atau mempertanyakan baru terhadap bagai hal yang dipandang telah mapan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang dilakukan oleh calon doktor di bawah bimbingan Promotr dan Kopromotor. 12. Dosen tetap adalah dosen tetap Universitas Airlangga yang memiliki NIDN, sebagai pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 13. Koordinator Program Studi (KPS) adalah tenaga akademik berjabatan Guru Besar dan Bergelar Doktor yang bertanggung jawab atas kurikulum, baku mutu pendidikan dan kelancaran proses belajar mengajar pada program studi. 14. Promotor adalah dosen tetap Universitas Airlangga, berpejabat Guru Besar/Profesor atau bergelar Doktor dengan Jabatan Lektor Kepala dan pernah sebagai penulis utama jurnal ilmiah internasional yang bereputasi, yang diberi tugas membimbing Calon Doktor dalam menyelesaikan studi. 15. Kopromotor adalah pendamping Promotor, berjabatan Guru Besar Emeritus atau Doktor dengan jabatan minimal Lektor, yang berasal dari dalam atau luar Universitas Airlangga, yang diberi tugas membimbing Calon Doktor dalam menyelesaikan studi. 16. Penasihat Akademik adalah dosen tetap Universitas Airlangga, berjabatan Guru Besar/Profesor atau gelar Doktor berjabatan minimal lektor dengan tugas dan tanggung jawab memberikan bimbingan kepada mahasiswa sampai penentuan promotor. 17. Konsultan adalah tenaga ahli di bidang keilmuan tertentu dan atau keterampilan khusus yang sangat diperlukan oleh mahasiswa untuk membantu perencanaan dan pelaksanaan disertasi dengan persetujuan promotor. 18. Peserta Program adalah mereka yang terdaftar dan mengikuti pendidikan Doktor di Fakultas Hukum Universitas Airlangga. 19. Calon Doktor adalah status Peserta Program Program Doktor di Fakultas yang telah dinyatakan lulus ujian kualifikasi. 20. Promovendus adalah sebutan untuk Calon Doktor yang telah lulus ujian akhir tahap pertama (Ujian Tertutup). 21. Ujian Kualifikasi adalah ujian komprehensif untuk memperoleh status Calon Doktor. 86

87 22. Ujian Proposal adalah ujian naskah usulan penelitian disertasi. 23. Ujian Kelayakan adalah ujian naskah hasil penelitihan untuk dinilai kelayakannya sebagai disertasi. 24. Ujian Tertutup/Disertasi Tertutup (Tahap 1) adalah ujian naskah disertasi yang telah dinilai layak untuk dipromosikan sebagai promovendus. 25. Ujian Terbuka/Disertasi Terbuka (Tahap 2) adalah ujian penentu kelulusan promovendus menjadi dioktor setelah dinyatakan lulus Disertasi Tertutup (tahap1) dihadapan siding terbuka. 26. Proposal/usulan penelitian disertasi adalah kegiatan akademik yang direncanakan dan disusun menurut kaidah penelitian ilmiah agar dapat digunakan sebagai pedoman penelitian untuk disertasi.. BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN PROGRAM DOKTOR Bagian Kesatu Visi Program Doktor Pasal 2 Menjadi pusat pendidikan Doktor yang mandiri, inovatif, terkemuka di tingkat regional dan Internasional, pelopor pengembangan Ilmu pengetahuan, berdasarkan moral dan agama. Bagian Kedua Misi Program Doktor Pasal 3 Misi Program Doktor : a. Menghasilkan lulusan Doktor Ilmu Hukum yang berilmu, memiliki kemampuan akademik tinggi, kreatif, dinamis, profesional dan berdaya saing tinggi. b. Menyelenggarakan penelitian hukum untuk menunjang pengembangan pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. c. Mendharmabaktikan keahlian dalam bidang hukum kepada masyarakat. d. Mengupayakan kemandirian dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui pengembangan kelembagaan manajemen yang berorientasi pada mutu dan kemampuan bersaing secara internasional. Bagian Ketiga 87

88 Tujuan Program Doktor Pasal 4 Program Doktor bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkualifikasi sebagai berikut: a. Mengembangkan konsep IPTEK baru di bidang hukum. b. Mengembangkan program penelitian dasar dan terapan di bidang Hukum. c. Mengembangkan pendekatan Interdisiplin. Bagian Keempat Karakteristik Pendidikan Program Doktor Pasal 5 Pendidikan Doktor berorientasi pada pencapaian dan pengemndalian mutu (quality control) akademik yang tinggi, dan mempunyai landasan pengembangan instrumen proses pendidikan Doktor yang memiliki 3 (tiga) karakteristik utama, yaitu: a. Atribut lanjut (advanced) b. Atribut terfokus ( a discrete body of knowledge) c. Atribut kecendekiawanan ( kesujanaan = Scholarly ) BAB III PENGELOLAAN PROGRAM Bagian Kesatu Struktur Organisasi Program Doktor Pasal 6 (1) Pengelolaan Program Doktor dilakukan oleh Pimpinan Fakultas. (2) Struktur organisasi Pimpinan Fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. Dekan; b. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan; c. Wakil Dekan Bidang Sumber Daya dan Keuangan; dan d. Wakil Dekan Bidang Kerjasama. Pasal 7 Dalam melaksanakan fungsi pengelolaan Program Doktor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pimpinan dibantu oleh Koordinator Program Studi (KPS) dan/atau unit lain yang ditetapkan oleh Rektor atas usul Dekan. 88

89 Bagian Kedua Wewenang Pengelola Program Doktor Pasal 8 (1) Dekan berwenang memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta membina Peserta Program, Dosen dan tenaga kependidikan. (2) Lingkup wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek akademik dan penandatanganan ijazah bersama Rektor. (3) Aspek akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi kurikulum, administrasi akademis, penyelenggaraan program studi, pengembangan program studi, dan penerbitan transkrip akademik. (4) Dalam menjalankan wewenangnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dekan wajib menyampaikan laporan pelaksanaan kepada Rektor. Pasal 9 (1) Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan bertugas membantu Dekan dalam memimpin Program Doktor dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pengembangan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepoada masyarakat dan sebagai pengendali pelaksanaan pendidikan Program Doktor. (2) Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan bertanggung jawab kepada Dekan. Pasal 10 (1) Wakil Dekan Bidang Sumberdaya dan Keuangan bertugas membantu Dekan dalam memimpin Program Doktor dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dan pelayanan di bidang administrasi umum dan keuangan. (2) Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Wakil Dekan Bidang Sumber Daya dan Keuangan bertanggung jawab kepada Dekan. Pasal 11 (1) Wakil Dekan Bidang Kerjasama bertugas membantu Dekan dalam memimpin Program Doktor dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kerjasama baik secara internal maupun eksternal demi kelancaran penyelenggaraan Program Doktor. 89

90 (2) Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Wakil dekan Bidang Kerjasama bertangung Jawab kepada Dekan. Pasal 12 (1) KPS bertugas sebagai koordinator dan pengendali pelaksanaan proses belajar-mengajar. (2) Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPS bertanggung jawab kepada Dekan. BAB IV PENERIMAAN CALON PESERTA PROGRAM Bagian Kesatu Persyaratan Akademik Pasal 13 Persyaratan akademik bagi calon Peserta Program Doktor Ilmu Hukum adalah: a. magister Ilmu Hukum dengan IPK lebih besar atau sama dengan 3,00 dari Program Studi yang terakreditasi; b. mempunyai karya tulis ilmiah hukum yang dipublikasikan lewat seminar/ majalah di bidang hukum; c. mempunyai konsep karya tulis ilmiah yang relevan dengan konsep rencana penelitian dalam rangka penulisan Disertasi; dan d. lulus ujian seleksi. Bagian Kedua Persyaratan administratif Pasal 14 Calon Peserta Program wajib memenuhi persyaratan adminsitratif sebagai berikut: a. memperoleh izin atasan langsung bagi calon Peserta Program yang bekerja pada suatu instansi; b. memperoleh izin dari Rektor atau Pimpinan Institusi bagi calon Peserta Program yang bekerja sebagai Dosen; c. mendapat rekomendasi dari atasan atau pakar di bidang Hukum yang menyatakan bahwa yang bersangkutan mempunyai kemampuan dan/atau integritas keilmuan serta mampu mengikuti Pendidikan Program Doktor. 90

91 Pasal 15 Calon Peserta Program berkewarganegaraan asing wajib menempuh prosedur penerimaan sebagai berikut: a. menyerahkan formulir pendaftaran yang telah diisi dan ditandatangani serta lampiran yang dipersyaratkan. b. melamar langsung ke Universitas Airlangga; c. dengan pernyataan penerimaan dari Universitas Airlangga mengurus visa ke Kedutaan Besar Republik Indonesia di tempat asal ; d. Atase Pendidikan dan Kebudayaan asal calon peserta melaporkan lamaran sebagaimana dimaksud pada huruf b kepada Sekretaris Jenderal dan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi; dan e. kesesuaian dengan persyaratan lain tentang izin tinggal bagi orang asing. Bagian Ketiga Status Peserta Program Pasal 16 Setiap calon Peserta Program yang dinyatakan diterima sebagai Peserta Program wajib: a. Menyatakan kepastian mengikuti pendidikan Program Doktor dengan cara mendaftarkan diri di Direktorat Pendidikan Universitas Airlangga sesuai prosedur dan jadwal yang ditetapkan. b. Melunasi pembayaran semua biaya pendidikan untuk 1 (satu) semester. Pasal 17 Sebutan Peserta Program Doktor terdiri atas: a. Peserta Program Doktor, yaitu mereka yang telah lulus seleksi penerimaan. b. Calon Doktor, yaitu Peserta Program Doktor yang telah dinyatakan lulus ujian kualifikasi. c. Promovendus, yaitu Calon Doktor yang telah dinyatakan lulus ujian akhir tahap pertama ( Ujian Tertutup). Bagian Keempat Kartu Rencana Studi Pasal 18 91

92 (1) Setiap Peserta Program Doktor wajib mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) yang disediakan oleh Fakultas selambat-lambatnya tiga minggu setelah perkuliahan dimulai secara resmi pada tiap awal semester dan mendaftar ulang pada tiap akhir semester untuk dapat mengikuti pendidikan semester berikutnya. (2) KRS Peserta Program Doktor disetujui oleh Penasihat Akademik (PA) dan diketahui oleh KPS. (3) Setiap Calon Doktor wajib mengisi KRS tentang MKPKK dan MKPD yang ditentukan dengan persetujuan Promotor dan diketahui KPS. (4) Peserta Program Doktor dan Calon Doktor yang tidak mengisi KRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) tidak diperkenankan mengikuti kegiatan akademik. BAB V PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN BEBAN STUDI Pasal 19 Tahun akademik diatur sesuai dengan kalender akademik Universitas Airlangga, terdiri atas semester gasal dan semester genap. Pasal 20 Pendidikan program Doktor merupakan pendidikan terstruktur yang: a. terdiri atas pendidikan kemampuan lanjut dan kekhususan serta penelitian mandiri; b. mengikuti SKS dengan beban studi yang diukur dengan SKS; dan c. kegiatannya diselenggarakan melalui perkuliahan, seminar, studi mandiri dan komunikasi ilmiah, penelitian dan penulisan karya ilmiah. Pasal 21 Beban studi Program Doktor Ilmu Hukum adalah 50 SKS yang dijadwalkan untuk 5 (lima) semester dengan lama studi selama-lamanya 11 (sebelas) semester. BAB VI KURIKULUM Bagian Kesatu Pengembangan Kurikulum Pasal 22 92

93 Pengembangan kurikulum ditetapkan melalui Rapat Pimpinan Fakultas, Koordinator Program Studi (KPS), Dosen Penanggungjawab Mata Kuliah (PJMK) dan dosen-dosen lain yang memenuhi kualifikasi guna menyesuaikan dengan perkembangan ilmu. Pasal 23 Dosen Penanggungjawab Mata Kuliah (PJMK) wajib membuat silabus mata kuliah yang diembannya. Bagian Kedua Struktur Kurikulum Pasal 24 Struktur kurikulum dan tahapan kegiatan pembelajaran secara terinci adalah sebagai berikut: a. semester I dengan beban studi 10 SKS meliputi mata kuliah : 1) Filsafat Hukum ( 2 SKS ). 2) Teori Hukum ( 4 SKS ). 3) Penelitian Hukum ( 4 SKS ). b. semester II dengan kegiatan atau beban studi 12 SKS meliputi: 1) ujian Kualifikasi. 2) MKPKK ( 6 SKS). c. semester III sampai maksimum semester X dengan beban studi 30 sks adalah penyusunan disertasi yang meliputi: 1) pembimbingan dan penelitian. 2) usulan Penelitian untuk Disertasi. 3) MKPD 4) penelitian dan penulisan naskah disertasi. 5) seminar penilaian naskah disertasi. 6) ujian akhir Tahap I (tertutup). 7) ujian akhir Tahap II (terbuka). BAB VII TATA LAKSANA PENDIDIKAN Bagian Pertama Penasihat Akademik Pasal 25 93

94 (1) Peserta Program wajib memiliki Penasihat Akademik yang kesediaannya dinyatakan dengan mengisi formulir yang tersedia guna memperoleh penetapan dengan Keputusan Rektor. (2) Penasihat Akademik (PA) bertugas dan bertanggung jawab sebagai pendamping peserta program dalam mengikuti pelaksanaan pendidikan hingga Peserta Program lulus ujian kualifikasi dan mendapatkan status Calon Doktor. (3) Penasihat akademik hanya diperkenankan membimbing sebanyak-banyaknya 10 (sepuluh) orang Peserta Program secra kumulatif. Pasal 26 (1) Peserta Program wajib berkonsultasi kepada PA secara aktif dan teratu paling sedikit 2 (dua) kali dalam setiap semester. Kegiatan konsultasi dilakukan dengan mengisi Buku Kegiatan Peserta Program dan diketahui oleh KPS. (2) Peserta Program dengan didampingi PA wajib menyusun pokok pikiran tertulis atau materi kualifikasi berisi ide dan ruang lingkup, yang merefleksikan kemampuan untuk mengkaji permasalahan secara komprehensif dalam upaya menghasilkan temuan ilmiah baru sebagai ide dasar materi ujian kualifikasi. (3) Peserta Program wajib membuat progress report setiap semester selama pendidikan Bagian Kedua Promotor, Kopromotor dan Pembimbingan Pasal 27 (1) Calon Doktor wajib segera mengusulkan calon Promotor kepada Dekan beserta pernyataan dari Fakultas tentang kesediaan membimbing dari calon Promotor, setelah mendapat pertimbangan dari KPS, guna memperoleh penetapan dengan Keputusan Rektor. (2) Kriteria Promotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut: a. bergelar Guru Besar; atau b. bergelar Doktor dengan jabatan Lektor Kepala dan pernah sebagai penulis utama jurnal ilmiah internasional yang bereputasi; c. mempunyai keahlian sesuai dengan topik/materi disertasi; dan 94

95 d. dosen tetap Universitas Airlangga atau dosen (orang yang mempunyai jabatan akademik) dari perguruan tinggi lain sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Fakultas. (3) Promotor berasal dari luar Universitas Airlangga wajib didampingi sekurang-kurangnya satu Kopromotor dari Universitas Airlangga. Pasal 28 (1) Promotor wajib mengusulkan seorang atau 2 (dua) orang calon Kopromotor kepada Dekan. (2) Calon Kopromotor wajib mengisi pernyataan kesediaannya untuk membimbing Calon Doktor untuk mendapatkan Keputusan Rektor. (3) Kriteria Kopromotor sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah sebagai berikut: d. bergelar Guru Besar atau Doktor dengan jabatan Lektor; e. mempunyai keahlian sesuai dengan topik/materi disertasi; dan e. dosen tetap Universitas Airlangga atau dosen (orang yang mempunyai jabatan akademik) dari perguruan tinggi lain sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Fakultas. (4) Seorang Promotor dan/atau Kopromotor hanya diperkenankan membimbing sebanyakbanyaknya 10 (sepuluh) orang Calon Doktor secara kumulatif. Pasal 29 (1) Promotor dan Kopromotor bertugas membimbing Calon Doktor dan bertanggungjawab atas: a. orisinalitas penelitian dan sumbangan terhadap khasanah ilmu; b. ketepatan metodologi, penguasaan teori dan kedalaman penalaran; c. sistematika pemikiran dan simpulan penelitian Calon Doktor; dan d. pemilihan MKPD, MKPKK dan pemenuhan persyaratan akademik. (2) Promotor dan Kopromotor secara berkala melakukan evaluasi kemajuan penelitian dan penulisan naskah Disertasi serta mencatat dalam buku Kegiatan Peserta Program. (3) Promotor dan Kopromotor wajib melaksanakan Ujian Penilaian Naskah Disertasi sebelum ujian akhir tahap pertama (tertutup). Pasal 30 95

96 (1) Dalam hal Promotor dan/atau Kopromotor berhalangan tetap, Dekan secepatnya menetapkan pengganti Promotor dan/atau Kopromotor yang sesuai dengan bidang ilmunya dengan Promotor dan/atau Kopromotor sebelumnya, atas usul Calon Doktor dengan pertimbangan KPS. (2) Promotor dan/atau Kopromotor pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memperhatikan dan mengedepankan kelangsungan usulan penelitian yang telah disetujui oleh Panitia Penilai Usulan Penelitian untuk Disertasi. Pasal 31 (1) Atas usul Calon Doktor, dengan pertimbangan KPS, Dekan dapat mengganti Promotor dan/atau Kopromotor apabila terdapat hambatan akademik pada hubungan Calon Doktor dengan Promotor dan/atau Kopromotor yang disebabkan oleh perkembangan keilmuan dalam rangka penelitian dan penulisan disertasi. (2) Seorang Promotor dan/atau Kopromotor tidak dapat diganti dengan alasan sematamata disebabkan adanya hambatan akademik pada Calon Doktor. (3) Prosedur penggantian Promotor dan/atau Kopromotor ditetapkan dengan Peraturan Dekan. Pasal 32 (1) Calon Doktor wajib mengikuti bimbingan Promotor dan/atau Kopromotor secara aktif dan teratur paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu semester. (2) Calon Doktor wajib menyusun usulan penelitian untuk Disertasi dengan bimbingan Promotor dan/atau Kopromotor, melakukan penelitian untuk Disertasi, serta menyusun penulisan Disertasi. (3) Calon Doktor yang tidak dapat memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dikenai sanksi akademik. Bagian Ketiga Konsultan Pasal 33 (1) Dalam menjalankan tugasnya, Promotor atas sepengetahuan KPS dapat mengusulkan seorang Konsultan kepada Dekan. 96

97 (2) Konsultan bertugas mendampingi Promotor untuk memberikan materi di bidang keilmuan tertentu dalam rangka penelitian dan penulisan Disertasi yang diperlukan oleh Calon Doktor. (3) Pembiayaan Konsultan dibebankan kepada Calon Doktor selama sekurang-kurangnya satu semester. Bagian Keempat Perkuliahan dan Ujian Perkuliahan Pasal 34 (1) Materi perkuliahan pada pendidikan Program Doktor disusun berdasarkan tingkat kecanggihan dan kedalaman penalaran sesuai dengan jenjang pendidikan Doktor, berdasarkan kurikulum inti, MKPKK dan MKPD. (2) Materi MKPKK dan MKPD merupakan mata kuliah wajib bagi calon Doktor dalam rangka pendalaman kajian Disertasi. (3) MKPKK dilaksanakan pada Semester II atau paling lambat akhir semester IV, setelah Calon Doktor lulus ujian kualifikasi. (4) MKPD dilaksanakan pada Semester IV, setelah Calon Doktor lulus ujian Usulan Penelitian Disertasi (Proposal). Pasal 35 (1) MKPKK ditetapkan oleh Promotor dan Calon Doktor yang selanjutnya dilaporkan kepada KPS dengan mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) perkuliahan MKPKK yang disediakan Fakultas. (2) MKPKK diselenggarakan secara terstruktur sebagaimana perkuliahan lainnya. (3) Materi MKPKK berbeda dengan materi perkuliahan pada semester I dan MKPD, terutama dalam keluasan cakupan dan atau kedalaman pemahaman serta diperlukan Calon Doktor untuk bahan pendalaman kajian Disertasi. (4) Beban studi MKPKK adalah 6 (enam) SKS yang terdiri atas 3 (tiga) mata kuliah yang meliputi satu mata kuliah wajib ( sesuai dengan bidang penelitian Disertasinya) dan 2 (dua) mata kuliah pilihan pada masing-masing minat, masing-masing setara dengan 2 (dua) SKS (5) Jenis Mata Kuliah dan Prosedur perkuliahan MKPKK tiap-tiap angkatan ditetapkan dengan Keputusan Dekan. 97

98 Pasal 36 (1) MKPD ditetapkan oleh Promotor, Kopromotor dan Calon Doktor yang selanjutnya dilaporkan kepada KPS dengan mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) perkuliahan MKPD yang disediakan Fakultas. (2) MKPD diselenggarakan secara terstruktur sebagaimana perkuliahan lainnya. (3) Materi MKPD berbeda dengan materi perkuliahan pada semster I, terutama dalam keluasan cakupan dan atau kedalaman pemahaman serta diperlukan Calon Doktor untuk bahan pendalaman kajian Disertasi. (4) Beban studi MKPD adalah 6 (enam) SKS yang terdiri atas 2 (dua) atau 3 (tiga) mata kuliah wajib ( sesuai dengan permasalahan disertasi) masing-masing setara dengan 2 (dua) SKS atau 3 (tiga) SKS. (5) Promotor atau Kopromotor dapat menjadi PJMK MKPD untuk satu mata kuliah dengan persetujuan Dekan. Pasal 37 (1) Untuk dapat mengikuti ujian perkuliahan semester I, MKPKK dan MKPD Peserta Program wajib hadir kuliah atau konsultasi paling sedikit 75% (tujuh puluh lima prosen) dari jadwal perkuliahan yang dibuktikan dari hasil rekapitulasi presensi pada akhir semester oleh Fakultas. (2) Ujian perkuliahan diselenggarakan secara tertulis dan terjadwal oleh PJMK dan atau oleh Dosen Pengajar. (3) Penilaian terhadap kegiatan dan kemajuan belajar Peserta Program dalam perkuliahan dilakukan secara berkala yang dapat berbentuk ujian atau pemberian tugas. (4) Ujian ulangan dapat dilakukan secara tertulis atau lisan. (5) Tugas pembuatan makalah berfungsi untuk menambah nilai ujian. Pasal 38 Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan nilai angka absolut seta nilai huruf A, AB, BC, C, D dan E dengan setaraan sebagai berikut: Nilai Huruf Nilai Angka Nilai Mutu A AB B BC < < < ,5 3 2,5

99 C D E 54 -<62 40-<54 < Pasal 39 (1) Nilai lulus ujian perkuliahan semester I adalah sama atau lebih besar dari B. (2) Nilai lulus ujian setiap MKPKK dan MKPD adalah sama dengan atau lebih besar dari nilai 3 (tiga) atau nilai huruf B. Pasal 40 (1) Rapat yudisium diadakan pada akhir semester I. (2) Rapat yudisium dipimpin oleh Dekan. (3) Rapat yudisium dilaksanakan untuk menetapkan Peserta Program: a. boleh ujian kualifikasi dengan syarat telah lulus ujian perkuliahan semester I sama dengan atau lebih besar dari nilai 3 (tiga) atau nilai huruf B; b. tidak lulus dan wajib memperbaiki nilai mata kuliah kurang dari nilai 3 (tiga) atau nilai huruf B; c. dinyatakan gagal studi dan tidak memenuhi syarat untuk melanjutkan pendidikan Program Doktor apabila tidak memenuhi nilai sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b; d. apabila rapat yudisium sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menetapkan Peserta Program wajib memperbaiki nilai mata kuliah yang belum lulus, maka setelah lulus ujian perbaikan dengan nilai sama dengan atau lebih besar dari nilai 3 (tiga) atau nilai huruf B, selanjutnya KPS dengan persetujuan Dekan memutuskan bahwa Peserta Program boleh ujian kualifikasi; atau e. apabila Peserta Program sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 huruf d setelah ujian perbaikan nilai kurang dari nilai 3 (tiga) atau nilai huruf B, maka Peserta Program dinyatakan gagal studi. Pasal 41 (1) Peserta Program wajib memperbaiki nilai mata kuliah yang dinyatakan belum lulus pada rapat yudisium tanpa mengikuti kuliah ulang. 99

100 (2) Jika nilai pada akhir semester I kurang dari nilai 3 (tiga) atau nilai huruf B, Peserta Program diberi kesempatan memperbaikinilai dengan menempuh ujian perbaikan 1 (satu) kali paling lambat pada semeter II. (3) Nilai ujian perbaikan setinggi-tingginya B. Bagian Kelima Ujian Kualifikasi Pasal 42 (1) Ujian kualifikasi diusulkan oleh Penasihat Akademik dengan melampirkan transkrip akademik semester I. (2) Ujian kualifikasi dijadwalkan pada semester II atau selambat-lambatnya pada awal semester III. (3) Apabila sampai awal semester II ujian kualifikasi belum terlaksana, Dekan dapat menjadwalkan ujian tersebut dengan mengirimkan surat teguran/peringatan. (4) Peserta Program diminta untuk menyerahkan perkembangan studinya paling lambat 2 (dua) minggu setelah surat teguran diterima. (5) Apabila peserta program tidak menyerahkan laporan perkembangan studi, Peserta Program tersebut diusulkan oleh Dekan kepada Rektor sebagai Peserta Program gagal studi. Pasal 43 (1) Ujian kualifikasi dilaksanakan oleh Panitia Ujian Kualifikasi yang terdiri atas 7 (tujuh) orang tenaga akademik dari Universitas Airlangga, terdiri atas Penasihat Akademik (PA) sebagai Koordinator, dosen dari bidang disiplin ilmu terkait yang salah satu anggota memahami metodologi penelitian dan Dosen pengajar mata kuliah terkait. (2) Ujian kualifikasi dapat dilaksanakan dan memberikan keputusan apabila dihadiri sekurang-kurangnya 5 (lima) orang Panitia Ujian Kualifikasi. (3) Dalam hal PA berhalangan, ujian kualifikasi dipimpin oleh salah seorang Panitia Ujian Kualifikasi yang hadir melalui kesepakatan bersama. (4) Materi ujian kualifikasi meliputi: a. penguasaan metodologi penelitian di bidang ilmunya; b. penguasaan materi (teori, substansi) bidang atau disiplin ilmunya, baik yang bersifat dasar maupun khusus; 100

101 c. kemampuan penalaran, termasuk kemampuan untuk mengadakan abstraksi dan ekstrapolasi; dan d. kemampuan sistematisasi dan perumusan hasil pemikiran. Pasal 44 (1) Untuk lulus ujian kualifikasi Peserta Program harus memperoleh nilai sekurangkurangnya setara dengan nilai mutu 3 (tiga) atau huruf B. (2) Peserta Program yang lulus ujian kualifikasi memperoleh status Calon Doktor. (3) Peserta Program yang gagal dalam ujian kualifikasi diberi kesempatan mengikuti ujian perbaikan 1 (satu) kali, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ujian kualifikasi pertama. (4) Jika Peserta Program gagal dalam ujian perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), yang bersangkutan dinyatakan gagal studi. Bagian Keenam Usulan Penelitian untuk Disertasi Pasal 45 (1) Usulan Penelitian untuk Disertasi disusun oleh Calon Doktor dengan bimbingan Promotor dan Kopromotor pada semester III. (2) Usulan Penelitian untuk Disertasi yang telah disetujui dan ditandatangani oleh Promotor dan Kopromotor serta disahkan oleh KPS diajukan kepada Dekan untuk diproses lebih lanjut. (3) Untuk dapat menempuh penilaian Usulan Penelitian untuk Disertasi, setiap Calon Doktor wajib memiliki bukti kemampuan dalam 2 (dua) bahasa asing yang salah satunya adalah bahasa Inggris. (4) Bukti Kemampuan bahasa Inggris sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinyatakan dengan skor setara TOEFL/ELPT serendah-rendahnya 550 yang dinyatakan oleh Pimpinan Laboratorium Bahasa (PINLABS) Universitas Airlangga. (5) Kemampuan untuk bahasa asing selain bahasa Inggris sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Dekan. Pasal

102 (1) Penilaian Usulan Penelitian untuk Disertasi dilaksanakan selambat-lambatnya pada akhir semester IV, dengan syarat Calon Doktor telah lulus semua MKPKK. (2) Apabila sampai akhir semester IV Calon Doktor belum melaksanakan Penilaian Usulan Penelitian untuk Disertasi, Dekan akan memberikan Surat Peringatan. (3) Calon Doktor wajib menyerahkan laporan perkembangan studi dengan mengetahui KPS paling lambat 2 (dua) minggu setelah mendapatkan Surat Peringatan dari Dekan. (4) Apabila waktu 2 (dua) minggu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terlampaui ternyata Calon Doktor tidak melaksanakan kewajibannya, Dekan dapat mengajukan kepada Rektor sebagai Peserta Program gagal studi. (5) Penilaian Usulan Penelitian untuk Disertasi dilaksnakan sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali. Pasal 47 (1) Panitia Penilai Usulan Penelitian untuk Disertasi dipimpin oleh Promotor sebagai Koordinator Penguji. (2) Panitia Penilai Usulan Penelitian untuk Disertasi terdiri atas 7 (tujuh) orang tenaga akademik, termasuk Promotor dan Kopromotor dan seorang di antaranya berasal dari luar Universitas Airlangga (penguji eksternal) yang tidak berstatus sebagai tenaga pengajar di Fakultas Hukum Universitas Airlangga dan bukan dari institusi Calon Doktor, dengan jabatan sekurang-kurangnya Lektor Kepala (IV/a) dan bergelar Doktor yang diusulkan oleh Promotor dan dilengkapi dengan currikuculum vitae (CV). (3) Penilaian Usulan Penelitian untuk Disertasi hanya dapat dilaksanakan dan memberi keputusan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 5 (lima) orang anggota Panitia Penilai, termasuk Promotor dan Kopromotor serta seorang penguji yang berasal dari luar Universitas Airlangga (penguji eksternal). Pasal 48 Materi penilaian Usulan Penelitian untuk Disertasi mencakup masalah yang akan diteliti (didahului oleh kerangka konseptual), tujuan penelitian, kerangka penulisan, pendekatan dan metodologi serta kepustakaan yang akan digunakan dan juga aspek fisibilitas pelaksanaan penelitian. Pasal

103 (1) Panitia Penilai Usulan Penelitian untuk Disertasi menetapkan Usulan Penelitian diterima (dengan atau tanpa perbaikan) atau ditolak. (2) Dalam hal Usulan Penelitian untuk Disertasi dinyatakan ditolak, kepada Calon Doktor diberi kesempatan 1 (satu) kali mengikuti penilaian kedua dengan batas waktu selambatlambatnya 3 (tiga) bulan setelah penilaian yang pertama. (3) Apabila batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dilampaui, Usulan Penelitian untuk Disertasi dinyatakan batal atau ditolak dan Calon Doktor dinyatakan gagal studi. (4) Dalam hal Usulan Penelitian untuk Disertasi pada penialaian kedua dinyatakan tetap ditolak, Calon Doktor dinyatakan gagal studi. Pasal 50 (1) Naskah Usulan Penelitian untuk Disertasi wajib diserahkan kepada Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah diperbaiki dan disetujui/diterima oleh semua anggota Panitia Penilai serta disahkan oleh KPS. (2) Apabila batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampaui, Usulan Penelitian untuk Disertasi dinyatakan batal atau ditolak dan Calon Doktor wajib mengikuti penilaian ulang yang merupakan kesempatan terakhir. (3) Naskah Usulan Penelitian untuk Disertasi yang sudah disahkan dipakai sebagai acuan dalam menyusun Disertasi. (4) Dalam hal terdapat perubahan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), hal tersebut wajib mendapat persetujuan dari Promotor dan Kopromotor. (5) Persetujuan serta tanggal perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dinyatakan pada halaman depan Usulan Penelitian untuk Disertasi. (6) Usulan Penelitian untuk Disertasi wajib dibawa oleh Calon Doktor pada setiap konsultasi dengan Promotor dan Kopromotor serta pada saat Calon Doktor mengikuti Ujian Penilaian Naskah Disertasi dan Ujian Akhir Tahap Pertama (tertutup). Bagian Ketujuh Naskah Disertasi dan Ujian Penilaian Naskah Disertasi Pasal

104 (1) Naskah Disertasi disusun menurut format penulisan yang ditetapkan oleh Fakultas, ditulis sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar serta tidak menganung unsur plagiat dan atau replikasi. (2) Kejujuran akademik adalah krusial bagi kredibilitas dan harga diri setiap Calon Doktor, karena secara keseluruhan mencerminkan moral, harkat dan martabat Universitas Airlangga. (3) Plagiat merupakan salah satu bentuk ketidakjujuran akademik yang terjadi apabila: a. karya seseorang atau beberapa orang digunakan dan ditampilkan sebagai karya sendiri; atau b. sumber dari setiap kutipan atau bahan yang digunakan tidak diakui dengan cara membubuhkan acuan yang sesuai. (4) Replikasi merupakan salah satu bentuk ketidakjujuran akademik yang terjadi apabila karya seseorang ditiru seperti aslinya atau duplikat hasil karya seseorang terdahulu. (5) Sebelum ujian Penilaian Naskah Disertasi, Calon Doktor wajib membuat surat pernyataan bahwa konsep yang disusun untuk Disertasi adalah tulisan dan pemikiran asli dari Calon Doktor Sendiri. (6) Apabila tulisan dan pemikiran itu ternyata tidak asli, merupakan plagiat, replikasi atau duplikasi, maka Calon Doktor akan menerima sanksi sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 52 (1) Ujian Penilaian Naskah Disertasi dapat dilaksanakan dengan syarat sudah lulus semua MKPD dengan nilai sama dengan atau lebih besar dari nilai 3 (tiga) atau nilai huruf B; (2) Ujian Penilaian Naskah Disertasi dapat dilaksanakan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan setelah Ujian Penilaian Usulan Penelitian untuk Naskah Disertasi. (3) Ujian Penilaian naskah Disertasi diselenggarakan selambat-lambatnya pada akhir semester VIII. (4) Apabila sampai dengan akhirsemester VIII Ujian Penilaian Naskah Disertasi belum dapat diselenggarakan, Fakultas akan memberikan surat peringatan. (5) Calon Doktor yang mendapatkan Surat Peringatan wajib menyerahkan Laporan Perkembangan Studi (progress reports) paling lambat 2 (dua) minggu sejak surat peringatan diterima. 104

105 (6) Apabila waktu 2 (dua) minggu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilampaui Calon Doktor tidak menyerahkan Laporan Perkembangan Studi, Dekan dapat mengusulkan kepada Rektor untuk menetapkan Calon Doktor sebagai Peserta Program gagal studi. Pasal 53 (1) Ujian Penilaian naskah Disertasi dilaksanakan oleh Panitia Penilai Naskah Disertasi yang terdiri atas 7 (tujuh) orang tenaga akademik, termasuk Promotor dan Kopromotor), yang diusulkan oleh Promotor dan ditetapkan oleh Dekan dengan pertimbangan KPS. (2) Ujian penilaian Naskah Disertasi hanya dapat dilaksanakan dan memberi keputusan apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 5 (lima) orang Panitia Penilai Naskah Disertasi, termasuk Promotor dan Kopromotor. (3) Panitia Penilai Naskah Disertasi sedapat mungkin sama dengan Panitia Penilai Usulan Penelitian untuk Disertasi. (4) Panitia Penilai Disertasi bertugas memberikan koreksi, masukan dan penyempurnaan terhadap naskah Disertasi yang akan diajukan sebagai materi ujian akhir tahap pertama (tertutup) dengan memutuskan: a. dapat/tidak dapat diajukan untuk ujian Tahap I; atau b. diseminarkan kembali untuk perbaikan yang wajib dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal seminar tahap pertama. Pasal 54 (1) Materi ujian Penilaian Naskah Disertasi mencakup substansi dan metodologi keilmuan. (2) Perbaikan yang telah dituangkan dalam Naskah Disertasi wajib mendapatkan persetujuan dari semua anggota Panitia Penilai Naskah Disertasi yang dibuktikan dengan mengisi lembar persetujuan perbaikan yang disediakan oleh Fakultas. (3) Promotor menandatangani lembar persetujuan sebagai hasil proses evaluasi ujian setelah Panitia Penguji Naskah Disertasi lainnya. (4) Berita acara perbaikan Seminar Penilaian Naskah Disertasi wajib dilampirkan pada permohonan ujian akhir tahap pertama (tertutup). Bagian Kedelapan Ujian Akhir Pasal

106 (1) Ujian akhir program doktor diselenggarakan dalam 2 (dua) tahap, yaitu: a. ujian akhir tahap pertama yang bersifat komprehensif dan tertutup; dan b. ujian akhir tahap kedua yang bersifat terbuka. (2) Ujian akhir tahap pertama (tertutup) diselenggarakan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Ujian Penilaian Naskah Disertasi atau pada akhir semester IX bagi mereka yang belum melaksanakan Ujian Penilaian Naskah Disertasi. (3) Calon Doktor yang tidak dapat melaksanakan Ujian Akhir Tahap Pertama sebagaimana dilaksud pada ayat (2) akan mendapatkan surat peringatan dari Dekan. (4) Pelaksanaan Ujian Akhir Tahap Pertama (tertutup) ditetapkan oleh Dekan setelah mendapatkan masukan dari KPS. Pasal 56 (1) Ujian akhir tahap pertama (tertutup) dipimpin oleh Koordinator Penguji bukan Promotor atau Kopromotor yang ditetapkan oleh Dekan. (2) Panitia Penilai Ujian akhir tahap pertama (tertutup) terdiri atas 8 (delapan) orang tenaga akademik, termasuk Promotor dan Kopromotor dan seorang di antaranya berasal dari luar Universitas Airlangga (penguji eksternal) yang tidak berstatus sebagai tenaga pengajar di Fakultas Hukum Universitas Airlangga dan bukan dari institusi Calon Doktor, dengan jabatan sekurang-kurangnya Lektor Kepala (IV/a) dan bergelar Doktor yang diusulkan oleh Promotor dan dilengkapi dengan currikuculum vitae (CV) (3) Panitia Penguji Disertasi ujian akhir tahap pertama (tertutup) sedapat mungkin sama dengan Panitia Penilai Naskah Disertasi. (4) Ujian akhir tahap pertama (tertutup) hanya dapat dilaksanakan dan memberikan keputusan apabila dihadiri sekurang-kurangnya 6 (enam) orang Panitia Penguji Disertasi, termasuk Promotor dan Kopromotor serta seorang penguji eksternal yang salah satu Panitia Penguji Disertasi paham mengenai metodologi penelitian hukum. (5) Panitia Penguji Disertasi ujian akhir tahap pertama (tertutup) ditetapkan oleh Dekan dengan pertimbangan KPS. Pasal 57 Materi ujian akhir tahap pertama (tertutup) mencakup kecermatan menyusun alur pikir ilmiah, identifikasi masalah, kesesuaian kajian pustaka dengan masalah penelitian, 106

107 kemampuan argumentasi dalam ilmu yang ditekuni, kecanggihan metodologi terkait, originalitas dan sumbangan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Pasal 58 (1) Hasil akhir ujian tahap pertama (tertutup) menyatakan Calon Doktor: a. lulus; b. lulus dengan perbaikan. atau c. tidak lulus. (2) Calon Doktor yang dinyatakan lulus ujian akhir tahap pertama (tertutup) memperoleh status sebagai Promovendus. Pasal 59 (1) Calon Doktor yang dinyatakan lulus dengan perbaikan wajib melaksanakan perbaikan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal ujian akhir tahap pertama (tertutup). Perbaikan naskah Disertasi meliputi substansi dan format Bahasa Indonesia. (2) Calon Doktor yang dinyatakan tidak lulus dalam ujian akhir tahap pertama (tertutup) diberikan kesempatan untuk mengulang satu kali ujian dan menyempurnakan naskah Disertasi yang dilaksanakan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal ujian akhir tahap pertama (tertutup). (3) Calon Doktor yang dinyatakan tidak lulus pada ujian ulangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) statusnya dinyatakan gagal studi. Pasal 60 Perbaikan yang telah dituangkan dalam Naskah Disertasi wajib mendapat persetujuan dari semua anggota Panitia Penguji Naskah Disertasi tahap pertama yang dibuktikan dengan mengisi lembar persetujuan perbaikan yang disediakan oleh Fakultas dan Promotor menandatangani lembar persetjuan sebagai orang terakhir. Pasal 61 (1) Ujian akhir tahap kedua (terbuka) dapat diselenggarakan dengan syarat mahasiswa menyerahkan bukti tulisan di jurnal ilmiah internasional yang bereputasi; (2) Ujian akhir tahap kedua (terbuka) diselenggarakan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah Promovendus dinyatakan lulus pada ujian akhir tahap pertama (tertutup). 107

108 (3) Jika ujian akhir tahap kedua (terbuka) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat dilaksanakan yang disebabkan ketidaksiapan Promovendus, hasil ujian akhir tahap pertama (tertutup) dinyatakan tidal berlaku lagi. (4) Promovendus yang masih menginginkan menyelesaikan studinya wajib mengikuti kembali ujian akhir tahap pertama (tertutup) satu kali sebagai kesempatan terakhir selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak ditetapkan mengulang ujian tertutup. (5) Jika ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Promovendus dinyatakan tidak lulus, Promovendus dinyatakan gagal studi. (6) Jika ujian terbuka tidak dapat dilaksanakan dalam kurun waktu 2 (dua) semester setelah ujian tertutup yang disebabkan ketidaksiapan Promovendus, Dekan dapat mengusulkan Promovendus gagal studi kepada Rektor. Pasal 62 (1) Ujian akhir tahap kedua (terbuka) merupakan forum penyanggahan terdiri atas sebanyakbanyaknya 10 (sepuluh) penguji atau Penyanggah dalam disiplin ilmu yang diuji, serta dapat diikuti oleh sebanyak-banyaknya 15 (lima belas) orang undangan akademik. (2) Ujian akhir tahap kedua (terbuka) dilaksanakan dengan Penguji atau Penyanggah yang diprioritaskan kepada tenaga akademik yang sesuai dengan bidang kajian Disertasi dengan memberi peluang kepada penguji atau penyanggah dari disiplin ilmu terkait. (3) Ujian akhir tahap kedua (terbuka) dipimpin oleh Dekan atau Koordinator Program Studi atau Koordinator Sidang Penguji yang ditetapkan oleh Dekan. (4) Penguji atau penyanggah tamu ditetapkan dengan Keputusan Dekan. (5) Sanggahan merupakan pendapat berbeda dengan sudut pandang Promovendus. (6) Penguji atau penyanggah dapat memberikan pertanyaan atau sanggahan. (7) Ujian akhir tahap kedua (terbuka) hanya dapat dilaksanakan dan memberi keputusan jika dihadiri oleh sekurang-kurangnya 8 (delapan) orang penguji atau penyanggah. (8) Undangan akademik hanya dapat mengajukan pertanyaan atau sanggahan saja tetapi tidak memberikan penilaian. (9) Sikap ilmiah Promovendus dalam mempertahankan pendapatnya merupakan dasar penilaian yang mengedepankan obyektivitas kemampuan keilmuannya. Pasal 63 (1) Materi ujian akhir tahap kedua (terbuka) mencakup: 108

109 a. alur pikir ilmiah Promovendus dalam mempertahankan Disertasi terhadap berbagai sanggahan, dan b. sumbangan terhadap bidang ilmu yang ditekuninya dan nilai penerapannya. (2) Materi ujian akhir tahap kedua (terbuka) mencakup perbaikan substansi dan tidak untuk analisis metodologi yang telah diputuskan pada ujian akhir tahap pertama (tertutup). Bagian Kesembilan Penilaian Ujian Akhir dan Pemberian Gelar Doktor Pasal 64 (1) Penilaian ujian akhir tahap kedua meliputi: a. indeks Prestasi Akademik Kumulatif semester I dan semester II. b. hasil ujian akhir tahappertama (tertutup) atau UTTP, dan c. hasil ujian akhir tahap kedua (terbuka) atau UTBK. (2) Pada ujian akhir tahap kedua, Penguji atau Penyanggah hanya memberi nilai 3 (tiga) sampai 4 (empat) untuk menetapkan predikat kelulusan. (3) Formulir Penilaian Ujian Akhir Tahap Kedua sesuai dengan Lampiran III dan menjadi satu kesatuan dengan Peraturan ini. (4) Penilaian ujian akhir tahap kedua didasarkan atas rumus: 1 x IPK + 3 x UTTP + 2 x UTBK 6 Dengan pengertian: IPK adalah indeks Prestasi Akademik Kumulatif semester I dan semester II. UTTP adalah nilai ujian akhir tahap pertama (tertutup) UTBK adalah nilai ujian akhir tahap kedua (terbuka). (5) Nilai yang didapat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) bersifat final dan mutlak. Pasal 65 (1) Promovendus yang berhasil mempertahankan disertasi dan dinyatakan lulus dalam ujian akhir tahap kedua (terbuka) berhak atas gelar Doktor (Dr.). (2) Pemberian gelar Doktor diberikan : a. dengan syarat kelulusan : 1) Lama studi tidak lebih dari 10 (sepuluh) semester; 2) IPK minimal 3,00; dan 109

110 3) Publikasi Internasional yang relevan dengan disertasi, sebagai penulis utama b. Predikat kelulusan : 1) memuaskan, apabila nilai akhir 3,00 3,40; 2) sangat memuaskan, apabila nilai akhir 3,41 3,74; 3) dengan pujian ( cum laude ), apabila nilai akhir 3,75 4,00, dengan memperhatikan batas studi maksimal 4 (empat) tahun, terhitung sampai Ujian Disertasi Terbuka, memenuhi syarat kelulusan ditambah dengan : a) Publikasi Internasional, atau b) Publikasi Nasional terakreditasi sejumlah 2 (dua) accepted. Bagian Kesepuluh Penyelesaian Administrasi Pasal 66 Ijazah diserahkan kepada Doktor setelah yang bersangkutan memenuhi kewajiban sebagai berikut: (1) memperbaiki Disertasi dengan mempertimbangkan masukan dan sanggahan pada ujian akhir tahap kedua; (2) menyempurnakan Disertasi agar memnuhi persyaratan format penulisan yang berlaku di Fakultas Hukum dan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar; (3) menyerahkan naskah Disertasi yang telah diperbaiki dan disetujui Tim Promotor kepada Fakultas Hukum secepatnya setelah uian akhir tahap kedua (terbuka); dan (4) menyelesaikan semua ketentuan dan kewajiban administrasi Fakultas Hukum. BAB VIII SANKSI AKADEMIK Pasal 67 (1) Sanksi akademik dikenakan Dekan kepada Peserta Program atau Calon Doktor yang melakukan: a. pelanggaran ketentuan akademik; b. plagiat; c. pelanggaran etika akademik; dan/atau d. pelanggaran hukum yang telah ditetapkan dengan keputusan Pengadilan. (2) Tingkat dan jenis sanksi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: 110

111 a. teguran secara tertulis; b. pembatalan nilai mata kuliah (semester I, semester II, MKPKK dan MKPD); c. tidak diperkenankan mengikuti kegiatan akademik dalam jangka waktu 1 2 semester, atau d. dinyatakan gagal studi. (3) Sanksi pelanggaran etika akademik ditentukan oleh Dewan Kehormatan Akademik Universitas Airlangga sesuai dengan Peraturan Universitas Airlangga tentang Etika Akademik yang berlaku. (4) Pelanggaran hukum diselesaikan melalui prosedur hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IX CUTI AKADEMIK DAN GAGAL STUDI Bagia Pertama Cuti Akademik Pasal 68 Peserta Program atau calon Doktor dapat mengambil cutiakademikdengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan selama-lamanya 2 (dua) semester kumulatif dengan ketentuan: (1) wajib membayarbiaya pendidikan selama cuti akademik; (2) selama cuti akademik, masa studi tidakdiperhitungkan; (3) telah mengikuti Program Doktor selama 2 (dua) semester; (4) cuti akademik disetujui PA atau Promotor dan KPS serta ditetapkan dengan Keputusan Dekan; dan (5) peraturan akademik tetap berlaku bagi yang bersangkutan. Bagian Kedua Gagal studi Pasal 69 (1) Gagal studi diputuskan oleh Dekan dan dikukuhkan dengan Keputusan Rektor. (2) Peserta Program, Calon doktor atau promovendus dinyatakan gagal studi apabila terbukti: a. Melanggar ketentuan administrasi, tidak mendaftar ulang, dan/atau tidak membayar biaya pendidikan 2 (dua) semester berturut-turut; atau 111

112 b. Melanggar ketentuan akademik yang berlaku, dengan akibat gagal studi. (3) Peserta Program, Calon doktor atau promovendus yang terancam dinyatakan gagal studi dapat mengajukan permohonan pengunduran diri dari Program Doktor kepada Dekan untuk dapat melanjutkan studi di Universitas lain. (4) Peserta Program, Calon doktor atau promovendus yang telah mengundurkan diri atau gagal studi karena melanggar ketentuan administrasi, melanggar ketentuan akademik dan etika akademik atau melewati batas masa studi pada Program Doktor dilarang mendaftarkan diri kembali BAB X KETENTUAN PERALIHAN Pasal 70 (1) Peraturan Dekan ini berlaku terhadap Peserta Program Doktor angkatan Tahun 2014 dan seterusnya. (2) Peserta program Doktor Angkatan 2013 dan sebelumnya, berlaku kurikulum berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Airlangga Nomor 9437/H3/KR/2012 tentang Penetapan Kurikulum Pada Program Studi Ilmu Hukum Jenjang Doktor pada Fakultas Hukum Universitas Airlanggga pada tanggal 30 Juli BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 71 Peraturan ini mulai berlaku sejak ditetapkan. Ditetapkan di surabaya Pada tanggal 28 Nopember 2014 Dekan ttd Muchammad Zaidun. 112

113 LAMPIRAN 4 PERATURAN DEKAN FAKULTAS HUKUM NOMOR 391-A/UN3.J3/2014 TENTANG PANDUAN PENDIDIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTOR ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA 113

114 LAMPIRAN 5 1. Keputusan Dekan Fakultas Hukum Nomor 334/H3.1.3/KD/2011 tentang Pengangkatan Tenaga Pengajar Mata Kuliah Bagi Mahasiswa Program Doktor Program Studi Ilmu Hukum Universitas Airlangga Semester Gasal Tahun Akademik 2011/ Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Nomor 105/H3.1.3/KD/2011 tentang Pengangkatan Tenaga Pengajar Mata Kuliah Bagi Mahasiswa Program Doktor Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga Semester Genap Tahun Akademik 2011/ Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Nomor 105/H3.1.3/KD/2011 tentang Pengangkatan Tenaga Pengajar Mata Kuliah Bagi Mahasiswa Program Doktor Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga Semester Genap Tahun Akademik 2011/ Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Nomor 355/H3.1.3/KD/2012 tentang Pengangkatan Tenaga Pengajar Mata Kuliah Bagi Mahasiswa Program Doktor Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga Semester Gasal Tahun Akademik 2012/ Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Nomor 097/UN3.1.3/KD/2013 tentang Pengangkatan Tenaga Pengajar Mata Kuliah Bagi Mahasiswa Program Doktor Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga Semester Genap Tahun Akademik 2012/ Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Nomor 348/UN3.1.3/KD/2013 tentang Pengangkatan Tenaga Pengajar Mata Kuliah Bagi Mahasiswa Program Doktor Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga Semester Gasal Tahun Akademik 2013/ Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Nomor 108/UN3.1.3/2014 tentang Pengangkatan Tenaga Pengajar Mata Kuliah Bagi Mahasiswa Program Doktor Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga Semester Genap Tahun Akademik 2013/

115 8. Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Nomor 204/UN3.1.3/2014 tentang Pengangkatan Tenaga Pengajar Mata Kuliah Bagi Mahasiswa Program Doktor Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga Semester Gasal Tahun Akademik 2014/

116 LAMPIRAN 6 DESKRIPSI MATA KULIAH PADA PROGRAM STUDI ILMU HUKUM DESKRIPSI MATA KULIAH (MK) FILSAFAT HUKUM No. KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran FILSAFAT HUKUM 2. Kode Mata Ajaran PHH Beban studi 2 sks 4. Semester Gasal dan Genap 5. Mata Ajaran prasyarat Kompetensi Mahasiswa mampu membahas masalah hukum kontemporer berdasarkan nilai-nilai filsafat. 7 Jenis kompetensi Kompetesi Utama 8 Elemen Kompetensi MKK 9 Silabus Perkembangan legislasi nasional menempatkan filsafat hukum sebagai bagian yang essensial. Untuk itu pengkajian dan pemahaman tentang pemikiran falsafati dan cara berfilsafat merupakan sesuatu yang tidak dapat dinisbikan. Mata kuliah ini dimulai dengan menganalisis artikulasi filsafat, aliran-aliran filsafat hukum, masalah-masalah filsafat hukum dan dipungkasi dengan kajian maqasid al syariah 10 Atribut Softskill 1. Percaya diri (berani tampil) 2. Disiplin (mengumpulkan tugas tepat waktu) 11. Strategi Metode Pembelajaran Ceramah/diskusi dan tugas terstruktur 12. Penilaian Hasil Belajar - Tugas: 70% - Atribut Softskill : 30 % 13. Dosen Prof Dr, Frans limahelu, S.H.,LLM Prof.Dr.Eman Ramelan,S.H.,MS. Dr. Abd.Shomad, SH., M.H 116

117 14. Referensi Wajib Andrei Marmor Philosophy of Law. Princeton University Press. New Jersey. United States of America. Armatya Sen The Idea of Justice. Second Published. Penguin Books Ltd. 80 Strand. London WC2R ORL. England. Carl Joachim Friedrich The Philosophy of Law in Historical Perspective. The University of Chicago Press. Sobhi,Mahmassani, Falsafah Hukum Dalam Islam, terjemahan Aghmad Sudjono, Almaarif, Bandung,

118 DESKRIPSI MATA KULIAH TEORI HUKUM NO KRITERIA URAIAN 1 Nama Mata Ajaran Teori Hukum 2 Kode Mata Ajaran HKD Beban Studi 4 SKS 4 Semester Gasal 5 Mata Ajaran Prasarat - 6 Kompetensi Membekali Peserta Program S3 Ilmu Hukum agar mampu memberikan argumentasi dalam menyelesaikan permasalahan hukum dari aspek perundang-undangan dan aspek teoretik. 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Utama 8 Elemen Kompetensi MKK 9 Silabus Pokok bahasan yang disampaikan adalah diawali dengan mengemukakan karakteristik Ilmu Hukum sebagai suatu ilmu preskriptif dan terapan yang tidak masuk ruas ilmu pengetahuan yang ada (bersifat sui generis). Selanjutnya dikemukakan kebutuhan akan teori hukum dalam studi hukum. Kemudian diperbincangkan tugas teori hukum. Pokok bahasan berikut adalah tentang epistemologi hukum yang di dalamnya terkandung teori-teori kebenaran dan perkembangan metode dalam teori hukum. Setelah itu diperbincangkan mengenai perundang-undangan, yaitu tentang perbedaan antara prinsip hukum, norma hukum, dan aturan hukum; dalam perbincangan mengenai perundang-undangan ini juga dibahas wilayah pengaturan undang-undang dan konsistensi undang-undang. Perbincangan ini disusul dengan topik mengenai peradilan. Akhirnya, perkuliahan ini ditutup dengan perbincangan mengenai institusi dan konsep hukum. 10 Atribut Skill 1. Dapat mengerjakan tugas dengan benar. 2. Mengumpulkan tugas tepat waktu. 11 Strategi Metode Pembelajaran Ceramah dan diskusi 12 Penilaian Hasil Belajar - Presentasi Tugas 50 % - Tugas Akhir 50 % 13 Dosen 1. Prof.Dr. Peter Machmud Mz.,S.H.,MS,LL.M. 2. Koesrianti,S.H.,LL.M.,Ph.D. 14 Referensi Wajib 1. Andrei Marmor, Interpretation and Legal Theory, Hart Publishing, Portland, Oregon, 2005, 2. Bajai Narain Mani Tripathi, An Introduction to Jurisprudence (Legal Theory), Allahabad Law Agency, Allahabad, India,

119 DESKRIPSI MATA KULIAH PENELITIAN HUKUM NO KRITERIA URAIAN 1 Nama Mata Ajaran Penelitian Hukum 2 Kode Mata Ajaran PNH Beban Studi 4 SKS 4 Semester Gasal dan Genap 5 Mata Ajaran Prasarat - 6 Kompetensi Membekali Peserta Program S3 Ilmu Hukum agar dapat menyokong pembuatan proposal penelitian hukum normatif dengan pendekatan secara benar sesuai dengan karakteristik Ilmu Hukum sebagai ilmu perspektif dan terapan. 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Utama 8 Elemen Kompetensi MKK 9 Silabus Perkuliahan ini disampaikan secara tatap muka dan diskusi kelas. Pokok bahasan yang disampaikan adalah diawali dengan mengemukakan karakteristik Ilmu Hukum, karakteristik penelitian hukum (legal research), masalah hukum, kebenaran yang dicari, pendekatan-pendekatan dalam penelitian hukum, sumber-sumber penelitian hukum, dan diakhiri dengan penyusunan proposal penelitian. 10 Atribut Skill 3. Dapat mengerjakan tugas dengan benar. 4. Mengumpulkan tugas tepat waktu. 11 Strategi Metode Ceramah dan diskusi Pembelajaran 12 Penilaian Hasil Belajar - Presentasi Tugas 50 % - Tugas Akhir 50 % 13 Dosen 2. Prof.Dr. Muchammad Zaidun,S.H.,Msi. 3. Nurul Barizah,S.H.,LL.M, Ph.D. 14 Referensi Wajib 1. Edgar Bodenheimer, Jurisprudence: The Method and Philosophy of Law, Harvard University Press, Cambridge, Massachusetts, Edwin W. Patterson, Law in A Scientific Age, Columbia University Press, New York, Enid Campbell et al., Legal Research, The Law Book Company, Melbourne,

120 DESKRIPSI MATA KULIAH TEORI HUKUM ISLAM No. KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran TEORI HUKUM ISLAM 2. Kode Mata Ajaran HKD Beban studi 2 sks 4. Semester Gasal dan Genap 5. Mata Ajaran prasyarat Kompetensi Mahasiswa mampu memberikan argumentasi berdasarkan Teori Hukum Islam, sebagai landasan untuk memecahkan masalah hukum kontemporer 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8 Elemen Kompetensi MKK 9. Silabus Perkembangan lesgislasi nasional menempatkan hukum islam sebagai bagian yang essensial. Pengkajian teori hukum islam merupakan sesuatu yang tidak dapat dinisbikan. Mata kuliah ini dimulai dengan menganalisis artikulasi teori hukum, maqasid al syariah, ijtihad, mujtahid dan mufti, utilitarisme religius, liberalisme religius, syariah dan hak asasi manusia, teori fiqh ibadah, teori fiqh transaksi, teori fiqh warits, teori fiqh jihad, teori fiqh jinayat, teori fiqh siyasah, dan dipungkasi dengan analisis mengenai teori fiqh ekonomi islam. 10. Atribut Softskill 1. Percaya diri (berani tampil) 2. Disiplin (mengumpulkan tugas tepat waktu) 11. Strategi Metode Pembelajaran Ceramah/diskusi dan tugas terstruktur 12. Penilaian Hasil Belajar - Tugas: 70% - Atribut Softskill : 30 % 13. Dosen Dr. Abd.Shomad, SH., M.H 14. Referensi Wajib Abd.Shomad, Hukum Islam, Penormaan Prinsip Syariah Dalam Hukum Indonesia, Kencana, Jakarta,

121 DESKRIPSI MATA KULIAH TEORI-TEORI TANGGUNGJAWAB HUKUM DAN TANGGUNG GUGAT No. KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran TEORI-TEORI TANGGUNGJAWAB HUKUM DAN TANGGUNGGUGAT 2. Kode Mata Ajaran HKP Beban Studi 2 SKS 4. Semester Genap 5. Mata Ajaran Prasyarat Kompetensi Mahasiswa mampu menyimpulkan Sistem Peradilan Pidana Terpadu, sebagai kerangkan berpikir untuk melakukan pengembangan terkait fungsi masing-masing aparat penegak hukum. 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8. Elemen Kompetensi MKK 9. Silabus Teori-teori tanggungjawab hukum dan tanggunggugat merupakan mata kuliah mata kuliah yang memberikan pemahaman kepada mahasiswa filosofis tanggungjawab hukum dan tanggunggugat. Juga dibahas konsep, karakteristik dan prinsip tanggungjawab hukum dan tanggunggugat. Hubungan hokum sebagai dasar lahirnya tanggungjawab hukum dan tanggunggugat, merupakan bahasan yang penting dipahami oleh mahasiswa. 10. Atribut Softskill 1. Jujur yaitu mengerjakan tugas secara mandiri 2. Disiplin yaitu mengumpulkan tugas tepat waktu. 11. Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi dan pemberian tugas terstruktur 12. Media Pembelajaran LCD 14. Penilaian Hasil Belajar 1. Aktif diskusi : 30 % 2. Tugas Akhir : 70 % 15. Dosen (PJMK Dan Anggota) 1. Prof. Dr. Tatiek Sri Djatmiati, S.H., M.S. 2. Prof. Dr. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H. 3. Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, S.H., M.H. 121

122 16. Referensi Wajib 1. Jan Remmelink, Hukum Pidana, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Kwantjik Saleh, Pelengkap KUHP, Ghalia Indonesia. 3. Moeljatno, Azas-azas Hukum Pidana, Bina Aksara. 122

123 DESKRIPSI MATA KULIAH HUKUM DAN TEORI-TEORI KEADILAN 1 Nama Mata Ajaran Hukun Dan Teori-teori Keadilan 2 Kode Mata Ajaran HKD Beban Studi 2 SKS 4 Semester GENAP 5 Prasyarat Kompetensi Mahasiswa mampu Menyimpulkan Hakikat keadilan serta keterkaitan antara hukum dan keadilan. 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8 Elemen Kompetensi MKK 9 Silabus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan memahami hakikat keadilan serta keterkaitan antara hukum dan keadilan. Melalui pemahaman ini diharapkan mahasiswa melakukan kajian filosofis dan teoritis terhadap disertasi yang akan ditulis oleh mahasiswa. Pada pertemuan pertama dan kedua disampaikan bahasan mengenai hakikat keadilan dan problema keadilan. Pertemuan ketiga dikaji mengenai hubungan hukum dan keadilan. Perkuliahan diakhiri dengan pembuatan makalah yang disesuaikan dengan topik disertasi masing-masing 10 Atribut Soft Skill Disiplin, kerja sama, mengemukakan pendapat 11 Metode Pembelajaran Tutorial, diskusi dan makalah 12 Penilaian Hasil Belajar Diskusi : 40% Tugas : 40% Softskill : 20% 13 Team Teaching Dr. Aktieva Tri Tjitrawati, SH., M.Hum. 14 Referensi 1. Rawls, John, A Theory of Justice, Harvard University Press, Cambridge, Dworkin, Ronald, Justice for Hedgehogs, Belknap, Harvard, Dworkin, Ronald, Taking Rights Seriously, Duckworth, London, Sen, Amartya, The Idea of Justice, Penguin Books, London, Komesar, Neil K., Law s Limits, Cambridge University Press, Cambridge,

124 DESKRIPSI MATA KULIAH KONSTITUSI EKONOMI NO KRITERIA URAIAN 1 Nama Mata Ajaran KONSTITUSI EKONOMI 2 Kode Mata Ajaran HKD Beban Studi 2 SKS 4 Semester Gasal dan Genap 5 Mata Ajaran Prasarat - 6 Kompetensi Membekali Peserta Program S3 Untuk mengevaluir konstitusi sebagai acuan substantif dalam kebijakan resmi pembangunan ekonomi 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8 Elemen Kompetensi MKK 9 Silabus Sebagai awal perbincangan dikemukakan arti penting perumusan ketentuan mengenai perekonomian dalam Undang-undang Dasar. Perbincangan demikian dikemukakan dalam hal perbincangan mengenai isi konstitusi dan makna konstitusi dalam kehidupan bernegara. Selanjutnya dikemukakan mazhab-mazhab dalam ilmu ekonomi. Perbincangan itu kemudian disusul dengan perbincangan mengenai ketentuan konstitusi berbagai negara yang bersangkut paut dengan perekonomian yang dianut negara yang bersangkutan. Dalam hal ini dikemukakan konstitusi liberal-kapitalis, komunis, negara-negara berkembang, dan negara-negara yang baru maju. Selanjutnya perbincangan difokuskan kepada Konstitusi Ekonomi Indonesia dari satu periode ke periode yang lain. Pada perbincangan mengenai Konstitusi Ekonomi Indonesia juga dibicarakan fungsi lembaga-lembaga negara yang ditetapkan dalam UUD 1945 dalam perekonomian nasional. 10 Atribut Skill 1. Dapat mengerjakan tugas dengan benar. 11 Strategi Metode Ceramah dan diskusi 2. Mengumpulkan tugas tepat waktu. 124

125 Pembelajaran 12 Penilaian Hasil Belajar - Presentasi Tugas 50 % - Tugas Akhir 50 % 13 Dosen 1. Prof. Dr. M. Zaidun, S.H., M.Si. 2. Prof. Dr. Peter Mahmud Mz., S.H, M.H.,LL.M. 14 Referensi Wajib 1. Asshiddiqie, Jimly, Konstitusi Ekonomi, Kompas, Jakarta, Dewet, K.K., Modern Economic Theory, S. Chand, New Delhi, Hatta, Mohammad, Beberapa Fasal Ekonomi, Balai Pustaka, Jakarta,

126 DESKRIPSI MATA KULIAH SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA- LEMBAGA NEGARA NO KRITERIA URAIAN 1 Nama Mata Ajaran Sengketa Kewenangan Lembaga-Lembaga Negara 2 Kode Mata Ajaran HKA Beban Studi 2 SKS 4 Semester Gasal dan Genap 5 Mata Ajaran Prasarat - 6 Kompetensi Membekali Peserta Program S3 Ilmu Hukum agar mampu menyimpulkan permasalahan yang terkait dengan sengketa kewenangan lembaga-lembaga negara. 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8 Elemen Kompetensi MKK 9 Silabus Perkuliahan ini disampaikan secara tatap muka dan diskusi kelas. Pokok bahasan yang disampaikan adalah diawali dengan pemahaman tentang pembagian kekuasaan menurut UUDNRI 1945, kemudian dilanjutkan dengan pengertian lembaga negara menurut UUDNRI 1945, hukum acara penyelesaian sengketa kewenangan lembaga-lembaga negara dan diakhiri dengan penugasan membahas Putusan Mahkamah Konstitusi terkait dengan penyelesaian sengketa kewenangan lembaga-lembaga negara. 10 Atribut Skill 1. Dapat mengerjakan tugas dengan benar. 2. Mengumpulkan tugas tepat waktu. 11 Strategi Metode Ceramah dan diskusi Pembelajaran 12 Penilaian Hasil Belajar - Presentasi Tugas 50 % - Tugas Akhir 50 % 13 Dosen Dr. Sukardi,S.H.,MH. 14 Referensi Wajib 1. Andrew Beale, Essential Constitutional Law, second edition, Cavendish Publishing Limited, London-Sydney, Jimly Asshiddiqie, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jakarta, Rofiqul-Umam Ahmad et.al, ed., Konstitusi dan Ketatanegaraan Indonesia Kontemporer, Pemikiran Prof.Dr.Jimly Asshiddiqie,S.H. dan Para Pakar Hukum, The Biography Institute, Bekasi,

127 DESKRIPSI MATA KULIAH TEORI PENYELENGGARAAN NEGARA NO KRITERIA URAIAN 1 Nama Mata Ajaran Teori Penyelenggaraan Negara 2 Kode Mata Ajaran HKA Beban Studi 2 SKS 4 Semester Gasal dan Genap 5 Mata Ajaran Prasarat - 6 Kompetensi Membekali Peserta Program S3 Ilmu Hukum agar mampu membahas permasalahan yang terkait dengan penyelenggaraan negara dari dua pilar utama, yaitu prinsip negara hukum dan prinsip demokrasi. 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Penunjang 8 Elemen Kompetensi MKK 9 Silabus Perkuliahan ini disampaikan secara tatap muka dan diskusi kelas. Pokok bahasan yang disampaikan adalah: Sistem pemerintahan negara, pengisian jabatan lembaga-lembaga negara, wewenang lembaga-lembaga negara dan lembaga pemerintahan dan asas-asas penyelenggaraan negara dan pemerintahan antara lain asas praduga keabsahan tindakan pemerintahan (praduga rechtmatigheids), asas contrarius actus, dan asas delegatus non potes delegare. 10 Atribut Skill 1. Dapat mengerjakan tugas dengan benar. 2. Mengumpulkan tugas tepat waktu. 11 Strategi Metode Ceramah dan diskusi Pembelajaran 12 Penilaian Hasil Belajar - Presentasi Tugas 50 % - Tugas Akhir 50 % 13 Dosen Dr. Sukardi,S.H.,MH. 14 Referensi Wajib 1. A.V. Dicey, An Introduction to the Study of the Law of the Constitution, tenth edition, English Language Book Society and Macmillan, Great Britain, Randy E. Barnett, The Structure of Liberty Justice and the Rule of Law, Oxford University Press, Great Britain, Harjono, Transformasi Demokrasi, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, Jakarta,

128 DESKRIPSI MATA KULIAH GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI INDONESIA NO KRITERIA URAIAN 1 Nama Mata Ajaran Good Governance dalam Penyelenggaraan Pemerintahan 2 Kode Mata Ajaran HKA Beban Studi 2 SKS 4 Semester Gasal 5 Mata Ajaran Prasarat - 6 Kompetensi Membekali Peserta Program S3 Ilmu Hukum agar mampu menyimpulkan prinsip-prinsip Good Governance dalam penyelenggaraan pemerintahan modern. 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8 Elemen Kompetensi MKK 9 Silabus Perkuliahan ini disampaikan secara tatap muka dan diskusi kelas. Pokok bahasan yang disampaikan adalah diawali dengan mengemukakan perkembangan tugas dan fungsi pemerintahan, asas-asas umum pemerintahan yang baik, prinsip-prinsip good governance, Akuntabilitas dalam konteks maladministrasi, Perbandingan AUPB dan Good Governance, dan pengawasan terhadap pemerintahan. 10 Atribut Skill 1. Dapat mengerjakan tugas dengan benar. 2. Mengumpulkan tugas tepat waktu. 11 Strategi Metode Ceramah dan diskusi Pembelajaran 12 Penilaian Hasil Belajar - Presentasi Tugas 50 % - Tugas Akhir 50 % 13 Dosen Prof.Dr. Tatiek Sri Djatmiati,S.H.,MS. 14 Referensi Wajib 1. Alec Stone Sweet, Governing with Judges Constitutional Politics in Europe, Oxford University Press, New York, David M. Olson and Michael L. Mezey, ed., Legislature in the Policy Process the Dilemmas of Economic Policy, Cambridge University Press, New York, Hans Kelsen, General of Law and State, Russell & Russell, New York,

129 DESKRIPSI MATA KULIAH DINAMIKA HUKUM LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN No. KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran Dinamika Hukum Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan 2. Kode Mata Ajaran HKA Beban studi 2 SKS 4. Semester Gasal 5. Mata Ajaran prasyarat - 6. Kompetensi Dengan menempuh mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu memberikan argumentasi secara komprehensif dan sangat profesional dalam mengikuti dinamika hukum lingkungan dalam kerangka pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, baik secara konsepsional maupun normatif. 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8 Elemen Kompetensi MKK 9 Silabus Mata kuliah ini disusun untuk memberikan pemahaman komprehensif mengenai dinamika problematika lingkungan dan aspek hukumnya dalam perkembangan model pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang telah menjadi tren global. Pembangunan berkelanjutan dikonsesikan sebagai pola pembangunan yang mampu mengintegrasikan tiga kepentingan sekaligus: ekonomi, sosial dan lingkungan. Hal ini tentu saja membutuhkan pengaturan hukum dan memberi pengaruh kepada perkembangan hukum lingkungan pada tingkat lokal, nasional, regional dan internasional. Dengan demikian, mata kuliah ini dilakukan dengan memperhatikan aspek konsep dan aspek hukum yang disusun dengan pokok bahasan sebagai berikut: a. Konsepsi dinamika hukum lingkungan: Dalam pokok bahasan ini akan dibahas beberapa topik penting yang menjelaskan: Sejarah hukum lingkungan Pembentukan norma hukum lingkungan Hukum lingkungan dan dinamika pembangunan b. Mengenal model-model pembangunan dan pembangunan berkelanjutan: Dalam pokok bahasan ini akan dibahas beberapa topik penting yang menjelaskan: Perkembangan model pembangunan Pembangunan dan lingkungan 129

130 130 Kesadaran global pembangunan berkelanjutan Indonesia dan pembangunan berkelanjutan c. Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan implementasinya: Dalam pokok bahasan ini akan dibahas beberapa topik penting yang menjelaskan: Wujud prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan Implementasi prinsip-prinsip pembangunan berjkelanjutan pada pembangunan nasional Sumber daya lingkungan dan pembangunan d. Kebijakan lingkungan dan tren perkembangan pengaturannya: Dalam pokok bahasan ini akan dibahas beberapa topik penting yang menjelaskan: Kebijakan publik Kebijakan lingkungan dalam penyelenggaraan negara Kebijakan lingkungan dan pembentukan hukum lingkungan nasional e. Green issues dalam pembangunan berkelanjutan: Dalam pokok bahasan ini akan dibahas beberapa topik penting yang menjelaskan: green constitution green legislation green butgeting bio-biraucratic green banking green company, dan bio-economy f. Kearifan lokal dan manajemen lingkungan: Dalam pokok bahasan ini akan dibahas beberapa topik penting yang menjelaskan: Kesadaran lingkungan dan tradisi perlindungan lingkungan Kearifan lokal dalam manajemen lingkungan g. Membangun budaya lingkungan dengan

131 hukum lingkungan: Dalam pokok bahasan ini akan dibahas beberapa topik penting yang menjelaskan: Perkembangan kota dan cagar budaya Peradaban lingkungan dan hukum lingkungan Hukum lingkungan dalam perkembangan budaya 10 Atribut Softskill 1. Percaya diri (berani tampil) 2. Komunikasi (bertanya atau menjawab pertanyaan dengan logis) 3. Disiplin (mengumpulkan tugas tepat waktu) 4. Amanah 11. Strategi/Metode Ceramah dan dialog Pembelajaran 12. Penilaian Hasil Belajar - UTS : 30% - UAS : 45% - Tugas/Responsi : 10% - Atribut Softskill : 15 % 13. Dosen Dr Suparto Wijoyo,S.H.,MH. 14. Referensi Addink, G.H., Environmental Law in a Comparative Perspective: National, European and International Law: Legislation Part I: Dutch Law, Utrecht University, Utrecht, , Norms and Enforcement of Climate Change Convention, Utrecht University, Utrecht, t.th. Aditjondro, George Junus, Korban-korban Pembangunan: Tilikan Terhadap Beberapa Kasus Perusakan Lingkungan di Tanah Air, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Backes, Ch.W., et al., Codificatie van Milieurechtelijke Beginselen in de Wet Milieubeheer, Boom Juridische Uitgevers, Den Haag,

132 DESKRIPSI MATA KULIAH HUKUM AGRARIA DALAM PENATAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH NO KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran Hukum Agraria Dalam Penataan dan Pengembangan Wilayah 2. Kode Mata Ajaran HKA Beban Studi 2 SKS 4. Semester Gasal dan Genap 5. Mata Ajaran Prasarat - 6. Kompetensi Membekali Peserta Program S3 agar mampu 7. Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung mengembangkan konsep yang terkait dengan Penataan Ruang serta mencari dan menemukan teori-teori yang terkait dengan penataan dan pengembangan wilayah 8. Elemen Kompetensi MKK 9. Silabus Perkuliahan ini disampaikan secara tatap muka dan diskusi kelas. Pokok bahasan yang disampaikan adalah: arti pentingnya penataan ruang dalam pemanfaatan wilayah, landasan filosofis penataan ruang, peran Negara dalam penataan dan pengembangan wilayah, teori-teori tentang perolehan tanah (peralihan hak, pengadaan tanah, konsolidasi tanah) serta pemanfaatan tanah oleh pihak ketiga melalui BOT/BOOT. 10. Atribut Skill 1. Dapat mengerjakan tugas dengan benar 2. Mengumpulkan tugas tepat waktu 11. Strategi Metode Pembelajaran Ceramah dan diskusi 12. Penilaian Hasil Belajar - Presentasi Tugas 50% - Tugas Akhir 50% 13. Dosen Prof. Dr. Eman, S.H., M.S. 14. Referensi Wajib 1. Martin Dixon, Principles of Land Law, Cavendish 132

133 publishing Com, London, Halstead P, Human Property Right, Martin Dixon, Modern Land Law Cavendish Publishing, London,

134 DESKRIPSI MATA KULIAH HUKUM PERLINDUNGAN WNI DAN BADAN HUKUM INDONESIA No. KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran Hukum Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia 2. Kode Mata Ajaran HKI Beban Studi 2 SKS 4. Semester GENAP 5. Mata Ajaran Prasyarat Kompetensi Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan mampu menguraikan tujuan dan fungsi perlindungan warga Negara dan badan hukum Indonesia di luar negeri. Perlindungan WNI dan badan hukum Indonesia ini terbatas keberlakuannya karena adanya batasan yurisdiksi Negara 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8 Elemen Kompetensi MKK 9 Silabus Mata kuliah ini membahas mengenai perlindungan warga Negara dan badan hukum Indonesia di luar negeri. Seiring dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan transportasi, maka perpindahan penduduk atau manusia dari satu Negara ke Negara lain sangat intens dan seringkali menimbulkan permasalahan baik bagi Negara penerima maupun Negara pengirim. Pada umumnya ada factor penarik dan factor pendorong bagi seseorang untuk pergi ke luar dari negaranya. Seorang warga Negara pergi dari negaranya dengan berbagai alasan misalnya studi, bekerja, menikah atau mendirikan perusahaan di Negara lain. Mata kuliah ini akan mengkaji segala permasalahan yang berkaitan dengan perpindahan penduduk antar Negara. Mekanisme perlindungan warga Negara di luar negeri yang dilakukan pemerintah, mengkaji Negara tujuan, dan membahas konvensi internasional yang berkaitan dengan masalah tersebut. 10 Atribut Softskill Kerjasama, disiplin 11 Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi kelompok, tugas kelompok dan presentasi 12. Media Pembelajaran LCD 134

135 13 Penilaian Hasil Belajar a) Partisipasi di kelas dan persiapan membaca materi pembelajaran: 15% b) presentasi kelompok: 25% c) Tugas bernilai 60% 14. Dosen (PJMK Dan Anggota) 1. Koesrianti, S.H.,LL.M.Ph.D 2. Dr Lanny Ramly, S.H.,M.H 15 Referensi Wajib a) Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI, Lokakarya Nasional, Fakultas Hukum UNAIR, Surabaya, Maret 2010 b) Goodwin-Gill, Guy S, 1978, International Law and the Movement of Persons between States, Clarendon Press, Oxford c) Kementrian Luar Negeri RI, Lokakarya Nasional, Fakultas Hukum UNAIR, Surabaya, Maret

136 DESKRIPSI MATA KULIAH HUKUM PAJAK INTERNASIONAL No KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran Hukum Pajak Internasional 2. Kode Mata Ajaran HKI Beban Studi 2 SKS 4. Semester Gasal 5. Prasyarat - 6. Kompetensi Membekali mahasiswa mampu menguraikan pemahaman secara komprehensif tentang sistem perpajakan internasioanal, berdasarkan hukum pajak Indonesia di era globalisasi, yang difokuskan pada pemungutan pajak pada Wajib Pajak Penghasilan Luar Negeri serta tentang implikasim pemungutan pajak berganda. 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8. Elemen Kompetensi MKK 9. Silabus Materi diberikan melalui tatap muka dan pemberian tugas, yang dimulai dengan memaparkan kebijakan pemungutan pajak dan sistem perpajakan internasional secara global. Dilanjutkan dengan penjelsan tentang subyek pajak luar negeri dan sistem pemungutan PPh Wajib Pajak Luar Negeri, Yurisdiksi pemungutan pajaknya, pajak berganda dan perjanjian pajak berganda, transfer pricing, serta implikasinya dalam sistem hukum pajak di Indonesia. 10. Atribut Softskill 1.Percaya diri dalam penguasaan materi/substansi 2.Disiplin dalam berdiskusi dan pengumpulan tugas 11. Metoda pembelajaran Ceramah dan diskusi 12. Media Pembelajaran OHP, Blackboard, LCD, Power Point 13. Penilaian Hasil Belajar -UTS : 30% -UAS : 45% -Tugas : 25% 14. Dosen & PJMA Dr. Sarwirini, S.H., MS. 15. Referensi Wajib 1.GT Pagone, Tax Avoidance in Australia, The Federation Press, Sydney, Joseph Raz, The Authority of Law, Anthony C. Infanti & Bridget J. Crawford (eds.), Critical Tax Theory, Cambridge University Press, New York,

137 DESKRIPSI MATA KULIAH HUKUM DALAM SISTEM INTERNASIONAL 1 Nama Mata Ajaran Hukum dalam Sistem Internasional 2 Kode Mata Ajaran HKI Beban Studi 2 SKS 4 Kategori Mata Ajaran Pilihan Minat 5 Semester GENAP 6 Prasyarat Kompetensi Mata kuliah ini merupakan mata kuliah pilihan minat hukum internasional yang diperlukan oleh mahasiswa agar mampu mengevaluasi secara mendalam terhadap kajian Disertasi yang sedang diteliti dan digunakan untuk lebih mempertajam keilmuan dan keahlian sesuai dengan masalah yang sedang diteliti untuk disertasi. 8 Jenis Kompetensi Kompetensi Penunjang 9 Elemen Kompetensi MKK 10 Silabus Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat menganalisa dan melakukan sintesa terhadap keberlakuan hukum internasional dalam masyarakat internasional, hokum nasional negara-negara dan peran hukum internasional pada saat ini dan perkembangan hukum internasional. Pada pertemuan pertama dan kedua disampaikan asas-asas dan teori yang berkaitan dengan topik terkait, pertemuan ketiga diskusi dengan mahasiswa. Perkuliahan diakhiri dengan pembuatan makalah yang disesuaikan dengan topik disertasi masing-masing 11 Atribut Soft Skill Disiplin, kerja sama, mengemukakan pendapat 12 Metode Pembelajaran Tutorial, diskusi dan makalah 13 Penilaian Hasil Belajar Diskusi : 40% Tugas : 40% Softskill : 20% 14 Team Teaching Dr. Aktieva Tri Tjitrawati, SH., MHum. 15 Referensi 1. Academy of Sciences of the USSR, Institute of State and Law, International Law, A Textbook for Use in Law School, Foreign Languages Publishing House, Moscow, tanpa tahun. 2. Alexander, Larry and Emily Sherwin, The Rule of Rules, Morality, Rules, and the Dilemmas of Law, Duke University Press, Durham and London,

138 DESKRIPSI MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL INTERNASIONAL No KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran Hukum Hak Kekayaan Intelektual Internasional 2. Kode Mata Ajaran HKI Beban Studi 2 SKS 4. Semester Gasal dan Genap 5. Mata Ajaran Prasyarat - 6. Kompetensi Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu: 1. Memberikan argumentasi tentang eksistensi regime Hukum HKI internasional dan implementasinya pada hukum nasional yang akan dipakai sebagai landasan untuk memecahkan masalah perlindungan HKI conventional maupun contemporer. 2. Menjelaskan tentang regime hukum HKI Internasional yang berbeda dengan regime Hukum HKI nasional and overview terhadap isue-issue HKI global. 3. Melakukan analisa tentang semakin kompleknya sistem perlindungan HKI internasional, implikasi ketentuan-ketentuan HKI internasional tersebut terutama terhadap pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang, dari akses masyarakat terhadap obat-obatan, hak-hak petani atas benih, sampai akses pengetahui di internet. 4. Melakukan analisa terhadap berbagai debat terakhir pada level internasional terkait dengan, dampak HKI pada pembangunan, kontroversi mengenai biotechnology dan hak milik atas 138

139 sesuatu yang hidup, klaim penduduk asli dan negara-negara berkembang akan perlindungan HKI yang baru dibidang pengetahuan tradisional. 5. Melakukan analisa mengenai trend bilateralism dan regionalism dalam kerangka percepatan hamonisasi regime HKI internasional. 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8 Elemen Kompetensi: MKK 9 Silabus: Perkuliahan ini diawali dengan dengan sejarah perlindungan HKI pada level internasional (Paris Convention for Industrial Property and Bern Convention sampai dengan TRIPs Agreement), landasan pemikirannya dan perkembangan konvensi-konvensi internasional tentang HKI, baik yang diorganisasikan oleh WIPO, WTO, maupun UNESCO, UNTAC, FAO, dan lembaga internasional lainnya. Dengan memahami berbagai konvensi internasional tersebut, mahasiswa memahami pula legal substance dan legal culture serta preoses pembuatan treaty atau Convension internasional tersebut, termasuk driving force dibalik perlindungan HKI global. Kemudian, mata ajaran ini menganalisa berbagai isu-isu hukum yang muncul terkait dengan perlindungan HKI global ini, terutama yang terkait dengan karya intelektual yang berdasarkan landasan teori tidak dapat dilindungi dalam conventional yang dimiliki oleh negara-negara yang sedang berkembang (traditional knowledge, genetic resources dan folklore). Lebih lanjut, Mata kuliah ini juga membahas tentang 139

140 perlindungan HKI internasional dan penerapannya pada negara-negara terutama negara-negara yang sedang berkembang, yang berdasarkan Doha Development agenda, HKI ini berpotensi untuk menghambat pembangan di negara-negara yang sedang berkembang (akses kesehatan publik, akses pendidikan di internet dan hak-hak petani). Terakhir, mata ajaran ini juga menganalisa trend yang berkembang pada 10 tahun terakhir tentang isu-isu bilateralism dan regionalism dalam kerangka percepatan harmonisasi perlindungan HKI global sebagai konsekuensi dari gagalnya perundingan-perundingan pada level multilateral. Sehingga dapat dianalisa langkahlangkah hukum yang tepat yang bisa dipakai oleh negaranegara terutama Indonesia menghadapi berbagai isue global perlidnungan Hki tersebut. 10 Atribut Soft Skills 1. Disiplin; 2. Jujur; 3. Percaya diri; 4. Kemampuan menulis tulisan ilmiah; 5. Kemampuan mengemukakan dan menghargai pendapat. 11. Strategi/Metode 1. Ceramah Pembelajaran 2. Diskusi, 3. Presentasi. 12. Media Pembelajaran 1. White Board (Papan tulis) 2. LCD. 13. Penilaian Hasil Belajar: Keaktifan di kelas : 20 % Presentasi : 20 % Paper/Makalah : 50 % 140

141 Soft skill : 10 % 14. Dosen Nurul Barizah, S.H., LL.M., Ph.D 15. Referensi Wajib Graham Dutfield and Uma Suthersanan, Global Intellectual Property Law, Edward Elgar Publishing, Peter Drahos and Ruth Mayne, Global Intellectual Property; Knowledge, Access and Development, Basingstoke, Palgrave, MacMillan, 2002 Long Doris E, A Cousebook in International intellectual Property, St Paul Minn, West Group,

142 DESKRIPSI MATA KULIAH HUKUM WTO No KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran Hukum WTO 2. Kode Mata Ajaran HKI Beban Studi 2 SKS 4. Semester GENAP 5. Prasyarat Kompetensi Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan mampu menjelaskan tentang WTO. Tujuan dan fungsi dibentuknya WTO dalam system perdagangan dunia. 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8 Elemen Kompetensi MKK 9 Silabus Mata kuliah ini berfokus pada World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia. WTO merupakan satu-satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan antar negara. Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan yang berisi aturan-aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil perundingan yang telah ditandatangani oleh negara-negara anggota. Persetujuan tersebut merupakan kontrak antar negara-anggota yang mengikat pemerintah untuk mematuhinya dalam pelaksanaan kebijakan perdagangannya. Walaupun ditandatangani oleh pemerintah, tujuan utamanya adalah untuk membantu para produsen barang dan jasa, eksportir dan importer dalam kegiatan perdagangan. Indonesia merupakan salah satu negara pendiri WTO dan telah meratifikasi Persetujuan Pembentukan WTO melalui UU NO. 7/1994. Mata kuliah ini akan membahas mengenai struktur dasar persetujuan WTO, meliputi: 1. Barang/ goods (General Agreement on Tariff and Trade/ GATT) 2. Jasa/ services (General Agreement on Trade and Services/ GATS) 3. Kepemilikan intelektual (Trade-Related Aspects of Intellectual Properties/ TRIPs) 4. Penyelesaian sengketa (Dispute Settlements) 10. Atribut Softskill Kerjasama, disiplin 11. Metoda pembelajaran Ceramah, diskusi kelompok, tugas kelompok dan presentasi 12. Media Pembelajaran LCD dan komputer 142

143 13. Penilaian Hasil Belajar 14. Dosen (PJMA&Anggota) d) Partisipasi di kelas dan persiapan membaca materi pembelajaran: 15% e) presentasi kelompok: 25% f) Tugas bernilai 60%. 1. Koesrianti, S.H.,LL.M.Ph.D 2. Nurul Barizah, S.H.,LL.M.,Ph.D 15 Referensi Wajib a) H.S. Kartadjoemena "GATT, WTO dan Hasil Uruguay Round". Jakarta: UI Press, b) John H. Jackson, William J. Davey, dan Allan O. Sykes. "Legal Problems of International Economics Relations: Cases, Materials and Text". St. Paul, Minn.: West Group, c) Adolf Warouw. "Sistem Perdagangan Multilateral dalam Kerangka WTO: Suatu Observasi terhadap 'Rule-based System'" dalam "Jurnal Hukum Internasional" Vol. 1 No. 2, Januari

144 DESKRIPSI MATA KULIAH HUKUM PEMBANGUNAN INTERNASIONAL No KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran Hukum Pembangunan Internasional 2. Kode Mata Ajaran HKI Beban Studi 2 SKS 4. Semester Gasal dan Genap 5. Mata Ajaran Prasyarat - 6 Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat: 1. Memahami teori hukum internasional yang terkait dengan pembangunan internasional dan penerapannya di negara-negara berkembang serta kritik-kritik yang fundamental terhadap perkembangan hukum internasional modern. 2. Menganalisa konsekuensi Hukum penerapan hukum internasional di berbagai bidang, terutama perdagangan, lingkungan, hak-asasi manusia, pada hukum nasional negara-negara dan implikasinya terhadap pembangunan di negara-negara berkembang. 3. Menganalisa dan memahami ketentuan-ketentuan hukum internasional yang terkait dengan keadilan global, perlindungan hak-hak minoritas, hak-hak disable people, indigeous (traditional) rights, communal property rights, dan konsep yang terkait dengan ethical globalisation innisiative. 4. Menganalisa konsep keadilan global, perlindungan hak-hak minoritas, hak-hak disable people, indigeous (traditional) rights, communal property rights, dan konsep yang terkait dengan Ethical Globalisation Innisiative, serta ketentuan- 144

145 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8 Elemen Kompetensi MKK ketentuan hukum internasional yang terkait. 9 Silabus: Perkuliahan ini diawali dengan memberikan pengantar umum mengenai teori hukum yang terkait dengan pembangunan internasional dan penerapannya di negaranegara berkembang serta isu-isu kritisnya. Teori-teori ini meliputi, teori pembangunan klasik (classical development theory), neo-liberalism, rule of law, modernity and the law, natural law dan positivism, colonialism, formalism feminist legal theory, dan southern legal theories. Fundamental Critics dari Perkembangan hukum Hukum Internasional Modern serta keterlibatan dunia ketiga juga akan dielaborasi dalam perkuliahan ini. Selanjutnya, perkuliahan dilanjutkan dengan elaborasi konsekuensi penerapan hukum internasional di berbagai bidang, terutama perdagangan, lingkungan, hak-asasi manusia, pada hukum nasional negara-negara dan implikasinya terhadap pembangunan di negara-negara berkembang. Dengan elaborasi seperti itu, akan mengantarkan mahasiswa melakukan critical thingking terhadap ketentuan-ketentuan hukum internasional yang terkait dengan keadilan global, perlindungan hak-hak minoritas, hak-hak disable people, indigeous (traditional) rights, communal property rights, dan konsep yang terkait dengan ethical globalisation innisiative. Lebih lanjut kuliah ini akan menganalisa konsep keadilan global, perlindungan hak-hak minoritas, hak-hak disable people, indigeous (traditional) rights, communal property rights, dan konsep yang terkait dengan Ethical Globalisation Innisiative, 145

146 serta ketentuan-ketentuan hukum internasional yang terkait. 10. Atribut Soft Skills 1. Disiplin; 2. Jujur; 3. Percaya diri; 4. Kemampuan menulis tulisan ilmiah; 5. Kemampuan mengemukakan dan menghargai pendapat. 11. Strategi/Metode 1. Ceramah Pembelajaran 2. Diskusi, 3. Presentasi. 12. Media Pembelajaran 1. White Board (Papan tulis) 2. LCD. 13. Penilaian Hasil Belajar: Keaktifan di kelas : 20 % Presentasi : 20 % Paper/Makalah : 50 % Soft skill : 10 % 14 Dosen Nurul Barizah, S.H., LL.M., Ph.D 15. Referensi Wajib Rumu Sarhar, International Development Law: Rule of Law, Human Rights and Global Finance, Oxford University Press, USA, Wayne Sandholtz and Kendall Stiles, International Norms and Cycles of Change, Oxford University Press, USA, Sean D. Murphy, Principles of International Law, Thomson West, 1st Ed,

147 DESKRIPSI MATA KULIAH KEJAHATAN TRANSNASIONAL No. KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran KEJAHATAN TRANSNASIONAL 2. Kode Mata Ajaran HKP Beban Studi 2 SKS 4. Semester Genap 5. Mata Ajaran Prasyarat Kompetensi Mahasiswa mampu memahami Kejahatan Transnasional, sebagai kerangkan berpikir untuk melakukan pengembangan kejahatan-kejahatan berdimensi transnasional. 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8. Elemen Kompetensi MKK 9 Silabus Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat menyebabkan terjadinya perubahan modus operandi, pelaku tindak pidana. Tindak pidana sekarang sudah melintasi wilayah suatu Negara, inilah yangd isebut kejahatan transnasional. Perkuliahan diawali dengan cirri-ciri masyarakat abad millennium, konsep kejahatan transnasional, kejahatankejahatan yang masuk kejahatan transnasional dan ditutup dengan penanggulangan kejahatan transnasional. 10. Atribut Softskill 1. Jujur yaitu mengerjakan tugas secara mandiri 2. Disiplin yaitu mengumpulkan tugas tepat waktu. 11. Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi dan pemberian tugas terstruktur 12. Media Pembelajaran LCD 13. Penilaian Hasil Belajar 1. Aktif diskusi : 30 % 2. Tugas Akhir : 70 % 14 Dosen (PJMK Dan Prof. Dr. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H. Anggota) 15. Referensi Wajib 1. Gerhard O. W. Mueller, Transnational Crime: Definitions and Concepts, Transnational Organized Crime, No. 4 tahun Martin, J. M. and Romano, A. T., Multinational Crime- 147

148 Terrorism, Espionage, Drug & Arms Trafficking, SAGE Publications, Cyrille Fijnaut, Transnational crime and the role of the United Nations in its Containment through international cooperation: A challenge for the 21st century, European journal of crime, criminal law and criminal justice 8(2) (2002):

149 DESKRIPSI MATA KULIAH KEADILAN RESTORATIF No KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran Keadilan Restoratif 2. Kode Mata Ajaran Hkp Beban Studi 2 SKS 4. Semester Gasal 5. Prasyarat - 6. Kompetensi Membekali mahasiswa memperoleh pemahaman secara komprehensif tentang berbagai konsep, philosofi, prinsip dan norma, serta penerapan dan pengembangan nilai-nilai yang terkandung dalam keadilan restoratif, baik di dalam maupun di luar sistem peradilan pidana. 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8. Elemen Kompetensi MKK 9. Silabus Materi diberikan melalui tatap muka dan pemberian tugas, yang dimulai dengan memaparkan beberbagai konsep keadilan restoratif (restorative justice) dan membedakannya dengan konsep retributive justice, mengingat berkembangnya keadilan restoratif berkaitan erat dengan reaksi terhadap kegagalan sistem peradilan pidana. Dibahas juga perbedaan model peradilan: welfare model, criminal justice model, & restorative justice model. Selanjutnya dibahas philosofi keadilan restoratif yang mendasarkan pada healing and respectful dialogue, forgiveness, responsibility, apology and making amends. Pada akhir perkuliahan didiskusikan penerapan di beberapa negara, termasuk bagaimana potensi perkembangan sebagai norma dalam peraturan perundangundangan di Indonesia 10. Atribut Softskill 1.Percaya diri dalam penguasaan materi/substansi 2.Disiplin dalam berdiskusi dan pengumpulan tugas 11. Metoda pembelajaran Ceramah dan diskusi 12. Media Pembelajaran OHP, Blackbard, LCD, Power Point 13. Penilaian Hasil Belajar -UTS : 30% -UAS : 45% -Tugas : 25% 14. Dosen & PJMA Dr. Sarwirini, S.H., MS. 15. Referensi Wajib 1.Joseph Raz, The Authority of Law, HLA. Hart,Punishment & Responsility, Maria J.Falcon Y.Tella & Fernando Y. Tella, Punishment & Culture: A right to punish,

150 DESKRIPSI MATA KULIAH PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN 1. Nama Mata Ajaran Perlindungan Saksi Dan Korban 2. Kode Mata Ajaran HKP Beban Studi 2 SKS 4. Katagori Mata Ajaran MKPKK 5. Semester Gasal Genap 6. Prasyarat Kompetensi Mata Ajaran Setelah menempuh mata kuliah ini akan mampu menjelaskan dan menganalisis bagaimana perlindungan hukum atas saksi dan korban dalam hukum positif. 8. Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 9. Elemen Kompetensi MKK 10. Silabus Mata kuliah ini memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai beberapa model perlindungan saksi dan korban dalam hukum positif kita dengan melakukan perbandingan pengaturan perlindungan saksi dan korban dari beberapa negara 11. Atribut soft skill Disiplin, kemampuan beragumentasi hukum 12. Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi dan presentasi 13. Media Pembelajaran OHP, Blackboard, LCD, Powerpoint 14. Penilaian Hasil Belajar Tugas 70 %, Penguasaan soft skill 30% 15. Penanggungjawab mata kuliah 1. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M,Hum 16. Referensi 1. Arif Gosita, Perlindungan saksi dan Korban 2. Martin wasik et.all, Criminal Justice text and material, Longman law Series, p United Nations Office on Drugs and Crime 150

151 DESKRIPSI MATA KULIAH SISTEM PERADILAN PIDANA TERPADU No. KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran SISTEM PERADILAN PIDANA TERPADU 2. Kode Mata Ajaran HKP Beban Studi 2 SKS 4. Semester Genap 5. Mata Ajaran Prasyarat Kompetensi Mahasiswa mampu memahami Sistem Peradilan Pidana Terpadu, sebagai kerangkan berpikir untuk melakukan pengembangan terkait fungsi masing-masing aparat penegak hukum. 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8. Elemen Kompetensi MKK 9. Silabus Penegakkan hukum di Indonesia dirasakan masyarakat tidak sesuai dengan rasa keadilan yang didambakan masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, hukum dapat berfungsi dengan baik manakala didukung 5 faktor yaitu peraturan itu sendiri, mentalitas aparat penegak hukum, sarana prasarana pendukung, dan kesadaran serta kepatuahn warga masyarakat. Komponen aparat penegak hukum sendiri yaitu aparat kepolian, kejaksaan, kehakiman, petiugas lembaga pemasyarakatan dan advokat. Sebagai suatu subbagian dari system peradilan pidana, masing-masing aparat selain terikat dengan Undang-Undang yang mengatur organisasi mereka, berdasarkan KUHAP, mereka terikat sebagai integrated criminal justice system. 10. Atribut Softskill 1. Jujur yaitu mengerjakan tugas secara mandiri 2. Disiplin yaitu mengumpulkan tugas tepat waktu. 11. Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi dan pemberian tugas terstruktur 12. Media Pembelajaran LCD 13 Penilaian Hasil Belajar 1. Aktif diskusi : 30 % 2. Tugas Akhir : 70 % 151

152 14. Dosen (PJMK Dan Anggota) Prof. Dr. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H. 15. Referensi Wajib 1. Romli Atmasasmita, Sistem Peradilan Pidana Kontemporer, Kencana, Jakarta, O.C. Kaligis, Kejahatan Jabatan dalam Sistem Peradilan Pidana, Alumni, Bandung, Leden Marpaung, Proses Penanganan Perkara Pidana (Penyelidikan dan Penyidikan), Bagian Pertama, Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta,

153 DESKRIPSI MATA KULIAH TEORI HUKUM PERUSAHAAN NO. KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran TEORI HUKUM PERUSAHAAN 2. Kode Mata Ajaran HKT Beban Studi 2 sks 4. Semester Gasal dan Genap 5. Mata Ajaran Prasyarat Kompetensi Mahasiswa mampu memahami, mengkaji dan menganilisis pengertian dasar tentang perusahaan (korporasi), sumber dari hukum perusahaan, dan pilihan bentuk perusahaan yang akan diambil, struktur perusahaan, perubahan struktur perusahaan melalui merger dan akuisisi serta konsolidasi. 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8. Elemen Kompetensi MKK Selain itu akan dikaji berbagai doktrin dan konsep tentang perusahaan seperti doktrin Piercing the Corporate Viel, Business Judgment Rule, Duty Care and Duty of Loyalty dan lain-lain. Pada akhirnya mahasiswa mampu memecahkan berbagai problematika di bidang hukum perusahaan secara komprehensif. 9. Silabus Mata kuliah ini merupakan mata kuliah keilmuan dan ketrampilan: I. PENDAHULUAN: 1. Apa yang dimaksud dengan perusahaan (korporasi)?; 2. Sumber dari hukum perusahaan; 3. Pemilihan bentuk dari organisasi perusahaan; II. BENTUK PERUSAHAAN 4. Bagaimana pembentukan korporasi?; 5. Kekuasaan dan kewenangan perusahaan dan Doctrin Ultra Vires; 6. Pembentukan korporasi atau perusahaan oleh pendiri; 7. Perusahaan yang bersifat Defective dan Konsekuensi Hukumnya; 8. Doctrine Piercing the Corporate Viel; 9. Klaim Orang Dalam Dalam Pembubaran Perusahaan (korporasi); 153

154 III. STRUKTUR PERUSAHAAN 10. Alokasi Umum Kewenangan; 11. Dewan Direksi; 12. Organ Dalam Perusahaan dan Kewenangan 13. Formalitas Tindakan Pemegang Saham; IV. PEMBERIAN KUASA DAN HAK PEMEGANG SAHAM 14. Hak Pemegang Saham untuk Pemeriksaan Pembukuan; 15. Pelaporan Perusahaan Untuk Publikasi Perusahaan; 16. Prinsip Umum Tentang Perjanjian Kuasa Dalam Perusahaan; 17. Keterbukaan (disclosure); 18. Perolehan Informasii dan Data dari Pemegang Saham; V. TINDAKAN PRIBADI DALAM RANGKA PERJANJIAN PEMBERIAN KUASA 19. Prinsip Umum; 20. Substansi 21. Sebab (causa); 22. Standard Kelalaian; 23. Upaya pemulihan; VI. PENGKOMUNIKASIAN OLEH PEMEGANG SAHAM 24. Dua Metode Beban Resiko; 25. Resiko Pemegang saham; 26. Resiko Perusahaan; VII. PERUSAHAAN TERTUTUP 27. Apa yang dimaksud PT Tertutup? 28. Perjanjian Terkait Hak Suara Pemegang Saham dan Klasifikasi saham; 29. Perjanjian untuk Pembatasan Diskresi; 30. Persyaratan Mayoritas dan Quorum; 31. Pembatasan Alih Saham; 32. Penyelesaian Sengketa dan Dissolusi; VIII. ATURAN DUTY OF CARE DAN BUSINESS JUDGMENT 33. Prinsip Dasar; 34. Standard of Care; 35. Aturan the Business Judgment; 36. Perkembangan Aturan Tentang tanggung Gugat Direktur; IX. THE DUTY OF LOYALTY 37. Fiduciary Status; 154

155 38. Transaksi yang bersifat Self Dealing ; 39. Kompensasi; 40. Doktrin The Corporate Opportunity dan Perkembangannya; 41. Kontrol enjualan; 42. Tugas Lain untuk Mengontrol Pemegang saham; X. GUGATAN PEMEGANG SAHAM 43. Perbedaannya dengan Gugatan Derivatif secara Langsung; 44. Persyaratan untuk Gugatan derivatif; 45. Permohonan pada Dewan sebagai Awal Penghentian Penyertaan dalam Perusahaan; 46. Penyelesaian Gugatan derivatif; 47. Isu tentangkesalahan Prosedural; 48. Batas tanggung Gugat; XI. PERUBAHAN STRUKTUR PERUSAHAAN: AKUISISI, MERGER DAN KONSOLIDASI 49. Prinsip Umum Penggabungan Perusahaan; 50. Perlindungan Pada Pemegang saham; 51. Rekapitalisasi; 52. Tender Over dan Take Overs; XII. DEVIDEN DAN PENJUALAN KEMBALI SAHAM 53. Deviden Sebagai Perlindungan pada Kreditor; 54. Deviden dan Perlindungan Pemegang Saham; 55. Penjualan Kembali saham; XIII. PENERBITAN SURAT BERHARGA 56. Perjanjian Subkripsi; 57. Penawaran Umum; 58. Perkecualian 59. Tanggung Gugat Perdata 10 Atribut softskill 1. Percaya diri ; 2. Disiplin; 3. Berwawasan; 11. Strategi /Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi, tugas mandiri 12. Penilaian Hasil Belajar UAS: 75% Tugas /Responsi: 15% Atribut softskill: 10% 13. Dosen 1. Prof. Dr.Rahmi Jened,S.H., MH 2. Prof. Dr. Budi Kagramanto, S.H.,MH., MM. 14. Referensi Wajib 1. Rudi Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan 155

156 terbatas Sebagai badan Hukum, Citra adtya Bhakti, 2005; 2. Rudi Prasetya dan Oemar wongsodiwirjo, Hukum Persekutuan, FHUA, 2000; 3. Steven Emanuel, Corporations, Emmanuel, New York. 2004; 156

157 DESKRIPSI MATA KULIAH TEORI TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS NO. KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran Teori Tentang Penyelesaian Sengketa Bisnis 2. Kode Mata Ajaran HKT Beban Studi 2 SKS 4. Semester Gasal dan Genap 5. Prasyarat Telah menempuh Penyelesaian Sengketa Alternatif. 6. Kompetensi Mampu menemukan dan mengembangkan tentang asas dan teori Penyelesaian Sengketa Hukum Bisnis melalui pendekatan non litigasi (Negosiasi, Mediasi dan Arbitrase) 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8. Elemen Kompetensi MKPKK 9 Silabus Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang arti penting pilihan penyelesaian sengketa, macam penyelesaian sengketa alternatif, teori tentang Penyelesaian Sengketa Hukum Bisnis, pilihan tentang Strategi dan Pendekatan dalam Penyelesaian Sengketa Hukum Bisnis. 10 Atribut Skill Mampu menganalisis dengan mengemukakan landasan teoritik atas masalah hukum yang di kaji baik secara lisan ataupun tertulis. 11 Strategi Metode Pembelajaran Kuliah dan diskusi 12. Penilaian Hasil Belajar - Presentasi tugas 50% - Tugas Akhir 50% 13 Dosen Prof. Dr. Muchammad Zaidun, S.H., M.Si. 14. Referensi Wajib 1. Tania Sourdin, Alternative Dispute Resolution, Third Edition, Law Book Co, Julie Macfarlane (Ed), Rethingking Dis putes : The Mediation Alternative, Cavendish Publishing Limited, Mike Brandon and Leigh Robertson, Conflict and Dispute Resolution, A Guide For Practice, First Published, Oxford,

158 DESKRIPSI MATA KULIAH EKONOMI DAN MORALITAS HUKUM No. KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran EKONOMI DAN MORALITAS HUKUM 2. Kode Mata Ajaran HKT Beban Studi 2 SKS 4. Semester GENAP 5. Mata Ajaran Prasyarat Kompetensi Membekali Peserta Program S3 Untuk mengembangkan konsep efisiensi yang merupakan suatu pemikiran yang bersifat ekonomis dalam pengelolaan dan pengalokasian sumber-sumber daya yang berorientasi peningkatan kemakmuran yang dihadapkan kepada moralitas hukum yaitu justice and fairness 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8. Elemen Kompetensi MKPKK 9 Silabus Perbincangan diawali dengan mengemukakan pandangan Richard A. Posner dengan mazhab Chicago-nya, yaitu Economic Analysis of Law. Pada perbincangan itu dikemukakan kalkulasi ekonomis dalam penentuan pembuatan aturan hukum dan pengambilan keputusan oleh pengadilan. Selanjutnya dibahas mengenai Value, Utility, and Efficiency. Perbincangan kemudian dilanjutkan dengan mempersoalkan mengenai berkembangnya pemikiran utilitarian yang mewarnai analisis ekonomi terhadap hukum bagi masyarakat secara keseluruhan. Pandangan utilitarianisme kemudian dipertemukan dengan pandangan pragmatisme yang ternyata seiring sejalan. Selanjutnya dikemukakan masalah efisiensi dalam bingkai utilitarianisme dan pragmatisme. Pada saat efisiensi dikemukakan sebagai suatu pertimbangan dalam pembuatan perundang-undangan maupun pengambilan putusan oleh pengadilan, pada saat itu perlu dikemukakan dimensidimensi moralitas hukum, yaitu justice and fairness. Perbincangan mengenai justice and fairness dilakukan secara mendalam karena esensi hukum adalah keadilan dan pengambilan keputusan dilakukan secara fair. Dalam perbincangan itu bukan hanya aspek fisik kehidupan 158

159 bermasyarakat yang dibahas, melainkan juga aspek eksistensial, yaitu yang berkaitan dengan masalah moral dan kebersamaan dalam hidup bermasyarakat. Akhirnya, perkuliahan ditutup dengan menghadapkan efisiensi dengan justice and fairness yang terbuka bagi peserta program untuk memberi komentar dan/atau penilaian. 10. Atribut Softskill 1. Dapat mengerjakan tugas dengan benar 2. Mengumpulkan tugas tepat waktu 11. Metode Pembelajaran Ceramah dan diskusi 12. Media Pembelajaran LCD 13. Penilaian Hasil Belajar - Presentasi Tugas 50% - Tugas Akhir 50% 14. Dosen (PJMK Dan Anggota) 1. Prof. Dr. M. Zaidun, S.H., M.Si. 2. Prof. Dr. Peter Mahmud Mz., S.H, M.H.,LL.M. 15. Referensi Wajib 1. Dworkin, Ronald, A Matter of Principle, Harvard University Press, Fuller, Lon L., The Morality of Law, Yale University Press, Marmor, Andrei, Interpretation and Legal Theory, Hart Publishing, Portland,

160 DESKRIPSI MATA KULIAH PERKEMBANGAN HUKUM KONTRAK No. KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran Perkembangan Hukum Kontrak 2. Kode Mata Ajaran HKT Beban Studi 2 SKS 4. Semester GENAP 5. Mata Ajaran Prasyarat Kompetensi Mahasiswa mampu membahas dasar filosofis prinsip-prinsip hukum kontrak dan perkembangannya 7. Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8. Elemen Kompetensi MKK 9. Silabus Pemahaman kontrak sebagai proses; tahap pra-kontrak, kontrak dan pasca kontrak. Pemahaman diarahkan pada prinsip, teori, konsep dan norma tiga tahap tersebut dengan melakukan studi perbandingan terhadap sistem common law. 10. Atribut Skill Pemahaman prinsip-prinsip hukum kontrak baik civil maupun common law. 11. Strategi Metode Ceramah/ diskusi dan presentasi Pembelajaran 12. Penilaian Hasil Belajar - Tugas : 13. Dosen 1. Prof. Dr. Yohannes Sogar Simamora, S.H., M.Hum. 2. Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, S.H., M.H. 14. Referensi Wajib 1. Burgerlijk Wetboek, R. Soebekti dan Tjitrosudibio. 2. UNIDROIT Principle of International Commercial Contract (PICC). 3. The New Civil Code of The Netherlands (Nieuw Burgerlijk Wetboek), Kluwer International,

161 DESKRIPSI MATA KULIAH PERBANDINGAN HUKUM PERDATA NO KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran Perbandingan Hukum Perdata 2. Kode Mata Ajaran HKT Beban Studi 2 SKS 4. Semester GENAP 5. Mata Ajaran Prasyarat Kompetensi Membekali mahasiswa untuk memperoleh pemahaman komprehensif tentang perbandingan hukum perdata antara Indonesia, Belanda dan sistem common law. 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8. Elemen Kompetensi MKK 9 Silabes Materi diberikan dengan tatap muka dan pemberian tugas (assignment) yang dimulai dengan penguraian materi/ pokok bahasan yang bersifat mendasar hukum perdata yang terdapat dalam Burgerlijk Wetboek (BW), kemudian mengkaitkannya dengan perkembangan yang terdapat dalam Niuew Burgerlijk Wetboek (NBW) dan membandingkannya dengan sistem yang ada pada common law yaitu menyangkut sejarah dan perkembangan hukum orang dan keluarga, sejarah dan perkembangan hukum benda dan jaminan (pledge, mortgage), serta sejarah dan perkembangan hukum perikatan. 10 Atribut Skill 1. Percaya diri dalam penguasaan naskah perjanjian. 2. Disiplin (mengumpulkan tugas tepat waktu) 11 Strategi Metode Pembelajaran Ceramah/ diskusi dan pelatihan 12 Media Pembelajaran LCD, Power point 13 Penilaian Hasil Belajar - UAS : 60% - Tugas : 30% 161

162 - Atribut softskill : 10% 14 Dosen 1. Prof. Dr. Y. Sogar Simamora, S.H., M.H. 2. Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko, S.H., M.H. 15 Referensi Wajib 1. Burgerlijk Wetboek (BW), R. Subekti dan Tjitrosudibio 2. Niuew Burgerlijk Wetboek (NBW), Kluwer 3. H. Rusli, Hukum Perjanjian Indonesia dan Common Law, Pustaka Sinar Harapan, UNIDROIT Principle of International Commercial Contract. 162

163 DESKRIPSI MATA KULIAH HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PERSAINGAN SEHAT NO. KRITERIA URAIAN 1. Nama Mata Ajaran Hukum Kekayaan Intelektua dalam Persaingan Sehat 2. Kode Mata Ajaran HKT Beban Studi 2 sks 4. Semester Gasal 5. Mata Ajaran Prasyarat 6. Kompetensi Mahasiswa mampu memberikan argumentasi secara komprehensif WTO/TRIPs Agreement, implikasi perlindungan HKI bagi investasi dan perdagangan guna mendukung persaingan sehat (fair competition). 7 Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung 8. Elemen Kompetensi MKK 9. Silabus 1. Hak Eksklusif dan Kriteria dari Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Law mencakup: a. Hak Cipta dan Hak Terkait (Copyrights and Related Rights) b. Hak Kekayaan Industri (Industrial Property Rights) - Paten (Patent); - Perlindungan Varitas Tanaman ( Plant Variety Right); - Merek (Trademark); - Indikasi Geografis (Geographical Indication); - Desain Industri (Industrial Design); - Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Design of Topographic of Integrated Circuits); - Rahasia Dagang (Trade Secret); 2. Hukum Persaingan (Competition Law): a. Free Movement of Goods, Services and Personels; b. Perbuatan yang Dilarang; c. Perjanjian yang Dilarang; d. Posisi Dominan; 3. Persinggungan HKI dan Persaingan (interface between IP and Competition Law) a. Prinsip Hak Maksimal (Exhaustion Principle); b. Konsep Bidang Khusus (specific subject matter); c. Pasar yang Relevan (the Relevant Market) dan Pelaksanaan HKI; 163

164 d. Penolakan untuk Memasok (Refusals to supply) dan HKI; e. Klausula Pembatasan (Tie-in Clause) dan HKI ; f. Kelebihan, Perbedaan dan Harga Predator (Excessive, Discriminatory and Predatory Pricing) dalam HKI; g. Penyalahgunaan Hak (abuse of IPR). h. Contoh kasus-kasus konkrit; 10. Atribut softskill 1. Percaya diri ; 2. Disiplin; 3. Mampu bekerja mandiri sekaligus bekerjasama dalam tim. 11. Strategi /Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi kelompok, role play; tugas mandiri 12. Penilaian Hasil Belajar UAS:60% Tugas Responsi: 25% Atribut softskill: 15% 13. Dosen 1. Prof. Dr.Rahmi Jened,S.H., MH 2. Dr. Agung Sujatmiko, S.H.,MH. 14. Referensi Wajib 1. Rahmi Jened, Hak Kekayaan Intelektual,: Penyalahgunaan Hak Eksklusif, Airlangga University Press, Surabaya, 2007; 2. Rahmi Jened, Implikasi Persetujuan TRIPs Bagi Perlindungan Merek di Indonesia, Yuridika, 2000; 3. Rahmi Jened, Penyesuaian Perindungan Hak Cipta Terhadap Persetujuan TRIPs, Yuridika, Surabaya, 2000; 164

165 LAMPIRAN 7. NASKAH UJIAN KUALIFIKASI JUDUL MAKALAH Isi Naskah Ujian Kualifikasi adalah: 1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 2. Tujuan Penelitian 3. Manfaat Penelitian 4. Orisinalitas Penelitian 5. Kerangka Teoritik 6. Metode Penelitian a. Type Penelitian b. Pendekatan Masalah c. Sumber Bahan Hukum d. Analisis Bahan Hukum 7. DAFTAR BACAAN SEMENTARA 165

166 LEMBAR PENGESAHAN NASKAH UJIAN KUALIFIKASI INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIUJI PADA TANGGAL.. Oleh: PENASIHAT AKADEMIK Prof. Dr. NIP.. Mengetahui Ketua Program Studi Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga Prof. Dr. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H. NIP

167 (COVER WARNA BIRU) NASKAH UJIAN KUALIFIKASI JUDUL NAMA MAHASISWA NIM PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

168 LAMPIRAN 8. PROPOSAL DISERTASI JUDUL PROPOSALDISERTASI Isi Naskah Proposal Disertasi adalah: 1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 2. Tujuan Penelitian 3. Manfaat Penelitian 4. Orisinalitas Penelitian 5. Kerangka Teoritik 6. Metode Penelitian a. Type Penelitian b. Pendekatan Masalah c. Sumber Bahan Hukum d. Analisis Bahan Hukum 8. Sistematika Penulisan 9. Rencana Daftar Isi 10. DAFTAR BACAAN (SEMENTARA) 168

169 LEMBAR PENGESAHAN NASKAH UJIAN PROPOSAL DISERTASI INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIUJI PADA TANGGAL.. Oleh: PROMOTOR Prof. Dr. NIP.. KO PROMOTOR Prof. Dr... NIP.. Mengetahui Ketua Program Studi Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga Prof. Dr. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H. NIP

170 (COVER WARNA BIRU) NASKAH UJIAN PROPOSAL DISERTASI JUDUL DISERTASI NAMA MAHASISWA NIM PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

UNIVERSITAS AIRLANGGA UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. (031) 5914042, 5914043, 5912546, 5912564 Fax (031) 5981841 Website : http://www.unair.ac.id ; e-mail : rektor@unair.ac.id SALINAN PERATURAN

Lebih terperinci

::Sekolah Pascasarjana IPB (Institut Pertanian Bogor)::

::Sekolah Pascasarjana IPB (Institut Pertanian Bogor):: Contributed by Administrator adalah program pendidikan strata 3 (S3) yang ditujukan untuk memperoleh gelar akademik doktor sebagai gelar akademik tertinggi. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan

Lebih terperinci

PEDOMAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PASCASARJANA S3 (DOKTOR) UNIDA GONTOR. Pasal 1. Persyaratan Administrasi dan Akademik

PEDOMAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PASCASARJANA S3 (DOKTOR) UNIDA GONTOR. Pasal 1. Persyaratan Administrasi dan Akademik PEDOMAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PASCASARJANA S3 (DOKTOR) UNIDA GONTOR Pasal 1 Persyaratan Administrasi dan Akademik Persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon mahasiswa adalah: 1) Lulusan pendidikan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) A. UJIAN KUALIFIKASI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) A. UJIAN KUALIFIKASI PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) A. UJIAN KUALIFIKASI 1. Ujian Kualifikasi a. Ujian kualifikasi terdiri atas ujian lisan dan tulis yang pelaksanaannya merupakan satu kesatuan. b.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004. Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004. Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Universitas Indonesia berdasarkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor UGM/FA/1997/UM/01/39. Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DOKTOR

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor UGM/FA/1997/UM/01/39. Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DOKTOR KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor UGM/FA/1997/UM/01/39 Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DOKTOR Dekan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 375/H23/DT/2007 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jalan Prof.dr. HR. Boenjamin No. 708 Kotak Pos 115 Purwokerto 53122 Telp (0281) 635292 hunting Faks. 631802 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263 /SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263 /SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263 /SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA Rektor Universitas Indonesia, Menimbang : a. bahwa Universitas Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR 06 TAHUN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR 06 TAHUN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR 06 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN AKADEMIK PROGRAM MAGISTER DAN PROGRAM DOKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA REKTOR UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II PENERIMAAN MAHASISWA BARU

BAB II PENERIMAAN MAHASISWA BARU PANDUAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 351/H23/DT/2009 TGL 31 AGUSTUS 2009 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR

BAB 1 PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR BAB 1 PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR Tujuan pendidikan Program Doktor menurut Peraturan Rektor UI No.2200 Tahun 2013 adalah untuk menghasilkan ilmuwan dan/atau filosof yang mandiri, beretika, berbudaya,

Lebih terperinci

Pedoman Akademik PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM BAB VIII : PROSES PEMBIMBINGAN & UJIAN DISERTASI

Pedoman Akademik PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM BAB VIII : PROSES PEMBIMBINGAN & UJIAN DISERTASI BAB VIII : PROSES PEMBIMBINGAN & UJIAN DISERTASI A. Pengajuan Penulisan Disertasi 1. Mahasiswa yang telah menyelesaikan perkuliahan dan dinyatakan lulus berhak melanjutkan proses studi dengan melakukan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor UGM/FA/1425/UM/01/39. Tentang PERATURAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA S2 (MAGISTER)

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor UGM/FA/1425/UM/01/39. Tentang PERATURAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA S2 (MAGISTER) KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor UGM/FA/1425/UM/01/39 Tentang PERATURAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA S2 (MAGISTER) Dekan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Menimbang

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3)

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin Nomor : 458/H4/P/2007 Tanggal : 20 Maret 2007 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) PPD.PPs-UH.AKAD.1 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN Revisi Pertama

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR PENYUSUNAN TUGAS AKHIR PROGAM PASCASARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

MANUAL PROSEDUR PENYUSUNAN TUGAS AKHIR PROGAM PASCASARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN MANUAL PROSEDUR PENYUSUNAN TUGAS AKHIR PROGAM PASCASARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 I. PENETAPAN KOMISI PEMBIMBING A. Latar Belakang Mahasiswa Program Pascasarjana

Lebih terperinci

Menimbang: Mengingat:

Menimbang: Mengingat: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR NOMOR : 1073/H36/PP/2010 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut:

PERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut: PERATURAN AKADEMIK Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut: PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS JAMBI BAB I KETENTUAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG PENYEMPURNAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 545/SK/R/UI/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM MAGISTER DI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA NOMOR : 12/H3.1.5/PPd/2009. tentang

SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA NOMOR : 12/H3.1.5/PPd/2009. tentang SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA NOMOR : 12/H3.1.5/PPd/2009 tentang PERATURAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI (S1) FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Kebijakan kurikulum pendidikan S2-S3 Pokja IV-komisi pendidikan SAF

Kebijakan kurikulum pendidikan S2-S3 Pokja IV-komisi pendidikan SAF Kebijakan kurikulum pendidikan S2-S3 Azas Kurikulum harus mendorong pencapaian hasil pembelajaran yang diinginkan UI berupa pengetahuan dan pemahaman, keahlian kognitif, keahlian khusus (termasuk keahlian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS AIRLANGGA SPESIFIKASI PROGRAM STUDI

UNIVERSITAS AIRLANGGA SPESIFIKASI PROGRAM STUDI UNIVERSITAS AIRLANGGA SPESIFIKASI PROGRAM STUDI 1. Nama Program Studi Program Studi Doktor Keperawatan 2. Status Akreditasi beserta Program Studi Doktor Keperawatan dalam poses mengajukan Badan Akreditasinya,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KURIKULUM PENDIDIKAN S2-S3 Pokja IV-komisi pendidikan SAF

KEBIJAKAN KURIKULUM PENDIDIKAN S2-S3 Pokja IV-komisi pendidikan SAF KEBIJAKAN KURIKULUM PENDIDIKAN S2-S3 Pokja IV-komisi pendidikan SAF AZAS Kurikulum harus mendorong pencapaian hasil pembelajaran yang diinginkan UI berupa pengetahuan dan pemahaman, keahlian kognitif,

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA

PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA PERATURAN AKADEMIK TAHUN 2017 KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER (STIKOM) DINAMIKA BANGSA JAMBI Nomor : 045/SK/K/STIKOM-DB/VIII/2017 Tentang Perubahan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 478/SK/R/UI/2004 TENTANG EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 478/SK/R/UI/2004 TENTANG EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 478/SK/R/UI/2004 TENTANG EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang : bahwa Keputusan Rektor Universitas

Lebih terperinci

KOMISI STUDI AKHIR (KSA) Deskripsi: Struktur Organisasi: Tugas dan Wewenang: Tata Tertib Rapat KSA:

KOMISI STUDI AKHIR (KSA) Deskripsi: Struktur Organisasi: Tugas dan Wewenang: Tata Tertib Rapat KSA: Lampiran Surat Keputusan Dekan Fakultas Biologi tentang Prosedur Baku Pelaksanaan Studi Akhir Program Studi S1 Biologi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman KOMISI STUDI AKHIR (KSA) Deskripsi:

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04. 03 08 SEMARANG 2011 SPMI-UNDIP Standar Penilaian Pendidikan Sistem Penjaminan Mutu Internal Disetujui

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor : 18372/H4/PP.25/2011 Tanggal : 07 Oktober 2011

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor : 18372/H4/PP.25/2011 Tanggal : 07 Oktober 2011 KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor : 18372/H4/PP.25/2011 Tanggal : 07 Oktober 2011 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011 PENGANTAR Program

Lebih terperinci

Matriks Perubahan Pasal-Pasal dalam Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Matriks Perubahan Pasal-Pasal dalam Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Lampiran Surat Nomor : 390 / B / HK / 2015 Tanggal : 07 September 2015 Matriks Perubahan Pasal-Pasal dalam Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi No Permendikbud No.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 i PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

PROSEDUR BAKU Edisi/Revisi: 1/0

PROSEDUR BAKU Edisi/Revisi: 1/0 Halaman: 1 dari 9 1. TUJUAN 1.1. Menjamin proses penyelesaian skripsi mahasiswa program Sarjana Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian dapat berlangsung sesuai dengan baku mutu dan sasaran mutu yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS) STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Kode/No : STD/SPMI/A.03 Tanggal : 20-12-2016 Revisi : I Halaman : 1-10 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN undiknas, 2016 all rights reserved

Lebih terperinci

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister a. Profil Lulusan Profil utama lulusan Program Magister Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, - 2 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 008/Peraturan/MWA-UI/2005 TENTANG NORMA KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI DI UNIVERSITAS INDONESIA Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa MAJELIS WALI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. 1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah

Lebih terperinci

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar ELMEN UTAMA PENGEMBANGAN KURIKULUM Nama :Feri dwi haryanto NIM :15105241029 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar Nasional Pendidikan, adalah kriteria minimal tentang pembelajaran pada jenjang pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2015

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2015 SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENGANGKATAN PIMPINAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN PIMPINAN FAKULTAS PADA UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Nomor : 05815/I2/PP/2009. Tentang PERATURAN AKADEMIK TAHUN 2009

PERATURAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Nomor : 05815/I2/PP/2009. Tentang PERATURAN AKADEMIK TAHUN 2009 PERATURAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Nomor : 05815/I2/PP/2009 Tentang PERATURAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER TAHUN 2009 REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Menimbang : 1.

Lebih terperinci

Lampiran SK Rektor No. 297/SK/K01/PP/2009. Peraturan Akademik Institut Teknologi Bandung

Lampiran SK Rektor No. 297/SK/K01/PP/2009. Peraturan Akademik Institut Teknologi Bandung Lampiran SK Rektor No. 297/SK/K01/PP/2009 Peraturan Akademik Peraturan Akademik - halaman 2 dari 43 halaman Daftar Isi 1. PROGRAM PENDIDIKAN...5 Pasal 1.1 Jenis dan Tahapan Program Pendidikan...5 Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dipandang perlu

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

PERATURAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG NOMOR : 266/PER/I1.A/PP/2015 TENTANG PERATURAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Padang, 16 Februari SOP Skripsi Prodi Psikologi S1

KATA PENGANTAR. Padang, 16 Februari SOP Skripsi Prodi Psikologi S1 KATA PENGANTAR Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan pimpinan Fakultas Kedokteran Unand dan Ketua Prodi Psikologi Universitas Andalas, telah membantu memberikan masukan sehingga Tim dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 547/SK/R/UI/2005 Tentang PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA PERATURAN AKADEMIK BAB I KETENTUAN UMUM

RANCANGAN PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA PERATURAN AKADEMIK BAB I KETENTUAN UMUM RANCANGAN PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA PERATURAN AKADEMIK BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud: 1. Rektor adalah Rektor Universitas Sriwijaya; 2. Fakultas

Lebih terperinci

PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 1 TAHUN 2010

PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 1 TAHUN 2010 PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN PIMPINAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN PIMPINAN FAKULTAS PADA UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET : KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET Jalan Insinyur Sutami Nomor 36A Kentingan Surakarta 57126 Telepone (0271) 646994, Faksimile (0271) 636268 http://www.uns.ac.id

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Jl. Brigjen H. Hasan Basry Kotak Pos 219 Banjarmasin 70123 Telp/Fax : 3304177-3304195 Laman : http://www.unla.ac.id/ PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 9 Tahun 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 9 Tahun 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 9 Tahun 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA TENTANG SKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN STRATA I BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA TENTANG SKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN STRATA I BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Peraturan Skripsi 1 PERATURAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA TENTANG SKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN STRATA I BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Skripsi adalah karya ilmiah dalam suatu bidang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1000, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Tugas Belajar. Kesehatan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 Peraturan Dikti Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 12 Februari 2006, 23:34:08 KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM

Lebih terperinci

Permenristek Dikti No. 44 Tahun 2015 (Standar Mutu PT) Pedoman Akademik. Panduan- Panduan SOP

Permenristek Dikti No. 44 Tahun 2015 (Standar Mutu PT) Pedoman Akademik. Panduan- Panduan SOP Visi dan Misi Visi: Menjadi penyelenggara program Pascasarjana berperingkat di tingkat nasional dan internasional yang mengusung nilai kesundaan dan keislaman pada tahun 2021 Misi - Menyelenggarakan pendidikan

Lebih terperinci

: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI.

: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. penjelasan pasal demi pasal PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN - 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang:

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS UNIVERSAL Nomor: 001/SK.REKTOR/UVERS/2015

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS UNIVERSAL Nomor: 001/SK.REKTOR/UVERS/2015 KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS UNIVERSAL Nomor: 001/SK.REKTOR/UVERS/2015 Menimbang: tentang: PERATURAN AKADEMIK DI UNIVERSITAS UNIVERSAL ----------------------------------------------------- REKTOR UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERATURAN PENGURUS YAYASAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PENGURUS YAYASAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN PENGURUS YAYASAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN REKTOR DAN WAKIL REKTOR UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Bismillahirrahmanirrahim PENGURUS

Lebih terperinci

Pedoman Revisi Kurikulum UNSIMAR Poso PJM

Pedoman Revisi Kurikulum UNSIMAR Poso PJM Pusat Penjaminan Mutu Unsimar 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunia-nya pembuatan buku Pedoman Revisi dan Penerapan Kurikulum dan Penilaian Hasil Belajar

Lebih terperinci

PEDOMAN PROSEDUR PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU FARMASI

PEDOMAN PROSEDUR PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU FARMASI PEDOMAN PROSEDUR PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA Surabaya, 2016 PEDOMAN PROSEDUR PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR

Lebih terperinci

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1290, 2014 KEMENDIKBUD. Program Studi. Perguruan Tinggi. Akreditasi. Pencabutan. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,

Lebih terperinci

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. 1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008 KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM VOKASI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang: a bahwa telah terjadi ketidakseragaman

Lebih terperinci

PANDUAN PESERTA SELEKSI PROGRAM PROFESI DAN PASCASARJANA

PANDUAN PESERTA SELEKSI PROGRAM PROFESI DAN PASCASARJANA PANDUAN PESERTA SELEKSI PROGRAM PROFESI DAN PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2017 PENDAFTARAN 3.1 PERSYARATAN 3.1.1 Persyaratan Umum 1) Warga negara Indonesia yang memiliki ijazah dengan bidang ilmu

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2018, No Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun No.55, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Statuta PEM Akamigas. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG STATUTA POLITEKNIK ENERGI DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1372, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Perguruan Tinggi. Registrasi Pendidik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26

Lebih terperinci

Manual Prosedur Tesis

Manual Prosedur Tesis Manual Prosedur Tesis Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2012 Manual Prosedur Tesis Kode Dokumen : 00203 06019 Revisi : 4 Tanggal : 30 Agustus 2012 Diajukan

Lebih terperinci

Lampiran Surat Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin Nomor : 824/H4/P/2007 Tanggal : 30 Maret 2007 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM MAGISTER (S2)

Lampiran Surat Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin Nomor : 824/H4/P/2007 Tanggal : 30 Maret 2007 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM MAGISTER (S2) Lampiran Surat Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin Nomor : 824/H4/P/2007 Tanggal : 30 Maret 2007 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM MAGISTER (S2) PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2007 PENGANTAR

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158 Tambahan Lemba

2017, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158 Tambahan Lemba No.173, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Tunjangan Profesi Dosen. Tunjangan Kehormatan Profesor. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENGANTAR Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (MM FE -UNAND) mulai dibuka pada bulan April 2000 berdasarkan izin Direktur

Lebih terperinci

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U No.132, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Kedokteran. Akademik. Profesi. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

Kembali Dibuka! Siapkan Diri Anda untuk Meraih

Kembali Dibuka! Siapkan Diri Anda untuk Meraih Program 5000 Doktor Dalam Negeri Kembali Dibuka! Siapkan Diri Anda untuk Meraih BEASISWA PROGRAM DOKTOR dan BANTUAN PENYELESAIAN PENDIDIKAN 2018/2019 Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan

PEDOMAN AKADEMIK Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan TAHAPAN PENYUSUNAN PEDOMAN AKADEMIK Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan Nemuel Daniel Pah nemuelpah@staff.ubaya.ac.id BUKU PEDOMAN AKADEMIK Buku yang memberikan informasi

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PELAKSANAAN SKRIPSI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PELAKSANAAN SKRIPSI PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR Tim Penyusun: Komisi Skripsi FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR Hal. 1 dari 10 SOP ini disahkan

Lebih terperinci

Kode : 008/PSDIT/2016 Tanggal Dikeluarkan : 01 Maret 2016 Area : PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU TEKNIK

Kode : 008/PSDIT/2016 Tanggal Dikeluarkan : 01 Maret 2016 Area : PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU TEKNIK 1. Tujuan Prosedur Seminar Proposal Disertasi ditujukan untuk menjelaskan persyaratan yang diperlukan dalam seminar proposal disertasi, komponen/unsur penilaian dan prosedur seminar proposal disertasi

Lebih terperinci

PERATURAN SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA No. 283/ BAAK.31/ STIKI/ P/ VI/ tentang PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA No. 283/ BAAK.31/ STIKI/ P/ VI/ tentang PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Menimbang : 1. PERATURAN SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA No. 283/ BAAK.31/ STIKI/ P/ VI/ 2009 tentang PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Bahwa partisipasi dari segenap anggota Sivitas Akademika

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM DOKTOR

FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM DOKTOR FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM DOKTOR PRA DOKTOR 2017 18 April 2017 Visi Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan UGM merupakan program pendidikan strata 3 yang mampu menjadi Program Doktor berstandar

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan

Lebih terperinci

Dokumen Level : PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PROSEDUR TUGAS AKHIR

Dokumen Level : PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PROSEDUR TUGAS AKHIR TUJUAN SOP ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai : 1. Prosedur dan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA). 2. Persyaratan dosen pembimbing dan tim penguji. 3. Prosedur pelaksanaan seminar TA. 4. Komponen/unsur

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI DENGAN

Lebih terperinci

PROSEDUR UJIAN AKHIR SARJANA

PROSEDUR UJIAN AKHIR SARJANA SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROSEDUR UJIAN AKHIR SARJANA NO. DOKUMEN : POB-MSP-FPIK-07 REVISI : 00 NO. SALINAN : Bogor, 19 Februari

Lebih terperinci

5. Keputusan Dirjen Dikti tentang Izin Pembukaan Program Studi.

5. Keputusan Dirjen Dikti tentang Izin Pembukaan Program Studi. KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA No. 1786/H5.1.R/SK/KRK/2008 tentang PERATURAN AKADEMIK SEKOLAH PASCASARJANA (MAGISTER DAN DOKTOR) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,

Lebih terperinci