SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

Transkripsi

1 SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan bimbingannya, bahwa Kementerian Kesehatan telah memiliki data status gizi balita tahun 2015 yang diperoleh melalui kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG) di seluruh Indonesia. Pemantauan Status Gizi ini memberikan informasi tentang status gizi balita secara berkesinambungan, yang diharapkan dapat dipergunakan dalam penentuan arah kebijakan perbaikan gizi masyarakat agar lebih efektif, esisien dan tepat sasaran. Sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap tercapainya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Saya sampaikan ucapan selamat dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PSG. Kontribusi anda akan bermanfaat untuk memperbaiki perencanaan perbaikan status gizi masyarakat dan percepatan pembangunan nasional bidang kesehatan. Jakarta, 22 Maret 2016 Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, dr. Anung Sugihantono, M.Kes 1

2 KATA PENGANTAR Pemantauan Status Gizi (PSG) merupakan kegiatan pemantauan perkembangan status gizi balita yang dilaksanakan setiap tahun secara berkesinambungan untuk memberikan gambaran tentang kondisi status gizi balita. PSG tahun 2015 telah dilaksanakan di 34 Provinsi dan 496 Kabupaten/Kota. Pelaksanaan PSG bertujuan untuk mengawal upaya perbaikan gizi masyarakat agar lebih efektif dan efisien, melalui monitoring perubahan status gizi maupun kinerja program dari waktu ke waktu, sehingga kita dapat dengan tepat menetapkan upaya tindakan, perubahan formulasi kebijakan dan perencanaan program. Hasil akhir PSG tahun 2015 ini disajikan dalam bentuk buku saku dan laporan lengkap. Buku saku PSG memberikan gambaran tentang status gizi balita yang disajikan menurut indeks BB/U, TB/U dan BB/TB dalam bentuk grafik dan narasi singkat agar lebih mudah dimengerti. Ucapan terimakasih yang tulus saya sampaikan kepada Kadinkes Provinsi, Kadinkes Kabupaten/Kota, Kepala Puskesmas dan Direktur Politeknik Kesehatan di seluruh Indonesia serta penanggung jawab operasional ditingkat pusat yang telah membantu pelaksanaan PSG. Harapan kami, agar pada tahun berikutnya dapat berjalan semakin baik dan berkualitas. Semoga buku saku PSG ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Jakarta, 22 Maret 2016 Direktur Gizi Masyarakat, 2 Ir. Doddy Izwardy, MA

3 DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN a. Latar Belakang b. Tujuan c. Manfaat d. Pengertian Kategori Status Gizi Balita e. Kategori Masalah Gizi Masyarakat 2. METODE a. Desain b. Populasi dan Sampel c. Data yang dikumpulkan d. Cara pengumpulan data e. Pengendalian mutu f. Pengolahan dan analisis data

4 3. HASIL Bagian I: Status Gizi Balita A. Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks BB/U B. Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks TB/U C. Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks BB/TB D. Karakteristik Masalah Gizi Bagian II: Indikator Kinerja Gizi a. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD b. Persentase bayi kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif c. Persentase balita 6-11 bulan mendapat kapsul Vitamin A d. Persentase balita bulan mendapat kapsul Vitamin A e. Persentase balita ditimbang dalam 6 bulan terakhir f. Persentase balitamempunyai Buku KIA/KMS g. Persentase balitasangat kurus mendapat makanan tambahan h. Persentase balitasangat kurus yang mendapat makanan tambahan menurut jenis makanan

5 i. Persentase ibuhamil yang berisiko KEK j. Persentase ibuhamil yang mendapat TTD k. Persentase ibuhamil yang mendapat makanan tambahan l. Persentase ibu nifas yang mendapat Vitamin A m. Persentase remaja puteri yang mendapat TTD n. Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium KESIMPULAN a. Status Gizi Balita b. Indikator Kinerja Gizi REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN KONTRIBUTOR

6 PENDAHULUAN a. Latar Belakang Salah satu arah kebijakan perbaikan gizi sesuai Perpres No. 2 tahun 2015 tentang RPJMN adalah peningkatan surveilans gizi termasuk pemantauan pertumbuhan. Oleh karena itu, dalam rangka mendapatkan informasi tentang permasalahan gizi di Indonesia baik melalui data rutin maupun data survey maka diperlukan Pemantauan Status Gizi setiap tahun untuk mengukur kinerja program gizi di tingkat nasional, tingkat provinsi, dan tingkat kabupaten/kota. 6 b. Tujuan Memantau status gizi penduduk secara teratur setiap tahun dan faktor-faktor yang terkait, dalam rangka mengawal upaya perbaikan gizi agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan

7 PENDAHULUAN c. Manfaat: 1. Sebagai sumber informasi yang cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan untuk: perencanaan, penentuan kebijakan dan evaluasi. penetapan tindakan intervensi yang tepat sasaran berdasarkan informasi yang dihasilkan. 2. Memenuhi kebutuhan data dan informasi berbasis bukti dan spesifikwilayah untukdaerahdanpusat. 7

8 d. Pengertian Kategori Status Gizi Balita Indikator Status Gizi Z-Score BB/U Gizi Buruk < -3,0 SD Gizi Kurang -3,0 SD s/d < -2,0 SD Gizi Baik -2,0 SD s/d 2,0 SD Gizi Lebih > 2,0 SD TB/U Sangat Pendek < -3,0 SD Pendek -3,0 SD s/d < -2,0 SD Normal -2,0 SD BB/TB Sangat Kurus < -3,0 SD Kurus -3,0 SD s/d < -2,0 SD Normal -2,0 SD s/d 2,0 SD Gemuk > 2,0 SD 8 Sumber: Kepmenkes No. 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar antropometri penilaian status gizi anak

9 a. Status gizi balita dinilai menurut 3 indeks, yaitu Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB). 1) BB/Uadalah berat badan anak yang dicapai pada umur tertentu. 2) TB/U adalah tinggi badan anak yang dicapai pada umur tertentu. 3) BB/TB adalah berat badan anak dibandingkan dengan tinggi badan yang dicapai. Ketiga nilai indeks status gizi diatas dibandingkan dengan baku pertumbuhan WHO. b. Z-score adalah nilai simpangan BB atau TB dari nilai BB atau TB normal menurut baku pertumbuhan WHO. c. Contoh perhitungan Z score BB/U: (BB anak BB standar)/standar deviasi BB standar d. Batasan untukkategori status gizi balita menurut indeks BB/U, TB/U, BB/TB menurut WHO dapat dilihat pada tabel pengertian kategori status gizibalita 9

10 e. Pengertian Kategori Masalah Gizi Masyarakat Masalah Gizi Masyarakat Prevalensi Pendek Prevalensi Kurus Tidak ada masalah Kurang dari 20% Kurang dari 5% Akut kurang dari 20% 5% atau lebih Kronis Akut + Kronis 20% atau lebih Kurang dari 5% 20% atau lebih 5% atau lebih Sesuai dengan standar WHO, suatu wilayah dikatakan tidak ada masalah gizi bila prevalensi balita pendek kurang dari 20% dan prevalensi balita kurus kurang dari 5%. Suatu wilayah dikatakan mengalami masalah gizi akut bila prevalensi balita pendek kurang dari 20% dan prevalensi balita kurus 5% atau lebih. 10 Sumber: WHO, 1997

11 a. Desain METODE Potong lintang (Cross Sectional Survey) b. Populasi dan Sampel 1. Populasi adalah semua Rumah Tangga (RT) yang mempunyaibalita usia 0-59 bulan 2. Sampel adalah RT yang terpilih dari populasi tersebut. 3. Rumah tangga dipilih melalui 2 tahap: Penentuan klaster Pemilihan Rumah tangga dalam klaster 4. Jumlah klaster di setiap Kabupaten/Kota ditetapkan sebanyak30 klaster 11

12 METODE 5. Penentuan klaster dilakukan berdasarkan Probability Proportional to size (PPS) 6. Untuk setiap klaster dipilih 10 rumah tangga 7. Responden adalah ibu balita atau seseorang anggota rumah tangga lainnya yang bisa mewakili rumah tangga sampel 8. Sampel anak Sekolah Dasar/MI, remaja, ibu hamil/wus, dewasa adalah hanya yang ditemukan dalam klaster saja 12

13 METODE c. Data yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan terdiri dari: identitas sampel, data status gizi balita dan data untuk indikator kinerja gizi. 1. Identitas sampel yang dikumpulkan terdiri dari: Provinsi Kabupaten No klaster No urut rumah tangga No urut anggota rumah tangga 2. Data status gizi balita yang dikumpulkan terdiri dari: Berat badan Panjang/Tinggi badan Tanggal lahir Jenis kelamin 13

14 METODE 3. Data untuk indikator kinerja gizi yang dikumpulkan terdiri dari: Lingkar Lengan Atas (LiLA) ibu hamil Jumlah rumah tangga yang mengonsumsi garam beriodium Praktek Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Praktek ASI Eksklusif Frekuensi penimbangan balita Jumlah remaja putri dan ibu hamil yang mendapat TTD Jumlah balita 6-59 bulan dan ibu nifas yang mendapat kapsul Vitamin A Jumlah ibu hamil mendapat PMT 14

15 METODE d. Cara Pengumpulan Data 1. Berat badan ditimbang menggunakan timbangan digital dengan tingkat ketelitian 0,1kg 2. Panjang badan diukur menggunakan length board dengan tingkat ketelitian 0,1cm 3. Tinggi badan diukur menggunakan microtoise dengan tingkat ketelitian 0,1 cm Timbangan digital Microtoise Length board 15

16 METODE e. Pengendalian Mutu 1. Uji coba kuesioner 2. Penyediaan Pedoman pengumpulan data 3. Standarisasi dan kalibrasi peralatan 4. Enumerator minimal D3 Kesehatan 5. Pelatihan bagi enumerator, supervisor dan pengelola 6. Supervisi lapangan 7. Standarisasi software pengolah data 8. Editing dan cleaning data f. Pengolahan dan analisis Data 1. Menggunakan software PSG, SPSS versi 20 dan MS Excel 2. Hasil disajikan dalam bentuk tabulasi, grafik dan narasi 16

17 H A S I L Bagian I: Status Gizi Balita

18 a. Respons Rate Target Balita n= 509 kab * 300 = Dilaporkan Data Balita yang ada n= Respon Rate (113,2%) Dianalisis Data Balita yang dapat dianalisis dari data balita yang ada n= Dari 509 kab/kota yang ada di 34 provinsi, sebanyak 496 yang berpartisipasi dalam pelaksanaan PSG 2015 (97,4%) Dari target balita, berhasil dikumpulkan sebanyak balita (113,2%) dan sebanyak balita yang dapat dianalisis (108,4%)

19 b. Gambaran umum sampel PERSENTASE BALITA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN UMUR ,4 50,8 51,1 48,6 49,2 48,9 Persen Laki-laki Perempuan bulan bulan 0-59 bulan Persentase balita menurut jenis kelamin dan kelompok umur terdistribusi hampir merata 19

20 20 A. STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U)

21 PERSENTASE BALITA USIA 0-23 BULAN MENURUT STATUS GIZI DENGAN INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 - ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA Indonesia Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih 21

22 PERSENTASE BALITA GIZI BURUK USIA 0-23 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI 10,0 9,0 Persen 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0-4,6 4,8 2,5 3,9 2,3 1,2 0,8 2,2 1,1 2,9 3,3 2,8 2,0 1,4 1,5 2,9 1,8 2,3 5,0 5,5 3,2 4,9 3,1 3,9 1,0 Indonesia 3.2% ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONT SULBAR MALUKU MALUT PAPUA PAPUA 6,3 3,7 1,6 4,6 3,4 5,2 3,7 4,7 5,7 22

23 PERSENTASE BALITA GIZI KURANG USIA 0-23 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI Persen 20,0 18,0 16,0 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 12,5 12,5 11,6 12,1 10,0 9,5 10,4 11,5 10,5 11,0 11,4 10,0 9,2 12,9 10,8 6,0 9,7 13,9 15,6 14,9 14,9 13,9 14,5 8,5 16,7 Indonesia 11.9% 13,6 12,8 13,1 14,3 15,4 10,2 13,1 12,4 4,0 3,3 2,0 - ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 23

24 PERSENTASE BALITA GIZI BAIK USIA 0-23 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI 100,0 90,0 80,0 80,3 80,5 84,5 82,6 85,9 87,7 94,8 Indonesia 83.3% 85,2 86,4 84,5 83,5 84,8 86,4 87,8 83,8 84,7 89,8 86,9 79,9 77,7 80,8 79,4 81,7 80,8 87,7 75,6 82,0 84,3 80,9 81,3 77,5 83,9 80,2 78,9 70,0 Persen 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 - ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 24

25 PERSENTASE BALITA GIZI LEBIH USIA 0-23 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI 10,0 9,0 8,0 7,0 Persen 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0-2,6 2,2 1,5 1,4 1,8 1,6 1,1 2,2 1,0 2,1 2,2 1,0 1,6 1,6 1,8 1,7 2,5 1,1 1,2 1,3 1,1 0,7 1,3 0,8 2,8 Indonesia 1.6% 1,3 0,7 1,3 1,4 1,0 1,9 2,2 2,0 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 3,1 25

26 PETA PERSENTASE BALITA GIZI KURANG USIA 0-23 BULAN BERDASARKAN PROVINSI 26 Balita Gizi Kurang <10 % Balita Gizi Kurang 10 s/d <20 % Balita Gizi Kurang 20 s/d <30 % Balita Gizi Kurang 30 %

27 PERSENTASE BALITA USIA BULAN MENURUT STATUS GIZI DENGAN INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI Persen 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 - ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA Indonesia Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih 27

28 PERSENTASE BALITA GIZI BURUK USIA BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI Persen 10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0-7,7 5,3 3,1 4,1 3,0 2,3 0,4 2,8 1,6 3,5 3,5 3,3 3,9 1,2 2,2 5,5 1,4 4,2 Indonesia 4.5% ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 9,1 6,9 5,8 8,4 4,4 5,5 0,9 7,9 6,6 3,9 6,5 7,4 6,1 5,8 5,8 5,2 28

29 PERSENTASE BALITA GIZI KURANG USIA BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI 30,0 Indonesia 18.1% Persen 25,0 20,0 15,0 20,4 16,7 17,2 15,7 13,7 15,8 17,6 11,9 16,5 16,4 16,5 16,2 12,1 19,5 18,9 19,2 24,0 22,5 23,1 23,0 16,7 17,9 13,0 24,7 21,8 22,3 23,5 23,9 24,1 18,1 16,6 16,2 10,0 8,7 5,0 4,6 - ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 29

30 PERSENTASE BALITA GIZI BAIK USIA BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI Persen 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0-71,5 76,9 78,8 78,5 81,0 80,8 94,1 Indonesia 75.9% 78,6 81,8 76,3 75,8 78,4 78,5 84,9 76,2 73,4 85,9 76,4 66,4 68,7 68,6 66,8 76,5 75,1 84,7 66,7 70,8 72,5 69,3 68,5 68,8 75,3 76,7 76,3 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 30

31 PERSENTASE BALITA GIZI LEBIH USIA BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI Persen 10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0-0,4 1,2 1,0 1,8 2,3 1,2 0,8 1,0 4,7 3,7 4,3 1,8 1,4 1,8 2,2 2,2 4,0 0,2 0,5 1,8 2,5 1,8 2,4 Indonesia 1.5% 1,4 1,4 0,8 0,8 1,3 0,8 0,2 0,9 0,8 0,8 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 2,3 31

32 PETA PERSENTASE BALITA GIZI KURANG USIA BULAN MENURUT PROVINSI 32 Balita Gizi Kurang <10 % Balita Gizi Kurang 10 s/d <20 % Balita Gizi Kurang 20 s/d <30 % Balita Gizi Kurang 30 %

33 PERSENTASE BALITA USIA 0-59 BULAN MENURUT STATUS GIZI DENGAN INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI Persen 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 - ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA Indonesai Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih 33

34 PERSENTASE BALITA GIZI BURUK USIA 0-59 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI Persen 10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0-6,0 5,0 2,8 4,0 2,6 1,7 0,6 2,5 1,3 3,2 3,4 3,0 2,9 1,3 1,8 3,9 1,6 3,3 7,0 6,2 Indonesia 3.9% ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 4,5 6,7 3,8 4,6 1,0 7,0 5,0 2,8 5,6 5,5 5,7 4,6 5,3 5,4 34

35 PERSENTASE BALITA GIZI KURANG USIA 0-59 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI Persen 30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 16,3 14,5 14,5 13,8 11,7 12,4 13,6 11,7 13,7 13,8 13,9 13,1 11,0 16,0 14,0 7,4 14,5 18,6 19,1 18,9 18,9 15,4 16,0 10,6 20,3 Indonesia 14.9% 17,1 17,6 18,8 19,2 19,8 13,6 14,9 14,2 5,0 4,0 - ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 35

36 PERSENTASE BALITA GIZI BAIK USIA 0-59 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI Persen 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0-76,1 78,8 81,5 80,6 83,7 84,5 94,4 Indonesia 79.7% 82,2 84,3 80,1 79,5 81,7 82,4 86,0 80,2 80,2 87,8 81,6 73,5 73,2 74,9 73,1 79,0 78,3 86,3 71,7 77,2 78,3 74,5 74,7 73,1 80,3 78,4 77,6 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 36

37 PERSENTASE BALITA GIZI LEBIH USIA 0-59 BULAN MENURUT INDEKS BB/U BERDASARKAN PROVINSI Persen 10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0-1,5 1,7 1,2 1,6 2,0 1,4 1,0 1,6 2,7 3,0 3,3 1,4 1,5 1,7 2,0 1,9 3,3 0,7 0,9 1,5 1,8 1,3 1,9 1,1 2,1 1,1 Indonesia 1.6% 0,8 1,3 1,1 0,6 1,4 1,6 1,4 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 2,7 37

38 PETA PERSENTASE BALITA GIZI KURANG USIA 0-59 BULAN BERDASARKAN PROVINSI 38 Balita Gizi Kurang <10 % Balita Gizi Kurang 10 s/d <20 % Balita Gizi Kurang 20 s/d <30 % Balita Gizi Kurang 30 %

39 PERSENTASE STATUS GIZI BALITA DENGAN INDEKS BB/U BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DI INDONESIA Persen ,3 79,7 75,9 18,1 14,9 11,9 3,2 4,5 1,6 1,5 3,9 1, bulan bulan 0-59 bulan gizi buruk gizi kurang gizi baik gizi lebih n balita= Indonesia masih memiliki masalah gizi masyarakat, baik pada kelompok umur 0-23 bulan maupun bulan 39

40 40 B. STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS TINGGI BADAN MENURUT UMUR (TB/U)

41 PERSENTASE BALITA USIA 0-23 BULAN MENURUT STATUS GIZI DENGAN INDEKS TB/U BERDASARKAN PROVINSI 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 - ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA Indonesia Sangat pendek pendek normal 41

42 PERSENTASE BALITA SANGAT PENDEK USIA 0-23 BULAN MENURUT INDEKS TB/U BERDASARKAN PROVINSI Persen 20,0 18,0 16,0 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0-8,9 13,4 5,5 6,4 7,6 3,2 5,2 5,2 4,0 6,5 6,6 4,2 5,3 4,1 8,7 4,5 5,5 10,3 14,4 10,7 10,0 13,9 7,5 10,2 6,5 8,3 8,1 Indonesia 8.4% ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 5,9 12,1 9,7 12,0 7,7 11,0 13,8 42

43 PERSENTASE BALITA PENDEK USIA 0-23 BULAN MENURUT INDEKS TB/U BERDASARKAN PROVINSI 30,0 25,0 Indonesia 14.7% Persen 20,0 15,0 10,0 16,8 14,4 13,0 12,9 12,1 13,1 10,7 12,2 12,9 12,4 13,6 12,9 13,4 12,9 13,1 10,6 12,4 17,5 18,3 18,3 18,3 17,0 14,8 17,9 13,1 17,6 18,6 16,0 17,9 19,0 14,0 10,4 13,6 12,7 5,0 - ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 43

44 PERSENTASE BALITA NORMAL USIA 0-23 BULAN MENURUT INDEKS TB/U BERDASARKAN PROVINSI Persen 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 - Indonesia 76.9% 74,3 72,2 81,5 80,6 80,3 83,7 84,2 82,7 83,1 81,1 79,8 82,9 81,2 83,0 78,1 84,9 82,1 72,2 67,4 70,9 71,7 69,1 77,7 71,9 80,4 74,1 73,3 78,1 70,0 71,3 74,1 81,9 75,4 73,5 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 44

45 PETA PERSENTASE BALITA PENDEK USIA 0-23 BULAN BERDASARKAN PROVINSI Balita Pendek <20 % Balita Pendek 20 s/d <30 % Balita Pendek 30 s/d <40 % Balita Pendek 40 % 45

46 PERSENTASE BALITA USIA BULAN MENURUT STATUS GIZI DENGAN INDEKS TB/U BERDASARKAN PROVINSI Persen 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 - ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA Indonesia Sangat pendek pendek normal 46

47 PERSENTASE BALITA SANGAT PENDEK USIA BULAN MENURUT INDEKS TB/U BERDASARKAN PROVINSI 30,0 25,0 22,6 Indonesia 11.9% 20,0 15,0 10,0 5,0 14,5 17,6 10,8 9,3 12,1 7,4 6,0 7,2 5,9 8,8 8,6 9,9 8,1 4,5 10,3 12,6 5,6 13,5 13,5 14,0 17,5 9,2 13,0 6,0 15,2 12,3 12,2 15,7 15,8 14,1 12,6 13,9 13,4 - ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 47

48 PERSENTASE BALITA PENDEK USIA BULAN MENURUT INDEKS TB/U BERDASARKAN PROVINSI Persen 50,0 45,0 40,0 35,0 30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0-23,5 21,7 25,4 19,5 21,0 24,1 14,2 22,0 15,5 17,5 17,0 25,2 22,6 Indonesia 23.4% 18,3 22,6 23,0 17,6 26,4 28,1 25,6 24,6 26,1 21,5 21,9 19,0 31,8 31,7 28,2 26,1 31,9 24,5 20,6 20,3 17,6 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 48

49 PERSENTASE BALITA NORMAL USIA BULAN MENURUT INDEKS TB/U BERDASARKAN PROVINSI Persen 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0-62,0 60,7 63,8 71,2 66,9 68,5 79,8 70,8 78,6 73,7 74,4 65,0 69,2 77,2 67,1 64,3 76,8 60,1 49,2 Indonesia 64.7% 61,0 61,4 56,4 69,4 65,2 75,1 53,0 56,0 59,6 58,1 52,3 61,4 66,7 65,8 69,0 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 49

50 PETA PERSENTASE BALITA PENDEK USIA BULAN BERDASARKAN PROVINSI 50 Balita Pendek <20 % Balita Pendek 20 s/d <30 % Balita Pendek 30 s/d <40 % Balita Pendek 40 %

51 PERSENTASE BALITA USIA 0-59 BULAN MENURUT STATUS GIZI DENGAN INDEKS TB/U BERDASARKAN PROVINSI 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 - ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA Indonesia Sangat pendek pendek normal 51

52 PERSENTASE BALITA SANGAT PENDEK USIA 0-59 BULAN MENURUT INDEKS TB/U BERDASARKAN PROVINSI 30,0 25,0 Indonesia 10.1% Persen 20,0 15,0 10,0 5,0 11,6 15,4 8,3 7,8 9,7 5,1 5,6 6,1 4,9 7,7 7,6 6,9 6,7 4,4 9,5 7,7 5,5 11,9 18,3 12,1 12,0 15,7 8,4 11,4 6,3 11,4 9,9 9,2 14,1 12,8 13,0 9,8 12,5 13,6 - ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 52

53 PERSENTASE BALITA PENDEK USIA 0-59 BULAN MENURUT INDEKS TB/U BERDASARKAN PROVINSI Persen 50,0 45,0 40,0 35,0 30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 - Indonesia 18.9% 20,0 17,8 19,4 16,1 16,2 18,3 12,5 16,6 14,0 15,2 15,4 18,7 18,1 16,2 17,6 15,5 15,1 22,0 22,9 22,0 21,4 21,5 18,3 19,6 15,9 23,9 24,2 22,2 22,4 25,6 19,3 14,7 17,0 15,0 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 53

54 PERSENTASE BALITA NORMAL USIA 0-59 BULAN MENURUT INDEKS TB/U BERDASARKAN PROVINSI Persen 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0-68,4 66,8 72,4 76,1 74,1 76,6 81,9 77,4 81,1 77,1 76,9 74,4 75,2 79,4 73,0 76,8 79,4 66,1 Indonesia 71.0% 58,8 65,9 66,7 62,8 73,4 68,9 77,8 64,7 65,9 68,6 63,5 61,6 67,7 75,5 70,5 71,4 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 54

55 PETA PERSENTASE BALITA PENDEK USIA 0-59 BULAN MENURUT PROVINSI Balita Pendek <20 % Balita Pendek 20 s/d <30 % Balita Pendek 30 s/d <40 % Balita Pendek 40 % 55

56 PERSENTASE STATUS GIZI BALITA DENGAN INDEKS TB/U BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DI INDONESIA Persen ,9 71,0 64,7 23,4 18,9 14,7 11,9 8,4 10, bulan bulan 0-59 bulan sangat pendek pendek normal n balita= Pada periode emas pertumbuhan (0-23 bulan), Indonesia sudah mengalami masalah gizi masyarakat, dimana anak tersebut seharusnya dapat diselamatkan dari gagal tumbuh.

57 C. STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN (BB/TB) 57

58 PERSENTASE BALITA USIA 0-23 BULAN MENURUT STATUS GIZI DENGAN INDEKS BB/TB BERDASARKAN PROVINSI persen 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 - ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA Indonesia Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk 58

59 PERSENTASE BALITA SANGAT KURUS USIA 0-23 BULAN MENURUT INDEKS BB/TB BERDASARKAN PROVINSI Persen 10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0-7,4 7,5 3,2 5,8 5,2 1,4 1,0 3,5 2,1 3,1 3,9 2,4 2,9 1,4 4,5 5,7 1,9 2,0 3,1 4,9 3,6 3,9 4,2 4,5 4,1 Indonesia 4.1% 5,2 2,2 2,4 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 5,1 3,2 6,1 4,4 5,6 8,4 59

60 PERSENTASE BALITA KURUS USIA 0-23 BULAN MENURUT INDEKS BB/TB BERDASARKAN PROVINSI Persen 20,0 18,0 16,0 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0-10,1 10,3 9,4 10,0 8,7 7,2 3,3 8,2 6,7 9,4 9,7 7,6 7,7 8,6 8,2 9,6 4,4 6,2 8,6 10,9 10,7 10,4 9,4 9,3 8,9 9,9 Indonesia 8.7% 7,8 8,3 8,0 8,7 12,0 9,6 10,6 10,7 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 60

61 PERSENTASE BALITA NORMAL USIA 0-23 BULAN MENURUT INDEKS BB/TB BERDASARKAN PROVINSI Indonesia 81.5% Persen 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0-75,4 73,8 83,2 80,7 80,1 88,2 89,7 84,0 87,2 81,2 79,6 87,6 84,8 87,8 81,3 80,7 86,5 84,0 79,8 79,2 80,9 79,8 81,5 78,6 78,8 81,9 86,5 85,2 80,9 82,7 76,2 81,5 77,7 71,2 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 61

62 PERSENTASE BALITA GEMUK USIA 0-23 BULAN MENURUT INDEKS BB/TB BERDASARKAN PROVINSI Persen 20,0 18,0 16,0 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0-7,1 8,4 4,2 3,5 5,9 3,2 6,0 4,3 4,0 6,3 6,8 2,4 4,6 2,2 6,0 4,1 7,2 7,9 8,4 5,0 4,8 5,9 4,9 7,6 8,2 Indonesia 5.6% 3,0 3,5 4,0 6,0 5,3 5,7 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 4,5 6,0 9,6 62

63 PETA PERSENTASE BALITA KURUS USIA 0-23 BULAN MENURUT PROVINSI Balita Kurus <5 % Balita Kurus 5 s/d <10 % Balita kurus 10 s/d <15 % Balita Kurus 15 % 63

64 PERSENTASE BALITA USIA BULAN MENURUT STATUS GIZI DENGAN INDEKS BB/TB BERDASARKAN PROVINSI Persen 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 - ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA Indonesia Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk 64

65 PERSENTASE BALITA SANGAT KURUS USIA BULAN MENURUT INDEKS BB/TB BERDASARKAN PROVINSI 10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0-6,8 6,1 2,0 3,6 4,0 1,1 0,9 2,1 0,8 4,3 2,1 1,1 1,5 1,2 3,2 2,9 1,5 2,2 5,1 3,9 3,4 3,9 2,7 3,1 4,6 2,2 2,9 2,3 Indonesia 3.4% 3,9 2,2 6,5 5,0 5,5 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 7,3 65

66 PERSENTASE BALITA USIA BULAN MENURUT INDEKS BB/TB BERDASARKAN PROVINSI Persen 20,0 18,0 16,0 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0-10,5 7,8 4,7 7,0 5,7 5,2 2,7 8,7 4,9 7,4 7,4 3,7 6,1 3,7 7,0 9,2 4,1 8,2 10,7 9,9 10,1 10,1 7,6 10,3 Indonesia 7.7% 8,3 9,1 8,9 8,0 9,8 9,7 10,1 9,4 10,2 10,2 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 66

67 PERSENTASE BALITA NORMAL USIA BULAN MENURUT INDEKS BB/TB BERDASARKAN PROVINSI Persen 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0-78,9 79,5 Indonesia 84.0% 88,8 84,5 83,2 90,0 92,6 85,9 84,4 79,7 82,3 90,6 88,0 90,0 84,0 82,6 85,5 87,0 79,8 80,2 80,4 79,8 83,7 80,4 81,9 85,7 86,0 85,3 81,9 86,4 80,5 82,1 79,5 74,9 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 67

68 PERSENTASE BALITA GEMUK USIA BULAN MENURUT INDEKS BB/TB BERDASARKAN PROVINSI Persen 20,0 18,0 16,0 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0-3,9 6,6 4,5 4,9 7,1 3,7 3,8 3,3 9,9 8,7 8,2 4,6 4,4 5,1 5,8 5,3 8,9 2,6 4,3 6,0 6,1 6,3 5,9 6,2 5,3 Indonesia 4.9% 3,0 2,3 4,4 4,4 1,8 2,9 3,4 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 4,7 7,6 68

69 PETA PERSENTASE BALITA KURUS USIA BULAN BERDASARKAN PROVINSI Balita Kurus <5 % Balita Kurus 5 s/d <10 % Balita kurus 10 s/d <15 % Balita Kurus 15 % 69

70 PERSENTASE BALITA USIA 0-59 BULAN MENURUT STATUS GIZI DENGAN INDEKS BB/TB BERDASARKAN PROVINSI Persen 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 - ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA Indonesia Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk 70

71 PERSENTASE BALITA SANGAT KURUS USIA 0-59 BULAN MENURUT INDEKS BB/TB BERDASARKAN PROVINSI Persen 10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0-7,1 6,8 2,6 4,7 4,7 1,3 0,9 2,9 1,5 3,7 3,0 1,8 2,2 1,3 3,9 4,6 1,7 2,1 4,0 4,4 3,5 3,9 3,4 3,9 4,3 3,9 Indonesia 3.7% 2,5 2,4 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 4,4 2,7 6,3 4,7 5,6 7,9 71

72 PERSENTASE BALITA KURUS USIA 0-59 BULAN MENURUT INDEKS BB/TB BERDASARKAN PROVINSI Persen 20,0 18,0 16,0 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0-10,3 9,1 7,0 8,6 7,3 6,2 3,0 8,4 5,9 8,3 8,5 5,7 6,9 5,6 7,6 9,4 4,2 7,2 Indonesia 8.2% 9,6 10,4 10,4 10,2 8,5 9,8 8,6 9,5 8,3 8,2 9,0 9,2 11,0 9,5 10,4 10,5 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 72

73 PERSENTASE BALITA NORMAL USIA 0-59 BULAN MENURUT INDEKS BB/TB BERDASARKAN PROVINSI Persen 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 - Indonesia 82.7% 77,1 76,5 86,1 82,5 81,5 89,0 91,2 84,8 86,0 80,4 81,0 89,0 86,4 89,1 82,6 81,4 86,0 85,5 79,8 79,7 80,7 79,8 82,6 79,4 80,2 83,6 86,3 85,2 81,5 84,6 78,4 81,8 78,6 73,0 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 73

74 PERSENTASE BALITA GEMUK USIA 0-59 BULAN MENURUT INDEKS BB/TB BERDASARKAN PROVINSI Persen 10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0-5,6 7,5 4,3 4,2 6,5 3,4 4,8 3,9 6,7 7,6 7,5 3,4 4,5 4,0 5,9 4,6 8,1 5,2 6,5 5,5 5,4 6,1 5,5 7,0 6,8 Indonesia 5.3% 3,0 2,9 4,2 5,1 3,5 4,3 4,0 ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMBI SUMSEL BENGKULU LAMPUNG KEP BABEL KEP RIAU DKI JAKARTA JABAR JATENG DIY JATIM BANTEN BALI NTB NTT KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA SULUT SUTENG SULSEL SULTRA GORONTALO SULBAR MALUKU MALUT PAPUA BARAT PAPUA 5,4 8,7 74

75 PETA PERSENTASE BALITA KURUS USIA 0-59 BULAN BERDASARKAN PROVINSI Balita Kurus <5 % Balita Kurus 5 s/d <10 % Balita kurus 10 s/d <15 % Balita Kurus 15 % 75

76 PERSENTASE STATUS GIZI BALITA DENGAN INDEKS BB/TB BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DI INDONESIA Persen ,5 84,0 82,7 8,7 7,7 8,2 4,1 5,6 3,4 4,9 3,7 5, bulan bulan 0-59 bulan sangat kurus kurus normal gemuk n balita= Indonesia masih mengalami masalah gizi masyarakat berdasarkan indeks BB/TB 76

77 D. KARAKTERISTIK MASALAH GIZI 77

78 DISTRIBUSI KAB/KOTA BERDASARKAN KARAKTERISTIK MASALAH GIZI Jumlah dianalisis 496 Kab/Kota Tidak ada masalah gizi Akut Kronis Akut-Kronis 78 Sebagian besar dari kabupaten yang ada di Indonesia mempunyai permasalahan gizi yang bersifat akut-kronis oleh karena itu upaya perbaikan gizi bukan hanya yang bersifat spesifik namun juga yang bersifat sensitif

79 STATUS GIZI BERDASARKAN INDEKS BB/TB (AKUT) DENGAN KATEGORI KELOMPOK RISIKO TINGGI (KURUS) 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 3,7 sangat kurus (<-3 SD) 8,2 kurus (-3 SD sampai <-2 SD) 21,7 Risiko Tinggi Kurus (-2 SD sampai <-1 SD) 52,3 normal (-1 SD sampai 1 SD) 8,7 Risiko Tinggi Gemuk (1 SD sampai 2 SD) 5,3 Gemuk (>2 SD) Jumlah balita yang berisiko menjadi kurus masih cukup tinggi, oleh karena itu upaya penanggulangan balita kurus harus dilakukan bukan hanya untuk menangani balita yang sudah kurus tapi juga untuk mencegah balita yang berisiko kurus agartidak jatuh menjadi kurus, sehingga intervensi mulai dilakukan pada balita berisiko kurus. 79

80 PERSENTASE BALITA GIZI KURANG MENURUT PROVINSI 80 Saat ini hanya Provinsi Bengkulu dan Bali yang tidak mempunyai masalah gizi masyarakat ditinjau dari prevalensi balita gizi kurang, menurut batasan WHO (BB/U <10%)

81 PERSENTASE BALITA PENDEK BERDASARKAN PROVINSI Saat ini hanya Provinsi Bengkulu dan Kep. Bangka Belitung yang tidak mempunyai masalah gizi masyarakat ditinjau dari prevalensi balita pendek, menurut batasan WHO (TB/U <20%) 81

82 PERSENTASE BALITA KURUS BERDASARKAN PROVINSI 82 Saat ini hanya Provinsi Bengkulu yang tidak mempunyai masalah gizi masyarakat ditinjau dari prevalensi balita kurus, menurut batasan WHO (BB/TB <5%)

83 PERSENTASE BALITA PENDEK DAN KURUS BERDASARKAN PROVINSI Sebagian besar masalah gizi yang dihadapi di sebagian besar provinsi adalah masalah gizi yang bersifat akut-kronis 83

84 84

85 H A S I L Bagian II: Indikator Kinerja Gizi 85

86 INDIKATOR KINERJA GIZI Informasi yang dikumpulkan untuk menggambarkan capaiankinerja program gizi. Selain bayi dan balita, partisipan data indikator kinerja gizi ini juga meliputi ibu hamil, ibu nifas, dan remaja puteri, yang dalam pengambilan sampelnya mengikuti sampel PSG. Partisipan tersebut terbatas HANYA pada yang ditemukan dalam klaster saja, bukan merupakan partisipan utama kegiatan pemantauan status gizi. Sehingga informasi data yang dihasilkan tentunya masih memiliki banyakketerbatasan. 86

87 a. Persentase Bayi Baru Lahir yang Mendapat IMD b. Persentase Bayi Kurang dari 6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif Persen n= n= ,7 50,3 Persen n= n= ,1 34,9 0 Ya Tidak 0 ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif Praktek IMD masih belum maksimal. Sekitar 50% ibu yang melahirkan mempraktekkan IMD. Bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif sekitar 65% 3/18/

88 c. Persentase Balita 6-11 Bulan Mendapat Kapsul Vitamin A d. Persentase Balita Bulan Mendapat Kapsul Vitamin A Persen /18/2016 n= n= ,4 Ya 29,6 Tidak Persen n= ,6 Ya n= ,4 Tidak Sekitar 70% balita 6-11 bulan memperoleh kapsul vitamin A, dan sekitar 90% balita bulan memperoleh kapsul vitamin A. cakupan vitamin A pada anak balita usia 6-11 tahun lebih rendah dari usia bulan. Perlu perhatian.

89 e. Persentase Balita Ditimbang dalam 6 bulan Terakhir f. Persentase Balita Mempunyai Buku KIA/KMS Persen n= n= ,2 27,8 <4 kali >= 4 kali Persen n= ,9 Punya Buku KIA/KMS n= Dalam konteks pemantauan pertumbuhan, bukan kepemilikan buku KIA 13,1 Tidak Punya Buku KIA/KMS Satu dari 4 balita belum ditimbang secara teratur dalam 6 bulan terakhir. Balita yang memiliki KMS baik yang ada dalam buku KIA maupun dalam bentuk lembaran KMS sebanyak 86.9%. 3/18/

90 g. Persentase Balita sangat Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan persen 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 37,7 YA 62,3 TIDAK h. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan Menurut Jenis Makanan 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 46,8 MAKANAN PABRIKAN 37,4 MAKANAN LOKAL 15,8 LAINNYA Balita sangat kurus berdasarkan hasil pengamatan secara klinis oleh enumerator Satu dari tiga anak balita tampak sangat kurus sudah mendapat makanan tambahan Jenis makanan tambahan yang diterima sebagian besar berasal dari pabrikan 90 3/18/2016

91 i. Persentase Ibu Hamil yang Berisiko KEK n= 424 n= ,7 Persen ,3 Risiko KEK Normal Satu dari 10 ibu hamil berisiko Kurang Energi Kronis (KEK) 3/18/

92 j. Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) 6,1 6,3 Program 24,6 Program dan beli n total = Beli 63 Tidak beli/program Persen k. Persentase Ibu Hamil yang Mendapat makanan tambahan n= 666 n= ,1 12,9 Mendapat PMT Tidak Mendapat PMT Satu dari empat ibu hamil belum mendapat pelayanan TTD Sembilan dari sepuluh ibu hamil belum mendapat pelayanan PMT 92 3/18/2016

93 l. Persentase Ibu Nifas yang Mendapat Vitamin A m. Persentase Remaja Puteri yang Mendapat TTD Persen ,4 n ibu nifas = ,6 94,7 program beli program dan beli /18/2016 Ya Tidak 0,3 1,9 3,2 n remaja puteri= Pelayanan vitamin A pada ibu nifas lebih dari 50% Remaja putri yang mendapat pelayanan TTD masih rendah. 93

94 n. Persentase Rumah Tangga Mengonsumsi Garam Beriodium ,9 n rumah tangga = Persen Beriodium 11,1 Tidak Beriodium Rumah tangga yang mengonsumsi garam beriodium telah mendekati target (90%) 94 3/18/2016

95 a. Status Gizi Balita KESIMPULAN 1. Hasil PSG menunjukkan bahwa masalah gizi pada anak berusia di bawah lima tahun masih tinggi, hanya Provinsi Bengkulu yang tidak mempunyai masalah gizi masyarakat sesuai standar WHO 2. Dari 496 kab/kota, sebanyak 9 kab/kota tidak memiliki masalah gizi masyarakat, 63 kab/kota mempunyai masalah gizi akut, 20 kab/kota mempunyai masalah gizi kronis, dan 404 kab/kota mempunyai masalah gizi akut-kronis 3. Berdasarkan 3 indikator (BB/U, TB/U, BB/TB) Indonesia masih mengalami masalahgizi masyarakat. 95

96 KESIMPULAN 96 b. Indikator Kinerja Gizi 1. Hampir separuh dari ibu balita Menyusu Dini (IMD) telah melaksanakan praktek Inisiasi 2. Dua dari tiga balita sudah mendapat ASIEksklusif 3. Tujuh dari sepuluh bayi umur 6-11 bulan dan sembilan dari sepuluh anak balita bulan sudah mendapatkan vitamina 4. Tiga dari empat balita sudah ditimbang 4 kali dalam 6 bulan terakhir dan lebih dari 80% balita sudah memiliki KMS/buku KIA 5. Satu dari tiga anak balita sangat kurus sudah mendapat makanan tambahan 6. Satu dari sepuluh ibu hamil mengalami KEK 7. Hampir separuh dari ibu hamil belum mendapat TTD 8. Satu dari sepuluh ibu hamil sudah mendapat PMT 9. Lebih dari 60% ibu nifas mendapat TTD 10. Baru seperlima remaja sudah mendapat TTD 11. Sebanyak 8 dari 10 rumah tangga sudah menggunakan garam beriodium

97 REKOMENDASI 1. Dalam menetapkan strategi intervensi masalah gizi, harus mengacu pada karakteristik masalah gizi yang ada di masing-masing wilayah 2. Berdasarkan perbedaan karakteristik masalah gizi yang ada di Indonesia maka dalam melakukan intervensi perlu memperhatikan beberapa hal: a. Masalah gizi yang bersifat kronis perlu meningkatkan peranan intervensi sensitif b. Masalah gizi yang bersifat akut lebih mengutamakan pemberian makanan tambahan dan edukasi gizi c. Masalah gizi yang bersifat kronis dan akut perlu meningkatkan peranan intervensi sensitif danpemberian makanantambahan 3. Melakukan pencegahan dini terjadinya balita kurus dengan memprioritaskan intervensi pada kelompok balita normal dengan risiko tinggi (Z-score indeks BB/TB -2 SD sampai <-1 SD) 97

98 REKOMENDASI 4. Perlu peningkatan upaya KIE gizi dan pemberdayaan masyarakat 5. Kegiatan PSG sebagai salah satu kegiatan surveilans gizi harus dilaksanakan oleh kabupaten/kota secara teratur dan berkesinambungan, untuk mengawal upaya perbaikan gizi agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. 98

99 DAFTAR PUSTAKA 1. De onis, M and Monika, B WHO, Global databased on child growth and malnutrition. WHO. Geneva. 2. Kemenkes Petunjuk pelaksanaan surveilans gizi Pedoman teknis pemantauan status gizi 99

100 100

101 L A M P I R A N

102 PERSENTASE STATUS GIZI BALITA 0-59 BULAN BERDASARKAN INDEKS BB/U PROVINSI ACEH 102 Kode Nama Kab/Kota Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Gizi Buruk+ Kurang 1 SIMEULUE ACEH SINGKIL ACEH SELATAN ACEH TENGGARA ACEH TIMUR ACEH TENGAH ACEH BARAT ACEH BESAR PIDIE BIREUEN ACEH UTARA ACEH BARAT DAYA GAYO LUES ACEH TAMIANG NAGAN RAYA ACEH JAYA BENER MERIAH PIDIE JAYA KOTA BANDA ACEH KOTA SABANG KOTA LANGSA KOTA LHOKSEUMAWE KOTA SUBULUSSALAM ACEH

103 PERSENTASE STATUS GIZI BALITA 0-59 BULAN BERDASARKAN INDEKS BB/U PROVINSI SUMATERA UTARA (1) Kode Nama Kab/Kota Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Gizi Buruk+ Kurang 1 NIAS MANDAILING NATAL TAPANULI SELATAN TAPANULI TENGAH TAPANULI UTARA TOBA SAMOSIR LABUHAN BATU ASAHAN SIMALUNGUN DAIRI KARO DELI SERDANG LANGKAT NIAS SELATAN HUMBANG HASUNDUTAN PAKPAK BHARAT SAMOSIR SERDANG BEDAGAI BATU BARA PADANG LAWAS UTARA PADANG LAWAS

104 PERSENTASE STATUS GIZI BALITA 0-59 BULAN BERDASARKAN INDEKS BB/U PROVINSI SUMATERA UTARA (2) Kode Nama Kab/Kota Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Gizi Buruk+ Kurang 22 LABUHAN BATU SELATAN LABUHAN BATU UTARA NIAS BARAT KOTA SIBOLGA KOTA TANJUNG BALAI KOTA PEMATANG SIANTAR KOTA TEBING TINGGI KOTA MEDAN KOTA BINJAI KOTA PADANGSIDIMPUAN KOTA GUNUNGSITOLI SUMUT

105 PERSENTASE STATUS GIZI BALITA 0-59 BULAN BERDASARKAN INDEKS BB/U PROVINSI SUMATERA BARAT Kode Nama Kab/Kota Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Gizi Buruk+ Kurang 1 KEPULAUAN MENTAWAI PESISIR SELATAN SOLOK SIJUNJUNG TANAH DATAR PADANG PARIAMAN AGAM LIMA PULUH KOTA PASAMAN SOLOK SELATAN DHARMASRAYA PASAMAN BARAT KOTA PADANG KOTA SOLOK KOTA SAWAH LUNTO KOTA PADANG PANJANG KOTA BUKITTINGGI KOTA PAYAKUMBUH KOTA PARIAMAN SUMBAR

106 PERSENTASE STATUS GIZI BALITA 0-59 BULAN BERDASARKAN INDEKS BB/U PROVINSI RIAU Kode Nama Kab/Kota Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Gizi Buruk+ Kurang 1 KUANTAN SINGINGI INDRAGIRI HULU INDRAGIRI HILIR PELALAWAN S I A K KAMPAR ROKAN HULU BENGKALIS ROKAN HILIR KEPULAUAN MERANTI KOTA PEKANBARU KOTA D U M A I RIAU

107 PERSENTASE STATUS GIZI BALITA 0-59 BULAN BERDASARKAN INDEKS BB/U PROVINSI JAMBI Kode Nama Kab/Kota Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Gizi Buruk+ Kurang 1 KERINCI MERANGIN SAROLANGUN MUARO JAMBI TANJUNG JABUNG TIMUR TANJUNG JABUNG BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH JAMBI

108 PERSENTASE STATUS GIZI BALITA 0-59 BULAN BERDASARKAN INDEKS BB/U PROVINSI SUMATERA SELATAN 108 Kode Nama Kab/Kota Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Gizi Buruk+ Kurang 1 OGAN KOMERING ULU OGAN KOMERING ILIR MUARA ENIM LAHAT MUSI RAWAS MUSI BANYUASIN BANYU ASIN OGAN KOMERING ULU SELATAN OGAN KOMERING ULU TIMUR OGAN ILIR EMPAT LAWANG KOTA PALEMBANG KOTA PRABUMULIH KOTA PAGAR ALAM KOTA LUBUKLINGGAU KOTA MUSI RAWAS UTARA KOTA PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR SUMSEL

109 PERSENTASE STATUS GIZI BALITA 0-59 BULAN BERDASARKAN INDEKS BB/U PROVINSI BENGKULU Kode Nama Kab/Kota Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Gizi Buruk+ Kurang 1 BENGKULU SELATAN REJANG LEBONG BENGKULU UTARA KAUR SELUMA MUKOMUKO LEBONG KEPAHIANG BENGKULU TENGAH KOTA BENGKULU BENGKULU

110 PERSENTASE STATUS GIZI BALITA 0-59 BULAN BERDASARKAN INDEKS BB/U PROVINSI LAMPUNG Kode Nama Kab/Kota Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Gizi Buruk+ Kurang 1 LAMPUNG BARAT TANGGAMUS LAMPUNG SELATAN LAMPUNG TIMUR LAMPUNG TENGAH LAMPUNG UTARA WAY KANAN TULANGBAWANG PESAWARAN PRINGSEWU MESUJI TULANG BAWANG BARAT PESISIR BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG KOTA METRO LAMPUNG