Dasar hukum yang melandasi Penyusunan RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun ini antara lain :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dasar hukum yang melandasi Penyusunan RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun ini antara lain :"

Transkripsi

1 LAP0RAN RENCANA Bab 1 Pendahuluan 1..1 Dassar r Hukum Penyussunan RTTRW Kabupaten Ogan Komerri ing Ulu Dasar hukum yang melandasi Penyusunan RTRW Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun ini antara lain : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469); 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3470); 7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 1

2 LAP0RAN RENCANA Negara Republik Indonesia Nomor 3647); 8. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 9. Undang undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Pertambangan Minyak dan Gas (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara 4152); 10. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 11. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4327); 12. UU No. 37 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten OKU Timur, Kabupaten OKU Selatan dan Kabupaten Ogan Ilir. (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4347); 13. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477); 14. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 15. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411); 16. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4421); 17. Undang undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah dirubah dengan Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 2

3 LAP0RAN RENCANA Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5074); 18. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 19. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 20. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 444); 21. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 33); 22. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 23. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 24. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746 ); 25. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851); 26. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959); Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 3

4 LAP0RAN RENCANA 27. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966); 28. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5014); 29. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96); 30. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara 5052); 31. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 32. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5068); 33. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776); 34. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta untuk RTRW (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3034); 35. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4452); 36. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490); 37. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165; Tambahan Lembaran Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 4

5 LAP0RAN RENCANA Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 38. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4624); 39. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655); 40. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696) sebagaiman telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 16 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4814); 41. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 42. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 43. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Hutan; 44. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar; 45. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 1503); 46. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28) 47. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29); Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 5

6 LAP0RAN RENCANA 48. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30); 49. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor No. 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang (lembaran Negara RI tahun 2010 Nomor 5160). 50. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca Tambang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 138); 51. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; 52. Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2009 tentang Pengembangan Infrastruktur Instana Kepresidenan, Kebun Raya dan Benda Cagar Budaya Tertentu. 53. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah 54. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah; 55. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota Beserta Rencana Rincinya; 56. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. 57. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Nomor 2 Tahun 2009 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (Lembaran Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 Nomor 2) PPr rofill Wilayah Kabupaten Ogan Komerri ing Ulu Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Letak Geografis dan Administrasi Sebagai wilayah perlintasan Kabupaten Ogan Komering Ulu ini menghubungkan Kota Kota di Pulau Sumatera dengan Kota Kota Di Pulau Jawa, aksessibilitas Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 6

7 LAP0RAN RENCANA tersebut dihubungkan oleh sistem jaringan jalan arteri primer lintas tengah di Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan Jaringan Kereta Api merupakan angkutan Barang dan Penumpang yang menghubungkan Kota Pelembang-Baturaja- Tanjung Karang. Hasil-hasil potensi tambang baik Provinsi Sumatera Selatan pada umumnya maupun hasil industri pertambangan di Kabupaten Ogan Komering Ulu menggunakan jasa jaringan kereta api ini serta jaringan jalan arteri primer. Provinsi Sumatera Selatan merupakan suatu kawasan seluas ,28 kilometer persegi di pulau Sumatra, Indonesia bagian Barat yang terletak di sebelah Selatan garis khatulistiwa pada derajat lintang Selatan dan derajat Bujur Timur. Bagian daratan propinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jambi di sebelah Utara. Propinsi Lampung di Selatan dan Provinsi Bengkulu di bagian Barat. Sedang di bagian Timur berbatasan dengan pulau Bangka dan Belitung, Sumatera Selatan dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya karena wilayah ini dalam abad 712 Masehi merupakan pusat kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Indonesia yang berpengaruh sampai ke Formosa dan Cina di Asia serta Madagaskar di Afrika. Disamping itu, Sumatra Selatan sering pula disebut sebagai Daerah Batanghari Sembilan karena di kawasan ini terdapat 9 sungai besar yang dapat dilayari sampai jauh ke hulu, yakni: Sungai Musi, Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Kelingi, Sungai Rawas, Sungai Batanghari Leko dan Sungai Lalan serta puluhan anak sungai lainnya. Dalam konstelasi wilayah Provinsi Sumatera Selatan wilayah, maka Kabupaten Ogan Komering Ulu terletak pada bagian wilayah selatan Provinsi Sumatera Selatan yang berbatasan Langsung dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Muara Enim. Kabupaten Ogan Komering Ulu ini terletak pada wilayah yang strategis karena dilalui oleh jaringan jalan Trans Sumatera (jalur tengah) yang menghubungkan akses kota-kota di Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa. Orientasi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu terhadap Provinsi Sumatera Selatan ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.1 Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 7

8 LAP0RAN RENCANA Gambar 1.1. Orientasi Wilayah Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 8

9 LAP0RAN RENCANA Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu setelah pemekaran wilayah berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 37 Tahun 2003 dimekarkan menjadi tiga wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Kabupaten Ogan Komering Ulu setelah pemekaran wilayah tersebut pada awalnya terdiri dari 9 wilayah kecamatan, 3 kelurahan dan 135 desa. Pada tahun 2006 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten No. 12 Tahun 2006 Tentang Pembentukkan Kec. Sinar Peninjauan dan Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2006 Tentang Pembentukan Kec. Lubuk Raja, sedangkan Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2008 Tentang Pembentukkan Kec. Muara Jaya. Dengan demikian jumlah kecamatan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu hingga Tahun 2008 berjumlah 12 kecamatan dengan jumlah 14 kelurahan dan 138 Desa. Secara geografis terletak pada Bujur Timur dan 4 55 Lintang Selatan dengan luas wilayah Ha, sedangkan secara administasi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu berbatasan dengan : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir, Kecamatan Rambang dan Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Semendo Darat Ulu, Kecamatan Semendo Darat Laut, Kecamatan Tanjung Agung dan Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim serta Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Simpang, Kecamatan Muara Dua, Kecamatan Buay Sandang Aji, Kecamatan Buay Runjung dan Kecamatan Kisam Tinggi, Kecamatan Muara Dua Kisam Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Semendawai Barat, Kecamatan Madang Suku II, Kecamatan Madang Suku III, Kecamatan Buay Peliung dan Kecamatan Martapura Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Untuk lebih jelasnya batas-batas Kabupaten Ogan Komering Ulu ini dapat Tabel 1.1 dan Gambar 1.2. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 9

10 LAP0RAN RENCANA Tabel 1.1 Jumlah Kecamatan, Luas Wiayah, Ibukota Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2008 No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Nama Ibukota Kecamatan (IKK) Jumlah Desa/Kelurahan 1 Baturaja Barat 13,260 Baturaja Barat 1. Batu Putih 2. Sukamaju 3. Laya 4. Kel. Tanjung Agung 5. Kel. Saung Naga 6. Kel. Talang Jawa 7. Pusar 8. Kel. Batu Kuning 9. Karang Agung 10. Karang Endah 11. Kel. Air Gading 12. Tanjung Karang 2. Baturaja Timur 10,969 Baturaja Timur 1. Kel. Baturaja Lama 2. Kel. Pasar Baru 3. Kel. Kemalaraja 4. Kel. Sukaraya 5. Kel. Sukajadi 6. Tanjung Kemala 7. Tanjung Baru 8. Kel. Kemelak Bindung Langit 9. Kel. Sepancar Lawang Kulon 10. Kel. Baturaja Permai 11. Kel. Sekar Jaya 12. Air Paoh 13. Terusan 3 Ulu Ogan Mendingan 1. Kelumpang 2. Gunung Tiga 3. Mendingan 4 Ulak Lebar 5. Pendataran 6. Sukajadi 7. Belandang 4. Pengandonan 24,900 Pengandonan 1. Gunung Meraksa 2. Tanjung Pura 3. Tanjung Sari 4. Tangsi Lontar 5. Belambangan 6. Kesambirata 7. Gunung Liwat 8. Pengandonan 9. Semanding 10. Tanjungan 11. Ujan Mas 12. Gunung Kuripan 5. Semidang Aji Ulak Pandan 1. Tanjung Kurung 2. Sukarami Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 10

11 No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) LAP0RAN RENCANA Nama Ibukota Kecamatan (IKK) Jumlah Desa/Kelurahan 3. Batang Hari 4. Nyiur Sayak 5. Suka Merindu 6. Padang Bindu 7. Panggal-Panggal 8. Bedegung 9. Ulak Pandan 10. Keban Agung 11. Tubohan 12. Raksa Jiwa 13. Seleman 14. Kebun Jati 15. Singapura 16. Penjaringan 17. Banjar Sari 18. Pandan Dulang 19. Panai Makmur 20. Guna Makmur 21. Tebing Kampung 6. Peninjauan 96,423 Peninjauan 1. Kepayang 2. Kedondong 3. Belimbing 4. Durian 5. Lubuk Kemiling 6. Lubuk Rukam 7. Bindu 8. Mandala 9. Peninjauan 10. Saung Naga 11. Bunglai 12. Kedaton 13. Rantau Panjang 14. Kampai 15. Suka Pindah 16. Makartitama 17. SP III 18. Makarti Jaya 19. Mitra Kencana 20. Penilikan 21. Karang Dapo 22. Kedaton Timur 23. Sinar Kedaton 24. Panci Jaya 7. Lubuk Batang Lubuk Batang Baru 1. Merbau 2. Gunung Meraksa 3. Kurup 4. Banu Ayu 5. Tanjung Dalam 6. Lubuk Batang Baru 7. Lubuk Batang Lama 8. Belatung Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 11

12 No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) 8. Sosoh Buay Rayap LAP0RAN RENCANA Nama Ibukota Kecamatan (IKK) 9. Lengkiti Tanjung Lengkayap Jumlah Desa/Kelurahan 9. Karta Mulya 10. Lunggaian 11. Bandar Agung 12. Tanjung Manggus 13. Markisa 14. Air Wal (SP.1) Penyandingan 1. Negeri Sindang 2. Rantau Kumpai 3. Lubuk Baru 4. Kungkilan 5. Penyandingan 6. Bandar 7. Lubuk Leban 8. Tungku Jaya 9. Penantian 10. Mekar Jaya 1. Bandar Jaya 2. Karang Endah 3. Pajar Bulan 4. Pagar Dewa 5. Bumi Kawa 6. Tanjung Lengkayap 7. Tanjung Agung 8. Lubuk Dalam 9. Negeri Ratu 10. Segara Kembang 11. Simpang Empat 12. Tihang 13. Lubuk Hara 14. Negeri Agung 15. Gedung Pakuon 16. Tualang 17. Sundan 18. Sukuraja 19. Bunga Tanjung 20. Way Keling 21. Umpam 10. Sinar Peninjauan Karya Mukti 1. Karya Jaya 2. Karya Mukti 3. Marga Bhakti 4. Sri Mulya 5. Marga Mulya 6. Tanjung Makmur 11. Lubuk Raja Batumarta II 1. Batumarta I 2. Batumarta II 3. Lekis Rejo 4. Lubuk Banjar 5. Battuwinangun 12. Muara Jaya Muara Saeh 1. Kemalajaya 2. Lontar 3. Muara Saeh Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 12

13 LAP0RAN RENCANA No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Nama Ibukota Kecamatan (IKK) Jumlah Desa/Kelurahan 4. Lubuk Tupak 5. Beringin 6. Surau 7. Karang Lantang JUMLAH Desa, 14 Kelurahan Sumber : Hasil Penataan Nama dan Kode Wilayah Adm Pemkab OKU dan Data Monografi Tahun Fisik dan Penggunaan Lahan a. Morfologi Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu keadaan morfologinya menunjukkan bahwa bagian wilayah barat dan selatan merupakan kemiringan lahan tinggi berkisar antara % dan diatas 40 %, sedangkan bagian tengah dan timur merupakan dataran rendah hingga bergelombang 0-30 %. Dengan demikian, sebagian daerah di Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan daerah yang termasuk kawasan lindung, dimana kawasan dengan fungsi lindung tersebut memiliki potensi untuk perlindungan, pengawetan, konservasi dan pelestarian Keadaan topografi dan ketinggian wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu berkisar antara meter lebih di atas permukaan laut. Hal ini dimaklumi karena Kabupaten Ogan Komering Ulu masih terletak di jalur Bukit Barisan wilayah bagian selatan. Keadaan morfologi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat dilihat pada Gambar 1.3. b. Topografi Keadaan topografi dan ketinggian wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu berkisar antara meter lebih di atas permukaan laut. Hal ini dimaklumi karena Kabupaten Ogan Komering Ulu masih terletak di jalur Bukit Barisan wilayah bagian selatan. Keadaan topografi di wilayah utara dan tengah kabupaten Ogan Komering Ulu relatif datar dengan interval dan meter dari permukaan laut, kearah selatan interval mulai kisaran meter dari permukaan laut dan bagian timur wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan dataran tinggi meter dari permukaan laut, lihat Gambar 1.4. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 13

14 LAP0RAN RENCANA Gambar 1.2 Peta Administrasi Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 14

15 LAP0RAN RENCANA Gambar 1.3. Keadaan morfologi Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 15

16 LAP0RAN RENCANA Gambar 1.4 Topografi Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 16

17 LAP0RAN RENCANA c. Kemiringan Lahan Kemiringan lahan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini terlihat bahwa bagian utara dan tengah dengan kelas lereng 0-8 % dan sebagian 8-15 % dan semakin kearah selatan kemiringan akan mencapai % dan % dan pagian timur serta selatan wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini kelas lereng mencapai > 40 %, lihat Gambar 1.5. d. Jenis Tanah Sebaran jenis tanah di wilayah Kabupaten Ogan Komerin Ulu ini meliputi jenis tanah : 1. Alluvial 2. Assosiasi Podsolik Coklat 3. Latosol 4. Latosol Kemerahan 5. Latosol dan Podsolik 6. Podsolik 7. Padsolik Asosiasi Latosol 8. Podsolik Coklat 9. Podsolik Merah Kekuningan 10. Rezina Penyebaran jenis tanah Alluvial terdapat diwilayah Kecamatan Peninjauan, Assosiasi Podsolik Coklat tersebar diwilayah Kecamatan Muara Jaya dan Kecematan Lengkiti, Latosol di Kecamatan Pengandonan, Kecamatan Semidang Aji dan Kecamatan Muara Jaya. Latosol Kemerahan tersebar di wilayah Kecamatan Baturaja Barat, Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Kecamatan Lengkiti dan Sebagian di wilayah Kecamatan Muara Jaya. Latosol dan Podsolik tersebar diwilayah Kecamatan Lengkiti, Kecamatan Ulu Ogan, Kecamatan Muara Jaya dan Kecamatan Lubuk Batang. Jenis tanah Podsolik tersebar di wilayah Kecamatan Muara Jaya dan Kecamatan Lengkiti, Podsolik Assosiasi Latosol tersebar di Kecamatan Lubuk Batang, Podsolik Coklat tersebar di wilayah Kecamatan Lengkiti, Kecamatan Sosoh Buay Rayap dan Kecamatan Muara Jaya. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 17

18 LAP0RAN RENCANA Gambar 1.5 Kemiringan Lahan/Kelas Lereng Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 18

19 LAP0RAN RENCANA Podsolik Merah Kekuningan tersebar di wilayah Kecamatan Lengkiti, Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Kecamatan Baturaja Barat, Kecamatan Baturaja Timur, Kecamatan Lubuk Raja, Kecamatan Sinar Peninjauan, Kecamatan Peninjauan, Kecamatan Lubuk Batang, Kecamatan Semidang Aji, Kecamatan Muara Jaya. Jenis tanah renzina tersebar di wilayah Kecamatan Baturaja Barat dan Kecamatan Semidang Aji dan Muara Jaya. Dari jenis tanah yang ada di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini maka jenis tanah yang dominan adalah Podsolik Merah Kekuningan, lihat Gambar 1.6. e. Geologi Jenis formasi geologi diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini secara dominan terdiri dari formasi alluvial dan pantai serta gunung api muda serta formasi kikim. Formasi aluvial dan pantai tersebar diwilayah Kecamatan Peninjauan, Kecamatan Lubuk Batang, Kecamatan Baturaja Barat dan Timur, Kecamatan Semidang Aji, Kecamatan Lubuk Raja, Kecamatan Sinar Pennjauan dan Kecamatan Sosoh Buay Rayap. Formasi Gunung Api Muda tersebar di wilayah Kecamatan Ulu Ogan, Kecamatan Muara Jaya, Kecamatan Lengkiti dan sebagian di wilayah Kecamatan Semidang Aji. Formasi lainnya seperti formasi Muara Enim terdapat di wilayah Kecamatan Lubuk Batang, Kecamatan Lubuk Raja, Kecamatan Baturaja Barat, Kecamatan Sosoh Buay Rayap. Formasi Granit Kapur, Aral dan Garba di wilayah kecamatan Lengkiti. Aluvial sepnajang daerah aliran sungai Ogan, Formasi Air Benakat tersebar di wilayah Kecamatan Semidang Aji, Kecamatan Baturaja Barat dan Timur, Kecamatan Sosoj Buay Rayap, Kecamatan Lubuk Raja. Formasi Telangkar terdapat di Kecamatan Lengkiti dan Kecamatan Sosoh Buay Rayap. Untuk lebih jelasnya penyebaran formasi geologi diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini dapat dilihat pada Gambar 1.7. f. Iklim dan Cuacah Kabupaten Ogan Komering Ulu mempunyai iklim trofis dan basah dengan temperatur bervariasi antara 22 C 31 C, daerah mempunyai temperatur rendah adalah Kecamatan Peninjauan. Kabupaten Ogan Komering Ulu termasuk daerah yang menerima curah hujan cukup tinggi yaitu > 3500 mm/tahun. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 19

20 LAP0RAN RENCANA Gambar 1.6 Jenis tanah Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 20

21 LAP0RAN RENCANA Gambar 1.7 Formasi Geologi Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 21

22 LAP0RAN RENCANA Sebaran curah hujan terendah terdapat diwilayah Kecamatan Lengkiti < 2500 mm/tahun, curah hujan sedang mncapai mm/tahun terdapat diwilayah Kecamatan Lengkiti, curah hujan mulai tinggi mm terdapat diwilayah Kecamatan Kecamatan Ulu Ogan, Kecamatan Muara Jaya dan Kecamatan Lengkiti. Dan rata hujan > 3500 mm / tahun terdapat di wilayah Kecamatan Pengandonan, Semidang Aji, Baturaja Barat dan Timur, Lubuk Batang, Lubuk Raja, Sinar Peninjau dan Peninjauan, lihat Gambar 1.8. g. Daerah Aliran Sungai/Hidrologi Wilayah kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan daerah aliran sungai (DAS) dengan Sub Das Ogan dan Komering. Selain Sub DAS besar tersebut diatas, terdapat juga 61 anak sungai yang termasuk ke dalam kawasan perlindungan setempat. Daerah Aliran Sungai yaitu Sub Das Ogan yang mendominasi / mengaliri wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu mengalir dari hulu-hilir yaitu Kecamatan Ulu Ogan-Kecamatan Semidang Aji-Kecamatan Baturaja Barat dan Baturaja Timur-Kecamatan Lubuk Batang-Kecamatan Peninjauan yang nantinya semakin kehilir akan bermuara ke Sungai Musi. Sedang Sub Das Komering, Sungai Lengkayap merupakan anak sungai dari aliran sungai Komering dari hulu - hilir yaitu dari Kecamatan Lengkiti-Kecamatan Baturaja Timur dan kehilir masuk/mengalir ke Sungai Ogan. Pembagian wilayah Sub Das Sungai Ogan dan Komering ini dapat dilihat pada Gambar 1.9. h. Penutupan Lahan Secara keseluruhan jenis penutupan lahan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu didominasi oleh penutupan lahan pertanian lahan kering campur semak, perkebunan, hutan lahan kering sekunder dan semak belukar serta terdapanya lahan-lahan yang belum dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya semak belukar dan tanah terbuka. Pada Tahun 2010 luas penutupan lahan lahan terbesar terdapat pada penutup lahan pertanian lahan kering campu semak sebesar % dari luas wilayah kabupaten, selanjutnya penutupan lahan perkebunan mencapai 18,06 % dan hutan lahan kering sekunder sebesar 12,46 %, semak belukar 8.77 % dan terkecil Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 22

23 LAP0RAN RENCANA Gambar 1.8 Iklim dan Curah Hujan Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 23

24 LAP0RAN RENCANA Gambar 1.9 Daerah Aliran Sungai/Pembagian Sub Das Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 24

25 LAP0RAN RENCANA yaitu penutup lahan semak belukar rawan sebesar 0.03 % dari luas Kabupaten Ogan Komering Ulu. Untuk lebih jelasnya mengenai luas dan jenis penutupan di Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat dilihat pada Tabel 1.2, dan Gambar Tabel 1.2 Luas Dan Jenis Penutupan Lahan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2010 No. Penutupan Lahan Luas (Ha) Persentase (%) 1 Badan Air Hutan Lahan Kering Primer Hutan Lahan Kering Sekunder Hutan Tanaman Perkebunan Permukiman/Transmigrasi Pertambangan Pertanian Lahan Kering Pertanian Lahan Kering Campur Semak Savana Sawah Semak Belukar Semak Belukar Rawa Tanah Terbuka Jumlah Sumber : Peta Penafsiran Citra Landsat Tahun Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 25

26 Gambar 1.10 Luas dan Jenis Penutupan Lahan LAP0RAN RENCANA Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 26

27 Kependudukan dan Sumber Daya Manusia Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk LAP0RAN RENCANA Perencanaan diarahkan untuk manusia, sehingga kegiatan perencanaan harus didasarkan pada manusia atau penduduk di wilayah perencanaan. Perencanaan dimaksudkan untuk permasalahan yang ada dan untuk mendapatkan keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang. Untuk itu pengetahuan tentang kondisi sekarang maupun kondisi yang akan datang diperlukan sebagai dasar menentukan tindakan yang direncanakan. Salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian dalam proses pembangunan adalah masalah kependudukan yang mencakup jumlah, komposisi, distribusi dan kepadatan serta struktur penduduk. Jumlah struktur yang besar dapat menjadi modal bila kualitasnya baik, namun sebaliknya penduduk yang besar juga dapat menjadi beban pembangunan bila kualitasnya rendah. Aspek-aspek kependudukan mempunyai pengaruh timbal balik dengan pertumbuhan dan perkembangan sosial-ekonomi suatu wilayah. Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu pada tahun 2008 berjumlah jiwa yang terdiri dari 12 (dua belas) wilayah kecamatan. Dari kedua belas wilayah kecamatan tersebut jumlah penduduk terbanyak terkonsentrasi di Kecamatan Baturaja Timur mencapai jiwa dan kecamatan ini merupakan ibu kota kabupaten, disusul Kecamatan Peninjauan berjumlah jiwa. Jumlah penduduk terkecil dijumpai di wilayah Kecamatan Muara Jaya berjumlah jiwa. Kecamatan ini merupakan pemekaran dari Kecamatan Pengadonan pada tahun Jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat dilihat pada Tabel 1.3. dan Grafik 1.1. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 27

28 No. LAP0RAN RENCANA Tabel 1.3 Perkembangan dan Jumlah Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun Kecamatan Luas (Km2) Perkembangan Penduduk (jiwa) Baturja Barat Baturaja Timur Ulu Ogan Pengandonan Semidang Aji Peninjauan Lubuk Batang Sosoh Buay Rayap Lengkiti Sinar Peninjauan Lubuk Raja Muara Jaya Jumlah 4.797, Sumber: Diolah dari BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu Dalam Angka. Grafik 1.1 Perkembangan dan Jumlah Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun Sumber : Tabel 1.3 Berdasarkan data statistik, rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu periode (sebelum pemekaran wilayah kabupaten) mencapai 2,22% pertahunnya. Sedangkan berdasarkan pengolahan data penduduk, maka pertumbuhan penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu dari Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 28

29 LAP0RAN RENCANA tahun , lima tahun terakhir rata-rata pertumbuhan mencapai 1,21 % pertahun. Karena dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini terjadi beberapa kali pemekaran wilayah di Kabupaten Ogan Komering Ulu maka kecenderungan pertumbuhan penduduk pertahunnya adalah menurun hingga mencapai angka prosentase 1,21% pertahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi dijumpai di wilayah Kecamatan Lubuk Raja 9,28 % dan terdapat pertumbuhan negatif di wilayah Kecamatan Sinar Peninjauan mencapai -9,45% dan Kecamatan Pengandonan mencapai -8,01 %, serta Kecamatan Peninjauan sebesar -4,14 %. Berdasarkan data jumlah penduduk dari tahun , berikut ini disajikan laju pertumbuhan penduduk di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu seperti yang terlihat pada Tabel 1.4. Tabel 1.4 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun Perkembangan Jumlah Penduduk (jiwa) r (%) No. Kecamatan Ratarata 1. Baturaja Barat 2,76 2,69-22,08 34,39-8,51 1,85 2. Baturaja Timur 8,21 7,59-28,08 1,18-9,63-4,15 3. Ulu Ogan -2,59-2,66 8,44 1,18-1,09 0,66 4. Pengandonan -1,00-1,01-4,38 1,18-34,87-8,01 5. Semidang Aji 16,05 13,83-27,74 1,18 10,87 2,84 6. Peninjauan 7,76 7,20-41,43 1,18 4,60-4,14 7. Lubuk Batang 38,48 27,79-54,47 1,18 26,25 7,85 8. Sosoh Buay Rayap 12,45 11,07-9,96 1,18-7,50 1,45 9. Lengkiti 11,38 10,22-20,85 1,18 6,57 1,70 10 Sinar Peninjauan -49,50 2,24-9,45 11 Lubuk Raja 52,63-6,23 9,28 12 Muara Jaya *) - Jumlah 10,95 9,87-16,42 1,18 0,46 1,21 Sumber: Diolah dari BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu Dalam Angka. *) Kecamatan Muara Jaya tidak dapat terlihat angka pertumbuhan penduduknya karena baru pemekaran tahun Penyebaran dan Kepadatan Penduduk Penyebaran penduduk di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu pada tahun 2008 jumlah penduduk dengan kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Baturaja Timur mencapai 648 jiwa/km2, disusul oleh Kecamatan Lubuk Raja sebesar 333 jiwa/km2 dan kemudian Kecamatan Baturaja Barat sebesar 224 jiwa/km2. Kepadatan penduduk di wilayah kecamatan-kecamatan tersebut Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 29

30 LAP0RAN RENCANA menempati urutan pertama tingkat kepadatan penduduknya karena luas wilayah kecamatan yang relatif kecil dan juga merupakan ibukota kabupaten yang mengindikasikan pesatnya pertumbuhan penduduk di wilayah ini sebagai wilayah perkotaan. Kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Ulu Ogan 15 jiwa/km2. Jumlah dan penyebaran penduduk di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini dapat dilihat pada Tabel 1.5 dan Gambar Tabel 1.5 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun No. Kecamatan Luas (Km2) Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) Baturaja Barat 132, Baturaja Timur 109, Ulu Ogan Pengandonan Semidang Aji Peninjauan 964, Lubuk Batang Sosoh Buay Rayap Lengkiti 481, Sinar Peninjauan 85, Lubuk Raja 68, Muara Jaya 213, Jumlah 4.797, Sumber: BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu Dalam Angka Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin Perbandingan jumlah penduduk perempuan dan laki-laki atau yang disebut dengan sex ratio di Kabupaten Ogan Komering Ulu sebesar 99,77 %, hal ini berarti 100 laki-laki terdapat kurang lebih 99 perempuan, namun keadaan ini tidak merata diseluruh wilayah kecamatan. Terdapat beberapa kecamatan yang memiliki jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki yaitu salah satunya di Kecamatan Baturaja Timur. Struktur penduduk menurut jenis kelamin di wilayah Kecamatan Ogan Komering Ulu ini dapat dilihat pada Tabel 1.6. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 30

31 LAP0RAN RENCANA Gambar Peta Penyebaran dan kepadatan penduduk Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 31

32 LAP0RAN RENCANA Tabel 1.6 Jumlah Penduduk Menurut jenis Kelamin Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2008 No. Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Rasio Penduduk (%) (Jiwa) 1. Baturaja Barat ,28 2. Baturaja Timur ,24 3. Ulu Ogan ,98 4. Pengandonan ,96 5. Semidang Aji ,32 6. Peninjauan ,93 7. Lubuk Batang ,37 8. Sosoh Buay Rayap ,55 9. Lengkiti ,02 10 Sinar Peninjauan ,16 11 Lubuk Raja ,77 12 Muara Jaya ,73 Jumlah ,70 Sumber: BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu Dalam Angka Sruktur Penduduk Menurut Umur Struktur umur penduduk menggambar struktur penduduk berdasarkan usia balita (0-5), usia sekolah (6-19), usia produktif (2-64) dan usia lanjut diatas 65 tahun serta rasio laki-laki dan perempuan. Pada tahun 2008 jumlah kelompok usia terbanyak adalah tahun dengan jumlah penduduk sebesar jiwa dengan perbandingan rasio antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan sebesar 100,24%, disusul oleh kelompok usia tahun dengan jumlah 37,607 jiwa dengan perbandingan rasio antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan sebesar 99,19%, sedangkan jumlah terkecil pada kelompok usia 70 tahun keatas yaitu berjumlah jiwa dengan perbandingan rasio antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan sebesar 98,76%,. Untuk lebih jelasnya struktur umur penduduk di Kabupaten Ogan Komering Ulu ini dapat dilihat pada Tabel 1.7 dan Grafik 1.2. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 32

33 No. LAP0RAN RENCANA Tabel 1.7 Struktur Penduduk Menurut Struktur Umur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2008 Kelompok Umur Jumlah Laki-laki (Jiwa) Jumlah Perempuan (Jiwa) Rasio Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah , Sumber: BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu Dalam Angka Grafik 1.2 Struktur Penduduk Menurut Struktur Umur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2008 Sumber : Tabel 1.7 Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 33

34 LAP0RAN RENCANA Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan kebutuhan dasar sehingga minat untuk meningkatkan pendidikan terus diupayakan oleh pemerintah. Bagi pemerintah keuntungan yang diperoleh dari investasi di bidang pendidikan antara lain bahwa pendidikan merupakan salah satu cara dalam memerangi kemiskinan, mengurangi ketimpangan pendapatan dan peningkatan produktifitas tenaga kerja. Sedangkan bagi masyarakat pendidikan yang semakin baik merupakan modal dalam merebutkan kesempatan kerja, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Di Kabupaten Ogan Komering Ulu perkembangan pendidikan cukup menggembirakan karena sudah ada fasilitas tingkat pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, begitupun pendidikan agama khususnya agama Islam berkembang dengan pesat di wilayah ini. Perkembangan penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 1.8. Tabel 1.8 Proporsi Jumlah Penduduk Menurut Struktur Pendidikan Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2008 No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) % 1. Tidak Tamat/Tidak pernah Sekolah ,22 2. Tidak Tamat/Belum Tamat SD ,38 3. SD/MI ,86 4. SLTP ,60 5. SLTA ,28 6. Akademi ,16 7. Perguruan Tinggi ,50 Jumlah Sumber: Diolah dari BPS Kabupaten Ogan Komering Ulu Dalam Angka Struktur Penduduk Menurut Agama Pemeluk agama di Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah mayoritas agama Islam hal ini terlihat dari banyak sarana ibadah yang terdapat hampir merata di tiap wilayah kecamatan-kecamatan. Dan sisanya adalah pemeluk agama lainnya relatif sangat kecil terdapat khususnya di wilayah perkotaan. Pergaulan Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 34

35 LAP0RAN RENCANA hidup antar agama dan perecahan kepada Tuhan Yang Maha Esa secara umum berlangsung damai dan saling menghargai, sehingga kondisi aman dan terpeliharanya kerukunan dapat terjaga di wilayah Kabupaten Ogan komerinh Ulu Sosial Budaya Penduduk di wilayah Ogan Komering Ulu mempunyai mobilitas yang tinggi. Hubungan yang dekat dengan Palembang dan Bandar Lampung serta didukung oleh sarana dan prasarana transportasi cukup baik, merupakan salah satu penyebab dari tingginya mobilitas pergerakan penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu. Secara tradisional penduduk di wilayah ini mempunyai mata pencaharian disektor pertanian. Karakteristik penduduk di wilayah ini banyak dominan di wilayah pedesaan dengan kondisi sosial penduduk tingkat pendidikan yang belum merata, pertumbuhan penduduk tinggi, terdapat kemajemukan etnis, sarana dan prasarana sosial terbatas. Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu hal yang menarik adalah keaneka ragam budaya yaitu adat istiadat dan suku bangsa di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Masyarakat yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu terdiri dari beberapa suku bangsa yaitu; Komering, Ogan, Semendo, Daya dan Aji. Suku bangsa ini disebut suku bangsa penduduk asli/lama. Perkembangan selanjutnya karena pengembangan wilayah transmigrasi dan mobilitas penduduk (urbanisasi) terdapat suku bangsa lainnya seperti; Melayu, Jawa dan Bali serta Tionghoa. Penduduk suku bangsa asli/lama tersebar dimasing-masing wilayah kecamatan, sedangkan penduduk suku bangsa Jawa- Bali menyebar dikawasan-kawasan transmigrasi dengan mata pencaharian sebagai petani, sedangkan penduduk tionghoa menyebar dikawasan perkotaan dengan mata pencaharian sebagai pedagang. Dari berbagai suku bangsa tersebut diatas mempunyai keanekaragaman bahasa yang berbeda, namun diantara mereka hidup dengan rukun dan damai. Selain Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 35

36 LAP0RAN RENCANA itu mereka mempunyai agama yang kuat yaitu Islam. Mobilitas penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu tinggi, sehingga mereka banyak berkomunikasi antar etnis dan kontak sosial budaya pun terjadi. Kebudayaan yang masih dilakukan sampai saat ini di Kabupaten Ogan Komering Ulu diantaranya; rewahan, mauled dan selamatan. Permasalahan sosial di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah dibukanya agro-industri seperti perkebunan besar kelapa sawit dan karet serta kegiatan industri semen, yang memungkinkan mempunyai pengaruh terhadap pola penggunaan lahan serta polusi industri yang mengakibatkan banyak konfik kepentingan penggunaan lahan dan polusi udara/limbah yang mengakibatkan berbagai masalah kepentingan serta kesehatan masyarakat sekitarnya Potensi Kerawanan Bencana Alam Kawasan rawan bencana di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini meliputi rawan bencana banjir diakibatkan karena kondisi hidrologi Sungai Ogan dan Lengkayap pada musim penghujan. Kabupaten Ogan Komering Ulu termasuk daerah rawan banjir dan tanah longsor dan kekeringan. Banjir disebabkan oleh DAS Ogan dan Lenkayap yang terjadi secara periodik terutama musim hujan. Kawasan rawan longsor dengan kerentatan tinggi disenpanjang DAS Ogan dan Lengkayap, lereng-lereng bukit untuk terkena bencana tanah longsor, terutama jika kegiatan manusia menimbulkan gangguan pada lereng kawasan dan sempadan sungai. Kekeringan tertutama terjadi pada saat musin kemarau Bencana Tanah Longsor A. Pengertian Tanah Longsor Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 36

37 LAP0RAN RENCANA yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng. B. Jenis Tanah Longsor Ada 4 jenis tanah longsor, yakni: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan longsoran yang paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan. 1. Longsoran Translasi. 2. Longsoran Rotasi 3. Pergerakan Blok 4. Runtuhan Batu C. Faktor-faktor Penyebab Tanah Longsor - Hujan - Lereng Terjal - Tanah yang kurang padat dan tebal - Batuan yang kurang kuat - Jenis tata lahan - Getaran - Susut muka air danau atau bendungan - Adanya beban tambahan - Pengikisan/erosi - Adanya material timbunan pada tebing - Bekas longsoran lama - Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung) - Penggundulan hutan Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 37

38 LAP0RAN RENCANA - Daerah pembuangan sampah D. Tipologi Wilayah Rawan Tanah Longsor Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Kawasan rawan bencana longsor dibedakan atas zona-zona berdasarkan karakter dan kondisi fisik alaminya sehingga pada setiap zona akan berbeda dalam penentuan pengendalian struktur ruang dan pola ruangnya serta jenis dan intensitas kegiatan yang dibolehkan, dibolehkan dengan persyaratan, atau yang dilarangnya. Zona berpotensi longsor adalah daerah/kawasan yang rawan terhadap bencana longsor dengan kondisi terrain dan kondisi geologi yang sangat peka terhadap gangguan luar, baik yang bersifat alami maupun aktifitas manusia sebagai faktor pemicu gerakan tanah, sehingga berpotensi terjadinya longsor. Berdasarkan hidrogeomorfologinya dibedakan menjadi tiga tipe zona (sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 1.12) sebagai berikut : a. Zona Tipe A Zona berpotensi longsor pada daerah lereng bukit, lereng perbukitan, dan tebing sungai dengan kemiringan lereng lebih dari 40%, dengan ketinggian di atas 2000 meter di atas permukaan laut. b. Zona Tipe B Zona berpotensi longsor pada daerah kaki gunung, kaki pegunungan, kaki bukit, kaki perbukitan, dan tebing sungai dengan kemiringan lereng berkisar antara 21% sampai dengan 40%, dengan ketinggian 500 meter sampai dengan 2000 meter di atas permukaan laut. c. Zona Tipe C Zona berpotensi longsor pada daerah dataran tinggi, dataran rendah, dataran, tebing sungai, atau lembah sungai dengan kemiringan lereng berkisar antara 0% sampai dengan 20%, dengan ketinggian 0 sampai dengan 500 meter di atas permukaan laut. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.9. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 38

39 LAP0RAN RENCANA Gambar 1.12 Tipologi Potensi Kerawanan Bencana Longsor Di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Tabel 1.9 Tipologi Potensi Kerawanan Bencana Longsor Di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Zona Kemiringan Tipe Lahan Tipe A > 40 % Perbukitan dan Lereng Tebing Sungai Tipe B % Daerah kaki gunung/ pegunungan, kaki bukit/perbukitan, dan tebing sungai Lokasi Kecamatan Ulu Ogan Kecamatan Pengandonan Kecamatan Muara Jaya Kecamatan Sosoh Buay Rayap Kecamatan Lengkiti DAS Ogan dan Lengkayap Kecamatan Ulu Ogan Kecamatan Pengandonan Kecamatan Lengkiti Kecamatan Semidang Aji Kecamatan Lubuk Batang Kecamatan Sosoh Buay Rayap Tingkat Kerawanan Longsor Tinggi Sedang Pengengdalian Pemanfaatan Ruang Reboisasi/Mempertahankan kawasan lindung Disinsentif pembangunan fisik dan penambangan dikawasan hutan lindung dan perlindungan setempat (Sempadan Sungai) Relokasi bangunan Reboisasi lahan kritis Penataan sempadan sungai dan mata air. Disinsentif penambangan bahan galian C pada gigir tebing (sungai dan perbukitan) yang berpotensi longsor Relokasi bangunan pada sempadan sungai dan mata air Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 39

40 LAP0RAN RENCANA Zona Tipe Kemiringan Lahan Lokasi Kecamatan Muara Jaya Tingkat Kerawanan Longsor Pengengdalian Pemanfaatan Ruang Tipe C 0-20 % Daerah dataran rendah, dataran tebing sungai, dan lembah sungai. Kecamatan Lngkiti Kecamatan Sosoh Buay Rayap Kecamatan Lubuk Batang Kecamatan Baturaja Barat Kecamatan Baturaja Timur Kecamatan Lubuk Raja Kecamatan Sinar Peninjauan Kecamatan Peninjauan Rendah Penataan sempadan sungai dan mata air, pengembangan vegetasi (ruang terbuka hijau) Disinsentif penambangan bahan galian C pada gigir tebing sungai yang menyebabkan longsor dan sedimentasi Relokasi bangunan pada sempadan sungai dan sumber mata air. Sanksi penggunaan lahan pertanian dan kawasan resapan air Sumber : Hasil Analisis Foto-foto Kejadian Tanah Longsor di Indonesia Gambaran Sebuah rumah Kecamatan Kadungora, Garut, porak-poranda akibat tanah longsor yang melanda wilayah di Jawa Barat Bencana Banjir Masyarakat melihat bis yang terperosok keluar dari jalan raya akibat terjangan longsoran tanah di Cilacap, Jawa Tengah Longsor yang terjadi di Padang tahun 2005 mengakibatkan sejumlah ruas jalan terputus A. Mekanisme kerusakan Genangan air dan aliran air dengan tekanan-tekanan mekanis air yang mengalir secara cepat. Arus air yang bergerak atau air yang bergejolak dapat meruntuhkan dan menghanyutkan orang-orang dan binatang di ke dalaman air yang relatif dangkal saja. Puing-puing yang terbawa oleh air juga merusak dan melukai. Bangunan-bangunan rusak oleh karena pondasi-pondasi yang tergerogoti oleh air dan tiang-tiang penyangga. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 40

41 LAP0RAN RENCANA B. Penyebab Kondisi penyebab banjir dikawasan perkotaan Baturaja disebabkan oleh pengaruh DAS Ogan dari hulu sungai, terjadi pengundulan hutan atau juga disebabkan kepadatan penduduk sekitar sempadan sungai sehingga pola aliran air mulai terganggu. C. Tipologi Kawasan Rawan Bencana Banjir Zona tipologi kawasan rawan bencana banjir diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu berdasarkan intensitas kawasan rawan banjir dan kondisi fisik morfologi wilayah wilayah kabupaten dapat dilihat pada Tabel Tabel 1.10 Tipologi Potensi Kerawanan Bencana Banjir Di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Zona Tipe Kemiringan dan Ketinggian Lahan Tipe A 0-2 % < 25 M dpl Datar rendah Lokasi Sepanjang Sempadan Sungai Ogan (Raius 200 meter kiri dan kanan sungai) dan Sungai Lengkayap Tingkat Kerawanan Banjir Tinggi Pengengdalian Pemanfaatan Ruang Reboisasi lahan kritis Pengembangan vegetasi penahan banjir dan penataan ruang sempadan sungai Rekayasa teknik penahan banjir, pembangunan tanggul, kolam retensi dan resapan air Pengerukan kanal-kanal sungai secara periodik Pembangunan sistem drainase terpadu. Rekayasan lantai bangunan perumahan Relokasi bangunan fisik Tipe B 0-2 %, < 25 M dpl dan M dpl Daerah rawan tergenang Sebagian wilayah Kecamatan Baturaja Timur dan Baturaja Barat, sekitar sempadan sungai Sedang Reboisasi lahan kritis Pengembangan vegetasi penahan banjir dan penataan ruang sempadan sungai Rekayasa teknik penahan banjir, pembangunan tanggul, kolam retensi dan resapan air Pengerukan kanal-kanal sungai secara periodik Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 41

42 LAP0RAN RENCANA Zona Tipe Kemiringan dan Ketinggian Lahan Tipe C 0-2 % M dpl Sumber : Hasil Analisis Lokasi Daerah rawan tergenanng Daerah rawan tergenang periodik Tingkat Kerawanan Banjir Rendah Pengengdalian Pemanfaatan Ruang Pembangunan sistem drainase terpadu Rekayasan lantai bangunan perumahan Relokasi bangunan fisik Reboisasi lahan kritis Disinsentif pembangunan fisik perumahan disempadan sungai Bencana Kekeringan Kekeringan adalah kurangnya air bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya pada suatu wilayah yang biasanya tidak kekurangan air. Kekeringan merupakan salah satu jenis bencana alam yang terjadi secara perlahan, berlangsung lama sampai musim hujan tiba, berdampak sangat luas dan bersifat lintas sektor (ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, dll). Kekeringan merupakan fenomena alam yang tidak bisa dielakkan yakni merupakan variasi normal dari cuaca yang perlu dipahami. Variasi alam dapat dalam hitungan hari, minggu, bulan, tahun, bahkan abad. Dengan melakukan penelusuran data cuaca dalam waktu yang panjang akan dapat dijumpai variasi cuaca yang beragam, misalnya : bulan basah bulan kering, tahun basah tahun kering, dekade basah dan dekade kering dll. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di dunia yang mengakibatkan terjadinya tekanan penggunaan lahan dan air telah menurunkan daya dukung lingkungan, sehingga kekeringan ini cenderung semakin sering terjadi dan meluas. Kekeringan menyangkut neraca air antara inflow dan ouflow atau antara presipitasi dan evapotranspirasi. Kekeringan tidak hanya dilihat sebagai fenomena fisik cuaca saja tetapi hendaknya juga dilihat sebagai fenomena alam yang terkait erat dengan tingkat kebutuhan masyarakat terhadap air. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 42

43 LAP0RAN RENCANA Untuk memudahkan Pemerintah dan masyarakat dalam memahami masalah kekeringan, berikut diuraikan klasifikasi kekeringan yang terjadi secara alamiah dan atau ulah manusia, sebagai berikut: 1. Kekeringan Alamiah a. Kekeringan Meteorologis berkaitan dengan tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim. Pengukuran kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama adanya kekeringan. b. Kekeringan Hidrologis berkaitan dengan kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka air sungai, waduk, danau dan elevasi muka air tanah. Ada tenggang waktu mulai berkurangnya hujan sampai menurunnya elevasi muka air sungai, waduk, danau dan elevasi muka air tanah. Kekeringan hidrologis bukan merupakan indikasi awal adanya kekeringan. c. Kekeringan Pertanian berhubungan dengan kekurangan lengas tanah (kandungan air dalam tanah) sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah gejala kekeringan meteorologi. d. Kekeringan Sosial ekonomi berkaitan dengan kekeringan yang memberi dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi seperti: rusaknya tanaman, peternakan, perikanan, berkurangnya tenaga listrik dari tenaga air, terganggunya kelancaran transportasi air, menurunnya pasokan air baku untuk industri domestik dan perkotaan. e. Kekeringan Hidrotopografi berkaitan dengan perubahan tinggi muka air sungai antara musim hujan dan musim kering dan topografi lahan 2. Kekeringan Akibat Perbuatan Manusia Kekeringan Tidak Taat Aturan terjadi karena: a. Kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akibat ketidak taatan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air. b. Kerusakan kawasan tangkapan air, sumber-sumber air akibat perbuatan manusia. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 43

44 LAP0RAN RENCANA Dari klasifikasi kekeringan sebagaimana diuarikan diatas maka penanganan penanggulangan kekeringan disesuaikan dengan kemampuan daerah masingmasing. Khusus untuk kekeringan yang disebabkan ketidaktaatan para pengguna air dan pengelola prasarana air, perlu komitmen dari semua pihak untuk melaksanakan kesepakatan yang sudah ditetapkan. Mekanisme kerusakan Kekurangan air mempengaruhi kesehatan tanaman pangan, pohon, ternak, dan manusia: tanah menjadi subyek erosi dan banjir; pengaruh-pengaruhnya bersifat bertahap tetapi jika tidak dicek, tanaman pangan dan pohon- pohon dan juga ternak akan mati, orang-orang kehilangan mata pencaharian, dipaksa untuk pindah, dan mungkin saja mengalami kelaparan jika bantuan tidak disediakan: kemudian bangunan-bangunan dan infrastruktur ditinggalkan dan menjadi rusak dan peninggalan-peninggalan budaya menjadi hilang. Parameter kedahsyatan Tingkat curah hujan, kekurangan curah hujan (mm), masa kekeringan; tingkat hilangnya lapisan tanah bagian atas, tingkat zona iklim.. Penyebab Kekeringan terutama disebabkan oleh fluktuasi-fluktuasi berkala jangka pendek dalam tingkat curah hujan; mungkin oleh perubahan-perubahan iklim jangka panjang; desertifikasi disebabkan oleh hilangnya vegetasi dan diikuti oleh erosi tanah yang disebabkan oleh kombinasi kekeringan, terlalu banyaknya lahan penggembalaan dan manajemen tanah yang jelek, lihat diagram Gambar Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 44

45 LAP0RAN RENCANA Gambar 1.13 Diagram Alir Analisis Wilayah Rawan Kekeringan Sumber : Artikel IPTEK dalam INOVASI oleh Haris Syahbuddin (kandidat doktor bidang meteorologi tropikal di Kobe University, Jepang), November Bencana Kebakaran Bencana kebaran yang sering terjadi diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah kebakaran pada kawasan semak-semak belukar pada saat musim kemarau/kering. Disamping itu adanya pola peladang berpindah yang membuka hutan/lahan dengan cara membakar bekas tebangan kayu yang berdampak pada kebakaran hutan sekitar pembukaan pembukaan lahan tersebut. Intensitas pembukaan lahan pada wilayah ini pada umumnya terjadi pada musim kemarau, sehingga pola seperti ini perlu dikendalikan sehingga tidak menyebabkan kebakaran hutan, dan juga pengembangan sistem reboisasi pada lahan-lahan kritis yang mudah terbakar. Untuk kawasan permukiman, terutama pada kawasan permukiman padat dan kumuh terutama pada kawasan pusatpusat kota. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 45

46 LAP0RAN RENCANA Bencana Gempa Bumi Belum ada catatan mengenai bencana gempa bumi di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini dengan melihat kondisi yang ada, bahwa wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu sebagian besar merupakan wilayah bergelombang hingga berbukit perbukitan dengan ketinggian wilayah semakin ke selatan semakin tinggi antara m dari permukaan laut, dan sebagian diatas m dan semakin ke selatan diatas 1000 m dari permukaan laut meliputi kecamatan Ulu Ogan, Pengandonan dan Kecamatan Lengkiti. Wilayah dengan ketinggian m dari permukaan laut meliputi wilayah bagian utara Kabupaten Ogan Komering Ulu. Wilayah bagian selatan ini merupakan wilayah yang terletak di kaki kawasan pengunungan Bukit Barisan yang tentu mendapat pengaruh kawasan rawan bencana gempa bumi (vulkanik) dan pengaruh potensi gempa tektonik pantai barat Sumatera. Wilayah sesar aktif dan sebaran pusat gempa bumi di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 1.14 dan Peta Kerawanan Bencana Alam dapat dilihat pada Gambar 1.15 dan Gambar Gambar 1.14 Wilayah Sesar Akif dan Sebaran Pusat Gempa Bumi di Indonesia Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 46

47 LAP0RAN RENCANA Gambar 1.15 Peta Kerawanan Bencana Alam di Indonesia Gambar 1.16 Lokasi Efisenter Gempa Yang Terjadi di Indonesia, Berdasarkan potensi kerawanan bencana alam diwilayah Kabupaten Ogan Komering ulu tersebut diatas untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 47

48 LAP0RAN RENCANA Gambar 1.17 peta rawan bencana alam Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 48

49 LAP0RAN RENCANA Potensi Sumberdaya Alam Potensi Pertanian Tanaman Pangan Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini relatif kecil, karena kesesuaian lahan yang tersedia untuk tanaman pangan relatif sangat kecil untuk kegiatan persawahan baik sawah lahan basah maupun sawah lebak. Potensi pengembangan kegiatan persawahan mencapai luas Ha terdiri dari lahan basah Ha dan pengembangan lahan sawah lebak Ha. Usaha pengembangan dimasa yang akan datang diupayakan dengan memkasimalkan lahan yang ada (intensifikasi lahan pertanian) baik lahan basah, sedangkan untuk sawah lebak perlu dikembangkan pengembangan pencentakan lahan-lahan sawah baru pada areal lahan lebak-lebak Potensi Perkebunan Bersadarkan kesesuaian lahan maka kawasan perkebunan ini merupakan kawasan potensial untuk dikembangkan sebagai lahan perkebunan dengan komoditas unggulan karet, sawit, kelapa, kopi, lada serta buah-buahan seperti durian, duku, jeruk, rambutan, manggis. Sektor perkebunan rakyat dengan komoditi karet dan kopi merupakan komoditi unggulan yang ada diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu telah diusahakan sejak dari dahulu secara turun temerun. Sedangkan komoditi kelapa, lada, kayu manis, dan jenis komoditi lainnya merupakan komoditi pendukung setelah komoditi unggulan tersebut diatas Potensi Kehutanan Luas kawasan hutan diwilayah Kabupaten Ogan Komering mencapai Ha atau % dari luas wilayah kabupaten, meliputi kawasan hutan lindung ha atau sekitar % dan hutan produksi (HP) mencapai luas Ha atau sekitar 11,51 %. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 49

50 LAP0RAN RENCANA Hutan produksi yang ada diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah hutan produksi (HP). Adapun hasil utama dari produksi tersebut adalah kayu bulat (batangan), kayu junjung, kayu olahan dalam bentuk tiang dan papan. Lahan produksi ini dimasa yang akan datang akan terus menerus turun luasnya seiring dengan kecepatan produksi kayu. Dengan demikian penanaman hutan kembali sangat diperlukan selain untuk menjaga kelestarian untuk menjaga kelangsungan produksi kayu juga menjaga keseimbangan alam. Kawasan hutan lindung dimasa yang akan dapat dikembangkan lagi, karana lahan dengan kriteria kemiringan lahan diatas 40 % disarankan sebagai kawasan hutan lindung, begitupun untuk kawasan-kawasan sempadan sungai sebagai kawasan perlindungan setempat. Hutan lindung mempunyai ciri khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir, lonsor dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah Potensi Pertambangan dan Energi Sektor pertambangan dan energi menjadi sektor andalan dan asset Kabupaten Ogan Komering Ulu. Untuk itu perlu dimanfaatkan secara optimal agar dimasa yang akan datang dapat memberikan kontribusinya dalam pembangunan dan pengembangan wilayah. Kekayaan bahan galian alam dan energi yang cukup besar di Kabupaten Ogan Komering Ulu sangatlah potensial untuk dikembangkan, mengingat baru sebagian kecil saja yang dimanfaatkan/dikelola. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Komering Ulu, bahwa potensi kekayaan alam yang ada diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu meliputi : 1. Minyak bumi yang pernah disurvey oleh geologi Jerman pada tahun 1940, 1942, 1956, 1958 dan sumber ini terdapat di Kecamatan Peninjauan dan Pengandonan. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 50

51 LAP0RAN RENCANA 2. Batu Gamping yang merupakan bahan baku utama PT. Semen Baturaja terdapat diwilayah Kecamatan Baturaja Timur, Baturaja Barat, Sosoh Buay Rayap, Pengandonan, Semidang Aji. 3. Granit terdapat di Kecamatan Pengandonan dan Ulu Ogan 4. Bentonit terdapat di Kecamatan Semidang Aji dan Baturaja Barat 5. Obsidian dan Trass terdapat di Kecamatan Pengadonan 6. Andesit terdapatdi Kecamatan Baturaja Barat, Baturaja Timur, Pengandonan dan Ulu Ogan 7. Pasir Kuarsa terdapat di Kecamatan Baturaja Barat dan Timur 8. Zeolit terdapat di Kecamatan Semidang Aji 9. Batu Mulia terdapat di Kecamatan Sosoh Buay Rayap 10. Lempung/Tanah Liat terdapat di Kecamatan Baturaja Barat dan Baturaja Timur 11. Fospat terdapat di Kecamatan Pengandonan dan Baturaja Timur. 12. Batubara terdapat di Kecamatan Peninjauan, Lubuk Batang, Pengandonan, Baturaja Timur, Baturaja Barat, Semidang Aji. Konstribudi sector pertambangan ini terhadap perekonomian daerah berdasarkan PDRB adalah atas harga berlaku mencapai 23,34 % dan atas harga konstan 24,77 % menempati rangking kedua terbesar setelah sector pertanian. Dengan potensi tersebut diatas, maka pemerintah daerah dapat membuat perencanaan yang matang dan konfrehensif dalam menata kegiatan pemanfaatan potensi pertambangan. Pemanfaatan yang tidak terkendali akan menimbulkan persoalan lingkungan, sehingga dibutuhkan penanganan dan koordinasi dengan sektor lain supaya tidak menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Begitupun pengembangan kawasan pertambangan di kawasan lindung perlu melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait sehingga tidak menimbulkan masalah lingkungan dikemudian hari. Potensi pengembangan pertambang ini dapat dilihat pada Tabel Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 51

52 LAP0RAN RENCANA Tabel 1.11 Potensi Pengembangan Sumber Daya Mineral Dalam Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu No. Jenis bahan galian Kecamatan Cadangan Keterangan 1 Batubara Peninjuan ton Indikasi Lubuk Batang ton Indikasi Pengandonan ton Indikasi Baturaja Timur ton Indikasi Semidang Aji ton Indikasi Sosoh Buay Rayap - Indikasi Baturaja Barat - Indikasi 2 Batu kapur/ gamping Baturaja ton Terukur Sosoh Buay Rayap ton Indikasi Pengandonan ton Indikasi Baturaja Barat ton indikasi Baturaja Timur - Indikasi Sosoh Buay Rayap - Prospeksi Semidang Aji - Prospeksi 3 Granit Pengandonan - Indikasi Ulu Ogan - Indikasi 4 Bentonit Semidang Aji - Prospeksi Baturaja Barat ± 100 Ha Prospeksi 5 Obsidian Pengandonan - Prospeksi 6 Trass Pengandonan - Prospeksi 7 Andesit Baturaja Barat - Prospeksi Baturaja Timur - Prospeksi Pengandonan - Prospeksi Ulu Ogan - Prospeksi 8 Pasir kuarsa Baturaja Barat - Prospeksi Baturaja Timur - Prospeksi 9 Zeolit Semidang Aji - Prospeksi 10 Batu mulia Sosoh Buay Rayap - Prospeksi 11 Tanah liat/lempung Baturaja Barat - Prospeksi Baturaja Timur - Prospeksi 12 Fospat Pengandonan - Prospeksi Baturaja Timur - Prospeksi 13 Sirtu Sungai Ogan - Prospeksi Sungai Komering - Prospeksi Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Ogan Komering Ulu, Tahun Batu gamping ; lokasi penyebaran batu gamping di Kabupaten Ogan Komering Ulu terdapat di beberapa tempat, yaitu di tanjung lengkayap, pusar, padang bindu dan kota karang. Secara umum kadar CaO rata-rata berkisar antara 40-50%, dan total cadangan batu gamping di tempat-tempat tersebut mencapai ratusan juta ton. Dalam goa-goa batu gamping, dijumpai pula endapan fospat yang belum diketahui jumlah cadangannya. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 52

53 LAP0RAN RENCANA Sirtu ; endapan sirtu (pasir dan batu sungai) terdapat hampir di semua kelokan sungai (meander), seperti sungai ogan dan sungai komering berserta anak-anak sungainya. Selama ini pemanfaatannya antara lain untuk fondasi jalan dan bahan bangunan. Bentonit ; cadangannya mencapai jutaan ton, dan pada saat ini belum di usahakan. Kegunaan bentonit ini antara lain untuk lumpur pemboran, industry keramik, industry cat, industry lem, dan industry kelapa sawit. Obsidian ; di pengandonan dijumpai bahan galian sejenis obsidian. Cadangan dan penyebarannya belum diketahui. Di lokasi tersebut obsidian diketemukan berwarna coklat kehitaman sampai coklat keabu-abuan. Obsidian banyak digunakan sebagai batu hias (ornament) dan batu permata. Trass ; penyebarannya terdapat disekitar pengandonan. Cadangannya cukup banyak, tetapi belum termanfaatkan. Trass dapat dipergunakan sebagai bahan pembuatan batako, bahan konstruksi beton dan semen pozzolan. Andesit ; andesit sebagai batuan lelehan (ekstrusi) dari diorite, mempunyyai tekstur (ukuran butiran) halus, warna agak gelap. Di Kabupaten Ogan Komering Ulu, andesit terdapat dikecamatan pengandonan dan ulu ogan. Cadangannya diperkirakan jutaan m3. Andesit banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, jalan dan jembatan. Granit ; sebagai batuan terobosan (intrusi), granit mempunyai tekstur yang kasar dengan mineral kuarsa dan feldspar. Di Kabupaten Ogan Komering Ulu granit terdapat di kecamatan pengandonan dan ulu ogan. Penyebarannya cukup luas, dan diperkirakan cadangannya mencapai jutaan m3. Granit banyak dimanfaatkan selain sebagai batu hias, juga baik untuk pondasi bangunan terutama sangan cocok untuk bangunan air seperti dam atau dermaga. Tanah liat ; secara luas endapan tanah liat (lempung) dapat dijumpai di semua wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Di baturaja bahan galian ini Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 53

54 LAP0RAN RENCANA dimanfaatkan untuk campuran pembuatan semen. Dibanyak tempat, tanah liat digunakan sebagai bahan baku pembuatan genting dan bata. Pasir kuarsa ; sebagai batuan sedimenn alluvial, dijumpai dalam jumlah yang relative kecil dan tidak menyebar. DiKabupaten Ogan Komering Ulu antara lain terdapat di desa talang pinang kecamatan pengandonan, desa batu putih dan desa tanjung baru kecamatan baturaja timur. Pasir kuarsa banyak digunakan di dalam industry keramik, cat, industry kimia, dan industry semen. Batu mulia ; bahan batu mulia adlah kerikil-kerikil yang asal dari endapan alluvium sungai yang tersebar tidak merata dikelok-kelokan sungai yaitu dekat baturaja. Pengusahaannya berupa industry kerajinan batu permata. Batubara ; endapan batubara di daerah ogan komering ulu terdapat di desa karta mulya (kurungan nyawa), desa terusan dan batumarta I dan batumarta III kecamatan baturaja timur dan desa belimbing, desa gunung meraksa dan desa kepayang kecamatan peninjauan. Lokasi cadangan batubara yang lain terdapat di kecamatan pengandonan, baturaja barat, dan sosoh buay rayap Kabupaten Ogan Komering Ulu mempunyai cadangan batubara dalam jumlah yang sangat besar, mencapai jumlah jutaan ton dengan nilai kalori antara kkal/kg. di Kabupaten Ogan Komering Ulu terdapat pabrik semen yaitu PT. Semen Baturaja ( persero ) yang proses produksinya menggunakan bahan batubara sebesar ± ton per bulan yang dipenuhi dari PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Tanjung Enim. Minyak dan Gas Bumi ; sumber daya alam minyak dan gas bumi terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu di kecamatan Peninjauan dan sekitarnya. Produksi rata-rata JOB Pertamina-Talisman (Ogan Komering) Ltd., minyak sebesar 8342 BOPD dan gas sebesar 2u MMCFD. Dalam tahun 2002 gas tersebut disuplay ke PT Pusri Palembang sebesar ± MMCFD. Menurut jenisnya, perizinannya pertambangan umum dapat dibagi beberapa macam, sebagai berikut : Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 54

55 LAP0RAN RENCANA 1. Kuasa Pertambangan (KP) adalah wewenang yang diberikan kepada badan/perorangan untuk melaksanakan usaha dibidang pertambangan umum. 2. Kontrak Karya (KK) adalah perjanjian pengusahaan pertambangan umum antara pemerintah kabupaten dengan perusahaan swasta asing atau patungan swasta asing dengan swasta nasional. 3. Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) adalah perjanjian pengusahaan pertambangan batubara antara pemerintah kabupaten dengan swasta asing/nasional atau patungan swasta asing dengan swasta nasional. 4. Surat Izin Pertambangan (SIPD) adalah kuasa pertambangan yang berisikan wewenang hak dan kewajiban yang diberikan kepada badan/perorangan untuk melakukan seluruh atau sebagian kegiatan usaha pertambangan umum bahan galian golongan C. Sampai saat ini terdapat 7 (tujuh) perusahaan yang telah memiliki perizinan pertambangan umum di Kabupaten Ogan Komering Ulu, yaitu tersedia pada Tabel Tabel 1.12 Perusahaan Yang Telah Memiliki Perizinan Pertambangan Umum di Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2009 No Perusahaan Jenis Izin Tahap Bahan Galian Keterangan 1. PT. Semen Baturaja (Persero) SIPD Eksploitasi Batu Gamping 2. PT. Semen Baturaja (Persero) SIPD Eksploitasi Tanah Liat 3. PT. Adimas Baturaja Cemerlang PKP2B Konstruksi Batubara 4. PT. Selo Argodedali PKP2B Eksplorasi Batubara 5. PT. Hansen Energi KP Eksplorasi Batubara 6. PT. Adimas Puspita Sari KP Eksplorasi Batubara 2 lokasi 7. PT. Lion Power Energi KP Eksplorasi Batubara Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Ogan Komering Ulu, Tahun Nilai kalorinya yang rendah dan kurangnya dukungan infrastruktur membuat cadangan batubara di kabupaten ogan komering ulu mengalami kesulitan untuk memasuki persaingan di pasar internasional. Berdasarkan pengujian fisik dan kimia, diketahui bahwa batubara ogan komering ulu memiliki nilai kalor kkal/kg, air lembab 4,40 41,04%, zat terbang 32,41 43,50%, karbon total Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 55

56 LAP0RAN RENCANA 40,63 68,66%, vitrinit 80,20 98,00%, liptinit 0,5% - 9,7%, inertinit 1,0 8,6%, dan mineral lain 1,0 9,4%. Sumber data yang disebut diatas menunjukkan bahwa batubara ogan komering ulu adalah termasuk jenis batubara lignit subbitominous high volatile, dengan kata lain termasuk batubara kualitas rendah. Tetapi melalui proses teknologi, pencairan (coal lignefication) batubara ogan komering ulu dapat diubah menjadi bahan bakar batubara cair yang sangat potensial dan menjanjikan untuk dikembangkan. Terobosan yang luar biasa ini masih dalam tahap studi kelayakan dan akan memasuki tahap komersil dalam tahun Walaupun demikian masih ada satu alternative yakni batubara ogan komering ulu dapat dikembangkan sebagai pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang. Solusi ini juga merupakan yang terbaik, mengingat masih kurangnya ketersediaan energi listrik yang diindikasikan dengan rendahnya rasio elektrifikasi. PLTU mulut tambang juga akan menghasilkan energi listrik yang relative murah. Jumlah cadangan batubara ogan komering ulu yang besar sekitar ton. Minyak dan gas bumi adalah sumber daya alam yang tidak terbarukan. Pengelolaan sumberdaya alam jenis ini dilandasi oleh pasal 33 Undang-undang Dasar Di Indonesia pengelolaan minyak bumi dan gas alam dilaksanakan oleh pertamina dan kontraktor swasta dalam bentuk kerjasama sebagai berikut : 1. Perjanjian Karya adalah kerjasama antara Pertamina dan perusahaan swasta pemegang konsesi dalam rangka ekplorasi dan eksploitasi minyak bumi dan gas bumi sesuai dengan Undang-undang No. 44 PRP Tahun 1960 untuk menggantikan system konsesi. 2. Kontrak Production Sharing (KPS) adalah kerjasama antara Pertamina dan perusahaan swasta dalam rangka eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi dan gas berdasarkan UU No. 44 Peraturan Pemerintah Tahun 1960 Jo UU No. 8 Tahun 1971 Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 56

57 LAP0RAN RENCANA 3. Kontrak Technical Assistance (TAC) adlah kerjasama antara pertamina dengan perusahaan swasta dalam rangka merehabilitasi sumur-sumur atau lapangan minyak yang ditinggalkan dalam wilayah Kuasa Pertambangan (KP) pertamina. 4. Kontrak Enchanced Oil Recovery (EOR) adalah kerjasama antara pertamina dan perusahaan swasta dalam rangka meningkatkan produksi minyak pada sumur-sumur dan lapangan minyak yang masih dioperasikan tetapi sudah mengalami penurunan produksi dengan menggunakan teknologi tinggi, meliputi usaha secondary dantertiory recovery. 5. Kontrak Operasi Bersama (KOB) adalah kerjasama antara pertamina dan perusahaan swasta dalam rangka eksplorasi dan eksploitasi panas bumi untuk pembangkit listrik. Pada Tabel dibawah ini terdapat perusahaan minyak dan gas bumi yang melakukan kegiatan di kabupaten ogan komering ulu, baik perusahaan milik Negara maupun swasta : Tabel 1.13 Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi Yang Melakukan Kegiatan di kabupaten ogan komering ulu, Tahun 2008 No Perusahaan Jenis Perusahaan Tahap 1. PT. Pertamina (Persero) KP Eksplorasi / Eksploitasi 2. JOB Pertamina Talisman (OK) Ltd. KPS Eksplorasi / Eksploitasi 3. PT. Tiara Bumi Petroleum KPS Eksplorasi Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Ogan Komering Ulu, Tahun Sub sektor energi antara lain tenaga air dan panas bumi di samping cadangan batubara, minyak dan gas bumi juga sangat potensial untuk dikembangkan. Potensi tenaga air terjun di desa ulak lebar cukup besar disamping banyaknya air terjun dan aliran air deras dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik mikrohidro (PLTMH) cukup banyak. Sedangkan potensi panas bumi di daerah ini masih dalam tahap penyelidikan yang terdapat di Kecamatan Ulu Ogan. Cadangan batubara yang besar sangat potensial untuk dikembangkan menjadi Pembangkit Tenaga Listrik Uap (PLTU) mulut tambang. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 57

58 LAP0RAN RENCANA Tidak diragukan lagi, potensi pertambangan dan energi merupakan asset yang sangat besar bagi kabupaten ogan komering ulu, bukan hanya dikarenakan kontribusinya bagi pendapatan asli daerah tetapi juga karena dapat menyediakan kesempatan kerja. Potensi sumber daya energi di kabupaten ogan komering ulu sangat beraneka ragam jenis. Jenis dan jumlah cadangan serta lokasi tempat terdapatnya sumber daya energi tersebut sebagai mana ditunjukkan pada Tabel 1.14 berikut : Tabel 1.14 Jenis dan Jumlah Cadangan Serta Lokasi Tempat Terdapatnya Sumber Daya Energi Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2008 Sumberdaya/cadangan No Kecamatan Gas Bumi Batubara Panas Bumi Air Terjun Minyak Bumi (MSTB) (BSCF) (Ton) (MWE) (MW) 1 Baturaja Timur Pengandonan Peninjauan Lubuk batang Semidang Aji Ulu ogan Total Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Ogan Komering Ulu, Tahun Catatan : - MSTB = Metric Standard Barrel - BSCF = Billion Standard Cubic Feet - MWE = Mega Watt Equavalent (hipotesa) - MW = Mega Watt (teoritis) - Lokasi panas bumi di Desa Gunung Tiga, Kecamatan Ulu Ogan, Kabupaten Ogan Komering Ulu - Lokasi air terjun di desa uluk lebar, Kecamatan Ulu Ogan, Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan ketinggian ± 40 meter. Berdasarkan data tahun 2008 terdapat 18 perusahaan pemegang kuasa pertambangan di Kabupaten Ogan Komering Ulu yang tersebar di wilayahwilayah kecamatan dengan jenis tambang adalah batubara seluas Ha. Jumlah kuasa pertambangan (KP) dan luas serta lokasinya dapat dilihat pada Tabel 1.15 dan Gambar Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 58

59 LAP0RAN RENCANA Tabel 1.15 Data Pemegang Kuasa Pertambangan (KP) Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2008 No Nama Perusahaan Lokasi Luas (Ha) Bahan Galian Tahap 1. PT. Tomarindo Dwi Kec. Pengandonan Batubara Eksplorasi/sampai Mulia dan Semidang Aji dengan Juli PT. Mitra Bisnis Harvest Kec. Pengandonan dan Semidang Aji Batubara Eksplorasi/sampai dengan 05 Agt PT. Karya Initi Energi Kec. Peninjauan Batubara Eksplorasi/sampai dan Lubuk Batang dengan 18 Juni PT. Karya Inti Energi Kec. Peninjauan Batubara Eksplorasi/sampai dan Lubuk Batang denan 18 Juni PT. Delapan Inti Power Kec. Peninjauan Batubara Eksplorasi/sampai denan 18 Juni PT. Delapan Inti Power Kec. Peninjauan Batubara Eksplorasi/sampai denan 18 Juni PT. Buana Minera Kec. Samidang Aji Batubara Eksplorasi/sampai Harvest dan Lubuk Batang dengan 27 Sept PT. Vipronity Power Kec. Peninjauan Batubara Eksplorasi/sampai Energi dengan 07 Des PT. Vipronity Power Kec. Peninjauan Batubara Eksplorasi/sampai Energi dan Lubuk Batang dengan 07 Des PT. Hanson Energi Kec. Lubuk Batang, Baturaja Timur dan Baturaja Barat Batubara Eksplorasi/sampai dengan PT. Adimas Puspita Serasi Kec. Sosoh Buay Rayap, Lengkiti dan Samidang Aji Batubara Eksplorasi/sampai dengan 14 Januari PT. Adimas Puspita Sari Kec. Lubuk Raja Batubara Eksplorasi / sampai dengan 14 Januari PT. Bakti Nugraha Yuda Kec. Baturaja Barat, Batubara Eksplorasi/ sampai Baturaja Timur, dengan 13 Maret 2028 Semidang Aji dan Lubuk Batang 14 PT. Buana Eltra Kec. Pengandonan Batubara Eksplorasi/sampai dengan 31 Des PT. Lion Power Energi Kec. Baturaja Barat dan Semidang Aji Batubara Eksplorasi/sampai dengan Juni PT. Gumay Prima Kec. Pengandonan Batubara Eksplorasi/sampai Energi dengan 27 Juni PT. Gumay Prima Energi 18 PT. Abadi Ogan Cemerlang Kec. Pengandonan dan Semidang Aji Kec. Pengandonan dan Semidang Aji Jumlah Batubara Eksplorasi/sampai dengan 21 Agustus Batubara Eksplorasi/sampai dengan 27 Des 2012 Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Ogan Komering Ulu, Tahun Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 59

60 LAP0RAN RENCANA Gambar 1.18 Kuasa Pertambangan Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 60

61 LAP0RAN RENCANA Sedangkan jumlah pemegang ijin usaha pertambangan (IUP) miniral bukan logam dan batuan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu dapatdilihat pada Tabel Tabel;1.16 Daftar Pemegang Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Miniral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2010 No Perusahaan/ Perorangan 1. PT Semen Baturaja 2. PT Semen Baturaja Lokasi Desa Pusar Kec. Baturaja Barat Desa Pusar Kec. Baturaja Barat 3. Zailani Desa Semading Kec. Pengandonan 4. H. Sopyan Desa Surau Kecamatan Muara Jaya 5. Ferry Susanto Desa Gunung Meraksa Kec. Pengandonan 6. Joko Fedry Desa Sleman Kec. Samidang Aji 7. Darsono Desa Batu Putih Kecamatan Baturaja Barat 8. CV Srimulya Desa Tanjung Baru Kec. Baturaja Timur 9. Amirullah Desa Tanjung Baru Kecamatan Nomor dan Tanggal Surat Keputusan 01/K/UP- II.A.3/XXXVII/23 MARET /K/IUP- IIA/XXVII/ Maret /K/IUP- IIA3/XXXVII/ Mei /K/IUP- IIA4/XXXVII/ Mei /K/IUP- IIA4/XXXVII/ Mei /K/IUP- IIA4/XXXVII/ Mei /K/IUP- IIA4/XXXVII/ Agustus /K/SIPD/XIX/ Agt /K/SIPD/XXVII/ Desember 2008 Masa Berlaku Komoditas Luas (Ha) Keterangan 20 Tahun Batu 103,4 Sudah Kapur disesuaikan dengan UU No.4 Tahun Tahun Clay 96,84 Sudah disesuaikan dengan UU No.4 Tahun 2009 Operasi Produksi 10 September 2013 Operasi Produksi 20 November 2013 Operasi Produksi 14 Juli 2011 Operasi Produksi 02Agt 2012 Opreasi Produksi 24 Februari Tahun Pasir Kuarsa 3 Tahun Pasir Kuarsa Sirtu 2,28 Lokasi Pengolahan Desa Banjarsari Kec. Samiang Aji Sirtu 2,76 Lokasi Pengolahan Desa Banjarsari Ke. Samidang Aji Sisrtu 1.40 Lokasi Pengolahan Desa Pengaringan Kec. Samidang Aji Sirtu 4.61 Lokasi Desa Banjarsari Kec. Samidang Aji Sirtu 2.27 Sudah disesuaikan dengan UU No.4 Tahun Dalam Proses Penyesuaian menjadi IUP 1.00 Dalam Proses Penyesuaian menjadi IUP Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 61

62 LAP0RAN RENCANA Baturaja Timur 10. Soegito Desa Tanjung Baru Kec. Baturaja Timur 11. Tarmizi HM Diah Desa Laya Kec. Baturaja Barat 15/K/SIPD/XXVII/ Januari Tahun Pasir Kuarsa 16/KSIPD/XXXVII/ Tahun Pasir Kuarsa 0.65 Dalam Proses Penyesuaian menjadi IUP 1.00 Dalam Proses Penyesuaian menjadi IUP Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab OKU, Potensi Ekonomi Wilayah Pemahaman ekonomi lokal saat ini sangat diperlukan dalam membentuk ekonomi di masa datang. Kemakmuran ekonomi lokal secara nyata ditunjukan oleh perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha yang selanjutnya akan menarik penduduk dan menstimulasi pembangunan untuk pertumbuhan di masa depan. Sementara itu jika ekonomi lokal berjalan secara terpuruk maka akan mengurangi kesempatan kerja dan peluang investasi, mereduksi komunitas penduduk serta prospek pembangunan jangka panjang. Untuk dapat mengetahui tingkat kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, maka dilakukan kajian studi / analisis terhadap kondisi ekonomi masyarakat. Tinjauan terhadap sektor-sektor strategis dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai eksistensi sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Untuk mendapatkan gambaran tersebut dilakukan kajian terhadap produksi masing-masing sektor dalam konteks pengembangan ekonomi wilayah. Sebaran produksi sektor-sektor ekonomi ini selanjutnya digambarkan secara spasial ke dalam bentuk peta penyebaran lokasi produksi untuk analisis pemusatannya. Pengelompokan lokasi sentra-sentra produksi, baik yang belum dikembangkan maupun yang sudah dikembangkan akan sangat membantu dalam membentuk suatu kawasan pengembangan ekonomi berdasarkan sektorsektor strategis. Dengan demikian, upaya pengembangan kegiatan ekonomi akan memberikan efek keuntungan skala ekonomi pada pengembangannya. Analisa sektoral pada dasarnya bertujuan untuk dapat mengetahui bentuk perkembangan suatu wilayah dalam hal sektor-sektor perekonomian yang terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 62

63 LAP0RAN RENCANA PDRB Kabupaten Ogan Komering Ulu atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 merupakan gambaran sektoral perekonomian kabupaten yang memberikan sumbangan terhadap pembentukan PDRB Propinsi Sumatera Selatan yaitu sebesar Rp juta (3,80 %). Peranan sektor ekonomi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Ogan Komering Ulu atas dasar harga berlaku tahun 2007 adalah sektor pertanian yaitu sebesar Rp juta (28,68 %). Sedangkan sektor listrik, gas dan air minum merupakan pemberi sumbangan terkecil yaitu hanya Rp juta (0,29 %). Untuk Lebih jelasnya mengenai perbandingan PDRB Kabupaten Ogan Komering Ulu dan PDRB Propinsi Sumatera Selatan pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007, dapat dilihat pada Tabel 1.17 berikut. Tabel 1.17 Perbandingan Jumlah PDRB Berdasarkan Harga Berlaku Untuk Kabupaten Ogan Komering Ulu Dan Propinsi Sumatera Selatan Tahun NO LAPANGAN USAHA Propinsi Sumatera Selatan Kabupaten OKU Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri dan Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bang unan/konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa Jasa JUMLAH Sumber : Kab. OKU Dalam Angka Tahun Dari hasil analisa LQ yang telah dilakukan pada Kabupaten Ogan Komring Ulu, dapat ditentukan pembagian kelompok wilayah berdasarkan besarnya nilai LQ untuk setiap jenis lapangan usaha, yaitu : 1. Lapangan usaha pertanian merupakan sektor basis di Kabupaten Ogan Komering Ulu, karena mulai dari tahun 2007 kebelakang sektor tersebut memiliki nilai LQ > 1 dan terus mengalami peningkatan. 2. Lapangan usaha pertambangan dan galian hingga tahun 2007 masih menjadi sektor non basis karena faktanya Kabupaten Ogan Komering Ulu memiliki Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 63

64 LAP0RAN RENCANA cukup potensi untuk pengembangan pertambangan dan galian namun kurangnya aksesibilitas dan kendala promisi menjadi penghalang berkembangnya sektor ini. 3. Lapangan usaha industri dan pengolahan menunjukan angka LQ yang kurang dari 1, hal ini berarti sektor ini merupakan sektor non basis di Kabupaten Ogan Komering Ulu. 4. Lapangan usaha listrik, gas, dan air bersih merupakan sektor non basis karena hampir sebagian besar wilayah di Kabupaten Ogan Komering Ulu belum terjamah fasilitas ini. 5. Lapangan usaha bangunan dan konstruksi menunjukan grafik LQ yang meningkat. Pada tahun 2005 sektor ini merupakan sektor basis dengan angka LQ (1,13), pada tahun 2006 meningkat sebesar 0,06 menjadi 1,19 dan pada tahun 2007 angka LQ-nya sebesar 1, Lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran menunjukan grafik yang menurun dari tahun 2005 hingga tahun Hal ini mengingat aksesibilitas yang sangat buruk dari ibukota kabupaten sehingga menghambat pertumbuhan sektor ini dan memperlebar jurang kesenjangan yang terjadi antar wilayah pengembangan. 7. Lapangan usaha pengangkutan dan telekomunikasi merupakan sektor non basis karena akses jalan yang kurang baik dan kurangnya pengguna jasa telekomunikasi. Faktor kebudayaan yang masih kental dengan kebudayaan juga merupakan kendala berkembangnya sektor ini. 8. Lapangan usaha keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor basis karena Kabupaten Ogan Komering Ulu sebagaian besar sudah berkembang menjadi kota yang sesungguhnya dengan segala macam aktivitas. Faktanya jenis kegiatan yang mendominasi di Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah pertanian namun banyak juga lapangan usaha yang membutuhkan jasa persewaan, dan perusahaan. 9. Lapangan usaha jasa-jasa merupakan sektor basis karena sebagaian besar wilayah di Kabupaten Ogan Komering Ulu sudah berubah menjadi kawasan perkotaan. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 64

65 LAP0RAN RENCANA Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.18 dan LQ Kabupaten Ogan Komering Ulu pada tahun Tabel 1.18 LQ Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun LQ KETERANGAN NO LAPANGAN USAHA Pertanian 1,49 1,52 1,57 BASIS BASIS BASIS 2 Pertambangan dan Penggalian 0,90 0,95 0,94 NON BASIS NON BASIS NON BASIS 3 Industri dan Pengolahan 0,51 0,47 0,47 NON BASIS NON BASIS NON BASIS 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,50 0,55 0,53 NON BASIS NON BASIS NON BASIS 5 Bangunan/Konstruksi 1,13 1,19 1,21 BASIS BASIS BASIS 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,12 1,03 0,99 BASIS BASIS NON BASIS 7 Pengangkutan dan Komunikasi 0,64 0,66 0,63 NON BASIS NON BASIS NON BASIS 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 1,20 1,20 1,17 BASIS BASIS BASIS 9 Jasa Jasa 1,55 1,53 1,43 BASIS BASIS BASIS JUMLAH 9,05 9,09 8,94 Sumber : Hasil Analisa tahun Sub Sektor Tanaman Pangan Berdasarkan hasil analisa LQ untuk subsektor Tanaman Pangan didapatkan hasil bahwa sector unggulan untuk sub sector tanaman pangan di Kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu tanaman padi sawah dengan angka LQ sebesar 1,3653, sedangkan tanaman padi ladang bukan merupakan sector unggulan karena memiliki angka LQ kurang dari sama dengan 1 (satu) yaitu sebesar 0,6641. Hal ini berarti kabupaten OKU masih mampu mensuplai bahan tanaman pangan untuk masyarakatnya sendiri dan juga cukup untuk di ekspor ke luar wilayah kabupaten. Untuk lebih jelasnya mengenai sebaran dan analisa LQ untuk sub sector tanaman pangan di Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2009, dapat dilihat pada Tabel Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 65

66 LAP0RAN RENCANA Tabel 1.19 Sebaran Dan LQ Sub Sector Tanaman Pangan Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 No Kecamatan Jenis dan Jumlah Produksi (Ton) Padi SWH Padi LDG 1 Baturja Barat 0,47 2,00 2 Baturaja Timur 0,91 1,17 3 Ulu Ogan 1,26 0,51 4 Pengandonan 1,35 0,34 5 Semidang Aji 1,09 0,83 6 Peninjauan 0,59 1,77 7 Lubuk Batang 0,44 2,06 8 Sosoh Buay Rayap - 2,89 9 Lengkiti 0,32 2,29 10 Sinar Peninjauan Lubuk Raja Muara Jaya - - Kabupaten OKU 1,3653 0,6641 Ket Sumber : hasil analisa tahun 2009 Sektor unggulan (basis) bukan sektor unggulan (non basis) Subsektor Holtikultura Berdasarkan hasil analisa LQ untuk subsektor Holtikultura didapatkan hasil bahwa perkebunan kopi menjadi sector unggulan pada tahun 2007 dengan angka LQ sebesar 21,05. Hal ini di dukung juga dengan kesesuaian lahan di sebagian besar Kabupaten Ogan Komering Ulu yang sangat potensial untuk perkebunan tanaman kopi. Untuk lebih jelasnya mengenai analisa LQ untuk komoditas unggulan sector perkebunan dapat dilihat pada Tabel 1.20 berikut. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 66

67 LAP0RAN RENCANA Tabel 1.20 LQ Komoditas Unggulan Untuk Subsector Holtikultura No Kecamatan Jagung Ketela Pohon Jenis dan Jumlah Produksi (Ton) Ubi jalar Kacang Tanah Kacang Hijau 1 Baturja Barat - 1,13 1,50 2,68 2,38-2 Baturaja Timur 0,04 1,19 1,09 2,37 1,66-3 Ulu Ogan - 1,24 2,09-2,40-4 Pengandonan - 1, Semidang Aji 0,13 1,12-4,59 1,44-6 Peninjauan 1,04 1,03 1,21 0, Lubuk Batang 1,71 0,80 1,19 0,50 0,79-8 Sosoh Buay Rayap 0,96 1,06 0,21 1,41 0,86-9 Lengkiti 1,25 0,90 1,50 0,46 2,16-10 Sinar Peninjauan Lubuk Raja Muara Jaya Ket Kacang Kedelai Kabupaten OKU Sumber : hasil analisa tahun 2009 Sektor unggulan (basis) bukan sektor unggulan (non basis) Subsektor Hasil-Hasil Perkebunan Berdasarkan hasil analisa LQ untuk subsektor Tanaman Pangan didapatkan hasil bahwa perkebunan kopi menjadi sector unggulan pada tahun 2007 dengan angka LQ sebesar 21,05. Hal ini di dukung juga dengan kesesuaian lahan di sebagian besar Kabupaten Ogan Komering Ulu yang sangat potensial untuk perkebunan tanaman kopi. Untuk lebih jelasnya mengenai analisa LQ untuk komoditas unggulan sector perkebunan dapat dilihat pada Tabel 1.21 berikut. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 67

68 LAP0RAN RENCANA Tabel 1.21 LQ Komoditas Unggulan Untuk Subsector Perkebunan Jenis dan Jumlah Produksi (Ton) No Kecamatan Kelapa Komoditi Karet Kopi Kelapa Sawit lainnya 1 Baturja Barat 5,00 0,99 1,59-4,84 2 Baturaja Timur 20,20 0,94 3,53-0,63 3 Ulu Ogan 0,10 1,00 3,05-0,08 4 Pengandonan 0,07 1,00 0,03-0,47 5 Semidang Aji 0,12 1,00 0,29-0,65 6 Peninjauan 46,05 0,82 160,99 243,73 2,66 7 Lubuk Batang 44,98 0,86 20,01 65,29 0,40 8 Sosoh Buay Rayap 0,50 1,00 0,05 0,20 0,27 9 Lengkiti 0,70 1,00 0,03-2,55 10 Sinar Peninjauan 333, Lubuk Raja 323,69-424, Muara Jaya Kabupaten OKU 0, ,0530 0,0032 0,0003 0,0018 Sumber : hasil analisa tahun 2009 Keterangan : sector basis (LQ >1) sector nonbasis (LQ <1) Sub Sektor Peternakan Berdasarkan hasil analisa LQ untuk subsektor Peternakan didapatkan hasil bahwa yang menjadi sector unggulan untuk subsector peternakan di Kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu peternakan ayam kampong dan itik. Masing-masing menunjukan angka LQ yang cukup signifikan sebesar 76,5201 untuk peternakan ayam kampong dan 46,9305 untuk peternakan itik. Sementara sebaran sector unggulan di setiap kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu cukup bervariasi. Setiap kecamatan memiliki sector unggulan masing-masing sesuai dengan jumlah peternakan yang dimilikinya. Untuk lebih jelasnya mengenai sebaran dan analisis subsector peternakan di Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat dilihat pada Tabel Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 68

69 Tabel 1.22 Sebaran Dan LQ Sub Sector Peternakan Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009 No Kecamatan Sapi Perah Jenis dan Jumlah Ternak (ekor) Sapi Kerbau Kuda Domba Babi Kambing Ayam Ras Ayam Kampung 1 Baturja Barat - 0,97 0, ,82 1,43-0,79 2,94 2 Baturaja Timur - 1,12 0,26-1,02 3,93 0,80-1,04 0,81 3 Ulu Ogan - 0,58 2,60 1, ,00-0,29 7,71 4 Pengandonan - 0,41 1,17 0,76 2,06-0,72-1,11 0,20 5 Semidang Aji - 1,17 0,66 12,52-3,59 1,41-0,99 0,79 6 Peninjauan - 1,72 1, ,42 1,13-0,99 0,58 7 Lubuk Batang - 1,66 1,22-2,72-0,73-1,04 0,41 8 Sosoh Buay Rayap - 0,25 0,28 3,35 0,83-1,52-1,03 0,82 9 Lengkiti - 1,46 0,35 2, ,07-1,03 0,55 10 Sinar Peninjauan - 1,12 0, ,90-1,07 0,45 11 Lubuk Raja - 1,05 0, ,18-1,01 0,98 12 Muara Jaya Ket Kabupaten OKU 0,0000 0,0844 0,1702 0,4054 0,0368 0,0293 0,1207 0, , ,9305 Sumber : hasil analisa tahun 2009 Sektor unggulan (basis) bukan sektor unggulan (non basis) Itik Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 69

70 Sub Sektor Perikanan Berdasarkan hasil analisa LQ untuk subsektor Tanaman Pangan didapatkan hasil jumlah areal potensi sawah perikanan lebih besar disbanding dengan jumlah lainnya. Masing-masing sebesar 374,65 Ha untuk kolam, Ha untuk sawah dan 16,25 Ha untuk kerambah. Untuk lebih jelasnya mengenai analisa subsector perikanan ini dapat dilihat pada Tabel Tabel 1.23 Luas Areal (Ha) Potensi Perikanan Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2008 No. Nama Kecamatan Kolam Sawah Kerambah 1 Baturja Barat 4, ,50 2 Baturaja Timur 18, ,00 3 Ulu Ogan 114, Pengandonan 90, Semidang Aji 37, ,00 6 Peninjauan 70, ,25 7 Lubuk Batang 16, ,00 8 Sosoh Buay Rayap 8,50 4 3,50 9 Lengkiti 7, Sinar Peninjauan 6,00-4,50 11 Lubuk Raja 0,80-2,50 12 Muara Jaya Jumlah 374, ,25 Sumber : Kab. OKU dalam Angka Sub Sektor Kehutanan Hutan sebagai paru-paru dan jantung bagi kelestarian alam memegang peran penting dalam mempertahankan ekosistem. Oleh karenanya pemanfaatan hutan harus memperhatikan nilai kelestariannya. Secara umum, hutan di Kabupaten Ogan Komering Ulu dibedakan menurut : 1. Hutan Produksi (HP) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) 2. Hutan Lindung Untuk lebih jelasnya kawasan hutan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini dapat dilihat pada Tabel Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 70

71 Tabel 1.24 Luas Fungsi Kawasan Hutan Kabupaten Ogan Komering Ulu No Fungsi Hutan Luas Hutan Negara (Ha) 1. Hutan Lindung (HL) Hutan Produksi (HP) Hutan Produksi (khusus OMIBA) 4. Hutan Produksi Terbatas (HPT) Jumlah Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan kab. OKU, 2008 Hutan Produksi secara ekonomis dapat dieksploitasi untuk dimanfaatkan sehingga menghasilkan produksi barang dan jasa yang bernilai ekonomis tinggi. Sedangkan hutan lindung dimaksudkan sebagai upaya pemerintah dalam menjaga dan mempertahankan kelestarian hutan dalam bentuk cagar alam. Untuk lebuh jelasnya mengenai hasil produksi hutan di Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel Tabel 1.25 Produksi Hasil Hutan Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2008 No. Jenis Kayu Satuan Produksi 1 Kayu Bulat ,81 2 Bahan Kayu Serpih (BBS) ,68 3 Kayu Gergajian ,76 4 Kayu Karet Log 1.799,00 5 Kayu Lainnya - - Sumber : Kab. OKU dalam Angka 2008 Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 71

72 1..3 Arah Kebijakan TTat ta Ruang Makro ((Nassi ional,, PPul lau Aumatera dan Prrovvi inssi i )) tert rkaitt dengan PPenat taan Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komerri ing Ulu Arahan Kebijaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) Terkait dengan Pengembangan Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional; penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional; pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional; mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah provinsi, serta keserasian antarsektor; penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; penataan ruang kawasan strategis nasional; dan penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Dalam arahan kebijaksanaan Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) Kabupaten Ogan Komering Ulu diarahkan : 1. Kabupaten Ogan Komering Ulu diarahkan sebagai salah satu Sistem Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dalam sistem pusat-pusat perkotaan Nasional, dengan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah Kota Baturaja dengan orde II/B. 2. Termasuk dalam pengembangan sistem jaringan jalan arteri primer lintas tengah yang menghubungkan Bandar Lampung-Baturaja-Muara Enim-Lahat- Lubuk Linggau atau Bandar Lampung-Baturaja-Muara Enim-Palembang. 3. Termasuk pengembangan sistem jaringan kereta api Palembang-Baturaja- Bandar Lampung. 4. Termasuk dalam pengembangan Kawasan Andalan Muara Enim dan sekitarnya dengan prioritas pengembangan pertanian, perkebunan dan pertambangan. Kebijakan pengembangan kawasan andalan darat diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya dalam rangka pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 72

73 5. Termasuk dalam pengembangan jaringan sumber daya air diarahkan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional serta memenuhi kebutuhan air baku dan bersih pada kawasan perkotaan (PKN dan PKW). Arahan Kebijakan Tata Ruang Nasional (RTRWN) baik struktur dan pola ruang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.19 dan Gambar Gambar 1.19 Struktur Tata Ruang Nasional R ENCANA S IS TEM P ER KOTAAN Pulau PKN PKW PKSN Sumatera Jawa-Bali Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku Papua Total K eterangan : P K N P K W P K S N/K O T A P E R B A T A S A N (C a ta ta n: P K L diteta pka n da la m R T R W P ) Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 73

74 Gambar 1.20 Pola Ruang Nasional (khusus Kawasan Lindung) Arahan Kebijaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau Sumatera (RTRWP) Terkait dengan Pengembangan Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Rencana Tata Ruang Pulau yang selanjutnya disingkat RTR Pulau adalah hasil perencanaan tata ruang pada wilayah pulau/kepulauan yang terbentuk dari kesatuan wilayah geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batasbatasnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsionalnya. Pulau Sumatera kesatuan fungsional wilayah geografis dan ekosistem yang mencakup wilayah darat, laut dan udara yang menjadi bagian dari : a. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) b. Provinsi Sumatera Utara, c. Provinsi Riau, d. Provinsi Kepulauan Riau, e. Provinsi Sumatera Barat, Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 74

75 f. Provinsi Sumatera Selatan, g. Provinsi Jambi, h. Provinsi Bengkulu, i. Provinsi Lampung, dan j. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Menurut Undang-Undang pembentukannya, Ruang Lintas Wilayah adalah bagian ruang wilayah nasional yang perencanaannya, pemanfaatannya dan pengendalian pemanfaatan ruangnya diselenggarakan dengan memperhatikan kesatuan fungsional wilayah yang tidak dibatasi oleh batas-batas administrasi wilayah provinsi, kabupaten dan kota. Arahan pola dan struktur ruang Pulau Sumatera untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.26 dan Gambar 1.21 serta Gambar 1.22 berikut ini. Tabel 1.26 Kota Baturaja dalam Kebijakan Pengembangan Sistem Kota Kota di Provinsi Sumatera Selatan Kota Fungsi Kota Fungsi Pelayanan Strategi Pengembangan Palembang PKN Jasa Pemerintahan, Pertanian, Industri, Pertambangan, Perikanan dan Perdagangan. Dipertahankan untuk berfungsi sebagai pusat pertumbuhan wilayah nasional yang mendukung pelayanan pengembangan wilayah di sekitarnya dan bahkan untuk seluruh wilayah nasional, dengan tetap memantapkan fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan wilayah internasional. Memantapkan fungsi Kota Palembang dengan spesialisasi pada sektor pertambangan migas dan sektor industri. Mengupayakan mengupayakan pengendalian banjir melalui pengembangan sistem drainase regional. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana kota (jalan, persampahan, air bersih, air limbah, drainase, dan telekomunikasi) yang memenuhi standar Internasional. Meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan yang mendukung terjaganya minat investasi. Memantapkan aksesibilitas Kota Palembang menuju kota-kota PKN lainnya di Pulau Sumatera (Bandar Lampung, Pangkal PInang, Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 75

76 Kota Fungsi Kota Fungsi Pelayanan Strategi Pengembangan Batam dan Medan) dan wilayah nasional lainnya (Jakarta), melalui peningkatan kualitas sistem jaringan transportasi darat, laut dan udara secara terpadu. Memantapkan kerjasama ekonomi dengan kota-kota dunia yang menjadi tujuan kegiatan export import, khususnya kota-kota yang masuk dalam lingkup Kerjasama Ekonomi Sub- Regional Indonesia Malaysia - Thailand (KESR IMT-GT), Asia Pasifik, dan kawasan Lainnya Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan produktivitas masyarakat Kota Palembang Meningkatkan kemampuan kerjasama pembangunan antar kota dan pengendalian pemanfaatan ruang dan sumberdaya di Kawasan Palembang dsk. Meningkatkan kemampuan kerjasama pembangunan antar kota dan pengendalian pemanfaatan ruang dan sumberdaya di Kawasan Palembang dsk. Muara Enim PKW Jasa Pemerintahan, Pertanian, Pertambangan dan Perkebunan Lahat PKW Jasa Pemerintahan, Pertanian, Pertambangan dan Perkebunan Diarahkan sebagai kota pertambangan dan agropolitan yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan wilayah provinsi yang mendukung perkembangan sektor produksi wilayah seperti perkebunan, pertanian dan pertambangan Pemantapan aksesibilitas menuju Kota Muara Enim ke Kota Palembang, Lahat dan Lubuk Linggau serta menuju ke Kota Baturaja Menggala Bandar Lampung melalui transportasi darat. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana kota (jalan, persampahan, air bersih, air limbah, drainase, dan telekomunikasi) yang memenuhi standar nasional. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan produktivitas masyarakat Kota Muara Enim Menyiapkan aturan pemintakatan (zoning regulation) sebagai pelengkap dari RTRW Kota Diarahkan sebagai agropolitan dan pusat pertumbuhan wilayah provinsi yang mendorong pertumbuhan produksi perkebunan, pertanian, dan pertambangan Pemantapan aksesibilitas Kota Lahat menuju sentra-sentra produksi perkebunan pada Kawasan Andalan Muara Enim dsk, serta menuju pusat-pusat koleksi dan distribusi, yakni ke Kota Muara Enim - Palembang, serta ke Kota Lubuk Linggau dan Bengkulu. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 76

77 Kota Fungsi Kota Fungsi Pelayanan Strategi Pengembangan Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana kota (jalan, persampahan, air bersih, air limbah, drainase, dan telekomunikasi) yang memenuhi standar nasional dalam rangka mendukung fungsi kota agropolitan Mendorong pengembangan agroindustri untuk meningkatkan nilai tambah hasil produksi perkebunan dan pertanian. Meningkatkan aksesbilitas pada fasilitas jasajasa keuangan untuk mendukung kelancaran proses produksi kegiatan perkebunan Lubuk Linggau PKW Jasa Pemerintahan, Perdagangan dan Jasa, Pertanian, Perkebunan, dan Industri. Diarahkan sebagai agropolitan dan pusat pertumbuhan wilayah provinsi yang mendorong pertumbuhan produksi perkebunan, pertanian, industri pengolahan dan perdagangan. Pemantapan aksesibilitas Kota Lubuk Linggau menuju sentra-sentra produksi agropolitan pada Kawasan Andalan Lubuk Linggau, serta menuju pusat-pusat koleksi dan distribusi, terutama Bengkulu, Bangko, Muara Enim dan Palembang. Sekayu PKW Jasa Pemerintahan, Pertanian, Pertambangan dan Kehutanan Mengembangkan kualitas pelayanan prasarana dan sarana perkotaan yang mendukung fungsi kota agropolitan Mendorong pengembangan agroindustri untuk meningkatkan nilai tambah hasil produksi Perkebunan Meningkatkan aksesbilitas pada fasilitas jasajasa keuangan untuk mendukung kelancaran proses produksi kegiatan perkebunan pada Kawasan Andalan Lubuk Linggau Mengupayakan antisipasi terhadap bencana tanah longsor dan gempa bumi karena memiliki tingkat kerentanan tanah dan gerakan tanah yang tinggi Menyiapkan aturan pemafaatan ruang (zoning regulation) sebagai pelengkap dari RTRW Kota Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan produktivitas masyarakat Kota Lubuk Linggau Diarahkan sebagai agropolitan dan pusat pertumbuhan wilayah provinsi yang mendorong pertumbuhan produksi perkebunan, pertanian, pertambangan dan kehutanan Pemantapan aksesibilitas Kota Sekayu menuju sentra-sentra produksi perkebunan pada Kawasan Andalan Palembang dsk, serta menuju pusat-pusat koleksi dan distribusi, terutama Palembang dan Lubuk Linggau. Meningkatkan kapasitas dan kualitas Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 77

78 Kota Fungsi Kota Fungsi Pelayanan Strategi Pengembangan pelayanan prasarana dan sarana kota (jalan, persampahan, air bersih, air limbah, drainase, dan telekomunikasi) yang memenuhi standar nasional dalam rangka mendukung fungsi kota agropolitan Meningkatkan aksesbilitas pada fasilitas jasajasa keuangan untuk mendukung kelancaran proses produksi kegiatan perkebunan Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan produktivitas Menyiapkan aturan pemintakatan (zoning regulation) sebagai pelengkap dari RTRW Kota Kayu Agung PKW Jasa Pemerintahan, Pertanian dan Perkebunan Baturaja PKW Pemerintahan, Pertanian, Industri Pengolahan dan Pariwisata Diarahkan sebagai agropolitan dan pusat pertumbuhan wilayah provinsi yang mendorong pertumbuhan produksi perkebunan dan perikanan. Pemantapan aksesibilitas Kota Kayu Agung menuju sentra-sentra produksi perkebunan pada Kawasan Andalan Palembang dsk, serta menuju pusat-pusat koleksi dan distribusi, terutama Kota Palembang Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana perkotaan (jalan, persampahan, air bersih, air limbah, drainase, dan telekomunikasi) yang memenuhi standar nasional dalam rangka mendukung fungsi kota agropolitan Mendorong pengembangan agroindustri untuk meningkatkan nilai tambah hasil produksi perkebunan dan pertanian Meningkatkan aksesbilitas pada fasilitas jasajasa keuangan untuk mendukung kelancaran proses produksi kegiatan perkebunan Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan produktivitas masyarakat Kota Kayu Agung Diarahkan sebagai pusat pertumbuhan wilayah provinsi yang mendorong pertumbuhan kegiatan pertanian, industri pengolahan, dan pariwisata. Memantapkan aksesibilitas Kota Baturaja menuju sentra-sentra produksi serta menuju pusat-pusat koleksi dan distribusi melalui peningkatan kualiatas jaringan transportasi darat,terutama jaringan jalan lintas tengah Sumatera dan jaringan jalan pengumpan serta jaringan jalur kereta api lintas utama Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana perkotaan (jalan, persampahan, air bersih, air limbah, drainase, dan telekomunikasi) yang memenuhi standar nasional. Meningkatkan kapasitas prasarana pendukung kegiatan pariwisata alam yang bertaraf Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 78

79 Kota Fungsi Kota Fungsi Pelayanan Strategi Pengembangan Internasional. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan produktivitas masyarakat Kota Baturaja. Menyiapkan aturan (zoning regulation) sebagai pelengkap dari RTRW Kota Baturaja Prabumulih PKW Jasa Pemerintahan, Perkebunan, Pertambangan Diarahkan sebagai pusat pertumbuhan wilayah provinsi yang mendorong pertumbuhan produksi perkebunan dan pertambangan. Pemantapan aksesibilitas Kota Kayu Agung menuju sentra-sentra produksi perkebunan pada Kawasan Andalan Muara Enim dsk, serta menuju pusat-pusat koleksi dan distribusi, terutama Kota Palembang Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana perkotaan (jalan, persampahan, air bersih, air limbah, drainase, dan telekomunikasi) yang memenuhi standar nasional Mendorong pengembangan agroindustri untuk meningkatkan nilai tambah hasil produksi perkebunan dan pertambangan Meningkatkan aksesbilitas pada fasilitas jasajasa keuangan untuk mendukung kelancaran proses produksi kegiatan perkebunan dan pertambangan Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan produktivitas masyarakat Kota Prabumulih Menyiapkan aturan pemintakatan (zoning regulation) sebagai pelengkap dari RTRW Kota Prabumulih Sumber : RTRW Pulau Sumatera. Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 79

80 Gambar 1.21 Arahan Pola Pemanfaatan Ruang Pulau Sumatera Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 80

81 Gambar 1.22 Struktur Tata Ruang Pulau Sumatera Bab 1 Pendahuluan Halaman I - 81

82 1.3.3 Arahan Kebijaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan (RTRWP) Terkait dengan Pengembangan Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Untuk mendukung aksesibilitas global Wilayah Sumatera Selatan ke jaringan perkotaan poros perekonomian dunia dalam rangka menyongsong era pasar bebas, diarahkan pengembangan pusat-pusat pelayanan sebagai berikut : 1. Pusat Kegiatan Nasional (Metropolitan Palembang) PKN Metropolitan Palembang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang sudah berkembang dan jenjang fungsinya ditetapkan sesuai dengan arahan RTRWN. Sebagai pusat Ibukota Provinsi dan Kota, Metropolitan Palembang telah menunjukkan perkembangan yang pesat dalam dekade terakhir dan fisik perkotaannya telah melampaui batas-batas administratif kota, terutama pada arah bagian Barat dan Selatan. 2. Pusat Kegiatan Wilayah atau dikenal dengan PKW meliputi : Sungsang (TAA), Inderalaya, Kayuagung, Prabumulih, Baturaja, Muara Enim, Lahat, Lubuk Linggau, Sekayu, Pagar Alam, dan Martapura 3. Untuk perkotaan dengan jenjang fungsi PKL (Pusat Kegiatan Lokal), sampai dengan Tahun 2030 diarahkan sebanyak 14 (sepuluh) perkotaan yang umumnya merupakan Ibukota kabupaten dan Kecamatan meliputi : Pangkalan Balai, Muara Beliti, Tebing Tinggi, Muara Dua, Gumawang, Tugumulyo, Talang Ubi, Peninjauan, Muara Rupit, Sungai Lilin, Bayung Lencir, Tanjung Raja, Muara Lakitan, dan Pengadonan. Kota Baturaja berdasarkan kebijakan RTRW Sumatera Selatan tersebut diarahkan fungsinya sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Untuk lebih jelas dapat lihat pada Tabel 1.27 dan Gambar Bab 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Halaman I - 82

83 Tabel 1.27 Rencana Sistem Pusat-Pusat Pertumbuhan Wilayah dalam Struktur Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan Hingga Tahun 2030 No Kota/Desa Simbol Pusat Kegiatan Keterangan 1. Palembang PKN Pusat Kegiatan Nasional Ibukota Provinsi Sumatera Selatan 2. Sungsang PKW Pusat Kegiatan Wilayah Ibukota Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir 3. Kayu Agung PKW Pusat Kegiatan Wilayah Ibukota Kabupaten Ogan Komering Ilir 4. Prabumulih PKW Pusat Kegiatan Wilayah Kota Prabumulih 5. Baturaja PKW Pusat Kegiatan Wilayah Ibukota Kabupaten Ogan Komering Ulu 6. Muara Enim PKW Pusat Kegiatan Wilayah Ibukota Kabupaten Muara Enim 7. Lahat PKW Pusat Kegiatan Wilayah Ibukota Kabupaten Lahat 8. Lubuk Linggau PKW Pusat Kegiatan Wilayah Ibukota Kabupaten Musi Rawas 9. Sekayu PKW Pusat Kegiatan Wilayah Ibukota Kabupaten Musi Banyuasin 10. Pagar Alam PKW Pusat Kegiatan Wilayah Kota Pagar Alam 11. Martapura PKW Pusat Kegiatan Wilayah Ibukota Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur 12. Pangkalan Balai PKL Pusat Kegiatan Lokal Ibukota Kabupaten Banyuasin 13 Muara Beliti PKL Ibukota Kecamatan Muara Beliti 14. Tebing Tinggi PKL Pusat Kegiatan Lokal Ibukota Kabupaten Empat Lawang 15. Muaradua PKL Pusat Kegiatan Lokal Ibukota Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan 16. Gumawang PKL Pusat Kegiatan Lokal Ibukota Kecamatan Gumawang 17. Tugumulyo PKL Pusat Kegiatan Lokal Ibukota Kecamatan Tugumulyo 18. Talang Ubi PKL Pusat Kegiatan Lokal Ibukota Kecamatan Talang Ubi 19. Peninjauan PKL Pusat Kegiatan Lokal Ibukota Kecamatan Peninjauan 20 Muara Rupit PKL Pusat Kegiatan Lokal Ibukota Kecamatan Muara Rupit 21. Sungai Lilin PKL Pusat Kegiatan Lokal Ibukota Kecamatan Sungai Lilin 22. Bayung Lincir PKL Pusat Kegiatan Lokal Ibukota Kecamatan Bayung Lincir Bab 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Halaman I - 83

84 23. Tanjung Raja PKL Pusat Kegiatan Lokal Ibukota Kecamatan Tanjung Raja 24. Muara Lakitan PKL Pusat Kegiatan Lokal Ibukota Kecamatan Muara Lakitan 25 Pengandonan PKL Pusat Kegiatan Lokal Ibukota Kecamatan Pengandonan Sumber : RTRW Provinsi Sumatera Selatan, Gambar 1.23 Skema Sistem Struktur Ruang Provinsi Sumatera Selatan 1..4 Issu--I I Issu SSt trategi iss Wilayah Kabupaten Ogan Komerri ing Ulu Saat ini potensi pertumbuhan Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu sejak terjadinya pemekaran wilayah tahun 2003 menjadi tiga wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan mengalami dinamika perkembangan yang cepat, semula Kabupaten Ogan Komering Ulu dalam kebijaksanaan pengembangannya sebagai lumbung beras Provinsi Sumatera Selatan, dengan adanya pemekaran wilayah tersebut diatas Kabupaten Ogan Komering Ulu Bab 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Halaman I - 84

85 mengalami perubahan orientasi pembangun menjadi wilayah yang memfokuskan pada pengembangan perkebunan, pertambangan dan energi, industri, jasa perdagangan serta didukung oleh kegiatan pariwisata. Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu pada tahun 2008 berjumlah jiwa tersebar di 12 (dua belas) wilayah kecamatan. Dari ke 12 (dua belas) wilayah kecamatan tersebut, jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Baturaja Timur jiwa dan kecamatan ini merupakan ibukota kabupaten, disusul oleh Kecamatan Peninjauan jiwa. Jumlah penduduk yang terkecil terdapat di Kecamatan Ulu Ogan jiwa. Sebagian dari wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur merupakan kawasan yang cepat tumbuh dan merupakan jalur transportasi Nasional Lintas Tengah Sumatera. Potensi pengembangan kawasan perkebunan baik karet dan kelapa sawit mengalami perkembangan yang cukup mengembirakan dengan tersedianya lahan yang cukup luas menjadikan tanaman keras/perkebunan sebagai leading sector kegiatan ekonomi disamping pertambangan dan energi, industri, perdagangan dan pariwisata. Isu - isu strategis berkaitan dengan Penataan ruang Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah: 1. Merupakan kawasan yang penting dalam sistem tata air di provinsi Sumatera Selatan karena merupakan Kawasan Lindung bagi Kawasan Bawahannya (kawasan DAS Ogan), dan kawasan hutan lindung dibagian barat dan selatan Kabupaten Ogan Komering Ulu. 2. Memiliki keunggulan aksessibilitas transportasi, karena terdapat sistem jaringan arteri primer (lintas tengah trans Sumatera) dan kereta api (angkutan barang dan penumpang). 3. Memiliki potensi pengembangan sistem jaringan energi dan telekomunikasi (terdapat potensi gas di Kecamatan Peninjauan dan merupakan lalu-lintas tengah sumatera) Bab 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Halaman I - 85

86 4. Merupakan kawasan andalan (Muara Enim dan sekitarnya) dengan prioritas pengembangan pertanian, perkebunan dan pertambangan dalam upaya pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan penduduk. 5. Kabupaten Ogan Komering Ulu memiliki potensi besar, berupa ketersedian lahan perkebunan yang cukup luas dengan komoditi unggulan karet dan kelapa sawit. 6. Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2004 mencanangkan Provinsi Sumatera Selatan sebagai lumbung energi nasional, dan diharapkan Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat memberikan kontribusinya terhadap lumbung energi nasional. Kerena mempunyai ketersediaan potensi tambang minyak dan gas, panas bumi, batubara serta bahan galian golongan C, 7. Memliki keanekaragaman potensi wisata (alam, agro dan peninggalan sejarah) di Kabupaten Ogan Komering Ulu yang belum dikembangkan secara optimal. 8. Struktur ekonomi berebasis pertanian 28,68 % kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan sub sektor perkebunan rakyat (karet, kopi, kelapa, kelapa sawit). 9. Hasil analisis LQ sektor unggulan/basis di Kabupaten Ogan Komering Ulu ini adalah sub sektor perkebunan adalah : Karet, kopi, kelapa, kelapa sawit, sub sektor peternakan meliputi : sapi, kambing, ayam kampung, sub sektor Holtikutura meliputi : jagung, ketela pohon, ubi jalar dan kacang tanah. Sedangkan tanaman pangan adalah padi sawah. 10. Terdapat potensi kawasan rawan bencana banjir, longsor dan erosi terutama di kawasan sepanjang Sub DAS Ogan, Laya dan Lengkayap serta kawasan Hutan Lindung (akibat pengundulan hutan/lahan kritis). 11. Memiliki potensi dan Luas Kuasa Penambangan Batubara yang saat ini baru tahap ekplorasi seluas ( Ha) dengan 18 perusahaan pemegang kuasa penambangan (Tahun 2010) di kawasan budidaya (perkebunan, hutan produksi dan permukiman), jika pada tahap ekploitasi akan memberikan dampak positip dan negatif terhadap lingkungan. 12. Memiliki potensi pengembangan energi meliputi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Kecamatan Peninjauan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)di Kecamatan Baturaja Barat dan Samidang Aji dengan pemanfaatan mulut Bab 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Halaman I - 86

87 tambang Batubara, Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTH) di Kecamatan Ulu Ogan untuk listrik perdesaan, serta Pembangkit Listrik Tenaga Surya/Panas Bumi (PLTS/PLTB) di Kecmatan Ulu Ogan untuk listrik perdesaan. 13. Terdapat kawasan pertahanan dan keamanan (Obyek Militer Baturaja/OMIBA) tempat pendidikan dan latihan TNI Angkatan Darat 14. Permasalahan permukiman disempadan sungai. 15. Komplik pemanfaatan lahan antara pertambangan dengan kegiatan budidaya lainnya 1..5 Kajian SSt trategiss LLi ingkungan Hidup dii wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Kajian strategis lingkungan hidup terhadap ruang wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu berdasarkan isu-isu strategis pemanfaatan ruang wilayah dapat dilihat pada Tabel Bab 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Halaman I - 87

88 Tabel 1.28 Kajian Strategis Lingkungan Hidup Terkait Dengan No Isu Strategis Substansi RTRW Pengaruh Positif-Negatif Alternatif Rekmendasi Kabupaten OKU Mitigasi 1. Berkurangnya kws hutan lindung di hulu sungai mengakibat kan penurunan kualitas sungai (Sub DAS Sungai Ogan dan Sungai Lematang di Kab Muara Enim/Perbatasan OKU-Muara Enim) Rencana Kawasan hutan lindung, rawan bencana banjir, jaringan sumber daya air Negatif: Banjir di sub DAS dan anak sungai (61 anak sungai) Pertimbangan perwilayahan DAS dalam pengaturan sistem kota dan perhatian terhadap tata air berkelanjutan Pertimbangan perwilayahan DAS dalam pengaturan sistem kota dan perhatian terhadap tata air berkelanjutan 2. Eksploitasi bahan mineral bukan logam dlm sungai menyebakan erosi dan pendangkalan sungai/sedimentasi Pengendalian SDA Negatif Sedimentasi Pengelolaan eksploitasi pertambangan berkelanjutan Pengendalian SDA mengatur eksploitasi pertambangan sungai 3. Konflik pemanfaatan lahan: Perkebunan dan pertambangan, Hutan dan perkebunan, Hutan dan pertambangan Rencana pola ruang kws perkebunan, pertambangan, dan hutan Negatif Mengurangi produktivitas Penentuan pilihan pemanfaatan lahan merujuk pada resiko terkecil thd kerusakan lingkungan RTRW tegas tentukan pola ruang dan pengendalian ruang 4. Konflik kepentingan pemanfaatan lahan kws cepat tumbuh disekitar koridor Baturaja Martapura dan Obyek Militer Baturaja (OMIBA) Perkembangan Kawasan Cepat Tumbuh sekitar kawasan perbatasan OKU-OKU Timur dan OMIBA Negatif: Perkembangan pemanfaatan ruang secara cepat Positif: Kws cepat tumbuh dan perbatasan RDTR Zoning Regulation RTRW tegas tentukan pola dan struktur ruang serta pengendalian ruang kawasan cepat tumbuh 5 Konflik kepentingan pemanfaatan lahan kws sempadan sungai : Sungai Ogan- Lengkayap, Laya dengan Rencana Penataan Sempaan Sungai Negatif Mengurangi perkembangan perumahan dan permukiman di sempadan sungai Penataan Sempadan Sungai Zoning Regulation Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Sungai Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III - 1-1

89 permukiman 6. Usulan Pemanfaatan Ruang Kawasan Pertambangan Batubara (ekploitasi), Minyak dan GAS Pengendalian SDA Negatif: Pembukaan lahan/komplik kepentingan, pengaruh terhadap negative terhadap lingkungan sekitar, tranportasi Positiif: Pengembangan ekonomi wilayah dan pengembangan energy listrik Penataan Kawasan Pertambangan Zoning Regulation Pengendalian SDA pertambangan 7. Rencana Pengembangan Kawasan Industri dan pengembangan kapasitas produksi Industri Semen Baturaja 8 Rencana Pengembangan Transporasi Khusus Angkutan Hasil Pertambangan (Batubara dan Semen) Pemanfaatan SDA Pengembangan Jaringan sistem jaringan transportasi Negatif: Indikasi ekploitasi SDA pertambangan, dan pencemaan lingkungan Positiif: Pengembangan ekonomi wilayah dan pemanfaatan bahan baku lokal Negatif: Bercampurnya lalu-lintas localregional, rusak system jaringan jalan arteri primer dan kolektor primer Positiif: Pengembangan ekonomi wilayah RDTR/Master Plan berbasis pengembangan lingkungan berkelanjutan Sistem prasarana pengolahan limbah cair dan padat yg efektif dan ramah lingkungan Pengembangan jaringan transpotasi kusus kereta api Ketentuan pengendalian yg sangat ketat di kws Indusri dan sekitarnya Delineasi kawasan industry dan buffer zone. Ketentuang pengendalian pemanfaatan ruang. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III - 1-2

90 9. Rencana Pengembangan Pembangkit Listrik (PLTU, PLTG, Panas Bumi, dan PLTA) 10 Perumahan dan Permukiman di Kawasan Hutan Lindung Pemanfaatan SDA Pemanfaatan Ruang Kawasan Hutan Lindung Negatif: Indikasi Rusaknya bentang alam pada kawasan budidaya dan hutan lindung, Positiif: Pengembangan energi alternaif/energy listrik Negatif: Indikasi Intensitas dan ektensifikasi pemanfaatan lahan kawasan hutan lindung. Berkurangnya luas kawasan hutan lindung Pengelolaan kawasan pembangkit listrik dan sekitarnya Zoning regulatin Pertegas ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang. Pertegas ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang. Sumber : Hasil Analisis. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III - 1-3

91 BAB 2 Tujuan,, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu 2..1 Perrumussan TTuj juan Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten memiliki fungsi : sebagai dasar untuk menformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten; dan; sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : visi dan misi pembangunan wilayah kabupaten; karakteristik wilayah kabupaten; isu strategis; dan kondisi objektif yang diinginkan. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria: tidak bertentangan dengan tujuan penataan ruang wilayah provinsi dan nasional; jelas dan dapat tercapai sesuai jangka waktu perencanaan; dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan Dasar Perumusan Tujuan Penataan Ruang Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III - 1-4

92 Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan ruang adalah : Aman; masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupannya dengan terlindungi dari berbagai ancaman Nyaman; memberi kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengartikulasikan nilai-nilai sosial budaya dan fungsinya sebagai manusia dalam suasana yang tenang dan damai Produktif; proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien sehingga mampu memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing. Berkelanjutan; kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ulu VISI : Merupakan gambaran masa depan yang dipilih dan hendak diwujudkan pada suatu saat yang ditentukan substansinya adalah kondisi ideal tentang masa depan yang realistis, dapat meyakinkan dan mengandung daya tarik (Menantang), pertanyaan visi memberikan petunjuk kearah mana yang akan dituju dan mendorong penggunaan rumus sumber daya secara sinerjis. MISI : Merupakan pernyataan mengenai hal hal utama yang harus diemban atau dilakukan atau usaha yang akan dijalankan dalam mencapai visi. a. Visi Pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ulu Dengan memperhatikan kondisi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu, potensi dan permasalahannya serta perspektif pembangunan kedepan maka Visi Pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun (RPJP Kabupaten Ogan Komering Ulu) dirumuskan sebagai berikut : Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III - 1-5

93 KABUPATEN OGAN KOMERING ULU MAKMUR DAN SEJAHTERA TAHUN 2025 Seluruh lapisan masyarakat diharapkan dapat menikmati pertumbuhan ekonomi secara seimbang, mendapatkan kesempatan kerja, kesenjangan ekonomi tidak melebar, terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat sandang dan pangan, papan, pendidikan dasar dan kesehatan dasar, berkembangnya kehidupan yang harmonis. b. Misi Pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ulu Upaya untuk mewujudkan Visi pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ulu tersebut di atas hingga tahun 2025 ditempuh melalui 4 (empat) Misi Pembangunan yaitu : 1. Meningkatkan pembangunan masyarakat yang berkualitas, melalui peningkatan peran sektor pendidikan, kesehatan, agama dan sektor pembangunan lainnya. 2. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merata, adalah dengan upaya mendorong pengembangan sektor utama perekonomian Kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu sektor pertambangan dan penggalian, pertanian, perdagangan dan jasa, industri sebagai penggerak ekonomi utama (prime mover) dan menjadi tulang punggung tercapainya kesejahteraan penduduk. 3. Mengembangkan prasarana dan sarana wilayah yang berkelanjutan, dengan melalui peningkatan peran sektor infrastruktur, sehingga mampu meningkatkan aktivitas perekonomian wilayah. 4. Mengembangkan tata pemerintahan yang baik, melalui peningkatan kinerja aparatur, sehingga mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat yang didukung oleh perangkat daerah yang efektif, efisien, aparatur yang profesional, infrastruktur yang memadai dalam suasana politik, hukum dan Kamtibmas yang kondusif Karakteristik Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Ciri khas wilayah perencanaan adalah : Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III - 1-6

94 1. Pola ruang eksisiting wilayah perencanaan dapat dikelompokkan menjadi 4 karakteristik spesifik, yaitu : a. Kawasan bagian selatan wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan dataran tinggi (kemiringan diatas 40 %) yang sebagian besar adalah kawasan Hutan Lindung Bukit Nanti dan perkebunan rakyat dengan komoditas unggulan diwillayah ini adalah kopi dan lada. b. Kawasan bagian tengah wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan kawasan dataran hingga bergelombang (kemiringan %) merupakan kawasan hutan produksi, perkebunan. Pertanian lahan kering dan horttikultura dengan komoditas unggulan adalah karet, sawit, kelapa, buah-buahan (durian, rambutan, duku). c. Kawasan bagian utara yang merupakan dataran (kemiringan 0-15 %) merupakan kawasan perkebunan dan pertanian lahan basah dengan komoditas unggulan karet, sawit dan padi serta sayur mayur. d. Pada kawasan tengah dari arah barat-timur serta utara terdapat kawasan sub DAS Sungai Ogan dan Lengkayap terdapat kawasankawasan permukiman perkotaan dan perdesaan. 2. Struktur ruang Kabupaten Ogan Komering Ulu terdiri dari; a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Perkotaan Baturaja dengan fungsi pusat pemerintahan kabupaten, perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan, industri. b. Pusat Kegiatan Ibukota kecamatan (IKK) terdiri 10 yaitu IKK yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan. c. Terdapat 138 desa yang tersebar diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan struktur mata pencaharian pertanian dengan dominasi sub sektor perkebunan (karet, sawit, lada, kopi) dan sebagian sub sektor pertanian lahan basah (padi dan sayur mayur). d. Sistem jaringan transportasi utama terdiri dari jalan nasional yang menghubungkan akses dari Palembang-Prabumulih-Muara Enim- Baturaja-Martapura-Lampung dan jalan provinsi yang dari Prabumulih- Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III - 1-7

95 Lubuk Batang-Baturaja-Muara Dua. Jaringan rel kereta api dari Palembang-Prabumulih-Baturaja-Martapura-Lampung. e. Sistem jaringan lain seperti listrik dan telepon kabel mengikuti pola jalan yang ada. f. Sebaran fasilitas utama mengikuti perkembangan masing-masing IKK, namun fasiltas kesehatan (puskesmas), fasilitas pendidikan, pasar tradisional tersebar merata di setiap IKK. 3. Kawasan Rawan Bencana; kawasan rawan bencana gempa vulkanik (terletak pada kawasan kaki pengunungan bukit barisan) dan longsor dikawasn perbukitan, sebagian terdapat diwilayah Kecamatan Ulu Ogan, Muara Saeh dan Lengkiti. Kawasan rawan banjir akibat meluapnya Sungai Ogan dan Lengkayap meliputi wilayah Kecamatan Baturaja Barat, Baturaja Timur, Lubuk Batang, Peninjauan dan Sinar Peninjauan. 4. Perekonomian wilayah; hasil analisis LQ terhadap PDRB Kabupaten OKU tahun 2007 yang merupakan sektor basisi adalah pertanian, bangunan dan konstruksi, perdagangan dan jasa, keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan serta sektor jasa lainnya. Sektor usaha pertambangan dan galian masih sektor non basis karena faktanya Kabupaten OKU memiliki potensi untuk pengembangan pertambangan dan galian namun kurangnya aksessibilitas dan kendala promosi menjadi penghalang berkembangnya sektor ini. Dengan adanya potensi minyak, gas dan batubara dan bahan galian lainnya diharap sektor memberikan konribusi yang tinggi dimasa yang datang. Komoditas unggulan hasil hasil pertanian adalah karet, sawit, kopi dan lada. 5. Kependudukan; pada tahun 2009 Kabupaten Ogan Komering Ulu Lampung Barat dihuni oleh jiwa penduduk atau rata-rata hanya 64 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi di kecamatan Baturaja Timur 970 jiwa/km2, Kecamatan Baturaja Barat 257 jiwa/km2 yang Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III - 1-8

96 merupakan kawasan perkotaan ibukota kabupaten, Kecamatan Lubuk Raja 337 jiwa/km2 dan Sinar Peninjauan 196 jiwa/km2 merupakan kepadatan tertinggi setelah kawasan perkotaan Baturaja. Keuangan Daerah; Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu pada tahun 2007 masing-masing sebagai berikut: Total realisasi pendapatan dari bagian pendapatan asli daerah sebesar Rp ,- dari jumlah tersebut sebesar ,80 berasal dari pajak daerah, Rp ,17 berasal dari retribusi daerah, Rp ,38,- berasal dari laba perusahaan milik daerah dan sisanya berasal dari pendapatan lain-lain (Rp ,05,-). Selain itu, pendapatan Kabupaten Ogan Komering Ulu berasal dari dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah, masing-masing sebesar Rp ,00 dan Rp ,-. Sehingga total pendapatan Kabupaten Ogan Komering Ulu pada tahun 2007 sebesar Rp ,-. Besarnya pendapatan Kabupaten Ogan Komering Ulu sejalan dengan telah berjalannya otonomi daerah yang mengakibatkan pemerintah kabupaten dapat mengelola pendapatannya sendiri. Dari sisi pengeluaran tampaknya pada tahun anggaran 2007 pengeluaran untuk belanja/pengeluaran langsung merupakan bagian terbesar dari jenis belanja lainnya. Adapun total pengeluaran langsung yakni sebesar Rp ,-. Sedangkan belanja tidak langsung sebesar Rp ,87. Belanja pegawai adalah pengeluaran belanja terbesar di Kabupaten Ogan Komering Ulu untuk belanja tidak langsung sebesar Rp ,-, sedangkan belanja modal adalah pengeluaran terbesar untuk belanja langsung yaitu sebesar Rp ,00. Anggaran belanja pembangunan yang dikategorikan sebagai pengeluaran pembangunan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), pada dasarnya adalah investasi dari Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu untuk ikut serta menggerakkan roda pembangunan, yang berarti ikut mempengaruhi laju pertumbuhan PDRB dalam perekonomian di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Hingga tahun Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III - 1-9

97 tersebut pinjaman daerah, baik pinjaman dalam negeri maupun pinjaman luar negeri tidak ada Dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan kawasan bagian selatan dan barat kawasan perbukitan dan terdapat hutan lindung, perkebunan rakyat dengan komoditas unggulan pada kawasan ini kopi dan lada, bagian terngah dataran hingga bergelombang kawasan hutan produksi, perkebunan karet dan sawit baik dikelola swasta maupun rakyat, bagian utara dataran dengan potensi kawasan pertanian lahan basah dan perkebunan karet, pada kawasan tengah dialiri Sungai Ogan dan Lengkayap, terdapat jaringan jalan nasional yang menghubungkan akses Palembang-Prabumulih-Muara Enim- Baturaja-Martapura-Lampung atau Padang-Bengkulu-Lubuk Linggau-Tebing Tinggi-Lahat-Muara Enim-Baturaja-Martapura-Lampung. Jaringan kereta api barang dan penumpang akses Palembang-Prabumulih-Baturaja-Lampung. Terdapat Industri strategis yaitu industri Semen Baturaja di Kota Baturaja. Potensi yang prospektif dikembangan dimasa yang akan datang selain sektor perkebunan, kehutanan adalah sektor pertambangan dengan adanya potensi minyak, gas, batubara dan bahan galian lainnya. Isu Strategis; seperti yang telah dipaparkan pada bab 1, bahwa isu strategis yang berkembang di Kabupaten Ogan Komering Uu secara garis besar adalah : Merupakan kawasan yang penting dalam sistem tata air di Provinsi Sumatera Selatan adanya Sub DAS Ogan serta kawasan Hutan Lindung Memiliki keunggulan aksessibilitas transportasi (jalan nasional dan rel kereta api) Memiliki potensi pengembangan sistem jaringan energi dan telekomunikasi Merupakan kawasan andalan (Muara Enim dan sekitarnya) dengan prioritas pengembangan pertanian, perkebunan dan pertambangan Ketersedian lahan perkebunan yang cukup luas dengan komoditi unggulan karet dan kelapa sawit. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

98 Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat memberikan kontribusinya terhadap lumbung energi nasional. Kerena mempunyai ketersediaan potensi tambang minyak dan gas, panas bumi, batubara serta bahan miniral bukan batuan, Memliki keanekaragaman potensi wisata (alam, agro dan peninggalan sejarah) Struktur ekonomi berbasis pertanian Terdapatnya sumber daya energi yang dapat diperbaharui Terdapat potensi kawasan rawan bencana banjir, longsor dan erosi terutama di kawasan sepanjang Sub DAS Ogan serta kawasan Hutan Lindung (akibat pengundulan hutan/lahan kritis). Terdapat kawasan pertahanan dan keamanan (Obyek Militer Baturaja/OMIBA) tempat pendidikan dan latihan TNI Angkatan Darat Permasalahan permukiman disempadan sungai. Komplik pemanfaatan lahan antara pertambangan dengan kegiatan budidaya lainnya. Aspirasi Stakeholder; melalui Lokakarya dan terakhir adalah seminar /diskusi yang difokuskan pada perumusan tujuan penataan ruang diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 2.1 Masukan Rumusan Tujuan Dan Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Ogan Komering Ulu NO Usulan Substansi Tujuan Kata Kunci Tujuan 1 Masyarakat Sejahtera, Hutan dan Daerah Aliran Sungai Lestari Masyarakat Sejahtera Hutan & Daerah Aliran Sungai Lestari 2 Kota Baturaja sebagai Pusat Pemerintahan, perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan Pusat Kegiatan Wilayah 3 Kawasan bagian selatan sebagai Kawasan Hutan Lindung Pelestraian Lingkungan 4 Pengembangan Agrobisnis dengan memperhatikan Zona Seismic Agrobisnis 5 Kawasan perkotaan Baturaja dikebangkan juga kawasan Industri Semen Baturaja dan industri berbasis hasil pertanian, perkebunan, kehutanan dan hasil pertambangan 6 Kabupaten Hijau (Green Regency) menuju Masyarakat Modern Berbasis Konservasi Peningkatan Kesejahteraan masyarakat dengan Industri berbahan baku lokal Kabupaten Hijau Masyarakat Modern Berbasis Konservasi Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

99 NO Usulan Substansi Tujuan Kata Kunci Tujuan kerangka Pelestarian Alam Pembangunan berbasis Partisipasi Masyarakat Agrowisata 7 Pengembangan potensi minyak dan gas, batubara, bahan galian dan energi alternatif untuk listrik perkotaan dan perdesaan Ekploitasi dan Kelestraian Lingkungan Potensi Lokal 8 Pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ulu sesuai dengan Potensi SDA dan SDM 9 Pengembangan perkebunan rakyat dengan komoditas unggulan karet 10 Penguatan fungsi hutan sebagai sumber daya energi Hutan 11 Pengaturan zona Daerah Aliran Sungai berbasis budaya dan kearifan lokal 12 Pembangunan ekonomi masyarakat berbasis sumber daya lokal (hutan, perkebunan, pariwisata) ditunjang infrastruktur yang memadai 13 Prioritas Perluasan dan pembukaan lahan Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (kecamatan Peninjauan dan Sinar Peninjauan) 14 Penataan ruang memperhatikan peningkatan status jalan dan kawasan pertambangan, pendekatan ruang hulu-hilir, penjagaan hutan, pemanfaatan lahan untuk kawasan lindung 15 Pada kawasan budidaya dibuat Zonasi untuk perkebunan, persawahan dan permukiman serta Kawasan Minapolitan 16 Lingkungan Lestari Ogan Komering Ulu Makmur & Sejahtera (Pembangunan berbasis lingkungan dengan memperhatikan daya dukung yang ada, mempertahankan luasan kawasan lindung, pembatasan jumlah penduduk, mengupayakan insentif lingkungan (CDM)) 17 Pembangunan Pariwisata dengan tidak meninggalkan Budaya dan Kearifan Lokal, serta bentang alam 18 Kabupaten Konservasi yang berpenghasilan pertanian, perkebunan, pertambangan serta penyangga air bagi Provinsi Sumatera Selatan 19 Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merata, adalah dengan upaya mendorong pengembangan sektor utama (basis) perekonomian Kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu sektor pertambangan dan penggalian, pertanian, perdagangan dan jasa, industri sebagai penggerak ekonomi utama (prime mover) dan menjadi tulang punggung tercapainya kesejahteraan penduduk, dengan : Pengembangan sektor perkebunan rakyat (karet, sawit) Pengembangan sektor pertanian lahan basah Pengembangan sektor pertambangan Tanaman Karet Rakyat Konservasi dan revitalisasi daerah aliran sungai dengan Budaya Lokal Ekonomi masyarakat Sumber daya lokal Memenuhi swasembada pangan Pertambangan Kawasan Lindung Tranformasi Ekonomi Lingkungan lestari Makmur & Sejahtera Pariwisata Kearifan Lokal Kabupaten Konservasi Perkebunan Pertambangan Penyangga air Provinsi Sumatera Selatam Masyarakat Sejahtera & Madani Pertanian & Perkebunan, pertambangan Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

100 NO Usulan Substansi Tujuan Kata Kunci Tujuan Pengembangan sub sektor penunjang lainnya (pariwisata, perikanan, peternakan, industri kecil) Meningkatkan aksesibilitas wilayah terisolir Menviptakan lapangan kerja tepat guna 20 Pengembangan kawasan berbasis mitigasi bencana (gempa, lonsor dan banjir) dan jasa lingkungan Mitigasi dan Pelestarian lahan 21 Pembangunan kawasan permukiman tidak boleh mengganggu lahan produktif (sawah abadi) Pelestarian Lahan Produktif 22 Penataan Ruang terpadu matra darat, udara dan dalam bumi Perencanaan Terpadu 23 Mempertahan Obyek Militer Baturaja (OMIBA) sebagai kawasan tempat pendidikan dan latihan militer Pertahanan dan keamanan negara Sumber: Hasil Seminar di Kabupaten dan Proviinsi Tahun Dari hasil masukan tersebut diperoleh kata kunci untuk merumuskan tujuan penataan ruang yaitu : 1. Konservasi 2. Masyarakat Makmur dan Sejahtera 3. Keserasian Kawasan Daerah Aliran Sungai dan Permukiman 4. Berbasis industri dan Agribisnis Rumusan Tujuan Berdasarkan data dan hasil analisa sebagaimana yang diuraikan pada bab terdahulu, maka untuk merumuskan tujuan penataan ruang Kabupaten Ogan Komering Ulu hal penting yang dijadikan masukan utama dan pertimbangan dasar adalah : Adanya kesadaran kolektif dan kemauan politik yang kuat untuk membangun Ogan Komering Ulu berbasis konservasi. Kecenderungan penurunan luas pertanian serta penurunan rasio ketersediaan lahan, maka perlu didorong perubahan struktur ekonomi dari kegiatan yang berbasis lahan ke arah yang tidak berbasis lahan dengan tetap meningkatkan produktivitas lahan. Tersedianya modal dasar yang sangat potensial untuk dijadikan basis ekonomi wilayah (masyarakat) yaitu (intensifikasi dan ektensifikasi) lahan pertanian, perkebunan dan kehutanan yang dapat ditingkatkan produktivitasnya, Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

101 sumber daya alam yaitu minyak, gas, batubara, energi serta pengembangan kegiatan industri, jasa dan perdagangan berbasis agro (agroindustri, agribisnis, agrowisata, agroforestry) Mencermati 3 poin di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa skenario pembangunan masa depan Ogan Komering Ulu harus berkelanjutan (sustainable development; konservasi) dan berbasis sumber daya lokal (pertanian, perkebunan dan pertambangan) dengan berorientasi penuh pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pada kegiatan masukan masukan bersama stakeholder, terdapat beberapa tawaran judul tujuan dari peserta yaitu : Masyarakat Sejahtera, Hutan dan Daerah Aliran Sungai Lestari Kabupaten Hijau (Green Regency) menuju Masyarakat Modern Berbasis Konservasi Lingkungan Lestari Ogan Komering Ulu Makmur & Sejahtera Kabupaten Konservasi yang bepenghasilan perkebunan dan kehutanan serta penyangga air bagi Provinsi Sumatera Selatan Mewujudkan Masyarakat Makmur dan Sejahtera melalui Pembangunan Pertanian, Perikanan, Perkebunan, Pertambangan, Industri dan Jasa Lingkungan berbasis Konservasi dan Mitigasi Bencana Rumusan tujuan penataan ruang yang ditawarkan adalah : Terwujudnya Kabupaten Ogan Komering Ulu sebagai Kabupaten Konservasi Berbasis Agro, Industri, Tambang, dan Energi Keserasian Kawasan Daerah Aliran Sungai dan Mitigasi Bencana. Adapun penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut : Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

102 1. Konservasi; adalah pemanfaatan sumber daya alam secara arif sehingga terjamin keberlanjutannya (Theodore Roosevelt, 1902). Dalam hal ini terkandung upaya pelestarian, pemeliharaan dan pemulihan fungsi-fungsi alam yang berperan dalam menjaga keseimbangan alam (ekosistem) termasuk didalamnya upaya-upaya mitigasi bencana tsunami, longsor, gempa dan banjir. 2. Kabupaten Konservasi adalah wilayah administratif yang menyelenggarakan pembangunan berlandaskan perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati, pemanfaatan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu. 3. Agro; adalah kegiatan yang berbasis pertanian dalam pengertian yang luas meliputi pertanian pangan, perkebunan, peternakan, budidaya perikanan, kehutanan dan lain-lain. Adapun bentuk kegiatan mulai dari pembibitan, penyiapan lahan, budidaya, panen, pengolahan sampai pemasaran, bahkan termasuk agrowisata. 4. Indutri Semen Baturaja dan industri hasil tambang lainnya merupakan sektor industri strategis yang dapat memenuhi kebutuhan bahan bangunan secara regional di Provinsi Sumatera Selatan. 5. Daerah Aliran Sungai; meliputi kegiatan pemeliharaan dan pemanfaatan sumber daya air sungai secara berkelanjutan dan berkualitas dari hulu-tengah dan hilir, seperti konservasi, budidaya perikanan, transportasi, sumber air baku untuk industri dan perumahan. 6. Mitigasi Bencana; merupakan upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui membangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana Dassarr Perrumussan Kebijakan Tujuan penataan ruang; Sebagaimana yang telah disampaikan pada sub bab rumusan tujuan, bahwa penataan ruang Kabupaten Ogan Komering Ulu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan sumber daya alam dan agro dengan tetap menjaga kelestarian dan fungsi Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

103 kawasan lindung (konservasi) serta selalu waspada terhadap ancaman bahaya alam melalu mitigasi bencana. Kapasitas sumber daya wilayah; mengandalkan potensi sumber daya lokal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta berperan menjaga keseimbangan alam lokal-regional merupakan cara pandang (mindsetting) yang jelas, realistis dan dapat diwujudkan. Kendati luas lahan budidaya terbatas namun pada dasarnya potensi sumber daya alam yang ada berkemampuan untuk mencapai tujuan pembangunan, seperti potensi pertambangan yang belum terolah maksimal, produktivitas lahan yang belum terolah maksimal, tersedianya sumber energi alternatif (gas, uap, mikrohidro, dan panas bumi), sumber daya hutan yang berlimpah, perkebunan, dan lain-lain. Kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi; kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi yang berlaku untuk Kabupaten Ogan Komering Ulu diantaranya yang utama adalah kedudukan Kota Baturaja sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), jalan nasional menghubungkan Palembang-Prabumulih- Muara Enim-Baturaja-Martapura-Lampung atau Padang-Bengkulu-Lubuk Linggau- Tebing Tinggi-Lahat-Muara Enim-Baturaja Martapura-Lampung, jaringan kereta api (Palembang-Prabumulih-Baturaja-Martapura-Lampung). Kawasan andalan Muara Enim dan sekitarnya dengan prioritas pertanian, perkebunan dan pertambangan serta kawasan strategis pertahanan dan keamanan dengan adanya Obyek Militer Baturaja (tempat Pendidikan dan Latihan Militer). Secara lebih rinci kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi akan diakomodasi pada rencana struktur dan pola ruang serta rencana kawasan strategis Rumusan Kebijakan Penataan Ruang Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

104 Memperhatikan rumusan tujuan penataan ruang, kapasitas sumber daya wilayah, kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi untuk Ogan Komering Ulu, maka sebaiknya rumusan kebijakan penataan ruang adalah sebagai berikut : 1. Penguatan dan pemulihan fungsi kawasan lindung yang meliputi hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan setempat (sempadan sungai, kawasan sekitar danau/mata air, ruang terbuka hijau), Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya, taman wisata alam, dan Kawasan Rawan Bencana Alam dan Kawasan Lindung lainnya; 2. Pengembangan berbagai bentuk pemanfaatan sumber daya alam yang berbasis konservasi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat; 3. Peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi dan ektensifikasi lahan dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan; 4. Pengembangan sektor pertambangan dengan pemanfaatan dan ekploitasi sumberdaya alam seperti minyak dan gas, batubara, bahan galiannya lainnya dengan tetap memeperhatikan kelestarian lingkungan. 5. Pengembangan energi alternatif dengan memanfaatkan potensi tenaga gas, tenaga uap, tenaga air, panas bumi dan mikrohidro untuk pengembangan listrik serta memberikan kontribusi terhadap energi nasional di Provinsi Sumatera Selatan. 6. Pengembangan sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis agro dan industri hasil tambang sesuai keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan; 7. Pembangunan prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan ruang yang berimbang dan berbasis konservasi serta mitigasi bencana 8. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara 9. Mempertahan kawasan pertahanan dan keamanan diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini sebagai obyek meliter tempat pendidikan dan latihan meliter khususnya TNI Angkatan Darat. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

105 2.2.2 Rumusan Strategi Penataan Ruang Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi : sebagai dasar untuk penyusunan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan penetapan kawasan strategis kabupaten; memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kabupaten; dan sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten; kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam melaksanakan kebijakan penataan ruangnya; dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria: memiliki kaitan logis dengan kebijakan penataan ruang; tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional, dan provinsi; jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan secara efisien dan efektif; harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur dan rencana pola ruang wilayah kabupaten; dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

106 Dengan pertimbangan bahwa strategi adalah turunan dari kebijakan yang dijabarkan secara lebih operasional yang dapat dituangkan dalam bentuk ruang. Mengacu pada klausul kebijakan yang telah dirumuskan di atas serta dikaitkan dengan program pembangunan yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu, maka strategi penataan ruang adalah sebagai berikut : 1. Strategi yang perlu dilakukan dalam rangka Penguatan dan pemulihan fungsi kawasan lindung yang meliputi hutan lindung, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, kawasan rawan bencana dan lainya adalah : a. memantapkan tata batas kawasan lindung dan kawasan budidaya untuk memberikan kepastian rencana pemanfaatan ruang dan investasi; b. menyusun dan melaksanakan program rehabilitasi lingkungan, terutama pemulihan fungsi hutan lindung dan perlindungan setempat (sempadan sungai, mata air, rawa) yang berbasis masyarakat; c. meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan; d. meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber daya keanekaragaman hayati; e. menggalang kerjasama regional, nasional dan internasional dalam rangka pemulihan fungsi kawasan lindung terutama hutan lindung dan fungsi sub DAS Ogan, Lematang, dan Komering; dan f. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. 2. Strategi untuk Pengembangan berbagai bentuk pemanfaatan sumber daya alam yang berbasis konservasi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui : a. mengembangkan energi alternatif sebagai sumber listrik, seperti pembangkit listrik tenaga gas, tenaga uap, mikro hidro, surya, panas bumi, air dan lain-lain; b. mengembangkan kegiatan konservasi yang bernilai lingkungan dan sekaligus juga bernilai sosial-ekonomi, seperti hutan kemasyarakatan dan hutan tanaman rakyat, pertambangan rakyat; dan c. meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pemanfaatan sumber energi yang terbarukan (renewable energy). Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

107 3. Strategi dalam rangka Peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi, ektensifikasi lahan dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan dilakukan melalui : a. Meningkatkan produktivitas hasil perkebunan, pertanian dan kehutanan melalui intensifikasi dan ektensifikasi lahan. b. Memanfaatkan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat. c. Meningkatkan teknologi pertanian, termasuk perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan sehingga terjadi peningkatan produksi dengan kualitas yang lebih baik dan bernilai ekonomi tinggi d. Meningkatkan pemasaran hasil pertanian melalui peningkatan sumber daya manusia dan kelembagaan serta fasilitasi sertifikasi yang dibutuhkan 4. Strategi yang perlu diterapkan dalam kerangka Pengembangan pertambangan sektor dengan pemanfaatan dan eksploitasi sumberdaya alam adalah : a. Mengembangkan upaya prospeksi, eksplorasi, dan pengusahaan sumber daya mineral, batubara dan energi dengan menerapkan prinsip pertambangan yang baik dan benar serta memanfaatkan teknologi mutakhir yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan; b. Mengembangkan pemanfaatan mineral, batubara dan energi untuk pemenuhan kebutuhan dalam energi dan ekspor serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah pertambangan melalui program pemberdayaan masyarakat dan tanggung jawab sosial perusahaan; c. Mengembangkan industri pengolahan hasil kegiatan agro sesuai komoditas unggulan kawasan dan kebutuhan pasar; d. Meningkatkan kegiatan pariwisata melalui peningkatan prasarana dan sarana pendukung, pengelolaan objek wisata yang lebih profesional serta pemasaran yang lebih agresif dan efektif; dan e. Mengembangkan kawasan minapolitan. 5. Strategi yang perlu d iambil untuk Pembangunan prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan ruang yang berimbang dan berbasis konservasi serta mitigasi bencana adalah melalui: a. membangun prasarana dan sarana transportasi yang mampu Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

108 mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan secara signifikan dan berimbang; b. membangun sarana dan prasarana sosial secara proporsional dan memadai sesuai kebutuhan masyarakat pada setiap pusat permukiman (kawasan); dan c. menyusun program dan membangun berbagai perangkat keras dan lunak untuk mitigasi berbagai bencana alam, seperti gempa, longsor, banjir, kebakaran hutan dan ancaman lainnya. 6. Strategi yang perlu diambil untuk Mempertahan Kawasan Pertahanan dan Keamanan sebagai Obyek Militer tempat pendidkan dan latihan milieter khusus TNI agkatan darat melalui: a. mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan; b. mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan disekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya; c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun disekitar kawasan pertahanan dan keamanan sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan; dan d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan/keamanan. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

109 BAB 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu 3..1 Dassarr Perrumussan Rencana SSt trrukt turr Ruang Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi. Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial ekonomi masyarakat di wilayah kabupaten, yang dapat terdiri atas : 1. PKN yang berada di wilayah kabupaten; 2. PKW yang berada di wilayah kabupaten; 3. PKL yang berada di wilayah kabupaten; 4. PKLp yang berada di wilayah kabupaten 5. PKSN yang berada di wilayah kabupaten; dan 6. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu: a. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang memiliki skala pelayanan kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan b. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten meliputi sistem prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, dan sumber daya air yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada di wilayah kabupaten. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten berfungsi : Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

110 1. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di sekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten; dan 2. Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang yang menunjang keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : 1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;kebutuhan pengembangan dan pelayanan wilayah kabupaten dalam rangka mendukung kegiatan sosial ekonomi; 2. Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten; dan 3. Ketentuan peraturan perundang-undangan. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria : a. Mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang wilayah provinsi, dan memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan; b. Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan; c. Pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Terdiri atas pusat pelayanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan (PPL), serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah kabupaten yang kewenangan penentuannya ada pada pemerintah pusat dan pemerintah provinsi; b. Memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat pelayanan lingkungan (PPL); dan c. Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten. d. Dapat memuat pusat-pusat kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf a dengan ketentuan sebagai berikut : Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

111 a. Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL promosi (dengan notasi PKLp); b. Pusat kegiatan yang dapat dipromosikan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan (PPK); dan c. Pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a harus ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya di dalam arahan pemanfataan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong untuk memenuhi kriteria PKL. e. Sistem jaringan prasarana kabupaten dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Kebutuhan PPengembangan dan Pelayanan Wilayah Persoalan mendasar yang dihadapi oleh Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah semakin sempitnya luas kawasan budidaya yang diringi dengan menurunnya rasio ketersediaan lahan pertanian (pertaninan tanaman pangan dan perkebunan) untuk tiap-tiap keluarga. Hal ini akan menimbulkan perosalan besar dikemudian hari terutama penurunan kesejahteraan masyarakat dan penurunan kualitas lingkungan. Untuk itu diperlukan adanya perubahan struktur ekonomi dari kegiatan berbasis lahan menjadi kegiatan yang tidak terlalu tergantung pada lahan. Sesuai dengan potensi kawasan, untuk itu pengembangan entensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian tanaman pangan dan perkebunan (rakyat dan swsasta) serta diikuti oleh kegiatan peternakan, perikanan, pariwisata, serta industri dengan pengolahan dan pemasarannya. Adapun Kota Baturaja sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW) tetap pada perannya sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa, pusat pendidikan dan kesehatan. Sementara itu Peninjauan dan Pengandonan yang Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

112 merupakan ibukota Kecamatan Peninjauan dan Pengandonan dijadikan pusat hirarki kedua setelah ibukota Kabupaten sebagai pusat kegiatan lokal (PKL) yang kedudukannya diorientasikan sebagai pusat pengembangan energi (migas, batubara), pusat kawasan minapolitan di Kecamatan Pengandonan, Muara Jaya dan Ulu Ogan. Sedangkan Batumarta II, Tanjung Lengkayap dan Ulak Pandan perlu didorong sebagai pusat kegiatan lokal promosi (PKLp) yang kedudukannnya diorientasikan sebagai pusat kawasan cepat tumbuh, perkebunan, kehutanan dan pertambangan serta pariwisata. Berdasarkan skenario pengembangan di atas, maka diperlukan pengembangan prasarana dan sarana sosial ekonomi sebagai berikut : 1. Penyediaan fasilitas sosial ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan dasar bagi setiap kawasan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan dan perdagangan disamping bangunan pelayanan umum lainnya. 2. Peningkatan dan pembangunan prasarana dan sarana pendukung kegiatan usaha unggulan kawasan, seperti jalan produksi, sarana produksi pertanian, industri pengolahan, fasilitas pendukung pariwisata, dan lain-lain. 3. Pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah untuk pelayanan lokal dan regional seperti PLTU, PLTG, PLTA, PLTMH atau, Panas Bumi, TPA, PDAM dan lain-lain. 4. Peningkatan dan pengembangan prasarana dan sarana transportasi guna peningkatan aksesibilitas terhadap seluruh IKK atau kawasan perkotaan dan kabupaten sekitar serta untuk mobilitas barang, melalui peningkatan ataupun pembangunan jaringan jalan, terminal, stasiun kereta api. 5. Pembangunan infrastruktur utama untuk mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi sektor sekunder dan tersier seperti industri pengolahan hasil perkebunan, kehutanan dan pertambangan. 6. Peningkatan sistem jaringan jalan nasional dan jaringan kereta api khusus angkutan batubara. 7. Pembangunan fasilitas dan Infrastruktur pendukung lainnya seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan pusat pelatihan, lembaga pemasaran, jaringan telekomunikasi nirkabel, bengkel industri, dll. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

113 3..3 Kebijakan SSt trukturr Ruang Nassi ionall dan PPr rovinssi i SSumat tera SSel latan Untuk Kabupaten Ogan Komerri ing Ulu Kebijakan struktur ruang wilayah nasional dan Provinsi Sumatera Selatan yang berlaku untuk Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah : 1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) : adalah Kota Baturaja 2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah Peninjauan dan Pengandonan. 3. Jalan Nasional : adalah jalan arteri primer yang merupakan jalan lintas tengah Sumatera (Pelembang-Prabumulih-Muara Enim-Baturaja-Martapura- Lampung) atau (Padang-Lubuk Linggau-Tebing Tinggi-Lahat-Muara Enim- Baturaja-Martapura-Lampung). 4. Jaringan Rel Kereta Api Palembang-Prabumulih-Baturaja-Martapura- Lampung 5. Termasuk dalam pengembangan jaringan sumber daya air diarahkan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional serta memenuhi kebutuhan air baku dan bersih pada kawasan perkotaan (PKN dan PKW). Sedangkan kebijakan RTRW Provinsi dalam rencana struktur ruang adalah sebagai berikut : 1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) : adalah Kota Baturaja dengan fungsi utama sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa 2. Sistem Jaringan Prasarana adalah : Jaringan jalan Kolektor Primer Prabumulih Baturaja, Baturaja Muara Dua dan akses jalan Kolektor Primer Kayu Agung-Peninjauan-Lubuk Batang Baru-Baturaja. 3. Rencana jaringan kereta api khusus angkutan batubara (Tanjung-Enim melintasi wilayah Kecamatan Lubuk Batang-Baturaja dan Martapura- Lampung) 4. Terminal Regional Batu Kuning (tipe A). 5. Sasiun Kereta Api Baturaja 6. Pembangunan PLTU, PLTG, PLTA, Panas Bumi berbasis energi non terbarukan 7. Pengembangan TPA Regional Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

114 3..4 Rencana SSt truktur r Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Rencana Sistem Perkotaan Pemanfaatan lahan kawasan perdesaan di Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan kelompok dari beberapa pemukiman yang penggunaan lahannya didominasi oleh kegiatan perkebunan dan pemukiman. Sedangkan untuk kawasan perkotaan penggunaan lahannya didominasi oleh kegiatan yang lebih beraneka ragam, terutama untuk kegiatan pusat perdagangan, jasa industri dan pemerintahan. Dalam keberlangsungan kehidupannya, perdesaan merupakan hinterland dari perkotaan. Pelayanan yang belum didapatkan di perdesaan akan dipenuhi di kawasan perkotaan. Kawasan Perkotaan di Kabupaten Ogan Komering Ulu tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap perkembangan Kawasan Perdesaan, karena antar kedua kawasan tersebut terdapat zona penghalang alami. Rencana sistem perkotaan atau kawasan perkotaan tentunya harus diarahkan sedemikian rupa agar selaras dengan arahan pengembangan wilayah. Oleh karena itu disamping pengaturan distribusi sistem kota-kota sesuai dengan hirarki jumlah penduduk dan potensi dan kegiatan ekonominya (strategi mikro) juga diperlukan suatu pengelolaan individual kota atau daerah perkotaan yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas kegiatann ekonominya dalam rangka mendukung fungsi kotannya di wilayah yang lebih luas (strategi makro). Sistem pusat-pusat permukiman atau sistem kota-kota di Kabupaten Ogan Komering Ulu tidak terlepas dari struktur kota ibukota kabupaten maupun kota ibukota kecamatan, dan kawasan pusat pertumbuhan perkotaan yang merupakan salah satu unsur penting dalam membentuk struktur tata ruang wilayah. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

115 Fungsi dan Peran Perwilayahan Kabupaten Ogan Komering Ulu pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu : 1. Kedudukan dan Peran Kabupaten Ogan Komering Ulu secara makro, yaitu dalam Sistem Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau Sumatera, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dengan pusatnya di Kota Baturaja. 2. Fungsi Kabupaten Ogan Komering Ulu secara mikro, yaitu bagaimana peran masing-masing pusat pertumbuhan sesuai dengan potensi, permasalahan, prospek pengembangan yang dihadapi. Untuk memaksimumkan perkembangan wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu sesuai dengan fungsi dan perannya, maka wilayah pengembangan Kabupaten Ogan Komering Ulu dibagi beberapa Sistem Pusat Permukiman perkotaan, yaitu Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dengan pusatnya Kota Baturaja, Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan pusatnya adalah Peninjauan dan Pengandonan, Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) dengan pusatnya adalah Batumarta II, Tanjung Lengkayap dan Ulak Pandan. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) disamping berfungsi sebagai pusat utama/primer juga berfungsi sebagai Pusat Kabupaten Ogan Komering Ulu. Sedangkan rencana Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten Ogan Komering Ulu ini terdiri dari 5 sistem pusat pemukiman yang terdiri dari, Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Karya Mukti Kecamatan Sinar Peninjauan, Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Lubuk Batang Baru Kecamatan Lubuk Batang, Pusat Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Penyandingan Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Pusat Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Mendingin Kecamatan Ulu Ogan dan Pusat Pelayanan Kawasan (PKK) Muara Saeh Kecamatan Muara Jaya serta Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Rencana Pengembangan Sistem Pusat Permukiman serta fungsi masing masing pusat permukiman di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini dapat dilihat pada lihat pada Tabel 3.1 dan Gambar 3.1. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

116 Tabel 3.1 Rencana Pengembangan Sistem Pusat Permukiman di Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun No Hirarkhi/ Pusat Permukiman Luas (Ha) Fungsi Wilayah Pelayanan Fungsi Kegiatan Wilayah 1 II /(PKW)/ Pusat PKW : Baturaja - Meliputi Kecamatan Baturaja Barat dan Baturaja Timur serta seluruh wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu - Pusat Pemerintahan Kabupaten - Pusat Pelayanan Perdagangan dan Jasa - Pusat Pelayanan Pendidikan - Pusat Pelayanan Kesehatan - Pusat Permukiman Perkotaan - Pertahanan dan Keamanan 2 IV (PKL) Pusat PPK : Pengandonan - Meliputi Kecamatan Pengandonan - Pusat pelayanan Pemerintahan Kecamatan - Sub Pusat Pelayanan perdagangan dan Jasa - Sub Pusat Pelayanan Pendidikan - Sub Pusat Pelayanan Kesehatan - Pusat Permukiman Perkotaan 3 IV /(PKL) Pusat PKL : Peninjauan - Meliputi Kecamatan Peninjauan - Pusat pelayanan Pemerintahan Kecamatan - Sub Pusat Pelayanan perdagangan dan Jasa - Sub Pusat Pelayanan Pendidikan - Sub Pusat Pelayanan Kesehatan - Pusat Permukiman Perkotaan 1. Kegiatan Primer : - Perkebunan - Pertambangan dan Energi 2. Kegiatan Sekunder : - Industri Pengolahan Pertambangan - Industri Pengolahan Hasil Pertanian/Perkebunan - Pariwisata - Budidaya Perikanan 1. Kegiatan Primer : - Perkebunan - Kehutanan - Tanaman Pangan - Pertambangan 2. Kegiatan Sekunder : - Industri Kecil (home industri) Pengolahan hasil perkebunan, kehutanan dan pertambangan - Pariwisata - Budidaya Perikanan (Minapolitan) 1. Kegiatan Primer : - Pertanian Tanaman Pangan - Perkebunan - Pertambangan dan Energi - Kehutanan 2. Kegiatan Sekunder : - Industri Pengolahan Hasil Pertambangan - Industri Kecil (home industri) - Agro Wisata - Budidaya Perikanan - Peternakan Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

117 No Hirarkhi/ Pusat Permukiman Luas (Ha) Fungsi Wilayah Pelayanan Fungsi Kegiatan Wilayah 4 IV (PKLp) Pusat PKL : Batumarta II - Meliputi Kecamatan Lubuk Raja - Pusat Pelayanan Pemerintahan Kecamatan - Sub Pusat Pelayanan perdagangan dan Jasa - Sub Pusat Pelayanan Pendidikan - Sub Pusat Pelayanan Kesehatan - Pusat Permukiman Perkotaan 5 IV(PKLp) Pusat PKLp : Tanjung Lengkayap - Meliputi Kecamatan Lengkiti - Pusat pelayanan Pemerintahan Kecamatan - Sub Pusat Pelayanan perdagangan dan Jasa - Sub Pusat Pelayanan Pendidikan - Sub Pusat Pelayanan Kesehatan - Permukiman Perkotaan - Pertahanan dan Keamanan 6 IV (PKLp) Pusat PKLp : Ulak Pandan - Meliputi Kecamatan Semidang Aji - Pusat pelayanan Pemerintahan Kecamatan - Sub Pusat Pelayanan perdagangan dan Jasa - Sub Pusat Pelayanan Pendidikan - Sub Pusat Pelayanan Kesehatan - Pusat Permukiman Perkotaan 7 V (PPK) Pusat PPK : Karya Mukti. - Meliputi Kecamatan Sinar Peninjauan - Pusat Pelayanan Pemerintahan Kecamatan - Sub Pusat Pelayanan perdagangan dan Jasa 1. Kegiatan Primer : - Perkebunan - Pertambangan 2. Kegiatan Sekunder : - Pengembangan Agribisnis Hasil Pertanian dan perkebunan - Industri Kecil (home industri) - Pariwisata 1. Kegiatan Primer : - Perkebunan - Kehutanan (hutan produksi dan hutan lindung). - Pertambangan 2. Kegiatan Sekunder : - Industri Kecil (home industri) Pengolahan hasil perkebunan, kehutanan dan pertambangan - Pariwisata - Budidaya Perikanan 1. Kegiatan Primer : - Perkebunan - Kehutanan - Pertaian Tanaman Pangan - Pertambangan dan Energi 2. Kegiatan Sekunder : - Industri Kecil (home industri) Pengolahan hasil perkebunan, kehutanan dan pertambangan - Pariwisata - Budidaya Perikanan 1. Kegiatan Primer : - Pertanian Tanaman Pangan - Perkebunan - Pertambangan 2. Kegiatan Sekunder : Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

118 No Hirarkhi/ Pusat Permukiman Luas (Ha) Fungsi Wilayah Pelayanan Fungsi Kegiatan Wilayah - Sub Pusat Pelayanan Pendidikan - Sub Pusat Pelayanan Kesehatan - Pusat Permukiman Perkotaan 8 V /(PPK) Pusat PPK : Lubuk Batang Baru - Meliputi Kecamatan Lubuk Batang - Pusat pelayanan Pemerintahan Kecamatan - Sub Pusat Pelayanan perdagangan dan Jasa - Sub Pusat Pelayanan Pendidikan - Sub Pusat Pelayanan Kesehatan - Pusat Permukiman Perkotaan - Pengembangan Agribisnis Hasil Pertanian dan perkebunan - Industri Kecil (home industri) - Budidaya Perikanan - Peternakan 1. Kegiatan Primer : - Perkebunan - Pertambangan - Kehutanan 2. Kegiatan Sekunder : - Industri Pengolahan Hasil Pertambangan - Industri Kecil (home industri) - Agro Wisata - Budidaya Perikanan 9 V(PPK) Pusat PPK : Penyandingan - Meliputi Kecamatan Sosoh Buay Rayap - Pusat pelayanan Pemerintahan Kecamatan - Sub Pusat Pelayanan perdagangan dan Jasa - Sub Pusat Pelayanan Pendidikan - Sub Pusat Pelayanan Kesehatan - Permukiman Perkotaan - Pertahanan dan Keamanan 1. Kegiatan Primer : - Perkebunan - Kehutanan - Pertambangan 2. Kegiatan Sekunder : - Industri Kecil (home industri) Pengolahan hasil perkebunan, kehutanan dan pertambangan - Pariwisata - Budidaya Perikanan 10 V/ (PPK) Pusat PPK : Mendingin - Meliputi Kecamatan Ulu Ogan - Pusat pelayanan Pemerintahan Kecamatan - Sub Pusat Pelayanan perdagangan dan Jasa - Sub Pusat Pelayanan Pendidikan - Sub Pusat Pelayanan Kesehatan - Pusat Permukiman Perkotaan 1. Kegiatan Primer : - Perkebunan - Kehutanan (hutan produksi dan hutan lindung). - Pertambangan dan Energi 2. Kegiatan Sekunder : - Industri Kecil (home industri) Pengolahan hasil perkebunan, kehutanan dan pertambangan - Pariwisata Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

119 No Hirarkhi/ Pusat Permukiman Luas (Ha) Fungsi Wilayah Pelayanan Fungsi Kegiatan Wilayah - Pertaninan Tanaman Pangan - Budidaya Perikanan (Minapolitan) 11 VI/ (PPK) Pusat PPK : Muara Saeh - Meliputi Kecamatan Muara Jaya - Pusat pelayanan Pemerintahan Kecamatan - Sub Pusat Pelayanan perdagangan dan Jasa - Sub Pusat Pelayanan Pendidikan - Sub Pusat Pelayanan Kesehatan - Pusat Permukiman Perkotaan 1. Kegiatan Primer : - Perkebunan - Kehutanan (hutan produksi dan hutan lindung). - Peranian Tanaman Pangan - Pertambangan 2. Kegiatan Sekunder : - Industri Kecil (home industri) Pengolahan hasil perkebunan, kehutanan dan pertambangan - Pariwisata - Budidaya Perikanan (Minapolitan) Sumber : Hasil Analisis Setiap pusat permukiman (yang mengarah menjadi kota) diarahkan untuk mampu berfungsi sebagai pusat wilayah belakangnya, terutama dalam kegiatan perdagangan dan pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan oleh perkebunan, pertambangan, industri, dan pariwisata disamping memberikan pelayanan sosial dan jasa. Beberapa pusat permukiman/kota yang dikaitkan untuk mengemban fungsi sebagai kegiatan pusat pelayanan wilayah harus memiliki fasilitas dan prasarana yang memadai untuk berlangsung kegiatan secara atraktif serta mempunyai aksessibilitas yang tinggi terhadap wilayah internal maupun eksternal wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Kecamatan Baturaja Timur dan Kecamatan Baturaja Barat sebagai ibukota kabupaten atau fungsi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berfungsi juga sebagai pusat permukiman yang skala luas/pusat administrasi pemerintahan dan pusat perdagangan regional dan jasa harus ditunjang oleh kecukupan fasilitas kelengkapan pelayanan administrasi sesuai dengan status administrasinya. Kecenderungan perkembangan kecamatan ini yang mengarah pada fungsi Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

120 kota/pusat permukiman untuk kurun waktu 20 Tahun (Tahun 2031) tidak saja ditetapkan oleh kecenderungan perkembangan fungsi kota tetapi ditentukan berdasarkan atas peluang-peluang ekonomi maupun rencana-rencana pengembangan sektoral wilayah hinterland dari rencana pengembangannya itu sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut arahan pengembangan fungsi Kecamatan Baturaja Timur dan Kecamatan Baturaja sebagai Kawasan Perkotaan Baturaja di Kabupaten Ogan Komering Ulu hingga Tahun 2031, akan tetap berfungsi sebagai pusat administrasi kabupaten, dan berkembang menjadi pusat penampungan hasil produksi pertanian/perkebunan, pusat pasca panen di daerah sekitarnya, pusat pelayanan pendidikan, pusat pelayanan kesehatan, pusat perdagangan dan jasa, pemasaran dan serta pusat akomodasi kegiatan wisata, pusat industri dan pertambangan Kabupaten Ogan Komering Ulu. Adapun rencana hirarki pusat pelayanan wilayah, rencana pengembangan jumlah penduduk dan rencana sistem kegiatan produksi ekonomi basis tiap kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu hingga Tahun 2031 adalah sebagai berikut: 1. Kecamatan Baturaja Timur dan Kecamatan Baturaja Barat Diarahkan sebagai kawasan perkotaan Baturaja dan ibukota kabupaten Ogan Komering Ulu dengan hirarki orde kota II, dengan fungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan sentra kegiatan sektor perdagangan dan jasa, industri dan pertambangan dan energi (industri bahan bangunan dan batubara), pariwisata, budi daya perikanan, pusat pelayanan pendidikan, pusat pelayanan kesehatan, dan pusat pemerintahan kabupaten. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Baturaja Timur dan Kecamatan Baturaja Barat sebagai Kota Orde II adalah sebesar jiwa. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

121 Gambar 3.1 Peta Rencana Struktur Ruang Wlayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

122 2. Kecamatan Pengandonan Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki orde kota IV, dengan fungsi sebagai Pusat Pelayanan Lokal (PKL) dan kegiatan sebagai sentra kegiatan pertanian, perkebunan rakyat (kopi dan lada), tanaman pangan, kehutanan, pertambangan, budidaya perikanan dan pariwisata. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Pengandonan sebagai Kota Orde V adalah sebesar jiwa Wilayah sentra produksi sektor perkebunan rakyat (kopi dan lada), kehutanan, tanaman pangan, budidaya perikanan dan pariwisata. Kawasan ini juga dikembanan sebagai pusat kegiatan Minapolitan. 3. Kecamatan Peninjauan Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki orde kota IV, dengan fungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan kegiatan sebagai sentra kegiatan perkebunan rakyat dan tanaman pangan, pertambangan (miniral, minyak bumi dan gas, batubara), kehutanan, industri kecil, budidaya perikanan, peternakan. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Peninjauan sebagai Kota Orde IV adalah sebesar jiwa Wilayah sentra sektor perkebunan rakyat (karet, sawit, kelapa), peternakan, pertambangan (miniral, batubara, minyak bumi dan gas), kehutanan, industri kecil dan pariwisata, peternakan dan budidaya perikanan. 4. Kecamatan Lubuk Raja Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki orde kota IV, dengan fungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) dan kegiatan sebagai sentra kegiatan perkebunan dan tanaman pangan, pertambangan dan kawasan ini merupakan kawasan transmigrasi. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Lubuk Raja sebagai Kota Orde IV adalah sebesar jiwa Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

123 Wilayah sentra produksi sektor perkebunan rakyat (karet, sawit, kelapa), pertanian tanaman pangan. 5. Kecamatan Lengkiti Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki orde kota IV, dengan fungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) dan kegiatan sebagai sentra kegiatan perkebunan rakyat (karet, kopi dan lada), kehutanan, pertambangan dan industri kecil, budidaya perikanan. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Lengkiti sebagai Kota Orde IV adalah sebesar jiwa Wilayah sentra produksi sektor perkebunan rakyat (karet, kopi dan lada), kehutanan, pertambangan, industri kecil dan pariwisata, budidaya perikanan 6. Kecamatan Samidang Aji Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki orde kota IV, dengan fungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) dan kegiatan sebagai sentra kegiatan perkebunan rakyat (karet, kopi dan lada), kehutanan, pertambangan dan energi, industri kecil, pariwisata, budidaya perikanan. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Samidang Aji sebagai Kota Orde IV adalah sebesar jiwa Wilayah sentra produksi sektor perkebunan rakyat (karet, kopi dan lada), kehutanan, kehutanan, pertambangan, industri kecil dan pariwisata serta budidaya perikanan. 7. Kecamatan Sinar Peninjauan Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki orde kota V, dengan fungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan kegiatan sebagai sentra kegiatan perkebunan rakyat (karet dan kelapa), tanaman pangan, peternakan dan budidaya perikanan dan pertambangan. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

124 Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Sinar Peninjauan sebagai Kota Orde V adalah sebesar jiwa Wilayah sentra produksi sektor perkebunan rakyat (karet dan kelapa), tanaman pangan, peternakan dan budidaya perikanan serta pertambangan. 8. Kecamatan Lubuk Batang Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki orde kota V, dengan fungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan kegiatan sebagai sentra kegiatan perkebunan rakyat (karet dan sawit), kehutanan, pertambangan, budidaya perikanan dan pariwisata. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Lubuk Batang sebagai Kota Orde V adalah sebesar jiwa Wilayah sentra produksi sektor perkebunan rakyat (karet dan sawit), kehutanan, peternakan dan budidaya perikanan serta pertambangan. 9. Kecamatan Sosoh Buay Rayap Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki orde kota IV, dengan fungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan kegiatan sebagai sentra perkebunan rakyat (karet, Kopi dan Lada), kehutanan, pertambangan, budidaya perikanan dan pariwisata. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Sosoh Buay Rayap sebagai Kota Orde V adalah sebesar jiwa Wilayah sentra produski sektor perkebunan rakyat (karet, kopi dan lada), kehutanan, budidaya perikanan serta pertambangan. 10. Kecamatan Ulu Ogan Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki orde kota V, dengan fungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan kegiatan sebagai sentra kegiatan perkebunan rakyat (kopi dan lada), kehutanan, pertambangan dan energi, dan pariwisata. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

125 Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Ulu Ogan sebagai Kota Orde V adalah sebesar jiwa Wilayah sentra produksi sektor perkebunan rakyat (kopi dan lada), kehutanan, pertambangan dan energi dan pariwisata. Kecamatan Ulu Ogan termasuk kawasan Sub Wilayah Minapolitan diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan pusat utamana adalah Pengandonan. 11. Kecamatan Muara Jaya Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki orde kota VI, dengan fungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan ( PPK) dan kegiatan sebagai sentra kegiatan perkebunan rakyat (kopi dan lada), kehutanan, pertambangan, budidaya perikanan dan pariwisata. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Muara Jaya sebagai Kota Orde V adalah masih dibawah jiwa Wilayah sentra produksi sektor perkebunan rakyat (kopi dan lada), kehutanan, budidaya perikanan, pertambangan dan pariwisata. Kecamatan Muara Saeh termasuk kawasan Sub Wilayah Minapolitan diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan pusat utamana adalah Pengandonan. Kegiatan ekonomi yang diharapkan dapat memacu perkembangan di Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah sektor perkebunan, pertambangan dan energi, industri pengolahan hasil perkebunan/pertanian/pertambangan, pariwisata, minapolitan serta sektor perdagangan dan jasa Rencana Sistem Perdesaan Pusat Pelayanan lingkungan permukiman pedesaan, dengan jangkauan pelayanan lokal dialokasikan tersebar merata di pusat-pusat desa, yang mempunyai jumlah penduduk memadai dan di seluruh pusat-pusat lingkungan permukiman. Jenis kegiatan yang akan dikembangkan disesuaikan dengan Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

126 kebutuhan, seperti fasilitas perbelanjaan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, serta fasilitas rekreasi dan olahraga, untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Pembangunan wilayah pedesaan dilakukan di wilayah Tengah, dan Utara dan timur dititikberatkan pada pembangunan sektor perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan yaitu di desa-desa yang terdapat di Kecamatan Lubuk Batang, Lubuk Raja, Sinar Peninjauan, Peninjauan, Baturaja, sebagian Sosoh Buay Rayap dan Samidang Aji. Sedangkan wilayah bagian barat dan selatan dititik berat pada sektor kehutanan, perkebunan, pariwisata. Adapun kegiatan yang diperlukan di dalam kehidupan pertanian / perkebunan di wilayah perdesaan antara lain: 1. Pertanian dan perebunanan rakyat (bercocok tanam), perikanan, peternakan, dan kehutanan 2. Industri rumah tangga untuk kepentingan (input) bagi kegiatan pertanian dan perkebunan 3. Industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan 4. Penyaluran hasil-hasil pertanian untuk menunjang kegiatan pariwisata alam dan agrowisata Kegiatan pertanian dan perkebunan (bercocok tanam), perikanan, peternakan, dan kehutanan berada di daerah pedesaan sedangkan kegiatan lainnya berlokasi di pusat pertumbuhan atau pusat pelayanan yang merupakan konsentrasi permukiman dicerminkan dalam satu titik lokasi dan daerah belakangnya. Rencanan sistem perdesaan perlu direncanakan sistem hirarkhi pusat-pusat pertumbuhan wilayah desa yang dapat berfungsi sebagai sub pusat-pusat pertumbuhan wilayah dalam hirakhi terkecil dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu, pusat-pusat pertumbuhan tersebut yang mampu berfungsi sebagai wilayah yang dapat melayani hinterlandnya (wilayah belakang). Penentuan sistem pusat pertumbuhan diwilayah perdesaan dengan mempertimbangkan atas besar jumlah penduduk desa, tingkat pelayanan prasarana dan sarana yang lebih tinggi dibandingkan dengan desa-desa lainnya serta lokasi yang strategis. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

127 Rencana pengembang fungsi desa sebagai desa Pusat Pelayanan Lingkungan ditiap wilayah kecamatan diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini hingga tahun 2029 adalah sebagai berikut : 1. Wilayah Kecamatan Lubuk Raja, desa yang didorong dikembangkan sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah Desa Lekis Rejo. 2. Wilayah Kecamatan Sinar Peninjauan, desa yang didorong dan ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah Desa Karya Jaya 3. Wilayah Kecamatan Peninjauan, desa yang didorong atau ditetapkan sbagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah Desa Rantau Panjang dan Desa Lubuk Rukam 4. Wilayah Kecamatan Semidang Aji, desa yang didorong atau ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah Desa Padang Bindu 5. Wilayah Kecamatan Lengkiti, desa yang didorong dan ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah Desa Bandar Jaya dan Desa Segara Kembang. 6. Wilayah Kecamatan Lubuk Batang, desa yang didorong dan ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah Desa Gunung Meraksa. 7. Wilayah Kecamatan Pengandonan, desa yang didorong dan ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah Desa Blambangan. 8. Wilayah Kecamatan Sosoh Buay Rayap, desa yang didorong dan ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah Desa Tengku Jaya. 9. Wilayah Kecamatan Ulu Ogan, desa yang didorong dan ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah Desa Ulak Lebar. 10. Wilayah Kecamatan Muara Jaya, desa yang didorong dan ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah Desa Kemalajaya. Wilayah Kecamatan Baturaja Barat dan Kecamatan Baturaja Timur tidak ada desa yang ditetapkan sebagai pusat pelayanan lingkungan, karena kedua wilayah tersebut merupakan kawasan perkotaan ibukota Kabupaten Ogan Komering Ulu sebagai Kota Baturaja. Untuk lebih lengkapnya rencana pusatpusat pelayanan lingkungan diwilayah perdesaan di Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat dilihat pada Tabel 3.2. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

128 Tabel 3.2 Rencana Sistem Pusat Pelayanan Lingkungan Perdesaan Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun No Kecamatan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Fungsi Pelayanan 1. Kecamatan Lubuk Raja Desa Lekis Rejo Pusat pelayanan koleksi dan distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan 2. Kecamatan Sinar Peninjauan Desa Karya Jaya Pusat pelayanan koleksi dan distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan 3. Kecamatan Peninjauan 1. Desa Rantau Panjang Pusat pelayanan koleksi dan distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan 2. Desa Lubuk Rukam Pusat pelayanan koleksi dan distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan 4. Kecamatan Samidang Aji Desa Padang Bindu Pusat pelayanan koleksi dan distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan 5. Kecamatan Lengkiti 1. Desa Bandar Jaya Pusat pelayanan koleksi dan distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan, hutan, perdagangan dan jasa, pariwisata, pendidikan dan kesehatan 2. Desa Segara Kembang Pusat pelayanan koleksi dan distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan, hutan, perdagangan dan jasa, pariwista, pendidikan dan desa 6. Kecamatan Lubuk Batang Desa Gunung Meraksa Pusat pelayanan koleksi dan distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan 7. Kecamatan Pengandonan Desa Blambangan Pusat pelayanan koleksi dan distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan 8. Sosoh Buay Rayap Desa Tungku Jaya Pusat pelayanan koleksi dan distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan 9. Kecamatan Ulu Ogan Desa Ulak Lebar Pusat pelayanan koleksi dan distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan, perdagangan dan jasa, pariwisata, pendidikan dan kesehatan 10. Kecamatan Muara Jaya Desa Kemalajaya Pusat pelayanan koleksi dan distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan, perdagangan dan jasa, pariwisata, pendidikan dan kesehatan desa Sumber : Hasil Analisis Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

129 3..5 Kependudukan Rencana Pengembangan Penduduk Pengembangan sistem perkotaan, rencana dan pengelolaan ruang wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu, pelayanan prasarana dan sarana serta pengembangan ekonomi di Kabupaten Ogan Komering Ulu, disesuaikan dengan kondisi perkembangan wilayah, kegiatan serta proyeksi perkembangan penduduk di tiap-tiap kecamatan. Hasil analisis/proyeksi perkembangan penduduk menunjukkan bahwa pada Tahun 2011 jumlah penduduk sebesar Jiwa dan perkembangan Tahun 2031 mencapai jiwa (dalam kurun dua puluh Tahun). Perkembangan sebesar jumlah tersebut sangat dipengaruhi oleh rata-rata pertumbuh dan penduduk setiap Tahunnya yaitu sebesar 1.21 %/pertahun. Hasil estimasi tersebut diatas juga menunjukkan bahwa jumlah penduduk paling tinggi terdapat di wilayah Kecamatan Baturaja Timur yaitu sebesar Jiwa dan terkecil adalah Kecamatan Muara Jaya Jiwa. Rencana perkembangan penduduk di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3, Grafik 3.1, dan Gambar 3.2. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

130 Tabel 3.3 Rencana Pengembangan Penduduk Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun No. Kecamatan Proyeksi Jumlah Penduduk (jiwa) Baturja Barat 29,664 30,213 30,762 31,310 31,859 32,408 32,957 33,505 34,054 34,603 35,152 35,701 36,249 36,798 37,347 37,896 38,445 38,994 39,543 40,092 40,641 41, Baturaja Timur 71,086 71,946 72,806 73,666 74,527 75,387 76,247 77,107 77,967 78,827 79,687 80,548 81,408 82,268 83,128 83,988 84,848 85,708 86,568 87,428 88,288 89, Ulu Ogan 8,802 8,860 8,918 8,976 9,034 9,092 9,151 9,209 9,267 9,325 9,383 9,441 9,499 9,557 9,615 9,673 9,731 9,789 9,847 9,905 9,963 10, Pengandonan 10,826 10,957 11,088 11,219 11,350 11,481 11,612 11,743 11,874 12,005 12,136 12,267 12,398 12,529 12,660 12,791 12,922 13,053 13,184 13,315 13,446 13, Semidang Aji 27,210 27,983 28,756 29,528 30,301 31,074 31,847 32,619 33,392 34,165 34,938 35,710 36,483 37,256 38,029 38,802 39,575 40,348 41,121 41,894 42,667 43, Peninjauan 37,434 37,887 38,340 38,793 39,246 39,699 40,152 40,605 41,058 41,511 41,964 42,416 42,869 43,322 43,775 44,228 44,681 45,134 45,587 46,040 46,493 46, Lubuk Batang 30,758 31,527 32,296 33,065 33,834 34,603 35,372 36,141 36,910 37,679 38,448 39,216 39,985 40,754 41,523 42,292 43,061 43,830 44,599 45,368 46,137 46, Sosoh Buay Rayap 11,603 11,771 11,939 12,108 12,877 13,045 13,213 13,381 13,550 13,718 13,886 14,054 14,223 14,391 14,559 14,727 14,895 15,063 15,231 15,399 15,567 15, Lengkiti 29,222 29,719 30,216 30,712 31,209 31,706 32,203 32,699 33,196 33,693 34,190 34,687 35,183 35,680 36,177 36,674 37,171 37,668 38,165 38,662 39,159 39, Sinar Peninjauan 16,546 16,746 16,946 17,147 17,347 17,547 17,747 17,947 18,148 18,348 18,548 18,748 18,948 19,149 19,349 19,549 19,749 19,949 20,149 20,349 20,549 20, Lubuk Raja 22,891 23,168 23,445 23,722 23,999 24,276 24,553 24,830 25,107 25,384 25,661 25,938 26,215 26,492 26,769 27,046 27,323 27,600 27,877 28,154 28,431 28, Muara Jaya 7,217 7,304 7,392 7,479 7,566 7,654 7,741 7,828 7,916 8,003 8,090 8,178 8,265 8,352 8,439 8,526 8,613 8,700 8,787 8,874 8,961 9,048 Jumlah 303, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,124 Sumber : Hasil Analisis Tahun 2009 Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III- 1-22

131 Grafik 3.1 Rencana Pengembangan Jumlah Penduduk Di Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun Sumber : Tabel 3.3 Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III- 1-23

132 Gambar 3.2 Peta Rencana Sebaran Penduduk Kabupaten OKU Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

133 3.5.2 Rencana Pengaturan dan Kepadatan Penduduk Estimasi jumlah penduduk pada Tahun 2011 akan berjumlah jiwa dengan kepadatan rata-rata adalah 64 Jiwa/Km2 dan perkiraan pada Tahun 2032 jumlah penduduk akan mencapai jiwa dengan kepadatan rata-rata 84 jiwa/km2. Apabila dirinci tiap wilayah kecamatan, maka Jumlah penduduk terbesar diakhir Tahun perencanaan terdapat diwilayah Kecamatan Baturaja Timur Jiwa dengan kepadatan jiwa/km2 dan terendah adalah Kecamatan Muara Jaya yaitu jiwa denga kepadatan 20 jiwa/km2. Dengan demikian pada wilayah dengan kepadatan penduduk tertinggi diperlukan pengaturan dan distribusi untuk dapat mengurangi tingkat kepedatan penduduk serta tetap perlu diatur mengingat sebagian besar Kabupaten Ogan Komering Ulu ini terletak ada daerah aliran sungai (sempadan sungai) memiliki fungsi kawasan sebagai fungsi perlindung setempat dan kawasan lindung. Untuk lebih jelasnya distrubusi dan perkembangan penduduk diwiilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan Grafik 3.2 Tabel 3.4 Rencana Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun Jumlah dan Kepadatan Penduduk No. Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Jiwa/Km2 Jumlah Jiwa/Km2 Jumlah Jiwa/Km2 Jumlah Jiwa/Km2 Jumlah Jiwa/Km2 1. Baturja Barat , , , , , Baturaja Timur , ,247 1,028 80, , ,148 1, Ulu Ogan , , , , , Pengandonan , , , , , Semidang Aji , , , , , Peninjauan , , , , , Lubuk Batang , , , , , Sosoh Buay Rayap , , , , , Lengkiti , , , , , Sinar Peninjauan , , , , , Lubuk Raja , , , , , Muara Jaya , , , , , Jumlah 4, , , , , , Sumber : Hasil analisis Tahun 2009 Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

134 Grafik 3.2 Rencana Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun Sumber : Tabel Rencana Ketenaga Kerjaan Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu yang saat ini sebagian besar merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dominan akan menentukan sumber mata pencaharian di masa yang akan datang, apabilagi diwilayah in ditunjang oleh adanya lembaga perguruan tinggi, maka penembangan ketanagaan kerjaan ini kiranya berjalan secaraparalel dengan usaya-usaha pengembangan ekonomi wilayah. Sektor pertanian (perkebunan dalam hal ini perkebunan rakyat) masih merupakan sektor terbesar sebagai lahan mata pencaharian penduduk setempat, selain didukung oleh tingkat pendidikan masyarakat, juga didukung oleh rencana pengembangan kawasan strategis ekonomi kawasan. Perpindahan sektor yang dapat dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah mata pencaharian di sektor perdagangan dan jasa, pertambangan, perkebunanan, terutama yang mendukung kegiatan industri pengolahan baik sumberdaya hasil-hasil pertanian maupun hasil pertambangan. Terkait dengan perubahan fungsi lahan yang sebagian besar direncanakan sebagai kawasan lindung, maka sektor potensial bagi penduduk untuk bekerja adalah sektor kehutanan. Selain itu pada saat ini Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

135 perkembangan sektor perkebunan baik swasta maupun masyrakat dengan komoditi unggulan seperti karet, sawit, kopi dan lada, sektor bangunan juga dapat menjadi pilihan bagi masyarakat untuk dapat bekerja Rencana SSi isst tem JJarri ingan PPr rassarrana SSkal la Kabupaten Ogan Komerri ing Ulu Rencana Sistem Jaringan Prasarana Transportasi Darat Definisi (UU No. 38/2004, Pasal 9 ayat 2) yang termasuk jalan Nasional meliputi: Jalan Arteri Primer Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan antar ibukota Provinsi Jalan strategis Nasional Jalan Tol Sistem jaringan transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a terdiri atas: a. jaringan jalan; b. Jaringan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) c. jaringan angkutan sungai dan penyeberangan (ASDP) Fungsi Jalan dalam Sistem Primer meliputi : a. Jalan Arteri Primer yang menghubungkan PKN dengan PKN b. Jalan Kolektor Primer (UU No. 38/2004 Pasal 9 Aya 2 dan 3 berfungsi : * Menghubngkan antara ibukota provinsi * Menghubungkan antara ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten, * Menghubungkan antar ibukta kabupaten. c. Jalan Jalan Kolektor Primer (PP.26 /2008 Ps. 18 dan 33) meliputi Menghubungkan antar PKW Menghubungkan antar PKW dengan PKL d. Klasifikasi jalan Kolektor Primer : Kolektor 1 : Antar PKW yang keduanya menghubungkan ibukota provinsi Kolektor 2 : Antar PKW Ibukota Provinsi dengan PKW Ibukota Kabupaten Kolektor 3 : Antar PKW yang keduanya ibukota kabupaten Kolektor 4 : Antar PKW dengan PKL Skema sistem hubungan sistem jaringan, fungsi dan status jalan dapat dilihat pada skema Gambar 3.3. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

136 Gambar 3.3 Skema Hubungan Sistem Jaringan, Fungsi dan Status Jalan Keterangan : Fungsi Jalan (UU.38/2004) : 1. Jalan Arteri dan K1 ditetapkan Menteri PU (Ps 17) 2. Jalan K2,K3,K4,Lokal & Lingkungan serta Fungsi dalam Sistem Sekunder ditetapkan Gubernur (Ps 19) Status Jalan (UU.38/2004) : 1. Jalan Nasional ditetapkan Menteri PU (Ps 17) 2. Jalan Provinsi ditetapkan Gubernur (Ps 19) 3. Jalan Kabupaten dan Desa ditetapkan Bupati (Ps 20) 4. Jalan Kota ditetapkan Walikota (Ps 21) Oleh karena itu, berdasarkan peraturan perundang-undangan serta skema hubungan system jaringan jalan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

137 rencana pengembangan system jaringan jalan disesuaikan dengan sistem perundang-undangan tersebut diatas serta skema hubungan system jaringan dan fungsi jalan tersebut diatas. Rencana pengembangan sistem prasarana transportasi pada Tahun 2010 sampai 2030 di Kabupaten Ogan Komering Ulu diarahkan pada peningkatan kondisi jalan dan geometrik jalan sesuai dengan fungsinya serta rencana pengembangan terminal. Rencana pengembangan sistem jaringan jalan pada Tahun 2010 sampai 2030 di Kabupaten Ogan Komering Ulu terdiri dari: 1. Peningkatan Jalan Arteri Primer yang berfungsi menghubungkan PKN dengan PKN, jaringan jalan Arteri Primer di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini meliputi ruas jalan : a. Peningkatan ruas jalan Arteri Primer batas Kabupaten Muara Enim yaitu Simpang Sugiwaras-Batas Kota Baturaja sepanjang 52,87 Km. (ruas jalan 1) b. Peningkatan ruas jalan Arteri Primer By Pass I / Jalan Ir. Soekarno, Jalan Dr.M. Hatta dan Jalan Kol. Wahab Uzir dalam kawasan perkotaan Baturaja. c. Peningkatan ruas jalan Arteri Primer By Pass II / Letkol Ali Agus dalam kawasan perkotaan Baturaja. d. Peningkatan ruas jalan Arteri Primer jalan Ahmad Yani Baturaja dalam kawasan perkotaan Baturaja sepanjang 2,92 Km (ruas jalan 1) e. Peningkatan ruas jalan Arteri Primer Batas Kota Baturaja-batas Martapura Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur sepanjang 31,32 Km. (ruas jalan 1) 2. Peningkatan dan Pembangunan Jalan Kolektor Primer a. Peningkatan ruas jalan Kolektor Primer (K3) Perbatasan Kabupaten Kabupaten Ogan Komering Ilir ke Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu yang menghubungkan akses ke PKW Kayu Agung- PKL Peninjauan- PPK Lubuk Baang Baru- ke PKW Baturaja sepanjang 135,36 Km (ruas jalan 2). b. Peningkatan ruas jalan Kolektor Primer (K3) batas wilayah kota Prabumulih Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

138 sebagai PKW - ke PPK Lubuk Batang Baru sepanjang 25,61 Km (ruas jalan 3) c. Peningkatan ruas jalan Kolektor Primer (K4) Perbatasan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan ke PKLp Tanjung Lengkayap ke PKW Perkotaan Baturaja sepanjang 30,54 Km.(ruas jalan 4) d. Pembangunan jalan lingkar Kolektor Primer (K3) yang menghubungkan PKLp Ulak Pandan PPK Lubuk Batang Baru - PPK Karya Mukti-perbatasan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur sepanjang 66,68 Km (ruas jalan 5). 3. Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lokal Primer a. Peningkatan ruas jalan Lokal Primer yang menghubungkan PKL Peninjauan- PPK Karya Mukti - PKLp Batumarta II sepanjang 64,96 Km (ruas jalan 6). b. Pembangunan Ruas Jalan Lokal Primer yang menghubungkan PPK Lubuk Batang Baru-PKLp Batumarta II sepanjang 20,75 Km.(ruas jalan 7) c. Peningkatan ruas jalan Lokal Primer yang menghubungkan PKL Pengandonan PPK Mendingan sepanjang 42,64 Km (ruas jalan 8). d..peningkatan ruas jalan Lokal Primer yang menghubungkan PKLp Tanjung Lengkayap PPK Penyandingan sepanjang 42,64 Km (ruas jalan 9). e. Peningkatan ruas jalan Lokal Primer yang menghubungkan PPK Lubuk Batang Baru- batas wilayah Kabupaten Muara Enim sepanjang 41,62 Km (ruas jalan 10) f. Peningkatan ruas jalan Lokal Primer yang menghubungkan PPK Lubuk Batang Baru PKL Peninjauan dan PPK Karya Mukti sepanjang 30,06 Km (ruas jalan 11) g. Peningkatan ruas jalan Lokal Primer yang menghubungkan PPK Karya Mukti-PKL sepanjang 21,15 Km (ruan jalan 12) h. Peningkatan ruas jalan Lokal Primer yang menghubungkan PPK Penyandingan-PPK Muara Saeh sepanjang 45,15 Km (ruas jalan 13) i. Peningkatan ruas jalan Lokal Primer yang menghubungkan PKLp Tanjung Lengkayap-Wilayah perbatasan OKU Selatan (ruas jalan 14). 4. Peningkatan dan Pembangunan Sistem Terminal 1. Peningkatan dan rehabilitasi Terminal Penumpang Tipe C di Kota Baturaja Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

139 2. Peningkatan pelayanan Terminal Penumpang Tipe A di Batu Kuning Kota Baturaja 3. Pembangunan Terminal Penumpang Tipe C di Lubuk Raja 4. Pembangunan Terminal Penumpang Tipe C di Ulak Pandan 5. Pembangunan Terminal Penumang Tipe C di Tanjung Lengkayap 6. Pembangunan Terminal Penumpang Tipe C di Peninjauan 7. Pembangunan Terminal Penumpang Tipe C di Pengendonan 8. Pembangunan sistem tempat pemberhentian kendaraan sementara di ibukota-ibukota kecamatan Sosoh Buay Rayap, Sinar Peninjauan, Muara Jaya dan Ulu Ogan. 5. Pengembangan Jaringan Lalu-lintas angkutan Barang dan Penumpang 1. Jaringan jalan arteri primer (AP) merupakan lalu-lntas nasional (lintas provinsi, menampung angkutan barang dan penumpang 2. Jaringan kolektor primer merupakan lalu-lintas angkutan regional antara kabupaten/kota 3. Jaringan jalan local primer menampung angkutan lalu-lintas barang dan penumpang dari sentra produksi-permukiman/pusat pertumbuhan local. Rencana pembangunan dan peningkatan jaringan jalan diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini hingga Tahun 2031 dapat dilihat pada Tabel 3.5 dan Gambar 3.4. rencana sistem terminal dan stasiun lihat Gambar 3.5. Rencana sistem jaringan lalu-lintas di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini dapat dilihat pada Gambar 3.6. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

140 Tabel 3.5 R e nca na Pengembangan Sistem Jaring an Jala n Di Kabupaten Ogan Ko me ring Ulu Tahun LAPORAN RENCANA N o R u a s J a l a n N o m o r R u a s J a l a n F u n g s i / W e w e n a n g J a l a n 1 Ar t e r i P r i m e r 1 J a l a n N a s i o n a l K l a s i f i k a s i J a l a n A P R e n c a n a d a n L o k a s i P e n i n k a t a n R u a s J a l a n B a t a s K a b u p a t e n M u a r a E n i m y a i t u S i m p a n g S u g i w a r a s - B a t a s K o t a B a t u r a j a A k s e s s i b i l i t a s M e n g u h u b u n g k a n P u s a t K e g i a t a n N a s i o n a l (P K N ) P a l e m b a n g - P u s a t K e g i a t a n Wi l a y a h (P K W ) M u a r a E n i m - k e P u s a t K e g i a t a n K e g i a t a n Wi l a y a h (P K W ) B a t u r a j a d a n n P u s a t K e g i a t a n N a s i o n a l (P K N ) B a n d a r L a m p u n g. P a n j a n g J a l a n ( K m ) 52,877 A P P e n i n g k a t a n R u a s J a l a n B y P a s s I / J a l a n G a r u d a ( B a t u r a j a ) M e n g u h u b u n g k a n P u s a t K e g i a t a n N a s i o n a l (P K N ) P a l e m b a n g - P u s a t K e g i a t a n Wi l a y a h (P K W ) M u a r a E n i m - k e P u s a t K e g i a t a n K e g i a t a n Wi l a y a h (P K W ) B a t u r a j a d a n n P u s a t K e g i a t a n N a s i o n a l (P K N ) B a n d a r L a m p u n g. 4,800 A P P e n i n g k a t a n R u a s J a l a n B y P a s s I I / J a j a n G a r u d a R u a s j a l a n i n i m a s u k n d a l a m k a w a s a n P e r k o t a a n B a t u r a j a M e n g u h u b u n g k a n P u s a t K e g i a t a n N a s i o n a l (P K N ) P a l e m b a n g - P u s a t K e g i a t a n Wi l a y a h (P K W ) 3,600 Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

141 ( B a t u r a j a ) M u a r a E n i m - k e P u s a t K e g i a t a n K e g i a t a n Wi l a y a h (P K W ) B a t u r a j a d a n n P u s a t K e g i a t a n N a s i o n a l (P K N ) B a n d a r L a m p u n g. A P P e n i n g k a t a n R u a s J a l a n A h m a d Y a n i B a t u r a j a R u a s j a l a n i n i m a s u k d a l a m k a w a s a n P e r k o t a a n B a t u r a j a M e n g u h u b u n g k a n P u s a t K e g i a t a n N a s i o n a l (P K N ) P a l e m b a n g - P u s a t K e g i a t a n Wi l a y a h (P K W ) M u a r a E n i m - k e P u s a t K e g i a t a n K e g i a t a n Wi l a y a h (P K W ) B a t u r a j a d a n n P u s a t K e g i a t a n N a s i o n a l (P K N ) B a n d a r L a m p u n g. 2,917 A P B a t a s K o t a B a t u r a j a - M a r t a p u r a R u a s j a l a n i n i m a s u k n d a l a m k a w a s a n P e r k o t a a n B a t u r a j a M e n g u h u b u n g k a n P u s a t K e g i a t a n N a s i o n a l (P K N ) P a l e m b a n g - P u s a t K e g i a t a n Wi l a y a h (P K W ) M u a r a E n i m - k e P u s a t K e g i a t a n K e g i a t a n Wi l a y a h (P K W ) B a t u r a j a d a n n P u s a t K e g i a t a n N a s i o n a l (P K N ) B a n d a r L a m p u n g. 31,325 R u a s j a l a n i n i m e n g h u b u n g k a n P u s a t K e g i a t a n Wi l a y a h (P K W ) Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

142 2 K o l e k t o r P r i m e r 2 J a l a n P r o v i n s i K 3 P e n i n g k a t a n R u a s J a l a n P e r b a t a s a n K a b O g a n K o m e r i n g I l i r - P e n i n j a u a n L u b u k B a t a n g - B a t u r a j a - S o s o h B u a y R a y a p 3 J a l a n P r o v i n s i K 3 P e n i n g k a t a n R u a s J a l a n B a t a s K o t a P r a b u m u l i h - L u b u k B a t a n g B a t u r a j a P u s a t K e g i a t a n L o k a l (P K L ) M a r t a p u r a. M e n g h u b u n g k a n P u s a t K e g i a t a n Wi l a y a h (P K W ) K a y u Ag u n g - P u s a t K e g i a t a n L o k a l ( P K L ) P e n i n j a u a n - P u s a t P e l a y a n a n K a w a s a n ( P P K ) L u b u k B a t a n g B a r u - P u s a t K e g i a t a n Wi l a y a h ( P K W ) B a t u r a j a - P u s a t P e l a y a n a n K a w a s a n ( P P K ) P e n y a n d i n g a n M e n g h u b u n g k a n P u s a t K e g i a t a n Wi l a y a h (P K W ) P r a b u m u l i h - P u s a t P e l a y a n a n K a w a s a n ( P P K ) L u b u k B a t a n g B a r u d a n a k s e s s k e B a t u r a j a ( P K W ) J a l a n P r o v i n s i K 4 P e n i n g k a t a n R u a s J a l a n P e r b a t a s a n O K U S e l a t a n - L e n g k i t i - B a t u r a j a B a r a t 5 J a l a n P r o v i n s i K 3 P e m b a n g u n a n J a l a n L i n g k a r R u a s S a m i d a n Aj i - L u b u k B a t a n g - P e n i n j a u a n - S i n a r P e n i n j a u a n - M e n g h u b u n g k a n P u s a t P e l a y a n a n P K L M u a r a D u a - P u s a t P e l a y a n a n L o k a l P r o m o s i (P K L p ) T a n j u n g L e n g k a y a p - P u s a t K e g i a t a n Wi l a y a h (P K W ) B a t u r a j a. M e n g h u b u n g k a n P u s a t K e g i a t a n L O k a l P r o m o s i ( P K L p ) U l a k P a n d a n - P u s a t P e l a y a n a n K a w a s a n ( P P K ) L u b u k B a t a n g B a r u - P u s a t P e l a y a n a n K a w a s a n (P P K ) K a r y a M u k t i - O K U T i m u r Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

143 M a r t a p u r a (O K U T i m u r ) 3 L o k a l P r i m e r 6 J a l a n K a b u p a t e n L P P e n i n g k a a n R u a s J a l a n L u b u k R a j a - S i n a r P e n i n j a u a n d a n P e n i n j a u a n M e n g h u b u n g k a n P u s a t K e g i a t a n L o k a l (P K L ) P e n i n j a u a n - P u s a t P e l a y a n a n K a w a s a n ( P P K ) K a r y a M u k t i - P u s a t K e g i a t a n L o k a l P r o m o s i ( P K L p ) B a t u m a r t a I I J a l a n K a b u p a t e n 8 J a l a n K a b u p a t e n L P L P P e m b a n g u n a n R u a s J a l a n L u b u k B a t a n g - L u b u k R a j a P e n i n g k a t a n J a l a n R u a s P e n g a n d o n a n - U l u O g a n M e n g h u b u n g k a n P u s a t P e l a y a n a n K a w a s a n ( P P K ) L u b u k B a t a n g B a r u - P u s a t P e l a y a n a n L o k a l P r o m o s i (P K L p ) B a t u m a r t a I I M e n g h u b u n g k a n P u s a t P e l a y a n a n L o k a l ( P K L ) P e n g a n d o n a n - P u s a t P e l a y a n a n K a w a s a n ( P P K ) M e n d i n g a n J a l a n K a b u p a t e n L P P e n i n g k a t a n d a n P e r k e r a s a n R u a s J a l a n L e n g k i t i - S o s o h B u a y R a y a p M e n g h u b u n g k a n P u s a t P e l a y a n a n L o k a l P r o m o s i ( P K L p ) T a n j u n g L e n g k a y a p - P u s a t P e l a y a n a n K a w a s a n ( P P K ) P e n y a n d i n g a n J a l a n K a b u p a t e n L P P e n i n g k a t a n d a n P e r k e r a s a n R u a s J a l a n L u b u k B a t a n - M e n g h u b u n g k a n P u s a t P e l a y a n a n K a w a s a n ( P P K ) - d e n g a n p e r b a t a s a n K a b u p a t e n M u a r a E n i m Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

144 1 1 J a l a n K a b u p a t e n 1 2 J a l a n K a b u p a t e n L P L P L u b a i K a b. M u a r a E n i m P e n i n g k a t a n R u a s J a l a n L u b u k B a t a n g - P e n i n j a u a n - S i n a r P e n i n j a u a n P e n i n g k a t a n R u a s J a l a n S i n a r P e n i n j a u a n - P e n i n j a u a n M e n g h u b u n g k a n P u s a t P e l a y a n a n K a w a s a n ( P P K ) L u b u k B a t a n g B a r u - P u s a t K e g i a t a n L o k a l ( P K L ) P e n i n j a u a n d a n P u s a t P e l a y a n a n K a w a s a n (P P K ) K a r y a M u k t i M e n g h u b u n g k a n P u s a t P e l a y a n a n K a w a s a n ( P P K ) K a r y a M u k t i - P u s a t K e g i a t a n L o k a l (P K L ) P e n i n j a u a n J a l a n K a b u p a t e n L P P e n i n g k a t a n J a l a n P e n y a n d i n g a n - M u a r a S a e h M e n g h u b u n g k a n P u s a t P e l a y a n a n K a w a s a n ( P P K ) P e n y a n d i n g a n - P u s a t P e l a y a n a n K a w a s a n ( P P K ) M u a r a S a e h J a l a n K a b u p a t e n L P P e n i n g k a t a n J a l a n T a n j u n g L e n g k a y a p - k e d a l a m w i l a y a h K e c a m a t a n L e n g k i t i - k e p e r b a t a s a n K a b u p a t e n O K U T i m u r M e n g h u b u n g k a n P u s a t P e l a y a n a n L o k a l P r o m o s i ( P K L p ) T a n j u n g L e n g k a y a p k e w i l a y a h p e r b a t a s a n O K U T i m u r S u m b e r : H a s i l A n a l i s i s S i s t e m Ja r i n g a n Ja l a n b e r d a s a r k a n U U N o. 3 8 T a h u n d a n P P. 2 8 T a h u n Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

145 Gambar 3.4 Peta Rencana Jaringan Jalan Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

146 Gambar 3.5. Peta Rencana sistem terminal dan stasiun Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

147 Gambar 3.6 Jaringan Rute Lalu-lintas Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

148 3.6.2 Rencana Pengembangan Jaringan Sungai dan Penyeberangan Kabupaten Ogan Komering Ulu ini dilalui oleh aliran sungai besar seperti sungai Ogan, Sungai Laya dan Sungai Lengkayap. Khusus Sungai Ogan merupakan sungai terbesar dan sungai ini memanjang dari hulu hingga hilir wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Lalu-lIntas air di Sungai Ogan ini dimungkin hanya pada saat musim penghujan sedangkan musim kemarau akibat terjadinya pendangkalan sungai relatif tidak bisa dilalui. Pada Umumnya saat ini lalu-lintas sungai ini jarang sekali digunakan, dimana masyarakat pada umum sudah tidak menggunakan aliran sungai sebagai sarana transportasi. Penggunaan aliran sungai ini dimungkinkan untuk digunakan hanya dikawasan perkotaan Kota Baturaja sebagai obyek wisata bahari sebagai lalu-lintas dalam wilayah perkotaan Baturaja. Rencana pengembangan angkutan sungai meliputi pengembangan jenis agkutan sungai seperti perahu-perahu tradisionil sebagai angkutan wisata serta dermaga yang dapat menarik sebagai destinasi obyek wisata bahari Rencana Pengembangan Jaringan Kereta Api Penumpang dan Barang Jalur kereta api di Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan lintas kereta api dari Kertapati (Palembang) ke Tanjung Karang (Bandar Lampung) dan sebaliknya. Panjang jalur rel kereta api yang melintasi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu mencapai panjang 85 Km. Angkutan kereta api di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini selain mengangkut penumpang juga bahan baku semen yang diproduksi PT. Semen Baturaja yang disebut angkutan klinker, diangkut ke Kertapati (Palembang) dan Tarahan (Bandar Lampung), dan juga mengangkut Batubara yang dikenal dengan angkutan Babaranjang (Batubara Rangkaian Panjang) diangkut dari Muara Enim ke Kertapati (Palembang) dan melintasi Baturaja menuju ke tarahan (Bandar Lampung). Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

149 Pengembangan dan peningkatan pelayanan transportasi kereta api ini adalah meningkatkan pelayanan dengan mengembangan stasiun kereta api yang lebih baik (rehabilitasi stasiun) baik angkutan penumpang dan barang. Angkutan barang yang berpotensi diwilayah ini adalah hasil-hasil pertanian dan hasil industri semen serta industri pertambangan lainnya dengan kecenderungan potensi angkutan yang akan semakin meningkat. Terkait dengan rencana pengembangan sistem jaringan rel kereta api khusus angkutan batubara dan peti kemas yang melintasi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu dari Tanjung Enim (Kabupaten Muara Enim) akses ke Provinsi Lampung. Rel kereta api ini juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan angkutan batubara hasil-hasil pertambangan diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan membuat Stasiun Angkutan peti kemas (batubara) yang direncankan di lokasi Kecamatan Lubuk Batang serta disinergiskan dengan rencana jalan lingkar (akses Kecamatan Semidang Aji Peninjauan-Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur) Rencana Sistem Prasarana Jaringan Energi a. Prasarana Jaringan Listrik dan Energi Rencana penyediaan listrik diarahkan untuk melayani konsumen diwilayah perdesaan yang hingga saat ini sepenuhnya belum optimal pelayanannya dan bagi desa-desa yang belum mendapat aliran listrik, serta penambahan kapasitas PLTU atau PLTD yang ada. Pada prinsipnya penambahan investasi oleh PLN dilakukan berdasarkan peningkatan demand yang signifikan bagi rate of return dari investasi yang dilakukan. Adapun orientasi pengembangan kebutuhan listrik diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini diarahkan pada : 1. Pada wilayah-wilayah kecamatan yang belum optimal pelayanannya seperti Kecamatan Lengkiti, Sosoh Buay Rayap, Ulu Ogan, Muara Jaya, Pengandonan, Lubuk Raja dan Sinar Peninjauan. 2. Desa-desa yang belum terlayani listrik dan desa terisolir. 3. Kawasan pengembangan agro industri Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

150 4. Kawasan perkebunan 5. Kawasan industri strategis 6. Kawasan Minapolitan Rencana pengembangan kebutuhan pembangkit tenaga listrik disamping yang sudah ada, di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu terdapat potensi yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan listrik diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu meliputi: 1. pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas terletak di Kecamatan Peninjauan dengan sumberdaya 484 (empat ratus delapan puluh empat) Billion Standard Cubic Feet (BSCF); 2. pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap terletak di Kecamatan Baturaja Barat/ Baturaja Timur/ Lubuk Batang dan Semidang Aji/Muara Jaya dengan memanfaatkan mulut tambang batubara total cadangan batubara (enam ratus dua puluh satu juta tiga ratus tujuh puluh satu ribu empat ratus sembilan puluh lima) ton; 3. pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) terletak di Kecamatan Ulu Ogan dengan sumberdaya/cadangan 5 (lima) Mega Watt Equavalent (MWE); dan 4. pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)/air di Kecamatan Ulu Ogan dengan sumberdaya/cadangan 4,083 (empat koma delapan puluh tiga) Mega Watt Equavalent (MWE). Pengembangan prasarana listrik di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu meliputi : 1. Pengembangan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 (dua puluh) KV dari Kecamatan Pengandonan - Kecamatan Lubuk Batang - Kecamatan Peninjauan Kecamatan Sinar peninjauan - ke perbatasan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur; 2. Pemeliharaan dan peningkatan pelayanan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 (dua puluh) KV dari Kecamatan Lubuk Raja Kecamatan Sinar Peninjauan Kecamatan Peninjauan ke perbatasan Kabupaten Ogan Ilir; Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

151 3. Pemeliharaan dan peningkatan pelayanan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 (dua puluh) KV dari Baturaja-Tanjung Lengkayap-Perbatasan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan; 4. Pemeliharaan dan peningkatan pelayanan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 (seratus lima puluh) KV dari Kabupaten Muara Enim-Pengandonan- Ulak Pandan-Baturaja-Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. 5. Pengembangan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 (lima ratus) KV interkoneksi Sumatera Jawa melewati Kecamatan Peninjauan dan Sinar Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu; 6. Pengembangan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 (dua ratus tujuh puluh lima) KV dari Kabupaten Lahat menuju Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur melewati Kecamatan Pengandonan, Kecamatan Semidang Aji, Kecamatan Lubuk Batang, dan Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu. Rencana kebutuhan listrik Kabupaten Ogan Komering Ulu ini adalah dengan asumsi rata-rata 900 Watt rumah tangga. Sedangkan untuk kebutuhan non rumah tangga adalah sebesar 41.5 % dari kebutuhan rumah tangga dengan perincian 1.5 % untuk penerangan jalan, 15 % untuk komersial, 15 % untuk pemerintahan dan pelayanan umum serta 10 % untuk kebutuhan cadangan. Kebutuhan listrik di Kabupaten Ogan Komering Ulu sampai dengan akhir Tahun perencanaan 2031 dapat dilihat pada Tabel 3.6 dan Grafik 3.3 dan Gambar 3.7. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

152 No Kecamatan Tabel 3.6 Rencana Kebutuhan Listrik di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun Kebutuhan Listrik (WATT) Baturaja Barat 5,438,340 36, , , ,834 7,414, ,213 1,112,130 1,112, , Baturaja Timur 12,950,280 86,335 1,942,542 1,942,542 1,295,028 16,046, ,700 2,406,996 2,406,996 1,604, Ulu Ogan 1,610,280 10, , , ,028 1,803,780 27, , , , Pengandonan 1,974,060 13, , , ,406 2,443,860 36, , , , Semidang Aji 5,036,940 33, , , ,694 7,819, ,288 1,172,880 1,172, , Peninjauan 6,819,660 45,464 1,022,949 1,022, ,966 8,443, ,646 1,266,462 1,266, , Lubuk Batang 5,674,860 37, , , ,486 8,443, ,646 1,266,462 1,266, , Sosoh Buay 2,118,780 14, , , ,878 2,832,300 42, , , , Rayap Lengkiti 5,349,420 35, , , ,942 7,138, ,071 1,070,712 1,070, , Sinar 3,014,280 20, , , ,428 3,734,820 56, , , , Peninjauan Lubuk Raja 4,170,240 27, , , ,024 5,167,440 77, , , , Muara Jaya 1,314,720 8, , , ,472 1,628,640 24, , , ,864 JUMLAH 55,471, ,812 8,320,779 8,320,779 5,547,186 72,915,120 1,093,727 10,937,268 10,937,268 7,291,512 Sumber : Hasil Analisis Keterangan : 1. Rumah Tangga 2. Penerangan Jalan 3. Komersil 4. Pemerintahan/Pelayanan Umum 5. Cadangan Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

153 Grafik 3.3 Rencana Kebutuhan Listrik di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun Sumber : Tabel 3.6 Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

154 Gambar 3.7. Peta Rencana Jaringan Listrik dan energi LAPORAN RENCANA Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

155 b. Prasarana Jaringan Minyak dan Gas Berdasarkan potensi wilayah pertambangan minyak dan gas di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu terdapat diwilayah Kecamatan Peninjauan dan sekitar Kecematan Lubuk Batang dan Samidang Aji hingga saat ini sudah mulai tahap eksplorasi/eksploitasi oleh PT. Pertamina, JOB Pertamina-Talisman (OK) Ltd dan PT Tiara Bumum Petroleum. Produksi rata-rata JOB Peramina Talisman (Ogan Komering) Ltd. Minyak sebesar BOPD dan Gas sebesar 2u MMCD. Dalam tahun 2002 gas tersebut disupay ke PT Pusri sebesar lebih kurang MMCD. Untuk pengembangan sistem jaringan pipa baik untuk akses keluar wilayah maupun untuk memenuhi kebutuhan sistem jaringan pipa diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu dalam kurun 20 (dua puluh) Tahun mendatang memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut : 1. Pembangunan jaringan pipa sebaiknya mengikuti pola jaringan jalan 2. Pembangunan jaringan pipa sebaiknya jauh dari pemukiman padat 3. Adanya sempadan pipa sesuai peraturan perundang-undang berlaku 4. Perlu memperhatikan kualitas jaringan pipa. 5. Analisis dampak lingkungan (AMDAL) terhadap pengembanan sistem jaringan pipa migas. Rencana pengembangan sistem jaringan Komering Ulu ini dapat dilihat pada Gambar 3.8. Migas diwilayah Kabupaten Ogan Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

156 Gambar 3.8. peta rencana sistem jaringan migas Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

157 Penyusunan Rencana Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu belum seluruhnya dapat dilayani sarana telepon. Dari pengamatan yang dilakukan baik lapangan maupun sistem jaringan telpon diwilayah kabupaten, bahwa penduduk yang terlayani fasilitas telpon ini terutama kawasan-kawasan yang teridentifiksi sebagai kawasan perkotaan sedangan kawasan-kawasan perdesaan belumsepenuhnya terlayani. Di era sistem informasi saat ini dan menunjang perekonomian masyarakat baik wilayah perdesaan maupun perkotaan peningkatan pelayanan sistem informasi ini sangat diharapkan pengembangan dimasa yang akan datang. Untuk meningkatkan aksessibilitas bidang komunikasi dan informasi maka pengembangan sistem jaringan telepon kabel untuk masa dua puluh Tahun mendatang setiap wilayah kecamatan sudah terpasang sistem jaringan telepon kabel. Begitu juga sistem saluran telepon seluler diharapkan sudah menjangkau seluruh wilayah kecamatan. Untuk efisiensi penggunaan sistem jaringan telepon seluler sebaiknya menggunaan sistem tower terpadu, sehingga tidak mengganggu pola pemukiman penduduk akibat banyak tower-tower. Rencana pengembangan base transmission system (BTS) terpadu masing-masing dikawasan perkotaan Baturaja, Peninjauan, Pengandonan, Batumarta II, Tanjung Lengkayap, Ulak Pandan, Karya Mukti, Lubuk Batang Baru, Penyandingan, Mendingan dan Muara Saeh. Pengembangan teknologi informasi untuk menunjang kegiatan pelayanan sosial dan ekonomi wilayah seperti kegiatan pemerintahan, pariwisata, industri, dan kawasan wisata. Rencana kebutuan satuan sambungan telepon, baik rumah tangga, komersial dan telepon umum untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.7, Grafik 3.4, dan Gambar 3.9. Bab 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

158 Penyusunan Tabel 3.7 Rencana Kebutuhan Telepon di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun Kebutuhan Satuan Sambungan Telepon (SST) No Kecamatan RMT KB TU RMT KB TU 1. Baturaja Barat 4,532 1, ,590 2, Baturaja Timur 10,792 4, ,264 5, Ulu Ogan 1, , Pengandonan 1, , Semidang Aji 4,197 1, ,950 2, Peninjauan 5,683 2, ,505 3, Lubuk Batang 4,729 1, ,505 3, Sosoh Buay Rayap 1, ,518 1, Lengkiti 4,458 1, ,345 2, Sinar Peninjauan 2,512 1, ,320 1, Lubuk Raja 3,475 1, ,608 1, Muara Jaya 1, , JUMLAH 46,214 18, ,828 25, Sumber : Hasil Analisis Keterangan : 1. Rumah Tangga (RMT) 5 2. Komersial/Bisnis (KB) 4 4. Telepon Umum (TU) 1 Grafik 3.4 Rencana Kebutuhan Telepon di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun Sumber : Tabel 3.7 Bab 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

159 Penyusunan Gambar 3.9 Peta rencana Jaringan telekomunikasi Bab 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

160 Penyusunan Rencana Sistem Prasarana Sumberdaya Air Wilayah Sungai (WS) yang berada di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah Wilayah Sungai Musi Sugihan-Banyuasin yang merupakan WS lintas provinsi. Jaringan sungai diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini meliputi DAS Musi dengan Sungai Ogan yang merupakan jaringan sungai yang mengairi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan jumlah anak sungai mencapai 61 anak sungai teridiri dari sungai yang mengalir ke Sub DAS Ogan, Lematang dan Komering yang tersebar ditiap kecamatan, meliputi anak sungai : Air Ogan Kiri, Air Ogan Kanan, Air Laham, Air Kisam, Air Tenang, Air Kiwai, Air Suban, Air Mau, Air Putih, Air Jawi-Jawi, Air Kuang Besar, Air Kuang Bijua, Air Lubai, Air Senuling. Air Ual, Air Pauh, Air Alai, Air Jerantam, Air Lekis Kecil, Air Lekis Besar, Air Kurup, Air Enai, Air Lahu, Air Kibang, Air Laye, Air Laye Kulih, Air Kiman, Air Tubohan, Air Sarang Elang, Air Gerontang, Air Bening, Air Deras, Air Terenggeling, Air Tandikat, Air Saka, Air Baku Bibit, Air Lintingan, Air Suku, Air Nitik, Air Lam, Air Tebangka, Air Lahat, Air Batang, Air Seliki, Air Selaur, Air Keluh, Air Umpan, Air Napalan, Air Lengkayap, Air Kungkilan, Air Ambijan, Air Lua, Air Siur, Air Pinang Genung, Air Pinang, Air Kiti, Air Kuning, Air Terentang, Air Kiliran, Air Ladai. Pengembangan wilayah sungai di Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan pengembangan lintas lintas kabupaten yang berujung kehilir yaitu Daerah Aliran Sungai Musi (DAS) Musi yang merupakan DAS Utamanya. Pada wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu sebagai dataran tinggi meliputi wilayah Kecamatan Ulu Ogan, Kecamatan Lengkiti, Kecamatan Muara Jaya, Kecamatan Pengandonan dan sebagian wilayah Kecamatan Sosoh Buay Rayat dengan kemirngan lahan bersikisar antara % sedangan wilayah datar hingga rendah meliputi Kawasan perkotaan Baturaja, kecamatan Lubuk Batang, Kecamatan Lubuk Raja, Kecamatan Sinar Peninjauan dan Peninjauan dengan kemiringan 0-15 %. Kawasan-kawasan rawan tergenang karena luapan air Sungai Ogan ini meliputi datar rendah seperti kawasan perkotaan Baturaja, Lubuk Batang, Peninjauan dan Sinar Peninjauan. Rencana pengendalian banjir diwilayah sungai Sungai Ogan ini meliputi penataan sempadan sungai, konservasi daerah hulu sungai, revitalisasi kawasan permukiman sepanjang aliran sungai, pembengunan pengendalian fisik dan konservasi lahan yang rawan potensi longsor. Bab 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

161 Penyusunan Cekungan air tanah (CAT) yang berada diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini merupakan sebagian CAT Muaradua-Curup yang merupakan CAT lintas provinsi. Jaringan irigasi terbagi menjadi dua yaitu Daerah Irigasi (DI) provinsi dan Daerah Irigasi (DI) Kabupaten. Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan Propinsi yaitu Lebak Datuk Ha dan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini meliputi D.I Air Minuman I 120 Ha, D.I Blambangan 250 Ha, D.I Gunung Kuripan 150 Ha, D.I Kelumpang 70 Ha, D.I Lubuk Tupak 129 Ha,D.I Sawah Tengah 150 Ha, D.I Tanjung Sari 100 Ha, D.I Tubohan 800 Ha, D.I Mendingin 50 Ha, D.I Belandang 80 Ha, D.I Pedataran 100 Ha, D.I Ataran Caban 20 Ha, D.I Ataran Mambang 40 Ha, D.I Air Panang 40 Ha, D.I Minuman II 40 Ha, D.I Gunung Liwat 175 Ha, D.I Merawai 50 Ha, D.I Kiwai 60 Ha, D.I Ataran Nungging 80 Ha, D.I Tanjungan 176 Ha,D.I Tanjung Kurung 60 Ha,D.I Kisiran 40 Ha,D.I Lembak Dusun 50 Ha, D.I Karang Lantang 45 Ha, D.I Ataran Galang 50 Ha, D.I Ataran Lebar 300 Ha, D.I Pulau Lebih 30 Ha, D.I Babakan Kandis 65 Ha, D.I Rantau Pinang 40 Ha, D.I Ujan Mas 50 Ha, D.I Darat Dusun 25 Ha,D.I Tubohan 800 Ha. Sedangkan pengembangan irigasi diarahkan pada kawasan pertanian lahan basah di Kecamatan Peninjauan dan Sinar Peninjauan serta daerah rawarawa di Kecamatan Sinar Peninjauan, luas kawasan pertanian yang akan dikembangkan prasarana irigasinya mencapai lahan sawah eksisting Ha dan sekitar Ha sawah lebak baru. Rencana sistem jaringan irigasi ini diharapkan hingga akhir tahun 2031 mengairi sistem pertanian lahan basah di kedua wilayah tersebut. Sistem jaringan air baku di Kabupaten OKU terdiri atas Pengembangan sumber air baku yang berasal dari Sungai Ogan, sumber mata air dan anak-anak sungai dan Pemanfaatan air baku untuk keperluan air minum terutama untuk kawasan perkotaan Baturaja dan Ibukota Kecamatan. Sistem pengendalian banjir pada Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah pengendalian banjir pada kawasan Sub DAS Ogan, Lematang dan 61 anak sungai lain, meliputi penataan sempadan sungai, konservasi daerah hulu sungai, revitalisasi kawasan permukiman pada daerah sempadan sungai, pembangunan pengendalian fisik dan konservasi lahan pada kawasan rawan longsor dan erosi Bab 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

162 Penyusunan serta pembangunan prasarana pengendalian banjir dikawasan rawan banjir di Kawasan Kecamatan Baturaja Barat, Baturaja Timur, Lubuk Batang, Sinar Peninjauan dan Peninjauan. Pengembangan rawa adalah kawasan budidaya pertanian lahan basah dengan tetap mempertahankan fungsinya sebagai kawasan resapan air di Kecamatan Peninjauan dan Sinar Peninjauan. Adapun rencana sistem jaringan sumberdaya air ini dapat dilihat Gambar Rencana Sistem Prasarana Wilayah Lainnya Prasarana Air Bersih Sebagian besar penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu mendapat air minum dari sungai dan sumur, sedangkan penduduk yang mendapatkan sarana air minum dari PDAM baru sebagian kecil. Meskipun pelayanan air minum yang dikelola PDAM belum merata, terutama di wilayah perdesaan namun masyarakat setempat dapat memenuhi kebutuhan air dengan cara membuat sumur karena dengan kedalaman 5-12 meter sudah mendapatkan air bersih. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan wilayah yang mendapatkan fasilitas air minum baru terbatas pada wilayah perkotaan. Rencana kebutuhan air bersih berdasarkan standar kebutuhan air bersih setiap jiwa adalah 150 liter/orang/hari. Maka perkiraan kebutuhan air bersih diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu hingga Tahun 2031 untuk rumah tangga sekitar 90 % dari jumlah rumah tangga dapat terlayani air bersih sehingga membutuhkan liter/hari dan fasilitas umum sekitar liter atau sekitar 20 % dari kebutuhan rumah tangga sedangkan cadangan sebesar liter/orang/hari atau sekita 10 % untuk pengunaan lainnya (pemadam kebakaran, penyiraman taman-taman kota, ruang terbuka hijau kota). Sumber-sumber air bersih dapat diambil dari sungai-sungai terdekat atau mata air diwilayah kabupaten Ogan Komering Ulu ini. Sistem penyediaan air minum di Kabupaten Ogan Komering Ulu meliputi Peningkatan jangkauan dan pelayanan air minum, Pengembangan sarana dan prasarana pendukung minum, Peningkatan kualitas dan kuantitas air hasil olahan sesuai dengan peraturan yang berlaku mengenai air minum, Optimalisasi Bab 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

163 Penyusunan Gambar 3.10 rencana jaringan Sumberdaya air Bab 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

164 Penyusunan pemanfaatan sumber minum dengan perpipaan sesuai dengan standar pelayanan bidang air minum dan Peningkatan kualitas sumber daya pengelola dan pengembangan air minum. Adapun rencana kebutuhan pengembangan air bersih termasuk juga air baku dan irigasi hingga Tahun 2032 dapat dilihat pada Tabel 3.8, Grafik 3.5 dan Gambar Tabel 3.8 Rencana Kebutuhan Air Bersih di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun Kebutuhan Air Bersih (Liter/Hari) No Kecamatan RMT FU PL RMT FU PL 1. Baturaja Barat 679, ,959 67,979 1,112, , , Baturaja Timur 1,618, , ,879 2,406, , , Ulu Ogan 199,350 39,870 19, ,378 36,076 18, Pengandonan 246,758 49,352 24, ,579 73,316 36, Semidang Aji 629, ,924 62,962 1,172, , , Peninjauan 852, ,492 85,246 1,266, , , Lubuk Batang 709, ,872 70,936 1,266, , , Sosoh Buay Rayap 264,848 52,970 26, ,845 84,969 42, Lengkiti 668, ,736 66,868 98,712 19,742 9, Sinar Peninjauan 376,785 75,357 37,679 1,070, , , Lubuk Raja 521, ,256 52, , ,023 77, Muara Jaya 164,340 32,868 16, ,296 48,859 24,430 JUMLAH 6,932,048 1,386, ,205 10,385,568 2,077,114 1,038,557 Sumber : Hasil Analisis Keterangan : 1. Rumah Tangga (RMT) 2. Fasilitas Umum (FU) 3. Cadangan/Penggunaan Lain (PL) Bab 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

165 Penyusunan Grafik 3.5 Rencana Kebutuhan Air Bersih di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun Sumber : Tabel Prasarana Pengelolaan Air Limbah Rencana penangan sistem air limbah di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu meliputi penanganan air limbah domestik dan non domestik serta lumpur tinja. Sistem pelayanan yang diterapkan di Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan memperhatikan kepadatan penduduk, penyediaan air bersih, kemiringan muka tanah dan sewer. Sehingga di daerah ini direncanakan akan dikembangkan Sistem Tangki Septik dengan bidang resapan atau cubluk yang dapat ditingkatkan menjadi small bore sewer. Sistem Pengelolaan air limbah di Kabupaten Ogan Komering Ulu meliputi Penyehatan lingkungan permukiman dengan pembangunan IPAL untuk kawasan perkotaan, Peningkatan sarana dan prasarana sanitasi permukiman di perdesaan dan pengelolaan air limbah secara komunal untuk daerah perkotaan dan Pembangunan instalasi pengelolaan limbah Bahan Berbahaya Beracun di kawasan industri yang dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku. Bab 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

166 Penyusunan Gambar 3.11 rencana pengembangan air bersih Bab 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

167 Penyusunan Pengelolaan air limbah dibedakan atas dua kategori yaitu: air limbah domestik dan air non-domestik 1. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Sistem pengelolaan air limbah domestik dari pemukiman penduduk dibedakan menjadi sistem setempat dan sistem terpusat. Untuk daerah pemukiman dengan kepadatan penduduk ltinggi maka perlu dikembangkan sistem pengelolaan air limbah terpusat dan dilengkapi dengan sarana Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Sedangkan daerah pemukiman dengan kepadatan rendah dikembangkan sistem pengelolaan setempat dengan menggunakan septik tank dan resapan. Resapan yang dimaksud dapat berupa bidang resapan maupun sumur resapan, bergantung kepada kondisi tanah dan kondisi muka air tanah yang ada. Pengembangan sistem terpusat dapat diawali dari satu wilayah kecil sebagai daerah percontohan dengan desain yang dapat dikembangkan untuk wilayah yang lebih luas. Mengingat Kabupaten Pacitan termasuk wilayah yang sulit air, maka Sistem Terpusat Air Limbah yang dikembangkan adalah sistem terpisah, yaitu antara air kotor (dari kamar mandi, cuci dan dapur) dan air kotoran (dari Kakus/Kloset). Air kotor diolah di IPAL untuk menjadi air baku air bersih, sedangkan air kotoran diolah di IPAL yang lain untuk bisa dibuang ke badan air penerima setelah memenuhi persyaratan baku mutu. Pemantauan terhadap kualitas pengolahan dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup. Pengembangan sistem setempat harus menggunakan septik tank dan resapan seperti yang telah disyaratkan oleh Ditjen Cipta Karya tentang septik tank yang benar. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai septik tank yang benar harus dilakukan secara intens oleh Dinas terkait di Kabupaten. Masyarakat mengeluarkan biaya pembuatan septik tank ini merupakan wujud dari azas pengelolaan lingkungan diantaranya adalah pencemar membayar biaya lingkungan (Polluters Pay Principles). Bab 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

168 Penyusunan 2. Sistem Pengelolaan Air Limbah Non-Domestik Untuk kegiatan industri yang menghasilkan limbah harus membuat studi AMDAL atau UKL-UPL yang direkomendasi pihak yang berwenang sesuai dengan batasan besaran beban sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 17 /2001, tentang jenis usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Dari studi AMDAL atau UKL-UPL tersebut dapat ditentukan jenis pengolahan yang harus dilakukan terhadap air limbah sebelum dibuang ke badan air. Setiap kegiatan hotel dan restoran, pertokoan harus melengkapi sarana pembuangan air limbah dapurnya dengan Unit Penangkap Lemak dan Minyak. Selanjutnya air limbahnya diperbolehkan masuk ke sistem perpipaan pengelolaan air limbah terpusat. Demikian pula air limbah dari kegiatan binatu (laundry) harus melewati pengolahan pendahuluan berupa Unit Penangkap Busa atau Unit Pemecah Busa sebelum masuk ke sistem perpipaan yang ada. Dengan memperhatikan kepadatan penduduk dan kedalaman muka air tanah, maka pengelolaan air limbah di Kabupaten Ogan Komering Ulu masih dimungkinkan dengan sistem setempat yaitu dengan menggunakan septik tank dan dilengkapi dengan sumur resapan atau bidang resapan. Sebagai lanjutan dari pengelolaan setempat dimasing-masing penghasil air limbah, harus dilakukan pengolahan lanjutan terhadap lumpur tinja yang dihasilkan oleh septik tank. Lokasi pengolahan lumpur tinja (instalasi pengolahan lumpur tinja = IPLT) harus berada tidak jauh dari pusat produksi lumpur tinja sehingga efisien terhadap penggunaan truk pengangkut tinja. Namun karena alasan estetika, IPLT sebaiknya tidak berada di pusat kepadatan penduduk melainkan di luarnya dengan jarak tidak lebih dari 20 km dari titik terjauh. Berdasarkan perhitungan kebutuhan hingga akhir tahun jumlah penduduk terlayani diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini paling tidak 90 % sudah dapat terpenuhi, Untuk lebih jelasnya perkiraan produksi air limbah dan lumpur tinja serta kebutuhan prasarana dan sarananya dapat dilihat pada Tabel 3.9 dan Gambar Bab 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

169 Penyusunan Tabel 3.9 Rencana produksi air limbah dan lumpur tinja serta kebutuhan prasarana dan sarananya di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun No Uraian Tahun 2012 Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) 30,213 71,946 8,860 10,967 27,983 37,887 31,527 11,771 29,719 16,746 23,168 7,304 41,190 89,148 10,021 13,577 43,440 46,906 46,906 15,735 39,656 20,749 28,708 9,048 2 Jumlah Penduduk Terlayani 22,660 53,960 6,645 8,225 20,987 28,415 23,645 8,828 22,289 12,560 17,376 5,478 37,071 80,233 9,019 12,219 39,096 42,215 42,215 14,162 35,690 18,674 25,837 8,143 3 Prosentasi Penduduk Terlayani (%) Produksi Air Limbah (M3/Jiwa) 1,133 2, ,049 1,421 1, , ,854 4, ,955 2,111 2, , , Produksi Tinja (M3/Jiwa) , Kebutuhan Septick Tank 3,399 8, ,234 3,148 4,262 3,547 1,324 3,343 1,884 2, ,561 12,035 1,353 1,833 5,864 6,332 6,332 2,124 5,354 2,801 3,876 1,221 7 Pengolaan Air Limbah (IPAL)/Unit Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT)/Unit Kebutuhan Truck Tinja (Unit) Sumber : Hasil Analisis Keterangan : 1. Kecamatan Baturaja Barat 2. Kecamatan Baturaja Timur 3. Kecamatan Ulu Ogan 4. Kecamatan Pengandonan 5. Kecamatan Samidang Aji 6. Kecamatan Peninjauan 7. Kecamatan Lubuk Batang 8. Kecamatan Sosoh Buay Rayap 9. Kecamatan Lengkiti 10. Kecamatan Sinar Peninjauan 11. Kecamatan Lubuk Raja 12. Kecamatan Muara Jaya Bab 5 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

170 Gambar 3.12 Rencana Prasana Air Limbah Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

171 Prasarana Pengelolaan Persampahan Pada saat ini sistem penanggulangan atau penanganan dalam pembuangan sampah di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu untuk Kota Baturaja adalah dengan cara mengumpulkan sampah pada tiap-tiap rumah kemudian diangkut dengan gerobak ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) lalu diangkut dengan Truk Sampah ke Tempat Pengelolaan Sampah Akhir (TPA). Adapun lokasi sementara pembuangan sampah di Kota Baturaja sekarang ini adalah di Desa Batu Putih dekat bantaran Sungai Lengkayap yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Sosoh Buay Rayap, jaraknya kurang lebih 8,5 Km dari Kota Baturaja. Rencana pengembangan pembuangan sampah untuk Kota Baturaja ke depan diarahkan ke lokasi TPA (Tempat Pengelolaan Akhir) yang terletak di areal Gunung Meraksa, Kurup Kecamatan Lubuk Batang. Sedangkan alternatif rencana pengembangan Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) regional direncanakan di Kecamatan Lubuk Raja berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Sedangkan diwilayah ibukota-ibukota kecamatan diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu, dilakukan masih sangat sederhana mengumpulkan sampah dengan dibakar atau dibuang ke sungai atau semak, begitu juga diwilayah perdesaan. Pengelolaan sampah dilakukan oleh pemerintah kecamatan, desa aut masih sipatnya perorangan/individu. Sedangkan arahan rencana pengembangan dari persampahan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini, antara lain adalah : 1. Peningkatan pengelolaan sampah dengan cara melakukan pemisahan antara sampah organik dengan sampah an-organik mulai dari rumah penduduk sampai TPS dan TPA sedangkan rencana pengembangan relokasi pembuangan TPA harus jauh dari lingkungan rumah penduduk, sekolah, tempat kerja dan lain sebagainya, 2. Penambahan sarana dan prasarana persampahan 3. Pembangunan dan penyediaan tempat-tempat sampah, seperti ; bak sampah, tong sampah, gerobak sampah dan lain-lain, 4. Peningkatan dan disiplin masyarakat terhadap dampak yang diakibatkan dari gundukan sampah terhadap lingkungan hidup. Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

172 5. Perluasan cakupan layanan bidang persampahan 6. Pembangunan tempat pengelolaan akhir (TPA) regional di lokasi perbatasan kabupaten Ogan Komering Ulu dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yaitu di Kecamatan Lubuk Raja. 7. Pembangunan tempat pengelolaan akhir (TPA) khusus kawasan perkotaan Baturaja di areal Gunung Meraksa Kecamata n Lubuk Batang 8. Program pemanfaatan limbah dan sampah untuk mengurangi kuantitas sampah dan limbah. Sistem pengelolaan sampah meliputi pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir. Untuk daerah pemukiman, pewadahan dilakukan dengan tong-tong sampah dan kantong-kantong plastik, pengumpulan dengan gerobak sampah ke kontainer atau bak penampung/tps untuk kemudian diangkut dengan Dump Truk ke TPA (Tempat Pengelolaan Akhi ). Atau dapat juga dilakukan dari sistem pewadahan langsung diangkut dengan compactor truk ke TPA. Sketsanya dapat dilihat pada Gambar Gambar Skema Sistem Pembuangan dan Pengelolaan Sampah Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

173 Rencana Sistem Pengelolaan Sampah Untuk Kawasan Non-Perumahan Untuk kawasan non-perumahan seperti pasar, kantor, pertokoan, penginapan (hotel) dan fasilitas umum lainnya maka Sistem pengolahan sampah ada 2 macam alternatif sebagaimana terlihat pada sketsa gambar di atas Alternatif I, seperti daerah pemukiman, pewadahan dilakukan dengan tong-tong sampah dan kantong-kantong plastik, pengumpulan dengan gerobak sampah ke tempat pengumpulan-pengumpulan sementara (TPS), kemudian diangkut dengan dump truck ke TPA. Alternatif II, setelah sampah-sampah ditampung dalam tong-tong sampah, kemudian dibawa dengan gerobak ke container dan diangkut dengan arm roll truck ke TPA. Rencana Persyaratan Lokasi Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam kaitan dengan penentuan lokasi Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) ini yaitu : Jauh dari permukiman penduduk Pada lokasi yang kosong dan tidak subur Tidak menggannggu ekosistem disekitarnya Topografi rendah Tidak menimbulkan atau menyebabkan penyakit. Untuk itu dimasa yang akan datang pengembanan sistem pengelolaan persampahan ini tidak saja kawasan perkotaan akan tetapi diarahkan juga bagi wilayah perdesaan. Untuk lebih jelasnya perkiraan produksi sampah dan prasarana sarananya diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini hingga akhir Tahun 2031 dapat dilihat pada Tabel 3.10 dan Gambar Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

174 Tabel 3.10 Perkiraan Produksi Sampah Dan Prasarananya Di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun No Uraian Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Penduduk Terlayani Prosentasi Penduduk Terlayani (%) Produsksi Sampah Domestik (M3/Hr) Produksi Sampah Non Domestik (M3/Hr) Produksi Sampah Total Produksi Sampah Domesitik Terlayani (M3/Hari) Volume Sampah Terlayani (M3/Hari) Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) Bak Sampah (Unit/Rumah) Truck Sampah (Unit) Tempat Pengelolaan Akhir (Unit) Sumber : Hasil Analisis Keterangan : 1. Kecamatan Baturaja Barat 7. Kecamatan Lubuk Batang 2. Kecamatan Baturaja Timur 8. Kecamatan Sosoh Buay Rayap 3. Kecamatan Ulu Ogan 9. Kecamatan Lengkiti 4. Kecamatan Pengandonan 10. Kecamatan Sinar Peninjauan 5. Kecamatan Samidang Aji 11. Kecamatan Lubuk Raja 6. Kecamatan Peninjauan 12. Kecamatan Muara Jaya Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

175 Lanjutan Tabel 3.10 Tahun 2032 No Uraian Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Penduduk Terlayani Prosentasi Penduduk Terlayani (%) Produsksi Sampah Domestik (M3/Hr) Produksi Sampah Non Domestik (M3/Hr) Produksi Sampah Total Produksi Sampah Domesitik Terlayani (M3/Hari) Volume Sampah Terlayani (M3/Hari) Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) Bak Sampah (Unit/Rumah) Truck Sampah (Unit) Tempat Pengelolaan Akhir (Unit) Sumber : Hasil Analisis Keterangan : 1. Kecamatan Baturaja Barat 2. Kecamatan Baturaja Timur 3. Kecamatan Ulu Ogan 4. Kecamatan Pengandonan 5. Kecamatan Samidang Aji 6. Kecamatan Peninjauan Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III

176 Gambar 3.14 peta rencana jaringanpembuangan sampah Bab 3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Halaman III- 1-67

177 Prasarana Drainase Pada dasarnya perencanaan drainase adalah sistemik tanpa bisa memandang batas administrasi. Banjir di Kabupaten Ogan Komering Ulu terjadi karena kapasitas alur sungai yang tidak mampu menampung banjir dan selain itu di beberapa tempat ditemukan adanya dimensi saluran atau gorong-gorong yang tidak memadai dimana saluran primer menuju outlet sungai dengan dimensi lebih kecil daripada saluran sekundernya. Penentuan skala prioritas penanganan genangan mempertimbangkan faktor teknis dan non-teknis. Dari penilaian terhadap beberapa faktor tersebut dilakukan pembobotan. Pertimbangan yang dinilai berperan dan memiliki relevansi yang memadai sebagai kriteria untuk penentuan skala prioritas penanganan adalah: 1. Faktor genangan. Faktor genangan terdiri atas: luas, lama dan frekuensi genangan dalam waktu 1 tahun. 2. Faktor kerusakan harta benda. Berkait dengan besarnya kerugian harta benda akibat terjadi genangan 3. Faktor gangguan ekonomi. Berkait dengan kemungkinan terganggunya kegiatan perekonomian wilayah akibt genangan tersebut 4. Faktor gangguan sosial dan pemerintahan. Gangguan terhadap fasilitas publik dan pelayanan sosial termasuk gangguan kelancaran aktivitas pemerintahan kota 5. Faktor gangguan kelancaran lalulintas. Gangguan terhadap kelancaran lalulintas barang dan jasa akibat genangan pada beberapa jalan raya dan jalan desa yang dianggap vital. 6. Faktor gangguan lingkungan pemukiman. Penurunan kualitas kesehatan lingkungan beserta gangguan terhadap aktivitas bermukim penghuni akibat genangan. Rencana system drainase diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini akan meliputi pengembangan system jaringan drainase yang mengikuti pola jaringan jalan arteri primer, kolektor primer dan local primer. Disamping itu dikembangkan system pengendalian banjir terutama di kawasankawasan rawan tergenang akibat luapan Sungai Ogan seperti di kawasan Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-1

178 perkotaan Baturaja, Kecamatan Lubuk Batang, Kecamatan Peninjauan dan Sinar Peninjauan diperlukan pembangunan fisik seperti perbaikan sistem darainase pada kawasan permukiman, pengendalian pada tebing sungai, pembuatan gorong-gorong dan bronjong-bronjong pengendali longsor pada tebing sungai, serta pengerukan daerah-daerah sedimentasi Sungai Ogan. Peningkatan kapasitas buangan air limbah, operasionalisasi dan pemeliharaan saluran pembuangan permukiman serta sosialisasi dan perkuatan kelembagaan juga menjadi kunci dalam sistem pengelolaan drainase di Kabupaten Ogan Komreing Ulu. Rencana prasarana drainase diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini dapat dlihat pada Gambar Prasarana Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana Alam Potensi bencana alam diwilayah Kabupaten Ogan komering Ulu ini meliputi potensi bencana alam banjir dan longsor. Potensi banjir terutama dikaitkan dengan jaringan sungai dan pola permukiman penduduk yang ada diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini dimana dominasi pola permukiman mengikuti pola aliran sungai Ogan sebagai sungai yang terbesar terdapat di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini. Kawasan-kawasan rawan banjir ini relatif terjadi pada wilayah-wilayah yang relatif datar dan rendah seperti di Kawasan Perkotaan Baturaja, Kecamatan Lubuk Batang, Kecamatan Peninjauan dan Sinar Peninjauan dan sebagian wilayah Lubuk Raja. Sedang wilayah berpotensi erosi akibat penggundulan hutan yaitu terdapat diwilayah-wilayah dataran tinggi seperti Kecamatan Ulu Ogan, Kecamatan Lengkiti, Kecamatan Muara Jaya, Kecamatan Pengandonan dan Sosoh Buay Rayap yang merupakan kaki pengunungan bukit barisan. Prasarana yang dibutuhkan sebagai jalur penyelamat apabila terjadi bencana banjir dan longsor seperti jalur evaluasi pada jalur jalan arteri, kolektor di Kabupaten, jalur jalan lokal di tiap Kecamatan dan jalan-jalan lingkungan di tiap kecamatan dan kelurahan / desa serta ruang evalukuasi bencana meliputi ruang terbuka, balai desa, balai kelurahan, bangunan sekolah dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan untuk evakuasi penyelamatan. Rencana Jalur Evakuasi dan Ruang Evakuasi Bencana Alam di wilayah Kabuaten Ogan Komering Ulu dapat dilihat pada Gambar Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-2

179 Gambar 3.15 Rencana Prasarana Drainase di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-3

180 Gambar 3.16 Rencana jalur dan ruang evakuasi bencana alam. Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-4

181 BAB 4 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu 4..1 Dassar r Perrumussan Rencana Pola Ruang Wiayah Kabupaten Ketentuan Penyusunan Rencana Pola Ruang Kabupaten Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi : 1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten; 2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; 3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan 4. Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten. Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : 1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Daya dukung dan daya tampung wilayah kabupaten; 3. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan; dan 4. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria : 1. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana rincinya; Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-5

182 2. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWP beserta rencana rincinya; 3. Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di wilayah kabupaten bersangkutan; 4. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan; 5. Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya, sebagai berikut : a. Kawasan lindung yang terdiri atas : 1) Kawasan hutan lindung; 2) Kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, serta kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal lainnya; 3) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan; 4) Kawasan rawan bencana alam, meliputi: kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir; 5) Kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah; dan b. Kawasan budidaya yang terdiri atas : 1) Kawasan peruntukan hutan produksi, yang dirinci meliputi kawasankawasan: peruntukan hutan produksi terbatas, peruntukan hutan produksi tetap, dan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi; 2) Kawasan hutan rakyat; Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-6

183 3) Kawasan peruntukan pertanian, yang dirinci meliputi kawasankawasan: peruntukan pertanian lahan basah, peruntukan pertanian lahan kering, dan peruntukan hortikultura; 4) Kawasan peruntukan perkebunan, yang dirinci berdasarkan jenis komoditas perkebunan yang ada di wilayah kabupaten; 5) Kawasan peruntukan perikanan, yang dirinci meliputi kawasankawasan: peruntukan perikanan tangkap, peruntukan budidaya perikanan, dan peruntukan kawasan pengolahan ikan; 6) Kawasan peruntukan pertambangan, yang dirinci meliputi kawasankawasan: peruntukan mineral dan batubara, peruntukan minyak dan gas bumi, peruntukan panas bumi, dan peruntukan air tanah di kawasan pertambangan; 7) Kawasan peruntukan industri, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan: peruntukan industri besar, peruntukan industri sedang dan peruntukan industri rumah tangga; 8) Kawasan peruntukan pariwisata, yang dirinci meliputi kawasankawasan: peruntukan pariwisata budaya, peruntukan pariwisata alam, dan peruntukan pariwisata buatan; 9) Kawasan peruntukan permukiman, yang dirinci meliputi kawasankawasan: peruntukan permukiman perkotaan dan peruntukan permukiman perdesaan. Sebagai kawasan budidaya maka permukiman diarahkan dalam kajian lokasi dan fungsi masing-masing permukiman, terutama dikaitkan dengan karakter lokasi, misalnya di pegunungan, dataran tinggi, permukiman pantai, dan sebagainya; dan 10) Kawasan peruntukan lainnya. 6. Memuat kawasan-kawasan yang diprioritaskan pengembangannya dan kawasan-kawasan yang diprioritaskan untuk dilindungi fungsinya; 7. Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan; 8. Harus mengikuti peraturan perundang-undangan terkait. Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-7

184 4.1.2 Kebijakan Pola Ruang Nasional dan Provinsi Kebijakan Pola Ruang Nasional untuk Kabupaten Ogan Komering Ulu Rencana Pola Ruang Nasional untuk Kabupaten Ogan Komering Ulu t adalah : a. Kawasan Andalan : Kawasan Andalan Muara Enim dan sekitarnya dengan prioritas pengembangan pertanian, perkebunan dan pertambangan. Kebijakan pengembangan kawasan andalan darat diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya dalam rangka pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. b. Kawasan Pertahanan dan Keamanan yaitu Kawasan OMIBA (obyek militer Baturaja) sebagai tempat pendidikan dan latihan militer. Kebijakan Pola Ruang Provinsi untuk Kabupaten Ogan Komering Ulu 1. Kawasan Lindung; a. Hutan Hutan Lindung Bukit Nanti dengan luas kawasan Ha meliputi Kecamatan Ulu Ogan, Muara Jaya, Pengandonan dan Lengkiti b. Kawasan yang memberikan kawasan perlindungan setempat berupa : Sub Daerah Aliran Sungai Ogan dan Lengkayap. c. Kawasan rawan bencana; meliputi kawasan vulkanik bukit barisan, lonsor (dibagian sealatan) dan luapan (banjir) sungai Ogan dibagian utara wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu 2. Kawasan Budidaya; a. Pertanian lahan basah di Kecamatan Peninjauan dan Sinar Peninjauan b. Perkebunan karet hampir diseluruh wilayah kecamatan, sawit Kecamatan Lubuk Batang, Samidang Aji, Peninjuan, Kopi dan Lada Kecamatan Lengkiti, Ulu Ogan, Muara Jaya dan Pengadonan. c. Kawasan pertambangan Minyak dan gas dikembangkan di Kecamatan Peninjauan. d. Kawasan pertambangan Batubara rencana dikembangkan hampir diseluruh wilayah Kecamatan Kecuali Kecamatan Ulu Ogan atau kawasan hutan lindung. Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-8

185 e. Kawasan wisata sebanyak 15 obyek wisata yang meliputi Obyek wisata alam 11 lokasi, wisata sejarah 1 lokasi, agrowisata 2 lokasi dan wisata industri 1 lokasi. f. Kawasan Pariwisata; Wisata Alam : meliputi Bukit Pelawi, Gua Lubuk Hidung, Gua Tanjung Baru, Air Terjun Kambas, Air Terjun Panas Gemuhak, Air Kepayang, Air Terjun Tumbulum, Hutan Suaka, Gua Putri, Gua Salabe, Batu Kabayan/penganten Wisata Sejarah : Bukit Lesung Bintang Wisata Agrowisata : Bendali Rantau Kumpai dan Bendali Mitra Ogan Wisata Industri : Kawasan Industri Semen Baturaja Karakteristik dan Daya Tampung Wilayah Secara garis besar wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat dikelompokkan menjadi 3 kawasan utama, yaitu kawasan bagian selatan barat merupakan kawasan perbukitan dari gugus kaki Bukit Barisan merupakan hutan lindung, hutan produksi dan perkebunan rakyat, kawasan ini meliputi Kecamatan Ulu Ogan, Lengkiti, Muara Saeh dan sebagian Pengandonan. Pada bagian tengah merupakan kawasan dataran hingga bergelombang merupakan kawasan perkebunan, kehutanan dan lahan kering meliputi Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Samidang Aji, Pengandonan, Lubuk Batang dan Kawasan Perkotaan Baturaja. Bagian utara-timur merupakan kawasan dataran meliputi kawasan perkebunan, pertanian lahan basah meliputi Kecamatan sebagian Peninjauan, Sinar Peninjauan dan Lubuk Raja. Pada kawasan tersebut terdapat potensi pertambangan seperti Minyak dan Gas di Kecamatan Peninjauan, Panas Bumi di Kecamatan Ulu Ogan dan Batubara hampir terdapat ditiap wilayah kecamatan. Apabila potensi tersebut akan diekploitasi maka akan menimbulkan konflik kepentingan antara pemanfataan ruang kawasan budidaya, sehingga diperlukan koordinasi antara sektor dalam pemanfaatan ruang dimasa yang datang. Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-9

186 Kabupaten Ogan Komering Ulu akan dikembangkan sebagai kabupaten konservasi, namun sekaligus juga merupakan kawasan rawan bencana. Untuk menjaga fungsi konservasi dan sekaligus mengantisipasi (mitigasi) potensi bencana alam yang mungkin terjadi, maka % dari total luasan wilayah ini dijadikan sebagai kawasan lindung. Kawasan pertahanan dan keamanan yaitu tempat latihan meliter dan pendidikan seluas 5,18 % dari luas wilayah yang didalamnya merupakan kawasan hutan. Sementara itu orientasi kegiatan masyarakat perlu didorong sejak dini ke arah kegiatan, jasa, pengolahan dan perdagangan dengan tetap mengandalkan komoditas unggulan lokal, seperti karet, sawit, kopi, lada, kelapa, buah-buahan, sayur-sayuran, peternakan, perikanan dan hutan (ecolabeling) serta industri pengolahan hasil-hasil bahan tambang Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Rencana Kawasan Lindung Kawasan Hutan Lindung Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan dibawahnya. Arah pengelolaan kawasan hutan lindung bertujuan untuk mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sidimentasi, dan menjaga fungsi hidrolik tanah untuk menjamin kelestarian unsure hara tanah, air tanah dana air permukaan. Kriteria kawasan lindung untuk hutan lindung adalah : 1. Kawasan hutan dengan factor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka-angka penimbang mempunyai jumlah nilai (skor ) 175 atau lebih. 2. Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40 % atau lebih. 3. Dan atau kawasan hutan yang mempunyai ketinggian diatas permukaan laut 2000 m atau lebih. Sebaran kawasan hutan lindung di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu berdasarkan kriteria tersebut diatas terdapat di Kecamatan Ulu Ogan, Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-10

187 Kecamatan Muara Jaya, Kecamatan Sosoh Buay Rayap dan Kecamatan Lengkiti. Luas kawasan yang berfungsi lindung ini mencapai Ha Kawasan Perlindungan Setempat a. Kawasan Sempadan Sungai Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri-kanan sungai, termasuk sungai buat-an/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan ke-lestarian fungsi sungai (Keputusan Presiden RI No. 32 Tahun 1992, Pasal 1 ayat 7). Kawasan ter-sebut dibatasi oleh garis berjarak tertentu ke arah daratan dari garis permukaan air sungai pada saat debit normal. Pengelolaan sempadan sungai/kanal/saluran irigasi primer perlu dilakukan se-dini mungkin secara tegas, sebelum terlanjur menjadi kompleks permasalahannya, terutama yang berada di wilayah permukiman. Berkaitan dengan itu, juga aspek pencemaran terhadap sungai/kanal/saluran irigasi primer perlu sekaligus ditangani. Pelestarian sempadan sungai di bagi-an hulu dapat dikaitkan dengan program pelestarian kawasan sekitar mata air, karena kedua wi-layah tersebut menyambung. Rencana penetapan sempadan sungai bertujuan untuk melindungi sungai dari usikan kegiatan yang mengganggu kelestarian lingkungan. Sub DAS yang berupa kawasan sempadan sungai ini adalah sub DAS Ogan, Lematang dan Komering yang melintasi Kecamatan Ulu Ogan, Muara Jaya, Pengandonan, Semidang Aji, Baturaja Timur, Baturaja Barat, Lubuk Batang, Peninjauan dan Sinar Peninjauan. Selain sub DAS besar, terdapat juga 61 anak sungai yang termasuk ke dalam kawasan perlindungan setempat, yaitu Air Ogan Kiri, Air Ogan Kanan, Air Laham, Air Kisam, Air Tenang, Air Kiwai, Air Suban, Air Mau, Air Putih, Air Jawi-Jawi, Air Kuang Besar, Air Kuang Bijua, Air Lubai, Air Senuling. Air Ual, Air Pauh, Air Alai, Air Jerantam, Air Lekis Kecil, Air Lekis Besar, Air Kurup, Air Enai, Air Lahu, Air Kibang, Air Laye, Air Laye Kulih, Air Kiman, Air Tubohan, Air Sarang Elang, Air Gerontang, Air Bening, Air Deras, Air Terenggeling, Air Tandikat, Air Saka, Air Baku Bibit, Air Lintingan, Air Suku, Air Nitik, Air Lam, Air Tebangka, Air Lahat, Air Batang, Air Seliki, Air Selaur, Air Keluh, Air Umpan, Air Napalan, Air Lengkayap, Air Kungkilan, Air Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-11

188 Ambijan, Air Lua, Air Siur, Air Pinang Genung, Air Pinang, Air Kiti, Air Kuning, Air Terentang, Air Kiliran, Air Ladai. Kriteria kawasan lindung untuk sempadan sungai adalah : a. Garis sempadan sungai bertanggul ditetapkan dengan batas lebar sekurang-kurangnya 5 meter disebelah luar sepanjang kaki tanggul. b. Garis sempadan sungai besar minimal 100 meter dan 50 meter untuk sungai kecil diluar kawasan permukiman c. Pada kawasan permukiman adalah minimal meter sehingga memungkinkan untuk kegiatan budidaya non perumahan/pemukiman. Sebaran sempadan sungai terdapat pada setiap sungai baik sungai besar maupun kecil diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu mencapai luas Ha. Langkah-langkah pengelolaan kawasan sempadan sungai antara lain dengan menjaga sempadan sungai untuk melindungi dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran air sungai. b. Kawasan Sempadan Waduk/Mata Air Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai man-faat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air (Keputusan Presiden RI No. 32 Tahun 1992, Pasal 1 ayat 9). Mata air merupakan sumber air sangat penting karena merupakan penyedia air tawar, baik yang dapat dimanfaatkan langsung sebagai air bersih, maupun untuk keperluan lainnya (pertanian, perkebunan, peternakan, industri, dsb.) melalui sungai yang mengalirkannya. Pelestarian kawasan sekitar mata air sangat penting untuk menjaga agar mata air da-pat terus mengalirkan air, terutama pada musim kemarau. Untuk itu, kawasan sekitar mata air harus masuk dalam kawasan hutan lindung atau kawasan yang dilindungi yang dikuatkan de-ngan peraturan perundangan. Data mengenai mata air perlu tersedia, baik mengenai lokasinya, debitnya (terutama pada musim kemarau), sungai yang mengalirkannya, pemanfaatannya seka-rang dan perkiraanya di masa mendatang, terutama yang berkaitan dengan pengembangan wila-yah yang akan menggunakan air Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-12

189 dari sumber tersebut. Juga data lain yang terkait seperti iklim mikro di kawasan sekitar mata air dan wilayah yang memanfaatkannya. c. Kawasan Ruang Terbuka Hijau Ruang terbuka hijau adalah wilayah di dalam kota yang tidak boleh ada bangunan di atasnya. Wilayah tersebut sejauh mungkin ditanami tanaman atau pohon taman atau pohon pe-lindung. Ruang terbuka hijau, terutama untuk wilayah perkotaan sangat diperlukan sebagai paru-paru (dengan proses kebalikan dari paru-paru manusia dan binatang) yang memproses gas CO2 dan menghasilkan O2. Di samping itu, dengan ditanamnya pohon yang relatif besar, juga memberikan kesejukan/keteduhan, selain pemandangan yang asri. Ruang terbuka hijau juga dapat berfungsi sebagai daerah peresapan air hujan, sehingga dapat mengurangi terjadinya genangan. Pengalokasiannya serta penataannya harus sudah nampak pada master plan tata ruang kota atau permukiman; dan harus ikuti secara bertanggungjawab. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30% (tiga puluh) persen dari luas kawasan perkotaan Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya a. Kawasan Suaka Alam dan Margasatwa Kawasan Cagar Alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Kawasan Suaka marga satwa adalah daerah yang mewakili ekosistem khas didaratan maupun perairan lainnya, yang merupakan habitat alami yang memberikan tempat maupun perlindungan bagi keaneragaman tumbuhan dan satwa yang ada. Kawasan cagar alam dan suaka marga satwa diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu meliputi : 1. Hutan Suaka, di Kecamatan Pengadonan 2. Gua Lubuk Hidung, di Kecamatan Baturaja Timur 3. Gua Tanjung Baru, di Kecamatan Baturaja Timur 4. Gua Putri, di Kecamatan Semidang Aji Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-13

190 5. Goa Harimau di Kecamatan Semidang Aji 6. Goa Yemaye di Kecamatan Semidang Aji 7. Gua Selabe, di Kecamatan Samidang Aji 8. Goa Batu Belah di Kecamatan Semidang Aji 9. Goa Luguran di Kecamatan Semidang Aji 10. Batu Kabayan, di Kecamatan Lubuk Batang 11. Air Terjun Kambas, di Kecamatan Ulu Ogan 12. Air Terjun Tembulun, di Kecamatan Ulu Ogan 13. Air Kepayang, di Kecamatan Ulu Ogan 14. Air Panas Gemuhak, di Kecamatan Ulu Ogan Sebagian kawasan cagar alam dan marga satwa ini masuk dalam kawasan hutan lindung, di Kecamatan Ulu Ogan. b. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan Adalah kawasan yang merupakan lokasi bangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi maupun bentukan geologi alami yang khas. Kawasan Cagar budaya diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini ditetapkan dibeberapa kawasan bentukan geologi dan ilmu pengetahuan berupa : 3 (tiga) Suku Asli Kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu suku Ogan (sekitar sungai Ogan), suku Komering, dan suku Daya (Sekitar daerah Lengkiti). c. Taman Wisata Alam Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alami. Diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu sebagai kawasan pelestaran alam adalah di Bukit Lesung Bintang dan Bukit Pelawi di Kecamatan Baturaja Barat. Kawasan dan taman tersebut di atas perlu segera ditetapkan sebelum mengalami kerusakan, baik diakibatkan oleh yang tidak bertanggungjawab, maupun dalam penetapan wilayah yang akan dikembangkan, mengingat adanya kawasan atau daerah yang dapat dikembangkan menjadi daerah wisata, yang berarti berubah status dari kawasan yang dilindungi menjadi ka- Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-14

191 wasan dwifungsi, yaitu dilindungi, tetapi dibudidayakan juga. Hal ini penting agar pengembangan dapat lebih terarah dan optimal Kawasan Rawan Bencana Alam Kawasan rawan bencana di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini meliputi rawan bencana tanah longsor dan banjir diakibatkan karena kondisi hidrologi Sungai Ogan dan anak-anak sungai (sekitar 61 anak sungai yang bermuara ke Sungai Ogan) pada musim penghujan. Banjir disebabkan oleh DAS Ogan yang terjadi secara periodik terutama musim hujan. Kawasan rawan longsor dengan kerentatan tinggi disenpanjang DAS Ogan dan anak-anak sungai, lereng-lereng bukit untuk terkena bencana tanah longsor, terutama jika kegiatan manusia menimbulkan gangguan pada lereng kawasan dan sempadan sungai. Kerawanan bencana gempa bumi, meskipun belum terjadi dalam skala yang besar namun kawasan bagian selatan Kabupaten Ogan Komering Ulu yang merupakan kawasan disekitar kaki pegunungan Bukit Barisan merupakan kawasan rentan dengan bencana gempa vulkanik disekitar kawasan tersebut. a. Kerawanan Tanah Longsor Lokasi kawasan tanah longsor relatif terdapat pada kawasan dengan kemiringan lahan diatas % dan diatas 40 % yang merupakan kawasan perbukitan dan pengunungan serta kawasan-kawasan daerah aliran Sungai Ogan, Lematang dan Komering serta 61 anak sungai lainnya. b. Kerawanan Banjir Lokasi kawasan rawan bajir terdapat di kawasan sekitar Sungai Ogan (sepanjang daerah aliran sungai), terdapat kawasan perkotaan dan desa-desa yang berkembangan di kawasan daerah aliran sngai ini, disamping itu pada kawasan-kawasan dataran rendah. Lokasi kawasan rawan bencana banjir ini seperti di wilayah Kecamatan Semidang aji, Kecamatan Baturaja Timur, Baturaja Barat, Lubuk Raja, Sinar Peninjauan, Peninjauan dan Lubuk Batang. Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-15

192 c. Kerawanan Gempa Bumi Di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini belum pernah terjadi gempa dengan skala besar, hanya mendapat pengaruh dari Kawasan rawan bencana gempa sekitar Pegunungan Bukit Barisan dari gempa vulkanik. Kawasankawasan relatif terkena dampak rawan bencana gempa bumi ini meliputi kawasan bagian selatan Kabupaten Ogan Komering Ulu meiputi Kecamatan Ulu Ogan, Kecamatan Pengandonan, Kecamatan Lengkiti, sebagian Kecamatan Sosoh Buay Rayap dan Kecamatan Muara Jaya. Selain bencana gempa terdapat pula ancaman berupa bencana dari kawasan rawan gerakan tanah. Kawasan ini berada di sepanjang jalan lintas sumatera meliputi Kecamatan Peninjauan, Kecamatan Lubuk Batang, Kecamatan Baturaja Timur, Kecamatan Baturaja Barat, Kecamatan Semidang Aji dan Kecamatan Pengandonan. Rencana penetapan kawasan rawan bencana alam ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1 Penetapan kawasan lindung diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.2. Tabel 4.1 Klasifikasi, Kriteria dan Wilayah Penyebaran Kawasan Lindung di Kabupaten Ogan Komering Ulu Klasifikasi Kawasan Lindung Kriteria Penyebaran 1. Kawasan Hutan Lindung Kemiringan lereng >40% atau berada pada ketinggian 2000 m dpl atau jenis tanah bersolum dangkal Kecamatan Ulu Ogan, Kecamatan Muara Jaya, Kecamatan Lengkiti Kawasan Hutan Lindung ini dikenal Hutan Lindung Bukit Nanti. 2. Kawasan perlindungan setempat a. Sempadan sungai Sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar pemukiman. Untuk sungai di kawasan pemukiman berupa Sepanjang Sungai Ogan dan sistem anak-anak sungai lainnya (ada sekitar 61 anak sungai) Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-16

193 Klasifikasi Kawasan Lindung Kriteria Penyebaran sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi (10 15 meter) b. Sempadan danau/waduk c. Kawasan sekitar mata air Sama dengan kriteria sempadan sungai, 100 m untuk danau besar, 50 m untuk danau kecil, dan m di kawasan pemukiman Radius 200 m dari sumber mata air Mata air/danau kecil lainnya Mata air/danai kecil lainnya d. Ruang Terbuka Hijau Kota 30 % dari luas wilayah kota Ibukota Kabupaten, Ibukota Kecamatan, Kawasan Perkotaan, Kawasan Industri. 3. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya a. Kawasan Suaka Alam dan Marga Satwa b. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan Kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Kawasan yang merupakan lokasi ba-ngunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi maupun bentukan geologi alami yang khas; Hutan Suaka, Gua Lubuk Hidung, Gua Tanjung Baru, Gua Putri, Gua Salabe, Batu Kabayan, Air Terjun Kambas, Air Terjun Tembulan, Air Kapayang, Air Panas Gemuhak Bendali Rantau Kumpai (agrowisata), Bendali Mitra Ogan (Agrowisata). 3 Suku Asli Kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu Ogan (sekitar sungai Ogan, Komering, dan Daya (Sekitar daerah Lengkiti) c. Taman wisata alam Kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Bukit Lesung Bintang Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-17

194 Klasifikasi Kawasan Lindung Kriteria Penyebaran 4. Kawasan Rawan Bencana Alam Kerawanan Tanah Longsor (kemiringan %, daerah aliran sungai (tebing/gigirsungai) Kecamatan Ulu Ogan, Kecamatan Pengandonan, Kecamatan Muara Jaya, Kecamatan Lengkiti, Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Sepanjang Sungai Ogan dan anak-anak sungai Kerawanan Banjir dan dataran rendah (kemiringan 0-3 %) Kerawanan bencana gempa Kawasan Cagar alam geologi Sumber : Keppres No. 32 Tahun 1990, Permen PU No, 16 tahun 2009 Tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kab dan Hasil Analisis. Sepanjang Sungai Ogan dan anak-anak sungai. Kecamatan Baturaja Barat, Kecamatan Baturaja Timur, Semidang Aji, Sinar Peninjauan, Peninjauan dan Lubuk Batang. Pengaruh gempa vulkanik disekitar Pengunungan Bukit Barisan. Kecamatan Ulu Ogan, Kecamatan Lengkiti, Pengandonan dan Sosoh Buay Rayap Berada di kecamatan Baturaja Barat, Sosoh Buay Rayap, Lengkiti dan Kecamatan Semidang Aji. Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-18

195 Gambar 4.1 Rencana Penetapan Kawasan Rawan Bencana Alam Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-19

196 Gambar 4.2 Peta Penetapan kawasan lindung diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-20

197 4.2.2 Rencana Kawasan Budidaya Kawasan Peruntukan Pertanian Tanaman Pangan Kawasan Peruntuhan Pertanian Lahan Basah Rencana pengembangan kawasan pertanian lahan basah diwilayah kabupaten Ogan Komering Ulu dengan tetap mempertahan kawasan pertanian lahan basah (sawah) yang telah ada. Didalam amanat UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 48 ayat (1) mempertahan kawasan lahan abadi pertanian tanaman pangan untuk ketahanan pangan. Dengan demikian lahan yang telah ada menurut undang-undang tersebut diatas maka diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini hingga akhir Tahun perencanaan tetap dipertahankan. Adapun rencana penetapan lahan pertanian lahan basah ini seluas Ha atau sekitar 1,52 % dari luas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Meliputi sawah lahan basah Ha dan pengembangan sawah lebak direncanakan Ha di Kecamatan Peninjauan dan Sinar Peninjauan Kawasan Peruntuhan Pertanian Lahan Kering Arahan pengembangan kawasan pertanian lahan kering bertujuan untuk meningkatkan dayaguna dan hasil guna pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam untuk pertanian tanaman pangan lahan kering dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Kriteria kawasan budidaya pertanian lahan kering adalah : Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk kegiatan pertanian tanaman pangan lahan kering. Kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan tanaman pangan lahan kering dapat memberikan memanfaat untuk meningkatkan produksi pangan dan investasi. Meningkatkan pendapatan daerah dan nasional. Kawasan yang sesuai dengan kesesuaian lahan, jenis tanah. Sebaran kawasan pertanian lahan kering dijumpai diwilayah Kecamatan Peninjauan, Kecamatan Lubuk Batang, Kecamatan Lubuk Raja, Kecamatan Sinar Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-21

198 Peninjauan, Kecamatan Lengkiti, Kecamatan Semidang Aji, Kecamatan Pengandonan dan Kecamatan Sosoh Buay Rayap dengan luas Ha Kawasan Peruntukan Hortikultura Rancana kawasan peruntukan hortikultura di wilayah kabupaten Ogan Komering Ulu direncanakan di Kecamatan Peninjauan, Kecamatan Lubuk Batang, Kecamatan Baturaja Barat, Kecamatan Baturaja Timur, Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Kecamatan Muara Jaya, Kecamatan Lengkiti, Kecamatan Semidang Aji, dan Kecamatan Pengandonan dengan luas kawasan kurang lebih (lima belas ribu delapan ratus tiga puluh dua) Hektar Kawasan Peruntukan Perkebunan Kawasan perkebunan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman Tahunan atau perkebunan yang menghasilkan baik bahan pangan maupun bahan baku industri. Arahan pengembangan kawasan perkebunan bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pemanfaatan ruang dan sumberdaya untuk budidaya perkebunan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kriteria kawasan budidaya perkebunan adalah : Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk kegiatan perkebunan Kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan perkebunan dapat memberikan memanfaat untuk meningkatkan produksi pangan dan investasi. Meningkatkan pendapatan daerah dan nasional. Kawasan yang sesuai dengan kesesuaian lahan, jenis tanah. Kawasan perkebunan swasta terletak di Kecamatan Peninjauan, Lubuk Batang, Muara Jaya, Pengandonan, Semidang Aji, Sosoh Buay Rayap, Lengkiti, Baturaja Barat, dan Kecamatan Baturaja Timur dengan komoditi sawit dan karet. Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-22

199 Sebaran kawasan perkebunan rakyat (karet dan kopi) menyebar hampir ditiap wilayah kecamatan yaitu di Kecamatan Lubuk Raja, Kecamatan Peninjauan Kecamatan Sinar Peninjauan, Baturaja Timur, Baturaja Barat, Lubuk Batang, Sosoh Buay Rayap, Samidang Aji, Ulu Ogan dan Lengkiti dengan jenis komoditi karet, sawit. Khusus kopi dan lada pada umumnya terdapat di wilayah Kecamatan Ulu Ogan, Lengkiti, Muara Jaya, Pengandonan, Sososh Buay Rayap dan Semdiang Aji. Arahan pengembangan kawasan perkebunan rakyat mencapai luas Ha dan perkebunan swasta dengan luas Ha Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Kawasan hutan produksi diwilayah kabupaten Ogan Komering Ulu ini adalah kawasan Hutan Produksi yang diperuntukkan bagi hutan produksi dimana ekploitasinya dapat dilakukan dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam. Arahan pengembangan kawasan hutan produksi tetap bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan berhasil guna pemanfaatan sumberdaya alam dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup. Kawasan peruntukan Hutan produksi dibagi menjadi Kawasan Hutan Produksi Tetap dan Kawasan hutan Produksi terbatas. Kriteria kawasan budidaya hutan produksi : Kawasan hutan dengan faktor kelas lereng, jenis tanah, curah hujan. Kawasan yang secara ruang apabila digunakan untuk budidaya hutan alam dan hutan tanaman dapat memberi manfaat. Sebaran kawasan hutan produksi (HP) di Kecamatan Lubuk Batang, Lubuk Raja, Samidang Aji. Sebaran kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) di kecamatan, Samidang Aji, Muara Jaya, Ulu Ogan, Sosoh Buay Rayap dan Lengkiti. Luas kawasan Hutan Produksi (HP) Ha, Kawasan Hutan Produksi (HP) dikawasan OMIBA Ha, kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Ha. Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-23

200 Dalam 20 Tahun ke depan sampai dengan Tahun 2029, pemanfaatan sumberdaya hutan diproyeksikan tidak mengalami perluasan yang berarti dengan tetap berpegang pada azas hutan lestari dan pemanfaatan hutan yang berkelanjutan serta perubahan paradigma dari pe-manfaatan kayu hutan menjadi pemanfaatan non-kayu. Rencana peruntukan kawasan hutan ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar Kawasan Peruntukan Peternakan Pengembangan peternakan di Kabupaten Ogan Komering Ulu ini direncanakan terpadu dengan pengembangan kegiatan pertanian tanaman pangan dan semusim sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi kegiatan sektor pertanian disamping meningkatkan gizi masyarakat. Prospek budidaya peternakan kambing, sapi dan ayam potong, ayam kampung di Kabupaten Ogan Komering Ulu cukup potensial dikembangkan dan diharapkan dapat merupakan komoditas andalan bagi Kabupaten Ogan Komering Ulu. Arahan lokasi kegiatan peternakan berpotensi ditiap wilayah kecamatan diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini, namun prioritas utama pengembangan peternakan meliputi di Kecamatan Peninjauan dan Sinar Peninjauan. Pengembangan sentra peternakan ternak besar (sapi/kerbau) terletak di Kecamatan Peninjauan dan Sinar Peninjauan dengan kawasan pendukung seluruh kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Pengembangan sentra peternakan ternak kecil (kambing dan domba) di Kecamatan Peninjauan dan Sinar Peninjauan dengan kawasan pendukung seluruh kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Dan pengembangan sentra peternakan unggas di seluruh kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Orientasi pengembangan peternakan diharapkan tidak saja dapat memenuhi kebutuhan wilayah Kabupaten Ogan Komerng Ulu akan tetap lebih berorientasi ekspor ke wilayah sekitarnya. Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-24

201 Gambar 4.3 Rencana Peruntukan Kawasan hutan Produksi Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-25

202 Kawasan Peruntukan Budidaya Perikanan Kawasan perikanan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan budidaya perikanan yang menghasilkan baik berupa pertambakan, kolam, perairan sungai dan lainnya. Untuk pengembangan kawasan perikanan ini dikembangkan kawasan Minapolitan yang meliputi wilayah Kecamatan Pengandonan sebagai Pusatnya dan wilayah hinterlandnya adalah Kecamatan Ulu Ogan dan Muara Jaya. Namun secara umum Kawasan peruntukan perikanan budidaya terdapat diseluruh Kecamatan. Kawasan Minapolitan ini pengembangan perikanannya merupakan perikanan air tawar dengan memanfaat sungai Ogan dan anak sungai serta lahan-lahan pertanian serta perikanan kolam. Secara keseluruhan luas Kawasan Minapolitan meliputi luas batas administrasi tiga wilayah Kecamatan sebagai kawasan Minapolitan yaitu Ha. Sedangkan luas kawasan budidaya meliputi alur Sungai Ogan yang melintasi ketiga wilayah kecamatan serta sentra-sentra lahan-lahan pertanian atau juga kolam-kolam ikan. Arahan pengembangan kawasan perikanan bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pemanfaatan ruang dan sumberdaya untuk budidaya perikanan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kriteria kawasan budidaya perikanan adalah : Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk kegiatan perikanan. Kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan perikanan dapat memberikan memanfaat untuk meningkatkan produksi pangan dan investasi. Meningkatkan pendapatan daerah dan nasional. Kawasan yang sesuai dengan kesesuaian lahan, jenis tanah. Disamping kawasan minapolitan, sebaran kegiatan budidaya perikanan hampir terdapat disemua wilayah kecamatan, karena banyak daerah aliran sungai (DAS) baik sungai besar maupun sungai kecil sekitar 1 Sub DAS Ogan, serta 61 anak sungai yang bermuara di Sungai Ogan diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat dimanfaatkan untuk budidaya perikanan. Untuk lebh jelasnya peruntukan kawasan Minapolitan ini dapat dilihat pada Gambar 4.4. Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-26

203 Gambar 4.4 Peruntukan Kawasan Minapolitan Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-27

204 Kawasan Peruntukan Pertambangan dan Energi Kawasan pertambangan dan bahan kawasan pertambangan bahan mineral bukan logam dan batubara adalah kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan yang sedang dan akan segera dilakukan kegiataan pertambangan. Arahan pengembangan kawasan pertambangan bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. 1. Pengembangan Kawasan Bahan Miniral Bukan Logam dan Batubara Lokasi kawasan pertambangan mineral bukan logam dan batuan terletak di Kecamatan Baturaja Barat, Kecamatan Semidang Aji, Kecamatan Batuaraja Timur, Kecamatan Pengandonan, Kecamatan Muara Jaya, Kecamatan Lubuk Batang, Kecamatan Ulu Ogan, Kecamatan Sososh Buay Rayap, Kecamatan Lengkiti dan Kecamatan Peninjauan. Rencana Pengembangan Kawasan Bahan Miniral Bukan Logam dan Batubara C terdiri dari : a. Bahan galian bangunan barupa : Batu Kapur banyak terdapat diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini, dan Batu Kapur ini digunakan sebagai bahan-bahan industri dari skala kecil sampai skala besar seperti industri pembuatan semen. Selain itu juga bat kapur dimanfaatkan jua untuk bahan bangunan. Potensi batu kapur di Kabupaten Ogan Komering Ulu Cukup besar mencapai jutaan ton (300 juta ton) yang tersebar di wilayah Kecamatan Baturaja Barat, Baturaja Timur, Pengandonan, Muara Jaya, Sosoh Buay Rayap dan Samidang Aji. Pasir Kuarsa, berdasarkan hasil penyelidikan, dikabupaten Ogan Komering Ulu terdapat berbagai jenis bahan galian Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-28

205 tambang diantaranya pasir Kuarsa, tetapi sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi pasir kuarsa dapat dimanfaatkan untuk pembuatan semen, keramik maupun industri lainnya. Pasir kuarsa sebagai batuan sedimen alluvial terdapat tersebar di Kecamatan Pengandonan, Kecamatan Muara Jaya yaitu Desa Talang Tenang, Tanjung Urug, Tanjungan dan Ulak Pandan. Di Kecamatan Baturaja Barat terdapat di Desa Batu Kuning, dan di Kecamatan Baturaja Timur terdapat di Desa Tanjung Baru. Potensi pengembangan Pasir Kuarsa di Kabupaten Ogan Komering Ulu ini mencapai 463,281,000 M3. Galian pasir di arahkan diwilayah sekitar daerah aliran sungai Ogan, dengan tidak prinsip tidak merusak lngkungan. 1. Bahan Galian Batu Mulia yang di Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan jenis batuan rijang, obsidian, kristal kuarsa dengan dominannya warna merah kehijauan, putih kecoklatan dan kekuningan. Jenis batuan ini banyak terdapat di Kecamatan Lengkiti dan Kecamatan Sosoh Buay Rayap dan Segera Kembang. Batu Mulia di Kabupaten Ogan Komering Ulu ini telah dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk digunakan sebagai bahan baku perhiasan seperti cincin, souvenis dan lainnya. 2. Fosil Kayu (Silicifiedwood), potensi fosil kayu di Kabupaten Ogan Komering Ulu banyak sangat besar. Fosil kayu ini dimanfaatkan leh penduduk untuk digunakan sebagai bahan baku ornamen penghias rumah. 2. Pengembangan Kawasan Pertambangan dan Energi (Miniral, Minyak dan Gas) Kawasan pertambangan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi kepentingan pertambangan, baik diwilayah yang sedang maupun yang akan segera dilakukan kegiatan pertambangan. Kriteria kawasan pertambangan sesuai dengan yang telah ditetapkan Departemen Pertambangan untuk daerah masing-masing yang mempunyai bahan potensi bahan tambang yang bernilai tinggi. Potensi pengembangan tambang batubara dengan cadangannya terdapat di Kecamatan Baturaja Timur ton, Kecamatan Pengandonan/Muara Jaya ton serta di Kecamatan Peninjauan Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-29

206 ton. Sedangkan potensi pengembangan minyak bumi dan gas terdapat di Kecamatan Peninjauan, sebagian telah diekploitasi oleh Pertamina bekerjasama dengan perusahaan asing. Kawasan pertambangan minyak dan gas terdapat di Kecamatan Peninjauan, Kecamatan Lubuk Batang, Kecamatan Semidang Aji, Kecamatan Sinar Peninjauan sedangkan untuk pertambangan panas bumi terletak di Kecamatan ulu Ogan. Strategi dan upaya pengembangan sektor pertambangan dan energi di Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan terus menerus upaya propeksi, ekplorasi dan ekploitasi cadangan bahan galian dan energi dengan menggunakan teknologi tepat guna dan efisien serta efektif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sebagai berikut : a. Pembukaan tambang batubara di 6 (enam) lokasi (4KP dan 2 PKP2B) dengan total produksi lebih kurang 5 juta ton pertahun, yang akan digunakan untuk bahan bakar PLTU Mulut Tambang, pembuatan briket batubara, kokas, minyak batubara (coal liquefaction) dan bahan bakar pembuatan klinker pabrik semen PT. Semen Batubara. b. Membangun infarastruktur yang dibutuhkan seperti jaringan jalan dan kereta api, penambahan jalur kereta api dan peningkatan jariangan jalan. 2. Pemanfaatan secara optimal bahan galian industri seperti andesit, batu kapur sebagai pendukung pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. 3. Optimalisasi upaya intensifikasi pencarian-pencarian sumberdaya energi baru dan terbarukan, diversifikasi dan konservasi energi sebagai berikut : a. Pengembangan energi surya menjadi salah satu energi masa depan b. Pengembangan minyak jarak menjadi bahan bakar kendaraan c. Pengembangan minyak kelapa sawit 4. Pemanfaatan batubara kualitas rendah sebagai sumber energi yang murah untuk dibuat semi kokas, briket batubara, dan batubara cair baik keperluan domestik maupun ekspor. Dalam mengelola usaha pertambangan, pemerintah menetapkan wilayah pertambangan (WP), yang terdiri dari wilayah usaha pertambangan (WUP), wilayah pertambangan rakyat (WPR) dan wilayah pencadangan negara (WPN). Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-30

207 Wilayah usaha pertambangan (WUP), adalah bagian dari wilayah pertambangan (WP) yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi. WUP ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui koordinasi dengan pemerintah provinsi. Wilayah pertambangan rakyat (WPR), adalah bagian dari wilayah pertambangan (WP) tempat dilakukannya usaha pertambangan rakyat. WPR ditetapkan oleh bupati/walikota, sesuai pasal 21, UU nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan. Kriteria untuk menetapkan wilayah pertambangan rakyat (WPR) adalah : a. Mempunyai cadangan mineral sekunder yang terdapat di sungai dan/atau di antara tepi dan tepi sungai; b. Mempunyai cadangan primer logam atau batubara dengan kedalaman maksimal 25 (dua puluh lima) meter; c. Endapan teras, dataran banjir, dan endapan sungai purba; d. Luas maksimal wilayah pertambangan rakyat adalah 25 (dua puluh lima) hektare; e. Menyebutkan jenis komoditas yang akan ditambang; dan/atau f. Merupakan wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun. Wilayah pencadangan negara (WPN), adalah bagian dari wilayah pertambangan (WP) yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional. Penetapan wilayah pencadangan negara (WPN) dilakukan oleh pemerintah pusat dengan tetap memperhatikan aspirasi daerah sebagai daerah yang dicadangkan untuk komoditas tertentu dan daerah konservasi dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan. WPN yang ditetapkan untuk komoditas tertentu dapat diusahakan sebagian luasnya, sedangkan WPN yang ditetapkan untuk konservasi ditentukan batasan waktunya. WPN yang diusakan sebagaian luasnya statusnya berubah menjadi wilayah usaha pertambangan khusus (WUPK). Perubahan status WPN menjadi WPUK dapat dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut : a. Pemenuhan bahan baku industri dan energi dalam negeri; b. Sumber devisa negara; c. Kondisi wilayah didasarkan pada keterbatasan sarana dan prasarana; Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-31

208 d. Berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi; e. Daya dukung lingkungan; dan/atau f. Penggunaan teknologi tinggi dan modal investasi yang besar. Hampir semua wilayah administrasi merupakan rencana usaha pertambangan, karena 11 wilayah administrasi kecamatan mempunyai bahan pertambangan yang berpotensi untuk dimanfaatkan/dieksploitasi. Berdasarkan potensi pertambangan dan energi tersebut, maka berdasarkan luas kawasan kuasa penambangan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini mencapai Ha. Adapun Rencana Pengembangan Kawasan Pertambangan ini dapat dilihat pada Gambar 4.5. Sedangkan peruntukan ruang kawasan pertambangan ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar Kawasan Peruntukan Industri Kawasan pengembangan industri diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu direncanakan menjadi peruntukan kawasan industri agroprossesing, dan Industri yang menyebar merupakan industri kecil dan kerajinan serta kegiatan agro industri dan manufaktur pengolahan hasil pertanian dan perkebunan. Kawasan Industri adalah dalam pengertian Industrial Estate, yaitu suatu kawasan yang direncanakan khusus untuk berbagai kegiatan industri dan kegiatan penunjang langsung, terpisah dari kegiatan lain (permukiman, pertanian, dll) dan dikelola secara khusus oleh suatu badan pengelola (biasanya swasta). Zona Industri atau Lahan Peruntukan Industri, yaitu lahan yang dialokasikan (dalam RTRW) bagi kegiatan berbagai jenis industri tanpa pengelolaan khusus, dan biasanya terdapat pula kegiatan-kegiatan lain (perumahan, pertanian, dll) secara sporadis. Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-32

209 Gambar 4.5 Peta rencana wilayah Pertambangan Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-33

210 Gambar 4.6 Peruntukan Kawasan Pertambangan Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-34

211 Pembentukan Kawasan Industri, dapat menjawab hambatan-hambatan tersebut. Alokasi industri-industri dalam suatu kawasan yang terpadu memberi manfaat dan keuntungan-keuntungan baik bagi investor maupun pemerintah sehingga produkproduk yang dihasilkan memiliki daya saing tinggi di pasaran. Penggunaan infrastruktur produksi dan fasilitas pasca produksi (jalan utama, terminal, pergudangan, listrik/gas, air, instalasi pengolahan limbah, dll) secara bersamasama akan mengurangi biaya produksi masing-masing industri. Demikian juga keuntungan-keuntungan skala (scale of economies) akan mampu merangsang tumbuhnya industri-industri pemasok dalam skala yang lebih kecil. Pada muaranya nanti, akan tercipta multiflier effect yang besar terhadap kegiatankegiatan lain terutama perdagangan dan jasa. Bagi pemerintah, berkumpulnya industri dalam suatu kawasan industri akan memudahkan dalam pemberian pelayanan/fasilitas penunjang serta memudahkan kontrol terhadap keseluruhan industri tersebut (terutama kontrol terhadap kemungkinan pencemaran lingkungan). Kawasan industri direncanakan lokasinya di Kecamatan Baturaja Barat disamping tetap mempertahan lokasi industri Semen Baturaja di Kecamatan Baturaja Barat dengan luas kurang lebih 200 (dua ratus) hektar di kawasan perkotaan Baturaja. Kawasan Industri yang akan direncanakan d Kecamatan Baturaja Barat tersebut merupakan industri dengan penamaman modal dari PMA dan PMDN dan merupakan peluang pengembangan kegiatan industri besar dan sedang diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu untuk menangkap peluang akibat limpahan industri kawasan Provinsi Sumatera Selatan pada umumnya. Direncanakan luas kawasan industri besar dan sedang untuk pengolahan hasil pertanian, perkebunan dan pertambangan di Kecamatan Baturaja Barat tersebut mencapai kurang lebih 800 Ha. Pengembangan industri kecil dan mikro berpotensi dikembangkan dihampir tiap wilayah kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu sebagai industri penunjang Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-35

212 industri besar, industri sedang dan kegiatan pariwisata dengan luasan masingmasing paling rendah 5 Ha sebagai syarat peruntukan ruangnya dalam suatu hamparan lahan. Pengembangan sentra industry kecil dan mikro ini dikembangkan berserta infrastrukturnya. Sedangkan industry pengelolahan berbasis berbasis agro meliputi pengolahan hasil-hasil pertanian, peternakan, perkebunan direncanakan di Kecamatan Lubuk Batang sebagai pusat utama sentra produksi hasil-hasil perkebunan Kawasan Peruntukan Pariwisata Kawasan pariwisata adalah kawasan yang diperuntukkan bagi pemenuhan kegiatan wisata baik yang akan dibangun atau sudah dibangun. Arahan pengembangan kawasan wisata bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Beberapa kawasan wisata ini terdapat dihutan lindung, hutan produksi, kawasan perkebunan dan kawasan permukiman. Beradasarkan hasil identifikasi terhadap potensi dan daya tarik wisata di Kabupaten Ogan Komering Ulu, berdasarkan buku obyek dan sarana pariwisata Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2008, dapat diidentifikasi sebagai berikut : Wisata alam, adalah objek dan daya tarik wisata yang bertumpu pada potensi alam, dapat berupa ; hutan alam, suaka margasatwa, cagar alam, sumber air panas, sungai, air terjun dan geologis jenis batuan. Wisata budaya dan Sejarah, adalah objek dan daya tarik wisata yang bertumpu pada potensi budaya berupa ; bangunan sejarah, situs arkeologi, perkampungan tradisional, adat istiadat dan kehidupan masyarakat keseharian yang unik, kesenian dan kerajinan. Obyek Wisata Buatan terdiri dari Wisata Agro dan Wisata Industri o Wisata Agro, adalah objek dan daya tarik wisata yang bertumpu pada hasil budidaya pertanian/perkebunan yang dikembangakan untuk budidaya dan hasil-hasil penelitian dan pengembangan ilmu. Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-36

213 o Wisata Industri, adalah objek dan daya tarik wisata yang bertumpu pada hasil kegiatan pengolahan industri hasil pertambangan dan perkebunan. Kawasan industri Semen Baturaja di Kecamatan Baturaja Barat merupakan salah satu kawasan wisata industri ini. A. Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Objek dan daya tarik wisata alam di Kabupaten Ogan Komering Ulu antara lain : 1. Gua Putri Lokasi : Desa Padang Bindu Kecamatan Samidang Aji Deskripsi Fisik : Merupakan tempat wisata alami Gua dekat Sungai Ogan terdapat Batu Besar yang bentuknya lain dari batu sekitarnya. Jarak dari Kota Baturaja sekitar 35 km dilalui jaringan jalan lintas Sumatera. Konon menurut legenda, Batu Tersebut adalah Putri Balian yaitu anak raja Balian yang bernama Dayang Merindu yang menjelma menjadi batu akbat sumpah seorang sakti mandraguna si PAHIT LIDAH, sehingga batu tersebut disebut Batu Putri, dari legenda ini dinamai Gua Putri. Panjang Gua Putri 500 M, lebar 8 meter sampai dengan 20 meter, tinggi 2,7 meter sampai 3,99 meter didalam gua mengalir sungai kecil (sungai semuhun). Hasil penelitian jejak erkeologi terdapat pecahan gerabah, tulang binatang, tulang manusia beragam alat batu. Berdasarkan temuan tersebut membuktikan bahwa Gua Putri adalah tempat hunian manusia dimasa lalu (masa pra-sejarah). 2. Air Terjun Kambas Lokasi : Desa Ulak Lebar Kecamatan Ulu Ogan Deskripsi Fisik : Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-37

214 Berada pada ketinggian 425 m diatas permukaan laut, lokasi kawasan Air Terjun Kambas ini dalam kawasan hutan lindung dan tidak terdapat pemukiman penduduk. Obyek ini memiliki ketinggian air yang terjun berkisar 50 meter, lokasinya dikelilingi oleh perbukitan dan hutan serta terdapat bebatuan besar, air terjun ini menuju sungai ogan. 3. Air Panas Gemuhak Lokasi : Desa Gunung Tiga Kecamatan Ulu Ogan Deskripsi Fisik : Berada pada lokasi kawasan hutan lindung, berada pada ketinggian 398 m dari permukaan laut, perjalanan menuju air panas melalui perbukitan alami, memalui hutan dan perkebunan rakyat dan melalui alur sungai ogan dengan jarak 3 km dengan berjalan kaki sekitar 3 jam. Obyek air panas ini dapat menyemburkan air setinggi 3 meter dalam tiap 15 detik, air panas ini dapat dikomsumsi secara langsung. 4. Dan beberapa potensi yang dapat dikembangkan lagi obyek wisata alam ini meliputi Gua Lubuk Hidung dan Gua Tanjung Baru di Kecamatan Baturaja Timur, Bukit Pelawi di Kecamatan Baturaja Barat, Air Kepayang- Air Terjun Kambas- Air Terjun Tumbulun di Kecamatan Ulu Ogan, Gua Selabe di Kecamatan Samidang Aji, Batu Penganten/Kebayan di Kecamatan Lubuk Batang dan Hutan Suaka di Kecamatan Pengandonan/Muara Jaya. B. Objek dan Daya Tarik Wisata Budaya Diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu terdapat tiga suku asli yaitu Ogan (sekitar sungai ogan), Komering (sekitar sungai komering) dan daya (sekitar daerah Lengkiti), dengan demikian Kabupaten Ogan Komering Ulu ini memiliki beragam kekayaan budaya, adat istiadat dan bahasa. Seni dan budaya perlu terus dikembangkan dan dilestarikan antara lain tari tradisionil dan tembang Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-38

215 daerah, sulaman, anyaman dan adat istiadat meminang, prosesi pernikahan dan prosesi penyambutan tamu agung. Tari sambut Sebimbing Sekudang, Tari Nyabah, Tari Tasyakur, Tari Ngibing, Tari Sambang, Tari Haniwang/Serdam (Pantun) merupakan kekayaan dudaya tari yang dimiliki Kabupaten Ogan Komering Ulu. Pengembagan fasilitas seni dan budaya telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan pembangunan Gedung Kesenian yang baru selesai direnovasi C. Obyek Wisata Agro Obyek wisata agro diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu meliputi kawasankawasan perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet yang banyak tersebar diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu ini. Pengembangan dimasa yang akan datang perlunya pengembangan kawasan agroprossing hasil hasil perkebunan/pertanian sebagai obyek wisata atau pun pengembangan ilmu pengetahuan, apalagi diwilayah Kabupaten Ogan Komering ini terdapat beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Baturaja. Kawasan wisata agro meliputi obyek wisata Bendali di Rantau Kumpai Kecamatan Sosoh Buay Rayap, dan Bendali Mitra Ogan di Kecamatan Lubuk Batang. Tabel 4.2 Penyebaran Lokasi Kawasan Wisata di Kabupaten Ogan Komering Ul Tahun 2010 No. Obyek Wisata Jenis Obyek Wisata Jarak dari Baturaja (Km) Kecamatan 1. Bukit Pelawi Wisata Alam 5 2. Bukit Lesung Bintang Wisata Sejarah 3 Baturaja Barat 3 PT Semen Baturaja Wisata Industri 2 4 Gua Lubuk Hidung Wisata Alam 1 5 Gua Tanjung Baru Wisata Alam 1 Baturaja Timur 6 Air Terjun Kambas Wisata Alam 66 7 Air Terjun Panas Gemuhak Wisata Alam 68 Ulu Ogan 8 Air Kepayang Wisata Alam 83 9 Air Terjun Tumbulun Wisata Alam Hutan Suaka Wisata Alam 65 Pengandonan Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-39

216 No. Obyek Wisata Jenis Obyek Wisata Jarak dari Baturaja (Km) Kecamatan 11 Gua Putri Wisata Alam 35 Samidang Aji 12 Gua Salabe Wisata Alam Bendali Rantau Kumpai Agrowisata 16 Sosoh Buay Rayap 14 Bendali Mitra Ogan Agrowisata 30 Lubuk Batang 15 Batu Kabayan/Penganten Wisata Alam 40 Sumber : Kantor Pariwisata Seni dan Budaya, Kawasan Peruntukan Permukiman Kawasan permukiman meliputi kawasan yang didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal. Luas Kawasan permukiman dan pekarangan hingga Tahun 2031 di Kabupaten Ogan Komering Ulu direncanakan mencapai 8.207,00 Ha, yang terdiri dari permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan. A. Kawasan Permukiman Perdesaan Kawasan peruntukan permukiman perdesaan dikembangkan mengikuti pola pengembangan kawasan permukiman dengan dominasi mata pencaharian pada pertanian (pertanian lahan basah, lahan kering, hortikultura dan perkebunan rakyat) Didalam perencanaan kawasan permukiman perdesaan dilakukan langkahlangkah sebagai berikut : Tujuan penataan permukiman perdesaan adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara menyediakan permukiman yang aman, nyaman dan memenuhi syarat kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Pengembangan pemukiman yang diarahkan pada kawasan budidaya, yang disesuaikan dengan daya dukung lahan dan kondisi alamnya. Pemanfaatan lahan subur pertanian/perkebunan untuk permukiman hendaknya dihindari untuk mempertahankan produksi pertanian/perkebunan. Penyediaan prasarana dan sarana permukiman dan perumahan diwilayah perdesaan untuk meningkatkan potensi perekonomian wilayah perdesaan. Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-40

217 Penyebaran permukiman hendaknya membentuk pola pelayanan yang efisien, yang diarahkan dalam bentuk kepadatan permukiman dan distribusinya. Aksessibilitas permukiman desa perlu ditingkatkan dengan peningkatan kualitas jalan, pembangunan jalan baru dan peningkatan kaasitas jalan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi desa. Untuk mendorong pertumbuhan desa, perlu dikembangkan desa pusat pertumbuhan (DPP) yang dapat menjadi percontohan, desa pusat kegiatan agribisnis, wisata, industri dan percontohan penataan lingkungan. Pengembangan kawasan permukiman perdesaan harus tetap memperhatikan kawasan rawan bencana. B. Kawasan Permukiman Perkotaan Permukiman didalam wilayah kota mempunyai intensitas yang lebih tingi. Wilayah kota yang dmaksud adalah wilayah yang berada didalam kota sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1986 tentang Penetapan Batas Wilayah Kota diseluruh Indonesia, dan industri Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 1986 tentang Pelaksanaannya, yang ditindaklanjuti dengan peraturan daerah tentang batas wilayah kota. Kawasan peruntukan permukiman di perkotaan dikembangkan pada kawasan perkotaan Baturaja, Peninjauan, Pengandonan, Batumarta II, Tanjung Lengkayap, Ulak Pandan, Lubuk Batang Baru, Penyandingan, Mendingin, Muara Saeh dan Karya Mukti. Selanjutnya didalam pengaturan kawasan permukiman kota adalah sebagai berikut : Penentuan luas dan batas kawasan permukiman harus dapat memenuhi kebutuhan untuk jangka panjang. Penentuan kebutuhan permukiman harus memenuhi kebutuhan seluruh strata masyarakat secara seimbang, yang lebih lanjut diatur berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 menteri, yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Perumahan Rakyat Nomor /Tahun 1992, Nomor 739/KPTS/1992, Nomor 09/KPTS/1992. Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-41

218 Kawasan permukiman harus disertai dengan adanya fasilitas dan utilitas permukiman sesuai dengan standar yang berlaku dan lebih detail diatur dalam Rencana Tata Ruang Kota/Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotan. Perkembangan kawasan permukiman kota harus dikendalikan dan diarahkan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota. Arahan Rencana Tata Ruang Kota harus mencegah perubahan lahan pertanian subur dan produktif ke fungsi terbangun sekecil mungkin. Atau pengembangan kawasan permukiman sekitar Deerah Aliran Sungai perlu memperhatikan daerah sempadan sungai. Pengembangan kawasan permukiman (wisma) harus berimbang dengan ketersediaan fungsi produktif (harga), ketersediaan jaringan jalan (marga), ketersediaan fasilitas umum dan ruang terbuka hijau/rekreasi. Penyediaan jaringan jalan diharapkan dapat membentuk struktur jaringan jalan diharapkan dapat membentuk struktur jaringan jalan yang efektif dan efisien sesuai dengan struktur kegiatan kota. Fasilitas yang ada dikawasan permukiman kota, untuk jenis fasilitas tertentu tidak hanya berfungsi melayani penduduk dalam kawasan permukiman kota saja, tetapi harus mampu melayani kebutuhan penduduk diluar wilayah tersebut, terutama penduduk dikawasan permukiman perdesaan yang ada diwilayah hinterlandnya. Pada kawasan permukiman, penetapan fungsi lindung khususnya kawasan lindung yang memberikan perlindungan setempat harus tetap dilaksanakan. Pengembangan kawasan permukiman perkotaan harus memperhatikan kawasan rawan bencana Kawasan Peruntukan Obyek Militer Baturaja (OMIBA) Kawasan obyek militer Baturaja ini adalah kawasan yang mempunyai fungsi pertahanan dan keamanan yang dikenal dengan OMIBA (Obyek Militer Baturaja) terdapat di wilayah kecamatan Sosoh Buaya Rayap dan Kecamatan Lengkiti, sebagian wilayah Kecamatan Baturaja Barat dan Timur. Kawasan Obyek Meliter Baturaja merupakan komplek pertahanan dan keamaan, tempat pendidikan dan latihan meliter utamanya adalah angakatan Darat. Kawasan ini dimasa yang Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-42

219 akan datang tetap dipertahan diwilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu, dan merupakan kawasan berfungsi strategis bagi pertahanan dan keamanan negara. Kawasan obyek meliter pengembangan dimasa yang datang jauh dari aktivitas penduduk seperti kegiatan pemukiman. Luas kawasan Obyek Meliter Baturaja ini Ha dan didalam kawasan obyek meliter baturaja ini terdapat kawasan hutan ha. Selain kawasan OMIBA terdapat juga Komando Distrik Militer (KODIM) 0403/ Baturaja yang terdapat di Kecamatan Baturaja Timur, Dodiklatpur Baturaja dan Komando Rayon Militer (Koramil) yang berda di tiap kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Untuk lebih jelasnya kawasan peruntukan obyek militer Baturaja/OMIBA ini sebagai kawasan pertahanan dan keamanan dapat dilihat pada Gambar 4.7. Adapun klasifikasi, kriteria dan penyebaran rencana Kawasan Budidaya di Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.8. Tabel 4.3 Kasifikasi, Kriteria dan Penyebaran Kawasan Budidaya Di Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Klasifikasi Kriteria Penyebaran 1. Pertanian Lahan Basah (Pertanian Tanaman Pangan) Kemiringan lereng <5%, jenis tanah dengan kedalaman >30 cm dan pemeabilitas sangat rendah sampai rendah, serta curah hujan >3500 mm/tahun atau tersedianya prasarana irigasi Di Kecamatan Peninjauan dan Sinar Peninjauan sedangkan kecamatan lain hanya disekitar bantaran sungai (relatif kecil). Kec. Samidang Aji, Ulu Ogan an Muara Jaya 2. Pertanian Lahan Kering (Pertanian Tanaman Pangan) dan Hortikultura 3. Peruntukan Hortikultura Kemiringan lereng <8%, jenis tanah dengan kedalaman >30 cm dan permeabilitas agak cepat sampai baik, serta curah hujan >2500 mm/tahun Kemiringan lereng <8%, jenis tanah dengan kedalaman >30 cm dan permeabilitas agak cepat sampai baik, serta curah hujan >2500 mm/tahun Kecamatan Peninjauan, Kecamatan Lubuk Batang, Baturaja Timur, Kecamatan Lubuk Raja, Kecamatan Sinar Peninjauan Sosoh Buay Rayap. Kecamatan Peninjauan, Lubuk Batang, Baturaja Timur dan Barat, Sosoh Buay Rayap, Lengkiti, Semidang Aji, Pengandonan, Muara Jaya Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-43

220 Klasifikasi Kriteria Penyebaran 4. Perkebunan Kemiringan lereng <15%, jenis tanah dengan kedalaman >75 cm dan permeabilitas agak cepat sampai baik, serta curah hujan >2500 mm/tahun Di Kecamatan Pengandonan, Kecamatan Ulu Ogan, Kecamatan Samidang Aji, Kecamatan Lubuk Batang, Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Kecamatan Baturaja Timur, Kecamatan Baturaja Barat, Kecamatan Lulubuk Raja, Kecamatan Sinar Peninjauan, Kecamatan Peninjauan, Kecamatan Muara Jaya. 5. Hutan Produksi 6. Peternakan 7. Perikanan Darat 8. Pertambangan dan Energi Kemiringan lereng <15%, jenis tanah dengan kedalaman >75 cm dan permeabilitas agak cepat sampai baik, serta curah hujan >2500 mm/tahun Kemiringan lereng <15%, jenis tanah tidak sesuai untuk tanaman semusim Kemiringan lereng <5%, jenis tanah dengan kedalaman <30 cm dan permeabilitas sangat rendah sampai rendah, serta curah hujan >3500 mm/tahun atau tersedianya sarana irigasi. Kriteria lokasi normal dengan yang ditetapkan Dep. Pertambangan untuk daerah masing-masing yang mempunyai potensi bahan tambang bernilai tinggi Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Kecamatan Semidang Aji, Kecamatan Lubuk Batang, Kecamatan Peninjauan, Kecamatan Lubuk Raja, Kecamatan Ulu Ogan dan Lengkiti Tersebar ditiap kecamatan, pe-ternakan unggas dapat menyatu dengan kawasan perkebunan dan pertanian Tersebar tiap wilayah kecamatan (terutama kawasan yang dilalui 0leh Sub Das Ogan). Pengembangan kawasan perikanan meliputi pengembangan kawasan Mnapolitan yang meliputi wilayah Kecamatan Ulu Ogan, Muara Jaya dan Pengandonan. Dengan pusat utamanya di Pengandonan Potensi Batubara terdapat di Kecamatan Pengandonan, Peninjauan, S. Buay Rayap, Baturaja Timur, Baturaja Barat, Lubuk Batang, Semidang Aji, Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-44

221 Klasifikasi Kriteria Penyebaran Lubuk Raja dan Lengkiti. Potensi sumber Minyak Bumi dan Gas terdapat di wilayah Kecamatan Peninjauan dan Sinar Peninjauan. Potensi Panas Bumi dan Air Terjun terdapat di Kecamatan Ulu Ogan Potensi Batu Kapur (bahan semen) di Kecamatan Baturaja Barat. Baturaja Tmur, Peninjauan, Lubuk Batang, Semidang Aji dan Kecamatan Sosoh Buay Rayap Potensi Sirtu terdapat hampir disemua kecamatan 9. Perindustrian Kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi industri, Tersedia sumber air baku yang cukup, adanya sistim pembuangan limbah tidak menimbulkan dampak sosial negatif yang berat, tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah yang beririgasi dan yang berpotensi untuk pengembangan irigasi Kawasan Peruntukkan Industri Pengolahan Hasilhasil pertanian/perkebunan (agroprosessing) di Kecamatan Baturaja Barat Industri Semen di Kota Baturaja (Kecamatan Baturaja Barat) Industri kecil dan mikro tersebar tiap kecamatan 10. Pariwisata Kawasan yang mempunyai : Keindahan alam dan keindahan panorama Masyarakat dengan kebudayaan bernilai tinggi dan diminati wiasatawan Bangunan peninggalan budaya dan atau mempunyai nilai sejarah yang tinggi Lokasi wisata : Kawasan Pemandangan Alam, dikembangkan pada objek wisata Bukit Pelawi, Gua Lubuk Hidung, Gua Tan jung Baru, Gua Putri, Gua Salabe, Batu Kebayan, Air Terjun Kambas, Air Terjun Gemuhak, Air Terjun Kepayang, Air Terjun Tembulun Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-45

222 Klasifikasi Kriteria Penyebaran Kawasan Wisata Hiburan / Pertunjukan, dikembangkan di Kecamatan Baturaja Timur dan Barat (lapangan olah raga, taman bermain, motor cros) Kawasan Wisata Rekreasi Umum, merupakan kawasan wisata buatan yang dikembangkan di objek wisata Bendali Rantau Kumpai, Bendali Mitra Ogan (Agrowisata). Kbun Duku atau Durian. Industri semen Kawasan Perkemahan, dikembangkan di lokasi Taman Wisata Hutan Suaka. Kawasan Wisata alam ini sebagian masuk dalam kawasan hutan lindung, hutan produksi dan di kawasan permukiman 10. Obyek Militer Baturaja 11. Permukiman Pertahanan dan Keamanan (Latihan dan pendidikan) Jauh dari permukiman Kemiringan lahan 3-25 % Tersedia air baku/air bersih Tidak dilahan pertanian lahan basah Lokasi yang terkait dengan kawasan hunian yang telah ada/berkembang Kecamatan Sosoh Buay Rayap dan Kecamatan Lengkiti dan sebagian wilayah Kecamatan Baturaja Barat dan Baturaja Timur Tersebar diwilayah perkotaan dan perdesaan Sumber : Keppres No. 32 Tahun 1990, Permen PU No, 16 tahun 2009 Tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kab dan Hasil Analisis. Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-46

223 Gambar 4.7 Kawasan OMIBA Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-47

224 Gambar 4.8 Peta Rencana Kawasan Budidaya Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-48

225 4..3 Rencana PPol la Ruang Berdassar rkan Kawassan LLi indung dan Budidaya dii Kabupaten Ogan Komerri ing Ulu Rencana pola ruang bagi Kabupaten Ogan Komering Ulu terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budidaya. Adapun klasifikasi peruntukan lahan di Kabupaten Ogan Komering Ulu berdasarkan rencana pengembangan kawasan lindung dan kawasaan budidaya sebagaimana Tabel 4.3 klasifikasi dan kriteria tersebut diatas, maka rencana pola ruang wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu hingga Tahun 2032 dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.9. Tabel 4.4 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun Bab 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Halaman V- 1-49

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Kabupaten OKU Selatan merupakan pemekaran dari. Kabupaten Ogan Komering Ulu, terbentuknya Kabupaten OKU

GAMBARAN UMUM. Kabupaten OKU Selatan merupakan pemekaran dari. Kabupaten Ogan Komering Ulu, terbentuknya Kabupaten OKU ` GAMBARAN UMUM Kabupaten OKU Selatan memiliki geografis perbukitan dengan luas 549.394 Ha yang terdiri dari 19 Kecamatan dan 259 Desa/Kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2011 mencapai 320.290

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH KOTA BATURAJA. Lokasi penelitian dalam penulisan ini adalah Kota Baturaja Kabupaten

BAB II DESKRIPSI WILAYAH KOTA BATURAJA. Lokasi penelitian dalam penulisan ini adalah Kota Baturaja Kabupaten BAB II DESKRIPSI WILAYAH KOTA BATURAJA A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dalam penulisan ini adalah Kota Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu. B. Sejarah Singkat Kota Baturaja Nama Kabupaten Ogan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

IV. GAMBARAN UMUM DAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU IV. GAMBARAN UMUM DAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU A. PROFIL KABUPATEN OGAN KOMERING ULU Nama Kabupaten Ogan Komering Ulu diambil dari nama dua sungai besar yang melintasi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMBENTUKAN 9 (SEMBILAN) DESA DALAM KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMBENTUKAN 9 (SEMBILAN) DESA DALAM KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMBENTUKAN 9 (SEMBILAN) DESA DALAM KABUPATEN OGAN KOMERING ULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING ULU,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN 9 (SEMBILAN) DESA DALAM KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN 9 (SEMBILAN) DESA DALAM KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN 9 (SEMBILAN) DESA DALAM KABUPATEN OGAN KOMERING ULU Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu LEMBARAN

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin V. GAMBARAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Kota Palembang Kota Palembang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis Kota Palembang terletak antara 2 52' - 3 5' Lintang Selatan dan 104 37'

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 288.456 16.926 22.384 34.827 30.181 29.824 34.511 41.041 28.541 192.768 532744 2 Banyu Asin 82.159 4.192 5.041 8.043 11.345 18.010 18.343 12.742

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 202.414 23.805 44.545 48.706 46.376 48.865 42.493 30.682 43.325 261.667 537.401 2 Banyu Asin 74.354 6.893 15.232 9.133 8.357 11.370 14.914 10.561

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 175.517 14.520 28.238 30.943 30.415 63.437 80.416 47.113 57.176 280.562 537.423 2 Banyu Asin 63.171 4.322 5.770 9.872 11.440 16.385 28.658 11.966

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 178.423 31.968 30.373 48.437 35.571 58.619 50.807 24.344 67.668 248.151 537.808 2 Banyu Asin 58.327 11.485 7.424 12.266 9.755 15.582 18.133 7.698

Lebih terperinci

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa AY 12 TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa tanah ke tempat yang relatif lebih rendah. Longsoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Sumatera Selatan memiliki lahan yang cukup luas dengan sungai yang banyak dan besar. Hal ini memberikan potensi yang besar bagi pengembangan lahan pertanian

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : OGAN KOMERING ULU 16.01 OGAN KOMERING ULU 192.831 182.28 35.109 1 16.01.0 SOSOH BUAY RAYAP.332 6.820 14.152 2 16.01.08 PENGANDONAN 5.292 5.13 10.465 3 16.01.09 PENINJAUAN 25.186 23.13

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 227.724 25.153 21.877 14.691 14.496 30.225 49.463 44.048 49.214 174.800 539.158 2 Banyu Asin 91.654 6.116 2.488 1.867 3.120 7.882 13.631 16.095 18.375

Lebih terperinci

Lampiran I.16 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.16 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.6 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 98/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

07. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA SELATAN

07. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA SELATAN 07. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA SELATAN 82 Kecamatan Tanpa bahan organik Dengan 5 ton jerami/ha Dengan 2 ton pupuk kandang/ha

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR, KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN, DAN KABUPATEN OGAN ILIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat 0 52 32-01 54 50 LS dan 101 48 57-101 49 17 BT. Beriklim tropis dengan ketinggian

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Nomor 2 Tahun 2011 Tanggal 18 April 2011 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH

Lebih terperinci

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan.... DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Martapura, 11 Agustus 2010 Kepala BPS OKU Timur, Ir. DJONI NIP

Sekapur Sirih. Martapura, 11 Agustus 2010 Kepala BPS OKU Timur, Ir. DJONI NIP HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 DATA AGREGAT PER KECAMATAN Angka Sementara Kabupaten OKU Timur Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Sekapur Sirih Pelaksanaan Sensus Penduduk 2010 (SP2010)

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 16 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RGS Mitra 1 of 16 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RGS Mitra 1 of 16 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR, KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN, DAN KABUPATEN OGAN ILIR DI PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR, KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN, DAN KABUPATEN OGAN ILIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN

Lebih terperinci

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013 Disampaikan pada Seminar Nasional dan Kongres VIII MKTI Di Palembang 5-7 November 2013 Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013 Permasalahan Pengelolaan SDA Sampah Pencemaran Banjir Kependudukan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara

Lebih terperinci

Profil Lembaga Badan badan Penanggulangan Bencana Daerah. Kabupaten Ogan Komering Ulu

Profil Lembaga Badan badan Penanggulangan Bencana Daerah. Kabupaten Ogan Komering Ulu Profil Lembaga Badan badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu A. Sejarah Singkat Kabupaten Ogan Komering Ulu Penulusuran sejarah oleh tim diantara nya dilakukan oleh instansi yang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administrasi, dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH 40 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Biofisik Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Kabupaten Murung Raya memiliki luas 23.700 Km 2, secara geografis terletak di koordinat 113 o 20 115 o 55 BT dan antara 0 o 53 48 0

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik,

Lebih terperinci

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang No 12 Tahun 1999 sebagai hasil pemekaran Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1982 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA ADMINSTRATIF BATURAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1982 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA ADMINSTRATIF BATURAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1982 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA ADMINSTRATIF BATURAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berhubungan dengan perkembangan dan kemajuan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari

Lebih terperinci

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. Tipe-Tipe Tanah Longsor 1. Longsoran Translasi Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. 2. Longsoran Rotasi Longsoran

Lebih terperinci

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO Sabua Vol.6, No.2: 215-222, Agustus 2014 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO Arifin Kamil 1, Hanny Poli, 2 & Hendriek H. Karongkong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dede Rosi Virgianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dede Rosi Virgianti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kebijakan pemerintah mengenai otonomi daerah banyak sekali daerah yang melaksanakan pemekaran wilayah. Pelaksanaan pemekaran wilayah diatur dalam kriteria

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

BAB II KONDISI UMUM LOKASI 6 BAB II KONDISI UMUM LOKASI 2.1 GAMBARAN UMUM Lokasi wilayah studi terletak di wilayah Semarang Barat antara 06 57 18-07 00 54 Lintang Selatan dan 110 20 42-110 23 06 Bujur Timur. Wilayah kajian merupakan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2001(pengganti

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2001(pengganti 39 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kota Prabumulih Kota Prabumulih terbentuk melalui pemekaran wilayah Kabupaten Muara Enim berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi

Lebih terperinci

JUMLAH DATA DESA BERDASARKAN PODES 2014

JUMLAH DATA DESA BERDASARKAN PODES 2014 JUMLAH DATA DESA BERDASARKAN PODES 2014 Kode Provinsi :16 DESA NAMA DESA IDM 2014 IDM 2015 STATUS 2014 STATUS 2015 NILAI 16001 OGAN KOMERING ULU 1600152 LENGKITI 16001521 BANDAR JAYA 0,4214 0,4863 SANGAT

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 32 TAHUN 1990 (32/1990) Tanggal : 25 JULI 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH BAB I KONDISI FISIK 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Sebelum dilakukan pemekaran wilayah, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Riau dengan luas mencapai

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km 2 atau hampir 7 % dari luas seluruh pulau Kalimantan. Wilayah

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU Oleh NUR ANITA SETYAWATI, 0706265705 Gambaran Umum DAS SIAK Sungai Siak adalah sungai yang paling dalam di Indonesia, yaitu dengan kedalaman sekitar 20-30 meter. Dengan Panjang

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas KAJIAN UMUM WILAYAH Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi dirancang dengan kegiatan utamanya pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kabupaten Mesuji terletak pada arah

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kabupaten Mesuji terletak pada arah 29 BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Aspek Geografi Secara geografis wilayah Kabupaten Mesuji terletak pada 3.45 4.40 arah Utara-Selatan dan 106.15 107.00 arah Timur-Barat. Kabupaten Mesuji mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu,

BAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu, BAB IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 1. Profil Wilayah Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaram Umum Objek Penelitian 1. Kota Bandar Lampung a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 Gambar 4.1. Peta Administrasi Bandar

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukabumi dibagi ke dalam 45 kecamatan, 345 desa dan tiga kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar Pemerintah Daerah senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat

Lebih terperinci

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan 64 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik 47 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Kabupaten Pringsewu 1. Sejarah Singkat Kabupaten Pringsewu Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Lampung yang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada awalnya Kabupaten Tulang Bawang mempunyai luas daratan kurang lebih mendekati 22% dari luas Propinsi Lampung, dengan pusat pemerintahannya di Kota Menggala yang telah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Administrasi Secara geografis, Kabupaten Garut meliputi luasan 306.519 ha yang terletak diantara 6 57 34-7 44 57 Lintang Selatan dan 107 24 3-108 24 34 Bujur Timur.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sub DAS pada DAS Bekasi Hulu Berdasarkan pola aliran sungai, DAS Bekasi Hulu terdiri dari dua Sub-DAS yaitu DAS Cikeas dan DAS Cileungsi. Penentuan batas hilir dari DAS Bekasi

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang Barat berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Palas Kecamatan Palas terletak di Timur Laut dari Ibukota Kabupaten Lampung Selatan (Kalianda). Kecamatan Palas merupakan pemekaran

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci