DAMPAK SUPERMARKET TERHADAP OMZET PEDAGANG ECERAN (WARUNG) DAN TENAGA KERJA DI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR VICKY AVIANTURI SONY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAMPAK SUPERMARKET TERHADAP OMZET PEDAGANG ECERAN (WARUNG) DAN TENAGA KERJA DI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR VICKY AVIANTURI SONY"

Transkripsi

1 DAMPAK SUPERMARKET TERHADAP OMZET PEDAGANG ECERAN (WARUNG) DAN TENAGA KERJA DI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR VICKY AVIANTURI SONY DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dampak Supermarket terhadap Omzet Pedagang Eceran (Warung) dan Tenaga Kerja di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor adalah benar karya saya denga arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2017 Vicky Avianturi Sony NIM H

4 ABSTRAK VICKY AVIANTURI SONY. Dampak Supermarket terhadap Omzet Pedagang Eceran (Warung) dan Tenaga Kerja di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh MUHAMMAD FIRDAUS. Munculnya pasar modern seperti Supermarket membuat pergerakan pedagang eceran menjadi terhambat. Penelitian ini menganalisis dampak didirikannya supermarket terhadap perubahan omzet pedagang, faktor-faktor yang memengaruhi perubahan omzet, serta tenaga kerja yang dapat diserap dari masyarakat Dramaga. Metode analisis yang digunakan adalah uji-t berpasangan (paired sample t-test), Ordinary Least Square (OLS) dengan model regresi linier berganda dan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara omzet sebelum dan sesudah didirikannya supermarket dimana omzet pedagang mengalami penurunan. Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan omzet adalah pendidikan, lama usaha dan jarak. Rata-rata masyarakat Dramaga yang bekerja di Yogya dan Giant Dramaga sebanyak sepertiga dari total responden. Kata kunci: omzet, Ordinary Least Square (OLS), paired sample t-test, supermarket, tenaga kerja ABSTRACT VICKY AVIANTURI SONY. The Impact of Supermarket toward Traditional Retailer Revenue and Employment in Dramaga, Bogor Regency. Supervised by MUHAMMAD FIRDAUS. The appearance of modern markets, such as supermarkets, makes the growth of traditional retailer to be blocked. This research is analizing the impact of supermarket appearance toward a change of traditional retailer revenue, factors that influence a change of revenue, and employment in Dramaga. The methods used in this research are paired sample t-test, Ordinary Least Square (OLS) with linear regression models and descriptive analysis. The results show a difference between the revenue before and after supermarket appearance with a decreasing revenue. Factors that influence a change of revenue are education, business duration and distance. The average of employments from Dramaga who works inyogya and Giant Dramaga is one-third from the total of respondents. Keywords: employment, Ordinary Least Square (OLS), paired sample t-test, revenue, supermarket

5 DAMPAK SUPERMARKET TERHADAP OMZET PEDAGANG ECERAN (WARUNG) DAN TENAGA KERJA DI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR VICKY AVIANTURI SONY Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017

6

7

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala karena atas berkat rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Dampak Supermarket terhadap Omzet Pedagang Eceran (Warung) dan Tenaga Kerja di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor). Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi dan Studi Pembangunan, Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Sardjono dan Ibu Keliek Juriah Susanti, serta kakak kandung penulis, Relley Candra Kurniawan, yang selalu memberi semangat, motivasi dan kasih sayang kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Muhammad Firdaus, S.P, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, motivasi, bimbingan dan saran dalam penulisan skripsi ini 2. Ibu Dr. Ir. Wiwiek Rindayati, M.Si selaku dosen penguji utama dan Ibu Ranti Wiliasih, S.P, M.Si selaku Komisi Pendidikan 3. Aldila Viddy Raihan Rosandya, yang selalu memberikan semangat, dukungan, motivasi, saran, doa dan bantuan kepada penulis selama penulisan skripsi ini 4. Cassandra, Gisa Rachma Khairunisa, Indah Kurnia Junirda E, Ratri Dinda Aprilia R, Selly Yanty Nansyah P dan Talitha Nadia Audita, sahabatsahabat penulis yang selalu memberikan semangat, motivasi dan saran selama penulisan skripsi ini 5. Benazhar Ahmad, Irza Qoriani, Muhammad Faaruq, Nurhalimah Mardianita dan Sebika Syahtari, teman-teman sebimbingan penulis yang selalu mengingatkan, berbagi ilmu dan memberikan saran selama penulisan skripsi 6. Teman-teman Ilmu Ekonomi 49 yang telah memberikan semangat dan telah bersama-sama selama empat tahun terakhir dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu 7. Seluruh dosen dan staf Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis 8. Para pedagang dan karyawan yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Januari 2017 Vicky Avianturi Sony

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN viii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 TINJAUAN PUSTAKA 4 Pasar 4 Omzet 5 Tenaga Kerja 6 Penelitian Terdahulu 7 Kerangka Pemikiran 10 Hipotesis Penelitian 11 METODE 11 Lokasi dan Waktu Penelitian 11 Jenis dan Sumber Data 11 Metode Analisis dan Pengolahan Data 11 Definisi Variabel Operasional 14 HASIL DAN PEMBAHASAN 15 Gambaran Umum Kabupaten Bogor 15 Gambaran Umum Kecamatan Dramaga 16 Karakteristik Responden 16 Jumlah Warung yang Mengalami Penurunan Jumlah Penjualan Produk 20 Analisis Uji t-berpasangan Omzet Warung 21 Analisis Crosstab 22 Faktor-faktor yang Memengaruhi Perubahan Omzet Warung 23 Tenaga Kerja 25 SIMPULAN DAN SARAN 27 Simpulan 27 Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28 DAFTAR LAMPIRAN 31 RIWAYAT HIDUP 42

10 DAFTAR TABEL 1. Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan 2010 menurut lapangan usaha (miliar rupiah) tahun Sarana perdagangan Kabupaten Bogor Karakteristik responden Karakteristik warung menurut pendidikan dan perubahan omzet Karakteristik warung menurut lama usaha dan perubahan omzet Karakteristik warung menurut waktu kerja dan perubahan omzet Karakteristik warung menurut jarak dan perubahan omzet Uji tanda produk yang mengalami penurunan jumlah penjualan Jumlah warung yang mengalami penurunan jumlah penjualan produk Rata-rata omzet sebelum dan sesudah ada supermarket Perbedaan omzet sebelum dan sesudah ada supermarket Hubungan variabel dengan omzet usaha Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan omzet warung Asal karyawan yang bekerja di Yogya Dramaga Asal karyawan yang bekerja di Giant Dramaga 26 DAFTAR GAMBAR 1. Kerangka Pemikiran Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Karakteristik responden berdasarkan lama usaha Karakteristik responden berdasarkan jarak Karakteristik responden berdasarkan waktu kerja 20 DAFTAR LAMPIRAN 1. Uji Tanda Uji-t berpasangan Crosstab Normalitas Multikolinearitas Heteroskedastisitas Regresi Linier Berganda Kuesioner penelitian 38

11 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Semakin besar kontribusi terhadap PDB suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut dalam perkembangan ekonomi suatu negara. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan berpotensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan 2010 menurut lapangan usaha (miliar rupiah) Tahun Lapangan Usaha * Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Gas Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran Transportasi dan Pergudangan Akomodasi Informasi dan Komunikasi Jasa-jasa ,5 Sumber: Badan Pusat Statistik diolah (2016) Keterangan: * Angka sementara Menurut Djoened (2002), perdagangan adalah kegiatan ekonomi yang mengaitkan antara para produsen dan konsumen. Sebagai kegiatan distribusi, perdagangan menjamin peredaran, penyebaran dan penyediaan barang melalui mekanisme pasar. Menurut bentuk fisiknya, pusat perdagangan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya bersifat tradisional dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu secara langsung. Proses jual beli biasanya melalui proses tawar-menawar harga dan harga yang diberikan untuk suatu barang bukan merupakan harga tetap atau masih dapat di tawar sehingga menghasilkan harga yang berbeda lagi. Umumnya pasar tradisional menyediakan bahan-bahan pokok serta keperluan rumah tangga. Tempat pasar tradisional pun di tempat terbuka atau di pinggir jalan. Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun di pasar modern penjual dan pembeli tidak berinteraksi secara langsung melainkan si pembeli melihat lebel harga yang tercantum dalam barang tersebut, berada dalam bangunan dan pelayanan dilakukan sendiri dan harga semua barang pun tidak bisa ditawar seperti harga barang di pasar tradisional. Zaman sekarang banyak orang yang beralih ke pasar modern karena dianggap lebih praktis (Sirumapea, 2013).

12 2 Kelebihan pasar modern adalah penjualan produk yang relatif sama namun harga lebih murah. Selain itu, pasar modern lebih nyaman untuk berbelanja karena saat ini sudah didukung oleh fasilitas pendingin ruangan atau Air Conditioner (AC). Bermacam pilihan pembayaran yang dapat dilakukan pun disediakan oleh pasar modern. Hal ini akan membuat pelanggan lebih suka berbelanja di pasar modern, terutama bagi pelanggan yang lebih menyukai pembayaran yang praktis, yaitu menggunakan kartu kredit. Pasar modern lebih efisien dengan memanfaatkan skala ekonomi yang besar melalui relasi kerja sama dengan pemasok besar dengan dalam jangka waktu yang cukup lama (Aini, 2011). Informasi daftar harga setiap barang tersedia dan dengan mudah diakses public pada pasar modern. Pasar modern juga menyediakan lingkungan berbelanja yang lebih nyaman dan bersih. Produk yang dijual di pasar modern telah melalui pengawasan mutu dan tidak akan dijual bila telah kadaluarsa. Kelebihan pedagang tradisional (warung) diantaranya adalah menghemat waktu, lebih dekat dengan rumah pembeli, waktu operasional pedagang tradisional lebih lama dan fleksibel, pembeli lebih memilih untuk belanja dalam kuantitas besar karena pembeli cenderung merasa malu jika berbelanja di pasar modern (supermarket) dengan kuantitas yang sedikit. Beberapa warung masih menerapkan sistem utang. Terdapat beberapa pedagang tradisional yang memperbolehkan pelanggan yang sudah ia kenal dan terpercaya untuk berutang. Hal ini tidak didapatkan di supermarket. Pembeli lebih menghemat waktu jika berbelanja di warung dan pada umumnya warung terletak lebih dekat dengan rumah pembeli. Selain itu, waktu operasional warung lebih lama karena warung merupakan usaha perseorangan dimana pada umumnya penjual adalah pemilik warung itu sendiri. Munculnya berbagai jenis pasar modern seperti Minimarket, Supermarket, Departement Store dan Hypermarket membuat pergerakan pedagang eceran menjadi terhambat. SMERU Research Institute (2007) menyimpulkan bahwa keberadaan supermarket memberikan pengaruh terhadap penurunan kontribusi dan kinerja pasar tradisional. Pasar tradisional yang berada dekat dengan supermarket terkena dampak yang lebih buruk dibanding yang berada jauh dari supermarket. Globalisasi dan kondisi ekonomi beberapa tahun terakhir telah mendorong pertumbuhan usaha pasar modern yang pesat, terutama bisnis ritel modern di kotakota besar. Usaha ritel dan pasar modern merupakan usaha yang sangat diminati oleh kalangan dunia usaha karena perannya yang sangat strategis, tidak saja menyangkut kepentingan produsen, distributor dan konsumen juga perannya dalam menyerap tenaga kerja, sarana yang efisien dan efektif dalam pemasaran hasil produksi, sekaligus dapat digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk di pasar, termasuk preferensi yang dikehendaki oleh pihak konsumen. Pertumbuhan pasar modern tidak hanya terjadi pada kota-kota besar di Indonesia, namun juga di daerah-daerah. Salah satunya adalah di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Belum lama ini, telah didirikan dua supermarket yang berlokasi di Kelurahan Margajaya Kecamatan Dramaga. Jarak antar supermarket ini kurang lebih 400 meter. Cukup banyak pedagang eceran (warung) yang berada di sekitar supermarket dan pendirian supermarket-supermarket ini memberikan pengaruh terhadap warung tersebut. Tidak sedikit barang yang dijual di supermarket yang sama dengan barang yang dijual di warung. Pangsa pasar warung dapat beralih ke supermarket. Hal ini akan mengakibatkan penurunan omzet penjualan para pedagang yang berada di sekitar supermarket tersebut.

13 3 Statistik Daerah Kabupaten Bogor (2015) menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja Kabupaten Bogor ditandai dengan tingginya tingkat kesempatan kerja. Hal ini dapat dilihat pada persentase penduduk yang bekerja terhadap angkatan kerja, besarnya mencapai lebih dari persen pada tahun Ada 3 sektor lapangan usaha yang kini menjadi sektor usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Bogor, yaitu sektor perdagangan, industri dan jasa. Komposisi penyerapan tenaga kerja pada tahun menunjukkan sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi sebagai sektor penyerap tenaga kerja terbanyak. Dengan didirikannya pasar modern, maka dibutuhkan tenaga kerja yang baru. Hal ini membuka kesempatan kerja bagi masyarakat di Kecamatan Dramaga. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penelitian ini akan membahas tentang Dampak Supermarket terhadap Omzet Pedagang Eceran (Warung) dan Tenaga Kerja di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Perumusan Masalah Saat ini, persaingan pasar telah bergeser yaitu terjadi antara pasar modern dengan pasar tradisional, yang seharusnya adalah persaingan antara pasar modern dengan pasar modern, atau pasar tradisional dengan pasar tradisional. Awalnya, pangsa pasar dari pasar modern adalah masyarakat ekonomi menengah ke atas, sehingga keberadaan pasar modern tidak menjadi masalah bagi pedagang eceran. Namun pada kenyataannya, secara tidak langsung pasar modern mengambil pangsa pasar pedagang eceran (Martadisastra, 2010). Dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, didirikan dua supermarket yang jaraknya berdekatan di Kecamatan Dramaga. Munculnya supermarket ini menyebabkan pangsa pasar pedagang eceran (warung) di sekitarnya berkurang karena masyarakat lebih memilih berbelanja di supermarket, terlebih jika supermarket mengadakan potongan-potongan harga yang menjadikan harga jual produk di supermarket lebih murah daripada pedagang eceran. Hal ini mengakibatkan omzet pedagang eceran (warung) menurun. Pertumbuhan penduduk di Indonesia saat ini semakin tinggi. Namun, pertumbuhan penduduk yang tinggi ini tidak selalu diikuti dengan peningkatan lapangan kerja. Ketersediaan lapangan kerja yang kurang membuat pengangguran di Indonesia menjadi tinggi. Peritel besar mempunyai sumbangan besar dalam ekonomi. Peritel besar menyerap tenaga kerja, memberdayakan dan meningkatkan kualitas ribuan pemasok yang umumnya juga pengusaha kecil dan menengah. Bagi pemerintah, mencari keseimbangan antara yang besar dan yang kecil ini memang tidak mudah (Indrakh, 2007). Pendirian supermarket yang baru akan membutuhkan tenaga kerja baru dalam jumlah banyak. Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan, maka muncul beberapa permasalahan yang berkaitan dengan dampak negatif dan positif didirikannya supermarket di Kecamatan Dramaga, yaitu terhadap omzet pedagang eceran (warung) dan tenaga kerja, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana dampak didirikannya supermarket di Kecamatan Dramaga terhadap perubahan omzet pedagang eceran (warung)? 2. Apa faktor-faktor yang memengaruhi perubahan omzet pedagang eceran (warung) akibat didirikannya supermarket di Kecamatan Dramaga?

14 4 3. Bagaimana dampak didirikannya supermarket di Kecamatan Dramaga terhadap masyarakat di Kecamatan Dramaga dari sisi tenaga kerja? Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, penelitian ini memiliki tujuan umum yaitu menganalisis dampak negatif dan positif didirikannya supermarket di Kecamatan Dramaga, yaitu terhadap omzet pedagang eceran (warung) dan tenaga kerja. Selain itu, penelitian ini memiliki tujuan khusus, yaitu: 1. Menghitung perubahan omzet pedagang eceran (warung) akibat didirikannya supermarket di Kecamatan Dramaga. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perubahan omzet pedagang eceran (warung) akibat didirikannya supermarket di Kecamatan Dramaga. 3. Menganalisis dampak supermarket terhadap tenaga kerja bagi masyarakat di Kecamatan Dramaga. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini secara umum, yaitu diharapkan dapat memberikan informasi mengenai dampak negatif dan positif didirikannya supermarket di Kecamatan Dramaga, yaitu terhadap omzet pedagang eceran (warung) dan tenaga kerja. Selain itu, penelitian ini memiliki manfaat khusus, yaitu: 1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan mampu digunakan sebagai informasi untuk penelitian selanjutnya. 2. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai dampak negatif dan positif dari pendirian supermarket, serta kebijakan terhadap dampak negatif yang terjadi. 3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan yang lebih luas dan meningkatkan daya analisis mengenai dampak supermarket terhadap pedagang eceran (warung) dan tenaga kerja. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada pedagang eceran yang menjual sembako (warung). Lokasi usaha berada di sekitar supermarket dengan jarak maksimal dua kilometer dan minimal sudah membuka usaha dalam waktu dua tahun. Tenaga kerja yang dibahas dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di Yogya dan Giant Dramaga sebanyak 60 orang. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Menurut Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional dan Ruko Modern, pasar adalah tempat jual beli

15 5 barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur di mana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan. Ada dua peran di pasar, pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang diperdagangkan untuk dievaluasi dan harga. Sebuah pasar muncul lebih atau kurang spontan atau sengaja dibangun oleh interaksi manusia untuk memungkinkan pertukaran hak (kepemilikan) jasa dan barang. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah hypermart, pasar swalayan (supermarket), dan minimarket (Fadhilah, 2011). Omzet Omzet adalah jumlah uang hasil penjualan barang tertentu selama suatu masa jual. Kata omzet berarti jumlah, sedang penjualan berarti kegiatan menjual barang yang bertujuan mencari laba atau pendapatan. Jadi omzet penjualan berarti jumlah penghasilan atau laba yang diperoleh dari hasil menjual barang atau jasa. Menurut Sutamto (1997) penjualan adalah usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang dan jasa kebutuhan yang telah dihasilkannya kepada yang membutuhkan dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya. Winardi (1991) menyatakan penjualan adalah proses dimana penjual produsen memastikan mengaktifkan dan memuaskan kebutuhan atau keinginan pembeli agar dicapai mufakat dan manfaat baik bagi penjual maupun pembeli yang berkelanjutan dan menguntungkan kedua belah pihak. Dari pendapat tersebut maka penjualan itu merupakan kegiatan menawarkan atau memasarkan barang dan jasa

16 6 kepada pembeli yang berminat yang nantinya akan dibayar jika telah terjadi kesepakatan mengenai harga barang atau jasa tersebut. Chaniago (1998) memberikan pendapat tentang omzet penjualan adalah keseluruhan jumlah pendapatan yang didapat dari hasil penjulan suatu barang/jasa dalam kurun waktu tertentu. Swastha (1993) memberikan pengertian omzet penjualan adalah akumulasi dari kegiatan penjualan suatu produk barang barang dan jasa yang dihitung secara keseluruhan selama kurun waktu tertentu secara terus menerus atau dalam satu proses akuntansi. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa omzet penjualan adalah keseluruhan jumlah penjualan barang/jasa dalam kurun waktu tertentu, yang dihitung berdasarkan jumlah uang yang diperoleh. Seorang pengelola usaha dituntut untuk selalu meningkatkan omzet penjualan dari hari kehari, dari minggu ke minggu, dari bulan ke bulan dan dar tahun ke tahun. Hal ini diperlukan kemampuan dalam mengelola modal terutama modal kerja agar kegiatan operasional perusahaan dapat terjamin kelangsungannya. Tenaga Kerja Menurut Djojohadikusumo (1987), tenaga kerja adalah semua orang yang mau ataupun bersedia dan memiliki kesanggupan untuk bekerja, termasuk mereka yang menganggur meskipun mau dan mampu untuk bekerja, akan tetapi terpaksa menganggur karena tidak adanya kesempatan kerja. Sedangkan menurut Ritonga dan Firdaus (2007), pengertian tenaga kerja adalah penduduk yang berada pada rentang usia kerja yang siap melaksanakan pekerjaan, antara lain mereka yang telah bekerja, mereka yang sedang mencari kerja, mereka yang sedang menempuh pendidikan (sekolah), dan juga mereka yang sedang mengurus rumah tangga. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun 64 tahun.. Tenaga kerja diklasifikasikan berdasarkan penduduk, batas kerja dan kualitas. Berdasarkan penduduknya, tenaga kerja terbagi menjadi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun. Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, kelompok bukan tenaga kerja adalah mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun, contohnya adalah pensiunan, lansia dan anak-anak. Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja terbagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terlatih, serta tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan bersekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya adalah pengacara, dokter dan guru. Tenaga kerja terlatih adalah tenaga

17 7 kerja yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja yang membutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya adalah apoteker, ahli bedah dan mekanik. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang mengandalkan tenaga. Contohnya adalah kuli, buruh angkut dan pembantu rumah tangga. Regresi Linier Berganda Model regresi linier berganda adalah persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara satu peubah tak bebas (Y) dengan dua atau lebih peubah bebas (X1, X2,, Xn). Asumsi model regresi linier berganda sebagai berikut: 1. Spesifikasi model ditetapkan dalam persamaan: Yi = β0 + β1 X1i + β2 X2i + β3 X3i + + βk Xki + ei Y adalah peubah tak bebas, sedangkan X adalah peubah bebas. Subskrip i menunjukkan nomor pengamatan dari 1 sampain n. Xki merupakan pengamatan kei untuk peubah bebas Xk. β0 merupakan intersep model regresi. 2. Peubah Xk merupakan peubah non-stokastik (fixed), artinya sudah ditentukan, bukan peubah acak. Selain itu, tidak ada hubungan linier sempurna antar peubah bebas Xk. 3. a) komponen sisaan ei mempunyai nilai harapan sama dengan nol dan ragam konstan untuk semua pengamatan i. E(ei) = 0 dan Var(ei) = σ b) tidak ada hubungan atau tidak ada korelasi antar sisaan ei sehingga Cov(ei, ej) untuk i j c) komponen sisaan menyebar normal. Dengan terminologi statistika, asumsi nomor 3 ini biasa diringkaskan dengan simbol ei ~ N(0,σ 2 ), artinya komponen ei menyebar normal, bebas stokastik dan identik, dengan nilai tengah sama dengan nol dan ragam konstan untuk i = 1, 2,, n. Jika asumsi tersebut dipenuhi, maka dengan metode OLS (Ordinary Least Squares), parameter α dan β bersifat tak bias (unbiased). Artinya, jika semua kemungkinan contoh berukuran n data diambil secara acak, dan masing-masing diduga dengan metode OLS, maka rata-rata dari semua kemungkinan dugaan tersebut sama dengan nilai parameter atau sebenarnya,serta ragam dugaannya tidak lebih besar dari penduga-penduga dengan prosedur lainnya. Hal ini dikenal dengan istilah OLS bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) (Juanda, 2009). Penelitian Terdahulu Penelitian Sarwoko (2008) yang berjudul Dampak Keberadaan Pasar Modern terhadap Kinerja Pedagang Pasar Tradisional di Wilayah Kabupaten Malang menganalisis tentang kondisi pasar tradisonal dilihat dari aspek konsumen, produk dan harga; mengetahui dampak kehadiran ritel modern (Indomaret dan Alfamart) terhadap kinerja pedagang di pasar tradisional, dilihat dari omzet, keuntungan, dan jumlah tenaga kerja. Teknik analisis data menggunakan analisis

18 8 deskriptif dan statistik inferensial yaitu Uji Beda Sampel Berpasangan (Paired Sample T-Test). Hasil penelitian tentang kinerja pasar tradisional menunjukkan omzet pedagang justru mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sedangkan tingkat keuntungan mengalami penurunan, hal ini menunjukkan bahwa keberadaan ritel modern membawa dampak meningkatnya persaingan dalam mendapatkan konsumen, sehingga pedagang di pasar tradisional berusaha menurunkan margin keuntungan melalui mekanisme tawar menawar. Hasil uji beda menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan omzet dan keuntungan pedagang pasar tradisional sebelum dan sesudah keberadaan ritel modern (Alfamart dan Indomaret), sedangkan jumlah tenaga kerja tidak ada perbedaan yang signifikan. Penelitian Hutabarat (2009) yang berjudul Dampak Kehadiran Pasar Modern Brastagi Supermarket terhadap Pasar Tradisional Sei Sikambing di Kota Medan menganalisis tentang perkembangan pasar modern dan tradisional di Kota Medan serta aspek jumlah omzet pedagang, perputaran barang dagangan, jumlah pedagang, jumlah jam buka dan margin laba pedagang di Kota Medan sebelum dan sesudah berdirinya pasar modern. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan perkembangan pasar modern dan pasar tradisional di Kota Medan serta metode analisis uji-t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar modern di Kota Medan mengalami perkembangan jumlah sejak tahun 2000 sampai tahun 2009, namun jumlah pasar tradisional tidak mengalami perubahan. Hasil analisis uji-t berpasangan adalah terdapat penambahan jumlah pedagang di pasar tradisional dalam 3 tahun terakhir, tidak terdapat perbedaan jam buka sebelum dan sesudah adanya Supermarket Brastagi, terdapat penurunan yang signifikan dalam jumlah rata-rata omzet pedagang, serta terdapat penurunan margin laba pedagang sebelum dan sesudah adanya Supermarket Brastagi. Penelitian Susilo (2011) yang berjudul Dampak Operasi Pasar Modern terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional di Kota Pekalongan menganalisis tentang dampak kehadiran pasar modern Sri Ratu Mega Center (Carrefour) terhadap pendapatan pedagang pasar tradisional di Kota Pekalongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Paired Sample Test apabila data berdistribusi normal dan Wilcoxon Sign Test apabila data tidak berdistribusi normal. Hasil dari penelitian ini adalah ada perbedaan pendapatan pedagang pasar tradisional antara sebelum dan sesudah adanya pasar modern, walaupun dari 150 orang pedagang hanya 39 pedagang yang terpengaruh dan sisanya tidak terpengaruh oleh kehadiran pasar modern. Penelitian Kusyuniarti (2012) yang berjudul Dampak Pendirian Minimarket terhadap Perubahan Omzet Pedagang Eceran Tradisional dan Tingkat Pengeluaran Masyarakat (Kasus: Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor) menganalisis tentang perubahan omzet pedagang eceran tradisonal dan tingkat pengeluaran masyarakat sebelum dan sesudah pendirian minimarket serta faktorfaktor yang memengaruhinya. Metode analisis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji-t berpasangan serta regresi linier berganda. Faktor-faktor yang diduga memengaruhi perubahan omzet pedagang eceran tradisional adalah jarak, pendidikan, jam kerja dan lama usaha. Berdasarkan hasil penelitian uji-t berpasangan, omzet pedagang eceran tradisional antara sebelum pendirian minimarket berbeda nyata dengan sesudahnya

19 dan tingkat pengeluaran masyarakat antara sebelum dan sesudah pendirian minimarket berbeda nyata pula. Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan omzet pedagang eceran akibat berdirinya minimarket adalah jarak antara lokasi usaha pedagang eceran tradisional dengan minimarket dan pendidikan. Sedangkan, faktor-faktor yang memengaruhi perubahan tingkat pengeluaran masyarakat adalah usia dan jarak antara tempat tinggal responden dengan minimarket. Penelitian Widiandra dan Sasana (2013) yang berjudul Analisis Dampak Keberadaan Pasar Modern terhadap Keuntungan Usaha Pedagang Pasar Tradisional (Studi Kasus di Pasar Tradisional Kecamatan Banyumanik Kota Semarang) menganalisis dampak keberadaan pasar modern terhadap perubahan keuntungan yang diterima oleh pedagang pasar tradisional. Dampak tersebut dilihat dari segi kenyamanan, jarak antar pasar modern dengan pasar tradisional dan kelengkapan produk yang memengaruhi perubahan keuntungan pedagang pasar tradisional. Metode yang digunakan adalah metode analisis linier berganda. Berdasarkan analisis linier berganda, variabel yang berpengaruh terhadap perubahan keuntungan pedagang pasar tradisional adalah jarak dan diversifikasi produk. Penelitian Haryotejo (2014) yang berjudul Dampak Ekspansi Hypermarket terhadap Pasar Tradisional di Daerah menganalisis tentang faktor-faktor yang memengaruhi konsumen berbelanja di hypermarket dan pasar tradisional; dampak keberadaan hypermarket di Indonesia terhadap jumlah pedagang, jam buka, jumlah pembeli, omzet pedagang di pasar tradisional, dan terhadap pasar tradisional itu sendiri; dampak ekonomi hypermarket terhadap pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, konsumen dan pendapatan negara; serta merumuskan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan kinerja pasar tradisional dan pengaturan pendirian hypermarket. Analisis data sekunder menunjukkan bahwa setiap tambahan jumlah pasar modern belum bersifat menurunkan jumlah pasar tradisional (toko atau warung). Hal ini menunjukkan bahwa pasar modern dan pasar tradisional sama-sama berkembang dan bersifat "complementary" satu sama lainnya. Penelitian Efriani (2014) yang berjudul Dampak Ritel Modern terhadap Omzet Pedagang Pasar Tradisional di Kota Bogor menganalisis tentang karakteristik pedagang di Kota Bogor, perubahan omzet pedagang di pasar tradisional, serta persaingan dan kinerja pedagang. Metode yang digunakan adalah paired sample t-test dan ordinal logistic regression. Hasil uji ordinal logistic regression menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perubahan omzet pedagang di pasar tradisional adalah pendidikan, jumlah pembeli, diversifikasi produk, jarak, komoditi utama produk segar dan komoditi utama produk olahan. Penelitian Yudhistira (2014) yang berjudul Dampak Keberadaan Mall Armada Town Square terhadap Pedagang Pasar Gotong Royong dan Pasar Rejowinangun di Kota Magelang Tahun menganalisis tentang dampak keberadaan Mall Armada Town Square terhadap pedagang Pasar Tradisional Gotong Royong dan Rejowinangun. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui dampak Mall Armada Town Square adalah dengan Wilcoxon s Signed Rank Test. Selanjutnya, analisis deskriptif untuk mengidentifikasi dampak keberadaan Mall Armada Town Square terhadap pedagang Pasar Tradisional Gotong Royong dan Rejowinangun di Kota Magelang. Berdasarkan uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test, terbukti bahwa keberadaan Mall Armada Town Square berdampak pada pedagang Pasar 9

20 10 Tradisional Gotong Royong dan Rejowinangun di Kota Magelang. Hal itu tampak pada penurunan omzet rata-rata per hari sebelum dan sesudah keberadaan Mall Armada Town Square. Kerangka Pemikiran Perdagangan menurut bentuk fisiknya terbagi menjadi pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli, ada proses transaksi secara langsung dan biasanya terjadi proses tawar-menawar. Pasar modern merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli namun tidak ada proses transaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode) dan tidak ada proses tawar-menawar. Seiring dengan perkembangan zaman, perdagangan pun mulai bergeser dari pasar tradisional ke pasar modern yang dapat dilihat dari pesatnya pertumbuhan pasar modern seperti minimarket, supermarket, department store dan hypermarket. Pasar modern tidak hanya ada di kota-kota besar, melainkan di kota-kota kecil sampai ke daerah-daerah. Tumbuhnya pasar-pasar modern tentu memberikan dampak terhadap masyarakat sekitar, bahkan para pedagang yang ada di wilayah tersebut. Perubahan gaya hidup masyarakat akibat globalisasi membuat mereka beralih untuk berbelanja ke pasar modern. Hal ini membuat pedagang eceran (warung) mengalami penurunan omzet penjualannya. Namun di samping itu, adanya pasar modern baru memberikan dampak terhadap tenaga kerja. Hal ini merupakan peluang bagi masyarakat yang belum mempunyai pekerjaan untuk dapat bekerja di supermarket yang baru didirikan ini. Perdagangan Pasar Tradisional (Pedagang Eceran) Pasar Modern (Supermarket) Dampak Negatif Dampak Positif Penurunan Omzet Pedagang Eceran Penyerapan Tenaga Kerja Perubahan Omzet Sebelum dan Sesudah Didirikannya Supermarket Faktor-faktor yang Memengaruhi Penurunan Omzet Pedagang Eceran Gambar 1 Kerangka Pemikiran

21 11 Hipotesis Penelitian Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan berpengaruh negatif terhadap perubahan omzet warung. Semakin lama pendidikan yang dijalani pedagang, perubahan omzet warung akan semakin kecil. 2. Lama usaha berpengaruh negatif terhadap perubahan omzet warung. Semakin lama usaha yang telah dijalankan, perubahan omzet warung akan semakin kecil. 3. Jarak berpengaruh negatif terhadap perubahan omzet warung. Semakin jauh jarak dari supermarket, perubahan omzet warung akan semakin kecil. 4. Waktu kerja berpengaruh negatif terhadap perubahan omzet warung. Semakin lama waktu kerja pedagang, perubahan omzet warung akan semakin kecil. METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Kelurahan Margajaya Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini karena terdapat supermarket yang baru didirikan di Kelurahan Margajaya. Responden dalam penelitian ini adalah pedagang eceran (warung) yang berjarak kurang dari 2 kilometer dan dengan lama usaha minimal 2 tahun. Selain pedagang eceran (warung), yaitu 60 karyawan yang bekerja di supermarket. Waktu penelitian dan pengolahan data dimulai dari bulan Maret sampai dengan bulan Agustus Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari wawancara berupa kuesioner terhadap pedagang eceran (warung). Selain itu, wawancara dilakukan kepada 60 karyawan yang bekerja di supermarket. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, serta beberapa literatur untuk menunjang penelitian ini. Metode Analisis dan Pengolahan Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan dampak positif akibat didirikannya supermarket dari sisi tenaga kerja. Metode kuantitatif yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perubahan omzet warung akibat didirikannya supermarket adalah analisis regresi linier berganda dengan pendekatan OLS (Ordinary Least Square). Model regresi linier berganda yang digunakan adalah: OMZi = β0 + β1 PDi + β2 LUi + β3 JRi + β4 WKi + ei

22 12 dimana: OMZi = perubahan omzet penjualan (persen/bulan) β0 = intersep β1, β2,, β4 = koefisien dari regresi PD = pendidikan (tahun) LU = lama usaha (tahun) JR = jarak (meter) WK = waktu kerja (jam/hari) i = responden ke-i (i = 1, 2, 3,, 30) ei = residual model Analisis regresi linier berganda merupakan suatu metode yang digunakan untuk menguraikan pengaruh variabel-variabel independen yang memengaruhi variabel dependennya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section. Menurut Gujarati (2006) metode OLS dapat digunakan jika dipenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut: a. Varians bersyarat dari residual adalah konstan atau homoskedastik. b. Tidak ada autokolerasi dalam residual. c. Variasi residual menyebar normal. d. Nilai rata-rata dari unsur residual sama dengan nol. e. Nilai-nilai peubah tetap untuk contoh-contoh yang berulang. f. Tidak ada hubungan linier sempurna antara peubah bebas. Pengujian Asumsi Klasik Menurut Priyatno (2014), uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya normalitas residual, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas pada model regresi. Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memnuhi beberapa asumsi klasik, yaitu data residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Harus terpenuhinya asumsi klasik karena agar diperoleh model regresi dengan estimasi yang tidak bias dan pengujian dapat dipercaya. Apabila ada satu syarat saja yang tidak terpenuhi, hasil analisis regresi tidak dapat dikatakan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Arti dari Best adalah yang terbaik, Linear merupakan fungsi linier dari sampel, Unbiased merupakan rata-rata nilai harapan harus sama dengan nilai yang sebenarnya dan Estimator merupakan memiliki varians yang minimal diantara perkiraan lain yang tidak bias. 1. Uji Normalitas Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Ada beberapa metode untuk uji normalitas, dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Uji ini digunakan untuk mengetahui distribusi data, apakah mengikuti distribusi normal, poisson, uniform atau exponential. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah distribusi residual terdistribusi normal atau tidak. Residual berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0.05.

23 13 2. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas artinya antarvariabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna diantara variabel bebasnya. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah koefisien korelasi tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar. Ada beberapa metode untuk uji multikolinearitas, dalam penelitian ini dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) pada model regresi. Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas antara lain dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance, apabila nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0.1, maka dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas. 3. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut waktu atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson sebagai berikut: - DU < DW < 4-DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi. - DW < DL atau DW > 4-DL maka Ho ditolak, artinya terjadi autokorelasi. - DL < DW < DU atau 4-DU < DW < 4-DL artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti. Nilai DU dan DL dapat diperoleh dari tabel statistic Durbin Watson. 4. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa metode untuk uji heteroskedastisitas, dalam penelitian ini menggunakan uji Spearman s rho. Pengujian heteroskedastisitas menggunakan teknik uji koefisien korelasi Spearman s rho, yaitu mengorelasikan variabel independen dengan residualnya. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0.05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi antara variabel independen denga residual dapat signifikansi lebih dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Pengujian Statistik Analisis Regresi Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen. Regresi linier berganda menggunakan dua atau lebih variabel independen dalam satu model regresi. 1. Koefisiensi Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan antara variabel bebas yang digunakan dengan variabel terikat. Koefisien determinasi adalah angka yang menunjukkan besarnya proporsi atau persentase variasi variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama.

24 14 Besarnya R 2 berada diantara 0 dan 1 (0<R 2 <1). Hal ini menunjukkan bahwa semakin mendekati satu, nilai R 2 berarti dapat dikatakan bahwa model tersebut baik. Karena semakin besar hubungannya antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain, semakin mendekati satu maka variasi variabel terikat hampir seluruhnya dipengaruhi dan dijelaskan oleh variabel bebas. 2. Uji F-statistic Uji F-statistic digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama signifikan memengaruhi variabel dependen. Nilai F-statistic yang besar lebih baik dibandingkan dengan F-statistic yang rendah. Nilai Prob (F-statistic) merupakan tingkat signifikansi marginal dari F-statistic. Dengan hipotesis pengujian: H0: β1 = β2 = = βk =0 H1: minimal ada salah satu βiyang tidak sama dengan nol Tolak H0 jika F-statistic lebih besar dari F α(k-1,nt-n-k) atau Prob (F-statistic) lebih kecil dari α. Jika H0 ditolak, maka artinya dengan tingkat keyakinan 1-α kita dapat menyimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan di dalam model secara bersama-sama signifikan memengaruhi variabel dependen. 3. Uji t-statistic Uji t-statistic digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tolak H0 jika t-statistic lebih besar dari t α/2(nt-k-1) atau (t-statistic) lebih kecil dari α. Jika H0 ditolak, maka artinya dengan tingkat keyakinan 1-α kita dapat menyimpulkan bahwa variabel independen ke-i secara parsial memengaruhi variabel dependen. 4. Uji-t berpasangan (paired sample t-test) Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Uji-t ini membandingkan satu kumpulan pengukuran yang kedua dari contoh yang sama. Uji ini sering digunakan untuk membandingkan nilai sebelum dan sesudah percobaan untuk menentukan apakah perubahan nyata telah terjadi. Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama (sebelum) dan data dari perlakuan kedua (sesudah). Definisi Variabel Operasional Analisis faktor-faktor yang memengaruhi perubahan omzet pedagang eceran (warung) memerlukan variabel-variabel untuk dimasukkan ke dalam model. Variabel dependen dari penelitian ini adalah perubahan omzet warung dengan variabel independen pendidikan, lama usaha, jarak dan waktu kerja. Penjelasan definisi variabel operasional adalah sebagai berikut: 1. Perubahan Omzet (Y) Perubahan omzet merupakan besar perubahan omzet yang diterima pedagang eceran (warung) tiap bulan. Variabel ini diukur dalam satuan persen.

25 15 2. Pendidikan (PD) Pendidikan merupakan waktu yang telah dijalani pedagang dalam menempuh pendidikan formal. Variabel ini diukur dalam satuan tahun. Semakin lama pendidikan yang dijalani pedagang, perubahan omzet warung akan semakin kecil. 3. Lama Usaha (LU) Lama usaha merupakan waktu yang telah dijalani pedagang dalam mengoperasikan usahanya. Variabel ini diukur dalam satuan tahun. Semakin lama usaha yang telah dijalankan, perubahan omzet warung akan semakin kecil. 4. Jarak (JR) Jarak merupakan jauh lokasi usaha warung ke supermarket terdekat. Variabel ini diukur dalam satuan meter. Semakin jauh jarak usaha warung ke supermarket, perubahan omzet warung akan semakin kecil. 5. Waktu Kerja (WK) Waktu kerja merupakan lama pedagang mengoperasikan usahanya. Variabel ini diukur dalam satuan jam/hari. Semakin lama waktu kerja, perubahan omzet warung akan semakin kecil. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Ibu kota dari Kabupaten Bogor adalah Cibinong. Luas Kabupaten Bogor Ha. Di sebelah utara, Kabupaten Bogor berbatasan dengan Kabupaten Tangerang, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karawang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak (Banten). Secara Administratif, Kabupaten Bogor terdiri dari 411 Desa dan 17 Kelurahan (total 428 Desa/Kelurahan), RW dan RT yang tercakup dalam 40 Kecamatan. Berdasarkan karakteristik wilayah dan untuk memudahkan pengembangannya, maka Kabupaten Bogor dibagi dalam 3 wilayah yaitu Bogor wilayah Barat, Tengah dan Timur (Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor ). Pembangunan wilayah barat meliputi 13 (tiga belas) kecamatan, yaitu Kecamatan Jasinga, Parung Panjang, Tenjo, Cigudeg, Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Tenjolaya, Cibungbulang, Ciampea, Pamijahan dan Kecamatan Rumpin, Pembangunan wilayah tengah meliputi 20 kecamatan, yaitu Kecamatan Gunung Sindur, Parung, Ciseeng, Kemang, Rancabungur, Bojonggede, Tajurhalang, Cibinong, Sukaraja, Dramaga, Cijeruk, Cigombong, Caringin, Ciawi, Megamendung, Cisarua, Citeureup, Babakan Madang, Ciomas dan kecamatan Tamansari. Pembangunan wilayah timur meliputi 7 (tujuh) kecamatan, yaitu Kecamatan Gunung Putri, Cileungsi, Klapanunggal, Jonggol, Sukamakmur, Tanjungsari dan Kecamatan Cariu. Struktur Perekonomian Kabupaten Bogor merupakan struktur yang di dominasi oleh 5 kategori lapangan pekerjaan. Sektor yang pertama adalah Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan. Sektor yang kedua adalah Industri

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pemilihan tersebut dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Bogor Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838, 304 hektar, yang secara geografis terletak di antara 6 o 18 0-6 o 47 lintang selatan dan 6

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR 3.7. Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. terdiri dari sawi, kol, wortel, kentang, dan tomat.

III. METODE PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. terdiri dari sawi, kol, wortel, kentang, dan tomat. 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional 1. Konsep Dasar Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Propinsi Jawa Barat yang pada tahun 2004 memiliki luas wilayah 2.301,95 kilometer persegi

Lebih terperinci

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR Oleh : Drs. Adang Suptandar, Ak. MM Disampaikan Pada : KULIAH PROGRAM SARJANA (S1) DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA, IPB Selasa,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 7. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah, 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan BUMD Dan Pendapatan Lain Daerah Terhadap Pertumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor yang berperan penting sebagai penggerak dalam pembangunan ekonomi nasional (Hartati, 2006). Tabel 1 menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis ritel dewasa ini semakin meningkat. Peningkatan persaingan bisnis ritel dipicu oleh semakin menjamurnya bisnis ritel modern yang sekarang banyak

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

H 2 : Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal

H 2 : Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal H 2 : Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif,yaitu penelitian yang menekankan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN APBD MENURUT TAHUN ANGGARAN 205 KODE PENDAPATAN DAERAH 2 3 4 5 = 4 3 URUSAN WAJIB 5,230,252,870,000 5,84,385,696,000 584,32,826,000 0 PENDIDIKAN 0 0 Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut merupakan data cross section dari data sembilan indikator

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan 49 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup seluruh pengertian yang digunakan untuk keperluan analisis dan menjawab tujuan yang telah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap daging sapi lokal dan impor ini dilakukan di DKI Jakarta, tepatnya di Kecamatan Setiabudi, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

Msi = x 100% METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam lingkup wilayah Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838,31 Ha. Secara geografis terletak di antara 6⁰18'0" 6⁰47'10" Lintang Selatan dan 106⁰23'45" 107⁰13'30" Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan studi kasus Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, yang bertempat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Dan waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR Bab ini menjelaskan berbagai aspek berkenaan kelembagaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Bogor yang meliputi: Organisasi Badan Pelaksana an Pertanian,

Lebih terperinci

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun Data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang terkait dengan indikator kunci penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagaimana yang diinstruksikan dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2001-2012.Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, dan Dinas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitan ini merupakan penelitian studi kasus dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses

BAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Adapun yang menjadi objek pada penelitian ini adalah neraca dan laporan laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS

VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS 7.1. Karakteristik Responden Responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 38 responden yang menjadi mitra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. B. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Zona Pengembangan Pertanian dan Perdesaan di Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor berdasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Permintaan Beras di Kabupaten Kudus Faktor-Faktor Permintaan Beras Harga barang itu sendiri Harga barang lain Jumlah penduduk Pendapatan penduduk Selera

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan suatu sasaran ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan manfaat tertentu mengenai suatu hal yang dibuktikan secara obyektif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Kecamatan Regol merupakan salah satu kecamatan yang ada di kota Bandung berada di tengah tengah kota bandung memiliki jumlah kelurahan sebanyak 7 kecamatan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode regresi linier berganda sebagai alat analisis data. Dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Situ Cipondoh yang terletak di Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai obyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014 43 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014 dengan objek penelitian PT. Indosat Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah lima Kecamatan di Kabupaten Pati Bagian Selatan. Adapun kelima Kecamatan tersebut adalah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam buku Sugiono, menurut tingkat explanasinya atau tingkat penjelas yaitu dimana penelitian yang menjelaskan kedudukan variabelvariabel yang diteliti serta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel 43 III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pegawai divisi produksi

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis. melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),

Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis. melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive), IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, dan faktorfaktor tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis faktor-faktor yang diduga mempengaruhi deposito mudharabah bank syariah di Indonesia. Ada beberapa faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tulungagung, Jl. A. Yani Timur No. 37 Tulungagung. yaitu karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Tulungagung, Jl. A. Yani Timur No. 37 Tulungagung. yaitu karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor Dinas Pendapatan Kabupaten Tulungagung, Jl. A. Yani Timur No. 37 Tulungagung. 3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada 46 III. METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian dan Sumber Data Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data angka yang diolah dengan metode statistika tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel dependen: audit report lag. 2. Variabel independen:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian yang dilakukan. Objek dalam penelitian ini yaitu nilai tukar rupiah atas dollar Amerika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Kuncoro (2003:75) penelitian deskriptif meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Kuncoro (2003:75) penelitian deskriptif meliputi 54 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PLN APJ Malang yang teletak di Jalan Jendral Basuki Rahmat no.100 Malang. 3.2. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis

Lebih terperinci

Analisis pengaruh biaya promotional mix terhadap volume penjualan pada PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta. Indah Wulansari F BAB I

Analisis pengaruh biaya promotional mix terhadap volume penjualan pada PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta. Indah Wulansari F BAB I Analisis pengaruh biaya promotional mix terhadap volume penjualan pada PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta Indah Wulansari F 0299059 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA 13 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Agropolitan Cendawasari yang terletak di, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Sedangkan, analisis spasial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan terhadap ekonomi Indonesia dalam waktu 1996-2013, oleh karena

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Retribusi Daearah dari tahun 2011 sampai variable (independent variable) tehadap variabel terikat (dependent

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Retribusi Daearah dari tahun 2011 sampai variable (independent variable) tehadap variabel terikat (dependent BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di wiayah pemerintah daerah Kota Tangerang pada unit Dinas Pengeloaan Keuangan Daerah (DPKD) Kota Tangerang.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah daerah tempat akan diadakannya penelitian yang mendukung dalam penulisan penelitian itu sendiri. Dalam hal ini yang akan dijadikan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

BAB IV METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data 25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Cara memperoleh data primer dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

Lebih terperinci

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: RONY RUDIYANTO L2D 306 022 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan rentang waktu dari tahun 2001 2012. Tipe data yang digunakan adalah data runtut

Lebih terperinci

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait. IV. METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data sekunder untuk keperluan penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan juli hingga bulan agustus 2011 selama dua bulan. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Suku Bunga Kredit Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi tentang satuan pengukuran,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi 48 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor komoditi karet di Indonesia periode 1990-2006. Adapun variabelnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data Primer Data primer yang digunakan adalah data yang didapat langsung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian yang dilakukan. Objek dalam penelitian adalah impor migas Indonesia periode 1988-2007

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini antara lain untuk: 1. Mengetahui besarnya pengaruh tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Peneliti melakukan penelitian di Bank Indonesia yang berlokasi di Jalan M.H. Thamrin No.2 Jakarta Pusat. Waktu penelitian mulai dari November

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kualiitatif yang merujuk pada data deskriptif ( deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kualiitatif yang merujuk pada data deskriptif ( deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dari segi data yang dikumpulkan, diolah dan dianalisis, penelitian ini merupakan penelitian kualiitatif yang merujuk pada data deskriptif ( deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana. Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana. Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang. 3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Normalitas, Multikolinearitas, dan Heteroskedastisitas. Smirnov. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Normalitas, Multikolinearitas, dan Heteroskedastisitas. Smirnov. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik Sebelum peneliti melakukan uji t dan uji f maka terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik untuk mengetahuiada tidaknya penyimpangan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11)

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Jenis Penelitian ini termasuk penelitian kausal, yang bertujuan menguji hipotesis tentang pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Penelitian kausal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1 46 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel independen. Tabel 4.1 Sumber : output SPSS Dari tabel diatas dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. A. Uji Statistik Deskriptif BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh produk, persepsi harga dan citra merek terhadap keputusan pembelian makanan cepat saji d Besto. Objek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time-series data) bulanan dari periode 2004:01 2011:12 yang diperoleh dari PT.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada BPR yang ada di Propinsi Riau, baik yang berbentuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada BPR yang ada di Propinsi Riau, baik yang berbentuk BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada BPR yang ada di Propinsi Riau, baik yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) maupun yang berbentuk Perusahaan Daerah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik dan merupakan data sekunder, yaitu data penelitian

Lebih terperinci