BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keperawatan Pre Operasi 1. Definisi Fase pre operasi dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi bedah dan diakhir ketika pasien dikirim kemeja operasi. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien ditatanan klinik ataupun rumah, wawancara pre operasi dan menyiapkan pasien untuk anastesi yang akan pembedahan (Rondhianto, 2009). Asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien bedah disebut asuhan keperawatan perioperatif. Asuhan keperawatan perioperatif meliputi asuhan keperawatan yang dilakukan sebelum operasi (pre operasi), selama operasi berlangsung di kamar operasi (intra operasi) dan sesudah proses operasi selesai dilakukan (Cunningham, 2010). 2. Persiapan Preoperasi a. Persiapan Fisik Persiapan fisik pre operasi yang dialami pasien dibagi dalam 2 tahapan, yaitu persipan di unit perawatan dan perawatan di ruang operasi. Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum dilakukan tindakan operasi menurut Majid (2011), yaitu: 1) Pemasangan pemasangan infus, puasa, pencukuran daerah operasi, pemasangan kateter, anestesi, latihan nafas, penyuntikan, pemberian obatobatan dan latihan batuk post operasi

2 8 2) Status kesehatan fisik secara umum Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan status kesehatahan secara umum, meliputi identitas klien penyakit seperti kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap, antara lain status hemodinamika, status kardiovaskuler, status pernafasan, fungsi ginjal dan hepatik, fungsi endokrin, fungsi imunologi dan lain-lain. 3) Status nutrisi Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protei darah (albumin dan globulin) dan keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defisiensi nutrisi harus dikoreksi sebelum pembedahan untuk memeberikan protein yang cukup untuk perbaikan jaringan. Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit. Komplikasi lain yang sering terjadi adalah infeksi pasca operasi, dehisiensi (terlepasnya jahitan sehingga luka tidak bisa menyatu), demam dan penyembuhan luka operasi yang lama. Pada kondisi yang serius pasien dapat mengalami sepsis yang bisa mengakibatkan kematian. b. Persiapan Psikis Peranan perawat dalam mempersiapkan mental pasien pre operasi menurut Taylor (2010), adalah dengan cara: 1) Membantu pasien mengetahui tentang prosedur tindakan yang akan di alami pasien sebelum operasi, memberikan informasi pasien tentang waktu operasi, hal-hal yang akan dialami pasien selama proses operasi, menunjukkan kepada pasien kamar operasi dan lain-lain.

3 9 2) Dengan mengetahui berbagai informasi selama operasi maka diharapkan pasien menjadi lebih siap menghadapi operasi, meskipun demikian ada keluarga yang tidak menghendaki pasien mengetahui tentang berbagai hal yang terkait dengan operasi yang akan dialami pasien. 3) Memberikan penjelasan terlebih dahulu prosedur tindakan setiap sebelum tindakan persiapan pre operasi. Gunakan bahasa yang sederhana dan jelas. Hal ini diharapkan dengan pemberian penjelasan prosedur yang lengkap dapat menurunkan kecemasan pasien sebelum operasi dilakukan. 4) Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk menanyakan tentang segala prosedur yang ada. 5) Dan memberi kesempatan pada pasien dan keluarga untuk berdoa bersama-sama sebelum pasien di antar ke kamar operasi. Keluarga juga diberikan kesempatan untuk mengantar pasien sampai kebatas kamar operasi dan menunggu di ruang tunggu yang terletak di depan ruang operasi. 3. Dampak Jika Persiapan Pre Operasi Dilakukan Kurang Optimal Keperawatan pre operaif merupakan tahapan awal keperawatan perioperatif. Kesuksesan tindakan secara keseluruhan sangat tergantung pada fase ini. Hal ini disebabkan karena fase ini merupakan awalan yang menjadi alasan untuk kesuksesan tahapan-tahapan berikutnya. Pengkajian secara integral dari fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi. Persiapan pra bedah sangat penting sekali untuk memperkecil resiko operasi, karena hasil akhir suatu pembedahan sangat tergantung pada penilaian keadaan penderita dan persiapan pra bedah. Apabila suatu persiapan pra bedah dilakukan kurang optimal akan menyebabkan pasien merasa cemas, tekanan darah

4 10 meningkat, proses operasi akan tertunda dan menghambat proses pemulihan setelah operasi(barbara C.Long, 2010). B. Konsep Seksio Sesarea 1. Definisi Seksio sesarea merupakan pembedahan obstetik untuk melahirkan janin yang viabel melalui abdomen. Tindakan yang dilakukan tersebut bertujuan untuk melahirkan bayi dengan membuka dinding rahim ( Hellen Farrer, 2011 ). Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding dan dinding rahim dengan saraf rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gr (Prawihardjo, 2012). Seksio sesarea didefinisikan sebagai lahirnya janin melalui insisi di dindidng abdomen (laparotomi) dan dindidng uterus (Cunningham, at al., 2010). Operasi seksio saesarea(sc) merupakan tindakan melahirkan janin yang sudah mampu hidup beserta plasenta dan selaput ketuban secara transabdominal melalui insisi uterus. Operasi seksio sesarea dilakukan jika persalinan pervaginam mengandung risiko yang lebih besar bagi ibu maupun janin. Indikasi operasi seksio sesarea dapat bersifat mutlak maupun relatif (Benson & Pernoll, 2010). 2. Jenis jenis Ada dua jenis sayatan operasi yang dikenal yaitu: a. Sayatan melintang Sayatan pembedahan dilakukan dibagian bawah rahim (SBR). Sayatan melintang dimulai dari ujung atau pinggir selangkangan (simphysisis) di atas batas rambut kemaluan sepanjang sekitar cm. Keuntunganya adalah parut pada rahim kuat sehingga cukup kecil resiko menderita rupture uteri (robek rahim) di kemudian hari. Hal ini karena pada masa nifas, segmen

5 11 bawah rahim tidak banyak mengalami kontraksi sehingga luka operasi dapat sembuh lebih sempurna (Kasdu, 2013). b. Sayatan memanjang (bedah sesar klasik) Meliputi sebuah pengirisan memanjang dibagian tengah yang memberikan suatu ruang yang lebih besar untuk mengeluarkan bayi. Namun, jenis ini kini jarang dilakukan karena jenis ini labil, rentan terhadap komplikasi (Dewi Y, 2010). 3. Faktor Penentu Proses Operasi Ada 3 faktor penentu dalam proses persalinan yaitu: 1. Power Yang memungkinkan dilakukan operasi sesarea, misalnya daya mengejan lemah, ibu berpenyakit jantung atau penyakit menahun lain yang mempengaruhi tenaga. 2. Passanger Diantaranya, anak terlalu besar, anak mahal dengan kelainan letak lintang, primigravida diatas 35 tahun dengan letak sungsang, anak tertekan terlalu lama pada pintu atas panggul dan anak menderita fetal distress syndrome (denyut jantung janin kacau dan melemah). 3. Passage Kelainan ini merupakan panggul sempit, trauma persalinan serius pada jalan lahir atau pada anak, adanya infeksi pada jalan lahir yang diduga bisa menular pada anak, seperti penyakit herpes kelamin (herpes genitalis), condyloma lota (kondiloma sifilitik yang lebar dan pipih), condyloma acuminata (penyakit infeksi yang menimbulkan massa mirip kembang kol di kulit luar kelamin wanita), hepatitis B dan hepatitis C (Dewi Y, 2010).

6 12 4. Indikasi Menurut Cunningham (2010) terdapat 4 indikasi utama untuk melakukan seksio sesarea, yaitu: a. Riwayat Seksio Sesarea Selama bertahun-tahun, uterus yang mengalami jaringan parut dianggap merupakan kontraindikasi untuk persalinan karena ketakutan akan kemungkinan ruptur uterus. Pada tahun 1996, 28% wanita 11 dengan riwayat sesar melahirkan per vaginam (Vaginal Birth After prior Cesarean/VBAC). Pada tahun 1999, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menganjurkan VBAC dicoba hanya di institusi yang dilengkapi untuk melakukan perawatan darurat. b. Distosia Persalinan Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa penyebab distosia dapat dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu distosia karena kekuatan-kekuatan yang mendorong anak tidak memadai, distosia karena adanya kelainan letak janin atau kelainan fisik janin, dan distosia karena adanya kelainan pada jalan lahir. c. Distres Janin Penatalaksanaan yang didasarkan pada pemantauan elektronik denyut jantung janin (electronic fetal monitoring, EFM) menyebabkan meningkatnya angka sesar atas indikasi denyut jantung janin yang tidak meyakinkan, yang secara kurang tepat disebut distres janin. Keadaan ini mungkin lebih tepat disebut doctor distress karena bisa terjadi kesalahan dokter dalam mendiagnosis dengan EFM ini. d. Presentasi Bokong Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat faktor risiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas struktural uterus, anomali janin (anensefali, hidrosefalus) dan

7 13 riwayat presentasi bokong sebelumnya. Kepala adalah bagian janin yang terbesar dan kurang elastis. Pada esentasi kepala, apabila kepala dapat dilahirkan, maka bagian janin lainnya relatif mudah dilahirkan. Tidak demikian halnya pada presentasi bokong. Hal inilah yang menjadikan persalinan pervaginam pada presentasi bokong lebih berisiko. Janin presentasi bokong mengalami peningkatan risiko prolaps tali pusat dan terperangkapnya kepala apabila dilahirkan pervaginam dibandingkan dengan janin presentasi kepala. Hal ini menunjukkan hubungan persalinan pervaginam pada kasus presentasi bokong dengan risiko kematian atau morbiditas perinatal karena terjadinya trauma persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital sehingga kekhawatiran ini menyebabkan kecenderungan dilakukannya persalinan seksio sesarea. 5. Komplikasi Kelahiran sesarea bukan tanpa komplikasi, baik bagi ibu maupun janinnya(bobak, 2009). Morbilitas pada seksio sesarea lebih besar jika dibandingkan dengan persalinan pervaginam. Ancaman utama bagi wanita yang menjalani seksio sesarea antara lain: a. Endomiometritis b. Perdarahan c. Infeksi saluran kemih d. Tromboembolisme Komplikasi yang bisa terjadi pada bayi antara lain: a. Asfiksia dan gangguan pernafasan lain b. Gangguan otak c. Trauma

8 14 C. Konsep Kecemasan 1. Definisi Cemas menggambarkan keadaan kuatir, kegelisahan atau reaksi tidak perasaan tentram yang terkadang di sertai berbagai keluhan fisik. Kecemasan merupakan stresor yang dapat menyebabkan pelepasan epinefrin dari adrenal sehingga terjadi hiperaktivitas saraf otonom dan menyebabkan gejala fisik berupa takikardi, nyeri kepala, diare dan palpitasi (kaplan&sadock, 2010). Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Suliswati, et al, 2011). 2. Teori Kecemasan Menurut (Kaplan dan Sadock, 2012)ada beberapa teori yang menjelaskan tentang kecemasan antara lain sebagai berikut: a. Teori Genetik Pada sebagian manusia yang menunjukkan kecemasan, riwayat hidup dan riwayat keluarga merupakan presdiposisi untuk berperlaku cemas. Sejak kanak-kanak mereka merasa risau, takut dan merasa tidak pasti tentang sesuatu yang bersifat sehari-hari. Penelitian riwayat keluarga dan anak kembar menunjukkan faktor genetik ikut berperan dalam gangguan kecemasan. b. Teori Katekolamin Situasi-situasi yang ditandai oleh sesuatu yang baru, ketidakpastian perubahan lingkungan,biasanya menimbulkan peningkatan sekresi adrenalin (efineprin) yang berkaitan dengan intensitas rekasi-reaksi yang subyektif,yang ditimbulkan oleh kondisi yang merangsangnya. Teori ini menyatakan bahwa reaksi cemas berkaitan dengan peningkatan kadar katekolamin yang beredar dalam badan.

9 15 c. Teori James-Lange Kecemasan adalah jawaban terhadap rangsangan fisik perifer, seperti peningkatan denyut jantung dan pernapasan. d. Teori Psikoanalisa Kecemasan berasal dari (impulse anxiety),ketakutan berpisah (separation anxety), kecemasan kastvisi (castriation anxiety) dan ketakutan terhadap perasaan berdosa yang menyiksa (superego anxiety). e. Teori Perilaku atau Teori Belajar Teori ini menyatakan bahwa kecemasan dapat dipandang sebagai sesuatu yang dikondisikan oleh ketakutan terhadap rangsangan lingkungan yang spesifik. Jadi kecemasan di sini dipandang sebagai suatu respon yang terkondisi atau respon yangdiperoleh melalui proses belajar. f. Teori Perilaku Kognitif Kecemasan adalah bentuk penderitaan yang berasal dari pola piker maladaptive. g. Teori Belajar Sosial Kecemasan dapat dibentuk oleh pengaruh tokoh-tokoh penting massa kanakkanak. h. Teori Sosial Kecemasansebagai suatu respon terhadap stessor lingkungan, seperti pengalaman-pengalaman hidup yang penuh dengan ketegangan. i. Teori Eksistensi Menyatakan kecemasan sebagai suatu ketakutan terhadap ketidak berdayaan dirinya dan respon terhadap kehidupan yang hampa dan tidak berarti.

10 16 3. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan a. Tingkat pendidikan Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan sebagian orang mengaitkan pendidkan dengan pengajaran atau proses belajar mengajar. Pendidikan dengan pengajaran secara formal maupun non formal. Dalam Dictionary of Psychology pendidkan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (sekolah) yang dapat dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. Dengan demikian proses pendidikan akan berpengaruh terhadap pengetahuan sikap dan tingkah laku seseorang (Syah, 2010). Pendidikan bagi seseorang individu merupakan pengaruh dinamis dalam perkembangan jasmani, jiwa dan perasaan. Sehingga tingkat pendidikan yang berbeda akan memberikan jenis pengalaman serta nilai-nilai hidup yang berbeda pula. Masalah ini dianggap sebagai tekanan yang dapat menyebabkan krisis dan akan mengalami kecemasan (Damaraji, 2011). WHO (World Health Organization) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tingkat pendidikan menengah kebawah cenderung mengalami kecemasan dari pada tingkat pendidikan menengah keatas, hal ini dikarenakan responden yang berpendidikan menengah keatas berpikir lebih objektif dan berwawasan luas, serta lebih mampu memikirkan penyelesaian terhadap masalahnya. b. Faktor Usia Syarifudin (2010) menspesifikasikan umur ke dalam tiga kategori, yaitu kurang dari 20 tahun (tergolong muda), umur tahun (tergolong menengah) dan lebih dari 30 tahun (tergolong tua). Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia tahun, atau mengandung resiko yang rendah. Menurut Hayles (2005)

11 17 menyatakan bahwa usia ikut menentukan kecemasan. Kecemasan cenderung terjadi di usia muda. c. Faktor Proses Persalinan Kehamilan dan persalinan merupakan suatu masa kestabilan dan ketegangan emosional, serta suatu masa yang membahagiakan. Hal utama yang mereka takutkan menjelanh persalinan adalah rasa sakit saat melahirkan, berapa lama berlangsungnya, komplikasi penyulit, operasi seksio saesarea, perdarahan, bayi cacat dan kematian. d. Faktor Penolong dan Tempat Persalinan Menurut Brice perasaan yang sering dialami pasien adalah kecurigaan terhadap tenaga kesehatan. Mereka dipercaya sekaligus dicurigai. Apakah mereka baik, bijaksana, membantu dan mau mengerti, atau apakah mereka kurang peduli atau kurang pengetahuan. Karena persalinan ini berlangsung di rumah sakit, maka ada kecemasan dengan berada diluar rumah. Dalam suatu tempat yang asing dan dalam tangan-tangan orang asing, karena rumah sakit adalah suatu tempat yang asing dan membingungkan bagi orang yang belum biasa. e. Pandangan Interpersonal Salah satu faktor yang memepengaruhi kecemasan adalah pandangan interpersonal yang beranggapan adanya ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologi yang akan terjadiatau penurunan kemampuan untu melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (Stuart, 2009). f. Kurangnya Informasi tentang prosedur tindakan Kurangnya informasi yang diberikan oleh tenaga medis pada saat sebelum operasi tentang kenapa harus dilakukan operasi seksio, mengapa harus dilakukan persiapan fisik dan lain-lain dapat menambah kecemasan pasien dalam menjalani operasi (ingram, 2011).

12 18 g. Pekerjaan / status ekonomi Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi dibandingkan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal. h. Pengalaman Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal biasa diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya sering mengikuti kegiatan. Kegiatan yang mendidik misalnya seminar organisasi dapat memperluas jangkauan pengalamannya,karena dari berbagai kegiatan tersebut informasi tentang suatu hal dapat diperoleh. 4. Klasifikasi Cemas Kecemasan mempunyai beberapa tingkatan (Peplau, 2011) menggolongkan sebagai berikut : a. Kecemasan Ringan Berhubungan dengan ketegangan yang dialami sehari-hari, pada tahap ini individu akan berhati-hati secara waspada, individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. b. Kecemasan Sedang Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun, individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan atau tuntunan.

13 19 c. Kecemasan Berat Kecemasan ini sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung memikirkan hal kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir lagi dan membutuhkan banyak pengarahan. 5. Tanda Dan Gejala Kecemasan Tanda dan gejala menurut (Hamid, 2012), yaitu: a. Kecemasan ringan 1) Respon fisiologis: sekali nafas pendek,nadi dan tekanan darah menjadi tidak teratur, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar. 2) Respon kognitif : lapang persepsi meluas, mampu menerima rangsangan yang komplek, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif. 3) Respon perilaku dan cemas : tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, suara kadang-kadang meninggi. b. Kecemasan Sedang 1) Respon fisiologis: sering terjadi nafas pendek, nadi (ekstra sistol) dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, diare konstipasi. 2) Respon kognitif : gerakan serentak-serentak, meremas-remas tangan, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur 3) Respon perilaku dan cemas : gelisah, lapang persefsi menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima, berfosus pada apa yang menjadi permasalahannya.

14 20 c. Kecemasan Berat Respon fisiologis : nafas pendek, nadi dan tekanan darah menjadi tidak teratur, berkeringat dan sakit kepala,penglihatan kabur dan tegang. 6. Pengukuran Kecemasan Instrumen untuk pengukuran tingkat kecemasan dapat menggunakan beberapa cara pengukuran yaitu Taylor Manifestation Anciety Scale (T-MAS). T-MAS merupakan alat ukur tingkat kecemasan yang diadaptasi dari barat dan telah banyak dipakai di Indonesia. Penelitian yang dilakukan menggunakan alat ukur kecemasan T-MAS yang sudah dimodifikasi dan dikombinasi dengan kuesioner APAIS. Kuesioner berisi tentang 25 butir pertanyaan dengan skala likertdan responden mengisinya dengan cara memberi tanda chek sesuai keadaan yang dialami pasien dalam menjawab masing-masing butir pertanyaan. 7. Penatalaksanaan Kecemasan Menurut (Stuart&Sundeen, 2008) menyatakan penatalaksanaan kecemasan dilakukan dengan menekankan pada prinsip elektik-holistik. Penderita dilihat sebagai manusia seutuhnya, baik dari segi psikis, organobiologik, maupun segi hubungan interpersonalnya sebagai bagian dari masyarakat dan lingkungan hidup (bio-psiko-sosial), oleh karena itu tidak ada metode tunggal untuk penatalaksanaan kecemasan karena manusia sangat berbeda secara individual. Awal dari penatalaksanaan selalu berupa evaluasi yang teliti dan menyeluruh tentang sebab-sebab kecemasan. Penatalaksanaan selanjutnya yang dianjurkan adalah psikoterapi (psychotherapy), terapi tingkah laku (behaviour therapy) dan farmakoterapi (pharmachotherapy). a. Psikoterapi(psychotherapy) Menurut Hagerty (Sunaryo, 2012) penatalaksanaan kecemasan dapat dilakukan dengan cara mengarahkan klien supaya mampu menelaah diri

15 21 sendiri untuk mencapai wawasan yang lebih baik untuk mengatasi permasalahannya, dan mampu mengatasi konflik interpersonal dan intrapsikisnya, dengan demikian akan mengurangi kecemasan yang terjadi. Psikoterapi juga dapat dilakukan dengan cara mempersiapkan klien secara intelektual, fisik dan emosi, atau dapat pula dilakukan dengan memberikan dukungan kepada klien untuk mengatakan permasalahannya, dengan memberikan kesempatan kepada klien untuk mencurahkan isi hatinya, serta memberikan pengertian tentang ketakutan yang tidak realistis dan diberi keyakinan bahwa ia mampu mengatasi yang dapat menimbulkan kecemasan. Psikoterapi yang digunakan untuk gangguan kecemasan merupakan psikoterapi berorientasi insight, terapi perilaku, terapi kognitif atau psikoterapi provokasi kecemasan jangka pendek (Romadhon, 2012). Menurut Hamid (2010) menurunkan stresor yang dapat memperberat kecemasan dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut : 1) Menurunkan kecemasan dengan teknik distraksi yang memblok persepsi nyeri dalam korteks serebral. 2) Relaksasi dapat menurunkan respon kecemasan, rasa takut, tegang dan nyeri. Teknik relaksasi terdapat dalam berbagai jenis yaitu latihan nafas dalam, visualisasi dan guide imagery, biofeedback, meditasi, teknik relaksasi autogenik, relaksasi otot progresif dan sebagainya. 3) Pendidikan kesehatan membantu pasien dengan gangguan kecemasan untuk mempertahankan kontrol diri dan membantu membangun sikap positif sehingga mampu menurunkan ketergantungan terhadap medikasi.

16 22 4) Memberikan bimbingan pada klien dengan gangguan kecemasan untuk membuat pilihan perawatan diri sehingga memungkinkan klien terlibat dalam aktivitas pengalihan. Bimbingan yang diberikan dapat berupa bimbingan fisik maupun mental. 5) Dukungan keluarga meningkatkan mekanisme koping dalam menurunkan stres dan kecemasan. b. Farmakoterapi(Pharmachotherapy) Metode ini dilakukan dengan menggunakan obat-obatan untuk mengurangi kecemasan. Penatalaksanaan kecemasan dengan menggunakan obat-obatan walaupun sangat penting tetapi penggunaannya harus diketahui dan habituatif, serta toleransi dan efek samping dari obat. Penatalaksanaan kecemasan yang utama adalah supaya menghilahkan permasalahan, baik yang menyangkut fungsi interpersonal maupun intrapsikis karena terapi tidak bertujuan menyelesaikan masalah (Hagerty, 2009). 8. Kecemasan Pre Operasi Seksio Sesarea Tindakan operasi atau pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi strees fisiologis maupun psikologis diantaranya adalah kecemasan.kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea merupakankecemasan yang spesifik yakni terhadap kekhawatiran terhadap proseduroperasi, prosedur anatesi, defisit informasi atau kesalahpahaman konsep,kekhawatiran tentang masalah finansial keluarga, kekhawatiran terhadapdiri dan bayi yang akan dilahirkannya (Potter & Perry 2005; Smeltzer &Bare 2002; Gant & Cunningham, 2010). Menurut Potter & Perry (2005), penyebab kecemasan pasien antara lain kekhawatiran terhadap nyeri saat operasi, kemungkinan cacat, menjadi bergantung pada orang lain, dan kematian. Pasien juga takut akan kehilangan pendapatan atau berkurangnya pendapatan karena penggantian biaya di rumah

17 23 sakit dan ketidakberdayaan menghadapi operasi dalam waktu yang semakin dekat. Berdasarkan penelitian Effendy tahun 2012 (dikutip dalam Larasati, 2009) mengemukakan bahwa kecemasan pada preoperasi merupakan hal yang wajar. Beberapa pernyataan yang biasanya terungkap adalah ketakutan munculnya rasa nyeri setelah pembedahan, ketakutan terjadi perubahan fisik (menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi secara normal), takut keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti), takut/cemas mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang mempunyai penyakit yang sama, takut memasuki ruang operasi, menghadapi peralatan bedah dan petugas, takut mati saat dilakukan anestesi, serta ketakutan apabila operasi akan mengalami kegagalan. Maka tidak heran jika seringkali pasien menunjukan sikap yang berlebihan dengan kecemasan yang dialami. 9. Persiapan Preoperasi yang Dapat Menurunkan Kecemasan Menurut Majid (2011), salah satu persiapan yang dapat menurunkan kecemasan pasien ialah dengan memberikan penjelasan prosedur tindakan keperawatan persiapan fisik, mempersiapkan mental pasien dengan memberikan segala informasi dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan,menghadirkan suami dan kerabat terdekat untuk mendampingi pasien sebelum operasi, memberikan kesempatan kepada keluarga dan pasien untuk menanyakan tentang prosedur yang ada dan memberi kesempatan pasien dan keluargauntuk berdoa bersama-sama sebelum pasien diantar ke kamar operasi. Sedangkan menurut potter & perry (2005) tindakan keperawatan untuk mengurangi kecemasan pasien pre operasi juga dapat dengan membina hubungan yang efektif dan mendengarkan keluhan pasien secara aktif. Harapannya pasien dapat bekerjasama dengan baik dan berpartisipasi dalam perawatan jika perawat memberikan informasi pre operasi, pada saat operasi dan post operasi.penyuluhan pre operasi dilakukan untuk mengurangi rasa cemas

18 24 akibat ketidaktahuan pasien dan keluarga serta mengurangi penggunaan (Potter &Perry, 2005). Penatalaksanaan keperawatan mandiri berdasarkan Nursing Intervention Classification (NIC) yang dianjurkan untuk tindakan menurunkan kecemasan yaitu: penurunan kecemasan, teknik menenagkan, perluasan mekanisme koping, pendampingan pasien, kehadiran perawat, pendidikan kesehatan dan kunjungan tenaga kesehatan (McCloskey & Bulechek, 2010). D. Pengaruh Penjelasan Prosedur Tindakan Keperawatan Terhadap Penurunan Cemas Pada Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea Prosedur merupakan garis besar suatu standard tekhnik atau metoda melakukan tugas dan sebagai petunjuk dalam melakukan suatu tindakan.prosedur digunakan untuk komunikasi, standarisasi dan koordinasi.ujuan adanya prosedur dalam perawatan pasien adalah untuk mengajarkan,memeberitahukan dan mengurangi kesalahan dalam melakukan suatu tindakan. Menurut Pamoedji (1996), prosedur kerja adalah rangkaian dari suatu tata kerja yang berurut, tahap demi tahap serta jelas menunjukkan jalan atau arus (flow) yang harus ditempuh dari mana pekerjaan berasal, kemana diteruskan dan kapan atau dimana selesai nya, dalam rangka penyelesaian sesuatu bidang pekerjaan/tugas. Prosedur kerja juga adalah perincian langkah-langkah dari serangkaian fungsi yang diarahkan untuk mencapai hasil yang dikehendaki. Dengan kata lain prosedur kerja dapat diartikan sebagai rincian dinamika mekanisme organisasi. Sejak berlakunya Permenkes NO.585 tahun 1989,maka sebelum melakukan suatu tindakan medik,tenaga kesehatan wajib menjelaskan dahulu kepada pasien.di indonesia informasi prosedur ini diberikan kepada anggota keluarga terdekat. Tindakan pembedahan (operasi) merupakan tindakan yang sarat dengan ketegangan (stress). Klien yang akan mengalami pembedahan umumnya disertai ansietas (kecemasan) yang bervariasi dari tingkat ringan sampai berat (Ibrahim; 2006).

19 25 Ansietas dapat menimbulkan serangkaian gejala stress seperti gelisah, napas pendek, keringat yang berlebihan, takut, penurunan daya konsentrasi, mudah tersinggung, murung, menarik diri dan menurunnya kepercayaan diri, bahkan beberapa kasus klien merasa takut mati akibat operasi. Prosedur perawatan operasi seksio sesarea dinamakan manajemen peripartum. Ibu yang sudah diputuskan menjalani operasi seksio sesarea dimasukkan ke rumah sakit sehari sebelum operasi dan dievaluasi oleh ahli obstetri dan ahli anestesi. Perawatan pre operasi pasien meliputi pemeriksaan lengkap dan persiapan fisik maupun mental (Gant & Cunningham, 2010). Salah satu penyebab kecemasan pre operasi adalah kurangnya informasi yang diberikan oleh tenaga medis saat informed consent atau saat dilakukan pendidikan kesehatan tentang prosedur tindakan sebelum dilakukan operasi tentang kenapa harus dilakukan operasi sectio caesarea menambah kecemasan pasien dalam menjalani operasi pembedahan sehingga dapat memperburuk proses tindakan dan pemulihan setelah menjalani persalinan. (Ingram,2001). Sedangkan Menurut Pemungkas ( 2008 ) bahwa sebanyak 10% pasien pre seksio sesarea di RS.Surakarta mengalami kecemasan yang mengakibatkan adanya peningkatan tekanan darah sehingga tindakan anastesi atau pembedahan ditunda. Hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan kecemasan pasien pre operasi adalah dengan melakukan persiapan mental pasien pre operasi berupa membantu pasien mengetahui tindakan tindakan yang akan dilakukan, memberikan penjelasan terlebih dahulu setiap sebelum tindakan,memberi kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk menanyakan tentang segala prosedur yang ada dan memberi kesempatan pada pasien dan keluarga untuk berdoa bersama-sama sebelum pasien di antar ke kamar operasi (Potter&Perry, 2006). Beberapa penelitian mengemukakan bahwa ketidaktenangan, rasa khawatir, cemas yang diukur pada pasien tersebut adalah karena tidak sempurnanya informasi yang

20 26 diterima. Di United Kingdom dan Eropa dilaporkan bahwa kebutuhan akan informasi dan dukungan pada pasien pra operasi cukup tinggi, akan tetapi dari laporan yang didapat kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak diberikan dengan baik oleh tim medis dan perawat di Rumah Sakit tersebut Chalmers (2001) dalam Dale (2004). E. Kerangka Konsep Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan maka kerangka konsep penelitian ini sebagai berikut :Pengaruh Penjelasan Prosedur Tindakan Keperawatan Terhadap Penurunan Cemas Pada Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea di RSU Sari Mutiara Medan Tahun Skema 2.1 Kerangka Konsep Variabel Dependen Variabel Independen Variabel Dependent Tingkat Kecemasan Sebelum Dilakukan Penjelasan Prosedur Tindakan Keperawatan 1. Cemas Ringan 2. Cemas Sedang 3. Cemas Berat Penjelasan Prosedur Tindakan Keperawatan Tingkat Kecemasan Sesudah Dilakukan Penjelasan Prosedur Tindakan Keperawatan 1. Cemas Ringan 2. Cemas Sedang 3. Cemas Berat Keterangan: : Variabel yang diteliti : Alur penelitian

21 27 F. Hipotesa Penelitian Ha : Ada Pengaruh Penjelasan Prosedur Tindakan Keperawatan Terhadap Penurunan Cemas Pada Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2014.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksio sesarea merupakan tindakan melahirkan janin yang sudah mampu hidup beserta plasenta dan selaput ketuban secara transabdominal melalui insisi uterus. Seksio sesarea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup didalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Lebih terperinci

caesar (seksio sesarea) dengan segala pertimbangan dan risikonya (Manuaba, 2007).

caesar (seksio sesarea) dengan segala pertimbangan dan risikonya (Manuaba, 2007). A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Section Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea juga dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melahirkan merupakan puncak peristiwa dari serangkaian proses kehamilan, sehingga banyak wanita hamil khawatir, cemas dan gelisah menanti saat kelahiran tiba. Setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan sectio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk perkembangan sectio caesaria (SC) adalah peningkatan prevalen

BAB I PENDAHULUAN. untuk perkembangan sectio caesaria (SC) adalah peningkatan prevalen 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seksio sesarea telah menjadi tindakan bedah kebidanan kedua tersering yang digunakan di Indonesia dan diluar negeri. Tindakan ini mengikuti ekstraksi vakum dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. xiv

BAB I PENDAHULUAN. xiv xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan walaupun minor/mayor merupakan pengalaman yang sulit dan bisa menimbulkan kecemasan bagi hampir semua pasien dan keluarganya. Kecemasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lain, dengan bantuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecemasan Kecemasan merupakan reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin melalui insisi di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Operasi merupakan penyembuhan penyakit dengan jalan memotong dan mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi, dirawat inap dan jenis operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah suatu proses mendorong keluar hasil konsepsi (janin, plasenta dan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah suatu proses mendorong keluar hasil konsepsi (janin, plasenta dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan adalah suatu proses mendorong keluar hasil konsepsi (janin, plasenta dan ketuban) dari dalam rahim lewat jalan lahir atau dengan jalan lain (Reeder, 2012).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi merupakan pengalaman yang biasa menimbulkan kecemasan, kecemasan biasanya berhubungan dengan segala macam prosedur asing yang dijalani pasien dan juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori 1. Kecemasan Situasi yang mengancam atau yang dapat menimbulkan stres dapat menimbulkan kecemasan pada diri individu. Atkinson, dkk (1999, p.212) menjelaskan kecemasan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan keluarga dan masyarakat ditentukan oleh kesehatan ibu dan anak. Salah satu keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan berdasarkan angka kematian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu Kebidanan merupakan proses persalinan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI Ibrahim N. Bolla ABSTRAK Tindakan pembedahan adalah suatu tindakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan dewasa ini adalah memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, keperawatan telah memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum uteri. Kejadian letak sungsang berkisar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio Caesarea (SC) merupakan suatu teknik kelahiran perabdomen untuk menghentikan perjalanan persalinan normal, dengan cara melakukan insisi di dinding abdomen (laparatomi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban 22 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dari uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pencetus sectio caesarea, antara lain : insisi melalui abdomen dan uterus (Liu, 2007, hal.227).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pencetus sectio caesarea, antara lain : insisi melalui abdomen dan uterus (Liu, 2007, hal.227). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sectio Caesarea 1. Pengertian Terdapat beberapa pencetus sectio caesarea, antara lain : a. Sectio caesarea merupakan prosedur bedah untuk pelahiran janin dengan insisi melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Terapeutik 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Menurut Purwanto (2009), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. uterus ketika usia kehamilan melebihi 28 minggu (Saxena, 2010). Angka kejadian

BAB 1 PENDAHULUAN. uterus ketika usia kehamilan melebihi 28 minggu (Saxena, 2010). Angka kejadian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seksio sesarea adalah suatu persalinan melalui insisi pada abdomen dan uterus ketika usia kehamilan melebihi 28 minggu (Saxena, 2010). Angka kejadian seksio sesarea

Lebih terperinci

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN Dolis Yesti Fennyria Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Sectio caesarea merupakan salah satu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi sesar adalah cara melahirkan janin melalui insisi pada dinding abdomen/ laparotomi dan dinding uterus (Cunningham et al., 2010). Dengan banyaknya permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak merniliki objek yang spesifik. Kecemasan adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar bealakang Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi dengan sempurna, tetapi terdapat beberapa wanita yang mempunyai masalah dalam kehamilan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERATIF SELAMA MENUNGGU JAM OPERASI ANTARA RUANG RAWAT INAP DENGAN RUANG PERSIAPAN OPERASI RUMAH SAKIT ORTOPEDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : PARYANTO J.210

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio caesaria merupakan proses persalinan atau pembedahan melalui insisi pada dinding perut dan rahim bagian depan untuk melahirkan janin. Indikasi medis dilakukannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat mempunyai kontak paling lama dalam menangani persoalan pasien dan peran perawat dalam upaya penyembuhan pasien menjadi sangat penting. Seorang perawat dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki oleh seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. para ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka

BAB 1 PENDAHULUAN. para ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Melahirkan merupakan fungsi yang bersifat fisiologis. Wajar apabila para ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka pertimbangkan paling tepat. Anggapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan juga dengan ketidak adanya kegawat daruratan (Kasdu, 2005, hal.2).

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan juga dengan ketidak adanya kegawat daruratan (Kasdu, 2005, hal.2). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini persalinan dengan seksio sesarea bukan hal yang baru. Tindakan seksio sesarea merupakan pilihan yang harus dijalani karena keadaan gawat darurat untuk menyelamatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. letak insisi. Antara lain seksio sesaria servikal (insisi pada segmen bawah), seksio

BAB I PENDAHULUAN. letak insisi. Antara lain seksio sesaria servikal (insisi pada segmen bawah), seksio BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seksio sesaria adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan bidang kesehatan modern mencakup berbagai macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah sectio caesaria. Di negara

Lebih terperinci

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia Pendahuluan Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, yaitu : 1. Perdarahan pasca persalinan 2. Eklampsia 3. Sepsis 4. Keguguran 5. Hipotermia

Lebih terperinci

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Angka kematian merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Angka kematian yang berhubungan dengan ibu dan anak adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). Nyeri

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN POST SECTIO CAESARIA ATAS INDIKASI PRESENTASI BOKONG DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah suatu tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pasien pre operasi

Lebih terperinci

1. Bab II Landasan Teori

1. Bab II Landasan Teori 1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan yang paling penting untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan anak. Penyebab (AKI) Angka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Persalinan Seksio Sesaria 2.1.1.1. Definisi Seksio Sesaria seksio sesaria adalah persalinan janin, plasenta, dan selaput melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksio sesarea merupakan suatu teknik kelahiran perabdomen karena tidak dapat bersalin secara normal, sehingga dilakukan insisi di dinding abdomen (laparotomi) dan dinding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dengan prioritas utama pada upaya peningkatan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dengan prioritas utama pada upaya peningkatan kualitas pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

Lebih terperinci

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat. Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan dan persalinan mengakibatkan ancaman, baik bagi jiwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien karena akan muncul berbagai kemungkinan masalah dapat terjadi yang akan membahayakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM BAGI PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG Fisik dan psikis adalah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Indonesia sehat 2010 ditetapkan berdasarkan pembangunan yaitu bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan pola hidup yang sehat serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir (Bobak, 2012). Persalinan dikatakan normal jika proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

Lebih terperinci

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium (MDG s)

BAB I PENDAHULUAN. target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium (MDG s) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan

Lebih terperinci

Dr.SARMA LUMBANRAJA, Sp.OG (K) ESDH F M SU

Dr.SARMA LUMBANRAJA, Sp.OG (K) ESDH F M SU SEKSIO SESAREA Dr.SARMA LUMBANRAJA, Sp.OG (K) DEFINISI Seksio Sesarea ialah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui l suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2010) diketahui komplikasi kehamilan secara nasional dialami oleh 6,5% ibu hamil. Ibu melahirkan dengan cesaria adalah 15,3%.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Prematur Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya wanita mengatakan bahwa menjadi hamil adalah suatu pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang luar biasa untuk wanita, dengan hadirnya

Lebih terperinci

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA Sri Hartatik*, Henny Juaria* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap wanita akan mengalami proses persalinan. Kodratnya wanita dapat melahirkan secara normal yaitu persalinan melalui vagina atau jalan lahir biasa (Siswosuharjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan adalah suatu. kondisi dimana tidak hanya bebas dari penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan adalah suatu. kondisi dimana tidak hanya bebas dari penyakit. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan yang baik atau kesejahteraan adalah suatu kondisi dimana tidak hanya bebas dari penyakit. Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang mendefinisikan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. neonatal hingga 17 per kelahiran hidup. Kementrian Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. neonatal hingga 17 per kelahiran hidup. Kementrian Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sustainable Development Goals (SDGs) atau Agenda Pembangunan Berkelanjutan merupakan sebuah kesepakatan global yang berisi 17 tujuan, salah satu tujuan dari SDGs yaitu

Lebih terperinci

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Pengertian Kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur disebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai negara dalam beberapa tahun terakhir. Presentase bedah sesar di Ameika

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai negara dalam beberapa tahun terakhir. Presentase bedah sesar di Ameika BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bedah sesar merupakan proses pengeluaran janin melaui insisi dinding abdomen dan uterus. 1 Jumlah persalinan dengan bedah sesar terus mengalami peningkatan di berbagai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kehamilan merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek penting yang dicari oleh semua orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu keadaan yang sehat dan utuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan normal, ternyata juga bisa dilakukan perabdominal, yang disebut sectio

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan normal, ternyata juga bisa dilakukan perabdominal, yang disebut sectio 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, para ahli banyak menemukan berbagai penemuan baru, khususnya dibidang kesehatan. Seperti halnya cara

Lebih terperinci

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp ASUHAN KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp TANDA PERSALINAN : KELUAR LENDIR BERCAMPUR DARAH (BLOODY SHOW) TERDAPAT HIS YANG ADEKUAT DAN TERATUR TERDAPAT PEMBUKAAN/DILATASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Prawirahardjo (2010) dalam Septi (2012).

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Prawirahardjo (2010) dalam Septi (2012). BAB I PENDAHULUAN 1. LatarBelakangMasalah Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk menyelamatkan ibu maupun bayinya dengan menggunakan berbagai macam metode seprti persalinan pervagina, persalinan

Lebih terperinci

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh 1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum). Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi atau pembedahan merupakan tindakan pengobatan dengan cara membuka atau menampilkan bagian dalam tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN A. Pembahasan Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni kelompok intervensi hypnobirthing dan kelompok kontrol didapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sel telur dibuahi oleh satu sperma. Sel telur atau ovum manusia

BAB I PENDAHULUAN. satu sel telur dibuahi oleh satu sperma. Sel telur atau ovum manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi oleh satu sperma. Sel telur atau ovum manusia diproduksi oleh indung telur (ovarium)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada saluran pencernaan (gastrointestinal) merupakan sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan medik. Kasus pada sistem gastrointestinal

Lebih terperinci

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Varney (2006) dijelaskan bahwa Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan suatu tindakan pemeriksaan pada pasien yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindakan operasi merupakan ancaman potensial maupun aktual terhadap integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis.

Lebih terperinci