HASIL DAN PEMBAHASAN. 107º Bujur Timur (BT) dan 6,55º Lintang Selatan (LS). Secara administratif

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN. 107º Bujur Timur (BT) dan 6,55º Lintang Selatan (LS). Secara administratif"

Transkripsi

1 34 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Kota Bandung merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur (BT) dan 6,55º Lintang Selatan (LS). Secara administratif berbatasan dengan daerah lainnya, yaitu: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat (KBB) 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Kondisi ini menjadikan Kota Bandung berada pada lokasi yang strategis yang pada akhirnya berimplikasi terhadap potensi perekonomian. Kota Bandung menjadi tempat wisata bagi warga daerah di sekitar Jabodetabek dan Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang). Banyaknya wisatawan dari luar negeri dan luar daerah yang bercampur mengakibatkan terbentuknya gaya hidup metropolitan, diantaranya perbaikan taraf hidup dan perubahan pola konsumsi yang mengarah pada protein hewani asal ternak (daging, telur, dan susu). Permintaan sapi terus bertambah seiring dengan peningkatan konsumsi daging sapi di wilayah konsumen, yakni Jabodetabek dan Bandung Raya. Dampak dari kondisi ini adalah terjadi peningkatan permintaan protein hewani asal ternak, khusunya daging sapi. Namun, disisi lain laju penyediaan daging sapi tidak mampu memenuhi permintaan tersebut. Hal itu berujung pada

2 35 dikeluarkannya kebijakan impor sapi bakalan dari Australia untuk memenuhi permintaaan sapi dan daging sapi bagi konsumen. Kebijakan Pemerintah untuk mengimpor sapi bakalan dari Australia harus didukung oleh infrastuktur yang mendukung, seperti kandang di perusahaan feedlot harus sesuai dengan standar Australia dan Rumah Potong Hewan (RPH) sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Australia melalui Department of Agriculture, Fish and Forestry Australia (DAFF). Wilayah Jawa Barat memiliki 22 RPH ESCAS (Exporter Supply Chain Assurance System) dan 9 RPH Non-ESCAS (Tawaf, dkk, 2014). Pemerintah Kota Bandung sendiri memiliki 2 RPH ESCAS sebagai penyedia jasa pemotongan guna memenuhi permintaan konsumen akan sapi siap potong, yaitu RPH Ciroyom yang beralamat di Jalan Arjuna No. 45, Bandung dan RPH Cirangrang berada di Jalan Kopo Cirangrang No. 38, Bandung. Pengelolaan kedua RPH tersebut berada dibawah Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. Jumlah pemotongan sapi di RPH Ciroyom rata-rata ekor sapi impor per hari, sedangkan sapi lokal sebanyak 5-10 ekor setiap minggunya. RPH Cirangrang melakukan pemotongan rata-rata ekor per hari dan tidak ada pemotongan sapi lokal. Jenis sapi impor yang biasa dipotong di RPH adalah Australian Commercial Cross (ACC) dan sapi lokal hasil Inseminasi Buatan (IB). Dalam hal penyediaan sapi impor, pihak RPH Ciroyom bekerjasama dengan PT. Santosa Agrindo (Santori) dan RPH Cirangrang bekerja sama dengan PT. Lembu Jantan Perkasa (LJP). Berikut data jumlah pemotongan sapi di RPH Ciroyom dan Cirangrang selama 6 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.

3 36 Tabel 2. Jumlah Pemotongan di RPH Ciroyom dan Cirangrang Tahun No RPH Tahun Ciroyom 7,347 7,600 10,404 12,493 11,396 15,207 2 Cirangrang 16,960 16,107 15,461 5,707 8,628 10,969 Jumlah (ekor) 24,307 23,707 25,865 18,200 20,024 26,176 Sumber: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, 2015 Berdasarkan Tabel 2. jumlah pemotongan sapi yang dilakukan di RPH Pemerintah Kota Bandung terjadi peningkatan dari tahun 2009 hingga 2011, namun pada tahun 2012 mengalami penurunan jumlah pemotongan sebesar ekor. Hal itu akibat di berlakukannya penghentian ekspor sapi bakalan oleh Australia karena terjadi pelanggaran animal welfare yang dilakukan oknum RPH di Indonesia. Selain itu, akibat dari stop impor sapi bakalan maka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging sapi terjadi pemotongan sapi lokal secara besar-besaran. Akhirnya terjadi peningkatan jumlah pemotongan sapi dari tahun 2013 sampai 2014, jumlahnya mencapai ekor. Jumlah pemotongan sapi impor di RPH cenderung konstan setiap harinya, namun terjadi peningkatan permintaan sapi cukup banyak yaitu pada saat sebelum Ramadhan, selama Ramadhan, sebelum Idul Fitri, dan setelah Idul Fitri. Berdasarkan Ilustrasi 2. dapat dijelaskan bahwa jumlah pemotongan sapi impor di RPH Tanggal 1 Juni 2015 atau hari ke-1 penelitian, pemotongannnya cenderung stabil. Pada saat menjelang Ramadhan atau biasa disebut munggahan yaitu hari ke-14 jumlah pemotongan sapi impor meningkat tajam dibandingkan hari sebelumnya, kemudian hari ke-18 jumlah permintaan sapi impor oleh pemotong mengalami penuruan drastis karena jumlah stock daging sapi di pedagang masih ada dari sisa pemotongan hari sebelumnya. Pemotongan normal lagi dari hari ke 20 sampai ke 40 atau seminggu

4 Jumlah Pemotongan (ekor) 37 sebelum Idul Fitri. Puncak pemotongan atau permintaan sapi impor para pemotong yaitu pada hari ke 44 atau tanggal 14 Juli 2015, yaitu 3 hari menjelang Idul Fitri sebanyak 270 ekor sapi impor. Tingginya jumlah pemotongan ini dipengaruhi oleh perilaku konsumen daging sapi, seperti penyediaan paket daging dan Idul Fitri. Pemotongan kembali normal saat seminggu setelah Idul Fitri Hari ke- Ilustrasi 2. Grafik Jumlah Pemotongan Sapi Impor di RPH milik Pemerintah Kota Bandung Pemotongan dan penyediaan daging sapi tidak terlepas dari peran orang-orang yang terlibat dalam bisnis sapi di tingkat hilir ini. Orang-orang yang terlibat di RPH biasa dikenal dengan istilah pemotong atau jagal. Jagal sapi biasa disebut juga sebagai konsumen sapi siap potong atau sebelum konsumen akhir yaitu Rumah Tangga dan HOREKA (Hotel Restoran, dan Katering). Jagal membeli sapi dari perusahaan feedlot sebagai penyedian sapi impor siap potong atau bisa juga membeli melalui jasa bandar sapi yang berada di RPH. Pemotong sapi di RPH cukup banyak,

5 38 namun yang selalu memotong sapi setiap hari berjumlah 20 orang pemotong. Responden atau pemotong sapi di RPH Ciroyom berjumlah 15 orang dan responden di RPH Cirangrang sebanyak 5 orang, sehingga secara keseluruhan jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 20 orang. Profil identitas responden atau jagal dapat dilihat pada Lampiran 1. Adapun karakteristik atau identitas dari para responden adalah sebagai berikut : A. Umur Responden Umur responden akan mempengaruhi bagaimana cara melakukan kegiatan usaha pemotongan sapi dan transaksi jual beli daging kepada konsumen di pasar. Umur pemotong yang masih produktif akan menunjang dalam keberhasilan usaha yang dijalankan. Menurut Herliawati (2007), kelompok umur produktif merupakan sumber tenaga yang produktif sehingga diharapkan mampu mengembangkan usahanya. Umur responden bervariasi, yaitu mulai umur 36 sampai 58 tahun. Kelompok umur produktif akan dapat bekerja dengan baik sehingga dapat memperhitungkan keuntungan usaha yang akan diperoleh. Pada usia produktif, pemotong akan mencoba hal-hal baru yang dapat meningkatkan pendapatan mereka terutama saat pembelian sapi impor siap potong, karena jika salah perhitungan ketika membeli sapi maka akan merugikan pemotong itu sendiri. Selain itu, para pemotong juga menjual sapi yang telah disembelih ke pasar-pasar di Wilayah Kota Bandung dan sekitarnya. Usia dari setiap responden dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Persentase Kelompok Umur Responden Klasifikasi Umur Jumlah (orang) Persentase Tahun 17 85% >55 Tahun 3 15% Jumlah %

6 39 Seseorang termasuk ke dalam golongan umur produktif akan memiliki motivasi yang tinggi dalam dirinya sehingga akan berusaha untuk lebih maju dalam segala hal yang dikerjakan untuk medapatkan hasil yang lebih baik (Adiwilaga, 1982). Umur tahun merupakan usia produktif, sedangkan umur 1-14 tahun dan di atas 55 tahun usia non produktif (Chandriyanti, 2000). Kelompok usia produktif akan dapat bekerja dengan baik sehingga keuntungan usaha yang diperoleh diharapkan maksimal. Pada golongan usia produktif biasanya seseorang lebih aktif dalam melakukan aktivitas seperti pemilihan sapi, penjualan daging sapi, dan lainlain. Sejalan dengan pernyataan tersebut, jika dilihat pada Tabel 3. terlihat bahwa sebagian besar umur responden termasuk ke dalam usia produktif yaitu sebesar 85% atau 17 responden yang berumur antara 15 sampai 55 tahun dan 15% saja yang termasuk usia non produktif yaitu berumur di atas 55 tahun. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang melakukan pemotongan sapi impor di RPH Ciroyom dan Cirangrang termasuk ke dalam golongan usia produktif. Pemotong yang termasuk dalam golongan usia produktif secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatkan kegiatan usaha yang dijalankannya, yaitu dalam komoditas sapi siap potong dan daging sapi. B. Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan merupakan lama pendidikan yang ditempuh responden pada bangku sekolah. Responden dengan pendidikan yang relatif tinggi akan cenderung terbuka menerima hal-hal yang baru. Tingkat pendidikan responden yang melakukan pemotongan sapi impor bisa dilihat pada Tabel 4.

7 40 Tabel 4. Persentase Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase Sekolah Dasar - - Sekolah Menengah Pertama 4 20 % Sekolah Menengah Atas % Perguruan Tinggi - - Jumlah % Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan Tabel 4. responden memiliki tingkat pendidikan minimal Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berjumlah 4 orang atau sebesar 20%. Pendidikan yang paling tinggi yang pernah ditempuh oleh para responden adalah setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) / STM, sebesar 80% atau sebanyak 16 orang dari keseluruhan responden. Tingkat pendidikan tersebut merupakan syarat penunjang dalam memperlancar suatu pekerjaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin baik juga tingkat pengetahuan dan penyerapan dalam aktivitas usaha. Tingkat pendidikan responden yang cukup tinggi, hal itu menunjukan bahwa pada umumnya para jagal telah memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan baik formal maupun non formal. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan non formal seperti mengikuti kursus, aktif dalam mengikuti pelatihan dari Dinas Peternakan atau pihak-pihak yang terkait sehingga jagal mendapatkan inovasi baru dan informasi-informasi baik mengenai teknologi, produksi, pemasaran, dan lain-lain.

8 41 C. Mata Pencaharian Mata pencaharian seluruh responden merupakan pemotong sapi atau konsumen sapi di RPH dan dagingnya dijual di pasar-pasar tradisional di sekitar Kota Bandung. Selain berdagang di pasar, ada beberapa responden mempunyai mata pencaharian sampingan seperti berdagang dan membuka rumah makan di rumahnya. Mata pencaharian responden dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Mata Pencaharian Responden Mata Pencaharian Jumlah (orang) Keterangan Utama (pemotong sapi) 17 - Utama dan Sampingan 3 Warung dan Rumah Makan Jumlah 20 Berdasarkan Tabel 5, semua mata pencaharian utama para responden sebagai pemotong sapi, namun ada 3 orang responden yang memiliki pekerjaan sampingan yaitu membuka tempat usaha rumah makan dan warung. Pekerjaan utama responden adalah sebagai pemotong atau konsumen sapi siap potong saat berada di RPH. Setelah membeli sapi dari pihak bandar atau perusahaan feedlot yang menyimpan sapi di RPH, kemudian responden menyembelih sapi tersebut melalui jasa tukang potong (modin) yang rata-rata berjumlah tiga orang. Selanjutnya karkas sapi dibawa ke pasar induk (Caringin dan Gedebage) dan pasar-pasar tradisional lainnya di sekitar Kota dan Kabupaten Bandung untuk dijual kepada masyarakat atau konsumen daging sapi, tetapi ada juga yang dijual kembali kepada pedagang kecil disekitar pasar. Beberapa responden memiliki pekerjaan sampingan, seperti membuka warung dan rumah makan. Pekerjaan sampingan tersebut dikelola oleh istrinya untuk menambah penghasilan keluarga dan mengisi waktu kosong selama istri ada di rumah.

9 42 D. Pengalaman Berdagang Responden Suatu usaha akan berjalan dengan baik ditentukan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang menentukan maju mundurnya usaha adalah pengalaman, yaitu lamanya seseorang berkecimpung dalam usaha yang dilakukannya. Pengalaman merupakan guru yang baik yang menjadi sumber pengetahuan dan merupakan suatu cara untuk mendapatkan kebenaran (Notoatmomodjo, 2005). Pengalaman menjadi pemotong atau jagal menunjukan lamanya seseorang dalam usaha pada komoditas sapi. Pengalaman responden tersebut dapat mempengaruhi keterampilan mereka dalam mengelola usaha pada daging sapi, sehingga pemotong yang mempunyai pengalaman lebih lama, relatif akan lebih mampu dalam mengelola usaha daging sapi dibandingkan pemotong yang memiliki pengalaman kurang. Berikut Tabel 6, menyajikan lama pengalaman menjadi pemotong sapi dalam satuan tahun dari masing-masing responden yang melakukan pemotongan sapi di RPH Ciroyom dan Cirangrang. Tabel 6. Pengalaman Berdagang Responden Klasifikasi Pengalaman (tahun) Jumlah (orang) Persentase % % % % % Jumlah % Berdasarkan Tabel 6, pengalaman berdagang dari responden atau pemotong sapi lebih dominan antara 11 hingga 15 tahun atau 35% dari keseluruhan pengalaman bekerja para responden. Pengalaman menjadi pemotong ada yang sudah lama, yakni

10 43 hampir tahun sebanyak 3 orang atau 15% dari keseluruhan responden. Biasanya responden yang sudah berpengalaman lama dibidang pemotongan sapi sudah menjadi pedagang besar di pasar induk. Tingkat pengalaman yang tinggi diharapkan akan mengembangkan usaha seseorang sebab orang tersebut akan semakin mengetahui seluk-beluk dari usaha yang dijalankannya. Menurut Herlawati (2007), suatu usaha akan berjalan dengan baik ditentukan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang menentukan maju mundurnya usaha adalah pengalaman, yaitu lamanya seseorang berkecimpung dalam usaha yang dilakukannya. 4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemotongan Sapi Impor di RPH Pemerintah Kota Bandung Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis model yang dibangun melalui beberapa tahapan. Adapun tahapan kegiatan dalam analisis model untuk pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Penetapan model 2. Estimasi koefisien variabel dalam model analisis fungsi regresi berganda Penetapan Model Penetapan model bertujuan untuk melihat kemampuan (Goodness of Fit) model persamaan yang dibangun dalam hal menjelaskan variasi variabel terikat (dependent) terhadap variabel bebas (independent) dengan metode pendugaan yang digunakan adalah metode OLS (Ordinary Least Square). Untuk pemberlakuan metode tersebut, ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi yaitu: pengujian multikolinieritas, autokorelasi, dan heterokedastis. Berikut hasil pengujian multikolinieritas, autokorelasi, dan heterokedastis:

11 44 A. Pengujian Multikolinieritas Pengujian multikolinieritas bertujuan agar variabel independen yang digunakan tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Analisis mengenai uji multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance, untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 7. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya masalah multikolonieritas dalm suatu model adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10 (Ghozali, 2013). Hasil pengujian antar variabel pada Tabel 7 menyatakan bahwa model yang digunakan tidak terdapat masalah multikolinieritas pada setiap variabel. Hal itu dapat dilihat bahwa nilai VIF dari empat variabel tidak ada yang lebih dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 sehingga model dikatakan baik dan tidak melanggar multikolinieritas, kemudian dapat dilakukan analisis berikutnya. Tabel 7. Nilai Tolerance dan VIF Variabel Tolerance VIF Konstanta - - X 1 0,453 2,208 X 2 0,479 2,086 X 3 0,280 3,566 X 4 0,890 1,124 B. Pengujian Autokorelasi Pengujian autokorelasi bertujuan untuk mengetahui adanya autokorelasi di dalam model jumlah pemotongan sapi impor di RPH pemerintah Kota Bandung, sehingga dilakukan uji Durbin-Watson. Nilai d yang didapat dari hasil Uji Durbin- Watson yang didapat adalah sebesar 1,209. Menurut pendapat Sugiyono (1999), jika besarnya nilai d (Durbin-Watson) 5 maka dapat dikatakan terjadi autokorelasi

12 45 dalam model, sedangkan jika besar nilai d < 5 maka tidak terdapat autokorelasi antar kesalahan pengganggu yang satu dengan yang lainnya. Pernyataan tersebut menerangkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi dalam model. C. Pengujian Heterokedastis Pengujian heterokedastis bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heterokedastis yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Model regresi yang baik adalah memilki distribusi normal atau mendekati normal. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heterokedastis. Metode pengujian yang digunakan adalah melihat pola grafik regresi. Pendeteksian heteroskeditas pada model regresi jumlah pemotongan sapi impor yaitu menggunakan metode grafik p-plot, histogram, dan grafik scatterplot yang dapat dilihat pada Lampiran 6. Dapat dilihat pada grafik histogram membentuk gambar seperti lonceng, persebaran titik-titik scatterplot tidak membentuk suatu pola tertentu, dan pada grafik p-plot titik-titik menyebar mengikuti garis plot normal. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa dalam model jumlah pemotongan sapi impor normal dan tidak terjadi masalah heteroskeditas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi masalah heteroskeditas (Ghozali, 2005). Berdasarkan ketiga pengujian di atas menunjukkan besaran model pendugaan ini telah ditetapkan sebagai model yang dapat menggambarkan kondisi aktual. Oleh karena itu, langkah selanjutnya adalah estimasi koefisien variabel dalam model analisis regresi berganda non linier.

13 Estimasi Variabel Jumlah Pemotongan Sapi Impor di RPH Pemerintah Kota Bandung Fungsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda non linier dengan empat variabel bebas. Variabel bebas yang diamati yaitu berat badan sapi (X 1 ), harga sapi impor (X 2 ), harga sapi lokal (X 3 ), dan Dummy jenis kelamin (X 4 ). Berdasarkan keempat variabel tersebut akan dilihat berapa besar pengaruhnya terhadap Jumlah Pemotongan (Permintaan) Sapi Impor (Y). Pendugaan parameter pada fungsi persamaan, data akan diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk double logaritma (ln). Berdasarkan hasil pengolahan yang dilakukan, maka model penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 17,063 X -4,187 1 X 8,944 2 X -7,752 3 X 1,102 4 Model fungsi tersebut apabila dilinierkan menjadi: Ln Y = 17,063 4,187 Ln X 1 + 8,944 Ln X 2 7,752 Ln X 3 + 1,102 Ln X 4 Keterangan: Y X 1 X 2 X 3 X 4 : Jumlah Pemotongan Sapi Impor (ekor) : Berat Badan Sapi (Kg/ekor) : Harga Sapi Impor (Rp/ Kg Berat Hidup) : Harga Sapi Lokal (Rp/ Kg Berat Hidup) : Dummy Jenis Kelamin Kode Jantan : 1 Betina: 0 Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS 21.0 maka diperoleh hasil pendugaan fungsi seperti pada Tabel 8. Pada tabel nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,564. Artinya variabel bebas yang digunakan dalam model berpengaruh sebesar 56,4 % terhadap variabel terikat, sedangkan sisanya yaitu 43,6 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam model.

14 47 Tabel 8. Hasil Pendugaan Fungsi Regresi Variabel Koefisien Regresi T hitung R 2 Tolerance VIF Fhit Ttab Konstanta 17,063 0,626 0, ,806 1,672 X 1-4,187-3,418 0,453 2,208 X 2 8,944 3,282 0,479 2,086 X 3-7,752-3,873 0,280 3,566 X 4 1,102 5,522 0,890 1,124 Tabel 8. memperlihatkan bahwa nilai F hitung diperoleh sebesar 16,806, kemudian nilai F hitung dibandingkan dengan F tabel, nilai F tabel yang diperoleh dari tabel F untuk probabilitas 0,05 yaitu 2,77. Hal ini menunjukan bahwa F hitung > F tabel yang berarti H 0 di tolak sehingga variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel terikatnya. Variabel berat badan sapi impor, harga sapi impor, harga sapi lokal, dan jenis kelamin mempengaruhi secara bersama-sama (simultan) terhadap jumlah pemotongan sapi impor di RPH Kota Bandung. Pengujian satistik Uji-t menunjukan nilai T tab pada model adalah sebesar 1,672. Hasil uji-t untuk berat badan sapi menunjukan, bahwa secara parsial berat badan sapi (T hit - 3,418 < T tab 1,672) tidak berpengaruh nyata terhadap pemotongan sapi impor. Hasil uji-t untuk harga sapi impor, bahwa harga sapi impor secara parsial berpengaruh nyata terhadap permintaan atau pemotongan sapi di RPH (T hit 3,282 > T tab 1,672). Hasil uji-t untuk harga sapi lokal menunjukan bahwa sapi lokal secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap pemotongan sapi impor (T hit - 3,873 < T tab 1,672). Hasil uji-t untuk dummy jenis kelamin sapi, bahwa jenis kelamin (T hit 5,522 > T tab 1,672) secara parsial berpengaruh nyata terhadap jumlah pemotongan sapi impor yang dilakukan di RPH Pemerintah Kota Bandung.

15 48 Adapun estimasi koefisien variabel yang mempengaruhi jumlah pemotongan sapi impor adalah sebagai berikut: 1. Berat Badan Sapi (X 1 ) Berat badan sapi memiliki koefisien regresi sebesar -4,187 artinya dalam setiap kenaikan X 1 atau berat badan sapi sebesar satu persen, maka akan mengakibatkan penurunan jumlah pemotongan sebesar 4,187 persen. Berat badan sapi berpengaruh negatif terhadap jumlah pemotongan sapi impor yang dilakukan para jagal di RPH. Semakin berat bobot sapi maka akan semakin mahal juga biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen atau jagal. Berdasarkan uji t (α= 0,05), berat badan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah pemotongan sapi. Para jagal lebih mementingkan faktor lain dibanding dengan bobot sapi dalam melakukan pemotongan sapi di RPH Pemerintah Kota Bandung. Berat badan sapi akan mempengaruhi tingkat daya beli konsumen atau pemotong. Rata-rata bobot sapi yang dibeli oleh para pemotong berada dikisaran kg per ekor karena jika dikalkulasikan menjadi harga per ekor, nilai tersebut cukup terjangkau bagi para pemotong. Selain itu, jika responden membeli sapi dengan bobot diatas 500 kg, biasanya para pemotong mengalami kerugian, yaitu harga sapi menjadi mahal dan karkas sapi yang didapatkan lebih banyak lemak dibanding dagingnya. Kurva bobot badan sapi yang sering dipotong di RPH dapat dilihat pada Ilustrasi 3. Bobot badan sapi berhubungan langsung dengan harga sapi karena harga sapi per ekor didapat dari berat badan sapi dikali harga per kg bobot hidup sapi, sehingga besar kecilnya berat badan sapi berimplikasi terhadap tinggi rendahnya harga sapi per ekor dan permintaan sapi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sukirno (2002)

16 Bobot Badan Sapi 49 bahwa semakin tinggi harga suatu barang maka akan menurunkan permintaan barang tersebut, sebaliknya semakin rendah harga suatu barang maka akan meningkatkan permintaan akan barang tersebut Hari Ke- Ilustrasi 3. Grafik Bobot Badan Sapi yang dipotong di RPH Kota Bandung 2. Harga Sapi Impor (X 2 ) Harga sapi impor memiliki koefisien regresi sebesar 8,944. Harga sapi impor berpengaruh positif terhadap jumlah pemotongan sapi impor sesuai dengan hipotesis awal. Berdasarkan uji t, harga sapi impor berpengaruh nyata terhadap jumlah pemotongan sapi impor (t hit 8,944 > 1,672). Kegiatan pemotongan sapi di RPH di dominasi oleh sapi impor dibandingkan sapi lokal, dengan perbandingan 98,4% sapi impor dan 5,2% sapi lokal (Disnak Kota Bandung, 2015). Hal itu bisa mengindikasikan bahwa sapi impor merupakan barang pengganti (subtitusi) dari sapi lokal yang harganya semakin mahal. Pemotongan sapi di RPH Kota Bandung lebih

17 Rp / kg BB Hidup 50 banyak sapi impor karena dari sisi harga cukup terjangkau dan konsumen bisa memperoleh keuntungan dari hasil penjualan dagingnya yang relatif banyak. Harga sapi impor yang lebih rendah dibanding sapi lokal mengakibatkan permintaannya meningkat terus setiap waktu. Hal itu sesuai dengan hukum permintaan yang diungkapkan Sukirno (2002) bahwa semakin rendah harga suatu barang maka akan meningkatkan permintaan barang tersebut, sebaliknya semakin tinggi harga barang akan menurunkan permintaan akan barang tersebut. Sehingga apabila terjadi peningkatan harga sapi lokal maka akan berpengaruh signifikan terhadap meningkatnya permintaan sapi impor di RPH. 45,000 44,000 43,000 42,000 41,000 40,000 39,000 38, Hari Ilustrasi 4. Grafik Harga Sapi Impor di RPH Pemerintah Kota Bandung. Pada waktu tertentu, dalam hal ini pada saat bulan Ramadhan dan menjelang hari raya (Idul Fitri), permintaan sapi mengalami peningkatan cukup tinggi sehingga mengakibatkan harga daging sapi di pasar semakin mahal. Fenomena naiknya permintaan saat bulan tersebut merupakan kenaikan reguler setiap tahunnya dan tidak akan menurun lagi pada bulan-bulan setelah Idul Fitri. Berdasarkan Ilustrasi 4, Harga terendah sapi impor berada pada harga Rp atau hari ke-19 beberapa hari

18 51 setelah munggahan, sedangkan harga tertinggi sapi hari ke-59 sebesar Rp harga sapi tersebut tidak mengalami penurunan yang signifikan setelah Idul Fitri. Hal itu sesuai dengan penyataan Ilham (2001), seandainya harga sapi siap potong menurun setelah hari raya Idul Fitri, harga sapi tidak akan sama atau lebih rendah dari harga sebelum Idul Fitri. Hal itu juga terjadi di RPH Pemerintah Kota Bandung, yaitu adanya peningkatan harga dari sebelum Ramadhan hingga setelah hari raya atau Idul Fitri. Harga sapi kembali menurun beberapa minggu setelah Idul Fitri, namun turunnya harga sapi potong tidak terlalu signifikan sehingga berimplikasi juga terhadap harga daging yang dibeli konsumen akhir menjadi mahal. 3. Harga Sapi Lokal (X3) Harga sapi lokal memiliki koefisien regresi sebesar -7,752 artinya dalam setiap kenaikan X 3 atau harga sapi lokal sebesar satu persen, maka akan mengakibatkan penurunan jumlah pemotongan sebesar 7,752 persen. Harga sapi lokal berpengaruh negatif terhadap jumlah pemotongan sapi impor di RPH Pemerintah Kota Bandung. Hal itu menunjukan bahwa semakin mahal harga sapi lokal (Rp/Kg Bobot Hidup) maka permintaan jagal terhadap sapi lokal akan semakin menurun karena biaya yang dikeluarkan dalam pembelian sapi lebih besar dibandingkan keuntungan yang didapatkan para jagal. Berdasarkan fakta di lapangan, jika harga sapi lokal naik maka permintaan akan turun karena ada subtitusi dari sapi lokal, yakni sapi impor yang harganya lebih murah. Akhirnya, jumlah pemotongan sapi yang terjadi di RPH Pemerintah Kota Bandung lebih banyak sapi Impor dibandingkan sapi lokal. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Sukirno (2002), bahwa jika barang pengganti (subtitusi) bertambah murah, maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan permintaan.

19 Harga 52 Berdasarkan Ilustrasi 5. dapat dilihat bahwa harga sapi lokal siap potong di RPH Pemerintah Kota Bandung saat bulan Juni atau sebelum munggahan berkisar antara Rp sampai Rp kemudian pada dua hari menjelang Ramadhan meningkat lagi menjadi Rp harga tetap cenderung stabil hingga beberapa hari selanjutnya. Menjelang idul fitri harga sapi lokal naik lagi menjadi Rp hal ini mengakibatkan harga daging di tingkat pasar melonjak tajam hingga Rp Harga sapi lokal yang tak kunjung turun dan tetap lebih mahal dari sapi impor mengakibatkan permintaannya semakin menurun terus menerus dan para pemotong sekarang lebih banyak membeli sapi impor karena harganya lebih murah. 47,000 46,000 45,000 44,000 43,000 42,000 41,000 40,000 39,000 38, Hari Ilustrasi 5. Grafik Harga Sapi Lokal di RPH Pemerintah Kota Bandung. 4. Jenis Kelamin (X4) Jenis kelamin sapi memiliki koefisien regresi sebesar 1,102 hal ini menunjukan bahwa setiap kenaikan X 4 sebesar satu persen, maka jumlah pemotongan sapi akan bertambah sebesar 0,013 persen. Dumi jenis kelamin berpengaruh positif

20 53 terhadap jumlah pemotongan sapi impor di RPH yang dilakukan para jagal. Hal itu sesuai dengan kenyataan pada saat penelitian di lapangan, yakni pada hari-hari biasa pemotongan sapi impor di RPH lebih banyak sapi berjenis kelamin jantan atau Steer dibandingkan betina (Heifer dan Cows) karena kualitas dari daging sapi jantan lebih bagus dibandingkan sapi betina, seratnya bagus, dan tidak terlalu basah. Namun, pemotongan sapi saat menjelang Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri kondisi pemotongan sapi di RPH tidak seperti biasanya, yakni lebih banyak sapi jenis kelamin betina yang dipotong untuk pasokan ke pasar. Pada saat menjelang Ramadhan dan Idul Fitri permintaan daging sapi oleh kosumen akhir cukup tinggi, maka para pemotong lebih memilih sapi betina karena harganya lebih murah dari sapi jantan hal itu dilakukan untuk menutupi biaya tinggi yang harus dikeluarkan bila membeli steer dan mengalihkan biaya untuk upah para pekerja tambahan saat menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu, keuntungan dari memotong sapi betina ialah para pemotong mendapatkan bonus dari jeroan sapi yang lebih banyak dibandingkan sapi jantan atau steer. Sehingga pengaruh jenis kelamin berpengaruh signifikan untuk setiap hari pemotongan selama bulan Juni dan Juli, pemilihan jenis kelamin bisa dikatakan sebagai selera para pemotong sapi yakni pada saat menjelang Ramadhan dan menjelang Idul Fitri agar keuntungan mereka dapat bertambah. Faktor yang paling berpengaruh terhadap pemotongan sapi impor di RPH Pemerintah Kota Bandung adalah harga sapi impor. Hal itu dapat dibuktikan dengan nilai terbesar pada Standardized Coefficients Beta dari setiap variabel. Nilai koefisien beta harga sapi impor sebesar 0,434. Nilai Standar koefisien beta dapat memperlihatkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hal itu

21 54 sesuai dengan pernyataan Gujarati (2003) bahwa standar koefisien beta adalah variabel-variabel yang datanya telah di stadardisasi dengan standar deviasi masingmasing variabel, sehingga dapat membandingkan secara langsung antar variabel independen dalam pengaruhnya terhadap variabel dependen. Jadi, variabel harga sapi impor merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap pemotongan sapi impor di RPH Pemerintah Kota Bandung

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), objek (noun) adalah hal

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), objek (noun) adalah hal III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), objek (noun) adalah hal atau perkara yang menjadi pokok pembicaraan dan dijadikan sasaran untuk diteliti.

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemotongan Sapi Impor...Disan Narundhana

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemotongan Sapi Impor...Disan Narundhana FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMOTONGAN SAPI IMPOR DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) PEMERINTAH KOTA BANDUNG FACTORS THAT AFFECTED SLAUGHTER CATTLE IMPORT IN SLAUGHTER HOUSE BANDUNG CITY GOVERMENT Disan Narundhana*,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah menghasilkan karkas dengan bobot yang tinggi (kuantitas), kualitas karkas yang bagus dan daging yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah daerah tempat akan diadakannya penelitian yang mendukung dalam penulisan penelitian itu sendiri. Dalam hal ini yang akan dijadikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Permintaan Beras di Kabupaten Kudus Faktor-Faktor Permintaan Beras Harga barang itu sendiri Harga barang lain Jumlah penduduk Pendapatan penduduk Selera

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. sembako. Adapun pertanyaan yang termuat dalam kuesioner terdiri dari

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. sembako. Adapun pertanyaan yang termuat dalam kuesioner terdiri dari BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS DATA 1. Deskripsi Responden Penelitian Responden dari penelitian ini adalah pedagang pasar tradisional Balamoa Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal khususnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Kabupaten Tapanuli Selatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Kabupaten Tapanuli Selatan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Kabupaten Tapanuli Selatan yang mempunyai jumlah peternak sapi IB dan non IB di tiga Kecamatan yaitu Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Hal

BAB III METODE PENELITIAN. belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Hal 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Indonesia merupakan negara agraris yang mana sebagian besar dari penduduknya bekerja disektor pertanian. Namun, sektor pertanian ini dinilai belum mampu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kerja sama usaha ternak ayam broiler

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kerja sama usaha ternak ayam broiler 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kerja sama usaha ternak ayam broiler Perternak sebagai plasma Perusahaan sebagai inti Kecamatan Gunung Pati Menyediakan: Lahan, kandang, tenaga kerja,

Lebih terperinci

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis yaitu metode yang mempunyai ciri memusatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang menginap di Hotel Mutiara di Kecamatan Kandis yang berlokasi di Jln. Lintas Pekanbaru-Duri.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi Uji asumsi klasik analisi regresi merupakan model regresi linier berganda dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada regresi linier OLS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap daging sapi lokal dan impor ini dilakukan di DKI Jakarta, tepatnya di Kecamatan Setiabudi, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota 41 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota meliputi rumah tangga miskin yang dijadikan sampel Susenas di Provinsi Lampung

Lebih terperinci

Persepsi Kompetensi Sosial Guru

Persepsi Kompetensi Sosial Guru BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui apakah suatu data dapat dianalisa lebih lanjut diperlukan suatu uji asumsi klasik agar hasil dan analisa nantinya efisien

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN 3.1 Pengujian Instrumen Data Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap instrumen yang akan digunakan. Ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur Penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2012 di Jakarta terhadap Laporan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur untuk periode tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kota Palembang. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kota Palembang. Penelitian ini dilakukan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Palembang. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel yang memiliki pengaruh terhadap kesempatan kerja,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 60 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Untuk menguji validitas dan realiabilitas instrumen, penulis menggunakan analisis dengan SPSS. Berikut hasil pengujian validitas.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. A. Uji Statistik Deskriptif BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel-variabel yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian merupakan cara peneliti yang digunakan dalam mendapatkan data untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian merupakan cara peneliti yang digunakan dalam mendapatkan data untuk III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian merupakan cara peneliti yang digunakan dalam mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2013:24) metode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Analisa Perkembangan Derivatif Analisa perkembangan derivatif di Indonesia dengan mengunakan 49 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Responden dari penelitian ini adalah seluruh pengusaha konveksi di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Responden dari penelitian ini adalah seluruh pengusaha konveksi di BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS DATA 1. Deskripsi Responden Penelitian Responden dari penelitian ini adalah seluruh pengusaha konveksi di Desa Tangkil Kulon Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu mempengaruhi Loan to Deposit Ratio

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu mempengaruhi Loan to Deposit Ratio BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh variabel-variabel yang diduga mampu mempengaruhi Loan to Deposit Ratio

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga 53 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga Analisis ini dilakukan dengan memasukkan variabel-variabel independen yang diduga memengaruhi variabel dependen (tabungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh produk, persepsi harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji d Besto. Objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Jenis data yang dipakai adalah data sekunder, berupa data-data laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dengan statistik deskriptif memberikan informasi tentang karakteristik sampel yang digunakan secara lebih rinci. Informasi yang dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang yang digunakan adalah jenis data sekunder, dimana data sekunder adalah data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan dipublikasikan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2011:62), desain asosiatif kausal berguna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses

BAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Adapun yang menjadi objek pada penelitian ini adalah neraca dan laporan laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berfungsi untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari faktor-faktor ekonomi makro seperti Interest Rate dan Foreign Exchange Rate selain itu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Rambah Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2013. 3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Data Primer

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

BAB V PEMBAHASAN. variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka 108 BAB V PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Non-Multikolonieritas Tujuan dari Uji non-multikolonieritas adalah untuk menguji apakah pada model regresi terdapat adanya hubungan atau korelasi antar

Lebih terperinci

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING 6.1. Model Permintaan Rumah Tangga Terhadap Cabai Merah Keriting Model permintaan rumah tangga di DKI Jakarta

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA Winda Ayu Wulandari *), Tavi Supriana **), dan M. Jufri **) *) Alumini Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas. Variable Corrcted item total R tabel Keterangan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas. Variable Corrcted item total R tabel Keterangan 61 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas Uji validitas bertujuan untuk menguji tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Tabel 5.1 Hasil Uji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 85 nasabah, yang akan disajikan gambaran karakteristik dari nasabah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti jumlah data, rata-rata, nilai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Untuk mempermudah dalam mengidentifikasikan variabel data dalam penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan. Adapun gambaran data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat dan akurat dibantu dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian explanatory, dimana penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian explanatory, dimana penelitian ini 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian explanatory, dimana penelitian ini memberikan uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode survei untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan peternak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisa Penelitian ini menggunakan data skunder berupa laporan keuangan audit yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini sekitar 3 bulan tercatat dimulai dari bulan maret 2015 hingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret sampai Juni 2014 dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret sampai Juni 2014 dan 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret sampai Juni 2014 dan lokasi penelitian di BNI Syariah Cabang Pekanbaru Jalan Jenderal Sudirman No.

Lebih terperinci

Diana Nainggolan

Diana Nainggolan ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK, HARGA, KUALITAS PRODUK, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH DALAM KEMASAN SIAP MINUM MEREK TEH BOTOL SOSRO. (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam melakukan 48 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT Unilever Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian ini menggunakan metode descriptive analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran atau penegasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beralamatkan di Komp. Pu Prosida Kota Tangerang.

BAB III METODE PENELITIAN. beralamatkan di Komp. Pu Prosida Kota Tangerang. 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang beralamatkan di Komp. Pu Prosida Kota Tangerang. 3.2 Desain penelitian Analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data pada variabel-variabel penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daging sapi merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi dan perlu dikonsumsi untuk kebutuhan protein manusia, daging sapi digolongkan sebagai salah satu produk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Pembuatan statistik deskriptif untuk sampel tersebut dibantu dengan menggunakan program komputer Statisical Package for Sosial Science atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 dengan objek penelitian PT. Indo Kordsa Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek penelitian Bagian ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENILITIAN. Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu

III. METODE PENILITIAN. Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu 41 III. METODE PENILITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu rumahtangga sebagai pengambil keputusan untuk membeli daging sapi segar guna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah para pengunjung di objek wisata air panas Semolon yang berada di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. B. Jenis Data Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitan ini dilakukan di Jakarta, provinsi DKI Jakarta, pada bulan November 2016 sampai dengan Januari 2017. Sumber penelitian dari Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek BAB IV HASIL PENGUJIAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh size, financial leverage

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden menurut jenis kelamin

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden menurut jenis kelamin 55 BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga karakteristik responden, yang terdiri dari jenis kelamin, usia, dan pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini akan dilakukan di Restoran Metduck Paragon Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini akan dilakukan di Restoran Metduck Paragon Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah pelanggan yang pernah melakukan transaksi minimal dua kali di Restoran Metduck Paragon Mall Semarang. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. terdiri dari sawi, kol, wortel, kentang, dan tomat.

III. METODE PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. terdiri dari sawi, kol, wortel, kentang, dan tomat. 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional 1. Konsep Dasar Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data Hasil Penelitian Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan dari penelitian mengenai pengaruh komunikasi organisasi terhadap prestasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan auditan yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Letak Geografis Kota Palembang terletak pada posisi antara 2 52 sampai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Letak Geografis Kota Palembang terletak pada posisi antara 2 52 sampai BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Palembang Letak Geografis Kota Palembang terletak pada posisi antara 2 52 sampai 3 5 Lintang Selatan dan 104 52 Bujur Timur dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. BMT MATRA Pekalongan yakni sebesar 100 orang, sehingga dalam penentuan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. BMT MATRA Pekalongan yakni sebesar 100 orang, sehingga dalam penentuan BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Dalam karakteristik responden ini, yang menjadi sampel penelitian adalah jumlah nasabah pemegang produk tabungan SIFITRI (Simpanan Idul Fitri) di BMT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE 1995-2010 Fitri Suciani Jaka Pratama Tetiyeni Dwi Lestari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Cabang Pekalongan yang berjumlah nasabah. Dengan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Cabang Pekalongan yang berjumlah nasabah. Dengan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Responden Penelitian Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang pengaruh pelayanan, produk, promosi dan lokasi terhadap kepuasan nasabah.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel 3.1.1. Populasi Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang terdaftar sejak tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian Dari data yang telah dikumpulkan, didapat hasil perhitungan sebagai berikut : 1) Beta saham Beta merupakan suatu pengukur volatilitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah masing-masing unsur motivasi yang meliputi: motivasi

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. hewan bagi konsumsi masyarakat umum dan digunakan sebagai tempat

KAJIAN KEPUSTAKAAN. hewan bagi konsumsi masyarakat umum dan digunakan sebagai tempat 11 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Definisi Rumah Potong Hewan (RPH) Rumah Potong Hewan (RPH) adalah suatu bangunan atau kompleks bangunan dengan syarat tertentu yang digunakan sebagai tempat memotong hewan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh promosi

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh promosi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap jumlah wisatawan dan implikasinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. untuk mengetahui pengaruh modal perusahaan (X1), produktivitas tenaga kerja

BAB V ANALISIS DATA. untuk mengetahui pengaruh modal perusahaan (X1), produktivitas tenaga kerja 75 BAB V ANALISIS DATA Analisis data dalam penelitiaan ini menggunakan regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh modal perusahaan (X1), produktivitas tenaga kerja (X2), upah tenaga kerja (X3),

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Size

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah tabel statistik deskriptif. Tabel statistik

Lebih terperinci

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAGING SAPI

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAGING SAPI VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAGING SAPI 8.1. Model Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Daging Sapi Lokal dan Impor Model yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Uji Statistik Deskriptif Statistika deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN IV.1 Analisis Deskriptif IV.1.1 Gambaran Mengenai Return Saham Tabel IV.1 Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Saham 45 2.09-0.40

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta

Lebih terperinci