STUDI KASUS PEMERIKSAAN Trichomonas vaginalis PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG
|
|
- Liana Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI KASUS PEMERIKSAAN Trichomonas vaginalis PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG STUDY OF EXAMINATION Trichomonas vaginalis IN COMMERCIAL SEX WORKERS AT LOCALIZATION OF SUNAN KUNING SEMARANG Ary Yogo Pratomo 1, Edy Prasetya 2, Atik Zulfiati Rosiya 3 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta ABSTRAK Penyakit Trichomoniasis yang disebabkan parasit Trichomonas vaginalis mudah menular lewat hubungan sexsual, kontak langsung dengan penderita atau bendabenda yang tercemar. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada tidaknya infeksi Trichomonas vaginalis, prosentase infeksi Trichomonas vaginalis dan hubungan prilaku pekerja seks komersial terhadap kejadian infeksi Trichomonas vaginalis di lokalisasi Sunan Kuning Semarang. Diagnosis ditegakkan baik secara langsung maupun tidak langsung ditandai ditemukan tropozoit Trichomonas vaginalis. Prosentase angka kejadian infeksi Trichomonas vaginalis dari 30 sampel adalah 6,67%. Hal tersebut dikarenakan di lokalisasi Sunan Kuning Semarang sudah ada program penyuluhan, baik dari Puskesmas, LSM, Polsek, Dinas Sosial. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan kesehatan dan laboraturium setiap 6 bulan sekali. Hasil uji korelasi product moment didapatkan hasil r hitung=0.918, r tabel =0.361, db=30 dan taraf signifikansi 0.05, maka terdapat hubungan perilaku pekerja seks komersial di lokalisasi Sunan Kuning Semarang terhadap kejadian infeksi Trichomonas vaginalis. Berdasarkan penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa pekerja seks komersial di Sunan Kuning Semarang sebagian ada yang terinfeksi Trichomonas vaginalis dan terdapat hubungan perilaku pekerja seks komersial di lokalisasi Sunan Kuning Semarang terhadap kejadian infeksi Trichomonas vaginalis. Dengan melihat hasil tersebut, maka hendaknya masyarakat selalu menjaga kebersihan diri agar terhindar dari infeksi Trichomoniasis, dan khususnya kepada pekerja seks komersial agar segera memeriksakan diri apabila mengetahui gejala yang mencurigakan adanya infeksi Trichomoniasis dan penyakit yang lain. Kata Kunci : pemeriksaan, pekerja seks komersial, Trichomonas vaginalis ABSTRACT Trichomoniasis disease caused by the parasite Trichomonas vaginalis easily transmitted through sexual contact, direct contact with patients or contaminated objects. The research objective was todetermine whether there is infection of Trichomonas vaginalis were, the percentage of infection of Trichomonas vaginalis in the localization of Sunan Kuning Semarang. Diagnosis is made either directly or indirectly found marked tropozoit Trichomonas vaginalis. Percentage incidence of Trichomonas vaginalis infection of 30 samples was 6.67%. That is because the
2 localization of Sunan Kuning Semarang existing out reach programs, both from health centers, NGO, Police, Social Services. It also conducted a medical examination and laboratory once every 6 months. The test results obtained product moment correlation r count = 0918, r table = 0361, db = 30and significance level 0.05, then there is the relationship behavior of commercial sex women in localization Sunan Kuning Semarang on the incidence of Trichomonas vaginalis infection. Based on the research can be concluded that the commercial sex women in the Sunan Kuning Semarang some are infected with Trichomonas vaginalis and there is a relationship behavior of commercial sex women in localization Sunan Kuning Semarang on the incidence of Trichomonas vaginalis infection. By looking at these results, then the public should always maintain personal hygiene to avoid infection Trichomoniasis, and especially to commercial sex women immediately went to find out if suspicious symptoms of infection Trichomoniasis and other diseases. Keyword: examination, commercial sex women, Tricomonas vaginalis PENDAHULUAN Studi tentang penyakit-penyakit kelamin dikaitkan dengan lesi yang infeksius maupun yang non infeksius, biasanya merupakan peradangan yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit kelamin harus dipandang baik dari segi sosial yaitu hubungan masyarakat dan kebiasaan-kebiasaan maupun hubungan masyarakat dan kebiasaan-kebiasaan hubungannya dengan sikap individu-individu sikap dan tingkah laku mereka, masalah epidemiologis dapat timbul sehubungan dengan adanya pembawa kuman yang infeksius, berganti-ganti pasangan dalam hubungan seksual, pelacuran, homoseksualitas (Lachan, 1987). Penyakit menular seksual terkadang timbul tanpa gejala dan tanpa disadari. Umumnya pekerja seks komersial menjadi sumber penyebaran penyakit menular seksual, pasalnya mereka suka berganti-ganti pasangan dengan banyak orang. Tidak ada salahnya kita mengenal lebih dini dan lebih dekat dengan titipan yang membawa petaka. salah satu contohnya yaitu Trichomonas. Menurut Gandahusada dkk (1998) bahwa Infeksi Trichomonas vaginalis pertama kali diuraikan oleh Donne pada tahun 1836 dengan menemukan parasit ini dalam sekret vagina seorang penderita dengan vaginitis (Gandahusada dkk, 1998). Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat baik anak-anak maupun orang dewasa tetapi prevalensi yang tinggi dijumpai pada masa aktif hubungan kelamin (16-35 tahun) terutama pada mereka yang kurang menjaga kebersihan atau wanita penjaja seks (Lestadi, 1997). Menurut Garcia dan Bruckner (1998) infeksi ini dapat ditemukan pada pemeriksaan sampel di sekret vagina dandiperkirakan lima juta wanita di Amerika serikat dan satu juta pria mengidap Trichomoniasis. Angka-angka untuk Indonesia yang diambil dari hasil penelitian di RSCM Jakarta ialah 16% dari klinik kebidanan dan 25% dari dari klinik wanita ginekologi (Garcia dan Bruckner, 1998). Penyakit Trichomonas mudah menular melalui hubungan seksual tapi tidak tertutup kemungkinan kontak langsung dengan penderita atau benda-benda yang tercemar, misalnya: perlengkapan kamar mandi, dan toilet serta celana dalam.
3 Infeksi Trichomonas vaginalis ini sangat berbahaya dan menular pada masyarakat apabila tidak diobati dengan baik (Soedarto, 1990). Trichomonas vaginalis secara primer dapat menimbulkan peradangan ringan pada penderita, kadang-kadang terlihat adanya pendarahan kecil-kecil pada proses lanjut tentang proses granulasi. Permukaan vagina tertutup oleh cairan yang seropurulen. Penderita mengalami tanda-tanda radang vagina dan servik, mengeluh rasa gatal dan panas serta mengeluarkan cairan leukosit yang banyak dan gatal. Erosi dan nekrosis kadang-kadang juga dijumpai. Pada pria dapat terjadi uretritis dan prostatavesikulitis (Soedarto, 1990). Pada penyakit yang akut labium major dan minor kadang-kadang maserasi dan dapat terjadi abses. Bila kita memasukkan spekulum, penderita akan mengeluh sakit dan spekulum sulit masuk. Serviks uteri merah dan oedematosus, mudah berdarah bila tersentuh. Sering kali penderita mengeluh keluar darah setelah melakukan persetubuhan. Tempat hidup organisme ini di vagina dan prostat. meskipun organisme ini dapat ditemukan dalam urine sekret uretra atau setelah masase prostat, sering kali organisme ini ditemukan dalam sedimentasi urin dari pasien wanita dan laki-laki (Lestadi, 1997). Pemeriksaan biasanya dilakukan secara mikroskopis dengan pemeriksaan sediaan basah dan sekret vagina atau sedimentasi urine, kalau dari sekret vagina harus diencerkan dengan setetes larutan garam fisiologis dan diperiksa pada pembesaran rendah dengan sedikit cahaya untuk melihat pergerakan aktif organisme dan jika dilakukan pewarnaan biasanya dengan memakai cat Giemsa atau Papanicolaou (Garcia dan Bruckner, 1998). Lokalisasi di Sunan kuning Semarang sudah terdapat program penyuluhan baik dari Puskesmas, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Polsek, Dinas Sosial, serta sebagian pelanggan sudah banyak yang menggunakan alat pengaman yaitu kondom. METODE PENELITIAN Penelitian dimulai dari bulan April 2011sampai dengan Mei 2011 yang dilakukan di Laboratorium Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang dan Lokalisasi Sunan Kuning Semarang. Obyek dalam penelitian ini berupa swab vagina dari pekerja seks komersial yang berada di lokalisasi Sunan Kuning Semarang. Populasi Adalah seluruh pekerja seks komersial di lokalisasi Sunan Kuning Semarang yang berjumlah 200 orang. Sampel yang diambil sebanyak 30 sampel swab vagina dari total populasi secara pemilihan. Pemeriksaan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengetahui obyek dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan secara langsung dan tidak langsung terhadap swab vagina pekerja seks komersial di Lokalisasi Sunan Kuning Semarang. Trichomoniasis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit Trichomonas vaginalis yang biasanya ditularkan secara hubungan kelamin dan menyerang bagian bawah traktus urogenetalis baik wanita atau laki-laki. Vagina (liang peranakan) adalah saluran sepanjang 7-10 cm, ujung atas nya berhubungan dengan serviks (leher rahim), sedangkan ujung bawahnya berhubungan dengan
4 vulva. Dinding vagina dilapisi dengan lapisan tipis yang disebut mukosa membran (selaput lendir), memiliki lipatan yang membantu agar vagina tetap terbuka selama hubungan seksual/ proses persalinan berlangsung. Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah wanita yang tidak mempunyai susila. PSK menjajakan tubuhnya untuk mendapatkan imbalan (Anonim, 1990). Diagnosa pasti Trichomonas vaginalis dapat ditegakkan apabila kita menemukan Trichomonas vaginalis pada penderita yang di lihat di bawah mikroskop. Pemeriksaan dalam penelitian ini dilakukan secara duplo yaitu pemeriksaan secara langsung dan dengan pulasan Giemsa (Garcia dan Bruckner, 1998). Cara pengambilan sampel pada pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil swab vagina pekerja seks komersial di lokalisasi Sunan Kuning Semarang. Sebagai alat pengambilan swab vagina dipakai lidi kapas steril yang langsung dibuat apusan dari fornik posterior pada vagina. Pemeriksaan secara langsung: a. Penderita ditidurkan di atas meja/tempat tidur dengan posisi kaki dilekukkan sampai tumit hampir menyentuh pantat. b. Selanjutnya speculum di lubang vagina dibuka pelan-pelan. c. Bagian dalam vagina diterangi dengan lampu senter agar terlihat lendir yang terdapat didalamnya. d. Lendir yang ada pada bagian fornik posterior diambil sedikit dengan swab dan dioleskan pada obyek glass, kemudian ditetesi dengan larutan NaCl 0,85% steril, ditutup dengan deck glass. e. Diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah atau sedang (Garcia dan Bruckner, 1998). Pemeriksaan dengan menggunakan pulasan giemsa (1:9): a. Dari swab vagina, dibuat apusan. b. Setelah kering, difiksasi dengan metanol kesemua bagian apusan tunggu 2 menit. c. Kemudian dicat giemsa, ditunggu 10 menit. d. Lalu dicuci sisa cat dengan aquadest, lalu dikeringkan. e. Diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran sedang/tinggi (Garcia dan Bruckner, 1998). Analisis Data Data dari pemeriksaan yang telah terkumpul dibuat prosentase untuk menemukan prosentase penderita infeksi Trichomonas vaginalis. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara perilaku pekerja seks komersial dengan kejadian infeksi Trichomonas vaginalis menggunakan uji korelasi product moment dengan menggunakan SPSS 15.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemeriksaan Trichomonas vaginalis Dari 30 orang responden, 2 orang positif terjangkit Trichomonas vaginalis. Sedangkan 28 orang sisanya negatif atau tidak terindikasi terjangkit Trichomonas vaginalis. Uji hipotesis hubungan antara perilaku seksual dengan infeksi Trichomonas vaginalis Hasil uji hipotesis hubungan antara perilaku seksual pekerja seks komersial dilokalisasi Sunan Kuning Semarang dengan infeksi Trichomonas vaginalis. Hasil Uji Korelasi antara perilaku pekerja seks dengan Kejadian Infeksi Trichomonas vaginalis infeksi Pearson Correlation infeksi perilaku 1,918(**) Sig. (2-tailed),000 N perilaku Pearson Correlation,918(**) 1 Sig. (2-tailed),000 N ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Setelah dilakukan uji korelasi menggunakan product moment, maka diperoleh r hitung = 0.918, sedangkan r tabel dengan db = 30 dan taraf signifikansi 0.05 adalah Dengan demikian r hitung > r tabel yang berati Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan dari pengolahan data terhadap 30 sampel yang diperoleh dari pemeriksaan baik secara langsung maupun tidak langsung didapatkan hasil positif 6,67% dan negatif 93,33 % dari 30 orang. Sedangkan berdasarkan hasil analisa statistik uji korelasi product moment untuk melihat hubungan perilaku pekerja seks komersial di lokalisasi Sunan Kuning Semarang terhadap kejadian infeksi didapatkan hasil r hitung = 0.918, sedangkan r tabel dengan db = 30 dan taraf signifikansi 0.05 adalah Dengan demikian r hitung > r tabel yang berati Ha diterima dan Ho ditolak. Melihat hasil uji statistik tersebut maka terdapat hubungan perilaku pekerja seks komersial di lokalisasi Sunan Kuning Semarang terhadap kejadian infeksi Trichomonas vaginalis. Dari hasil prosentase kejadian infeksi hasil penelitian ini tergolong rendah. Hal tersebut dikarenakan beberapa sebab, antara lain : (1) Pada lokalisasi tersebut sudah terdapat program penyuluhan baik dari Puskesmas, (2) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Polsek, Dinas Sosial serta (3) Sebagian para pelanggan menggunakan alat pengaman yang telah disediakan oleh pengelola lokalisasi, (4) Adanya pemeriksaan kesehatan dan laboratorium pada pekerja seks komersial dilokalisasi Sunan Kuning Semarang setiap enam bulan sekali, serta setiap dua
6 bulan sekali dilakukan pemeriksaan infeksi menular seksual (IMS), (5) Setiap harinya apabila terdapat keluhan para pekerja seks komersial dilokalisasi di lokalisasi Sunan Kuning Semarang langsung memeriksakan diri ke laboratorium ASA (Anti Stop Aids). Sedangkan adanya hubungan perilaku pekerja seks komersial di lokalisasi Sunan Kuning Semarang terhadap kejadian infeksi Trichomonas vaginalis dapat dilihat dari hasil penilaian angket skala likert. Adapun rating tertinggi bahwa perilaku pekerja seks komersial selalu membersihkan alat mandi seperti handuk, celana dalam dan toilet set setiap hari, apabila terasa gatal-gatal pada alat kelamin saya, maka saya segera memeriksakan ke dokter, mau menerima saran dari tenaga medis dalam penyuluhan kesehatan, selalu hadir jika ada penyuluhan dari dinas kesehatan, mengetahui tanda-tanda infeksi Trichomonas vaginalis. Infeksi Trichomonas vaginalis dikarenakan beberapa faktor antara lain: faktor faktor yang mempengaruhi infeksi Trichomonas vaginalis tingkat kebersihan diri kurang, kurang pedulinya mereka untuk memeriksakan diri dengan keluhan/ gejala yang terjadi akibat infeksi Trichomonas vaginalis. Sehingga dengan demikian penyakit ini dapat berkembang dengan pesat diantara penjaja sex tersebut. Penelitian infeksi Trichomonas vaginalis sudah banyak dilakukan seperti pada wanita hamil (18-25%) di AS dan dari klinik ginekologi (30-40%) di Eropa timur. Sedangkan yang terdapat di Indonesia yang di ambil dari hasil penelitian di RSCM Jakarta adalah 16% dan dari klinik kebidanan 25% dari 1146 orang wanita dari klinik genekologi (Gandahusada dkk, 1998). Sebenarnya infeksi penyakit Trichomoniasis dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri, sanitasi serta pengobatan penderita, memeriksakan diri apabila ada kelaian yang terjadi akibat infeksi Trichomoniasis. Trichomonas vaginalis dapat menular melalui hubungan seksual, tetapi juga kontak langsung dengan penderita atau alat-alat dan benda-benda yang tercemar sebagai contoh: perlengkapan kamar mandi, dan toilet serta celana dalam. Trichomonas vaginalis dapat ditegakkan berdasarkan adanya keluhan keputihan dan rasa panas, serta gatal-gatal pada vulva/vagina dan adanya sekret encer, berbusa, bau tidak sedap dan hiperemia pada vagina. Pada wanita parasit lebih sering ditemukan pada kelompok usia muda dan lanjut jarang pada anak-anak gadis (Brown, 1983). Salah satu penyebab keputihan adalah adanya infeksi Trichomonas vaginalis namun keputihan juga dapat disebabkan adanya infeksi bakteri, virus, jamur, atau juga parasit. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam dan di sekitar bibir vagina bagian luar, infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil. Adanya gejala keputihan adalah ditandai dengan keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental dan kadang-kadang berbusa mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid pada wanita tertentu. Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tubuhnya lemah, sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi. Kemungkinan adanya jeda waktu pada saat
7 setelah pengambilan sampel di bawa ke laboraturium dan jumlah yang ada sedikit atau mungkin karena kondisi lingkungan menjadikan hasil negatif. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan dari 30 sampel yang diperiksa bahwa : 1. Ada infeksi Trichomonas vaginalis pada pekerja seks komersial di Lokalisasi Sunan Kuning Semarang 2. Prosentase infeksi Trichomonas vaginalis pada pekerja seks komersial di Lokalisasi Sunan Kuning Semarang adalah 6,67% dari 30 orang. 3. Ada Hubungan perilaku pekerja seks komersial di Lokalisasi Sunan Kuning Semarang terhadap kejadian infeksi Trichomonas vaginalis DAFTAR PUSTAKA Anonim Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 03. Jakarta : Depdikbud. Brown, H.W Dasar Patologi Klinis. Edisi 03. Jakarta : Gramedia. Bernadus Sandjaja Parasitologi Kedokteran Buku I Protozoologi Kedokteran. Jakarta: Prestasi Pustaka. Gandahusada, Illahude H.D. dan Pribadi, W Parasitologi Kedokteran. Edisi 03. Jakarta : FKUI. Garcia, L.S. dan Bruckner, D.A Diagnostik Parasitologi Kedokteran. Los Angeles : EGC. Harahap, M Penyakit Menular Seksual. Jakarta : PT. Gramedia. Lachman, MC dan As Grimble Diagnosis dan Penyakit Kelamin dalam Suntantri. Edisi 2. Yogyakarta : Ilmiah Kedokteran YEM. Lestadi, J Penentuan Diagnostik Praktis Sitologi Ginekologi. Apusan PHP, Ed.1. Jakarta : Widya Medika. Soedarto Penyakit-penyakit Infeksi di Indonesia. Jakarta : Widya Medika. Soejoto dan Soebari Penuntun Praktikum Parasitologi Medik. Solo. Soejoto, Martani dan Soebari Parasitologi Medik. Jilid I (Protozoologi dan Helmintologi). Surabaya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerja Seks Komersiil Umumnya telah diketahui bahwa sumber utama penularan penyakit hubungan seks adalah pekerja seks komersial, dengan kata lain penularan lewat prostitusi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Menular Seksual (PMS) dewasa ini kasuanya semakin banyak diantaranya adalah Gonorea, Sifilis, Hepatitis B, Hepatitis C, HIV/AIDS, Kandidiasis dan Trichomonas.
Lebih terperinciB A B III METODE PENELITIAN
B A B III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Explanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang
Lebih terperinciB A B II TINJAUAN PUSTAKA
B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Trichomonas vaginalis 1. Sejarah Donne pada tahun 1836 pertama kali menemukan parasit ini dalam secret vagina seorang penderita wanita dengan vaginitis. Dan pada tahun
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL Nikmatul Rifqiyah 1, Nilatul Izah 2 Email: izzah_naila@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar masyarakat, oleh karena itu setiap individu dituntut untuk menjaga kesehatannya. Dalam usaha menjaga kesehatan, seseorang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uterus. Pada organ reproduksi wanita, kelenjar serviks bertugas sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serviks merupakan bagian penghubung vagina uterus. Kelenjar serviks berfungsi sebagai pelindung terhadap masuknya organisme lain yang bersifat parasit pada saluran vagina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di negara berkembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui hubungan seksual. PMS diantaranya Gonorrhea, Syphilis, Kondiloma
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. PMS diantaranya Gonorrhea, Syphilis, Kondiloma Akuminata, HIV/ Acquired Immuno
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pekerja seks komersial, pelacur, wanita tuna susila, sundal adalah beberapa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerja Seks Komersial (PSK) Pekerja seks komersial, pelacur, wanita tuna susila, sundal adalah beberapa sebutan terhadap seseorang yang memberikan pelayanan jasa pemuas kebutuhan
Lebih terperinciFaktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual
Faktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual a. Penyebab penyakit (agent) Penyakit menular seksual sangat bervariasi dapat berupa virus, parasit, bakteri, protozoa (Widyastuti, 2009).
Lebih terperinciKanker Servix. Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim.
Kanker Servix Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim. Benar, sesuai dengan namanya, kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup ilmu bidang Obstetri dan Ginekologi, dan Mikrobiologi Klinik. 4.1.2 Ruang Lingkup Tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian tentang kesehatan reproduksi menunjukkan bahwa 75% wanita di dunia pasti mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya dapat mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konjungtivitis merupakan penyakit mata paling umum didunia. Penyakit konjungtivitis ini berada pada peringkat no.3 terbesar di dunia setelah penyakit katarak dan glaukoma,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisa sembuh, menimbulkan kecacatan dan juga bisa mengakibatkan kematian.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) sudah diketahui sejak dari zaman dahulu kala dan tetap ada sampai zaman sekarang. Penyakit infeksi menular seksual ini penyebarannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena hubungan seksual (Manuaba,2010 : 553). Infeksi menular
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Servisitis merupakan infeksi pada serviks uteri sering terjadi karena luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat atau infeksi karena hubungan seksual (Manuaba,2010
Lebih terperinciCHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA PEREMPUAN. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :
CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA PEREMPUAN Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai : No Aspek yang dinilai Nilai 0 1 2 Anamnesis 1 Memberi salam dan memperkenalkan diri keduanya 0 : melakukan< 2
Lebih terperinciNo. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :
KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MENGGUNAKAN METODE IVA PADA PUS DI WILAYAH PUSKESMAS KELURAHAN KEMANGGISAN KECAMATAN PALMERAH JAKARTA BARAT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup ruang lingkup disiplin Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Ilmu Penyakit Kandungan dan Kebidanan, dan Mikrobiologi Klinik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemahaman masyarakat tentang seksualitas masih amat kurang sampai saat ini. Kurangnya pemahaman ini amat jelas yaitu dengan adanya berbagai ketidaktahuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputihan adalah cairan putih yang keluar dari liang senggama secara berlebihan. Keputihan dapat dibedakan dalam beberapa jenis diantaranya keputihan normal (fisiologis)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1987). Penyakit Menular Seksual (PMS) dewasa ini kasuanya semakin banyak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak seperti genitor genital, oro genita lmaupun anogenital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu kondisi sejahtera jasmani, rohani, dan sosial-ekonomi, bukan hanya bebas dari penyakit
Lebih terperinciAtnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PREDISPOSISI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI SMPN 2 TELUKNAGA TANGERANG Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang Email : atnesia.ajeng@gmail.com
Lebih terperinciBeberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya
Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut
Lebih terperinciStatistics. Total skor sikap responden. N Valid Missing Mean Median Std. Deviation
1. Analisis Univariat Frequencies Statistics Total skor pengetahuan Total skor sikap Total skor tindakan N Valid 8 8 8 Missing 0 0 0 Mean 2.14 1.1 1.33 Median 2.00 1.00 1.00 Std. Deviation.350.35.501 Minimum
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2. Sifilis. Epididimitis. Kanker prostat. Keputihan
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2 1. Kelainan pada sistem reproduksi yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum adalah... Sifilis Epididimitis Kanker prostat Keputihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lagi dan diubah menjadi PMS (penyakit menular seksual) karena seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kelamin (veneral diseases) merupakan suatu fenomena yang telah lama kita kenal seperti sifilis, gonore, ulkus mole, limfogranuloma venerum dan granuloma inguinal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut menjadi perhatian masyarakat secara umum dan individu secara khusus. Kesehatan reproduksi juga merupakan salah satu unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari. bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh kembang untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh kembang untuk mencapai kematangan. Fase remaja merupakan
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF IUD PADA NY R P2002 DENGAN EROSI PORTIO DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Eka Junia Imawan**
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF IUD PADA NY R P2002 DENGAN EROSI PORTIO DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2010 Ida Susila* Eka Junia Imawan** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG VULVA HYGIENE DAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA WANITA PERIMENOPAUSE DI DESA MOJO KECAMATAN ANDONG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG VULVA HYGIENE DAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA WANITA PERIMENOPAUSE DI DESA MOJO KECAMATAN ANDONG BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tersebut tidak sesuai lagi dan diubah menjadi sexual transmitted disease. (STD) atau penyakit menular seksual (Fahmi dkk, 2014).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kelamin ( veneral disease) sudah lama dikenal dan beberapa diantaranya sangat popular di Indonesia yaitu sifilis dan gonorhea. Semakin majunya ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan Laboratorium Kulit RSUP dr. Kariyadi. tahun 2016 di Puskesmas Mangkang, Semarang.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup ruang lingkup disiplin Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Ilmu Penyakit Kandungan dan Kebidanan, Mikrobiologi Klinik, dan Laboratorium
Lebih terperinciBab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan
Bab II Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan Cerita Juanita Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Untuk pekerja di bidang kesehatan 26 Beberapa masalah harus diatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan infeksi yang bisa didapat melalui kontak seksual. IMS adalah istilah umum dan organisme penyebabnya, yang tinggal dalam
Lebih terperinciSURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU EKSTERNAL DOUCHING DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN PERILAKU EKSTERNAL DOUCHING DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai GelarSarjanaSains
Lebih terperinciMAKALAH BIOLOGI DAN PERKEMBANGAN TENTANG VAGINA SWAB
MAKALAH BIOLOGI DAN PERKEMBANGAN TENTANG VAGINA SWAB Oleh : RAHMAWATI (2015056) DOSEN PEMBIMBING : dr. ANITA BERLIANA, M. Kes YAYASAN SEKUNDANG BENGKULU SELATAN AKADEMI KEBIDANAN MANNA Jl. Datuk Nazir
Lebih terperinciUndang Ruhimat. Herdiyana. Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK
GAMBARAN TELUR NEMATODA USUS PADA KUKU PETUGAS SAMPAH DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH CIANGIR KELURAHAN KOTA BARU KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA Undang Ruhimat. Herdiyana Program Studi D-III
Lebih terperinciPENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE
PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PENCEGAHAN KEPUTIHAN PATOLOGI PADA SISWI KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rini Arianti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Veneral Disease ini adalah Sifilis, Gonore, Ulkus Mole, Limfogranuloma Venerum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kelamin sudah lama dikenal dan sering disebut sebagai Veneral Disease (VD) yang berasal dari kata Venus (dewi cinta) dan yang termasuk ke dalam Veneral Disease
Lebih terperinciPADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI KAWASAN JONDUL KOTA PEKANBARU DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
IDENTIKASI Trichomonas vaginalis PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI KAWASAN JONDUL KOTA PEKANBARU DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Ummatul Khairiyah 1), Suri Dwi Lesmana ), Dwi Astuti Candrakirana 3) ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gonore atau penyakit kencing nanah adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang paling sering terjadi. Gonore disebabkan oleh bakteri diplokokus gram negatif,
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WARIA DENGAN TINDAKAN PEMAKAIAN KONDOM DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 No. Responden: I. IDENTITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENYAKIT KUSTA 1. Pengertian Umum. Epidemiologi kusta adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat kejadian, penyebaran dan faktor yang mempengaruhi sekelompok manusia. Timbulnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada keadaan fisiologis vagina dihuni oleh flora normal. Flora
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pada keadaan fisiologis vagina dihuni oleh flora normal. Flora normal tersebut antara lain Corynebacterium ( batang positif gram ), Staphylococcus ( kokus
Lebih terperinciKUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN
KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN 2012 I. INFORMASI WAWANCARA Tanggal Wawancara.../.../... No. Urut Responden...
Lebih terperinciABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN
ABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2007-2011 Eggi Erlangga, 2013. Pembimbing I : July Ivone, dr., M.KK., MPd.Ked. Pembimbing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan What, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo,
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan modal awal seseorang untuk dapat beraktifitas dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan modal awal seseorang untuk dapat beraktifitas dan mengaktualisasikan dirinya. Kesehatan juga berarti keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
Lebih terperinciHIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
HIV/AIDS Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Definisi HIV/AIDS Tanda dan gejala HIV/AIDS Kasus HIV/AIDS di Indonesia Cara penularan HIV/AIDS Program penanggulangan HIV/AIDS Cara menghindari
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya seperti sifilis, gonore, dan herpes. Ilmu pengetahuan yang semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kelamin merupakan fenomena penyakit yang telah lama kita kenal diantaranya seperti sifilis, gonore, dan herpes. Ilmu pengetahuan yang semakin berkembang, menemukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sifilis bersifat kronik dan sistemik karena memiliki masa laten, dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebiasaan mengadakan hubungan seksual bebas mungkin dapat dianggap sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola perilaku seksual Kebiasaan mengadakan hubungan seksual bebas mungkin dapat dianggap sebagai suatu bentuk kenakalan. Hubungan bebas diartikan sebagai hubungan seksual yang
Lebih terperinciHubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang
Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang Yuli Irnawati 1, Vivi Nur Setyaningrum 2 1,2 DIII Kebidanan, Akbid
Lebih terperinciKanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?
Kanker Serviks Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker
Lebih terperinciABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN KEPUALAUAN MENTAWAI SELAMA JANUARI-DESEMBER 2012
ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN KEPUALAUAN MENTAWAI SELAMA JANUARI-DESEMBER 2012 Janice Surjana, 2014 Pembimbing I : Donny Pangemanan, drg.,skm. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB II ISI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kanker serviks diartikan sebagai suatu kondisi patologis, dimana terjadi pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol pada leher rahim yang dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular. Penyakit ini timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat menyerang berbagai
Lebih terperinciDinamika Kesehatan, Vol. 2 No. 2 Desember 2016 Herawati, et. al., Hubungan Pekerjaan & Vulva...
Dinamika Kesehatan, Vol. 2 No. 2 Desember 2016 Herawati, et. al., Hubungan Pekerjaan & Vulva... HUBUNGAN PEKERJAAN DAN VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN
Lebih terperincib/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T
S A S D P L b/c f/c Info Seputar AIDS HIV Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: IMS N C Y F O R IN R N A I ON AG AL V D O I UN N M inside f/c inside b/c Apakah HIV itu? HIV, yang merupakan
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA WANITA HAMIL BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN URINALISIS RUTIN DI PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG
ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA WANITA HAMIL BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN URINALISIS RUTIN DI PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG Adina Pertamigraha, 2008; Pembimbing I : Aloysius Suriawan, dr.,
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA PADA RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT III MANADO Cristallica Mogolaingo Safrudin*, Woodford Baren Solaiman Joseph*, Finny Warouw* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN PEKERJAAN DAN VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN
HUBUNGAN PEKERJAAN DAN VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN Husnul Khatimah 1, Dede Mahdiyah 1, Anita Herawati 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin *Korespondensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan sisten reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya, guna mencapai kesejahteraan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi ialah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi dalam segala
Lebih terperinciPREVALENSI INFEKSI CACING USUS YANG DITULARKAN MELALUI TANAH PADA SISWA SD GMIM LAHAI ROY MALALAYANG
MKM Vol. 03 No. 02 Desember 2008 PREVALENSI INFEKSI CACING USUS YANG DITULARKAN MELALUI TANAH PADA SISWA SD GMIM LAHAI ROY MALALAYANG Jansen Loudwik Lalandos 1, Dyah Gita Rambu Kareri 2 Abstract: Kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai
Lebih terperinciNo. Responden: B. Data Khusus Responden
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN TEST IVA PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN TAHUN 2016 A.
Lebih terperinciKUESIONER. 1. Menurut saudari apa yang dimaksud dengan Infeksi Menular Seksual (IMS)? a. Infeksi yang penularannya melalui hubungan seksual
KUESIONER PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)DI DESA NAGA KESIANGAN KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2010 Pedoman Wawancara A.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di negara berkembang.
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA
ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA Latar Belakang: Virus Hepatitis B atau (HBV) adalah virus DNA ganda hepadnaviridae. Virus Hepatitis B dapat
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
22 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup Bagian/ SMF Obstetri dan Ginekologi dan Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional pada hakekatnya bertujuan untuk menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas sumber
Lebih terperinciBuku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan
Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan Rahmawati Minhajat Dimas Bayu Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2014 KETERAMPILAN SANITASI
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLUOR ALBUS) PADA REMAJA PUTRI Nurlaila*, Mardiana Z* *Dosen Jurusan Kebidanan Tanjungkarang Fluor albus dapat menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keputihan atau fluor albus merupakan salah satu masalah yang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keputihan atau fluor albus merupakan salah satu masalah yang banyak dikeluhkan wanita mulai dari usia muda sampai usia tua. Lebih dari sepertiga penderita yang
Lebih terperinciCHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA LAKI-LAKI. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :
CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA LAKI-LAKI Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai : No Aspek yang dinilai Nilai 0 1 2 Anamnesis 1 Memberi salam dan memperkenalkan diri 1 : melakukan keduanya 0
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi termasuk salah satu dari masalah remaja yang perlu mendapatkan perhatian oleh semua kalangan (Soetjiningsih, 2004). Berbagai masalah pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks adalah penyakit keganasan serviks akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya. Kanker serviks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masih terdapat banyak penyakit di dunia yang belum dapat diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan kesehatan yang sebelumnya
Lebih terperinciPEMERIKSAAN GINEKOLOGI TES PAP DAN IVA. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI TES PAP DAN IVA Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi NO PEMERIKSAAN TES PAP DAN TES VISUAL MENGGUNAKAN ASAM ASETAT (INSPEKSI VISUAL DENGAN APLIKASI ASAM ASETAT/IVA)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keputihan (leukorhea, white discharge atau flouralbus) merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputihan (leukorhea, white discharge atau flouralbus) merupakan gejala yang berupa cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah (Hutabarat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia. Bahkan menurut Badan Kesehatan Dunia, WHO, kanker jenis ini
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. HIV/AIDS Pengertian HIV/AIDS. Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau
BAB II 2.1. HIV/AIDS TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian HIV/AIDS Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diteliti (Sutana dan Sudrajat, 2001). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dimana peneliti menyajikan suatu fakta untuk menggambarkan secara keseluruhan peristiwa yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, karena penelitian ini hanya menggambarkan tentang angka kejadian penyakit diare dan infeksi Entamoeba histolytica
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HYGIENE PERAWAT DAN FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 1. DATA UMUM A.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Menurut dr. Sugi Suhandi, spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS Mitra Kemayoran Jakarta, keputihan (flour albus) adalah cairan yang berlebihan yang keluar dari
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka A. HIV/AIDS 1. Definisi HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sistem kekebalan tubuh dianggap menurun
Lebih terperinciBUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN
BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN DAN PEMBUATAN PREPARAT PAP SMEAR Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fak. Kedokteran Unhas Disusun oleh dr. Deviana Riu, SpOG Prof. Dr. dr.
Lebih terperinci