PENGARUH PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) TERHADAP TEKANAN DARAH PEKERJA JASA BECAK DI TERMINAL TIRTONADI SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) TERHADAP TEKANAN DARAH PEKERJA JASA BECAK DI TERMINAL TIRTONADI SURAKARTA"

Transkripsi

1 PENGARUH PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) TERHADAP TEKANAN DARAH PEKERJA JASA BECAK DI TERMINAL TIRTONADI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Erwin Ningsih R PROGRAM DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta commit 2012 to user

2 ii

3 PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Surakarta,.. Erwin Ningsih NIM. R iii

4 ABSTRAK Erwin Ningsih, R , Pengaruh Paparan Gas Karbon Monoksida terhadap Tekanan Darah Pekerja Jasa Becak di Terminal Tirtonadi, Surakarta. Skripsi. Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta Latar Belakang : Karbon Monoksida merupakan racun yang cukup lama dalam sejarah manusia. Sumber utama dari Karbon Monoksida adalah asap knalpot kendaraan terutama mesin berbahan bakar bensin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara paparan gas karbon monoksida terhadap tekanan darah pekerja jasa becak di Terminal Tirtonadi, Surakarta. Metode : Jenis penelitian ini bersifat observasional analitik. Jumlah sampel 60 orang. Sampel diambil secara Purposive Sampling,dengan kriteria inklusi yaitu, jenis kelamin laki-laki, umur tahun, tidak mengkonsumsi alkohol selama 3 bulan terakhir, dan lama kerja lebih dari 7 jam sehari. Teknik analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil : Diperoleh nilai p = 0,000, yang berarti terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara paparan gas karbon monoksida terhadap tekanan darah pekerja jasa becak di Terminal Tirtonadi, Surakarta. Simpulan : Terdapat pengaruh paparan gas karbon monoksida terhadap tekanan darah pekerja jasa becak di Terminal Tirtonadi, Surakarta. Kata Kunci : Karbon Monoksida, Tekanan Darah, Terminal Tirtonadi. iv

5 ABSTRACT Erwin Ningsih, R , Effect of Carbon Monoxide Gas Exposure on Blood Pressure in Terminal Pedicab Workers Tirtonadi, Surakarta. Diploma IV Occupational Safety and Health, Medical Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta. Background: Carbon monoxide is a poison for a long time in human history. The main source of carbon monoxide is vehicle exhaust fumes, especially gasoline engine. The aim of this study was to determine significant effects of carbon monoxide exposure on blood pressure of pedicab workers in Terminal Tirtonadi, Surakarta. Methods: This study was an observational analytic. The sample used 60 people who are taken by Sampling Purposive Technique, with the inclusion criteria are male sex, age years, do not consume alcohol during the last 3 months, and longer work more than 7 hours a day. Techniques of data analysis use Chi Square test. Results: Tests obtained found p value was 0.000, which means that there are very significant effect between carbon monoxide exposure on blood pressure of pedicab workers in Terminal Tirtonadi, Surakarta. Conclusion: From this research, we can conclude that there is influence of carbon monoxide exposure on blood pressure of pedicab workers in Terminal Tirtonadi, Surakarta. Keywords : Carbon Monoxide, Blood Pressure, Terminal Tirtonadi. v

6 PRAKATA Puji syukur ke hadirat Allah atas limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini berjudul Pengaruh Paparan Gas Karbon Monoksida terhadap Tekanan Darah pada Pekerja Jasa Becak di Terminal Tirtonadi, Surakarta. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan di Program Studi D.IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam pelaksanaan penelitian sampai dengan tersusunnya skripsi ini, dengan rasa rendah hati disampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Allah SWT atas berkat, rahmat, dan anugerah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp. PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ipop Sjarifah, Dra., M.Si selaku Ketua Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, sekaligus selaku Dosen Pembimbing I. 4. Dr. Diffah Hanim, Dra. MSi, selaku Dosen Pembimbing II program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Putu Suriyasa, dr. MS., PKK., Sp.Ok, selaku Dosen Penguji program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Staff pengajar dan karyawan/karyawati Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta. 7. Pimpinan, staf, dan pekerja jasa becak di Terminal Tirtonadi, Surakarta, atas bantuan dalam pengambilan data di lapangan. 8. Bapak, Ibu, dan adik tercinta, Ramadahan Ardiansyah yang selalu memberi kasih sayang, doa, nasehat dan semangat yang tak terhingga, terima kasih, tiada kata yang dapat penulis ucapkan selain doa dan kasih sayang. 9. Kepada semua teman-teman D.IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja angkatan Kepada teman-teman Kost, mbak Nana, Ratna Fajariani, Rika Prabawati, Ana, Nia, Putri, dan Mbak Ryan, terimakasih atas bantuan, dukungan, dan doa dari kalian semua. 11. Kepada rekan-rekan penulis, Titin Eka Setyaningsih, Dyah Ayu Kurniawati,dan Janti Alinuari, terimakasih atas kerjasamanya. 12. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuannya. vi

7 Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi civitas akademika Program D.IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, untuk menambah wawasan ilmu di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta, Juni 2012 vii

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 5 BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka... 7 B. Kerangka Pemikiran C. Hipotesis BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Populasi Penelitian D. Teknik Sampling E. Sampel Penelitian F. Desain Penelitian G. Identifikasi Variabel Penelitian H. Definisi Operasional Variabel Penelitian I. Alat dan Bahan Penelitian J. Cara Kerja Penelitian K. Teknik Analisis Data BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan B. Karakteristik Subjek Penelitian C. Hasil Pengukuran Kadar Karbon Monoksida di Tempat Kerja D. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Tenaga Kerja E. Uji Pengaruh Paparan Gas Karbon Monoksida terhadap Tekanan Darah viii

9 BAB V. PEMBAHASAN BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Sumber Pencemaran Gas CO Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur Tabel 4.2 Kadar Paparan gas CO di Terminal Tirtonadi Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Tekanan Darah x

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Perhitungan Tekanan Darah Rata-rata Gambar 2 Kerangka Pemikiran Gambar 3 Desain Penelitian xi

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 : Surat Persetujuan Menjadi Responden Penelitian : Hasil Pengukuran Pengukuran Tekanan Darah Pekerja Jasa Becak di Terminal Tirtonadi, Surakarta : Hasil Uji Chi Square : Jadwal Kegiatan Penelitian : Surat Keterangan Penelitian : Dokumentasi Penelitian xii

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karbon monoksida (CO) merupakan racun yang cukup lama dalam sejarah manusia. Sumber utama dari CO adalah asap knalpot kendaraan terutama mesin berbahan bakar bensin (Depkes RI, 2009). Dilaporkan banyak terjadi keracunan CO setiap tahunnya berupa kasus kematian, baik keracunan karena kecelakaan atau bahkan dijadikan salah satu metode bunuh diri dan pembunuhan, di dalam rumah atau garasi mobil maupun pencemaran udara oleh gas buang industri. Di dunia diperkirakan orang mati setiap tahunnya karena CO (Depkes RI, 2009). Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukung bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal (Depkes RI, 2009). Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, perumahan, dan berbagai aktifitas manusia. Berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara yang dibuang ke udara bebas (Depkes RI, 2009). 1

14 2 Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun, dll. Dampak dari pencemaran udara tersebut menyebabkan penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia (Akmal, 2009). Pencemaran udara ini berupa emisi gas buang atau yang biasa kita sebut dengan asap knalpot, muncul karena adanya proses pembakaran. Adapun pengertian dari pembakaran adalah proses oksidasi yang cepat suatu bahan bakar dan pembakaran yang komplit hanya mungkin jika ada suatu oksigen cukup. Tujuan dari pembakaran yang baik adalah melepaskan seluruh panas yang terdapat dalam bahan bakar. Hal ini dilakukan dengan pengontrolan tiga T pembakaran yaitu Temperature atau suhu yang cukup tinggi untuk menyalakan dan menjaga penyalaan bahan bakar, Turbulence atau turbulensi atau pencampuran oksigen dan bahan bakar yang baik, dan Time atau waktu yang cukup untuk pembakaran yang sempurna. Terlalu banyak, atau terlalu sedikitnya bahan bakar pada jumlah udara pembakaran tertentu, dapat mengakibatkan tidak terbakarnya bahan bakar dan terbentuknya karbon monoksida (Anggraeni, 2009). Komponen utama bahan bakar fosil, yang beberapa di antaranya digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor adalah hidrogen (H) dan karbon (C). Pada pembakaran bahan bakar yang sempurna maka yang dihasilkan adalah gas CO 2 dan H 2 O. Pembakaran yang sempurna ini terjadi hanya jika ada pasokan oksigen yang cukup. Jika tidak sempurna, maka akan

15 3 dihasilkan senyawa hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO 2 ), timbal, serta nitrogen oksida (NO X ) pada kendaraan berbahan bakar bensin. Sedangkan pada kendaraan berbahan bakar solar, gas buangnya mengandung sedikit HC dan CO tetapi lebih banyak sulfur oksida (SO X ) (Anggraeni, 2009). Diantara gas-gas yang beracun tersebut, yang perlu lebih banyak mendapat perhatian adalah gas CO (karbon monoksida) karena pengaruhnya yang besar terhadap kesehatan manusia (Anggraeni, 2009). Udara merupakan media lingkungan yang penting sebagai kebutuhan dasar manusia sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini pula menjadi kebijakan Pembangunan Kesehatan Indonesia 2010 dimana program pengendalian pencemaran udara merupakan salah satu dari sepuluh program unggulan (Depkes RI, 2009). Terminal Tirtonadi Surakarta adalah salah satu terminal terbesar yang ada di Jawa Tengah, dan beroperasi sampai 24 jam. Terminal ini bisa juga disebut terminal induk, karena terjadi transit semua bis jurusan ke Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan keluar pulau Jawa (Sidiq, 2011). Terminal Tirtonadi sebagai pusat terminal terbesar di Kota Surakarta yang beroperasi 24 jam dan terdapat ± pekerja aktif. salah satunya adalah pekerja jasa becak yang berjumlah sekitar 80 orang yang rentan terhadap gangguan kesehatan. Salah satu ancaman kesehatan yang muncul adalah gangguan terhadap tekanan darah karena seringnya terpapar

16 4 gas CO yang berasal dari transportasi yang berada di dalam dan di sekitar Terminal Tirtonadi. Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, dijelaskan tentang syarat-syarat Keselamatan Kerja, pasal 3 ayat 1 huruf g yang berbunyi mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran, dan pasal 3 ayat 1 huruf h yang berbunyi mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan. Pekerja jasa becak yang ada di terminal tirtonadi Surakarta, merupakan tenaga kerja yang perlu diperhatikan kesehatan dan keselamatannya. Berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 86 ayat 1 dan ayat 2, dijelaskan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh Keselamatan dan Kesehatan Kerja, guna mewujudkan produktivitas kerja. Pada survei awal, peneliti mengukur kadar CO yang sebelumnya belum pernah diukur kadar CO nya yaitu disekitar pangkalan becak dimana para pekerja menawarkan jasanya. Berdasarkan pengukuran awal, kadar CO nya adalah 20 ppm. Udara yang mengandung CO sebesar ppm merupakan udara tercemar ( Mukono, 2008). Jadi, udara di lingkungan Terminal tirtonadi Surakarta, termasuk dalam lingkungan udara yang tercemar.

17 5 B. Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh paparan gas karbon monoksida (CO) terhadap tekanan darah pekerja jasa becak di Terminal Tirtonadi, Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh paparan gas karbon monoksida (CO) terhadap tekanan darah pekerja jasa becak di Terminal Tirtonadi, Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh paparan gas karbon monoksida (CO). b. Untuk mengetahui tekanan darah pekerja jasa becak. c. Untuk menganalisa pengaruh paparan gas karbon monoksida (CO) terhadap tekanan darah pekerja jasa becak di Terminal Tirtonadi, Surakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Diharapkan sebagai pembuktian empirik bahwa paparan karbon monoksida (CO) dapat mempengaruhi tekanan darah.

18 6 2. Aplikatif a. Bagi Pekerja Jasa Becak Memberi masukan kepada pekerja jasa becak di terminal Tirtonadi Surakarta supaya lebih menjaga kesehatan dirinya akibat paparan gas karbon monoksida (CO), terutama akibatnya terhadap tekanan darah. b. Bagi Terminal Tirtonadi Surakarta 1) Memberikan masukan bagi terminal Tirtonadi Surakarta untuk melakukan upaya pengendalian terhadap pencemaran lingkungan kerja oleh gas karbon monoksida, supaya terwujud lingkungan kerja yang sehat, nyaman, dan selamat. 2) Diharapkan pimpinan perusahaan untuk dapat menyediakan secara cuma-cuma alat pelindung diri berupa masker yang memenuhi standar. c. Bagi Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menambah referensi dan informasi di kepustakaan program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja. d. Bagi Peneliti Merupakan sarana untuk melatih diri cara dan proses berfikir ilmiah serta berpikir praktis sebagai penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama pendidikan.

19 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Karbon Monoksida (CO) a. Definisi Karbon Monoksida (CO) Karbon Monoksida (CO) adalah gas yang tidak berbau, tidak berasa, dan juga tidak berwarna (Wardhana, 2004). Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -129 O C. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara, berupa gas buangan. Di kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam udara relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Selain itu, gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri (Saputra, 2009). Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas tidak berwarna, tidak berbau yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna material yang mengandung zat arang atau bahan organik, baik dalam alur pengolahan hasil jadi industri, ataupun proses di alam lingkungan. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen (Anggraeni, 2009). 7

20 8 Satuan konsentrasi CO di udara adalah ppm atau parts per million. Untuk mengukur kadar CO tersebut, digunakan gas analyzer dengan satuan persen volume. Dimana 1 ppm setara dengan 10-4 %. Selain dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna di luar tubuh, gas CO juga dihasilkan dalam jumlah kecil (kurang dari 0,5%) dari katabolisme normal cincin protoporfirin hemoglobin di dalam tubuh dan tidak toksik bagi tubuh (Anggraeni, 2009). Menurut Akmal (2009), karbon monoksida (CO) jika terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah. Karbon monoksida dihasilkan pada pembakaran tidak sempurna. Contoh, 4 sampai 7 persen dari gas buangan kendaraan bermotor dan gas dari cerobong asap merupakan CO. Senyawa ini sangatlah beracun karena dapat berikatan kuat dengan hemoglobin dan menghambat proses pengangkutan oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Karbon monoksida berikatan 200 kali lebih kuat dengan hemoglobin daripada oksigen dan oleh karenanya sangat sulit untuk melepaskannya ketika telah berikatan dengan darah ( Soetrisno, 2003). Berkaitan dengan karakteristik CO yang afinitasnya terhadap hemoglobin kali lebih kuat daripada afinitas oksigen, CO akan membentuk ikatan karboksihemoglobin, sehingga menghambat

21 9 distribusi oksigen ke jaringan tubuh, maka organ yang sangat sensitif terhadap keracunan karbon monoksida adalah organ-organ dengan kebutuhan oksigen paling banyak (Anggraeni, 2009). b. Gejala-gejala Pajanan Gas Karbon Monoksida Umumnya rute keterpajanan gas karbon monoksida adalah melalui jalan pernapasan atau rute terhirup atau inhalasi (inhalation route). Gas ini dikelompokkan sebagai bahan kimia asfiksia (asphyxiate). Ia mengakibatkan racun dengan cara meracuni haemoglobin (Hb) darah. Hb berfungsi mengikat darah dalam bentuk HbO. Setelah CO mengikat haemoglobin darah terbentuk ikatan HbCO, maka otomatis oksigen akan terusir. Dengan mekanisme ini, tubuh mengalami kekurangan oksigen dan gejala asfiksia atau kekurangan oksigen akan terjadi. Hal ini disebabkan afinitas atau sifat pengikatan atau daya lengket karbon monoksida ke haemoglobin darah dibandingkan dengan oksigen jauh lebih besar sebanyak kali lipat. Dalam jumlah sedikit pun gas karbon monoksida jika terhirup dalam waktu tertentu dapat menyebabkan gejala racun terhadap tubuh ( Majid, 2011). Gejala-gejala lain dari keracunan CO antara lain, pusing, rasa tidak enak pada mata, telinga berdengung, mual, muntah, detak jantung meningkat, rasa tertekan di dada, kesukaran bernafas, kelemahan otototot, tidak sadar, dan bisa meninggal dunia (Mukono, 2008).

22 10 c. Sumber-sumber pencemaran gas CO CO dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia. Korban monoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam (Anggraeni, 2009). Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar bensin. Berdasarkan estimasi, jumlah CO dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tahun. Separuh dari jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bakan bakar bensin dan sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik. Didalam laporan WHO (1992), dinyatakan paling tidak 90% dari CO diudara perkotaan berasal dari emisi kendaraan bermotor. Selain itu asap rokok juga mengandung CO, sehingga para perokok dapat memajan dirinya sendiri dari asap rokok yang sedang dihisapnya (Anggraeni, 2009). Sumber lain CO adalah gas arang batu yang mengandung kurang lebih 5% CO, alat pemanas berbahan bakar gas, lemari es gas, kompor gas, dan cerobong asap yang bekerja tidak baik (Anggraeni, 2009). Di kota-kota besar, sumber utama penghasil CO adalah kendaraan bermotor seperti mobil, truk, bus, dan sepeda motor karena pembakaran Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak sempurna. CO

23 11 dapat terbentuk secara alamiah maupun sebagai hasil sampingan kegiatan manusia (Aji, 2008). Setiap lima liter bensin dapat menghasilkan 1-1,5 kg CO. Bayangkan saja jika di suatu kota dengan sejuta mobil dan setiap mobil menghabiskan 10 liter bensin sehari. Maka bisa dipastikan betapa banyaknya kadar CO di udara yang dihasilkan dari buangan asap kendaraan (Sastrawijaya, 2009). Tabel 2.1. Sumber Pencemaran Gas CO Sumber Pencemaran Bagian (%) Total (%) Transportasi 63,8 Mobil bensin 59,0 Mobil Diesel 0,2 Pesawat terbang 2,4 Kereta Api 0,1 Kapal laut 0,3 Sepeda motor 1,8 Pembakaran Stasioner 1,9 Batubara 0,8 Minyak 0,1 Gas alam (dapat diabaikan ) 0,0 Proses Industri 9,6 Pembuangan Limbah Padat 7,8 Lain-lain Sumber 16,9 Kebakaran hutan 7,2 Pembakaran batubara sisa 1,2 Pembakaran limbah pertanian 8,3 Pembakaran lain-lainnya 0,2 100,0 100,0 Sumber : Wardhana, 2004.

24 12 2. Tekanan Darah Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia (Gunawan, 2001). Selain itu, tekanan darah juga berarti tenaga yang digunakan oleh darah terhadap setiap satuan daerah dinding pembuluh tersebut. Bila orang mengatakan bahwa tekanan dalam suatu pembuluh adalah 50 mmhg, ini berarti bahwa tenaga yang digunakan tersebut akan cukup mendorong suatu kolom air raksa ke atas setinggi 50 mm. Jika tekanannya 100 mmhg, ia akan mendorong kolom air raksa tersebut sampai setinggi 100 mm (Guyton, 1990). Tekanan darah direkam dalam dua angka yaitu angka sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan puncak yang tercapai pada waktu jantung berkontraksi dan memompakan darah melalui arteri, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan pada waktu jatuh ke titik terendah saat jantung mengisi darah kembali atau disebut juga tekanan arteri diantara denyut jantung (Guyton, 1990). Mekanisme regulasi tekanan darah sangat penting dalam menjaga homeostatis tubuh. Tekanan darah yang rendah menyebabkan penurunan perfusi darah ke berbagai organ sehingga dapat mengakibatkan disfungsi 4 bahkan kematian jaringan. Tekanan darah yang tinggi juga akan menimbulkan disfungsi dan kerusakan pada pembuluh darah maupun organ. Adanya peningkatan tekanan darah disebut hipertensi. Tekanan darah lokal dan sistemik membutuhkan regulasi yang cukup ketat (Guyton dan Hall, 1997).

25 13 Tekanan dalam aorta dan arteria branchialis dan arteria besar lainnya pada manusia dewasa mudah meningkat sampai nilai puncak (tekanan sistolik) kira-kira 120 mmhg waktu tiap siklus jantung karena jantung memompa darah secara kontinyu ke dalam aorta. Dan turun sampai nilai minimum (tekanan diastolik) kira-kira 70 mmhg. Tekanan arteri secara konvensional ditulis sebagai tekanan sistolik di atas tekanan diastolik misalnya 120/70 mmhg (Guyton dan Hall, 1997). Tekanan darah biasanya diukur dengan Pulse meter dan dinyatakan dalam satuan millimeter air raksa (mmhg). Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Misal 120/80 mmhg, dimana 120 menyatakan tekanan darah sistolik dan 80 menyatakan tekanan darah diastolik (Wikipedia, 2003). a. Penggolongan Tekanan Darah 1) Tekanan darah normal Seorang dikatakan mempunyai tekanan darah normal bila catatan tekanan darah untuk sistolik < 140 mmhg dan diastolik < 90 mmhg (Guyton dan Hall, 1997). Nilai Tekanan Darah normal (dalam mmhg) : a) Pada usia tahun = /60-80 mmhg; b) Pada usia tahun = /70-90 mmhg;

26 14 c) Pada usia 50 tahun keatas = /70-90 mmhg (Woro, 1999). 2) Tekanan darah rendah Seseorang dikatakan mempunyai tekanan darah rendah bila catatan tekanan darah untuk yang normal tetap di bawah 100/60 mmhg, tekanan sistolik <100 mmhg dan diastolik < 60 mmhg (Watson, 2002). 3) Tekanan darah tinggi Seseorang dikatakan mempunyai tekanan darah tinggi bila catatan tekanan darah untuk yang normal tetap di atas 140/90 mmhg, tekanan sistolik > 140 mmhg dan diastolik > 90 mmhg (Watson, 2002). Adapun klasifikasi hipertensi menurut JNC-VII tahun 2003 dalam Lumbantobing (2008) adalah sebagai berikut : a) Tekanan darah normal : tekanan sistolik < 120 mmhg dan tekanan diastolik < 80 mmhg. b) Pre hipertensi : tekanan sistolik mmhg dan tekanan diastolik mmhg. c) Hipertensi, ada dua macam yaitu : a) Stadium I : tekanan sistolik mmhg dan tekanan diastolik mmhg. b) Stadium II : tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolik 100 mmhg

27 15 b. Tekanan darah rata-rata Menurut Guyton dan Hall (1997) antara tekanan sistolik dan diastolik ada yang dinamakan tekanan darah rata-rata, yang angkanya lebih mendekati tekanan diastolik daripada tekanan sistolik. Karena sistolik lebih pendek daripada diastolik. Tekanan darah rata-rata sedikit kurang daripada nilai- nilai tengah antara tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan rata-rata menurun dengan cepat sampai kira-kira 5 mmhg pada akhir arteriol. Besarnya penurunan tekanan sepanjang arteriol sangat berbeda-beda tergantung apakah mereka kontriksi/ dilatasi. Besar nilai pada orang dewasa kira-kira 90 mmhg yang sedikit lebih kecil dari rata-rata tekanan sistolik 120 mmhg dan tekanan diastolik 80 mmhg. Tekanan arteri rata-rata dirumuskan sebagai berikut : Keterangan : TR = TD + 1/3 (TS TD) mmhg Gambar 1. Perhitungan Tekanan Darah Rata-rata TR TD TS : tekanan darah rata-rata (mmhg) : tekanan darah diastolik (mmhg) : tekanan darah sistolik (mmhg) Tekanan rata-rata inilah yang sesungguhnya menjadi pendorong mengalir darah yang lebih lama terpengaruh untuk tekanan diastolik daripada tekanan sistolik. Peningkatan dan penurunan darah rata-rata akan mempengaruhi homeostatis dalam tubuh. Jika sirkulasi

28 16 darah menjadi tidak memadai lagi, maka terjadilah gangguan pada sistem transport oksigen, karbondioksida dan hasil-hasil metabolisme lainnya. 3. Hubungan antara Kadar paparan CO dengan Tekanan Darah Pengaruh CO serupa dengan pengaruh kekurangan oksigen. Hemoglobin yang biasanya membawa oksigen dan udara rupanya lebih tertarik kepada CO. Akan terbentuk senyawa CO dengan hemoglobin dengan ikatan kimia yang lebih kuat daripada dengan oksigen. Molekul karboksihemoglobin ini sangat mantap dan untuk beberapa jam tidak dapat lagi mengikat oksigen yang diperlukan tubuh. Jika kita duduk di udara dengan kadar 60 bpj CO selama 8 jam, maka kemampuan mengikat oksigen oleh darah kita turun sebanyak 15%. Sama dengan kehilangan darah sebanyak 0,5 liter (Sastrawijaya, 2009). Gas karbon monoksida yang diabsorpsi tubuh, memiliki afinitas dengan hemoglobin yang sangat kuat di darah sehingga membentuk ikatan karboksihemoglobin (COHb). Akibatnya terjadi kompetisi dengan O 2 untuk berikatan dengan Hb sehingga konsentrasi COHb di darah meningkat, sehingga meningkatkan kekentalan darah yang berdampak pada gangguan aliran darah (Harrianto, 2009). Dalam keadaan normal, tekanan oksigen di dalam alveoli akan lebih besar dari tekanan oksigen di dalam pembuluh darah. Dengan demikian, maka molekul oksigen menembus dinding jaringan dan terikat

29 17 oleh molekul hemoglobin di dalam sel darah merah. Sebaliknya, beberapa gas mempunyai tekanan lebih tinggi di peredaran darah dari pada di alveoli (Mukono, 2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah : 1. Olah raga, terutama yang menggunakan otot lengan (Depkes RI, 2003); 2. Latihan kerja yang lama, akan menurunkan tekanan sistolik yang progresif, hal ini menandakan dekat dengan kecapaian (Suma mur, 1989); 3. Umur, semakin tua tekanan sistolik makin tinggi. Biasanya dihubungkan dengan timbulnya arteriosclerosis (Guyton dan Hall, 1997); 4. Sex, pada wanita sebelum menopause 5-10 mmhg lebih rendah dari pria seumurnya, tetapi setelah menopause tekanan darahnya lebih meningkat (Pearce, 1997); 5. Minum alkohol Minum alkohol secara berlebihan dapat mempengaruhi tekanan darah dan menyebabkan resistensi terhadap obat anti hipertensi (Parsudi, 1992). Beberapa studi menunjukkan hubungan langsung antara tekanan darah dan asupan alkohol serta diantaranya melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru nampak bila mengkonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas ukuran standar setiap harinya (Depkes RI, 2003).

30 18 6. Pemakaian obat tertentu Obat-obat yang dapat meningkatkan tekanan darah antara lain dekongestan hidung, obat-obat hidung, obat supressi nafsu makan (Depkes RI, 2003). 7. Sikap kerja dan Beban Kerja Orang yang mempunyai tekanan darah normal apabila berdiri dalam jangka waktu yang lama dan tidak banyak bergerak biasanya tekanan darahnya akan turun (Lukmanto, 1995). Beban kerja adalah kriteria berat ringannya suatu tingkat pekerjaan sampel berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukannya. Menurut Christensen (1991) dan Grandjean (1993) dalam Tarwaka, dkk (2004) menjelaskan bahwa untuk menilai berat ringannya beban kerja adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen, kapasitas ventilasi paru dan suhu inti tubuh. 8. Masa Kerja dan Lama Kerja Masa kerja adalah waktu tenaga kerja tersebut mulai bekerja pada tempat kerjanya sampai sekarang yang dapat diketahui dengan pengakuan dari tenaga kerja (dihitung dalam tahun). Lama kerja adalah waktu kerja dari tenaga kerja selama satu hari yang dapat diketahui dari pengakuan pekerja jasa becak tersebut (dihitung dalam jam).

31 19 B. Kerangka Pemikiran Intensitas paparan gas CO Masuk melalui hidung Mengganggu Fungsi faal tubuh 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Kebiasaan mengkonsumsi Alkohol Menghambat proses pengangkutan O 2 ke jaringan tubuh Mengganggu sistem kardiovaskuler - Kebiasaan merokok - Intensitas pencemar - Sikap kerja dan beban kerja Mempengaruhi tekanan darah : Diteliti Gambar 2. Kerangka Pemikiran : Tidak diteliti C. Hipotesis Ho : Tidak ada pengaruh paparan gas karbon monoksida (CO) terhadap tekanan darah pekerja jasa becak di Terminal Tirtonadi, Surakarta. H 1 : Ada pengaruh paparan gas karbon monoksida (CO) terhadap tekanan darah pekerja jasa becak di Terminal Tirtonadi, Surakarta.

32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian observasional analitik yaitu penelitian yang mencari hubungan antar variabel kemudian dilakukan analisis terhadap data yang telah terkumpul. Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel subjek hanya diobservasi 1 kali dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaaan tersebut (Sastroasmoro dkk, 2008). B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Terminal Tirtonadi, Surakarta, pada bulan Maret - Mei C. Populasi Penelitian Populasi tenaga kerja jasa becak yang ada di Terminal Tirtonadi Surakarta adalah 80 orang. Untuk mengambil sampel dari populasi yang ada yaitu dengan menggunakan purposive sampling atau pengambilan sampel dengan ciri-ciri tertentu yang telah ditentukan. 20

33 21 D. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan menggunakan purposive sampling, yang berarti pemilihan sekelompok subjek dengan jumlah yang telah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu. E. Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah tenaga kerja jasa becak di Terminal Tirtonadi Surakarta sebanyak 60 orang. Dengan kriteria sebagai berikut : 1. Kriteria Inklusi ialah subjek dimana peneliti menjadikan subjek ini sebagai sampel (contoh), dengan kriteria sebagai berikut : a. Jenis kelamin : Laki-laki b. Usia : tahun c. Tidak minum alkohol selama 3 bulan terakhir. d. Lama kerja lebih dari 7 jam sehari. 2. Kriteria Eksklusi ialah subjek dimana peneliti tidak menjadikan subjek ini kedalam sampel. Subjek eksklusi dalam penelitian ini antara lain : a. Pekerja jasa becak bekerja lebih dari 7 jam dan bekerja diluar Terminal Tirtonadi. b. Pekerja jasa becak berstatus gizi lebih atau obesitas.

34 22 F. Desain Penelitian Populasi Purposive sampling Subjek Kadar CO > NAB Kadar CO < NAB Tekanan darah rendah Tekanan darah meningkat Tekanan darah rendah Tekanan darah meningkat Chi Square Test Gambar 3. Desain Penelitin G. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah paparan gas karbon monoksida (CO). 2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tekanan darah sistolik dan diastolik.

35 23 3. Variabel Pengganggu Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu dalam penelitian ini ada dua, yaitu: a. Variabel pengganggu terkendali : jenis kelamin, usia, dan kebiasaan minum alkohol. b. Variabel pengganggu tidak terkendali : kebiasaan merokok, intensitas pencemar lain, sikap kerja dan beban kerja. H. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Tekanan Darah Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia (Gunawan, 2001). Untuk mengetahui tekanan darah tenaga kerjanya yaitu melalui pengukuran langsung kepada tenaga kerjanya yang dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan : Alat ukur Satuan : Pulse meter : mmhg Skala pengukuran : nominal 2. Gas karbon monoksida (CO) Karbon Monoksida (CO) adalah gas yang tidak berbau, tidak berasa, dan juga tidak berwarna (Wardhana, 2004). Dalam penelitian ini yang

36 24 diukur adalah intensitas paparan gas CO di lingkungan kerja tersebut. Untuk mengetahui tekanan darah tenaga kerjanya yaitu melalui pengukuran langsung pada tempat kerja yang dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan : Alat ukur Satuan Skala : CO Meter : ppm : nominal 3. Umur Umur adalah waktu yang dihitung berdasarkan tahun kelahiran, hingga saat penelitian dilakukan dalam tahun. Data yang diperoleh dengan cara pengisian kuesioner penjaringan sampel dan identitas diri tenaga kerja. Umur tenaga kerja yang diteliti yaitu sekitar tahun. Berdasarkan teori yang ada, pada umur tahun maka tekanan darah normalnya masih sama. 4. Jenis Kelamin Jenis kelamin adalah identitas seseorang, laki laki atau perempuan yang dapat kita lihat secara visual. Jenis kelamin yang diambil dalam penelitian ini adalah yang berjenis kelamin laki-laki. 5. Minuman Beralkohol Minuman beralkohol adalah semua jenis minuman yang mengandung alkohol yang dapat diketahui dari pengakuan tenaga kerja.

37 25 I. Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah : 1. CO meter, yaitu alat untuk mengukur kadar gas karbon monoksida (CO). Merk alat : GCO 2008 Satuan : ppm 2. Pulse meter, yaitu alat untuk mengukur tekanan darah. Merk alat : Omron SEM-1 Satuan : mmhg 3. Lembar isian data, yaitu daftar pertanyaan yang digunakan untuk menentukan subjek penelitian. 4. Alat tulis, yaitu untuk mencatat hasil dari pengukuran. 5. Kamera digital, yaitu alat untuk mengambil dokumentasi sebagai bukti penelitian selama penelitian berlangsung. Dalam hal ini peneliti menggunakan Handphone Nokia 2700 Classic. J. Cara Kerja Penelitian Penelitian dilakukan dengan cara, sebagai berikut : 1. Mengukur kadar gas karbon monoksida ( CO ) yang ada di Terminal Tirtonadi, Surakarta dengan menggunakan CO Meter.

38 26 2. Penelitian dilakukan pada pekerja jasa becak yang bekerja di Terminal Tirtonadi. 3. Dilakukan pengukuran tekanan darah pekerja jasa becak dengan menggunakan Pulse Meter. 4. Analisis hasil pengukuran CO dan tekanan darah yang sudah diperoleh. K. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dilakukan dengan uji statistik Chi Square dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.00, dengan interpretasi hasil sebagai berikut : 1. Jika p value < 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan. 2. Jika p value > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan. 3. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Hastono, 2001).

39 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan Terminal Tirtonadi Surakarta beralamat di Jl. Jend. Ahmad Yani No. 262, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta. Dasar hukum operasional Terminal Tirtonadi Surakarta berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2002 tentang Terminal Penumpang. Terminal Tirtonadi Surakarta dibangun pada tahun 1975 dan mulai beroperasi pada 18 Juli Luas Terminal Tirtonadi adalah 3,5 Ha. Pada Tahun 1991 diadakan perluasan ke arah barat, yang hingga saat ini diperuntukkan bagi bus-bus yang berangkatnya ke arah barat (Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Sumatera). Fasilitas-fasilitas bangunan kantor yang ada di Terminal Tirtonadi Surakarta antara lain, kantor ketatausahaan, ruang rapat, ruang urusan pungutan, pelayanan, gudang arsip, pos penarikan retribusi, ruang urusan PPL, pos POLRI, ruang urusan keamanan ketertiban, ruang urusan pemeliharaan dan kebersihan, menara pengawas, serta garasi truk sampah dan kendaraan angkutan. Sementara untuk fasilitas-fasilitas yang ada di Terminal Tirtonadi Surakarta yang diperuntukkan bagi pengunjung/penumpang antara lain, pelataran parkir pengunjung, ruang tunggu, kamar kecil, puskesmas pembantu, Masjid, tempat penitipan sepeda/sepeda motor, telepon umum, kios, dll. 27

40 28 Jumlah karyawan pengelola Terminal Tirtonadi Surakarta sebanyak 185 orang, dan untuk karyawan/petugas di luar pengelola sebanyak 18 orang yang terdiri dari petugas Polsektabes Banjarsari Surakarta 10 orang dan petugas Puskesmas Pembantu sebanyak 8 orang. Selain itu, di Terminal Tirtonadi Surakarta juga terdapat himpunan/kelompok pencari nafkah yang terdiri dari himpunan pemilik kios, himpunan agen bus malam, himpunan pengemudi becak Terminal, himpunan carteran, kelompok pembersih bus terminal, dan lain-lain yang keseluruhan anggotanya berjumlah orang. B. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Umur Dari hasil penyebaran angket di Terminal Tirtonadi, umur pekerja jasa becak yang paling muda adalah 26 tahun, umur paling tua adalah 50 tahun. Daftar umur responden dapat dilihat pada Tabel 4.1 : Tabel 4.1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur pada pekerja jasa becak di Terminal Tirtonadi Surakarta Umur (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%) Total Sumber : Data primer, Mei Berdasarkan hasil penyebaran angket, diperoleh umur terendah adalah 26 tahun dan usia tertinggi adalah 50 tahun. Pekerja jasa becak

41 29 pada saat penelitian dengan umur antara tahun ada 12 pekerja dengan persentase 20%, umur antara tahun ada 15 pekerja dengan persentase 25%, sementara umur yang paling banyak diantara tahun yaitu 33 pekerja dengan persentase 55%. 2. Kebiasaan Mengkonsumsi Alkohol Hasil penyebaran kuesioner kepada 60 responden, maka diperoleh distribusi frekuensi responden berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi alkohol ternyata 100% tidak mengkonsumsi alkohol. Hasil ini diperoleh dari hasil wawancara dengan responden, dan mereka mengaku tidak mengkonsumsi alkohol selama 3 bulan terakhir. C. Hasil Pengukuran Kadar Karbon Monoksida (CO) di Tempat Kerja Pengukuran kadar gas Karbon Monoksida (CO) dilakukan dengan menggunakan alat CO-Meter. Hasil pengukuran kadar gas CO yang dilakukan pada 2 area landasan bus di Terminal Tirtonadi, diperoleh hasil : Tabel 4.2. Kadar paparan gas CO di Terminal Tirtonadi Surakarta Kadar CO (ppm) Area Istirahat Timur No. Waktu (WIB) Rata-rata 5 21 Sumber : Data Primer, Mei 2012 Area kedatangan bus/ penurunan penumpang Berdasarkan hasil pengukuran yang tersaji dalam Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa kadar gas Karbon Monoksida tertinggi adalah 21 ppm pada

42 30 area kedatangan bus/penurunan penumpang dan kadar gas Karbon Monoksida terendah adalah 5 ppm, yaitu pada area istirahat timur. Untuk kadar gas CO tertinggi adalah di area pemberangkatan timur pada pukul Hal ini terjadi karena semakin banyaknya bus yang melintas di Terminal Tirtonadi, Surakarta. D. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Tenaga Kerja Pengukuran tekanan darah pekerja jasa becak yang ada di Terminal Tirtonadi, Surakarta diukur dengan menggunakan pulse meter. Dan hasil pengukuran tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4.3. Hasil pengukuran Tekanan Darah No. Tekanan Darah (mmhg) Frekuensi (n) Persentase (%) 1 < 110/ , / >140/ Jumlah Sumber : Data Primer, Mei 2012 Berdasarkan hasil pengukuran di tekanan darah, dapat diketahui bahwa frekuensi tekanan darah tertinggi adalah pada tekanan <140/90 mmhg, yaitu 63,33% dan frekuensi terendah adalah pada tekanan <110/70 mmhg (16.67%).

43 31 E. Uji Pengaruh Paparan Gas Karbon Monoksida terhadap Tekanan Darah Uji statistik yang menggunakan SPSS dengan uji Chi Square, untuk mengetahui pengaruh antara paparan gas Karbon Monoksida terhadap tekanan darah pekerja jasa becak di Terminal Tirtonadi, Surakarta. Dari hasil uji Chi Square, diperoleh nilai Significancy p= Secara statistik ada pengaruh yang nyata antara paparan gas karbon monoksida terhadap tekanan darah pekerja jasa becak di terminal Tirtonadi, Surakarta. Dari nilai contingency coefficients dapat diketahui bahwa faktor paparan gas CO mampu mempengaruhi tekanan darah sebesar 55,8%. Artinya, terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah pekerja jasa becak di Terminal Tirtonadi, Surakarta sebesar 44,2%. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan atau tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian Arfiani (2010), terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah, antara lain kebisingan, tekanan panas, dan kebiasaan merokok, yang tidak diteliti pada penelitian ini.

44 BAB V PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, responden berjumlah 60 orang dengan rentang umur tahun. Persentase tertinggi adalah umur tahun. Menurut Woro (1999), tekanan darah cenderung normal yaitu antara / mmhg pada usia tahun. Faktor umur sudah dapat terpenuhi sesuai karakteristik responden. Hal ini dikarenakan kadar CO yang ada di Terminal Tirtonadi, Surakarta mengakibatkan tekanan darah pekerja jasa becak menjadi meningkat. Pemilihan responden berjenis kelamin sama yaitu laki-laki, dimaksudkan untuk memperoleh karakteristik responden yang hampir sama. Hal ini dikarenakan antara laki-laki dan perempuan pada usia yang sama tekanan darah berbeda. Tekanan darah wanita lebih rendah dari laki-laki sebesar 5 sampai 10 mmhg (Pearce, 1997). Seluruh responden tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol selama 3 bulan terakhir (100%). Menurut Parsudi (1992), minum alkohol secara berlebihan dapat mengganggu tekanan darah dan menyebabkan resistensi terhadap obat. Beberapa studi menunjukkan hubungan langsung antara tekanan darah terhadap asupan alkohol serta diantaranya melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru nampak bila mengkonsumsi alkohol sekitar 2 3 gelas ukuran standar setiap harinya ( Depkes RI, 2003). 32

45 33 Berdasarkan hasil pengukuran kadar gas Karbon Monoksida pada tanggal 28 Mei 2012, diperoleh kadar gas Karbon Monoksida tertinggi adalah 21 ppm pada area kedatangan bus/penurunan penumpang dan kadar gas Karbon Monoksida terendah adalah 5 ppm, yaitu pada area istirahat timur. Menurut Mukono (2008), udara yang mengandung Karbon Monoksida sebesar ppm merupakan udara tercemar. Jadi, dengan kadar CO sebesar 21 ppm, maka area penurunan penumpang di Terminal Tirtonadi sudah tercemar oleh gas CO. Resiko yang diakibatkan oleh adanya pencemaran gas CO ini bisa menjadi sangat fatal, mulai dari kepala pusing, pingsan, hingga mengakibatkan kematian apabila kadar gas CO semakin tinggi. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pekerja jasa becak di Terminal Tirtonadi Surakarta, diperoleh hasil sebanyak 10 dari 60 responden yang mengalami tekanan darah rendah, 12 darah normal, dan 38 tekanan darah tinggi. Dari hasil wawancara dengan responden, memang responden mengalami keluhan kepala pusing, rasa cepat lelah setelah bekerja, mata berkunang-kunang jikalau cepat berdiri dari duduk, atau jongkok. CO yang terdapat pada area tersebut yang apabila dihirup oleh tenaga jasa becak dan pengunjung lain yang ada di Terminal Tirtonadi, Surakarta, akan memiliki afinitas dengan hemoglobin yang sangat kuat di darah sehingga membentuk ikatan COHb. Akibatnya terjadi kompetisi dengan O 2 untuk berikatan dengan Hb sehingga konsentrasi COHb di darah meningkat, sehingga meningkatkan kekentalan darah yang berdampak pada gangguan aliran darah (Harrianto, 2009).

46 34 Hasil uji statistik menunjukkan terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara paparan gas karbon monoksida terhadap tekanan darah pekerja jasa becak di Terminal Tirtonadi, Surakarta, dengan nilai p = 0,000 (p 0,05). Dari nilai contingency coefficients dapat diketahui bahwa faktor paparan gas CO mampu mempengaruhi tekanan darah sebesar 55,8%. Artinya, terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah pekerja jasa becak di Terminal Tirtonadi, Surakarta sebesar 44,2%. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan atau tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian Arfiani (2010), terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah, antara lain kebisingan, tekanan panas, dan kebiasaan merokok, yang tidak diteliti pada penelitian ini.

47 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Hasil uji Chi Square menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara paparan gas Karbon Monoksida dengan tekanan darah pekerja jasa becak di Terminal Tirtonadi Surakarta, dengan nilai p = 0, Dari nilai contingency coefficients dari uji Chi Square dapat diketahui bahwa faktor paparan gas CO mampu mempengaruhi tekanan darah sebesar 55,8%. Artinya, terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah pekerja jasa becak di Terminal Tirtonadi, Surakarta sebesar 44,2%. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan atau tidak diteliti dalam penelitian ini 3. Kadar paparan gas karbon monoksida yang ada di lingkungan Terminal Tirtonadi rata-rata 21 ppm dan melebihi baku mutu udara di lingkungan, sehingga perlu dilakukan upaya untuk meminimalisir kadar gas tersebut. 4. Hasil pengukuran tekanan darah responden menunjukkan bahwa sebanyak 10 responden (16,67%) dari 60 responden mengalami tekanan darah rendah, sebanyak 12 responden (20%) mengalami tekanan darah normal, dan 38 responden (63,33%) mengalami tekanan darah tinggi. 35

48 36 B. Saran 1. Diharapkan pihak Terminal Tirtonadi menyediakan Alat Pelindung Diri berupa masker bagi pekerja jasa becak, agar sedikit mengurangi paparan gas karbon monoksida dan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin bagi pekerja yang ada di Terminal tersebut. 2. Bagi pekerja jasa becak yang sudah mendapatkan Alat Pelindung Diri diharapkan dapat memakai secara benar agar terhindar dari bahaya paparan gas CO. 3. Pekerja juga diharapkan agar secara rutin memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Pembantu yang ada di Terminal Tirtonadi, sehingga dapat mengetahui kondisi kesehatannya. 4. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya lebih memperhatikan faktor-faktor lain yang kemungkinan dapat mempengaruhi variabel terikat sehingga diperoleh hasil yang lebih baik lagi.

49 37 DAFTAR PUSTAKA Aji Bahaya Karbon Monoksida (CO). bahaya-karbon-monoksida- (co).htm. (29 November 2011) Akmal Dampak Gas CO terhadap Kesehatan. (akmal): dampak gas CO terhadap kesehatan.htm. ( 24 November 2011) Anggraeni, N. I. S Pengaruh Lama Paparan Asap Knalpot dengan Kadar Co 1800 Ppm Terhadap Gambaran Histopatologi Jantung pada Tikus Wistar. Fakultas Kedokteran. UNDIP. Semarang. Skripsi. Arfiani, F. N Pengaruh Rokok terhadap Tekanan Darah pada Laki- Laki Usia Muda. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi. Depkes RI Warta Kesehatan Masyarakat Edisi No. 7 September tahun Jakarta : Dirjen Bina Kesehatan Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jakarta : Dirjen Bina Kesmas Depkes, pp : Gunawan, L Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta : Kanisius, p : 7. Guyton Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit Edisi 3. Jakarta : EGC, p : 165. Guyton dan Hall Fisiologi Kedokteran Edisi J. Jakarta : EGC, pp : Harrianto, R Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, p : 77. Hastono Analisis Data. Jakarta : FKM UI. Lukmanto, H Diagnosis Fisik Edisi 17. Jakarta : EGC, p : 74. Lumbantobing, S. M. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, p : 15. Majid Racun Gas Karbon Monoksida. Gas Karbon Monoksida.pdf Adobe Reader ( 22 November 2011)

50 38 Mukono, H. J Pencemaran Udara dan Pengaruhnya terhadap Gangguan Saluran Pernapasan. Surabaya : Airlangga University Press. Parsudi, I Hipertensi Penatalaksanaan secara Menyeluruh. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, p : 23. Pearce, E. C Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Utama, p : 142. Saputra, Y. E Karbonmonoksida dan Dampaknya terhadap Kesehatan. dan dampaknya terhadap Kesehatan Chem- Is-Try.Org Situs Kimia Indonesia.htm ( 24 November 2011) Sastrawijaya, A. T Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta. Sastroasmoro, dkk Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Cetakan 1 Edisi 3. Jakarta : Sagung Seto. Sidiq Terminal Tirtonadi Surakarta ( Tugas Bahasa Indonesia). http//data diri.htm ( 5 Desember 2011 ) Soetrisno Apa perbedaan karbon dioksida dan karbon monoksida?. Apa perbedaan karbon dioksida dan karbon monoksida Chem-Is- Try.Org Situs Kimia Indonesia.htm. (5 Desember 2011) Suma mur P. K Kesehatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Gunung Agung. Tarwaka, dkk Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta : UNIBA PRESS. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,pasal 3 ayat 1 huruf g dan huruf h. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 86 ayat 1 dan ayat 2 Wardhana, W. A Dampak Pencemaran Lingkungan. Ed. III. Yogyakarta : ANDI. pp : Watson, R Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat Edisi 10. Jakarta : EGC, p : 265.

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karbon atau bahan-bahan yang mengandung karbon (Suma mur, 2009). Karbon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karbon atau bahan-bahan yang mengandung karbon (Suma mur, 2009). Karbon BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karbon Monoksida 2.1.1. Defenisi Karbon Monoksida Karbon Monoksida (CO) adalah hasil pembakaran tidak sempurna bahan karbon atau bahan-bahan yang mengandung karbon (Suma mur,

Lebih terperinci

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan RATIH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat

Lebih terperinci

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN DARAH PADA PEKERJA PARKIR BASEMENT MALL DAN TEMPAT BILLIARD DI SURAKARTA AKIBAT PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO)

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN DARAH PADA PEKERJA PARKIR BASEMENT MALL DAN TEMPAT BILLIARD DI SURAKARTA AKIBAT PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN DARAH PADA PEKERJA PARKIR BASEMENT MALL DAN TEMPAT BILLIARD DI SURAKARTA AKIBAT PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN digilib.uns.ac.id 1 PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hampir setengahnya dari seluruh polutan udara yang ada (Fardiaz, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hampir setengahnya dari seluruh polutan udara yang ada (Fardiaz, 2008). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gas Karbon Monoksida (CO) Sumber polusi yang utama berasal dari transportasi, dimana hampir 60% dari polutan yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida dan sekitar 15% terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya sektor industri dan pemanfaatan teknologinya tercipta produk-produk untuk dapat mencapai sasaran peningkatan kualitas lingkungan hidup. Dengan peralatan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya. Udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat polusi udara yang semakin meningkat terutama di kota kota besar sangat membahayakan bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Salah satu penyumbang polusi udara

Lebih terperinci

HUBUNGAN PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA PEDAGANG KULINER DI DAERAH GLADAG SURAKARTA

HUBUNGAN PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA PEDAGANG KULINER DI DAERAH GLADAG SURAKARTA HUBUNGAN PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA PEDAGANG KULINER DI DAERAH GLADAG SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Nafilatul

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA PAPARAN DAN KADAR CO LINGKUNGAN DENGAN KADAR COHb DALAM DARAH PETUGAS DINAS PERHUBUNGAN TERMINAL TIRTONADI

HUBUNGAN LAMA PAPARAN DAN KADAR CO LINGKUNGAN DENGAN KADAR COHb DALAM DARAH PETUGAS DINAS PERHUBUNGAN TERMINAL TIRTONADI HUBUNGAN LAMA PAPARAN DAN KADAR CO LINGKUNGAN DENGAN KADAR COHb DALAM DARAH PETUGAS DINAS PERHUBUNGAN TERMINAL TIRTONADI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelas Sarjana Sains Terapan Dewi N

Lebih terperinci

PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI

PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan MARYANA

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Aulia Ganes Pramudita R0210004 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal dunia. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Chriswanto Wisnu Nugroho R.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara adalah campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udarajuga merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH BEBAN KERJA DAN UMUR TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA ANGKAT- ANGKUT DI P.B. CAHAYA INTAN KRUJON TOYOGO SRAGEN

PENGARUH BEBAN KERJA DAN UMUR TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA ANGKAT- ANGKUT DI P.B. CAHAYA INTAN KRUJON TOYOGO SRAGEN PENGARUH BEBAN KERJA DAN UMUR TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA ANGKAT- ANGKUT DI P.B. CAHAYA INTAN KRUJON TOYOGO SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Margaretta

Lebih terperinci

HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN GANGGUAN FAAL PARU DI INDUSTRI PAKAN TERNAK PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG SKRIPSI

HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN GANGGUAN FAAL PARU DI INDUSTRI PAKAN TERNAK PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG SKRIPSI HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN GANGGUAN FAAL PARU DI INDUSTRI PAKAN TERNAK PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan SANTI EKASARI

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Tati Sri Wahyuni R. 0209054 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak menghasilkan produk teknologi, di antaranya adalah alat transportasi. Dengan adanya alat transportasi

Lebih terperinci

PERBEDAAN KELELAHAN KERJA DAN TEKANAN DARAH PADA PERAWAT WANITA SHIFT PAGI DAN SHIFT MALAM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

PERBEDAAN KELELAHAN KERJA DAN TEKANAN DARAH PADA PERAWAT WANITA SHIFT PAGI DAN SHIFT MALAM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERBEDAAN KELELAHAN KERJA DAN TEKANAN DARAH PADA PERAWAT WANITA SHIFT PAGI DAN SHIFT MALAM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Ummy

Lebih terperinci

HUBUNGAN KADAR TIMBAL DALAM DARAH DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEDAGANG BUKU DI PASAR BUSRI SRURAKARTA

HUBUNGAN KADAR TIMBAL DALAM DARAH DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEDAGANG BUKU DI PASAR BUSRI SRURAKARTA HUBUNGAN KADAR TIMBAL DALAM DARAH DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEDAGANG BUKU DI PASAR BUSRI SRURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Andhika Yuli Pratama R.

Lebih terperinci

PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN

PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Nina Aditya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SARUNG TANGAN DENGAN KELUHAN IRITASI KULIT BAGIAN TANGAN KARENA ASAM ASETAT DI PT X KARANGANYAR

HUBUNGAN PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SARUNG TANGAN DENGAN KELUHAN IRITASI KULIT BAGIAN TANGAN KARENA ASAM ASETAT DI PT X KARANGANYAR HUBUNGAN PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SARUNG TANGAN DENGAN KELUHAN IRITASI KULIT BAGIAN TANGAN KARENA ASAM ASETAT DI PT X KARANGANYAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH MASA KERJA DAN INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PEKERJA BATIK TULIS LAWEYAN SURAKARTA

PENGARUH MASA KERJA DAN INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PEKERJA BATIK TULIS LAWEYAN SURAKARTA PENGARUH MASA KERJA DAN INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PEKERJA BATIK TULIS LAWEYAN SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Maharany Dhyah

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA ANGKAT-ANGKUT PT. BAHAMA LASAKKA CEPER KLATEN

HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA ANGKAT-ANGKUT PT. BAHAMA LASAKKA CEPER KLATEN HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA ANGKAT-ANGKUT PT. BAHAMA LASAKKA CEPER KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Erry

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sempurna antara bahan bakar fosil dengan oksigen. Komponen ini. atau berbau, tetapi amat berbahaya.

BAB II LANDASAN TEORI. sempurna antara bahan bakar fosil dengan oksigen. Komponen ini. atau berbau, tetapi amat berbahaya. BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Karbonmonoksida a. Definisi Karbonmonoksida Karbonmonoksida (CO) adalah suatu gas yang tak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa yang merupakan hasil pembakaran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan ABSTRAK Sidik Abdul Azis, R0211046, 2015. Hubungan Pengetahuan Penggunaan APD Masker dengan Kedisiplinan Penggunaannya pada Pekerja Bagian Sewing Garmen di PT. Dan Liris, Sukoharjo, Diploma 4 Keselamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan sehingga

Lebih terperinci

PERBEDAAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA YANG TERPAPAR PARTIKULAT PM10 DIBAWAH DAN DIATAS NILAI AMBANG BATAS DI PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI

PERBEDAAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA YANG TERPAPAR PARTIKULAT PM10 DIBAWAH DAN DIATAS NILAI AMBANG BATAS DI PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI PERBEDAAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA YANG TERPAPAR PARTIKULAT PM10 DIBAWAH DAN DIATAS NILAI AMBANG BATAS DI PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA TENAGA KERJA AKIBAT KEBISINGAN DI BAGIAN PROSES DAN FINISHING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA TENAGA KERJA AKIBAT KEBISINGAN DI BAGIAN PROSES DAN FINISHING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA TENAGA KERJA AKIBAT KEBISINGAN DI BAGIAN PROSES DAN FINISHING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan di berbagai bidang yang semakin meningkat apabila tidak disertai oleh upaya pengelolaan lingkungan yang baik, maka dapat mengakibatkan terjadinya

Lebih terperinci

KERACUNAN KARBON MONOKSIDA

KERACUNAN KARBON MONOKSIDA KERACUNAN KARBON MONOKSIDA Sering kita mendengar terjadi kematian di dalam mobil dan ini disebabkan ventilasi yang kurang baik sehingga pembuangan asap yang bocor masuk ke dalam mobil dan perlahanlahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas. 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya mobilitas orang memerlukan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, aman, nyaman dan terjangkau bagi masyarakat. Dinamisnya mobilitas penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya harus dijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya untuk pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Komposisi dan Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN SISTOLIK DAN DIASTOLIK SERTA KELELAHAN KERJA PEKERJA UNIT PENGECORAN LOGAM

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN SISTOLIK DAN DIASTOLIK SERTA KELELAHAN KERJA PEKERJA UNIT PENGECORAN LOGAM HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN SISTOLIK DAN DIASTOLIK SERTA KELELAHAN KERJA PEKERJA UNIT PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Renny Nur Chasanah R.0211043

Lebih terperinci

HUBUNGAN KADAR PLUMBUM (Pb) DALAM DARAH DENGAN JUMLAH ERITROSIT PADA PEDAGANG PASAR BUKU BELAKANG SRIWEDARI SURAKARTA

HUBUNGAN KADAR PLUMBUM (Pb) DALAM DARAH DENGAN JUMLAH ERITROSIT PADA PEDAGANG PASAR BUKU BELAKANG SRIWEDARI SURAKARTA HUBUNGAN KADAR PLUMBUM (Pb) DALAM DARAH DENGAN JUMLAH ERITROSIT PADA PEDAGANG PASAR BUKU BELAKANG SRIWEDARI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Nazrotul

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KERJA SPS 2 DI PT. TIRTA INVESTAMA KLATEN

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KERJA SPS 2 DI PT. TIRTA INVESTAMA KLATEN HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KERJA SPS 2 DI PT. TIRTA INVESTAMA KLATEN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan DWI NUGRAHENI

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA DENGAN KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM JAHIT PADA PEKERJA BAGIAN GARMEN DI PT. DANLIRIS, SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA DENGAN KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM JAHIT PADA PEKERJA BAGIAN GARMEN DI PT. DANLIRIS, SUKOHARJO SKRIPSI HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA DENGAN KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM JAHIT PADA PEKERJA BAGIAN GARMEN DI PT. DANLIRIS, SUKOHARJO SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Heni Nurhayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara merupakan salah satu komponen lingkungan yang paling penting setelah air dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi. Pada keadaan normal, sebagian besar udara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok merupakan masalah penting dewasa ini. Rokok oleh sebagian orang sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Sari

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENGETIK DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA RENTAL DI BELAKANG KAMPUS UNS

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENGETIK DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA RENTAL DI BELAKANG KAMPUS UNS HUBUNGAN ANTARA LAMA MENGETIK DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA RENTAL DI BELAKANG KAMPUS UNS SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Mar atus Sholikhah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara merupakan faktor penting kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Perubahan

Lebih terperinci

PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN

PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang BAB V PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini semua berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang berbeda. Kekuatan otot merupakan penentu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DENGAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA PERPARKIRAN SUN PLAZA MEDAN TAHUN 2017 SKRIPSI

HUBUNGAN PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DENGAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA PERPARKIRAN SUN PLAZA MEDAN TAHUN 2017 SKRIPSI HUBUNGAN PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DENGAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA PERPARKIRAN SUN PLAZA MEDAN TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh : M IRSAN NIM. 131000675 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan, udara sebagai komponen

BAB I PENDAHULUAN. sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan, udara sebagai komponen BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan, udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

Lebih terperinci

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. 1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik

Lebih terperinci

PENGARUH PAPARAN GAS NOx TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEDAGANG KULINER DI DEPAN PUSAT GROSIR SOLO DAN PASAR BUKU SRIWEDARI SURAKARTA

PENGARUH PAPARAN GAS NOx TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEDAGANG KULINER DI DEPAN PUSAT GROSIR SOLO DAN PASAR BUKU SRIWEDARI SURAKARTA PENGARUH PAPARAN GAS NOx TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEDAGANG KULINER DI DEPAN PUSAT GROSIR SOLO DAN PASAR BUKU SRIWEDARI SURAKARTA Muhammad Iqbal R.0212031 PROGRAM DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran udara merupakan masalah yang memerlukan perhatian khusus, terutama pada kota-kota besar. Pencemaran udara berasal dari berbagai sumber, antara lain asap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Polusi udara Polusi udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah yang mempunyai tugas utama untuk menghantarkan oksigen ke paru-paru. Hemoglobin dapat meningkat ataupun

Lebih terperinci

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU 2014. Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU 2014. Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1 CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU 2014 Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1 Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi perubahan dalam berbagai hal, khususnya dalam hal peningkatan jumlah kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi. Seiring dengan kenaikan

Lebih terperinci

KERACUNAN KARBON MONOKSIDA

KERACUNAN KARBON MONOKSIDA KERACUNAN KARBON MONOKSIDA Sering kita mendengar terjadinya kematian di dalam mobil hal ini disebabkan mobil tertutup rapat, sistem pergantian udara tidak lancar, mesin mobil dalam keadaan hidup atau jalan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN KECEMASAN PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) B-C BAGASKARA SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN KECEMASAN PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) B-C BAGASKARA SRAGEN HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN KECEMASAN PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) B-C BAGASKARA SRAGEN SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan EKA FEBRIYANTI

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA DUDUK SEBELUM ISTIRAHAT DALAM BERKENDARA TERHADAP KELUHAN LOW BACK PAIN PADA SOPIR BUS DI TERMINAL SURAKARTA

PENGARUH LAMA DUDUK SEBELUM ISTIRAHAT DALAM BERKENDARA TERHADAP KELUHAN LOW BACK PAIN PADA SOPIR BUS DI TERMINAL SURAKARTA PENGARUH LAMA DUDUK SEBELUM ISTIRAHAT DALAM BERKENDARA TERHADAP KELUHAN LOW BACK PAIN PADA SOPIR BUS DI TERMINAL SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Iwing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam suatu lingkungan sehingga menurunkan kualitas lingkungan tersebut dan terkontaminasi zat-zat yang

Lebih terperinci

PENGARUH KELELAHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PROSES PRODUKSI DI PT. ISKANDAR TEX SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH KELELAHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PROSES PRODUKSI DI PT. ISKANDAR TEX SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH KELELAHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PROSES PRODUKSI DI PT. ISKANDAR TEX SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv. ABSTRAK...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv. ABSTRAK... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... viii

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV.

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV. HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV.X GARMEN SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT BAHAYA BAHAN KIMIA TERHADAP DERMATITIS KULIT DAN ISPA PADA PEKERJA LABORATORIUM KIMIA PKBS

PENGARUH TINGKAT BAHAYA BAHAN KIMIA TERHADAP DERMATITIS KULIT DAN ISPA PADA PEKERJA LABORATORIUM KIMIA PKBS PENGARUH TINGKAT BAHAYA BAHAN KIMIA TERHADAP DERMATITIS KULIT DAN ISPA PADA PEKERJA LABORATORIUM KIMIA PKBS SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Putri Septiani R. 0209042

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN KEBISINGAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA DI PT MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN KEBISINGAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA DI PT MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR HUBUNGAN ANTARA PAPARAN KEBISINGAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA DI PT MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBISINGAN DAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN KEBISINGAN DAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN KEBISINGAN DAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Magdalena R.0212027

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang penting karena memberikan pengaruh bagi kesehatan individu dan masyarakat. Faktor yang menyebabkan penurunan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang digerakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya. Udara

Lebih terperinci

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Beiakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan utama di dunia, khususnya di negara berkembang, baik pencemaran udara dalam ruangan maupun udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk di Kota Padang setiap tahun terus meningkat, meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan peningkatan jumlah transportasi di Kota Padang. Jumlah kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu mengenai pencemaran lingkungan terutama udara masih hangat diperbincangkan oleh masyrakat dan komunitas pecinta lingkungan di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara mempunyai fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup terutama manusia. Di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor (Chandra,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PAPARAN PADA PEROKOK PASIF DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2MAX) PADA REMAJA USIA TAHUN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PAPARAN PADA PEROKOK PASIF DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2MAX) PADA REMAJA USIA TAHUN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PAPARAN PADA PEROKOK PASIF DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2MAX) PADA REMAJA USIA 19-24 TAHUN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran INES APRILIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi (Chandra, 2007). Permasalahan utama yang dihadapi kota-kota di dunia yaitu semakin

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi (Chandra, 2007). Permasalahan utama yang dihadapi kota-kota di dunia yaitu semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran udara masih merupakan masalah yang perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan udara merupakan zat yang paling penting setelah air dalam memberikan kehidupan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE KANTIN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA PENJAMAH MAKANAN PT. X DI KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE KANTIN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA PENJAMAH MAKANAN PT. X DI KARANGANYAR HUBUNGAN ANTARA HIGIENE KANTIN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA PENJAMAH MAKANAN PT. X DI KARANGANYAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Fitri Kuswanti R. 0209020 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH PAPARAN GAS NOx TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEDAGANG KULINER DI DEPAN PUSAT GROSIR SOLO DAN PASAR BUKU SRIWEDARI SURAKARTA

PENGARUH PAPARAN GAS NOx TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEDAGANG KULINER DI DEPAN PUSAT GROSIR SOLO DAN PASAR BUKU SRIWEDARI SURAKARTA PENGARUH PAPARAN GAS NOx TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEDAGANG KULINER DI DEPAN PUSAT GROSIR SOLO DAN PASAR BUKU SRIWEDARI SURAKARTA Muhammad Iqbal R.0212031 PROGRAM DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG APD TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN PADA PEKERJA UNIT AMONIAK PRODUKSI I PT PETROKIMIA GRESIK

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG APD TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN PADA PEKERJA UNIT AMONIAK PRODUKSI I PT PETROKIMIA GRESIK PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG APD TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN PADA PEKERJA UNIT AMONIAK PRODUKSI I PT PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai resiko buruk bagi kesehatan melalui upaya kesehatan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi : BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek penelitian tenaga kerja meliputi : 1. Umur Umur merupakan salah satu faktor yang juga memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO Akmal Dwiyana Kau, Sunarto Kadir, Ramly Abudi 1 akmalkau@gmail.com Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PAPARAN PARTIKEL DEBU KAYU DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI UD. SURYA ABADI FURNITURE, GATAK, SUKOHARJO

HUBUNGAN PAPARAN PARTIKEL DEBU KAYU DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI UD. SURYA ABADI FURNITURE, GATAK, SUKOHARJO HUBUNGAN PAPARAN PARTIKEL DEBU KAYU DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI UD. SURYA ABADI FURNITURE, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO SUMMARY ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO Oleh : Yuliana Dauhi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci