UNIVERSITAS INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENERIMAAN PENGGUNA TERHADAP IMPLEMENTASI E-LEARNING : STUDI KASUS FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS TARUMANAGARA KARYA AKHIR ELVINA SUGITO FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JANUARI 2015

2 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENERIMAAN PENGGUNA TERHADAP IMPLEMENTASI E-LEARNING : STUDI KASUS FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS TARUMANAGARA KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi ELVINA SUGITO FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JANUARI 2015

3 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Elvina Sugito NPM : Tanda Tangan : Tanggal : 19 Januari 2015 ii

4 HALAMAN PENGESAHAN Karya Akhir ini diajukan oleh : Nama : Elvina Sugito NPM : Program Studi : Magister Teknologi Informasi Judul Karya Akhir : Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Pengguna terhadap Implementasi E- Learning : Studi Kasus Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer,. DEWAN PENGUJI Pembimbing I : Drs. Widijanto Satyo Nugroho, M.Math.,Ph.D. ( ) Pembimbing II : Harry Budi Santoso, Ph.D. ( ) Penguji : Wahyu Catur Wibowo, Ph.D. ( ) Penguji : Rizal Fathoni Aji, M.Kom ( ) Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 19 Januari 2015 iii

5 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena pimpinan, penyertaan, dan anugerah-nya, saya dapat menyelesaikan Karya Akhir ini yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Pengguna terhadap Implementasi E-Learning : Studi Kasus Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara. Penulisan Karya Akhir ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Magister Teknologi Informasi di. Saya menyadari bahwa sangatlah sulit bagi saya menyelesaikan penelitian ini tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Saya cukup banyak menerima bantuan, masukan, dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Widijanto Satyo Nugroho M.Math., Ph.D., selaku dosen pembimbing pertama saya yang telah sabar menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan masukan kepada saya dalam menyusun Karya Akhir ini serta memberikan pendidikan yang telah saya terima selama menjalani kuliah di MTI. 2. Bapak Harry Budi Santoso, Ph.D. selaku dosen pembimbing kedua yang telah sabar menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran memberikan pengarahan dan masukan kepada saya dalam menyusun Karya Akhir ini. 3. Pihak FTI Universitas Tarumanagara baik dosen, mahasiswa, dan karyawan, terutama Ibu Prof. Dr. Dyah Erny, Bapak Bagus Mulyawan, MM, Ibu Lely Hiryanto, M.Sc., Ibu Desi Arisandi, MTI, dan Darius Andana Haris, MTI yang telah membantu saya dalam melakukan penelitian. 4. Dosen dan karyawan MTI UI, terutama Ibu Dewi Ambarwati, Mas Wiryo, Mas Arief Wahyudi yang telah membantu selama saya berkuliah di MTI UI. 5. Keluarga saya yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik secara moral maupun material dalam menyelesaikan penulisan Karya Akhir ini. 6. Teman-teman MTI UI angkatan 2012FA, terutama Shifa, Dian, A.C, dan Dedi Kurniawan yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian Karya Akhir ini. iv

6 7. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan laporan ini. Akhir kata semoga penulisan ini dapat diterima dengan baik, memberikan manfaat dan menjadi berkat bagi semua pihak yang membaca dan membutuhkan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.. Jakarta, 19 Januari 2015 Elvina Sugito v

7 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Elvina Sugito NPM : Program Studi : Magister Teknologi Informasi Departemen : - Fakultas : Ilmu Komputer Jenis Karya : Karya Akhir Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusice Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Pengguna terhadap Implementasi E-Learning : Studi Kasus Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database). Merawat, dan mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 19 Januari 2015 Yang menyatakan (Elvina Sugito) vi

8 ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Elvina Sugito : Magister Teknologi Informasi : Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Pengguna terhadap Implementasi E-Learning : Studi Kasus Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang pesat di Indonesia. Penerapan Sistem Informasi / Teknologi Informasi (SI/TI) telah menjadi hal yang umum dan banyak diterapkan di berbagai sektor, termasuk dunia pendidikan. Universitas Tarumanagara (Untar) adalah salah satu universitas yang melakukan implementasi SI/TI dalam kegiatan belajar mengajarnya. Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Untar merupakan salah satu fakultas yang melakukan implementasi SI/TI yang berupa E-Learning System. Namun dalam pemanfaatannya, tidak semua berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu kendala yang dihadapi adalah tingkat penerimaan pengguna terhadap sistem sehingga pemanfaatannya dirasakan belum optimal dan tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan. Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan sejumlah dosen dan mahasiswa FTI Untar. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, kuesioner dan wawancara. Kuesioner dibuat berdasarkan model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) yang telah dimodifikasi. Peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik Partial Least Square (PLS) dan menggunakan aplikasi bernama SmartPLS. Data diolah berdasarkan tiga kategori pengguna, yaitu pengguna secara umum, pengguna laki-laki, dan pengguna perempuna. Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi pengguna secara umum adalah e-learning motivation, facilitating conditions, dan behavioral intention. Pada pengguna laki-laki, faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan E-Learning System adalah content quality, facilitating conditions, dan behavioral intention. Pada pengguna perempuan, faktor-faktor yang memengaruhi adalah e-learning motivation dan behavioral intention. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa memang terdapat perbedaan antara pengguna berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dalam mengimplementasikan suatu teknologi. Kata kunci : E-Learning System, FTI Untar, Partial Least Square, Skala Likert, Unified Theory of Acceptance and Use of Technology. Xiii + 99 halaman; 24 tabel; 16 gambar; 14 lampiran vii

9 ABSTRACT Name Study Program Title : Elvina Sugito : Magister Teknologi Informasi : Analysis of Factors Affecting User Acceptance of the Implementation of E-Learning: Case Studies Faculty of Information Technology of Tarumanagara University In the era of globalization, the development of technology is growing rapidly in Indonesia. Application of Information Systems / Information Technology (IS / IT) has become common and widely applied in various sectors, including education. Tarumanagara University (Untar) is one of the universities that do implementation of IS / IT in teaching and learning activities. Faculty of Information Technology (FTI) Untar is one of the faculty who do the implementation of IS / IT in the form of "E-Learning System". However in use, not all goes as expected. One of the obstacles faced is the level of user acceptance of the system that had not been optimal utilization and not according to the desired expectations. Past research has become one of the authors of reference for the conduct of this study. This research was conducted with the involvement of a number of professors and students FTI Untar. Data was collected through observation, questionnaires and interviews. The questionnaire was made based on the model of the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) that have been modified. Researchers perform data processing using techniques Partial Least Square (PLS) and using an application called SmartPLS. The data is processed by three categories of users, ie users in general, male users, and users perempuna. The study states that the factors that affect users in general is an e- learning motivation, facilitating conditions, and behavioral intention. In the male users, the factors that affect the use of the E-Learning System is content quality, facilitating conditions, and behavioral intention. In the female users, the factors that affect e-learning is motivation and behavioral intention. These results are consistent with results of previous studies that showed that there was indeed a difference between user-sex male and female in implementing the technology. Keywords : E-Learning System, FTI Untar, Partial Least Square, Skala Likert, Unified Theory of Acceptance and Use of Technology. Xiii + 99 pages; 24 tabels, 16 figures, 14 attachments viii

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR...iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI...ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pertanyaan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Tujuan dan Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan... 4 BAB 2 LANDASAN TEORI E-Learning Definisi E-Learning Manfaat E-Learning Jenis E-Learning Metode Penyampaian E-Learning Moodle E-Learning Management System Pengertian Moodle Arsitektur Moodle Model Penerimaan Technology Acceptance Model (TAM) Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) ix

11 2.4 Structural Equation Model (SEM) Definisi Structural Equation Model Tahapan Pengujian Model Penelitian Partial Least Square (PLS) Teknik Pengambilan Sampel Penelitian Terdahulu Theoritical Framework Variabel dan Indikator Penelitian Pengolahan Skala Likert Hipotesa Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 PROFIL ORGANISASI Sejarah Perkembangan Universitas Tarumanagara Tujuan, Visi, dan Misi Universitas Tarumanagara Tujuan Pendidikan di Universitas Tarumanagara Visi Universitas Tarumanagara Misi Universitas Tarumanagara Sejarah FTI Universitas Tarumanagara Tujuan, Visi, dan Misi FTI Universitas Tarumanagara Tujuan FTI Universitas Tarumanagara Visi FTI Universitas Tarumanagara Misi FTI Universitas Tarumanagara Struktur Organisasi FTI Universitas Tarumanagara BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Responden Analisis Data Model Penerimaan Pengguna secara Umum Model Penerimaan Pengguna Berjenis Kelamin Laki-Laki Model Penerimaan Pengguna Berjenis Kelamin Perempuan Hasil Analisis BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan x

12 6.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN xi

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Arsitektur Moodle Gambar 2.2 Model TAM Gambar 2.3 Model UTAUT Gambar 2.4 Theoretical Framework Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Gambar 4.1 Struktur Organisasi FTI Untar Gambar 5.1 Diagram Pie Responden Gambar 5.2 Model Penerimaan secara Umum Tahap Awal Gambar 5.3 Model Penerimaan secara Umum Modifikasi Gambar 5.4 Model Hasil Uji Hipotesis secara Umum Gambar 5.5 Model Penerimaan Jenis Kelamin Laki-Laki Tahap Awal Gambar 5.6 Model Penerimaan Jenis Kelamin Laki-Laki Modifikasi Gambar 5.7 Model Hasil Uji Hipotesis Jenis Kelamin Laki-Laki Gambar 5.8 Model Penerimaan Jenis Kelamin Perempuan Tahap Awal Gambar 5.9 Model Penerimaan Jenis Kelamin Perempuan Modifikasi Gambar 5.10 Model Hasil Uji Hipotesis Jenis Kelamin Perempuan xii

14 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbandingan SEM dan PLS Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian Terdahulu Tabel 2.3 Variabel dan Indikator Variabel Penelitian Tabel 3.1 Populasi Penelitian Tabel 3.2 Sampel Penelitian Tabel 5.1 Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.2 Loading Factor pada Model Penerimaan secara Umum tahap Awal Tabel 5.3 Loading Factor pada Model Penerimaan secara Umum Modifikasi Tabel 5.4 Nilai AVE,, Composite Reliability, Cronbach Alpha Tabel 5.5 Nilai R Square Tabel 5.6 Path Coefficient Tabel 5.7 Loading Factor pada Model Penerimaan Jenis Kelamin Laki-Laki tahap Awal Tabel 5.8 Loading Factor pada Model Penerimaan Jenis Kelamin Laki-Laki Modifikasi Tabel 5.9 Nilai AVE,, Composite Reliability, Cronbach Alpha Tabel 5.10 Nilai Tabel 5.11 Nilai R Square Tabel 5.12 Path Coefficient Tabel 5.13 Loading Factor pada Model Penerimaan Jenis Kelamin Perempuan tahap Awal Tabel 5.14 Loading Factor pada Model Penerimaan Jenis Kelamin Perempuan Modifikasi Tabel 5.15 Nilai AVE,, Composite Reliability, Cronbach Alpha Tabel 5.16 Nilai Tabel 5.17 Nilai R Square Tabel 5.18 Path Coefficient Tabel 6.1 Kesimpulan Penelitian xiii

15 BAB I PENDAHULUAN Bab ini memberikan pembahasan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan Latar Belakang Penelitian Universitas Tarumanagara merupakan salah satu universitas swasta yang memiliki beberapa fakultas dan mengimplementasikan SI/TI (Sistem Informasi/Teknologi Informasi) untuk mendukung proses belajar mengajar. Salah satu fakultas yang dimiliki oleh Universitas Tarumanagara adalah Fakultas Teknologi Informasi (FTI Untar) yang terdiri dari jurusan Teknik Informatika dan Sistem Informasi. Iskandar (1980) mendefinisikan teknologi sebagai suatu cara untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera dan otak manusia. Davis et al., (1989) menjelaskan faktor penerimaan teknologi dengan menggunakan TAM (Technology Acceptance Model) untuk menguraikan model konseptual penerimaan pengguna sistem informasi / teknologi baru. Seiring dengan waktu, TAM sendiri mengalami perkembangan yang kemudian menjadi UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology). Seiring dengan berkembangnya teknologi dalam dunia pendidikan, maka banyak universitas maupun fakultas bersaing untuk mendapatkan mahasiswa dengan menerapkan berbagai implementasi SI/TI dalam kegiatan belajar mengajarnya. FTI Untar sangat menyadari betapa pentingnya mengimplementasikan SI/TI dalam kegiatan belajar mengajarnya sehingga selalu menerapkan berbagai media untuk memberikan kemudahan dan memperlancar kegiatan belajar mengajar. 1

16 2 Kemajuan teknologi dicontohkan dengan perkembangan cyber teaching atau yang lebih dikenal dengan E-Learning. Menurut Comerchero (2006), E-Learning sendiri dapat didefinisikan sebagai sarana pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi, dan teknologi. Karena terdapat keterbatasan dalam interaksi sosial, maka siswa harus dapat menjaga diri untuk tetap termotivasi. E-Learning dikatakan efisien karena mengeliminasi jarak penggunaannya. Salah satu cara FTI Untar menerapkan SI/TI adalah dengan menerapkan E- Learning. E-Learning yang terdapat pada FTI Untar menggunakan aplikasi berbasis Learning Management System (LMS) Moodle. Dalam Kajian Prinsip Nine Event of Instruction Gagne Dalam Empat Platforms (2010), Moodle menjadi salah satu dari empat platform yang mampu menyajikan tujuan pembelajaran dan bersifat open source. Moodle dibangun dengan tujuan untuk mendukung E- learning dengan memanfaatkan interaksi antar penggunanya. E-Learning yang diterapkan di lingkungan FTI Untar disebut E-Class yang dapat diakses melalui link pada website Untar atau melalui situs eclass.utara.org. Berhubung E-Class berperan dalam membantu proses belajar mengajar, maka setiap fitur yang terdapat di dalam E-Class seperti main menu, menu login, course categories, calender dan tampilan kuis terus dicek dan diperbaiki. Perumusan masalah dapat diketahui dengan membandingkan antara harapan yang berkaitan dengan tingkat penggunaan E-Learning dengan kondisi saat ini. Apabila setelah dibandingkan terdapat gap atau perbedaan, maka gap itu yang akan dijadikan permasalahan dalam penelitian ini. Peneliti mengetahui harapan dan kondisi saat ini berdasakan hasil wawancara dengan dosen dan web admin. Salah satu tujuan dari FTI Untar adalah mengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni secara berkesinambungan untuk mencapai keunggulan institusi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Meskipun E- Class yang digunakan oleh FTI Untar sudah berjalan kurang lebih 7 tahun, namun dalam pelaksanaannya saat ini aktivitas penggunaannya dapat dikatakan rendah serta belum pernah belum pernah dilakukan analisis untuk mengetahui faktor-

17 3 faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pengguna dalam menggunakan E-Class. Oleh karena itu, diharapkan mahasiswa dan dosen dapat lebih sering melakukan interaksi menggunakan E-Class. Adalah hal yang signifikan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan pengguna terhadap implementasi E-Class pada FTI Untar dan dikategorikan berdasarkan jenis kelamin sehingga dapat diberikan kesimpulan dan rekomendasi yang sesuai dengan keadaan terkait hasil penelitian Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam penelitian adalah Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi penerimaan pengguna terhadap implementasi E-Class pada FTI Untar?. Pertanyaan penelitian di atas memiliki subpertanyaan dikarenakan pembagian karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin. Subpertanyaan penelitian yang dirumuskan adalah : Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi penerimaan pengguna terhadap implementasi E-Class pada FTI Untar ditinjau berdasarkan jenis kelamin? 1.3. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian yang dilakukan difokuskan pada penganalisisan tingkat penerimaan pengguna Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara dalam menerapkan implementasi E-Learning. Oleh karena itu,hasil penilaian tingkat penerimaan pengguna implementasi E-Learning beserta rekomendasi yang diberikan hanya berlaku untuk lingkungan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara. Model penerimaan yang digunakan oleh peneliti dikembangkan sesuai dengan model penelitian yang telah dilakukan oleh Andre (2013) yang menyarankan perlu dikembangkannya model penelitian yang lebih cocok dan komprehensif sesuai di kasus yang ada, dimana dalam penelitian ini adalah FTI Untar. Responden yang dipilih oleh peneliti adalah sejumlah dosen dan mahasiswa.

18 4 Responden mahasiswa yang diambil sampelnya merupakan mahasiswa angkatan 2012/2013 karena dianggap angkatan ini yang menggunakan E-Class secara aktual. Data yang diperoleh kemudian dikategorikan berdasarkan jenis kelamin karena berdasarkan penelitian terdahulu telah diketahui bahwa terdapat perbedaan dalam menerima implementasi suatu sistem dilihat dari jenis kelamin pengguna (Indah Fajarini, Venkantesh et al., 2003; Wang dan Shih, 2009) Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan ruang lingkup penelitian yang telah dijelaskan, penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap penerimaan pengguna terhadap E-Class serta mendapatkan rekomendasi yang diperlukan terkait hasil penelitian. Selain itu, hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu : Bagi penulis. Penelitian ini memberikan wawasan dan pemahaman baru mengenai metode untuk menganalisis tingkat penerimaan pengguna terhadap E-Learning. Bagi organisasi. Penelitian ini memberikan masukan dan gambaran yang membangun kepada FTI Untar mengenai sejauh mana pengguna dapat menerima E-Learning yang telah diimplementasikan. Bagi kalangan akademis. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk dijadikan referensi terhadap peneliti selanjutnya yang akan meneliti tingkat penerimaan pengguna E-Learning pada FTI Untar atau institusi lain secara umum Sistematika Penulisan Penulisan karya akhir ini dilakukan dengan menggunakan sistematika penulisan, yang terdiri dari enam bab sebagai berikut : a) BAB I PENDAHULUAN

19 5 Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, manfaat dan tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. b) BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi penjelasan mengenai berbagai teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu teori dasar E-Learning, model untuk menganalisis tingkat penerimaan pengguna E-Learning, penelitian sebelumnya, serta prinsip prinsip umum yang diajukan dalam bentuk theoretical framework. c) BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi penjelasan mengenai tahapan penelitian yang dilakukan dalam melakukan penelitian. d) BAB IV PROFIL ORGANISASI Bab ini berisi penjelasan mengenai gambaran singkat Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara, seperti struktur organisasi, visi dan misi, serta gambaran singkat mengenai E-Learning yang diimplementasikan. e) BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi penjelasan mengenai hasil dari analisis data, baik dari kuesioner maupun wawancara serta pembahasan mengenai rekomendasi atas hasil penelitian. f) BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi penjelasan mengenai kesimpulan berdasarkan analisis dan pembahasan serta saran yang diberikan penulis terkait hasil penelitian.

20 8 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan memberikan penjelasan mengenai berbagai teori dan literatur serta kerangka pemikiran yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. 2.1 E-Learning E-Learning berasal dari dua kata yaitu E dan Learning. E merupakan singkatan dari electronic yang berarti elektronik dan learning yang artinya adalah proses belajar, artinya E-Learning merupakan suatu sistem pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi komputer berbasis web atau menggunakan jaringan internet Definisi E-Learning E-Learning memiliki definisi yang sangat luas sehingga banyak ahli yang mendefinisikannya dari berbagai sudut pandang. Hartley (2001) mendefinisikan E-Learning sebagai suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke pembelajar dengan menggunakan media internet, intranet, atau media jaringan komputer lainnya. Menurut Gilbert & Jones (Surjono, 2007), E-Learning didefinisikan sebagai suatu pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik, seperti internet, intranet / extranet, satellite broadcast, audio / video, TV interaktif, CD-ROM dan computer based training (CBT). Sementara itu, Onno W Purbo (Hasbullah, 2008) menjelaskan bahwa istilah E atau singkatan dari electronic dalam E-Learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usahausaha pengajaran lewat teknologi elektronik seperti internet, intranet, satelit, tape audio / video, TV interaktif dan CD-ROM. 6

21 7 Berdasarkan beberapa definisi dari para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa E- Learning merupakan metode belajar mengajar yang menggunakan media elektronik untuk menyampaikan bahan pengajaran sehingga peserta didik dapat melakukan proses belajar sendiri tanpa harus berada di tempat perkuliahan atau bersama pengajar pada saat yang bersamaan Manfaat E-Learning Dalam dunia pendidikan, E-Learning sudah banyak diterapkan dengan sangat komunikatif. Pada dasarnya, E-Learning diterapkan dengan tujuan membuat proses pembelajaran menjadi seefektif dan seefisien mungkin karena informasi yang diberikan E-Learning sangat komunikatif. Beberapa manfaat E-Learning menurut Bates (1995) dan Wulf (1996) terdiri atas empat hal, yaitu : a) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity) b) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana saja dan kapan saja (time and place flexibility) c) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience) d) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities) Jenis E-Learning Menurut Horton (2003), E-Learning dapat dibedakan menjadi lima kategori, yaitu: a) Learned-Led E-Learning, sering disebut Self-Directed E-Learning karena dirancang untuk memungkinkan pengguna (mahasiswa) belajar secara mandiri. Materi pembelajaran dikemas dan disampaikan melalui jaringan internet / website. b) Instructor-Led E-Learning, merupakan kebalikan dari Learned-Led E- Learning karena seluruh kegiatan belajar mengajar serta materi yang terdapat

22 8 pada kelas konvensional disampaikan dengan menggunakan teknologi internet / website sehingga membutuhkan teknologi pembelajaran yang sinkronus (real time) seperti konferensi video, audio, chatting, bulletin board, dan lainnya. c) Facilitated E-Learning, merupakan kombinasi antara Learned-Led E- Learning dan Instructor-Led E-Learning karena bahan pembelajaran mandiri (audio, animasi, dan video), komunikasi interaktif dan kolaboratif (forum diskusi, konferensi pada waktu-waktu tertentu, chatting,dll) disampaikan melalui website. d) Embedded E-Learning, hampir sama dengan electronic performance support system. Dirancang untuk dapat memberikan informasi ketika pengguna ingin menguasai keterampilan, pengetahuan atau lainnya dengan secepat mungkin dengan menggunakan informasi / bantuan dengan bantuan aplikasi program yang ditanam pada website. e) Telementoring dan E-Coaching, dilakukan dengan cara memanfaatkan teknologi internet dan website untuk memberikan bimbingan dan pelatihan jarak jauh. Semua tools dipergunakan untuk memandu dan membimbing perkembangan pengguna dalam menguasai pengetahuan, keterampilan atau sikap yang dikuasainya. Sementara itu menurut Nedelko (2008), E-Learning dapat diterapkan menjadi tiga kategori, yaitu : a) Web Supported E-Learning, merupakan tipe pembelajaran yang tetap dilakukan secara tatap muka dan didukung dengan penggunaan website yang berisi rangkuman tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, tugas, dan tes singkat. b) Blended / Mix Mode E-Learning, merupakan tipe pembelajaran yang sebagian prosesnya dilakukan secara tatap muka dan sebagian lagi dilakukan secara online.

23 9 c) Fully Online E-Learning Format, merupakan tipe pembelajaran yang seluruh prosesnya dilakukan secara online termasuk tatap muka antar pendidik dan peserta didik juga dilakukan secara online, yaitu dengan menggunakan teleconference Metode penyampaian E-Learning Metode untuk menyampaikan bahan pengajaran E-Learning ada dua, yaitu: a) Synchrounous E-Learning Metode yang pertama disebut Synchrounous karena dosen dan mahasiswa melakukan kegiatan belajar mengajar dalam waktu dan kelas virtual yang sama walaupun tempat yang jauh berbeda sehingga memerlukan media teleconference b) Asynchronous E-Learning Metode yang kedua disebut Asynchronous karena dosen dan mahasiswa melakukan kegiatan belajar mengajar dalam kelas virtual tetapi dalam waktu dan tempat yang berbeda. Pada metode ini, peranan aplikasi E- Learning dan konten E-Learning diperlukan dan online selama 24 jam 2.2. Learning Management System Ellis (2009) mendefinisikan Learning Management System (LMS) sebagai suatu perangkat lunak atau software untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan sebuah kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan secara online (terhubung ke internet), E-Learning, dan materi-materi pelatihan dan semua itu dilakukan secara online. LMS memiliki beberapa pilihan aplikasi baik yang bersifat proprietary software dan ada yang open source. Contoh aplikasi yang bersifat proprietary software adalah sebagai berikut :

24 10 Saba Software ( Apex Learning ( Blackboard ( IntraLearn ( SAP Enterprise Learning ( suite/erp/hcm/learningsolution/index.epx) Contoh aplikasi yang bersifat open source adalah sebagai berikut : ATutor ( Dokeos ( DotLRN ( Freestyle Learning ( ILIAS ( LON-CAPA ( Moodle ( OpenACS ( OpenUSS ( Sakai ( Spaghetti Learning ( Pengertian Moodle Aplikasi yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan adalah Moodle. Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment (Moodle) adalah salah satu aplikasi Learning Management System (LMS) berbasis sumber terbuka (open source) yang dirancang untuk mendukung kegiatan pembelajaran elektronis. Moodle dikembangkan oleh Moodle HQ, sebuh perusahaan yang berasal dari Australia dengan dukungan finansial dari sekitar 60 mitra Moodle di seluruh dunia. Saat ini Moodle merupakan salah satu aplikasi yang paling banyak digunakan untuk kegiatan e-learning di berbagai negara.

25 11 Saat ini Moodle memiliki lebih dari situs aktif yang tersebar pada 235 negara. Untuk Indonesia sendiri, statistik Moodle mencatat ada lebih dari 1000 situs aktif yang menggunakan Moodle (Moodle, 2014). Moodle pertama kali dikembangkan oleh seorang lulusan ilmu komputer bernama Martin Dougiamas. Martin mengembangkan Moodle berdasarkan kebutuhan pembelajaran melalui pendekatan pedagogis, yaitu pendekatan yang merujuk pada penggunaan strategi / gaya pembelajaran. Fitur-fitur yang terdapat pada Moodle dikembangkan berdasarkan analisa terhadap kebutuhan pendidikan dilihat dari aspek sosial dan komunitas yang berbasis internet (Moodle, 2014) Arsitektur Moodle Moodle dibuat oleh para edukator dan ahli komputer, dengan prinsip-prinsip bahwa pengajaran dapat menjadi efektif. Berikut ini adalah contoh arsitektur Moodle yang digambarkan oleh Martin Dougiamas (2009). Gambar 2.1 Arsitektur Moodle (Sumber : Martin Dougiamas, 2009)

26 12 Moodle berisi banyak folder dan file file konfigurasi. Berikut ini adalah penjelasan dari file dan folder yang berada di dalam arsitektur Moodle : a) File config.php : merupakan file utama dari konfigurasi moodle dan dibuat oleh moodle ketika user melakukan instalasi. Keberadaan file ini menandakan bahwa konfigurasi antara moodle, apache, dan database (mysql) telah berhasil dilakukan. b) File config-dist.php : merupakan file konfigurasi Moodle dan sudah terbentuk sebelum dilakukan instalasi dan memiliki fungsi sama seperti config.php. File ini dapat berfungsi seperti file konfigurasi jika ingin melakukan pengaturan konfigurasi secara manualdengan cara merunah namanya menjadi config.php (jika tidak ingin membuat file config.php dari proses instalasi) c) File file.php : merupakan file yang memiliki fungsi untuk mengambil file dari data root. File yang diambil dapat berupa gambar ataupun artikel. Untuk menggunakan file ini dibutuhkan fungsi get_file_url{} yang tersedia pada direktori lib/filelib.php. d) File index.php : merupakan file default yang akan menampilkan halaman home dari Moodle yang dimiliki. e) File install.php : merupakan file yang diharuskan ada saat proses instalasi. File ini sudah termasuk dalam paket Moodle yang diunduh. Ketika melakukan instalasi, file ini adalah file pertama yang dipanggil dan merupakan file yang membantu membuat file config.php ketika proses instalasi dilakukan. f) File version.php : merupakan file yang mejelaskan versi moodle yang digunakan oleh organisasi. g) File README.txt : merupakan file yang berisi petunjuk untuk instalasi moodle. h) File COPYING.txt : merupakan file yang berisi copyright dan lisensi dari Moodle.

27 Model Penerimaan Technology Acceptance Model (TAM) Pada tahun 1989, Davis, Bagozzi, dan Warshaw dalam User Acceptance of Computer Technology : A Comparison of two theoretical Models memperkenalkan TAM sebagai suatu model yang digunakan untuk menganalisis, mengukur dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerimaan pengguna terhadap penerapan teknologi informasi. TAM sendiri merupakan model yang dikembangkan dari model Theory of Reasoned Action (TRA), yang diperkenalkan oleh Fishbein dan Ajzen pada tahun Model TAM yang digunakan untuk mengetahui penerimaan pengguna dapat dilihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Model TAM (Sumber : Davis et al., 1989) Penjelasan tiap variabel berdasarkan gambar tersebut adalah sebagai berikut : a) External Variable. Merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar yang dapat mempengaruhi tingkat penerimaan pengguna dalam menggunakan suatu sistem. b) Perceived Usefulness (PU). Merupakan faktor-faktor yang menunjukkan persepsi atau tingkat kepercayaan pengguna terhadap sistem yang digunakan apakah dapat meningkatkan kinerja pekerjaannya.

28 14 c) Perceived Ease of Use (PEOU). Merupakan faktor-faktor yang menunjukkan persepsi atau tingkat kepercayaan pengguna terhadap teknologi yang digunakan apakah dapat memberikan kemudahan dalam penggunaannya. d) Attitude Toward Using (A). Merupakan evaluasi ketertarikan pengguna terhadap penggunaan suatu sistem. e) Behavioral Intention (BI). Merupakan minat pengguna untuk melakukan suatu tindakan terhadap penggunaan sistem. f) Actual Usage (AU). Merupakan pengukuran terhadap durasi dan frekuensi penggunaan sistem Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) UTAUT merupakan salah satu model penerimaan yang dikembangkan oleh Venkantesh dan Davis pada tahun Model ini dikembangkan karena mereka menyadari akan banyaknya peneliti yang mengalami kesulitan dalam memilih model penerimaan teknologi. Penelitian ini menguji delapan model, yaitu : a) Theory of Reasoned Action (TRA) b) Technology Acceptance Model (TAM) c) Motivational Model (MM) d) Theory of Planned Behavior (TPB) e) Combine TAM and TPB (C-TAM-TPB) f) Innovation Diffusion Theory (IDT), dan g) Social Cognitive Theory (SCT). UTAUT merupakan pengembangan lebih lanjut dari model penerimaan pengguna sebelumnya, yaitu TAM dengan menambahkan dua komponen, yaitu pengaruh sosial (Social Influence) dan fasilitas pendukung (Facilitating Conditions).

29 15 Penjelasan tiap variabel yang terdapat dalam model UTAUT adalah : Performance Expectancy (PE). Merupakan tingkat persepsi penguna sistem yang berkenaan dengan keyakinan bahwa dengan menggunakan sistem yang bersangkutan akan menolong mereka dalam mencapai performa kerja yang diharapkan (Venkatesh, Morris, G.B.Davis, dan F.D.Davis, 2003). Effort Expectancy (EE). Merupakan tingkat persepsi pengguna sistem yang berkenaan dengan kemudahan dari penggunaan sistem (Venkatesh, Morris, G.B.Davis, dan F.D.Davis, 2003). Social Influence (SI). Merupakan tingkat persepsi pengguna bahwa ada pihak lain yang percaya bahwa ia sebaiknya menggunakan teknologi yang bersangkutan (Venkatesh, Morris, G.B.Davis, dan F.D.Davis, 2003). Facilitating Conditions (FC). Merupakan tingakat persepsi pengguna bahwa organisasi dan prasarana teknis yang ada sanggup mendukung penggunaan sistem yang bersangkutan (Venkatesh, Morris, G.B.Davis, dan F.D.Davis, 2003). 2.4 Structural Equation Model (SEM) Untuk melakukan suatu analisis terhadap suatu model penerimaan, maka dibutuhkan suatu teknik untuk menganalisis data yang sudah ada Definisi Structural Equation Model (SEM) Structural Equation Model, yang selanjutnya akan disebut SEM merupakan suatu teknik modeling statistik yang bersifat cross-sectional, linear, dan umum. SEM juga dapat didefinisikan sebagai teknik statistik yang digunakan untuk membangun dan menguji model statistik yang biasanya dalam bentuk modelmodel sebab akibat sehingga SEM sering disebut merupakan teknik hibrida yang meliputi aspek-aspek penegasan (confirmatory) dari analisis faktor, analisis jalur, dan regresi.

30 16 Menurut Hair, Babin, Anderson, dan Tatham cit Ghozali pada tahun 2008, SEM merupakan sebuah evolusi dari model persamaan berganda yang dikembangkan dari prinsip ekonometri dan digabungkan dengan prinsip pengaturan dari psikologi dan sosiologi. SEM menjadi teknik analisis yang kuat karena mempertimbangkan pemodelan interaksi, nonlinearitas, variabel-variabel bebas yang berkolerasi (correlated independents), kesalahan pengukuran, gangguan kesalahan-kesalahan yang berkolerasi (correlated error terms), beberapa variabel bebas laten (multiple latent independents) dimana masing-masing diukur dengan beberapa indikator. Dikarenakan SEM memakai input yang berupa matriks kovarian (covariance based SEM) dan memiliki perhitungan matematis yang kompleks, sehingga banyak peneliti yang menggunakan program aplikasi sebagai alat bantu untuk menganalisa SEM, seperti AMOS, EQS, LISREL, dan lain lain Tahapan Pengujian Model Penelitian Untuk menguji model penelitian yang dilakukan dengan pendekatan SEM, maka diperlukan dua tahapan yaitu : a) Pengujian terhadap measurement model. Measurement model merupakan bagian SEM yang terdiri atas sebuah vaariabel laten (konstruk) dan beberapa variabel manifest (indikator) yang menjelaskan variabel laten terukur sebagai efek atau refleksi dari variabel latennya. Pengujian ini bertujuan untuk mengukur seberapa tepat indikator yang digunakan untuk mengukur variabel laten yang ada. b) Pengujian terhadap struktural model Struktural model merupakan bagian SEM yang terdiri atas variabel variabel yang menjelasakan hubungan antar variabel yang ada pada model tersebut. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apa hubungan yang terjadi di antara variabel variabel yang ada yang membangun model penelitian.

31 Partial Least Square (PLS) Partial Least Square, yang selanjutnya akan disebut PLS sering juga disebut variance based SEM merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis model persamaan struktural (SEM) yang memiliki banyak konstruk, baik yang terhubung secara langsung maupun tidak langsung. PLS merupakan metode alternatif dari SEM yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan hubungan di antara variabel yang kompleks namun ukuran sampel datanya kecil (30 sampai 100), mengingat SEM memiliki ukuran sampel data minimal 100. PLS biasanya digunakan apabila pemenuhan sejumlah syarat untuk menggunakan SEM tidak terpenuhi. PLS memiliki beberapa perbedaan apabila dibandingkan dengan SEM seperti dirangkum pada tabel 2.1: Tabel 2.1 Perbandingan SEM danpls SEM Hanya dapat digunakan untuk ukuran data sampel yang besar Asumsi data terdistribusi normal secara multi varian harus terpenuhi PLS Baik digunakan untuk ukuran data sampel yang kecil maupun yang besar, serta cocok digunakan untuk semua jenis skala data (Anderson, John E., et al,2006) Asumsi data terdistribusi normal secara multi variant tidak harus terpenuhi (Chin,1998) 2.5 Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling atau teknik pengambilan sampel dapat dijelaskan sebagai suatu teknik untuk memilih dan menentukan jenis sampel atau contoh serta perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi suatu subjek atau objek penelitian. Menurut Sugiyono, teknik pengambilan sampel pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

32 18 a) Probability Sampling Merupakan teknik yang memberikan peluang yang sama bagi setiap populasi untuk dipilih menjadi sampel. Probability sampling dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu : Simple Random Sampling, merupakan teknik sampling yang dipakai untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling Proportionate Stratified Random Sampling, merupakan teknik sampling yang mirip dengan Simple Random Sampling, tetapi penentuan sampel memperhatikan strata (tingkatan) yang ada di dalam populasi Disproportionate Stratified Random Sampling, merupakan teknik sampling yang mirip dengan Proportionate Stratified Random Sampling dalam hal heterogenitas populasi. Akan tetapi ketidakproporsionalan penentuan sampel ditentukan berdasarkan pada pertimbangan apabila populasi sampel berstrata tetapi kurang proporsional pembagiannya Area Random Sampling / Cluster Sampling, merupakan jika sumber data atau populasi sangat luas. Untuk menentukan yang mana terlebih dahulu untuk dijadikan sampel, maka area populasi terlebih dahulu ditetapkan secara random, dan menentukan jumlah sampel yang digunakan pada masing-masing area dengan menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling mengingat jumlahnya yang bias saja berbeda. b) Nonprobability Sampling Merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang / kesempatan sama sekali bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Nonprobability Sampling dapat dibedakan menjadi 6 macam, yaitu :

33 19 Sistematic Sampling, merupakan teknik sampling yang menggunakan nomor urut dari populasi baik berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam, maupun pertimbangan sistematis lainnya. Quota Sampling, merupakan teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi ynag memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang diinginkan. Incidental Sampling, merupakan teknik penentuan sampel secara tanpa sengaja atau siapa saja yang tanpa sengaja bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel. Purposive Sampling, merupakan teknik untuk menentukan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga dianggap layak untuk dijadikan sampel. Accidental Sampling, merupakan sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya dilakukan apabila populasi dianggap kecil atau kurang dari 100. Snowball Sampling, merupakan teknik penentuan jumlah sampel yang pada awalnya kecil kemudian terus menerus membesar ibarat bola salju. 2.6 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan digambarkan pada tabel 2.2.

34 20 Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian Terdahulu Peneliti Andre Tirta Winoto Tri Suci Gandawati I Gusti Nyoman Sedana (, 2013) (Gunadarma, 2011) (Sanata Dharma, 2009) Judul Analisa Faktor-Faktor yang Analisis Proses Adopsi Penerapan Model UTAUT untuk Penelitian Mempengaruhi Mahasiswa dalam Electronic Payment System Memahami Penerimaan dan Penggunaan Menggunakan Sistem Diskusi Online dengan Menggunakan UTAUT Learning Management System. Studi Scele di Program Magister Teknologi Model Kasus : Experential E-Learning of Sanata Informasi Dharma University Metodologi Teknik pengambilan data yang Untuk pengambilan Metode pengambilan sampel digunakan oleh peneliti adalah sampel, peneliti menggunakan metode purposive kuesioner menggunakan snowball sampling Untuk menganalisa data, sampling Untuk menganalisis data, peneliti peneliti menggunakan metode Untuk menganalisis data, menggunakan model UTAUT UTAUT yang dimodifikasi peneliti menggunakan yang disederhanakan dengan menambahkan E- model UTAUT yang Learning Motivation, Content telah dimodifikasi Quality, dan Teacher s Role sedemikian rupa sehingga sederhana

35 21 Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian Terdahulu (Lanjutan) Kelebihan Peneliti mengetahui dengan Peneliti mengetahui jelas mengenai tindakan dengan jelas mengenai pengelolaan yang harus hasil analisis proses adopsi dilakukan berdasarkan hasil E-Payment terhadap penelitian sistem pembayaran Kelemahan - Peneliti tidak mengikutsertakan variabel Facilitating Condition pada uji pengaruh terhadap Behavioral Intention Peneliti mengetahui dengan jelas mengenai persepsi para mahasiswa terhadap penerimaan dan penggunaan Exelsa Hanya menggunakan mahasiswa sebagai responden

36 22 Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian Terdahulu (Lanjutan) Persamaan Perbedaan Peneliti dalam ketiga penelitian ini menggunakan model dasar UTAUT Dalam penelitiannya peneliti Dalam penelitiannya, peneliti Dalam penelitiannya peneliti menggunakan model UTAUT menggunakan model UTAUT menggunakan model UTAUT yang dimodifikasi sesuai yang dimodifikasi menjadi yang disederhanakan dan dengan kondisi tempat studi sederhana sesuai dengan responden yang diambil kasus kondisi tempat studi kasus hanya mahasiswa Kesimpulan 1. Faktor yang mempengaruhi 1. Variabel Performance 1. UTAUT adalah alat yang berguna pengguna secara umum dan Expectancy, Effort Expectancy, untuk menjelaskan penerimaan dan pengguna berjenis kelamin Social Influence, dan Facilitating penggunaan Exelsa oleh mahasiswa pria dalam menerima Condition berpengaruh terhadap 2. Performance Expectancy, Effort teknologi diskusi online Behavioral Intention Expectancy, Social Influence, dan SCELE adalah E-Learning 2. Variabel Facilitating Condition Facilitating Condition masing - Motivation, Social dan Behavioral Intention masing memiliki korelasi positif Influence, dan Facilitating berpengaruh terhadap Use dan signifikan terhadap Behavioral Condition Behavior Intention

37 23 Tabel 2.2 Perbandingan Penelitian Terdahulu (Lanjutan) 2. Faktor yang mempengaruhi pengguna secara umum dan pengguna berjenis kelamin wanita dalam menerima teknologi diskusi online SCELE adalah Social Influence, Teacher s Role, dan Facilitating Condition 3. Variabel yang mempengaruhi Behavioral Intention dan Use Behavior adalah Facilitating Condition 3. Facilitating Condition tidak memiliki korelasi signifikan terhadap Use Behavior

38 24 Berdasarkan tiga penelitian terdahulu, dapat ditarik kesimpulan penggunaan model UTAUT, baik model dasar, model yang disederhanakan, maupun yang telah dikembangkan dapat membantu peneliti dalam menjelaskan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi penerimaan pengguna sehingga untuk ke depannya dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesiapan E-Learning. Perbandingan penelitian terdahulu akan menjadi dasar untuk dibuatnya theoretical framework pada penelitian ini. Peneliti sendiri melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Pengguna terhadap Implementasi E-Learning : Studi Kasus Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara. Peneliti menggunakan kuesioner, observasi, dan wawancara dalam melakukan pengumpulan data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode UTAUT yang telah dimodifikasi dari model UTAUT dasar dengan menambahkan E- Learning Motivation dan Content Quality. 2.7 Theoretical Framework Theoretical framework dibuat berdasarkan model yang sudah ada sebelumnya. Gambar 2.3 adalah gambar dari model UTAUT. Gambar 2.3 Model UTAUT ( Sumber : Venkantesh,V., Morris, M.G., Davis, G.B.,2003)

39 25 Theoretical framework yang dibuat dalam penelitian ini merupakan hasil modifikasi dari penelitian sebelumnya dengan model dasar UTAUT. Theoretical framework penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 2.4. Theoretical Framework Berdasarkan gambar theoretical framework, variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : E-Learning Motivation Pada tahun 2009, Maldonado, Khan, Moon, dan Jae mendefinisikan E- Learning Motivation sebagai modifikasi dari Performance Expectancy, Effort Expectancy, dan Motivation dan merupakan variabel yang penting dalam kasus E-Learning.

40 26 Social Influence Pada tahun 2003, Venkantesh dan Davis mendefinisikan Social Influence sebagai indikator untuk mendefinisikan seberapa besar pengaruh dari lingkungan sosial yang berada di sekeliling objek penelitian dalam menggunakan sistem E-Learning. Content Quality Merupakan indikator untuk mengukur kualitas konten pembelajaran yang dimasukkan ke dalam E-Learning. Facilitating Condition Pada tahun 2003, Venkantesh dan Davis mendefinisikan Facilitating Condition sebagai indikator untuk mengukur sejauh mana infrastruktur organisasi memberikan dukungan kepada prngguna untuk mengakses sistem tersedia secara optimal. Behavioral Intention Venkantesh mendefinisikan Behavioral Intention sebagai minat pengguna untuk melakukan suatu tindakan terhadap penggunaan sistem. Actual Usage Pada tahun 2007, Wibowo dan Masrom mendefinisikan Actual Usage sebagai indikator untuk mengetahui realitas penggunaan sistem ditinjau dari domain waktu.

41 Variabel dan Indikator Penelitian Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian menggunakan beberapa pernyataan sebagai indikator yang berfungsi sebagai alat ukur pada setiap variabel penelitian. Dalam tabel 2.3, akan dijelaskan daftar variabel beserta indikator yang digunakan. Tabel 2.3 Variabel dan Indikator Penelitian Konstruk penelitian E-Learning Motivation (ELM) (Maldonado dkk, 2009) (Ryan & Deci, 2000) (Santoso dan Hasibuan, 2007) (Venkantesh, 2003) Indikator ELM 1 : Meningkatkan pemahaman terhadap mata kuliah ELM 2 : Menyelesaikan tugas / soal lebih cepat ELM 3 : Meningkatkan nilai mata kuliah ELM 4 : Dapat belajar lebih baik daripada mahasiswa lain ELM 5 : Mendapatkan reward atau tambahan nilai ELM 6 : Dapat dengan mudah menggunakan E-Learning ELM 7 : Dapat dengan mudah mempelajari penggunaan E-Learning ELM 8 : Menikmati belajar menggunakan E-Learning

42 28 Tabel 2.3 Variabel dan Indikator Penelitian (Lanjutan) Social Influence (SI) (Venkantesh, 2003) Content Quality (CQ) (Santoso dan Hasibuan, 2007) (Wang, 2003) Facilitating Condition (FC) (Maldonado dkk, 2009) (Venkantesh, 2003) SI 1 : Pengaruh dosen atau akademisi SI 2 : Pengaruh teman SI 3 : Ajakan orang orang sekitar CQ 1 : Konten diskusi berbasis multimedia CQ 2 : Konten diskusi sesuai dengan pembahasan mata kuliah CQ 3 : Mahasiswa dapat mengerti konten yang diberikan CQ 4 : Konten yang diberikan berisi informasi baru FC 1 : Memiliki Fasilitas untuk menggunakan E- Learning FC 2 : Memiliki kemampuan untuk mengakses E-Learning di segala tempat dan waktu FC 3 : Sistem yang dimiliki kompatibel atau cocok dengan sistem lain yang digunakan FC 4 : Memiliki bantuan teknis ketika dibutuhkan bantuan untuk mengakses E-Learning FC 5 : Memiliki ketersediaan petunjuk ketika dibutuhkan bantuan untuk mengakses E-Learning

43 29 Tabel 2.3 Variabel dan Indikator Penelitian (Lanjutan) Behavioral Intention (BI) Elizabeth dan Mary, 2008) (Maldonado dkk, 2009) (Venkantesh, 2003) Actual Usage (AU) (Masrom dan Wibowo, 2007) BI 1 : Berniat untuk terus menggunakan E-Learning BI 2 : Berniat untuk menggunakan E- Learning dalam mendalami pelajaran BI 3 : Pasti menggunakan sistem semester depan BI 4 : Berniat merekomendasikan E- Learning kepada mahasiswa lain AU 1 : Frekuensi penggunaan dalam seminggu AU 2 : Durasi penggunaan dalam jam AU 3 : Durasi penggunaan saat mendownload materi AU 4 : Durasi penggunaan saat mengupload tugas AU 5 : Durasi penggunaan saat menggunakan kuis Hasil kuesioner yang merupakan respon dari setiap responden terhadap indikator penelitian diperoleh dengan menggunakan skala Likert. 2.9 Pengolahan Skala Likert Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap terhadap suatu subjek, objek, maupun kondisi tertentu dengan menggunakan enam angka penilaian 1 sampai 6 yang berisi pernyataan mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.

44 Hipotesa Penelitian Ada beberapa hipotesa yang dibangun dalam melakukan penelitian ini, yaitu : a) E-Learning Motivation memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Umum) b) Social Influence memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Umum) c) Content Quality memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Umum) d) Facilitating Conditions memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Actual Usage dalam menggunakan E-Class (Umum) e) Behavioral Intention memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Actual Usage dalam menggunakan E-Class (Umum) f) E-Learning Motivation memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Pengguna Laki- Laki) g) Social Influence memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Pengguna Laki-Laki) h) Content Quality memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Pengguna Laki-Laki) i) Facilitating Conditions memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Actual Usage dalam menggunakan E-Class (Pengguna Laki-Laki) j) Behavioral Intention memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Actual Usage dalam menggunakan E-Class (Pengguna Laki-Laki) k) E-Learning Motivation memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Pengguna Perempuan) l) Social Influence memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Pengguna Perempuan) m) Content Quality memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Behavioral Intention dalam menggunakan E-Class (Pengguna Perempuan)

45 31 n) Facilitating Conditions memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Actual Usage dalam menggunakan E-Class (Pengguna Perempuan) o) Behavioral Intention memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap Actual Usage dalam menggunakan E-Class (Pengguna Perempuan) Penelitian ini memiliki 15 hipotesis yang diuji berdasarkan tiga kategori yang dianggap berpengaruh terhadap penerimaan pengguna, yaitu pengguna secara umum, pengguna berjenis kelamin laki-laki, dan pengguna berjenis kelamin perempuan.

46 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan tahapan penelitian yang dilakukan dalam mencapai tujuan penelitian seperti dalam Gambar 3.1. Tujuan dibuat tahapan penelitian adalah agar penelitian yang dilakukan dapat memberikan gambaran mengenai analisis dari permasalahan penelitian dan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan data yang akurat. Gambar 3.1 Gambar tahapan penelitian Penjelasan akan hal hal yang dilakukan pada masing masing tahapan akan diuraikan pada poin- poin berikut ini : 32

47 33 Studi Literatur Pemilihan topik dilakukan dengan cara memilih satu dari beberapa macam topik yang tersedia dan sesuai dengan minat peneliti. Peneliti akan melakukan studi literatur mengenai topik yang dipilih berdasarkan teoriteori, data yang berasal dari penelitian sebelumnya, serta metode yang sesuai dengan topik penelitian untuk memahami konsep yang diteliti. Analisis Kondisi Kekinian pada FTI Untar Pada tahap ini, peneliti melakukan pengumpulan data berdasarkan topik yang dipilih untuk mengetahui penerimaan masing masing responden terhadap implementasi E-Learning. Data yang dikumpulkan adalah informasi mengenai E-Class yang didapat dari pengelola sistem tersebut. Teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian adalah : a) Kuesioner dengan setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban dengan responden sejumlah dosen, mahasiswa, dan web admin. b) Observasi dan wawancara untuk melihat sistem yang berjalan saat ini c) Studi Literatur dengan mengumpulkan informasi dari buku buku sehingga akan membentuk kerangka berpikir Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan observasi, serta studi literatur digunakan untuk menganalis permasalahan yang terjadi di dalam organisasi. Adapun teknik pengumpulan data dengan cara pembagian kuesioner digunakan untuk mengubah permasalahan yang telah dianalisis ke dalam bentuk pernyataan. Perumusan Masalah

48 34 Peneliti akan menjelaskan latar belakang penelitian, permasalahan penelitian dan batasan penelitian yang telah dilakukan dengan melakukan pengumpulan data awal dan berdasarkan rekomendasi dari beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik E-Learning sehingga mendapatkan research question sebagai topik penelitian. Pengembangan Kerangka Pemikiran Peneliti memilih beberapa penelitian terdahulu yang sesuai dengan topik penelitian yang diambil untuk dibandingkan dengan metode 5C ( Concise, Compare, Contrast, Criticize, dan Construct ) sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran (theoretical framework). Perumusan Metodologi Penelitian Peneliti merumuskan metodologi penelitian yang sesuai dengan topik penelitian yang dilakukan sehingga dapat diketahui tahapan penelitian yang dilakukan. Penentuan Hipotesis Penelitian Peneliti membuat hipotesis penelitian dengan cara melihat pengaruh positif maupun negatif yang berasal dari hubungan antar variabel yang terdapat di dalam kerangka pemikiran (theoretical framework). Penentuan Sampel dan Populasi Peneliti melakukan penentuan sampel dan populasi yang dimaksudkan untuk menjadi responden untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Penentuan sampel dan populasi bertujuan agar peneliti dapat memperkirakan jumlah sampel dan populasi dari penelitian ini. Untuk menentukan populasi dari penelitian ini, peneliti mengambil populasi yang merupakan mahasiswa dan dosen yang telah menggunakan

49 35 E-Class. Populasi pada penelitian ini akan digambarkan pada tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1. Populasi Penelitian No Subjek Penelitian Jumlah 1 Dosen 20 2 Mahasiswa 174 Jumlah Populasi 194 Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini akan digambarkan pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Sampel Penelitian No Subjek Jumlah Jumlah Presentase Penelitian Sampel Awal Sampel Akhir 1 Dosen % 2 Mahasiswa % Jumlah Sampel Penyusunan Kuesioner Peneliti melakukan penyusunan kuesioner. Pertanyaan dan pernyataan yang dibuat dalam kuesioner penelitian berdasarkan variabel-variabel dalam UTAUT yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kondisi organisasi. Variabel-variabel penelitian diukur dengan beberapa pertanyaan sebagai indikatornya. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan enam poin skala Likert, dengan prosedur seperti pemberian nilai jawaban 1 (satu) untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), dan naik ke nilai jawaban 6 (enam) untuk jawaban Sangat Setuju (6). Kuisioner dapat dilihat pada lampiran 9 dan 10. Pengujian Kuesioner

50 36 Peneliti melakukan pengujian kuisioner yang bertujuan untuk memeriksa apakah terdapat kesesuaian antara pertanyaan, pernyataan dan variabelvariabel yang hendak diukur. Kuesioner diuji dengan cara meminta komentar dari beberapa responden penelitian secara sukarela untuk menemukan masalah serta melakukan face validity apabila menemukan item yang tidak dimengerti dalam pernyataan kuesioner. Jika terdapat masalah, maka kuesioner diperbaiki. Pengumpulan Data : Penyebaran dan Pengumpulan Kuesioner Peneliti melakukan penyebaran dan pengumpulan kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada sampel yang telah ditetapkan untuk menjadi responden dalam penelitian ini Pengolahan Data Peneliti akan melakukan pengolahan data kuesioner yang kemudian akan diuji berdasarkan kerangka pemikiran (theoretical framework) dengan menggunakan dengan menggunakan teknik Partial Least Square (PLS). Alasan peneliti memilih menggunakan PLS karena telah dipakai dalam berbagai bidang ilmu dan ukuran sampel yang dibutuhkan tidak harus berukuran besar, serta karena merupakan metode analisis yang powerfull dalam menjelaskan dan memprediksi ada atau tidaknya hubungan antar variabel laten dalam satu set blok model penelitian. Selain itu, PLS dapat dipakai pada jenis data nominal, ordinal, interval, dan rasio, dan syarat asumsi yang fleksibel (Yamin dan Kurniawan (2011), Ghozali dan Latan (2012)). Peneliti menggunakan aplikasi bernama SmartPLS versi yang membantu melakukan pengolahan data. Software ini dapat diunduh pada situsnya, yaitu Hasil kalkulasi / pengolahan data ini, yang akan digunakan sebagai masukan untuk dimasukkan ke dalam tahap pengujian hipotesis. Pengujian Hipotesis

51 37 Peneliti melakukan pengujian dengan menggunakan informasi dari sampel dan teori untuk menentukan apakah hasil hipotesis yang menyelidiki hubungan antar variabel laten dapat diterima atau tidak. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara melihat peran dari gender terhadap E- Learning Motivation, Social Influence, dan Content Quality yang direpresentasikan terhadap Behavioral Intention serta Facilitating Conditions terhadap Actual Usage. Kesimpulan dan Saran Peneliti memberikan kesimpulan penelitian yang didapatkan dari hasil pengujian hipotesis. Kesimpulan penelitian berisi penjelasan mengenai hasil dari pertanyaan penelitian yang telah ditentukan pada tahap awal. Dalam tahap ini juga menjelaskan saran untuk hal-hal yang dapat dikembangkan lebih lanjut dari penelitian ini.

52 BAB 4 PROFIL ORGANISASI Dalam bab ini, penulis akan membahas secara lengkap mengenai profil organisasi atau tempat studi kasus yang menjadi objek penelitian seperti sejarah organisasi, visi, misi, serta struktur organisasi. Sejarah Perkembangan Universitas Tarumanagara Yayasan Tarumanagara didirikan menjadi sebuah Badan Hukum pada tanggal 11 september Kemudian pada tanggal 1 Oktober 1959, yayasan meresmikan perguruan tinggi Ekonomi Tarumangara di gedung Tjandra Naya. Kemudian tiga tahun kemudian, yayasan mendirikan Universitas Tarumanagara pada tanggal 1 Oktober 1962 dengan membuka Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Sastra, dan Fakultas Teknik. Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak Fakultas dan Program Studi yang dibuka. Pada saat ini UNTAR memiliki Program Studi yang terdiri dari 4 Program Studi Diploma 3 (D3), 16 Program Studi Program Sarjana (S1), dan 6 Program Studi Program Magister (S2), dan 3 Program Studi Program Doktoral (S3). Tujuan, Visi, dan Misi Universitas Tarumanagara Subbab ini akan memberi pembahsan mengenai visi dan misi yang dimiliki oleh Universitas Tarumanagara, serta tujuan pendidikan yang dilakukan di Universitas Tarumanagara. 38

53 39 Tujuan Pendidikan di Universitas Tarumangara Pendidikan yang dilakukan di dalam lingkungan Universitas Tarumangara memiliki beberapa tujuan sebagai berikut : a) Membentuk dan menghasilkan cendekiawan paripurna yang mampu menjunjung tinggi almamaternya, berkepribadian Indonesia, bermoral tinggi, berbudi luhur, berwawasan kebangsaan serta tanggap terhadap keadaan. b) Membentuk dan menghasilkan tenaga ahli yang mampu berpikir ilmiah dan professional dalam menghadapi masalah masalah seperti melakukan identifikasi, analisis, yang terampil dan berjiwa wiraswasta serta mampu menampilkan ilmu pengetahuan dalam mengabdi kepada masyarakat. c) Membentuk dan menghasilkan sarjana yang mempunyai integritas tinggi dan mampu memelihara serta mengembangkan ilmu pengetahuannya sehingga mempunyai bekal yang cukup. d) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Visi Universitas Tarumanagara Visi Universtas Tarumanagara adalah menjadi universitas yang diakui keunggulannya di dalam negeri dan diperhitungkan dalam kancah regional. Misi Universitas Tarumanagara Selain visi, Universitas Tarumanagara juga memiliki beberapa misi seperti : a) Melaksanakan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang berbudi luhur. b) Melaksanakan pembelajaran untuk menghasilkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks). c) Melaksanakan pelatihan untuk menghasilkan lulusan yang terampil. d) Mengusahakan temuan dan rekacipta di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui penelitian dan perancangan.

54 40 e) Merintis dan memantapkan budaya kepakaran di kalangan civitas akademika untuk menopang reputasi dan kemandirian Untar. Sejarah FTI Universitas Tarumanagara Bermula dari keinginan untuk ikut terlibat dalam pengembangan teknologi informasi (TI) di Indonesia serta meningkatnya kebutuhan tenaga kerja di bidang TI, maka pada tahun akademik 2002 / 2003 Universitas Tarumanagara membuka Program Studi Teknik Informatika. Pada tanggal 28 April 1992, Program Studi Teknik Informatika resmi terdaftar dan berada di bawah naungan Fakultas Teknik. Seiring berjalannya waktu, Program Studi Teknik Informatika berkembang pesat sehingga pada tanggal 30 Mei 2000 Universitas Tarumanagara dengan resmi menambah Program Studi Sistem Informasi. Pada tanggal 6 Agustus 2001, Universitas Tarumanagara juga menambah Program Studi Sistem Komputer. Kemudian pada tanggal 26 Oktober 2001, diadakan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara ( FTI Untar ). Pada tanggal 1 Januari 2002, Program Studi Teknik Informatika, Program Studi Sistem Informasi, dan Program Studi Sistem Komputer resmi dipisahkan dari naungan Fakultas Teknik dan berada di bawah naungan Fakultas Teknologi Informasi. Tujuan, Visi dan Misi FTI Universitas Tarumanagara Dalam subbab ini, penulis akan membahas mengenai tujuan, visi dan misi yang dimiliki oleh FTI Untar. Tujuan FTI Universitas Tarumanagara Fakultas Teknologi Informasi bertujuan menyiapkan tenaga professional di bidang teknologi informasi dalam menghadapi era globalisasi, serta memiliki inisiatif dalam mengkaji ataupun menyelesaikan masalah dan memiliki kemampuan mandiri, serta memngembangkan diri dalam pekerjaan maupun untuk studi lanjut.

55 41 Visi FTI Universitas Tarumanagara Menjadi fakultas yang terkemuka yang diakui keunggulannya dalam bidang teknologi informasi dan mampu mengembangkan budaya wirausaha yang diperhitungkan di dalam dan luar negeri. Misi FTI Universitas Tarumanagara Misi FTI Untar adalah sebagai berikut : a) Melaksanakan pembelajaran untuk menghasilkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi informasi serta memiliki kepribadian yang kreatif, mandiri, dan berbudi luhur b) Melaksanakan pelatihan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan dalam bidang teknologi informasi c) Mengusahakan temuan dan rekacipta di bidang teknologi informasi melalui penelitian perancangan dan mengembangkan budaya wirausaha positif Struktur Organisasi FTI Untar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara memiliki struktur organisasi yang akan dijelaskan pada gambar 4.1.

56 42 STRUKTUR ORGANISASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI SENAT FAKULTAS DEKAN PUDEK I & II JURUSAN INFORMATIKA STAF DEKAN / PUDEK TATA USAHA Perpustakaan TDI Laboratorium TIK Subag Pengelolaan Praktikum Subag Pemeliharaan & Perbaikan Subag Akad. & Perkuliahan Subag Pulahta & Kemahasiswaan Subag Umum & Perlengkapan Subag Keuangan Subag Personalia Laboran P Iwan Laboran P Arifin Urusan Perkuliahan Urusan Pusat Data Urusan Perlengkapan Urusan Perenc. Anggaran Urusan Administrasi Dosen & Karyawan Kaprodi TI Kaprodi SI Dosen Bidang Kajian Ilmu Staf Prodi Dosen Bidang Kajian Ilmu Staf Prodi Lab Penelitian Lab Penelitian Gambar 4.1. Struktur Organisasi FTI Untar

57 43 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini memberikan penjelasan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan beserta pembahasannya. Pembahasannya meliputi data responden yang diperoleh, analisis data terhadap model penelitian yang digunakan, analisis data berdasarkan pembagian jenis kelamin serta pengujian hipotesis yang dilakukan. Responden Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner kepada beberapa responden. Responden yang diambil datanya pada penelitian ini adalah dosen dan mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi di Universitas Tarumanagara yang pernah menggunakan E-Class dalam kegiatan belajar mengajarnya. Responden dibatasi pada mahasiswa angkatan 2012/2013 dan dosen yang mengajar di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumangara. Dalam proses penyebaran kuesioner, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 140 responden yang terdiri dari 20 dosen dan 120 mahasiswa. Dari 20 kuesioner yang dibagikan kepada dosen, hanya 18 kuisioner yang dikembalikan dan sebanyak 17 kuesioner yang dianggap valid dipakai untuk penelitian ini. Sementara itu, dari 120 kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa, hanya 118 kuesioner yang dikembalikan dan sebanyak 100 kuesioner yang dianggap valid untuk penelitian ini. Dari hasil tersebut kuesioner yang valid digunakan untuk penelitian ini berjumlah 117 kuesioner. Dari keseluruhan kuesioner yang dibagikan, sebanyak 112 kembali tepat pada waktunya dan sisanya terlambat sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat tanggapan dari responden sebesar 95.7%. Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan dan dikumpulkan kembali, maka peneliti dapat melakukan pengelompokkan data dari masing-masing responden berdasarkan kelompok jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. 43

58 44 Dalam melakukan penelitian ini, model yang digunakan adalah model UTAUT yang telah dimodifikasi dengan tujuan mengetahui faktor-faktor penerimaan pengguna berdasarkan jenis kelamin terhadap E-Class di FTI Untar. Peneliti menggunakan dosen sebagai responden karena adanya saran dari penelitian terdahulu yang berjudul Penerapan Model UTAUT untuk Memahami Penerimaan dan Penggunaan Learning Management System Studi Kasus : Experential E-Learning of Sanata Dharma University. Peneliti melakukan pembagian berdasarkan jenis kelamin karena adanya penelitian berjudul Perbedaan Gender dalam Pandangan dan Hubungan Penerimaan E-Learning yang menegaskan bahwa terdapat perbedaan yang mempengaruhi faktor-faktor penerimaan pengguna apabila dibagi berdasarkan jenis kelamin. Tabel 5.1 merupakan gambaran dari data responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 5.1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Kategori Jumlah Presentase (%) Laki-Laki 77 66% Perempuan 40 34% Peneliti juga membuat diagram pie seperti pada gambar 5.1 di bawah ini untuk menampilkan gambaran yang lebih jelas mengenai data responden berdasarkan jenis kelamin tersebut. Gambar 5.1. Diagram Pie Responden

59 45 Berdasarkan data yang telah diambil, perbedaan data berdasarkan jenis kelamin tersebut akan diolah dan dianalisis menggunakan PLS. Analisis Data Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan model UTAUT yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sebagai model untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variabel laten yang satu dengan yang lainnya. Pada tahap awal, peneliti akan melakukan analisis data terhadap model penerimaan pengguna secara umum yang akan dilanjutkan dengan melakukan analisa data terhadap model penerimaan untuk setiap kelompok jenis kelamin. Analisa hubungan indikator terhadap konstruk yang ada dapat dijelaskan melalui convergent validity, discriminant validity dan composite validity. Model Penerimaan Pengguna Secara Umum Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil dari seluruh kuesioner yang telah diperoleh, maka dilakukanlah evaluasi terhadap model pengukuran (measurement model) dan model struktural (structural model). Gambaran model umum berdasarkan hasil evaluasi dapat dilihat pada gambar berikut 5.2. Gambar 5.2 Model penerimaan secara umum Tahap Awal

60 46 Untuk mengetahui apakah setiap pernyataan-pernyataan yang ada dalam kuesioner bersifat valid, maka peneliti melakukan sebuah pengujian validitas. Pengujian validitas pada model pengukuran menggunakan convergent validity. Convergent Validity adalah besarnya loading factor untuk masing-masing indikator konstruk. Syarat terpenuhinya convergent validity adalah memiliki nilai loading factor minimal 0.5 (Allen&Yen,1979). Apabila indikator memiliki nilai loading factor kurang dari 0.5 maka harus dikeluarkan dari analisis. Gambar 5.2 merupakan gambaran loading factor pada model penerimaan secara umum. Tabel 5.2 Loading Factor pada Model Penerimaan Umum Actual Usage Behavioral Intention Content Quality E-Learning Motivation Facilitating Conditions Social Influence AU AU AU BI BI BI CQ CQ CQ CQ ELM ELM ELM ELM ELM ELM ELM FC FC FC SI SI SI

61 47 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa ada satu indikator yang memiliki loading factor di bawah 0.5 yaitu SI1. Indikator SI1 akan dihapus karena tidak memenuhi syarat convergent validity. Setelah itu peneliti melakukan evaluasi terhadap model penerimaan yang telah dimodifikasi dengan membuang indikator SI1. Gambaran model umum berdasarkan hasil evaluasi yang telah dimodifikasi dapat dilihat pada gambar 5.3. Gambar 5.3 Model penerimaan secara umum hasil modifikasi Selanjutnya dilakukan pengujian validitas kembali terhadap model yang telah dimodifikasi. Untuk menguji validitas pada model pengukuran maka digunakanlah convergent validity. Indikator yang setelah dianalisis memiliki nilai loading factor kurang dari 0.5 maka harus dikeluarkan dari analisis. Gambaran mengenai loading factor pada model penerimaan umum dapat dilihat pada tabel 5.3.

62 48 Tabel 5.3. Loading Factor pada Model Penerimaan Hasil Modifikasi Actual Usage Behavioral Intention Content Quality E-Learning Motivation Facilitating Conditions Social Influence AU AU AU BI BI BI CQ CQ CQ CQ ELM ELM ELM ELM ELM ELM ELM FC FC FC SI SI Setelah melakukan pengujian dengan menggunakan convergent validity, analisis dilanjutkan dengan menguji nilai average variance extracted (AVE), square root of AVE, composite reliability, Cronbach Alpha, dan discriminant validity. Nilai AVE dapat dikatakan valid apabila nilai untuk setiap konstruknya > Tabel 5.4 menggambarkan hasil pengujian yang telah dilakukan berdasarkan model umum yang telah dimodifikasi.

63 49 Tabel 5.4 Nilai AVE,, Composite Reliability, Cronbach Alpha AVE CR CA Actual Usage Behavioral Intention Content Quality E-Learning Motivation Facilitating Conditions Social Influence Setelah dilakukan pengujian pada model pengukuran, selanjutnya akan dilakukan pengujian pada model struktural dengan menggunakan inner model untuk melihat hubungan antar konstruk dan nilai signifikansi serta nilai R-Square seperti pada tabel 5.5. Tabel 5.5 Nilai R Square Variabel Independen Variabel Dependen R Square BI FC Actual Usage ELM Behavioral Intention CQ SI Pengujian dilanjutkan dengan melakukan pengujian hipotesis untuk melihat signifikasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan membandingkan antara t-statistics dengan t=1,96 (untuk α = 0,05) pada path coefficient, dimana apabila t-statistics >=1,96 maka hipotesis diterima, sedangkan apabila t-statistics <1,96 maka hipotesis ditolak. Hasil dari pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 5.6.

64 50 Tabel 5.6. Path Coefficient Original Sample Standard T Statistics P Sample (O) Mean (M) Error (STERR) ( O/STERR ) Values BI --> AU CQ --> BI ELM --> BI FC --> AU SI --> BI Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang diperlihatkan pada tabel , dapat diketahui bahwa terdapat dua hubungan antar variabel yang tidak memenuhi uji hipotesis, yaitu variabel Social Influence tidak mempunyai pengaruh terhadap Behavioral Intention dan variabel Content Quality tidak mempunyai pengaruh terhadap Behavioral Intention. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai t-statistics dibawah 1,96. Untuk tiga variabel lainnya (BI-->AU, ELM-->BI, FC-->AU) dianggap memenuhi uji hipotesis karena nilai t-statistics melebihi 1,96. Dari hasil uji hipotesis yang sudah dilakukan, maka model yang sesuai dengan data yang ada dapat dilihat pada gambar 5.4. Gambar 5.4 Model Hasil Uji Hipotesis

65 51 Dilihat dari hasil pengujian hipotesis, maka dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang signifikan memengaruhi pengguna secara umum dalam menerima dan menggunakan E-Class pada FTI Untar adalah E-Learning Motivation, Facilitating Conditions dan Behavioral Intention. Hal ini mengandung arti bahwa motivasi pengguna dalam menggunakan E-Learning, kondisi dari fasilitas yang tersedia hingga minat pengguna terhadap E-Class sangat penting karena sangat memengaruhi pengguna dalam mengimplementasikan E-Class sehingga harus dijaga faktor-faktor yang mendukung hal tersebut. Faktor- faktor yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah Social Influence dan Content Quality. Hal ini mengandung arti bahwa persepsi pengguna secara umum terhadap pengaruh sosial serta kualitas dari konten pembelajaran tidak memengaruhi pengguna dalam mengimplementasikan E-Class. Model Penerimaan Pengguna Berjenis Kelamin Laki-Laki Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil dari seluruh kuesioner yang telah diperoleh, maka dilakukanlah evaluasi terhadap model pengukuran (measurement model) dan model struktural (structural model). Gambaran model penerimaan berjenis kelamin laki-laki berdasarkan hasil evaluasi dapat dilihat pada gambar 5.5. Gambar 5.5 Model Penerimaan Jenis Kelamin Laki-Laki Tahap Awal

66 52 Untuk mengetahui apakah setiap pernyataan-pernyataan yang ada dalam kuesioner bersifat valid, maka peneliti harus melakukan sebuah pengujian validitas. Untuk menguji validitas pada model pengukuran maka digunakanlah convergent validity. Convergent Validity adalah besarnya loading factor untuk masing-masing indikator konstruk. Syarat terpenuhinya convergent validity adalah memiliki loading factor 0.5. Indikator yang setelah dianalisis memiliki nilai loading factor kurang dari 0.5 maka harus dikeluarkan dari analisis. Gambaran mengenai loading factor pada model penerimaan berjenis kelamin laki-laki dapat dilihat pada tabel 5.7. Tabel 5.7 Loading Factor Jenis Kelamin Laki-Laki Actual Usage Behavioral Intention Content Quality E-Learning Motivation Facilitating Condition AU AU AU BI BI BI CQ CQ CQ CQ ELM ELM ELM ELM ELM ELM ELM FC FC FC SI1 Social Influence

67 53 SI SI Berdasarkan tabel 5.7, dapat diketahui bahwa ada satu indikator yang memiliki loading factor di bawah 0.5 yaitu SI1. Indikator SI1 akan dihapus karena tidak memenuhi syarat convergent validity. Setelah itu peneliti melakukan evaluasi terhadap model penerimaan yang telah dimodifikasi dengan membuang indikator SI1. Gambaran model penerimaan berjenis kelamin laki-laki berdasarkan hasil evaluasi yang telah dimodifikasi dapat dilihat pada gambar 5.6. Gambar 5.6 Model penerimaan jenis kelamin laki-laki hasil modifikasi Selanjutnya dilakukan pengujian validitas kembali terhadap model yang telah dimodifikasi. Untuk menguji validitas pada model pengukuran maka digunakanlah convergent validity. Indikator yang setelah dianalisis memiliki nilai loading factor kurang dari 0.5 maka harus dikeluarkan dari analisis. Gambaran mengenai loading factor pada model penerimaan berjenis kelamin laki-laki dapat dilihat pada tabel berikut.

68 54 Tabel 5.8 Loading Factor Jenis Kelamin Laki-Laki Hasil Modifikasi Actual Usage Behavioral Intention Content Quality E-Learning Motivation Facilitating Condition Social Influence AU AU AU BI BI BI CQ CQ CQ CQ ELM ELM ELM ELM ELM ELM ELM FC FC FC SI SI Setelah melakukan pengujian dengan menggunakan convergent validity, analisis dilanjutkan dengan menguji nilai average variance extracted (AVE), square root of AVE, composite reliability, Cronbach Alpha, dan discriminant validity. Nilai AVE dapat dikatakan valid apabila nilai untuk setiap konstruknya > Tabel 5.9 menggambarkan hasil pengujian yang telah dilakukan berdasarkan model penerimaan berjenis kelamin laki-laki yang telah dimodifikasi.

69 55 Tabel 5.9 Nilai AVE,, Composite Reliability, Cronbach Alpha AVE CR CA Actual Usage Behavioral Intention Content Quality E-Learning Motivation Facilitating Conditions Social Influence Tabel 5.10 Nilai Actual Usage Behavioral Intention Content Quality E-Learning Motivation Facilitating Condition Social Influence Actual Usage Behavioral Intention Content Quality E-Learning Motivation Facilitating Condition Social Influence Setelah dilakukan pengujian pada model pengukuran, selanjutnya akan dilakukan pengujian pada model struktural dengan menggunakan inner model untuk melihat hubungan antar konstruk dan nilai signifikansi serta nilai R-Square seperti pada tabel 5.11.

70 56 Tabel 5.11 Nilai R Square R Square BI FC Actual Usage ELM Behavioral Intention CQ SI Pengujian dilanjutkan dengan melakukan pengujian hipotesis untuk melihat signifikasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan membandingkan antara t-statistics dengan t=1,96 (untuk α = 0,05) pada path coefficient, dimana apabila t-statistics >=1,96 maka hipotesis diterima, sedangkan apabila t-statistics <1,96 maka hipotesis ditolak. Hasil dari pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel Tabel 5.12 Path Coeffeicient Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Error (STERR) T Statistics ( O/STERR ) P Values BI --> AU CQ --> BI ELM --> BI FC --> AU SI --> BI

71 57 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang diperlihatkan pada tabel 5.12, dapat diketahui bahwa terdapat tiga hubungan antar variabel yang tidak memenuhi uji hipotesis, yaitu variabel E-Learning Motivation tidak mempunyai pengaruh terhadap Behavioral Intention, Facilitating Condition tidak mempunyai pengaruh terhadap Actual Usage, dan Social Influence tidak mempunyai pengaruh terhadap Behavioral Intention. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai t-statistics dibawah 1,96. Untuk dua variabel lainnya (BI-->AU dan CQ-->BI) dianggap memenuhi uji hipotesis karena nilai t- statistics melebihi 1,96. Dari hasil uji hipotesis yang sudah dilakukan, maka model yang sesuai dengan data yang ada dapat dilihat pada gambar 5.7. Gambar 5.7 Model Hasil Uji Hipotesis Dilihat dari hasil pengujian hipotesis, maka dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang signifikan memengaruhi pengguna secara umum dalam menerima dan menggunakan E-Class pada FTI Untar adalah Behavioral Intention, Content Quality dan Facilitating Conditions. Hal ini mengandung arti bahwa niat dari pengguna terhadap E-Class, kualitas dari konten pembelajaran hingga kondisi fasilitas yang mendukung penggunaan E-Class sangat penting karena sangat

72 58 memengaruhi pengguna dalam mengimplementasikan E-Class sehingga harus dijaga faktor-faktor yang mendukung hal tersebut. Faktor- faktor yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah E-Learning Motivation dan Social Influence.. Hal ini mengandung arti bahwa pengguna berjenis kelamin laki-laki tidak terlalu dipengaruhi oleh pengaruh sosial serta motivasi yang mendukung mereka untuk mengimplementasikan E-Class. Model Penerimaan Pengguna Berjenis Kelamin Perempuan Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil dari seluruh kuesioner yang telah diperoleh, maka dilakukanlah evaluasi terhadap model pengukuran (measurement model) dan model struktural (structural model). Gambaran model berjenis kelamin perempuan berdasarkan hasil evaluasi dapat dilihat pada gambar 5.8. Gambar 5.8 Model Penerimaan jenis kelamin perempuan awal Untuk mengetahui apakah setiap pernyataan-pernyataan yang ada dalam kuesioner bersifat valid, maka peneliti harus melakukan sebuah pengujian validitas. Untuk menguji validitas pada model pengukuran maka digunakanlah

73 59 convergent validity. Convergent Validity adalah besarnya loading factor untuk masing-masing indikator konstruk. Syarat terpenuhinya convergent validity adalah memiliki loading factor 0.5. Indikator yang setelah dianalisis memiliki nilai loading factor kurang dari 0.5 maka harus dikeluarkan dari analisis. Gambaran mengenai loading factor pada model penerimaan berdasarkan jenis kelamin perempuan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.13 Loading Factor jenis kelamin perempuan Actual Usage Behavioral Intention Content Quality E-Learning Motivation Facilitating Conditions Social Influence AU AU AU BI BI BI CQ CQ CQ CQ ELM ELM ELM ELM ELM ELM ELM FC FC FC SI SI SI

74 60 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa ada satu indikator yang memiliki loading factor di bawah 0.5 yaitu SI1. Indikator SI1 akan dihapus karena tidak memenuhi syarat convergent validity. Setelah itu peneliti melakukan evaluasi terhadap model penerimaan yang telah dimodifikasi dengan membuang indikator SI1. Gambaran model berjenis kelamin perempuan berdasarkan hasil evaluasi yang telah dimodifikasi dapat dilihat pada gambar 5.9. Gambar 5.9 Model penerimaan jenis kelamin perempuan hasil modifikasi Selanjutnya dilakukan pengujian validitas kembali terhadap model yang telah dimodifikasi. Untuk menguji validitas pada model pengukuran maka digunakanlah convergent validity. Indikator yang setelah dianalisis memiliki nilai loading factor kurang dari 0.5 maka harus dikeluarkan dari analisis. Gambaran mengenai loading factor pada model penerimaan berjenis kelamin perempuan dapat dilihat pada tabel 5.14.

75 61 Tabel 5.14 Loading Factor pada model penerimaan hasil modifikasi Actual Usage Behavioral Intention Content Quality E-Learning Motivation Facilitating Conditions Social Influence AU AU AU BI BI BI CQ CQ CQ CQ ELM ELM ELM ELM ELM ELM ELM FC FC FC SI SI Setelah melakukan pengujian dengan menggunakan convergent validity, analisis dilanjutkan dengan menguji nilai average variance extracted (AVE), square root of AVE, composite reliability, Cronbach Alpha, dan discriminant validity.

76 62 Nilai AVE dapat dikatakan valid apabila nilai untuk setiap konstruknya > tabel di 5.15 akan menjelaskan hasil pengujian yang telah dilakukan berdasarkan model berjenis kelamin perempuan yang telah dimodifikasi. Tabel 5.15 Nilai AVE,, Composite Reliability, Cronbach Alpha AVE CR CA Actual Usage Behavioral Intention Content Quality E-Learning Motivation Facilitating Conditions Social Influence Tabel 5.16 Nilai Actual Usage Behavioral Intention Content Quality E-Learning Motivation Facilitating Conditions Social Influence Actual Usage Behavioral Intention Content Quality E-Learning Motivation Facilitating Conditions Social Influence

77 63 Peneliti menggunakan inner model untuk melihat hubungan antar konstruk dan nilai signifikansi serta nilai R-Square. Tabel 5.17 Nilai R Square Variabel Independen Variabel Dependen R Square BI FC Actual Usage ELM CQ SI Behavioral Intention Pengujian dilanjutkan dengan melakukan pengujian hipotesis untuk melihat signifikasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan membandingkan antara t-statistics dengan t=1,96 (untuk α = 0,05) pada path coefficient, dimana apabila t-statistics >=1,96 maka hipotesis diterima, sedangkan apabila t-statistics <1,96 maka hipotesis ditolak. Hasil dari pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel Tabel 5.18 Path Coeffeicient Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Error (STERR) T Statistics ( O/STERR ) P Values BI--> AU CQ --> BI ELM --> BI FC --> AU SI--> BI

78 64 Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang diperlihatkan pada tabel 5.18, dapat diketahui bahwa terdapat tiga hubungan antar variabel yang tidak memenuhi uji hipotesis, yaitu variabel Content Quality tidak mempunyai pengaruh terhadap Behavioral Intention, Facilitating Condition tidak mempunyai pengaruh terhadap Actual Usage, dan Social Influence tidak mempunyai pengaruh terhadap Behavioral Intention. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai t-statistics dibawah 1,96. Untuk dua variabel lainnya (BI-->AU dan ELM-->BI) dianggap memenuhi uji hipotesis karena nilai t-statistics melebihi 1,96. Dari hasil uji hipotesis yang sudah dilakukan, maka model yang sesuai dengan data yang ada dapat dilihat pada gambar Gambar 5.10 Model Hasil Uji Hipotesis Dilihat dari hasil pengujian hipotesis, maka dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang signifikan memengaruhi pengguna berjenis kelamin perempuan dalam menerima dan menggunakan E-Class pada FTI Untar adalah Behavioral Intention dan E- Learning Motivation.

79 65 Hal ini mengandung arti bahwa motivasi pengguna dalam menggunakan E- Learning dan minat pengguna terhadap E-Class sangat penting karena sangat memengaruhi pengguna dalam mengimplementasikan E-Class sehingga harus dijaga faktor-faktor yang mendukung hal tersebut. Faktor- faktor yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah Content Quality, Facilitating Conditions dan Social Influence. Hal ini mengandung arti bahwa pengguna berjenis kelamin perempuan tidak dipengaruhi oleh pengaruh sosial, kualitas dari konten pembelajaran dan kondisi fasilitas yang disediakan dalam mengimplementasikan E-Class. Hasil Analisis Setelah dilakukan pengolahan dta dan melihat hasilnya melalui gambaran model yang dihasilkan, maka hasil analisis yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut. 1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa motivasi pengguna berjenis kelamin perempuan lebih tinggi daripada pengguna berjenis kelamin laki-laki sehingga harus dijaga faktor-faktor yang mendukung hal tersebut. Oleh karena itu sebaiknya, dosen dan mahasiswa lebih aktif dalam menggunakan E-Class dalam kegiatan belajar mengajar sehingga motivasi pengguna secara umum dapat meningkat. 2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa kualitas dari konten yang terdapat di dalam E-Class, baik informasi mengenai kegiatan perkuliahan dan konten mata kuliah yang diambil memiliki pengaruh yang cukup besar sebagai faktor yang memengaruhi pengguna berjenis kelamin laki-laki sehingga harus dijaga faktor-faktor yang mendukung hal tersebut. Oleh karena itu sebaiknya, kualitas dari konten yang terdapat di E- Class harus sering diupdate.

80 66 3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa niat atau kesadaran diri pengguna memengaruhi pengguna secara umum, pengguna berjenis kelamin laki-laki dan pengguna berjenis kelamin perempuan berpengaruh terhadap penggunaan E-Class sehingga harus dijaga faktor-faktor yang mendukung hal tersebut. 4. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa kondisi dari fasilitas memengaruhi pengguna secara umum dan pengguna berjenis kelamin laki-laki. Pengguna berjenis kelamin laki-laki lebih banyak mengimplementasikan E-Class di dalam lingkungan universitas dan lebih bergantung pada kondisi fasilitas yang disediakan oleh lingkungan universitas. Oleh karena itu, sebaiknya fasilitas yang ada harus selalu mendukung kegiatan belajar dengan menggunakan E-Class. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Andre T.W dengan judul Analisa Faktor-Faktor yang Memengaruhi Mahasiswa dalam Menggunakan Sistem Diskusi Online Scele di Program Magister Teknologi Informasi pada tahun 2013 bahwa e-learning motivation berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap intensi penggunaan sistem secara umum, serta behavioral intention dan facilitating condition berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap penggunaan aktual sistem secara umum.

81 64 BAB 6 KESIMPULAN Bab ini memberikan kesimpulan beserta saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dari hasil kesimpulan, peneliti dapat memberikan masukan terhadap pihak FTI Universitas Tarumangara agar E-Class dapat berjalan lebih baik lagi. Selain itu, peneliti juga memberikan saran apa saja yang dapat dilakukan pada penelitian yang selanjutnya. Kesimpulan Pada penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan faktorfaktor yang mempengaruhi pengguna secara umum dan pengguna berdasarkan jenis kelamin. Tidak semua faktor berpengaruh secara signifikan. Hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan t-statistic 1,96 menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi pengguna secara umum adalah e-learning motivation, facilitating conditions, dan behavioral intention. Pada pengguna lakilaki, faktor-faktor yang memengaruhi adalah content quality, facilitating conditions, dan behavioral intention. Pada pengguna perempuan, faktor-faktor yang memengaruhi adalah e-learning motivation dan behavioral intention. Hasil pengolahan data juga menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap intensi penggunaan sistem secara umum adalah e- learning motivation. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap aktual penggunaan sistem pada pengguna secara umum adalah facilitating conditions, dan behavioral intention. 67

82 68 Pada pengguna laki-laki, faktor-faktor yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap intensi penggunaan sistem adalah content quality. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap aktual penggunaan sistem pada pengguna laki-laki adalah facilitating conditions, dan behavioral intention. Pada pengguna perempuan, faktor-faktor yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap intensi penggunaan sistem adalah e-learning motivation. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap aktual penggunaan sistem pada pengguna perempuan adalah behavioral intention. Tabel 6.1. memerlihatkan hasil penelitian tersebut secara keseluruhan. Tabel 6.1 Kesimpulan penelitian Kesimpulan Pengguna Pengguna Pengguna Umum Laki-Laki Perempuan Faktor yang berpengaruh E-Learning Content E-Learning Motivation Quality Motivation Facilitating Facilitating Behavioral Conditions Conditions Intention Behavioral Behavioral Intention Intention Faktor yang berpengaruh E-Learning Content E-Learning secara signifikan dan positif Motivation Quality Motivation terhadap intensi penggunaan sistem Faktor yang berpengaruh Behavioral Behavioral Behavioral secara signifikan dan positif Intention Intention Intention terhadap penggunaan Facilitating Facilitating aktual sistem Conditions Conditions

83 69 Berdasarkan hasil kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti juga memberikan masukan yang direkomendasikan kepada pihak FTI Universitas Tarumanagara, seperti : 1. Faktor-faktor seperti E-Learning Motivation, Behavioral Intention dan Facilitating Conditions sebaiknya dipertahankan karena memiliki pengaruh yang cukup signifikan. 2. Melihat faktor E-Learning Motivation cukup memengaruhi penerimaan pengguna baik secara umum maupun pengguna berjenis kelamin perempuan, maka dosen dan mahasiswa disarankan agar lebih aktif lagi untuk menggunakan E-Class dalam kegiatan belajar mengajar agar faktor tersebut juga memengaruhi pengguna berjenis kelamin laki-laki. Saran Saran yang diberikan berdasarkan penelitian yang telah dibuat ini untuk pengembangan penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut : 1. Model penerimaan yang dipakai dalam penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan cara menambah maupun mengurangi konstruk yang sudah ada sehingga penelitian selanjutnya dapat menemukan model yang lebih baik dan cocok dengan kondisi yang ada. 2. Pembagian karakteristik responden bisa lebih dikategorikan lebih banyak lagi dan disesuaikan dengan kondisi tempat studi kasus selanjutnya. 3. Pembagian karakteristik bisa dilihat dari sini nilai batas sehingga dapat diketahui apakah ada pengaruh penggunaan E-Learning terhadap nilai pengguna.

84 70 DAFTAR PUSTAKA Ajzen, I., & Fishbein, M. (1980). Understanding attitudes and predicting social behavior. Englewood Cliffs, N J : Prentice Hall. Ajzen, I. (1985). From intentions to actions: As theory of planned behavior. In J. Kuhl, & J. Beckmann (Eds.), Action control : From cognitive to behavior. New York: Springer-Verlag. Comerchero, M. (2006). E-Learning Concepts and Techniques. Bloomsburg. Dachlan, U. (2014). Panduan Lengkap Structural Equation Modeling. Semarang : Lentera Ilmu. Davis, F. (1985). A technology Acceptance model for empirically testing new end user information systems: theory and results. Unpublished Doctoral dissertation, MIT Sloan School of Management, Cambridge, MA. Davis, F. (1989). Perceived usefulness, perceived ease to use, and user acceptance of information technology. MIS Quarterly, 13 (3), Davis, F., Bagozzi, R.P., & Warshaw,P,R. (1989). User acceptance of computer technology: a comparison of two theoretical models. Management Science, 35 (8), Davis, F., Bagozzi, R.P., & Warshaw,P,R. (1992). Extrinsic and intrinsic motivation to use computers in the workplace. Journal of Applied Social Psychology, 22 (14), Davis, F. & Venkantesh, V. (1996). A critical assessment of potential measurement biases in the technology acceptance model : three experiments. International Journal of Human Computer Studies, 45 (1)

85 71 Fajarini, I. S. W. (2009). Perbedaan Gender dalam Pandangan dan Hubungan Penerimaan E-Learning. Semarang : Program Studi Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Gandawati, T. S. (2011). Analisis Proses Adopsi Electronic Payment System dengan Menggunakan UTAUT Model. Universitas Gunadarma. Iskandar, A. (1980). Teknologi dan Perkembangan. Jakarta : Yayasan Idayu. Jr, J.F., Sarstedt, M., Ringle, C. M., & Hult, G.T (2014). A Primer on Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). USA : Sage Publications. Kristyaningrum, N.P. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pengguna terhadap Penggunaan E-Learning di Universitas Kristen Satya Wacana. Jakarta: Program Studi Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia Moodle. (2014, January 15). Moodle. Retrieved from Moodle: Purwanto, T. A. (2011). Analisis Model Penerimaan Pengguna denganmodel UTAUT : Studi Kasus E-Learning Program Vokasi. Jakarta: Program Studi Magister Teknologi Informasi Rosenberg,: What Lies Beyond E-Learning?, Based on Beyond on Beyond E- Learning: Approaches and Technologies to Enhance Organizational Knowledge, Learning and Performance published by Pfeiffer, 2006 Sedana, I.G.N., & Wijaya, St.W (2010). UTAUT Model for Understanding Learn Management System. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Venkantesh, V. (1999). Creation of favourable user perceptions: exploring the role of intrinsic motivation. MIS Quarterly, 23(2),

86 72 Venkantesh, V., Morris, M. G. (2000). Why Don t Men Ever Stop to Ask for Directions? Gender, Social Influence, and Their Role in Technology Acceptance and Usage Behavior. MIS Quarterly 24 (2000) : Mar.2000 Venkantesh, V., Morris, M., & Davis,F. (2003). User acceptance of information technology: towards a unified view. MIS Quarterly,27(3), ) Widyartono, A. (2011). Analisis Perbedaan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Teknologi pada Pengguna Perangkat Lunak Sistem Operasi Komersial dan sistem Operasi Open Source. Jurnal Teknologi dan Informatika. Palembang. Winoto, A. T. (2013). Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa dalam Menggunakan Sistem Diskusi Online Scele di Program Magister Teknologi Informasi. Jakarta: Program Studi Magister Teknologi Informasi.

87 73 Lampiran-Lampiran Lampiran 1. Main menu Lampiran 2. Menu Login Lampiran 3. Course Categories TI

88 74 Lampiran 4. Course categories SI Lampiran 5. Calender Lampiran 6. Tampilan Kuis

89 75 Lampiran 7. Screenshoot Weekly Outline

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan pada penelitian yang dilakukan. Adapun teori yang digunakan meliputi teknologi komputer secara umum, penelitian kuantitatif, snowball

Lebih terperinci

Aplikasi Komputer. Pengantar E-Learning : Definisi E-Learning, Software E- Learning. Safitri Juanita, S.Kom, M.T.I. Modul ke: Fakultas Ekonomi

Aplikasi Komputer. Pengantar E-Learning : Definisi E-Learning, Software E- Learning. Safitri Juanita, S.Kom, M.T.I. Modul ke: Fakultas Ekonomi Modul ke: Aplikasi Komputer Pengantar E-Learning : Definisi E-Learning, Software E- Learning Fakultas Ekonomi Safitri Juanita, S.Kom, M.T.I Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Definisi Dan Komponen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa teori mengenai mengenai The Unified Theory of Acceptance and Use Of Technology (UTAUT), perumusan hipotesis penelitian, dan model penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Saat ini teknologi informasi memiliki peran sebagai pendukung proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian 3 BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kegiatan belajar mengajar sudah tidak diharuskan dalam sebuah tempat khusus yang bernama kelas. Dengan kemajuan teknologi informasi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PADA PENERIMAAN E-MONEY PADA KALANGAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PADA PENERIMAAN E-MONEY PADA KALANGAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL TESIS IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PADA PENERIMAAN E-MONEY PADA KALANGAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL DEWI PARAMITA No. Mhs.: 145302292/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Teori/ Konsep 2.1.1. UTAUT UTAUT merupakan salah satu model penerimaan teknologi terkini yang dikembangkan oleh Venkatesh, dkk [5]. Dengan kata lain UTAUT ( Unified Theory of

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu:

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu: BAB III LANDASAN TEORI A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) UTAUT adalah sebuah model penerimaan teknologi yang diusulkan oleh Viswanath Venkatesh, dkk pada tahun 2003 (Venkatesh

Lebih terperinci

Model-Model User Acceptance

Model-Model User Acceptance Model-Model User Acceptance Renza Azhary [1202000826] Intan Sari H. H. Z. [1204000459] Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Landasan Teori User acceptance dapat didefinisikan sebagai keinginan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Belanja Online Belanja online (online shopping) adalah proses dimana konsumen secara langsung membeli barang-barang, jasa dan lain-lain dari seorang penjual secara interaktif dan

Lebih terperinci

KARYA AKHIR UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JULI 2009 EKA JULIANSYAHWIRAN

KARYA AKHIR UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JULI 2009 EKA JULIANSYAHWIRAN ANALISA PENERIMAAN IMPLEMENTASI SISTEM E-LEARNING PADA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL KARYA AKHIR EKA JULIANSYAHWIRAN 0706193694 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN

EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN Fitriana Destiawati 1), Tri Yani Akhirina 2), Abdul Mufti 3) 1), 2), 3) Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PENGGUNA E-LEARNING : STUDI KASUS DI STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PENGGUNA E-LEARNING : STUDI KASUS DI STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO TESIS IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PENGGUNA E-LEARNING : STUDI KASUS DI STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO HADI JAYUSMAN No. Mhs.: 155302370/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN E-AUDIT DENGAN PENDEKATAN UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) PADA BPK RI. Skripsi

ANALISIS PENERIMAAN E-AUDIT DENGAN PENDEKATAN UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) PADA BPK RI. Skripsi ANALISIS PENERIMAAN E-AUDIT DENGAN PENDEKATAN UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) PADA BPK RI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 STUDI KOMPARATIF METODE UTAUT DAN TAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK (STUDI KASUS: SISTEM INFORMASI AKADEMIK

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn EISSN

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn EISSN Studi komparatif metode Utaut & Tam terhadap penerapan SIA 1 Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn2089-3582 EISSN 2303-2480 STUDI KOMPARATIF METODE UTAUT DAN TAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMANFAATAN SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES): ANALISIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMANFAATAN SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES): ANALISIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMANFAATAN SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES): ANALISIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan ADLN PERPUSTAKAAN AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Customer memiliki peran yang sangat penting untuk membuat suatu perusahaan menjadi lebih berkembang, karena mereka merupakan pembeli (individual) yang akan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DENGAN MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DENGAN MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DENGAN MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI OLEH: HANANI KRISTANTI 3203009037 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL)

ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL) ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL) Ratna Kartika Wiyati STIKOM Bali Jln. Raya Puputan no.86 Renon Denpasar e-mail: ratna@stikom-bali.ac.id

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1.E-learning E-Learning didefinisikan sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran,

Lebih terperinci

Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Aplikasi Salatiga Mobile Library Menggunakan Technology Acceptance Model

Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Aplikasi Salatiga Mobile Library Menggunakan Technology Acceptance Model Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Aplikasi Salatiga Mobile Library Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) (Studi Kasus : Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kota Salatiga) Artikel Ilmiah Peneliti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu arah di kelas. Pandangan baru seperti active learning dan student-centered

BAB 1 PENDAHULUAN. satu arah di kelas. Pandangan baru seperti active learning dan student-centered BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbagai konsep dan teknik baru dalam pembelajaran telah banyak dikembangkan untuk menggantikan metode tradisional yang hanya mengandalkan pada kuliah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang sangat pesat pada bidang teknologi informasi saat ini mendorong masyarakat dunia memasuki era teknologi yang serba cepat sekaligus menjadikan informasi

Lebih terperinci

PENGARUH PERCEIVED SOCIAL PRESENCE

PENGARUH PERCEIVED SOCIAL PRESENCE PENGARUH PERCEIVED SOCIAL PRESENCE, PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED USEFULNESS, DAN ATTITUDE TOWARDS ONLINE SHOPPING TERHADAP NIAT BELI PADA JAKARTANOTEBOOK.COM OLEH: JESSICA HANI SIANADEWI 3103014160

Lebih terperinci

PROGRAM SARJANA STRATA 1 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA

PROGRAM SARJANA STRATA 1 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA ANALISIS HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN RENTANG USIA TERHADAP KESADARAN KEAMANAN INFORMASI DALAM MENJAGA KEAMANAN INFORMASI ( STUDI KASUS : PT MORA TELEMATIKA INDONESIA ) TUGAS AKHIR IKRAM ALIFKHAN 1122002010

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Berikut ini adalah diagram alir penelitian yang merupakan pengembangan diagram alir dari (Sekaran, 2008, pp.117). Diagram alir ini menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional Repository (SIR) yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi adalah manusia yang secara psikologi memiliki suatu perilaku (behavior)

BAB I PENDAHULUAN. informasi adalah manusia yang secara psikologi memiliki suatu perilaku (behavior) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dapat mengoptimasi proses pengelolaan informasi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kegagalan penerapan teknologi informasi saat ini lebih

Lebih terperinci

Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam) 2 Di KPP Pratama Surakarta

Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam) 2 Di KPP Pratama Surakarta Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 361 Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam)

Lebih terperinci

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER Peneliti : Kartika 1 Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : DIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada minat penggunaan e-money. Berbagai penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEORI UTAUT GUNA MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGIMPLEMENTASIAN IDEA SEBAGAI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM TELKOM UNIVERSITY FINAL PROJECT JOURNAL

PENGGUNAAN TEORI UTAUT GUNA MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGIMPLEMENTASIAN IDEA SEBAGAI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM TELKOM UNIVERSITY FINAL PROJECT JOURNAL ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.3 December 2016 Page 5280 PENGGUNAAN TEORI UTAUT GUNA MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGIMPLEMENTASIAN IDEA SEBAGAI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM TELKOM

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPONEN PENERIMAAN TEKNOLOGI TERHADAP NIAT BERPERILAKU MENGGUNAKAN ONLINE TICKETING

PENGARUH KOMPONEN PENERIMAAN TEKNOLOGI TERHADAP NIAT BERPERILAKU MENGGUNAKAN ONLINE TICKETING TESIS PENGARUH KOMPONEN PENERIMAAN TEKNOLOGI TERHADAP NIAT BERPERILAKU MENGGUNAKAN ONLINE TICKETING SUGIARTO No. Mhs. : 125001749/PS/MM PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

2.1 Dasar Teori E-Learning

2.1 Dasar Teori E-Learning 2.1 Dasar Teori 2.1.1 E-Learning Istilah e-learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang Perkembangan Information and Communication Technology (ICT) yang pesat pada saat ini menimbulkan dampak yang signifikan untuk kehidupan manusia. Hal ini mendorong terjadinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Berbagai konsep dan teknik baru dalam pembelajaran telah banyak dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Berbagai konsep dan teknik baru dalam pembelajaran telah banyak dikembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbagai konsep dan teknik baru dalam pembelajaran telah banyak dikembangkan untuk menggantikan metode tradisional yang hanya mengandalkan pada kuliah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin kuatnya kedudukan dan fungsi Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) sebagai lembaga tinggi negara diikuti dengan semakin meningkatnya tuntutan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Informatika 2013 (semnasif 2013) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 18 Mei 2013

Seminar Nasional Informatika 2013 (semnasif 2013) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 18 Mei 2013 ANALISIS PERBANDINGAN METODE TAM DAN UTAUT DALAM MENGUKUR KESUKSESAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK (STUDI KASUS PENERAPAN SISTEM INFORMASI STMIK DIPANEGARA MAKASSAR) Heliawaty Hamrul 1), Bambang

Lebih terperinci

Fitri Imandari Endang Siti Astuti Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK

Fitri Imandari Endang Siti Astuti Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK PENGARUH PERSEPSI KEMANFAATAN DAN PERSEPSI KEMUDAHAN TERHADAP MINAT BERPERILAKU DALAM PENGGUNAAN E-LEARNING (Studi Pada Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya) Fitri Imandari Endang Siti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini memberikan gambaran mengenai permasalahan yang diangkat dalam penelitian yang dilakukan. Beberapa hal yang dibahas adalah latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERAN TEKNOLOGI INFORMASI / SISTEM INFORMASI DALAM MENUNJANG PROSES BELAJAR MENGAJAR: STUDI KASUS STMIK MIKROSKIL MEDAN

UNIVERSITAS INDONESIA PERAN TEKNOLOGI INFORMASI / SISTEM INFORMASI DALAM MENUNJANG PROSES BELAJAR MENGAJAR: STUDI KASUS STMIK MIKROSKIL MEDAN UNIVERSITAS INDONESIA PERAN TEKNOLOGI INFORMASI / SISTEM INFORMASI DALAM MENUNJANG PROSES BELAJAR MENGAJAR: STUDI KASUS STMIK MIKROSKIL MEDAN DRAFT TESIS MURDIATY 0606155436 PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENERAPAN MANAGEMENT QUALITY BERBASIS ISO DALAM MEMPERCEPAT COLLECTION PERIODE (STUDI KASUS PT KBI) TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENERAPAN MANAGEMENT QUALITY BERBASIS ISO DALAM MEMPERCEPAT COLLECTION PERIODE (STUDI KASUS PT KBI) TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH PENERAPAN MANAGEMENT QUALITY BERBASIS ISO DALAM MEMPERCEPAT COLLECTION PERIODE (STUDI KASUS PT KBI) TESIS Oleh : RATIH AJENG WIDATI H. 07 06 17 2986 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Antika Larasati, Nurul Hiron, Aldy Putra Aldya. Fakultas Teknik Informatika, Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Antika Larasati, Nurul Hiron, Aldy Putra Aldya. Fakultas Teknik Informatika, Universitas Siliwangi Tasikmalaya ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI MANAGEMENT DAERAH (SIMDA) PADA PENGOLAHAN DATA KEUANGAN MENGGUNAKAN MODEL TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) 3 STUDI KASUS : KECAMATAN DI KABUPATEN CILACAP Antika Larasati,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi semakin berkembang pesat dan menjadi bagian penting dalam keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis alat transportasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xxi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xxi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xxi DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 281

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 281 ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 281 ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN TCASH MENGGUNAKAN UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY 2 (UTAUT2) STUDI PADA MAHASISWA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut. 2.1 Unified Theory of Acceptance

Lebih terperinci

S Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL)

S Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL) Belajar: dahulu vs sekarang Perkembangan Teknologi E-Learning Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org http://www.facebook.com/hermands

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGIS SISTEM INFORMASI: KARYA AKHIR

ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGIS SISTEM INFORMASI: KARYA AKHIR ANALISA FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGIS SISTEM INFORMASI: Studi Kasus Sebuah Instansi Pemerintah Bidang Keuangan KARYA AKHIR Rein Nusa Triputra 0706194015 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

Vol. 4 No. 2 Oktober 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL

Vol. 4 No. 2 Oktober 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL Ni Made Shandyastini 1, Kadek Dwi Pradnyani Novianti 2 STMIK STIKOM Bali shandyastini311090@yahoo.co.id 1, novianti@stikom-bali.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Information and Communication Technology ( ICT ) yang. keuntungan yang masuk, baik secara finansial maupun jaringan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Information and Communication Technology ( ICT ) yang. keuntungan yang masuk, baik secara finansial maupun jaringan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi yang sudah berlangsung merupakan kenyataan terhadap kemajuan jaman yang memiliki kelebihan dan kekurangannya. Hal ini terjadi berkat dari perkembangan dan

Lebih terperinci

ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN

ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR PENERIMAAN APLIKASI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTERMENGGUNAKAN MODEL UTAUT

HUBUNGAN FAKTOR PENERIMAAN APLIKASI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTERMENGGUNAKAN MODEL UTAUT HUBUNGAN FAKTOR PENERIMAAN APLIKASI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTERMENGGUNAKAN MODEL UTAUT Aris Puji Widodo 1), Rahmat Gernowo 2) 1 Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Semarang email:

Lebih terperinci

1. Tahap Awal. a) Studi Literatur b) Pengumpulan data awal (observasi, wawancara) 2. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data

1. Tahap Awal. a) Studi Literatur b) Pengumpulan data awal (observasi, wawancara) 2. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan melalui 3 tahap yang dijelaskan pada bab ini. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. 1. Tahap Awal a) Studi Literatur b) Pengumpulan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Analisis Perilaku Penggunaan Aplikasi Pesan Instan dengan Menggunakan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology

KATA PENGANTAR Analisis Perilaku Penggunaan Aplikasi Pesan Instan dengan Menggunakan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkat dan rahmat-nya, penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul Analisis Perilaku Penggunaan Aplikasi

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BAGI GURU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BAGI GURU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BAGI GURU DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) Lilis Suhartini, Eka Wahyu Hidayat, Aldy Putra Aldya Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 PEMODELAN PENGGUNAAN NYATA APLIKASI WEBSITE E-LEARNING OLEH DOSEN DI UA MENGGUNAKAN METODE PARTIAL LEAST SQUARES STRUCTURAL EQUATION MODELING (PLS-SEM) Sulih Priyono dan Sony Sunaryo Program Studi Magister

Lebih terperinci

ANALISIS MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN SEKOLAH BERDASARKAN THEORY PLANNED BEHAVIOR

ANALISIS MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN SEKOLAH BERDASARKAN THEORY PLANNED BEHAVIOR ANALISIS MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN SEKOLAH BERDASARKAN THEORY PLANNED BEHAVIOR Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan untuk Memperoleh Gelar Magister Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. akhir ini, adapun teori-teori yang digunakan sebagai berikut:

LANDASAN TEORI. akhir ini, adapun teori-teori yang digunakan sebagai berikut: 2 BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Gambar 3.1. berikut merupakan flow chart dari tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Gambar 3.1. berikut merupakan flow chart dari tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan metode yang dilakukan dalam penelitian, dimulai dari gambaran umum mengenai alur penelitian, perancangan penelitian, hingga teknik yang digunakan dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Technology Acceptance Model (TAM) TAM adalah teori sistem informasi yang memodelkan penerimaan dan penggunaan teknologi. TAM yang dikemukakan oleh Davis (Davis, 1989) merupakan

Lebih terperinci

Presentasi Sidang Akhir Tugas Akhir

Presentasi Sidang Akhir Tugas Akhir Presentasi Sidang Akhir Tugas Akhir Analisis Kemanfaatan dan Kemudahan Penggunaan Aplikasi Manajemen Surat dengan Pendekatan Technology Acceptance Model pada PT. XYZ Surabaya Oleh : - Aldioctavia Vicka

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE

PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE (Studi Kasus pada Website sia.undip.ac.id) SKRIPSI Disusun oleh: ENGGAR

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN INDIVIDU KARYAWAN DI PT BAKRIE METAL INDUSTRIES TUGAS AKHIR

HUBUNGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN INDIVIDU KARYAWAN DI PT BAKRIE METAL INDUSTRIES TUGAS AKHIR HUBUNGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA 360 0 TERHADAP PENGEMBANGAN INDIVIDU KARYAWAN DI PT BAKRIE METAL INDUSTRIES TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Ady Supriyanto

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Evaluasi Tujuan evaluasi adalah mengumpulkan informasi untuk menentukan nilai dan manfaat objek evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur efektifitas

Lebih terperinci

KARYA AKHIR. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi DIAT NURHIDAYAT

KARYA AKHIR. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi DIAT NURHIDAYAT PENGEMBANGAN MODEL PENERIMAAN USER TERHADAP TEKNOLOGI JARINGAN INTERNET NIRKABEL (HOTSPOT) PADA INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI STUDI KASUS DI UNIVERSITAS XYZ KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan Bagian Akuntansi dan Keuangan BMT Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sekitarnya. Sedangkan responden

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM LAYANAN HOME SERVICE BERBASIS WEB PADA LABORATORIUM KLINIK PRODIA. Oleh : TRI HARIYADI NIM :

PERANCANGAN SISTEM LAYANAN HOME SERVICE BERBASIS WEB PADA LABORATORIUM KLINIK PRODIA. Oleh : TRI HARIYADI NIM : PERANCANGAN SISTEM LAYANAN HOME SERVICE BERBASIS WEB PADA LABORATORIUM KLINIK PRODIA Oleh : TRI HARIYADI NIM : 41811120008 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA

Lebih terperinci

PENERAPAN TATA KELOLA TI PADA PERENCANAAN PROYEK-PROYEK / KEGIATAN TI STUDI KASUS: UNIVERSITAS PARAMADINA KARYA AKHIR MEIKHAL FIRMANSYAH

PENERAPAN TATA KELOLA TI PADA PERENCANAAN PROYEK-PROYEK / KEGIATAN TI STUDI KASUS: UNIVERSITAS PARAMADINA KARYA AKHIR MEIKHAL FIRMANSYAH PENERAPAN TATA KELOLA TI PADA PERENCANAAN PROYEK-PROYEK / KEGIATAN TI STUDI KASUS: UNIVERSITAS PARAMADINA KARYA AKHIR MEIKHAL FIRMANSYAH 0706193782 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN TEKNOLOGI SISTEM UJIAN ONLINE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN TEKNOLOGI

ANALISIS PENERIMAAN TEKNOLOGI SISTEM UJIAN ONLINE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN TEKNOLOGI ANALISIS PENERIMAAN TEKNOLOGI SISTEM UJIAN ONLINE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN TEKNOLOGI Wahyuni Setyowati ), Wing Wahyu Winarno 2), Sudarmawan 3) 1), Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI, PERCEIVED USEFULNESS, DAN KUALITAS INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA AKHIR SOFTWARE AKUNTANSI

PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI, PERCEIVED USEFULNESS, DAN KUALITAS INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA AKHIR SOFTWARE AKUNTANSI PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI, PERCEIVED USEFULNESS, DAN KUALITAS INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA AKHIR SOFTWARE AKUNTANSI OLEH: ESTER NOVIANA 3203009127 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Responden dalam penelitian ini yaitu sales engineer PT.Omron Electronics yang berada di Jakarta, Surabaya, Semarang dan Medan. Pola pencarian responden dilakukan

Lebih terperinci

I Gusti Nyoman Sedana dan St. Wisnu Wijaya

I Gusti Nyoman Sedana dan St. Wisnu Wijaya PENERAPAN MODEL UTAUT UNTUK MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM STUDI KASUS: EXPERENTIAL E-LEARNING OF SANATA DHARMA UNIVERSITY I Gusti Nyoman Sedana dan St. Wisnu Wijaya Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi, para pelaku bisnis di dunia dihadapkan pada perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi membutuhkan teknologi informasi agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu Penelitian tentang mobile banking telah banyak dilakukan oleh peneliti di berbagai negara. Adapun jenis mobile banking yang paling banyak diteliti

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI SIFOSTER XL AXIATA DI SMK MUHAMMADIYAH MAGELANG. Abstrak

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI SIFOSTER XL AXIATA DI SMK MUHAMMADIYAH MAGELANG. Abstrak ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI SIFOSTER XL AXIATA DI SMK MUHAMMADIYAH MAGELANG Kapti 1, Wing Wahyu Winarno 2, Andi Sunyoto 3. 1 STMIK AMIKOM Yogyakarta 2 STIE YKPN Yogyakarta 3 Magister Teknik Infortika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) 8 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian mulai dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA INDUSTRI FREIGHT FORWARDING DENGAN INTEGRASI IPA DAN TAGUCHI TESIS

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA INDUSTRI FREIGHT FORWARDING DENGAN INTEGRASI IPA DAN TAGUCHI TESIS PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA INDUSTRI FREIGHT FORWARDING DENGAN INTEGRASI IPA DAN TAGUCHI TESIS NAMA : PRIYAMBODO NUR ARDI NUGROHO NPM : 0806 422 662 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM

Lebih terperinci

Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Matematika, PPPPTK Jogjakarta, 11 Juni 2008

Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Matematika, PPPPTK Jogjakarta, 11 Juni 2008 e, Siapa Takut? Romi Satria Wahono YM: romi_sw Romi Satria Wahono Lahir di Madiun, 2 Oktober 1974 SMA Taruna Nusantara, Magelang (1993) S1, S2 dan S3 (on-leave) dari Department of Computer Sciences, Saitama

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN KEBUTUHAN TELLER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANTRIAN PADA PT. BANK XYZ (STUDI EMPIRIK CABANG UTAMA) TESIS

ANALISIS PERHITUNGAN KEBUTUHAN TELLER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANTRIAN PADA PT. BANK XYZ (STUDI EMPIRIK CABANG UTAMA) TESIS ANALISIS PERHITUNGAN KEBUTUHAN TELLER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANTRIAN PADA PT. BANK XYZ (STUDI EMPIRIK CABANG UTAMA) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S2 JUSTINA SUSILONINGSIH

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN, DAN KOMITMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN: KASUS KARTU PRA BAYAR XL BEBAS TESIS

PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN, DAN KOMITMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN: KASUS KARTU PRA BAYAR XL BEBAS TESIS PENGARUH KEPUASAN, KEPERCAYAAN, DAN KOMITMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN: KASUS KARTU PRA BAYAR XL BEBAS TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen ARNOLD JAPUTRA

Lebih terperinci

Hannix Sulistyowati 2 NIM Abstrack

Hannix Sulistyowati 2 NIM Abstrack Analisis Penerimaan dan Penggunaan Pengguna Terhadap Penerapan Sistem E-office di Universitas Airlangga dengan Menggunakan Model Unified Theory Of Acceptance and Use Of Technology (UTAUT) 1 Hannix Sulistyowati

Lebih terperinci

TESIS. oleh : INDAH TRI MULYANI NIM:

TESIS. oleh : INDAH TRI MULYANI NIM: PENGARUH KUALITAS SISTEM, KUALITAS INFORMASI, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP MANFAAT SISTEM BAGI ORGANISASI DENGAN KEPUASAN PENGGUNA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Penerapan SIMDA di Pemerintah

Lebih terperinci

ADOPSI TEKNOLOGI MOBILE WALLET DI INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL UTAUT2

ADOPSI TEKNOLOGI MOBILE WALLET DI INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL UTAUT2 TESIS ADOPSI TEKNOLOGI MOBILE WALLET DI INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL UTAUT2 SIMON MEGADEWANDANU No. Mhs.: 155302330/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ATMA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR ii. DAFTAR ISI..iv. DAFTAR GAMBAR...vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN Batasan Masalah...

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR ii. DAFTAR ISI..iv. DAFTAR GAMBAR...vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN Batasan Masalah... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK...i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI..iv DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Batasan Masalah...

Lebih terperinci

ANALISIS USABILITY PADA SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB MENGGUNAKAN UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) DI AKPER AL KAUTSAR

ANALISIS USABILITY PADA SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB MENGGUNAKAN UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) DI AKPER AL KAUTSAR ANALISIS USABILITY PADA SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB MENGGUNAKAN UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) DI AKPER AL KAUTSAR Kapti¹ ¹Program Studi Manajemen Informatika, STMIK Bina

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN E-LEARNING TERHADAP MAHASISWA KELAS KARYAWAN (Studi kasus: E-learning Teknik Informatika Universitas Pasundan)

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN E-LEARNING TERHADAP MAHASISWA KELAS KARYAWAN (Studi kasus: E-learning Teknik Informatika Universitas Pasundan) PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN E-LEARNING TERHADAP MAHASISWA KELAS KARYAWAN (Studi kasus: E-learning Teknik Informatika Universitas Pasundan) TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian dengan suatu landasan

Lebih terperinci

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian difokuskan pada masyarakat Yogyakarta yang pernah melakukan transaksi atau berbelanja secara online melalui OLX.co.id. Subyek dalam

Lebih terperinci

Adopsi Teknologi Informasi Pada Usaha Mikro Kecil Menengah: Studi Pemanfaatan Sosial Media Untuk Menjalankan Bisnis

Adopsi Teknologi Informasi Pada Usaha Mikro Kecil Menengah: Studi Pemanfaatan Sosial Media Untuk Menjalankan Bisnis Adopsi Teknologi Informasi Pada Usaha Mikro Kecil Menengah: Studi Pemanfaatan Sosial Media Untuk Menjalankan Bisnis Vionita Mandala 1), Andeka Rocky Tanaamah 2), Johan J.C. Tambotoh 3) Program Studi System

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN RENCANA IMPLEMENTASI MANAJEMEN LAYANAN TI BERBASIS STANDAR ISO : STUDI KASUS DI SUATU INSTITUSI PENDIDIKAN NEGERI KARYA AKHIR

PENGEMBANGAN RENCANA IMPLEMENTASI MANAJEMEN LAYANAN TI BERBASIS STANDAR ISO : STUDI KASUS DI SUATU INSTITUSI PENDIDIKAN NEGERI KARYA AKHIR PENGEMBANGAN RENCANA IMPLEMENTASI MANAJEMEN LAYANAN TI BERBASIS STANDAR ISO 20000 : STUDI KASUS DI SUATU INSTITUSI PENDIDIKAN NEGERI KARYA AKHIR MUHAMMAD KASFU HAMMI 0706308231 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu

Lebih terperinci

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1 Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1 A. Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning untuk

Lebih terperinci

PENGARUH KEPERCAYAAN RISIKO DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN SISTEM JASA RESERVASI ONLINE PADA MINAT BELI TIKET PESAWAT TUGAS AKHIR. Genta Kamsa

PENGARUH KEPERCAYAAN RISIKO DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN SISTEM JASA RESERVASI ONLINE PADA MINAT BELI TIKET PESAWAT TUGAS AKHIR. Genta Kamsa PENGARUH KEPERCAYAAN RISIKO DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN SISTEM JASA RESERVASI ONLINE PADA MINAT BELI TIKET PESAWAT TUGAS AKHIR Genta Kamsa 1132003044 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU

Lebih terperinci

KAJIAN TERHADAP PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

KAJIAN TERHADAP PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL UTAUT KAJIAN TERHADAP PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL UTAUT Diana Dosen Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang Pos-el: diana@mail.binadarma.ac.id Abstract: This

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SINKRONISASI BIDIREKSIONAL ANTAR LEARNING MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS MOODLE

RANCANG BANGUN APLIKASI SINKRONISASI BIDIREKSIONAL ANTAR LEARNING MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS MOODLE RANCANG BANGUN APLIKASI SINKRONISASI BIDIREKSIONAL ANTAR LEARNING MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS MOODLE Henning Titi Ciptaningtyas 1), Royyana Muslim Ijtihadie 1), Panji Arya Lumayung 1) 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci