BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV KONSEP PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB IV KONSEP PERANCANGAN MIND MAPPING 4.1 Tema Perancangan EKLETIK Bagan 4.1 : Mind Mapping Sumber : Analisa penulis Gereja adalah pembentuk tubuh Kristus. Gereja Kristen Jawa sebagai wadah berkumpulnya jemaat Tuhan yang merupakan bagian dari tubuh Kristus. Untuk setiap gereja Tuhan telah memberikan kepada anggota masing-masing satu tempat seperti yang dikehendaki-nya. (1 Korintus 12:18,20). Gereja Kristen Jawa sendiri dipanggil untuk memenuhi Amanat Agung dari Tuhan yaitu dengan mengemban tugas apostolic, yaitu membawa kabar Injil Keselamatan kepada dunia (Matius 28:19). Misi Amanat Agung ini dijalankan melalui gereja sel. Seperti yang disebutkan dalam buku Ledakan Kelompok Sel, gereja sel adalah gereja 111

2 yang menempatkan pelayanan kelompok kecilnya sebagai pusat gereja. Sel sendiri adalah kelompok persekutuan yang terdiri atas 2 atau lebih jemaat. Semua panggilan dan tugas gereja yang meliputi kesaksian (marturia), pelayanan (diakonia), dan persekutuan (koikonia) dilakukan dalam sel. Setiap sel sifatnya terbuka, kelompok kecil ini berfokus pada penginjilan. Jadi, ada kehidupan dalam setiap sel. Kehidupan dalam sel dapat diumpamakan sebagai sel secara biologis. Sel biologis terus memproduksi diri dengan jalan membelah menjadi dua sel baru. Demikian pula dengan sel dalam konteks gereja yang juga menerapkan prinsip membelah dengan jalan menyebarkan injil. Jadi, inti dari sel adalah pembelahan. Sebelum membelah sebuah sel biologis mengalami pertumbuhan dari sebuah protoplasma menjadi kromosom sebelu akhirnya menjadi sel anakan. Prinsip ini juga berlaku dalam gereja sel. Setiap individu yang masuk sebagai jemaat dalam sebuah sel (dalam hal ini Gereja Kristen Jawa) pasti mengalami proses yang sama, yaitu : 1. Percaya : Percaya kepada Tuhan sebagai Juruslamat. 2. Baptisan Air : Memberi diri dibaptis air sebagai tanda penghapusan dosa. 3. Salib : Setiap orang yang percaya harus memikul salib sebagai lambang penderitaan, menyangkal diri, dan mengikuti Kristus, sebab Tuhan sendiri telah memikul salib sebagai ganti dosa manusia dan inilah yang perlu diteladani. 4. Melayani : Setiap orang yang mengalami kematian dalam dirinya sendiri pasti melihat kebutuhan orang lain sebagai hal yang utama. Dalam tahap ini seorang jemaat sel mulai ikut memberi kesaksian Kristus kepada orang lain, sebagai sel yang ditempatinya membelah menjadi 2 sel. Dari proses kehidupan jemaat gereja sel dapat disimpulkan, inti dari sel adalah pembelahan. Pembelahan bersifat multiplikasi, dengan menggandakan jumlah sel dari satu menjadi dua menjadi empat menjadi delapan dan seterusnya. Konsep ini nantinya mengarah pada bentukan yang 112

3 menyatu, tersebar, dinamis. Dan inilah yang tercermin dalam setiap perancangan, inti pembelahan dari sebuah sel. Berdasarkan nama dari perancangan ini yaitu Gereja Kristen Jawa maka tema yang diterapkan juga menegaskan beberapa simbol Jawa (gunungan/wayang atau lung-lungan/sejenis tumbuhan) didalamnya sebagai lokal konten dari perancangan ini. 4.2 KARAKTER, GAYA, DAN SUASANA RUANG Karakter Menciptakan atmosfer dalam perancangan sebuah gereja sangat penting. Atmosfer ruang ibadah mempengaruhi psikologi jemaat saat beribadah. Atmosfir interior satu ruang dibentuk oleh karakter, gaya, dan suasana ruang. Dalam perancangan Gereja Kristen Jawa ini, karakter garis vertikal dan horizontal yang tegas kerap diulang pada elemen dinding dan plafonnya. Karakter garis tegak yang tegas menggambarkan adanya hubungan antara manusia dan Tuhan dengan keberadaan Tuhan sebagai Allah dari semua manusia. Elemen garis vertikal membentuk ritme pengulangan yang semakin mempertegas karakter agung dan kebesaran Tuhan. Sedangkan garis-garis horizontal pada plafon menggambarkan pola persebaran yang memiliki makna filosofis. Pengulangan garis vertikal ini mengandung makna filosofi tugas apostolic yang sifatnya menyebar (misi keluar). Pola persebaran ini digambarkan dengan adanya pola radial plafon yang terbentuk Gaya Gaya yang dipakai dalam perancangan Gereja Kristen Jawa ini mengarah ke gaya modern. Bentukan sederhana, minim ornamen, dan elemen dekoratif serta penempatan perabot dan tata ruang gereja yang fungsional mewarnai perancangan gereja tersebut. Manusia, dalam hal ini jemaat ditempatkan sebagai objek utama perancangan. Jadi perancangan berangkat dari aktivitas ibadah manusianya. 113

4 Sekalipun gereja tersebut minim ornamen, namun simbol harus tetap digunakan sebab gereja adalah ruang kultural yang tentu tidak lepas dari simbol-simbol. Simbol digunakan sebagai aksen dalam ruang ibadah bergaya modern ini. Dalam kata lain gaya pada ruangan ini ingin menampilkan gaya Ekletik yang dimana bentuk ornament yang lainnya perpaduan modern dengan tradisional. Sehingga local konten Jawa yang dikemas kedalam bentuk yang lebih modern Suasana Suasana dalam interior gereja mempengaruhi psikologi jemaat saat beribadah. Perancangan Gereja Kristen Jawa ini mengangkat suasana ibadah yang megah, monumental, hikmat, sakral, sekaligus hangat. Suasana seperti ini dapat dicapai dengan penempatan faktor : 1. Pencahayaan : Cahaya adalah symbol dari Allah, karena itu cahaya memegang peranan penting dalam perancangan gereja. Perancangan ini menggunakan dua sistem pencahayaan merata dan terfokus. Permainan dua cahaya ini membedakan dua area. 2. Dinding : Merancang mimbar adalah hal yang paling penting dan paling utama dalam perancangan gereja. Latar dalam dinding mimbar dirancang khusus dengan menggunakan pilar kayu dengan latar dinding menggunakan lambersering dan marmer. Pilar kayu ini membentuk garis vertikal yang berulang, memberikan kesan megah. Kesan megah melambangkan keagungan Tuhan. 3. Plafon : Keberadaan plafon yang cukup tinggi menggambarkan kebesaran Tuhan. Keberadaan plafon bangunan yang dibuat setinggi ±8 meter yang berfungsi juga untuk kenyamanan akustiknya. Plafon dirancang dengan pola horizontal yang disusun miring sejajar satu sama lainnya, hal ini dikarenakan posisi bangunan yang berbentuk segiempat. Permukaan plafon tidak memiliki tekstur/polos hal ini dikarenakan posisi plafon sudah mengalami desain yang atraktif dari segi posisi penempatannya. Dari pola garis ini dapat ditarik titik-titik lampu yang lebih menegaskan adanya pencahayaan 114

5 hangat dan suasana ruang yang kudus. Permainan plafon ini juga tidak terlepas dengan adanya permainan leveling yang menunjang akustik ruang itu sendiri. 4.3 Konsep Pemilihan Warna Dalam logonya Gereja Kristen Jawa menggunakan warna Biru, sedangkan budaya Jawa Tengah memilih warna ciri khasnya yang antara lain coklat, biru, merah, kuning, hijau, dan hitam. GKJ Penerapan Warna Gaya Modern Warna yang mencitrakan kesan religus adalah warna merah, emas, dan jingga. Merah akan menghasilkan kesan kehangatan dan kesenangan. Emas akan menghasilkan kesan ningrat, mewah, sorak-sorai, gemerlap, dan ornamental. Jingga akan menghasilkan kesan ramah-tamah, hangat, bercahaya. Karakter Warna 1. Hitam: Berkesan elite, elegan, mempesona, kuat, agung, dan teguh. 2. Putih: Warna murni, suci, steril, bersih, sempurna, jujur, sederhana. 3. Coklat: Warna alam, natural, sejuk, dan hangat. 4. Biru: Melambangkan kesetiaan, dan ketenangan hati. 5. Merah: Berani, penuh semangat, agresif, dan menarik perhatian. 6. Kuning: Menciptakan perasaan optimis, percaya diri, pengakuan diri, akrab, dan lebih kreatif. Jawa Tengah 7. Hijau: Berarti kesehatan, keseimbangan, rileks, dan kemudaan. 8. Kuning Emas: Melambangkan keagungan, dan kemuliaan. 115

6 4.4 Pola Penataan Ruang Pola penataan ruang pada Gereja Kristen Jawa ini berdasarkan pada konsep yaitu jemaat beribadah dengan khusuk dan hikmat serta dapat merasakan sukacita, dengan tema perancangan gereja sel yang apostolic dan etnik (local konten). Dengan dasar tersebut sebisa mungkin penataan ruangan dibuat dengan pencapaian secara langsung dengan tahap-tahapan yang jelas dan sirkulasi yang jelas. Penataan ruang dalam gereja dibagi dalam tiga kebutuhan ruang utama, yaitu: 1. Mimbar : Mimbar merupakan faktor terpenting dalam tata ruang gereja, karena mimbar adalah pusat dari aktivitas liturgi atau ibadah. Maka mimbar tersebut diletakkan di tengah-tengah sehingga semua jemaat, pemusik, pemandu puji-pujian, paduan suara dan yang lainnya dapat menghadap atau melihat pengkotbah dengan jelas namun tetap mengarah kedepan karena simbol salib sebagai kehadiran Tuhan berada di depan jemaat atau dibelakang mimbar. 2. Tempat duduk jemaat : Pada dasarnya gereja merupakan tempat berkumpulnya orang yang percaya pada Tuhan, sebab dimana ada satu atau dua orang berkumpul demi nama-ku, aku akan hadir ditengahtengah mereka. Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa jemaat merupakan objek utama perancangan gereja, bukan aktivitas beribadahnya. Filosofi ini membawa perubahan dalam desain gereja pada abad ke-20, interior gereja mengurangi simbol dan sebagai penggantinya menambah nilai fungsional dalam penataan interiornya. Perubahan ini mendasari perancangan kursi jemaat pada gereja ini. Kursi jemaat tidak lagi memakai bahan kayu melainkan bahan sofa atau upholstery. Selain itu kursi jemaat didesain untuk memiliki fleksibelitas tinggi untuk dapat dilipat. Hal ini muncul akibat runtutan aktivitas ibadah Gereja Kristen Jawa yang menuntut dinamika gerak. 3. Ruang pendukung ibadah : Adanya variasi aktivitas beribadah membutuhkan wadah. Ruang ibadah yang dirancang antara lain: ruang sekolah minggu. Seiring dengan perkembangan teknologi, kini kotbah 116

7 dalam gereja dapat direkam kemudian didistribusikan kepada jemaat. Ruang pendukung lainya adalah area konter informasi yang bertujuan memberikan informasi seputar kegiatan gereja selain ibadah raya yang telah diadakan setiap hari minggunya. 4.4 Pola Penataan Bentuk, Bahan, Dan Warna Dari Elemen- Elemen Pembentuk Ruang Lantai Pola lantai mengikuti aisle (jalan sirkulasi). Dengan penataan ruang yang sejajar, maka pola lantai yang dihasilkan adalah sejajar juga dengan arah mimbarmya. Akses pencapaian ke mimbar terdiri dari 5 aisle yaitu satu center aisle yang posisinya langsung menuju ke center mimbar, dua cross aisle yang membagi ruang ibadah menjadi dua bagian, dan tiga side aisle yang berada di sebelah kiri-kanannya. Semua aisle pada area tempat duduk jemaat menggunakan penutup karpet, sedangkan selain yang menggunakan karpet serempak menggunakan marmer. Warna-warna lantai di dominasi warna putih dan beberapa warna hitam juga coklat keemasan. Warna-warna ini adalah warna simbolik yang artinya: 1. Putih : Melambangkan kesucian. Bahwa ruang tersebut adalah ruang sucinya jemaat untuk beribadah dan berkomunikasi langsung antara jemaat dengan Tuhan 2. Hitam : Melambangkan kesengsaraan dan penderitaan akibat dosa. Hal ini dimaksudkan dengan tujuan agar setiap jemaat yang datang selalu ingat bahwa setiap manusia memiliki dosa. 3. Kuning keemasan : Melambangkan kemuliaan Tuhan. Bahwa Tuhan itu adalah maha mulia, ditempat suci ini setiap orang percaya yang berdosa maka akan diampuninya. Gambar 4.1 : Material lantai 117

8 Sumber : google Fungsi Sebagai tempat untuk berpijak. Tempat untuk menentukan jalur sirkulasi. Sifat Merupakan bagian yang menarik dari ruang, dan segi visualnya secara langsung terasa oleh kaki. Pengaruh Mempunyai peranan terhadap benda-benda yang ada diatas dan disekitarnya dalam hal keserasian. Nilai Termasuk didalamnya pola, tekstur, material, dan warna Dinding Dinding menggunakan marmer berwarna putih. Komposisi dinding pada latar mimbar dirancang khusus mengingat mimbar adalah pusat dari kegiatan beribadah dalam gereja. Latar dinding mimbar menggambarkan tabir bait suci yang terbelah. Ketika yesus wafat disalib, tabir suci terbelah menjadi dua menggambarkan kemenangan atas dosa dan maut yang mengangkat manusia. Jadi hanya oleh karya penebusan Kristus di kayu salib setiap manusia bebas cengkraman dosa. Maka dari itu, dalam perancangan dinding mimbar ini menggunakan marmer yang berwarna putih yang melambangkan banyaknya dosa manusia yang akan ditebus melalui yesus (seseorang yang suci tak berdosa) yang dilambangkan dengan salib sebagai lambang penebusan dosa yang berada ditengah-tengah latar mimbar. Konsep ini digambarkan dengan komposisi garis vertikal yang terbentuk dari lambersering kayu pada sisi mimbar. Dinding di sekeliling area jemaat meggunakan finishing cat berwarna putih yang memberi kesan kesucian/bersih pada tempat beribadah tersebut. Pada dinding juga banyak jendela-jendela yang berfungsi sebagai bukaan sebagai pencahayaan alami sehingga dapat menghemat pencahayaan buatan. Meskipun terdapat banyak bukaan jendela sebagai pencahayaan alami namun tetap ada beberapa lampu in-direct yang dipasang pada beberapa dinding panel dengan ukiran-ukiran jawa yang disediakan. 118

9 Gambar 4.2 : Material Dinding Fungsi Sebagai pemikul beban. Sebagai bidang pembatas antara satu ruang dengan ruang lainnya. Sifat Mudah tertangkap secara visual. Pengaruh Mempunyai peranan penting terhadap benda-benda yang ada disekitarnya dalam hal keserasian. Nilai Menunjang penampilan hiasan yang ada didekatnya Plafon Plafon menggunakan pola horizontal membentuk segitiga dengan ketinggian ± 8 meter konsep ini memberikan kesan yang tinggi sebagai keagungan Tuhan. Bahan utama pada plafon ini adalah gypsum board dengan finishing lambersering kayu dengan pola horizontal. Pemakaian gypsum board ini juga untuk menunjang sistem akustik ruang sedangkan permainan ketinggian plafon dengan pola horizontal sebagai unsur estetika dan juga sebagai penempatan lampu, speaker, AC, Exhaust fan, serta sistem suara dan komunikasi yang diantaranya LCD, CCTV, Kamera, dll. Gambar 4.3 : Material Plafon Fungsi Sebagai pembatas ruang atas dan bawah. Sebagai elemen penunjang lampu, AC, Speaker, Exhaust fan, dll. Sifat Dapat memberi kesan yang luas dan tinggi. 119

10 Pengaruh Membuat sistem pencahayaan dan tata udara akan terasa sejuk. Nilai Menunjang elemen interior Furniture Perabot utama yang didesain khusus dalam gereja ini antara lain meja mimbar, kursi jemaat, meja perjamuan kudus, kursi pemusik, kursi majelis/penatua/diaken, meja persembahan. Secara umum, bahan perabot yang banyak digunakan adalah kayu, stainlessteel, dan kaca. Kayu adalah bahan yang berkarakter hangat, akrab, natural, dan tradisional. Stainlessteel adalah bahan yang berkarakter eksklusif, canggih, dan bersih. Kaca adalah bahan yang berkarakter hightech dan eksklusif. Ketiga bahan tersebut difinishing menggunakan varnish, dan HPL/cat Duco. Furniture khusus seperti meja kotbah dirancang sebagai elemen yg mobile (dapat dipindahkan) sedangkan kursi jemaat ditanam dilantai dan dapat dilipat untuk memudahkan pembersihan. Karena penataan lantai yang berzap tidak memungkinkan perubahan penataan kursi jemaat kelak. Gambar 4.4 : Furniture Elemen Dekoratif Elemen dekoratif pada gereja ini adalah pemaksimalan simbol. Pemakaian symbol sudah dilakukan sejak masa perjanjian lama dialkitab. Saat itu Kristus dilambangkan sebagai anak domba. 120

11 Simbol yang dipakai di perancangan ini adalah symbol merpati. Merpati adalah lambang Kasih Kristus, sehingga maknanya Kristus adalah sumber kasih yang murni bagi semua jemaat. Selain dari beberapa simbol diatas terdapat juga beberapa ukiranukiran jawa yang mempertegas komunitas dari jemaat-jemaat yang berada didalamnya. Pemakaian dari beberapa symbol tersebut menunjukkan adanya identitas Gereja Kristen Jawa. Simbol-simbol tersebut dipakai pada dindingdinding gereja yang terbuat dari panel atau partisi dinding baik dari yang berbahan kayu atau gypsum board. Gambar 4.5 : Elemen Dekoratif Konsep bentuk dari interior gereja ini terdapat bentuk gunungan atau wayang yang akan diaplikasian pada dinding latar belakang mimbar. Bentuk gunungan/wayang ini akan memberikan ciri tradisional Jawa sesuai dengan nama dari gereja tersebut Gereja Kristen Jawa 4.5 Sistem Interior Sistem Tata Udara Pada sirkulasi udara dalam gereja menggunakan penghawaan alami dan penghawaan buatan. Adakalanya mengunakan penghawaan alami dan 121

12 adakalanya menggunakan penghawaan buatan. Namun dalam aplikasinya, sistem penghawaan buatan berbeda disetiap area. Area mimbar dan area jemaat memakai sistem AC duct sedangkan area penunjang ibadah yang merupakan area close space memakai sistem AC wall mounted (AC dipasang pada dinding atas ruang). Output pada system AC duct menggunakan diffuser yang berukuran 30x30cm. AC duct memungkinkan penyalaan AC secara bersamaan yang memang dibutuhkan untuk gedung besar volumenya dan dipakai secara serentak. Gambar 4.6 : Sistem Tata udara Sistem Tata Suara Ukuran bangunan gedung yang tinggi membutuhkan alat pendistribusi suara (sound amplification). Alat bantu yang dipakai diantaranya adalah speaker, mike, dan monitor suara. Selain menggunakan alat bantu mekanik, faktor yang perlu dirancang adalah ketinggian plafon yang harus direndahkan untuk area pemusik. Penurunan ketinggian plafon bertujuan mengurangi gema (gaung). Selain itu plafon didesain dengan variasi ketinggian yang berbeda untuk tiap area kursi duduk jemaat. Permainan ketinggian plafon bertujuan untuk mendapatkan sudut pemantulan yang baik, sehingga setiap sudut jemaat mempunyai kondisi pendengaran (inteligibilitas) yang baik saat ibadah. Gambar 4.7 : Sistem Tata Suara 122

13 4.5.3 Sistem Tata Cahaya Pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami berasal dari beberapa bukaan jendela yang ada pada ruangan tersebut, sehingga pada saat ibadah berlangsung pada pagi hingga sore hari tetap bisa menggunakan cahaya alami yang berasal dari matahari. Dan pada saat ibadah berlangsung pada sore hari menjelang malam hari dapat menggunakan pencahayaan buatan yang terdiri dari dua jenis lampu. Pencahayaan buatannya menggunakan lampu downlight yang terpasang pada panel-panel dinding kayu yang terdapat pada dinding. Juga beberapa lampu TL yang terpasang pada plafon. Gambar 4.8 : Sistem Tata Cahaya Sistem Komunikasi Sistem komunikasi pada ruangan ini menggunakan speaker, speaker pada gereja dibutuhkan untuk mendistribusikan suara kotbah dan musik secara merata pada setiap sudut ruang. Speaker dipasang pada sekeliling ruangan (sourround sound), baik menggunakan stand ataupun dipasang menggantung pada plafon di area jemaat, sedangkan soundtester yang berfungsi menyesuaikan input dan output suara ditempatkan disetiap sudut panggung mimbar. LCD dipasang di sudut sebelah kanan dan kiri yang berfungsi untuk menampilkan liturgy dalam proses ibadah berlangsung. Gambar 4.9 : Sistem Komunikasi 123

14 4.5.5 Sistem Proteksi Kebakaran Sistem pengamanan kebakaran menggunakan sistem splinkler. Berhubung plafon setinggi ± 8 meter maka splinker juga sebagian ditempatkan pada dinding samping. Selain sistem splinker juga dipakai smoke detector untuk mendeteksi asap kebakaran. Namun berhubung kemungkinan kebakaran kecil, maka smoke detector ditempatkan diruang pendukung ibadah seperti sekolah minggu, ruang toilet, dll. Gambar 4.10 : Proteksi Kebakaran Sistem Keamanan Sistem keamanan dibagi menjadi dua yaitu keamanan yang melibatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan keamanan non-sdm dengan teknologi. Sistem keamanan dalam gereja melibatkan keduanya yaitu keamanan dengan satpam dan pengamanan swadaya, yang melibatkan jemaat serta pengamanan gedung dari bahaya kebakaran dengan sprinkler dan smoke detector. Adapun penggunaan CCTV sebagai alat bantu pemantau dan kamera sebagai alat bantu berjalannya kebaktian yang juga bisa difungsikan sebagai rekaman pemantau. Gambar 4.11 : Sistem Keamanan 124

15 4.6 Layout Terpilih Zoning Terpilih Gambar 4.12 : Alternatif zoning 2 (TERPILIH) Analisa : (+) Area publik berada di tengah-tengah, sebagai pusat yang dituju sehingga memudahkan aktivitas yang berada di publik area (+) Kesatuan area cukup baik (+) Area semi publik berada di belakang area publik sehingga memudahkan segala aktivitas didalamnya agar dapat dijangkau dengan cepat (+) Area publik langsung bersinggungan dengan main entrance, sehingga memudahkan sirkulasi penggunanya (+) Area private sangat berjauhan dengan area publik, sehingga apabila ada aktivitas di ruangan lain harus menyebrang area publik supaya terkesan private dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mendatanginya. Alternatif zoning 2 merupakan alternative zoning yang terpilih karena menggabungkan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan tingkat kebisingan, sirkulasi, tingkat keamanan dan tingkat kenyamanan. Area publik tepat berada ditengah-tengah sebagai area yang terpusat atau tertuju oleh jemaat. 125

16 Gruping Terpilih Sekretariat wc Sekolah Minggu R.Pendeta & Doa I b a d a h Sound system Konter informasi R.Ibadah Stage Area penyambut an Entrance N a r t h e x Gambar 4.13: Alternatif gruping 2 (TERPILIH) Pemilihan gruping yang terpilih berdasarkan pertimbanganpertimbangan yang disebut dibawah ini : (Positif) : Ruang ibadah raya berada di tengah sehingga memudahkan aktivitas beribadah. Ruang doa dan ruang pendeta jauh dengan ruang ibadah, karena ruang pendeta dan ruang doa adalah ruang private maka harus jauh dari lingkup area publik. Ruang sekolah minggu berada jauh dari ruang ibadah raya sehingga pada saat berlangsungnya ibadah raya bersamaan dengan sekolah minggu tidak saling mengganggu. Toilet berada di bawah dekat dengan area publik namun jauh dengan ruang sekolah minggu, sehingga anak-anak yang sedang sekolah minggu dapat fokus dan tidak bolak-balik alasan ke toilet. Area sound system berada di belakang area ibadah raya sehingga apabila terjadi kesalahan teknis dan lainnya dapat dijangkau dengan cepat. Narthex dan ruang ibadah berada di lingkup yang berbeda sehingga dapat membedakan antara Kristen dan Non-kristen. 126

17 Layout Terpilih 127

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Tema Perancangan Gereja sel yang apostolic Gereja adalah pembentuk tubuh Kristus. Gereja House of Grace sebagai wadah berkumpulnya jemaat Tuhan merupakan bagian dari tubuh

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 3.1 Tema perancangan Tema perancangan yang di ambil dalam membangun fasilitas ibadat ini adalah Keimanan Kepada Yesus Kristus, dalam pengertian penciptaan suasana transendental

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Konsep pada Fitness Center, interior desain yang ditampilkan oleh Fitness Center ini bergaya Modern Retro. Tema perancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen. BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain

Lebih terperinci

bahasa dan mulai menyebarkan ajaran Kristus kepada orang lain yang beranekaragam. Hal tersebut mirip dengan karakter umat di Gereja St. Monika BSD yan

bahasa dan mulai menyebarkan ajaran Kristus kepada orang lain yang beranekaragam. Hal tersebut mirip dengan karakter umat di Gereja St. Monika BSD yan BAB V KONSEP PERANCANGAN Setelah melakukan pengamatan dan analisa pada bab sebelumnya, maka bangunan gereja St. Monika BSD memerlukan suatu peremajaan pada bagian interior berupa pengembangan komposisi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam perancangan interior Hotel Mulia ini, penulis membatasi ruang lingkup perancangan dengan mengambil lobby dan kamar tamu pada hotel ini sebagai denah khusus

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan 73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN 5.1 KONSEP 5.1.1 Ide Dasar Perancangan Konsep Desain merupakan salah satu proses dalam tahapan mendesain. Pada Gaya yang di angkat untuk penerapan desain playgroup ini adalah

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1. Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep Sumber : Analisa Pribadi 4.1.2 Tema Tema yang di gunakan dalam perancangan ini adalah bee (lebah).

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN 1 BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN Pengaplikasian wall treatment menggunakan bata exposed, lantai bermaterial concrete tanpa finishing Penerapan modul atau bentuk abstrak dan geometris pada furnitur dan partisi

Lebih terperinci

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Penerapan Tema Pada Perancangan Untuk bioskop mini ini prioritas utama adalah ruang menonton dan area menunggu, baik dari segi ukuran maupun bentuk. Ruangan yang selapang

Lebih terperinci

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 5. 1. Dasar dan Tujuan Setelah melewati proses analisis, penulis mengambil tema refreshment atau penyegaran sebagai konsep desain yang akan diterapkan pada perancangan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK 1.1.1 Tinjauan Umum Gereja Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATAA PROYEK DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DATAA PROYEK DAN ANALISIS PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DATAA PROYEK DAN ANALISIS PERANCANGAN 4.1. GBI House of Grace 4.1.1. Analisa Luar Tapak Denah gereja GBI House of Grace terletak di pinggir jalan raya Rawa Buaya, Jakarta Barat. Pada daerah

Lebih terperinci

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep desain pada perancangan Petlove Pet Center ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Perancangan Petlove

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Masjid selain sebgai tempat peribadatan juga telah menjadi

Lebih terperinci

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI. Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAKSI Gerakan karismatik muncul pada sekitar tahun 1960. Gerakan Karismatik sering disebut sebagai Gerakan Pentakosta Baru. Gerakan ini pertama kali masuk ke Indonesia melalui penginjil-penginjil dari

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring 151 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Perkembangan jaman yang melaju dengan pesat, membuat sebuah kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring dengan itu, sebuah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR IV.1. Konsep Perancangan Konsep Perancangan hotel resort merupakan kesimpulan dari analisis Perancangan hotel resort. Konsep Perancangan hotel resort di pantai Jakarta

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user digilib.uns.ac.id 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Bali Style. Bali Style merupakan konsep yang sering digunakan pada bangunan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR

BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan Konsep dan Tema perancangan interior Terminal 1 area Check-in dan area Komersial Bandar Udara Soekarno-Hatta mempunyai Tema Beautiful of Indonesia,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Gaya dan Tema Perancangan Gaya dan tema dari perancangan interior Sekolah Lukis Ohayo ini mengarah pada gaya modern pop art. Pemilihan gaya modern pop art karena gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tempat ibadah adalah suatu tempat dimana umat manusia beribadah kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu tempat ibadah harus mampu merepresentasikan suasana sakral

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 1.1 Penerapan konsep frame pada bangunan Konsep frame pada bangunan ini diterapkan ke dalam seluruh bagian ruangan, meliputi lantai, dinding dan langit-langit. Konsep tersebut

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan HEPOL BUILDING HANNINE RESTO Suasana khas Korea Budaya Korea Hanok Nyaman Tenang Gedung Perkantoran Bangunan dengan konsep modern Restoran Korea

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep citra Berdasarkan kearifan dan filosofi budaya Indonesia yang dikombinasikan dengan teknologi modern maka citra yang ingin ditampilkan oleh penulis adalah sebuah beauty

Lebih terperinci

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture Architecture Natural Friendly Neoclassical Style Teks: Widya Prawira Foto: BambangPurwanto Desain rumah yang everlasting dengan mengoptimalkan potensi lingkungan, menjadikan rumah ini bersahabat dengan

Lebih terperinci

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Tema Interior Konsep desain pada perancangan fasilitas Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Fasilitas ini mengambil

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR Ruangan interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu lantai, dinding, plafon serta bukaan pintu dan jendela. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Untuk menciptakan kehidupan yang seimbang, maka manusia harus dapat membangun hubungan antara manusia dengan

Lebih terperinci

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. TUJUAN PERANCANGAN Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan sebuah fasilitas kesehatan berupa hunian bagi kaum lansia agar dapat terlihat lebih nyaman

Lebih terperinci

BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING

BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING A. Permasalahan Umum Permasalahan umum ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai apa saja yang berkaitan dengan desain interior sebuah showroom mobil.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Zoning dan Grouping 1.1.1 Zoning Alternatif 1 (Gambar 4.1 Lantai 1 Alternatif Zoning 1) Publik Semi Privat Semi Privat Privat (Gambar 4.2 Lantai 2 Alternatif Zoning 1) Publik

Lebih terperinci

ABSTRAK. manapun ia berada. Kematian adalah hal mutlak yang harus diterima setiap. manusia dalam menjalani kehidupan. Seseorang

ABSTRAK. manapun ia berada. Kematian adalah hal mutlak yang harus diterima setiap. manusia dalam menjalani kehidupan. Seseorang ABSTRAK Kematian merupakan suatu hal yang tidak diinginkan oleh banyak orang di manapun ia berada. Kematian adalah hal mutlak yang harus diterima setiap manusia dalam menjalani kehidupan. Seseorang yang

Lebih terperinci

Putih Abu Hitam Coklat

Putih Abu Hitam Coklat KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM Tema yang saya terapkan pada tugas Perancangan Ruang Dalam ini adalah konsep Kontemporer. Karakteristik dari konsep kontemporer adalah konsep ruang yang terkesan terbuka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis.

BAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis. BAB IV ANALISA DESAIN A. ANALISA EKSISTING 1. Asumsi Lokasi Dasar pertimbangan penentuan siteplan Museum Film Horor mengambil lokasi di daerah Jakarta Pusat lebih tepatnya di JL. Cikini Raya (kawasan TIM).

Lebih terperinci

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO KONSEP MAKRO & KONSEP MAKRO Pemilihan langgam Post-modern di rasa lebih sesuai pengaplikasian nya pada konsep desain interior clubhouse eastcoast residence ini, ditambah dengan nuansa natural. Konsep ini

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan Konsep yang didesain perancang dengan mengandalkan imajinasi tentang ruangan yang akan digunakan di masa depan, biasanya material menggunakan bahan

Lebih terperinci

diberikan Tuhan, meminta tolong kepada Tuhan, menenangkan pikiran dan memusatkannya untuk menuju ke fase kesederhanaan, absolusi / penebusan, epifania

diberikan Tuhan, meminta tolong kepada Tuhan, menenangkan pikiran dan memusatkannya untuk menuju ke fase kesederhanaan, absolusi / penebusan, epifania BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja adalah sebuah bangunan atau struktur yang tujuan utamanya untuk memfasilitasi pertemuan umat Kristiani. Dalam kegiatan ibadat umat Katolik, kegiatan terpenting

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kehidupan rutinitasnya menyebabkan kelelahan secara fisik maupun mental. Manusia membutuhkan pembaharuan terutama dalam aspek spiritual karena didalam jiwa yang sehat terdpat tubuh yang sehat.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Kebutuhan : Kekinian, penataannya simetris, dapat diartikan bercampur dengan gaya lain sebelumnya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Kebutuhan : Kekinian, penataannya simetris, dapat diartikan bercampur dengan gaya lain sebelumnya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep perancangan Dalam perancangan spa and Fitness centre ini mengambil suatu bran lifespa fitness, dan menggunakan konsep bali kontemporer, karena produk yang digunakan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Zoning dan Grouping 4.1.1 Analisa Zoning Zoning 1 Gambar 4.1. Zoning 1 Zona private memiliki view langsung melihat keluar. Tetapi terletak jauh dari zona public,

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA 2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Gereja GPIB Pancaran Kasih ini mengarah pada Gaya modern. Pemlihan gaya modern didasarkan pada: Formalisme, menampilkan

Lebih terperinci

BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB 4. Analisis dan Bahasan BAB 4 Analisis dan Bahasan 4.1 Konsep Perancangan Makanan kini tak lagi hanya menjadi sekedar pengisi perut. Masyarakat kini menyadari makanan dengan segi kultural yang varian telah menjadi lifestyle yang

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN BAB III KAJIAN LAPANGAN A. Ieke Coffe and Gelato (survei café es krim) 1. Lokasi: Jl. Yos Sudarso No. 197 Solo. Merupakan jalan utama ke arah Solo Baru. Letaknya di pinggir jalan. 2. Aktivitas a. Pengunjung:

Lebih terperinci

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DESAIN A. IDE GAGASAN PERANCANGAN Perencanaan dan perancangan Music Center ini merupakan proyek perancangan fasilitas komersial yang dapat menunjang kegemaran masyarakat terhadap band The

Lebih terperinci

GBI Keluarga Allah Yogyakarta

GBI Keluarga Allah Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Pada dasarnya manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang dianugrahi kelebihan-kelebihan yang luar biasa dibandingkan

Lebih terperinci

MATA DIAFRAGMA VISUALISASI DENAH DENAH STUDIO

MATA DIAFRAGMA VISUALISASI DENAH DENAH STUDIO DENAH merupakan bagian yang paling sensitif dari sebuah bangunan karena sangat berpengaruh terhadap sirkulasi didalamnya, yang bersinggungan langsung dengan tata telat furnitur dan desain interior, pemilihan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan konsep High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan yang mengedepankan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Rumah Sakit Ibu Dan Anak Bintaro ini mengarah pada gaya modern natural. Pemilihan gaya modern natural didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan juga tarian Swan Lake, maka tahap berikutnya adalah menerapkan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan juga tarian Swan Lake, maka tahap berikutnya adalah menerapkan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Setelah mendapatkan data yang mencukupi tentang sekolah ballet dan juga tarian, maka tahap berikutnya adalah menerapkan konsep guna menjawab permasalahan desain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelayakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelayakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang cepat seperti pada saat sekarang ini, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan

Lebih terperinci

Compact House. Fotografer Ahkamul Hakim

Compact House. Fotografer Ahkamul Hakim Compact House Penulis Mufliah Nurbaiti Fotografer Ahkamul Hakim Idealnya sebuah bangunan, khususnya rumah tinggal didirikan berdasarkan kebutuhan penghuninya. Selain itu, bentuk kaveling juga turut memengaruhi

Lebih terperinci

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi AUDITORIUM BENTUK WARNA MATERIAL Menggunakan sistem dinding panel berporiyang terdiri dari dua konfigurasi : 1. Konfigurasi penyerap (pori terbuka) 2. Konfigurasi pemantul (pori tertutup) Dan dapat di

Lebih terperinci

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH ARFIEL ZAQTA SURYA 13-57 Teori dan konsep interior desain merupakan sebuah gagasan atau dasar pemikiran desainer di dalam memecahkan permasalahn atau problem desain. Konsep desain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 123 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba didasarkan pada pentingnya memberikan sebuah kenyamanan bagi pasien/residen supaya dapat mempercepat

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan kompleks Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran di Kabupaten Bantul, DIY adalah sebagai

Lebih terperinci

ABSTRAK REDESAIN GEREJA SIDANG KRISTUS SUKABUMI

ABSTRAK REDESAIN GEREJA SIDANG KRISTUS SUKABUMI ABSTRAK REDESAIN GEREJA SIDANG KRISTUS SUKABUMI Dalam kehidupan manusia menciptakan kehidupan yang seimbang, yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan sang pencipta. Setiap masing-masing agama memiliki

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo

Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) F-193 Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Konsep Dasar Perancangan BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam mendesain sebuah fasilitas kesehatan hewan peliharaan, faktor teknis adalah yang utama, dimana dalam keputusan penggunaan material yang mudah dirawat,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Interior Gambar 4.1 Mind Map Sumber: Penulis Konsep perancangan interior pada museum ini ingin mengubah sebuah museum yang memiliki pencitraan yang sedikit

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN IV. 1 Konsep Citra Pada Ayu Balinese Beauty & Spa ini memilih untuk memberikan kesan citra seperti pada tabel dibawah ini. Bagan 4. 1 Konsep Citra IV. 2 Latar Belakang Pemilihan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Fasilitas Fisik Aktual 6.1.1.1 Kursi Kursi aktual yang digunakan dalam aktifitas jemaat di GMS Bandung berbahan pipa besi sebagai kaki dan penyangganya sedangkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5. 1. Konsep Perencanaan 5.1.1. Penentuan lokasi Lokasi yang dipilih adalah pada kawasan jalan Yos Sudarso penentuan ini didasarkan pada faktor - faktor yang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Gaya Berdasarkan hasil analisa telah didapatkan bahwa gaya yang sesuai dengan perancangan Museum ini adalah Gaya Parametrik. Gaya Parametrik merupakan gaya desain yang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary Architecture White Simplicity in Neoclassic 80 #006 / 2014 Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto Eleganitas yang terpancar lewat pilihan warna, proporsi dan elemen detilnya, dapat melengkapi karakter

Lebih terperinci