Geguritan Masan Rodi: Analisis Struktur dan Nilai
|
|
- Sukarno Ridwan Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Geguritan Masan Rodi: Analisis Struktur dan Nilai Ida Bagus Adi Sudarmawan 1*, Luh Putu Puspawati 2, I Gde Nala Antara 3 [123] Program Studi Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana [ adisudarmawan@gmail.com] [ puspawati1960@yahoo.co.id] [ nala.antara62@gmail. com] *Corresponding Author Abstract This research of Geguritan Masan Rodi discuss about analysis structure and function. This analysis have purpose for reveal structure and value any contained on Geguritan Masan Rodi. This research uses a structural theory and value. This research uses method and techniques which is divided into three phases : (1) method and techniques provision of data uses repeated reading method (heuristic) assited with registration techniques and translate techniques, (2) method and analysis data uses qualitative method and descriptive analitics techniques, (3) method and presentation of the analysis results techniques uses formal method and informal method assisted with deductive and inductive techniques. The results obtained from the research are forma structure (type), which consist of language code and literature, language diversity, and language genre. Language code and literature uses pupuh Durma, language genre uses blending Balinese language with language genre consist by comparison language genre, opposition language and contact language genre. Narative structure consist of incident, plot, character and characterization, background, theme, and message. This research discuss about value, are religion value any consist by value, philosophy, ethics, and ceremony value with social value. Keywords: geguritan, structure, value. (1) Latar Belakang Geguritan merupakan bentuk kesusastraan Bali tradisonal dapat digolongkan kedalam bentuk puisi. Geguritan disebut juga sebagai puisi naratif, karena apabila dilihat dari bentuknya, geguritan merupakan puisi, dan jika ditinjau dari segi isinya geguritan tergolong ke dalam prosa. Geguritan merupakan suatu karya sastra tradisional, geguritan mempunyai sistem konvensi sastra tertentu yang ketat. Geguritan dibentuk oleh pupuh, pupuhpupuh tersebut diikat oleh beberapa konvensi yang biasa disebut pada lingsa. Pada 426
2 adalah banyaknya bilangan suku kata dalam satu kalimat atau carik (koma). Lingsa adalah aturan-aturan suara atau bunyi akhir tiap-tiap baris (/a,/i,/u,/e,/o/). Pada lingsa meliputi: (1) banyaknya baris dalam tiap-tiap bait (pada), (2) banyaknya suku kata dalam tiap-tiap baris (carik), dan (3) bunyi akhir tiap-tiap baris, yang menyebabkan pupuh tersebut harus dinyanyikan. Hal ini disebabkan pula karena dalam menulis atau mengarang dengan pupuh biasanya pengarangnya sambil melagukan karya sastra yang diciptakannya (Agastia, 1980: 16-17). Di dalam suatu geguritan ada yang memakai satu jenis pupuh dan nada juga yang memakai banyak jenis pupuh. Geguritan yang memakai satu jenis pupuh, misalnya Geguritan Jayaprana (ginada), Geguritan Bagus Diarsa (sinom), dan Geguritan Basur (ginada), sedangkan geguritan yang memakai banyak jenis pupuh, misalnya: Geguritan Sudamala, Geguritan Puyung Sugih, dan Geguritan Kala Rau (Agastia, 1980: 18-19). Salah satu karya sastra Bali tradisional yang hingga kini memperkaya khasanah kebudayaan Bali adalah geguritan. Adapun karya sastra geguritan yang diangkat adalah Geguritan Masan Rodi (selanjutnya disingkat dengan GMR) yang berasal dari Griya Kawan Sibetan dan dikarang oleh Ida Bagus Nyoman Puja. GMR dominan menggunakan bahasa Bali Kawi bercampur dengan bahasa Bali Kepara. GMR hanya menggunakan satu pupuh saja yaitu pupuh Durma yang terdiri dari 97 bait. Keunikan dan kekhasan yang terdapat dalam GMR membuat ketertarikan tersendiri untuk menganalisis geguritan ini secara lebih mendalam, dikarenakan cerita yang disajikan oleh pengawi membahas mengenai bagaimana kehidupan sekumpulan orang yang sedang menjalani hukuman dipenjara lalu diperintahkan untuk bekerja kasar serta kejadian yang menimpa mereka pada saat bekerja, sedangkan dibandingkan dengan kehidupan sekarang apabila seseorang menjalani hukuman mereka tidak harus bekerja kasar saat menjalani masa hukumannya, namun sebaliknya mereka dibina serta diarahkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif demi kehidupan yang lebih baik. Selain itu dibahas pula mengenai adanya aturan agama yang hilang lalu mencari solusi sampai akhirnya tercipta empat pasal baru mengenai aturan tersebut. Geguritan pada umumnya memiliki nilai-nilai tertentu yang nantinya bisa bermanfaat dan dapat difungsikan oleh masyarakat, seperti halnya geguritan ini memiliki nilai agama, nilai logika, nilai etika dan nilai estetika. Teori yang digunakan 427
3 untuk membedah struktur adalah teori struktural menurut Nurgiyantoro yang didukung oleh pandangan dari Marsono dan Aminudin. (2) Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas, tentunya terdapat beberapa permasalahan yang perlu dianalisis. Maka dari itu perrmasalahan-permasalahan tersebut dapat dirumuskan pertanyaannya sebagai berikut : 1. Bagaimanakah struktur yang membangun Geguritan Masan Rodi? 2. Nilai-nilai apa sajakah yang terdapat dalam Geguritan Masan Rodi? (3) Tujuan Penelitian Sebuah penelitian tentu memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai dan perlu diperjelas agar arah penelitian dapat mencapai sasaran yang diharapkan. Demikian juga dengan analisis ini, tujuan analisis ini dapat dibedakan atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menambah khazanah di bidang sastra, khususnya sastra Bali tradisional. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa karya sastra Bali tradisional, khususnya geguritan, masih tetap hidup di masyarakat dan sangat menarik untuk dibaca karena mengandung banyak pembelajaran yang berguna bagi kehidupan. Penelitian ini juga turut berupaya untuk melestarikan karya-karya sastra Bali tradisional khususnya geguritan. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil analisis terhadap karya GMR. Analisis yang dilakukan menyangkut struktur formal dan struktur naratif karya GMR. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pesan pengarang berupa nilai, yang tentunya sangat berguna apabila diaplikasikan dalam kehidupan ini. (4) Metode dan Teknik Penelitian terhadap karya sastra memerlukan suatu metode dan teknik dalam pengerjaannya yang berfungsi sebagai alat untuk menyederhanakan objek dari penelitian. Metode berasal dari kata methodos, (bahasa Latin), berasal dari akar kata 428
4 meta dan hodos. Meta berarti menuju, sedangkan hodos berarti jalan, cara, atau arah. Jadi metode merupakan cara-cara atau strategi untuk memahami realitas dan langkahlangkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibatnya. Metode yang baik adalah metode yang selalu bersifat teknik. (Ratna, 2009: 34-38). Teknik merupakan cara untuk menerapkan sebuah metode dalam sebuah penelitian. Teknik adalah instrumen yang bersifat paling konkret sebagai alat yang digunakan dalam melakukan suatu penelitian, karena teknik dapat dideteksi secara indrawi. Vrendenbreght, berpendapat bahwa teknik sangat berhubungan erat dengan data primer dalam suatu penelitian (dalam Ratna, 2009; 37). Metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data dan tahap penyajian analisis data. Metode yang digunakan dalam tahap pengumpulan data GMR adalah metode membaca berulang-ulang (heuristik) secara cermat terhadap naskah yang dijadikan objek penelitian, mengingat data yang tahapan dikumpulkan berupa naskah lontar. Pada tahapan ini dalam menetapkan naskah yang akan dianalisis yaitu mendaftar semua naskah yang ditemukan di lembaga-lembaga formal. Dalam menerapkan metode membaca, tentunya didukung oleh teknik pencatatan. Teknik pencatatan dilakukan untuk menghindari terjadinya data yang terlupakan karena keterbatasan dalam mengingat. Kemudian dilanjutkan dengan teknik terjemahan, yaitu penyalinan dari suatu bahasa sumber ke bahasa sasaran. Teks GMR diterjemahkan secara harafiah dan idiomatis. Terjemahan harafiah adalah terjemahan yang berdasarkan bentuk berusaha mengikuti bentuk bahasa sumber. Sedangkan terjemahan idiomatis adalah penerjemahan yang berdasarkan makna berusaha menyampaikan makna teks bahasa sumber dengan bentuk bahasa sasaran yang wajar, penerjemahan idiomatis mutlak tidak kedengaran sebagai hasil terjemahan, tetapi seperti ditulis asli dalam bahasa sasaran (Larson,1991: 16-17). Teknik terjemahan dilakukan dengan mengalih bahasakan GMR yang menggunakan bahasa Bali campuran kedalam bahasa Indonesia. Terjemahan dibuat sedapat mungkin berupa terjemahan kata demi kata dan selanjutnya disesuaikan dengan konteks kalimat. Analisis adalah tahap pengolahan data. Tahap pertama dalam pengolahan data adalah memeriksa data yang telah terkumpul, kemudian dianalisis menggunakan metode 429
5 kualitatif. Metode kualitatif memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. Metode kualitatif dianggap multimetode sebab penelitian pada gilirannya melibatkan sejumlah besar gejala sosial yang relevan (Ratna,2004: 47). Teknik deskriptif analitik juga dapat dihubungkan dengan metode ini, yaitu mendeskripsikan terlebih dahulu dengan maksud untuk menemukan unsurunsurnya, kemudian dianalisis. Secara etimologi deskripsi analisis berarti menguraikan, meskipun demikian analisis tidak semata-mata menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya (Ratna, 2004: 53). Teks GMR dideskripsikan sehingga dapat diketahui unsur-unsur yang terkandung didalamnya kemudian dilakukan dengan melakukan analisis sesuai dengan permasalahan yang dikaji. Setelah data diolah makan dilanjutkan dengan tahap terakhir, yakni tahap penyajian hasil analisis data. Metode yang digunakan dalam tahapan ini adalah metode formal dan informal. Metode formal adalah perumusan dengan tanda-tanda dan lambang-lambang, sedangkan metode informal adalah cara penyajian hasil pengolahan data dengan menggunakan kata-kata atau kalimat sebagai sarana (Sudaryanto, 1993: 145). Kata-kata atau kalimat dalam penyajian hasil disini adalah menggunakan Bahasa Indonesia. Selain itu, pada tahap penyajian hasil analisis data dibantu dengan cara berfikir induktif-deduktif. Teknik deduktif adalah teknik penyajian dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat umum terlebih dahulu, kemudian hal-hal yang bersifat khusus sebagai penjelasnya. Teknik induktif adalah teknik penyajian dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat khusus terlebih dahulu, kemudian hal-hal yang bersifat umum (Hadi, 1982: 44-43). (5) Hasil dan Pembahasan Ditinjau dari struktur karya sastra, Geguritan Masan Rodi telah memenuhi struktur sebuah karya sastra. Dilihat dari struktur pembentuknya, Geguritan Masan Rodi dibangun oleh satu pupuh yaitu menggunakan pupuh Durma. Ditinjau dari sisi ragam bahasanya Geguritan Masan Rodi bahasa yang digunakan sebagai media pengantar yaitu Bahasa Bali Campuran. Selanjutnya gaya bahasa yang ditemukan dalam Geguritan Masan Rodi secara umum terbagi menjadi tiga 430
6 yaitu Gaya Bahasa Perbandingan, Gaya Bahasa Pertentangan dan Gaya Bahasa Pertautan. Analisis struktur naratif pertama yaitu insiden, terdapat sembilan insiden dalam Geguritan Masan Rodi. Alur dalam Geguritan Masan Rodi secara umum mengikuti alur pola Tarif yaitu tahapan plot pada alur /plot utama ini terbagi menjadi lima tahapan yaitu (1) tahap Situation, (2) tahap Generating Circumstances, (3) tahap Rising Action, (4) tahap Climax, (5) tahap Denoument. Tokoh dan Penokohan pada Geguritan Masan Rodi secara umum dapat dibedakan menjadi tiga tokoh utama, tokoh sekunder, dan tokoh komplementer atau pelengkap. Pengarang juga menggambarkan tokoh dalam Geguritan Masan Rodi tiga dimensi pokok, yaitu fisiologis, psikologis, dan sosiologis yang khas. Latar pada Geguritan Masan Rodi mencakup tiga unsur yaitu latar waktu, latar tempat, dan latar suasana. Unsur waktu pada Geguritan Masan Rodi yaitu ketika baru terbit matahari sekitar bulan maret pada hari minggu. Latar tempat yang melatari Geguritan Masan Rodi yaitu di Sidemen, di Sibetan, di sungai, di Sekuttha, dan halaman. Sedangkan latar suasana yang digunakan dalam Geguritan Masan Rodi yaitu suasana resah, tegang, mencekam, dan suasana senang. Tema Geguritan Masan Rodi secara umum adalah tentang kemanusiaan. Amanat dalam Geguritan Masan Rodi tidak disampaikan secara langsung oleh pengarang, namun disampaikan secara implisit atau tersembunyi pada rangkaian dialog ataupun percakapan tokoh. Di dalam cerita Geguritan Masan Rodi terdapat banyak pesan yang disampaikan pengarang secara tidak langsung kepada para pembaca. Beberapa pesan tersebut mengandung ajakan terhadap para pembaca apabila tidak mampu menentukan keputusan, kita harus meminta petunjuk atau memusyawarahkannya terlebih dahulu. Seperti tampak pada saat semuanya tidak bisa membayar dua ringgit dan berjalan melaksanakan ronda, semua meminta petunjuk ke Bandem. (6) Simpulan Nilai yang terkandung dalam Geguritan Masan Rodi dapat disimpulkan bahwa secara umum terdiri dari nilai agama yakni nilai filsafat (tattwa) tentang keyakinan masyarakat akan adanya Tuhan, hal tersebut dapat dilihat pada pupuh durma bait ke
7 baris pertama Usabè dalèm mangkin syep sepi ring griya. Pada masyarakat Bali diketahui bahwa setiap daerah memiliki kegiatan usabe, kegiatan usabe ini adalah bentuk kegiatan yang diyakini untuk menolak bala yang melanda daerah tertentu. Selain itu percaya dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa diperkuat dengan kalimat memohon hal-hal baik ke merajan. Seperti diketahui setiap keluarga pada masyarakat Bali pasti memiliki merajan. Merajan diyakini sebagai tempat berstananya Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang setiap saat akan memberikan petunjuk perihal hal-hal baik. Nilai etika (susila) tentang sopan santun dalam berbicara dan bertingkah laku, nilai upacara (ritual) tentang upacara Manusa Yadnya khususnya upacara Natab dan melepas Aon serta nilai sosial yang mengajarkan kita untuk saling tolong menolong terhadap orang yang membutuhkan pertolongan. (7) Daftar Pustaka Agastia, Ida Bagus Gede Geguritan sebuah Bentuk Karya Sastra Bali. Makalah disajikan dalam Sarasehan Sastra daerah Pesta Kesenian Bali Ke-2 pada 9 Juli Hadi, Sutrisno Metodelogi Research. Yogyakarta: Fakultas Fisikologi UGM. Larson, Mildred L Penerjemahan Berdasarkan Makna: Pedoman Untuk Pemadanan Antarbahasa. Jakarta: Arcan. Nurgiantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. YPgyakarta: Gajah Made University Press. Ratna, Nyoman Kutha Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ratna, Nyoman Kutha Teori, Metode, Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudaryanto Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. 432
ABSTRAK GEGURITAN MASAN RODI ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI
ABSTRAK GEGURITAN MASAN RODI ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI Penelitian terhadap Geguritan Masan Rodi ini membahas tentang analisis struktur dan fungsi. Analisis ini mempunyai tujuan untuk mengungkapkan struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum sastra Bali dibedakan atas dua kelompok, yaitu Sastra Bali
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum sastra Bali dibedakan atas dua kelompok, yaitu Sastra Bali Purwa (klasik) dan Sastra Bali Anyar (modern). Kesusastraan Bali Purwa adalah warisan sastra
Lebih terperinciGeguritan Anggastya; Analisis Struktur Dan Fungsi
Geguritan Anggastya; Analisis Struktur Dan Fungsi Ni Made Okta Era Yati 1*, Tjok Istri Agung Mulyawati R 2, Ni Made Suryati 3 123 Program Studi Sastra Bali Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana 1 [suryati.jirnaya@yahoo.com]
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan akar dari kebudayaan nasional. Keberadaan karya sastra dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra Bali merupakan bagian dari kebudayaan daerah yang merupakan akar dari kebudayaan nasional. Keberadaan karya sastra dapat memperkaya warisan budaya bangsa
Lebih terperinciGEGURITAN ABIMANYU WIWAHA:
1 GEGURITAN ABIMANYU WIWAHA: ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI IDA BAGUS ADI RAKA WEDA NIM 0901215007 PROGRAM STUDI SASTRA BALI FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS UDAYANA ABSTRACT This study discusses the literature
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem konvensi sastra tertentu yang cukup ketat. Geguritan dibentuk oleh pupuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geguritan adalah suatu karya sastra tradisional yang mempunyai sistem konvensi sastra tertentu yang cukup ketat. Geguritan dibentuk oleh pupuh atau pupuh pupuh, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih hidup dan berkembang cukup baik. Hal ini ditandai dengan banyaknya bermunculan para pengarang
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI GEGURITAN NAGA PUSPA KARYA I NYOMAN SUPRAPTA
1 ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI GEGURITAN NAGA PUSPA KARYA I NYOMAN SUPRAPTA Ida Ayu Diah Rarasathi Kusumadarma Sastra Bali Fakultas Sastra Universitas Udayana ABSTRACT The research of structure and function
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namun hingga kini proses kreativitas penciptaan geguritan masih berlangsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geguritan sampai saat ini masih digemari oleh masyarakat pencinta sastra khususnya dan masyarakat Bali pada umumnya. Hal ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciGEGURITAN SUMAGUNA ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI OLEH PUTU WIRA SETYABUDI NIM
GEGURITAN SUMAGUNA ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI OLEH PUTU WIRA SETYABUDI NIM 0501215003 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA BALI JURUSAN SASTRA DAERAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2009 GEGURITAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesusastraan Bali adalah salah satu bagian dari karya sastra yang terdapat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti keaslian, keindahan dalam isi dan ungkapannya. Karya
Lebih terperinciGeguritan Aji Rama Rena Analisis Struktur dan Makna
Geguritan Aji Rama Rena Analisis Struktur dan Makna Ida Bagus Dwija Nandana Persada 1*, Tjok. Istri Agung Mulyawati 2, Luh Putu Puspawati 3 [123] Program Studi Sastra Bali Fakultas Ilmu Budaya Unud 1 [dwijanandana@gmail.com]
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Geguritan berarti gubahan cerita yang berbentuk tembang atau pupuh (Tim
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geguritan berasal dari kata gurit yang berarti gubah, karang, sadur. Geguritan berarti gubahan cerita yang berbentuk tembang atau pupuh (Tim Penyusun Kamus Bali-Indonesia,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berfungsi untuk mengetahui faktor-faktor keaslian suatu penelitian. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran, atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra Bali merupakan salah satu aspek kebudayaan Bali yang hidup dan berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu maka di Bali lahirlah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini memuat tentang hasil hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang
Lebih terperinciGeguritan Mantri Sanak Lima Analisis Struktur Dan Nilai. Abstract
Geguritan Mantri Sanak Lima Analisis Struktur Dan Nilai Ni Putu Noviyanti Wardani 1*, I Nyoman Duana Sutika 2, Ida Bagus Rai Putra 3 123 Program Studi Sastra Bali Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana
Lebih terperinciANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI
ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI I Gede Iwan Astadi Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstract Analysis of the psychology literature
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Putra (1986), dalam penelitian beliau yang berjudul "Aspek Sastra Dalam Babad Dalem Suatu Tinjauan Intertekstualitas", menyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau studi-studi mutakhir
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau studi-studi mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti terdahulu yang berkaitan
Lebih terperinciKidung Nderet Analisis Struktur dan Nilai
Kidung Nderet Analisis Struktur dan Nilai Putu Apriliani Subawa Putri 1*, I Wayan Suteja 2, L.P. Puspawati 3 [123] Program Studi Sastra Bali Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana 1 [aprilianiputri69@yahoo.com]
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka. Kajian pustaka merupakan pedoman terhadap suatu penelitian sekaligus
Lebih terperinciCERPEN BEGAL DAN OGOH-OGOH DALAM PUPULAN CERPEN BEGAL: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA
1 CERPEN BEGAL DAN OGOH-OGOH DALAM PUPULAN CERPEN BEGAL: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA Kade Gita Ksatriani Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra Universitas Udayana Abstract Analysis of the psychology
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN 1.1 Latar Belakang Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali Tradisional yang dibentuk oleh pupuh-pupuh. Setiap pupuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara sastra Bali dengan kebudayaan Bali, di antaranya: Sastra Bali sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah banyak ungkapan yang dilontarkan bertalian dengan hubungan antara sastra Bali dengan kebudayaan Bali, di antaranya: Sastra Bali sebagai aspek kebudayaan Bali,
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR DAN NILAI TEKS SATUA I GANTI TEKEN I LACUR. I Putu Ari Dharma Minarta Jurusan Sastra Bali Fakultas Sastra
1 ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI TEKS SATUA I GANTI TEKEN I LACUR I Putu Ari Dharma Minarta Jurusan Sastra Bali Fakultas Sastra ABSTRACT Analyse about structure and assess in Text of Satua I Ganti teken I
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini memuat tentang hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti yang lebih dulu yang ada kaitannya dengan penelitian
Lebih terperinciTEKS DRAMA GONG I MADE SUBANDAR HASTA KOMALA ANALISIS BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA. Ida Ayu Putri Pertiwi
1 TEKS DRAMA GONG I MADE SUBANDAR HASTA KOMALA ANALISIS BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA Ida Ayu Putri Pertiwi Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana ABSTRACT Research on the " Text Drama
Lebih terperinciTutur Pabratan Analisis Struktur, Fungsi, Dan Makna. Abstrak
Tutur Pabratan Analisis Struktur, Fungsi, Dan Makna Ida Ayu Putu Ratna Dewi 1*, I Gde Nala Antara 2, Ida Bagus Rai Putra 3 123 Program Studi Sastra Bali Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana 1 [ratnadewyy@gmail.com]
Lebih terperinciTEKS GEGURITAN MALELEMESAN DALAM PUPULAN RARIPTAN KASAWUR KARYA KI JAKAWANA ANALISIS BENTUK DAN AMANAT
TEKS GEGURITAN MALELEMESAN DALAM PUPULAN RARIPTAN KASAWUR KARYA KI JAKAWANA ANALISIS BENTUK DAN AMANAT Diyan Angraeni Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana ABSTRAK Research on Geguritan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan
Lebih terperinciNILAI DALAM GEGURITAN CUPAK Pande Putu Yayuk Mariani Jurusan Sastra Bali, Fakultas Sastra. Abstract
1 NILAI DALAM GEGURITAN CUPAK Pande Putu Yayuk Mariani Jurusan Sastra Bali, Fakultas Sastra Abstract This research is explaining about traditional Balinese literature of geguritan with the theme Geguritan
Lebih terperinciPUPULAN TEKS CERPEN ALIKAN GUMI KARYA I NYOMAN MANDA: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA IDA AYU WIDYASTARI PROGRAM STUDI SASTRA BALI ABSTRAK
1 PUPULAN TEKS CERPEN ALIKAN GUMI KARYA I NYOMAN MANDA: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA IDA AYU WIDYASTARI PROGRAM STUDI SASTRA BALI ABSTRAK This study discuss about collection of short story of Alikan Gumi
Lebih terperinciTeks Pragusa Parwa: Analisis Struktur dan Semiotik
Teks Pragusa Parwa: Analisis Struktur dan Semiotik I Dewa Putu Satriya Wibawa 1*, I Made Wijana 2, I Nyoman Sukartha 3 [123] Program Studi Sastra Jawa Kuno Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana 1 [tyosatria88@yahoo.co.id]
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 1.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka mempunyai peranan penting dalam melakukan penelitian karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. dasarkan bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarkan bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan
Lebih terperinciNILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA. Oleh : Gilang Ratnasari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP-Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur (litera=huruf atau karya tulis). Dalam bahasa Indonesia karya sastra berasal dari bahasa sansakerta,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori, kajian pustaka
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian Pustaka di dalam sebuah penelitian penting untuk dideskripsikan. Selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori,
Lebih terperinciBABAD PASEK DUKUH SEBUN: ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI Putu Edy Hermayasa Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana ABSTRAK
BABAD PASEK DUKUH SEBUN: ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI Putu Edy Hermayasa Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana ABSTRAK This study examine the text of thechronicle Pasek Dukuh Sebun
Lebih terperinciANALISIS AMANAT PUPULAN CERPEN BOR KARYA I.B.W. WIDIASA KENITEN
1 ANALISIS AMANAT PUPULAN CERPEN BOR KARYA I.B.W. WIDIASA KENITEN I WAYAN ADI GUNAWAN NIM 0901215028 PROGRAM STUI SASTRA BALI UNIVERSITAS UDAYAN ABSTRACT Research on the short stories Julia, Jro Bukit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tutur merupakan salah satu jenis teks sastra tradisional yang mengandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tutur merupakan salah satu jenis teks sastra tradisional yang mengandung nilai filsafat, agama, dan nilai kehidupan. Tutur adalah 'nasehat' atau 'bicara'. Kata perulangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keindahan dalam karya sastra dibangun oleh seni kata atau seni bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari ekspresi jiwa pengarang.
Lebih terperinciTeks Geguritan Gitamahapurana Ki Patih Tambyak: Analisis Struktur dan Nilai
Teks Geguritan Gitamahapurana Ki Patih Tambyak: Analisis Struktur dan Nilai Ni Luh Gede Andriasari 1*, Ida Bagus Rai Putra 2, I Wayan Suardiana 3 [123] Program Studi Sastra Bali Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi syarat. Dilihat dari segi isinya, karya jenis tutur tidak kalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tutur merupakan salah satu jenis karya Sastra Jawa Kuno yang mengandung nilai filsafat, agama, dan nilai kehidupan. Menurut Soebadio (1985: 3), tutur merupakan pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Geguritan Pura Tanah Lot (yang selanjutnya disingkat GPTL)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geguritan Pura Tanah Lot (yang selanjutnya disingkat GPTL) merupakan geguritan yang memiliki keterkaitan isi tentang perjalanan suci pengemban dharma dari Ida Dang
Lebih terperinciKepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer-Kecil Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi
Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer-Kecil Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi 2010 2011 Oleh: Sheila Fera Phina 1 Abstrak Judul skripsi ini adalah Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Parwa merupakan prosa yang diadaptasi dari bagian epos-epos dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parwa merupakan prosa yang diadaptasi dari bagian epos-epos dalam bahasa Sanskerta dan menunjukkan ketergantungannya dengan kutipan-kutipan dari karya asli dalam bahasa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Drama Sebagai Karya Fiksi Sastra sebagai salah satu cabang seni bacaan, tidak hanya cukup dianalisis dari segi kebahasaan, tetapi juga harus melalui studi khusus yang berhubungan
Lebih terperinciMITOS DI NUSA PENIDA ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA
MITOS DI NUSA PENIDA ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA Ni Putu Sudiasih email: sudik_imoet@yahoo.com Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Unud Abstract This study discusses the myth
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. materi yang harus diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra, yaitu puisi, prosa (cerpen dan novel), dan drama adalah materi yang harus diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka mempunyai peranan penting dalam melakukan penelitian karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam
Lebih terperinciGEGURITAN PURA TANAH LOT ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI OLEH IDA BAGUS PUTU WIASTIKA NIM
GEGURITAN PURA TANAH LOT ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI OLEH IDA BAGUS PUTU WIASTIKA NIM 0901215024 PROGRAM STUDI SASTRA BALI FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 GEGURITAN PURA TANAH
Lebih terperinciSATUA I DEMPUAWANG ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI I Gusti Ayu Dewi Ratih Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra
1 SATUA I DEMPUAWANG ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI I Gusti Ayu Dewi Ratih Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra Abstract: This study discusses Satua I Dempuawang (SID) with the analysis of the structure
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.
Lebih terperinciProgram Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana
ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA TOKOH-TOKOH NOVEL BIOLA PASIR DARI MASA LALU KARYA D.K. SUMIRTA Ni Komang Dewi Anggraeni email: dewianggraeni081292@gmail.com Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA
ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA Oleh: Tati Mulyani Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinci89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa
89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali dikenal sebagai salah satu penyimpanan naskah-naskah kuna warisan nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai penyimpanan naskah-naskah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memikat perhatian para peneliti, salah satunya adalah kakawin yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam khazanah sastra Jawa Kuna (kawi) memang telah sejak lama memikat perhatian para peneliti, salah satunya adalah kakawin yang merupakan sastra Jawa Kuna yang berbentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal
Lebih terperinciKAKAWIN BALI DWIPA ANALISIS KONVENSI DAN INOVASI. I Gusti Bagus Budastra. Program Studi Sastra Jawa Kuno Fakultas Sastra Universitas Udayana.
1 KAKAWIN BALI DWIPA ANALISIS KONVENSI DAN INOVASI I Gusti Bagus Budastra Program Studi Sastra Jawa Kuno Fakultas Sastra Universitas Udayana Abstract Kakawin is a literary work that is formed by wirama
Lebih terperinciKEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN
1 KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN Putu Sosiawan Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstrak The
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra
Lebih terperinciASPEK SOSIAL DALAM NOVEL SAVIOR KARYA ASHARA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA PADA SISWA KELAS XI SMA
ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL SAVIOR KARYA ASHARA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA PADA SISWA KELAS XI SMA Oleh: Septi Waningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciCERPEN PAK PUTU JONI, CERPEN KURSI RODA DAN CERPEN SINENGKAWONAN
CERPEN PAK PUTU JONI, CERPEN KURSI RODA DAN CERPEN SINENGKAWONAN Karya I Gusti Putu Bawa Samar Gantang Analisis Struktur dan Nilai Oleh: I Wayan Beny Suryadi Sastra Bali Abstract Pak Putu Joni Short Story,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Moral, kebudayaan, kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki ruang lingkup yang luas di kehidupan masyarakat, sebab sastra lahir dari kebudayaan masyarakat. Aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tentang geguritan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra.
NILAI RELIGIUS NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Oleh Leny Dhamayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dhamayanti_cubby@yahoo.com ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciCAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG. Ni Ketut Ayu Ratmika
1 CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG Ni Ketut Ayu Ratmika Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra Universitas Udayana Abstract Research on
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karya sastra Bali khususnya kidung masih mendapat tempat di hati
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan karya sastra Bali khususnya kidung masih mendapat tempat di hati masyarakat pencinta kesusastraan Bali, sehingga keberadaannya masih tetap hidup seiring
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Telaah yang dilakukan untuk memecahkan suatu masalah pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemunculan roman pendek Nemoe Karma karya I Wayan Gobiah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemunculan roman pendek Nemoe Karma karya I Wayan Gobiah yang diterbitkan oleh Balai Poestaka tahun 1931 selalu disebut-sebut sebagai masa awal lahirnya sastra Bali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Parwa merupakan kesusastraan Jawa Kuna yang berbentuk prosa liris.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parwa merupakan kesusastraan Jawa Kuna yang berbentuk prosa liris. Parwa berarti bagian buku/cerita (Mardiwarsito, 1986:410). Parwa juga dikatakan sebagai bagian dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Membaca 1. Pengertian Membaca Membaca adalah satu dari empat aspek kemampuan bahasa pokok dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan (Tapubolon, 1990:5).
Lebih terperinciANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI Oleh,, 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3)Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia. Pada konteks yang berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukan kajian pustaka. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah
Lebih terperinciANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH
ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH AFDAL RIFNANDA NPM 10080248 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Untuk menemukan struktur dan aspek sosiologi sastra novel Galaksi Kinanthi karya Tasaro GK, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan pemaparan hasil-hasil yang ditemukan dalam penelitian ini. Penelitian yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dengan cara memberikan pemaparan hasil-hasil yang ditemukan dalam penelitian ini.
Lebih terperinciABSTRAK ANALISIS WACANA KRITIS KIDUNG RUMĚKSA ING WĚNGI
ABSTRAK ANALISIS WACANA KRITIS KIDUNG RUMĚKSA ING WĚNGI Penelitian ini mengkaji teks kidung Ruměksa ing Wěngi yang sarat dengan ajaran kehidupan salah satunya ajaran tentang praktek keagamaan yaitu agama
Lebih terperinciNILAI CERPEN MEMEDI SATAK DUKUH, TONYO, DAN LEAK RARE DALAM PUPULAN CERPEN MACAN RADEN KARYA I GUSTI PUTU BAWA SAMAR GANTANG. I Putu Arisana Rimbawa
1 NILAI CERPEN MEMEDI SATAK DUKUH, TONYO, DAN LEAK RARE DALAM PUPULAN CERPEN MACAN RADEN KARYA I GUSTI PUTU BAWA SAMAR GANTANG I Putu Arisana Rimbawa Program Studi Sastra Bali, Fakultas Sastra dan Budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, maupun isi pikiran kepada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah karya kreatif dan imajinatif dengan fenomena hidup dan kehidupan manusia sebagai bahan bakunya. Sebagai karya yang kreatif dan imajinatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan karya sastra tidak dapat dilepaskan dari gejolak dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Karena itu, sastra merupakan gambaran kehidupan yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa memudahkan seseorang berkomunikasi dengan orang lain, dalam bermasyarakat. Dasar yang sangat penting bagi seseorang untuk berkomunikasi adalah bahasa.
Lebih terperinci