BAB 1 PENDAHULUAN. telekomunikasi seluler sudah menjadi kebutuhan oleh semua orang. Di Indonesia
|
|
- Sri Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Dengan jumlah pelanggan mencapai 5 milyar di seluruh dunia telekomunikasi seluler sudah menjadi kebutuhan oleh semua orang. Di Indonesia sendiri telekomunikasi seluler adalah bisnis yang sangat menjanjikan. Paling tidak sekitar 230 juta jiwa penduduk Indonesia hampir semuanya sudah menggunakan ponsel. Di industri telekomunikasi terdapat dua kelompok perusahaan besar yaitu sekelompok perusahaan yang berfokus pada produksi telepon seluler seperti Nokia, BlackBerry, Apple dan Samsung. Di sisi lainnya terdapat sekelompok perusahaan yang berfokus pada penyediaan infrastruktur jaringan. Gambar 1.1 menunjukkan ada tiga kelompok besar penyedia infrastruktur jaringan yaitu vendor, operator dan subkontraktor. Vendor adalah perusahaan penyedia produk-produk jaringan telekomunikasi dan juga layanan-layanan untuk pemeliharaan jaringan. Operator memiliki lisensi frekuensi dan menjual layanan telekomunikasi (suara, SMS dan data) kepada masyarakat. Subkontraktor bertugas membantu vendor dan operator untuk memperlancar operasionalnya. Pemerintah bertindak sebagai regulator yang bertugas mengatur alokasi frekuensi bagi tiap-tiap operator, memastikan bahwa setiap operator memberikan layanan terbaiknya bagi masyarakat dan mengeluarkan regulasi yang mendukung perkembangan usaha di bidang 1
2 telekomunikasi juga melakukan test dan ujicoba bagi produk-produk telekomunikasi yang masuk ke Indonesia (Wardhana, 2011). Gambar 1.1 Kelompok penyedia infrastruktur jaringan Operator Telekomunikasi Seluler Telekomunikasi seluler di Indonesia dirintis pada tahun 1984, teknologi seluler yang digunakan saat itu adalah NMT (Nordic Mobile Telephone). Beberapa saat kemudian muncul teknologi seluler generasi pertama (1G) yang dikenal dengan nama AMPS (Advanced Mobile Phone System). Proyek awal untuk GSM dilakukan pada tahun 1993 oleh PT Telkom Indonesia. Pada tahun 1994 PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) muncul sebagai operator GSM pertama di Indonesia. Setahun kemudian didirikan Telkomsel sebagai operator GSM nasional kedua di Indonesia dan dua tahun kemudian didirikan PT Excelcomindo Pratama (Excelcom, sekarang XL Axiata) yang berbasis GSM muncul sebagai operator seluler nasional ketiga. 2
3 Teknologi NMT-450 (Nordic Mobile Telephone) yang menggunakan frekuensi 450 MHz oleh PT Telkom Indonesia & PT Rajasa Hazanah PT Indonesian Satellite Corporation Tbk (Indosat, sekarang PT. Indosat Tbk) didirikan memulai usahanya pada 1969 dalam bidang layanan telekomunikasi antarnegara Perkasa G : Teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System, mempergunakan 2G : Pilot-project 2G (GSM) oleh PT Telkom Indonesia. On-air 3 BTS (Base Transceiver Station), yaitu satu di Batam dan dua di Bintan 1993 frekuensi 800 MHz) dioperasikan oleh empat operator: PT Elektrindo Nusantara, PT Centralindo Panca Sakti, dan PT Telekomindo Prima Bakti, serta PT Telkom Indonesia Telkomsel didirikan sebagai operator GSM nasional kedua di Indonesia Produk prabayar pertama oleh Simpati (Telkomsel) Pemerintah Indonesia melepas 41,94% saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (SingTel). Flexi hadir sebagai operator CDMA pertama di Indonesia, di bawah pengawasan PT Telkom Indonesia, menggunakan frekuensi MHz dengan lisensi FWA (Fixed Wireless Access) 1994 PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) muncul sebagai operator GSM pertama di Indonesia Telkomsel meluncurkan layanan EDGE (Enhanced Data Rates for GSM 2004 Evolution) yang sanggup melakukan transfer data dengan kecepatan sekitar 126 kbps (kilobit per detik) G : Dirjen Postel menetapkan frekuensi 2.3 Ghz, sebagai frekuensi yang akan ditempati WiMAX (Worldwide 2008 Interoperability for Microwave Access) di Indonesia Lima operator mengantongi lisensi 4G WiMAX yaitu : Telkom, Indosat Mega Media, Berca, Jasnita dan First Media 2010 PT Excelcomindo Pratama (Excelcom, sekarang XL Axiata) yang berbasis GSM muncul sebagai operator seluler nasional Layanan SMS diperkenalkan 2.5G : Indosat mendirikan PT Indosat Multi Media Mobile (Indosat-M3), yang kemudian menjadi pelopor layanan GPRS (General Packet Radio Service) dan MMS (Multimedia Messaging Service) di Indonesia. PT Radio dan Telepon Indonesia (Ratelindo) berubah nama menjadi PT Bakrie Telecom dan meluncurkan produk esia sebagai operator CDMA kedua berbasis FWA, yang kemudian diikuti dengan kehadiran Fren sebagai merek dagang PT Mobile-8 Telecom. 3G : Tiga operator telepon seluler ditetapkan sebagai pemenang untuk memperoleh lisensi layanan 3G Telkomsel, XL dan Indosat. Dan pada akhir tahun yang sama, ketiganya meluncurkan layanan 3G secara komersial. Telkomsel memperoleh second carrier untuk jaringan 3G nya dan mengimplementasi High Speed Packet Access (HSPA+) yang sanggup melakukan transfer data dengan kecepatan sampai 21 Mbps. Gambar 1.2 Perkembangan operator telekomunikasi seluler di Indonesia 3
4 Sampai saat ini teknologi telekomunikasi seluler sudah sampai pada generasi keempat (4G). Gambar 1.2 menjelaskan bagaimana perkembangan operator telekomunikasi seluler di Indonesia. Di indonesia sampai saat ini telah beroperasi 10 operator seluler. Beberapa operator menggunakan teknologi jaringan GSM dan beberapa operator lain menggunakan jaringan CDMA. Tabel 1.1 menunjukkan operator-operator seluler di Indonesia dan teknologi seluler yang digunakan. Tabel 1.1 Operator telekomunikasi di Indonesia sampai tahun 2013 Operator Produk Jaringan Bakrie Telecom Esia CDMA 800MHz Hutchison 3 GSM IM3, Indosat Matrix, Indosat Mentari GSM Indosat StarOne CDMA 800MHz Mobile-8 Fren, Mobi dan Hepi CDMA 800MHz Natrindo Axis GSM Sampoerna Telekom Ceria CDMA 450MHz Smart Telecom Smart CDMA 1.900MHz Telkom Flexi CDMA 800MHz Telkomsel Kartu AS, Kartu HALO dan Simpati GSM XL Axiata XL GSM Sumber : Sampai tahun 2013 operator dengan teknologi GSM lebih menguasai pasar dibandingkan operator dengan teknologi CDMA. Pangsa pasar terbesar dikuasai oleh tiga operator dengan teknologi GSM yaitu Telkomsel, Indosat dan XL Axiata. Penetrasi pelanggan seluler terus naik dari tahun 2007 sebesar 37,16 % sehingga menjadi 83,23% pada tahun Penetrasi pelanggan ini dihitung dari 4
5 jumlah pelanggan dari ketiga operator besar di Indonesia dibandingkan dengan jumlah penduduk di Indonesia. Tabel 1.2 menunjukkan jumlah pelanggan tiga operator seluler terbesar di Indonesia. Tabel 1.3 menunjukkan besarnya penetrasi pelanggan dari tiga operator besar di Indonesia. Tabel 1.2 Jumlah pelanggan tiga operator seluler terbesar di Indonesia Operator Jumlah Subscriber (dalam jutaan) Telkomsel 47,8 65,3 81,6 94,0 107 Indosat 23,9 36,5 33,1 43,2 51,7 XL 15,4 26,0 31,4 40,4 46,3 Total Susbcriber 87,1 127,8 146,1 177,6 205,0 Sumber : Laporan Tahunan PT. Telekomunikasi Seluler, PT Indosat Tbk, PT XL Axiata Tbk Tabel 1.3 Penetrasi pelanggan tiga operator seluler terbesar di Indonesia Operator Subscriber Penetration (dalam jutaan kecuali presentase) Populasi Penduduk Indonesia (dalam juta) 234,4 237,5 240,4 243,3 246,3 Pengguna Telepon Seluler (dalam juta) 87,1 127,8 146,1 177,6 205,0 Penetrasi Pelanggan 37,16% 53,81% 60,77% 72,98% 83,23% Dari laporan keuangan tiga operator besar di Indonesia ketiga operator besar Indonesia terus mengalami kenaikan pendapatan tiap tahunnya. Tabel 1.4 memperlihatkan di tahun 2011 Telkomsel sebagai operator terbesar di Indonesia mampu meraup pendapatan sebesar 48,7 trilyun rupiah, Indosat memperoleh pendapatan 20,5 trilyun rupiah dan XL memperoleh pendapatan 18,9 trilyun rupiah. Dari sisi efisiensi operasional XL termasuk operator yang berhasil dimana memperoleh keuntungan bersih (pendapatan setelah dikurangi beban operasional, pajak, bunga dan depresiasi) lebih besar daripada Indosat meskipun 5
6 pendapatannya lebih kecil seperti terlihat pada Tabel 1.5. Dari data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya bisnis telekomunikasi masih sangat besar kesempatannya. Tabel 1.4 Revenue tiga operator besar Indonesia tahun Operator Revenue (dalam milyar rupiah) Telkomsel Indosat XL Sumber : Laporan Tahunan PT. Telekomunikasi Seluler, PT Indosat Tbk, PT XL Axiata Tbk Tabel 1.5 Net margin tiga operator besar Indonesia tahun Operator Net Margin (dalam milyar rupiah) Telkomsel Indosat XL Sumber : Laporan Tahunan PT. Telekomunikasi Seluler, PT Indosat Tbk, PT XL Axiata Tbk Arsitektur Jaringan Operator Seluler Jaringan operator seluler terdiri dari elemen-elemen rumit yang memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi secara bergerak. Gambar 1.3 berikut menjelaskan elemen-elemen jaringan pada operator seluler. 6
7 Gambar 1.3 Arsitektur jaringan seluler Sumber : Siemens GSM Public Land Mobile Network Elemen jaringan operator seluler terdiri dari tiga bagian besar yaitu Base Station System (BSS), Network Switching System (NSS), Operation & Maintenance System (OMS). Setiap bagian besar tersebut akan terbagi lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi. 1. Base Station System (BSS) merupakan bagian dari jaringan yang menyediakan interkoneksi dari MS ke peralatan dasar switching. Tabel 1.6 dibawah menjelaskan bagian-bagian dari BSS. 7
8 Tabel 1.6 Bagian-bagian dari Base Station System (BSS) Elemen Jaringan Base Station Controller (BSC) Base Transceiver Station (BTS) Fungsi BSC membawahi satu atau lebih BTS serta mengatur trafik yang datang dan pergi dari BSC menuju MSC atau BTS. BSC juga mengatur manajemen sumber radio dalam pemberian frekuensi untuk setiap BTS dan mengatur handover. BTS merupakan perangkat pemancar dan penerima yang memberikan pelayanan radio kepada MS. Dalam BTS terdapat kanal trafik yang digunakan untuk komunikasi. Transcoder Transcoder berfungsi untuk translasi MSC dari 64 Kbps menjadi 16 Kbps dan juga untuk efisiensi kanal trafik. Sumber : Siemens GSM Public Land Mobile Network 2. Network Switching System (NSS) berfungsi sebagai switching pada jaringan GSM, manajemen jaringan dan sebagai antarmuka antara jaringan GSM dengan jaringan lainnya. Tabel 1.7 dibawah menjelaskan bagianbagian dari NSS. Tabel 1.7 Bagian-Bagian dari Network Switching System (NSS) Elemen Jaringan Mobile Switching Center (MSC) Home Location Register (HLR) Fungsi MSC didesain sebagai switch ISDN (Integrated Service Digital Network) yang dimodifikasi agar berfungsi untuk jaringan seluler. MSC juga dapat menghubungkan jaringan seluler dengan jaringan fixed phone. HLR merupakan database yang berisi data-data pelanggan yang tetap. Data-data tersebut antara lain: layanan pelanggan, service tambahan, serta informasi mengenai lokasi pelanggan yang paling akhir. 8
9 Visitor Location Register (VLR) Authentication Center (AuC) Equipment Identity Register (EIR) Inter Working Function VLR merupakan database yang berisi informasi sementara mengenai pelanggan terutama mengenai lokasi dari pelanggan pada cakupan area jaringan. AuC berisi database yang menyimpan informasi rahasia yang disimpan dalam bentuk format kode. AuC digunakan untuk mengontrol penggunaan jaringan yang sah dan mencegah pelanggan yang melakukan kecurangan. Merupakan database terpusat yang berfungsi untuk validasi International Mobile Equipment Identity (IMEI). Berfungsi sebagai interface antara jaringan GSM dengan jaringan ISDN. Echo Canceller Digunakan untuk sambungan dengan PSTN, berfungsi untuk mengurangi echo (gema). Sumber : Siemens GSM Public Land Mobile Network 3. Operation & Maintenance System (OMS) bagian ini mengizinkan network provider untuk membentuk dan memelihara jaringan dari lokasi sentral. Tabel 1.8 dibawah menjelaskan bagian-bagian dari OMS. Tabel 1.8 Bagian-bagian dari Operation & Maintenance System (OMS) Elemen Jaringan Operation and Maintenance Centre (OMC) Network Management Centre (NMC) Fungsi OMC sebagai pusat pengontrolan operasi dan pemeliharaan jaringan. Fungsi utamanya mengawasi alarm perangkat dan perbaikan terhadap kesalahan operasi. Berfungsi untuk pengontrolan operasi dan pemeliharaan jaringan yang lebih besar dari OMC. Sumber : Siemens GSM Public Land Mobile Network 9
10 1.1.3 Pertumbuhan Jaringan Operator Data pertumbuhan BTS menunjukkan besarnya kebutuhan akan teknisi profesional untuk mendukung terus berkembangnya layanan operator. Menurut data yang diambil dari laporan tahunan tiga operator terbesar di Indonesia (PT Telekomunikasi Seluler, PT Indosat Tbk, PT XL Axiata Tbk) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.9 jumlah total BTS terus bertambah setiap tahunnya dari total sejumlah BTS pada tahun 2007 menjadi BTS pada tahun Diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat mencapai BTS di akhir tahun Jumlah ini belum termasuk BTS dari operator lainnya seperti PT Hutchison Charoen Pokphand Telecom (HCPT) yang mengoperasikan jaringan Tri, PT AXIS Telekom Indonesia, PT Bakrie Telecom Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk. Tabel 1.9 Jumlah BTS tiga operator seluler terbesar di Indonesia Operator Jumlah BTS Telkomsel Indosat XL Jumlah BTS Sumber : Laporan Tahunan PT. Telekomunikasi Seluler, PT Indosat Tbk, PT XL Axiata Tbk Pertumbuhan BTS per tahun bervariasi di setiap operator. Pertumbuhan terbesar dilakukan oleh PT Telkomsel Seluler dengan rata-rata pertambahan sekitar 5441 BTS per tahunnya. Di tahun 2011 penambahan besar-besaran dilakukan oleh PT XL Axiata Tbk sebesar 6082 BTS seperti terlihat pada tabel Dengan jumlah pertumbuhan yang besar setiap tahunnya dan juga proses yang panjang dari kegiatan survey awal sampai BTS Acceptance, RF Engineer 10
11 bertindak sebagai Planner dan juga Optimizer. Planner bertugas untuk menentukan titik lokasi mana saja yang perlu dibangun BTS dan Optimizer bertanggungjawab untuk mengoptimalisasikan BTS agar bisa menyediakan layanan yang memuaskan bagi pelanggan. Tabel 1.10 Jumlah pertambahan BTS tiga operator seluler terbesar di Indonesia Operator Pertambahan BTS per tahun Rata-rata Telkomsel Indosat XL Jumlah Pertambahan BTS Sumber : Laporan Tahunan PT. Telekomunikasi Seluler, PT Indosat Tbk, PT XL Axiata Tbk 11
12 Gambar 1.4 Bermacam-macam jenis Base Transceiver Station (BTS) sebagai salah satu bagian dari BSS. 1. BTS Greenfield dengan struktur berkaki empat, biasanya untuk BTS dengan ketinggian lebih dari 30 meter di daerah rural 2. BTS Greenfield dengan struktur berkaki tiga, lebih hemat tempat dan cocok untuk daerah perkotaan 3. BTS kamuflase yang menyerupai pohon untuk keindahan estetika 4. BTS monopole 5. Ericsson Tower Tube, tower yang ramah lingkungan. 6. BTS yang difungsikan juga sebagai lampu penerangan 12
13 1.1.4 Vendor Telekomunikasi Seluler Ada tiga vendor besar dunia yang menguasai pabrikasi untuk peralatanperalatan jaringan seluler termasuk didalamnya adalah BTS. Ketiga vendor tersebut adalah Ericsson, NSN (Nokia Siemens Networks) dan Huawei. Dibandingkan dengan operator Indonesia, vendor penyedia peralatan telekomunikasi pendapatannya jauh lebih besar karena cakupan pasar yang menjangkau sampai seluruh dunia. Tabel 1.11 dan tabel 1.12 menunjukkan laporan keuangan yang dikumpulkan dari tiga vendor besar Ericsson masih memimpin berpendapatan terbesar pada tahun 2011 diikuti oleh Huawei dan Nokia Siemens Networks. Huawei melaju sangat cepat dan hampir mengalahkan perusahaan-perusahaan dari Eropa yang sudah lama mengusai teknologi telekomunikasi. Nokia Siemens Networks yang berawal dari merger dua divisi besar yaitu Nokia Networks dan Siemens Communication ternyata tidak dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan dan terus merugi semenjak Tabel 1.11 Revenue tiga vendor besar dunia tahun Vendor Revenue (dalam juta dollar) Ericsson , , , , ,15 NSN , , , , ,53 Huawei , , , , ,64 Sumber : Annual Report Ericsson (Telefonaktiebolaget L. M. Ericsson), Huawei Technologies Co. Ltd., Nokia Corporation. 13
14 Tabel 1.12 Rugi / laba tiga vendor besar dunia tahun Vendor Rugi/Laba (dalam juta dollar) Ericsson 3320, ,05 619, , ,35 Nokia Siemens Networks -1739,64-400, ,87-912, Huawei 2022, , , , ,52 Sumber : Annual Report Ericsson (Telefonaktiebolaget L. M. Ericsson), Huawei Technologies Co. Ltd., Nokia Corporation. Selain menjual produk yang berhubungan dengan jaringan seluler ketiga vendor tersebut juga memberikan jasa kepada operator-operator yang membeli produknya antara lain adalah jasa konsultan RF Planning and Optimization. Dengan semakin berkembangnya dan rumitnya jaringan maka jasa pelatihan dan training untuk RF Planning and Optimization-pun semakin dibutuhkan baik oleh vendor maupun oleh operator. PT Floatway Systems menangkap peluang ini dengan mendirikan pusat pelatihan yang berfokus pada teknologi jaringan seluler Perusahaan Penyedia Jasa Training di Industri Telekomunikasi Seluler Masih sedikit sekali perusahaan yang berasal dari Indonesia yang menggeluti jasa training di bidang teknik telekomunikasi seluler. Berikut beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang training atau pengembangan kompetensi di bidang teknik telekomunikasi seluler baik dari luar maupun dalam negeri (lihat Tabel 1.13). 14
15 Tabel 1.13 Perusahaan yang bergerak di jasa training teknik telekomunikasi Nama No Perusahaan 1 Aircom International 2 Award Solutions, Inc Layanan Training GSM, GPRS, UMTS, HSPA+ dan LTE 4G, HSPA+, LTE, EPC, LTE-Advanced, TD- LTE, VoLTE, Cloud Computing, M2M, UCC, IP Convergence, IPv6, MPLS dan IMS Kantor Pusat Inggris Amerika Serikat 3 Telecoms Bisnis dan Teknik di bidang Telekomunikasi Inggris Academy 4 Pinnacle Learning Center Manajemen Proyek, Bisnis dan Teknik di bidang Telekomunikasi Indonesia, Malaysia, Singapura 5 TECHCOM Bisnis dan Teknik di bidang Telekomunikasi Jerman Consulting GmbH 6 COMMTECH IT dan Telekomunikasi Indonesia Training Center 7 Think Corp GSM, CDMA, WCDMA Indonesia 8 PT. Bandung IP Network, Blended English, Mobile Indonesia TalentSource Communication, Multimedia Training, Project Management, Telecom Mini MBA Sumber : Diolah dari penulis 1.2 Lingkungan Internal Perusahaan Cikal Bakal Berdirinya Perusahaan Perusahaan PT. Floatway Systems ( didirikan pada bulan Juni 2010 oleh empat pendiri yang memiliki latar belakang sama yaitu lulusan Teknik Elektro. Pada awalnya floatway didirikan atas dasar keinginan para pendirinya agar riset yang telah dilakukan di bangku perkuliahan (khususnya di bidang teknik elektro) berkelanjutan menjadi sebuah produk jadi yang dapat dikomersialkan dan bermanfaat bagi masyarakat. Beberapa hasil riset pendiri floatway telah memenangkan penghargaan inovasi produk baik secara nasional dan internasional, salah satunya memenangkan kompetisi Indosat Telco Project 15
16 Competition 2005 dan Indosat Wireless Innovation Contest (IWIC 2007). Tetapi keberlanjutan ide dalam kompetisi tersebut akhirnya punah begitu saja. Disinilah tujuan floatway didirikan, diharapkan dapat menjadi wadah yang menampung kreatifitas-kreatifitas generasi muda di Indonesia. Gambar 1.5 Para pendiri PT. Floatway Systems kiri ke kanan : Lingga Wardhana, Deni Rosiska, Rakhmad Fajar, Chairil Wahyana PT. Floatway Systems didirikan Juni 17 Mei 2010 di Bekasi berdasarkan akta notaris nomor 39.- oleh notaris Hj. Tuti Alawiyah,SH yang terletak di Ruko Naga Swalayan Blok A No.2 Jl. Raya Sultan Agung KM. 27 Medan Satria, Bekasi kode pos Kantor dan workshop PT. Floatway Systems terletak di Cipinang Elok Blok BJ No 2C Cipinang Jakarta Timur. Bagi para pendiri bulanbulan awal mendirikan perusahaan adalah hal yang sulit. Meskipun dengan semangat tinggi sama seperti yang lainnya rata-rata entrepreneur yang baru memasuki dunia bisnis para pendiri tidak memiliki strategi untuk berbisnis. Ditambah lagi latar belakang yang sama bukanlah sesuatu yang bagus bagi sebuah organisasi. Keberagaman kadang lebih baik dalam sebuah organisasi. Karena 16
17 sebuah organisasi meskipun kecil membutuhkan bagian keuangan, marketing, sales dan pengetahuan mengenai manajemen Pembagian kerja pun dilakukan diantara pendiri ada yang mengurusi bagian teknis dan ada yang mengurusi manajemen. Pada awalnya para pendiri antusias bahwa penjualan produk hasil riset bisa menjadi sumber penghasilan perusahaan. Ternyata riset membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama untuk memperoleh keuntungan. Oleh sebab itu diputuskan untuk menambah pemasukan perusahaan dengan meluncurkan jasa training teknik telekomunikasi dimana sebagian pendiri sudah berpengalaman di bidang telekomunikasi lebih dari lima tahun. Solusi dari permasalahan tersebut adalah kedua kegiatan berjalan seiringan sehingga ada dua divisi yang berjalan di floatway yaitu divisi produk dan divisi training teknik telekomunikasi Divisi Produk Kebetulan salah satu pendiri yang berfokus di solusi hardware mendapat proyek sebuah produk instrumentasi industri. Proyek yang sebelum floatway didirikan sudah sering ditanganinya. Proyek ini memberikan kesempatan bagi floatway untuk melangkah. Meskipun banyak kendala terjadi saat melakukan project delivery, proyek ini menghubungkan floatway ke proyek-proyek selanjutnya selama tahun Banyak riset yang dilakukan di divisi ini terutama dalam pembuatan dan pengembangan produk. Produk yang dibuat adalah alat untuk tes kualitas kabel di produksi sepeda motor. Target pasar utama produk ini adalah perusahaan subkontraktor penyedia kabel bagi perusahaan motor seperti Honda, Kawasaki, Suzuki dan Yamaha. Produk ini menjadi produk utama 17
18 floatway di bidang solusi hardware. Di pasaran sudah terdapat produk sejenis yang dibuat oleh negara Jepang dan Taiwan. Harga yang lebih ekonomis dengan fungsionalitas yang lebih unggul diharapkan menjadi brand equity produk floatway dibandingkan produk-produk lainnya. Sebelum PO (Project Order) dikeluarkan oleh customer, diskusi yang intensif dengan customer sangat diwajibkan. Dalam pemasaran produk B2B komunikasi intensif ke customer adalah sangat penting untuk bisa sukses memenangkan hati customer. Dengan pertemuan yang insentif akhirnya perusahaan dapat menciptakan produk yang dapat menghemat proses produksi customer sehingga customer pun terbantu dengan waktu pengechekan yang menjadi lebih cepat. Produk circuit checker ditunjukkan pada gambar 1.6 dibawah ini. Gambar 1.6 Produk utama PT. Floatway Systems Streamline circuit tester dan bulb tester yang berfungsi sebagai alat untuk tes kualitas kabel di produksi sepeda motor 18
19 1.2.3 Divisi Training Telekomunikasi Divisi lain adalah divisi training yang ditujukan bagi engineer telekomunikasi. Pasar ini dikerjakan oleh perusahaan karena tiga dari empat pendiri perusahaan berpengalaman di bidang telekomunikasi. Materi training yang utama adalah 2G/3G/4G RF Planning and Optimization. Kegiatan training ini sangat spesifik tetapi peminatnya cukup banyak. Pasar ini berkembang dikarenakan telekomunikasi berkembang sangat pesat dalam satu dekade ini. Di sisi lain belum ada lembaga yang menyediakan jasa training bersertifikasi. Padahal kebutuhan engineer yang memiliki pemahaman konsep sangat dibutuhkan di industri telekomunikasi seiring dengan bertambah besarnya jaringan operator seluler. Pemasaran produk disampaikan melalui media internet khususnya mailing list dan facebook. Pemasaran ini terbukti cukup efektif menjaring peserta training meskipun dengan biaya yang minim. Memang ada persaingan dalam bidang ini tetapi brand produk tetap terjaga dengan memberikan materi training yang benarbenar dibutuhkan oleh konsumen. Metode pengajarannya pun dibuat secara dua arah. Dimana peserta training secara bebas dan langsung dapat menceritakan pengalamannya kedalam forum training. Selain itu banyak sekali dilakukan praktek-praktek yang berhubungan dengan materi training sehingga peserta paham apa yang sedang dipelajari dalam training. 19
20 Gambar 1.7 Program training telekomunikasi Sampai saat ini ada dua bisnis unit yang berjalan di perusahaan yaitu divisi produk instrumentasi industri dan divisi training telekomunikasi. Keduanya terus dikembangkan pasarnya dan dijaga kualitasnya. Strategipun terus dipikirkan oleh pemilik perusahaan untuk mencapai sustainability. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemajuan secara umum ke perusahaan dan secara khusus ke divisi training telekomunikasi. 20
21 1.3 Kebutuhan-kebutuhan Perusahaan Tingkat penetrasi telekomunikasi di Indonesia masih tergolong rendah, menjadikan peluang bisnis di sektor telekomunikasi memiliki prospek yang bagus di masa mendatang, sehingga industri telekomunikasi di Indonesia masih memiliki kesempatan untuk bertumbuh dalam beberapa tahun mendatang. Persaingan operator seluler tidak hanya terjadi dalam batasan tarif, namun juga area cakupan (coverage) dan layanan kepada pelanggan. Tarif menjadi alasan utama pada lapisan menengah ke bawah, sementara coverage juga menjadi pertimbangan. Saat ini kompetisi Industri telekomunikasi selular di Indonesia telah memasuki sebuah babak baru, bukan saja layanan telepon dan SMS, tetapi sekarang ini sudah memasuki persaingan layanan data. Meningkatnya persaingan di operator telekomunikasi inilah yang menyebabkan operator berlomba-lomba untuk memberikan layanan yang baik dengan harga yang murah dan tetap mengikuti perkembangan trend teknologi. Salah satunya berimplikasi pada orang-orang teknik yang bekerja didalamnya. Pada awal jaringan seluler berdiri, fokus operator hanya pada coverage dan juga availability. Availability menggambarkan bahwa jaringan beroperasi dengan baik, tidak sering mati, pasokan listrik ke jaringan lancar dan jaringan transmisi penghubung antar jaringan juga beroperasi dengan baik. Saat ini fokus operator sudah mengarah ke layanan yang memberikan kepuasan kepada pelanggan. Tidak lagi berfokus pada jaringan yang dimilikinya tetapi berfokus pada kebutuhan customer. 21
22 RF Planning and Optimization adalah bagian dari divisi teknik di industri telekomunikasi selular yang memiliki tanggung jawab untuk berfokus pada kepuasan konsumen. Menurut rekomendasi dari ITU (International Telecommunication Union) terdapat tiga kategori pengklasifikasian Key Performance Indicator (KPI) untuk evaluasi sebuah jaringan yaitu Accessibility, Retainability dan Integrity. 1. Accessibility adalah kemampuan user untuk memperoleh servis sesuai dengan layanan yang disediakan oleh pihak penyedia jaringan. 2. Retainability adalah kemampuan user dan sistem jaringan untuk mempertahankan layanan setelah layanan tersebut berhasil diperoleh sampai batas waktu layanan tersebut dihentikan oleh user. 3. Integrity adalah derajat pengukuran disaat layanan berhasil diperoleh oleh user. Pada masa awal munculnya telekomunikasi seluler sampai tahun 2008 vendor-vendor Eropa merajai penjualan perangkat-perangkat telekomunikasi ke operator-operator Indonesia. Setelah tahun 2008 banyak operator yang beralih ke vendor China karena harga perangkat yang jauh lebih murah. Dari segi kualitas perangkat China tidak kalah dibandingkan dengan perangkat Eropa. Tetapi dari segi layanan yang diberikan untuk me-maintenance jaringan, vendor China kalah jauh dibandingkan dengan vendor Eropa. Inilah salah satu alasan mengapa perusahaan floatway fokus pada layanan training. Diharapkan floatway dapat menjadi perusahaan yang memberikan solusi kepada operator-operator yang menginginkan maintenance jaringan sebaik vendor Eropa meskipun 22
23 menggunakan produk China. Tentunya dengan menggunakan layanan training yang kami berikan. Terdapat kebutuhan perusahaan yang menjadi fokus pembahasan dan akan dipecahkan melalui penelitian ini. Kebutuhan tersebut adalah belum adanya penelitian yang berfokus pada analisa model bisnis pada PT Floatway Systems sebelumnya. Penelitian ini melakukan analisa model bisnis yang sudah berjalan dan merumuskan pengembangan model bisnis baru yang berguna untuk dijadikan pedoman dan kerangka dalam pengembangan usaha. 1.4 Tujuan Penelitian Berkenaan dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mencapai hal-hal sebagai berikut : 1. Menganalisis model bisnis yang sudah diterapkan oleh PT Floatway Systems 2. Merumuskan pengembangan model bisnis lain yang berguna untuk pengembangan usaha. 1.5 Manfaat Penulisan penelitian difokuskan pada aspek kanvas model bisnis dan episentrum inovasi di PT Floatway Systems (Osterwalder dan Pigneur, 2010). Perusahaan ini dipilih sebagai obyek penulisan penelitian dikarenakan beberapa alasan. Pertama, PT Floatway Systems dapat dikategorisasikan sebagai perusahaan pemula (start-up company) dan digerakkan oleh wirausahawan muda (young entrepreneurs). Dengan adanya penelitian mendalam ini dapat memberikan pandangan baru bagi penulis, pemilik dan juga selaku pelaksana 23
24 manajemen di PT Floatway Systems tentang pencapaian perusahaan yang telah dicapai dalam kurun waktu tiga tahun dan salah satu alternatif pendalaman dan penerapan konsep manajemen strategi dalam suatu realita bisnis. Kedua, PT Floatway Systems sejak berdirinya mencoba melakukan inovasi berkelanjutan (sustainable innovation) yang ber-episentrum pada sumber daya kunci berupa sumber daya manusia. Hal ini memungkinkan analisa yang intens untuk menjajagi potensi episentrum yang lain, seperti berbasis proposisi nilai (value proposition), segmen konsumen (consumer segment) ataupun berbasis mitra kunci (key partners). 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab, dimana masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab yang merupakan penjabaran bab yang bersangkutan sehingga membentuk satu kesatuan penulisan yang utuh. Bab I adalah bab pendahuluan, bab ini akan menjelaskan tentang lingkungan eksternal perusahaan, lingkungan internal perusahaan, rumusan masalah, tujuan bisnis, manfaat bisnis dan sistematika penulisan. Bab II membahas mengenai landasan teori, pada bab ini akan dibahas teori-teori yang bisa memberikan gambaran bagaimana metode pengembangan model bisnis untuk PT Floatway Systems. Bab III menjelaskan mengenai metode penelitian, bab ini menjelaskan mengenai level analisis, sumber data apakah menggunakan data primer atau data sekunder, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. 24
25 Bab IV adalah pembahasan mengenai strategi dan rencana yang digunakan. Strategi dan rencana yang digunakan adalah kombinasi Nine Building Blocks dengan Episentrum Inovasi Model Bisnis. Nine Building Blocks terdiri atas : segmen pelanggan, proposisi nilai, saluran, hubungan pelanggan, arus penerimaan, aktivitas kunci, kunci kemitraan, sumber daya, struktur biaya. Nine Building Blocks digunakan untuk memotret kondisi perusahaan saat ini dan pengembangan model bisnis baru menggunakan Pusat Inovasi Model Bisnis. Bab V adalah pembahasan mengenai rencana aksi yang merupakan bagian yang membantu untuk mengelola pelaksanaan strategi melalui detil kegiatan berbasis harian yang harus diperbaharui secara terus menerus. Rencana aksi terdiri dari empat bagian yaitu : kegiatan, penanggung jawab, ukuran kinerja dan waktu. 25
Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII
Arsitektur Jaringan GSM Pertemuan XIII Jaringan GSM adalah sistem yang terdiri dari beberapa sel/cell. Jangkauan area service sebuah cell (atau yang disebut coverage berbeda dari satu cell dengan cell
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lanskap bisnis telekomunikasi mengalami perubahan yang sangat cepat, tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun persaingan. Dari sisi teknologi
Lebih terperinciHandbook. Edisi Bahasa Indonesia
4G Handbook Edisi Bahasa Indonesia Industry Outlook Overview Data on 2G & 3G Frequency Spectrum on 4G 4G OFDMA & SC-FDMA 4G LTE SAE Heterogeneus Network 4G LTE Planning with Atoll 4G LTE Drivetest 2 4G
Lebih terperinciBAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European
BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluler kini sudah merambah kalangan masyarakat bawah. Hal ini bisa dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan masyarakat umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang prospektif. Bisnis operator seluler dari tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor pendapatan ekonomi di suatu negara. Bahkan menjadi tolak ukur maju tidaknya ekonomi suatu wilayah.
Lebih terperinciCompany LOGO. Pengantar (Inovasi) Aplikasi Bergerak. Produk Aplikasi Bergerak di Indonesia
Company LOGO Pengantar (Inovasi) Aplikasi Bergerak Produk Aplikasi Bergerak di Indonesia Produk Telekomunikasi Seluler di Indonesia 3G / 3.5G (HSDPA) GSM Mobile CDMA Fixed Wireless CDMA Internet Mobile
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi era globalisasi menuntut semua sektor bisnis harus memiliki strategi agar dapat bersaing dengan para pesaing lainnya. Salah satunya dengan memperkenalkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada bidang telkomunikasi, teknologi menjadi hal yang sangat penting. Teknologi di bidang telekomunikasi berkembang dengan sangat cepat. Perkembangan tersebut didorong
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh setiap orang. Komunikasi adalah alat bagi seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dalam era globalisasi yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi komunikasi dalam era globalisasi yang sangat dirasakan pengaruhnya adalah semakin mudahnya pemenuhan kebutuhan manusia dalam hal berkomunikasi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan di dunia ini dapat diakui banyak menarik minat para pelaku
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, salah satu industri yang menarik untuk digali mengenai loyalitas pelanggannya adalah industri telekomunikasi seluler. Industri yang mengalami perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis daya saing..., 1 Rani Nur'aini, FT UI, 2009 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manfaat kompetisi yang semakin ketat di sektor telekomunikasi kini mulai dirasakan oleh masyarakat luas. Persaingan teknologi dan persaingan bisnis antar-operator telah
Lebih terperinciBAB II TEORI PENUNJANG
BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saling berkomunikasi. Dewasa ini kebutuhan akan komunikasi menjadi sesuatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat dalam dunia teknologi dan telekomunikasi menempatkan industri telekomunikasi seluler menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana semakin banyak dan beragamnya produk - produk yang ditawarkan oleh perusahaan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan sarana komunikasi mengalami perubahan seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat. Semula komunikasi masyarakat hanya menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. muncul industri-industri serta perusahaan-perusahaan baru, salah satunya bidang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi di negara ini, banyak muncul industri-industri serta perusahaan-perusahaan baru, salah satunya bidang teknologi komunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Perkembangan bisnis kartu perdana seluler GSM akhir-akhir ini telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi saat ini memegang peranan penting pada setiap lini kehidupan. Perkembangan bisnis kartu perdana seluler GSM akhir-akhir ini telah menunjukkan
Lebih terperinciBAB I : PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini. Tercatat ada 8operator yang bermain dalam industri
BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri telekomunikasi selular di Indonesia berkembang begitu pesat pada dasawarsa terakhir ini. Tercatat ada 8operator yang bermain dalam industri telekomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah perkembangan teknologi yang berbasis telekomunikasi. Ini menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi di Indonesia. Perkembangan itu dapat terlihat dari satu dekade ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan yang sangat signifikan telah terjadi dalam perjalanan industri telekomunikasi di Indonesia. Perkembangan itu dapat terlihat dari satu dekade ini. Banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesan pendek (short message service), kini telah memberikan kemudahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak diciptakannya telepon genggam, kemajuan teknologi komunikasi dalam satu dekade terakhir berkembang semakin pesat,. Telepon genggam yang semula hanya memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Deris Riyansyah, FT UI, Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan akan berkomunikasi dimana dan kapan saja merupakan sebuah tuntutan manusia yang dinamis pada saat ini. Salah satu kebutuhan tersebut adalah komunikasi data
Lebih terperinciMemahami maksud dan tujuan sistem komunikasi bergerak Memahami frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi bergerak Menjelaskan evolusi pada
Memahami maksud dan tujuan sistem komunikasi bergerak Memahami frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi bergerak Menjelaskan evolusi pada sistem komunikasi bergerak Menjelaskan sistem modulasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam industri tersebut semakin meningkat. Persaingan yang terjadi tidak terlepas dari ditetapkannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi seluler. Mobilitas serta meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat memberikan pengaruh yang besar terhadap perusahaan jasa telekomunikasi di Indonesia, yaitu melalui perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat menyediakan produk inovatif untuk mendukung
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi semakin memperketat persaingan di industri telekomunikasi, khususnya pada perusahaan operator telekomunikasi. Pasalnya, perusahaan harus dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang ini
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang ini sangat pesat. Salah satunya pada perkembangan telekomunikasi seluler. Mobilitas serta meningkatnya
Lebih terperinciTEKNOLOGI SELULER ( GSM )
TEKNOLOGI SELULER ( GSM ) GSM (Global System for Mobile communication) adalah suatu teknologi yang digunakan dalam komunikasi mobile dengan teknik digital. Sebagai teknologi yang dapat dikatakan cukup
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Arsitektur Sistem GSM (Global System for Mobile Communication) Sistem GSM Ericsson merupakan sistem telepon mobile yang terdiri dari beberapa band frekuensi yaitu GSM 900, GSM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang semakin kecil. Demikian pula para vendor pembuat telepon selular bersaing
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan telepon selular di Indonesia diprediksikan mengalami peningkatan dengan jumlah yang cukup tajam. Hal ini merupakan dampak dari semakin ketatnya persaingan
Lebih terperinciAgus Setiadi BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jasa Telekomunikasi di Indonesia berawal dari pengoperasian layanan telegraf
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Perkembangan Telekomunikasi di Indonesia Jasa Telekomunikasi di Indonesia berawal dari pengoperasian layanan telegraf elektromagnetik yang menghubungkan Jakarta dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh perusahaan milik negara mulai tahun 1961. Pengembangan dan modernisasi atas infrastruktur telekomunikasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. MS BTS BSC TC MSC EIR
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS
BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS 2.1 Teknologi GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan standar yang paling dominan untuk sistem mobile phone di dunia saat ini. Jaringan
Lebih terperinciAnalisis Industri Telekomunikasi PT XL Axiata, Tbk
Industrial Competitive Analysis Dosen: Drs Ahmad Jamli, MA Telekomunikasi PT XL Axiata, Tbk Kelompok 2: Candra WP Dwi Joko PWA Eri Ardono S PT XL Axiata, Tbk Pada tahun 1996, XL mulai beroperasi secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hingga saat ini, tercatat 10 operator telepon di Indonesia. Telkom (PT
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hingga saat ini, tercatat 10 operator telepon di Indonesia. Telkom (PT Telkom), Telkomsel (PT Telekomunikasi Selular), Satelindo (PT Indosat Tbk.) dan XL (PT
Lebih terperinciADLN PERPUSTAKAAN UNIVRSITAS AIRLANGGA BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. menjadi Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya dimiliki oleh
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN II. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian PT. Indosat berdiri pada tahun 1967 sebagai Perusahaan Modal Asing atau PMA, kemudian memulai operasinya pada tahun 1969. Di tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu perkembangan teknologi yang demikian pesat adalah teknologi komunikasi data, baik melalui perangkat-perangkat mobile seperti handphone, PDA dan sebagainya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada dunia usaha. Dengan adanya perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal membawa dampak pada dunia usaha. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan teknologi, dunia usaha dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi atau komunikasi di Indonesia sudah sedemikian pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang memasuki dunia globalisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang digunakan saat ini adalah telepon rumah. dibawa kemanapun kita pergi. Lambat laun telepon rumah mulai ditinggalkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang sangat pesat. Komunikasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Seiring berkembangnya era globalisasi di Indonesia, banyak muncul industri-industri serta perusahaan baru, salah satu bidang tersebut adalah industri
Lebih terperinciBAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat biogenetik seperti rasa lapar dan haus maupun kebutuhan yang bersifat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tantangan sektor telekomunikasi semakin bertambah. Karena kebutuhan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia dan arus globalisasi yang cepat, menunjukkan bahwa tantangan sektor telekomunikasi semakin bertambah. Karena kebutuhan masyarakat yang semakin maju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Majunya perekonomian di Indonesia ditandai dengan berkembangnya industri di Indonesia. Setiap negara dituntut untuk dapat meningkatkan sektor-sektor industri yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluncuran pertama kali layanan pasca bayar secara komersial pada tanggal 26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan telekomunikasi di Indonesia sudah mencapai tahap yang mengagumkan. Data saat ini menunjukkan bahwa pengguna ponsel di negeri ini sudah mencapai angka yang
Lebih terperinciPerkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA
Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang ini sangatlah pesat. Seiring dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi telekomunikasi membuat individu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Desember
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru, interaksi baru, dan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas. Disadari betul bahwa perkembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan terjadi bila terdapat produk yang sama dari beberapa produsen berbeda memperebutkan pasar sama. Persaingan dapat ditemukan di berbagai bentuk bisnis, termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Dengan tingginya persaingan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pelanggan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Profil Umum PT.Indosat, Tbk. PT.Indosat, Tbk. (Indosat) adalah nama dari salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan jaringan telekomunikasi
Lebih terperinciMODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si
PERTEMUAN 12 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si POKOK BAHASAN Pengertian teknologi telepon bergerak (mobile phone).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi dewasa ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi dewasa ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Seiring dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi telekomunikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pengaruh switching..., Adhitya Buwono, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telekomunikasi seluler saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan yang utama bagi masyarakat Indonesia, khususnya telekomunikasi seluler berbasis Global System for Mobile
Lebih terperinciPengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan mahasiswa program studi pendidikan ekonomi UNS dalam membeli produk IM3
1 Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan mahasiswa program studi pendidikan ekonomi UNS dalam membeli produk IM3 Oleh : Fitri Nurul Azizi NIM K 7402076 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telekomunikasi seluler di Indonesia mulai dikenalkan pada tahun 1984 dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi seluler di Indonesia mulai dikenalkan pada tahun 1984 dan hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang pertama mengadopsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak Pemerintah mengubah pola pengelolaan sektor telekomunikasi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak Pemerintah mengubah pola pengelolaan sektor telekomunikasi di Indonesia dari monopoli menjadi kompetisi melalui UU No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak menghadapi masalah masalah dalam menjual produk khususnya. masa depan cerah dimasa mendatang sebagai zamannya komunikasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin kompetitifnya persaingan dunia usaha dewasa ini, perusahaan banyak menghadapi masalah masalah dalam menjual produk khususnya dibidang telekomunikasi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi seluler di Indonesia sekarang ini sangatlah pesat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan telekomunikasi seluler di Indonesia sekarang ini sangatlah pesat. Mobilitas serta meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam berkomunikasi di mana saja dan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. I. 1. Latar Belakang
1 BAB I Pendahuluan I. 1. Latar Belakang Belanja iklan produk setiap tahunnya terus bergerak naik sebesar 20%. Produk telekomunikasi, perawatan tubuh (toiletries), kosmetik, rokok, makanan dan minuman,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi yang terjadi di tengah perekonomian membawa dampak bagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Globalisasi yang terjadi di tengah perekonomian membawa dampak bagi dunia usaha. Persaingan semakin ketat antar perusahaan menyebabkan perusahaan berlomba-lomba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelengkapan infrastruktur telekomunikasi kini berkembang menjadi salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telekomunikasi adalah suatu kebutuhan penting bagi masyarakat modern dan semakin menjadi bagian utama dari teknologi kontemporer dewasa ini. Kelengkapan infrastruktur
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Indosat Tbk adalah salah satu perusahaan penyelenggara jasa
50 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Indosat Tbk adalah salah satu perusahaan penyelenggara jasa telekomunikasi dan informasi terkemuka di Indonesia yang menyediakan layanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Hal ini ditandai dengan banyak munculnya perusahaan-perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini banyak mengalami kemajuan. Hal ini ditandai dengan banyak munculnya perusahaan-perusahaan baru, baik yang berskala besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi. Keberadaan teknologi selular pertama kali masuk ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi memunculkan banyaknya perubahan, khususnya di bidang teknologi komunikasi. Keberadaan teknologi selular pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1984,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasa maupun dalam bidang manufaktur. Setiap perusahaan dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis saat ini semakin ketat, baik dalam bidang jasa maupun dalam bidang manufaktur. Setiap perusahaan dituntut untuk berupaya menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Bakrie Telecom, Mobile-8, Natrindo, Sampoerna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri di bidang telepon seluler di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Menurut catatan ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia), Terdapat
Lebih terperinciWIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER
WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER Arsitektur jaringan seluler dibagi menjadi yaitu: 1. Generasi Kedua terdiri atas: SISTEM DECT (DIGITAL ENHANCED CORDLESS TELECOMMUNICATION) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan alat komunikasi sangat pesat sekali. Hal ini berbanding lurus dengan
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam satu dekade terakhir ini, perkembangan teknologi yang berhubungan dengan alat komunikasi sangat pesat sekali. Hal ini berbanding lurus dengan kebutuhan
Lebih terperinciGSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno
GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno arif@rndc.or.id, tri.sumarno.sh@gmail.com Pendahuluan Pada kesempatan ini, saya bersama rekan akan memaparkan tentang serangan pada sebuah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Analisa arus..., Andrie Surya, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Industri layanan telekomunikasi nirkabel di Indonesia telah berkembang dengan sangat pesat seiring dengan pesatnya perkembangan jumlah pelanggan layanan
Lebih terperinciBAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM
BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan
Lebih terperinciD a t a b a s e M e n a r a T e l e k o m u n i k a s i. Page 26
LINGAI NYAMUK PUTIK TEMBURUN Page 26 TIANGAU TOWER PEMKAB KIABU TELAGA Page 27 3.6 ARSITEKTUR JARINGAN GSM Jaringan GSM disusun dari beberapa identitas fungsional: Mobile Station (MS), merupakan perangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia) tercatat 11 jenis jasa layanan telekomunikasi dari 10 operator yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan bisnis telekomunikasi di Indonesia saat ini semakin beraneka ragam seiring dengan semakin tingginya tingkat kompetisi antara operator telekomunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi 3G atau third-generation technology adalah sebuah standar yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU) yang di adopsi dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan teknologi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Selama kurang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia akan teknologi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Selama kurang lebih dua puluh tahun ini dunia mengalami perkembangan yang begitu pesat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi telepon seluler yang signifikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi telekomunikasi telepon seluler yang signifikan dilihat dari pertumbuhan jumlah pelanggannya dewasa ini memegang peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi akhir-akhir ini semakin tidak terbendung lagi. Banyak penemuan-penemuan baru di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang telekomunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat, perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang awalnya hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama jangka waktu empat tahun terhitung sejak tahun 2006 hingga tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama jangka waktu empat tahun terhitung sejak tahun 2006 hingga tahun 2010, pendapatan XL meningkat tiga kali lipat dari Rp 6,4 triliun menjadi Rp 17,6 triliun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya teknologi dari tahun ke tahun, membuat kehidupan dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya teknologi dari tahun ke tahun, membuat kehidupan dunia semakin modern dan mudah. Hal tersebut berlaku juga dalam bidang telekomunikasi, teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. industri telekomunikasi yang menjadi cermin dari ketat dan tingginya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini dunia dipenuhi dengan tumbuh pesatnya industri telekomunikasi yang menjadi cermin dari ketat dan tingginya kebutuhan akan informasi
Lebih terperinciPENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,
Makalah Seminar Kerja Praktek PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Heri Setio Jatmiko (L2F 009 051), Ajub Ajulian Zahra M, ST. MT (197107191998022001)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kebutuhan masyarakat akan alat komunikasi pada saat ini sangat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat akan alat komunikasi pada saat ini sangat penting, apalagi dalam hal usaha komunikasi sangat dibutuhkan. Banyak alat komunikasi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang prospektif. Bisnis operator selular
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan masyarakat umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang prospektif. Bisnis operator selular dari tahun ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat telah mendorong mobilitas masyarakat dan individu menjadi semakin dinamis. Teknologi komunikasi
Lebih terperinciSISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???
SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? KELOMPOK 4 1.BAYU HADI PUTRA 2. BONDAN WICAKSANA 3.DENI ANGGARA PENGENALAN TEKNOLOGI 2G DAN 3G Bergantinya teknologi seiring majunya teknologi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN Persaingan layanan fixed wireless access (FWA) berbasis teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) di Indonesia semakin ketat. Di Indonesia ada 3 operator FWA yaitu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam beberapa tahun terakhir telah mendukung perkembangan kegiatan pemasaran dan mendorong percepatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisa mempercepat informasi yang perlu disampaikan baik yang sifatnya broadcast
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri telekomunikasi di Indonesia merupakan industri yang sangat penting dan strategis, karena dengan telekomunikasi pemerintah dan masyarakat bisa mempercepat informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era digital seperti sekarang ini setiap orang pasti mempunyai handphone.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia semakin berkembang dari tradisional ke modern hingga digital. Di era digital seperti sekarang ini setiap orang pasti mempunyai handphone. Handphone yang dulunya
Lebih terperinciBAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang
BAB II PENGENALAN SISTEM GSM 2.1 Umum Di era modernisasi dan pembangunan yang terus meningkat menuntut tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang industri, perbankan, pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Indosat, Tbk Gambar 1.1 Logo PT. Indosat, Tbk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 PT. Indosat, Tbk PT Indosat Tbk sebelumnya bernama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk, yang merupakan perusahaan penyedia layanan telekomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan analisi eksternal yang dihadapi oleh perusahaan. yang baik, dapat membantu meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan beberapa bagian lainnya yang meliputi perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
Lebih terperinci