HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN JAJANAN DI KOMPLEKS USU, MEDAN
|
|
- Surya Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HASSIILL PPEENEELLIITTIIAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN JAJANAN DI KOMPLEKS USU, MEDAN Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan, ABSTRACT Opportunity of happening food and beverage contamination of street foods can be happened on each food processing phase. Hygiene sanitation of food and beverage needed to protect contaminant, pathogens, and foodborne illness. There are 6 (six) principles of food protection from contaminats: raw food election, raw food storage, food processing, food storage, food distribution, and food serving. This study aimed to know conditions accomplishment of street foods hygiene sanitation in street food vendor at USU. The result showed that the woman vendors more than man, most of them graduated from SMA, selling period less than 1 year up to 25 years. There are no vendors up to standard executing six principles. Seventy five to eighty five percents conditions accomplishment are done by 6,9% vendors, 51% 74% conditions accomplishment are done by 50,9% vendors and less than 50% conditions accomplishment are done by 43,2% vendors. Sanitation facilities available are water supply, washing equipmenst, and waste basket. The waste stream is not good. We recommended to trainee the vendors for managing street foods according to health standard. Keywords: Food hygiene, Street foods, Foodborne illness PENDAHULUAN Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok bagi manusia untuk mendukung kesehatan. Makanan yang dibutuhkan tentunya harus bernilai gizi baik. Selain nilai gizi, hal lain juga akan diperhatikan, seperti cara mengolah, kebersihan penjamah makanan, dan bagaimana makanan tersebut disajikan. Berbagai pilihan makanan dan minuman tersedia di berbagai tempat dengan kualitas yang bervariasi. Dapat dipastikan, di mana ada aktivitas manusia, pada tempat tersebut ditemukan penjual makanan. Kasus keracunan makanan di Sumatera Utara selama tahun 2004 tercatat 491 orang (POM, 2004). Kasus tersebut antaralain keracunan semur ayam dan mie goreng dan keracunan setelah makan nasi uduk, serta keracunan pada murid salah satu SD Kota Medan setelah minum susu yang dipromosikan ke sekolah tersebut. Kondisi ini menunjukkan bahwa penggunaan makanan yang tidak layak konsumsi masih terjadi di masyarakat. Peluang terjadinya kontaminasi makanan dapat terjadi pada setiap tahap pengolahan makanan. Berdasarkan hal ini, higiene sanitasi makanan yang merupakan konsep dasar pengelolaan makanan sudah seharusnya dilaksanakan. Enam prinsip higiene sanitasi tersebut adalah (DepKes, 2000): (1) Pemilihan bahan makanan. Bahan makanan yang dipilih harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti batas kadaluarsa, terdaftar pada Depkes, dan bahan tersebut diizinkan pemakaiannya untuk makanan, (2) Penyimpanan bahan makanan. Penyimpanan bahan makanan bertujuan untuk mencegah bahan makanan agar tidak cepat rusak, (3) Pengolahan makanan. Pengolahan makanan meliputi 3 hal, yaitu peralatan, penjamah makanan, dan tempat pengolahan, (4) Penyimpanan makanan matang. Makanan matang yang disimpan sebaiknya pada suhu rendah, agar 118
2 pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak makanan dapat ditahan, (5) Pengangkutan makanan. Cara pengangkutan makanan yang diinginkan adalah dengan wadah tertutup, (6) Penyajian makanan. Makanan disajikan dengan segera, jika makanan dihias maka bahan yang digunakan merupakan bahan yang dapat dimakan. Higiene sanitasi makanan minuman yang baik perlu ditunjang oleh kondisi lingkungan dan sarana sanitasi yang baik pula. Sarana tersebut antara lain: (1) tersedianya air bersih yang mencukupi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, (2) pembuangan air limbah yang tertata dengan baik agar tidak menjadi sumber pencemar, (3) tempat pembuangan sampah yang terbuat dari bahan kedap air, mudah dibersihkan, dan mempunyai tutup. Higiene sanitasi adalah suatu upaya untuk menghindarkan diri dari penyakit. Secara defenisi higiene adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan pada kegiatan kebersihan individu dan kesehatan pribadi (Sihite, 2000). Sedangkan sanitasi adalah pencegahan penyakit dengan cara mengatur faktor lingkungan yang berkaitan dengan transmisi penyakit (Anonimous, 2003). Higiene sanitasi makanan minuman diperlukan untuk melindungi makanan dari kontaminasi maupun mikroorganisme penular penyakit. Tindakan saniter ditujukan pada semua tingkatan pengelolaan makanan minuman. Pengelolaan makanan minuman yang tidak higienis dan saniter dapat mengakibatkan adanya bahan-bahan di dalam makanan minuman yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada konsumen. Makanan minuman yang dikonsumsi dapat menimbulkan penyakit disebabkan 2 hal, yaitu makanan minuman tersebut mungkin mengandung komponen beracun, seperti logam berat, dan bahan kimia beracun. Hal yang kedua, makanan terkontaminasi mikroorganisme patogen dalam jumlah cukup untuk menimbulkan sakit. Mikroorganisme tersebut dapat berasal dari proses pembusukan makanan, atau terdapat dalam makanan karena dibawa serangga seperti lalat, kecoa, dan tikus (Depkes RI, 1997). Beberapa penyebab penyakit tersebut antara lain: Salmonella thyposa, Shigella dysentriae, virus hepatitis, toksin dari bakteri seperti Clostridium botulinum, berbagai jamur, pewarna makanan, dan pengawet makanan (Depkes RI, 2000). Gangguan kesehatan yang terjadi berupa gangguan pada saluran pencernaan, dengan gejala mual, perut mulas, muntah, dan diare. Tempat umum biasanya menyediakan berbagai makanan minuman bagi orang yang beraktivitas di tempat itu. Penyediaan makanan minuman jajanan ini seharusnya memenuhi kriteria kesehatan yang telah ada di negara kita yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang pedoman persyaratan higiene sanitasi Makanan Jajanan. Menurut Depkes (2004), makanan minuman jajanan adalah makanan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat berjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain disajikan oleh jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel. Tempat penjualan makanan minuman dan penjamah atau pedagang makanan terutama pada tempat umum, merupakan bagian yang sepatutnya mendapat perhatian agar menyajikan makanan yang sehat dan aman. Salah satu tempat umum di mana pada tempat tersebut terdapat pedagang yang menyediakan berbagai makanan minuman jajanan adalah sekolah, termasuk perguruan tinggi seperti (USU). Makanan minuman ini memang dibutuhkan, mengingat aktivitas di tempat tersebut terjadi dari pagi sampai menjelang malam. Ketersediaan makanan minuman dengan harga yang relatif murah ini sangat diminati oleh mahasiswa maupun masyarakat kampus lainnya. Selain harga yang murah, perlu juga kiranya kita mempertimbangkan higienis dari makanan minuman tersebut. Tentunya kita sangat menginginkan makanan minuman yang harganya terjangkau, higienis, dan dapat mendukung kesehatan tubuh. Pedagang makanan minuman jajanan di kompleks USU berjumlah lebih dari 50 orang, jumlah yang tidak sedikit ini tentunya perlu mendapat perhatian terutama pada faktor yang berkaitan dengan higinitas dari makanan minuman tersebut apakah sudah memenuhi syarat kesehatan, karena lokasi berjualan, pengolahan makanan yang seadanya, dan kebersihan penjamah makanan merupakan faktor risiko terhadap gangguan kesehatan yang mungkin timbul. 119
3 Tujuan Penelitian Mengetahui karateristik pedagang makanan dan minuman jajanan di kompleks USU. Mengetahui pelaksanaan enam prinsip hiegiene sanitasi makanan minuman jajanan yang meliputi pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan, pengangkutan makanan, dan penyajian makanan, berdasarkan (Kepmenkes RI) No. 942/Menkes/SK/VII/2003. Mengetahui fasilitas sanitasi yang tersedia di sekitar tempat berjualan makanan minuman. Manfaat Penelitian Sebagai salah satu upaya untuk perlindungan terhadap masyarakat kampus USU terutama yang mengkonsumsi makanan minuman jajanan di lokasi kampus. Merupakan base data untuk pertimbangan penetapan kebijakan dalam pembinaan pedagang makanan minuman di kompleks USU Medan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah survei yang bersifat deskriptif. Penelitian dilakukan terhadap para pedagang yang berjualan makanan dan atau minuman dengan menggunakan gerobak di dalam kompleks USU Medan yaitu sebanyak 58 pedagang. Para pedagang ini tersebar pada semua Fakultas yang ada di USU. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun Data yang digunakan adalah data primer yaitu hasil wawancara dengan pedagang dan observasi. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik pedagang, yaitu tingkat pendidikan, lama berdagang, jenis makanan minuman yang dijual. Data pelaksanaan prinsip higiene sanitasi pengelolaan makanan minuman meliputi pemilihan bahan, penyimpanan bahan, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, dan penyajian makanan minuman. Data tentang fasilitas sanitasi juga dikumpulkan sebagai pelengkap higiene sanitasi makanan minuman. Kualitas higiene sanitasi makanan minuman yang dijual di kompleks USU Medan. akan disesuaikan dengan Kepmenkes RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003. Selanjutnya data pendukung seperti data wilayah penelitian merupakan data sekunder yang diambil dari Universitas Sumatera Utara. HASIL DAN PEMBAHASAN memiliki 10 Fakultas. Fakultas tersebut adalah Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Sastra, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas MIPA, dan Fakultas Pertanian. Selain fasilitas pendidikan, USU memiliki berbagai fasilitas penunjang seperti fasilitas sosial, fasilitas umum, dan fasilitas olah raga. Kampus ini memiliki luas 146 ha, dengan luas zona akademik 93,4 ha, dengan total bangunan m 2. Saat ini Universitas Sumatera Utara mendidik lebih kurang orang mahasiswa, dengan jenjang pendidikan Diploma, S1, S2, dan S3. Karakteristik Pedagang Hasil wawancara menunjukkan bahwa jenis kelamin pedagang lebih banyak wanita dari pada pria. Tingkat pendidikan pedagang yang terbanyak adalah setara SLTA (56,9%), dan ternyata ada 13,8% pedagang yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Semua pedagang termasuk dalam kategori umur produktif yaitu tahun. Lama berdagang sangat bervariasi, yaitu kurang dari satu tahun sampai 25 tahun, namun terbanyak adalah pada kisaran 1 4 tahun yaitu 43,1%. Suku pedagang juga bervariasi, di mana suku jawa, aceh, dan mandailing, masing masing sekitar 20%. Karakter pedagang yang beragam ini terjadi karena memang tidak ada pesyaratan khusus yang menyangkut karakter, untuk menjadi pedagang di USU. Pedagang yang memiliki karakteristik seperti di atas, berjualan pada berbagai lokasi. Lokasi berjualan menyebar di semua fakultas yang ada di USU, namun lokalisasi pedagang terdapat di sekitar Fakultas Teknik. Data lokasi berjualan seperti yang diterakan pada Tabel 1 berikut. 120
4 Tabel 1. Lokasi berjualan para pedagang di kompleks USU Medan No. Lokasi Berjualan Jumlah Persentase 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Fakultas Hukum Fakultas Pertanian Fakultas Teknik Fakultas Ekonomi Fakultas Kedokteran Gigi Fakultas Sastra Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Perpustakaan Rektorat Total Tabel 2. Jenis makanan dan minuman yang dijual pedagang di kompleks USU Medan No. Jenis Makanan dan Nimunan yang Dijual Jumlah Pedagang Jenis makanan 1 Nasi dengan lauk pauk 11 2 Nasi soto 5 3 Nasi goreng 20 4 Mie goreng 17 5 Mie aceh 4 6 Mie ayam 13 7 Bakso 1 8 Pecal 2 9 Burger 2 Jenis minuman 1 Es buah 5 2 Es kelapa 7 3 Es campur 11 4 Jus 17 5 Teh manis dan kopi 18 6 Minuman kemasan 15 Tabel 3. Dagangan yang dijual pedagang di kompleks USU Medan No. Dagangan yang Dijual Jumlah Pedagang Persentase 1 Makanan Makanan dan minuman Minuman Total Lokasi berdagang menyebar di seluruh fakultas yang ada di USU, hal ini tentunya berkaitan dengan aktivitas yang terus menerus ada di tiap fakultas. Pedagang yang paling banyak terdapat di sekitar Fakultas Teknik, di mana pada tempat ini memang ada lokalisasi pedagang makanan dan minuman. Lokaliasi ini cukup baik, karena makanan dan minuman yang dijual sangat beragam, dan memudahkan konsumen untuk memilih berbagai jenis makanan yang diinginkan. Adanya lokalisasi ini juga akan memudahkan kontrol terhadap para pedagang, dan jika ada kejadian gangguan kesehatan yang berkaitan dengan makanan dan minuman, akan lebih mudah dideteksi. Pada berbagai lokasi yang tertera di atas, pedagang menjual berbagai makanan dan minuman. Penyebaran jenis makanan dan minuman yang dijual tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Penjual makanan lebih banyak jumlahnya daripada penjual minuman. Ada 9 jenis makanan yang tersedia di kompleks USU, mulai dari nasi dengan lauk pauk yang merupakan makanan sarat energi sampai burger ada di tempat ini. Makanan yang paling banyak dijual adalah nasi goreng, berarti jenis makanan inilah yang paling banyak diminati oleh konsumen. Minuman yang dijual di lokasi ini sangat beragam, di mana 3 jenis minuman yang paling banyak penjualnya secara berurut adalah teh manis, 121
5 kopi, dan jus. Ketiga jenis minuman ini memang sangat digemari oleh konsumen. Berdasarkan Tabel 2, 3 jenis makanan yang terbanyak dijual adalah nasi goreng, mie goreng, dan mie ayam. Para pedagang umumnya menjual lebih dari satu jenis makanan pada satu etalase. Pedagang minuman juga umumnya menjual lebih dari satu jenis minuman pada satu etalase. Satu pedagang bisa saja menjual tiga jenis makanan dan dua jenis minuman, sehingga jenis makanan dan minuman jauh melampaui jumlah pedagang. Secara umum, data penyebaran penjualan makanan minuman, dapat dikelompokkan seperti pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa paling banyak pedagang menjual makanan. Sebanyak 25,9% pedagang menjual makanan dan juga menjual minuman. Kualitas Higiene Sanitasi Makanan Minuman Wawancara dan observasi tentang pelaksanaan prinsip higiene sanitasi makanan minuman dilakukan terhadap para pedagang. Prinsip tersebut meliputi pemilihan bahan, penyimpanan bahan, pengolahan bahan, penyimpanan makanan minuman yang akan disajikan, pengangkutan makanan minuman yang akan disajikan kepada konsumen, dan tata cara penyajian makanan minuman. a. Pemilihan Bahan Pemilihan bahan yang dilakukan pedagang dengan mengamati bahan sebelum bahan tersebut dibeli. Data pemilihan bahan dapat dilihat pada Tabel 4. Hampir semua pedagang telah melakukan hal yang benar dalam pemilihan bahan, sehingga memenuhi syarat higiene sanitasi. Sebagai contoh, sayuran yang dipilih adalah sayur yang segar, dan berwarna hijau terang. Seluruh pedagang mengamati batas kadaluarsa pada berbagai bahan yang dibelinya. Pedagang yang mencuci bahan sebelum digunakan sebesar 89,7%, dan umumnya bahan tersebut dicuci di rumah pedagang, sebelum pergi berjualan. b. Penyimpanan Bahan Bahan makanan yang belum diolah, sebagian dilakukan penyimpanan. Penyimpanan sebaiknya pada wadah khusus, sehingga tidak bercampur antara bahan makanan yang mudah busuk dengan yang tidak mudah busuk, dan wadah tersebut dalam keadaan bersih. Penyimpanan bahan makanan yang dilakukan pedagang makanan dan minuman di Kompleks USU dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa lebih dari 89% pedagang telah mencuci bahan makanan sebelum disimpan, dan mempunyai wadah khusus untuk menyimpan bahan makanan. Tempat penyimpanan umumnya bersih, di mana tempat penyimpanan ini dibersihkan setiap hari oleh pedagang. Hal ini sudah memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan Kepmenkes yang berlaku. Namun, untuk memisahkan bahan makanan yang mudah busuk dan tidak mudah busuk lebih banyak pedagang yang tidak melakukannya. Para pedagang beralasan lebih praktis meletakkan bahan tersebut pada satu wadah. c. Pengolahan Pengolahan bahan makanan menjadi makanan jadi adalah tahap utama dalam proses penyediaan makanan. Pengolahan bahan makanan yang diteliti meliputi tiga hal yaitu, cara menjamah makanan, tempat pengolahan, dan peralatan masak yang digunakan. Sebagian pedagang, yaitu 12,1% pernah mengikuti kursus pengelolaan makanan secara pribadi, bukan dikelola oleh USU. Hasil wawancara dan observasi terhadap para pedagang tentang tata cara pengolahan makanan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 memberikan gambaran bahwa lebih banyak pedagang yang melakukan pengolahan makanan secara memenuhi syarat, yaitu pada variabel peralatan yang digunakan, tempat mengolah kedap air dan mudah dibersihkan, pencahayaan tempat mengolah makanan cukup, pakaian penjamah bersih, dan tidak merokok ketika mengelola makanan. Sebagian variabel terlihat bahwa lebih banyak pedagang yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Variabel tersebut adalah tidak mencuci tangan, atau mencuci tangan tapi tidak menggunakan sabun, tidak menggunakan celemek, dan ketika sakit masih saja mengolah makanan. Alasan mereka tidak mencuci tangan karena pada lokasi berjualan tidak tersedia fasilitas tersebut, dan mereka juga tidak tahu bahwa harus mencuci tangan terlebih dahulu sebelum mengolah makanan. Pedagang juga tidak menggunakan celemek. Pedagang yang 122
6 sakit masih tetap mengolah makanan, padahal ini merupakan risiko yang cukup besar dalam penularan penyakit. d. Penyimpanan makanan dan minuman Penyimpanan makanan dan minuman di etalase tempat berjualan pedagang dilihat dari beberapa variabel, seperti yang diterakan pada Tabel 7. Tabel 7 menunjukkan bahwa untuk variabel memisahkan bahan dengan yang matang, tempat penyimpanan mudah dibersihkan, dan tempat penyimpanan dalam keadaan bersih, lebih dari 62% pedagang sudah melakukannya sehingga memenuhi syarat kesehatan. Variabel lainnya, yaitu etalase yang terhindar dari pencemaran dan serangga, masih lebih banyak yang tidak memenuhi syarat yaitu lebih dari 80%. Etalase yang dimiliki pedangan umumnya dibiarkan dalam keadaan terbuka, sehingga serangga dapat dengan mudah hinggap pada makanan, dan debu yang berterbangan di sekitar tempat berjualan juga menempel pada makanan yang dijual. e. Pengangkutan makanan dan minuman Pengangkutan makanan dan minuman adalah cara yang dilakukan pedagang untuk membawa makanan dan minuman kepada konsumen. Hasil observasi menunjukkan bahwa 84,5% pedagang tidak mempunyai alat khusus untuk mengangkut makanan yang akan disajikan, pedagang hanya mengangkut makanan dengan tangan, tidak menggunakan baki, dan ternyata 98,3% pengangkutan makanan dilakukan dengan kondisi tidak tertutup. Hal ini tentunya tidak memenuhi syarat kesehatan. Kondisi ini sangat memungkinkan terjadinya kontaminasi makanan, dan hinggapnya serangga pada makanan. Adanya kontaminasi ini sangat memungkinkan makanan menjadi tercemar dan mengandung bahan-bahan yang dapat membahayakan bagi kesehatan konsumen. f. Penyajian makanan dan minuman Penyajian makanan dan minuman kepada konsumen meliputi wadah penyajian dan penyaji. Hasil observasi tentang penyajian dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 menunjukkan bahwa lebih dari 86% pedagang sudah menyajikan sesuai dengan syarat kesehatan. Hanya variabel penggunaan peralatan sekali pakai (disposible) yang memiliki persentase memenuhi syarat terendah, yaitu 53,4% pedagang tidak menggunakan kembali peralatan sekali pakai. Berdasarkan Kepmenkes RI No. 942 tahun 2003 tentang higiene sanitasi makanan minuman jajanan, suatu penjualan makanan minuman dikatakan memenuhi syarat, jika semua variabel dalam penilaian higiene sanitasi memenuhi syarat yang ditentukan. Jadi, berdasarkan hal ini, tidak satu pun pedagang di USU yang memenuhi syarat secara keseluruhan. Beberapa pedagang, yaitu 6,9% telah melaksanakan penerapan higiene sanitasi secara memenuhi syarat pada lebih dari 75% dari keseluruhan variabel yang disyaratkan. Para pedagang ini telah berjualan lebih dari 10 tahun di USU, dan belum pernah mengikuti kursus pengelolaan makanan. Pedagang ini hanya mengupayakan agar tempat berjualannya bersih dan tertata rapi. Penyimpanan bahan makanan minuman maupun makanan minuman yang matang dilakukan secara terpisah, pedagang berpenampilan bersih, menggunakan celemek, berkuku pendek, dan rajin mencuci tangan. Pedagang lain, yaitu 50% pedagang, memenuhi syarat higiene sanitasi makanan minuman pada kisaran 51% sampai 74% dari total variabel yang dinilai. Ada 43,2% pedagang, melaksanakan persyaratan higiene saitasi yang memenuhi syarat kurang dari 50% dari total variabel yang dinilai. Pedagang yang paling banyak berjualan berada di Fakultas Teknik. Di lokasi ini prinsip higiene sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan berada pada kisaran 30%-61% dari semua variabel yang disyaratkan. Kondisi higiene sanitasi yang seperti ini terjadi salah satunya karena pedagang umumnya belum pernah mengikuti pendidikan atau pelatihan tentang pengelolaan makanan dan minuman. Kondisi yang ada sekarang masih memungkinkan untuk diperbaiki, jika kita melihat karakteristik dari pedagang. Para pedagang umumnya adalah wanita, tingkat pendidikan terbanyak adalah setara SMA. Kriteria yang seperti ini memungkinkan untuk dilaksanakan upaya peningkatan pengetahuan tentang makanan minuman, sehingga nantinya higiene sanitasi makanan minuman yang memenuhi syarat dapat terlaksana dengan baik. 123
7 Tabel 4. Pemilihan bahan makanan dan minuman oleh pedagang di kompleks USU Medan 1 Bahan makanan dan minuman dalam keadaan baik 2 Bahan yang terdaftar, tidak kadaluarsa Mencuci bahan yang akan digunakan Tabel 5. Penyimpanan bahan makanan dan minuman oleh pedagang di kompleks USU Medan 1 Sebelum bahan disimpan, dicuci dahulu Punya wadah khusus untuk menyimpan Bahan yang tidak mudah busuk terpisah dengan yang mudah busuk 4 Tempat penyimpanan bersih Tabel 6. Tata cara pengolahan bahan makanan oleh pedagang di kompleks USU Medan 1. Peralatan yang digunakan aman dari segi kesehatan 2. Tempat pengolahan kedap air dan mudah dibersihkan 3. Tempat mengolah bebas dari serangga Pencahayaan cukup Tersedia tempat mencuci tangan Mencuci tangan sebelum mengolah makanan 7. Cuci tangan pakai sabun Pakaian penjamah, bersih Menggunakan celemek Kuku penjamah, pendek Tidak merokok saat mengolah makanan / minuman 12. Ketika sakit tidak mengolah makanan Peralatan yang telah dipakai dicuci dengan air bersih Tabel 7. Penyimpanan makanan dan minuman oleh pedagang di kompleks USU Medan 1 Terpisah antara bahan dengan yang matang 2 Ada wadah khusus penyimpanan Etalase terhindar dari pencemaran Etalase terhindar dari serangga Tempat penyimpanan mudah dibersihkan Tempat penyimpanan dalam keadaan bersih Tabel 8. Penyajian makanan dan minuman oleh pedagang di kompleks USU Medan 1 Wadah penyajian makanan dalam keadaan kering 2 Wadah penyajian dalam keadaan bersih Peralatan sekali pakai, tidak digunakan kembali 4 Penyaji makanan dalam keadaan bersih
8 Tabel 9. Fasilitas sanitasi yang dimiliki oleh pedagang di kompleks USU Medan 1 Tempat air bersih mempunyai tutup Air pencuci peralatan terlihat bersih Air pencuci,lebih dari 1 wadah Memiliki tempat sampah Tempah sampah tertutup Sisa makanan minuman dibuang pada wadah yang bebeda dengan tempat sampah 7 Memiliki saluran limbah Fasilitas Sanitasi Fasilitas sanitasi merupakan sarana pendukung yang harus ada, supaya kondisi higiene sanitasi dapat terlaksana dengan baik. Berbagai fasilitas sanitasi diharapkan tersedia di lokasi berjualan. Fasilitas tersebut antara lain, sumber air bersih, tempat sampah, dan saluran pembuangan limbah. Salah satu fasilitas sanitasi yang penting adalah sarana/sumber air bersih. Sumber air bersih yang tersedia pada lokasi adalah air PAM, tetapi tiap pedagang tidak mempunyai sumber air bersih sendiri sendiri. Ini merupakan sumber air yang sangat dibutuhkan oleh pedagang, antara lain untuk mencuci tangan, dan mencuci berbagai peralatan yang telah digunakan dalam proses penyediaan makanan dan minuman. Sedangkan untuk penyediaan air minum, umumnya pedagang telah memasaknya di rumah dan membawa ke lokasi berjualan dengan menggunakan wadah khusus yang tertutup. Data lain tentang fasilitas sanitasi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 menunjukkan bahwa lebih dari 55% pedagang sudah memiliki fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat untuk variabel tempat air bersih mempunyai tutup, air pencuci peralatan terlihat bersih, air pencuci lebih dari 1 wadah, dan memiliki tempat sampah. Variabel lainnya di mana lebih banyak pedagang yang tidak memenuhi syarat kesehatan, yaitu tempat sampah yang dimiliki tidak mempunyai tutup, sisa makanan dibuang pada wadah yang sama dengan tempat sampah, dan tidak memiliki saluran limbah, dengan persentase lebih dari 72%. Beberapa sarana sanitasi dalam upaya menuju layak sehat, telah tersedia dan memenuhi persyaratan. Pencucian peralatan umumnya telah menggunakan air yang bersih dengan wadah air pencucian lebih dari satu. Pedagang juga telah memiliki tempat sampah. Sarana sanitasi telah ada, tapi belum memenuhi syarat juga terdapat di sini. Pedagang umumnya memiliki tempat sampah, tetapi tempat sampah tersebut tidak mempunyai tutup. Alasan yang dikemukakan pedagang bahwa tempat sampah yang mempunyai tutup harganya lebih mahal dibandingkan dengan yang tidak mempunyai tutup. Selain itu, tempat sampah juga sekaligus digunakan sebagai wadah makanan sisa. Saluran limbah juga tidak dikelola dengan baik. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan Kepmenkes 942 tahun 2003, di mana tempat sampah seharusnya dalam keadaan tertutup, dan makanan sisa harus mempunyai wadah khusus yang tidak bercampur dengan sampah. KESIMPULAN DAN SARAN Pedagang makanan dan minuman di kompleks USU lebih banyak wanita daripada pria, tingkat pendidikan yang terbanyak adalah setara SMA, lama berjualan berkisar dari kurang dari satu tahun sampai 25 tahun. Pedagang terdapat di semua fakultas dengan jumlah pedagang terbanyak berada di fakultas teknik. Mayoritas pedagang adalah menjual makanan. Tidak ada pedagang yang memenuhi syarat secara keseluruhan dalam melaksanakan enam prinsip higiene sanitasi makanan minuman. 6,9% pedagang memenuhi syarat higiene sanitasi makanan minuman pada kisaran 75% sampai 85% dari total variabel yang dinilai. 50,9% pedagang memenuhi syarat higiene sanitasi makanan minuman pada kisaran 51% sampai 74% dari total variabel yang dinilai. 43,2% pedagang memenuhi syarat higiene sanitasi makanan minuman kurang dari 50% dari total variabel yang dinilai. Fasilitas sanitasi yang tersedia 125
9 adalah sarana air bersih, wadah pencucian peralatan, dan tempat sampah. Saluran limbah telah ada, namun tidak dikelola dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian tentang pelaksanaan higiene sanitasi makanan dan minuman jajanan di kompleks USU, maka penulis menyarankan beberapa hal berikut. Perlu dilakukan pendidikan/pelatihan kepada para pedagang agar dapat mengelola makanan minuman jajanan yang sesuai dengan standar kesehatan, mengingat penyediaan makanan minuman di kompleks USU merupakan salah satu hal dalam mendukung aktivitas civitas akademika di kampus. Pengelolaan pedagang secara lebih terorganisir perlu untuk dilaksanakan karena jumlah pedagang di kompleks USU cukup besar. Lokalisasi pedagang yang telah dilakukan agar dipertahankan, agar pengelolaan dan pengawasan terhadap pedagang dan makanan minuman lebih mudah. DAFTAR PUSTAKA Anonimous Higiene dan Sanitasi Pengolahan Pangan. Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta. Depkes RI Prinsip-Prinsip Pengelolaan Makanan. Departeman Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Prinsip Prinsip Higiene Sanitasi Makanan. Jakarta KepMenKes RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan. Jakarta. Salvato, J Environmental Engineering and Sanitation. A Willey Inter science Publication. USA. Sihite, R Sanitation and Hygiene. SIC. Surabaya. 126
I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sebab makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi tetapi harus juga aman dalam
Lebih terperinciLembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.
LAMPIRAN Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur Padang Bulan Di Kota Medan Tahun 2011 Nama : No.Sampel : Lokasi : Jenis Kelamin : Umur : Lama Berjualan : No Pertanyaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Desa Kaliyoso terdapat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah barat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Makanan dan minuman selain berfungsi dalam mendukung kesehatan juga bisa menjadi sumber penyakit bagi manusia.
Lebih terperinciLampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk
94 Lampiran 1 Lembar Observasi Higiene Sanitasi Pengolahan Tahu Pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Tahun 2016 (Sumber : Keputusan Menteri
Lebih terperinciLembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012
Lampiran 1 Lembar Observasi Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012 Nama : No. sampel : Lokasi : Jenis kelamin : Umur : Lama
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. disebut penyakit bawaan makanan (foodborned diseases). WHO (2006)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paradigma kesehatan lingkungan mengatakan, kontaminasi yang terjadi pada makanan dan minuman dapat menyebakan makanan tersebut menjadi media bagi suatu penyakit.
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24
DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Persentase Analisis Univariat Masing-masing Variabel Berdasarkan Kepmenkes No.715 Tahun 2008 Penelitian di Universitas X (n=100)... 38 Tabel 5.2.1 Hubungan Sanitasi Kantin Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia. Penggemar makanan jajanan ini merata mulai dari anak-anak sampai orang dewasa sehingga pedagang makanan
Lebih terperinciLEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan
LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan yang bergizi sangat penting untuk kebutuhan tubuh tetapi makanan yang aman atau terjamin mutunya juga sangat penting agar tidak merusak tubuh karena penularan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Tanpa adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan berfungsi untuk
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang Undang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa.kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
Lebih terperinciLEMBAR OBSERVASI ANALISIS
LEMBAR OBSERVASI ANALISIS HIGIENE SANITASI, KANDUNGAN ZAT WARNA SINTETIS, PEMANIS BUATAN, DAN BAKTERI Eschericia coli PADA MINUMAN ES JERUK PERAS YANG DIJUAL PEDAGANG KELILING DI KEC. MEDAN BARU KOTA MEDAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya yang berkaitan dengan makanan dan minuman masih menjadi masalah yang paling sering ditemukan di
Lebih terperinciKarakteristik Responden
Lembar Observasi HIGIENE SANITASI DAN ANALISA Escherichia coli PADA MINUMAN ES KELAPA MUDA YANG DIJUAL DI TAMAN TELADAN KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2012 Berdasarkan Kepmenkes RI No.942/Menkes/SK/VII/2003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang diperlukan manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan badan. Makanan yang dikonsumsi harus aman dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi
15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting. Semakin maju suatu bangsa, tuntutan dan perhatian terhadap kualitas pangan yang akan dikonsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan diupayakan agar lebih tersedia dalam kualitas dan kuantitas secara memadai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Universitas Negeri Gorontalo merupakan salah satu perguruan tinggi di Gorontalo. Kampus Universitas Negeri Gorontalo terbagi atas 3, yaitu kampus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah. kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengawasan makanan dan minuman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah dijelaskan bahwa upaya penyelenggaraan kesehatan dilaksanakan melalui kegiatankegiatan kesehatan keluarga,
Lebih terperinciHUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)
Lampiran 1. Summary HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013) Djamaludin Musa NIM. 811409137 Jurusan
Lebih terperinciKEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu
KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) menekankan tentang tantangan dan peluang terkait Keamanan Pangan. Keamanan pangan sangat penting karena keterkaitannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan sekolah merupakan syarat sekolah sehat. Upaya penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Lebih terperinciHIGIENE SANITASI PANGAN
HIGIENE SANITASI PANGAN Oleh Mahmud Yunus, SKM.,M.Kes KA. SUBDIT HIGIENE SANITASI PANGAN DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN, DITJEN PP & PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disampaikan pada Workshop Peringatan Hari
Lebih terperinciTidak (b) Universitas Sumatera Utara
Lembar Observasi Hygiene Sanitasi Pada Pembuat/Penjual Sop Buah di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama berjualan : Merupakan jawaban yang sesuai dengan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia, selain kebutuhan sandang dan papan. Sandang dan papan menjadi kebutuhan pokok manusia karena
Lebih terperinciKuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan
Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah A. Karakteristik Responden 1. Nama :. Umur :. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : B. Pertanyaan 1. Apakah ibu/bapak sebelum dan sesudah bekerja mengolah selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan adalah produk pangan yang siap hidang atau yang langsung dapat dimakan, biasanya dihasilkan dari bahan pangan setelah terlebih dahulu diolah atau di masak.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Berikut ini adalah deskripsi lokasi penelitian yang dilihat atas dua aspek, yaitu Geografi dan Demografi : 1.1.1 Keadaan Geografis Pasar jajan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut WHO yang dimaksudkan makanan adalah semua benda yang termasuk dalam diet manusia sama ada dalam bentuk asal atau sudah diolah. Makanan yang dikonsumsi hendaknya
Lebih terperinciPERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL. Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15
PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15 SMA NEGERI 3 AMLAPURA TAHUN AJARAN 2015/2016 KATA PENGANTAR Om
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN
LAMPIRAN 58 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN KARAKTERISTIK SAMPEL Responden adalah penjamah makanan di rumah makan Jumlah responden adalah seluruh penjamah makanan di rumah makan Lembar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan bagian penting dalam pengolahan makanan yang harus dilaksanakan denga baik. Sanitasi dapat didefinisikan sebagai usaha pencegahan penyakit dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh anggota masyarakat tanpa kecuali adalah konsumen makanan itu sendiri. Faktor-faktor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia.keamanan pangan menurut UU RI No. 7 Tahun (1996) adalah upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia yang diperlukan setiap saat dan memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Makanan juga
Lebih terperinciLEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN
LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi masalah kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE
HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN KAKI LIMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Erris, 2 Marinawati 1 Poltekes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah keamanan pangan sudah merupakan masalah global, sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat. Letusan penyakit
Lebih terperinciASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK
ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK Lany Mulyani Malango. 811408049. 2012. Aspek Hygiene dan Sanitasi Makanan pada Rumah Makan di Terminal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan, pada pasal 1 menyebutkan
Lebih terperincisebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU RI No. 36 Tahun 2009 pasal 3 yaitu pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 10 menyebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 10 menyebutkan bahwa peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam kegiatan, yang salah
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 942/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 942/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat
Lebih terperinciMenurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan, makanan
HIGIENE SANITASI SERTA PEMERIKSAAN Escherichia coli dan RHODAMIN B PADA MAKANAN JAJANAN DI SEKOLAH DASAR (SD) KELURAHAN TIMBANG DELI KECAMATAN MEDAN AMPLAS TAHUN 2013 Henny Rifcha Situmorang 1, Nurmaini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini masalah keamanan pangan sudah merupakan masalah global, sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat. Letusan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan bahan pokok yang penting dalam kehidupan manusia. Sebagai salah satu kebutuhan pokok, makanan dan minuman dibutuhkan manusia untuk hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupannya, makhluk hidup membutuhkan makanan, karena dari makanan manusia mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh untuk dapat bekerja dengan optimal.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sanitasi Makanan 1. Pengertian Hygiene dan Sanitasi Makanan Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok menusia untuk kelangsungan hidup, selain kebutuhan sandang dan perumahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Rancangan sistem..., Putih Sujatmiko, FKM UI, 2009
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan modal pokok dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa dan negara. Pemerintah telah telah merencanakan gerakan pembangunan berwawasan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun social yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN SANITASI PENGELOLAAN RUMAH MAKAN DAN RESTORAN BERDASARKAN TINGKAT MUTU (GRADE A,B DAN C) DI KOTA MEDAN TAHUN 2013
KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN SANITASI PENGELOLAAN RUMAH MAKAN DAN RESTORAN BERDASARKAN TINGKAT MUTU (GRADE A,B DAN C) DI KOTA MEDAN TAHUN 2013 I. Identitas Responden 1. Nama Rumah makan : 2. Alamat :
Lebih terperinciGambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak
Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu faktor yang penting untuk meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu kualitas makanan yang baik
Lebih terperinciSTUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012
1 Summary STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 TRI ASTUTI NIM 811408115 Program Studi Kesehatan
Lebih terperinciHIGIENE SANITASI MAKANAN, MINUMAN DAN SARANA SANITASI TERHADAP ANGKA KUMAN PERALATAN MAKAN DAN MINUM PADA KANTIN
1 HIGIENE SANITASI MAKANAN, MINUMAN DAN SARANA SANITASI TERHADAP ANGKA KUMAN PERALATAN MAKAN DAN MINUM PADA KANTIN Yulia Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Pontianak, jl. 28 Oktober Siantan
Lebih terperinciHIGIENE DAN SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN KEPADATAN LALAT PADA WARUNG MAKAN DI PASAR TRADISIONAL PASAR HORAS PEMATANGSIANTAR TAHUN 2013
HIGIENE DAN SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN KEPADATAN LALAT PADA WARUNG MAKAN DI PASAR TRADISIONAL PASAR HORAS PEMATANGSIANTAR TAHUN 2013 Devi Justika Sembiring 1, Taufik Ashar 2 dan Wirsal Hasan 2 1.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo, yang luas wilayahnya 64,79 KM atau sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE
HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Gizi Pada Fakultas
Lebih terperinciUNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI
Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sebab makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi tetapi harus juga aman dalam arti tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Makanan diperlukan untuk kehidupan karena makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Makanan berfungsi untuk memelihara proses tubuh dalam
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebersihan makanan 2.1.1. Makanan Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.
Lebih terperinciLAMPIRAN PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN DARUSALAAM BOGOR
53 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN DARUSALAAM BOGOR Nomor : Nama : Alamat : Tanggal wawancara : DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman diperlukan peraturan dalam memproses makanan dan pencegahan terjadinya food borne disease. Selain itu
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/
DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2008. Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari 2011. http:// jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/ Azwar,Azrul, 1995. Pengantar Kesehatan Lingkungan, PT.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mereka sedang dalam puncak pertumbuhan. Pada anak usia sekolah akan terus
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anak Usia Sekolah Anak usia sekolah yaitu anak yang berusia 6 sampai 12 tahun memiliki fisik lebih kuat dibandingkan dengan balita, memiliki sifat indifidual yang aktif, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya (Santoso & Anne, 1999). Warung makan
Lebih terperinciPENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS
PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS Rina Febriana, Guspri Devi Artanti 2 Abstrak : secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan di sekolah menyita waktu terbesar dari aktifitas keseluruhan anak sehari hari, termasuk aktifitas makan. Makanan jajanan di sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjual makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Medan, pada tahun 2010 terdapat 28.501 TPUM (Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan), salah satunya adalah pusat makanan jajanan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Higiene Sanitasi Makanan Higiene adalah suatu usaha yang dilakukan untuk melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENYULUHUAN TERHADAP SANITASI WARUNG MAKAN DI SEKITAR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG
JURAL VISIKES - Vol. 11 / o. 1 / April 2012 EFEKTIFITAS PEYULUHUA TERHADAP SAITASI WARUG MAKA DI SEKITAR UIVERSITAS DIA USWATORO SEMARAG Eni Mahawati Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian uswantoro
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG
Volume 1, Nomor 2, Tahun 212, Halaman 147-153 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG * ) Alumnus FKM
Lebih terperinciPENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol., No., November 2009 PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS Rina Febriana, Guspri Devi Artanti 2 Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kontaminasi makanan adalah terdapatnya bahan atau organisme berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor penyebab kontaminasi makanan
Lebih terperinciHIGIENE SANITASI DAN ANALISIS ZAT PEMANIS BUATAN PADA DODOL YANG DI PRODUKSI DI KECAMATAN PANYABUNGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2012
HIGIENE SANITASI DAN ANALISIS ZAT PEMANIS BUATAN PADA DODOL YANG DI PRODUKSI DI KECAMATAN PANYABUNGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2012 1 Juita Asnipa 1, Wirsal Hasan 2, Taufik Ashar 2 1 Program Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan kualitas hidup telah digariskan dalam tujuan Pembangunan Nasional. Untuk mencapai peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia sebagai penjabaran
Lebih terperinci1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN
Lampiran KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA MAKANAN DI RUMAH MAKAN KHAS MINANG JALAN SETIA BUDI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL
Lebih terperinciINTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM
INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM PADA MINUMAN TEH MANIS YANG DIJUAL RUMAH MAKAN DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT Teh manis merupakan salah satu jenis minuman dengan bahan baku air yang diseduh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makan dan minuman menjadi salah satu syarat mutlak manusia untuk bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan segala kegiatan sehari-hari, manusia memerlukan energi yang diperoleh dari asupan makanan dan minuman, selain itu asupan makan dan minuman menjadi
Lebih terperinciI. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :
KUESIONER HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A THALIB KABUPATEN KERINCI TAHUN 0 I. Data Responden Penjamah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan (street food)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan (street food) adalah makanan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang terutama di Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare bersifat endemis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbagi menjadi dua macam yaitu komersial dengan orientasi pada profit dan non
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan yang paling dasar untuk dapat bertahan hidup. Seiring bertambahnya waktu dan pengaruh perubahan zaman serta perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebersihan makanan dan minuman sangatlah penting karena berkaitan dengan kondisi tubuh manusia. Apabila makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak terjaga kebersihannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan sebagainya (Depkes RI, 2000).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan penting untuk pertumbuhan maupun mempertahankan kehidupan. Makanan memberikan energi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun dan mengganti sel-sel tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktifitas manusia merupakan faktor yang mendukung nilai ekonomi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan bahan pokok yang penting dalam kehidupan manusia. Sebagai salah satu kebutuhan pokok, makanan dan minuman dibutuhkan manusia untuk hidup,
Lebih terperinciBAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN
- 18 - BAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN A. PENYELENGGARAAN 1. Peserta, Penyelenggara, Penanggung Jawab dan Pembina Teknis a. Peserta pelatihan adalah setiap orang dan/atau pengusaha/pemilik/penanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Makanan penting baik untuk pertumbuhan maupun untuk mempertahankan kehidupan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara untuk mendukung suksesnya pembangunan kecerdasan dan kesehatan sumber daya manusia. Nutrisi
Lebih terperinci