MODUL PALIATIF RSCM RUDI PUTRANTO TIM PALIATIF RUMAH SAKIT DR CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA
|
|
- Yanti Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODUL PALIATIF RSCM RUDI PUTRANTO TIM PALIATIF RUMAH SAKIT DR CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA 2015
2 Daftar Isi : 1. Modul Prinsip Paliatif 2. Modul Komunikasi 3. Modul Penilaian 4. Modul Tatalaksana
3 1. MODUL PRINSIP PALIATIF Untuk memberikan petugas kesehatan pengetahuan tentang prinsip paliatif, pemahaman, serta kebutuhan pasien dengan penyakit berat dan progresif Modul 1: Prinsip Perawatan Paliatif, akan membantu pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan yang akan meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga pada berbagai layanan. Tujuan Umum : Memberikan pengetahuan dan pengertian tentang pengalaman sosial dan personal pasien yang menderita penyakit berat dan progresif beserta keluarga. Modul ini berisi prinsip dasar perawatan paliatif. Khusus : Sesudah melengkapi modul ini diharapkan peserta dapat : Mendeskripsikan prinsip inti perawatan paliatif. MATERI : 1.1.DEFINISI WHO PERAWATAN PALIATIF Perawatan paliatif merupakan pendekatan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka dalam menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan dan meringankan penderitaan dengan cara identifikasi awal, penilaian sempurna dan pengobatan rasa sakit dan masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual. Prinsip Perawatan paliatif : memberikan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya. menegaskan bahwa hidup dan kematian sebagai proses yang normal. bermaksud baik untuk tidak mempercepat atau menunda kematian. mengintegrasikan aspek psikologis dan spiritual perawatan pasien. menawarkan sistem dukungan untuk membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai akhir hayatnya.
4 menawarkan sistem dukungan untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah selama pasien menjalani penyakit dan kematian. menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarga, termasuk konseling dukacita, jika diindikasikan. akan meningkatkan kualitas hidup, dan mungkin juga berpengaruh positif bagi perjalanan penyakit. berlaku pada awal perjalanan penyakit, ditata laksana dengan terapi lain yang dimaksudkan untuk memperpanjang hidup, seperti kemoterapi atau terap radiasi, dan termasuk orang-orang yang diperlukan untuk investigasi lebih memahami dan mengelola komplikasi klinis. DEFINISI WHO DARI PERAWATAN PALIATIF UNTUK ANAK-ANAK Perawatan paliatif untuk anak-anak merupakan khusus, meskipun bidang terkait erat untuk perawatan paliatif dewasa. WHO definisi perawatan paliatif yang sesuai untuk anak-anak dan keluarga mereka adalah sebagai berikut; prinsip-prinsip berlaku untuk anak-anak dengan penyakit kronis ( WHO, 1998a ) : Perawatan paliatif untuk anak-anak adalah perawatan total aktif tubuh anak, pikiran dan jiwa, dan juga melibatkan memberikan dukungan kepada keluarga. Ini dimulai ketika penyakit ini didiagnosis, dan terlepas dari apakah menerima atau tidak pengobatan pada penyakitnya. Penyedia layanan kesehatan harus mengevaluasi dan mengurangi fisik anak, psikologis, dan sosial. perawatan paliatif yang efektif memerlukan pendekatan multidisiplin yang luas yang meliputi keluarga komunitas Hal ini dapat diberikan di fasilitas perawatan tersier, di pusat kesehatan masyarakat dan atau di rumah. 2. MODUL KOMUNIKASI
5 Berkomunikasi dengan orang-orang dengan penyakit berat dan progresif Memberikan dukungan bagi orang-orang dengan penyakit yang memiliki keterbatasan masa hidup, mengharuskan Anda untuk memahami arti dari penyakit dan dampaknya pada individu. Ini penting untuk mengidentifikasi adanya kekhawatiran individu dan sumber lain yang memperberat kondisi dan menanggapi secara efektif. Modul 2 : Berkomunikasi dengan orang-orang dengan penyakit berat dan progresif. Modul ini akan membantu peserta didik mengembangkan keterampilan dalam berkomunikasi dengan orang-orang dengan penyakit yang berat dan progresif beserta keluarga mereka. Tujuan : Umum : Setelah menyelesaikan modul ini, Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta dapat : menunjukkan prinsip-prinsip komunikasi yang efektif saat berinteraksi dengan orangorang dengan penyakit yang berat dan progresif serta keluarga mereka mengidentifikasi sumber dukungan psikologis, sosial dan spiritual bagi orang-orang dengan penyakit berat dan progresif dan keluarga mereka mengenali bagaimana nilai-nilai Anda sendiri dan keyakinan tentang kematian dan sekarat mempengaruhi respon pribadi Anda dan interaksi dengan orang-orang dengan penyakit yang membatasi hidup dan keluarga mereka. MATERI : 2.1.PRINSIP KOMUNIKASI Melakukan komunikasi dengan pasien dan keluarga sangat penting dalam proses pendekatan paliatif. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan pasien dan pendamping/keluarga adalah sebagai berikut : Persiapan untuk diskusi : Pastikan data klinis pasien sudah benar Usahakan menjaga privasi dan tidak meninterupsi Persiapkan mental Bernegosiasi pendamping/keluarga yang akan ikut diskusi Hubungan personal : Kembangkan kepercayaan (a rapport)
6 Tunjukkan empati, kepedulian dan perhatian selama konsultasi Perhatikan hal-hal yang bersifat kultural/sensitif Lakukan kontak mata, upayakan bahasa tubuh yang baik, beri kesempatan untuk berdiam, berikan waktu pasien berbicara. Eksplorasi pandangan pasien dan pendamping : Identifikasi alasan konsultasi dan harapan pasien Klarifikasi pandangan/pemahaman pasien tentang masalah yang dialami Perhatikan factor budaya dan konteks yang mempengaruhi informasi yang diberikan. Pemberian informasi : Pemberian informasi disesuaikan dengan kebutuhan pasien/pendamping. Tawarkan topik yang akan didiskusikan, apa yang diharapkan, beri kesempatan pasien bila tidak ingin dibicarakan. Berikan informasi sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Informasi jelas, tidak menggunakan istilah/jargon, dan mudah dimengerti. Lakukan menjadi pendengar aktif. Jelaskan yang kondisi yang tidak pasti, keterbatasan dan prognosis terutama bila berbicara fase akhir kehidupan. Hindari berdiskusi tentang jaminan masa hidup (timeframes). Pertimbangkan pendamping memerlukan waktu lain untuk berdiskusi lebih lanjut. Usahakan memberikan informasi yang konsisten, terutama bila berhadapan dengan anggota keluarga yang berbeda. Gunakan istilah mati dan sekarat pada tempatnya. Eksplorasi emosi dan perhatian : Eksplorasi dan pengetahuan pasien dan keluarga tentang kekhawatiran, perhatian dan emosi mereka terhadap masalah yang dialami. Inisiasi dan libatkan pasien/keluarga tentang apa yang akan terjadi ke depannya. Beri respon terhadap keadaan distress pada pasien dan keluarganya, bila memungkinkan. Beri harapan yang realistik : Usahakan jujur tanpa menyembunyikan informasi lebih dari pasien harapkan. Jangan berikan informasi yang salah atau membingungkan, usahakan sampaikan hal yang berpengaruh positif pada pasien. Berikan jaminan pada pasien bahwa dukungan, pengobatan pada kontrol gejala akan diupayakan maksimal, tapi hindari memberikan jaminan yang terlalu dini. Eksplorasi dan fasilitasi tujuan yang realistik dan harapan berdasarkan perkembangan hari ke hari bila memungkinkan.
7 Dorong untuk bertanya : Dorong pasien/keluarga untuk bertanya atau mengklarifikasi informasi. Cek pemahaman tentang apa yang didiskusikan serta informasi yang didapat sudah sesuai dengan yang dibutuhkan. Berikan kesempatan untuk berbicara di waktu mendatang. Dokumentasikan : Tulislah ringkasan yang dibicarakan dalam rekam medis atau lembar edukasi Modul 3. MODUL PENGKAJIAN/ASSESMENT Tujuan : - Peserta dapat menetapkan sikap - Peserta diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan penilaian gejala dan tanda SIKAP : - Fokus pada gejala yang dialami pasien - Mengkomunikasikan gejala yang terjadi pada pasien dan keluarga - Kerjasama dan menghormati perbedaan tim PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN : Pengkajian berupa : - Pengkajian gejala dan tanda dan pemeriksaan penunjang - Menggunakan alat bantu penilaian gejala (skala nyeri/edmonton ) 1. Identifikasi pengetahuan dan pandangan pasien dan keluarga dan keluarga terhadap kondisi pasien 2. Identifikasi harapan dan kebutuhan pasien serta keluarga pada pelayanan akhir kehidupan 3. Identifikasi tingkat sosial dan ekonomi pasien terhadap perawatan yang akan diberikan 4. Identifikasi prinsip dan kepercayaan pasien serta keluarga
8 5. Identifikasi gejala nyeri, sesak nafas, mual muntah,konstipasi, sulit tidur, luka yang tidak sembuh, cemas, sedih, dll yang menyertai pasien 6. Identifikasi pengobatan yang sesuai yang diterima pada saat ini 7. Identifikasi intervensi pengobatan yang tidak sesuai 8. Identifikasi dan tatalaksana komplikasi masa duka 9. Pelayanan fase kematian melibatkan tim forensik/kamar jenazah *Gunakan Formulir Catatan Medis Khusus Perawatan Akhir Kehidupan 10. Evaluasi kesiapan keluarga dalam menghadapi kehilangan 11. Identifikasi komplikasi masa duka *Berdasarkan Liverpool Care Pathway, Edmonton Symptoms Scale Prinsip Umum Penilaian Paliatif pasien dengan Keganasan Diperlukan evaluasi yang komprehensif pada pasien dan keluarga 1.3. Evaluasi dilakukan untuk menentukan adanya masalah yang berhubungan dengan : Nyeri Gejala fisik lain. Masalah psikologis Masalah sosial Masalah spiritual 1.4. Komponen dasar penilaian paliatif adalah - Menilai riwayat penyakit sekarang - Riwayat penyakit dahulu - Mengevaluasi gejala penyakit - Evaluasi kondisi sosial - Alergi obat - Pengobatan sekarang - Pemeriksaan fisik - Mengevaluasi data laboratorium dan radiologi - Penilaian termasuk diagnosis banding - Rencana Intervensi Penilaian Palliative Care Riwayat Penyakit Sekarang o Pemahaman pasien tentang penyakit dan prognosis. o Tanggal terdiagnosis. o Pengobatan sebelumnya. o Performance status Skala Karnofsky (0 100): 0: Meninggal 50: memerlukan bantuan untuk aktifitas sehar-hari
9 100: Normal Skala ECOG (0 4): 0: Aktif penuh 1: Ambulatoar, dapat bekerja ringan 2: Dapat mengurus diri tapi tidak bekerja, ambulatoar >50% dalam sehari. 3: Terbatas mengurus diri, lebih banyak waktu di kursi atau tempat tidurr >50% dalam sehari. 4: Komplit tidak bisa mengurus diri. o Riwayat penyakit o Pengobatan Mengevaluasi gejala dasar, seperti : Nyeri Sesak nafas Mual/muntah Diare Konstipasi Anoreksia Cemas Depresi Delirium Insomnia gejala lain o Kronologi : tanggal mulai dan frekuensi o Lokasi o Derajat berat penyakit o Karakteristik gejala dan kualitasny o Faktor yang memberatkan/meringankan o Dampak pada aktifitas sehar-hari o Dampak pada keluhan lain o Persepsi pasien o Terapi sebelumnya dan efektifitasnya Riwayat sosial o Anggota keluarga, perkembangan o Situasi tempat tinggal o Dampak penyakit: pada pasien pada keluarga o Dampak gejala pada kualitas hidup o Dukungan sosial o Pendidikan o Riwayat kerja o Kepercayaan/agama o Riwayat penggunaan obat terlarang o Stresor lain: anggota keluarga ada yang sakit Kematian keluarga sebelumnya
10 o Tujuan perawatan Alergi obat Pengobatan saat ini Pemeriksaan fisik Evaluasi data laboratorium dan radiologi Ringkasan penilaian o Isu medis o Prognosis o Isu Palliative/etika o Diagnosis banding. Rencana Intervensi Penilaian Nyeri Nyeri adalah pengalaman emosional dan sensorik yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan. Nyeri adalah salah satu keluhan yang sering ditemukan pada pasien keganasan. Penyebab nyeri pada pasien keganasan bisa terjadi akibat gangguan fisik, psikologis, spiritual maupun kultural. Untuk itu sering disebut penderitaan atau nyeri total. Gambar 2. Konsep Penderitaan/Nyeri total Untuk menilai nyeri, saat ini yang banyak digunakan adalah penilaian berdasarkan verbal dan tingkah laku. Penilaian lain adalah menggunakan penanda (marker) biologis dan pencitraan otak. Pada anak sulit dilakukan karena tergantung dari usia, fase perkembangan, dan pengalaman nyeri. Namun perubahan dari tingkah laku dan sikap merupakan tanda adanya ketidak nyamanan. Hal yang perlu dinilai meliputi: 1. Intensitas nyeri
11 Gambar 3.Skala Nyeri WONG-BAKER FACES Keterangan: a. Nilai 0 : Tidak ada/ bebas nyeri b. Nilai 1-2 : Nyeri ringan (tidak bisa bercanda, serius, wajah datar, nyeri dapat diabaikan) c. Nilai 3-5 :Nyeri sedang ( Alis berkerut, bibir mengerucut, menahan nafas, aktivitas terganggu) d. Nilai 5-7 : Nyeri sedang (hidung berkerut, mengangkat bibir bagian atas, bernafas cepat, konsentrasi terganggu) e. Nilai 7-9 : Nyeri berat (mulut terbuka, slow blink, mengganggu kebutuhan dasar) f. Nilai 10 : Nyeri hebat (mata tertutup, mengerang menangis, memerlukan bedrest Cara pemeriksaaan intensitas nyeri yang lainnya: a. Numerical Pain Scale (NPS) Tanyakan intensitas nyeri dengan menggunakan angka berarti tidak nyeri dan 10 sangat nyeri Bisa dipakai pada anak usia > 10 tahun, bila < 10 tahun dapat dipakai angka 0-5 Diberikan penjelasan bahwa dengan bertambahnya angka menunjukkan intensitas nyeri meningkat b. Skala FLACC Tabel 1. Skala FLACC \
12 c. Skala Nyeri Tingkah Laku 15 Dilakukan pemeriksaan pada pasien yang tidak sadar atau menggunakan ventilator/diintubasi. Gambar 4. Behaviour Pain Scale (BPS)
13 Tabel 2. Penilaian BPS Interpretasi : Nilai 3 : nyeri paling ringan Nilai 12 : nyeri paling berat Penapisan pasien paliatif Tabel 1. PENAPISAN PASIEN PALLIATIVE CARE Kriteria Silakan membuat skor bila anda akan menetukan pasien dalam kriteria paliatif 1. Penyakit Dasar SKORING a. Kanker (Metastatis/Rekuren) d. Penyakit Ginjal Kronis b. PPOK lanjut e. Penyakit Jantung Berat i.e. CHF, skor 2, Tiap poin c. Stroke (dengan penurunan severe CAD, CM (LVEF < 25%) fungsional > 50%) f. HIV/AIDS 2. Penyakit Ko Morbiditas Skor 1, poin a. Penyakit hati Kronis d. Gagal Jantung Kongestif b. Penyakit Ginjal Moderat e. Kondisi/Komplikasi lain c. PPOK Moderat 3. Status Fungsional Pasien Skor spesifik Menggunakan Status Performa ECOG (Eastern Cooperative Oncology Group) dibawah ini ECOG Derajat Skala 0 Aktif penuh, dapat melakukan kegiatan tanpa hambatan seperti sebelum ada penyakit Skor 0 1 Terdapat hambatan dalam aktifitas berat tetapi dapat melakukan pekerjaan ringan seperti pekerjaan rumah dan kantor yang ringan, rawat jalan Skor 0.
14 2 rawat jalan, dapat mengurus diri sendiri, tetapi tidak dapat melakukan semua aktifitas,lebih dari 50% jam bangun Skor 1 3 Dapat mengurus diri sendiri secara terbatas; lebih banyak waktunya di tempat tidur atau dikursi roda dengan wakti Skor 2 4 Tidak dapat mengurus diri sendiri, sebagian besar waktu di tempat tidur, kondisi berat/cacat. Skor 3 4. Kriteria Lain yang perlu dipertimbangkan Skor 1 untuk tiap kondisi Pasien : a. Tidak akan menjalani pengobatan kuratif b. Kondisi penyakit berat dan memilih untuk tidak melanjutkan terapi c. Nyeri tidak teratasi lebih dari 24 jam d. Memiliki keluhan yang tidak terkontrol (contoh; mual dan muntah) e. Memiliki kondisi psikososial dan spiritual yang perlu perhatian f. Sering berkunjung ke unit gawat darurat/dirawat di rumah sakit (lebih dari 1 kali /bulan untuk diagnosis yang sama ) g. Lebih dari satu kali untuk diagnosis yang sama dalam 30 hari h. Memiliki lama perawatan tanpa kemajuan yang bermakna i. Lama rawat yang panjang di ICU tanpa kemajuan j.. Memiliki prognosis yang jelek TOTAL Skor PETUNJUK SKORING: TOTAL SKOR = 0-2 Tidak perlu intervensi Paliatif TOTAL SKOR = 3 Observasi TOTAL SKOR = 4 Perlu Konsultasi Paliatif Modul 4. MODUL TATALAKSANA Untuk memahami gejala seseorang dan mengidentifikasi tanda-tanda klinis agar dapat dilakukan strategi tatalaksana yang tepat, komprehensif, pendekatan multidimensional terhadap penilaian diperlukan. Modul 4 : Penatalaksanaan paliatif akan membantu peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan kesehatan orang dengan penyakit yang berat dan progresif. Bahan ini juga akan membantu Anda mengembangkan pemahaman tentang prinsip-prinsip untuk menangani masalah-masalah klinis yang umum dalam perawatan paliatif.
15 Tujuan Kegiatan modul akan mengembangkan pemahaman Anda tentang prinsip-prinsip penilaian dan intervensi untuk orang dengan penyakit yang membatasi hidup di berbagai pengaturan perawatan. Setelah menyelesaikan modul ini, Anda harus dapat : menjelaskan fitur epidemiologis dan klinis di sepanjang lintasan penyakit - penyakit yang membatasi hidup tertentu menjelaskan prinsip-prinsip untuk menilai gejala umum dan masalah kesehatan yang berhubungan dengan penyakit yang membatasi hidup Mampu melakukan tatalaksana paliatif dengan efektif dan efisien serta mempertimbangkan berbagai faktor MATERI :
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48 Kepustakaan : 1. Buku Panduan Pelayanan End of Life Care RSCM Putranto R. Terapi paliatif pada keganasan. Kursus Penyegar IKA, Jakarta, Putranto R. Pengelolaan paliatif pada penyakit kronis. PIT Ilmu Penyakit Dalam, Nuhonni S. Bunga rampai Palliative care. Balai Pnerbit FKUI. Jakarta, WHO. Palliative care : symptom management and end of life care
Dr. H. Lilian B Koord. Blok Kedokteran Keluarga
Dr. H. Lilian B Koord. Blok Kedokteran Keluarga Pendahuluan Pusat perhatian pelayanan kesehatan : - Core : Pasien - Cure : Pengobatan - Care : Perawatan Pada kondisi dimana pasien telah berada pada stadium
Lebih terperinciPALLIATIVE CARE HENDRA
PALLIATIVE CARE HENDRA LUKA KANKER LUKA KANKER LUKA KANKER Back ground Perawatan paliatif dari bahasa Latin palliare, untuk jubah adalah setiap bentuk perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psiko-sosial dan spiritual individu, keluarga dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk kesejahteraan bio-psiko-sosial dan spiritual individu, keluarga dan masyarakat. Keperawatan holistik
Lebih terperinciCurriculum Vitae Riwayat Akademis: Jabatan saat ini:
Curriculum Vitae Riwayat Akademis: Dokter Umum FKUI, 1986 Dokter Spesialis Penyakit Dalam FKUI, 1996 Post Graduate Education in Geriatric Medicine Dept. of Geriatric & Rehab Medicine Royal Adelaide Hosp.,
Lebih terperinciPERAWATAN PALIATIF PASIEN HIV / AIDS
PERAWATAN PALIATIF PASIEN HIV / AIDS Agung Nugroho Divisi Peny. Tropik & Infeksi Bag. Peny. Dalam FK-UNSRAT Manado PENDAHULUAN Jumlah pasien HIV/AIDS di Sulut semakin meningkat. Sebagian besar pasien diberobat
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL I. DEFINISI Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kronik merupakan suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psiologis dan kognitif dalam melakukan fungsi harian, atau kondisi yang memerlukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Schneider (2010) menyatakan kanker merupakan suatu peristiwa molekuler yang mengubah sifat normal sel. Dalam sel-sel kanker, sistem kontrol normal yang mencegah pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (World Health Organization,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan paliatif pada penyakit kanker merupakan pelayanan yang bertujuan untuk menurunkan permasalahan yang diakibatkan oleh penyakit kanker meskipun dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan kematian. Dewasa ini tehnologi telah berkembang pesat dalam mendiagnosis dan menangani penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PASIEN TERMINAL
PENDAHULUAN Kehidupan manusia Kelahiran & Kematian Kematian pada LANSIA Penyakit Senilitas Perawatan Lansia menjelang kematian tidak boleh dipandang rendah PERAWATAN HOSPITIUM Hospice movement Perintis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN I. Latar Belakang Rekam medis berdasarkan sejarahnya sejarahnya selalu berkembang mengikuti kemajuan ilmu kesehatan dan kedokteran. Sejak masa pra kemerdekaan, rumah sakit di Indonesia sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara seseorang, yang bersifat buruk, sifat tumbuhnya sangat cepat, merusak, menyebar dan menyebabkan
Lebih terperinciTUJUAN WAWANCARA MEDIS
WAWANCARA MEDIS Mengumpulkan sebanyak mungkin informasi dari pasien mengenai keadaan penyakitnya (awal dan riwayat) Bagian terpenting dalam proses diagnosa dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan penunjang
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam
Lebih terperinciPenyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).
PENYAKIT TERMINAL Pengertian Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,
Lebih terperinciBAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :
BAB I DEFENISI Pelayanan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan kesehatan rumah sakit misalnya haruslah mencakup pelayanan yang komprehensif (bio-psiko-sosial dan spiritual). Disamping itu pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di Indonesia. Pergeseran tersebut terjadi dari penyakit menular menjadi penyakit degeneratif.
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Sakit Perut Berulang Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut berulang pada remaja terjadi paling sedikit tiga kali dengan jarak paling sedikit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang mempunyai spektrum sangat luas dan kompleks. Penyakit ini dimulai dari neoplasma ganas yang paling jinak sampai neoplasma
Lebih terperinciMANAJEMEN NYERI. No. Dokumen: Halaman: 1 dari 3. No. Revisi: 00 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Disahkan oleh DIREKTUR UTAMA
1 dari 3 NIP. 1962043019871111 Pengertian Tujuan Cara meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dapat diterima pasien. Pelaksana adalah perawat, dokter jaga, dokter penanggung jawab,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3 sebagai penyakit tidak menular terbanyak di Indonesia. Prevalensi kanker nasional yaitu 1,4 per
Lebih terperinciBAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG
BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan secara bio,psiko,sosial dan spiritual dengan tetap harus memperhatikan pasien dengan kebutuhan khusus dengan melakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita kanker mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini akan membahas tentang uraian pendahuluan mengenai pemilihan judul Rumah Perawatan Anak Penderita Kanker yang akan menjabarkan beberapa sub bab. Dari latar belakang dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa fisik, mental dan atau spiritual (Kemp, 2009). Selain kegiatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kemajuan utama dalam perawatan kesehatan modern adalah perbaikan perawatan akhir hayat pada pasien yang mengalami penyakit terminal. Sebagian besar pasien
Lebih terperinciPEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS
PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS I. PENDAHULUAN Rekam medis berdasarkan sejarahnya selalu berkembang mengikuti kemajuan ilmu kesehatan dan kedokteran. Sejak masa pra kemerdekaan rumah sakit di Indonesia sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa
ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan Paliatif adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasie
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawatan Paliatif adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasie n dan keluarga dalam menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang mengerikan, hal ini dikarenakan kanker merupakan penyakit yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kanker merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di dunia (Yudhasmara, 2009). Paradigma kanker bagi masyarakat umum adalah penyakit yang mengerikan, hal ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit yang dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit yang dapat dicegah dan diobati. Penyakit ini berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik pada jalan
Lebih terperinciSURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE )
Jl.K.H. ZainalMustofa No. 310 Tasikmalaya Telp. ( 0265 ) 322333, Fax. ( 0265 ) 326767, E-Mail : rumahsakit.tmc@gmail.com www.rstmc.co.id SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE
Lebih terperinciDAFTAR ISI PEDOMAN PERAWATAN AKHIR KEHIDUPAN (END OF LIFE CARE)
DAFTAR ISI PEDOMAN PERAWATAN AKHIR KEHIDUPAN (END OF LIFE CARE) SK DIREKTUR TENTANG PEMBERLAKUAN PEDOMAN KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN KATA SAMBUTAN DIREKTUR BAB I : PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup serta dapat menerima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat
Lebih terperinciPENYAKIT TERMINAL PERBEDAAN ANAK DENGAN DEWASA DALAM MENGARTIKAN KEMATIAN, 1. Jangan berfikir kognitif dewasa dengan anak tentang arti kematian
PENYAKIT TERMINAL PENGERTIAN Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN PROSEDUR MANAGEMEN NYERI DI RUMAH SAKIT
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR MANAGEMEN NYERI DI RUMAH SAKIT OLEH: LIDYA FITRIANA, SKEP Disampaikan pada Seminar & Workshop Pain Managemen Dalam Akreditasi JCIA versi 2012 Siloam Hospitals Group 13-14 juni 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12% seluruh kematian disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh dunia. Satu dari empat kematian yang terjadi di Amerika Serikat disebabkan oleh penyakit kanker (Nevid et
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam jiwa menjadi tantangan dunia, termasuk Indonesia. Hal ini ditandai dengan fenomena temuan terjadinya peningkatan penyakit,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (defisit neurologik) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana stroke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi tubuh, karena di dalam otak terdapat berbagai pusat kontrol seperti pengendalian fisik, intelektual,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup. individu mengenai posisi individu dalam hidup, konteks budaya dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Hidup 1. Pengertian Menurut WHOQOL Group (1997) kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi individu dalam hidup, konteks budaya dan sistem nilai dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa
BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 40 tahun, saat perubahan
Lebih terperinci1. Bab II Landasan Teori
1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.
Lebih terperinciBismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015
Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015 Menimbang : TENTANG KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI a. Bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya. Studi Framingham memberikan gambaran yang jelas
Lebih terperinciPANDUAN PELAYANAN MEMINTA PENDAPAT LAIN (SECOND OPINION)
PANDUAN PELAYANAN MEMINTA PENDAPAT LAIN (SECOND OPINION) A. DEFINISI 1. Opini Medis adalah pendapat, pikiran atau pendirian dari seorang dokter atau ahli medis terhadap suatu diagnosa, terapidan rekomendasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. xiv
xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan walaupun minor/mayor merupakan pengalaman yang sulit dan bisa menimbulkan kecemasan bagi hampir semua pasien dan keluarganya. Kecemasan
Lebih terperinciKanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9
Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap
Lebih terperinciDisampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014
Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 1 Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG Menimbang : a. Bahwa semua pasien yang dilayani di RSIA Kemang harus diidentifikasi
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA
ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA Sepanjang daur kehidupan tidak terlepas dari situasi yang dapat mempengaruhi respon emosi individu. Salah satu situasi yang mempengaruhi emosi individu adalah
Lebih terperinciBERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari
BERDUKA DAN KEHILANGAN Niken Andalasari DEFENISI KEHILANGAN adalah kenyataan/situasi yang mungkin terjadi dimana sesuatu yang dihadapi, dinilai terjadi perubahan, tidak lagi memungkinkan ada atau pergi/hilang.
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 812/Menkes/SK/VII/2007 TENTANG KEBIJAKAN PERAWATAN PALIATIF
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 812/Menkes/SK/VII/2007 TENTANG KEBIJAKAN PERAWATAN PALIATIF MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kasus penyakit yang belum dapat
Lebih terperinciDitetapkan Tanggal Terbit
ASSESMEN ULANG PASIEN TERMINAL STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur O1 dari 04 Ditetapkan Tanggal Terbit dr. Radhi Bakarman, Sp.B, FICS Direktur medis Asesmen ulang pasien
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan periode dalam kehidupan yang dimulai pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan menimbulkan krisis pada kehidupannya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan lain yang direncanakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi Terapeutik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat
Lebih terperinciSkizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?
Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya akan dialami oleh seseorang bila berumur panjang. Di Indonesia istilah untuk
Lebih terperinciyang mengetahui penyakitnya (Arbabi, 2014). Sebuah penelitian di Arab Saudi menemukan bahwa hanya 16% pasien kanker yang memperoleh informasi
BAB I. PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Keterampilan komunikasi efektif merupakan salah satu kompetensi yang mendapat sorotan dalam pelayanan kesehatan. Keterampilan ini dinilai sangat penting dalam memberikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa
Lebih terperinciPEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)
PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) RUMAH SAKIT MH THAMRIN CILEUNGSI JL. Raya Narogong KM 16 Limus Nunggal Cileungsi Bogor Telp. (021) 8235052 Fax. (021) 82491331 SURAT KEPUTUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan pembangunan nasional memberikan dampak perubahan pada sistem kesehatan Indonesia ke dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Layanan kesehatan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah kesehatan gigi dewasa ini tidak hanya membahas gigi geligi saja, tetapi telah meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker (Karsono, 2006). Kanker merupakan salah satu jenis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keperawatan secara holistik akan memandang masalah yang dihadapi pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Masalah yang dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang perempuan dan menjadi ancaman berbahaya bagi para perempuan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tegaknya diagnosa hingga akhir kehidupan pasien (World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan paliatif merupakan pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan
Lebih terperinciPRINSIP-PRINSIP KEDOKTERAN. dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc. (CM-FM), MPd.Ked.
PRINSIP-PRINSIP KEDOKTERAN KELUARGA dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc. (CM-FM), MPd.Ked. Area Kompetensi (Area of competence) - 4 Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah organisasi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan, dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan dari pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan tenaga kesehatan yang berinteraksi secara langsung dengan pasien, mempunyai tugas dan fungsi yang sangat penting bagi kesembuhan serta keselamatan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari 40% keganasan pada perempuan merupakan kanker ginekologi. Kanker
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker berada pada urutan kelima penyebab kematian di Indonesia. Lebih dari 40% keganasan pada perempuan merupakan kanker ginekologi. Kanker ginekologi yang paling
Lebih terperinciA. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di dunia. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat beresiko terkena kanker. Kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin pedulinya masyarakat terhadap kesehatannya, semakin tinggi pula tuntutan masyarakat atas mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak Rumah
Lebih terperinciPengertian Kehilangan adalah perubahan dari sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau situasi yang diharapkan terjadi tidak tercapai. Kehilangan dapat d
KEHILANGAN & BERDUKA Oleh Mfm Pengertian Kehilangan adalah perubahan dari sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau situasi yang diharapkan terjadi tidak tercapai. Kehilangan dapat diartikan juga sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker merupakan penyakit keganasan yang menjadi salah satu penyebab kematian terbesar. Penyakit kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit dari sel-sel tubuh yang berkembang secara abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid). Penyakit ini juga dinamakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Lanjut usia di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan karena meningkatnya usia harapan hidup. Pada tahun 1980 usia harapan hidup di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati, yang ditandai oleh adanya keterbatasan aliran udara persisten yang biasanya
Lebih terperinciKanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Kesehatan menjadi syarat utama agar individu bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nyeri merupakan pengalaman sensoris atau emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu gejala
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 adalah salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta,
Lebih terperinciCHECKLIST ANAMNESIS KASUS NYERI KEPALA
CHECKLIST ANAMNESIS KASUS NYERI KEPALA No. Aspek yang Dinilai Contoh/Parameter 1. Mengucap salam...assalamualaikum wr wb... 2. Memperkenalkan diri dan membina sambung rasa...perkenalkan saya Andi saya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa. Secara
Lebih terperinci