SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007"

Transkripsi

1 HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH) KOTA BINJAI TAHUN 2006 TESIS OLEH NETTY PRATIWI / AKK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

2 HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH) KOTA BINJAI TAHUN 2006 TESIS Untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) Dalam Program Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara OLEH NETTY PRATIWI / AKK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

3 Telah diuji Pada tanggal : 6 Agustus 2007 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua Anggota : Prof. Drg. Lina Natamiharja, SKM : Prof. Drg. Monang Panjaitan, M.S Drs. Amru Nasution, M.Kes dr. Surya Darma, MPH

4 PERNYATAAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH) KOTA BINJAI TAHUN 2006 TESIS Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Medan, 20 Agustus 2007 ( Netty Pratiwi )

5 Judul Tesis Nama Mahasiswa : Hubungan Karakteristik Organisasi dengan Kinerja Program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) Kota Binjai Tahun 2006 : Netty Pratiwi Nomor Pokok : Program Studi Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan : Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi Menyetujui Komisi Pembimbing : ( Prof. drg. Lina Natamiharja, SKM ) ( Prof. drg. Monang Panjaitan, MS ) Ketua Anggota Ketua Program Studi, Direktur SPs USU (Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof.Dr.Ir.T. Chairun Nisa B., MSc) Tanggal Lulus : 6 Agustus 2007

6 HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DENGAN KINERJA PROGRAM UKGS (USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH) KOTA BINJAI TAHUN 2006 NETTY PRATIWI Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Komunitas Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Tingginya angka penderita penyakit gigi dan mulut di Kota Binjai kemungkinan disebabkan karena belum baiknya pengelolaan organisasi UKGS di Puskesmas. Hal ini melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana karakteristik organisasi UKGS dan hubungannya dengan kinerja Program UKGS Puskesmas di Kota Binjai. Jenis penelitian adalah survei dengan tipe explanatory (survey penjelasan). Populasi penelitian adalah 8 buah puskesmas dan SD di Kota Binjai. Sampel penelitian adalah 3 puskesmas dengan karakteristik organisasi baik, cukup dan kurang serta siswa kelas 6 SD yang diambil secara purposive sampling. Jumlah sampel untuk siswa kelas 6 SD adalah 378 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawacara berpedoman pada kuesioner penelitian untuk data karakteristik organisasi dan cakupan pelayanan UKGS, data status kesehatan gigi dan mulut siswa SD diperoleh dengan pemeriksaan gigi secara langsung dalam rongga mulut. Analisis statistik dilakukan dengan uji statistik Korelasi Pearson dan T-test unpaired. Hasil analisis uji statistik Korelasi Pearson menunjukkan ada hubungan antara karakteristik organisasi UKGS puskesmas dengan OHIS dan CPITN siswa SD. Melalui uji statistik T-test unpaired ternyata tidak ada perbedaan OHIS dan CPITN antara lokasi terdekat dan terjauh dari puskesmas. Tidak ada hubungan antara karakteristik organisasi UKGS puskesmas dengan DMF-T siswa SD yang mana rerata D jauh lebih besar dibandingkan dengan rerata F siswa SD di Kota Binjai. Penelitian ini menyimpulkan bahwa unsur karakteristik organisasi UKGS puskesmas untuk melaksanakan program UKGS di SD 25% baik, 62,5% cukup dan 12,5% kurang. Cakupan perawatan terhadap siswa kelas selektif masih kurang di Puskesmas Kota Binjai. Indeks OHIS dan CPITN siswa SD berhubungan dengan karakteristik organisasi UKGS puskesmas, sedangkan dengan DMF-T tidak berhubungan yang mana rerata F jauh lebih kecil dibandingkan rerata D. Disarankan agar menerapkan program kumur-kumur dengan larutan fluor atau pengolesan larutan fluor pada gigi siswa SD, serta melaksanakan perawatan/penambalan gigi siswa kelas selektif. Kata Kunci : karakteristik organisasi, kinerja, UKGS vi

7 RELATION OF ORGANIZATIONAL CHARACTERISTIC WITH THE PERFORMANCE PROGRAM OF UKGS ( SCHOOL DENTAL HEALTH EFFORT) AT BINJAI TOWN IN 2006 NETTY PRATIWI Master Program of Community Health Policy and Administration Post Graduate School of North Sumatera University ABSTRACT The height number of patients in dental and oral disease at Binjai town is possibility due to not good management of organizational of school dental health effort at health centres. This was the background of the study. The aim of this study was to know how organizational characteristic of school dental health effort and its relation with the performance program of school dental health effort at Binjai town. The type of this study was an explanatory survey. Population were eight health centres and elementary school students at Binjai town. The sample were three health centres with good, enough and less organizational characteristic and elementary school students grade six who were taken by purposive sampling. The total samples of elementary school students were 378 people. Collecting data was done by interview based on research questioner for the data of organizational characteristic and coverage service of school dental health effort. Data of dental and oral health status of elementary school students was obtained directly in oral cavity. Statistical analysis was done with Pearson Correlation and T-Test (unpaired). The results of statistical test analysis with Pearson Correlation showed that there were relations between organizational characteristic of school dental health effort at health centre with OHIS and CPITN of elementary school students. Statistical tests with T-test Unpaired showed that there were no differences of OHIS and CPITN between of closest and furthermost location from health centre. There was no correlation between organizational characteristic of school dental health effort at health centre with DMF-T of elementary school students which the mean of D is higher than the mean of F of elementary school students at Binjai Town. The research concluded that organizational characteristic element of school dental health effort at health centre to perform school dental health effort in elementary school is 25% good, 62,5% enough and 12,5% less. Coverage of selective class students treatment still less in health centres at Binjai Town. OHIS and CPITN index of elementary school student was related to the organizational characteristic of school dental health effort at health centre, while there was no correlated with DMF-T which the mean of F smaller than the mean of D. Suggested that to carry out the fluoride mouth rinse program or fluoride topical application at elementary school students, and also perform the treatment / filling tooth of selective class students. Keywords : organizational characteristic, performance, UKGS.

8 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim. Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah atas berkat Rahmad dan Ridho yang telah diberikan-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis dengan judul Hubungan Karakteristik Organisasi dengan Kinerja Program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) Kota Binjai Tahun Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian tesis ini selain atas upaya penulis, juga tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada : 1. Ibu Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa B., MSc., Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS., Ketua Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan dorongan dan semangat pada penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini. 3. Ibu Prof. Drg. Lina Natamiharja, SKM., Ketua Komisi Pembimbing, yang telah banyak memberikan dorongan, semangat dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini. 4. Bapak Prof. Drg. Monang Panjaitan, M.S., Anggota Komisi Pembimbing, yang telah banyak memberikan dorongan dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini. 5. Bapak Drs. Amru Nasution, M.Kes., Anggota Komisi Pembanding vii

9 6. Bapak dr. Surya Darma, MPH., Anggota Komisi Pembanding 7. Seluruh dosen dan Pegawai Program Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Pasca Sarjana USU. 8. Seluruh teman-teman Mahasiswa Pasca Sarjana USU, di Puskesmas Limau Sundai Binjai dan Dinas Kesehatan Binjai yang telah membantu memberi support dalam menyelesaikan penulisan tesis ini. 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam pengantar ini. Secara khusus penulis juga mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada : 1. Ayahanda H. Agustono dan Ibunda Hj. Sufni Yus yang telah berperan sangat besar dalam mendidik dan membesarkan penulis serta membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini. 2. Suami Zunaidi, SE dan anak-anak tercinta Cynthia, Aditya dan Cinta yang selalu memberikan dorongan, kesabaran dan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik. Akhir kata izinkanlah penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekhilafan selama mengikuti pendidikan pada program studi pascasarjana ilmu kesehatan masyarakat USU ini, dan semoga amalan-amalan yang telah diberikan kepada penulis dapat diberikan balasan yang berlipat ganda oleh Allah SWT, Amin Ya Robbal Alamin. Medan, 20 Agustus 2007 Penulis ( Netty Pratiwi )

10 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Netty Pratiwi Tempat/Tgl Lahir : Medan/ 21 Maret 1969 Alamat Suami Anak : Jl. Jati 49 Pulo Brayan Bengkel Medan : Zunaidi, SE : 1. Cynthia Pratiwi 2. Aditya Waskita 3. Cinta Sabrina Riwayat Pendidikan : 1. SDN Medan Tamat Tahun SMPN 9 Medan Tamat Tahun SMAN 3 Medan Tamat Tahun Fakultas Kedokteran Gigi USU Tamat Tahun 1992 Riwayat Pekerjaan : 1. Tahun Staf Pengajar di Sekolah Pengatur Rawat Gigi Bukit Tinggi Sumatera Barat. 2. Tahun 1999-sekarang Dokter Gigi di Puskesmas Limau Sundai Kota Binjai. viii

11 DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN PERSETUJUAN ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR RIWAYAT HIDUP...viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi DAFTAR ISTILAH... xii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian... 6 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Organisasi UKGS Kinerja Program UKGS Landasan Teori Kerangka Konsep BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Metode Pengumpulan Data Variabel dan Definisi Operasional Metode Pengukuran Metode Analisis Data ix

12 BAB 4. HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Karakteristik Organisasi UKGS Kinerja Program UKGS Hasil Uji Statistik BAB 5. PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Organisasi UKGS Kinerja Program UKGS Hubungan Karakteristik Organisasi dengan Kinerja Program UKGS Keterbatasan Penelitian BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Saran DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN

13 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1. Kriteria Penilaian Indeks Oral Debris Kriteria Pengukuran Indeks Kalkulus Puskesmas dan SD Terpilih Berdasarkan Lokasi dan Jarak dari Puskesmas di Kota Binjai Jumlah sampel pada SD Terpilih berdasarkan Puskesmas Terpilih Kota Binjai Klassifikasi Tingkat Keparahan Karies Gigi Menurut WHO Jumlah penduduk Laki-laki dan Perempuan per Kecamatan di Kota Binjai Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di Kota Binjai Jumlah Tenaga Medis Puskesmas Per Kecamatan di Kota Binjai Jumlah murid SD/MI dan Puskesmas Per Kecamatan Kota Binjai Kategori Karakteristik Organisasi UKGS Kategori Puskesmas Berdasar Karakteristik Organisasi Cakupan Pelayanan UKGS berdasarkan Puskesmas Terpilih Kota Binjai Rerata dan Kategori OHIS siswa SD berdasarkan Puskesmas Terpilih di Kota Binjai Rerata dan Tingkat DMF-T siswa SD berdasarkan Puskesmas Terpilih di Kota Binjai Rerata DMF-T, Decay dan Filling pada Siswa SD lokasi Terdekat dan Terjauh dari Puskesmas Terpilih di Kota Binjai Rerata dan Status CPITN (Sektan Gusi Sehat) siswa SD Berdasarkan Puskesmas Terpilih di Kota Binjai Hubungan Karakteristik Organisasi Puskesmas dengan OHIS Siswa SD Kota Binjai Hubungan Karakteristik Organisasi Puskesmas dengan Indeks OHIS Siswa SD pada Lokasi Terdekat dan Terjauh di Kota Binjai Hubungun Karakteristik Organisasi Puskesmas dengan Indeks CPITN (Sektan Gusi Sehat) Siswa SD pada Sekolah Dasar di Kota Binjai Hubungan Karakteristik Organisasi Puskesmas dengan Indeks CPITN Siswa SD Berdasarkan Lokasi terjauh dan Terdekat di Kota Binjai Hubungan Karakteristik Organisasi Puskesmas dengan Indeks DMF-T rata-rata Siswa SD di Kota Binjai 48 x

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian 2. Surat Izin Penelitian 3. Daftar Pertanyaan / Kuesioner 4. Hasil Analisis Statistik xi

15 DAFTAR ISTILAH CIS CPITN DMF-T MI ODIS OHIS PTI SD SKRT UKS UKGS WHO : Calculus Index Simplified : Community Periodontal Index of Treatment Needs : Decay Missing Filling Teeth : Madrasah Ibtidaiyah : Oral Debris Index simplified : Oral Hygiene Index Simplified : Performed Treatment Index : Sekolah Dasar : Survei Kesehatan Rumah Tangga : Usaha Kesehatan sekolah : Usaha Kesehatan Gigi Sekolah : World Health Organization xii

16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu pokok program Indonesia Sehat 2010 (Depkes RI, 2003) adalah pokok program upaya kesehatan. Program yang termasuk dalam Upaya Kesehatan ini adalah Program Pemberantasan Penyakit Menular dan Program Pencegahan Penyakit Tidak Menular. Sasaran yang ingin dicapai melalui Program Pencegahan Penyakit Tidak Menular khusus untuk kesehatan gigi dan mulut adalah: (1). Turunnya secara bermakna insiden dan prevalensi penyakit gigi sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. (2). Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Prevalensi karies gigi pada anak kelompok usia 12 tahun cenderung meningkat dari 69,74% pada tahun 1978 menjadi 76,92% pada tahun 1995 ( Depkes RI, 1999). Hasil studi morbiditas SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga) - Surkenas (Survei Kesehatan Nasional) 2001 menunjukkan bahwa secara umum antara penyakit yang dikeluhkan dan tidak dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah yang tertinggi meliputi 60 persen penduduk. Sedangkan pada golongan umur 5-14 tahun prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah 33 persen dan meningkat dengan bertambahnya umur. Hasil SKRT 2001 memperlihatkan bahwa indeks DMF-T pada penduduk umur 10 tahun ke atas sebesar 5,3 yang berarti bahwa jumlah kerusakan gigi rata-rata per orang adalah 5 gigi. Sementara nilai F (gigi di tambal) sangat rendah pada semua 1

17 2 golongan umur, yaitu 0,07-0,15 gigi. Peningkatan indeks DMF-T lebih didominasi oleh nilai D (gigi karies) dan nilai M (gigi di cabut). Untuk mencapai Visi Program Kesehatan Indonesia Sehat 2010, di bidang kesehatan gigi dan mulut mengacu pada indikator oral health global goal WHO, disesuaikan dengan kemampuan sumber daya dan kondisi kesehatan gigi masyarakat pada tahun 1995, Indonesia menetapkan indikator derajat kesehatan gigi dan mulut antara lain untuk kelompok umur 12 tahun yang harus dicapai pada tahun 2010 sebagai berikut: Indeks DMF-T < 2 dan 70% sekstan gusi sehat > 3 (Depkes RI, 1999). Kompleksitas masalah kesehatan gigi seperti diuraikan di atas cenderung relatif merata terjadi di seluruh wilayah Indonesia termasuk di Kota Binjai. Kota Binjai adalah salah satu Kota di Propinsi Sumatera Utara yang mempunyai 8 Puskesmas yang berada pada 5 Kecamatan terdiri atas 18 Puskesmas Pembantu (Dinas Kesehatan Kota Binjai). Jumlah penduduk Kota Binjai sekitar jiwa yang terdiri atas 154 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah dengan jumlah murid sekitar jiwa (BPS Kota Binjai, 2005). Menurut Kasubdis Yankes Dinas Kesehatan Kota Binjai Dra.Umur Pandia Apt, di Kota Binjai masih banyak dijumpai kasus karies gigi pada anak-anak sekolah dasar, hal ini juga masih merupakan masalah nasional sampai sekarang yang mana kemampuan dan kesadaran untuk membersihkan serta merawat gigi dan mulut masih kurang dan penyakit ini cenderung meningkat setiap dasawarsa. Di Kota Binjai telah dilaksanakan program untuk menanggulangi masalah karies gigi pada anak-anak sekolah dasar yaitu melalui Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, namun

18 3 demikian usaha untuk mengatasi masalah karies gigi belum terlihat hasilnya, diperkirakan peningkatan kasus karies gigi akan terus terjadi sejalan dengan kenaikan konsumsi gula, adanya faktor distribusi penduduk, faktor lingkungan, dan faktor perilaku kesehatan gigi masyarakat Indonesia. Laporan akuntabilitas dan evaluasi kinerja Dinas Kesehatan Kota Binjai Tahun 2006 menyatakan bahwa penyakit gigi dan mulut termasuk dalam 10 penyakit terbesar menurut kunjungan pasien ke Puskesmas. Diperkirakan 65 % masyarakat Kota Binjai menderita penyakit gigi dan mulut. Penilaian tersebut tertuang di laporan SP2TP Puskesmas yang dibuat setiap bulannya dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan (Dinas Kesehatan Kota Binjai). Tingginya angka penderita penyakit gigi dan mulut di Kota Binjai kemungkinan disebabkan karena belum baiknya pengelolaan organisasi UKGS di Puskesmas. Organisasi UKGS Puskesmas memiliki karakteristik berbeda yang ditentukan berdasarkan sub variabel yang terdiri atas sarana dan prasarana, biaya operasional, petugas, unit sekolah serta monitor dan evaluasi. Apabila organisasi UKGS dikelola dengan baik, maka dapat meningkatkan kinerja Program UKGS sehingga dicapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan organisasi. Kinerja program UKGS ditentukan oleh variabel penentu yaitu : cakupan pelayanan UKGS dan status kesehatan gigi dan mulut. Cakupan pelayanan UKGS terdiri atas beberapa sub variabel yaitu : cakupan sekolah yang melaksanakan UKGS, cakupan sekolah yang melaksanakan sikat gigi massal, cakupan siswa jenjang kelas terpilih (selektif) yang memperoleh perawatan, serta frekuensi pembinaan petugas kesehatan ke sekolah (Depkes RI, 1996).

19 4 Sedangkan status kesehatan gigi dan mulut murid sekolah ditentukan berdasarkan sub variabel yang terdiri atas Indeks DMF-T, CPITN dan OHIS berdasarkan lokasi sekolah tempat pelaksanaan program UKGS. Penetapan lokasi adalah untuk melihat status kesehatan gigi dan mulut anak sekolah dasar pada lokasi terdekat dan terjauh dari Puskesmas terpilih, sehingga diketahui apakah pelaksanaan program UKGS di sekolah dasar berjalan dengan baik atau tidak. Untuk menganalisis bagaimana karakteristik organisasi dan hubungannya dengan kinerja Program UKGS Puskesmas di Kota Binjai maka akan dilakukan penelitian dengan menganalisis karakteristik organisasi yang terdiri atas beberapa sub variabel yaitu sarana dan prasarana, biaya operasional, petugas, unit sekolah serta monitor dan evaluasi. Karakteristik organisasi ini kemudian dihubungkan dengan kinerja Program UKGS yang ditentukan berdasarkan pendekatan variabel cakupan pelayanan UKGS serta pendekatan variabel status kesehatan gigi dan mulut murid sekolah Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan penelitian : bagaimanakah karakteristik organisasi UKGS (sarana dan prasarana, biaya operasional, petugas, unit sekolah, monitor dan evaluasi) dan hubungannya dengan kinerja Program UKGS (cakupan pelayanan UKGS dan status kesehatan gigi dan mulut) di Kota Binjai Tahun 2006.

20 5 1.3.Tujuan Penelitian 1. Menganalisis karakteristik organisasi UKGS (sarana dan prasarana, petugas, biaya operasional, unit sekolah, monitor dan evaluasi) di Kota Binjai. 2. Menganalisis kinerja program UKGS yaitu cakupan pelayanan UKGS (cakupan sekolah yang melaksanakan UKGS, cakupan sekolah yang melaksanakan sikat gigi masal, cakupan siswa jenjang kelas terpilih (selektif) yang memperoleh perawatan, serta frekuensi pembinaan petugas kesehatan ke sekolah) dan status kesehatan gigi dan mulut (indikator Indeks DMF-T, CPITN dan OHIS) 3. Menganalisis gambaran karakteristik organisasi UKGS Puskesmas (baik, sedang, kurang) dan hubungannya dengan cakupan pelayanan UKGS di Kota Binjai. 4. Menganalisis hubungan antara karakteristik organisasi UKGS Puskesmas (baik, cukup, kurang) dengan status kesehatan gigi dan mulut (OHIS, CPITN DMF-T) berdasarkan lokasi sekolah tempat pelaksanaan program UKGS Hipotesis Ada hubungan antara karakteristik organisasi UKGS Puskesmas dengan status kesehatan gigi dan mulut (OHIS, CPITN, DMF-T) siswa SD di Kota Binjai.

21 Manfaat Penelitian 1. Sebagai masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Binjai dalam mengambil kebijakan dan strategi dalam pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Kota Binjai. 2. Sebagai bahan informasi bagi penelitian lain yang ingin melanjutkan penelitian ini. 3. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas lain di Kota Binjai dalam hal peningkatan kesehatan gigi siswa SD.

22 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Menurut Azwar (1996), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Yang dimaksud dengan Puskesmas ialah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Salah satu kegiatan Puskesmas adalah Usaha Kegiatan Gigi Sekolah (UKGS). Pengertian UKGS menurut Depkes RI (1996) adalah bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana pada para siswa terutama siswa sekolah dasar (SD) dalam suatu kurun waktu tertentu, diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket minimal, paket standar dan paket optimal. UKGS merupakan komponen kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas, dengan memanfaatkan sekolah terutama SD sebagai tempat untuk pusat kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di luar gedung Puskesmas. Berdasarkan penelitian Lubis (2005), disimpulkan bahwa SD sebagai mitra kerja Puskesmas dalam pelaksanaan UKGS mempunyai potensi yang 7

23 8 memadai untuk menanggulangi keterbatasan sumber daya UKGS. Sampai saat ini program UKGS masih merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja Puskesmas. Ruang lingkup kegiatannya adalah melakukan pemeriksaan kesehatan gigi, perawatan gigi secara rutin, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghilangkan dan mengurangi gangguan kesehatan gigi serta mempertinggi kesadaran anak sekolah dasar tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut (Palgunadi, 2006). Kegiatan UKGS (Departemen Kesehatan RI, 2000) dilakukan sesuai keadaan tenaga dan fasilitas di Puskesmas, dan dibagi dalam 3 tahap / paket, yaitu: 1. Tahap I atau paket minimal UKGS Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang belum terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi. Kegiatan berupa : a. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru sesuai dengan kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi massal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan memakai pasta gigi yang mengandung Fluor minimal 1 kali / bulan. 2. Tahap II atau paket standar UKGS Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa SD/MI yang sudah terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi namun sarananya masih terbatas.

24 9 Kegiatan berupa : a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi. b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru sesuai dengan kurikulum. c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi massal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan memakai pasta gigi yang mengandung Fluor minimal 1 kali / bulan. d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit. f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan. g. Rujukan bagi yang memerlukan. 3. Tahap III atau paket optimal UKGS Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang sudah memadai, dipakai sistem inkrimental dengan pemeriksaan ulang setiap 2 (dua) tahun untuk gigi tetap. Kegiatan berupa : a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi (terintegrasi). b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru sesuai dengan kurikulum Dep.Dik.Nas. c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanakan kegiatan sikat gigi massal minimal untuk kelas I, II dan

25 10 kelas III dengan memakai pasta gigi yang mengandung Fluor minimal 1 kali / bulan. d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I-VI (care of demand) g. Pelayanan medik gigi dasar pada kelas terpilih (kelas I, III, V dan VI) sesuai kebutuhan (treatment need). h. Rujukan bagi yang memerlukan Organisasi UKGS Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003), sering dijumpai definisi organisasi yang sangat beragam, bahkan keberagaman pengertian organisasi dapat dikatakan jumlahnya adalah sebanyak pemikirnya. Klasifikasi definisi organisasi secara umum dibedakan menjadi tiga yaitu : pertama, organisasi dipandang sebagai kumpulan orang; kedua, organisasi dipandang sebagai proses pembagian kerja; ketiga, organisasi dipandang sebagai sistem. Organisasi yang dimaksud tidak lebih adalah sebagai sekumpulan orang, yang di dalamnya melakukan kerjasama dengan melalui pola hubungan yang bersifat sekunder, sehingga tidak ada terikat kaitan emosional, yang terintegrasi dalam sebuah lingkungan sosial yang lebih luas, dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, dalam rangka mencapai tujuan. Sebagai suatu persekutuan dan ataupun sistem, tidaklah sulit dipahami bahwa di dalam organisasi terdapat berbagai bagian, komponen atau sub sistem

26 11 yang satu sama lain saling berhubungan dan mempengaruhi. Bagian komponen atau sub sistem ini disebut dengan nama satuan organisasi. Agar tujuan yang tercantum dalam rencana dapat dicapai dengan memuaskan maka berbagai satuan organisasi ini perlu mendapatkan pengaturan yang sebaik-baiknya. Pengaturan yang seperti ini melahirkan konsep struktur organisasi yakni yang menunjuk pada bagian atau pola hubungan antara satu satuan organisasi dengan satu satuan organisasi lainnya (Azwar, 1996). Untuk dapat melakukan pekerjaan pengorganisasian dengan baik perlu pula dipahami berbagai prinsip pokok yang terdapat dalam organisasi antara lain : mempunyai pendukung, tujuan, kegiatan, pembagian tugas, perangkat organisasi, pembagian dan pendelegasian wewenang serta kesinambungan kegiatan dan kesatuan perintah dan arah (Azwar, 1996). Organisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Organisasi UKGS Puskesmas yang didukung oleh tenaga medis dan non medis, bertujuan mencapai kinerja program UKGS yang maksimal, mempunyai petugas khusus UKGS, mempunyai perangkat organisasi yaitu Dinas Kesehatan dan Unit Sekolah dengan pembagian dan pendelegasian wewenang masing-masing Sarana dan prasarana Menurut Depkes RI (1992), sarana dan prasarana diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Program UKGS yang minimal dapat menunjang pelaksanaan prevensi primer dan peralatan pemeriksaan gigi untuk skrining dan yang secara bertahap akan ditingkatkan sesuai dengan mutu pelayanan. Berdasarkan penelitian Lubis (2005), disimpulkan bahwa keterbatasan sumber

27 12 daya Puskesmas untuk pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas dan UKGS menyebabkan belum terlaksananya program UKGS Biaya operasional Biaya operasional diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Program UKGS sehingga dapat memaksimalkan kinerja Program UKGS. Biaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit (Azwar, 1996). Berdasarkan penelitian Ramola (2006), biaya operasional untuk program UKGS seperti dana pembinaan petugas/tenaga non dental, biaya transportasi untuk petugas belum tersedia. Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan atas dua macam, yakni: a. Seluruhnya bersumber dari anggaran Pemerintah b. Sebagian ditanggung oleh masyarakat Disini, masyarakat diajak berperan serta, baik dalam menyelenggarakan upaya kesehatan ataupun pada waktu memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan. Dengan diikutsertakannya masyarakat membiayai pemanfaatan pelayanan kesehatan, maka pelayanan kesehatan tidaklah cuma-cuma (Azwar, 1996) Petugas Keberhasilan suatu organisasi baik besar maupun kecil bukan semata-mata ditentukan oleh sumber daya alam yang tersedia, akan tetapi banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang berperan merencanakan, melaksanakan

28 13 dan mengendalikan organisasi yang bersangkutan. Berdasarkan penelitian Ramola (2006), motivasi dan tanggung jawab petugas kesehatan gigi di Puskesmas masih rendah. Kehidupan organisasi untuk bahagian yang lebih besar digerakkan oleh sumber daya manusia, bahkan sumber daya manusia sangat dominan fungsinya dalam kehidupan organisasi. Oleh karena itu, sumber daya manusia perlu lebih dipahami dan ditangani secara serius, bila diharapkan peningkatan produktivitas dalam usaha merealisasi tujuan organisasi. Sumber daya manusia harus ditarik, diseleksi dan ditempatkan secara tepat, kemudian dikembangkan untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya serta dimotiver sedemikian rupa agar ia memberi manfaat bagi kelangsungan hidup organisasi (Manullang, 1987). Menurut Depkes RI (1992), Program UKGS dijalankan oleh petugas yang berasal dari Puskesmas. Tenaga di Puskesmas ditugaskan mengurus kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut, melaksanakan UKGS dan menjadi anggota Tim Pelaksana UKS di sekolah. Jika tidak ada tenaga kesehatan gigi, tugas tersebut diserahkan pada tenaga kesehatan lain yang telah dilatih tentang kesehatan gigi dan mulut Unit sekolah Unit Sekolah merupakan tempat dilaksanakannnya kegiatan UKGS dimana objek UKGS adalah siswa sekolah dasar. Pemerintah melalui Puskesmas telah memanfaatkan SD sebagai wahana pelayanan kesehatan melalui kegiatan UKS yang berdimensi luas diantaranya UKGS. Pelaksanaan UKGS memposisikan Puskesmas sebagai unit organisasi pelayanan kesehatan yang

29 14 paling dominan tanggung jawabnya dari aspek pelaksanaan pelayanan kesehatan. Dalam kaitannya dengan kegiatan UKGS, SD merupakan wahana yang diprioritaskan paling tinggi dibanding tingkatan sekolah lainnya, seperti SMP dan SMU ( Departemen Pendidikan Nasional, 2002) Komite sekolah. Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah (Departemen Pendidikan Nasional, 2002). Keterlibatan orang tua atau wali murid merupakan salah satu faktor yang berperan dalam memaksimalkan kinerja Program UKGS. Salah satu perwujudan keterlibatan orang tua murid dalam kehidupan sekolah adalah dibentuknya Komite Sekolah (Wright,1994). Berdasarkan penelitian Lubis (2005), dapat disimpulkan bahwa komite sekolah sebagai mitra kerja Puskesmas dalam pelaksanaan UKGS mempunyai potensi yang memadai untuk menanggulangi keterbatasan sumber daya UKGS. Jesse (1998) mengatakan bahwa orang tualah yang paling berperan dalam pemeliharaan kesehatan anak. Orang tua dapat mendukung dan membangun semangat anak-anak mereka untuk membiasakan memelihara kesehatan gigi dan mulut, karena orang tua mempunyai peranan penting dalam hidup anak-anak sehari-hari dan kebiasaan berperilaku hidup sehat, ini juga harus dilaksanakan setiap anggota keluarga (Prasetyo, 2000). Berdasarkan hasil penelitian Herawati

30 15 (1998) dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan kesehatan anak oleh orang tua menunjukkan hubungan yang sangat kuat dengan kualitas kesehatan anak. Terdapatnya hubungan sinergis antara sekolah dan orang tua perlu dipahami bahwa pihak pertama yang memiliki kewajiban dan tanggung jawab terhadap pendidikan anak adalah orang tua. Fungsi sekolah adalah membantu, apalagi jika diingat bahwa sehari-hari anak didik lebih banyak menghabiskan waktunya di luar sekolah, oleh karena itu perlu dijalin hubungan sinergis antara orang tua sebagai pihak penanggung jawab dan membantu mendidik anak yang bersangkutan (Departemen Pendidikan Nasional, 2002). Keterlibatan orang tua dalam penyusunan kebijakan pendidikan di sekolah diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap kegiatan dan program sekolah, pada gilirannya dapat mendorong mereka untuk mendukung penggalangan dana dan fasilitas guna pelaksanaan program dan kegiatan sekolah (Departemen Pendidikan Nasional, 2002). Orang tua mempunyai peran penting dalam upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak, diharapkan dapat mendorong dan mengawasi anak dalam perawatan sendiri di rumah. Tenaga kesehatan harus berperan sebagai motivator dalam merubah sikap dan perilaku orang tua untuk melaksanakan perannya dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anaknya (Departemen Kesehatan R.I., 1996) Kepala sekolah/guru. Diharapkan keterlibatan sekolah dalam pelaksanaan program UKGS khususnya dalam hal ini keterlibatan kepala sekolah/ guru. Sebagaimana diketahui

31 16 bahwa selama ini dalam pelaksanaan UKGS hanya dilakukan oleh guru bidang olah raga. Kepala sekolah/guru merupakan tokoh yang disegani dan panutan di sekolah sehingga keterlibatannya dalam pelaksanaan program UKGS sangat mempengaruhi kesediaan murid dan para orang tua murid dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut di rumah, sekolah dan Puskesmas Monitor dan evaluasi Untuk upaya kesehatan gigi dan mulut (Depkes RI, 1996; 2000) menggunakan istilah Monitor (Pemantauan) dan Evaluasi. Monitor atau pemantauan adalah suatu proses pengamatan yang terus menerus dilakukan dan berkesinambungan. Pemantauan UKGS harus dilaksanakan setiap bulan untuk pengawasan dan pengendalian rencana pelaksanaan kegiatan. Evaluasi (penilaian) adalah pengukuran pencapaian tujuan dan target mulai dari kebijaksanaan dan perencanaan yang hakekatnya merupakan hasil pelaksanaan dari kebijakan dan perencanaan itu sendiri. Penilaian UKGS dilaksanakan setiap tahun melalui Stratifikasi Puskesmas. Perlu adanya pemantauan dan evaluasi sehingga prestasi semua tenaga pengelola/pelaksana dalam upaya meningkatkan pelayanan UKGS dapat diketahui Kinerja Program UKGS Kinerja program UKGS dapat dianalisis berdasarkan pendekatan cakupan pelayanan UKGS dan pendekatan status kesehatan gigi dan mulut murid sekolah dasar Cakupan pelayanan UKGS

32 17 Salah satu efektifitas suatu organisasi dapat dinilai dari cakupan. Sedangkan yang dimaksud dengan efektifitas (WHO,1987) adalah mencapai hasil sepenuhnya seperti yang benar-benar diinginkan, setidak-tidaknya berusaha mencapai hasil semaksimal mungkin. Jadi untuk program UKGS diharapkan adalah sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Depkes RI (1996) yang meliputi: cakupan sekolah yang melaksanakan UKGS, cakupan sekolah yang melaksanakan sikat gigi masal, cakupan siswa jenjang kelas terpilih (selektif) yang memperoleh perawatan, serta frekuensi pembinaan petugas kesehatan ke sekolah Status kesehatan gigi dan mulut Berdasarkan penelitian Ramola (2006) disimpulkan bahwa berdasarkan pemeriksaan klinis dijumpai persentase dan rata-rata gigi berlubang lebih tinggi dibandingkan dengan gigi yang sudah ditambal (F), persentase dan rata-rata gigi indikasi cabut (Mi) lebih tinggi dibandingkan dengan gigi yang sudah dicabut (Me), disamping itu kondisi penyakit periodontal terlihat sektan sehat > 3 persentasenya masih rendah Indeks DMF-T. Untuk mengetahui kinerja program UKGS maka dilakukan pemeriksaan terhadap murid-murid yang berusia 12 tahun yaitu kelas 6 yang ditentukan sebagai indikator derajat kesehatan gigi dan mulut tahun 2010 adalah apabila indeks DMF-T < 2. Keadaan klinis dan keparahan penyakit karies gigi dapat ditunjukkan melalui indeks karies gigi. DMF rata-rata adalah jumlah seluruh nilai DMF dibagi dengan jumlah orang yang diperiksa.

33 18 Index Decayed, Missing dan Filled Teeth (DMFT) terdiri atas : a. Komponen D (decayed) yang meliputi : gigi tetap dengan satu lesi karies atau lebih yang belum ditambal. b. Komponen M (missing) terdiri dari Mi (missing indicated) yaitu gigi tetap dengan lesi karies yang tak dapat ditambal lagi dan harus dicabut, Me (missing extracted) yaitu gigi tetap dengan lesi karies yang tak dapat ditambal lagi dan sudah dicabut. c. Komponen F (Filled) yaitu gigi tetap dengan lesi karies dan sudah ditambal dengan sempurna Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN). Gambaran tingkat kondisi jaringan periodontal, baik macam maupun besarnya kebutuhan perawatan dapat diketahui melalui indeks CPITN. Ada beberapa prinsip kerja CPITN yaitu : 1. Indikator : Ada tiga indikator untuk status periodontal yang digunakan untuk penilaian ini : a. Ada/tidaknya perdarahan gusi b. Kalkulus supra atau sub-gingival c. Saku periodontal, terbagi atas dangkal (4-5 mm) dan dalam (6mm atau lebih) Digunakan suatu sonde yang dirancang khusus, ringan dengan ujung berbentuk bola dengan garis tengah 0,5 mm, yang mempunyai garis hitam terletak antara 3,5 dan 5,5 mm dari ujung bola digunakan, disebut WHO Periodontal Examining Probe.

34 19 2. Sekstan Terdapat sekstan yang meliputi 6 buah sekstan yaitu : Sekstan 1 : gigi 4,5,6,7 kanan rahang atas Sekstan 2 : gigi 1,2,3 kanan rahang atas dan gigi 1,2,3 kiri rahang atas Sekstan 3 : gigi 4,5,6,7 kiri rahang atas Sekstan 4 : gigi 4,5,6,7 kanan rahang bawah Sekstan 5 : gigi 1,2,3 kanan rahang bawah dan gigi 1,2,3 kanan rahang bawah Sekstan 6 : gigi 4,5,6,7 kiri rahang bawah Suatu sekstan hanya diperiksa bilamana di sekstan tersebut terdapat dua gigi atau lebih dan tidak berindikasi pencabutan. Bila tinggal sebuah gigi saja pada suatu sekstan, gigi tersebut dimasukkan ke sekstan di dekatnya. 3. Gigi Indeks Untuk orang-orang muda sampai dengan usia 19 tahun hanya enam gigi yang diperiksa yaitu : 16, 11, 26, 36, 31, dan 46. Hal ini untuk mencegah tercatatnya saku gusi palsu (false pocket) sehubungan dengan erupsi gigi molar kedua. Untuk alasan yang sama, bilamana pemeriksaan dilakukan pada anak-anak usia dibawah 15 tahun, maka tidak dilakukan pencatatan dalamnya saku gusi/pockets, hanya dilakukan pencatatan atas ada/tidaknya perdarahan atau karang gigi saja Oral Hygiene Index Simplified (OHIS). Indeks oral higiene dapat ditentukan dari jumlah gigi yang diperiksa yaitu hanya 6 buah gigi tertentu dengan permukaan yang diperiksa tertentu pula.

35 20 Bukal labial bukal lingual labial lingual Bila salah satu gigi tersebut diatas tidak ada, dapat diganti dengan gigi tetangganya. Indeks oral higiene ini dapat diukur bila paling sedikit ada 2 gigi dari 6 gigi yang ditentukan. Gigi-gigi yang diperiksa/diukur adalah gigi-gigi yang sudah erupsi sempurna. Indeks Oral Higiene terdiri atas indeks oral debris dan indeks kalkulus. 1. Indeks Oral Debris Oral debris adalah lapisan lunak yang terdapat diatas permukaan gigi yang terdiri atas mucin, bakteri dan sisa makanan yang putih kehijau-hijauan dan jingga. Tabel 2.1. Kriteria Penilaian Indeks Oral Debris Skor Kriteria 0 Tidak ada debris atau stain 1 Debris menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi Ada extrinsik stain yang tidak tergantung pada luas permukaan gigi yang ditutupi walaupun tanpa debris 2 Debris menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi, tetapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi 3 Debris menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi 2. Indeks Kalkulus Kalkulus adalah pengendapan dari garam-garam anorganis yang terutama terdiri atas kalsium karbonat dan kalsium fosfat tercampur dengan sisa-sisa makanan, bakteri-bakteri dan sel-sel ephitel yang telah mati. Ada dua macam kalkulus :

36 21 a. Kalkulus supra gingival adalah karang gigi yang terdapat di sebelah oklusal dari tepi free gingiva. Biasanya berwarna putih sampai kecoklat-coklatan. b. Kalkulus sub gingival adalah karang gigi yang terdapat di sebelah lingual dari tepi gingiva bebas dan biasanya berwarna coklat muda sampai hitam bercampur dengan darah. Skor Tabel 2.2. Kriteria Pengukuran Indeks Kalkulus Kriteria 0 Tak ada karang gigi 1 Karang gigi supra gingival yang menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi 2 Karang gigi supra gingival yang menutupi lebih dari 1/3 tapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi dan/atau adanya bercak karang gigi sub gingival yang tidak melingkari leher gigi 3 Karang gigi supra gingival yang menutupi lebih dari 2/3 dari permukaan gigi dan atau karang gigi sub gingival yang dengan tidak putus-putus mengelilingi bagian leher gigi 2.4. Landasan Teori Menurut Pintauli (2003) yang mengutip pendapat Susilo, manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi tidak terkecuali Puskesmas sebagai suatu kesatuan organisasi kesehatan yang fungsional. Tanpa manajemen maka semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akan sia-sia belaka. Pada dasarnya, manajemen dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan organisasi dimana orang-orang bekerja sama dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Azwar (1996) batasan tentang organisasi banyak macamnya, diantaranya adalah pengelompokan dan pengaturan sejumlah personil yang dimiliki untuk melaksanakan suatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan memuaskan. Menurut Pintauli (2003) yang

37 22 mengutip pendapat Fayol, pengorganisasian merupakan salah satu unsur manajemen sedangkan alat manajemen untuk mencapai tujuan adalah yang disebut sebagai enam M yaitu man, money, materials, machine, methode dan markets. Karakteristik organisasi UKGS Puskesmas di Kota Binjai ditentukan berdasarkan sarana dan prasarana, biaya operasional, petugas, unit sekolah, monitor dan evaluasi. Karakteristik organisasi UKGS Puskesmas tersebut selanjutnya dihubungkan dengan kinerja program UKGS yang terdiri atas pendekatan cakupan pelayanan UKGS serta pendekatan status kesehatan gigi dan mulut siswa SD berdasarkan lokasi sekolah tempat pelaksanaan UKGS. Cakupan pelayanan UKGS yang ditetapkan oleh Depkes RI (1996) terdiri atas empat macam indikator yaitu : cakupan sekolah yang melaksanakan UKGS, cakupan sekolah yang melaksanakan sikat gigi masal, cakupan siswa jenjang kelas terpilih/selektif yang menerima perawatan, dan frekuensi kunjungan petugas ke SD untuk melakukan pembinaan. Status kesehatan gigi dan mulut menurut Depkes RI (1999), antara lain ditetapkan berdasarkan indikator status karies gigi, status penyakit periodontal dan ditambahkan dengan status kebersihan rongga mulut. Status kesehatan gigi dan mulut siswa SD diambil berdasarkan lokasi sekolah terjauh dan terdekat dari Puskesmas kemudian dilakukan pemeriksaan langsung pada rongga mulut siswa berdasarkan tiga macam indikator pengukuran yaitu : pemeriksaan karies gigi dengan indeks DMF-T dari WHO, pemeriksaan gingivitis dan periodontitis

38 23 dengan indeks CPITN serta pemeriksaan oral debris dan kalkulus dengan indeks OHIS dari Greene dan Vermillion Kerangka Konsep Penelitian Variabel Independen Variabel Dependen Karakteristik Organisasi UKGS 1. Sarana dan prasarana a. Kartu dan status alat tulis b. Alat peraga c. UKGS Kit d. Bahan dan obat-obatan e. Sarana transportasi 2. Biaya Operasional a. Sumber dari pemerintah b. Sumber masyarakat 3. Petugas a. Petugas di Dinas Kesehatan b. Petugas di Puskesmas c. Petugas di Sekolah 4. Unit Sekolah a. Komite Sekolah b. Kepala Sekolah/guru 5. Monitor dan - Evaluasi Cakupan siswa Kinerja Program UKGS 1. Cakupan pelayanan UKGS a.cakupan sekolah yang melaksanakan UKGS b.cakupan sekolah yang melaksanakan sikat gigi masal c.cakupan siswa jenjang kelas terpilih (selektif) yang memperoleh perawatan d.frekuensi pembinaan petugas ke SD 2. Status kesehatan gigi dan mulut : a. Indeks DMF-T b. Indeks CPITN c. OHIS Variabel Moderator Lokasi sekolah

39 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei dengan tipe eksplanatory (survei penjelasan), yang dimaksudkan untuk menganalisis hubungan karakteristik organisasi dengan kinerja program UKGS Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di puskesmas dan sekolah dasar wilayah kerja Puskesmas Kota Binjai. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai dengan Juli Populasi dan Sampel Populasi terdiri atas 2 kelompok, kelompok pertama adalah puskesmas di Kota Binjai yang seluruhnya berjumlah 8 buah dan tenaga kesehatan gigi yang terdiri atas dokter gigi dan perawat gigi, sedang kelompok kedua adalah Sekolah Dasar dan murid-muridnya. Pengambilan sampel dilakukan secara 4 tahap : Tahap pertama, seluruh puskesmas di Kota Binjai diteliti karakteristik organisasinya, yang dikategorikan baik, cukup dan kurang. 24

40 25 Tahap kedua, secara purposif diambil 1 puskesmas dengan kategori baik, cukup dan kurang. Tahap ketiga, pada masing-masing puskesmas terpilih ditetapkan satu sekolah dasar yang lokasinya terjauh dan satu sekolah dasar lokasi terdekat, sehingga diperoleh 6 SD sebagai sampel. Namun pada pelaksanaannya ternyata jumlah murid kelas 6 pada sekolah terpilih tidak mencukupi jumlah sampel sehingga dilakukan penambahan pada SD lokasi terjauh sebanyak 3 SD dan pada lokasi terdekat ditambah sebanyak 1 SD. Jadi jumlah sampel SD menjadi 10 unit. Jarak terdekat dari puskesmas ke sekolah adalah 0,1-0,5 km, dan jarak terjauh dari puskesmas ke sekolah adalah 2-5 km (Tabel 3.1). Tabel 3.1. Puskesmas dan SD Terpilih Berdasarkan Lokasi dan Jarak dari Puskesmas di Kota Binjai No Puskesmas Kriteria Lokasi Terdekat Lokasi Terjauh Total SD SD Jarak (km) SD Jarak (km) 1 Binjai Kota Baik , Kebun Lada Cukup , , Tanah Tinggi Kurang , Jumlah 4 SDN 6 SDN 10 Tahap keempat, pada masing-masing SD terpilih, diambil sampel murid kelas 6 karena murid kelas 6 sudah mendapat perawatan gigi secara komprehensif. Besar sampel penelitian ditentukan berdasarkan rumus penentuan besar sampel untuk test uji klinik pengukuran kuantitatif (Pocock,S.J., 1986). 2 2δ n = xf ( α, β ) 2 ( μ2 μ1)

41 26 Berdasarkan perhitungan didapat jumlah sampel untuk satu kelompok sekolah dasar adalah sebanyak 62,1 dibulatkan menjadi 63 siswa. Jadi jumlah sampel keseluruhan untuk 6 lokasi adalah 378 siswa. Jumlah siswa kelas 6 pada lokasi terdekat sebanyak 189 siswa sedang pada lokasi terjauh sebanyak 189 siswa. Pengambilan sampel murid kelas 6 SD pada setiap sekolah yang terpilih dilakukan secara random (Tabel 3.2.). Tabel 3.2. Jumlah sampel pada SD Terpilih berdasarkan Puskesmas Terpilih Kota Binjai No Puskesmas Lokasi Terdekat Lokasi Terjauh SD Jumlah Sampel SD Jumlah Sampel 1 Binjai Kota Kebun Lada Tanah Tinggi Jumlah Metode Pengumpulan dan Instrumen Data Metode pengumpulan data Data penelitian dikumpulkan melalui beberapa cara yaitu : 1. Data primer tentang karakteristik organisasi dan cakupan pelayanan UKGS diperoleh melalui wawancara, yaitu tentang pelaksanaan program UKGS di puskesmas berpedoman pada kuesioner penelitian. Sedangkan data untuk status kesehatan gigi dan mulut siswa SD diperoleh dengan cara pemeriksaan

42 27 gigi secara langsung dalam rongga mulut dibantu dengan kuesioner yang dilakukan oleh peneliti didampingi pencatat data. 2. Data sekunder dihimpun melalui pencatatan dokumen yang ada di lokasi penelitian yaitu laporan bulanan puskesmas yang dipergunakan untuk menunjang kelengkapan data primer tentang cakupan pelayanan UKGS Instrumen penelitian 1. Pemeriksaan karies gigi dengan indeks DMFT (WHO) dilakukan dengan menggunakan alat : kaca mulut dan sonde half moon. 2. Pemeriksaan gingivitis dan periodontitis dengan indeks CPITN memakai Periodontal Probe (WHO) dan kaca mulut. 3. Pemeriksaan oral debris dan kalkulus dengan indeks OHIS (Greene dan Vermillion) memakai kaca mulut dan sonde half moon. Penerangan menggunakan sinar matahari secara langsung Variabel dan Definisi Operasional Variabel bebas 1. Sarana dan prasarana adalah kecukupan ketersediaan alat baik medis maupun non medis yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program UKGS. Indikator penelitian untuk sarana dan prasarana meliputi : a. Tersedia buku catatan / kartu status dan alat tulis secukupnya.

43 28 b. Tersedia sarana alat peraga, dengan pengertian yang termasuk alat peraga adalah poster, flashcard, buatan percetakan atau buatan sendiri disesuaikan dan dikembangkan dengan kondisi setempat. c. Tersedia UKGS Kit yaitu ketersediaan dan kecukupan seperangkat alat kedokteran gigi yang diperlukan untuk pelaksanaan program UKGS. d. Tersedia bahan dan obat-obatan yaitu ketersediaan dan kecukupan bahan habis pakai dan obat-obatan yang diperlukan untuk pelaksanaan UKGS. e. Sarana transportasi yaitu ketersediaan alat transportasi seperti sepeda motor untuk mengangkut petugas dan peralatan kegiatan program UKGS. 2. Biaya operasional adalah kecukupan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pelaksanaan program UKGS. Biaya operasional dapat berasal dari pemerintah maupun masyarakat. Indikator penelitian untuk biaya operasional yang bersumber dari pemerintah adalah apabila ada atau tidak ada sumber dana di Puskesmas untuk membiayai pelaksanaan program UKGS. Sedangkan indikator biaya operasional yang bersumber dari masyarakat adalah apabila ada atau tidak ada dana dari pihak swasta, perusahaan atau donatur dari masyarakat yang membantu membiayai pelaksanaan program UKGS. 3. Petugas UKGS adalah ketersediaan petugas pelaksana program UKGS di Puskesmas (ada atau tidak ada salah satu dari petugas UKGS di puskesmas yang terdiri atas kepala puskesmas, dokter gigi dan perawat gigi), Dinas Kesehatan (ada atau tidak ada petugas yang menerima dan mencatat laporan bulanan Puskesmas), dan Sekolah (ada atau tidak ada salah satu dari petugas UKGS yang terdiri atas guru dan dokter kecil).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Salah satu kegiatan Puskesmas adalah UKGS. UKGS di lingkungan tingkat pendidikan dasar mempunyai sasaran semua anak sekolah tingkat pendidikan dasar yaitu dari usia 6 sampai 14 tahun,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 3,13 Wilayah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang dikeluhkan masyarakat Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2001) dan menempati peringkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003 menunjukkan bahwa dari 10 (sepuluh) kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat,

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian observasional cross sectional. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di klinik

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan kepada Odapus yang bergabung dan berkunjung di YLI.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan kepada Odapus yang bergabung dan berkunjung di YLI. 19 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah explanatory study atau disebut juga dengan penelitian deskriptif, menggunakan kuesioner yang diisi oleh Odapus dan

Lebih terperinci

KONDISI KEBERSIHAN MULUT DAN KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA TUNTUNGAN

KONDISI KEBERSIHAN MULUT DAN KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA TUNTUNGAN KONDISI KEBERSIHAN MULUT DAN KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA TUNTUNGAN SKRIPSI Ditujukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan perawat gigi, hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang semakin muncul di permukaan. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang semakin muncul di permukaan. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah telah mencanangkan Indonesia Sehat 2015 sebagai paradigma baru, yaitu paradigma sehat melalui pendekatan promotif dan preventif dalam mengatasi permasalahan

Lebih terperinci

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Ngatemi Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Jakarta I Email : Ngatemi01@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal meliputi kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari enamel terus ke dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah faktor (multiple factors)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Rasa Takut terhadap Perawatan Gigi dan Mulut. Rasa takut terhadap perawatan gigi dapat dijumpai pada anak-anak di berbagai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Rasa Takut terhadap Perawatan Gigi dan Mulut. Rasa takut terhadap perawatan gigi dapat dijumpai pada anak-anak di berbagai 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasa Takut terhadap Perawatan Gigi dan Mulut Rasa takut terhadap perawatan gigi dapat dijumpai pada anak-anak di berbagai unit pelayanan kesehatan gigi misalnya di praktek

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengobatan (The World Oral Health Report 2003). Profil Kesehatan Gigi Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengobatan (The World Oral Health Report 2003). Profil Kesehatan Gigi Indonesia 20 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pemasalahan gigi dan mulut merupakan salah satu pemasalahan kesehatan yang mengkhawatirkan di Indonesia. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga 2001, penyakit gigi dan mulut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih sangat memprihatinkan sehingga perlu mendapatkan perhatian serius dari tenaga kesehatan. Hal ini terlihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012). Status kesehatan gigi dan mulut umumnya dinyatakan dalam prevalensi

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012). Status kesehatan gigi dan mulut umumnya dinyatakan dalam prevalensi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya kesehatan yang harus dilakukan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal adalah usaha kesehatan gigi dan mulut (Rosihan, 2012). Status

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DATA. Kelompok Usia Responden. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent tahun 33 64,7 64,7 64,7

HASIL ANALISIS DATA. Kelompok Usia Responden. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent tahun 33 64,7 64,7 64,7 Lampiran HASIL ANALISIS DATA Frequency Table Kelompok Usia Responden Frequency Cumulative 6-12 tahun 33 64,7 64,7 64,7 13-18 tahun 18 35,3 35,3 100,0 Total 51 100,0 100,0 Jenis Kelamin Responden Frequency

Lebih terperinci

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49 A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49 HUBUNGAN KEBIASAAN ANAK MENJAGA KESEHATAN DAN KEBERSIHAN GIGI DENGAN KARIES MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA MURID SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PADANG TIMUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu paradigma sehat yang inti pokoknya menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia sebagai investasi bangsa.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap 34 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap sejumlah subyek menurut keadaan sebenarnya, tanpa ada intervensi dari peneliti.

Lebih terperinci

TESIS. Oleh NUR AMANIAH /IKM

TESIS. Oleh NUR AMANIAH /IKM HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA UKGS DENGAN CAKUPAN PELAYANAN UKGS SERTA STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KAB. ACEH TAMIANG TAHUN 2009 TESIS Oleh NUR AMANIAH 077012017/IKM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu masalah kesehatan yang memerlukan penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai dampak

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah 46 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas I Denpasar Selatan berada di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan jaringan pendukungnya yang banyak dijumpai pada anak Sekolah Dasar di Indonesia. Keadaan ini cenderung

Lebih terperinci

TESIS. Oleh KATHERINE EMILY PANGGABEAN /IKM

TESIS. Oleh KATHERINE EMILY PANGGABEAN /IKM 1 EFEKTIFITAS PROMOSI KESEHATAN DENGAN MEDIA POSTER DAN FLIP CHART DALAM PENINGKATAN PERILAKU MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SDN 060799 DAN SDN 060953 MEDAN TAHUN 2015 TESIS Oleh KATHERINE

Lebih terperinci

T E S I S. Oleh : YETTI LUSIANI /IKM

T E S I S. Oleh : YETTI LUSIANI /IKM EFEKTIVITAS PENYULUHAN YANG DILAKUKAN OLEH PERAWAT GIGI DAN GURU ORKES DALAM MENINGKATKAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD NEGERI 060973 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG T E S I

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi HUBUNGAN ORAL HIGIENE DENGAN PENGALAMAN KARIES MENGGUNAKAN INDEKS DMF-T DAN SIC (WHO) ANAK USIA 12 TAHUN DI SD SWASTA AL-ULUM MEDAN DAN SD NEGERI DI KECAMATAN MEDAN KOTA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pemeliharaan kesehatan mempunyai manfaat yang sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan gigi terutama

Lebih terperinci

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak TINGKAT PENGETAHUAN ANAK TENTANG PEMELIHARAAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT TERHADAP OHI-S DAN TERJADINYA KARIES PADA SISWA/I KELAS IV SDN 101740 TANJUNG SELAMAT KECAMATAN SUNGGAL TAHUN 2014 Sri Junita Nainggolan

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI WILAYAH PUSKESMAS POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN 2014 SKRIPSI

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI WILAYAH PUSKESMAS POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN 2014 SKRIPSI ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI WILAYAH PUSKESMAS POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN 2014 SKRIPSI OLEH GAYATRI TUNGGADEWI NIM : 111000234 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM KEBERHASILAN PROGRAM UKGS

PERAN GURU DALAM KEBERHASILAN PROGRAM UKGS PERAN GURU DALAM KEBERHASILAN PROGRAM UKGS Desi Sandra sari 1), Yuliana Mahdiyah Daat Arina2 2), Tantin Ermawati 3 1 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember email: desi_sari.fkg@unej.ac.id 2 Fakultas

Lebih terperinci

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata-1

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TINDAKAN IBU DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DENGAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK DI SD KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TINDAKAN IBU DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DENGAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK DI SD KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TINDAKAN IBU DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DENGAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK DI SD KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN T E S I S Oleh INTAN ARITONANG 097032134/IKM PROGRAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh

I. PENDAHULUAN. Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh manusia. Selain itu gigi merupakan salah satu jalan masuk kuman ke dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Status kebersihan gigi dan mulut pada remaja usia tahun di SMPN 4 Watampone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone

Status kebersihan gigi dan mulut pada remaja usia tahun di SMPN 4 Watampone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone 87 Status kebersihan gigi dan mulut pada remaja usia 12-15 tahun di SMPN 4 Watampone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone 1 Ayub Irmadani Anwar, 2 Lutfiah, 1 Nursyamsi 1 Faculty of Dentistry Hasanuddin

Lebih terperinci

CUT ZULIATI MULI /IKM

CUT ZULIATI MULI /IKM PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TESIS OLEH CUT ZULIATI MULI 077013005/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam tubuh manusia, sehingga secara tidak langsung berperan dalam status kesehatan perorangan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU PETUGAS KESEHATAN DI BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD IDI KABUPATEN ACEH TIMUR TESIS

HUBUNGAN PERILAKU PETUGAS KESEHATAN DI BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD IDI KABUPATEN ACEH TIMUR TESIS HUBUNGAN PERILAKU PETUGAS KESEHATAN DI BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD IDI KABUPATEN ACEH TIMUR TESIS Oleh SYARIFAH RINA 127032016/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru

Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru Tuti Restuastuti 1* Handayani 1, Yanti Ernalia 2 ABSTRACT Dental caries and gingivitis are often found in Indonesia primary

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA/WALI OBJEK PENELITIAN. Kepada Yth, Orang Tua/Wali Ananda :..

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA/WALI OBJEK PENELITIAN. Kepada Yth, Orang Tua/Wali Ananda :.. 55 Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA/WALI OBJEK PENELITIAN Kepada Yth, Orang Tua/Wali Ananda :.. Alamat : Bersama ini saya yang bernama, Nama : Ravinraj Ilangovan NIM : 110600209 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan gigi di Indonesia pada saat ini perlu mendapat perhatian serius, karena masyarakat masih menganggap masalah kesehatan gigi belum menjadi prioritas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

STATUS ORAL HIGIENE DAN KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK AUTIS DAN NORMAL USIA 6-18 TAHUN DI SLB, YAYASAN TERAPI DAN SEKOLAH UMUM KOTA MEDAN

STATUS ORAL HIGIENE DAN KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK AUTIS DAN NORMAL USIA 6-18 TAHUN DI SLB, YAYASAN TERAPI DAN SEKOLAH UMUM KOTA MEDAN STATUS ORAL HIGIENE DAN KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA ANAK AUTIS DAN NORMAL USIA 6-18 TAHUN DI SLB, YAYASAN TERAPI DAN SEKOLAH UMUM KOTA MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

Lebih terperinci

TESIS. Oleh NATALINA HUTABARAT /AKK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

TESIS. Oleh NATALINA HUTABARAT /AKK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 PERAN PETUGAS KESEHATAN, GURU DAN ORANG TUA DALAM PELAKSANAAN UKGS DENGAN TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN TAHUN 2009 TESIS Oleh NATALINA HUTABARAT 077012016/AKK

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin. 1 Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi

Lebih terperinci

PERSEPSI TENTANG MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK GIGI DI PUSKESMAS MUTIARA KABUPATEN ASAHAN TAHUN Oleh :

PERSEPSI TENTANG MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK GIGI DI PUSKESMAS MUTIARA KABUPATEN ASAHAN TAHUN Oleh : PERSEPSI TENTANG MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK GIGI DI PUSKESMAS MUTIARA KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2011 Oleh : MAWADDAH SARI NASUTION NIM : 071000193 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER )

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER ) Lampiran 1 Nomor Kartu DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013 prevalensi nasional

Lebih terperinci

KESEHATAN GIGI MASYARAKAT: Pelbagai Survei FKG UGM. Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, FKG-UGM

KESEHATAN GIGI MASYARAKAT: Pelbagai Survei FKG UGM. Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, FKG-UGM KESEHATAN GIGI MASYARAKAT: Pelbagai Survei FKG UGM Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, FKG-UGM ASUMSI DASAR ANAK Karies gigi merupakan penyakit kronik yang paling sering pada anak Sekitar 42% anak usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi

Lebih terperinci

SKOR PLAK PADA PASIEN PENGGUNA PIRANTI ORTODONTI CEKAT DI PRAKTEK DOKTER GIGI DENGAN MENGGUNAKAN ORTHO PLAQUE INDEX

SKOR PLAK PADA PASIEN PENGGUNA PIRANTI ORTODONTI CEKAT DI PRAKTEK DOKTER GIGI DENGAN MENGGUNAKAN ORTHO PLAQUE INDEX SKOR PLAK PADA PASIEN PENGGUNA PIRANTI ORTODONTI CEKAT DI PRAKTEK DOKTER GIGI DENGAN MENGGUNAKAN ORTHO PLAQUE INDEX SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN GIGI DI PUSKESMAS PADANG BULAN DALAM MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT

PELAKSANAAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN GIGI DI PUSKESMAS PADANG BULAN DALAM MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT PELAKSANAAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN GIGI DI PUSKESMAS PADANG BULAN DALAM MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA ASKES SOSIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.PIRNGADI MEDAN T E S I S.

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA ASKES SOSIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.PIRNGADI MEDAN T E S I S. PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA ASKES SOSIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.PIRNGADI MEDAN T E S I S Oleh TRISNA HARYANTI 097032043/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2010). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan prioritas kepada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan tidak mengabaikan upaya penyembuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan dirumuskan dalam visi dan misi Indonesia Sehat 2010. Usaha mewujudkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jika gigi mengalami sakit akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. jika gigi mengalami sakit akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting dalam menunjang aktivitas sehari-hari. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia berjumlah 237,6 juta jiwa.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sakinah 1*, Herlina 2 1 STIKes Prima Prodi IKM

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PERBANDINGAN ORAL HIGIENE DAN PENGETAHUAN ANTARA KELOMPOK SATU KALI PENYULUHAN DAN KELOMPOK DUA KALI PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA 12 19 TAHUN DI MEDAN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep DIABETES MELITUS TIPE 2 KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL Indeks CPITN Kadar Gula Darah Oral Higiene Lama menderita diabetes melitus tipe 2 3.2 Hipotesis

Lebih terperinci

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO 1 Daul R Tuhuteru 2 B. S Lampus 2 Vonny N.S Wowor 1 Kandidat Skripsi Program Studi Kedoteran Gigi Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KARIES GIGI PADA ANAK SD KELAS V - VI DI KELURAHAN PEGUYANGAN KANGIN TAHUN 2015

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KARIES GIGI PADA ANAK SD KELAS V - VI DI KELURAHAN PEGUYANGAN KANGIN TAHUN 2015 UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KARIES GIGI PADA ANAK SD KELAS V - VI DI KELURAHAN PEGUYANGAN KANGIN TAHUN 2015 PANDE PUTU PURWANINGSIH PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan merupakan domain yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana melalui pendidikan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN 1 HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN TINDAKAN MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH PADA TAHUN 2011. Oleh: IZZATI AFIFAH AZMI 080100307 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiografi dental merupakan salah satu bagian terpenting dari diagnosis oral moderen. Dalam menentukan diagnosis yang tepat, setiap dokter harus mengetahui nilai dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berbagai faktor lainnya) dan faktor eksternal (budaya, nilai-nilai, sosial, politik).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berbagai faktor lainnya) dan faktor eksternal (budaya, nilai-nilai, sosial, politik). BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Personal Menurut Blumm derajat kesehatan (sehat-sakit) seseorang sangat dipengaruhi oleh empat hal, yaitu: lingkungan, kelengkapan fasilitas kesehatan, perilaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya dan

Lebih terperinci

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN 28 BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini berlangsung pada bulan Oktober 2008. Pengambilan data dilakukan di Perumahan Bekasi Jaya Indah wilayah Bekasi dengan subjek penelitian adalah perempuan paskamenopause.

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Status Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SD dan SMP di Medan

Analisis Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Status Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SD dan SMP di Medan Analisis Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Status Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SD dan SMP di Medan Sondang Pintauli Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr, M.Kes Pembimbing II : drg. Winny Suwendere, MS

ABSTRAK. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr, M.Kes Pembimbing II : drg. Winny Suwendere, MS ABSTRAK PERBEDAAN INDEKS ORAL HYGIENE PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DENGAN DAN TANPA PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH WILAYAH PUSKESMAS BABAKANSARI KOTA BANDUNG TAHUN 2011 Astriliana, 2011. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang paling sering ditemui dalam kesehatan gigi dan mulut yaitu karies gigi dan penyakit periodontal. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2000,

Lebih terperinci

Tujuan Umum. Tujuan Khusus

Tujuan Umum. Tujuan Khusus Presentation Title LATAR BELAKANG Kesehatan gigi dan mulut merupakan komponen dari kesehatan umum yang berperan penting dalam fungsi pengunyahan, fungsi bicara dan fungsi kecantikan. Ketiga fungsi tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Keberadaan penyakit-penyakit ini seringkali diabaikan oleh masyarakat

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Keberadaan penyakit-penyakit ini seringkali diabaikan oleh masyarakat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan masalah kesehatan yang cukup banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Keberadaan penyakit-penyakit ini seringkali diabaikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Menurut kajian,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Menurut kajian, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak usia sekolah yang mengalami gangguan pendengaran sulit menerima pelajaran, produktivitas menurun dan biaya hidup tinggi. Hal ini disebabkan, telinga memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PRESTASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS.

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PRESTASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS. ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PRESTASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh ZULMAYANI 087019162/IM E K O L A H S PAS C A S A R JA N A SEKOLAH

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 1 Joandri P. Dandel, 2 Ni Wayan Mariati 2 Jimmy Maryono 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter

Lebih terperinci

Nama : Fatimah Setiyo Ningrum NIM : 05/187381/KG/7916

Nama : Fatimah Setiyo Ningrum NIM : 05/187381/KG/7916 Nama : Fatimah Setiyo Ningrum NIM : 05/187381/KG/7916 OHI (Oral Hygiene Index) OHI merupakan gabungan dari indeks debris dan indeks kalkulus, masing-masing didasarkan pada 12 angka pemeriksaan skor debris

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang unik pada bayi, balita, dan anak prasekolah. Dahulu Early Childhood Caries (ECC) dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. yang unik pada bayi, balita, dan anak prasekolah. Dahulu Early Childhood Caries (ECC) dikenal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Early Childhood Caries (ECC) merupakan istilah yang menjelaskan suatu pola lesi karies yang unik pada bayi, balita, dan anak prasekolah. Dahulu Early Childhood Caries

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan masyarakat Indonesia. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001, penyakit gigi dan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UT ARA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UT ARA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UT ARA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT HUBUNGAN ORAL HIGIENE DENGAN PENGALAMAN KARIES ANAK USIA 12 TAHUN MENGGUNAKAN INDEKS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi. syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh : THOMAS RIADI PURBA NIM:

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi. syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh : THOMAS RIADI PURBA NIM: PERILAKU KEBERSIHAN GIGI DAN PERBEDAAN STATUS ORAL HIGIENE MURID KELAS V SD DI DAERAH RURAL KECAMATAN PANTAI CERMIN DAN DAERAH URBAN KECAMATAN MEDAN BARAT SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

Lebih terperinci

TESIS. Oleh LISBET HERAWATY SIHOMBING /IKM

TESIS. Oleh LISBET HERAWATY SIHOMBING /IKM PENGARUH KETERSEDIAAN SARANA, PENGETAHUAN DAN SIKAP LANJUT USIA ( LANSIA) TERHADAP PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN TESIS Oleh LISBET HERAWATY SIHOMBING 107032197/IKM

Lebih terperinci

PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEINGINAN PASIEN JAMKESMAS UNTUK DIRAWAT INAP KEMBALI DI RUMAH SAKIT SEMBIRING DELI SERDANG TAHUN 2010 TESIS.

PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEINGINAN PASIEN JAMKESMAS UNTUK DIRAWAT INAP KEMBALI DI RUMAH SAKIT SEMBIRING DELI SERDANG TAHUN 2010 TESIS. PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEINGINAN PASIEN JAMKESMAS UNTUK DIRAWAT INAP KEMBALI DI RUMAH SAKIT SEMBIRING DELI SERDANG TAHUN 2010 TESIS Oleh SELAMAT GINTING 067012022 / IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan gigi dan mulut yang tidak diperhatikan, akan menimbulkan masalah, salah satunya kerusakan pada gigi seperti karies atau gigi berlubang (Oktrianda, 2011).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan gigi (Isro in, 2012). Misalnya seorang anak makan makanan yang manis

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan gigi (Isro in, 2012). Misalnya seorang anak makan makanan yang manis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjaga kebersihan mulut terutama daerah rongga mulut adalah salah satu faktor penunjang pertumbuhan dan perkembangan gigi pada anak (Paramita, 2000). Hal ini perlu

Lebih terperinci

Status Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Karies Gigi (Kajian pada Murid Kelompok Umur 12 Tahun di Sekolah Dasar Negeri Kota Bukittinggi)

Status Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Karies Gigi (Kajian pada Murid Kelompok Umur 12 Tahun di Sekolah Dasar Negeri Kota Bukittinggi) Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 27, No. 2, Juni 2011 halaman 108-115 Status Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Karies Gigi (Kajian pada Murid Kelompok Umur 12 Tahun di Sekolah Dasar Negeri Kota

Lebih terperinci

BAB VIII PERENCANAAN PROGRAM PENCEGAHAN

BAB VIII PERENCANAAN PROGRAM PENCEGAHAN BAB VIII PERENCANAAN PROGRAM PENCEGAHAN Dalam buku Planning of Oral Health Services, WHO (1980), memberikan gambaran langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan kesehatan gigi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh setelah penyentuhan sel telur dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak yang berada pada masa ini berkisar antara usia 6-12 tahun, masa bersekolah dalam periode ini sudah menampakkan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU Enywati 1 dan Budi Suryana 2 1 Puskesmas Tanjung Sekayam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan mulut merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut sering kali menjadi prioritas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK SDN KLECO II KELAS V DAN VI KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK SDN KLECO II KELAS V DAN VI KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI ANAK SDN KLECO II KELAS V DAN VI KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di Asia Tenggara serta terdiri dari banyak pulau dan terbagi dalam 34 provinsi. Berdasarkan data sensus penduduk pada

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH PENYULUHAN OLEH TENAGA PELAKSANA GIZI DENGAN METODE CERAMAH DISERTAI MEDIA POSTER DAN LEAFLET TERHADAP PERILAKU IBU DAN PERTUMBUHAN BALITA GIZI KURANG DI KECAMATAN TANJUNG BERINGIN TAHUN 2010

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan rongga mulut penting bagi kesehatan tubuh secara umum dan sangat mempengaruhi kualitas kehidupan, termasuk fungsi berbicara, mastikasi dan juga rasa percaya

Lebih terperinci