SEASONAL EFFECTS PADA ANOMALI PASAR MODAL : SUATU REVIEW. Ika Indriasari Sugiarto ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEASONAL EFFECTS PADA ANOMALI PASAR MODAL : SUATU REVIEW. Ika Indriasari Sugiarto ABSTRAK"

Transkripsi

1 SEASONAL EFFECTS PADA ANOMALI PASAR MODAL : SUATU REVIEW Ika Indriasari Sugiarto ABSTRAK Penelitian berbentuk critical review ini menelaah mengenai anomali pasar sebagai salah satu bentuk dari fenomena di pasar modal. Pada anomali ditemukan hal-hal yang seharusnya tidak ada bilamana dianggap bahwa pasar efisien benar-benar ada. Artinya, disini suatu peristiwa (event) dapat dimanfaatkan oleh investor untuk memperoleh abnormal return. Salah satu bentuk anomali dalam pasar modal adalah anomali musiman (seasonal anomalies). Penelitian ini berusaha untuk menelaah mengenai pasar efisien dan beberapa penelitian di berbagai negara yang telah dilakukan seputar seasonal anomalies ini, baik day of the week effect, Monday effect atau January effect. Kata kunci: Pasar efisien, anomali, January effect 1 day of the week effect, Monday effect, 1. Pendahuluan Para investor yang melakukan investasi melalui pasar modal sudah pasti mengharapkan tingkat keuntungan (return) dengan besaran yang sesuai dengan tingkat risiko yang ditanggungnya. Sebagai investor, tentu mengharapkan tingkat keuntungan yang optimal dan salah satu cara untuk mengoptimalkan return yang diharapkan, investor dapat mengamati perilaku saham harian (Alzeta, 2007). Berdasarkan berbagai hasil penelitian, harga saham mengalami pergerakan yang bersifat musiman (seasonal). Kondisi tersebut sebenarnya dapat dicermati dan dimanfaatkan oleh para investor agar dapat memiliki keputusan yang tepat saat menjual atau membeli saham. Pembahasan mengenai pengujian pasar efisien tidak bisa terlepas dari membahas tentang adanya ketidak-teraturan (anomali) yang terkait dengan hipotesis pasar efisien. Pasar modal yang efisien adalah pasar modal yang berisi sekuritas yang nilai pasarnya selalu menyesuaikan

2 secara cepat dan langsung apabila terjadi perubahan nilai intrinsik dari asset yang menjadi dasar dikeluarkannya sekuritas tersebut. Jadi apabila saham suatu perusahaan tidak berubah harga pasarnya, sementara perusahaan tersebut mengalami suatu kondisi yang mempengaruhi bisnisnya dan informasi tentang hal itu telah tersebar kepada publik, berarti pasar modal itu tidaklah efisien. Anomali sendiri adalah salah satu bentuk dari fenomena yang ada di pasar modal. Artikel ini selanjutnya akan membahas mengenai pasar efisien dan menelaah adanya anomali pada pasar modal, khususnya yang terjadi pada waktuwaktu tertentu, atau yang disebut dengan seasonal anomalies. Pembahasan Pasar Efisien dan Implikasinya Pasar efisien adalah pasar dimana semua harga sekuritas secara tepat dan cepat dapat merefleksikan informasi yang ada (Jones, 2004). Pengertian tersebut disebut juga dengan efisiensi informasional, sehingga harga saham yang ada mencerminkan hal-hal berikut: pertama, harga saham mencerminkan segala informasi yang telah diketahui baik informasi masa lampau, informasi sekarang dan kejadian yang sudah diumumkan. Kedua, harga mencakup informasi lainnya yang dianggap beralasan untuk disimpulkan. Sebagai contoh, jika ada suatu informasi mengenai kenaikan tingkat bunga dalam waktu yang tidak lama lagi maka harga saham akan merefleksikan kepercayaan investor terhadap berita tersebut meskipun kenaikan tingkat bunga belum sungguh-sungguh terjadi. Fama (1970) dalam Alteza (2007) telah mengklasifikasikan tiga kategori efisiensi pasar berdasarkan informasi yang dicerminkan sebagai berikut: 1. Efisiensi pasar bentuk lemah ( weak form efficiency). Pada pasar dengan efisiensi lemah harga sekuritas secara penuh mencerminkan informasi masa lalu. Harga saham mengikuti random walk, sehingga harga saham yang sudah terjadi tidak

3 dapat dipergunakan untuk memprediksi harga saham saat ini, sehingga strategi perdagangan dengan memanfaatkan dasar hubungan historis tdk dapat menghasilkan abnormal return bagi investor. 2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong form efficiency), adalah jika harga saham s ecara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, sehingga investor tidak akan memperoleh abnormal return hanya dengan memanfaatkan informasi publik seperti pengmuman laba dan deviden, pengumuman merger, pemecahan saham dan pengumuman-pengumuman lainnya. 3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form efficiency), yaitu harga saham mencerminkan semua informasi yang tersedia, baik informasi privat maupun yang dipublikasikan. Dalam bentuk efisiensi ini, tidak akan ada investor yang memperoleh abnormal return hanya karena memiliki informasi privat. Pada efisiensi kuat ini, pasar modal seperti pasar lelang ideal karena harga akan selalu wajar dan tidak ada investor yang mampu memperkirakan dengan baik mengenai harga saham. Pada pasar efisien, investor yang tidak percaya terhadap pasar efisien akan cenderung melakukan strategi perdagangan aktif, dengan maksud untuk memperoleh return yang lebih tinggi dibandingkan investor lainnya. Investor akan menggunakan analisis teknikal, fundamental atau gabungan diantara keduanya. Dengan analisis teknikal, investor mempercayai bahwa pola-pola pergerakan harga saham di masa datang akan diketahui. Hal ini sebenarnya bertentangan dengan konsep pasar efisien yang menyatakan bahwa informasi masa lalu telah tercermin dalam harga saham. Strategi investasi yang tepat menurut Jones ( 2004) dapat berupa strategi pemilihan saham, rotasi sektor dan market timing. Strategi pemilihan saham adalah strategi investor dengan cara melakukan seleksi untuk mendapatkan saham terbaik dengan

4 berdasarkan pada analisis fundamental. Strategi ini merupakan strategi yang paling rasional dan populer. Strategi lainnya, yaitu strategi rotasi sektor dapat dilakukan oleh investor melalui dua cara (Tandelilin dalam Alteza, 2007) yaitu: (1) melakukan investasi pada saham-saham yang bergerak pada sektor tertentu untuk mengantisipasi pergerakan siklis ekonomi di kemudian hari, dan (2) melakukan modifikasi terhadap bobot portofolio saham-saham pada sektor industri yang berbeda-beda. Strategi ketiga, yaitu strategi market timing. Strategi ini dilakukan dengan cara aktif mengamati pergerakan di pasar saham sehingga dapat menentukan waktu yang tepat untuk masuk pasar dan keluar dari pasar untuk memperoleh return yang lebih baik, atau menghindari kerugian. Investor yang mempercayai kebenaran pasar efisien tidak akan menggunakan strategi-strategi di atas untuk memeperoleh abnormal return. Investor ini akan cenderung bersikap pasif dalam investasinya. Strategi yang dipilih akan cenderung pada strategi buy and hold atau strategi mengikuti indeks pasar (Jones, 2004). Meskipun disebut pasif, namun bukan berarti investor tidak melakukan strategi apapun. Investor pasif biasanya secara rasional akan menyeleksi saham dalam portofolionya dan melakukan penyesuaian jika risiko portofolio berubah melebihi batas toleransinya. Seasonal anomali dalam Pasar Saham Dalam praktik perdagangan di pasar saham, dari hasil berbagai penelitian ditemukan bahwa konsep pasar efisien sering mengalami penyimpangan, yang disebut sebagai anomali pasar. Faktor penyebab dari anomali ini sulit dijelaskan secara tepat, bahkan dengan berbagai penelitian yang telah dilakukan. Pada kejadian anomali pasar ditemukan hal-hal yang seharusnya tidak terjadi bilamana dianggap bahwa pasar efisien benar-benar ada. Artinya, disini suatu peristiwa (event) dapat dimanfaatkan oleh investor untuk memperoleh abnormal return. Bukti empiris adanya anomali di pasar modal muncul

5 pada semua bentuk pasar efisien, walaupun kebanyakan ditemukan pada bentuk efisien semi-kuat (Gumanti dan Utami, 2002) Dalam teori keuangan, dikenal sedikitnya empat macam anomali pasar. Keempat anomali tersebut adalah anomali perusahaan (firm anomalies), anomali musiman (seasonal anomalies), anomali peristiwa atau kejadian (event anomalies), dan anomali akuntansi (accounting anomalies) ( Levy,1996 dalam Gumanti dan Utami, 2002). Penjelasan mengenai anomali pasar tersebut adalah sebagai berikut ( Cahyaningdyah, 2004). 1. Size effect, adalah anomali perusahaan yang diungkapkan oleh Banz (1981) yang menunjukkan bahwa kelebihan return perusahaan yang memiliki size lebih kecil justru cenderung lebih tinggi dibandingkan perusahaan dengan size yang lebih besar. 2. Market to book effect, yang merupakan anomali dimana saham yang memiliki market to book yang tinggi cenderung memiliki tingkat return yang lebih besar dibandingkan dengan saham yang memiliki market to book rendah. 3. P/E ratio effect, yaitu anomali yang menujukkan bahwa saham dengan P/E ratio rendah justru memiliki return yang lebih tinggi dibandingkan saham dengan P/E ratio tinggi. Hal ini berlawanan dengna teori pasar efisien, sebab mestinya tidak ada hubungan antara rasio P/E dengan return. Fama dan French (1981) menemukan bahwa efek P/E ini akan hilang apabila ada kontrol yang baik atas ukuran perusahaan dan market to book perusahaan. 4. Seasonal effect, yaitu anomali yang terkait dengan waktu-waktu perdagagan pasar yang terjadi pada pasar modal, dan dapat berupa anomali-anomali di bawah ini: a. January effect, yaitu anomali yang menunjukkan bahwa return di bulan Januari ditemukan cenderung lebih tinggi dibandingkan bulan lain. Hal ini

6 lebih besar terjadi pada perusahaan kecil dan pada lima hari pertama perdagangan di awal bulan. b. Holiday effect, yaitu adanya kecenderungan bahwa return saham pada satu hari menjelang libur dan return saham sehari setelah libur lebih tinggi jika dibandingkan pada hari biasa. c. Intraday effect, yaitu adanya perbedaan return saham pada suatu jam perdagangan tertentu pada hari yang sama. d. The day of the week effect. Yaitu perbedaan hari perdagangan yang berpengaruh terhadap pola return saham dalam sepekan. Kasus yang biasa terjadi pada jenis anomali ini adalah Monday effect dan weekend effect. e. Turn of the month effect. Anomali yang terjadi dimana tingkat pengembalian pada awal bulan selalu lebih tinggi atau positif jika dibandingkan pengembalian akhir bulan yang bisa negatif. Jika terjadi pada masa sekitar pergantian tahun maka disebut pula turn off the year effect. Secara umum, banyak peneliti yang telah menyelidiki kejadian seputar seasonal anomali, misalnya mengenai fenomena pendapatan akhir pekan (weekend effect) yang menunjukkan adanya pendapatan negatif setelah akhir pekan. Pendapatan negatif ini diperkirakan karena adanya efek penyelesaian dan kesalahan pengukuran. Diungkap pula, bahwa pendapatan negatif sesungguhnya terjadi selama periode non-perdagangan. Fenomena lainnya adalah January effect, yang menunjukkan adanya kecenderungan kenaikan harga sekuritas di bulan Januari, khususnya di hari-hari pertama ( Levy,1996), efek day of the week, day of the month, juga holidays effect. penelitian seputar anomali tersebut juga telah dilakukan oleh banyak peneliti di berbagai negara ( misalnya Khaksari dan Bubins,1992; Kohers dan Kohli, 1991; Lee dan Chang,1988 dll)

7 Meskipun telah diteliti cukup lama dan dilakukan di berbagai negara, hasil yang disimpulkan dari masing-masing penelitian menunjukkan perbedaan (Kohers dan Kohli, 1991). Perbedaan-perbedaan hasil penelitian ini menunjukkan adanya peluang yang masih terbuka luas untuk menggali lebih dalam mengenai fenomena anomali pasar modal seasonal tersebut, khususnya yang terjadi pada pasar modal di Indonesia. Schwert (2003) dalam Cooper dan Ovtchinnikov (2006) menyatakan bahwa anomali lain seperti weekend effect dan weekday effect terbukti makin mengecil hingga menjadi kurang signifikan untuk tahun Namun, tidak demikian dengan January effect. Temuan ini menunjukkan bahwa dinamika yang ada pada pasar modal dapat menyebabkan perubahan-perubahan reaksi investor yang memungkinkan untuk menjadi pemicu terjadinya anomali di pasar modal. Selanjutnya akan dibahas mengenai beberapa penelitian yang telah ada seputar anomali musiman di pasar modal. Hal ini dimaksudkan sebagai suatu bentuk telaah terhadap hasil yang telah ditemukan oleh berbagai riset mengenai anomali, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penelitian sejenis di masa datang. Penelitian ulang yang akan datang ini dimaksudkan untuk melengkapi temuan-temuan sebelumnya dan mencoba menemukan bukti baru seputar anomali pasar modal khususnya di Indonesia, mengingat bahwa dinamika pasar modal terus berlangsung dan fungsi utama dari pasar modal adalah menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar (Nuryanti, 2007), diharapkan bukti yang diperoleh dari temuan-temuan penelitian terbaru ini akan memberikan kontribusi yang berarti bagi pasar modal di Indonesia. Weekend Effect, Dyl dan Maberly (1998) Dyl dan Maberly (1988) telah melakukan suatu penelitian mengenai anomali yang dikenal sebagai fenomena akhir pekan ( weekend phenomenon/ weekend effect ) yang

8 manjadi topik populer bagi penelitian pasar modal pada tahun 1980an. Dalam upaya meneliti weekend effect ini Dyl dan Maberly telah mempelajari beberapa penjelasan yang mungkin menjadi penyebab fenomena tersebut, dan termotivasi untuk menemukan penyebab sesungguhnya dari weekend effect. Pada penelitian ini Dyl dan Maberly (1988) menetapkan dua hipotesis yang akan diuji, yaitu H1 : berita baik dengan berita yang kurang baik adalah sama (seimbang) untuk masing-masing periode non-perdagangan dan H2 yang menyatakan bahwa hasil yang kurang baik dan hasil yang baik secara seragam didistribusikan selama hari-hari dalam sepekan. Dari pengujian yang dilakukan, hipotesis satu sebagian ditolak, berarti bahwa pada periode non perdagangan terdapat perbedaan untuk berita baik dan berita kurang baik, yang ditemukan pada sebagian sampel. Namun, peneliti tidak bisa menolak mengenai kemungkinan bahwa ada kemungkinan informasi yang sama untuk periode non perdagangan yang lain selama seminggu. Untuk hipotesis yang kedua, ditemukan ada hasil yang kuat bahwa informasi yang kurang baik tidak secara merata didistribusikan selama sepekan, meskipun tidak terdapat bukti bahwa informasi yang baik juga tidak terdistribusi dengan merata.bukti dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada kejadian yang tidak biasa dari informasi secara umum dan dari informasi yang kurang baik secara khusus, yang muncul pada saat akhir pekan. Fenomena ini menyediakan penjelasan sebagian bagi weekend effect, dan mungkin masih belum dapat dijelaskan sepenuhnya. Dari penelitian ini, masih menyisakan pertanyaan, mengapa weekend effect tetap terjadi, dan memerlukan penelitian lebih lanjut. January Effect dan Day of week effect, Lee dan Chang (1988) Lee dan Chang (1988) meneliti mengenai anomali-anomali yang terjadi pada pendapatan saham selama periode perdagangan dan non perdagangan di pasar modal

9 Korea. Penelitian tersebut dimaksudkan untuk meneliti tiga fenomena anomali, yaitu efek ukuran perusahaan, efek Januari, dan efek hari-dalam-sepekan (day of week). Lee dan Chang (1988) lebih termotivasi untuk meneliti mengenai anomali pasar modal di Korea karena adanya beberapa perbedaan karakter pasar modal antara Amerika Serikat dengan Korea. Perbedaan tersebut terkait dengan empat hal. Yang pertama, mengenai perdagangan saham, dimana perdagangan saham di Amerika didominasi oleh para dealer (pialang saham), meskipun pada dasarnya perdagangan dilakukan dengan proses lelang. Dengan adanya peran pialang tersebut, harga saham menjadi terdeviasi dari harga yang sebenarnya jika transaksi mencerminkan permintaan pasar publik hanya pada satu sisi. Sementara, di Korean Stock Exchange (KSE) permintaan perdagangan dieksekusi dengan dasar proses lelang murni, baik untuk pialang maupun bid-ask spread, sehingga data pasar modal Korea tidak mengandung bias karena pengaruh penyebaran saham. Perbedaan kedua adalah pialang saham di USA diatur oleh aturan bahwa masing-masing kutipan bid-ask harus dipertemukan dengan kriteria stabilitas dan kontinuitas untuk menjaga kerapihan pasar. Sehingga ketika terjadi suatu perubahan besar pada harga keseimbangan, harga transaksi tidak mencerminkan harga kesetimbangan secara bersamaan hingga suatu angka yang mencukupi dari suatu transaksi terjadi. Sedangkan di Korea, tidak terdapat pialang yang bertanggung jawab untuk menjaga terjadinya pasar saham yang adil dan rapi. Sehingga saat ada perubahan yang besar pada harga kesetimbangan, waktu yang mencukupi diperlukan untuk menemukan harga transaksi yang mencerminkan harga kesetimbangan. Dalam hal ini, sebagian besar perubaan harga harian terjadi pada harga transaksi yang pertama (harga pembukaan) tiap hari dan nilai absolut yang besar dari pendapatan periode non-perdagangan bisa dihasilkan selama periode penyesuaian harga.

10 Perbedaan karakter ketiga antara pasar modal Amerika dengan Korea adalah tidak adanya pajak pendapatan modal untuk investor individual di Korea. Sedangkan perbedaan keempat adalah pasar modal Korea buka dari hari Senin hingga Sabtu, meskipun pada hari Sabtu hanya ada sessi pagi. Sedangkan di Amerika, pasar modal buka dari Senin hingga Jum at. Menurut pandangan hipotesis waktu perdagangan dari Rogalski, hal ini memiliki implikasi langsung ketika periode perdagangan kembali pada hari Sabtu seharusnya separuh dari periode perdagangan kembali untuk hari-hari lain dalam suatu pekan di Korea. Pada penelitian ini ada tiga hipotesis yang akan diuji:1).terdapat hubungan negatif antara ukuran perusahaan dengan pendapatan harian saham di Korea 2).Terdapat perbedaan return saham pada bulan January dibandingkan bulan-bulan lainnya pada pasar saham di Korea dan 3).Terdapat perbedaan return saham pada hari tertentu pada satu pekan pada pasar saham di Korea Hasil pengujian menunjukkan bahwa perusahaan yang kecil di Korea, rata-rata menerima return harian yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan besar. Hal ini diindikasikan karena perusahaan kecil kurang berisiko dibandingkan perusahaan besar. Bukti adanya hubungan negatif antara ukuran perusahaan dengan return harian ini juga tidak diperoleh di pasar Amerika. Dari pengujian oleh Cohen, Hawawini, Maier, Schwartz dan Whitcomb beta, juga menunjukkan adanya perbedaan antara ukuran portofolio, namun terlalu kecil untuk menjelaskan besarnya return abnormal yang diterima oleh perusahaan kecil. Namun hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh ukuran perusahaan terjadi pada data pasar modal Korea, bahkan setelah dilakukan penyesuaian bias yang ditunjukkan dalam literatur. Pengujian mengenai anomali yang terjadi pada bulan Januari juga mendapatkan bukti, bahwa January effects terjadi di pasar modal Korea, bahkan dengan kemungkinan

11 yang kecil atas terjadinya penjualan dengan kerugian pajak pada akhir tahun dan pengaruh tersebut terkait dengan tingginya return selama periode non-perdagangan di Januari. Untuk pola pekanan, dalam penelitian ini dilakukan dengan menguji sepuluh ukuran portofolio. Ditemukan bahwa secara rata-rata, mean terendah penutupan-ke-penutupan terjadi pada pendapatan hari Selasa, dan mean tertinggi penutupan-ke-penutupan terjadi pada hari perdagangan terakhir pada satu pekan, yaitu Sabtu. Sedangkan rata-rata pada periode perdagangan terenah terjadi pada hari Senin, dan rata-rata tertinggi periode perdagangan terjadi pada hari Sabtu untuk hampir keseluruhan portofolio. Hasil pengujian secara umum menunjukkan bahwa dengan kondisi Korea yang tertutup dalam hubungan ekonomi dengan Amerika, pasar modal Korea dirasa memiliki kondisi musiman independen yang kecil. Persepsi anomali di Korea,dengan bukti internasional sebelumnya pada literatur, mengindikasikan bahwa anomali adalah fenomena umum diseluruh dunia. Karakterisasi yang lebih rinci mengenai fenomena anomali di pasar saham Korea disediakan dengan mengubah ulang returns penutupan-ke-penutupan harian ke returns periode non perdagangan (penutupan-ke-pembukaan) dan returns periode perdagangan (pembukaan-ke-penutupan). Efek ukuran perusahaan ditemukan untuk returns periode perdagangan, sementara itu tidak ditemukan untuk returns periode non perdagangan. Sebagian besar efek Januari terkonsentrasi pada returns periode non perdagangan selama empat hari pertama perdagangan tahun ini. Tampaknya weak seasonality disebabkan oleh penyimpangan yang luas dari mean returns periode perdagangan pada hari senin dan sabtu dari keseluruhan mean returns periode perdagangan. Hasil di atas mengindikasikan bahwa proses yang menghasilkan return selama periode non perdagangan mungkin berbeda dari proses yang menghasilkan return selama periode perdagangan di Korea.

12 Hasil empiris yang dihasilkan di artikel ini ditafsirkan sebagai indikasi dari sebuah in-efisiensi di pasar saham Korea. Fenomena anomali terjadi di dalamnya, namun, tidak selalu konsisten dengan efisiensi pasar. Mungkin terdapat beberapa faktor yang hilang pada returns saham. Berdasarkan penyebaran dan kesamaan anomali di beberapa negara selain Korea, penafsiran tersebut dapat menyesatkan tanpa studi yang luas. Dengan demikian, penelitian selanjutnya dibutuhkan. Pengujian formal dari hipotesis informasi tidak dilakukan dalam penelitian ini. Dengan demikian, disarankan agar penelitian yang akan datang untuk menggunakan sampel dan informasi yang lebih lengkap dalam menyelidiki mengenai efek ukuran perusahaan, karena dalam penelitian ini dibatasi oleh terbatasnya informasi mengenai perusahaan kecil di Korea. Penelitian ini memberi kontribusi bagi penelitian selanjutnya mengenai anomali di pasar saham Korea. Namun, penelitian Lee dan Chang (1988) ini belum memecahkan permasalahan anomali. Demikian juga, masih ada banyak penelitian yang harus dilakukan agar dapat menghasilkan pernyataan yang konklusif mengenai fenomena dan penyebab anomali. January effect, Kohers dan Kohli (1991) Kohers dan Kohli (1991) menyelidiki tentang anomali perilaku pasar modal pada perusahaan besar di bulan Januari ( January effects). Menurut efek Januari, secara umum, rata-rata bulanan untuk return Januari secara signifikan berbeda dari laba rata-rata bulanan selama bulan-bulan lainnya dalam setahun. Kohers dan Kohli (1991) telah mendokumentasikan berbagai penelitian mengenai anomali pasar modal dari berbagai peneliti, khususnya mengenai January effect. Mereka mencatat bahwa kebanyakan penelitian tentang efek Januari lebih terfokus pada perusahaan kecil terutama pada harihari awal Januari (Keim, 1983; Reinganum, 1983).

13 Dengan adanya berbagai dukungan terhadap efek bulan Januari, khususnya bagi perusahaan kecil, Kohers dan Kohli terdorong untuk melakukan pengujian komprehensif mengenai efek Januari terhadap saham perusahaan besar atau melengkapi dukungan terhadap hipotesis kerugian pajak penjualan. Penelitian Kohers dan Kohli (1991) ini bertujuan untuk menginvestigasi keberadaan efek Januari bagi surat berharga perusahaan besar dengan menyediakan bukti empiris yang didasarkan pada return bulanan untuk komposit S&P dan indeks komponen yang menunjukkan bahwa return bulanan pada indeks perusahaan besar tidak sama untuk bulan yang berbeda, yang diteliti mulai bulan Januari 1930 hingga Desember Satu hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah : Terjadi January effect pada saham perusahaan-perusahaan besar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata bukti menunjukkan bahwa ternyata efek Januari tetap eksis pada perusahaan besar, dan ceteris paribus, independen terhadap pengaruh ukuran perusahaan. Kemiripan hasil untuk indeks komponen S&P menunjukkan pula bahwa anomali musiman ini eksis dalam keseluruhan industri yang ditampilkan oleh indeks S&P. Namun, keterbatasan penelitian ini hanya menguatkan beberapa hasil penelitian mengenai efek Januari saja. Tidak dijelaskan dengan lebih mendalam, apa penyebab January effect tersebut tetap terjadi pada perusahaan besar. Day-of-the-week effect, the month of the year effect dan the day of the month effect, Khaksari dan Bubnys (1992) Penelitian ini menggunakan penyesuaian risiko return yang didasarkan pada Sharpe Performance Measure untuk mengevaluasi adanya tiga anomali dalam dua indeks saham masa depan, masa depan dari indeks sintetis perusahaan yang lebih kecil, dan masingmasing indeks spot yang mendasari. Tiga anomali yang diteliti disini adalah pengaruh dari

14 day-of-the-week, the month of the year dan the day of the month. Ketiga anomali tersebut disebut oleh Khaksari dan Bubnys (1992) sebagai yang didokumentasikan paling luas di indeks spot. Tujuan dari penelitian ini adalah: pertama adalah untuk menguji apakah indeks saham masa depan dan harga spot yang mendasari adanya efek day of the week, month of the year dan day of the month. Dua efek yang terakhir belum pernah diuji sebelumnya dengan menggunakan data indeks saham masa depan. Disini Khaksari dan Bubnys juga menginvestigasi hubungan timbal balik antara harga spot dan future markets (pasar komoditas). Tujuan kedua, untuk menguji ketiga anomali tersebut dengan menggunakan tingkat penyesuaian risiko return dan juga tingkat rata-rata return. Khaksari dan Bubnys (1992) termotivasi untuk mempertemukan beberapa metodologi yang telah diamati dan adanya ketidak-konsistenan konseptual pada penelitian-penelitian sebelumnya mengenai indeks saham masa depan dengan menggunakan variabel dan teknik yang berbeda, serta ukuran sampel yang lebih besar.. Khaksari dan Bubnys (1992) menyatakan bahwa hasil penelitiannya tidak mendukung pernyataan-pernyataan dari para otoritas yang menyatakan indeks sahamkomoditas (future market) lebih efisien dibandingkan dengan indeks spot karena adanya respon yang lebih tinggi terhadap perubahan harga, leverage yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah (misal Zeckhauzer dan Neiderhoffer, 1983). Khaksari dan Bubnys (1992) menemukan bukti lebih mengenai pengaruh day of the week dan day of the month dalam perilaku harga pada indeks komoditas dibanding pada indeks kas. Namun, January effect ditemukan lebih muncul pada indeks spot dibanding pada kontrak-kontrak di indeks saham komoditas dan lebih pada perusahaan kecil dibanding pada perusahaan yang lebih besar.

15 Pengaruh day of the week menurun tajam pada indeks pendapatan spot maupun future market ketika penyesuaian resiko Sharpe Performance Measure dibuat. Tetapi penggunaan Sharpe Performance Measure tidak terlalu berpengaruh dalam menurunkan the month of the year effect. Namun demikian, the day of the month effect yang tidak muncul ketika pendapatan komoditas yang beum disesuaikan dianalisis, muncul dengan kuat setelah adanya penyesuaian risiko. Hasil temuan Khaksari dan Bubnys (1992) cenderung kurang menyepakati pernyataan yang ada pada pernyataan teori pasar efisien. Dan dari hasil penelitian ini mereka juga menunjukkan beberapa implikasi bagi investor dan regulator. Pertama, adanya anomali yang terjadi terus menerus pada pasar spot dan indeks saham pasar komoditas yang berkembang mendukung kemungkinan yang masuk akal dari strategi ketepatan portofolio jangka pendek. Satu hal yang pokok dimana pengetahuan mengenai indeks saham komoditas berguna, adalah dalam mengembangkan dan mngimplementasikan strategi hedging (lindung nilai) sebagaimana pada penelitian Junkus dan Lee (1985) dalam Khaksari dan Bubnys (1992). Bukti pada penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan antara distribusi pendapatan dari indeks komoditas dengan indeks spot. Sehingga, memilih indeks komoditas yang menyediakan kesesuaian terbaik dengan portofolio spot adalah hal mendesak untuk suksesnya strategi hedging. Suatu upaya yang sungguh-sungguh diperlukan untuk menetapkan modifikasi strategi hedging yang sukses diantaranya adalah akuntansi untuk biaya transaksi. Khaksari dan Bubnys (1992) juga menyatakan bahwa anomali yang terus terjadi juga dapat berimplikasi pada kebijakan publik bagi pasar modal. Penemuan dari pasar yang tidak efisien memberi tekanan bagi agen-agen pemerintahan untuk menetapkan regulasi pasar modal yang lebih besar, meskipun diragukan pula apakah peningkatan

16 regulasi akan mampu menghasilkan efisiensi pasar. Penelitian ini memberikan perkembangan kontribusi yang cukup besar bagi implikasi adanya anomali pasar. Keterbatasan yang ada pada penelitian ini adalah hanya dilakukan pada satu negara, sehingga perlu dilakukan pengujian pada negara lain yang mungkin memiliki karakteristik pasar yang berbeda. 3.Penutup Penelitian pada pasar modal menunjukkan bukti bahwa anomali pada pasar modal terjadi terus menerus di berbagai negara dan menunjukkan hasil yang seringkali tidak konsisten (Khaksari dan Bubnys,1992). Penelitian penelitian telah menunjukkan dukungan terhadap adanya anomali-anomali tersebut, meskipun seringkali disampaikan bahwa anomali seperti January effect, ay of the week atau day of month belum dapat dijelaskan sepenuhnya mengenai faktor penyebab utamanya. Adanya anomali pasar di berbagai pasar dunia juga menunjukkan fenomena-fenomena yang bertentangan konsep pasar efisien yang menyebutkan bahwa semestinya pergerakan saham terjadi secara acak dan sulit diprediksi. Dari penelitian-penelitian yang dibahas disini, penelitian selanjutnya dapat lebih dikembangkan agar tidak sekedar membuktikan terjadinya anomali pada pasar di suatu rejim pasar, namun lebih luas pada implikasi ataupun pemanfaatan dari anomali tersebut bagi para pelaku pasar modal di berbagai negara dengan karakter pasarnya masing-masing. Perlu pula dikaji lebih lanjut, penyebab utama dari berbagai anomali pasar yang terjadi, dengan mengembangkan metodologipenelitian ygtepat, mengingat anomali yang terjadi sifatnya sangat kondisional dan sangat tergantung pada karakter pasar modal yang diteliti. Daftar Pustaka

17 Cahyaningdyah, Dwi Analisis Hari Perdagangan Terhadap Return Saham: Pengujian Terhadap Week-Four Effect dan Rogalsky Efffect di BEJ. Thesis Program Studi Manajemen Sains Ilmu-ilmu Ekonomi UGM Cooper,J.Mc Connell., A.OVtchinnikov The Other January Effect. Journal of Financial Economics. Dyl, Edward A., Maberly,Edwin D Explanation of The Weekend Effect. Financial Analyst Journal. May/Jun 1988; 44,3 Gumanti, Tatang Ary., Utami, Elok Sri Bentuk Pasar Efisien Dan Pengujiannya. puslit.petra.ac.id/journals/accounting Jones, Charles P Investment Analisys and Management, 9 th Edition. John Wiley & Sons. Kohers, Theodor., Kohli, Raj K The Anomolous Stock Market Behavior of Large Firms in January : The Evidence from the S&P Composite and Component Indexes. Quarterly Journal of Business and Economics; Summer 1991; 30,3 Lee, Ki-Young., Chang, Chung-Sik Anomalies in the Stock Returns Over Trading and Non Trading Periods: Further Evidence in The Korean Stock Market.. Quarterly Journal of Business and Economics. Spring 1988; 27,2 Alteza, Muniya Efek Hari Perdagangan Terhadap Return Saham: Suatu Telaah atas Anomali Pasar Efisien. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol 3 No. 1 Nuryanti, Yuyun Aisyah Pengujian keberadaan.. (tidak dipublikasikan). Skripsi pada Universitas Indonesia.

18 Khaksari, Shahriar., Bubnys, Edward L Risk Adjusted day of the week,day of week, day of the month and month of the year effects on Stock Indexes and Stock Index Futures. The Financal review; Nov 1992; 27,4

SEASONAL EFFECTS PADA ANOMALI PASAR MODAL : SUATU REVIEW

SEASONAL EFFECTS PADA ANOMALI PASAR MODAL : SUATU REVIEW SEASONAL EFFECTS PADA ANOMALI PASAR MODAL : SUATU REVIEW Ika Indriasari 1) STIE Cendekia Karya Utama Semarang Email: ika.antono@gmail.com 1) Kata kunci: Pasar efisien, anomali, day of the week effect,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bulan Januari yang dikenal dengan istilah January effect. January effect merupakan anomali yang

BAB I PENDAHULUAN. bulan Januari yang dikenal dengan istilah January effect. January effect merupakan anomali yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia investasi saham, ada salah satu fenomena mengenai kenaikan harga saham pada bulan Januari yang dikenal dengan istilah January effect. January

Lebih terperinci

SEASONAL EFFECTS PADA ANOMALI PASAR MODAL : SUATU REVIEW

SEASONAL EFFECTS PADA ANOMALI PASAR MODAL : SUATU REVIEW SEASONAL EFFECTS PADA ANOMALI PASAR MODAL : SUATU REVIEW Ika Indriasari 1) Sugiarto STIE Cendekia Karya Utama Semarang Email: ika.antono@gmail.com 1) Kata kunci: Pasar efisien, anomali, day of the week

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu bagian penting dari fungsi operasi perusahaan adalah melakukan investasi dan memanfaatkan modal tersebut guna memperoleh pendapatan. Investasi adalah komitmen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di bidang keuangan, banyak peneliti yang memberikan bukti empiris yang mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian suatu negara yang sehat dapat dilihat salah satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi pasar modal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya dunia bisnis dan kegiatan investasi dari tahun ke tahun merupakan salah satu indikator kemajuan pertumbuhan ekonomi yang memacu investor untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdebatan tentang teori pasar yang efisien sampai sekarang masih banyak menimbulkan tanda tanya bagi para peneliti keuangan. Ada sebagian orang yang melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka menjadi konsumsi dan simpanan (saving). Seiring dengan perkembangan zaman, pola pengeluaran masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Tandelilin (2001), investasi merupakan sebuah komitmen yang dilakukan saat ini atas dana maupun sumberdaya lain dengan mengharapkan keuntungan dimasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini masyarakat mulai memikirkan pentingnya melakukan investasi. Meningkatnya kebutuhan hidup dan perlunya jaminan hari tua membuat masyarakat mulai selektif memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah investasi adalah mencakup berbagai macam aktifitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada asset riil maupun asset finansial merupakan aktifitas yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu terobosan penting dalam perkembangan teori keuangan perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market Hypothesis) oleh Fama pada

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11 http://www.deden08m.com KONSEP PASAR MODAL EFISIEN 3/42 Dalam konteks keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar saham merupakan salah satu tujuan utama para investor untuk menginvestasikan dana mereka yang menganggur. Pasar saham juga berperan sebagai alternatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berikut ini akan di jabarkan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar di lakukannya penelitian ini antara lain : 2.1.1. Rr. Iramani, Ansyori Mahdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, pasar modal diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, pasar modal diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian,

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 7 EFISIENSI PASAR Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Konsep efisiensi pasar membahas tentang bagaimana pasar merespon informasi yang mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju ke arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan

Lebih terperinci

Kondisi Pasar yang Efisien

Kondisi Pasar yang Efisien Efisiensi Pasar Pasar yang Efisien Bagaimana respon pasar terhadap informasi baru? Mungkinkah dengan menggunakan informasi sekarang kita bisa memutuskan investasi yang profitable dan yang unprofitable?

Lebih terperinci

Kondisi sbg syarat terpenuhi pasar efisien (Tandelilin, 2001) :

Kondisi sbg syarat terpenuhi pasar efisien (Tandelilin, 2001) : Efisiensi pasar Pasar efisien bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep mengenai Efficient Market Hypothesis (EMH) telah menjadi salah satu topik yang sering dibicarakan dalam dunia keuangan. Apabila pasar modal telah efisien maka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintah, dan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintah, dan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan pasar yang digunakan jual beli berbagai instrumen keuangan, seperti obligasi, saham, reksa dana, instrumen derivatif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang menarik dan cukup kontroversial di bidang keuangan. Istilah tentang pasar yang efisien bisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang memperjualbelikan produk berupa dana yang bersifat abstrak (Tandelilin, 2001: 25). Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek dengan membeli suatu produk yang bukan untuk dikonsumsi dengan harapan memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Fenomena day of the week effect dan monday effect terbukti pada periode tahun 2011 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana para pialang melakukan transaksi jual beli surat berharga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dalam bidang keuangan telah mengizinkan pemodal asing untuk

BAB I PENDAHULUAN dalam bidang keuangan telah mengizinkan pemodal asing untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan serta kemajuan yang sangat pesat sejak tahun 1989 setelah pemerintah mengambil keputusan dalam bidang keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Return saham dipengaruhi oleh keadaan lingkungan atau peristiwaperistiwa tertentu di luar pasar saham. Salah satu peristiwa yang menyebabkan adanya abnormal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Return Pasar Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2003:107). Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah

Lebih terperinci

EFISIENSI PASAR EFISIENSI PASAR

EFISIENSI PASAR EFISIENSI PASAR Materi 11 EFISIENSI PASAR Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. EFISIENSI PASAR PASAR MODAL YANG EFISIEN HIPOTESIS PASAR EFISIEN PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN - Pengujian Prediktabilitas Return - Event

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

MATERI 7 EFISIENSI PASAR MATERI 7 EFISIENSI PASAR PASAR MODAL YANG EFISIEN HIPOTESIS PASAR EFISIEN PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN - Pengujian Prediktabilitas Return - Event Studies - Pengujian Private Information IMPLIKASI

Lebih terperinci

Efisiensi Pasar Modal.

Efisiensi Pasar Modal. Efisiensi Pasar Modal ririkyunita@yahoo.co.id KONSEP PASAR MODAL EFISIEN Dalam konteks keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang efisien adalah pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana diperdagangkan instrumen keuangan jangka panjang. Pasar modal yang beroperasi di Indonesia adalah Bursa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efficient Market Hypothesis Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam perkembangan teori keuangan dan merupakan salah satu kerangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah tempat bertemunya antara penawaran dan permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. (samsul, 2006 : 43). Hukum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian yang dilakukan Dwi Cahyaningdyah membahas beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian yang dilakukan Dwi Cahyaningdyah membahas beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Dwi Cahyaningdyah (2005) Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar, hal itu merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya hipotesis mengenai pasar sempurna masih menjadi perbincangan yang sering diuji pada penelitian-penelitian terdahulu. Menurut Frank K. Reilly dan Keith C. Brown,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Return merupakan hasil (keuntungan atau kerugian) yang diperoleh dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian

I. PENDAHULUAN. Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara perlahan namun pasti pasar modal Indonesia tumbuh menjadi bagian penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Di negara-negara maju pasar modal sejak lama

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI LITERATUR

BAB 2 STUDI LITERATUR 12 BAB 2 STUDI LITERATUR 2.1 Efisiensi Pasar Modal Konsep efisiensi pasar modal merupakan salah satu teori terpenting dalam bidang riset keuangan, yang diajukan oleh Fama (1970). Efisiensi dalam teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di masyarakat, khususnya dalam sektor keuangan. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih investor dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merger dan akuisisi. Merger merupakan salah satu strategi perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merger dan akuisisi. Merger merupakan salah satu strategi perusahaan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Merger dan Akuisisi. Kondisi perekonomian dengan persaingannya untuk mempertahankan bisnis perusahaan mendorong semakin aktifnya transaksi di pasar modal, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini berisi tentang pengertian investasi, saham, return, pasar modal, anomali pasar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini berisi tentang pengertian investasi, saham, return, pasar modal, anomali pasar, 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Pada bagian ini akan dibahas mengenai teori yang akan mendasari dari penelitian ini. Pembahasan ini akan menjadi panduan dalam memahami secara mendalam untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Efisiensi Pasar Modal Pasar efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hipotesis pasar yang efisien sampai saat ini masih menjadi perdebatan, baik di kalangan akademisi maupun peneliti di bidang keuangan. Terdapat banyak bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Karakteristik Objek Penelitian Pada perayaan HUT PT Bursa Efek Jakarta ke-15 tanggal 13 Juli 2007 dan bertepatan dengan ulang tahun pasar modal

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang 1 I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat, ada banyak cara yang dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha saat ini dirasakan semakin sulit. Setiap perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis day..., Dwita Amelia Fitriani, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis day..., Dwita Amelia Fitriani, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Efficient Market Hypothesis menyatakan bahwa harga suatu saham telah mencerminkan semua informasi yang tersedia di dalam pasar. Berdasarkan Teori Efficient

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Risk Averse Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAAN. Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini

BAB I PENDAHULUAAN. Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini BAB I PENDAHULUAAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini semakin kompetitif membutuhkan keikutsertaan para pelaku usaha untuk lebih aktif dalam menarik investor domestic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam (Jogiyanto, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam (Jogiyanto, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal menjadi salah satu sarana bagi perusahaan untuk mencari dana dari para investor. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dananya di pasar modal, perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis market overreaction..., Indra Prakoso, FE UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis market overreaction..., Indra Prakoso, FE UI, 2009 Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali jumlah pendapatan yang diterima tidak sama dengan jumlah pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa. Terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas perdagangan surat berharga yang memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, berapa lama kenaikan tersebut bertahan, hingga nilai akhir dari

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, berapa lama kenaikan tersebut bertahan, hingga nilai akhir dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan pola harga saham dalam jangka pendek menjadi salah satu obyek yang penting untuk diprediksi dan dianalisis. Keberhasilan dan ketepatan memprediksi harga

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

MATERI 7 EFISIENSI PASAR MATERI 7 EFISIENSI PASAR Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Konsep efisiensi pasar membahas tentang bagaimana pasar merespon informasi yang mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju ke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun beberapa alasan dilakukannya penelitian kembali berkaitan dengan topik ini adalah mengacu pada beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan. Berikut

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 15 BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Capital Assets Pricing Model (CAPM) Model penetapan harga aset modal (Capital Assets Pricing Model) yang biasa disebut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pasar efisien bentuk lemah (Copeland, 2005). Dengan asumsi bahwa harga

PENDAHULUAN. pasar efisien bentuk lemah (Copeland, 2005). Dengan asumsi bahwa harga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Fenomena efek day of the week adalah salah satu dari jenis anomali kalender yang merupakan bukti bertentangan dengan hipotesis pasar yang efisien. Hasil temuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan surat berharga yang banyak diperdagangkan di pasar modal. Faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. merupakan surat berharga yang banyak diperdagangkan di pasar modal. Faktor-faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu pasar berbagai instrumen keuangan yang dapat menjadi alternatif dalam berinvestasi. Menurut Jogiyanto (2013), Perusahaan yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pintu gerbang masuk ke industri terus digemari kalangan investor.

BAB I PENDAHULUAN. pintu gerbang masuk ke industri terus digemari kalangan investor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir setelah perekonomian Indonesia mengalami kelesuan akibat krisis ekonomi, kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) terus memperlihatkan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan alternatif bagi investor untuk menanamkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan alternatif bagi investor untuk menanamkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan alternatif bagi investor untuk menanamkan modalnya. Dalam pasar modal yang efisien, analisis teknikal tidak dapat digunakan untuk mendapat keuntungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a) Pengertian Pasar Modal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a) Pengertian Pasar Modal BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pasar Modal a) Pengertian Pasar Modal Seperti halnya pasar pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara penjual dan pembeli. Pasar modal merupakan

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 236

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 236 ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 236 PENGARUH HARI LIBUR AKHIR TAHUN TERHADAP RETURN SAHAM (STUDI PADA BANK SWASTA DENGAN NILAI KAPITALISASI TERBESAR MENURUT BURSA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian ditujukan untuk mengetahui keberadaan anomali Day of The Week Effect pada pasar modal Indonesia. Lebih lanjut lagi akan dilihat pola dari anomali selama periode observasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepat informasi baru sebagaimana informasi tersebut menjadi tersedia. Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepat informasi baru sebagaimana informasi tersebut menjadi tersedia. Teori 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. LANDASAN TEORI 1.1.1 Efisiensi Pasar Brealy et.al (2007) menyatakan bahwa harga dari sekuritas-sekuritas secara akurat mencerminkan informasi yang tersedia dan merespon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan system dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak lain dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram.

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal syariah sampai saat ini telah mengalami kemajuan sehingga menimbulkan niat para investor untuk melakukan investasi pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan menunjukan bukti empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu, Jogiyanto (2010). Dengan demikian diharapkan penundaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat,

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu sarana investasi yang menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat, namun potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kontroversi mengenai pasar yang efisien masih mewarnai dunia investasi di pasar modal. Dibuktikan dengan beragamnya hasil penelitian mengenai konsep EMH (Efficient Market

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terus meningkat. Akan tetapi kenaikan kebutuhan hidup manusia tidak sebanding

BAB 1 PENDAHULUAN. terus meningkat. Akan tetapi kenaikan kebutuhan hidup manusia tidak sebanding BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan perekonomian saat ini, kebutuhan hidup manusia terus meningkat. Akan tetapi kenaikan kebutuhan hidup manusia tidak sebanding dengan kenaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi pasar modal di Indonesia mulai berkembang sejak tahun 1912 silam, dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini, isu tentang investasi mulai marak di Indonesia.Ahli-ahli investasi sering tampil dalam seminar maupun acara TV.Banyak produk yang menjadi objek dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana

Lebih terperinci

RISET BERKENAAN PASAR MODAL

RISET BERKENAAN PASAR MODAL RISET BERKENAAN PASAR MODAL REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ISU/FENOMENA MASALAH Jadwal Pemilu tahun 2014 merupakan pemilu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam pasar modal saat ini kian menarik banyak investor untuk melakukan investasi. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan serta kemajuan yang sangat pesat sejak tahun 1989 setelah pemerintah mengambil keputusan dalam bidang keuangan akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pula minat masyarakat untuk berinvestasi, pasar modal menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pula minat masyarakat untuk berinvestasi, pasar modal menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia perekonomian dan investasi semakin meningkatkan pula minat masyarakat untuk berinvestasi, pasar modal menjadi salah satu sarana yang sering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Saham Salah satu instrumen pasar keuangan yang paling dominan diperdagangkan adalah saham. Saham dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) terhadap return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) terhadap return BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Mellysa dan Syahyunan (2013) Penelitian ini bertujuan ingin menguji apakah ada pengaruh antara hari transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai fenomena market

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai fenomena market BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai fenomena market overreaction dan pengaruh firm size dan likuiditas terhadap fenomena price reversal pada indeks sektor manufaktur

Lebih terperinci

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab IV Bab V Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. Penutup Bab ini berisikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran-saran yang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Monday Effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Monday Effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Monday Effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang berbicara mengenai anomali tingkat return saham pada hari Senin. Ditengahtengah perkembangan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal, baik yang diterbitkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

Capital markets research in Accounting S.P. Kothari

Capital markets research in Accounting S.P. Kothari Capital markets research in Accounting S.P. Kothari Jurnal yang dibuat oleh Kothari berisi tentang penelitian yang menyangkut hubungan antara pasar modal dengan laporan keuangan. Kothari menggunakan kerangka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan teori yang berkaitan dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan teori yang berkaitan dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dilakukan pembahasan teori yang berkaitan dengan penelitian ini seperti random walk theory, efficeint market hypothesis (EMH), risiko, volatilitas,

Lebih terperinci