HIKMAH SHALAT BERJAMA AH DALAM AL-QUR ÂN MENURUT PENAFSIRAN IBNU KATSÎR (SURAT AN-NISÂ: 102, DAN AL-BAQARAH: 43) SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HIKMAH SHALAT BERJAMA AH DALAM AL-QUR ÂN MENURUT PENAFSIRAN IBNU KATSÎR (SURAT AN-NISÂ: 102, DAN AL-BAQARAH: 43) SKRIPSI"

Transkripsi

1 HIKMAH SHALAT BERJAMA AH DALAM AL-QUR ÂN MENURUT PENAFSIRAN IBNU KATSÎR (SURAT AN-NISÂ: 102, DAN AL-BAQARAH: 43) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) Oleh: Ardian Maksal Lintang NIM: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2010 M i

2 HIKMAH SHALAT BERJAMA AH DALAM AL-QUR ÂN MENURUT PENAFSIRAN IBNU KATSÎR (SURAT AN-NISÂ: 102, DAN AL-BAQARAH: 43) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana theologi Islam (S.Th.I) Oleh: Ardian Maksal Lintang NIM: Pembimbing: Dr. Faizah Aly syibromalisi, MA NIP: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2010 M ii

3 PERSETUJUAN PARA PENGUJI Skripsi dengan judul: Hikmah Shalat Berjama ah Dalam al-qur ân Menurut Penafsiran Ibnu Katsîr (Surat an-nisa:102, dan al-baqarah:43), yang ditulis oleh Ardian Maksal Lintang, NIM: , telah diuji dan dinyatakan lulus dengan yudisium: Cumlaude, dalam Sidang Terbuka Ujian Promosi Sarjana di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 20 Desember Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat umtuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada jurusan Tafsir Hadis. Ketua Merangkap Anggota, Sidang Munaqasyah Jakarta, 20 Desember 2010 Sekretaris Merangkap anggota, Dr. Bustamin, M.Si NIP: Penguji I Anggota, Muslim, S.Th.I Penguji II Dr. Bustamin, M.Si Dra. Hermawati, MA NIP: NIP: Pembibing, Dr. Faizah Aly Syibromalisi, MA NIP:

4 PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ardian Maksal Lintang NIM : Tempat/Tgl. Lahir : Cilegon, 26 Maret 1987 Program Studi : Tafsir Hadis Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi dengan judul: Hikmah Shalat Berjama'ah Dalam Al-Qur'ân Menurut Penafsiran Ibnu Katsîr (Surat an- Nisâ: 102, dan al-baqarah: 43) adalah karya ilmiah saya, kecuali kutipankutipan yang disebutkan sumbernya. Sekiranya terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, 20 Desember 2010 Ardian Maksal Lintang iii

5 KATA PENGANTAR بسم االله الر حمن الر حیم Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan yang selalu melimpahkan Kasih dan Sayang-Nya kepada seluruh mahluk. Dengan kuasa-nya kita dapat bernapas, bergerak, berpikir dan hidup dengan penuh makna dan kebahagiaan atas nikmat yang indah. Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Kuasa. Maha Pengasih yang tidak pilih kasih. Maha Penyayang, yang kasih sayang-nya tiada terbilang oleh dimensi ruang dan waktu. Dengan penuh keikhlasan hati, Penulis bersyukur atas kehidupan yang telah diberi. Alhamdulillah, Allah telah memberikan kita potensi berpikir, bertindak, berusaha, berjuang, dan berevolusi. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW. Nabi yang membawa risalah suci untuk disampaikan pada seluruh umat manusia. Nabi yang diutus untuk menjadi rahmatan lil alamin. Kesejahteraan dan keselamatan semoga selalu tercurahkan untuknya, para keluarga, seluruh sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman. Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah SWT. Tiadalah kemampuan melainkan apa yang telah Allah SWT berikan. Atas Ridha-Nya pula disertai dengan kesungguhan, maka penulis dapat menyelesaikan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi yang penulis angkat dengan tema: Hikmah Salat Berjama'ah Dalam Al-Qur'ân Menurut Penafsiran Ibn Katsîr (Surat an-nisâ: 102, dan al-baqarah: 43) iv

6 Selama pembuatan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan kendala yang dialami penulis, baik menyangkut soal pengaturan waktu, pengumpulan bahan (data) maupun soal pembiayaan dan lain sebagainya. Namun, berkat kesungguhan hati dan kerja keras disertai dorongan dan bantuan dari semua pihak, maka semua kesulitan dan kendala itu dapat diatasi dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, seyogyanyalah penulis memanjatkan puji syukur yang sedalam-dalamnya ke hadirat Allah SWT Yang Maha Agung, dan mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga serta menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu atas terselesaikannya skripsi ini: Dr. Faizah Aly Syibromalisi, MA., dan A. Rifqi Muchtar, MA., yang dengan tulus ikhlas dan penuh perhatian keduanya telah membimbing, mengarahkan dan memberi petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat yang sangat berharga kepada penulis. Selanjutnya, ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada: 1. Prof. Dr. Zainun Kamaluddin, MA., Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta para pembantu Dekan. 2. Bapak Dr. Bustamin, M.Si., selaku Ketua Jurusan Tafsir Hadis dan kepada Bapak Rifqi Muhammad Fathi, MA., selaku Sekretaris Jurusan Tafsir Hadis. 3. Ibu Dr. Faizah Aly Syibromalisi, MA., selaku pembimbing penulis, yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis khususnya dalam bidang tafsir, serta selalu meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran. v

7 4. Bapak Drs. A. Rifqi Mukhtar, MA., selaku penasehat akademik yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah, pimpinan dan seluruh karyawan perpustakaan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Kepala Perpustakaan Umum dan Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Nasional, Iman Jama, perpustakaan pribadi K.H. Bunyamin dan K.H. Zuhri Yakub. 7. Kepada Ayah dan Ibu ku tercinta, Ayah. Agus Sayuti Nasution dan Ibu. Lukis Lubis yang telah berusaha payah membesarkan dan mengarahkan pendidikan penulis, sehingga tanpa hal tersebut sulit kiranya penulis dapat mencapai apa yang diperoleh saat ini. 8. Kepada Kakak ku tercinta, Santi Sundari Lintang, yang selalu mendorong dan memotivasi penulis untuk selalu sabar dan tabah dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama yang sudah pernah meminjamkan uang kepada penulis hingga penulis selalu lancar dalam pembuatan skripsi ini, dan kepada adek ku yang selalu mengingatkan penulis untuk cepat segera wisuda. Terima kasih atas dorongannya. 9. Kekasih hati..,, si Konyah yang dengan begitu sabar dan tabah selalu mendorong dan mengingatkan penulis untuk menekuni dan menyelesaikan studi ini pada waktunya. Terima kasih kekasih hati ku atas pengertian dan perhatiannya. 10. Teman coffe break di kampus, Abdul Hasan Mughni, Muhammad vi

8 Nururrahman, Ahmad Syarief Hidayatullah, Suhendri, Ubaidillah Akbar, yang secara tidak langsung memicu penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada Ahmad Sahal yang telah banyak membantu penulis dalam mencari tambahan data. 11. Teman kosan, Kavink, Ipink, Hasyim, yang selalu memberikan keluangan waktunya untuk berdiskusi, khususnya kepada Qusyairi yang selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan studi ini. Terima kasih atas dorongannya. 12. Kepada seluruh rekan-rekan kelas TH A angkatan 2005, Muammar, Aqib, Zaenal, Ismail, Hafidz, Agus, Marullah, Bobby, Igun, Syukri, Rizqi, Saidah, Hifziah, Ummu, Faedah, Avina, Sofi, Fitri, Maryam, Izu, Ratih, Aini, serta rekan-rekan lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebaikan kalian yang selalu membuat semangat muda penulis bergejolak, layaknya pejuang yang tak kenal lelah mencari sesuap nasi dibawah terik panasnya matahari. Segala puji dan rasa syukur yang sedalam-dalamnya selalu penulis panjatkan kepada Allah SWT, serta diiringi doa semoga amal baik tersebut di atas diterima oleh Allah SWT dan dibalas dengan pembalasan yang berlipat ganda. Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin mencari yang terbaik dalam penulisan ini. Akhirnya, sebagai kajian ilmiah, penulis sangat menyadari keterbatasan kemampuan penulis, serta mengakui sifat kemanusiaan yang banyak kekurangan dan kesalahan. Segala petunjuk dari para pembaca sangat diharapkan demi pembenaran dan kesempurnaan skripsi ini dan semoga membawa manfaat vii

9 khususnya bagi penulis dan para pembaca semua. Amin Jakarta, 20 Desember 2010 Penulis Ardian Maksal Lintang NIM: viii

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i PENGESAHAN PEMBIMBING PERNYATAAN KEASLIAN ii iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI ix PEDOMAN TRANSLITERASI xi BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah C. Kajian Pustaka D. Tujuan Penelitian E. Metodologi Penelitian F. Sistematika Penulisan BAB II : IBNU KATSÎR DAN TAFSIRNYA A. Biografi, Pendidikan, dan Karyanya B. Mengenal Tafsir Ibn Katsîr Sumber Tafsir Ibn Katsîr Metode Tafsir Ibn Katsîr Corak Tafsir Ibn Katsîr Karakteristik Tafsir Ibn Katsîr Sistematika Tafsir Ibn Katsîr BAB III : TAFSIR AYAT SHALAT BERJAMA'AH MENURUT IBNU KATSÎR ix

11 A. Pengertian Shalat Berjama'ah B. Tafsir Ayat-Ayat Shalat Berjama'ah Menurut Ibnu Katsîr an-nisâ al-baqarah BAB IV : HIKMAH SHALAT BERJAMA'AH MENURUT IBNU KATSÎR DALAM PANDANGAN MUFASSIR A. Shalat Berjama'ah Sebagai Lambang Persatuan Umat B. Shalat Berjama'ah Dapat Memakmurkan Masjid-Masjd C. Shalat Berjama'ah Di Lipat Gandakan Pahalanya Sebanyak 27 Kali Lipat D. Analisis Penafsiran BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran Penelitian DAFTAR PUSTAKA x

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam datang untuk kebahagian umat manusia dan mengangkatnya ke puncak tertinggi. Setiap kali Allah Azza wa Jalla mensyari atkan sesuatu pasti sesuatu itu akan menghidupkan umat manusia serta memberinya kebaikan dan manfaat di dunia serta di akhirat. Allah Azza wa Jalla telah mensyari atkan shalat berjama ah karena hikmah-hikmah yang besar dan tujuan-tujuan yang luhur. 1 Allah Azza wa Jalla mensyari atkan shalat lima waktu sehari semalam dan juga shalat jama ah adalah untuk memaklumatkan syiar-syiar Islam, memenuhi panggilan Allah, membuat marah musuh-musuh Islam, memperkuat hubungan sosial antar sesama umat Islam. 2 Shalat berjama ah adalah termasuk amal yang penuh pahala bagi seorang muslim, bahkan sejak sebelum memulai berjama ah, karena langkah-langkah orang yang keluar untuk shalat berjama ah sudah suatu amal kebaikan yang ditulis bahkan para malaikat saling berebutan untuk menulisnya. Berjalan kaki untuk shalat berjama ah adalah termasuk amal yang di dapatkan oleh seorang hamba dengan karunia Allah-jaminan hidup dengan baik dan mati dengan baik. Demikian juga shalat berjama ah termasuk amal yang dengan melakukannya kesalahan 1 Mahir Manshur Abdurraziq, Mu jizat Shalat Berjama ah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007), h Abdurraziq, Mu jizat Shalat Berjama ah, h

13 2 diampuni dan derajat dinaikan. Itu bukan hanya ketika berangkat ke masjid saja melainkan demikian juga ketika pulang kembali dari masjid. 3 Sesungguhnya dengan shalat berjama ah berarti seorang muslim telah mematuhi (salah satu) perintah Allah yang dibebankan kepada segenap hamba- Nya yang beriman. Allah berfirman: Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan ruku lah bersama orangorang yang ruku. (QS. Al-Baqarah: 43). Menjelaskan ayat diatas, Ibnu Katsîr dalam kitab Tafsirannya berkata, Yakni hendaklah kalian bersama orang-orang yang beriman dalam berbagai perbuatan mereka yang terbaik, dan yang paling utama dan sempurna dari semua itu adalah shalat. Dan banyak para ulama yang menjadikan ayat ini sebagai dalil bagi diwajibkannya shalat berjama ah. 4 Ibnul Qayyim menerangkan, Jika dikatakan (shalat berjama ah wajib), ini bertentangan dengan firman Allah SWT: Hai Maryam, taatlah kepada Rabbmu, sujud dan ruku lah bersama orang-orang yang ruku. (QS. Ali Imran: 43). Ayat tersebut diatas tidak menunjukkan wajibnya perintah tersebut (shalat berjama ah bagi setiap wanita, tetapi perintah tersebut khusus ditunjukan kepada Maryam. Ini berbeda dengan firmannya (yang menunjukan wajibnya shalat 3 Fadlal Ilahi, Menggugat Kesunnatan Shalat Berjamaah, (Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2004), h Al-Hafizh Imaduddin Abul Fida Isma il bin Katsîr al-qurasyi ad-dimasyqi, Tafsir al- Qur ân al-azhim, (Beirut: Dâr at-turats al- Arabi), jilid 1, h. 90. Kemudian lihat Tafsir al- Qurthubi, 1/348; Kitabush Salah oleh Ibnu Qayyim, h. 13.

14 3 berjama ah bagi laki-laki. Akan tetapi Maryam memiliki kekhususan (keistimewaan) yang tidak dimiliki oleh wanita-wanita lain, yaitu ibunya telah menadzarkan putrinya (Maryam) menjadi hamba yang Shalih dan berkhidmat, untuk beribadah kepada-nya dan senantiasa berada di masjid, ia tidak pernah meninggalkan masjid karena itu ia diperintah untuk ruku bersama orang-orang yang ruku. 5 Hafidh Ibnu Jauzi berkata di dalam menafsirkan firman Allah Ta ala: Dan ruku lah bersama-sama orang yang ruku. Maksudnya adalah shalatlah bersamasama orang yang shalat. 6 Al-Qadli Baidhawi berkata: Maksudnya di dalam jama ah mereka. 7 Imam Abu Bakar Al-Kisani Al-Hanafi berkata menerangkan dalil-dalil wajibnya shalat berjama ah: Adapun kitab (al-qur ân) adalah firman Allah SWT: Dan ruku lah bersama-sama orang yang ruku adalah perintah Allah untuk ruku bersama-sama ruku. Perintah agar bersama-sama untuk ruku adalah perintah untuk mendirikan shalat berjama ah. Mutlak perintah adalah untuk mewajibkan amal. 8 Diantara dalil yang menunjukan wajibnya shalat berjama ah adalah bahwa Nabi saw memerintahkan para sahabatnya mengerjakannya. Imam Bukhari 5 Abu Abdillah Musnid al-qahthani, 40 Manfaat Shalat Berjamaah, (Jakarta: Darul Haq, 2007), cet. Ke-6, h Zadul Masir, 1/75. 7 Syihabuddin Sayyid Mahmud al-alusi, Ruhul Ma'ani fi Tafsir al-qur ân al-adzhim was Sab'ul Matsaani, (Beirut: Darul Ihya), juz 1, h Kemudian lihat Tafsirul Baidlawi, 1/59 dan lihat juga Tafsirul Qurthubi, 1/ Badaiush Shanai Fit Tartibis Syarai 1/155, Lihat pula Kitabush Shalat karya Ibnul Qayyim, h. 66.

15 4 meriwayatkan dari Malik bin Huwairits Ra: Aku datang kepada Nabi saw dalam sekelompok kaum.. :. Aku tinggal bersama Nabi saw selama dua puluh hari dan beliau sangatlah kasih sayang dan bersahabat. Ketika beliau melihat kerinduan kami kepada keluarga kami, beliau bersabda: Kembalilah dan tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka, dan salatlah. Apabila telah datang waktu salat hendaklah salah seorang di antara kalian adzan dan yang paling tua mengimami kalian. 9 Shalat berjama ah adalah sarana terpenting dan utama untuk memakmurkan rumah-rumah Allah. Jika bukan karena shalat berjama ah tentu masjid-masjid menjadi sepi. Allah Swt Bersaksi bahwa memakmurkan masjid-masjid adalah dengan iman dan bahwasanya mereka adalah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah SWT pada kebenaran dan sungguh mereka adalah orang-orang yang beruntung. Allah SWT berfirman: Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menuaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. At-Taubah: 18) Muhammad Ibn Ismail Abu Abdullah al-bukharî, Sahih Bukhari, (Beirut: Dâr Ibnu Katsîr, 1999), juz 2, h Ibnu Katsîr ad-dimasyqi, Tafsir al-qur ân al-azhim, jilid 2, h. 376.

16 5 Sebagaimana karunia Allah SWT kepada hamba-hamba-nya adalah menjadikan pahala yang berlimpah, karena menunaikan shalat berjama ah. Pahala ini dimulai sejak hati tergantung di masjid, lalu berjalan ke masjid untuk menunaikan salat berjama ah di dalamnya sampai seorang hamba selesai menunaikan shalat. Pahala tersebut tidak hanya berhenti disini, namun masih terus menerus sampai hamba tersebut sampai kerumahnya. Sebagaimana Allah SWT menjadikan pahala khusus shalat Isya, shalat Subuh, dan shalat Asar secara berjama ah. 11 Hikmah shalat berjama ah akan menciptakan insan pencipta yang Rahmatan Lil Alamin (pembawa rahmat bagi seluruh alam), dan menjadikan umat yang kuat, sehat jasmani dan rohani. Sehingga mempengaruhi proses berfikir ke arah yang baik, tidak merugikan lingkungan. Karena dengan shalat pembinaan manusia dalam hal moral, ketaqwaan, kesesungguhan kerja serta menanamkan solidaritas sosial. Allah SWT berfirman: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-kitab (Al- Qur ân) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaanya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al- Ankabut: 45). Persoalan ibadat, seperti shalat di atas, sebenarnya lebih kepada kedudukannya sebagai institusi iman, atau institusi yang menengahi antara iman 11 Ilahi, Menggugat Kesunnatan Shalat Berjamaah, h. 8.

17 6 dan konsekuensinya, yaitu amal perbuatan. Iman atau keimanan yang merupakan sikap batin, memang sulit ditangkap hubungannya dengan perilaku nyata seharihari. Semua agama samawi atau agama langit, 12 menekankan keselamatan melalui Iman. Penekanan itu terutama terdapat pada agama-agama Ibrahim (Abrahamic Religions), karena dari segi pokok ajaran bernenek moyang kepada ajaran Nabi Ibrahim as., dari sekitar abad XVIII SM, yaitu agama Yahudi, Kristen dan Islam. Tetapi, agama-agama itu juga sangat menekankan adanya keterkaitan atau konsekuensi langsung antara iman dan amal perbuatan nyata manusia. Maka bagi agama-agama samawi itu, Tuhan tidak dipahami sebagai yang berfokus pada benda-benda (totemisme) atau upacara-upacara (sakramentalisme) seperti pada beberapa agama lain, tetapi sebagai yang mengatasi alam dan sekaligus menuntut pada manusia untuk menjalani hidupnya mengikuti jalan tertentu, yang ukurannya ialah kebaikan seluruh anggota masyarakat manusia itu sendiri. Dengan kata lain, di samping bersifat serba tansendental dan maha tinggi, menurut persepsi agamaagama samawi Tuhan juga bersifat etikal, dalam arti bahwa dia menghendaki pada manusia tingkah laku yang akhlaqi atau etis, bermoral. 13 Sebagaimana pernyataan pengabdian kepada Tuhan, ibadah yang juga mengandung arti pengagungan itu sesungguhnya adalah hal yang fitri. Yakni hal yang secara interen terdapat pada kecenderunngan alami manusia dan alam 12 Bahasa Arab: samawi, bersifat langit, yakni berasal dari Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang menyatakan kehendak atau ajaran-nya melalui wahyu kepada utusan dan menghasilkan kitab suci. 13 Ini ditegaskan dengan kuatnya konsep amal saleh dalam Islam, yang hampir selalu disebutkan berbarengan dengan iman untuk menunjukan hubunngan erat, malah tak terpisahkan, antara kedua. Prinsip ini juga dinyatakan dalam istilah-istilah lain, seperti tali Allah (habl minallâh) dan tali manusia (habl min al-nâs), taqwa dan akhlaq, bahkan sebagaimana dalam shalat, takbir (ucapan Allâhuâkbar) dan taslîm (ucapan assalâmu alaikum). Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, (Jakarta: Paramadina, 1995), h

18 7 kejadian asalnya sendiri. Karena itu, perpindahan dari satu bentuk ke bentuk yang lain dapat dilihat sebagai tindakan substansif belaka. Hal itu karena dalam kenyataan hidup manusia hampir tidak ada individu yang bebas sama sekali dari satu bentuk ekspresi pengagungan yang mempunyai nilai ubudiyah atau devotional, seperi shalat dalam Islam, yang merupakan tindakan ubudiyah tertentu yang standar. 14 Sudah menjadi kecenderungan pula bagi umat muslim untuk menetapkannya sebagai sesuatu yang amat diperlukan bagi kehidupan, serta akan berusaha untuk sungguh-sungguh melaksanakannya. Umat Islam banyak yang mengungkap hikmah yang terkandung di dalam shalat berjama ah itu selain melaksanakan praktek ritualnya, namun tidak banyak juga yang meninggalkan shalat berjama ah, dan hanya cukup melaksanakan shalat sendiri saja tanpa melihat hikmah dan manfaat serta pahala yang terkandung di dalam shalat berjama ah. Melihat dengan adanya permasalahan-permasalahan di atas maka penulis mencoba menguraikan hikmah shalat berjama ah dalam kaca mata al-qur ân dan Mufassirun, yang diwarnai berbagai penjelasan serta sikap bagaimana seharusnya segenap kaum muslimin menyadari akan hal pentingnya dalam shalat berjama ah tersebut. Penulis merasa tertarik untuk membahas masalah ini dan mengajukan sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul : HIKMAH SHALAT BERJAMA AH DALAM AL-QUR ÂN MENURUT PENAFSIRAN IBNU KATSÎR (Surat an-nisa: 102, dan al-baqarah: 43). 14 Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, h. 63.

19 8 B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah Untuk memudahkan dalam penulisan, maka penulisan skripsi ini diberi batasan dan rumusan masalah yang akan dibahas. Dalam skripsi ini penulis akan membahas masalah shalat berjama ah yang kemudian dikaitkan dengan hikmah yang terdapat di dalam hikmah shalat berjama ah tersebut. Untuk itu permasalahan dalam skripsi ini dibatasi pada pembahasan shalat berjama ah dalam Surat An-Nisa: 102, dan Al-Baqarah: 43, dan beberapa penafsiran Ibnu Katsîr dalam kaitannya dengan hikmah shalat berjama ah diantara penafsiran yaitu: a) pengertian shalat berjama ah; b) shalat berjama'ah sebagai lambang persatuan umat; c) shalat berjama ah dapat memakmurkan masjid-masjid; d) shalat berjama ah di lipat gandakan pahalanya sebanyak 27 kali lipat; e) analisis penafsiran. Adapun para Mufassirin yang akan membahas hikmah shalat berjama ah ialah Ibnu Katsîr, M. Quraish Shihab, Hasbi ash-shiddieqy, Hamka, dan lainlainnya, sehingga nantinya orang akan mengetahui hikmah shalat berjama ah tersebut dan merasa betapa banyak manfaatnya kalau seorang muslim selalu menjalankan shalat berjama ah sekalipun tidak diwajibkannya. Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan yang akan diajukan adalah sebagai berikut: bagaimana pandangan Ibnu Katsîr tentang shalat berjama ah pada Surat An-Nisa: 102, dan Al-Baqarah: 43, dalam al-qur an sebagaimana tertuang dalam Tafsir al-qur ân al-azhim.

20 9 Berdasarkan latar belakang permasalahan dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka perlu adanya perumusan masalah yang harus penulis ajukan, seperti : 1. Bagaimana penafsiran Ibnu Katsîr atas surat an-nisa ayat 102, surat al- Baqarah ayat Apakah hikmah shalat berjama ah bagi segenap kaum muslimin. C. Kajian Pustaka Studi terhadap shalat, khususnya yang berhubungan dengan masalah shalat berjama ah yang tampaknya banyak sekali masalah sekelumit realita yang sering kita lihat di tengah masyarakat Islam dan di tengah masjid-masjid yang banyak bertebaran di negri ini dan negri-negri lainnya. Sudah menjadi kewajiban kita semua untuk memperbaiki amalan-amalan kaum muslimin yang tidak sesuai dengan sunnah Nabi Saw. Shalat berjama ah merupakan satu wadah menciptakan masyarakat madani yang di idam-idamkan. Masyarakat madani tidak akan mungkin tercipta bila sarana ini di penuhi dengan bid ah dan penyimpangan. Menciptakan suasana shalat berjama ah yang sesuai dengan sunnah Nabi Saw sama artinya menciptakan masyarakat yang beriman dan bertakwa. Itulah yang menjadi harapan kita semua, saya mengamati persoalan mengenai shalat berjama ah dengan lebih seksama. 15 Dalam buku yang berjudul Bimbingan Lengkap Salat Berjamaah sebanyak 224 halaman, yang dikarang oleh Shalih bin Ghanim As-Sadlan. Hanya 15 Shalih bin Ghanim As-Sadlan, Bimbingan Lengkap Shalat Berjamaah, (Bogor: At- Tibyan, 2002), cet. Ke-2, h. 10.

21 10 menjelaskan yang menyangkut hukum dan tata cara shalat berjama ah di atas kendaraan, udzur-udzur yang membolehkan kita tidak menghadiri jama ah, hukum menyampaikan suara imam, dan lain-lain. ringkasnya hikmah shalat berjama ah, seperti yang kurang dipahami oleh masyarakat. Termasuk dalam masalah shaf, mendahului bacaan imam, meluruskan barisan, dan lain-lain. 16 Lain dari itu, buku yang berjudul Menggugat Kesunnatan Salat Berjamaah sebanyak 164 halaman, yang di karang oleh Syaikh Dr. Fadlal Ilahi Menjelaskan tentang ketidaktahuan mereka terhadap pahala besar dan balasan mulia yang dijanjikan oleh Allah bagi orang yang melaksanakan shalat berjama ah, dan ketidaktahuan mereka terhadap hukum shalat berjama ah yang pembahasannya begitu jelas menurut al-qur ân dan As-Sunnah dan lain-lain. 17 Sedangkan masalah yang di angkat oleh penulis adalah masalah hikmah shalat berjama ah yang telah Allah syari atkan dengan hikmah-hikmah yang besar dan tujuan-tujuan yang luhur dan juga untuk memaklumatkan syiar-syiar Islam, dan shalat berjama ah juga adalah sarana terpenting dan utama untuk menyambung silaturahmi dan pembinaan diri. Oleh sebab itu, melalui penelitian ini diharapkan bisa memberikan sedikit kontribusi sekaligus penengah dalam kehidupan masyarakat yang sejahtera dalam negara. D. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ada dua nilai signifikan, yaitu aspek keilmuan dan segi praktis. Dari aspek keilmuan, hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi bagi 16 Abdurraziq, Mu jizat Shalat Berjama ah, h Ilahi, Menggugat Kesunnatan Shalat Berjamaah. h. 2.

22 11 pengembangan wacana tentang hikmah shalat berjamaah. Kajian mengenai hikmah shalat berjamaah menurut Ibnu Katsîr dan para Mufassir semakin memperkaya khazanah intelektual khususnya dalam bidang tafsir. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Ingin memperoleh pemahaman yang utuh tentang hikmah shalat berjama ah dalam al-qur ân menurut pandangan tafsir Ibnu Katsîr beserta para mufassir. 2. Dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan agama, khususnya dalam bidang pemikiran yang akan bermanfaat di kemudian hari. 3. Untuk memenuhi persyaratan terakhir, guna mencapai gelar kesarjanaan dalam bidang ilmu Ushuluddin. E. Metodologi Penelitian Dalam penulisan karya tulis (skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library Research) sebagi landasan dalam mengumpulkan data yaitu penelitian yang menggunakan buku-buku yang berkaitan erat dengan judul yang penulis ambil. Pendekatan secara tekstual akan digunakan dalam skripsi ini, pada proses pengumpulan data, penulis membagi dua, pertama, data primer, yakni penulis menggunakan Terjemahan Tafsir Ibnu Katsîr, dan kedua, data sekunder adalah segala sumber tertulis, baik dari para pandangan mufassir, baik dari buku, situs internet, atau tulisan lain yang relevan dengan pokok permasalahan sebagai pendukung data primer.

23 12 Dalam pembahasan Skripsi ini, penulis menggunakan kajian Tafsir Maudhû I. 18 Adapun langkah-langkah atau tata cara kerja tafsir Maudhû I adalah sebagai berikut: 19 a. Membahas atau menetapkan masalah shalat berjama ah yang akan dikaji secara Maudhû I. b. Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah yang akan ditetapkan, ayat makîyah dan madanîyyah. c. Menyusun ayat-ayat tersebut secara runtun menurut kronologi masa turunnya, disertai pengetahuan mengenai latar belakang turunnya ayat atau asbab nuzul. d. Mengetahui korelasi (munasabah) ayat-ayat tersebut di masingmasing suratnya. e. Menyusun tema bahasan di dalam kerangka yang pas, sistematis, sempurna, dan utuh (outline). f. Melengkapi pembahasan dan uraian dengan hadîs, bila dipandang perlu, sehingga pembahasan menjadi semakin sempurna dan semakin jelas. g. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan menyeluruh dengan cara menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian serupa, mengompromikan antara pengertian yang am dan khas, antara yang mutlak dan muqayyad, mengsinkronkan ayat-ayat yang 18 Metode Maudhû I adalah menghimpun ayat-ayat al-qur ân yang memiliki maksud yang sama dan menyusunnya berdasar kronologi serta turunnya ayat-ayat tersebut. Lihat Abd Al- Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhû I, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), cet. Ke- 2, h Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhû I, h. 48.

24 13 lahirnya tampak kontradiktif, menjelaskan ayat nasikh dan manshuk, sehingga semua ayat tersebut bertemu pada suatu muara, tanpa perbedaan dan kontradiktif atau tindakan pemaksaan terhadap sebagian ayat ke dalam makna-makna yang sebenarnya tidak tepat. Di samping langkah-langkah di atas penulis menggunakan kitab-kitab penunjang tentang ayat-ayat shalat berjama ah, penulis menggunakan al-qur ân dan terjemahan yang diterbitkan oleh Depag. Metode Komfaratif digunakan mengingat shalat tidak hanya sekedar ibadah yang dilakukan oleh person, dengan tidak melihat pada ibadah-ibadah lain. Shalat bukan hanya mementingkan diri si pelaku dengan tuhannya, tetapi mempunyai keterkaitan dengan orang lain dan lingkungan di mana ia tinggal (habl min Allâh ŵa habl min an-nâs). Shalat tidak akan berdiri sendiri, tapi ia hadir bersama dengan ibadah lain seperti shalat berjama ah. Sedangkan untuk teknis penulisan skripsi ini penulis menggunakan buku Pedoman Akademik, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Tahun 2005/2006. F. Sistematika Penulisan Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab yang terdiri atas beberapa subbab. Untuk memudahkan pembahasannya digunakan sistematika sebagai berikut: Bab pertama, yang merupakan pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, metodelogi penelitian serta sistematika penulisan.

25 14 Bab kedua, Sejarah Hidup, Pendidikannya, dan Karya-Karyanya, Telaah Tafsir IbnU Katsîr, Sumber Penafsiran, Metode Penafsiran, Corak Penafsiran, Karakteristik Penafsiran, dan Sistematika Penafsiran. Bab ketiga, Pengertian Shalat Berjama ah, Tafsir Ayat-Ayat Shalat Berjama ah Menurut Ibnu Katsîr Surat an-nisa: 102, dan al-baqarah: 43. Bab keempat, Hikmah Shalat Berjama ah Menurut Ibnu Katsîr Dalam Pandangan Mufassir, Shalat Berjama ah sebagai lambang persatuan umat, Shalat Berjamaah dapat memakmurkan masjid-masjid, Shalat Berjama ah 27 kali lipat dibandingkan salat sendirian, dan Analisis Penafsiran. Bab kelima, Merupakan penutup berupa kesimpulan dan saran penelitian, hal ini penting untuk menjelaskan sekaligus menjawab rumusan masalah, kemudian dilampirkan daftar pustaka.

26 BAB II IBNU KATSÎR DAN TAFSIRNYA A. Biografi, Riwayat Pendidikan, dan Karyanya Nama kecil Ibn Katsîr adalah Ismâ îl. Nama lengkapnya adalah Imâd ad- Dîn Abû al-fidâ Ismâ îl ibn Amr ibn Katsîr ibn Zarâ al-bushra al-dimasyqî. 1 Lahir di desa Mijdal dalam wilayah Bushra (Bashrah), tahun 700 H./1301 M. Oleh karena itu, ia mendapat predikat al-bushrawi (orang Bushra). 2 Ibn Katsîr berasal dari keluarga terhormat. Ayahnya seorang ulama terkemuka dimasanya, Syihâb ad-dîn Abu Hafsh Amr Ibn Katsîr ibn Dhaw ibn Zarâ al-qurasyî, pernah mendalami madzhab Hanafi, kendatipun menganut madzhab Syafî î setelah menjadi khatib di Bushra. 3 Dalam usia kanak-kanak, setelah ayahnya meninggal, Ibn Katsîr diboyong kakaknya (Kamâl ad-dîn Abd al-wahhâb) dari desa kelahirannya ke Damaskus. Di kota inilah ia tinggal hingga akhir hayatnya. 4 Karena kepindahan ini, ia mendapat predikat ad-dimasyqî (orang Damaskus). Hal yang sangat menguntungkan bagi Ibn Katsîr dalam pengembangan karir keilumannya, adalah kenyataan bahwa di masa-masa pemerintahan Dinasti Mamluk 5 pusat-pusat studi Islam seperti madrasah-madrasah dan masjid-masjid 1 Ahmad Muhammad Syâkir, Umdat at-tafsîr an al-hâfizh Ibn Katsîr, (Mesir: Dâr al- Ma ârif, 1959), jilid I, h Umar Ridha Kahhâlah, Mu jam al-mu allifîn: Tarâjum Mushannifî al-kutub al- Arabiyyah, (Beirut: Dâr Ihyâ al-turâts al- Arabî, t.t.), jilid II, h Al-Imam Abul Fida Isma il Ibnu Katsîr Ad-Dimasyqi, al-bidâyah wa al-nihâyah, (Beirut: Dâr al-fikr), jilid XIV, h Ibnu Katsîr, al-bidâyah wa al-nihâyah, h Kata mamlûk berasal dari Bahasa Arab yang berarti budak belian. Mamluk merupakan sebutan kepada budak-budak yang berasal dari Kaukasus, daerah perbatasan Turki-Rusia. Dinasti 15

27 16 berkembang pesat. Perhatian para penguasa pusat di Mesir maupun penguasa daerah di Damaskus sangat besar terhadap studi Islam. Banyak ulama ternama di masa ini, yang akhirnya menjadi tempat Ibn Katsîr menimba ilmu. 6 Selain di dunia keilmuan, Ibn Katsîr juga terlibat dalam urusan kenegaraan. Tercatat aktifitasnya pada bidang ini seperti, pada akhir tahun 741 H. Ia ikut penyelidikan yang akhirnya menjatuhkan hukuman mati atas seorang sufi zindiq yang menyatakan Tuhan terdapat pada dirinya (hulûl). Tahun 752 H, ia berhasil menggagalkan pemberontakan Amir Baibughah Urus, masa Khalifah al- Mu tadid. Bersama ulama lainnya, pada tahun 759 H, ia pernah diminta Amir Munjak untuk mengesahkan beberapa kebijaksanaan dalam memberantas korupsi, dan beberapa peristiwa kenegaraan lainnya. 7 Para ahli melekatkan beberapa gelar keilmuan kepada Ibn Katsîr, sebagai kesaksian atas kepiawaiannya dalam beberapa bidang keilmuan yang ia geluti, yaitu: 1. al-hafizh, orang yang mempunyai kapasitas hafal hadis, matan maupun sanad, walaupun dari beberapa jalan; mengetahui hadis sahih, serta tahu istilah ilmu ini; 8 2. al-muhaddis, orang yang ahli mengenai hadis riwayah dan dirayah, dapat membedakan cacat dan sehat, mengambilnya dari imam- Mamlûk berkuasa di Mesir tahun M., dengan 47 sultan mamluk. Pendiri dinasti ini adalah Baybars dan Izz ad-din Aibak, yang melakukan kudeta terhadap Dinasti Ayubiyyah. Lihat: Dewan Redaksi, Ensiklopedia Islam, (Jakarta:PT. Ichtiar van Hoeve, 1993), jilid III, h Ulama -ulama besar yang hidup masa Dinasti Mamlûk, karya dan wafatnya, selanjutnya lihat: Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, al-bidâyah wa al-nihâyah, jilid XIII, h Ibnu katsîr, al-bidâyah wa al-nihâyah, h Muhammad Ajjâj al-khatîb, Ushûl al-hadîs, (Beirut: Dâr al-fikr), h. 448; Bandingkan dengan: Fatchur Rahman, Ikhtisâr Mushthâlâh al-hadîs, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1981), h. 22.

28 17 imamnya, serta dapat mensahihkan dalam mempelajari dan mengambil faedahnya; 9 3. al-faqih, gelar keilmuan bagi ulama yang ahli dalam ilmu hukum Islam (fiqh), namun tidak sampai pada tingkat mujtahid. Ia menginduk pada suatu mazhab yang ada, tapi tidak taqlid; 4. al-mu arrikh, seorang yang ahli dalam bidang sejarah atau sejarawan; 5. al-mufassir, seorang yang ahli dalam bidang tafsir, yang menguasai perangkat-perangkatnya berupa ulum al-qur ân dan memenuhi syaratsyarat mufassir. Di antara lima predikat tersebut, al-hafizh merupakan gelar yang paling sering disandangkan pada Ibn Katsîr. Ini terlihat pada penyebutan namanya pada karya-karyanya atau ketika menyebut pemikirannya. Gelar-gelar tersebut dalam keadaan tertentu saling menunjang. Misalnya, dalam tafsirnya Ibn Katsîr seakan mendemonstrasikan keahlian-keahliannya untuk menganalisis dan mengemukakan materi tafsir. Atau secara terpisah gelar keahlian itu nampak pada karya-karya yang dihasilkan. Kelima gelar yang berhak disandang Ibn Katsîr merupakan suatu kelebihan. Beberapa ulama yang memberikan penilaian kepada Ibn Katsîr yang diantaranya dikemukakan oleh al-qaththan: 9 Rahman, Ikhtisâr Mushthâlâh al-hadîs, h. 23. Dalam beberapa kesempatan para ulama menyamarkan atau mensejajarkan pengertian antara al-muhaddis dengan al-hafizh. Namun, jumhur ulama muta akhirun ahli hadis berpendapat antara keduanya berbeda dalam tingkatan dan jenjang keahliannya. Hal ini sesuai tingkatan jenjang yang mereka buat. Dinyatakan, gelar terendah ulama hadis adalah al-musnid, al-hafizh, al-hakim, dan yang tertinggi: amir al-mu minin fi al-hadis, Lihat: Jalal ad-din as-suyuthi, Tadrib ar-rawi, (Kairo: Dar al-kutub al-haditsah, 1966), jilid I, h

29 18...(Ibn Katsîr) adalah pakar Fiqh yang terpercaya, pakar hadis yang cerdas, sejarawan ulung, dan pakar tafsir yang paripurna. 10 Muhammad Husain adz-dzahabî juga mengatakan: Ibn Katsîr telah menduduki posisi yang tinggi dari sisi keilmuan, dan para ulama menjadi saksi terhadap keluasan ilmunya, (penguasaan) materinya, khususnya dalam bidang tafsir, hadis, dan tarikh. 11 Pernyataan di atas merupakan bukti kedalaman pengetahuan Ibn Katsîr dalam beberapa bidang keislaman, terutama hadis, fiqh, sejarah, dan studi al- Quran. Bukti dan keahlian Ibn Katsîr dalam bidang tersebut dapat dilihat pada karya tulisnya. Dan rupanya popularitas karya-karya tulis Ibn Katsîr dalam bidang sejarah dan tafsirlah yang memberikan andil terbesar dalam mengangkat namanya menjadi tokoh ilmuwan yang terkenal. 12 Selama hidupnya Ibn Katsîr didampingi seorang istri yang dicintainya bernama Zainab, putri al-mizzi yang masih sebagai gurunya. 13 Setelah menjalani dinamika kehidupan yang panjang, penuh dedikasi pada Tuhannya, agama, negara dan dunia keilmuan, 26 Sya ban 774 H., bertetapan dengan bulan Februari 1373 M., pada hari Kamis, Ibn Katsîr dipanggil ke rahmat Allah. 14 Semoga Allah selalu mencurahkan rahmat-nya kepada Ibn Katsîr. Amin. 10 Mannâ Khalîl al-qaththân, Mabâhîs fi Ulûm al-qur ân, (Beirut: Mansyûrât al- Ashr al-hadîs), h Muhammad Husain Adz-Dzahabî, at-tafsîr wa al-mufassirûn, (Mesir: Maktabah Wahbah), jilid II, h A. Malik Madaniy, Ibn Katsîr dan Tafsirnya, (Makalah diskusi dosen tetap IAIN Sunan Kalijaga; di-diskusikan 23 Mei 1986), h Syâkir, Umdat at-tafsîr an al-hâfizh Ibn Katsîr, h Syâkir, Umdat at-tafsîr an al-hâfizh Ibn Katsîr, h. 34.

30 19 Pendidikannya Sejak kepindahan Ibn Katsîr bersama kakaknya ke Damaskus, 707 H., ia mulai meniti karir keilmuan. Peran yang tidak sempat dimainkan oleh ayah dalam mendidik, dilaksanakan oleh Kamal ad-din Abd al-wahhab, sang kakak. 15 Kegiatan keilmuan selanjutnya dijalani di bawah bimbingan ulama ternama di masanya. Guru utama Ibn Katsîr adalah Burhân ad-dîn al-fazarî ( H.), seorang ulama pemuka dan penganut mazhab Syafi î; dan Kamâl ad-dîn ibn Qâdhi Syuhbah. Kepada keduanya dia belajar Fiqh, dengan mengkaji kitab attanbîh karya asy-syîrâzî, sebuah kitab furû syafî iyyah, dan kitab Mukhtashâr Ibn Hajib dalam bidang Ushûl al-fiqh. 16 Berkat keduanya, Ibn Katsîr menjadi ahli Fiqh sehingga menjadi tempat berkonsultasi para penguasa dalm persoalanpersoalan hukum. 17 Dalam bidang hadis, ia belajar hadis dari ulama Hijaz dan mendapat ijazah dari Alwani, serta meriwayatkannya secara langsung dari huffâzh terkemuka di masanya, seperti Syeikh Najm ad-dîn ibn al-asqalânî dan Syihâb ad-dîn al-hajjâr (w. 730 H.) yang lebih terkenal dengan sebutan Ibn al-syahnah. 18 Kepada al-hâfizh al-mizzî (w. 742 H.), penulis kitab Tahdzîb al-kamâl, ia belajar bidang Rijâl al-hadis. 19 Beliau juga pernah berguru pada adz-dzahabi (Muhammad bin Muhammad; M.), yang menjadikannya dipercaya 15 Syâkir, Umdat at-tafsîr an al-hâfizh Ibn Katsîr, h Syâkir, Umdat at-tafsîr an al-hâfizh Ibn Katsîr, h Nur Faizin Maswan, Kajian Diskriptif Tafsir Ibn Katsîr, (Yogyakarta: Menara Kudus, 2002), h Ibnu Katsîr, al-bidâyah wa al-nihâyah, h Rahman, Ikhtisâr Mushthâlâh al-hadîs, h. 245.

31 20 sebagai penggantinya (1348 M.)., di Turba Umm Shalih (Lembaga Pendidikan). Pada 756 H./1355 M. Ia diangkat menjadi kepala Dar al-hadis al-asyrafiyah (Lembaga Pendidikan Hadis), setelah hakim Taqiy ad-din ash-subhi ( H.) meninggal dunia. 20 Berkaitan dengan studi hadis, pada bulan Sya ban 766 H., ditunjuk mengorganisir pengkajian kitab Shahih al-bukhari. 21 Dalam bidang sejarah, peranan al-hâfizh al-birzali (w.739 H.), sejarawan dari kota Syam, cukup besar. Dalam mengupas peristiwa-peristiwa, Ibn Katsîr mendasarkan pada kitab Tarikh karya gurunya tersebut. 22 Berkat al-birzali dan Tarikhnya, Ibn Katsîr menjadi sejarawan besar yang karyanya sering dijadikan rujukan utama dalam penulisan sejarah Islam. Pada usia 11 tahun menyelesaikan hafalan al-qur an, dilanjutkan memperdalam ilmu qira at, 23 dari studi tafsir dan ilmu tafsir, dari Syaikh al-islam Ibn Taimiyyah ( H.), 24 di samping ulama lain. Metode penafsiran Ibn Taimiyyah menjadi bahan acuan pada penulisan Tafsir Ibn Katsîr. 25 Pada bulan Syawwal 767 H., Ibn Katsîr dianugerahi jabatan imam dan guru besar tafsir di masjid negara (Masjid Umayyah Damaskus), oleh Gubernur Mankali Bugha. 26 Gelar al-mufassir yang disandangkan kepada Ibn Katsîr tidaklah berlebihan, sebagaimana yang disampaikan oleh al-dawadi al-mishri (w. 945 H.): 20 Ibnu Katsîr, al-bidâyah wa al-nihâyah, jilid XIV, h Ibnu Katsîr, al-bidâyah wa al-nihâyah, h Ibnu Katsîr, al-bidâyah wa al-nihâyah, h Ibnu Katsîr, al-bidâyah wa al-nihâyah, h al-qaththân, Mabâhîs fi Ulûm al-qur ân, h Taqiy ad-din Ibn Taimiyyah, Muqaddimah fi Ushul at-tafsir, (Kuwait: Dâr al-qur ân al-karim), h Ibnu Katsîr, al-bidâyah wa al-nihâyah, h. 321.

32 21 Ibn Katsîr merupakan ikutan para ulama dan hafizh, dan menjadi sandaran para ahli makna dan ahli lafazh Badr ad-din az-zarkasyi (w. 794 H.), penulis kitab al-burhan fi ulum al-qur ân, kitab standar dalam ilmu tafsir. 2. Muhammad ibn al-jazari (w. 833 H.), pengarang kitab an-nasyr fial- Qira at al- Asyr, kitab standar dalam ilmu qira at Al-Hafizh Abu al-mahasin al-husaini, penulis kitab Dzayl Tadzkirah al-huffazh, sebuah kitab penting dalam ilmu rijal al-hadis Syihab ad-din ibn Hijji (w. 816 H.), seorang penulis buku penting dalam bidang tarikh. 30 Demikianlah aktifitas dalam seluruh hayatnya, sehingga ia selalu dikenang keharuman namanya setelah tiada. Karya-karyanya Sebagai penulis, Ibn Katsîr tergolong produktif. Beberapa judul karya tulis yang ia persembahkan merupakan juru bicara betapa penguasaan dan kedalaman ilmunya dalam beberapa bidang kajian. Dalam bidang fiqh antara lain : 1. Kitab al-ijtihad fî Thalab al-jihâd. Ditulis tahun M. untuk meng-gerakkan semangat juang dalam mempertahankan pantai Libanon-Syiria dari serbuan Raja Franks 27 Syâkir, Umdat at-tafsîr an al-hâfizh Ibn Katsîr, h Madaniy, Ibn Katsîr dan Tafsirnya, h Syâkir, Umdat at-tafsîr an al-hâfizh Ibn Katsîr, h Syâkir, Umdat at-tafsîr an al-hâfizh Ibn Katsîr, h. 26.

33 22 dari Cyprus. Karya ini banyak memperoleh inspirasi dari kitab Ibn Taimiyyah: al-siyâsah al-syar iyyah. 2. Kitab Ahkâm. Kitab fiqh yang didasarkan pada al-quran dan hadis. 3. Al-Ahkâm alâ Ahwâb at-tanbîh. Kitab ini merupakan komentar dari kitab at-tanbîh karya asy-syîrâzî. Dalam bidang hadis antara lain : 1. Al-Takmil fî Ma rifat ats-tsiqat wa al-dhu afâ wa al-majâhil (5 jilid). Merupakan perpaduan dari kitab Tahdzîb al-kamâl karya al-mizzî dan Mîzân al-i tidâl karya adz-dzahabî (w. 748 H.), berisi riwayat perawiperawi hadis. 2. Jamî al-masânid wa as-sunan (8 jilid). Berisi para sahabat yang meriwayatkan hadis dan hadis-hadis yang dikumpulkan dari al-kutub as-sittah, Musnad Ahmad, Al-Bazzâr dan Abû Ya lâ serta Mu jam al- Kabîr. Disusun berdasar tertib huruf. 3. Ikhtishâr Ulûm al-hadis, merupakan ringkasan dari kitab Muqaddimah Ibn Shalah (w. 642 H./1246 M.). Karya ini kemudian disyarah oleh Ahmad Muhammad Syâkir dengan judul: al-bâ ist al-hadis fî Ikhtishâr Ulûm al-hadis Takhrîj Ahâdis Adillah at-tanbîh li Ulûm al-hadis atau dikenal dengan al-bâ its al-hadis merupakan takhrîj terhadap hadis-hadis yang digunakan dalil oleh asy-syîrâzî dalam kitabnya at-tanbîh. Fikr), h Ahmad Muhammad Syâkir, Syarh Alfiyyah al-suyûthi fî ilm al-hadis, (Beirut: Dâr al-

34 23 5. Syarh Shahîh al-bukhârî, merupakan kitab penjelasan terhadap hadishadis Bukhârî. Kitab ini tidak selesai, tetapi dilanjutkan oleh Ibn Hajâr al- Asqalânî (952 H./1449 M.). Dalam bidang sejarah antara lain : 1. Al-Bidâyah wa an-nihâyah (14 jilid). Memaparkan pelbagai peristiwa sejak awal penciptaan sampai peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahun 768 H. Sejarah dalam kitab ini dapat dibagi menjadi dua bagian besar: Pertama, sejarah kuno yang menuturkan mulai dari riwayat penciptaan sampai kenabian Muhammad saw, dan kedua, sejarah Islam mulai dari periode da wah Nabi saw di Mekkah sampai pertengahan abad 8 H. Kejadian-kejadian setelah hijrah disusun berdasarkan tahun kejadian. 2. Al-Fushûl fî Sirat ar-rasûl atau as-sîrah al-nabawiyyah. 3. Thabaqât asy-syâfî iyyah. 4. Manâqib al-imâm asy-syâfi i. Dalam bidang tafsir antara lain : 1. Fadhâil al-qur ân, berisi ringkasan sejarah al-quran. Pada beberapa terbitan, kitab ini ditempatkan pada halaman akhir Tafsîr Ibn Katsîr, sebagai penyempurna.

35 24 2. Tafsîr al-qur ân al- Azhîm, lebih dikenal dengan nama Tafsîr Ibn Katsîr. Diterbitkan pertama kali dalam 10 jilid, pada tahun 1342 H./1923 M. Di Kairo. 32 B. Mengenal Tafsir Ibn Katsîr 1. Sumber Tafsir Ibn Katsîr Sumber-sumber tafsir adalah sumber-sumber yang dikutip oleh para ahli tafsir dan diletakkan di dalam tafsir mereka, lepas dari pandangan mereka dalam menafsirkan al-quran. 33 Secara garis besar, sumber-sumber Tafsir Ibn Katsîr dapat dibagi menjadi dua, yakni sumber riwayah dan dirayah. a. Sumber Riwayah Sumber ini antara lain meliputi: al-qur ân, Sunnah, pendapat sahabat, pendapat tabi un. Sumber-sumber tersebut merupakan sumber primer dalam Tafsir Ibn Katsîr. Sebenarnya dapat dikatakan bahwa materi sumber ini juga berasal dari sumber kedua (dirayah). Karena walaupun Ibn Katsîr sebagai hafizh dan muhaddis yang mempunyai periwayatan hadis, dan menguasai periwayatan tentang hadis tafsir, dia cenderung mengutip riwayat-riwayat penafsiran dari kitab-kitab kodifikasi daripada menyampaikan hasil periwayatannya. Namun, karena materi tersebut identik dengan riwayah, maka sumber-sumber tersebut adalah sumber riwayah. Sebagai ulama muta akhkhirûn yang sudah jauh rentang masanya dengan pemilik-pemilik sumber riwayah, adalah suatu sikap yang 32 Syâkir, Umdat at-tafsîr an al-hâfizh Ibn Katsîr, h Abd ar-rahman al-baghdady, Beberapa Pandangan Mengenai Penafsiran al-qur ân, terj. Abu Laila dan Muhammad Thohir, (Bandung: PT al-ma arif, 1988), h. 29.

36 25 berhati-hati dan menjaga diri apabila dia merujukkan riwayat tafsir kepada kitab kodifikasi, sekalipun menguasai periwayatan. Hal ini tidak masalah karena memang penekanan penulisan tafsir ma tsûr pada masa muta akhkhirûn adalah pada selektifitas atau perhatian dan kepedulian pada nilai riwayat. Dikategorikan dalam sumber riwayah karena dalam tafsir ma tsûr sumber tersebut dikenal sebagai sumber riwayah, dan dulu, masa mutaqaddimûn, penafsiran dengan diriwayatkan sebagaimana diriwayatkannya hadis oleh para periwayatnya secara tahammul dan ada. b. Sumber Dirayah (Ijtihad Ibn Katsîr Ketika Menjelaskan) Yang dimaksud sumber dirayah adalah pendapat yang telah dikutip oleh Ibn Katsîr dalam penafsirannya. Sumber ini selain dari kitab-kitab kodifikasi pada sumber riwayah, juga kitab-kitab tafsir dan bidang selainnya dari para ulama muta akhkhirûn sebelum atau seangkatan dengannya. Terdapat pula pada sumber ini karya ulama mutaqaddimûn. Hal ini merupakan bukti keterbukaan Ibn Katsîr terhadap karya-karya dari ulama muta akhkhirûn yang berorientasi ra y. maksudnya, dia tidak membatasi diri pada kutipan karya Tafsir ma tsûr (saja), namun juga memasukkan pendapat para ulama tafsir yang lahir dari pengaruh perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dalam Islam. 2. Metode Tafsir Ibn Katsîr Al-Farmawi, membagi metode tafsir yang selama ini dipakai ulama menjadi empat metode, yaitu: 1. Metode tahliliy;

37 26 2. Metode ijmaliy; 3. Metode muqaran; dan 4. Maudhu iy. 34 Dari pembagian di atas, Tafsir Ibn Katsîr menunjuk kepada metode tahliliy, suatu metode tafsir yang bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat al- Qur ân dan seluruh aspeknya. Mufassir mengikuti susunan ayat sesuai mushhaf (tartib mushhafi), mengemukakan arti kosakata, penjelasan arti global ayat, mengemukakan munasabah dan membahas sabab an-nuzul, disertai Sunnah Rasul, pendapat sahabat, tabi un dan pendapat penafsir itu sendiri dengan diwarnai oleh latar belakang pendidikannya, dan sering pula bercampur baur dengan pembahasan kebahasaan dan lainnya yang dipandang dapat membantu memahami nash al-qur ân tersebut Corak Tafsir Ibn Katsîr Sebagaimana telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa Tafsîr Ibn Katsîr bercorak mat sûr, karena dikategorikan dalam sumber riwayah yang mempunyai pengertian bersumber pada: al-qur ân, Sunnah, pendapat sahabat dan pendapat tabi in. Kategorisasi ini hanyalah menunjukkan dominasi sumbersumber tersebut, tanpa menafikan sumber-sumber lain. Sumber-sumber lain dalam Tafsîr Ibn Katsîr, diantaranya berkaitan dengan nusansa tafsir tersebut. Sumber-sumber yang dimaksud adalah Isrâ iliyyât dan ra y. Isrâ iliyyât perlu dipertegas sebagai salah satu sumber karena terdapat bukti adanya pemakaiannya, baik pada masa sahabat, ulama mutaqaddimân dan 34 Abd Al-Hayy al-farmawi, Metode Tafsir Maudhû I, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), cet. Ke-2, h al-farmawi, Metode Tafsir Maudhû I, h. 12.

38 27 muta âkhkhirân, sebagai sumber tafsir. Juga, Isrâ iliyyât nampak dijadikan sumber tafsir oleh Ibn Katsîr, kendatipun tidak dimasukkan dalam strata sumbersumber tafsir yang ditulis pada muqaddimah. Ra y atau ijtihad sebagai sumber tafsir telah dipakai di kalangan sahabat, tabi in, dan ulama berikutnya. Kemudian, ra y mempunyai peran besar dalam sebuah penafsiran, apa pun coraknya. 36 Tafsir Ibnu Katsîr disepakati oleh para ahli termasuk dalam kategori tafsir bi al-ma tsur. Kategori atau corak ma tsur, yaitu penafsiran ayat dengan ayat; penafsiran ayat dengan hadîs Nabi saw, yang menjelaskan makna sebagian ayat yang dirasa sulit; atau penafsiran dengan hasil ijtihad para sahabat; atau penafsiran ayat dengan hasil ijtihad para tabi un. 37 Para ahli yang menetapkan corak ma tsur, antara lain Manna Khalil al- Qaththan, az-zarqanî, adz-dzahabî, al-farmawi, Hasbi ash-shiddieqŷ, dan Shubhi ash-shalih. 38 Penetapan ini karena yang mendominasi dalam Tafsir Ibn Katsîr adalah penafsiran dengan unsur-unsur atsar, sebagaimana definisi di atas. Penetapan dari penilaian para ulama ini, menjadikan sumber (ma tsur) bagi tafsir tersebut. Adapun unsur atsar yang mendominasi sumber tafsir ini, yaitu: a. Penafsiran al-qur ân dengan al-qur ân; b. Sunnah (Hadîs); c. Pendapat sahabat; d. Pendapat Tabi un. 36 Maswan, Kajian Diskriptif Tafsir Ibn Katsîr, h al-farmawi, Metode Tafsir Maudhû I, h ash-shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-qur ân/tafsir, h. 250.

BAB II PROFIL IBNU KATSIR DAN KITAB TAFSIRNYA. (Bashrah ), tahun 700 H. / 1301 M. Oleh karena itu ia mendapat predikat albusharawi(

BAB II PROFIL IBNU KATSIR DAN KITAB TAFSIRNYA. (Bashrah ), tahun 700 H. / 1301 M. Oleh karena itu ia mendapat predikat albusharawi( BAB II PROFIL IBNU KATSIR DAN KITAB TAFSIRNYA A. Latar Belakang Sosial Nama kecil Ibnu katsir adalah Ismail. Nama lengkapnya adalah Syekh al- Imam al-hafidz Abu al-fida Imaduddin Isma il bin Umar Katsir

Lebih terperinci

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab MATAN Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab C MATAN AS-SITTATUL USHUL Z. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Termasuk perkara yang sangat menakjubkan dan tanda yang

Lebih terperinci

BAB II BIOGRAFI IBNU KATSIR

BAB II BIOGRAFI IBNU KATSIR BAB II BIOGRAFI IBNU KATSIR 2.1 Nama dan Nasab-nya Ada beberapa nama yang menjadi perhatian penulis seperti yang diungkapkan oleh Khalid bin Musthafa Abu Shalih dalam kitab TafsirJuz Amma oleh Ibnu Katsir

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43) Mari sholat berjamaah Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43) Jangan Sia-Siakan Shalat Allah SWT berfirman:. Maka datanglah sesudah mereka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi 60 BAB IV ANALISIS Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi sallam dari tafsir al-marāghī di dalam bab tiga, maka pada bab ini akan dipaparkan analisis guna menganalisa şalawat

Lebih terperinci

METODE ISTINBATH HUKUM IMAM ABU HANIFAH TENTANG HUKUM SHALAT IDUL FITRI SKRIPSI

METODE ISTINBATH HUKUM IMAM ABU HANIFAH TENTANG HUKUM SHALAT IDUL FITRI SKRIPSI METODE ISTINBATH HUKUM IMAM ABU HANIFAH TENTANG HUKUM SHALAT IDUL FITRI SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Meperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy) SITI ROMELAH

Lebih terperinci

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Kisah Pembangunan Ka bah Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Alih Bahasa: Ummu Abdullah Desain Sampul: Ummu Zaidaan Disebarluaskan melalui: Maktabah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN Al-Qur an merupakan sumber hukum paling utama bagi umat Islam, M. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan sempurna. Kata

Lebih terperinci

3 Wasiat Agung Rasulullah

3 Wasiat Agung Rasulullah 3 Wasiat Agung Rasulullah Dalam keseharian kita, tidak disangsikan lagi, kita adalah orang-orang yang senantiasa berbuat dosa menzalimi diri kita sendiri, melanggar perintah Allah atau meninggalkan kewajiban

Lebih terperinci

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam merupakan proses perubahan menuju kearah yang lebih baik. Dalam konteks sejarah, perubahan yang positif ini adalah jalah Tuhan yang telah dibawa oleh

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah 1 1 Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). (QS. Az-Zumar: 54).

Lebih terperinci

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui:

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui: Kisah Pembangunan Ka bah Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Alih Bahasa: Ummu Abdullah al-buthoniyah Desain Sampul: Ummu Tsaqiif al-atsariyah Disebarluaskan

Lebih terperinci

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:???????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed TAWASSUL Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed Setelah kita mengetahui bahaya kesyirikan yang sangat besar di dunia dan akhirat, kita perlu mengetahui secara rinci bentuk-bentuk kesyirikan yang banyak terjadi

Lebih terperinci

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain Oleh: Muhsin Hariyanto AL-BAIHAQI, dalam kitab Syu ab al-îmân, mengutip hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Amr ibn al- Ash: Ridha Allah bergantung

Lebih terperinci

PERILAKU SEKSUAL SEJENIS (GAY) DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

PERILAKU SEKSUAL SEJENIS (GAY) DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI PERILAKU SEKSUAL SEJENIS (GAY) DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI OLEH : ACHMAD WALIDUN NI AM NIM : 2822123002 JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARI AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

KONSEP PENDIDIKAN BIRRUL WALIDAIN DALAM AL-QUR AN

KONSEP PENDIDIKAN BIRRUL WALIDAIN DALAM AL-QUR AN KONSEP PENDIDIKAN BIRRUL WALIDAIN DALAM AL-QUR AN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Derajat S-1 KARTIKA WAHYU UTAMI 1306010030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis, BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis, sebagaimana yang telah dideskripsikan di dalam Bab III dan Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI A. Abdul Wahab Khallaf 1. Biografi Abdul Wahab Khallaf Abdul Wahab Khallaf merupakan seorang merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu minat yang berkembang pada masa remaja adalah minat terhadap agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam membahas hal-hal

Lebih terperinci

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Seperti: orang kaya membutuhkan orang miskin, orang miskin membutuhkan orang kaya, orang kuat membutuhkan

Lebih terperinci

Lailatul Qadar. Rasulullah SAW Mencontohkan beberapa amal khusus terkait Lailatul Qadar ini, di antaranya:

Lailatul Qadar. Rasulullah SAW Mencontohkan beberapa amal khusus terkait Lailatul Qadar ini, di antaranya: Lailatul Qadar Malam Lailatul Qadar ialah malam diturunkan Al-Qur an dan dirinci segala urusan manusia seperti rezeki, kematian, keberuntungan, hidup dan mati. Malam itu ada di setiap bulan Ramadhan. Allah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH 95 BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH A. Analisis Komparatif al-qurt{ubi> dan Sayyid Qut{b 1. Analisis Komparatif Surat al-a raf ayat 206 Al-Qurtu{bi> dalam

Lebih terperinci

: :

: : [ ] : : : Hikmah (Bijaksana) "Dan barangsiapa yang diberikan hikmah maka sungguh ia telah diberikan kebaikan yang banyak." Sesungguhnya orang yang mempunyai niat yang baik dan ibadah yang benar, kebaikannya

Lebih terperinci

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai umat muslim sudah tidak asing lagi dengan kata hikmah karena kata-kata ini sering dijumpai hampir disetiap kitab-kitab yang bernuansa ibadah bahkan kata hikmah

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN TERHADAP GELANDANGAN, PENGEMIS, FAKIR, MISKIN DAN ANAK TERLANTAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

PERLINDUNGAN TERHADAP GELANDANGAN, PENGEMIS, FAKIR, MISKIN DAN ANAK TERLANTAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI PERLINDUNGAN TERHADAP GELANDANGAN, PENGEMIS, FAKIR, MISKIN DAN ANAK TERLANTAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI OLEH MUHAMMAD ZAMROJI NIM. 3222113026 JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

"SABAR ANUGERAH TERINDAH"

SABAR ANUGERAH TERINDAH "SABAR ANUGERAH TERINDAH" Marilah kita bertaqwa kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa, mengamalkan syariat di segenap sudut kehidupan di samping melaksanakan segala tuntutan perintah Allah dan menghindari

Lebih terperinci

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Khutbah Pertama???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Program Strata

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah 1 4 I Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah

DAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah DAFTAR TERJEMAH No Hal Kutipan Bab Terjemah 1 1 Q.S. At I tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi Taubah ayat 122 semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka

Lebih terperinci

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis.

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis. MANHAJ AJJAJ AL-KHATIB (Analisis Kritis terhadap Kitab Ushul al-hadis, Ulumuh wa Mushtalahuh) Sulaemang L. (Dosen Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN Kendari) Abstrak: Penelitian ini mebmahas Manhaj Ajjaj

Lebih terperinci

PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014

PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014 PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

PERAN AYAH DALAM MEMBANGUN KELUARGA ISLAMI MENURUT MUFASSIR INDONESIA (Telaah QS. an-nisa: 34 dan QS. Luqman: 13)

PERAN AYAH DALAM MEMBANGUN KELUARGA ISLAMI MENURUT MUFASSIR INDONESIA (Telaah QS. an-nisa: 34 dan QS. Luqman: 13) PERAN AYAH DALAM MEMBANGUN KELUARGA ISLAMI MENURUT MUFASSIR INDONESIA (Telaah QS. an-nisa: 34 dan QS. Luqman: 13) Oleh: HALILURRAHMAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????

Lebih terperinci

Istiqomah. Khutbah Pertama:

Istiqomah. Khutbah Pertama: Istiqomah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????..???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

UMMI> DALAM AL-QUR AN

UMMI> DALAM AL-QUR AN UMMI> DALAM AL-QUR AN (Kajian Tematik Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab) Muji Basuki I Di dalam Al-Qur an kata ummi> disebutkan sebanyak 6 kali, dua kali dalam bentuk mufrad dan 4 kali dalam bentuk

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu-Ilmu Syari ah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu-Ilmu Syari ah STUDI ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

CINTAKU HANYA KARENA-NYA...

CINTAKU HANYA KARENA-NYA... CINTAKU HANYA KARENA-NYA... Di antara potensi yang Allah berikan kepada makhluk-nya adalah adanya rasa cinta kepada makhluk yang lainnya. Dengan kecintaan tersebut mereka dapat saling mengisi, mereka dapat

Lebih terperinci

Keistimewaan Hari Jumat

Keistimewaan Hari Jumat Keistimewaan Hari Jumat Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRO MI ROJ NABI MUHAMMAD SAW. FORUM TAKMIR MASJID SE-DESA MUNCAR

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRO MI ROJ NABI MUHAMMAD SAW. FORUM TAKMIR MASJID SE-DESA MUNCAR 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRO MI ROJ NABI MUHAMMAD SAW. FORUM TAKMIR MASJID SE-DESA MUNCAR TANGGAL 7 MEI 2016 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PEMAKSAAN MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM

STUDI ANALISIS PEMAKSAAN MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM STUDI ANALISIS PEMAKSAAN MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Syari ah Oleh ERNA SUSANTI NIM 1210019

Lebih terperinci

MAKNA KATA ZAUJ DAN IMRA AH DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik) SKRIPSI

MAKNA KATA ZAUJ DAN IMRA AH DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik) SKRIPSI MAKNA KATA ZAUJ DAN IMRA AH DALAM AL-QURAN (Kajian Tafsir Tematik) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Oleh: DEWI

Lebih terperinci

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER)

ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER) ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER) TESIS Oleh: SYAHDIAN NOOR, LC. NIM: 11.0202.0767 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

Mukadimah. Pengkajian

Mukadimah. Pengkajian Mukadimah Pembahasan tentang pengertian al-qur an (ta riful Qur an) mencakup tiga bagian pembahasan yaitu: definisi al-qur an, nama-nama al-qur an, dan fungsi atau kedudukan Al-Qur an Pemahaman kaum muslimin

Lebih terperinci

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk

Lebih terperinci

Bismillahirrahmanirrahim

Bismillahirrahmanirrahim Bismillahirrahmanirrahim Allah Ta ala berfirman (yang artinya), Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya (QS. Al Mu`minun : 1-2) Allah Ta ala juga

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 59 BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 A. Kualitas Mufasir at-thabari Ditinjau dari latar pendidikannya dalam konteks tafsir al-qur an, penulis menilai bahwa at-thabari

Lebih terperinci

ZAKAT HARTABAGI ANAK-ANAK DAN ORANG GILA (studikomperatifmenurut Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi i) SKRIPSI

ZAKAT HARTABAGI ANAK-ANAK DAN ORANG GILA (studikomperatifmenurut Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi i) SKRIPSI ZAKAT HARTABAGI ANAK-ANAK DAN ORANG GILA (studikomperatifmenurut Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi i) SKRIPSI DiajukanUntukMelengkapiSebagaiSyarat GunaMemperolehGelarSarjanaSyari ah (S.Sy) OLEH IBRAHIM DAULAY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seabagai penganut agama islam orang muslim mempunyai tendensi da landasan dalam menjalani kehidupan sehari - hari, baik yang berkaitan dengan ubudiyah munakahah, jinayah,

Lebih terperinci

Keutamaan Bersegera Menunaikan Shalat

Keutamaan Bersegera Menunaikan Shalat Keutamaan Bersegera Menunaikan Shalat فضل حكبكري ىل لصلا [ Indonesia Indonesian ند نيn ] Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-syaqawi Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2010-1431 1

Lebih terperinci

Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan

Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan Khutbah Jumat berikut ini berisi nasihat untuk senantiasa memanfaatkan segala kenikmatan hidup ini sebagai bekal dalam menghadapi masa yang akan datang (baca:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat membimbing para sahabat dalam membukukan hadis. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor,

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG WAKAFYANG DIWARISKAN SETELAH WAKIF MENINGGAL DUNIA

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG WAKAFYANG DIWARISKAN SETELAH WAKIF MENINGGAL DUNIA ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG WAKAFYANG DIWARISKAN SETELAH WAKIF MENINGGAL DUNIA SKRIPSI DiajukanuntukMemenuhiTugasdanMelengkapiSyarat GunaMemperolehGelarSarjana Program Strata 1 (S1) Program

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET) KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET) SEJARAH NABI MUHAMMAD DI MAKKAH BACA DI BUKU PAKET HALAMAN 109 126 (lebih lengkap)

Lebih terperinci

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor Ternyata Hari Jum at itu Ternyata Hari Jum at itu Istimewa Penyusun: Ummu Aufa Muraja ah: Ustadz Abu Salman Saudariku, kabar gembira untuk kita

Lebih terperinci

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PENGAJIAN RUTIN (STUDI KASUS: MASJID DARUL FALAH KOTA LANGSA) S K R I P S I. Diajukan Oleh : MUDARISSIN

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PENGAJIAN RUTIN (STUDI KASUS: MASJID DARUL FALAH KOTA LANGSA) S K R I P S I. Diajukan Oleh : MUDARISSIN RESPON MASYARAKAT TERHADAP PENGAJIAN RUTIN (STUDI KASUS: MASJID DARUL FALAH KOTA LANGSA) S K R I P S I Diajukan Oleh : MUDARISSIN Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Jurusan Komunikasi

Lebih terperinci

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15)

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S.1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran MEMBACA AL-QURAN DALAM SATU SURAT PADA WAKTU SALAT TERBALIK URUTANNYA, MEMBACA SAYYIDINA DALAM SHALAT PADA WAKTU

Lebih terperinci

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Disebarluaskan melalui: website:    TIDAK untuk tujuan KOMERSIL Judul Penyusun Lay out : Ayo Shalat Bersamaku : Ummu Abdillah al-buthoniyyah : MRM Graph Disebarluaskan melalui: website: http://www.raudhatulmuhibbin.org e-mail: redaksi@raudhatulmuhibbin.org TIDAK untuk

Lebih terperinci

JURUSAN AHWAL AL SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

JURUSAN AHWAL AL SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA BLORA NO. 1125/Pdt.G/2013/PA.Bla TENTANG CERAI TALAK (Kedudukan Advokat Perempuan Sebagai Wakil Ikrar Talak) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut; Kkeberkahan puasa yang bentuk konkretnya bisa kita saksikan di bulan Ramadhan. Saat bulan itu ada ibadah shalat Tarawih dan kecendenderungan umat untuk bersemangat menjalankan shalat berjamaah. Kebaikan

Lebih terperinci

Takwa dan Keutamaannya

Takwa dan Keutamaannya Takwa dan Keutamaannya Khutbah Jumat berikut ini menjelaskan tentang hakikat dan keutamaan takwa. Sebab, takwa merupakan wasiat Allah Subhanahu wa Ta ala dan Rasul-Nya yang harus dipahami maksudnya dan

Lebih terperinci

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman (Saba'

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alquran dan hadis Nabi yang menerangkan betapa pentingnya mendirikan ibadah

BAB I PENDAHULUAN. Alquran dan hadis Nabi yang menerangkan betapa pentingnya mendirikan ibadah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat merupakan tiang atau pilar utama yang menopang berdirinya agama Islam dan merupakan ibadah yang dihisab pertama kali di akhirat nanti. Banyak ayat Alquran

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA

BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA 58 BAB IV MAKNA DAN HUBUNGAN KESAKSIAN MANUSIA TERHADAP KE- ESAAN ALLAH DI ALAM RAHIM DALAM KEHIDUPAN DI DUNIA A. Makna Kesaksian Manusia terhadap ke-esaan Allah di Alam Rahim dalam Surat al-a raaf ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh: ANIDA ISTIQOMAH AL

Lebih terperinci

Meneladani Nabi Ismail Dalam Menepati Janji

Meneladani Nabi Ismail Dalam Menepati Janji Meneladani Nabi Ismail Dalam Menepati Janji Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam tersebut dinamakan orang mu min. Orang mu min adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam tersebut dinamakan orang mu min. Orang mu min adalah seseorang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang mementingkan keyakinan yang mendalam (pasrah) dalam menerima segala aturan yang telah diturunkan oleh Allah SWT. Kepasrahan tersebut

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Bukti Cinta Kepada Nabi

Bukti Cinta Kepada Nabi Bukti Cinta Kepada Nabi Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi)

KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi) KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi) SKRIPSI Diajukan Oleh: NABILAH BINTI ISMAIL Mahasiswi Fakultas Syariah Jurusan: Ahwal Syahsiyah Nim: 110 807 796 FAKULTAS SYARI

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW MAJELIS TA LIM AHAD PAGI MASJID AGUNG KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW MAJELIS TA LIM AHAD PAGI MASJID AGUNG KABUPATEN SEMARANG 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW MAJELIS TA LIM AHAD PAGI MASJID AGUNG KABUPATEN SEMARANG TANGGAL 7 JUNI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN

Lebih terperinci

Agung Cahyono NIM. G

Agung Cahyono NIM. G HUBUNGAN KEMAMPUAN HAFALAN AL-QUR'AN DENGAN PRESTASI PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS I MTs AL IRSYAD TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Bahasa, shalat berarti do a. Dengan pengertian ini, shalat adalah ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban peribadatan

Lebih terperinci

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi Untuk Apa Kita Diciptakan? Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi K ehidupan di dunia pada dasarnya hanyalah senda gurau atau main-main saja. Orang akan semakin merugi bila tidak

Lebih terperinci

Bab 26 Mengadakan Perjalanan Tentang Masalah Yang Terjadi dan Mengajarkan kepada Keluarganya

Bab 26 Mengadakan Perjalanan Tentang Masalah Yang Terjadi dan Mengajarkan kepada Keluarganya - 26 Bab 26 Mengadakan Perjalanan Tentang Masalah Yang Terjadi dan Mengajarkan kepada Keluarganya Penjelasan : Nazilah adalah kejadian baru yang butuh kepada hukum syar I. istilah ini menjadi populer pada

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG MAHAR DENGAN SYARAT

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG MAHAR DENGAN SYARAT ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG MAHAR DENGAN SYARAT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Bidang Hukum Perdata Islam Oleh:

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK BIN ANAS TENTANG KESAKSIAN DALAM AKAD NIKAH SKRIPSI

ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK BIN ANAS TENTANG KESAKSIAN DALAM AKAD NIKAH SKRIPSI ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK BIN ANAS TENTANG KESAKSIAN DALAM AKAD NIKAH SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sya riah (S.Sy) ILYAS HADI NIM. 10921006384 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia, baik itu ayat-ayat yang tersurat maupun yang tersirat. Al-Qur an juga sebagai Kitab Suci

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012 STUDI ANALISIS AKAD PEMBIAYAAN MUḌĀRABAH DI BMT ARTHA MANDIRI REMBANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 Dalam Ilmu Mu amalah Siti Rokhaniah

Lebih terperinci

HUKUM WASIAT MENDONORKAN ORGAN TUBUH MANUSIA MENURUT PENDAPAT YUSUF AL-QARDHAWI SKRIPSI

HUKUM WASIAT MENDONORKAN ORGAN TUBUH MANUSIA MENURUT PENDAPAT YUSUF AL-QARDHAWI SKRIPSI HUKUM WASIAT MENDONORKAN ORGAN TUBUH MANUSIA MENURUT PENDAPAT YUSUF AL-QARDHAWI SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy) OLEH

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM HADIS RIWAYAT ABDULLAH IBNU MAS UD TENTANG PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VISUAL (GAMBAR)

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM HADIS RIWAYAT ABDULLAH IBNU MAS UD TENTANG PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VISUAL (GAMBAR) ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM HADIS RIWAYAT ABDULLAH IBNU MAS UD TENTANG PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VISUAL (GAMBAR) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna

Lebih terperinci

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

PENGARUH PONDOK MUHAMMADIYAH HAJJAH NURIYAH SHABRAN TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN MASYARAKAT DUKUH SARIPAN, DESA MAKAMHAJI, KEC. KARTASURA, KAB. SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-

Lebih terperinci