BAHAN PERKULIAHAN BUSANA PENGANTIN (BU 474) BUSANA PENGANTIN SINGAPURA. Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN PERKULIAHAN BUSANA PENGANTIN (BU 474) BUSANA PENGANTIN SINGAPURA. Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds NIP"

Transkripsi

1 1 BAHAN PERKULIAHAN BUSANA PENGANTIN (BU 474) BUSANA PENGANTIN SINGAPURA Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds NIP PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010

2 2 A. Kebudayaan Singapura Republik Singapura adalah sebuah negat di Asia Tenggara yang terletak di penghujung Semenanjung Malaysia, berbatasan dengan Johor (Malaysia) dan Kepulauan Riau (Indonesia). Singapura ialah sebuah negara berbentuk intan yang terpisah dari Malaysia oleh Selat Johor (Selat Tebrau). Singapura terhubung kepada Johor melalui sebuah causeway (jembatan buatan) di Woodlands. Singapura juga mempunyai sebuah jembatan kedua yang menyambung Singapura kepada kawasan Gelang Patah di Johor. Jembatan tersebut dikenal sebagai Tuas Second Link (Jalur Kedua Tuas) Singapura memiliki 63 pulau pulau. Sebagai negara pulau, Singapura juga memiliki beberapa pulau-pulau kecil yang lain seperti Pulau Tekong, Pulau Ubin dan Sentosa. Lokasi tertinggi di Singapura berada di Bukit Timah dengan ketinggian 166m. Singapura merupakan salah satu negara yang paling padat di dunia. 85% dari rakyat Singapura tinggal di rumah susun yang disediakan oleh Dewan Pengembangan Perumahan (HDB). Mayoritas rakyat Singapura menganut agama Buddha (31,9%) dan Tao (21,9%). 14,9% rakyat Singapura menganut agama Islam, 12,9% menganut agama Kristen, 3,3% Hindu, dan lainnya 0,6%, sedangkan sisanya (14,5%) tidak beragama. Singapura mempunyai empat bahasa resmi, yaitu Inggris, Mandarin, Melayu, dan Tamil. Bahasa Melayu adalah bahasa nasional Singapura tetapi lebih bersifat simbolis; ia digunakan untuk menyanyikan lagu kebangsaan (Majulah Singapura) dan juga sewaktu latihan dan dalam perbarisan pasukan tentera dan polisi. Pemerintah PAP lebih cenderung dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar (lingua franca) dan

3 3 penggunaan bahasa Melayu hanya terbatas kepada kaum Melayu saja. Hanya sebagian daripada kaum Tionghoa dan India yang fasih dalam bahasa nasional. Penduduk singapura terdiri dari mayoritas Etnis Tiong hoa/china, populasinya mencapai 77, 3 %, datang dari hampir setiap propinsi di China, dengan membawa variasi kebudayaan mereka yang luas dan karakter mereka yang keras terhadap lingkungan keluarganya. Etnis Malaysia atau Melayu yang merupakan penduduk asli, populasinya hanya mencapai lebih dari 15 %, kekuatan yang sangat berarti di Singapura. Kualitasnya hampir mencapai dari kekuatan masyarakatnya, masakan mereka sangat pedas dan agama Islam sangat dihargai. Etnis India, populasinya mencapai 7, 3 %, bagian masyarakat Singapura yang memiliki rasa kekeluargaan yang erat, menyukai busana yang penuh dengan aneka warna. Singapura datang dari latar belakang etnis yang berbeda, mereka akan menuju kepada beberapa tujuan yang sama-mencintai sesama saudara, gemar untuk bekerja keras dan bangga kepada daerah asalnya. Jumlah dari kekayaan campuran beberapa ras orang eropa tumbuh dengan pesat ditambah kelompok besar imigran, dan gambaran sesungguhnya dari keistimewaan negara Singapura dimulai dengan munculnya kebudayaan yang berbeda. Singapura adalah sebuah negara kecil yang didiami keturunan pendatang dari berbagai kaum. Pada masa ini sebuah budaya "Singapura" yang unik belum berkembang karena tidak dapat banyak perkawinan di antara kaum-kaum di sini. Namun, sebuah kumpulan masyarakat yang dikenali sebagai kaum Peranakan atau 'Baba' eksis akibat perkawinan di antara masyarakat Melayu dan Tionghoa pada masa silam. Setiap kaum di Singapura masih berpegang teguh kepada adat dan

4 4 budaya masing-masing dan ini dibuktikan dengan adanya berbagai-bagai perayaan yang terdapat di Singapura seperti: Tahun Baru Imlek, Hari Waisak, Hari Raya Puasa, Hari Raya Haji Deepavali, Natal dan Tahun Baru. B. Busana Pengantin Melayu Singapura Tradisi Melayu terutama etnis melayu Singapura menempatkan upacara pernikahan sebagai peristiwa yang penting. Ini berpengaruh pada busana upacara perkawinan singapura yang tampil secara lengkap dan indah, mulai dari busana sampai dengan perlengkapan perhiasannya. Busana yang di kenakan pada perkawinan masyarakat Singapura adalah busana tradisional Singapura yaitu yang di modifikasi dari baju kurung/kebaya yang menutut busana barat di sebut dengan baju berenda untuk pengantin wanita dan busana yang dikenakan oleh pengantin laki-laki dinamakan berkot. Bahan yang dipergunakan oleh pengantin perempuan maupun pengantin laki-laki Singapura adalah berupa kain songket, yaitu kain songket lepus.

5 5 Busana Pengantin Melayu Singapura Kopiah/ Songkok Mahkota kepala/ Sangkong Roncean bunga melati Roncean bunga melati Butang Rante Teratai penutup Panding dada Bunga goyang Keris Berkot Baju kurung Kain Songket lepus Seluar Slipe Slipe

6 6 Bagian bagian dari busana pengantin laki laki melayu singapura : 1. Songkok : di kenakan di atas kepala pengantin laki-laki 2. Butang : sejenis kancing yang dipakai di bagian leher dan dada bagian sampig baju pengantin 2. Rante : alat ini digunakan sebagai penyambung butang 3. Keris : alat ini sebagai lambang kegagahan pengantin laki-laki 4. Berkot : busana bagian atas pengantin laki-laki yang terbuat dari kain songket 5. Seluar : busana bagian bawah/celana pengantin laki-laki yang terbuat dari kain songket 6. Slipe : sandal kulit yang dipakai oleh penganntin laki-laki Bagian bagian dari busana pengantin wanita melayu singapura : 1 Mahkota kepala : riasan yang dikenakan di atas kepala pengantin wanita 2 Roncean bunga : hiasan bunga melati yang dironce yang dikenakan di bagian sisi kiri dan kanan mahkota 3. Teratai penutup dada : penutup dada yang ter buat dari kain berwarna merah bertabur emas 4 Bunga goyang : sejambak / seikat bunga ynag dipegang oleh pengantin wanita 5. Baju kurung songket : busana bagian atas pengantin wanita yang terbuat dari kain songket

7 7 6. Kain songket lepus : busana bagian bawah pengantin wanita yang terbuat dari kain songket C. Proses Upacara Pernikahan Tahapan-tahapan prosesi mulai dari adat meminang, menikah dan sampai perayaan pernikahannya 1. Adat sebelum pernikahan a. Merisik dan meminang Adat merisik dan meminang dalam masyarakat Melayu bukan saja dituntut dalam agama akan tetapi diwajibkan dalam adat. Adat merisik dan meminang merupakan permulaan adat istiadat masyarakat melayu di mana pihak lelaki mengantar seorang wakil ke rumah pihak perempuan untuk dipinang. Walaupun telah diketahui peminangan tersebut akan diterima, namun syarat menghantar wakil perlu dilakukan sebagai tahap perkenalan. Upacara ini dilakukan, untuk meresmikan peminangan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menayakan apakah si gadis sudah ada yang memiliki atau belum. Merisik dilakukan untuk mendapatkan kepastian mengenai diri perempuan yang hendak dipinang. Biasanya pada adat merisik dan meminang ini, pihak laki-laki membawa sebuah cincin, tepak sirih, kapur serta gambir sebagai tanda pinangan. Tepak sirih ini di bawa sebagai sirih meminang. Apabila peminangan tersebut diterima maka pihak lelaki akan memberikan tepak sirih kepada wakil pihak perempuan sebagai tanda penerimaan atau kata sepakat. b. Pertunangan

8 8 Ikatan pertunangan adalah satu perjanjian yang telah dsepakati oleh pihak keluarga lelaki dan perempuan untuk menjodohkan anak mereka dalam waktu tertentu setelah upacara merisik dan meminang dilaksanakan. Pada umumnya di hari pertunangan, pihak lelaki membawa hantaran belanja yang disertai dengan beberapa hadiah. Biasanya barang hantaran yang di bawa oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan antara lain : Wang mas kahwin dan belanja (wang maskawin ini biasanya diserahkah setelah selesai akad nikah atau sebelumnya) yang diletakkan di dalam dulang atau batil bertudung dibuat dari perak atau tembaga putih. Sebuah cincin permata berbatu intan atau ber1ian yang diletakkan di dalam cembul atau kotak perak. 2 kain dan satu potong baju dari jenis yang cukup baik dan berkualitas yang disimpan dalam perak atau tembaga putih. Beberapa jenis kuih juadah, yang masing-masing diletakan di dalam sebuah pinggan besar yang dihias beralaskan talam. Beberapa jenis buahbuahan dan bunga rampai yang segar disusun di dalam talam yang telah dihias. Tepak sirih atau atau tembaga putih yang diisi lengkap. Satu atau dua perecik atau perenjis air mawar dan dua kaki dian atau lilin Setiap jenis hantaran diletakkan di dalam sebuah pahar dan hantaranhantaran tersebut akan dikepalai oleh sirih junjung yang telah dirubah tadi.

9 9 Biasanya jumlah barang hantaran berangka ganjil dan disesuaikan dengan kemampuan pihak calon laki-laki serta kemampuan pihak perempuan. Buah-buahan dan bunga rampai merupakan barang hantaran yang wajib dibawa oleh pihak laki-laki karena keduanya dipercayai sebagai harapan kedua belah pihak agar perjanjian tersebut berlanjut sampai pada ikatan perkawinan. Pada saat upacara pertunangan rombongan laki-laki akan disambut dan dijamu dengan tepak sirih yang telah disediakan pihak pengantin perempuan. Kemudian Wakil pihak pengantin laki-laki akan duduk berdampingan dengan wakil dari pihak perempuan disertai Sirih junjung yang diletakkan dihadapan mereka dengan tujuan untuk membicarakan tentang lamanya pertunangan yang akan dilakukan sebelum pernikahan, jumlah barang hantaran belanja yang akan dibawa. Setelah kedua belah pihak mendapatkan kesepakatan tentang kedua hal tersebut, maka calon mempelai laki-laki akan melingkarkan cicncin pertunangan kepada calon mempelai pengantin wanita sehingga pertunangan mereka dapat dikatakan resmi. c. Akad Nikah Akad nikah merupakan satu acara paling penting dalam perkawinan masyarakat Melayu yang mayoritas beragama Islam. Akad nikah merupakan ajaran agama dan merupakan puncak kesahihan suatu perkawinan. Upacara ini dilaksanakn setelah semua perjanjian yang dibebankan kepada pihak laki-laki telah dilaksanakan seperti wang belanja, mas kawin dan barang-barang hantaran lainnya yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Akad nikah dilakukan di masjid, di tempat pejabat kadi atau pun di rumah pengantin perempuan dan

10 10 dijalankan oleh tok kadi atau imam. Dalam upacara akad nikah, bapak pengantin perempuan harus menjadi wali untuk menikahkan anaknya atau dapat juga mewakilkannya kepada imam atau biasa di sebut dengan istilah tok kadi. Majlis akad nikah diadakan di rumah pengantin perempuan sehari sebelum majlis perkawinan. Pada hari tersebut, pengantin laki - laki akan mengenakan baju melayu berwarna cerah dan majlis akan diadakan seperti majlis pertunangan. Biasanya kedatangan rombongan pengantin laki-laki akan disambut oleh majlis berzanji atau kumpulan hadrah kompang (anak remaja), yaitu nyanyian selawatan yang diiringi oleh paluan hadrah ( sejenis lonceng kecil atau kerincing ). Sebelum upacara akad nikah dilaksanakan, wang belanja, mas kahwin dan hantaran- hantaran lainnya akan diperiksa oleh tuan kadi dan dua orang saksi dari pihak perempuan. Selanjutnya pengantin Laki-laki akan duduk di atas sehelai tikar di tengah-tengah majlis. Tok imam atau tok kadi akan menemui pengantin perempuan di dalam bilik untuk menanyakan kepada mempelei wanita tentang apakah dia setuju atau tidak dengan pernikahan tersebut. Tok kadi juga akan membacakan khutbah nikah dan menerangkan secara umum akan tanggung jawab suami isteri dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan rumah tangga dari sudut pandang agama. Setelah itu, tok kadi atau imam akan membacakan lafadz nikah sambil berjabat tangan dengan pengantin lelaki dan pengantin laki-laki diharuskan mengulangi lafad nikah tersebut sambil menggoncangkan tangannya. Setelah akad nikah selesai, pengantin laki- laki akan melakukan upacara membatalkan air wudlu kemudian akan menyarungkan cincin atau memakaikan rantai kepada isterinya yang menanti di dalam bilik yang dihias indah sambil keduanya

11 11 bersalaman. Adat ini dilakukan sebagai satu simbol bahwa pasangan tersebut telah sah di ijab kobul / sah menjadi pasangan suami istri. 2. Persiapan Sebelum Bersanding a. Meng hias penganntin / berandam b.adat berinai Adat berinai akan dilaksanakan setelah upacara akad nikah selesai dilakasanakan adat berinai dilakukan di mana kedua mempelai ditepung tawar. Peralatan yang digunakan untuk upacara ini ialah semangkuk bertih, semangkuk beras kunyit, sepiring inai, beberapa tangkai daun seribu yang diikat dan semangkuk air tepung tawar. Wakil kedua belah pihak akan menjalankan adat tepung tawar ini dengan cara menempelkan sedikit inai dan air tepung tawar ke telapak tangan pengantin. Beras kunyit dan bertih tadi pula ditabur di hadapan pengantin dan juga kepada para hadirin. Bunga telur akan diberi kepada mereka yang menepung tawar. Jumlah orang yang menepung tawar biasanya berjumlah ganjil. Majlis berinai terdiri dari 3 bagian yaitu : 1. berinai curi, diadakan tiga malam sebelum hari persandingan 2. berinai kecil, diadakan dua malam sebelum hari persandingan 3. berianai besar diadakan satu malam sebelum hari persandingan atau selepas akad nikah Setelah adat berinai besar dilakukan, pengantin laki-laki tidak akan bermalam di rumah pengantin perempuan, sebaliknya akan terus pulang ke rumah

12 12 atau apabila rombongan tersebut datang dari jauh, pengantin lelaki akan bermalam di rumah penanggak, yaitu rumah yang berdekatan dengan rumah pengantin perempuan. Bagian yang di inai ialah kedua telapak tangan, sepuluh jari tangan, bagian kuku jari kaki dan di sekeliling tapak kaki. Adat ini dilakukan tanpa bantuan mak andam karena hal ini dilakukan hanya untuk bersenang-senang saja. Selain itu makna dari inai hanya sebagai tanda bahwa seseorang telah melaksanakan perkawinan. 3. Adat Semasa perkawinan a. Majlis Perkawinan Sebelum majlis perkawinan dilaksanakn, berbagai persiapan akan dijalankan termasuk mendirikan bangsal penanggah, khemah tamu, menyiapkan pelamin dan bilik pengantin serta menyediakan bunga telur. Majlis perkawinan disebut juga sebagai hari langsung atau hari bersanding. Hal ini merupakan puncak adat istiadat dari perkawinan dan pada hari inilah pengantin diberi gelar raja sehari. Pada hari tersebut, majlis diadakan secara meriah dengan dihadiri oleh sanak saudara, tetangga dan sahabat terdekat. Kedua mempelai akan memakai pakaian pengantin, yang biasanya berupa baju baju songket yang dihias indah lengkap dengan aksesoriesnya. Pengantin perempuan akan dihias oleh mak andam sebelum majlis persandingan diadakan. Bagi mak andam, riasan pengantin didahului dengan jampi serapah untuk menambah seri muka pengantin dan diberi makan sirih untuk membuang perasaan gelisah. Ada juga pengantin yang bulu keningnya dicukur dan anak rambutnya dipotong dengan tujuan supaya kelihatan

13 13 lebih menarik. Adat mengasah gigi juga dilakukan bertujuan untuk meratakan gigi. Pada zaman sekarang adat ini sudah tidak lagi dilaksanakan oleh masyarakat Melayu. b. Pengantin diarak dengan bunga manggar Pengantin lelaki akan diarak dengan paluan hadrah kompang dan diiringi dengan bunga manggar dari rumah penanggak menuju ke rumah pengantin perempuan. Kedatangan rombongan pengantin laki-laki akan disambut dengan taburan beras kunyit. Pengantin perempuan akan menyambut kedatangan pengantin laki-laki dan kemudiann pasangan pengantin akan dibawa ke halaman rumah dan duduk di tempat yang telah di sedikan. Biasanya, persembahan pencak silat atau disebut menyembah pengantin akan diadakan. Setelah itu, pengantin akan akan dibawa naik ke rumah untuk adat bersanding pula. Di tengah jalan, pengantin laki-laki terpaksa melalui beberapa halangan di hadapan tangga, di depan pintu atau di atas pelaminan untuk mendapatkan pengantin perempuan. Oleh karena itu wakil pengantin laki-laki perlu membayar tebus pintu atau tebus pelamin. Pengantin akan bersanding di atas pelaminan yang dihias indah dan diantaranya yang terdapat di atas pelaminan ialah bunga pahar. Apabila adat bersanding diadakan, adat menepung tawar pun akan dilakukan. Para tamu dan undangan yang hadir juga akan diberi bunga telur. c. Majlis makan berdamai Majlis makan berdamai atau disebutl juga makan beradab. Majlis ini hanya dihadiri oleh keluarga terdekat dari kedua belah pihak mempelai pengantin. Setelah majlis makan berdamai selesai, kedua mempelai akan bersalaman dengan

14 14 kedua ibu bapa dan sanak saudara serta para tamu yang datang. Dua atau tiga hari setelah majlis perkahwinan perkawinan selesai dilaksanakan, pasangan pengantin tersebut akan menjalani upacara mandi sampat atau mandi berlimau. Upacara ini dilakukan sebagai simbol kedua pengantin telah selamat bersatu sebagai pasangan suami isteri yang sah. Dalam upacara ini, kedua pengantin baru akan dimandikan dengan air mayang pinang, air kelapa atau air limau. Adat ini hanya dilakukan olehkeluargaterdekatnyasaja. d. Majlis bertandang Satu minggu setelah acaramajlis berdamai, adat menyambut menantu atau mengundang menantu akan diadakan. Majlis ini biasa di sebut majlis bertandang. Majlis perkahwinan akan diadakan pula di rumah pengantin lelaki tetapi sambutannya tidaklah semeriah majlis di rumah pengantin perempuan. Ada juga yang menjalankan majlis bertandang ini hanya dengan mengadakan doa selamat yang dihadiri oleh saudara terdekat saja dan tetangga tanpa mengadakan majlis persandingan. Setelah beberapa hari berada di rumah pengantin laki-laki, pasangan suami-isteri tersebut akan dibawa berkunjung atu bersilaturahim ke rumah keluarga dan sanak saudara dengan tujuan adalah mengeratkan hubungan silaturrahim di samping itu supaya kedua pengantin dapat saling mengenal dengan keluarga kedua belah pihak.

15 15 SOAL SOAL Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini dengan cara memberi tanda silang (x )! 1. Penduduk singapura terdiri dari tiga etnis yaitu.. a. melayu, india, dan cina b. Melayu, inggris, dan arab c. Cina, Malaysia, dan brunai d. Melayu, Burma, dan cina 2. Busana pengantin laki laki sigapura di sebut a. Teluk belanga b. Sadariah c. Kocak musang d. Berkot 3. Busana pengantin perempuan melayu Singapura disebut.. a. Baju berenda b. Baju songket c. Baju kurung betabur d. Baju teratai 4. Kain yang dipergunakan sebagai busana pengantin melayu Singapura adalah kain songket a. emas b. lepus c. singapura d. malaysia 5. Bagian busana atas pengantin perempuan melayu Singapura, merupakan penutup dada yang ter buat dari kain berwarna merah bertabur emas disebut.. a. Ponco bahu b. Penutup dada c. Teratai penutup dada d. Teratai emas

16 16 6. Seikat bunga ynag dipegang oleh pengantin wanita melayu Singapura dinamakan.. a. kembang goyang b. bunga juadah c. bunga goyang d. kembang juadah 7. Busana bagian bawah pengantin laki- laki melayu Singapura adalah.. a. Seluar b. Celana songket c. Celana beludru d. Kain songket 8.. Berdasarkan gambar di atas, panah no.1 adalah a. Mahkota emas b. Sangkong c. Mahkota teratai d. Tutup kepala teratai 9. Majlis perkawinan melayu singapura dikenal dengan istilah.. a. Majlis persandingan b. Hari bersanding c. Majlis pernikahan d. Majlis bertandang 10. Adat menyambut menantu atau mengundang menantu dalam prosesi perkawinana adat melayu singapura adalah

17 17 a. Majlis bertandang b. Majlis berdamai c. Majlis menantu d. Majlis silaturahim

Adat Istiadat Kemuncak: Perkahwinan

Adat Istiadat Kemuncak: Perkahwinan Topik 6 Adat Istiadat Kemuncak: Perkahwinan HASIL PEMBELAJARAN Pada akhir topik ini, anda seharusnya dapat: 1. Menunjukkan susur-galur adat istiadat pra-perkahwinan dalam pra-perkahwinan masyarakat Melayu;

Lebih terperinci

BAHAN PERKULIAHAN BUSANA PENGANTIN (BU 474) BUSANA PENGANTIN MALAYSIA. Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds NIP

BAHAN PERKULIAHAN BUSANA PENGANTIN (BU 474) BUSANA PENGANTIN MALAYSIA. Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds NIP BAHAN PERKULIAHAN BUSANA PENGANTIN (BU 474) BUSANA PENGANTIN MALAYSIA Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds NIP. 19720712 200112 2 001 PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO. 42 BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN 1974 A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.1/1974 Pelaksanaan Pernikahan Suku Anak Dalam merupakan tradisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap upacara biasanya diiringi dengan syair, dan pantun yang berisi petuahpetuah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap upacara biasanya diiringi dengan syair, dan pantun yang berisi petuahpetuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adat tidaklah sempurna apabila tidak diiringi dengan kesenian yang akan membuat sebuah acara jadi lebih menarik terutama pada upacara pernikahan. Setiap upacara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis pekerjaan, pendidikan maupun tingkat ekonominya. Adapun budaya yang di. memenuhi tuntutan kebutuhan yang makin mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. jenis pekerjaan, pendidikan maupun tingkat ekonominya. Adapun budaya yang di. memenuhi tuntutan kebutuhan yang makin mendesak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang terdiri dari banyak suku, bangsa, adat istiadat, agama, bahasa, budaya, dan golongan atas dasar

Lebih terperinci

BAHAN PERKULIAHAN BUSANA PENGANTIN (BU 474) BUSANA PENGANTIN RIAU. Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds NIP

BAHAN PERKULIAHAN BUSANA PENGANTIN (BU 474) BUSANA PENGANTIN RIAU. Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds NIP BAHAN PERKULIAHAN BUSANA PENGANTIN (BU 474) BUSANA PENGANTIN RIAU Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds NIP. 19720712 200112 2 001 PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

Lebih terperinci

UPACARA PENDAHULUAN

UPACARA PENDAHULUAN www.ariefprawiro.co.nr UPACARA PENDAHULUAN I Pasang Tarub & Bleketepe Bleketepe adalah daun kelapa yang masih hijau dan dianyam digunakan sebagai atap atau tambahan atap rumah. Tarub yang biasanya disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua pihak yang melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang dimaksud dengan "ijab

Lebih terperinci

3.1 PENGARUH INDIA DALAM ADAT PERKAHWINAN MELAYU

3.1 PENGARUH INDIA DALAM ADAT PERKAHWINAN MELAYU 3.0 UNSUR LUAR YANG MEMPENGARUHI ADAT PERKAHWINAN MELAYU 3.1 PENGARUH INDIA DALAM ADAT PERKAHWINAN MELAYU 1. ADAT BERINAI Salah satu adat masyarakat India yang kekal sehingga kini di kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III ADAT ISTIADAT PERKAWINAN MASYARAKAT MELANAU DI DESA PETANAK, KECAMATAN MUKAH. A. Latar Belakang Adat Istiadat Perkawinan Masyarakat Melanau

BAB III ADAT ISTIADAT PERKAWINAN MASYARAKAT MELANAU DI DESA PETANAK, KECAMATAN MUKAH. A. Latar Belakang Adat Istiadat Perkawinan Masyarakat Melanau BAB III ADAT ISTIADAT PERKAWINAN MASYARAKAT MELANAU DI DESA PETANAK, KECAMATAN MUKAH A. Latar Belakang Adat Istiadat Perkawinan Masyarakat Melanau Setiap masyarakat tentu ada budaya dan tradisinya masing-masing.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari pembahasan pada Bab IV dan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Setiap acara adat yang ada di desa Lokop berbeda dengan acara adat

Lebih terperinci

Adat Perkahwinan Kaum Melayu

Adat Perkahwinan Kaum Melayu Adat Perkahwinan Kaum Melayu Pengenalan Masyarakat Melayu begitu berpegang teguh dengan adat resam kerana ia dipercayai mempunyai kesan dalam kehidupan. Bagi masyarakat Melayu, adat resam perkahwinan begitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau yang tentunya pulau-pulau tersebut memiliki penduduk asli daerah yang mempunyai tata cara dan aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar.segala hal yang menyangkut tentang perkawinan haruslah dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. besar.segala hal yang menyangkut tentang perkawinan haruslah dipersiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkawinan bagi sebagian besar masyarakat merupakan hal yang sangat urgen dan sakral.hampir seluruh adat masyarakat di Indonesia memandang pernikawan sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap dilaksanakan oleh masyarakat Melayu sejak nenek moyang dahulu

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap dilaksanakan oleh masyarakat Melayu sejak nenek moyang dahulu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suku Melayu kaya akan upacara-upacara tradisional. Adat kebiasaan yang tetap dilaksanakan oleh masyarakat Melayu sejak nenek moyang dahulu hingga sekarang walaupun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling BAB IV ANALISA DATA A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya bisa tergolong memiliki makna, Diantara makna tersebut bisa di bilang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PROSESI LAMARAN PADA PERKAWINAN ADAT JAWA (Studi Kasus Di Dukuh Sentulan, Kelurahan Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha. BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK A. Letak Geografis dan Demografis 1. Geografis Desa Teluk Batil merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sungai Apit

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS 2.1 Identifikasi Kecamatan Batang Kuis, termasuk di dalamnya Desa Bintang Meriah, merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara pengantin merupakan kejadian yang sangat penting bagi kehidupan idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan, sebuah tindakan yang telah disyari atkan oleh Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan, sebuah tindakan yang telah disyari atkan oleh Allah SWT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peminangan atau pertunangan merupakan pendahuluan dari sebuah perkawinan, sebuah tindakan yang telah disyari atkan oleh Allah SWT sebelum adanya ikatan suami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk berbudaya dan secara biologis mengenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk berbudaya dan secara biologis mengenal adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk berbudaya dan secara biologis mengenal adanya perkawinan, melalui perkawinan inilah manusia mengalami perubahan status sosialnya, dari status

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita 1. Keadaan geografis Pasar Pelita merupakan salah satu pasar yang ada di kecamatan Kubu Babussalam tepatnya di desa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA

BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA Adat bagi masyarakat Batak Toba merupakan hukum yang harus dipelihara sepanjang hidupnya. Adat yang diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : meliputi, Himpun (meliputi : Himpun Kemuakhian dan Himpun Pemekonan),

V. KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : meliputi, Himpun (meliputi : Himpun Kemuakhian dan Himpun Pemekonan), V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Proses upacara perkawinan adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalu penggunaan simbol (Samovar, 2014,

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika BAHAN AJAR BAGIAN III SEJARAH MODE PERKEMBANGAN BENTUK DASAR BUSANA DI NEGARA TIMUR A. Thailand Thailand adalah salah satu negara tetangga Indonesia sehingga busan antara kedua negara tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI A. Kondisi Geografis dan Demografis 1. Keadaan Geografis Desa Muara Jalai merupakan salah satu dari Desa yang berada di Kecamatan Kampar utara Kabupaten Kampar sekitar

Lebih terperinci

Kang, sebenarnya khitbah sama tunangan itu sama gak sih?

Kang, sebenarnya khitbah sama tunangan itu sama gak sih? Kang, sebenarnya khitbah sama tunangan itu sama gak sih? BEDA DONG! Hehehe Banyak orang yang salah mengartikan antara tunangan dan khitbah. Istilah tunangan itu sebenarnya tidak dikenal dalam istilah islam.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pengertian Busana Manusia adalah makhluk yang berbudaya, dengan kebudayaan itu manusia mampu menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi

Lebih terperinci

Setiap manusia sudah mengenal yang namanya seni yang sudah diterapkan

Setiap manusia sudah mengenal yang namanya seni yang sudah diterapkan BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dalam jiwa manusia. Kesenian di Indonesia beraneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti rok, dress, atau pun celana saja, tetapi sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan yang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Dalam masyarakat Sasak, mengenal beberapa cara pelaksanaan perkawinan yaitu:

PEMBAHASAN Dalam masyarakat Sasak, mengenal beberapa cara pelaksanaan perkawinan yaitu: PROSESI PERKAWINAN ADAT SASAK 1 Oleh : I Gusti Ngurah Jayanti 2. PENDAHULUAN Perkawinan merupakan sebuah fenomena budaya yang hampir terdapat di semua komunitas budaya, khususnya di Indonesia. Perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara sederhana perkawinan adalah suatu hubungan secara lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. 1 Di dalam pasal 1 Undang-Undang No.1, 1974 menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat, perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan merupakan suatu pranata dalam

Lebih terperinci

kalender Mengenal 12 Baju Adat Wanita Indonesia

kalender Mengenal 12 Baju Adat Wanita Indonesia 2017 kalender Mengenal 12 Baju Adat Wanita Indonesia Sa j a ilust rasi oleh Cin dy K a l e n d e r g r a t i s. T i d a k u n t u k d i p e r j u a l b e l i k a n F r e e C a l e n d a r. N o t fo r s

Lebih terperinci

Latihan 2

Latihan 2 Bahagian A: (5 markah) Beri perkataan seerti atau seiras bagi perkataan yang bergaris bawah dalam tiap-tiap butiran berikut. Pilih jawapan yang betul. Cikgu Munah mendidik saya sejak saya di dalam darjah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang terdiri dari berbagai suku-sukubangsa yang tinggal di berbagai daerah tertentu di Indonesia. Masing- masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari pulau-pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari pulau-pulau dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari pulau-pulau dan penduduk yang padat. Sebagaimana dalam Wikipedia (2012) bahwa Indonesia adalah negara kepulauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang menggambarkan ciri khas daerah tersebut. Seperti halnya Indonesia yang banyak memiliki pulau,

Lebih terperinci

EzLearn2U.my. Tingkatan 1 Sejarah Bab 9 : Bab 9 : Warisan Kesultanan Melayu. Soalan Objektif

EzLearn2U.my. Tingkatan 1 Sejarah Bab 9 : Bab 9 : Warisan Kesultanan Melayu. Soalan Objektif Tingkatan 1 Sejarah Bab 9 : Bab 9 : Warisan Kesultanan Melayu Soalan Objektif 1. 2. Gambar menunjukkan alat muzik diraja - nobat. Bilakah nobat dimainkan? I Kemangkatan raja dan kerabatnya II Perkahwinan

Lebih terperinci

GARIS PANDUAN TATACARA BERPAKAIAN UNTUK PENERIMA DAN TETAMU SEMASA MENGHADIRI RAPTAI DAN HARI ISTIADAT PENGURNIAAN DARJAH KEBESARAN, BINTANG DAN

GARIS PANDUAN TATACARA BERPAKAIAN UNTUK PENERIMA DAN TETAMU SEMASA MENGHADIRI RAPTAI DAN HARI ISTIADAT PENGURNIAAN DARJAH KEBESARAN, BINTANG DAN GARIS PANDUAN TATACARA BERPAKAIAN UNTUK PENERIMA DAN TETAMU SEMASA MENGHADIRI RAPTAI DAN HARI ISTIADAT PENGURNIAAN DARJAH KEBESARAN, BINTANG DAN PINGAT WILAYAH PERSEKUTUAN (dkbpwp) 1 2 ISI KANDUNGAN PERKARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pertunjukan yang ada di Indonesia sangat beragam bentuk dan jenisnya. Seni pertunjukan yang berada dalam suatu lingkungan masyarakat Indonesia tidak terlepas

Lebih terperinci

UPACARA ADAT DAYAK NGAJU KALIMANTAN TENGAH ACARA ADAT PENGANTEN MANDAI

UPACARA ADAT DAYAK NGAJU KALIMANTAN TENGAH ACARA ADAT PENGANTEN MANDAI UPACARA ADAT DAYAK NGAJU KALIMANTAN TENGAH ACARA ADAT PENGANTEN MANDAI (IRINGAN TARIAN NGALINDAP PUNEI) Di susun oleh : LILIS MANIQ CITRA BUDAYA SANGGAR SENI BELAJAR KESENIAN TRADISIONAL KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

SIMULASI PELAKSANAAN AKAD NIKAH

SIMULASI PELAKSANAAN AKAD NIKAH SIMULASI PELAKSANAAN AKAD NIKAH OLEH : H. MAHMUD FAUZI BIDANG URAIS & BINSYAR KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROPINSI JAWA TIMUR I. PENDAHULUAN Pernikahan yang dinyatakan sebagai sunnatullah ini merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Tualang terdiri dari empat Kadus (Kepala Dusun), 8 RW, dan 79 RT,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Tualang terdiri dari empat Kadus (Kepala Dusun), 8 RW, dan 79 RT, BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi dan Demografi DesaTualang merupakan salah satu Desa dari sembilan Desa yang terdapat di KecamatanTualang Kabupaten Siak Sri Indrapura di Provinsi Riau.

Lebih terperinci

Peraturan Sekolah Menengah Kebangsaan Taman Desa

Peraturan Sekolah Menengah Kebangsaan Taman Desa WAKTU PERSEKOLAHAN 1.0 Masa dan Kehadiran Persekolahan 1.1 Murid mesti berada di sekolah lima minit sebelum waktu persekolahan bermula. 1.2 Murid yang datang lewat tanpa sebab adalah menjadi satu kesalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan suatu bangsa tidak hanya merupakan suatu aset, namun juga jati diri. Itu semua muncul dari khasanah kehidupan yang sangat panjang, yang merupakan

Lebih terperinci

Pakaian tradisonal Iban

Pakaian tradisonal Iban Pakaian tradisonal Iban Tidak salah untuk kita mengenali serba banyak tentang warisan kepelbagaian budaya di negara kita yang tercinta. Saya berpeluang untuk mempelajari berkaitan dengan budaya masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia dianugerahi Tuhan dengan segala macam kekayaan alam yang melimpah. Tidak hanya sumber daya alam yang melimpah, tetapi bangsa Indonesia memiliki berbagai

Lebih terperinci

KAJIAN RELEVANSI ATRIBUT PADA BUSANA PENGANTIN ADAT SUNDA DENGAN PRINSIP DAN POLA MASYARAKAT SUNDA

KAJIAN RELEVANSI ATRIBUT PADA BUSANA PENGANTIN ADAT SUNDA DENGAN PRINSIP DAN POLA MASYARAKAT SUNDA BAB IV KAJIAN RELEVANSI ATRIBUT PADA BUSANA PENGANTIN ADAT SUNDA DENGAN PRINSIP DAN POLA MASYARAKAT SUNDA Masyarakat Sunda merupakan masyarakat yang lebih memiliki afektif dominan, maksudnya, sensitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masing-masing budaya asli merupakan identitas masing-masing masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Masing-masing budaya asli merupakan identitas masing-masing masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dalam berkebudayaan adalah hal wajar. Karena di dalam lahirnya kebudayaan terdapat berbagai macam pemikiran yang disatukan. Masyarakat-masyarakat

Lebih terperinci

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi Oleh: Nyoman Tri Ratih Aryaputri Mahasiswa Program Studi Seni Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Denpasar Email: triratiharyaputri3105@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 80 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan tradisi pingit pengantin Tradisi pingit pengantin adalah kebiasaan yang telah biasa dilakukan oleh masyarakat di Desa Urung Kampung Dalam Kecamatan

Lebih terperinci

BAB EMPAT KESIMPULAN DAN CADANGAN. tradisi dalam kalangan masyarakat Islam pada umumnya. Oleh kerana itu, amalan

BAB EMPAT KESIMPULAN DAN CADANGAN. tradisi dalam kalangan masyarakat Islam pada umumnya. Oleh kerana itu, amalan BAB EMPAT KESIMPULAN DAN CADANGAN 4.1. Rumusan Pemberian hantaran telah menjadi satu kemestian dalam majlis perkahwinan. Amalan tersebut tidak kalah pentingnya dengan pemberian mahar. Ia sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna 1. Geografis Desa Balam Sempurna Desa Balam Sempurna merupakan salah satu Desa dari sekian banyak desa yang ada di

Lebih terperinci

Jenis Pertanyaan 1 Untuk Mengetahui makna Bendera Merah Putih dalam upacara perkawinan:

Jenis Pertanyaan 1 Untuk Mengetahui makna Bendera Merah Putih dalam upacara perkawinan: Lampiran 1 Transkrip Wawancara Nama : Costan Rumabar (63 Tahun) Status : Kepala Dewan Adat Ambroben, Biak Kota Alamat : Jl. Pramuka, Ambroben, Biak Kota Tanggal/Jam : 24 Juni 2015 / 13.00-14.00 WIT BENDERA

Lebih terperinci

PERATURAN SEKOLAH SEKOLAH KEBANGSAAN AGAMA IBNU KHALDUN SAMARAHAN.

PERATURAN SEKOLAH SEKOLAH KEBANGSAAN AGAMA IBNU KHALDUN SAMARAHAN. PERATURAN SEKOLAH SEKOLAH KEBANGSAAN AGAMA IBNU KHALDUN SAMARAHAN. Fasal 1 WAKTU PERSEKOLAHAN 1.1 Semua murid mesti datang ke sekolah pada atau sebelum pukul 7.00 pagi. 1.2 Pada pukul 7.00 pagi, murid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengertiannya yang paling umum, pakaian dapat diartikan sebagai penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung tubuh terhadap hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak orang mengatakan bahwa pakaian yang dipakai dapat mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja namun pakaian tradisional juga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting yang dimiliki oleh manusia. Pada dasarnya bahasa digunakan sebagai sarana komunikasi dalam kehidupan manusia untuk

Lebih terperinci

2017 TARI SAMBUT SEPINTU SEDULANGDI SANGGAR PESONA WANGKA KOTA SUNGAI LIAT KABUPATEN BANGKA

2017 TARI SAMBUT SEPINTU SEDULANGDI SANGGAR PESONA WANGKA KOTA SUNGAI LIAT KABUPATEN BANGKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Bangka adalah suatu pulau yang terdapat di samping timur Sumatera,Indoneseia yang terhitung dalam lokasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pulau Bangka

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 234 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Perkawinan merupakan rentetan daur kehidupan manusia sejak zaman leluhur. Setiap insan pada waktunya merasa terpanggil untuk membentuk satu kehidupan baru, hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang berasaskan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang berasaskan Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara hukum yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar dalam menjalankan tata hukum di Indonesia. Oleh sebab itu, untuk

Lebih terperinci

PENETAPAN MAHAR BAGI PEREMPUAN DI DESA KAMPUNG PAYA, KECAMATAN KLUET UTARA, KABUPATEN ACEH SELATAN

PENETAPAN MAHAR BAGI PEREMPUAN DI DESA KAMPUNG PAYA, KECAMATAN KLUET UTARA, KABUPATEN ACEH SELATAN PENETAPAN MAHAR BAGI PEREMPUAN DI DESA KAMPUNG PAYA, KECAMATAN KLUET UTARA, KABUPATEN ACEH SELATAN Rida Alfida 1, Saiful Usman 1 *, Ruslan 1 1 Prodi PPKn FKIP Universitas Syiah Kuala *Corresponding email:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki moto atau semboyan Bhineka Tunggal Ika, artinya yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun pada hakikatnya bangsa

Lebih terperinci

BAB II ETNOGRAFI KEADAAN MASYARAKAT DI SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN. Sungai Guntung Kecamatan Kateman adalah salah satu Kecamatan di

BAB II ETNOGRAFI KEADAAN MASYARAKAT DI SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN. Sungai Guntung Kecamatan Kateman adalah salah satu Kecamatan di s su BAB II ETNOGRAFI KEADAAN MASYARAKAT DI SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN 2.1 Keadaan Geografis Sungai Guntung Sungai Guntung Kecamatan Kateman adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Indragili Hilir,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI 1 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Perkawinan Menurut Hukum Adat Minangkabau di Kenagarian Koto Baru, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. watak pada individu. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. watak pada individu. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan Indonesia mempunyai nilai yang tinggi karena merupakan suatu system yang dikembangkan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad lamanya, di dalam kebudayaan

Lebih terperinci

Penjelasan lebih lanjut mengenai mahar dan prosesi pertunangan akan dibahas di bab selanjutnya.

Penjelasan lebih lanjut mengenai mahar dan prosesi pertunangan akan dibahas di bab selanjutnya. Secara garis besar, aku mengurutkan persiapan pernikahan seperti ini: 1. Tentukan Besarnya Mahar dan Tanggal Pertunangan Mahar atau Mas Kawin adalah adalah harta atau barang yang diberikan oleh calon pengantin

Lebih terperinci

HIS 224 INSTITUSI KEKELUARGAAN ISLAM

HIS 224 INSTITUSI KEKELUARGAAN ISLAM UNIVERSITI SAINS MALAYSIA Peperiksaan Semester Pertama Sidang Akademik 2007/2008 Oktober/November 2007 HIS 224 INSTITUSI KEKELUARGAAN ISLAM Masa : 3 jam Sila pastikan bahawa kertas peperiksaan ini mengandungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan totalitas latar belakang dari sistem nilai, lembaga dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan satu bagian dalam proses kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan satu bagian dalam proses kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan satu bagian dalam proses kehidupan manusia. Menurut Kusnadi (2005), perkawinan adalah suatu ikatan antara laki-laki dan perempuan yang

Lebih terperinci

Riska Fitriani. Kata kunci: Hak cipta, Norma dan Perkawinan

Riska Fitriani. Kata kunci: Hak cipta, Norma dan Perkawinan 91 Perlindungan terhadap Hak Cipta Tari Bungo Inai Karoteh sebagai Cerminan Pemberlakuan Norma Adat pada Perkawinan dalam Masyarakat Adat di Desa Simalinyang Oleh : RISKA FITRIANI Komplek Royal Platinum

Lebih terperinci

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia KAIN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA 1 Kain Sebagai Kebutuhan Manusia A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari kain sebagai kebutuhan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta

Lebih terperinci

BAHAN PERKULIAHAN BUSANA PENGANTIN (BU 474) BUSANA PENGANTIN KOREA. Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds NIP

BAHAN PERKULIAHAN BUSANA PENGANTIN (BU 474) BUSANA PENGANTIN KOREA. Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds NIP BAHAN PERKULIAHAN BUSANA PENGANTIN (BU 474) BUSANA PENGANTIN KOREA Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds NIP. 19720712 200112 2 001 PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Agama Republik Indonesia (1975:2) menyatakan bahwa : maka dilakukan perkawinan melalui akad nikah, lambang kesucian dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Agama Republik Indonesia (1975:2) menyatakan bahwa : maka dilakukan perkawinan melalui akad nikah, lambang kesucian dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkawinan merupakan peristiwa hukum yang terjadi didalam hidup bermasyarakat yang menyangkut nama baik keluarga ataupun masyarakat. Hal ini diterangkan dalam buku

Lebih terperinci

Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo*

Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo* Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo* Abstrak Nikah Sirri dalam perspektif hukum agama, dinyatakan sebagai hal yang sah. Namun dalam hukum positif, yang ditunjukkan dalam Undang -

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF TARI INE ACEH TAMIANG DENGAN TARI INAI SERDANG BEDAGAI. Suci Ramadayani Prodi S. Tari Jurusan Sendratasik FBS Unimed ABSTRAK

STUDI KOMPARATIF TARI INE ACEH TAMIANG DENGAN TARI INAI SERDANG BEDAGAI. Suci Ramadayani Prodi S. Tari Jurusan Sendratasik FBS Unimed ABSTRAK STUDI KOMPARATIF TARI INE ACEH TAMIANG DENGAN TARI INAI SERDANG BEDAGAI Suci Ramadayani Prodi S. Tari Jurusan Sendratasik FBS Unimed ABSTRAK Tari Ine dan tari Inai merupakan tari rakyat yang mengalami

Lebih terperinci

Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam

Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam - Struktur bentuk pada bagian kepala kain (tumpal), terdapat ragam hias ombak 16 batang, tali air dan patah beras, umpak ayam, pucuk rebung kembang jagung, dan tawur sisik nanas. Ombak 16 batang Patah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh

BAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap makhluk diciptakan saling berpasangan, begitu juga manusia. Jika pada makhluk lain untuk berpasangan tidak memerlukan tata cara dan peraturan tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai-nilai keagamaan sebagai wujud ibadah kepada Allah. SWT, dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai-nilai keagamaan sebagai wujud ibadah kepada Allah. SWT, dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sangat menganjurkan perkawinan karena perkawinan mempunyai nilai-nilai keagamaan sebagai wujud ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara administratif, Pulau Samosir adalah adalah pulau vulkanik di tengah Danau Toba, danau terbesar di Asia Tenggara, yang termasuk dalam Kabupaten Samosir, Sumatera

Lebih terperinci

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA LAMPIRAN HASIL WAWANCARA 83 LAMPIRAN Wawancara Dengan Bapak Eriyanto, Ketua Adat di Karapatan Adat Nagari Pariaman. 1. Bagaimana Proses Pelaksanaan Tradisi Bajapuik? - Pada umumnya proses pelaksanaan perkawinan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak pada garis khatulistiwa. Dengan

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak pada garis khatulistiwa. Dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak pada garis khatulistiwa. Dengan Penduduk yang berdiam dan berasal dari pulau-pulau yang beraneka ragam adat budaya dan

Lebih terperinci

BAB II TARI SIGEH PENGUTEN LAMPUNG

BAB II TARI SIGEH PENGUTEN LAMPUNG BAB II TARI SIGEH PENGUTEN LAMPUNG II.1 Tari Sigeh Penguten Lampung Sebagai Tari Penyambut Tamu Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera, Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Tapanuli Tengah dikenal dengan sebutan Negeri Wisata Sejuta Pesona. Julukan ini diberikan kepada Kabupaten Tapanuli Tengah dikarenakan dibeberapa

Lebih terperinci

WALI KOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT

WALI KOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT WALI KOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN WALI KOTA BEKASI NOMOR : 556/KEP.357-Disparbud/VII/2017 TENTANG PELESTARIAN KEBUDAYAAN PADA BIOSKOP, USAHA JASA MAKANAN DAN MINUMAN, SERTA HOTEL BINTANG DI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kecamatan Kampar Asal muasal nama Kampar sampai saat sekarang belum adakesepakatan universal, namun yang perlu dipahami adalah sejarah dan harus kedepankan.

Lebih terperinci

PELATIHAN PEMBUATAN HANTARAN PENGANTIN SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN WAKTU LUANG BAGI IBU RUMAH TANGGA DI DUSUN COKROBEDOG

PELATIHAN PEMBUATAN HANTARAN PENGANTIN SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN WAKTU LUANG BAGI IBU RUMAH TANGGA DI DUSUN COKROBEDOG PELATIHAN PEMBUATAN HANTARAN PENGANTIN SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN WAKTU LUANG BAGI IBU RUMAH TANGGA DI DUSUN COKROBEDOG Oleh: Sugiyem FT Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Tujuan pelaksanaan pengabdian

Lebih terperinci

melalui proses lamaran atau disebut dengan Badatang, jika lamaran ini telah sekaligus dibicarakan kesempatan tentang waktu maantar jujuran, nikah dan

melalui proses lamaran atau disebut dengan Badatang, jika lamaran ini telah sekaligus dibicarakan kesempatan tentang waktu maantar jujuran, nikah dan BAB III TRADISI MAANTAR JUJURAN DALAM PERKAWINAN ADAT BANJAR DI KALIMANTAN SELATAN A. Definisi Maantar Jujuran Maantar Jujuran terdiri dari dua kata, yakni kata Maantar dan kata Jujuran, Maantar dapat

Lebih terperinci

MAJLIS AKAD NIKAH. Menyediakan Seorang Jurunikah Bertauliah Dari JAWI Berserta Dua Orang Saksi Nikah

MAJLIS AKAD NIKAH. Menyediakan Seorang Jurunikah Bertauliah Dari JAWI Berserta Dua Orang Saksi Nikah MAJLIS AKAD NIKAH FELDA VILLA KUALA LUMPUR ANJUNG FELDA, JALAN PERUMAHAN GURNEY, OFF JALAN SEMARAK, 54000 KUALA LUMPUR TEL: +603-2692 5397, Fax: +603-2694 4159 Tawaran Pakej Merangkumi: Menyediakan Seorang

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1. Abstrak

TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1. Abstrak TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1 Abstrak Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perkawinan di bawah tangan masih sering dilakukan, meskipun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau kecil maupun besar. Wilayah Indonesia yang terdiri dari banyak pulau menjadikan Indonenesia dihuni oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan biologis antara laki-laki dan perempuan untuk meneruskan keturunan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. hubungan biologis antara laki-laki dan perempuan untuk meneruskan keturunan. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang sangat dianjurkan untuk melakukannya. 1 Sebab pernikahan merupakan suatu prosesi yang dapat menghalalkan hubungan biologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang harus ditempuh dalam adat Melayu Deli diantaranya adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang harus ditempuh dalam adat Melayu Deli diantaranya adalah kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan sunah nabi. Untuk menuju suatu perkawinan banyak hal yang harus ditempuh dalam adat Melayu Deli diantaranya adalah kegiatan merisik,

Lebih terperinci

BAB III PEMBERIAN JUJURAN DALAM TRADISI PERKAWINAN ADAT SUKU TIDUNG PULAU TARAKAN KALIMANTAN UTARA

BAB III PEMBERIAN JUJURAN DALAM TRADISI PERKAWINAN ADAT SUKU TIDUNG PULAU TARAKAN KALIMANTAN UTARA BAB III PEMBERIAN JUJURAN DALAM TRADISI PERKAWINAN ADAT SUKU TIDUNG PULAU TARAKAN KALIMANTAN UTARA A. Gambaran Keadaan Pulau Tarakan Menurut legenda nama Tarakan berasal dari bahasa tidung yaitu Tarak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam suku, yang dapat di jumpai bermacam-macam adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang ada dan

Lebih terperinci