KONFLIK PSIKOLOGIS TOKOH JE DALAM ROMAN LE DERNIER JOUR D UN CONDAMNÉ KARYA VICTOR HUGO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONFLIK PSIKOLOGIS TOKOH JE DALAM ROMAN LE DERNIER JOUR D UN CONDAMNÉ KARYA VICTOR HUGO"

Transkripsi

1 KONFLIK PSIKOLOGIS TOKOH JE DALAM ROMAN LE DERNIER JOUR D UN CONDAMNÉ KARYA VICTOR HUGO skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra Jurusan Bahasa dan Sastra Asing Prodi Sastra Prancis oleh Adesty Lasally JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

2 PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pada hari : Senin Tanggal : 3 September 2011 Panitia Ujian Skripsi Ketua, Sekretaris, Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. Dra. Diah Vitri W, DEA. NIP NIP Penguji I Dra. Conny Handayani, M.Hum. NIP Penguji II, Penguji III, Suluh Edhi Wibowo, S.S,. M.Hum. Dr. B. Wahyudi J. S., M. Hum. NIP NIP ii

3 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Semarang, 23 September 2011 Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. B. Wahyudi Joko Santoso, M. Hum Suluh Edhi Wibowo, S.S., M.Hum NIP NIP iii

4 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Dengan ini saya, Nama : Adesty Lasally NIM : Program studi : Sastra Prancis Jurusan : Bahasa dan Sastra Asing menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Konflik Psikologis Tokoh Je dalam Roman Le Dernier Jour d un Condamné karya Victor Hugo yang saya tulis dalam rangka memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Skripsi ini saya hasilkan setelah melalui proses penelitian, bimbingan, diskusi, dan pemaparan atau ujian. Semua kutipan yang diperoleh dari sumber kepustakaan telah disertai keterangan melalui identitas sumbernya dengan cara yang sebagaimana lazimnya dalam penulisan karya tulis. Dengan demikian, walaupun tim penguji dan pembimbing penulisan skripsi ini membubuhkan tanda tangan sebagai keabsahannya, seluruh isi karya ilmiah tetap menjadi tanggungjawab saya sendiri. Dengan demikian pernyataan ini saya buat agar dapat digunakan seperlunya. Semarang, 3 September 2011 Adesty Lasally NIM iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Saya pasti bisa. Berpikir positif, berusaha, dan berdoa. Maju selangkah lebih depan. Lakukan dengan niat hati yang tulus. Skripsi ini penulis persembahkan untuk: Orang tua dan kedua saudariku tercinta, Para pembaca Almamaterku, Sastra Prancis Unnes v

6 PRAKATA Tiada kata yang dapat terangkai untuk mewakili sebuah perasaan saat menyelesaikan skripsi ini karena atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul: Konflik Psikologis Tokoh Je dalam Roman Le Dernier Jour d un Condamné karya Victor Hugo. Penulis meyakini bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan dapat selesai tanpa adanya peran serta dari berbagai pihak yang turut membantu terselesaikannya penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian; 2. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini; 3. Dra. Conny Handayani, M.Hum, dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini; 4. Dr. B. Wahyudi Joko Santoso, M. Hum, dosen pembimbing I yang telah membantu dan membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini; 5. Suluh Edhi Wibowo, S.S., M.Hum dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini; 6. Orang tua (Bpk. Samuel Nawawi dan Ibu. Zuaini Mak ruf) dan kedua saudari vi

7 penulis (Anggi Aldilla dan Putri Samuel) yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan semangat kepada penulis; 7. Muslim (Om na shasa) yang pernah menjadi seseorang yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang, dan semangat terhadap penulis selama mengerjakan skripsi; 8. Keluarga besar Wiratama, khususnya (Bpk. Sandri, Mama Yani, adk Melvin, dan adk Gora) yang selalu memberikan perhatian dan kasih sayang terhadap penulis; 9. Saudari-saudariku penghuni kos Daun khususnya Kunyuk dan Emol yang selalu memberikan semangat meski berupa ejekan-ejekan menyakitkan, namun membangun. 10. Teman-teman jurusan Sastra Perancis angkatan khususnya (Od2, Chapid, Erai, Vera, Evi, dan Inyong) atas kebersamaannya. 11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap segala sesuatu yang tertuang di dalam skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pembaca. Kritik dan saran dari pembaca tentu saja sangat penulis harapkan untuk perbaikan karya-karya tulis di masa mendatang. Semarang, 3 September 2011 Adesty Lasally vii

8 ABSTRAK Lasally, Adesty Konflik Psikologis Tokoh Je dalam Roman Le Dernier Jour d un Condamné karya Victor Hugo. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Asing. Fakultas Bahasa dan Seni. Univeritas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr. B. Wahyudi Joko Santoso, M. Hum., Pembimbing II: Suluh Edhi Wibowo, S.S., M.Hum. Kata kunci: penokohan, konflik, dan akibat disertai reaksi-reaksi tokoh. Berawal dari pertanyaan besar: bagaimanakah Victor Hugo menggambarkan konflik psikologis yang dialami tokoh Je dalam roman Le Dernier Jour d un Condamné, penulis memutuskan untuk menganalisis jenis konflik psikologis, dan akibat yang disertai reaksi-reaksi tokoh Je terhadap timbulnya akibat tersebut. Adapun alasan penulis memilih Le Dernier Jour d un Condamné sebagai objek material dalam penelitian ini adalah karena dalam roman ini Victor Hugo menggambarkan konflik batin yang dialami tokoh Je secara mendalam dengan mengggunakan bentuk monolog. Untuk mencapai tujuan akhir penelitian, yaitu mendeskripsikan konflik psikologis, dan akibat yang disertai reaksi-reaksi tokoh Je terhadap timbulnya akibat tersebut, penulis terlebih dahulu menganalisis penokohan sebagai tahap awal penelitian. Hal ini bertujuan untuk lebih memudahkan penulis dalam melakukan analisis konflik dan akibat yang disertai reaksi tokoh. Dalam menganalisis penokohan, penulis mengambil data-data yang mengandung unsur penokohan dalam roman Le Dernier Jour d un Condamné kemudian menganalisisnya dengan menggunakan teknik pelukisan tokoh Altenbernd dan Lewis. Selain mendeskripsikan data penokohan, penulis juga mendeskripsikan konflik dan akibat yang disertai reaksi-reaksi tokoh Je berdasarkan data penokohan dengan menggunakan teori kepribadian Atkinson, Atkinson, dan Hilgard. Oleh karena perhatian penelitian ini lebih kepada segala sesuatu yang berhubungan dengan kejiwaan yang tertuang pada karya, yaitu roman Le Dernier Jour d un Condamné, maka pendekatan penelitian ini adalah psikologis, dengan mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data penulis menggunakan teknik membaca efektif. Adapun metode yang digunakan penulis dalam menganalisis data adalah deskriptif analitis. Dengan menggunakan metode deskriptif analitis, penulis menganalisis data dengan cara mendeskripsikan faktafakta kemudian disusul dengan analisis. Setelah menganalisis secara bertahap, penulis mengetahui bahwa tokohtokoh dalam sebuah roman juga mengalami konflik psikologis yang kemudian menimbulkan akibat terhadap tokoh yang juga menimbulkan reaksi-reaksi tokoh yang dapat dilihat dari karakter, sifat, dan tindakan-tindakan tokoh yang terdapat didalam data penokohan tersebut. viii

9 RÉSUMÉ Lasally, Adesty Les Conflits Psychologiques du Personnage Je du Roman Le Dernier Jour d un Condamné: Victor Hugo. Mémoire. Département des Langues et des Littératures Étrangères, programme d études de la Littérature Française. Faculté des Langues et des Arts. Université d État de Semarang. Directeurs: 1. Dr. B. Wahyudi Joko Santoso, M. Hum., 2. Suluh Edhi Wibowo, S.S., M. Hum. Mots clés : la personnalité, conflits psychologique, conséquences, et réactions du personnage. Le roman Le dernier jour d un condamné, Victor Hugo. A. Introduction La littérature est un domaine qui utilise la langue comme média et qui appartient à la création sociale présentant une illustration de la vie en tant qu un phénomène social. Les phénomènes sociaux et la littérature ont la même conception. C est la vie humaine (Damono, 1978 :1). Généralement, la littérature est un reflet de la vie qui décrit des conflits dans la vie humaine elle-même. Un des conflits subi par un personnage dans une œuvre littéraire est le conflit intérieur ou le conflit psychologique. Selon Endraswara (2003:96-97), une œuvre littéraire est vu comme phénomène psychologique présentant des aspects psychologiques par des personnages. La littérature et la psychologie ont une relation indirecte et fonctionnelle car les deux disciplines ont le même objet : c est la vie et la psychologie humaine. La différence, c est que les phénomènes dans la psychologie sont réels, mais les phénomènes dans la littérature sont imaginaires. Dans cette recherche, j utilise le roman Le Dernier Jour d un Condamné de Victor Hugo comme source des données. Ce roman a été publié en 1892 chez ix

10 Gosselin. Il a été traduit en plusieurs langues et a été adapté en une bande dessinée par Stanislas et Jean-Mechel Mongrédien. En outre, il a été utilisé pour les matériaux de l étude des œuvres littéraires par Chantal Saint-Jarre et Groupe Beauchemin ( un_condamné repris en 5 janvier 2010). La raison du choix de cette source des données est que j ai trouvé le conflit psychologique ou le conflit interne. Ce conflit provoque quelques conséquences et des réactions du personnage Je. Ce conflit est décrit clairement dans la forme monologue par Victor Hugo. Les objectifs de cette recherche sont de décrire (a) les personnalités du personnage Je, (b) les conflits psychologiques, (c) les conséquences des conflits, et (d) les réactions du personnage Je. Dans cette recherche, j utilise la théorie de la psychologie de la personnalité de Rita L. Atkinson, Richard C. Atkinson, et Ernest R. Hilgard pour la théorie principale. Je l ai choisi parce qu elle décrit les types, les conséquences des conflits psychologiques, et les réactions du personnage en détail. En outre, j utilise la technique descriptive du personnage par Altenbernd et par Lewis comme théorie secondaire. J utilise cette théorie pour analyser des personnalités du personnage Je. x

11 B. Technique descriptive du personnage En général, la technique descriptive du personnage dans le roman peut être distinguée en deux techniques : ce sont la technique d exposé et celle de dramatique (Altenbernd & Lewis dans Nurgiyantoro 2009:194). Dans la technique d exposé, les personnages sont décrits en forme d explication directe, comme l attitude, le caractère, et le comportement. Dans la technique dramatique, le caractère du personnage est comme dans un théâtre, car l écrivain (Victor Hugo) ne le présente pas directement. Cette technique se divise en huit catégories. Ce sont (1) la technique de la conversation (celle qui représente les caractères du personnage), (2) la technique du comportement (celle qui a un caractère non verbal et celle qui représente le caractère du personnage), (3) la technique de la pensée et du sentiment (celle qui reflète le caractère de son existence), (4) la technique de la conscience (celle qui explique la conception et le cours du processus de la mentalité du personnage), (5) la technique de la réaction d autres personnages (celle qui en dehors de la stimulation qui reflète ses caractères), (6) la technique de la réaction d autres personnages (celle qui recouvre l opinion, le commentaire, et (7) l attitude de l autre personnage au personnage principale), (8) la technique descriptive du cadre (celle de la description de l endroit, du temps, et la situation), et (9) la technique descriptive du physique (celle de la description physique du personnage). xi

12 C. Psychologie de la personnalité Rita L. Atkinson, Richad C. Atkinson, et Ernest R. Hilgard Selon Atkinson, Atkinson, et Hilgard, il y a deux types de conflits psychologiques. Ce sont (1) le conflit de s approcher-s éloigner (celui qui surgit s il y a une personne ayant un but passionnant et dangereux) et (2) le conflit de s éloigner-s éloigner (celui qui surgit s il y a une personne qui choisit deux alternatives négatives). Les deux conflits ont trois conséquences : (i) la frustration (lors de l espoir ayant des obstacles internes et externes), (ii) l anxiété (celle qui est marquée par l inquiétude, la peur, et la préoccupation), et (iii) le stress de la physiologie (celui qui est marqué par les problèmes de la santé). Les conséquences de ces conflits surgissent aussi les réactions du personnage Je. C est la frustration surgissant, comme (a) l agression (celle qui est marquée par la plainte, l inquiétude, et le grognement), (b) l apathie (celui qui est marquée par un attitude apathique), et (c) la régression (celui qui est marquée par l injure, le cri, la dispute et les efforts pour arrêter de surmonter des problèmes) ; et l anxiété surgissant les réactions, ce sont (a) les réactions des mécanismes de la défense (celles sont marquées par les efforts pour déformer la réalité), (b) le refus (celui qui est remarqué par les efforts pour nier la réalité), (c) la pression (qui est marquée par les efforts pour s éloigner des mémoires effrayants), (d) la rationalisation (celle qui est marquée par les efforts pour faire une excuse), (e) la formation de la réaction (celle qui est marquée par les efforts de faire des déclarations contrecœurs), (f) la projection (celle qui est marquée par les efforts pour évaluer quelque chose), (g) l intellectualité (celle qui est marquée xii

13 par les efforts pour s éloigner des situations dangereuses et en général dans la forme des termes abstraits et scientifiques), et (h) le changement (celui qui est marqué par les efforts du changement). D. Méthodologie de la recherche J utilise la méthode descriptive de l analyse dans ce mémoire parce que les objectifs sont les descriptions (a) des personnalités, (b) des conflits psychologique, (c) des conséquences de ces conflits, et (d) les réactions de personnage dans le roman Le Dernier Jour d un Condamné de Victor Hugo. L approche de cette recherche est utilisé c approche que psychologie pour prendre les données de ces trois objectifs, j ai utilisé la technique de "lire" (intensivement) le roman parce la source des données est écrite. Pour les analyser, j utilise la technique de descriptive de l analyse. Le choix de cette technique est basé sur les données qui sont notées sur les cartes de données (Sudaryanto 1993:21). E. Analyse Selon les quatre des objectif de cette recherche, je décris un par un. 1. Les personnalités du personnage Je (9) LDJDC/II/07 Cependant mon avocat arriva. On l attendait. Il venait de déjeuner copieusement et de bon appétit. Parvenu à sa place, il se pencha vers moi avec un sourire. + J espère, me dit-il. - N est-ce pas? Répondis-je, léger et souriant aussi. xiii

14 + Oui, reprit-il ; je ne sais rien encore de leur déclaration, mais ils auront sans doute écarté la préméditation, et alors ce ne sera que les travaux forcés à perpétuité. - Que dites-vous là, monsieur? Répliquai je indigné ; plutôt cent fois la mort! En utilisant la technique de la conversation, On peut savoir le caractère du personnage Je en marquant la citation en gros. Quand le personnage Je a assisté à la séance finale où le juge lira sa décision finale, il a eu une surprise parce que son avocat lui a dit qu il espérait que la décision du juge était la condamnation des travaux forcés à perpétuité. Après avoir entendu cette déclaration, le personnage Je était en colère, et puis il a dit à son avocat qu il préférait la condamnation de la mort. Son comportement représente son caractère qui a eu le tempérament coléreux et l égoïsme. Ces comportements ont été décrites clairement dans la citation - Que dites-vous là, monsieur? Répliquai je indigné; plutôt cent fois la mort!. 2. Le conflit psychologique du personnage Je (4) LDJDC/II/07 Cependant mon avocat arriva. On l attendait. Il venait de déjeuner copieusement et de bon appétit. Parvenu à sa place, il se pencha vers moi avec un sourire. + J espère, me dit-il. - N est-ce pas? Répondis-je, léger et souriant aussi. + Oui, reprit-il ; je ne sais rien encore de leur déclaration, mais ils auront sans doute écarté la préméditation, et alors ce ne sera que les travaux forcés à perpétuité. - Que dites-vous là, monsieur? Répliquai je indigné ; plutôt cent fois la mort! Dans cette citation en gros, on sait que le personnage Je a eu un conflit de la psychologie. C est le conflit de s éloigner-s éloigner. Ce conflit surgit quand xiv

15 le personnage Je a assisté à la séance finale et puis il devait choisir deux alternatives négatives. Les deux étaient la condamnation du travaux forcés à perpétuité (comme la citation suivante: + Oui, reprit-il ; je ne sais rien encore de leur déclaration, mais ils auront sans doute écarté la préméditation, et alors ce ne sera que les travaux forcés à perpétuité.) et la condamnation de la mort (elle est indiqué par la phrase : Que dites-vous là, monsieur? Répliquai je indigné ; plutôt cent fois la mort! ). Le point culminant du conflit a surgi quand le juge a donné l occasion au personnage Je et l avocat pour faire des défenses afin de ne pas obtenir la condamnation du mort. Le personnage Je était confus de choisir entre (a) ce qu il fallait faire la défense de sorte que la décision du juge soit la condamnation des travaux forcés à perpétuité (celle qui provoquait la colère du personnage "Je") comme l espoir de son avocat, et (b) ce qu il faillait accepter la décision du juge d être condamné à mort (celle qui provoquait la peur du personnage Je ). 3. La conséquence du conflit psychologique (16) LDJDC/II/8 Avocat, avez-vous quelque chose à dire sur l application de la peine? demanda le président. J aurai eu, moi, tout à dire, mais rien ne me vint. Ma langue resta collée à mon palais. Le défenseur se leva. Je compris qu il cherchait à atténuer la déclaration du jury, et à mettre dessous, au lieu de peine qu elle provoquait, l autre peine, celle que j avais été si blessé de lui voir espérer. Il fallut que l indignation fût bien forte, pour se faire jour à travers les mille émotions qui se disputaient ma pensée. Je voulus répéter à haute voix ce que je lui avais déjà dit : Plutôt cent fois la mort! Mais l helaine me manqua, et je ne pus que l arrêter rudement par le bras, en criant avec une force convulsive : Non! xv

16 Le procureur général combattit l avocat, et je l écoutai avec une satisfaction stupide. Puis les juges sortirent, puis ils rentrèrent, et le prèsident me lut mon arrêt. Dans la citation en gros dans la donnée trois, on sait que le personnage Je a eu la frustration qui est provoquée par les obstacles internes. Ce sont des caractères du personnage Je ayant le tempérament coléreux, et l égoïsme. Victor Hugo est indiqué du caractère de l égoïsme du personnage Je par la phrase: "J aurai eu, moi, tout à dire, mais rien ne me vint. Ma langue resta collée à mon palais, et le caractère du tempérament coléreux du personnage Je par la phrase: Il fallut que l indignation fût bien forte, pour se faire jour à travers les mille émotions qui se disputaient ma pensée. Je voulus répéter à haute voix ce que je lui avais déjà dit : Plutôt cent fois la mort! Mais l helaine me manqua, et je ne pus que l arrêter rudement par le bras, en criant avec une force convulsive : Non!. Selon les deux citations audessus, le personnage Je ne faisait pas les défenses. Il était silencieuse parce qu il préférait son ego que les défenses de sorte que la décision du juge soit la condamnation à mort. En outre, le personnage Je voulait arrêter les efforts des défenses d avocat avec tirer son main et dire non en criant. 4. La réaction du personnage Je (23) LDJDC/II/8 Avocat, avez-vous quelque chose à dire sur l application de la peine? demanda le président. J aurai eu, moi, tout à dire, mais rien ne me vint. Ma langue resta collée à mon palais. Le défenseur se leva. xvi

17 Je compris qu il cherchait à atténuer la déclaration du jury, et à mettre dessous, au lieu de peine qu elle provoquait, l autre peine, celle que j avais été si blessé de lui voir espérer. Il fallut que l indignation fût bien forte, pour se faire jour à travers les mille émotions qui se disputaient ma pensée. Je voulus répéter à haute voix ce que je lui avais déjà dit : Plutôt cent fois la mort! Mais l helaine me manqua, et je ne pus que l arrêter rudement par le bras, en criant avec une force convulsive : Non! Le procureur général combattit l avocat, et je l écoutai avec une satisfaction stupide. Puis les juges sortirent, puis ils rentrèrent, et le président me lut mon arrêt. Dans cette citation en gros dans la donnée quatre, on sait que la frustration a provoqué la réaction du personnage Je. C est l agression. Cette réaction est marquée par le cri. Cela s exprime dans la citation suivant: en criant avec une force convulsive : Non! et la réaction infantile du personnage Je qui voulait arrêter l effort d avocat pour faire des défenses, Il est indiqué par la phrase: Il fallut que l indignation fût bien forte, pour se faire jour à travers les mille émotions qui se disputaient ma pensée. Je voulus répéter à haute voix ce que je lui avais déjà dit : Plutôt cent fois la mort! Mais l helaine me manqua, et je ne pus que l arrêter rudement par le bras, en criant avec une force convulsive : Non!. L écrivain utilise deux phrases d interjection qui indiquent qu elle était en colère et qu elle a une intonation montant. F. Conclusion Le personnage Je dans le roman Le dernier jour d un condamné a des caractères. Ce sont un coléreux (avec le tempérament coléreux), un égoïste, un peureuse, un penseur, et un rêveur. En outre, le personnage Je a des conflits psychologique : (1) le conflit de s approcher-s éloigner et (2) le conflit de xvii

18 s éloigner-s éloigner. Ils ont provoqué le personnage Je d avoir (i) la frustration, (ii) l anxiété, et (iii) le stress de la physiologie. Les conséquences de ces conflits ont provoqué les mêmes réactions du personnage Je, sauf l anxiété. Quand le personnage Je a eu le conflit de s approcher-s éloigner, il a eu l anxiété qui a surgit les certaines réactions. Ce sont (a) les mécanismes de la défense, (b) la pression, (c) la rationalisation, et (d) la formation de la réaction, mais quand il a eu le conflit de s éloigner-s éloigner, son anxiété a surgit quelques réactions comme (a) le refus, (b) la pression, (c) la rationalisation, (d) la formation de la réaction, (e) l intellectualité, et (f) le changement. xviii

19 DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... i PENGESAHAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi ABSTRAK... viii RESUMÉ... ix DAFTAR ISI... xix DAFTAR LAMPIRAN... xxiii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 9 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Terdahulu Landasan Teoretis Teknik Pelukisan Tokoh Teknik Ekspositori Teknik Dramatik Psikologi Sastra Psikologi Kepribadian Menurut Atkinson, dkk Konflik Psikologi Macam-macam Konflik Psikologis Konflik Mendekat-Menghindar (Approach-Avoidance Conflict) Konflik Menghindar-Menghindar (Avoidance- xix

20 Avoidance Conflict) Akibat Konflik Psikologis dan Reaksi Tokoh Frustrasi a) Agresi b) Apati c) Regresi Kecemasan a) Mekanisme Pertahanan b) Penolakan c) Penekanan d) Rasionalisasi e) Pembentukan Reaksi f) Proyeksi g) Intelektualitas h) Pengalihan Stres dan Fisiologi BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Objek Penelitian Sasaran Penelitian Sumber Penelitian Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode dan Teknik Analisis Data Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Langkah Kerja Penelitian BAB 4 JENIS DAN AKIBAT KONFLIK PSIKOLOGI DISERTAI REAKSI TOKOH UTAMA JE DALAM ROMAN LE DERNIER JOUR D UN CONDAMNÉ KARYA VICTOR HUGO 4.1 Pelukisan Tokoh Je Teknik Ekspositoris xx

21 4.1.2 Teknik Dramatik Teknik Cakapan Teknik Tingkah Laku Teknik Pikiran dan Perasaan Teknik Reaksi Tokoh Konflik Mendekat-Menghindar (Approach-Avoidance Conflict) Menurut Atkinson, Atkinson, dan Hilgard Konflik Menghindar-Menghindar (Avoidance-Avoidance Conflict) Menurut Atkinson, Atkinson, dan Hilgard Akibat Konflik Psikologi dan Reaksi Tokoh Menurut Atkinson, Atkinson, dan Hilgard Akibat Konflik Mendekat-Menghindar (Approach-Avoidance Conflict) Frustrasi Agresi Apati Regresi Kecemasan Mekanisme Pertahanan Penolakan Penekanan Rasionalisasi Pembentukan Reaksi Proyeksi Intelektualitas Pengalihan Stres dan Fisiologi Akibat Konflik Menghindar-Menghindar (Avoidance-Avoidance Conflict) Frustrasi Agresi xxi

22 Apati Regresi Kecemasan Mekanisme Pertahanan Penolakan Penekanan Rasionalisasi Pembentukan Reaksi Proyeksi Intelektualitas Pengalihan Stres dan Fisiologi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xxii

23 DAFTAR LAMPIRAN Skema 2 Landasan Teoretis: Teknik Pelukisan Tokoh... xxiv Skema 3 Landasan Teoretis: Psikologi Kepribadian... xxv Tabel 1 Hasil Analisis Penokohan Melalui Teknik Pelukisan Tokoh xxvi Tabel 2 Hasil Analisis Konflik,Akibat, dan Reaksi Tokoh Melalui Psikologi Kepribadian xxviii Sinopsis roman Le Dernier Jour d un Condamné karya Victor Hugo xxx xxiii

24 1 BAB 1 PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah lembaga yang menggunakan bahasa sebagai medium dan merupakan ciptaan sosial yang menampilkan gambaran kehidupan sebagai gejala sosial (Domono, 1978:1). Dalam kutipan tersebut dijelaskan bahwa gejala sosial dan sastra memilki kesamaan pandangan yaitu tentang kehidupan manusia. Inilah yang disebut dengan sastra sebagai cermin kehidupan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wellek (1989:109) yang mengatakan bahwa sastra menyajikan kehidupan yang sebagian besar terdiri atas kenyataan sosial, walaupun karya sastra juga meniru alam dan dunia subjektif manusia. Berbagai peristiwa merupakan perjalanan hidup yang seringkali terekam dalam karya sastra. Karya sastra dibuat sesuai pengalaman kehidupan pengarang di masyarakat. Oleh karena itu, karya sastra dapat diartikan sebagai suatu gambaran mengenai kehidupan sehari-hari di masyarakat. Endraswara (2003:96) menyatakan bahwa pengarang akan menangkap gejala jiwa kemudian diolah ke dalam teks dan dilengkapi kejiwaannya. Proyeksi pengalaman sendiri dan pengalaman hidup di sekitar pengarang akan terproyeksi secara imajiner ke dalam teks sastra. Sastra sebagai cerminan kehidupan secara otomatis juga membahas berbagai macam konflik yang terjadi dalam kehidupan manusia itu sendiri. Salah satu konflik yang dialami tokoh dalam sastra adalah masalah psikis. Hal ini sering disebut dengan istilah konflik batin atau konflik psikologis.

25 2 Karya sastra sebagai hasil dari imajinasi dalam sastra menjadi refleksi ungkapan hati seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungannya. Gejala sosial yang terefleksi juga akan memuat berbagai macam konflik termasuk konflik psikologis. Dalam sastra, konflik psikologis termasuk bidang kajian psikologi sastra. Terkait dengan psikologi sastra Endraswara (2003:96) menjelaskan bahwa Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Begitu pula pembaca, dalam menanggapi karya juga tak akan lepas dari kejiwaan masing-masing. Bahkan, sebagaimana sosiologi refleksi, psikologi sastra pun mengenal karya sastra sebagai pantulan kejiwaan. Masih menurut Endraswara (2003:96-97) karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokohtokoh jika kebetulan teks berupa drama, maupun prosa, sedangkan jika berupa puisi, tentu akan tampil melalui lirik-lirik dan pilihan kata yang khas. Di samping memang ada puisi lirik dan prosa atau balada yang memuat tokoh tertentu. Berarti ada benarnya bila Jatman dalam Endraswara (2003:97) berpendapat bahwa karya sastra dan psikologi memang memiliki pertautan yang erat, secara tak langsung dan fungsional. Pertautan tak langsung, karena baik sastra maupun psikologi memiliki objek yang sama yaitu kehidupan manusia. Psikologi dan karya sastra memiliki hubungan fungsional karena sama-sama mempelajari keadaan kejiwaan orang lain, bedanya dalam psikologi gejala tersebut rill, sedangkan dalam sastra bersifat imajinatif.

26 3 Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan roman sebagai sumber data. Roman menurut Frye, tidak berusaha menggambarkan tokoh secara nyata, secara lebih realistis. Ia lebih merupakan gambaran angan, dengan tokoh yang lebih bersifat introver dan subjektif (Frye dalam Nurgiyantoro 1994:15). Dalam pengertian modern, roman berarti cerita prosa yang melukiskan pengalaman-pengalaman batin dari beberapa orang yang berhubungan satu dengan yang lain dalam suatu keadaan (Van Leeuwen dalam Nurgiyantoro 1994:15). Roman adalah salah satu karya sastra yang menarik perhatian orang. Dalam penelitian ini penulis memilih roman Le Dernier Jour d un Condamné sebagai sumber data. Roman ini adalah salah satu roman karya Victor Hugo. Victor Hugo adalah salah satu penulis terkemuka di Prancis. Ia menghasilkan banyak buku, baik yang berbahasa Prancis maupun yang menggunakan bahasa Inggris, diantaranya : Han d island (FR) 1823, The History of a Crime/The Testimony of an Eye- Witness (EN) 1823, Le Roi s amuse (FR) 1832,Lucrèce (FR) 1833, Littérature et Philosophie mêlées (FR) 1834, Les Chat Du Crépuscule (FR) 1835, La Esmeralda (FR) 1836, Claude Gueux (FR) 1834, La Grand mère (FR) 1865, Torquemada (FR) 1869, L homme Qui Rit (FR) 1869, Actes et Paroles Vol 1 (FR) 1870, Actes et Parole Vol 2 (FR) 1870, Actes et Parole Vol 3 (FR) 1870, Actes et Parole Vol 4 (FR) 1870, La Petié (FR) 1879, Supreme Quatrevingt-Treize (FR) 1874, Nopaléon Le Petit (FR)1882, Ocean (FR) 1942, dan karyanya yang paling terkenal adalah Les Miserables (FR) 1862 dan NOTRE-DAME DE PARIS (FR) 1831 (fr. wikipedia.org/wiki/victor Hugo).

27 4 Salah satu dari sekian banyak karyanya yang mengandung konflik psikologis adalah roman Le Dernier Jour d Un Condamné. Dalam un_condamné (disunting pada tanggal 5 januari 2010) dijelaskan bahwa roman yang diterbitkan pada tahun 1892 di rumah Gosselin ini merupakan karya yang bertaraf internasional (sastra internasional). Sebagai bukti, roman yang sebagian besar berbentuk monolog ini, telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, telah diadaptasi menjadi sebuah komik oleh Stanislas, dan pada tahun 1985 diadaptasi menjadi sebuah film oleh Jean- Michel Mongrédien. Selain itu, roman yang terdiri dari 49 bab ini telah digunakan sebagai bahan studi tentang karya sastra oleh Chantal Saint-Jarre, dan Groupe Beauchemin. Dalam romannya tersebut, Victor Hugo menggambarkan konflik psikologis pada tokoh utamanya yaitu tokoh Je. Konflik yang dialaminya adalah konflik batin. Kisahnya berawal dari sebuah kesalahan yang dilakukan tokoh Je sehingga dirinya kemudian masuk penjara dan harus mengikuti jalnnya persidangan. Setelah beberapa hari mengikuti jalannya persidangan, tokoh Je semakin lama semakin dirundung rasa takut dan rasa khawatir tarhadap kemungkinan vonis hakim. Semakin hari, tokoh Je semakin gelisah, meski ia telah mencoba menenangkan dirinya. Di hari keempat yaitu hari di mana keputusan hakim akan dibacakan, perasaan tokoh Je semakin tidak menentu. Pikiran-pikiran buruk tentang kemungkinan keputusan hukuman yang akan dijatuhkan hakim kepadanya adalah hukuman mati selalu datang menghantuinya. Walaupun demikian, tokoh Je tetap memiliki harapan bahwa dirinya dapat bebas. Hal tersebut membuat tokoh Je merasa sangat antusias untuk

28 5 mendengarkan keputusan hukumannya. Namun tidak seperti harapannya, setelah persidangan berjalan tokoh Je baru mengetahui bahwa pengacara memiliki harapan yang sangat bertolak belakang dengannya. Ia berharap keputusan hukuman tokoh Je adalah hukuman kerja paksa seumur hidup. Pada situasi inilah, tokoh Je mulai mengalami konflik psikologis di mana dirinya dihadapkan oleh dua pilihan yang sangat sulit. Dalam roman Le Dernier Jour d un Condamné, konflik psikologis yang terjadi pada tokoh Je menimbulkan beberapa akibat sehingga menimbulkan reaksi-reaksi pada tokoh. Sosok yang tadinya adalah orang biasa, penuh kebebasan, dan dapat melakukan apapun yang disukainya berubah menjadi seorang yang hidupnya dipenuhi oleh tekanan, kecemasan, dan frustrasi. Hal tersebut membuat tokoh Je menjadi sosok yang pendiam, terasingkan, dan penuh dengan ketakutan. Penonjolan karakter tokoh dalam segi konflik psikologinya inilah yang menjadi dasar penelitian karya dengan pendekatan psikologi sastra dari konflik tokoh utamannya. Dengan menggunakan pendekatan psikologi dapat diungkapkan berbagai macam watak tokoh, sikap, dan kepribadian tokoh. Melalui penokohan, cerita akan lebih nyata dalam pikiran pembaca dan dapat dengan jelas menangkap wujud nyata manusia yang sedang diceritakan oleh pengarang. Menurut Endraswara (2003:104), sasaran penelitian psikologi tokoh, yang pertama adalah menelaah unsur-unsur intrinsik maupun ekstrinsik, namun tekanan terdapat pada unsur intrinsik, yaitu tentang penokohan dan perwatakan. Unsur-unsur yang lainnya hanya digunakan sebagai pembangun dan penguat perwatakan tokoh. Kedua, perlu dikaji juga masalah tema karya. Analisis tokoh harusnya ditekankan

29 6 pada nalar prilaku tokoh. Tokoh yang disoroti tidak hanya terfokus pada tokoh utama saja. Yang lebih penting, peneliti harus memiliki alasan yang masuk akal tentang watak tokoh. Ketiga, konflik perwatakan tokoh perlu dikaitkan dengan alur cerita. Misalkan saja, ada tokoh yang phobi, neurosis, halusinasi, gila, dan sebagainya, harus dihubungkan dengan jalan cerita secara struktural. Jadi, konflik psikologis pada tokoh utama dibangun dari hubungan yang terjalin antartokoh dan struktur lain dalam roman tersebut. Sesuai dengan pernyataan Endraswara bahwa kajian karya sastra memerlukan unsur lainnya, penelitian ini menggunakan teori psikologi kepribadian (Teori-Teori Sifat dan Behavioristik) sebagai teori utama. Penulis menggunakan teori tersebut karena Rita L. Atkinson, Richard C. Atkinson, dan Ernest R. Hilgard menjabarkan secara rinci jenis-jenis konflik psikologi dan akibat yang disertai reaksi-reaksi tokoh. Selain itu, penulis juga menggunakan teknik pelukisan tokoh Altenbernd dan Lewis sebagai teori pembantu. Teori ini digunakan untuk menganalisis penokohan tokoh Je. Hal ini sangat penting, karena unsur utama yang dikaji dalam roman ini berkaitan dengan tokoh, khususnya tokoh utama. Dengan adanya penokohan kita akan lebih mudah melakukan analisis. 2.2 Permasalahan Latar belakang penulisan ini adalah sebagai pembuktian atas pertanyaan yang muncul di dalam benak penulis setelah membaca roman Le Dernier Jour d un Condamné. Berawal dari pertanyaan termasuk ke dalam jenis konflik yang bagaimanakah yang dialami oleh tokoh Je dalam roman Le Dernier Jour d un

30 7 Condamné? dan akibat-akibat apa sajakah yang ditimbulkan oleh konflik, serta reaksi yang bagaimankah yang dialami tokoh Je dalam roman Le Dernier Jour d un Condamné?. Dilatarbelakangi pertanyaan-pertanyaan diatas, dalam penelitian ini penulis akan menganalisis jenis konflik, akibat yang disertai reaksi-reaksi yang ditimbulkannya terhadap tokoh Je dalam Le Dernier Jour d un Condamné dengan menggunakan teori kepribadian (Teori-Teori Sifat dan Behavioristik) oleh Rita L. Atkinson, Richard C. Atkinson, dan Ernest R. Hilgard. Sesuai dengan pernyataan diatas, secara garis besar rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, jika dikaji dari teknik pelukisan tokoh Altenbernd dan Lewis, Bagaimana konflik batin yang dialami oleh tokoh Je, akibat, dan reaksi tokoh Je dalam roman Le Dernier Jour d un Condamné karya Victor Hugo dibahas melalui teori kepribadian (Teori-Teori Sifat dan Behavioristik) oleh Atkinson, Atkinson, dan Hilgard (1983 : ). Secara sistematis rumusan masalah penulisan ini adalah: Bagaimanakah penokohan tokoh Je jika dianalisis dengan teknik pelukisan tokoh Altenbernd dan Lewis? Bagaimanakan konflik psikologis, dan akibat beserta reaksi-reaksi tokoh Je jika dianalisis dengan teori Atkinson, Atkinson, dan Hilgard? Bagaimanakah konflik psikologis yang berupa approace-avoidance conflict (mendekat-menghindar) mempengaruhi tokoh Je berdasarkan analisis pelukisan tokoh?

31 Bagaimanakah konflik psikologis yang berupa avoidance-avoidance conflict (menghindar-menghindar) mempengaruhi tokoh Je berdasarkan analisis pelukisan tokoh? Berdasarkan analisis pelukisan tokoh, bagaimanakah akibat konflik psikologis yang berupa (1) kefrustrasian yang disertai reaksi (a) agresi, (b) apati, (c) regresi; (2) kecemasan disertai reaksi yang berupa (a) penolakan, (b) rasionalisasi, (c) pembentukan reaksi, (d) proyeksi, (e) intelektualitas, dan (f) pengalihan; dan (3) stres kejiwaan, berupa kekacauan fisik mempengaruhi tokoh tersebut? 2.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut Mendeskripsikan penokohan tokoh Je jika dianalisis dengan teknik pelukisan tokoh Altenbernd dan Lewis Mendeskripsikan konflik dan akibat beserta reaksi-reaksi tokoh Je jika dianalisis dengan teori Atkinson, Atkinson, dan Hilgard Mendeskripsikan konflik psikologi yang berupa konflik mendekatmenghindar (Approach-Avoidance Conflict) yang mempengaruhi tokoh Je Mendeskripsikan konflik menghindar-menghindar (Avoidance-Avoidance Conflict) yang mempengaruhi tokoh Je Mendeskripsikan akibat konflik psikologis yang berupa (1) kefrustrasian yang disertai reaksi (a) agresi, (b) apati, (c) regresi; (2) kecemasan

32 9 disertai reaksi yang berupa (a) penolakan, (b) rasionalisasi, (c) pembentukan reaksi, (d) proyeksi, (e) intelektualitas, dan (f) pengalihan; dan (3) stres kejiwaan, berupa kekacauan fisik yang mempengaruhi tokoh Je. 2.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa jurusan bahasa dan sastra asing mengenai studi sastra khususnya dengan pendekatan psikologi sastra. Di samping itu, penelitian ini juga diharapkan mampu memberi sumbangan dalam teori sastra dan teori psikologi dalam mengungkap roman Le Dernier Jour d un Condamné Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa jurusan bahasa dan sastra asing untuk lebih memahami isi cerita dalam roman Le Dernier Jour d un Condamné terutama kondisi kejiwaan tokoh utama dan konflik yang dihadapi dengan pemanfaatan lintas disiplin ilmu yaitu psikologi dan sastra.

33 10 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Terdahulu Setiap orang yang akan melakukan suatu penelitian tidak akan beranjak dari awal. Pada umumnya suatu penelitian akan mengacu pada penelitian lain yang dijadikan titik tolak dalam penelitian selanjutnya. Dengan demikian, peninjauan terhadap penelitian lain sangatlah penting untuk digunakan sebagai relevansi penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan. Selain itu, peninjauan penelitian sebelumnya dapat dipergunakan untuk membandingkan seberapa besar keaslian dari penelitian yang akan dilakukan. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang pernah menganalisis roman Le Dernier Jour d un Condamné karya Victor Hugo, salah satunya adalah Tri Hartanto yang merupakan mahasiswa sastra Prancis Unnes angkatan Dalam skripsinya yang berjudul Kesantunan dalam Roman Le Dernier Jour d un Condamné Karya Victor Hugo. Peneliti menggunakan teori-teori prinsip kesantunan menurut Grice dan teori maksim-maksim prinsip kesantunan menurut Leech dalam melakukan analisis tentang prinsip kesantunan yang dipatuhi dan yang dilanggar dalam roman Le Dernier Jour d un Condamné Karya Victor Hugo. Setelah melakukan analisis 50 data, penulis menyimpulkan bahwa dalam roman Le Dernier Jour d un Condamné Karya Victor Hugo ditemukan 13 data yang mematuhi prinsip kesantunan dan 16 data yang melanggar prinsip kesantunan. Selain itu, ditemukan 22 data yang mematuhi dan melanggar prinsip kesantunan. Persamaan penelitian yang dilakukan 10

34 11 peneliti saat ini dengan penelitian sebelumnya adalah menggunakan data yang sama, yaitu roman Le Dernier Jour d un Condamné Karya Victor Hugo. Selain itu, penelitian yang menggunakan roman Le Dernier Jour d un Condamné Karya Victor Hugo sebagai data penelitian adalah Rifki Eko Wahyudi yang juga mahasiswa Unnes jurusan Sastra Prancis angkatan Dalam skripsinya yang berjudul Aspek-aspek Kepribadian Tokoh Utama Dalam Roman Le Dernier Jour d un Condamné karya Victor Hugo. Peneliti menggunakan teori-teori mengenai aspek-aspek kepribadian Klages (dalam Suryabrata 2002 : ) untuk mengetahui aspek kepribadian yang mempengaruhi tokoh yang terdiri dari materi kepribadian, struktur kepribadian, dan kualitas kepribadian. Struktur kepribadian dibagi tiga yaitu temperamen, perasaan, dan daya ekspresi. Setelah melakukan analisis, peneliti menyimpulkan bahwa kepribadian tokoh utama dalam Roman Le Dernier Jour d un Condamné karya Victor Hugo yang ditinjau dari aspek-aspek kepribadian yaitu (1) temperamen kepribadian tokoh utama yang paling dominan dalam aspek temperamen ini adalah kepribadian phlegmatis karena tokoh menunjukkan sikap yang serba lambat, tidak mempunyai minat dan apatis karena dia di vonis hukuman mati dan menanti hari-hari pelaksanaan hukuman mati tersebut. (2) perasaan kepribadian tokoh utama yang paling dominan adalah aspek perasaan ini adalah kepribadian depresi karena tokoh yang di vonis hukuman mati dan menanti hari-hari pelaksanaan hukuman mati tersebut menjadikan tokoh orang yang depresi dengan hal-hal itu. (3) daya ekspresi kepribadian tokoh utama dalam aspek ini tidak terlalu dominan kerena dia juga dibatasi dalam mengekspresikan diri pada saat di penjara. keinginan-keinginannya

35 12 dibatasi oleh hukuman mati. Dari ketiga aspek tersebut, aspek yang paling dominan dalam roman Le Dernier Jour d un Condamné karya Victor Hugo adalah aspek perasaan yaitu kepribadian depresif. Jadi kepribadian tokoh utama dalam roman tersebut adalah kepribadian depresif. Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini dengan penelitian sebelumnya adalah menggunakan data yang sama, yaitu roman Le Dernier Jour d un Condamné Karya Victor Hugo. Berdasarkan uraian mengenai penelitian terdahulu, maka dapat dilihat bahwa orisinalitas penelitian dengan judul konflik psikologi tokoh utama dalam roman Le Dernier Jour d un Condamné karya Victor Hugo belum pernah dianalisis sebelumnya dan dapat dipertanggungjawabkan. 2.2 Landasan Teori Seperti yang tertera dalam pendahuluan, penulisan ini bertujuan mendeskripsikan penokohan, konflik psikologi, akibat yang disertai reaksi-reaksi tokoh utama dalam roman Le Dernier Jour d un Condamné Karya Victor Hugo. Sebagai analisis tahap awal penulis menggunakan teknik pelukisan tokoh oleh Altenbernd dan Lewis. Setelah menganalisis penokohan, penulis mencapai tujuan akhir penelitian ini yaitu mendeskripsikan konflik psikologi dan akibat yang ditimbulkan konflik tersebut disertai reaksi-reaksi tokoh utama dalam roman Le Dernier Jour d un Condamné Karya Victor Hugo dengan menggunakan teori utama yaitu teori kepribadian (Teori-Teori Sifat dan Behavioristik) oleh Atkinson, Atkinson, dan Hilgard.

36 Teknik Pelukisan Tokoh Tokoh adalah pelaku yang mengembangkan peristiwa dalam cerita fiksi sehingga pelaku itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh (Aminudin 1995:79). Ada beberapa metode penyajian watak tokoh atau penokohan. menurut Altenbernd dan Lewis dalam Nurgiyantoro (1994 :56) menyatakan bahwa secara garis besar ada dua cara teknik pelukisan tokoh dalam suatu karya, yaitu sebagai berikut Teknik Ekspositori atau Teknik Analisis. Pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian atau penjelasan secara langsung. Tokoh cerita hadir dan dihadirkan langsung. Tokoh cerita hadir dan dihadirkan oleh pengarang kehadapan pembaca secara tidak berbelitbelit, yang mungkin berupa sikap, sifat watak, tingkah laku, bahkan juga ciri fisiknya Teknik Dramatik. Penampilan tokoh cerita dalam teknik dramatik artinya mirip dengan yang ditampilkan pada drama dilakukan secara tidak langsung. Artinya, pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Pengarang membiarkan (menyiasati) para tokoh cerita untuk menunjukkan kehadirannya sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan baik secara verbal lewat kata maupun non verbal lewat tindakan atau tingkah laku dan juga melalui peristiwa yang terjadi.

37 14 Wujud penggambaran teknik dramatik dapat dilakukan dengan sejumlah teknik yaitu, (a) Teknik Cakapan, (b) Teknik Tingkah Laku, (c) Teknik Pikiran dan Perasaan, (d) Teknik Arus Kesadaran, (e) Teknik Reaksi Tokoh, (f) Teknik Reaksi Tokoh Lain, (g) Teknik Pelukisan Latar, (h) Teknik Pelukisan Fisik, keseluruhan hal tersebut akan dibahas satu per satu berikut ini: a. Teknik Cakapan Percakapan yang dilakukan oleh tokoh cerita biasanya juga dimaksudkan untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan. Bentuk percakapan dalam sebuah karya fiksi, khususnya novel, umumnya cukup banyak, baik percakapan yang pendek maupun yang panjang. Percakapan yang baik, yang efektif, yang lebih fungsional, adalah yang menunjukkan perkembangan plot dan sekaligus mencerminkan sifat kedirian tokoh pelakunya. b. Teknik Tingkah Laku Apa yang dilakukan orang dalam wujud tindakan dan tingkah laku, dalam banyak hal dapat dipandang sebagai menunjukkan reaksi, tanggapan sifat dan sikap yang mencerminkan sifat-sifat kehadirannya. c. Teknik Pikiran atau Perasaan Bagaimana keadaan dan jalan pikiran serta perasaan, apa yang melintas didepan pikiran serta perasaan, apa yang melintas dalam pikiran dan dirasakan oleh tokoh dalam banyak hal akan mencerminkan sifat-sifat kediriannya jua.

38 15 d. Teknik Arus Kesadaran Arus kesadaran merupakan sebuah teknik narasi yang berusaha menangkap pandangan dan aliran proses mental tokoh, dimana tanggapan indra pandang dan tanggapan indra bercampur dengan kesadaran pikiran, perasaan, inggatan, harapan, dan asosiasi-asosiasi acak. e. Teknik Reaksi Tokoh Teknik reaksi tokoh dimaksudkan sebagai reaksi tokoh terhadap suatu kejadian, masalah, keadaan, dan sikap tingkah laku orang lain, dan sebagainya yang berupa rangsangan dari luar tokoh yang bersangkutan. Bagaimana reaksi tokoh terhadap hal-hal tersebut dapat dipandang sebagai suatu bentuk penampilan yang mencerminkan sifat-sifat kehadirannya. f. Teknik Reaksi Tokoh Lain Reaksi tokoh lain dimaksudkan sebagai reaksi yang diberikan oleh tokoh lain terhadap tokoh utama, atau tokoh yang dipelajari kediriannya, yang berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar, dan lain-lain. Reaksi tokoh juga merupakan teknik penokohan untuk menginformasikan kedirian tokoh kepada pembaca. Tokohtokoh lain itu pada hakikatnya melakukan penilaian atas tokoh utama untuk pembaca. g. Teknik Pelukisan Latar Pelukisan suasana latar dapat lebih mengidentifikasi sifat kedirian tokoh seperti yang diungkapkan dengan berbagai teknik yang lain.

39 16 h. Teknik Pelukisan Fisik Keadaan fisik seseorang sering berkaitan dengan keadaan kejiwaannya, atau paling tidak, pengarang sengaja mencari dan menghubungkan adanya keterkaitan itu. Misalnya, bibir tipis menayaran pada sifat ceriwis dan bawel, rambu lurus menyaran pada sifat tak mau mengalah, pandangan mata tajam, hidung agak mendongak, bibir yang bagaimana, dan lain-lain yang dapat menyaran pada sifat tertentu. Tentu saja hal itu berkaitan dengan pandangan budaya masyarakat yang bersangkutan. SKEMA 1 : TEKNIK PELUKISAN TOKOH Teknik ekspositori (analitik) Teknik cakapan Teknik pelukisan tokoh Teknik tingkah laku Teknik pikiran dan perasaan Teknik dramatik Teknik arus kesadaraan Teknik reaksi tokoh Teknik reaksi tokoh lain Teknik pelukisan latar Teknik pelukisan fisik

40 17 Sumber : hasil hipotesis penulis berdasarkan teknik pelukisan tokoh Altenbernd dan Lewis dalam Nurgiantoro (1994: ) Psikologi Sastra Secara sederhana pisikologi sastra dapat diartikan sebagai gabungan disiplin psikologi dan sastra. Ditinjau dari asal katanya, pisikologi sastra berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah, psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia (Dirgagunarsa 1975:9). Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan (Endraswara 2003:96). Karya sastra yang bermutu menurut pandangan pendekatan psikologis adalah karya sastra yang mampu menggambarkan kekalutan dan kekacauan batin manusia karena hakekat kehidupan manusia itu adalah perjuangan menghadapi kekelutan batinnya sendiri (Endraswara 2008:8). Ratna (1994: ) menyatakan bahwa secara definitif, tujuan psikologi sastra adalah untuk memenuhi asfek-asfek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya. Dengan demikian, pada dasarnya psikologi lebih menekankan pada pembicaraan dalam kaitannya dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional dalam sebuah karya. Menurut Ratna (1994:343) ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memahami hubungan antara psikologi dengan sastra, yakni: (a) Memahami unsurunsur kejiwaan pengarang sebagai penulis. (b) Memahami unsur-unsur kejiwaan tokoh fiksional dalam karya sastra. (c) Memahami unsur-unsur kejiwaan pembaca. Berdasarkan penjelasan diatas maka yang menjadi perhatian utama dalam penelitian ini adalah masalah yang kedua. Pemahaman tentang unsur- unsur kejiwaan

BAB IV KESIMPULAN. Permasalahan itu antara lain dalam lingkup sintaksis, semantik, dan pergeseran

BAB IV KESIMPULAN. Permasalahan itu antara lain dalam lingkup sintaksis, semantik, dan pergeseran BAB IV KESIMPULAN Gérondif banyak digunakan baik dalam bp lisan maupun tulis, sedangkan bi tidak memiliki bentuk ini, sehingga menimbulkan permasalahan dalam penerjamahan. Permasalahan itu antara lain

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: PRADITYA DIAN TAMI ANGGARA NIM

SKRIPSI OLEH: PRADITYA DIAN TAMI ANGGARA NIM PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KONDISI PSIKOLOGIS DAN KONFLIK BERPASANGAN TOKOH DALAM CERITA PENDEK LE TAILLEUR NOIR SKRIPSI OLEH: PRADITYA DIAN TAMI ANGGARA NIM. 0911130007 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

WUJUD EKSISTENSI TOKOH PEREMPUAN DALAM CERITA PENDEK LE DERNIER AMOUR DU PRINCE GENGHI KARYA MARGUERITE YOURCENAR SKRIPSI

WUJUD EKSISTENSI TOKOH PEREMPUAN DALAM CERITA PENDEK LE DERNIER AMOUR DU PRINCE GENGHI KARYA MARGUERITE YOURCENAR SKRIPSI WUJUD EKSISTENSI TOKOH PEREMPUAN DALAM CERITA PENDEK LE DERNIER AMOUR DU PRINCE GENGHI KARYA MARGUERITE YOURCENAR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

REPRESENTASI KONSEP KEPRIBADIAN ID, EGO, SUPEREGO DAN MEKANISME PERTAHANANNYA DALAM FILM LES CHORISTES SKRIPSI OLEH: SHEILA INTAN

REPRESENTASI KONSEP KEPRIBADIAN ID, EGO, SUPEREGO DAN MEKANISME PERTAHANANNYA DALAM FILM LES CHORISTES SKRIPSI OLEH: SHEILA INTAN REPRESENTASI KONSEP KEPRIBADIAN ID, EGO, SUPEREGO DAN MEKANISME PERTAHANANNYA DALAM FILM LES CHORISTES SKRIPSI OLEH: SHEILA INTAN 0811133003 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: LINA AFIDATIS SALAFIYAH NIM

SKRIPSI OLEH: LINA AFIDATIS SALAFIYAH NIM ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA PRANCIS DALAM BAHASA INDONESIA DALAM KOMUNIKASI MELALUI FACEBOOK : STUDI KASUS MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: LINA AFIDATIS

Lebih terperinci

PERILAKU PROSOSIAL TOKOH UTAMA AMÉLIE POULAIN DI DALAM FILM LE FABULEUX DESTIN D AMÉLIE POULAIN : KAJIAN PSIKOLOGI SOSIAL

PERILAKU PROSOSIAL TOKOH UTAMA AMÉLIE POULAIN DI DALAM FILM LE FABULEUX DESTIN D AMÉLIE POULAIN : KAJIAN PSIKOLOGI SOSIAL PERILAKU PROSOSIAL TOKOH UTAMA AMÉLIE POULAIN DI DALAM FILM LE FABULEUX DESTIN D AMÉLIE POULAIN : KAJIAN PSIKOLOGI SOSIAL SKRIPSI OLEH: GAZI ADAM NIM. 105110300111010 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS

Lebih terperinci

WUJUD EKSISTENSI TOKOH UTAMA DALAM ROMAN TROIS JOURS CHEZ MA MÈRE KARYA FRANÇOIS WEYERGANS SKRIPSI

WUJUD EKSISTENSI TOKOH UTAMA DALAM ROMAN TROIS JOURS CHEZ MA MÈRE KARYA FRANÇOIS WEYERGANS SKRIPSI WUJUD EKSISTENSI TOKOH UTAMA DALAM ROMAN TROIS JOURS CHEZ MA MÈRE KARYA FRANÇOIS WEYERGANS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

ANALISIS KREATIVITAS TOKOH MÉLANIE DALAM CERITA ANAK MÉLANIE DANS L ÎLE SKRIPSI OLEH : INDRI NOVITA SARI

ANALISIS KREATIVITAS TOKOH MÉLANIE DALAM CERITA ANAK MÉLANIE DANS L ÎLE SKRIPSI OLEH : INDRI NOVITA SARI ANALISIS KREATIVITAS TOKOH MÉLANIE DALAM CERITA ANAK MÉLANIE DANS L ÎLE SKRIPSI OLEH : INDRI NOVITA SARI 0911130026 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

TEMA MELANCHOLIA DALAM ANTOLOGI POÈMES SATURNIENS KARYA PAUL VERLAINE Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma SKRIPSI

TEMA MELANCHOLIA DALAM ANTOLOGI POÈMES SATURNIENS KARYA PAUL VERLAINE Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma SKRIPSI TEMA MELANCHOLIA DALAM ANTOLOGI POÈMES SATURNIENS KARYA PAUL VERLAINE Analisis Puisi Berdasarkan Strata Norma SKRIPSI Oleh : Feri Andika Prasetya NIM. 105110300111009 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS

Lebih terperinci

KAJIAN PRAGMATIK DALAM CERITA ANAK JOURNÉE POUBELLE POUR GAËLLE KARYA JO HOESTLANT DAN FRÉDÉRIC JOOS SKRIPSI OLEH: CONNY COURTESSY NIM

KAJIAN PRAGMATIK DALAM CERITA ANAK JOURNÉE POUBELLE POUR GAËLLE KARYA JO HOESTLANT DAN FRÉDÉRIC JOOS SKRIPSI OLEH: CONNY COURTESSY NIM KAJIAN PRAGMATIK DALAM CERITA ANAK JOURNÉE POUBELLE POUR GAËLLE KARYA JO HOESTLANT DAN FRÉDÉRIC JOOS SKRIPSI OLEH: CONNY COURTESSY NIM 0811130006 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA

Lebih terperinci

INTERTEKSTUALITAS DALAM STRUKTUR KOMIK DAN FILM PETUALANGAN TINTIN EDISI LE SECRET DE LA LICORNE SKRIPSI OLEH: RISZKY ALLA SAPUTRA NIM

INTERTEKSTUALITAS DALAM STRUKTUR KOMIK DAN FILM PETUALANGAN TINTIN EDISI LE SECRET DE LA LICORNE SKRIPSI OLEH: RISZKY ALLA SAPUTRA NIM INTERTEKSTUALITAS DALAM STRUKTUR KOMIK DAN FILM PETUALANGAN TINTIN EDISI LE SECRET DE LA LICORNE SKRIPSI OLEH: RISZKY ALLA SAPUTRA NIM 0811130023 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS PROGRAM BAHASA

Lebih terperinci

Kritik Molière Terhadap Profesi Dokter Dalam Lakon Le Médecin Malgré Lui SKRIPSI OLEH : AHMED HASAN KURNIA NIM

Kritik Molière Terhadap Profesi Dokter Dalam Lakon Le Médecin Malgré Lui SKRIPSI OLEH : AHMED HASAN KURNIA NIM Kritik Molière Terhadap Profesi Dokter Dalam Lakon Le Médecin Malgré Lui SKRIPSI OLEH : AHMED HASAN KURNIA NIM 0811130002 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB III KESIMPULAN. yang cukup unik karena banyak ditemukan kosakata bahasa argot yang digunakan

BAB III KESIMPULAN. yang cukup unik karena banyak ditemukan kosakata bahasa argot yang digunakan BAB III KESIMPULAN Titeuf merupakan komik berbahasa Prancis yang dikenal sebagai komik yang cukup unik karena banyak ditemukan kosakata bahasa argot yang digunakan para tokoh dalam percakapan sehari-hari.

Lebih terperinci

CONCORDANCE DE TEMPS DU PASSÉ PADA KLAUSA HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM NOVEL ALICE AU PAYS DES MERVEILLES SKRIPSI

CONCORDANCE DE TEMPS DU PASSÉ PADA KLAUSA HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM NOVEL ALICE AU PAYS DES MERVEILLES SKRIPSI CONCORDANCE DE TEMPS DU PASSÉ PADA KLAUSA HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM NOVEL ALICE AU PAYS DES MERVEILLES SKRIPSI OLEH: RADIK BABAROSA NIM. 105110301111005 PROGRAM STUDI BAHASA

Lebih terperinci

ROMANTISME DALAM CERITA PENDEK VÉRA KARYA AUGUSTE VILLIERS DE L ISLE ADAM SKRIPSI OLEH: ACHMAD DWI MUNTAHA NIM

ROMANTISME DALAM CERITA PENDEK VÉRA KARYA AUGUSTE VILLIERS DE L ISLE ADAM SKRIPSI OLEH: ACHMAD DWI MUNTAHA NIM ROMANTISME DALAM CERITA PENDEK VÉRA KARYA AUGUSTE VILLIERS DE L ISLE ADAM SKRIPSI OLEH: ACHMAD DWI MUNTAHA NIM 0811130001 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia mengenal bermacam-macam ilmu di dalam kehidupan. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia mengenal bermacam-macam ilmu di dalam kehidupan. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengenal bermacam-macam ilmu di dalam kehidupan. Salah satunya ialah ilmu komunikasi. Mengingat bahwa komunikasi ialah aspek penting yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa menjadi media sastra. Karya sastra muncul dalam bentuk ungkapan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa menjadi media sastra. Karya sastra muncul dalam bentuk ungkapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa, sehingga bahasa menjadi media sastra. Karya sastra muncul dalam bentuk ungkapan pribadi

Lebih terperinci

BAB III KESIMPULAN. Dalam analisis simbolisasi hewan dalam tiga dongeng ini, penulis

BAB III KESIMPULAN. Dalam analisis simbolisasi hewan dalam tiga dongeng ini, penulis BAB III KESIMPULAN Dalam analisis simbolisasi hewan dalam tiga dongeng ini, penulis menggunakan teori semiotika menurut Danesi. Hewan-hewan yang ada dalam tiga dongeng ini disebut sebagai penanda (signifier).

Lebih terperinci

KESEJAJARAN FAKTA LITERER DALAM NOVEL BEL- AMI KARYA GUY DE MAUPASSANT DENGAN FAKTA SOSIAL ABAD XIX SKRIPSI

KESEJAJARAN FAKTA LITERER DALAM NOVEL BEL- AMI KARYA GUY DE MAUPASSANT DENGAN FAKTA SOSIAL ABAD XIX SKRIPSI KESEJAJARAN FAKTA LITERER DALAM NOVEL BEL- AMI KARYA GUY DE MAUPASSANT DENGAN FAKTA SOSIAL ABAD XIX SKRIPSI OLEH: RR. SARASWATI PUSPITANGSA NIM. 105110301111001 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS

Lebih terperinci

PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM LE GRAND VOYAGE KARYA ISMAEL FERROUKHI: SEBUAH TINJAUAN STRUKTURAL SKRIPSI OLEH: ATIKA IRMAYANI NIM.

PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM LE GRAND VOYAGE KARYA ISMAEL FERROUKHI: SEBUAH TINJAUAN STRUKTURAL SKRIPSI OLEH: ATIKA IRMAYANI NIM. PESAN MORAL ISLAMI DALAM FILM LE GRAND VOYAGE KARYA ISMAEL FERROUKHI: SEBUAH TINJAUAN STRUKTURAL SKRIPSI OLEH: ATIKA IRMAYANI NIM. 105110300111004 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PERANCIS JURUSAN BAHASA

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. STANDAR KOMPETENSI Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. STANDAR KOMPETENSI Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Aspek/Keterampilan Alokasi Waktu : SMA Negeri 8 Purworejo : Bahasa Prancis : XI-IPS/1 : Membaca : 2 x 45 menit A. STANDAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

ANALISIS METAFORA DAN PENERJEMAHANNYA DALAM NOVEL DWIBAHASA HARI TERAKHIR SEORANG TERPIDANA MATI KARYA VICTOR HUGO ALIH BAHASA OLEH LADY LESMANA

ANALISIS METAFORA DAN PENERJEMAHANNYA DALAM NOVEL DWIBAHASA HARI TERAKHIR SEORANG TERPIDANA MATI KARYA VICTOR HUGO ALIH BAHASA OLEH LADY LESMANA ANALISIS METAFORA DAN PENERJEMAHANNYA DALAM NOVEL DWIBAHASA HARI TERAKHIR SEORANG TERPIDANA MATI KARYA VICTOR HUGO ALIH BAHASA OLEH LADY LESMANA SKRIPSI OLEH : OKY MUSTIKA SARI NIM. 105110307111001 PROGRAM

Lebih terperinci

DE TEXTES LITTÉRAIRES PR 414

DE TEXTES LITTÉRAIRES PR 414 No.: FPBS/FM-7.1/07 SILABUS ANALYSE DE TEXTES LITTÉRAIRES PR 414 Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

REGISTER PEMANDU WISATA BERBAHASA PRANCIS DI KAWASAN WISATA KAWAH IJEN BANYUWANGI JAWA TIMUR : KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

REGISTER PEMANDU WISATA BERBAHASA PRANCIS DI KAWASAN WISATA KAWAH IJEN BANYUWANGI JAWA TIMUR : KAJIAN SOSIOLINGUISTIK REGISTER PEMANDU WISATA BERBAHASA PRANCIS DI KAWASAN WISATA KAWAH IJEN BANYUWANGI JAWA TIMUR : KAJIAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI OLEH: LUISIANA INDRAWATI NIM. 105110300111013 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR BAHASA PRANCIS DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA PRANCIS SISWA PROGRAM BAHASA KELAS XI SMA 1 SUKOREJO

KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR BAHASA PRANCIS DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA PRANCIS SISWA PROGRAM BAHASA KELAS XI SMA 1 SUKOREJO KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR BAHASA PRANCIS DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA PRANCIS SISWA PROGRAM BAHASA KELAS XI SMA 1 SUKOREJO SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I Untuk Mencapai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Aspek/Keterampilan Alokasi Waktu : SMA Negeri 8 Purworejo : Bahasa Prancis : XI-IPS/1 : Berbicara : 2 x 45 menit A. STANDAR

Lebih terperinci

KORELASI FAKTOR PSIKOLINGUISTIK DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI BAHASA SMAK COR JESU MALANG

KORELASI FAKTOR PSIKOLINGUISTIK DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI BAHASA SMAK COR JESU MALANG KORELASI FAKTOR PSIKOLINGUISTIK DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI BAHASA SMAK COR JESU MALANG SKRIPSI OLEH: CICILIA TRAPSIWI RESTI PALUPI NIM. 105110301111012 PROGRAM

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah : SMA N 1 Sanden Kelas/ Semester : XI/1 Mata pelajaran : Bahasa Perancis Tema : La Famille Aspek/ Keterampilan : Expression Orale (Berbicara) Alokasi Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran sastrawan tentang kehidupan yang diungkapkan lewat bahasa (Sayuti,

BAB I PENDAHULUAN. pikiran sastrawan tentang kehidupan yang diungkapkan lewat bahasa (Sayuti, A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Karya sastra pada dasarnya merupakan cerminan perasaan, pengalaman, pikiran sastrawan tentang kehidupan yang diungkapkan lewat bahasa (Sayuti, 1998:67). Karya sastra

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN COMPRÉHENSION ÉCRITE BERBASIS MACROMEDIA FLASH PROFESIONAL 8 UNTUK SISWA KELAS XI SMA N 1 TAYU SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN COMPRÉHENSION ÉCRITE BERBASIS MACROMEDIA FLASH PROFESIONAL 8 UNTUK SISWA KELAS XI SMA N 1 TAYU SKRIPSI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN COMPRÉHENSION ÉCRITE BERBASIS MACROMEDIA FLASH PROFESIONAL 8 UNTUK SISWA KELAS XI SMA N 1 TAYU SKRIPSI Skripsi ini diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SOCK PUPPET

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SOCK PUPPET PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SOCK PUPPET KELAS XII SMA NEGERI 1 MERTOYUDAN MAGELANG TAHUN AJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni

Lebih terperinci

SKENARIO PEMBELAJARAN BAHASA PERANCIS PERHOTELAN DAN RESTORAN. ~ Pertandingan Improvisasi ~ / ~ Match d Improvisation ~

SKENARIO PEMBELAJARAN BAHASA PERANCIS PERHOTELAN DAN RESTORAN. ~ Pertandingan Improvisasi ~ / ~ Match d Improvisation ~ SKENARIO PEMBELAJARAN BAHASA PERANCIS PERHOTELAN DAN RESTORAN ~ Pertandingan Improvisasi ~ / ~ Match d Improvisation ~ Oleh Dra. Iim Siti Karimah, M.Hum. Dante Darmawangsa, M.Pd. Publik (pembelajar) Mahasiswa

Lebih terperinci

RANCANGAN KEGIATAN PERKULIAHAN

RANCANGAN KEGIATAN PERKULIAHAN RANCANGAN KEGIATAN PERKULIAHAN I. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah : Expression Ecrite III Kode Mata Kuliah : PRC 219 Jurusan : Pendidikan Bahasa Prancis Pengampu : Dian Swandayani, M.Hum. Jumlah SKS

Lebih terperinci

ANALISIS HOLISTIK LINGUISTIK RAGAM BAHASA ANAK MUDA DALAM KOMIK UNIC TEAM KARYA VIRAVONG DAN VIRASANH SKRIPSI

ANALISIS HOLISTIK LINGUISTIK RAGAM BAHASA ANAK MUDA DALAM KOMIK UNIC TEAM KARYA VIRAVONG DAN VIRASANH SKRIPSI ANALISIS HOLISTIK LINGUISTIK RAGAM BAHASA ANAK MUDA DALAM KOMIK UNIC TEAM KARYA VIRAVONG DAN VIRASANH SKRIPSI OLEH: NANDHA PUTRI KURNIAWATI NIM 0811130020 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN

Lebih terperinci

ARKETIPE DALAM ROMAN L IMMORALISTE KARYA ANDRÉ GIDE: SEBUAH TINJAUAN PSIKOLOGI ANALITIK CARL GUSTAV JUNG SKRIPSI

ARKETIPE DALAM ROMAN L IMMORALISTE KARYA ANDRÉ GIDE: SEBUAH TINJAUAN PSIKOLOGI ANALITIK CARL GUSTAV JUNG SKRIPSI ARKETIPE DALAM ROMAN L IMMORALISTE KARYA ANDRÉ GIDE: SEBUAH TINJAUAN PSIKOLOGI ANALITIK CARL GUSTAV JUNG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra Prodi Sastra Prancis

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Achmadi, Muchsin Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa

DAFTAR PUSTAKA. Achmadi, Muchsin Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa 65 DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Muchsin. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Anas, Sudijono. 2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada Arifin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wanita merupakan topik pembicaraan yang terus dikupas di media masa

BAB I PENDAHULUAN. Wanita merupakan topik pembicaraan yang terus dikupas di media masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan topik pembicaraan yang terus dikupas di media masa dari abad ke abad. Tulisan awal tentang wanita dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu

Lebih terperinci

ASPEK MORAL DALAM KUMPULAN DONGENG HISTOIRES OU CONTES DU TEMPS PASSÉ KARYA CHARLES PERRAULT SKRIPSI

ASPEK MORAL DALAM KUMPULAN DONGENG HISTOIRES OU CONTES DU TEMPS PASSÉ KARYA CHARLES PERRAULT SKRIPSI ASPEK MORAL DALAM KUMPULAN DONGENG HISTOIRES OU CONTES DU TEMPS PASSÉ KARYA CHARLES PERRAULT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah sistem yang menghubungkan suatu karya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah sistem yang menghubungkan suatu karya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah sistem yang menghubungkan suatu karya dengan pengarang sebagai penghasil imajinasi dan kreativitas sastra secara individual dan pembaca

Lebih terperinci

PERILAKU ANDROGINI TOKOH UTAMA DALAM FILM PRANCIS TOMBOY Sebuah Tinjauan Psikologis SKRIPSI OLEH : RIZKI SULISTYONO NIM.

PERILAKU ANDROGINI TOKOH UTAMA DALAM FILM PRANCIS TOMBOY Sebuah Tinjauan Psikologis SKRIPSI OLEH : RIZKI SULISTYONO NIM. PERILAKU ANDROGINI TOKOH UTAMA DALAM FILM PRANCIS TOMBOY Sebuah Tinjauan Psikologis SKRIPSI OLEH : RIZKI SULISTYONO NIM. 105110301111006 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 SANDEN BANTUL YOGYAKARTA DENGAN TEKNIK ROLE PLAY (JEU DE RÔLE)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 SANDEN BANTUL YOGYAKARTA DENGAN TEKNIK ROLE PLAY (JEU DE RÔLE) PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 SANDEN BANTUL YOGYAKARTA DENGAN TEKNIK ROLE PLAY (JEU DE RÔLE) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Nama Sekolah Kelas/ Semester Mata pelajaran Tema Aspek/ Keterampilan Alokasi Waktu : SMA N 1 Sanden : XI/2 : Bahasa Perancis : La Famille : Expression Écrite (Menulis)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya, hidup manusia tidak bisa lepas dari bersastra. Kata sastra

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya, hidup manusia tidak bisa lepas dari bersastra. Kata sastra BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, hidup manusia tidak bisa lepas dari bersastra. Kata sastra sudah sangat erat dengan kehidupan dan kebudayaan manusia, karena dimanapun manusia

Lebih terperinci

ANALYSE CONTRASTIVE DE LA FONCTION DE L IDIOME FRANÇAIS ET INDONÉSIEN EN UTILISANT LES ELEMENT DES ANIMAUX. Evi Permata Dara Damanik

ANALYSE CONTRASTIVE DE LA FONCTION DE L IDIOME FRANÇAIS ET INDONÉSIEN EN UTILISANT LES ELEMENT DES ANIMAUX. Evi Permata Dara Damanik 1 ANALYSE CONTRASTIVE DE LA FONCTION DE L IDIOME FRANÇAIS ET INDONÉSIEN EN UTILISANT LES ELEMENT DES ANIMAUX Evi Permata Dara Damanik Section française Département des langues étrangères Faculté des lettres

Lebih terperinci

MINAT BELAJAR BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA SKRIPSI

MINAT BELAJAR BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA SKRIPSI MINAT BELAJAR BAHASA PRANCIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:

Lebih terperinci

ANALISIS FONOLOGIS DAN ORTOGRAFIS KOSA KATA SERAPAN BAHASA PRANCIS DALAM BAHASA INDONESIA SKRIPSI OLEH: HADYAN QASHIDI NIM.

ANALISIS FONOLOGIS DAN ORTOGRAFIS KOSA KATA SERAPAN BAHASA PRANCIS DALAM BAHASA INDONESIA SKRIPSI OLEH: HADYAN QASHIDI NIM. ANALISIS FONOLOGIS DAN ORTOGRAFIS KOSA KATA SERAPAN BAHASA PRANCIS DALAM BAHASA INDONESIA SKRIPSI OLEH: HADYAN QASHIDI NIM. 115110300111015 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos. 7 BAB II LANDASAN TEORI E. Pengertian Psikologi Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos. Psyche artinya jiwa dan logos berarti ilmu. Dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU TOKOH UTAMA DALAM ROMAN CLAUDE GUEUX KARYA VICTOR HUGO BERDASARKAN TEORI BEHAVIORISME B.F. SKINNER

ANALISIS PERILAKU TOKOH UTAMA DALAM ROMAN CLAUDE GUEUX KARYA VICTOR HUGO BERDASARKAN TEORI BEHAVIORISME B.F. SKINNER ANALISIS PERILAKU TOKOH UTAMA DALAM ROMAN CLAUDE GUEUX KARYA VICTOR HUGO BERDASARKAN TEORI BEHAVIORISME B.F. SKINNER skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BAHASA KREOL PRANCIS DALAM LIRIK LAGU MUSIK TRADISIONAL KALIPSO DI TRINIDAD SKRIPSI DISUSUN OLEH: SUCI DIAH RAHMAWATI

PENGGUNAAN BAHASA KREOL PRANCIS DALAM LIRIK LAGU MUSIK TRADISIONAL KALIPSO DI TRINIDAD SKRIPSI DISUSUN OLEH: SUCI DIAH RAHMAWATI PENGGUNAAN BAHASA KREOL PRANCIS DALAM LIRIK LAGU MUSIK TRADISIONAL KALIPSO DI TRINIDAD SKRIPSI DISUSUN OLEH: SUCI DIAH RAHMAWATI 10511030111023 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

HUMOR BERUPA PELANGGARAN MAKSIM. DALAM FILM RRRrrr!!! KARYA ALAIN CHABAT. Skripsi. Diajukan kepada

HUMOR BERUPA PELANGGARAN MAKSIM. DALAM FILM RRRrrr!!! KARYA ALAIN CHABAT. Skripsi. Diajukan kepada HUMOR BERUPA PELANGGARAN MAKSIM DALAM FILM RRRrrr!!! KARYA ALAIN CHABAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) Disusun Oleh: JOANITA CITRA ISKANDAR - 13010113130115 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Lampiran 4. Contoh Halaman Persembahan : (diambil dari Rendy Prasetyo, 2013) REMERCIEMENT

Lampiran 4. Contoh Halaman Persembahan : (diambil dari Rendy Prasetyo, 2013) REMERCIEMENT Lampiran 4. Contoh Halaman Persembahan : (diambil dari Rendy Prasetyo, 2013) REMERCIEMENT Remercié à Dieu Allah SWT et le Prophète Muhammad SAW, parce que leur amour, me ramener à compléter mon memoire

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa

Lebih terperinci

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 Faktor Ketidaksadaran Personal pada Gede Suta dalam Roman Une Saison Indonésienne Karya Jean Rocher: Tinjauan Teori Psikologi Analitik Carl Gustav Jung Skripsi diajukan dalam rangka menyelesaikan studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA PENGUASAAN BAHASA INGGRIS DAN PENGUASAAN BAHASA PRANCIS SISWA KELAS BAHASA SMA NEGERI 7 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI

KORELASI ANTARA PENGUASAAN BAHASA INGGRIS DAN PENGUASAAN BAHASA PRANCIS SISWA KELAS BAHASA SMA NEGERI 7 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI KORELASI ANTARA PENGUASAAN BAHASA INGGRIS DAN PENGUASAAN BAHASA PRANCIS SISWA KELAS BAHASA SMA NEGERI 7 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

TANGGAPAN TOKOH UTAMA TERHADAP KEADAAN SOSIAL MASYARAKAT PRANCIS DALAM NOVEL L INGÉNU KARYA VOLTAIRE SKRIPSI OLEH: NUR WAHYU WIDYAWATI

TANGGAPAN TOKOH UTAMA TERHADAP KEADAAN SOSIAL MASYARAKAT PRANCIS DALAM NOVEL L INGÉNU KARYA VOLTAIRE SKRIPSI OLEH: NUR WAHYU WIDYAWATI TANGGAPAN TOKOH UTAMA TERHADAP KEADAAN SOSIAL MASYARAKAT PRANCIS DALAM NOVEL L INGÉNU KARYA VOLTAIRE SKRIPSI OLEH: NUR WAHYU WIDYAWATI 105110307111003 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA

Lebih terperinci

PERSPEKTIF PEMBERITAAN DAN BENTUK EKSPRESI BAHASA PADA BERITA KRIMINAL DI SITUS (KAJIAN WACANA KRITIS) SKRIPSI

PERSPEKTIF PEMBERITAAN DAN BENTUK EKSPRESI BAHASA PADA BERITA KRIMINAL DI SITUS  (KAJIAN WACANA KRITIS) SKRIPSI PERSPEKTIF PEMBERITAAN DAN BENTUK EKSPRESI BAHASA PADA BERITA KRIMINAL DI SITUS WWW.BFMTV.COM (KAJIAN WACANA KRITIS) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untukmemenuhi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Perancis dalam situs yang merupakan model

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Perancis dalam situs  yang merupakan model BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab lima ini, peneliti akan menyampaikan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pertanyaan pada rumusan masalah pada bab satu dan hasil penelitian pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi

Lebih terperinci

SILABUS COMMUNICATION ORALE II (PR 111) Yadi Mulyadi, M.Pd. Iis Sopiawati, S.Pd.

SILABUS COMMUNICATION ORALE II (PR 111) Yadi Mulyadi, M.Pd. Iis Sopiawati, S.Pd. SILABUS COMMUNICATION ORALE II (PR 111) Yadi Mulyadi, M.Pd. Iis Sopiawati, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 0 DESKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu

Lebih terperinci

L EXISTENCE DE LA FEMME EN NOUVELLE LE DERNIER AMOUR DU PRINCE GENGHI DE MARGUERITE YOURCENAR. Dinar Primarry

L EXISTENCE DE LA FEMME EN NOUVELLE LE DERNIER AMOUR DU PRINCE GENGHI DE MARGUERITE YOURCENAR. Dinar Primarry LAMPIRAN L EXISTENCE DE LA FEMME EN NOUVELLE LE DERNIER AMOUR DU PRINCE GENGHI DE MARGUERITE YOURCENAR Dinar Primarry 10204244011 A. Introduction Une œuvre littèraire est la source de la pensée et aussi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Karya satra merupakan hasil dokumentasi sosial budaya di setiap daerah. Hal ini berdasarkan sebuah pandangan bahwa karya sastra mencatat kenyataan sosial budaya

Lebih terperinci

RESPON EMOTIF TOKOH UTAMA DALAM MENGHADAPI PERSELINGKUHAN PASANGAN DALAM ROMAN LA FEMME ROMPUE KARYA SIMONE DE BEAUVOIR SKRIPSI

RESPON EMOTIF TOKOH UTAMA DALAM MENGHADAPI PERSELINGKUHAN PASANGAN DALAM ROMAN LA FEMME ROMPUE KARYA SIMONE DE BEAUVOIR SKRIPSI RESPON EMOTIF TOKOH UTAMA DALAM MENGHADAPI PERSELINGKUHAN PASANGAN DALAM ROMAN LA FEMME ROMPUE KARYA SIMONE DE BEAUVOIR SKRIPSI OLEH : NUR ANGGRAENI PRASTIWI NIM. 105110301111007 PROGRAM STUDI BAHASA DAN

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada Bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis gaya bahasa beserta makna dalam film L Ecume des Jours. Berikut ini adalah hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan kejiwaan itu terjadi karena tidak terkendalinya emosi dan perasaan dalam diri. Tidak

Lebih terperinci

Oleh. Hajar Krisminia JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Oleh. Hajar Krisminia JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PERKEMBANGAN PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DALAM ROMAN LE DESERT DE L AMOUR KARYA FRANÇOIS MAURIAC : TINJAUAN PSIKOLOGI INDIVIDUAL ALFRED ADLER Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

Jangan merasa jadi orang kaya jika belum memiliki sesuatu yang uang saja tidak dapat membelinya. Itulah kebahagiaan.

Jangan merasa jadi orang kaya jika belum memiliki sesuatu yang uang saja tidak dapat membelinya. Itulah kebahagiaan. ii iii iv MOTTTO Jangan merasa jadi orang kaya jika belum memiliki sesuatu yang uang saja tidak dapat membelinya. Itulah kebahagiaan. Jangan biarkan kekurangan yang kau miliki mengalahkan dan menghentikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, mahasiswa diberikan 2 kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, mahasiswa diberikan 2 kali 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Hasil Tes Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, mahasiswa diberikan 2 kali tes. Setelah hasil tes terkumpul, data tes tersebut diperiksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai bahasa adalah kajian yang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan ide

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

CHAPITRE III DEMARCHE PÉDAGOGIQUE. Comme cela a été dit dans le site

CHAPITRE III DEMARCHE PÉDAGOGIQUE. Comme cela a été dit dans le site CHAPITRE III DEMARCHE PÉDAGOGIQUE La Fiche pédagogique est importante pour l'enseignement. Il est un plan pour enseigner et pour aider l'enseignant à gérer l'enseignement qui se passe comme prévu et atteindre

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SLEMAN DENGAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SLEMAN DENGAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SLEMAN DENGAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PAMERAN FOIRE DE LILLE April 2013

PAMERAN FOIRE DE LILLE April 2013 PAMERAN FOIRE DE LILLE 2013 13-21 April 2013 Pameran Foire de Lille merupakan pameran nomor empat terbesar untuk pameran-pameran sejenis yang di adakan di setiap kota di Perancis. Foire de Lille pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf

Lebih terperinci

GEGAR BUDAYA TOKOH UTAMA DALAM FILM ANIMASI PRANCIS PERSEPOLIS Sebuah Tinjauan Psikologis SKRIPSI OLEH : FITRI ROFIYARTI NIM.

GEGAR BUDAYA TOKOH UTAMA DALAM FILM ANIMASI PRANCIS PERSEPOLIS Sebuah Tinjauan Psikologis SKRIPSI OLEH : FITRI ROFIYARTI NIM. GEGAR BUDAYA TOKOH UTAMA DALAM FILM ANIMASI PRANCIS PERSEPOLIS Sebuah Tinjauan Psikologis SKRIPSI OLEH : FITRI ROFIYARTI NIM. 105110313111001 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. linguistik yang merupakan ilmu bahasa yang sangat berkaitan dengan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. linguistik yang merupakan ilmu bahasa yang sangat berkaitan dengan kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan semakin hari semakin berkembang pesat. Perkembangan tersebut juga merambah di bidang linguistik yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang bersifat imajinatif. Hal tersebut sependapat dengan Nurgiyantoro (2005:2) sebagai hasil yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

RÉSUME. Ce mémoire parle de l analyse sociologique de la littérature qui utilise

RÉSUME. Ce mémoire parle de l analyse sociologique de la littérature qui utilise 130 L APPROCHE STRUCTURALE-GÉNÉTIQUE DU ROMAN MOI NOJOUD, 10 ANS, DIVORCÉE DE NOJOUD ALI ET DELPHINE MINOUI: UNE SOCIOLOGIE DU ROMAN Par: Natiqotul Muniroh 07204241003 RÉSUME 1. L introduction Ce mémoire

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK BENTUK KALA LAMPAU BAHASA PRANCIS DALAM NOVEL LE PETIT PRINCE ARTIKEL ILMIAH OLEH : ERITHA TRIE APRILIANTY NIM

ANALISIS ASPEK BENTUK KALA LAMPAU BAHASA PRANCIS DALAM NOVEL LE PETIT PRINCE ARTIKEL ILMIAH OLEH : ERITHA TRIE APRILIANTY NIM ANALISIS ASPEK BENTUK KALA LAMPAU BAHASA PRANCIS DALAM NOVEL LE PETIT PRINCE ARTIKEL ILMIAH OLEH : ERITHA TRIE APRILIANTY NIM 0811133001 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: TRIAS DESY ARISTANTY NIM

SKRIPSI OLEH: TRIAS DESY ARISTANTY NIM ABSURDITAS DALAM DIALOG ANTARTOKOH NASKAH DRAMA LES BONNES KARYA JEAN GENET MELALUI PELANGGARAN MAKSIM KUANTITAS DAN RELEVANSI SKRIPSI OLEH: TRIAS DESY ARISTANTY NIM. 105110313111004 PROGRAM STUDI BAHASA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

L existence du personnage principal du roman Trois Jours Chez Ma Mère de François Weyergans

L existence du personnage principal du roman Trois Jours Chez Ma Mère de François Weyergans LAMPIRAN 121 L existence du personnage principal du roman Trois Jours Chez Ma Mère de François Weyergans Adelia Fika Kurniasih 10204241011 Introduction : Une œuvre littéraire est la source de la pensée

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula

Lebih terperinci

2014 ANALISIS STRUKTURAL-SEMIOTIK PADA KUMPULAN KARYA SASTRA PUISI LES CONTEMPLATIONS

2014 ANALISIS STRUKTURAL-SEMIOTIK PADA KUMPULAN KARYA SASTRA PUISI LES CONTEMPLATIONS 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu hasil karya seni yang mempergunakan bahasa sebagai mediumnya dan dapat menimbulkan rasa indah bagi siapapun yang menikmatinya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori pendukungnya antara lain; hakekat pendekatan struktural, pangertian novel, tema, amanat, tokoh dan penokohan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan manusia sehingga menimbulkan kesan yang menarik. Sastra sering kali tercipta dari

Lebih terperinci