UJI SIFAT LISTRIK FILM TIPIS BST DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI PELARUT AZKI ZAINAL MILACH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI SIFAT LISTRIK FILM TIPIS BST DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI PELARUT AZKI ZAINAL MILACH"

Transkripsi

1 UJI SIFAT LISTRIK FILM TIPIS BST DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI PELARUT AZKI ZAINAL MILACH DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

2 UJI SIFAT LISTRIK FILM TIPIS BST DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI PELARUT Irzaman 1, A Milach 1 1 Departemen Fisika FMIPA IPB, Kampus IPB Dramaga Bogor Abstrak Film tipis Ba 0.25 Sr 0.75 TiO 3 (BST) pada Si tipe-p menggunakan metode Chemical Solution Deposition (CSD). Karakteristik film tipis Ba 0.25 Sr 0.75 TiO 3 oleh LCZ meter model 2343 NF, sumber arus keithley 617, spektrofotometer, hasil osiloskop pada rangkaian seri sampel-resistor. Kondisi penumbuhan BST pada Si tipe-p menggunakan spin coating dengan kecepatan putar 3000 rpm selama 30 detik, setelah spin coating maka proses selanjutnya adalah pemanggangan dalam furnace model nabertherm Type 27 pada suhu 850 C selama 15 jam. Pengukuran konduktivitas menggunakan alat LCZ meter Model 2343 NF. Perhitungan konstanta dielektrik dengan menggunakan power supply, Osiloskop, resistor dengan hambatan Ω, dan, komputer. Power supply di set menggunakan sinyal kotak-kotak dengan tegangan 10 V peak-to-peak dan frekuensi 1 KHz. Karakterisasi kurva I-V menggunakan alat Keithley 617. Pengukuran reflektansi menggunakan alat spectrasuit spectrophotometer. Kata kunci : Ba 0.25 Sr 0.75 TiO 3, lapisan tipis, metode (CSD), kapasitansi, dielektrik

3 UJI SIFAT LISTRIK FILM TIPIS BST DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI PELARUT AZKI ZAINAL MILACH SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi Fisika DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

4

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 15 Desember 1987 sebagai anak keempat dari pasangan Abdul Manaf dan Chofifah Pada tahun 2005, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) sebagai mahasiswa di Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

6 i KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil alamin, puji dan syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT, kebenaran mutlak alam semesta beserta isinya. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW. Dengan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Uji Sifat Listrik Film Tipis BST dengan Berbagai Konsentrasi Pelarut sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si) pada Departemen Fisika. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikannya, diantaranya : Bapak Dr.Ir. Irzaman M.Si selaku dosen pembimbing atas kesabaran, keikhlasan dan arahannya dalam membimbing penulis. Seluruh dosen, staf dan laboran Departemen Fisika IPB. Mama dan papa, terima kasih atas kasih sayang, do a yang tak terbatas dan pengorbanannya, semoga Allah membalasnya. Teteh sayang mama dan papa. Fisika 42 : Agung, Ahmad, Ais, Aji, Amel, Andre, Andri, Astri, Ario, Azam, Cinot, Cucu, Dahrul, Deni, Dewi, Dian, Eka, Faiz, Fahmi, Fitri Amanah, Gita, Hartip, Ijal, Jessi, Lili, Linda, Mahe, Mena, Mitha, Nani, Neneng, Niken, Nita, Obi, Radot, Roni, Surya, Taufik, Wenny. Pi2t, cinot All my friends Semua pihak yang telah ikut berperan dalam penyusunan proposal ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. oleh karena itu penulis mengharapkan masukan baik kritikan, saran maupun koreksi yang sifatnya membangun. Semoga karya ini dapat bermanfaat. Wassalamu alaikum Wr.Wb. Bogor, Agustus 2010 Azki Zainal Milach

7 ii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv PENDAHULUAN... 1 Latar belakang... 1 Tujuan... 1 TINJAUAN PUSTAKA... 1 Semikonduktor... 1 Feroelektrik... 2 Barium stronsium titanat ((Ba x Sr 1-x TiO 3 ))... 3 Metode chemical solution deposition (CSD)... 4 Fotodioda... 5 Fotokonduktif... 6 Konstanta dielektrik... 6 BAHAN DAN METODE... 7 Bahan dan alat... 7 Metodelogi... 7 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN... 9 HASIL DAN PEMBAHASAN... 9 Konduktivitas listrik... 9 Hasil karakterisasi konstanta dielektrik Karakterisasi I -V (arus - tegangan) Reflektansi KESIMPULAN DAN SARAN UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 16

8 iii No. DAFTAR TABEL TEKS Halaman 1. Tabel kentungan dan keterbatasan masing-masing metode penumbuhan BST Tabel pengaruh konduktivitas listrik terhadap daya lampu Tabel pengaruh konsentrasi BST terhadap konstanta dielektrik LAMPIRAN 1. Data konduktansi Data kurva I-V Data konstanta dielektrik Data kerapatan BST dengan berbagai variasi fraksi mol Sr... 22

9 iv No. DAFTAR GAMBAR TEKS Halaman 1. Level energi Nilai konduktivitas material semikonduktor Efek yang terjadi pada material ferroelectric Akumulasi muatan pada kapasitor Temperatur berpengaruh terhadap polarisasi spontan dan permitivitas dalam sebuah material ferroelectric BaTiO Kurva histerisis polarisasi terhadap medan listrik dalam ferroelectric PbTiO Perubahan parameter kisi dan daerah stabil ferroelectric dan paraelectric BST dengan komposisi Sr Konstanta dielektrik terhadap temperatur pada Ba 0,7 Sr 0,3 TiO Empat tahapan pada spin coating Karakteristik I-V pada reverse bias Plat fotokonduktif Rangkaian memberi muatan pada kapasitor sampai sebuah potensial ε Setelah saklar ditutup, akan terdapat tegangan jatuh di seberang resistor dan sebuah muatan pada kapasitor Plot muatan pada kapasitor terhadap waktu untuk rangkaian pengisian gambar Proses pemanggangan Diagram alir penelitian Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik Pengujian fotodioda Hasil osiloskop pada konsentrasi BST 0,75 molar Hasil osiloskop pada konsentrasi BST 1,25 molar Hasil osiloskop pada konsentrasi BST 1,75 molar Kurva I-V pada molaritas BST 0,75 M Kurva I-V pada molaritas BST 1,25 M Kurva I-V pada molaritas BST 1,75 M Kurva reflektansi terhadap panjang gelombang... 13

10 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan produksi film tipis dipengaruhi dua kejadian. Pertama-tama, penemuan HTSC (super konduktor panas tinggi) yang menunjukkan kerapatan arus yang lebih besar jika dideposisikan sebagai film tipis. Kedua, pengetahuan memori semikonduktor-ferroelectric yang dipakai untuk meningkatkan teknologi semikonduktor silikon. Dua ide ini mendorong ke arah satu usaha riset dan pengembangan di seluruh dunia dalam rangka mengintegrasikan film tipis electroceramic dengan chip. Film tipis ferroelectric menghadirkan pembaharuan untuk aplikasi elektronik sejak dan menghasilkan ferroelectric non-volatile misalnya. FeRAMs [random access memory feroelektrik]) dan hal ini diikuti oleh pengembangan film tipis ferroelectric di tahap paraelectric, untuk dipakai sebagai dielectric permitivitas tinggi untuk DRAM (random access memory dinamis).[5] Film tipis BST merupakan material dielektrik dan telah dipakai untuk beberapa aplikasi seperti kapasitor dan dynamic random access memory (DRAM) karena konstanta dielektrik yang tinggi dan kapasitas penyimpanan muatan.[4] Perilaku ferroelectric BST terjadi karena material tersebut dipengaruhi suhu serta perbandingan barium dan stronsium. sifat listrik bahan BST berhubungan pada fitur mikrostruktural, suhu pemanggangan, dan proses pembuatan BST.. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Melakukan penumbuhan film tipis dengan perubahan molaritas BST (0,75 M, 1.25 M, 1.75 M) murni diatas substrat Si tipe-p dengan metode chemical solution deposition (CSD). 2. Menguji konduktivitas listrik film tipis dengan LCR meter. 3. Menghitung konstanta dielektrik 4. Menetukan sifat kelistrikan suatu film tipis BST dengan menggunakan I-V meter. 5. Menguji reflektansi film tipis yang tumbuh pada silikon tipe-p TINJAUAN PUSTAKA Semikonduktor Semikonduktor mempunyai hambat jenis antara 10-3 Ω cm 10 8 Ω cm, konduktivitas sebuah semikonduktor bertambah jika ada kenaikan suhu dan adanya irradiasi atau tumbukan cahaya. Konduktor mempunyai pita valensi dan pita konduksi yang saling tumpang tindih. Sehingga energi elektron untuk meloncat dari pita valensi ke pita konduksi sangat kecil atau hampir tidak membutuhkan energi. Seluruh elektron valensi dapat bebas berpindah ke bagian konduksi sehingga konduktivitas konduktor kecil. Isolator mempunyai band gap sekitar 6 ev yang memisahkan pita valensi dengan pita konduksi. Jika elektron tidak mempunyai energi sebesar 6 ev maka elektron tidak bisa bereksitasi ke pita konduksi. Band gap pada semikonduktor umunya 3 ev pada suhu kamar, pada BST band gap sekitar 3 ev. Pada suhu suhu 0 K, pita valensi penuh dengan elektron sedangkan pita konduksi tidak ada elektron, maka semikonduktor menjadi sebuah isolator. Jika suhu naik maka elektron mempunyai energi termal. Pada suhu ruang, elektron valensi mempunyai energi tambahan. Ini menunjukan bahwa semikonduktor mempunyai koefisien suhu negatif. Jika sebuah elektron menghilang pada pita kovalen maka dalam pita kovalen posisi dari elektron digantikan oleh hole, hole bermuatan positif. Pembentukan elektron-hole sebanding dengan transisi elektron dari pita valensi ke pita konduksi. Gambar 1. Level energi : (a). Konduktor (b). Semikonduktor (c). Isolator

11 2 Kapasitor dielektrik bisa menyimpan banyak muatan listrik karena polarisasi dielektrik P seperti gambar 4. jumlahnya tergantung muatan listrik yang tersimpan per unit area yang disebut electric displecement D, dan berelasi dengan medan listrik E. D = ε 0 E + P = ε 0 ε E Gambar 2. Nilai konduktivitas material semikonduktor. Semikonduktor intrinsik adalah semikonduktor yang murni, sifat kristal hanya ditentukan oleh atom material semikonduktor itu sendiri. Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor di doping dengan sebagian kecil atom lain, Ferroelectric Material ferroelectric adalah device material yang bisa mengeluarkan output berupa arus listrik jika diberi input berupa tekanan, panas dan cahaya. Material ferroelectric digunakan sebagai dielektrik permitivitas tinggi, sensor pyroelectric (panas), sensor piezoelectric (tekanan), device electrooptic, PTC (konstanta temperature positif), kadang kadang dikomersialkan sebagai sensor cahaya, aplikasi memory, dan display optik. Material dielektrik berisikan atomatom yang mampu berionisasi. Dalam kristal ionik, saat medan listik muncul, kation bergerak menuju katoda dan anion bergerak menuju anoda maka terjadi interaksi elektrostatik. Awan-awan elektron terbentuk karena dipole-dipole listrik. Fenomena ini dikenal sebagai polarisasi listrik dielektrik, polarisasi sebanding dengan jumlah dipoledipole listrik per unit volume [C/m 2 ]. Polarisasi material tergantung frekuensi medan yang timbul. Material ferroelectric dengan dipole permanen tidak bisa dipakai pada material-material dielektrik gelombang mikro. Permitivitas dari ferroeletric bertipikal tinggi pada frekuensi rendah (dalam orde KHz), tetapi menurun signifikan dengan kenaikan frekuensi medan listrik yang timbul. Bergantung pada struktur kristal, muatan positif dan negatif tersebar acak ketika tidak ada muatan listrik eksternal. polarisasi spontan adalah ketika ada medan listrik eksternal maka muatan-muatan tersebut terpolarisasi. Material ferroelectric, jika diberi tegangan atau panas maka material tersebut mengalami regangan. Material ferroelectric menimbulkan arus listrik karena deformasi. Fenomena ini disebut medan listrik disebabkan regangan. Jika sebuah medan listrik eksternal muncul pada kristal. Kristal mengalami perubahan dimensi. Maka kerapatan berkurang dan refraktif indeks bertambah. Fenomena ini disebut efek electrooptic. Gambar 3. Gambar 4. Efek yang terjadi pada material ferroelectric. Akumulasi muatan pada kapasitor [1].

12 3 listrik naik pada arah yang berlawanan, polarisasi menjadi jenuh. Medan listrik menghilang maka polarisasi menjadi -P r. Ketika, Medan listrik timbul kembali dengan arah seperti semula dan pada sebuah nilai medan lsitrik tertentu, medan koersif (E c ) jumlah polarisasi menjadi 0. Gambar 5. Temperatur berpengaruh terhadap polarisasi spontan dan permitivitas dalam sebuah material ferroelectric BaTiO 3 [1]. Gambar 6. Kurva histerisis polarisasi terhadap medan listrik dalam ferroelectric PbTiO 3 [2]. Barium stronsium titanat ((Ba x Sr 1-x TiO 3 )) BaTiO 3 mempunyai konstanta dielektrik yang tinggi. Penambahan Sr pada BaTiO 3 menyebabkan temperatur curie menurun dari 130 C menjadi suhu ruang. BST mempunyai konstanta dielektrik yang tinggi, loss dielectric, tegangan breakdown dielektrik tinggi dan komposisinya tergantung pada temperatur curie. Penelitian pada BST tidak berpusat pada konsentrasi film tipis dan polycrystalline. Namun, juga diteliti komposisi, stokiometri, mikrostruktur, ketebalan, karakteristik material elektroda dan homogenitas. Teknik penumbuhan BST berpengaruh terhadap komposisi, stokiometri, kristalinitas, dan ukuran serbuk sehingga mempengaruhi dielectric properties. Metode yang dipakai untuk penumbuhan BST seperti rfsputtering, laser ablation, metalorganic chemical vapor deposition (MOCVD), metalorganic deposition (MOD), dan sol-gel processing. Metode-metode diatas ada kekurangan dan kelebihan yang dimiliki masing-masing. Fase ferroelectric memunculkan histerisis karena transisi polarisasi spontan antara positif dan negatif. Material-material ferroelectric memberikan respon polarisasi non-linear terhadap medan listrik yang timbul. Kurva histerisis film ferroelectric dengan domains medan listrik. polarisasi menjadi linier dengan medan yang timbul. Maka kenaikan medan listrik, polarisasi mengalami kenaikan lebih cepat. Ketika semua berorientasi pada arah yang sama polarisasi menjadi jenuh. maka kenaikan medan listrik tidak akan membuat perbedaan pada nilai polarisasi maksimum. P s, ketika sebuah medan E menghilang polarisasi menurun menuju ke arah nilai tertentu, P r yaitu polarisasi sisa; jumlah polarisasi saat medan listrik 0. Ketika timbul medan listrik yang berlawanan arah dan pada sebuah nilai medan lsitrik tertentu, medan koersif (-E c ) jumlah polarisasi menjadi 0. Ketika medan

13 4 Tabel 1. Kentungan dan keterbatasan masing-masing metode penumbuhan BST Metode Keuntungan Keterbatasan Chemical Solution Deposition Inexpensive, low capital investment Rapid sampling of materials Homogeneity Low processing temperatures Phase control Morphology Reproducibility Pulsed Laser Deposition Rapid sampling of materials Quickly produce new materials Morphology Point defect concentration Scalability (small areas only) Uniformity High residual stress Gambar 7. Perubahan parameter kisi terhadap daerah stabil ferroelectric dan paraelectric BST dengan komposisi Sr. Sputtering MOCVD Cost Uniformity Scalability Standard IC processing Low growth temperatures Uniformity Morphology Small Scalability Point defect concentration Residual stresses Stoichiometry control Slow deposition rate for oxides Immature technology Precursor stability Precursor availability Expensive Jika BST dibawah temperature curie, pada suhu ruang untuk komposisi mol % Sr 0,25, struktur cubic perovskite, dan selain mol % Sr 0,25 struktur tetragonal perovskite. Gambar 8. Konstanta dielektrik terhadap temperatur pada Ba 0,7 Sr 0,3 TiO 3 Ketidakhadiran kondisi ferroelectric disebabkan : 1. Ukuran serbuk dibawah ukuran kritis serbuk (120 nm). 2. Heterogen. 3. Tertragonality (c/a) BST menurun dengan kenaikan komposisi Sr dan nilai (c/a) kecil tidak cukup untuk membuat pemisahan muatan dan polarisasi spontan Berikut Persamaan reaksi BST yang digunakan pada penelitian ini : 0.25Ba(CH 3 COO) Sr(CH 3 COO) 2 + Ti(C 12 H 28 O 4 ) + 22O 2 Ba 0.25 Sr 0.75 TiO CO H 2 O Metode chemical solution deposition Metode chemical solution deposition mempunyai keuntungan yaitu kontrol, homogen, dan murah. Prinsip dasar CSD adalah pembuatan larutan dan coating larutan pada substrat. Precursor yang dipakai untuk membuat larutan solid adalah alkoxides dengan komposisi umumnya

14 5 M(O-R) n dimana R alkyl radical (CH 3, C 2 H 5, dll). properties dan efek reaksi menentukan ciri khas material. Precursors yang dipakai harus memenuhi kriteria : precursors metal tinggi. Kelarutan tinggi. Precursors sesuai untuk reaksi kimia. Murah dan efektif untuk produksi. Decompose termal tanpa penguapan, mencair atau kehilangan deposit karbon. Kriteria zat pelarut : Pelarut harus mempunyai kecepatan menguap tinggi. Pelarut harus mempunyai konsentrasi yang dibutuhkan, viskositas dan tegangan permukaan yang sesuai. Homogen pada larutan sangat penting agar atom-atom dalam susunan lebih berdekatan sehingga menghasilkan fase crystalline. Spin coating mempunyai empat tahapan, yaitu : deposition, spin-up, spinoff, dan evaporation. Pada tahap deposition larutan ditumbuhkan pada substrat. Pada tahap spinup substrat diberi percepatan rotasi sehingga sehingga larutan dapat menyebar secara merata pada substrat. Pada tahap spin-off larutan menyebar merata pada substrat, larutan berangsur-angsur menjadi menipis. Gaya viskositas mempengaruhi kelakuan penipisan. Pada tahap evaporation larutan menjadi film tipis karena evaporation. Keuntungan spin coating adalah sebuah larutan cenderung mempunyai ketebalan seragam selama spin-off. Kecenderungan ini disebabkan keseimbangan antara sentrifugal dan gaya viskositas. Fotodioda Fotodioda beroperasi jika menyerap foton atau partikel bermuatan. Fotodioda bisa dipakai untuk mendeteksi ada atau tidaknya cahaya dan bisa dikalibrasi untuk pengukuran yang akurat dari intensitas dibawah 1 pw/cm 2 sampai intensitas diatas 100 mw/cm 2. Fotodioda digunakan pada spectroscopy, photography, instrumentasi analisis, sensor posisi optik, arah sinar, karakterisasi permukaan, penentu intensitas laser, komunikasi optik, dan instrumen imaging medis. Fotodioda adalah semikonduktor p-n junction beroperasi pada daerah reversebias berdasarkan fenomena efek fotovoltaic. Dalam kondisi ini, hole dan elektron menjauhi daerah junction sehingga menyebabkan pelebaran daerah deplesi. Ketika reverse-bias mulai naik, pembawa muatan mayoritas menjadi tidak bisa melewati potensial junction dan arus pembawa mayoritas berkurang. Karena jumlah arus dari daerah tipe-n ke tipe p meningkat. Kenaikan arus dengan kenaikan tegangan reverse bias berlanjut pada sampai titik dimana pembawa muatan mayoritas melewati junction. Arus konstan melewati junction adalah sama dengan arus pembawa muatan minoritas dan dikenal arus saturasi reverse. Karena dalam reverse-bias. dioda mempunyai hambatan tinggi untuk arus. Sebuah tegeangan kritis dikenal sebagai tegangan breakdown, dimana arus naik meningkat secara tajam. Dua parameter yang digunakan untuk menggambarkan sensitivitas photovoltaic yaitu: efisiensi kuantum η, jumlah pembawa muatan pada junction dan hambatan pada tegangan voltage zero-bias. ( ) Gambar 9. Empat tahapan pada spin coating Gambar 10. Karakteristik I-V pada reverse bias

15 6 Maka arus total yang mengalir pada fotodioda adalah I t = - I P + I d photocurrent berlawanan arah dengan arus forward-bias. Photocurrent didefinisikan sebagai: Dimana : I p : arus photocurrent e : muatan elektron η : efisiensi kuantum Q : jumlah foton per detik Fotokonduktif Sebuah semikonduktor mempunyai kemampuan untuk menjadi sebuah konduktor jika diberi panas, listrik, cahaya, dan lain-lain. Elektron yang berada pada sebuah semikonduktor akan mempunyai energi untuk loncat ke pita konduksi jika diberi energi. Sebuah plat fotokonduktif dengan panjang l, lebar w, dan ketebalan d, seperti gambar di bawah ini. Dengan R hambatan device. Ketika sebuah cahaya hadir pada suhu ruang di fotokonduktor maka hambatan pada fotokonduktor berubah. Elektron yang sebelumnya tidak mempunyai energi menjadi mempunyai energi karena mendapatkan energi dari foton yang menumbuk fotokonduktor. Karena adanya penambahan jumlah elektron dan hole maka akan mempengaruhi konduktivitas bahan, perubahan konduktivitas berbanding terbalik dengan perubahan hambatan. Perubahan hambatan fotokonduktor berbanding terbalik dengan daya cahaya yang hadir. Konstanta dielektrik Gambar 13. memperlihatkan sebuah rangkaian untuk mengisi kapasitor, yang kita asumsikan mula-mula tak bermuatan. Saklar tebuka awalnya, pada saat t = 0 muatan mulai mengalir melalui resistor dan menuju plat positif kapasitor (gambar 13). Jika muatan pada kapasitor pada beberapa saat adalah Q dan arus rangkaian adalah I, aturan simpal Kirchoff memberikan (1) Dalam rangkaian ini, arus sama dengan laju di mana muatan pada kapasitor meningkat. σ = konduktivitas bahan w = lebar plat fotokonduktivitas d = tebal plat fotokonduktivitas l = panjang plat fotokonduktivitas σ d = konduktivitas gelap σ b = konduktivitas termal σ s = konduktivitas terang e = muatan elektron 1, C n 0 = kerapatan elektron p 0 = kerapatan hole µ n = mobilitas elektron µ p = mobilitas hole n b = kerapatan pasangan elektron-hole η = efisiensi kuantum τ n = half-time elektron τ p = half-time hole J s = jumlah foton per unit area dan unit waktu Subtitusikan +dq/dt untuk I dalam persamaan (1) memberikan (2) Pada saat t = 0 muatan pada kapasitor nol dan arusnya I 0 = ε/r. muatan lalu bertambah dan arus berkurang. Muatan mencapai nilai maksimum Q f = Cε ketika I sama dengan nol. Kalikan setiap suku dengan C pada persamaan (2). (3) Dengan A adalah konstanta sembarang. Dengan mengeksponensialkan tiap sisi persamaan (3) Gambar 11. Plat fotokonduktif (4) Dimana B adalah konstanta. Nilai B ditentukan oleh kondisi awal Q = 0 pada t = 0.

16 7 (5) Dimana Q f adalah muatan akhir. Arus diperoleh dengan menderensialkan persamaan (5). Tegangan pada kapasitor diperoleh dengan membagi tiap suku pada persamaan (5) dengan C. (6) Gambar 12. Rangkaian memberi muatan pada kapasitor sampai sebuah potensial ε. Kapasitor pada saat t = 0 bermuatan Q = 0, jika saklar ditutup maka kapasitor akan terisi muatannya. Jika laju pengisian kapasitor sama dengan laju mula-mula maka kapasitor akan terisi penuh setelah t = RC. Namun dari persamaan (6) laju pengisian kapasitor sebenarnya tidak konstan tapi lajunya turun terhadap waktu. Hal ini terjadi pada laju dimana kuantitas bertambah sebanding dengan kuantitas itu sendiri. Spesifikasi dasar yang dibutuhkan agar menjadi kapasitor yang bagus : Ukuran kecil, konstanta dielektrik tinggi, stabil terhadap perubahan temperatur. Konstanta dielektrik adalah sebuah pengukuran kemampuan material untuk menyimpan muatan dibandingkan dengan dengan ruang vakum dan sifat khas sebuah material. Kapasitansi sebuah material didefinisikan sebagai muatan tersimpan per unit tegangan C (farad) = Q (coulumb) / V (volt) Untuk sebuah plat paralel kapasitor Dimana adalah permitivitas vakum, A adalah luas plat konduktor, d adalah jarak antara dua plat, K adalah konstanta dielektrik bahan. Bahan dan Metode Gambar 13. Setelah saklar ditutup, akan terdapat tegangan jatuh di seberang resistor dan sebuah muatan pada kapasitor Gambar 14. Plot muatan pada kapasitor terhadap waktu untuk rangakaian pengisian gambar 12. Bahan dan alat Barium asetat [Ba(CH 3 COO) 2, 99 %] + stronsium asetat [Sr(CH 3 COO) 2, 99 %] + titanium isopropoksida [Ti(C 12 O 4 H 28 ), %] sebagai pelarut 2-methoksietanol [H 3 COOCH 2 CH 2 OH, 99.9 %], wafer silikon tipe-p berukuran 10 mm x 10 mm Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah neraca analitik, spin coating, mortar, pipet, pemanas, pinset, gunting, spatula, stop watch, tabung reaksi, sarung tangan karet, cawan petri, isolasi, Ultrasonic model branson Masker. Furnace, Tissue. Alumunium foil. Pasta perak, kabel serabut, LCZ meter model 2343 NF, sumber arus keithley 617, spektrofotometer, Metodelogi Pembuatan film tipis Ba 0.25 Sr 0.75 TiO 3 menggunakan metode chemical solution depotition. Barium asetat [Ba(CH 3 COO) 2, 99 %] + stronsium asetat [Sr(CH 3 COO) 2, 99 %] + titanium isopropoksida [Ti(C 12 O 4 H 28 ), %]

17 8 sebagai pelarut 2-metoksietanol [H 3 COOCH 2 CH 2 OH, 99.9 %] dicampur pada tabung reaksi. Ultrasonic model branson 2210 dipakai selama 1 jam pada pencampuran agar bahan menjadi homogen. Larutan ditumbuhkan di atas wafer silikon (100) tipe-p dengan ukuran 10 mm x 10 mm. substrat dan silikon ditaruh pada spin coating. satu lapisan film diputar pada putaran 3000 rpm selama 30 detik. selanjutnya dipanggang pada suhu 850 C selama 15 jam di dalam furnace model nabertherm Type 27. karakterisasi Ba 0.25 Sr 0.75 TiO 3 oleh LCZ meter model 2343 NF, sumber arus keithley 617, spektrofotometer, hasil osiloskop pada rangkaian seri sampel-resistor. Gambar 15. Proses pemanggangan Gambar 16. Diagram alir penelitian

18 9 Gambar 17. Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik BST yang sudah mengalami proses annealing dipasang kontak di atas permukaan substrat silikon dan di atas film tipis BST. Pembuatan kontak ini dilakukan di Lab fisika material (ITB). Gambar 17. merupakan sketsa kontak dan posisinya pada substrat dan film tipis. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di laboratorium material dan laboratorium biofisika departemen fisika IPB dari bulan maret 2009 hingga bulan juli HASIL DAN PEMBAHASAN Konduktivitas Listrik Pengukuran konduktivitas menggunakan alat LCZ meter Model 2343 NF. Nilai konduktivitas yang diambil adalah nilai yang bertahan lama pada display. Pengukuran nilai konduktivitas listrik pada penelitian dilakukan dalam tiga kondisi yang berbeda, yaitu gelap (0 Watt), keadaan dengan lampu berdaya 50 Watt dan keadaan dengan lampu berdaya lampu 100 Watt. Pengukuran dilakukan pada temperatur ruang 27 o C. Hasilnya ditunjukkan oleh tabel 2. Berdasarkan data konduktivitas listrik yang tertera dalam tabel 2. semakin besar daya lampu semakin meningkatkan nilai konduktivitas listrik. Hal ini dikarenakan sifat fotokonduktif film. ketika semakin besar daya lampu yang digunakan untuk menyinari persambungan p-n antara film tipis BST dengan Si tipe-p akan mengakibatkan elektron pada film tipis menerima energi dari foton karena proses tumbukan antara elektron dengan foton. Elektron yang ditumbuk oleh foton mempunyai energi untuk keluar dari pita valensi menuju pita konduksi sehingga menyebabkan konduktivitas listrik semakin besar. Karena semakin meningkatnya jumlah elektron dari film tipis menuju silikon maka meningkatkan arus yang mengalir pada sampel. Molaritas BST mempengaruhi banyaknya elektron yang berada di film. Semakin besar konsentrasi BST maka akan semakin banyak elektron yang berada pada sampel maka konduktivitas listrik film tipis naik begitu juga sebaliknya. Nilai konduktivitas listrik terbesar didapat pada konsentrasi 1,75 molar dan nilai terkecil pada konsentrasi 0,75 molar.

19 10 Tabel 2. Tabel pengaruh konduktivitas terhadap daya lampu intensitas cahaya (watt) 0,75 molar (S/cm) 1,25 molar (S/cm) 1,75 molar (S/cm) 0 0,01 0,40 0, ,05 0,45 51, ,06 0,73 52,46 Tabel 3. Tabel pengaruh konsentrasi BST terhadap konstanta dielektrik Konsentrasi BST Konstanta Dielektrik (Molaritas) 0,75 5, ,25 41,2862 1,75 211,9355 Hasil Karakterisasi Konstanta Dielektrik Perhitungan konstanta dielektrik dengan menggunakan power supply. Osiloskop, resistor dengan hambatan Ω, dan, komputer. Power supply di set menggunakan sinyal kotak-kotak dengan tegangan 10 V peak-to-peak dan frekuensi 1 KHz. Osiloskop untuk melihat hasil dari grafik yang terbentuk. Data yang didapat dari osiloskop dieksport ke microsofot excel untuk diolah dalam perhitungan konstanta dielektrik film tipis BST Gambar 19. Hasil osiloskop pada konsentrasi BST 0,75 molar Gambar 20. Hasil osiloskop pada konsentrasi BST 1,25 molar Nilai konstanta dielektrik merupakan gambaran dimana material tersebut dapat menyimpan muatan listrik seiring dengan salah satu fungsi kapasitor sebagai penyimpan muatan. Dari gambar hasil keluaran pada osiloskop dapat dilihat bahwa kelengkungan pada sinyal menunjukan adanya penyimpanan muatan pada material tersebut Gambar 21. Hasil osiloskop pada konsentrasi BST 1,75 molar GGambar 18. Pengujian fotodioda Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kepekatan dari BST

20 11 maka semakin tinggi pula konstanta dielektrik dari bahan tersebut. Ini disebabkan karena semakin banyaknya bahan dielektrik antara plat konduktor tersebut, sehingga mempengaruhi konstanta dielektrik bahan, hasil pada osiloskop menunjukan pengisian tiap konsentrasi berbeda-beda. Pada konsentrasi 1,75 molar mempunyai konstanta dielektrik terbesar sedangkan konstanta dielektrik terendah pada konsentrasi 0,75 molar, Karakterisasi I -V (Arus - Tegangan) Karakterisasi kurva I-V menggunakan alat Keithley 617. kurva I-V diperlukan untuk melihat sifat fotodioda dari sampel, fotodioda bekerja pada daerah reverse bias. Nilai tegangan yang menyebabkan arusnya naik bervariasi untuk semua film. Tegangan yang menyebabkan arus mulai naik disebut tegangan breakdown. Karakterisasi I-V dilakukan dengan menggunakan I-V meter dengan dua perlakuan : kondisi terang dan kondisi gelap. Berdasarkan gambar 22 sampai dengan gambar 24 berbentuk kurva dioda dan ada perbedaan antara terang dan gelap. Karena ada perbedaan antara terang-gelap maka sampel bersifat fotodioda. Perbedaan kondisi terang dan gelap mempengaruhi besar tegangan breakdown dari masing-masing sampel. Fotodioda adalah suatu alat yang dibuat untuk berfungsi paling baik berdasarkan kepekaan terhadap cahaya sehingga cahaya yang datang menghasilkan elektron dan hole. Makin kuat cahayanya makin banyak pembawa minoritas dan makin besar arus baliknya. Untuk BST 0,75 M arus mulai mengalir deras pada kondisi gelap pada tegangan -1 V dan 1,5 V. Pada kondisi terang pada tegangan -0,5 V dan 3 V. Untuk BST 1,25 M arus mulai mengalir deras pada kondisi gelap pada tegangan -2,1 V dan 2,3 V. Pada kondisi terang pada tegangan -3,1 V dan 3 V. Untuk BST 1,75 M arus mulai mengalir deras pada kondisi gelap pada tegangan -0,3 V dan 1,3 V. Pada kondisi terang pada tegangan -1,1 V dan 1,7 V. Gambar 22. Gambar 23. Kurva I-V pada molaritas BST 0,75 M Kurva I-V pada molaritas BST 1,25 M

21 12 Gambar 24. Kurva I-V pada molaritas BST 1,75 M Reflektansi Pengukuran reflektansi menggunakan alat spectrasuit spectrophotometer. Dengan menggunakan referensi gelap berupa benda hitam dan referensi terang berupa cermin. dengan panjang gelombang yang dipakai antar 347,13 nm-1022,71 nm. Nilai reflektansi adalah kemampuan suatu bahan dapat memantulkan cahaya. Hasil yang diperoleh dengan variasi konsentrasi BST dapat dilihat bahwa BST mempunyai kemampuan reflektansi paling besar konsentrasi 0,75 molar dan paling kecil 1,75 molar

22 Gambar 25. Kurva reflektansi terhadap panjang gelombang 13

23 14 KESIMPULAN Film tipis Ba 0,25 Sr 0,75 TiO 3 (BST) murni di atas substrat Si tipe-p dengan menggunakan metode chemical solution deposition (CSD) merupakan bahan semikonduktor karena mempunyai nilai konduktivitas listrik antara S/cm, Konduktivitas listrik film tipis pada keadaan gelap pada suhu kamar dipengaruhi oleh konsentrasi BST. semakin besar konsentrasi BST semakin besar konduktivitas listrik, dan intensitas cahaya mempengaruhi kuantitas tambahan pasangan elektron-hole pada sampel. Nilai konstanta dielektrik akan semakin besar dengan semakin besarnya konsentrasi BST. Film tipis Ba 0,25 Sr 0,75 TiO 3 (BST) yang telah ditumbuhi di atas Si tipe-p dapat berfungsi sebagai fotodioda. Semakin tinggi konsentrasi BST maka semakin tinggi pula intensitas cahaya yang diserap begitu juga sebaliknya. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI), Departemen Pendidikan Nasional sesuai surat perjanjian pelaksanaan hibah kompetitif penelitian unggulan strategis nasional: 431/SP2H/PP/DP2M/VI/2009, tanggal 25 Juni 2009 dan program penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan/Penelitian Strategis Nasional 2010, DIPA IPB, Republik Indonesia dengan nomor kontrak 2/I3.24.4/SPK/PSN/2010 SARAN Pada penelitian selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, disarankan untuk melakukan teknik pendeposisian yang lebih terkontrol dan ruang pendeposisian harus bersih agar dapat mengurangi kontaminasi zat pada film tipis. Film tipis yang sudah di-coating sebaiknya langsung dipanggang agar tidak tercampur oleh bahan pengotor yang ada di atmosfer Pada proses anneling sebaiknya dilakukan secara masing-masing, karena kontaminasi zat akan terjadi pada proses penguapan. Pengukuran optik hendaknya dilakukan pada saat larutan belum dideposisikan pada silikon tipe-p Kabel penghubung antara masing-masing kontak dengan intreger (header) hendaknya memiliki konduktivitas yang tinggi karena arus yang timbul dari film tipis-si sangat kecil. Pada pemasangan kontak menggunakan pasta perak sebaiknya hati-hati jangan sampai pasta perak keluar dari area kontak agar tidak terjadi short circuit. Pada perhitungan konstanta dielektrik sebaiknya menggunakan resistor yang tidak besar hambatannya, dikhawatirkan resistor pada osiloskop terbaca sebagai kapasitor. Usahakan karakterisasi pada malam hari karena sangat kecil adanya noise.

24 15 DAFTAR PUSTAKA [1]. N. V. Giridharan, R. Jayavel, P. Ramasamy. Structural, Morphological and Electrical Studies on Barium Strontium Titanate Thin Films Prepared by Sol-Gel Technique. Crystal Growth Centre, Anna University, Chennai, India, 36, (2001). [2] A. Beiser, Konsep Fisika Modern, Erlangga, (1992). [3] K. Krane. Fisika Modern. Penerjemah Hans J. Universitas Indonesia ; Depok (1992). [4]. Irzaman, H. Darmasetiawan, M. Nur Indro, S.G. Sukaryo, M. Hikam, Na Peng Bo, M.Barmawi. Electrical Properties of Crystalline Ba 0,5 Sr 0,5 TiO 3 Thin Films. [5]. U Adem. Preparation of Ba x Sr 1-x TiO 3 Thin Films by Chemical Solution Deposition And Their Electrical Characterization. [11]. Darmastiawan. H, Irzaman, Hikam M, Yogaraksa T Growth of Lead Zirconium Titanate (PbZr0.525Ti0.475O3) Thin Films Using Chemical Solution Deposition (CSD) Methode [12] S. T. Nurdianto, Pembuatan dan Karakterisasi Sel Surya Fotoelektrokimia Tersensitiasi Sye Berbasis Elektroda ZnO, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, (2003). [13] Hamonangan A Operational Amplifier (Analisa Rangkaian Op-Amp Popular). [14]. Azizahwati. Studi Morfologi Permukaan Film Tipis PbZR 0,525 Ti 0,475 O 3 yang Ditumbuhkan Dengan Metode DC Unbalanced Magnetron Sputtering. Jurnal Nasional Indonesia 5(1), Indonesia, (2002). [6]. Ming-li. Ming Xia Xu.. Preparation of cauliflower-like shaped Ba 0,6 Sr 0,4 TiO 3. powders by modified oxalate coprecipitation method. Journal of Alloys and Compounds., 474 (2009) [7] V. Vlack, Ilmu dan Teknologi Bahan, Erlangga, (1987). [8]. F.M. Pontes, E. R. Leite, D. S. L. Pontes, and E. Longo. Ferroelectric and optical properties of Ba 0,8 Sr 0,2 TiO 3 Thin Films. J. Appl. Phys. Volume 91, Number [9] Handayani A., Sumaryo, Sitompul A Pengamatan Struktur Mikro dengan Mikroskop Optik dan Scanning Electrón Microscope (SEM-EDAX). Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional. Serpong. [10]. Irzaman, Y.Darvina, A Fuad, P.Arifin, M.Budiman and M Barmawi. Physical and Pyroelectric properties of Tantalum-oxide doped lead Zirconium titanate [Pb 0,995 O(Zr 0,525 Ti0,465Ta0,010)O3] Thin film and Their Application for IR Sensor,phys,stat,sol (a) 199, no ,9 (2003).

25 16 LAMPIRAN Data konduktansi KEADAAN 0 WATT konsentrasi tebal film (m) Konduktansi (S) konduktivitas (S/m) 0,75 molar , , ,25 molar , , ,75 molar , , KEADAAN 50 WATT konsentrasi tebal film (m) Konduktansi (S) konduktivitas (S/m) 0,75 molar , , ,25 molar , , ,75 molar , , KEADAAN 100 WATT konsentrasi tebal film (m) Konduktansi (S) konduktivitas (S/m) 0,75 molar , , ,25 molar , , ,75 molar , ,

26 17 Data kurva I-V Konsentrasi 0,75 molar Tegangan (V) Arus (A) gelap terang -5-0,0011-7, ,5-0, , ,0007-3, ,5-0, , , , ,5-0, , , , ,5-0, , , , ,5-1, , , , ,5 1, , , , ,5 5, , , , ,5 0, , , , ,5 0, , , , ,5 0, , , ,00105 Konsentrasi 1,25 molar Tegangan (V) Arus (A) gelap terang -5-3, , ,9-3, , ,8-3, , , , ,6-3, , ,5-3, , ,4-2, , ,3-2, , ,2-2, , ,1-2, , , ,9-2, , ,8-2, , ,7-2, , ,6-2, , , , , , ,3-1, , ,2-1, , ,1-1, ,

27 , , ,9-1, , ,8-1, , ,7-1, , ,6-1, , ,5-1, , ,4-1, , ,3-1, , ,2-1, , ,1-8, , , ,9-8, , ,8-8, , ,7-7, , ,6-6, , , , ,4-5, , ,3-5, , ,2-4, , ,1-4, , , , ,9-3, , , , ,7-2, , , , ,5-1, , ,4-1, , ,3-8, , ,2-5, , ,1-1, , , , , ,1 5, , ,2 9, , ,3 1, , ,4 1, , ,5 2, , ,6 2, , ,7 2, , ,8 3, , ,9 3, , , , ,1 4, , ,2 5, , ,3 5, ,

28 19 1,4 5, , ,5 6, , ,6 6, , ,7 7, , ,8 7, , ,9 8, , , , , , ,2 8, , ,3 9, , ,4 1, , ,5 1, , ,6 1, , ,7 1, , ,8 1, , ,9 1, , , , ,1 1, , ,2 1, , ,3 1, , ,4 1, , ,5 1, , ,6 1, , ,7 1, , ,8 1, , ,9 1, , , , ,1 1, , ,2 2, , ,3 2, , ,4 2, , ,5 2, , ,6 2, , ,7 2, , ,8 2, , ,9 2, , , , Konsentrasi 1,75 molar Tegangan (V) Arus (A) gelap terang -5-0, , ,9-0, , ,8-0, , ,7-0, ,0014-4,6-0,0051-0,00132

29 -4,5-0, , ,4-0, , ,3-0, , ,2-0, ,0012-4,1-0, , , , ,9-0, ,001-3,8-0, , ,7-0,0037-0, ,6-0, , ,5-0, , ,4-0, , ,3-0, , ,2-0, , ,1-0, , , , ,9-0, , ,8-0,0025-0, ,7-0, , ,6-0, , ,5-0, , ,4-0, , ,3-0, , ,2-0,0018-0,0003-2,1-0, , , , ,9-0, , ,8-0, , ,7-0, , ,6-0, , ,5-0, , ,4-0, , ,3-0, , ,2-0, , ,1-0, , , ,9-0, , ,8-0, , ,7-0, , ,6-0,0003-3, ,5-0, , ,4-0, , ,3-9, , ,2-4, , ,1-1, , , , , ,1 4, , ,2 9, , ,3 1, ,4 1, , ,5 2, , ,6 3, , ,7 3, , ,8 4, , ,9 5, , , , ,1 7, , ,2 8, , ,3 9, ,

30 1,4 0, , ,5 0, , ,6 0, , ,7 0, , ,8 0, , ,9 0, , , , ,1 0, , ,2 0, , ,3 0, , ,4 0, , ,5 0, , ,6 0, , ,7 0, , ,8 0,0004 0, ,9 0, , , , ,1 0, , ,2 0, , ,3 0, , ,4 0, , ,5 0, , ,6 0, , ,7 0, , ,8 0, , ,9 0, , , , ,1 0, , ,2 0, , ,3 0, , ,4 0, , ,5 0, , ,6 0, , ,7 0, , ,8 0, , ,9 0, , , ,

31 22 Data konstata dielektrik Konsentrasi BST (Molaritas) konstanta waktu (s) kapasitansi (C) tebal film tipis (m) luas kontak almunium (m 2 ) Konstanta Dielektrik 0,75 1, , , , , ,25 5,4E , , , ,2862 1,75 0, , , , ,9355 sampel Data kerapatan BST dengan berbagai variasi fraksi mol Sr fraksi mol Sr (x) temperatur pemanggangan T s ( C) kerapatan (g/cm 3 ) BST 25 0, ,17 BST 50 0, ,15 BST 75 0, ,67 BST 90 0, ,95 BST 25 0, ,13 BST 50 0, ,86 BST 75 0, ,85 BST 90 0, ,85

TINJAUAN PUSTAKA PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan produksi film tipis dipengaruhi dua kejadian. Pertama-tama, penemuan HTSC (super konduktor panas tinggi) yang menunjukkan kerapatan arus yang lebih besar jika dideposisikan

Lebih terperinci

Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik

Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik 9 Gambar 17. Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik BST yang sudah mengalami proses annealing dipasang kontak di atas permukaan substrat silikon dan di atas film tipis BST. Pembuatan kontak ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika Institut Pertanian Bogor dimulai bulan Mei 2010 sampai Bulan Mei 2011 3.2.

Lebih terperinci

STUDI FOTODIODE FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR Ba 0,6 DIDADAH TANTALUM

STUDI FOTODIODE FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR Ba 0,6 DIDADAH TANTALUM Akreditasi LIPI Nomor : 536/D/2007 Tanggal 26 Juni 2007 STUDI FOTODIODE FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR Ba 0,6 DIDADAH TANTALUM ABSTRAK Irzaman Departemen Fisika FMIPA - IPB Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 STUDI

Lebih terperinci

Karakterisasi XRD. Pengukuran

Karakterisasi XRD. Pengukuran 11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Departemen Fisika IPB dari bulan September 2008 sampai dengan bulan Juni 2009. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

2 SINTESA MATERIAL SEMIKONDUKTOR BERBASIS BAHAN FERROELEKTRIK FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) Pendahuluan

2 SINTESA MATERIAL SEMIKONDUKTOR BERBASIS BAHAN FERROELEKTRIK FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) Pendahuluan 2 SINTESA MATERIAL SEMIKONDUKTOR BERBASIS BAHAN FERROELEKTRIK FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) 5 Pendahuluan Semikonduktor adalah bahan dasar untuk komponen aktif dalam alat elektronika, digunakan misalnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan eksperimen murni yang

BAB III METODE PELAKSANAAN. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan eksperimen murni yang 25 BAB III METODE PELAKSANAAN Metode penelitian yang dilakukan menggunakan eksperimen murni yang dilakukan di laboratorium. Metode yang digunakan untuk penumbuhan film tipis LiTaO 3 adalah metode spin-coating.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 37 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Departemen Fisika IPB dari Bulan November 2010 sampai dengan bulan Mei 2011. Bahan dan Alat Alat yang

Lebih terperinci

Kata Kunci : film tipis, niobium penta oksida, uji arus-tegangan, intensitas cahaya

Kata Kunci : film tipis, niobium penta oksida, uji arus-tegangan, intensitas cahaya Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010 ISBN : 978 979 98010 6 7 Abstrak UJI ARUS-TEGANGAN FILM TIPIS Ba 0,5 Sr 0,5 TiO 3 DENGAN PENDADAH NIOBIUM PENTA OKSIDA SEBAGAI SENSOR CAHAYA A Arief, Irzaman, M Dahrul,

Lebih terperinci

STUDI EFEK FOTOVOLTAIK DAN PIROELEKTRIK Ba 0,75 Sr 0,25 TIO 3 (BST) YANG DIDADAH GALIUM (BGST) DI ATAS SUBSTRAT SI (100) TIPE-P ERDIANSYAH PRATAMA

STUDI EFEK FOTOVOLTAIK DAN PIROELEKTRIK Ba 0,75 Sr 0,25 TIO 3 (BST) YANG DIDADAH GALIUM (BGST) DI ATAS SUBSTRAT SI (100) TIPE-P ERDIANSYAH PRATAMA STUDI EFEK FOTOVOLTAIK DAN PIROELEKTRIK Ba 0,75 Sr 0,25 TIO 3 (BST) YANG DIDADAH GALIUM (BGST) DI ATAS SUBSTRAT SI (100) TIPE-P ERDIANSYAH PRATAMA DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I 1 PENDAHULUAN. kemampuan mengubah bentuk radiasi cahaya menjadi sinyal listrik. Radiasi yang

BAB I 1 PENDAHULUAN. kemampuan mengubah bentuk radiasi cahaya menjadi sinyal listrik. Radiasi yang BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Fotodiode merupakan sebuah peranti semikonduktor yang memiliki kemampuan mengubah bentuk radiasi cahaya menjadi sinyal listrik. Radiasi yang dapat diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini terlihat dari banyaknya komponen semikonduktor yang digunakan disetiap kegiatan manusia.

Lebih terperinci

Studi Konduktivitas Listrik Film Tipis Ba 0.25 Sr 0.75 TiO 3 Yang Didadah Ferium Oksida (BFST) Menggunakan Metode Chemical Solution Deposition

Studi Konduktivitas Listrik Film Tipis Ba 0.25 Sr 0.75 TiO 3 Yang Didadah Ferium Oksida (BFST) Menggunakan Metode Chemical Solution Deposition Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 13., No.1, Januari 2010, hal 33-38 Studi Konduktivitas Listrik Film Tipis Ba 0.25 Sr 0.75 TiO 3 Yang Didadah Ferium Oksida (BFST) Menggunakan Metode Chemical Solution

Lebih terperinci

STUDI EFEK FOTOVOLTAIK BAHAN Ba 0,5 Sr 0,5 TiO 3 YANG DIDADAH GALIUM (BSGT) DI ATAS SUBSTRAT Si (100) TIPE-N. Abraham Marwan

STUDI EFEK FOTOVOLTAIK BAHAN Ba 0,5 Sr 0,5 TiO 3 YANG DIDADAH GALIUM (BSGT) DI ATAS SUBSTRAT Si (100) TIPE-N. Abraham Marwan STUDI EFEK FOTOVOLTAIK BAHAN Ba 0,5 Sr 0,5 TiO 3 YANG DIDADAH GALIUM (BSGT) DI ATAS SUBSTRAT Si (100) TIPE-N Abraham Marwan DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Barium Stronsium Titanat (Ba x Sr 1-x TiO 3 ) BST merupakan kombinasi dua material perovskit barium titanat (BaTiO) dan stronsium titanat (SrTiO). Pada kedudukan A, kisi ABO

Lebih terperinci

EFEK FOTOVOLTAIK DA PIROELEKTRIK Ba 0,25 Sr 0,7 75TiO 3 (BST) YA G DIDADAH IOBIUM (B ST) ME GGU AKA CHEMICAL SOLUTIO DEPOSITIO. Agung Seno Hertanto

EFEK FOTOVOLTAIK DA PIROELEKTRIK Ba 0,25 Sr 0,7 75TiO 3 (BST) YA G DIDADAH IOBIUM (B ST) ME GGU AKA CHEMICAL SOLUTIO DEPOSITIO. Agung Seno Hertanto EFEK FOTOVOLTAIK DA PIROELEKTRIK Ba 0,25 Sr 0,7 75TiO 3 (BST) YA G DIDADAH IOBIUM (B ST) ME GGU AKA METODE CHEMICAL SOLUTIO DEPOSITIO Agung Seno Hertanto DEPARTEME FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PE

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN diperkuat oleh rangkainan op-amp. Untuk op-amp digunakan IC LM-324. 3.3.2.2. Rangkaian Penggerak Motor (Driver Motor) Untuk menjalankan motor DC digunakan sebuah IC L293D. IC L293D dapat mengontrol dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2005 sampai Juni 2006, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2005 sampai Juni 2006, bertempat di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2005 sampai Juni 2006, bertempat di Laboratorium Departemen Fisika, FMIPA, Universitas Indonesia, Depok

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM)

KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM) KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM) Kaspul Anuwar 1, Rahmi Dewi 2, Krisman 2 1 Mahasiswa Program S1 Fisika FMIPA-Universitas

Lebih terperinci

ANALISISIS ENERGY GAP DAN INDEKS BIAS FILM TIPIS Ba 0,5 Sr 0,5 TiO 3 DIDADAH Ga 2 O 3 BERDASARKAN METODE REFLEKTANSI

ANALISISIS ENERGY GAP DAN INDEKS BIAS FILM TIPIS Ba 0,5 Sr 0,5 TiO 3 DIDADAH Ga 2 O 3 BERDASARKAN METODE REFLEKTANSI Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor ANALISISIS ENERGY GAP DAN INDEKS BIAS FILM TIPIS Ba 0,5 Sr 0,5 TiO 3 DIDADAH

Lebih terperinci

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya - 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi

Lebih terperinci

Tidak Pengujian Rangkaian Termometer Digital BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakterisasi

Tidak Pengujian Rangkaian Termometer Digital BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakterisasi 15 Program ini yang nantinya akan mengolah tegangan analog dari sensor menjadi sebuah kode-kode digital. Hasil pengolahan data dari ADC tersebut ditampilkan pada layar LCD untuk pengukuran suhu dalam bentuk

Lebih terperinci

KAJIAN SIFAT OPTIK FILM TIPIS BST DIDADAH NIOBIUM DAN TANTALUM

KAJIAN SIFAT OPTIK FILM TIPIS BST DIDADAH NIOBIUM DAN TANTALUM KAJIAN SIFAT OPTIK FILM TIPIS BST DIDADAH NIOBIUM DAN TANTALUM Farida Huriawati 1, Irzaman 2 1 Progam Studi Pendididkan Fisika FP MIPA IKIP PGRI Madiun Email: wicaknima@gmail.com 2 Departemen Fisika FMIPA

Lebih terperinci

Irzaman, A Maddu, H Syafutra, dan A Ismangil. Jalan Meranti Gedung Wing S no 3 Dramaga Bogor

Irzaman, A Maddu, H Syafutra, dan A Ismangil. Jalan Meranti Gedung Wing S no 3 Dramaga Bogor Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010 ISBN : 978-979-98010-6-7 UJI KONDUKTIVITAS LISTRIK DAN DIELEKTRIK FILM TIPIS LITHIUM TANTALATE ( LiTaO 3 ) YANG DIDADAH NIOBIUM PENTAOKSIDA (Nb 2 O 5 ) MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia Tenggara. Sebagai negara berkembang, Indonesia melakukan swasembada diberbagai bidang, termasuk

Lebih terperinci

Keywords: Barium Strontium Titanate, Absorbancy, Transmitancy, Annealing, Sol-Gel, Spectroscopy Ultraviolet-Visible(Uv-Vis)

Keywords: Barium Strontium Titanate, Absorbancy, Transmitancy, Annealing, Sol-Gel, Spectroscopy Ultraviolet-Visible(Uv-Vis) FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SIFAT OPTIK DARI Ba 1-x Sr x TiO 3 MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER ULTRAVIOLET VISIBLE FABRICATION AND OPTICAL CHARACTERIZATION OF Ba 1-x Sr x TiO 3 USED ULTRAVIOLET VISIBLE SPECTROPHOTOMETER

Lebih terperinci

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SIFAT OPTIK DARI Ba 1-x Sr x TiO 3 MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER ULTRAVIOLET VISIBLE

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SIFAT OPTIK DARI Ba 1-x Sr x TiO 3 MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER ULTRAVIOLET VISIBLE FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SIFAT OPTIK DARI Ba 1-x Sr x TiO 3 MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER ULTRAVIOLET VISIBLE Detri Yulitah*, Rahmi Dewi, Krisman Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. PEMBUATAN SEL SURYA BERBASIS THIN FILM FERROELEKTRIK Ba 0.55 Sr 0.45 TiO 3

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. PEMBUATAN SEL SURYA BERBASIS THIN FILM FERROELEKTRIK Ba 0.55 Sr 0.45 TiO 3 LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAN SEL SURYA BERBASIS THIN FILM FERROELEKTRIK Ba 0.55 Sr 0.45 TiO 3 BIDANG KEGIATAN: PKM-PENELITIAN Disusun oleh: Tantan Taopik Rohman Muhammad Khalid

Lebih terperinci

STUDI EFEK FOTOVOLTAIK DAN PIROELEKTRIK Ba 0,75 Sr 0,25 TIO 3 (BST) YANG DIDADAH GALIUM (BGST) DI ATAS SUBSTRAT SI (100) TIPE-P ERDIANSYAH PRATAMA

STUDI EFEK FOTOVOLTAIK DAN PIROELEKTRIK Ba 0,75 Sr 0,25 TIO 3 (BST) YANG DIDADAH GALIUM (BGST) DI ATAS SUBSTRAT SI (100) TIPE-P ERDIANSYAH PRATAMA STUDI EFEK FOTOVOLTAIK DAN PIROELEKTRIK Ba 0,75 Sr 0,25 TIO 3 (BST) YANG DIDADAH GALIUM (BGST) DI ATAS SUBSTRAT SI (100) TIPE-P ERDIANSYAH PRATAMA DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN BARIUM TITANAT (BaTiO 3 ) DENGAN MENGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis)

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN BARIUM TITANAT (BaTiO 3 ) DENGAN MENGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis) KARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN BARIUM TITANAT (BaTiO 3 ) DENGAN MENGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis) R. Yulis 1, Krisman 2, R. Dewi 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Fisika 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di lab. Fisika Material, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

Fiki Fahrian*, Rahmi Dewi, Zulkarnain

Fiki Fahrian*, Rahmi Dewi, Zulkarnain FABRIKASI DAN KARAKTERISASI Ba 0,9 Sr 0,1 TiO 3 MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI Fiki Fahrian*, Rahmi Dewi, Zulkarnain Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM TIPIS BARIUM STRONTIUM TITANAT (Ba 0,6 Sr 0,4 TiO 3 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL DAN KARAKTERISASI MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI

PEMBUATAN FILM TIPIS BARIUM STRONTIUM TITANAT (Ba 0,6 Sr 0,4 TiO 3 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL DAN KARAKTERISASI MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. http://www.kfi.-fmipa.unri.ac.id Edisi April 217. p-issn.1412-296.; e-2579-521x

Lebih terperinci

Modul - 4 SEMIKONDUKTOR

Modul - 4 SEMIKONDUKTOR Modul - 4 SEMIKONDUKTOR Disusun Sebagai Materi Pelatihan Guru-Guru SMA/MA Provinsi Nangro Aceh Darussalam Disusun oleh: Dr. Agus Setiawan, M.Si Dr. Dadi Rusdiana, M.Si Dr. Ida Hamidah, M.Si Dra. Ida Kaniawati,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 - Juni 2011 di Laboratorium Biofisika dan Laboratorium Fisika Lanjut, Departemen Fisika IPB.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Proses pembangunan disegala bidang selain membawa kemajuan terhadap kehidupan manusia, tetapi juga akan membawa dampak negative bagi lingkungan hidup. Industrialisasi

Lebih terperinci

Homogenitas Ketebalan, Konduktivitas Listrik dan Band Gap Lapisan Tipis a-si:h tipe-p dan tipe-p Doping Delta yang dideposisi dengan Sistem PECVD

Homogenitas Ketebalan, Konduktivitas Listrik dan Band Gap Lapisan Tipis a-si:h tipe-p dan tipe-p Doping Delta yang dideposisi dengan Sistem PECVD JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 8, NOMOR JANUARI 202 Homogenitas Ketebalan, Konduktivitas Listrik dan Band Gap Lapisan Tipis a-si:h tipe-p dan tipe-p Doping Delta yang dideposisi dengan Sistem PECVD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban manusia di abad ini. Sehingga diperlukan suatu kemampuan menguasai teknologi tinggi agar bisa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,

Lebih terperinci

STUDI FOTODIODA FILM TIPS BST DIDADAH TANTALUM. Heriyanto Syafutra

STUDI FOTODIODA FILM TIPS BST DIDADAH TANTALUM. Heriyanto Syafutra STUDI FOTODIODA FILM TIPS BST DIDADAH TANTALUM Heriyanto Syafutra DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Heriyanto Syafutra. STUDI FOTODIODA FILM

Lebih terperinci

PADA BEBERAPA MOLARITAS DAN KARAKTERISASI SIFAT LISTRIK, SIFAT OPTIK DAN STRUKTUR KRISTALNYA DANIEL VIKTORIUS

PADA BEBERAPA MOLARITAS DAN KARAKTERISASI SIFAT LISTRIK, SIFAT OPTIK DAN STRUKTUR KRISTALNYA DANIEL VIKTORIUS PEMBUATAN FILM LITHIUM NIOBATE (LiNbO 3 ) PADA BEBERAPA MOLARITAS DAN KARAKTERISASI SIFAT LISTRIK, SIFAT OPTIK DAN STRUKTUR KRISTALNYA DANIEL VIKTORIUS DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANN

Lebih terperinci

SIFAT OPTIK FILM TIPIS Ba 0,5 Sr 0,5 TiO 3 DIDADAH Ga 2 O 3 BERDASARKAN METODE TAUC PLOT

SIFAT OPTIK FILM TIPIS Ba 0,5 Sr 0,5 TiO 3 DIDADAH Ga 2 O 3 BERDASARKAN METODE TAUC PLOT Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor SIFAT OPTIK FILM TIPIS Ba 0,5 Sr 0,5 TiO 3 DIDADAH Ga 2 O 3 BERDASARKAN

Lebih terperinci

Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering

Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering Desty Anggita Tunggadewi 1, Fitria Hidayanti 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional dtunggadewi@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bahan Ferroelektrik

TINJAUAN PUSTAKA Bahan Ferroelektrik 23 TINJAUAN PUSTAKA Bahan Ferroelektrik Ferroelektrik adalah gejala terjadinya perubahan polarisasi listrik secara spontan pada material akibat penerapan medan listrik yang mengakibatkan adanya ketidaksimetrisan

Lebih terperinci

MAKALAH PITA ENERGI. Di susun oleh, Pradita Ajeng Wiguna ( ) Rombel 1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika dan Teknologi Semikonduktor

MAKALAH PITA ENERGI. Di susun oleh, Pradita Ajeng Wiguna ( ) Rombel 1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika dan Teknologi Semikonduktor MAKALAH PITA ENERGI Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika dan Teknologi Semikonduktor Di susun oleh, Pradita Ajeng Wiguna (4211412011) Rombel 1 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PKM-P FOTODETEKTOR CAHAYA HIJAU DARI BARIUM STRONTIUM TITANAT (BST) SEBAGAI ALAT PENDETEKSI KADAR GULA DARAHNON-INVASIVE.

LAPORAN AKHIR PKM-P FOTODETEKTOR CAHAYA HIJAU DARI BARIUM STRONTIUM TITANAT (BST) SEBAGAI ALAT PENDETEKSI KADAR GULA DARAHNON-INVASIVE. LAPORAN AKHIR PKM-P FOTODETEKTOR CAHAYA HIJAU DARI BARIUM STRONTIUM TITANAT (BST) SEBAGAI ALAT PENDETEKSI KADAR GULA DARAHNON-INVASIVE oleh: Hadyan Akbar (G74100062 / 2010) Maimuna (G74110051 / 2011) Nurhasanah

Lebih terperinci

SINTESIS MATERIAL FERROELEKTRIK BARIUM STRONTIUM TITANAT (Ba0,75Sr0,25TiO3) MENGGUNAKAN METODE CO-PRECIPITATION

SINTESIS MATERIAL FERROELEKTRIK BARIUM STRONTIUM TITANAT (Ba0,75Sr0,25TiO3) MENGGUNAKAN METODE CO-PRECIPITATION SINTESIS MATERIAL FERROELEKTRIK BARIUM STRONTIUM TITANAT (Ba0,75Sr0,25TiO3) MENGGUNAKAN METODE CO-PRECIPITATION Y. SUBARWANTI1), R. D. SAFITRI1), A. SUPRIYANTO2,*), A. JAMALUDIN2), Y. IRIANI3) 1) Pascasarjana

Lebih terperinci

UJI STRUKTUR KRISTAL DAN SIFAT LISTRIK FILM Ba0.55Sr0.45TiO3 DENGAN VARIASI PENDADAHAN La2O3

UJI STRUKTUR KRISTAL DAN SIFAT LISTRIK FILM Ba0.55Sr0.45TiO3 DENGAN VARIASI PENDADAHAN La2O3 UJI STRUKTUR KRISTAL DAN SIFAT LISTRIK FILM Ba0.55Sr0.45TiO3 DENGAN VARIASI PENDADAHAN La2O3 Tantan Taopik Rohman 1*), Irzaman 2, Husin Alatas 2 1 Program Sarjana Departemen Fisika IPB, Dramaga, Bogor

Lebih terperinci

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA 2 FOTOKONDUKTIVITAS. Zudah Sima atul Kubro G DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA 2 FOTOKONDUKTIVITAS. Zudah Sima atul Kubro G DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA 2 FOTOKONDUKTIVITAS Rekan Kerja : 1. Aah Nuraisah 2. Mutiara Khairunnisa 3. Dedeh Nurhayati Zudah Sima atul Kubro G74120023 Asisten : Pramudya Wardhani (G74110008) Dadi Irawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di berbagai bidang sangat pesat terutama dalam bidang mikroelektronika atau miniaturisasi peralatan elektronik. Mikroelektronika didorong oleh

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Struktur dua dimensi kristal silikon. Ion r (Å) Ion r (Å) Ti 4+ 0,68 Ti 4+ 0,68. Zr 4+ 0,79 Zr 4+ 0,79. Nb 5+ 0,69 Fe 3+ 0,67

Gambar 2.1. Struktur dua dimensi kristal silikon. Ion r (Å) Ion r (Å) Ti 4+ 0,68 Ti 4+ 0,68. Zr 4+ 0,79 Zr 4+ 0,79. Nb 5+ 0,69 Fe 3+ 0,67 2 oksigen. Sebagian besar unsur bebas silikon tidak ditemukan di alam. Oleh karena itu, silikon dihasilkan dengan mereduksi kuarsa dan pasir dengan karbon yang berkualitas tinggi. Silikon untuk pengunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstanta dielektrik adalah perbandingan nilai kapasitansi kapasitor pada bahan dielektrik dengan nilai kapasitansi di ruang hampa. Konstanta dielektrik atau permitivitas

Lebih terperinci

Bagian 4 Karakteristik Junction Dioda

Bagian 4 Karakteristik Junction Dioda Bagian 4 Karakteristik Junction Dioda Junction Diode Switching Times Pada saat keadaan dioda berubah dari kondisi reverse-biased ke kondisi forward-biased, terdapat transien (proses peralihan) pada respon

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA

KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN II KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA Oleh : 1. Riyanto H1C004006 2. M. Teguh Sutrisno H1C004007 3. Indri Kurniasih H1C004003 4. Gita Anggit H1C004014 Tanggal

Lebih terperinci

Eksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data

Eksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data 7 jam dan disonikasi selama jam agar membran yang dihasilkan homogen. Langkah selanjutnya, membran dituangkan ke permukaan kaca yang kedua sisi kanan dan kiri telah diisolasi. Selanjutnya membran direndam

Lebih terperinci

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2 KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2 Hendri, Elvaswer Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang,

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur dan Waktu Putar Terhadap Sifat Optik Lapisan Tipis ZnO yang Dibuat dengan Metode Sol-Gel Spin Coating

Pengaruh Temperatur dan Waktu Putar Terhadap Sifat Optik Lapisan Tipis ZnO yang Dibuat dengan Metode Sol-Gel Spin Coating ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 6, No. 2, April 2017 Pengaruh Temperatur dan Waktu Putar Terhadap Sifat Optik Lapisan Tipis ZnO yang Dibuat dengan Metode Sol-Gel Spin Coating Fitriani *, Sri Handani

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor ELEKTRONIKA Bab 2. Semikonduktor DR. JUSAK Konduktor Konduktor adalah sebuah bahan/elemen yang mempunyai kemampuan menghantarkan listrik. Salah satu contoh bahan koduktor adalah tembaga. Nukleus atom tembaga

Lebih terperinci

Oleh: Tyas Puspitaningrum, Tjipto Sujitno, dan Ariswan

Oleh: Tyas Puspitaningrum, Tjipto Sujitno, dan Ariswan Penentuan Band Gap... (Tyas Puspitaningrum) 166 PENENTUAN BAND GAP DAN KONDUKTIVITAS BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS Sn(S 0,8 Te 0,2 ) DAN Sn(S 0,6 Te 0,4 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK EVAPORASI TERMAL

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Variasi Dopan Lantanum pada Lapisan Tipis Barium Strontium Titanat Terhadap Struktur Kristal

Analisis Pengaruh Variasi Dopan Lantanum pada Lapisan Tipis Barium Strontium Titanat Terhadap Struktur Kristal ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.2 halaman 170 Oktober 2012 Analisis Pengaruh Variasi Dopan Lantanum pada Lapisan Tipis Barium Strontium Titanat Terhadap Struktur Kristal

Lebih terperinci

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Henni Eka Wulandari Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Henni Eka Wulandari Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si SEMINAR TUGAS AKHIR Add Your Company Slogan STUDI AWAL FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) MENGGUNAKAN EKSTRAKSI BUNGA SEPATU SEBAGAI DYE SENSITIZERS DENGAN VARIASI LAMA ABSORPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanopatikel merupakan partikel mikroskopis yang memiliki ukuran dalam skala nanometer yaitu < 100 nm. Nanopartikel menjadi kajian yang sangat menarik, karena ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia. Sehingga para peneliti terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAN KAMERA CANGGIH DAN MURAH BERBASIS SENSOR CAHAYA DARI FILM TIPIS Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST)

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAN KAMERA CANGGIH DAN MURAH BERBASIS SENSOR CAHAYA DARI FILM TIPIS Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAN KAMERA CANGGIH DAN MURAH BERBASIS SENSOR CAHAYA DARI FILM TIPIS Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) BIDANG KEGIATAN: PKM KARSA-CIPTA Diusulkan Oleh: Reza Fahmi

Lebih terperinci

Molekul, Vol. 5, No. 1, Mei 2010 : KARAKTERISTIK FILM TIPIS TiO 2 DOPING NIOBIUM

Molekul, Vol. 5, No. 1, Mei 2010 : KARAKTERISTIK FILM TIPIS TiO 2 DOPING NIOBIUM KARAKTERISTIK FILM TIPIS TiO 2 DOPING NIOBIUM Bilalodin dan Mukhtar Effendi Program Studi Fisika, Jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknik UNSOED Email: bilalodin.unsoed@gmail.com ABSTRACT Niobium (Nb) doped

Lebih terperinci

KAJIAN VARIASI SUHU ANNEALING DAN HOLDING TIME PADA.

KAJIAN VARIASI SUHU ANNEALING DAN HOLDING TIME PADA. KAJIAN VARIASI SUHU ANNEALING DAN HOLDING TIME PADA PENUMBUHAN LAPISAN TIPIS BaZr 0,15 Ti 0,85 O 3 DENGAN METODE SOL GEL S. Hadiati 1,2, A.H. Ramelan 1, V.I Variani 1, M. Hikam 3, B. Soegijono 3, D.F.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini mengalami peralihan dari teknologi mikro (microtechnology) ke generasi yang lebih kecil yang dikenal

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI

STUDI PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI Studi Pengaruh Suhu Substrat. (Rully Fakhry Muhammad) 303 STUDI PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI STUDY

Lebih terperinci

SIFAT OPTIK DARI FILM TIPIS BARIUM STRONSIUM TITANAT MENGGUNAKAN KARAKTERISASI SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET- VISIBLE. TaufiqHidayat*, Rahmi Dewi, Krisman

SIFAT OPTIK DARI FILM TIPIS BARIUM STRONSIUM TITANAT MENGGUNAKAN KARAKTERISASI SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET- VISIBLE. TaufiqHidayat*, Rahmi Dewi, Krisman SIFAT OPTIK DARI FILM TIPIS BARIUM STRONSIUM TITANAT MENGGUNAKAN KARAKTERISASI SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET- VISIBLE TaufiqHidayat*, Rahmi Dewi, Krisman Jurusan Fisika FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitas

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Material semikonduktor adalah material yang memiliki konduktivitas listrik diantara konduktor dan isolator (10-8 S/cm < σ < 10 4 S/cm), σ adalah konduktivitas. Konduktivitas material

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh filter warna kuning terhadap efesiensi Sel surya. Dalam penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang digambarkan dalam diagram alir

Lebih terperinci

PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR

PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR Penumbuhan film tipis semikonduktor di atas substrat dapat dilakukan secara epitaksi. Dalam bahasa yunani epi berarti di atas dan taksial berarti menyusun dengan kata

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber Pengertian Umum Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan

Lebih terperinci

ANALISIS LANJUTAN. Tingkat Energi & Orbit Elektron. Pita Energi Semikonduktor Intrinsik. Pita Energi Pada Semikonduktor Ter-Doping

ANALISIS LANJUTAN. Tingkat Energi & Orbit Elektron. Pita Energi Semikonduktor Intrinsik. Pita Energi Pada Semikonduktor Ter-Doping Tingkat Energi & Orbit Elektron ANALISIS LANJUTAN Pita Energi Semikonduktor Intrinsik Pita Energi Pada Semikonduktor Ter-Doping Elektronika 1 23 Irwan Arifin 2004 P-N Junction Elektronika 1 24 Irwan Arifin

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI FILM Ba 0.4 Sr 0.6 Ti0 3 DIBANDINGKAN DENGAN FILM Ba 0.5 Sr 0.5 Ti0 3

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI FILM Ba 0.4 Sr 0.6 Ti0 3 DIBANDINGKAN DENGAN FILM Ba 0.5 Sr 0.5 Ti0 3 iii PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI FILM Ba 0.4 Sr 0.6 Ti0 3 DIBANDINGKAN DENGAN FILM Ba 0.5 Sr 0.5 Ti0 3 AYUB IMANUEL A.S DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan sumber energi merupakan masalah yang harus segera diselesaikan oleh masing-masing negara termasuk Indonesia. Untuk itu perlu dikembangkan suatu teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk

Lebih terperinci

SEL SURYA BERBASIS FILM SEMIKONDUKTOR Ba X Sr (1-X) TiO 3 DENGAN X= 0,5 ; 0,6 ; 0,7 ; 0,8 IRVAN RADITYA PUTRA

SEL SURYA BERBASIS FILM SEMIKONDUKTOR Ba X Sr (1-X) TiO 3 DENGAN X= 0,5 ; 0,6 ; 0,7 ; 0,8 IRVAN RADITYA PUTRA SEL SURYA BERBASIS FILM SEMIKONDUKTOR Ba X Sr (1-X) TiO 3 DENGAN X= 0,5 ; 0,6 ; 0,7 ; 0,8 IRVAN RADITYA PUTRA DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI FILM Ba 0,5

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI FILM Ba 0,5 Pembuatan dan Karakterisasi Ba,5 Ti Doping Ga ABSTRAK PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI FILM Ba,5 Ti DOPING Ga (BGST) T. Sumardi 1, P. W. K.Anggraini 1, M. Hikam 1 dan Irzaman 1 Departemen Fisika FMIPA - UI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern pada fotokonduktor ultraviolet (UV) membutuhkan material

BAB I PENDAHULUAN. modern pada fotokonduktor ultraviolet (UV) membutuhkan material BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan material semikonduktor tidak lepas dari perkembangan piranti elektronik diantaranya fotokonduktor ultraviolet (UV). Tuntutan aplikasi modern pada

Lebih terperinci

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si. DETEKTOR RADIASI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor radiasi. Prinsip: Mengubah radiasi menjadi

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI FILM TIPIS BARIUM STRONTIUM TITANAT Ba 0,7 Sr 0,3 TiO 3 (BST) MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI FILM TIPIS BARIUM STRONTIUM TITANAT Ba 0,7 Sr 0,3 TiO 3 (BST) MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI FILM TIPIS BARIUM STRONTIUM TITANAT Ba 0,7 Sr 0,3 TiO 3 (BST) MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI Ridha Putri Syamda 1, Rahmi Dewi 2, Sugianto 3 1 Mahasiswa Jurusan Fisika 2

Lebih terperinci

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan)

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan) Mekanisme Kerja Devais Sel Surya Sel surya merupakan suatu devais semikonduktor yang dapat menghasilkan listrik jika diberikan sejumlah energi cahaya. Proses penghasilan energi listrik itu diawali dengan

Lebih terperinci

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION Yolanda Oktaviani, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas e-mail: vianyolanda@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER Oleh: Muhammad Anwar Widyaiswara BDK Manado ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya λ Panjang Gelombang 21 ω Kecepatan Angular 22 ns Indeks Bias Kaca 33 n Indeks Bias Lapisan Tipis 33 d Ketebalan Lapisan Tipis 33 α Koofisien Absorpsi 36 Frekuensi Cahaya 35 υ BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

Efek Annealing Pada Penumbuhan Film Tipis Ferroelektrik PbZr 0,625 Ti 0,375 O 3 (PZT)

Efek Annealing Pada Penumbuhan Film Tipis Ferroelektrik PbZr 0,625 Ti 0,375 O 3 (PZT) Kontribusi Fisika Indonesia Vol. 12 No.4, Oktober 2001 Efek Annealing Pada Penumbuhan Film Tipis Ferroelektrik PbZr 0,625 Ti 0,375 O 3 (PZT) Ngurah Ayu Ketut Umiati 1,2, Irzaman 1,3, Maman Budiman 1 dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LED (Light Emitting Diode) LED (Light Emitting Diode) adalah dioda yang memancarkan cahaya jika diberi tegangan tertentu. LED terbuat dari bahan semikonduktor tipe-p (pembawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan gas alam menjadi pendorong bagi manusia untuk mencari sumber energi alternatif.

Lebih terperinci

STRUKTUR CRISTAL SILIKON

STRUKTUR CRISTAL SILIKON BANDGAP TABEL PERIODIK STRUKTUR CRISTAL SILIKON PITA ENERGI Pita yang ditempati oleh elektron valensi disebut Pita Valensi Pita yang kosong pertama disebut : Pita Konduksi ISOLATOR, KONDUKTOR DAN SEMIKONDUKTOR

Lebih terperinci

PHOTODETECTOR. Ref : Keiser

PHOTODETECTOR. Ref : Keiser PHOTODETECTOR Ref : Keiser Detektor Silikon PIN Syarat foto detektor High response atau sensitifitas Noise rendah Respon cepat atau bandwidth lebar Tidak sensitif thd variasi suhu Kompatibel dgn fiber

Lebih terperinci

UJI SIFAT LISTRIK DAN SIFAT OPTIK FOTODETEKTOR BERBASIS FILM TIPIS BST DIDADAH Ta 2 O 5 SEBAGAI SENSOR WARNA INNA NOVIANTY

UJI SIFAT LISTRIK DAN SIFAT OPTIK FOTODETEKTOR BERBASIS FILM TIPIS BST DIDADAH Ta 2 O 5 SEBAGAI SENSOR WARNA INNA NOVIANTY 1 UJI SIFAT LISTRIK DAN SIFAT OPTIK FOTODETEKTOR BERBASIS FILM TIPIS BST DIDADAH Ta 2 O 5 SEBAGAI SENSOR WARNA INNA NOVIANTY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 2 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

LAMPU TENAGA SINAR MATAHARI. Tugas Projek Fisika Lingkungan. Drs. Agus Danawan, M. Si. M. Gina Nugraha, M. Pd, M. Si

LAMPU TENAGA SINAR MATAHARI. Tugas Projek Fisika Lingkungan. Drs. Agus Danawan, M. Si. M. Gina Nugraha, M. Pd, M. Si LAMPU TENAGA SINAR MATAHARI Tugas Projek Fisika Lingkungan disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Lingkungan yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M. Si M. Gina Nugraha, M. Pd, M. Si

Lebih terperinci

F- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA

F- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA Rita Prasetyowati, Sahrul Saehana, Mikrajuddin Abdullah (a), dan Khairurrijal Kelompok Keahlian Fisika Material

Lebih terperinci

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward 1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward C. Karakteristik dioda dibias reverse D. Karakteristik dioda

Lebih terperinci