ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT SEBAGAI PENUNJANG RENCANA PENCAPAIAN LABA USAHA PENGGEMUKAN DOMBA DAN KAMBING MITRA TANI FARM DI KABUPATEN BOGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT SEBAGAI PENUNJANG RENCANA PENCAPAIAN LABA USAHA PENGGEMUKAN DOMBA DAN KAMBING MITRA TANI FARM DI KABUPATEN BOGOR"

Transkripsi

1 ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT SEBAGAI PENUNJANG RENCANA PENCAPAIAN LABA USAHA PENGGEMUKAN DOMBA DAN KAMBING MITRA TANI FARM DI KABUPATEN BOGOR Oleh LINA ZAHIRA H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 RINGKASAN LINA ZAHIRA. H Analisis Cost-Volume-Profit Sebagai Penunjang Rencana Pencapaian Laba Usaha Penggemukan Domba dan Kambing Mitra Tani Farm di Kabupaten Bogor. Dibawah bimbingan BUDI PURWANTO. Lapangan pekerjaan yang ada saat ini belum mampu menampung seluruh angkatan kerja di Indonesia. Salah satu solusi untuk mengurangi jumlah pengangguran adalah dengan mendirikan usaha. Usaha pada sektor pertanian akan memberikan peranan penting terhadap sumberdaya yang dimiliki dan perekonomian negara. Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah perkembangan usaha bidang peternakan di Jawa Barat. Namun pada produksi ternak, seperti domba dan kambing di Kabupaten Bogor mengalami penurunan. Mitra Tani Farm adalah unit usaha penggemukan domba dan kambing yang terletak di Kabupaten Bogor. Penjualan domba dan kambing di MT Farm cukup fluktuatif. Biaya, volume penjualan, dan laba merupakan komponen utama dalam suatu bisnis. Maka dari itu, MT Farm perlu memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume, dan laba agar target laba tercapai. Analisis costvolume-profit (CVP) menghubungkan keterkaitan dari ketiga komponen tersebut. Terdapat alat analisis yang digunakan untuk membantu melakukan analisis CVP, yaitu analisis Break-Even Point (BEP), analisis Margin of safety (MOS), dan analisis Faktor Tuasan Operasi. Peneliti mengevaluasi pencapaian laba optimal pada tahun 2010 dan 2011, dan menganalisis perencanaan laba pada tahun Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Mengidentifikasi biaya apa saja yang merupakan komponen utama untuk berproduksi selama periode , (2) Mengetahui penyebab pertumbuhan volume penjualan yang fluktuatif, (3) Menentukan jumlah volume penjualan yang harus dicapai oleh MT Farm agar dapat mencapai break-even point, (4) Menentukan nilai biaya dan volume penjualan untuk mencapai laba yang diharapkan MT Farm. Data yang digunakan merupakan data primer dan sekunder yang berasal dari pihak MT Farm dan literatur. Berdasarkan hasil analisis CVP, unit titik impas pada tahun 2010 sebesar kg, dengan penjualan titik impas sebesar Rp ,08. Sedangkan unit titik impas pada tahun 2011 sebesar kg, dengan penjualan titik impas sebesar Rp ,00. Evaluasi laba optimal pada tahun 2010 dapat meningkat hingga 60% menjadi Rp ,20 dengan volume penjualan sebesar ,79 kg atau ekor. Sedangkan pada tahun 2011, evaluasi laba optimal dapat meningkat hingga 15% menjadi Rp ,60 dengan volume penjualan sebesar ,45 kg atau ekor. Perencanaan laba pada tahun 2012 diasumsikan meningkat 10%, 15%, dan 20%. Persentase peningkatan laba 10% menghasilkan target volume penjualan sebesar kg. Persentase peningkatan laba 15% menghasilkan target volume penjualan sebesar ,45 kg. Dan persentase peningkatan laba 20% menghasilkan target volume penjualan sebesar ,60 kg. Mitra Tani Farm dapat mencapai target laba dengan meningkatkan volume penjualan sesuai dengan perhitungan dalam analisis CVP dan perencanaan peningkatan laba. Diperlukan strategi untuk menanggulagi kelangkaan bahan baku terutama bakalan dan meningkatkan pemasaran agar target volume penjualan dapat tercapai.

3 ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT SEBAGAI PENUNJANG RENCANA PENCAPAIAN LABA USAHA PENGGEMUKAN DOMBA DAN KAMBING MITRA TANI FARM DI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh LINA ZAHIRA H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

4 Judul Skripsi Nama NIM :Analisis Cost-Volume-Profit Analysis Sebagai Penunjang Rencana Pencapaian Laba Usaha Penggemukan Domba dan Kambing Mitra Tani Farm di Kabupaten Bogor : Lina Zahira : H Menyetujui, Dosen Pembimbing (Ir. Budi Purwanto, ME) NIP : Mengetahui, Ketua Departemen : (Dr.Ir.Jono M.Munandar,MSc.) NIP : Tanggal Lulus :

5 RIWAYAT HIDUP Penulis memiliki nama lengkap Lina Zahira, yang dilahirkan pada tanggal 23 April 1990 di Bogor. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Dedi Soleh Effendi dan Ibu Djadja Siti Hazar. Penulis menempuh pendidikan formal di TK Bina Insani. Lalu dilanjutkan bersekolah di SD Bina Insani dari tahun 1996 hingga Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Bogor dan lulus tahun Selanjutnya penulis bersekolah di SMA Negeri 1 Bogor dan lulus tahun Setelah lulus dari SMA, penulis melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI. Penulis diterima di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Penulis aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan dan organisasi mahasiswa pada masa perkuliahan. Penulis tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama IPB (BEM TPB IPB) Pejuang 45 pada tahun sebagai staf Departemen Budaya, Olahraga, dan Seni. Di organisasi BEM FEM (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen) Kabinet ORASI pada tahun , penulis menjadi staf Departemen Olahraga pada Divisi Budaya, Olahraga, dan Seni. Penulis juga aktif sebagai pengurus Unit Kegiatan mahasiswa Futsal IPB (UKM Futsal IPB) periode Pada periode tahun , penulis aktif sebagai staf Divisi Human Resource di com@ (Centre Of Management). Dan pada periode penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah Ekonomi Umum dan mata kuliah Manajemen Keuangan. iii

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, dan hidayah-nya kepada penulis dalam menyusun skripsi yang berjudul Analisis Cost-Volume-Profit sebagai Penunjang Rencana Pencapaian Laba Usaha Penggemukan Domba dan Kambing Mitra Tani Farm di Kabupaten Bogor. Skripsi dapat diselesaikan dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini membahas tentang analisis titik impas penjualan domba dan kambing di Mitra Tani Farm dengan melihat pula analisis margin of safety (MOS) dan analisis faktor tuasan operasi untuk menunjang rencana pencapain laba perusahaan. Perencanaan laba tahun 2012, titik impas, dan jumlah kuantitas penjualan domba dan kambing diperhitungkan dengan menggunakan analisis costvolume-profit (CVP). Penelitian ini tidak akan berjalan dengan lancar apabila tidak ada bantuan dari pihak perusahaan yang telah membantu untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak perusahaan dan juga pihak-pihak lain yang telah memberi dukungan terhadap penelitian ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Dan penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Bogor, Mei 2012 Penulis iv

7 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan tersusun tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada: 1. Orang tua tercinta Ir. Dedi Soleh Effendi, MS dan Ir. Djadja Siti Hazar (almh), serta kakak Muhammad Zaky Taufiq, STP dan adik Naufal Bari Muhammad yang telah membantu penulis serta memberikan semangat dan bantuan berupa moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini. 2. Bapak Ir. Budi Purwanto, ME selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan banyak sekali waktu untuk memberikan bimbingan, ilmu, saran, dan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesain skripsi. 3. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM dan Bapak Ali Mutasowifin, SE, M.Ak selaku dosen penguji sidang yang telah meluangkan waktunya menjadi penguji sidang serta memberikan bimbingan dan saran dalam penulisan skrispsi ini. 4. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.sc selaku Kepala Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. 5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Departemen Manajemen FEM IPB yang telah membantu dalam menyediakan fasilitas keperluan kuliah dan birokrasi yang harus diselesaikan penulis. 6. Pemilik Mitra Tani Farm, Mas Budi, Mas Amrul, Mas Afnaan, dan Mas Bahruddin yang telah bersedia memberikan izin dan informasi dalam proses penelitian. 7. Galuh Gumelar Alhusna, SE yang telah memberikan dukungan, semangat, dan waktu dalam penyusunan skripsi ini, serta telah menemani hari-hari penulis selama masa perkuliahan. 8. Sahabat sepanjang masa Nimas, Tika, Uli, Gitta, Mia, Nika, Sheila, Yuti, Ica, Mega, Ismi, Liza, Dewi, Vera, Novie, dan Mela, terima kasih atas waktu penuh dengan canda tawa dan kasih sayang yang sudah dilalui bersama. v

8 9. Teman teman satu bimbingan Nika, Aulia, Mia, Harya, dan Aidil, terima kasih atas segala bantuan, dukungan, kebersamaan, dan semangat selama penyusunan skripsi ini. 10. Keluarga BEM TPB kabinet Pejuang 45, BEM FEM kabinet Orasi, UKM Futsal, dan terima kasih atas kebersamaannya dalam suka dan duka menciptakan acara-acara luar biasa selama perkuliahan. 11. Keluarga besar Manajemen 45, terima kasih atas kebersamaan selama tiga tahun yang penuh kejutan, suka duka, dan tak terlupakan ini. 12. Semua pihak yang telah membantu penulis selama proses penyelesaian skripsi. Semoga Allah SWT memberikan pahala atas segala kebaikannya. Selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini banyak yang didapat oleh penulis. Hal-hal yang berkaitan dengan bidang penelitian dan masukan diperoleh penulis dalam proses pengembangan diri. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang berkepentingan. vi

9 DAFTAR ISI RINGKASAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 7 II. TINJAUAN PUSTAKA Domba dan Kambing Perbedaan Domba dan Kambing Bangsa Kambing Bangsa Domba Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Biaya Definisi Biaya Penggolongan Biaya Analisis Cost-volume-Profit Definisi Analisis Cost-volume-Profit Break-Even-Point Marjin Kontribusi Penelitian Terdahulu Tentang Unit Usaha Mitra Tani Farm Tentang Cost-Volume-Profit Analysis III. METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan iii iv v vii ix x xi vii

10 4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan Struktur dan Pelaku Organisasi Lokasi Perusahaan Aset Perusahaan Aktivitas Penggemukan Domba dan Kambing Penyediaan Bahan Baku Proses Penggemukan Domba dan Kambing Pemberian Pakan dan Obat-obatan Penjualan Domba dan Kambing Volume Penjualan Harga Jual Domba dan Kambing Total Penerimaan Usaha Penggemukan Domba dan Kambing Total Biaya Usaha Penggemukan Domba dan Kambing Perhitungan Biaya dan Laba Analisis Biaya Analisis Biaya Tetap Analisis Biaya Variabel Analisis Break-Even Point Analisis Margin of Safety Evaluasi Pencapaian Laba Optimal Tahun Tahun Perbandingan Pencapaian Laba Aktual dengan Evaluasi Pencapaian Laba Optimal Analisis Faktor Tuasan Operasi Perencanaan Laba Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

11 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Jumlah penduduk Indonesia Produksi ternak dan kontribusi berbagai jenis ternak di Kabupaten Bogor tahun Aspek perbedaan dari usaha mikro, kecil, dan menengah Jenis dan harga jual sayuran organik Pembagian lahan berdasarkan jenis usaha Volume penjualan domba dan kambing Mitra Tani Farm Total penerimaan usaha penggemukan domba dan kambing Mitra Tani Farm tahun Total biaya usaha penggemukan domba dan kambing Mitra Tani Farm tahun Biaya telepon dan listrik pada usaha penggemukan domba dan kambing Mitra Tani Farm tahun Biaya upah karyawan pada usaha penggemukan domba dan kambing Mitra Tani Farm ahun Perhitungan biaya penyusutan peralatan Mitra Tani Farm tahun Biaya pakan pada usaha penggemukan domba dan kambing Mitra Tani Farm tahun Biaya transportasi pada usaha penggemukan domba dan kambing Mitra Tani Farm tahun Jumlah unit impas dan penjualan impas usaha penggemukan domba dan kambing Mitra Tani Farm tahun Jumlah volume penjualan pada evaluasi laba optimal tahun Jumlah volume penjualan pada evaluasi laba optimal tahun Implikasi manajerial ix

12 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1... Jumlah populasi domba di Kabupaten Bogor tahun Kerangka pemikiran Struktur organisasi Mitra Tani Farm x

13 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Perhitungan evaluasi laba optimal tahun 2010 dan xi

14 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk Indonesia merupakan penduduk terbesar keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia sejak tahun 1971 sampai 2010 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah penduduk Indonesia Jumlah Penduduk Indonesia Jumlah (jiwa) Tahun Sumber : Percepatan pertumbuhan penduduk Indonesia yang luar biasa dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan yang ada saat ini sangat memprihatinkan. Rata-rata persentase pertumbuhan penduduk di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir mencapai sekitar 1,49% atau 4,5 juta jiwa per tahun 1. Sedangkan jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 120,4 juta orang, bertambah 1 juta orang dibanding jumlah angkatan kerja pada bulan Februari Jumlah pengangguran pada Februari 2012 sebesar 6,32% 2. Hal ini menunjukkan bahwa lapangan pekerjaan yang ada saat ini belum mampu menampung seluruh angkatan kerja di Indonesia. Permasalahan klasik ini akan menjadi ancaman besar apabila tidak diatasi dengan baik. Salah satu solusi untuk mengurangi jumlah pengangguran adalah dengan mendirikan usaha. Data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2011 menunjukkan bahwa jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di Indonesia sekitar 52 juta unit. Nilai transaksi dari UMKM di Indonesia pada tahun tersebut mencapai lebih dari dua ribu triliun rupiah, sehingga 60% PDB Indonesia berasal dari UMKM 3. Sedangkan jumlah usaha besar kurang dari 1% dari jumlah usaha yang ada di Indonesia [diakses 28 Februari 2012] 2 [diakses 12 Mei 2012] 3 [diakses 12 Mei 2012]

15 2 UMKM memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perekonomian nasional. Peran dari UMKM dapat ditinjau dari dua sisi, internal dan eksternal. Secara internal, dengan adanya UMKM maka dapat mengurangi tingkat ketergantungan terhadap orang lain. Bila ditinjau dari sisi eksternal, UMKM berperan dalam menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi pengangguran, dan dapat meningkatkan produktivitas nasional. Sektor pertanian, kehutanan, peternakan, dan perikanan merupakan modal utama Indonesia karena wilayah daratan dan lautan yang luas, sehingga mata pencaharian utamanya berasal dari sektor-sektor tersebut. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menyebutkan bahwa nilai PDB dari hasil pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan atas dasar harga konstan 2000 adalah sebesar 284,6 triliun rupiah atau sebesar 14,5% pada tahun 2008, dan 296,4 triliun rupiah atau sebesar 15,3% pada tahun Oleh karena itu, pertanian, kehutanan, peternakan, dan perikanan memiliki peranan penting dan memberikan kontribusi berarti terhadap ekonomi Indonesia. Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah perkembangan usaha bidang pertanian di Jawa Barat. Subsektor pertanian yang berkembang di Kabupaten Bogor salah satunya adalah perikanan dan peternakan. Tabel 2 menerangkan tentang produksi ternak dan persentase kontribusi berbagai jenis ternak di Kabupaten Bogor pada tahun 2006 dan Tabel 2. Produksi ternak dan kontribusi berbagai jenis ternak di Kabupaten Bogor tahun No Jenis Tahun 2006 Kontribusi Tahun 2007 Kontribusi Peningkatan Ternak (kg) (%) (kg) (%) (%) 1. Ayam Ras ,00 78, ,00 81,64 7,51 2. Sapi ,00 12, ,00 12,22 0,86 3. Domba ,00 4, ,00 3,50-15,98 4. Kambing ,00 2, ,00 1,18-41,98 5. Ayam Buras ,00 78, ,00 81,64 7,51 6. Kerbau ,00 0, ,00 0,15-54,50 7. Itik ,00 0, ,00 0,12-37,43 Jumlah ,00 100, ,00 100,00 3,97 Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Bogor, 2008

16 3 Produksi ternak di Kabupaten Bogor pada tahun 2006 berjumlah kg. Pada tahun 2007 produksi ternak secara umum mengalami kenaikan sebesar 3,97% menjadi kg. Namun kenaikan tersebut terjadi hanya pada beberapa komoditi hewan ternak, yaitu sapi dan ayam ras, sedangkan hewan ternak lainnya mengalami penurunan produksi. Salah satu komoditi hewan ternak yang mengalami penurunan produksi adalah domba dan kambing. Produksi domba dan kambing pada tahun 2006 adalah kg dan kg dengan persentase kontribusi sebesar 4,33% untuk produksi domba dan 2,11% untuk produksi kambing. Pada tahun 2007, persentase penurunan produksi domba sebesar 15,98% menjadi kg. Pada produksi kambing, persentase terjadi penurunan produksi sebesar 41,98% menjadi kg. Jumlah populasi domba di Kabupaten Bogor pada tahun 2004 hingga tahun 2008 mengalami perubahan yang cukup fluktuatif. Gambar 1 adalah grafik populasi domba pada Kabupaten Bogor pada tahun 2004 hingga Dari tahun 2004 hingga 2006, populasi domba mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun pada tahun 2007 dan 2008 populasi domba mengalami penurunan Jumlah populasi domba (ekor) Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Bogor (diolah), 2008 Gambar 1. Jumlah populasi domba di Kabupaten Bogor tahun

17 4 Menurut Dinas Peternakan Kabupaten Bogor, Kecamatan Ciampea yang terletak di Kabupaten Bogor memiliki kelompok peternak domba, kambing, dan sapi sebanyak 16 kelompok, yang tersebar di tiga belas desa. Jumlah peternak domba dan kambing pada masing-masing desa di Kecamatan Ciampea bervariasi. Jumlah relatif peternak domba dua kali lebih banyak dari peternak kambing. Dan jumlah populasi ternak domba hampir dua kali dari populasi ternak kambing. Pada semester kedua tahun 2011, tercatat bahwa jumlah peternak domba di Kecamatan Ciampea adalah 891 orang, dengan jumlah populasi domba sebanyak ekor. Sedangkan jumlah peternak kambing di daerah tersebut sebanyak 357 orang, dengan jumlah populasi sebanyak ekor. Usaha dalam bidang peternakan memiliki beberapa keuntungan, selain permintaan pasar yang masih besar, nilai tambah dari kegiatan usaha ternak lainnya adalah pemanfaatan limbah yang dapat meningkatkan pendapatan peternak, seperti kotoran hewan yang dijadikan sebagai pupuk organik dan kulit hewan ternak yang dapat dimanfaatkan untuk produk komersil sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Maka dari itu, subsektor peternakan merupakan salah satu subsektor yang memberikan pengaruh cukup besar terhadap pertanian. Kendala utama yang menghambat berkembangnya usaha peternakan adalah resiko dari faktor eksternal dan internal yang cukup tinggi. Beberapa faktor penyebab resiko seperti penyakit, sulitnya memperoleh ternak bakalan, lahan yang semakin sempit, serta kekurangan modal untuk pengembangan usaha sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan suatu usaha peternakan. Manajemen yang baik sangat diperlukan untuk meminimisasi resiko, baik internal maupun eksternal pada usaha ternak Perumusan Masalah Mitra Tani Farm adalah sebuah usaha ternak penggemukan domba dan kambing yang terletak di Jalan Manunggal 51 nomor 39 RT 04/05, Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun Wilayah pemasaran yang dilakukan oleh MT Farm ini meliputi Bogor, Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Produk berupa

18 5 domba dan kambing untuk kurban dan daging domba siap saji (seperti sate dan gulai) yang dihasilkan oleh MT Farm yang dipasarkan melalui lembaga aqiqah merupakan anak perusahaan dari MT Farm sendiri. Usaha bidang peternakan sangat sensitif terhadap resiko yang berasal dari faktor eksternal, seperti langkanya bakalan, fluktuasi harga bakalan, fluktuasi permintaan produk oleh pasar, resiko kematian hewan ternak, dan sebagainya. Meskipun perusahaan ini sudah berdiri lebih dari tujuh tahun, namun kendala yang dihadapi seperti kesulitan mendapatkan domba bakalan masih menjadi salah satu kendala yang dialami perusahaan. Bakalan domba adalah domba yang berusia bulan, atau domba yang masih disapih. Bakalan merupakan bahan baku utama dari penggemukan domba dan kambing. Hingga saat ini di Indonesia masih belum ada petani yang menjadi pembibit domba dan kambing secara massal, maka dari itu pemenuhan permintaan perusahaan terhadap bakalan masih sulit didapat. Ketika perusahaan memerlukan bakalan untuk memenuhi permintaan konsumen, pemasok bakalan harus mengumpulkan bakalan terlebih dahulu agar sesuai dengan jumlah yang dipesan, dan itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebagai gambaran, untuk pemesanan 100 ekor bakalan yang dijual di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, pemasok memerlukan waktu kurang lebih seminggu untuk mengumpulkan bakalan. Pemasok mengumpulkan bakalan dari petani-petani setempat di pasar ternak. Sehingga bakalan yang dipesan MT Farm baru akan datang seminggu lebih dari waktu pemesanan. Dengan adanya kesulitan dalam mencari bakalan, maka produksi perusahaan pun menjadi terganggu, sehingga produk yang dihasilkan menjadi fluktuatif. Hal ini berdampak pada tidak terpenuhinya permintaan konsumen akan domba dan kambing. Pada usaha penggemukan domba dan kambing, biaya yang digunakan terdiri dari biaya tetap dan variabel. Biaya tetap yang dikeluarkan MT Farm berupa upah karyawan, biaya telepon dan listrik, dan biaya penyusutan peralatan. Sedangkan biaya variabelnya berupa biaya pembelian bakalan, biaya pakan, biaya transportasi, dan biaya obat-obatan.

19 6 Apabila ditinjau dari biaya tetap, seperti biaya penyusutan peralatan, semakin banyak produk yang dihasilkan maka biaya per unit produknya menjadi semakin kecil. Namun karena produk yang dihasilkan perusahaan fluktuatif, maka ketika penjualan tidak banyak, biaya penyusutan peralatan per unit produk menjadi besar. Pada biaya variabel seperti pembelian bakalan, harganya sangat fluktuatif. Harga bakalan dipengaruhi oleh harga keseimbangan di pasar. Ketika harga bakalan sedang tinggi, otomatis harga pokok produksi pun meningkat. Dari beberapa hal tersebut, maka harga pokok produksi MT Farm relatif tinggi, sehingga ini merupakan masalah bagi perusahaan, karena akan mengakibatkan penetapan harga jual yang menjadi lebih mahal atau perusahaan akan kehilangan laba atau rugi. Penjualan domba dan kambing di MT Farm cukup fluktuatif. Pada saat hari raya kurban penjualan melonjak tajam hingga puluhan kali lipat dibandingkan pada bulan-bulan lain. Perusahaan juga bukan sebagai pemasok tetap yang menjual produknya pada pola waktu dan jumlah tertentu, sehingga penjualan setiap bulan sulit untuk diprediksi. Hal tersebut merupakan salah satu permasalahan perusahaan saat ini. Laporan keuangan MT Farm masih sederhana dan kurang terspesifikasi antara pemasukan dan pengeluaran dari usaha penggemukan domba dan kambing dengan jenis usaha lainnya, seperti penggemukan sapi. Hal tersebut berpengaruh terhadap perhitungan laba yang diperoleh perusahaan, sehingga perusahaan sulit mengetahui laba yang diperoleh pada tahun tersebut, apakah sudah sesuai target atau belum. Biaya, volume penjualan, dan laba merupakan komponen utama dalam suatu bisnis. Maka dari itu, MT Farm perlu memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume, dan laba organisasi untuk pencapaian target perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat beberapa permasalahan yang dianggap perlu untuk dikaji, yaitu sebagai berikut: 1. Biaya apa saja yang merupakan komponen utama untuk berproduksi? 2. Mengapa pertumbuhan volume penjualan berfluktuasi?

20 7 3. Berapa jumlah volume penjualan yang harus dicapai oleh MT Farm agar dapat mencapai break-even point? 4. Bagaimana penentuan biaya dan volume penjualan untuk mencapai laba yang diharapkan MT Farm? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi biaya apa saja yang merupakan komponen utama untuk berproduksi. 2. Mengetahui penyebab pertumbuhan volume penjualan yang fluktuatif. 3. Menentukan jumlah volume penjualan yang harus dicapai oleh MT Farm agar dapat mencapai break-even point. 4. Menentukan nilai biaya dan volume penjualan untuk mencapai laba yang diharapkan MT Farm Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan dari penelitian ini, maka penelitian ini bermanfaat sebagai masukan untuk pengambilan keputusan dan penyusunan rencana perusahaan mengenai pertimbangan perhitungan biaya dalam produksi, serta untuk menentukan jumlah volume penjualan agar mencapai profit yang diharapkan Ruang Lingkup Penelitian Lingkup penelitian ini adalah sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang peternakan yang dijalankan oleh perusahaan MT Farm. Penelitian ini dibatasi hanya pada jenis usaha penggemukan domba dan kambing, dengan menganalisis data keuangan pada tahun 2010 hingga Untuk analisis data keuangan pada tahun-tahun sebelumnya tidak dapat dilakukan karena keterbatasan data keuangan yang dimiliki perusahaan. Jenis usaha lainnya tidak dilakukan analisis CVP dikarenakan keterbatasan data keuangan yang dimiliki perusahaan. Penelitian ini dilaksanakan sampai tahap rekomendasi biaya dan jumlah volume penjualan untuk mencapai laba yang diinginkan, sedangkan implementasinya diserahkan kepada perusahaan MT Farm karena lebih mengetahui strategi yang paling sesuai dengan kondisi yang dihadapi perusahaan saat ini.

21 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada hakikatnya perusahaan memiliki tujuan mendasar, yaitu memperoleh laba untuk meningkatkan kesejahteraan stakeholder perusahaan tersebut. Pencapaian laba yang sesuai dengan target perusahaan memerlukan perencanaan yang matang, pengorganisasian yang sesuai dengan job description dan job specification, kemampuan memimpin yang baik, dan pengendalian yang berkesinambungan. Analisis cost-volume-profit merupakan salah satu alat yang dapat membantu perusahaan untuk mengetahui jumlah produk yang harus diproduksi berdasarkan biaya yang digunakan agar target laba dapat tercapai Domba dan Kambing Domba dan kambing merupakan makhluk yang berlainan dan keduanya memiliki bangsa yang berbeda. Ada beberapa hal yang mirip antara domba dan kambing sehingga banyak kalangan mengasumsikan keduanya sama. Sebenarnya baik secara anatomi maupun jumlah kromosom, antara domba dan kambing memiliki perbedaan, sehingga keduanya tidak dapat dikawinsilangkan Perbedaan Domba dan Kambing Mulyono (1999) menjelaskan bahwa terdapat beberapa perbedaan antara domba dan kambing. Ada beberapa hal yang dimiliki domba tetapi tidak dimiliki oleh kambing seperti kelenjar di bawah mata yang menghasilkan sekresi seperti air mata dan di celah antara kedua bilah kuku keluar sekresi yang berbau khas saat berjalan. Tanduk pada domba berpenampang segitiga dan tumbuh melilit, sedangkan tanduk pada kambing berpenampang bulat dan tumbuh lurus. Bulu pada domba dapat digunakan sebagai bahan wol, namun berbeda dengan bulu kambing yang tidak bisa dimanfaatkan sebagai bahan wol. Domba jantan tidak berbau prengus (bau yang sangat mencolok) sedangkan kambing jantan mempunyai kelenjar bau prengus.

22 Bangsa Kambing Menurut Mulyono (1999), terdapat enam bangsa kambing yang ada di Indonesia, yaitu sebagai berikut: 1. Kambing Kacang. Kambing Kacang disebut juga sebagai Kambing Jawa. Kambing Kacang tidak memiliki garis keturunan yang khusus karena sebagian besar sistem perkawinannya terjadi di tanah lapang. 2. Kambing Merica. Kambing ini memiliki ukuran badan yang relatif kecil dibandingkan dengan Kambing Kacang. Kambing Merica banyak ditemui di Pulau Sulawesi. 3. Kambing Gembrong. Ukuran dan bentuk badan Kambing Gembrong relatif lebih besar bila dibandingkan dengan Kambing Kacang. Ciri khas dari kambing ini adalah bulu yang lebih panjang, terutama yang jantan. 4. Kambing Etawah. Kambing ini berasal dari India. Kambing Etawah memiliki kelebihan pada produksi susunya. 5. Kambing Peranakan Etawah. Kambing ini merupakan hasil persilangan antara Kambing Kacang dengan Kambing Etawah. 6. Kambing Saanen. Kambing ini berasal dari dataran Eropa. Kambing ini merupakan tipe perah meskipun tidak sebagus Kambing Etawah Bangsa Domba Mulyono (1999) menjelaskan bahwa terdapat ciri-ciri yang dapat membedakan antar bangsa domba yang ada di Indonesia. Beberapa bangsa domba tersebut adalah sebagai berikut: 1. Domba Ekor Tipis. Domba ini mampu hidup di daerah yang gersang. Hampir 80% populasinya dapat ditemukan di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Domba ini sering disebut sebagai Domba Kacang atau Domba Jawa karena memiliki tubuh yang kecil. 2. Domba Priangan. Sering disebut juga Domba Garut. Apabila dibandingkan dengan Domba Ekor Tipis, Domba Priangan memiliki ukuran yang lebih besar. 3. Domba Ekor Gemuk. Ciri khas dari domba ini adalah bentuk ekor yang panjang, lebar, tebal, besar, dan semakin mengecil diujungnya. Domba

23 10 ini banyak ditemui di daerah Jawa Timur, Madura, Sulawesi, dan Lombok. 4. Domba Merino. Domba ini berkembang baik di Spanyol, Inggris, dan Australia. Domba yang berasal dari daerah Asia kecil ini memiliki keunggulan sebagai domba penghasil wol terbaik. 5. Domba Suffolk. Domba ini memiliki bobot badan yang besar dibandingkan dengan bangsa domba yang lain. Domba Suffolk memiliki keunggulan dari bobot daging yang tinggi, yaitu 55-65% dari bobot badan. 6. Domba Dorset. Domba ini merupakan tipe domba pedaging dan penghasil wol. Persilangan antara Domba Dorset dengan Domba Merino menghasilkan Domba Dormer Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Tabel 3 mendefinisikan beberapa aspek dari masing-masing jenis usaha, asas dan tujuan, dan kriteria dari jenis usaha. Dari beberapa poin pada tabel mengenai asas dan tujuan dari UMKM, maka dapat terlihat bahwa usaha itu harus memiliki efisiensi yang adil, baik secara finansial maupun non finansial. Efisiensi dapat dicapai apabila penggunaan biaya dapat diminimisasi dan penggunaan bahan baku secara bijak, sehingga target laba dapat dicapai oleh perusahaan. Sangat penting bagi perusahaan untuk beroperasi secara efisien agar tercapai keseimbangan kemajuan dan berkelanjutan. Tambunan (2009) menjelaskan bahwa UMKM memiliki peranan penting karena karakteristik utamanya di negara berkembang berbeda dengan usaha besar, yaitu sebagai berikut: 1. Dilihat dari aspek formalitas, pada usaha mikro perusahaan beroperasi di sektor informal, usaha tidak terdaftar, dan tidak atau jarang membayar pajak. Pada usaha kecil beberapa perusahaan beroperasi di sektor formal, beberapa perusahaan tidak terdaftar, dan sedikit yang membayar pajak. Pada usaha

24 11 Tabel 3. Aspek perbedaan dari usaha mikro, kecil, dan menengah Aspekaspek Penggolongan Usaha No. Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah 1. Pengertian usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang- Undang. usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan dan/atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang. usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan dan/atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. 2. Nilai Kekayaan Bersih a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau. b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp ,00 (tiga ratus juta rupiah). a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,0 0 (dua milyar lima ratus juta rupiah). a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp ,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (lima puluh milyar rupiah). 3. Nilai aset Maksimal 50 juta Diatas juta Diatas 500 juta 4. Nilai omzet Maksimal 300 juta Diatas 300 juta 5 miliar Diatas 5 50 miliar

25 12 menengah semua perusahaan beroperasi di sektor formal, terdaftar, dan membayar pajak. 2. Dilihat dari aspek organisasi dan manajemen, pada usaha mikro dan kecil memiliki karakteristik yang sama, yaitu perusahaan dijalankan oleh pemillik, tidak menerapkan pembagian tenaga kerja internal, manajemen dan struktur organisasi formal, dan sistem pembukuan formal. Sedangkan pada usaha menengah perusahaan banyak yang mempekerjakan manajer profesional dan menerapkan pembagian tenaga kerja internal, manajemen dan struktur organisasi formal, dan sistem pembukuan formal. 3. Dilihat dari aspek sifat dari kesempatan kerja, pada usaha mikro perusahaan kebanyakan menggunakan anggota keluarga yang tidak dibayar. Pada usaha kecil perusahaan memakai beberapa tenaga kerja yang dibayar. Dan pada usaha menengah perusahaan memakai semua tenaga kerja yang digaji dan memiliki sistem perekrutan formal. 4. Dilihat dari aspek pola/sifat dari proses produksi, pada usaha mikro perusahaan memiliki derajat mekanisasi sangat rendah atau umumnya manual dan tingkat teknologi sangat rendah. Pada usaha kecil beberapa perusahaan memakai mesin-mesin terbaru. Pada usaha menengah perusahaan banyak yang punya derajat mekanisasi yang tinggi atau punya akses terhadap teknologi tinggi. 5. Dilihat dari aspek orientasi pasar, pada usaha mikro perusahaan umumnya menjual ke pasar lokal untuk kelompok berpendapatan rendah. Pada usaha kecil perusahaan banyak yang menjual ke pasar domestik dan ekspor, dan melayani kelas menengah ke atas. Dan pada usaha menengah perusahaan menjual ke pasar domestik dan banyak yang ekspor, dan melayani kelas menengah ke atas. 6. Dilihat dari aspek profil ekonomi dan sosial dari pemilik usaha, pada usaha mikro anggota perusahaan berpendidikan rendah dan dari rumah tangga miskin, dan memiliki motivasi utama yaitu bertahan. Pada usaha kecil perusahaan banyak yang berpendidikan baik dan dari rumah tangga nonmiskin, dan banyak yang bermotivasi bisnis atau mencari profit. Pada

26 13 usaha menengah perusahaan sebagian besar berpendidikan baik dan dari rumah tangga makmur, dan memiliki motivasi utama yaitu profit. 7. Dilihat dari aspek sumber bahan baku dan modal, pada usaha mikro perusahaan kebanyakan memakai bahan baku lokal dan uang sendiri. Pada usaha kecil beberapa perusahaan memakai bahan baku impor dan memiliki akses ke kredit formal. Dan pada usaha menengah perusahaan banyak yang memakai bahan baku impor dan punya akses ke kredit formal. 8. Dilihat dari aspek hubungan eksternalnya, pada usaha mikro kebanyakan perusahaan tidak memiliki akses ke program-program pemerintah dan tidak punya hubungan-hubungan bisnis dengan usaha besar. Pada usaha kecil banyak perusahaan yang memiliki akses ke program-program pemerintah dan punya hubungan-hubungan bisnis dengan usaha besar. Dan pada usaha menengah sebagian besar perusahaan memiliki akses ke program-program pemerintah dan banyak yang punya hubungan-hubungan bisnis dengan usaha besar. 9. Dilihat dari aspek gender, pada usaha mikro rasio dari wanita terhadap pria sebagai pengusaha sangat tinggi. Pada usaha kecil rasio dari wanita terhadap pria sebagai pengusaha cukup tinggi. Dan pada usaha menengah rasio dari wanita terhadap pria sebagai pengusaha sangat rendah Biaya Definisi Biaya Menurut Hansen & Mowen (2006), biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa datang bagi organisasi. Sedangkan, menurut Horngren, et al (2008), biaya (cost) sebagai sumber daya yang dikorbankan (sacrificed) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu. Dan menurut Mulyadi (2000) terdapat empat unsur pokok dalam definisi biaya, yaitu: 1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, 2. Diukur dalam satuan uang, 3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial terjadi, 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

27 14 Mulyadi (2000) menjelaskan bahwa pada umumnya pola perilaku biaya diartikan sebagai hubungan antara total biaya dengan perubahan volume kegiatan. Sehingga, dapat diambil kesimpulan bahwa biaya merupakan suatu pengorbanan yang diukur dalam satuan uang untuk mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan. Berdasar perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan: biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semivariabel. Terdapat beberapa definisi mengenai biaya-biaya tersebut. Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah dalam rentang relevan ketika tingkat output aktivitasnya berubah (Hansen & Mowen, 2000). Sedangkan menurut Mulyadi (2000), biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Biaya tetap juga merupakan biaya-biaya yang dalam jangka pendek tidak berubah mengikuti perubahan tingkat kegiatan maupun output (Adisaputro, 2007). Maka, biaya tetap merupakan pengorbanan yang diukur dalam satuan uang yang jumlah totalnya tidak berubah meskipun jumlah volume berubah. Biaya variabel menurut Hansen & Mowen (2000) adalah semua biaya yang meningkat akibat lebih banyak unit yang terjual, termasuk : bahan langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan biaya penjualan serta administratif variabel. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan (Mulyadi, 2000). Dan menurut Adisaputro (2007) adalah biaya yang berubah-ubah secara total sebanding dan searah dengan perubahan tingkat kegiatan perusahaan atau bagian yang bersangkutan. Dapat disimpulkan bahwa biaya variabel merupakan biaya yang diukur dalam satuan uang yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan tertentu. Biaya semivariabel sering juga disebut sebagai biaya campuran. Menurut Hansen & Mowen (2000) biaya campuran adalah biaya yang mengandung komponen tetap maupun variabel. Menurut Mulyadi (2000),

28 15 biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. Sehingga biaya semivariabel merupakan biaya yang diukur dalam satuan uang yang jumlah totalnya tidak selalu berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Untuk mengelompokkan biaya semivariabel menjadi biaya tetap dan variabel, dapat menggunakan alat statistik dengan metode analisis regresi sederhana, seperti least square method. Perhitungan dilakukan secara matematis dengan menggunakan persamaan regresi linear, yaitu y = a + bx...(1) dimana: y = variabel dependen (biaya) pada periode tertentu x = variabel independen (kegiatan) pada periode tertentu a = intersep (estimasi biaya tetap) b = slope (estimasi biaya variabel per unit kegiatan) Mulyadi (2000) menjelaskan bahwa terdapat pula biaya semifixed yang merupakan bagian dari biaya. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. Namun Hansen & Mowen tidak menjelaskan mengenai biaya semifixed. Terdapat jenis lain dari biaya, yaitu biaya serapan. Menurut Hansen & Mowen (2001), pada bukunya yang berjudul Manajemen Biaya dijelaskan bahwa biaya serapan adalah biaya yang membebankan semua biaya manufaktur, bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, biaya overhead variabel, dan pembagian biaya overhead tetap untuk setiap unit yang diproduksi. Namun pada beberapa sumber, tidak dijelaskan mengenai pengertian dari biaya serapan, sehingga pengelompokkan biaya tergantung dari sumber ahli yang dijadikan pedoman Penggolongan Biaya Mulyadi (2000) menjelaskan mengenai penggolongan biaya. Penggolongan biaya pada umumnya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut. Biaya dapat digolongkan menurut:

29 16 1. Objek pengeluaran, 2. Fungsi pokok dalam perusahaan, 3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, 4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, 5. Jangka waktu manfaatnya. Dalam penggolongan biaya menurut objek pengeluarannya, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Contoh penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran dalam perusahaan kertas adalah biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga, dan biaya zat warna. Sedangkan pada penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan, misal perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok ; biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hal ini, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Sedangkan pada penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi biaya variabel, biaya semivariabel, biaya semfixed, dan biaya tetap. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya membagi biaya menjadi dua, yaitu pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk promosi besar-besaran, dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan suatu produk. Sedangkan pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Contoh pengeluaran pendapatan adalah biaya iklan, biaya telex, dan biaya tenaga kerja.

30 Analisis Cost-Volume-Profit Definisi Analisis Cost-Volume-Profit Analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit analysis = analisis CVP) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Karena analisis CVP menekankan pada keterkaitan biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, maka semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya (Hansen & Mowen, 2001). Menurut Horgren, et al (2008), analisis biaya-volume-laba (cost-volumeprofit analyisis/cvp) menguji perilaku pendapatan total, biaya total, dan laba operasi ketika terjadi perubahan dalam tingkat output, harga jual, harga variabel per unit, atau biaya tetap produk. Analisis CVP dapat juga menyinggung banyak isu lainnya, seperti: jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, dan dampak kenaikan harga terhadap laba. Selain itu, analisis CVP memungkinkan para manajer untuk melakukan analisis sensitivitas dengan menguji dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya terhadap laba. Menurut Adisaputro (2007), analisis ini mampu menunjukkan bagaimana jumlah keuntungan yang diperoleh akan berubah bilamana terjadi perubahan pada salah satu atau lebih dari faktor berikut ini: Harga jual produk : naik atau turunnya harga jual akan berpengaruh terhadap penghasilan dari penjualan. Jumlah unit yang terjual : juga perubahan dari jumlah unit yang terjual akan secara langsung mempengaruhi penghasilan penjualan. Biaya produksi dan/atau biaya usaha : yang terakhir ini akan mempengaruhi biaya keseluruhan yang harus diperhitungkan terhadap hasil penjualan Break-Even Point Titik impas (break-even point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, yaitu titik dimana laba sama dengan nol. Menurut Adisaputro (2007), break-even adalah suatu keadaan dimana penghasilan dari penjualan hanya cukup untuk menutup biaya, baik yang bersifat

31 18 variabel maupun yang bersifat tetap. Ada cara yang cepat untuk menghitung nilai titik impas, yaitu dengan memfokuskan pada marjin kontribusi. Pada titik impas, marjin kontribusi sama dengan beban tetap. Terdapat beberapa pengertian mengenai laba atau pendapatan menurut beberapa ahli. Pada Hansen & Mowen (2001), laba merupakan ukuran yang membedakan antara apa yang perusahaan masukan untuk membuat dan menjual produk dengan apa yang diterimanya. Pengertian laba menurut J.R. Hicks (1946) dalam Stice, Stice,Skousen (2009) adalah jumlah yang dapat diberikan kepada investor (sebagai hasil investasi) dan kondisi perusahaan di akhir periode masih sama baiknya atau kayanya (well-off) dengan di awal periode. Sedangkan pendapatan didefinisikan oleh Stice, Stice, Skousen (2009) adalah menunjukkan nilai penjualan total kepada pelanggan dalam suatu periode dikurangi retur dan potongan penjualan atau diskon penjualan. Laporan laba-rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan biaya-biaya perusahaan menjadi kategori tetap dan variabel. Laporan laba-rugi dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: Laba operasi = pendapatan penjualan beban variabel beban tetap Laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi.( Stice, Stice,Skousen, 2009) Marjin Kontribusi Seperti yang dijelaskan pada subbab break-even point, terdapat cara yang cepat untuk menghitung nilai titik impas, yaitu dengan memfokuskan pada marjin kontribusi. Pada titik impas, marjin kontribusi sama dengan beban tetap. Marjin kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variabel. Jumlah unit = Dalam membahas analisis CVP, hal yang diperlukan adalah jumlah unit yang terjual, maka dari itu diperlukan penentuan komponen biaya

32 19 tetap dan variabel, dan pendapatan yang berkaitan dengan unit unitnya. Pada analisis CVP juga dapat menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan daripada unit yang terjual. Unit yang terjual dapat dirubah menjadi pendapatan penjualan dengan cara mengalikan harga jual per unit dengan unit yang terjual Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Unit Usaha Mitra Tani Farm Sasongko (2006) menyatakan dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Kambing dan Domba Pada MT Farm, Ciampea, Bogor, dengan pendekatan Metode Proses Hirarki Analitik, bahwa strategi yang digunakan perusahaan adalah penetapan harga jual ternak yang hampir sama dengan harga beli, meningkatkan kualitas ternak, meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen, dan mengembangkan lokasi sekitar sebagai produk sampingan perusahaan. Hasil analisis SWOT yang dilakukan oleh peneliti salah satunya adalah perusahaan harus memperbaiki perencanaan perusahaan dengan menyusun target dan rencana penjualan berdasarkan pasokan ternak yang ada di kandang. Fitrial (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Tingkat Kelayakan Finansial Penggemukan Kambing dan Domba pada Mitra Tani Farm, di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, menyatakan nilai IRR, NPV, Net B/C, Payback Period, dan analisis sensitivitas pada kenaikan harga input dan penurunan kuantitas output dari cashflow selama lima tahun. Nilai yang dihasilkan adalah sebagai berikut: IRR = 11,7%, NPV = Rp ,00, Net B/C = 2,53, payback period = 1 tahun 6 bulan, batas yang dapat ditoleransi dari kenaikan harga input adalah sebesar 5,34%, dan penurunan kuantitas output maksimum yang dapat ditoleransi sebesar 4,79% Tentang Cost-Volume-Profit Analysis Renny, A. (2006) menerapkan cost-volume-profit analysis (Analisis CVP) pada penelitiannya yang berjudul Penerapan Cost-Volume-Profit Analysis Dalam Menunjang Rencana Pencapaian Laba Tahun 2006 pada

I. PENDAHULUAN. Sumber :

I. PENDAHULUAN. Sumber : I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk Indonesia merupakan penduduk terbesar keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia sejak tahun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba dan Kambing Perbedaan Domba dan Kambing

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba dan Kambing Perbedaan Domba dan Kambing II. TINJAUAN PUSTAKA Pada hakikatnya perusahaan memiliki tujuan mendasar, yaitu memperoleh laba untuk meningkatkan kesejahteraan stakeholder perusahaan tersebut. Pencapaian laba yang sesuai dengan target

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Percepatan pertumbuhan penduduk Indonesia yang luar biasa dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan yang ada saat ini sangat memprihatinkan. Rata-rata

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel. 2. Perbedaan Domba dan Kambing. Mempunyai kelenjar di bawah mata yang menghasilkan sekresi seperti air mata.

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel. 2. Perbedaan Domba dan Kambing. Mempunyai kelenjar di bawah mata yang menghasilkan sekresi seperti air mata. TINJAUAN PUSTAKA Kambing dan Domba Ensminger (2002) menyatakan bahwa kambing dan domba merupakan hewan yang pertama didomestikasi sekitar 7000-6000 SM. Mulyono (2003) menyatakan bahwa banyak kalangan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H24077027 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

Jl.Veteran No.53.A Lamongan ABSTRAK

Jl.Veteran No.53.A Lamongan ABSTRAK EVALUASI KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA DAN KAMBING MILIK H. SHOLEH BERDASARKAN ASPEK FINANSIAL DAN NONFINANSIAL DI DESA BANYUTENGAH KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK M. Yusuf 1, Dyah Wahyuning A 1,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ade Zulfikar Abraham Iqbal

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Domba di Indonesia

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Domba di Indonesia II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Domba di Indonesia Daging domba merupakan salah satu sumber protein hewani yang cukup digemari oleh masyarakat Indonesia, disamping produk daging yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan

Lebih terperinci

PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN (STUDI KASUS UKM A BOGOR) Oleh NORA PURBO UTAMI H

PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN (STUDI KASUS UKM A BOGOR) Oleh NORA PURBO UTAMI H PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN (STUDI KASUS UKM A BOGOR) Oleh NORA PURBO UTAMI H24103060 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR (KASUS PT MULYO TANI SALATIGA-JAWA TENGAH) Oleh: Windi Widiastuti H

STUDI KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR (KASUS PT MULYO TANI SALATIGA-JAWA TENGAH) Oleh: Windi Widiastuti H STUDI KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR (KASUS PT MULYO TANI SALATIGA-JAWA TENGAH) Oleh: Windi Widiastuti H24104093 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A14104105 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2010

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2010 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas peternakan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Hal ini didukung oleh karakteristik produk yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Kondisi ini

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu Petunjuk Sitasi: Ardianwiliandri, R., Tantrika, C. F., & Arum, N. M. (2017). Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN Oleh: RONA PUTRIA A 14104687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H 1 ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H24051975 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

Bab XIII STUDI KELAYAKAN Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Kondisi geografis

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Kondisi geografis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Kondisi geografis menjadi salah satu faktor pendukung peternakan di Indonesia. Usaha peternakan yang berkembang

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA UKM WAROENG COKELAT, BOGOR. Oleh YUSI SARAGI H

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA UKM WAROENG COKELAT, BOGOR. Oleh YUSI SARAGI H ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA UKM WAROENG COKELAT, BOGOR Oleh YUSI SARAGI H 24076141 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aktivitas ekonomi dalam agribisnis adalah bisnis peternakan. Agribisnis bidang ini utamanya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kebutuhan masyarakat akan produk-produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA BENIH PADI BERSERTIFIKAT (STUDI KASUS PT CITRA AGRO INDONESIA, PONOROGO) Oleh KIKI SETYA DEWI H

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA BENIH PADI BERSERTIFIKAT (STUDI KASUS PT CITRA AGRO INDONESIA, PONOROGO) Oleh KIKI SETYA DEWI H ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA BENIH PADI BERSERTIFIKAT (STUDI KASUS PT CITRA AGRO INDONESIA, PONOROGO) Oleh KIKI SETYA DEWI H24104088 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. terhadap pembangunan perekonomian Indonesia. Kebutuhan protein hewani dari

I PENDAHULUAN. terhadap pembangunan perekonomian Indonesia. Kebutuhan protein hewani dari I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan merupakan subsektor pertanian yang memiliki peranan penting terhadap pembangunan perekonomian Indonesia. Kebutuhan protein hewani dari tahun ke tahun semakin

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR SKRIPSI OOM ROHMAWATI H34076115 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

Oleh BUDI HARTONO H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Oleh BUDI HARTONO H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 65 ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN DAN PROYEKSI KEBUTUHAN DANA UNTUK PERIODE YANG AKAN DATANG (Studi Kasus : PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang Area Jaringan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati) Oleh WAHYU ANDI WIBOWO H

ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati) Oleh WAHYU ANDI WIBOWO H ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati) Oleh WAHYU ANDI WIBOWO H24104083 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even ( titik impas ) Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR OLEH AGITA KIRANA PUTRI H

STUDI KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR OLEH AGITA KIRANA PUTRI H STUDI KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI WILAYAH KABUPATEN BOGOR OLEH AGITA KIRANA PUTRI H14104071 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DENGAN PROGRAM GMATH-KOPERASI PADA KOPERASI MITRA KARSA, BOGOR. Oleh RAHMA SARTIKA H

ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DENGAN PROGRAM GMATH-KOPERASI PADA KOPERASI MITRA KARSA, BOGOR. Oleh RAHMA SARTIKA H ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DENGAN PROGRAM GMATH-KOPERASI PADA KOPERASI MITRA KARSA, BOGOR Oleh RAHMA SARTIKA H24076103 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] MATERI 5 ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Cost-Volume Profit Analysis) Analisis biaya-volume-laba (CVP) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik yang kian memanas, dapat diperkirakan keadaan ekonomi Indonesia mengalami penurunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas

BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA II. 1. Pengertian Perencanaan Laba Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan ditandai dengan kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan

Lebih terperinci

PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT DAN KREDIT BERMASALAH (STUDI KASUS PT BANK X) Oleh AHMAD ROYANI H

PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT DAN KREDIT BERMASALAH (STUDI KASUS PT BANK X) Oleh AHMAD ROYANI H PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT DAN KREDIT BERMASALAH (STUDI KASUS PT BANK X) Oleh AHMAD ROYANI H24104025 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT 1 OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : NUR HAYATI ZAENAL A14104112 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen ( 2009 : 47 ) biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD IKHSAN H34054305 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal.  [20 Pebruari 2009] I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dengan kondisi daratan yang subur dan iklim yang menguntungkan. Pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian penduduk dan berkontribusi

Lebih terperinci

KELAYAKAN PENGUSAHAAN JARAK PAGAR PADA KEBUN INDUK JARAK PAGAR PAKUWON, SUKABUMI JAWA BARAT. Oleh : DIAH KUSUMAYANTI A

KELAYAKAN PENGUSAHAAN JARAK PAGAR PADA KEBUN INDUK JARAK PAGAR PAKUWON, SUKABUMI JAWA BARAT. Oleh : DIAH KUSUMAYANTI A KELAYAKAN PENGUSAHAAN JARAK PAGAR PADA KEBUN INDUK JARAK PAGAR PAKUWON, SUKABUMI JAWA BARAT Oleh : DIAH KUSUMAYANTI A14104010 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II UKM DAN BIAYA

BAB II UKM DAN BIAYA BAB II UKM DAN BIAYA 2.1 Usaha Kecil Menengah (UKM) 2.1.1 Pengertian UKM Usaha Kecil Menengah atau disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu pada jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS (Kasus : Kecamatan Sipahutar, Kababupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara) Oleh : IRWAN PURMONO A14303081 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA Pada Agrifarm, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA Pada Agrifarm, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA Pada Agrifarm, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat SURANTO WAHYU WIDODO A14104051 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Kebutuhan masyarakat akan hasil ternak seperti daging,

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUKU BUNGA PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh : ADINDA AYU LESTARI H

MANAJEMEN SUKU BUNGA PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh : ADINDA AYU LESTARI H MANAJEMEN SUKU BUNGA PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR Oleh : ADINDA AYU LESTARI H24051606 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK Adinda

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Cost-Volume-Profit Sebagai Salah Satu Alat Bantu Manajemen Dalam Menentukan Laba Optimum. Unit analisis adalah PT. X yaitu perusahaan manufaktur yang bergerak di

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L)

MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L) MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L) DISUSUN OLEH: Widya Iswara Nuning Yunara Nurfadillah Ramlah FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Mata Kuliah : MANAJEMEN AKUNTANSI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam 9 II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Usahaternak Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam pembangunan pertanian. Sektor ini memiliki peluang pasar yang sangat baik, dimana pasar domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat

Lebih terperinci

PADA MITRA KABUPATEN BOGOR. Oleh: F I T R I A L

PADA MITRA KABUPATEN BOGOR. Oleh: F I T R I A L ANALISIS TINGKAT KELAYAKAN FINANSIAL PENGGEMUKAN KAMBING DAN DOMBA PADA MITRA TANI FARM, DI KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR Oleh: F I T R I A L A14105549 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PERAN SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH GITA IRINA ARIEF H

IDENTIFIKASI DAN PERAN SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH GITA IRINA ARIEF H IDENTIFIKASI DAN PERAN SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH GITA IRINA ARIEF H14050032 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR Abel Gandhy 1 dan Dicky Sutanto 2 Surya University Tangerang Email: abel.gandhy@surya.ac.id ABSTRACT The

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEPATU (Studi Kasus UKM Hunter, Depok) Oleh EDI WINARTO H

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEPATU (Studi Kasus UKM Hunter, Depok) Oleh EDI WINARTO H ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEPATU (Studi Kasus UKM Hunter, Depok) Oleh EDI WINARTO H24053894 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK Edi

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di setiap bidang usaha sangat tinggi dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di setiap bidang usaha sangat tinggi dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini persaingan di setiap bidang usaha sangat tinggi dengan semakin banyaknya jumlah perusahaan yang terlibat di setiap bidang usaha tersebut. Oleh sebab

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh SITI CHOERIAH H24104026 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam pemenuhan keinginan, manusia selalu disertai oleh pengorbanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis yang sangat mendukung, usaha peternakan di Indonesia dapat berkembang pesat. Usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber daya hewan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN

BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN Biaya - volume-profit ( CVP ) analisis memperkirakan bagaimana perubahan biaya ( baik variabel dan tetap ), volume penjualan, dan harga mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ROBBI FEBRIO H34076133 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci