BAB 1 PENDAHULUAN. biaya investasi yang dikeluarkan dalam pengembangan SI/TI, semakin
|
|
- Sugiarto Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak komputer dan Sistem Informasi/Teknologi Informasi (SI/TI) memegang peranan penting dalam dunia bisnis. Hal ini merubah pemikiran para pemilik maupun pengelola bisnis di kalangan swasta maupun pemerintah, dengan mengalokasikan sebagian anggaran biaya untuk mengembangkan SI/TI. Tingginya biaya investasi yang dikeluarkan dalam pengembangan SI/TI, semakin memperjelas peranan SI/TI dalam mendukung aktivitas bisnis organisasi terasa semakin meluas. SI/TI tidak hanya memberikan peningkatan dalam kinerja organisasi saja, melainkan juga sebagai pemberdaya dalam menjalankan proses bisnisnya guna mencapai tujuan bisnisnya. Melihat pemanfaatan SI/TI tersebut, maka Pemerintah sebagai suatu organisasi yang berorientasi pada pelayanan, perlu mengoptimalkan pemanfaatan SI/TI dalam mendukung pencapaian tujuan nasional. Pelayanan pemerintah yang birokratis dan terkesan kaku dieliminir melalui pemanfaatan teknologi informasi menjadi lebih fleksibel, dan lebih berorientasi pada kepuasan pengguna. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) adalah Lembaga Pemerintah non Kementerian (LPNK) yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. BAPETEN merupakan lembaga dibawah Kementrian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) didirikan pada tanggal 8 Mei 1998 dan bertugas melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia melalui peraturan perundangan, perizinan dan inspeksi sesuai dengan peraturan 1
2 2 perundangan yang berlaku. BAPETEN baru beroperasi secara penuh pada awal tahun 1999, berkantor di Jalan MH. Thamrin, Jakarta dan masih menyewa. Baru pada bulan Juli 2004 BAPETEN memiliki gedung sendiri sebagai perkantoran di Jalan Gajah Mada No. 8, Jakarta sampai sekarang. BAPETEN sudah mengembangkan SI/TI dan menerapakannya guna mendukung kegiatan bisnisnya. Salah satu SI/TI yang dibangun oleh BAPETEN adalah BAPETEN Licensing and Inspection System BAPETEN Licensing and Inspection System merupakan sistem informasi manajemen pendukung pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir berbasis web dalam jaringan intranet/internet yang terintegrasi dari 2 (dua) Modul utama yaitu Modul Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (FRZR) dan Modul Inspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (FRZR), dengan beberapa Modul pendukung lainnya. Penggunaan sistem ini ditujukan untuk beberapa pengguna, seperti para pemegang izin dan pemohon izin pemanfaatan radiasi, staf Direktorat Perizinan FRZR (DPFRZR), para inspektur, staf Direktorat Inspeksi FRZR (DIFRZR), dan staf Direktorat Inspeksi Instalasi dan Bahan Nuklir (DIIBN). Modul Perizinan B@LIS merupakan salah satu modul utama pada SI/TI B@LIS yang terintegrasi dengan modul utama yaitu Modul Inspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (FRZR) dan 3 (tiga) modul pendukung meliputi Modul Pekerja Radiasi, Modul Catatan Dosis dan Modul Bendahara PNBP. Pengembangan modul ini untuk membantu mencapai tujuan penyelenggaraan perizinan yang merupakan bisnis proses utama pada BAPETEN. Hal itu meliputi pencapaian dalam melaksanakan tugas pengawasan pemanfaatan sumber radiasi pengion dan pelayanan prima kepada masyarakat.
3 3 Setelah melakukan pembangunan terutama Modul Perizinan untuk Direktorat Perizinan FRZR (DPFRZR) yang menghabiskan anggaran biaya yang tidak sedikit, diharapkan proses bisnis di DPFRZR menjadi lebih baik dan sistem ini dapat membantu mempercepat proses pelayanan perizinan yang bersifat fixed, sequential, dan memiliki beban kerja (workload) tinggi. Akan tetapi belum adanya pengukuran secara ekonomi yang dapat menggambarkan seberapa besar manfaat yang diperoleh bagi perusahaan dengan adanya sistem ini. Pengukuran ekonomi ini dilihat berdasarkan biaya dan manfaat yang didapat dari investasi terhadap Modul Perizinan Dengan menggunakan metode Information economics (IE) maka Modul Perizinan di BAPETEN dapat di analisis apakah biaya investasi yang telah dikeluarkan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan SI/TI tersebut sebanding dengan manfaat yang didapat. 1.2 Identifikasi Masalah Setiap investasi teknologi informasi pada suatu perusahaan tentunya memungkinkan timbulnya beberapa masalah dalam penerapannya. Untuk itu dalam penulisan skripsi ini diteliti beberapa masalah, antara lain : 1. Perhitungan biaya keseluruhan dalam implementasi Modul Perizinan BAPETEN Licensing and Inspection System (B@LIS) 2. Seberapa besar manfaat yang di peroleh dari pengimplementasian Modul Perizinan BAPETEN Licensing and Inspection System (B@LIS). 3. Jika investasi yang dilakukan sudah tepat, seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh oleh BAPETEN.
4 4 1.3 Ruang Lingkup Dalam penyusunan skripsi ini, terdapat pembatasan ruang lingkup agar pembahasan tidak keluar dan menyimpang dari topik yang telah ditentukan, diantaranya adalah : 1. Analisis kelayakan investasi Modul Perizinan BAPETEN Licensing and Inspection System (B@LIS) yang telah diimplementasikan di BAPETEN dan akan di analisis berdasarkan analisis biaya dan manfaat. 2. Penelitian hanya dilakukan terhadap Modul Perizinan dari BAPETEN Licensing and Inspection System (B@LIS) yang digunakan Direktorat Perizinan FRZR (DPFRZR). 3. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode information economics. 4. Penelitian tidak bertujuan untuk merancang dan mengajukan konsep atau aplikasi yang baik, melainkan hanya menganalisis seberapa besar manfaat pengimplementasian Modul Perizinan B@LIS di BAPETEN. 5. Penelitian tidak dilakukan untuk mengevaluasi kinerja dan arsitektur dari B@LIS. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan skripsi ini adalah: 1. Mengukur manfaat investasi implementasi sistem yang telah diimplementasikan di BAPETEN.
5 5 2. Menganalisis seberapa besar kelayakan investasi Modul Perizinan pada yang telah berjalan di BAPETEN dengan metode information economic. Manfaat yang diperoleh BAPETEN dan pembaca dari analisis ini antara lain : 1. Mengetahui apakah implementasi Modul Perizinan B@LIS layak sebagai investasi di BAPETEN 2. BAPETEN dapat menggunakan informasi mengenai biaya dan manfaat yang telah diperoleh untuk mengevaluasi dan mengambil tindakan selanjutnya yang terkait dengan pengembangan Modul Perizinan pada B@LIS selanjutnya. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari sisi akademis adalah penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lanjutan. 1.5 Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian mengenai analisis biaya dan manfaat Modul Perizinan pada B@LIS di BAPETEN adalah sebagai berikut: 1. Metode Pengumpulan Data Dalam metode ini dilakukan pengumpulan data dan informasi dari objek penelitian secara langsung untuk mendapatkan data primer dan data pendukung yang berguna untuk mendukung data-data yang dikumpulkan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini yaitu: a. Wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan, pengelolaan, dan pengoperasian Modul Perizinan pada B@LIS, b. Observasi terhadap Modul Perizinan pada B@LIS sedang berjalan,
6 6 c. Kuesioner untuk mendapatkan informasi dari segi domain bisnis dan teknologi. 2. Metode Analisis Data Untuk menganalisis lebih lanjut data yang terkumpul, dilakukan dengan menggunakan konsep dan langkah analisis metode information economics. 3. Metode Studi Kepustakaan Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber pustaka atau literatur-literatur seperti buku, artikel, internet, jurnal serta sumber bacaan lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga dapat dijadikan acuan dalam melakukan analisis data. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika dalam pembahasan skripsi ini diklasifikasikan dalam lima bab yang secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas secara singkat mengenai latar belakang penelitian, ruang lingkup, tujuan dan manfaat yang ingin dicapai, metodologi yang digunakan, dan sistematika penulisan. BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori dasar/umum seperti information economics dan teori-teori pendukungnya. BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum, struktur organisasi, dan proses bisnis dari perusahaan yang dijadikan obyek penelitian yaitu
7 7 BAPETEN. Selain itu, juga dijelaskan secara khusus mengenai Modul Perizinan pada Pada bab ini juga dilakukan analisis biaya dan manfaat serta kelayakan investasi dengan menggunakan metode information economics. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai hasil yang didapat dari penelitianpenelitian sesuai dengan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Pada bab ini akan ditentukan nilai akhir dan predikat dari kelayakan investasi Modul Perizinan pada B@LIS di BAPETEN. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan simpulan yang merupakan rumusan dari hasil analisis penelitian dan pembahasan bab bab sebelumnya. Dari simpulan tersebut akan dihasilkan saran saran yang dapat dipergunakan untuk pengembangan implementasi selanjutnya yang akan dihadapi lembaga pemerintahan.
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemanfaatan tenaga nuklir di bidang industri, medis, penelitian dan lain-lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan tenaga nuklir di bidang industri, medis, penelitian dan lain-lain dari hari kehari sudah sangat meluas di Indonesia dan semakin meningkat baik dari segi
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. permasalahan yang diambil dalam penelitian. Pada bagian ini juga dijelaskan alat dan
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Pada bab ini akan dipaparkan langkah-langkah yang digunakan untuk membahas permasalahan yang diambil dalam penelitian. Pada bagian ini juga dijelaskan alat dan metode
Lebih terperinciPANDUAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DATABASE ONLINE BaLIS ONLINE INSPEKSI (INSPEKTUR)
PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DATABASE ONLINE BaLIS ONLINE INSPEKSI (INSPEKTUR) Direktorat Inspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif Badan Pengawas Tenaga Nuklir Tahun 2017 PENDAHULUAN Dalam
Lebih terperinciPANDUAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DATABASE ONLINE BaLIS INSPEKSI ONLINE 2.0 (PENGGUNA)
PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DATABASE ONLINE BaLIS INSPEKSI ONLINE 2.0 (PENGGUNA) Direktorat Inspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif Badan Pengawas Tenaga Nuklir Tahun 2017 PENDAHULUAN Dalam
Lebih terperinciNAMA, KELAS, DAN NILAI JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. 1 Kepala BAPETEN 17-2 Sekretaris Utama 16 4.
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG NAMA,, DAN NILAI NAMA,, DAN NILAI STRUKTURAL NILAI 1 2 3 4 1 Kepala BAPETEN 17-2 Sekretaris Utama 16 4.050 3 Kepala
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum BAPETEN Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) adalah Lembaga Pemerintah Non- Kementerian (LPNK) yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR 1. Nama Organisasi : BADAN PENGAWAS TENAGA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 01 rev.2/k-otk/v-04 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.83, 2013 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Keselamatan Nuklir. Inspektur. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.83, 2013 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Keselamatan Nuklir. Inspektur. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG INSPEKTUR KESELAMATAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG INSPEKTUR KESELAMATAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut antara lain adalah hardware, operator, software, lingkungan fisik dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem kerja merupakan suatu gabungan dari beberapa atau seluruh komponen kerja yang saling berinteraksi satu dengan lain, dimana komponen-komponen tersebut
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG NAMA DAN KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG NAMA DAN KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERLAKUAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Dalam studi kasus perencanaan strategis sistem informasi di Direktorat Perijinan
BAB III METODOLOGI Dalam studi kasus perencanaan strategis sistem informasi di Direktorat Perijinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (FRZR), BAPETEN ini digunakan teori-teori analisis perencanaan strategis
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN SISTEM PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION
SERI REKAMAN DOKUMEN UNIT KERJA TA. 2012 RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN SISTEM PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN Jl. Gajah Mada No.
Lebih terperinci2016, No derizinan Petugas Fasilitas Radiasi Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republi
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.476, 2016 BAPETEN. Radiasi Pengion. Perizinan. Sistem Elektronik. Penatalaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERLAKUAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PADA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PADA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS
Lebih terperinciNuklir Nomor 7 Tahun 2016 tentang
SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2OI7 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Lebih terperinciOLEH : Dra. Suyati INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN INSPEKSI FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF ZAT RADIOAKTIF
INSPEKSI OLEH : Dra. Suyati I.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN UU No 10/97 Ps. 4 : Pemerintah membentuk Badan pengawas yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA DEPUTI PERIZINAN DAN INSPEKSI TAHUN 2015
LAPORAN KINERJA DEPUTI PERIZINAN DAN INSPEKSI TAHUN 2015 Deputi Perizinan dan Inspeksi Badan Pengawas Tenaga Nukir KATA PENGANTAR Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-undang Nomor 10
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-undang Nomor 10
Lebih terperincioleh Werdi Putra Daeng Beta, SKM, M.Si
ASPEK PERIZINAN DAN PENGAWASAN PEMANFAATAN AKSELERATOR DAN IRADIATOR LAINNYA: MBE untuk Crosslinking Chitosan, Gel dari Rumput Laut, Iradiator Latex, Sterilisasi, dan Siklotron untuk F18 PET oleh Werdi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 572/K/X/2013 TENTANG PENETAPAN TINGKAT LAYANAN (SERVICE LEVEL ARRANGEMENT) PERSETUJUAN
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 572/K/X/2013 TENTANG PENETAPAN TINGKAT LAYANAN (SERVICE LEVEL ARRANGEMENT) PERSETUJUAN
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NUCLEAR ENERGY REGULATORY AGENCY BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada 8, Jakarta-10120, Telp.021-638 582 69-70, Fax: 021-638 566 13 Homepage: www.bapeten.go.id E-mail:
Lebih terperinci2017, No Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan
No.630, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPETEN. Larangan dan Pembatasan Impor dan Ekspor Barang Konsumen, Sumber Radiasi Pengion, dan Bahan Nuklir. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Lebih terperinciPERAN DAN FUNGSI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI
PERAN DAN FUNGSI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI PERAN DAN FUNGSI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI Oleh: Andajani Muljanti DIKLAT ORIENTASI PEGAWAI BARU Cisarua, 13 Februari 2014 DASAR HUKUM UNDANG-UNDANG NO. 10 TAHUN
Lebih terperinciLAKIP TAHUN 2012 Laporan Akuntabilita s Kinerja Pemerintah DEPUTI PKN - BAPETEN
LAKIP TAHUN 2012 Laporan Akuntabilita s Kinerja Pemerintah DEPUTI PKN - BAPETEN Deputi Kepala BAPETEN Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR ==========================================================================
Lebih terperinciHIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL HIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014 BUKU III Biro Peraturan Perundang-undangan, Humas dan Tata Usaha Pimpinan BKPM 2015 DAFTAR ISI 1. PERATURAN
Lebih terperinciPERAN DAN FUNGSI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI
PERAN DAN FUNGSI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI Oleh: Andajani Muljanti DIKLAT ORIENTASI PEGAWAI BARU Cisarua, 13 Februari 2014 DASAR HUKUM UNDANG-UNDANG NO. 10 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGANUKLIRAN; KEPUTUSAN
Lebih terperinci2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1376, 2015 Indikator Kinerja Utama. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TAHUN
Lebih terperinciFORMAT DAN ISI LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN DEKOMISIONING. A. Kerangka Format Laporan Pelaksanaan Kegiatan Dekomisioning URAIAN INSTALASI
LAMPIRAN V PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2011... TENTANG DEKOMISIONING INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR FORMAT DAN ISI LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN DEKOMISIONING A. Kerangka Format
Lebih terperinciJl. Gajah Mada No. 8, Jakarta Pusat 10120, Telp. (+62-21) , , Fax. (+62-21) Po.Box Jkt Perijinan
Jl. Gajah Mada No. 8, Jakarta Pusat 10120, Telp. (+62-21) 63858269-70, 6302164, 630 2485 Fax. (+62-21) 6385 8275 Po.Box. 4005 Jkt 10040 Perijinan Kesehatan + Industri : Telp. (+62-21) 6385 48883 Fax. (+62-21)
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERLAKUAN SISTEM ELEKTRONIK DAN PENATALAKSANAAN DALAM PELAYANAN PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN PERIZINAN PETUGAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknologi informasi saat ini tentunya bukan merupakan hal yang asing lagi. Untuk menghadapi hal ini, sekolah-sekolah terus berusaha untuk
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 572/K/X/2013 TENTANG PENETAPAN TINGKAT LAYANAN (SERVICE LEVEL ARRANGEMENT) PERSETUJUAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Singkat Organisasi Tahun 1954 1957 : Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktif: Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktif dilatarbelakangi oleh adanya
Lebih terperinci2017, No Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5445); 3. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun
No.573, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN. Zat Radioaktif Terbungkus yang tidak digunakan. Reuse. Recycle. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGGUNAAN
Lebih terperinciSTMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Kekhususan komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011
STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Kekhususan komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI (STUDI KASUS
Lebih terperinciTerms of Reference (TOR) KONFERENSI INFORMASI PENGAWASAN
Terms of Reference (TOR) KONFERENSI INFORMASI PENGAWASAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR 2015 I. PENDAHULUAN Pemanfaatan tenaga nuklir selalu berkaitan dengan aspek manfaat dan risiko artinya semakin luas
Lebih terperinciUPAYA/TINDAKAN HUKUM DALAM PENGAWASAN KEGIATAN PEMANFAATAN KETENAGANUKLIRAN : Preventif, Represif dan Edukatif
UPAYA/TINDAKAN HUKUM DALAM PENGAWASAN KEGIATAN PEMANFAATAN KETENAGANUKLIRAN : Preventif, Represif dan Edukatif Amil Mardha Direktorat Peraturan Keselamatan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terjadinya perkembangan dunia usaha yang sangat cepat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mendorong terjadinya perkembangan dunia usaha yang sangat cepat. Perkembangan ini diiringi
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGAWASAN TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF
KEBIJAKAN PENGAWASAN TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF Prof. Dr. Jazi Eko Istiyanto, M.Sc. Kepala BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada 8 Jakarta 10120 Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
2. Tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang tenaga sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku 3. Fungsi : a. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang tenaga ; b.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.707, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Pangan Iradiasi. Pengawasan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan teknologi menyebabkan semakin ketatnya persaingan di dunia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi yang pesat dan diiringi oleh kemajuan teknologi menyebabkan semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis. Perkembangan teknologi yang pesat
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 12-1972 dicabut: PP 29-2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 137, 2000 IPTEK.Badan.Instalasi.Perizinan.Pemanfaatan.Tenaga Nuklir.
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN
Lebih terperincibahwa dalam rangka melaksanakan pelayanan publik yang berasaskan kecepatan, kemudahan, dan
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NoMoR 5?L lklxl2or3 TENTANG PENETAPAN TINGKAT LAYANAN (SERY/CE LEVBL ARRANGEMENT) PERSETUJUAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG INSPEKTUR KESELAMATAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
- 1 - SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG INSPEKTUR KESELAMATAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR KOMPETENSI INSPEKTUR BIDANG IBN Kuadran 1: Kompetensi
Lebih terperinci- 1 - RENCANA STRATEGIS BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BAB 1. PENDAHULUAN
- 1 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 20165 TENTANG PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PADA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS
Lebih terperinciGAMBARAN SUMBER DAYA PENGAWAS PLTN DI INDONESIA
GAMBARAN SUMBER DAYA PENGAWAS PLTN DI INDONESIA Aris Sanyoto 1, Eko Legowo 2 1 Balai Diklat Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Jl. Gajah Mada No. 8, Jakarta Pusat 2 Biro Umum Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi sistem informasi, banyak hal-hal yang harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting di dalam suatu instansi pemerintah. Implementasi sistem informasi pada suatu instansi pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada bidang teknologi sistem informasi dan manajemen. Dua ilmu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dipadukan menjadi satu cara dalam menjalankan kegiatan suatu pekerjaan. Khususnya pada bidang teknologi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DAN PENGAWASAN TENAGA NUKLIR
PENGEMBANGAN DAN PENGAWASAN TENAGA NUKLIR Oleh: As Natio Lasman Universitas Jend. A. Yani Cimahi, 31 Mei 2011 BAPETEN, Jl. Gajah Mada No. 8, Jakarta 10120, INDONESIA Telp:+62-21-63858269/70, Fax:+62-21-638
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN INSPEKSI DALAM PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN INSPEKSI DALAM PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tam
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.629, 2017 BAPETEN. Pelaksanaan Inspeksi dalam Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR U M U M Pemanfaatan tenaga nuklir telah berkembang pesat dan secara luas di berbagai
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SMK3 di KRT-LPNK. Oleh: Dr. Ir. Anny Sulaswatty, M.Eng Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian Riset dan Teknologi
IMPLEMENTASI SMK3 di KRT-LPNK Oleh: Dr. Ir. Anny Sulaswatty, M.Eng Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian Riset dan Teknologi SEMINAR NASIONAL K3 TAHUN 2011 Hotel Bumikarsa, 28 April 2011 1 DASAR HUKUM
Lebih terperinciBALIS EXIM DALAM MENDUKUNG PENGURANGAN DWELLING TIME. Zainal Arifin Direktur Perizinan Fasilitas Radiasi
BALIS EXIM DALAM MENDUKUNG PENGURANGAN DWELLING TIME Zainal Arifin Direktur Perizinan Fasilitas Radiasi BAKOHUMAS dan Zat Radioaktif PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR JAKARTA, 11 NOVEMBER 2015 IMPORTASI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam pemanfaatan sumber
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan informasi saat ini telah begitu pesat, sehingga menempatkan suatu
Lebih terperinci( ) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BAPETEN. Tingkat penilaian Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA RINCIAN BIAYA PENCAPAIAN HASIL UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : (8) BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR B. UNIT ORGANISASI : ()
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan industri pada suatu negara tidak terlepas dari ketersediaan sumber daya energi yang memadai, Jepang misalnya memiliki sumber daya alam yang sangat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diidentifikasi, hal ini karena pengembangan teknologi informasi yang biasanya menyita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Efektifitas penggunaan teknologi informasi secara umum memang sangat sulit diidentifikasi, hal ini karena pengembangan teknologi informasi yang biasanya menyita banyak
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinci- 5 - INDIKATOR KINERJA UTAMA BAPETEN
- 5 - LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tujuan (uneffective, tidak efektif) dan tidak hemat (inefficient, tidak efisien)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) menjadi faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehingga diterapkan hampir pada segala aspek kehidupan, terutama dalam kegiatan
Lebih terperincisesuai dengan jenis permohonan. 8. BAPETEN melakukan penilaian dokumen elektronik permohonan persetujuan
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 562/K/IX/2012 TENTANG PENETAPAN TINGKAT LAYANAN (SERVICE LEVEL ARRANGEMENT) DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciPENGAWASAN & SINERGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR
PENGAWASAN & SINERGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR Prof. Dr. Jazi Eko Istiyanto, M.Sc., IPU Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Rakernas Ristekdikti 2017 Yogyakarta, 30 Januari 2017 RUMAH PENGAWASAN
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT UTAMA
RENCANA STRATEGIS 2010 2014 SEKRETARIAT UTAMA Jl. Gajah Mada No. 8, Jakarta Pusat 10120, Telp. (+62-21) 63858269-70, 6302164, 630 2485 Fax. (+62-21) 6385 8275 Po.Box. 4005 Jkt 10040 Perijinan Kesehatan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi
Lebih terperinciSTANDAR PELAYANAN PELATIHAN PPR INDUSTRI TK. 1, TK.2 DAN MEDIK TK.1 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
STANDAR PELAYANAN PELATIHAN PPR INDUSTRI TK. 1, TK.2 DAN MEDIK TK.1 1 Dasar Hukum 1. Perka BATAN No. 14 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2. Keputusan Kepala LAN
Lebih terperinciPENINGKATAN EFEKTIVITAS INSPEKSI TERHADAP PENGGUNAAN ZAT RADIOAKTIF UNTUK KEGIATAN WELL LOGGING
ISSN 0216-3128 95 PENINGKATAN EFEKTIVITAS INSPEKSI TERHADAP PENGGUNAAN ZAT RADIOAKTIF UNTUK KEGIATAN WELL LOGGING Direktorat Pengaturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif (DP2FRZR), Badan
Lebih terperinciRevisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan
Lebih terperinciLAPORAN PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TRIWULAN IV TAHUN 2017
Lap IKM IV/XI/ LAPORAN PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TRIWULAN IV TAHUN I. Pendahuluan Pusdiklat BATAN adalah satuan kerja dari instansi BATAN yang mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman ini peranan Teknologi informasi sudah mulai semakin pesat. Teknologi informasi berperan penting dalam memperbaiki kualitas suatu penggunaanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan (trading). Tanpa teknologi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang dapat membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang berguna. Pada awalnya, teknologi informasi
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2012
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPETEN TAHUN 2012 I LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN) 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPETEN TAHUN 2012
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PADA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Lebih terperinciPETUNJUK OPERASIONAL. Cara Mendapatkan Akun Balis. Cara Pengajuan Permohonan Izin. Cara Pengajuan Permohonan Persetujuan
PETUNJUK OPERASIONAL Cara Mendapatkan Akun Balis Cara Pengajuan Permohonan Izin Cara Pengajuan Permohonan Persetujuan BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR 2015 PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan informasi memberikan pengaruh terhadap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi memberikan pengaruh terhadap kehidupan masyakat. Salah satunya adalah jaringan komputer yang menjadi hal penting yang ada di Kementerian
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS DEPUTI PERIJINAN DAN INSPEKSI BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Revisi 2
RENCANA STRATEGIS DEPUTI PERIJINAN DAN INSPEKSI BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR 2010 2014 Revisi 2 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada No. 8, Jakarta Pusat 10120, Telp. (+62-21) 63858269-70, 6302164,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. promosi besar-besaran untuk menciptakan brand image, dan perluasan pangsa pasar saja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya tidak hanya dengan mendapatkan sumber daya yang lebih murah, promosi besar-besaran
Lebih terperinciSTMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011
STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT PENGGUNAAN SISTEM PENGOLAHAN TRANSAKSI PADA PT. JAYA BETON PERKASA PALEMBANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1536,2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPETEN. Pajak. Penerimaan Negara Bukan Pajak. Penatausahaan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENATAUSAHAAN PENERIMAAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DESAIN PROTEKSI TERHADAP BAHAYA INTERNAL
SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DESAIN PROTEKSI TERHADAP BAHAYA INTERNAL SELAIN KEBAKARAN DAN LEDAKAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALABADANPENGAWASTENAGA NUKLIR NOMOR 1149 TENTANG
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLlR REPUBLlK INDONESIA KEPUTUSAN KEPALABADANPENGAWASTENAGA NUKLIR NOMOR 1149 jkjxij2015 TENTANG PENETAPANPESERTA TUGAS MAGANGINSPEKSI BAGI CALONINSPEKTDR MUDA BIDANG FASILITASRADIASIDAN
Lebih terperinci