PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 /PMK.02/20 17 TENT ANG STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2018

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 /PMK.02/20 17 TENT ANG STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2018"

Transkripsi

1 MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INQONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 /PMK.02/20 17 TENT ANG STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa dalam melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga dan Pasal 5 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.02/20 13 tentang Pedoman Standar Biaya, Standar Struktur Biaya, dan Indeksasi dalam Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.02/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.02/20 13 tentang Pedoman Standar Biaya, Standar Struktur Biaya; dan Indeksasi dalam Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2018; Mengingat 1. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia

2 - 2 - Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178); 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.02/2013 tentang Pedoman Standar Biaya, Standar Struktur Biaya, dan Indeksasi dalam Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 537) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.02/20 14 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.02/2013 tentang Pedoman Standar Biaya, Standar Struktur Biaya, dan Indeksasi dalam Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 342); MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN Pasal 1 Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2018 adalah satuan biaya berupa harga satuan, tarif, dan indeks yang ditetapkan untuk menghasilkan biaya komponen keluaran dalaril penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga Tahun Anggaran Pasal 2 Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2018 berfungsi sebagai: a. batas tertinggi; atau b. estimasi. Pasal 3 (1) Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2018 yang berfungsi sebagai batas tertinggi tercantum dalam

3 - 3 - Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (2) Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2018 yang berfungsi sebagai estimasi tercantu.m dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 4 Penerapan Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2018 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai pedoman standar biaya, standar stuktur biaya, dan indeksasi dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga. Pasal 5 Peraturan Menteri 1n1 mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

4 - 4 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Maret MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 4 April DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 533

5 - 5 - LAMPIRAN I PERATURAN. MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 /PMK.02/2017 TENTANG STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2018 STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2018 YANG BERFUNGSI SEBAGAI BATAS TERTINGGI NO. URAIAN SATUAN BES ARAN (1) (2 ) (3) (4) 1. HONORARIUM PENANGGUNG JAWAB PENGELOLA KEUANGAN 1.1 Kuasa Pengguna Anggaran a. Nilai pagu dana s.d. RplOO juta Rpl b. Nilai pagu dana di atas RplOO juta s. d. Rp2 50 juta Rpl c. Nilai pagu dana di atas Rp250 juta s. d. Rp500 juta Rpl d. Nilai pagu dana di atas Rp500 juta s.d. Rpl miliar Rpl e. Nilai pagu dana di atas Rpl miliar s.d. Rp2,5 miliar Rpl f. Nilai pagu dana di atas Rp2,5 miliar s. d. Rp5 miliar Rp g. Nilai pagu dana di atas RpS miliar s.d. RplO miliar Rp h. Nilai pagu dana di atas RplO miliar s.d. Rp25 miliar Rp i. Nilai pagu dana di atas Rp2 5 miliar s. d. Rp50 miliar Rp Nilai pagu dana di atas RpSO miliar s.d. Rp75 miliar Rp k. Nilai pagu dana di atas Rp75 miliar s.d. RplOO miliar Rp l. Nilai pagu dana di atas RplOO miliar s.d. Rp2 50 miliar Rp m. Nilai pagu dana di atas Rp2 50 miliar s.d. Rp500 miliar RpS n. Nilai pagu dana di atas RpSOO miliar s.d. Rp750 miliar Rp o. Nilai pagu dana di atas Rp750 miliar s.d. Rpl triliun Rp j. p. Nilai pagu dana di atas Rp 1 triliun Rp Pejabat Pembuat Komitmen a. Nilai pagu dana s.d. RplOO juta Rpl b. Nilai pagu dana di atas RplOO juta s. d. Rp2 50 juta Rpl c. Nilai pagu dana di atas Rp2 50 juta s.d. RpSOO juta Rpl d. Nilai pagu dana di atas RpSOO juta s.d. Rpl miliar Rpl e. Nilai pagu d a di atas Rpl miliar s. d. Rp2,5 miliar Rpl f. Nilai pagu dana di atas Rp2,5 miliar s.d. RpS miliar Rp g. Nilai pagu dana di atas RpS miliar s.d. RplO miliar Rp h. Nilai pagu dana di atas RplO miliar s.d. Rp25 miliar Rp i. Nilai pagu dana di atas Rp25 miliar s.d. RpSO miliar Rp j. Nilai pagu dana di atas Rp50 miliar s.d. Rp75 miliar Rp k. Nilai pagu dana di atas Rp75 miliar s.d. RplOO miliar Rp l. Nilai pagu dana di atas RplOO miliar s.d. Rp2 50 miliar Rp m. Nilai pagu dana di atas Rp2 50 miliar s.d. Rp500 miliar RpS n. Nilai pagu dana di atas Rp500 miliar s.d. Rp750 miliar Rp o. Nilai pagu dana di atas Rp750 miliar s.d. Rpl triliun Rp p. Nilai pagu dana di atas Rp 1 triliun Rp Pejabat Penguji Tagihan dan Penandatangan Surat Perintah Membayar a. Nilai pagu dana s.d. RplOO juta Rp b. Nilai pagu dana di atas RplOO juta s.d. Rp2 50 juta Rp c. Nilai pagu dana di atas Rp2 50 juta s.d. RpSOO juta Rp d. Nilai pagu dana di atas RpSOO juta s.d. Rpl miliar Rp e. Nilai pagu dana di atas Rpl miliar s.d. Rp2,5 miliar Rp f. Nilai pagu dana di atas Rp2,5 miliar s.d. Rp5 miliar Rp g. Nilai pagu dana di atas RpS miliar s.d. RplO miliar Rp h. Nilai pagu dana di atas RplO miliar s.d. Rp2 5 miliar Rpl i. Nilai pagu dana di atas Rp25 miliar s.d. Rp50 miliar Rpl j. Nilai pagu dana di atas Rp50 miliar s. d. Rp75 miliar Rpl k. Nilai pagu dana di atas Rp75 miliar s.d. RplOO miliar Rp l. Nilai pagu dana di atas RplOO miliar s.d. Rp250 miliar Rp m. Nilai pagu dana di atas Rp2 50 miliar s.d. RpSOO miliar Rp n. Nilai pagu dana di atas Rp500 miliar s.d. Rp750 miliar Rp o. Nilai pagu dana di atas Rp750 miliar s.d. Rpl triliun Rp p. Nilai pagu dana di atas Rp 1 triliun Rp Bendahara Pengeluaran a. Nilai pagu dana s.d. RplOO juta 'ob Rp b. Nilai pagu dana di atas RplOO juta s.d. Rp2 50 juta Rp

6 - 6 - NO URAIAN SATUAN BESARAN (1) c. Nilai pagu dana di atas Rp250 juta s.d. Rp500 juta d. Nilai pagu dana di atas Rp500 juta s.d. Rpl miliar e. Nilai pagu dana di atas Rpl miliar s.d. Rp2,5 miliar f. Nilai pagu dana di atas Rp2,5 miliar s.d. Rp5 miliar g. Nilai pagu dana di atas Rp5 miliar s.d. RplO miliar h. Nilai pagu dana di atas RplO miliar s.d. Rp25 miliar i. Nilai pagu dana di atas Rp25 miliar s.d. Rp50 miliar j. Ni2ai pagu dana di atas Rp50 miliar s.d. Rp75 miliar k. Ni:ai pagu dana di atas Rp75 miliar s.d. RplOO miliar 1. Nilai pagu dana di atas RplOO miliar s.d. Rp250 miliar m. Nilai pagu dana-di atas Rp250 miliar s.d. Rp500 miliar n. Nilai pagu dana di atas Rp500 miliar s.d. Rp750 miliar o. Nilai pagu dana di atas Rp750 miliar s.d. Rpl triliun p. Nilai pagu dana di atas Rpl triliun (2) (3) (4) Rp Rp Rp Rp Rp Rpl Rpl Rpl Rpl Rp Rp Rp Rp Rp Staf Pengelola Keuangan/Bendahara Pengeluaran Pembantu/Petugas Belanja Pegawai a. Nilai pagu dana s.d. RplOO juta b. Nilai pagu dana di atas RplOO juta s.d. Rp250 juta c. Nilai pagu dana di atas Rp250 juta s.d. RpSOO juta d. Nilai pagu dana di atas Rp500 juta s.d. Rpl miliar e. Nilai pagu dana di atas Rpl miliar s.d. Rp2,5 miliar f. Nilai pagu dana di atas Rp2,5 miliar s.d. Rp5 miliar g. Nilai pagu dana di atas Rp5 miliar s.d. Rp 10 miliar h. Nilai pagu dana di atas RplO miliar s.d. Rp25 miliar i. Nilai pagu dana di atas Rp25 miliar s.d. Rp50 miliar j. Nilai pagu dana di atas Rp50 miliar s.d. Rp75 miliar k. Nilai pagu dana di atas Rp75 miliar s.d. RplOO miliar 1. Nilai pagu dana di atas RplOO miliar s.d. Rp250 miliar m. Nilai pagu dana di atas Rp250 miliar s.d. Rp500 miliar n. Nilai pagu dana di atas Rp500 miliar s.d. Rp750 miliar o. Nilai pagu dana di atas Rp750 miliar s.d. Rpl triliun p. Nilai pagu dana di atas Rpl triliun Pengelola Adminstrasi Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rpl Rpl Rpl Rpl Rp Rp Rp HONORARIUM PENANGGUNG JAWAB PENGELOLA KEUANGAN PADA SATUAN KERJA YANG KHUSUS MENGELOLA BELANJA PEGAWAI 2.1 Atasan Langsung Pemegang Kas /Kuasa Pengguna Anggaran a. Nilai pagu dana s.d. Rp25 miliar b. Nilai pagu dana di atas Rp25 miliar s.d. Rp50 miliar c. Nilai pagu dana di atas Rp50 miliar s.d. RplOO miliar d. Nilai pagu dana di atas RplOO miliar s.d. Rp200 miliar e. Nilai pagu dana di atas Rp 200 miliar 2.2 Pemegang Kas/Bendahara a. Nilai pagu dana s.d Rp25 miliar b. Nilai pagu dana di atas Rp25 miliar s.d. RpSO miliar c. Nilai pagu dana di atas Rp50 miliar s.d. RplOO miliar d. Nilai pagu dana di atas RplOO miliar s.d. Rp200 miliar e. Nilai pagu dana di atas Rp200 miliar 2.3 Juru Bayar/Staf a. Nilai pagu dana s.d. Rp25 miliar b. Nilai pagu dana di atas Rp25 miliar s.d. Rp50 miliar c. Nilai ;?agu dana di atas Rp50 miliar s.d. RplOO miliar d. Nilai pagu dana di atas RplOO miliar s.d. Rp200 miliar e. Nilai pagu dana di atas Rp 200 miliar Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp HONORARIUM PENGADAAN BARANG/JASA 3.1 Honorarium Pejabat Pengadaan Barang/Jasa 3.2 Honorarium Panitia Pengadaan Barang dan Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Konstruksi) a. Nilai pagu pengadaan sampai dengan Rp200 juta b. Nilai pagu pengadaan di atas Rp200 juta s.d. Rp500 juta c. Nilai pagu pengadaan di atas Rp500 juta s.d. Rpl miliar d. Nilai pagu pengadaan di atas Rpl miliar s.d. Rp2,5 miliar e. Nila;; pagu pengadaan di atas Rp2,5 miliar s.d. Rp5 miliar f. Nila: pagu pengadaan di atas RpS miliar s.d. RplO miliar g. Nilai pagu pengadaan di atas RplO miliar s.d. Rp25 miliar h. Nilai pagu pengadaan di atas Rp25 miliar s.d. RpSO miliar i. Nilai pagu pengadaan di atas Rp50 miliar s.d. Rp75 miliar Nilai pagu pengadaan di atas Rp75 miliar s.d. RplOO miliar k. Nilai pagu pengadaan di atas RplOO miliar s.d. Rp250 miliar j. 1. Nilai pagu pengadaan di atas Rp250 miliar s.d. RpSOO miliar m. Nilai pagu pengadaan di atas Rp500 miliar s.d. Rp750 miliar n. Nilai pagu pengadaan di atas Rp750 miliar s.d. Rpl triliun o. Nilai pagu pengadaan di atas Rp 1 triliun Per Paket Rp Rp Rp Rpl Rpl Rpl Rpl Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp RpS Honorar:.um Panitia Pengadaan Barang dan Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Non Konstruksi) a. Nilai pagu pengadaan sampai dengan Rp200 juta b. Nilai pagu pengadaan di atas Rp200 juta s.d. RpSOO juta c. Nilai pagu pengadaan di atas RpSOO juta s.d. Rpl miliar d. Nilai pagu pengadaan di atas Rpl miliar s.d. Rp2,5 miliar e. Nilai pagu pengadaan di atas Rp2,5 miliar s.d. Rp5 miliar f. Nilai pagu pengadaan di atas Rp5 miliar s.d. RplO miliar Per Paket Rp Rp Rp Rpl Rpl Rpl

7 - 7 - NO URAIAN (1) (2) g. Nilai pagu pengadaan di atas Rp 10 miliar s.d. Rp25 miliar h. Nilai pagu pengadaan di atas Rp25 miliar s.d. RpSO miliar i. Nilai pagu pengadaan di atas RpSO miliar s.d. Rp75 miliar j. Nilai pagu pengadaan di atas Rp75 miliar s.d. RplOO miliar k. Nilai pagu pengadaan di atas RplOO miliar s.d. Rp250 miliar 1. Nilai pagu pengadaan di atas Rp250 miliar s.d. RpSOO miliar m. Nilai pagu pengadaan di atas Rp500 miliar s.d. Rp750 miliar n. Nilai pagu pengadaan di atas Rp750 miliar s.d. Rpl triliun o. Nilai pagu pengadaan di atas Rp 1 triliun SATUAN (3) BESARAN (4) Rpl Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Honorarium Panitia Pengadaan Jasa dan Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Non Konstruksi) a. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi s.d. Rp50 juta b. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi di atas Rp50 ju ta s.d. Rp 100 ju ta c. Nilai pagu pengadaan jasa lainnya s.d. RplOO juta d. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas RplOO juta s.d. Rp250 juta e. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rp250 juta s.d. RpSOO juta f. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rp500 juta s.d. Rpl miliar g. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rpl miliar s.d. Rp2,5 miliar h. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rp2,5 miliar s.d. Rp5 miliar i. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas RpS miliar s.d. RplO miliar j. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas RplO miliar s.d. Rp25 miliar k. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rp25 miliar s.d. RpSO miliar 1. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rp50 miliar s.d. Rp75 miliar m. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rp75 miliar s.d. Rp 100 miliar - n. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas RplOO miliar s.d. Rp250 miliar 0. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rp250 miliar s.d. Rp500 miliar p. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rp500 miliar s.d. Rp750 miliar q. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rp750 miliar s.d. Rpl triliun r. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rpl triliun Per Paket Per Paket Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rpl Rpl Rpl Rpl Rpl Rp Rp Rp Rp Rp Rp Honorarium Pengguna Anggaran Pengadaan Barang/Jasa (Konstruksi) a. Nilai pagu pengadaan di atas RplOO miliar s.d. Rp250 miliar b. Nilai pagu pengadaan di atas Rp250 miliar s.d. RpSOO miliar c. Nilai pagu pengadaan di atas Rp500 miliar s.d. Rp750 miliar d. Nilai pagu pengadaan di atas Rp750 miliar s.d. Rpl triliun e. Nilai pagu pengadaan di atas Rp 1 triliun Pengadaan Barang (Non Konstruksi) a. Nilai pagu pengadaan di atas RplOO miliar s.d. Rp250 miliar b. Nilai pagu pengadaan di atas Rp250 miliar s.d. RpSOO miliar c. Nilai pagu pengadaan di atas Rp500 miliar s.d. Rp750 miliar d. Nilai pagu pengadaan di atas Rp750 miliar s.d. Rpl triliun e. Nilai pagu pengadaan di atas Rp 1 triliun Pengadaan Jasa (Non Konstruksi) a. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rp 10 miliar s.d. Rp25 miliar b. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rp25 miliar s.d. RpSO miliar c. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas RpSO miliar s.d. Rp75 miliar d. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rp75 miliar s.d. Rp 100 miliar e. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas RplOO miliar s.d. Rp250 miliar f. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rp250 miliar s.d. RpSOO miliar g. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rp500 miliar s.d. Rp750 miliar h. Nilai pagu pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rp750. miliar s.d. Rpl triliun i. Nilai pagu pengadaanjasa konsultansi/jasa lainnya di atas Rpl triliun Rp Rp Rp Rp RpS Rp Rp Rp Rp Rp Rpl Rpl Rpl Rp Rp Rp Rp Rp Rp

8 - 8 - NO URAIAN SATUAN BESARAN (1) (2) 4. HONORARICM PERANGKAT UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) 4.1 Kepala ULP 4.2 Sekretaris/Staf Pendukung ULP (3) (4) Rpl Rp HONORARIUM PENERIMA HASIL PEKERJAAN 5.1 Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan/Pengadaan Barang/Jasa 5.2 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan/Pengadaan Barang/Jasa a. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan s.d. Rp200 juta b. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rp200 juta s.d. Rp500 juta c. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rp500 juta s.d. Rpl miliar d. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rpl miliar s.d. Rp2,5 miliar e. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rp2,5 miliar s.d. Rp5 miliar f. Nilai pagu pekerjaan/ pengadaan di atas Rp5 miliar s.d. RplO miliar g. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas RplO miliar s.d. Rp25 miliar h. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rp25 miliar s.d. Rp50 miliar i. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rp50 miliar s.d. Rp75 miliar Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rp75 miliar s.d. RplOO miliar k. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas RplOO miliar s.d. Rp250 miliar Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rp250 miliar s.d. Rp500 miliar m. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rp500 miliar s.d. Rp750 miliar n. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rp750 miliar s.d. Rpl triliun o. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rpl triliun j HONORARIUM PENGELOLA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) 6.1 Pejabat yang Bertugas Melakukan Pemungutan Penerimaan Negara atau Atasan Langsung a. Nii.ai pagu dana s.d. RplOO juta b. Nilai pagu dana di atas RplOO juta s.d. Rp250 juta c. Nilai pagu dana di atas Rp250 juta s.d. Rp500 juta d. Nilai pagu dana di atas Rp500 juta s.d. Rpl miliar e. Nilai pagu dana di atas Rpl miliar s.d. Rp2,5 miliar f. Nilai pagu dana di atas Rp2,5 miliar s.d. Rp5 miliar g. Nilai pagu dana di atas Rp5 miliar s.d. RplO miliar h. Nilai pagu dana di atas RplO miliar s.d. Rp25 miliar i. Nilai pagu dana di atas Rp25 miliar s.d. Rp50 miliar Nilai pagu dana di atas Rp50 miliar s.d. Rp75 miliar k. Nilai pagu dana di atas Rp75 miliar s.d. RplOO miliar 1. Nilai pagu dana di atas RplOO miliar s.d. Rp250 miliar m. Nilai pagu dana di atas Rp250 miliar s.d. Rp500 miliar n. Nilai pagu dana di atas Rp500 miliar s.d. Rp750 miliar o. Nilai pagu dana di atas Rp750 miliar s.d. Rpl triliun p. Nilai pagu dana di atas Rpl triliun j. Per Paket Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rpl Rpl Rpl Rpl Rpl Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rpl Rp Rpl Rpl Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Bendahara Penerimaan a. Nilai pagu dana s.d. RplOO juta b. Nilai pagu dana di atas RplOO juta s.d. Rp250 juta c. Nilai pagu dana di atas Rp250 juta s.d. Rp500 juta d. Nilai pagu dana di atas Rp500 juta s.d. Rpl miliar e. Nilai pagu dana di atas Rpl miliar s.d. Rp2,5 miliar f. Nilai pagu dana di atas Rp2,5 miliar s.d. Rp5 miliar g. Nilai pagu dana di atas Rp5 miliar s.d. RplO miliar h. Nilai pagu dana di atas RplO miliar s.d. Rp25 miliar Nilai pagu dana di atas Rp25 miliar s.d. Rp50 miliar Nilai pagu dana di atas Rp50 miliar s.d. Rp75 miliar k. Nilai pagu dana di atas Rp75 miliar s.d. RplOO miliar Nilai pagu dana di atas RplOO miliar s.d. Rp250 miliar m. Nilai pagu dana di atas Rp250 miliar s.d. Rp500 miliar n. Nilai pagu dana di atas Rp500 miliar s.d. Rp750 miliar o. Nilai pagu dana di atas Rp750 miliar s.d. Rpl triliun p. Nilai pagu dana di atas Rpl triliun i. j. 1. Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rpl Rpl Rpl Rpl Rpl Rp Rp Rp Rp Rp Petugas Penerimaan PNBP atau Anggota a. Nilai pagu dana s.d. RplOO juta b. Nilai pagu dana di atas RplOO juta s.d. Rp250 juta c. Nilai pagu dana di atas Rp250 juta s.d. Rp500 juta d. Nilai pagu dana di atas Rp500 juta s.d. Rpl miliar e. Nilai pagu dana di atas Rpl miliar s.d. Rp2,5 miliar f. Nilai pagu dana di atas Rp2,5 miliar s.d. Rp5 miliar g. Nilai pagu dana di atas Rp5 miliar s.d. RplO miliar h. Nilai pagu dana di atas RplO miliar s.d. Rp25 miliar i. Nilai pagu dana di atas Rp25 miliar s.d. Rp50 miliar Nilai pagu dana di atas Rp50 miliar s.d. Rp75 miliar k. Nilai pagu dana di atas Rp75 miliar s.d. RplOO miliar Nilai pagu dana di atas RplOO miliar s.d. Rp250 miliar m. Nilai pagu dana di atas Rp250 miliar s.d. Rp500 miliar n. Nilai pagu dana di atas Rp500 miliar s.d. Rp750 miliar o. Nilai pagu dana di atas Rp750 miliar s.d. Rpl triliun p. Nilai pagu dana di atas Rpl triliun j HONORARIUM PENGELOLA SISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI) 7.1 Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang Tingkat Kementerian Negara/Lembaga (UAPA/UAPB) yang ditetapkan atas Dasar Keputusan Menteri a. Pengarah Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rpl Rpl Rpl Rpl Rpl Rp Rp Rp Ru

9 - 9 - NO URAIAN SATUAN BES ARAN (1) (2) (3) (4) b. Penanggung Jawab Rp c. Koordinator Rp d. Ketua/Wakil Ketua Rp e. Anggota/ Petugas Rp Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Tingkat Eselon I (UAPPA-EI/UAPPB-EI) yang ditetapkan atas Dasar SK Eselon I a. Penanggung Jawab Rp b. Koordinator Rp c. Ketua/Wakil Ketua Rp d. Anggota/Petugas Rp Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Tingkat Wilayah (UAPPA-W /UAPPB-W) yang ditetapkan atas Dasar SK Eselon I a. Penanggung Jawab Rp b. Koordinator Rp c. Ketua/Wakil Ketua Rp d. Anggota/Petugas Rp Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/UAKPB) yang ditetapkan atas Dasar SK Eselon II atau Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah atau Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah a. Penanggung J awab Rp b. Koordinator Rp c. Ketua/Wakil Ketua Rp d. Anggota/Petugas Rpl HONORARIUM PENGURUS/PENYIMPAN BARANG MILIK NEGARA 8.1 Tingkat Pengguna Barang Rp Tingkat Kuasa Pengguna Barang Rp HONORARIUM KELEBIHAN JAM PEREKAYASAAN 9.1 Perekayasa Utama OJ Rp Perekayasa Madya OJ Rp Perekayasa Muda OJ Rp Perekayasa Pertama OJ Rp HONORARIUM PENUNJANG PENELITIAN/PEREKAYASAAN 10.1 Pembantu Peneliti/Perekayasa OJ Rp Koordinator Peneliti/Perekayasa Rp Sekretariat Peneliti/ Perekayasa Rp Pengolah Data Penelitian/ Perekayasaan Rpl Petugas Survey OR Rp Pembantu Lapangan Rp HONORARIUM KOMITE PENILAIAN DAN/ATAU REVIEWER PROSAL DAN KOMITE PENILAIAN DAN/ ATAU REVIEWER KELUARAN PENELITIAN 11.1 Honorarium Komite Penilaian dan/ atau Reviewer Proposal Rpl Honorarium Komite Penilaian dan/ a tau Reviewer Keluaran Penelitian a. Laporan Antara Per Laporan RpS b. Laporan Akhir Per Laporan Rpl HONORARIUM NARASUMBER/PEMBAHAS/MODERATOR/PEMBAWA ACARA/PANITIA 12.1 Honorarium Narasumber / Pembahas a. Menteri/Pejabat Setingkat Menteri/Pejabat Negara Lainnya/yang disetarakan OJ Rpl b. Pejabat Eselon I/yang disetarakan OJ Rp c. Pejabat Eselon II/yang disetarakan OJ Rpl d. Pejabat Eselon III ke bawah/yang disetarakan OJ Rp Honorarium Moderator Rp Honorarium Pembawa Acara OK Rp Honorarium Panitia a. Penanggung Jawab OK Rp b. Ketua/Wakil ketua OK Rp c. Sekretaris OK Rp d. Anggota OK Rp HONORARIUM PEMBER! KETERANGAN AHLI/SAKSI AHLI DAN BERACARA 13.1 Honorarium Pemberi Keterangan Ahli/Saksi Ahli Rpl Honorarium Beracara Rpl

10 NO. URAIAN SATUAN BESARAN 14. HONORARIUM PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENDIDIKAN PADA LINGKUP PENDIDIKAN TINGGI HONORARIUM DOSEN/PEGAWAI YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN/ Tl!GAS KHUSUS TERTENTU Universitas/Institut a. Pembantu Rektor IV /Wakil Rektor IV /Koordinator Kopertis Rp b. Pimpinan Fakultas/Pasca Sarjana 1) Direktur Pascasarjana Rp ) Asisten/Wakil Direktur Pascasarjana Rpl ) Ketua Program Studi Pascasarjana Rpl ) Sekretaris Program Rpl c. Lembaga/Badan 1) Ketua/Kepala/Direktur Rp ) Sekretaris/Wakil Direktur Rpl d. Pusat 1) Kepala Rpl ) Sekretaris/Wakil/Koordinator Bidang Rpl e. Unit Pelaksana/Penunjang Teknis 1) Ketua Rpl ) Sekretaris Rp f. Ma'had 1) Direktur/Pimpinan Rpl ) Sekretaris/Wakil Rpl ) Pengasuh/Muwajih Rp ) Koordinator Bidang Rp g. Jurusan 1) Ketua Rp ) Sekretaris Rp h. Program Studi 1) Ketua/Koordinator Rpl ) Sekretaris Rp i. Satuan Pengawas Internal {SPI) 1) Ketua Rpl ) Sekretaris Rp j. Satuan Tugas Pelaksana (STP)/Departemen 1) Ketua Rp ) Sekretaris/Ketua Divisi Rp k. Lab oratorium/bagian/studio/bengkel Kepala/ Ko ordinator Rpl I. Senat 1) Ketua Rpl ) Sekretaris Rp ) Ketua Komisi Rp m. Senat Fakultas 1) Ketua Rp ) Sekretaris Rp n. Kopertais 1) Koordinator Rp ) Wakil/Sekretaris Rp Politeknik a. Pembantu Direktur IV (Penanggung Jawab Kerja sama) Rpl b. Pu sat Kepala Rpl c. Unit Pelaksana/Penunjang Teknis 1) Ketua Rpl ) Sekretaris Rpl e. Jurusan 1) Ketua Rpl ) Sekretaris Rpl f. Program Studi 1) Ketua Rpl ) Sekretaris Rpl g. Satuan Pengawas Internal (SPI) 1) Ketua Rpl ) Sekretaris Rp h. Kepala Lab oratorium Rpl i. Senat 1) Ketua Rpl ) Sekretaris Rp ) Ketua Komisi Rp Sekolah Tinggi a. Pimpinan Pascasarjana 1) Direktur Pascasarjana Rpl ) Asisten/Wakil Direktur Pascasarjana Rp ) Sekretaris Program Rp ) Ketua Konsentrasi Rp

11 NO. URAIAN SATUA N BESARAN b. Pus at 1} Kepala Rpl } Sekretaris/Wakil/Koordinator Bidang Rp c. Unit Pelaksana/Penunjang Teknis l} Ketua Rpl ) Sekretaris Rp Ma' had 1) Direktur/Pimpinan RpSS ) Sekretaris/Wakil RpS } Pengasuh/Muwajih Rp } Koordinator Bidang Rp e. Jurusan 1} Ketua Rpl } Sekretaris Rp f. Program Studi l} Ketua Rp } Sekretaris Rp g. Satuan Pengawas Internal (SPI) 1} Ketua Rpl } Sekretaris RpSS h. Kepala Lab oratorium Rpl i. Senat 1} Ketua Rp ) Sekretaris Rp ) Ketua Komisi Rp d Akademi a. Pusat 1) Kepala Rp } Sekretaris/Wakil/Koordinator Bidang Rp b. Unit Pelaksana/Penunjang Teknis Ketua RpSS c. Jurusan 1} Ketua Rp } Sekretaris Rp d. Program Studi l} Ketua Rp } Koordinator Dosen RpS e. Senat 1} Ketua RpS } Sekretaris Rp } Anggota Rp

12 NO. URAIAN SATUAN BESARAN HONORARIUM DOSEN YANG MENYELENGGARAKAN KEGIATAN AKADEMIK DAN KEMAHASISW AAN a. Program Diploma, Sarjana, dan Profesi 1) Ujian Masuk a) Penguji Al Qur'an/Lisan Per Peserta Rp b) Sidang Penentuan Kelulusan Orang/Kegiatan Rp ) Kelebihan Jam Mengajar a) Kelas Reguler (1) Guru Besar SKS/Hadir Rp (2) Lektor Kepala SKS/Hadir Rp (3) Lektor SKS/Hadir Rp (4) Asisten Ahli SKS/Hadir Rp b) Kelas Non Reguler ( 1) Guru Besar SKS/Hadir Rp (2) Lektor Kepala SKS/Hadir Rp (3) Lektor SKS/Hadir Rp (4) Asisten Ahli SKS/Hadir Rp c) Kelas Internasional ( 1) Guru Besar SKS/Hadir Rp (2) Lektor Kepala SKS/Hadir Rp (3) Lektor SKS/Hadir Rp (4) Asisten Ahli SKS/Hadir Rp ) Penguji Proposal Skripsi/Tugas Akhir Orang/Mahasiswa Rp ) Pembimbing Skripsi/Tugas Akhir Orang/Mahasiswa Rp ) Pembimbing Seminar Hasil Penelitian Skripsi/Munakasah Per Mahasiswa Rpl ) Pembimbing Uji Kompetensi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Per Mata Kuliah Rpl Kesehatan (FKIK) 7) Penguji Komprehensif Per Mahasiswa Rpl ) Penguji Seminar Hasil Penelitian Skripsi/Munakasah Per Mahasiswa Rpl ) Penguji Skripsi/Tugas Akhir /Munakasah Orang/Mahasiswa Rpl ) Dasen Wali/Penasehat/Pembimbing Akademik Mahasiswa/ Semester Rp ) Honorarium Penguji Hasil Praktik Lapangan dan Ujian Kompetensi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) a) Pen ii Hasil Praktik Lapangan Per Mahasiswa Rp b) Uji Kompetensi (Computer Based Tes (CBT), Objective Structure Clinical (OSC), Blok, dan sejenisnya) (1) Koordinator OK Rp (2) Koordinator Lokasi OK Rp (3) Penguji OK Rp (4) Pasien Simulasi OK Rp (5) Pelatih Pasien Simulasi OK Rp ) Profesi (Klinik), Akademik (Preklinik), Keterampilan Klinik Dasar (KKD) dan Pelaksanaan Modul Khusus a) Koordinator Klinik (Profesi) Orang/Rotasi Rp b) Akademik (Preklinik) ( 1) Koordinator Preklinik (Akademik) Rp (2) Asisten Koordinator Preklinik Rp c) Koordinator Keterampilan Klinik Dasar (KKD) Rp d) Koordinator Pelaksanaan Modul Khusus Orang/ Semester Rp ) Kelebihan Jam Fasilitator/Tutor/Pembimbing Praktikum Jam/Hadir Rp ) Kelebihan Jam Pembimbingan Magang Fakultas Kedokteran Orang/Mahasiswa Rp (FK)/Ilmu Kesehatan (IK)/Fakultas Kedokteran Gigi (FKG)/ Praktik Profesi b. Program Pascasarjana 1) V alidasi N askah Saal Ujian Masuk a) Validasi Naskah Saal S2/Spl Per Naskah Rpll0.000 b) Validasi Naskah Saal S3/Sp2 Per Naskah Rpl ) Telaah Hasil Ujian Masuk a) Telaah Hasil Ujian S2/Spl Per Peserta Rp b) Telaah Hasil Ujian S3/Sp2 Per Peserta Rp ) Penguji Lisan Ujian Masuk a) Penguji Lisan S2/Sp1 Per Peserta Rp b) Penguji Lisan S3/Sp2 Per Peserta Rpl ) Kelebihan Jam Mengajar a) Kelas Reguler-S2/Spl (1) Guru Besar SKS/Hadir Rp (2) Lektor Kepala SKS/Hadir Rp (3) Lektor SKS/Hadir Rp (4) Asisten Ahli SKS/Hadir Rp b) Kelas Reguler-S3 / Sp2 (1) Guru Besar SKS/Hadir Rp (2) Lektor Kepala SKS/Hadir Rp (3) Lektor SKS/Hadir Rp (4) Asisten Ahli SKS/Hadir Ro

13 NO. URAIAN SATUAN BESARAN Kelas Internasional-S2/Sp1 ( 1) Guru Besar SKS/Hadir Rp (2) Lektor Kepala SKS/Hadir Rp (3) Lektor SKS/Hadir Rp (4) Asisten Ahli SKS/Hadir Rp d) Kelas Internasional-S3/Sp2 (1) Guru Besar SKS/Hadir Rp (2) Lektor Kepala SKS/Hadir Rp (3) Lektor SKS/Hadir Rp (4) Asisten Ahli SKS/Hadir Rp ) Ujian Semester Pascasarjana a) Telaah dan Feedback Hasil Ujian S2ISp1 Per Mahasiswa Rp b) Telaah dan Feedback Hasil Ujian S3/Sp2 Per Mahasiswa Rp ) Mata Kuliah Penunjang Disertasi (MKPD)/Tutorial Orang/Mahasiswa/ Semester Rp ) Ujian/ Seminar Proposal Tesis Orang/Mahasiswa Rpl ) Ujian/Seminar Hasil Penelitian Tesis Orang/Mahasiswa Rp ) Ujian Kualifikasi/Komprehensif a) Ketua Orang/Mahasiswa Rp b) Sekretaris Orang/Mahasiswa Rpl c) Penguji {Tulis/Lisan/Korektor} Orang/Mahasiswa Rp ) Ujian/ Seminar Proposal Disertasi a) Ketua/ Sekretaris /Promotor Orang/Mahasiswa Rpl b) Penguji Utama Orang/Mahasiswa Rp ) Ujian/Seminar Hasil Penelitian Disertasi Orang/Mahasiswa Rp c) 12) Pembimbing Tesis a) Pembimbing Utama/Ketua Per Mahasiswa Lulus Rpl b) Pembimbing Pendamping Per Mahasiswa Lulus Rpl ) Pembimbing Disertasi a) Pembimbing Utama/Ketua Per Mahasiswa Lulus Rp b) Pembimbing Pendamping Per Mahasiswa Lulus Rp ) Verifikasi Naskah Disertasi Orang/Mahasiswa Rp ) Dewan Pertimbangan Akademik a) Pengarah/Penanggung jawab Orang/ Semester Rp b) Ketua Orang/ Semester Rp c) Sekretaris / Anggota Orang/ Semester Rp ) Penasehat Akademik S2/Spl dan S3/Sp2 Per Mahasiswa/ Rp Semester

14 NO. URAIAN SATUAN BESARAN 14.3 LAIN-LAIN a. Honorarium Mengajar Diploma, Sar:iana dan Profesi 1) Guru Besar SKS/ Hadir Rp ) Lektor Kepala SKS/Hadir Rp ) Lektor SKS/Hadir Rp ) Asisten Ahli SKS/Hadir Rp l b. Honorarium Mengajar 82/Spl 1) Guru Besar SKS/ Hadir Rp ) Lektor Kepala SKS/Hadir Rp ) Lektor SKS/ Hadir Rp ) Asisten Ahli SKS/ Hadir Rp c. Honorarium Mengajar S3 / Sp2 1) Guru Besar SKS/Hadir Rp ) Lektor Kepala SKS/Hadir Rp ) Lektor SKS/ Hadir Rp ) Asisten Ahli SKS/Hadir Rp d. Honorarium Mengajar Kelas Internasional 1) Guru Besar SKS/Hadir Rp ) Lektor Kepala SKS/Hadir Rp ) Lektor SKS/Hadir Rp ) Asisten Ahli SKS/Hadir Rp e. Honorarium Mengajar Semester Pendek/ Semester Alih Tahun 1) Guru Besar SKS/Hadir Rp ) Lektor Kepala SKS/Hadir Rp ls ) Lektor SKS/Hadir Rp l ) Asisten Ahli SKS/ Hadir Rp f, Honorarium Mengajar Dasen Tamu a) Nasional OJ RpS b) Internasional OJ Rp g. Honorarium Pembimbing/Pembina Tahfidz Orang/ Mahasiswa/ Bulan RpS0.000 h. Honorarium Kuliah Kerja Lapangan/Praktik Pengalaman Lapangan/Kuliah Kerja Nyata (KKN)/Praktik Kerja Lapangan dan sejenisnya 1) Pembimbing OK Rp } Pelaksanaan Kegiatan di Tempat Praktik a) Penanggung J awab OK Rp b} Koordinator OK Rp c) Pembimbing/ Guru Pamong Orang/Mahasiswa Rp l } Pendamping Desa/Kecamatan OK Rp i. Honorarium Koordinator /Pembimbing Basil Praktik Lapangan/ On Job Training /Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi / Prakerin 1) Koordinator Praktik Lapangan/ On Job Training /Kuliah Rp Kerja Nyata (KKN) Profesi/Prakerin 2) Pembimbing Hasil Praktik Lapangan/ On Job Training/ Judul Rp KKN Profesi Uji Kompetensi a) Pembina Uji Kompetensi OK Rp l b) Pelatih Uji Kompetensi Orang Rp l Pembimbing Magang Fakultas Kedokteran (FK) / Fakultas Orang/Mahasiswa Rp Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) /Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Praktik Profesi Dari Luar Fasilitator /Tutor/Pembimbing Praktikum Non Be ban Kerja Jam/Hadir Rp Dasen (BKD)/Dari Luar 1. Honorarium Pendamping/Pelatih Unit Kegiatan Mahasiswa {UKM) 1) Pembina UKM Rp ) Pelatih UKM Rp m. Honorarium Pembimbing Program Kreativitas Mahasiswa Per Judul Rp l yang Lolos Seleksi Nasional n. Biaya J asa Pasien Standar Pasien/Jam RpS0.000 o. Honorarium Sidang Senat OK Rp j. k. 3) p. Honorarium Pengembangan Bahan Aj ar 1) Honorarium Penyusunan Rancangan Mata Kuliah Per mata kuliah Rp3.SOO.OOO 2) Honorarium Penyusunan Bahan Aiar : a) Program Diploma dan S 1 ( 1) Berbahasa Indonesia Per modul RpS (2) Berbahasa Asing Per modul Rp

15 NO. URAIAN SATUAN BE SARAN b) Program Pascasarjana ( 1) Berbahasa Indonesia Per modul Rp (2) Berbahasa Asing Per modul RpS ) Honorarium Penelaahan Bahan Aj ar a) Berbahasa Indonesia Per modul Rp l b) Berbahasa Asing Per modul Rp l q. Honorarium Pengembangan dan Pelaksanaan Tutorial 1) Honorarium Penyusunan Garis Besar Program Media Per program Rp (GBPM) Tutorial 2) Honorarium Penulisan Naskah Tutorial Melalui Media Per naskah Rp l ) Honorarium Pengembangan Kit Tutorial Per mata kuliah Rp ) Honorarium Tutor a) Tutor Program S 1 Per pertemuan Rp b) Tutor Program S2 Per pertemuan Rp c) Tutor Program di Luar Negeri Per pertemuan Rp r. Honorarium Pengembangan Bahan Ujian dan Pelaksanaan Ujian 1) Honorarium Pengembangan Bahan Ujian a) Honorarium Penyusunan Kisi-Kisi Soal Per mata kuliah Rp l b) Honorarium Penyusunan Soal Input Bank Saal ( 1) Saal Objektif Per butir soal Rp (2) Soal Uraian (Beserta Pedoman Scoring) Per butir soal Rp c) Honorarium Penyusunan Saal Uj ian Komprehensif Per butir soal Rp (Beserta Pedoman Scoring) Tugas Akhir Program 2) Honorarium Pengawas Ujian Luar N egeri Per hari Rp

16 NO. URAIAN SATUAN BESARAN (1) (2) 15. HONORARIUM PENYULUH NON PEGAWAI NEGERI SIPIL 15.1 SLTA 15.2 Sa.x:iana Muda 15.3 Saz:jana 15.4 Master (S2) (3) (4) Rp Rp Rp Rp SATUAN BIAYA ERASIONAL PENYULUH 16.1 Wilayah Barat 16.2 Wilayah Tengah 16.3 Wilayah Timur 17. HONORARIUM RANIWAN OK Rp Rp Rp Rp HONORARIUM TIM PELAKSANA KEGIATAN DAN SEKRETARIAT TIM PELAKSANA KEGIATAN 18.l Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan Yang Ditetapkan Oleh Presiden a. Pengarah b. Penanggung Jawab c. Koordinator/Ketua d. Wakil Ketua e. Sekretaris f. Anggota Yang Ditetapkan Oleh Menteri/Pejabat Setingkat Menteri a. Pengarah b. Penanggung Jawab c. Ketua d. Wakil Ketua e. Sekretaris f. Anggota Yang Ditetapkan Oleh Pejabat Eselon I a. Pengarah b. Penanggung Jawab c. Ketua d. Wakil Ketua e. Sekretaris f. Anggota Yang Ditetapkan Oleh KPA a. Pengarah b. Penanggung Jawab c. Ketua d. Wakil Ketua e. Sekretaris f. Anggota 18.2 Honorarium Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan Yang Ditetapkan Oleh Presiden a. Ketua/Wakil ketua b. Anggota Yang Ditetapkan Oleh Menteri a. Ketua/Wakil ketua b. Anggota Rp Rp Rp Rpl Rpl Rpl Rpl Rpl Rpl Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp HONORARIUM TIM PENYUSUNAN JURNAL/BULETIN/MAJALAH/PENGELOLA WEBSITE 19.1 Honorarium Tim Penyusunan Jurnal a. Penanggung Jawab b. Redaktur c. Penyunting/Editor d. Desain Grafis e. Fotografer f. Sekretariat g. Pembuat artikel 19.2 Honorari-am Tim Penyusunan Buletin/Majalah a. Penanggung Jawab b. Redaktur c. Penyanting/Editor d. Desain Grafis e. Fotografer f. Sekretariat g. Pembuat artikel 19.3 Honorari:lm Tim Pengelola Website a. Penanggung Jawab b. Redaktur c. Editor d. WebAdmin e. Web Developer f. Pembuat Artikel Oter Oter Oter Oter Oter Oter Hal am an Oter Oter Oter Oter Oter Oter Halaman Halaman Rp Rp Rp Rp Rpl RplS0.000 Rp Rp Rp Rp Rpl Rp Rp Rpl RpS Rp Rp Rp Rp Rpl HONORARIUM PENYELENGGARA SIDANG/KONFERENSI INTERNASIONAL/KONFERENSI TINGKAT MENTER!, SENIOR OFFICIAL MEETING (BILATERAL/REGIONAL/MULTILATERAL), WORKSH /8F:MTNAR /808TATJ8A8T /8ARA8F:HAN RF:R8KAT.A TN1'F:RNA8TONAT Honorarium Penyelenggara Sidang/Konferensi Internasional/Konferensi Tingkat Menteri, Senior Official Meeting (Bilateral/Regional/Multilateral) a. Pengarah b. Pena.riggung Jawab c. Ketua/Wakil Ketua d. Ketua Delegasi e. Tim Asistensi f. Anggota Delegasi Republik Indonesia g. Koordinator h. Ketua Bidang i. Sekretaris j. Anggota Panitia k. Liaison Officer (LO) 1. Staf Pendukung OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rpl Rpl Rpl Rpl Rol A,ffai/

17 NO. URAIAN SA TUAN BESARAN (1) 121 (3) (4) 20.2 Honorarium Penyelenggara Workshop /Seminar/ Sosialisasi/ Sarasehan Berskala Internasional a. Pen gar ah OK Rpl b. Penanggung Jawab OK Rpl c. Ketua/Wakil Ketua OK Rp d. Ketua Delegasi OK Rp e. Tim Asistensi OK Rp f. Anggota Delegasi Republik Indonesia OK Rp g. Koordinator OK Rp h. Ketua Bidang OK Rp i. Sekretaris OK Rp j. Anggota Panitia OK Rp k. Liaison Oficer (LO) OK Rp Staf Pendukung OK Rp HONORARIUM PENYELENGGARA UJIAN DAN VAKAS! 21.l Tingkat Pendidikan Dasar a. Penyusunan/pembuatan bahan ujian Naskah/Pelajaran Rpl b. Pengawas ujian Rp c. Pemeriksaan hasil ujian Siswa/Mata Ujian Rp Tingkat Pendidikan Menengah a. Penyusunan/pembuatan bahan ujian Naskah/Pelajaran Rpl b. Pengawas ujian Rp c. Pemeriksaan hasil ujian Siswa/Mata Ujian Rp Tingkat Pendidikan Tinggi a. Diploma I/II/III/IV dan Strata 1 (Sl) 1) Penyusunan/pembuatan bahan ujian Naskah/Pelajaran Rp ) Pengawas ujian Rp ) Pemeriksaan Hasil Ujian Mahasiswa/Mata Ujian Rpl ) Penguji Tugas Akhir/Skripsi Orang/Mahasiswa Rp ) Pengawas Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri Orang/Mata Uji Rp ) Penguji Ujian Keterampilan pada Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri Peserta Rp b. Strata 2 (S2) 1) Penyusunan/pembuatan bahan ujian Naskah/Pelajaran Rp ) Pengawas ujian Rp ) Pemeriksaan Hasil Ujian Mahasiswa/Mata Ujian Rpl ) Penguji Tesis Orang/Mahasiswa Rp c. Strata 3 (S3) 1) Penyusunan/pembuatan bahan ujian Naskah/Pelajaran Rp ) Pengawas ujian Rp ) Pemeriksaan Hasil Ujian Mahasiswa/Mata Ujian Rp ) Penguji Disertasi Orang/Mahasiswa Rp HONORARIUM PENULISAN BUTIR SOAL TINGKAT NASIONAL 22.1 Honorarium Penyusunan Butir Soal Tingkat Nasional Per Butir Soal Rpl Honorarium Telaah Butir Soal Tingkat Nasional a. Telaah Materi Soal Per Butir Soal Rp b. Telaah Bahasa Soal Per Butir Soal Rp HONORARIUM PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) 23.1 Honorarium Penceramah OJP Rpl Honorarium Pengajar yang berasal dari luar satuan kerja penyelenggara OJP Rp Honorarium Pengajar yang berasal dari dalam satuan kerja penyelenggara OJP Rp Penyusunan Modul Diklat Per Modul Rp Honorarium Panitia Penyelenggara Kegiatan Diklat a. Lama Diklat s.d. 5 hari: 1) Penanggung Jawab OK Rp ) Ketua/Wakil ketua OK Rp ) Sekretaris OK Rp ) Anggota OK Rp b. Lama Diklat 6 s.d. 30 hari: l)penanggung Jawab OK Rp ) Ketua/Wakil ketua OK Rp ) Sekretaris OK Rp ) Anggota OK Rp c. Lama Diklat lebih dari 30 hari: 1) Penanggung Jawab OK Rp ) Ketua/Wakil ketua OK Rp ) Sekretaris OK Rp ) Anggota OK Rp SATUAN BIAYA UANG MAKAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA 24.1 Golongan I dan II Rp Golongan III Rp Golongan IV Rp SATUAN BIAYA UANG LEMBUR DAN UANG MAKAN LEMBUR BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA 25.1 Uang Lembur a. Golongan I OJ Rp b. Golongan II OJ Rpl7.000 c. Golongan III OJ Rp d. Golonizan IV OJ Rp25.000

18 NO. URAIAN SA TUAN BESA RAN (1 l (2) (3) (4) 25.2 Uang Makan Lembur a. Golongan I dan II Rp b. Golongan III Rp c. Golongan IV Rp41.000,,,, 26. SATUAN BIAYA UANG LEMBUR DAN UANG MAKAN LEMBUR BAGI PEGAWAI NON APARATUR SIPIL NEGARA SATPAM, PENGEMUDI PETUGAS KEBERSIHAN, DAN PRAMUBAKTI 26.1 Pegawai Non Aparatur Sipil Negara a. Uang Lembur OJ Rp b. Uang Makan Lembur Rp Satpam, Pengemudi Petugas Kebersihan dan Pramubakti a. Uang Lembur OJ Rpl3.000 b. Uang Makan Lembur Rp SATUAN BIAYA UANG SAKU RAPAT DI DALAM KANTOR 27.1 Golongan I dan II Rp Golongan III Rp Golongan IV Rp SATUAN BIAYA UANG SAKU PEMERIKSA DALAM LOKASI PERKANTORAN YANG SAMA Rp SATUAN BIAYA PENGEPAKAN DAN ANGKUTAN BARANG PERJALANAN DINAS PINDAH DALAM NEGERI 29.1 Kereta api a. Pengepakan dan Penggudangan ma Rp b. Angkutan km/m3 Sesuai tarif berlaku 29.2 Truk a. Pengepakan dan Penggudangan ma Rp b. Angkutan km/m3 Rp Angkutan Laut/Sungai a. Pengepakan dan Penggudangan ma Rp b. Angkutan km/m3 Rp400 c. Angkutan Laut/Sungai ma Sesuai tarif berlaku 30. SATUAN BIAYA BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN ANAK (BBPA) PADA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI 30.1 Sekolah Dasar Per Tahun $ 8, Sekolah Menengah Pertama Per Tahun $ 10, Sekolah Menengah Atas Per Tahun $ 13, Pergtlruan Tinggi Per Tahun $

19 HONORARIUM SATPAM, PENGEMUDI, PETUGAS KEBERSIHAN, DAN PRAMUBAKTI NO. PROVINS! SATUAN SATPAM DAN PENGEMUDI PETUGAS KEBERSIHAN DAN PRAMUBAKTI" (1) (2) (3) (4) (5) 1. ACEH R:e R:e SUMATERA UTARA Rp Rp RIA U Rp Rp KEPULAUAN RIAU Rp Rp J A MBI Rp Rp SUMATERA BARAT Rp Rp2. l SUMATERA SELATAN Rp Rp LAMPU:NG Rp Rp BENGKULU Rp Rp l BANGKA BELITUNG Rp Rp BANTEN Rp Rp JAWA BARAT Rp Rp D.K.I. JAKARTA Rp Rp JAWA TENGAH Rp Rp l D.I. YOGYAKARTA Rp l Rp l JAWA TIMUR Rp Rp BALI Rp Rp NUSA TENGGARA BARAT Rp l Rp l NUSA TENGGARA TIMUR Rp Rp l KALIMANTAN BARAT Rp Rp KALIMANTAN TENGAH Rp Rp KALIMANTAN SELATAN Rp Rp KALIMANTAN TIMUR Rp Rp KALIMANTAN UTARA Rp Rp SULAWESI UTARA Rp Rp GORONTALO Rp Rp SULAWESI BARAT Rp Rp SULAWESI SELATAN Rp Rp SULAWESI TENGAH Rp Rp SULAWESI TENGGARA Rp Rp MALUKU Rp Rp MALUKU UTARA Rp Rp PAPUA Rp Rp PAPUA BARAT Rp Rp

20 SATUAN BIAYA UANG HARIAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DAN UANG REPRESENTASI 32.1 Uang Harian Perjalanan Dinas Dalam Negeri NO. PROVINS! SATUAN DALAM KOTA LUAR KOTA LEBIH DARI 8 DIKLAT (DELAPAN) JAM ( 1) (2) (3) (4) (5) (6) l. 2. IACEH SUMATERA UTARA R.e Rp Rpll Rp Rp Rpll RIA U Rp Rp Rpl KEPULAUAN RIAU Rp Rp Rpl J A MBI Rp Rp Rpl SUMATERA BARAT Rp Rp Rpl SUMATERA SELATAN Rp Rp Rpll LAMPUNG Rp Rp Rpl BENGKULU. Rp Rp Rpl BANGKA BELITUNG Rp Rp Rp BANTEN Rp Rp Rpl JAWA BARAT Rp Rpl Rpl D.K. I. JAKARTA Rp Rp Rp JAWA TENGAH Rp Rp Rpll DJ. YOGYAKARTA Rp Rpl Rpl JAWA TIMUR Rp Rp Rp BALI Rp Rp Rp NUS A TENGGARA BARAT Rp Rp Rp NUSA TENGGARA TIMUR Rp Rpl Rp KALIMANTAN BARAT Rp RplS Rpl KALIMANTAN TENGAH Rp Rpl Rpll KALIMANTAN SELATAN Rp Rpl Rpll KALIMANTAN TIMUR Rp Rpl Rp KALIMANTAN UTARA Rp Rpl Rp SULAWESI UTARA Rp Rp Rpll GO RO NT ALO Rp RplS Rpl SULAWESI BARAT Rp Rp Rpl SULAWESI SELATAN Rp Rpl Rpl SULAWESI TENGAH Rp RplS Rpl SULAWESI TENGGARA Rp Rp Rpll MALUKU Rp Rp Rpll MALUKU UTARA Rp Rpl Rp PAPUA PAPUA BARAT Rp Rp Rpl Rp Rp Rp Uang Repres entas i (dalam rupiah) NO. URAIAN SATUAN DALAM KOTA LUAR KOTA LEBIH DARI 8 (DELAPAN) JAM ( 1) (2) (3) (4) (5) l. PEJABAT NEGARA Rp Rp PEJABAT ESELON I PEJABAT ESELON II Rp Rpl RplS Rp

21 SATUAN BIAYA UANG HARIAN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI (dalam US$ ) NO. NEGARA SATUAN GO LONGAN A B c D (1l (2 ) (3) (4) (5) (6) (7) AMERIKA UTARA Amerika Serikat Kanada AMERIKA SELATAN 3. Argentina Venezuela Brazil Chili Kolombia Peru Suriname Ekuador AMERIKA TENGAH 11. Mexico Kuba Pa nama ERA BARAT 14. Austria Belgia Perancis Re:e. Federasi Jerman Belanda Sw iss ERA UTARA 20. Denmark Finlandia Norwegia Swedia Kerajaan Inggris ERA SELATAN 25. Bosnia Herzegovina Kr oasia Spanyol Yunani Italia Portugal Serbia ERA TIMUR 32. Bulgaria Ceko Hongaria Polandia Ru mania Rusia Slovakia Ukraina AFRIKA BARAT 40. Nigeria Senegal AFRIKA TIMUR 42. Etio:eia Kenya Madagaskar Tanzania Zimbabwe Mozambik AFRIKA SELATAN 48. Namibia Afr ika Selatan

22 (dalam US$) NO. NEGARA SATU AN GO LONGAN A B c D fl) (2) (3) (4 ) (5) (6) (7) AFRIKA UTARA 50. Alj az air Me sir Maroko Tunisia Sudan !Libya ASIA BARAT 56. Azerbaij an Bahrain Irak Yordania Kuwait Libanon Qatar Arab Suriah Turki Pst. Arab Emirat Yaman Saud i Arabia Kesultanan Oman ASIA TIMUR 69. Re:eublik Rakyat Tiongkok Hongkong Jepang Korea Selatan Korea Utara ASIA SELATAN 74. Afganistan Bangladesh India Pakistan Srilanka Iran ASIA TENGAH 80. Uzbekistan Kazakhstan ASIA TENGGARA 82. Filipina Singap ura Malaysia Thailand Myanmar Laos Vietnam Brunei Da..--ussalam Kamboi a Timar Leste ASIA PASIFIK 92. Australia Selandia Baru Kaledonia Baru Pa:eua Nugini Fiji

23 SATUAN BIAYA PENGINAPAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI TARIF HOTEL PEJABAT PEJABAT PEJABAT PEJABAT NEGARA NO. PRO VIN SI SATUAN NEGARA/ ESELON III/ ESELON IV/ GO LONGAN LAINNYA/ PEJABAT GO LONGAN GO LONGAN I/II PEJABAT ESELON I IV III ESELON II (1 ) (2) (3) (4 ) {5) (6) (7) {8) 1. ACEH Rp Rp Rpl R:e R:e SUMATERA UTARA Rp R:e l Rpl R:e R RIA U Rp Rp Rpl Rp R:e KEPULAUAN RIAU Rp Rpl Rpl R:e Rp J A MBI Rp Rp Rpl Rp R:e SUMATERA BARAT Rp Rp Rpl Rp Rp SUMATERA SELATAN Rp Rp Rpl Rp Rp LAMPUNG Rp Rp Rpl Rp R:e BENGKULU Rp Rpl Rpl Rp Rp BANGKA BELITUNG Rp Rp Rpl Rp R:e BANTEN R:e Rp R:e R:e Rp IJ BARAT Rp Rp R:el R:e R:e D.K.I. JAKARTA R:e Rpl R:e R:e Rp JAWA TENGAH Rp R:e l R:e R:e R:e D.l. YOGYAKARTA Rp Rp Rpl Rp Rp JAWA TIMUR Rp Rpl Rpl Rp Rp BALI Rp Rpl Rp Rp RJ NUSA TENGGARA BARAT Rp Rp Rpl Rp Rp NUSA TENGGARA TIMUR Rp R:e l Rpl Rp Rp KALIMANTAN BARAT Rp Rpl Rpl Rp R:e KALIMANTAN TENGAH Rp Rp3. 39 l.ooo Rpl Rp Rp KALIMANTAN SELATAN Rp RJ R:e l Rp Rp KALIMANTAN TIMUR Rp Rp Rpl R:e Rp KALIMANTAN UTARA R Rp R:e l R:e R SULAWESI UTARA Rp Rp Rp Rp R:e GORONTALO Rp Rp R:e l R:e Rp SULAWESI BARAT Rp Rp2. 58 l.ooo Rpl Rp Rp SULAWESI SELATAN Rp R:e l R:e l Rp Rp SULAWESI TENGAH Rp Rp Rpl Rp Rp SULAWESI TENGGARA Rp Rp Rpl Rp Rp MALUKU Rp Rp Rp Rp Rp MALUKU UTARA Rp RJ2 3. l R:e l R:e R:e PAPUA R:e Rp Rp Rp Rp PAPUA BARAT Rp Rp Rp Rp Rp

24 SATUAN BIAYA RAPAT/PERTEMUAN DI LUAR KANTOR 35.1 Paket Kegiatan Rapat/Pertemuan di Luar Kantor a. Menteri dan Setingkat Menteri NO. PROVINS! SATUAN HALFDA Y FULLDA Y FULLBOARD (1) (2) (3 ) 1. ACEH 2. SUMATERA UTARA 3. RIA U 4. KEPULAUAN RIAU 5 JAMB I 6. SUMATERA BARAT 7 SUMATERA SELATAN 8. LAMPUNG 9. BENGKULU 10. BANGKA BELITUNG 11. BANTEN 12. JAWA BARAT 13. D.K.I. JAKARTA 14. JAWA TENGAH 15. D.I. YOGYAKARTA 16. JAWA TIMUR 17. BALI 18. NUSA TE]';GGARA BARAT 19. NUSA TE]';GGARA TIMUR 20. KALIMANTAN BARAT 21. KALIMANTAN TENGAH 22. KALIMANTAN SELATAN 23. KALIMANTAN TIMUR 24. KALIMANTAN UTARA 25. SULAWESI UTARA 26. GORONTALO 27. SULAWESI BARAT 28. SULAWESI SELATAN 29. SULAWESI TENGAH 30. SULAWESI TENGGARA 31. MALUKU 32. MALUKU UTARA 33. PAPUA 34. PAPUA BARAT (4) (5) (6 ) Rp R:e R:e l Rp R:e R:e l Rp Rp RE Rp Rp RJ Rp Rp RE l R:e RE R:e l RE Rp Rpl Rp RJ Rpl RE Rp RE l Rp RE Rpl RE RE RE l Rp Ro R:e l Rp Rp RE Rp Rp RE l RE Rp RE l Rp Ro Ro l Rp Rp REl Rp Rp Ro l Rp RE RE l Rp Rp RE Ro RE Rpl Rp RE R:e l Rp RJ RE Rp Rp R:e Rp R:e RE l Rp Rp Rpl Ro Ro R:e l Rp Rp Rpl RE Rp RE l Rp RE REl Rp Rp RE l Rp Rp Rpl Rp Rp Rpl Rp Rp Rpl

25 b. Pej abat Eselon I dan II NO. PRO VIN SI SATUAN HALFDAY FULLDAY FULLBOARD (1\ (2) (3) (4) (5) (6) 1. ACEH Rp RE Rp l SUMATERA UTARA Ro Ro Rp RIA U Rp Ro Ro KEPULAUAN RIAU Rp RE Rp JAMB I Ro Ro RE l SUMATERA BARAT Rp Rp RJ SUMATERA SELATAN Ro Rp Rp LAMPUNG Ro RE Rp BENGKULU Rp R,e RE BANGKA BELITUNG R,e RE Rp BANTEN RE Rp RE JAWA BARAT RJ Ro Ro l D.K.I. JAKARTA Ro R,e R:e l JAWA TENGAH Ro Ro RJ D.I. YOGYAKARTA RJ RJ RJ JAWA TIMUR Rp Ro R,e l BALI Rp Rp RJ NUSA TENGGARA BARAT Ro Ro RE NUSA TENGGARA TIMUR Ro Ro RJ KALIMANTAN BARAT Ro Ro RJ KALIMANTAN TENGAH RJ Ro Ro l KALIMANTAN SELATAN Ro Ro RJ KALIMANTAN TIMUR Rp Rp Rp KALIMANTAN UTARA Ro RE Rp SULAWESI UTARA RJ RE Ro GORONTALO RJ Ro Rp l SULAWESI BARAT RJ RJ Ro SULAWESI SELATAN Ro Rp RJ SULAWESI TENGAH Ro Ro RJ SULAWESI TENGGARA Rp RE RJ MALUKU Ro Ro R:e l MALUKU UTARA Ro RJ RJ PAPUA Rp Rp Ro l PAPUA BARAT Rp Ro Rn l

26 c. Pejabat Eselon III Kebawah NO. PRO VIN SI SATUAN HALFDA Y FULLDAY FULLBOARD 11\ (2) (3) (41 (6\ 1. ACEH Rp Ro R:e SUMATERA UTARA Rp R:e R:e RIA U Rp l R:e Rp KEPULAUAN RIAU Rp R:e R:e J AMBI Rp Ro R:e SUMATERA BARAT Rp l R:e R:e SUMATERA SELATAN Rp R:e R:e LAMPUNG Rp Ro Rp BENGKULU R:e R:e Rp BANGKA BELITUNG Rp R:e R:e BANTEN R:e R:e R:e JAWA BARAT Rp Ro R:e D.K.I. JAKARTA Rp Ro RE JAWA TENGAH Rp l Ro R:e D.I. YOGYAKARTA Rp Ro Rp JAWA TIMUR R:e Ro R:e l BALI Rp Rp RE NUSA TENGGARA BARAT Rp R:e R:e NUSA TENGGARA TIMUR Rp Rp Rp KALIMANTAN BARAT Rp Ro R:e KALIMANTAN TENGAH Rp R:e RE KALIMANTAN SELATAN Rp l Ro R:e KALIMANTAN TIMUR Rp R:e R:e KALIMANTAN UTARA Rp Ro R:e SULAWESI UTARA Rp l Rp Rp GORONTALO Rp Ro R:e l SULAWESI BARAT Ro Rp Rp SULAWESI SELATAN R:e Ro R:el SULAWESI TENGAH Rp Rp Rp SULAWESI TENGGARA Rp Ro Ro MALUKU Rp Ro R:e MALUKU UTARA Rp l R:e R:e PAPUA Rp Ro Rp PAPUA BARAT Rp Ro Ro l (5\

27 Uang Harian Kegiatan Rapat/Pertemuan di Luar Kantor NO. PROVINS! SATUAN FULLBOARD DI LUAR KOTA FULLBOARD FULLDA Y/ DI DALAM HALFDA Y DI KOTA DALAM KOTA (2) (3) (4) (5) (6) 1. ACEH Rp l Rp l R:Q SUMATERA UTARA Rp Rp ll0.000 Rp RIA U Rp l Rp l R:Q KEPULAUAN RIAU Rp Rp l R:Q J AMBI Rp R:Q ll0.000 R:Q SUMATERA BARAT Rp Rp l Rp SUMATERA SELATAN Rp Rp l R:Q LAMPUNG Rp l Rp l R:Q BENGKULU Rp l R:Q ll0.000 R:Q BANGKA BELITUNG Rp Rp ll0.000 R:Q BANTEN R2 120.ooo R:Q l Rp JAWA BARAT R:QlS0.000 Rp Rp los D.K.I. JAKARTA R:e Rp ls0.000 R,E JAWA TENGAH Rp Rp l R,E D.I. YOGYAKARTA Rp RJ Rp l JAWA TIMUR Rp Rp lls.000 RJ BALI Rp R:Q l Rp NUSA TENGGARA BARAT Rp ls0.000 RJ Rp los NUSA TENGGARA TIMUR Rp R:Q lls.000 R:Q l KALIMANTAN BARAT Rp Rp ll0.000 Rp KALIMANTAN TENGAH Rp Rp l Rp KALIMANTAN SELATAN Rp l R:Q ll0.000 R KALIMANTAN TIMUR Rp l R:e RE KALIMANTAN UTARA RJ R:Q RJ SULAWESI UTARA Rp Rp l RJ GORONTALO Rp Rp l Rp SULAWESI BARAT RJ Rp l RJ SULAWESI SELATAN Rp ls0.000 Rp RJ SULAWESI TENGAH Rp R:Q ll0.000 RE SULAWESI TENGGARA Rp l Rp l R:e MALUKU R:e Rpl R:e MALUKU UTARA Rp Rp l Rp PAPUA Rp Rp l R:e PAPUA BARAT Rp Rp Rp lls.000 ( 1 )

28 SATUAN BIAYA TIKET PERJALANAN DINAS PINDAH LUAR NEGERI (ONE WA Y) NO. PERWAKILAN SATUAN JAKARTA - PERWAKILAN (dalam US$ PERWAKILAN - JAKARTA Published Business First Published Business First (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Ab u Dhabi,150 3,060 3,790 1,140 3,270 3, Ab uja 3,400 5,240 8,410 3,220 6,278 8, Addis Abab a 2,22 1 3,080 4,950 1,950 3,350 4, Alger 3,490 4,300 6,437 2,610 4,370 6, Amman 1,840 3,970 4,662 1,860 2,730 4, Amsterdam 3,060 4,930 6,590. 2,790 4,130 7, Ankara 1,860 2,800 3,800 1,890 2,660 3, Antananarivo 4,210 5,730 7,260 4,210 5,730 7, Astana 3,160 4,960 8,090 3,660 4,212 8, Athena 3,820 4,830 9,120 2,850 3,160 8, Bandar Seri Begawan Baghdad 1,703 3,000 4,620 1,879 3,000 3, Baku 1,949 3,106 4, 163 1,838 3,424 4, Bangkok , , Beijing 1,083 2,887 3,072 1,040 2,834 3, Beirut 1,460 2,890 5,232 1,130 3,100 4, Beograd 3,005 4,836 7,561 3,598 4,784 8, Berlin 2,610 3,360 7,300 2,620 3,020 6, Bern 2,300 4,850 9,450 3,590 4,850 9, Bogota 5,081 11,823 14,388 6,056 10,890 14, Brasilia 3,310 7,128 10,934 5,598 10,734 11, Bratislava 2,018 5,700 2,075 3,539 5, Brussel 3,370 5,346 7,820 3,500 5,346 8, Bucharest 2,351 4,350 6,880 2,810 3,790 7, Budapest 1,620 4,340 6,880 2,670 3,500 7, Bueno s Aires 4,900 7,500 10,500 5,500 7,800 12, Cairo 2,287 3,542 4,941 2,203 2,676 4, Canberra 2,130 2,914 3,420 1,520 3,935 6, Cape To wn 4,128 4,220 8,349 3,979 4,151 9, Caracas 4,072 7,824 14,800 4,418 10,192 14, Chicago 2,461 5,248 6,146 2,236 5,512 6, Colombo 1,050 1,950 2, ,150 1, Dakar 3,230 6,540 9,620 3,030 5,880 9, Damascus 1,740 3,120 4, 120 1,610 3,030 4, Dar Es Salaam 2,930 4,130 6,590 2,330 3,140 6, Darwin 1,125 1,703 2, ,703 3, Davao City 890 1,430 1, ,290 1, Den Haag 3,060 4,930 6,590 2,790 4,130 7, Dhalrn 830 1,213 1, ,213 1, Dili 2,420 2,950 3,120 2,320 2,600 3, Doha 1,460 3,131 4,220 1,490 2,730 3, Dubai 1,470 2,110 5,470 1,490 2,730 5, Frankfurt 3,340 3,650 7,390 3,350 4,360 8, Guangzhou 990 1,720 2,600 1,020 1,632 2, Hamburg 4,108 5,397 ' 3 4,952 6,399 9, Hanoi 880 1,070 1, , Harare 3,010 3,700 7,180 2,950 3,780 6, Havana 3,500 6,550 7,100 3,500 6,550 7, Helsinki 2,530 4,745 7, 180 2,610 3,700 8, Ho Chi Minh , , Ho ngko ng 980 1,410 1, ,700 2, Housto n 2,010 4,040 8,530 1,970 5,190 8, Islamabad 1,340 2,380 3,070 1,390 2,310 3, Istanbul 1,859 2,974 4, 114 1,842 3,390 4,150 Jeddah 1,770 2,890 4,460 1,630 2,270 4, Jenewa 2,167 3,740 7,060 2,170 3,540 7, Johor Bahru , Kaboul 2,480 2,930 3,325 2,245 2,600 3, Karachi 1,260 2,470 2,730 1,190 1,920 2, Kharto um 2,400 3,606 5,260 2,400 2,770 4, Kiev 2,973 3,498 6,427 2,802 3,208 6, Ko penhagen 2,060 3,635 8,275 1,980 4,599 6,720 3,539

29 NO. PERWAKILAN SATUAN (3) (4) JAKARTA - PERWAKILAN (dalam US$ PERWAKILAN - JAKARTA Published Business First Published Business First (5) (6) (7) (8) (9) ( 1) (2) 63. Kota Kinabalu Orang/ Kali Kuala Lumpur Orang/ Kali Kuching Orang/ Kali , , Kuwait Orang/ Kali 1,630 2,240 3,110 1,710 2,130 3, Lima Orang/ Kali 4,789 8,735 12,217 4,875 8,063 12, Lisabon Orang/ Kali 1,740 2,970 5,711 1,740 3,120 5, London Orang/ Kali 3,350 8,189 10,330 2,080 4,770 7, Los Angeles Orang/ Kali 1,765 3,825 4,427 1,826 3,876 4, Madrid Orang/ Kali 2,905 3,814 7,410 2,760 3,814 8, Manama Orang/ Kali 1,777 2,208 5,258 1,736 2,105 5, Manila Orang/ Kali 670 1,240 1, ,200 1, Maputo Orang/ Kali 3,311 5,764 6,688 3,388 4,972 6, Marseille Orang/ Kali 2,100 4,059 7,300 2,690 4,059 7, Melbourne Orang/ Kali 1,350 2,300 3,162 1,350 2,611 3,162 Mexico City Orang/ Kali 2,800 5,160 8,538 3,470 6,460 9, Moskow Orang/ Kali 2,310 4,890 6,500 2,680 4,900 5, Mum bay Orang/ Kali 1,500 2,500 3,500 1,500 2,500 3, Muscat Orang/ Kali 1,980 2,450 4,750 2,060 3,110 4, Nairobi Orang/ Kali 3,270 4,500 5,492 3,130 4,190 5, New Delhi Orang/ Kali 1,500 2,500 3,500 1,500 2,500 3, New York Orang/ Kali 2,542 7,195 8,071 2,425 7,273 8, Noumea Orang/ Kali 1,960 3,809 4,612 1,259 3,809 4, Osaka 1,250 2,040 2,620 1,190 2,1L9 2, Oslo Orang/ Kali 3,239 3,818 5,870 3,320 3,818 5, Ottawa Orang/ Kali 2,100 3,480 5,570 2,630 4,250 6, Panama City Orang/ Kali 5,231 9,342 10,307 5,379 10,8L9 12, Paramaribo Orang/ Kali 6,360 7,595 12,540 5,882 7,595 12, Paris Orang/ Kali 2,153 3,290 7,412 2,129 4,070 7, Penang Orang/ Kali Perth Orang/ Kali 790 1,100 2, ,441 2, Phnom Penh Orang/ Kali 730 1,130 1, ,206 1, Port Moresby Orang/ Kali 1,500 2,417 2,927 1,493 2,617 3, Pr aha Orang/ Kali 4,200 8,400 16,997 6,049 12,767 13, Pretoria Orang/ Kali 2,779 4,220 5,257 2,704 4, 151 5, Py ongyang Orang/ Kali 1,660 2,220 4,040 1,500 2,050 4, Quito Orang/ Kali 6,064 6,530 13,420 5,040 6,440 14, Rabat Orang/ Kali 2,830 3,520 6,285 2,910 3,680 5, Riyadh Orang/ Kali 1,580 2,450 2,870 1,530 2,070 2, I Roma Orang/ Kali 2,500 5,000 6,500 2,500 5,000 6, San Francisco Orang/ Kali 1,843 3,565 5,758 1,730 4,291 5, Sana'a Orang/ Kali 1,880 3,060 3,910 1,510 2,940 3, Santiago Orang/ Kali 4,830 6,800 7,070 3,520 5,050 6, Sarajevo Orang/ Kali 3,840 5,800 8,600 3,700 5,703 9, Seoul Orang/ Kali 1,090 1,384 1, ,460 1, Shanghai Orang/ Kali 1,196 1,744 2,017 1,010 1,945 2, Si ngapura Orang/ Kali Sofia Orang/ Kali 1,930 3,340 6,210 1,250 3,450 5, Songkhla Orang/ Kali 500 1,010 1, ,050 1, Stockholm Orang/ Kali 2,840 4,405 6,970 2,360 4,405 6, Suva Orang/ Kali 2,380 4,710 5,060 2,460 4,300 5, Sydney Orang/ Kali 1,840 2,280 2,680 1,420 2,393 2, Tashkent Orang/ Kali 3,672 3,930 4,900 3,380 3,561 5, Tawau Orang/ Kali , , Teheran Orang/ Kali 1,800 3,300 4,200 1,800 3,600 4, Tokyo Orang/ Kali 1,070 1,570 2,140 1,190 2, 140 2, Toronto Orang/ Kali 1,970 6,439 7,270 1,990 6,663 7, Tripoli Orang/ Kali 2,580 3,230 5,660 2,460 3,870 4, Tunis Orang/ Kali 3,098 4,200 4,890 3,098 5,018 5, Vancouver Orang/ Kali 1,980 2,420 4,310 1,890 3,800 4, Vanimo Orang/ Kali 1,904 2,192 2,654 1,904 2,192 2, Vatican Orang/ Kali 2,500 5,000 6,500 2,500 5,000 6, Vi entiane Orang/ Kali 900 1,250 1, ,057 1, Warsawa Orang/ Kali 3,409 4,200 4,800 3,110 4,042 4, Washington 2,436 6,090 9,020 2,310 6, lt.13 7,875

30 NO. PERWAKILAN SATUAN (1) 127. JA KA RTA - PERWAKILAN (dalam US$ PERWAKILAN - JA KARTA Published Business First Published Business First (2) (3) (4) (5) f6) f7) f8) (9) Wellington Orang/ Kali 2,130 4,360 5,770 1,990 5,470 5, Win a Orang/ Kali 2,410 3,200 6,550 2,320 3,650 5, Windhoek Orang/ Kali 3,755 6,810 9,088 3,382 6,320 8, Yangoon Orang/ Kali , , Zagreb Orang/ Kali 4,344 6,750 7,125 4,802 8,821 8,004

31 SATUAN BIAYA ERASIONAL KHUSUS KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI (dalam US$) NO. PERWAKILAN RI SATUAN BE SARAN ( 1) (2) (3) {4) AMERIKA UTARA DAN TENGAH 1. New York (Konsulat Jenderal Republik Indonesia OT 60, Ottawa OT 60,000 New York (Perutusan Tetap Republik Indonesia) OT 60, San Fransisco OT 45, Washington OT r;n,nnn 6. Los Angeles OT 60,000 Chicago OT 45, Houston OT ' Toronto OT 45, Vancouver OT ' Mexico City OT 30,000 AMERIKA SELATAN DAN KARIBIA 12. Buoenos Aires OT 30, Paramaribo OT 5, Brazilia OT, Caracas OT 15, ,HR'{rnnR OT 15, Bogota OT ' Santiago de Chile OT ' Lima OT 15, Quito OT 15, Panama OT 15,000 ERA TENGAH DAN TIMUR 22. Beograd OT 15, Bucharest OT 18, Budapest OT 18, Moskow OT 60, Pr aha OT 17, Sofia OT 15, Warsawa OT 22, Kiev OT 30, Bratislava OT 15, Zagreb OT 15, Sarajevo OT 15,000 ERA BARAT Stockholm OT 30,000 Helsinski OT 30,000 Roma OT 45, Vatikan OT 18,000 Frankurt OT 45, Bern OT 30,000 Berlin OT 60, Brussels OT 60, Den Haag OT 60, Geneva OT 100,000 Hamburg OT 45,000 London OT 60,000 I Paris OT 60, Vienna OT 60,000 Copenhagen OT 30, Madrid OT 30,

32 (dalam US$) NO. PERWAKILAN RI SATUAN BES ARAN ( 1) (2) (31 (4) 49. Oslo OT 30, Marseilles OT 30, Lis ab on OT 21, Athena OT 30, Ankara OT 30, Istanbul OT 30,000 AFRIKA 55. Addis Ababa OT 15, Dar Es Salaam OT 15, Abuja OT 30, Tananaravie OT 15, Dakkar OT 15, Nairobi OT 30, Harare OT 18, Windhoek OT 15, Pretoria OT 30, Caoe Town OT 30, im n11tn OT 15,000 ASIA SELATAN DAN TENGAH 66. Mumbai OT 30, Colombo OT 15, Dhaka OT 15, Islamabad OT 30, x houl OT 15, Karachi OT 30, New Delhi OT 30, Teheran OT 30, Tashkent OT 30, OT 15, Astana OT 24,000 ASIA TIMUR DAN PASIFIK 77. Hongkong OT 45, Osaka OT 60, Pyong Yang OT 15, Seoul OT 5, Tokyo OT 60, Phnom Penh OT 30, I T"l.... u OT 45, Guangzhou OT 30, Canberra OT 60, Noumea OT 5, Sydney OT 60, Wellington OT 30, Port Moresby OT 30, D OT 45, Melbourne OT 45, Vanimo OT 15, Perth OT 45, Dilli OT 30, I Suva OT 15, Bangkok OT 45, Davao City OT 15,000 OT 15, IUqnn1 99. Kota Kinabalu OT 30, Kuala Lumpur OT 60, Manila OT 45, Penang OT 30,000

33 (dalam US$) NO. PERWAKILAN RI SATUAN BES ARAN ( 1) (2) (3) (4) 103. Yangon OT 30, Singa:eura OT 60, Vientiane OT 15, Bandar Seri Bagawan OT 45, Ho Chi Minh OT 30, Songkhla OT 30, Johor Bahru OT 60, Kuching OT 45, Shanghai OT 45, Tawau OT 30,000 TIMUR TENGAH 113. Khartoum OT 15, Algiers OT 15, Tunisia OT 15, Rabbat OT 15, Tripoli OT 15, Baghdad OT 15, Cairo OT 45, Damascus OT 30, Jeddah OT 60, Sana'a OT 15, Kuwait OT 30, Abu Dhabi OT 30, Amman OT 30, Riyadh OT 45, Beirut OT 15, Doha OT 30, Dubai OT 30, Muscat OT 30, Manama OT 37,000

34 SATUAN BIAYA MAKANAN PENAMBAH DAYA TAHAN TUBUH NO. PRO VIN SI SATUAN BESARAN ( 1 ) (2) (3) 1. ACEH 2. SUMATERA UTARA RIA U KEPULAUAN RIAU 5. J AMBI 6. SUMATERA BARAT 7. SUMATERA SELATAN 8. LAMPUNG 9. BENGKULU 10. BANGKA BELITUNG 11. BANTEN 12. JAWA BARAT 13. D.K.I. JAKARTA 14. JAWA TENGAH 15. D.I. YOGYAKARTA 16. JAWA TIMUR 17. BALI 18. NUSA TENGGARA BARAT 19. NUSA TENGGARA TIMUR 20. KALIMANTAN BARAT 21. KALIMANTAN TENGAH 22. KALIMANTAN SELATAN 23. KALIMANTAN TIMUR 24. KALIMANTAN UTARA 25. SULAWESI UTARA 26. GORONTALO 27. SULAWESI BARAT 28. SULAWESI SELATAN 29. SULAWESI TENGAH 30. SULAWESI TENGGARA 31. MALUKU 32. MALUKU UTARA 33. PAPUA 34. PAPUA BARAT (4) '.p l9.000 p p Rp l9.000 Rp Rp Rp l8.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp p Rp Rp Rp Rp Rp l9.000 Rp l9.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp25.000

35 SATUAN BIAYA SEWA KENDARAAN 39.1 Sewa Kendaraan Pelaksanaan Kegiatan Insidentil NO. PROVINS I SATUAN RODA 4 RODA 6/BUS SEDANG RODA 6/BUS BESAR (1) 1' ACEH Per hari 2. SUMATERA UTARA Per hari RIA U Per hari KEPULAUAN RIAU Per hari 5. JAMB I Per hari 6. SUMATERA BARAT Per hari 7. SUMATERA SELATAN Per hari 8. LAMPUNG Per hari 9. BENGKULU Per hari 10. BANGKA BELITUNG Per hari 11. BANTEN Per hari 12. JAWA BARAT Per hari 13. D.K.I. JAKARTA Per hari 14. JAWA TENGAH Per hari 15. D.I. YOGYAKARTA Per hari 16. JAWA TIMUR Per hari 17. BALI Per hari 18. NUSA TENGGARA BARAT Per hari 19. NUSA TENGGARA TIMUR Per hari 20. KALIMANTAN BARAT Per hari 21. KALIMANTAN TENGAH Per hari 22. KALIMANTAN SELATAN Per hari 23. KALIMANTAN TIMUR Per hari 24. KALIMANTAN UTARA Per hari 25. SULAWESI UTARA Per hari 26. GORONTALO Per hari 27. SULAWESI BARAT Per hari 28. SULAWESI SELATAN Per hari 29. SULAWESI TENGAH Per hari 30. SULAWESI TENGGARA Per hari 31. MALUKU Per hari 32. MALUKU UTARA Per hari 33. PAPUA Per hari 34. PAPUA BARAT Per hari 141 (5l Rp Rp Rp Rp Rp l Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp l Rp Rp l Rp l Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp l Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp l Rp Rp Rp l Rp Rp Rp l Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp l Rp Rp Rp Rp Rp Rp l Rp Rp Rp l Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp l Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp l Rp Rp Rp Rp Rp

36 Sewa Kendaraan Operasional Pejabat NO. PRO VIN SI SATUAN BE SARAN ( 1) (2) (4) PEJABAT ESELON I Per bulan Rp l PEJABAT ESELON II ACEH Per bulan Rp SUMATERA UTARA Per bulan Rp RIA U Per bulan Rp KEPULAUAN RJAU Per bulan RplS JAMB I Per bulan Rp SUMATERA BARAT Per bulan Rp SUMATERA SELATAN Per bulan Rp LAMPUNG Per bulan Rp BENGKULU Per bulan Rp BANGKA BELITUNG Per bulan Rp BANTEN Per bulan Rp JAWA BARAT Per bulan Rp D.K.I. JAKARTA Per bulan Rp JAWA TENGAH Per bulan Rp D.I. YOGYAKARTA Per bulan Rp JAWA TIMUR Per bulan Rp BA LI Per bulan Rp l NUSA TENGGARA BARAT Per bulan Rp :\TUSA TENGGARA TIMUR Per bulan Rp KALIMANTAN BARAT Per bulan Rp KALIMANTAN TENGAH Per bulan Rp KALIMANTAN SELATAN Per bulan Rp KALIMANTAN TIMUR Per bulan Rp KALIMANTAN UTARA Per bulan Rp SULAWESI UTARA Per bulan Rp ls GORONTALO Per bulan Rp SULAWESI BARAT Per bulan Rp SULAWESI SELATAN Per bulan Rp SULAWESI TENGAH Per bulan Rp SULAWESI TENGGARA Per bulan Rp MALUKU Per bulan Rp MALUKU UTARA Per bulan Rp PAPUA Per bulan Rp PAPUA BARAT Per bulan Rp (3)

37 Sewa Kendaraan Operasional Kantor dan/ atau Lapangan NO. PRO VIN SI SATUAN PICK UP MINIB US DOUBLE GARD AN (1) 12) (3) (4) (5) 1. ACEH Per bulan Rp Rp Rp l SUMATERA UTARA Per bulan Rp Rp Rp l RIA U Per bulan Rp Rp Rp KEPULAUAN RIAU Per bulan Rp Rp Rp J A MBI Per bulan Rp Rp Rp SUMATERA BARAT Per bulan Rp Rp Rp SUMATERA SELATAN Per bulan Rp Rp Rp l LAMPUNG Per bulan Rp Rp Rp BENGKULU Per bulan Rp Rp5.93Q.OOO Rp BANGKA BELITUNG Per bulan Rp Rp Rp BANTEN Per bulan Rp Rp Rp JAWA BARAT Per bulan Rp Rp Rp D.K.I. JAKARTA Per bulan Rp Rp Rp JAWA TENGAH Per bulan Rp Rp Rp D.I. YOGYAKARTA Per bulan Rp Rp Rp l JAWA TIMUR Per bulan Rp Rp Rp BALI Per bulan Rp Rp Rp NUSA TENGGARA BARAT Per bulan Rp Rp Rp NUSA TENGGARA TIMUR Per bulan Rp Rp Rp KALIMANTAN BARAT Per bulan Rp Rp Rp KALIMANTAN TENGAH Per bulan Rp Rp Rp ls KALIMANTAN SELATAN Per bulan Rp Rp Rp KALIMANTAN TIMUR Per bulan Rp Rp Rp KALIMANTAN UTARA Per bulan Rp Rp Rp SULAWESI UTARA Per bulan Rp Rp Rp GO RO NT ALO Per bulan Rp Rp Rp l SULAWESI BARAT Per bulan Rp Rp Rp l SULAWESI SELATAN Per bulan Rp Rp Rp l SULAWESI TENGAH Per bulan Rp Rp Rp l SULAWESI TENGGARA Per bulan Rp Rp Rp l MALUKU Per bulan Rp Rp Rp l MALUKU UTARA Per bulan Rp Rp Rp PAPUA Per bulan Rp Rp Rp l PAPUA BARAT Per bulan Rp Rp Rp l

38 SATUAN BIAYA PENGADAAN KENDARAAN DINAS Kendaraan Dinas Pejabat NO. PRO VIN SI SATUAN (1) (2) (3) PEJABAT ESELON I Unit PEJABAT ESELON II ACEH Unit SUMATERA UTARA Unit RIA U Unit KEPULAUAN RIAU Unit J A MBI Unit SUMATERA BARAT Unit SUMATERA SELATAN Unit LAMPUNG Unit BENGKULU Unit BANGKA BELITUNG Unit BANTEN Unit JAWA BARAT Unit D.K.I. JAKARTA Unit JAWA TENGAH Unit D.I. YOGYAKARTA Unit JAWA TIMUR Unit BALI Unit NUSA TENGGARA BARAT Unit NUSA TENGGARA TIMUR Unit KALIMANTAN BARAT Unit KALIMANTAN TENGAH Unit KALIMANTAN SELATAN Unit KALIMANTAN TIMUR Unit KALIMANTAN UTARA Unit SULAWESI UTARA Unit GORONTALO Unit SULAWESI BARAT Unit SULAWESI SELATAN Unit SULAWESI TENGAH Unit SULAWESI TENGGARA Unit MALUKU Unit MALUKU UTARA Unit PAPUA Unit PAPUA BARAT Unit BESARAN (4) Rp RpS RpS Rp Rp Rp Rp RpS ls RpS Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp48 l Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

39 Kendaraan Operasional Kantor dan/atau Lapangan Roda 4 (Empat) NO. PROVINS! SATUAN PICK UP MINIBUS DOUBLE GARDAN ( 1) (2) (3) (4] (5) (6) 1. ACEH Unit R,E R:e R:eS SUMATERA UTARA Unit Rp26 l Rp R:e RIA U Unit Rp Rp R:e KEPULAUAN RIAU Unit R,E Rp R:e J A MBI Unit Rp R:e R:e SUMATERA BARAT Unit Rp Rp Rp SUMATERA SELATAN Unit Rp225. l l RJ R:e LAMPUNG Unit Rp Rp R:e BENGKULU Unit Rp Rp R:e BANGKA BELITUNG Unit Rp Rp R:e BANTEN Unit Rp R:e R:e JAWA BARAT Unit Rp R:e R:e D.K.I. JAKARTA Unit Rp R:e Rp JAWA TENGAH Unit Rp R:e R:e D.I. YOGYAKARTA Unit Rp R:e R:e JAWA TIMUR Unit R:e R:e Rp BALI Unit Rp22 l RJ l.ooo Rp NUSA TENGGARA BARAT Unit R:e R:e R:e NUSA TENGGARA TIMUR Unit Rp Rp R_E KALIMANTAN BARAT Unit Rp Rp Rp KALIMANTAN TENGAH Unit Rp Rp Rp KALIMANTAN SELATAN Unit Rp RJ Rp KALIMANTAN TIMUR Unit Rp R:e Rp KALIMANTAN UTARA Unit Rp R:e Rp SULAWESI UTARA Unit R:e Rp Rp GORONTALO Unit Rp RJ Rp SULAWESI BARAT Unit Rp Rp RJ SULAWESI SELATAN Unit RJ Rp RJ SULAWESI TENGAH Unit Rp Rp Rp SULAWESI TENGGARA Unit Rp Rp R:e MALUKU Unit Rp Rp R:eS MALUKU UTARA Unit Rp Rp R:e PAPUA Unit Rp Rp Rp PAPUA BARAT Unit Rp Rp Rp Kendaraan Operasional Bus NO. URAIAN SATUAN BESARAN ( l l (2) (3) (4) 1. Roda 4 clan/ atau Bus Kecil Unit RJ Roda 6 dan/atau Bus Sedang Unit R:e Roda 6 dan/atau Bus Besar Unit Rp

40 Kendaraan Operasional Kantor dan/atau Lapangan Roda 2 (Dua) NO. PRO VIN SI SA TUAN ERASIONAL LAPAN GAN (1) (2) (3) (4) ACEH Unit Rp SUMATERA UTARA Unit Rp RIA U Unit Rp KEPULAUAN RIAU Unit Rp J A MBI Unit Rp SUMATERA BARAT Unit Rp SUMATERA SELATAN Unit Rp LAMPUNG Unit Rp BENGKULU Unit Rp BANGKA BELITUNG Unit Rp BANTEN Unit Rp30.0l JAWA BARAT Unit Rp D.K.I. JAKARTA Unit Rp JAWA TENGAH Unit Rp D.I. YOGYAKARTA Unit Rp JAWA TIMUR Unit Rp BALI Unit Rp NUSA TENGGARA BARAT Unit Rp NUSA TENGGARA TIMUR Unit Rp KALIMANTAN BARAT Unit Rp KALIMANTAN TENGAH Unit Rp KALIMANTAN SELATAN Unit Rp KALIMANTAN TIMUR Unit Rp3 l KALIMANTAN UTARA Unit Rp SULAWESI UTARA Unit Rp GORONTALO Unit Rp SULAWESI BARAT Unit Rp SULAWESI SELATAN Unit Rp SULAWESI TENGAH Unit Rp SULAWESI TENGGARA Unit Rp MALUKU Unit Rp MALUKU UTARA Unit Rp PAPUA Unit Rp PAPUA BARAT Unit Rp (5) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp40.89 l.ooo

41 SATUAN BIAYA PENGADAAN PAKAIAN DINAS PAKAIAN KERJA PAKAIAN PAKAIAN DINAS PENGEM UDI PAKAIAN DINAS SERAGAM PAKAIAN KERJA NO. PRO VIN SI SATUAN PEGAWAI/ /PETUGAS DOKTER MAHASISWA/ SATPAM PERA WAT KEBERSIHAN / TAR UNA PRAM UBAKTI (1) (2 ) (3) (4) (5) ) 1. IACEH Stel Rp Rp Rp Rp Rpl SUMATERA UTARA Stel Rp Rp Rp Rp Rpl RIA U Stel Rp Rp Rp Rp Rpl KEPULAUAN RIAU Stel Rpl Rp Rp Rp Rpl JAM B I St el Rpl Rp Rp Rp Rpl SUM ATERA BARAT St el Rp Rp Rp Rp Rp SUMATERA SELATAN Stel Rp Rp Rp Rp Rpl LAM PUNG St el Rp Rp Rp Rp Rpl BENGKULU Stel Rpl Rp Rp Rp Rpl BANGKA BELITUNG St el Rpl Rp Rp Rp Rpl BANTEN Stel Rp Rp Rp Rp Rpl JAWA BARAT Stel Rp Rp Rp Rp Rpl D. K. I. JAKARTA Stel Rp Rp Rp Rp Rpl JAWA TENGAH Stel Rp Rp Rp Rp Rp D. I. YOGYAKARTA St el Rp Rp Rp Rp Rpl JAWA TIM UR St el Rp Rp Rp Rp Rpl BALI St el Rp Rp Rp Rp Rpl NUSA TENGGARA BARAT St el Rp Rp Rp Rp Rpl NUSA TENGGARA TIM UR St el Rp Rp Rp Rp Rpl KALIM ANTAN BARAT Stel Rp Rp Rp Rp Rpl KALIM ANTAN TENGAH Stel Rp Rp Rp Rp Rpl KALIMANTAN SELATAN St el Rpl Rp Rp Rp Rpl KALIM ANTAN TIM UR St el Rpl Rp Rp Rp Rpl KALIM ANTAN UTARA Stel Rpl Rp Rp Rp Rpl SULAWESI UTARA Stel Rp Rp Rp Rp Rpl GORONTALO Stel Rp Rp Rp Rp Rpl SULAWESI BARAT St el Rp Rp Rp Rp Rpl SULAWESI SELATAN Stel Rp Rp Rp Rp Rpl SULAWESI TENGAH Stel Rp Rp Rp Rp Rpl SULAWESI TENGGARA Stel Rp Rp Rp Rp Rpl MALUKU Stel Rpl Rp Rp Rp Rpl MALUKU UTARA Stel Rp Rp Rp Rp Rpl PAPUA St el Rpl Rpl Rp Rp Rp PAPUA BARAT St el Rp l Rp Rp Rp Rp (8)

42 PENJELASAN STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2018 YANG BERFUNGSI SEBAGAI BATAS TERTINGGI 1. Honorarium Penanggung Jawab Pengelola Keuangan Honorarium diberikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penguji Tagihan dan Penandatangan Surat Perintah Membayar, Bendahara Pengeluaran, dan Staf Pengelola Keuangan/Bendahara Pengeluaran Pembantu/Petugas Pengelola Administrasi Belanj a Pegawai (PPABP) selaku penanggung jawab pengelola keuangan. Honorarium Penanggung Jawab Pengelola Keuangan pada setiap satuan kerja, diberikan berdasarkan besaran pagu yang dikelola Penanggung Jawab Pengelola Keuangan untuk setiap Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), dengan ketentuan sebagai berikut: a. Kepada Penanggungjawab Pengelola Keuangan yang mengelola lebih dari 1 (satu) DIPA, dapat diberikan honorarium dimaksud sesuai dengan jumlah DIPA yang dikelola dengan besaran didasarkan pagu dana yang dikelola pada masing-masing DIPA. Alokasi honorarium tersebut dibebankan pada masing-masing DIPA. b. Untuk membantu PPK dalam pelaksanaan administrasi belanja pegawai di lingkungan satuan kerja, KPA dapat menunjuk PPABP. Besaran honorarium PPABP diberikan mengacu pada honorarium Staf Pengelola Keuangan sesuai dengan pagu belanja pegawai yang dikelolanya. c. Ketentuan Jumlah Staf Pengelola Keuangan (SPK) diatur sebagai berikut: 1) Jumlah SPK yang membantu KPA: a) KPA yang merangkap sebagai PPK dan tanpa dibantu oleh PPK lainnya, jumlah SPK paling banyak 6 (enam) orang, termasuk PPABP. b) KPA yang dibantu oleh satu atau beberapa PPK, jumlah SPK paling banyak 3 (tiga) orang termasuk PPABP. 2) Jumlah Keseluruhan SPK yang membantu PPK dalam 1 (satu) KPA tidak melebihi 2 (dua) kali dari jumlah PPK. 3) Jumlah SPK untuk PPK yang digabungkan diatur sebagai berikut: a) jumlah SPK tidak boleh melampaui sebelum penggabungan;

43 b) besaran honorarium SPK didasarkan pada jumlah pagu yang dikelola SPK; dan c) dalam hal penggabungan PPK dilaksanakan tahun anggaran sebelumnya, maka jumlah SPK paling banyak sejumlah SPK tahun sebelumnya. d. Jumlah keseluruhan alokasi dana untuk honorarium penanggung jawab pengelola keuangan dalam 1 (satu) tahun anggaran paling ban yak 10% ( sepuluh persen) dari pagu yang dikelola. e. Dalam hal Bendahara Pengeluaran telah diberikan tunjangan fungsional bendahara, maka yang bersangkutan tidak diberikan honorarium dimaksud. Cata tan: Honorarium penanggung jawab pengelola keuangan dapat diberikan kepada pengelola kegiatan yang secara langsung mengelola dan melaksanakan kegiatan yang anggarannya bersumber dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN) dengan ketentuan alokasi honorarium dimaksud berasal dari pagu Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L) berkenaan. 2. Honorarium Penanggung Jawab Pengelola Keuangan pada Satuan Kerja yang Khusus Mengelola Belanj a Pegawai Honorarium yang diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) /Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang ditunjuk untuk melakukan pengelolaan belanj a pegawai pada Kementerian Negara/Lembaga/ satuan kerja sesuai surat keputusan pejabat yang berwenang. 3. Honorarium Pengadaan Barang/ Jasa a. Honorarium Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Honorarium diberikan kepada seseorang yang diangkat oleh Pengguna Anggaran (PA) / Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai Pejabat Pengadaan Barang/ Jasa untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa melalui penunjukkan langsung/pengadaan langsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

44 b. Honorarium Panitia Pengadaan Barang/Jasa dan Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (ULP) Honorarium diberikan kepada seseorang yang diangkat oleh PA/KPA menjadi Panitia Pengadaan Barang/Jasa atau Kelompok Kerja ULP untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Honorarium Pengguna Anggaran Honorarium diberikan kepada Pengguna Anggaran dalam hal: 1) melakukan penetapan pemenang atas pelelangan atau penyedia pada penunjukkan langsung untuk paket pengadaan barang/ konstruksi/jasa lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku; a tau 2) menetapkan pemenang pada seleksi atau penyedia pada penunj ukkan langsung untuk paket pengadaan jasa konsultansi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Cata tan: Dalam hal Pejabat Pengadaan Barang/ Jasa atau anggota Panitia Pengadaan Barang/ Jasa dan Kelompok Kerja ULP telah menerima tunjangan fungsional pengelola pengadaan barang/jasa, maka kepada anggota kelompok kerja tersebut tidak diberikan honorarium dimaksud. 4. Honorarium Perangkat Unit Layanan Pengadaan (ULP) Honorarium diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI yang berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang diberi tugas tambahan sebagai perangkat pada ULP. Yang dimaksud dengan ULP adalah unit yang struktur organisasinya dilekatkan pada unit organisasi yang sudah ada. Dalam hal ULP sudah merupakan struktur organisasi tersendiri dan perangkat ULP telah diberikan remunerasi sesuai ketentuan yang berlaku, maka perangkat ULP tidak diberikan honorarium. 5. Honorarium Penerima Hasil Pekerjaan Honorarium diberikan kepada panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/ KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.

45 Honorarium Pengelola Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Honorarium diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI yang diberi tugas oleh pejabat yang berwenang untuk mengelola PNBP fungsional dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jumlah petugas penerima PNBP atau anggota paling banyak 5 (lima) orang; b. Jumlah alokasi dana untuk honorarium Pengelola PNBP dalam 1 (satu) tahun paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dari target pagu penerimaan PNBP fungsional; dan c. Dalam hal bendahara penerimaan telah menenma tunj angan fungsional bendahara, maka yang bersangkutan tidak diberikan honorarium dimaksud. 7. Honorarium Pengelola Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Honorarium diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI yang diberi tugas melakukan pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga sesuai dengan unit akuntansi masing-masing, baik yang dikelola secara prosedur manual maupun terkomputerisasi. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan SIMAK-BMN (Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara). Ketentuan mengenai jumlah pengelola SAI adalah sebagai berikut: a. ditetapkan atas dasar Keputusan Menteri, paling banyak 7 (tujuh) orang; dan b. ditetapkan bukan atas dasar Keputusan Menteri, paling banyak 6 (enam) orang. Catatan: Kementerian Negara/Lembaga tidak diperkenankan memberlakukan satuan biaya Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan dalam pengelolaan SAL 8. Honorarium Pengurus/Penyimpan Barang Milik Negara Honorarium diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI di lingkungan Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang

46 yang melaksanakan tugas rutin selaku pengurus/penyimpan barang berdasarkan surat keputusan Pengguna Barang. Jumlah pejabat/pegawai yang dapat diberikan honorarium selaku pengurus / penyimpan barang milik negara paling ban yak 4 (em pat) orang pada tingkat Pengguna Barang dan 2 (dua) orang pada tingkat Kuasa Pengguna Barang. 9. Honorarium Kelebihan Jam Perekayasaan Honorarium atas kelebihan jam kerja yang diberikan kepada fungsional perekayasa yang diberi tugas berdasarkan surat perintah dari pejabat yang berwenang melakukan perekayasaan, paling banyak 4 (empat) jam sehari dengan tidak diberikan uang lembur clan uang makan lembur. 10. Honorarium Penunjang Penelitian/ Perekayasaan Honorarium diberikan kepada seseorang yang diberi tugas untuk menunjang kegiatan penelitian/perekayasaan yang dilakukan oleh fungsional peneliti/ perekayasa sebagai pembantu peneliti/ perekayasa, koordinator peneliti/ perekayasa, sekretariat peneliti/ perekayasa, pengolah data, petugas survei, pembantu lapangan berdasarkan surat perintah pejabat yang berwenang. Dalam hal pembantu peneliti/perekayasa berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil, maka peneliti/perekayasa dimaksud tidak diberikan uang lembur dan uang makan lembur. Cata tan: 1. Dalam hal penelitian/perekayasaan dilakukan bersama-sama dengan Pegawai Negeri Sipil (non fungsional peneliti/perekayasa), kepada Pegawai Negeri Sipil (non fungsional peneliti/perekayasa) atas penugasan penelitian yang dilakukan di luar jam kerja normal diberikan honorarium paling tinggi sebesar 85% (delapan puluh lima persen) dari honorarium kelebihan jam perekayasaan untuk perekayasa pertama serta tidak diberikan uang lembur clan uang makan lembur. 2. Khusus honorarium pembantu lapangan, dalam hal ketentuan mengenai upah harian minimum di suatu wilayah lebih tinggi daripada satuan biaya dalam Peraturan Menteri ini, maka satuan biaya ini dapat dilampaui mengacu pada ketentuan tersebut.

47 Honorarium penunjang penelitian/perekayasaan diberikan secara selektif dengan mempertimbangkan prinsip efisiensi dan efektifitas. 11. Honorarium Komite Penilaian dan/ atau Reviewer Proposal dan Komite Penilaian dan/ atau Reviewer Keluaran Penelitian Honorarium diberikan kepada Komite Penilaian dan/ atau Reviewer Proposal dan Komite Penilaian dan/ atau Reviewer Keluaran Penelitian yang dibentuk dan ditetapkan oleh Penyelenggara Penelitian sebelum tahapan pelaksanaan penilaian penelitian. Komite Penilaian dan/ atau Reviewer Proposal dan Komite Penilaian dan/ atau Reviewer Keluaran Penelitian memiliki masa kerja tertentu untuk memberikan penilaian pada penelitian yang bersifat khusus / penugasan dan/ atau penelitian kompetisi. Cata tan: Ketentuan lebih lanjut terkait dengan Komite Penilaian dan/ atau Reviewer Proposal dan Komite Penilaian dan/ atau Reviewer Keluaran Penelitian berpedoman pada Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengenai Pedoman Pembentukan Komite Penilaian dan/ atau Reviewer dan Tata Cara Pelaksanaan Penilaian Penelitian dengan Menggunakan Standar Biaya Keluaran. 12. Honorarium N arasumber / Pembahas / Moderator/ Pembawa Acara/ Panitia 12.1 Honorarium Narasumber /Pembahas Honorarium yang diberikan kepada Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI yang memberikan informasi/pengetahuan dalam kegiatan Seminar/ Rapat/ Sosialisasi/Diseminasi/Bimbingan Teknis/ Workshop/Sarasehan/ Simposium/ Lokakarya/ Focus Group Discussion/Kegiatan Sejenis yang dilaksanakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri, tidak termasuk untuk kegiatan diklat/pelatihan. Cata tan: 1. Satuan Jam yang digunakan dalam pemberian honorarium narasumber/pembahas adalah 60 (enam puluh) menit baik dilakukan secara panel maupun individual.

48 Honorarium narasumber / pembahas dapat diberikan dengan ketentuan: a. narasumber / pembahas berasal dari luar unit organ1sas1 eselon I penyelenggara; dan/ atau b. narasumber/pembahas berasal dari dalam unit organisasi eselon I penyelenggara sepanj ang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar unit organisasi eselon I penyelenggara/ masyarakat Honorarium Moderator Honorarium yang diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas sebagai moderator pada kegiatan Seminar/ Ra pat/ Sosialisasi/ Diseminasi/Bimbingan Teknis / Workshop/ Sarasehan/ Simposium/ Lokakarya/ Focus Group Discussion/Kegiatan Sejenis yang dilaksanakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri, tidak termasuk untuk kegiatan diklat/ pelatihan. Cata tan: Honorarium Moderator dapat diberikan dengan ketentuan: 1. moderator berasal dari luar unit organ1sas1 eselon I penyelenggara; dan/ atau 2. moderator berasal dari dalam unit organisasi eselon I penyelenggara sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar unit organ1sas1 eselon I penyelenggara/ masyarakat Honorarium Pembawa Acara Honorarium yang diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas memandu acara dalam kegiatan Seminar/ Ra pat/ Sosialisasi/ Diseminasi/ Bimbingan Teknis/ Workshop/Sarasehan/Simposium/ Lokakarya/ Focus Group Discussion/Kegiatan Sejenis yang dihadiri oleh Menteri/Pejabat Setingkat dengan peserta kegiatan minimal 300

49 (tiga ratus) orang dan sepanj ang dihadiri lintas unit eselon I/ Kernen terian Negara/ Lem bag a lainnya / masyaraka t Honorarium Panitia Honorarium yang diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI yang diberi tugas oleh pejabat yang berwenang sebagai panitia atas pelaksanaan kegiatan Seminar/ Ra pat/ Sosialisasi/ Diseminasi/ Bimbingan Teknis / Workshop/ Sarasehan/ Simposium/ Lokakarya/ Focus Group Discussion/ Kegiatan Sejenis sepanj ang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar lingkup unit eselon I penyelenggara/ Kementerian Negara/ Lembaga lainnya/ masyarakat. Dalam hal pelaksanaan kegiatan Seminar/Rapat/Sosialisasi/ Diseminasi/Bimbingan Teknis / Workshop/ Sarasehan / Simposium/ Lokakarya/ Focus Group Discussion/Kegiatan Sejenis memerlukan tambahan panitia yang berasal dari non Pegawai Aparatur Sipil Negara harus dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan urgensi, dengan besaran honorarium mengacu pada besaran honorarium untuk anggota panitia. Jumlah panitia yang dapat diberikan honorarium maksimal 10% (sepuluh persen) dari jumlah peserta dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas. Dalam hal jumlah peserta kurang dari 40 (empat puluh) orang, jumlah panitia yang dapat diberikan honorarium paling banyak 4 (empat) orang. 13. Honorarium Pemberi Keterangan Ahli/Saksi Ahli dan Beracara a. Honorarium Pemberi Keterangan Ahli/Saksi Ahli Honorarium diberikan kepada Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI yang diberi tugas menghadiri dan memberikan informasi/ keterangan sesuai dengan keahlian di bidang tugasnya yang diperlukan dalam tingkat penyidikan dan/ atau persidangan di pengadilan. Dalam hal instansi yang mengundang/memanggil pemberi keterangan ahli/ saksi ahli tidak memberikan honorarium dimaksud,

50 instansi peng1nm pemberi keterangan ahli/ saksi ahli dapat memberikan honorarium dimaksud. b. Honorarium Beracara Honorarium diberikan kepada Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI yang diberi tugas untuk beracara mewakili instansi pemerintah dalam persidangan pengadilan sepanjang merupakan tugas tambahan dan tidak duplikasi dengan pemberian gaji dan tunjangan kinerja. 14. Honorarium Penyelenggaraan Kegiatan Pendidikan Pada Lingkup Pendidikan Tinggi Honorarium yang diberikan untuk pelaksanaan tugas tambahan/tugas khusus tertentu, penyelenggara kegiatan akademik dan kemahasiswaan serta penugasan lain dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pendidikan pada lingkup pendidikan tinggi. Penerapan pemberian honorarium dimaksud harus berpedoman pada ketentuan sebagai berikut: a. Sumber pembiayaan satuan biaya Kegiatan Pendidikan pada Perguruan Tinggi berasal dari PNBP. b. Dalam hal terdapat kekhususan maka untuk keperluan dimaksud dapat menggunakan sumber pendanaan lain sesuai ketentuan yang berlaku. c. Besaran satuan biaya dimaksud harus ditetapkan oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga/Pimpinan Perguruan Tinggi sesuai kemampuan keuangan perguruan tinggi bersangkutan. d. Terhadap satuan biaya honorarium dosen/pegawai yang diberi tugas tambahan/ tugas khusus tertentu sebagaimana dimaksud pada poin 14.1, jabatan dimaksud harus telah ditetapkan dalam struktur organisasi dan tata kerja oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara sesuai ketentuan yang berlaku. e. Dalam hal fakultas tidak memiliki JUrusan, maka standar honorarium ketua dan sekretaris prodi dapat menggunakan standar honorarium ketua dan sekretaris jurusan sebagaimana dimaksud pada po in g.

51 f. Terhadap satuan biaya honorarium dosen yang menyelenggarakan kegiatan akademik dan kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada poin 14.2, berlaku untuk penugasan yang melampaui perhitungan Beban Kerja Dosen (BKD) yang menjadi tugas wajib dosen tetap pada perguruan tinggi yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. g. Terhadap satuan biaya lain-lain sebagaimana dimaksud pada poin 14.3.a sampai dengan 14.3.f, berlaku bagi dosen dari luar perguruan tinggi yang bersangkutan atau non dosen. h. Honorarium Pengembangan Bahan Aj ar pada poin 14.3.p diberikan kepada Penyusun Rancangan Mata Kuliah dan Bahan Aj ar serta Penelaah Bahan Aj ar baik yang berbahasa Indonesia maupun yang berbahasa asing pada perguruan tinggi negeri yang hanya menyelenggarakan pendidikan tinggi jarak jauh modus tunggal (single mode). i. Khusus untuk Honorarium Penyusunan Rancangan Mata Kuliah dan Bahan Aj ar pada poin 14.3.p.1) dan 14.3.p.2) di atas diperuntukkan bagi penyusunan rancangan mata kuliah baru atau penyempurnaan rancangan mata kuliah lama dengan persentase penyempurnaan substansi paling sedikit 20% (dua puluh persen). J. Honorarium Pengembangan dan Pelaksanaan Tutorial pada po1n 14.3.q diberikan kepada penyusun/penulis Garis Besar Program Media (GBPM) Tutorial, Naskah Tutorial melalui Media, dan Kit Tutorial Tatap Muka serta Tutor pada perguruan tinggi negeri yang hanya menyelenggarakan pendidikan tinggi jarak jauh modus tunggal (single mode). k. Honorarium Pengembangan Bahan Ujian dan Pelaksanaan Uj ian pada poin 14.3.r diberikan kepada penyusun/penulis Kisi-Kisi Soal, Soal Objektif dan Uraian Input Bank Soal, dan Soal Ujian Komprehensif (Tugas Akhir Program), serta pelaksana ujian yang terdiri dari Pengawas Tempat Uj ian Luar Negeri dan Penguji Tugas Akhir Program Magister pada perguruan tinggi negeri yang hanya menyelenggarakan pendidikan tinggi jarak jauh modus tunggal (single mode). 1. Untuk pegajar non dosen, penyetaraannya diatur oleh masingmasing perguruan tinggi.

52 m. Penerapan satuan biaya climaksucl ticlak cliperkenankan aclanya cluplikasi clengan pembayaran gaji clan tunjangan kinerja sesuai clengan peraturan perunclang-unclangan berlaku. n. Penerapan satuan biaya Kegiatan Pencliclikan pacla Perguruan Tinggi harus tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan negara, yaitu tertib, taat pacla peraturan perunclangundangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. 15. Honorarium Penyuluh Non Pegawai Negeri Sipil Honorarium cliberikan sebagai pengganti upah kerja kepacla Non Pegawai Negeri Sipil yang cliangkat untuk melakukan penyuluhan berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang. Dalam hal ketentuan mengenai upah minimum di suatu wilayah lebih tinggi dari pacla satuan biaya dalam Peraturan Menteri ini, satuan biaya ini clapat dilampaui clan mengacu pacla peraturan yang mengatur tentang Upah Minimum Provinsi (UMP) dengan ketentuan: a. Lulusan SLTA diberikan setinggi-tingginya sesuai UMP setempat. b. Sarjana Muda/DI/DII/ DIII diberikan setinggi-tingginya 114% (seratus empat belas persen) clari UMP setempat. c. Sarjana cliberikan setinggi-tingginya 124% (seratus clua puluh empat persen) dari UMP setempat. cl. Master (82) diberikan setinggi-tingginya 133% (seratus tiga puluh tiga persen) clari UMP setempat. 16. Satuan Biaya Operasional Penyuluh Biaya Operasional Penyuluh (B) aclalah satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya bantuan transportasi bagi para Pegawai Aparatur Sipil Negara sebagai penyuluh dalam rangka mengunjungi daerah binaannya sebagaimana dimaksud pada Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

53 Honorarium Rohaniwan Honorarium yang diberikan kepada seseorang yang ditugaskan oleh pejabat yang berwenang sebagai rohaniwan dalam pengambilan sumpah jabatan. 18. Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan dan Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan 18.1 Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan Honorarium yang diberikan kepada seseorang yang berdasarkan Surat Keputusan Presiden/Menteri/ Pejabat Setingkat Menteri/ Pejabat Eselon I/KPA diangkat dalam suatu tim pelaksana kegiatan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu. Ketentuan pembentukan tim yang dapat diberikan honcrarium adalah se bagai beriku t: a. mempunyai keluaran (output) jelas dan terukur; b. bersifat koordinatif yang mengharuskan untuk mengikutsertakan Eselon I/Kementerian Negara/Lembaga/ Instansi Pemerintah lainnya; c. bersifat temporer, pelaksanaannya perlu diprioritaskan; d. merupakan perangkapan fungsi atau tugas tertentu kepada pejabat negara/pegawai Aparatur Sipil Negara di samping tugas pokoknya sehari-hari; dan e. dilakukan secara selektif, ef ektif, dan efisien. Terhadap tim pelaksana kegiatan yang dibentuk berdasarkan keputusan Gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat di daerah dan sumber pendanaan dari APBN maka besaran honorarium. yang diberikan disetarakan dengan honorarium tim pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan oleh Menteri/ Pejabat Setingkat Menteri Honorarium Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan Honorarium yang diberikan kepada seseorang yang diberi tugas melaksanakan kegiatan administratif untuk menunjang kegiatan tim pelaksana kegiatan. Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan merupakan bagian tidak terpisahkan dari tim pelaksana kegiatan. Sekretariat tim pelaksana kegiatan hanya dapat dibentuk untuk

54 menunjang tim pelaksana kegiatan yang clitetapkan oleh Presiclen/Menteri. Jumlah sekretariat tim pelaksana kegiatan cliatur sebagai berikut: a. paling banyak 10 (sepuluh) orang untuk tim pelaksana kegiatan yang clitetapkan oleh Presiclen; atau b. paling banyak 7 (tujuh) orang untuk tim pelaksana kegiatan yang clitetapkan oleh Menteri/ Pejabat Setingkat Menteri. Cata tan: 1. Dalam hal tim pelaksana kegiatan telah terbentuk selama 3 (tiga) tahun berturut-turut, Kementerian Negara/Lembaga melakukan evaluasi terhaclap urgensi clan efektifitas keberaclaan tim climaksucl untuk dipertimbangkan menjadi tugas clan fungsi suatu unit organisasi. 2. Kementerian Negara/Lembaga dalam hal melaksanakan ketentuan Standar Biaya Masukan agar melakukan langkahlangkah efisiensi anggaran dengan melakukan pembatasan clan pengendalian pemberian honorarium tim pelaksana kegiatan, clengan ketentuan sebagai berikut: a. Tim yang keanggotaannya berasal dari lin tas eselon I dalam 1 (satu) Kementerian Negara/Lembaga. Pengaturan batasan jumlah tim yang clapat cliberikan honorarium bagi Pejabat Negara, Pejabat Eselon I, Pejabat Eselon II, Pejabat Eselon III, Pejabat Eselon IV, pelaksana, dan pejabat fungsional pada tim climaksud dilaksanakan clengan ketentuan sebagai berikut: Klasifikasi No Jabatan I II III 1. Pejabat Negara, Eselon I, clan Eselon II 2. Pejabat Eselon III Pejabat Eselon IV, pelaksana, dan pej a bat fungsional

55 Keterangan: Penjelasan mengenai klasifikasi pengaturan jumlah honorarium yang diterima sebagaimana dimaksud di atas adalah se bagai beriku t: Klasifikasi I Kementerian Negara/Lembaga yang telah menenma tunjangan kinerja sesuai dengan peraturan perundangundangan mengenai tunjangan kinerja dengan tunj angan kinerja pada kelas jabatan tertinggi lebih besar atau sama dengan Rp (empat puluh juta rupiah). Klasifikasi II Kementerian Negara/Lembaga yang telah menenma tunjangan kinerja sesuai dengan peraturan perundangundangan mengenai tunj angan kinerja dengan tunjangan kinerja pada kelas jabatan tertinggi lebih besar atau sama dengan Rp (dua puluh lima juta rupiah) dan kurang dari Rp rupiah). (em pat puluh ju ta Klasifikasi III Kementerian Negara/Lembaga yang telah menenma tunjangan kinerja sesuai dengan peraturan perundangundangan mengenai tunj angan kinerja dengan tunjangan kinerja pada kelas j abatan tertinggi kurang dari Rp (dua puluh lima juta rupiah) a tau belum menenma tunjangan kinerja. b. Tim yang keanggotaannya berasal dari lintas Kementerian Negara/ Lem bag a. 1) Tim yang keanggotaannya berasal dari lintas Kementerian Negara/Lembaga yang ditetapkan oleh Pejabat Eselon I atau KPA.

56 Pengaturan batasan jumlah tim yang dapat diberikan honorarium bagi Pejabat Negara, Pej abat Eselon I, Pejabat Eselon II, Pejabat Eselon III, Pejabat Eselon IV, pelaksana, dan pejabat fungsional pada tim dimaksud mengacu pada butir 2.a. di atas. 2) Tim yang keanggotaannya berasal dari lintas Kementerian Negara/Lembaga yang ditetapkan oleh Presiden, Menteri/ Pimpinan Lembaga atau pejabat yang diberikan kewenangan oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga. Penetapan tim oleh pejabat yang diberikan kewenangan oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga dilaksanakan setelah pembentukan tim tersebut mendapat persetuj uan Menteri/ Pimpinan Lembaga. Pemberian honorarium bagi tim yang ditetapkan oleh Presiden, Menteri/ Pimpinan Lembaga atau pejabat yang diberikan kewenangan oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga dikecualikan dari ketentuan butir 2.a. di atas. 19. Honorarium Tim Penyusunan Jurnal/Buletin/Majalah/ Pengelola Website 19.1 Honorarium Tim Penyusunan Jurnal Honorarium tim penyusunan jurnal dapat diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI dan Pegawai Non Aparatur Sipil Negara yang diberi tugas untuk menyusun dan menerbitkan jurnal berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang. Unsur sekretariat adalah pembantu umum, pefaksana dan yang sejenis, dan tidak berupa struktur organisasi tersendiri. Dalam hal diperlukan, dalam menyusun jurnal nasional/internasional dapat diberikan honorarium kepada mitra bestari (peer review) sebesar Rp ,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) Honorarium Tim Penyusunan Buletin/Majalah Honorarium tim penyusunan buletin/majalah dapat diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI yang

57 diberi tugas untuk menyusun dan menerbitkan buletin/majalah, berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang. Majalah adalah terbitan berkala yang isinya berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca. Buletin adalah media cetak berupa selebaran atau majalah berisi warta singkat atau pernyataan tertulis yang diterbitkan secara periodik yang ditujukan untuk lembaga atau kelompok profesi tertentu Honorarium Tim Pengelola Website Honorarium tim pengelola website dapat diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI yang diberi tugas untuk mengelola website, berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang. Website yang dimaksud disini adalah yang dikelola oleh unit eselon I/ setara. Dalam hal website yang dikelola oleh unit vertikal setingkat eselon II di daerah maka kepada pengelola website tersebut dapat diberikan honorarium tim pengelola website. 20. Honorarium Penyelenggara Sidang/Konferensi Internasional/ Konferensi Tingkat Menteri, Senior Official Meeting (Bilateral/ Regional/ M ul tila teral), Workshop/ Seminar/ Sosialisasi/ Sarasehan Berskala In ternasional 20.1 Honorarium Penyelenggara Sidang/Konferensi Internasional, Konferensi Tingkat Menteri, Senior Official Meeting (Bilateral/ Regional/Multilateral) Honorarium penyelenggara sidang/ konf erensi in ternasional, konferensi tingkat menteri, senior official meeting (bilateral/ regional/ multilateral) dapat diberikan kepada Pejabat Negara/ Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI penyelenggara kegiatan sidang/konferensi yang dihadiri/ pesertanya pejabat setingkat menteri atau senior official berdasarkan surat keputusan pejabat berwenang.

58 Honorarium Penyelenggara Workshop/ Seminar/ Sosialisasi/ Sarasehan Berskala Internasional Honorarium penyelenggara workshop/ seminar/ sosialisasi/ sarasehan berskala internasional dapat diberikan kepada Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI penyelenggara kegiatan workshop/ seminar/ sosialisasi/ sarasehan berskala internasional, berdasarkan surat keputusan dari pejabat berwenang. Cata tan: Kepada panitia/penyelenggara dapat diberikan uang harian perjalanan dinas dan/ atau uang harian paket meeting sesuai surat perintah perjalanan dinas yang diterbitkan pejabat yang berwenang. 21. Honorarium Penyelenggara Ujian dan Vakasi Hor:orarium Penyelenggaraan Uj ian dan Vakasi merupakan imbalan bagi penyusun naskah uj ian, pengawas ujian, penguj i atau pemeriksa hasil uj ian pada pendidikan tingkat dasar, menengah, dan tinggi. Satuan biaya pengawas uj ian sudah termasuk uang transpor. Pemberian honorarium penyusun naskah ujian, penguji atau pemeriksa hasil uj iari kepada guru/ dosen diberikan atas kelebihan be ban kerja guru/ dosen dalam penyusunan naskah UJian, penguj ian atau pemeriksaan hasil uj ian yang ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, honorarium pemeriksaan hasil uj ian tidak diberikan untuk penyelenggaraan uj ian yang bersifat latihan dan ujian lokal. Sementara untuk tingkat pendidikan tinggi, honorarium pemeriksaan hasil uj ian dapat diberikan untuk uj ian masuk penerimaan mahasiswa baru, uj ian tengah semester, uj ian akhir semester, dan uj ian akhir baik untuk ujian yang bersifat tertulis maupun praktik. 22. Honorarium Penulisan Butir Soal Tingkat Nasional 22.1 Honorarium Penyusunan Butir Soal Tingkat Nasional Honorarium yang diberikan kepada guru, dosen atau pakar sesuai bidang yang dibutuhkan dengan kepakarannya (baik Pegawai Negeri Sipil maupun Non Pegawai Negeri Sipil) untuk proses

59 penyusunan soal yang digunakan pada penilaian tingkat nasional, meliputi soal yang bersifat penilaian akademik, seperti soal uj ian berstandar nasional, soal uj ian nasional, soal yang mengukur literasi untuk survey nasional, soal tes kompetensi akademik guru, soal Calon Pegawai Negeri Sipil, dan soal untuk penilaian non akademik seperti soal tes bakat, tes minat, soal yang mengukur kecenderungan perilaku, soal tes kompetensi guru yang non akademik, soal tes asesmen pegawai, soal kompetensi managerial kepala sekolah. Honorarium Penyusunan Butir Soal Tingkat Nasional diberikan berdasarkan penugasan oleh unit kerja yang mempunyai tugas atau fungsi untuk melakukan penulisan soal tingkat nasional sesuai dengan peraturan yang berlaku Honorarium Telaah Butir Soal Tingkat Nasional Honorarium yang diberikan kepada guru, dosen atau pakar sesuai bidang yang dibutuhkan dengan kepakarannya (baik Pegawai Negeri Sipil maupun Non Pegawai Negeri Sipil) untuk proses telaah soal yang digunakan pada penilaian tingkat nasional, meliputi soal yang bersifat penilaian akademik, seperti soal ujian berstandar nasional, soal uj ian nasional, soal yang mengukur literasi untuk survey nasional, soal tes kompetensi akademik guru, soal akademik Calon Pegawai Negeri Sipil, dan soal untuk penilaian non akademik seperti soal tes bakat, tes minat, soal yang mengukur kecenderungan perilaku, soal tes kompetensi guru yang non akademik, soal tes asesmen pegawai, soal kompetensi managerial kepala sekolah, soal non akademik Calon Pegawai Negeri Sipil. Honorarium Telaah Butir Soal Tingkat Nasional diberikan berdasarkan penugasan oleh unit kerja yang mempunyai tugas atau fungsi untuk melakukan telaah soal tingkat nasional sesuai dengan peraturan yang berlaku. 23. Honorarium Penyelenggaraan Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) 23.1 Honorarium Penceramah Honorarium penceramah dapat diberikan kepada Pej abat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI yang

60 memberikan wawasan pengetahuan clan/ atau sharing experience sesuai clengan keahliannya kepacla peserta cliklat pacla kegiatan pencliclikan clan pelatihan clengan ketentuan sebagai berikut: a. berasal clari luar unit organisasi eselon I penyelenggara; b. berasal clari clalam organisasi eselon I penyelenggara sepanj ang peserta cliklat yang menjacli sasaran utama kegiatan berasal clari luar unit organisasi eselon I penyelenggara/ masyarakat; clan c. khusus untuk Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI, honorarium tersebut cligunakan untuk kegiatan pengajaran cliklat yang materi cliklatnya cliampu oleh Pejabat Eselon II ke atas / setara Honorarium Pengajar yang berasal clari luar satuan kerja penyelenggara Honorarium clapat cliberikan kepacla pengajar yang berasal clari luar satuan kerja penyelenggara sepanjang kebutuhan pengajar ticlak terpenuhi clari satuan kerja penyelenggara Honorarium Pengajar yang berasal clari clalam satuan kerja penyelenggara Honorarium clapat cliberikan kepacla pengajar yang berasal clari clalam satuan kerja penyelenggara baik wiclyaiswara maupun pegawai lainnya. Bagi widyaiswara, honorarium diberikan atas kelebihan jumlah minimal jam tatap muka. Ketentuan jumlah minimal tatap muka mengacu pada ketentuan yang berlaku Honorarium Penyusunan Moclul Diklat Honorarium penyusunan Moclul Diklat clapat cliberikan kepacla Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI yang diberi tugas untuk menyusun modul untuk pelaksanaan diklat berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang. Pemberian honorarium climaksud berpedoman pada ketentuan sebagai berikut: a. Bagi wiclyaiswara, honorarium climaksud cliberikan atas kelebihan beban kerja wajib widyaiswara sesuai ketentuan yang berlaku.

61 b. Satuan biaya ini diperuntukkan bagi penyusunan modul diklat baru atau penyempurnaan modul diklat lama dengan persentase penyempurnaan substansi modul diklat paling sedikit 20% (dua puluh persen) Honorarium Panitia Penyelenggaraan Kegiatan Diklat Honorarium dapat diberikan kepada panitia penyelenggara diklat yang melaksanakan fungsi tata usaha diklat, evaluator, dan fasilitator kunjungan serta hal-hal lain yang menunj ang penyelenggaraan diklat berjalan dengan baik dengan ketentuan sebagai berikut: a. merupakan tugas tambahan/perangkapan fungsi bagi yang bersangku tan; b. dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan urgensinya; dan c. jumlah panitia yang dapat diberikan honorarium maksimal 10% ( sepuluh persen) dari jumlah peserta dengan mempertimbangkan efisiensi dan ef ektivi tas pelaksanaan. Dalam hal jumlah peserta kurang dari 40 (empat puluh) orang, maka jumlah panitia yang dapat diberikan honorarium paling banyak 4 (empat) orang. Cata tan: Jam pelajaran yang digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan diklat adalah 45 (empat puluh lima) menit. 24. Satuan Biaya Uang Makan Pegawai Aparatur Sipil Negara Satuan biaya uang makan Pegawai Aparatur Sipil Negara merupakan satuan biaya yang digunakan u:qtuk perencanaan kebutuhan uang makan pegawai yang dihitung berdasarkan jumlah hari kerja. 25. Satuan Biaya Uang Lembur dan Uang Makan Lembur bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara a. Uang Lembur Uang lembur merupakan kompensasi bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara yang melakukan kerja lembur berdasarkan surat perintah dari pejabat yang berwenang.

62 b. Uang Makan Lembur Uang makan lembur diperuntukan bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara setelah bekerja lembur paling kurang 2 (dua) jam secara berturut-turut dan diberikan maksimal 1 (satu) kali per hari. 26. Satuan Biaya Uang Lembur dan Uang Makan Lembur bagi Pegawai Non Aparatur Sipil Negara, Satpam, Pengemudi, Petugas Kebersihan, dan Pramubakti a. Uang Lembur Uang lembur merupakan kompensasi bagi Pegawai Non Aparatur Sipil Negara yang melaksanakan tugas rutin kementerian negara/lembaga, Satpam, Pengemudi, Petugas Kebersihan, dan Pramubakti yang melakukan kerja lembur berdasarkan surat perintah dari pejabat yang berwenang. b. Uang Makan Lembur Uang makan lembur diperuntukan bagi Pegawai Non Aparatur Sipil Negara yang melaksanakan tugas rutin kementerian negara/lembaga, Satpam, Pengemudi, Petugas Kebersihan, dan Pramubakti setelah bekerja lembur paling kurang 2 (dua) jam secara berturut-turut dan diberikan maksimal 1 (satu) kali per hari. Cata tan: Satuan Pengaman, Pengemudi, Petugas Kebersihan, dan Pramubakti sebagaimana dimaksud tidak termasuk Satuan Pengaman, Pengemudi, Petugas Kebersihan, dan Pramubakti yang melakukan perjanj ian kerja/kontrak dengan pihak penyedia tenaga alih daya (outsourcing). 27. Satuan Biaya Uang Saku Rapat Di Dalam Kantor Uang saku rapat di dalam kantor merupakan kompensasi bagi seseorang yang melakukan kegiatan rapat yang dilaksanakan di dalam kantor di luar jam kerja pada hari kerja. Uang saku rapat di dalam kantor dapat dibayarkan sepanjang rapat di dalam kantor memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. dihadiri peserta dari eselon II lainnya/ eselon I lainnya/kementerian Negara/Lembaga lainnya/instansi Pemerintah/ masyarakat; dan b. dilaksanakan minimal 3 (tiga) jam di luar jam kerja pada hari kerja.

63 63 - Cata tan: 1. Satuan biaya uang saku rapat di dalam kantor belum termasuk konsumsi rapat. 2. Terhadap peserta rapat tidak diberikan uang lembur dan uang makan lembur. 3. Bagi peserta yang berasal dari luar unit penyelenggara dapat diberikan uang transpor sepanjang kriteria pemberian uang transpor terpenuhi. 28. Satuan Biaya Uang Saku Pemeriksa Dalam Lokasi Perkantoran Yang Sama Satuan biaya uang saku pemeriksa dalam lokasi perkantoran yang sama merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya kompensasi kepada aparat fungsional pemeriksa (auditor) berdasarkan surat perintah pejabat yang berwenang yang diberi. tugas untuk melakukan pengawasan internal dalam lokasi perkantoran yang sama dan dilaksanakan lebih dari 8 (delapan) jam. Terhadap aparat fungsional pemeriksa (auditor) tersebut tidak diberikan uang makan, uang lembur dan uang makan lembur. 29. Satuan Biaya Pengepakan dan Angkutan Barang Perjalanan Dinas Pindah Dalam Negeri Satuan biaya pengepakan dan angkutan barang perjalanan dinas pindah dalam negeri merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya pengepakan dan angkutan barang pindahan yaµg diberikan kepada pejabat negara/pegawai Aparatur Sipil Negara yang dipindahtugaskan berdasarkari Surat Keputusan pejabat yang berwenang. Satuan biaya ini merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada pejabat negara/pegawai Aparatur Sipil Negara yang berkenaan. Satuan biaya ini sudah termasuk ongkos tukang, pengadaan bahan-bahan, biaya bongkar muat, dan biaya angkutan barang dari tempat asal sampai dengan tujuan.

64 Satuan Biaya Bantuan Biaya Pendidikan Anak (BBPA) pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri Satuan Biaya Bantuan Biaya Pendidikan Anak (BBPA) pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri adalah satuan biaya untuk bantuan biaya pendidikan anak-anak Pejabat Dinas Luar Negeri/ Home Staff/ Atase Teknis/ Atase Pertahanan yang bekerja pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri. Pemberian Bantuan Biaya Pendidikan Anak (BBPA) pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. BBPA digunakan untuk membiayai biaya pendidikan formal mulai sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi clan tidak termasuk program pasca sarjana. 2. Diberikan untuk anak-anak Pejabat Dinas Luar Negeri/ Home Staff/ Atase Teknis/ Atase Pertahanan yang bekerja pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar N egeri, yang bersekolah pada pendidikan formal mulai sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan tidak termasuk program pas ca sarj ana. 3. Diberikan untuk anak-anak yang termasuk dalam tunjangan keluarga clan bersekolah di lokasi yang sama dengan tempat bekerja orang tuanya (negara akreditasi-lokasi perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri tempat orang tuanya bertugas). 4. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 3 (tiga) dikecualikan bagi: a. anak-anak Pejabat Dinas Luar Negeri/ Home Staff/ Atase Teknis/ Atase Pertahanan yang bekerja pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar N egeri pada negara yang termasuk dalam perwakilan rawan clan/ atau berbahaya; clan b. anak-anak dari Pejabat Dinas Luar Negeri/ Home Staff/ Atase Teknis/ Atase Pertahanan yang dimutasikan antar perwakilan (cross posting). 5. Perwakilan Republik Indonesia yang termasuk dalam daerah rawan dan/ atau berbahaya clan Pejabat Dinas Luar Negeri/ Home Staff/ Atase Teknis/ Atase Pertahanan yang dimutasikan antar perwakilan (cross posting) se bagaimana dimaksud pada angka 4 ditetapkan oleh Menteri Luar Negeri.

65 Alokasi anggaran untuk BBPA sudah terrnasuk dalarn pagu anggaran Kernen terian Negara/ Lernbaga. 7. Penggunaan Satuan Biaya BBPA rnengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Luar Negeri. 8. Pernberian BBPA dilakukan dengan rnenerapkan prinsip efisien, efektif, transparan, dan bertanggung jawab. 31. Honorarium Satpam, Pengemudi, Petugas Kebersihan, dan Pramubakti Honorarium yang diberikan hanya kepada non pegawai Aparatur Sipil Negara yang ditunjuk untuk melakukan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai satpam, pengernudi, petugas kebersihan, dan prarnubakti, berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang/ kontrak kerja. Cata tan: 1. untuk satpam, pengemudi, petugas kebersihan, dan prarnubakti dengan melalui jasa pihak ketiga/ diborongkan alokasi honorarium dapat ditambah paling banyak sebesar 15% (lima belas persen) dari satuan biaya, besaran tersebut tidak termasuk seragam dan perlengkapan. 2. dalam satu tahun anggaran, dapat dialokasikan tambahan honorarium sebanyak 1 (satu) bulan sebagai tunjangan hari raya keagarnaan. 3. dalam hal ketentuan mengenai upah minimum di suatu wilayah lebih tinggi dari pada satuan biaya dalam Peraturan Menteri ini, maka satuan biaya ini dapat dilampaui mengacu pada ketentuan tersebut. 32. Satuan Biaya Uang Harian Perjalanan Dinas Dalam Negeri dan Uang Rep re sen tasi Satuan biaya uang harian perjalanan dinas dalarn negeri rnerupakan penggantian biaya keperluan sehari-hari Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI/Pihak Lain dalam menjalankan perintah perjalanan dinas di dalarn negeri. Uang representasi hanya diberikan kepada pejabat negara (ketua/wakil ketua dan anggota lernbaga tinggi negara, Menteri serta setingkat Menteri), pejabat eselon I dan pejabat eselon II yang melaksanakan perjalanan dinas jabatan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi

66 yang melekat padajabatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap. U ang harian diklat diberikan kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI yang diberikan tugas untuk mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan di dalam kota yang melebihi 8 (delapan) jam atau diselenggarakan di luar kota. 33. Satuan Biaya Uang Harian Perjalanan Dinas Luar Negeri Satuan Biaya Uang Perjalanan Dinas Luar Negeri merupakan penggantian biaya keperluan sehari-hari Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI/ Pihak Lain dalam menjalankan perintah perjalanan dinas di luar negeri yang dapat digunakan untuk uang makan, transpor lokal, uang saku, dan uang penginapan. Besaran uang harian untuk negara yang tidak tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini, merujuk pada besaran uang harian pada negara dimana Perwakilan Republik Indonesia bersangkutan berkedudukan. Contoh: Uang harian bagi pejabat/pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas ke negara Uganda, besarannya merujuk pada uang harian negara Kenya. 34. Satuan Biaya Penginapan Perjalanan Dinas Dalam Negeri Satuan biaya penginapan perjalanan dinas dalam negeri merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya menginap dalam rangka pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri. Dalam pelaksanaannya, mekanisme pertanggungjawaban disesuaikan dengan bukti pengeluaran yang sah. 35. Satuan Biaya Rapat/Pertemuan di Luar Kantor Paket Kegiatan Rapat/Pertemuan di Luar Kantor Satuan biaya paket kegiatan rapat/pertemuan di luar kantor merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya kegiatan rapat/pertemuan yang diselenggarakan di luar kantor dalam rangka penyelesaian pekerjaan yang perlu

67 dilakukan secara intensif dan bersifat koordinatif yang sekurangkurangnya melibatkan peserta dari eselon I lainnya/ masyarakat. Satuan biaya paket kegiatan rapat/pertemuan di luar kantor menurut pesertanya terbagi dalam 3 (tiga) jenis, yaitu: a. Kegiatan rapat/ pertemuan di luar kantor pejabat Menteri/ setingkat Menteri adalah kegiatan rapat/ pertemuan yang melibatkan pejabat Menteri/ setingkat Menteri; b. Kegiatan rapat/ pertemuan di luar kantor pejabat eselon I/ eselon II adalah kegiatan rapat/pertemuan yang melibatkan pej a bat eselon I/ eselon II/ yang disetarakan; c. Kegiatan rapat/ pertemuan di luar kantor pejabat eselon III adalah kegiatan rapat/pertemuan yang melibatkan pejabat eselon III/ yang disetarakan. Satuan biaya paket kegiatan rapat/pertemuan di luar kantor menurut lama penyelenggaraan terbagi dalam 3 (tiga) jenis yaitu: a. Paket Fullboard Satuan biaya paket fullboard disediakan untuk paket kegiatan rapat/pertemuan yang diselenggarakan di luar kantor sehari penuh dan menginap. b. Paket Fullday Satuan biaya paket fullday disediakan untuk paket kegiatan rapat/pertemuan yang diselenggarakan di luar kantor minimal 8 (delapan) jam tanpa menginap. c. Paket Halfday Satuan biaya paket halfday disediakan untuk paket kegiatan rapat/pertemuan yang diselenggarakan di luar kantor minimal 5 (lima) jam tanpa menginap. Cata tan: 1. Akomodasi paket fullboard diatur sebagai berikut: a. Untuk pejabat eselon II ke atas, akomodasi 1 (satu) kamar untuk 1 (satu) orang. b. Untuk pejabat eselon III ke bawah, akomodasi 1 (satu) kamar untuk 2 (dua) orang. 2. Satuan biaya paket fullboard ini digunakan untuk penghitungan biaya paket rapat fullboard per peserta dengan akomodasi 1 (satu) kamar untuk 2 (dua) orang. Sedangkan

68 besaran indeks satuan biaya paket fullboard untuk pejabat Eselon II ke atas sebagaimana dimaksud pada butir l.a) dapat diberikan sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari satuan biaya paket fullboard sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri ini. 3. Kegiatan rapat/pertemuan di luar kantor dalam rangka penyelesaian pekerjaan yang dilakukan secara intensif harus menggunakan satuan biaya ini. 4. Dalam rangka efisiensi angga:r_-an untuk kegiatan rapat, PA/KPA agar selektif dalam melaksanakan rapat/pertemuan di luar kantor (fullboard, fullday, clan halfday) clan mengutamakan penggunaan fasilitas milik negara Uang Harian Kegiatan Rapat/Pertemuan di Luar Kantor Uang Harian Kegiatan Rapat/Pertemuan di Luar Kantor merupakan satuan biaya yang digunakan untuk pengalokasian uang harian kegiatan fullboard di luar kota, kegiatan fullboard clan kegiatan fullday /half day di dalam kota kepada peserta clan panitia kegiatan rapat/pertemuan yang diselenggarakan di luar kantor. Cata tan: Kepada panitia (karena faktor transportasi clan/ a tau guna mempersiapkan pelaksanaan kegiatan clan penyelesaian pertanggungjawaban) clan kepada peserta (karena faktor transportasi) yang memerlukan waktu tambahan untuk berangkat/pulang di luar waktu pelaksanaan kegiatan, dapat dialokasikan biaya penginapan clan uang harian perjalanan dinas sesuai ketentuan yang berlaku, untuk 1 ( satu) hari sebelum clan/ atau 1 (satu) hari sesudah pelaksanaan kegiatan. 36. Satuan Biaya Tiket Perjalanan Oinas Pindah Luar Negeri (One Way) Satuan biaya tiket perjalanan dinas pindah luar negeri merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya pembelian tiket pesawat udara perjalanan dinas pindah clan diberikan untuk satu kali jalan (one way). Satuan biaya tiket termasuk biaya asuransi, tidak termasuk airport tax serta biaya retribusi lainnya.

69 Satuan biaya ini diberikan kepada Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI dan keluarga yang sah berdasarkan surat keputusan pindah dari pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang digunakan untuk melaksanakan perintah pindah dari perwakilan Republik Indonesia di luar negeri atau se baliknya. Cata tan: Untuk biaya tiket perjalanan dinas pindah antar perwakilan (cross-posting) mengikuti ketentuan sebagai berikut: 1. besaran biaya tiket perjalanan dinas pindah antar perwakilan (cross-posting) dapat dilakukan sesuai dengan informasi yang diperoleh dari perusahaan travel dan ditetapkan oleh KPA/PPK; 2. penetapan besaran biaya tiket perjalanan dinas pindah antar perwakilan (cross-posting) tersebut agar tetap memperhatikan prinsip-prinsip efisiensi, efektifitas, dan kewajaran serta kemampuan keuangan negara. 37. Satuan Biaya Operasional Khusus Kepala Perwakilan Republik Indonesia Di Luar Negeri Satuan Biaya Operasional Khusus Kepala Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri adalah dana operasional yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan m1s1 khusus Kepala Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri dan bukan merupakan tambahan penghasilan. 38. Satuan Biaya Makanan Penambah Daya Tahan Tubuh Satuan biaya makanan penambah daya tahan tubuh merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya pengadaan makanan/ minuman bergizi yang dapat menambah/ meningkatkan/mempertahankan daya tahan tubuh Pegawai Aparatur Sipil Negara yang diberi tugas melaksanakan pekerjaan tugas dan fungsi kantor yang dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan pegawai dimaksud.

70 Satuan Biaya Sewa Kendaraan a. Sewa Kendaraan Pelaksanaan Kegiatan Insidentil Satuan biaya sewa kendaraan pelaksanaan kegiatan insidentil merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya sewa kendaraan roda 4 (empat), roda 6 (enam) /bus sedang, dan roda 6 (enam)/bus besar untuk kegiatan yang sifatnya insidentil (tidak bersifat terus - menerus). Satuan biaya ini diperuntukan bagi: 1) Pejabat Negara yang melakukan perjalanan dinas dalam negeri di tempat tujuan; atau 2) Pelaksanaan kegiq.tan yang membutuhkan mobilitas tinggi, berskala besar, dan tidak tersedia kendaraan dinas serta dilakukan secara selektif dan efisien. Satuan biaya sewa kendaraan sudah termasuk bahan bakar dan pengemudi. b. Sewa Kendaraan Operasional Pejabat/Operasional Kantor dan/ atau Lapangan Satuan biaya sewa kendaraan operasional pejabat/ operasional kantor dan/ atau lapangan merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya sewa kendaraan roda 4 (empat) yang difungsikan sebagai kendaraan dinas kantor sebagai pengganti pengadaan kendaraan melalui pembelian. Dalam pelaksanaannya, sebelum melakukan perjanj ian sewa, satuan kerja penyewa wajib melakukan pemeriksaan bahwa penyedia barang menjamin bahwa kondisi kendaraan yang disewa selalu siap pakai (termasuk pemeliharaan rutin dan menyediakan pengganti apabila kendaraan tidak berfungsi sebagaimana mestinya), oleh karenanya atas kendaraan dimaksud tidak dapat dialokasikan biaya pemeliharaan. Cata tan: 1. Penggunaan satuan biaya sewa kendaraan operasional pejabat/ operasional kantor dan/ atau lapangan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk melakukan langkah-langkah efektifitas penggunaan anggaran, sehingga fungsinya sebagai pengganti atas pengadaan kendaraan melalui pembelian, dengan tetap menjadi bagian dari

71 rencana kebutuhan untuk penyediaan pengadaan kendaraan pejabat/ operasional kantor. 2. Satuan biaya sewa kendaraan operasional pejabat/ operasional kantor clan/ atau lapangan dapat diperuntukan bagi satuan kerja yang belum memiliki kendaraan pejabat/ operasional kantor dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas fungsi. 3. Mekanisme sewa kendaraan operasional pejabat/operasional kantor clan/ atau lapangan mengikuti ketentuan pengadaan barang/jasa yang berlaku. 40. Satuan Biaya Pengadaan Kendaraan Dinas Satuan biaya pengadaan kendaraan dinas merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya pengadaan kendaraan operasional bagi pejabat, operasional kantor, clan/ atau lapangan serta bus melalui pembelian guna menunjang pelaksanaan tugas clan fungsi Kementerian Negara/Lembaga. Bagi satuan kerja baru yang sudah ada ketetapan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara clan Reformasi Birokrasi, pengadaan kendaraan dinasnya dilakukan secara bertahap sesuai dana yang tersedia. Dalam hal kebutuhan kendaraan operasional telah dipenuhi melalui mekanisme sewa kendaraan, maka pengadaan melalui pembelian tidak diperkenankan lagi. 41. Satuan Biaya Pengadaan Pakaian Dinas Satuan biaya pengadaan pakaian dinas merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya pengadaan pakaian dinas termasuk ongkos jahit yang meliputi: a. Satuan Biaya Pakaian Dinas Dokter Satuan biaya pakaian dinas dokter diperuntukan bagi dokter yang bekerja di instansi pemerintah clan diberikan paling banyak 1 (satu) potong jas per tahun yang penyediaannya dilaksanakan secara selektif.

72 b. Satuan Biaya Pakaian Dinas Perawat Satuan biaya pakaian dinas perawat diperuntukan bagi perawat yang bekerja di instansi pemerintah dan diberikan paling banyak 2 (dua) stel pakaian per tahun yang penyediaannya dilaksanakan secara selektif. c. Satuan Biaya Pakaian Dinas Pegawai Satuan biaya pakaian dinas pegawai diperuntukan bagi pegawai dan diberikan paling banyak 2 (dua) stel per tahun yang penyediaannya dilaksanakan secara selektif, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) harus ada ketentuan yang ditetapkan oleh Presiden pada awal pembentukan satuan kerja mengenai kewajiban penggunaan pakaian dinas pegawai; dan 2) dalam hal satuan kerja yang pada awal pembentukannya tidak terdapat ketentuan yang mewajibkan penggunaan pakaian dinas pegawai, biaya pakaian dinas pegawai dapat dialokasikan setelah memiliki ij in prinsip dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. d. Satuan Biaya Pakaian Seragam Mahasiswa/Taruna Satuan biaya pakaian seragam mahasiswa/taruna diperuntukan bagi mahasiswa/ taruna pada pendidikan kedinasan di bawah Kementerian Negara/Lembaga tertentu dan diberikan paling banyak 2 (dua) stel per tahun yang penyediaannya dilaksanakan secara selektif, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) harus ada ketentuan yang ditetapkan oleh Presiden pada awal pembentukan satuan kerja mengenai kewajiban penggunaan pakaian seragam mahasiswa/taruna; dan 2) dalam hal satuan kerja yang pada awal pembentukannya tidak terdapat ketentuan yang mewajibkan penggunaan pakaian seragam mahasiswa/ taruna, biaya pakaian seragam mahasiswa/ taruna dapat dialokasikan setelah memiliki IJ in prinsip dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

73 e. Satuan Biaya Pakaian Kerja Pengemudi, Petugas Kebersihan, dan Pramubakti Satuan biaya pakaian kerja pengemudi, petugas kebersihan, dan pramubakti diperuntukan bagi pengemudi, petugas kebersihan, dan pramubakti yang diangkat berdasarkan surat keputusan KPA, dan dapat diberikan paling banyak 2 (dua) stel per tahun. f. Satuan Biaya Pakaian Kerja Satpam Satuan biaya pakaian kerja satpam diperuntukan bagi satpam, sudah termasuk perlengkapannya (sepatu, baju PDL, kopel, ikat pinggang, tali kurt dan peluit, kaos kaki, topi, kaos security, dan atribut lainnya) dan dapat diberikan paling banyak 2 (dua) stel per tahun. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum u.b. ==::::...

74 LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 /PMK.02/20 17 TENTANG STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2018 STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2018 YANG BERFUNGSI SEBAGAI ESTIMASI 1. SATUAN BIAYA TRANSPORTASI DARAT DARI IBUKOTA PROVINS! KE KOTA/ KABUPATEN DALAM PROVINS! YANG SAMA (ONE WA Y) NO. IBUKOTA PROVINS! KOTA/KABUPATEN TUJUAN SATUAN BE SARAN ACEH 1 Banda Aceh 2 Banda Aceh 3 Banda Aceh 4 Banda Aceh 5 Banda Aceh 6 Banda Aceh 7 Banda Aceh 8 Banda Aceh 9 Banda Aceh 10 Banda Aceh 11 Banda Aceh 12 Banda Aceh 13 Banda Aceh 14 Banda Aceh 15 Banda Aceh 16 Banda Aceh 17 Banda Aceh 18 Banda Aceh 19 Banda Aceh 20 Banda Aceh SUMATERA UTARA 21 Medan 22 Medan 23 Medan 24 Medan 25 Medan 26 Medan 27 Medan 28 Medan 29 Medan 30 Medan 31 Medan 32 Medan 33 Medan 34 Medan Kab. Aceh Barat Kab. Aceh Barat Daya Kab. Aceh Besar Kab. Aceh J aya Kab. Aceh Selatan Kab. Ac eh Singkil Kab. Aceh Tamiang Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Tenggara Kab. Aceh Timur Kab. Aceh Utara Kab. Bener Meriah Kab. Bireuen Kab. Gayo Lues Kab. Nagan Raya Kab. Pidie Kab. Pidie Jaya Kata Langsa Kata Lhokseumawe Kata Subulussalam Kab. Asahan Kab. Batubara Kab. Dairi Kab. Deli Serdang Kab. Humbang Hasundutan Kab. Karo Kab. Labuhan Batu Kab. Labuhan Batu Selatan Kab. Labuhan Batu Utara Kab. Langkat Kab. Mandailing Kab. Mandailing Natal Kab. Padang Lawas Kab. Padang Lawas Utara Rp Rp Rp l Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Orang Kali Rp Orang Kali Rp Rp Rp l Rp Rp Orartg/Kali Rp Rp Rp Rp l Rp Rp Rp Rp

75 NO. IBUKOTA PROVINSI KOTA/KABUPATEN TUJUAN SATUAN BESARAN 35 Medan 36 Medan 37 Medan 38 Medan 39 Medan 40 Medan 41 Medan 42 Medan 43 Medan 44 Medan 45 Medan 46 Medan 47 Medan RIA U 48 Pekanbaru 49 Pekanbaru 50 Pekanbaru 51 Pekanbaru 52 Pekanbaru 53 Pekanbaru 54 Pekanbaru 55 Pekanbaru 56 Pekanbaru KEPULAUAN RIAU 57 Tanjung Pinang JAMB I 58 Jambi 59 Jambi 60 Jambi 61 Jambi 62 Jambi 63 Jambi 64 Jambi 65 Jambi 66 Jambi 67 Jambi SUMATERA BARAT 68 Padang 69 Padang 70 Padang 71 Padang Padang Padang Padang Padang Padang Padang Padang 80 Padang 81 Padang 82 Padang 83 Padang Padang 84 SUMATERA SELATAN 85 Palembang 86 Palembang 87 Palembang 88 Palembang 89 Palembang 90 Palembang 91 Palembang 92 Palembang Kab. Pakpak Bharat Kab. Samosir Kab. Serdang Bedagai Kab. Simalungun Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Tengah Kab. Tapanuli Utara Kab. Toba Samosir Kota Binjai Kota Pematang Siantar Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Tebing Tinggi Kab. Indragiri Hilir Kab. Indragiri Hulu Kab. Kampar Kab. Kuantan Singingi Kab. Pelalawan Kab. Rokan Hilir Kab. Rokan Hulu Kab. Siak Kota Dumai Kab. Bintan Kab. Batanghari Kab. Bungo Kab. Kerinci Kab. Merangin Kab. Muaro Jambi Kab. Sarolangun Kab. Taniung Jabung Barat Kab. Tanjung Jabung Timur Kah. Tebo Kota Sungai Penuh Kab. Agam Kab. Dharmasraya Kab. Lima Puluh Kota Kab. Padang Pariaman Kab. Pasaman Kab. Pasaman Barat Kab. Pesisir Selatan Kab. Sijunjung Kab. Solok Kab. Solok Selatan Kab. Tanah Datar Kota Bukit Tinggi Kota Padang Panjang Kata Pariaman Kata Payakumbuh Kata Sawahlunto Kota Solak Kab. Banyuasin Kab. Empat Lawang Kab. Lahat Kab. Muara Enim Kab. Musi Banyuasin Kab. Musi Rawas Kab. Musi Rawas Utara Kab. Ogan Ilir Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp l Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

76 NO. IBUKOTA PROVINSI KOTA/KABUPATEN TUJUAN SATUAN BES ARAN 93 Palembang Kab. Ogan Komering Ulu Rp Palembang Kab. Ogan Komering Ulu Selatan Rp Palembang Kab. Ogan Komering Ulu Timur Rp Palembang Kab. Pali Rp Palembang Kota Lubuk Linggau Rp Palembang Kota Pagar Alam Rp Palembang Kota Prabumulih Rp LAMPUNG 100 Bandar Lam:eung Kab. Lampung Barat Orane:/Kali Rp Bandar Lam:eung Kab. Lampung Selatan OrangLKali Rp Bandar Lampung Kab. Lampung Tengah Rp Bandar Lam:eung Kab. Lam:eung Timur Rp Bandar Lampune: Kab. Lam:eung Utara Orane:/Kali Rp Bandar Lam:eung Kab. Mesuji OrangLKali Rp Bandar Lam:eung Kab. Pesawaran Rp Bandar Lam:eung Kab. Pesisir Barat Rp Bandar Lam:eung Kab. Pringsewu Orane:/Kali Rp Bandar Lam:eung Kab. Tange:amus Orane: I Kali Rp Bandar Lampung Kab. Tulang Bawang OrangLKali Rp Bandar Lam:eung Kab. Tulang Bawang Barat OrangLKali Rp Bandar Lam:eung Kab. Way Kanan OrangLKali Rp Bandar Lam:eung Kota Metro OrangLKali Rp BENGKULU 114 Bengkulu Kab. Bengkulu Selatan Orane:/Kali Rp Bengkulu Kab. Bengkulu Tengah Rp Bengkulu Kab. Bengkulu Utara Rp Bengkulu Kab. Kaur Rp Bengkulu Kab. Kepahiang OrangLKali Rp Bengkulu Kab. Lebong Rp Bengkulu Kab. Mukomuko Rp Bengkulu Kab. Rejang Lebong Rp Bengkulu Kab. Seluma Rp BANGKA BELITUNG 123 Pangkalpinang Kab. Bangka Rp Pangkalpinang Kab. Bangka Barat Rp Pangkal_einang Kab. Bangka Selatan OrangLKali Rp Pangkalpinang Kab. Bangka Tengah Rp ibanten 127 Serang Kab. Lebak Rp Serang Kab. Pandeglang Rp ' '"" 129 ''-''-J. a..ug Kab. Tangerang Rp Serang Kota Cilegon Rp Serang Kota Tangerang Rp Serang Kota Tangerang Selatan Rp JAWA BARAT 133 Bandung Kah. Bandung Rp Bandung Kab. Bandung Barat Rp Bandung Kab. Ciamis Rp Bandung Kab. Cianjur Rp Bandung Kab. Garut Rp Bandung Kab. Indramayu Rp Bandung Kab. Karawang Rp Bandung Kab. Kuningan Rp Bandung Kab. Majalengka Rp Bandung Kab. Pangadaran Rp Bandung Kab. Purwakarta Rp Bandung Kab. Subang Rp Bandung Kab. Sukabumi Rp Bandung Kab. Sumedang Rp Bandung Kab. Tasikmalaya Rp

77 NO. IBUKOTA PROVINS! KOTA/KABUPATEN TUJUAN SATUAN BESARAN 148 Bandung Kata Banjar Rp Bandung Kata Bekasi Rp Bandung Kata Bogar OrangLKali Rp Bandung Kata Cimahi OrangLKali Rp Bandung Kata Cirebon Rp Bandung Kata Depok Rp Bandung Kata Sukabumi Rp JAWA TENGAH 155 Semarang Kab. Banjarnegara Rp Semarang Kab. Banyumas Rp Semarang Kab. Batang Rp Semarang Kab. Blora Rp Semarang Kab. Boyolali Rp Semarang Kab Brebes Rp Semarang Kab. Cilacap Rp Semarang Kab. Demak Rp Semarang Kab. Grobogan Rp Semarang Kab. Jepara Rp Semarang Kab. Karanganyar Rp Semarang Kab. Kebumen Rp Semarang Kab. Kendal Rp Semarang Kab. Klaten Rp Semarang Kab. Kudus Rp Semarang Kab. Magelang Rp Semarang Kab. Pati Rp Semarang Kab. Pekalongan Rp Semarang Kab. Pemalang Rp Semarang Kab. Purbalingga Rp Semarang Kab. Purworejo Rp Semarang Kab. Rembang Rp Semarang Kab. Semarang Rp Semarang Kab. Sragen Rp Semarang Kab. Sukoharjo Rp Semarang Kab. Tegal Rp Semarang Kab. Temanggung Rp Semarang Kab. Wonagiri Rp Semarang Kah. Wonasaba Rp Semarang Kata Magelang Rp Semarang Kata Pekalangan Rp Semarang Kata Salatiga Rp Semarang Kata Surakarta Rp Semarang Kata Tegal Rp D.I. YOGYAKARTA 189 Yagyakarta Kab. Bantul Rp Yogyakarta Kab. Gunung Kidul Rp Yagyakarta Kab. Kulonproga Rp Yagyakarta Kab. Sleman Rp JAWA TIMUR 193 Surabaya Kab. Bangkalan Rp Surabaya Kab. Banyuwangi Rp Surabaya Kab. Bandawasa Rp Surabaya Kab. Gresik Rp Surabaya Kab. Jember OrangLKali Rp Surabaya Kab. Jombang Rp Surabaya Kab. Lamangan OrangLKali Rp Surabaya Kab. Lumajang OrangLKali Rp Surabaya Kab. Magetan Rp Surabaya Kab. Nganjuk OrangLKali Rp Surabaya Kab. Ngawi Rp Surabaya Kab. Pacitan Rp Surabaya Kab. Pamekasan Rp

78 NO. IBUKOTA PROVINS! KOTA/KABUPATEN TUJUAN SA TUAN BESARAN 206 Surabaya Kab. Pasuruan Rp Surabaya Kab. Ponorogo OrangLKali Rp Surabaya Kab. Sampang Rp Surabaya Kab. Sidoarjo OrangLKali Rp Surabaya Kab. Situbondo Rp Surabaya Kab. SumeneE Rp Surabaya Kab. Trenggalek OrangLKali Rp Surabaya Kab. Tuban Rp Surabaya Kab. Tulungagung Rp Surabaya Kota Batu Rp Surabaya Kota Blitar Rp Surabaya Kata Boionegoro Rp Surabaya Kata Kediri Rp Surabaya Kata Madiun Rp Surabaya Kata Malang Rp Surabaya Kata Mojokerto Rp Surabaya Ko ta Pro bolinggo OrangLKali Rp BALI 223 Den:easar Kab. Badung Rp l Den:easar Kab. Bangli OrangLKali Rp Den:easar Kab. Buleleng OrangLKali Rp Denpasar Kab. Gianyar Rp Denpasar Kab. Jembrana Rp Denpasar Kab. Karangasem Rp Den:easar Kab. Tabanan OrangLKali Rp NUSA TENGGARA BARAT 230 Mataram Kab. Lombok Barat OrangLKali Rp Mataram Kab. Lombok Tengah Rp Mataram Kab. Lombok Timur OrangLKali Rp NUSA TENGGARA TIMUR 233 Ku pang Kab. Belu Rp Ku pang Kab. Kupang Rp Ku pang Kab. Tim or Tengah Sela tan Rp Ku pang Kab. Timar Tengah Utara Rp KALIMANTAN BARAT 237 Pontianak Kab. Bengkayang Rp Pontianak Kab. Kapuas Hulu OrangLKali Rp Pontianak Kab. Kayong Utara OrangLKali Rp Pontianak Kab. Ketapang OrangLKali Rp Pontianak Kab. Kubu Raya OrangLKali Rp Pontianak Kab. Landak Rp Pontianak Kab. Melawi OrangLKali Rp Pontianak Kab. Mem:eawah Rp Pontianak Kab. Sambas Rp Pontianak Kab. Sanggau OrangLKali Rp Pontianak Kab. Sekadau OrangLKali Rp Pontianak Kab. Sintang Rp Pontianak Kata Singkawang OrangLKali Rp KALIMANTAN TENGAH 250 Palangkaraya Kab. Barito Selatan Rp Palangkaraya Kab. Barito Timur Rp Palangkaraya Kab. Barito Utara Rp Palangkaraya Kab. Gunung Mas Rp Palangkaraya Kab. u- r1rnc- Rp Palangkaraya Kab. Katingan Rp Palangkaraya Kab. Kotawaringin Barat Rp Palangkaraya Kab. Kotawaringin Timur Rp Palangkaraya Kab. Lamandau Rp Palangkaraya Kab. Murung Raya Rp Palangkaraya Kab. Pulau Pisau Rp Palangkaraya Kab. Seruyan Rp Palangkaraya Kab. Sukamara Rp

79 NO. IBUKOTA PROVINS! KOTA/KABUPATEN TUJUAN SATUAN BE SARAN KALIMANTAN SELATAN 263 Baniarmasin Kab. Balangan Orang Kali Rp Banjarmasin Kab. Banjar Rp l Banjarmasin Kab. Barito Kuala Rp Banjarmasin Kab. Hulu Sungai Selatan Rp Banjarmasin Kab. Hulu Sungai Tengah Rp Banjarmasin Kab. Hulu Sungai Utara Rp Banjarmasin Kab. Kata Baru Rp Banjarmasin Kab. Tabalong Orang Kali Rp Banjarmasin Kab. Tanah Bumbu Rp Banjarmasin Kab. Tanah Laut Orang Kali Rp Banjarmasin Kab. Tapin Rp l Banjarmasin Kata Banjarbaru Rp KALIMANTAN TIMUR 275 Samarinda Kab. Kutai Barat Rp l Samarinda Kab. Kutai Kartanegara Rp Samarinda Kab. Kutai Timur Rp l _7_8 1_S_am a_r_in d_a - K a_b_. _P_a_se_r - - O_r_a--'ng /K_al_i -r- R p l_._6_5_0_.0_0_0_1 279 Samarinda Kab. Penaiam Paser Utara Rp Samarinda Kata Balikpapan Rp Samarinda Kota Bontang Rp SULAWESI UTARA 282 Manado Kab. Bolaang Mongondow Rp Manado Kab. Bolaang Mongondow Selatan Rp Manado Kab. Bolaang Mongondow Timur Rp Manado Kab. Bolaang Mongondow Utara Rp Manado Kab. Minahasa Rp Manado Kab. Minahasa Selatan Rp Manado Kab. Minahasa Tenggara Orang Kali Rp Manado Kab. Minahasa U tara Rp Manado Kata Kotamobagu Rp Manado Kata Tomohon Orang/ Kali Rp l GORONTALO 292 Gorontalo Kab. Boalemo Rp Gorontalo Kab. Gorontalo Rp Gorontalo Kab. Gorontalo Utara Rp Gorontalo Kab. Pahuwato Rp SULAWESI BARAT 296 Mamuju Kab. Majene Rp Mamuju Kab. Mamasa Rp Mamuiu Kab. Mamuju Tengah Rp Mamuju Kab. Mamuju utara Rp Mamuju Kab. Polewali Mandar Rp SULAWESI SELATAN 301 Makassar Kab. Bantaeng Rp Makassar Kab. Barru Rp Makassar Kab. Bone Orang Kali Rp Makassar Kab. Bulukumba Rp Makassar Kab. Enrekang Rp Makassar Kab. Gowa Rp Makassar Kab. Jeneponto Rp Makassar Kab. Luwu Rp Makassar Kab. Luwu Timur Rp Makassar Kab. Luwu Utara Rp Makassar Kab. Maras Rp Makassar Kab. Pinrang Rp Makassar Kab. Sidenreng Rappang Rp Makassar Kab. Siniai Rp Makassar Kab. Soppeng Rp Makassar Kab. Takalar Rp Makassar Kab. Tanatoraia Rp Makassar Kab. Toraia Utara Rp Makassar Kab. Waio Rp

80 NO. IBUKOTA PROVINS! KOTA/KABUPATEN TUJUAN SATUAN BESARAN 320 Makassar Kota Palo120 Rp Makassar Kota Pare-Pare Rp SULAWESI TENGAH 322 Palu Kab. Buol OrangLKali Rp Palu Kab. Luwuk OrangLKali Rp Palu Kab. Morowali Rp Palu Kab. Morowali Utara OrangLKali Rp Palu Kab. Parigi Moutong Rp Palu Kab. Poso Rp Palu Kab. Sigi Rp Palu Kab. Toiouna-Una OrangLKali Rp Palu Kab. Toli-Toli Rp SULAWESI TENGGARA 331 Kendari Kab. Bombana Rp Kendari Kab. Kolaka OrangLKali Rp Kendari Kab. Kolaka Timur OrangLKali Rp Kendari Kab. Kolaka Utara OrangLKali Rp Kendari Kab. Konawe OrangLKali Rp Kendari Kab. Konawe Selatan Rp Kendari Kab. Konawe Utara Rp MALUKU UTARA 338 Sofifi Kab. Halmahera Barat Rp Sofifi Kab. Halmahera Tengah OrangLKali Rp l Sofifi Kab. Halmahera Timur Rp l Sofifi Kab. Halmahera Utara Rp PAPUA 342 Jaya12ura Kab. Jaya12ura OrangLKali Rp Jayapura Kab. Keerom Rp Jaya2ura Kab. Sarmi OrangLKali Rp Jaya2ura Kab. Merauke OrangLKali Rp l PAPUA BARAT 346 Manokwari Kab. Teluk Bintuni OrangLKali Rp Manokwari Kab. Manokwari Selatan Rp Manokwari Kab. Pegunungan Arfak OrangLKali Rp SATUAN BIAYA TRANSPORTASI DARI DKI JAKARTA KE KOTA/KABUPATEN SEKITAR (ONE WA Y) NO. IBUKOTA PROVINS! KOTA/KABUPATEN TUJUAN SATUAN BE SARAN 1 Jakarta Kota Bekasi OrangLKali Rp Jakarta Kabupaten Bekasi Rp Jakarta Kabupaten Bogar OrangLKali Rp Jakarta Kota Bogar OrangLKali Rp Jakarta Kota Depok OrangLKali Rp Jakarta Kota Tangerang OrangLKali Rp Jakarta Kota Tangerang Selatan Rp Jakarta Kabupaten Tane:erang: OrangLKali Rp Jakarta Keoulauan Seribu Rp

81 NO URAIAN SATUAN BESARAN (1 ) (2) (3) (4 ) 3. SATUAN BIAYA TRANSPOR KEGIATAN DALAM KABUPATEN /KOTA PERGI PULANG (PP ) RplS SATUAN BIAYA PEMELIHARAAN SARANA KANTO R 4.1 Inventaris Kantor Pegawai/Tahun Rp Personal Computer/ Notebook Unit/Tahun Rp Printer Unit/Tahun Rp AC Sp lit Unit/Tahun Rp S Genset lebih kec il dari SO KV A Unit/Tahun Rp Genset 7S KVA Unit/Tahun Rp Genset 100 KV A Unit/Tahun RplO.lS Genset 12S KVA Unit/Tahun Rp Genset 1 SO KV A Unit/Tahun Rp Genset 17S KVA Unit/Tahun Rp Genset 200 KV A Unit/Tahun Rp1 S.8SO.OOO 4.12 Genset 2SO KV A Unit/Tahun Rp Genset 275 KV A Unit/Tahun Rp Genset 300 KVA Unit/Tahun Rp Genset 3SO KV A Unit/Tahun Rp Genset 4SO KV A Unit/Tahun Rp Genset SOO KV A Unit/Tahun Rp SATUAN BIAYA PENERJEMAHAN DAN PENGETIKAN S.1 Dari Bahasa Asing ke Bahasa Indonesia at au Se balikny a a. Bahasa Inggris Halaman J adi Rp b. Bahasa Je pang Halaman J adi Rp3SO.OOO c. Bahasa Mandarin Halaman Jadi Rp3SO.OOO d. Bahasa Belanda Halaman J adi Rp e. Bahasa Prancis Halaman Jadi Rp f. Bahasa Je rman Halaman Jadi Rp3S0.000 g. Bahasa Asing Lainnya Halaman J adi Rp2SO.OOO 5.2 Dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Daerah/Bahasa Lokal at au Se baliknya Halaman Jadi Rp SATUAN BIAYA BANTUAN BEASISWA PROGRAM GELAR/NON GELAR DALAM NEGERI 6.1 Program Diploma I, III, dan Diploma IV /Strata 1 a. Biaya Hidup dan Biay a Operasional - Diploma I dan Diploma III OT Rpl Diploma IV clan St rata 1 OT Rp b. Uang Buku dan Referensi - Diploma I OT Rpl Diploma III OT Rpl.S Diploma IV dan St rata 1 OT Rpl.8SO.OOO 6.2 Program St rat a 2/SP- 1 dan St rat a 3/SP-2 a. Biaya Hidup dan Biaya Operasional - St rat a 2 dan Spesialis 1 OT Rp Strata 3 dan Spe sialis 2 OT Rp b. Uang Buku dan Referensi - Strata 2 dan Spe sialis 1 OT Rp Strata 3 dan Spe sialis 2 OT Rp SATUAN BIAYA SEWA MESIN FOTOKI 7.1 Me sin Fotokopi Analog Unit/Bulan Rp Me sin Fotokopi Digital Unit/Bulan RpS HONORARARIUM NARASUMBER/PEMBAHAS PAKAR/PRAKTISI/PROFESIONAL 8.1 Kegiatan Di Dalam Negeri OJ Rpl Kegiatan Di Luar Negeri a. Narasumbe r Kelas A $330 b. Narasumbe r Ke las B $275 c. Narasumber Kelas C $220

82 SATUAN BIAYA PENGADAAN BAHAN MAKANAN 9.1 Pengadaan Bahan Makanan untuk Narapidana NO. PRO VIN SI SATUAN BESARAN ( 1 ) (2) (3) (4) RAYON I 1 IB ANTE N 2 JAWA BARAT 3 D.K.I. JAKARTA 4 JAWA TENGAH 5 D.I. YOGYAKARTA 6 JAWA TIMUR 7 LAMPUNG DAERAH KHUSUS RAYON I Rp l4.000 Rp l4.000 R:e l4.000 Rp l4.000 Rp Rp l4.000 Rp Rp l8.000 RAYON II 8 ACEH 9 SUMATERA UTARA 10 RIA U 11 KEPULAUAN RIAU 12 JAMB I 13 SUMATERA BARAT 14 SUMATERA SELATAN 15 BENGKULU 16 BANGKA BELITUNG 17 BA 18 NUSA TENGGARA BARAT 19 NUSA TENGGARA TIMUR 20 KALIMANTAN BARAT 21 KALIMANTAN TENGAH 22 KALIMANTAN SELATAN 23 KALIMANTAN TIMUR 24 KALIMANTAN UTARA DAERAH KHUSUS RAYON II Rp ls.000 Rp ls.000 RplS.000 Rp Rp Rp R:e ls.000 R;elS.000 R;e Rp ls.000 R;e ls.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp RAYON III 25 GORONTALO 26 SULAWESI UTARA 27 SULAWESI BARAT 28 SULAWESI SELATAN 29 SULAWESI TENGAH 30 SULAWESI TENGGARA 31 MALUKU 32 MALUKU UTARA 33 PAPUA 34 PAPUA BARAT DAERAH KHUSUS RAYON III Rp l7.000 Rp l Rp l7.000 Rp Rp Rp Rp Rp l Rp Rp Rp22.000

83 Pengadaan Bahan Makanan untuk Operasi Pasukan/Latihan Pra Tugas/Latihan Pasukan Lainnya Bagi Anggota Polri/TNI, Dikma/Taruna/Karbol/Kadet Bagi Anggota Polri/TNI, Diklat Lainnya Bagi Kemhan/ Anggota Polri/TNI, Anggota yang Sakit Bagi Kemhan/ Anggota Polri/TNI, Tahanan Anggota Polri/TNJ, clan Jaga Kawa! Bagi Kemhan/ Anggota Polri/TNI NO. PROVINS! SATUAN (1\ (2) f3l (4) KEMHAN/ ERAS! DIKMA ANGGOTA PASUKAN/LATIHAN TARUNA/ DIKLAT LAINNYA JAGA KAWAL BAGI YANG SAKIT PRA TUGAS/LATIHAN KARBOL/ BAGI KEMHAN / TAHANAN ANGGOTA BAGI KEMHAN/ PASUKAN LAINNYA KADET BAGI ANGGOTA ANGGOTA POLRI/TNI ANGGOTA BAGI ANGGOTA ANGGOTA POLRI/TNI POLRI/TNI POLRI/TNI POLRI/TNI TNI/POLRI l. ACEH Rp Rp Rp Rp Rp Rp (5). (61 f7l (8) (8) 2. SUMATERA UTARA Rp Rp Rp Rp Rp Rp RIAU Rp Rp Rp Rp Rp Rp KEPULAUAN RIAU Rp Rp Rp Rp Rp Rp JAMB I Rp Rp Rp Rp Rp Rp SUMATERA BARAT Rp Rp Rp Rp Rp Rp LAMPUNG Rp Rp Rp Rp Rp Rp SUMATERA SELATAN Rp Rp Rp Rp Rp Rp BENGKULU Rp Rp Rp Rp Rp Rp BANGKA BELITUNG 11. BANTEN 12. JAWA BARAT 13. D.K.I. JAKARTA 14. JAWA TENGAH 15. D.I. YOGYAKARTA 1 6. JAWA TIMUR 17. BALI Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp NUSA TENGGARA BARAT Rp Rp Rp Rp Rp Rp NUSA TENGGARA TIMUR Rp Rp Rp Rp Rp Rp KALIMANTAN BARAT 21. KALIMANTAN TENGAH 22. KALIMANTAN SELATAN 23. KALIMANTAN TIMUR 24. KALIMANTAN UTARA 25. SULAWESI UTARA 26. GORONTALO 27. SULAWESI BARAT 28. SULAWESI SELATAN 29. SULAWESI TENGAH 30. SULAWESI TENGGARA 31. MALUKU 32. MALUKU UTARA Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp lll.000 Rp lll.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp PAPUA Rp Rp Rp lll.000 Rp Rp Rp PAPUA BARAT Rp Rp Rp lll.000 Rp Rp Rp82.000

84 Pengadaan Bahan Makanan untuk Pasien Rumah Sakit dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) NO. PROVINS! SATUAN PASIEN RUMAH SAKIT PENYANDANG MAS A LAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) ( 1) (2) (3) (4) (5) ACEH Rp Rp SUMATERA UTARA R:e Rp RIA U Rp Rp KEPULAUAN RIAU R:e R:e JAMB I Rp R:e SUMATERA BARAT Rp R:e SUMATERA SELATAN Rp Rp LAMPUNG R:e Rp BENGKULU R:e R:e BANGKA BELITUNG Rp Rp BANTEN Rp Rp JAWA BARAT Rp R:e D.K.I. JAKARTA Rp Rp JAWA TENGAH Rp Rp D.I. YOGYAKARTA Rp Rp JAWA TIMUR Rp Rp BALI Rp Rp NUSA TENGGARA BARAT Rp Rp NUSA TENGGARA TIMUR Rp Rp KALIMANTAN BARAT Rp Rp KALIMANTAN TENGAH Rp Rp KALIMANTAN SELATAN Rp Rp KALnvIANTAN TIMUR Rp Rp KALIMANTAN UTARA Rp Rp SULAWESI UTARA Rp Rp GORONTALO Rp Rp SULAWESI BARAT Rp Rp SULAWESI SELATAN Rp Rp SULAWESI TENGAH Rp R:e SULAWESI TENGGARA Rp Rp MALUKU Rp Rp MALUKU UTARA Rp Rp PAPUA Rp Rp PAPUA BARAT Rp Rp37.000

85 Pengadaan Bahan Makanan untuk Keluarga Penjaga Menara Suar (PMS), Petugas Pengamatan Laut, ABK Cadangan pada Kapal Negara, ABK Aktif pada Kapal Negara, dan Petugas Stasiun Radio Pantai (SR) dan Vessel Traffic Infonnati.on Service (VTIS) NO. PRO VIN SI SATUAN KE LU AR GA ABK PETUGAS ABK AKTIF PENJAGA CADANGAN PETUGAS SR PENGAMATAN PADA KAPAL MENARA SUAR PADA KAPAL DAN VTIS LAUT NEGARA (PMS) NEGARA Ill JAWA TENGAH Rp Ro Ro Rp Rp NUSA TENGGARA BARAT Rp Rp Rp RJ Rp NUSA TENGGARA TIMUR Rp Ro Rp RE RE (2) (3) (4) (5) (6) (7) ACEH RE RE Rp RE Rp SUMATERA UTARA Rp l8.000 Ro Rp RE RE RIA U Rp l8.000 Ro Rp Rp RE KEPULAUAN RIAU Rp l8.000 Ro Ro RE RE JAMB I Ro l8.000 Rp Rp Rp RE SUMATERA BARAT Rp Ro RE Rp Rp SUMATERA SELATAN Rp l8.000 Ro Ro Ro RE LAMPUNG Ro l8.000 RJ RJ RJ RJ BENGKULU Rp l8.000 RE Rp Ro RE BANGKA BELITUNG Rp l8.000 RJ Ro Rp RJ BANTEN REl RE Rp Ro RJ JAWA BARAT Ro l Rp RE Rp Rp D.K.I. JAKARTA RE RE Rp RJ Rp D.I. YOGYAKARTA Ro l7.000 Rp Rp RJ RE JAWA TIMUR Rp l Ro Rp RE Rp BALI Rp Ro Ro RJ Rp KALIMANTAN BARAT Rp Ro RE Rp RJ KALIMANTAN TENGAH Rp Ro Rp Rp RJ KALIMANTAN SELATAN Ro Rp Rp Ro Rp KALIMANTAN TIMUR RJ Ro Ro RE RE KALIMANTAN UTARA Ro Ro Ro Rp Rp SULAWESI UTARA Rp Ro Rp Ro RE GORONTALO Ro Ro RE Rp RE SULAWESI BARAT Ro Rp RJ Ro RE SULAWESI SELATAN Rp RJ RJ Ro Rp SULAWESI TENGAH Rp Rp Rp Ro Rp SULAWESI TENGGARA RE Ro RE Ro RJ MALUKU Ro Ro RJ Rp Rp MALUKU UTARA Rp Ro Rp Ro RJ PAPUA Rp Ro Ro Ro RJ PAPUA BARAT Ro Ro Rp Rp Rp (8)

86 Pengadaan Bahan Makanan untuk Petugas Bengkel dan Galangan Kapa! Kenavigasian, Petugas Pabrik Gas Aga untuk Lampu Suar, Penjaga Menara Suar (PMS), dan Kelompok Tenaga Kesehatan Kerja Pelayaran NO. PETUGAS KELOMPOK BENGKEL DAN PETUGAS PABRIK PENJAGA TENAGA PROVINS! SATUAN GALANGAN GAS AGA UNTUK MENARA SUAR KESEHATAN KAP AL LAMPU SUAR (PMS) KERJA KENA VIGASIAN PELAYARAN (l\ 1. (2) 13) 14) 15\ 16\ 17) ACER Rp Ro RE RE SUMATERA UTARA Rp Ro Ro RJ RIA U Rp R:e Ro RJ KEPULAUAN RIAU RJ R:e Rp RJ JAMB I RJ RE Rp RE SUMATERA BARAT Rp Ro SUMATERA SELATAN Rp Ro RJ Ro RJ Ro LAMPUNG Rp Ro Ro RJ BENGKULU Ro Rp RJ RJ BANGKA BELITUNG RJ Rp Ro Rp BANTEN Rp Rp Rp Rp JAWA BARAT Rp Rp Rp RJ D.K.I. JAKARTA Rp Ru Rp Rp JAWA TENGAH Rp Ru RE RE D.I. YOGYAKARTA Rp Ro Ro Ro JAWA TIMUR Rp Ro Ro RJ ib ALI Rp RJ Rp RE NUSA TENGGARA BARAT Rp Ro Rp RJ NUSA TENGGARA TIMUR Rp Ro RJ Ro KALIMANTAN BARAT RE Ro Ro RE KALIMANTAN TENGAH Rp Ro RE RJ KALIMANTAN SELATAN Rp Ro Ro Rp KALIMANTAN TIMUR RJ RJ Ro Rp KALIMANTAN UTARA Ro Re Ro Ro SULAWESI UTARA Rp Ro Rp Ro GORONTALO Rp Ru RJ Ro SULAWESI BARAT Rp Ro Ro Rp SULAWESI SELATAN Rp Rp RE RJ SULAWESI TENGAH Rp Rp RE Ro SULAWESI TENGGARA Rp Rp RJ RJ MALUKU RJ Ro RJ RJ MALUKU UTARA RJ RE Ro RJ PAPUA Rp Ro RJ Ro PAPUA BARAT Rp Rp Rp Rp44.000

87 Pengadaan Bahan Makanan untuk Mahasiswa/Siswa Sipil dan Mahasiswa Militer/Semi Militer di Lingkup Sekolah Kedinasan NO. ( 1) MAHASISWA/ MAHASISWA SISWA SIPIL DI MILITER/ SEMI PRO VIN SI SATUAN LINGKUP MILITER DI SEKOLAH LINGKUP SEKOLAH KEDINASAN KEDINASAN (2) ACEH Rp Rp SUMATERA UTARA Rp Rp RIA U Rp Rp KEPULAUAN RIAU Rp Rp J A MBI Rp Rp SUMATERA BARAT Rp Rp SUMATERA SELATAN Rp Rp LAMPUNG Rp Rp BENGKULU Rp Rp BANGKA BELITUNG Rp Rp BANTEN Rp Rp JAWA BARAT Rp Rp D.K.I. JAKARTA Rp Rp JAWA TENGAH Rp Rp D.I. YOGYAKARTA Rp Rp JAWA TIMUR Rp Rp BALI Rp Rp NUSA TENGGARA BARAT Rp Rp NUSA TENGGARA TIMUR Rp Rp KALIMANTAN BARAT Rp Rp4.000 KALIMANTAN TENGAH Rp Rp KALIMANTAN SELATAN Rp Rp KALIMANTAN TIMUR Rp Rp KALIMANTAN UTARA Rp Rp SULAWESI UTARA Rp Rp GORONTALO Rp Rp SULAWESI BARAT Rp Rp SULAWESI SELATAN Rp Rp SULAWESI TENGAH Rp Rp SULAWESI TENGGARA Rp Rp MALUKU Rp Rp MALUKU UTARA Rp Rp PAPUA Rp Rp PAPUA BARAT Rp Rp (3) (4) (5) Nwl

88 Pengadaan Bahan Makanan untuk Rescue Team NO. PRO VIN SI SATUAN BESARAN ( 1 ) (2) (3) ACEH SUMATERA UTARA RIA U KEPULAUAN RIAU J AMBI SUMATERA BARAT SUMATERA SELATAN LAMPUNG BENGKULU BANGKA BELITUNG BANTEN JAWA BARAT D.K.I. JAKARTA JAWA TENGAH D.I. YOGYAKARTA JAWA TIMUR BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN UTARA SULAWESI UTARA GO RO NT ALO SULAWESI BARAT SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGAH SULAWESI TENGGARA MALUKU MALUKU UTARA PAPUA PAPUA BARAT (4) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp p Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp48.000

89 SATUAN BIAYA KONSUMSI TAHANAN/DETENI NO. PRO VIN SI SATUAN BESARAN ( 1 ) (2) (3) (4) 1. ACEH Rp SUMATERA UTARA Rp RIA U Rp KEPULAUAN RIAU Rp J A MBI Rp SUMATERA BARAT Rp SUMATERA SELATAN Rp LAMPUNG Rp BENGKULU Rp BANGKA BELITUNG Rp BAN TEN Rp JAWA BARAT Rp D.K.I. JAKARTA Rp JAWA TENGAH Rp D.I. YOGYAKARTA Rp JAWA TIMUR Rp BALI Rp NUSA TENGGARA BARAT Rp NUSA TENGGARA TIMUR Rp KALIMANTAN BARAT Rp KALIMANTAN TENGAH Rp KALIMANTAN SELATAN Rp KALIMANTAN TIMUR Rp KALIMANTAN UTARA Rp SULAWESI UTARA Rp GORONTALO Rp SULAWESI BARAT Rp SULAWESI SELATAN Rp SULAWESI TENGAH Rp SULAWESI TENGGARA Rp MALUKU Rp MALUKU UTARA Rp PAPUA RpSS PAPUA BARAT Rp56.000

90 SATUAN BIAYA KONSUMSI RAPAT NO. PROVINS! (1) (2) 11.1 RAPAT KOORDINASI TINGKAT MENTERI/ESELON I/SETARA 11.2 RAPAT BIASA ACEH SUMATERA UTARA RIA U KEPULAUAN RIAU J A MBI SUMATERA BARAT SUMATERA SELATAN LAMPUNG BENGKULU BANGKA BELITUNG BANTEN JAWA BARAT D.K.I. JAKARTA JAWA TENGAH D.I. YOGYAKARTA JAWA TIMUR BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN UTARA SULAWESI UTARA GO RO NT ALO SULAWESI BARAT SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGAH SULAWESI TENGGARA MALUKU MALUKU UTARA PAPUA PAPUA BARAT SATUAN MAKAN KUDAPAN (SNACK) (3) (4) (5) Rp ll0.000 Rp Rp Rp Rp Rp l7.000 Rp Rp l6.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp l7.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp l8.000 Rp Rpl9.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp l5.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp l Rp Rp Rp Rp l6.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp l4.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp l7.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp25.000

91 SATUAN BIAYA KEPERLUAN SEHARI-HARI PERKANTORAN DI DALAM NEGERI NO. PROVINS! MEMILIKI SAMPAI DENGAN 40 PEGAWAI SATUAN BESARAN rll \ 1. ACEH Satker /Tahun Rp SUMATERA UTARA Satker /Tahun Rp RIA U Satker /Tahun Rp KEPULAUAN RIAU Satker /Tahun RE J A MBI Satker /Tahun Rp SUMATERA BARAT Satker /Tahun Rp SUMATERA SELATAN Satker /Tahun Rp LAMPUNG Satker /Tahun Rp BENGKULU Satker /Tahun Rp BANGKA BELITUNG Satker /Tahun Rp BANTEN Satker /Tahun Rp JAWA BARAT Satker /Tahun RE D.K.I. JAKARTA Satker /Tahun Rp JAWA TENGAH Satker /Tahun Rp DJ. YOGYAKARTA Satker /Tahun Rp JAWA TIMUR Satker /Tahun Rp BALI Satker /Tahun Rp NUSA TENGGARA BARAT Satker /Tahun Rp NUSA TENGGARA TIMUR Satker /Tahun Rp KALIMANTAN BARAT Satker /Tahun Rp KALIMANTAN TENGAH Satker /Tahun Rp KALIMANTAN SELATAN Satker /Tahun Rp KALIMANTAN TIMUR Satker /Tahun Rp KALIMANTAN UTARA Satker /Tahun Rp SULAWESI UTARA Satker /Tahun Rp GORONTALO Satker /Tahun Rp SULAWESI BARAT Satker /Tahun R.e SULAWESI SELATAN Satker /Tahun Rp SULAWESI TENGAH Satker /Tahun Rp SULAWESI TENGGARA Satker /Tahun Rp MALUKU Satker /Tahun Rp MALUKU UTARA Satker /Tahun Rp PAPUA Satker /Tahun Rp PAPUA BARAT Satker /Tahun Rp MEMILIKI LEBIH DARI 40 PEGAWAI SATUAN BESARAN (5\ 161 OT OT OT OT OT OT OT OT OT OT OT OT OT OT OT OT OT OT OT OT OT OT OT Rp l RE l Rp l RE l RE l Rp l RE l Rp l Rp l RE l RE l Rp l Rp l RE l Rp l Rp l Rp l Rp l Rp l RE l Rp l Rp l Rp l OT Rp OT OT OT OT OT OT OT OT OT OT Rp l Rp l Rp l Rp l Rp l RE l Rp l Rp l Rp l Rp l

92 SATUAN BIAYA PENGGANTIAN INVENTARIS LAMA DAN/ATAU PEMBELIAN INVENTARIS UNTUK PEGAWAI BARU NO. PRO VIN SI SATUAN BE SARAN ( 1 ) (2) 1. ACEH Pegawai/Tahun Rp l SUMATERA UTARA Pegawai/Tahun Rp l (3) (4) 3. RIA U PegawaiLTahun Rp l KEPULAUAN RIAU Pegawai/Tahun Rp l JAM B I Pegawai/Tahun Rp l SUMATERA BARAT Pegawai/Tahun Rp SUMATERA SELATAN Pegawai/Tahun Rp l LAMPUNG Pegawai/Tahun Rp l BENGKULU Pegawai/Tahun Rp l BANGKA BELITUNG Pegawai/Tahun Rp l BANTEN Pegawai/Tahun Rp l JAWA BARAT Pegawai/Tahun Rp l D.K.l. JAKARTA Pegawai/Tahun Rp JAWA TENGAH Pegawai/Tahun Rp l D.I. YOGYAKARTA Pegawai/Tahun Rp l JAWA TIMUR Pegawai/Tahun Rp l BALI Pegawai/Tahun Rp NUSA TENGGARA BARAT Pegawai/Tahun Rp NUSA TENGGARA TIMUR Pegawai/Tahun Rp l KALIMANTAN BARAT Pegawai/Tahun Rp l KALIMANTAN TENGAH Pegawai/Tahun Rp l KALIMANTAN SELATAN Pegawai/Tahun Rp l KALIMANTAN TIMUR Pegawai/Tahun Rp l KALIMANTAN UTARA Pegawai/Tahun Rp l SULAWESI UTARA Pegawai/Tahun Rp l GORONTALO Pegawai/Tahun Rp l SULAWESI BARAT Pegawai/Tahun Rp l SULAWESI SELATAN Pegawai/Tahun Rp l SULAWESI TENGAH Pegawai/Tahun Rp l SULAWESI TENGGARA Pegawai/Tahun Rp l MALUKU Pegawai/Tahun Rp l MALUKU UTARA Pegawai/Tahun Rp PAPUA Pegawai/Tahun Rp2. 18 l.ooo 34. PAPUA BARAT Pegawai/Tahun Rp

93 SATUAN BIAYA PEMELIHARAAN DAN ERASIONAL KENDARAAN DINAS Kendaraan Dinas Pejabat NO. PRO VIN SI SATUAN BESARAN ( 1) (2) (3) PEJABAT NEGARA Unit/Tahun PEJABAT ESELON I Unit/Tahun PEJABAT ESELON II ACEH UnitLTahun SUMATERA UTARA Unit/Tahun RIA U Unit/Tahun KEPULAUAN RIAU Unit/Tahun J A MBI Unit/Tahun SUMATERA BARAT Unit/Tahun SUMATERA SELATAN Unit/Tahun LAMPUNG Unit/Tahun BENGKULU Unit/Tahun BANGKA BELITUNG Unit/Tahun BANTEN Unit/Tahun JAWA BARAT Unit/Tahun D.K.I. JAKARTA Unit/Tahun JAWA TENGAH Unit/Tahun D.I. YOGYAKARTA Unit/Tahun JAWA TIMUR Unit/Tahun BALI Unit/Tahun NUSA TENGGARA BARAT Unit/Tahun NUSA TENGGARA TIMUR Unit/Tahun KALIMANTAN BARAT Unit/Tahun KALIMANTAN TENGAH Unit/Tahun KALIMANTAN SELATAN Unit/Tahun KALIMANTAN TIMUR Unit/Tahun KALIMANTAN UTARA Unit/Tahun SULAWESI UTARA Unit/Tahun GORONTALO Unit/Tahun SULAWESI BARAT Unit/Tahun SULAWESI SELATAN Unit/Tahun SULAWESI TENGAH Unit/Tahun SULAWESI TENGGARA Unit/Tahun MALUKU Unit/Tahun MALUKU UTARA Unit/Tahun PAPUA Unit/Tahun PAPUA BARAT Unit/Tahun (4) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp38. l Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

94 Kendaraan Dinas Operasional NO. PRO VIN SI SATUAN RODA EMPAT DOUBLE GARD AN RODA DUA ( 1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. ACEH Unit/Tahun Rp RJ Rp SUMATERA UTARA Unit/Tahun Rp Rp Rp RIA U Unit/Tahun Rp Rp Rp KEPULAUAN RIAU Unit/Tahun Rp Rp Rp JAMB I Unit/Tahun Rp Rp Rp SUMATERA BARAT Unit/Tahun RJ Rp Rp SUMATERA SELATAN Unit/Tahun Rp Rp RJ LAMPUNG Unit/Tahun Rp Rp Rp BENGKULU Unit/Tahun Rp R;e R;e BANGKA BELITUNG Unit/Tahun Rp RJ Rp BANTEN Unit/Tahun Rp RJ Rp JAWA BARAT Unit/Tahun R;e Rp Rp D.K.I. JAKARTA Unit/Tahun Rp Rp Rp JAWA TENGAH Unit/Tahun Rp Rp RJ D.I. YOGYAKARTA Unit/Tahun Rp Rp Rp JAWA TIMUR Unit/Tahun R;e Rp Rp BALI Unit/Tahun Rp Rp Rp NUSA TENGGARA BARAT Unit/Tahun Rp Rp Rp NUSA TENGGARA TIMUR Unit/Tahun R;e Rp Rp KALIMANTAN BARAT Unit/Tahun R;e Rp Rp KALIMANTAN TENGAH Unit/Tahun Rp Rp Rp KALIMANTAN SELATAN Unit/Tahun Rp Rp Rp KALIMANTAN TIMUR Unit/Tahun Rp Rp Rp KALIMANTAN UTARA Unit/Tahun Rp Rp Rp SULAWESI UTARA Unit/Tahun Rp Rp Rp GORONTALO Unit/Tahun Rp R;e Rp SULAWESI BARAT Unit/Tahun Rp Rp R;e SULAWESI SELATAN Unit/Tahun Rp Rp R;e SULAWESI TENGAH Unit/Tahun Rp Rp Rp SULAWESI TENGGARA Unit/Tahun R;e Rp Rp MALUKU Unit/Tahun R;e R;e Rp MALUKU UTARA Unit/Tahun Rp Rp PAPUA Unit/Tahun Rp Rp Rp PAPUA BARAT Unit/Tahun Rp Rp Rp R;e Operasional dalam Lingkungan Kantor, Roda 6, Roda 6 Khusus Tahanan Kejaksaan, dan Speed Boat NO. URAIAN SATUAN BESARAN ( 1) (2) (3) (4) 1. Operasional dalam Lingkungan Kantor Unit/Tahun Rp Roda 6 Unit/Tahun Rp Roda 6 Khusus Tahanan v Unit/Tahun R;e Speed Boat Unit/Tahun Rp

95 Kendaraan Dinas Operasional Patroli Jalan Raya (PJR) NO. PRO VI N SI SA TUAN PJR RODA EMPAT PJR RODA DUA (=:; 250 CC) PJR RODA DUA (2 750 CC) (1) (2) (3 ) {4) 1. IACEH Unit/ Tahun R:e SUMATERA UTARA Unit/ Tahun Rp [RIA U Unit/ Tahun Rp KEPULAUAN RIAU Unit/ Tahun Rp IJA M. I Unit/ Tahun Rp SUMATERA BA RA T Unit/ Tahun Rp SUMATERA SELATAN Unit/ Tahun Rp LA MPUNG Unit/ Tahun R:e BENGKULU Unit/ Tahun Rp BANGKA BELI TUNG Unit/ Tahun Rp BA NTEN Unit/ Tahun Rp IJA BA RAT Unit/ Tahun Rp D.K.I. JAKARTA Unit/ Tahun Rp JAWA TENGAH Unit/ Tahun Rp D.I. YOGYAKARTA Unit/ Tahun Rp JAWA TI MUR Unit/ Tahun Rp BA LI Unit/ Tahun Rp NUSA TENGGARA BARAT Unit/ Tahun Rp NUSA TENGGARA TI MUR Unit/ Tahun Rp KALIMANTAN BARA T Unit/ Tahun Rp KALIMANTAN TENGAH Unit/ Tahun Rp KALI MANTAN SELATAN Unit/ Tahun Rp KALIMANTAN TIMUR Unit/ Tahun Rp KALIMANTAN UTARA Unit/ Tahun Rp76.3 l SULAWESI UTARA Unit/ Tahun Rp GORONTALO Unit/ Tahun Rp SULAWESI BARA T Unit/ Tahun Rp SULAWESI SELATAN Unit/ Tahun Rp SULAWESI TENGAH Unit/ Tahun R:e SULAWESI TENGGARA Unit/ Tahun Rp MALUKU Unit/ Tahun R:e MALUKU UTARA Unit/ Tahun Rp PAPUA Unit/Tahun Rp PA PUA BA RA T Unit/ Tahun Rp (5) Rp Rpl R:e l Rp Rpl R:e R:e Rpl Rp Rpl Rp R:e R:e R:e l RJ Rpl R:e Rp Rp Rpl Rp Rpl Rpl Rpl Rp Rp R:el Rpl Rpl Rp Rpl Rp Rpl Rpl (6 ) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp RJ Rp Rp Rp Rp RJ Rp Rp Rp Rp Rp Rp RJ Rp Rp Rp Rp R:e Rp Operasional Kendaraan Dinas Untuk Pengadaan Dari Sewa NO. URAIAN SA TUAN BESARAN (1) (2) 1.! Peja Eselon I 2. Pejabat Eselon II 3. Operasional Kantor dan/ atau Lapangan (3 ) Unit/ Tahun Unit/ Tahun Unit/ Tahun (4) Rp Rp Rp

96 SATUAN BIAYA PEMELIHARAAN GEDUNG/BANGUNAN DALAM NEGERI NO. PRO VIN SI SA TUAN GED UNG GEDUNG TIDAK BERTINGKAT BERTINGKAT ( 1) (2) (3) (4) (5) 1. ACEH m 2 /tahun Rp Rp SUMATERA UTARA m 2 /tahun Rp Rp RIA U m 2 /tahun Rp Rp KEPULAUAN RIAU m 2 /tahun Rp Rp J AMBI m 2 /tahun Rp Rp SUMATERA BARAT m 2 /tahun Rp Rp SUMATERA SELATAN m 2 /tahun RE Rp LAMPUNG m 2 /tahun Rp Rp ll BENGKULU m 2 / tahun Rp Rp BANGKA BELITUNG m 2 /tahun Rp Rp l BANTEN m 2 /tahun Rp Rp JAWA BARAT m 2 /tahun Rp Rp D.K.I. JAKARTA m 2 /tahun Rp Rp l JAWA TENGAH m 2 /tahun Rp Rp D.I. YOGYAKARTA m 2 /tahun Rp lsl.000 Rp JAWA TIMUR m 2 /tahun Rp l Rp ls BALI m 2 /tahun Rp Rp NUSA TENGGARA BARAT m 2 /tahun Rp Rp NUSA TENGGARA TIMUR m 2 /tahun Rp Rp KALIMANTAN BARAT m 2 /tahun Rp Rp KALIMANTAN TENGAH m 2 /tahun Rp Rp KALIMANTAN SELATAN m 2 /tahun Rp Rp KALIMANTAN TIMUR m 2 /tahun Rp Rp KALIMANTAN UTARA m 2 /tahun Rp Rp SULAWESI UTARA m 2 /tahun Rp Rp l GORONTALO m 2 /tahun Rp Rp l SULAWESI BARAT m 2 /tahun Rp Rp SULAWESI SELATAN m 2 /tahun RE Rp SULAWESI TENGAH m 2 /tahun Rp Rp SULAWESI TENGGARA m 2 /tahun Rp l Rp MALUKU m 2 / tahun Rp Rp MALUKU UTARA m 2 /tahun RE Rp PAPUA m 2 /tahun Rp Rp PAPUA BARAT m 2 /tahun Rp Rp HALAMAN GEDUNG/ BANG UN AN KANTOR (6) Rp l0.000 Rp l Rp ll.000 Rp ll.000 Rp l0.000 Rp l0.000 Rp l Rp l0.000 Rp l0.000 Rp l Rp l0.000 Rp l0.000 Rp l Rp l0.000 Rp l0.000 Rp l0.000 Rp l0.000 Rp l0.000 Rp l0.000 Rp l0.000 Rp l Rp l Rp l Rp ll.000 Rp l0.000 Rp Rp ls.000 Rp l0.000 Rp l Rp l0.000 Rp Rp Rp Rp26.000

97 SATUAN BIAYA SEWA GEDUNG PERTEMUAN NO. PRO VIN SI SATUAN BESARAN ( 1) (2) 1. ACEH 2. SUMATERA UTARA 3. RIA U 4. KEPULAUAN RIAU 5. JAM BI 6. SUMATERA BARAT 7. SUMATERA SELATAN 8. LAMPUNG 9. BENGKULU 10. BANGKA BELITUNG 11. BANTEN 12. JAWA BARAT 13. D.K.I. JAKARTA 14. JAWA TENGAH 15. D.I. YOGYAKARTA 16. JAWA TIMUR 17. BALI 18. NUSA TENGGARA BARAT 19. NUSA TENGGARA TIMUR 20. KALIMANTAN BARA T 21. KALIMANTAN TENGAH 22. KALIMANTAN SELATAN 23. KALIMANTAN TIMUR 24. KALIMANTAN UTARA 25. SULAWESI UTARA 26. GO RO NT ALO 27. SULAWESI BARAT 28. SULAWESI SELATAN 29. SULAWESI TENGAH 30. SULAWESI TENGGARA 31. MALUKU 32. MALUKU UTARA 33. PAPUA 34. PAPUA BARAT (3) (4) Per hari Rp l Per hari Rp l Per hari Per hari Rp l Rp Per hari Rp l Per hari Rp l Per hari Rp Per hari Rp Per hari Rp Per hari Rp l Per hari Rp Per hari Per hari Rp Rp Per hari Rp Per hari Rp l Per hari Rp Per hari Rp Per hari Rp Per hari Rp Per hari Per hari Per hari Per hari Per hari Rp l Rp Rp l Rp l Rp Per hari Rp Per hari Per hari Rp Rp Per hari Rp l Per hari Rp Per hari Per hari Per hari Rp l Rp Rp Per hari Rp Per hari Rp

98 SATUAN BIAYA TAKSI PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI NO. PRO VIN SI SATUAN BE SARAN (l) (2) (3) 1. ACEH 2. SUMATERA UTARA Orang/ Kali 3. RIA U 4. KEPULAUAN RIAU 5. J AMB I 6. SUMATERA BARAT 7. SUMATERA SELATAN 8. LAMPUNG 9. BENGKULU 10. BANGKA BELITUNG 11. BANTEN 12. JAWA BARAT 13. D.K.I. JAKARTA 14. JAWA TENGAH 15. D.I. YOGYAKARTA 16. JAWA TIMUR Orang/ Kali 17. BALI 18. NUSA TENGGARA BARAT 19. NUSA TENGGARA TIMUR 20. KALIMANTAN BARAT 21. KALIMANTAN TENGAH 22. KALIMANTAN SELATAN 23. KALIMANTAN TIMUR 24. KALIMANTAN UTARA 25. SULAWESI UTARA 26. GO RO NT ALO 27. SULAWESI BARAT 28. SULAWESI SELATAN 29. SULAWESI TENGAH 30. SULAWESI TENGGARA 31. MALUKU 32. MALUKU UTARA 33. PAPUA 34. PAPUA BARAT (4).p Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp l p Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

99 SATUAN BIAYA TIKET PESAWAT PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI PERGI PULANG (PP) NO. KOTA SATUAN BIAYA TIKET ASAL TU JUAN BISNIS EKONOMI ( 1) (2) (3) (4) (5) 1. JAKARTA AMBON Rp RJ JAKARTA BALIKPAPAN Rp R:Q JAKARTA BANDA ACEH Rp RJ JAKARTA BANDAR LAMPUNG Rp Rp l JAKARTA BANJARMASIN Rp Rp JAKARTA BATAM Rp Rp JAKARTA BENGKULU Rp RJ JAKARTA BIAK Rp RJ JAKARTA DENPASAR Rp R:Q JAKARTA GORONTALO R:Q RJ JAKARTA JAMBI Rp Rp JAKARTA JAYAPURA Rp RJ JAKARTA YOGYAKARTA R:Q Rp JAKARTA KENDARI Rp Rp JAKARTA KUPANG Rp Rp JAKARTA MAKASSAR R:Q R:Q JAKARTA MALANG Rp R:Q JAKARTA MAMUJU R:Q RJ JAKARTA MAN ADO RJ RJ JAKARTA MANOKWARI Rp l R:Q l JAKARTA MATARAM R:Q Rp JAKARTA MEDAN Rp Rp JAKARTA PADANG Rp R JAKARTA PALANGKARAYA Rp Rp JAKARTA PALEMBANG R:Q Rp JAKARTA PALU Rp Rp JAKARTA PANGKAL PINANG R:Q R:Q JAKARTA PEKANBARU R:Q R:Q JAKARTA 'PONTIANAK RJ Rp JAKARTA SEMARANG R:Q R:Q JAKARTA SOLO Rp R:Q JAKARTA SURABAYA Rp R:Q JAKARTA TERNATE Rp RJ JAKARTA TIMIKA Rp R:Q AMBON DENPASAR R:Q RJ AMBON JAYAPURA Rp R AMBON KENDARI R R AMBON MAKASSAR R:Q R:Q AMBON MANOKWARI RJ RJ AMBON PALU Rp Rp AMBON SORO NG R:Q R AMBON SURABAYA R:Q RJ AMBON TERNATE Rp RJ BALIKPAPAN BANDA ACEH Rp l RJ BALIKPAPAN BATAM Rp RJ BALIKPAPAN DENPASAR R:Q l R:Q BALIKPAPAN JAYAPURA R:Q l Rp BALIKPAPAN YOGYAKARTA Rp RJ BALIKPAPAN MAKASSAR Rp R:Q BALIKPAPAN MAN ADO Rp Rp BALIKPAPAN MEDAN R:Q RJ BALIKPAPAN PADANG Rp RJ BALIKPAPAN PALEMBANG Rp R:Q BALIKPAPAN PEKANBARU Rp l Rp BALIKPAPAN SEMARANG RJ Rp BALIKPAPAN SOLO R:Q RJ BALIKPAPAN SURABAYA Rp l R:Q BALIKPAPAN TIMIKA Rp RJ BANDA ACEH DENPASAR Rp l R:Q BANDA ACEH JAYAPURA Rp Rp l BANDA ACEH YOGYAKARTA Rp Rp

100 NO. KOTA SATUAN BIAYA TIKET ASAL TU JUAN BISNIS EKONOMI ( 1 ) (2) (3) (5) 62. BANDA ACEH MAKASSAR Rp R:Q BANDA ACEH MANADO Rp R:Q BANDA ACEH PONTIANAK Rp Rp BANDA ACEH SEMARANG Rp R BANDA ACEH SOLO Rp R BANDA ACEH SURABAYA R:Q l R:Q BANDA ACEH TIMIKA Rp Rp l BANDAR LAMPUNG BALIKPAPAN R:Q R:Q BANDAR LAMPUNG BANDA ACEH Rp R:Q BANDAR LAMPUNG BANJARMASIN Rp Rp BANDAR LAMPUNG BATAM Rp Rp BANDAR LAMPUNG BIAK R:Q R:Q BANDAR LAMPUNG DENPASAR R:Q Rp BANDAR LAMPUNG JAYAPURA R:Q R:Q BANDAR LAMPUNG YOGYAKARTA R:Q R:Q BANDAR LAMPUNG KENDARI R:Q R:Q BANDAR LAMPUNG MAKASSAR R:Q R:Q4. 16 l.ooo 79. BANDAR LAMPUNG MALANG Rp Rp BANDAR LAMPUNG MAN ADO R:Q l l R:Q BANDAR LAMPUNG MATARAM R:Q Rp BANDAR LAMPUNG MEDAN Rp Rp BANDAR LAMPUNG PADANG R:Q R:Q BANDAR LAMPUNG PALANGKARAYA R:Q R BANDAR LAMPUNG PALEMBANG Rp Rp BANDAR LAMPUNG PEKANBARU Rp R:Q BANDAR LAMPUNG PONTIANAK Rp R:Q BANDAR LAMPUNG SEMARANG R:Q R:Q BANDAR LAMPUNG SOLO Rp R:Q BANDAR LAMPUNG SURABAYA R:Q Rp BANDAR LAMPUNG TIMIKA R:Q R:Q BANDUNG BATAM R:Q R:Q BANDUNG DENPASAR R:Q R:Q BANDUNG JAKARTA R:Q R:Q l BANDUNG JAMBI R:Q R:Q BANDUNG YOGYAKARTA R:Q R:Q BANDUNG PADANG Rp R:Q BANDUNG PALEMBANG R:Q Rp2.63 l.ooo 99. BANDUNG PANGKAL PINANG Rp R:Q BANDUNG PEKANBARU RQ R:Q BANDUNG SEMARANG R:Q R:Q l BANDUNG SOLO R:Q Rp BANDUNG SURABAYA Rp Rp BANDUNG TANJUNG PANDAN R:Q R:Q BANJARMASIN BANDA ACEH Rp l R:Q BANJARMASIN BATAM Rp R:Q BANJARMASIN BIAK Rp Rp BANJARMASIN DENPASAR Rp Rp BANJARMASIN JAYAPURA Rp l Rp llo. BANJARMASIN YOGYAKARTA Rp Rp BANJARMASIN MEDAN R:Q R:QS BANJARMASIN PADANG Rp R:Q ll3. BANJARMASIN PALEMBANG Rp R:Q BANJARMASIN PEKANBARU Rp R:Q BANJARMASIN SEMARANG Rp Rp BANJARMASIN SOLO Rp Rp BANJARMASIN SURABAYA Rp R:Q BANJARMASIN TIMIKA Rp l Rp BATAM BANDA ACEH R:e R BATAM DENPASAR Rp Rp BATAM JAYAPURA R:Ql R:Q BATAM YOGYAKARTA Rp R:Q BATAM MAKASSAR Rp R:Q BATAM MAN ADO R:Q Rp BATAM MEDAN Rp l Rp (4)

101 NO. KOTA SATUAN BIAYA TIKET TUJUAN ASAL BISNIS EKONOMI (I) (2) (3) (4) (5) 126. BATAM PADANG Rp Ro BATAM PALEMBANG R:Q Rp BATAM PEKANBARU R:Q R:Q BATAM PONTIANAK R:Q R:Q BATAM SEMARANG R:Q R:Q BATAM SOLO R:Q R:Q BATAM SURABAYA Rp R:Q BATAM TIMIKA Rp R:Q8.62 l.ooo 134. BENGKULU PALEMBANG Rp R:Q l BIAK BALIKPAPAN R:Q l R:Q BIAK BANDA ACEH Rp R:Q l BIAK BATAM Rp R:Q BIAK DE NP ASAR Rp R:Q BIAK JAYAPURA Rp R:Q2.32 l.ooo 140. BIAK YOGYAKARTA R:Q l R:Q BIAK MAN ADO Rp l Rp BIAK MEDAN Rp R:Q BIAK PADANG Rp Rp BIAK PALEMBANG Rp R:Q BIAK PEKANBARU Rp R:Q BIAK PONTIANAK Rp Rp BIAK SURABAYA Rp R:Q BIAK TIMIKA Rp Rp DENPASAR JAYAPURA R:Q l l R:Q DENPASAR KUPANG Rp5.09 l.ooo R:Q DENPASAR MAKASSAR Rp R:Q DENPASAR MAN ADO Rp R:Q DENPASAR MATARAM R:Q l R:Q l DENPASAR MEDAN R:Q l R:Q DENPASAR PADANG Rp R:Q DENPASAR PALANGKARAYA R:Q R:Q DENPASAR PALEMBANG R:Q R:Q DENPASAR PEKANBARU Rp R:Q DENPASAR PONTIANAK Rp R:Q DENPASAR TIMIKA Rp l R:Q JAMBI BALIKPAPAN Rp R:Q JAMB! BANJARMASIN Rp Rp JAMBI DENPASAR Rp Rp JAMBI YOGYAKARTA R:Q R:Q JAMBI KUPANG Rp l R:Q JAMBI MAKASSAR Rp Rp JAMBI MALANG R:Q R:Q JAMBI MAN ADO Rp Rp JAMBI PALANGKARA YA Rp Rp JAMBI PONTIANAK Rp Ro JAMBI SEMARANG Rp Rp JAMBI SOLO Ro Rp JAMBI SURABAYA Rp Rp JAYAPURA YOGYAKARTA Rp R:Q JAYAPURA MAN ADO R:Q R:Q l l JAYAPURA MEDAN Rp Rp JAYAPURA PADANG Rp l Rp JAYAPURA PALEMBANG R:Q l Rp JAYAPURA PEKANBARU R:Q l R:Q JAYAPURA PONTIANAK Rp Rp9. l JAYAPURA TIMIKA Rp R:Q YOGYAKARTA DENPASAR Rp Rp YOGYAKARTA MAKASSAR R:Q Rp YOGYAKARTA MAN ADO Rp R:Q YOGYAKARTA MEDAN Rp R:Q YOGYAKARTA PADANG Rp Rp YOGYAKARTA PALEMBANG Rp R:Q YOGYAKARTA PEKANBARU Rp R:Q YOGYAKARTA PONTIANAK Ro Ru

102 NO. KOTA SATUAN BIAYA TIKET ASAL TU JUAN BISNIS EKONOMI (1) (2) (3) (4) (5) 190. YOGYAKARTA TIMIKA Rp l R KENDARI BANDA ACEH R Rp KENDARI BATAM R R KENDARI DENPASAR R:Q Rp KENDARI YOGYAKARTA Rp Rp KENDARI PADANG Rp l Rp KENDARI PALEMBANG Rp Rp KENDARI PEKANBARU R2 1 l Rp KENDARI SEMARANG R:Q Rp KENDARI SOLO Rp R:Q KENDARI SURABAYA Rp l R:Q KENDARI TIMIKA Rp l R:Q KUPANG JAYAPURA Rp R KUPANG YOGYAKARTA R Rp KUPANG MAKASSAR Rp R:Q4.31 l.ooo 205. KUPANG MAN ADO R2 1 l R KUPANG SURABAYA R:Q Rp MAKASSAR BIAK Rp Rp MAKASSAR JAYAPURA Rp l Rp MAKASSAR KENDARI Rp Rp l MAKASSAR MANADO R:Q Rp MAKASSAR TIMIKA Rp l Rp MALANG BALIKPAPAN Rp l RpS MALANG BANDA ACEH Rp Rp MALANG BANJARMASIN R:Q R MALANG BATAM R:Q R:Q4.31 l.ooo 216. MALANG BIAK Rp R:Q MALANG JAYAPURA R:Q R MALANG KENDARI R:Q l R:Q MALANG MAKASSAR Rp l Rp MALANG MANADO Rp Rp6.31 l.ooo 221. MALANG MEDAN R:Q R:Q MALANG PADANG R Rp MALANG PALANGKARA YA Rp R MALANG PALEMBANG Rp R MALANG PEKANBARU R:Q8.46 l.ooo R:Q MALANG TIMIKA R:Q l R MAN ADO MEDAN Rp R MAN ADO PADANG Rp R MAN ADO PALEMBANG R R:Q QO 230. MAN ADO PEKANBARU R R MAN ADO PONTIANAK R R:Q MAN ADO SEMARANG R:Q l R:Q MAN ADO SOLO R Rp MAN ADO SURABAYA Rp Rp MAN ADO TIMIKA Rp R MATARAM BALIKPAPAN R Rp MATARAM BANDA ACEH R R MATARAM BANJARMASIN RpS R MATARAM BATAM Rp Rp MATARAM BIAK R:Q R MATARAM JAYAPURA Rp R MATARAM YOGYAKARTA R:Q R MATARAM MAKASSAR R R MATARAM MAN ADO R:QB Rp MATARAM MEDAN Rp l Rp MATARAM PADANG R R MATARAM PALEMBANG Rp Rp MATARAM PEKANBARU Rp R MATARAM PONTIANAK Rp R MATARAM SURABAYA R R22.32 l.ooo 251. MEDAN BANDA ACEH Rp R:Q MEDAN MAKASSAR Rp Rp6. l MEDAN PONTIANAK RP Rp

103 NO. KOTA SATUAN BIAYA TIKET ASAL TU JUAN BISNIS EKONOMI ( 1 ) (2) (3) (4) (5) 254. MEDAN SEMARANG Rp Rp MEDAN SOLO Rp Rp MEDAN SURABAYA RJ RJ MEDAN TIMIKA RJ2 l RJ PADANG MAKASSAR RJ RJ PADANG PONTIANAK RJ28. l RJ PADANG SEMARANG RJ RJ PADANG SOLO RJ RJ PADANG SURABAYA RJ RJ PADANG TIMIKA Rp RJ PALANGKARAYA BANDA ACEH Rp l Rp PALANGKARAYA BATAM RJ RJ PALANGKARAYA YOGYAKARTA Rp RJ PALANGKARAYA MATARAM Rp Rp PALANGKARAYA MEDAN RJ2 l RJ PALANGKARAYA PADANG Rp RJ PALANGKARAYA PALEMBANG RJ RJ PALANGKARAYA PEKANBARU Rp Rp PALANGKARAYA SEMARANG Rp Rp PALANGKARAYA SOLO RJ RJ PALANGKARAYA SURABAYA Rp Rp PALEMBANG BALIKPAPAN Rp RJ PALEMBANG MAKASSAR Rp RJ PALEMBANG PONTIANAK RJ RJ PALEMBANG SEMARANG RJ RJ PALEMBANG SOLO RJ RJ PALEMBANG SURABAYA RJ RJ PALEMBANG TIMIKA RJ RJ PALU MAKASSAR Rp Rp PALU POSO Rp l Rp l PALU SORONG RJ RJ PALU SURABAYA RJ RJ PALU TOLI-TOLI RJ RJ2 l PANGKAL PINANG BALIKPAPAN Rp RJ PANGKAL PINANG BANJARMASIN RJ RJ PANGKAL PINANG BATAM RJ RJ PANGKAL PINANG YOGYAKARTA RJ RJ PANGKAL PINANG MAKASSAR Rp RJ PANGKAL PINANG MAN ADO Rp Rp PANGKAL PINANG MEDAN RJ RJ PANGKAL PINANG PADANG RJ RJ PANGKAL PINANG PALEMBANG Rp RJ PANGKAL PINANG PEKANBARU RJ RJ PANGKAL PINANG PONTIANAK RJ RJ PANGKAL PINANG SEMARANG Rp Rp PANGKAL PINANG SOLO Rp Rp PANGKAL PINANG SURABAYA Rp RJ PEKANBARU PONTIANAK RJ RJ PEKANBARU SEMARANG Rp Rp PEKANBARU SOLO RJ Rp PEKANBARU SURABAYA RJ RJ PEKANBARU TIMIKA RJ RJ PONTIANAK MAKASSAR Rp R PONTIANAK SEMARANG R Ro PONTIANAK SOLO RJ RJ PONTIANAK SURABAYA Rp RJ PONTIANAK TIMIKA Rp RJ SEMARANG MAKASSAR Rp RJ SOLO MAKASSAR Rp RJ SURABAYA DENPASAR RJ R:Q l SURABAYA JAYAPURA Rp l Rp7.23 l.ooo 315. SURABAYA MAKASSAR Rp RJ SURABAYA TIMIKA Rp Rp

104 SATUAN BIAYA TIKET PESAWAT PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI PERGI PULANG NO. ( 1 ) (PP) KOTA BE SARAN (dalam US$) EKSEKUTIF BISNIS EKONOMI (2) (3) (4) (5) AMERIKA UTARA 1. Chicago 12,733 6,891 3, Houston 12,635 6,487 3, Los Angeles 11,411 5,925 3, New York 15, 101,, 179 3, Ottawa 12,266 6,924 4, San Fransisco 13,438 7, 138 2,987 Toronto 11,750 8,564 3, Vancouver 10,902 7,458 3,277 Washington 15, 150 8,652 3, AMERIKA SELATAN 10. Bogota 18,399 9,426 7, Brazilia 16,393 11, 18 5, Boenos Aires 23,000 15,300 10, Caracas 23,128 13,837 6, Paramaribo 15,018 9, Santiago de Chile 21,874 15,539 8, Quito 17,325 16,269 12, Lima 8,263 8,263 5,038 7,353 AMERIKA TENGAH 18. Mexico.ty 11,822 7,83 1 3, Havana 14,702 11,223 7, Panama lty 15,532 9,306,195 ERA BARAT 21. Vienna 10,520 4, 177 3, Brussels 10,713 5,994 3, Marseilles 10,850 5,074 3, Paris 10,724 6,085 3, Berlin 10,277 6, 126 3, Bern 11,478 6,778 4, Bonn 10,945 5,023 3, Hamburg 9,938 7,639 4, Geneva 8,166 5,370 4, Amsterdam 8,216 5,898 3, Den Haag 8,216 5,898 3, Frankfurt 7,660 4,037 1,065 ERA UTARA 33. Copenhagen 9,696 4,920 3, Helsinki 10,023 5,931 3, Stockholm ' 17 5,506 ' 36. London 11,410 7,293 4, Oslo 9,856 4,773 4,049 ERA SELATAN 38. Sarajevo 11,778 7, 129 6,033 Zagre 16,974 10, 177 5, Athens 14,911 9,256 8, Lisbon 9,309 4,746 3, Madrid 10,393 4,767 3,

105 NO. KOTA BES ARAN (dalam US$) EKSEKUTIF BISNIS EKONOMI (1) (2) (3) (4) (5) 43. Rome 10,000 6,000 ' Beograd 10,318 6,404 5,564 Vatican 10,000 6,000 4, ERA TIMUR 46. Bratislava 7,125 4,423 3,842 Bucharest 8,839 4,982 4, Kiev 10,860 6,029 5,193 Moscow 9,537 7,206, Prague 19,318 11,848 6, Sofia 7,473 6,346 3, Warsawa 10,777 5,052 3, Budapest 8,839 5,979 2, AFRIKA BARAT Dakkar 12,900 9,848 8, Abuja 10,281 7,848 6, AFRIKA TIMUR 56. Addis Ababa 7,700 5,808, Nairobi 8,732 7,966 6, Antananarive 11,779 9,000 8, Dar Es Salaam 8,947 6,599 5, Harare 11,118 10,600 5,747 AFRIKA SELATAN 61. Windhoek 18,241 11,774 ' Cape Town 7, 182 9,703 8, Johannesburg 12,943 9,802 ' Maputo 11,255 8,524 6, Pretoria 12,943 9,802 7,216 AFRIKA UTARA 66. Algiers 9,536 6,593 5, Cairo 8,683 7, 122 4, Khartoum 5,904 4,507 3, Rabbat 8,910 7,72 1 5,665 Tripoli 6,551 5,706 4, Tunisia 9,419 ' 18 ' ASIA BARAT 72. Manama 6,573,154 4,827 Baghdad 5,433 4,148 3,545 Amman 7,561 6,43 1 3,545 Kuwait 6,771 4,273, Beirut 7,703 4,490 3,730 Doha 5,216 3,639 2, Damascus 8,684 5,390 3,325 Ankara 9,449 6,643 3, Abu Dhabi 5,283 4,976 2, Sanaa 8,205 5,878 3, Jeddah 6,446 3,785 3, Muscat 6,469,156 3, Riyadh 5,359 3,510 3,000 Istanbul 11,061 4,435 2,

106 NO. KOTA BESARAN (dalam US$) EKSEKUTIF BISNIS EKONOMI ( 1) (2) (3) (4) (5) 86. Dubai 4,207 4,207 1,920 ASIA TENGAH 87. Tashkent 13,617 8,453 7, Astana 13,661 12,089 8, Baku 13,234 8,556 2,281 ASIA TIMUR 90. Beijing 2,595 2,140 1, Hongkong 3,028 2,633 1, Osaka 3,204 2,686 1, Tokyo 3,734 2,675 1, Pyongyang 4,040 2,220 1, Seoul 3,233 2,966 1, Shanghai 3, 122 2,749 1, Guangzhou 3,122 2,749 1,304 ASIA SELATAN 98. Kaboul 6,307 3,905 3, Teheran 5,800 4,600 3, Colombo 3,119 2,562 1, Dhaka 3,063 2,417 1, Islamabad 5,482 3,333 2, Karachi 4,226 3,633 2, New Delhi 3,500 2,500 1, Mumbai 3,063 2,417 1,092 ASIA TENGGARA 106. Bandar Seri Bagawan 1,628 1, Bangkok 2,344 1, Davao City 2,757 2,558 1, Hanoi 1,833 1,833 1, Ho Chi Minh 1,677 1,503 1, Johor Bahru 1, Kota Kinabalu 1,894 1, Kuala Lumpur 1, Kuching 2,659 1, Manila 2,453 1,614 1, Penang Phnom Penh 2,202 1,981 1, Singapore Vientiane Yangon 1,468 1,212 1, Tawau 1,894 1, Songkhla 2,344 1,

107 NO. KOTA BES ARAN (dalam US$) EKSEKUTIF BISNIS EKONOMI ( 1 ) (2) (3) (4) (5) ASIA PASIFIK 123. Canberra 6,304 6,304 2, Darwin 6,689 4,900 3, Melbourne 4,886 3,814 2, Noumea 6,940 5,917 1, Perth 5,771 1,801 1, Port Moresby 17,090 13,835 8, Suva 12,668 4,461 2, Sydney 4,629 4,237 2, Vanimo 3,318 2,740 2, Wellington 11,750 9,830 4,120

108 SATUAN BIAYA PENYELENGGARAAN PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI 20. l ATK, Langganan Koran/Majalah, Lampu, Pengamanan Sendiri, Kantong Diplomatik, Jamuan NO. K O T A ldalam US$ ) Langganan Koran/ Pengamanan Kan to ng ATK Majalah Lampu Jamuan Sendiri Dip lomatik (OT} (Ekslemp ar I (Buah} (} (} (kg) Bu lan} (1) (2) (3) 14) (5) (6) 17) 18) AMERIKA UTARA 1. Chicago 1, , Houston 1, , Los Angeles 1, , New York (Konsulat Jenderal 1, , Republik Indonesia) 4. New York (Perutusan Tetap 1, , Republik Indonesia} 6 Ottawa 1, , San Fransisco 1, , Toronto 1, , Vancouver 1, , Washington 1, , AMERIKA SELATAN 11. Bo gota 1, , Brazilia 1, , Bo enos Aires 1, , Caracas 1, , Paramaribo 1, , Santiago de Chile 1, , Quito 1, , Lima 1, , AMERIKA TENGAH 19. Mexico City 1, , Havana 1, , Panama City 1, , ERA BARAT 22. Vfonna 1, , ! Bru ssel 1, , Marseille 2, , Paris 2, , I Berlin 1, , 'Bern 2, , Bonn 1, , Hamburg 1, , Geneva 2, , Amsterdam 1, , Frankfurt 1, , Den Haag 1, , ERA UTARA 34. Copenhagen 2, , Helsinski 1, , Sto ckholm 1, , Londo n 2, , I Oslo 2, , ERA SELATAN 39. Sarajevo 1, , Zagreb 1, , Athens 1, , Lisabon 1, , Madrid 1, , Ro me 1, , Beograd 1, , Vatican 1, , ERA TIMUR 47. Bratislava 1, , Bu charest 1, ,

109 NO. K O T A ATK (OT) ldalam US$) Langganan Koran/ Pengamanan Kan tong Majalah Lampu Jamuan Sendiri Diplomatik (Ekslempar/ (Buah) () () (kg) Bulan) ( 1) Kiev Moscow Prague Sofia Warsaw BudaEest (2) (3) 1,393 1,443 1,220 1,220 1,445 3,244 (4) (5) (6) (7) (8) , , , , , , AFRIKA BARAT 1 ll!:lt.ru'"!:t IAbui a 1,220 1, , , AFRIKA TIMUR Addis Ababa Nairobi Antananarive Dar Es Salaam Harare 2,029 2,100 2,029 1,962 2, , , , , , AFRIKA SELATAN Windhoek Cape Town Johannes burg Maputo Pretoria 2,141 2,452 2,256 2,305 2, , , , , , AFRIKA UTARA Algiers Cairo Khartoum Rabbat Tripoli Tunisia 1,220 1,299 1,220 1,220 1,220 1, , , , , , , ASIA BARAT Manama Baghdad Amman Kuwait Beirut Doha Damascus Ankara Abu Dhabi Sana' a Jeddah Muscat Riyadh Istanbul Dubai 1,202 1,220 1,170 1,170 1,220 1,120 1,220 1,220 1,170 1,170 1,220 1,170 1,220 1,220 1, , , , , , , , , ,534 1 ' , , , , ASIA TENGAH Tashkent Astana Baku 1,220 1,220 1, , , , ASIA TIMUR Beijing Hongkong Osaka Tokyo Pyongyang Seoul Shanghai Guangzhou 1,220 1,270 1,270 1,270 1,220 1,270 1,220 1, , , , , , , , , ASIA SELATAN Kaboul 1, ,

110 NO. K O T A ATK (OT) Langganan Koran/ Majalah (Ekslempar I Bulan) Lampu (Buah) Pengamanan Sendiri () ldalam US$) Kan tong Jamuan Diplomatik () (kg) ( 1) Teheran Colombo Dhaka Islamabad! Karachi,,. 1elhi,. (2) (3) (4) 1, , , ,220 1,220 1, , (5) (7) (8) 7 1, , , , , , , (6) ASIA TENGGARA Bandar Seri Bagawan Bangkok Davao City Hanoi Ho Chi Minh Johar Bahru Kota Kinabalu Kuala Lumpur Manila Penang Phnom Penh Singapore Vientiane Yangon Songkhla Kuching Tawau 47 1,170 1,170 1, , , , , , , , ,170 1,170 1,220 1, ,170 1, , , , , , , , , , , , , , , , ASIA PASIFIK Canberra Darwin Melbourne Noumea Perth Port Moresby Sydney Vanimo Wellington Suva Dilli 1, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,0'T4

111 Pemeliharaan, Pengadaan Inventaris Kantor, Pakaian Sopir/Satpam, Sewa Kendaraan, dan Konsumsi Rapat dalam US$l Pemeliharaan Sewa Kendaraan Pengadaan Pakaian (hari) Konsumsi Inventaris Sopir/ NO. K O T A Kendaraan Halaman Rapat Gedung Kantor Satpam din as (m 2 Mobil / (OK) (Unit/ (m 2 (OT) (Stel) Sedan Bus /Tahun) Box Tahun) Tahunl ( 11 (2 ) (3) (4 ) (5) (6) (7) (8) (1 0) (11) AMERIKA UTARA 1 Chicago 8, Houston 8, Los Angeles 8, New York 8, Ottawa 9, San Fransisco 9, (9) Toronto 9, Vancouver 9, Washington 8, AMERIKA SELATAN 10. Bogota 8, Brazilia 10, Boenos Aires 8, , Caracas 9, Paramaribo 7, Santiago de Chile 8, i Quito 7, 'Lima 7, ' 1' AMERIKA TENGAH 18. Mexico City 8, Havana 7, Panama Ci 7, ERA BARAT 21. Vienna 13, ibrusse1s 13, ,, , I Paris 13, Berlin 13, Bern 24, ,136 1, Bonn 13, Hamburg 13, Geneva 17, , Amsterdam 13, Frankfurt 13, Den Haag 13, ERA UTARA Helsinki 13, Stockholm 13, London 13, Oslo 16, CoEenhagen 14, ERA SELATAN 38. Sarajevo 11, Zagreb 17, Athens 12, Lisbon 12, Madrid 12, Rome 14, , Beograd 12, Vatican 13, ERA TIMUR 46. Bratislava 13, Bucharest 11, Kiev 12, Moscow 14, Prague 11, Sofia 11, Warsaw 11, Budapest 12, AFRIKA BARAT 54. Dakkar 12, Abuja 12, AFRIKA TIMUR 56. Addis Ababa 11, Nairobi 13, Antananarive 11, Dar Es Salaam 10, Harare 11,

112 dalam US$l Sewa Kendaraan Pemeliharaan Pengadaan Pakaian (hari) Konsumsi Inventaris Sopir/ NO. K O T A Kendaraan Halaman Rapat Gedung Kantor Satpam din as Mobil (OK) (Unit/ (m 2 (m.2; (OT) (Ste!) Sedan Bus /Tahun) Box Tahun) Tahunl { 1 ) (2) {3} (4) (5) (6) ("/} (8) (9) (1 0) (1 1) AFRIKA SELATAN 61. Windhoek 11, Cape Town 13, Johannesburg 12, Ma Eu to 12, Pretoria 12, AFRIKA UTARA 66. Algiers 10, Cairo 12, Khartou:n 11, Rabbat 10, TriEoli 10, Tunisia 10, ASIA BARAT 72 Manama 11, Baghdad 11, Amman 10, Kuwait 9, Beirut 10, Doha 10, Damascus 10, Ankara 10, Abu Dhabi 11, Sana'a 10, Jeddah 10, Muscat 10, Riyadh 10, Istanbul 10, Dubai 11, ASIA TENGAH 87. Tashkent 10, Astana 11, Baku 11, ASIA TIMUR 90. Beijing 9, Hongkong 9, Osaka 10, Tokyo 10, Pyongyang 10, Seoul 10, Shanghai 9, Guangzhou 9, ASIA SELATAN 98. Kaboul 9, Teheran 11, ,100 2, Colombo 8, , Dhaka 8, } , Islamabad 8, } , Karachi 8, } , New Delhi 8, } , Mumbai 8, } , ASIA TENGGARA 106. Bandar Seri Bagawan 8, , Bangkok 8, , Davao City 8, , Hanoi 8, , Ho Chi Minh 8, , Johor Bahru 7, , Kota Kinabalu 7, , Kuala Lumpur 7, , Manila 8, , ll5. Penang 7, , Phnom Penh 7, , Singapore 9, , Vientiane 8, , Yangon 8, , Songkhla 8, , Kuching 7, , Tawau 7, ,

113 Pemeliharaan NO. K O T A Kendaraan din as Gedung (Unit/ (m 2 /Tahun) Tahunl dalam US$l Sewa Kendaraan Pengadaan Pakaian (hari) Konsumsi Inventaris Sopir/ Hal am an Rapat Kantor Satpam (m 2 Mobil (OK) / (OT) (Stel) Sedan Bus Box Tahun) (1) (2) (3) (4) \ (7) (8) (9) (10) A S IA PASIFIK , , Melbourne 9, , Noumea 10, , Perth 9, , Port Moresby 9, , Sydney 9, , Vanimo 9, , Wellington 9, , Suva 8, , Dilli 9, , Canberra 9, Darwin 9, (11) 45

114 PENJELASAN STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2018 YANG BERFUNGSI SEBAGAI ESTIMASI 1. Satuan Biaya Transportasi Darat dari Ibukota Provinsi ke Kota/ Kabupaten dalam Provinsi yang Sama (One Way) Satuan Biaya Transportasi Darat dari Ibukota Provinsi ke Kota/Kabupaten dalam Provinsi yang Sama merupakan satuan biaya untuk perencanaan kebutuhan biaya transportasi darat bagi Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI/ pihak lain dari tempat kedudukan di Ibukota Provinsi ke tempat tujuan di Kota/Kabupaten tujuan dalam satu Provinsi yang sama atau sebaliknya dalam rangka pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri. Cata tan: Dalam hal Satuan Biaya Transportasi Darat dari Ibukota Provinsi ke suatu Kota/Kabupaten dalam Provinsi yang Sama belum tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini, maka biaya transportasi dimaksud mengacu pada harga pasar (at cost) dengan tetap mempertimbangkan prinsip efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan. 2. Satuan Biaya Transportasi dari DKI Jakarta ke Kota/Kabupaten Sekitar (One Way) Satuan Biaya Transportasi dari DKI Jakarta ke Kota/Kabupaten Sekitar merupakan satuan biaya untuk perencanaan kebutuhan biaya transportasi bagi Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI/ pihak lain dari tempat kedudukan di DKI Jakarta ke tempat tujuan di Kota/Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota/Kabupaten Bekasi, Kota/Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kepulauan Seribu atau sebaliknya dalam rangka pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri. 3. Satuan Biaya Transpor Kegiatan Dalam Kabupaten/ Kota Pergi Pulang (PP) Satuan biaya transpor kegiatan dalam kabupaten/ kota merupakan satuan biaya untuk perencanaan kebutuhan biaya transportasi Pejabat Negara/ Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI/ pihak lain A6i'V

115 dalam melakukan kegiatan/pekerjaan di luar kantor dalam batas wilayah suatu kabupaten/kota (pergi pulang) yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kan tor/ instansi dengan keten tuan tidak menggunakan kendaraan dinas. Satuan biaya transpor kegiatan dalam kabupaten/kota tidak dapat diberikan kepada Pejabat Negara/Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI/pihak lain yang melakukan kegiatan dalam komplek perkantoran yang sama. Cata tan: 1. Untuk kegiatan dalam kabupaten/kota yang memerlukan biaya melebihi satuan biaya yang ditetapkan (termasuk moda transportasi udara dan/ atau air) dapat diberikan secara at cost. 2. Dalam hal instansi/unit penyelenggara tidak memberikan satuan biaya transpor kegiatan dalam kabupaten/kota, instansi/unit pengirim dapat memberikan satuan biaya transpor kegiatan dalam kabupaten/kota. 3. Khusus Provinsi DKI Jakarta, yang dimaksud kabupaten/ kota adalah meliputi kesatuan wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan. 4. Satuan Biaya Pemeliharaan Sarana Kantor Satuan biaya pemeliharaan sarana kantor merupakan satuan biaya pemeliharaan yang digunakan untuk mempertahankan barang inventaris kantor (yang digunakan langsung oleh pegawai, khususnya meja dan kursi), personal computer/notebook, printer, AC sp lit, d. an genset agar berada dalam kondisi normal (beroperasi dengan baik). Un tuk biaya pemeliharaan genset belum termasuk kebutuhan bahan bakar minyak. 5. Satuan Biaya Penerjemahan dan Pengetikan Satuan biaya penerjemahan dan pengetikan merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya penerjemahan dan pengetikan dari naskah asli ke dalam bahasa yang diinginkan. 6. Satuan Biaya Bantuan Beasiswa Program Gelar/Non Gelar Dalam Negeri Satuan biaya bantuan beasiswa program gelar/non gelar dalam negeri merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan

116 biaya bantuan mahasiswa program gelar/non gelar dalam negeri bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara/ Anggota Polri/TNI yang ditugaskan untuk melanjutkan pendidikan Diploma I, Diploma III, Diploma IV atau Strata 1 (S l), dan pendidikan Pasca Sarjana (Strata 2 (S2) atau Strata 3 (S3)) yang terdiri dari biaya hid up dan operasional, uang buku dan ref erensi. Bia ya pelaksanaan pendidikan ditanggung oleh Pemerintah secara at cost sedangkan untuk biaya riset program dapat dialokasikan bantuan biaya riset sesuai kemampuan keuangan Kementerian Negara/Lembaga masing-masing. 7. Satuan Biaya Sewa Mesin Fotokopi Satuan biaya sewa mesin fotokopi merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya sewa mesin fotokopi analog dan/ atau mesin fotokopi digital, untuk menunjang pelaksanaan operasional kantor. Satuan biaya ini sudah termasuk toner dan biaya perawatan untuk pencetakan sampai dengan (enam ribu) lembar / bulan. 8. Honorarium Narasumber /Pembahas Pakar /Praktisi/Profesional Merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan honorarium narasumber / pembahas pakar / praktisi/ profesional yang mempunyai keahlian/profesionalisme dalam ilmu/ bidang tertentu dalam kegiatan seminar/ rapat/ sosialisasi/ diseminasi/ workshop/ sarasehan/ simposium/lokakarya/ fo cus group discussion/kegiatan sejenis yang diselenggarakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Untuk kegiatan yang diselenggarakan di luar negeri, narasumber / pembahas dikelompokkan sebagai berikut: N arasum ber / Pem bah as N arasum ber / Pem bahas Pakar / Praktisi / Ke las A Prof esional yang disetarakan dengan Menteri, ketua dan wakil ketua lembaga negara. N arasumber / Pembahas Narasumber / Pembahas Pakar / Praktisi/ Kelas B Profesional yang disetarakan dengan duta besar luar biasa dan berkuasa penuh, duta besar yang menjabat kepala perwakilan, pegawai negeri Gol. IV/ c ke atas, perwira

117 N arasumber / Pembahas Kelas C tinggi Anggota Polri/TNI, dan anggota lembaga negara. Narasumber / Pembahas Pakar / Praktisi/ Profesional yang disetarakan dengan pegawai negeri Gol. III/ c sampai dengan IV /b dan perwira menengah Anggota Polri/TNI. 9. Satuan Bia ya Pengadaan Bahan Makanan Satuan biaya pengadaan bahan makanan merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya pengadaan bahan makanan dan diberikan untuk: 9.1 Pengadaan Bahan Makanan untuk Narapidana Satuan biaya pengadaan bahan makanan diberikan pada Narapidana. Pengaturan daerah khusus untuk pengadaan bahan makanan narapidana pada masing-masing rayon mengacu pada Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. 9;2 Pengadaan Bahan Makanan untuk Operasi Pasukan/Latihan Pra Tugas/ Latihan Pasukan Lainnya Bagi Anggota Polri/TNI, Dikma Taruna/Karbol/Kadet Bagi Anggota Polri/TNI, Diklat Lainnya Bagi Kemhan/ Anggota Polri/TNI, Anggota yang Sakit Bagi Kemhan/ Anggota Polri/TNI, Tahanan Anggota Polri/TNI, dan Jaga Kawal Bagi Kemhan/ Anggota Polri/TNI a. Operasi pasukan adalah kegiatan terencana yang dilaksanakan oleh satuan Polri/TNI dengan sasaran, waktu, tempat dan dukungan logistik yang telah ditetapkan sebelumnya melalui perencanan terinci dalam rangka melaksanakan tugas Operasi Militer Perang/Operasi Militer Selain Perang untuk mempertahankan serta melindungi wilayah negara dan bangsa serta kepentingan lainnya dari berbagai bentuk ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik dari dalam maupun luar negeri. Latihan pra tugas/ latihan pasukan lainnya adalah kegiatan terencana dalam rangka kesiapan pelaksanaan operasi berupa latihan yang terdiri dari teori dan praktek dengan sasaran, waktu,

118 tempat clan dukungan logistic yang telah ditetapkan sebelumnya melalui perencanan terinci. b. Dikma/Taruna/Karbol/Kadet ad al ah pendidikan untuk membentuk prajurit siswa menjadi prajurit, yang ditempuh melalui pendidikan dasar golongan pangkat, dengan tujuan agar memiliki tingkat kepribadian, kemampuan intelektual, dan jasmani sesuai dengan peranan clan golongan pangkatnya Perwira. c. Diklat lainnya bagi Kemhan/ Anggota Polri/TNI adalah adalah pendidikan untuk membentuk prajurit siswa/pelajar menjadi prajurit, yang ditempuh melalui pendidikan dasar golongan pangkat, dengan tujuan agar memiliki tingkat kepribadian, kemampuan intelektual, dan jasmani sesuai dengan peranan clan golongan pangkatnya Bintara/Tamta:rp.a serta pendidikan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan/ ketrampilan anggota. d. Anggota yang sakit adalah Kemhan/ Anggota Polri/TNI dan keluarganya yang dirawat/ sakit (pasien). e. Tahanan adalah Anggota Polri/TNI yang ditahan karena pelanggaran disiplin. f. Jaga kawal adalah adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menjaga kesatrian/ satuan secara terus menerus dengan kekuatan dan tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan di masing-kesatrian/ satuan. 9.3 Pengadaan Bahan Makanan Untuk Pasien Rumah Sakit dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) a. Pengadaan Bahan Makanan Pasien Rumah Sakit adalah pengadaan bahan makanan yang diberikan kepada pasien rumah sakit pemerintah. b. Pengadaan Bahan Makanan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dalam Panti Sosial/Rumah Perlindungan Sosial adalah pengadaan bahan makanan yang diberikan kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang mendapatkan pelayanan/ perlindungan/ rehabilitasi sosial di dalam Panti Sosial/ Rumah Perlindungan Sosial.

119 Pengadaan Bahan Makanan Untuk Keluarga Penjaga Menara Suar (PMS), Petugas Pengamatan Laut, ABK Cadangan Pada Kapal Negara, ABK Aktif Pada Kapal Negara, dan Petugas Stasiun Radio Pantai (SR) dan Vessel Traffic Information Service (VTIS) a. Keluarga Penjaga Menara Suar (PMS) adalah keluarga petugas penjaga menara suar yang ikut serta mendampingi petugas penjaga menara suar di lokasi tempat bertugas. Satuan biaya pengadaan bahan makanan untuk keluarga penjaga menara suar diberikan kepada istri/ suami dan anak (maksimal 2 anak) petugas penjaga menara suar. b. Petugas pengamatan laut adalah petugas yang melaksanakan survey hidrografi pada alur pelayaran serta melakukan evaluasi alur dan perlintasan serta memonitoring pelaksanaan Sarana Bantuan Navigasi Pelayaran (SBNP). c. ABK Cadangan Kapal Negara adalah awak kapal negara kenavigasian yang siaga untuk ditempatkan pada kapal negara kenavigasian pada saat sandar dan bertolak serta bongkar muat. d. ABK Aktif Kapal Negara adalah awak kapal negara kenavigasian yang ditempatkan dan bekerja di kapal negara kenavigasian pada posisi tertentu pada saat berlayar. e. Petugas Stasiun Radio Pantai (SR) dan Vessel Traffic Inf orrnation Service (VTI S) ad al ah petugas yang mengoperasikan peralatan di SR dan VTIS. 9.5 Pengadaan Bahan Makanan Untuk Petugas Bengkel dan Galangan Kapal Kenavigasian, Petugas Pabrik Gas Aga Untuk Lampu Suar, Penjaga Menara Suar (PMS), dan Kelompok Tenaga Kesehatan Kerja Pelayaran a. Petugas bengkel dan galangan kapal kenavigasian adalah petugas yang memperbaiki dan merawat sarana prasarana kenavigasian di bengkel navigasi dan memperbaiki serta merawat kapal negara kenavigasian di galangan navigasi. b. Petugas pabrik gas aga untuk lampu suar adalah petugas yang bekerja di pabrik gas aga di Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran (BTKP), gas aga digunakan sebagai bahan bakar bagi lampu-lampu menara suar.

120 c. Penjaga Menara Suar (PMS) aclalah petugas yang menjaga clan merawat menara suar agar clapat berfungsi clengan baik. cl. Kelompok tenaga kesehatan kerja pelayaran aclalah petugas kesehatan yang bertugas memeriksa konclisi kesehatan para awak kapal pacla saat pengurusan sertifikasi kepelautan. 9.6 Pengaclaan Bahan Makanan untuk Mahasiswa/Siswa Sipil clan Mahasiswa Militer /Semi Militer di Lingkup Sekolah Kedinasan a. mahasiswa/ siswa sipil ( seperti mahasiswa pada Sekolah Tinggi Perikanan, Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial); dan b. mahasiswa/ siswa militer /semi militer (seperti mahasiswa Akaclemi TNI/ Akpol, mahasiswa Penerbangan, mahasiswa Institut Pemerintahan Dalam Negeri). Cata tan: Untuk Mahasiswa/Siswa Sipil clan Mahasiswa Militer/Semi Militer di Lingkup Sekolah Keclinasan yang memiliki kualifikasi khusus dan dananya bersumber dari PNBP dapat cliberikan estimasi untuk perencanaan kebutuhan biaya pengaclaan bahan makanan sebesar Rp55.000,00 (lima puluh lima ribu rupiah) Pengaclaan Bahan Makanan Rescue Team Pengaclaan Bahan Makanan Rescue Team aclalah pengaclaan bahan makanan yang diberikan kepada Rescue Team pacla saat mel ksanakan tugasnya (misal: penanganan bencana). 10. Satuan Biaya Konsumsi Tahanan/Deteni Satuan biaya konsumsi tahanan/ deteni merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya pengadaan paket makanan tahanan/ cleteni, cliberikan untuk tahanan/ cleteni yang antara lain berada pada rumah tahanan Kejaksaan, Kepolisian, Badan Narkotika Nasional (BNN), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 11. Satuan Biaya Konsumsi Rapat Satuan biaya konsumsi rapat merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya pengaclaan makan dan kudapan

121 termasuk minuman untuk rapat/pertemuan baik u1?-tuk rapat koordinasi tingkat menteri/ eselon I/ setara maupun untuk rapat biasa. Rapat koordinasi tingkat menteri/ eselon I/ setara adalah rapat koordinasi yang pesertanya menteri/ eselon I/pejabat yang setara Satuan Biaya Keperluan Sehari-hari Perkantoran di Dalam Negeri Satuan biaya keperluan sehari-hari perkantoran di dalam negeri merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya keperluan sehari-hari perkantoran berupa barang habis pakai yang secara langsung menunjang penyelenggaraan operasional clan untuk memenuhi kebutuhan minimal agar suatu kantor dapat memberikan pelayanan secara optimal, terdiri atas: alat tulis kantor (ATK}, barang cetak, alat-alat rumah tangga, langganan surat kabar/berita/majalah, clan air minum pegawai. 13. Satuan Biaya Penggantian Inventaris Lama dan/atau Pembelian Inventaris untuk Pegawai Baru Satuan biaya penggantian inventaris lama clan/ atau pembelian inventaris untuk pegawai baru merupakan satuan biaya yang digunakan untuk ' perencanaan kebutuhan biaya penggantian inventaris lama clan/ atau pembelian inventaris bagi pegawai baru. Penggantian inventaris lama digunakan untuk penggantian meja clan kursi pegawai, pengalokasiannya maksimal 10% (sepuluh persen) dari jumlah pegawai, sedangkan pembelian inventaris bagi pegawai baru disesuaikan dengan kebutuhan. 14. Satuan Biaya Pemeliharaan clan Operasional Kendaraan Dinas Satuan biaya pemeliharaan clan operasional kendaraan dinas merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya pemeliharaan clan operasional kendaraan dinas yang digunakan untuk mempertahankan kendaraan dinas agar tetap dalam kondisi normal clan siap pakai sesuai dengan peruntukkannya. Satuan biaya terse but sudah termasuk biaya bahan bakar namun belum termasuk biaya pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang besarannya mengacu pada ketentuan yang berlaku.

122 Cata tan: 1. Yang dimaksud kendaraan operasional dalam lingkungan kan tor adalah kendaraan yang digunakan hanya terbatas dalam lingkungan kantor. Contoh: Golf car/ sejenisnya yang digunakan untuk mengantar tamu kenegaraan. 2. Khusus untuk kendaraan dinas yang pengadaannya bersumber dari sewa, satuan biaya operasional tersebut hanya diperuntukkan untuk bahan bakar. 3. Satuan biaya ini tidak diperuntukkan bagi: a. kendaraan yang rusak berat yang memerlukan biaya pemeliharaan besar dan untuk selanjutnya harus dihapuskan dari daftar inventaris; dan/ atau b. pemeliharaan kendaraan yang bersifat rekondisi dan/ atau overhaul Satuan Biaya Pemeliharaan Gedung/Bangunan Dalam Negeri Satuan biaya pemeliharaan gedung/bangunan dalam negeri merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya pemeliharaan rutin gedung/bangunan di dalam negeri dengan maksud menjaga/mempertahankan gedung dan bangunan kantor di dalam negeri agar tetap dalam kondisi semula atau perbaikan dengan tingkat kerusakan kurang dari atau sama dengan 2% (dua persen), tidak termasuk untuk pemeliharaan gedung/bangunan di dalam negeri yang memiliki spesifikasi khusus berdasarkan ketentuan yang berlaku. Satuan biaya pemeliharaan gedung/bangunan dalam negeri dialokasikan untuk: a. gedung/bangunan milik negara; dan/ atau b. gedung/bangunan milik pihak lain yang disewa dan/ atau dipinjam oleh pengguna barang dan dalam perjanjian diatur tentang adanya kewajiban bagi pengguna barang untuk melakukan pemeliharaan. 16. Satuan Biaya Sewa Gedung Pertemuan Satuan biaya sewa gedung pertemuan merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya sewa gedung pertemuan

123 untuk pelaksanaan kegiatan di luar kantor antara lain rapat koordinasi, sosialisasi, seleksi/ujian masuk pegawai, dan kegiatan lain sejenis. Gedung pertemuan adalah gedung yang biasa digunakan untuk pertemuan dengan kapasitas lebih dari 300 (tiga ratus) orang, sudah termasuk sewa meja, kursi, sound system, dan fasilitas gedung pertemuan lainnya. 17. Satuan Biaya Taksi Perjalanan Dinas Dalam Negeri Satuan biaya taksi perjalanan dinas dalam negeri merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya satu kali perjalanan taksi dari kantor tempat kedudukan menuju bandara/ pelabuhan/ terminal/ stasiun keberangkatan atau dari bandara/pelabuhan/terminal/ stasiun kedatangan menuju tempat tujuan di kota bandara/ pelabuhan/ terminal/ stasiun kedatangan dan se baliknya. Contoh penghitungan alokasi biaya taksi: Seorang pejabat/ pegawai negeri melakukan perjalanan dinas jabatan dari Jakarta ke Medan, maka alokasi biaya taksinya sebagai berikut: a. Berangkat 1) satuan biaya taksi dari tempat kedudukan di Jakarta ke Bandara Soekarno-Hatta; dan 2) satuan biaya taksi dari Bandara Kualanamu (Sumut) ke tempat tujuan (hotel/ penginapan/ kantor) di Medan. b. Kembali 1) satuan biaya taksi dari hotel/penginapan (Medan) ke Bandara Kualanamu (Sumut) ; dan 2) satuan biaya taksi dari Bandara Soekarno-Hatta ke tempat kedudukan (Jakarta). 18. Satuan Biaya Tiket Pesawat Perjalanan Dinas Dalam Negeri Pergi Pulang (PP) Satuan biaya tiket pesawat perjalanan dinas dalam negeri adalah satuan biaya untuk pembelian tiket pesawat udara pergi pulang (PP) dari bandara keberangkatan suatu kota ke bandara kota tujuan dalam perencanaan anggaran. Satuan biaya tiket termasuk biaya asuransi, tidak termasuk airport tax dan biaya retribusi lainnya. Dalam

124 pelaksanaan anggaran, satuan biaya tiket perjalanan dinas dalam negeri menggunakan metode at cost (sesuai pengeluaran). 19. Satuan Biaya Tiket Pesawat Perjalanan Dinas Luar Negeri Pergi Pulang (PP) Satuan biaya tiket pesawat perjalanan dinas luar negeri pergi pulang (PP) merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya pembelian tiket pesawat udara dari bandara di Jakarta ke berbagai bandara kota tujuan di luar negeri pergi pulang (PP). Satuan biaya tiket termasuk biaya asuransi, tidak termasuk airport tax dan biaya retribusi lainnya. Perj alanan dinas luar negeri dengan lama perj alanan mele bihi 8 ( delapan) jam penerbangan (tidak termasuk waktu transit), bagi pejabat Eselon III ke atas/fungsional yang setara dapat menggunakan kelas bisnis. Dalam pelaksanaan anggaran, satuan biaya tiket perjalanan dinas luar negeri menggunakan metode at cost ( sesuai pengeluaran). 20. Satuan Biaya Penyelenggaraan Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri Satuan biaya penyelenggaraan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya penyelenggaraan operasional perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, berupa: 20.1 ATK, Langganan Koran/Majalah, Lampu, Pengamanan Sendiri, Kantong Diplomatik, Jamuan a. ATK merupakan satuan biaya yang digunakan untuk membiayai pengadaan kebutuhan alat tulis (misal: kertas, ballpoint, clan amplop) yang alokasinya dikaitkan dengan jumlah pegawai. b. Langganan koran/majalah merupakan satuan biaya yang digunakan untuk membiayai pengadaan media cetak. c. Lampu merupakan satuan biaya yang digunakan untuk membiayai pengadaan penerangan di dalam gedung clan halaman kantor perwakilan. d. Pengamanan sendiri merupakan satuan biaya yang digunakan untuk membiayai tenaga kerja yang ditunjuk untuk melakukan kegiatan pengamanan di kantor perwakilan dan wisma.

125 e. Kantong diplomatik merupakan satuan biaya yang digunakan untuk membiayai pengiriman dokumen diplomatik. f. Jamuan merupakan satuan biaya yang digunakan untuk membiayai kegiatan jamuan tamu diplomatik yang dilaksanakan di luar kantor Pemeliharaan, Pengadaan Inventaris Kantor, Pakaian Sopir/ Satpam, Sewa Kendaraan, dan Konsumsi Rapat a. Pemeliharaan kendaraan dinas merupakan satuan biaya yang digunakan untuk mempertahankan kendaraan dinas perwakilan Republik Indonesia di luar negeri agar tetap dalam kondisi siap pakai sesuai dengan peruntukkannya, termasuk biaya bahan bakar. Cata tan: Untuk negara yang mempunyai 4 (empat) musim, satuan biaya tersebut sudah termasuk biaya penggantian ban salju. Dalam hal terdapat peraturan dari negara setempat yang mewajibkan asuransi kendaraan, biaya asuransi kendaraan dapat dialokasikan sesuai kebutuhan riil dan dilengkapi dengan data dukung yang dapat dipertanggungjawabkan. b. Pemeliharaan gedung merupakan satuan biaya yang digunakan untuk pemeliharaan rutin gedung/bangunan kantor/wisma perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dengan maksuduuntuk menjaga/ mempertahankan gedung/bangunan kantor/wisma perwakilan Republik Indonesia di luar negeri agar tetap dalam kondisi semula atau perbaikan dengan tingkat kerusakan kurang dari atau sama dengan 2% (dua persen). Satuan biaya pemeliharaan gedung/bangunan kantor/wisma perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dialokasikan untuk: 1) gedung/bangunan milik negara; dan/atau 2) gedung/bangunan milik pihak lain (selain pemerintah Republik Indonesia) yang disewa dan/ atau dipinjam oleh pengguna barang clan dalam perjanj ian diatur tentang adanya kewajiban bagi pengguna barang untuk melakukan pemeliharaan.

126 c. Pemeliharaan halaman merupakan satuan biaya yang digunakan untuk pemeliharaan rutin halaman gedung/bangunan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. Cata tan: Untuk perwakilan Republik Indonesia di negara yang mempunyai 4 (empat) musim dapat dialokasikan biaya pemeliharaan tambahan di luar gedung untuk fasilitas umum apabila ada ketentuan pemeliharaan dari negara yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan riil dan dilengkapi oleh data dukung yang dapat dipertanggungjawabkan. d. Pengadaan inventaris kantor merupakan satuan biaya yang digunakan untuk membiayai pengadaan meja dan kursi pegawai pada perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. Pengalokasiannya maksimal 10% (sepuluh persen) dari jumlah pegawai (home stafjj, sedangkan pembelian inventaris bagi pegawai baru disesuaikan dengan kebutuhan. e. Pakaian sopir / satpam merupakan satuan biaya yang digunakan untuk membiayai pengadaan pakaian dinas harian sopir / satpam pada perwakilan Republik Indonesia di luar negen. f. Sewa kendaraan sedan,' bus, dan mobil box merupakan satuan biaya yang digunakan untuk membiayai kebutuhan biaya sewa kendaraan sedan, bus dengan kapasitas 32 (tiga puluh dua) penumpang selama 8 (delapan) jam, dan mobil box untuk kegiatan yang sifatnya insidentil clan dilakukan secara selektif serta efisien. Satuan biaya sewa tersebut sudah termasuk biaya bahan bakar dan pengemudi. g. Konsumsi rapat merupakan satuan biaya yang digunakan untuk membiayai kebutuhan biaya pengadaan konsumsi rapat biasa yang diselenggarakan di kantor, dimana di dalamnya sudah termasuk makan clan kudapan.

127 Catatan Umum: 1) Kementerian Negara/Lembaga dalam melaksanakan ketentuan standar biaya masukan agar melakukan langkah-langkah efisiensi anggaran sebagai berikut: a) pembatasan dan pengendalian bfaya perjalanan dinas; b) pembatasan dan pengendalian biaya rapat di luar kantor; c) penerapan sewa kendaraan operasional sebagai salah satu alternatif penyediaan kendaraan operasional; d) pembatasan dan pengendalian pemberian honorarium tim pelaksana kegiatan; dan e) lebih mengutamakan penggunaan produk dalam negeri. 2) Untuk satuan biaya pemeliharaan dan operasional kendaraan dinas, pemeliharaan sarana kantor, penggantian inventaris lama dan/ atau pembelian inventaris untuk pegawai baru, pengadaan bahan makanan, konsumsi rapat, pengadaan kendaraan operasional bus, sewa mes1n fotokopi, sewa komputer perkantoran, sewa kendaraan dinas, pemeliharaan gedung/bangunan dalam negeri, sewa kendaraan, pengadaan kendaraan operasional kantor dan/ atau lapangan roda 2 (dua), pengadaan operasional kantor dan/ atau lapangan roda 4 (empat), dan pengadaan pakaian dinas, pada beberapa kabupaten diberikan toleransi pengusulan satuan biaya melebihi ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Menteri ini sehingga men j adi se bagai beriku t: No Provinsi Ka bu paten Toleransi 1. Sumatera Toba Samosir 132% dari Satuan Utara Samo sir Nias Utara 141% 141% biaya Provinsi Sumut Labuhan Batu 143% Sela tan 2. Sumatera Kep. Mentawai 184% dari Satuan Barat biaya Provinsi Sum bar 3. Kepulauan Natuna 133% dari Satuan Riau Kep. Anambas 146% biaya Provinsi Kepulauan Riau

128 Kalimantan Ke ta pang 150% dari Satuan Barat biaya Provinsi Kalbar 5. Kalimantan Kutai 138% dari Satuan Timur Kartanegara biaya Provinsi Kaltim 6. Kalimantan Tana Tidung 190% dari Satuan Utara biaya Provinsi Kaltara 7. Maluku Maluku 142% dari Satuan Tenggara biaya Provinsi Kep. Aru 144% Maluku Maluku 158% Tenggara Barat Buru Selatan 164% Tu al 168% Maluku Barat 189% Daya 8. Papua Tolikara 231% dari Satuan Asmat 131% biaya Dogiyai 138% Provinsi Papua Sarmi 144% Jayawijaya 147% Merauke 148% Nduga 189% Lanny Jaya 213% Peg. Bintang 228% Yalimo 230% Puncak Jaya 244% Intan Jaya 258% Puncak 1 271% Membrano 237% Tengah 9. Papua Barat May brat 153% dari Satuan Fak-Fak 151% biaya Provinsi Raja Ampat 147% Papua Barat Tambraw 175%

129 Pengertian Istilah: a. OJ Orang/Jam b. Orang/ Hari c. Orang/Bulan d; OT Orang/Tahun e. Orang/Paket f. OK Orang/ Kegiatan g. OR Orang/ Responden h. Oter Orang/Terbitan 1. OJP Orang/Jam Pelajaran MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum u.b. OYUWON

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN NOMOR P.2/II-KEU/2010 TENTANG PEDOMAN HARGA SATUAN

Lebih terperinci

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN STANDAR BIAYA PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

Lebih terperinci

KAPAL KAPAL KERETA BUS UDARA LAUT API

KAPAL KAPAL KERETA BUS UDARA LAUT API LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR : 82 TAHUN 2014 TANGGAL : 19 DESEMBER 2014 TENTANG : PERJALANAN DINAS Jenis dan Kelas Angkutan Pejabat Negara dan Pegawai Negeri Sipil NO. URAIAN KAPAL KAPAL KERETA

Lebih terperinci

MENTER'I KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN.

MENTER'I KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN. MENTER'I KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR37 /PMK02/2018 TENT ANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 49/PMK02/2017 TENTANG STANDAR BIAYA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA OPERASIONAL GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR BANTEN TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA OPERASIONAL GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR BANTEN TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA OPERASIONAL GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR BANTEN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa Gubernur

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 /PMK.02/2018 TENT ANG STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER!

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.02/2014 TENT ANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.02/2014 TENT ANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SA LINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.02/2014 TENT ANG STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA Triwulan I Tahun 2018 Jakarta, 30 April 2018 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) - RI DAFTAR ISI I. TRIWULAN I 2018: Dibanding Tahun 2017 II. TRIWULAN I 2018: Sektor,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-03.GR.01.06 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010

Lebih terperinci

7 Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estat, Usaha Persewaan, dan

7 Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estat, Usaha Persewaan, dan Tabel 8.4.4. Penggunaan Kerja Asing Di Indonesia Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Pekerjaan/Jabatan sampai dengan 31 Mei 2010 Jenis Pekerjaan/Jabatan Usaha Produksi, No Lapangan Usaha Kepemimpina Tata

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.02/2010 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.02/2010 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.02/2010 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA Triwulan IV dan Januari Desember Tahun 2017 Jakarta, 30 Januari 2018 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) - RI DAFTAR ISI I. TRIWULAN IV DAN JANUARI - DESEMBER 2017:

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2017

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2017 Invest in remarkable indonesia indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in Invest

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR KEPUTUSAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 090/161/2015 TENTANG STANDARISASI BELANJA PEGAWAI TAHUN 2015

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR KEPUTUSAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 090/161/2015 TENTANG STANDARISASI BELANJA PEGAWAI TAHUN 2015 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR KEPUTUSAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 090/161/2015 TENTANG STANDARISASI BELANJA PEGAWAI TAHUN 2015 BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLlK JNQONESIA SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 71/PMK.02/2013

MENTERIKEUANGAN REPUBLlK JNQONESIA SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 71/PMK.02/2013 MENTERIKEUANGAN REPUBLlK JNQONESIA SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78/PMK02/207 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 33/PMK02/206 TENTANG STANDAR BIAYA MASUKAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.217, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014 Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1321, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 PERUBAHAN KEDELAPAN

Lebih terperinci

2017, No b. bahwa untuk menindaklanjuti dan mengakomodir beberapa usulan penyesuaian Standar Biaya Masukan dari beberapa Kementerian Negara/Lem

2017, No b. bahwa untuk menindaklanjuti dan mengakomodir beberapa usulan penyesuaian Standar Biaya Masukan dari beberapa Kementerian Negara/Lem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.854, 2017 KEMENKEU. Standar Biaya Masukan. TA 2017. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78/PMK.02/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR KEPUTUSAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 900/ 410 /2016 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR KEPUTUSAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 900/ 410 /2016 TENTANG BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR KEPUTUSAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 900/ 410 /2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN BUPATI NOMOR 900/313/2015 TENTANG STANDARISASI BELANJA PEGAWAI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN II DAN JANUARI JUNI TAHUN 2016

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN II DAN JANUARI JUNI TAHUN 2016 Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN

Lebih terperinci

NO. KETERANGAN SATUAN TARIF KETERANGAN

NO. KETERANGAN SATUAN TARIF KETERANGAN Lampiran Peraturan Direktur Nomor : 1 Tahun 2016 Tanggal : 4 Januari 2016 STANDAR BIAYA MASUKAN POLNEP DI LINGKUNGAN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK TAHUN 2016 NO. KETERANGAN SATUAN TARIF KETERANGAN A I II

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2016

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN I TAHUN 2016 Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest

Lebih terperinci

Sekilas tentang Bom Curah (cluster bombs) dan Dunia

Sekilas tentang Bom Curah (cluster bombs) dan Dunia Sekilas tentang Bom Curah (cluster bombs) dan Dunia Berikut ini adalah daftar negara-negara yang telah terkena atau telah, atau sedang maupun bom curah. Catatan disertakan di bagian bawah tabel untuk menunjukkan

Lebih terperinci

JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012

JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012 JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012 Bulan : Januari 2012 Lokasi pengambilan tiket masuk No Negara Asal 1 Afrika Selatan 3 1 4 4 3 7 - - - 11 2 Amerika Serikat 258 315

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.133, 2015 HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

STANDAR BIAYA MASUKAN UNTUK PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BENGKULU

STANDAR BIAYA MASUKAN UNTUK PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BENGKULU LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR BENGKULU KONSEP NO : TANGGAL : STANDAR BIAYA MASUKAN UNTUK PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BENGKULU NO URAIAN SATUAN BIAYA TA. 2016 (1) (2) (3)

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 454, 2016 ANRI. Dana. Dekonsentrasi. TA 2016. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh No.1368, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Hasil Pemetaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG HASIL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG

Lebih terperinci

2017, No Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (

2017, No Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara ( No.908, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KUKM. LPDB-KUMKM. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 /PER/M.KUKM/ VII /2017 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2016 HUKUM. Keimigrasian. Kunjungan. Bebas Visa. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu No.740, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.186, 2016 KEMENKUMHAM. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG TIMUR,

BUPATI BELITUNG TIMUR, KEPUTUSAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR : 188.45-074 TAHUN 2016 TENTANG BESARAN STANDAR SATUAN HARGA BIAYA PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR TAHUN ANGGARAN 2016

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/PMK.02/2015 TENT ANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/PMK.02/2015 TENT ANG MENTERIKEUANGAN SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 65/PMK02/2015 TENT ANG STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! KEUANGAN, Menimbang Mengingat bahwa

Lebih terperinci

TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN

TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN TABEL 62. PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENURUT NEGARA TUJUAN D.I YOGYAKARTA TAHUN 2010-2015 No 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Destination Country 1 Malaysia 1.807 1.320 1.178 804 1.334

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/PMK.02/2015 TENT ANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/PMK.02/2015 TENT ANG MENTERIKEUANGAN SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 65/PMK02/2015 TENT ANG STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! KEUANGAN, Menimbang Mengingat bahwa

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 132 /PMK.02/2010 TENTANG INDEKS DALAM RANGKA PENGHITUNGAN PENETAPAN TARIF PELAYANAN PNBP PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan No.1161, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan Perpusnas. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

Anggaran 2017, dan memperhatikan tingkat. Hidup clan Kehutanan sebagaimana dimaksud dalam. b. bahwa sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor

Anggaran 2017, dan memperhatikan tingkat. Hidup clan Kehutanan sebagaimana dimaksud dalam. b. bahwa sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR : P. 8/SETJEN/ROKEU/ KEIJ.T / 8 / 201.6 TENTANG PEDOMAN STANDAR

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa dengan beralihnya status Bandar Udara Polonia ke Bandar Udara Internasional Kualanamu dan Bandar Udara Selaparang ke Bandar Ud

2015, No c. bahwa dengan beralihnya status Bandar Udara Polonia ke Bandar Udara Internasional Kualanamu dan Bandar Udara Selaparang ke Bandar Ud BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.387, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Keenam. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN III DAN JANUARI SEPTEMBER TAHUN 2016

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN - PMA TRIWULAN III DAN JANUARI SEPTEMBER TAHUN 2016 Invest in remarkable indonesia indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia Invest in remarkable indonesia indonesia remarkable indonesia invest in Invest in indonesia Invest

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1712, 2016 PERRPUSNAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N No.1764, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Dekonsentrasi. TA 2017. Dana. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

TENTANG: STANDAR BIAYA UNIVERSITAS (SBU) - KEGIATAN AKADEMIK STANDAR BIAYA UNIVERSITAS KEGIATAN AKADEMIK NO JENIS TARIF SATUAN

TENTANG: STANDAR BIAYA UNIVERSITAS (SBU) - KEGIATAN AKADEMIK STANDAR BIAYA UNIVERSITAS KEGIATAN AKADEMIK NO JENIS TARIF SATUAN TENTANG: STANDAR BIAYA UNIVERSITAS (SBU) - KEGIATAN AKADEMIK STANDAR BIAYA UNIVERSITAS KEGIATAN AKADEMIK TARIF (RP) BRUTO 1 HONORARIUM MENGAJAR PROGRAM VOKASI - REGULER DOSEN TETAP (DI ATAS 4 SKS) DAN

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NO MOR 10 /PMK.02/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 13/PMK.02/2013 TENTANG BIAYA OPERASIONAL

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PMK.010/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 157 /PMK.010/2015 TENTANG PELAKSANMN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG BIAYA PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI BUPATI DAN WAKIL BUPATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Lebih terperinci

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI BAGI PEJABAT/PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2016 TENT ANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8) LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.214, 2017 ADMINISTRASI. Pemerintahan. Kementerian Pariwisata. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2016 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI PEMERINTAHAN DESA

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

PENJELASAN STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2012 YANG BERFUNGSI SEBAGAI BATAS TERTINGGI

PENJELASAN STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2012 YANG BERFUNGSI SEBAGAI BATAS TERTINGGI - 15 - PENJELASAN STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2012 YANG BERFUNGSI SEBAGAI BATAS TERTINGGI 1. Honorarium Penanggung Jawab Pengelola Keuangan Pengelola keuangan pada setiap satuan kerja, diberi

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI ACEH, PROVINSI SUMATERA UTARA, PROVINSI RIAU,

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/PMK.02/2015 TENT ANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/PMK.02/2015 TENT ANG MENTERIKEUANGAN SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 65/PMK02/2015 TENT ANG STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! KEUANGAN, Menimbang Mengingat bahwa

Lebih terperinci

2

2 2 3 c. Pejabat Eselon III kebawah (dalam rupiah) NO. PROVINSI SATUAN HALFDAY FULLDAY FULLBOARD (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. ACEH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Organisasi. Tata Kerja. No.727, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemb

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.46, 2017 LAN. Standar Honorarium dan Transport Pelaksanaan Kegiatan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR HONORARIUM

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 897/KPTS/M/2017 TENTANG BESARAN REMUNERASI MINIMAL TENAGA KERJA KONSTRUKSI PADA

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang No.993, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMKEU. Keanggotaan dan Tata Kerja Panitia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102/PMK.06/2017 TENTANG KEANGGOTAAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERJALANAN DINAS PINDAH/MUTASI DALAM NEGERI DAN LUAR

Lebih terperinci

2017, No tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigras

2017, No tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigras No.808, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. UPT. ORTA. Perubahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1652, 2014 KEMENDIKBUD. Mutu Pendidikan. Aceh. Sumatera Utara. Riau. Jambi. Sumatera Selatan. Kepulauan Bangka Belitung. Bengkulu. Lampung. Banten. DKI Jakarta. Jawa

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 45 TAHUN

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 45 TAHUN Menimbang WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS PEMERINTAH

Lebih terperinci

Kebijakan Standar Biaya

Kebijakan Standar Biaya Kebijakan Standar Biaya UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara PP No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan RKA-K/L Pasal 5 Ayat (3), Penyusunan anggaran RKA-K/L menggunakan instrumen indikator kinerja,

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA UMUM PEMERINTAH KOTA BENGKULU TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2015

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2015 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2017, No Perbendaharaan Negara, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang menetapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran

2017, No Perbendaharaan Negara, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang menetapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.911, 2017 KEMENKEU. Pegawai Non ASN, Satuan Pengaman, Pengemudi, Petugas Kebersihan, dan Pramubakti. Uang Lembur dan Uang Makan Lembur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

I. STANDAR BIAYA UMUM DAN PERJALANAN DINAS

I. STANDAR BIAYA UMUM DAN PERJALANAN DINAS I. STANDAR BIAYA UMUM DAN PERJALANAN DINAS LAMPIRAN PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR BIAYA KEGIATAN DAN HONORARIUM, BIAYA PEMELIHARAAN DAN STANDAR HARGA PENGADAAN BARANG/JASA

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK JNDONESIA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK JNDONESIA SALIN AN MENTERIKEUANGAN REPUBLIK JNDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184/PMK.05/2016 TENT ANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PADA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207 /PMK.02/2017 TENT ANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 116/PMK.02/2015 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemb

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemb No.46, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Honorium. Transport. Pelaksanaan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR HONORARIUM DAN TRANSPORT

Lebih terperinci

PT.PRESSTI ASIA INDONESIA

PT.PRESSTI ASIA INDONESIA PT.PRESSTI ASIA INDONESIA HUBUNGI : RUSWANDI MOBILE: 085360472726 /087880708027 Specialist Import Door To Door PT.PRESSTI ASIA INDONESIA Jl. Raya Lenteng Agung Kv 22 No.20 Jakarta Tel : (62 21) 7888 6595Fax

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.35/MENLHK/SETJEN/KUM.1/5/2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN SEBAGAI PENGGUNA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN ENTERI PENDIDIKAN BLIK INDONESI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 1 TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2013

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG KEPUTUSAN NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG PENETAPAN NAMA NAMA PENERIMA DANA PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2012 Menimbang :, a. bahwa jumlah lanjut usia yang membutuhkan perhatian dan penanganan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.35, 2016 KEMEN-KUKM. Anggaran. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pedoman. Tahun 2016 PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 /PER/M.KUKM/XII/2015

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR BIAYA MASUKAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR BIAYA MASUKAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR BIAYA MASUKAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan aturan Direktorat

Lebih terperinci

VI. PEREDARAN HASIL HUTAN

VI. PEREDARAN HASIL HUTAN VI. PEREDARAN HASIL HUTAN VI.1. Ekspor Produk Kayu Olahan Ekspor produk kayu olahan, terdiri dari : kelompok kayu gergajian (HS 447), veneer (HS 448), papan partikel (HS 441), kayu lapis (HS 4412), papan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI RANCANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JalanAmpera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018 - 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018 MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci