Program 2016, BPIW Fokus pada Efektifitas Pembangunan dan Keterpaduan Infrastruktur. BPIW Dukung Pengembangan Kawasan Wisata Danau Toba

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Program 2016, BPIW Fokus pada Efektifitas Pembangunan dan Keterpaduan Infrastruktur. BPIW Dukung Pengembangan Kawasan Wisata Danau Toba"

Transkripsi

1 kementerian pupr Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Program 2016, BPIW Fokus pada Efektifitas Pembangunan dan Keterpaduan Infrastruktur BPIW Dukung Pengembangan Kawasan Wisata Danau Toba Edisi 01/Januari 2016 LAPORAN KHUSUS: BPIW MAKSIMALKAN PERSIAPAN PRA KONREG

2 badan pengembangan infrastruktur wilayah (BPIW) kementerian pupr infrastruktur PUPR terpadu untuk negeri Gedung BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan humasbpiw@gmail.com Telp Layanan Informasi BPIW

3 Buletin BPIW 3 Pelindung: A. Hermanto Dardak Penasehat: Dadang Rukmana Pengarah: Hadi Sucahyono Harris H. Batubara Rezeki Peranginangin Kuswardono Pemimpin Redaksi: P. Yudantoro Redaktur Pelaksana: Shoviah Redaksi: Etty Winarni M. Salahudin Rasyidi Mochammad Tranggono Hari Suharto Diyaksa Erwin Adhi Setyadhi Wahyu Hendrastomo Melva Eryani Marpaung Kontributor: Hendra Djamal Mutri Batul Aini Andina Dwiky Ichlasul Naufal Nina Indahsari Diterbitkan oleh: Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR Alamat Redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan humasbpiw@gmail.com Website: Youtube: Layanan informasi BPIW No. Telp SALAM REDAKSI Pembaca yang budiman. Sejak awal tahun 2016, kami memiliki optimisme yang tinggi, agar menjadi lebih baik. Dengan semangat itu pula, mulai edisi Januari, Sinergi Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) berupaya melakukan penyesuaian agar mampu menyajikan informasi dengan lebih baik. Pada edisi ini kami menyajikan tema Program Kerja BPIW tahun 2016 di rubrik Kabar Utama. Rubrik tersebut menampilkan program-program apa saja yang dilakukan BPIW melalui 4 pusat, yakni Pusat Perencanaan Infrastruktur (PPI), Pusat Pemprograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur (PPEKI), Pusat Pengembangan Kawasan Strategis (PPKS), dan Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan (PPKP). Kami juga menyajikan rubrik Wawancara bersama Kepala BPIW Hermanto Dardak. Dalam rubrik ini, Kepala BPIW memaparkan dukungan penuh BPIW terhadap tahun percepatan infrastruktur yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Rubrik Laporan Khusus dibahas mengenai Pra Konsultasi Regional (Pra Konreg), dimana BPIW dipercaya melaksanakan kegiatan tersebut, termasuk juga Konreg yang akan dilaksanakan pada Maret mendatang. Dalam rubrik ini dibahas persiapan BPIW sebelum pelaksanaan Pra Konreg. Selain itu pembaca juga dapat menikmati sajian informasi mengenai kegiatan BPIW sepanjang Januari, melalui rubrik Kilas BPIW. Tidak hanya itu, sajian ringan juga telah disiapkan tim redaksi seperti rubrik Jalan- Jalan yang menampilkan kawasan wisata Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagaimana diketahui Mandalika merupakan salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Kemudian dalam rubrik Tips akan memberikan cara memantapkan resolusi hidup Anda dan rubrik Glossary menampilkan beberapa istilah Jalan. Kami berharap apa yang disajikan dapat memperkaya wawasan pembaca. Masukan tetap kami harapkan demi kemajuan buletin ini. Selamat membaca. Redaksi menerima tulisan/artikel/opini/foto yang berkaitan dengan bidang pengembangan infrastruktur dan keterpaduan wilayah dalam lingkup kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Redaksi berhak menyunting naskah/artikel yang masuk sesuai dengan tema penerbitan dan ketersediaan jumlah halaman/rubrik. Tulisan dapat dikirim ke humasbpiw@gmail.com Cover : BPIW untuk Negeri Design : Heri Hito

4 4 daftar isi Edisi 01/Januari SALAM REDAKSI 04 DAFTAR ISI 05 PERSPEKTIF Tekad BPIW Tahun 2016, Semangat Perubahan 06 KABAR UTAMA Program 2016, BPIW Fokus pada Efektifitas Pembangunan dan Keterpaduan Infrastruktur 14 GLOSSARY Berbagai Istilah Tentang Jalan 16 REVIEW Perencanaan Wilayah, Dasar Pengembangan Suatu Daerah 18 WAWANCARA BPIW Siapkan Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur 24 TEROPONG MEDIA Infrastruktur PUPR Dalam Media Cetak 25 KILAS BPIW BPIW Dukung Pengembangan Kawasan Wisata Danau Toba 41 LAPORAN KHUSUS Koordinasi Antar Kementerian dalam Pembentukan Badan Otorita Danau Toba 46 OPINI Korelasi Pembangunan Infrastruktur dengan Pertumbuhan Ekonomi 50 INFOGRAFIS Dukungan WPS Terhadap Pengembangan Tol Laut 52 TEKNOLOGI Smart Highway, Inovasi Cerdas Untuk Keselamatan Para Pengendara 54 JALAN-JALAN Mandalika, Kawasan Wisata yang Mempesona 58 POTRET Penandatanganan Kontrak Kegiatan Tahun Anggaran INFO PRODUK BPIW Proses Penyusunan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR 61 TIPS 7 Tips Memantapkan Resolusi Hidup Anda 62 TOKOH ZUMI ZOLA Baru Terpilih Jadi Gubernur, Langsung Bekerja Untuk Masyarakat Jambi

5 Perspektif 5 Tekad BPIW Tahun 2016, Semangat Perubahan Pembangunan infrastruktur yang tidak terpadu dan tidak dirasakan secara langsung oleh masyarakat, telah menjadi masa lalu yang telah dikubur dalam-dalam. Oleh karena itu, semangat perubahan yang lebih baik menjadi tekad Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Perubahan tersebut harus terlihat pada keterpaduan pembangunan infrastruktur dan diterapkannya pengembangan wilayah secara benar dan terarah. Sehingga pada akhirnya pembangunan Infrastruktur PUPR dapat dirasakan masyarakat. Pada tahun 2016, Program kerja BPIW difokuskan pada turunan dari program-program pembangunan infrastruktur supaya betul-betul dilaksanakan secara efektif. Dengan demikian hasil dari pembangunan infrastruktur tersebut tidak hanya dalam bentuk fisik semata, melainkan dapat menjadikan suatu kawasan dapat berproduksi, menyediakan lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya itu, BPIW juga akan mengevaluasi terkait tingkat keterpaduan pembangunan infrastruktur, tingkat sinkronisasi dan seberapa besar terjadinya peningkatan pembangunan infrastruktur. Program kerja yang telah disusun dan akan segera dilaksanakan BPIW melalui 4 pusat, yakni Pusat Perencanaan Infrastruktur (PPI), Pusat Pemprograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur (PPEKI), Pusat Pengembangan Kawasan Strategis (PPKS), dan Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan (PPKP). Program yang dijalankan PPI sesuai dengan tugasnya yakni melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis, strategi, rencana strategi, analisis manfaat, serta rencana keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang PUPR. Dengan didasari pada tugasnya tersebut, program yang akan dilaksanakan oleh pusat ini, salah satunya adalah Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Dengan penyusunan kebijakan dan strategi tersebut, diharapkan pengelolaan 35 WPS dapat berjalan konsisten. Selanjutnya, program yang akan dilaksanakan PPEKI sepanjang tahun ini, juga sesuai dengan tugasnya yakni melaksanakan sinkronisasi program, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Salah satu program yang dilakukan PPEKI yakni Penyusunan dan Sinkronisasi Program Pembangunan Jangka Pendek Keterpaduan Pengembangan Kawasan dengan Infrastruktur PUPR di WPS. Sinkronisasi ini diperlukan agar pembangunan infrastruktur di WPS dapat seirama dengan Pembangunan Jangka Pendek tersebut. Kemudian PPKS juga telah menyiapkan beberapa program kerja yang sesuai dengan tugasnya yakni melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, pengembangan area inkubasi di kawasan strategis pada wilayah pengembangan strategis yang menterpadukan antara pengembangan kawasan dan infrastruktur bidang PUPR, serta fasilitasi pengadaan tanah. Salah satu program yang dijalankan PPKS pada tahun ini adalah Rencana Pengembangan WPS di Pulau Sumatera, Jawa dan Bali, Kalimantan dan Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku. Rencana pengembangan WPS tersebut sejalan dengan Renstra Kementerian PUPR dan BPIW untuk periode Sepanjang tahun ini juga PPKP akan melaksanakan beberapa program, sesuai dengan tugasnya yakni melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, dan pengembangan area inkubasi di kawasan perkotaan yang menterpadukan antara pengembangan berbagai kawasan dan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat di kawasan perkotaan, serta keterkaitan antara kawasan perkotan dan kawasan perdesaan. Program yang akan dilaksanakan PPKP salah satunya Penyusunan Program Keterpaduan Infrastruktur PUPR Bidang Perkotaan dan Perdesaan. Dengan penyusunan program ini diharapkan pembangunan perkotaan dan perdesaan dapat terpadu, sehingga dapat mengikis ketimbangan pembangunan di perkotaan dan perdesaan. Program yang disusun diharapkan dapat dijalankan secara maksimal, sehingga resolusi yang dicanangkan BPIW untuk tahun 2016 dapat menciptakan infrastruktur PUPR yang mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya itu, tekad BPIW mewujudkan infrastuktur PUPR yang efektif,efisien, berfungsi optimal dan bermanfaat lebih besar bagi masyarakat diharapkan dapat terwujud dengan keterpaduan dan kerja sama semua stakeholder terkait bidang PUPR baik pusat maupun daerah. Semoga. Tim Redaksi SINERGI / Edisi Januari 2016

6 6 kabar utama Program 2016, BPIW Fokus pada Efektifitas Pembangunan dan Keterpaduan Infrastruktur Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla saat ini fokus pada pembangunan infrastruktur. Hal ini ditunjukkan dengan langkah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang menggelar penandatangan kontrak kegiatan Tahun Anggaran 2016 pada 6 Januari 2016 lalu. Total paket yang ditandatangani ini sebanyak 644 paket dengan nilai kontrak sebesar Rp 8,81 triliun. Sejalan dengan itu, program kerja Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) tahun 2016 juga difokuskan pada efektifitas program pembangunan infrastruktur berbasis pengembangan wilayah dan evaluasi tingkat keterpaduan infrastruktur, agar benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Pembangunan jalan tol Gebrakan Kementerian PUPR diawal tahun dengan menggelar penandatanganan kontrak tersebut, menimbulkan optimisme bahwa pembangunan infrastruktur sepanjang tahun ini dapat berjalan optimal, dan penyerapan anggaran bisa lebih tinggi dari tahun 2015 lalu yang mencapai 93%. Akan tetapi pembangunan infrastruktur dihadapkan pada 4 tantangan. Pertama, disparitas antar wilayah relatif masih tinggi Sumber: Kementerian PUPR terutama antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Kedua, urbanisasi yang tinggi (meningkat 6 kali dalam 4 dekade) diikuti persoalan perkotaan seperti urban sprawl (perkembangan permukiman yang tidak terkontrol) dan penurunan kualitas lingkungan, pemenuhan kebutuhan dasar, dan kawasan perdesaan sebagai hinterlan (pedalaman) belum maksimal dalam memasok produk primer. Ketiga, belum mantapnya konektivitas antara infrastruktur di darat dan laut, serta pengembangan kota maritim/pantai. Keempat, pemanfaatan sumber daya yang belum optimal dalam mendukung kedaulatan pangan dan kemandirian energi. Kepala BPIW Hermanto Dardak menyatakan tantangan itu harus dijawab dengan program kerja yang terfokus, sehingga program pembangunan infrastruktur PUPR betul-betul dilaksanakan secara efektif dan efisien, sehingga berfungsi optimal serta bermanfaat bagi masyarakat. Hasil dari pembangunan infrastruktur tersebut tidak hanya dalam bentuk fisik semata, melainkan dapat menjadikan suatu kawasan dapat berproduksi, menyediakan lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, ungkap Dardak beberapa waktu yang lalu. Dalam program kerja tersebut BPIW juga akan mengevaluasi tingkat keterpaduan pembangunan infrastruktur, tingkat sinkronisasi dan seberapa besar terjadinya peningkatan pembangunan infrastruktur. Guna mewujudkan hal itu, BPIW telah menyiapkan beberapa program kerja yang dilaksanakan melalui 4 pusat, yakni Pusat

7 kabar utama 7 Perencanaan Infrastruktur (PPI), Pusat Pemprograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur (PPEKI), Pusat Pengembangan Kawasan Strategis (PPKS), dan Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan (PPKP). Tugas yang dilaksanakan PPI ini adalah penyiapan penyusunan kebijakan teknis, strategi, rencana strategi, analisis manfaat, serta rencana keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang PUPR. Beberapa program BPIW melalui PPI seperti program terkait Kebijakan dan Strategi Keterpaduan Penbangunan Infrastruktur Wilayah Bidang PUPR antar Sektor atau Wilayah, berupa Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan WPS. Selain itu PPI juga melaksanakan program Rencana Jangka Panjang dan Rencana Strategis Pembangunan Infrastruktur Terpadu Bidang PUPR berupa Review dan Sosialisasi Renstra Kementerian PUPR Kemudian PPI juga akan melaksanakan pro- Hasil dari pembangunan infrastruktur tersebut tidak hanya dalam bentuk fisik semata, melainkan dapat menjadikan suatu kawasan dapat berproduksi, menyediakan lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi gram Review Renstra BPIW Program lain yang akan dilaksanakan PPI yakni rencana induk dan rencana pengembangan infrastruktur bidang PUPR terpadu antarsektor, antarwilayah pengembangan strategis, antartingkat pemerintahan dan antarpulau. Melalui program ini akan dilakukan lanjutan program terkait Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur PUPR, yakni untuk Pulau Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Papua. Kemudian akan dilakukan juga Perencanaan Keterpaduan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Rembang-Ngawi-Trenggalek-Blitar dan Brebes-Purwokerto-Cilacap. Selanjutnya, PPEKI juga telah memiliki program yang akan dilaksanakan sepanjang tahun 2016 ini. PPEKI mempunyai tugas melaksanakan sinkronisasi program, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan keterpaduan pengembangan kawasan dengan in- Jembatan merah putih Ambon Sumber: Kementerian PUPR

8 8 kabar utama frastruktur bidang PUPR. Beberapa program yang akan dijalankan PPEKI adalah Penyusunan dan Sinkronisasi Program Pembangunan Jangka Pendek Keterpaduan Pengembangan Kawasan dengan Infrastruktur PUPR di Wilayah Pengembangan Strategis. Kemudian dilakukan Perumusan Program dan Program Prioritas Nasional Kementerian PUPR tahun 2017 melalui pelaksanaan Konsultasi Regional Dalam program kerja tahun 2016 tersebut BPIW juga akan mengevaluasi tingkat keterpaduan pembangunan infrastruktur, tingkat sinkronisasi dan seberapa besar terjadinya peningkatan pembangunan infrastruktur tersebut (Konreg) dan Pra Konreg. Persiapan Pra Konreg telah dilakukan dan akan dilaksanakan Pra Konreg di Kota Medan, Yogyakarta, Bali, dan Makassar, pada bulan Februari. Setelah Pra Konreg, dilanjutkan Konreg yang akan digelar di Kota Jakarta pada bulan Maret mendatang. Tujuan dari Pra Konreg ini adalah, identifikasi awal isuisu strategis bidang PUPR tahun 2017 sebagai bahan masukan Konreg. PPEKI juga akan melakukan Sinkronisasi Program dan Pembiayaan TA 2018 Pembangunan Infrastruktur PUPR di WPS Wilayah I dan II. Selain itu juga dilakukan Pengukuran Keterpaduan Infrastruktur PUPR pada WPS Wilayah Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Pulau Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua, serta Papua Barat. Tidak hanya itu, PPEKI juga melakukan program Monitoring dan Evaluasi Program Kementerian PUPR terhadap Pengembangan Wilayah I dan II. Kemudian, PPKS juga telah menyiapkan beberapa program kerja. Sebagai pusat yang mengurusi kawasan strategis, PPKS mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, pengembangan area inkubasi di kawasan strategis pada wilayah pengembangan strategis yang menterpadukan antara pengembangan kawasan dan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat, serta fasilitasi pengadaan tanah. Beberapa program yang akan dijalankan antara lain Rencana Pengembangan WPS di Pulau Sumatera, Jawa dan Bali, Kalimantan dan Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku. Rencangan Pengembangan Infrastruktur juga dilakukan untuk Kawasan Strategis Pariwisata Pantai dan Pariwisata Pegunungan dan Budaya. Selanjutnya akan dilaksanakan juga program Penyusunan Ketentuan Zonasi Sistem Nasional WPS MBBPT dan Penyusunan Database Keterpaduan Infrastruktur pada 35 WPS. Anjungan Cerdas juga akan dirancang dan dibangun di beberapa WPS yakni WPS Yogya-Prigi-Blitar-Malang, Gilimanuk-Denpasar- Padang Bai, dan Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api Api (MBB- PT). Kemudian juga akan dilaksanakan program Rencana Aksi Tahunan Implementasi Keterpaduan Program Kawasan Strategis Wilayah I dan II serta Rencana Aksi Tahunan Implementasi Keterpaduan Program Antar Kawasan Strategis Wilayah I dan II. Termasuk juga program Rencana Aksi Tahunan Program Pengadaan Tanah Infrastruktur PUPR. Sedangkan PPKP mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, dan pengembangan area inkubasi di kawasan perkotaan yang menterpadukan antara pengembangan berbagai kawasan dan infrastruktur bidang PUPR di kawasan perkotaan, serta keterkaitan antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Beberapa program yang akan dilaksanakan PPKP yakni Penyusunan Program Keterpaduan Infrastruktur PUPR Bidang Perkotaan dan Perdesaan, Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Baru Palembang Raya dan Bimindo. Selain kawasan metropolitan, juga akan dilakukan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Kota Baru Maja, Bandar Kayangan, dan Sofifi. Penyusunan Masterplan juga akan dilaksanakan tahun ini seperti Penyusunan Masterplan Infrastruktur PUPR Kawasan Perkotaan PKN dan PKW di Pulau Sumatera dan Jawa. Hal yang sama juga dilakukan untuk Pulau Kalimantan dan Sulawesi, Pulau Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Selanjutnya akan dilakukan Penyusunan Masterplan Kawasan Hinterland Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua. Penyusunan Masterplan tersebut termasuk Infrastruktur jembatan Dolago, Sulteng

9 kabar utama 9 juga untuk kawasan Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Pulau Kalimantan. Perencanaan yang dilakukan akan direalisasikan dalam bentuk pembangunan yang merupakan output fisik. Selain output fisik tersebut juga dapat dihasilkan outcome maupun impact. Pembangunan pelabuhan di suatu daerah misalnya, juga diiringi dengan pembangunan jalan. Hal ini sangat membantu daerah tersebut yang mengembangkan produk terkait perkebunan, misalnya sawit. Artinya, bila pembangunan pelabuhan selesai dilakukan, maka diharapkan secara bersamaan pembangunan jalan juga selesai dilakukan, akan membantu daerah itu memasarkan hasil perkebunannya dengan melintasi infrastruktur jalan yang sudah jadi menuju pelabuhan. Dengan cara ini maka produk daerah tersebut dapat dipasarkan dan diekspor melalui pelabuhan. Suatu daerah akan semakin berkembang bila konektivitasnya dibangun, dengan menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain. Dengan demikian akan tercapainya keterpaduan pembangunan fisik dengan pengembangan wilayah. Renstra PUPR Jadi Bahan Acuan Program Kerja BPIW tahun 2016 mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PUPR dan juga Renstra BPIW periode Renstra tersebut merupakan perwujudan dari visi dan misi Kementerian PUPR. Visi Kementerian PUPR adalah terwujudnya infrastruktur pekerjaan umum dan Sumber: Kementerian PUPR perumahan rakyat yang handal dalam mendukung Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Sedangkan misi Kementerian PUPR adalah pertama, mempercepat pembangunan infrastruktur sumber daya air termasuk sumber daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan dan kedaulatan energi. Kedua, mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional. Ketiga, mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak. Keempat, mempercepat pembangunan infrastruktur PUPR secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antar daerah. Kelima, meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang PUPR yang meliputi SDM, wasdal, kesekertariatan serta litbang. Keenam, meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang PUPR yang meliputi SDM, wasdal, kesekertariatan serta litbang. Dalam Renstra tersebut dinyatakan bahwa arah kebijakan pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat tahun secara umum adalah mewujudkan infrastruktur yang handal dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan, ketahanan air, kedaulatan energi, konektivitas bagi penguatan daya saing. Selain itu mewujudkan layanan infrastruktur dasar melalui keterpaduan dan keseimbangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar tingkat pemerintahan yang didukung dengan industri konstruksi nasional yang berkualitas dan sumber daya organisasi yang kompeten dan akuntabel. Arah kebijakan pembangunan infrastruktur meliputi: 1) Meningkatkan ketahanan air, kedaulatan pangan dan kedaulatan energi guna meng-

10 10 kabar utama gerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi. Hal itu akan dilakukan melalui pemenuhan kebutuhan air baku untuk segala kebutuhan peningkatan kinerja jaringan irigasi rawa, peningkatan pengendalian daya rusak air, peningkatan upaya konservasi sumber daya air, peningkatan kinerja operasi, dan pemeliharaan sarana prasarana sumber daya air 2) Dukungan terhadap konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim. Kondisi tersebut akan dilakukan melalui penurunan waktu tempuh pada koridor utama, peningkatan pelayanan jalan nasional, dan peningkatan fasilitasi terhadap jalan daerah untuk mendukung pengembangan kawasan; dan 3) Dukungan terhadap peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur dasar permukiman di perkotaan dan perdesaan akan dilakukan melalui peningkatan pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat dan peningkatan pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak. Selain itu peningkatan pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat, penurunan kekurangan tempat tinggal (backlog) baik melalui penyediaan perumahan maupun melalui bantuan pendanaan dan pembiayaan perumahan, serta peningkatan rumah tangga masyarakat berpenghasilan rendah yang menghuni rumah layak melalui bantuan fasilitas pendanaan dan pembiayaan perumahan. Mengingat sangat luasnya wilayah Indonesia, maka untuk memudahkan pengelolaannya, pengembangan wilayah dibagi menurut wilayah Pulau/Kepulauan yang dikelompokkan ke dalam beberapa tipe wilayah pengembangan yang diistilahkan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) yang didalamnya melingkupi kawasan perkotaan, kawasan industri, dan kawasan maritim ber- Petikemas Pelabuhan Tanjung Perak dasarkan pada tema atau potensi per pulau, sebagai berikut: 1) Pulau Sumatera Tema besar pengembangan wilayah Pulau Sumatera adalah pintu gerbang perdagangan internasional dan industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, timah, bauksit, dan kaolin. Kemudian lumbung energi nasional termasuk pengembangan energi terbarukan biomassa, hilirisasi komoditas batubara, dan percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan). 2) Pulau Jawa Tema besar pengembangan wilayah Pulau Jawa adalah sebagai lumbung pangan nasional, salah satu pintu gerbang destinasi wisata terbaik dunia, pendorong sektor industri dan jasa nasional, dan percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan). 3) Pulau Papua Tema besar pada wilayah Pulau Papua adalah percepatan pengembangan industri komoditas lokal perkebunan, peternakan, kehutanan. Kemudian juga dilakukan percepatan pengembangan ekonomi kemaritiman, percepatan pengembangan hilirisasi industri pertambangan, migas dan tembaga. Selanjutnya dilakukan penguatan kapasitas kelembagaan pemerintahan daerah dan masyarakat, percepatan pengembangan pariwisata budaya dan alam, peningkatan kawasan konservasi dan daya dukung lingkungan, dan pengembangan kawasan ekonomi

11 kabar utama 11 Sumber: m.energitoday.com inklusif dan berkelanjutan berbasis wilayah kampung masyarakat adat. 4) Pulau Kalimantan Tema besar pada pengembangan Wilayah Kalimantan adalah mempertahankan fungsi Kalimantan sebagai paru-paru dunia, salah satu lumbung pangan nasional, pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit, dan karet. Selain itu lumbung energi nasional dengan pengembangan hilirisasi komoditas bara, bauksit, bijih besi, gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa. 5) Pulau Bali dan Nusa Tenggara Tema besar pada pengembangan wilayah Bali adalah sebagai lumbung pangan nasional, salah satu pintu gerbang destinasi wisata terbaik dunia, pendorong sektor industri dan jasa nasional, dan percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan). Sedangkan tema besar pada pengembangan wilayah Nusa Tenggara adalah pintu gerbang pariwisata ekologis, pengembangan industri perikanan, garam, dan rumput laut, pengembangan industri berbasis peternakan sapi dan perkebunan jagung, dan pengembangan industri mangan, dan tembaga. 6) Kepulauan Maluku Tema besar pada pengembangan wilayah Maluku adalah produsen makanan laut dan lumbung ikan nasional, pengembangan industri berbasis komoditas perikanan, pengembangan industri pengolahan berbasis nikel, dan tembaga, serta pariwisata bahari. 7) Pulau Sulawesi Tema besar pada pengembangan wilayah Sulawesi adalah pengembangan industri berbasis rotan, aspal, nikel, bijih besi dan gas bumi. Pulau Sulawesi juga sebagai pintu gerbang perdagangan internasional dan kawasan timur, lumbung pangan nasional dengan pengembangan industri kakao, padi, dan jagung. Selain itu wilayah ini juga sebagai pengembangan industri berbasis logistik, dan percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui pengembangan industri perikanan dan pariwisata bahari. Pengembangan WPS tersebut berazaskan pada efisiensi yang berbasis daya dukung. Dari Renstra Kementerian PUPR itu, BPIW juga telah menyusun Renstra periode Tentu saja Renstra BPIW mengacu pada Renstra Kementerian PUPR. Dari visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kementerian PUPR, BPIW telah menetapkan tujuan yang merupakan rumusan kondisi yang hen- Jalur Infrastruktur (Jarak/kereta) Dry Port Pelabuhan/ Kawasan Kawasan Perkotaan Klaster Industri Klaster Industri Klaster Industri Arus Perdagangan eksport dan antar wilayah Pelabuhan/ Kawasan Kawasan Perkotaan dak dicapai. Secara garis besar tujuan tersebut meliputi: pertama, menerpadukan perencanaan dan pemrograman pembangunan Infrastruktur bidang PUPR dengan pengembangan wilayah antar sektor, antar daerah, dan antar pemerintahan. Kedua, menerpadukan pelaksanaan pembangunan Infrastruktur bidang PUPR dengan Perencanaan yang dilakukan akan direalisasikan dalam bentuk pembangunan yang merupakan output fisik. Selain output fisik tersebut juga dapat dihasilkan outcome maupun impact. pengembangan wilayah antar sektor, antar daerah, dan antar pemerintahan. Ketiga, menyelenggarakan tata kelola sumber daya organisasi keterpaduan pembangunan. Infrastruktur bidang PUPR dengan pengembangan wilayah yang meliputi sum- Arus Perdagangan eksport dan antar wilayah

12 12 kabar utama ber daya manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekretariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan bidang PUPR yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Dokumen Renstra BPIW menyebutkan bahwa sasaran program yang hendak dicapai meliputi: 1) Meningkatnya ketersediaan dan kualitas perencanaan infrastruktur PUPR yang terpadu dengan pengembangan kawasan strategis baik di perkotaan, klaster industri, maupun perdesaan, melalui : a. Perencanaan jangka panjang, menengah, dan jangka pendek, meliputi : - Penyusunan kebijakan teknis keterpaduan perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur PUPR dengan pengembangan wilayah; - Penyusunan strategi nasional pengembangan perkotaan; - Penyusunan rencana terpadu pembangunan infrastruktur PUPR pulau/kepulauan; - Penyusunan skema pembiayaan infrastruktur PUPR; - Penyusunan indeks rasio infrastruktur; - Evaluasi dampak manfaat keterpaduan infrastruktur; - Perumusan rekomendasi dukungan infrastruktur pada sektor yang terkait PUPR. b. Pemrograman jangka menengah dan jangka pendek, meliputi: - Sinkronisasi program jangka pendek dalam entitas wilayah (pulau/kepulauan, kawasan strategis, dan kawasan perkotaan); - Evaluasi kinerja keterpaduan; - Evaluasi kelayakan/kesiapan program dan kegiatan; - Perencanaan penguatan kelembagaan dalam rangka keterpaduan 2) Meningkatnya keterpaduan infrastruktur PUPR dengan pengembangan kawasan strategis baik di perkotaan, kluster industri maupun perdesaan, yang akan dicapai melalui strategi: a. Perencanaan pengembangan kawasan dan Infrastruktur Waduk Jatigede koridor. b. Pengembangan keterpaduan infrastruktur untuk keterpaduan kawasan, meliputi: - Pelaksanaan percontohan / inkubasi pengembangan kawasan; - Pengembangan kota baru dan cerdas (smart city) - Peremajaan perkotaan melalui urban redevelopment/urban renewal. - Pelaksanaan NSPK pengembangan kawasan strategis dan kawasan perkotaan; - Pelaksanaan dan fasilitasi percepatan pengadaan tanah. Renstra BPIW juga menyebutkan mengenai strategi pengembangan wilayah yang diimplementasikan dalam suatu program pengembangan infrastruktur wilayah. Strategi tersebut meliputi : 1) Kegiatan dukungan manajemen pengembangan infrastruktur wilayah; 2) Kegiatan perencanaan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat; 3) Kegiatan pemrograman dan evaluasi keterpaduan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat; 4) Kegiatan pengembangan kawasan strategis perdesaan; dan 5) Kegiatan pengembangan kawasan strategis perkotaan. Renstra ini kemudian diimplementasikan dengan berbagai program kerja, salah satunya terkait WPS. Direncanakan akan dibangun 35 WPS di seluruh Indonesia. Ke- 35 WPS tersebut tersebar di seluruh pulau dan

13 kabar utama 13 kepulauan yaitu: Pulau Sulawesi (5 WPS), Pulau Kalimantan (4 WPS), Kepulauan Maluku (2 WPS), Pulau Bali - Nusa Tenggara (5 WPS), Pulau Papua (4 WPS), Pulau Jawa (8 WPS), dan Pulau-Pulau Kecil Terluar (1WPS). WPS terbagi berdasarkan tiga kelompok pertumbuhan terpadu. Pertama, kelompok kawasan yang sudah terbangun terdiri dari 10 WPS seperi utara Jawa, Merak-Bakauheni-Bandar Lampung, Palembang, Tanjung Api-Api dan Kalimantan Timur. Kedua, kelompok kawasan yang sedang berkembang terdiri dari 16 WPS, contohnya di Papua dan Palu. Ketiga, kawasan pertumbuhan baru sebanyak 9 WPS. Contohnya pulau-pulau terdepan, terluar dan perbatasan. Program kerja yang sudah direncanakan harus diwujudkan dengan kerja keras dari seluruh jajaran di lingkungan BPIW. Tidak hanya itu, kerja sama dan koordinasi yang erat terutama dengan seluruh satminkal di lingkungan Kementerian PUPR juga sangat dibutuhkan. Kerja sama dan koordinasi dengan pemerintah daerah juga harus terjalin dengan baik sehingga keterpaduan infrastruktur dengan pengembangan wilayah yang berbasis WPS dapat dilaksanakan secara optimal. Pada akhirnya pembangunan infrastruktur berbasis pengembangan wilayah tersebut akan berdampak positif bagi masyarakat dan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Hendra/Shoviah Sumber: Kementerian PUPR Mengingat sangat luasnya wilayah Indonesia, maka untuk memudahkan pengelolaannya, pengembangan wilayah dibagi menurut wilayah Pulau/Kepula uan yang dikelompokkan ke dalam beberapa tipe wilayah pengembangan yang diistilahkan Wilayah Pengembangan Strategis

14 14 Glossary Berbagai Istilah Tentang Jalan Salah satu pembangunan infrastruktur yang dilakukan Kementerian PUPR adalah jalan. Istilah jalan ini juga bermacam-macam. Berikut kami uraikan beberapa istilah jalan yang dikutip dari buku Kamus dan Istilah Bidang Pekerjaan Umum yang diterbitkan Puskom Kementerian Umum pada Infrastuktur Jalan Tol Gempol Pandaan Sumber: Kementerian PUPR Pada edisi kali ini, kami uraikan beberapa istilah jalan. Jalan Prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di atas permukaan tanah dan atau air serta di atas permukan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan Akses Akhir dari jalur landai, tempat bertemu dengan tempat masuk jalan raya. Jalan Arteri Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan umum dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan Arteri Primer Jalan arteri yang menghubungkan secara berdaya guna antar pusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah.

15 Glossary 15 Jalan Arteri Sekunder Jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu, atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua. Jalan Bebas Hambatan Jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebidang serta dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan. Jalan Desa Jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan. Jalan Kabupaten Jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk pada jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. Jalan Kecil Jalan umum untuk melayani lalu lintas setempat, paling sedikit dua lajur untuk dua arah dengan lebar paling sedikit 5,5 meter. Jalan Kerikil Jalan yang permukaannya terbuat dari lapisan yang diperkeras. Jalan Khusus Jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri. Jalan Kolektor Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan Kolektor 1 Jalan kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi. Jalan Kolektor 2 Jalan kolektor primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/ kota. Jalan Kolektor 3 Jalan kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota kabupaten/kota Jalan Kolektor Primer Jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiata lokal, antar pusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal Jalan Kolektor Sekunder Jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga kolektor. Jalan Kota Jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antar pusatpelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan antar pusat permukiman yang berada di dalam kota. Jalan Layang Jalan yang berada di atas permukaan tanah. Jalan Lingkar Istilah bagi semua jalan yang melingkari pusat suatu kota; pada kota yang sangat besar terdapat jalan lingkar dalam, lingkar tengah dan lingkar luar; fungsinya adalah agar kendaraan di dalam kota dapat mencapai bagian kota tertentu tanpa harus melalui pusat kota atau bagian kota lainnya atau untuk mempercepat perjalanan dari satu sisi kota ke sisi lainnya. Jalan Lingkungan Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dengan kecepatan rata-rata rendah. Jalan Nasional Jalan arteri dan jalan kolektor alam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan stategis nasional, serta jalan tol. Jalan Provinsi Jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota dan strategis provinsi. Jalan Raya Jalam umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara terbatas dan dilengkapi dengan median, paling sedikit dua lajur setiap arah. Jalan Penghubung Jalan yang menghubungkan jalan tol dengan jalan umum yang ada. Jalan Poros Jalan yang menghubungkan masing-masing stasiun permukiman atau lingkungan perumahan.

16 16 Review Perencanaan Wilayah, Dasar Pengembangan Suatu Daerah Judul buku : Perencanaan Pembangunan Wilayah Pengarang : Prof. Robinson Tarigan, M.R.P Penerbit : Bumi Aksara Tahun terbut : 2006 Tebal buku : 296 halaman Menurut Profesor Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara (USU) ini perencanaan ruang wilayah tercakup dalam kegiatan perencanaan tata ruang, sedangkan perencanaan aktivitas pada ruang wilayah (terutama aktivitas ekonomi) tercakup dalam kegiatan perencanaan pembangunan wilayah Pengembangan suatu wilayah, semestinya diawali dengan perencanaan. Suatu perencanaan yang matang, akan berdampak pada pengembangan wilayah yang terpola dengan baik. Buku Perencanaan Pembangunan Wilayah, buah karya Prof. Robinson Tarigan, M.R.P., ini memaparkan secara jelas mengenai pengembangan wilayah tersebut. Dalam buku terbitan Bumi Aksara tahun 2006 ini Robinson Tarigan juga menyebutkan bahwa Perencanaan Pembangunan Wilayah tidak bisa terlepas dari Perencanaan Penggunaan Ruang Wilayah, bila perencanaan itu ingin dibuat terpadu. Menurut Profesor Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara (USU) ini perencanaan ruang wilayah tercakup dalam kegiatan perencanaan tata ruang, sedangkan perencanaan aktivitas pada ruang wilayah (terutama aktivitas ekonomi) tercakup dalam kegiatan perencanaan pembangunan wilayah, baik jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek. Perencanaan wilayah sebagai langkah dalam menciptakan kehidupan yang efisien, nyaman, serta lestari. Pada akhirnya, dapat menghasilkan rencana yang menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang direncanakan, baik pihak pemerintah maupun pihak swasta. Buku setebal 296 halaman itu terdiri dari 10 bab. Dalam Bab 1 dibahas mengenai beberapa pengertian yang menyangkut perencanaan dan ruang lingkup dari perencanaan itu sendiri. Dalam bab ini dijelaskan mengenai beberapa hal diantaranya bidang-bidang yang tercakup dalam Perencanaan Wilayah dan kaitan perencanaan dengan pengambilan keputusan. Pada bab 2 dibahas mengenai pendekatan sektoral dan regional dalam Perencanaan Pembangunan Wilayah. Dalam bab ini dikupas beberapa hal diantaranya Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan Wilayah, pendekatan sektoral dan regional. Kemudian di bab 3 dijelaskan mengenai dasar-dasar perencanaan ruang wilayah, mulai dari landasan dan manfaat pengaturan penggunaan ruang hingga langkah-langkah dalam pelaksanaan perencanaan.

17 Review 17 Pada bab 4 dibahas berbagai teori tentang lokasi, salah satunya mengenai terjadinya konsentrasi produsen/pedagang dari barang sejenis. Selanjutnya dalam bab 5 dijelaskan juga mengenai ruang dan wilayah. Dalam bab 6 dikupas beberapa hal seperti mengenai bagaimana terbentuknya kotakota di Indonesia. Pada bab 7 Prof. Robinson membahas mengenai model gravitasi, mulai dari asal mula dan alur pikir model gravitasi hingga masalah ketidaksinambungan. Kemudian pada bab 8 dibahas mengenai proyeksi penduduk, salah satunya mengenai proyeksi penduduk berdasarkan proyeksi jumlah rumah. Dalam bab 9 dijabarkan mengenai arti dan ruang lingkup Linier Programming (suatu metode untuk mencari nilai maksimum atau nilai minimum dari bentuk linier) hingga penyelesaian dengan tabel simpleks yang merupakan metode yang digunakan umtuk mencari nilai optimal dari program linier. Pada bab 10 dibahas mengenai dasar-dasar evaluasi proyek, mulai dari perbedaan studi kelayakan finansial dengan studi kelayakan sosial ekonomi hingga mengenai hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi sebuah proyek jalan. Buku ini lebih ditujukan sebagai referensi bidang perencanaan pembangunan wilayah, walaupun di dalamnya juga ada sedikit membahas tentang perencanaan tata ruang wilayah. Hal ini tidak lain karena perencanaan pembangunan wilayah tidak bisa terlepas dari perencanaan penggunaan wilayah jika ingin berjalan terpadu. Oleh sebab itu, di dalam buku yang juga menjadi salah satu koleksi Perpustakaan Kementerian PUPR tersebut juga terdapat bab yang membahas prinsip dasar atau petunjuk umum yang harus diperhatikan dalam perencanaan tata ruang wilayah. Dalam buku tersebut dipaparkan juga bahwa Perencanaan Pembangunan Wilayah yang terkait dengan Perencanaan Tata Ruang Wilayah, sehingga perncanaan itu lebih komperehensif dan terpadu. Berbagai alat analisis yang dikemukakan, dapat dipakai dalam Perencanaan Pembangunan Wilayah maupun dalam menyusun Tata Ruang Wilayah. Buku ini direncanakan untuk dua kelompok pembaca sekaligus yaitu para akademisi dan para praktisi. Untuk setiap rumus, ada uraian yang menggunakan kalimat biasa untuk menerangkan isi dan kegunaan rumus tersebut. Dengan demikian para praktisi dapat menangkap makna yang terkandung pada tiap topik yang dibahas dan terpacu untuk menerapkannya. Buku ini lebih ditujukan sebagai referensi bidang perencanaan pembangunan wilayah, walaupun di dalamnya juga ada sedikit membahas tentang perencanaan tata ruang wilayah Para pejabat di daerah dapat menjadikan buku ini sebagai referensi untuk mengatur berbagai kebijakan pembangunan yang ditetapkan sebagai skala prioritas. Selain itu dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam menyusun Rencana Pembangunan, baik jangka pendek, jangka menengah, amupun jangka panjang. Dengan kajian yang bersifat ilmiah dan memiliki kualitas yang mumpuni, maka membuat buku ini berbobot dan penting untuk dibaca. Selain itu, buku tersebut bermanfaat bagi orang yang memerlukan informasi mengenai bidang penataan ruang. Hendra Djamal

18 18 wawancara

19 wawancara 19 BPIW Siapkan Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur A. Hermanto Dardak... Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Pembangunan infrastruktur bergerak lebih awal menyusul langkah pemerintah melalui Kementerian PUPR yang telah menandatangani kontrak senilai Rp 8,81 triliun pada Tahun Anggaran Sejumlah pihak menilai langkah itu merupakan salah satu langkah positif dalam menggerakan laju perekonomian nasional dan mendukung tahun percepatan pembangunan infrastruktur. Kementerian PUPR juga telah menyiapkan beberapa program untuk mendukung percepatan pembangunan. Bagaimana sebenarnya fokus program Kementerian PUPR sepanjang tahun 2016 ini?, seperti apa dukungan dari BPIW?, dan bagaimana target BPIW pada tahun tersebut?. Berikut petikan wawancara Sinergi dengan Kepala BPIW He rmanto Dardak yang dirangkum dari beberapa kesempatan.

20 20 wawancara Apa yang menjadi program besar dari Kementerian PUPR? Setelah penandatangan konrak, maka tahun 2016 ini kita bisa membangun 8 waduk. Jumlah ini sifatnya menambah 22 waduk yang Kementerian PUPR akan mempercepat pemenuhan apa yang sudah sekarang ini sedang berjalan. Kemudian juga jalan tol, perumahan kita rancang selama 5 tahun. Jadi mulai tahun 2015 hingga dan lain-lain. Jadi dengan telah dilakukan penandatangan kontak, Kita misalnya menargetkan 65 waduk akan dibangun, kemudian kita sudah lakukan percepatan, sehingga bulan Januari ini uang muka juga seribu kilometer jalan tol, tapi fokusnya di wilayah-wilayah sudah bisa diberikan. Tentunya ini akan lebih meyakinkan kita, bahwa pertumbuhan, yang agak khusus tentunya, bahwa yang dibangun di proyek yang kita bangun untuk memicu pertumbuhan ekonomi. wilayah pertumbuhan tadi. Ini juga untuk mengurangi disparitas. Ada Disamping output fisik, kita juga bisa menghasilkan outcome 10 wilayah pertumbuhan yang memang sudah berkembang, dan ada maupun impact. Jadi proyek yang kita bangun tadi kita fokuskan di 10 wilayah pertumbuhan yang lain yang memang pengembangan daerah yang menjadi tempat pusat pertumbuhan. Misalnya begini, baru seperti di Papua, di mana Bapak di Sei Mangke Provinsi Sumatera Utara Presiden telah berkunjung ke sana. Ada juga daerah yang sedang berkembang seperti di Kalimantan dan Sulawesi, di mana daerah yang menjadi pusat pertumbuhan tadi sebagai mesin pertumbuhan secara nasional dan juga di dalam wilayah pertumbuhan itu ada kawasan-kawasan pusat pertumbuhan yang didukung konektivitasnya, supaya ada nilai tambah disitu. Inilah yang menjadi fokus untuk diselesaikan. Pada tahun 2015 masih ada beberapa tantangan antara lain soal kelembagaan, sehingga memang penyerapan anggaran Jadi dengan telah dilakukan penandatangan kontak, kita sudah lakukan percepatan, sehingga bulan Januari ini uang muka sudah bisa diberikan. Tentunya ini akan lebih meyakinkan kita, bahwa proyek yang kita bangun untuk memicu pertumbuhan ekonomi dibangun hilirisasi dari sawit, kemudian pelabuhan Kuala Tanjung dibangun. Jalan kita bangun untuk menghubungkan antara kawasan perkebunan dengan pelabuhan. Sehingga waktu proyek jalan selesai dilakukan, produknya bisa dipasarkan, kemudian bisa diekspor melalui pelabuhan tadi. Jadi ini akan meningkatkan kemanfaatan dari proyek tadi. Bukan hanya pembangunan fisik yang dilakukan tapi juga dapat berguna dengan baik. Saya rasa ini yang kita harus lakukan. di awal-awal tahun 2015 praktis kecil. Tapi untuk tahun ini Dari total proyek yang menjadi target Kementerian PUPR ini sudah kelembagaan kita terbentuk, sehingga tahun 2015 akhir sudah berapa persen yang dilelang? dilakukan pelelangan. Kalau Rp 9 triliunan, tentunya anggaran PUPR 2016 sekitar Rp 104 Ini sesuatu yang baru, ada lelang dini di tahun 2015 untuk tahun triliun sehingga diatas 6 persen Bisa diceritakan bagaimana hal itu dilakukan? Banyak lelang yang sudah dilakukan Kementerian PUPR. Bagaimana Sebetulnya sebelumnya lelang dini sudah kita lakukan beberapa kali, memastikan integritas peserta lelang? namun pada awal tahun 2015, Kementerian PU dan Kementerian Perumahan Rakyat disatukan menjadi satu Kementerian, sehingga Kalau itu ada prosedur yang harus diikuti. Itu tetap dilakukan lelang dini belum bisa dilakukan di awal tahun Tapi tahun ini prosesnya. Sehingga peserta lelang dapat memenuhi persyaratan kita lakukan lebih cepat lagi, karena kelembagaan kita sudah ada, teknis. Kemudian dari segi pembiayaan, tentunya cari yang paling dan kita melakukan tender pada akhir 2015, dan yang penting kompetitif. Jadi yang kita cari, peserta lelang yang secara teknis belum tanda tangan kontrak pada tahun Kontraknya kita memenuhi syarat tapi secara biaya bisa ditekan sebaik mungkin. lakukan di tahun Tapi proses pelelangan dari mulai September Artinya tawaran lelang yang kita lakukan merupakan tawaran lelang hingga Desember 2015 sudah kita bisa mulai. Pada saat itu tahapan yang bertanggungjawab. Sebenarnya masalah lelang ini sudah lelang kita jalankan mulai dari memberikan informasi tentang ada prosedurnya. Namun yang penting, dengan adanya proyek adanya lelang, proses lelang sendiri hingga penandatangan kontrak pembangunan dapat menciptakan lapangan kerja. Pembangunan bagi pemenang lelang. yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan

21 wawancara 21 kesejahteraan masyarakat. Kedua, proses tadi dilakukan seawal mungkin, makanya lelang kita lakukan di akhir tahun 2015 atau bahkan pertengahan menuju akhir tahun. Sehingga bulan Januari membangun waduk itu bisa memakan waktu 4 tahun. Tapi kalau secara umum penyerapan di Kementerian PUPR diatas 93 persen. Jadi sebetulnya yang pokok-pokok telah dapat dilaksanakan penyerapan anggaran bisa cepat dilakukan. Artinya, bila proyek dikerjakan di awal tahun maka hasil dari pelaksanaan Diatas 93 persen itu sudah sesuai target atau melampaui target? pembangunan ini semakin cepat dirasakan masyarakat. Dulu memang diharapkan 93 persen Banyak sekali pekerjaan rumah yang dibebani kepada Kementerian PUPR. Kalau kita melihat sejenak kinerja di tahun 2015 lalu, berapa banyak proyek-proyek tertunda pelaksanaannya di tahun 2015? Sebetulnya ada proyek yang sifatnya multi tahun, sehingga tidak selesai dalam satu tahun. Misalnya Ini sesuai dengan apa yang kita fokuskan, dalam membangun wilayah kita bagi menjadi 35 wilayah pertumbuhan. Dengan demikian kita mencoba membuat konektifitas yang kuat, infrastruktur yang terpadu karena kondisi awalnya yang kita lakukan adalah penataan kelembagaan tadi. Kita harapkan tahun 2016 ini kita bisa menyelesaikan proyek yang penting, terutama untuk wilayah pertumbuhan. Misalnya wilayah pertumbuhan dari Jakarta menuju Cirebon, bukan main sekarang, ada beberapa kawasan industri yang sepanjang wilayah pertumbuhan itu. Pengembangan kawasan kita juga harapkan berkembang hingga Semarang.

22 22 wawancara Sekarang sudah sampai ke Pejagan, kemudian Pejagan hingga Seperti apa konsep pengembangan wilayah di Indonesia? Pemalang, di mana proses konstruksi akan dilakukan diawal tahun 2016 ini. Kita harapkan itu bisa selesai nantinya. Kemudian juga untuk Ini sesuai dengan apa yang kita fokuskan, dalam membangun daerah Kertosono hingga Mojokerto itu bisa kita sambung, kemudian wilayah kita bagi menjadi 35 wilayah pertumbuhan. Dengan demikian juga Mojokerto hingga Surabaya dan Gempol hingga ke Pasuruan. Itu kita mencoba membuat konektifitas yang kuat, infrastruktur yang antara lain di Jawa. terpadu diantara kawasan-kawasan prioritas di dalam kawasan Untuk di luar Jawa, di Pulau Sumatera kita melakukan inovasi atau pertumbuhan tadi. Akses infrastrukturnya, seperti jalan, harus terobosan, di mana biasanya kita tender, dan kita berikan kepada baik, sehingga dapat dihubungkan dengan pelabuhan. Untuk wilayah BUMN, 100 persen pemerintah. Sekarang ini sudah mulai dibangun perkotaan, akses infrastrukturnya harus baik. Inilah yang kita wilayah pertumbuhan untuk Sumatera, fokuskan, sehingga dapat menjadi misalnya Bakauheni menuju Palembang dan Tanjung Api-Api. Untuk mendukung wilayah pertumbuhan kita membebaskan tanah seluas 120 meter. Dari jumlah tersebut, 60 meter untuk jalan tol, 30 meter sebelah kiri kita berikan untuk utilitas, yakni bisa untuk listrik tegangan tinggi, bisa untuk utilitas gas, dan fiber optik. Dan sebelah kanannya kita alokasikan untuk kereta api. Sehingga bagian ini sebagai koridor yang menjadi tulang punggung sebuah kawasan. Jadi nanti akan lengkap infrastrukturnya, sehingga swasta akan lebih tertarik untuk masuk kesitu. Masalah sekarang kan banyak kawasan Tahun 2016 kita fokus agar turunan program pembangunan infrastruktur betul-betul bisa efektif dilaksanakan dan kita mengevaluasi berapa tingkat keterpaduan pembangunan infrastruktur, berapa tingkat sinkronisasi dan bagaimana pembangunan infrastruktur tersebut meningkat pembangunan wilayah. Misalnya dari Medan ke Pekanbaru, disitu ada Danau Toba kita dukung, Sei Mangke yang menghasilkan sawit, kita bangun industri dan kita bangun akses menuju pelabuhan. Dengan demikian hasil perkebunan sawit, bisa langsung dibawa ke pelabuhan untuk dipasarkan. Ini yang menjadi penting. Hal ini kita sudah tuangkan dalam rencana pengembangan pelabuhan utama di Indonesia. Apa yang menjadi fokus dari programprogram yang dilaksanakan BPIW industri, tapi kenapa listriknya tidak ada. Disini koridor tadi sudah tahun 2016 ini? lengkap, sehingga investor dalam negeri dan luar yang akan masuk kesitu akan cepat bisa memperoleh infrastruktur yang diperlukan. Tahun 2016 kita fokus agar turunan program pembangunan infrastruktur betul-betul bisa efektif dilaksanakan dan kita Jadi dengan disiapkan tempat untuk utilitas itu memangkas mengevaluasi berapa tingkat keterpaduan pembangunan permasalahan pembebasan lahan? infrastruktur, berapa tingkat sinkronisasi dan bagaimana pembangunan infrastruktur tersebut meningkat. Jadi supaya Ya. jadi tidak perlu lagi kita membebaskan lahan untuk memindahkan utilitas ketika membangun jalan tol. Jadi dengan membuat tempat untuk utilitas di pembangunan jalan tol tersebut, menjadi bagian dari keterpaduan infrastruktur, karena disitu lengkap. hasilnya jangan hanya output atau fisik saja, tapi juga output yang membuat kawasan tadi berproduksi, lapangan kerja disediakan dan juga tentunya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Itu yang menjadi fokus pengembangan kita. Soal anggaran, di Januari ditargetkan penyerapannya 6 %. Di akhir 2016 apakah targetnya diatas 93%? Saya rasa iya 2015 kita bisa menyerap 93%, tentunya diatas itu. Ya kita maksimalkan untuk mendekati rencana tadi. Apa permasalahan yang biasa dihadapi dalam pembangunan infrastruktur? Apa langkah yang dilakukan dalam mengatasi masalah yang ada? Yang pertama kebiasaan kita membangun sesuai sektor-sektornya.

23 wawancara 23 Sumber: Dok BPIW Misalnya bangun jalan, bangun jalan saja, padahal jalan itu dibutuhkan untuk menuju pelabuhan. Artinya pelabuhannya perlu dibangun juga. Ini harus sinkron, harus terpadu. Dalam konteks ini, khususnya Kementerian PUPR, pendahulu kita selalu menekankan pengembangan wilayah, apa saja yang kita butuhkan. Harus difokuskan wilayah dibangun dan itu harus siap ada di sana. Makanya kita mengembangkan 35 WPS, di mana didalamnya ada kawasan strategis, kawasan ekonomi khusus, kota baru, termasuk kawasan wisata. Kawasan wisata sudah cukup unggul, namun dukungan infrastruktur masih kurang. Wisatanya dibangun, pendukungnya dibangun juga. Untuk itu kita dengan Kemenko Maritim dan Sumber Daya menetapkan 10 KSPN, kita fokus di dalam wilayah pertumbuhan untuk mendukung itu tadi. Intinya dengan 35 WPS kita memadukan mana yang dibangun lebih dulu, kemudian kita berkoordinasi dengan siapa. Kedua, masalah tanah, inovasi kita, satu wilayah pertumbuhan, kita akan membangun tulang punggungnya berupa jalan tol dan kereta api. Tulang punggung menjadi penting. Lahannya kita coba sediakan untuk infrastruktur, sehingga kawasan yang dibangun bisa berfungsi. Terkait masalah koordinasi antar instansi, kita buat master plannya. Hendra/Naufal/Andina

24 24 Teropong Media Infrastuktur PUPR dalam media cetak Kami membuat guntingan berita dengan topik infrastruktur dan topik lain yang berkaitan dengan topik tersebut, dari tanggal 4 hingga 29 Januari. Berita yang dihimpun sebanyak 79 berita. Guntingan berita kami sarikan dari 5 media cetak, yaitu: Kompas, Koran Tempo, Koran Sindo, Republika, dan Investor Daily. Dengan adanya guntingan berita ini, diharapkan dapat diketahui opini publik yang berkembang seputar infrastruktur. Selain itu, dapat berguna sebagai media moitoring BPIW. Berikut ini adalah rangkuman pemberitaan di bulan Januari tersebut. Integrasi jalan, 3% 2% Tambahan? Manfaat kepada persawahan dan pengairan dari waduk, 3% Smart city, 6% Kawasan Ekonomi Khusus 6% Pemerintah melakukan percepatan penyerapan anggaran dengan mempercepat pembangunan infrastruktur, 21% Sektor pariwisata dipengaruhi infrastruktur, 8% Jembatan, 9% Perkembangan jalan tol, 15% Pembangunan adil dan merata, serta membangun dari pinggiran, 9% Pendirian infrastruktur berdampak kepada pengembangan ekonomi, 12% Manfaat langsung yang dirasakan sektor lain Kendala yang dihadapi - Pengembangan property - Pembangunan desa - Pariwisata - Smart city - Lapangan kerja - Pengairan - Pembebasan lahan - Pembiayaan proyek - Bencana alam SINERGI / Edisi Januari 2016

25 25 KILAS BPIW BPIW Dukung Pengembangan Infrastruktur Kawasan Wisata Danau Toba Kementerian PUPR dan World Bank Jalin Kerjasama Pembangunan Infrastruktur Pariwisata Penerapan ISO 9001 : 2015 sebagai Upaya Peningkatan Sistem Manajemen Mutu BPIW Hermanto Dardak Paparkan Strategi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur dalam Rapim Polri Untuk Optimalkan Kinerja, BPIW Tingkatkan Kapasitas Pegawai Non PNS dan CPNS Kementerian PUPR dan World Bank Lakukan Kerjasama Terkait Program Sustainable Urbanization Koordinasi Antar Kementerian dalam Pembentukan Badan Otorita Danau Toba SINERGI / Edisi Januari 2016

26 26 Kilas BPIW BPIW Dukung Pengembangan Kawasan Wisata Danau Toba Foto: Dok. Kepala BPIW, Hermanto Dardak memberikan arahan terkait Danau Toba Danau Toba yang berada di Provinsi Sumatera Utara merupakan kawasan tujuan wisata yang cukup menjanjikan. Tidak hanya itu, kawasan tersebut juga dapat dikembangkan menjadi lumbung pangan dan areal perkebunan. Untuk lebih mengoptimalkan kawasan wisata ini, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) melakukan rapat koordinasi yang melibatkan beberapa Satminkal di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), di ruang rapat BPIW, Selasa (26/1). Kepala BPIW Hermanto Dardak yang memimpin langsung rapat tersebut mengatakan pengembangan kawasan ini penting mengingat Presiden Joko Widodo sepakat untuk mengembangkan 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), salah satunya Danau Toba. Rapat ini juga menurutnya sebagai persiapan kunjungan Presiden ke Danau Toba pada bulan Maret mendatang. Pada kesempatan tersebut, Dardak mengatakan bahwa saat ini potensi Danau Toba sangat tinggi, namun jumlah wisatawan yang berkunjung ke danau itu menurun. Kondisi ini terjadi disebabkan beberapa faktor, salah satunya adalah kurang optimalnya pembangunan infrastruktur. Sehubungan dengan hal itu, Dardak mengusulkan untuk membagi fokus infrastruktur menjadi dua bagian, yaitu infrastruktur destinasi menuju kawasan wisata Danau Toba dan infrastruktur di daerah wisata Danau Toba itu sendiri. Dalam penjelasannya, Dardak

27 27 Suasana rapat koordinasi dengan Satminkal dilingkungan kementerian PUPR menyebutkan ada beberapa pengembangan infrastruktur di kawasan tersebut yang perlu diperhatikan oleh masing-masing Satminkal, seperti Ditjen Sumber Daya Air (SDA) diharapkan dapat memaksimalkan program yang ada di tahun ini dalam pengembangan kawasan Danau Toba, seperti peningkatan Embung Aek Natonang di Kabupaten Samosir, pembersihan enceng gondok secara rutin dan normalisasi saluran Tanah Ponggol. Lebih lanjut Dardak menyatakan di tahun Ditjen Cipta Karya diharapkan dapat mengoptimalkan penataan kawasan wisata Pangururan Tuktuk Tomok terutama terkait Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), Instalansi Pengolahan Air Minum (IPAL), dan persampahan. Selain itu yang perlu dilakukan adalah pembangunan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang berbasis Reduce, Reuse dan Recycle (3R) Rencananya pada tahun 2018 pengembangan infrastruktur di kawasan Danau Toba akan didukung oleh World Bank di beberapa Kabupaten sekitar Danau Toba dan mendukung anjungan cerdas di kawasan wisata Danau Toba. Sedangkan terkait penyediaan perumahan, Dardak menekankan pada rehabilitasi kawasan kumuh dan pembangunan unitunit perumahan baru di wilayah tersebut. Koordinasi antar instansi yang berkaitan dengan masalah ini menurutnya perlu dilakukan. Menurut Dardak, pada tahun ini akan dilakukan percepatan untuk seluruh kegiatan pengembangan infrastruktur di kawasan Danau Toba. Rencananya pada tahun 2018 pengembangan infrastruktur di kawasan Danau Toba akan didukung oleh World Bank. Untuk itu perlu disiapkan terlebih dahulu Masterplan dimulai dari pertengahan tahun ini untuk persiapan percepatan infrastruktur di kawasan itu, ucapnya. Perwakilan dari Ditjen Bina Marga, Chaidir menambahkan saat ini instansinya sedang mengembangkan rencana jalan tol dari Tebing Tinggi Prapat Sibolga. Pembangunan jalan tol ini untuk mempermudah wisatawan menuju Danau Toba. Sesuai dengan usulan APBN-P, pada tahun 2016 ini akan dilakukan pelebaran jalan di Jalan Lingkar Prapat sebagai bagian dari ruas Tebing Tinggi menuju Prapat, tukas Chaidir. Selain diikuti perwakilan satminkal di lingkungan Kementerian PUPR, rapat ini juga dihadiri Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis BPIW, Rezeki Peranginangin dan Kepala Pusat Perencanaan Infrastruktur, Hadi Sucahyono. Naufal/Hendra SINERGI // Edisi Januari 2016

28 28 Kilas BPIW Kementerian PUPR dan World Bank Jalin Kerjasama Pembangunan Infrastruktur Pariwisata Kementerian PUPR melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) menindaklanjuti koordinasi dengan World Bank dalam mengembangkan kawasan pariwisata di Indonesia. Menurut Alexandra Drees, selaku perwakilan dari World Bank yang hadir pada rapat tersebut saat ini terdapat dua kekurangan utama dalam pariwisata di Indonesia yaitu Kepala BPIW berdiskusi dengan perwakilan World Bank pelestarian lingkungan dan infrastruktur dari kawasan tersebut. Menanggapi hal tersebut, Hermanto Dardak selaku Kepala BPIW Kementerian PUPR mengadakan rapat lanjutan dengan World Bank untuk koordinasi pengembangan kawasan pariwisata melalui konsep Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Rapat ini dihadiri oleh Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi BPIW, serta pejabat BPIW lainnya. Menurut Dardak, saat ini Indonesia memiliki beberapa tantangan dalam pengembangan wilayah pariwisata seperti sumber daya pariwisata, baik alam atau budaya yang belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk memberikan kontribusi secara optimal pada pengembangan pariwisata. Sebagai gambaran, jumlah wisatawan asing pada tahun 2013 hanya 8,8 juta, lebih rendah daripada di Malaysia yang mencapai 25,7 juta dan Thailand yang mencapai 26,5 juta. Begitu pula dengan layanan pariwisata dari segi infrastruktur untuk konektivitas masih belum mencukupi. Hal ini ditunjukkan dengan daya saing infrastruktur pariwisata Indonesia yang berada di peringkat 101, sedangkan Malaysia berada di peringkat ke- 68 dan Thailand berada di peringkat ke-21. Dardak menambahkan, pada tahun 2019 target jumlah kedatangan turis asing ke Indonesia adalah sebesar 20 juta orang. Untuk mendukung meningkatnya jumlah kedatangan turis pada tahun 2019 tersebut, perlu adanya beberapa strategi yakni perencanaan pengembangan kawasan

29 Kilas BPIW 29 BPIW mengadakan rapat koordinasi lanjutan dengan World Bank Sumber: Dok. BPIW pariwisata yang berbasis pengembangan wilayah strategis, peningkatan profesionalisme sumber daya manusia dan pengembangan UKM, pengembangan infrastruktur untuk kawasan pariwisata beserta aksesnya, serta pengembangan kelembagaan dan dukungan untuk mengintegrasikan berbagai stakeholders dalam mencapai target pariwisata nasional, jelas Dardak pada rapat yang diadakan di ruang rapat BPIW, Senin (11/1). Saat ini, BPIW telah menyiapkan konsep rencana pengembangan kawasan pariwisata sebagai bagian dari WPS. Salah satu contohnya adalah kawasan Danau Toba. Dalam paparannya, Dardak menggarisbawahi bahwa Kementerian PUPR akan mengembangkan Danau Toba melalui konsep pengembangan wilayah yang terintegrasi dengan WPS Medan Tebing Tinggi Dumai Pekanbaru. Salah satu infrastruktur yang akan dikembangkan adalah jalan tol Medan Tebing Tinggi Pematang Siantar, serta telah disiapkan pelebaran jalan nasional di sekitar Danau Toba. Untuk pengembangan infrastruktur kawasan pariwisata, komponen yang akan disiapkan antara lain readiness criteria untuk investasi dalam bidang infrastruktur pariwisata, menyediakan skema pembiayaan yang berkelanjutan untuk investasi infrastruktur pariwisata, serta pembiayaan untuk pembangunan fisik seperti air bersih, sanitasi, jalan, drainase, pengolahan limbah, museum, anjungan cerdas dan ruang terbuka hijau. Anggaran investasi dalam mendukung pengembangan pariwisata diharapkan dapat diimplementasikan dalam pertengahan Saat ini, BPIW telah menyiapkan konsep rencana pengembangan kawasan pariwisata sebagai bagian dari WPS. Salah satu contohnya adalah kawasan Danau Toba. tahun ini. Program pengembangan kawasan pariwisata yang bekerja sama dengan World Bank ini akan diusulkan kepada Bappenas untuk masuk ke dalam Blue Book dan diharapkan pada tahun 2017 program ini dapat terlaksana, ungkap Alexandra, perwakilan dari World Bank. Naufal

30 30 Kilas BPIW Penerapan ISO 9001 : 2015 sebagai Upaya Peningkatan Sistem Manajemen Mutu BPIW Foto: Dok. Dadang Rukmana membuka acara Sistem Manajemen Mutu BPIW Sumber: Dok. BPIW Dalam rangka penyusunan Agenda Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) memerlukan quality assurance sebagai upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar selaras dengan program sertifikasi berstandar internasional (ISO). Permen PU No.4/PRT/M/2009 tentang Manajemen Mutu Kementerian PU diterapkan sebagai pedoman melaksanakan pekerjaan agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas di lingkungan BPIW. Sehubungan dengan hal tersebut, BPIW mengadakan sosialisasi penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang dibuka oleh Dadang Rukmana, selaku Sekretaris Badan Infrastruktur Wilayah. Tujuan dari kegiatan ISO dimaksudkan untuk membantu kita, agar bekerja menjadi lebih akuntabel. Karena kita menggunakan anggaran dari rakyat, jadi tiap rupiah yang digunakan ada tanggung jawab output atau outcomenya. Episentrum bukan di kita, sulit atau tidak pelaksanaan ISO dilakukan, yang penting kepuasan pihak lain seperti masyarakat yang dilayani. Ungkap Dadang dalam acara yang dilaksanakan di Ruang Rapat lantai 2 gedung BPIW, Selasa (05/01). BPIW telah merintis penerapan SMM di Sekretariat Badan pada Tahun BPIW kemudian mengadakan sosialisasi penerapan SMM yang digunakan tahun lalu yakni ISO 9001:2008. Namun, dikarenakan ISO 9001:2008 memiliki beberapa kelemahan, maka diterbitkan ISO terbaru yaitu ISO 9001:2015.

31 Kilas BPIW 31 Oleh karena itu, BPIW perlu bersiap untuk merevisi standar sertifikasi SMM nya sesuai dengan ISO 2008:2015. Perubahan tersebut dapat berjalan beriringan dengan proses revisi PERMEN PU No.04/ PRT/M/2008 tentang SMM menjadi permen PUPR berdasarkan standar terbaru yang diperkirakan akan selesai pada pertengahan hadir di acara tersebut. Harapannya, sebelum permen PU mengenai SMM yang terbaru diluncurkan, BPIW dapat melakukan review SMM pada tingkat eselon II yang dilakukan oleh auditor internal. Dadang juga berharap terkait ISO untuk mulai diaplikasikan di salah satu bagian di pusat-pusat di BPIW. Target tahun lainnya. Tentu saja itu semua bisa dilakukan jika kita memiliki komitmen tinggi, ungkap Dadang. Nina Suasana acara Sistem Manajemen Mutu BPIW Sumber: Dok. BPIW Tahun BPIW juga akan berusaha menyelesaikan sertifikasi sesegera mungkin. Sertifikasi sebaiknya secepatnya diselesaikan, batas maksimal memang akhir tahun, tapi sangat disarankan pertengahan tahun 2016 sudah selesai. Saat ini sudah ada kegiatan, kontrak dan data penunjang lain yang mempermudah untuk segera menyelesaikan sertifikasi. harap Ineke, konsultan ahli yang turut Target tahun ini seluruh unit di sekretariat badan sudah menerapkan sistem ISO, cara membuat dan menjalankan program sudah sesuai dengan sistem ISO ini seluruh unit di sekretariat badan sudah menerapkan sistem ISO, cara membuat dan menjalankan program sudah sesuai dengan sistem ISO. Langkah demi langkah sudah didokumentasikan untuk memudahkan program yang berjalan sesuai dengan ISO. Jadi nanti dibuat masingmasing pusat sudah ada salah satu bagian yang menerapkan sistem itu, untuk menjadi contoh bagi bidang-bidang

32 32 Kilas BPIW Hermanto Dardak Paparkan Strategi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur dalam Rapim Polri Foto: Dok. Hermanto Dardak memberikan paparan di Rapim Polri Sumber: Dok. BPIW Kepolisian Republik Indonesia menggelar Rapat Pimpinan (Rapim) Polri di auditorium Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), 26 Januari sampai dengan 29 Januari. Rapim ini mengangkat tema Dengan Memperkuat Soliditas, Profesionalisme dan Revolusi Mental, Polri Siap Mengamankan Kebijakan Pemerintah. Salah satu topik diskusi yang diangkat dalam rapat ini adalah mengenai kesiapan Pemerintah dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dari sudut pandang beberapa Kementerian, seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Perhubungan. Terkait hal tersebut, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

33 Kilas BPIW 33 Kepala BPIW, Hermanto Dardak Berfoto Bersama dengan Keynote Speakers di Rapim Polri (BPIW), Hermanto Dardak, yang mewakili dukungan seluruh stakeholder termasuk Menteri PUPR, menjelaskan mengenai Polri, seperti contoh pada masa konstruksi Strategi Keterpaduan Pembangunan di Jalan Tendean, Jakarta Selatan, yang saat Infrastruktur dalam mendukung Kebijakan Pemerintah di bidang ekonomi. Dalam penjelasannya, Dardak mengatakan ini begitu intensif, memerlukan manajemen lalu lintas yang optimal dari Polri, tutur Dardak. bahwa salah satu strategi dalam Contoh lain sinergitas yang dibutuhkan menghadapi MEA saat ini adalah dengan Kementerian PUPR terhadap Polri, percepatan pembangunan menurut Dardak infrastruktur yang berbasis Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) yang juga mencakup sektor pariwisata dan wilayah perbatasan. Fokus rencana pada keterpaduan lintas sektor dan antara pusat dengan daerah pada kawasan pertumbuhan dan disinkronkan terhadap fungsi, lokasi, waktu dan besaran investasi pada pemrograman jangka pendek, Pada tahap konstruksi, menurutnya butuh bantuan Polri dalam Melakukan manajemen/rekayasa lalu lintas akibat kemacetan yang mungkin ditimbulkan. adalah saat prakonstruksi seperti pembebasan lahan dan pemindahan penduduk. Bantuan yang d i l a k u k a n Polri berupa mencegah atau menanggulangi dampak dan konflik sosial Tentu saja dalam pembangunan yang mungkin timbul dari kegiatan tahap ini, infrastruktur untuk mempercepat dan menjaga keamanan serta kelancaran pertumbuhan ekonomi Indonesia, baik kegiatan tersebut. dalam masa pra konstruksi, konstruksi dan Pada tahap konstruksi, Dardak pasca konstruksi, Kementerian PUPR butuh berpendapat bahwa dibutuhkan bantuan Polri dalam beberapa hal seperti melakukan manajemen/rekayasa lalu lintas akibat kemacetan yang mungkin timbul, menjaga keamanan saat berlangsungnya proyek, dan membantu pembangunan infrastruktur dasar pada saat tanggap darurat bencana. Sedangkan pada masa pasca konstruksi, Dardak berharap Polri dapat membantu dalam menjaga penggunaan infrastruktur dan membuat rekayasa lalu lintas serta manajemen lalu lintas yang terpusat. Pada masa lebaran, Kementerian PUPR sudah menyelesaikan masa konstruksinya sebulan sebelum hari-h, namun harus tetap ada manajemen lalu lintas pada saat pelaksanaannya dan Kementerian PUPR sudah terintegrasi dengan tol untuk otomatisasi dalam upaya optimalisasi alur jalan tol pada saat lebaran nanti, tutup Dardak dalam paparannya. Naufal

34 34 Kilas BPIW Untuk Optimalkan Kinerja, BPIW Tingkatkan Kapasitas Pegawai Non PNS dan CPNS Foto: Dok. Pengarahan oleh sekretaris BPIW, Dadang Rukmana Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2016, khususnya dalam hal percepatan pelaksanaan kegiataan di tahun 2016 serta dalam memahami tusi visi misi dan programprogram yang ada, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengadakan acara pembekalan kegiatan tahun anggaran 2016 bagi CPNS dan Non PNS di lingkungan BPIW. Acara ini selain dihadiri oleh pegawai CPNS dan Non PNS, dihadiri juga oleh pejabat Eselon 3 dari Sekretariat Badan, Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR, Pusat Program dan Evaluasi Keterpaduan PUPR, Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, dan Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan. Kami tidak membedakan antara CPNS dan non PNS, sama saja, kita sama-sama

35 35 Peserta kegiatan yang terdiri dari CPNS & tenaga ahli. bekerja di Kementerian PUPR khususnya di BPIW, yang membedakan hanya status administrasi saja, tutur Dadang Rukmana, selaku Sekretaris BPIW saat membuka bahwa ada tiga hal penting yang harus dipahami oleh seluruh CPNS dan Non-PNS. Pertama, memahami tugas dan fungsi Kementerian PUPR khususnya tugas dan acara tersebut. (13/1). fungsi BPIW. Kedua, memahami value Berdasarkan analisis beban kerja, yang berlaku di Kementerian idealnya saat ini PUPR termasuk di BPIW membutuhkan 353 personil PNS, sedangkan saat ini hanya tersedia 162 PNS sehingga kekurangannya sebanyak 191 personil. Untuk menutupi kekurangan tersebut, BPIW telah merekrut pegawai non PNS. Beban Kami tidak membedakan antara CPNS dan non PNS, sama saja, kita sama-sama bekerja di Kementerian PUPR khususnya di BPIW, yang membedakan hanya status administrasi saja BPIW, dan ketiga menyamakan spirit sebagai warga BPIW. D a d a n g menambahkan bahwa bekerja keras, bergerak cepat, dan bertindak tepat, harus menjadi pedoman mereka sebagai warga Kementerian kerja yang diemban oleh pegawai kerja Non- PUPR, Dadang juga mengingatkan PNS pun tetap sama dengan PNS, Dadang menuturkan bahwa keberadaan pegawai Non-PNS sangat membantu BPIW dalam menjalankan tugas dan fungsinya. bahwa infrastructure development is a part of economic development sehingga sesuai dengan misi PUPR yaitu membangun ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat. Dalam paparannya Dadang menjelaskan Pada kesempatan tersebut, Dadang sekaligus memberikan pemahaman kepada peserta mengenai tugas dan fungsi BPIW, bisnis proses yang dijalankan oleh BPIW serta program-program unggulan BPIW, salah satunya konsep WPS. Harapannya pada kegiatan ini, pegawai CPNS maupun Non-PNS dapat memahami lebih mendalam mengenai BPIW, sehingga ke depan pegawai CPNS dan non PNS dapat bekerja lebih efektif dan optimal. Nina/Andina

36 36 Kilas BPIW Kementerian PUPR dan World Bank Lakukan Kerjasama Terkait Program Sustainable Urbanization Dalam mewujudkan visi Kementerian PUPR dalam membangun Indonesia, Kementerian PUPR bekerjasama dengan World Bank untuk dapat mendukung programprogram prioritas yang direncanakan oleh Kementerian PUPR terutama yang berkaitan dengan sustainable urbanization. Dalam tindak lanjutnya, Kementerian PUPR mengadakan rapat pertemuan dengan World Bank yang membahas mengenai program-program Kementerian PUPR yang berkaitan dengan infrastruktur, permukiman dan penyediaan perumahan. Rapat tersebut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Taufik Widjojono, Dirjen Cipta Karya, Andreas Suhono, masing-masing Kepala Pusat di Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) dan segenap rombongan World Bank. Taufik Widjojono menjelaskan program Kementerian PUPR pada tahun akan berfokus pada ketahanan air, kedaulatan pangan dan energi, infrastruktur jalan untuk mendukung konektivitas, pembangunan infrastruktur pemukiman dan perumahan rakyat, pembangunan infrastruktur PUPR secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang Foto: Dok. Sekertaris jendral PUPR, Taufik Widjojono menyambut Laura Tuck, Vice president Sustainable development berkualitas, serta meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi di bidang PUPR. investor, salah satunya World Bank karena keterbatasan sumber dana yang dimiliki oleh Pada pertemuan tersebut, Andreas Pemerintah Pusat. Suhono juga menerangkan bahwa Cipta Karya memiliki target 100% akses air minum, 0% kawasan permukiman kumuh dan 100% akses sanitasi layak dalam menyediakan infrastruktur dasar di permukiman. Untuk memenuhi target ini diperlukan bantuan oleh Pemerintah Daerah, pihak swasta dan Pada bidang penyediaan perumahan, saat ini Indonesia mengalami backlog. Untuk mengatasi hal tersebut, sejalan dengan adanya launching program 1 juta rumah oleh Wakil Presiden, Jusuf Kalla, bidang penyediaan perumahan memiliki program rental housing untuk mengurangi

37 Kilas BPIW 37 gap backlog perumahan di Indonesia, tutur Taufik pada rapat yang diadakan di Ruang Sekretaris Jenderal PUPR, Kamis (21/1). Dalam rapat pertemuan tersebut, dibahas juga mengenai program pengembangan infrastruktur berbasis masyarakat dukung, daya tampung, lingkungan fisik, serta arahan RPJMN dan Nawacita. c. Tiga area yang harus dibenahi untuk mendukung Sustainable Urbanization yaitu mempermudah regulasi dan izin untuk bisnis dan investasi di perkotaan, perlu dan pendekatan yang digunakan oleh adanya perencanaan perkotaan urban Kementerian PUPR, planning yang lebih yaitu: a. Tiga pendekatan berbasis masyarakat yang dilakukan dalam pembangunan Bendungan yaitu pembangunan bendungan untuk penyediaan air baku bagi masyarakat, fasilitasi dan penguatan kapasitas Dalam rapat pertemuan tersebut, dibahas juga mengenai program pengembangan infrastruktur berbasis masyarakat dan pendekatan yang digunakan oleh Kementerian PUPR baik, dan finansial untuk membuat kota menjadi lebih bankable. Dengan pembenahan di tiga area ini, diharapkan perkotaan akan menjadi lebih nyaman ditinggali, lebih berkelanjutan dan lebih produktif. Menurut Laura kelembagaan di Pemerintah Daerah serta pemberdayaan masyarakat. Tuck, selaku Vice President Sustainable Development of World Bank, Kementerian b. BPIW melakukan konsepsi pembangunan PUPR perlu memperhatikan tantangan infrastruktur melalui pendekatan wilayah masalah perkotaan yang selama ini dialami atau yang dikenal dengan wilayah oleh Indonesia terkait perubahan guna Pengembangan Strategis (WPS). WPS lahan, degradasi lingkungan, daya dukung merupakan pendekatan berbasis daya lingkungan, perubahan iklim dan masalah lain yang dapat mempengaruhi perencanaan perkotaan di Indonesia Dalam hal ini, perlu adanya integrasi antara perencanaan urban water, urban sanitation, urban housing, urban tourism dan urban infrastructure untuk mendukung Sustainable Urbanization di Indonesia, tutup Laura Tuck pada pertemuan tersebut. Naufal Rapat Program Sustainable Ubanitation Kementerian PUPR & World Bank Sumber: Dok BPIW

38 38 Kilas BPIW Koordinasi Antar Kementerian dalam Pembentukan Badan Otorita Danau Toba Foto: Dok. Pembentukan Badan Otorita Danau Toba dengan 5 Kementerian Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuldjono turut menghadiri rapat Koordinasi (Rakor) tindak lanjut pembentukan Badan otorita pariwisata Danau Toba yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya (Menko), Rizal Ramli di Institut Teknologi Del, Laguboti, Toba Samosir, Sumatera Utara, Sabtu (9/1). Rakor tersebut juga di hadiri oleh tiga Menteri kabinet kerja lainnya yaitu Menko Polhukam Luhut Panjaitan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. Selain lima pejabat tinggi tersebut, turut hadir Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Hermanto, Plt. Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi, Kapolda Sumut dan tujuh Bupati dari seluruh wilayah yang mengelilingi

39 Kilas BPIW 39 Danau Toba yakni Bupati Toba Samosir, wisata tersebut. Bupati Tapanuli Utara, Bupati Samosir, Dengan demikian, kawasan wisata itu Bupati Karo, Bupati Simalungun, Bupati Dairi bisa menjadi Monaco of Asia, pariwisata dan Bupati Humbang Hasundutan. tingkat internasional yang dapat memikat Dalam Rakor ini, Menko Rizal Ramli banyak wisatawan mancanegara. Kita akan mengatakan jadikan Danau Toba p e r l u n y a pembentukan Badan Otorita pengelolaan Danau Toba dapat agar lebih terkoordinasi. Dalam hal ini Menko Rizal Ramli meminta agar masyarakat Sumatera Utara serta pemerintah Kita akan jadikan Danau Toba ini Monaco of Asia, karena orang sudah tahu kalau Monaco itu bagus, cantik, pemandangannya indah dan bersih, begitu juga dengan Danau Toba yang tidak kalah bagus ini Monaco of Asia, karena orang sudah tahu kalau Monaco itu bagus, cantik, pemandangannya indah dan bersih, begitu juga dengan Danau Toba yang tidak kalah bagus ujarnya. Pada kesempatan tersebut, Menteri PUPR, Basuki mengatakan bahwa daerahnya bisa mendukung segala upaya saat ini PUPR sudah melakukan perencanaan pemerintah yang akan menjadikan Danau dan pemrograman untuk mendukung Toba sebagai ikon pariwisata Indonesia. Didukung dengan program one destination infrastruktur untuk mengembangkan pariwisata di daerah Danau Toba yang dalam Kita tahu tantangan itu dan tidaklah mudah untuk mengatasinya. Namun, tantangan tersebut sudah mulai ditangani dengan pembuatan jalan tol Kualanamu Tebing Tinggi yang direncanakan akan selesai di tahun 2016, dan Tebing Tinggi Pemantang Siatar ditahun 2017 tutur Dardak. Andina Menteri PUPR dan Kepala BPIW hadir dalam Pembentukan Badan Otorita Danau Toba one management yang di canangkan oleh Arief Yahya selaku Menteri Pariwisata untuk mempercepat proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan daerah hal ini di lakukan oleh BPIW. Hermanto Dardak membenarkan bahwa akses memang menjadi masalah utama dalam pengembangan daerah wisata Danau Toba.

40 40 Laporan Khusus Demi Wujudkan Pembangunan Infrastruktur yang Bermanfaat Bagi Masyarakat, BPIW Maksimalkan Persiapan Pra Konreg Pra Konsultasi Regional (Konreg) dan Konreg merupakan tahapan yang sangat penting dalam merencanakan pembangunan infrastruktur yang terpadu yang dapat memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat. Dengan semangat itulah, selaku pihak yang diberikan amanah menggelar kegiatan tersebut, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) memaksimalkan persiapan, terutama Pra Konreg yang akan digelar dalam waktu dekat ini. Dengan menjalin koordinasi yang erat baik dengan seluruh satminkal di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) maupun dengan Pemerintah Daerah, BPIW optimis dapat menggelar kegiatan itu dengan sukses. Tahun 2016 menjadi tahun yang berarti bagi BPIW. Betapa tidak, badan yang baru berusia satu tahun ini sudah diberi kepercayaan besar untuk menggelar Konreg Kementerian PUPR, di Jakarta pada Maret mendatang. Konreg merupakan hajatan penting, karena merupakan forum koordinasi dan sinkronisasi dari program tahunan sebagai salah satu tahapan penyiapan program guna mensinergikan sumber daya pembangunan Bidang PUPR yang dimiliki Kementerian PUPR dan Pemerintah Daerah. Pelaksanaan Konreg pada tahun ini mengambil tema meningkatkan keterpaduan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat berbasis wilayah pengembangan strategis menuju Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian. Sebelum Konreg dimulai, terlebih dahulu digelar Pra Konreg. Tujuan dari Pra Konreg ini adalah, pertama, identifikasi awal isu-isu strategis bidang PUPR tahun 2017 sebagai bahan masukan Konreg. Kedua, identifikasi awal rencana aksi pencapaian output/pekerjaan strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang PUPR dan atau Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PUPR sebagai bahan masukan Konreg. Ketiga, konsolidasi program tahun 2017 antara Kementerian PUPR dengan Pemerintah Daerah melalui Dinas Bidang PUPR termasuk sinkronisasi antar sektor.

41 Laporan Khusus 41 Kepala BPIW memimpin rapat persiapan Pra Konreg Sumber: Dok BPIW Kemudian tujuan keempat yakni, mensinkronkan, mensinergikan, dan menterpadukan kebutuhan infrastruktur di masing-masing Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) tahun 2017 sebagai bahan masukan Konreg. Pra Konreg yang rencananya akan dilaksanakan di empat kota besar dan diikuti 34 provinsi di Indonesia. Keempat kota besar itu yakni Medan (4-5 Februari), Yogyakarta Utara, Maluku, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua Barat, dan Papua. Hasil yang diharapkan dari Pra Konreg yakni isu strategis dan rencana kebutuhan pembangunan Bidang PUPR di seluruh Provinsi dari diskusi dalam desk Provinsi. Hasil lain yang diharapkan yakni rencana pencapaian Renstra, dan usulan rencana kegiatan sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan Konreg PUPR (11-12 Februari), Bali (18-19 Februari), dan Makassar (25-26 Februari). Pra Konreg yang diadakan di Kota Medan diikuti 10 Provinsi yakni Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, dan Lampung. Pra Konreg di Yogyakarta diikuti tujuh Hasil yang diharapkan dari Pra Konreg yakni isu strategis dan rencana kebutuhan pembangunan Bidang PUPR di seluruh Provinsi dari diskusi dalam desk Provinsi. 2016, guna penyusunan Rencana Kerja Kementerian PUPR tahun 2017 yang selaras dengan arah kebijakan nasional dan isu-isu strategis daerah yang mengakomodasi keterpaduan pembangunan infrastruktur PUPR di kawasan, antar kawasan, dan antar WPS. Pelaksanaan Pra Konreg dihadiri peserta dari Kementerian PUPR yakni Sekretaris Provinsi yakni Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, dan Bali. Kemudian Pra Konreg di Kota Makassar diikuti 11 Provinsi yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Timur Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara. Selanjutnya, Pra Konreg di Kota Bali diikuti enam Provinsi yakni Maluku Jenderal, Ditjen Sumber Daya Air (SDA), Ditjen Bina Marga, Ditjen Cipta Karya, Ditjen Penyediaan Perumahan, dan BPIW. Sedangkan peserta dari daerah yakni Bappeda Provinsi, beberapa dinas bidang PUPR (Dinas Kebinamargaan, Dinas Keciptakaryaan, Dinas Pengelolaan SDA/Pengairan, dan Dinas terkait Perumahan, Balai dan Satker di Lingkungan Ditjen Bina Marga, Satker Cipta Karya, serta Penyediaan Perumahan Provinsi.

42 42 Laporan Khusus Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi PUPR, Harris memimpin Rapat koordinasi persiapan Pra Konreg I Sumber: Dok BPIW Pra Konreg didasari pada Undang-Undang No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undangundang tersebut mengamanatkan agar Perencanaan Pembangunan Nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Selain itu Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-undang ini mengamanatkan bahwa keuangan negara harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Beberapa persiapan yang dilakukan diantaranya konsolidasi materi Pra Konreg dan penyiapan tim yang akan ditugaskan sebagai tim utama Pra Konreg maupun Konreg. Penugasan kepada tim inti ini akan tertuang dalam Surat Keputusan (SK) yang ditandatangani langsung Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Tim ini diharuskan menguasai sepenuhnya substansi persoalan yang ada. Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan isu strategis Provinsi yang dikaitkan dengan WPS, sehingga akan memudahkan untuk menyaring usulan. Nantinya didalam Pra Konreg ada desk Pra Konreg dan Konreg sangat penting dalam merencanakan pembangunan yang terpadu yang dapat memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat. Dengan semangat itulah, BPIW bergerak cepat, dengan langsung menggelar persiapan pelaksanaan Pra Konreg. Kegiatan ini digelar dua kali, yakni pada tanggal 15 dan 22 Januari. Saat memimpin pertemuan yang dihadiri seluruh pejabat Eselon II hingga IV Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan isu strategis Provinsi yang dikaitkan dengan WPS, sehingga akan memudahkan untuk menyaring usulan. pembahasan program provinsi. Desk provinsi merupakan rapat pembahasan isu-isu strategis bidang PUPR serta pembahasan rencana program dan anggaran kegiatan tahun 2017 untuk masing-masing provinsi. Desk ini dilaksanakan secara serentak masingmasing provinsi. Di setiap desk tersebut terdapat petugas desk yang terdiri dari koordinator desk, pada 15 Januari lalu itu, Kepala BPIW Hermanto Dardak menekankan pentingnya kerja sama dan keterpaduan satminkal di lingkungan Kementerian PUPR maupun dengan Pemerintah Daerah. Masukanmasukan yang timbul perlu ditelaah bersama untuk menyatukan persepsi masing-masing pihak. penanggung jawab materi desk, dan anggota desk. Untuk koordinator desk merupakan pejabat eselon II, yang bertugas memimpin jalannya desk. Kemudian, untuk penanggung jawab materi desk merupakan pejabat eselon II,III, dan IV sesuai SK Konreg, di mana masing-masing eselon mewakili Ditjen atau Badan yakni SDA, Bina Marga, Cipta Karya,

43 Laporan Khusus 43 No AGENDA TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN Pra Konreg Wilayah Sumatera Pra Konreg Wilayah Jawa-Bali Pra Konreg Wilayah Nusa Tenggara-Maluku-Papua Pra Konreg Wilayah Kalimantan-Sulawesi Konreg Medan, 4-5 Februari 2016 Yogyakarta, Februari 2016 Bali, Februari 2016 Makassar, Februari 2016 Jakarta, Maret 2016 (Jadwal tentatif) Penyediaan Perumahan dan Pembiayaan Perumahan, Bina Konstruksi, Sekjen, dan BPIW. Sedangkan anggota desk, yakni panitia yang bertugas mempersiapkan materi hasil Pra Konreg dalam setiap desk. Peserta desk yakni Kepala Bappeda Provinsi, Kepala Dinas terkait PUPR Provinsi, Kepala Satker dan Balai yang terdapat di provinsi. Output yang didapat masing-masing desk harus dikumpulkan kepada Tim Perumus. Setelah rapat persiapan pertama, dilanjutkan persiapan kedua pada 22 Januari lalu. Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan persiapan pelaksanaan Pra Konreg dan k onsolidasi lanjutan materi Pra Konreg. Dengan mulai dekatnya waktu pelaksanaan Pra Konreg yang pertama yakni di Kota Medan 4-5 Februari mendatang, maka acara tersebut dititikberatkan pada konsolidasi materi dan teknis Pra Konreg. Beberapa hal yang dibahas diantaranya progres kegiatan, permasalahan teknis, dan pematangan materi terkait hakekat dari Pra Konreg itu sendiri. Pelaksanaan Pra Konreg tentu saja akan mendapat banyak usulan dan masukan dari masing-masing daerah. Usulan dan masukan tersebut disesuaikan dengan Renstra dan WPS Kementerian PUPR. Kedua hal ini menggunakan pendekatan wilayah yang diharapkan dapat menangkap kebutuhan terkait pengembangan kawasan. Meski Konreg dilaksanakan BPIW namun dukungan semua pihak sangat diharapkan agar kegiatan ini dapat berjalan optimal. Dengan telah digelarnya semua persiapan tersebut, maka BPIW telah siap menggelar Pra Konreg maupun Konreg. Kegiatan ini diharapkan dapat benar-benar berimplikasi positif bagi pembangunan infrastruktur yang berbasis pada keterpaduan pengembangan wilayah. Nina/Hendra

44 44 Laporan Khusus Sudut Pandang Seputar Pra Konreg Pra Konreg punya peran yang sangat penting dalam menghimpun segala masukan dan usulan dari seluruh stakeholder terkait infrastruktur, baik yang ada di pusat maupun di daerah. Dengan demikian seluruh masukan dan usulan terkait program infrastruktur tahun 2017 tersebut dapat dibicarakan pada saat Konreg nanti. Lalu, bagaimana pandangan jajaran pimpinan BPIW seputar pelaksanaan Pra Konreg ini?. Berikut kutipan komentar-komentarnya. Beri Dukungan Program Infrastruktur Untuk Kawasan Strategis Kepala BPIW, Hermanto Dardak Pra Konreg dan Konreg adalah forum koordinasi dan sinkronisasi program tahunan, sebagai salah satu tahapan penyiapan program, guna mensinergikan sumber daya pembangunan Bidang PUPR yang dimiliki Kementerian PUPR dan Pemerintah Daerah. BPIW juga memiliki tujuan dalam Pra Konreg ini, yakni untuk memberikan dukungan terhadap kawasan-kawasan strategis. Awalnya kita menyusun melalui pendekatan WPS. Kemudian kita pertajam lagi mengenai kawasan strategis. Selanjutnya kita lihat apa yang dibutuhkan oleh kawasan strategis ini. Setelah kita mengetahui apa yang dibutuhkan, maka kita beri dukungan melalui program pembangunan infrastruktur, sehingga potensi yang ada di kawasan tersebut dapat dioptimalkan. Namun jika ada usulan untuk membuat aset baru, hal itu perlu dikaji ulang untuk disinergikan dengan WPS yang sudah disusun. Intinya, kita saling melengkapi dengan teman-teman lain. Kita breakdown kebutuhan dari masing-masing pihak di lingkungan PUPR, kita telaah bersama untuk menyamakan satu persepsi dari berbagai pihak Kegiatan Pra Konreg, Kerja Keras Seluruh Pihak Sekretaris BPIW, Dadang Rukmana Kita perlu menerpadukan serta menyinkronkan, karena Pra Konreg dan Konreg ini sangat penting dalam merencanakan pembangunan yang terpadu, maka harus dipersiapkan dengan matang. Tim tentu harus menguasai substansi, selain itu juga memiliki kemampuan berkomunikasi dan negosiasi. BPIW memang jadi panitia, tapi bendera kita tetap bendera PUPR. Jadi saat BPIW mempersiapkan perencanaan pembangunan infrastruktur bagi kesejahteraan masyarakat, tentu saja itu adalah keringat dari seluruh pihak, terutama di lingkungan Kementerian PUPR. Bila ada perbedaan usulan maka hal itu merupakan hal yang wajar, karena masih berstatus usulan yang masih mengalami proses panjang untuk menjadi sebuah keputusan. Nanti ada Konreg, tapi kita tetap harus mengacu dengan baseline. Persiapan sudah kita lakukan dengan maksimal, selanjutnya bergantung kepada bagaimana pelaksanaan di lapangan

45 Laporan Khusus 45 Setiap Masalah Dihimpun dan Dianalisa Kepala Pusat Perencanaan Infrastruktur BPIW, Hadi Sucahyono Catatan pertama, selalu diingatkan bahwa Pra Konreg bukan sebagai kolektor program, namun dari kita yang nantinya akan memberikan arahan, mana yang tepat atau mana yang menjadi prioritas. Disini peran pemimpin desk dan tim pendukungnya. Penguasaan substansi menjadi penting, kalau sudah ditentukan desknya, langsung saja fokus ke tugas dan desknya. Kemudian penguasaan wilayah, salah satu amunisi yang dikuasai adalah RTRW provinsi. Hal ini akan memudahkan untuk menyaring program serta menentukan prioritas program. Setiap pengendali desk memiliki informasi tentang RTRW, RJPM, dan potensi masalah yang ada di tiap provinsi. Gunanya untuk membuat bank informasi tiap provinsi. Selanjutnya dari informasi yang ada kita menganalisis masalah. Kita harus cari tahu, misalnya daerah genangan banjir di mana, sebaran kawasan kumuh dan kebutuhan jalan akses yang dibutuhkan di setiap provinsi. Melalui Pra Konreg, Setiap Usulan dari Daerah Dinilai Kepala Pusat Pemrogaman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur BPIW, Harris Batubara Tim inti Pra Konreg dan Konreg dituangkan dalam SK penugasan yang ditandatangani oleh Bapak Menteri. Baik tim maupun proses pelaksanaannya, diperlukan persiapan yang matang untuk melaksanakan Pra Konreg agar dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Beberapa hal yang dibahas dalam persiapan yang kita lakukan seperti progres kegiatan, permasalahan teknis, dan hakekat dari Pra Konreg. Namun Pra Konreg bukan serta merta memutuskan satu kebijakan dalam satu waktu, melainkan memberikan waktu yang cukup untuk menilai tingkat skala kepentingan di setiap usulan dari daerah. Hakekat Pra Konreg ini memberikan ruang waktu panjang hingga berlangsungnya Konreg. Jadi pada saat ada usulan, tidak serta merta kita langsung mengambil keputusan Program 2017 Harus Dikaji Secara Mendalam Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis BPIW, Rezeki Peranginangin Bila persiapan yang dilakukan sudah matang, selanjutnya bagaimana kita bisa memanfaatkan momentum tersebut dengan bekerja maksimal saat pelaksanaan nanti. Untuk program 2017 yang sudah ditentukan dalam WPS harus dipastikan bahwa sudah dilakukan kajian yang mendalam dan dijadikan sebagai program yang strategis. Sebagai sebuah kegiatan yang selalu dilaksanakan setiap tahun, diharapkan Konreg dapat memberikan keuntungan secara langsung bagi masyarakat. Sehubungan dengan beberapa target Renstra seperti pencapaian kilometer jalan tol, kilometer jalan nasional, dan meter jembatan, sebaiknya dicari tahu lokasi pemenuhan semua target tersebut. Nanti teman-teman yang bertugas di masing-masing desk berusaha mencari ini, supaya diskusi dengan Satminkal juga bisa seirama. Seandainya mereka sudah menargetkan satu lokasi, nanti kita diskusikan dan bandingkan dengan kompetensinya dan master plan yang sudah disusun. Pembangunan Infrastruktur Harus Mendukung Sektor Lain Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan BPIW, Kuswardono Masing-masing pejabat eselon II memberikan berbagai masukan untuk mendukung terselenggaranya Pra Konreg. Dukungan dan masukan yang diberikan baik dalam bentuk substansi maupun teknis, seperti masukan lain untuk menegaskan pembagian tanggung jawab di masing-masing pejabat di lingkungan BPIW. Segera dibagi, mana yang menjadi tanggung jawab masing-masing eselon II dan eselon III. Sehingga bisa mendalami tiap desk dan tugasnya sesuai dengan substansi baseline. Untuk mencapai itu, pembangunan infrastruktur harus mendukung sektor-sektor strategis lain. Tugas BPIW bukan sekedar mengembangkan kawasan, tapi juga memberikan dukungan kepada kawasan pariwisata, pelabuhan, dan sektor strategis lain.dukungan yang diberikan kepada masingmasing daerah juga sebaiknya disesuaikan dengan Renstra dan WPS Kementerian PUPR. Kedua hal ini menggunakan pendekatan wilayah yang diharapkan dapat menangkap kebutuhan terkait pengembangan kawasan.

46 46 Opini Korelasi Pembangunan Infrastruktur dengan Pertumbuhan Ekonomi Oleh : Shoviah & Hendra Djamal Infrastruktur didefinisikan sebagai fasilitas atau struktur dasar, peralatan, instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat. Infrastruktur merupakan pendukung utama aktivitas masyarakat. Pembangunan jembatan Merah Putih Ambon Sumber: Kementerian PUPR Infrastruktur didefinisikan sebagai fasilitas atau struktur dasar, peralatan, instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat. Infrastruktur merupakan pendukung utama aktivitas masyarakat. Misalnya agar produk perkebunan seperti kelapa sawit, kopra, teh dan kopi dapat dipasarkan, maka dibutuhkan bagian dari infrastruktur sektor transportasi yakni berupa angkutan jalan. Dengan membangun infrastruktur, maka suatu daerah yang tadinya sulit memasarkan produk perkebunan karena kondisi yang jalan yang rusak, maka dapat dengan mudah memasarkannya. Tidak hanya infrastruktur sektor transportasi, infrastruktur sektor lain seperti jaringan listrik, jaringan komunikasi, dan jaringan air minum juga dapat membantu aktivitas masyarakat. Bila pembangunan infrastruktur ini dilakukan, maka banyak orang berpendapat bahwa

47 Opini 47 hal itu dapat menggerakkan perekonomian. Bahkan keberadaan infrastruktur secara umum diyakini dapat memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Benarkah demikian?. Korelasi antara pembangunan infrastruktur dengan pertumbuhan ekonomi ini dianalisis secara ilmiah sejak lama oleh beberapa ilmuan bidang ekonomi, baik dalam maupun luar negeri. Beberapa ilmuan tersebut seperti Johannes Fedderke dan Rob Garlick dari Fakultas Ekonomi Universitas Cape Town Afrika Selatan. Pada pada tahun 2008 keduanya menulis tentang Infrastructure Development and Economic Growth in South Africa: A review of the Accumulated Evidence atau diartikan sebagai Pembangunan infrastruktur dan Pertumbuhan Ekonomi di Afrika Selatan: Sebuah Tinjauan dari Akumulasi Bukti. Setelah dilakukan penelitian mereka menyimpulkan bahwa didasari pada bukti teoritis dan empiris ternyata ada hubungan positif yang kuat antara infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi. Secara khusus, dikatakan bahwa terjadinya dampak infrastruktur pada output baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui peningkatan sektor swasta. Investasi dari para investor di Afrika Selatan mendorong peningkatan produktivitas masyarakat dan meningkatnya ekspor. Dalam buku Socio-Economic Impact of Infrastructure Investments, Vytautas Snieska dan Ineta Simkunaite menyebutkan pengukuran statistik dari hubungan antara infrastruktur dan faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi di negara baltik membuktikan, beberapa variabel tidak cukup untuk mengevaluasi dampak dari infrastruktur pembangunan, karena pesatnya pembangunan dikawasan tersebut. Untuk itu dibutuhkan metode skala penuh dalam rangka mengukur hal itu. Peneliti dalam negeri, Elen Setiadi bahkan telah meneliti 8 provinsi di Sumatera (model penelitian diaplikasikan pada data 8 provinsi di Pulau Sumatera tahun ) men- Rumah susun Jatinegara Sumber: Kementerian PUPR genai dampak pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi tersebut. Hasil penelitiannya ini ditulis dalam buku akumulasi kapital fisik sebagai salah satu faktor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pengaruh pembangunan infrastruktur Hal ini terjadi karena pertama, pertumbuhan dasar terhadap pertumbuhan. Pertumbuhan total dari factor productivity yang paling tinggi di Pulau Sumatera adalah Provinsi Riau dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. ekonomi Indonesia telah berhasil menin- gkatkan rata-rata pendapatan per kapita riil nasional. Kedua, meskipun pendapatan per kapita riil nasional telah meningkat, namun belum terdapat pemer- Studi yang dilakukan menemukan bahwa peningkatan pendapatan perkapita dipengaruhi oleh pertumbuhan infrastruktur telepon dan listrik, serta peningkatan investasi non infrastruktur dan indeks pendidikan. Korelasi antara pembangunan infrastruktur dengan pertumbuhan ekonomi ini dianalisis secara ilmiah sejak lama oleh beberapa ilmuan bidang ekonomi, baik dalam maupun luar negeri. ataan pendapatan per kapita riil antar provinsi di Indonesia. Ketiga, terdapat indikasi teori b-convergence dengan kecepatan konvergensi sebesar 1,75% atau setara dengan half life sekitar 41,14 tahun. Artinya, provinsi-provinsi dengan pendapatan per kapita riil lebih rendah tumbuh lebih tinggi Dalam Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2014, Novi Maryaningsih, Oki gan pendapatan per kapita riil lebih tinggi. dibandingkan dengan provinsi-provinsi den- Hermansyah, dan Myrnawati Savitri menulis Keempat, teori s-convergence belum terjadi dalam perekonomian nasional Indonesia, Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Dalam analisa yang artinya masih terdapat ketimpangan ketiganya menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mempunyai hubun- Indonesia. Kelima, kondisi infrastruktur jalan pendapatan per kapita riil antar provinsi di gan yang searah dengan pertumbuhan dan listrik berdampak signifikan terhadap akumulasi stok kapital atau investasi. Hal ini pertumbuhan pendapatan per kapita, namun menunjukkan peran penting investasi atau tidak demikian dengan pelabuhan. Dengan

48 48 Opini demikian terbukti bahwa investasi secara empiris sebagai faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kondisi tersebut terjadi karena; pertama, intervensi kebijakan Pemerintah lebih mendorong pertumbuhan ekonomi provinsiprovinsi yang tertinggal. Hal ini terkait dengan ketimpangan pendapatan per kapita Rumah susun di daerah Pluit Jakarta riil yang sangat besar di antara provinsiprovinsi di Indonesia sehingga diperlukan peran pemerintah yang lebih besar. Kedua, penggunaan anggaran secara bijaksana dengan lebih fokus pada pos-pos anggaran yang mendukung akumulasi kapital baik infrastruktur keras maupun human capital. Ketiga, perbaikan kondisi infrastruktur baik keras maupun lunak perlu terus diupayakan dengan mempertimbangkan aspek geografis dan kebutuhan wilayah. Pembangunan infrastruktur dilakukan oleh banyak negara, menimbulkan daya saing dan mendorong produktivitas di satu sisi dan berdampak sosial bagi masyarakat, di mana terbukanya lowongan pekerjaan yang dapat meningkatkan pendapatan. Dalam tulisan bertajuk The Global Competitiveness Report , Klaus Schwab menyebutkan bahwa daya saing yang berkelanjutan di 113 negara mendorong produktivitas pembangunan yang berdampak positif bagi perekonomian masyarakat. Analisis yang ditulis dalam World Economic Forum ini juga mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur dan digunakan dalam produksi dan konsumsi merupakan aset fisik yang menyediakan jasa juga harus memperhatikan keseimbangan meliputi public utilities seperti telekomunikasi, air minum, sanitasi dan gas). Demikian kemajuan ekonomi dengan masalah sosial dan lingkungan. juga dengan public works seperti jalan, bendungan dan saluran irigasi dan drainase, serta Terkait pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi regional di sektor transportasi seperti jalan kereta api, angkutan pelabuhan dan lapangan terbang. Stephan Fretz dari Universitas St. Gallen Swiss, menulis Infrastructure and Economic Growth. Dalam disertasi untuk meraih gelar Doktor Filsafat Internasional Urusan Ekonomi dan Politik tersebut, Stephan menyimpulkan beberapa hal, salah satunya adalah, munculnya infrastruktur baru biasanya menciptakan pemenang dan pecundang. Dicontohkannya sebuah teknologi telekomunikasi baru, misalnya, broadband, akan membuat, misalnya dial-up internet, menjadi usang. Sebuah jalan raya baru dapat membuat daerah tertentu lebih menarik, dan merugikan daerah lain. Sehubungan dengan hal itu ia menekankan bahwa para pembuat kebijakan harus mempertimbangkan aspek-aspek tersebut secara eksplisit Sumber: BPIW Indonesia, Taufiq Amrullah dalam bukunya dalam rangka untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan. berjudul Analisis pengaruh pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia telah meneliti, tersebut membuktikan bahwa pembangu- Analisa yang dilakukan para peneliti pengaruh pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi regional di In- simultan bisa saja berdampak pada pertumnan infrastruktur yang dilakukan secara donesia dengan menggunakan analisis ekonometrik data panel. Variabel infrastruktur satu daerah melaksanakan pembangunan, buhan ekonomi. Hal ini dikarenakan ketika yang digunakan pada penelitian ini adalah misalnya jalan atau jembatan, maka akan infrastruktur ekonomi yakni jalan, infrastruktur dapat mempermudah aktivitas ekonomi masyarakat dan juga meningkatkan produktivitas serta output/pendapatan. listrik, telepon dan air minum. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pembangunan infrastruktur dengan pertumbuhan ekonomi regional yang diwakili oleh pendapatan perkapita penduduk. Dengan demikian pembangunan infrastruktur mutlak diperlukan terutama dalam upaya meningkatkan perekonomian suatu wilayah. Adanya infrastruktur banyaknya tenaga kerja yang terserap maka banyak tenaga kerja yang terserap. Dengan dapat mempermudah aktivitas ekonomi masyarakat dan juga meningkatkan produktivi- daerah atau bahkan negara. akan mengikis angka pengangguran di suatu tas serta output/pendapatan. Infrastruktur Tidak hanya itu, ketika jalan dan jembatan

49 Opini 49 elesai dibangun, maka akan memperlancar distribusi barang dan jasa, atau dengan kata lain, kegiatan ekonomi masyarakat di daerah tersebut berjalan. Namun bisa saja pembangunan infrastruktur tidak terlalu berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi bila tidak diiringi dengan keterpaduan pembangunan infrastruktur. Artinya, dibangunnya infrastruktur yang berdiri sendiri tanpa disertai infrastruktur pendukung lain yang dibutuhkan maka yang terjadi adalah infrastruktur tersebut tidak berfungsi optimal. Dengan kata lain, keterpaduan pembangunan infrastruktur perlu dilakukan agar berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Disisi lain, pembangunan infrastruktur juga harus memperhatikan masalah sosial yang mungkin timbul, misalnya permukiman warga yang terkena pembangunan infrastruktur. Masalah yang timbul tersebut, harus diselesaikan secara arif bijaksana dan sesuai dengan aturan yang ada. Dengan demikian diharapkan pembangunan infrastruktur dapat berdampak positif pada kemajuan daerah, bagi perekonomian masyarakat sekitar, dan juga bagi pendapatan negara. Referensi : 1. IFC Economics NotesThe impact of infrastructure on growth in developing countries Antonio Estache and Grégoire Garsous - April Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Novi Maryaningsih Oki Hermansyah Myrnawati Savitri Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 1, Juli The Global Competitiveness Report Klaus Schwab, World Economic Forum 4. Pengaruh pembangunan infrastruktur dasar terhadap pertumbuhan ekonomi regional: 8 provinsi di Pulau Sumatera - Elen Setiadi 5. Infrastructure Development and Economic Growth in South Africa: A review of the accumulated evidence Johannes Fedderke1 and Rob Garlick2 6. Infrastructure Development and Economic Growth in South Africa: A review of the Accumulated Evidence Johannes Fedderke dan Rob Garlick Socio-Economic Impact of Infrastructure Investments Vytautas Snieska Ineta Simkunaite 8. Analisis pengaruh pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia Taufiq Amrullah 9. nfrastructure and Economic Growth - Stephan Fretz

50 50 DUKUNGAN WPS TERHADAP Aceh Lhokseumawe 1 Belawan Kuala Tanjung Teluk Bayur Jalur Rencana Pelabuhan Hub Jalur Rencana Pelabuhan Feeder Prioritas Pelabuhan Utama U 2 Riau Pekanbaru Sumatera BatamPontianak Jambi Palembang Lampung Panjang Cilamaya 6 Bangka Belitung 7 Jakarta 8 20 Sampit Jawa Kalimantan Surabaya Banjarmasin 14 Bali Balikpapan M Skala 1: ,000 Km Pulau Tol Laut Pulau Tol Laut Sumatera 1. Malahayati 2. Belawan )* Kuala Tanjung )* 3. Teluk Bayur 4. Panjang 5. Batu Ampar 6. Jambi: Talang Duku 7. Palembang: Boom Baru Java Kalimantan Bali-Nustra 8. Tanjung Priok )* 9. Tanjung Perak )* 1 0.Tanjung Emas 1 1.Sampit 13.Samarinda 1 4.Balikpapan : Kariangau 1 5.Pontianak 16.Kupang

51 Infografis 51 PENGEMBANGAN TOL LAUT Pulau-Pulau Kecil Terluar WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang WPS Pertumbuhan Baru Bitung WPS Perbatasan Darat Negara Pantoloan Ternate Sorong Sulawesi 30 Ambon 32 Jayapura 28 Maluku 33 Papua akasar Bau Bau Major Ports Lines Feeder Ports Lines Pulau Tol Laut 1 7.Makasar )* Sulawesi 1 8.Pantoloan 29.Kendari 20.Bitung )* Maluku 21.Ternate: A. Yani 22.Ambon Papua 23.Sorong 24.Jayapura Pelabuhan yang sudah didukung jalan akses atau sudah terhubung dengan jalan nasional tercatat sebanyak 165 Pelabuhan dengan rincian sebagai berikut: 40 pelabuhan utama (PU); 122 pelabuhan pengumpul (PP);(58 pelabuhan yang sudah terbanguntapi aksesnyabelum memadai 5 pelabuhan hub. Prioritas Pelabuhan Hub Internasional (Hasil Rakor dengan Dirjen Perhubungan Laut tanggal 20 Agustus 2015): 1. Pelabuhan Kuala Tanjung, merupakan pelabuhan hub tol laut untuk Indonesia Bagian Barat 2. Pengganti Pelabuhan Cilamaya, disiapkan untuk mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok, yang akan segera dibangun 3. Pelabuhan Bitung, dipersiapkan untuk hub internasional laut.

52 52 Smart Highway, Inovasi Cerdas Untuk Keselamatan Para Pengendara Monitoring glowing lines pada smart highway Sumber: smarthighway.net Ide ini terinspirasi dari Jelly Fish atau gurita yang mampu menyala di dalam air meski tanpa listrik atau tanpa panel surya, Kecelakaan kendaraan bermotor terutama yang terjadi pada malam hari disebabkan kondisi jalan yang gelap gulita, tanpa lampu penerangan. Kalaupun ada lampu penerangan, terkadang tak cukup membantu pengendara. Namun sejak tahun 2013, seorang desainer Belanda Daan Roosegaarde menciptakan jalan bercahaya di malam hari. Pria kelahiran Nieuwkoop Belanda ini salah satu kandidat terpilih Talent of The Year 2015 by Kuntsweek dan juga menjadi jawara dalam kompetisi desain inovatif dunia. Salah satu ide yang dibuatnya adalah Smart Highway, di mana jalan umum yang dirancang dengan memberi garis tepi di kanan kirinya, dengan menggunakan cat khusus yang mampu menyala di malam hari, sehingga memudahkan pengguna jalan melihat arah jalan disaat gelap gulita. Smart Highway merupakan alternatif penerangan jalan yang sangat murah, dan hemat energi. Dalam mewujudkan idenya ini Daan Roosegaarde bekerja sama dengan perusahaan pengembang, Heijmans. Ide ini terinspirasi dari Jelly Fish atau gurita yang mampu menyala di dalam air meski tanpa listrik atau tanpa panel surya, istilahnya glowing in the dark atau bersinar dalam gelap. Dengan SINERGI / Edisi Januari 2016

53 Teknologi 53 demikian bagi pengguna jalan, terutama di jalan-jalan yang jauh dari energi listrik, dapat mengendarai lebih mudah dengan melihat cahaya yang bersinar dari garis tepi jalan tersebut. Kini fokus inovasi Roosegaarde bersama perusahaan pengembang Heijmans adalah mengembangkan konsep jalan cerdas ini dalam skala besar dengan desain jalan seperti Glow-in-the-dark Lining, Dynamic Paint, and Interactive Light. Dengan konsep tersebut, Roosegaarde berkeinginan untuk membuat jalan yang berkesinambungan dan interaktif melalui sarana pencahayaan, hemat energi, dan rambu lalu lintas yang terkoneksi dengan situasi jalan. Berikut adalah beberapa inovasi dan desain yang ditawarkan keduanya dalam pengembangan Smart Highway di Belanda: sensor yang hanya menyala ketika kendaraan mendekati lampu tersebut. Konsep ini adalah alternatif yang berkelanjutan dan hemat biaya untuk pencahayaan yang terus menerus. Interactive Light juga dapat memberikan pengingat kecepatan pada pengemudi. Hingga saat ini, konsep ini hanya ada di Belanda, dan belum ada di Indonesia. Bila inovasi ini diterapkan ditanah air, maka dapat mencegah terjadinya kecelakaan di jalan raya. Naufal 1. Glow In The Dark Lining Konsep Glow In The Dark Lining adalah menyerap energi matahari di siang hari dan bersinar dalam gelap pada malam hari. Lapisan Glow The Dark Lining akan memancarkan cahaya selama 10 jam pada malam hari. Konsep ini merupakan sebuah alternatif yang aman dan berkelanjutan untuk pencahayaan konvensional untuk jalan gelap. Sumber: smarthighway.net 2. Dynamic Paint Konsep Dynamic Paint diterapkan untuk mendeteksi temperatur jalan pada saat musim dingin. Dynamic Paint akan menyala ketika temperatur jalan di bawah suhu tertentu dan akan menjadi transparan lagi ketika jalan tersebut sudah dirasa aman dan tidak licin pada saat musim dingin, Kondisi ini tergantung pada suhu jalan pada saat itu. Dynamic Paint memperingatkan pengemudi ketika jalan tersebut licin pada musim dingin sehingga pengemudi dapat lebih berhati-hati melewati jalan tersebut. 3. Interactive Light Konsep Interactive Light dikendalikan oleh SINERGI // Edisi Januari 2016

54 54 Mandalika, Kawasan wisata yang mempesona Pantai Seger Mandalika Sumber: lombokindonesia.tumblr.com Pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan mencapai 10 juta orang dalam lima tahun, yakni mulai tahun 2015 hingga 2019 mendatang. Untuk mencapai target tersebut Pemerintah menetapkan 10 titik wisata paling potensial dan diprioritaskan pengembangannya. Kesepuluh destinasi wisata ini merupakan bagian dari program Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Salah satu daerah yang ditetapkan menjadi KSPN adalah kawasan Mandalika, Kute, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

55 Jalan-jalan 55 Kawasan wisata yang masuk dalam program KSPN merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata nasional dan mempunyai pengaruh penting dalam beberapa aspek, Mataram-Mandalika khususnya Mandalika, Kementerian PUPR merencanakan beberapa pembangunan, seperti: pembangunan jalan tol bandara-mandalika, dan Penataan kawasan Mandalika dan sekitarnya. perjalanan menuju Mandalika, anda akan melewati Desa Sade. Penduduk di desa ini merupakan Suku Sasak, penduduk asli Pulau Lombok. Di desa itu, anda dapat singgah sebentar untuk melihat proses pembuatan kain tenun khas Suku diantaranya pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan sumber daya alam, sosial dan budaya. Penetapan suatu wilayah menjadi KSPN melalui suatu proses yang Keindahan Pesisir Selatan Lombok Kawasan Mandalika memiliki posisi yang Kawasan Mandalika memiliki posisi yang strategis dan Sasak dan dapat dibeli sebagai cinderamata. Kawasan Mandalika memiliki 7 pantai yang panjang dengan berbagai masukan dan kajian. Mandalika telah resmi menjadi kawasan wisata terpadu di Lombok setelah diresmikan oleh Presiden RI ke-6 Susilo strategis dan mudah dijangkau dengan menggunakan berbagai sarana transportasi. Untuk menuju Pantai Mandalika mudah dijangkau dengan menggunakan berbagai sarana transportasi sudah menjadi primadona para wisatawan yaitu pantai Kuta, Tanjung Aan, Seger, Mawun, Semeti, Mawi, dan Selong Belanak. Bambang Yudhoyono pada tahun Pada dapat menggunakan bus Ketujuh pantai ini berada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, melalui Kota Mataram. dalam satu garis pantai, pemerintah berencana mengucurkan dana sebesar Rp 1,8 triliun lebih dari APBN. Dana itu untuk pembangunan infrastruktur di kawasan itu. Rencana tersebut disampaikan Presiden saat melakukan kunjungan ke Lombok beberapa waktu lalu. Untuk mendukung pengembangan kawasan, harus diiringi dengan pembangunan Lama perjalanan sekitar 1,5 jam. Namun bila menggunakan kendaraan melalui Bandara Internasional Lombok (BIL) hanya dibutuhkan waktu sekitar 20 menit saja. Berbagai penginapan kini sudah tersedia di sekitar kawasan Mandalika. Dalam sehingga terletak bersebelahan satu dengan yang lainnya. Salah satu keunggulan pantai di kawasan ini yakni memiliki air yang jernih dengan ombak yang tenang. Pada saat air laut surut, akan mudah sekali menemukan biota laut, seperti ganggang, infrastruktur. Sehubungan dengan hal itu, Mandalika dijadikan sebagai daerah yang menjadi bagian dari program 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS), yakni WPS Tanjung-Mataram- Mandalika. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) menggulirkan program tersebut dengan tujuan agar pembangunan dilakukan dengan pendekatan wilayah melalui berbagai sektor. Salah satunya dari sektor pariwisata. Dalam program WPS Tanjung-

56 56 Jalan-jalan bintang laut dan teripang. Keunggulan lain dari Pantai Mandalika adalah memiliki pasir putih dengan tekstur seperti butiran merica. Kawasan pantai ini juga dikelilingi perbukitan dapat digunakan untuk beristirahat. Di pantai ini juga dilengkapi dengan mushola dan toilet umum. Keberadaan Pantai Mandalika didukung oleh keberadaan area parkir yang Mata kita pun dimanjakan suasana yang indah ketika ombak kecil terlihat sesekali menyapu pantai yang putih bersih. Keindahan alam Mandalika, benar-benar yang hijau. luas dan deretan pedagang membuai. Tidak hanya bagi wisatawan, Tumpukan karang yang menjorok ke Menikmati indahnya yang menjual minuman dan makanan ringan. tetapi juga para konglomerat negeri ini, yang sangat tertarik dan serius untuk berinvestasi laut menambah indahnya kawasan tersebut. Lokasi ini cocok digunakan oleh penyuka pantai di kawasan Mandalika dari atas bukit adalah momen paling menarik Menikmati indahnya pantai di kawasan Mandalika dari atas bukit adalah momen paling menarik yang patut anda dapatkan. Bahkan dari dan mengembangkan kawasan tersebut. Selain Mandalika, Lombok juga memiliki kekayaan seni dan budaya lokal yang terus dilestarikan. Salah satunya Upacara Rebo Bontong. Upacara ini dimaksudkan untuk fotografi. Beberapa puncak bukit ini, anda dapat menolak bencana dan penyakit. Kegiatan ini spot sangat melihat gugusan terumbu dilaksanakan satu tahun sekali tepat pada menarik, misalnya bukit yang ditumbuhi sebatang pohon dengan ranting-ranting menjuntai yang keluar dari tumpukan karang. Sepanjang pantai tumbuh pohon-pohon yang rindang untuk berteduh dan juga dilengkapi beberapa berugaq (istilah dalam bahasa Sasak untuk menyebut gazebo), yang Pantai Mandalika tampak dari udara karang yang berdiri tegar meski dihempas aliran ombak laut. Berada di puncak bukit, anda dapat menyaksikan kedua sisi pantai yang sama-sama menyuguhkan pemandangan yang mempesona. Suasana perdesaan sangat kentara ketika para gembala menggiring kerbaunya untuk memakan rumput hijau di bukit tersebut. Sumber: haripersnasional.com hari Rabu minggu terakhir bulan Safar. Menurut kepercayaan masyarakat Sasak pada hari Rebo Bontong merupakan puncak terjadi bencana. Upacara Rebo Bontong ini masih dilaksanakan oleh masyarakat di Kecamatan Pringgabaya. Legenda dibalik keindahan Mandalika Dalam legenda Suku Sasak, Mandalika berasal dari nama seorang putri kerajaan kuno Tanjung Bitu yang diperintah oleh Raja Tonang Beru dan didampingi Ratu Seranting. Putri mereka, Putri Mandalika tumbuh menjadi putri yang cantik, dan banyak pangeran yang terpikat dengan kecantikannya dan ingin menikahinya. Sang putri punya sifat yang sensitif, sehingga ia tidak ingin ada pangeran yang tersakiti hatinya, sehingga ia tidak pernah menolak kehadiran setiap pangeran yang ingin datang melamar. Keributan sesama pangeran pun tak terhindarkan. Mereka pun tak segansegan untuk menyerang satu sama lain untuk mendapatkan cinta Putri Mandalika. Putri Mandalika yang lembut dan baik hati tidak ingin terjadi konflik yang berujung pada pertempuran. Ia pun memutuskan untuk mengorbankan diri agar tidak terjadi konflik dan kesedihan diantara rakyatnya, terutama saat beberapa pangeran bersaing secara

57 Jalan-jalan 57 Rakyat Tanjung Bitu percaya bahwa Mandalika berubah menjadi Nyale. Legenda inilah yang kemudian diperingati setiap tanggal 20 bulan kesepuluh di tahun Sasak (sekitar Februari) dengan menggelar festival Bau Nyale atau mencari Nyale Pantai Seger Mandalika Sumber: len-diary.blogspot.co.id tidak sehat untuk mendapatkan cintanya. Putri Mandalika memutuskan menceburkan diri ke laut pada tanggal 20 di bulan ke-10 (kalender Sasak). Rakyat Tanjung Bitu yang menyayangi Mandalika berusaha mencarinya di lokasi jatuhnya sang putri. Namun Mandalika tak pernah ditemukan dan hanya menemukan cacing laut yang untuk dikumpulkan dan dimasak untuk dimakan bersama. Pada festival ini juga diadakan serangkaian pentas seni tradisional diantaranya betandak atau berbalas pantun, bejambik atau pemberian cinderamata kepada kekasih, belancaran atau pesiar dengan perahu, dan pementasan drama kolosal Putri Mandalika. Andina disebut Nyale. Rakyat Tanjung Bitu percaya bahwa Mandalika berubah menjadi Nyale. Legenda inilah yang kemudian diperingati setiap tanggal 20 bulan kesepuluh di tahun Sasak (atau sekitar Februari) dengan menggelar festival Bau Nyale atau mencari Nyale. Pada festival ini, masyarakat lokal dan para wisatawan mencari cacing Nyale

58 58 Potret potret Penandatanganan Kontrak Kegiatan Tahun Anggaran 2016 Disamping menyaksikan penandatanganan kontrak, Presiden RI, Jokowi dan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono juga melakukan video conference dengan pelaksana kegiatan pembangunan Jalan Tol Pejagan-Pemalang Tahun 2016 sebagai tahun percepatan kerja, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelenggarakan Penandatanganan Kontrak Kegiatan Tahun Anggaran Acara penandatangan kontrak tersebut dilakukan di 5 lokasi secara bersamaan yaitu Medan, Banjarmasin, Surabaya, Manado dan Jayapura melalui video conference di Ruang Pendopo Kementerian PUPR, Jakarta, awal Januari lalu. Pada masing-masing lokasi akan ditandatangani sebanyak 10 paket yang terdiri dari paket kontraktual baik pekerjaan fisik maupun jasa konsultansi di bidang jalan dan jembatan, sumber daya air, infrastruktur permukiman dan penyediaan perumahan. Disamping menyaksikan penandatanganan kontrak, Presiden RI, Jokowi dan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono juga melakukan video conference dengan pelaksana kegiatan pembangunan Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Jawa Tengah dan pembangunan Jembatan Pulau Balang, Kalimantan Timur untuk mengetahui perkembangunan kedua proyek strategis tersebut

59 Potret 59

60 60 Info Produk BPIW Proses Penyusunan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR

61 Tips 61 7 Tips Memantapkan Resolusi Hidup Anda Seringkali orang memikirkan resolusi tahun baru, namun terkadang melupakannya. Lalu, apa yang harus kita lakukan, sehingga kita konsisten dalam mengubah hidup kita menjadi lebih baik?. Berikut tips yang yang bisa membantu anda memantapkan resolusi atau perubahan yang anda inginkan : 1. Pastikan bahwa anda ingin berubah Bicaralah pada diri anda, dan ucapkan terima kasih, dan cobalah untuk memahami bahwa diri anda itu bermanfaat bagi hidup anda. Pastikan, keinginan anda untuk berubah lebih baik. 2. Buatlah resolusi yang sederhana Jika anda memiliki beberapa resolusi besar, maka buatlah sebuah rencana sederhana untuk menyelesaikan resolusi tersebut secara bertahap. 3. Bagilah resolusi ke dalam langkahlangkah sederhana dan tidak menggangu rutinitas Anda Resolusi sama dengan permainan dart board, bergerak sedikit saja, bisa meleset. Perubahan yang kecil dan konsisten dapat menghasilkan perubahan jangka panjang. 4. Beri penghargaan yang bermanfaat bagi diri anda ketika anda dapat menepati resolusi Jika anda mencapai resolusi yang anda inginkan, maka lakukan sesuatu yang dapat memotivasi anda. Misalnya dengan melakukan liburan yang bermanfaat dan yang memberi pelajaran berharga bagi hidup anda. 5. Temukan alasan mengapa anda ingin berubah dan mengadopsi resolusi baru Anda. Temukan alasan yang menghentikan anda untuk berubah. Kemudian buat strategi untuk menyingkirkan hal tersebut. 6. Pikirkan alasan mengapa kita belum merubah diri di masa lalu Kurangi hal-hal yang memicu kebiasaan lama anda pada minggu-minggu awal sejak anda menentukan resolusi. Ciptakan sebuah lingkungan yang akan membantu perubahan dalam diri anda secara terus menerus. 7. Melatih resolusi baru setiap hari, maka resolusi itu akan menjadi kebiasaan Jika anda melatih dan menerapkan resolusi ini selama tiga bulan, resolusi tersebut dapat menjadi kebiasaan seumur hidup anda. Kebiasaan baru akan menjadi bagian dari hidup anda. Ingatlah!, meski manusia bukan makhluk yang sempurna, namun setiap manusia pasti ingin memiliki kehidupan yang lebih baik. Jadi, lakukanlah yang terbaik semampu yang anda bisa lakukan. Andina (Sumber:

62 62 Tokoh Zumi Zola Baru Terpilih Jadi Gubernur, Langsung Bekerja Untuk Masyarakat Jambi Gubernur Jambi yang baru saja terpilih, Zumi Zola menilai, banyak sekali pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat Jambi yang memerlukan perhatian dari pemerintah pusat. Kepala daerah yang masih berusia muda ini berharap silaturahmi yang dilakukan dengan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dapat segera ditindak lanjuti. Alhamdulillah kita bisa bertukar informasi dan mensinergikan antara program pemerintah pusat dengan visi misi kami untuk Jambi lima tahun ke depan, ujarnya saat dibincangi Sinergi usai pertemuan dengan Kepala BPIW Hermanto Dardak beserja jajarannya, awal Januari lalu. Salah satu prioritas pembangunan yang diharapkannya mendapat perhatian dari pemerintah pusat adalah terkait masalah pelabuhan. Zumi menargetkan Jambi memiliki pelabuhan yang besar di Ujung Jabung yang berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dengan dibangunnya pelabuhan, dapat memperkuat ekonomi di Jambi mengingat adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA. Kita butuh pelabuhan yang lebih refresentatif daripada yang ada saat ini, yaitu di Muara Sabak, ucap suami Sherrin Tharia ini. Tidak hanya itu, masalah infrastruktur berupa jalan menjadi perhatiannya. Saat ini Zumi beserta jajarannya sedang mencarikan opsi untuk memperpendek waktu tempuh perjalanan terutama di sekitar Gunung Kerinci. Dengan memperpendek waktu tempuh tersebut dapatmempercepat evakuasi bila terjadi bencana. Pembangunan infrastruktur memegang peranan penting. Kita harapkan jalan provinsi bisa jadi jalan nasional sehingga APBD provinsi bisa digunakan untuk yang lain, tutur pria yang dulu dikenal sebagai artis sinetron tersebut. Dengan dukungan dari BPIW, ia berharap Jambi dapat bersaing dengan provinsi tetangga, seperti Provinsi Sumatera Selatan, Riau, maupun Sumatera Barat. Menduduki jabatan sebagai gubernur menjadi tantangan tersendiri bagi Zumi yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati Tanjung Jabung Timur. Pria kelahiran Jakarta 31 Maret 1980 ini tadinya hanya mengurusi satu kabupaten saja, maka sebagai gubernur ia harus memperhatikan laju pembangunan di 11 kabupaten dan kota. Dengan kondisi tersebut tentu bukan hal yang mudah, mengingat anak mantan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin itu harus berkoordinasi dengan Bupati maupun Wali Kota di masing-masing daerah di Provinsi Jambi. Untuk mengatasi hal tersebut bagi Zumi, tak ada pilihan lain selain memupuk kekompakan dengan Bupati maupun Wali Kota setempat. Dengan mendapat dukungan dari para pemimpin wilayah tersebut bagi Zumi menjadi kunci mempercepat pembangunan di daerahnya. Tapi saya pikir setiap posisi pasti punya tantangan yang berbeda, tapi ada kesamaannya, yakni bagaimana melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. Tentunya setiap kabupaten maupun kota punya permasalahan masing-masing, mungkin tantangannya disitu. InsyaAllah kalau didukung para Bupati dan Wali Kota pembangunan Jambi bisa jadi satu tujuan. Jangan tidak kompak. Harus kompak, tegasnya. Tidak hanya menjalin kekompakan dengan Bupati dan Wali Kota, baginya kekompakan dengan pemerintah pusat terutama dengan Kementerian PUPR juga harus terjalin. Dengan bersinergi dengan pemerintah pusat, ia berharap pembangunan daerahnya dapat terus tumbuh dan berkembang secara merata. Jabatan yang tinggi membawa konsekuensi yang tidak ringan. Waktu, tenaga, dan pikiran harus diberikan secara maksimal. Kondisi tersebut sangat disadari Zumi. Namun bagi Zumi hal itu tidak menjadi masalah, karena ia berusaha menikmati setiap pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Terlebih lagi bila apa yang dilakukannya dapat berarti bagi masyarakat terutama masyarakat di Provinsi Jambi. Lebih capek, itu konsekuensinya. Tapi selama kita menikmati pekerjaan yang kita lakukan tidak ada masalah, tutupnya dengan senyum. Hendra Djamal

63 Kunjungi Info BPIW di website & Akun kami: Layanan Informasi BPIW badan pengembangan infrastruktur wilayah (BPIW) kementerian pupr

64 badan pengembangan infrastruktur wilayah (BPIW) kementerian pupr SUKSESKAN PELAKSANAAN... PRA KONSULTASI REGIONAL (PRA-KONREG) FEBRUARI & KONSULTASI REGIONAL (KONREG) MARET 2016

Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah TA 2018 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah TA 2018 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah TA 2018 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 1 Latar Belakang 2 Pagu Anggaran BPIW 3 Sasaran Output BPIW TA 2018 4 Prioritas BPIW TA. 2018 O U T L

Lebih terperinci

Tahun KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

Tahun KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH RENCANA STRATEGIS BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH Tahun 2015 2019 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru,

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016 Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi Jambi, 31 Mei 2016 SUMBER PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi pada Februari 2015 sebesar 4,66

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN 2011-2025 Disampaikan Pada acara: RAKERNAS KEMENTERIAN KUKM Jakarta,

Lebih terperinci

MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan

MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan Rubrik Utama MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan Oleh: Dr. Lukytawati Anggraeni, SP, M.Si Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor olume 18 No. 2, Desember

Lebih terperinci

Tujuan pengembangan wilayah pada tahun adalah mengurangi kesenjangan pembangunan wilayah antara KBI dan KTI

Tujuan pengembangan wilayah pada tahun adalah mengurangi kesenjangan pembangunan wilayah antara KBI dan KTI RPJMN 2015-2019 dan Prioritas pembangunan (NAWA CITA) Tujuan pengembangan wilayah pada tahun 2015-2019 adalah mengurangi kesenjangan pembangunan wilayah antara KBI dan KTI Pengembangan wilayah didasarkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MATERI PAPARAN DIREKTUR BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR FASILITASI PENGUSAHAAN JALAN DAERAH KENDARI, 10 11 MEI 2016 VISI DAN 9

Lebih terperinci

Pembangunan Infrastruktur Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Kesenjangan

Pembangunan Infrastruktur Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Kesenjangan Rilis PUPR #1 18 Juli 2017 SP.BIRKOM/VII/2017/352 Pembangunan Infrastruktur Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Kesenjangan Yogyakarta--Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki

Lebih terperinci

Bangun Infrastruktur di Destinasi Wisata, Kementerian PUPR Mengacu Pada Rencana Induk

Bangun Infrastruktur di Destinasi Wisata, Kementerian PUPR Mengacu Pada Rencana Induk Rilis PUPR #1 22 Maret 2018 SP.BIRKOM/III/2018/136 Bangun Infrastruktur di Destinasi Wisata, Kementerian PUPR Mengacu Pada Rencana Induk Jakarta Sektor pariwisata menjadi salah satu program prioritas Kabinet

Lebih terperinci

KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF

KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF Apakah Rencana Tata Ruang Pulau sudah sesuai dengan koridor ekonomi?, demikian pertanyaan ini diutarakan oleh Menko Perekonomian dalam rapat

Lebih terperinci

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Outline

Lebih terperinci

RENJA K/L TAHUN 2016

RENJA K/L TAHUN 2016 RENJA K/L TAHUN 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAFTAR ISI 1. FORMULIR I 2. FORMULIR II a) SEKRETARIAT JENDERAL b) INSPEKTORAT JENDERAL c) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN d) BADAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

Sosialisasi Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan dan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Sosialisasi Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan dan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Sosialisasi Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang (RTR) dan Kawasan Strategis () Imam S. Ernawi Dirjen Penataan Ruang, Kementerian PU 31 Januari 2012 Badan Outline : 1. Amanat UU RTR dalam Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan ke depan pembangunan ekonomi Indonesia tidaklah mudah untuk diselesaikan. Dinamika ekonomi domestik dan global mengharuskan Indonesia senantiasa siap terhadap

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persinggahan rute perdagangan dunia.

Lebih terperinci

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BALAI SIDANG JAKARTA, 24 FEBRUARI 2015 1 I. PENDAHULUAN Perekonomian Wilayah Pulau Kalimantan

Lebih terperinci

PANDUAN WORKSHOP MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

PANDUAN WORKSHOP MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) PANDUAN WORKSHOP MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN PADA ACARA GROUNDBREAKING PROYEK MP3EI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI

SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN PADA ACARA GROUNDBREAKING PROYEK MP3EI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN PADA ACARA GROUNDBREAKING PROYEK MP3EI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI GROUNDBREAKING PROYEK JALAN

Lebih terperinci

BAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR

BAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR BAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR Pelaksanaan MP3EI memerlukan dukungan pelayanan infrastruktur yang handal. Terkait dengan pengembangan 8 program utama dan 22 kegiatan ekonomi utama, telah diidentifikasi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peraturan Presiden No 32 Tahun 2011 tentang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) merupakan sebuah langkah besar permerintah dalam mencapai

Lebih terperinci

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 80 Miliar Kembangkan Infrastruktur Kampung Wisata di Tanjung Lesung

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 80 Miliar Kembangkan Infrastruktur Kampung Wisata di Tanjung Lesung Rilis PUPR #2 8 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/547 Kementerian PUPR Anggarkan Rp 80 Miliar Kembangkan Infrastruktur Kampung Wisata di Tanjung Lesung Jakarta -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW.

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang kami

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN DI INDONESIA TAHUN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN DI INDONESIA TAHUN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JALAN DI INDONESIA TAHUN 2005-2010 A. Latar Belakang Pembangunan jalan merupakan kebutuhan yang sangat vital sebagai pendukung utama dinamika dan aktivitas ekonomi baik di pusat maupun

Lebih terperinci

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS Jakarta, 7 Februari 2011 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS Direktif Presiden tentang Penyusunan Masterplan Visi Indonesia 2025 Kedudukan Masterplan dalam Kerangka

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI Jawa Barat Bagian Utara memiliki banyak potensi baik dari aspek spasial maupun non-spasialnya. Beberapa potensi wilayah Jawa Barat bagian utara yang berhasil diidentifikasi

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamandau bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamandau bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya 1.1. Latar Belakang Strategi pembangunan ekonomi bangsa yang tidak tepat pada masa lalu ditambah dengan krisis ekonomi berkepanjangan, menimbulkan berbagai persoalan ekonomi bagi bangsa Indonesia. Mulai

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI

Lebih terperinci

Pengembangan Pusat Pertumbuhan Industri 1. Sumatera 2. Kalimantan 3. Jawa

Pengembangan Pusat Pertumbuhan Industri 1. Sumatera 2. Kalimantan 3. Jawa Pertumbuhan. Sumatera Sei Mangke, Sumatera Utara (Kelapa Sawit) Dumai, Riau (Kelapa Sawit) Muara Enim, Sumatera Selatan (Batubara) Sei Bamban, Sumatera Utara (Karet) Karimun, Kepulauan Riau (Perkapalan).

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-33.14-/216 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun Pada tahun anggaran 2012, Badan Litbang Perhubungan telah menyelesaikan 368 studi yang terdiri dari 103 studi besar, 20 studi sedang dan 243 studi kecil. Perkembangan jumlah studi dari tahun 2008 sampai

Lebih terperinci

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2018 KEMENPU-PR. DAK Infrastruktur PU-PR. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia telah dituangkan pada program jangka panjang yang disusun oleh pemerintah yaitu program Masterplan Percepatan Perluasan dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PADA ACARA MUSYAWARAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang kami

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia - 54 - BAB 3: KORIDOR EKONOMI INDONESIA A. Postur Koridor Ekonomi Indonesia Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 Oleh : Menteri PPN/Kepala Bappenas Disampaikan dalam acara Musyawarah

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH Pembangunan Koridor Ekonomi (PKE) merupakan salah satu pilar utama, disamping pendekatan konektivitas dan pendekatan pengembangan sumber daya manusia

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA DITJEN PPI TA 2012 DAN IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PROGRAM KERJA DITJEN PPI TA 2012 DAN IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PROGRAM KERJA DITJEN PPI TA 2012 DAN IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Oleh: DR. Dedi Mulyadi, M.Si Jakarta, 1 Februari 2012 Rapat Kerja Kementerian Perindustrian OUTLINE I. PENDAHULUAN II.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun tema berita yang kami

Lebih terperinci

6 Semua negara di Oceania, kecuali Australia dan Selandia Baru (New Zealand).

6 Semua negara di Oceania, kecuali Australia dan Selandia Baru (New Zealand). GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 24 Sesi NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG : 2 A. PENGERTIAN NEGARA BERKEMBANG Negara berkembang adalah negara yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi rendah, standar

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan. Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi

Lebih terperinci

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025 A. Latar Belakang Sepanjang

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan urat-nadi kehidupan politik, ekonomi, sosialbudaya dan pertahanan keamanan nasional yang sangat vital perannya dalam ketahanan nasional.sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan penelitian. Pendahuluan ini dimaksudkan untuk menjelaskan latar belakang penelitian sesuai

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN www.bpkp.go.id DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN 2.1 VISI DAN MISI PRESIDEN Presiden Joko Widodo menetapkan Visi dan Misi pembangunan Tahun 2015-2019 yang secara politik menjadi bagian dari tujuan tercapainya

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUASIN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUASIN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANYUASIN 2012-2032 1. PENJELASAN UMUM Lahirnya Undang-Undang Penataan Ruang nomor

Lebih terperinci

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM REPOSISI KAPET 2014 KELEMBAGAAN DIPERKUAT, PROGRAM IMPLEMENTATIF, KONSISTEN DALAM PENATAAN RUANG MEMPERKUAT MP3EI KORIDOR IV SULAWESI LEGALITAS, KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR PU DALAM MEMPERCEPAT PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN KHUSUS: DUKUNGAN PUPR TERHADAP INFRASTRUKTUR PARIWISATA

LAPORAN KHUSUS: DUKUNGAN PUPR TERHADAP INFRASTRUKTUR PARIWISATA 1 Sinkronisasi Pembangunan Infrastruktur Melalui Pra Konreg Pembangunan Infrastruktur Dorong Munculnya Industri Pariwisata LAPORAN KHUSUS: DUKUNGAN PUPR TERHADAP INFRASTRUKTUR PARIWISATA 2 badan pengembangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik sesuai dalam UUD 1945 (Ramelan, 1997). Peran pemerintah

Lebih terperinci

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago PENJELASAN SUBTEMA IDF Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago 2018 DISPARITAS REGIONAL Dalam Nawacita, salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo adalah membangun Indonesia

Lebih terperinci

Jakarta, 10 Maret 2011

Jakarta, 10 Maret 2011 SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6, Pasal 7,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6, Pasal 7,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6, Pasal 7,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan,

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan, pencemaran, dan pemulihan kualitas lingkungan. Hal tersebut telah menuntut dikembangkannya berbagai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2. VISI : 3. MISI : 4. Sasaran Strategis

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.1.1 Permasalahan Infrastruktur Jalan dan Sumber Daya Air Beberapa permasalahan

Lebih terperinci

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Copyright (C) 2000 BPHN UU 7/2004, SUMBER DAYA AIR *14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.7-/217 DS6553-7197-642-6176 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai BAB 2 TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG 2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Serdang Bedagai pada prinsipnya merupakan sarana/alat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH MALUKU 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Peningkatan kapasitas pemerintah Meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PADA PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) PROVINSI JAMBI TAHUN Jambi, 6 April 2011

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PADA PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) PROVINSI JAMBI TAHUN Jambi, 6 April 2011 SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PADA PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) PROVINSI JAMBI TAHUN 2011 Jambi, 6 April 2011 Yang terhormat Saudara Menteri Dalam Negeri, Yang terhormat

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA

KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA 2015-2019 DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 1 LANDASAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan

Lebih terperinci

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA ARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011 REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI, Menimbang : a. bahwa jalan sebagai bagian sistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting bagi perekonomian nasional. Selain sebagai sumber utama minyak nabati, kelapa sawit

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW.

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. JUMAT, 04 MARET 2016 KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5883 KESRA. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Penyelenggaraan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 101). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) Kawasan Ekonomi Khusus Di Indonesia. Jakarta 13 November 2014

Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) Kawasan Ekonomi Khusus Di Indonesia. Jakarta 13 November 2014 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Prosedur Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) Kawasan Ekonomi Khusus Di Indonesia Jakarta 13 November

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah kemajuan yang diharapkan oleh setiap negara. Pembangunan adalah perubahan yang terjadi pada semua struktur ekonomi dan sosial. Selain itu

Lebih terperinci

Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa Terus Dipercepat

Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa Terus Dipercepat Rilis PUPR #1 27 Juli 2017 SP.BIRKOM/VII/2017/365 Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa Terus Dipercepat Jakarta - Selain terus menambah panjang jalan tol baru, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA KETERPADUAN KEBIJAKAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan Oleh: MENTERI PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-18.12-/215 DS33-9596-64-778 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM KUNJUNGAN KEIDANREN JEPANG. Jakarta, 9 April Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM KUNJUNGAN KEIDANREN JEPANG. Jakarta, 9 April Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM KUNJUNGAN KEIDANREN JEPANG Jakarta, 9 April 2015 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua, Yang saya hormati,

Lebih terperinci

SAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN MUSRENBANG REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2016 Jakarta, 11 Maret 2016

SAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN MUSRENBANG REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2016 Jakarta, 11 Maret 2016 SAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN MUSRENBANG REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2016 Jakarta, 11 Maret 2016 Yth. Sdr. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung berada antara 3º45 dan 6º45 Lintang Selatan serta 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah utara berbatasan dengan Provinsi

Lebih terperinci

ARAHAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN

ARAHAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN ARAHAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN Banjarmasin, 25 September 2010 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Kondisi Perkotaan Indonesia Kawasan perkotaan berkembang

Lebih terperinci