NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BUKU KREATIF BERBAHASA DAN BERSASTRA INDONESIA UNTUK SMP KELAS VII TERBITAN GANECA JURNAL PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BUKU KREATIF BERBAHASA DAN BERSASTRA INDONESIA UNTUK SMP KELAS VII TERBITAN GANECA JURNAL PUBLIKASI"

Transkripsi

1 NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BUKU KREATIF BERBAHASA DAN BERSASTRA INDONESIA UNTUK SMP KELAS VII TERBITAN GANECA JURNAL PUBLIKASI Oleh: Murti Puji Rahayu A PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

2 ii ii

3 NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BUKU KREATIF BERBAHASA DAN BERSASTRA INDONESIA UNTUK SMP KELAS VII TERBITAN GANECA Murti Puji Rahayu A Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak Tujuan penelitian: (1) mendiskripsikan karakteristik penyajian isi materi ajar buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra untuk SMP Kelas VII Terbitan Ganeca, dan (2) menggali kandungan nilai-nilai pendidikan karakter pada materi ajar buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra untuk SMP Kelas VII Terbitan Ganeca. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Objek penelitian adalah penyajian isi buku dan kalimat-kalimat yang mengandung nilai pendidikan karakter. Teknik pengumpulan data dengan teknik simak dan teknik catat. Teknik pengujian dalam menentukan keabsahan data menggunakan trianggulasi peneliti. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis isi. Hasil penelitian menyimpulkan: (1) Karakteristik penyajian materi ajar buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP kelas VII terbitan Ganeca dari aspek kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan grafika sudah memenuhi kriteria buku teks yang baik menurut BSNP. Namun, dalam penulisan materi, penulis buku perlu melengkapi penjelasan agar mudah dimengerti oleh siswa; (2) Nilai-nilai pendidikan karakter yang ditemukan pada materi ajar buku terbitan Ganeca terdapat 18 nilai pendidikan karakter yaitu (1) religius (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis (9) rasa ingin tahu), (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab. Kata Kunci : Karakteristik penyajian, Nilai pendidikan karakter, Buku materi ajar Bahasa Indonesia. iii

4 1. PENDAHULUAN Krisis multidimensi yang dialami bangsa Indonesia saat ini telah memberi dampak yang besar dalam berbagai tatanan kehidupan bangsa, khususnya dunia pendidikan. Banyak yang mengatakan bahwa masalah yang dihadapi bangsa Indonesia adalah pada aspek moral. Hal tersebut yang mendorong masyarakat Indonesia untuk meningkatkan penguatan nilai-nilai budi yang luhur sejak dini dengan mengimplikasikan pendidikan karakter pada seluruh lapisan pendidikan saat ini. Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Secara jelas, arah kebijakan pembangunan nasional adalah pada pembentukan akhlak mulia dan karakter bangsa. Terjadinya degradasi moral dan menurunnya nilai kebanggaan berbangsa dan bernegara dipandang sebagai gejala belum efektifnya implementasi pendidikan (Adi, Kuntora dkk., 2010:8). Karakater adalah kualitas individu atau kolektif yang menjadi ciri seseorang atau kelompok. Dalam hal ini karakter dapat dimaknai positif atau negative. Dalam konteks pendidikan karakter terdapat nilai-nilai yang unik-baik seperti tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, dan nyata berkehidupan baik yang terpateri dalam diri dan terealisasikan dalam perilaku. (Kemendiknas, 2010:1) Aktualisasi nilai dalam pembentukan karakter melalui dunia pendidikan memerlukan perencanaan yang teliti agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Proses penanaman nilai dalam pembentukan karakter melalui pendidikan harus dikemas secara baik dan berstuktur yang dapat diimplementasikan melalui kegiatan pembelajaran. Salah satu penujang kegiatan pembelajaran adalah adanya media pembelajaran. Dalam media pembelajaran yang sering digunakan para guru dalam mengajar adalah menggunakan buku teks/buku pelajaran. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia buku pelajaran sangat membantu guru dan murid dalam mencapai tujuan pembelajaran. 1

5 Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan pendidikan karakter adalah melalui pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia mampu dijadikan gerbang dalam penanaman nilai-nilai karakter. Nilainilai karakter seperti religius, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, disiplin, kerjasama, jujur, cinta tanah air, dan sebagainya banyak ditemukan dalam materimateri pelajaran bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini peneliti tertarik pada pendidikan karakter yang direlevansikan dengan buku mata pelajaran bahasa Indonesia. Peneliti menganggap bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia mampu dijadikan gerbang dalam penanaman nilai-nilai pendidikan karakter. Tujuan yang ingin dicapai adalah (1) mendiskripsikan karakteristik penyajian dan (2) menggali kandungan nilai pendidikan karakter pada pada materi ajar buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP Kelas VII terbitan Ganeca. 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk memberikan pemahaman dalam memaparkan karakteristik penyajian isi buku dan mendiskripsikan kandungan nilai-nilai pendidikan karakter pada materi ajar buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra untuk SMP Kelas VII terbitan Ganeca. Objek penelitian ini adalah penyajian isi buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra untuk SMP Kelas VII terbitan Ganeca dan kalimat-kalimat dalam materi ajar buku yang mengandung nilainilai pendidikan karakter Lofland dan Lofland (dalam Moelong, 2006:157) menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data utama adalah materi ajar buku Kreatif Bersastra dan Berbahasa Indonesia untuk SMP kelas VII terbitan Ganeca dan sumber penunjang dalam melakukan penelitian adalah buku-buku yang relevan dengan buku pendidikan karakter. 2

6 Pada tahap pengumpulan data peneliti menggunakan teknik simak dengan cara membaca buku materi ajar Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP Kelas VII terbitan Ganeca untuk menggali data dalam karakteristik penyajian buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia Terbitan Ganeca Selanjutnya, peneliti menggunakan teknik catat. Pada tahapan ini peneliti. setelah membaca buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia terbitan Ganeca kemudian peneliti melakukan tahapan mengklasifikasikan data kedalam 18 butir nilai pendidikan karakter dan kemudian mencatatnya. Jenis teknik trianggulasi yang digunakan peneliti adalah teknik trianggulasi peneliti. Trianggulasi peneliti adalah suatu teknik dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. (Moelong, 2006:331) Pada tahap analisis data, peneliti langsung meneliti permasalahan yang terkandung dalam data. Tahap pertama dalam menganalisis penelitian yang berkaitan dengan penyajian isi buku materi ajar Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP Kelas VII terbitan Ganeca. Langkah-langkahya adalah (1) melakukan tahap membaca secara keseluruhan isi buku yang dimulai dari halaman depan sampai halaman belakang, (2) mendata komponenkomponen yang penyajian dari awal hingga akhir yang berupa peta konsep,teori, teks, latihan, dan pengayaan dalam buku apakah sudah sistematis. Tahap kedua dalam menganalisis penelitian yang berkaitan dengan nilai pendidikan dalam buku materi ajar Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP Kelas VII terbitan Ganeca. Langkah-langkahnya adalah (1) melakukan tahap membaca secara komprehensif buku materi ajar Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP Kelas VII terbitan Ganeca, (2) melakukan pemilahan materi-materi berdasarkan bagian kalimat-kalimat yang mengandung butir-butir pendidikan karakter, (3) memaparkan simpulan mengenai kelengkapan nilai-nilai pendidikan karakter serta dijelaskan alasan mengapa kalimat dalam materi tersebut mengandung butir nilai pendidikan 3

7 karakter, (4) melakukan pemetaan berdasarkan temuan tiap nilai pendidikan karakter, dan (5) temuan nilai pendidikan karakter yang dilakukan peneliti dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Tahap terakhir setelah menganalisis data peneliti memaparkan hasil analisis data. Pemaparan hasil penelitian berisi segala hal yang ditemukan peneliti. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya. (Kemendiknas, 2010:13) Farihah Ziyadatul (2006) meneliti Relevansi Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP Kelas VII terbitan Erlangga dengan Kurikulum Temuannya adalah menunjukkan bahwa antara BTBI untuk kelas VII SMP terbitan Erlangga dengan Kurikulum 2004 terdapat relevansi. Rincian hasil penelitian tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut: (1) terdapat relevansi antara penyajian isi bahan pembelajaran dalam BTBI untuk kelas VII terbitan Erlangga dengan Kurikulum Bahasa Indonesia 2004, (2) terdapat relevansi antara paparan kegiatan pembelajaran dalam BTBI untuk kelas VII terbitan Erlangga dengan Kurikulum Bahasa Indonesia 2004 dilihat dari pendekatan pembelajaran kontekstual, (3) terdapat relevansi antara pelatihan dalam BTBI untuk kelas VII terbitan Erlangga dengan pelatihan Kurikulum Bahasa Indonesia Dwi Prastawaningsih (2011) meneliti Nilai-Nilai Pendidikan Karakter pada Kompetensi Berbicara dalam Buku Aku Bisa Basa Jawa Terbitan Yudhistira. Hasil temuannya pada kompetensi berbicara dalam buku Aku Bisa Basa Jawa terbitan Yudhistira terdapat tujuh nilai yang ditemukan yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) kerja keras, (5) rasa ingin tahu, (6) 4

8 bersahabat/ komunikatif, (7) tanggungjawab, dan nilai temuan yaitu nilai kesopanan. 3.1 Penyajian Buku Teks berdasarkan BSNP Buku ini berjudul Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP Kelas VII. Penulis Wahono dan Rusmiyanto tahun 2007 di terbitkan oleh Ganeca yang ditujukan pada siswa SMP kelas VII. 3.2 Penyajian Buku Teks berdasarkan BSNP Kelayakan isi Pada aspek kelayakan isi buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP Kelas VII terbitan Ganeca isi materi yang ada di buku telah sesuai dengan SK dan KD, sesuai dengan kurikulum yang berlaku, serta materi yang ada benar-benar akurat Kelayakan Bahasa Bahasa yang digunakan oleh penulis buku teks ini sudah cukup baik dengan adanya kalimat-kalimat yang mudah dipahami siswa. Kalimat-kalimat yang digunakan singkat-singkat Kelayakan Penyajian Dalam penyajian buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP Kelas VII terbitan Ganeca dari awal pendahuluan, isi, dan penutup telah sistematis sesuai dengan kriteria buku yang baik menurut BSNP Grafika Pada aspek grafika (fisik buku) buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia Untuk SMP Kelas VII terbitan Ganeca desain kulit buku menarik, sederhana dan ilustratrif baik dari pemilihan font, warna, dan ilustrasi. 5

9 3.3 Kandungan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter pada Materi Ajar Buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP Kelas VII terbitan Ganeca Religius Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 1) Malam yang sunyi, rasanya ingin medekatkan diri pada Ilahi. Aku berusaha bangun malam mengatasi kantuk untuk tahajud. Kusatukan raga dan jiwaku agar dapat berdoa secara khusyuk. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 12). Makna yang terkandung adalah sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa dan sebagai umat muslim kita harus selalu menjalankan shalat wajib maupun shalat sunnah sebagai konsekuensi rasa syukur dan terima kasih atas segala karunia yang telah diberikan-nya Jujur Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya yang menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. 2) Ma, terus terang aku tidak punya uang. Uangku habis kugunakan untuk berwisata ke Pulau Karimun Jawa, Jawa Tengah. Keindahan bawah laut di pulau itu tak bisa membendung keinginan Ayu ke sana. Aku tahu perbuatanku ini keliru. Maafkan ayu, ya Ma. Ayu tidak pandai mengatur uang. Tidak paham ini uang untuk apa dan harus dibagaimanakan. Sudah habis uangnya, ayu minta lagi ke mama atau papa. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 59). Makna yang terkandung adalah siswa diajarkan agar senantiasa berkata jujurkepada siapapun Toleransi Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku bangsa, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang yang berbeda dengan dirinya. 3) Prabu Arya Seto sangat masygul mengobatkan anaknya, Putri Kemuning yang terserang penyakit langka, yaitu keringat berbau tidak enak yang tidak sembuh-sembuh. Akhirnya beliau mengadakan sayembara, apabila ada pria yang dapat mengobati akan dijadikan menantu. Salah satu peserta sayembara itu adalah Joko Budug, 6

10 seorang pemuda yang buruk rupa. Ampun, Tuanku! Ampun! hamba memberanikan diri mengikuti sayembara untuk meringankan penderitaan sang putri. Sang raja tertegun karena seandainya pemuda itu berhasil, apakah putrinya mau menjadi istrinya. Namun, akhirnya beliau pun berkata Baiklah Jaka Budug, kau juga rakyatku. Keinginanmu kuterima. Engkau boleh mengikuti sayembara ini. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 86) Makna yang terkandung dalam data adalah toleransi karena raja (atasan) mempunyai sikap menghargai perbedaan Disiplin Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 4) Setiap hari soni bermain-main saja. Buku pelajarannya pun tak pernah dibuka, apalagi dipelajari. Tiap kali ayah dan ibunya mengingatkan Soni bahwa ujian sudah dekat. Akan tetapi, Soni tidak mau menurut. Ia masih saja tidak mau merubah sikapnya. Akhirnya Soni tidak lulus ujian. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 108). Makna yang terkandung dalam data adalah orangtua menginginkan anaknya bisa menghargai waktu dan disiplin Kerja keras Kerja keras adalah perilaku yang menujukkan upaya sungguhsungguh dalam mengatasi hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 5) Awal minggu merupakan hari pertama masuk sekolah, saat yang paling mendebarkan hati karena mendapatkan tugas sebagi pengibar bendera pada acara MOS. Pada saat inilah, aku benar-benar teruji. Alhamdulilah, semua dapat kujalani dengan baik. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 12). Kandungan makna yang dapat diteladani adalah seorang siswa apabila diberi sebuah tanggung jawab harus dikerjakan semaksimal mungkin agar pekerjaan yang kita lakukan tidak mengecewakan orang lain. 7

11 3.3.6 Kreatif Kreatif adalah cara berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 6) Tuan Mogu, buatlah api tanpa menggunakan pematik api! Dengan tenang Mogu mengeluarkan kaca cembung, lalu mengumpulkan setumpuk daun kering. Ia membuat api, menggunakan kaca yang dipantulkan ke sinar matahari. Tidak lama kemudian, daun itu pun terbakar api. Raja semakin kagum. Sementara Tuan Monda semakin kesal. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 94-95). Kandungan makna yang dapat diteladani adalah siswa diajarkan agar dapat kreatif memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitar untuk menciptakan hasil temuan yang baru Mandiri Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. 7) Sesuai dengan janji saya pada paman pada tujuh bulan yang lalu, liburan panjang tahun ini saya akan main ke rumah paman di Jakarta. Saya akan berangkat dari semarang tanggal 2 juli 2003 naik kereta api Senja Utama. Jika paman ada waktu, mohon dijemput karena saya lupa rute ke rumah paman. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 43). Kandungan makna yang dapat diteladani adalah siswa diharapkan diajarkan sedari kecil untuk mandiri dalam melakukan tugas dan aktivitas Demokratis Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 8) Prabu Arya Seto sangat masygul mengobatkan anaknya, Putri Kemuning yang terserang penyakit langka, yaitu keringat berbau tidak enak yang tidak sembuh-sembuh. Akhirnya beliau mengadakan sayembara, apabila ada pria yang dapat mengobati akan dijadikan menantu. Salah satu peserta sayembara itu adalah Joko Budug, seorang pemuda yang buruk rupa. Ampun, Tuanku! Ampun! hamba memberanikan diri mengikuti sayembara untuk meringankan penderitaan sang putri. Sang raja tertegun karena seandainya pemuda itu berhasil, apakah putrinya mau menjadi istrinya. Namun, akhirnya beliau pun berkata Baiklah Jaka Budug, kau 8

12 juga rakyatku. Keinginanmu kuterima. Engkau boleh mengikuti sayembara ini. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 86). Kandungan makna yang dapat diteladani adalah sebagai seorang manusia harus memperlakukan orang lain secara sama Rasa ingin tahu Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar. 9) gimana ya rasanya kalau aku kayak mereka?. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 9) Kalimat tersebut mempunyai makna keingintahuan seorang anak gelandangan yang ingin bersekolah seperti yang lain Semangat kebangsaan Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya 10) Keharuan menyelimuti kalbuku melihat anak-anak mengikuti lomba memeriahkan HUT RI ke-58. Dengan tingkah dan gaya mereka lari dengan terompah kayu mengingatkanku pada masa lalu. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 12) Makna yang terkandung dalam data adalah sebagai seorang warga negara diharap untuk selalu ingat dan menghargai negara kita Cinta tanah air Cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. 11) Janji siswa 1. Setia dan taat kepada pancasila dan UUD

13 2. Patuh dan taat terhadap nasihat guru dan orang tua, peraturan, dan tata tertib sekolah. 3. Belajar keras dan bekerja keras untuk meningkatkan ketakwaaan terhadap tuhan yang maha esa, kecerdasan, ketrampilan, dan cinta tanah air. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 57). Makna yang terkandung dalam data menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap lingkungan sosial Menghargai prestasi Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 12) Eh kamu tahu nggak si Doni yang badung itu. Dia sekarang jadi beda banget lho. Denger-denger sih dia termasuk anak berprestasi di SMP-nya. Salut aku. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 33). Kandungan makna yang dapat diteladani adalah siswa tidak boleh meremehkan kemampuan orang lain Bersahabat/komunikatif Bersahabat/komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 13) Rita bagaimana kabarmu di sekolah yang baru? Baik-baik saja kan? Aku yakin kau pasti senang, apalagi dengan sikapmu yang supel tentu engkau cepat menyesuaikan diri. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 42). Kandungan makna adalah siswa diharapkan agar selalu menjaga hubungan baik dengan teman, walaupun teman tersebut berjauhan tempat tinggalnya Cinta damai Cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa aman atas kehadiran dirinya. 14) Karena itu ya Allah, satu padukan hati kami dan pemimpin bangsa kami, tumbuh kembangkan kasih sayang di antara kami. 10

14 Hilangkanlah silang sengketa di antara kami. Hindarkanlah kami dari perpecahaan dan disintegrasi bangsa, agar kami dapat bergandeng tangan untuk membangun dan mepertahankan tetap tegaknya Negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang Engkau ridai. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 58). Makna yang dapat diteladani dari pendidikan karakter cinta damai adalah siswa diajarkan agar selalu menjaga keamanan dan kedamaian agar kerusuhan dan disintegrasi dapat diminimalisirkan Gemar membaca Gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya 15) Pada suatu waktu, hiduplah seorang anak yang rajin belajar. Mogu namanya. Sehari-hari ia berladang dan mencari kayu bakar di hutan. Hidupnya sebatang kara. Mogu amat rajin membaca. Suatu hari ia tersesat di hutan. Hari sudah gelap. Akhirnya, Mogu memutuskan untuk bermalam di hutan. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 93). Kandungan makna adalah sebagai siswa harus rajin belajar dan membaca walaupun dalam kondisi apapun. Siswa yang rajin belajar dan rajin membaca wawasan tentang ilmu pengetahuan akan semakin luas Peduli lingkungan Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 16) Masalah lingkungan (1) merupakan masalah kita bersama, adanya hutan gundul (2), tanah longsor (3), polusi (4), dan sampah (5) yang menggunung di berbagai tempat merupakan tanggung jawab kita bersama. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 21). Makna yang terkandung dalam data adalah upaya penyelamatan masalah lingkungan, dan sampah yang menggunung di berbagai tempat merupakan tanggung jawab kita bersama.. 11

15 Peduli social Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membuthukan. 17) Ya, Polan yang pada hari itu menyelamatkan nyawa dua orang. Orang yang menyeberangi jalan dan anaknya sendiri harus menebus sikap kepahlawanannya dengan nyawanya. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 68). Makna yang terkandung adalah siswa diajarkan agar tidak terlalu mementingkan diri sendiri Tanggung jawab Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan (alam dan sosial), bangsa dan negara. 18) Ya, Polan yang pada hari itu menyelamatkan nyawa dua orang. Orang yang menyeberangi jalan dan anaknya sendiri harus menebus sikap kepahlawanannya dengan nyawanya. (buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia, hal 68). Kandungan maknanya adalah siswa diajarkan agar bertanggung jawab dalam melaksanakan kewajiban dan perannya. 2. SIMPULAN Karakteristik penyajian materi ajar buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP kelas VII terbitan Ganeca dari apek kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan grafika sudah memenuhi kriteria buku teks yang baik menurut BSNP. Namun, dalam penulisan materi, penulis buku perlu melengkapi penjelasan agar mudah dimengerti oleh siswa. Nilai-nilai pendidikan karakter yang ditemukan pada materi ajar buku Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP kelas VII terbitan Ganeca terungkap 18 nilai pendidikan karakter yaitu: (1) religius (2) jujur, (3) toleransi, 12

16 (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab. Dari temuan dari tiaptiap nilai pendidikan karakter agar siswa bisa meneladani dan mempraktikkannya di dalam kehidupan sehari-hari. DAFTAR PUSTAKA Adi, Kuntoro dkk Model Pendidikan Karakter di Universitas Sanata Dharma. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta. Kemendiknas Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa : Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum. Moleong, M. A Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Rosda Karya. Prastawaningsih, Dwi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter pada Kompetensi Berbicara dalam Buku Aku Bisa Basa Jawa Terbitan Yudhistira. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Wahono dan Rusmiyanto Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Ganeca. Ziyadatul, Farihah Relevansi Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP Kelas VII terbitan Erlangga dengan Kurikulum Skripsi. Malang : Universitas Negeri Malang. 13

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat menjadi beradab.

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat menjadi beradab. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat menjadi beradab. Pendidikan bukan merupakan

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 Machful Indra Kurniawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR SERIBU PENA BAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XII KARANGAN PUDJI ISDRIANI TERBITAN ERLANGGA TAHUN 2009 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Definisi Pendidikan Karakter 2.1.1 Pendidikan Karakter Menurut Lickona Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR CERDAS BERBAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XI KARANGAN ENGKOS KOSASIH TERBITAN :

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR CERDAS BERBAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XI KARANGAN ENGKOS KOSASIH TERBITAN : NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR CERDAS BERBAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XI KARANGAN ENGKOS KOSASIH TERBITAN : ERLANGGA TAHUN 2008 SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa

Lebih terperinci

KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA

KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA NILAI INDIKATOR 7 9 10-12 Religius: Sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama dianutnya, Toleran terhadap pelaksanaan ibadah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang metode penelitian, defenisi operasional, sumber data dan data, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SDN 2 Pasirtamiang. Hal ini disebabkan, visi sekolah yang menjunjung pendidikan

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan karakter akhir-akhir ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Pendidikan karakter

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA Heri Supranoto Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Heri_supranoto@yahoo.com Abstrak Mengacu kepada berbagai peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan karakter sesungguhnya telah lama menjadi roh dan semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan, kebijakan pendidikan memang diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku manusia. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya manusia sehingga terjadilah

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBANGUN PERILAKU PESERTA DIDIK

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBANGUN PERILAKU PESERTA DIDIK PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBANGUN PERILAKU PESERTA DIDIK Oleh: NI NYOMAN PADMADEWI Guru Besar Universitas Pendidikan Ganesha Email:padmadewi@pedulisesamaphilanthropicwork.org Disampaikan dalam Seminar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dan rakyat Indonesia dewasa ini tengah gencar-gencarnya mengimplementasikan pendidikan karakter di institusi pendidikan. Pendidikan karakter yang diimplementasikan

Lebih terperinci

520 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

520 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI NILAI KARAKTER DALAM BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP Nuryani UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Abstrak Banyaknya buku ajar yang beredar di kalangan siswa dan guru patut menjadi perhatian tersendiri.

Lebih terperinci

PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

Nilai-nilai Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai Rujukan Pembentukan Karakter Bangsa MAJELIS LUHUR

Nilai-nilai Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai Rujukan Pembentukan Karakter Bangsa MAJELIS LUHUR Nilai-nilai Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai Rujukan Pembentukan Karakter Bangsa MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME I N D O N E S I A Andri Hernandi Ketua Presidium Pusat Periode

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BAHASA INDONESIA UNTUK SMP KELAS VIII TERBITAN ERLANGGA SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BAHASA INDONESIA UNTUK SMP KELAS VIII TERBITAN ERLANGGA SKRIPSI 86 NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BAHASA INDONESIA UNTUK SMP KELAS VIII TERBITAN ERLANGGA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1 PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1 Fauzatul Ma rufah Rohmanurmeta 2 IKIP PGRI Madiun ABSTRAK Salah satu kewajiban utama yang harus dijalankan oleh guru kepada peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman pemerintahan Ir. Soekarno, ada tiga hal penting yang menjadi tantangan. Pertama adalah mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat, kedua adalah membangun

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut: BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai-nilai pendidikan akhlak di dalam kitab Ta lim Muta allim adalah 1) Akhlak

Lebih terperinci

Irfani ISSN E ISSN Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8

Irfani ISSN E ISSN Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8 Irfani ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8 INTEGRASI NILAI KARAKTER PADA MATA PELAJARAN UMUM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKTIVITAS SOSIAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK Kasim

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI

MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI Sutrisno 1, Siti Aminah 2 1 SMPN 1 Bungkal, Ponorogo ngilmudi@gmail.com 2 SDN Ketonggo, Ponorogo sitiaminah.bungkal@gmail.com Kata Kunci: Karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis yang dialami bangsa Indonesia tidak hanya krisis ekonomi maupun politik, tapi lebih dari itu, bangsa kita tengah mengahadapi krisis karakter atau jati diri yang

Lebih terperinci

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2015, pp. 289~293 KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA 289 Heri Maulana AMIK BSI Yogyakarta e-mail: heri.hml@bsi.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas,

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas, BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Bidayat al-hidayah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal kemerdekaan bangsa Indonesia sudah bertekat menjadikan pembangunan karakter bangsa sebagai bahan penting dan tidak dipisahkan dari pembangunan nasional.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis deskripsi kualitatif dengan tujuan pengkajian dan pendeskripsian permasalahan yang diteliti. Metode ini digunakan karena

Lebih terperinci

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

Oleh: LITA AYU SOFIANA A IMPLEMENTASI KARAKTER KEPEDULIAN SOSIAL MELALUI KEGIATAN GOTONG ROYONG (Studi Kasus Pembangunan Jalan di Desa Widodaren Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013) PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan media komunikasi yang menyajikan keindahan dan memberikan makna terhadap kehidupan dan pemberian pelepasan ke dunia imajinasi (Budianta, 2006:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru memiliki peran vital dalam proses pembelajaran di kelas, guru memiliki tugas dan tanggung jawab menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) salah satu isinya mengacu pada nilai-nilai ketuhanan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati I Proses pendidikan ada sebuah tujuan yang mulia, yaitu penanaman nilai yang dilakukan oleh pendidik terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak asasi setiap individu anak bangsa yang telah diakui dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

Lebih terperinci

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 A. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari makhluk hidup yang lainnya. Oleh sebab itu, perlu adanya pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran terdiri dari dua hal yang salah satunya saling berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar oleh pengajar (Guru).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tes merupakan sebuah instrumen yang berfungsi sebagai media evaluasi. Tes biasa digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa selama periode tertentu. Tes di

Lebih terperinci

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan 88 Lampiran 1. Instrumen Penelitian Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Nama : No Absen : Kelas : Petunjuk Soal 1) Isilah identitas nama anda dengan benar 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional suatu Negara salah satunya ditentukan oleh keberhasilan pengelolaan Negara itu sendiri dalam mengelola pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia secara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu

Lebih terperinci

Abdul Muiz, M.Pd math.muiz@gmail.com Dosen Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan ABSTRAK

Abdul Muiz, M.Pd math.muiz@gmail.com Dosen Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan ABSTRAK PENDIDIKAN KARAKTER DAN BUDAYA BANGSA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF Abdul Muiz, M.Pd math.muiz@gmail.com Dosen Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan ABSTRAK Identitas suatu bangsa dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (5)Instrumen Penelitian, (6) Prosedur Penelitian, (7) Analisis Data, dan (8)

BAB III METODE PENELITIAN. (5)Instrumen Penelitian, (6) Prosedur Penelitian, (7) Analisis Data, dan (8) BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menguraikan tentang (1) Pendekatan dan Jenis Penelitian, (2) Kehadiran Peneliti, (3) Tempat dan Waktu Penelitian, (4) Sumber Data, (5)Instrumen Penelitian, (6) Prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e) BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I Pendahuluan ini, akan di bahas tentang: a) Latar Belakang Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e) Penegasan Istilah A. Latar belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kegiatan pembelajaran telah dilakukan manusia dalam pelaku pendidikan. Pendidikan merupakan suatu sistem yang harus di jalankan secara terpadu

Lebih terperinci

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik (Haedar Nasir, 2013). Pendidikan diakui menyimpan kekuatan luar

Lebih terperinci

Oleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A

Oleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A MUATAN DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER SALING MENGHARGAI (Analisis Isi pada Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII SMP/MTs Kurikulum 2013 serta Pelaksanaannya di SMP Negeri 1 Surakarta)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara padu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD Pencapaian Proses pendidikan yang berkarakter dalam kitab At-Tahliyatu

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI MUATAN DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN

NASKAH PUBLIKASI MUATAN DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN NASKAH PUBLIKASI MUATAN DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS VII MTs MUHAMMADIYAH TRUCUK KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 (Studi Kasus di MTs Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kepramukaan menjadi salah satu bagian penting dalam insan pendidikan Indonesia yang berwujud pada gerakan pramuka. Gerakan pramuka adalah lembaga

Lebih terperinci

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 2025 (UU No 17 Tahun 2007) antara lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS III SEKOLAH DASAR TERBITAN PUSAT PERBUKUAN TAHUN 2008

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS III SEKOLAH DASAR TERBITAN PUSAT PERBUKUAN TAHUN 2008 ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS III SEKOLAH DASAR TERBITAN PUSAT PERBUKUAN TAHUN 2008 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 KURIKULUM 2013 Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Untuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pendidikan tidak terlepas dari kecenderungan globalisasi yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru mempunyai peran

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan Modul ke: 13Fakultas EMAIL FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN Program Studi PRODI MANAJEMEN Pendidikan Kewarganegaraan Kebijakan dan Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa HARTRI PUTRANTO,SE.MM HP : 08161193748

Lebih terperinci

P IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK

P IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK P - 105 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK Endang Listyani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY listy_matuny@yahoo.co.id Abstrak Komitmen nasional tentang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjan S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjan S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PENANAMAN KARAKTER SEMANGAT KEBANGSAAN DAN CINTA TANAH AIR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER HIZBUL WATHAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (Studi Kasus SMP Muhammadiyah 4 Surakarta TahunPelajaran 2013/2014) NASKAH

Lebih terperinci

ANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR

ANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR ANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR Latifatul Chabibah, Suharjo dan Muchtar, Universitas Negeri Malang E-mail: latifatul_chabibah@yahoo.com; suharjofipum@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MANBA UL FALAH SAMPANGAN PEKALONGAN A. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pembangunan bangsa yang lebih baik lagi. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai faktor utama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi kehidupan manusia; demikian pula bagi kehidupan suatu bangsa. Untuk mencapai tujuan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sekitar kita. Permasalahan yang terkait dengan asusila,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembahasan masalah moral bangsa Indonesia menjadi pembicaraan hangat yang tiada hentinya. Degradasi moral menjadi masalah nasional, seperti tawuran pelajar sekolah di

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates (munadlir@yahoo.co.id) ABSTRAK Pendidikan di sekolah sampai saat kini masih dipercaya sebagai media yang

Lebih terperinci