Tujuan Pemeliharaan PHB TM / kubikel Pemeliharaan PHB TM / Kubikel mempunyai tujuan : 1. Menjaga agar peralatan/komponen dapat dioperasikan s

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tujuan Pemeliharaan PHB TM / kubikel Pemeliharaan PHB TM / Kubikel mempunyai tujuan : 1. Menjaga agar peralatan/komponen dapat dioperasikan s"

Transkripsi

1 BAB IV LANGKAH-LANGKAH PEMELIHARAAN PHB TM (Perangkat Hubung Bagi Tegangan Menengah) / KUBIKEL PADA PT.PLN (Persero) JAKARTA RAYA DAN TANGERANG 4.1 Pemeliharaan Peralatan Listrik Tegangan Tinggi Di Indonesia kebutuhan tenaga listrik masyarakat pada umumnya di supplay oleh PT.PLN (Persero) kecuali untuk daerah-daerah jauh dari jaringan PLN. Berdasarkan arkan realisasi di beberapa unit PT. PLN (PERSERO) terjadi banyak kegagalan/gangguan pada PHB TM/Kubikel di gardu induk, gardu distribusi maupun gardu hubung. Hal ini terjadi akibat suatu peralatan yang telah beroperasi dalam kurun waktu tertentu, akan mengalami penurunan kinerja yang disebabkan oleh pengaruh eksternal maupun internal. Faktor Eksternal antara lain : cuaca, polusi, kontaminasi external, banyaknya gangguan pada jaringan distribusi, binatang dan faktor-faktor lain yang dapat mengganggu PHB TM / Kubikel. Faktor Internal antara lain : faktor umur lama operasi dari suatu komponen, pola pembebanan, kurangnya pemeliharaan, metode pemeliharaan yang kurang baik, penurunan kualitas komponen peralatan akibat hubung singkat, kesalahan operasional dan lain-lain. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dibuat suatu program peningkatan kegiatan pemeliharaan yang terencana, serta program matrik pemeliharaan komponen/pendataan ulang tiap komponen yang terpasang pada PHB TM/kubikel agar benar-benar sesuai dengan kebutuhan konsumen. 29

2 Tujuan Pemeliharaan PHB TM / kubikel Pemeliharaan PHB TM / Kubikel mempunyai tujuan : 1. Menjaga agar peralatan/komponen dapat dioperasikan secara optimal berdasarkan spesifikasinya sehingga sesuai dengan umur teknisnya. 2. Menjamin bahwa peralatan tetap berfungsi dengan baik untuk menyalurkan energi listrik dari pusat listrik sampai ke pelanggan. 3. Menjamin bahwa energi listrik yang diterima pelanggan selalu berada dalam tingkat mutu dan keandalan yang baik. 4. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan. 5. Mengurangi frekwensi padam. 6. Meningkatkan safety ( keselamatan ketenagalistrikan / K2) peralatan, petugas dan lingkungan sekitar Klasifikasi Pemeliharaan Menurut metodenya pemeliharaan diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Pemeliharaan berdasarkan waktu (time base maintenance), yaitu kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan berdasarkan periode waktu tertentu : Triwulanan, Semesteran, dan Tahunan. 2. Pemeliharaan berdasarkan kondisi (on condition base maintenance), yaitu kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi fisik peralatan guna menghindari tingkat kerusakan yang lebih berat. Apabila dilakukan dengan menggunakan metode tertentu seperti pengukuran parameter-parameter fisik untuk dianalisa sehingga dapat diprediksi kapan waktu pemeliharaan maka termasuk kegiatan pemeliharaan prediktif.

3 31 3. Pemeliharaan berdasarkan analisa resiko adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan urutan prioritas tingkat urgensinya serta pertimbangan potensi resiko yang akan timbul. 4. Pemeliharaan darurat / khusus (breakdown maintenance) adalah tindakan pemeliharaan atau perbaikan yang dilaksanakan setelah terjadi gangguan atau kerusakan peralatan sistem distribusi Periode Pemeliharaan 1. Pemeriksaan Rutin Adalah pemeriksaan PHB TM/Kubikel secara visual (inspeksi) untuk kemudian diikuti dengan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan saran (rekomendasi) dari hasil inspeksi, antara lain penggantian, pembersihan, peneraan, pengetesan. Dilaksanakan : a. 1 kali setahun untuk beban rendah dan tingkat polusi rendah. b. 2 kali setahun untuk beban tinggi dan tingkat polusi tinggi. 2. Pemeriksaan Sistematis Adalah pekerjaan pemeliharaan yang dimaksudkan untuk menemukan kerusakan atau gejala kerusakan yang tidak dapat ditemukan / diketahui pada saat pemeriksaan rutin, untuk kemudian disusun saran-saran perbaikannya seperti penggantian, pembersihan, peneraan, pengetesan. Dilaksanakan 1 kali dalam 3 tahun. 3. Pemeliharaan rutin Pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala dan terus menerus untuk mempertahankan kondisi peralatan agar tetap berada dalam kondisi baik dan prima. Dilaksanakan minimal 1 kali setahun.

4 32 4. Pemeliharaan Preventif Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan yang tiba-tiba dan mempertahankan unjuk kerja PHB TM/Kubikel agar selalu beroperasi dengan keandalan dan efisiensi yang tinggi. 5. Pemeliharaan Korektif Pemeliharaan korektif dapat dibedakan dalam 2(dua) kegiatan yaitu: terencana dan tidak terencana. a. Kegiatan yang terencana diantaranya adalah pekerjaan perubahan/penyempurnaan yang dilakukan pada PHB TM/Kubikel untuk memperoleh keandalan yang lebih baik (dalam batas pengertian operasi) tanpa mengubah kapasitas semula. b. Kegiatan yang tidak terencana misalnya mengatasi kerusakan peralatan / gangguan. 6. Pemeliharaan Khusus Pemeliharaan khusus atau disebut juga pemeliharaan darurat adalah pekerjaan pemeliharaan untuk memperbaiki PHB TM/Kubikel yang rusak akibat force majeure seperti : bencana alam, kebakaran, huruhara dan sebagainya Strategi Pemeliharaan Pemeliharaan PHB TM/Kubikel dilaksanakan dengan proaktif secara kontinu dan berurutan dengan mengutamakan tindakan preventif yang bertujuan untuk mencegah terjadinya gangguan daripada tindakan represif untuk mengatasi gangguan dengan mempertimbangkan urutan prioritas urgensinya, resiko dan biaya. Untuk itu diperlukan:

5 33 1. Program pemeliharaan yang jelas terjadwal dan komitmen Manajemen Unit. 2. Database aset PHB TM/Kubikel distribusi. 3. Petugas / pelaksana yang kompeten. 4. Analisa dan Evaluasi terhadap hasil pemeliharaan yang telah dilakukan. 5. Tindak lanjut dari hasil analisa dan evaluasi (rekomendasi) Sasaran PHB TM/Kubikel yang andal, aman, efisien, ekonomis dan ramah lingkungan Sumber Daya 1. Material a. Material utama Material utama yang digunakan harus bermutu baik dengan menggunakan material orisinil (genuine) atau setara, memiliki sertifikat ISO 9001, dan atau sertifikat uji jenis. b. Material bantu Material bantu yang digunakan dalam pemeliharaan harus bermutu baik sesuai rekomendasi dari pabrikan. 2. Manusia/Personil Setiap pelaksanaan pemeliharaan PHB TM/Kubikel harus memiliki pengawas dan petugas pemeliharaan yang kompeten dan bersertifikat dibidangnya. 3. Peralatan Kerja Peralatan kerja dan perlengkapan keselamatan kerja harus memenuhi kriteria sesuai persyaratan SOP-nya. Untuk menjamin kondisi peralatan ini selalu berfungsi dengan baik, maka harus senantiasa dirawat sesuai

6 34 ketentuan petunjuk pemeliharaannya baik dalam hal penyimpanan, kalibrasi, perbaikan dan penggantian. 4. Data Base Aset Data aset PHB TM/Kubikel adalah data yang perlu disiapkan antara lain mengenai : a. Nama peralatan b. Tipe/jenis peralatan c. Spesifikasi/merk d. Nomor seri e. Tahun pembuatan f. Tahun operasi dan jumlah g. Lokasi dan data historis pemeliharaan peralatan Disamping itu buku petunjuk/manual dari pabrik pembuat peralatan perlu dikelola dengan baik sebagai bagian dari data aset PHB TM/Kubikel Definisi Dan Istilah a. PMT (Pemutus Tenaga) Adalah saklar yang menghubungkan dan memutuskan sirkit tenaga listrik yang bertegangan dan mampu memutuskan arus beban dan arus hubung singkat. b. LBS (Load Break Switch) / Pemutus Beban Adalah saklar yang menghubungkan dan memutuskan sirkit tenaga listrik yang bertegangan dalam kondisi operasi normal dan mampu memutuskan arus beban.

7 35 c. PMS (Pemisah ) Adalah saklar yang menghubungkan dan memisahkan sirkit tenaga listrik tanpa beban. d. CT (Current Transformer) / Transformator Arus Adalah Transformator yang digunakan untuk menurunkan besaran arus untuk keperluan proteksi dan pengukuran. e. PT (Potential Transformer) / Transformator Tegangan Adalah Transformator yang digunakan untuk menurunkan besaran tegangan untuk keperluan proteksi dan pengukuran. f. BusBar / Rel Adalah penghantar dengan impedansi rendah dimana beberapa sirkit listrik dapat dihubungkan secara terpisah. g. Relay Proteksi Adalah peralatan untuk mengamankan peralatan PHB TM / kubikel terhadap gangguan arus lebih, beban lebih dan gangguan bumi. h. Metering Adalah peralatan untuk mengukur besaran arus, tegangan dan energi. i. Grounding ( Pembumian ) Adalah penghubungan suatu titik sirkit listrik atau suatu penghantar yang bukan bagian dari sirkit listrik dengan bumi. j. Wiring ( pengawatan ) Adalah penghubung komponen-komponen peralatan kontrol, proteksi, meter baik rangkaian AC maupun DC. k. Kondisi Lingkungan Adalah suatu kondisi external yang dapat mempengaruhi unjuk kerja kubikel itu berada.

8 36 l. Function test ( Uji fungsi ) Adalah suatu pengujian fungsi sistem proteksi pada kubikel baik trip dan alarm. m. Interlock ( silih kunci ) Adalah pengujian saling mengunci antar komponen. n. Transformator PS (Pemakaian Sendiri) Adalah Transformator untuk memasok kebutuhan daya listrik di internal Gardu Induk o. Komponen utama Adalah komponen dari PHB TM/ kubikel yang dipelihara, antara lain PMT, LBS, PMS. p. Material pemeliharaan Adalah bahan-bahan yang digunakan dalam pemeliharaan, terdiri atas material utama ( seperti : suku cadang PMT,PMS,LBS dll ) dan material bantu ( seperti: alkohol 90%, lap majun, sakapen dan lain-lain). 4.2 Komponen PHB TM/kubikel Komponen PHB TM/Kubikel antara lain: a. PMT (Pemutus Tenaga) b. LBS (Load Break Switch) / Pemutus Beban c. PMS (Pemisah) d. CT (Current Transformer) / Transformator Arus e. PT (Potential Transformer) / Transformator Tegangan f. BusBar / Rel g. Relay Proteksi h. Metering i. Grounding / Pembumian j. Wiring / Pengawatan

9 37 k. Heater / Pemanas l. Isolator m. Lemari PHB TM/kubikel n. Indikator alarm dan lampu o. Batterai dan charger Peralatan Sistem Proteksi a. Relay proteksi Pengaman Fase Over Current / OCR. Pengaman Ground Over Current / GFR. b. Fuse TM Ruang Lingkup Pemeliharaan PHB TM Di Gardu Induk Dan Gardu Hubung PMT (Pemutus Tenaga) Kegiatan Pemeliharan rutin yang dilakukan antara lain : 1. Pembersihan fisik. 2. Pengukuran tahanan kontak. 3. Pengukuran tahanan isolasi. 4. Pengujian keserempakan antar fase dan closing and triping time. 5. Pengujian Media Interruptor (Vacuum/SF6/ minyak).* 6. Pengujian Tegangan minimum tripping coil dan closing coil.* 7. Pemeriksaan kekencangan baut terminal (pastikan mur baut rapat dan gunakan kunci torsi).* 8. Pengujian sistem operasi manual (interlock) dan elektrik.

10 38 Tabel 4.1 Matrik Pemeliharaan PMT Pemutus Tenaga ( PMT ) No. I. Umum. I.1 I.2 Kegiatan Pemeriksaan lemari kontrol, pemanas ruang (heater), lampu penerangan, supply AC/DC. Pemeriksaan posisi indikator ON/OFF. Jenis pemeliharaan Preventive Corrective Detective I.3 Pemeriksaan counter PMT. ON Harian Mingguan Periode pemeliharaan Bulanan Triwulan Semester Tahunan 5 tahunan 10 tahunan Bila diperlukan Kondisi Peralatan Dilaksanakan ON ON RP : Regu Patroli atau : Petugas Pemel. Peralatan Kerja Visual, Avo meter. Visual Visual I.4 Pemeriksaan debu pada Bushing dan body PMT. ON Visual. I.5 Pengukuran partial discharge. ON Pembersihan & pemeriksaan isolator I.6 interupting ing chamber, OFF capacitor, column. I.7 Pengukuran tahanan anan pentanahan. ON I.10 Over haul PMT. OFF Alat uji partial discharge Visual -Alat teropong, majun, cleaning paste. Alat ukur tahanan mikro Ohm. Kunci-Kunci, Special Tool, Spare part. I.9 Pemeriksaan kekerasan kerasan baut minal Utama, bodi, pentanahan dan baut-baut wiring pada panel ter- kontrol. I.10 Pengujian tahanan kontak. OFF I.11 Pengujian tahanan isolasi. OFF I.12 Pengujian keserempakan kontak. OFF OFF Kuas, electrical tool set. Alat uji tahanan kontak (micro 0hm) Megger 5000 Volt Breaker analizer. I.13 Perbaikan terhadap kebocoran minyak, gas SF6, pipa udara pneumatic, kalinan pada mekanik kompresor, sistim hidrolik dan sistem pneumatic. OFF Kunci-Kunci, Spesial Tool.

11 39 Pemutus Tenaga ( PMT ) lanjutan No. II. Media Pemadam Busur II.1. - Media Gas SF6 II.1.1 Kegiatan Pemeriksaan Kebocoran gas SF6 pada sambungan-sambungan. Jenis pemeliharaan Preventive Corrective Detective Harian Periode pemeliharaan Mingguan Bulanan Triwulan Semester Tahunan 5 tahunan 10 tahunan Bila diperlukan Dilaksanakan Kondisi Peralatan ON RP : Regu Patroli atau : Petugas Pemel. Peralatan Kerja Visual, Leakage detector II.1.2 Pengujian kemurnian gas SF6. OFF II.2. II.2.1 III III.1. - Media Vacuum um Pemeriksaan Kebocoran Vacuum pada sambungan-sambungan. ON Sistem Penggerak erak Spring III.1.1 Pemeriksaan indikasi kondisi spring. ON Tubular gas test, purity gas test. Kunci-Kunci, Spesial Tools,Vacuu m bottle tester Visual III.1.2 Pemeriksaan fisik ik dan pemberian vet pada spring serta komponen lainnya. OFF Visual, kuas, III.1.3 III.1.4 Pengujian kinerja spring untuk PMT close dan open. Pemeriksaan Indikator Pegas mekanik pada PMT sistim pegas. OFF ON Visual Visual. III.2 III.2.1 Hidrolik Pemeriksaan kebocoran minyak pada instalasi, sambungan, katupkatup pipa. ON Visual III.2.2 Pemeriksaan level indikasi dan warna minyak III.2.3 Pemeriksaan kentalan minyak. OFF ON Visual. Visual,di laborato-rium III.2.4 Pengujian motor pompa dan pemeriksaan kebocoran internal. OFF Manual, kunci-kunci III.2.5 Monitor penunjukkan counter pompa. ON Visual.

12 40 Pemutus Tenaga ( PMT ) lanjutan No. IV IV.1 Compressor unit 200 bar untuk PMT air blast. Bagian Motor listrik. IV.1.1 Periksa amper starting. ON IV.1.2 Periksa amper running. ON IV.2 Panel kontrol. Kegiatan Jenis pemeliharaan Preventive Corrective Detective Harian Mingguan Periode pemeliharaan Dilaksanakan IV.2.1 Sumber tegangan AC/DC. ON Bulanan Triwulan Semester Tahunan 5 tahunan 10 tahunan Bila diperlukan Kondisi Peralatan RP : Regu Patroli atau : Petugas Pemel. Peralatan Kerja AVO meter AVO meter Visual., AVO meter IV.2.2 IV.2.3 Pemeriksaan lampu indikator / bendera indikator Pemeriksaan automatic squence. ON Visual. Visual LBS (Load Break Switch) / Pemutus Beban Kegiatan Pemeliharan rutin yang dilakukan antara lain : 1. Pembersihan fisik. 2. Pengukuran tahanan kontak. 3. Pengukuran tahanan isolasi. 4. Pengujian Media Interruptor (SF6). 5. Pemeriksaan kekencangan baut terminal (pastikan mur baut rapat dan gunakan kunci torsi)* 6. Pengujian sistem operasi manual (interlock) dan elektrik PMS (Pemisah) Kegiatan Pemeliharan rutin yang dilakukan antara lain : 1. Pembersihan. 2. Pengukuran tahanan kontak. 3. Pengukuran tahanan isolasi.

13 41 4. Pemeriksaan kekencangan baut term 5. inal (pastikan mur baut rapat dan gunakan kunci torsi)* 6. Pengujian sistem operasi manual (interlock). Tabel 4.2 Matrik Pemeliharaan PMS Pemisah No. Kegiatan Jenis pemeliharaan Preventive Corrective Detective Harian Mingguan Periode pemeliharaan Bulanan Triwulan Semester Tahunan 5 tahunan 10 tahunan Bila diperlukan Kondisi Dilaksanakan Peralatan RP : Regu Patroli atau : Petugas Pemel. Peralatan Kerja 1 Pemeriksaan bok kontrol terhadap kotoran, binatang dan kemungkinan n masuknya air hujan. *) ON Visual. *) bagi switch yard ber rumput. Pemeriksaan tangkai peng- Visual. 2 gerak dalam keadaan sambung dengan n baik dan ter- ON RP dalam keadaan terkunci. Pemeriksaan isolator ter- Visual. 3 hadap keretakan atau pe- ON RP cah. Pemeriksaan sistim stim inter- Visual. 4 lock PMS (sudah terkunci sesuai posisi keluar atau ON RP masuk). 5 Pembersihan pisau, kontakkontak PMS dan pemberian silicon grase. Off Kertas Gosok, Silicon grase. Majun, Pembersihan isolator, pe- kunci- 6 ngencangan baut-baut Off pas/ring, terminal utama. megger tanah. 7 Percobaan keluar / masuk PMS. Off Visual, Multi Meter. 8 Pengencangan baut-baut tangkai penggerak Off Kunci - Kunci Pengukuran tahanan anan pentanahann. Pemeriksaan terminal ma dan daerah bertegangan terhadap uta- Off ON RP Megger pentana han Visual. 11 benda asing a.l. layang- Pengukuran hot spot dengan thermovision. ON Infra Red Thermovi sion. 12 Pemeriksaan pasok tegangan AC / DC ON Multi Meter. 13 Pengujian fungsi interlock PMS dgn PMT dengan PMS tanah. Off Visual dan multi meter. 14 Pengujian keluar / masuk PMS secara remote dan lokal. Off Visual dan multi meter. Pemeriksaan pisau, kontak Visual. 15 PMS dalam keadaan masuk sempurna dan pengukuran Off tahanan kontak.

14 CT (Current Transformer)/Transformator Arus Kegiatan Pemeliharan rutin yang dilakukan antara lain : 1. Pembersihan fisik. 2. Pengujian rasio. 3. Pengujian Burden rangkaian. 4. Pengukuran tahanan isolasi. 5. Pemeriksaan kekencangan baut terminal dan wiring. 6. Pemeriksaan grounding. Tabel 4.3 Matrik Pemeliharaan Transformator Arus (CT)

15 PT (Potential Transformer) / Transformator Tegangan Kegiatan Pemeliharan rutin yang dilakukan antara lain : 1. Pembersihan fisik. 2. Pengujian rasio. 3. Pengujian Burden rangkaian. 4. Pengukuran tahanan isolasi. 5. Pemeriksaan Fuse. 6. Pemeriksaan kekencangan baut terminal dan wiring. 7. Pemeriksaan grounding. Tabel 4.4 Matrik Pemeliharaan Transformator Tegangan

16 BusBar / Rel Kegiatan Pemeliharan rutin yang dilakukan antara lain : 1. Pembersihan fisik. 2. Pengujian tahanan kontak. 3. Pengujian Tahanan isolasi. 4. Pemeriksaan kekencangan baut terminal (pastikan mur baut rapat dan gunakan kunci torsi)*.

17 45 Tabel 4.5 Matrik Pemeliharaan Busbar/rel Busbar. No. Kegiatan Jenis pemeliharaan Preventive Corrective Detective Harian Mingguan Periode pemeliharaan Bulanan Triwulan Semester Tahunan 5 tahunan 10 tahunan Bila diperlukan Dilaksanakan Kondisi Peralatan RP : Regu Patroli atau : Petugas Pemel. Peralatan Kerja 1 Pemeriksaan konduktor dan daerah bertegangan terhadap benda asing / binatang. ON RP Visual. 2 Pemeriksaan Isolator dari kemungkinan retak, pecah, flex. ON / Off Visual, Teropong. 3 Pengukuran tahanan isolasi ON Megger 4 Pembersihan Isolator dan ngencangan baut - baut, pe- pemeriksaan klem jumperan dan sambungan. Off Kunci - kunci. 5 Pengukuran tahanan anan kontak. ON Micro Ohm meter 6 Pemeriksaan / pembersihan busbar Off Visual, tool set Relay Proteksi Kegiatan Pemeliharan rutin yang dilakukan antara lain : 1. Pembersihan fisik. 2. Pemeriksaan kekencangan baut terminal dan wiring. 3. Pengujian karakteristik waktu dan arus.

18 46 Tabel 4.6 Matrik Pemeliharaan Sistem Proteksi Sistim Proteksi. No. Kegiatan Jenis pemeliharaan Preventive Corrective Detective Harian Mingguan Periode pemeliharaan Bulanan Triwulan Semester Tahunan 5 tahunan 10 tahunan Bila diperlukan Dilaksanakan Kondisi Peralatan RP : Regu Patroli atau : Petugas Pemel. Peralatan Kerja Pemeriksaan lampu-lampu led indikator kesiapan rele proteksi (jenis elektronik). Pemeriksaan kesiapan lampu annunciator (test lamp annunciator). ator). Pemeriksaan kesiapan tegangan AC & DC pada panel kontrol / proteksi. Pembersihan panel Kontrol dan Rele. Pengencangan n mur-baut pada terminal-terminal wiring. ON Visual. ON RP Manual. ON ON ON / Off Visual, multi meter. Majun, vacum cleaner Tool kit. 6 Pembersihan kontak-2 rele dengan contact ct cleaner (jenis elektromekanik). Off Kontak Cleaner. 7 Pengujian Individual idual / karakteristik rele elektromekanik pada settingnya. ON / Off Alat uji rele proteksi. 8 Pengujian fungsi rele proteksi. Off Alat uji rele proteksi. 9 Pengujian Individual dual / karakteristik rele elektronik / digital pada settingnya. ON / Off Alat uji rele proteksi. 10 Pemeriksaan pembumian panel dan kabel wiring. ON Megger tanah Metering Kegiatan Pemeliharan rutin yang dilakukan antara lain : 1. Pembersihan fisik. 2. Pemeriksaan akurasi meter. 3. Pemeriksaan kekencangan baut terminal dan wiring.

19 47 Tabel 4.7 Matrik Pemeliharaan Metering Grounding ( Pembumian ) Kegiatan Pemeliharan rutin yang dilakukan antara lain : 1. Pemeriksaan fisik. 2. Pengukuran resistans pembumian. 3. Pengukuran kontinuitas pembumian/sambungan antar sel kubikel Wiring (Pengawatan) Kegiatan Pemeliharan yang rutin yang dilakukan antara lain : 1. Pembersihan fisik. 2. Pengecekan visual dan kekencangan baut terminal Pemeriksaan Catu Daya 1. Catu daya Direct Current (DC) Kegiatan Pemeliharan yang rutin yang dilakukan antara lain : a. Pembersihan fisik. b. Pengecekan kapasitas catu daya (load test).

20 48 c. Pengukuran sel volt. d. Pengukuran berat jenis (BJ), level dan suhu elektrolit. e. Pengecekan visual dan kekencangan baut terminal. 2. Catu daya Alternating Current (AC) Kegiatan Pemeliharan yang rutin yang dilakukan antara lain : a. Pembersihan. b. Pengukuran tegangan. c. Pengecekan visual dan kekencangan baut terminal. Tabel 4.8 Matrik Pemeliharaan Sistem DC (Batere) Sistim DC ( Batere ). No. Kegiatanan Jenis pemeliharaan Preventive Corrective Detective Harian Mingguan Periode pemeliharaan Bulanan Triwulan Semester Tahunan 5 tahunan 10 tahunan Bila diperlukan Dilaksanakan Kondisi Peralatan RP : Regu Patroli atau : Petugas Pemel. Peralatan Kerja 1 Pengukuran tegangan dan berat jenis per sel ( ambil contoh dari beberapa berapa sel). ON Volt meter, Areo meter. 2 Pemeriksaan kebersihan sel batere dan charger. ON RP Visual. 3 Pemeriksaan sekering / NFB, apakah ada yang putus/trip? *). ON RP Visual. 4 Pemeriksaan exhaust fan, apakah dalam keadaan normal?. ON RP Multi Meter, Visual 5 Pemeriksaan level dan suhu elektrolit. ON Visual. 6 Pembersihan klem-klem batere pemberian vaselin netral. ON Kain Majun. 7 Uji fungsi alarm & indikator ON 8 Pengujian kapasitas batere Off Manual, multi meter Alat Uji Kapasitas.

21 Kondisi Lingkungan Kegiatan Pemeliharan rutin yang dilakukan antara lain : 1. Pembersihan. 2. Pengecekan visual. 3. Pengukuran kelembaban. 4. Pengujian thermostat heater. 5. Pengujian fungsi heater. 6. Saluran kabel ( cable duct ) harus selalu bersih dan kering. 7. Pengecekan atap Gardu Induk/Gardu Hubung/Gardu Distribusi (tidak boleh bocor). 8. Lubang kabel 20 kv harus di seal untuk menghindari binatang dan air dari sekitarnya Function Test Kegiatan Pemeliharan rutin yang dilakukan antara lain : Pengujian fungsi proteksi, kontrol, announciator, relay flag, alarm dan lampu indikator (dengan injeksi sekunder) Interlock Kegiatan Pemeliharan rutin yang dilakukan antara lain : Pengujian fungsi semua sistem interlock kubikel Transformator PS (Pemakaian Sendiri) Kegiatan Pemeliharan rutin yang dilakukan antara lain : 1. Pembersihan fisik. 2. Pengukuran tahanan isolasi. 3. Pengecekan visual packing. 4. Pengujian minyak Transformator. 5. Pemeriksaan silicagel (bagi yang ada).

22 50 6. Pemeriksaan kekencangan baut terminal. Tabel 4.9 Matrik Pemeliharaan Transformator Pemakaian Sendiri Des. 00 URAIAN KEGIATAN PEMELIHARAAN PERALATAN LISTRIK / = Jenis dan siklus waktu pemeliharaan. Transformator Pemakaian Sendiri Jenis Periode pemeliharaan Dilaksanakan pemeliharaan No. Kegiatan ON / 1 Pemeriksaan kebocoran minyak RP Visual. Off 2 3 Preventive Corrective Detective Harian Mingguan Pemeriksaan kelainan bunyi atau bau-bauan. ON RP Visual. Pemeriksaan dalam am kon-disi operasi pada terminal utama, rel, terminasi kabel, jumper-wire terhadap benda asing atau binatang. ON RP Visual. Visual, 4 Pemeriksaan lev el minyak ON RP Meter Lev el. 5 Pemeriksaan temperatur / suhu Thermometer. ON RP minyak. MW, 6 Pemantauan beban. ON RP MVAR Meter. 7 Pembersihan fisik ON Visual. Bulanan Triwulan Semester Tahunan 5 tahunan 10 tahunan Bila diperlukan Kondisi Peralatan RP : Regu Patroli atau : Petugas Pemel. Peralatan Kerja 8 9 Pemeriksaan silical-gel (pernapasan ). Pengukuran tahanan sistim pembumian. ON RP Visual. Megger Off Pentanah an. 10 Pengerasan baut terminal, bushing, bodi dan pembumian. Off Kunci - Kunci. 11 Pemeriksaan kondisi bushing (mungkin retak / bocor). ON Visual, teropong.

23 51 Untuk Pemeliharaan Korektif, item pengujian yang diperiksa/diuji ditambahkan pengujian test tegangan tinggi yaitu untuk item sbb: a. PMT b. LBS c. PMS d. BusBar/Rel Untuk pemeriksaan Prediktif dengan metode Condition Base Maintenance, dilakukan pengujian sesuai dengan pemeliharaan rutin dan waktu pemeliharaan dilakukan sesuai dengan rekomendasi hasil Analisa dan Evaluasi (1 bulan, 2 bulan, 3 bulan) Pembersihan PHB TM / Kubikel Pembersihan Cell Penyulang, Seksi dan Kopel, CT dan PT. A. Material dan Peralatan kerja 1. Lap pembersih (majun warna putih). 2. Pembersih kontak terminal - terminal kabel wiring (Contack cleaner). 3. Pembersih body / selungkup (detergen). 4. Pembersih isolator (Alkohol / Sakaphen). 5. Pelumas mekanik (grease). 6. Pelumas pisau - pisau pemisah / contack finger (grease). 7. Tool set, vaccum cleaner. 8. Detektor 20 KV, Grounding lokal. 9. Peralatan K2 (Helm pengaman, Baju kerja, Sepatu tahan bentur, rambu pengaman, lampu emergency) 10. Peralatan komunikasi.

24 52 B. Langkah-langkah kegiatan 1. Persiapan a. Pastikan peralatan yang akan dibersihkan dalam keadaan aman dari tegangan. i. PHB TM /kubikel type drow out : PMT berada diluar kubikel, dan PMS Tanah Posisi masuk ( ON ) dan kabel out going posisi lepas /keluar. ii. PHB TM /kubikel type Fixed : PMS tanah posisi masuk, PMS rel dan kabel out going posisi lepas / keluar. b. Persiapkan peralatan kerja, peralatan K2 dan bahan pembersih. 2. Pelaksanaan a. Cek/periksa peralatan yang akan di bersihkan apakah sudah bebas dari tegangan dengan detektor 20 kv. b. Bersihkan selungkup (body) PMT dengan detergen dan majun kemudian bersihkan/dilap dengan majun bersih. c. Bersihkan selungkup (body) PMT dengan cara menyemprotkan pembersih (cleaner) ke selungkup (body) PMT kemudian dibersihkan/dilap dengan majun. d. Bersihkan isolator, tabung PMT, body CT/PT dengan mengoleskan Alkohol / sakaphen secukupnya kemudian dilap dengan majun sehingga bersih. e. Bersihkan terminal kabel wiring (pengawatan) CT/PT dan socket PMT dengan kuas kecil dan contact cleaner

25 53 kemudian kencangkan baut baut terminal ( CT, relay, meter). f. Bersihkan contact finger PMT dengan kain bersih dan Alkohol kemudian lumasi dengan pelumas kontak Finger. g. Bersihkan terminal kabel penyulang dengan lap bersih dan Kencangkan baut terminasi dan baut pengikat kabel. h. Buka penutup mekanik PMT dengan obeng/kunci lalu bersihkan bagian dalam mekanik PMT dengan majun dan Alkhol kemudian lumasi dengan pelumas mekanik, setelah bersih tutup kembali penutup mekanik PMT. i. Periksa apakah ada lubang yang cukup lebar untuk masuknya binatang kedalam ruang sel/kubikel, tutup lubang tersebut dengan seal/kompond/gypsum untuk menghindari binatang (tikus, ular, dll) Pembersihan Rel A. Material dan Peralatan kerja 1. Lap pembersih (majun). 2. Pembersih selungkup (body) (detergen). 3. Pembersih isolator ( Alkohol 90 % dan Sakaphen). 4. Pembersih karat/karbon (Amplas). 5. Tool set, Kunci torsi. 6. Detektor 20 KV, Grounding lokal. 7. Peralatan K2 ( Helm pengaman, Sepatu tahan bentur). B. Langkah-langkah kegiatan : 1. Persiapan

26 54 a. Pastikan peralatan yang akan dibersihkan dalam keadaan aman dari tegangan b. Pastikan PMS rel dalam kondisi terbuka. c. Persiapkan peralatan kerja, peralatan K2, bahan pembersih 2. Pelaksanaan a. Cek/periksa peralatan yang akan di bersihkan apakah sudah bebas dari tegangan dengan detektor 20 KV b. Pasang peralatan grounding pada rel/ busbar. c. Bersihkan area rel/compartment dari debu dan kotoran lainnya dengan detergen dan lap bersih. d. Bersihkan rel, PMS Rel dengan mengoleskan Alkohol secukupnya kemudian digosok dengan lap majun hinga bersih. e. Bersihkan isolator tumpu rel dengan majun yang diberi sakaphen secukupnya pada isolatornya kemudian bersihkan dengan Alkohol dan lap bersih sampai bersih. f. Periksa baut klem rel/ cek kekencangan baut dengan kunci torsi sesuai rekomendasi pabrikan. g. Lumasi mekanik penggerak PMS rel dengan grease secukupnya Pembersihan Transformator PS/ LBS PS A. Peralatan kerja 1. Lap pembersih (majun) 2. Pelumas mekanik LBS 3. Pembersih isolator (Sakaphen) 4. Detergen

27 55 5. Tool set 6. Peralatan K2 (Helm pengaman, Baju kerja) B. Langkah-langkah kegiatan 1. Persiapan a. Peralatan yang akan dibersihkan dalam keadaan aman dari tegangan. b. Persiapkan peralatan kerja dan bahan pembersih 2. Pelaksanaan a. Cek/periksa peralatan yang akan di bersihkan apakah sudah bebas dari tegangan dengan detektor 20 KV. b. Periksa secara visual kondisi part Transformator. c. Periksa kondisi tap changer apakah masih dalam kondisi baik. d. Periksa apakah ada rembesan minyak pada Transformator. e. Periksa body Transformer apakah perubahan fisik (gelembung). f. Bersihkan LBS Transformator PS dan lumasi mekanik penggeraknya. g. Bersihkan area ruangan Transformator dan body Transformator dengan mencucinya menggunakan detergen. h. Periksa kekencangan baut terminal primer dan sekunder Transformator dan bersihkan isolator dengan mengoleskan sakaphen secukupnya kemudian gosok dengan lap/majun hingga bersih.

28 56 i. Periksa secara visual kondisi silicagel Transformator, bila sebagian besar sislicagel sudah berwarna merah maka silicagel tersebut harus diganti. j. Periksa secara visual kondisi minyak Transformator melalui tabung kaca jika ada. k. Cek/periksa minyak Transformator secara periodik. Tabel 4.10 Kriteria Pemeliharaan PHB TM / Kubikel

29 Cara pengujian Pengukuran Tahanan Isolasi PMT PHB TM/Kubikel Fixed Type A. Peralatan kerja 1. Alat ukur tahanan isolasi (Mega ohm meter). 2. Tool set. 3. Peralatan K2 (Helm pengaman, Baju kerja, Pentanahan lokal). B. Langkah-langkah kegiatan 1. Persiapan a. Pastikan PMT tidak bertegangan. b. Pastikan grounding telah dipasang. c. Pasang rambu pengaman. d. Persiapkan peralatan yang diperlukan. e. Catat data / spesifikasi peralatan yang akan diukur. 2. Pelaksanaan 1. PMT dalam posisi keluar ( OFF ) a. Saklar pada alat ukur dalam posisi Off. b. Pasang kedua kabel dari alat ukur dengan masing-masing kabel di terminal atas dan bawah pada fase yang sama..

30 58 c. Tekan tombol On/Off keposisi On pada Megger dan putar adjuster kekanan hingga jarum menunjuk pada harga tertentu dan jarum tidak bergerak selama 1 menit. d. Catat penunjukkan alat ukur pada blangko hasil pengukuran. e. Putar adjuster kekiri hingga jarum menunjukkan harga nol lalu tekan tombol On/Off keposisi Off. f. Ulangi langkah dari point c sampai point e untuk fase yang lain. g. Catat dan tandai hasil yang tidak sesuai kriteria. 2. PMT dalam posisi masuk ( ON ) a. Saklar pada alat ukur dalam posisi Off. b. Pasang kedua kabel dari alat ukur dengan masing-masing kabel di terminal Fase R dan S. c. Tekan tombol On/Off keposisi On pada Megger dan putar adjuster kekanan hingga jarum menunjuk pada harga tertentu dan jarum tidak bergerak selama 1 menit. d. Catat penunjukkan alat ukur pada blangko hasil pengukuran e. Putar adjuster kekiri hingga jarum menunjukkan harga nol lalu tekan tombol On/Off keposisi Off f. Ulangi langkah dari point c sampai point e untuk fase yang lain g. Catat dan tandai hasil yang tidak sesuai kriteria. h. Rapikan alat kerja dan disimpan pada tempatnya.

31 59 Gambar 4.1 Pengukuran Tahanan Isolasi PMT Pengukuran Tahanan Kontak PMT 20 KV A. Peralatan kerja 1. Alat ukur tahanan kontak / Micro ohm meter berikut kelengkapanya. 2. Tool set. 3. Peralatan K2 (Helm pengaman, Baju kerja, Sepatu tahan bentur). B. Langkah-langkah kegiatan 1. Persiapan a. Pastikan PMT tidak bertegangan. b. Pastikan grounding telah dipasang. c. Pasang rambu pengaman. d. Persiapkan peralatan yang diperlukan. e. Catat data / spesifikasi peralatan yang akan diukur.

32 60 2. Pelaksanaan I. PMT dalam posisi masuk ( ON ) a. Saklar pada alat ukur dalam posisi Off. b. Pasang kedua kabel dari alat ukur dengan masing-masing kabel di terminal atas dan terminal bawah Fase R. c. Tekan tombol On/Off keposisi On pada alat ukur dan putar adjuster kekanan hingga menunjuk 100A selama 1 menit. d. Catat penunjukkan alat ukur pada blangko hasil pengukuran. e. Putar adjuster kekiri hingga jarum menunjukkan harga nol lalu tekan tombol On/Off keposisi Off. f. Ulangi langkah dari point c sampai point e untuk fase yang lain. g. Catat dan tandai hasil yang tidak sesuai kriteria. h. Rapikan alat kerja dan disimpan pada tempatnya. Gambar 4.2 Pengukuran Tahanan Kontak PMT Pengujian Fungsi Proteksi A. Peralatan Kerja 1. Relay test set berikut kelengkapannya.

33 61 2. Schematik Diagram PHB TM /kubikel yang akan dipelihara. 3. Tool set dan blangko pencatat hasil pengujian. 4. Peralatan K2 ( Helm pengaman, Baju kerja, Sepatu tahan bentur ). B. Langkah Kegiatan 1. Persiapan a. Pastikan peralatan yang akan diuji dalam keadaan aman, PMS rel & kabel posisi terbuka, pasang rambu pengaman. b. Persiapkan peralatan ( relay test set ) berikut kelengkapannya, selanjutnya tempatkan pada posisi yang aman dan semua kelengkapanya dapat terangkai dengan baik. c. Persiapkan schematik diagram, tool set atau alat lain yang diperlukan, catat data / spesifikasi peralatan yang akan diuji. 2. Pelaksanaan a. PMT dalam keadaan terbuka / Off. b. Saklar pada alat UJI dalam posisi Off. c. Kabel power alat UJI disambung ke sumber tegangan AC. d. Sambung kedua buah kabel keluaran arus dari alat uji ke terminal arus relay OC salah satu Fase. e. PMT di masukkan ( ON ). f. Injek arus sampai relay bekerja dan PMT trip. g. Catat besar arus saat relay bekerja, alarm dan indikator. h. Ulangi langkah a sampai g untuk Fase yang lain Pengujian Karakteristik Relay A. Peralatan Kerja 1. Relay test set berikut kelengkapannya.

34 62 2. Tool set. 3. Manual book relay. B. Langkah Kegiatan 1. Persiapan a. Persiapkan peralatan ( relay test set ) berikut kelengkapannya. b. Persiapkan tool set atau alat lain yang diperlukan. c. Persiapkan blangko uji. 2. Pelaksanaan a. Catat data / spesifikasi dan setting relay yang akan diuji. b. PMT dalam keadaan terbuka / Off. c. Saklar pada alat UJI dalam posisi Off. d. Kabel power alat UJI disambung ke sumber tegangan AC. e. Sambung kedua buah kabel keluaran arus dari alat uji ke terminal arus relay OC salah satu Fase. f. Sambung terminal kontak relay ke timer alat uji. g. Tentukan setting relay ( Arus dan waktu). I. Pengujian pick-up dan drop off 1. Injek arus perlahan-lahan sampai relay kerja ( pick up ). 2. Catat besar arus saat relay bekerja. 3. Turunkan arus perlahan-lahan sampai relay tidak bekerja (drop off ). 4. Catat besar arus saat relay drop off. 5. Ulangi langkah 1 sampai 4 untuk Fase yang lain.

35 63 II. Pengujian karakteristik 1. Putar regulator ke kanan hingga arus 2 x I setting kemudian tekan tombol Off pada alat uji. 2. Tekan tombol On pada alat uji ( relay bekerja ). 3. Catat waktu kerja relay. 4. Ulangi point 1 sampai 3 untuk nilai arus 3 x I setting dan 5 x I setting 5. Ulangi point I sampai II untuk pengujian ground fault relay. III. Pengujian momen 1. Injek arus 2 x I setting. 2. Catat waktu kerja relay. Gambar 4.3 Pengujian Karakteristik Relay OC/GF

36 Pengukuran Tahanan Isolasi Rel A. Peralatan kerja 1. Alat ukur tahanan isolasi ( Mega Ohm Meter ) berikut kelengkapannya. 2. Tool set, Detektor 20 KV, Pentanahan lokal. 3. Peralatan K2 ( Helm pengaman, Baju kerja, Sepatu tahan bentur). B. Langkah-langkah kegiatan 1. Persiapan a. Peralatan yang akan diukur dalam keadaan aman dari tegangan. b. Pasang rambu pengaman. c. Persiapkan alat ukur. d. Tool set. e. Blangko hasil pengukuran. 2. Pelaksanaan a. Pastikan Rel yang akan di uji dalam kondisi tidak digrounding dan posisi PMS rel dalam keadaan terbuka. b. Saklar pada alat ukur dalam posisi Off. c. Pasang kedua kabel dari alat ukur dengan masing-masing kabel pada rel fase R dan rel fase S. d. Tekan tombol On/Off ke posisi On dan putar adjuster ke kanan hingga jarum menunjuk pada harga tertentu dan jarum tidak bergerak selama 1 menit. e. Catat penunjukkan alat ukur pada blangko hasil pengukuran. f. Putar adjuster ke kiri hingga jarum menunjukkan harga nol lalu tekan tombol On/Off keposisi Off.

37 65 g. Ulangi langkah dari point c sampai point f untuk fase R-T, fase S- T dan masing-masing fase ke tanah/body Pengukuran Tahanan Kontak Rel 20 KV A. Peralatan kerja 1. Alat ukur tahanan kontak / Micro ohm meter berikut kelengkapannya. 2. Tool set. 3. Peralatan K2 (Helm pengaman, Baju kerja, Sepatu tahan bentur). B. Langkah-langkah kegiatan 1. Persiapan a. Peralatan yang akan diukur dalam keadaan aman dari tegangan. b. Pasang rambu pengaman. c. Persiapkan alat ukur ( Micro ohm meter ) dan kelengkapannya. d. Blangko hasil pengukuran. e. Tool set. 2. Pelaksanaan a. Pastikan Rel yang akan diukur harus dalam keadaan aman dari tegangan, cek dengan Detektor 20 KV. b. Pastikan semua PMS rel terbuka ( OFF ). c. Pasang kabel jumper masing-masing (besar dan kecil) satu buah pada kontak tetap PMS incoming 20 kv sisi rel untuk fase R. d. Pasang kabel jumper masing-masing (besar dan kecil) satu buah pada kontak tetap PMS sisi rel untuk fase R penyulang terjauh/ujung cell. e. Kabel power alat ukur dihubungkan ke sumber AC.

38 66 f. Tekan tombol 100 A pada alat ukur, kemudian atur regulator sehingga pada display menunjukkan angka 100 A DC g. Tekan tombol resistans (microohm), bersamaan dengan itu perhatikan hasil pengukuran pada display h. Catat penunjukkan alat ukur pada blangko hasil pengukuran. i. Ulangi langkah c sampai h di atas untuk rel fase lainnya (fase S dan T) Pengukuran Tahanan Isolasi Transformator PS (Pemakaian Sendiri) A. Peralatan kerja 1. Alat ukur tahanan isolasi ( Mega Ohm Meter ) berikut kelengkapannya. 2. Tool set, Detektor 20 KV, Pentanahan lokal. 3. Peralatan K2 (Helm pengaman, Baju kerja, Sepatu tahan bentur) B. Langkah-langkah kegiatan 1. Persiapan a. Peralatan yang akan diukur dalam keadaan aman dari tegangan. b. Pasang rambu pengaman. c. Persiapkan alat ukur (Mega Ohm Meter) dan kelengkapannya. d. Blangko hasil pengukuran. e. Tool set. 2. Pelaksanaan a. Pastikan Transformator PS yang akan diukur harus dalam keadaan aman dari tegangan, cek dengan Detektor 20 KV. b. Saklar pada alat ukur dalam posisi Off.

39 67 I. Pengujian Tahanan Isolasi sisi Primer 1. Pasang kedua kabel dari alat ukur dengan masing-masing kabel pada bushing primer fase R dan ground. 2. Tekan tombol On/Off keposisi On dan putar adjuster ke kanan hingga jarum menunjuk pada harga tertentu dan jarum tidak bergerak selama 1 menit. 3. Catat penunjukkan alat ukur pada blangko hasil pengukuran. 4. Putar adjuster ke kiri hingga jarum menunjukkan harga nol lalu tekan tombol On/Off keposisi Off. 5. Ulangi langkah dari point 2 sampai point 4 untuk fase lainya. II. Pengujian Tahanan Isolasi sisi Sekunder 1. Pasang kedua kabel dari alat ukur dengan masing-masing kabel pada bushing skunder fase R dan ground. 2. Tekan tombol On/Off keposisi On dan putar adjuster ke kanan hingga jarum menunjuk pada harga tertentu dan jarum tidak bergerak selama 1 menit. 3. Catat penunjukkan alat ukur pada blangko hasil pengukuran 4. Putar adjuster kekiri hingga jarum menunjukkan harga nol lalu tekan tombol On/Off keposisi Off. 5. Ulangi langkah pada pint 1 s/d point 4 untuk fase lainya. III. Pengujian Tahanan Isolasi sisi Primer - Sekunder 1. Pasang kedua kabel dari alat ukur dengan masing-masing kabel pada bushing skunder fase R dan primer fase R.

40 68 2. Tekan tombol On/Off keposisi On dan putar adjuster kekanan hingga jarum menunjuk pada harga tertentu dan jarum tidak bergerak selama 1 menit. 3. Catat penunjukkan alat ukur pada blangko hasil pengukuran 4. Putar adjuster kekiri hingga jarum menunjukkan harga nol lalu tekan tombol On/Off keposisi Off. 5. Ulangi langkah pada pint 1 s/d point 4 untuk fase yang lain Pengujian Tegangan Tinggi (High Voltage Test) A. Peralatan kerja 1. High Voltage Test berikut kelengkapannya. 2. Tool set, Detektor 20 KV, Pentanahan lokal. 3. Alat ukur tahanan isolasi ( Mega Ohm Meter ) berikut kelengkapannya. 4. Peralatan K2 ( Helm pengaman, Baju kerja, Sepatu tahan bentur). B. Langkah-langkah kegiatan 1. Persiapan a. Peralatan yang akan diukur dalam keadaan aman dari tegangan. b. Pasang rambu pengaman. c. Persiapkan alat High Voltage test dan kelengkapannya. d. Blangko hasil pengukuran. e. Alat ukur tahanan isolasi ( Mega Ohm Meter ) dan kelengkapannya. f. Tool set.

41 69 2. Pelaksanaan : a. Pastikan Rel yang akan diukur harus dalam keadaan aman dari tegangan cek dengan Detektor 20 KV. b. Sebelum dan sesudah AC HV test ukur tahanan Isolasi sesuai dengan urutan pengujian tahanan isolasi Rel 20 KV. c. Buat rangkaian pengujian, seperti pada gambar dibawah ini : Gambar 4.4 Pengujian Tegangan Tinggi d. Kabel outgoing penyulang dilepas. e. Hubungkan alat uji antara fase R dan pembumian (G) pada penyulang P1, pastikan bahwa PMT semua penyulang (P1 s/d PN) masuk. Jika kapasitas alat uji tidak mencukupi, dapat dilakukan dengan satu persatu dengan menarik keluar PMT yang lain. f. Hubungkan bersama untuk fase yang tidak diuji (S & T) dan dibumikan atau R - (S + T + G).

42 70 g. Naikkan tegangan secara bertahap sampai dengan nilai tegangan uji AC 40 kv (80 % tegangan uji standar), pertahankan tegangan uji tersebut selama 1 menit. h. Catat arus bocor (ma) pada blangko hasil pengukuran. Catatan : 1. Sebelum pengujian tegangan tinggi, pastikan bahwa semua rangkaian sekunder CT dihubung singkat dan dibumikan. 2. Sebelum pengujian tegangan tinggi dilakukan, buka rangkaian transformator tegangan (PT), sehingga PT tidak ikut teruji. 3. Setiap perubahan rangkaian uji, pastikan bahwa tidak ada tegangan sisa (dibumikan) Pemeriksaan Amp meter A. Peralatan kerja 1. Relay test set berikut kelengkapannya. 2. AVO meter. 3. Tool set. 4. Blangko hasil pengukuran. 5. Peralatan K2 (Helm pengaman, Baju kerja) B. Langkah-langkah kegiatan 1. Persiapan a. Pastikan peralatan yang akan diperiksa dalam keadaan tidak operasi. b. Persiapkan peralatan berikut kelengkapannya. c. Persiapkan tool set. d. Persiapkan Blangko hasil pengukuran.

43 71 2. Pelaksanaan a. Catat data / spesifikasi peralatan yang akan diperiksa. b. Alat ukur dalam kondisi Off. c. Sambungkan kabel power alat ukur ke sumber AC. d. Sambungkan kedua kabel dari alat ukur ke kedua ujung terminal dari meter yang akan diukur. e. Aktifkan alat ukur dengan meng On kan tombol power,putar regulator sehingga arus pada meter alat ukur menunjuk sebesar 1 A f. Catat besarnya penunjukkan pada meter yang diukur g. Ulangi langkah d s/d f untuk arus pada meter alat ukur sebesar 2A, 3A, 4A dan 5 A. h. Putar regulator hingga posisi nol i. Matikan / Off kan alat ukur j. Ulangi langkah diatas untuk fase yang lain Gambar 4.5 Pemeriksaan Amp Meter Pemeriksaan KV Meter A. Peralatan kerja 1. Relay test set berikut kelengkapannya. 2. AVO meter. 3. Tool set, Blangko pencatat hasil pengukuran.

44 72 4. Peralatan K2 (Helm pengaman, Baju kerja). B. Langkah-langkah kegiatan 1. Persiapan a. Pastikan peralatan yang akan diperiksa dalam keadaan aman. b. Persiapkan peralatan berikut kelengkapannya. c. Persiapkan tool set. d. Catat data / spesifikasi peralatan yang akan diukur. e. Persiapkan blangko uji. 2. Pelaksanaan a. Alat ukur dalam kondisi Off. b. Sambungkan kabel power alat ukur ke sumber AC. c. Sambungkan kedua kabel dari alat ukur ke kedua ujung terminal dari meter yang akan diukur. d. Aktifkan alat ukur dengan meng On kan tombol power, putar regulator sehingga tegangan pada meter alat ukur menunjuk 50 Volt. e. Catat besarnya penunjukkan pada meter yang diperiksa. f. Ulangi langkah d dan e untuk tegangan pada meter alat ukur sebesar 75 Volt dan 100 Volt. g. Putar regulator hingga posisi nol. h. Matikan / Off kan alat ukur. i. Ulangi langkah diatas untuk fase yang lain.

45 73 Gambar 4.6 Pemeriksaan Volt Meter Pengujian Waktu Buka Dan Tutup (PMT) A. Peralatan kerja 1. CB Analyser atau Digital mili Second Counter (digital timer) berikut kelengkapannya. 2. Tool set, Detektor 20 kv, Pentanahan lokal. 3. Saklar dua kutub (ohm saklar). 4. Peralatan K2 ( Helm pengaman, Baju kerja, Sepatu tahan bentur) B. Langkah-langkah kegiatan 1. Persiapan a. Pastikan peralatan yang akan diperiksa dalam keadaan tidak operasi ( aman ). b. Persiapkan peralatan berikut kelengkapannya. c. Persiapkan tool set. d. Persiapkan blangko uji. 2. Pelaksanaan a. Catat data / spesifikasi peralatan yang akan diukur. b. Buat rangkaian pengujian seperti pada gambar di bawah :

46 74 Gambar 4.7 Pengujian Waktu Buka Dan Tutup c. Pengukuran waktu buka (open time). d. Hubungkan Saklar S1 ke Tripping Coil ( TC ). e. On-kan saklar S. f. Catat besarnya waktu buka (milidetik). g. Hubungkan S1 ke Closing Coil (CC). h. On-kan saklar S. i. Catat besarnya waktu tutup (milidetik) Pengujian Tegangan Kerja Minimum Kumpuran Buka/Tutup A. Peralatan kerja 1. Variac DC berikut kelengkapannya. 2. Tool set. 3. Peralatan K2 ( Helm pengaman, Baju kerja, Sepatu tahan bentur).

47 75 B. Langkah-langkah kegiatan 1. Persiapan a. Pastikan peralatan yang akan diperiksa dalam keadaan tidak operasi ( aman ). b. Persiapkan peralatan berikut kelengkapannya. c. Persiapkan tool set. d. Persiapkan blangko uji. 2. Pelaksanaan a. Catat data / spesifikasi peralatan yang akan diukur. b. Buat rangkaian pengujian seperti pada gambar di bawah : Gambar 4.8 Pengujian Tegangan Kerja Minimum Buka/Tutup Pengujian Burden CT/PT A. Peralatan kerja 1. Variac AC berikut kelengkapannya. 2. AVO Meter. 3. Tool set. 4. Peralatan K2 ( Helm pengaman, Baju kerja, Sepatu tahan bentur).

48 76 B. Langkah-langkah kegiatan 1. Persiapan a. Pastikan peralatan yang akan diperiksa dalam keadaan tidak operasi ( aman ). b. Persiapkan peralatan berikut kelengkapannya. c. Persiapkan tool set. d. Persiapkan blangko uji. 2. Pelaksanaan a. Catat data / spesifikasi peralatan yang akan diukur. I. Burden CT 1. Buat rangkaian pengujian seperti pada gambar di bawah : Gambar 4.9(a) Pengukuran Burden CT 2. Injeksi arus 5 A (jika In sekunder CT 5 A) atau 1 A (jika In sekunder CT 1 A). 3. Baca dan catat tegangan yang terukur. 4. Burden = arus injeksi x tegangan yang terukur (VA).

49 77 II. Burden PT 1. Buat rangkaian pengujian seperti pada gambar di bawah : Gambar 4.9(b) Pengukuran Burden PT 2. Injeksi tegangan 100 V (jika Vn sekunder PT 100 V) atau 110 V (jika Vn sekunder PT 110 V). 3. Baca dan catat arus yang terukur. 4. Burden = tegangan injeksi x arus yang terukur (VA) Ratio CT/PT A. Peralatan kerja 1. Variac AC berikut kelengkapannya. 2. AVO Meter. 3. Tool set. 4. Peralatan K2 ( Helm pengaman, Baju kerja, Sepatu tahan bentur). B. Langkah-langkah kegiatan 1. Persiapan a. Pastikan peralatan yang akan diperiksa dalam keadaan tidak operasi (aman). b. Persiapkan peralatan berikut kelengkapannya. c. Persiapkan tool set.

50 78 d. Persiapkan blangko uji. 2. Pelaksanaan a. Catat data / spesifikasi peralatan yang akan diukur. I. Ratio CT 1. Buat rangkaian pengujian seperti pada gambar di bawah : Gambar 4.10(a) Pengukuran Ratio CT 2. Injeksi A1 50 % In primer CT. 3. Baca A2 dan catat arus yang terukur pada rangkaian sekunder. 4. Ulangi no 1 dan 2 dengan injeksi arus 100 % In primer CT. 5. Rasio CT = I primer (A1) / I sekunder (A2). II. Ratio PT 1. Buat rangkaian pengujian seperti pada gambar di bawah : Gambar 4.10(b) Pengukuran Ratio PT

51 79 2. Injeksi V1 tegangan 220 Volt AC sisi primer PT. 3. Baca V2 dan catat tegangan yang terukur pada rangkaian sekunder. 4. Rasio PT = V primer (V1) / V sekunder (V2).

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Kubikel

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Kubikel 4. PENGERTIAN DAN TUJUAN PEMELIHARAAN Adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan instalasi dan sistem

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV PENGERTIAN Pengertian pengoperasian kubikel adalah merubah posisi keluar / masuk kontak hubung (LBS, PMT) dgardu induk, gardu distribusi dan gardu hubung untuk keperluan : Pengaturan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK. Menengah) / KUBIKEL PADA PT.PLN (Persero) JAKARTA RAYA DAN TANGERANG

LAPORAN KERJA PRAKTEK. Menengah) / KUBIKEL PADA PT.PLN (Persero) JAKARTA RAYA DAN TANGERANG LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN PHB TM (Perangkat Hubung Bagi Tegangan Menengah) / KUBIKEL PADA PT.PLN (Persero) JAKARTA RAYA DAN TANGERANG Diajukan untuk memenuhi persyaratan Penyelesaian kerja praktek

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI 4.1 Pengerian dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI 4.1 Definisi dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN KUBIKEL 20 KV

BAB IV PEMELIHARAAN KUBIKEL 20 KV BAB IV PEMELIHARAAN KUBIKEL 20 KV 4.1 Pemeliharaan 4.1.1 Pengertian Pemeliharaan adalah kegiatan yang harus dilakukan sebagai usaha untuk mengembalikan / mempertahankan / mendaya gunakan setiap peralatan

Lebih terperinci

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Managemen Pemeliharaan dan Perbaikan Tenaga Listrik pada semester VI Program Studi D3

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI 4.1 Trafo Step Up 150 kv PT. PLN Durikosambi Gardu Induk Durikosambi berjenis gardu induk Switchyard, yakni gardu induk yang

Lebih terperinci

SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang

SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT PANDAAN SOP Memelihara Transformator Distribusi Gardu Tiang Kode Unit : DIS.HAR.026(2).A PETUGAS : 1. Pengawas 1 orang 2. Pelaksana 2 orang KOORDINASI : 1. Koordinator Perencanaan

Lebih terperinci

CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT)

CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT) CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT) Circuit breaker atau Pemutus Tenaga Listrik adalah salah satu peralatan pemutus rangkaian pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka

Lebih terperinci

makalah tentang kubikel 20 kv

makalah tentang kubikel 20 kv makalah tentang kubikel 20 kv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangannya, kebutuhan energi listrik semakin meningkat, sedangkan masyarakat sebagai konsumen energi listrik juga bertambah

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Rieza Dwi Baskara. 1, Dr. Ir.

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI.

BAB III DASAR TEORI. 13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control

Lebih terperinci

PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN.

PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN. FUNGSI DARI SWITCHGEAR : PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN. SWITCHGEAR (CIRCUIT BREAKER) TEGANGAN RENDAH YANG DIBAHAS ADALAH JENIS A.C.B.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI LEVEL 1 Kode Unit : DIS.OPS.005(1).B... 5 Judul Unit : Mengganti fuse pada peralatan hubung bagi (PHB-TR).

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI LEVEL 1 Kode Unit : DIS.OPS.005(1).B... 5 Judul Unit : Mengganti fuse pada peralatan hubung bagi (PHB-TR).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN CUBICLE DI PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) AREA CIKOKOL - TANGERANG

BAB IV PERAWATAN CUBICLE DI PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) AREA CIKOKOL - TANGERANG BAB IV PERAWATAN CUBICLE DI PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) AREA CIKOKOL - TANGERANG PT. PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang kelistrikan Nasional dan melayani konsumen

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V

BAB IV PEMBAHASAN.  P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V BAB IV PEMBAHASAN Sebelum melakukan pemasangan CT TR terdapat langkah langkah yang wajib apakah CT yang kita pasang baik di gunakan atau tidak berikut tahapan sebelum melakukan pemasanga CT TR 4.1 Pengujian

Lebih terperinci

- Pengujian resistansi isolasi - Pengujian daya tahan tegangan AC/DC

- Pengujian resistansi isolasi - Pengujian daya tahan tegangan AC/DC Pemeliharaan CB PEMELIHARAAN POWER CB Pemeliharaan Power CB secara periodik pada gardu distribusi disarankan dilakukan minimal setiap tahun. Jika selama pengoperasian, p CB melakukan interupsi gangguan

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul

Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul Nama Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul : Tri Hardiyanto NPM : 16410946 Fakultas Jurusan Pembimbing : Teknologi Industri

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) Oleh : Agus Sugiharto Abstrak Seiring dengan berkembangnya dunia industri di Indonesia serta bertambah padatnya aktivitas masyarakat,

Lebih terperinci

Peralatan utama yang terpasang di gardu induk dan saluran transmisi adalah : b). Saluran Udara c). Saluran Kabel

Peralatan utama yang terpasang di gardu induk dan saluran transmisi adalah : b). Saluran Udara c). Saluran Kabel 1. 1.1. Manajemen Pemeliharaan 1.1.1. Permasalahan Pemeliharaan Peralatan Pada umumnya lokasi sumber energi primer konvensional tidak selalu dekat dengan pusat beban sehingga pusat pembangkit listrik dibangun

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemeliharaan Bangunan Gardu Pada sistem distribusi kita ketahui terdiri dari beberapa macam gardu distribusi yang digunakan oleh PLN : Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

Lebih terperinci

SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING

SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING LAMPIRAN IV : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG TRANSMISI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI/KOMISIONING DEPERTEMEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat

Lebih terperinci

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd. SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd. Artikel Elektronika I. Sistem Distribusi Merupakan system listrik tenaga yang diawali dari sisi tegangan menengah

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN DAN KONSRTUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN JTM

BAB IV PEMELIHARAAN DAN KONSRTUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN JTM BAB IV PEMELIHARAAN DAN KONSRTUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN JTM 4.1 Pengertian Pemeliharaan Gardu Distribusi adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga

Lebih terperinci

TES TERTULIS LEVEL : JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN :

TES TERTULIS LEVEL : JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : TES TERTULIS LEVEL : KODE UNIT : KTL.PH.20.121.02 JUDUL UNIT : Memelihara Instalasi Listrik Tegangan Rendah (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : Tes tertulis ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Lebih terperinci

SOP PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI PELANGGAN 197KVA

SOP PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI PELANGGAN 197KVA PT PLN Persero SOP PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI PELANGGAN 197KVA Kode Unit : DIS HAR Trafo PETUGAS YANG TERLIBAT : Manajer Ranting Supervisor Distribusi Pelaksana Pekerjaan (Minimal 2 Orang) Pengawas pekerjaan

Lebih terperinci

5. SOP = STANDING OPERATING PROCEDURE

5. SOP = STANDING OPERATING PROCEDURE 5. = STANDING OPERATING PROCEDURE 5. PENGERTIAN Adalah suatu bentuk ketentuan tertulis berisi prosedur / langkah-langkah kerja yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Dalam bahasa Indonesia

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1

Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1 Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1 1 Mahasiswa dan 2 Hafrizal Lazuardi Susiawan. 1, Karnoto, ST, MT. 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL Oleh : SEMUEL MASRI PONGKORUNG NIM : 13021003 Dosen Pembimbing Reiner Ruben Philipus Soenpiet, SST NIP. 1961019 199103 2 001 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG Faisal Oktavian S. 1,Ir.Juningtyastuti, M.T. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG Aditya Teguh Prabowo 1, Agung Warsito 2 1 Mahasiswa dan 2

Lebih terperinci

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH 216 217 Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan.

Lebih terperinci

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV JENIS GARDU 1. Gardu Portal Gardu Distribusi Tenaga Listrik Tipe Terbuka ( Out-door ), dengan memakai DISTRIBUSI kontruksi dua tiang atau lebih

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker)

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker) adalah sistem pengaman pada Tiang Portal di Pelanggan Tegangan Menengah 20 kv yang dipasang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

saklar pemisah (disconnecting switch)

saklar pemisah (disconnecting switch) saklar pemisah (disconnecting switch) Mochammad Facta S.T.,M.T., APP, Ph.D Tahun 2015 Referensi 1. Arisminandar A., Teknik Tenaga Listrik III: Gardu Induk, Pradnya Pramita, 1990 2. GEC Measurement, Protective

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR

BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR 2.1.FUNGSI ALAT GROUND FAULT DETECTOR (GFD) Ground Fault Detector (GFD) adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi adanya arus lebih atau gangguan hubung singkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang

Lebih terperinci

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) 2.1 SEJARAH GIS GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) sebagai media isolasi, menjadikannya sebagai sebuah teknologi yang maju dan telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proteksi Sistem Tenaga Listrik Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang dilakukan terhadap peralatan- peralatan listrik, yang terpasang pada sistem

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Gardu Distribusi Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PERALATAN HUBUNG BAGI (KUBIKEL) 20kV PELANGGAN BESAR

PEMELIHARAAN PERALATAN HUBUNG BAGI (KUBIKEL) 20kV PELANGGAN BESAR PEMELIHARAAN PERALATAN HUBUNG BAGI (KUBIKEL) 20kV PELANGGAN BESAR Andi Mahardi Hendrawan (L2F606005) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jalan Prof. Sudarto, Tembalang, Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak BAB I PENDAHULUAN 1-1. Latar Belakang Masalah Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak sering terjadi, karena hal ini akan mengganggu suatu proses produksi yang terjadi

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil

Lebih terperinci

PENGUJIAN RELAY DIFFERENSIAL GI

PENGUJIAN RELAY DIFFERENSIAL GI EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 9 No. 2 Mei 2013 ; 74-79 PENGUJIAN RELAY DIFFERENSIAL GI Hery Setijasa Jurusan Teknik Elektro Polines Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang abstrak Salah satu peralatan

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK

Lebih terperinci

3. PENGENALAN KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

3. PENGENALAN KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA 3. PENGENALAN KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA 3.1. PENGERTIAN DAN FUNGSI KUBIKEL 20 kv Kubikel 20 kv adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada gardu distribusi yang berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA 2.1 Fungsi Pemutus Tenaga Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik sesuai dengan ratingnya.

Lebih terperinci

1.2 Tujuan Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui kondisi dari PMT yang akan dipasang pada GIS Kalisari.

1.2 Tujuan Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui kondisi dari PMT yang akan dipasang pada GIS Kalisari. Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN PMT 20 KV MEDIA ISOLASI GAS SF6 KUBIKEL OUTGOING 7 GIS KALISARI Johanes Nugroho Adhi Prakosa, Ir. Juningtyastuti, MT. Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.

Lebih terperinci

Sistem Listrik Idustri

Sistem Listrik Idustri Skema Penyaluran Tenaga Listrik Sistem Listrik Idustri Oleh: Tugino, ST, MT Jurusan Teknik Elektro STTNAS Yogyakarta Tugino, ST MT STTNAS Yogyakarta 2 Sistem Listrik Industri Meliputi Generator Pembangkit

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp& Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN GARDU PORTAL SOP Revisi Halaman

PEMELIHARAAN GARDU PORTAL SOP Revisi Halaman Standing Operation Procedure () 1. TUJUAN Prosedur ini dibuat untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan, terpeliharanya instalasi tenaga listrik dengan baik dapat mempertahan mutu dan kendala penyaluran

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Kasus Gambar 4.1 Ilustrasi studi kasus Pada tahun 2014 telah terjadi gangguan di sisi pelanggan gardu JTU5 yang menyebabkan proteksi feeder Arsitek GI Maximangando

Lebih terperinci

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD)

BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD) BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD) 4.1 Umum Dengan meningkatnya tingkat pertumbuhan penggunaan energi listrik yang smakin hari semakin meningkat maka pasokan listrik harus meningkat pula Tingkat kehandalan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT ELEKTRIKAL

BAB IV AUDIT ELEKTRIKAL BAB IV AUDIT ELEKTRIKAL Audit Elektrikal adalah pekerjaan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kelistrikan secara sistim, jaringan dan juga penggunaannya, sehingga didapat pengetahuan mengenai kualitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gangguan pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik 2.1.1 Jenis Gangguan Jenis gangguan utama dalam saluran distribusi tenaga listrik adalah gangguan hubung singkat. Gangguan hubung

Lebih terperinci

4. PEMELIHARAAN GARDU

4. PEMELIHARAAN GARDU 4. PEMELIHARAAN GARDU 4.1. Pengertian Pemeliharaan adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan, pel;aksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan gardu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil proses penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil proses penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil proses penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dengan merujuk pada pertanyaan penelitian. Penulis menemukan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG PT.PLN (Persero) adalah sebuah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang ketenagalistrikan, dengan visi yaitu diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan

Lebih terperinci

BAB III PENGAMBILAN DATA

BAB III PENGAMBILAN DATA BAB III PENGAMBILAN DATA Didalam pengambilan data pada skripsi ini harus di perhatikan beberapa hal sebagai berikut : 3.1 PEMILIHAN TRANSFORMATOR Pemilihan transformator kapasitas trafo distribusi berdasarkan

Lebih terperinci

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... v MOTTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv INTISARI...

Lebih terperinci

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB 1 P E N D A H U L U A N BAB 1 P E N D A H U L U A N Pada umumnya lokasi pembangkit tenaga listrik tidak selalu dekat dengan pusat beban, sehingga penyaluran daya diselenggarakan melalui instalasi penyaluran (transmisi dan gardu

Lebih terperinci

PERAWATAN UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF. Harwata Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

PERAWATAN UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF. Harwata Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN . ABSTRAK PERAWATAN UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF Harwata Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PERAWATAN UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF.

Lebih terperinci

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT)

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) 3.1 Definisi Trafo Arus 3.1.1 Definisi dan Fungsi Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran besaran

Lebih terperinci

BAB III GARDU DISTRIBUSI

BAB III GARDU DISTRIBUSI BAB III GARDU DISTRIBUSI 3.1 Pendahuluan Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik.sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk

Lebih terperinci

APLIKASI PENGGUNAAN KUBIKEL 20 kv PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) BINARY CYCLE DIENG

APLIKASI PENGGUNAAN KUBIKEL 20 kv PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) BINARY CYCLE DIENG APLIKASI PENGGUNAAN KUBIKEL 20 kv PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) BINARY CYCLE DIENG M. Hariansyah 1, Jaenal Awaluddin 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman Bagan dari letak komponen gardu induk KOMPONEN KOMPONEN GI Bagian dari gardu induk yang di jadikan sebagai peletakan komponen utama. Bagian yang berfungsi

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK DAN JARINGAN 150 kv MENGGUNAKAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA GAS SF6 DI GARDU INDUK 150 kv KEBASEN PT. PLN (PERSERO) P3B JB UPT TEGAL Oleh : JOHAN

Lebih terperinci

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari

Lebih terperinci

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET Wandi Perdana 1, Tohari 2, Sabari 3 D3Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jln.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1. JENIS PENGAMAN Trafo tenaga diamankan dari berbagai macam gangguan, diantaranya dengan peralatan proteksi (sesuai SPLN 52-1:1983) Bagian Satu, C) : Relai Buchollz

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) mempunyai sistem transmisi listrik di Pulau Jawa yang terhubung dengan Pulau Bali dan Pulau Madura yang disebut dengan sistem interkoneksi

Lebih terperinci

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b. DAFTAR ISI JUDUL SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PERSYARATAN GELAR... iv LEMBAR PENGESAHAN... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x

Lebih terperinci

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK Lembar Informasi Tahanan (resistansi) isolasi dari kabel instalasi listrik merupakan salah satu unsur yang menentukan kualitas instalasi listrik, mengingat fungsi

Lebih terperinci