BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah untuk. memperoleh laba dalam rangka memaksimalkan nilai pemegang saham

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah untuk. memperoleh laba dalam rangka memaksimalkan nilai pemegang saham"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah untuk memperoleh laba dalam rangka memaksimalkan nilai pemegang saham (shareholders value). Setiap kebijakan manajemen dalam mengatur operasional perusahaan tentu harus sejalan dengan usaha memaksimumkan shareholders value tersebut (goal congruent). Setiap bagian di perusahaan harus memaksimalkan pengelolaan aset dan memanfaatkan setiap peluang yang dapat menghasilkan return dalam meningkatkan shareholders value perusahaan, termasuk dalam hal pengelolaan kas. Melalui pengolaan kas yang baik, disamping dapat menjaga atau menjamin kelancaran kegiatan operasional (working capital management), seharusnya juga dapat memaksimalkan setiap potensi penghasilan atau return bagi perusahaan (fungsi asset management). Perusahaan harus menyimpan kas dalam jumlah dan komposisi yang optimal yang akan memaksimalkan keuntungan bagi perusahaan. PT Eka Dharma Jaya Sakti ( Perusahaan ),berkantor pusat di Balikpapan, merupakan Authorized Dealer truk merek Volvo - principal asal Swedia, untuk wilayah Kalimantan. Perusahaan didirikan pada tahun 1983 dan telah beroperasi selama lebih dari 30 tahun. 1

2 Merek Volvo Truck dikenal pelanggan khususnya perusahaan-perusahaan tambang yang merupakan pelanggan utama perusahaan sebagai truk yang paling tangguh, awet, aman dan juga nyaman. Perusahaan tambang memerlukan truk yang dapat beroperasi dengan jumlah hours yang tinggi dan rendah breakdown time. Kekuatan brand Volvo Truck ada pada aspek ini, meskipun diakui harganya sedikit lebih mahal dibandingkan truk sejenis seperti Scania, Renault dan Mercedez. Untuk menarik pelanggan, perusahaan mengandalkan ketepatan waktu pengiriman dari pabrik dan sampai ke kustomer. Pengiriman yang tepat waktu tentu harus didukung oleh track record perusahaan yang bagus dalam pembayaran LC jatuh tempo. Perusahaan menjual unit truk Volvo berdasarkan pesanan pelanggan dan tidak membentuk persedian (inventory). Perusahaan memilih kebijakan ini karena keterbatasan modal kerja untuk investasi dalam persediaan. Harga unit truk Volvo cukup tinggi rata-rata sebesar USD 200,000 per unit atau setara dengan Rp 2 miliar per unit. Sehingga diperlukan modal kerja yang lebih besar jika perusahaan menyimpan unit truk sebagai persediaan. Sebagai mana lazimnya dealer atau importir, maka transaksi utama perusahaan sebagian besar didenominasi dalam mata uang asing. Mata uang US Dollar (USD) dan Swedis Krona (SEK) merupakan mata uang dominan dalam transaksi perusahaan. Perusahaan membayar pembelian produk berupa truk dan suku cadang yang diimpor dari principal menggunakan mata uang SEK, dan menjual ke pelanggan dalam mata uang USD. Untuk menjamin kelancaran operasionalnya dan pengamanan transaksi (operating cash flows), perusahaan 2

3 menyimpan kas dalam kedua mata uang asing tersebut (foreign currency account) dalam jumlah yang banyak untuk memelihara high liquidity. Sebagai gambaran, jumlah pembayaran rata-rata mingguan perusahaan berkisar antara USD USD , suatu jumlah yang cukup signifikan. Fungsi manajemen kas harus dapat menjamin kas tersebut tersedia ketika diperlukan, karenanya pengelolaan kas perusahaan benar-benar fokus pada usaha menjamin ketersediaan kas ini. Perusahaan menetapkan saldo kas safety cash dalam jumlah yang cukup tinggi sebesar USD Faktor utama yang dipertimbangkan manajemen dalam menentukan dan mempertahankan jumlah safety cash pada bulan tersebut adalah rata-rata outstanding PO bulanan dan jumlah tersebut merupakan jumlah yang dianggap cukup untuk mengcover pengiriman sebanyak unit truk per bulan. Safety cash biasanya akan digunakan ketika suatu LC sudah jatuh tempo sedangkan pencairan giro dari kustomer yang bersangkutan belum terjadi atau kredit yang diajukan kustomer masih dalam proses menunggu persetujuan. LC biasanya akan jatuh tempo dalam waktu 6 minggu (1,5 bulan) sejak pesanan disetujui. Karena saat LC yang akan jatuh tempo bervariasi maka manajemen cenderung tidak menempatkan kas dan safety cash yang tersedia ke dalam bentuk deposito ataupun investasi jangka pendek lainnya. Meskipun deposito dibawah 3 bulan masih memenuhi definisi setara kas secara akuntansi, namun dianggap manajemen akan mengurangi likuiditas kas. Disamping itu alasan ketidakpraktisan dan bunga deposito yang rendah menjadi alasan bagi manajemen. 3

4 Dalam praktik, jika dana safety cash tidak mencukupi untuk membayar LC jatuh tempo maka perusahaan akan memanfaatkan fasilitas kredit dari bank atas LC jatuh tempo, fasilitas ini biasanya dalam USD dengan jangka waktu selama 6 bulan dengan bunga rata-rata 6% pertahun. Namun berdasarkan data histroris, hal tersebut jarang terjadi dan perusahaan cenderung mempertahankan likuiditas kas yang tinggi dan menyimpan kas jauh melebihi safety cash yang sudah ditetapkan yang menyebabkan timbulnya idle cash Rumusan Masalah Pengelolaan kas yang cenderung fokus pada pengamanan likuiditas ini telah menyebabkan perusahaan mengabaikan peluang investasi yang tersedia dari idle cash yang timbul, yang seharusnya dapat memberikan return bagi perusahaan. Fungsi kas benar-benar fokus dalam menjamin pembayaran kewajiban jatuh tempo dapat dipenuhi dan agar perusahaan terhindar dari financial distress untuk transaksi atau order yang terjadinya bersifat mendadak. Perusahaan tidak melakukan penempatan deposito karena disamping suku bunga simpanan yang rendah, penempatan sementara dalam bentuk deposito dianggap manajemen akan mengurangi likuiditas kas jika terjadi kebutuhan yang bersifat mendadak. Tabel berikut memperlihatkan posisi kas perusahaan berdasarkan neraca perusahaan yang telah diaudit per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 dan 2010 dalam US Dolar: 4

5 Tabel 1.1: Saldo Kas Perusahaan pada Tanggal Neraca 31 Desember 2010, 2011 dan Tanggal Neraca Interim 30 Juni 2012 Akun 30 Juni Desember Desember 2010 Kas dan Bank 5,987,200 9,943,349 3,501,507 Total Aset Lancar 66,350,158 65,225,128 40,520,765 % dari Total Aset Lancar 9% 15% 9% Total Aset 72,101,472 70,933,276 46,130,279 % dari Total Aset 8% 14% 8% sumber: laporan keuangan auditan Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki kas pada tanggal-tanggal neraca dalam jumlah cukup besar atau signifikan, jumlah tersebut merepresentasikan lebih dari 8% dari total aset dan berdasarkan rincian dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan semuanya disimpan dalam bentuk kas dan bank (current account) dan sama sekali tidak disimpan dalam bentuk deposito yang dapat menghasilkan return bagi perusahaan. Jika digunakan data historis perusahaan, maka kelebihan saldo kas setelah dikurangi safety cash merupakan idle cash yang sesungguhnya terjadi. Tabel berikut merupakan ikhtisar rata-rata idle cash perusahaan selama 6 bulan sejak 1 januari 2012 sampai dengan 30 Juni 2012 dalam US Dolar, yang diolah dari laporan kas harian perusahaan selama periode tersebut: 5

6 Tabel 1.2: Rata-rata Saldo Idle Cash Harian Januari Juni 2012 Rata-rata Saldo Safety Idle 2012 Kas Harian Cash Cash Januari 7,972,044 2,500,000 5,472,044 Februari 8,986,249 2,500,000 6,486,249 Maret 9,520,008 2,500,000 7,020,008 April 8,192,230 2,500,000 5,692,230 May 7,397,316 2,500,000 4,897,316 Juni 6,711,825 2,500,000 4,211,825 Rata-rata 8,129,945 2,500,000 5,629,945 Sumber: diolah dari data laporan kas harian perusahaan 1 Januari - 30 Juni 2012 Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki atau menyimpan idle cash rata-rata dalam jumlah yang cukup besar setiap harinya. Idle cash tersebut sebagian besar terdapat dalam dua foreign currency account USD dan SEK. Kas ini benar-benar menganggur (idle) dan tidak menghasilkan return karena tidak diinvestasikan. Secara strategic, dalam pengelolaan kas ini perusahaan dihadapkan pada kondisi trade off liquidity risk and return, dimana manajemen perusahaan memilih mempertahankan high liquidity dan mengambil risiko tidak mendapatkan yield atau return dari aset idle cash yang ada. Perusahaan mengesampingkan aspek goal congruent dalam pengelolaan kas, ketika peluang menghasilkan return dari idle cash tidak dimanfaatkan oleh perusahaan. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan permasalahan yang akan diteliti oleh penulis dalam penelitian ini adalah bagaimana solusi pengelolaan idle cash yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan dalam kondisi yang mendasari tersebut sehingga perusahaan dapat memaksimalkan peluang menghasilkan return, namun tetap dapat mempertahankan likuiditas kas yang tinggi. 6

7 Penulis akan memfokuskan analisa dan membatasi pada permasalahaan pengelolaan idle cash dalam foreign currency account yang dimiliki perusahaan tersebut sebagai kondisi spesifik yang mendasari. Struktur atau komposisi kas yang dimiliki perusahaan yang dominan dalam mata uang asing atau foreign currency account tersebut menjadi perhatian penulis karena didalamnya terdapat peluang menghasilkan return dari fluktuasi kurs yang terjadi yang selama ini belum dimanfaatkan oleh perusahaan. Peluang tersebut dapat dijadikan sebagai pilihan ketika penempatan dalam deposito tidak dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, penulis juga ingin menganalisis seberapa besar potensi return yang dihasilkan jika dijadikan sebagai alternatif hedging bagi perusahaan sehingga diharapkan juga dapat menjadi solusi bagi permasalahan lain yang juga dihadapi perusahaan selain permasalahan trade off liquidity risk and return Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah: 1. Ketika perusahaan dihadapkan pada kondisi harus mempertahankan likuiditas kas yang tinggi, bagaimana perusahaan seharusnya mengelola dan memaksimalkan return dari idle cash yang timbul sebagai pilihan pengganti pendapatan bunga dari penempatan deposito yang tidak dilakukan oleh perusahaan? 2. Seberapa besar potensi return yang dihasilkan dari alternatif pilihan tersebut, apakah dapat diharapkan menjadi alternatif pengganti hedging (financial 7

8 hedging) di dalam meminimumkan risiko fluktuasi nilai tukar terhadap transaksi pembayaran perusahaan? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari dilakukan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis dan mengusulkan cara memaksimalkan return dalam pengelolaan idle cash yang dapat dilakukan perusahaan khususnya idle cash dalam foreign currency account sebagai alternatif pengganti pendapatan bunga dari penempatan idle cash dalam deposito yang tidak dapat dilakukan perusahaan karena kondisi mempertahankan likuiditas kas yang tinggi. 2. Menganalisis return yang dihasilkan dari cara alternatif memaksimalkan return dalam pengelolaan idle cash tersebut dan membandingkannya dengan pendapatan bunga seandainya penempatan dilakukan dalam bentuk deposito. 3. Menganalisis besarnya potensi return berdasarkan simulasi yang dibuat dari cara alternatif memaksimalkan return tersebut dan menilai apakah dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti hedging dalam meminimumkan risiko fluktuasi mata uang asing yang dihadapi perusahaan Manfaat Penelitian Penelitian ini untuk memberikan manfaat kepada: 1. PT Eka Dharma Jaya Sakti Memberikan manfaat bagi PT Eka Dharma Jaya Sakti, khususnya bagian keuangan (atau Terasury) perusahaan alternatif cara yang dapat dilakukan 8

9 untuk mengoptimalkan return dari pengelolaan idle cash dalam foreign currency ketika perusahaan dihadapkan pada kondisi harus mempertahankan likuiditas kas yang tinggi, melalui pemanfaatan peluang arbitrage yang diusulkan penulis. 2. Akademisi Memberikan manfaat bagi para akademisi dalam hal terdapat masukan baru dari proses penelitian ini dan akan memperkaya khasanah pengetahuan dan praktik yang sudah ada Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini disusun sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Di dalam bab ini diuraiakan latar belakang masalah, perumusan masalah, pertanyaan dan tujuan penelitian, penjelasan metoda penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini menguraikan teor-teori yang penulis gunakan sebagai acuan dalam mengevaluasi kebijakan pengelolaan kas perusahaan khususnya pengelolaan kas dalam mata uang asing dengan kondisi yang cenderung mempertahankan likuiditas kas yang tinggi untuk kelancaran operasional namun tidak mengoptimalkan peluang menghasilkan return bagi perusahaan dari idle cash yang ditimbulkan. 9

10 Bab III Metoda Penelitian Bab ini berisi tentang metode penelitian, sumber data, asumsi yang digunakan, dan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan idle cash perusahan yang merupakan objek penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi analisis atas peluang arbitrage sebagai alternatif pilihan yang dapat dilakukan perusahaanuntuk memaksimalkan return dari idle cash berdasarkan simulasi perhitungan yang dibuat dari sampling data keuangan primer perusahaan (laporan kas harian selama 6 bulan sejak 1 Januari 2012 sampai dengan 30 Juni 2012) dan membandingkan perkiraan hasil arbitrage selama waktu tersebut dengan kondisi tanpa melakukan arbitrage dan atau seandainya dalam penempatan deposito. Penulis juga menganalisa potensi return hasil arbitrage berdasarkan simulasi yang dibuat sebagai alternatif yang mungkin dilakukan perusahaan dalam meminimumkan risiko fluktuasi mata uang asing tanpa perlu melakukan financial hedging. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini berisi hasil penelitian evaluasi manajemen kas perusahaan khususnya dalam pengelolaan idle cash dalam foreign currency account dan memanfaatkan peluang return dari arbitrage yang dilakukan namun 10

11 tetap menjaga likuiditas kas yang tinggi dan membandingkan hasil simulasi yang dibuat antara seandainya perusahaan melakukan arbitrage atau tidak melakukan arbitrage atas idle cash yang tersedia. 11

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Lembar judul..... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... Intisari... Abstract... i ii iii iv vi x xi xiii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perbankan Indonesia semakin menghadapi banyak tantangan, terutama menghadapi pasar global. Di dalam melaksanakan bisnis, perbankan Indonesia akan dihadapkan

Lebih terperinci

IAS 7 Laporan Arus Kas

IAS 7 Laporan Arus Kas IAS 7 Laporan Arus Kas Pendahuluan Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan yang memuat informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar, akibat aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Menghadapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sari pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sari pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sari pada tahun 2007, pada PT PG Kebon Agung Malang. Hasil penelitian menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING

BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing (foreign activities) dalam dua cara, yaitu melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki

Lebih terperinci

Working Capital Management

Working Capital Management Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Working Capital Management Salah satu hal penting yang harus diketahui manajer terkait dengan arus

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana untuk melaksanakan investasi yang memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. Modul ke: 06FEB. LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani. Fakultas. Fitri Indriawati, SE., M.Si

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. Modul ke: 06FEB. LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani. Fakultas. Fitri Indriawati, SE., M.Si Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Fakultas 06FEB LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani Program Studi S1 Akuntansi Fitri Indriawati, SE., M.Si Laporan Arus Kas PSAK 2 Informasi arus kas entitas berguna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian yang lebih terbuka antara negara satu dengan negara yang lain. Perekonomian

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang makin berkembang telah membuka peluang dalam dunia bisnis semakin lebar dan luas. Aset dan modal yang dimiliki perusahaan di Indonesia juga mengalami

Lebih terperinci

BAB VIII MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

BAB VIII MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA BAB VIII MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA 1.1. Manajemen Kas Manajemen kas adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mengatur arus kas (cash flow) untuk mempertahankan likuiditas perusahaan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat berkembang dalam mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubahubah serta bersaing untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013 AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013 Perusahaan yang beroperasi di pasar internasional dipengaruhi oleh resiko bisnis normal : 1. Kurangnya permintaan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Working capital dalam perusahaan merupakan peran vital guna kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu jumlah yang harus terus menerus

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai visi. Hal ini yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going concern)

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Sofan Hariati (2012) Peneliti membahas mengenai Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank-Bank Umum Yang Go Public. Masalah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan adalah masalah efisiensi modal kerja. Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional atau dikenal dengan perdagangan antar negara, saat ini telah berkembang dengan pesat. Perkembangan tersebut dapat kita ketahui dari semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO 1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kas 2.1.1.1 Pengertian Kas Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan untuk membiayai operasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap keputusan hedging bank konvensional maka semakin tinggi. b. Kesulitan keuangan ( financial distress) mempunyai pengaruh yang

BAB V PENUTUP. terhadap keputusan hedging bank konvensional maka semakin tinggi. b. Kesulitan keuangan ( financial distress) mempunyai pengaruh yang BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan metode analisis regresi logistik yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

Proudly present. Manajemen Kas. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Manajemen Kas. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Manajemen Kas Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA MANAJEMEN KAS Cash/kas yaitu uang tunai (kertas, logam) yang tersedia

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal kerja Bersih a. Pengertian Modal kerja Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari

Lebih terperinci

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN RASIO KEUANGAN Ratio Keuangan: perhitungan matematika yang bergunauntuk: Mengevaluasi performa perusahaan Memonitor performa perusahaan selama periode tertentu (mingguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif dewasa ini, menuntut pengusaha untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB 4 Analisis Ratio

BAB 4 Analisis Ratio BAB 4 Analisis Pengertian Rasio Keuangan Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka,

Lebih terperinci

TRANSLASI MATA UANG ASING

TRANSLASI MATA UANG ASING TRANSLASI MATA UANG ASING Konsolidasi dan akuntansi ekuitas atas anak perusahaan asing (dan afiliasi) memerlukan translasi LK menjadi setara dollar. Hal ini dilakukan sebelum akun anak perusahaan asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Likuiditas (liquidity) secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo. Dalam pengertian yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tampak dari bertambahnya jumlah perusahaan-perusahaan baik pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. tampak dari bertambahnya jumlah perusahaan-perusahaan baik pemerintah dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia usaha mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal ini tampak dari bertambahnya jumlah perusahaan-perusahaan baik pemerintah dan swasta maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha

Lebih terperinci

Kas Piutang Dagang Piutang Wesel Sediaan Investasi Jangka Pendek Beban Dibayar Dimuka

Kas Piutang Dagang Piutang Wesel Sediaan Investasi Jangka Pendek Beban Dibayar Dimuka SHORT TERM INVESTMENT & FINANCING & CURRENT ASSET MANAGEMENT ASET LANCAR Kas Piutang Dagang Piutang Wesel Sediaan Investasi Jangka Pendek Beban Dibayar Dimuka KEWAJIBAN LANCAR Utang Dagang Utang Wesel

Lebih terperinci

B A B III PERMASALAHAN

B A B III PERMASALAHAN B A B III PERMASALAHAN 3.1. Identifikasi masalah. Untuk menjaga kelangsungan perusahaan dalam pengadaan barang pada perusahaan perdagangan, maupun bahan pada perusahaan industri, maka perusahaan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini, persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan alat pembayaran dengan menggunakan sistem non cash

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan alat pembayaran dengan menggunakan sistem non cash BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan alat pembayaran dengan menggunakan sistem non cash seperti paper based (cek dan giro) dan card based (kartu debit dan kartu kredit) tidak menghilangkan

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS

BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS A. Definisi 01. Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas Bank selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun 1997 menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan dan kondisi perekonomian semakin memburuk. Menurunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan internasional akan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan internasional akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan selain memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaanperusahaan asing yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa jasa perbankan. Bank memiliki

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa jasa perbankan. Bank memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejak pertengahan tahun 1997, Indonesia mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi, terutama karena depresiasi mata uang Rupiah terhadap mata uang asing,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan perekonomian dunia saat ini semakin dinamis dan cepat berubah mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORTIS

BAB II URAIAN TEORTIS 23 BAB II URAIAN TEORTIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2007) pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI),yang berjudul pengaruh faktorfaktor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan arus kas dan likuiditas telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan berpengaruh

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi. Pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 43 Materi Minggu 6 Lalu Lintas Pembayaran Internasional 6.1. Gambaran Umum Lalu Lintas Pembayaran Internasional Transaksi-transaksi pembayaran antar daerah tidak

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

30 September 31 Desember Catatan

30 September 31 Desember Catatan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 30 September 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2e, 4, 30, 33 59998597270 63710521871 Investasi 2c, 5, 30, 33 2068611000

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan Topik: Modal Kerja. Dosen : D. Rizal Riyadi SE,.ME

Manajemen Keuangan Topik: Modal Kerja. Dosen : D. Rizal Riyadi SE,.ME Manajemen Keuangan Topik: Modal Kerja Dosen : D. Rizal Riyadi SE,.ME PEMBIAYAAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN Jangka waktu Jangka Pendek VS Jangka Panjang Sumber Pembiayaan Internal VS Eksternal JENIS/SUMBER PEMBIAYAAN:

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

BAB I ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP IMBAL HASIL SAHAM PERUSAHAAN

BAB I ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP IMBAL HASIL SAHAM PERUSAHAAN BAB I ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP IMBAL HASIL SAHAM PERUSAHAAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan operasinya setiap perusahaan pasti membutuhkan modal kerja agar hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kisaran 6% per tahun (sumber : Selain itu salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. kisaran 6% per tahun (sumber :  Selain itu salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang penuh akan potensi dari segi ekonomi Indonesia menjadi salah satu negara favorit baik bagi para investor asing maupun investor

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. likuiditas (CR) dan financial leverage (DR) terhadap profitabilitas pada perusahaan

BAB V PENUTUP. likuiditas (CR) dan financial leverage (DR) terhadap profitabilitas pada perusahaan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini untuk menjawab tujuan penelitian, yaitu untuk menganalisis pengaruh kredit bermasalah (NPF), faktor ekonomi makro (INF, INT, Nilai Tukar), likuiditas (CR) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai individu yang terlibat dalam modernisasi, kegiatan mengelola asset yang dimiliki bukan lagi sekedar bagaimana asset tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana

Lebih terperinci

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali) LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 KONSOLIDASI NO. POS-POS 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa keuangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa keuangan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Bank mempunyai fungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu memberikan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Andri Helmi M, SE., MM.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Andri Helmi M, SE., MM. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Andri Helmi M, SE., MM. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

PENGOLAHAN MODAL KERJA

PENGOLAHAN MODAL KERJA PENGOLAHAN MODAL KERJA MODAL KERJA Yaitu dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasianal perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah guru, membayar hutang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia lainnya. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia lainnya. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus globalisasi telah menyebabkan terjadinya integrasi pasar dunia sehingga perekonomian suatu negara tidak terhindar dari pengaruh ekonomi di belahan dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga 174,309,061,823 pihak relasi piutang lain - lain pihak hubungan istimewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berurusan dengan pasar domestik (Winarto, 2008:45). Mata uang tiap negara

BAB I PENDAHULUAN. berurusan dengan pasar domestik (Winarto, 2008:45). Mata uang tiap negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transaksi perusahaan dengan perusahaan internasional tidak hanya dilakukan secara tunai, akibatnya timbul hutang maupun piutang dalam bentuk mata uang asing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2015:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab sebelumnya di jelaskan bahwa laporan keuangan merupkan sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil usaha suatu badan

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi berhubungan dengan pengkomunikasian informasi keuangan, dalam hal ini berupa laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan seperti keuntungan dari potongan dagang (trade discount),

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan seperti keuntungan dari potongan dagang (trade discount), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang melakukan go public harus memperhatikan kesehatan perusahaan dengan menjaga tingkat likuiditas perusahaan untuk menarik minat investor dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Sekuritas yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN LIKUIDITAS. Andri Helmi M, SE., MM. Manajemen Dana Bank

MANAJEMEN LIKUIDITAS. Andri Helmi M, SE., MM. Manajemen Dana Bank MANAJEMEN LIKUIDITAS Andri Helmi M, SE., MM. Manajemen Dana Bank PENDAHULUAN (1) Manajemen likuiditas berisi dua bagian yang berkaitan: 1. Manajemen harus mengestimasi kebutuhan2 dana, yang didasarkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MODAL KERJA Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. termasuk satu negara bank based yaitu negara yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. termasuk satu negara bank based yaitu negara yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan merupakan faktor penunjang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan suatu negara. Saat ini, Indonesia masih termasuk satu negara bank

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam berbagai bidang termasuk perdagangan internasional didalamnya. Banyak perusahaan yang mengimpor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan go public harus memerhatikan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan go public harus memerhatikan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investor akan tertarik berinvestasi pada perusahaan yang sehat (solven). Perusahaan solven adalah perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang baik. Likuiditas

Lebih terperinci