MODUL SINGKAT FISIOTERAPI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL SINGKAT FISIOTERAPI"

Transkripsi

1 MODUL SINGKAT FISIOTERAPI

2 I. FISIOTERAPI Fisioterapi merupakan bagian dari ilmu kedokteran yang berupa intervensi fisik nonfarmakologis dengan tujuan utama kuratif dan rehabilitatif gangguan kesehatan. Fisioterapi atau Terapi Fisik secara bahasa merupakan teknik pengobatan dengan modalitas fisik (fisika). II. TEKNIK FISIOTERAPI II.1 Exercise therapy (Terapi latihan) Teknik fisioterapi ini merupakan teknik fisioterapi yang paling sering dipergunakan terutama pada keadaan kronis. Pada penggunaannya, jenis, frekuensi, intensitas dan durasi latihan ditentukan berdasarkan pemeriksaan fisik. Terapi latihan dapat dilakukan pada fase rehabilitasi berbagai jenis kelainan seperti stroke, penggantian sendi maupun penuaan. II.2 Manipulation/ Manual therapy Berbagai teknik terapi manipulasi dapat dilakukan untuk menghasilkan gerakan pasif. Teknik ini meliputi terapi gerak dan massage (pijat). Manipulation therapy terutama ditujukan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan fleksibilitas sendi. II.3 Thermotherapy (Heat therapy / Terapi Panas) Thermotherapy merupakan terapi dengan menggunakan suhu panas biasanya dipergunakan dengan kombinasi dengan modalitas fisioterapi yang lain seperti exercise dan manual therapy. Terapi ini efektif untuk mengurangi nyeri yang berhubungan dengan ketegangan otot walaupun dapat juga dipergunakan untuk mengatasi berbagai jenis nyeri yang lain. Panas pada fisioterapi dipergunakan untuk meningkatkan aliran darah kulit dengan jalan melebarkan pembuluh darah yang dapat meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan. Panas juga meningkatkan elastisitas otot sehingga mengurangi kekakuan otot.

3 Indikasi : a. Kekakuan Otot. b. Arthritis, antara lain: Osteoarthritis,Rheumatoid arthritis, Juvenile arthritis, Ankylosing spondylitis, Gout, Psoriatic arthritis dan Reiter s syndrome c. Hernia discus intervertebra. Sebagian besar kasus hernia ini dicetuskan oleh kekakuan otot, oleh karenanya keadaan ini dapat diperbaiki dengan thermotherapy. d. Nyeri bahu, antara lain : rotator cuff. e. Tendinitis (radang tendo) f. Bursitis (radang bursa) g. Sprain ( robekan ligamen sendi) h. Strain ( robekan otot) i. Nyeri pada mata yang diakibatkan oleh peradangan kelopak mata (blepharitis). j. Gangguan sendi temporo mandibular. k. Nyeri dada yang disebabkan oleh nyeri pada tulang rususk (costochondritis). l. Nyeri perut dan pelvis. m. Fibromyalgia dengan gejala nyeri otot, kekakuan, kelelahan dan gangguan tidur. n. Gangguan nyeri kronis seperti pada lupus dan nyeri myofascial. o. Asthma a. Short Wave Diathermy Short Wave Diathermy (SWD) atau Ultra Korte Golf (UKG) adalah alat terapi yang menggunakan gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak balik frekuensi tinggi. Indikasi : a. Beberapa jenis patologi seperti traumatologi dan rematologi dapat dipercepat penyembuhan lukanya dengan pemberian SWD intermittern. b. Kelainan pada syaraf perifer, neuropathy, neuralgia. c. Kondisi peradangan sub acut dan chronic menggunakan SWD continued. d. Nyeri musculosceletal. e. Ketegangan, perlengketan, pemendekan otot dan jaringan lunak. f. Persiapan latihan atau senam. g. Gangguan pada sistem peredaran darah. Kontra Indikasi : a. Logam dalam tubuh atau menempel pada kulit. b. Alat-alat elektronik dalam tubuh seperti peace maker. c. Gangguan peredaran darah. d. Nilon dan bahan kain yang tidak menyerap keringat. e. Jaringan dan organ yang mempunyai banyak cairan seperti f. Mata, testis, luka dan exim basah. g. Gangguan sensibilitas. (Dosis harus 30 % lebih rendah). h. Neuropathy yang diikuti gangguan trofik pada syaraf perifer, Neuropathy akibat DM, Angiopathy dabetica. i. Infeksi acut dan demam (panas lebih dari 37,50 C)

4 j. Setelah X ray. k. Jaringan yang mitosisnya sangat cepat. l. Menstrusi atau kehamilan untuk pengobatan daerah pelvic. m. Faktor kalogenase. b. Micro Wave Diathermy Micro Wave Diathermy (MWD) adalah Alat terapi yang menggunakan gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak balik frekuensi tinggi dengan frekuensi 2450 MHz dengan panjang gelombang 12,25 cm. Indikasi : a. Kelainan pada syaraf perifer, neuropathy, neuralgia. b. Kondisi peradangan sub acut dan chronic c. Nyeri musculosceletal. d. Ketegangan, perlengketan dan pemendekan otot dan jaringan lunak. e. Persiapan latihan atau senam. f. Gangguan pada sistem peredaran darah. Kontra Indikasi : a. Logam dalam tubuh atau menempel pada kulit. b. Alat-alat elektronik dalam tubuh seperti peace maker. c. Gangguan peredaran darah. d. Nilon dan bahan kain yang tidak menyerap keringat. e. Jaringan dan organ yang mempunyai banyak cairan seperti f. mata, testis, luka dan exim basah. g. Gangguan sensibilitas. (Dosis harus 30 % lebih rendah). h. Neuropathy yang diikuti gangguan trofik pada syaraf perifer, i. Neuropathy akibat DM, Angiopathy dabetica. j. Infeksi acut dan demam (panas lebih dari 37,50 C) k. Setelah X ray. l. Jaringan yang mitosisnya sangat cepat. m. Menstrusi atau kehamilan untuk pengobatan daerah pelvic n. Faktor kalogenase c. Terapi Ultrasonic Terapi Ultrasonic yaitu suatu usaha pengobatan dengan menggunakan mekanisme getaran dengan frekuensi lebih dari 20 KHz. Didalam praktek klinik frekuensi yang digunakan antara 0,7 MHz 3 MHz, dengan intensitas 1 3 w / cm2 Indikasi : a. Kelainan/penyakit pada jaringan tulang, sendi dan otot. b. Keadaan post traumatik seperti kontusio, distorsi, luxation dan fractur. Kontra indikasi relatif selama jam setelah trauma. c. Rheumatoid arthritis stadium tak aktif. d. Arthritis

5 e. M. Becherev ( Local ) f. Bursitis, capsulitis, tendinitis g. Kelainan/penyakit pada persyarafan : Neuropathie, Panthoom pain, H N P h. Kelainan/penyakit pada sirkulasi darah : M. Raynould, M. Buerger, Sudeck dystrofie, Oedema i. Penyakit pada organ dalam j. Kelainan pada kulit k. Jaringan parut setelah operasi l. Jaringan parut karena traumatic m. Dupuytren contracture Kontra Indikasi : a. Absolut : Mata, Daerah jantung, Uterus pada wanita hamil, Epiphyseal plate, Testis b. Relatif : Hilangnya sensibilitas, Endoprothese, Tumor, Post traumatic, Tromboplebitis dan varices, Septis inflammation, Diabetis mellitus d. Sinar Infra Merah Sinar infra merah adalah pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang juta A. Indikasi : a. Kondisi peradangan setelah sub-acut : kontusio, muscle strain, trauma sinovitis. b. Arthritis :RA, OA, myalgia, lumbago, neuralgia, neuritis. c. Gangguan sirkulasi darah : thrombo plebitis, thrombo angitis obliterans, raynold s desease. d. Penyakit kulit : Folliculitis, Furuncolosi. e. Persiapan exercise dan massage. Kontra Indikasi : a. Daerah dengan insufisiensi pada darah. b. Gangguan sensibelitas kulit. c. Kecenderungan pendarahan. II.4 Coldtherapy (Terapi Dingin) Aplikasi dingin pada area radang dapat mengurangi kepekaan syaraf yang pada gilirannya akan mengurangi rasa nyeri. Metode ini paling sering dipergunakan pada keadaan akut sebagai bagian dari sistem RICE (Rest-Ice-Compression-Elevation). Indikasi : a. Cedera (sprain, strain dan kontusi) b. Sakit kepala (migrain, tension headache dan cluster headache). c. Gangguan temporomandibular (TMJ disorder). d. Testicular dan scrotal pain. e. Nyeri post operasi.. f. Fase akut arthritis (peradangan pada sendi). g. Tendinitis dan bursitis. h. Carpal tunnel syndrome.

6 i. Nyeri lutut. j. Nyeri sendi. k. Nyeri perut Kontra Indikasi : a. Raynaud s syndrome b. Vasculitis c. Neuropathy, contoh akibat diabetes d. Cyroglobulinemia e. Paroxysmal cold hemoglobulinuria II.5 Electrotherapy Electrotherapy merupakan terapi dengan mempergunakan impuls listrik untuk menstimulasi saraf motorik ataupun untuk memblok saraf sensorik. Salah satu jenis electrotherapy yang sering dipergunakan untuk pengobatan adalah transcutaneous electro nerve stimulation (TENS). Alat ini sering dipergunakan untuk mengatasi nyeri pada tendonitis dan bursitis. Alat inimempergunakan arus listrik frekuensi tinggi untuk meningkatkan suhu pada kulit. II.6 Iontophoresis dan Phonophoresis Ionthoporesis merupakan usaha memasukkan obat dalam jaringan dengan mempergunakan bantuan arus listrik sedangkan phonophoresis merupakan usaha memasukkan obat dalam jaringan dengan mempergunakan bantuan ultrasound. Metode ini sering digunakan untuk menangani nyeri leher, nyeri punggung dan radang sendi. II.7 Traksi Traksi merupakan prosedur koreksi neuro-muskulo-skeletal seperti patah tulang, dislokasi dan kekakuan otot dengan mempergunakan alat yang berfngsi sebagai penarik. Terapi ini juga sering mempergunakan beban. A. Fisioterapi Musculoskeletal (Orthopaedic) Fisioterapi musculoskeletal (orthopaedic) bertujuan untuk mendiagnosis dan menangani gangguan musculoskeletal. Beberapa modalitas yang dipergunakan meliputi exercise therapy (latihan kekuatan, kontrol,fleksibilitas dan ketahanan, manual therapy, soft tissue massage, cryotherapy, heattherapy, iontophoresis, phonophoresiss dan electrotherapy. Beberapa keadaan yang dapat diatasi dengan fisioterapi antara lain adalah : a. Nyeri punggung Nyeri punggung merupakan gangguan yang sering memerlukan penanganan fisioterapi. Penyebabnya antara lain: herniasi diskus, scatia, gangguan penurunan fungsi tulang. b. Nyeri leher.

7 Nyeri leher yang terjadi dapat berupa whisplash atau syaraf terjepit di tulang leher dapat menyebabkan nyeri leher, contoh Hernia Nukleus Pulposus. c. Nyeri lutut. Nyeri lutut yang terjadi antara lain berupa cedera pada anterior cruciate ligamen (ACL) yang merupakan cedera lutut pada olahraga yang paling seringterjadi. Cedera pada menisci (cartilage pads) juga sering terjadi. d. Radang Sendi (Arthritis) Radang sendi (arthritis) yang sering terjadi meliputi osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. Kondisi ini sering terjadi di tangan, jari, lutut, dan pinggang. e. Nyeri bahu. Nyeri bahu yang sering terjadi antara lain meliputi bahu membeku (frozen shoulder) adalah istilah yang digunakan untuk mengambarkan kaku sendi bahuyang berakibat berkurangnya keleluasaaan gerak dari bahu tersebut. f. Tendinitis (Radang tendon). Penyebab yang umum terjadi pada tendinitis adalah penggunaan yang berlebihan. Daerah yang sering mengalami bursitis adalah tangan, siku, dan lutut. g. Nyeri siku Nyeri siku yang sering terjadi disebabkan oleh tendinitis. Bentuk nyeri siku dapat berupa sebagai tennis elbow (lateral epicondylitis) ketika terjadi cedera pada tendon bagian luar dan golfer elbow (medial epicondylitis) ketika terdapatcedera pada tendon bagian dalam. h. Bursitis (Radang Bursa) Bursa merupakan cairan antara tendon dan tulang yang memiliki fungsi sebagai pelapis untuk merngurangi gesekan antara jaringan yang ada di dalam tubuh. Terdapat 160 bursa di dalam tubuh, letaknya terdapat pada sekitar lengan,siku, punggung dan lutut. Biasanya bursitis terletak di lengan. i. Complex regional pain syndrome Merupakan kondisi kronis yang bisa terjadi setelah cedera pada lengan atau kaki. Hal ini sering digambarkan sebagai sensasi seperti terbakar yang kadang melebihi rasa nyeri pada saat pertama kali timbul cedera. j. Myofascial pain syndrome (MPS). MPS merupakan sebuah kondisi kronis yang berefek pada fascia (jaringan penghubung yang melindungi otot), bisa berupa otot atau kumpulan otot. Hal ini bias disebabkan oleh adanya cedera atau tarikan yang berlebihan pada beberapa daerah di sekitar tubuh. k. Gangguan sendi temporomandibular (sendi rahang). Sendi temporomandibular menghubungkan rahang bawah dengan tengkorak. Sendi ini lebih banyak digunakan daripada sendi yang lainnya pada tubuh sehingga sering mengalami gangguan.

8 MANFAAT DAN RESIKO FISIOTERAPI Beberapa manfaat fisioterapi meliputi: 1. Penderita dapat mengerti aspek-aspek gangguan yang dialaminya secara lebih menyeluruh. 2. Penderita dapat mempelajari dan mengikuti teknik fisioterapi yang dilakukan untuk kemudian secara mandiri dapat mengikutinya secara mandiri. 3. Rasa nyeri dapat berkurang. 4. Meningkatkan jangkauan gerak, kekuatan, kontrol, fleksibilitas serta ketahanan otot. 5. Penderita dapat belajar untuk mencegah terjadinya cedera lanjut.. e. TRAKSI CERVICAL Traksi cervical adalah suatu metode pengobatan fisioterapi dengan menggunakan suatu tehnik penarikan collumna vertebralis untuk daerah cervical. Type : - Static atau konstan : Diterapkan pada kondisi penekanan syaraf akut - Intermittent : Diterapkan pada kondisi penekanan syaraf kronik Indikasi : a. Penekanan pada akar syaraf spinal seperti pada kasus : HNP, spondylosis b. Hipomobilitas pada sendi atau proses degenerasi c. Nyeri sendi yang disebabkan adanya gangguan pada vase joint d. Spasme otot e. Meniscoid blocking f. Nyeri disckogenik Kontra Indikasi : a. Akut strain, sprain dan kondisi peradangan atau beberapa kondisi apabila diberikan traksi nyeri meningkat b. Spinal hipermobility c. RA d. Spinal malignancy, osteoporosis, tumor atau infeksi e. Hipertensi yang tidak terkontrol, aortic aneurysm dan penyakit cardovaskuler f. Beberapa kondisi spinal atau proses penyakit yang dengan gerakan merupakan kontra indikasi seperti : fraktur f. TRAKSI LUMBAL Traksi Lumbal adalah suatu metode pengobatan fisioterapi dengan menggunakan suatu tehnik penarikan untuk daerah lumbal

9 Type : 1. Statik atau konstan : Diterapkan pada kondisi penekanan syaraf akut 2. Intermittent : Diterapkan pada kondisi penekanan syaraf kronik Indikasi : 1. Penekanan radix nervus spinalis lumbalis 2. Proses degenerasi discus intervertebralis lumbalis. 3. Proses calsificasi tendon, otot, ligamentum dan discus intervertebralis lumbalis 4. Dislokasi ringan vertebrae lumbalis 5. Pembengkokan struktur vertebrae Kontra Indikasi 1. Proses degeratif aktif yang melibatkan medula spinalis 2. Proses porose vertebrae dan costae, spinabifida occulta, hemi vertebrae 3. Gangguan sistem vascularisasi intervertebrae lumbalis 4. Infeksi akut dan kronik vertebrae, ligamentum, otot dan syaraf. 5. Nyeri akut lokasi vertebrae lumbalis 6. Tanda-tanda keganasan masing-masing lokasi vertebrae. 7. Strain, sprain otot, tendon, ligamentum dan fractur vertebrae lumbalis. 8. Kehamilan melibihi 4 bulan 9. Gangguan sistem traktus urinarius g. PARAFIN BATH / WAX BATH Parafin bath/wax bath adalah suatu pengobatan dengan menggunakan farafin.yang telah dicairkan Indikasi : 1. Skin contractur 2. Stiff Joint 3. Penyakit degenerasi sendi dengan inflamasi akut dari nodus heberden s 4. Scleroderma 5. Stadium awal dupuytren contracture 6. Post trauma tangan dengan skin contractur 7. Rheumatoid arthritis jari-jari. Kontra Indikasi : 1. Luka terbuka 2. Penyakit kulit menular 3. Penyakit kulit tidak menular 4. Trauma tangan yang parah (Multilating injuries) 5. Gangguan sensasi kulit (relatif) 6. Anggota yang menggunakan internal fixasi (relatif) FISIOTERAPI PENYAKIT I. SPONDYLOSIS DEF / SPONDYLOARTHROSIS CERVICALIS (S.A.C)

10 Prosedur Indikasi : - Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Spondyloarthrosis cervicalis - Intervensi fisioterapi pada Spondyloarthrosis cervicalis Kontra indikasi : - Fraktur - Neoplasma - Osteoporosis - Ankylosing spondylitis - TBC tulang - Acute disc dysfunction/acute radicular Diagnosis - Nyeri pseudo radikuler cercical menyebar ke interscapular/lengan disebabkan karena cervical spondyloarthrosis (disertai capsular patern). Rencana tindakan - Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi dan hasil yang diharapkan - Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi fisioterapi - Perencananaan intervensi secara bertahap Intervensi - US atau SWD atau MWD - Cervical traction posisi fleksi beban 20-33% BB menit - Cervical collar soft atau semi rigid untuk actualitas tinggi - Latihan stabilisasi aktif diberikan pada posisi cervical tegak - Proper neck mechanic pada posisi cervical tegak Evaluasi - Nyeri, dan ROM. II. LUMBAR DISC BULGING/HNP Prosedur Indikasi: - Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Lumbar disc bulging/hnp - Intervensi fisioterapi pada Lumbar disc bulging/hnp Kontra indikasi : - Fraktur - Lysthesis - Neoplasma - Osteoporosis - Ankylosing spondylitis - TBC tulang226 Asesmen fisioterapi : a. Anamnesis: - Nyeri jenis ngilu/pegal pada Lumbar spine menyebar samapi ke kaki - Paresthesia hingga kekaki pada area dermatome L5-S1 - Posisi duduk lama, jongkok; gerak fleksi lumbale meningkatkan nyeri dan paresthesia

11 b. Inspeksi: - Posisi lumbale scoliosis Tes cepat: - Gerak fleksi lumbale nyeri dan paresthesia pada tungkai-kaki Tes gerak aktif: - Gerak fleksi lumbale nyeri dan paresthesia hingga tungkai belakangkaki - Gerak lain kadang positif Tes gerak pasif: - Nyeri dan terbatas dengan springy end feel pada gerak fleksi lumbale. - Gerak ekstensi lumbale terasa nyaman - Gerak lain kadang nyeri Tes gerak isometric - Kadang ekstensi ibu jari kaki lemah. Tes khusus - Palpasi teraba otot para vertebrale spasm - Lasegue sign positif, bragard test positif - Compression test posisi fleksi nyeri dan paresthesia hingga kaki - Traction test posisi ekstensi keluhan berkurang - Tes sensasi dijumpai hypoaesthesia/paresthesia area dermatome tertentu. Diagnosis - Nyeri radikuler cercical disertai paresthesia lengan disebabkan karena disc bulging/ HNP lumbale segment III. OSTEOARTHROSIS Kebijakan Indikasi : - Asesmen fisioterapi dan temuannya pd kasus Osteoarthrosis Hip joint - Intervensi fisioterapi pada Osteoarthrosis Hip joint Kontra indikasi : - Fraktur - Dislocation - Neoplasma - Osteoporosis Anamnesis : - Nyeri jenis ngilu/pegal pada hip joint - Morning sickness dan start pain - Gerak terbatas dan crepitasi Tes cepat - Nyeri dan terbatas pada semua arah gerakan hip joint Tes gerak aktif - Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak hip joint Tes gerak pasif

12 - Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak hip joint - internal rotasi, adduksi, fleksi hip joint, firm end feel. Tes gerak isometric - Tidak ditemukan gangguan khas Tes khusus - JPM test internal rotasi, adduksi, fleksi hip joint, firm end feel. Pemeriksaan lain - X ray: penyempitan sela sendi; penebalan tulang subchondrale; osteophyte. Diagnosis - Capsular pattern hip joint secondary to Osteoarthrosis Hip joint Rencana tindakan - Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi dan hasil yang diharapkan - Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi fisioterapi - Perencananaan intervensi secara bertahap IV. OSTEOARTHROSIS TIBIOFEMORAL JOINT Kebijakan Indikasi : - Asesmen fisioterapi dan temuannya pada kasus Osteroarthrosis tibiofemoral joint - Intervensi fisioterapi pada Osteroarthrosis tibiofemoral joint Kontra indikasi : - Fraktur - Dislocation - Neoplasma - Osteoporosis Asesmen fisioterapi Anamnesis - Nyeri jenis ngilu/pegal pada Tibio femoral joint - Morning sickness dan start pain - Gerak terbatas dan crepitasi Tes cepat - Nyeri dan terbatas pada fleksi, ekstensi tibio femoral joint Tes gerak aktif - Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada tibio femoral joint Tes gerak pasif - Nyeri dan terbatas dengan crepitasi pada gerak tibio femoral joint - Fleksi, ekstensi, tibio femoral joint, firm end feel. Tes gerak isometric - Tidak ditemukan gangguan khas Tes khusus - JPM test fleksi, ekstensi tibio femoral joint, firm end feel. - Patello femoral test - Ballotement test

13 - Fluktuation test Diagnosis - Capsular pattern tibio femoral joint secondary to Osteoarthrosis tibio femoral joint - Nyeri gerak tibio femoral joint Rencana tindakan - Penjelasan tentang patologi, diagnosis, target, tujuan, rencana intervensi dan hasil yang diharapkan - Persetujuan pasien terhadap target, tujuan dan tindkan intervensi fisioterapi - Perencananaan intervensi secara bertahap V. LOW BACK PAIN Tujuan Tatalaksana Mengurangi nyeri Meningkatkan kekuatan otot trunkus dan panggul Meningkatkan stabilitas lumbal Mengurangi spasme otot lumbal Tatalaksana Program Manajemen Konservatif Nyeri Punggung Bawah Edukasi pasien, konseling fisik, okupasi, vokasional, psikososial Terapi obat : Parasetamol, OAINS, Muscle relaxant dan antidepresan Terapi suntikan : 1% xylocaine, kortikosteroid trigger point injection Modalitas fisik : cold packs (48jam pertama), hot packs, ultrasound, TENS, Orthosis : LSO bila perlu Aktifitas fisik terkontrol Tirah baring lama Terapi latihan : - Peregangan lumbal dan panggul + ROM exercise (+hot/cold modalities) - Penguatan ekstensor trunkus + panggul - Latihan stabilitas lumbal Okupasi : Body mechanics dan posture training Manual medicine : manipulasi untuk mengurangi spasme VI. TENSION TYPE HEADACHE Merupakan suatu tipe sakit kepala yang bersifat bilateral, intensitasnya sedang / moderat. Dirasakan seperti sensasi tertekan atau diremas yang tidak dipengaruhi oleh aktivitas. Berlangsung bervariasi antara 30 menit sampai 7 hari. Pemeriksaan Fisik Pasien yang mengalami TTH terlihat tidak nyaman tetapi secara keseluruhan tidak mengganggu kapasitas fungsional Keterbatasan Fungsional Keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari karena nyeri Tujuan tatalaksana

14 Mengurangi nyeri Tatalaksana Modifikasi gaya hidup,termasuk tidur teratur dan cukup Terapi nonfarmakologis, termasuk biofeedback (suhu atau EMG). Terapi fisik yang terfokus, peregangan, penguatan, dan pengembangan program latihan daripada modalitas pasif Terapi akut terdiri dari obat-obatan NSAID dan kombinasi Isomepthene (midrin). Sedatif potensial, opioid atau komponen yang mengandung barbiturate harus dihindari. Terapi profilaksis, terdiri dari obat-obatan NSAID, antidepresan trisiklik dan sodium valproat Efek samping Komplikasi yang mungkin adalah reaksi alergi terhadap obat-obatan VII OSTEOARTHRITIS LUTUT Rehabilitasi - Latihan penguatan statis atau dinamis dapat mempertahankan atau meningkatkan kekuatan sendi periartikuler sehingga memperbaiki atau mencegah kelainan biomekanik dan kontribusinya dalam disfungsi dan degenerasi sendi - Latihan aerobic dapat mengurangi rasa sakit dan nyeri sendi dan menigkatkan status fungsional, kapasitas pernafasan, meningkatkan toleransi aktivitas, ambang rasa sakit, dan dapat memiliki nilai positif pada suasana hati dan motivasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan lainnya - Transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS) untuk nyeri - Tongkat atau walker, dapat mengurangi beban pinggul atau lutut, sehingga mengurangi rasa sakit dan mencegah jatuh - Penggunaan knee brace pada osteoarthritis lutut unikompartemental untuk meningkatkan fungsi dengan mengurangi gejala-gejala pasien - Pengurangan berat badan secara nonfarmakologik dengan restriksi intake kalori dan lemak serta peningkatan aktivitas fisik VIII OSTEOARTHRITIS PADA GERIATRI Osteoarthritis (OA) merupakan bentuk arthritis kronik yang paling sering terjadi dan ditandai dengan adanya degenerasi cartilage artikuler dimana semua komponen cartilage hancur. Osteoartritis merupakan penyakit degenerative sendi yang dapat menyebabkan disabilitas kronik. Saat ini, osteoarthritis umum terjadi pada pasien usia lanjut di atas 65 tahun. OA melibatkan semua struktur pada sendi, paling sering terlibat adalah tulang subkondral, cairan sinovium, dan membrane sinovium. Selain itu OA ditandai dengan terjadinya perubahan tulang hipertrofik, osteofit, remodeling tulang subkondral, dan pada kebanyakan kasus, inflamasi kronik dari membransinovium. Sendi yang terlibat biasanya sendi-sendi penopang berat badan, seperti tulangpanggul, lutut, sendi-sendi interfalangdistal dan proksimal, dan persendian pada tulang belakang. OA diklasifikasikan menjadi OA primer dan sekunder. OA primer umumnya tidak memiliki etiologi yang jelas dan biasanya berhubungan dengan usia dan faktor mekanik dimana terjadi stress mekanikal pada sendi normal, gejala dapat local atau sistemik. OA sekunder memiliki penyebab yang

15 dapat diketahui, seperti trauma inflamasi, metabolic, developmental atau penyakit jaringan ikat. Faktor risiko meliputi usia lanjut, obesitas, densitas tulang, dan faktor genetic. Manifestasi Klinis Gejala pada sendi yang dirasakan dapat berupa : Nyeri Kekakuan di pagi hari kurang dari 50 menit Berkurangnya lingkup gerak sendi Bengkak Gejala ini dapat diperberat dengan aktifitas dan berkurang dengan istirahat. Jika nyeri terjadi saat istirahat atau di malam hari, kemungkinan osteoarthritis sudah menjadi berat atau sebagai penanda adanya penyakit lain. Gejala Penyerta lain berupa : krepitasi data digerakkan bengkak akibat deformitas tulang (seperti osteofit) atau akumulasi cairan synovial tanda dan gejala sistemik sendi tiba-tiba tidak dapt digerakkan (locking) spasme pada otot periartrikular fatigue nyeri otot lain dari sistemik musculoskeletal oleh karena penggunaan gerak otot alternative Tatalaksana : Farmakologi - Asetaminofen - Obat-obat NSAID Obat lain dapat : - NSAID topical - Kondroitin dan glukosamin Rehabilitasi Rehabilitasi pada pasien geriatric dengan OA merupakan upaya dalam megembalikan dan mengoptimalkan fungsi yang tersisa untuk dapat mengurangi keterbatasan fungsional yang disebabkan oleh OA. Keterbatasan fungsional tersebut dapat meliputi : kesulitan dan melambatnya kecepatan berjalan, kesulitan dalam menaiki tangga, transfer, menggunakan kamar mandi, mengenakan sepatu, dan lain-lain terkait dengan mobilisasi Pendekatan rehabilitative yang komprehensiv menekankan pada : Tindakan preventive dan tatalaksana nyeri serta disabilitas melalui konseling Edukasi Amjuran penurunan berat badan Latihan

16 Penggunaan alat bantu Modalitas superficial (terapi panas dan dingin) Referensi Dasar-dasar Fisioterapi pada Cedera Olahraga. Dr. Novita Intan Arovah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Setiap orang mendambakan bebas dari penyakit, baik fisik maupun mental serta terhindar dari kecacatan. Sehat bukan suatu keadaan yang sifatnya statis tapi merupakan

Lebih terperinci

MEKANICAL CERVICAL & LUMBAR TRACTION. Oleh: Sugijanto

MEKANICAL CERVICAL & LUMBAR TRACTION. Oleh: Sugijanto MEKANICAL CERVICAL & LUMBAR TRACTION Oleh: Sugijanto Pengertian Traksi: proses menarik utk meregangkan jarak antar suatu bagian. Traksi spinal: tarikan utk meregangkan jarak antar vertebra. Traksi Non

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Nasional adalah pembangunan yang meliputi segala aspek kehidupan termasuk salah satunya bidang kesehatan. Pembangunan di bidang kesehatan, pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Myalgia cervical atau sering dikenal dengan nyeri otot leher adalah suatu kondisi kronis dimana otot mengalami ketegangan atau terdapat kelainan struktural tulang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menuju Indonesia Sehat 2010 merupakan program pemerintah dalam mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai macam kondisi yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang amat penting dalam melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas dari penyakit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Sehat pada dasarnya merupakan dambaan atau kebutuhan setiap orang sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan mengusahakan dirinya untuk kesembuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kesehatan saat ini merupakan hal yang sangat penting dikarenakan meningkatnya jumlah pasien di rumah sakit dan meningkat juga pengguna jasa asuransi kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan pembangunan dan pengetahuan serta teknologi memberikan dampak bagi segala bidang, khususnya dalam bidang ilmu kesehatan dan informasi. Meningkatnya ilmu pengetahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era yang lebih maju dan berkembang disertai dengan peningkatan teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan perilaku hidup, hal ini mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan yang semakin meningkat otomatis disertai dengan peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat erat hubungannya dengan gerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni salah

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dibentuk oleh struktur tulang belakang yang sangat kuat dimana berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup sehat adalah harapan setiap individu baik sehat fisik maupun psikis. Namun harapan tersebut kadang bertentangan dengan keadaan di masyarakat, dimana dijumpai

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG Karya Tulis Ilmiah Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di era yang serba modern seperti sekarang ini maka mudah sekali untuk mendapatkan semua informasi baik dalam bidang teknologi, bisnis, serta bidang kesehatan. Setiap

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan informasi yang berkembang pesat sekarang ini ternyata membawa dampak positif, namun juga membawa dampak negatif bagi manusia. Lama dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu keadaan bebas dari penyakit, baik penyakit fisik maupun penyakit mental dan juga bebas dari kecacatan, sehingga keadaan tubuh secara biologis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada

PENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mempunyai peranan penting dalam pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Glenohumeral joint merupakan sendi joint yang paling luas gerakannya di tubuh kita. Glenohumeral joint termasuk sendi peluru dengan mangkok sendi yang sangat dangkal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan pembangunan dan teknologi memberikan dampak bagi segala bidang pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari penyakit

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan bertambahnya usia menyebabkan penurunan fungsi tubuh termasuk sistim Musculuskeletal, diantaranya anggota gerak bawah yang sangat berperan penting sebagai penopang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif kronik non inflamasi yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Penyakit ini bersifat progresif lambat,

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH MEKANIK SKRIPSI DISUSUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Peran fisioterapi memberikan layanan kepada individu atau kelompok individu untuk memperbaiki, mengembangkan, dan memelihara gerak dan kemampuan fungsi yang maksimal

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri menurut International Association For Study Of Pain / IASP yang dikutuip oleh Kuntono, 2011 adalah suatu pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas sehari-hari tidak jarang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat melakukan aktivitas olahraga, mengangkat barang, mencuci, ataupun aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perkembangan jaman sekarang ini, kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupannya manusia memiliki banyak aktivitas untuk dilakukan baik itu rutin maupun tidak rutin. Ada berbagai macam aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui. dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui. dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa mengenal perbedaan umur, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri punggung merupakan keluhan yang sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Diperkirakan hampir semua orang pernah mengalami nyeri punggung semasa hidupnya. Nyeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas adalah berjalan. Untuk dapat menghasilkan mekanisme pola berjalan yang harmonis, maka kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia melakukan aktifitasnya tidak pernah lepas dari proses gerak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi tangan dan jari dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik dalam aktifitas kerja, vokasi, olahraga maupun kegiatan hobi dan rekreasi sangatlah penting.

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN Disusun Oleh : KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial serta tidak hanya bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial serta tidak hanya bebas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (Word Health Organization), sehat adalah Suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari kecacatan sehingga untuk dapat melakukan aktivitas dalam

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari kecacatan sehingga untuk dapat melakukan aktivitas dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan setiap makhluk Tuhan yang ada di dunia ini terutama manusia. Bagi manusia kesehatan mencakup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang kehidupan manusia. Baik dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, sosial budaya, ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,

BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Frozen shoulder merupakan suatu istilah untuk semua gangguan pada sendi bahu. Dengan karakteristik nyeri dan keterbatasan gerak, penyebabnya ideopatik yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan keberhasilan pemerintah Indonesia dalam pembanguan nasional, telah di wujudkan dengan hasil yang positif dalam berbagai bidang, seperti adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya penggunaan komputer atau laptop di kalangan anak sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya penggunaan komputer atau laptop di kalangan anak sekolah, 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi pada era globalisasi saat ini sangat berkembang pesat dan membawa dampak besar terhadap gaya hidup manusia. Salah satunya adalah semakin banyaknya

Lebih terperinci

Kiat-Kiat Menjaga Kesehatan Sendi Lutut. Fanny Aliwarga Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

Kiat-Kiat Menjaga Kesehatan Sendi Lutut. Fanny Aliwarga Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Kiat-Kiat Menjaga Kesehatan Sendi Lutut Fanny Aliwarga Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi OSTEOARTRITIS Penyakit sendi paling banyak Sendi yang menopang berat badan (weight bearing) lutut, panggul,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera ligamen kolateral medial sendi lutut merupakan salah satu gangguan yang dapat menyebabkan gangguan mobilitas dan fungsional, sehingga menghambat aktivitas

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL Oleh: SURATMAN NIM.J.100.050.005 Diajukan guna untuk melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Punggung merupakan salah satu dari bagian tubuh manusia yang sering digunakan untuk beraktifitas. Banyak aktifitas yang melibatkan pergerakan punggung antara lain aktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan manifestasi keadaan patologik yang dialami oleh jaringan atau alat tubuh yang merupakan bagian pinggang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini semua proses pekerjaan tidak terlepas dari posisi duduk, mulai dari orang kecil seperti murid sekolah sampai orang dewasa dengan pekerjaan yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri pinggang bawah atau low back pain merupakan rasa nyeri, ngilu, pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah diagnosis tapi hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring perkembangan jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup bahasan tentang berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti HNP, spondyloarthrosis, disc migration maupun patologi fungsional

BAB I PENDAHULUAN. seperti HNP, spondyloarthrosis, disc migration maupun patologi fungsional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vertebra memiliki struktur anatomi paling kompleks dan memiliki peranan yang sangat penting bagi fungsi dan gerak tubuh. Patologi morfologi seperti HNP, spondyloarthrosis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, tingkat aktivitas masyarakat Indonesia semakin tinggi. Hal ini disebabkan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah suatu keadaan bebas dari penyakit baik penyakit fisik maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah merupakan keadaan statis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun negatif. Seiring dengan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung dan tidak langsung, kesehatan masyarakat juga perlu. With Low Back Pain : A Randomized Controllled Trial Bukti juga

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung dan tidak langsung, kesehatan masyarakat juga perlu. With Low Back Pain : A Randomized Controllled Trial Bukti juga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan dalam bekerja sangat penting bagi masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA Disusun oleh : WURI RAHMAWATI NIM : J100 070 O26 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Spine merupakan tulang penopang tubuh yang tersusun atas cervical

BAB I PENDAHULUAN. Spine merupakan tulang penopang tubuh yang tersusun atas cervical 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Spine merupakan tulang penopang tubuh yang tersusun atas cervical spine, thoracic spine dan lumbal spine. Lumbal spine merupakan area yang paling mobile diantara bagian-bagian

Lebih terperinci

BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN

BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN DI BALAI KESEHATAN KARYAWAN ROKOK KUDUS Oleh : KUSWARDANI J 110 070 061 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Frozen shoulder biasanya terjadi pada dekade kelima atau keenam, jarang dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai pada wanita

Lebih terperinci

REHABILITASI PADA NYERI PUNGGUNG BAWAH. Oleh: dr. Hamidah Fadhil SpKFR RSU Kab. Tangerang

REHABILITASI PADA NYERI PUNGGUNG BAWAH. Oleh: dr. Hamidah Fadhil SpKFR RSU Kab. Tangerang REHABILITASI PADA NYERI PUNGGUNG BAWAH Oleh: dr. Hamidah Fadhil SpKFR RSU Kab. Tangerang SKDI 2012 : LBP Tingkat kompetensi : 3A Lulusan dokter mampu : Membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Olahraga, baik yang bersifat olahraga prestasi maupun rekreasi merupakan aktivitas yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik maupun mental. Akan tetapi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (UU RI, NO 36 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (UU RI, NO 36 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. vertebralis servikal dan lumbal merupakan sendi yang paling banyak

BAB I P E N D A H U L U A N. vertebralis servikal dan lumbal merupakan sendi yang paling banyak BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar belakang Sendi ekstremitas bawah, sendi panggul dan sendi lutut, juga kolumna vertebralis servikal dan lumbal merupakan sendi yang paling banyak gerakannya dan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Republik Indonesia menetapkan kebijakan nasional mengenai pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia sehat 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang menghubungkan seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh, merasakan, memanipulasi, dan mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru. (Millson, 2008). Sedangkan menurut pendapat Departement of Trade and

BAB I PENDAHULUAN. baru. (Millson, 2008). Sedangkan menurut pendapat Departement of Trade and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Inovasi adalah perbuatan mengenalkan sesuatu yang baru dengan cara yang baru. (Millson, 2008). Sedangkan menurut pendapat Departement of Trade and Industry,

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL Disusun oleh : HENDRO HARNOTO J110070059 Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS: PENATALAKSANAAN LOW BACK PAIN e.c SPONDYLOSIS LUMBALIS DENGAN SWD DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE

LAPORAN KASUS: PENATALAKSANAAN LOW BACK PAIN e.c SPONDYLOSIS LUMBALIS DENGAN SWD DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE LABORATORIUM ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI RSSA LAPORAN KASUS: PENATALAKSANAAN LOW BACK PAIN e.c SPONDYLOSIS LUMBALIS DENGAN SWD DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE KALAICHELVI REGUNATHAN 0710714014

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Oleh: MIFTAH RIZKY ARDHIANI J 100 050 014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION ( TENS ) PULSE BURST DAN ARUS TRABERT DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK DI LUTUT PADA USIA LANJUT SKRIPSI Disusun Oleh: WIWIK WIDIYASARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan untuk mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MENGGUNAKAN SHORT WAVE DIATHERMY (SWD) DAN TERAPI MANIPULASI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SARDJITO YOGYAKARTA Oleh: NURUL SAKINAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum dan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang paling sering ditemui, yang ditandai dengan kerusakan kartilago dan penyempitan celah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa BAB I PENDAHULUAN Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

Lebih terperinci

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER CAPSULITIS ADHESIVE SINISTRA DENGAN MENGGUNAKAN MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI MANIPULASI Oleh: ARIF FI AM J 100 050 020 KARYA TULIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur harapan hidup ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang.

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan manifestasi keadaan patologik yang dialami oleh jaringan atau alat tubuh yang merupakan bagian pinggang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang, arthro yang berarti sendi dan itis yang berarti inflamasi. Osteoarthritis tergolong penyakit

Lebih terperinci

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disabilitas (ketidakmampuan) baik secara langsung ataupun tidak dapat mempengaruhi kehidupan setiap orang. Adanya nyeri pada lutut yang disebabkan oleh osteoarthtritis

Lebih terperinci

CASE REPORT SESSION LOW BACK PAIN OLEH : Dani Ferdian Nur Hamizah Nasaruddin PRESEPTOR: Tri Damiati Pandji,dr.,Sp.

CASE REPORT SESSION LOW BACK PAIN OLEH : Dani Ferdian Nur Hamizah Nasaruddin PRESEPTOR: Tri Damiati Pandji,dr.,Sp. CASE REPORT SESSION LOW BACK PAIN OLEH : Dani Ferdian 130112110127 Nur Hamizah Nasaruddin 130110082001 PRESEPTOR: Tri Damiati Pandji,dr.,Sp.KFR (K) BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI RSUP DR.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR...i. SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN INDONESIA... ii. SAMBUTAN KETUA UMUM IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA...

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR...i. SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN INDONESIA... ii. SAMBUTAN KETUA UMUM IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.........i SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN INDONESIA... ii SAMBUTAN KETUA UMUM IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA...iii DAFTAR ISI......iv BAB I. PENDAHULUAN... 1 BAB II. PROSEDUR

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK SKRIPSI DISUSUN SEBAGAI PERSYARATAN DALAM MERAIH GELAR SARJANA SAINS TERAPAN FISIOTERAPI Disusun Oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, 2010 Penulis

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, 2010 Penulis i KATA PENGANTAR Olahraga baik yang bersifat olahraga prestasi maupun rekreasi merupakan aktivitas yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik maupun mental. Walaupun demikian olahraga pun dapat

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA Oleh: FITRIA ENDAH WIDYASTUTI J 100 050 022 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, manusia dituntut untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup manusia atau seseorang berarti secara otomatis berdampak pula

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup manusia atau seseorang berarti secara otomatis berdampak pula BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada perbaikan tingkat harapan hidup manusia. Dengan bertambahnya tingkat harapan hidup manusia atau seseorang

Lebih terperinci

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY Pendahuluan Or senam dimasyarakat sdh banyak dikenal, bhw OR senam terdiri dari senam ritmis, gymnastic, dan sport

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk itu peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam rangka menciptakan. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk itu peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam rangka menciptakan. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari keseluruhan upaya kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan perilaku hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian yakni salah satunya bagian leher yang mempunyai peranan sangat

BAB I PENDAHULUAN. bagian yakni salah satunya bagian leher yang mempunyai peranan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dibentuk oleh struktur tulang belakang yang sangat kuat dimana berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri pinggang dilaporkan terjadi setidaknya 1 kali dalam 85% populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia 30-50 tahun.setiap tahun prevalensi nyeri pinggang

Lebih terperinci

OSTEOARTHRITIS GENU. 1. Definisi

OSTEOARTHRITIS GENU. 1. Definisi OSTEOARTHRITIS GENU 1. Definisi Osteoarthritis (OA) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang sendi berupa disintegritas dan perlunakan progesif, diikuti penambahan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional. BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, demi terwujudnya kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. gerakannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan aktifitas atau

BAB l PENDAHULUAN. gerakannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan aktifitas atau BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggota gerak atas merupakan anggota gerak tubuh yang paling luas gerakannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan aktifitas atau pekerjaannnya manusia sangat

Lebih terperinci

OSTEOARTHRITIS GENU (http://www.diskdr-online.com/news/5/osteoarthritis-genu)

OSTEOARTHRITIS GENU (http://www.diskdr-online.com/news/5/osteoarthritis-genu) OSTEOARTHRITIS GENU (http://www.diskdr-online.com/news/5/osteoarthritis-genu) Definisi Osteoarthritis genu adalah suatu penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi lutut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perlu mendapat perhatian adalah masalah kesehatan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dan perlu mendapat perhatian adalah masalah kesehatan. Pembangunan 15 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pembangunan memiliki beberapa bidang sasaran, salah satu yang penting dan perlu mendapat perhatian adalah masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai

Lebih terperinci

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut

Lebih terperinci