PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN PEMUAIAN MELALUI WORKSHOP MODEL TMK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN PEMUAIAN MELALUI WORKSHOP MODEL TMK"

Transkripsi

1 ISSN Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21(1): 1-11, 2015 PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN PEMUAIAN MELALUI WORKSHOP MODEL TMK Rasmin Simbolon Pengawas SMP pada Dinas Pendidikan Kota Medan Diterima 15 Oktober 2014, disetujui untuk publikasi 5 Desember 2014 Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya meningkatkan kompetensi guru membuat media pembelajaran IPA, khususnya pemuaian. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 23 Medan dan subjek penelitian adalah guru IPA SMP Sub Rayon 23 Kota Medan sebanyak 9 orang. Objek penelitian adalah media pembelajaran khususnya pemuaian. Media pembelajaran IPA adalah Pemuaian Zat Padat, Pemuaian Zat Cair, dan Pemuaian Gas dari barang bekas atau bahan yang harganya murah sehingga dapat terjangkau. Hasil analisis data membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat pada siklus 1 pertemuan 1 sebesar 29,33 (kurang), pertemuan 2 sebesar 33,33 (kurang), dan pertemuan 3 sebesar 38,67 (kurang). Pemuaian Zat Cair pada siklus 2 pertemuan 1 sebesar 44,44 (cukup), pertemuan 2 sebesar 58,22 (cukup), dan pertemuan 3 sebesar 64,00 (baik). Pemuaian Gas pada siklus 3 pertemuan 1 sebesar 67,56 (baik), pertemuan 2 sebesar 74,67 (baik), dan pertemuan 3 sebesar 84,89 (sangat baik). Nilai rata-rata kompetensi guru IPA membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat, Pemuaian Zat Cair, dan Pemuaian Gas meningkat dari siklus 1 sampai ke siklus 3 yaitu: 29,33% menjadi 84,89%. Peningkatan nilai rata-rata kompetensi guru adalah 55,56%. Hasil analisis angket menunjukkan bahwa 95,00% guru IPA SMP Sub Rayon 23 Kota Medan sangat setuju membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat, Pemuaian Zat Cair, dan Pemuaian Gas melalui workshop yang dilakukan oleh peneliti karena kompetensi mereka meningkat. Kata kunci: Kompetensi guru, media pembelajaran, workshop. Pendahuluan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di SMP bertujuan untuk mengembangkan berbagai keterampilan sains, misalnya : (1) mengidentifikasi dan menentukan variabel tetap/bebas dan variabel berubah/tergayut, (2) menentukan apa yang diukur dan diamati, (3) keterampilan mengamati menggunakan sebanyak mungkin indera (tidak hanya indera penglihat), mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan perbedaan, mengklasifikasikan, (4) keterampilan dalam menafsirkan hasil pengamatan seperti mencatat secara terpisah setiap jenis pengamatan, dan dapat menghubung-hubungkan hasil Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan pengamatan, (5) keterampilan menemukan suatu pola dalam seri pengamatan, dan keterampilan dalam mencari kesimpulan hasil pengamatan, (6) keterampilan dalam meramalkan apa yang akan terjadi berdasarkan hasil-hasil pengamatan, dan (7) keterampilan menggunakan media pembelajaran (Depdiknas, 2006). Sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA di SMP maka guru-guru IPA harus menggunakan media pembelajaran agar keterampilan sains siswa dapat berkembang. Belajar dengan menggunakan media pembelajaran dapat mengaktifkan siswa melakukan pengamatan, 1

2 Rasmin Simbolon eksperimen, sehingga dapat menghasilkan pengalaman langsung bagi siswa tersebut. Hal ini sesuai bila merujuk pada kerucut pengalaman Dale (1969) yang mengatakan bahwa hasil belajar yang baik akan diperoleh jika siswa mampu memanifestasikan ilmu yang diperolehnya dengan cara pengamatan dan pengalaman langsung. Untuk dapat membelajarkan siswa dengan pengamatan dan pengalaman langsung maka guru dituntut harus mampu membuat media pembelajaran sehingga materi pelajaran dapat dengan mudah dikuasai oleh siswa. Arsyad (2005) mengatakan guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah, sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Berdasarkan hasil supervisi yang dilakukan oleh peneliti selaku pengawas sekolah terhadap guru IPA di SMP Sub. Rayon 23 Medan diperoleh data awal: 66,67% labortorium IPA tidak berfungsi dengan baik hal ini disebabkan alat/bahan tidak lengkap. 88,89% guru-guru IPA melakukan proses belajar mengajar secara konvensional, materi pelajaran disampaikan secara verbal padahal materi pelajaran IPA dituntut menggunakan media pembelajaran. 100% guru-guru IPA belum mampu membuat media pembelajaran. Dari data awal hasil supervisi tersebut ternyata bahwa guru IPA kurang mampu menganalisis dan mendeskripsikan konsep-konsep IPA dalam membelajarkan IPA. Untuk materi pokok pemuaian, pendeskripsiannya secara verbal atau hanya dengan menuliskan proses pemuaian di papan tulis bahkan didiktekan. Siswa dipaksa untuk membayangkan dalam pikirannya, bahwa sebuah benda akan memuai jika dipanaskan. Kondisi yang terjadi dalam penerapan konsep IPA adalah kurang difungsikannya laboratorium IPA dalam pembelajaran IPA karena guru kurang mampu membuat media pembelajaran pemuaian dan juga alat/bahan tidak lengkap, sedangkan penyediaan alat/bahan jarang dilakukan oleh kepala sekolah. Berdasarkan hasil data awal hasil supervisi yang didapat oleh peneliti maka peneliti bekerja sama dengan kepala sekolah SMP Sub. Rayon 23 Medan menghadirkan guru IPA SMP Sub. Rayon 23 Medan untuk mengadakan workshop. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan diadakan workshop adalah untuk membuat media pembelajaran pemuaian. Media pembelajaran yang dibuat adalah Pemuaian Zat Padat, Pemuaian Zat Cair, dan Pemuaian Gas karena materi pelajaran ini adalah materi Kelas VII semester ganjil sesuai dengan waktu pelaksanaan workshop dan materi pelajaran ini adalah materi pelajaran yang abstrak sehingga guru didalam proses belajar mengajar dituntut harus menggunakan media pembelajaran. Peneliti menyuruh guru IPA SMP Sub. Rayon 23 Medan masing-masing secara bebas berkreasi untuk membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat, Pemuaian Zat Cair, dan Pemuaian Gas dengan harapan agar muncul ide kreatif guru IPA tersebut. Kenyataannya ide kreatif dari guru IPA tersebut tidak muncul, pemahaman guru membuat media pembelajaran pemuaian masih minim, guru tidak punya motivasi membuat media, rasa ingin tahu tentang media masih rendah. Guru pada umumnya merenung, saling bertanya dengan guru yang disampingnya, membuka-buka buku paket dan buku pegangan lainnya. Masalah yang dibahas dalam tulisan ini adalah upaya meningkatkan kompetensi guru membuat media pembelajaran pemuaian melalui Workshop Model TMK (Tiru, Modifikasi, Kreativitas) di SMP Sub. Rayon 23 Medan. Menurut Aqib (2008) bahwa kompetensi guru mata pelajaran IPA pada SMP adalah: (1) memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori IPA serta penerapannya secara fleksibel, (2) memahami proses berpikir IPA dalam mempelajari proses dan gejala alam, (3) menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala alam, (4) memahami hubungan antar berbagai cabang IPA, dan hubungan IPA dengan matematika maupun teknologi, (5) bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum alam sederhana, (6) menerapkan konsep, hukum, dan teori IPA untuk menjelaskan berbagai fenomena alam, (7) menjelaskan 2 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret 2015

3 Peningkatan Kompetensi Guru Membuat Media Pembelajaran Pemuaian Melalui Workshop Model TMK penerapan hukum-hukum IPA dalam teknologi terutama yang dapat ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari, (8) memahami lingkup dan keadaan sekolah, (9) kreatif dan inovatif dalam menerapkan dan mengembangkan IPA, (10) menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan kerja/belajar di laboratorium IPA sekolah, (11) menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung dan piranti lunak komputer untuk meningkatkan pembelajaran IPA di dalam kelas, dan di dalam laboratorium, (12) merancang eksperimen IPA untuk keperluan pembelajaran ataupun penelitian, (13) melaksanakan eksperimen IPA dengan cara yang benar, dan (14) memahami sejarah perkembangan IPA dan pikiran-pikiran yang mendasari perkembangan tersebut. Menurut Miarso (2005) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Menurut Aqib (2008) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada si pembelajar. Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Menurut Kemp and Dayton dalam Sanjaya (2008) meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan pengguna media pembelajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam programprogram pengajaran berjalan amat lambat. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan media pembelajaran pemuaian adalah media yang menggunakan barang bekas ataupun barang yang harganya murah. Barang bekas adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dari barang yang tersisa setelah dipakai oleh pemiliknya untuk menyampaikan materi pelajaran di dalam proses belajar mengajar. Barang yang harganya murah adalah barang yang dapat terjangkau untuk membelinya bahkan mudah didapat di sekitar sekolah. Dalam pembelajaran IPA sangat diperlukan alat peraga sebagai alat bantu siswa memahami fenomena alam yang ada di sekitarnya. Menurut Mariana (2005) fungsi alat peraga/media pembelajaran dalam pembelajaran sains adalah memperagakan berbagai fenomena alam karena secara alamiah fenomena tersebut dapat berlangsung sangat lama atau sangat cepat, atau memang tidak terobservasi dengan mata telanjang sehingga hanya mengobservasi tanda-tandanya saja. Menurut Suprijanto (2008) workshop adalah pertemuan orang yang bekerja sama dalam kelompok kecil, biasanya dibatasi pada masalah yang berasal dari mereka sendiri. Peran serta diharapkan untuk dapat menghasilkan produk tertentu. Sedangkan menurut Soeharto (2005) bahwa workshop adalah pertemuan khusus yang dihadiri sekelompok manusia yang bergerak dalam lingkungan bidang kerja yang sejenis. Ciri-ciri workshop yaitu: (1) Masalah yang dibahas bersifat life centred dan muncul dari masalah peserta sendiri. (2) Selalu berusaha menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan fisik dalam kegiatannya sehingga tercapai taraf pertumbuhan profesi yang lebih tinggi dan lebih baik dari semula. Terjadi perubahan yang berarti pada diri mereka setelah mengikuti kegiatan workshop. (3) Metode yang digunakan dalam bekerja adalah metode pemecahan masalah, musyawarah, dan penyelidikan. (4) Diadakan dalam kebutuhan bersama. (5) Menggunakan narasumber resource person dan resource material yang memberi bantuan yang besar dalam mencapai hasil. (6) Senantiasa memelihara kehidupan yang seimbang disamping mengembangkan pengetahuan, kecakapan, dan perubahan tingkah laku. Tujuan workshop adalah memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada guru agar meningkat kompetensinya membuat media pembelajaran. Berbagai pengalaman yang digali dari para peserta akan dijadikan sumber inspirasi, manakala para peserta diajak untuk berdiskusi berdasarkan pada pengalaman. Proses workshop dibentuk sedemikian rupa, seperti yang terlihat pada Gambar 1. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret

4 Rasmin Simbolon PENGETAHUAN + PENGALAMAN AKTIVITAS PRAKTIK/APLIKASI REFLEKSI/EVALUASI Gambar 1. Proses Pembelajaran Dalam Workshop Gambar 1 menunjukkan bahwa dalam workshop yang dilaksanakan adalah mamadukan antara pengetahuan dan pengalaman, baik yang dimiliki oleh peserta maupun peneliti. Dari perpaduan antara kedua itu, peserta diminta untuk merefleksi atau menimbang-nimbang perihal apa yang mereka dapatkan ketika mengikuti workshop. Oleh sebab itu, untuk menerima atau menolak semua yang diberikan selama workshop, dilakukan setelah melalui pemikiran dan perenungan. Sebagai konsekuensi logis dari pendekatan yang dilakukan dalam workshop, metode ceramah digunakan seminimal mungkin. Membuat Media pembelajaran Pemuaian Melalui Workshop Model TMK. Pada tahap kegiatan awal, guru IPA Sub. Rayon 23 Medan bersama-sama dengan peneliti mengawali kegiatan dengan melakukan uji coba workshop untuk pengambilan data awal kompetensi guru membuat media pembelajaran. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi guru dan mencari solusi terhadap masalah tersebut. Kemudian secara bersama menetapkan masalah terbesar yang dialami guru tersebut. Pada tahap perencanaan, guru IPA Sub. Rayon 23 Medan akan dibina oleh peneliti membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat, Pemuaian Zat Cair, dan Pemuaian Gas dengan mengadakan workshop Model TMK agar guru dapat praktek langsung membuat media pembelajaran tersebut. Workshop ini dilakukan membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat 1(satu) siklus terdiri dari 3 (tiga) kali pertemuan yaitu pertemuan 1 (meniru), pertemuan 2 (memodifikasi), dan pertemuan 3 (kreativitas). Pada tahap observasi dilakukan pengamatan oleh observer yaitu peneliti dan pengawas sekolah yang bertugas di SMP Sub. Rayon 23 Medan. Pada tahap refleksi, peneliti merefleksi pembuatan media pembelajaran tersebut. Kemudian peneliti mempertimbangkan tanggapan dan saran-saran untuk perbaikan proses membuat prangkat pembelajaran tersebut pada siklus berikutnya dari pengawas sekolah selaku observer. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 23 Medan yang beralamat di Jl. Raya Menteng Ujung Medan. Subyek penelitian adalah guru-guru IPA SMP Sub. Rayon 23 Medan sebanyak 9 (sembilan) orang, terdiri dari 1 (satu) orang dari SMP Negeri 23 Medan, 1 (satu) orang dari SMP Terbuka Negeri 23 Medan, 1 (satu) orang dari Swasta Advent 3 Medan, 1 (satu) orang dari SMP Swasta Parulian 2 Medan, 1 4 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret 2015

5 Peningkatan Kompetensi Guru Membuat Media Pembelajaran Pemuaian Melalui Workshop Model TMK (satu) orang dari SMP Swasta Al Washliyah 1 Medan, 1 (satu) orang dari SMP Swasta Al Washliyah 29 Medan, 1 (satu) orang dari SMP Swasta Muhammadiyah 05 Medan, 1 (satu) orang dari SMP Swasta Kebangsaan Medan, 1 (satu) orang dari SMP Swasta Tri Jaya Medan, dan 1 (satu) orang dari SMP Swasta An Nizam Medan. Obyek penelitian adalah media pembelajaran pemuaian. Media pembelajaran yang dibuat adalah dari barang bekas atau dari bahan yang harganya murah sehingga dapat terjangkau. Untuk membuat media pembelajaran pemuaian dilakukan melalui Workshop Model TMK. Model yang digunakan dalam workshop ini adalah Model Kemmis yang dirancang dengan proses siklus (cylical) yang terdiri dati 4 (empat) fase kegiatan yaitu: merencanakan (planning), melakukan tindakan (action), mengamati (observatian), dan merefleksi (reflektif). Tahap-tahapan ini terus berulang sampai permasalahan dianggap telah teratasi. Gambar 2. Siklus Model Kemmis (Sukardi, 2005) Pada tahap perencanaan siklus 1 pertemuan 1 workshop ini, peneliti menyuruh guru-guru IPA peserta workshop membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat dengan cara meniru contoh yang telah disiapkan oleh peneliti. Pada tahap perencanaan siklus 1 pertemuan 2 workshop ini, peneliti merencanakan pembuatan media pembelajaran Pemuaian Zat Padat. Media pembelajaran Pemuaian Zat Padat yang akan dibuat oleh masing-masing guru adalah dari barang bekas atau harga murah dengan cara memodifikasi media pembelajaran sesuai dengan media pembelajaran yang ada pada buku paket atau buku-buku pegangan lainnya maupun memodifikasi media yang sudah ada. Peneliti berkolaborasi dengan pengawas sekolah yang bertugas di SMP Sub. Rayon 23 Medan. Peneliti membimbing guru membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat sesuai dengan alat/bahan yang disediakan oleh masing-masing guru. Pada tahap perencanaan siklus 1 pertemuan 3 workshop ini, peneliti merencanakan pembuatan media pembelajaran Pemuaian Zat Padat. Media pembelajaran Pemuaian Zat Padat yang akan dibuat oleh masing-masing guru adalah media dari barang bekas atau harga murah sesuai dengan kreativitas guru tersebut. Dengan pengalaman membuat media pembelajaran dari yang tadinya hanya meniru yang dibuat oleh peneliti, dan memodifikasi media pembelajaran sesuai dengan yang ada di buku paket atau buku-buku pegangan lainnya maupun memodifikasi media yang sudah ada maka Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret

6 Rasmin Simbolon diharapkan telah muncul ide kreatif masingmasing guru membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat. Pada siklus 1 pertemuan 1 ini guru dibimbing oleh peneliti untuk membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat dengan cara meniru media pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Pada tahap pelaksanaan siklus 1 pertemuan 2 workshop ini, peneliti menyuruh guru membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat dari barang bekas atau harga murah dengan cara memodifikasi media pembelajaran sesuai dengan media pembelajaran yang ada pada buku paket atau buku-buku pegangan lainnya maupun memodifikasi media yang sudah ada. Pada tahap pelaksanaan siklus 1 pertemuan 3 workshop ini, peneliti menyuruh dan membimbing guru membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat dari barang bekas atau harga murah sesuai dengan kreativitas guru dan menggunakan alat/bahan yang disediakan oleh masing-masing guru. Pada tahap observasi siklus 1 pertemuan 1 workshop ini, peneliti bersama pengawas sekolah melakukan observasi mengamati guru-guru IPA membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat sesuai dengan petunjuk kerja yang ada di dalam LKS (Lembaran Kerja Siswa). Mencatat semua pelaksanaan pembuatan media pembelajaran tersebut dan hasil presentasi cara menggunakan media pembelajaran pemuaian. Pada tahap observasi siklus 1 pertemuan 2 workshop ini, peneliti bersama pengawas sekolah melakukan observasi mengamati guru-guru IPA membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat. Pada tahap observasi siklus 1 pertemuan 3 workshop ini, peneliti bersama pengawas sekolah melakukan observasi mengamati guru-guru IPA membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat. Melakukan observasi pada siklus 1, 2 dan 3 ini tentang: (a) kesiapan guru menyiapkan alat/bahan, (b) kemampuan guru memunculkan ide kreatif, (c) kemampuan guru membuat media, (d) kesesuaian media, (e) ketepatan waktu membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat. Hasil observasi dianalisis oleh peneliti bersama pengawas sekolah sehingga didapat nilai masing-masing guru pada pertemuan 1 ini. Pada tahap refleksi siklus 1 pertemuan 1 workshop ini, peneliti bersama pengawas sekolah melakukan refleksi terhadap hasil observasi pelaksanaan guru-guru IPA membuat media pembelajaran. Workshop ini berhasil apabila minimal: (a) 75% guru dapat menyiapkan alat/bahan, (b) 75% guru telah muncul ide kreatifnya, (c) 75% guru telah mempunyai kompetensi membuat media, (d) 75% media yang dibuat guru telah sesuai, dan (e) 75% guru telah tepat waktu siap membuat media pembelajaran pemuaian. Indikator yang digunakan sebagai ukuran keberhasilan terhadap tindakan yang dilakukan dalam setiap siklus penelitian menggunakan dua indikator, yaitu : Indikator pertama yang digunakan untuk menunjukkan suksesnya proses membuat media pembelajaran adalah hasil kompetensi guru. Rencana tindakan dianggap sukses untuk meningkatkan kompetensi guru apabila nilai rata-rata guru IPA SMP Sub. Rayon 23 Medan membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat, Pemuaian Zat Cair, dan Pemuaian Gas minimal 75. Hal ini mengacu kepada kriteria ketuntasan minimal sebagaimana yang dikatakan Arikunto (2007). Indikator kedua yang digunakan untuk menunjukkan keberhasilan proses pembuatan media adalah suksesnya seorang guru dalam melaksanakan proses membuat media pembelajaran pemuaian. Suksesnya guru dalam melaksanakan kegiatan membuat media pembelajaran pemuaian dilihat dari terlaksananya rencana tindakan. Rencana tindakan dianggap terlaksana, apabila pelaksanaan guru selama kegiatan dengan lancar. Guru tidak menjumpai problem yang serius 6 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret 2015

7 Peningkatan Kompetensi Guru Membuat Media Pembelajaran Pemuaian Melalui Workshop Model TMK berkaitan dengan fasilitas, materi, dan prosedur. Suksesnya guru dalam mengikuti kegiatan membuat media pembelajaran tersebut dilihat dari senang tidaknya guru dalam mengikuti kegiatan tersebut. Di dalam workshop yang dilaksanakan tidak dikenal istilah lulus dan tidak lulus. Untuk mengetahui apakah peserta telah mengikuti kegiatan dengan baik atau tidak, digunakan evaluasi atas hasil kerja peserta dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh peneliti. Agar evaluasi ini dapat dipahami dengan baik oleh peserta, semua penjelasan disampaikan di awal pertemuan, yaitu semua peserta diharuskan membuat media pembelajaran pemuaian sehingga dapat dilihat tingkat kompetensinya. Penilaian membuat media pembelajaran pada workshop ini ada dua macam, yaitu: (1) Penilaian kompetensi membuat media pembelajaran pemuaian. Penilaian kompetensi membuat media pembelajaran pemuaian ada 5 (lima) aspek, masing-masing aspek skornya 5 (lima). Maka skor maksimal adalah 25 (dua puluh lima). Sedangkan skor perolehan bergantung kepada jumlah jawaban dari kelima komponen tersebut. Nilai dapat dihitung dengan menggunakan rumus. Skor perolehan Nilai = X 100 % Skor maksimal Skor perolehan Nilai = X 100 % 25 Penilaian membuat media pembelajaran pemuaian adalah : Aspek: Mempersiapkan alat/bahan Kemampuan memunculkan ide kreatif Kemampuan membuat media Kesesuaian media Ketepatan waktu Skor: Nilai 5 = Sangat baik = = Baik = = Cukup = = Kurang = = Sangat Kurang = 1-20 Dengan cara penggunaan rumus yang sama dapat dihitung nilai kompetensi guru membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat, Pemuaian Zat Cair, dan Pemuaian Gas. Nilai kompetensi masingmasing guru membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat, adalah nilai pada siklus 1, 2 dan 3 yaitu nilai pertemuan 1 (meniru), pertemuan 2 (memodifikasi), dan pertemuan 3 (hasil kreativitas). Penilaian sikap guru membuat media pembelajaran pemuaian. Penilaian sikap guru membuat media pembelajaran pemuaian ada 4 (empat) aspek, masing-masing aspek skornya 5 (lima). Maka skor maksimal adalah 20 (dua puluh). Sedangkan skor perolehan bergantung kepada jumlah jawaban dari kelima komponen tersebut. Nilai dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang sama. Penilaian sikap guru IPA membuat media pembelajaran pemuaian: Aspek: Menarik untuk dilakukan Mudah melakukannya Menyenangkan Termotivasi untuk membuat berbagai media pembelajaran IPA Skor: 5 = SS = Sangat Setuju 4 = S = Setuju 3 = KS = Kurang Setuju 2 = TS = Tidak Setuju 1 = STS = Sangat Tidak Setuju Banyaknya guru yang ikut workshop pada SMP Sub. Rayon 23 Medan SMP se- Sub. Rayon 23 Medan ada 9 (sembilan) orang, maka nilai sikap adalah rata-rata nilai dari sembilan orang guru tersebut. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari hasil observasi kompetensi guru IPA membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat, pada pertemuan 1 s.d 3 dari 9 (sembilan) orang guru IPA SMP Sub. Rayon 23 Medan peserta workshop adalah seperti tabel 1. berikut ini: Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret

8 Rasmin Simbolon Tabel 1. Data Kompetensi Guru Membuat Media Pembelajaran Pemuaian Zat Padat Melalui Workshop Model TMK Di SMP Sub. Rayon 23 Medan Pada Siklus 1 No. Pemuaian Zat Padat Pertemuan 1 (Meniru) Pertemuan 2 (Memodifikasi) Pertemuan 3 (Kreativitas) Keterangan Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Jlh N 29,33 33,33 38,67 Belum Tuntas Gambar 3. Kompetensi Guru Membuat Media Pembelajaran Pemuaian Zat Padat Melalui Workshop Model TMK Di SMP Sub. Rayon 23 Medan Pada Siklus 1 Data hasil observasi kompetensi guru IPA membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Cair, pada pertemuan 1,2, dan 3 dari 9 (sembilan) orang guru IPA SMP Sub. Rayon 23 Medan peserta workshop adalah seperti Tabel 2 berikut ini: 8 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret 2015

9 Nilai Peningkatan Kompetensi Guru Membuat Media Pembelajaran Pemuaian Melalui Workshop Model TMK Tabel 2. Data Kompetensi Guru Membuat Media Pembelajaran Pemuaian Zat Cair. Pemuaian Zat Cair No. Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Keterangan (Meniru) (Memodifikasi) (Kreativitas) Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Jlh N 44,44 58,22 64,00 Belum Tuntas Aspek Gambar 4. Kompetensi Guru Membuat Media Pembelajaran Pemuaian Zat Cair Melalui Workshop Model TMK Di SMP Sub. Rayon 23 Medan Pada Siklus 2 Data hasil observasi kompetensi guru IPA membuat media pembelajaran Pemuaian Gas, pada pertemuan 3 dari 9 (sembilan) orang guru IPA SMP Sub. Rayon 23 Medan peserta workshop adalah seperti Tabel 3 berikut ini: Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret

10 Nilai Rasmin Simbolon Tabel 3. Data Kompetensi Guru Membuat Media Pembelajaran Pemuaian Gas Melalui Workshop Model TMK Di SMP Sub. Rayon 23 Medan Pada Siklus 3. No. Pemuaian Gas Pertemuan 1 (Meniru) Pertemuan 2 (Memodifikasi) Pertemuan 3 (Kreativitas) Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Jlh N 67,56 74,67 84,89 Tuntas Aspek Gambar 5. Kompetensi Guru Membuat Media Pembelajaran Pemuaian Gas Melalui Workshop Model TMK Di SMP Sub. Rayon 23 Medan Pada Siklus 3 Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa temuan dalam penelitian tindakan sekolah ini yaitu: Kompetensi guru membuat media pembelajaran pemuaian meningkat setelah mengikuti Workshop Model TMK. Untuk dapat mengetahui upaya meningkatkan kompetensi guru membuat media pembelajaran pemuaian, maka dapat dilakukan Workshop Model TMK dengan strategi T = Tiru, M = Modifikasi, dan K = Kreativitas. Nilai rata-rata kompetensi guru dalam membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat, siklus 1 pertemuan 1 (Meniru) adalah 29,33, pertemuan 2 (Modifikasi) adalah 33,33, dan pertemuan 3 (Kreativitas) adalah 38,67. Nilai rata-rata kompetensi guru dalam membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Cair, siklus 1 pertemuan 1 (Meniru) adalah 44,44, pertemuan 2 (Modifikasi) adalah 58,22, dan pertemuan 3 (Kreativitas) adalah 64,00. Nilai rata-rata kompetensi guru dalam membuat media pembelajaran Pemuaian Gas, siklus 1 pertemuan 1 (Meniru) adalah 10 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret 2015

11 Peningkatan Kompetensi Guru Membuat Media Pembelajaran Pemuaian Melalui Workshop Model TMK 67,56, pertemuan 2 (Modifikasi) adalah 74,67, dan pertemuan 3 (Kreativitas) adalah 84,89. Nilai rata-rata kompetensi guru dalam membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat, Pemuaian Zat Cair, dan Pemuaian Gas meningkat dari pertemuan 1 Pemuaian Zat Padat ke pertemuan 3 Pemuaian Gas yaitu: 29,33 menjadi 84,89. Peningkatan nilai rata-rata kompetensi guru adalah 55,56%. Guru IPA SMP se-sub. Rayon 23 Medan mempunyai pendapat 95,00% sangat setuju membuat media pembelajaran Pemuaian Zat Padat, Pemuaian Zat Cair, dan Pemuaian Gas melalui workshop yang dilakukan oleh peneliti, karena kompetensi mereka meningkat. Saran dari hasil penelitian ini adalah agar semua guru IPA dapat membuat media pembelajaran yang akan digunakan dalam mengajar, baik dari barang bekas maupun barang yang harganya murah sehingga dapat terjangkau. Kepada kepala SMP dapat memfasilitasi guru IPA membuat media pembelajaran melalui workshop bekerja sama dengan Pengawas Sekolah. Daftar Pustaka Aqib Zainal Standar Kualifikasi- Kompetensi- Sertifikasi Guru- Kepala Sekolah- Pengawas. Bandung: CV. Yrama Widya. Arsyad, Azhar Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Azhar, L.M Proses Belajar Mengajar Pola CBSA. Surabaya: Usaha Naional. Dale, E Audiovisual Methods in Teaching, 3 rd edition. New York: The Dryden Press. Depdiknas Pedoman Supervisi Pengajaran. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakara: Dirjen Dikdasmen. Guza Afnil Himpunan Permendiknas Tentang Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakart: Penerbit Asa Mandiri. Heinich, Robert, Michael Molenda, James D Russell, Sharon E Smaldino Intructional Media and Technologies for Learning.5 th edition. Englewood Cliffs, NJ: Prentice- Hall, Inc. Miarso Yusufhadi Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakara: Prenada Media. Sadiman, Arief S Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sanjaya, Wina Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Predana Media Group. Subagio, Djoko Alat Peraga Untuk Menjelaskan Hukum Lorentz Pada Prinsip Kerja Motor Liustrik Bagi Siswa SMK Negeri 5 Surakarta Jurusan Listrik. Jakarta: Depdikbud. Sucipto, Wasis Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang dan Jeruk Untuk Pembelajaran Materi Sel Elektrokimia Beriorentasi Lingkungan Siswa. Jakarta: Depdikbud. Sudjana, N. dan Riva i, A Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Bandung. Suherman Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Dasar Dinamika Gerak Lurus Dengan Menggunakan Alat Peraga Sederhana di Kelas X-A SMA Negeri 1 Stabat Kabupaten Langkat. Medan: Lembaga Penelitian Unimed. Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Suprijanto Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Surya Dharma Penyusunan Karya Tulis Ilmiah dan Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah. Jakarta: Dirjen PMPTK. Zaini, dkk Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi.Yogyakarta: CYDS IAIN Sunan Kali Jaga. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21 Nomor 1 Maret

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN ISSN 0852-0151 Jurnal Bidang Pendidikan Volume 20(2): 129-138, 2014 PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI WORKSHOP MODEL P2FR DI SMP NEGERI 43 MEDAN Rasmin Simbolon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1) penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan; (2) proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. (1) penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan; (2) proses pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dengan Classsroom Action Research, yang disingkat CAR yang berarti

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dengan Classsroom Action Research, yang disingkat CAR yang berarti BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas sudah lebih dari sepuluh tahun dikenal dan dibicarakan dalam dunia pendidikan. Dalam bahasa Inggris PTK di artikan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No. Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No. 1 Polanto Jaya Fartati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Nurhikma Ramadhana Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Sulawesi Barat

Nurhikma Ramadhana Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Sulawesi Barat PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XII IPA 2 SMAN 1 MAKASSAR (Studi pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan) Nurhikma Ramadhana

Lebih terperinci

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Tutik Yuliarni 7 Abstrak. Proses pembelajaran masih

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA Ridwan Abdullah Sani, Yeni Evalina Tarigan, M. Zainul Abidin T.

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KANDUNGAN ZAT DALAM MAKANAN DENGAN MODEL CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KANDUNGAN ZAT DALAM MAKANAN DENGAN MODEL CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KANDUNGAN ZAT DALAM MAKANAN DENGAN MODEL CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Muthmainnah, Nana Aryana Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA. Pebli Vidia Kurniawan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA. Pebli Vidia Kurniawan PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA Pebli Vidia Kurniawan SMP Purnama 3 Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm. 79-86 79 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 3 PARINGIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli Andi Rahmi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti ABSTRAK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 6 RSBI BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM GERAK MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN WORKSHEET BERBASIS WEB Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin

Lebih terperinci

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ROSLIANA Guru SMP Negeri 3 Tapung rrosliana911 @gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Cara mengatasi permasalahan aktivitas belajar peserta didik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO Oleh: Nengah saputra wijaya Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif e-mail: nengahsaputrawijaya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi, ruang dan waktu. Fisika juga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab untuk membantu perkembangan kepribadian serta kemampuan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,

Lebih terperinci

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII G SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 TOROH GROBOGAN 1 Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 5 KARANGRAYUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 KARANGAWEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Rasiman 1, Wahyu Widayanto

Lebih terperinci

PIONIR (JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI)

PIONIR (JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI) PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK PADA MATERI SISTEM GERAK DI SMKN 13 KOTA MALANG Husnul Chotimah, Pengajar di SMKN 13 Kota Malang Jatim, E-mail: husnul_chotimah@yahoo.com

Lebih terperinci

TRI WAHYUDI A54F100039

TRI WAHYUDI A54F100039 PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II SD NEGERI 1 RINGINPITU KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Peraga Gambar Alat peraga adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam pendidikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO Andi Kristanto, S.Pd., M.Pd Dosen Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu pendidikan, Universitas Negeri Surabaya andi.unesa@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III Bainen, Syamsiati, Suryani PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak Email : ibu.bainen@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi) Kompetensi Guru Mapel (Kompetensi Dasar)

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi) Kompetensi Guru Mapel (Kompetensi Dasar) KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN JENJANG : IPA : SMP Kompetensi Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi) Kompetensi Guru Mapel (Kompetensi Pedagogik 1. Menguasai karakteristik

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN STRUKTUR ATOM DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER. Darminto SMA Negeri 3 Slawi Kabupaten Tegal

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN STRUKTUR ATOM DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER. Darminto SMA Negeri 3 Slawi Kabupaten Tegal Dinamika Vol. 3, No. 2, Oktober 2012 ISSN 0854-2172 UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN STRUKTUR ATOM DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER SMA Negeri 3 Slawi Kabupaten Tegal Abstrak Rumusan masalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga ilmu kimia bukan hanya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, Peneliti dapat memberi simpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan guru memahami materi-materi yang

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN NO. 1 SIKARA

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN NO. 1 SIKARA PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN NO. 1 SIKARA Ira Astrina Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

NICO SATYA YUNANDA A54F100019 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUGIHMANIK KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN

Lebih terperinci

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR Syahrun Kepala SD Kartika XX-1 Abstrak:. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang Bandar Lampung. Alasan menggunakan lokasi atau tempat ini yaitu

Lebih terperinci

Saudah, Agni Danaryanti

Saudah, Agni Danaryanti JPM IAIN Antasari Vol. 03 No. 1 Juli Desember 2015, h. 29-40 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BARISAN DAN DERET DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DI KELAS

Lebih terperinci

yang ditetapkan di sekolah yaitu 100% siswa memperoleh nilai 65.

yang ditetapkan di sekolah yaitu 100% siswa memperoleh nilai 65. 3 PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep,

Lebih terperinci

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN. Kompetensi Guru Mapel (Kompetensi Dasar) Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi)

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN. Kompetensi Guru Mapel (Kompetensi Dasar) Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi) MATA PELAJARAN JENJANG : IPA : SMK KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

Lebih terperinci

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH Siti Halimatus Sakdiyah dan Kurnia Tri Yuli Prodi PGSD-FIP Universitas Kanjuruhan Malang E-mail: halimatus@unikama.ac.id

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penerapan metode pembelajaran Learning Cycle 5 fase pada mata

BAB V PENUTUP. IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penerapan metode pembelajaran Learning Cycle 5 fase pada mata BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang disajikan pada bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penerapan metode pembelajaran Learning Cycle 5 fase pada

Lebih terperinci

Arnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Bima

Arnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Bima PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBANTU LKS PADA MATERI GEOMETRI DI KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KOTA BIMA Arnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh : PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 BULUKERTO

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA KONKRIT PADA SISWA KELAS 1A SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA KONKRIT PADA SISWA KELAS 1A SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA KONKRIT PADA SISWA KELAS 1A SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER Marliyah 19 Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU 1 PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU Oleh Vera Malia 1, Lazim N 2, Damanhuri Daud 3 Abstrak The observation of

Lebih terperinci

Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VII

Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VII SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 18 Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VII Nia Jusniani Universitas

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI OLEH GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) TINGKAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) KOTA JAMBI

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI OLEH GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) TINGKAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) KOTA JAMBI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI OLEH GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) TINGKAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) KOTA JAMBI Try Susanti 1), Dwi Gusfarenie 2), M. Husaini 3) Jurusan Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dan pengajar yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah di persiapkan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI Yeni Sugianti Surel : yeni.sugianti00@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung Muzria M. Lamasai, Mestawaty As. A., dan Ritman Ishak Puadi Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia memerlukan suatu pendidikan. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol Suparman, Hj. Musdalifah Nurdin, dan Vanny M.A Tiwow Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN

PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN ISSN 0852-0151 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21(1): 29-35, 2015 PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU-GURU DI SEKOLAH BINAAN SUB RAYON SMP NEGERI 15 MEDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anita Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anita Novianti, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk memperoleh kompetensi atau berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam melakukan

Lebih terperinci

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN Tugas Kegiatan Belajar II Tatang Kurniawan Judul Jurnal : PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Lebih terperinci

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo. PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII SMP MA ARIF 2 PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan 24 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Lebih terperinci

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM DAMPAK PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SENI MUSIK DENGAN TEKNIK BERMAIN ALAT MUSIK RECORDER DI KELAS VII 1 SMP NEGERI MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1) WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 24 Nopember sampai 3 Desember tahun 2009 Penentuan waktu penelitian mengacu pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ruslan Siregar Guru SD Negeri 010 Ratu Sima Dumai Selatan siregarruslan972@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING Andi Tenriawaru 1 YPUP Makassar 1 Penelitian ini

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Sa adiah, Gamar B. N. Shamdas, dan Haeruddin Mahasiswa

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Pakem pada Materi Pemanasan Global untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII MTsS Darul Aman

Penerapan Pembelajaran Pakem pada Materi Pemanasan Global untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII MTsS Darul Aman JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Penerapan Pembelajaran Pakem pada Materi Pemanasan Global untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII MTsS Darul Aman Mariana* Madrasah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Sains di Indonesia terdapat pada setiap tingkat satuan pendidikan baik SD, SMP, atau SMA. Pendidikan sains merupakan pengetahuan yang menekankan

Lebih terperinci

Sri Listia Wati,Najamuddin Laganing, dan Yusdin Gagaramusu ABSTRAK

Sri Listia Wati,Najamuddin Laganing, dan Yusdin Gagaramusu ABSTRAK Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 2 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Pernapasan Pada Tumbuhan di Kelas IV SDN 2 Laantula

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitria@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 PEKARANGAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI SMP NEGERI 3 BADAR Nurdin Amin 1) dan Weka Jaya

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI INFORMATION SEARCH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI INFORMATION SEARCH PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI INFORMATION SEARCH DI SD NEGERI 40 BUKIT GADO-GADO KECAMATAN PADANG SELATAN 1) Juli Arma Tuty, 2) Gusmaweti, 1) Erwinsyah

Lebih terperinci

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar   1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran pada Siswa Kelas IV Aminudin 1 1 SDN Sukorejo 01, Kota Blitar Email:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MULTI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 01 MUNGGUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MULTI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 01 MUNGGUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 1 PENGGUNAAN MULTI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 01 MUNGGUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI ILMIAH Disusun Oleh : Nama : Umulatipatun NIM/NIRM

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RPP BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SMP BINAAN KOTA MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS IV/ A SD NEGERI 08 KEPAHIANG Ramon Sinkiriwang Putrama

Lebih terperinci

64 Media Bina Ilmiah ISSN No

64 Media Bina Ilmiah ISSN No 64 Media Bina Ilmiah ISS 1978-3787 EFEKTIFITAS PEGGUAA PEDEKATA KETERAMPILA PROSES (PKP) SEBAGAI UPAYA PEIGKATA HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII-G SMP 9 MATARAM Oleh: Hj. Sri Wahyu Indriani Guru pada

Lebih terperinci

Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak

Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak Jurnal Euclid, vol.3, No.1, p.394 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN PENDEKATAN INQUIRY/DISCOVERY Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; dheti_ah@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014 PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014 Jumiati 1, Harun Setyo Budi 2, Imam Suyanto 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas

Lebih terperinci

Bahmid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Bahmid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Panas Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Ipa Di Kelas IV SDN 1 Taripa Kecamatan Sindue Bahmid Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Devi Wahyu Ertanti PGMI, FAI, Universitas Islam Malang (UNISMA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran semua cabang sains, terutama fisika, pada umumnya adalah mencoba menemukan keteraturan di dalam observasi kita terhadap dunia di sekeliling kita. Banyak

Lebih terperinci

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar. PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 ALAS TENGAH SITUBONDO Oleh Ahmad Zubaidi (1) Reki Lidyawati (2) ABSTRAK Guru seharusnya lebih

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS VIII PUTRA SMP IT MASJID SYUHADA Ifut Riati Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. awal tahun Menurut Kurt Lewin PTK atau Classroom Action Research

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. awal tahun Menurut Kurt Lewin PTK atau Classroom Action Research BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan oleh Kurt Lewin pada awal

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 5, Oktober 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI SD Negeri Kedungpatangewu, Kecamatan Kedungwuni,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tindakan kelas dalam tahapan berupa siklus-siklus dalam proses pembelajaran yang dilakukan di kelas IV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara. 1 Dalam mewujudkan kecerdasan bangsa yaitu dengan belajar, dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Siswa Kelas IV SDN 1 Siwalempu

Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Siswa Kelas IV SDN 1 Siwalempu Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Siswa Kelas IV SDN 1 Siwalempu Rafika Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SDN 3 PANJER

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SDN 3 PANJER PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SDN 3 PANJER Dien Puspitawarti 1, Tri Saptuti Susiani 2, Kartika Chrysti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu Negara terbesar didunia yang termasuk kategori Negara berkembang yang saat ini menempatkan pendidikan sebagai fondasi dan atau penunjang

Lebih terperinci

Kata Kunci: model STAD, pembelajaran, IPA

Kata Kunci: model STAD, pembelajaran, IPA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG ADAPTASI HEWAN DAN TUMBUHAN BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI KEBONSARI TAHUN AJARAN 2016/2017

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 20 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE SUMARSIH SMP Negeri 1 Masaran/Program Magister Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

Riskah, S.Pd Guru SMAN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal

Riskah, S.Pd Guru SMAN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal Peningkatan Prestasi Belajar Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal Melalui Penerapan Model Pembelajaran Probelm Based Learning Bagi Peserta Didik Kelas XI IPS1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Riskah,

Lebih terperinci

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGGUNAAN PENDEKATAN SETS (Science, Environment Technology

Lebih terperinci

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Berbantuan Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 5 Basi Kecamatan Basidondo Tolitoli Elistina Mahasiswa

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI I GOMBANG

Lebih terperinci