ANALISIS KEBISINGAN DAN GETARAN MEKANIS DI DALAM POWER HOUSE PABRIK KELAPA SAWIT PT CONDONG, GARUT, JAWA BARAT NUR KHIKMAWATI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KEBISINGAN DAN GETARAN MEKANIS DI DALAM POWER HOUSE PABRIK KELAPA SAWIT PT CONDONG, GARUT, JAWA BARAT NUR KHIKMAWATI"

Transkripsi

1 ANALISIS KEBISINGAN DAN GETARAN MEKANIS DI DALAM POWER HOUSE PABRIK KELAPA SAWIT PT CONDONG, GARUT, JAWA BARAT NUR KHIKMAWATI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR SUMBER INFORMASI SERTA BOGOR PELIMPAHAN HAK CIPTA* 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kebisingan dan Getaran Mekanis di dalam Power House Pabrik Kelapa Sawit PT Condong, Garut, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Februari 2014 Nur Khikmawati NIM F

4 ABSTRAK NUR KHIKMAWATI. Analisis Kebisingan dan Getaran Mekanis di dalam Power House Pabik Kelapa Sawit PT Condong, Garut, Jawa Barat. Dibimbing oleh MAD YAMIN. Power house merupakan stasiun penyedia sumber listrik utama pabrik yang dihasilkan dari generator dan mesin uap. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat dan pola sebaran kebisingan dan getaran mekanis, menentukan durasi aman maksimum pada area kerja, dan memberikan rekomendasi untuk mengatasi masalah kebisingan dan getaran mekanis tersebut. Pengukuran dilakukan dengan metode grid dan pemetaan pola kebisingan dan getaran dilakukan sesuai dengan kaidah kontur. Hasil pengukuran kebisingan menunjukkan intensitas kebisingan pada power house berkisar db(a) dan intensitas percepatan getaran maksimum yang merambat ke lantai berkisar 0 sampai 0.3 m/s 2. Berdasarkan analisis data pengukuran, dapat disimpulkan bahwa daerah power house merupakan daerah dengan tingkat kebisingan yang tinggi. Durasi aman bekerja di dalam power house adalah 3 jam per hari. Oleh karena itu, pekerja disarankan untuk menggunakan pelindung telinga agar bisa bekerja di dalam power house selama 8 jam kerja per hari. Kata kunci: kebisingan, getaran mekanis, power house ABSTRACT NUR KHIKMAWATI. Analysis of Noise and Mechanical Vibration in Power House Oil Palm Plant PT Condong, Garut, West Java. Supervised by MAD YAMIN. Power house is the main power station plant source that produced from generator and steam engine. The objectives of this study were to analyze the level and distribution pattern of noise and mechanical vibration, determine the maximum safety work duration, and recommend a method to overcome the noise and mechanical vibration. Measurements were performed with using grid method and mapping pattern of noise and vibration was carried out in accordance with the rules of the contour. The results of noise measurements indicated that the intensity of noise in the power house ranged between db (A) and maximum intensity of the vibration acceleration that propagate to the floor ranged from 0 to 0.3 m/s 2. Based on the analysis of the measurement data, it can be concluded that the power house area was the area with high noise levels. Safety duration work in power house is 3 hours per day. Therefore, worker was suggested to wear ear protector so that could work in power house for 8 hours per day. Keywords: noise, mechanical vibration, power house

5 ANALISIS KEBISINGAN DAN GETARAN MEKANIS DI DALAM POWER HOUSE PABRIK KELAPA SAWIT PT CONDONG, GARUT, JAWA BARAT NUR KHIKMAWATI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

6

7 Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Kebisingan dan Getaran Mekanis di dalam Power House Pabrik Kelapa Sawit PT Condong, Garut, Jawa Barat : Nur Khikmawati : F Disetujui oleh Ir. Mad Yamin, MT Pembimbing I Diketahui oleh Dr. Ir. Desrial, M.Eng Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Kebisingan dan Getaran Mekanis di dalam Power House Pabrik Kelapa Sawit PT Condong, Garut, Jawa Barat : Nur Khikmawati : F Disetujui oleh Ir. Mad Yamin, MT Pembimbing I TanggaJ Lulus: -0 ~N1 r-ld!(jm

9

10 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga tugas akhir ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2013 ini ialah kebisingan dan getaran mekanis, dengan judul Analisis Kebisingan dan Getaran Mekanis di dalam Power House Pabrik Kelapa Sawit PT Condong, Garut, Jawa Barat. Dengan selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada: 1. Ir. Mad Yamin, MT selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan arahan, ilmu, maupun saran kepada penulis. 2. Dr. Ir. Gatot Pramuhadi, M.Si serta Dr. Ir. Lenny Saulia, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran. 3. Bapak Mas ud dan Ibu Sulastri selaku orang tua penulis serta kakak-kakak tercinta Esti Amboro Lintang, Retno Wulan Widiyanti, dan Hamzah Noor Hasan atas doa, kasih sayang, dan dukungannya. 4. Ir. Ade Mahyar selaku direktur PT Condong Garut yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di PT Condong Garut. 5. Bapak Sumarno selaku kepala pabrik PKS PT Condong Garut yang telah memberikan bimbingan selama pelaksanaan penelitian. 6. Bapak Undang Kadarisman, SE, Bapak Agus, Ibu Aat Solihat, serta seluruh staf PKS PT Condong Garut yang telah membantu penulis selama pelaksanaan penelitian. 7. Seluruh teman-teman UKM Bola Voli IPB, Julia Theresya, Hesti Yunita, Ditta, Yesinia, Syahrina, Sinta, Sadam, Mas Teguh atas persahabatan yang terjalin dengan indah. 8. Saudara satu bimbingan, Eko, Hasan, Aan, dan Nafis serta teman-teman Orion TEP Saudara-saudara di Wisma Al Barokah khususnya Mba Tami, Mba Uni, Mba Dyah, Mba Dila, Fety, Fitri, Ichma, Anya, dan Amal. Akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat. Bogor, Februari 2014 Nur Khikmawati

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 Mesin Uap dan Generator 3 Kebisingan (Noise) 3 Getaran (Vibration) 6 METODE 10 Waktu dan Tempat Penelitian 10 Alat 10 Subjek Penelitian 11 Metode Penelitian 11 Metode Pengolahan Data 13 HASIL DAN PEMBAHASAN 15 Kondisi Ruang Power House 15 Analisis Kebisingan 17 Analisis Getaran Mekanis 18 Analisis Keselamatan Kerja berdasarkan Pemaparan Kebisingan 19 Analisis Keselamatan Kerja berdasarkan Pemaparan Getaran 21 Evaluasi Hasil Wawancara 22 Upaya Pengendalian Kebisingan dan Getaran Mekanis 23 SIMPULAN DAN SARAN 24 Simpulan 24 Saran 25 DAFTAR PUSTAKA 25 LAMPIRAN 27 RIWAYAT HIDUP 42

12 DAFTAR TABEL 1 Standar nilai ambang batas dan lama kerja yang diperkenankan 5 2 Tingkat reduksi kebisingan berbagai material dengan ketebalan tertentu 6 3 Pedoman penggunaan APT 6 4 Reaksi kenyamanan terhadap lingkungan yang bergetar 9 5 Data operator atau subjek penelitian 11 6 Waktu yang diijinkan berdasarkan durasi pemaparan kebisingan 21 7 Data kegiatan operator selama di power house 23 DAFTAR GAMBAR 1 Jenis gangguan kebisingan terhadap tenaga kerja di dalam power house (Turnip 2011) 2 2 Jenis gangguan getaran terhadap tenaga kerja di dalam power house (Rachman 2010) 2 3 Generator AC (Summers 2003) 3 4 Getaran sinusoidal (James 1994) 7 5 Zona panduan kesehatan, ISO , Grafik hubungan percepatan dan frekuensi sumbu-z untuk Performance Exposure Limits(Woodson and Tillman 1992) 9 7 Sound level meter 10 8 Vibration meter 10 9 Sketsa titik-titik pengukuran kebisingan di power house Sistem koordinat tangan (ISO (E)) Sketsa titik-titik pengukuran getaran di power house Diagram alir rancangan penelitian Layout pabrik kelapa sawit Mesin uap Generator Steam distributor Kontur kebisingan di power house Kontur getaran di power house Daerah operasi sekitar mesin uap Daerah operasi sekitar steam distributor Daerah operasi sekitar tempat istirahat operator 21

13 DAFTAR LAMPIRAN 1 Data pengukuran tingkat kebisingan di power house 27 2 Data pengukuran percepatan getaran mekanis pada lantai power house 33 3 Peta kontur kebisingan 3D 34 4 Peta kontur getaran 3D 34 5 Performance exposure limit time 35 6 Safety exposure limit time 36 7 Comfort exposure limit time 37 8 Kuesioner penelitian untuk operator 38

14 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Industrialisasi menempati posisi sentral dalam masyarakat Indonesia, dimana barang dan jasa yang dibutuhkan manusia dihasilkan dari sektor industri. Mekanisasi pertanian telah memberikan kontribusi yang besar dengan terciptanya mesin-mesin pertanian sehingga dapat memudahkan dan meringankan pekerjaan manusia yang biasanya dilakukan secara manual. Perkembangan teknologi dalam bidang mekanisasi pertanian terus mengalami peningkatan yang ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan alat-alat mekanik guna meningkatkan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Power house merupakan stasiun sumber penyediaan listrik utama pabrik yang dihasilkan oleh generator listrik dan mesin uap. Dalam pengoperasiannya, operator seringkali terganggu dengan kebisingan dan getaran yang ditimbulkan oleh mesin itu sendiri. Intensitas kebisingan dan getaran yang melebihi standar aman dapat mengakibatkan gangguan fisik maupun psikologis manusia. Oleh karena itu, perlu diperhatikan agar tingkat kebisingan dan getaran yang dihasilkan dari peralatan maupun mesin-mesin industri tidak melebihi standar aman yang dapat diterima manusia. Upaya pengendalian yang tepat dapat meminimalisir dampak kebisingan dan getaran yang terjadi sehingga kenyamanan dan keselamatan pekerja serta efisiensi dan produktivitas kerja dapat tercapai secara optimal. Upaya pemerintah dalam menangani dampak kebisingan dan getaran mekanis telah dilakukan melalui program K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Sampai saat ini masih terdapat industri yang kurang memperhatikan dampak kebisingan dan getaran yang terjadi di dalam power house. Terkait dengan hal ini, Turnip (2011) dan Rachman (2010) telah melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keluhan subyektif akibat pemaparan kebisingan dan getaran di dalam power house. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya gangguan kebisingan dan getaran terhadap tenaga kerja seperti yang digambarkan pada Gambar 1 dan Gambar 2. Tingginya intensitas kebisingan dan getaran di dalam power house serta dampak negatif yang ditimbulkan membuat penelitian tentang kebisingan dan getaran di Pabrik Kelapa Sawit PT Condong, Garut, Jawa Barat diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi perusahaan dan pekerja yang bersangkutan. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk memberikan gambaran secara jelas tentang kebisingan dan getaran terkait dengan aspek kesehatan, kenyamanan, dan keamanan pekerja sebagai objek yang paling mendapat pengaruh dari dampak tersebut.

15 2 Gambar 1 Jenis gangguan kebisingan terhadap tenaga kerja di dalam power house (Turnip 2011) Gambar 2 Jenis gangguan getaran terhadap tenaga kerja di dalam power house (Rachman 2010) Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis tingkat dan pola sebaran kebisingan dan getaran di dalam power house Pabrik Kelapa Sawit PT. Condong Garut yang diterima operator pada saat generator dan mesin uap beroperasi. 2. Menentukan durasi aman maksimum berada pada area kerja berdasarkan nilai ambang kebisingan dan getaran sesuai dengan standar ketenagakerjaan yang sudah ada. 3. Memberikan rekomendasi dalam mengatasi kebisingan dan getaran mekanis yang melebihi standar sesuai Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-51/MEN/1999

16 3 TINJAUAN PUSTAKA Mesin Uap dan Generator Mesin uap (steam engine) merupakan pesawat kalor jenis ECE (External Combustion Engines) yang memanfaatkan uap air sebagai zat kerjanya. Pada mesin uap tipe turbin, turbin uap mengubah energi potensial uap menjadi energi mekanis yang langsung merupakan gerakan putaran dari as turbin. Pada mesin uap tipe bolak-balik, mesin uap hanya mengkonversi energi potensial dari uap menjadi energi mekanis berupa gerakan bolak-balik piston menjadi gerakan putaran poros engkol (Zayadi 2013). Generator listrik AC (Gambar 3) atau alternator merupakan penghasil listrik paling penting karena hampir semua tenaga listrik saat ini bekerja pada sumber tegangan AC. Secara umum, medan yang berputar pada generator AC terdiri dari sebuah alternator dan sebuah generator DC kecil yang dirangkai dalam satu unit. Putaran medan magnet adalah salah satu faktor yang sangat penting yang memberi pengaruh besar terhadap tegangan yang timbul oleh arus bolak-balik. Sifat arus listrik yang dihasilkan oleh generator listrik AC adalah bolak - balik dengan bentuk seperti gelombang, amplitudonya bergantung pada kuat medan magnet, jumlah lilitan kawat, dan luas penampang kumparan serta frekuensi gelombangnya sama dengan frekuensi putaran kumparan (Prasetya 2013). Gambar 3 Generator AC (Summers 2003) Kebisingan (Noise) Bunyi dikatakan bising apabila mengganggu pembicaraan, membahayakan pendengaran, dan mengurangi efektivitas pekerjaan. Menurut Kepmenaker (1999), kebisingan merupakan semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (KepmenLH No.48 Tahun 1996).

17 4 Menurut Buchari (2007) jenis kebisingan menurut pengaruhnya terhadap manusia antara lain: 1. Irritating noise (bising yang mengganggu) merupakan jenis kebisingan dengan intensitas yang terlalu keras, misalnya mendengkur. 2. Masking noise (bising yang menutupi) merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas. Teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam kebisingan dari sumber bunyi sehingga akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja secara tidak langsung. 3. Damaging / injurious noise (bising yang merusak) merupakan bunyi yang intensitasnya melampaui NAB (Nilai Ambang Batas) sehingga dapat merusak atau menurunkan fungsi pendengaran seseorang. Tujuan dari pengukuran kebisingan adalah untuk memperoleh data intensitas kebisingan di suatu perusahaan dan dapat digunakan untuk mengatasi kebisingan yang terjadi. Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimum tingkat kebisingan yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha kegiatan sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (KepmenLH 1996). Untuk menentukan tingkat kebisingan dapat diukur melalui intensitas bunyinya. Ukuran tingkat kebisingan biasanya dinyatakan dalam skala tingkat tekanan suara atau sound pressure level (SPL) yang dapat dihitung dengan persamaan Chanlett (1979): SPL = 20 log (P/P ref ) (1) dimana : SPL = tingkat tekanan kebisingan (db) P = tekanan suara yang bersangkutan (N/m 2 ) P ref = tekanan suara referensi ( dyne/cm 2 = 2 x 10-5 N/m 2 ) Perambatan atau pengurangan tingkat bising dari sumbernya dinyatakan dengan persamaan (Wilson 1989 dalam Santoso 2008): a. Untuk sumber diam : SL 1 - SL 2 = 20 log (r 2 /r 1 ) (2) b. Untuk sumber bergerak : SL 1 - SL 2 = 10 log (r 2 /r 1 ) (3) dimana: SL 1 = intensitas suara sumbu 1 pada jarak r 1 SL 2 = intensitas suara sumbu 2 pada jarak r 2 r 1 = jarak ke sumber bising yang pertama = jarak ke sumber bising yang kedua r 2 Lama dengar ditentukan oleh beban bising yang merupakan jumlah perbandingan antara waktu dengar pada tingkat bising yang bersangkutan (Sukarmadijaya 1995). Beban bising dihitung dengan persamaan: Beban bising = (Cn / Tn) < 1 (4) dimana: Cn = lama mendengar pada tingkat bising tertentu Tn = lama mendengar yang diijinkan pada tingkat bersangkutan

18 Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-51/MEN/1999 tanggal 16 April 1999 menyebutkan bahwa NAB kebisingan di tempat kerja adalah 85 db(a). Standar nilai ambang batas berdasarkan lama kerja yang diperkenankan berdasarkan Kepmenaker disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Standar nilai ambang batas dan lama kerja yang diperkenankan Batas waktu pemaparan per hari kerja 8 Jam Menit Detik Sumber : Kepmenaker (1999) Intensitas kebisingan (db) Daily noise dose berhubungan dengan total durasi pemaparan kebisingan dengan tingkat kebisingan yang berbeda dan dapat dihitung dengan rumus: D = 100 (OSHA App A) (5) dimana D C 1, C 2, C 3 T 1, T 2, T 3 = Daily noise dose = Total waktu pemaparan pada tingkat kebisingan yang telah ditentukan = Durasi pemaparan dimana pada level tersebut mematuhi daerah ambang bahaya (Tabel 1) Dampak kebisingan berdasarkan pengaruhnya terhadap kesehatan menurut Mukono (1999) dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Dampak terhadap pendengaran, terdiri dari pergeseran nilai ambang batas sementara (temporary threshold shift) yang bersifat sementara dan non patologis serta pergeseran nilai ambang batas permanen (permanent threshold shift) yang bersifat menetap dan patologis. 2. Dampak terhadap non pendengaran, misalnya penyakit akibat stress, kelelahan, perubahan penampilan, dan gangguan komunikasi. 5

19 6 Menurut Peterson (1977) dalam Sartika (2011), pengendalian kebisingan dapat dilakukan dengan beberapa upaya seperti: 1. Pengendalian keteknikan dengan modifikasi peralatan penyebab kebisingan, modifikasi proses, dan modifikasi lingkungan dimana peralatan dan proses tersebut berjalan dengan bahan konstruksi yang tepat. 2. Pengendalian sumber kebisingan dengan substitusi antara mesin, proses, dan material terutama penambahan penggunaan spesifikasi kebisingan pada peralatan dan mesin lama maupun baru. 3. Pengendalian dengan modifikasi lingkungan dengan peredaman getaran, rongga resonansi, dan peredaman suara apabila radiasi kebisingan dari bagianbagian peralatan tidak dapat dikurangi. Berbagai material dengan ketebalan tertentu dapat mereduksi kebisingan hingga tingkat tertentu (Tabel 2). Tabel 2 Tingkat reduksi kebisingan berbagai material dengan ketebalan tertentu Bahan Kaca Baja Kayu lapis/tripleks Beton Fiber gladet Sumber: Sembodo (2004) Tingkat reduksi kebisingan (db) 3 mm 5 mm 10 mm 20 mm Alat Pelindung Telinga (APT) dengan menggunakan sumbat telinga, tutup telinga, dan helmet. Alat tersebut dapat mengurangi tingkat kebisingan sebesar db. Pedoman penggunaan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Pedoman penggunaan APT Tingkat bising (db) Penggunaan APT Jenis APT < > 100 Sumber: Roestam (2004) Tidak wajib/perlu Optional Wajib Wajib Wajib Earplug Earplug, earmuff Earmuff Earmuff, helmet Helmet Getaran (Vibration) Getaran merupakan gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya (Kepmenaker 1999). Pada umumnya, getaran terjadi akibat efek-efek dinamis dan toleransi-toleransi pembuatan, keregangan, kontak-kontak berputar dan bergesek antara elemenelemen mesin serta gaya-gaya yang menimbulkan suatu momen yang tidak seimbang pada bagian-bagian yang berputar. Dalam keadaan beresonansi, benda yang bergetar pada frekuensi yang sama dapat saling mempengaruhi. Osilasi kecil

20 dapat memicu frekuensi resonansi dari beberapa bagian struktur dan diperkuat menjadi sumber-sumber kebisingan (noise) dan getaran yang utama (James 1994). Mesin yang ideal akan menimbulkan getaran dengan amplitudo yang kecil karena energi yang dihasilkan seluruhnya diubah menjadi kerja. Kerusakan dan deformasi pada elemen-elemen mesin akan mengubah karakteristik dinamis sistem dan cenderung meningkatkan getaran. Getaran yang terjadi pada benda yang bergerak dapat terjadi karena gaya akibat tumbukan, gaya yang tidak konstan, gaya gesek yang tidak konstan, gaya cairan dan gaya mekanis yang tidak stabil, dan gaya magnetik yang berfluktuasi. Getaran sinusoidal berupa gerakan harmonis sederhana dapat dilihat pada Gambar 4. 7 Gambar 4 Getaran sinusoidal (James 1994) Titik proyeksi penyebab getaran berupa satu garis lurus yang panjangnya menunjukkan amplitudo getaran. Persamaan gerak dari titik hasil proyeksi tersebut adalah: x = A sin (ωt + θ ) (1) Persamaan kecepatan getaran adalah turunan pertama dari persamaan gerak: v = A ω cos (ωt + θ ) (2) Persamaan percepatan getaran adalah turunan kedua dari persamaan gerak: a = A ω 2 sin (ωt + θ ) (3) keterangan: x = jarak perpindahan titik (m) A = amplitudo (m) v = kecepatan (m/s) t = waktu (detik) a = percepatan (m/s 2 ) θ = sudut awal (radian) ω = kecepatan sudut (radian/detik) Persamaan total percepatan getaran = (4) keterangan : = percepatan total getaran (m/s 2 ) = percepatan getaran pada sumbu x (m/s 2 ) = percepatan getaran pada sumbu y (m/s 2 ) = percepatan getaran pada sumbu z (m/s 2 )

21 8 Whole Body Vibration Whole body vibration merupakan getaran pada seluruh tubuh manusia secara signifikan dapat terjadi pada pengemudi traktor, alat berat, kendaraan offroad, truk, dan bus. Getaran dengan frekuensi 1 80 Hz memiliki efek yang kuat pada keseluruhan tubuh manusia. Jenis getaran ini memiliki lebih banyak perluasan variasi dan dampak. Dampak dari getaran ini memberikan efek yang lebih kompleks mulai dari jantung, peredaran darah hingga penurunan daya penglihatan serta konsentrasi. Ketentuan dampak ini tidak jelas, dimana tubuh tidak memiliki satu reseptor pun untuk tenaga ini. Getaran seluruh tubuh ditimbulkan dari permukaan lahan tempat kendaraan beroperasi dan kurangnya absorpsi shock pada suspensi. Getaran dan shock pada kendaraan tersebut bertransmisi pada pengemudinya melalui tempat duduk dan lantai. Hal ini dapat membahayakan sistem rangka (punggung) dan tubuh bagian dalam (sistem pencernaan dan organ reproduksi wanita). Menurut Budiono (2003), pengendalian getaran seluruh tubuh secara teknis dapat dilakukan dengan: - Menggunakan peralatan kerja dengan intensitas getarannya rendah (dilengkapi dengan damping atau peredam). - Memelihara atau merawat peralatan dengan baik dengan mengganti bagian-bagian yang aus atau memberikan pelumasan. - Meletakkan peralatan dengan teratur. - Menggunakan remote control sehingga operator tidak terkena paparan getaran karena pengendalian jarak jauh. Standar internasional ISO , 1997 (Gambar 5) mengenai getaran mesin dan guncangan-evaluasi terkait pemaparan getaran seluruh tubuh terhadap manusia. Standar ini menggunakan caution zone untuk mengklasifikasikan letak pemaparan getaran antara penetapan batasan tergantung pada lamanya pemaparan. Standar ini juga memberikan panduan terhadap kenyamanan dan gerakan kesakitan (Tabel 4). Gambar 5 Zona panduan kesehatan, ISO , 1997

22 9 Tabel 4 Reaksi kenyamanan terhadap lingkungan yang bergetar Getaran a w < m/det m/det 2 < a w < 0.63 m/det m/det 2 < a w < 1 m/det m/det 2 < a w < 1.6 m/det m/det 2 < a w < 2.5 m/det 2 a w > 2 m/det 2 Sumber: ISO (1997) Reaksi Tidak ada keluhan Sedikit tidak menyenangkan Agak tidak menyenangkan Tidak nyaman Sangat tidak nyaman Amat sangat tidak nyaman Frekuensi getaran dapat menentukan besarnya dampak yang terjadi akibat pemaparan getaran. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI ), NAB getaran yaitu sebesar 4 m/s 2. Waktu terpapar (exposure limit) operator pada tempat kerjanya dengan memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan dapat dideterminasikan dengan menggunakan grafik Woodson dan Tillman (1992) seperti yang disajikan pada Gambar 6 dengan menghubungkan percepatan dan frekuensi mesin. Gambar 6 Grafik hubungan percepatan dan frekuensi sumbu-z untuk perfomance exposure limits (Woodson and Tillman 1992)

23 10 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dalam power house Pabrik Kelapa Sawit PT. Condong, Garut, Jawa Barat. Penelitian ini telah dilasanakan selama 4 bulan, terhitung dari bulan Agustus sampai Desember Alat 1. Sound level meter (Gambar 7) untuk mengukur tingkat kebisingan aktual. Hasil pengukuran diperoleh dengan satuan decibell (db). Gambar 7 Sound level meter 2. Vibration meter (Gambar 8) untuk mengukur tingkat getaran aktual. Hasil pengukuran diperoleh dengan satuan m/s 2. Gambar 8 Vibration meter

24 3. Stopwatch untuk mengukur waktu atau durasi. 4. Meteran yang digunakan untuk mengukur luasan daerah yang diukur kebisingan dan getarannya serta memetakan ruangan. 5. Komputer, kalkulator, alat tulis, dan beberapa perlengkapan yang mendukung untuk pencatatan dan pengolahan data. 6. Perlengkapan dokumentasi untuk media perekam kegiatan dan aktivitas yang dilakukan selama penelitian yang berupa visual dan audio. 11 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini terdiri dari dua orang operator yang kegiatannya bersentuhan langsung dan berada di sekitar mesin sebagai data obyektivitas operator. Data subjek penelitian disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Data operator atau subjek penelitian Operator A B Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Umur Pendidikan Lama Kerja 45 tahun 24 tahun Tamat SD Tamat SMA 24 tahun 1 tahun Metode Penelitian Pengukuran Kebisingan di Lapangan Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan menggunakan sound level meter yang memiliki sensor untuk mengukur tingkat tekanan suara atau bunyi dalam satuan decibell (db). Pengambilan data hanya dilakukan pada saat generator beroperasi pada kecepatan putar 755 rpm dengan frekuensi 52 Hz. Pengukuran kebisingan dilakukan di dalam power house dengan mengukur intensitas bunyi sumber kebisingan serta lingkungan di sekitarnya yang terkena dampak dari kebisingan tersebut. Pada saat pengukuran, sound level meter diletakkan setinggi cm dari lantai untuk memudahkan pembacaan nilai kebisingan yang terukur pada display. Berdasarkan standar SNI 7231 Tahun 2009, sound level meter diletakkan pada ketinggian 120 cm + 10 cm di atas tanah. Tahap pengukuran dilakukan dengan metode grid yaitu dengan memetakan tingkat kebisingan dengan jarak tiap titiknya sejauh 1 meter sehingga membentuk luasan tertentu (Gambar 9). Pengukuran di tiap- tiap titik dilakukan selama 50 detik dengan pembacaan setiap 10 detik. Pemetaan pola kebisingan diperoleh dengan membuat garis-garis yang menghubungkan tingkat kebisingan yang sama sesuai dengan kaidah kontur. Penentuan titik-titik kontur dibuat rapat dan beraturan dengan jarak antar titik sejauh 100 cm x 100 cm agar kontur yang dibuat hasilnya baik. Koordinat X dan Y adalah koordinat posisi dari titik pengukuran, sedangkan koordinat Z adalah nilai ukur kebisingan pada suatu titik pengukuran.

25 12 Titik pengukuran Gambar 9 Sketsa titik-titik pengukuran kebisingan di power house Pengukuran Getaran Mekanis di Lapangan Pengujian getaran mekanis dilakukan dengan vibration meter dengan mengukur percepatan getaran saat generator beroperasi pada kecepatan putaran 755 rpm dan frekuensi 52 Hz. Pengukuran getaran mekanis dilakukan pada sumber getaran dan lantai pada daerah sekitar perambatan getaran yang sering dilalui oleh operator. Pengukuran getaran pada mesin dilakukan pada tiga sumbu yaitu daerah sumbu X, Y, dan Z. Pada pengukuran getaran mekanis pada sumber getaran, sensor dipasang pada ketiga sumbu X, Y, dan Z dengan masing-masing pengukuran dilakukan sebanyak 10 kali dengan durasi waktu 10 detik. Gambar koordinat pengukuran getaran pada mesin dapat dilihat pada Gambar 10. Penentuan sumbu tersebut sesuai dengan ISO Sumber getaran diasumsikan sama dengan tangan. Gambar 10 Sistem koordinat tangan (ISO (E)) Pengukuran getaran mekanis pada lantai dilakukan dengan menempelkan vibration meter pada lantai. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh getaran mekanis mesin yang merambat ke tubuh operator melalui lantai. Sketsa titik-titik pengukuran dapat dilihat pada Gambar 11. Pengukuran tingkat getaran dilakukan pada tiap-tiap titik pengukuran sebanyak 5 kali dengan durasi waktu 10 detik.

26 13 Gambar 11 Sketsa titik-titik pengukuran getaran pada lantai di power house Penelitian Pekerja Selain melakukan pengukuran kebisingan dan getaran, dilakukan pula penelitian terhadap pekerja dengan melakukan wawancara dan kuesioner. Penelitian ini berfungsi untuk mengetahui keluhan subyektif yang sering terjadi pada para pekerja dan dampak kondisi lingkungan kerjanya. Data hasil wawancara dan kuesioner digunakan sebagai pembanding dari hasil data pengukuran kebisingan dan getaran mekanis secara langsung di lapangan. Wawancara dan kuesioner diberikan kepada operator yang berada di lingkungan sekitar power house. Metode Pengolahan Data Pembuatan pola sebaran kebisingan dan getaran dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Surfer 8. Data hasil pengukuran tingkat kebisingan dan getaran dirata-ratakan dan dimasukkan ke dalam perangkat lunak Surfer 8 sebagai sumbu z, sedangkan sumbu x dan y sebagai koordinat titik pengukuran. Pola sebaran kebisingan dan getaran tersebut kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan nilai ambang batas kebisingan dan getaran yang telah ditentukan oleh SNI untuk menentukan durasi aman maksimal di area tempat kerja. Penentuan durasi maksimal pemaparan kebisingan dapat diperoleh dengan membandingkan nilai kebisingan yang terukur di lapangan dengan Tabel 1. Penentuan durasi maksimal pemaparan getaran diperoleh dengan menghubungkan nilai percepatan getaran maksimal pada lantai dengan frekuensi dari mesin pada grafik exposure limits time (Gambar 6). Untuk mendapatkan waktu terpapar secara aman (safety exposure limits time), parameter percepatan getaran pada grafik dikalikan dengan 2. Untuk mendapatkan waktu terpapar secara nyaman (comfort exposure limits time), parameter percepatan getaran pada grafik dikalikan dengan Diagram alir rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 12.

27 14 Mulai Membuat grid pada power house Pengukuran kebisingan Pengukuran percepatan getaran Wawancara dan pengisian kuisioner Pengolahan data kebisingan Pengolahan data percepatan getaran pada mesin, dudukan mesin, dan lantai Pembuatan kontur kebisingan Plotting grafik exposure limits time dan pembuatan kontur getaran Analisis dan penentuan batas waktu optimal Analisis dan perbandingan data obyektif dan subyektif Alternatif upaya pengendalian Tidak Memenuhi standar Kepmenaker KNAB Ya Selesai Gambar 12 Diagram alir rancangan penelitian

28 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Ruang Power House Pabrik kelapa sawit PT Condong didirikan pada tahun 1980 dengan luas area berkisar 3.02 ha. Kapasitas pabrik sebesar 20 ton TBS per hari dengan rendemen mencapai 19 23%. Produk yang dihasilkan berupa CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil). Layout pabrik kelapa kelapa sawit PT Condong selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13 Layout pabrik kelapa sawit Di dalam pabrik terdapat power house (rumah daya) sebagai stasiun penyedia sumber listrik dan penyaluran uap yang dibutuhkan selama proses produksi. Di dalam power house terdapat komponen-komponen penting seperti: 1. Steam engine (mesin uap) (Gambar 14) yang memanfaatkan energi potensial uap boiler untuk diubah menjadi energi kinetik sehingga dapat memberikan kerja mekanik untuk memutar poros penggerak generator dan menghasilkan daya. Jenis mesin uap yang dipakai adalah tipe bolak-balik dengan memanfaatkan kerja piston. Gambar 14 Mesin uap

29 16 2. Generator (Gambar 15) merupakan sumber penghasil listrik utama pabrik yang mengubah energi mekanik berupa gerak rotasi menjadi energi listrik untuk kegiatan operasional pabrik. Uap dengan tekanan kg/cm 2 yang dihasilkan oleh boiler masuk ke steam engine untuk menggerakkan piston. Piston akan mengubah gerak translasi menjadi gerak rotasi poros engkol yang dihubungkan dengan poros penggerak generator dengan kecepatan putar mencapai 755 rpm pada frekuensi 52 Hz. Kapasitas listrik yang dihasilkan oleh generator mencapai 555 kva. Gambar 15 Generator 3. Diesel genset atau generator diesel adalah sebuah pesawat yang mengkonversi energi mekanik menjadi energi listrik. Energi mekanik diperoleh melalui sebuah mesin diesel dengan bahan bakar solar. Diesel genset hanya digunakan pada saat keadaan darurat atau untuk menambah pasokan listrik jika penggunaan generator saja tidak mencukupi. 4. Panel kontrol berfungsi untuk memutus dan membagi aliran listrik ke peralatan-peralatan pabrik yang membutuhkan pasokan listrik atau pun sebagai penerangan. 5. Back Pressure Vessel (BPV) atau steam distributor (Gambar 16) adalah bejana uap bertekanan yang digunakan untuk mengumpulkan uap bekas dari mesin uap dengan tekanan 3 kg/cm 2 dan mendistribusikannya ke peralatan proses yang membutuhkan uap pemanas. Gambar 16 Steam distributor

30 17 Analisis Kebisingan Kebisingan yang timbul di dalam power house bersumber dari generator dan mesin uap saat beroperasi. Telinga sebagai indera pendengar yang sangat penting merupakan organ paling berpengaruh terhadap dampak negatif dari kebisingan. Oleh karena itu, pengukuran dilakukan di sekitar sumber kebisingan dan areal sekitar yang terpapar kebisingan tersebut sehingga dampak negatif dari paparan kebisingan dapat dihindari. Pengukuran kebisingan dilakukan dengan menggunakan sound level meter yang bekerja berdasarkan pada getaran yang timbul akibat sumber bunyi. Alat ini dapat mengukur tingkat kebisingan antara db dengan frekuensi 20 20,000 Hz. Untuk menganalisis pola sebaran kebisingan maka dibuat dengan metode kontur. Metode ini bermanfaat untuk menentukan gambaran tentang kondisi kebisingan dalam cakupan area. Kebisingan di dalam power house termasuk dalam kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas dengan intensitas bunyi yang relatif tetap dalam batas kurang dari 5 db untuk periode 0.5 detik berturut-turut. Dari data hasil pengukuran diketahui bahwa tingkat kebisingan yang terjadi di dalam power house berkisar 83 db sampai 97 db. Dari peta kontur kebisingan (Gambar 17) dapat diketahui daerah dengan tingkat kebisingan tertinggi terdapat di daerah sekitar mesin uap dan steam distributor dengan intensitas kebisingan mencapai 97 db. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gesekan antara uap panas boiler bertekanan tinggi dengan dinding pipa. Pada saat-saat tertentu, tingkat kebisingan dapat mencapai 105 db. Hal ini terjadi saat operator membuka katup uap boiler masuk ke steam distributor untuk mempercepat distribusi uap ke sterilizer dan saat pembuangan uap akibat kelebihan beban pada steam distributor. Kontur kebisingan 3 dimensi dapat dilihat pada Lampiran 3. Gambar 17 Kontur kebisingan di power house

31 18 Intensitas kebisingan pada mesin uap masih lebih rendah dari daerah steam distributor yaitu berkisar 94 db. Saat mesin uap beroperasi, piston bergerak dan mentransmisikan energi melalui batang penghubung ke poros engkol dan diteruskan ke poros penggerak generator. Semakin besar tekanan uap yang mendorong piston, semakin cepat putaran poros engkol sehingga gerakan dan gesekan komponen-komponen mesin uap dan generator untuk menghasilkan tenaga secara keseluruhan akan menghasilkan getaran yang lebih besar. Akibatnya, intensitas bunyi yang dihasilkan oleh mesin akan semakin meningkat. Selain itu, kebisingan dapat terjadi karena adanya sambungan elemen mesin yang kurang sempurna dan umur mesin yang sudah lama sehingga terjadi aus. Intensitas bunyi atau kuat lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudo, jarak antara sumber bunyi dengan pendengar, resonansi, dan bidang pemantul. Semakin jauh dari sumber bunyi, semakin lemah bunyi yang terdengar. Pada daerah yang dilingkari warna merah masih menunjukkan intensitas kebisingan yang tinggi. Hal ini disebabkan karena daerah tersebut dekat dengan ruang boiler sehingga terjadi penambahan intensitas bunyi oleh frekuensi yang lebih tinggi. Daerah tempat istirahat operator masih berada pada tingkat kebisingan yang tinggi yaitu berkisar 88 db. Hal ini sangat berbahaya mengingat tingkat kebisingan tersebut melebihi ambang batas yang diijinkan oleh Kepmenaker yaitu 85 db dengan waktu batas waktu pemaparan 8 jam/hari. Analisis Getaran Mekanis Daerah objek pengukuran getaran mekanis hanya di daerah yang sering dilewati oleh operator selama menjalankan aktivitasnya. Pengukuran getaran dilakukan pada sumber getaran, dudukan, dan lantai. Pengukuran getaran pada mesin uap dilakukan pada sumbu x, y, dan z dengan meletakkan sensor pada steam box. Dari tiap-tiap titik pengukuran diperoleh nilai rata-rata percepatan getaran yang kemudian digunakan untuk mengetahui resultan percepatan getaran dari ketiga sumbu tersebut. Besarnya rata-rata percepatan getaran pada sumbu x, y, dan z berturut-turut adalah m/s 2, 4.76 m/s 2, dan m/s 2. Dari data tersebut diperoleh total percepatan getaran (a hav ) dari ketiga sumbu sebesar m/s 2. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa percepatan getaran pada sumbu x memiliki nilai tertinggi. Hal ini dikarenakan posisi sumbu x tegak lurus putaran poros engkol piston dan sejajar dengan arah gerak bolak-balik piston. Getaran yang terukur pada lantai merupakan hasil rambatan pada jarak tertentu oleh sumber getaran, yaitu piston mesin uap dan kopling generator. Pengukuran getaran pada lantai ruang power house dapat dilihat pada Gambar 18. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa terjadi penurunan tingkat perambatan getaran seiring dengan peningkatan jarak perambatan getaran dari sumber getarannya. Daerah berwarna biru merupakan daerah perambatan getaran tertinggi yang terjadi pada dudukan mesin uap, yaitu sebesar 7.6 m/det 2. Sedangkan, percepatan getaran yang sampai ke lantai pada jarak satu meter dari mesin adalah 0.3 m/det 2. Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh dudukan mesin yang menyebabkan terjadinya penurunan perambatan getaran mesin terhadap lantai. Kontur getaran 3 dimensi dapat dilihat pada Lampiran 4.

32 19 Gambar 18 Kontur getaran di power house Analisis Keselamatan Kerja Berdasarkan Pemaparan Kebisingan Dalam melakukan aktivitasnya, operator sering kali berada pada daerah dengan intensitas kebisingan yang tinggi. Daerah pertama adalah daerah sekitar mesin uap (Gambar 19) saat operator menyalakan dan mematikan mesin uap dan mentransmisi daya mesin uap ke generator agar dapat beroperasi. Waktu yang dibutuhkan untuk menyalakan dan mematikan generator masing-masing sekitar 10 menit dan waktu untuk melakukan transmisi daya mesin uap ke generator berkisar 10 menit. Intensitas kebisingan yang terukur pada daerah ini berkisar 95 db. Berdasarkan standar Kepmenaker No. 51 Tahun 1999 batas waktu yang diijinkan berada di daerah ini adalah 3 jam (Tabel 1). Gambar 19 Daerah operasi sekitar mesin uap

33 20 Daerah lain yang sering dilalui operator adalah daerah steam distributor (Gambar 20). Aktivitas operator yang dilakukan di daerah ini adalah proses bukatutup katup uap boiler yang terhubung dengan steam distributor dan proses bukatutup katup uap buang steam distributor. Namun, aktivitas ini hanya dilakukan pada saat dibutuhkan saja misalnya saat diperlukan proses perebusan pada sterilizer dan saat terjadi kelebihan beban pada steam distributor. Proses bukatutup katup uap boiler yang terhubung dengan steam distributor dan katup buang steam distributor masing-masing adalah 5 menit. Intensitas kebisingan yang terukur di daerah ini adalah sebesar 97 db. Berdasarkan standar Kepmenaker No. 51 Tahun 1999 batas waktu yang diijinkan berada di daerah ini adalah sebesar 0.5 jam (Tabel 1). Gambar 20 Daerah operasi sekitar steam distributor Daerah tempat istirahat operator (Gambar 21) merupakan daerah yang paling lama ditempati operator karena saat menjalankan pekerjaannya, operator hanya berada di luar ruang power house selama sekitar 20 menit. Daerah tempat istirahat operator hanya berjarak 5 meter dari sumber kebisingan. Jika diasumsikan lamanya waktu kerja adalah 8 jam per hari, maka operator berada di daerah ini selama 7 jam per hari. Intensitas kebisingan yang terukur pada daerah ini berkisar 90 db. Berdasarkan standar Kepmenaker No. 51 Tahun 1999 batas waktu yang diijinkan berada di daerah ini adalah sebesar 3 jam.

34 21 Gambar 21 Daerah operasi sekitar tempat istirahat operator Dilihat dari lamanya waktu pemaparan dengan lamanya waktu yang diijinkan, operator masih bisa bekerja secara aman pada daerah mesin uap dan steam distributor karena operator berada pada daerah tersebut lebih cepat dari waktu yang diijinkan. Namun, daerah tempat istirahat merupakan daerah yang paling berbahaya bagi operator karena durasi pemaparan kebisingan melebihi waktu yang diijinkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pengendalian kebisingan untuk mencegah dampak negatif yang dapat mempengaruhi kesehatan operator. Waktu yang diijinkan berdasarkan durasi pemaparan kebisingan pada tiap-tiap daerah operasi operator disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Waktu yang diijinkan berdasarkan durasi pemaparan kebisingan Daerah Mesin uap Steam distributor Tempat istirahat Durasi pemaparan 30 menit 10 menit 7 jam Intensitas kebisingan 95 db 97 db 90 db Waktu yang diijinkan 1 jam 0.5 jam 3 jam Analisis Keselamatan Kerja Berdasarkan Pemaparan Getaran Pengukuran getaran mekanis hanya dilakukan pada titik-titik tertentu di daerah yang sering dilalui oleh operator yaitu daerah sekitar generator dan mesin uap. Besarnya nilai getaran yang terukur digunakan untuk mengetahui batas waktu maksimum pemaparan getaran berdasarkan SNI yaitu sebesar 4 m/s 2. Untuk mengetahui batas waktu maksimal pemaparan getaran secara aman dan kontinyu dapat dilihat pada Gambar 6 yaitu dengan menghubungkan nilai maksimum percepatan getaran pada lantai dengan nilai frekuensi mesin. Berdasarkan data, nilai maksimum percepatan getaran yang merambat dari mesin

35 22 ke lantai sebesar 0.3 m/s 2. Batas waktu permaparan getaran yang diijinkan pada operator adalah 8 jam kerja per hari (Lampiran 3). Batas waktu pemaparan getaran secara aman pada operator adalah 8 jam kerja per hari (Lampiran 4). Batas waktu pemaran getaran secara nyaman pada operator adalah 1.5 jam kerja per hari (Lampiran 5). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa daerah tempat operasi operator masih berada pada daerah aman dari dampak negatif pemaparan getaran. Evaluasi Hasil Wawancara Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan secara langsung oleh kebisingan dan getaran mekanis di power house, maka dilakukan pembagian kuisioner kepada dua operator yang setiap harinya bekerja di tempat tersebut. Berdasarkan hasil kuisioner, salah seorang operator mengalami gangguan pendengaran akibat kebisingan dan salah seorang lainnya tidak mengalaminya. Namun, kedua operator mengalami gangguan komunikasi sehingga operator harus berteriak di dalam ruangan ketika berbicara dengan lawan bicara pada jarak lebih dari satu meter. Gangguan komunikasi yang terjadi biasanya disebabkan oleh masking effect (bising yang menutupi pendengaran yang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Namun, meskipun mengalami gangguan pendengaran, operator tidak melakukan tindakan penyembuhan apa pun. Salah satu operator mengaku bahwa dirinya mengalami gangguan pendengaran berupa kurang dengar sementara dan penurunan pendengaran akibat pemaparan kebisingan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa operator tersebut berada pada lingkungan kebisingan yang tinggi selama 8 jam per hari dalam kurun waktu 24 tahun. Menurut McCornick dan Sanders (1970), gangguan pendengaran akibat kebisigan kontinyu yang menyebabkan terjadinya penurunan pendengaran sementara dapat sembuh setelah istirahat beberapa jam atau hari. Kurang dengar sementara ini merupakan fenomena fisiologis dan disebut sebagai perubahan kurang dengar sementara (temporary threshold shift). Namun demikian, apabila pemaparan kebisingannya lebih lama atau intensitasnya lebih besar, maka daya penyembuhan akan terus menurun dan akan mengalami ketulian. Keadaan ini disebut sebagai ketulian akibat bising (noise induced hearing loss) atau perubahan ambang dengar permanen (permanent threshold shift). Berdasarkan hasil wawancara mengenai getaran mekanis, kedua operator merasakan adanya faktor getaran mekanis yang terjadi. Salah seorang operator mengatakan bahwa faktor getaran mekanis yang timbul tidak mempengaruhi aktivitasnya, sedangkan salah seorang operator lain mengatakan sebaliknya. Operator dengan lama kerja jauh lebih lama merasakan gangguan yang terjadi akibat pemaparan getaran mekanis. Meskipun tingkat rambatan getarannya kecil, operator sering kali merasakan kesemutan di daerah sekitar telapak kaki walaupun operator sering menggunakan alas kaki berupa sepatu. Berdasarkan perbandingan kedua hasil wawancara tersebut terbukti bahwa pemaparan getaran pada kurun waktu yang lama akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Hasil wawancara mengenai kegiatan operator selama di dalam power house disajikan pada Tabel 7.

36 23 Tabel 7 Data kegiatan operator selama di power house Waktu Jenis kegiatan Mengecek komponen-komponen mesin uap, steam distributor, dan genset sebelum penerimaan uap boiler masuk. Memanaskan mesin uap dan mengontrol pendistribusian uap pemanas ke sterilizer. Distribusi daya dari mesin uap ke generator hingga frekuensi 52 Hz dan pendistribusian listrik ke peralatan pabrik. Melakukan pengecekan panel kontrol dan performa mesin uap dan generator (setiap 1 jam sekali) meliputi: - tekanan uap masuk dan uap keluar mesin uap - suhu uap masuk dan suhu uap keluar mesin uap - indikator pelumasan, temperatur, dan frekuensi mesin Mematikan mesin uap dan generator dengan: - mematikan saklar pada panel kontrol untuk menghentikan pendistribusian listrik ke mesin-mesin pabrik. - membuka kran pembuangan uap pada steam distributor - menutup kran pemasukan uap boiler pada mesin uap Upaya Pengendalian Kebisingan dan Getaran Mekanis Dampak negatif kebisingan yang dapat menyebabkan gangguan fisik maupun psikologis manusia menjadi suatu masalah yang serius hampir di semua negara industri. Manajemen pengendalian kebisingan dinilai merupakan alternatif yang paling tepat digunakan untuk mengurangi tingkat kebisingan pada tingkat yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan rujukan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja. Namun demikian, manajemen pengendalian kebisingan tersebut tidak boleh bertentangan dengan prinsip dasar perancangan pabrik yaitu faktor kelayakan ekonomi, faktor keamanan (safety), kemudahan operasi, dan kemudahan pemeliharaan (maintenance). Beberapa upaya untuk mencegah dampak negatif kebisingan yaitu dengan pengendalian secara teknis (engineering control) dan pengendalian secara administratif. Pengendalian secara teknis pada power house dapat dilakukan dengan melakukan perawatan mesin (maintenance) secara berkala, memasang bahan penyerap bunyi (absorber) pada dinding ruangan, dan menghindari kebisingan. Perawatan mesin-mesin dapat dilakukan dengan mengganti semua komponen mesin yang sudah tidak layak pakai, mengencangkan komponen yang sudah longgar, dan memberi pelumasan pada komponen yang stasioner. Upaya menghindari kebisingan dapat dilakukan dengan mendesain tempat istirahat operator jauh dari sumber bising karena daerah tempat istirahat operator merupakan daerah dengan tingkat kebisingan yang tinggi yaitu mencapai 90 db. Pengendalian secara administratif di dalam power house dilakukan dengan mengurangi waktu pemaparan kebisingan dengan cara pengaturan waktu kerja dan istirahat. Dalam pengaturan waktu kerja, apabila pekerja telah berada pada batas waktu maksimum di lingkungan kerja bising, maka pekerja tersebut dianjurkan

37 24 istirahat dengan meninggalkan tempat kerja beberapa menit dan kemudian melanjutkan kembali pekerjaannya. Cara lain dapat dilakukan dengan melakukan pembagian shift kerja dan pemberian jadwal cuti kerja. Hal lain yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kebisingan di power house adalah dengan menggunakan Alat Pelindung Telinga (APT) dan pengaturan jadwal kerja. Hal ini dikarenakan durasi pemaparan kebisingan, khususnya di tempat istirahat operator, melebihi batas waktu yang diijinkan serta masih terdapat pekerja yang tidak menggunakan APT di tempat kerja. Fungsi dari APT adalah untuk mereduksi intensitas kebisingan yang mencapai alat pendengaran. Efektivitas penurunan intensitas kebisingan dari APT tergantung pada jenis, cara pemakaian, dan keteraturan penggunaannya. Menurut jenisnya, APT dibagi menjadi tiga yaitu sumbat telinga (earplug), tutup telinga (earmuff), dan helmet. Sumbat telinga dapat mereduksi bising hingga 8 30 db, tutup telinga mereduksi db, dan helmet mereduksi db. APT dan pengaturan jadwal kerja dengan memperhatikan lama pemaparan kebisingan diharapkan dapat menurunkan dampak negatif kebisingan. Namun, cara terbaik dalam pengendalian kebisingan sebenarnya bukan dari penggunaan APT, melainkan dengan pengendalian secara teknis pada sumber kebisingannya. Pengendalian getaran mekanis tidak kalah pentingnya dengan pengendalian kebisingan di tempat kerja meskipun tingkat getarannya kecil. Pengendalian getaran mekanis di dalam power house dapat dilakukan dengan cara rutin melakukan perawatan pada komponen mesin yang mudah aus seperti bearing dan menggantinya apabila sudah tidak layak pakai. Selain itu, dapat pula dilakukan pemasangan bahan peredam getaran pada mesin. Cara sederhana yang bisa dilakukan guna mengurangi dampak negatif dari getaran mekanis adalah dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa alas kaki dan sarung tangan. Pihak perusahaan hendaknya menyediakan APD kepada seluruh karyawan, khususnya karyawan yang bekerja pada lingkungan kebisingan dan getaran yang tinggi serta mewajibkan tiap-tiap pekerja untuk memakainya. Di sisi lain, para karyawan juga harus mempunyai kesadaran untuk menggunakan dan memelihara APD agar resiko dari dampak negatif kebisingan dan getaran dapat dihindari. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil analisis pengukuran kebisingan di dalam power house memiliki tingkat intensitas kebisingan berkisar db(a) db(a). Hasil analisis pengukuran percepatan getaran memiliki tingkat percepatan getaran maksimum yang merambat pada dudukan mesin berkisar 7.6 m/s 2, sedangkan tingkat percepatan getaran maksimum yang merambat ke lantai berksiar 0.3 m/s 2. Batas waktu aman berada di dalam power house menurut Kepmenaker adalah 3 jam kerja per hari. Namun, penggunaan APT berupa earplug maupun earmuff dapat mereduksi tingkat kebisingan sampai NAB 85 db sehingga operator dapat bekerja secara aman selama 8 jam kerja per hari. Pengendalian kebisingan dan getaran

38 mekanis dapat dilakukan dengan pengendalian secara teknis, pengendalian secara administratif, dan penggunaan alat pelindung diri. 25 Saran 1. Perlunya dilakukan pemasangan bahan peredam kebisingan dan getaran untuk mereduksi intensitas kebisingan dan getaran. 2. Operator disarankan untuk menggunakan dan merawat alat pelindung diri seperti earmuff, earplug, helmet, sarung tangan, ataupun sepatu. 3. Hendaknya pihak perusahaan melakukan pengawasan terhadap penggunaan alat pelindung diri kepada para pekerjanya. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Moh. Arskadius Pemodelan Peredam Getaran pada Traktor Roda Dua dengan Jaringan Syaraf Tiruan [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Buchari Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program [internet]. [diunduh 2013 Okt 6]. Tersedia pada: download/ft/ pdf. Budiono, Sugeng Bunga Rampai Higiene Perusahaan Ergonomi (HIPERKES) dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Semarang (ID): Univ Diponegoro. Chanlett Environment Protection. 2nd ed. New York (US): McGraw-Hill. [ISO] International Organization for Standardization Mechanical Vibration and Shock: Evaluation of Human Exposure to Whole-Body Vibration. Part 1: General requirements. ISO Geneva (US): ISO. James, M. L., G. M. Smith, J. C. Wolford, and P. W. Whaley Vibration of Mechanical and Structural Systems: with Microcomputer Applications. 2nd ed. New York (US): Harper Collins Coll. McCormick, E. J., Mark S. Sanders Human Factor in Engineering and Design. New York (US): McGraw-Hill. [Menlh] Menteri Negara Lingkungan Hidup Baku Tingkat Kebisingan Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia [internet]. [diunduh 2013 Jan 19]. Tersedia pada: KEPMENLH/KEPMEN pdf. [Menaker] Menteri Tenaga Kerja Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia [internet]. [diunduh 2013 Jan 19]. Tersedia pada:

39 26 [Mentrans] Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja. [internet]. [diunduh 2013 Jan 19]. Tersedia pada: PERMENA.pdf. Mukono Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya (ID): Airlangga Univ Pr. [OSHA] Occupational Safety & Health Administration. Computation of Employee Noise Exposure [internet]. [diunduh 2013 Okt 7]. Tersedia pada: NDARDS&p_id=9736 Peggy Tillman, Wesley E. Woodson, and Barry Tillman Human Factors Design Handbook. 2nd ed. New York (US): McGraw-Hill. Prasetya, Heru D Generator AC dan DC [internet]. [diunduh 2013 Oktober 4]. Tersedia pada: Rachman, Ali Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Pabrik Gula [internet]. [diunduh 2013 Desember 17]. Tersedia pada Roestam, Ambar W Program Konservasi Pendengaran di Tempat Kerja. Cermin Dunia Kedokteran. 144: Santoso, Budi Analisis Kebisingan pada Proses Produksi Gula pada Stasiun Masakan, Putaran, dan Power House di PG Bungamayang, Lampung [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sartika, Dewi Analisis Kebisingan pada Proses Pengolahan Teh Hitam di Ruang Penggilingan, Pengeringan, dan Sortasi di PTPN VIII Perkebunan Gunung Mas, Cisarua, Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sembodo, J Evaluasi Tingkat Kebisingan di Industri terhadap Kenyamanan dan Kesehatan Pekerja (Studi Kasus di PT. XYZ) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sukarmadijaya, Harun Kebisingan. Proyek Pengembangan Pusat Studi Lingkungan. Bogor (ID): PPLH IPB. Summers, Wilford I American Electricians Handbook. 14h ed. New York (US): McGraw-Hill. Turnip, Megawati S Keluhan Subyektif Akibat Terpapar Bising pada Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT Torganda Perkebunan Rantau Kasai Provinsi Riau Tahun 2011 [internet]. [diunduh 2013 Desember 17]. Tersedia pada: 20III -VI.pdf Zayadi, Moh. Hasyim Mesin Tenaga Uap [internet]. [diunduh 2013 Oktober 4]. Tersedia pada: TENAGA-UAP

40 27 LAMPIRAN Lampiran 1 Data pengukuran tingkat kebisingan di power house Intensitas kebisingan (db) Titik Pengukuran Ulangan Ratarata (db)

41

42

43

44

45

46 33 Lampiran 2 Data pengukuran percepatan getaran mekanis pada lantai power house Getaran (m/s 2 ) Sumbu x S u m b u y

47 34 Lampiran 3 Peta kontur kebisingan 3D Lampiran 4 Peta kontur getaran 3D

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan mist blower merek Yanmar tipe MK 15-B. Sistem yang digunakan pada alat tersebut didasarkan oleh hembusan aliran udara berkecepatan tinggi. Oleh karena

Lebih terperinci

Uji Performansi Getaran Mekanis dan Kebisingan Mist Blower Yanmar MK 150-B

Uji Performansi Getaran Mekanis dan Kebisingan Mist Blower Yanmar MK 150-B Technical Paper Uji Performansi Getaran Mekanis dan Kebisingan Mist Blower Yanmar MK 150-B Performance Test of Mechanical Vibration and Noise of Yanmar Mist Blower MK 150-B Ahmad Noval Irvani 1 dan Mad

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS KEBISINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULA PADA STASIUN MASAKAN, PUTARAN, DAN POWER HOUSE DI PG BUNGAMAYANG, LAMPUNG

SKRIPSI ANALISIS KEBISINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULA PADA STASIUN MASAKAN, PUTARAN, DAN POWER HOUSE DI PG BUNGAMAYANG, LAMPUNG SKRIPSI ANALISIS KEBISINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULA PADA STASIUN MASAKAN, PUTARAN, DAN POWER HOUSE DI PG BUNGAMAYANG, LAMPUNG Oleh: BUDI SANTOSO F14104079 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan makin meningkatnya perkembangan industri di indonesia, kemajuan dari industri tersebut antara lain ditandai pemakaian mesin-mesin yang dapat mengolah dan memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan kerja merupakan kegiatan yang dilakukan guna memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dapat bersumber dari suara kendaraan bermotor, suara mesin-mesin

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dapat bersumber dari suara kendaraan bermotor, suara mesin-mesin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemar fisik yang sering ditemukan adalah kebisingan. Kebisingan pada lingkungan dapat bersumber dari suara kendaraan bermotor, suara mesin-mesin industri dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Gambar 3.1 Flow Chart

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses industri dipercepat untuk mendapatkan produksi semaksimal mungkin.

BAB I PENDAHULUAN. proses industri dipercepat untuk mendapatkan produksi semaksimal mungkin. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara-negara industri di kota-kota besar seluruh dunia, bising merupakan masalah utama kesehatan kerja. Sudah sejak dulu diketahui bahwa bising industri dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makin terangkat ke permukaan, terutama sejak di keluarkannya Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. makin terangkat ke permukaan, terutama sejak di keluarkannya Undang Undang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 pasal 164 mengenai kesehatan kerja dijelaskan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja

Lebih terperinci

UN SMA IPA Fisika 2015

UN SMA IPA Fisika 2015 UN SMA IPA Fisika 2015 Latihan Soal - Persiapan UN SMA Doc. Name: UNSMAIPA2015FIS999 Doc. Version : 2015-10 halaman 1 01. Gambar berikut adalah pengukuran waktu dari pemenang lomba balap motor dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia mencapai tahap industrialisasi, yaitu adanya berbagai macam industri yang ditunjang dengan

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter

Lebih terperinci

3.1. Waktu dan Tempat Alat dan Bahan. Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

3.1. Waktu dan Tempat Alat dan Bahan. Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2011 sampai Juni 2011. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengambilan data di lapangan, studi pustaka, dan anlisis data perhitungan,

Lebih terperinci

ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA

ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA Sabri 1* dan Suparno 2 1 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk Syech Abdurrauf

Lebih terperinci

Lobes Herdiman 1, Ade Herman Setiawan 2 Laboratorium Perencanaan & Perancangan Produk (P3) Jurusan Teknik Industri-UNS 1

Lobes Herdiman 1, Ade Herman Setiawan 2 Laboratorium Perencanaan & Perancangan Produk (P3) Jurusan Teknik Industri-UNS 1 PENGUKURAN INTENSITAS TINGKAT KEBISINGAN BERDASARKAN STANDAR OSHA (Occupational Safety & Health Administration) PADA AREA MESIN RING FRAME (Studi Kasus Departemen Spinning PT. Kusumaputra Santosa-Solo)

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN OLEH MESIN PENGOLAH KELAPA SAWIT DI PT. TASMA PUJA, KABUPATEN KAMPAR-RIAU

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN OLEH MESIN PENGOLAH KELAPA SAWIT DI PT. TASMA PUJA, KABUPATEN KAMPAR-RIAU PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN OLEH MESIN PENGOLAH KELAPA SAWIT DI PT. TASMA PUJA, KABUPATEN KAMPAR-RIAU Ade saputra *, Defrianto, Tengku Emrinaldi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mist Blower Mist blower adalah mesin yang menghembuskan cairan obat atau pupuk cair seperti mesin semprot menjadi butir-butir kecil oleh tenaga angin dari blower, maka dapat dikatakan

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR Jasmareni Sri Kurniati Baalijas *,Juandi, Sugianto Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. SNMPTN 2011 FISIKA Kode Soal 999 Doc. Name: SNMPTN2011FIS999 Version: 2012-10 halaman 1 01. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. Percepatan ketika mobil bergerak semakin

Lebih terperinci

PERTEMUAN #6 PERANCANGAN SISTEM KERJA #2 (MESIN, PERALATAN, & LINGKUNGAN KERJA) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

PERTEMUAN #6 PERANCANGAN SISTEM KERJA #2 (MESIN, PERALATAN, & LINGKUNGAN KERJA) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA PERANCANGAN SISTEM KERJA #2 (MESIN, PERALATAN, & LINGKUNGAN KERJA) PERTEMUAN #6 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut.

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. 1 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. Rentang hasil pengkuran diameter di atas yang memungkinkan adalah. A. 5,3 cm sampai dengan 5,35 cm

Lebih terperinci

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SOAL PEMBAHASAN 1. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. 1. Jawaban: DDD Percepatan ketika mobil bergerak semakin cepat adalah. (A) 0,5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mempermudah segala kegiatan di bidang industri. Penerapan teknologi dapat mempermudah segala kegiatan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UPT. Balai Yasa Yogyakarta merupakan satu dari empat Balai Yasa yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). UPT. Balai Yasa Yogyakarta adalah industri yang

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA

Mata Pelajaran : FISIKA Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran 1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran tersebut adalah.... A B. C D E 2. Sebuah perahu menyeberangi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Percepatan getaran pada tangan operator

Lampiran 1. Percepatan getaran pada tangan operator LAMPIRAN Lampiran 1. Percepatan getaran pada tangan operator Ulangan Data getaran pada stang kendali sumbu x sumbu y sumbu z a hav 1 1,6 1,3 2 4,13 2 1,5 1,3 2 3,97 3 1,5 1,4 2 4,11 4 1,6 1,4 1,9 4,07

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

PERANCANGAN ISOLASI ENCLOSURE DAN BARRIER UNTUK SISTEM REFINERY PADA PERUSAHAAN MIGAS

PERANCANGAN ISOLASI ENCLOSURE DAN BARRIER UNTUK SISTEM REFINERY PADA PERUSAHAAN MIGAS PERANCANGAN ISOLASI ENCLOSURE DAN BARRIER UNTUK SISTEM REFINERY PADA PERUSAHAAN MIGAS Indah Budiar Pratiwi 6506040013 Pembimbing 1. Emie Santoso ST, MT 2. Joko Endrasmono ST, MT Abstrak PT. X merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL Didi Eryadi 1), Toni Dwi Putra 2), Indah Dwi Endayani 3) ABSTRAK Seiring dengan pertumbuhan dunia

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan. 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia berkembang semakin pesat khususnya dalam bidang teknologi dan industri. Peningkatan pemanfaatan teknologi dalam dunia industri memberikan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS SARJANA PENGATURAN JAM KERJA OPERATOR STASIUN PENGGILINGAN GULA UNTUK MENGATASI PAPARAN KEBISINGAN DI PABRIK GULA KWALA MADU PTPN II

LAPORAN TUGAS SARJANA PENGATURAN JAM KERJA OPERATOR STASIUN PENGGILINGAN GULA UNTUK MENGATASI PAPARAN KEBISINGAN DI PABRIK GULA KWALA MADU PTPN II LAPORAN TUGAS SARJANA PENGATURAN JAM KERJA OPERATOR STASIUN PENGGILINGAN GULA UNTUK MENGATASI PAPARAN KEBISINGAN DI PABRIK GULA KWALA MADU PTPN II DISUSUN OLEH : YUSUF RANDY 1 1 0 4 0 3 0 0 5 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK VOLUME 8 NO. 1, FEBRUARI 2012 PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR Sri umiati 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan lingkungan menyatakan bahwa setiap manusia mengupayakan kesehatan lingkungan yang salah satunya, lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahap yang harus dibuat sebelum melakukan penelitian, karena pada bab ini akan membahas dan menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan di

Lebih terperinci

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan

Lebih terperinci

DESAIN ENCLOSURE SEBAGAI PERENCANAAN PENGENDALIAN KEBISINGAN PADA GAS ENGINE STUDI KASUS PT BOC GASES INDONESIA SITI KHOLIFAH

DESAIN ENCLOSURE SEBAGAI PERENCANAAN PENGENDALIAN KEBISINGAN PADA GAS ENGINE STUDI KASUS PT BOC GASES INDONESIA SITI KHOLIFAH DESAIN ENCLOSURE SEBAGAI PERENCANAAN PENGENDALIAN KEBISINGAN PADA GAS ENGINE STUDI KASUS PT BOC GASES INDONESIA SITI KHOLIFAH 6505 040 048 ABSTRAK Pada PT BOC Gases ini terdapat beberapa sumber kebisingan

Lebih terperinci

Fisika UMPTN Tahun 1986

Fisika UMPTN Tahun 1986 Fisika UMPTN Tahun 986 UMPTN-86-0 Sebuah benda dengan massa kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari, m. Jika

Lebih terperinci

Kebisingan KEBISINGAN. Dedy Try Yuliando Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang

Kebisingan KEBISINGAN. Dedy Try Yuliando Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang KEBISINGAN Dedy Try Yuliando Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara,

Lebih terperinci

4. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Jarak yang ditempuh selama selang waktu 20 sekon adalah...

4. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Jarak yang ditempuh selama selang waktu 20 sekon adalah... Kelas X 1. Tiga buah vektor yakni V1, V2, dan V3 seperti gambar di samping ini. Jika dua kotak mewakili satu satuan vektor, maka resultan dari tiga vektor di atas adalah. 2. Dua buah vektor A dan, B masing-masing

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL FISIKA SMA N 1 SINGARAJA. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah.. mm

SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL FISIKA SMA N 1 SINGARAJA. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah.. mm SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL FISIKA SMA N 1 SINGARAJA 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah.. mm A. 2, 507 ± 0,01 B. 2,507 ± 0,005 C. 2, 570 ± 0,01 D. 2, 570 ± 0,005 E. 2,700 ±

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2008

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2008 TUGAS SARJANA TEKNIK PENGENDALIAN KEBISINGAN MODIFIKASI DESIGN DAN UJI EKSPERIMENTAL SILENCER DENGAN DOUBLE SALURAN PADA KNALPOT TOYOTA KIJANG 7K YANG TERBUAT DARI MATERIAL KOMPOSIT O L E H : NAMA : PANCA

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Kegiatan penelitian dilakukan selama 6 bulan, di mulai pada bulan Maret 2012 sampai September 2012 di Laboratorium Leuwikopo, Departemen Teknik

Lebih terperinci

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru

Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Rudhi Andreas Komang ), Aryo Sasmita 2), David Andrio 3) ) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, 2,3)

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS KEBISINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULA PADA STASIUN MASAKAN, PUTARAN, DAN POWER HOUSE DI PG BUNGAMAYANG, LAMPUNG

SKRIPSI ANALISIS KEBISINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULA PADA STASIUN MASAKAN, PUTARAN, DAN POWER HOUSE DI PG BUNGAMAYANG, LAMPUNG SKRIPSI ANALISIS KEBISINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULA PADA STASIUN MASAKAN, PUTARAN, DAN POWER HOUSE DI PG BUNGAMAYANG, LAMPUNG Oleh: BUDI SANTOSO F14104079 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

D. 80,28 cm² E. 80,80cm² 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 204/205 Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII / IPA Paket : 0 Hari / Tanggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan sebuah unit produksi yang memelukan sumber energi yang besar untuk menggerakkan mesin-mesin serta peralatan lain yang memerlukan

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

C21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut.

C21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut. 1 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut. Panjang Lebar (menggunakan mistar) (menggunakan jangka sorong) Luas plat logam di atas

Lebih terperinci

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20 PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Definisi 2 Noise (bising) adalah bunyi yang tidak dikehendaki, suatu gejala lingkungan (environmental phenomenon) yang mempengaruhi manusia sejak dalam kandungan dan sepanjang hidupnya. Bising

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D.

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D. 1. Perhatikan gambar. Jika pengukuran dimulai pada saat kedua jarum menunjuk nol, maka hasil pengukuran waktu adalah. A. 38,40 menit B. 40,38 menit C. 38 menit 40 detik D. 40 menit 38 detik 2. Perhatikan

Lebih terperinci

(D) 40 (E) 10 (A) (B) 8/5 (D) 5/8

(D) 40 (E) 10 (A) (B) 8/5 (D) 5/8 1. Benda 10 kg pada bidang datar kasar (koef. gesek statik 0,40; koef gesek kinetik 0,35) diberi gaya mendatar sebesar 30 N. Besar gaya gesekan pada benda tersebut adalah N (A) 20 (C) 30 (E) 40 (B) 25

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL Pelajaran : FISIKA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL Pelajaran : FISIKA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL Pelajaran : FISIKA Waktu : 20 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah.. Diameter dalam sebuah silinder diukur menggunakan jangka

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) B-101 Kebisingan di Dalam Kabin Masinis Lokomotif Tipe CC201 Tri Sujarwanto, Gontjang Prajitno, dan Lila Yuwana Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN

CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 02 (2016), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 02 (2016), Hal ISSN : Rancang Bangun Kotak Peredam Generator Set (Genset) dengan Beberapa Variabel Bahan dalam Skala Rumah Tangga Ulvi Loly Amanda a, Nurhasanah a *, Dwiria Wahyuni a a Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN Paket C 2011 Program IP Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Pembacaan jangka sorong berikut ini (bukan dalam skala sesungguhnya) serta banyaknya angka penting adalah. 10 cm 11 () 10,22

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah.

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1 A. 5, 22 mm B. 5, 72 mm C. 6, 22 mm D. 6, 70 mm E. 6,72 mm 5 25 20 2. Dua buah vektor masing-masing 5 N dan 12 N. Resultan kedua

Lebih terperinci

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1)

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1) Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1) Oleh : Dody Indra Wisnu PENDAHULUAN Kemajuan teknologi di sektor industri, telah berhasil menciptakan berbagai macam produk mesin yang

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

PAKET SOAL 1 TRY OUT UN 2014

PAKET SOAL 1 TRY OUT UN 2014 1. Perhatikan pengukuran benda menggunakan 4. Sebuah benda bergerak melingkar dengan neraca o-hauss berikut ini! kecepatan 240 putaran per menit. Apabila jarijari lintasan 20 cm, maka besar kecepatan π

Lebih terperinci

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2 1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika Kurikulum 2013 Kelas 12 SA Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: K13AR12FIS01UTS Version : 2016-04 halaman 1 01. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 10 m/s menjauhi seorang pendengar

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

Doc. Name: SBMPTN2016FIS999 Version:

Doc. Name: SBMPTN2016FIS999 Version: SBMPTN 2016 Fisika Latihan Soal Doc. Name: SBMPTN2016FIS999 Version: 2016-08 halaman 1 01. Sebuah bola ditembakkan dari tanah ke udara. Pada ketinggian 9,1 m komponen kecepatan bola dalam arah x adalah

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2009 Fisika

UN SMA IPA 2009 Fisika UN SMA IPA 009 isika Kode Soal P88 Doc. Version : 0-06 halaman 0. itria melakukan perjalanan napak tilas dimulai dari titik A ke titik B : 600 m arah utara; ke titik C 400 m arah barat; ke titik D 00 m

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL 33 4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL Perancangan simulator getaran ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : pengumpulan konsep rancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK Jones Victor Tuapetel 1), Diyan Poerwoko 2) 1, 2) Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Indonesia E-mail: jvictor_tuapetel@yahoo.com,

Lebih terperinci

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012 PTUNJUK UMUM SMA T AL-NAA SLAMC OARDNG SCHOOL UJAN AKHR SMSTR GANJL TAHUN AJARAN 2011/2012 LMAR SOAL Mata Pelajaran : isika Pengajar : Harlan, S.Pd Kelas : X Hari/Tanggal : Senin/26 Desember 2011 AlokasiWaktu

Lebih terperinci

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan Pengertian Kebisingan Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki, kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa 2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

Mekanika (interpretasi grafik GLB dan GLBB) 1. Diberikan grafik posisi sebuah mobil terhadap waktu yang melakukan gerak lurus sebagai berikut: X

Mekanika (interpretasi grafik GLB dan GLBB) 1. Diberikan grafik posisi sebuah mobil terhadap waktu yang melakukan gerak lurus sebagai berikut: X Pengukuran, Besaran dan Satuan: 1. Besi mempunyai massa jenis 7,86 kg/m 3. Tentukan volume sepotong besi yang massanya 3,93 g. A. 0,5 cm 3 B. 0,5 m 3 C. 2,0 cm 3 D. 2,0 m 3 (hubungan besaran pokok dan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN ANALISIS GETARAN MEKANIS PADA PROSES PRODUKSI GULA DI STASIUN PUTARAN DAN PEMBANGKIT LISTRIK DI PG BUNGAMAYANG, LAMPUNG UTARA, LAMPUNG

PENGUKURAN DAN ANALISIS GETARAN MEKANIS PADA PROSES PRODUKSI GULA DI STASIUN PUTARAN DAN PEMBANGKIT LISTRIK DI PG BUNGAMAYANG, LAMPUNG UTARA, LAMPUNG PENGUKURAN DAN ANALISIS GETARAN MEKANIS PADA PROSES PRODUKSI GULA DI STASIUN PUTARAN DAN PEMBANGKIT LISTRIK DI PG BUNGAMAYANG, LAMPUNG UTARA, LAMPUNG Oleh: SUKRIS TRI CAHYONO F14104027 2008 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN PRA UJIAN NASIONAL KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN PRA UJIAN NASIONAL KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN PRA UJIAN NASIONAL KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Kelas / Program : XII / IPA Paket : 04 Hari / Tanggal :

Lebih terperinci

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N 1. Sebuah lempeng besi tipis, tebalnya diukur dengan menggunakan mikrometer skrup. Skala bacaan hasil pengukurannya ditunjukkan pada gambar berikut. Hasilnya adalah... A. 3,11 mm B. 3,15 mm C. 3,61 mm

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN PRA UJIAN NASIONAL KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN PRA UJIAN NASIONAL KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN PRA UJIAN NASIONAL KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Kelas / Program : XII / IPA Paket : 01 Hari / Tanggal :

Lebih terperinci