NO. Score Klasifikasi Keterangan B Memenuhi Ketentuan Dengan Catatan (Masih ada kekurangan peralatan yang harus dipenuhi)
|
|
- Farida Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran XLVIII Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor : SK.2162/HK.208/XI/Diklat-2010 Tanggal : 16 November 2010 NO. Obyek Verifikasi Persyaratan Kondisi Lapangan Score Ket. a. Diklat Radar/ARPA Simulator Wajib N b. Diklat Basic safety Training Wajib N/T c. Diklat Advance Fire Fighting Wajib N/T d. Diklat Survival Craft & Rescue Boat Wajib N/T e. Diklat Medical First Aid Wajib N/T f. Diklat GOC GMDSS Wajib N g. Diklat... Anjuran N/T Jumlah Score Jumlah Score N ( ) Jumlah Score T ( ) NO. Score Klasifikasi Keterangan A Memenuhi Ketentuan B Memenuhi Ketentuan Dengan Catatan (Masih ada kekurangan peralatan yang harus dipenuhi) C Diberikan Rekomendasi sementara (Kekurangan peralatan harus dipenuhi dalam waktu 2 (dua) tahun sejak diterbitkan rekomendasi sementara ini dan bila tidak memenuhi maka rekomendasi sementara akan dibatalkan) Tim Auditor: Tanda Tangan NIP NIP NIP , Audite : Direktur/Ketua (...) =============================================================================== NO. PROSES NAMA JABATAN TANGGAL PARAF 1. Disetujui Sunaryo Dirjen Perhubungan Laut KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN 390 ttd CAPT. BOBBY R. MAMAHIT Pembina Utama Madya (IV/d) NIP
2 JALUR FORMAL Lampiran XLIX Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor : SK.2162/HK.208/XI/Diklat-2010 Tanggal : 16 November 2010 PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENERIMAAN PESERTA DIKLAT KEAHLIAN PELAUT I. BIDANG KEAHLIAN NAUTIKA/TEKNIKA A. Diklat Pelaut Tingkat Menengah (DP-M) 1. Persyaratan Peserta Persyaratan Administrasi: a. Usia minimal 15 tahun maksimal 23 tahun pada saat pendaftaran; b. Belum menikah dan sanggup tidak menikah selama pendidikan dibuktikan dengan surat pernyataan; c. Tinggi badan minimal Pria : 157 cm, wanita : 153 cm; d. Menyerahkan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK); e. Lulusan SMP atau sederajat. 2. Prosedur Penerimaan Peserta Diklat a. Seleksi administratif; b. Seleksi kesamaptaan; c. Seleksi kesehatan; d. Seleksi potensi akademik; e. Wawancara; f. Psikotes. B. Diklat Pelaut Tingkat Tinggi (DP-T) 1. Persyaratan Peserta Persyaratan Administrasi: a. Usia maksimum 23 tahun pada saat pendaftaran; b. Belum menikah dan sanggup tidak menikah selama pendidikan dibuktikan dengan surat pernyataan; c. Tinggi badan minimal Pria : 160 cm, wanita : 155 cm; d. Menyerahkan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK); e. Untuk Jurusan/bidang keahlian: 1) Nautika : lulusan SMA/MA jurusan IPA atau SMK Pelayaran yang telah mendapatkan approval Program dari Direktur Jenderal serta dilengkapi dengan Sertifikat ANT-IV; dan 2) Teknika : lulusan SMA/MA jurusan IPA, SMK/MAK jurusan Mesin, Listrik, Otomotif, dan Elektronika atau SMK Pelayaran yang telah mendapatkan approval Program dari Direktur Jenderal serta dilengkapi dengan Sertifikat ATT-IV. 3) Elektro Pelayaran : lulusan SMA/MA jurusan IPA, SMK/MAK jurusan Mesin, Listrik, Otomotif, dan Elektronika atau SMK Pelayaran yang telah mendapatkan approval Program dari Direktur Jenderal serta dilengkapi dengan Sertifikat ATT-IV 391
3 2. Prosedur Penerimaan Peserta Diklat a. Seleksi administratif; b. Seleksi kesehatan; c. Seleksi kesamaptaan; d. Wawancara; e. Seleksi potensi akademik; dan f. Psikotes. ======================================================================= NO. PROSES NAMA JABATAN TANGGAL PARAF 1. Disetujui Sunaryo Dirjen Perhubungan Laut KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN ttd CAPT. BOBBY R. MAMAHIT Pembina Utama Madya (IV/d) NIP
4 Lampiran L Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor : SK.2162/HK.208/XI/Diklat-2010 Tanggal : 16 November 2010 MANAJEMEN LEMBAGA DIKLAT KEAHLIAN PELAUT A. SEJARAH, STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGEMBANGAN 1. Sejarah Perkembangan Organisasi lembaga pendidikan kepelautan yang meliputi: a. Pendirian lembaga; b. Nama lembaga; c. Dasar hukum; d. Tahun pendirian dan lokasi; e. Pimpinan lembaga; dan f. Akreditasi yang diperoleh dari Depdikbud dan Dephub. 2. Struktur Organisasi: a. Bagan struktur organisasi; b. Tugas pokok dan fungsi organisasi; c. Tugas setiap satuan kerja dalam organisasi; dan d. Tujuan Institusional dan komitmen terhadap peraturan nasional dan internasional di bidang kepelautan. 3. Rencana Induk Pengembangan: a. Pengembangan akademik; b. Pengembangan sarana dan prasarana; dan c. Pengembangan organisasi dan sumber daya manusia. B. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN 1. Program diklat yang diselenggarakan: a. Dasar Kurikulum; b. Pola Pendidikan; dan c. Program-program studi. 2. Pendataan pengajar dan personil lembaga diklat: a. Pengajar: 1) Pengajar tetap dan pengajar tidak tetap; 2) Tingkat ijazah pelaut/sarjana;dan b. Personil: 1) Teknisi laboratorium; 2) Pustakawan; dan 3) Tenaga pendukung administrasi. 3. Pendataan peserta didik: a. Jumlah peserta didik tiap tingkat/semester dan program studi; dan b. Data lulusan per tahun. 4. Program kerjasama antar lembaga: a. Kerjasama dengan lembaga diklat kepelautan lainnya; b. Kerjasama dengan perusahaan pelayaran; dan c. Kerjasama dengan Institusi lainnya. 393
5 5. Pengaturan kegiatan praktek berlayar: a. Cadet Record Book; b. Penempatan di kapal; dan c. Evaluasi hasil praktek berlayar. 6. Kurikulum: Lampiran kurikulum setiap program studi yang diselenggarakan. C. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN 1. Penerimaan peserta didik: a. Persyaratan akademis, medis dan administratif; b. Proses dan materi seleksi; c. Norma penentuan hasil seleksi; dan d. Masa orientasi studi. 2. Tenaga kependidikan: a. Pengangkatan dan pemberhentian pengajar; b. Penugasan mengajar; dan c. Kewajiban dan hak pengajar. 3. Strategi pembelajaran: a. Penyusunan jadwal kuliah/ pelajaran; b. Tata tertib kelas; c. Pengendalian kehadiran pengajar dan peserta didik; d. Sistim pengendalian kemajuan belajar; dan e. Penggunaan media pengajaran. 4. Pelatihan di bengkel kerja, laboratorium, dan simulator: a. Penyusunan jadwal pelatihan; b. Keselamatan kerja; dan c. Penyusunan skenario pelatihan. 5. Sistim informasi dan dokumentasi: a. Pusat sumber belajar; b. Pengolahan masukan umpan balik; c. Informasi data lingkungan; dan d. Dokumentasi data peserta didik. 6. Kepustakaan: a. Tata tertib perpustakaan; b. Daftar buku perpustakaan; dan c. Pengaturan buku wajib/ panduan bagi peserta didik. 7. Kegiatan extra-kurikuler: a. Tata tertib kampus; b. Program pembinaan mental dan moral; dan c. Kegiatan bimbingan dan penyuluhan. 8. Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat: a. Kegiatan studi lapangan; b. Kegiatan seminar/ lokakarya; c. Kegiatan praktek berlayar; dan d. Kegiatan wisuda. 394
6 9. Evaluasi dan pelaporan: a. Sistim evaluasi: 1) Evaluasi hasil belajar peserta didik; 2) Evaluasi proses pembelajaran; dan 3) Evaluasi kurikulum. b. Sistim pelaporan: 1) Laporan data peserta didik; 2) Laporan utilisasi sarana dan prasarana; 3) Laporan realisasi kurikulum; 4) Laporan keuangan; dan 5) Laporan pelaksanaan ujian dan sertifikasi. D. TATA TERTIB KELAS 1. Selama kegiatan pelajaran di dalam kelas, setiap peserta didik wajib mematuhi tata tertib kelas sebagai berikut: a. Menjaga ketertiban di dalam kelas; b. Menjaga kebersihan, kerapihan dan keutuhan ruang kelas, serta inventaris di dalam kelas; c. Berlaku/ bertindak sopan, baik sikap maupun tutur kata terhadap pengajar/ instruktur serta karyawan yang bertugas; d. Setiap hari wajib mempersiapkan buku-buku pelajaran yang sesuai dengan jadwal pelajaran dan meletakkannya disudut kiri meja; e. Setiap hari harus sudah siap di kelas masing-masing sebelum pelajaran dimulai, kecuali pada hari libur; f. Meminta izin tertulis kepada ketua program/ jurusan apabila tidak dapat mengikuti sebagian atau seluruh pelajaran karena alasan: 1) Sakit (harus disertai surat keterangan dokter); 2) Izin pulang karena suatu keperluan penting dan mendadak; dan 3) Alasan lain yang dapat diterima. g. Menjabat sebagal ketua/ wakil ketua kelas masing-masing selama 1 minggu sesuai dengan nomor urut dalam daflar hadir kelas. 2. Setiap ketua/ wakil ketua kelas mempunyai tugas dan tanggung jawab: a. Mengambil dan mengembalikan daftar hadir kelas serta peralatan yang diperlukan untuk kepentingan pelajaran; b. Mengisi daftar hadir di kelasnya masing-masing setiap jam pelajaran serta melaporkan kepada pengajar setiap pergantian pelajaran, dan meminta paraf pengajar. Daftar hadir hanya diisi dengan tanda hadir ( ) dan tidak hadir (a); c. Menghubungi sekretariat/ administrasi pengajaran, atau petugas monitoring kelas apabila pengajar belum hadir dalam waktu 10 menit sesudah pergantian jam pelajaran; d. Melaporkan peserta didik yang tidak hadir kepada pelaksana program segera setelah jadwal pelajaran pagi/ sore berakhir; e. Melaksanakan serah terima tugas dan peralatan/ inventaris kepada ketua kelas/ wakil ketua kelas penggantinya; f. Bertanggung jawab atas kebersihan kelas selama kegiatan pelajaran di kelas; dan g. Bertanggung jawab kepada ketua pelaksana program. 3. Setiap peserta didik wajib mematuhi larangan-larangan, seperti: a. Berkeliaran di dalam kelas selama pelajaran berlangsung; b. Mengganggu kelas lain; c. Duduk-duduk di depan kelas atau kantor pada jam pelajaran berlangsung; d. Membawa alat atau bunyi-bunyian atau alat lain yang dapat mengganggu ketertiban kelas; e. Memasuki ruang kantor. Kecuali ada urusan administrasi penting; f. Keluar kampus pada jam jam diluar yang telah ditetapkan; g. Duduk atau melompati jendela atau meja; h. Merubah susunan atau memindahkan inventaris kelas tanpa izin; 395
7 i. Masuk asrama selama jadwal pelajaran, kecuali berganti pakaian untuk olah raga atau pelajaran praktek; dan j. Makan/ minum/ merokok di dalam kelas dan sekitarnya. 4. Setiap peserta didik yang melanggar ketentuan-ketentuan tersebut butir 1, 2, dan 3 dapat dikenakan sanksi: a. Konduite sesuai dengan peraturan yang berlaku; b. Terlambat mengikuti pelajaran, tidak diperkenankan mengikuti pelajaran; dan c. Merusak/ menghilangkan inventaris kelas wajib mengganti. 5. Prosentasi kehadiran peserta didik dikelas: a. Setiap peserta didik dihitung tidak hadir dikelas selama 1 hari, apabila ia tidak mengikuti 1 jam pelajaran pada hari itu; b. Dalam satu semester seorang peserta didik minimal harus memenuhi kehadiran dikelas 75% dari jumlah hari kelas dan jumlah tidak hadir kelas yang dapat dipertanggung jawabkan dalam satu bulan maksimum 4 hari; c. Jika seorang peserta didik telah melampaui batas maksimum tidak hadir di kelas (tidak mengikuti pelajaran), ia harus menghadap ketua program untuk diproses lebih lanjut; d. Jika seorang peserta didik tidak dapat mencapai jumlah 75% hadir dikelas, maka yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti ujian semester atau ujian akhir; dan e. Penetapan peserta ujian semester/ negara akan diumumkan menjelang minggu tenang setiap masa ujian. E. TATA TERTIB PERPUSTAKAAN 1. Perpustakaan adalah perpustakaan kampus yang melayani kepentingan kampus dan anggotanya (khususnya sivitas akademika). 2. Buku-buku perpustakaan adalah inventaris institusi diklat dan terdaftar di dalarn buku katalog perpustakaan, serta dibagi dalam beberapa kelompok buku: a. Buku pembakuan yaitu buku yang dipergunakan sebagai pegangan belajar peserta didik dan pengajar. Buku tersebut adalah buku wajib yang dimiliki peserta didik pada tingkat/semester masing-masing; b. Buku umum, yaitu buku-buku yang bersifat umum dan dapat dipinjam dalam jangka waktu tertentu; c. Buku referensi, adalah buku-buku sumber belajar, sebagai kelengkapan buku kegiatan pembelajaran, yang berhubungan dengan mata pelajaran yang ditentukan; d. Buku referensi yang langka hanya diperkenankan dibaca di ruang perpustakaan; dan e. Buku, majalah dan buletin, dan bacaan lainnya. 3. Peminjaman buku diperkenankan kepada anggota perpustakaan yang terdiri dari: a. Peserta didik yang masih mengikuti pendidikan secara aktif; b. Pengajar diklat yang memberi pelajaran secara aktif; c. Karyawan diklat yang masih bekerja secara aktif; d. Anggota dari perguruan tinggi/ institusi lain dengan izin tertulis dari kepala / pimpinan institusi diklat; dan e. Peminat lain yang mendapat izin tertulis dari kepala/ pimpinan institusi diklat. 4. Kartu keanggotaan perpustakaan: a. Setiap anggota perpustakaan mendapatkan kartu anggota perpustakaan. b. Kartu anggota di tarik kembali apabila: 1) Peserta didik lulus atau dikeluarkan dari diklat yang bersangkutan; 2) Tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan; dan 3) Telah habis masa berlakunya. 396
8 5. Setiap pengunjung perpustakaan wajib: a. Memasuki ruang perpustakaan melewati pintu yang telah ditetapkan; b. Mendata diri sebagai pengunjung perpustakaan (misalnya dengan menekan tombol yang disediakan, atau mengisi buku pengunjung); c. Menunjukkan kartu anggota; d. Berpakaian dinas lengkap bagi taruna/ pasis dan berpakaian rapi serta sopan bagi pengunjung yang lain; e. Menjaga ketenangan, ketertiban dan kebersihan; f. Menjaga keutuhan dan kebersihan buku yang dipinjam agar tidak rusak, hilang atau hilang sebagian; dan g. Mengembalikan buku tepat pada waktunya. 6. Lamanya buku yang dipinjam diatur sebagai berikut: a. Buku pegangan dan kepustakaan yang dipinjam oleh pengajar paling lama 1 tahun; b. Buku pegangan belajar yang dipinjam oleh taruna/ pasis paling lama 1 minggu; dan c. Buku yang dipinjam oleh peminat lain diatur tersendiri. 7. Cara peminjaman dan pengembalian buku: a. Peminjam datang sendiri di ruang perpustakaan untuk memilih dan menanyakan buku yang dikehendaki sesuai katalog yang disediakan; b. Menunjukkan kartu anggota dan mengisi kartu isian rangkap 2 dan membubuhkan paraf, selanjutnya diserahkan petugas untuk dicatat; c. Satu kartu isian diserahkan petugas perpustakaan dan yang lainnya ditempelkan pada sampul buku; d. Pengembalian buku dilakukan dengan menyerahkan buku tersebut dan kartu anggota kepada petugas untuk dicatat sebagai bukti pengembalian; dan e. Peminjaman dan pengembalian buku sesuai dengan jadwal waktu pelayanan perpustakaan. 8. Peminjam buku dilarang: a. Mengotori, merusak, menulis nama/ tanda tangan atau mencoret buku milik perpustakaan; b. Mengambil sebagian atau seluruhnya dari buku milik perpustakaan; c. Meminjamkan buku pinjamannya kepada pihak ketiga; d. Mengembalikan buku melebihi waktu yang telah ditetapkan; dan e Melanggar kewajiban-kewajiban sebagaimana telah ditetapkan. 9. Sanksi-sanksi bagi peminjam yang melanggar tata tertib ini: a. Teguran tertulis berupa peringatan bertahap I, II, dan III serta dikaitkan dengan konduite taruna/ pasis; b. Diberhentikan haknya sebagai peminjam; c. Diharuskan mengganti buku yang dirusakkan/ dihilangkan dengan buku yang sama atau yang serupa; dan d. Bagi taruna/ pasis yang belum menyelesaikan administrasi buku perpustakaan, dapat dikenakan sanksi penundaan mutasi prola dan penyerahan ijazah. 10. Pengawas perpustakaan adalah karyawan/ pegawai unit diklat yang dituniuk untuk mengawasi pelaksanaan tata tertib perpustakaan. 11. Setiap anggota perpustakaan dianjurkan untuk berperan serta dalam mengembangkan kegiatan perpustakaan, dengan cara menyumbangkan buku-buku, dan lain-lain. 397
9 F. STANDAR MUTU KINERJA 1. Pelaksanaan Kurikulum: 1.1. Mata kuliah Umum: NO. PROSENTASE NILAI KINERJA % BAIK % - 90 % CUKUP 3. < 80 % < 60 KURANG 1.2. Mata Kuliah Penunjang: NO. PROSENTASE NILAI KINERJA % BAIK % - 92 % CUKUP 3. < 80 % < 60 KURANG 1.3. Mata Kuliah Keahlian: NO. PROSENTASE NILAI KINERJA % BAIK 2. 85% - 95% CUKUP 3. < 80% < 60 KURANG 2. Perbandingan Antara Pengajar dan Peserta Didik: NO. PERBANDINGAN NILAI KINERJA 1. 1 : < BAIK 2. 1 : ( 20-30) CUKUP 3. 1 : > 30 < 60 KURANG 3. Peserta yang Gagal: NO. GAGAL NILAI KINERJA 1. < 5 % BAIK 2. 5 % - 15 % CUKUP 3. > 5 % < 60 KURANG 4. Penggunaan Ruang Kelas: 4.1. Jumlah Peserta Didik per Kelas: NO. JUMLAH PESERTA NILAI KINERJA BAIK CUKUP 3. < 20 < 60 KURANG 4.2. Waktu Penggunaan per Tahun: NO. LAMA DIKLAT NILAI KINERJA BULAN BAIK BULAN CUKUP 3. < 6 BULAN < 60 KURANG 398
10 5. Pengunjung Perpustakaan per Bulan: NO. PESERTA DIDIK NILAI KINERJA % % BAIK % - 79 % CUKUP 3. < 60 % < 60 KURANG = Jumlah Peserta Didik 6. Penggunaan Asrama: 6.1. Kamar Tidur: NO. LUAS RUANGAN NILAI KINERJA 1. 5 M 2 / Taruna / Pasis BAIK 2. 4 M 2 / Taruna / Pasis CUKUP 3. 3 M 2 / Taruna / Pasis < 60 KURANG 6.2. Waktu Penggunaan per Tahun: NO. LAMA WAKTU NILAI KINERJA 1. > 8 BULAN BAIK BULAN CUKUP 3. < 6 BULAN < 60 KURANG 7. Penggunaan Anggaran: 7.1. Jadwal Pembayaran: NO. JADUAL NILAI KINERJA 1. TEPAT WAKTU BAIK HARI LEWAT CUKUP 3. LEBIH DARI 7 HARI < 60 KURANG 7.2. Realisasi Anggaran: NO. REALISASI NILAI KINERJA % % BAIK % - 90 % CUKUP 3. < 70 % < 60 KURANG 8. Bahan Dalam Proses Pembelajaran: 8.1. Pengadaan Bahan Pelatihan: NO. BATAS WAKTU NILAI KINERJA 1. Hari H 4 hari BAIK 2. Hari H (1-3 hari) CUKUP 3. Hari H & Lewat < 60 KURANG 8.2. Memenuhi Persyaratan: NO. KONDISI NILAI KINERJA 1. LENGKAP BAIK 2. HAMPIR LENGKAP CUKUP 3. TIDAK LENGKAP < 60 KURANG 399
11 8.3. Daftar Inventaris: NO. KONDISI NILAI KINERJA 1. TERSEDIA > 90 % BAIK 2. TERSEDIA 70 % - 89 % CUKUP 3. TIDAK TERSEDIA < 60 KURANG 9. Dokumentasi peserta Didik: 9.1. Ketersediaan: NO. KONDISI NILAI KINERJA 1. TERSEDIA > 90 % BAIK 2. TERSEDIA 70 % - 89 % CUKUP 3. TIDAK TERSEDIA < 60 KURANG 9.2. Kemampuan Mengusut / Mencari Dokumen: NO. WAKTU NILAI KINERJA 1. < 1 JAM BAIK JAM CUKUP 3. > 3 JAM < 60 KURANG G. IZIN PENYELENGGARAAN DIKLAT KEPELAUTAN 1. Permohonan izin penyelenggaraan Diklat Kepelautan disertai dengan lampiran antara lain : a. Landasan hukum penyelenggaraan diklat, bagi institusi dibawah Badan Hukum Indonesia; b. Legalitas susunan dan tata kerja institusi yang bersangkutan; c. Struktur Organisasi Diklat dan jumlah serta kualifikasi personil, termasuk tenaga pengajar dan pelatih; d. Legalitas sarana-sarana yang baik berstatus hak milik atau sewa pinjam; e. Rencana anggaran biaya diklat, meliputi : 1) Biaya per - penyelenggaraan diklat jangka pendek ; 2) Biaya per - tahun; 3) Beban biaya: a) Beban peserta per - penyelenggaraan diklat jangka pendek; b) Beban peserta per tahun; c) Beban pemerintah / badan hukum Indonesia; d) Beban pihak ketiga (sponsor); dan 4) Komponen beban biaya peserta. f. Laporan pelaksanaan pendidikan yang sedang berjalan; g. Proposal program diklat dalam rangka implementasi konvensi STCW amandemen 1995, yang meliputi : 1) Uraian singkat mengenai misi dibidang diklat kepelautan sebagai tugas pokok institusi; 2) Jenis dan jenjang diklat yang diajukan untuk memperoleh izin; 3) Kurikulum, Silabus, Model Diklat (Model Course sesuai STCW 1995) untuk tiap program studi atau jenis diklat pada butir 1) dan 2) diatas; 4) Tenaga pengajar dan pelatih pada kelompok mata kuliah keahlian (MKK) yang meliputi : a) Persyaratan umum dan persyaratan khusus serta pengangkatan; b) Daftar nama., kualifikasi, pengalaman dan mata kuliah yang kelola, serta beban mengajar per minggu; dan c) Jumlah yang berstatus biasa (pengajar / pelatih tetap) dan luar biasa (pengajar / pelatih tidak tetap). 400
12 5) Persyaratan peserta, prosedur penerimaan, rencana pelaksanaan, norma lulus dan jumlah penerimaan untuk tiap program studi Nautika, Teknika dan atau Operator Radio serta jenis Diklat Keterampilan Khusus Kepelautan. 6) Sarana dan prasarana: a) Status kepemilikan; b) Jenis dan jumlah peralatan praktek / laboratorium; c) Jenis ruangan, ukuran dan kapasitasnya; d) Jenis fasilitas diklat yang ada; dan e) Program pengadaan peralatan bengkel praktek, laboratorium dan simulator. 7) Kepustakaan proses pembelajaran yang meliputi : jenis, judul dan jumlah buku yang dimiliki sesuai ketentuan dalam Model Diklat yang bersangkutan (Teaching Aids, IMO-reference, Textbooks dan Bibliography). 8) Peraturan-peraturan (statuta) mengenai: a) Tata tertib kampus; b) Tata tertib diklat; c) Tata tertib ujian atau evaluasi hasil belajar; d) Prosedur administrasi diklat; dan e) Tata tertib penerimaan peserta diklat. 9) Persyaratan pelaksanaan program studi atau jenis diklat antara lain meliputi: a) Manual diklat: 1) manual penerimaan; 2) manual administrasi dan dokumentasi proses diklat; 3) manual proses pembelajaran tatap muka (teori); dan 4) manual proses pembelajaran praktek; b) Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP); c) Satuan Acara Pengajaran / Perkuliahan (SAP); d) Modul pembelajaran; e) Evaluasi hasil belajar (Manual Evaluasi); dan f) Prosedur dan perangkat kontrol pelaksanaan proses diklat; 10) Program kegiatan pembinaan civitas akademika : a) Pembinaan kualitas kepribadian peserta diklat; b) Rencana pelaksanaan program Praktek Kerja Lapangan (PKL), ekstra kurikuler dan intra kurikuler; dan c) Rencana pengembangan kualitas tenaga pengajar, pelatih dan personil organisasi. 11) Rencana induk pengembangan: a) Akademik; b) Sarana dan prasana; dan c) Organisasi. 2. Badan Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan akan menerbitkan izin penyelenggaraan (approved training) bagi instansi diktat yang telah memenuhi persyaratan. ========================================================================== NO. PROSES NAMA JABATAN TANGGAL PARAF 1. Disetujui Sunaryo Dirjen Perhubungan Laut KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN ttd CAPT. BOBBY R. MAMAHIT Pembina Utama Madya (IV/d) NIP
13 Lampiran LI Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor : SK.2162/HK.208/XI/Diklat-2010 Tanggal : 16 November 2010 PROSEDUR PENERBITAN REKOMENDASI SERTA BENTUK DAN FORMAT REKOMENDASI FLOWCHART PROSES PEMBERIAN REKOMENDASI DAN APPROVAL LEMBAGA DIKLAT KEPELAUTAN LEMBAGA DIKLAT BADAN DIKLAT PERHUBUNGAN DIRJEN HUBLA MULAI YES Internal Audit QSS DOKUMEN ASSESSMENT NO Verifikasi PENUNJUKAN TIM AUDITOR OLEH KAPUSDIKLAT AUDIT LEMBAGA DIKLAT YES NO Verifikasi YES PENUNJUKA N TIM AUDITOR OLEH AUDIT LEMBAGA DIKLAT PROPOSAL PERMOHO NAN NO ASSESSMENT NO ASSESSMENT TINDAKAN PERBAIKAN SERTIFIKAT REKOMENDASI C PEMBERIAN REKOMENDASI A,B,C PEMBERIAN APPROVAL YES SERTIFIKAT REKOMENDASI B SERTIFIKAT REKOMENDASI A SELESAI MELAMPIRKAN MOA KERJASAMA DENGAN LEMBAGA DIKLAT YANG TELAH APPROVAL 402
14 S E R T I F I K A T No:... Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 43 Tahun 2008 Tanggal 10 September 2008 Tentang Pendidikan dan Pelatihan, Ujian Keahlian, Serta Sertifikasi Kepelautan, Dengan ini : KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN Merekomendasikan kepada : Untuk menyelenggarakan program Diklat Keterampilan Khusus Pelaut dalambidang studi : No. PROGRAM DIKLAT Peraturan pada STCW 1978 Amandemen 1995/SOLAS IMO Model Course 1. BASIC SAFETY TRAINING (B.S.T) A.VI/1-1, 1-2,1-3, , 1.19, 1.20, PROFICIENCY IN SURVIVAL CRAFT & RESCUE BOAT (S.C.R.B) PROVICIENCY IN CRISIS MANAGEMENT AND HUMAN BEHAVIOUR. A.VI/ A-V/ CROWD MANAGEMENT A.V/ MEDICAL FIRST AID (M.F.A) A.VI/ Masa Berlaku 5 (lima) Tahun sejak diterbitkan dan diadakan peninjauan kembali setiap tahun jika dianggap perlu. Diterbitkan di : Jakarta Tanggal :... KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN..... NIP:
15 S E R T I F I K A T No:... Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan Nomor:... Tanggal... Dengan ini : KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERHUBUNGAN Merekomendasikan kepada : (Nama Akademi Maritim / SMK Pelayaran) Untuk menyelenggarakan program Diklat dengan Bidang keahlian : 1. NAUTIKA, Tingkat Sertifikat Dengan Klarifikasi Masa Berlaku... Tahun sejak diterbitkan dan diadakan peninjauan kembali setiap tahun atau jika dianggap perlu 2. TEKNIKA Tingkat Sertifikat Dengan Klarifikasi Masa Berlaku... Tahun sejak diterbitkan dan diadakan peninjauan kembali setiap tahun atau jika dianggap perlu Masa Berlaku... Tahun sejak diterbitkan dan diadakan peninjauan kembali setiap tahun jika dianggap perlu. Diterbitkan di : Jakarta Tanggal :... KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN... NIP:
16 Arti Klasifikasi Rekomendasi : 1. Klasifikasi A : Memenuhi Semua Ketentuan 2. Klasifikasi B : Memenuhi Ketentuan Dengan Catatan (Masih ada kekurangan peralatan yang harus dipenuhi) 3. Klasifikasi C : Diberikan Rekomendasi Sementara (Kekurangan peralatan harus dipenuhi dalam waktu 2 (dua) tahun sejak diterbitkannya rekomendasi sementara ini dan bila tidak dapat memenuhi maka ============================================================================= NO. PROSES NAMA JABATAN TANGGAL PARAF 1. Disetujui Sunaryo Dirjen Perhubungan Laut KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN ttd CAPT. BOBBY R. MAMAHIT Pembina Utama Madya (IV/d) NIP
17 Lampiran LII Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan Nomor : SK.2162/HK.208/XI/Diklat-2010 Tanggal : 16 November 2010 A. Pengertian TATA CARA PENILAIAN DIKLAT PADA LEMBAGA DIKLAT KEPELAUTAN 1. Pedoman penilaian diklat kepelautan adalah petunjuk pelaksanaan penilaian diklat kepelautan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. 2. Penilaian diklat kepelautan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. 3. Assessment adalah suatu proses yang sistematik, independen dan terencana. 4. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. 5. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. 6. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. 7. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut. 8. Ujian kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut. 9. Ujian Lembaga Diklat Kepelautan adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur dalam Prosedur Ujian Lembaga Diklat Kepelautan. 10. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan. 11. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi. B. Prinsip Penilaian Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 406
18 2. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. 3. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. 4. terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 5. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. 6. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. 7. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. 8. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. 9. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. C. Teknik dan Instrumen Penilaian 1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. 2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. 3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran. 4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek. 5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. 6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik. 7. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antarsekolah, antardaerah, dan antartahun. D. Mekanisme dan Prosedur Penilaian 1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. 2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan. 4. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian sekolah/madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. 5. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik. 407
19 6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian sekolah/madrasah. 7. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah: (a) menyusun kisikisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan ujian, (d) mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah, dan (e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian. 8. Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh guru agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan. 9. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilainilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan. 10. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran yang relevan. 11. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala sekolah/madrasah. 12. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi. 13. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar. 14. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN. 15. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerjasama dengan instansi terkait. 16. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya. 17. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. E. Penilaian oleh Pendidik Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut: 1. menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. 2. mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran. 3. mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih. 4. melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. 5. mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik. 6. mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik. 7. memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran. 8. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. 408
20 9. melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik. F. Penilaian oleh Satuan Pendidikan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut: 1. menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik. 2. mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. 3. menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket melalui rapat dewan pendidik. 4. menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik. 5. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik. 6. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian sekolah/madrasah. 7. menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah bagi satuan pendidikan penyelenggara UN. 8. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan. 9. melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota. 10. menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria: a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran. b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. c. lulus ujian sekolah/madrasah. d. lulus UN. 11. menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik yang mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara UN. 12. menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan penyelenggara UN. G. Penilaian oleh Pemerintah 1. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk UN yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil. 3. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap berdasarkan hasil UN dan menyampaikan ke pihak yang berkepentingan. 4. Hasil UN menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. 409
21 5. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan kelulusan peserta didik pada seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. 6. Hasil UN digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan yang kriteria kelulusannya ditetapkan setiap tahun oleh Menteri berdasarkan rekomendasi BSNP. H. Konversi Nilai 0 = < 50 = E Buruk 50 = < 60 = D Kurang 60 = < 70 = C Cukup 70 = < 80 = B Baik 80 = < 100 = A Baik sekali Catatan : untuk ujian diklat, Nilai C dinyatakan lulus ========================================================================== NO. PROSES NAMA JABATAN TANGGAL PARAF 1. Disetujui Sunaryo Dirjen Perhubungan Laut KEPALA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERHUBUNGAN CAPT. BOBBY R. MAMAHIT Pembina Utama Madya (IV/d) NIP
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN A. Pengertian 1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciSTANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN A. Pengertian 1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
Lebih terperinciii KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga dunia pendidikan kita telah memiliki Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional
Lebih terperinciSTANDAR PENILAIAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP)
STANDAR PENILAIAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (BSNP) PENGERTIAN PENILAIAN PRINSIP PENILAIAN TEKNIK & INSTRUMEN PENILAIAN MEKANISME & PROSEDUR PENILAIAN PENILAIAN OLEH PENDIDIK PENILAIAN OLEH SATUAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciSTANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007)
STANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007) STANDAR PENILAIAN Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun 2007 tentang DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN
Lebih terperinciPeraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun 2007 tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENILAIAN PENDIDIKAN Penilaian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru Guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas, yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
Lebih terperinciSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI Latar Belakang Standar Nasional Pendidikan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Pasal 35, 36, 37, 42, 43, 59, 60,
Lebih terperinciPeta Konsep. Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi. Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai
Peta Konsep Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai Perbandingan antara kompetensi dengan hasil yang telah dicapai Informasi
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : SK. 2163/HK.208/XI/DIKLAT-2010
PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : SK. 2163/HK.208/XI/DIKLAT-2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KEAHLIAN PELAUT TINGKAT III NON DIPLOMA (CRASH PROGRAM/FAST
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2 G. PROSEDUR KERJA 4 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENYUSUNAN
Lebih terperinciMKF403: S1 PTI & PTE Pertemuan ke-2
MKF403: S1 PTI & PTE Pertemuan ke-2 Baca permendiknas KOGNITIF DAN/ATAU PSIKOMOTORIK TEKNIK PENILAIAN TES OBSERVASI PENUGASAN TES TULIS PERORANGAN TES LISAN KELOMPOK TES PRAKTIK memiliki bukti validitas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru Kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu, yang dihasilkan dari proses belajar. Selama proses belajar stimulus akan bergabung dengan isi memori dan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Departemen Pendidikan Nasional Materi 2 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Sosialisasi KTSP LINGKUP SNP 1. Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal
Lebih terperinciSTANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENYUSUNAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 44 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 44 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Belajar Siswa Menurut pengertian bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu pengertian istilah, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
Lebih terperinciantara ketiganya. Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun hubungan akan memilih yang panjang. Kita tidak akan memilih yang pendek, kecuali
A. Arti Penilaian Istilah pengukuran, penilaian, dan evaluasi, seringkali digunakan dalam dunia pendidikan. Ketiga kata tersebut memiliki persamaan, perbedaan, ataupun hubungan antara ketiganya. Untuk
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SERANG DINAS PENDIDIKAN
SURAT KEPUTUSAN KEPALA NOMOR : 422 / 042 / SMPN 19 Tentang PERATURAN AKADEMIK A. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN 1. Proses Pembelajaran dilaksanakan dalam tahun pelajaran. 2. Satu Tahun Pelajaran dibagi
Lebih terperinciPrinsip Dasar dan Standar Penilaian Matematika SMK
I TU URI HANDAY AN TW DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA SMK JENJANG DASAR TAHUN 009 Prinsip Dasar dan Standar Penilaian Matematika SMK Matriks GY A Y O M AT E M A T AK A R Shadiq, M.App.Sc. DEPARTEMEN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE
PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan
Lebih terperinciDAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2
DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENYUSUNAN
Lebih terperinciainamulyana.blogspot.co.id ainamulyana.blogspot.co.id
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH
Lebih terperinciSTANDAR PENILAIAN BIMBINGAN AKREDITASI SMK Oleh : A L M A N
STANDAR PENILAIAN BIMBINGAN AKREDITASI SMK Oleh : A L M A N 2011 Bukti fisik nomor 165 : Guru menginformasikan rancangan dan kriteria penilaian yang ada dalam silabus mata pelajaran kepada siswa pada awal
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 33 B. TUJUAN 33 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT 34 E. REFERENSI 34 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 34
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 33 B. TUJUAN 33 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 333334 D. UNSUR YANG TERLIBAT 34 E. REFERENSI 34 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 34 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 363637 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 33 B. TUJUAN 33 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 34 D. UNSUR YANG TERLIBAT 34 E. REFERENSI 34 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 34
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 33 B. TUJUAN 33 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 34 D. UNSUR YANG TERLIBAT 34 E. REFERENSI 34 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 34 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 37 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA
Lebih terperinciKURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA
KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 Peraturan Akademik DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA : Jl. Raya Solo Jogya Km 13, Pucangan, Kartasura, ( 0271 ) 780593
Lebih terperinciIjazah yang diberikan untuk jurusan Teknika adalah : - Ijazah Akademik : Diploma III (A.Md) - Ijazah Profesi : ATT III (Ahli Teknika Tingkat III)
Tujuan umum jurusan Teknika adalah mendidik dan melatih para lulusan SMU/SMK/MA untuk menjadi Perwira Pelayaran Besar (Samudra) bidang keahlian Mesin Kapal. Tugas dan tanggung jawab untuk jurusan Teknika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah wajib
Lebih terperinci2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciTUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA
TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA PENILAIAN PEMBELAJARAN Disusun Oleh: KELOMPOK 1 Riza Gustia (A1C109020) Janharlen P (A1C109044) Zunarta Yahya (A1C109027) Widi Purwa W (A1C109030) Dewi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciSMP NEGERI 1 SEMARAPURA Jalan Teratai, Semarapura Kelod, Klungkung Website:
PERATURAN AKADEMIK SMP NEGERI 1 SEMARAPURA TAHUN PELAJARAN 2016 /2017 Digunakan untuk kalangan sendiri SMP NEGERI 1 SEMARAPURA Jalan Teratai, Semarapura Kelod, Klungkung Email: smpsatusemarapura@ymail.com
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.16/BPSDMP-2017 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.16/BPSDMP-2017 TENTANG PEDOMAN STANDARISASI PENYELENGGARAAN SIMULATOR UNTUK PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPELAUTAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA TAHUN PELAJARAN 2010 /2011. Digunakan untuk kalangan sendiri SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA
PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA TAHUN PELAJARAN 2010 /2011 Digunakan untuk kalangan sendiri SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA Jl. Palabuhanratu Km.29 Desa/Kec.Warungkiara Telp/Fax (0266)320248 Website:
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan HAM RI Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 41, 2005 IPTEK. Standar Nasional.
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT PROFICIENCY IN GMDSS / GENERAL RADIO OPERATOR S COURSE
Lampiran XL Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor : SK.2162/HK.208/XI/Diklat-2010 Tanggal : 16 November 2010 PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciTINGKAT PEMAHAMAN GURU TERHADAP STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI MASA KERJA, PROFESIONALISME GURU, DAN TINGKAT PENDIDIKAN SKRIPSI
TINGKAT PEMAHAMAN GURU TERHADAP STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI MASA KERJA, PROFESIONALISME GURU, DAN TINGKAT PENDIDIKAN Studi Kasus Pada Guru SMA/MA di Kecamatan Ngaglik, Sleman SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciMENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciMEMAHAMI STANDAR PENILAIAN BSNP
MEMAHAMI STANDAR PENILAIAN BSNP LATAR BELAKANG BSNP SECARA FILOSOFIS: - PROSES PEND PROSES MENGEMBANGKAN POTENSI SISWA MENJADI KEMAMPUAN DAN KETERAMPILAN TTT. SISWA SIPERLAKUKAN DAN DINILAI SEC. ADIL tidak
Lebih terperinciSALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009
SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 INSTRUMEN AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) 1. Periksalah kelengkapan Perangkat
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen
Lebih terperinciPENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi
PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan
Lebih terperinciMelaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan
Lebih terperinciPROGRAM STUDI NAUTIKA
PROGRAM STUDI NAUTIKA V I S I Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan profesional dalam bidang Kenautikaan dan IPTEK Kelautan yang berstandar Internasional pada tahun 2016 M I S I - Menyelenggarakan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1382, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pendidikan Madrasah Penyelenggaraan. Pendidikan Formal. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN
Lebih terperinci1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 7 muatan KTSP Melaksanakan
Lebih terperinciKTSP DAN IMPLEMENTASINYA
KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN
Lebih terperinciMENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN
,. MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK. 05/2018 TENT ANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ILMU PELAYARAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinci1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)
Lebih terperinciTujuan umum dari jurusan Nautika adalah melatih para lulusan SMU/SMK/MA untuk menjadi perwira Pelayaran Besar (Samudra) bidang keahlian Nautika.
Tujuan umum dari jurusan Nautika adalah melatih para lulusan SMU/SMK/MA untuk menjadi perwira Pelayaran Besar (Samudra) bidang keahlian Nautika. Tugas dan Tanggung Jawab untuk lulusan jurusan Nautika adalah
Lebih terperinciPERATURAN AKADEMIK SMAN 1 KENDARI BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
PERATURAN AKADEMIK SMAN 1 KENDARI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Peraturan akademik merupakan peraturan yang mengatur persyaratan kehadiran, ketentuan ulangan, remidial, kenaikkan kelas, kelulusan, dan
Lebih terperinciPERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. C. Landasan
PERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan ; setiap
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 375/H23/DT/2007 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT INTERNATIONAL MARITIME DANGEROUS GOODS (IMDG) CODE
Lampiran XLI Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor : SK.2162/HK.208/XI/Diklat-2010 Tanggal : 16 November 2010 PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT
Lebih terperinciNo Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik
INSTRUMEN KOMPONEN/BIDANG MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik 1. Muatan KTSP terdiri atas: (1) M (2) M (3) M (4) M (5) M (6) M (7) M (8) M Sekolah melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS
Lebih terperinciPERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015
PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN PEMBINAAN KARAKTER BERBASIS RELIGI(PKBR) BAGI MAHASISWA BARU DI FAKULTAS PETERNAKAN
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan fungsi dan tujuan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciDraft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA
Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA A. Landasan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Than 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 12, 35, 37, dan 38; 2. Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI...
DAFTAR ISI Contents A. LATAR BELAKANG... 13 B. TUJUAN... 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN... 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT... 14 E. REFERENSI... 14 F. URAIAN PROSEDUR KERJA... 19 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA
Lebih terperinci1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA
Lebih terperinciBADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN SERTIFIKASI AUDITOR APARAT PENGAWASAN INTERN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SD, SMP,SMA/ SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 I.
PEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SD, SMP, SMA/SMK KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT
Lebih terperinci2 Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.45, 2015 PENDIDIKAN. Standar Nasional. Kurikulum. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciContoh Penyusunan PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) UJIAN PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
1 Contoh Penyusunan PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) UJIAN PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 2 DAFTAR ISI Halaman A. Pengertian 3 B. Penyelenggara Ujian Pendidikan Kesetaraan 3 C. Peserta
Lebih terperinciKata Pengantar. Jakarta, Januari Tim Penyusun
Kata Pengantar Dalam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai hasil belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, guru wajib
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. menengah.
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciPERATURAN AKADEMIK POLITEKNIK INDRAMAYU 2009
PERATURAN AKADEMIK POLITEKNIK INDRAMAYU 2009 2 DAFTAR ISI KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU No. 100/SK.Polindra/VI/09 DAFTAR ISI BAGIAN KESATU: PENDAHULUAN Pasal 1. Tujuan... 1 Pasal 2. Ruang Lingkup...
Lebih terperinciSTANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007
STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. adalah
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jalan Prof.dr. HR. Boenjamin No. 708 Kotak Pos 115 Purwokerto 53122 Telp (0281) 635292 hunting Faks. 631802 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Per 17 Desember 2008 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan
Lebih terperinci4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republi
PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa pendidikan Kota
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang
Lebih terperinci2011, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Ne
No.132, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOMUNIKASI dan Informatika. Sertifikasi. Radio Elektronika. Operator Radio. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU
Lebih terperinci