Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2015, Volume 10 Nomor 2, ( )
|
|
- Yanti Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERAN GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : Andi Riswandi Buana Putra * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa di SMP Muhammadiyah Palangkaraya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dan objek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling dan siswa. Insrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa siswa tidak dapat menyesuaikan diri di kelas sering ribut, suka mengganggu teman pada saat mengikuti proses pembelajaran, dan upaya guru bimbingan konseling dalam menangani siswa yang tidak dapat menyesuikan diri dikelas yaitu dengan memberi teguran, bimbingan secara terus menerus kepada siswa tersebut. Kata Kunci : Peran Guru BK, Layanan Bimbingan Kelompok dan Penyesuaian Diri PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu proses pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia. Pendidikan ini berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikkan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu, serta bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Namun pada kenyataannya tidak semua siswa bisa menjadi pribadi yang diinginkan, di karenakan banyak permasalahan yang di jumpai para siswa di masa perkembangannya, salah satu masalah siswa adalah maslah penyesuaian diri. Masalah penyesuaian diri siswa yang cendrung negatif saat ini menjadi topik pembicaraan oleh semua pihak baik mulai dari kalangan atas dan bawah, baik dilingkungan pendidikan. Prilaku susah penyesuaian diri biasanya muncul ketika reamjaa mulai masuk jenjang yang baru, baik sekolah lanjutan pertama atau sekolah lanjutan atas, mereka akan mengalami penyesuain diri dengan teman-teman mata pelajaran dan lingkungan, sebagai akibatnya antara lain prestasi belajarnya menurun dibandingkan dengan presestasi di sekolah sebelumnya. Tidak jarang terjadi anak tidak mau sekolah, tidak mau belajar, suka membolos dan sebagainya karena dia dipaksa oleh orang tuanya untuk masuk sekolah yang diinginkanya anak mencari identitas dirinyayang sedang menggalami perkembanggan dan pertumbuhan pisik maupunmental yang belum stabil dan matang kadaan fisik dan mental yang belum stabil inilah membuat anak sering melakukan penyimpangan-penyimpangan tingkah laku. Dampak dari penyesuaian diri yang kurang tepat pada diri siswa amaka terjadi permasalahan di sekolah yaitu siswa terlibat perkelahian antar kelas, sering terlambat datang kesekolah, suka menggangu teman saat belajar, ribut disaat jam belajaran di * Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya 33
2 kelas, asik ngbrol saat guru menjelaskan, senang menjelek-jelekan temannya dihadapan orang banyak,sering melakukan tindakan/perbuatan yang menentang aturan sekolah, suka melampiaskan kemarahan kepada orang lain, sulit untuk diperintah, membela teman hanya untuk kepuasan, mudah terpengaruh oleh teman sekelas dalam hal yang bersifat negatif, sering memperlihatkan perilaku yang menjengkelkan, melawan perintah guru, menguji mental biar jadi orang yang ditakuti, balas dendam dan salah faham, tidak pernah mendapat prestasi selama mengikuti proses belajar mengajar. Penyesuaian diri siswa yang kurang dan cendrung negatif harus mendapat perhatian oleh pihak sekolah, untuk membantu siswa agar bisa melakukan penyesuaian diri dengan baik maka di perlukan bantuan khusus yang diberikan kepada siswa. Pihak sekolah yang bisa memberikan bantuan untuk siswa yang mengalami masalah penyesuaian diri yang rendah adalah guru BK. Salah satu layanan yang bisa di berikan guru BK untuk membantu siswa yang mengalami penyesuaian diri yang rendah adalah layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan fenomena yang terjadi di SMP Muhammadiyah Palangkaraya proses pelayanan bimbingan kelompok sangat diperlukan oleh siswa dalam meningkatkan penyesuaian diri. TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Guru Bimbingan dan Konseling Tugas guru bimbingan dan konseling /konselor terkait dengan pengembangan diri siswa yang sesuai dengan kebutuhan, potensi bakat, minat dan kepribadian siswa disekolah. Adapun tugas-tugas yang dimiliki oleh seorang guru bimbingan dan konseling atau konselor yang ditemukan oleh Salahudin (2010: 206 ) antara lain : 1. Mengadakan penelitian ataupun observasi terhadap situasi atau keadaan sekolah, baik mengenai peralatan, tenaga, penyelengara maupun aktivitas-aktivitas lainya. 2. Kegiatan penyusunan program dalam bidang bimbingan pribadi sosial, bimbingan belajar, bimbingan karirserta semua jenis layanan termasuk kegian pendukung yang dihargai sebanyak 12 jam. 3. Kegiatan melaksanakan dalam pelayanan bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 18 jam. 4. Kegiatan evalusai pelaksanaan layanan dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 6 jam. 5. Menyelengarakan bimbingan terhadap siswa, baik yang bersifat preventif, perservatif maupun yang bersisifat korektif atau kuratif. 6. Sebagaimana guru mata pelajaran, guru pembimbing atau konselor yang membimbing 150 orang siswa dihargai sebanyak 18 jam, sebaliknya dihargai sebagai bonus. Dapat disimpulkan bahwa peranan guru bimbingan dan konseling sangat diperlukan keberadaannya sebagai penunjang proses belejar dan termasuk penyesuaian diri siswa, tugas guru BK merupakan tugas yang sangat berat, oleh karena itu untuk melaksanakannya * Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya 34
3 diperlukan adanya sikap profesional dari guru BK. Tugas guru bimbingan dan konseling /konselor terkait dengan pengembangan diri siswa yang sesuai dengan kebutuhan, potensi bakat, minat dan kepribadian siswa disekolah. B. Bimbingan Kelompok Tohrin, (2011:172) layanan bimbingan kelompok secara umum bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi pesertalayanan, secara lebih khusus bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan,pikiran, persepsi, wawasan dan sikap, yang menunjang perwujudan tingkah lakuyang lebih efektif yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal para siswa. Sedangkan menurut Sardiman (dalam Nursalim dan Suradi, 2002:78) bimbingan kelompok digunakan untuk meningkatkan pengertian diri sendiri dan orang lain: 1. Supaya orang yang dilayani menjadi mampu mengatur kehidupan sendiri. 2. Membantu peserta menyadari kebutuhan dan masalahnya. 3. Bimbingan kelompok digunakan untuk meningkatkan pengertian diri sendiri dan orang lain. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diambil suatu kesimpulan yaitu bimbingan kelompok merupakan suatu jenis pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh seorang pembimbing kepada sekelompok siswa guna memecahkan permasalahan berhubungan dengan pendidikan, situasi sosial melalui bimbingan kelompok. C. Penyesuaian Diri Penyesuaian diri merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia, apalagi pada saat individu memasuki bangku sekolah permasalahan siswa baru saat memasuki masa sekolah berpariasi, mulai dari permasalahan yang sifatnya pribadi ataupun permasalahan relasi interpersonal. Seorang siswa baru harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, proses belajar, teman baru, atau aturan- aturan yang berlaku sampai pada masalah tempat tingggal atau dimana dia berada. Menurut Sunarto dan Hartono (2008: ) Penyesuian diri dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai berikut : 1. Penyesuian diri berarti adaptasi: dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa survive dan memperoleh kesehjahteraan jasmani dan rohaniah dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial. 2. Penyesuian diri dapat juga diartikan sebagai konformitas yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip. 3. Penyesuian dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemamapuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respons-respon sedemikian rupa, shingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan dan frustasi-frustasi secara efisien. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang adekuat/memenuhi syarat. 4. Penyesuaian dapat diartikan penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional * Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya 35
4 maksudnya ialah secara positif memiliki respon emosional yang tepat pada setiap situasi. Menurut Fitria, (20015:88) mengemukakan bahwa penyesuian diri adalah suatu proses yang alamiah dan juga dinamis untuk menjadikan prilaku untuk menjadikan perilaku individu sesuai dengan kondisi lingkungan. Sejalan dengan pebdapat fatimah tersebut siswa dapat diharuskan dapat menyesuiakan diri di lingkungan sekolah. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disumpulkan bahwa semua mahluk hidupsecara alami dibekali kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dengan cara menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan materi dan alam agar dapat bertahan hidup secara positif dan mandiri. Salah satu ciri-ciri siswa yang dapat menyesuiakan diri, memiliki nilai-nilai keluhuran seperti kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, empati, toleransi, kesabaran, kerendahan hati. Menurut Sunarto dan Hartono (2008: 224) tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri karena kadang-kadang ada rintanganrintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin di luar dirinya. Dalam hubungannya dengan rintangan-rintangan tersebut ada individu-individu yang dapat melakukan penyesuaian diri secara positif namun ada pula individuindividu yang melakukan penyesuaian diri yang salah. Rosidah (2013:240) juga mengemukakan beberapa kriteria penyesuaian diri yang baik yaitu sebagai berikut : 1. Penampilan nyata, artinya bila prilaku sosial indivi yang dinilai berdasarkan standar kelompoknya seperti memenuhi harapan kelompok maka akan dapat menjadi anggota yang diterima pada suatu kelompok. 2. Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok, Individu dapat menempatkan atau menyesuiakan dirinya dengan baik terhadap berbagai kelompok. 3. Memiliki sikap sosial, individu harus menunjukan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain, terhadap partisipan sosial dan terhadap perannya didalam kelompok sosial, bila igin dinilai sebagai orang yang dapat menyesuaiakn diri dengan baik secara sosial. 4. Adanya kepuasan pribadi, untuk dapat menyesuaiak diri dengan baik secara sosial,individu harus merasa puas terhadap kontak sosialnya dan terhadap peranannya dalam situasi sosial, baik sebagai pemimpin maupun sebagai anggota. Berdasarkan pendapat diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa berperan sebagai subjek atau individu yang perlu mendapat pengakuan dari lingkungan sesuaian dengan keberadaan individu itu sendiri sehingga dengan pengakuan tersebut seseorang siswa akan mengenal lingkungannya dan mampu menyesuaiakan diri secara positif dan mampu mempertanggung jawab perbuatannya pada lingkungan tersebut. * Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya 36
5 Menurut Sunarto dan Hartono (2008: ) penyesuaian diri secara positif sebagai berikut: 1. Tidak menunjukan adanya ketegangan emosional 2. Tidak menunjukan adanya mekanisme-mekanisme psikologis 3. Tidak menunjukan adanya frustasi pribadi 4. Melakukan pertimbngan rasional dan pengarahan diri 5. Mampu dalam belajar 6. Menghargai pengalaman 7. Bersikap realistik dan objektif Penyesuaian diri merupakan proses sepanjang hayat dan manusia terus menerus berupaya menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi yang sehat. Menurut Sunarto dan Hartono (2008: )Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian diri yang salah yaitu; reaksi bertahan, reaksi menyerang dan reaksi melarikan diri. 1. Reaksi bertahan. Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak menghadapi kegagalan. Individu selalu berusaha untuk menunjukan bahwa dirinya tidak mengalami kegaglan. Bentuk khusus reaksi ini antara lain: rasionalisasi, represi proyeksi dan sour grapes. 2. Reaksi menyerang. Orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah menunjukan tingkah laku yang bersifat menyerang untuk menutupi kegaglannya. Individu tidak mau menyadari kegagalannya. 3. Reaksi Melarikan diri. Dalam reaksi ini orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegaglannya. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang juga memiliki kesesuaian dengan fokus penelitian yang pada hakikatnya mencari tahu peran guru BK dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa. Berkaitan penelitian sebagai instrumen penelitian ini, maka Sugiyono (2013:306) menyatakan bahwa Peneliti kualitatip sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan pokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuanya. Untuk memperoleh data yang obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah diperlukan metode,yang mampu mengungkapkan data seperti melalui observasi,wawancara,dokumentasi,dan sebagainya tiap-tiap metode mempunyai kelebihan maupun kekurangan sehingga dalam pengumpulan data perlu dipilih metode yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan. Analisis data dalam penelitian ini, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data dalam penelitian ini meliputi reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini, dilakukan dengan cara Kredibilitas, Transferabilities, Dependabilitas, dan Konfirmabilitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Adanya siswa yang tidak percaya akan kemampuan dirinya pada saat proses pembelajaran terjadi di kelas, misalnya * Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya 37
6 takut bertanya karena malu di tertawakan oleh teman-temannya, takut menjawab pertanyaan guru karena takut salah, tidak mau maju kedepan kelas saat persentase berlangsung atau pembelajaran membuat Kepala sekolah, guru-guru dan guru BK untuk lebih mengawasi siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran di SMP Muhammadiyah Palangkaraya. Penyesuaian diri akan menjadi salah satu bekal penting dalam membantu siswa pada saat terjun dalam masyarakat luas. Penyesuaian diri juga merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa dan mental siswa. Banyak siswa yang tidak dapat mencapai kebahagiaan dalam hidupnya karena ketidak mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan lingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan dan masyarakat pada umumnya. Sehingga nantinya cenderung menjadi siswa yang rendah diri, tertutup, suka menyendiri, kurang adanya percaya diri serta merasa malu jika berada diantara orang lain atau situasi yang terasa asing baginya. Dalam kehidupan siswa, orangtua perlu mengembangkan rasa saling menyayangi, mencintai, melindungi dan memberikan perhatian penuh agar siswa merasa nyaman, aman dan dapat mengembangkan perilaku yang baik kepada orang lain. Upaya guru BK untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa yang tidak dapat menyesuaikan diri dalam belajar pada saat mengikuti proses pembelajaran yaitu dengan memberikan arahan dan bimbingan melalui bimbingan kelompok. Pemberian layanan bimbingan kelompok diharapkan tepat dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan penyesuaian diri siswa, karena dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, anggota kelompok akan bersama- sama menciptakan dinamika kelompok yang dapat dijadikan tempat untuk mengembangkan penyesuaian diri. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Guru BK membantu penyesuaian diri siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Guru BK berperan dalam memberikan layanan bimbingan kelompok pada siswa dengan cara memberikan motivasi kepada siswa. 2. Pentingnya pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah adalah salah satu untuk mengarahkan tingkah laku siswa, dengan cara menunjukan pada siswa hal-hal yang dilakukan tidak benar dan meminta pada mereka untuk melakukan kembali dengan benar. 3. Guru BK berperan sebagai motivator dan sebagai pembimbing dalam meningkatkan kemampuan penyesuaian diri siswa di kelas VII-A SMP Muhammadiyah Palangka Raya. DAFTAR PUSTAKA Fitria, Rini Hubungan Persepsi Siswa Tentang Budaya Sekolah dan Motivasi Belajar dengan Penyesuaian Diri Siswa. Jurnal Bimbingan dan Konseling. ISBN Nursalim Mochamad dan Suradi S.A Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya :Unesa University Press Surabaya. Nurihan, Achmad Jutika, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung. Alfabet. * Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya 38
7 Prayitno & Amti Dasar dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Rineka Cipta. Romlah, T Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang : PenerbitUniversitas Negeri Malang. Rosidah, A Efektivitas Teknik Permainan dalam Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa. Jurnal Bimbingan dan Konseling. ISSN Salahudin, Anas Bimbingan Dan Konseling. Bandung: CV Pustaka Setia. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sunarto, H dan Hartono, B. A Perkembangan Siswa. Jakarta: Rineka Cipta Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (BerbasisIntegrasi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persadap//Paramida * Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya 39
BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak menimbulkan perubahan dan perkembangan, sekaligus menjadi tantangan. Tantangan akibat
Lebih terperinciPERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK DI SMKN 2 PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK DI SMKN 2 PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Andi Riswandi Buana Putra Program Studi Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciPENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU (Studi Kasus di SMK Negeri 30 Jakarta)
58 Penyesuaian Sosial Siswa Tunarungu PENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU (Studi Kasus di SMK Negeri 30 Jakarta) Karina Ulfa Zetira 1 Dra. Atiek Sismiati Subagyo 2 Dr. Dede Rahmat Hidayat, M.Psi 3 Abstrak
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)
MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang lain pada manusia ternyata sudah muncul sejak ia lahir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemampuan seseorang mengungkapkan pendapat sangat berkaitan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan seseorang mengungkapkan pendapat sangat berkaitan dengan kepribadian individu, dimana kepribadian seseorang berhubungan dengan apa yang ditangkap/direspon
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak didik. Untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Tujuan dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara optimal dari anak didik. Dengan demikian setiap proses pendidikan harus diarahkan pada tercapainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya manusia di ciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan di kodratkan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individual memiliki unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1.Latar Belakang Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat dari sekolah bagi siswa ialah melatih kemampuan akademis siswa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi merupakan sesuatu yang didambakan oleh semua orang dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi merupakan sesuatu yang didambakan oleh semua orang dalam menjalani suatu aktifitas, tidak terkecuali di dunia pendidikan. Keadaan ini menjadikan para
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya. Siswa
Lebih terperinciSULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46)
SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46) http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/suluh PEMILIHAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PEMILIHAN JURUSAN PESERTA DIDIK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWAKELAS XI SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWAKELAS XI SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciPERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK DI MA
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK DI MA Fitri Hayati Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bengkulu, Jl. Bandara Fatmawati e-mail: fitri_hayati@gmail.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial, dimana manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Begitu juga dengan siswa di sekolah, siswa
Lebih terperinciKONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME
JURNAL KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME ( STUDI KASUS SISWA KELAS VII DI UPTD SMP NEGERI 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ) THE CONCEPT OF SELF STUDENTS WHO COME FROM A BROKEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk mengerjakan sesuatu sendiri, melainkan orang tua harus menemani dan memberi bimbingan sampai
Lebih terperinciPERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DI SMP NEGERI 1 KUALA KAPUAS. Oleh : Karyanti *
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DI SMP NEGERI 1 KUALA KAPUAS Oleh : Karyanti * Abstrak Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan
Lebih terperinciPROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh:
PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh: Robi Nofendra Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan adalah layanan konseling individual. Hal ini berbeda jauh saat pelaksanaannya. Terkadang, pada saat
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Guru Bimbingan dan Konseling (BK) atau Konselor adalah salah satu pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam proses pendidikan. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengembangan karakter manusia sebagai makhluk sosial. membutuhkan manusia lainnya untuk berinteraksi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan karakter manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk berinteraksi. Untuk berhubungan dengan orang lain dibutuhkan komunikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah pasti akan menghadapi penjurusan sesuai dengan yang ada di sekolahnya masingmasing. Pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Peranan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anakanak. Masa remaja adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan manusia, yang berarti tak ada seorangpun yang dapat menarik diri dari proses ini baik dalam fungsinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial tertentu. Proses komunikasi antar pribadilah yang dapat menumbuhkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial setiap individu akan selalu berkeinginan untuk berbicara, saling tukar-menukar pendapat dan informasi ataupun saling berbagi pengalaman dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Penyuluhan (Guideance and Conseling), merupakan bagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan dan konseling yang dahulu dikenal dengan nama Bimbingan dan Penyuluhan (Guideance and Conseling), merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah sistem pendidikan.
Lebih terperinciPENINGKATAN SELF EFFICACY PESERTA DIDIK MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK KOGNITIF. Oleh: Andi Riswandi Buana Putra, M.
PENINGKATAN SELF EFFICACY PESERTA DIDIK MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK KOGNITIF Oleh: Andi Riswandi Buana Putra, M.Pd ABSTRAK Banyak peserta didik yang masih belum percaya dengan kemampuan yang
Lebih terperinciMENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN. Oleh M. Andi Setiawan, M.
MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN Oleh M. Andi Setiawan, M.Pd ABSTRAK Penelitian ini berdasarkan atas fenomena yang terjadi di lapangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal yang telah di pelajari dapat membantunya dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, secara fitrah manusia telah dibekali potensi untuk tumbuh dan berkembang serta mempunyai kecenderungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Proses kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran yang aktif seperti yang di kehendaki dalam Undang Undang RI No
Lebih terperinciTINGKAT PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 11 KOTA BENGKULU
TINGKAT PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 11 KOTA BENGKULU Minarsi Universitas Negeri Padang E-mail : Minarsi24@yahoo.co.id ABSTRACT This study was conducted in the city of Bengkulu SMP STATE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbitan kota Medan seperti Waspada, Posmetro dan lain sebagainya tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja sebagai harapan bangsa, negara dan agama senantiasa menarik perhatian banyak pihak, baik oleh orang tua, pendidik, pemerintah maupun anggota masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap orang pasti akan mengalami banyak masalah dalam kehidupannya. Salah satu masalah yang harus dihadapi adalah bagaimana seseorang dapat beradaptasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN Bab I ini menguraikan inti dari penelitian yang mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 1.1 Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi dengan lingkungan senantiasa dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadi dalam dirinya seorang remaja sehingga sering menimbulkan suatu hal yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja cenderung diartikan oleh banyak orang sebagai usia bermasalah. Hal tersebut dikarenakan pada masa remaja banyak terjadi perubahan-perubahan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama suatu bangsa sebagai proses membantu manusia menghadapi perkembangan, perubahan, dan permasalahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan menjadi perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini prokrastinasi sudah menjadi fenomena di kalangan umum dan menjadi perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena penunda-nundaan pekerjaan
Lebih terperinciHubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI
Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI Oleh: Hanggara Budi Utomo Dosen FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak Seringkali
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang guru TK yang profesional diharapkan memahami dan menguasai kompetensi yang menjadi tuntutan profesi yang dijalaninya, sehingga dengan kompetensi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lengkap ada apabila diinginkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan optimal. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pendidikan, khususnya di sekolah, Mortensen dan Schmuller mengemukakan adanya tiga komponen tugas yang saling terkait, hendaknya secara lengkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aktivitas hidupnya dan melanjutkan garis keturunannya. Dalam menjalin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pada hakekatnya manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam proses kehidupannya guna melangsungkan aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai makhluk sosial adalah perilaku komunikasi antarmanusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri,
Lebih terperinciMENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA (STUDI BK KELUARGA)
GUIDENA, Vol.1, No.1, September 2011 MENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA (STUDI BK KELUARGA) Nurul Atieka Universitas Muhammadiyah Metro PENDAHULUAN Semua orang dalam membina keluarga, menginginkan keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang pendidikan telah mengawali masuknya konseling untuk pertama kalinya ke Indonesia. Adaptasi konseling dengan ilmu pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Penyesuaian Diri Penyesuaian berarti adaptasi yang dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa bertahan serta memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress (santrock, 2007 : 200). Masa remaja adalah masa pergolakan yang dipenuhi oleh konflik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan memerlukan bantuan guru pembimbing. Gunarsa (2002) mengemukakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan membolos merupakan suatu permasalahan yang perlu ditangani dan memerlukan bantuan guru pembimbing. Gunarsa (2002) mengemukakan bahwa perilaku di sekolah yang
Lebih terperinciKONFERENSI KASUS SEBAGAI TEKNIK PEMECAHAN MASALAH KONSELI. Kata kunci : konferensi; kasus; asas kerahasiaan; helper
KONFERENSI KASUS SEBAGAI TEKNIK PEMECAHAN MASALAH KONSELI Widada Universitas Negeri Malang E-mail: widada.fip@um.ac.id ABSTRAK Untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang komplek dan rumit diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang bermutu adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Ketika remaja dihadapkan pada lingkungan baru misalnya lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja harus memiliki banyak keterampilan untuk mempersiapkan diri menjadi seseorang yang dewasa terutama keterampilan bersosialisasi dengan lingkungan. Ketika
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
11 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penyesuaian Diri 1. Penyesuaian Diri Seorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikandiri atau tidak mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental
Lebih terperinciLAYANAN KONSELING INDIVIDU DALAM MENGATASI EMOSI NEGATIF SISWA TUNANETRA DI MAN MAGUWOHARJO. Utik Mukaromah A Said Hasan Basri.
Layanan Konseling Individu Dalam LAYANAN KONSELING INDIVIDU DALAM MENGATASI EMOSI NEGATIF SISWA TUNANETRA DI MAN MAGUWOHARJO Utik Mukaromah A Said Hasan Basri Abstrak Tulisan ini bermaksud menjabarkan
Lebih terperinciPROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL
PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciPEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH
PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian diri ialah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhankebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan manusia lainnya. Ketika seorang anak masuk dalam lingkungan sekolah, maka anak berperan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini yang diproritaskan adalah pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah menggalangkan berbagai usaha membangun manusia Indonesia seutuhnya dan hal ini ditempuh dengan secara bertahap dengan berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya diri dalam beberapa situasi, dan ketakutan dalam situasi lainnya, merasa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian lapangan (field reseach) yaitu penelitian untuk menemukan realitas apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka mengubah dirinya sendiri (QS. Ar Ra du/13: 11).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Atas didasarkan bukanlah semata terletak ada atau tidaknya landasan hukum (perundang-undangan).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun anak-anak. Kata remaja sendiri berasal dari bahasa latin yaitu adolescere
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja merupakan waktu di mana seseorang berada di dalam umur belasan tahun. Pada masa remaja seseorang tidak bisa dikatan sudah dewasa maupun anak-anak. Kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layanan bimbingan pada dasarnya upaya peserta didik termasuk remaja untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi termasuk masalah penerimaan diri. Bimbingan
Lebih terperinciBAB II PENYESUAIAN DIRI. dari pengertian yang didasarkan pada ilmu biologi, yaitu di kemukan
BAB II PENYESUAIAN DIRI A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian Diri Pengertian penyesuaian diri (adaptasi) pada awalnya berasal dari pengertian yang didasarkan pada ilmu biologi, yaitu di kemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sutanto, 2014 Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan secara normatif sebagai suatu proses membawa manusia dari kondisi apa adanya kepada kondisi bagaimana seharusnya (Kartadinata, 2011). Undang-undang
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE KARYA WISATA. Oleh : Bambang Irawan, M.Si* dan Piawati** ABSTRAK
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE KARYA WISATA Oleh : Bambang Irawan, M.Si* dan Piawati** ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) peningkatan aktivitas pembelajaran peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya dilihat dari sejauh mana proses pengajarannya saja, tetapi ada tiga bidang. yang harus diperhatikan, diantaranya 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah aset yang penting didalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena bagaimanapun tidak ada bangsa yang maju tanpa diiringi pendidikan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI IPS MAN II KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI IPS MAN II KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai
1 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Karyawan PT. INALUM 1. Pengertian Karyawan Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat menentukan suksesnya perusahaan. Karyawan juga selalu disebut sebagai
Lebih terperinciPROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh:
PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: Novrisa Putria Gusti Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK This research was motivated by
Lebih terperinciPROFIL PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 JAKARTA
95 PROFIL PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 JAKARTA Nur Asri Fitriani 1 Dra. Dharma Setiawaty 2 Drs. Djunaedi, M. Pd 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat profil penyesuaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak selalu membawa kebaikan bagi kehidupan manusia, kehidupan yang semakin kompleks dengan tingkat stressor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal maupun informal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa di sekolah. Istilah belajar sebenarnya telah dikenal oleh masyarakat umum, namun barangkali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi masalah kesehatan mental. Jika sudah menjadi masalah kesehatan mental, stres begitu mengganggu
Lebih terperinciPENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK
PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Nelly Oktaviyani (nellyokta31@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this study
Lebih terperinciBAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.
1 BAB 1 PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan. Dimulai dari masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan masa tua. Pada setiap masa pertumbuhan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, potensi individu/siswa yang belum berkembang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional mengharapkan upaya pendidikan formal di sekolah mampu membentuk pribadi peserta didik menjadi manusia yang sehat dan produktif. Pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia pendidikan di Indonesia secara tidak langsung menuntut guru atau dosen untuk selalu mengembangkan keterampilan dan pola pikir.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepercayaan Diri 2.1.1 Pengertian Kepercayaan Diri Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin
Lebih terperincimendapatkan penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebijaksanaan.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kedisiplinan Belajar 2.1.1. Pengertian Kedisiplinan Belajar Kedisiplinan belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari sekolah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi selalu terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia merupakan refleksi dari kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah elemen penting dalam menciptakan manusia-manusia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah elemen penting dalam menciptakan manusia-manusia yang mempunyai semangat yang tangguh dalam mendukung dan melaksanakan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI MTs. MUHAMMADIYAH 22 PADANGSIDIMPUAN
EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI MTs. MUHAMMADIYAH 22 PADANGSIDIMPUAN Khairul Amri Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Jl. Sutan Mohd. Arief No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari manusia lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu melibatkan orang
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 3 KANDANGAN
PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 3 KANDANGAN Rismawati. Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin Email
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tak akan terlepas dari kodratnya, yaitu manusia sebagai makhluk sosial, yang mana ia harus hidup berdampingan dengan manusia lainnya dan sepanjang hidupnya
Lebih terperinci