Oleh : Joseph Wego Lede ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh : Joseph Wego Lede ABSTRAK"

Transkripsi

1 PENGARUH DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN DANA BAGI HASIL TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH MELALUI BELANJA MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Oleh : Joseph Wego Lede ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris apakah Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil berpengaruh terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah melalui Belanja Modal sebagai variabel intervening pada 38 Kabupaten/Kota di propinsi Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian regresi berganda menggunakan analisis jalur (path analysis). Variabel dalam penelitian ini adalah DAU, DAK, DBH sebagai variabel independen, PAD sebagai variabel dependen dan Belanja Modal sebagai variabel intervening. Sampel dalam penelitian ini adalah Data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di 38 Kabupaten/Kota pada Propinsi Jawa Timur tahun anggaran 2007, 2008 dan Hasil penelitian membuktikan bahwa Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil dan Belanja Modal secara simultan tidak signifikan berpengaruh terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil tidak signifikan berpengaruh terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Hal ini dapat dilihat bahwa Adjusted R Square hanya sebesar 0,007% variabel Belanja Modal dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil berpengaruh terhadap Belanja Modal. Sedangkan sisanya sebesar 99,93% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model dalam penelitian ini. Secara parsial variabel Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil juga tidak signifikan berpengaruh terhadap Belanja Modal. Begitu juga dengan Belanja Modal tidak signifikan berpengaruh terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Hasil statistik dari model summary menunjukan bahwa besarnya adjusted R² adalah sebesar -0,006. Hal ini menunjukan bahwa variabel independent BM hanya mampu menjelaskan variabel PAD sebesar 0,7% sedangkan sisanya sebesar 99,93 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa DAU tidak signifikan berpengaruh tidak langsung positif terhadap Belanja Modal, DAK tidak signifikan berpengaruh tidak langsung positif terhadap Belanja Modal dan DBH tidak signifikan berpengaruh tidak langsung positif terhadap Belanja Modal. Pada tabel 10 dapat dilihat bahwa Belanja Modal tidak berpengaruh langsung terhadap Pendapatan Asli Daerah. Karena variabel variabel tersebut tidak berpengaruh langsung maka hubungan antar variabel tersebut tidak dapat dimasukan dalam perkalian tidak langsung. Hal ini berarti bahwa Belanja Modal tidak dapat dijadikan sebagai variabel intervening untuk memediasi pengaruh DAU, DAK dan DBH terhadap Pendapatan Asli Daerah,

2 artinya bahwa meningkatnya Belanja Modal tidak mempengaruhi peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Kata Kunci: Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil, Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah. LATAR BELAKANG Reformasi di segala bidang yang didukung oleh masyarakat dalam mensikapi permasalahan yang terjadi, baik permasalahan di pusat maupun di daerah mengakibatkan lahirnya otonomi daerah sebagai salah satu tuntutan reformasi. Indonesia memasuki Era Otonomi Daerah dengan diterapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang kemudian diperbaharui dengan UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. UU No.32 Tahun 2004 menjelaskan bahwa otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya. Menurut (Darumurti, 2003), prinsip otonomi daerah sendiri adalah prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberi kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan diluar yang menjadi urusan pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang. Hal ini berarti bahwa daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar urusan pemerintah pusat yang ditetapkan dalam undang-undang tersebut. Selain itu juga dilaksanakan pula dengan prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Untuk itu, otonomi daerah diharapkan dapat menciptakan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya daerah, meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat, membudayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut berpartisifasi dalam proses pembangunan (Mardiasmo, 2002). APBD sebagai salah satu instrumen fiskal memiliki peran dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari seberapa jauh pengaruh pengeluaran APBD terhadap outcome dari program/kegiatan yang didanainya. Efektivitas pengeluaran APBD sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal pemerintahan daerah, antara lain proses penyusunan APBD, peran partisipasi masyarakat, dukungan politis dari pihak DPRD, kesinambungan dengan APBD sebelum dan sesudah tahun anggaran yang bersangkutan, dan sinergi dengan program-program Pemerintah. Tantangan dalam mewujudkan efektivitas pengeluaran APBD adalah bagaimana menciptakan hubungan yang jelas antara input (anggaran dalam APBD) dengan output dan outcome dari program dan kegiatan yang direncanakan. Partisipasi masyarakat dan dukungan politik dari DPRD akan menentukan outcome yang akan dicapai dan sekaligus masyarakat dan DPRD yang akan menilai apakah pemerintah daerah telah berhasil mencapainya. Pendapatan Asli Daerah menurut Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 adalah merupakan pendapatan asli dari daerah berupa sumber sumber penerimaan yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan

3 kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah yang mencakup hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, tuntutan ganti rugi, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah. Menurut Mardiasmo (2002) saat ini masih banyak masalah yang dihadapi pemerintah daerah terkait dengan upaya meningkatkan penerimaan daerah. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya infra struktur seperti sarana dan prasarana yang tidak mendukung untuk investasi, sehingga menimbulkan pertanyaan bahwa seberapa besarkah dana yang disiapkan oleh pemerintah daerah untuk dialokasikan terhadap anggaran belanja modal, apakah disebabkan oleh kapasitas fiscal yang rendah ataukah pengalokasian dana yang syarat dengan kepentingan politis. Studi Abdullah (2004) mengemukakan adanya perbedaan preferensi antara eksekutif dan legislatif dalam pengalokasian spread PAD ke dalam belanja sektoral. Alokasi untuk infrastruktur dan DPRD mengalami kenaikan, tapi alokasi untuk belanja modal justru mengalami penurunan. Abdullah (2004) menduga power legislatif yang sangat besar menyebabkan diskresi atas penggunaan spread PAD tidak sesuai dengan preferensi publik. Abdullah & Halim (2004) menemukan bahwa sumber pendapatan daerah berupa PAD dan dana perimbangan berpengaruh terhadap belanja daerah secara keseluruhan. Meskipun proporsi PAD maksimal hanya sebesar 10% dari total pendapatan daerah, kontribusinya terhadap pengalokasian anggaran cukup besar, terutama bila dikaitkan dengan kepentingan politis (Abdullah, 2004). Dalam penciptaan kemandirian daerah, pemerintah daerah diharuskan untuk beradaptasi dan berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan publik dan perbaikan dalam berbagai sektor yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun pada kenyataannya prosentase kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum bisa memenuhi harapan sesuai dengan tuntutan otonomi daerah itu sendiri. Penelitian Abdullah dan Halim (2006) berpendapat bahwa prosentase kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) jumlahnya hanya berkisar 5 7% dari total penerimaan pemerintah daerah. Sedangkan dana dari pemerintah pusat berupa dana perimbangan merupakan sumber utama yang berkisar antara 90-95% dari total penerimaan pemerintah daerah. Hal ini menunjukan bahwa masih tingginya ketergantungan sebagian besar pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat. Oleh karena itu Abdullah dan Halim (2006) menyimpulkan bahwa perubahan dana perimbangan akan sangat berpengaruh terhadap anggaran belanja dalam APBD termasuk anggaran belanja modal. Tuntutan untuk mengubah struktur belanja menjadi semakin kuat, khususnya pada daerah-daerah yang mengalami kapasitas fiskal rendah (Halim, 2001). Dalam upaya peningkatan kemandirian daerah, pemerintah daerah dituntut untuk mengoptimalkan potensi pendapatan yang dimiliki yang salah satunya memberikan proporsi belanja modal yang lebih besar untuk pembangunan pada sektor-sektor yang produktif di daerah. Pemerintah daerah diharapkan untuk lebih mengalokasikan dana pada porsi belanja modal. Sehingga dengan semakin tingginya kegiatan belanja modal

4 diharapkan dapat menciptakan sumber sumber penerimaan baru yang pada gilirannya dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Wong (2004) dalam David dan Adi menunjukan bahwa pembangunan infrastruktur industri mempunyai dampak yang nyata terhadap kenaikan pajak daerah. Dengan terpenuhinya fasilitas publik maka masyarakat merasa nyaman dan dapat menjalankan usahanya dengan efisien dan efektif sehingga pada akhirnya akan meningkatkan partisipasi publik dalam pembangunan. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi belanja modal akan berpengaruh terhadap meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sejalan dengan itu, (Mardiasmo, 2002) menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat investasi modal diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan publik dan pada gilirannya mampu meningkatkan tingkat partisipasi publik terhadap pembangunan yang tercermin dari adanya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ini berarti bahwa dana dari Pemerintah Pusat berupa dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH) secara tidak langsung mempengaruhi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui kegiatan Belanja Modal Pemerintah Daerah. Untuk itu dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui apakah benar Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH) dapat berpengaruh terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui kegiatan Belanja Modal Pemerintah Daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis jalur dengan menggunakan Belanja Modal sebagai variabel intervening untuk mengetahui hubungan tidak langsung antara Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH) terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dari pemaparan tersebut di atas, dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil (DBH) dan Belanja Modal (BM) terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan apakah Belanja Modal dapat dijadikan sebagai variabel intervening dalam pengukuran tersebut. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh positif terhadap Belanja Modal. 2. Apakah Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh positif terhadap Belanja Modal. 3. Apakah Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh positif terhadap Belanja Modal. 4. Apakah Belanja Modal berpengaruh positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). 5. Apakah Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh tidak langsung positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Belanja Modal.

5 6. Apakah Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh tidak langsung positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Belanja Modal. 7. Apakah Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh tidak langsung positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Belanja Modal. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menguji secara empiris pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Belanja Modal. 2. Untuk menguji secara empiris pengaruh Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal. 3. Untuk menguji secara empiris pengaruh Dana Bagi Hasil (DBH) terhadap Belanja Modal. 4. Untuk menguji secara empiris pengaruh Belanja Modal terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). 5. Untuk menguji pengaruh tidak langsung Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Belanja Modal. 6. Untuk menguji pengaruh tidak langsung Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Belanja Modal. 7. Untuk menguji pengaruh tidak langsung Dana Bagi Hasil (DBH) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Belanja Modal. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian bagi peneliti selanjutnya dalam melengkapi kekurangan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan bagaimana upaya pemanfaatan dana perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH) guna meningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui kegiatan Belanja Modal. 2. Manfaat Kebijakan Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan oleh para pembuat kebijakan pada pemerintahan daerah agar dalam proses penyusunan APBD dapat lebih memprioritaskan pada belanja modal yang berdampak pada meningkatnya kesejahtraan masyarakat, dapat menggali sumber sumber penerimaan baru bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehinga mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat. RUANG LINGKUP PENELITIAN Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH) terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan Belanja Modal sebagai variable intervening pada Kabupaten/Kota di propinsi Jawa Timur. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur selama tiga tahun anggaran yakni tahun 2007,2008 dan 2009.

6 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian David Harianto dan Priyo Hari Adi (2007) dan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Tri Nilasari (2010). Hasil penelitian yang dilakukan oleh David Harianto dan Priyo Hari Adi (2007) mengatakan bahwa Dana Alokasi Umum (DAU) berasosiasi positif terhadap perubahan Belanja Modal dan Belanja Modal berasosiasi positif terhadap perubahan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini berarti bahwa meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat ditentukan oleh faktor Belanja Modal. Semakin tinggi kegiatan belanja modal yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah akan meningkatkan sumber penerimaan baru sehingga dengan bertambahnya sumber penerimaan baru akan berakibat pada meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD). Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh David Harianto dan Priyo Hari Adi (2007) adalah bahwa penelitian David Harianto dan Priyo Hari Adi (2007) menguji tentang hubungan atau korelasi antara Dana Alokasi Umum, Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Perkapita. Sampel yang digunakan dalam penelitian David Harianto dan Priyo Hari Adi (2007) adalah Kabupaten dan Kota se-jawa Bali dan tahun data yang digunakan adalah data tahun 2001 sampai Sedangkan penelitian ini mau menguji tentang seberapa besar Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil (DBH) dan Belanja Modal terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data realisasi penerimaan Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil (DBH) dan realisasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur tahun anggaran 2007, 2008 dan Penelitian ini juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Tri Nilasari (2010) karena sample yang akan diambil adalah realisasi anggaran pemerintah daerah pada Kabupaten/Kota se-jawa Timur, sedangkan penelitian Dwi Tri Nilasari (2010), sample yang digunakan adalah 477 kabupaten/kota di Indonesia dengan tahun data yang digunakan adalah tahun Dalam penelitian Dwi Tri Nilasari (2010), DAU dan PAD adalah variabel independen dan Belanja Barang dan Jasa adalah variabel dependen, Belanja Modal menjadi intervening. Sedangkan dalam penelitian ini, PAD menjadi variabel dependen dan variabel independennya adalah DAU, DAK dan DBH, belanja modal tetap sebagai variabel intervening, sedangkan tahun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 2007, 2008 dan Selain penelitian David Harianto dan Priyo Hari Adi (2007) dan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Tri Nilasari (2010), penelitian lain yang digunakan sebagai acuan adalah penelitian Abdullah dan Halim (2006), Prakoso (2004), Halim, Abdul & Syukriy Abdullah (2004), Kusumadewi dan Rahman (2007) dan penelitian Maimunah, Mutiara (2006), Maulida, Novi Pratiwi (2007), Rohmawati, Anita (2009) serta penelitian yang dilakukan oleh Situngkir, Anggiat (2009).

7 Dana Alokasi Umum (DAU) Dalam UU Nomor 33 Tahun 2004 dikatakan bahwa Dana Alokasi Umum adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Alokasi Umum diberikan pemerintah pusat untuk membiayai kekurangan dari pemerintah daerah dalam memanfaatkan PAD-nya. DAU bersifat Block Grant yang berarti penggunaannya diserahkan kepada daerah sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Dana Alokasi Khusus (DAK) Pasal 162 UU No. 32 tahun 2004 menyebutkan bahwa DAK dialokasikan dalam APBN untuk daerah tertentu dalam rangka pendanaan desentralisasi untuk (1) membiayai kegiatan khusus yang ditentukan pemerintah pusat atas dasar prioritas nasional dan (2) membiayai kegiatan khusus yang diusulkan daerah tertentu. Kebutuhan khusus yang dapat dibiayai oleh DAK adalah kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan secara umum dengan menggunakan rumus DAU, dan kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional. Berdasarkan ketentuan pasal 162 ayat (4) UU No. 32 tahun 2004 yang mengamanatkan agar DAK diatur lebih lanjut dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP). Untuk itu, pemerintah telah mengeluarkan PP No. 55 tahun 2005 tentang dana perimbangan. Pelaksanaan DAK diarahkan pada kegiatan investasi pembangunan, pengadaan, peningkatan, dan/atau perbaikan sarana dan prasarana fisik pelayanan masyarakat dengan umur ekonomis yang panjang, dan tidak termasuk penyertaan modal. Dana Bagi Hasil (DBH) Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (UU No.33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah). Dana Bagi Hasil (DBH) yang ditransfer pemerintah pusat kepada pemerintah daerah terdiri dari : a. Dana Bagi Hasil b. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (SDA) yaitu : Belanja Modal (BM) Dalam Permendagri No.13 Tahun 2006 menyatakan bahwa belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap/inventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. Halim (2004a:73) mengatakan bahwa belanja modal merupakan belanja yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah asset atau

8 kekayaan daerah serta akan menimbulkan konsekuensi menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan. Sedangkan menurut Nordiawan (2006;162), belanja modal adalah belanja yang dilakukan pemerintah yang menghasilkan aktiva tetap tertentu. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Permendagri No. 13 tahun 2006 dikatakan bahwa pendapatan daerah adalah merupakan semua penerimaan uang melalui rekening kas daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah tersebut dirinci menurut urusan pemerintah daerah, organisasi kelompok, jenis, objek, dan rincian objek pendapatan. Pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan lain-lain Pendapatan daerah yang sah. Menurut Darise (2008;135) Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah. Salah satu ukuran kemampuan daerah untuk melaksanakan otonomi adalah dengan melihat besarnya nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dapat dicapai oleh daerah tersebut. Dengan PAD yang relatif kecil akan sulit bagi daerah tersebut untuk melaksanakan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan secara mandiri, tanpa didukung oleh pihak lain (dalam hal ini Pemerintah Pusat dan Propinsi). Padahal dalam pelaksanaan otonomi, daerah dituntut untuk mampu membiayai dirinya sendiri. Ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin, sehingga PAD harus menjadi bagian sumber keuangan terbesar, yang didukung kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah sebagai prasyarat mendasar dalam sistem pemerintahan negara. Pernyataan bahwa PAD harus menjadi bagian sumber keuangan terbesar bagi pelaksanaan otonomi daerah menunjukkan bahwa PAD merupakan tolok ukur terpenting bagi kemampuan daerah dalam menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah. Di samping itu PAD juga mencerminkan kemandirian suatu daerah. Santoso (1995 : 20) mengemukakan bahwa PAD merupakan sumber penerimaan yang murni dari daerah, yang merupakan modal utama bagi daerah sebagai biaya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Meskipun PAD tidak seluruhnya dapat membiayai total pengeluaran daerah, namun proporsi PAD terhadap total penerimaan daerah tetap merupakan indikasi derajat kemandirian keuangan suatu pemerintah daerah. Pendapatan Asli Daerah diharapkan dapat menjadi modal utama bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, akan tetapi pada saat ini kondisinya masih kurang memadai. Dalam arti bahwa proporsi yang dapat disumbangkan PAD terhadap Total Penerimaan Daerah (TPD) masih relatif rendah. Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari : a. Pajak daerah; b. Retribusi daerah; c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan, d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, PENGEMBANGAN HIPOTESIS

9 Hasil penelitian Abdullah dan Halim (2006) mengatakan bahwa Dana Alokasi Umum (DAU) berasosiasi positif terhadap Belanja Modal. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh David dan Adi (2007) menunjukan bahwa Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh positif terhadap belanja modal dan Belanja Modal berasosiasi positif terhadap perubahan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini berarti bahwa meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat ditentukan oleh faktor Belanja Modal. Prakoso (2004) serta Harianto dan Adi (2007) memberikan fakta empirik yang sama dimana Dana Alokasi Umum (DAU) mempunyai pengaruh positif terhadap belanja modal pemerintah daerah. Dari beberapa penelitian tersebut di atas dapat diasumsikan bahwa besarnya Dana Alokasi Umum (DAU) yang dialokasikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah akan berpengaruh terhadap semakin besarnya pengalokasian dana tersebut terhadap belanja modal oleh pemerintah daerah. Dalam Permendagri Nomor 26 Tahun 2006, disebutkan bahwa dana alokasi umum diprioritaskan penggunaanya untuk mendanai gaji dan tunjangan pegawai, kesejahteraan pegawai, kegiatan operasi dan pemeliharaan serta pelaksanaan pembangunan fisik seperti sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan pelayanan dasar dan pelayanan umum yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam anggaran pemerintah daerah, pelaksanaan pembangunan fisik termasuk dalam belanja modal. Penelitian Kusuma Dewi dan Rahman (2007) mengatakan bahwa pemerintah daerah dapat melakukan belanja tahun berjalan dipengaruhi oleh jumlah DAU yang diperoleh pada tahun yang sama. Dari uraian diatas penulis membuat hipotesis 1 sebagai berikut : H1 : Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh positif terhadap Belanja Modal Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan bagian dari dana perimbangan yang dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kepada propinsi/kabupaten/kota tertentu yang bertujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan pemerintah daerah sesuai dengan program nasional. Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) diarahkan pada kegiatan investasi pembangunan, pengadaan, peningkatan, dan/atau perbaikan sarana dan prasarana fisik pelayanan masyarakat dengan umur ekonomis yang panjang, dan tidak termasuk penyertaan modal. Penelitian Abdullah dan Halim (2006) menunjukan bahwa dana dari pemerintah atasan berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) berasosiasi positif terhadap belanja modal. Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa transfer dari pemerintah pusat berupa dana perimbangan yang diterima oleh daerah sangat mempengaruhi besarnya anggaran biaya yang dianggarkan oleh pemerintah daerah. Semakin tinggi Dana Alokasi Khusus yang dialokasikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah akan berpengaruh terhadap meningkatnya belanja modal pada pemerintah daerah. Kegiatan investasi pembangunan, pengadaan, peningkatan, dan/atau perbaikan sarana dan prasarana fisik termasuk dalam belanja modal. Dari uraian diatas penulis membuat hipotesis 2 sebagai berikut : H2 : Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh positif terhadap Belanja Modal

10 Dana Bagi Hasil (DBH) adalah merupakan dana perimbangan yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialkokasikan kepada daerah berdasarkan persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Berdasarkan regulasi yang berlaku pada pemerintahan daerah di Indonesia, yang mengatur tentang pengelolaan keuangan dan anggaran daerah, setiap realisasi atas kebijakan yang berhubungan dengan belanja harus diatur dengan Peraturan Daerah (Perda). Perda tentang anggaran daerah merupakan penentu boleh tidaknya dilakukan pengeluaran dana atau kas untuk membayar biaya-biaya termasuk biaya untuk memperoleh asset tetap atau belanja modal. Hal ini berarti bahwa pemerintah daerah melalui peraturan daerah memiliki wewenang untuk mengelolah anggaran daerahnya termasuk dana bagi hasil tersebut. Penelitian Abdullah dan Halim (2006) menunjukan bahwa dana dari pemerintah atasan berupa Dana Bagi Hasil berasosiasi positif terhadap belanja modal. Selain itu, beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa transfer dari pemerintah pusat berupa dana perimbangan yang diterima oleh daerah sangat mempengaruhi besarnya anggaran biaya yang dianggarkan oleh pemerintah daerah. Sehingga dengan semakin tingginya Dana Bagi Hasil yang dialokasikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah akan berpengaruh terhadap meningkatnya belanja modal pada pemerintah daerah. Dari uraian diatas penulis membuat hipotesis 3 sebagai berikut : H3 : Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh positif terhadap Belanja Modal Pemerintah daerah diarahkan untuk menggali sumber daya yang dimiliki oleh daerah guna meningkatan Pendapatan Asli Daerah. Dengan dialokasikannya dana perimbangan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah diharapkan mampu memanfaatkan dana tersebut dalam menggali sumber-sumber penerimaan daerah dengan lebih mengalokasikan dana tersebut pada kegiatan Belanja Modal yang produktif sehingga nantinya dapat berdampak pada kenaikan pajak yang berimbas pada meningkatknya Pendapatan Asli Daerah. Wong (2004) dalam David dan Adi menunjukan bahwa pembangunan infrastruktur industri mempunyai dampak yang nyata terhadap kenaikan pajak daerah. Penelitian Rahmawati (2009) menunjukan bahwa belanja modal berpengaruh positif terhadap pendapatan asli daerah. (Mardiasmo, 2002) menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat investasi modal diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan publik dan pada gilirannya mampu meningkatkan tingkat partisipasi publik terhadap pembangunan yang tercermin dari adanya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi kegiatan belanja modal pada anggaran pemerintah daerah akan berpengaruh terhadap meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD). Penelitian yang dilakukan oleh David dan Adi (2007) menunjukan bahwa Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh positif terhadap belanja modal dan Belanja Modal berasosiasi positif terhadap perubahan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini berarti bahwa meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat ditentukan oleh faktor Belanja Modal. Dari uraian diatas penulis membuat hipotesis 4 sebagai berikut :

11 H4 : Belanja Modal (BM) berpengaruh positif terhadap Pendapatan Asli Daerah. Untuk menambah aset tetap, pemerintah daerah mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran belanja modal dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Alokasi belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk fasilitas publik. Biasanya setiap tahun diadakan pengadaan aset tetap oleh pemerintahan daerah, sesuai dengan prioritas anggaran dan pelayanan publik yang memberikan dampak jangka panjang secara finansial. Hasil penelitian Abdullah dan Halim (2006) mengatakan bahwa pendapatan dari pemerintah pusat berupa dana perimbangan yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH) berasosiasi positif terhadap Belanja Modal (BM). Selain itu penelitian yang dilakukan oleh David dan Adi (2007) menunjukan bahwa Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh positif terhadap Belanja Modal (BM) dan Belanja Modal berasosiasi positif terhadap perubahan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini berarti bahwa meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat ditentukan oleh faktor Belanja Modal. Prakoso (2004) memberikan fakta empirik yang sama dimana Dana Alokasi Umum (DAU) mempunyai pengaruh positif terhadap belanja modal pemerintah daerah. Wong (2004) dalam David dan Adi menunjukan bahwa pembangunan infrastruktur industri mempunyai dampak yang nyata terhadap kenaikan pajak daerah. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Rohmawati, Anita (2009) menunjukan bahwa belanja modal berpengaruh positif secara langsung terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dari penelitian terdahulu tersebut dapat disimpulkan bahwa dana perimbangan berpengaruh secara tidak langsung positif terhadap pendapatan asli daerah melalui belanja modal. (Mardiasmo, 2002) menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat investasi modal diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan publik dan pada gilirannya mampu meningkatkan tingkat partisipasi publik terhadap pembangunan yang tercermin dari adanya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Semakin tinggi dana perimbangan yang dialokasikan kepada daerah akan mengakibatkan semakin tinggi pula pengalokasian dana oleh pemerintah daerah terhadap kegiatan belanja modal, sehingga dengan semakin banyaknya kegiatan belanja modal yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah akan berpengaruh terhadap meningkatnya sumber sumber penerimaan baru yang pada akhirnya dapat meningkatkan penerimaan daerah melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam penelitian ini, Belanja Modal (BM) adalah merupakan variabel yang memediasi hubungan antara Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil (DBH) terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dari uraian tersebut diatas penulis dapat membuat hipotesis 5,6 dan 7 sebagai berikut : H5 = Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh tidak langsung positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Belanja Modal.

12 H6 = Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh tidak langsung positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Belanja Modal. H7 = Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh tidak langsung positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Belanja Modal. METODE PENELITIAN JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yaitu data realisasi Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil (DBH), Belanja Modal (BM) dan data realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun anggaran 2007, 2008 dan 2009 pada 38 Kabupaten/Kota se-jawa Timur. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 38 Kabupaten/Kota se-propinsi Jawa Timur yang terdiri dari 9 Kota dan 29 Kabupaten. Syarat daerah yang dijadikan sample adalah daerah yang memiliki data data lengkap yaitu data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil (DBH), Belanja Modal (BM) dan Belanja Barang dan Jasa serta data realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tersedia di Biro Keuangan pada Pemerintah Propinsi Jawa Timur. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi yaitu dengan melakukan penelitian dari data laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil (DBH), Belanja Modal (BM) dan Belanja Barang dan Jasa serta data realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten/Kota se-propinsi Jawa Timur pada Biro Keuangan Propinsi Jawa Timur. Waktu periode pengamatan adalah periode 3 tahun data yakni tahun 2007, 2008 dan 2009 dengan pertimbangan bahwa tahun tahun tersebut merupakan tahun tahun awal diterapkannya Permendagri No. 13 tahun 2006 yang merupakan dimulainya penerapan otonomi daerah. Sedangkan pengukuran variabelnya menggunakan skala rasio yaitu nilai perbandingan antara data yang digunakan dengan data yang tersedia. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL 1. Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Umum adalah merupakan dana yang ditransfer oleh pemerintah pusat sebagai dana perimbangan kepada pemerintah daerah. Pengalokasikan Dana Alokasi Umum (DAU) ke daerah dilakukan dengan menggunakan formula yang didasarkan pada data dasar perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU). Sebelum tahun 2006, formula Dana Alokasi Umum (DAU) terbagi menjadi dua komponen utama, yaitu Alokasi Minimum (AM) dan alokasi Dana Alokasi Umum (DAU) berdasarkan Kesenjangan Fiskal (KF). Alokasi

13 Minimum (AM) dihitung berdasarkan komponen lumpsum dan proporsional belanja pegawai. Data Dana Alokasi Umum (DAU) yang digunakan dalam penelitian ini adalah total realisasi Dana Alokasi Umum (DAU) dibandingkan dengan total pendapatan tahun anggaran 2007, 2008 dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Data Dana Alokasi Khusus (DAK) yang digunakan dalam penelitian ini adalah total realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dibandingkan dengan total pendapatan tahun anggaran 2007, 2008 dan Dana Bagi Hasil (DBH) Dana Bagi Hasil (DBH) adalah merupakan dana yang ditransfer oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah berdasarkan persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka desentralisasi. Dana Bagi Hasil (DBH) yang dimaksud disini adalah dana bagi hasil pajak bumi dan bangunan dan dana bagi hasil sumber daya alam. Sebagaimana diatur dalam Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004, Dana Bagi Hasil (DBH) dihitung berdasarkan persentase tertentu dari realisasi penerimaan dalam negeri yang dibagihasilkan, baik dari penerimaan pajak maupun penerimaan Sumber Daya Alam (SDA). Penerimaan negara yang berasal dari penerimaan pajak yang dibagihasilkan ke daerah meliputi Pajak Penghasilan, yaitu PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (WPOPDN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Data Dana Bagi Hasil (DBH) yang digunakan dalam penelitian ini adalah realisasi penerimaan Dana Bagi Hasil dibandingkan dengan total pendapatan tahun anggaran 2007, 2008 dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang dipungut oleh daerah berdasarkan peraturan daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain lain pendapatan asli daerah yang sah yang mencakup hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, tuntutan ganti rugi, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah. Data Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang digunakan dalam penelitian ini adalah data realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dibandingkan dengan total pendapatan pemerintah daerah tahun anggaran 2007, 2008 dan Belanja Modal (BM) Belanja modal adalah belanja yang dilakukan oleh pemerintah untuk pembelian/pengadaan atau pembangunan asset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan. Belanja Modal tersebut terdiri

14 dari :belanja modal tanah, belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal gedung dan bangunan, belanja modal jalan, irigasi dan jaringan dan belanja modal fisik lainya seperti belanja kontrak sewa beli, pembelian barang-barang kesenian, barang purbakala dan barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku dan jurnal ilmiah. Data belanja modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah data realisasi belanja modal dibandingkan dengan total belanja pemerintah daerah tahun anggaran 2007, 2008 dan TEKNIK ANALISIS DATA Uji Asumsi Klasik a. Uji multikolinearitas Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independent (Ghozali, 2009:25). Uji multikorelasi dapat melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Alat statistik yang sering digunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah dengan variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai VIF > 10. Jika nilai VIF menunjukan < 10 maka terjadi korelasi antar variabel independent, begitu juga sebaliknya jika nilai VIF > 10 maka tidak terjadi korelasi antar variabel independent. b. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode scatter plot, yaitu dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. c. Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji histogram, uji normal P Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis atau uji Kolmogrov Smirnov. Pengujian dengan metode grafik sering menimbulkan perbedaan persepsi di antara beberapa pengamat, sehingga penggunaan uji normalitas dengan uji statistik bebas dari keragu-raguan meskipun tidak ada jaminan bahwa pengujian dengan uji statistik lebih baik daripada pengujian dengan metode grafik. Jika nilai residual tidak normal tetapi dekat dengan nilai kritis (misalnya signifikansi Kolmogorov Smirnov sebesar 0,049) maka dapat dicoba dengan menggunakan metode lain yang mungkin memberikan jutifikasi normal. Tetapi jika jauh dari nilai normal maka dapat dilakukan beberapa langkah

15 yaitu melakukan transformasi data, melakukan trimming data outliers atau menambah data observasi. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji Durbin-Watson dapat digunakan untuk menguji autokorelasi. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis jalur (path analysis) SPSS, sedangkan pengujian variabel intervening digunakan pengujian yang dikembangkan oleh Sobel (1982) yang dikenal dengan Uji Sobel (Sobel test). Dari model pengujian diatas dapat dirumuskan persamaan statistiknya sebagai berikut : Persamaan 1 : BM = a + b1dau + b2dak + b3dbh + e1 Persamaan 2 : PAD = a + b1bm + e2 Setelah dilakukan pengujian hipotesis, selanjutnya adalah menghitung total pengaruh sebagai berikut : Pengaruh tidak langsung DAU ke BM ke PAD = (b1 x b4) Pengaruh tidak langsung DAK ke BM ke PAD = (b2 x b4) Pengaruh tidak langsung DBH ke BM ke PAD = (b3 x b4) Total Pengaruh = (b1 x b4) + (b2 x b4) + (b3 x b4) Pengaruh tidak langsung dihitung dengan mengalikan variabel variabel yang berpengaruh langsung. Jika antar variabel tidak berpengaruh langsung maka hubungan antar variabel tersebut tidak dimasukan dalam perkalian hubungan tidak langsung. Untuk mengetahui apakah pengaruh mediasi yang ditunjukan dalam perkalian masing masing pengaruh tidak langsung signifikan atau tidak, digunakan uji Sobel test dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independent (X) kepada variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (M). Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur X M (a) dengan jalur M Y (b) atau ab. Standar error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya standar error tidak langsung Sab dihitung dengan rumus sebagai berikut : Sab = b² sa² + a² sb² + sa² sb²

16 Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka kita perlu menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut : ab t = sab HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolineritas Persamaan I : BM = a + b1dau + b2dak + b3dbh + e1 Hasil Uji Multikolinearitas Persamaan I Model 1 DAU DAK DBH Coefficients a a. Dependent Variable: BM Collinearity Statistics Tolerance VIF Hasil pengujian multikolinearitas persamaan I, dimana dalam pengujian tersebut menunjukan bahwa variabel DAU memiliki nilai VIF sebesar 1,211, variabel DAK meiliki nilai VIF sebesar 1,211 dan variabel DBH memiliki nilai VIF sebesar 1,309. Nilai VIF ketiga variabel tersebut > dari 0,10, hal ini menyatakan bahwa dari hasil pengujian multikolinearitas tersebut tidak terjadi hubungan korelasi antara ketiga variabel independent. LIZCOM, bukan sekedar mengetik b. Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Heteroskedastisitas Persamaan I Regression Studentiz Scatterplot Dependent Variable: BM Regression Standardized Predicted Value Pada tampilan grafik scatter plot tersebut diatas dapat dilihat bahwa titik titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi c. Uji Normalitas Hasil Uji Normalitas Persamaan I

17 LIZCOM, bukan sekedar mengetik Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 1 No. 12 (2012) Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: BM 1.0 Expected Observed Cum Prob Pada grafik normal plot terlihat bahwa titik titik data mendekati atau menyentuh garis diagonalnya. Pada gambar tersebut menunjukan bahwa nilai residual terdistribusi normal. Agar tidak menimbulkan bias dalam membaca garis diagonal, dilakukan pengujian Kolmogorov-Smirnov dengan hasil sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini. Hasil Uji Normalitas Persamaan I N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative 0.8 Unstandardiz ed Residual Pada tabel uji normalitas tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov persamaan I sebesar 0,683 dengan signifikansi sebesar 0,740. Nilai siginifikansi 0,740 berada jauh di atas 0,05 dapat diartikan bahwa nilai residual terdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi klasik normalitas residual. Sehingga berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji plot dan uji Kolmogorov-Smirnov Test dapat disimpulkan bahwa persamaan I telah memenuhi persyaratan asumsi klasik normalitas. 1.0 d. Uji Autokorelasi Hasil Uji Autokorelasi Persamaan I Model 1 Model Summary b Adjusted Std. Error of Durbin- R R Square R Square the Estimate Watson.183 a a. Predictors: (Constant), DBH, DAK, DAU b. Dependent Variable: BM Angka Durbin-Watson menunjukkan yang berarti masih berada pada batas normal yaitu antara -2 sampai dengan 2. Sehingga dapat dikatakan tidak terjadi Autokorelasi. PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis

18 Berikut ini merupakan hasil output SPSS 13 untuk pengujian statistic persamaan I sebagai berikut : Persamaan I : BM = a + b1dau + b2dak + b3dbh + e1 Model 1 Model Summary Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate.183 a ********** a. Predictors: (Constant), DBH, DAK, DAU b. Dependent Variable: PAD Nilai Adjusted R Square pada Tabel di atas sebesar 0,007. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel anggaran belanja modal yang dapat dijelaskan oleh variabel independen yang ada yaitu DAU, DAK dan DBH adalah hanya sebesar 0,07%. Sisanya sebesar 99,93% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Model 1 Regression Residual Total ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig a a. Predictors: (Constant), DBH, DAK, DAU b. Dependent Variable: BM Pada tabel Anova dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 1,263 dengan probabilitas 0,291. Oleh karena probabilitas jauh lebih besar dari drajat signifikansi 5% yaitu 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independent yaitu DAU, DAK dan DBH secara simultan tidak berpengaruh terhadap belanja Modal. Model 1 (Constant) DAU DAK DBH a. Dependent Variable: BM Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients Correlations t Sig. Zero-order Partial Part B Std. Error Beta a. Hipotesis 1 Hipotesis 1 menyatakan bahwa Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh positif terhadap Belanja Modal. Pada tabel dapat dilihat bahwa nilai unstandardized beta untuk pengaruh DAU terhadap Belanja Modal adalah sebesar -0,110 dengan signifikansi jauh di atas derajat alpha 5% (0,05) yakni sebesar 0,116. Hal ini berarti bahwa DAU tidak signifikan berpengaruh negatif terhadap Belanja Modal sehingga hipotesis 1 ditolak. Artinya bahwa setiap ada kenaikan satu satuan dalam DAU tidak akan mengakibatkan penurunan dalam Belanja Modal. b. Hipotesis 2 Hipotesis 2 menyatakan bahwa Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh positif terhadap Belanja Modal. Pada tabel dapat dilihat bahwa nilai

19 unstandardized beta untuk pengaruh DAK terhadap Belanja Modal adalah sebesar 0,169 dengan signifikansi jauh di atas derajat alpha 5% (0,05) yakni sebesar 0,442. Hal ini berarti bahwa DAK tidak signifikan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal sehingga hipotesis 2 ditolak. Artinya bahwa setiap ada kenaikan satu satuan dalam DAK tidak akan mengakibatkan kenaikan dalam Belanja Modal. c. Hipotesis 3 Hipotesis 3 menyatakan bahwa Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh positif terhadap Belanja Modal. Pada tabel dapat dilihat bahwa nilai unstandardized beta untuk pengaruh DBH terhadap Belanja Modal adalah sebesar 0,049 dengan signifikansi jauh di atas derajat alpha 5% (0,05) yakni sebesar 0,569. Hal ini berarti bahwa DBH tidak signifikan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal sehingga hipotesis 3 ditolak. Artinya bahwa setiap ada kenaikan satu satuan dalam DBH tidak akan mengakibatkan kenaikan dalam Belanja Modal. Persamaan II : PAD = a + b1bm + e2 Model 1 Model Summary Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate.049 a ********** a. Predictors: (Constant), BM b. Dependent Variable: PAD Hasil statistic dari model summary menunjukan bahwa besarnya adjusted R² adalah sebesar -0,006. Hal ini menunjukan bahwa variabel independent BM hanya mampu menjelaskan variabel PAD sebesar 0,7% sedangkan sisanya sebesar 99,93 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Model 1 Regression Residual Total a. Predictors: (Constant), BM b. Dependent Variable: PAD ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig a Pada tabel anova ditampilkan output SPSS anova dengan nilai F statistic sebesar 0,273 dengan probabilitas sebesar 0,602. Karena probabilitas jauh lebih besar di atas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independent BM tidak berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD). Model 1 d. Hipotesis 4 (Constant) BM a. Dependent Variable: PAD Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients Correlations B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Pada hasil pengumpulan data sekunder mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus ( DAK ), Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, variabel operasional, metode analisis data serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dari hasil pengumpulan data sekunder mengenai Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Lebih terperinci

: Niken Kurniawati NPM :

: Niken Kurniawati NPM : PENGARUH PAD, DAU, DAK DAN SiLPA TERHADAP PENGALOKASIAN BELANJA MODAL DAN BELANJA OPERASI PADA KABUPATEN/KOTA PROVINSI PULAU SULAWESI Nama : Niken Kurniawati NPM : 28211356 Jurusan Pembimbing : Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Pada penelitian ini dilakukan analisis hasil pengumpulan data penelitian dari 34 provinsi di Indonesia. Data yang digunakan meliputi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Pemerintah Provinsi di Indonesia dan periode pengamatan untuk sampel yang di ambil adalah tahun 2011-2014.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Utara yang merupakan pemekaran dari Provinsi Maluku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Utara yang merupakan pemekaran dari Provinsi Maluku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Jumlah Provinsi di Indonesia pada saat ini adalah sejumlah 34 Provinsi. Pada masa orde baru jumlah Provinsi di Indonesia hanya sejumlah 27 Provinsi. Pada tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisa Penelitian ini menggunakan data skunder berupa laporan keuangan audit yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kabupaten/ kota di Jawa Barat tahun 2011-2014. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau BAB IV PENGUJIAN 4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Uji validitas digunakan

Lebih terperinci

ZELFIA YULIANA SUTAMI ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

ZELFIA YULIANA SUTAMI ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK PENGARUH RASIO EFEKTIVITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU) DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisa Statistik Deskriptif Statistik deskriftif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti minimum, maksimum, mean, dan standar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dalam bab ini penulis akan menggambarkan tentang hasil dari penelitian nya pada Provinsi Jawa Timur pada setiap daerah yang ada pada propinsi tersebut. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Tingkat Inflasi, Kurs Rupiah dan Harga Emas Dunia terhadap Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif pada penelitian ini akan menggambarkan data penelitian tentang FDR, ROE,dan NOM. Sampel penelitian sebanyak

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota 58,25 66,09 74,57 24,14 27,38 30,66 23,78 26,43 28,68 29,58 36,27 36,27 119,35 136,05 150,45 35,59 40,61

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif berhubungan dengan pengumpulan data yang dapat disimpulkan untuk mendapatkan gambaran mengenai data tersebut agar lebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI DATA Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu variabel gaya belajar siswa (X1) dan variabel minat belajar siswa (X2) serta satu variabel terikat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan analisa regresi yang tujuannya adalah untuk meramalkan suatu nilai variabel dependen dengan adanya perubahan dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan 47 mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan mendekati normal. Tabel 4.2 Deskripsi Statistik PT. Indofood Sukses Makmur Periode Pengamatan 2003-2008 Mean Std. Deviation N RETURN.007258.1045229

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah tabel statistik deskriptif. Tabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti jumlah data, rata-rata, nilai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Analisis dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel sehingga lebih mudah dipahami dan diinterprestasikan. Statistik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data pada variabel-variabel penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 kabupaten/kota dijawa tengah tahun 2011-

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 kabupaten/kota dijawa tengah tahun 2011- BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 kabupaten/kota dijawa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa komponen-komponen laporan keuangan yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis pada bab ini dilakukan dari hasil kuisioner yang telah dikumpulkan. Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan yang memiliki hubungan kerja dalam pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Dana Pihak Ketiga Bank BCA Syariah Dana Pihak Ketiga adalah komponen dana yang paling penting, besarnya keuntungan (profit) yang akan dihasilkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pendapatan premi, klaim, hasil investasi, dan laba. Statistik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum, 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, maka pada Tabel 4.1 berikut ini akan ditampilkan karakteristik sample yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan disajikan statistik deskriptif dari semua variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR, FDR,

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM : PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN 2008-2013 Nama : Faishal Febrian NPM : 23214823 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini Tri Wardani, SE., MMSI LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Pembuatan statistik deskriptif untuk sampel tersebut dibantu dengan menggunakan program komputer Statisical Package for Sosial Science atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian data ini adalah Pemerintah Daerah pada 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Subjek penelitiannya, yaitu data PAD, DAU, DAK, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masingmasing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, ratarata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduannya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Return to Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Total

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Belanja daerah merupakan pengalokasian dana yang harus dilakukan secara efektif dan efisien, dimana belanja daerah dapat menjadi tolak

I. PENDAHULUAN Belanja daerah merupakan pengalokasian dana yang harus dilakukan secara efektif dan efisien, dimana belanja daerah dapat menjadi tolak 1 I. PENDAHULUAN Belanja daerah merupakan pengalokasian dana yang harus dilakukan secara efektif dan efisien, dimana belanja daerah dapat menjadi tolak ukur keberhasilan pelaksanaan kewenangan daerah.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Statistik Tabel di bawah ini memperlihatkan deskripsi statistik (jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi) dari sampel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif berkenaan dengan pengumpulan data yang dapat digambarkan atau disimpulkan untuk mendapatkan gambaran mengenai data tersebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendapatan margin pembiayaan murabahah dan pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah terhadap NPM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. daerah otonomi di Provinsi Sulawesi Utara. Ibu kota Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. daerah otonomi di Provinsi Sulawesi Utara. Ibu kota Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi/Objek Penelitian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara merupakan salah satu daerah otonomi di Provinsi Sulawesi Utara. Ibu kota Kabupaten Bolaang

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO HELDY ISMAIL Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek penelitian Bagian ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum (institusi/perusahaan/responden) Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum (institusi/perusahaan/responden) Bursa Efek Indonesia (BEI) periode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum (institusi/perusahaan/responden) Dalam penelitian ini, peneliti mengambil tiga variable independen, yaitu nilai buku ekuitas, laba akuntansi dan opini audit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Analisis statistik deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian 1. Uji Statistik Deskriptif Langkah awal yang harus dilakukan sebelum melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menjelaskan informasi karakteristik variabel-variabel dan data penelitian. Data yang digunakan pada tabel statistik deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan hal - hal yang berkaitan dengan hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan data tersebut. Adapun pembahasan yang dimaksud meliputi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perdagangan, Jasa Dan Investasi Di Daftar Efek Syariah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun Sektor manufaktur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun Sektor manufaktur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Sektor manufaktur dipilih karena

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN. : Silvina Ramadani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Prihantoro, SE., MM..

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN. : Silvina Ramadani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Prihantoro, SE., MM.. ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP BELANJA DAERAH (BD) Studi Pada Kabupaten/Kota Provinsi Bangka Belitung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh struktur kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan leverage terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba Bersih dan Arus Kas Operasi sebagai variabel independen (X) dan Dividen Kas sebagai

Lebih terperinci

Cahaya Fajrin R Pembimbing : Dr.Syntha Noviyana, SE., MMSI

Cahaya Fajrin R Pembimbing : Dr.Syntha Noviyana, SE., MMSI ANALISIS PENGARUH PERIODE PERPUTARAN HUTANG DAGANG DAN RASIO LANCAR, TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan manufaktur sektor Tekstil dan Garmen yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik dekriptif menggambarkan tentang ringkasan datadata penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata rata dan standar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran nilai variabel - variabel yang menjadi sampel. Adapun hasil perhitungan statistik deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 46 A. Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Untuk mempermudah dalam mengidentifikasikan variabel data dalam penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan. Adapun gambaran data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah tabel statistik deskriptif. Tabel statistik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Teknik yang digunakan

Lebih terperinci

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal 1 Muhammad Miftah Falah, 2 Sri Fadilah, dan 3 Edi Sukarmanto 1,2,3 Prodi Akuntansi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif pada penelitian ini akan menggambarkan data penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Return

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. BUMN di Indonesia yang berupa jumlah penyaluran kredit UMKM dan Non-

III. METODE PENELITIAN. BUMN di Indonesia yang berupa jumlah penyaluran kredit UMKM dan Non- III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder Bank BUMN di Indonesia yang berupa jumlah penyaluran kredit UMKM dan Non- Performing

Lebih terperinci

DEWI JUNIARTI HONDRO JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

DEWI JUNIARTI HONDRO JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH) PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN TOTAL ASET, DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO ASSET RATIO TERHADAP RETURN ON INVESTMENT (ROI) (Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah semua klasifikasi dan mempublikasikan Laporan Keuangan bulanan di Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Analisis Hasil Penelitian 1.1.1 Analisis Deskriptif Statistik Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan dijadikan sampel

Lebih terperinci

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, UKURAN PERUSAHAAN DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Nama : Nurlita NPM :

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi di Indonesia, suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika terhadap Indeks Harga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pemerintah Provinsi Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota, akan tetapi ada penelitian

Lebih terperinci

BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio

BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Analisis Statistik Deskriptif Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CR 36.027 4.742

Lebih terperinci

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Uji Statistik Deskriptif Statistika deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. A. Uji Statistik Deskriptif BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Setiap penelitian didasarkan pada kerangka tertentu dalam pengumpulan data, sehingga penelitian ini bisa dilakukan terarah dan tidak mengambang sehingga hasil yang diperoleh valid

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Setelah semua data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terkumpul dari berbagai sumber, maka dilanjutkan dengan menganalisa data tersebut sesuai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan 56 BAB IV 4.1 Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Uji Asumsi Klasik Analisis data yang dilakukan yaitu analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows versi 18.0. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

REKAP DATA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA (dalam jutaan rupiah)

REKAP DATA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA (dalam jutaan rupiah) Lampiran 1 REKAP DATA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA 2009-2011 (dalam jutaan rupiah) Sampel Tahun Daerah PAD DAU DAK DBH BM 1 2009 Asahan 21,076 446,552 77,532 53,572 94,289

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh struktur modal dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer Goods yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriftif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskripsi menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun independen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar perusahaan manufaktur dalam bidang industri dasar dan

Lebih terperinci