ANALISIS RUANG KELAS DAN LABORATORIUM FISIKA SEBAGAI LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS RUANG KELAS DAN LABORATORIUM FISIKA SEBAGAI LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA"

Transkripsi

1 ANALISIS RUANG KELAS DAN LABORATORIUM FISIKA SEBAGAI LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA Hasdin Mamonto, Muhammad Yusuf, Raghel Yunginger Jurusan Fisika, Program Studi Pendidikan Fisika F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Hasdin Mamonto Analisis Ruang Kelas Dan Laboratorium Fisika sebagai Lingkungan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika. penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan di MAN Model Gorontalo, yang bertujuan untuk mengetahui kriteria ruang kelas dan laboratorium fisika sebagai lingkungan belajar siswa dalam pembelajaran fisika. Sampel diambil dengan menggunakan teknik random sampel pada kelas yang ada, yaitu dengan mengambil satu kelas dari subjek yang ada.pengambilan data menggunakan lembar pengamatan dalam bentuk cek list pada ruang kelas dan ruang laboratorium fisika. Ruang kelas berisi 2 item yaitu item perabot dan perlengkapan lain, dan ruang laboratorium fisika berisi 4 item yaitu item perabot, peralatan pendidikan, alat percobaan dan perlengkapan lain. Teknik pengumpulan data observasi dan dokumentasi.data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan perhitungan sederhana, kemudian disajikan dalam bentuk tabel, persentase dan diagram. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa lingkungan belajar pada ruang kelas menunjukkan kategori baik dan sangat baik dengan persentase sebesar 87,5%. Sedangkan untuk lingkungan belajar pada laboratorium fisika menunjukkan kategori baik dan sangat baik dengan persentase sebesar 7,27%. Kata kunci: Lingkungan Belajar PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan. Oleh karena itu, pendidikan sangatlah penting. Pendidikan juga harus sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi saat ini. Untuk meningkatkan mutu pendidikan yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman tersebut, maka diperlukan peningkatan di segala bidang misalnya terpenuhinya semua fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan. Salah satu fasilitas penunjang pendidikan yang sangat penting adalah adanya laboratorium di sekolah. Tujuan pengadaan laboratorium di sekolah tersebut adalah meningkatkan kemampuan praktek siswa di laboratorium. Laboratorium sekolah haruslah memenuhi standar pembelajaran di sekolah dengan kata lain harus memperhatikan kualitas maupun kwantitas di bidang fisik dan material baik itu berupa sarana gedung, desain gedung, peralatan maupun bahan-bahan praktek, dan tenaga laboratorium yang kesemuanya merupakan komponen penunjang mutu pendidikan. 1

2 Ilmu pengetahuan alam khususnya fisika mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.kajian fisika mampu menciptakan suatu teori-teori klasik maupun teori modern, sehingga munculnya teori fisika klasik tentang hukum Newton, teori atom dan pada fisika modern munculnya teori relativitas Einstein.Ilmuilmu tersebut sangat membantu dalam perkembangan hasil teknologi, misalnya pada teori atom dengan penemuan ion positif dan ion negatif. Dalam proses belajar Ilmu Pengetahuan Alam khususnya fisika, belajar seharusnya lebih dari sekedar menerima informasi, mengingat dan menghafal. Bagi siswa benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah dan menemukan ide-ide.salah satu aspek yang turut menentukan dalam mencapai tujuan pendidikan adalah kualitas proses belajar mengajar, dimana dalam melaksanakannya melibatkan guru dan siswa. Dalam setiap pembelajaran diorientasikan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan menitikberatkan pada penguasan materi dengan baik dan tepat. Agar hal tersebut dapat terwujud, guru harus dapat mengupayakan banyak hal diantaranya adalah melihat kondisi lingkungan belajar siswa yang baik, menyenangkan, membangkitkan antusiasme siswa dan mendorong siswa agar siswa tidak merasa bosan dalam proses belajar. Dengan adanya kondisi lingkungan belajar siswa yang baik dapat mendukung proses pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM) khususnya pembelajaran fisika dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dewasa ini semakin dirasakan betapa pentingnya peranan lingkungan yang baik dalam pembelajaran agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Lingkungan belajar merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran yaitu ruang kelas dan ruang laboratorium fisika. Lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran baik itu pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas ketiganya disebut dengan lingkungan belajar, yang mana sering juga dikatakan tripusat pendidikan yang akan mempengaruhi manusia secara bervariasi. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Syah (211:63) menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. 2

3 Menurut De Porter dan Hernacki (1999:66) salah satu yang ditekankan dalam paradigma quantum learning adalah penciptaan lingkungan belajar yang dapat membuat siswa senang dalam belajar. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik yang terdiri dari penataan ruang, kursi, meja, papan dan alat bantu lain yang berada di kelas, ataupun yang berada di luar kelas.serta lingkungan emisional berupa interaksi antara pendidik-siswa dan siswa-siswa. Rahmat dalam De Porter dan Hernacki (1999) mengungkapkan bahwa dengan mengendalikan lingkungan, dapat berarti kita telah melakukan langkah efektif pertama untuk mengendalikan seluruh pengalaman belajar yang kita miliki. Menurut Majid (26:167) Dalam mewujudkan lingkungan belajar yang baik, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya di antaranya kondisi fisik, lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam implementasi kurikulum 24 (Husain:211:43) para ahli menyarankan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan akademik, baik secara fisik maupun non fisik. Adapun kedua lingkungan tersebut yaitu: 1) Lingkungan fisik Merupakan kondisi dan lingkungan yang perlu menjadi perhatian dan kepedulian dalam menunjang terciptanya pembelajaran serta merupakan kondisi belajar yang harus didukung oleh berbagai sarana dan prasarana seperti ruang belajar, ruang laboratorium dan media lain. 2) Lingkungan nonfisik Memiliki peran yang besar juga dalam mempengaruhi kondisi belajar, terutama pengaturan lingkungan belajar, penampilan, sikap guru, hubungan harmonis antara guru dan peserta didik, peserta didik dengan guru, dan sesama peserta didik itu sendiri, serta organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (28) bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan pasal 48 peraturan pemerintah nomor 19 tahun 25 tentang sarana dan prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), yakni: 3

4 1) Lingkungan Belajar Pada Ruang Kelas Tabel 1. Lingkungan belajar pada Ruang Kelas No. Jenis Rasio Deskripsi 1. Perabot 1.1 Kursi peserta didik 1.2 Meja peserta didik 1 buah/peserta didik 1 buah/peserta Didik Kuat, stabil, aman, dan mudahdipindahkan.ukuran memadai untuk duduk dengannyaman.desain dudukan dan sandaran membuatpeserta didik nyaman belajar. Kuat, stabil, aman, dilengkapi denganlaci, mudah dipindahkan.ukuran memadai untuk belajar dengan nyaman.desain memungkinkan kaki pesertadidik masuk dengan leluasa ke bawahmeja. 1.3 Kursi guru 1 buah/guru Kuat, stabil, aman, dan mudahdipindahkan. Ukuran memadai untuk duduk dengannyaman. 1.4 Meja guru 1 buah/guru Kuat, stabil dan mudah dipindahkan. Ukuran memadai untuk bekerja dengannyaman. 2. Perlengkapan Lain 2.1 Papan tulis 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didikmelihatnya dengan jelas. 2.2 Kotak kontak 1 buah/ruang Ditempatkan di dinding depan ruangkelas untuk mengoperasikan mediapendidikan yang memerlukan dayalistrik 2.3 Jam dinding 1 buah/ruang Tempat sampah 1 buah/ruang - 2) Lingkungan Belajar Pada Ruang Laboratorium Fisika Tabel 2.Lingkungan Belajar Pada Laboratorium Fisika No. Jenis Rasio Deskripsi 1. Perabot 1.1 Kursi 1 buah/peserta didik, ditambah 1 buah/guru 1.2 Meja kerja 1 buah/7 peserta didik 1.3 Meja demonstrasi didemonstras ikan. 1.4 Meja persiapan 1 buah/lab Kuat dan stabil. Kuat, stabil, dan mudahdipindahkan. Kuat dan stabil. Ukuran memadai untuk menampung kegiatan peserta didik secara berkelompok maksimum 7 orang. Luas meja memungkinkanuntuk melakukan demonstrasi dan menampung peralatan dan bahan yang diperlukan.tinggi meja memungkinkanseluruh peserta didik dapatmengamati percobaan yang 1 buah/lab Kuat dan stabil.ukuran memadai untukmenyiapkan materi percobaan. 1.5 Lemari alat 1 buah/lab Tertutup dan dapat dikunci.ukuran memadai untuk 4

5 1.6 Lemari bahan menampung semua alat. 1 buah/lab Tertutup dan dapat dikunci.ukuran memadai untuk menampung semua bahan dan tidak mudah berkarat. 1.7 Bak cuci 1 buah/2 kelompok, ditambah 1 buah di ruang persiapan. Tersedia air bersih dalamjumlah memadai. 2. Peralatan Pendidikan Bahan dan Alat Ukur Dasar: 2.1 Mistar 6 buah/lab Panjang minimum 5 cm,skala terkecil 1 mm 2.2 Rolmeter 6 buah/lab Panjang minimum 1 m,skala terkecil 1 mm 2.3 Jangka 6 buah/lab Ketelitian,1 mm. sorong 2.4 Mikrometer 6 buah/lab Ketelitian,1 mm. 2.5 Kubus massa sama 6 set/lab Massa 1 g (2%),4 jenis bahan. 2.6 Silinder massa sama 6 set/lab Massa 1 g (2%),4 jenis bahan. 2.7 Plat 6 set/lab Terdapat kail penggantung,bahan logam 4 jenis. 2.8 Beban bercelah 1 buah/lab Massa antara 5-2 g, minimum 2 nilai massa,terdapat fasilitas pengait. 2.9 Neraca 1 buah/lab Ketelitian 1 mg. 2.1 Pegas 6 buah/lab Bahan baja pegas,minimum 3 jenis Dinamometr (pegas presisi) 6 buah/lab Ketelitian,1 N/cm Gelas ukur 6 buah/lab Bahan borosilikat.volume antara 1-1 ml Stopwatch 6 buah/lab Ketelitian,2 detik Termometer 6 buah/lab Tersedia benang penggantung.batas ukur 1-11 C Gelas Beaker 6 buah/lab Bahan borosilikat.volume antara 1-1 ml, terdapat tiga variasi volume Garputala Bahan baja. 6 buah/lab Minimum 3 variasi frekuensi Multimeter 6 buah/lab Dapat mengukur tegangan, arus dan hambatan. Batas 5

6 AC/DC 1 kilo ohm/volt 2.18 Kotak potensiometr ukur arus minimum 1 ma-5 A. Batas minimum ukur tegangan untuk DC 1 mv-5 V. Batas minimum ukur tegangan untuk AC -25 V. 6 buah/lab Disipasi maksimum 5 watt. Ukuran hambatan 5 Ohm Osiloskop 1 set/lab Batas ukur 2 MHz, dua kanal, beroperasi X-Y, tegangan masukan 22 volt,dilengkapi probe intensitas,tersedia buku petunjuk. 2.2 Generator frekuensi 6 buah/lab Frekuensi luaran dapat diaturdalam rentang audio. Minimum 4 jenis bentukgelombang dengan catu daya22 volt.mampu menggerakkan speaker daya 1 watt Pengeras suara 2.22 Kabel penghubung 2.23 Komponen elektronika 6 buah/lab Tegangan masukan 22 volt,daya maksimum keluaran1 watt. 1 set/lab Panjang minimum 5 cm,dilengkapi plug diameter 4 mm.terdapat 3 jenis warna: hitam, merah dan putih, masing-masing 12 buah. 1 set/lab Hambatan tetap antara1 Ohm - 1 M Ohm, disipasi,5 watt masing-masing 3 buah, mencakup LDR, NTC, LED, transistor dan lampu neon masingmasing minimum 3 macam Catu daya 6 buah/lab Tegangan masukan 22 V,dilengkapi pengaman, tegangan keluaran antara3-12 V, minimum ada 3 variasi tegangan keluaran Transformatr 6 buah/lab Teras inti dapat dibuka.banyak lilitan antara 1-1.Banyak lilitan minimum ada 2 nilai Magnet U 6 buah/lab 3. Alat Percobaan: 3.1 Percobaan AtwoodPerc obaan Kereta dan Pewaktu ketik 3.2 Percobaan Papan Luncur 3.3 Percobaan Ayunan Sederhana 6 set/lab Mampu menunjukkan fenomena dan memberikan data GLB dan GLBB.Minimum dengan 3 kombinasi nilai massa beban.percobaan Kereta dan Pewaktu ketik 6 set/lab Mampu menunjukkan fenomena dan memberikan data GLB dan GLBB. 6 set/lab Mampu menunjukkan fenomena dan memberikan data gerak benda pada bidang miring. Kemiringan papan dapat diubah, lengkap dengan katrol dan balok minimum dengan tiga nilaikoefisien gesekan. 6 set/lab Mampu menunjukkan fenomena ayunan dan memberikan data pada pengukuran percepatan gravitasi.minimum dengan tiga nilaipanjang ayunan dan tiga nilaimassa beban. 6

7 3.4 Percobaan Hooke 3.5 Percobaan Kalorimetri 3.6 Percobaan Bejana Berhubungan 3.7 Percobaan Optik 3.8 Percobaan Resonansi Bunyi atau Percobaan Sonometer 6 set/lab Mampu menunjukkan fenomena getaran dan memberikan data pada pengukuran percepatan gravitasi.minimum dengan tiga nilaikonstanta pegas dan tiga nilaimassa beban. 6 set/lab Mampu memberikan data untuk membuktikan hukum Hooke dan menentukan minimum 3 nilai konstanta pegas. 6 set/lab Mampu memberikan data untuk membuktikan hukum kekekalan energi panas serta menentukan kapasitas panas kalorimeter dan kalor jenis minimum tiga jenis logam.lengkap dengan pemanas,bejana dan kaki tiga, jaketisolator, pengaduk dantermometer. 6 set/lab Mampu memberikan data untuk membuktikan hukum fluida statik dan dinamik. 6 set/lab Mampu menunjukkan fenomena sifat bayangan dan memberikan data tentang keteraturan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus cermin cekung, cermin cembung, lensa cekung, dan lensa cembung. Masing-masing minimum dengan tiga nilai jarak fokus. 6 set/lab Mampu menunjukkan fenomena resonansi dan memberikan data kuantisasi panjang gelombang, minimum untuk tiga nilai frekuensi. 6 set/lab Mampu memberikan datahubungan antara frekuensi bunyi suatu dawai dengantegangannya, minimum untuktiga jenis dawai dan tiga nilaitegangan. 6 set/lab Mampu memberikan dataketeraturan hubungan 3.9 Percobaan Hukum Ohm antaraarus dan tegangan minimumuntuk tiga nilai 3.1 Manual 6buah/percoba percobaan an 4. Perlengkapan Lain 4.1 Papan tulis 1 buah/lab Ukuran minimum 9 cm x 2 cm. Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas. 4.2 Soket listrik 1 9 buah/lab soket di tiap meja pesertadidik, 2 soket di meja demo,2 soket di ruang persiapan. 4.3 Alat pemadam kebakaran 1 buah/lab Mudah dioperasikan 4.4 Peralatan P3K 1 buah/lab Terdiri dari kotak P3K danisinya tidak kadaluarsa termasuk obat P3K untuk luka bakar dan luka terbuka. 5.4 Tempat 1 buah/lab - sampah 5.5 Jam dinding 1 buah/lab - 7

8 METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di MAN ModelGorontalo, Provinsi Gorontalo. Tahun ajaran 212/213. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 21:3).Pengamatan atau observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung, yaitu peneliti meneliti secara langsung lingkungan belajar siswa pada ruang kelas dan ruang laboratorium fisika sesuai permendiknas untuk dianalisis dan disesuaikan dengan lembar observasi. Adapun lingkungan belajar siswa pada ruang kelas berdasarkan permendiknas yaitu: 1. Perabot yang terdiri dari, kursi peserta didik, meja peserta didik, kursi guru, dan meja guru. 2. Perlengkapan lain, terdiri dari papan tulis, kotak kontak, jam dinding, dan tempat sampah. Sedangkan untuk ruang laboratorium fisika sesuai permendiknas yaitu: 1. Perabot, terdiri dari kursi, meja kerja, meja demonstrasi, meja persiapan, lemari alat, lemari bahan, dan bak cuci. 2.Peralatan pendidikan (bahan dan alat ukur dasar), terdiri dari mistar, rolmeter, jangka sorong, micrometer, kubus massa sama, plat, beban bercela, neraca, pegas, dynamometer (pegas presisi), gelas ukur, stopwatch, thermometer, gelas beaker, garputala bahan baja, multimeter AC/DC 1 kilo ohm/volt, kotak potensiometer, osiloskop, generator frekuensi, pengeras suara, kabel penghubung, komponen elektronika, catu daya, transformator, dan magnet U. 3.Alat percobaan, terdiri dari percobaan atwood percobaan kereta dan pewaktu ketik, percobaan papan luncur, percobaan ayunan sederhana atau percobaan getaran pada pegas, percobaan hooke, percobaan kalorimetri, percobaan bejana berhubungan, percobaan optic, percobaan resonansi bunyi atau percobaan sonometer, percobaan hokum ohm, dan manual percobaan. 4. Perlengkapan lain, terdiri dari papan tulis, soket listrik, alat pemadam kebakaran, peralatan P3K, tempat sampah dan jam dinding. Untuk melengkapi data penelitian maka peneliti melengkapi dengan dokumen catatan fasilitas ruang kelas dan ruang laboratorium fisika yang terdapat di sekolah tersebut.dalam penelitian ini, data di analisis dengan menggunakan perhitungan sederhana.kemudian disajikan dalam bentuk tabel, persentase dan diagram. 8

9 X 1% X n X = Presentase dari skor check list pengamatan X n = Jawaban pengamatan pada check list = Jumlah keseluruhan check list HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 4. a. Ruang Kelas Hasil analisis lingkungan belajar pada ruang kelas dan ruang laboratorium fisika. Kategori Ruang Kelas Penilaian Jumlah Kriteria % Aspek Pengamatan Sangat Baik 2 25 Meja peserta didik, Kotak kontak. Baik 5 62,5 Kursi peserta didik, Kursi guru, Meja guru, Papan tulis, Jam dinding. Cukup 1 12,5 Tempat sampah. Kurang - b. Ruang Laboratorium Fisika Kategori Penilaian Sangat Baik Ruang Laboratorium Fisika Jumlah Kriteria % 12 32,43 Baik 14 37,84 Cukup 8 21,62 Kurang 3 8,11 Aspek Pengamatan Meja persiapan, Lemari alat, Lemari bahan, Bak cuci, Mistar, Bahan bercela. Pegas, Gelas beker, Garputala, Komponen elektronika, Percobaan atwood, Papan tulis. Kursi/stool, Micrometer, Kubus massa sama, Plat, Neraca, Kotak potensiometer. Osiloskop, Generator frekuensi, Catu daya, Percobaan papan luncur, Percobaan ayunan sederhana, Percobaan hooke, Percobaan optic, Percobaan hokum ohm. Meja kerja, Jangka sorong, Silinder massa sama, Gelas ukur, Thermometer, Kabel penghubung, Percobaan bejana berhubungan, Kotak kontak. Stopwatch, Peralatan P3K, dan Jam dinding. Berdasarkan Tabel 4 nampak bahwa secara umum lingkungan belajar pada ruang kelas dari 8 kriteria, ada 2 kriteria (25 %) yang memperoleh kategori sangat baik yaitu meja peserta didik dan kotak kontak; 5 kriteria (62,5 %) yang memperoleh kategori baik yaitu kursi peserta didik, kursi guru, meja guru, papan tulis, dan jam dinding; 1 kriteria (12,5%) yang 9

10 memperoleh kategori cukup yaitu papan tuliis: dan tidak ada kriteria yang memperoleh kategori kurang. Hal ini bahwa sebagian besar kriteria pada ruang kelas menunjukkan kategori baik. Sedangkan untuk hasil lingkungan belajar pada ruang laboratorium fisika pada kriteria perabot, peralatan pendidikan, alat percobaan dan perlengkapan lain secara umum dari 37 kriteria; 12 kriteria (32,43 %) yang memperoleh kategori sangat baik yaitu Meja persiapan, lemari alat, lemari bahan, bak cuci, mistar, bahan bercela, pegas, gelas beker, garputala, komponen elektronika, percobaan atwood dan papan tulis; 14 kriteria (37,84%) yang memperoleh kategori baik yaitu Kursi/stool, micrometer, kubus massa sama, plat, neraca, kotak potensiometer, osiloskop. generator frekuensi, catu daya, percobaan papan luncur, percobaan ayunan sederhana, percobaan hooke, percobaan optic, percobaan hokum ohm; 8 kriteria (21,62%) yang memperoleh kategori cukup yaitu meja kerja, jangka sorong, silinder massa sama, gelas ukur, thermometer, kabel penghubung, percobaan bejana berhubungan, kotak kontak., dan 3 kriteria (8,11%) yang memperoleh kategori kurang yaitu stopwatch, peralatan P3K, dan jam dinding.. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar kriteria lingkungan belajar pada ruang laboratorium fisika pada kriteria perabot, peralatan pendidikan, alat percobaan dan perlengkapan lain yang mendominasi adalah kategori baik. Lebih jelasnya sebaran data berdasarkan pada tabel 4 di atas disajikan dalam bentuk diagram berikut: Presentase (%) ,43 25 sangat baik 62,5 37,84 21,62 12,5 baik cukup kurang kategori penilaian 8,11 ruang kelas ruang laboratorium fisika Gambar 1. Diagram persentase lingkungan belajar padaruang kelas dan laboratorium fisika. 1

11 Persentase (%) Persentase (%) Berdasarkan tabel dan diagram di atas, dapat digambarkan bahwa lingkungan belajar pada ruang kelas kriteria perabot dan perlengkapan lain secara umum menunjukkan kategori baik dan sangat baik dengan persentasi sebesar 62,5% dan 25 %, sedangkan untuk hasil pada ruang laboratorium fisika kriteria perabot, peralatan pendidikan, alat percobaan dan perlengkapan lain menunjukkan kategori baik dan sangat baik dengan persentasi sebesar 37,84% dan 32,43% Hasil Analisis Lingkungan Belajar Pada Ruang Kelas Persentase Ruang Kelas Pada Item Perabot sangat baik baik cukup kurang kategori penilaian Item perabot Gambar 1. Diagram persentase ruang kelas pada item perabot Berdasarkan diagram di atas, dapat di lihat data lingkungan belajar pada ruang kelas khususnya item perabot melalui observasi terdapat kategori sangat baik 1 kriteria (25%) yaitu meja peserta didik; baik 3 kriteria (75%) yaitu kursi peserta didik, kursi guru dan meja guru; cukup kriteria (%) dan kurang kriteria (%). Sehingga dapat digambarkan bahwa lingkungan belajar yang baik pada ruang kelas di kategorikan baik dengan persentasi sebesar 75% Persentase Ruang Kelas Pada Item Perlengkapan Lain sangat baik 5 25 baik cukup kurang Item perlengkapan lain kategori penilaian Gambar 2. Diagram persentase ruang kelas pada item perlengkapan lain. Berdasarkan diagram di atas, dapat di lihat data lingkungan belajar pada ruang kelas khususnya item perlengkapan lain melalui observasi terdapat kategori sangat baik 1 kriteria 11

12 Persentase (%) Persentase (%) (25%) yaitu kotak kontak; baik 2 kriteria (5%) yaitu papan tulis dan jam dinding; cukup 1 kriteria (25%) yaitu tempat sampah dan kurang kriteria (%). Sehingga dapat digambarkan bahwa lingkungan belajar yang baik pada ruang kelas di kategorikan baik dengan persentasi sebesar 5% Hasil Analisis Lingkungan Belajar Pada Ruang Laboratorium Fisika Persentase Ruang Laboratorium Fisika Pada Item Perabot. 8 66, ,67 16,67 sangat baik baik cukup kurang kategori penilaian Item perabot Gambar 3. Diagram persentase ruang laboratorium pada item perabot Berdasarkan diagram di atas, dapat di lihat data lingkungan belajar pada ruang laboratorium fisika khususnya item perabot melalui observasi terdapat kategori sangat baik 4 kriteria (66,66%) yaitu meja persiapan, lemari alat, lemari bahan, dan bak cuci; baik 1 kriteria (16,67%) yaitu kursi/stool; cukup 1 kriteria (16,67%) yaitu meja persiapan dan kurang kriteria (%). Sehingga dapat digambarkan bahwa lingkungan belajar yang baik pada ruang laboratorium fisika di kategorikan sangat baik dengan persentasi sebesar 66,66% Persentase Ruang Laboratorium Fisika Pada Item Peralatan Pendidikan sangat baik 4 25 baik cukup kurang kategori penilaian 5 Item Peralatan Pendidikan Gambar 4.Diagram persentase ruang laboratorium pada item peralatan pendidikan. Berdasarkan diagram di atas, dapat di lihat data lingkungan belajar pada ruang laboratorium fisika khususnya item peralatan pendidikan melalui observasi terdapat kategori sangat baik 6 kriteria (3%) yaitu mistar, beban bercela, pegas, gelas beker, garputala, dan komponen elektronika; baik 8 kriteria (4%) yaitu micrometer, kubus massa sama, plat, 12

13 Persentase (%) Persentase (%) neraca, kotak potensiometer, osiloskop, generasi frekuensi, dan catu daya; cukup 5 kriteria (25%) yaitu jangka sorong, silinder massa sama, gelas ukur, thermometer, dan kabel penghubung; sedangkan kategori kurang terdapat 1 kriteria (5%) yaitu stopwatch. Sehingga dapat digambarkan bahwa lingkungan belajar yang baik pada ruang laboratorium fisika di kategorikan baik dengan persentasi sebesar 4% Persentase Ruang Laboratorium Fisika Pada Item Alat Percobaan ,29 sangat baik 71,42 14,29 baik cukup kurang Item Alat Percobaan Gambar 5.Diagram persentase ruang laboratorium pada item alat percobaan. Berdasarkan diagram di atas, dapat di lihat data lingkungan belajar pada ruang laboratorium fisika khususnya item peralatan pendidikan melalui observasi terdapat kategori sangat baik 1 kriteria (14,29%) yaitu percobaan atwood; baik 5 kriteria (71,42%) yaitu percobaan papan luncur, percobaan ayunan sederhana, percobaan hooke, percobaan optic dan percobaan hokum ohm; cukup 1 kriteria (14,29%) yaitu percobaan bejana berhubungan dan kurang kriteria (%). Sehingga dapat digambarkan bahwa lingkungan belajar yang baik pada ruang laboratorium fisika di kategorikan baik dengan persentasi sebesar 71,42% Persentase Ruang Laboratorium Pada Fisika Item Perlengkapan Lain sangat baik baik 5 25 cukup kurang Item Perlengkapan Lain Gambar 6. Diagram persentase ruang laboratorium pada item perlengkapan lain. Berdasarkan diagram di atas, dapat di lihat data lingkungan belajar pada ruang laboratorium fisika khususnya item perlengkapan lain melalui observasi terdapat kategori sangat baik 1 kriteria (25%) yaitu papan tulis; baik kriteria (%); cukup 1 kriteria (25%) yaitu kotak kontak; dan kurang 2 kriteria (5%) yaitu peralatan P3K dan jam dinding. Sehingga dapat digambarkan bahwa lingkungan belajar yang baik pada ruang laboratorium fisika di kategorikan kurang dengan persentasi sebesar 5%. 13

14 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan secara umum bahwa lingkungan belajar pada ruang kelas untuk 14riteria perabot dan perlengkapan lain mencapai kategori baik dan sangat baik dengan persentase sebesar 87,5%. Sedangkan untuk lingkungan belajar pada ruang laboratorium fisika untuk 14riteria perabot, peralatan pendidikan, alat percobaan dan perlengkapan lain mencapai kategori baik dan sangat baik dengan persentase sebesar 7,27% 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai lingkungan belajar siswa agar proses pembelajaran lebih efektif dan dapat membuat siswa senang dalam belajar. 2. Guru sebaiknya bisa menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan akademik, baik secara fisik maupun nonfisik. 3. Memanfaatkan secara optimal lingkungan belajar dalam proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Deporter, Bobbi dan Hernacki, Mike Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.Alih bahasa Alwiyah Abdurahman. Bandung: Kaifa. Dalyono, M. 21. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka cipta. Husain, Sapia Kreatifitas Guru Dalam Merancang Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Di SMK Gorontalo.Dinas Pendidikan Kota Gorontalo. Jurnal Penelitian dan Pendidikan, Volume 8 Nomor1.(Online),( 25 Desember 212). Halimah, Lely. 28. Pemberdayaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Berbahasa Indonesia Laboratorium UPI Kampus Cibiru. Jurnal Pendidikan Dasar, Nomor 1. (Online), ( 25 Desember 212). Majid, Abdul. 26. Perencanaan Pembelajaran(Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Purwanto, Ngalim. M. 27. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.28. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Satori, Djam an Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Syah, Muhibbin Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana Metode Statistika. Bandung: Taristo Sugiyono. 28. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. 14

15 Wiyono, B. Bambang. 23. Hubungan Lingkungan Belajar, Kebiasaan Belajar, dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa. FORUM PENELITIAN. TH. 15, No. 1. (Online), (http ://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/15133.pdf), diakses 13 januari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kriteria lingkungan belajar siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kriteria lingkungan belajar siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian sebelumnya bahwa tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kriteria

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Lingkungan Belajar Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu yang diperoleh dari pengalaman, melalui proses stimulus respon, melalui pembiasan, melalui peniruan,

Lebih terperinci

A. DESAIN LABORATORIUM FISIKA

A. DESAIN LABORATORIUM FISIKA BAB IV ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM FISIKA MAN 2 SEMARANG BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Untuk mengetahui gambaran mengenai kebutuhan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sarana Sekolah 2.1.1 Pengertian Sarana Sekolah Menurut Suharsimi dalam Mukhroji (2002:55) berpendapat bahwa: Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA Kajian yang relevan merupakan deskripsi hubungan antara masalah yang diteliti dengan kerangka teoritik yang dipakai serta hubungannya dengan penelitian terdahulu

Lebih terperinci

STANDAR SARANA DAN PRASARANA SESUAI PERMENDIKBUD

STANDAR SARANA DAN PRASARANA SESUAI PERMENDIKBUD STANDAR SARANA DAN PRASARANA SESUAI PERMENDIKBUD Prasarana yang dimiliki sekolah No Jenis sanitasi Ketersediaan* Ada Tidak 1 Ruang kelas v - v - 2 Ruang perpustakaan v - v - 3 Ruang laboratorium Biologi

Lebih terperinci

Hakekat Sains dan Pembelajaran Sains

Hakekat Sains dan Pembelajaran Sains Hakekat Sains dan Pembelajaran Sains I. Hakekat Sains Ada apa di dalam atom? bagaimana cara ikan paus berenang? Bagaimana terjadinya fosil? Pertanyaan-pertanyaan tersebut baru sekelumit pertanyaan yang

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM FISIKA MAN 2 SEMARANG BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM FISIKA MAN 2 SEMARANG BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM FISIKA MAN 2 SEMARANG BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar SMP Negeri Yang Menjadi Sampel Penelitian. Lampiran 4. PERMENDIKNAS, yaitu nomor 24 tahun 2007 dan nomor 26

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar SMP Negeri Yang Menjadi Sampel Penelitian. Lampiran 4. PERMENDIKNAS, yaitu nomor 24 tahun 2007 dan nomor 26 8 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran. Daftar SMP Negeri Yang Menjadi Sampel Penelitian Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Lampiran 3. Angket dan Lembar Observasi Lampiran 4. PERMENDIKNAS, yaitu nomor 24

Lebih terperinci

SILABUS. Kompetensi Dasar Pembelajaran. Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu. Sumber/ Bahan/Alat

SILABUS. Kompetensi Dasar Pembelajaran. Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu. Sumber/ Bahan/Alat SILABUS Mata Pelajaan : Fisika Alokasi per Semester: 36 jam pelajaran Kelas/Semester : X/1 Standar Kompetensi: 1.Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH KEJURUAN(SMK/MAK) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2008 TANGGAL 31 JULI 2008

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2008 TANGGAL 31 JULI 2008 SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2008 TANGGAL 31 JULI 2008 STANDAR SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMK/MAK) A. SATUAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN FISIKA

MATA PELAJARAN FISIKA Penerbit Silabus Pembelajaran MATA PELAJARAN FISIKA 58 SILABUS FISIKA Penerbit Sekolah : Sekolah Menengah Atas Kelas : X (Sepuluh) Semester : (satu) Mata Pelajaran : Fisika Standar Kompetensi :. Menerapkan

Lebih terperinci

BUKTI FISIK STANDAR SARANA PRASARANA -

BUKTI FISIK STANDAR SARANA PRASARANA - 2011 DISUSUN OLEH : ALMAN BUKTI FISIK STANDAR SARANA PRASARANA - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Bimbingan Akreditasi SMK oleh : ALMAN Page 2 Bukti fisik nomor 88 : Lahan sekolah/madrasah memenuhi ketentuan

Lebih terperinci

1. Sebuah mobil memiliki kecepatan awal sebesar 6 m/s. Setelah 1 menit, kecepatan mobil tersebut menjadi 9 m/s. Berapakah percepatan mobil tersebut?

1. Sebuah mobil memiliki kecepatan awal sebesar 6 m/s. Setelah 1 menit, kecepatan mobil tersebut menjadi 9 m/s. Berapakah percepatan mobil tersebut? 1. Sebuah mobil memiliki kecepatan awal sebesar 6 m/s. Setelah 1 menit, kecepatan mobil tersebut menjadi 9 m/s. Berapakah percepatan mobil tersebut? a. 0,4 m/s 2 c. 3 m/s 2 b. 0,05 m/s 2 d. 15 m/s 2 2.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Anis Permana Sari NIM

SKRIPSI. Oleh Anis Permana Sari NIM KEEFEKTIFAN PENGELOLAAN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 NGADIREJO DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

SILABUS DAN PENILAIAN

SILABUS DAN PENILAIAN SILABUS DAN PENILAIAN Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaan : Fisika (IPA) Standar Kompetensi: 1.Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar Indikator Penilaian Materi 1.1 Mengukur besaran

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIKUM FISIKA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SENIN, 23 FEBRUARI 2015

PENGUMUMAN PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIKUM FISIKA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SENIN, 23 FEBRUARI 2015 PENGUMUMAN PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIKUM FISIKA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SENIN, 23 FEBRUARI 2015 ATURAN PELAKSANAAN : 1. Siswa/siswi melihat daftar ujian praktikum. 2. Siswa/siswi wajib mengenakan pakaian

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TANGGAL 18 SEPTEMBER 2008

SALINAN LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TANGGAL 18 SEPTEMBER 2008 SALINAN LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR TAHUN 008 TANGGAL 8 SEPTEMBER 008 INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI SMA/MA Nama Sekolah/Madrasah Nomor Statistik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH

Lebih terperinci

I. STANDAR SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

I. STANDAR SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 007 TANGGAL 8 JUNI 007 STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH

Lebih terperinci

RAB PERALATAN LABORATORIUM IPA SMA D A K - TAHUN No Nama Alat Deskripsi Jumlah

RAB PERALATAN LABORATORIUM IPA SMA D A K - TAHUN No Nama Alat Deskripsi Jumlah RAB PERALATAN LABORATORIUM IPA SMA D A K - TAHUN 2015 No Nama Alat Deskripsi Jumlah A. LABORATORIUM KIMIA SMA. Satuan Total 1. PERALATAN PENDIDIKAN. 1 Botol Zat Bahan Plastik,bertutup. terdiri dari : -

Lebih terperinci

I. STANDAR SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI)

I. STANDAR SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI) LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 24 TAHUN 2007 TANGGAL 28 JUNI 2007 STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai

I. PENDAHULUAN. pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

Lebih terperinci

Unnes Physics Education Journal

Unnes Physics Education Journal UPEJ 5 (3) (2016) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PEMANFAATAN LABORATORIUM DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA/MA SE-KOTA SALATIGA Imastuti, Wiyanto, Sugianto Jurusan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA MAHASISWA FISIKA SEKOLAH II

LEMBAR KERJA MAHASISWA FISIKA SEKOLAH II Pesawat Atwood Gerak Jatuh Bebas Telescop LEMBAR KERJA MAHASISWA FISIKA SEKOLAH II PENYUSUN Dra. Murniati, M.Si. Website : pendidikanfisika.fkip.unsri.ac.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Laboratorium MIPA Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UM Palangkaraya)

Laboratorium MIPA Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UM Palangkaraya) Laboratorium MIPA Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UM Palangkaraya) Laboratorium MIPA UM Palangkaraya berada di bawah Laboratorium Terpadu UM Palangkaraya. Laboratorium MIPA dapat dipergunakan oleh

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Januswenski & Molenda (2008: 231) mengemukakan bahwa sumber belajar

II. KAJIAN PUSTAKA. Januswenski & Molenda (2008: 231) mengemukakan bahwa sumber belajar 13 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pusat Sumber Belajar Sekolah 2.1.1 Pengertian Pusat Sumber Belajar Januswenski & Molenda (2008: 231) mengemukakan bahwa sumber belajar adalah The term resources is understood

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 2. Terdapat pengaruh kemampuan kognitif terhadap kemampuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 2. Terdapat pengaruh kemampuan kognitif terhadap kemampuan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan yang positif antara kemampuan

Lebih terperinci

Pengembangan Media Pembelajaran Alat Peraga pada Materi Hukum Biot Savart di SMA Negeri 1 Prambanan Klaten

Pengembangan Media Pembelajaran Alat Peraga pada Materi Hukum Biot Savart di SMA Negeri 1 Prambanan Klaten Pengembangan Media Pembelajaran Alat Peraga pada Materi Hukum Biot Erwan Afriyanto Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH. Janturan Yogyakarta Surat-e: dian_uad@yahoo.com

Lebih terperinci

PETA MATERI FISIKA SMA UN 2015

PETA MATERI FISIKA SMA UN 2015 PETA MATERI FISIKA SMA UN 2015 Drs. Setyo Warjanto setyowarjanto@yahoo.co.id 081218074405 SK 1 Ind 1 Memahami prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak

Lebih terperinci

SILABUS. Mata Pelajaran : Fisika 2 Standar Kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik

SILABUS. Mata Pelajaran : Fisika 2 Standar Kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik SILABUS Mata Pelajaran : Fisika 2 Standar Kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik Kompetensi Dasar Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi 1.1 Menganalisis

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 24 TAHUN 2007 TANGGAL 28 JUNI 2007

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 24 TAHUN 2007 TANGGAL 28 JUNI 2007 SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 24 TAHUN 2007 TANGGAL 28 JUNI 2007 A. LATAR BELAKANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH/MADRASAH PENDIDIKAN UMUM BAB I PENDAHULUAN Pelaksanaan

Lebih terperinci

Irnin Agustina D.A.,M.Pd Universitas Indraprasta PGRI irnien.wordpress.com

Irnin Agustina D.A.,M.Pd Universitas Indraprasta PGRI irnien.wordpress.com Irnin Agustina D.A.,M.Pd Universitas Indraprasta PGRI am_nien@yahoo.co.id irnien.wordpress.com fungsi utama laboratorium fisika sekolah adalah sebagai salah satu sumber belajar fisika di sekolah atau sebagai

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1993

Fisika EBTANAS Tahun 1993 Fisika EBTANA Tahun 1993 EBTANA-93-01 Dimensi konstanta pegas adalah A. L T 1 B. M T C. M L T 1 D. M L T M L T 1 EBTANA-93-0 Perhatikan kelima grafik hubungan antara jarak a dan waktu t berikut ini. t

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini terdiri dari penelitian yang terdahulu. Sebagai bahan perbandingan peneliti mengkaji beberapa penelitian terdahulu untuk menghindari kesamaan

Lebih terperinci

1. 2ADALAH JIKA GESEKAN... KATROL DIABAIKAN DAN TEGANGAN TALI T = 10 DYNE, MAKA BERAT BENDA W 1 DAN W

1. 2ADALAH JIKA GESEKAN... KATROL DIABAIKAN DAN TEGANGAN TALI T = 10 DYNE, MAKA BERAT BENDA W 1 DAN W 1. 2ADALAH JIKA GESEKAN... KATROL DIABAIKAN DAN TEGANGAN TALI T = 10 DYNE, MAKA BERAT BENDA W 1 DAN W 1. 2Jika gesekan adalah... katrol diabaikan dan tegangan tali T = 10 dyne, maka berat benda W 1 dan

Lebih terperinci

146 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

146 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN STAND ALAT PERAGA SISTEM WIPER WASHER GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TKR DI SMK MA ARIF 2 GOMBONG TAHUN 2015/2016 Oleh : Pradipta Yafi Atprivema, Bambang

Lebih terperinci

1. 2adalah Jika gesekan... katrol diabaikan dan tegangan tali T = 10 dyne, maka berat benda W 1 dan W

1. 2adalah Jika gesekan... katrol diabaikan dan tegangan tali T = 10 dyne, maka berat benda W 1 dan W 1. 2adalah Jika gesekan... katrol diabaikan dan tegangan tali T = 10 dyne, maka berat benda W 1 dan W A. W 1 = W 2 = 10 dyne B. W 1 = W 2 = 10 dyne C. W 1 = W 2 = 5 dyne Kunci : D D. W 1 = 10 dyne W 2

Lebih terperinci

SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009 SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009 Mata Pelajaran : IPA - Fisika 1. Perhatikan tabel berikut! No. Nama Besaran Satuan Alat Ukur 1. Panjang kilometer Mistar 2. Massa kilogram Neraca 3. Waktu jam

Lebih terperinci

PROFIL LABORATORIUM IPA DI MTs NEGERI SURAKARTA II DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2014/ 2015

PROFIL LABORATORIUM IPA DI MTs NEGERI SURAKARTA II DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2014/ 2015 PROFIL LABORATORIUM IPA DI MTs NEGERI SURAKARTA II DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN FISIKA

DESKRIPSI PEMELAJARAN FISIKA MATA DIKLAT : FISIKA TUJUAN : 1. Menggunakan pengetahuan fisika dalam kehidupan sehari-hari 2. Memiliki kemampuan dasar fisika untuk mengembangkan kemampuan dibidang teknologi bangunan gedung KOMPETENSI

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan pembelajaran Teknik. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

SILABUS. Kegiatan pembelajaran Teknik. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur. SILABUS Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran : MADRASAH ALIYAH NEGERI BAYAH : X (Sepuluh) / 1 (Satu) : FISIKA 1. Standar Kompetensi: 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. Kompetensi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN TATA LETAK DAN TATA RUANG LABORATORIUM FISIKA BERDASARKAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA DI SMAN KOTA MAKASSAR WILAYAH BARAT

ANALISIS PENGELOLAAN TATA LETAK DAN TATA RUANG LABORATORIUM FISIKA BERDASARKAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA DI SMAN KOTA MAKASSAR WILAYAH BARAT ANALISIS PENGELOLAAN TATA LETAK DAN TATA RUANG LABORATORIUM FISIKA BERDASARKAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA DI SMAN KOTA MAKASSAR WILAYAH BARAT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA UNTUK SMK-MAK (PEMINATAN)

SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA UNTUK SMK-MAK (PEMINATAN) SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA UNTUK SMK-MAK (PEMINATAN) Satuan Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : FISIKA Kelas : X Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati

Lebih terperinci

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA (ESA 168)

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA (ESA 168) MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA (ESA 168) UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2018 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga buku Modul

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SARANA PENDIDIKAN IPA PASCA GEMPA OLEH GURU SMA NEGERI 1 PIYUNGAN DAN SMA MUH. PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL SKRIPSI

PEMANFAATAN SARANA PENDIDIKAN IPA PASCA GEMPA OLEH GURU SMA NEGERI 1 PIYUNGAN DAN SMA MUH. PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL SKRIPSI PEMANFAATAN SARANA PENDIDIKAN IPA PASCA GEMPA OLEH GURU SMA NEGERI 1 PIYUNGAN DAN SMA MUH. PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk

Lebih terperinci

KAJIAN STANDARISASI SARANA PRASARANA LABORATORIUM IPA BERDASARKAN PERMENDIKNAS NO. 24 TAHUN 2007 DI SMPN 4 SUMENEP

KAJIAN STANDARISASI SARANA PRASARANA LABORATORIUM IPA BERDASARKAN PERMENDIKNAS NO. 24 TAHUN 2007 DI SMPN 4 SUMENEP KAJIAN STANDARISASI SARANA PRASARANA LABORATORIUM IPA BERDASARKAN PERMENDIKNAS NO. 24 TAHUN 2007 DI SMPN 4 SUMENEP M. Syaiful Rahman SMPN 4 Sumenep syaiful.rahman@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

STUDI TATA LETAK DAN TATA RUANG LABORATORIUM FISIKA BERDASARKAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA DI SMAN WILAYAH TIMUR KOTA MAKASSAR

STUDI TATA LETAK DAN TATA RUANG LABORATORIUM FISIKA BERDASARKAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA DI SMAN WILAYAH TIMUR KOTA MAKASSAR STUDI TATA LETAK DAN TATA RUANG LABORATORIUM FISIKA BERDASARKAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA DI SMAN WILAYAH TIMUR KOTA MAKASSAR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

SILABUS. Mengidentifikasi fungsi dan bagian alat optik pada mata dan kacamata, kamera,

SILABUS. Mengidentifikasi fungsi dan bagian alat optik pada mata dan kacamata, kamera, Kelas/Semester/Th : X / 2 (dua) / 2013-2014 Standar Kompetensi : 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi 3.1 Menganalisis alatalat optik secara kualitatif dan kuantitatif

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMA... Kelas / Semester : X / 1 Mata Pelajaran : FISIKA 1. Standar : 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. 1.1 Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1988

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1988 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1988 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Jika gesekan katrol diabaikan dan tegangan

Lebih terperinci

52. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

52. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan 52. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis,

Lebih terperinci

KELAYAKAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DAN KUALIFIKASI GURU TEKNIK PEMESINAN SMK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

KELAYAKAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DAN KUALIFIKASI GURU TEKNIK PEMESINAN SMK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Kelayakan Sarana Prasarana (Diega Hirdiawan) 1 KELAYAKAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DAN KUALIFIKASI GURU TEKNIK PEMESINAN SMK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL FEASIBILITY OF INFRASTRUCTURE FACILITIES AND TEACHERS

Lebih terperinci

Harga Laboratorium Fisika

Harga Laboratorium Fisika Alat difusi gas 112.500 Alat difusi zat cair 112.500 Alat konduksi kalor 84.375 alat konveksi gas-kotak asap 180.000 alat konveksi zat cair 243.750 Alat Melde 535.500 alat muai zat cair (Dilatometer) ex

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Langkahlangkah

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Langkahlangkah SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-115 Nama Mata Kuliah : Praktikum Fisika Jumlah SKS : 1 Semester : II Mata Kuliah Pra Syarat : TKI-103 Fisika Dasar Deskripsi Mata

Lebih terperinci

Kisi kisi Pedagogi dan Profesional Mapel Fisika SMA

Kisi kisi Pedagogi dan Profesional Mapel Fisika SMA Kisi kisi Pedagogi dan Fisika SMA Pedagogik 1. 1. Menguasai peserta didik dari aspek fisik,moral, spiritual, sosial, kultural,emosional, dan intelektual. 1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam

Lebih terperinci

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur. SILABUS Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester SMA Dwija Praja Pekalongan FISIKA X (Sepuluh) 1 (Satu) Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. Kompetensi 1.1 Mengukur

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL FISIKA OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL (OSTN) SMK SBI JATENG TAHUN 2009

KISI-KISI SOAL FISIKA OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL (OSTN) SMK SBI JATENG TAHUN 2009 SESI PERTAMA 50 SOAL PILIHAN GANDA WAKTU 120 MENIT MEKANIKA (60%) SK : Hukum - Hukum Newton KISI-KISI SOAL FISIKA OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL (OSTN) SMK SBI JATENG TAHUN 2009 1 Menguasai Hukum Newton

Lebih terperinci

KARTU SOAL DAN SPESIFIKASI SOAL UJIAN PRAKTIK SMA NEGERI 78 JAKARTA

KARTU SOAL DAN SPESIFIKASI SOAL UJIAN PRAKTIK SMA NEGERI 78 JAKARTA KARTU SOAL DAN SPESIFIKASI SOAL UJIAN PRAKTIK SMA NEGERI 78 JAKARTA Mata Pelajaran : Fisika Nomor Soal :1 Standar Komeptensi Lulusan: Memahami prisnsip pengukuran dan melakukan pengukuran besaran fisika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2)

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2) 1 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu; Mengamati dan memahami proses perubahan energi listrik menjadi kalor. Menghitung faktor konversi energi listrik menjadi kalor. 1.2 Dasar

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN JUDUL MATA KULIAH : FISIKA DASAR NOMOR KODE / SKS : FIS 101 / 3(2-3) DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah Fisika Dasar ini diberikan di TPB untuk membekali seluruh mahasiswa

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Fisika Untuk Paket C Program IPA

10. Mata Pelajaran Fisika Untuk Paket C Program IPA 10. Mata Pelajaran Fisika Untuk Paket C Program IPA A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN e-pemantauan dan Evaluasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Nama

Lebih terperinci

SILABUS Mata Pelajaran : Fisika

SILABUS Mata Pelajaran : Fisika SILABUS Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI/1 Standar Kompetensi: 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik Kompetensi Dasar Alokasi per Semester: 72 jam

Lebih terperinci

dan penggunaan angka penting ( pembacaan jangka sorong / mikrometer sekrup ) 2. Operasi vektor ( penjumlahan / pengurangan vektor )

dan penggunaan angka penting ( pembacaan jangka sorong / mikrometer sekrup ) 2. Operasi vektor ( penjumlahan / pengurangan vektor ) 1. 2. Memahami prinsipprinsip pengukuran dan melakukan pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung secara cermat, teliti, dan obyektif Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam

Lebih terperinci

KLASIFIKASI ALAT PERAGA IPA SMA TAHUN 2014 a. Laboratorium Kimia SMA No.

KLASIFIKASI ALAT PERAGA IPA SMA TAHUN 2014 a. Laboratorium Kimia SMA No. KLASIFIKASI ALAT PERAGA IPA SMA TAHUN 2014 a. Laboratorium Kimia SMA Urut No (sesuai Peralatan Jenis Urut Juknis) Alat 1 Peralatan Pendidikan 1.1 1.1 Botol Zat Deskripsi Bertutup. Volume : 100 ml, 250

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata Kuliah : Fisika Kode/SKS : FIS 100 / 3 (2-3) Deskrisi : Mata Kuliah Fisika A ini diberikan untuk mayor yang berbasis IPA tetapi tidak memerlukan dasar fisika yang

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata Kuliah : Fisika Umum Kode/SKS : FIS 102 / 2 (2-0) Deskrisi : Mata Kuliah Fisika A ini diberikan untuk mayor yang berbasis IPA tetapi tidak memerlukan dasar fisika

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PRAKTIK PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN

KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PRAKTIK PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN 121 KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PRAKTIK PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN Yusro 1, Nana Sumarna 2, Ridwan A. M. Noor 3 Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No.229

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA

SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA Satuan Pendidikan Kelas /Semester Kompetensi Inti: : SMA : X KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,

Lebih terperinci

BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN

BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN A. RINGKASAN MATERI Besaran didefinisikan dengan dua cara, yaitu definisi besaran secara umum dan secara fisika. Definisi besaran secara umum adalah segala sesuatu

Lebih terperinci

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM KOMPUTER BANGUNAN DI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 SEDAYU

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM KOMPUTER BANGUNAN DI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 SEDAYU Studi Kelayakan Sarana... (Muh Bahrul Ulum Al Karimi) 1 STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM KOMPUTER BANGUNAN DI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 SEDAYU FEASIBILITY STUDY OF

Lebih terperinci

DESKRIPSI PEMELAJARAN FISIKA

DESKRIPSI PEMELAJARAN FISIKA DESKRIPSI PEMELAJARAN MATA DIKLAT : FISIKA Tujuan : 1. Menggunakan pengetahuan fisika dalam kehidupan sehari-hari 2. Memiliki kemampuan dasar fisika untuk mengembangkan kemampuan dibidang teknologi informasi

Lebih terperinci

BERKAS SOAL OLIMPIADE BIDANG STUDI FISIKA

BERKAS SOAL OLIMPIADE BIDANG STUDI FISIKA BERKAS SOAL OLIMPIADE BIDANG STUDI FISIKA KOMPETISI SAINS MADRASAH (KSM) 2014 PROVINSI JAWA TIMUR SURABAYA, 2014 1. Besaran turunan dan satuannya menurut Sistem Internasional (SI) yang benar pada tabel

Lebih terperinci

TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika MENERAPKAN KONSEP USAHA DAN ENERGI Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Indikator : 1. Konsep usaha sebagai hasil

Lebih terperinci

itu menunjukan keadaan obyek sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh perasaan pengukur atau suasana sekitar tempat mengukur pada saat itu.

itu menunjukan keadaan obyek sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh perasaan pengukur atau suasana sekitar tempat mengukur pada saat itu. PENGUKURAN Sifat-sifat fisis suatu benda dapat dipelajari secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk mempelajari sifat dan keadaan benda secara kuantitatif diperlukan pengukuran. Perhatikan gambar berikut

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MATAPELAJARAN FISIKA SEMESTER GASAL KELAS X. No KD Indikator MATERI Alokasi Waktu Ket

PROGRAM TAHUNAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MATAPELAJARAN FISIKA SEMESTER GASAL KELAS X. No KD Indikator MATERI Alokasi Waktu Ket SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MATAPELAJARAN FISIKA SEMESTER GASAL KELAS X 1 1.1 1.1.1. 1. Pengertian dan definisi besaran pokok dan 1.1.2. besaran turunan 1.1.3. 2. Jenis-jenis besaran pokok dan besaran turunan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PERALATAN BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM ARTIKEL

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PERALATAN BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM ARTIKEL OPTIMALISASI PEMANFAATAN PERALATAN BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM ARTIKEL Oleh Agus Triyatno NIM. 11503247007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP

OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP Materi Pokok 1. Besaran Satuan dan Pengukuran Sub Materi Indikator Pokok 1.1. Besaran Mengidentifikasi dan mengklasifikasi besaran-besaran

Lebih terperinci

61. Mata Pelajaran Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

61. Mata Pelajaran Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) 61. Mata Pelajaran Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari

Lebih terperinci

SMP. Satuan SI / MKS. 1 Panjang meter m centimeter cm 2 Massa kilogram kg gram g 3 Waktu detik s detik s 4 Suhu kelvin K Kelvin K 5 Kuat arus listrik

SMP. Satuan SI / MKS. 1 Panjang meter m centimeter cm 2 Massa kilogram kg gram g 3 Waktu detik s detik s 4 Suhu kelvin K Kelvin K 5 Kuat arus listrik JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VII (TUJUH) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) BESARAN DAN PENGUKURAN Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Mahasiswa memiliki pengetahuan prosedural mengenai pengukuran.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Mahasiswa memiliki pengetahuan prosedural mengenai pengukuran. Topik/Pokok Bahasan 1 1 Pengantar perkuliahan Besaran dan Pengukuran Besaran Sat Pengukuran Topik/Pokok Bahasan 2 2 Gerak dan gaya Gerak benda Gaya tarik/dorong Gravitasi Energi mekanik Energi potensial

Lebih terperinci

Pendalaman materi prediksi Ujian Nasional SMP 62 Jakarta - SW Page 1

Pendalaman materi prediksi Ujian Nasional SMP 62 Jakarta - SW Page 1 SOAL LATIHAN (PREDIKSI UN 2013) Pilihlah jawaban yang benar. 1. Perhatikan tabel berikut! No Besaran Satuan Alat ukur 1 Berat kg Neraca 2 Panjang meter Mistar 3 Suhu celcius Termometer 4 Waktu sekon Arloji

Lebih terperinci

D. massa E. volume. D. mhv E. h/(mv) 3. Warna-warna yang tampak pada gelembung sabun menunjukkan gejala : A. diraksi B. refraksi C.

D. massa E. volume. D. mhv E. h/(mv) 3. Warna-warna yang tampak pada gelembung sabun menunjukkan gejala : A. diraksi B. refraksi C. 1. Besaran-besaran dibawah ini yang TIDAK merupakan besaran turunan adalah : A. momentum B. kecepatan C. gaya D. massa E. volume 2. Sebuah partikel yang mempunyai massa m bergerak dengan kecepatan v. Jika

Lebih terperinci

Laporan Praktikum IPA Modul 6. Gelombang

Laporan Praktikum IPA Modul 6. Gelombang Laporan Praktikum IPA Modul 6. Gelombang Kegiatan Praktikum 1: Jenis dan Bentuk Gelombang 1.Percobaan jenis-jenis gelombang a. Hasil Pengamatan Pada saat slinki diusik dengan cara menggerak-gerakkan ujung

Lebih terperinci

BAB I BESARAN DAN SATUAN

BAB I BESARAN DAN SATUAN BAB I BESARAN DAN SATUAN Kompetensi Inti Memahami pengetahuan faktual, konseptual dan procedural dengan cara mengamati, mengaitkan, mempertanyakan, menalar induktif, dan mencoba berdasarkan rasa ingin

Lebih terperinci

PROGRAM SEMESTER GASAL 2011 / 2012 MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X

PROGRAM SEMESTER GASAL 2011 / 2012 MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X PROGRAM SEMESTER GASAL 2011 / 2012 MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X 1 1.1 1.2 2 2.1 2.2 Materi / Sub Materi 1. Pengertian dan definisi besaran pokok dan besaran turunan 2. Jenis-jenis besaran pokok dan besaran

Lebih terperinci

LAPORAN PERCOBAAN 1 GAYA PADA BIDANG MIRING

LAPORAN PERCOBAAN 1 GAYA PADA BIDANG MIRING 1. JUDUL LAPORAN PERCOBAAN 1 GAYA PADA BIDANG MIRING 2. LATAR BELAKANG 3. TUJUAN Menyelidiki sifat gaya-gaya mekanis pada bidang miring 4. RUMUSAN MASALAH Bagimana sifat gaya-gaya mekanis pada bidang miring?

Lebih terperinci

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian dan di Laboratorium

Lebih terperinci

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD. Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd.

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD. Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd. SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU 2011 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2007

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2007 1. Suatu segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat yang berbeda panjang 0,42 cm, lebar 0,5 cm. Maka luas segi empat tersebut dengan penulisan angka penting 2. adalah... A. 0,41 B. 0,21 C. 0,20

Lebih terperinci