guru kepada siswa yang berisikan informasi-informasi pendidikan. Unsur yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "guru kepada siswa yang berisikan informasi-informasi pendidikan. Unsur yang"

Transkripsi

1 Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kreativitas Guru Ekonomi dan Fasilitas Belajar Ekonomi Siswa dengan Motivasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi Oleh: Dusepti Panggabean 1 Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dugaan adanya hubungan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dan fasilitas belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dan fasilitas belajar ekonomi siswa secara bersama-sama memiliki hubungan signifikan dengan motivasi belajar ekonomi siswa. Fasilitas belajar ekonomi siswa lebih dominan memiliki hubungan dengan motivasi belajar ekonomi siswa dibandingkan persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi. Pendahuluan Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses komunikasi informasi dari guru kepada siswa yang berisikan informasi-informasi pendidikan. Unsur yang terlibat dalam proses ini adalah pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan, dan materi pendidikan, serta siswa itu sendiri. Materi dan karakteristik siswa merupakan unsur yang dipertimbangkan dalam penyusunan media pembelajaran. Dalam hal ini keterampilan dan kreativitas guru sangat diperlukan. Tak terkecuali juga dalam pembelajaran ekonomi dibutuhkan guru yang terampil dan kreatif. Berdasarkan pengertian, tujuan, dan karakteristik dari mata pelajaran Ekonomi, dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani 1 Dusepti Panggabean, Jurusan IPS Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Jambi

2 tercapainya tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan (Kosasih, 1994), agar pembelajaran Ekonomi benar-benar mampu mengondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi peserta didik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan tidak terbatas. Dengan demikian seorang guru ekonomi harus memiliki kreativitas yang tinggi dalam melaksanakan pembelajaran ekonomi di kelas, seperti menguasai materi pembelajaran ekonomi, menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi, menggunakan media pembelajaran yang sesuai, mampu menyajikan materi dengan baik serta mampu melaksanakan evaluasi pembelajaran ekonomi dengan baik pula. Hal ini sejalan dengan pendapat Sunaryo dalam Talajan (2012:53) menyatakan bahwa dalam pelaksanaannya, guru dituntut memiliki berbagai keterampilan atau kreativitas mengajar, strategi belajar mengajar yang tepat, dan kemampuan melaksanakan evaluasi yang baik. Kreativitas guru merupakan stimulus yang akan menimbulkan respon siswa berupa persepsi atau penilaian terhadap performa/penampilan guru tersebut. Menurut Mahmud dalam Sari (2010:9) persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak meskipun alat untuk menerima stimulus itu serupa pada setiap individu, tetapi interpretasinya berbeda-beda. Persepsi siswa timbul karena adanya pengamatan dan penilaian siswa terhadap guru. Guru yang mempunyai kreativitas dalam proses belajar mengajar akan lebih handal dalam menyampaikan materi pelajaran yang diampunya dengan strategi menyampaikan materi pelajaran dan peserta didik akan lebih tertarik, merasa nyaman, penuh keakraban,

3 bersemangat dan senang mengikuti pelajaran, dan guru akan mendapat persepsi positif dari siswa. Persepsi yang baik terhadap kreativitas guru akan menjadikan siswa senang, lebih bergairah dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Talajan (2012:73) menyatakan bahwa kreativitas guru menjadikan kehadirannya amat dinantikan peserta didik dan menimbulkan sikap riang dan gairah dalam menerima pembelajaran. Selain guru, fasilitas belajar juga memiliki peran yang cukup penting dalam memotivasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sujanto dalam Fitriani (2011:18) mengemukakan bahwa apabila kemampuan belajar didukung fasilitas belajar yang memadai, maka motivasi belajar siswa cenderung meningkat. Fasilitas yang baik dan lengkap membuat semangat belajar siswa tinggi. Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi? 2. Bagaimana fasilitas belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi? 3. Bagaimana motivasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi? 4. Adakah hubungan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dengan motivasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi? 5. Adakah hubungan antara fasilitas belajar ekonomi siswa dengan motivasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi? 6. Adakah hubungan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dan fasilitas belajar ekonomi siswa dengan motivasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi?

4 Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi. 2. Untuk mengetahui kelengkapan dan keadaan fasilitas belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi. 3. Untuk mengetahui motivasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi. 4. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dengan motivasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi. 5. Untuk mengetahui hubungan antara fasilitas belajar ekonomi siswa dengan motivasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi. 6. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dan fasilitas belajar ekonomi siswa dengan motivasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi. Kajian Pustaka Sunaryo dalam Talajan (2012:53) menyatakan bahwa dalam pelaksanaannya, guru dituntut memiliki berbagai keterampilan atau kreativitas mengajar, strategi belajar mengajar yang tepat, dan kemampuan melaksanakan evaluasi yang baik. Kreativitas guru merupakan stimulus yang akan menimbulkan respon siswa berupa persepsi atau penilaian terhadap performa/penampilan guru tersebut. Menurut Mahmud dalam Sari (2010:9) persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak meskipun alat untuk menerima stimulus itu serupa pada setiap individu, tetapi interpretasinya berbeda-beda. Persepsi siswa timbul karena adanya pengamatan dan penilaian siswa terhadap guru. Guru yang mempunyai kreativitas dalam proses belajar mengajar akan lebih handal dalam menyampaikan materi pelajaran yang diampunya dengan strategi menyampaikan materi pelajaran dan peserta didik akan lebih tertarik, merasa nyaman, penuh keakraban, bersemangat dan senang mengikuti pelajaran, dan guru akan mendapat persepsi positif dari siswa. Persepsi yang baik terhadap

5 kreativitas guru akan menjadikan siswa senang, lebih bergairah dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Talajan (2012:73) menyatakan bahwa kreativitas guru menjadikan kehadirannya amat dinantikan peserta didik dan menimbulkan sikap riang dan gairah dalam menerima pembelajaran. Sebaliknya, guru yang hanya mengajar dengan cara/metode yang monoton, peserta didik yang bersikap pasif, kurang komunikatif, otoriter, kaku dan sebagainya, akan hanya membosankan dan menurunkan semangat belajar, sehingga persepsi siswa terhadap guru menjadi negatif. Persepsi yang kurang baik/negatif terhadap kreativitas guru menjadikan siswa memandang rendah, sehingga mereka akan bermalas-malasan, tidak bergairah dalam belajar, tidak mengikuti pembelajaran dengan serius dan motivasi belajarnya menjadi rendah. Penerimaan bahan ajar/materi pelajaran menjadi kurang menimbulkan perhatian dan kurang memotivasi peserta didik (Talajan, 2012:73). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi berhubungan dengan motivasi belajar ekonomi siswa. Semakin baik persepsi siswa terhadap kreativitas guru ekonomi, semakin tinggi motivasi belajar ekonomi siswa. Sebaliknya, persepsi siswa yang kurang baik terhadap kreativitas guru ekonomi dapat menurunkan motivasi belajar ekonomi siswa. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya dituntut untuk berpikir tetapi juga melakukan berbagai bentuk tindakan atau perbuatan sesuai tujuan dari pembelajaran sehingga dibutuhkan fasilitas belajar yang memadai. Dengan proses belajar mengajar yang ditunjang oleh fasilitas yang memadai, maka peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar. Meskipun fasilitas belajar hanya sebagian kecil dari faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, namun keberadaannya tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, tanpa adanya fasilitas belajar kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak akan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Fasilitas belajar adalah semua kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didik dalam rangka untuk mempermudah, memperlancar, dan menunjang dalam kegiatan belajar agar lebih efektif dan efesien yang nantinya peserta didik dapat belajar secara maksimal.

6 Motivasi belajar siswa akan rendah jika alat-alat belajar yang digunakan tidak memadai sehingga dapat menyebabkan keadaan di mana siswa akan menjadi malas dalam belajar dan menghalanginya untuk belajar lebih baik. Selain itu, peserta didik tidak akan belajar dengan sungguh-sungguh jika penyediaan bukubuku yang diperlukan tidak lengkap. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010:66) bahwa anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, alat tulis menulis, buku dan lain-lain. Fasilitas belajar yang cukup memungkinkan memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang teratur dan akan menimbulkan suasana yang menyenangkan dan menggairahkan bagi siswa yang sedang belajar. Jadi kelengkapan fasilitas belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah sangat dibutuhkan dalam menciptakan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar ekonomi merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses belajar untuk meningkatkan motivasi belajar ekonomi. Semakin memadai/lengkap fasilitas belajar ekonomi yang dimiliki oleh siswa maka akan semakin meningkat pula motivasi belajar ekonomi siswa. Sebaliknya, fasilitas belajar ekonomi yang kurang memadai/lengkap dapat menurunkan motivasi belajar ekonomi siswa. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Deskriptif korelasional adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau lebih variable (Arikunto, 2010:247). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi (X1), fasilitas belajar ekonomi siswa (X2) dan motivasi belajar ekonomi siswa (Y). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi sebanyak 65 siswa. Menurut Sugiyono (2012:148) Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Valid berarti instrument tersebut

7 dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012:172). Untuk pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara menyebar angket kepada 30 orang siswa. Berdasarkan hasil uji coba angket yang dianalisis dengan bantuan program Microsoft Office EXEL 2007 maka dari 30 butir soal mengenai persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi diperoleh sebanyak 26 butir angket yang dinyatakan valid. Sementara untuk angket fasilitas belajar ekonomi siswa yang berjumlah 15 butir angket dinyatakan valid semua dan untuk angket motivasi belajar ekonomi siswa yang berjumlah 40 butir angket diperoleh 38 butir angket yang dinyatakan valid. Adapun untuk angket yang tidak valid berdasarkan hasil konsultasi dengan tim TPSM maka soal tersebut dihilangkan dan tidak digunakan lagi karena masih ada soal yang valid yang dapat digunakan untuk mengukur indikator yang sama dengan butir angket yang tidak valid tersebut. Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan, suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, maka pengertian reliabilitas tes menurut Arikunto (2012:100) berhubungan dengan masalah ketepatan hasil tes. Berdasarkan uji reliabilitas menggunakan rumus alpha diperoleh koefisien reliabilitas persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi sebesar 0,89, fasilitas belajar ekonomi siswa sebesar 0,77 dan motivasi belajar ekonomi siswa sebesar 0,95 pada taraf 0,5 dengan n = 30 dengan r kritis sebesar 0,30. Karena koefisien reliabilitas tersebut lebih besar dari nilai r kritis, maka dapat dinyatakan bahwa angket tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian. Uji normalitas yaitu uji yang digunakan untuk menguji sekelompok data yang berasal dari populasi yang berada di bawah frekuensi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2010:107) untuk melakukan uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus dengan taraf kesalahan 5%. Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai varian yang homogeny atau tidak. Mencari varian masing-masing data kemudian dihitung nilai F, jika Harga F sudah ditetapkan maka harga tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F yang terdapat dalam distribusi

8 F dengan taraf kepercayaan 95%, jika harga F hitung < F tabel, maka kedua kelompok data varians yang homogen dan sebaliknya. Data yang telah terkumpul selanjutnya dilakukan analisis baik secara deskriptif maupun secara korelasional untuk menjawab permasalahan yang diajukan sebelumnya. Uji hipotesis berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dalam proses pengolahan data dilakukan dengan manual, dimana untuk mencari nilai r digunakan rumus Korelasi Rank Spearman, selanjutnya digunakan rumus Korelasi Parsial untuk mencari hubungan antar variabel jika salah satu variabel bebas dianggap sama dan kemudian untuk mencari hubungan antara kedua variabel bebas secara bersamasama dengan variabel terikat digunakan rumus Korelasi Berganda. Hasil Penelitian Paparan berikut tentang hasil penelitian yang disajikan secara deskriptif dan uji statitik untuk menjawab permasalahan yang diajukan. 1. Deskripsi Data Persepsi Siswa Tentang Kreativitas Guru Ekonomi (X1) Persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penilaian siswa terhadap kreativitas guru ekonomi yang diukur melalui angket dengan empat (4) indikator, yaitu: (1) Kreativitas Guru Ekonomi dalam Manajemen/Mengelola Kelas, seperti pengelolaan tempat belajar atau mengatur tempat duduk siswa sebelum memulai pembelajaran, pengelolaan peserta didik secara personal dan kelompok, mengaktifkan peserta didik; (2) Kreativitas Guru Ekonomi dalam Pemanfaatan Media Belajar, seperti pemilihan media/alat bantu pembelajaran, menciptakan media atau alat peraga yang sesuai dan menarik perhatian siswa, menggunakan media teknologi internet, penggunaan video dan infocuss dalam menyajikan materi pelajaran; (3) Kreativitas Guru Ekonomi dalam Memilih Metode dan Strategi Mengajar, seperti memilih metode dan strategi mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan kondisi siswa, metode mengajar yang bervariasi, memiliki banyak strategi dalam pembelajaran; (4) Kreativitas Guru Ekonomi dalam Melaksanakan Evaluasi, seperti memilih alat dan bentuk evaluasi, melaksanakan pre-test dan post-test, melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar secara berkesinambungan, memberi penilaian terhadap

9 ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.angket untuk penelitian persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi berjumlah 26 butir pertanyaan. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Tentang Kreativitas Guru Ekonomi (X1) No Interval Frekuensi Persentase % Kategori ,31 Sangat Baik Baik ,69 Cukup ,00 Kurang Baik ,00 Tidak Baik Jumlah Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa persepsi siswa pada kategori sangat baik sebanyak 8 orang siswa (12,31%), pada kategori baik sebanyak 52 siswa (80%), dan pada kategori cukup baik sebanyak 5 siswa (7,69%). Tingginya kreativitas guru ekonomi dapat diketahui dari persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dalam mengelola kelas selama pembelajaran, pemanfaatan media belajar, memilih metode dan strategi mengajar, serta mengadakan evaluasi. Jadi sebagian besar responden (siswa) kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi yaitu 52 siswa dari 65 siswa (80%) memiliki persepsi yang baik terhadap kreativitas guru ekonomi dalam mengelola/manajemen kelas, memanfaatkan media belajar, memilih metode dan strategi mengajar, serta melaksanakan evaluasi. 2. Deskripsi Data Fasilitas Belajar (X2) Fasilitas Belajar yang dimaksuddalam penelitian ini adalah fasilitas belajar ekonomi yang dimiliki siswa yang diukur menggunakan angket dengan tiga (3) indikator, yaitu: (1) Tersedianya ruang dan tempat belajar, seperti ruang belajar ekonomi memadai dan nyaman, penerangan yang cukup, kursi dan meja yang layak pakai ; (2) Tersedianya media dan alat bantu pembelajaran, seperti adanya

10 alat bantu/peraga, alat tulis, buku tulis, dan kalkulator, tersedianya media teknologi belajar (komputer/laptop dan internet); (3) Tersedianya sumber belajar, seperti memiliki literatur atau buku Ekonomi wajib dan memiliki buku bacaan ekonomi sumber lain.angket untuk penelitian fasilitas belajar ekonomi siswa sebanyak 15 butir pertanyaan. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Fasilitas Belajar Ekonomi Siswa (X2) No Interval Frekuensi Persentase % Kategori ,69 Sangat Lengkap ,31 Lengkap ,00 Cukup ,00 Kurang Lengkap ,00 Tidak Lengkap Jumlah Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang paling banyak terdapat pada kategori Lengkap sebanyak 34 orang atau dengan persentase 52,31%. Dan pada kategori sangat lengkap ada 31 siswa dengan persentase 47,69%.Dari data tersebut diketahui bahwa sebagian besar siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi memiliki fasilitas belajar ekonomi yang lengkap, memadai dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik saat belajar ekonomi. 3. Deskripsi Data Motivasi Belajar Ekonomi Siswa (Y) Motivasi belajar ekonomi siswa yang dimaksud adalah motivasi belajar ekonomi siswa dari motivasi intrinsik yang diukur menggunakan angket dengan delapan (8) indikator yaitu: (1) Tekun menghadapi tugas; (2) Ulet menghadapi kesulitan; (3) Menunjukkan minat; (4) Lebih senang bekerja mandiri; (5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin; (6) Senang, rajin, dan penuh semangat dalam belajar; (7) Dapat mempertahankan pendapatnya; (8) Senang mencari dan memecahkan soal-soal. Angket untuk penelitian motivasi belajar ekonomi siswa berjumlah 38 butir pernyataan. Data Motivasi belajar ekonomi siswaditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

11 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Ekonomi Siswa (Y) No Interval Frekuensi Persentase % Kategori ,85 Sangat Tinggi ,77 Tinggi ,85 Cukup ,54 Rendah Sangat Rendah Jumlah Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa motivasi belajar siswa pada kategori sangat tinggi sebanyak 9 siswa (13,85%), pada kategori tinggi sebanyak 46 siswa (70,77%), pada kategori cukup ada 9 siswa (13,85%) dan pada kategori rendah ada 1 orang siswa (1,54%). Jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori tinggi yaitu sebanyak 46 dari 65 siswa(70,77%). Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi memiliki motivasi belajar ekonomi yang tinggi. 4. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kreativitas Guru Ekonomi (X1) dengan Motivasi Belajar Ekonomi Siswa (Y) Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik Korelasi Parsial. Korelasi Parsial digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis nol yang berbunyi tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi (X1)dengan motivasi belajar ekonomi siswa (Y) pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi, apabila fasilitas belajar ekonomi pada semua siswa (X2) dianggap sama.

12 Berdasarkan perhitungan, koefisien korelasi parsial didapatkan nilai r hitung sebesar 0,352 sedangkan nilai r tabel 0,244. Hal ini berarti bahwa r hitung r tabel (0,352 0,244). Hasil ini kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel interpretasi koefisien korelasi. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi, maka persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi (X1) dengan motivasi belajar ekonomi siswa (Y) pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi apabila fasilitas belajar ekonomi pada semua siswa (X2) dianggap sama memiliki hubungan. Karena data diambil dari sampel maka perlu dilakukan uji signifikansi agar dapat digeneralisasikan ke dalam populasi, yaitu dengan menggunakan uji t. Nilai t hitung pada hubungan persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi (X1) dengan motivasi belajar ekonomi siswa (Y) pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi apabila fasilitas belajar ekonomi pada semua siswa (X2) dianggap sama, yaitu sebesar 2,9596, sedangkan nilai t tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk = n 1 = 65 1 = 64, sebesar 1, Nilai t hitung t tabel (2,9596 1,997730), yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya, data dan koefisien yang diperoleh dalam sampel tersebut dapat digeneralisasikan ke dalam populasi dimana sampel diambil atau dengan kata lain data tersebut mencerminkan keadaan populasi (semua siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi). 5. Hubungan Antara Fasilitas Belajar Ekonomi Siswa (X2) dengan Motivasi Belajar Ekonomi Siswa (Y) Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik Korelasi Parsial. Korelasi Parsial digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dimana variabel lainnya yang dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis nol yang berbunyi tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara fasilitas belajar ekonomi siswa (X2) dengan motivasi belajar ekonomi siswa (Y) pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi apabila persepsi semua siswa tentang kreativitas guru ekonomi (X1) dianggap sama. Koefisien korelasi parsial berdasarkan perhitungan didapatkan nilai r hitung sebesar 0,5185 sedangkan nilai r tabel 0,244. Hal ini berarti bahwa r hitung r tabel (0,5185 0,244). Hasil ini kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel

13 interpretasi koefisien korelasi. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi, maka fasilitas belajar ekonomi siswa (X2) dengan motivasi belajar ekonomi siswa(y) pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi apabila persepsi semua siswa tentang kreativitas guru ekonomi (X1)dianggap sama memiliki hubungan. Karena data diambil dari sampel maka perlu dilakukan uji signifikansi agar dapat digeneralisasikan ke dalam populasi, yaitu dengan menggunakan uji t. Nilai t hitung pada hubungan fasilitas belajar ekonomi siswa (X2) dengan motivasi belajar ekonomi siswa (Y) pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi apabila persepsi semua siswa tentang kreativitas guru ekonomi (X1) dianggap sama, yaitu 4,7721, sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk = n 1 = 65 1 = 64, sebesar 1, Nilai t hitung t tabel (4,7721 1,997730), yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya, data dan koefisien yang diperoleh dalam sampel tersebut dapat digeneralisasikan ke dalam populasi dimana sampel diambil atau dengan kata lain data tersebut mencerminkan keadaan populasi (semua siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi). 6. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kreativitas Guru Ekonomi (X1) dan Fasilitas Belajar Ekonomi Siswa (X2) secara Bersama-sama dengan Motivasi Belajar Ekonomi Siswa (Y) Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi ganda. Korelasi Ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen (variabel bebas) secara bersama-sama dengan satu variabel dependen (variabel terikat).hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis nol yang berbunyi tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi (X1)dan fasilitas belajar ekonomi siswa (X2) secara bersama-sama dengan motivasi belajar ekonomi siswa (Y) pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi. Setelah diketahui hubungan antar tiap variabel maka akan dapat diketahui hubungan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi (X1) dan fasilitas belajar ekonomi siswa (X2) belajar ekonomi siswa (Y). secara bersama-sama dengan motivasi Koefisien korelasi berganda berdasarkan perhitungan didapatkan nilai rhitung sebesar 0,78 sedangkan nilai rtabel 0,244. Hal ini berarti bahwa rhitung

14 rtabel (0,78 0,244). Hasil ini kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel interpretasi koefisien korelasi. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi, maka persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dan fasilitas belajar ekonomi siswa dengan motivasi belajar ekonomi siswa secara bersama-sama memiliki hubungan. Karena data diambil dari sampel maka perlu dilakukan uji signifikansi agar dapat digeneralisasikan ke dalam populasi, yaitu dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan nilai F hitung sebesar 48,2857, sedangkan nilai F tabel dengan dk pembilang = k = 2, dan dk penyebut = n k 1 = = 62 yaitu sebesar 3, Hal ini berarti bahwa F hitung lebih besar dari F tabel (48,2857 3,145258), artinya H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dan fasilitas belajar ekonomi siswadengan motivasi belajar ekonomi siswa secara bersamasama. Jadi kesimpulannya, data dan koefisien yang diperoleh dalam sampel tersebut dapat digeneralisasikan ke dalam populasi dimana sampel diambil atau dengan kata lain data tersebut mencerminkan keadaan populasi (semua siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi). Pembahasan Hubungan persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dan fasilitas belajar ekonomi siswa dengan motivasi belajar ekonomi siswa pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi, dalam penelitian ini terdapat enam (6) rumusan masalah yaitu : 1. Bagaimana persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi? Dari hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi, yaitu sebanyak (80%) memiliki persepsi yang baik terhadap kreativitas guru ekonomi. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi memiliki persepsi yang baik terhadap kreativitas guru ekonomi dalam mengelola/manajemen kelas, memanfaatkan

15 media belajar, memilih metode dan strategi mengajar, serta persepsi yang baik terhadap kreativitas guru ekonomi dalam melaksanakan evaluasi. 2. Bagaimana fasilitas belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi? Dari hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa sebagian besar, yaitu 52,31% siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi memiliki fasilitas belajar ekonomi yang lengkap dan memadai. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi memiliki fasilitas belajar ekonomi berupa ruang dan tempat belajar ekonomi yang memadai dan layak pakai, media dan alat bantu pembelajaran ekonomi yang lengkap dan sumber belajar ekonomi yang lengkap selama mengikuti pembelajaran ekonomi. 3. Bagaimana motivasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi? Dari hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa sebagian besar, yaitu 70,77% siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi memiliki motivasi belajar ekonomi yang tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar ekonomi, yang ditunjukkan melalui sikap tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap pelajaran ekonomi, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas rutin, senang, rajin, dan penuh semangat dalam belajar, dapat mempertahankan pendapatnya, serta senang mencari dan memecahkan soal-soal ekonomi. 4. Adakah hubungan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dengan motivasi belajar ekonomi siswa pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi? Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dengan motivasi belajar ekonomi siswa pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi, yaitu sebesar r hitung 0,352. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi, maka semakin tinggi motivasi belajar ekonomi siswa. 5. Adakah hubungan antara fasilitas belajar ekonomi siswa dengan motivasi belajar ekonomi siswa pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi?

16 Terdapat hubungan antara fasilitas belajar ekonomi siswa dengan motivasi belajar ekonomi siswa pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi, yaitu sebesar r hitung 0,5185. Jadi dapat dikatakan, semakin lengkap/memadai fasilitas belajar ekonomi siswa, maka semakin tinggi motivasi belajar ekonomi siswa. 6. Adakah hubungan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dan fasilitas belajar ekonomi siswa dengan motivasi belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi? Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dan fasilitas belajar ekonomi siswa dengan motivasi belajar ekonomi siswa pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi, yaitu sebesar r hitung 0,78, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dan didukung dengan fasilitas belajar ekonomi siswa yang lengkap dan memadai, maka akan semakin tinggi motivasi belajar ekonomi siswa. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: 1. Dari hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi, yaitu sebanyak (80%) memiliki persepsi yang baik terhadap kreativitas guru ekonomi. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi memiliki persepsi yang baik terhadap kreativitas guru ekonomi dalam mengelola/manajemen kelas, memanfaatkan media belajar, memilih metode dan strategi mengajar, serta persepsi yang baik terhadap kreativitas guru ekonomi dalam melaksanakan evaluasi. 2. Dari hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa sebagian besar, yaitu 52,31% siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi memiliki fasilitas belajar ekonomi yang lengkap dan memadai. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi memiliki fasilitas belajar ekonomi berupa ruang dan tempat belajar ekonomi yang memadai dan layak pakai, media dan alat bantu pembelajaran ekonomi yang lengkap dan sumber belajar ekonomi yang lengkap selama mengikuti pembelajaran ekonomi.

17 3. Dari hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa sebagian besar, yaitu 70,77% siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi memiliki motivasi belajar ekonomi yang tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar ekonomi, yang ditunjukkan melalui sikap tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap pelajaran ekonomi, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas rutin, senang, rajin, dan penuh semangat dalam belajar, dapat mempertahankan pendapatnya, serta senang mencari dan memecahkan soal-soal ekonomi. 4. Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dengan motivasi belajar ekonomi siswa pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi, yaitu sebesar r hitung 0,352. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi, maka semakin tinggi motivasi belajar ekonomi siswa. 5. Terdapat hubungan antara fasilitas belajar ekonomi siswa dengan motivasi belajar ekonomi siswa pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi, yaitu sebesar r hitung 0,5185. Jadi dapat dikatakan, semakin lengkap/memadai fasilitas belajar ekonomi siswa, maka semakin tinggi motivasi belajar ekonomi siswa. 6. Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dan fasilitas belajar ekonomi siswa dengan motivasi belajar ekonomi siswa pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi, yaitu sebesar r hitung 0,78, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik persepsi siswa tentang kreativitas guru ekonomi dan didukung dengan fasilitas belajar ekonomi siswa yang lengkap dan memadai, maka akan semakin tinggi motivasi belajar ekonomi siswa. Saran 1. Bagi guru, diharapkan dapat digunakan sebagai informasi untuk lebih meningkatkan kreativitas dalam mengajar dan sebagai bahan acuan dalam melakukan kontrol terhadap proses belajar mengajar serta penemuan cara belajar yang tepat bagi peserta didik.

18 2. Bagi siswa, sebaiknya dapat digunakan sebagai acuan untuk lebih meningkatkan keinginan atau motivasi untuk belajar Ekonomi dan memanfaatkan buku-buku referensi yang berhubungan dengan mata pelajaran Ekonomi demi peningkatan hasil belajar. 3. Bagi orang tua, hendaknya dapat digunakan sebagai informasi untuk lebih memperhatikan kelengkapan dan menyediakan fasilitas belajar yang memadai bagi siswa. 4. Bagi peneliti lain, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar ekonomi siswa. Daftar Pustaka Ahmadi, Abu, Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Ahmadi, Abu dkk Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Ashar, R Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Pers A, Kosasih dan R, Angkowo Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo. Dalyono Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Daryanto Belajar dan Mengajar. Bandung: Rama Widya Depdiknas Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Grafindo. Dimyanti dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineke Cipta Djamarah dan Aswan Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah dan Zain, A Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo. Fitriani, Vivie Hubungan Motivasi Berprestasi dan Fasilitas Belajar dengan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Muara Jambi. Skripsi PIPS FKIP UNJA Hadi, Sutrisno Statistik Jilid II. Yogyakarta: Andi Hamalik, Oemar Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara Hasan, Iqbal Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta: Bumi Aksara

19 Kock, Heinzk Saya Guru yang Baik. Yogyakarta: Kanisius Nasution, S Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara Purwanto, M Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya Putra, Juma de Inspirasi Mengajar ala Harvard University. Yogyakarta: DIVA Press Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta.: Raja Grafindo Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta.: Raja Grafindo Sari, Puspita Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar. Skripsi Jurusan Ekonomi Universitas Negeri Semarang Slameto Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudijono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada Sudjana Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suliyanto Ekonometrika Terapan-Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: ANDI OFFSET Suryabrata, Sumadi Psikologi Pendidikan, Suatu Pengajaran Secara Operasional. Yogyakarta: Rake Press Suryana, Asep Modul: Manajemen Kelas. Universitas Pendidikan Indonesia Talajan, Guntur Menumbuhkan Kreativitas & Prestasi Guru. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo Uno, H Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Rineka Cipta. Wardhani Peran Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar. Bandung: UNPAD Zuriah, Nurul Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

DINA FITMILINA A1A110053

DINA FITMILINA A1A110053 HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI SOSIAL GURU EKONOMI DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 MUARA BUNGO ARTIKEL ILMIAH OLEH DINA FITMILINA A1A110053

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Hamdan 1),Amin Saib, 2), Fachruddiasyah Muslim 3) FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

ARTIKEL ILMIAH. Hamdan 1),Amin Saib, 2), Fachruddiasyah Muslim 3) FKIP Universitas Jambi ABSTRAK ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH DAN KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP PGRI 4 KOTA JAMBI Hamdan 1),Amin Saib, 2), Fachruddiasyah Muslim 3)

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN. 76/1 SUNGAI BULUH SKRIPSI OLEH ERLINA BR MANURUNG A1D109119

ARTIKEL ILMIAH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN. 76/1 SUNGAI BULUH SKRIPSI OLEH ERLINA BR MANURUNG A1D109119 ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN. 76/1 SUNGAI BULUH SKRIPSI OLEH ERLINA BR MANURUNG A1D109119 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI OLEH: TRYSNA INDAH UTAMA A1A112019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci : Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Ekonomi, Fasilitas Belajar dan Minat Belajar Ekonomi

ABSTRAK Kata Kunci : Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Ekonomi, Fasilitas Belajar dan Minat Belajar Ekonomi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN MINAT BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA N 1 SAROLANGUN Dewi Irawati 1), Prof. Dr. H. Rahmat Murboyono

Lebih terperinci

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN INTENSITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014 ABSTRACT

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN INTENSITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014 ABSTRACT PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN INTENSITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014 Ade Zulbadri 1), Dr. H. Suratno, M. Pd 2), Dra. Hj. May Maemunah,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Pemanfaatan Sumber Belajar, Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar

ABSTRAK. Kata Kunci: Pemanfaatan Sumber Belajar, Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar ABSTRAK Br Sinaga, Aznidar. Hubungan Pemanfaatan Sumber Belajar dan Motivasi Belajar Siswa dengan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Jambi. Skripsi. PIPS FKIP Universitas Jambi.

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan 32 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab permasalahan yang telah dipaparkan pada Bab I. Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014.

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014. III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Metro pada tahun 04. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi 0 PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi STUDI TENTANG PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH DASAR AKUNTANSI KEUANGAN I PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam proses penelitian, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam mencapai tujuan pemecahan masalah. Sedangkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Hal lain yang perlu juga dibahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel 69 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan prosedur penelitian deskriptif inferensial dengan membedakan variabel ke dalam variabel bebas yaitu variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reserch) kuantitatif. Pada dasarnya penelitian ini mengunakan pendekatan deduktifinduktif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini tidak semua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

Naskah Publikasi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Naskah Publikasi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. HASIL BELAJAR SISWA DITINJAU DARI INTENSITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SOSIAL PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NOGOSARI TAHUN AJARAN 2012/2013 Naskah Publikasi Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ditinjau dari objeknya, penelitian yang dilakukan penulis termasuk penelitian lapangan (field research), karena data-data yang diperlukan untuk penyusunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau kegiatan pelaksaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan teknik analisis komparatif. Penelitian komparatif diarahkan untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berikut: Terdapat Hubungan Positif dan Signifikan Kebiasaan Belajar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berikut: Terdapat Hubungan Positif dan Signifikan Kebiasaan Belajar BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Terdapat

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH FEBRIANI. M RRA1A110068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum penelitian ini diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian dalam pendidikan diartikan sebagai cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III MI Darun Najah Ngemplak Kidul Pati. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif korelasional

Lebih terperinci

ARTIKEL/JURNAL OLEH ROBIATUL AINI RRA

ARTIKEL/JURNAL OLEH ROBIATUL AINI RRA ARTIKEL/JURNAL HUBUNGAN MINAT BACA SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS VIISMP NEGERI 30 MUARO JAMBI OLEH ROBIATUL AINI RRA1109069 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif eksperimen, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang bersifat deskriptif yang memusatkan perhatiannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini hendak menguji pengaruh Strategi pembelajaran dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini hendak menguji pengaruh Strategi pembelajaran dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini hendak menguji pengaruh Strategi pembelajaran dan Motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik MAN 1 Bandar Lampung pendekatan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Miftahul Jannah 1, Ade Susanti 2, dan Benni 3

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Miftahul Jannah 1, Ade Susanti 2, dan Benni 3 MENDIDIK: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pengajaran Volume 2, No. Hubungan 1, April 2016: Kecerdasan Page 29-35 Emosional Terhadap Prestasi Belajar Matematika ISSN: 2443-1435 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM 1 HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Metode Resitasi Terhadap Hasil Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Bagi Peserta Didik

Pengaruh Penerapan Metode Resitasi Terhadap Hasil Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Bagi Peserta Didik Pengaruh Penerapan Metode Resitasi Terhadap Hasil Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Bagi Peserta Didik Yohanes Sularso (07140099) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Menurut Sugiyono metode penelitian pendidikan dapat diartikan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental design dan jenis

Lebih terperinci

Kata kunci: Fasilitas Pembelajaran, Aktivitas Belajar Siswa

Kata kunci: Fasilitas Pembelajaran, Aktivitas Belajar Siswa 0 1 PENGARUH FASILITAS PEMBELAJARAN TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO Rahmin H. Hasan 1, Dr. Hamzah Yunus, M.Pd

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian (field research), yakni penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau pada responden. 1 Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian dan sifat masalah yang akan diteliti, maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan jenis penelitian verifikatif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Ibnu Muchamad Romandhon (0712003) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka)

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU (Suatu Penelitian di SMP Negeri 10 Gorontalo) Jurusan Pendidikan sejarah Fakulkas Ilmu sosial, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian dilaksanakan selama dua kali yaitu yang pertama pada tanggal 22 April 2014 dan yang kedua pada tanggal 15 Mei 2014 di Madrasah Ibtidaiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Eksperimen. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen murni. Sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dan metode analisis data secara kuantitatif. 1 Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan), yang hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara spesifik

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI. PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Leni MAYASARI 1), Jodion SIBURIAN 1), Retni S. BUDIARTI 1) 1) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA A. Jenis Penelitian Penelitian tentang Persepsi siswa tentang kreativitas guru dalam pembelajaran pengaruhnya terhadap prestasi belajar PAI di SD Pabeyan Tambakboyo Tuban adalah

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Zunita Riana Wati (09130020) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Belajar yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN Metode penelitian pendidikan yaitu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik peserta didik terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi yang mengatur latar penelitian agar diperoleh data yang valid dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. disini ada Variabel Independen (variabel yang mempengaruhi) dan Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. disini ada Variabel Independen (variabel yang mempengaruhi) dan Variabel 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan bentuk deskriptif asosiatif. Penelitian diskriptif asosiatif adalah (hubungan kausal). Menurut Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian

Lebih terperinci

PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS

PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai t

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai t 95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kebiasaan belajar terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Salah satu bagian penting dalam kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Cara Belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Cara Belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis data yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono, penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting.

III. METODE PENELITIAN. Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting. III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting. Penggunaan metode ini untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen. Penelitian kuantitatif adalah penelitian berupa angka-angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan menurut

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan menurut 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (014: ) Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan menurut Arikunto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH POLA BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 ANDONG KELAS VII TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat di artikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi ANALISIS LINGKUNGAN PERGAULAN DAN GAYA BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan arah dasar penelitian, sehingga akan memudahkan peneliti untuk mengerjakan dan mencari data-data yang dibutuhkan untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Yogyakarta. Waktu. penelitian pada bulan November 2013 Mei 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Yogyakarta. Waktu. penelitian pada bulan November 2013 Mei 2014. BAB III METODE PEELITIA A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA egeri 4 ogyakarta. Waktu penelitian pada bulan ovember 013 Mei 014. B. Jenis Penelitian Berdasarkan pendekatannya,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode korelasional. Menurut

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode korelasional. Menurut 1 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:4) penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. 44 III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan 1 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan posttest yang dilakukan terhadap dua kelompok kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana pada

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh: RIZKI DEWI SEPTIANI A PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh: RIZKI DEWI SEPTIANI A PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN KONTRIBUSI LINGKUNGAN PENDIDIKAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT I PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian,

METODE PENELITIAN. Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian, III. METODE PENELITIAN Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode

III. METODELOGI PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode 39 III. METODELOGI PENELITIAN Pada bab 3 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pijakan dari serangkaian pelaksanaan kegiatan dalam penelitian. Memilih

BAB III METODE PENELITIAN. pijakan dari serangkaian pelaksanaan kegiatan dalam penelitian. Memilih BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian memerlukan sebuah pendekatan yang digunakan sebagai pijakan dari serangkaian pelaksanaan kegiatan dalam penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Mixed Method, yaitu penggabungan antara metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian.

Lebih terperinci

BAB III MOTODE PENELITIAN

BAB III MOTODE PENELITIAN BAB III MOTODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik secara teori maupun praktik. Penelitian juga merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lain (Suryabrata, 2000:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang termasuk dalam jenis penelitian pra-eksperimental dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. 1 Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari kata Yunani methodos yang merupakan sambungan kata depan meta (secara harfiah berarti menuju, melalui, mengikuti sesudah) dan kata benda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu 36. Jenis penelitian ini merupakan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maksudnya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian Kuantitatif adalah suatu penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental, dengan

Lebih terperinci