BAB III JARINGAN VSAT BERBASIS IP. topologi star. Mekanisme komunikasinya adalah remote-remote
|
|
- Siska Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III JARIGA VSAT BERBASIS IP 3.1 Konsep Dasar Sistem Jaringan VSAT IP Sistem jaringan VSAT IP merupakan jaringan VSAT dengan menerapkan metode TDM/RTDMA untuk melakukan komunikasi datanya, dengan sebuah HUB dan banyak remote yang membentuk topologi star. Mekanisme komunikasinya adalah remote-remote mengirimkan datanya via satelit. Sedangkan antar remote tidak dapat saling berkomunikasi. Hub selalu mengirimkan pensinyalan dan data. Proses pengiriman data dari Hub ke remote menggunakan metode TDM dan proses pengiriman data dari remote ke Hub disebut dengan metode RTDMA. 29
2 Up Link / Down Link ode 1 4 Mhz HUB ode 2 Internet Router ode 3 Router 4.5 MS Server MS Server Hughes PES 8000 ode Protocol Processors Protokol processor Gambar 3.1. Konfigurasi VSAT IP Pada komunikasi VSAT ini terdapat dua sinyal yang diberi alokasi bandwidth yang berbeda. Dua sinyal ini adalah : Inbound Inbound merupakan sinyal yang dikirim oleh VSAT ke Hub, Outbound Outbound merupakan sinyal yang dikirim oleh Hub ke VSAT 3.2 Komponen komponen VSAT IP HUB Merupakan pusat pengendali dan pengontrol Jaringan. Didalam HUB terdiri dari dua proses, yaitu : 30
3 Transmiter Pada Hub terdapat komponen yang bertindak sebagai pentransmit data ke remote. Carier yang dipancarkan merupakan carier Outbound Receiver Merupakan komponen disisi HUB yang bertindak sebagai penerima sicarier yang dipancarkan merupakan carier Inbound Remote Merupakan client dari HUB yang menerima sinyal dari HUB dan akan memancarkan kembali sinyal tersebut kea rash HUB. Perangkat dari sebuah remote menggunakan BUC (block Up Converter) sebagai amplifier dimana pada sistem BUC terdapat konversi dari frekuensi L-Band ke RF (C-Band atau Ku-Band). Untuk penerimaan menggunakan LB (Low oise Block) yang berfungsi sebagai amplifier penerima pad frekuensi RF dan mengkonversinya sekaligus ke L-Band. 31
4 Gambar 3.2 Konfigurasi Remote 3.3 idirect System Overview idirect adalah suatu system komunikasi satelite yang berdasar pada jaringan TCP/IP dengan topologi star, dimana sebuah kanal downstream TDM broadcast dari lokasi sebuah HUB pusat di- share ke sejumlah remote nodes. Perangkat idirect HUB terdiri dari sebuah Idirect HUB Chassis dengan universal Line cards, sebuah Protocol processor (PP), sebuah etwork management System (MS), dan perangkat RF yang dibutuhkan. Setiap remote node terdiri dari idirect broadband router dan perangkat eksternal VSAT seperti Antena, LB dan BUC. Remote-remote transmit ke hub dengan satu atau lebih shared upstream carriers menggunakan Deterministic-TDMA (D-TDMA), berdasarkan pada dynamic timeplan slot assignment yang dihasilkan oleh Protocol Processor. 32
5 Gambar 3.3 Contoh idirect etwork Teknologi idirect mendukung industri yang memerlukan troughput tertinggi pada protokol TCP/IP, dengan kecepatan hingga 18 Mbps untuk downstream dan 8.4 Mbps untuk upstream. Dan sejak idirect mendukung jaringan yang bisa dikonfigurasi dalam penambahan 1 Kbps, pengguna dapat mengetahui dengan pasti bandwidth yang diperlukan dalam tingkat efektifitas biaya tinggi. Dalam system idirect ini througput maksimalnya adalah 36 % sehingga penggunaan bandwith frekuensi sangat efisien, yaitu dihitung dengan rumus : BW datarate xthrougput SEff Dimana : BW = bandwith frekuensi (Hz) Data rate = informasi rate yang digunakan (bps) SE ff = Spectral Efisiensi (bps/hz),ada pada tabel standart idirect Througput = nilai througput maksimal idirect 36 % 33
6 Gambar 3.4 Konfigurasi VSAT IP Sistem idirect 34
7 3.4 DIAGRAM ALIR AALISIS SISTEM MULAI Pengumpulan Data Menentukan Parameter Outbond dan Inbound pada HUB Perhitungan C/ Downsteram dan upstream Menentukan Sampel Remote Analisa Data Parameter Remote Pembuatan Standart Kelayakan SELESAI Gambar 3.5 Gambar Flowchart Analisis Sistem 35
8 3.5 PARAMETER PARAMETER REMOTE Parameter Receive Merupakan receive sebuah remote yang dipancarkan oleh HUB. Beberapa parameter yang dipakai untuk mengetahui kuat sinyal yang diterima oleh sebuah remote adalah sebagai berikut : Current Signal Strength Merupakan level penerimaan sinyal sebuah remote dari HUB yang di representasikan dengan grafik bar dengan satuan Volts. Current signal strength ini didapatkan ketika proses pointing yaitu pencarian sinyal dengan mengarahkan posisi antena sesuai dengan satellite yang dituju, Semakin kuat sinyal yang diterima maka grafik tersebut akan semakin naik, dan juga warna dari bar tersebut akan berubah seiring dengan kuat sinyalnya yang diresentasikan dengan warna merah, kuning, hijau. Semakin kuat sinyal nya maka warna nya akan hijau. Contoh dalam sebuah remote ketika ponting didapatkan bar sebagai berikut : 36
9 Gambar 3.6 Representasi Receive dari Sebuah Remote. Down C/ Merupakan penamaan dari sistem monitoring HUB idirect sistem untuk [C/]downlink yaitu level penerimaan sinyal sebuah remote dari HUB yang di representasikan dengan angka yang satuannya db. Down C/ berbanding lurus dengan Current signal strength. Apabila current signal strength besar maka down C/ juga akan besar, dan sebaliknya Parameter Transmit Up C/ Merupakan penamaan dari sistem monitoring HUB idirect sistem untuk [C/]uplink merupakan level kekuatan 37
10 sinyal yang dipancarkan oleh sebuah remote ke arah HUB. Representasi dari Up C/ di nyatakan dalam db. Kuat dan lemahnya Up C/ sangat tergantung pada keadaan ground segmen sebuah remote. Tx Power Merupakan power yang digunakan untuk membawa sinyal dari remote kea rah HUB. Di dalam idirect, power sebuah remote akan naik atau turun secara otomatis seiring dengan keadaan remote. Dimana untuk bisa join ke HUB remote akan menge-just power nya. 3.6 Perhitungan C/ Downstream C/ Perhitungan C/ yang yang dimaksud adalah perhitungan terhadap sinyal carrier outbond, merupakan sinyal yang dikirim oleh Hub ke VSAT remote (Down C/). Dimana untuk besarnya parameter outbond carrier terdapat pada gambar konfigurasi HUB sbb : 38
11 Gambar 3.7 Konfigurasi Outbound HUB Dari gambar diatas diketahui bahwa carrier outbond HUB memiliki nilai parameter sbb: Bandwith : 7968 khz Symbol Rate : 6640 ksym Modulation FEC : ACM ( min. QPSK-2/3 dan max. 8PSK-8/9) : LDPC BCH Untuk melakukan perhitungan C/ ini menggunakan bantuan data dari pabrikan sbb : 39
12 Tabel 3.1 Tabel Eb/o Downstream Carrier idirect Downstream Performance Threshold for DVB-S2 ACM Mode Operation - X3/X5 Series Dari data tabel diatas untuk mendapatkan nilai C/ menggunakan rumus sbb : C Kb = Eb/o + 10 log s Maka : Modulasi QPSK Rate 2/3 C = log 8370 = 3.5 db 40
13 Modulasi QPSK Rate 3/4 C = log 8370 = 4.4 db Modulasi QPSK Rate 4/5 C = log 8370 = 5.1 db Modulasi QPSK Rate 5/6 C = log 8370 = 5.6 db Modulasi QPSK Rate 8/9 C = log 8370 = 6.6 db Modulasi 8PSK Rate 3/5 C 9440 = log 5598 = 6.3 db 41
14 Modulasi 8PSK Rate 2/3 C = log 5598 = 7.4 db Modulasi 8PSK Rate 3/4 C = log 5598 = 8.5 db Modulasi 8PSK Rate 5/6 C = log 5598 = 10.0 db Modulasi 8PSK Rate 8/9 C = log 5598 = 11.3 db Upstream C/ Perhitungan C/ yang yang dimaksud adalah perhitungan terhadap sinyal carrier inbond, merupakan sinyal yang dikirim oleh VSAT remote ke HUB. Dimana untuk besarnya parameter inbound carrier terdapat pada gambar konfigurasi HUB sbb : 42
15 Gambar 3.8 Konfigurasi Inbound HUB Dari gambar diatas bahwa pada pada satu grup inbond terdapat 4 carrier inbound yang memiliki kapasitas mapun bandwith yang sama seperti pada gambar dibawah ini 43
16 Gambar 3.9 Konfigurasi Carrier Inbound Dari gambar diatas menunjukkan nilai parameter salah satu inbound, dimana untk parameternya sbb : Bandwith : khz Symbol Rate : ksym Traffic Slots : 250 Modulation : QPSK FEC : TPC-676 / 1024 (.66) (FEC 0.66 dengan SF 1 ) Untuk melakukan perhitungan C/ ini menggunakan bantuan data dari pabrikan sbb : 44
17 Tabel 3.2 Tabel Eb/o Carrier Upstream idirect Modulation FEC Type (3) Spectral Efficiency (4) (bps/hz) Eb/o (db) (5,6) 8PSK (7) 2D-16-S-100B-2/3 1,41 6,3 8PSK (7) 2D-16-S-170B-4/5 1,77 7,9 8PSK (7) TPC-1K ,36 6,9 8PSK (7) TPC-4K ,88 8,9 QPSK 2D-16-S-100B-1/2 0,79 4,5 QPSK 2D-16-S-100B-3/4 1,16 4,8 QPSK 2D-16-S-170B-1/2 0,81 3,6 QPSK 2D-16-S-170B-3/4 1,2 4,1 QPSK 2D-16-S-438B-2/3 1,09 3,8 QPSK 2D-16-S-438B-4/5 1,31 4,6 QPSK 2D-16-S-438B-6/7 1,4 5,2 QPSK TPC-1K ,82 4,4 QPSK TPC-1K ,02 4,9 QPSK (8) TPC-4K ,3 4,6 Dari data tabel diatas untuk mendapatkan nilai C/ menggunakan rumus sbb C m * = Eb/o + 10 log SFr Dimana : m = urutan modulasi (BPSK: 1, QPSK: 2, 8PSK: 3) r = rasio FEC 45
18 SF = spreading factor ( SF = 1,2,4,8,16 ) Maka diperoleh nilai C/ C 2*0.66 = Eb/o + 10 log 1 = = 6.1 db 46
BAB IV ANALISIS SISTEM. tersebut dilakukan pengukuran dan pengamatan dari Monitoring HUB
BAB IV ANALISIS SISTEM 4.1 Pengumpulan Data Untuk melakukan analisis dari sistem jaringan diperlukan data data yang menunjang analisis tersebut Untuk mendapatkan data data tersebut dilakukan pengukuran
Lebih terperinciBAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA
BAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA Pada Tugas Akhir ini, akan dilakukan perencanaan jaringan VSAT CDMA pada Bank Mandiri, dengan hasil akhir nanti akan didapatkan apakah perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan informasi dewasa ini semakin meningkat, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi dewasa ini semakin meningkat, baik bagi organisasi maupun perorangan. Seiring dengan itu, perkembangan teknologipun semakin pesat, khususnya
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
10 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi VSAT VSAT merupakan singkatan dari Very Small Aperture Terminal, awalnya merupakan suatu trademark untuk stasiun bumi kecil yang dipasarkan sekitar tahun 1980 oleh
Lebih terperinciANALISIS SISTEM KOMUNIKASI VSAT IP UNTUK KOMUNIKASI JARINGAN PRIVAT BANK BRI
ANALISIS SISTEM KOMUNIKASI VSAT IP UNTUK KOMUNIKASI JARINGAN PRIVAT BANK BRI Oleh : INDRA SAPUTRA ANGGANDANU 41409110047 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA
Lebih terperinciBAB III IMPLEMENTASI JARINGAN VSAT
BAB III IMPLEMENTASI JARINGAN VSAT 3.1. Perencanaan Ruas Bumi (Ground Segment) Jaringan VSAT terdiri dari satu satelit dan dua stasiun bumi sebagai pemancar dan penerima. Jaringan VSAT mampu untuk menghubungkan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Konfigurasi Umum Jaringan VSAT IP
BAB 4. PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Jaringan VSAT IP Jaringan komputer dengan menggunakan VSAT IP pada dasarnya hampir sama dengan jaringan komputer (LAN) yang menggunakan protocol TCP/IP pada umumnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa yang akan datang teknologi komunikasi satelit akan bertambah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa yang akan datang teknologi komunikasi satelit akan bertambah banyak digunakan untuk mendukung layanan multimedia termasuk transmisi data. Teknologi ini menuntut
Lebih terperinciInstalasi dan Uji Troughput Modem Romantis UHP 1000 pada Sistem Komunikasi Satelit Berbasis VSAT di PT. Pasifik Satelit Nusantara Cikarang Abstrak
Makalah Seminar Kerja Praktek Instalasi dan Uji Troughput Modem Romantis UHP 1000 pada Sistem Komunikasi Satelit Berbasis VSAT di PT. Pasifik Satelit Nusantara Cikarang Ardhian Ainul Yaqin (21060112140037)
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN
BAB 4 ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN Untuk melakukan analisis dari performansi Bit Error Rate (BER) diperlukan data data yang menunjang analisis tersebut. Untuk mendapatkan data data tersebut dilakukan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA UNTUK OPTIMALISASI
BAB IV ANALISA UNTUK OPTIMALISASI Dalam prakteknya penggunaan HFC masih menyisakan kelemahan yang diantaranya masih menyisakan dampak Full Traffic dikarenakan walaupun dalam penggunaannya HFC (Hybrid Fiber
Lebih terperinciPT. MULTIMEDIA NUSANTARA
VSAT SHARED / VSAT-IP Layanan komunikasi menggunakan satelit dimana kanal frekuensi digunakan secara bersama-sama menggunakan teknologi TDM (Time Division Multiplex) / TDM Access (TDMA) berbasis Internet
Lebih terperinciBAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT
BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT 2.1 Konfigurasi Sistem Komunikasi Satelit VSAT Dalam jaringan VSAT, satelit melakukan fungsi relay, yaitu menerima sinyal dari ground segment, memperkuatnya dan mengirimkan
Lebih terperinciBAB III INTERFERENSI RADIO FM DAN SISTEM INTERMEDIATE DATA RATE (IDR)
BAB III INTERFERENSI RADIO FM DAN SISTEM INTERMEDIATE DATA RATE (IDR) 3.1 Interferensi Radio FM Pada komunikasi satelit banyak ditemui gangguan-gangguan (interferensi) yang disebabkan oleh banyak faktor,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL SIMULASI
BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI Pada bagian analisis dari tugas akhir ini akan menampilkan dan menjelaskan hasil simulasi untuk menunjukan perbaikan performansi jaringan FAP dengan teknik alokasi physical
Lebih terperinciWireless N. Certified Mikrotik Training Advance Wireless Class Organized by: Citraweb Nusa Infomedia (Mikrotik Certified Training Partner)
Wireless N Certified Mikrotik Training Advance Wireless Class Organized by: Citraweb Nusa Infomedia (Mikrotik Certified Training Partner) Training Outline o MIMO o 802.11n Data Rates o Channel bonding
Lebih terperinciJaringan VSat. Pertemuan X
Jaringan VSat Pertemuan X Pengertian VSat VSAT atau Very Small Aperture Terminal adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan terminalterminal stasiun bumi dengan diameter yang sangat kecil.
Lebih terperinciBAB IV SATELLITE NEWS GATHERING
BAB IV SATELLITE NEWS GATHERING Satellite News Gathering (SNG) adalah peralatan yang mentransmisikan sinyal informasi yang bersifat sementara dan tidak tetap dengan menggunakan sistem stasiun bumi uplink
Lebih terperinciPERBANDINGAN KINERJA JARINGAN VERY SMALL APERTURE TERMINAL BERDASARKAN DIAMETER ANTENA PELANGGAN DI PASIFIK SATELIT NUSANTARA MEDAN
PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN VERY SMALL APERTURE TERMINAL BERDASARKAN DIAMETER ANTENA PELANGGAN DI PASIFIK SATELIT NUSANTARA MEDAN Akbar Parlin, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen
Lebih terperinciDASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI
DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Kualitas Sistem Komunikasi By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? KUALITAS SIGNAL PEMANCAR (TX) SUMBER (t) s i (t) n(t) r(t) h c PENERIMA (RX)
Lebih terperinciWireless Fundamentals
Wireless Fundamentals & Performance Certified Mikrotik Training - Advanced Class (MTCWE) Organized by: Citraweb Nusa Infomedia (Mikrotik Certified Training Partner) Training Outline Pada materi ini akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terkait dengan pembangunan e-government, kalangan pemerintah daerah (pemda) seringkali menemui kendala terbatasnya sarana komunikasi di wilayahnya. Banyak faktor
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STUDI KELAYAKAN JARINGAN VSAT PADA BANK MANDIRI MENGGUNAKAN CDMA
BAB IV ANALISA STUDI KELAYAKAN JAINGAN VSAT PADA BANK MANDII MENGGUNAKAN CDMA Pada perencanaan ini, akan diuji terlebih dahulu apakah metode akses CDMA (Code Division Multiple Acsess) dapat diimplementasikan
Lebih terperinciBAB III PERHITUNGAN LINK BUDGET SATELIT
BAB III PERHITUNGAN LINK BUDGET SATELIT 3.1 Link Budget Satelit Link budget satelit adalah suatu metode perhitungan link dalam perencanaan dan pengoperasian jaringan komunikasi menggunakan satelit. Dengan
Lebih terperinciPERBANDINGAN KINERJA JARINGAN VERY SMALL APERTURE TERMINAL BERDASARKAN DIAMETER ANTENA PELANGGAN DI PASIFIK SATELIT NUSANTARA MEDAN TUGAS AKHIR
PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN VERY SMALL APERTURE TERMINAL BERDASARKAN DIAMETER ANTENA PELANGGAN DI PASIFIK SATELIT NUSANTARA MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Lebih terperinciPengantar Teknologi Informasi Jaringan (Layer Fisik)
Pengantar Teknologi Informasi Jaringan (Layer Fisik) Sebelumnya Standard Protocol Layer OSI LAYER Application (7) Presentation (6) TCP/IP 5. Application Session (5) Transport (4) Network (3) Data link
Lebih terperinciBAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT
BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT 2.1 Konfigurasi Jaringan VSAT Antar stasiun VSAT terhubung dengan satelit melalui Radio Frequency (RF). Hubungan (link) dari stasiun VSAT ke satelit disebut uplink, sedangkan
Lebih terperincisinyal yang dihasilkan pada berbagai tahap. RF amplifier adalah perangkat luar yang harus dipasang sangat dekat dengan antena untuk mengurangi kerugia
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi sistem jamming Sistem jamming dirancang untuk memberikan sinyal noise yang dapat dikonversi menjadi sinyal RF dari berbagai bandwidth sampai 36 MHz. Persyaratan untuk menjamming
Lebih terperinciBAB IV LINK BUDGET ANALYSIS PADA JARINGAN KOMUNIKASI
BAB IV LINK BUDGET ANALYSIS PADA JARINGAN KOMUNIKASI 4.1. Tujuan Link Budget Analysis Tujuan dari perencanaan link budget analysis adalah untuk memperoleh unjuk kerja transmisi yang baik dan efisien terhadap
Lebih terperinciBAB IV Analisa Jaringan Broadband Wifi Pada Bab Ini akan dibahas Hasil evaluasi Pra Perancangan Jaringan Broadband WIFI Commuter Line Jabodetabek dengan jaringan existing ( UMTS ) yang dilaksanakan di
Lebih terperinciTEKNOLOGI VSAT. Rizky Yugho Saputra. Abstrak. ::
TEKNOLOGI VSAT Rizky Yugho Saputra rizkyugho@gmail.com :: http://rizkyugho.blogspot.co.id/ Abstrak Teknologi VSAT merupakan teknologi telekomunikasi yang memanfaatkan satelit. VSAT atau Very Small Aperture
Lebih terperinciPERENCANAAN JARINGAN VSAT TDMA DI WILAYAH AREA JAYAPURA TUGAS AKHIR
PERENCANAAN JARINGAN VSAT TDMA DI WILAYAH AREA JAYAPURA TUGAS AKHIR Oleh ARI PRABOWO 06 06 04 229 2 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 PERENCANAAN JARINGAN
Lebih terperinciBAB III IMPLEMENTASI VSAT PADA BANK MANDIRI tbk
BAB III IMPLEMENTASI VSAT PADA BANK MANDIRI tbk 3.1. Perencanaan Ruas Bumi Ruas bumi adalah semua perangkat stasiun bumi konsentrator Cipete (hub) termasuk semua terminal di lokasi pelanggan (remote).
Lebih terperinciPERENCANAAN AWAL JARINGAN MULTI PEMANCAR TV DIGITAL BERBASIS PENGUKURAN PROPAGASI RADIO DARI PEMANCAR TUNGGAL
PERENCANAAN AWAL JARINGAN MULTI PEMANCAR TV DIGITAL BERBASIS PENGUKURAN PROPAGASI RADIO DARI PEMANCAR TUNGGAL Yanik Mardiana 2207 100 609 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan user akan akses broadband terus meningkat, user tidak hanya menuntut layanan yang mendukung mobilitas tapi juga bandwith yang besar. Kecenderungan akses
Lebih terperinciMODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung
MODULASI Ir. Roedi Goernida, MT. (roedig@yahoo.com) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2010 1 Pengertian Modulasi Merupakan suatu proses penumpangan
Lebih terperinciAnalisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 1 Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis Nezya Nabillah Permata dan Endroyono Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Lebih terperinciJurnal JARTEL (ISSN (print): ISSN (online): ) Vol: 3, Nomor: 2, November 2016
ANALISIS MULTIUSERORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM) BASIS PERANGKAT LUNAK Widya Catur Kristanti Putri 1, Rachmad Saptono 2, Aad Hariyadi 3 123 Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital,
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING
ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING T.B. Purwanto 1, N.M.A.E.D. Wirastuti 2, I.G.A.K.D.D. Hartawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciANALISA KEHANDALAN JARINGAN VSAT IP DITINJAU DARI DELAY, DATA RATE DAN SERVICE LEVEL
ANALISA KEHANDALAN JARINGAN VSAT IP DITINJAU DARI DELAY, DATA RATE DAN SERVICE LEVEL Tinaningrum Ari Susanti Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Kampus Baru UI, Depok 16424 Email : tiena_ningrum@yahoo.com
Lebih terperinciPada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar-dasar GPON GPON atau Gigabit Passive Optical Network merupakan sebuah arsitektur point-to-multipoint yang menggunakan media transmisi berupa fiber optik. GPON mampu mendukung
Lebih terperinciANALISIS PARAMETER BER DAN C/N DENGAN LNB COMBO PADA TEKNOLOGI DVB-S2
ANALISIS PARAMETER BER DAN C/N DENGAN LNB COMBO PADA TEKNOLOGI DVB-S2 Wahyu Pamungkas 1 Eka Wahyudi 2 Anugrah Ahmad Fauzi 3 123 Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto 1 Wahyu@stttelematikatelkom.ac.id,
Lebih terperinciASSESMENT CLO 3 - RMG PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI
ASSESMENT CLO 3 - RMG PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI A. SOAL PILIHAN : 1. Proses untuk mengubah sinyal baseband menjadi sinyal bandpass dinamakan a. Converter b. Modulasi c. Conversi d. Modulator 2.
Lebih terperinciBAB III METODE OPTIMALISASI PARAMETER JARINGAN ANTENNA VSAT
BAB III METODE OPTIMALISASI PARAMETER JARINGAN ANTENNA VSAT 3.1 Prosedur Instalasi VSAT Standar Operasional Prosedur lnstallasi VSAT adalah suatu standar installasi yang harus diterapkan pada saat installasi
Lebih terperinciANALISA KELAYAKAN JARINGAN VSAT PADA BANK MANDIRI DENGAN METODE AKSES CDMA
ANALISA KELAYAKAN JARINGAN VSAT PADA BANK MANDIRI DENGAN METODE AKSES CDMA TUGAS AKHIR Nama : Heny Silvia Damayanti Nim : 41405120046 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011 SURAT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan Wi-Fi memudahkan dalam mengakses jaringan dari pada menggunakan kabel. Ketika menggunakan WiFi, pengguna dapat berpindahpindah tempat. Meskipun
Lebih terperinciSINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung
SINYAL & MODULASI Ir. Roedi Goernida, MT Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2012 1 Pengertian Sinyal Merupakan suatu perubahan amplitudo dari tegangan,
Lebih terperinciBAB 3 JARINGAN VSAT ( VERY SMALL APERTURE TERMINAL )
BAB 3 JARINGAN ( VERY SMALL APERTURE TERMINAL ) Very Small Aperture Terminal () adalah terminal satelit dengan diameter antena kecil yang dihubungkan dengan hub dalam suatu topologi jaringan dan dapat
Lebih terperinciSharing Alokasi Frekuensi BWA 3.5 GHz dan Satellite Ext-C (down link GHz) FSS
Sharing Alokasi Frekuensi BWA 3.5 GHz dan Satellite Ext-C (down link 3.4-3.7 GHz) FSS ABWINDO November 2006 Penulis : Yohan Suryanto Abwindo 1 Notes Share Frekuensi BWA dan Ext-C secara teknis dimungkinkan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Perencanaan jaringan WiMAX akan meliputi tahapan perencanaan seperti berikut: 1. Menentukan daerah layanan berdasarkan data persebaran dan kebutuhan bit rate calon pelanggan
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T
KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER 3 GANJIL 2017/2018 DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T Sinyal Digital Selain diwakili oleh sinyal analog, informasi juga dapat diwakili oleh sinyal digital.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. frekuensi yang berbeda ke stasiun bumi penerima. yang disebut TWTA (Travelling Wave Tube Amplifier) atau SSPA
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Satelit 2.1.1 Satelit Satelit adalah benda di angkasa yang bergerak mengelilingi bumi menurut orbit tertentu. Sistem komunikasi satelit dapat dikatakan sebagai
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Network System PT Mandiri Inti Perkasa Pada skripsi ini akan dianalisa sebuah Network yang menggunakan jaringan VSAT SCPC dengan Bandwidth 64 kbps, digunakan untuk komunikasi
Lebih terperinciAnalisis Kebutuhan Bandwidth Minimal Pada Automatic Teller Machine (ATM) Berbasis Very Small Apperture Terminal-Ip (Vsat-Ip)
Analisis Kebutuhan Bandwidth Minimal Pada Automatic Teller Machine (ATM) Berbasis Very Small Apperture Terminal-Ip (Vsat-Ip) Wahyu Pamungkas 1 Anugrah Ahmad Fauzi 2 Eka Wahyudi 3 123 Sekolah Tinggi Teknologi
Lebih terperinciJENIS-JENIS KONEKSI INTERNET
JENIS-JENIS KONEKSI INTERNET Jenis-jenis dari koneksi Internet adalah senagai berikut : A. Koneksi fisik, misalnya ethernet, fiber-optik, modem, ADSL, wave-lan, satelit, dan masih banyak lagi. Dari segi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seluruh mata rantai broadcasting saat ini mulai dari proses produksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seluruh mata rantai broadcasting saat ini mulai dari proses produksi hingga ke distribusi televisi telah dilakukan secara digital, namun mata rantai terakhir
Lebih terperinciAnalisis Kebutuhan Bandwidth Minimal Pada Automatic Teller Machine (ATM) Berbasis Very Small Apperture Terminal-IP (VSat-Ip)
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 315 Analisis Kebutuhan Bandwidth Minimal Pada Automatic Teller Machine (ATM) Berbasis Very Small Apperture Terminal-IP (VSat-Ip)
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pada tahap ini akan dibahas tahap dan parameter perencanaan frekuensi dan hasil analisa pada frekuensi mana yang layak diimplemantasikan di wilayah Jakarta. 4.1 Parameter
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SIMULASI INTERFERENSI DVB-T/H TERHADAP SISTEM ANALOG PAL G
BAB III PERANCANGAN SIMULASI INTERFERENSI DVB-T/H TERHADAP SISTEM ANALOG PAL G Berdasarkan tujuan dan batasan penelitian yang telah dijelaskan pada Bab Pendahuluan, penelitian yang akan dilaksanakan adalah
Lebih terperinciComputer Networks Technology in Indonesia. Adhi Harmoko S, M.Komp
Computer Networks Technology in Indonesia Adhi Harmoko S, M.Komp 1 Indonesia Internet Access Leased Line ISDN LAN Dial-Up LAN Kabelvision VSAT ADSL Source from : http://www.link.net.id 2 LAN TV Kabel 1
Lebih terperinciBAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN
BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN 2.1 Perencanaan Cakupan. Perencanaan cakupan adalah kegiatan dalam mendesain jaringan mobile WiMAX. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam menentukan perencanaan jaringan berdasarkan
Lebih terperinciSIMULASI LOW DENSITY PARITY CHECK (LDPC) DENGAN STANDAR DVB-T2. Yusuf Kurniawan 1 Idham Hafizh 2. Abstrak
SIMULASI LOW DENSITY PARITY CHECK (LDPC) DENGAN STANDAR DVB-T2 Yusuf Kurniawan 1 Idham Hafizh 2 1,2 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Intitut Teknologi Bandung 2 id.fizz@s.itb.ac.id Abstrak Artikel
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER 1 Outline Blok Sistem Komunikasi secara Umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan seperti bisnis, perdagangan, rumah tangga, industri, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, layanan telekomunikasi memainkan peran yang sangat penting dalam modernisasi kehidupan manusia dan menjadi sangat diperlukan dalam tiap aspek kehidupan
Lebih terperinciPengiriman Data Serial Tanpa Kabel Menggunakan Transceiver 2.4Ghz
Pengiriman Data Serial Tanpa Kabel Menggunakan Transceiver 2.4Ghz Metode pengiriman data digital secara umum dibagi menjadi dua cara, yaitu secara pengiriman data secara pararel dan pengiriman data secara
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI DAN TRAFFIK JARINGAN HFC (HYBRID FIBER COAXIAL) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY
TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI DAN TRAFFIK JARINGAN HFC (HYBRID FIBER COAXIAL) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun
Lebih terperinciDATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG
Transmisi Analog (Analog Transmission) DATA ANALOG SINYAL ANALOG PROJECT KOMUNIKASI DATA DATA DIGITAL SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T DATE GENAP 2013/2014 MATERI 4. TRANSMISI ANALOG Data Analog Sinyal
Lebih terperinciUNJUK KERJA REF : FREEMAN FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
UNJUK KERJA REF : FREEMAN BLOK SISTEM KOMUNIKASI RADIO DIGITAL HPA LNA Up Converter LO LO Down Converter IF Amplifier IF Amplifier Digital Modulator LO LO Digital Demodulator Signal Predistorter Regenerator
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS IMPLEMENTASI TEKNOLOGI AUPC DAN ACM PADA PITA FREKUENSI KU-BAND SISTEM VSAT SATELIT BERDASARKAN LINK BUDGET SKRIPSI FAISHAL RAMADHANA 0606073890 FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN
Lebih terperinciSpektrum Electromagnetic
TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai dari pembahasan modul ini adalah : 1) Faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan jaringan 2) Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis medium fisik yang digunakan pada komunikasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA
BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA 4.1 Parameter Komponen Performansi BWA Berikut adalah gambaran konfigurasi link BWA : Gambar 4.1. Konfigurasi Line of Sight BWA Berdasarkan gambar 4.1. di atas terdapat hubungan
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING
BAB IV PERENCANAAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING 4.1 Analisa Profil Lintasan Transmisi Yang di Rencanakan Jaringan Transmisi Gelombang mikro yang
Lebih terperinciCara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat
Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat Yogo Tri Saputro 17411549 Teknik Elektro Latar Belakang Pada dasarnya pemancar
Lebih terperinciAnalisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak
Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak ABSTRAK Nur Hidayati Hadiningrum 1, Yoedy Moegiharto 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan
Lebih terperinciTeknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA
Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA OVERVIEW Dalam sistem komunikasi wireless, efisiensi pemakaian lebar bidang frekuensi diusahakan diantaranya melalui teknik multiple akses, agar dalam alokasi frekuensi
Lebih terperinciApa perbedaan antara teknik multiplex dan teknik multiple access??
Teknik multiplex untuk menyalurkan banyak kanal ke dalam sebuah medium transmisi yang sama. Teknik Multiple Akses merupakan penggunaan medium transmisi yang sama oleh banyak user secara simultan. Apa perbedaan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JARINGAN VSAT PADA STASIUN KLIMATOLOGI BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA SEMARANG
ANALISIS KINERJA JARINGAN VSAT PADA STASIUN KLIMATOLOGI BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA SEMARANG Rama Ranggasukma Fakultas Teknologi Informatika Universitas Dian Nuswantoro Abstrak Stasiun
Lebih terperinciSimulasi Performansi Payload HAPS (High Altitude Platform System) Untuk FWA (Fixed Wireless Access) Pada Sistem CDMA2000 1x
Simulasi Performansi Payload HAPS (High Altitude Platform System) Untuk FWA (Fixed Wireless Access) Pada Sistem CDMA2000 1x Rizkan Karyadi / 0222193 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam
Lebih terperinciPENGENALAN TEKNOLOGI VSAT (VERY SMALL APERTURE TERMINAL)
PENGENALAN TEKNOLOGI VSAT (VERY SMALL APERTURE TERMINAL) MAKALAH Disusun sebagai tugas Pada Matakuliah Pengantar Teknologi Telekomunikasi oleh Dhimas Prabowo S 15101077 PROGRAM STUDI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sistem Komunikasi Satelit
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Satelit Sistem komunikasi satelit tersusun atas 2 bagian, yaitu ruang angkasa (space segment) dan ruas bumi (ground segment). Pada umumnya satelit digunakan hanya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dengan mencari spectrum holes. Spectrum holes dapat dicari dengan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini akan membahas efisiensi spektrum dan energi dengan metode energy detection yang bertujuan untuk mengefisiensikan penggunaan spektrum dengan mencari
Lebih terperinciRancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT Respati Loy Amanda, Eko Setijadi, dan Suwadi Teknik Elektro,
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH KOMUNIKASI SATELIT. Teknologi Very Small Aperture Terminal (VSAT)
TUGAS MAKALAH KOMUNIKASI SATELIT Teknologi Very Small Aperture Terminal (VSAT) Disusun Oleh : Tommy Hidayat 13101110 S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2017
Lebih terperinciPROSEDUR INSTALASI DAN TROUBLESHOOT JARINGAN VSAT PADA MODEM HN 7700S DI PT. SANATEL
PROSEDUR INSTALASI DAN TROUBLESHOOT JARINGAN VSAT PADA MODEM HN 7700S DI PT. SANATEL Frederick Alexander, Eka Purwa Laksana Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur Ji.Ciledug
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM SAMBUNGAN INTERNET
BAB III GAMBARAN UMUM SAMBUNGAN INTERNET Metode akses Internet yang banyak dipakai di Indonesia adalah: 1. Modem Telepon (dial-up) 2. WiFi HotSpot 3. Sambungan LAN. Sambungan di WARNET, termasuk kategori
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Pendahuluan Pada bab ini akan diuraikan hasil simulasi pengaruh K - factor pada kondisi kanal yang terpengaruh Delay spread maupun kondisi kanal yang dipengaruhi oleh frekuensi
Lebih terperinciLINK BUDGET. Ref : Freeman FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
LINK BUDGET Ref : Freeman 1 LINK BUDGET Yang mempengaruhi perhitungan Link Budget adalah Frekuensi operasi (operating frequency) Spektrum yang dialokasikan Keandalan (link reliability) Komponen-komponen
Lebih terperinciPENGARUH JARAK DAN OBSTACLE PADA RSSI JARINGAN ZIGBEE ( ) Reza Febrialdy Yuwono 1, Novian Anggis S. 2
PENGARUH JARAK DAN OBSTACLE PADA JARINGAN ZIGBEE (802.15.4) Reza Febrialdy Yuwono 1, Novian Anggis S. 2 1,2 Prodi S1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Telkom 1 rezafebrialdy@gmail.com, 2
Lebih terperinciPITA FREKUENSI RADIO, MODE, DAN APLIKASI DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN AMATIR RADIO
LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG KEGIATAN AMATIR DAN KOMUNIKASI ANTAR PENDUDUK, MODE, DAN APLIKASI DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN AMATIR
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. orbit tertentu. Sistem komunikasi satelit dapat dikatakan sebagai sistem
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Satelit 2.1.1 Satelit Satelit adalah benda di angkasa yang bergerak mengelilingi bumi menurut orbit tertentu. Sistem komunikasi satelit dapat dikatakan sebagai
Lebih terperinciSISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, TE Tito Maulana, TE Ashif Aminulloh, TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta
SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, 31358-TE Tito Maulana, 31475-TE Ashif Aminulloh, 32086-TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 PENDAHULUAN Dengan pertumbuhan komunikasi tanpa
Lebih terperinciBAB IV ANALISA SISTEM PROTEKSI MS-SP RING PADA RING 2
BAB IV ANALISA SISTEM PROTEKSI MS-SP RING PADA RING 2 4.1 Desain Jaringan Optik Prinsip kerja dari serat optic ini adalah sinyal awal/source yang berbentuk sinyal listrik ini pada transmitter diubah oleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam
Lebih terperinciANALISIS PENGKODEAN MODEM VSAT TERHADAP PERFORMANSI BER PADA SISTEM SCPC
ANALISIS PENGKODEAN MODEM VSAT TERHADAP PERFORMANSI BER PADA SISTEM SCPC Diajukan guna melengkapi sebagai syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh : Nama : Arif Fitriyanto NIM
Lebih terperinciBAB IV ANALISA KONFIGURASI, JARAK KEMAMPUAN, DAN INTERFACE
BAB IV ANALISA KONFIGURASI, JARAK KEMAMPUAN, DAN INTERFACE 4.1 Analisa Konfigurasi Konfigurasi pada Gigabit Passive Optical Network (GPON) terbagi menjadi 2, yaitu Konfigurasi Logic dan Konfigurasi Fisik
Lebih terperinciPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya PENS DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (Desember 2014)
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 1 DIGITAL SUBSCRIBER LINE (DSL) Modul 6 Jaringan Teleponi Prima Kristalina (Desember 2014) 2 Overview Latar Belakang Kondisi Jarlokat saat ini Konsep Dasar DSL Teknik
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan analisis terhadap sistem jaringan yang sedang berjalan dan permasalahan jaringan yang sedang dihadapi oleh PT. Mitra Sejati Mulia Industri,
Lebih terperinciBAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN)
BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN) 2.1 Umum Dewasa ini kebutuhan untuk mengakses layanan telekomunikasi melalui media nirkabel (wireless) menunjukkan peningkatan yang signifikan, sehingga teknologi
Lebih terperinciPERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT PERANGKAT
2014, No.69 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TROPOSCATTER PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT PERANGKAT TROPOSCATTER
Lebih terperinci